25
ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA Kelopak Mata Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. 1,2 Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan. 2 Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk. 2 Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. 1 Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos. 1 Pada kelopak terdapat bagian-bagian : 1 - Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus. - Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.

Anatomi Dan Fisiologi Mata

  • Upload
    cuntia

  • View
    62

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Mata

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Kelopak Mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta

mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.

Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata

terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.1,2

Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang

dibutuhkan untuk penglihatan.2 Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata

terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka

tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.2

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian

belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.1 Gangguan

penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi

keratitis et lagoftalmos.1 Pada kelopak terdapat bagian-bagian :1

- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis

pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan

bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat

otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi

menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada

anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.

orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.

levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n.

III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

- Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di

dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan

pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh

lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan

jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20

pada kelopak bawah).

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Mata

- Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.

- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang

kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang

menghasilkan musin.1

Gambar 1. Gambar kelopak mata atas

Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata.

Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus

nasolakrimal, meatus inferior.1,2

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :1,2

- Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero

superior rongga orbita.

- Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus

lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga

orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam

meatus inferior.

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke

dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Mata

menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut

epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari

kelenjar lakrimal.1

Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya

dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai

dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.1

Gambar 2. Sistim Saluran air mata

Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian

belakang.3 Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat

membasahi bola mata terutama kornea.1

Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau

lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama

dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar

cornea tidak kering.3

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :1

- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari

tarsus

- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.

- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan

konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di

bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Bola Mata

Bola mata terdiri atas :2

- dinding bola mata

- isi bola mata.

Dinding bola mata terdiri atas :2

- sclera

- kornea

Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.2

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian

depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk

dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :1

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,

merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut

kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang

yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang

disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil

yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot

dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh

parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk

kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan

bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada

pangkal iris di batas kornea dan sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan

lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan

merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat

rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid

yang disebut ablasi retina.

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya

menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam

badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan siliar

melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat

sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea. Terdapat 6 otot penggerak bola

mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam

rongga orbita.

Gambar 3. Penampang horizontal mata kanan

Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai

kornea.1 Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening,

tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.2

Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai

kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.1 Dibagian

belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian luar

sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh

konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Mata

dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-

filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan

suprakoroid.2 Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau

merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.1

Uvea

Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua

bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.1,2

Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah

arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat

tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot

superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior

ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae

posterior mendapat perdarahan dari 15 - 20 buah arteri siliar posterior brevis yang

menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik.1

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata

dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di

bagian posterior yaitu :1

1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk

komea, iris, dan badan siliar.

2. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang

melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil.

3. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri

atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid.

Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm

nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan

sirkular.1

Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak

sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan

memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris

warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil

yang disebut kripti.2

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas

otot-otot siliar dan proses siliar.2

Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia

menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn

sehingga lensa menjadi lebih cembung.2

Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor Akuos.2

Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara

sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya

pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.2

Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya

yang masuk.2

Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis.

Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau

yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.1

Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan

tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :1

1. Berkurangnya rangsangan simpatis

2. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks

menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan

subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan

miosis.1

Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan

untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan.1

Sudut bilik mata depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada

bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran

keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehinga

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Mata

tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan

jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.1

Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini

ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas

belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula

mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar

dan uvea.1

Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel

dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke

salurannya.1

Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut

tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.1

Retina

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran

daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.1,2 Bagian

anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu

penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 - 2 mm yang

berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah makula lutea terdapat bercak

mengkilat yang merupakan reflek fovea.2

Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih

kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak melekuk dinamakan

ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah

papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.2

Retina terdiri atas lapisan:1

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai

bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga

lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel

fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Mata

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller Lapis

ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel bipolar,

sel amakrin dengan sel ganglion

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf optik. Di

dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1 Batang

lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut lebih banyak.

Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak mempunyai

daya penglihatan (bintik buta).2

Gambar 5. Fundus okuli normal

Badan kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara

lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air

sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca

sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat.

Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca

melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang

disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan

tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan

badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.1

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya cairan

bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari

jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.2

Lensa mata

Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan berdiameter

9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada

bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang dinamakan

ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula

Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan

bagian tepi (korteks). Nukleus lebih keras daripada korteks.2

Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin

menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.2

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :1

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi

untuk menjadi cembung

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

- Terletak di tempatnya.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :1

- Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,

- Keruh atau spa yang disebut katarak,

- Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah

besar dan berat.

Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada retina.

Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.2

Rongga Orbita

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang

membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang

terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus.1

Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung.

Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya.1

Dinding orbita terdiri atas tulang :1

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Mata

1. Atap atau superior : os.frontal

2. Lateral : os.frontal. os. zigomatik, ala magna os. fenoid

3. Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. palatina

4. Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf

optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid.1

Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf lakrimal (V),

saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf nasosiliar (V), abdusen

(VI), dan arteri vena oftalmik.1

Fisura orbita inferior terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf

infra-orbita dan zigomatik dan arteri infra orbita.1

Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat duduknya kelenjar

lakrimal.1

Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau kelenjar limfa.2

Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.1 Otot penggerak mata

terdiri atas 6 otot yaitu :1,2

1. Oblik inferior, aksi primer - ekstorsi dalam abduksi

sekunder - elevasi dalam aduksi

- abduksi dalam elevasi

2. Oblik superior, aksi primer- intorsi pada abduksi

sekunder - depresi dalam aduksi - abduksi dalam depresi

3. Rektus inferior, aksi primer - depresi pada abduksi

sekunder - ekstorsi pada abduksi

- aduksi pada depresi

4. Rektus lateral, aksi - abduksi

5. Rektus medius, aksi - aduksi

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Mata

6. Rektus superior, aksi primer - elevasi dalam abduksi

sekunder - intorsi dalam aduksi - aduksi dalam elevasi

1. Otot Oblik Inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal, berinsersi

pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf okulomotor, bekerja

untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.1

2. Otot Oblik Superior

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di atas

foramen optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian berjalan di atas

otot rektus superior, yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang

bola mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari

bagian dorsal susunan saraf pusat.1

Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja

utama terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata melihat ke arch

nasal. Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata

melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.1

Oblik superior merupakan otot penggerak mata yang terpanjang dan tertipis.1

3. Otot Rektus Inferior

Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior

dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan

dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood.1

Rektus inferior dipersarafi oleh n. III

Fungsi menggerakkan mata - depresi (gerak primer)

- eksoklotorsi (gerak sekunder)

- aduksi (gerak sekunder)

Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.1

4. Otot Rektus Lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen

optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan menggerakkan mata

terutama abduksi.1

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Mata

5. Otot Rektus Medius

Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf

optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis

retrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot mata

yang paling tebal dengan tendon terpendek.1

Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).1

6. Otot Rektus Superior

Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita

superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada

pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di

belakang limbus dan dipersarafi cabang superior N.III.1

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral :1

- aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral

- insiklotorsi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2009. h:1-12.

2. Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata, Penerbit Airlangga, Surabaya, 1984. h:1-8.

3. Mason H. Anatomy and Physiology of the Eye, in Mason, H. & McCall, S. Visual

Impairment: Access to Education for Children and Young People, David Fulton

Publishers, London, 1999. p:30-38.

Anatomi Kornea

Kornea transparan, jaringan avaskuler diameter horisontal 11-12 mm dan vertikal

10-11 mm. Indeks refraksi kornea 1.376. Tetapi dalam mengkalibrasi keratometer untuk

menghitung kombinasi kekuatan optik lengkung kornea anterior dan posterior digunakan

indeks refraksi 1.3375. Kornea asferis, walaupun jari-jari lengkung kornea sering

didapatkan sebagai cermin cembung sferosilindris membentuk tengah permukaan anterior

kornea, yang disebut corneal cap.

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Rata-rata jari-jari tengah kornea 7.8 mm (6.7 – 9.4 mm). Kornea memberi

kontribusi 43.25 dioptri (74%) dari total 58.60 dioptri mata orang normal. Kornea juga

penebab utama astigmatisme pada sistem optikal.

Kornea mendapat nutrisi berupa glukosa hasil difusi dari humor aqueous dan

oksigen dari air mata. Bagian perifer mendapat suplai oksigen dari sirkulasi limbus.

.

Karena kornea tidak memiliki pembuluh darah, maka kornea akan berwarna

jernih dan memiliki permukaan yang licin dan mengkilat. Bila terjadi perubahan,

walaupun kecil pada permukaan kornea, akan mengakibatkan gangguan pembiasan

sinar dan menyebabkan turunnya tajam penglihatan secara nyata.

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Kornea sangat sensitif karena terdapat banyak serabut sensorik. Saraf sensorik

ini berasal dari nervus siliaris longus yang berasal dari nervus nasosiliaris yang

merupakan cabang saraf ofthalmikus dari nervus trigeminus.

Densitas syaraf akhir kornea adalah salah satu bagian tubuh yang terpadat.

Sensitivitas kornea 100x konjungtiva. Syaraf sensoris dari n.siliaris longus

membentuk pleksus subepitelial dengan neurotransmitter asetilkolin, katekolamin,

substansi P, dan kalsitonin.

Ketebalan kornea di bagian sentral hanya 0,5 milimeter, yang terdiri dari lima

lapisan, yaitu lapisan epitel, membran bowman, stroma, membran descement, dan

lapisan endotel.

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi Mata

a. Lapisan Epitel, merupakan lapisan sel yang menutupi permukaan kornea. Lapisan

ini terdiri dari sekitar 5-6 lapisan sel tipis yang akan cepat berdegenerasi bila

kornea mengalami trauma. Bila penetrasi trauma lebih dalam maka akan

meninggalkan parut (scar). Parut yang timbul akan meninggalkan area opak yang

menyebabkan kornea kehilangan kejernihannya. Lapisan epitel ini tersusun dari

sel epitel gepeng, sel sayap, dan sel basal.

b. Membran Bowman, tepat terletak di bawah lapisan epitel. Karena lapisan ini

sangat kuat dan sulit untuk dipenetrasi, maka lapisan ini melindungi kornea dari

trauma yang lebih dalam, namun lapisan ini tidak memiliki daya regenerasi.

c. Stroma, merupakan lapisan kornea yang paling tebal yang tersusun dari fibril-

fibril kolagen yang tersusun sangat teratur. Susunan inilah yang membuat kornea

menjadi lapisan yang jernih dan dapat dilalui cahaya.

d. Membran Descement, merupakan lapisan elastik kornea yang transparan.

e. Endothel, terdiri dari selapis sel heksagonal yang memompakan cairan dari kornea

dan menjaganya agar tetap bersih. Bila lapisan ini mengalami kerusakan atau

terkena penyakit, maka lapisan ini tidak akan mengalami regenerasi.

Penyakit kornea adalah penyakit mata yang serius, karena dapat menimbulkan

gangguan tajam penglihatan, bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit pada

kornea salah satunya adalah peradangan pada kornea.

Kegunaan Kornea

Kornea mempunyai kemempuan membiaskan cahaya yang paling kuat

dibanding dengan sistem optik retraktif lainnya.

Kubah kornea akan membiaskan sinar kelubang pupil didepan lensa. Kubah

kornea yang semakin cembung akan memiliki daya bias yang kuat.

Peran kornea sangat penting dalam menghantarkan cahaya masuk kedalam

mata untuk menghasilkan penglihatan yang tajam, maka kornea memerlukan

kejernihan, kehalusan dan kelengkungan yang tertentu.

Faktor yang menyebabkan kejernihan kornea

Tidak mengandung zat tanduk, pembuluh darah, struktur dan susunan jaringan relatif

homogen dan teratur.

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi Mata

Permukaan kornea dikelilingi oleh cairan, agar mampu menahan cairan dan untuk

mempertahankan kadar cairan pada tingkat tertentu maka dibagian depan kornea

terdapat epitel dan dibagian belakang dilapisi endotel, yang berfungsi memompa

cairan keluar kornea apabila berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

Investigation of Intraocular fluids and Corneal scrapings Bsop 52, Issued by Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Centre for Infections.

Management of Corneal Abrasions, STEPHEN A. WILSON, M.D., and ALLEN LAST, M.D., University of Pittsburgh Medical Center St. Margaret Family Practice Residency Program, Pittsburgh, Pennsylvania

Daniel G. Vaughan dkk. 2000. Oftalmologi Umum. Jakrta: EGC

Holland Edward, Mannis Mark. 2001. Ocular Surface Disease Medical and Surgical Management. New York: Springer Verlag

Ilyas, Sidarta, Prof. Dr, Sp M, Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2004.

Nana Wijaya. 1993. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Abadi Tegal.

Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Vaughan, Daniel G, Ashbury, Taylor, Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum.

Edisi 14. 1996. Jakarta : Widya Medika