59
Laporan Penelitian DARUSSALAM ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS! , DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA KABUPATEN ACEH BARAT Oleh: TEUKU ALAMSYAH Staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Syiah Kuala PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2000

ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

Laporan Penelitian

DARUSSALAM

ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT DAYA

KABUPATEN ACEH BARAT

Oleh:

TEUKU ALAMSYAH Staf Pengajar pada Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala

PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH

2000

Page 2: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

UTA PENGAN1'AR

Puji dun s yukur ke hadiral Allah swl. yang tel~h meli~ ­

pahkan rahnal - NY8. sehinSb8 penulison laporan in] dapat ter ­

selesaikan. Laporan penelitian yool1 berjudul "Analisis

Struktllc, Fungsi, darl Hilai Budl\ya dala.m Ceritn Rakyat Ha­

syarakaL 08Y8 Aceh Baral" ini merupakan salah satu upaya

pendokullcntasian cerita - ceruta cakyat yang pernah ads dan

berkcllbang dala.ll masyarakat Days, Lallno. Aceh Bacat . Pendo ­

kUl'lcntasian tersebut d ipandang penting Ilcngingat cerita - ce­

eita rakyat yang pernah adu di dacrah Days ads kecenderunsan

sCI18kin kurang dillinati oleh 1l8syarakatnya sehingga jikhawa­

Lickan suatu ketika ceriLa - cerita rakyaL itu akan hi Lung

bersana berlaluIlY8 waktu.

Penelitian ini dapal terlaksana berkat bantUBn liaei

berbagai pihak. Oleh karena itu. penulis tidak lupu I~cng­

ucapkan tC'rillB kasih kepada Kepala Pusat Penelit.ian n llu

Sosi81 dan Budaya beserta staf yang telah menberikan kesen

patan. dan binbingan sejak awal 108sa pclatihan hingga lapor ­

an 1.nl. terselesaikan. Terina kasih juga penulis s8mpuikan

kepada Drs. Saifuddin Hahmud . M. Pd .• Des. Hukhlis. It.S . •

Des. W i ldan. H. Pd, Drs . Huh8.llmad Harun. H. Pd. dan pura

scjawat pada Program Studi Pendidi kan Bahasa dan Sastra

Indonesia FKIP Unsyiah yang telah lIemberi lIasukan dan sar8.Il ­

saran pada lIasa- 1I8SB awal penelitian dan pada saat pcmyusun ­

an laporan penelitian inL

Pengullpulan data penelitian dapat terlaksana densan ba­

ik berkat bantuan dari lIasyarakat di Peukan Lamno dan Desa

Keude Unga. Terina kasih yang tulus penulis sanpaikar kepada

Abang Teuku Thantawi sekeluarga yang telah banyak neIbantu

penulis selana berada di Lamno. Denikian juga Ilcapan terina

kasih penulis sampaikan kepada Abu Cek USllan Kuala Unga dan

Ayah Nek T. H. Yusuf sebagai penutur Iltalla cerita ra~yat Da ­

ya kepada penulis. UC8pan terill8 kasih penulis sampaikan ju ­

ga kepada pihak- pihak yang telah turut serta menuturkan ce -

ii

Page 3: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

ritu - cerila rakyat Daya kepada penulis Ileskjpun dalam bentuk yang tidak Iengkap. Hallun. SeflUa inforll8si i tu cukup besar Ilanfaatnya .

Akhirnya. penulis I1enyadari bahwa has i I penelitian ini 1l8si h Ilellerlukan penyellpurnaan lcbih lanjut dftn ioi sesuai dengan sebuah hadih Ilaja Aceh yaog juga populer di Daya. yaitu Hibllk pu!;oh bahle l1euntenl1. n i bak buta bahle j ul eng. Penulis dengan lapH.Ilg dada aknn lIeneriJ:l8 !:Hlran - ::>arall dari peIlbucu. Selloga Iaporan sederhana ini dapat berllunfaat khu ­susnya bagi IlBsyarakat Daya dalam upayu pelestarian salah sotu kekayaan buduya daerah Days .

Bands Ace h, 12 Desellb(!r J999

Penulis.

Drs. Tcuku Alallsyah, H. Pd .

iii

Page 4: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

OAFTAR IS1 K.ATA PEHGANTAR ............ . .... . .• .•. .••. _ .. _ . .. ii DAFTAR 151 . _ .......... _ .... .. ........... __ ...... j v Bsb I Pendahuluan ........ . .................•.... 1 1.1 Perulltlsan don PCllbatnsan Hasalnh . _ .•.. . ..... 1.2 TUjullfl Penelitian ......... _ .... _. _. __ . _.. 4 1.3 Kontribusi Penelitian ........•..•...... _. 4 1.4 Kerangka Teori ........ . ................ _. 5 1.5 TClDpat Penelitian .. __ . __ ...... .. .. . ....•. 9 1.6 Data don SUllber Data .......... .. .....•. . . . . . . 10 1.7 HetoJe dun Tcknik Penelitian ................. 10 1.7.1 Hetode Penelitian .................•....•.. _ 10 1.7.2 TekIlik Penelitian ___ . __ ... _. __ .. _. _. _ •..•.. 10 Bab 11 Gambaran UIlUIl Daerah Penelitian _ ......•... 11 2.1 Letak Geografis ...... _ ..... . ... _ ............ _. 11 2.2 Asal Hu la HanR Daya d i KeC81latan Jaya ... •. .... 13 2 .3 Agama. Adat-Istiadat, 50sia1 Budaya ........... 15 2.4 Penduduk KeCKllatan Jays ...... ... ... .. . .. .. .. .. 15 2.5 5astra Lisan dalam Hasyarakat Daya ....... .... . 1'1 Bab III Struktur. l"ungsi. dan Hilai Buadaya

Dalam Cerita Rakyat Hasyarakat DaYB ....... 19

3.1 Haba "Teumaleuk- ............................... 19 3.2 Terjellahan Cerita Teullaleuk ..............•.... 24 3.2.1 Analisis Struktur Ceritn Teumaleuk ...•.. • ... 24 3.2.2 Analisis Fungsi dsn 8ilni dalam

Cerita Teullaleuk ........................ . ... 35 3.3 Haba "Cik Beuranak" 36 3.4.1 Terjcllahan Cerita "eik Beuranak- ............ 42 3.4,1 Analis is Struktur Cerita -Cik Beuranak" 3.4.2 Analis is Fungsi dan Hilai Budaya

48

dalam Cerita "Cik Beuranak" ................. 52 Sab IV Sillpulan dan Saran . . .... " . ...... , .... ,., . , 53 4.1 5illpulan ...... .... ...... .. . , ..........•••..... 53 4.2 Saran ... , .... . ••...• _ ..•...•..•..•..•...... , .. 54 DAFTAR PUSTAKA 55

iv

Page 5: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

SAS I PENDAIIULU AN

1.1 Peru mu san d an Pembatasan Hasalah

Dalam k~bu~ayaan masyarakat lama dikenal bebernpa ben­

tuk s8stra 1isan. 01 antara bentuk-bentuk sastrs lisan yang

merupakan hasil cip ta masyarakat lama (t radisional) itu ada­

Ish peribahasa. pantun, syair. dan preS8. Bentuk-bentuk ke­

susastraan itu diciptakan oleh masyarak a t untuk memenuhi ke­

butuhan hidupnya. yakni sebagai a l at mengekspresikan pikiran

dan perasaan serta sebagai alat menyampaikan petuah-petuah

dan pendidikan.

Sastrs lisan yang hidup dalam sustu kelompok masyarakat

dikenal puIa sebagai cerits rakyat. Cerits rakyat merupakan

salah satu bentuk fol klor yang ber kembans dalam suatu kelom­

pok masyarakat dan merupakan milik masyarakat yang b~r s ang­

kutan. Folklor adalah sebagian kebudayaan sustu kolektl f

yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, di a ntar , ko­

lektif macam apa saja. secara tradisi onal dalam versi yang

berbf!da, baik d alsm bentuk lisan mauPun contoh yang disertai

dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat (Danandjaja,

1994 ,2) .

Lebi h lanjut dijelaskan olen Danandjaja ( 1994: 3) bahwa

ci ri-ciri folkl or a dalah (a) disebarkan dan diwarisknn seoa ­

ra lisan, (b) bersifat tradisional dalam bentu k yan g relatif

tetap/standar, (0) adD dal a m versi-versi. bahkan varian-va­

r 1an yang berbeda. ( d) bersifat anonim. (e) berbentul: beru­

mus, berpola. (f) berkegu n aan di dalam kehidupan ber~ama s u­

atu kolekt i f. (g) bersifat pralogis. artinya memiliki log ika

sendi ri yang tidak sesuai d engan logika umum. (h) menjadi

milik be r sama dari kolektif tertentu, dan (i) folk lol pada

umu~n ya bersifat polos dan lugu sehingga sering terkesan ka­

sar , terlalu spontan.

Folklor yang terdapat dalam suatu ko munitas masyarakat

memiliki fungsi tertentu. Fungsi yang d i maksud adalah seba­

gai (8) sistem proyeksi. yakni sebagai pencerminan a ngan -

Page 6: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

8ngan suatu ko l ekt if, (b) slat pengesahan pranata-p~ an at a

dan Iembaga-Iembaga kebud ayaan, (c) ",lat p endidik a n a n ak,

Cd) alat pemaksa dan pengaw85 agar norms- norma mas yttra kat

akan s el alu dipatulli oleh anggota kole k tifnya (Dan andja ja ,

1991;19 ; Hutomo. 1991;69--70'.

2

Berkaitan dengan hal t er s ebut, pertanyaan y~g bi s8 di­

kembangkan yaitu : apakah peraosn sastrs (foI klor) di dalam

masyarakat; sedikit atau b anyakkah ia me ncerminkan budaya

dan tata susunan masyarakat; jika ia meref l eksikan keadaan

masyarakat. apakah yang dir ef leksikan itu keadaan yang se­

benarnya ata~kah hanya vans tertampak dari lusr saja; dan

apakah ia sebagai reflekto r dari lIJasyarakat berperanan aktif

ataukah pasif (Hutomo, 1991:18) .

Dalam masyarakat Days di Lamno hingga kini masih dapat

dijumpai folklor lisan daIam bentuk cerita rakyat yang me r u­

pakan hasil warisan turun-temurun. Cerit a rakyat yang dimak­

sud dapat dibagi atas tiga kelompok, yaitu mite, leg~nda.

dan fabel. Ketiga bentuk cerita rakyat ini memiliki 1i18i

sosial maupun nilai budaya sebagai cerminan ke h idupan lIasya­

rakat Daya pada kurun waktu tertentu. Cerita-ce r ita te r sebut

diceritakan dengan lisan secara turun-temurun. Akankah ceri­

ta- cerita rakyat itu terus hidup untuk beberapa dekatle yang

akan datang merupakan s ebuah pertanyaan yang sul i t uutuk d i­

jawab. Kenaj l.::':1 delam bidang ilmu pengetahuan dan telmologi

daIam era Slobalisasi ini akankah merupakan kemundurtn atau

bahkan kehilangr:.rl suatu aset kebudaysan tradisional )'ang sa­

rat dengan nilai-nilsi?

Hal ini mengingat bahwa setiap kebudsyasn cepat atau

lambat senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan per­

ubahan masysrakat pendukungnya serta pesatnya tekn o l cgi yang

melands. Pergantian generasi dalam suatu masyarakat maupun

perluasan interaksi sosial ke luar Iingkungan masyarakat

dapat merangsang perkembangan kebudayaan yang bersangkutan.

Berbagai penenuan dan pe r ekayasaan yang terdorong oleh kebu­

tuhan yang timbul karena perkembangan masyarakat dapat mem-

Page 7: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

~

pengaruhi kebudayaan setempat. Demikian pui s kemajuEn tekno­

logi yang memperlancar perpindahan penduduk dan kemLdahan

komun i kas i te Ish mempermudah dan lIlempercepat pen yebs ran

unsur-unsur kebudayaan melintasi batas-batas ~ebudayaan

111115 ing-mas ing.

Proses kontak budaya yang berjalan dengan cepat dan de­

ngan intensitas yang ti~ggi ternyata telah menimbulkan ke­

khawatiran banyak bangsa di dunia bahwa kebudayaan mereka

ak8n musnah. Oi tingkat nasional, perkembangan kebudayaan

bangs a yang pesat tersebut telah menimbulkan kekhawati r an

?kan melunturkan identitas budsY8 suku bangs a yang tersebar

di kepulauan nusantara ini.

Berdasarkan kenyataan tersebut diharap kan ada u~aya

menggali dan mengungkapkan serta mengukuhkan nilei-nilai

budaya daerah karena mempunyai potensi i n tegratif dan masih

relevan dengan tuntutan zaman. Untuk itu perlu dipiklrkan

pengembangan nl1ai-nilai baru yang dapat berfungsi s,~bagai

acuan gun a mengembangkan si kap dan pola ting kah laku masya­

rakat yang sedans mensalami proses perubahan dan perl{e~­

bangan.

Bebe r apa nilai budaya yang perlu diang kat dari J, hasanah

budaya daerah adalah nilai-nilai luhur yang terkandurg di

dalamnya. Dalam berbagai peryujudannya, nilai-nilai luhur

itu antara lain terdiri atas beberapa nilai yang mence r min­

kan nilai r eligius (keagamaan), ni1al filsafat (ajarsn),

nilai etika (moral), dan nilal este tika. Nilai-nilal

tersebut mendidik manusia untu k menjadi hamba Tuhan yang

saleh, IDanusia yang bijaksana, berbudi pekerti luhut, dan

mencintsi keind anan (Hazin An i r, 19S6:xii). Di sisi lain,

bila dilihat relevansi sastra daerah dengan nilai budaya

akan terwujud dalam fungsinya sebagai (1) afirmasi. yaitu

menetapkan norma-norma sos io budaya yang ada pad a waktu

tertentu, (2) restorasi, yaitu mengungkapkan keinginan

kepada nilai yang suda h lama hilang , dan (3) negasi, v-aitu

memberontak atau mengubah nilai yang berlaku.

Page 8: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

4

Dal",m lIlasyarakat yang sedans berkembang sepert :. haln:,.-.,

masyarakat Indonesia sekarans ini, berbasai bentuk Itebudaya­

an daerah termasuk cerita- cerita rakyat Daerah Daya , bukan

hal yang mustahil akan terabai kan jika upaya- up aya yang me ­

nuju pelestarian tidak dilakukan. Oleh karen~ itu, cikha­

~atirkan ce ri ta rakyat Daya akan hilang begitu saja atau

tidak diken ali Iagi. Dengan demikian, penelitian sec ara

khusus terhadap masalah tersebut dipandang penting ~ntuk

dilaksan akan.

Berdasarkan ulasan di atas, masalah yang dikajj sehu ­

bungsn dengan cerita rakyat daerah Days adalah sebagai ber ­

ikut.

1 ) Bagaimanaka h gambaran struktur cerita rakyat daerah Daya

Aceh Barat?

2) Basa imanakah fUngsi cer ita rakyat sebagai salah satu wa­

risan budaya nenek moyang dalam masyarakat Daya Aceh

8a rat ?

3) Nilai-nilai budaya apakah yang terkandung dalam cerila

rakyat daerah Daya Aceh Barat?

1 . 2 Tujllan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengumpulkan sastra li3an

dalam ben tuk cerita r aky at dae r ah Daya A~eh Ber at u n ~uk

didokumentasikan dalam bentuk teks dan diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia. Se lain itu, penelitian ini juga

ber tu ju an memer ikan hal - ha l be rjkut .

1 ) Gallbaran struktur cerita rakyat daerah Daya Aceh Ha r at.

2) Fungsi ce rit a rakyat dalall kehidupan lIlas yarakat Daya

Aceh Barat .

3) Nila i-nil ai budaya yang terkandung dalam cer ita rakyat

daerah Days Ace h Barat.

1.3 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi s~bagai

berikut. Pertama . pengkajian terhad ap budaya d aerah ~ e ru pa-

Page 9: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

5

pakan salah satu upaya pelestaribn budaya bangsa. Hnsil pe ­

nelitian 1nl akan sangat bermanfaat sebagai salah satu doku­

mentasi cerita rakyat di Ac eh. Rectu8, hasil pen~litjan 1nl

di~arapkan akan dapat menumbuhkan rass cinta den r a~a memi­

liki masyaraKat setempat terhadap khasanah budays d~erahnya.

Ketiga, hasil penelitian Ini diharapkan dapat menjad i su m­

bang an terhadap pengajaran bahasa dan sastra daerah sebagai

muatsn lokal.

1.4 Kerangka Teari

Istilah sastrs lisan dalam bentuk cer ita rakyat merupa­

kan terjemahan bahasa Inggris oral literature. Sastra lisan

mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudavaan yaog

disebarkan secara turun-temurun secara li5an (dari mulut ke

mulut). Sastra lisan memiliki ciri-ciri (1) penyebaran nya

melalul mulut, maksudnya ekspresi budaya yang disebarkan ba­

ik dari segi wak tu maupun ruang melalui mulut, (2) 19.hi r di

dalam nasyarakat yang masih bercorak tradisional. (3) meng­

gsmbarkan ciri-ciri budaya sustu masyarakst, (4) mer~pakan

milik masyarakat karena tidak diketahui siapa pengar1ngnya.

(5) bercorak puitis. teratur. dan berulang-ulang, (6) tidak

mellentingkan fakta dan kebenaran, tetapi melliliki fungsi

penting di dalam masyarakat, (7) terdiri dari berbaglti ver­

si. dan (8) Ilenggunakan gaya bahasa sehari-hari, meniiandung

dialek, kadang-kadang diucapkan tidak lengkap (Sadi Hutomo,

1991,3--4) .

Penelitian ini merupakan pene litian struktur. O:eh ka­

rena itu, kerangka tecri yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teo r t st r uktoral. Teori-tecri yang digunakan (Islam

penelitian ini antara lain mengacu pada konsep teori yang

dikemukakan oleh Esten ( 1987), Sudjiman (1988), Nurgiyan toro

(1995) dan juga beberapa ahli lain yang Ilellbahas teori

struktural tersebut. Dengan demikian, teori tentang struktur

meliputi masalah tema. alur, penoko han, dan latar cerita

Page 10: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

( setting). Urai an tentang struktur sebuah cerita adtlah se­

bagai berikut.

1) Temo

Setiap karya sastrs mempllnyai ide atau dasar eerita.

6

SelanjutnY8 oerdasarkan ide atau dasar tersebutlah sebuuh

cer~tb disusun. Ide atau dasar ce r ita disebut tema . Tema me­

rupakan persoalan yang diungkapkan dalam sebuah ciptasastra

(Esten. 1987:22) . Tems dapat berupa masalah yens menjadi po ­

kok pe~bicaraan atau yang menjadi inti topik dalam S Jstu

pembahasan (Kusdiratin. 1985:59). Tema dapat juga disebut

sebagai gagasan yenS mendasari karya sastrs (Sujiman,

19~B:51). Di sisi lain. Aminuddin (1987:91) mengataksn bahwa

tema adalah ide yang mendasari sustu cerita sehingga berpe­

ranan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memlparkan

ksryanys.

Ginarsa (1985:5) ~enjelaskan bahws tema merupakan makna

karya sastra secara keseluruhan. Tema yang dipilih o ' eh se­

orang pencerita erat se kali hubungannya dengan sroanat atau

pesan yang ingin disampaikan kepada pendengarnya. Tella dan

amanat dalam sebush karya sastra dapat diung kapkan SHears

eksplisit (tersurat) dan implisit (tersirat). Tema yEng se­

ring dijumpsi dalanl sastrs lisan cende rung bersifat cidak ­

tis, terutama dalam bentuk pertentsngsn antara kebaikan dan

keburukan, kejujuran dsn kebohongan, keadilan dan kezaliman,

dan sebsgainya.

Terdapat tiga macam cara yang dapat digunakan untuk me­

nentukan tems dalam sebuah karya sastra, yaitu ( 1) melihat

persoalan yang paling menonj ol, (2) persoslan mana yang pa­

ling bsnyak menimbulkan konflik, yakni konflik yang melahir­

kan peristiwa-peristiwa, dan (3) menghitung waktu pencerita­

an, yaitu waktu yang diperlukan untuk menceritakan peristi ­

wa-peristiwa ataupun tokoh-tokoh di dalam karya sastrs sehu­

bungsn dengan persoalan yang bersangkutan.

Page 11: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

7

2) Alur Cerita

JaIinan antara per soalan-persoalan dalam sebua.l karya

sastra disusun dengan sustu jaIioan peristiw8 yang diseleksi

dan diatur dalam waktu. JaIloan peristiwa inl dapst dikala ­

kan sebagai alur atau plot.

Alur dalalD sebuah r;erit'3. secara Ullum dibagi ke dalam

tiga bagisn . yaitu bagisn 8wal ( eksposisi ) , bagian tengah

( komplikasi ) , dan bagian akhir (resolusi). Bagian 8llal dapat

dibagi lasi kt:: dalam tiga subbagian, yaitu paparan (exposi ­

tion), rangsangan ( inciting moment), dan gawatan (r-ising BC­

tion). Bagian tengah di~agi laSI ke dalam tiaa subbLgian .

yaitu pet tikaian (conflict). perumi tan (complication), dan

klillaks. Bagian akhir sebuah slur dapat dibagi lagi ke dalal)

diJ8 subbagian. yaitu peleraian (falling action ) dan penyele ­

saian (denoulI1ent) (Sudj iman. 1988: 30).

Bagisn swal cerita merupakan bagian penyampaian infor­

masi awal ten tang tokoh atau hal lain sebagai pembuka ceri­

ta. Pada bagian ini pendengar disiapkan dan sekaligus di­

rangsang untuk ingin tahu kelanjutan cerita. Selanjutnya

pertikaian dala~ cerita merupakan bagian yang mengganbarkan

perselisihan yang timbul antara para tokoh cerita karena

adanya dua kekuatan yang berbeda. Berikutnya cerita neng ­

gambarkan tentang suassna pertikaian menuju klimak s cerita.

Pada bagian klimaks, pertikaian dan perumitan dalam ~ erit8

sampai paaa tahap puncak sehingga terjadi perubahan nasib

atau kehidupan tokoh cerita. Peleraian merupakan bagian ce ­

rits yang menj elaskan bagaimana tOKoh cerita berusah~ menye­

lesaikan masa1ah yang dihadapinya. Pada bagian akhir, cerita

diselesaikan dalam bentuk keberhasilan tokoh ce ri ta : happy

ending) ataupun kegagalan tokoh dalam cerit8 (sad eniing).

Terdapat tiga IDacam cara menjalin cerita. Fertana. ja­

linan tarik lurus atau biasanya disebut alur naja, Y:litu ke­

jadian dari pertama berjalin dengan peristiwa-perist :. wa ber­

ikut~ya sampai mencapai puncak dan akhirnya cerita t i ba pada

Page 12: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

8

penyel esaian. Kedu8, tarik balik (back tracking) bi~sanya

disebut alur mundur. yaitu cerita dimulai bukan dari awaI ,

melainkan dari bagisn akhir atau bagian tengah, kemndian

kembali kepada peristiw8 awal. Biasanya tokoh ceritll dalam

slur model ini mengenang masa lalu sebelum pe ri st iwtl dalam

cerita itu ~emun ca k. Cara ketiga. yaitu jaIinan cerlta cam­pursn atau disebut alur campuran, yaitu cars menjal : n cerita

bercampur antara alur maju dan slur mundur .

Selanjutnya, dalam hubungan dengan antarperisli w8. se­

ca r~ kualitatif. alur ada dua macam, yaitu (1) alur erat dan

(2) alur I onggar (Prihatmi, 1990:11 ) . Oalam alur e r ~t hu­

bungan antarperistiw8 sangat menyatu sehingga lidak dapat

dihilangkan tanpa merusak keseluruhan cerita. Sebaliknya .

dalam alur longgar hubungan antarperistiw8 tidak sepauu slur

erat sehingga jika ada bagian ce rit a yang dihilangkan, peng­

hilangan itu tidak akan merusak keutuhan ce rita .

3) Tokoh dan Penokohan

Setiap ce ri ta memiliki tokoh. Tokoh cerita dapat dide­

finisi kan sebagai individu rekaan yang mengalami peristiw8

dalam sustu ce rita. Individu ~ekaan ini dapat b e ru~ a nanu ­

sia , binatang, atau bends- benda lain yang dianggap a~au d i ­

pe rankan sebagai manusia (Sudjiman, 1988: 16 - 21) .

Terdapat berbagai macam car a pengarang lIlel1un cull(an to­

koh dalam cerita , misalny a pengarang lIlemunculkan tokl)h yang

hanya hidup dalam angan-angan, pelaku melllPunyai daya juang

yang keras untuk mempertahankan hidupnya atau pelaku tidak

nempunyai sifat-sifat yang khas dalal! kehidupannya.

Berdasarkan fungsinya dalam cerita, t o koh dapat dibeda ­

kan atas tokoh utama atau tokoh sentral dan tokoh balo'ahan

atau tokoh penbantu se rta tokoh lataran. Tokoh utana atau

t okoh sentral merupakan tokoh yang mempunyai peran penting

dalam suatu cerita. Tokoh ini biasanya sering lDuncu l dan

tentangnya selalu dibicarakan. Tokoh sentral ini dapat di­

bedakan atas tokoh protagon is dan tokoh antagonis. Selan-

Page 13: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

9

jutnya tokoh pel1lb3.ntu atau t okoh bawahan merupakan lokoh

yang berperan sepintas dalam e erita. Meskipun dem i kian,

kehadirannY8 sangat diperl u kan sebagai penunjang LO ,lOh sen ­

tral . Tokoh l a taran merupakan tokoh yang menjadi baJian dari

latar eerita.

4) Latar atau Setting

Latar atau setting merupakan tempat peri5tiw8 dalam su ­

atu eerita berlangsung. Latar dapat dibagi atas lat s r fisik

dan latar 505ial. Latar fisik meliputi semua lingkuflgan yang

mengelilingi pelaku. termasuk di dalamnya lingkungar geogra­

fist rumah tangga. pekerJaan. dan sebasainY8. Latar ~apat

berfungsi menciptakan ikllm ~tau suasana tertentu seperti

iklin ~erang . a~an. bahaS18. dan sebagainya (Saad dslam

Prihatmi, 1990:14). Latar sosial antara lain diwuJudkan da­

lam penggambaran tingkah laku I tata karama, adat istiadat,

P8ndangan hidup, keadaan lOasyarakat dan bahasa.

Oi sisi lain, Nurgiyanloro (1995:227 ) membagi unsur la ­

tar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, la tar

waktu , dan latar sosial. Ketiga unsur latar inl saling ter­

kait dan saling mempengaruhi. Pelukisan ten tang suas~na

daIam sebuah cerita dapat pula digolongkan sebagai l~tar.

1.5 Tenpat Penelitian

Penelitian lni dilaksanakan di Lamno, Kecamatan Jaya,

Aceh Barat. Kecanatan ini terdiri atas 7 kemukiman. ~taitu

kellukilOan Kuala Unga, Lambeusoi, Kuala Daya, Lamlle. Lamno,

Pante Cermen, dan Keuluang. Penellt1an dilaksana kan di

KelOukilOan Kuala Unga, Dess Keude Unga. Penilihsn Desn ini

sebaga 1 tempa t pene 1 i t ian d idasarkan pada a1asan bah"'a d i

desa tersebut masih dapat dijulOpai pencerita yang nerguasai

dengan baik cerita rakyat Daya.

1.6 Data dan Sunber Data

Data penelitian ini berupa tutursn 11san dalam bentuk

cerita yang dituturkan atau diceritakan oIeh anggota masya-

Page 14: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

rakat atau tokoh masyarakat yang diyakini masih mengetahui dengan baik cerjta~ceri ta rakyat yang terdapat di Lamno. Anggota atau tokoh masyarakat yang dimaksud merupaken in­forman penelitian ini sekaligus sebagai sumber data.

1 . 7 Hetode dan Teknik Penelitian 1.7.1 Hetode Penelitian

10

Penelitian 1ni menggunekan metode deskriptif-kuali­tatif. Secara deskriptif, penelitian ini Ilengarah pada pe­mecahan masalah berdasarkan keadaan yang ada pada saat ini. Data hasll penelitian dideskripsikan dalam bentuk knta-kata, bukan dalaro bentuk a ngka -angka. S~lanjutnya. secara kualj­tatif dapat dijelaskan bahwa (1) data penelitian ini dikuru­pulkan dalam setting yang ala-miah (natural setting:· dan pe­neliti sebagai instru men kUnci, (2) bersifat deskriftif, (3) lebih mengutamakan proses dari-pada hasil, ( 4 ) analisis data secara induktif. dan (5) makna atau meaning merupakan perha­tian utama (Bogdan dan Biklen, 1990:27).

1 . 7 .2 Tekn i k Penelitian Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik ~a­

wancara. Wawan cara yang akan diterapkan adala h perpajuan wa­wancara yang tidak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wa~ancara dilakukan dengan informsn (pencerita) seba.iai nara sumber. HasiI wawancara dicstat dan direkam dengan m~ngguna­kan tape recorder.

Data yang diperoleh dari informan adalah berupa cerita rakyat daerah Daya. Jumlah cerita yanS terkuIDPuI sebanyak lima cerita. Kelilll8 cerita tersebut selanjutnY8 ditrnn­skripsikan dan diterjemahkan ke daIam bahasa Indones:a. Pe­nerjemahan diIakukan secara bebas. Langkah berlkutnyu adalah mencari temB. alur. penokohan. latar cerita. serts JlEngana­lisis fungsi cerita dan nilai budaya yang terkandung di da­Iamnya.

Page 15: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

BAB II GAHBARAH UHUH DAHRAH PHHllLITIAH

2 . 1 Letak Geografis

Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat IDPrupakEn salah

satu kabupaten yang berada dalam wilayah Propinsi Daerah

Istimewa Aceh. Kabupaten ini terletak pada posisi 2e - 5°16"

Lintang Utara dan 95 0 - 97°1" Bujur Timur.

Dalam Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terdapat

14 kecamatan <sebelum wilayah Pulau Simeulu menjadi kahupa­

ten, Aceh Barat ter~iri at as 19 kecamatan ). Luas wilayahnya

adalah 10.297 km 2 . Untuk memperje!as nengenai lUBs daerah

menu rut E8sing-nasing kecanatan yang berada dalam wilayah

Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat dapat dioermati tabel

di bawah ini.

TABEL 1 LUAS KABUPATEN DAERAH T1NGKAT 11 ACEH BARAT

DIRINCI HENURUT KECAHATAN

No.

l. 2. 3. 4 . 5. 6. 7. 6. 9.

10 . 11. 12 . 13. 14.

Kecamatan

Daru 1 Hakmur Beut ong Seunagan Kuala Kawai XVI Johan Pahlawan Sallstiga Woyla Sungai Has Tet.n ..... 1Il

Krueng Sabee Setia Bakti SallPoiniet Jays

JUlDlah

SUllber: Aceh Barat dalam Angks. 1998 :4

LUBS ( kI0 2 )

692 1. 458

960 886 600 196 460 363 601 675 566 629

1.011 624

10097

Kabupaten Daerah Tingkat 11 Aceh Barat terletak di pe-

sisir Barat Pulau Sumatera. Kabupaten ini diapit oleh bebe-

11

Page 16: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

rapa kabupaten yang lain. Batas ~ ilayah Kabupaten Duerah

Tingkat Ir Aceh Barat adalah sebagai berikut.

Sebelah Utara berbatas dengan Kahupaten Aceh Besar, Ka­

bupaten Pidie. dan Kabupaten Aceh Tengah;

Sebelah Selatan berbatas d~ng8n Samudera Indonesja dan

Kahupaten Aceh Selatan;

Sebelah Timur berbatas dengan Kahupaten Aceh Ten~gara

dan K~bupaten Aceh Selatan;

Sebelah Barat berbatas dengan Samudera lndonesia.

12

Lokasi tempat pelaksanaan penelitian inl (penelitian

Sastra Lisan dalam ~asyarakat Days) adalah di daerah Lamno

Kecamatan Jaya. Daerah inl terletak pada ketinggian antara 6

- 500 meter dari permukaan laut. dengan keadaan alamnYB

terdiri dari 60% berbukit-bukit dan 40X daratan. Wil~yah

Kecamata n Jaya juga dialiri oleh sungai-sungai besar dan

keeil yang merupakan sarana ang kut an bagi penduduk yang

bernukin di daerah terpencil.

Kecamatan Jaya terdiri dari 7 kemukinan dan 48 (iesa de-

ngan luas wilayah 624 km 2 dan berbatas:

Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Besar;

Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia;

Sebelah Timur dengan Kecamatan Sanpoiniet;

Sebelah Barat dengan Kecamatan Lhong. Kabupaten ACEh

Besar, dan Samudera Indonesia.

Page 17: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

13

2.2 Asal Hula Nama Daya di Kecanatan Jays

Henurut Zainuddin (dalam HarjunL 1982: 11) pad,- perte­

ngahan abad XV terjadi peperangan antara Raja N~gor. Raja

Pidie. dan Sultan Haidar BahlSnSyah, Raja Pasei, Su1tan

Haidpt tewas dan Kerajaan Pasei diku8sai olch Raja Nagor

dari Pidie. Beberapa keturunan Raja Pasei yang selacat dart

peperangan itu menyingkir ke negeri lain. Beberapa di antara

mereka ada yang tidak berdaya lagi dan tinggal di sana.

Lama-kelamaan negeri tempat mereka tinggali itu dina~akan

DaY8.

Henurut Velman, T.J. yang memperoleh cerita ini di

PuIsu Raya, Lhokkruet pada 1903 (dalam Zainuddin. 1932:12)

bahw8 kira-kira pertengahan abad XV, Sultan Inayat Sfah,

snak Raja Aceh Abdallah Al'Halik AI ' Hoebin. Ilenjadi "aja dan

menyebarkan agams Islam di Lambri. Sultan ini mempun',ai tiga

anak laki-laki. Yang bung-su bernama Sultan Ala 'addin Riayat

Syah. Dar i Lambr i A la' add in in i dengan beberapa peng .i.ku tn ya

merantau ke Aceh Barat melelui pegunungan dan sungai . Hereka

naik rakit di Krueng Lambeusoi dan rakit itu kandas, Hereka

berusaha meng-gerakkan rak it itu, tetapi gagal sehin,rga

pangeran putus asa dan menjerit hana days upaya lee (tidak

berdaya lagi). Hereka berenang ke darat, kemudian merdirikan

kerajaan di sana yaog dinamakan Kerajaan Daya dan

menyebarkan 8g8ma Islam.

Henurut Abidin (1980: 18) Kerajaan Daya dulunya di­

perintah oleh seorang raja yang bernsn8 Datok Pahlawansyah.

Page 18: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

14

Raja ini mempunyai hubungan dagang yang erat dengan o rang ­

orang Portugis vanS telah mulai meng injakkan kak inya di pan­

tai Barat Aceh. Dengan adanya hubungan tersebut terjadilah

perkawinan antara pcn~uduk 8s1i densan orang-oranS c'o rtuSis.

Hingga sa-at ini di wilayah Kecamatan Jaya dapat ditemui

wajah - wajah yang mirip orang Portugis. Kemiripan it~ sangat

kentara terutama pada warns mata yang kebiruan. rambut

perang. dan berkulit putih bersih atau kuning lanssa t.

Untuk mengusir orang-o rang Portugis ,ang telah mengu ­

asai pantai Barat Aceh, Sultan Aceh ~engirim pasukan ke Ne­

seri Daya (Kecamatan Jaya) di bawah pimpinan Sultan Alaidin

Riayatsyah. Sebelum nenghan curkan armada-armada Portugis,

pasukan Sultan Alaidi n Riayatsyah terlebih dahulu melakluk ­

kan Raja Datok Pahlawansyah.

Sultan Alaidin Riayatsyah dikenal dengan panggilan Po

Teu Heureuhom Daya, dan memerintah Negeri Daya sampai akhir

hayatnya . Hakam beliau terletak di Gle Daya, Desa KU :ila Da­

ya. Un t" L- mengenang j 8sa- j asa be I iau se lams meller intnh Nege­

ri Daya, setiap tahun bulan Zulhijjah (Hari Rays Qurl)an) di­

adakan upaears penyembelihan kurban. Upacara ini dikunjungi

oleh hSll1pir segala lapisan masyarakat di Aceh.

Sebelum masa penjajahan Belanda. Kecamatan Jaya terma ­

suk bagisn dari Kerajaan Aceh Darussalam (Aceh Besar seka­

rang). Pada m8sa penjajahan Belanda. Kecanatan Jaya dialih­

kan menjadi wilayah Kabupaten Aceh Barat sampai sekal sng.

Page 19: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

15

2.3 Agana. Adat Istiadal. 505ial Budaya

Sebagaimana halnya masyarakat Aceh secara umum adalah

pemeluk agama Islam. Demikian juga di Kecamatan Jay~ mayori­

tas penduduknY8 beragama Islam. Dengan kata lain, 99,9 %

penduduk beragama Islam dan selebihnya. yaitu 0,11 penga~ut

agama lainnY8 (WNI keturunan Cina). Pendidikan agams Islam

merupakan faktor utana yang harus dipelajari oleh masyarakat

di sa~ping pendidikan unum. Hal inl terlihat dengan banyak­

nya tempat pengajian dan pesantren di wilayah ini.

Pepatah Aceh nenyebutkan "Adat Bak Po Teu Heureuhom,

Hukom B~k Syiah Kuala" yang artinya pencetus adat istiadat

adalah Po Teu Heureuhom (Sultan Alaidin Riayatsyah) dan me­

ngenai hukum sesuai dengan ajaran Islam dipaparkan oleh u18-

ma besar Syiah Kuala (Syeh Abdurrauf).

Sesuai dengan pepatah tersebut , masyarakat di Kl,camatan

Jaya masih memegang teguh adat-istiadat leluhurnya s?perti

tallpak dalam kehidupan sehari-hari. Kasyarakat di Kel~amatan

Jays masih mempergunakan adat-istiadat turun-memurun seperti

kanduri blang (kenduri turun ke sawah). peucioBP ane.Jk

(memberkati anak bayi). kanduri rabu sbeh (kenduri huri rabu

pada akhir bulan saf ar). dan sebagainya.

2.4 Penduduk Kecamatan Jaya

Penduduk yang mendiaJli Kecamatan Jays berjuftllsh 22.242

jiwa. Hereka tersebar pada tujuh kellukiman dan 48 des a

sebagaimana tergambar pada tabel berikut.

Page 20: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

TABEL 2 NAMA·NAMA DESA DAN MUKJM (WILAY AB KEMUKIMAN) SERTA 1UMLAII PENDUDUK DALAM JCECAMATAN JAY A

1 6

................. -_ ....... __ . __ ._---_._-_._------------_._----_. __ .... _---_ ............... __ ._-_ ...... ..... No NamaMukim Nama Desa JumIah Pendudok

Des! Kanukimml . __ . ...... . __ ........... __ .......... - ... _--_ ... __ ... _----_ ... __ ........ _-----_ ........ .. __ .. _--... _ ... _-(I) (2) (3) (4) (~) ................... __ .... __ ...... _-_._-_._---_ .. __ ........... _._._._-_ ... ... _ ..... _._-_ .. _-_ ... _----_._-_ ..

L Lamno a Meunasah Web 848 b. Pasllf Lamno 199 c. Pante Keutapang 611 d Bait Paob 1014 4528 c. GJe Pwoh 289 f Blball Kruen~ 475 [ Cot Du1ang 390

Lamdurian 445 i Purui 257

2. Latnbeusoi a.. K&a1a 884 b. Ujong Muloh 9-16 c. Teum8Itum 80~ dj_et 1263 c. Alue Mic -l6O 6165 [Bahah Dna 541 it MClUIssah Tutong 262

Meunasab TeWltoh 156 L Meunasah Royetlk 350 j . Mukbm 498

3. KU3Ia Uoga a. CCUD:On0ng 722 b. Keude nga 417 2248 c. KarclDlg Atcuh 824 d Meudang Gboo 285

4. Lamme 8. MeutmI 38J b. Lamme 455 c. Sew-ruba 315 2148 d Leope 413 c. lhuct 642

5. Klllla DlYs a. NuS! -169 b. Rumpet 360 c. D81'1It 333 d. ate !:>pt 426 2382 c.GampO~ ~69 [ PantoD 22~

6. Keuluang L Ujo~ S~ndcru:n 221 b. Bob le 257 c. Meudheuo 471 d Sapek 441 2861 e. Lambaroh 339 f Lamtui 234 [ J8D\bo Masi 247

Krueng Tun~ 651 7. Pame Cameo L LamAsan 296

b. Alue Rayek 71 c. S: 454 20~9 d.Pm CCIlDCD 687 c. Sabet 442 [ Maree 109

Jum1ab 22.242

Sumb<:r: Kccun_Jay> dalam Angka. 1998

Page 21: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

17

Has yarakat yang mendiami wilayah Kecamatan Jay~ umurunya

adalah suku bangs~ Aceh. SeIain itu, terdapat juga ras Arab

dan WNI keturunan Cina. Bai~ ras Arab maupun WNI keturunan,

de]sm kehidupan 505181 masyarakat mereka cukup menys tu de­

ngan masyarsKat setempat.

Hasyarakat Ace h di Ke c amatan Jays merupa kan penutur ba­

hass Aceh dialek DaY8. Selain itu, di daerah inl juga terda ­

pat kelompok masyarakat Days penutu r bahasa Aceh umum. Arti ­

nya, bahasa Aceh yang dipakai usn dikenal secara umum oleh

masyarakat Aceh (bukan bahasa Aceh dialek Daya). Akan halnya

WNI keturunan Cins, mereka--jumlahnya kurang lebih dJa puluh

o rang--juga menggunakan bahasa Aceh dialek Days sebaga i alat

komunikasi sehari - hari dengan masyarakat. Untuk berk'munika­

si sesamanya, WNI keturunan ini menggunakan bahasa Tionghoa.

2 . 5 Sastra Lisan dalam Hasyarakat Daya

Sastra lisan dalam Hasyarakat Daya merupakan sa::;tra li­

san yang lahir dan berkelllbang di tengah-tengah lIl8. syal°l:lkd.t

Daya. Hal ini dapat diperkuat oleh kenyataan bahwa snstra

itu diee ritakan seeara lisan. Penceritanya adalah ornng­

cranS tua yanS lIlemang memiliki kemahiran dan kegelllarnn ber ­

cerita. Dslalll sustu aeara, misalnya. untuk lIlengisi wLk tu

senggang, seorang tua tua akan lIlenuturkan cerita kePltda pen­

dengar yang beragalll baik anak - anak, relllaja, dan juga orang­

oranS tua. Cerita biasa pula dituturkan oleh seorang nenek

Page 22: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

18

kepada c ucunya atau seorang ibu kepada an8knya, dan inl bi­

asanya berlangsung pada saat-saat menjelang tidur.

Cerita-cerita yang berkembang dalam masyarakat Daya ada

yang c! iangsap sebasa 1 cer i ta yang benar-benar t~r':; ad j dan

ads puIs yang hanya dianggap sebasai dongeng. Cerite "Teuma­

leuk" merupakan c~rita yang dianggap benar-benar teljadi pa­

da zaman dahulu karena buktinY8 masih dapat diliha t sampai

sekarang, yaitu sebuah bukit batu yang berbentuk kSfal di

Gunong Gle Kapai. Desa Teumaleuk. Gerita lain yang juga di­

anggap benar-benar terjadi adalah "Po TeulOeureuhom'. "Krueng

Pung ki" yang berasal dari nama seorang Panglima Gina, Ong

Phune: Kie. dan ·'Ri.llueng Daya". Se baliknya, eerita seperti

"eik Beuranak", "Haba Peulandok·', ··Gun ong Gle Cuplek'· . meru­

pakan sebagian darj cerita ysng oleh masyarakat setempst

cenderung dianggap sebagai dongeng semata.

Page 23: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

BAS III

STRUKTUR , FUNGSI, DAM HILAI BUDAYA DALAH CERITA RAKYAT DAYA

Dalam bab ini dipaparkan analisis struktur , fungsi. dan

n tlai budays dalam cerita rak'lat masyarakat Days. Analisis

struktur meliputi ( 1 ) tema. ( 2) alur . ( 3) penokohan. dan (4 )

latar atau setting. Cerita rakyat Daya yang dianalisis dalam

penelitian ini adalah cerita "Teumaleuk" dan "eik Beuranak".

3.1 Haba ·'Teu.II.sleuk" (Cl!rita Henceraikan)

Nibak si Ilalam bak saboh SampanS Ihlll rumoh panggong la ­he sidroe aneuk agal!l "yeng jroh rupa. Uleh oreuog cikjih aneuk agam "yan geupeunan Ismsil. Uroe meuganto uro". bu­leuen meuganto buleuen, sampoe then pih meuganto si Nyak Is­mail meutsmah rayek badanjih lam ngon ceudah bak pellgah ha­ba. Si Nyak Ismsil cukop geugaseh le dua ureung cikJih .

Buet atawa keureuja ureung eik si Ismail nyae nakeuh geumeutani. geumeublang ngon geumeulampoh. Sideh di blang geupula pade, teuma di lampoh geupula pisang, timon. reutek, ngon laen-laen nyeng jeul geupubloe bak uroe peukan Si Ismail nyoe meunyoe musem blang seuba U blans, teumE bak jan laen lom geuba u lampoh sajan-sajan. Udep ureung nYEIn eukop mubahgia.

Cit kajeut keu adat udep di gampong. Heunyoe nfn Ismail di ureung gampong geuhoi si Hae atawa si Hain. Heunsn eit si Ismail bunoe. Di gampons jih geuhei nan si Hain. He~nan eit di rumoh. Hak ngon ayah jih pih seuhei ci Hain atawa Nyak Hain. Si Hain nyoe beuthat jih aneuk ureung gasien, tapih ulee jih cukop that eeudah. Watee jikalon kapai meulayeu bak babah kuala nyeng hana jeuoh ngon rumoh jitl, dijih teupikie eukop mangat meunyoe geutanyoe jeut keusidroe nahuda. Hana le payah tajak ceumatok di blang atawa tajak mita kayee u gle. Leubeh mangat tameulayeu lam laot raya jeut ta kalon nanggroe nyeng laen. Heunsn sabe teusuwe lam ate di si Nyak Hain.

Ka keuheundak Po Nyeng Hahakuasa, nibak si uroe ayah si Hain ka saket. Phon sijuek ngon saket ulee. Q' h ban Iheuh geujeb ie on meulu sijuek ngon saket ulee nyan pih ka puleh. 1euma Ihee uroe o " h Iheuh nyan saket lagee sot meuri~ang teuma. Saket nyeng jinoe leubeh brat nibak baroe sa . Watee Ilalall kayem geulleurathok. Teungku Pakeh pih geuhei gl~uyue meurajah ngon peuget ubat. Ka limong seupot ayah si 1sin geurajah ngon geuseumbo di Teungku Pakeh. Heunyoe takheun saket meurambong atawa diseullbo le jen, Ihee goe neu~ajah

19

Page 24: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

bak Teungku Pakeh bias8 eit kapuleh. "Nyoe peunyaket nyoe eit laen leupah, " Heunan geupeugah le Teungku Pakeh. "Beuthat beumeunan ta ci eit ikhtiyeu, nyeng peupuleh Tuhan . ..

20

Jeut takheun peuubat ngon cara gampang k~ abeh ikhtiyeu. Ayah si Hain ma~en brat saket. Nibak si malam deun~on su nyenS ka leumoh, ureung elk nyan geumpuwGsit bak mak si Hain , "Ta udep beujroh ngon tajaga aneUK agaa geutanyoe beuget-get. Tajok beut beujeut keu teungku. Hareuta nyengna Ion keub ah meuhat blang seureuta lampoh, pakiban cara ta meujeut-meujeut ta meuudep ngon si Agam. Hana trep o'h Iheuh nyan ayah si Hain ~ih geuwoe bak Tuhan . Wate umu goh lam geunap nam then si Ha in kajeut keu aneuk yatim.

Pakriban keuh udep si Hain ngon Hak jih? Mal: si Hain teutap geumeugo ngon geumeulampoh. 5i Hain pih ditolong ube­be nyeng jeut. Heujan-jan si Hain ditolong mak jih ji angkot kayee mangun, diangkot pade lam blang, koh naleung keubeu ngon peulob keubeu lam weu. Bsk watee laen si Hain jijak keumawe bak babah kuala. Trep nibak trep teuma si Hain pih kajeut keu sidroe aneuk muda. Hak jih pih maken si uroe maken tuha laju. Teunaga ka mulai kureung. Buet meugoe ngon buet meulampoh jinoe ka jipubuet l e si Hain.

Nibak si uroe bak bineh kuala wate piyoh keum8ws, si Hain teupike keudroe. " Meu nyoe lage nyoe sabe, sampoe sn tuha udep Ion hana neuubah-ubah. meu ' u, meulampoh, atawa keulllawe.·' Heunank eu h jikheun lam ate jih. " Heuny oe meunan bak keuh kujak meuranto. Watee ka kaya kugisa teuroa", " Heunyoe ka kaya inteuk , mak pih hana le udep seungsara."

Watee singoh jih si Hain pih jilake izin bak Ila{ jih ~eujak meuranto. O'h Iheuh pajoh bu beungoh, si Hain jillarit ngon mak jih. " Hak, dilon niet meujak neuranto, meujak miLa peng, rolta raseuki bak nanggroe laen. so teupeu sing)h ngon doa-doa droeneuh Ion ek mudah raseuki."' Watee geudeu ngoe si Ha in jimarit lagee nyan, bak j ih pih teuiem teuseupo{. Brat that bak ate geuh b..;upeuleuh si HS.l.1I jitinggai nangg:·oe. Aneuk geuh eit nyan saboh. Heunyoe hana le si Hain inteuk. so lom nyeng tu long gob nyan meu'ue di blang. Teuma disambong lam le si Hain, ··Hak hane peu sosah, 10n j;lk hana trep. Heunyoe singoh ka lee peng laju Ion gisa keunou tapeuget runoh beulagak. tabloe bIeng beuluwah, ngon tabloe keubeu beu le." .. Heunyoe lageenyan ka peugah. kaj eu t hai aneuk kupeuizin kajak meuranto. TeulII8. wa tee trok u nnnggroe gob bek tuwoe keu Tuhan, bek tinggai seunayang~ ngon beuget­get bak tabadroe." Heunankeuh wasit Hak si Hain nibal. beungoh nyan .

5ingoh bungoh jih wate mata uroe goh Ion get trnng, ngon beukai bu kulah seureuta Iaen-laen peu-peu nyeng na geubungkoh le Ilak jih, si Hain pih jibot langkah jit~nggai gampong, Ngon ie mata iIe mak si Ha in geupand ang anelk geuh beurangkat keud eh u ranto u nanggroe nyeng hana geutllkreban rupa. Si Hain jiatoe langkah keudeh bak mata uroe lot. Uteun

Page 25: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

21

deungon blans, rimba ngon t8mah. ban dum jilangkah u)eh sam­lakoe, hingga trah sampoe bak miens kuala. Teuma di sinsn na saboh kapai nyeng teungoh meusaoh. Ureung lam kapai nyan ka sbeh beukai ie jeb. AW8~ kapai nyan jiteungoh u dar~t jijak mita ie tabeu. Si Hain pih jitolong peutunyok teumpat ie tR­beu nibak saboh ~on di dalam uteun. Teuma o' h Iheuhryan si Hain pih jipaka ~ le nahuda kapai meulayeu sajan-sajan.

Treb nibak treb si Hain meulayeu lam laot raya, padum boh nanggroe kalheuh teupiyoh. Kapai nyan pih katr oh bak teumpat tujuan, saboh nanggroe nyeng cukop makmu. Bsk nang­groe nyan keuh si Hain udep meuranto. Bak Naggroe nyan si Main dimeuniaga sampe meuploh than sampoe a'h Iheuhnyan jeut keusidroe sodagar kaya n8 toko meuh ngon ns kapai. Si Hain kajeut keusidroe nahuda. Teuma di nang-groe nyan na sidroe sodagar rayek , ureung kaya l am ~euceuhu. Ngon aneuk ureung kaya nyan keuh si Haln jimeukawen. dars canden ceudeh rups .

Hibak si uroe, Putroe Ti, peurumoh toke atawa nahuda Hain, meuchen keu laot. Putroe Ti ~euheut meujak meulayeu u laot raya. Teu~a di nahuda Hain geuyue peungui saboh kapai raya ban lagoe istana raja untuk seuba Put roe Ti meulayeu sajan-sajan. Bak uroe nyeng ka geupileh, teuma kapai nahuda Hain pih ka jitinggai peulabohan beurangkat u laat raya. Cukop that seunang ngon mubahgia Putroe Ti bak arong laot sajan-sajan ng on Cut Bang Hain. Cuaea pih sabe get, laot teunang hana meuriyeuk. Watee uroe ka malam awak lam kap~i ji meunyanyi ngon jimeunari tiop biula. Heunan keuh sabe padum uroe ka.

Teuma laen keuheundak Tuhan, Bak saboh malam ujeun jitoh angen pih jipot. Laot harok ka lagee geumpa. Ureung lam kapai kayo teumakot. layeu angen pot teuplah keu.jua. TeulOa di langet meutum geulanteu. kilat Ileubaheu Ileu(!ahya­eahya, Sideh di langet hana deuh bin tang, meunankeuh malam eit seupot beta. Ureung lam kapai ka jimueueap, Alla11 Tuhanku neubri keu kamoe beuglah bak bahya. Angen ba(!e ngon uj(;un raya ka j i peuanyot kapai hana meuho arah. Angl~n ngon ujeun jipiyoh rab beungoh uroe. Awak kapai pih jigantoe layeu nyeng ka beukah . Watee uroe kasaree beungoh, kapainyan pih kasok nibak saboh krueng. Bak bineh kruens nyan deuh bak u. bak pineung, seureuta bak kayee laen. Deuh eit di sinan blang nyeng ban lheuh geupula pade. Daerah nyan nakenh saboh Sampons·

Watee nahuda Hain jaga nibak teumakot keu angen puteng beu lions beunoe. teukalon digobnyan akan gampong nyan. Teuma teupike peu gobnyan teungoh geumeulumpoe? Geucuba eUT~iet asoe geuh seukeumeung peusaheh peugeullelullpoe peu kon. Watee geueutiet asoe pih na meunyum. saket. Nyan geupuphom . digobnyan kon geumeu!umpoe. Geukalon bak u, geukalon bak kuini bak bineh krueng, geukalon blang bak bineh gIe , geukalon rUlIloh-rulDoh nyeng na d i sinan sang-sang gall~long nyan cukop geuturi le Teungku nahud8.. Wate geu kalon bak Ilaneang raya di bineh uteun, laju teuseuheh lall ate, " Nyoe keuh Sampong Ion ." "Hak Ion bak lagee katrep kamate .'

Page 26: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

22

Teungku Nahuda pih geupeurintah geuyue beurangkat lsnja, tapih kapai han jitem meugrak le. Kap ai "yen ka sok hana le days.

Teuma beungoh kasaree peungeh, ureung gampang nyan ka geubeudoh geujak u krueng. Sandum ureung Sampang teukeujot hena ban, watee geukalon saboh kapai rays ka jimeus8oh. Ureung Sampang bandum jiteubiet jak cellngeuk kapai nyan. Awak nyan teutahe-tahe sabe keudroe. Seupoe kapai nyan? Teunt~ kapai nyen ata ureung kaya. Sce ureung kay s nyan? So nshuds v8pai nyan?

W~tee ureung gampanS geukalon nahuds di dalam kapai, bandum ureung nyan teupeh-peh dhoe sang-sang geuturi nshuda kapai. Nahuda kapai nyan karab meuhi ngon si Main a~ak Sampang nyan nyeng katreb jijak meuranto. Peukeuh nahuda kapai nyan cit si Hain? Heunankeuh teusuwe ate di ureung gampong. O'h ka rame ureung peusaheh. nahuda kapa i nyan nakeuh si Nyak Hain nyeng katreb hana jiwoe u gampong. Padum keuh seunang ate ureung gampong watee geutupeu si Ny~k Main . slnroe aneuk yatim. kajeut keu sod agar kaya. Ureung gampong pih geumeuucap pujoe keu Tuhan Allah Ta "ala.

Ban siseun lanja. sidroe ureung laju geuplueng keudeh bineh gle geujak peugah bak mak si Main. " Nek Wa, Ne< Wa , neujak keunoe beubagah, jeh si Nyak Hain droeneuh ka troh jiwoe, jipuwoe kapai rab ube donya. Jih jinoe kajeut keu ureung kaya. kajeut keusodagar. kajeut keunahuda. dilon hana kumeusulet. Nyeng kupeugah nyan beutoi.·· Teuma ngon ie mata meucrok-crok seuot Hak si Nyak Hain. "Pujoe keu Tuhal hai aneuk ~eutuah. ulon kakeubah jinoe katroh kagisa. p811yang umu aneuk meutuah ... heuk ... heuk ... heuk ... , ,. N/Bn keuh mantong nyeng jeut geupeugah le Hak si Hain. Dada gellh sang nyum ka beukah ngon rass bahgia. Aneuk agam seuh nyellS ka mel.lploh thon gadoh dimata uroe nyoe katroh j igisa. 51)e ureung nyeng han meubungong ate.

Ngon geh-goh laju 0i mak si Hain geujak u dapu. Geujak taguen bu keu bijeh mata. Geuyop ngon sulie geuproh-proh apui. Geuseuob cingkhui lawok ngon saka. Geulayu on pisang keu teumpat geukulah bu , sina~ ~dk dapu meudodb - doda Hasak on murong geuboh lall cawan sereuta as am seulilleng muda. Teuma o'h Iheuh nyan geulangkah laju. geujak intat bIt keu ayeulI III a ta.

Tuboh kapijuet badsn kabungkok. mata pih kalhok di ureung tuha. Ok pih kaputeh kulet pih ka krot, sabe uroe tot sideh lam paya. Hak si Hain geujak laju rijang-ri jang. geukeumeu peutrang peukeuh beutoi nahllda kapai nyan lmeuk gobnyan si Nyak Hain. O ' h ban sore troh sideh bineh l<rueng, geukalon ureung rOllle logoino. Geukalon kapai raya thft leupah, sang-sang ka reubah di ureung tuha. Dari jeu(lh deuh geukalon nahuda kapai nyan teungoh duek dua deungon lnong jih. Inong nahuda lagak leupahna. "O'h nyan keuh meUfleunte Ion," kheun mak si Hain lam ate geuh.

Teuma sideh di dalam kapai. nahuda Hain diceung~uk u darat. Deuh jikalon sidroe ureung inong tuha bungkok geuba

Page 27: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

23

a~ih. Teusuwe lam ate jih nyan keuh mak Ion , nyan keuh ureung chik Ion nyeng kalreb Ion tinggai. Baten nahuda Hain ka jimuprans, meunyoe kumeungaku nyan ureung chik Ion, dilon male keu inong ngon keu aneuk buah kapai. Han patot Ion sidroe nahuda kaya, sidroe sod agar rayek, mak Ion ureung tuha bungkok lagee nyan rupa. Hyan bit-bit han palot. Heunan keuh jikheun lam ate nahuos Hain.

Lantaran ~an ek le geutheun ate teuingaL ke~aneuk saboh. ~~k si Hain geuyue peujimbrang droe geuh ngon jaloe bak ureung Sampang. Geuyue ba bak kapai raya. O ' h ban sare troh bak kapai nyan, Hak SI Hain geulangkah lanja keudeh lam kapai. Watee karab to ngon Nahuda Hain, geupandang sigoe teuk peukeuh beutoi nahuda nyan aneuk gobnyan. Watee geukalon bak bineh keung ns bacut parot, eunchit rhot bak rinyeun watee si Nyak Hain nantong geudoda. Hana sal~h lee. nyoe keuh aneuk Ion si Nyak Hain.

Ngon ie mata ile ureung tuha nyan geumarit rijs1g, "Wahee aneuk Ion aneuk meutuah, ngon tu Ions Allah ka troh tagisa, heuk ... heuk ... heuk ... nyoe pat na bacut Ion ba bu kulah, nyoe nyeng na mudah asam ngon sira. Teuma ~'h Iheuh nyan mak si Hain pih geulangkah laju, geuneung uem sigoe Tuan nahuda.

Ureung lam kapai ka abeh tahee watee jikalon ur~ung tuha nyan. Tuan Putroe Ti pih seudeh hana ban, sayanlt putroe nyan keu ureung tuha. Oi si Nyak Hain jipeujioh droe, watee ureung tuha nyan ka geupeuto bak j ih. Geukalon nahuda lagee nyan 18gee, seudeh that atee di ureung tuha. "Hai an~uklon Nyak Hain, peu hana lee ka turi Ion ureung chik kah, Ion mak kah, Ion ureung peulahekeuh." "Ka pandang beuget hai aneuk meutuah,"

Teuma seuot nahuda Hain. " Oilon hana kuturi gata hai nek tuha. Hak Ion hana le ka treb ka mate, Yoh Ilantong uclep kulet geuh puteh ceuda~ ngon rupa, hana bungko k lagellnyan 1011 meuek mata." Heunyoe peureulee keuseudeukah jeut kubri jinoe, tapih uek tajak meungaku-ngaku droe teuh ureutlg chik Ion. " "Tacok bungkoh nyan tapuwoe keudeh yoh gohlom l:u peupo u krueng,"

Tuan Putroe Ti pih geupeugah haba, "Wahe e Cut Hang. kadang cit beutoi ureung tuha nyen mak droe neu h, be~. neumale neumeungaku bak keu Ion , bak keu kamoe. Anger. puteng beuliong buklam nyan eit teukeudi Tuhan mangat droent:tuh meureumpok ngon ureung chik neuh."

" Pane na, ureung nyan eit geumeungaku-ngaku drat: geuh mak Ion seubab Ion ureung keya." Bungkoh bu kulah nyt::ng ne bak keu laju jisipak teubapo u krueng. Teuma mak si ~ a in geuurot d ada. Ate geu h anco, ie mata ile meusak lam cada. "Kajeut hai aneuk, bak seubab Ion katuha, tubo h kabungko k . ma ta kaseupot, j id roekah kaj eu t keu ureung kay a, j incte ka melee kameungaku Ion makkeuh, hana peu hai aneu k meutuah, hana teuingat kah meubacut ~atee ubet kah uroe jeh k~tingkue kuba u blang kuba u lampoh, tapajoh lDeu alakada. TeuEa bek salllpoe hai aneuk meutuah, kah jeut keu aneuk daroehaMa."

Page 28: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

24

" Hai tuha bungkok ... bek lee that tapeugah haba . .. talroen keudeh nibak kapai I on.' "Jak laju tron beubagah." Hak si Hain geutron kapai geu e k lam jaloe, geulheung dua blah jar oe geulakee doa, " Ya Allah ya Tuhanku ... droenkeuh saksi si Hai n nyan aneuk Ion ya Allah, urae nyoe jih han lee jimeungaku Ion ureung chik jih . nyoe bandum I on seurahkan ban huko ~ droeneuh ye All ah,"

Ban doa nyan leuh geubaca. anSen pih ji pot , u jeun pih jjtroen . Sideh di langet kilat meusabong-sabong _., geulanteu meuron pih meuhayak donya. le krueng nyeng phon leunang laju meuubah jeut keu bakat ray s. Kapai Nahuda Hain dilambong-lambong di hayak -hayak lagee peuleupeuk ba~ teungoh laot. Uroe nyeng peungeh seupot-seupeut laju lam sigra. Ureung lam kapai subra hana ban . lagee e ina karam meJnankeuh rupa. Nahuda Hain j inoe teulah han bagoe, teu ingat ~eudroe aneuk darohaka . Teuma ~aju ~eumeusu rijang, " Ha ... e, ms ... e, ... drocneuh nak Ion, neupeuampon desya 10n. Neupeu allpon e mak meutuah. ulon that teulah kadar o ha{B.." oari jeuoh mak si Hain geudeungoe aneuk geu h lakee 8npon tapih keuheundak Tuhan ka geupeutron bala . " Han jeut Lon peuampon le hai ancuk meutuah, ke udeh bak Allah tapeuseurah droe ...

Hana padum treb o"h Iheuh nyan kapai Nahuda Ha in ngon bandulIl asoe jih pih karalD . Hana le sodagar kaya, hanu le Putroe Ti ceudah. bandum ka leupah abeh binasa.

Bade jipiyoh ujeun pih pirang, uroe pih katr ang lagee biasa. Bak teumpat kapai karam bunoe nyeng na deuh i~ meu­dhok-dhok lage jar oe ureung Ihalll lakee tulong. Treb-Lreb o"h lheuh nyan bak teumpat kapai karam nyan jeu t keu saboh gu­nong. Gunong ny~n cu kop hi lagee kapai Nahuda Ha in. Gunong kapai nyan man tong jeut takalon sampoe an uroe ny oe. Nyan keuh nyenS geukheun Gunoflg Gle Kapai . GallP ong teul!lpat. karam kapa i nyan geuboh nan Gsmpong Teul/18Jeuk. Gampong teullpat ka ­pai Nahuda Hain meulayeu geukheun Gampong Kuala seubLb dilee uroejeh disinan eit na saboh kuala. Seudan,k?~ Ga~POfig Teu­maleuk . artijih gampong teumpat sidroe aneuk han jitleng le mak jih atawa jilaleu k lIIak jih lantaran jih kajeut kEtU ureung kaya. Aneuk nyeng lagee nyan geukheun aneuk dfrohaka . Teuma Gunong Gle Kapai nakeuh di Gampong Teumaleuk. ~eunan ­keuh asai usui nan Gampong Teumaleuk ngon Gunong Gle Kapai.

3 .2 Te rjemahan Cerita "TeulIsleuk" Pada sustu malam di sebuah kampung dalsm sebuah rumah

pnnggung lahir seo rang anak laki-laki yang rupaws n. Cleh orang tuanya anak laki-Iaki itu diberi Ismail. Hari berganti hari, bulan berganti bulan , salllpai tahun pun bergsnti. Isma­i1 bertambah besar badannya lagi bijak bicaranya. Ismai1 cu­kup disayangi oleh kedua orang tuan ya.

P&kerjaan kedua orang tua si Isnail di kampung adalah bertani. bersawah dan berkebun. oi sauah ditanami padi, se -

Page 29: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

25

dangkan di kebun ditanami pisang, mentimun, kacang panjans, dan 18il1-18in yang bisa dijual pada hari pasar. Si Ismail ini pada Dlusim ke saw-ah dibawa serta ke sawah. dan pada lain waktu dibawa ke kebun berS8m8-S8m8. Kehidupan keluarga ini cukup berbahaSia.

Hemang sudah menjadi tradisi hidup di kampung. Jika I1 S­

manya Ismail. orang kampung memanggilnya si Hae atau si Hain. Begitulah si Ismail. Oleh orang kampungnY8 ia dipang­gi1 si Hain. BeBitu juga orang tuanya di rUflah mem~nggilnya si Hain atau si Nyak Hain . Si H~in ini walaupun dia bukan anak orang berada. otaknY8 cukuplah cerdas. Waktu melihat kapal berlayar di muara yang tidak terlalu jauh dari kam­pungnya, dia berpikir alangkah enaknya jika kita men,jadi seorang nakhoda. Kit~ tidak perlu lagi mencangkul di sawah atau mencari kayu ke hutan. Enak sekali kits berlaya~ di laut lepas bisa melihat negeri yang lain. Bcgitulah 3e1alu terpikir oleh si Hain keeil.

Sudah menjadi kehendak Yang Hahakuasa , pad~ suatu hari ayah si Hain jatuh sakit. Pertama demam dan sakit kepala. Kemudian sesudah minum ramuan air bunga, demam dan sakit kepalanya sembuh. Namun tiga hari kemud ian sakit yan1f seper­ti itu terulang kembali. Sakit yang sekarang lebih parah da ­ri ,ang kemarin. Waktu malam dalsm tidurnya ia serin!f meng­igau. Teungku Pakeh pun dipanggil untuk 'meurajah ' dun bikin obat. Sudah lilla nalalfl ayah si Hain 'geurajah' dan ~reuseum­

bo oleh Teungku Pakeh. Akan tetapi sakitnya tak kun.:iung berkurang jus. Jika sakitnya karena ' disapa ' oleh jin hutan biasanya tiga kali ken a 'neurajah ' teungku Pakeh lanE[Sung sembuh. "Ini penyakit ini memang lain sekali," kata "eungku Pakeh. "Walaupun begitu kita harus berikhtiar, Tuhan yang yang menyembuhkan.

Boleh dikata pengobatan dengan ca rs kampung sudfth habis usaha. Sakit ayah si Main bertambah parah. Pada suat~ malam dengan suara yang sudah mulai lemah. orang tua itu bt:' rpesan pads ibu si Main, "J agalah anak kita baik-baik. antarkan dia ke tempat mengaj i supaya nanti menjadi 'teung ku ' (ust ad). Harta yang S3r~ tinggalkan ha •• /slah sepetak sawah dan sepe­tak kebun, bagaimanalah caranya supaya kalian berdua dapat hidup dengan peninggalan yang tak seberapa itu." Tidak be­rapa lama kemudian ayah si Hain pun menghembuskan nafas yang terakhir. Belum genap enam tahun usia. si Hain sudah menjadi yatim.

Bagaimanakah kehidupan si Hain dan ibunya selanjutnYa? rbu si Hain tetap bersawah dan berkebun. Si Main pun memban­tu-ban tu ibunya sebatas yang bisa ia lakukan. la memotong rumput untuk kerbau dan memasukkannya ke dalam kandang pada sore hari. Pada ~aktu lain ia juga membantu ibunya meng­angkat padi di sawah. Waktu senggangnya sering diisi 1engan memancing di muars sungai, Waktu pun terus bergulir. rbu si main bertambah tua. sedangkan si Main kini sudah men jadi se­orang pemuda yang gagah. Pekerjaan bersauah dan berkebun ki­ni lebih ban yak ditangani oleh si Hain.

Page 30: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

26

Pada suatu sore di tepi muara sungai, dalam keter~e­nungannya si Hain be rpikir . - Kalau hidup terus beglri, sampai tua pun kehidupan tidakkan berubah, membaj ak, men­cangkul, atau memancing. · "Oaripada begitu lebih baik saya pergi merantau, jika sudah kaya saya akan kembali, dan hidup ibu pun tidakkan seng-5ara lagi."

Esok harinya si Ha in minta izin pada ibunva untuk pergi merantsu. Sesudah sarapan paei, si Hain berkata pada ibunys, ·'Hak. saya berniat pergi merantau, pergi mencari rezeki ke negeri lain, siapa tahu dengan doa-rloa Hak. saya mudah mem ­peroleh rezeki. ·· Hendengar tutur anaknya yang demikian, ibu si Hain pun terdiam sedih. Seral hatinys melepaskan anak tunggaInys persi ke negri lain. Bagaimana nanti kalau si Hain tidak ada lagi. siapa yang akan membantunya disawah dan di kebun. siaps lagi yang m~nghiburnya andai ia jstuh sakjt. Helihst ibunya terdiam. si Hain pun melanjutkan. "Hak tidak usah susah. saya pergi takkan lama. Jika nanti sudah kaya. say a akan kemba 1 i merobangun rUlflcih. m..:-mbe li sawah > dan Dlembe­li kerbau yang banyak.·· "Kalau memang sudah begilu t.ekadmu, apa beleh buat , Hak izinkan kamu merantau. Nantj tiba di negerj orang kanu jangan lupa sembahyang dan pandai-?andai­lah menbawa diri," begitu pesan ibu si Hain di pagi itu.

Pagi besoknya menjelang mentari terang-terang t~nah. dengan bekal nasi . kulah ' dan lauk alakadar nya, si Hain pun menapak langkah menuju arah matahari terbenam. Hutan dan sa­wah. rimba dan belukar. gunung dan lembah, semua dilalui oleh si anak muda. Tujuh hari tujuh malam dalam perj~lanan tibalah ia di tepi pantai tak berpenghuni. Hanya ada sebuah kapal yang sedang berlabuh. Awak kapal itu rupanya k~habisan air ~inum dan mereka turun ke darat mencari sumber ai r ta­war. Oleh si Hain , awak kapal itu dibawanY8 ke sebual sumur di dalam hutan . Sesudah mengambil air si Hain pun di~jak serta berlayar bersama.

Lama sudah si Hain berlayar di laut lepas J bany ,jk nege­ri yang sudah disinggahi. Akhirnya kapal itu pun samllai ke tujuannya, sebuah negeri yang makmur dan masyhur. Di negeri itulah si Hain memulai perantauannya. Dengan sedikit modal dari nakhoda kapal yang ditullpanginya, ia berdagang !(eci 1-kecilan, sebagsi penjaja barang keliling. Usaha dagaugnya semakin lama semakin maju hinggs sangguplah ia membeli be­berapa to ke dan beberapa kapal. Semua tokonya berupa toko mas. artinya toko yang menjual berbagai perhiasan emits. Ja ­dilah ia sekarang Tuan Saudasar Huda dan orang-orang juga menyebutnya Tuan Nakhoda karena ia memiliki beberapa kapal.

Nakhoda yang menolongnya dulu punya seorang anat gadis yang diberi nama Putroe Ti. Dengan Putroe Ti inilah tl akhoda Hain kawin. Kini ia sudah menjadi orang terpandang dEln ber­pengaruh di negeri itu. Hingga suatu ketika Puan Putl'oe Ti berkeinsinan untuk berlayar bersama Cut Bang Hain . Hf.ka Nakhoda Hain pun Ileme rin tahkan anak buahnya untuk Ilcnghiasi sebuah kapal oak layaknya istana raja. Keperluan berlayar pun dipersiapkhn. Pada hari yang sudah dipilih. kapa: Nakho-

Page 31: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

27

da Hain pun meninggalkar. pelabuhan menuju laut lepas . Puan Putroe Ti sangat berbahagia. CUBea cerah. laut tenarg tiada berombak. Jika malam tiba, seluruh penghuni kapal berada di anjungan. Hereka menari dan menyanyi diiringi dengar biola. Begitulah herminggu-minggu SU8san a rians gembirs itu ber­langsung.

Tuhan berkehendak lain. Pada suatu malam hujan pun tu ­run dengan lebatnY8 disertai badai. kilat. dan petir yang memhelah ~ngkasa. Laut yang biasanya tenang kin i seakan mur­ka. Ge l ombang sebesar rumah menghantan-ha~tam kapal sang Tuan Nakhoda. Kapal itu layaknya gabus di samudra. Langit kelam tiada berbintans, Bulan pun seakan enggan m~nampakkan diri. Sekali -kali CahSY8 kilat menerangi pekatnya Dlalam. Entah di da erah man a kapal itu kini berada, tak ada lagi yang sudi memutar otak . Layar kapal sudah tercabik-cabik. Kapal berlayar sendi ri tanpa arah tanpa tujuan. Penghuni kapal semua berucap menohon pertolongan Allah Yang Haha­~uasa_ Kala pagi datang menjelang, hujan reds dan bajai juga Slrna, laut kembali tenang. Awak kapal seketika mengganti layar supaya kapal dapat melaju. Pag! kini sudah benjerang. Kapal itu rupanya kandas di sebuah sungai besar . Haju tak bisa mundur pun tak bisa. la tegak bagai karang yeng angkuh. Oi pinggir sungei itu tampak po hon-pohonan dan ham - paran sawah yang baru ditanami padi. Rupanya pinggiran sU-1gai itu adalah sebuah kampung.

Waktu nakhoda Hain terkejut dari takutnya, ia menyaksl­kan sebuah kampung di had apannya. Terpikir olehnya apakah ia bermimpi? DicubitnY8 lengannya beberapa kali untuk membukti­kan ia bermimpi atau bukan. Cubitannya terasa sakit, dan ini berarti ia tidak sedang bermimpi. Semua yang disaksikannya adalah nyata. Kampung itu terasa sangat dikenalnya. ,\palagi saat ia melihat sebatang pohon embacang besar di kaki bukit. tempat rumah orang tURnya. " Inilah kampung says. ibu saya ten tu suda h lama meninggal, " batin hatinya. Seketika itu juga diperintahkannya awak kapal untuk segera beranjllk per­gi. Namun kapal diam tak berdL~ak, tiada daya untuk melaju.

Gelap-gelap terang pagi hari. orang kampung keluar ru­mah mengambil wudhuk di sungai untuk shalat subuh be :~sama di meunasah tepi sungai. Hereka terpana me1ihat sebuah Itapal besar berlabuh di tengah sungai. Kapal siapa gerangan? Pasti kapal o rang kaya. Siaps orang kaya itu? Besitu semua mereka berpikir. Usai shalat, mereka semua memandang ke kaplll. Dan kala paSi betul-betul terang, semua orang kallpuns . anak­anak, orang tua, dan perelDpuan Ilenggendong snak tumpnh ruah di tepi sungai mempersaksikan kapal yang hampir tak pernah mereka lihat.

Saat Nakhoda Hain dan istrinya keluar berdiri d:. gela­dak kapal, orang kampung dapat melihat dengan jelas ",ajah sang nakhoda. Henatap wajah itu, seakan mereka kenal . Bukan­kah ilu si Hain? Orang kampung mereka yang telah lamL pergi merantau? Dia seorang anak yatim sekarang sudah menjadi sau -

Page 32: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

28

dagar kaya. SemU8 orang kampung memuji kebesaran Allah yang telah mengubah na5ib hamba-Nya.

Seorang penduduk dengan serta merta berlari ke rumah di kakai bukit memberitahukan pada Hak si Hain bRhwa eraknY8 telah kelllbali. " Nek Wa, Hek Wa, ke sint cepat, !:i Hain sudah pulang, d ia pulang dengan kapal besar, kap aln}8 hampir sebesar dunia. Dia sudah .ladi orang kaya, sudah jadi sauda­gar, sudah jadi nakhoda . Saya tidak bohong. Yang say a kats­kan in i benar .'" Dengan air mat a bercucuran, Mak si Hain cengurai kat a, "Puj i Allah anakku sayang, lama kunanti, kini engkau sudah kenbali. panjang umu r anakku sayang ... heuk

heak ... heuk .... " Hanya itu kata yang san,ggup keluar dari mulut orang tua yang hampir uzur. Dadanya sesak dengan rasa bar-agia. AnaknY8 yang sudah ber~uluh tahun pergi, seka­rang sudah kenbali. Siapa yang tak bahagia?

Dengan tergesa-gesa ia lang kahk an kaki ke dapur . Dima­saknya nasi untuk anak kesayangannya. Sambil meniup api di tungku, ia bersenandung , menyenandungkan irama kala si Hain m8sih dalam ayunan ... Do ku do dB idBIll!, lIeulsyang blang ks putoh tal De, ka troh kB gisa aneuk lon saysng, lampoh deu ­ngon blsng jinoe tahiroe. Dilee ta peugah ta bioe blang lush, M1sngat bek psyah pOllS lam uroe. Jinoe hsi aneuk kstroh kawoe, katroh sB.lJpoe lagee bBIl cita ." Beranjak dia ke bela­kang rumah memo t o ng daun pisang untuk kulah bu' dan dipe­ti knya daun kel o r, sayur kesukaan anaknya dulu. Setelah se­fluanya siap dalam j inj ingan, tergopoh-gopoh ia beranl~ kat k e tepi sungai . Langkahnya terasa ringan , hatinya berbu1ga­bunga.

Dengan sebuah sampan Jiantar oleh penduduk, sampailah ia tengah sungai , di dekat Kapal berlabuh. HatinY 8 s ndah ta!-­tahan lagi ingin Ilemeluk buah hatinya. Banyak yang ingin di­ce ritakannya pada anaknya tersayang. Dengan dipapah ule h pendayung, ia pun menaiki tangga kapal. Di dalam kapal ia melihat Tuan Nakhoda sedang duduk dengan istr inya . Hutinya membatin, "Alangkah cantiknya menantuku. Tentunya ia putri seorang raja. " Lilla Iangkah tiba di hadapan Nakhod a , dengan air mata berlinang, ia bertutur, "Anakku sayang yang berba­hagia, berkat pertolongan Allah kamu sudah kembali, heuk . heuk ... heuk ... ini sedikit nasi dan lauk kesenangllfllDu dulu. Hakanlah anakku sayang. Hungkin rasanya kurang enak, tapi hanya itulah yang ada kel1Udahan. anakku. Kemudiun ia pun terus melangkah ingin melDeluk anaknya. Helihat itu, Nakhoda Hain surut beberapa langkah menjauhkan diri .

Orang dalam kapal selDua terpana melihat orang t~a itu. Berbagai p e rasaan berkecalDuk di hati lDerek8. PUan Put roe Ti menjadi sedih. ia merasa sangat sayang dan kasihan pada orang tua itu . Apalagi ketika ia melihat sUaminY8 mulai men ­jauh . Hatinya perih tak terkira. Dengan terbata-bata ia ber­ucap. " Bang. janganlah bersikap seperti itu, mungki n orang tua itu lIlalDak Abang sendiri, jangan malu mengakui di d epan saya. Kite ini semua manusia biasa. Kalau Ilemang itu o rang

Page 33: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

29

tua Abang , aku ilah. Bang!" "Hai anakku Nyak Hain . apa karuu sudah tidak mergenal

lagi says ini? Says ibumu, Nak! Ibu yang melahirkan dan mem­besarkanmu! Ke sawah engkau kubawa. ke kebun pun en~kau ku­balOi'8. susah dan senang pernah kits rasakan bersama!" Jawab Nakhoda Hai~, "Says tidak kenal kamu hai neoek tua. Ibu saya sudah lama meninggal. Waktu masih hidup kulilnY8 putih cantik rupanya. kalau perlu sedekah bisa kuberikan sekarang, tapi jangan me~gaku-ngaku diri orang tua saya, men tang-men tang saye sudah jadi orang kaya. enak saja me~g­aku-ngaku. Ambi l bungkusan itu sebelulI kulempar ke 5ungai."

Dengan air mata yang berjatuhan, orang tua itu pun ber­ujar lagi, "Baiklah anakku, karena saya sudah tua, sudah bungkuk, mata sudah rabun, kallU sudah jadi orang kaya, malu mengakui saya sebagai ibumu. tidak apa-apa anakku, hidupku memang tak lama lagi, sebelum ajal tiba, kurnohon kepada Allah dapat bertellu dengan anakku untuk terakhir kali. Berjumpa dengan sna k yang pernah kulahirkan. Doaku sudah terkabul. Perjumpaan yang pahit ini semoga tidak menjadi kan kau sebagai anak durhaka. Bagaimanapun kau tetap anakku yang pernah kutilllang dan ku do da idang . Parut keei l di d9.sumu itu adalah bekas kau jatuh dari tangga waktu kau masih lasak melangkah.

"Hai tua bungkuk, jangan banyak bicara ... cepat enyah dari kapalku ini. Pergi sekarang, cepat!·· Deng,n hati yang hancur berkeping-keping, Hak si Hain pun naik ke sampan meninggalkan kapal megah di tengah sungsi. Oi dalall ~sllpan ia menengadahkan tangannya memohon kepada Yang HahakJasa, "Ya Allah ya Tuhanku ... Engkaulah saksi anakku si H,lin tidak mau mengakui ibunya lagi. Sellua ini terserah p,da hu­kum - Hu ye. Allah! Engkaulah yang Haha Hengetahui. "

Haka hukum Tuhan pun berlaku! Oengsn tiba-tiba ·:u aca berubah menj ad i ge lap, hujan d iser tai badai datang ml~ lands. Kilat dan guntur memecah keheningan suasana. Air sunliai yang tak pernah beromba k kini bagai gempa yang maha dahsyut lIeng­goyang bumi. Orang di dalam kapal berteriak l~uh rendah bak . cina karall·. sayup-sayup dalan bahana badai terdengnr suars nakhoda Hain minta allpun kepada ibunya, tapi semua sudah berakhir. Hendengar suara anaknya mints tolong, sang ibu pun luluh hatinya. Namun sellua sudah terlallbat. Ferlahen tapi pasti , kapal beserta seluruh isinya sedikit deni sed:kit hi ­lang dari pandangan mata.

Hujan badai mereda, air sungai kembali tenang. t:apal Nakhoda Hein tak tallPak lagi. Yang terlihat hanyalah pusaran air seperti tangan mB-nusia melambai-lambai minta toluns. Ha ­sih dalam tahun peristiwa itu, pada Ilalall-nalam tert~!ntu ma ­syarakat sekitar serins mendengar teriakan o rang minla to­long dengan suara yang menyayat hati dari tengah sunEai. Te­patnys, pads bekas kapal yang tenggelam.

Bertahun-tahun kemud ian. sungai itu menjadi danEkal dan menjadi daratan. Bekas kapal Nakhoda Hain akhi rnya m~njadi batu yang bekasnya lIasih dapat dilihat sampai sekarang di

Page 34: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

30

Gunong GJe /(apai~ Ga6lPong Teul181 euk . Teumaleuk artirya men­ceraikan', yaitu seorang anak yang tidak nau lagi J!lengakui ibunya karena ia sudah kaya rays; sedangkan Gunong GIe Kapai adalah sebuah bukit yang bentuknya menyerupai kapal. terle­tak di tempat yang agak tinggi. Penduduk setempat s~mpai ki­ni meyakini bahwa Gunong Gle Kapsi merupakan bukti Bnak yang durhaka kepada ibunya. Bukti lain yang mendukung ad~lah ada­nya sebuah kuala tempat masuknya kapal Nakhoda Hain hingga terdampar di sungai. Kuala itu pun masih ada sampai sekarang dan kampung dekat kuala itu diberi nama Kampung Kuala .

3.2 . 1 Analisis Struktur Ceri ta "Teunaleuk"

Analisis terhadap struktur cerita "TeuIIl8 1euk" adalah

sebagai be r ikut.

(1) Teea : Anak yang durhaka kcpada ibu .

Cerita 'Teumaleu k" menceritakan seorang anak yang 'men-

ceraikan' ibunya. Si anak, Nakhoda Hain, tokoh utama cerita

tidak mau mengakui ibunya lagi sebagai orang tuanya karena

dirinya sudah menjadi saudagar kaya don memiliki istri yang

cantik. Dalam pertemuan dengan ibunya, sebena rn ya Nakhoda

Hain masih mengenal ibunya dengan baik me~kipun sang ibu su-

dah tua renta, bungkuk, dan mata pun sudah rabun. Untuk men-

jaga gengsi di depan istrinya serta anak buahnY8. ia tidak

mau mengakui wanita tua di hada~dnnya itu se bagai ibJ kan -

dungnya. Akibatnya~ sang ibu nemohon keadilan Tuhan. semoga

hukulJ Tuhlln berlaku bagi anaknya, sehingga sang tlnak bescl·tl1

kapalnya menjadi batu. Itulah tema yang ingin diungk3pkan

oleh pence r ita melalui cerita ··Teumaleuk'·.

(2) Alur

Alur cerita "Teu mal euk" adalah alur maju. Hal ini dapat

dilihat dari jalan eerita yang dimulai dengan ~asa keeil

Page 35: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

31

atau mass kanak-kanak tokoh Hain sampai ia dewasa. Pada usia

dewasa si Hain bermaksud pergi merantau untuk mempel"baiki

kehidupannya. ~jenurut perhitungannY8 J dengan merantl,u ia

akan Japat. mencari uans yang banyak dan lIlenjadi kaY~L rays.

Hingga suatu ketika dalam pelayaran pesiar densan iftrinY8.

kapalnya dihantam angin puting beliung dan kandas dj sungai

kampungnya. Ibunva yang ternyata masih hidup datang ke kapal

untuk menjulIlpai anaknya. Namun sayallg. suudagar yan9 :::;udah

kaya rays itu malu mengakui wanits tua bungkuk itu sebagai

ibunya. Ibu yang merasa dirinY8 tak dihargai oIeh snak kan­

dungnya memohon keadilan Tuhan. Hukum Tuhan pun berlaku. Ka­

pal s8udagar kaya yang tak lain adalah milik si Hain. anak

si ibu tua. tengge]am hingga akhiroya menjadi batu. Oi sioi

terlihat bahwa cerita dijalin secara berurutan. dari sejak

tokoh utama lahir hingga ia meninggal dunia.

(3) Peno ko han

Tokoh cerita: Main. Ibu. Ayah. Teungku Pakeh. PJtroe Ti

(ist ri Main ), Ana~ buah kapal. dan Orang kampung.

Tokoh protagon is yang dita~pilkan dalam cerita 'Teuma­

leuk" adalah Nakhoda Hain. sedangkan tokoh antagonis yang

ditallpilkan adalah ibu. Ibu dan aoak diceritakan sebasai se­

buah keluarga sederhana di sebuah kampung. Pada usia belum

genap enam tahun ayah si aoak meninggal dunia. dan soianjut­

nya ia hidup berdua dengan ibunya hingga menjelang dE'wasa .

Page 36: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

32

Tokoh snak merupakan tokoh senlral atau lokoh Iltama

cerita ka rena tentangnyalah yang paling banyak dibicarakan.

SeIsin itu. tokoh ibu Juga termasuk ke dalam tokoh ~:enLral

cerita. Tokoh ayah, Teungku Pakeh, istri, snak buah kapa].

dan erang-orang kampung merupakan tokoh pembantu. Tckoh ­

tokoh tersebut dapat dikatakan kehadirannya hany a s!bagai

pelengkap cerita. Namun demikian. kehadiran tokoh pembantu

juga penting karena kehadiran tokoh-tokoh ilu membu8t eerita

menjadi lebih padu dan lengkap.

Tokoh Na kh oda Hain muIanys ditampilkan sebagai anak

yang baik. ringan tangan, berbakti pada oranS tua, dan cer­

das. Namun . menjelang akhir cerita . karena sudah diperalat

oleh kekayaannya, tokoh utama menjadi lups diri dan ,ngkuh

hingga ~enj~dl snak durhaka. Keangkuhan tokoh utama tergam­

bar dalall dialog dengan ibunya di atas kapal. "Kalau engkau

perlu sedekah bisa kuberikan. tapi jangan mengaku-ng!ku diri

sebagai ibu saya. rbu saya waktu masih hidup kulitnYll putih

dan canti k tidak bungkuk seperti itu .... "

Tokoh ibu ditampilkan sebagai wanita desa yang ~;ederha­

na. penuh kasih sayang. taat kepada Tuhan. Di usia senjanya

satu-satunya harapannya adalah dapat bertemu kemba li dengan

anaknya yang dicintainya dengan penuh kasih. Heski pl.n ke­

nyataannya sang anak mendurhakainya. namun ia berharBP sang

anak sadar dari kesilapannya. Ketika kapal akan tengEelam

dan ia mendengar jeritan anaknY8. hatinya sedih bukan alang

kepalang, dadanY 8 serasa sesak.

Page 37: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

33

Selanjutnya tokoh istri sebagai tokoh pembantu ditam­

pilkan sebagai tokoh yang cantik, srif, den berbudi luhur.

la tidak merasa malu untuk mengakui bahwa wanita tUB bungkuk

itu sebasai mertuanya. la turut menasihati sUaminY8 agar mau

lIlengakui wan ita itu sebs.gai ibunya. la juga JfIengingatkan

bahwa mereka terdampar di sungai itu merupakan kehendak Tu­

han agar sua~inya dapat bertemu densan ibunya. Hal ini ter­

gambar dalsm ucapannya •. K~18u memang orang tUB itu Ibu

Abang, jansanlah malu mengakuinya di aepan says. kita ini

seroua manusia biass. Angi n puting beliuns tadi malam yang

menghanyutkan kita ke sini Jf\~rupakan petunjuk Tuhan agar

Abang dapat bertenu dengan orang tua Abang.·

(4) Latar atau Setting

Latsr belakang material cerita mencakup sebuah kampung

tempat tokoh utana dilahirkan dan dibesar~an serta s~buah

negeri tempat sang tokoh merantau hingga menjadi kaYL. Latar

material yang lain adalah runah panggung di sebuah kampung,

sawah, kebun, pohon-pohonan. sungai, laut. sampan, dBn ka­

pal. Rumah panggung merupakan tempat tokoh utama dilahirkan.

Sawah dan kebun merupakan tempat sang lokoh menghabiskan ma­

sa kecilnya hingga menjel ang ia dewasa. Kapal, laut. 3an su­

ngai melatarbelakBngi kehidupan tokoh s aat ia pergi merantau

dan menjadi saudagar kaya .

Latar 50sial yang tampak dalam cerita itu berupa kehi­

dupan sederhana orang-o rang zaman dahulu di desa. K es~der-

Page 38: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

34

hanaan iLu terlihat baik cari segi pola hidup sehari - hari

maupun pols berpikir. Ketika ayah si Hain jatuh sakit mi­

saInya, car~ pengobatan yang terpikir adalah ruemanggil dukun

ra~8h · . Jika memang tak juga sembuh ikhtiar tetap dikakukan

karena susah , seoang. dan sakit semuanya kehendak Aj!ah Yang

Hahakuasa. Waktu ftu, pengobatan secara medis belum dikenal

same sekeli.

Demikian juga tokoh ibu ketika mengptahui anakrY8 sudah

pulang eari r~ntau. dengen pikirannya yanS sederhana dan pe­

nuh cinta kasih, ia tidak langsung menuju ke kapal, tetapi

menyempatkan diri meroasak makanan kesukaan anaknys. Dengan

berdendang ia meniup-niup api di tungku agar makanan lekas

masak. Waktu itu belum dikenal kompor minyak. apalagi kompor

gas.

Later sosia1 yanS lain adalah berupa kehidupan orang

kaya yang terga~bar me1alui tokoh Nakhoda Hain dan istrinya.

Dengan bertolak pinggang disertai keangkuhannya. ia mellaki­

maki ibu kandungnya hingga ia menjadi snak durhnka. Oi sini

tampak bahwa kekayaan dapat juga menyesatkan manusia Ilem­

buat manusia lupa pada asalnY8. Berbeda halnya dengan istri

Nakhoda Hain. lDeskipun pada dasarnya ia Ilemang anak (Irang

kays. namun ia tidak memiliki sifat angkuh dan takablr se­

perti sU8l1linya.

Page 39: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

35

3.2.2 I1na1i51s Fungsi dan Hilai Buday8. Cerita "Teullaleuk"

BilR dianalisis dari sudut fungsi dao oi1a1 budsY8,

cerita "Teu maleuk " menunjukkan fung~i dan ni1ai seLagai

berikut. Tema Ullum cerita adalah tema kemanusiaan, kebaikan

yang dibalas dengan kejahatan, air susu dibalas deng~~ air

tuba. ~en gisyaratkan bahwa eerita ini berfungsi sebagai

sarana pendidikan terutama pendidikan bagi anak-anak agar

patuh dan berbakti kepada orang tua. terutama kepada ibu

Seorang snak tidak akan dapat hidup bahagia dan scjahtera

meskipun kekay aannya me limpah jika ia menyakiti halj orang

tuanY8. Gerita ini juga mengajarkan kepada pendengarnY8 agar

tidak sombong dan ang kuh karena harta. Harta kekayaall

berasal dari Allah dan dapat pula diambil-Nya kembal i dalam

waktu yang tak terduga. Kekayaan tidaklah kekal. tetflpi budi

baik dan amal ibadahlah yan~ mensejahterakan manusia. Dalam

hidup ini manusi a harus memiliki tata krama dan menj~njung

tinggi nilai - ni1ai keagamaan. Berbuat baik. mengabdi kepada

orang tua, men jauhkan diri dari sifat-sifat takabur deru­

pakan nilai-nilai yang ingin diwariskan oleh pencerita dari

generasi ke generasi.

Cerita ini biasanya diceritakan sebagai cerita pengan­

tar tidur oleh orang tua kepada a nakny a atau oleh seorang

nenek kepada cucunya. Pada waktu-waktu senggang di menasah

atau di tempat-tempat anak muda dan orang tua biasa berkum­

pul, cerita ini juga diceritakan oleh salah seorang yang

memang dipandang bijak dalam hal bercerita. Heskipun 1arus

Page 40: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

36

puia diakui bahwa terdapal bagian-bagian cerita yang tidak

masuk akal. namun dari segi fungsi dan nilai yang terkandung

di dala~nya tidak bisa diabaikan. Cerita ini biasanya akan

terekam lama dalam jiw~ si aoak. Bahkan, sesudah ia punya

anak pun. ia dapat mencer i takannY8 kembal i h.epada allaknya.

Demikianlah seteruSnY8 eerita akan diwariskan dari generasi

ke generasi.

3.3 Habu "eik Beurana k " (Cerita Orang Banya k An ak)

Bsk jameun dilee bak bineh uteuen na saboh gam~'ong. Gallpong nyan rab ogon bineh krueng. Taboh oan laju E!ampong nyan Gampong Keureucing. Ureung di Gampong Keureucirg hana that rame. Rata-rata buet ureung gampanS nyan nakeuh geumeugo, geumeulampoh, ngon geujak U sie geukoh kaye. Laen nibak nyan seumita eunskot sideh lam kruens. Geukecmawe, seuneujeu, ngon seumeujareng. Eungkot keureuling cukop lee di dalam krueng nyan. Leubeh-Ieubeh meunyoe teungoh nusem ujeuen. Eungkot keureuling cukop lee jitron dari pucok kruens.

Jeuoh bacut ngon krueng ka rab to sideh bineh gle, na saboh rumoh lakoe bin~e. Nyeng Agam tahei laju Apa Syamaun, teuma nyeng ineng geuhei Hak Isah. Ureung nyan na anaeuk dua ploh droe. Sikureung blah droe aneuk agam ngon sidroe aneuk inong. Ineuk inong nyan 8neuk tulot. Buet siuroe-uroe di aneuk agan-agan nyoe nakeuh jibantu-bantu ayah ngon nakjih meugo J meulampoh, ngon peutron kayee di gIe, seudangkan aneuk invljS kayem tinggai di rumoh jibantu-bantu makjih teumagun atawa jimeuen-meueen keudroe jih,

Heujan-meujan aneuk nyeng agam jibantu yah jih Deujeu ngon jareng eungkot. Heunyoe lee meuteumeung, eungkot­eungkot nyan ladom jipubloe keudeh u peukan. Peu lom meunyoe eungket keureuling, trah u peukan siat sagai ka habe1 laget. Heunaneit hase pade di blang jeut takheun leubeh untllk geupajoh sithon. Krons pade nyeng yub rumoh jeut tap~ugah eit hana tom soh, sabee meuasoe, Heunan keuh udeep awak nyan dari thon keu thon eit cukop makmu. Hase di lampoh n~ kuphi. na lada, na pisang, na capli. na jagong. Nyan bandum leubeh nibak geupajoh teuntee geupubloe ladom.

H ingga troh bak saboh musem. Uj eun treb hana j i toh. Pade lam blang ka abeh matee. Tanaman di lampoh pih :ee nyeng ka tho keudroe, keuneulheuh pih mate eit. Kaye~' di gle han jeut teupeutron seubab ie krueng pih karab tho. tlusem

Page 41: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

khueng nyeng ka meubuleun-buleun nyan jeut takheun saboh cobaan udep dari Allah Ta "ala. Husem khueng karab sithon, pade lam krong pih abeh.

37

Hasee di Iampoh nyeng n~ tinggai eit meubak pisang. Nyan pih on jih ka abeh layee. Watee breuh bit-bit ka abeh, a~ak nyan ka mulai geupajoh janeng. Watee bak bak janeng pih ka abeh, mulai teuma geukoh sagee. Ka sbeh bak meuriya seukoh geupeugot sagee, ujeun pih hana eit lo~ jitoh hingga ureung nyan hanjeut geutron u blang, hanjeut geumeu'u geuPJla pade. Treb-treb nibak nyan sagee pih kapayah bak tamita. "Nyoe P8kriban lom ta udeep," meunan kheun lam ate Apa Sy~maun. Sandum ureung rumoh nyan k a sbeh sosah. Seupot uree nyan janeng hana lee. sagee pih belltoi­beutai aheh. Aneuk tulot aneuk inons saboh ka jikli{ kad~uk. Nibak han ek geutheun ate geudeunso aneuk geuh jilakee makanan, geubeudoh di ayah seukoh bak pisang. GeuPu\Joe pisang nyan geureuboh geulawok ngon u. Nyan keuh bu awak nyan sampoe meupadum seupot. O'h akhe watee boh piSllng pih hana lee tinggai. Teuma geucok bak pisang geupeugot keu gulee tibeuek. Nyeng peunteng pruet bek deuk. Teuma jinoe bak pisang pih ka abeh, Hak Isah ngon Apa S yamaun kf mumang ulee. Singoh jih geupeurintah bak aneuk agam-agaro geLyue jak keudeh lam uteun geuyue jak mita boh birah. Aneuk agam-agam pih jibeurangkat jijak roita peu nyeng geuyue. Heureumpok boh birah na saboh guni. Boh birah nyan geureuboh-reuboh sampoe seb sibuleun pajoh. Pakriban o"h Iheuh nyan? Boh birah nyeng ns lam uteun pih ka abeh. Nibak si seupot di Apa Syamaun teungoh geuduek bak anjong geujeb kuphi. Watee nyan geukheun bak Hak Isah, " Hai ma jih, ta cikalon pat-pat ns sisat teupong meubacut , inteuk malam ta peuget tumpoe." Watee geudeungo haba meunan . laju Hak Isah geubeudoh geujak glib lam-lam lukiek kadang-kadang na meubacut teupong ata geukeubah-keubah jameun. Rup~jih cit raseuki, o'h lheuh geumita keunoe keudeh. geupeusapat na teupong leubeh kureung sikai. Teuma geukheun bak Apa Syamaun. "Nyoe na teupong cit bacut, eit sikai, teuntee han sep keugeutanyoe bandum.·' Geuseuot lee yah. " Ta peugl)t keu 10n man tong, keuaneuk Iliet nyan hana peu. Awak nyan bunoe kon ban Iheuh jipajoh sie glueh panggang, jadi pruet teuntee man tong troe. Nyan ta peugot watee aneuk miet nyan ka teunget inteuk. O"h 1heuh mugreb dilon kujak meujeu . watee kuwoe inteuk kupajoh. "Soh kajeut meunyoe meunan, jirloe kupreh aneuk miet nyan teunget dilee."

Ban saree lheuh mugreb. yah jih geucok ngon jeu geujak ~eujeu keudeh u krueng. Aneuk miet pih ka mulai jipe~rab droe bak teumpat eh. Hana padum treb o"h Iheuh nyan f,wak nyan ban dua ploh droe pih ka teunget, Geubeudoh Hak Isah geujak u dapu. teuma laju geulawok teupong. O"h Iheut nyan geupeuseuuem minyeuk geucroh tumpoe. Ban tumpoe phon karab masak, aneuk agalll nyenS tuha pih jaga meujak toh iek, Watee troh bak dapu jikalon mak jih teungoh geutot tumpoe. Laju di

Page 42: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

38

jih keunan jipeuto. Jik~lon na saboh oyer,s: ka mtsak. JikhE'un bak mak jih. "Peu nyan mak neutat tumpoe nyce?" "Di10n cukop treb ka hawa keu tumpoe, neujok keu lon saboh.'· Seuot mak jih, " Nyoe hai aneuk lumpoe nyce kutot keu yah keuh. teupong eit bacut. meunyoe kujok keukah kriban keu sw-ek 1aell?". "Han peu lDak, bak 8lJak laen han kupeugah-peugah.·· Heunani(euh tumpoe ~an masak nyan ka geujok keu aneuk agam nyeog tuha. "Nyoe bek ka peugah bak adek-adekkah, teupong eil bncut," "Kajeut msk!"

Ban saree abeh jipajoh tumpoe nyan, aneuk agam tuha nyan pih jibeudoh jijak eh teuma. Yoh goh laID dijip~ureubah drue bak teumpat eh. jipeugoe adek jih nyeng laen sjra jikheun, "Hai ... hai ... beudoh kajak bak dapu, mak teungoh geucroh tumpoe.·· Ban jideungo lagenyan haba, adek jjh pih jibeudoh rijang jijak u dapu laju dilakee saboh tum~o~. BRK geupike sayang keu aneuk tumpoe nyeog ka masak pih ~eujok d~ungon peusan han geubri peugah bak a~ak laen. Aneuk nyan 2pih jianggok. Lagee bunoe eit, yoh gohlom jipeureutah rueng bak teumpat eh, laju jipeugo sidroe adek jih jiyue jak bak dapu seubab bak dapu na geupeugot tumpoe. Heunankeuh laju abeh sidroe gantoe sidroe jak bak dapu jak lakee lunpo Hingga bak hingga ban sikureung blah droe aneuk miet nyan kalheuh jipajoh tumpoe. Jinoe tinggai sidroe Leuk aneuk nyeng paleng tulot. Ban jaga nibak teungeut jipeugoe di aduen j ih, aneuk dara chek nyan pih j igral{ langkah keudeh bak dapu. Teupong nyeng tinggai jinoe eit seb keusaboh tumpoe teuk. Watee geukalon aneuk inong seuh troh bak dapu, mak nyeng meutuah nyan pih han sampoe ate han geubri keu jih saboh. TUmpoe nyeng keuneulheuh nyan pih geubri keu aneuk inons. Jinoe teupong ka abeh minyeuk pih tho. Hana tinggai sapeu lee. Heuhat jaroe geuraba- rab a ulee geupike keu n8sib ngon geupike peu inteuk geupeugah meunyoe yah aneuk niet nyan troh geuwoe nibak jak meujeu.

Hana padum treb o'h Iheuh ~yan Apa Syamaun troh geuwo nibak geujak meujeu. Na geupuwoe eungkot meupadulO boh. O'h Ihe~h ~eupeugleh dro~ ~euh bacut laju geutanyong~ ··Pat teuma tumpoe nyeng tacroh bunoe, dilon ka cukop deuk!" Ban geudeungo teunanyong meunan, laju Hak Isah pih geujal~ eub. ·'Heuah hai bang meutuat., tumpoe nyeng teucroh ounoe I:a jipeuhabeh le aneuk geulanyoe, meusaboh hans le tinggaj, Aneuk miet nyan bunoe jibeudoh seu n -seun sidroe jijai keunoe bak dapu jilake tUmpoe, S811poe sbeh ban bandum." O'h geudeungo haba roeunan, Apa Syamaun pih teuiem teuseupok. Lam ate geuh beungeh kon wayang. Teuma o'h Iheuh ny an l~u geukheun, ··Singoh beungoh aneuk miet nyan bandum tajEk boh keudeh lam uteun, ta tinggai sideh lam rimba rays." E,an geudeungo habs meunan, Hak Isah hana geujaweub sapeu.

Watee uroe pih karab beungoh, Hak Isah geukueh toh birah nyeng padum bak teuk ns tinggai bak bineh mon, Boh birah nyan geureuboh rijsng keu beukai aneuk geuh Inteuk sideh 1811 uteun. Ban uroe kasare beungoh, aneuk miet nyan bandum geuba sajan keudeh lam uteun. Watee jitanyong le

Page 43: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

39

aneuk pubuet lam oteun , Apa Syamaun pih geujaweub g~upeugah geujak mita reubons trieng nyenS jitimoh lam uteun gle.

Aneuk roiet nyan bandum pih jit~rot ha nyeng gellba le ureung cik jih. Ka padum boh kruens teujeumeurang, ka padum boh gle Iheuh seuek geutran sampoe rab leuho urae troh bak saboh uteun rayek. Bak uteun nyan goh lam tom na tr()h ~ILusidroe mnnusia. Di sinen keuh Ape Syamaun ngon HLk Isah geuniet geutinggai aneukgeuh. Sire piyoh hek aneuk niet nyan pih pajoh boh birah seubab pruet kadeuk. Hana treb lanja geumeusu Apa Syamaun. "HYoe .wakkah meutinggai di sj,noe siat, kamoe ne ha rueujak. hana treb inteuk meuSisa teuma. Heunyoe soh lam trok eit meugisa, inteuk ka meuhoi, meunyoe kamoe na meujaweub, nyan artijih kamoe hana jeuoh n20n awak­kah. O ' h Iheuh geupeugah lageunyan ~eUS8n . ureung n}an pih geutinggai uteun nyan geubot langl<ah keudeh u timu. Sira geujah woe ureung nyan dua geutoh ek saboh tumpok sapat. Bak ek nyan teuma geupeusan, meunyoe aneuk geuh jimeuhei. ek nyan geuyue seuol rijang.

o h ban yah ngon mak jih hana deuh le, aneuk miet nyan pih lale jimeuen sabe keudroe, jipeulet cicem sinan lam uteun. Bak watee kahek jipiyoh siat. Uroe pih karab seupot. Ayah ngon mak jih goh lom cit troh geugisa. Bandum awak nyan ka sosah ate. Aneuk nyeng tu lot ka mulai jik l ik jimeuhei yah ngon ma. Hak e e, yah e e. Teuma jideungo ureung seuot, e e, nyoe pat Ion hai. Wate jideungo na ureung seuot laju jiseutot pat asai su nyan. Watee troh bak asai su bunae, nyeng nadeuh eit tumpok ek. O'h Iheuh nyan jimeuhoi lom, jideunga lam su ureung seuot. Watee jipeunyata nyenS nadeuh eit tumpok ek. Heunankeuh troh meupadum go sampoe uroe pih malam. Teuma jikheun le aneuk tuha. "Nyoe geutanyoe nalam nyoe payah ta"eh lam uteun, geutanyoe ka geujak boh le Mak ngon ayah, geutanyoe salah seubab malam baroe tape~aJeh tum~oe ban bandum. Ka keuh jinoe tameuudep-udep keud r oe. Ta keumeungwoe hana ta tuho jalan."

Halam nyan awak nyan laju j ipeugot jallbo keuteu.opat j ipiyoh. Watee adoe j ih ka teunget bandum. aneuk tuha d i kalon bak gle jeuoh lagee na apui meublek-ble k . Halam nyan laju dijih jijak bak teumpat spui nyan. Nakeuh meulhl~e jeum bak jijak. deuh jikalon saboh rumoh nyeng eukop raye~. Tameh ngon binteh jih bandum kaye rayek buIat-bulat. Ban jiceungeuk u dalam deu h jikalon dua droe ureung raya-raya teungoh eh teunset. Ureung raya-raya nyan nakeuh gogasi lakoe binoe. Su nafah j ih Ilantong ban lagee geumpa. l\neuk tuha nyan pih jipreh sampoe beungoh uroe. Watee uroe ka beungoh. gogasi ineng jitaguen bu . O"h Iheuh nyan bandua gogasi nyan jipajoh bu abeh saboh kanot raya. Saboh ~:anot raya teuk bu jikeubah keu inteuk malam.

Lheuh jipajoh bu, bandua gogasi jibeurangkat keLdeh lam rimba jak mita raseuki. Aneuk tuha buno pih jitamong lam rumoh gogasi. Jikalon lam runoh nyan meuh neupeuto-pEuto, ija ngan bajee lagak-laga k . Teuma hana j ipike t r eb-tl'eb, bu nyeng jitinggai le gagasi laju jicok jipuwoe keu adek-adek

Page 44: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

jih. Awak nyall bandum cukop that seunang seubab eit katreb that hantom jip8Joh bu.

40

Watee malam gogasi katroh jiwoe. Jikeumeung paJoh bu, jikalon bu ka hana lee. Nyeng ns tinggai eit meukanot soh. "Nyoe pasti na pancuri tameng u rumoh geutanyoe> nyoe sigoe nyoe ta peumeuah. " Gogasi inong pih malam nyan paysl) taguen bu lacn.

Aneuk luha bak malam nyan pih jijak lam bak ruuoh sogasi. Singoh jih watee sogasi jibeurangkat u gle, bu nyeng jitinggai le gogasi jicok jipuwve lam keu adek-adek jih. Watee sogasi troh jigisa. jikalon bu ka abeh lam la€e baroe. Teuma kheun ,sagasi agam, "Hyoe hana keumah le. Pancllri nyan payah tajok peulajaran. Singoh beungoh tataguen bu 1hee boh kanet, sabeh kaneL tapajoh beungoh, saboh kanet taboh tuba, saboh kanet teuk keu ta pajoh malam keubah keudeh s ideh cong bar~. HangaL jra pancuri paleh." Bandum haba goSpsi nyan jideungoe le aneuk tuha.

Ban beungoh uroe sogasi inong jipeulaku ban w8siet gogas i agall. Su nyeng meu tuba j ipeuduek bak teumpa t b ia.S8, bu nyeng keu malam jikeubah sideh cons bara. O'h Iheuh nyan bandu8 gogasi pih jiteungoh u gle roits raseuki.

Ban sare leupah gogas] jijak, aneuk tuha pih jitamong lam runoh gogasi. Su nyeng cong bara jipeusoh lanJa. Su nyens meutuba jicok jipeuek keudeh cong bara. Uroe ka rab malall, sogasi pih ka troh jiwoe. Lheuh jipiyoh siat laju jjpeurab bak ksnet bu. Su nyens cong bara jipeutron laju rijang jipajoh sajan-sajan. Hana treb ban Iheuh jipajoh bu ban dua gogasi ka jireunthak-reunLhak droe. saket lall pruet saket lam tuleng, lagee ie paseung teungoh keunong s~. Bak kulet bule jiteubiet darah, bit apoh apah gogas] tuha. Kajigrob keuno ka jichen keudeh. bak sagoe binteh reubah bandua. Jinoe ka mate Tuan Gogasi, tuba nyeng geuboh keu gob karoh geu~et keudroe.

Ji aneuk tuha pih jipeugah bak adoe jih bandum , "Nyoe mulai singoh geutanyoe bek le ta tin"gai lam uteun nyoe, ta beurangkat keudeh bak uleun laen mangat mudah ta nita raseuki." Sinsoh beungoh jih awak nyan bandum jibeurnngkat ho ngen jiba le aduen jih nyeng tu ha ny~n. O'h lheuh ek gle tron Sle. ek Sunong tron gunanS, uteun meulinSkeu utcun, teuma trah awak nyan bak rumoh sogasi. Ban jitamong u da1am rumoh. laju jikalon dua droe mayet bu be-be raya. Nynn keuh mayet sagasi nyeng mate bak pajoh luba. Aduen nyeng tuha pih jipeugah kisah sampoe gogasi nyan mate bak sagoe binleh. "Nyoe jinoe di rumah nyoe ta duek geutanyoe, mulai s:ngoh ta buka bIans ta buka lampoh. nsat na peu pajoh lanyoe :::yedara . Si deh di dalsm na meuh Ileukatoe-katoe. singoh ta publoe ngat na beulanja."

Treb-treb o'h Iheuh nyan uteun nyan pih kajeut ~eu saboh sampons nyeng cukop makllu meuceuhu keudeh u lU8. Pat­pat na ureung sasien bandum jitulons, meubacut hans .bong awsk nyan dumna. Aneuk inons tulot pih jinoe kajeut keu sidroe dara nyeng ceudah rupa.

Page 45: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

41

Nibak si urae sidroe aneuk raja bak jak teumimbak ka seusat dl dalslIl uteun. Bak geupeulet saboh glueh te:,lInbon. hana geuthe uroe ka seupot. Di glueh nyan pih lisek leupah na. 5iat jipeudeh rjroe si~t ka gadoh. Di aneuk raja gohlObI pueh ate meunyoe glueh nyan gohlom meuteume Limb&k. Oi glueh pih dikilek keuno dikilek keudeh hingga maken jeuoh jitamong lam uteun, ji aneuk raja pih geuseutot sajan hingga trah sampoe glueh nYhn ga~oh bak pandangan mata. Jinoe geukpumeng gisa tan le scutuha jalan. Hata urae ka hana deuh l«le. Binatang uteun pih ka jimeusu. Lam caya buleu~n deuh seukalon panyot blet-blot bak saboh rumoh. Keunankeun jinoe geupeuto.

Ban trah bak rumoh nyan aneuk raja disambot le dua pleh adoe aduen rneucedara, Halam nyan aneuk raja geudolll t.ak rurnoh nyan, O'h singoh troh geuwoe u nanggroe, aneu k raja geupeu­gah bak ayah geuh gobnyan geukeumeung meuka~en ngon ~idroe Futroe nyeng g~uturi sideh lam uteun rimba, Ji Tuan Rajd pih seutuju mantong, Haka beucangkatkeuh keudeh lam ute~n utosan raja jak meulakee. Ban sikureung blah droe adoe adulE.n cukop seutuju adek tulot awak nyan geulake meukawen le aneuk raja.

Nibak si uroe putroe lam uteun nyan pih geutancu geupuwoe keudeh u Banda, geuba bak astana raja. Rakyat nanggroe bandum ka jipreh bak bi n e h jalan. Bandum jikeumeung kalon peurumoh aneuk raja.

Teuseubot kisa~ keu Apa Syamaun ngon Hak Isah. Watee Iheuh geuboh aneuk sideh la~ uteun, udep dua ureung nyan maken seu ngsara. Band ua geuh jeut keu ureung geumade. T1ep uroe geujak seun-seun saboh gampong geujak theun seudeukah. Ngon seudeukah gob bri nyan keuh geurneuudep-udep.

Bak uroe nyan bandua ureung tuha nyan na cit bak bineh jalan sajan-sajan ngon ureung laen. Ban sare troh tandu nyeng ba putroe bak jalan nanggroe. ji aneuk tulat nyan deuh jikalon dua droe ureung tuha ngon bajee teupriek meuta~pai­tampai. O"h jikal?n ngen get, lam ate jih pih lagee deuh saboh rasia. Sang-sang bandua ureung nyan na tom jituri. Jioandang sigo teuk teuma jipeugah , "Hai Polem nyeng ba tandu, neupeudong keuh dile siat, dilon na hajat keujeh u lua. Lon keumeng tron keudeh bak jalan, bagah hai r akan tandu neubuka." Teuma jiteubiet di dalam tandu, laju jipeuto bak ureung tuha. E ma ngon ayah, leupah meutuah tanYJe meusua. Heurumpok teuma Poma meutuah ngon izin Allah nyeng po kuasa.

Keuneulheuh haba, bandum awak nyan meurompok telma ngon ureung cik jih. Aneuk inong tulot jadeh meukawen ngon aneuk raja. Hak ngon yah jih pih tinggai sajan-sajan ngon lneuk tulot nyeng kajeut ke peurumoh aneuk raja. Si kur euns blah droe aneuk agam teutap tinggai nyenS treb bak treb jeut keu saboh gamponS. Heunankeuh haba ei k Beuranak, nyeng a~tijih ureung le aneuk.

Page 46: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

3.4 Terjellahan Cerita "Cik Beuranak.

Pada zaman dahulu di pinggir hulan terdap~t spbuah kampung. Kallpung itu letaknya di dekat sebuBh sungai. Kita namakan saja kampung ilu Kampung Keureuching. Pendujuk di Kampung K~ureuching itu tidaklah ramai. PekerJaan m~reka umUllnya bersawah , berkebun. mencqri kayu ke hutan, ~an mencari ikan di sungai. Di sUnga! itu banyak ikan

keureulieng". Lebih lebih lag1 jika sedang musim huj&n. Ikan ' keureulieng " banyak yang lurun dari hulu sungul.

42

Tidak terlalu jauh dari sungai dekat dengan pillggir SununS, terdapat sebuall rUlDah suami islri. Yang leluki kits panggi 1 suja Apa SYRmRun. sedangkan yang perempuan hiasa dipanggil Hak Isah. Hereka mempunyai dua puluh orang anak. Sellbilan beIas laki-Iaki dan satu perelllpuan. Anak pt'rel1puan l1erupakan anak bungsu. Rerja anak yang lak i-lak i setlar i-har 1

adalah membantu ayah ibunya di sawah. di kebun, atsu mencari kayu ke hutan. Anak perempuan sering tinggal di rUlleh membantu-bantu ibunya di dapur atau bermain-main serdiri.

Adakalanya anak laki-Iaki jUga membantu mencari ikan di sungai. Jika banyak dapat ikan, sebagian ikan itu djjual di pasar. Demikian hasil padi di sawah boleh dikatakan berlebih untuk mereka makan setahun sampai musim bersa wah berikutnya tiba. Lumbung padi di bawah rUllah mereka selalu penuh. Hidup mereka dari tahun ke tahun boleh dikata cukup makmur. Hasil di kebun ada kopi, lada, pisang, cabe, jagung, yang kesemuanya dapat dijual seIsin untuk dimakan.

Hingga suatu ketika da.tanglah suatu Ilusim. Hujan tak pernah turun. Padi di sawah sudah banyak yang mati merana kekuransan air. Tanaman di kebun pun mengalami na5ib serupa. Kayu di gunung juga tak bisa dihilirkan karena air sungsi sudah dangkal. MU5im kenarau yang sudah berbulan-bul~n itu merupakan cobsan dari Allah Taala.

Husim kemarau sudah menjeIang setahun. Padi dl lumbung pun sudah hampir habis. Hasil di kebun yang tinggal hanya P:::' .ng. Itu pun da .... llnya sudah mulai layu. Ketika ber;).s sudah betul-betul habis, mereka mulai makan 'janens' (seb8Qgsa umbi-ull1bian yang buahnya gatal, tetapi sesudah diola.h hasilnya dapat digunakan sebBgai pengganti beras). Waktu pohon "janeng ' di hutan itu juga sudsh habis, mereka ganli makan sagu. Pohon rumbia semus dipotong diolah menjadi sagu. Lama-kelamaan pohon sagu pun mulai suIit didapat. "Bngaimana ini," kata hatl Apa Syamaun. Seroua mereka menjadi sUliah. Husim kemarau tampaknya akan berkepanjangan.

Sore hari itu apa pun tak ada lagi yang dapat d~m8kan. Anak bungsu mulal menangis kelaparan. Tak tahan hati mendengar tangisan anak bungsunya, sang ayah bangkit menebang pisang. Pisang itu dibawanya pulang, direbu~ dan dimakan campur inti kelapa . Itulah makanan mereka saDlpai beberapa hari. Ketika buah pisang juga sudah tak ads lagi yang tersisa. Batang pisang pun dinasak dijadikan sa}ur.

Page 47: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

43

Yang penting hiss untuk pengganjal perut yang lapar. Batang pisang akhirnY8 j uga habis. Suami istri itu mulai panik.

Besoknya semua anak laki-laki diperintahkan me1cari keladi di hutan . Sor~ hari mereka pulang dengan nemoaW8 satu goni keladi. Keladi iLu cukuplah untuk satu bulan pengganjal perut. Sesudah it.u bagaimana 1agi? Pohon keladi di ~utan juga tak bersisa.

Suatu sore Apa SY811l8Un sedang Illenikmati kopiny ,~ di dapur . Waktu itu ia rnengatakan pada Hak Isah. "Hai, ibunya anak-anak. cobBlah lihat barangkali ada 5i5a-5i5B tBpung barang sedikit, talong nanti malam dibuatkan ' tumpon ' ." Hendengar tuturan suaminY8. Hak Isah Iangsung bangk l t mencari ke setiap sudut kaleng baranskali masih ada tepung yang tersisa. Setengah jam ia mencari, diperolehnya tepun~ kurang lebih satu kaleng susu. la berkata pada suaminya, "Tepung yang ada hanya seka.ieng susu. tentu tidak cukup untuk kita semua. ' "Kalau begltu bikin untuk saya saja, untuk anak-anak tidak usah. Hereka tadi kan baru ma~an daging kijang panggang, perut mereka tentu masih kenyang. ltu dibikin uaktu ana k-anak sudah pada tidur." Sesucah magrib nanti saya pergi menjala. 'TulIlPoe ' ilu saya makan sepulang dari sungai." "Baiklah kalau begitu, sekar3ng saya menunggu anak-anak tertidur semua, " jawab Hak Isah,

Sehabis shalat magr ib. Apa syamaun pergi ~enjala ikan. Anak - anak pun sudah mulai merebahkan diri di tempat tidur. Tidak berapa lama kemudian mereka semua tertidur dengan mimpi nasing-masing. 5esudah memastikan anak-anaknya tidur, Hak lsah bangkit ke dapur. Oibikinnya adonan kue ' tumpoe ' , dijerangkannya minyak ke dalam kuali, da~ mulailah 18 menggoreng 'tumpoe'. 5aat ' tumpoe ' pertama hampir matang, anak yang sulung terbangun hendak buang air keeil. Oi dapur didengarnya suara seperti orang sedang menggoreng sesuatu. Oi sana dilihatnya ibunya sedang menggoreng 'tumpoe ' dan la pun mendekat langsung min ts sebuah. Sang ibu menjelaskan bahwa ' tumpoe' itu ia goreng u lltuk ayah, anak-ana.k h;trus rela tak kebagian karena tepungnya hanya sedikit, LSlili puIa mereka tad i sore makan daging kijang. Si sulung teru :j rnerengek sehingga ibunya tak sampai hati. Lalu 'tullpl)e ' yang baru masak itu diberikannya dengan pesan supaya si sulung tidak memberitahukan kep ada adik-adiknya. Si sulung dengan takzimnya mengiy akan.

"Tumpoe ' dimakannya sampai habis, barulah ia beJ'anjak ke lenpat tidur, Sebelum tubuhnya direbahkan, ia mellbangunkan salah seorang adikn ya dan memberitahukarl bahwa di dapur ibunya sedang menggoreng 'tumpoe · . Oiajarkarnya puIa pada adiknya bahwa pura-pura mau ke kamar keeil, kemudian baru ke dapur, Demikianlah si anak ini pun mengikuti petunjuk abangnya. 5esampai di dapur ia me.linta sebuah 'tumpoe' kepada ibunya. 5eperti tadi juga, sang ibu menjelaskan bahwa 'tump oe' itu untuk ayahnya. Si ana~ terus merengek dan berjanji tidak akan menberitahukan kepada saudara-saudaranya yang lain, Si ibu mengalah , ia me~berikan

Page 48: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

44

sebuah 'tumpoe kepada si snak nOIDcr dua. Habis makan 'tumpoe ' si anak pun berangkat tidur. Sebelum tidur, ia tidak lups melllbangunkan saudaranya yang lain. Demik ian I ah seterusnya hingga seLiap 'Lunpoe selesai digoreng, sekejap itu pula 'tumpoe ' itu habis. Sekarang tepung yang tersisa hanya cukup untuk satu 'tumpoe ' lagi. Apa boleh bua~, daripsda tidak ada sama sekali, walaupun CUill8 sa tu tentu cukup untuk pengobat hati si Byah. demikian Hak Isah berpikir. Namun, tiba-tiba gadis bUngsunya sudah bel'diri di sebelahnya dan merengek minta diGerikan sebuah 'tumpoe', Hati keibuannY8 sangal tak tega untuk tidak memberi~;an sebuah ' tumpoe kepada anak perempuannya yang belum tahu apa-apa itu. Tumpoe' yaog terakhir itu pun diberikunnya. Densan senyum tak berdosa snak perempuan keeil itu Genikmati Ilakanan yang sudah sangat lama tak pernah dilihatny!. lagi. Hati kekanakannya merasa puas dan bahagia. Kemudian ia pun pergi tidur kembali dengan mlmpi yang indah.

Tak lama kemudian sang ayah kembali darl menjala ikan. Setelah beristirahat sejenak, ia pun ke dapur. Tadi di jalan ia sudah membayangkan maksn makanan kesenangannya. /'palagi makanan itu dibuat oleh Hal: Isa~, istrinY8, Lelah badannya hilang seketika, Bagaimana kehidupan hari esok. itu urusan nanti, Yang penting malam ini ia akan menikmati makanan ke­gemarannya. Sesampainya di dapur dilihatnya istrinY8 duduk terpaku. Dengan suara pedih istrinya menjelaskan bahwa 'tumpoe · sudah dihabiskan oJeh soak-soak mereka. la menceri­takan kejadian tadi dari awa} hingga akhir. tak terasa air matanya jatuh berlinang. Hendengar itu Apa Syamaun meocoba Ilenahan marah. la hanya mengatakan. "Besok pagi anak-anak itu semua kits buang ke hutan," Hak Isah tak berkata apa-spa lagi. Hereka berdua pergi tjdur.

Esoknya pagi-pagi sekali Hak Isah sudah bangun. la lard~SUng ke sumur menggali beberapa batang keladi ya'1g ter­sisa, memungut buahnya dan merebusnya sebagai bekal anak­anaknya nanti di tengah hutan, Ketika sellua anak-aoak sudah bangun, Apa Syamaun berkata. " Hari ini kits sellua berangkat ke hutan. Kita akan mencari rebung bambu. Rebung ball)u hanya ada di hutan rimba," Haka berangkatlah sekaliao anak beranak itu menuju hutan, mereka mengarungi bukit dan lembah hingga menjelang zuhur tibalah di sebuah hutan yang belum pernah dijamah manusia. 5ambil beristirahat anak-anak itu makan ke­ladi rebus, Kellludian ayahnya berkata, "Kalisn semus <alli tinggsl sebentar di sini. nanti ksmi akan kembali. Jlka kami belum datang juga, panggilah kami, Jika kami menjawab berar­ti kalli berada tidak jauh dari kalian." Analt-anak senua mengangguk Ilengiakan.

Apa Syamaun dan Hak isah pun meninggalkan anak-anaknY8 di tengsh hutan, Salllbil berjelan pulang, mereka buan.&:! kotor­an dan berpesan pada kotoran itu jika anak-anaknya Ilemanggil supaya kotoran itu IIp.njawab, Demikianlah beberspa tUIlPuk ko­toran mereka tinggalkan di sekitar hutan. kemudian ml,reka beranjak pulang.

Page 49: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

45

H~nje18ng sore si bungsu mulai gelisah karena "yah dan ibunya belum juga kembaJi. la mulai memanggil-mangg:.l. Pang­gilannya mendappt sahutsn. Beramai-ramai mereka pergj ke Lempat suara sahutan itu berasal. Di sans yang merel:a jumpai hanya setumpuk kotoran. Begitulah berulang-ulans setiap di­panggil selalu ada sahutan dan keLika tiba di tempat. ~ahutan itu berasal yang tampak hany& setumpuk kotoran. Ja:en menuju l<e rUluah mereka 5ulit ditenak di dalam hutan itu. Alhasil mereka tersesat di dalam hutan. Karena hari sudah 1081am. ~i sulunb berpesan pada adik-adiknya supaya mereka tenl:ng dan tak perIu lagi mencari kedua orang tua mereka. la leringal ten tang pessn ibunya tadi malam supsya tidak membansunkan adik-adiknya sesudah ia diberi sebuah 'tumpoe'. la yakin or.&ng tuanya ~engaja membuang nereka d i tengah hutan. "Halam ini kita menginap di sini. dan sekarang mari cepat-cepaL ki­ta buat pondok tempat bermalam . ,. Dalam waktu yang tidak lama pondok pun selesai didirikan. karena lelah. mereka semua tertidur kecuali si sulung.

Si sulung merasa bertanggung jawab terhadap adik-adik­nya. Ia harus mencari jalan bagaimana caranya dapat bertahan hidup d i tengah hutan. Tiba-tiba dari kejauhan Lallpak oleh­nya seperti cahaya lampu yang berkelap-kelip. Hungki1 di sa­na ada rumah. Baiklah aku akan ke sana selagi adik-ajikku masih tidur. Siapa tahu di rumah itu nanti ads m8kan~n.

Berangkallah si sulung di malam buta itu menuju ke tem­pat asal CahaY8 lampu. Kirs-kira tiga jam perjalanan tiba ia di sana. DilihatnY8 sebuah rumah yang cukup besar terbuat dari baIok-balok kayu. Ketika dijenguknya ke dalsm ta.mpak olehnya dua makhluk yang tinggi besar. Suara dengkurnya se­perti badai. Rumah itu adalah rumah raksasa. Si suluog ber­sembunyi menunggu pagi.

Pagi hari raksasa pere~pUBn ke dapur menanak nasi dua periuk besar. satu periuk untuk dimakan pagi itu, seclangkan sa tu periuk lagi disimpan untuk makan malam sepuIang mereka mencari rezeki. Sesudah makan. kedu8 raksasa itu berungkat ke hutan rimba. Si sulung masuk rumah raks8sa. Di sana dj­lihatnya em8S berpeti-peti. Namun pagi itu ia hanya Ilembawa seperiu k nasi untuk dimakan bersama adik-adiknya.

Henjelang malam tiba. raksasa pulang dari rimba, Sesam­pai di rumah. raksasa perempuan langsung ke dapur melllpersi­apkan makan malam. Alangkah terkejutnya ia ketika dilihatnya per iu k nasi sudah kosong me lOIDPong. La lu d iber i tahukl,nnya kepada raksasa laki-laki. Raksasa laki-laki s8ngat marah, "Ka lau pencuri itu dapat, akan kumakan ia hidup-hjduF. kuku­nyah-kunyah tu langnya sampai tak bersisa.·· Halam i tu raksasa perempuan terpaksa memasak lagi.

Besoknya raksasa perempuan seperti biasa memasak dua periuk nasi. satu periuk untuk pagi dan satu periuk lagj di­simpan untuk malam hari. Kemudian mereka berangkat lagi ke hutan. Sepeninggal raksasa, si sulung kembali meng osong kan periuk nasi dan membawanya pulang untuk adik-adiknY8. hari itu si sulung lebih cepat pergi ke rumsh raks8s8. Sebelum

Page 50: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

46

malam tiba ia sudah bersembunyi di belakang rumah, Haksasa pulang dan menjumpai periuk nasi sudah kosong seperti kema­rln. Rakyat laki-laki memaki-maki tak berujung pangl:al. Pencuri keparat, kalau dapat awas kau ya?" S:utlbil nenunggu

raksasa perempuan selesai mema&ak nasi. ia dapat set.uah akal, lalu dikatakannY8 pada l'aksasa perelllp~an. "Be~;ok ma­saklah nasi tiga periuk: satu periuk untuk makan P8E'i, satu periuk untuk makan malam. satu periuk lagi diisi racun. yang berisi raeun letakkan di tempat biasa, yang tidek be r acun letakkan di atas para-para, biar mampus kau pencuri," Kemudian kedua raksasa itu tersenyum puas. Oi lempat per­sembunyiannya si suIung mendengar semua kata-kata rfksasa.

Seperti biasa setelah ruaksn pagi kedua raksasa itu pun berangkat. Si Sulung masuk dan menukar periuk nasi. Yang di atas para-para diambilnya, sedangkan yang ~i bawah diletak­kannya di atas para-para. Kelika raksasa pulang, keduanya lersenyum puas mengetahui sia~atnya teIah berhasil. Nasi yang di tempat biasa sudah kosong dibaw8 si pencuri. Kedua­nya kini merasa aman dari gangguan pencuri. Periuk nasi di atas para-para diturunkan dan mereka makan dengan lahapnya. Tak Iana kemudian racun pun muIai beraksi. Kedus raksasa me­ronta-ron ta dan melompat-lompat, menerjang kian kemari. Dari sekujur tubuhnya keluar darah segar. Tak lama kemudian kedua raksasa itu diam tak bergerak, mereka mati oleh racun yang ditaburkannya sendiri.

Di pondoknya si Sulung berce r ita bahwa mulai besok me­reka harus meninggalkan pondok itu. Hereka akan menuju ke sebuah tempat yang lebih aman dan lebih layak, tetapi masih tetap di tengah hutan. Belum reda ay an berkokok, dua puluh bersaudar a meninggalkan pondok di tengah hutan menujJ rumah raksasa. Sesampainya di sana mereka sangat terkejut melihat dua mayat lOanusia besar-besar terkapar di sudut ruma~. Si sulung pun bercerita tentang yang dikerjakann ya selsn8 ini. Nasi yang dibawanya pulang dalam dua hari itu berasal dari rUlIsh raksasa.

Bersama-sama Iflereka menggaI i 1ubang di pinggir hutan dan nengubur kan kedua mayat raksasa itu. Selanjutnya rumah peninggalan raks8sa mereka tempati. Ellas niIik raks8fi8 yang berpeti-peti sebagian mereka jual sebagai modal bert!lni. Da­lam sekejap, dua pul u h bersauda r a anak eik Beranak i ll i men ­jadi orang kaya. Hereka menebang hutan dan menjadikarnya se­bagai sawa h dan kebun. Demikianlah bertahun-tahun mereka hi­dup serba kecukupan. Setiap ada orang miskin selalu ~eraka bantu. !::ehingga mereka terkenal sebagai orang kaya ytmg IOU­rah hati dan dermawan.

Singkat cerita, pada suatu ha r i seorang pangerar dari sebuah negeri tersesat di dalan hutsn. Sang pangeran terse­sat kar e n a mengejar kijang siluman. Karena tidak tall~ Iagi jalan pulang, pan~eran beserta pembantunya menginap di rumah dua puluh b~rsaudara ini. 01 rumah itu mereka dija~u oleh si

Page 51: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

47

gadis bungsu dan ~bang-abangnya. Rupanya pangeran Jatuh hati pada si bungsu ysog telah menjadi seorang gadis yan~ cantik rupawan.

Sekembalinya sang pangeran ke istana ayahandanya. dia pun mohon izio pada baginda untuk melamar putri bunlfsu di tengah hutan. Sang baginda tidak keberatan. Haka berangltat­lah rombongan utusan raja ke tengah hutan untuk memin~ng si bungsu. Si bungsu boleh dikata tidak keberatan dipe:suntjng olrh pangeran.

Pada hari yang telah ditentukan, rombongan utu~ian raja kembali ke tengah hutsn menjemput si bungsu untuk d_bawa ke istana raja guns melangsungkan pesta perkawlnan secura be­sar - besaran. Di jalan yaog akan d ilalu i rOlllbongan u Lusan raja yang membawa si bungsu sudah dipadati oleh pencluduk negeri yang ingin melihat wajah ealon istri pangera~. Di pinggir jalan itu da]am kerumunan oran~ banyak tamPtlk puIa dua orang pengemis, suami istri, dengan pakaian yan~ compang camping. Tatkala si bungsu tiba di jalan itu, di da .. am tan­dunya ia melihat dua orang tua yang tampak ruenderit~. Si bungsu menatap lama ke arah kedua pengemis itu. KemLdian ia meminta pengawalnya untuk berhenti dan dengan serta-merta si bungsu turun dari tandunY3. la langsung menghamp~ri kedua pengellis itu dan memeluk keduanya. "0 h rbu ... Ayar ... , saya anakmu. anakmu yang bungsu. Abang - abang semua ~da di sini, tapi mereka masih di belakang.

Redua pengemis itu pun terpaku. Akhirnya mereka menge ­nsI bahwa ealon istri pangeran adalah anak meraka sendiri. Betapa sedih kedua orang tua itu meng enang peristiwa bebera­pa puluh tahun yang lalu ketika merek a membuang semua anak ­nya di tengah hutan. Akhirnya kedua pu]uh bersaudara itu bertemu kembali dengan orang tuanya. Sejak itu pula kedua orang tua itu tinggal bersama anak bungsunya. sedangkan anak laki - laki kembal i ke tengah hutan. Oi sana mereka melanjut­kan bersawah dan berkebun. Lama-lama kelamaan tempat itu menjadi sebuah perkampungan.

Page 52: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

48

3. 4 . 1 Analisis Stroktur Cerita "e i k Beuranak"

Analisis struktur c erita " eik Beuranak " adalah sebagai

berikut.

(1) Tema 1) Kelabahan dan kesabaran dalam menghacapi

cobaan hidl..lp dapat mendatangkan k e buhagiaan .

2) Kedengk ia n hali rlurat menbawa malapet aka.

Cerita "eik Beuranak" mengisahkan ten tang sepasang su­

aml. istri yang Ilempunyai banyak anak , yaitu dUB puluh oraog.

Pada mulanya kehidupan mereka serba berkecukupan. Cukup san­

dang dan pangan. Keadaan menjadi terbalik ketika kampung me­

reka dilanda musim kemarau panjang. T~nam - tanaman semuanya

mali kekeringan. Oa r i hari ke hari keluarga eik Beuranak inl

mulai kesulitan bahan makanan. Persediaan beras sud~h habis

sama sekali. Hulailah ~ereka makan makanan yang sekiranya

dapat ~enjadi pengganjal perut seperti sagu, 'janeng', pi ­

sang, bahkan keladi. Namun seroua mereka tabah dan s~bar

menghadapi cobsan inl. Hingga tibalah pada suatu ha:i sang

ayah mengidamkan makanan kegellarannya, ya i tu ' tUJlPO '~ ' . Bahan

untuk Ilembuat tumpoe ini hanys tersisa sedlkit. Tidllklah cu­

ku~ untuk semua. Oleh karena itu, si syah berpesan agar

' tumpoe ' dibuat hanya untuk dirioya saja. Namun, ketika

' tullPoe ' masak, salah seorang anaknya Lahu dan ia minte ba­

gian. Celakanya, si anak ini kemudian membangunkan ~:audara­

saudaranya yang lain satu per satu. Padahal ibunys ~;~~~h

mengingatkan agar saudara-saudaranya vanS lain jangun di ­

beritahukan. Oemikianlah ' tullpoe ' itu habls dillakan oleh

anak-anak yang dua puluh orang itu, sehingga si ayah tidak

kebagian. Ayah pun menjadi mucka dan ia berniat memt.uang

semua anak-anaknya ke hutan rimba. EsoknY8 niat itu dilak­sanakan. Hamun dalam pembuangan itu si anak mempero]eh ke­

bahagiaan. sedangkan si ayah dan si ibu menjadi terlunta ­

lunta hid upnya. Pada akhir cerita, kedua orang tua jni ber­

temu kembali dengan semua anak-anaknya yang telah menjadi

kava.

Page 53: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

49

Kesabaran dan ketabah8n dslam menghadapi cobaa1 yang merupakan tema sen~ral cerita tampak pada tokoh ibu ( ~ak Isah) dan tokoh ayah (Apa Syamaun) yang tidak pernah putus asa meskipun hidup dalam k~sulitan} terutama kesuli:an pa­ngan pada masa paceklik. Dengan ear a apa pun mereka tetap berusaha a6ar anak-anaknY8 tidak kelaparan. Bahkan. pohon pis~ng pun diolah menjadi makanan. Dalam kondisi terjepit seperti itu mereka tidak pernah memarahi anak-anakn)'a. He­reka berkeyakinan bahwa semua itu cobaan Tuhan daIsl hidup inL Hanya, pada pertengnhan cerita, kesabaran si 8}8h mulal goyah karena si anak tidak mau mendensarkan nasi hat ibu rue­reka. Ak!batnY8. snak-anak itu pun dibu&ng ke tengat ~utan. Dihadapkan pads kondisi yang demikian. si ibu pun masih Le­tap bersabar untuk tidak membantah kehendak suaminya meski­pun ia sendiri tidak sepenuhnya setuju dengan ide sang suami untuk Ilembuang anak-anak ke hutan. Si ibu tetap tabah.

Kesabaran dan ketabahan di pihak anak-anak adal~h mer~­ka tidak mencaci maki orang tua mereka yang telah menbuang mereka ke tengah hutan. Hereka sadar. terutama anak yang pa­ling tua. bahwa mereka dibuang ke hutan karena kesa1.lhan me­reka sendiri yang tidak wau mendengarkan nasi hat ibu Oi te­ngah hutan pun mereka sabar menghadapi cobaan. Hidup di te­ngah hutan tentu]ah penuh dengan mara bahaya yang sel.iap sa­at dapat mengan cam seperti serangan binatang buas. kt~lapar­an. dan lain-lain. Al ha~i "- karena ketaDahan dan ke:: abaran itulah yeng membuat mereka akhirn ya hidup bahagia. Iri di­mulai sejak raksasa penghuni hutan tewas oleh racun yang dibubuhinY8 sendiri.

Tema lain yang juga ingin disampajkan oleh pencerita adalah "kedengkian hati dapat !lembawa malapetaka" tampak pada tokoh raksasa yang berencana meracun pencuri makanan. Namun, racun itu akhirnya ternakan sendiri yang menyebabkan mereka t.ewas.

Page 54: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

50

(2) Alur

Cerita ini juga menggunakan alur maju. yaitu t~knik

penceritaan dinulai dari masa awal kehidupan keluarga elk

Beuranak yang serba berkecukupan. tiba ussa pacekli< yang

me~buat mereka me~galami kesusahan. Cerita dil~nj~tltan de­

nSan eik Beuranak mellbuang soak di tengah hutan hinHsa ceri­

ta diakhiri dengan mereka sekeluarsa memperoleh keb~lhagian.

Semua ini dijalin secara berkesinambungan dari A ke Z.

(3) Penokohan

Tokoh ceri ta:

a) Apa Syamaun

b) Hak Isah

c) seDlbilan belas

d) satu orang anak

e) raksasa

f) anak raja

oranS anak

perempuan

laki-laki

bungsu

Tokoh sentrsl dalam cerita in1 ditampilkan secaea ber­

gantian. Pads permulaan cerita hingga tahap pembuang!ln ansk

ke hutan. tokoh sentralnya adalah Apa Syamaun dan Hak Isah.

Pada episode kehidupan di deIam hutan. tokoh sentral yang

ditampilkan adalah anak yang paling tua dari dUB pU!Jh or8ng

bersaudara.

Tokoh Apa 3)_maun diceritakall sebagai tokoh ayal yang

bertanggung jawab terhadap keluarganya. Ini terjadi I)ada ba­

gian awal dan baginn tengah cerita. Tanggung jawab sl~or8ng

ayah tampak pada saat musim paceklik, ia tidak meneluntarkan

keluarganY8. Segala days dan upaya ditempuhnya agar Ilnak dan

istrinY8 jangan sampai kelaparan. Rass tanggung jawab mulai

kelihatan memudar pada bagian yang Ilenggalllbarkan ket~:gaan

hatlnya membuang semua anaknY8 di tengah hutan. Pada bagian

akhir cerita, semua itu disesalinya.

Tokoh Hak Isah digambarkan sebagai wanita yang Fenuh

keibuan 7 tabah, dan sabar dalam menghadapi cobaan hicup. Da­

lam menghadapi kesulitan hidup, ia tidak pernah mengeluh.

Page 55: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

51

Perannys sebas:ai tokoh yang ke'buan tergambarkan pads

sifatnya yang penuh kesih sayang kepada anak-anaknyo. Ketika

anak-anaknya lIleminta 'tumpoe'. ia tak saIDP8i hali untuk

tidak memberikan. la rela ditioys tidak maken satu 1)Un.

Bahkan~ ia rela dan siap lIlenerima kemarahan suaminy~. karena

tumpoe tidak ada lagi yans tersis8.

Tokoh Rnak sulung digambarkan sebagai manusia ~~ng rnp­

miliki rasa tanggung jawab terhada~ adik-adi kn ya. If relR

menempuh bahaya mencuri makananan raksasa demi adik-adiknY8

jangan sampai kelapar an di tengah hutan. la lI1engambil a1ih

langgung jawab sebagai pemimpin dan pelindung terhadap adik­

adiknya hidup di tengah hutan.

Tokoh-tokoh lain seperti seperti sepasang suami istri

raksasa, dan snak raja beserta rombongannya yang tersesat di

tengah hutan dan menikah dengan si bungsu merupakan lokoh­

tokoh pembantu. Namun, kehadiran tokoh-tokoh pembantJ ini

sangat menunjang keutuhan cerita.

( 4 ) La tar ata u s elt ing

Latar f i sik atau latar material cerita "Cik Beu "snak"

adalah berupa rumah di pinggir hutan, sawsh. kebun, ~;ungai,

hutan, gunung, pond ok di tengah hutan, dan rumah rak!iasa.

Rumah di pinggir hutsn merupakan tempal keluarga Cik Beu­

ranak tinggal. Hereka menjalani kehid 11pan dengan ber,·awetl.

berkebun, mencari kayu ke hutan, dan mencari ikan di sungai .

Pada musim kemarau panjang dan bahan makanan sulit ji­

dapat, anak-anak Cik Beuranak membuat kesalahan sehingga

sang ayah murka dan membuang mereka di tengah hutan. Di te­

ngah hutan itu mereka membuat pondok sebagai tempat berte­

duh. Ketika raksasa penghuni hutan itu mati. mereka akhirnya

pindah ke rumah raksasa.

Dari s udut latar sosial dapat dijelaskan bahwa cerita

ini terjadi pada keluarga sederhan a yang hidu p di df'sa atau

dapat juga disebut sebagai daerah terpencil. Heskipun seder­

hana, kehidupan mereka am an dan ten tera~ pada mulanY3. Tidak

Page 56: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

52 pernah digambarkan dalam cerita itu ada pertikaian yang an­tar a anggota keluarga yang dapat berakibat fatal. Hereka dua puluh bersaudara dapat dikatakan selalu ruku n dan d3mai. Ti ­day ada perselisihan di antsra mereka.

3.4.2 Analis is fungsi dan ni1ai budaya dalslI "Cik Btwi"anak " eerita 'eik Beuranak" ini oleh masyarakat sete~pal le­

bih dianggap sebagai dongeng. Cerita tersebut diangflap tidak benar-benar terjadi menurut piklran orang dewasa. Nllmun de­mikian, sebagai sebuah cerits, "eik Beuranak" memiliki fung­si tertentu bagi m8syarakatnya. Fungsi tersebllt antura lain ~dalah sebagai media hiburan, yakni sebagai alat untuk meng­hangatkan situasi dan menghilangkan rasa kantuk atal untuk melepaskan lelah. Fungsi dari segi pendidikan atau penyampa­ian misi pendid ikan adalah unt.uk lIIenanamkan sikap P8tuh pada nasihat orang tua. menanamkan rasa tanggung jauab, dan sa ­ling mengasihi terhadap sesama. Sikap patuh pada nasihal orang tua tergambarkan pada baSian cerita si ibu menasihati anak sulungnya supaya tidak memberitahukan kepada saudara­saudaranya yang lain bahwa ibunya menggo reng ., tumpoe'·. Si allak mengabaikan nasi hat itu dan akibatnya ayahnya InJrka . 5aling mengasihi terhadap sesama tersambarkan pada sikap si bungsu terhadap adik-adiknya. Ia merasa bertanggung jaua'J dan lIlengasihi saudara-saudaranu"l.

Page 57: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

4 .1 Sillp ula n

SAS I V SI HPULAN DAN SARAN

Sastra lisan dalaru bentuk cerita rakyat di dae_:ah Days dewasa ini sudah mulai berkurang, dalam arti cerita-·cerita

tersebut 5ulit ditelnukan. Hal ini terkait erat dengun

penceritanY8. Artinya, o rang yang menguasai dengan taik

cerita-cerita rakyat di daerah Daya sudah mulai ian€ka.

Kebanyakan orang-orang tua yang di temui hanya mengu8sai

sepotong-sepotong dari ce rita rakyat tersebut. Kenyataan ini

kemungkinan disebabkan saat ini jarang o rang -o rang tua

men ceritakan legenda. Inite, alaupun fabel kepada anak-

anaknY8. Pengaruh media hiburan elektronik seperti l,pe

recorder. radio, dan televisi menyebabkan anak-anak juga

tidak terlalu membutuhkan hiburan lain dalam bentuk I:erita

1 isan .

Tema yang diangkat dalam dua cerita rakyat Daya yang

dianalisis dalam penelitian ini secara umum dimaks~d' 3"

untuk me~beri pengajaran atau petuah-petuah kepada

pendengarnya. Sebagaian besar isi cerita berisi pendidikan

dan bernilai didaktis. Dari seSi alur cerita sebagBi~ana

umumnya alur dalam cerita rakyat adalah alur maju. Cerita

dimulai dari masa keeil sang tokoh dan diakhiri dengan

perubahan n8sib tokoh seperti hidup berbahaSia atau berakhi r

tragis. yaitu kematian.

53

Page 58: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

54

4.2 Saran

Saran yaog dapat dikemukakan sehubungan dengan hasil

penelitian ini adalah perIunya penelitian lanjutan terhadap sastra lisan/cerita rakyat masyarakat Daya menginsat dalam

penelitian ini hanya du~ (c rita yang terkunpul seca;a utuh.

Padahal. masih terdapat cerita-cerita lain yang pertlsh

dikenal dalam ruasyarakat Daya dan dipandang penting untuk

didokumentasi~an. Hal ini mengingat orang-oranS tua yang

masih mengu8sai dengan baik cerita-cerita rakyat , ktususnya

cerita rakyat Daya. dewasa ini semakin jarang dapat ditemui.

Sangal disayang~an jika suatu ketika cerita-cerita rakyat

yang pernah ada dalam rnasyarakat Daya tidak dikenal laSi

oleh generasi yang akan datang.

Page 59: ANALlS!S STRUKTUR, FUNGS!, DAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA

DAl'TAH PUSl'AKA

Amiuuddin. 1987. Pengantar Aprcsiasi KarY8 SlIstra. E,andung= Sinn e Baru.

Allic. Hazill. 1986. Nilai-niiai Etis dalBII lIayang dao Pendi ­dikan WatBk Guru. Disertasi. Halang : PPS IKIP HALANG .

Abitiin. T.Z. 1980. "Selayang Pandan,; Hegeci Daya " Tulisall Pribadi. Tidak d i terbi tkllll.

Bogdan dan Biklen. S.K. 1990. Riset KuaJitatir untuJc Pendi ­dikan: PengantnI ke Teari dan Hetode (Terjemahun o]eh Hunandir ). Jakarta: Dirjen Dikti.

Danandjaya. JaIles. 1991. Folklor llldonesia: Ill1lJ Gosip, Dongeng, dan lain - lain. Jakart.a: PT Pusta'<a Utnll8.

Esten, Mursal. 1985.

Ginarsa. K. 1985 . Novel dan Cerpen BaIi Hodern. Jaka r ta: Pu­sat Pellbinaan dan Pcngembangan Eahasa .

Hutoll.o. Sadi Suripan. 1991. Hut iara y and Tak 1'erJ.upak.an Pcngantar Studi Sastrn Lisan. J awa 'J'lllur: HISKl

Koesdiratin. 1985. KeIJsh8IJi Novel Aiheis. Jakarta: Pnsat Pellbin8an dan Pengembangan Sahasa.

Harjuni. Abd. Gani Hado. 1982. ··Sultan ShalaLin Alaidin Riayat Syah di Daya (Cerita Hasyarakat L811110, Kucamatan Jaya, Aceh Barat)··. Banda Aceh: Pusat l..a1.ihall PI!fleliti~

an Ilmu-Ilnu 50sia1, Aceh.

Hurgiyantoro, Burhnn. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Hada Univeristy Press.

Prihalai. Th . S. R. 1990. Dar1 /foclJtar Lubis hingga Jfangun ­~jjaY8. Jakarta: Balai Pustaka

Sudjiman, Panuti. 1988. HemBhami Ceritn Rekaon. Jakarla: Pustaka Jaya. .