22

Click here to load reader

Anatomi Dan Fisiologi Sistem

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Januari 28, 2009 — totonrofiunsri

Pengertian

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Susunan Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal

Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Fascia Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal

Struktur Ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

Proses pembentukan urin

Tahap pembentukan urin

1. Proses Filtrasi ,di glomerulus

terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.

2. Proses Reabsorbsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3. Proses sekresi.

Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

Pendarahan

Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

Persarafan Ginjal

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

2. Lapisan tengah lapisan otot polos

3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:

1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

2. Tunika muskularis (lapisan berotot).

3. Tunika submukosa.

4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

1. Urethra pars Prostatica

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

3. Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.

2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.

3. Lapisan mukosa.

Urin (Air Kemih)

Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.

2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.

4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

5. Berat jenis 1,015-1,020.

6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi air kemih, terdiri dari:

1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.

3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.

4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

5. Toksin.

6. Hormon.

Mikturisi

Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:

1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.

2. adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih.

Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).

.

Ciri-Ciri Urin Normal

1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.

2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.

3. Baunya tajam.

4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

Bahan Bacaan

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC

Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

SISTEM PERKEMIHAN

by : Maghfaruddin, Amd. Kep

Jursan S1 FIK Universitas Riau.

SISTEM PERKEMIHAN

A. Pengertian tian sistem urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan

menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh

tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Miksi adalah Proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses ini

terdiri dari dua langkah utama yaitu:

1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat di atas nilai

ambang.

2. Timbul nilai refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha

mengosongkan kandung kemih, atau jika ini gagal, setidak – tidaknya menimbulakan kesadaran 

akan keinginan  untuk berkemih.

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

B. Anatomi fisiologi system perkemihan

1.      Ginjal

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi columna

vertebralis, di bawah liver dan limphe. Di bagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga

disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang

peritonium yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga

L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas. Kedua ginjal

dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu

meredam goncangan.

Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke

bawah oleh hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal kiri

terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar   12-13 cm, lebarnya 6

cm, tebal 2,5 cm dan beratnya ± 140 gram (pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram).

Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25 ningga 30 cm),

terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.

Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis

pubis. Fungsi vesica urinaria:

1.      Sebagai tempat penyimpanan urine,

2.      mendorong urine keluar dari tubuh.

    Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan 

medula.

1.      Korteks : bagian luar dari ginjal

2.      Medula : Bagian dalam dari ginjal

3.      Piramid : Medula yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga

4.      Kolumna Bertini ; Bagian korteks yang mengelilingi piramid.

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

5.      Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak 

duktus pengumpul.

6.      Pelvis: Reservoar utama sistem pengumpulan ginjal.

7.      Kaliks minor: bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan karena adanya 

duktus papilaris yang  masuk ke bagian pelvis ginjal.

8.      Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.

Fungsi utama ginjal adalah untuk memelihara ketetapan volume cairan ekstraseluler (ECF) dan 

osmolalitas dengan menyeimbangkan masukan dan ekskresi Na+  dan air. Selanjutnya ginjal mencapai 

ketetapan konsentrasi K+  ekstraselular dan pH darah dan sel dengan mengatur ekskresi H+  dan HCO-3 

terhadap  masukan  mereka   dan   terhadap   respirasi   dan  metabolism.   Di   samping   itu,   bahwa   ginjal 

menghemat bahan gizi misalnya glukosa, dan asam amino hingga mengekskresi hasil akhir metabolism 

seperti   urea   dan   asam   urat   dan   xenobiotik.   Ginjal   juga  memiliki   banyak   fungsi  metabolic   seperti 

pembentukan  arginin, glukoneogenesis, hydrolysis peptide dan merupakan sumber hormone misalnya 

angiotensin II, eritroprotein , hormone-D dan   prostaglandin.  (atlas  bewarna dan teks  fisiologi,  Wolf 

rudiger, hal 120)

Unit   fungsional  ginjal  adalah nefron.  1,2  juta nefron membentuk setiap ginjal  manusia.  Pada 

permulaan   nefron,   dalam   glomerulus,   dara   disaring   yaitu   protein   dan   sel   tertahan,   sedangkan   air 

diteruskan ke dalam tubulus, dimana bagian terbesar ultrafiltrat ini ditranspor melintasi dinding tubulus 

dan memasuki darah kembali (resorpsi, reabsorpsi). Fraksi yang tidak direasorpsi tinggal dalam tubulus 

dan muncul dalam urin terminal (eksresi). Beberapa pelarut pelarut urin memasuki lumen nefron dari 

sel tubulus secara sekresi. (atlas bewarna dan teks fisiologi, Wolf rudiger, hal: 120)

2.      Nefron

Unit fungsional ginjal  adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,2 juta nefron yang 

pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

Dapat dibedakan dua jenis nefron:

1.      Nefron   kortikalis   yaitu   nefron   yang   glomerulinya   terletak   pada   bagian   luar   dari   korteks   dengan 

lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai 

ke zona luar dari medula.

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

2.      Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat 

dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari 

medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:

a.       Glomerolus

Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian bersatu 

menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah 

yang melewatinya.

         Filtrasi glomerulus

Kecepatan filtrasi glomerulus (GFR) adalah volume/waktu yang difiltrasi oleh semua glomerulus. 

Rata-rata 1/5 atau 20% aliran plasma ginjal disaring pada glomerulus. Perbandingan ini GFR/RPF disebut 

fraksi filtrasi. GFR dapat ditentukan bila kecepatan aliran urin (Vu) dan konsentrasi indicator plasma dan 

urin (Pin dan Uin) diketahui. Kecepatan pada indicator tersebut difiltrasi adalah GFR (l/menit). Kecepatan 

filtrasi=kecepatan   ekskresi   atau  GFR   .   Pin=Vu  .  Uin  Jadi  GFR=  Vu  .  Uin/Pin  (  A).   Rata-rata   LFG=  125 

ml/menit 180 l/hari.

b.      Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh 

kapiler glomerolus.

c.       Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

1.      Tubulus proksimal yaitu Tubulus proksimal yang berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari 

cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.

2.      Lengkung Henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu bagian 

yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke 

korteks.  Bagian  bawah  dari   lengkung  henle  mempunyai  dinding  yang   sangat  tipis   sehingga  disebut 

segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal. Lengkung henle berfungsi 

reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, 

berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

3.      Tubulus distal Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

         Reabsorpsi tubulus

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion 

karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus 

atas.  Sedangkan pada tubulus  ginjal  bagian bawah terjadi  kembali  penyerapan dan sodium dan  ion 

karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi 

secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis. 

         Sekresi tubulus

Beberapa substansi merupakan produk metabolisme dalam sel tubulus akan memasuki lumen

tubulus melalui seksresi seluler.

d.      Duktus pengumpul (duktus kolektifus)

Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap 

duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis 

ginjal.

3.      Persarafan kandung kemih

Persarafan  utama  kandung   kemih   ialah  nervus  pelvikus,   yang  berhubungan  dengan  medulla 

spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhunbungan dengan medulla spinalis segmen S2 dan S3. 

Berjalan  melalui   nervus   pelvikus   ini   adalah   serat   saraf  motoik.   Serat   sensorik  mendeteksi   derajat 

regangan pada dinding kandung kemih. Tanda – tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat 

kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan kandung kemih. 

Saraf motorik yang menjalar  dalam nervus pelvikus adalah serat para simpatis. Serat ini berakhir pada 

sel   ganglion   yang   terletak   dalam   dinding   kandung   kemih,   saraf   postganglion   pendek   kemudian 

mempersarafi otot detrusor.

Selain nervus pelvikus,  terdapat dua tipe persarafan  lain yang penting untuk fungsi  kandumg 

kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter 

eksternus   kandung   kemih,   yang  mempersarafi   dan  mengontrol   otot   lurik   pada   sfingter.   Selain   itu 

kandung kemih   juga menerima saraf  simpatis dari   rangkaian simpatis   melalui  nervus  hipogastrikus, 

terutama   hubungan   dengan   segmen   L2   medula   spinalis.   Serat   simpatis   ini   mungkin   terutama 

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf 

sensorik   juga  berjalan  melalui   saraf   simpatis  dan mungkin  penting  dalam menimbulkan  sensai   rasa 

penuh  dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.

4.      Eksresi urin

Sistometrogram   merupakan   pengisin   kandung   kemih   dan   tonus   dinding   kandung   kemih. 

Perubahan tekanan intravesikular sewaktu kandung kemih terisi dengan urin pada saat tidak ada urin di 

dalam kandung kemih, tekanan intravesikuler, sekitar 0 tetapi setelah terisi urin sebanyak 30 sampai 50 

mililiter,tekanan meningkat menjadi 5sampai 10 sentimeter air. Tambahan urin sebanyak 200 sampai 

300 mililiter hanya sedikit menambah peningkatan tekanan, nilai tekanan yang konstan ini di sebabkan 

oleh tonus intrinsic pada dinding kandung kemih sendri.  Bila urin yang terkumpul di dalam kandung 

kemih lebih banyak dari 300 sampai 400 mililiter akan menyebabkan peningkatan tekanan secara cepat. 

Puncak tekanan dapat meningkat hanya beberapa sentimeter air,atau mungkin meningkat hingga lebih 

dari 100 sentimeter air.puncak tekanan ini disebut gelombang mikturisi.

C.    Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa

1.      Konsep keseimbangan cairan dan asam basa

a.       Keseimbangan cairan dan elektrolit

Cairan tubuh adalah cairan yang ada dalam tubuh yang terdiri  dari  air  dan unsure  lainnya.  Air 

plasma di filtrasi pada ginjal kira-kira 120 ml/menit atau 180 l/hari. Kehilangan air terus menerus harus 

diseimbangkan dengan masukan dan dan produksi air yang sesuai. Rata-rata pergantian air pada orang 

dewasa sekitar 1/30 dari berat badan (2,41/70kg) sedangkan pada bayi fraksi tersebut jauh tinggi 1/10: 

0,7/7kg   dan  menyebabkan   lebih   sensitive   terhadap   gangguan   keseimbangan   yang   esensial   harus 

dipulihkan.  Kekurang  air  mengakibatkan   rasa  haus,  mekanisme  ini  dikendalikan  oleh  pusat  haus  di 

hipotalamus. Rasa haus disebabkan oleh peningkatan osmolalitas cairan tubuh dan oleh peningkatan 

konsentrasi angiostensi II dalam CSF.

Pengaturan   keseimbangan   cairan   perlu  memperhatikan   dua   parameter   penting,   yaitu   volume 

cairan ekstrasel  dan osmolaritas  cairan ekstrasel.  Ginjal  mengontrol  volume cairan ekstrasel  dengan 

mempertahankan   keseimbangan   garam   dan   mengontrol   osmolaritas   cairan   ekstrasel   dengan 

mempertahankan keseimbangan cairan.  Ginjal  mempertahankan keseimbangan ini  dengan mengatur 

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan 

abnormal dari air dan garam tersebut.

1.      Pengaturan volume cairan ekstrasel. 

Penurunan   volume   cairan   ekstrasel  menyebabkan   penurunan   tekanan   darah   arteri   dengan 

menurunkan   volume  plasma.   Sebaliknya,   peningkatan   volume   cairan   ekstrasel   dapat  menyebabkan 

peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Pengontrolan volume cairan 

ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang. 

         Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air. Untuk mempertahankan 

volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang 

masuk ke dalam tubuh. hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara 

tubuh dengan lingkungan luarnya. Water turnover dibagi dalam: 1. eksternal fluid exchange, pertukaran 

antara tubuh dengan lingkungan luar; dan 2.  Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai 

kompartmen, seperti proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.

         Memeperhatikan keseimbangan garam. Seperti halnya keseimbangan air,  keseimbangan garam juga 

perlu   dipertahankan   sehingga   asupan   garam   sama   dengan   keluarannya.   Permasalahannya   adalah 

seseorang hampir tidak pernah memeprthatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan 

kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih 

dari   kebutuhan.   Kelebihan   garam   yang   dikonsumsi   harus   diekskresikan   dalam   urine   untuk 

mempertahankan keseimbangan garam.

b.      Keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. 

pH rata-rata darah adalah 7,4; pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH <7,35 dikatakan asidosi, 

dan jika pH darah >7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam 

tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:

1.      pembentukkan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat.

2.      katabolisme zat organic

3.      disosiasi  asam organik  pada metabolisme  intermedia,  misalnya  pada metabolisme  lemak terbentuk 

asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H.

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain:

1.      perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat, sebaliknya 

pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.

2.      mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh

3.      mempengaruhi konsentrasi ion K

bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H seperti 

nilai semula dengan cara:

1.      mengaktifkan sistem dapar kimia

2.      mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernafasan

3.      mekasnisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan

2.      Kompensasi tubuh terhadap ketidakseimbangan cairan dan asam basa.

1.      Kompensasi tubuh terhadap ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Pengaturan   Neuroendokrin   dalam   Keseimbangan   Cairan   dan   Elektrolit   Sebagai   pengaturan 

keseimbangan cairan dan elektrolit   diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin.  Sistem saraf 

mendapat   informasi  adanya  perubahan  keseimbangan  cairan  dan  elektrolit  melalui  baroreseptor  di 

arkus  aorta  dan  sinus  karotikus,  osmoreseptor  di  hypotalamus,  dan  volume reseptor  atau   reseptor 

regang   di   atrium.   Sedangkan   dalam   sistem   endokrin,   hormon-hormon   yang   berperan   saat   tubuh 

mengalami   kekurangan   cairan   adalah   Angiotensin   II,   Aldosteron,   dan   Vasopresin/ADH   dengan 

meningkatkan reabsorbsi  natrium dan air.  Sementara,   jika terjadi  peningkatan volume cairan tubuh, 

maka   hormone   atriopeptin   (ANP)   akan  meningkatkan   eksresi   volume   natrium   dan   air.   perubahan 

volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan. Faktor lain yang mempengaruhi 

keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stres, dan penyakit.

2.      Kompensasi tubuh terhadap ketidakseimbangan asam basa

Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:

1.      Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukkan H2CO3 meningkat, 

dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

2.       Alkalosis   metabolik,   disebabkan   oleh   kehilangan   CO2  yang   berlebihan   akibat   hiperventilasi. 

Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukkan ion H menurun.

3.      Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru, diare akut, diabetes 

melitus,   olahraga   yang   terlalu   berat   dan   asidosis   uremia   akibat   gagal   ginjal   akan   menyebabkan 

penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.

4.      Alkalosis metabolik., terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defiensi asam non-karbonat. 

Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-

muntah dan minum obat-obat alkalis.  Hilangnyaion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan 

untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.

Untuk  mengkompensasi  gangguan keseimbangan asam-basa   tersebut,   fungsi  pernapasan  dan 

ginjal sangat penting.  Terdapat tiga sistem yang mengatur pH tubuh : buffer kimia, sistem respiratorius, 

dan   sistem   renal.

Buffer   kimia,   substansi   yang  mengkombinasikan   asam   dan   basa,   bereraksi   secara   langsung   untuk 

menjaga pH,  dan merupakan kekuatan penjaga keseimbangan asam-basa tubuh yang paling efisien. 

Buffer ini terdapat dalam darah, cairan intraseluler, dan cairan ekstraseluler. Buffer kimia yang utama 

yaitu bikarbonat, fosfat, dan protein.

Dasar keseimbangan asam-basa

Garis   pertahanan   kedua   dalam   mempertahankan   keseimbangan   asam-basa   yaitu   sistem 

respirasi. Paru-paru mengatur karbon dioksida (CO2) dalam darah, yang dikombinasikan dengan H2O 

untuk membentuk H2CO3-. Kemoreseptor pada otak mendeteksi pergantian pH dan mengatur laju dan 

kedalaman   respirasi   untuk  mengatur   level   CO2.   Lebih   cepat,   pernafasan   yang   lebih   dalam   akan 

mengeliminasi   CO2   dari   paru-paru,   dan   lebih   sedikit   H2CO3   yang   terbentuk.,   sehingga   pH   naik. 

Alternatifnya,   lebih   lambat,   dengan  pernapasan   yang   lebih   dangkal   akan  mengurangi   eksresi   CO2, 

sehingga pH akan turun.

Tekanan parsial  dari   level arterial  CO2 (PaCO2) menunjukkan level CO2 dalam darah. PaCO2 

normal yaitu 35 hingga 45 mm Hg. Level CO2 yang lebih tinggi mengindikasikan hipoventilasi  akibat 

pernafasan yang dangkal. Level PaCO2 yang lebih rendah mengindikasikan suatu hiperventilasi. Sistem 

respirasi,  yang  dapat  menangani  keseimbangan  asam –  basa   seperti  halnya  sistem buffer,  bereaksi 

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

dalam hitungan menit, dengan kompensasi yang temporer. Penyesuaian jangka panjang membutuhkan 

sistem renal.

Sistem   renal   menjaga   keseimbangan   asam-basa   dengan   cara   mengabsorbsi   atau 

mengeksresikan  asam dan  basa.  Selain   itu,  ginjal   juga  dapat  memproduksi  HCO3-  untuk  mengatasi 

persediaan yang rendah. Level  HCO3- yang normal yaitu 22 hingga 26 mEq/L.  Ketika darah menjadi 

asam, ginjal akan mereabsorbsi HCO3- dan mengeksresikan H+. saat darah menjadi alkali (basa), ginjal 

akan mengeksresikan HCO3-¬ dan menahan H+. Tidak seperti paru-paru, ginjal dapat memberikan efek 

hingga 24 jam sebelum kembali ke pH yang normal.

KESIMPULAN

1.      Sistem perkemihan

Sistem   perkemihan   atau   sistem   urinaria,   adalah   suatu   sistem   dimana   terjadinya   proses 

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap 

zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam 

air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

          Fungsi   utama   ginjal   adalah   untuk  memelihara   ketetapan   volume   cairan   ekstraseluler   (ECF)   dan 

osmolalitas dengan menyeimbangkan masukan dan ekskresi Na+  dan air. Selanjutnya ginjal mencapai 

ketetapan konsentrasi K+  ekstraselular dan pH darah dan sel dengan mengatur ekskresi H+  dan HCO-3 

terhadap masukan mereka dan terhadap respirasi dan metabolism.

         Filtrasi glomerulus. Kecepatan filtrasi glomerulus (GFR) adalah volume/waktu yang difiltrasi oleh semua 

glomerulus.   Kecepatan   pada   indicator   tersebut   difiltrasi   adalah   GFR   (l/menit).   Kecepatan 

filtrasi=kecepatan   ekskresi   atau  GFR   .   Pin=Vu  .  Uin  Jadi  GFR=  Vu  .  Uin/Pin  (  A).   Rata-rata   LFG=  125 

ml/menit 180 l/hari.

         Reasorbsi tubulus terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan 

beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi 

pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium 

dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah.

2.      Kompensasi tubuh terhadap ketidakseimbangan cairan elektrolit dan asam basa

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi Sistem

Pengaturan  keseimbangan  cairan  perlu  memperhatikan  2  parameter  penting,   yaitu:   volume 

cairan ekstrasel  dan osmolaritas  cairan ekstrasel.  Ginjal  mengontrol  volume cairan ekstrasel  dengan 

mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan 

keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan 

air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan 

garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan 

mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang 

turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen 

dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

  

DAFTAR PUSTAKA

Despopoulos dan Stefan. 2000.  Atlas Bewarna dan Teks Fisiologi, Jakarta: Hipokrates

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II.  Jakarta: EGC

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Siregar,  Harris,  dkk.  1995.  Sistem Urogenitalia Fisiologi Ginjal,  Edisi  ketiga.  Bagian  Ilmu Fisiologi  Fakultas 

kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.

Fkunhas.com, artikel kesehatan, 2010.  Mengatur Keseimbangan Asam Basa. http://fkunhas.com/mengatur-

keseimbangan-asam-basa-20100624202.html

Kuntarti,   Jarumsuntik.com,   2009.  Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa. 

http://jarumsuntik.com/keseimbangan-cairan-elektrolit-asam-dan-basa/

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi Sistem