137
ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER DALAM FILM “WADJDA” Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Fitri Maulida Rachmawati NIM: 1111051000064 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M  

ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

  • Upload
    vumien

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER DALAM

FILM “WADJDA”

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Fitri Maulida Rachmawati

NIM: 1111051000064

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

 

Page 2: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

 

Page 3: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

 

Page 4: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

 

Page 5: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

i

ABSTRAK

Analisis Wacana Tentang Diskriminasi Gender Dalam Film

“Wadjda”. Oleh: Fitri Maulida Rachmawati (1111051000064)

Film Wadjda merupakan film dengan genre drama slice of

life yang menjadikan hak perempuan sebagai tema besarnya. Film

ini mengangkat realitas sosial yang terjadi di masyarakat Arab

Saudi, yang mana kaum perempuan tidak cukup mendapatkan

hak yang seharusnya (diskriminasi). Lewat karakter Wadjda yang

tomboy dan seolah ingin keluar dari dunia yang konservatif, film

ini sudah seperti mewakili suara para perempuan yang tinggal di

Negara Monarki tersebut.

Berdasarkan konteks diatas, maka pertanyaannya adalah,

bagaimana wacana seputar diskriminasi gender dalam film

Wadjda? Bagaimana wacana seputar diskriminasi gender

dikonstruksi dalam film Wadjda dilihat dari level teks (struktur

makro, superstruktur, struktur mikro), level kognisi sosial dan

level konteks sosial?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode analisis wacana Teun A Van Dijk yang membagi analisis

menjadi tiga bagian, yaitu level teks, kognisi sosial dan konteks

sosial. Level teks terbagi menjadi tiga: 1) struktur makro:. 2)

superstruktur dan 3) struktur mikro. Level kognisi sosial melihat

permasalahan dari kesadaran mental penulis skenario. Sedangkan

pada level konteks sosial melihat bagaimana wacana tersebut

berkembang di masyarakat.

Pada film ini, Haifaa menunjukkan beberapa poin yang

terkait isu diskriminasi gender. Pada kognisi sosial, Haifaa

mengungkapkan bahwa karakter Wadjda sebagai suara

perempuan di Arab sana. Dari segi konteks sosial, banyak

khalayak yang memberikan respon positif pada film debut Haifaa

ini, bahkan sampai ditayangkan di TV Arab,

Wadjda, dengan karakternya yang tidak pantang

menyerah, mencoba mempertahankan keinginannya untuk

mendapatkan sepeda meski lingkungan tidak mendukungnya.

Film ini bukan tentang mengecualikan orang lain atau menantang

orang lain. Ini tentang menemukan kebahagiaan serta mengejar

mimpi, meski hidup dalam dunia yang konservatif.

Kata kunci: Film, Konservatif, Gender, Realitas, Arab

 

Page 6: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur selalu kita

panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta

limpahan karunia-Nya penulis dapat menempuh jenjang

pendidikan sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Wacana

Tentang Diskriminasi Gender Dalam Film Wadjda” dapat

terselesaikan dengan baik dan waktu yang telah direncanakan.

Tidak lupa, shalawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda

Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga, sahabat, dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis susun demi

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Strata 1

(S1) SarjanaSosial (S. Sos.) pada Program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tidaklah mudah

dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis. Penyelesaian

skripsi ini hakekatnya adalah berkat pertolongan Allah SWT,

namun tidak pula terlepas dari bantuan berbagai pihak,

memberikan semangat, do‟a serta bimbingan yang sabar dan

tidak ternilai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

 

Page 7: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

iii

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak

Dr. H. Arief Subhan, M. Ag, Wakil Dekan 1 Bidang

Akademik, Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, Ibu Dr. Roudhonah, M. Ag, dan

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Suhaimi, M.

Si.

3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Drs.

Masran, M. Ag beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, Ibu Fita Fathurokhmah, M. Si.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Siti Nurbaya, M. Si, yang

telah rela menyediakan banyak waktu, membagi ilmunya,

sabar dalam membimbing dan memberikan arahan yang

sangat berharga bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan arahan dari awal

pengajuan judul hingga menjadi sebuah proposal skripsi yang

utuh.

6. Seluruh Dosen dan Staff Akademik Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah diberikan kepada

penulis.

7. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah menyediakan berbagai literasi dan

 

Page 8: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

iv

bersedia meminjamkannya kepada penulis, sehingga penulis

tidak kesulitan mendapatkan referensi.

8. Kedua orangtua yang penulis sayangi dan cintai, Ayahanda

Naman Efendi dan Ibunda Yayah Komariyah. Terimakasih

karena tidak pernah lelah dalam mendo‟akan penulis,

berkorban harta dan selalu memberikan dukungan jiwa dan

raga kepada penulis. Semoga Allah selalu mengampuni,

menjaga, dan meyayangi kalian hingga akhir hayat.

9. Kedua Aa‟ penulis, Yudi Kurniawan dan Syahrial

Ardiansyah. Beserta para teteh ipar dan keponakan-

keponakan penulis.

10. Keluarga Besar Engkong Sanam yang selalu menyayangi dan

mendo‟akan penulis sehingga membuat penulis selalu

termotivasi.

11. Kepada Nofia Natasari, Ica Farihun , Umamah NJ, Dewi

Mauly, Wahyudin, Abu RH dan seluruh teman-teman KPI B

2011 lainnya, terimakasih telah memberikan ilmu, dukungan,

do‟a dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

12. Kepada seluruh kawan-kawan KPI 2011 yang sudah berjuang

hingga akhir. Semoga ilmu yang kita dapatkan dapat

bermanfaat sampai ke depannya.

13. Kepada teman main, tidur, susah dan bahagia bersama: Faid

Maya, Susi Mulyati, Endah Sari, Elvita, Neng Ica, Himmatul

Ulya, Nindya Puris, Dokter Ari, Nafis, Risna dan Fira.

Terimakasih atas segala waktu dan kebersamaannya, maafkan

atas segala kekhilafannya juga.

 

Page 9: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

v

14. Serta seluruh pihak dan teman-teman yang telah memberikan

do‟a dan bantuannya kepada penulis, yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan. Aamiin.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Page 10: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ...................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................... ix

BAB I ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

E. Metodologi Penelitian ........................................................ 6

F. Kajian Pustaka .................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 9

BAB II ......................................................................................... 11

LANDASAN TEORI .................................................................. 11

A. Tinjauan Tentang Perempuan dan Gender ....................... 11

1. Perempuan Secara Umum ................................................ 11

2. Perempuan dalam Pandangan Islam ............................. 12

3. Pengertian Gender Serta Teorinya................................ 15

4. Gender Dalam Pandangan Islam .................................. 21

5. Diskriminasi Gender ..................................................... 25

B. Tinjauan Tentang Film ..................................................... 30

1. Pengertian Film ............................................................ 30

2. Sejarah dan Perkembangan Film .................................. 31

 

Page 11: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

vii

3. Jenis dan Klasifikasi Film ............................................ 32

C. Film Sebagai Suatu Realitas............................................. 36

D. Analisis Wacana ............................................................... 38

1. Pengertian Analisis Wacana ......................................... 38

2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk .............................. 40

BAB III ....................................................................................... 51

GAMBARAN UMUM FILM WADJDA ................................... 51

A. Sinopsis Film Wadjda ...................................................... 51

B. Profil Film, Sutradara dan Pemain ................................... 53

BAB IV ....................................................................................... 65

TEMUAN DATA DAN ANALISIS ........................................... 65

A. Wacana Diskriminasi Gender dalam Film Wadjda dilihat

dari Level Teks ........................................................................ 65

1. Struktur Makro ............................................................. 65

2. Superstruktur ................................................................ 87

3. Struktur Mikro .............................................................. 97

B. Wacana Diskriminasi Gender dalam Film Wadjda dilihat

dari Level Kognisi Sosial ...................................................... 106

C. Wacana Diskriminasi Gender dalam Film Wadjda dilihat

dari Level Konteks Sosial ...................................................... 109

BAB V ....................................................................................... 112

PENUTUP ................................................................................. 112

A. Kesimpulan .................................................................... 112

B. Saran dan Rekomendasi ................................................. 115

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 117

LAMPIRAN .............................................................................. 123

 

Page 12: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Perempuan dan Gender

2. Tabel 4.1 Tentang Pembatasan Mobilitas

3. Tabel 4.2 Tentang Subordinasi dan Beban Kerja

4. Tabel 4.3 Tentang Pernikahan dan Perceraian

5. Tabel 4.4 Tabel Opening Bill Board

6. Tabel 4.5 Tabel Opening Scene

7. Tabel 4.6 Tabel Conflict Scene

8. Tabel 4.7 Tabel Anti Klimaks

9. Tabel 4.8 Tabel Ending

10. Tabel 4.9 Tabel Kata Ganti

11. Tabel 4.10 Tabel Grafis

12. Tabel 4.11 Tabel Metafora

13. Tabel 4.12 Tabel Ekspresi

 

Page 13: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Potongan Adegan Film Wadjda

Gambar 3.1 Poster Film Wadjda

Gambar 3.2 Haifaa al Mansour

Gambar 3.3 Reem Abdullah

Gambar 3.4 Waad Mohammed

Gambar 3.5 Abdurrahman Al Gohani

Gambar 3.6 Sultan Al Assaf

Gambar 3.7 Ahd Kamel

Gambar 1.1 Potongan Adegan Film Wadjda

Gambar 4.1 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.2 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.3 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.4 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.5 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.6 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.7 Potongan adegan; Pembatasan Mobilitas

Gambar 4.8 Potongan adegan; Subordinasi dan Beban Kerja

Gambar 4.9 Potongan adegan; Subordinasi dan Beban Kerja

Gambar 4.10 Potongan adegan; Subordinasi dan Beban Kerja

Gambar 4.11 Potongan adegan; Subordinasi dan Beban Kerja

Gambar 4.12 Potongan adegan; Pernikahan dan Perceraian

 

Page 14: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

x

Gambar 4.13 Potongan adegan; Pernikahan dan Perceraian

Gambar 4.14 Potongan adegan; Pernikahan dan Perceraian

Gambar 4.15 Potongan adegan; Opening Bill Board

Gambar 4.16 Potongan adegan; Opening Scene

Gambar 4.17 Potongan adegan; Conflict Scene (klimaks)

Gambar 4.18 Potongan adegan; Conflict Scene (klimaks)

Gambar 4.19 Potongan adegan; Conflict Scene (klimaks)

Gambar 4.20 Potongan adegan; Anti Klimaks

Gambar 4.21 Potongan adegan; Anti Klimaks

Gambar 4.22 Potongan adegan; Ending

Gambar 4.23 Potongan adegan dalam Film Wadjda

Gambar 4.24 Potongan adegan dalam Film Wadjda

Gambar 4.25 Potongan adegan dalam Film Wadjda

Gambar 4.26 Potongan adegan dalam Film Wadjda

Gambar 4.27 Potongan adegan dalam Film Wadjda

 

Page 15: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haifaa al-Mansour, seorang sutradara perempuan

pertama dari tanah Saudi mencoba menyuarakan suara

perempuan untuk pemerintah Arab melalui sebuah film

yang sangat sederhana berjudul Wadjda.

Lewat mulut seorang gadis cilik berumur 10 tahun

yang mengatakan:

Gambar 1.1

Potongan Adegan Film Wadjda

“Aku pengen sepeda supaya bisa balapan sama

Abdullah.”

 

Page 16: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

2

Tentu menjadi salah satu faktor menarik untuk diteliti

mengingat bahwa Arab Saudi, melarang perempuan untuk

berkendara sendirian tanpa wali atau mahram.

Dengan plot yang sangat sederhana dan penuh drama,

film ini sudah cukup menggambarkan realitas perempuan

Arab Saudi yang berada di dalam ruang lingkup struktur

sosial yang didominasi oleh budaya patriarki. Seperti

menampar bangsa arab dengan kritik keras lewat

penuturan yang sangat lembut akan diskriminasi dunia

perempuan.1

Dalam cerita ini terdapat beberapa sindiran untuk

pemerintah Arab terhadap peraturan ketatnya terkait

moral dan budaya. Pada sebuah wawancara di tahun 2013

besama Independent, Haifaa al Mansour membenarkan

bahwa setelah dirilisnya film Wadjda, peraturan di Arab

Saudi pun menjadi sedikit melunak dan memperbolehkan

wanita untuk naik sepeda, meskipun hanya sekedar di

taman atau sedang bersama mahram.2

Wadjda sendiri mengisahkan tentang gadis cilik yang

menginginkan sebuah sepeda agar bisa adu balap dengan

teman laki-lakinya, Abdullah. Setelah permintaannya

1 Artikel diakses Pada 18 Februari 2018 pukul 00:13 WIB:

https://matematikawanmurtad.wordpress.com/

2Artikel diakses Pada 10 Februari 2018 pukul 01:54 WIB

dari:https://www.independent.co.uk/arts-

entertainment/films/features/haifaa-al-mansour-interview-saudi-

arabias-first-female-film-director-talks-about-new-release-wadjda-

8717438.html

 

Page 17: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

3

tersebut ditolak oleh ibunya, ia pun berusaha

mengumpulkan uang dari usahanya membuat gelang,

menjadi kurir surat cinta kakak kelasnya, hingga ikut

dalam kompetisi hafalan Al-Qur‟an demi mendapatkan

sepeda hijau impiannya.

Film ini mulai mencuri perhatian khalayak saat masuk

ke dalam nominasi “Best Foreign Language” dalam ajang

film paling bergengsi di dunia, Academy Award atau

Oscar. Meski tidak keluar sebagai pemenang, namun ini

adalah film pertama Arab Saudi yang ikut berkompetisi

pada ajang tersebut – mengingat tidak banyak film yang

bisa diproduksi dari Arab Saudi.

Wadjda pun disambut positif oleh orang-orang Eropa

setelah film tersebut rilis perdana di Bahrain – tempat

dimana Haifaa dan keluarganya tinggal. Selain

mendapatkan banyak respon positif serta pujian, Wadjda

juga banyak meraih penghargaan serta nominasi sehingga

membuat Haifaa al Mansour serta film debut tersebutnya

menjadi lebih terkenal.

Selang beberapa tahun kemudian, barulah pemerintah

Arab menyiarkan film Wadjda di televisi serta

mengedarkannya dalam bentuk DVD, mengingat di Arab

sana tidak ada bioskop.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti sangat

tertarik untuk meneliti cerita pada film ini. Maka dalam

penyusunan skripsi ini, penulis mengangkat judul

 

Page 18: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

4

“Analisis Wacana Tentang Diskriminasi Gender

Dalam Film Wadjda”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini fokus, maka perlu bagi penulis

untuk membatasi ruang lingkup dari permasalahan

yang akan dibahas pada kajian ini. Sehingga penulis

menggunakan Analisis Wacana Teun A Van Dijk,

yang mempunyai kategori yaitu dilihat secara teks,

kognisis sosial, dan konteks sosial.

Melihat dari isi teks yang dapat menekankan pada

isi dalam skenario film tersebut, kemudian melihat

dari kognisi sosial meneliti dan memahami bagaimana

bentuk hasil peristiwa yang terjadi dalam film Wadjda

dan dilanjutkan kepada konteks sosial yang

menunjukan bahwa proses film tersebut diproduksi

dan menggambarkan nilai-nilai masyarakat dan

dijadikan objek oleh penulis scenario dalam membuat

film ini.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana level teks seputar realitas kaum

perempuan dalam film Wadjda karya Haifaa al

Mansour dilihat dari teks (struktur makro,

superstruktur, struktur mikro)?

 

Page 19: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

5

2. Bagaimana level kognisi sosial film Wadjda

karya Haifaa al Mansour?

3. Bagaimana level konteks film Wadjda karya

Haifaa al Mansour?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada permasalahan diatas, maka

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bangunan wacana seputar realitas

kaum perempuan yang ditampilkan dalam film

Wadjda dilihat dari level teks.

2. Mengetahui kognisi sosial yang melatar belakangi

penulis skenario dalam membuat naskah film

Wadjda.

3. Mengetahui konteks sosial menurut wacana yang

berkembang.

D. Manfaat Penelitian

Secara Akademis, peneliti berharap hasil penelitian ini

bisa memberikan kosntribusi bagi pengembangan

penelitian melalui pendekatan Ilmu Komunikasi. Yang

mana bahwa dalam film ada wacana yang bisa

dikembangkan, antara lain melihat bagaimana perjuangan

seorang perempuan diwacanakan dalam sebuah film.

 

Page 20: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

6

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini, paradigma yang digunakan

yaitu paradigma konstruktivis. Konsep mengenai

konstruktivis diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif,

Peter L. Berger.3 Paradigma konstruktivis melihat

bahwa realitas kehidupan sosial merupakan hasil dari

konstruksi, bukan realitas alami. Maka dari itu,

analisis dalam pandangan konstruktivis ialah

menemukan bagaimana realitas dikonstruksi dan

menggunakan cara apa konstruksi tersebut dibentuk.

2. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

analisis deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan

cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi

gambaran, dan mengualifikasikan serta

menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa

adanya, setelah itu baru disimpulkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan model analisis wacana yang dikembangkan

oleh Teun A Van Dijk. Pendekatan Kualitatif ini

memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum

3 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan

Politik Media (Yogyakarta: Lkis, 2005), h 13

 

Page 21: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

7

yang mendasari perwujudan sebuah makna dari

gejala-gejala sosial di dalam masyarakat.4

3. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian ini ialah film Wadjda, sedangkan

subjeknya ada pada potongan gambar atau visual dan

dialog yang terkait wacana diskriminasi genderpada

film Wadjda karya Haifa al Mansour.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Teknik ini merupakan cara pengumpulan

data melalui kajian yang meliputi buku, jurnal,

karya ilmiah, internet dan sumber tertulis lainnya

yang terkait dengan film Wadjda untuk

memperkuat permasalahan terkait penelitian ini.

b. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan metode dokumentasi dalam teknik

pengumpulan data. Teknik ini dilakukan dengan

cara menggunakan rekaman video yang kemudian

diamati dan didengarkan, kemudian mencatat

setiap data yang didapatkan dari film “Wadjda”

untuk memperkaya data.

4 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007),

h.23

 

Page 22: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

8

F. Kajian Pustaka

Untuk menghindari tindakan plagiarism, maka

peneliti telah melakukan penelusuran literatur-literatur

penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut memiliki

beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang peneliti buat. Berikut ini adalah penelitian yang

peneliti jadikan tujuan pustaka dari skripsi-skripsi

terdahulu diantaranya:

1. Analisis Wacana Makna Perjuangan Hidup dalam

Film Tampan Tailor Karya: Guntur Soerjanto,

oleh Siti Sudusiah, 1110051000157, Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam, 2015.

2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk Terhadap

Skenario Film Perempuan Punya Cerita, oleh

Haiatul Umam, 105051102009, Jurusan

Jurnalistik, 2009.

3. Konstruksi Realitas Kaum Perempuan Dalam

Film 7 Hati 7Cinta 7 Wanita (Analisis Semiotik

Film), oleh Andi Muthmainnah, Jurusan Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Hasanuddin, 2012.

4. Penggambaran Perempuan Arab Dalam Film

Wadjda, oleh Nindya Prasasti, Fakultas Ilmu

Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala

Surabaya, 2016.

Semua keempat skripsi diatas mempunyai objek

yang sama, yaitu memakai film sebagai objek yang diteliti

 

Page 23: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

9

namun dengan judul yang berbeda, kecuali pada skripsi

yang keempat.

Masing-masing dari skripsi pertama dan kedua

sama-sama memakai Analisis Wacana yang

dikembangkan oleh Van Dijk. Namun dalam skripsi

ketiga, sang penulis memakai teori semiotik dari Charles

Sander Pierce dan Ferdinand de Saussure, sedangkan pada

skrisi keempat yang juga memakai film Wadjda, memakai

teori semiotika dari Roland Barthes.

G. Sistematika Penulisan

Berdasarkan penelitian diatas, maka sistematika

penulisan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

Bab I : Terdiri dari pendahuluan, yang memaparkan latar

belakang permasalahan, inilah yang mendasari

penulis melakukan penelitian dengan sejumlah

tujuan, dan tentunya manfaat penulisan itu sendiri,

dan agar tetap fokus penulis memberikan batasan

dan rumusan masalah. Namun tak kalah penting

menuliskan tinjauan teroritis dan juga metodologi

penelitian sebagai kerangka berpikir bagi penulis,

dan juga sistematika penulisan.

Bab II: Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum

tentang film, sejarah perkembangan film,

kemudian tentang analisis wacana, konsep wacana

Van Dijk.

 

Page 24: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

10

Bab III : Pada bab ini pembahasan spesial dibalik layar

film Wadjda, seperti profil sutradara, para pemain,

dan synopsis film Wadjda.

Bab IV : Sebagai inti pembahasan, bab ini menganalisis

hasil dalam temuan di film Wadjda dengan

analisis konsep semiotika.

Bab V : Di bab ini, penulis akan menyampaikan

kesimpulan dari skripsi yang telah ditulis. Berikut

juga disertakan saran-saran serta dilengkapi

dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran

yang dianggap penting.

 

Page 25: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Perempuan dan Gender

1. Perempuan Secara Umum

Dalam Kamus Bahasa Indonesia

disebutkan, perempuan adalah orang (manusia)

yang mempunyai pukI, dapat menstruasi, hamil,

melahirkan anak dan menyusui.5

Secara fisik, perempuan adalah salah satu

dari jenis kelamin yang manusia, ia memiliki alat

reproduksi seperti rahim dan saluran untuk

melahirkan, memproduksi sel telur, memiliki

vagina dan bisa menyusui. Sedangkan dalam

konsep gender, perempuan adalah jenis manusia

yang lemah lembut, cantik, emosional dan

keibuan.6

Tabel 2.1

5 Diakses pada 16 Juli pukul 4:12 WIB: https://kbbi.web.id/perempuan

6 “Analisis Wacana Petra.”

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ilkom/2007/jiunkpe-ns-s1-2007/

 

Page 26: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

12

Tabel Perbandingan Perempuan dan

Gender

Gender Jenis kelamin

Bisa berubah

Tergantung

musim

Tergantung

budaya masing-

masing

Bukan kodrat

(buatan

masyarakat)

Tidak bisa

berubah

Berlaku

sepanjang

masa

Berlaku

dimana saja

Kodrat

(ciptaan

Tuhan):

perempuan

menstruasi,

hamil,

melahirkan,

menyusui

2. Perempuan dalam Pandangan Islam

Kedudukan laki-laki dan perempuan pada

dasarnya adalah sama dalam Al-Qur‟an yang

menjadi rujukan prinsip dasar masyarkat Islam.

Keduanya diciptakan dengan tidak memiliki

keunggulan satu terhadap yang lain. Atas dasar itu,

prinsip Al-Qur‟an terhadap hak kaum laki-laki dan

 

Page 27: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

13

perempuan adalah sama, dimana hak istri adalah

diakui secara adil dengan suami. Laki-laki

memiliki hak dan kewajiban atas perempuan dan

kaum perempuan juga memiliki hak serta

kewajiban terhadap laki-laki.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah pernah

bersabda: “Saling pesan-memesanlah untuk

berbuat baik kepada perempuan, karena mereka

diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.” (H.R.

Bukhari, Muslim dan Tirmidzi). Melalui hadits

tersebut, banyak yang memahami bahwa

perempuan dipandang rendah derajat

kemanusiaannya dibandingkan dengan laki-laki.

Namun cukup banyak ulama yang menjelaskan

pemaknaan dari hadits tersebut.

Tulang rusuk yang bengkok dipahami

dalam pengertian kiasan, dalam arti bahwa hadits

tersebut memperingatkan para lelaki agar

menghadapi perempuan dengan bijaksana. Karena

sifat, karakter, dan kecenderungan perempuan

tidaklah sama dengan lelaki. Jika hal ini tidak

disadari, dapat mengantar kaum lelaki untuk

bersikap tidak wajar atau semena-mena. Mereka

tidak akan mampu mengubah karakter dan sifat

bawaan perempuan. Kalaupun mereka berusaha

akibatnya akan fatal, sebagaimana fatalnya

meluruskan tulang rusuk yang bengkok.

 

Page 28: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

14

Dari hadits tersebut, terdapat pengakuan

tentang kepribadian perempuan yang telah

menjadi kodrat sejak dilahirkan.

Di dalam Islam, konsep nasab (keturunan)

dasarnya ada di dalam Al-Qur‟an, yaitu

menghormati para ibu, melindungi anak-anak

perempuan dari perlakuan jahat dan menjauhkan

diri dari kebencian akan kelahiran dan pendidikan

mereka. Demikian juga bagi sang isteri dalam

perkawinan, yaitu memberikan status dan tempat

di dalam rumah, sehingga tidak boleh

menempatkan istri di luar tempat mereka, dan

tidak boleh laki-laki atau suami menyuruh atau

memaksa isterinya melakukan sesuatu dengan

laki-laki lain.7

Pada zaman sebelum munculnya Islam,

kaum perempuan berada dibawah kezholiman

kaum lelaki. Mereka tidak memperoleh hak-hak

maupun kedudukan, bahkan mempunyai anak

perempuan saja dianggap aib dan memicu adanya

kebiasaan mengubur bayi perempuan yang biasa

dilakukan oleh bangsa Arab.

Perempuan hanya boleh di rumah saja dan

tidak dilarang mendapat pendidikan karena

7 Muhammad Albar, Wanita Karir dalam

Pertimbangan Islam: Kodrat Wanita , Emansipasi dan

Pelecehan Seksual (Jakarta: Pustaka Azam, 1994), h.18

 

Page 29: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

15

mereka beranggapan bahwa perempuan tidak perlu

ikut andil di dalam kehidupan masyarakat.

Setelah Islam datang, hal ihwal kaum

perempuan menjadi lebih baik dan

menggembirakan. Islam mengangkat martabat

kaum perempuan, memberikan perlindungan

kepada perempuan dan memberikan hak-hak

kepada perempuan. Walaupun pada sampai saat

ini, perempuan belum mendapat haknya secara

utuh, karena manusia sudah meninggalkan ajaran

Islam, padahal Islam sangat menghormati

perempuan.8

3. Pengertian Gender Serta Teorinya

Dalam Women‟s Studies Encyclopedia

menjelaskan bahwa gender adalah suatu konsep

kultural yang berupaya membuat pembedaan

(distinction) dalam hal peran, prilaku, mentalitas,

dan karakteristik emosional antara laki-laki dan

perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Gender berasal dari bahasa latin “genus”,

berarti tipe atau jenis. Gender merupakan ciri-ciri

peran dan tanggung jawab yang dibebankan pada

perempuan dan laki-laki, yang ditentukan secara

8 Nursyahbani Katjasungkana, Membincangkan

Feminisme: Tinjauhan Hukum Atas Masalah Kekerasan

Terhadap Perempuan (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997),

h.81.

 

Page 30: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

16

sosial dan bukan berasal dari pemberian Tuhan

atau kodrat. Konsep gender adalah hasil konstruksi

sosial yang diciptakan oleh manusia, yang sifatnya

tidak tetap, berubah-ubah serta dapat dialihkan dan

dipertukarkan menurut waktu, tempat dan budaya

setempat dari satu jenis kelamin kepada jenis

kelamin lainnya.

Mansour Fakih mengemukakan bahwa

gender merupakan suatu sifat yang melekat pada

kaum laki-laki maupun perempuan yang

dikonstruksikan secara sosial maupun kultural.

Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari

waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya

disebut konsep gender9. Sedangkan Linda L.

Lindsey menganggap bahwa semua ketetapan

masyarakat perihal penentuan seorang sebagai

laki-laki dan perempuan adalah termasuk bidang

kajian gender (what a given society defines as

masculine or feminim is a component of gender).

H. T. Wilson mengartikan gender sebagai suatu

dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan

laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan

kehidupan kolektif yang sebagai akibatnya mereka

menjadi laki-laki dan perempuan. Elaine

9 Mansour Fakih, Analisis Gender dan

Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2006), h.

71

 

Page 31: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

17

Showalter menyebutkan bahwa gender lebih dari

sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan

dilihat dari kosntruksi sosial-budaya.10

Masalah Kesetaraan dan Keadilan Gender

(KKG) bukan saja menjadi perhatian kaum

perempuan, tetapi telah menarik perhatian para

ahli dan politisi. Edward Wilson dari Harvard

University (1975) membagi perjuangan kaum

perempuan secara sosiologis atas dua kelompok

besar, yaitu konsep nurture (konstruksi budaya)

dan konsep nature (alamiah).

Disamping kedua aliran tersebut, terdapat

paham kompromistis yang dikenal dengan

keseimbangan (equilibrium). Paham ini

menekankan pada konsep kemitraan dan

keharmonisan dalam hubungan antara laki-laki

dan perempuan.

a. Teori Nurture

Menurut teori nurture, adanya

perbedaan perempuan dan laki-laki adalah

hasil kosntruksi sosial budaya sehingga

menghasilkan peran dan tugas yang

berbeda. Perbedaan itu membuat

perempuan selalu tertinggal dan terabaikan

10

Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender

Perspektif Al-Qur‟an (Jakarta: Paramadina, 1999). H, 34.

 

Page 32: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

18

peran serta kosntribusinya dalam

kehidupan berkeluaga, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Perjuangan untuk persamaan

dipelopori oleh orang-orang yang konsen

memperjuangkan kesetaraan perempuan

dan laki-laki (kaum feminis) yang

cenderung mengejar „kesamaan‟ atau fifty-

fifty yang kemudian dikenal dengan istilah

perfect equality. Perjuangan tersebut sulit

dicapai karena berbagai hambatan, baik

dari nilai agama maupun budaya. Karena

itu, aliran nurture melahirkan paham sosial

konflik yang memperjuangkan kesamaan

proposional dalam segala aktifitas

masyarakat, seperti di tingkatan manager,

mentri, militer, DPR, Parpol dan lainnya.

Agar tujuan tersebut tercapai, dibuatlah

program khusus guna memberikan peluang

bagi pemberdayaan perempuan yang

kadangkala berakibat timbulnya reaksi

negative dari kaum laki-laki karena apriori

terhadap perjuangan tersebut.

b. Teori Nature

Adanya pembedaan laki-laki dan

perempuan adalah kodrat, sehingga harus

diterima. Perbedaan biologis itu

 

Page 33: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

19

memberikan indikasi dan implikasi bahwa

diantara kedua jenis kelamin tersebut

memiliki peran dan tugas yang berbeda.

Ada peran dan tugas yang dapat

dipertukarkan, tetapi ada yang tidak bisa

karena memang berbeda secara kodrat

alamiahnya.

Talcott Persons dan Bales (1979)

berpendapat bahwa keluarga adalah unit

sosial yang memberikan perbedaan peran

suami dan istri untuk saling melengkapi

dan saling membantu satu sama lain.

Keharmonisan hidup hanya dapat

diciptakan bila terjadi pembagian peran

dan tugas yang serasi antara perempuan

dan laki-laki, hal ini dimulai sejak dini atau

melalui pola pendidikan dan pengasuhan

anak dalam keluarga.

Aliran ini melahirkan paham

structural fungsional yang menerima

perbedaan peran, asal dilakukan secara

demokratis dan dilandasi oleh kesepakatan

bersama dan dilandasi oleh komitmen dari

suami-istri dalam keluarga dan laki-laki

serta perempuan dalam kehidupan

masyarakat.

 

Page 34: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

20

c. Teori Equilibrium

Teori equilibrium atau teori

keseimbangan menekankan pada konsep

kemitraan dan keharmonisan dalam

hubungan antara perempuan dan laki-laki.

Pandangan ini tidak mempertentangkan

antara kaum perempuan dan laki-laki,

karena keduanya harus bekerjasama dalam

kemitraan dan keharmonisan dalam

kehidupan kelurga, masyarakat, bangsa,

dan negara. Untuk mewujudkan gagasan

tersebut, maka dalam setiap kebijakan dan

strategi pembangunan agar diperhitungkan

kepentingan dan peran perempuan dan

laki-laki secara seimbang. Hubungan di

antara kedua elemen tersebut bukan saling

bertentangan, melainkan komplementer,

saling melengkapi satu sama lain. Karena

itu, penerapan kesetaraan dan keadilan

gender harus memperhatikan masalah

kontekstual (yang ada pada tempat dan

waktu tertentu) dan situasional (sesuai

situasi), bukan berdasarkan perhitungan

secara matematis dan bersifat universal.11

11

Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi

“Subordinasi Anak Perempuan dalam Keluarga”. Volume

III. Oleh Muhammad Nawir dan Risfaisal, Universitas

Muhammadiyah Makassar

 

Page 35: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

21

R.H. Tawney mengemukakan bawa

keragaman peran apakah karena faktor biologis,

etnis, aspirasi, minat, pillihan, atau budaya pada

hakekatnya adalah realita kehidupan manusia.

Hubungan antara laki-laki dan perempuan bukan

hubungan yang saling bertentangan, bukan

dilandasi konflik dikotomis, bukan pula struktural

fungsional. Melainkan hubungan komplementer,

saling melengkapi, dilandasi kebutuhan

kebersamaan guna membangun kemitraan yang

harmonis. Ini karena setiap pihak mempunyai

kelebihan sekaligus kekurangan, kekuatan

sekaligus kelemahan yang perlu diisi dan

dilengkapi pihak lain dalam kerjasama yang

setara.

4. Gender Dalam Pandangan Islam

Pada dasarnya, semangat hubungan antara

laki-laki dan perempuan dalam Islam bersifat adil.

Oleh karena itu subordinasi terhadap kaum

perempuan merupakan suatu keyakinan yang

berkembang di masyarakat yang tidak sesuai atau

bertentangan dengan keadilan yang diajarkan

Islam.

Konsep kesetaraan gender antara laki-laki

dan perempuan dalam al-Qur‟an bisa dicontohkan

 

Page 36: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

22

dalam beberapa hal berikut: pertama, laki-laki dan

perempuan adalah sama-sama sebagai hamba

Allah.

لعبدن وسإل ال مبخلقجالجه

“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia

kecuali untuk menyembah kepada-Ku”. (QS: adz-

Dzariyat:56).

Dalam statusnya sebagai hamba, tidak ada

perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Keduanya justru mempunyai potensi dan peluang

yang sama untuk menjadi hamba yang ideal, atau

bisa diistilahkan dengan orang-orang yang

bertakwa.

أحقبكم أكسمكمعىدللا إن

“Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu ialah orang yang paling

bertakwa.”(Q.S. Al-Hujurat:13)

Kedua, baik laki-laki mapun perempuan,

tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain

tentang penilaian iman dan amalnya.

لأضععملعبملمىكممه مأو فبسخجبةلمزب

أوثى أخسجامهفبلرهبجسابعضكممهبعضذكسأ

م عىمسئبح قخلالكفسن قبحلا أذافسبل م دبز

اببمهعىدللا مجىبثحجسيمهححخبالوبزث لدخلى للا

اة عىديحسهالث

“Maka Tuhan mereka memperkenankan

permohonannya (dengan berfirman):

 

Page 37: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

23

“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal

orang-orang yang beramal di antara kamu, baik

laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu

adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka

orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari

kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-

Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah

akan Kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka

dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam

surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya,

sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-

Nya pahala yang baik. (Q.S. Al-Imron:195)

Ketiga, laki-laki dan perempuan berpotensi

meraih prestasi. Tidak ada pembedaan antara laki-

laki dan perempuan untuk meraih peluang prestasi.

(An-Nahl 97).

مه مؤمهفلىحى أوثى عملصبلحبمهذكسأ

مأجسمبأحسهمبكبواعملن لىجزى حبةطبت

“Barangsiapa yang mengerjakan amal

saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan

sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang telah mereka kerjakan.” (Q.S: An-Nahl: 97)

Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan konsep

kesetaraan yang ideal dan memberi ketegasan

 

Page 38: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

24

bahwa prestasi dalam bidang spiritual maupun

profesional, tidak mesti dimonopoli oleh suatu

jenis kelamin.12

Menurut Nasaruddin Umar, Islam memang

mengakui adanya perbedaan (distinction) antara

laki-laki dan perempuan, tetapi bukan pembedaan

(discrimination). Perbedaan tersebut didasarkan

atas kondisi fisik-biologis perempuan yang

ditakdirkan berbeda dengan laki-laki, namun

perbedaan tersebut tidak dimaksudkan untuk

memuliakan yang satu dan merendahkan yang

lainnya.13

Ajaran Islam tidak secara skematis

membedakan faktor-faktor perbedaan laki-laki dan

perempuan, tetapi lebih memandang kedua insan

tersebut secara utuh. Antara satu dengan lainnya

secara biologis dan sosiokultural saling

memerlukan dan dengan demikiann antara satu

dengan yang lain masing-masing mempunyai

peran.

Bisa jadi, dalam satu peran dapat dilakukan

oleh keduanya, seperti perkerjaan kantoran, tetapi

dalam peran-peran tertentu hanya dapat dijalankan

12

Jurnal Konsep Kesetaraan Gender dalam

Perspektif Islam oleh Fatimah Zuhrah, MA. 13

Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam

Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender, 1999),

h.23

 

Page 39: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

25

oleh satu jenis, seperti; hamil, melahirkan,

menyusui anak. Dimana peran ini hanya dapat

diperankan oleh wanita. Dilain pihak ada peran-

peran tertentu yang secara manusiawi lebih tepat

diperankan oleh kaum laki-laki seperti pekerjaan

yang memerlukan tenaga dan otot lebih besar.14

5. Diskriminasi Gender

Ketidakadilan dan diskriminasi gender

merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem

dan struktur sosial dimana baik perempuan

maupun laki-laki menjadi korban dari sistem

tersebut. Berbagai pembedaan peran dan

kedudukan antara perempuan dan laki-laki baik

secara langsung yang berupa perlakuan maupun

sikap dan yang tidak langsung berupa dampak

suatu peraturan perundang-undangan maupun

kebijakan telah menimbulkan berbagai ketidak-

adilan yang berakar dalam sejarah, adat, norma,

ataupun dalam berbagai struktur yang ada dalam

masyarakat.

Hal itu terjadi terjadi karena adanya

keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan

sepanjang peradaban manusia dalam berbagai

14

Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam

Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender, 1999),

h.23

 

Page 40: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

26

bentuk yang bukan hanya menimpa perempuan

saja tetapi juga dialami oleh laki-laki.

Faktor lain munculnya subordinasi

terhadap perempuan adalah pandangan bahwa

perempuan adalah mahluk lemah dan irasional.

Ketidakadilan gender merupakan sistem

dan struktur di mana baik kaum laki-laki dan

perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.

Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam

pelbagai bentuk ketidakadilan, yakni:

a. Gender dan Marginalisasi Perempuan

Proses marginalisasi, yang

mengakibatkan kemiskinan,

sesungguhnya banyak sekali terjadi

dalam masyarakat dan negara yang

menimpa kaum laki-laki atau

perempuan, yang disebabkan oleh

beberapa kejadian. Misalnya

penggusuran, bencana alam, atau

proses eksploitasi.

Hal ini banyak terjadi dalam

masyarakat di negara berkembang

seperti contoh penggusuran dari

kampung halaman dan eksploitasi,

sehingga banyak perempuan tersingkir

dan menjadi miskin akibat dari

program pembangunan seperti

 

Page 41: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

27

intensifikasi pertanian yang hanya

memfokuskan pada petani laki-laki.

b. Gender dan Subordinasi

Pandangan gender ternyata bisa

menimbulkan subordinasi terhadap

perempuan. Anggapan bahwa

perempuan itu irrasional atau

emosional sehingga perempuan tidak

bisa memimpin.

Pada dasarnya keyakinan bahwa

salah satu jenis kelamin dianggap lebih

penting atau lebih utama dibanding

jenis kelamin lainnya sudah sejak

zamandulu. Ada pandangan yang

menempatkan kedudukan atau peran

perempuan lebih rendah dari laki-laki.

Banyak kasus dalam tradisi, tafsiran

ajaran agama mupun dalam aturan

birokrasi yang meletakkan kaum

perempuan sebagai subordinasi dari

kaum laki-laki. Kenyataan

memperlihatkan bahwa masih ada

nilai-nilai masyarakat yang membatasi

ruang gerak terutama perempuan dalam

kehidupan.

Seperti kebanyakan masyarakat

Jawa yang beranggapan bahwa

 

Page 42: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

28

perempuan tidak perlu sekolah tinggi-

tinggi, karna pada akhirnya hanya akan

di dapur juga.

c. Gender dan Stereotipe

Secara umum, Stereotipe adalah

penandaan atau cap yang sering

bermakna negatif. Pelabelan negatif

secara umum selalu melahirkan

ketidakadilan. Salah satu stereotip yang

berkembang berdasarkan pengertian

gender, yakni terjadi terhadap salah

satu jenis kelamin perempuan.

Misalnya, penandaan yang berawal

dari asumsi bahwa perempuan yang

bersolek atau ber-make up merupakan

upaya memancing perhatian lawan

jenisnya, maka setiap ada kasus

kekerasan atau pelecehan seksual akan

selalu dikaitkan dengan stereotipe ini.

Pekerjaan di rumah seperti mencuci,

memasak, membersihkan rumah juga

selalu diidentikkan dengan pekerjaan

perempuan atau ibu rumah tangga.

d. Gender dan Kekerasan

Kekerasan (violence) adalah

serangan atau invansi (assault)

 

Page 43: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

29

terhadap fisik maupun intregitas mental

psikologis seseorang.

Oleh karena itu kekerasan tidak

hanya menyangkut serangan fisik saja

seperti pemerkosaan, pemukulan dan

penyiksaan tetapi juga bersifat non

fisik seperti pelecehan seksual sehingga

secara emosional terusik.

e. Gender dan Beban Kerja

Adanya anggapan bahwa kaum

perempuan memiliki sifat memelihara

dan rajin, serta tidak cocok menjadi

kepala rumah tangga, mengakibatkan

semua pekerjaan domestik rumah

tangga menjadi tanggung jawab

perempuan.

Dikalangan keluarga miskin, beban

yang sangat berat ini harus ditanggung

oleh perempuan sendiri. Terlebih jika si

perempuan tersebut harus bekerja,

maka ia memikul beban ganda.

Bias gender yang mengakibatkan

beban kerja tersebut seringkali

diperkuat dan disebabkan oleh adanya

pandangan dan keyakinan di

masyarakat bahwa jenis “pekerjaan

perempuan”, seperti semua pekerjaan

 

Page 44: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

30

domestik, dianggap dan dinilai lebih

rendah dibandingkan dengan jenis

pekerjaan yang dianggap sebagai

“pekerjaan lelaki”, serta dikategorikan

sebagai “tidak produktif” sehingga

tidak diperhitungkan dalam statistik

ekonomi negara.15

B. Tinjauan Tentang Film

1. Pengertian Film

Film dalam kamus Indonesia berarti gambar

hidup. Secara etimologi, film adalah susunan

gambar yang berada dalam selluloid kemudian

diputar dan bisa ditafsirkan dalam berbagai

makna.16

Film mempunyai suatu bentuk yang

sangat khas dan membedakan dari cabang seni

lainnya.

Dalam mempersepsi film, terjadi suatu proses

psikologi yang menarik: terjadi indentifikasi optis,

emosional, dan imajiner. Realitas yang terdapat

pada film adalah realitas yang virtual. Kenyataan

ditampilkan seperti dalam cermin. Virtual ini

15

Mansour Fakih, Analisis Gender dan

Transformasi Sosial, (Yogyakarta: INSISTPress, 2016),

h.14- 25

16

Eko Endamoko, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:

Gramedia, 2006), h.180

 

Page 45: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

31

menjadi sangat kuat karena film itu memiliki

struktur yang dibangun secara nalar dan bermotif.

Sturktur itu mempunyai dua segi seperti dua sisi

mata uang yang sama, yaitu struktur batiniah yang

disebut plot dan struktur lahirnya dibangun oleh

shoot, scene dan sequence.

Pengertian secara harfiah, film (sinema) adalah

Cinemathographie yang berasal dari Cinema dan

tho artinya phytos (cahaya), graphie atau graph

(tulisan atau gambar atau citra), jadi pengertiannya

adalah melukis gerak cahaya. Agar kita dapat

melukis gerak cahaya, kita harus menggunakan

alat khusus yang biasa disebut kamera.17

2. Sejarah dan Perkembangan Film

Film sendiri pertama kali diciptakan pada

tahun 1805 oleh Lumiere Brothers. Kemudian

pada tahun 1899 George Melies mulai

menampilkan film dengan gaya editing yang

berjudul Trip To The Moon. Pada tahun 1902,

Edwin Peter membuat film yang berjudul Life Of

In American Fireman.

Di Indonesia sendiri, film mencapai

kejayaannya pada era 70-an sampai 80-an atau

tepatnya sebelum masuknya Broadcast-broadcast

17

Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Yogyakarta:

Panduan, 2006) h. 20

 

Page 46: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

32

TV pada tahun 1988. Masyarakat sangat apresiatif

dalam menanggapi film-film yang ada di

Indonesia. Hal ini berkaitan dengan bobot dari

film tersebut yang memang dapat memenuhi

kebutuhan psikologi dan spiritual dari masyarakat

Indonesia.

Bioskop pertama kali muncul di Batavia

(Jakarta), tepatnya di Tanah Abang Kebonjae,

pada 5 Desember 1900. Namun, kehadiran

bioskop ini tidak dapat dikatakan sebagai tonggak

awal sejarah film Indonesia. Alasannya, film-

filmnya saat itu masih impor dari luar negeri. Film

cerita pertama yang diproduksi di Indonesia,

tepatnya di Bandung, baru ada pada tahun 1926.

Film ini berjudul Loetoeng Kasaroeng. Film ini

bisa dikatakan sebagai acuan tonggak sejarah

perfilman Indonesia. Kesuksesan produksi film

tersebut tidak terlepas dari keterlibatan bupati

Bandung, Wiranatakusumah V di dalamnya.

3. Jenis dan Klasifikasi Film

a. Jenis-jenis Film

Jika dilihat dari isinya, film dibedakan

menjadi jenis film fiksi dan non fiksi. Sebagai

contoh, untuk film non fiksi adalah film

documenter yang menjelaskan tentang

 

Page 47: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

33

dokumentasi sebuah kejadian alam, flora, fauna,

maupun manusia. adapun penjelasan dari jenis-

jenis film itu sebagai berikut:

1) Film Dokumenter adalah film yang

menyajikan fakta berhubungan dengan

orang-orang, tokoh peristiwa dan lokasi

yang nyata. Film documenter dapat

digunakan untuk berbagai macam

maksud dan tujuan seperti informasi

atau berita, biografi, pengetahuan,

pendidikan, sosial, politik (propaganda)

dan lain sebagainya.

2) Film Fiksi adalah film yang

menggunakan cerita rekaan di luar

kejadian nyata, terkait oleh plot dan

memiliki konsep pengadeganan yang

telah dirancang sejak awal, struktur

cerita film juga terikat hukum kualitas.

Cerita fiksi juga seringkali diangkat

kejadian nyata dengan menggunakan

beberapa cuplikan rekaman gambar

dari peristiwa aslinya (fiksi-

dokumenter).

3) Film Eksperimental merupakan film

yang berstruktur namun tidak berplot.

Film tidak bercerita tentang apapun

 

Page 48: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

34

(anti-naratif) dan semua adegannya

menentang logika sebab-akibat (anti-

rasional).18

Himawan Pratista juga menyebutkan

bahwa metode paling mudah dan sering digunakan

untuk mengklasifikasi film adalah berdasarkan

genre, yaitu klasifikasi dari sekelompok film yang

memiliki karakter atau pola sama (khas) sebagai

berikut:

1) Aksi, yaitu film yang berhubungan

dengan adegan-adegan aksi fisik seru,

menegangkan, berbahaya, dan nonstop

dengan tempo cerita yang cepat.

Contoh: The Avengers (2012).

2) Drama, yaitu film yang kisahnya

seringkali menggugah emosi, dramatik,

dan mampu menguras air mata

penontonnya. Tema umumnya

mengangkat isu-isu sosial, seperti

kekerasan, ketidakadilan, masalah

kejiwaan, penyakit dan sebagainya.

Contoh: The Godfather (1972).

3) Epik Sejarah, yaitu film dengan tema

periode masa silam (sejarah) dengan

18

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta:

Homerian Pustaka, 2008) cet. 1, h.4-8

 

Page 49: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

35

latar belakang sebuah kerajaan,

peristiwa, atau tokoh besar yang

menjadi mitos atau legenda atau kisah

biblical. Contoh: Gladiator (2000).

4) Fantasi, yaitu film yang berhubungan

dengan tempat, peristiwa dan karakter

yang tidak nyata, dengan menggunakan

unsur magis, mitos,imajinasi,

halusional serta alam mimpi. Contoh:

The Lord of the Rings (2001).

5) Fiksi Ilmiah, yaitu film yang

berhubungan dengan teknologi dan

kekuatan di luar jangkauan teknologi

masa kini yang artificial. Contoh:

Interstellar (2014).

6) Horor, yaitu film yang berhubungan

dengan dimensi spiritual atau sisi gelap

manusia. Contoh: Annabelle: The

Creation (2017).

7) Komedi, yaitu jenis film yang

tujuannya menghibur dan memancing

tawa penonton. Contoh: Deadpool 2

(2018)

8) Kriminal dan Gangster, yaitu film yang

berhubungan dengan aksi-aksi kriminal

dengan mengambil sisi kehidupan

tokoh kriminal besar yang diinspirasi

 

Page 50: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

36

dari kisah nyata. Contoh: Boyz n the

Hood (1991).

9) Musical, yaitu film mengkombinasikan

unsur musik, lagu, tari dan koreografi.

Contoh: La La Land (2016).

10) Petualangan, yaitu film yang berkisah

tentang perjalanan, ekplorasi, atau

ekspedisi ke suatu wilayah asing yang

belum pernah disentuh. Contoh:

Jurassic Park (1993).

11) Perang, yaitu film yang mengangkat

tema ketakutan serta teror yang

ditimbulkan oleh aksi perang dengan

memperlihatkan kegigihan dan

perjuangan. Contoh: Fury (2014).

12) Western, yaitu film dengan tema

seputar konflik antara pihak baik dan

jahat berisi aksi tembak-menembak,

aksi berkuda dan kasi duel. Contoh:

High Noon (1952).19

C. Film Sebagai Suatu Realitas

Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat dan kemudian

memproyeksikannya ke atas layar kaca. Film sebagai

19

Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta:

Homerian Pustaka, 2008)

 

Page 51: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

37

refleksi masyarakatnya tampaknya menjadi perspektif

yang secara umum lebih mudah disepakati.

Realitas yang ditampilkan media adalah suatu

realitas yang telah diseleksi atau yang disebut second

hand reality.20

Karena media massa melaporkan

kenyataan yang ada secara selektif, maka media sangat

berpengaruh dalam pembentukan citra tentang lingkungan

sosial yang biasa dan tidak cermat.

Sesuatu yang diceritakan tentu saja peruhal

kehidupan. Disinilah kita lantas menyebut film sebagai

representasi dunia nyata, dunia yang kita tinggali. Eric

Sasono menyebutkan, dibanding media lain, film

memiliki kemampuan untuk meniru kenyataan sedekat

mungkin dengan kenyataan sehari-hari. Tentu yang

dimaksud disini adalah film live action (film yang

dimainkan oleh tokoh nyata, bukan film animasi)

sekaligus film yang bercerita (film naratif, bukan film

eksperimental yang tak mengandung narasi atau cerita).21

Proses representasi ini diawali dengan cara

pembuat film melihat masyarakatnya, seperti Haifaa al

Mansour yang juga menulis naskah film Wadjda,

meskipun plot singkatnya berupa cerita mengenai gadis

kecil yang mengumpulkan uang demi sepeda, namun

20

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1985), h.222. 21

Diakses pada 18 Juli 2018 pukul 09:06 WIB.

http://ericsasono.blogspot.com/2005/07/menyoal-tema-film-

indonesia.html

 

Page 52: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

38

dibalik ceritanya mengemukakan sindirian halus kepada

pemerintah Arab atas realitas kaum perempuan yang

terjadi di lingkungan Arab Saudi sana.

D. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Kata analisis wacana terdiri dari dua kata, yaitu

analisis dan wacana. Analisis menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia adalah penyelidikan terhadap suatu

peristiwa, penjelasan sesudah dikaji sebaik-baiknya,

penguraian suatu pokok atas berbagai bagian, serta

penguraian karya sastra atas unsur-unsurnya untuk

memahami pertalian antar unsur tersebut.22

Secara etimologi, istilah wacana berasal dari

bahasa Sansakerta, yaitu wac/wak yang memiliki arti

“berkata” atau “berucap”. Kemudian kata tersebut

mengalami perubahan menjadi wacana. Kata “ana”

yang berada dibelakang adalah bentuk sufiks (akhiran)

yang bermakna “membendakan” (nominalisasi).

Dengan demikian, kata wacana dapa diartikan sebagai

perkataan atau urutan.23

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1,

H32. 23

Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, Aplikasi dan

Prinsip-Prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2005) H, 3.

 

Page 53: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

39

Namun istilah wacana diperkenalkan dan

digunakan oleh para linguis di Indonesia sebagai

terjemahan dari istilah bahasa Inggris “disource”.

Kata “disource” sendiri berasal dari bahasa latin

“discursus” (lari ke sana ke mari). Kata ini diturunkan

dari kata “dis” (dan/dalam arah yang berbeda) dan

kata “currere” (lari).24

Dalam pandangan J.S. Badudu (2000) seperti

dikutip Eriyanto dalam bukunya yang berjudul

“Analisis wacana, pengantar analisis teks media”

mendefinisikan wacana sebagai rentetan kalimat yang

berkaitan dengan, yang menghubungkan proposisi

yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk

satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang

serasi diantara kalimat-kalimat itu.

Menurut Longman Dictionary of the English

Language (1984), Wacana adalah (1) sebuah

percakapan khusus yang alamiah formal dan

pengungkapannya diatur pada ide dalam ucapan dan

tulisan; (2) pengungkapan dalam bentuk sebuah

nasihat, risalah dan sebagainya; sebuah unit yang

dihubungkan ucapan atau tulisan.

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa

yang dinamakan wacana itu tidak perlu hanya sesuatu

24

Dede Oetomo, Kelahiran dan Perkembangan Analisis

Wacana, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), H.3.

 

Page 54: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

40

yang tertulis seperti yang diterangkan oleh kamus

Websters. Sebuah pidato pun adalah wacana juga.

Jadi, wacana dikenal lisan dan wacana tertulis. Istilah

wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya

percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di

muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti

laporan ilmiah dan sandiwara atau lakon.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pengertian wacana ialah komunikasi

kebahasaan yang terlihat dari rangkaian kalimat yang

serasi, yang menghubungkan proporsi kalimat satu

dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan yang

ditentukan oleh tujuan sosialnya.

2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang

diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli,

model Van Dijk lah yang paling banyak dipakai.

Karena Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen

wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai

secara praktis.25

Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu

sebenarnya adalah bangunan teoritis yang abstrak,

dengan begitu wacana belum dapat dilihat sebagai

perwujudan fisik bahasa. Adapun perwujudan wacana

25

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 221.

 

Page 55: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

41

adalah teks.26

Van Dijk melihat wacana lebih kepada

struktur atau tingkatan yang satu sama lain

berhubungan dan saling mendukung yang dibaginya

menjadi tiga tingkatan, yaitu struktur makro,

superstruktur dan struktur mikro. Makna global dari

suatu teks didukung oleh kerangka teks dan pada

akhirnya mempengaruhi pemilihan kata dan kalimat.27

Dalam pandangan Van Dijk segala teks dianalisis

dengan menggunakan elemen-elemen seperti tematik,

skemantik, semantik, sintaktis, stilistik dan retoris.

Untuk memperoleh gambaran perihal elemen-elemen

struktur wacana tersebut, berikut penjelasan

singkatnya:

a. Teks

1) Struktur Makro

Ialah makna global dari suatu teks yang

dapat diamati dari topic/tema yang

diangkat oleh suatu teks.

a) Tematik

Elemen tematik menunjuk pada

gambaran umum dari suatu teks. Bisa

disebut gagasan inti, ringkasan atau hal

yang utama dari suatu teks. Topik

menunjukkan informasi yang paling

26

Abdul Rami, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang:

Bayu Media, 2004), h.4 27

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 225-226.

 

Page 56: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

42

penting atau pesan yang ingin

disampaikan oleh komunikator. Dari

topik ini kita bisa mengetahui masalah

dan tindakan yang diambil oleh

komunikator dalam mengatasi suatu

masalah. Tindakan, keputusan atau

pendapat, bisa diamati pada struktur

makro dari suatu masalah.28

Intinya,

tematik merupakan struktur yang

menjelaskan tentang tema yang diambil

dari sebuah film.

2) Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian

pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan.

a) Skematik

Teks atau wacana umumnya

mempunyai skema atau alur dari

pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut

menunjukkan bagaimana bagian-bagian

dalam teks disusun dan diurutkan sehingga

membentuk kesatuan arti. Jadi, jika tpok

menunjukkan makna umum dari suatu

wacana, maka superstruktur

28

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar

Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LkiS, 2000) h,

230.

 

Page 57: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

43

menggambarkan bentuk umum suatu

teks.29

Intinya, skematik merupakan

bentuk umum dari sebuah teks yang

berkaitan dengan judul. Skematik

mempelajari tentang bagaimana alur atau

suasana teks dibuat.

3) Struktur Mikro

Makna local dari suatu teks yang dapat

diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya

yang dipakai oleh suatu teks.

a) Semantik

Pengertian umum semantic adalah

sisiplin ilmu bahasa yang menelaah makna

suatu bahasa. Semantik dalam skema Van

Dijk dikategorikan sebagai makna lokal,

yakni makna yang muncul dari hubungan

antar kalimat, hubungan antara proposisi

yang membangun makna tertentu dalam

suatu bangun teks. Semantic tidak hanya

mendefinisikan bagian mana yang

terpenting dari struktur wacana, tetapi juga

mengiringi kea rah sisi tertentu dari suatu

peristiwa. Pada intinya, semantik

29

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar

Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LkiS, 2000) h,

230.

 

Page 58: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

44

membahas tentang makna yang ditekankan

dalam sebuah teks dan membahas tentang

hubungan antar kalimat yang mempunyai

makana tertentu dalam sebuah teks.

Terdapat beberapa strategi

semantik. Pertama, latar. Bagian berita

atau cerita yang mempengaruhi semantik

(arti) yang ditampilkan. Kedua, detail.

Elemen ini berhubungan dengan kontrol

informasi yang ditampilkan seseorang

(komunikator atau penulis skenario).

Dalam hal ini penulis skenario secara

sengaja membuat sesuatu secara mendetail

dengan tujuan menciptakan citra tertentu

kepada khalayak. Ketiga, maksud. Elemen

ini hampir sama dengan detail. Ia melihat

informasi yang menguntungkan

komunikator dan akan dirugikan secara

eksplisit dan jelas. Sebaliknya informasi

yang merugikan akan disampaikan secara

tersamar, implisit dan tersembunyi. Tujuan

akhir dari maksud adalah memberikan

informasi yang menguntungkan

kominkator. Keempat, peranggapan.

Merupakan pernyataan yang digunakan

untuk mendukung makna suatu teks,

biasanya pernyataan tersebut dipandang

 

Page 59: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

45

terpercaya sehingga tidak perlu

dipertanyakan lagi. Disebut peranggapan

karena pernyataan tersebut merupakan

kenyataan yang belum terjadi, namun

didasarkan pada anggapan yang masuk

akal.

b) Sintaksis

Secara terminology, kata sintaksis

berasal dari bahasa Yunani (sun = dengan +

tattei = menempatkan), berarti

menempatkan bersama-sama kata-kata

menjadi kelompok kata atau kalimat. Dapat

dikatakan bahwa sintaksis adalah bagian

atau cabang dari ilmu bahasa yang

membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat

klausa dan frase. Inti dari sintaksis adalah

mengelompokkan kata-kata menjadi sebuah

kalimat.

Ada beberapa strategi yang

mendukung dalam sintaksis. Pertama,

koheren. Ialah pengaturan secara rapi

kenyataan dan gagasan, fakta, ide yang

menjadi suatu untaian logis sehingga

mudah memahami pesan yang

dikandungnya. Diantaranya kata hubung

yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu,

 

Page 60: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

46

karena, meskipun) menyebabkan makna

berlainan ketika hendak menghubungkan

proposisi.

Kedua, bentuk kalimat. Ialah

sintaksis yang berhubungan dengan cara

berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas,

logika kausalitas akan diterjemahkan dalam

bahasa menjadi suatu susunan subjek (yang

menerangkan) dan predikat (yang

diterangkan).

Ketiga, kata ganti. Merupakan

elemen untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif.

Ini timbul untuk menghindari pengulangan

kata dalam kalimat berikutnya dan

menghindari segi negatif.

c) Stilistik

Pusat perhatian stilistik adalah

style, yaitu cara yang digunakan seorang

pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksud dengan menggunakan bahasa

sebagai sarana. Apa yang disebut gaya itu

sesungguhnya terdapat dalam segala ragam

bahasa: ragam lisan dan tulisan, ragam

sastra dan ragam non sastra, karena gaya

bahasa adalah cara menggunakan bahasa

 

Page 61: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

47

dalam konteks tertentu oleh orang tertentu

untuk maksud tertentu.

Intinya, stilistik merupakan kata

yang digunakan untuk mengkonstruksi

wacana atau gaya bahasa yang digunakan

untuk mengkonstruksi wacana atau gaya

bahasa yang digunakan oleh penulis.

d) Retoris

Merupakan gaya yang

diungkapkan ketika seseorang berbicara

atau menulis. Misalnya dengan pemakaian

kata yang berlebihan atau bertele-tele.

Retoris mempunyai fungsi persuasuf dan

berhubungan erat dengan bagaimana pesan

itu ingin disampaikan kepada khalayak.

Van Dijk membagi elemen retoris

menjadi tiga bagian. Pertama, grafis.

Merupakan untuk memeriksa apa yang

ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap

penting) oleh seseorang yang diamati dari

teks.

Kedua, metafora. Merupakan

ornament dari suatu berita atau script film.

Metafora tertentu dipakai oleh pembuat

teks secara strategis sebagai landasan

berpikir, alasan pembenar atas pendapat

atau gagasan tertentu kepada publik.

 

Page 62: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

48

Pembuat teks menggunakan kepercayaan

masyarakat ungkapan sehari-hari,

peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-

kata kuno yang semuanya dipakai untuk

memperkuat pesan utama.

Ketiga, ekspresi. Dimaksudkan

untuk membantu menonjolkan atau tertentu

dari teks yang disampaikan. Dalam teks

tertulis, ekspresi ini muncul dalam bentuk

grafiis, gambar atau foto. Sedangkan dalam

film, ekspresi biasanya muncul dari wajah

pemain atau biasanya kalimat yang

dilontarkan yang berasal dari teks skenario.

b. Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi

perhatiannya pada struktur teks, tetapi bagaimana

teks itu juga diproduksi.30

Kognisi sosial adalah

titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks

atau cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks,

penulis juga meneliti proses terbentuknya teks.

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana

tidak dibatasi hanya pada struktur teks karena

struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau

menandakan sejumlah makna, pendapat dan

ideology. Untuk membongkar bagaimana makna

30

Teun A Van Dijk, Disource and Cognition in Society.

Cambridge: Polity Press. 1994, h. 107-108

 

Page 63: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

49

tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan adanya

suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi

bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna

itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih

tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai

bahasa.

Kognisi sosial menggambarkan bagaimana

kesadaran mental penulis skenario membentuk

teks.31

Untuk mengetahui hal tersebut, maka penulis

melakukan observasi teks atau studi putaka dari

berbagai sumber mengenai Haifaa al Mansour

yang berhubungan dengan film Wadjda.

c. Konteks Sosial

Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat

dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang

berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk

meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual

dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu

hal diproduksi dan dikonstuksi dalam

masayarakat.32

31

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks

Media, (Yogyakarta; LkiS, 2000) h, 259-260. 32

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks

Media, (Yogyakarta; LkiS, 2000) h, 271.

 

Page 64: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

50

Titik penting dari analisis ini adalah untuk

menunjukkan bagaimanamakna dihayati bersama,

kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik

diskursus dan legitimasi. Menurut Van Dijk dalam

analisis mengenai masyarakat ini, ada dua poin

yang penting: kekuasaan (power) dan akses

(acsess).

Pada intinya, konteks sosial itu berhubungan

dengan pengetahuan yang berkembang dalam

masyarakat atas suatu wacana.

 

Page 65: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

51

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM WADJDA

A. Sinopsis Film Wadjda

Tidak banyak film yang diproduksi dari tanah

Jazirah ini, bahkan film sederhana seperti Wadjda ini

dibuat dalam kurun waktu lima tahun disebabkan oleh

peraturan negaranya yang begitu ketat, sehingga tidak

boleh adanya interaksi antara laki-laki dan perempuan di

tempat umum. Bahkan film ini pun sempat terhambat oleh

kurangnya dana, yang pada akhirnya Wadjda pun bekerja

sama dengan rumah produksi asal Jerman. Film ini

disutradarai oleh Haifaa al Mansour, yang membuatnya

menjadi sutradara perempuan pertama dari tanah Arabdan

sekaligus menjadi penulis naskah Wadjda.

Berkisah tentang seorang gadis bernama Wadjda

yang berusia 12 tahun dan tinggal di wilayah

pinggirankota Riyadh, ibukota Arab Saudi. Walaupun ia

tinggal di negara yang konservatif, Wadjda merupakan

anak yang periang, pintar mencari uang, dan berani

melakukan hal apapun yang ingin ia lakukan. Saat

bertengkar dengan Abdullah, tetanggasekaligus teman

laki-laki – yang seharusnya tidak boleh bermain

 

Page 66: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

52

dengannya, ia yang marah pun mengatakan akan

mengajaknya berduel balap sepeda.

Hingga suatu ketika disaat Wadjda pulang dari

sekolah, ia melihat sebuah sepeda hijau yang dijual di

sebuah toko. Gadis cilik itu langsung jatuh hati dan sangat

menginginkan sepeda tersebut agar nantinyaia bisa

bertanding sepeda dengan Abdullah. Saat di dapur,

Wadjda pun merayu ibunya agar ia bisa dibelikan sepeda,

namun orangtuanya menolak permintaannya karena

berkendara adalah hal tabu bagi seorang wanita dan bisa

merusak sistem reproduksinya.

Sejak permintaannya tidak dikabulkan, dari

sanalah Wadjda mulai mengumpulkan uang dan berusaha

lebih keras dengan usaha membuat gelangnya. Ia bahkan

merayu sang pemilik toko agar sepeda hijau incarannya

tidak dijual kepada siapun dengan cara memberikan lagu

medley secara cuma-cuma.

Mulanya, sang ibunda tidak terlalu memerhatikan

Wadjda karena sibuk ingin menarik perhatian suaminya

yang akan menikah lagi.Namun begitu tahu kalau Wadjda

menjadi „kurir‟ surat cinta kakak kelasnya, seketika

ibunya marah dan kecewa akan tindakan Wadjda yang

melakukan kesalahan demi mendapatkan uang tambahan

untuk sepeda impiannya.

 

Page 67: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

53

Ketika Wadjda kehilangan harapan untuk

mengumpulkan uang, ia mendapatkan informasi tentang

lomba menghapal Al-Quran dari sekolahnya. Wadjda pun

mulai belajar menghapal ayat Al-Quran dan berhasil

mengambil hati guru-gurunya.

B. Profil Film, Sutradara dan Pemain

1. Profil Film

Gambar 3.1

Poster Film Wadjda

Sutradara : Haifaa al Mansour

 

Page 68: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

54

Produser : Gerhard Meixner, Roman Paul

Naskah : Haifaa al Mansour

Pemain : Waad Mohammed, Reem

Abdullah, Abdullrahman

al Guhani

Sinematografi : Lutz Reitemeier

Editor : Andreas Wodraschke

Musik : Max Richter

Rumah Produksi : Razor Film Produktion GmbH,

Norddeutscher

Rundfunk

Bayerischer Rundfunk, Rotana TV,

Highlook, Communications Group

Distribusi : Koch Media

Rilis : 31 Agustus 2012

Negara : Saudi Arabia, Jerman, United

Arab Emirates

Jordania, Belanda, Amerika Serikat

Durasi : 98 Menit

Bahasa : Arab

Box Office : $14.5 million

Penghargaan :

a. This Year‟s Outstanding

Achievement by a Woman in

the Film Industry – Alliance of

Women Film Journalists

(2013).

 

Page 69: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

55

b. Muhr Arab Award – Dubai

International Film Festival

(2012).

c. Südwind Filmpreis –

International Film Festival

(2013).

d. NBR Freedom of Expression –

National Board of Review

(2013).

e. Directors to Watch – Palm

Springs International Film

Festival (2014).

f. Dioraphte Award – Rotterdam

International Film Festival

(2014).

g. Most Popular International First

Feature Award – Vancouver

International Film Festival

(2013).

h. CinemAvvernire Award –

Venice Film Festival (2012).

i. C.I.C.A.E Award – Venice Film

Festival (2012).

j. Interfilm Award – Venice Film

Festival (2012).33

33

https://en.wikipedia.org/wiki/Wadjda

 

Page 70: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

56

2. Haifaa al Mansour (Sutradara)

Gambar 3.2

Haifaa al Mansour

Merupakan sutradara perempuan pertama di Arab

Saudi yang bahkan di Negara tersebut pun dilarang

mempunyai bioskop.34

Ia memulai karirnya dengan

membuat film pendek berjudul Who?,The Bitter

Journey dan The Only Way Out. Film The Only Way

Out pun mendapatkan penghargaan di Unit Emirat

Arab dan Belanda. Dia juga ikut dalam sebuah proyek

documenter berjudul Women Without Shadows yang

menceritakan kehidupan tersembunyi para wanita

Arab Iran, dokumenter tersebut pun telah ditayangkan

dalam 17 festival internasional. Karya tersebut pun

menerima penghargaan Golden Dagger for Best

Documentary dalam Muscat Film Festival dan Spesial

Jury Mention dalam Arab Film Festival di Rotterdam.

34

Joan Dupont. “Saudi filmmakers come out of the shadows”. International

Herald Tribune, 14 December 2006 .

 

Page 71: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

57

Haifaa al Mansour pun menjadi tamu di perhelatan ke-

28 Three Continents Festival di Nates, Perancis.

Saat ini ia tinggal di Bahrain bersama suaminya,

Bradley Neimann, seorang diplomat Amerika beserta

kedua anaknya, Adam dan Hailey. Ia juga pernah

belajar di sebuah sekolah film di Sydney, Australia.35

Nama : Haifaa al Mansour

Tempat/Tanggal Lahir: Al Zulfi, 10 Agustus 1974

Pendidikan : Perbandingan Sastra,

Universitas Amerika

Kairo

Kontak : twitter/haifaamansour,

IG/haifaa.almansour

Film : Who?, The Bitter Journey,

The Only Way

Out, Women Without

Shadows, Wadjda, A

Strom in the Stars.

Penghargaan :

a. This Year‟s Outstanding

Achievement by a

Woman in the Film

Industry – Alliance of

Women Film Journalists

(2013).

35

Grey, Tobias (30–31 March 2013), "The undercover

director", Financial Times, p.

 

Page 72: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

58

b. Südwind Filmpreis –

International Film

Festival (2013).

c. NBR Freedom of

Expression – National

Board of Review

(2013).

d. Directors to Watch –

Palm Springs

International Film

Festival (2014).

e. Dioraphte Award –

Rotterdam International

Film Festival (2014).

f. Special Mention at

Tallin Black Night Fikm

Festival from Don

Quixote Award and

Netpac Award

categories.

g. Most Popular

International First

Feature Award –

Vancouver International

Film Festival (2013).

 

Page 73: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

59

h. CinemAvvernire Award

– Venice Film Festival

(2012).

i. C.I.C.A.E Award –

Venice Film Festival

(2012).

j. Interfilm Award –

Venice Film Festival

(2012).36

3. Profil Pemain Film Wadjda

a. Reem Abdullah (Ummu Wadjda)

Gambar 3.3

Reem Abdullah

Sosok Ummu yang diperankan oleh Reem

Abdullah adalah wanita yang mempunyai profesi

sebagai pengajar. Ia digambarkan sebagai wanita

cantik yang pandai menyanyi, memasak dan akrab

dengan Wadjda, ia juga ditampilkan dalam sosok

36

https://en.wikipedia.org/wiki/haifaa-al-mansour

 

Page 74: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

60

yang menjaga perasaan suaminya saat Leila

menawarinya pekerjaan baru.

Ketika ia tidak kunjung hamil untuk

mendapatkan anak laki-laki, mertuanya pun

menikahkan Abu kepada wanita lain yang

membuat Ummu harus menerima poligami. Ia

sempat menolaknya dengan cara mencoba

berpenampilan baru untuk tetap mendapat

perhatian suaminya, namun karena dalam keluarga

Arab memang diharuskan mempunyai anak laki-

laki untuk bisa menyambungkan nasab, ia pun

menerima pernikahan tersebut.

b. Waad Mohammed (Wadjda)

Gambar 3.4

Waad Mohammed

Diperankan dengan apik oleh Waad

Mohammed, membuat sosok Wadjda terlihat

natural dan apa adanya, sifatnya yang

pemberontak dan bersungguh-sungguh pun ia

 

Page 75: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

61

tanamkan pada dirinya ketika Ummu Wadjda tidak

memberikannya sepeda.

Ia digambarkan sebagai sosok anak yang

terlihat cuek namun tidak main-main saat ia

menginginkan sesuatu, sempat terlibat dalam

sebuah pelanggaran yang dilakukan kakak

kelasnya demi mendapat upah untuk tambahan

uang tabungannya. Keahliannya dalam membuat

gelang tali pun ia jadikan ajang mencari uang,

hingga akhirnya ia ketahuan oleh Miss Hussa dan

dilarang untuk membuatnya lagi.

Saat ia mengetahui jika lomba menghafal

Al-Qur‟an berhadiah 1000 riyal, ia pun lantas

berpartisipasi dan membeli game simulasi untuk

belajar hafalannya. Meskipun Wadjda

memenangkan perlombaan tahfidz tersebut,

namun ia tidak bisa mendapatkan hadiahnya saat

juri tahu ia akan menggunakan uangnya untuk

membeli sepeda, Wadjda pun dinasihati hingga di

saat itulah ia menyindir Miss Hussa yang

menurutnya sudah menyalah gunakan

wewenangnya.

 

Page 76: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

62

c. Abdullrahman Al Gohani (Abdullah)

Gambar 3.5

Abdurrahman Al Gohani

Merupakan tetangga Wadjda yang

membuat teman perempuannya tersebut

menginginkan sepeda agar bisa belapan

dengannya. Abdullah adalah sosok yang lucu dan

giat mengkampanyekan pamannya, ia bersedia

meminjamkan sepeda dan memberikan uang 5

riyal pada Wadjda agar bisa memasang lampu hias

di atas loteng rumah Wadjda.

Ketika ia tahu Wadjda memenangkan

lomba tahfidz tanpa mendapatkan hadiahnya, ia

pun berseru dan bilang kalau Wadjda boleh

memiliki sepedanya. Namun Wadjda menolaknya

karena hal itu sia-sia dan membuat mereka tidak

bisa balapan sepeda.

 

Page 77: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

63

d. Sultan Al Assaf (Abu Wadjda)

Gambar 3.6

Sultan Al Assaf

Ia adalah sosok ayah yang menyayangi

Wadjda, keakrabannya dengan anak

perempuannya tersebut terlihat saat ia memberikan

oleh-oleh batu Rub al Khali dan bermain game

bersama di ruang santai. Dalam cerita ini

iadiceritakan sedang mendapat tekanan dari

ibunya untuk menikah lagi agar bisa mendapatkan

anak laki-laki yang bisa meneruskan nasabnya.

Belum lagi masalah ekonomi yang dihadapinya, ia

yang memang awalnya bersikeras ingin punya

anak laki-laki pun, pada akhirnya meninggalkan

Ummu dan menikah dengan wanita pilihan ibunya

setelah pamit pada Wadjda yang baru saja

memenangkan lomba hafalan.

 

Page 78: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

64

e. Ahd Kamel (Miss Hussa)

Gambar 3.7

Ahd Kamel

Mis Hussa digambarkan sebagai seorang

kepala sekolah yang tegas dan sangat

mendisiplinkan peraturan sekolah. Ia sering

menasihati Wadjda yang beberapa kali ini terlibat

dalam pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan

oleh siswi lain.

Saat Wadjda berkompetisi dalam lomba

hafalan, ia terlihat senang dan mengira kalau

Wadjda sudah berubah menjadi anak yang lebih

baik. Namun prasangkanya tersebut luntur, saat

Wadjda mengatakan bahwa hadiah dari lomba

hafalan ini akan digunakan untuk membelikan

sepeda. Ia mengatakan kalau sepeda tidak cocok

untuk perempuan dan secara sepihak membatalkan

hadiah yang seharusnya diterima Wadjda.

 

Page 79: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

65

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Wacana Diskriminasi Gender dalam Film Wadjda

dilihat dari Level Teks

Sesuai dengan model Teun A Van Dijk, wacana

teks terdiri atas tiga struktur atau tingkatan, yaitu struktur

makro, superstruktur, struktur mikro yang masing-masing

saling mendukung satu sama lainnya.

1. Struktur Makro

a. Tematik

Tema dan topik menggambarkan apa saja

yang menjadi gagasan inti atau pesan inti yang

ingin diungkapkan atau menjadi garis besar sang

penulis skenario dalam film Wadjda. Film yang

naskahnya ditulis oleh sutradaranya sendiri ini

secara jelas telah mengambil realitas kaum

perempuan yang berisi persoalan mengenai:

1. Pembatasan Mobilitas

Sejak 7 November 1990/20 Rabiul Awal

1411, Dewan Senior Ulama Negara

mengeluarkan fatwa bahwa seorang

perempuan dilarang mengemudikan mobilnya

 

Page 80: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

66

sendiri. Adanya larangan ini merujuk pada

sejumlah argumentasi syar‟i dan penyikapan

atas merebaknya fenomena kerusakan yang

terjadi di tengah masyarakat.

Diantara dalil tersebut, antara lain bahwa

jika seorang perempuan dibiarkan berkendara,

hal tersebut rentan dengan lepasnya jilbab

yang mereka pakai. Padahal kewajiban

menutup aurat adalah penting dan sangat

ditekankan oleh agama.

Selain dalil diatas, lembaga tersebut juga

memberikan dalil tentang larangan

bercampurnya laki-laki dan perempuan yang

bukan mahram. Akan sangat dikhawatirkan

jika hal tersebut terjadi jika perempuan

memaksakan diri untuk mengendarai mobil

sendirian. Apalagi seorang perempuan muslim

dilarang bepergian tanpa didampingi

mahramnya.

Penegasan ini juga dikuatkan oleh

sejumlah ulama, antara lain Syekh Utsaimin. Ia

menjawab pertanyaan, kenapa Muslimah

dilarang mengemudi.Ada dua kaidah yang bisa

dijadikan sebagai rujukan pelarangan.

Pertama, segala perkara yang bisa mengarah

kepada yang haram, maka dihukumi haram

pula (ma yufdhi ila al-haram fahuwa

 

Page 81: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

67

muharram).Dan kedua, menghindari mudarat

lebih dikedepankan ketimbang mencari

manfaat (dar al-mafasid muqaddam 'ala jalb

al-mashalih).37

Belum lagi orang Arab Saudi beranggapan

bahwa jika seorang perempuan berkendara,

maka berkemungkinan bisa merusak sel

indung telur serta sistem reproduksinya. Itulah

sebabnya seorang perempuan tidak

diperbolehkan mengendarai kendaraan apapun.

Karena adanya batasan ruang gerak pada

kaum perempuan di Arab, hal ini pun

mempersulit seorang perempuan untuk

bergerak sendiri dikarenakan Arab Saudi

melarang perempuan untuk berkendara.

Kurangnya transportasi umum yang aman,

memiliki dampak buruk pada wanita yang

tidak mampu menyewa supir sendiri. Kota

ramai, sesak karena penuh dengan mobil dan

truk yang melaju kencang, dapat menjadi

bahaya bagi wanita yang sedang berjalan atau

mencoba naik taksi.

Pembatasan ini juga berdampak pada

perusahaan yang mempunyai karyawan

37

Artikel diakses 20 Juni 2018 pukul 11:31 WIB

darihttps://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/fatwa/13/11/23/mwplcw-kenapa-muslimah-arab-

saudi-dilarang-menyetir

 

Page 82: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

68

perempuan, harus memfasilitasi kendaraan

atau sedikit menaikkan gaji yang mana

kelebihannya tersebut sebagai ongkos

transport, namun tidak jarang pula dimana

wanita Arab yang punya penghasilan sendiri

menyewa supir. Tanpa pekerjaan, kebanyakan

wanita tidak akan mampu menyewa supir

pribadi yang biayanya sangat tinggi. Jika

seorang wanita memiliki pekerjaan, sebagian

besar gajinya digunakan untuk membayar

sopirnya. Inilah mengapa tidak jarang

kebanyakan kaum wanita sana mengeluh

karena sebagian gajinya habis hanya untuk

transportasi.

Dalam film ini, peneliti melihat suatu

realitas adanya pembatasan mobilitas yang

begitu kental disampaikan. Terlihat bagaimana

sulitnya perempuan Saudi beraktifitas diluar

rumah dan ketika akan pergi kemana-mana

harus terus-menerus bergantung pada laki-laki.

Ada salah satu scene dimana sekumpulan

wanita berniqab berada di dalam sebuah mobil

yang disupiri oleh seorang laki-laki. Mereka

yang ruang geraknya dibatasi, mau tak mau

harus menyewa supir pribadi meski biayanya

tidak murah dan ketika supir tersebut

mengundurkan diri dari pekerjaannya, hal

 

Page 83: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

69

tersebut membuat aktifitas atau pekerjaan di

luar sana terhambat.

Seperti Ummu yang kehilangan supirnya

yang membuatnya terpaksa diam di rumah,

sampai harus meminta izin darurat tidak masuk

sekolah dan tidak bisa kemana-mana.

Tidak hanya itu, ruang gerak perempuan

Arab Saudi pun dibatasi lewat adegan dimana

Wadjda yang berkeinginan untuk memiliki

sepeda namun tidak ditanggapi baik karena

merupakan hal tabu bagi masyarakat Arab

Saudi. Dengan anggapan bahwa berkendara

benar-benar dapat merusak sistem reproduksi,

ditunjukkanlah adegan Ummu yang ketakutan

serta marah saat tahu anaknya menaiki sepeda

terjatuh dan berdarah sampai ia sempat

mengira bahwa itu adalah darah

keperawanannya.

Disisi lain, ada juga adegan dimana Miss

Hussa yang juga berpikiran konservatif, tidak

menyetujui keinginan Wadjda yang ingin

membeli sepeda dan mengatakan bahwa

perempuan tidak cocok menggunakan sepeda,

apalagi yang menjaga kehormatannya.

Ada beberapa perbedaan jenis dan bentuk,

tempat dam waktu serta mekanisme proses

marginalisasi kaum perempuan karena

 

Page 84: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

70

perbedaan gender tersebut. Dari segi

sumbernya bisa berasal dari kebijakan

pemerintah, keyakinan, tafsir agama,

keyakinan tradisi, kebiasaan atau bahkan

asumsi ilmu pengetahuan.38

Kemudian pada tahun 2017, Raja Salman

bin Abdul Aziz menerbitkan sebuah keputusan

bersejarah yang memperbolehkan penerbitan

surat izin mengemudi untuk perempuan.

Keputusan tersebut akan berlaku di bulan

Syawal 1439 atau Juni 2018 yang tentunya

sangat disambut positif oleh sebagian besar

kaum wanita.

Tabel 4.1

Tentang Pembatasan Mobilitas

38

Mansour Fakih, Analisis Gender & Wacana

Transformasi Sosial, (Yogyakarta: INSISTPress, 2016).

H, 14.

Durasi Adegan Skenario dan

Keterangannya

05:08

Gambar 4.1 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

(beberapa wanita yang

bekerja di luar terlihat

sedang menunggu di dalam

mobil jemputan)

 

Page 85: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

71

14:02 –

14:13

Gambar 4.2 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

Wadjda: Aku pengen

sepeda supaya bisa balapan

sama Abdullah

Ummu: Pernahkah kamu

lihat perempuan bersepeda?

Mending ibu jualan buah

didepan Rumah Sakit

daripada jalan terus. Lalu

aku pulang dan kau bilang

„aku pengen sepeda!‟

Keterangan:

Wadjda meminta sepeda

pada ibunya agar bisa adu

balap dengan Abdullah

namun Ummu tidak

menyetujuinya

37:40 –

37:59

Gambar 4.3 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

Ummu: Kamu tetap

mendapat gaji walau

mengantarku ataupun tidak.

Kenapa bicara seperti itu

denganku? Tidak kah kau

malu? Kenapa?

 

Page 86: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

72

Kau pikir hanya kau yang

bisa menyetir? Besok akan

kucari supir yang lebih baik.

Keterangan:

Ibu Wadjda terlihat

bertengkar dengan supir

pribadinya yang ingin

berhenti kerja darinya.

54:53 –

54-59

Gambar 4.4 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

Wadjda: Kulihat di TV ada

perempuan naik sepeda.

Aku minta uang buat beli

satu. Aku tahu ibu punya

uang, kulihat ada di laci.

Ummu: Nih, perempuan

tidak boleh bersepeda.

Kamu takkan punya anak

kalau bersepeda.

Wadjda: Ibu tidak

bersepeda namun kenapa

tidak punya anak lagi?

Keterangan:

Wadjda masih tetap merayu

ibunya agar mendapatkan

sepeda, namun sang ibu

 

Page 87: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

73

menolak keras karena bisa

merusak sistem reproduksi

perempuan dan yang

kemudian Wadjda pun

menyindir balik pemikiran

konservatif ibunya.

39:15 –

39:31

Gambar 4.5 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

Ummu: Aku kehilangan

supirku. Aku tidak bisa

mengatur perjalanannya,

bisakah dianggap cuti

darurat?

Keterangan:

Ummu meminta izin pada

pihak sekolah karena ia

tidak bisa keluar tanpa

adanya supir yang biasa

menjemputnya.

1:01:37

1:01:55

Gambar 4.6 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

(Wadjda sedang menaiki

sepeda Abdullah di loteng

rumahnya)

(Ia kemudian ketahuan oleh

ibunya yang kebetulan ke

loteng dan Wadjda pun

jatuh)

 

Page 88: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

74

Wadjda: Aku berdarah!

Ummu: (munutup

wajahnya) Dimana darahmu

berasal? Keperawananmu?

Wadjda: Dari dengkulku!

Ummu: Dengkulmu?

Sepeda bahaya bagi

perempuan! Kamu pikir

kamu bisa seperti laki-laki?

Keterangan:

Disini terlihat ummu panik

kalau Wadjda sampai

kehilangan keperawanannya

akibat terjatuh dari sepeda.

Ia langsung memarahi

Wadjda dan mengatakan

bahwa berbahaya

mengendarai sepeda.

1:22:55

-

Gambar 4.7 Potongan

adegan; Pembatasan

Mobilitas

Miss Hussa: Apa

rencanamu dengan hadiah

uang ini?

Wadjda: Aku ingin sepeda

di toko ujung jalan

(Para murid tertawa)

Miss Hussa: Bukankah

lebih baik kita sumbangkan

 

Page 89: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

75

2. Subordinasi dan Beban Kerja

Melihat gambaran perempuan yang ada

pada film Wadjda, terlihat bagaimana

perempuan Arab Saudi adalah sosok yang

tersubordinasi. Meski di masa kini perempuan

Arab mulai mendapatkan pendidikan yang

seperti seharusnya, namun tetap saja

perempuan sangat erat dikaitkan dalam hal

mengurus rumah tangga. Inilah yang menjadi

ke saudara kita yang ada di

Palestina?

Wadjda: (terdiam)

Miss Hussa: Sepeda tidak

cocok untuk wanita. Apalagi

anak baik sepertimu yang

selalu menjaga

kehormatannya.

Keterangan:

Adegan dimana para murid

menertawai keinginan

Wadjda, terlihat jelas bahwa

berkendara bagi seorang

perempuan bukanlah hal

yang umum.

 

Page 90: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

76

beban kerja atau peran ganda bagi mereka

ketika sudah ada di rumah seusai bekerja di

luar, sehingga pada akhirnya menimbulkan

persepsi bahwa pekerjaan domestik adalah

mutlak untuk perempuan.

Ibu Wadjda disini mewakilkan realitas

yang ada, ia digambarkan sebagai wanita yang

bekerja sebagai guru di luar dan ketika ia

sudah ada di rumah, ia langsung mengurus

urusan rumah tangga dan anak meski

perjalannya tidak cukup menyenangkan.

Berbeda dengan ayahnya, ia bekerja dan hanya

kembali ke rumah dalam kurun waktu tertentu,

kemudian sesampainya di rumah ia bersantai

dan menjamu teman-temannya. Seusainya

menjamu teman-temannya, nampak akhirnya

Ummu yang membereskan semua dan

mengatakan pada Wadjda supaya membenahi

peralatan dengan benar agar ayahnya tidak

kecewa lagi pada mereka.

Rasulullah pernah mencontohkan, ketika

berada di dalam rumah, beliau ikut andil dalam

menunaikan tugas mengurus rumah tangga.

Dalam suatu riwayat, al-Aswad bertanya

kepada Aisyah, “Apa yang dikerjakan

Rasulullah SAW di rumah?” Dia menjawab,

“Beliau biasa didalam tugas sehari-hari

 

Page 91: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

77

keluarganya – yakni melayani keluarganya –

maka apabila telah tiba waktu sholat, beliau

keluar untuk menunaikan sholat.” (H.R.

Bukhari).39

Selain Rasullah, ada juga beberapa sahabat

yang ikut membantu pekerjaan rumah

sehingga sang istri tidak harus sampai

merasakan beban kerja. Oleh karena itu, al-

Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits itu

terdapat anjuran untuk bersikap tawadhu dan

tidak sombong, serta menganjurkan laki-laki

untuk melayani istrinya.”40

Tabel 4.2

Tentang Subordinasi dan Beban Kerja

Durasi Adegan Skenario dan

Keterangannya

13:24 –

13:36

Gambar 4.8 Potongan adegan;

Subordinasi dan Beban Kerja

(Ibu Wadjda

yang terlihat

sehabis pulang

bekerja)

Ummu: Halo

Wadjda: Halo

39

Al-Bukhari, Kitab Abwaabil Adzan, Bab: Man

Kaana fii Haajati Ahlihi Fauqiimatish Shalah

Fakhraja, juz 2, hlm.303. 40

Fathul Bari, Juz 2, hlm. 304.

 

Page 92: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

78

Ummu: Akan

aku buatkan

makan siang.

Ya Allah, sudah

3 jam kita berada

di mobil tanpa

AC.

Keterangan:

Sehabis pulang

bekerja, ibu

Wadjda langsung

membuatkan

makan siang

untuk anaknya

meski ia

mengeluhkan

bagaimana

pekerjaannya di

luar sana.

21:13 Gambar 4.9 Potongan adegan;

Subordinasi dan Beban Kerja

(Ummu

bernyanyi saat

memasak

sebelum

kedatangan Abu

ke rumah)

 

Page 93: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

79

24:54 Gambar 4.10 Potongan adegan;

Subordinasi dan Beban Kerja

(Abu yang sudah

kembali dari

pekerjaannya dan

sedang bermain

game)

1:02:3

2 –

1:04:3

9

Gambar 4.11 Potongan adegan;

Subordinasi dan Beban Kerja

Ummu: bereskan

jika sudah

selesai, jangan

sampai buat

kesalahan. Aku

tidak mau dia

kecewa sama kita

lagi.

Keterangan:

Terlihat

bagaimana

Ummu yang

memasak banyak

dan juga

membereskan

semuanya tanpa

ada bantuan

siapa-siapa

kecuali dari

Wadjda.

 

Page 94: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

80

3. Pernikahan dan Perceraian

Pada mulanya, Arab Saudi tidak

ada hukum khusus mengatasi masalah usia

perkawinan dikarenakan tidak adanya UU

mengenai batasan minimal usia, yang

diterapkan hanyalah hukum fiqih yang

sebenarnya, yaitu seseorang bisa menikah

kapanpun asalkan telah cukup memenuhi

syarat dari madzhab yang dianutnya dan

kebetulan madzhab Imam Hambali lah

yang mayoritas digunakan oleh penduduk

Arab. Pada tahun 2009, seorang mufti dari

Arab pernah menyatakan bahwa anak usia

10 atau 12 tahun sudah diperkenankan

menikah.41

Pernikahan terhadap anak adalah

suatu hal biasa di Arab Saudi, yang mana

sistem pernikahaannya didominasi oleh

kedua belah pihak keluarga, dimana dalam

masyarakat patriarki, pernikahan adalah

kontrak antara laki-laki dengan wali

perempuan. Pengantin perempuan biasanya

menerima pernikahan dari calon yang

dipilih dari wali perempuan. Sementara

41

Jan Michiel Otto, Sharia Incorporated: A

Comperative Overview of the Legal System of Twelve

Muslim Countries in Past and Present, 2010, h. 164

 

Page 95: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

81

perempuan pada dasarnya memiliki hak

untuk memilih dan menolak pernikahan,

namun pada prakteknya hal tersebut tidak

pernah terjadi.

Tidak hanya di Arab Saudi,

pernikahan anak pun banyak terjadi di

negara-negara Islam lainnya, yang mana

hal ini menyinggung pada cerita sejarah

dimana Nabi Muhammad menikahi Aisyah

yang saat itu berusia 6 tahun dan

melakukan hubungan pernikahan ketika

berusia 9 tahun. Dengan demikian

pernikahan Nabi Muhammad dipandang

sebagai contoh.

Beberapa orangtua beralasan bahwa

melakukan pernikahan terhadap anaknya

yang masih berusia dini untuk menghindari

fitnah. Namun tidak sedikit pula kasus

yang mencatat bahwa adanya pernikahan

anak dilakukan untuk menyelesaikan

masalah materi, seperti hutang. Ada juga

karena alasan pribadi dan sebagainya tanpa

memperdulikan nasib anak tersebut.

Pada film Wadjda, ada adegan

dimana tokoh bernama Salma – teman

Wadjda – yang menggambarkan bahwa

praktek pernikahan dini masih berlaku di

 

Page 96: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

82

masyarakat Arab Saudi. Ia dinikahkan oleh

keluarganya kepada pria berumur 20 tahun,

sedangkan ia sendiri masih berusia 10

tahun.

Adanya pernikahan dini, juga

diyakini sebagai penyebab putusnya

sekolah dan mengubah kondisi sosial

tradisional serta peran budaya yang

melemahkan kaum perempuan. Maka tidak

heran jika presentase melek huruf pada

perempuan di masyarakat Arab sana jauh

lebih rendah daripada laki-laki.

Selain itu, pernikahan dini juga

erat hubungannya dengan kemiskinan

dan siklus tersebut menjadi hal rumit

yang telah berlangsung lama di

masyarakat Arab, seperti ibu-ibu muda

yang mengambil alih tanggung jawab

atas keluarga mereka jika terjadi

perceraian atau kematian pasangannya.

Hingga akhirnya beberapa waktu lalu

pemerintah Arab Saudi memberikan

larangan pernikahan anak dibawah usia

15 tahun.

Dalam perceraian, pria memiliki

hak unliteral untuk menceraikan istri

mereka (talak) tanpa perlu dasar hukum,

 

Page 97: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

83

seorang wanita hanya dapat memperoleh

perceraian dengan persetujuan dari

suaminya atau secara hukum jika

suaminya telah merugikan dirinya.

Dalam praktek, sangat sulit bagi wanita

mendapatkan perceraian pengadilan.

Dalam hal perceraian, ayah memiliki hak

asuh anak otomatis dari usia 7 tahun dan

putri dari usia 9 tahun.42

Pada film ini, diperlihatkan

bagaimana Ummu yang pasrah akan

dipoligami serta diceraikan oleh Abu. Ia

tidak bisa banyak berbuat selain

mencoba tampil cantik agar suaminya

tidak mengikuti kemauan ibunya supaya

punya anak laki-laki.

Pada wawancaranya bersama

Andrew Lapin dari The Dissolve, Haifaa al

Mansour menggambarkan pola perceraian

yang dipengaruhi oleh budaya patriaki

lewat tokoh kedua orangtua Wadjda.

“Meski mereka masih saling

mencintai, tetapi tekanan dan

budaya itu sendiri tidak

memungkinkan cinta semacam itu

tumbuh. Karena itu memungkinkan

42

Jurnal Politik Hukum (Legislasi) Hukum

Keluarga di Saudi Arabia oleh Agustina Nurhayati, IAIN

Raden Intan Lampung

 

Page 98: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

84

poligami dan memungkinkan pria

untuk mengambil istri kedua.

Mendapat tekanan dari pihak

keluarganyaagar sang pria segera

memiliki seorang putra. Dan jika

dia tidak memiliki seorang putra,

maka akan dianggap kurang

lengkap.Mau tak mau dia

harusmelakukan perceraian meski

harus menghancurkan hati orang

yang sangat dia cintai.”43

Tabel 4.3

Tentang Pernikahan dan Perceraian

Durasi Adegan

Skenario dan

Keteranganny

a

1:05:1

8 –

1:05:4

9

Gambar 4.12 Potongan

adegan; Pernikahan dan

Perceraian

Guru: Ini

suamimu?

Berapa

usianya?

Salma: 20

tahun

(Teman-teman

tertawa)

43

Artikel diakses pada 10 Februari 2018, pukul

02:26 WIB. https://thedissolve.com/features/interview/168-

wadjda-director-haifaa-al-mansour/

 

Page 99: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

85

Keterangan:

Salma yang

ketahuan

membawa foto

pernikahannya

pun menjawab

sang guru saat

ditanyai berapa

umur suaminya

dengan malu-

malu.

30:06

30:34

Gambar 4.13 Potongan

adegan; Pernikahan dan

Perceraian

Abu: Kau pikir

aku mau

menafkahi dua

keluarga?

Aku mau anak

laki-laki, maka

semuanya akan

baik-baik saja.

Tetapi kita tahu

hal itu takkan

terjadi.

Lupakan.

Jangan

harapkan aku

akan datang

 

Page 100: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

86

minggu depan!

Ummu:

Jangan

kembali! Balik

ke rumah

ibumu dan

bicarakan

mempelai

wanita yang

berpotensi.

Keterangan:

Pertengkaran

Abu dan

Ummu saat

mereka

membicarakan

Abu yang

berniat akan

menikah lagi,

agar bisa

mendapatkan

anak laki-laki.

1:27:0

8

Gambar 4.14 Potongan

adegan; Pernikahan dan

Perceraian

Abu: Aku

sudah mencoba

menelpon

 

Page 101: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

87

ibumu seharian

tapi tidak bisa.

Jika dia

kembali,

katakana aku

mencintainya

Keterangan:

Meskipun akan

menikah lagi

dan pergi, ia

tetap

menyampaikan

isi hatinya pada

Ummu

dikarenakan

budaya patriaki

yang

mendesaknya

agak dikaruniai

anak laki-laki.

2. Superstruktur

a. Skematik

 

Page 102: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

88

Skematik merupakan strategi penulis dalam

mengemas pesannya dengan memberikan tekanan

bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang

diakhirkan.44

Pada film Wadjda, sutradara yang juga

sekaligus penulis skenario mengemas pesannya

menjadi lima tahap.

Pertama: Opening Bill Board (pembuka),

menampilkan sepatu-sepatu dari para murid sekolah

dasar perempuan yang sedang menyanyikan syair di

dalam kelasnya. Tidak ada sound effect pada scene ini,

karena sudah cukup diiringi oleh suara syair dari para

murid.

Tabel 4.4

Tabel Opening Bill Board

Duras

i

Opening Bill Board

Keterangan

00:37 Gambar 4.15 Potongan adegan;

Opening Bill Board

Scene awal

yang

menunjukka

n sepatu para

murid

44

Alex Sobur, AnalisisTeks Media, Suatu Pengantar Untuk

Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung;

PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.50.

 

Page 103: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

89

perempuan

yang sedang

menyanyika

n syair.

Kedua: Opening Scene atau biasa disebut adegan pembuka

yang merupakan tampilan adegan pada film.

Adegan pertama dimulai dari Wadjda yang dihukum berdiri

oleh sang guru karena tidak ikut menyanyikan syair dan

malah bercanda dengan temannya yang kebetulan lewat di

kelas. Kemudian adegan tersebut diakhiri dengan judul film

yang ditampilkan pada scene baru dimana Wadjda sedang

mengemas barang-barang jualannya sambil mendengarkan

musik pop, diikuti dengan tampilan nama-nama pemain dan

tim produksi.

Tabel 4.5

Tabel Opening Scene

Duras

i

Opening Scene Keteranga

n

02: 59 Gambar 4.16 Potongan adegan;

Opening Scene

Wadjda

yang

sedang

mengemas

 

Page 104: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

90

barang

jualannya

yang

diikuti

nama

pemain

serta nama

tim

produksi.

Ketiga: Conflict Scene (klimaks). Merupakan bagian

terbesar pertama yang memutuskan atau membuat suatu

penemuan penting tentang diri si tokoh. Atau juga bisa

disebut pertemuan antar dua hal yang bertentangan.45

Pada bagian ketiga barulah masuk ke dalam bagian-bagian

adegan. Pada adegan ini terlihat klimaks yakni benturan

kepentingan para tokoh pemain yang berujung pada konflik.

Dalam film ini konflik datang dari Wadjda yang

menginginkan sebuah sepeda, namun hal itu ditentang oleh

orangtua dan gurunya. Tidak hanya itu, konflik pun juga

datang dari lingkungannya seperti, ayah Wadjda yang akan

menikah lagi serta supir ibunya yang berhenti kerja

Tabel 4.6

45

Ilham Zoebazary, Kamus Istilah Film & Televisi, (Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010). H, 55.

 

Page 105: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

91

Tabel Conflict Scene

Durasi Conflict Scene (klimaks) Skenario dan

Keterangan

14:02 Gambar 4.17 Potongan adegan;

Conflict Scene (klimaks)

Wadjda: Aku pengen

sepeda supaya bisa

balapan sama

Abdullah.

Ummu: Pernahkah

kamu lihat perempuan

bersepeda? Mending

ibu jualan buah

didepan rumah sakit

daripada jalan terus.

Lalu aku pulang dan

kau bilang „Aku

pengen sepeda‟.

Keterangan: Ummu

Wadjda menolak

membelikan sepeda

karena itu tabu bagi

perempuan.

30:06 –

30:34

Gambar 4.18 Potongan adegan;

Conflict Scene (klimaks)

Abu: Kau pikir aku

mau menafkahi dua

keluarga?

 

Page 106: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

92

Aku mau anak laki-

laki, maka semuanya

akan baik-baik saja.

Tetapi kita tahu hal itu

takkan terjadi.

Lupakan. Jangan

harapkan aku akan

datang minggu depan!

Ummu: Jangan

kembali! balik ke

rumah ibumu dan

bicarakan mempelai

wanita yang

berpotensi.

Keterangan:

Pertengkaran Abu dan

Ummu saat mereka

membicarakan Abu

yang berniat akan

menikah lagi, agar

bisa mendapatkan

anak laki-laki.

Gambar 4.19 Potongan adegan;

Conflict Scene (klimaks)

Wadjda: Kulihat di

TV ada perempuan

naik sepeda. Aku

 

Page 107: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

93

minta uang buat beli

satu. Aku tahu ibu

punya uang, kulihat

ada di laci.

Ummu: Nih,

perempuan tidak

boleh bersepeda.

Kamu takkan punya

anak kalau bersepeda.

Wadjda: Ibu tidak

bersepeda namun

kenapa tidak punya

anak lagi?

Ummu: Bisa-bisanya

kau berkata seperti

itu? Bikin aku tambah

sakit kepala aja.

Keterangan:

Wadjda masih tetap

merayu ibunya agar

mendapatkan sepeda,

namun sang ibu

menolak keras karena

bisa merusak sistem

reproduksi

 

Page 108: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

94

Keempat: Anti Klimaks (solusi). Dalam kamus, biasa

diartikan sebagai bagian menjelang akhir film setelah

klimaks atau solusi46

. Setelah konflik terjadi, scene

selanjutnya menampilkan solusi atau jalan keluar dari

permasalahan-permasalahan yang terjadi. Dalam film ini,

Wadjda yang tidak bisa membeli sepeda akhirnya mengikuti

lomba tahfidz dengan harapan bisa memenangkan hadiah dan

Ummu yang akan dipoligami, berusaha menarik perhatian

suaminya kembali dengan menggunakan sensualitasnya.

Tabel 4.7

Tabel Anti Klimaks

Durasi Anti Klimaks (solusi) Adegan dan

Keterangan

31:10 Gambar 4.20 Potongan adegan; Anti

Klimaks

Miss Hussa:

Pertama, kita

naikkan hadiah

uangnya. Sekarang

1000, kemarin 800.

Ket: Miss Hussa

yang merupakan

kepala sekolah

mengumumkan

46

Nisrina Lubis, Kamus Istilah Film Populer,

(Yogyakarta: MedPress, 2009). H, 6.

 

Page 109: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

95

perlombaan tahfidz

yang membuat

Wadjda

berpartisipasi.

37:01 Gambar 4.20 Potongan adegan; Anti

Klimaks

Ummu: Gimana

menurutmu?

Mungkinkah ayahmu

menyukainya?

Ket: Wadjda

menemani Ummu

pergi ke swalayan

untuk membeli gaun

baru agar bisa

menarik kembali

perhatian suaminya.

Kelima: Ending atau bisa juga disebut akhir cerita. Ending

dalam film Wadjda yaitu, meski Wadjda berhasil

memenangkan lomba tahfidz, namun hadiah 1000 riyal-nya

dialihkan untuk disumbangkan ke Palestina karena Miss

Hussa kecewa pada Wadjda yang malah menginginkan

sepeda.

Malam harinya, Wadja terbangun dan pergi ke loteng

rumahnya, ia melihat ibunya tengah menangis dan

mengatakan kalau Wadjda lah satu-satunya yang sekarang ia

 

Page 110: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

96

miliki. Ummu pun mengatakan bahwa ia tidak jadi membeli

gaun karena uangnya dipakai untuk membeli keinginan

Wadja yaitu, sepeda. Kemudian film pun ditutup dengan

scene dimana Wadjda adu balap dengan Abdullah.

Tabel 4.8

Tabel Ending

Durasi Ending (akhir cerita) Keterangan

1:30:02 Gambar 4.22 Potongan adegan;

Ending

Ummu

memberikan

sepeda untuk

Wadjda

karena ia

ingin anak itu

bahagia.

Wadjda yang

mendapatkan

sepeda baru

pun akhirnya

bisa

berbalapan

dengan

Abdullah.

 

Page 111: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

97

3. Struktur Mikro

a. Semantik

1. Latar

Merupakan peristiwa yang dipakai dalam

menyajikan teks atau cerita. Latar peristiwa

yang dipilih akan menentukan kearah mana

pandangan khalayak akan dibawa. Pada

intinya, latar membantu seseorang dalam

memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.47

Latar pada film Wadjda ini mengarahkan

penonton tentang bagaimana kehidupan dan

pergerakan perempuan Saudi yang diatur

sedemikian ketatnya oleh pemerintah sehingga

menimbulkan dunia yang konservatif. Sangat

jelas digambarkan betapa Wadjda

menginginkan sebuah sepeda, meski budaya

membatasinya. Dalam hal ini, Haifaa al

Mansour menunjukkan kepada penonton

bahwa beginilah realitas yang ada pada

masyarakat Arab.

Tidak hanya tentang perempuan yang

dilarang mengendarai transportasi secara

pribadi, disana pun seorang pria „harus‟

memiliki anak laki-laki demi meneruskan

nasab, yang mana hal ini akan dialihkan

47

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis

Teks Media, (Yogyakarta; Lkis 2000), hlm. 235

 

Page 112: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

98

sebagai isu poligami dimana suami akan

menikah lagi demi mendapatkan anak laki-

laki.

2. Detail

Dalam detil, hal yang menguntungkan

pembuat teks akan diuraikan secara detail dan

terperinci, sebaliknya fakta yang tidak

menguntungkan, detil informasi akan

dikurangi. Dibawah ini merupakan detil yang

terdapat pada film Wadjda.

Miss Hussa:

Kamu takkan percaya. Tapi semi Allah,

kau mengingatkanku ketika aku

seumuran denganmu. Sekarang lihat

aku.

Pada elemen ini, teks skenario diatas

memperlihatkan dengan detil dan rinci, ketika

Miss Hussa menggambarkan bagaimana

dirinya yang dulu mirip dengan Wadjda.

3. Maksud

Elemen maksud melihat informasi yang

menguntungkan, yang akan diuraikan secara

eksplisit, tegas dan jelas, serta menunjuk

langsung pada fakta.48

Ummu Wadjda:

48

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis

Teks Media (Yogyakarkata: PT LKiS, 2001) , hl. 240

 

Page 113: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

99

Pernahkah kamu lihat perempuan

bersepeda? Mending ibu jualan buah di

depan rumah sakit dari pada jalan terus.

Lalu aku pulang dan kau bilang „Aku

pengen sepeda‟.

Dialog tersebut diucapkan oleh Ummu

yang ditatap anaknya saat ia sedang masak

makan siang dan mengeluh tentang supirnya

yang kasar. Ummu yang jengah ditatap oleh

Wadjda pun langsung tahu kalau anak

perempuannya menginginkan sesuatu. Saat

dengar jawaban Wadjda, Ummu melarangnya

dengan cara memberikan informasi yang

eksplisit bahwa tidak ada perempuan yang

mengendarai sepeda di Arab.

b. Sintaksis

1. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan

antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah

kalimat yang menggambarkan fakta yang

berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak

koheren. Koherensi juga merupakan pertalian

antar kata atau kalimat yang dapat diamati

dengan memakai kata penguhubung

(konjungsi): dan, atau, tetapi, namun, seperti,

 

Page 114: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

100

karena, meskipun, demikian pula dan

sebagainya.

Abu:

Aku mau anak laki-laki, maka

semuanya akan baik-baik saja, tetapi

kita tahu hal itu takkan terjadi.

Kalimat tersebut diucapkan oleh ayah

Wadjda yang akan menikah lagi demi

mendapatkan anak laki-laki. Kohorensi

yang terdapat pada adegan di atas adalah

„tetapi‟. Kata „tetapi‟ tersebut

menghubungkan dua kalimat yang

menyatakan bahwa meski sudah lebih dari

sepuluh tahun membangun rumah tangga,

ia takkan bisa mendapatkan anak kembali

sekaligus menyinggung kesehatan

reproduksi Ummu.

2. Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai

oleh penulis skenario untuk menunjukkan

di mana seseorang ditempatkan dalam

wacana. Berbagai kata ganti yang berlainan

 

Page 115: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

101

digunakan secara strategi sesuai dengan

kondisi yang ada.49

Tabel 4.9

Tabel Kata Ganti

Durasi Bentuk

Kalimat

Keterangan

42:32 Ummu : Leila,

sudahlah. Aku

cuma mampir

sebentar. Akan

aku panggil lagi

nanti, kau

kelihatan sibuk.

Leila : Ummu

Wadjda, kenapa

kamu pergi?

Ummu : Sampai

nanti lagi. Jaga

dirimu baik-

baik.

Ini terjadi pada

adegan dimana

Ummu tidak

jadi melamar

pekerjaan di

Rumah Sakit,

Leila menahan

kepergian

Ummu yang

terkesan

menghindar

sambil

menyebut

julukan „Ummu

Wadjda‟ yang

dalam bahasa

Arab berarti

49

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis

Teks Media (Yogyakarkata: PT LKiS, 2001) , hl. 253

 

Page 116: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

102

„ibunya

Wadjda‟.

c. Retoris

1. Grafis

Elemen pertama dalam retoris adalah

grafis. Grafis menampilkan bagian yang

menonjol dari sebuah film yang dilihat dari

pengambilan gambar. Dalam film Wadjda,

penulis mendapat istilah pengambilan gambar

yaitu close up, medium close up, zoom in dan

lain sebagainya.

Tabel 4.10

Tabel Grafis

Duras

i

Potongan Adegan Keterangan

1:10 Gambar 4.23 Potongan

adegan dalam Film

Wadjda

Pada scene

ini, grafis

menunjukan

kamera

mengambil

gambar

dengan Close

Up.

 

Page 117: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

103

1:22:4

1

Gambar 4.24 Potongan

adegan dalam Film

Wadjda

Grafis ini

menunjukkan

gambar Close

Up,teknik ini

mampu

memperlihatk

an ekspresi

wajah dengan

jelas serta

gesture yang

mendetail.

2. Metafora

Merupakan kiasan atau ungkapan yang dapat

dijadikan sebagai landasan berpikir, alasan

pembenar atau pendapat kepada publik. Beberapa

ungkapan metafora yang terdapat dalam film

Wadjda.

Tabel 4.11

Tabel Metafora

Durasi Metafora Keterangan

23:11 Ummu: Semua ini

karena sepeda? Selama

Scene ini saat Ummu

meneriaki Wadjda yang

 

Page 118: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

104

ibu masih hidup, kamu

takkan mendapatkannya!

ketahuan sudah membantu

pertemuan kakak kelasnya

dengan yang bukan

mahram.

Pada teks diatas, terlihat

kalimat tersebut

mengandung arti kata atau

makna yang mendalam.

1:23:12 Miss Hussa: Kau tahu,

sepeda tidak cocok buat

wanita. Apalagi yang

selalu menjaga

kehormatannya.

Adegan tersebut saat Miss

Hussa bertanya pada

Wadjda mau digunakan

untuk apa hadiah uang

1000 riyal-nya. Pada teks

diatas, terlihat kalimat

tersebut merupakan

ungkapan yang

mengandung arti atau

makna mendalam.

3. Ekspresi

Elemen ekspresi merupakan bagian untuk

memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan

oleh seseorang yang diamati dari teks. Misalnya

 

Page 119: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

105

ekspresi wajah marah, sedih, menangis,

tersenyum, gembira, tertawa dan sinis.

Tabel 4.12

Tabel Ekspresi

Durasi Ekspresi Keterangan

23:11 Gambar 4.25 Potongan adegan dalam

Film Wadjda

Ummu: Semua

ini karena

sepeda? Selama

ibu masih hidup,

kamu tidak akan

mendapatkannya.

Haruskah ibu

menunggu

sampai kamu

dikeluarkan?

Keterangan:

Ummu marah

saat tahu kalau

Wadjda telah

membantu

temannya

bertemu dengan

laki-laki.

30:06 Gambar 4.26 Potongan adegan dalam Ummu yang

 

Page 120: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

106

30:34

Film Wadjda

kecewa setelah

bertengkar

dengan suaminya

yang berniat

akan poligami.

11:46 Gambar 4.27 Potongan adegan dalam

Film Wadjda

Saat pertama kali

Wadjda melihat

sepeda baru di

sebuah toko.

B. Wacana Diskriminasi Gender dalam Film Wadjda

dilihat dari Level Kognisi Sosial

Dalam kerangka analisis wacana Teun A Van

Dijk, perlu adanya penelitian mengenai kognisi sosial,

yaitu kesadaran mental penulis skenario yang membentuk

teks tersebut.50

Selain menganalisis teks yang terdapat

dalam skenario film Wadjda, perlu dilakukan penelitian

atas kesadaran mental penulis skenario dalam memandang

masalah perempuan. Bagaimana kepercayaan,

pengetahuan dan prasangka penulis skenario terhadap

50

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks

Media, h 260.

 

Page 121: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

107

masalah yang menimpa perempuan. Kognisi sosial ini

penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan

untuk memahami teks.

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak

dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana

itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah

makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar

bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita

membutuhkan suatu analisis kognisi sosial. Pendekatan

kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak

mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh

pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

penelitian atas representasi kognisi sdan strategi penulis

skenario dalam memproduksi skenario. Karena setiap teks

pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan,

prasangka tertentu terhadap suatu peristiwa.51

Sebelum Haifaa al Mansour membuat film

Wadjda, ia telah banyak membuat film pendek seperti

Who?,The Bitter Journey dan The Only Way Out, serat

sebuah film dokumenter yang berjudul Women Without

Shadows. Jika dilihat dari keseluruhan karyanya,

semuanya bercerita tentang perempuan.

“Saya pernah bekerja di perusahaan minyak di

Arab Saudi dan saya tidak pernah dipromosikan,

justru semua promosi hak saya diberikan kepada

rekan pria karena mereka memiliki keluarga,

51

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks

Media, h 260.

 

Page 122: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

108

bukan karena prestasi.Itu membuat saya

frustrasi.Sebagai seorang pembuat film, saya selalu

ingin bercerita tentang wanita yang bukan korban

dari situasi, saya ingin mereka menjadi penentu

atas nasib mereka sendiri.” – Haifaa al Mansour

pada Woman‟s Voice.

Haifaa al-Mansour menceritakan bahwa sosok

Wadjda yang ia buat terinspirasi dari keponakannya

sendiri yang agresif dan memiliki selera humor, namun

keluarga serta sudaranya yang konservatif menginginkan

keponakannya tersebut untuk lebih bisa menyesuaikan

diri.

Melalui film yang ber-setting langsung di Saudi

ini, ia ingin memberikan gambaran yang akurat dari

situasi perempuan disana. Haifaa al-Mansour cukup

berani untuk menampilkan perempuan dalam ruang-ruang

privat mereka yang selama ini bagi laki-laki Arab sendiri,

ruang-ruang tersebut tidak pernah diketahui dan tabu

untuk dibicarakan. Terlepas dari unsur negatif atau bumbu

nuansa Barat pada fim ini, Haifaa sendiri juga sudah

cukup banyak mewakili suara-suara perempuan yang

dirinya terjebak pada budaya patriarki yang selama ini

mengontrol gerak mereka. Lewat karakter Wadjda yang

mencoba keluar dari dunia konservatif serta melanggar

batas, secara tidak langsung Haifaa al Mansour berpesan

dalam filmnya tentang harapan, merangkul bersama dan

mau bergerak maju demi menginspirasi kaum hawa.

 

Page 123: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

109

C. Wacana Diskriminasi Gender dalam Film Wadjda

dilihat dari Level Konteks Sosial

Analisis sosial melihat bagaimana teks itu

dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan

pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas

suatu wacana.52

Oleh karena itu, konteks sosial dalam hal

ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana wacana yang

berkembang di masyarakat mengenai diskriminasi gender.

Salah satu karya film dari sutradara Haifaa al

Mansour yang berjudul “Wadjda”, telah mengungkapkan

tema tentang bagaimana seorang gadis cilik tomboy yang

mencoba keluar dari dunia konservatif. Hal tersebut dapat

ditemukan dengan keinginannya yang begitu

menginginkan sepeda setelah bertengkar dengan Abdullah

dan berjanji akan mengajaknya adu balap. Secara pribadi

Haifaa al Mansour memang tidak bermaksud untuk fokus

pada isu-isu perempuan, namun baginya isu perempuan

itu penting untuk ditanggapi.

Film ini sudah banyak mendapat perhatian,

beberapa kali film Wadjda muncul pada ajang-ajang film

dan tidak jarang mendapatkan pernghargaan seperti salah

satunya pada Alliance of Women Film Journalists pada

tahun 2012. Berkat beberapa penghargaan yang pernah

didapatkan dalam festival film, Wadjda pun akhirnya

banyak dikenal serta mendapatkan respon yang positif.

52

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks

Media, (Yogyakarta; LkiS, 20000, h.225

 

Page 124: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

110

Hingga pada tahun April 2013, film debut Haifaa al

Mansour ini diputar pada Festival Film Tribeca dan

dihadiri oleh Ratu Noor dari Yordania.

Banyaknya prestasi serta respon positif yang dituai

berkat film Wadjda, membuat seorang Haifaa al Mansour

begitu senang dan diungkapkan pada wawancaranya

bersama Independent.

“Saya sangat kewalahan - saya sangat

bersemangat, saya menghidupkan semua impian

pembuat film. Ketika saya menulis cerita lima

tahun yang lalu, butuh waktu lama untuk

menemukan produser - kami tidak dapat

menemukan pendanaan dari Timur Tengah karena

orang-orang tidak percaya pada cerita seperti ini.

Mereka menginginkan lebih banyak melodrama,

mereka menginginkan sesuatu yang lebih punchy,

tetapi saya menginginkan sesuatu yang lebih

mencerminkan realitas.Saudi adalah tempat yang

konservatif dan ada beberapa orang menentang

seorang wanita membuat film dan tidak

menyukainya, tetapi secara keseluruhan, itu

diterima dengan sangat baik.53

Bukan hanya sekedar menampilkan realitas yang

ada, tetapi film ini mengajak penonton khususnya

perempuan harus bertanggung jawab atas kemandirian

mereka sendiri dan selang beberapa lama setelah film ini

rilis pada 2012, Arab Saudi akhirnya membolehkan

53

Diakses pada 10 Februari 2018, pukul 01:54 WIB.

https://www.independent.co.uk/arts-

entertaiment/films/features/haifaa-al-mansour-interview-saudi-

arabias-first-female-director-talks-about-new-release-wadjda-

8717438.html

 

Page 125: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

111

perempuan untuk mengendarai sepeda meski hanya

sekedar di taman dan didampingi oleh walinya.

 

Page 126: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

112

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap

teks, konteks dan kognisi social yang terdapat film

“Wadjda” karya Haifaa al Mansour. Maka hasil dari

penelitian yang dilakukan penulis menghasilkan

kesimpulan:

1. Dari Segi Teks/Naskah Skenario

Dilihat dari segi teks/naskah penulis scenario

menyimpulkan bahwa:

a. Struktur Makro

Struktur makro merupakan

tematik/tema dari scenario film “Wadjda”.

Tema besar yang terdapat dalam film

“Wadjda” adalah adanya pembatasan

mobilitas, subordinasi perempuan dan beban

kerja, serta pernikahan dan perceraian.

b. Superstruktur

Superstruktur merupakan skematik atau

tema alur. Skema dalam film “Wadjda” adalah

membahas mengenai alur cerita dari awal

sampai akhir. Diawali dari opening billboard

yang menunjukkan deretan sepatu murid-

 

Page 127: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

113

murid yang sedang melantunkan syair, yang

kemudian setelah itu masuk ke opening shoot,

yang kemudian menampilkan nama-nama

pemain, serta tim produksi.

Setelah itu masuk pada conflict scene

yang menunjukkan tema utama yang dibahas

pada film “Wadjda”. Kemudian masuk ke

tahap anti klimaks atau solusi yang merupakan

penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.

Lalu ditahap terakhir masuk pada ending atau

akhir cerita yang berujung pada adegan dimana

Wadjda yang adu balap dengan Abdullah

menggunakan sepeda hijau impiannya yang

merupakan pemberian dari Ummu. Kemudian

dilanjutkan dengan kredit title yang sekali lagi

menayangkan nama-nama pemeran dan kru

film.

c. Struktur Mikro

Terdiri dari semantic, sintaksis, stilistik

dan retoris. Semantic terbagi menjadi 3

bagian, yaitu: latar, detail dan maksud.

Sintaksis pun terdapat juga 3 bagian:

kohorensi, bentuk kalimat dan kata ganti.

Teks yang terdapat dalam film Wadjda

merupakan gaya bahasa yang memang

merupakan bahasa asli dari sang penulis,

yaitu Arab. Retoris terbagi menjadi 3:

 

Page 128: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

114

grafis, metafora dan ekspresi. Grafis dapat

dilihat dari pengambilan gambar yang ada

di film “Wadjda”, seperti close up, zoom in

dan sebagainya.

2. Dari segi Kognisi Sosial

Selain analisis teks, yang terdapat

pada film “Wadjda”, dilakukan penelitian

atas kesadaran mental penulis scenario

dalam memandang persoalan diskriminasi

gender. Film “Wadjda” sendiri merupakan

karya yang diangkat berdasarkan realitas

yang terjadi di Arab Saudi, lewat kisah

seorang gadis cilik yang menginginkan

sebuah sepeda serta kegigihannya dalam

mewujudkan impiannya tersebut.

Selain memperjuangkan

keinginannya – dimana sebuah kendaraan

adalah hal dilarang oleh pemerintah Saudi,

ia dihadapkan oleh konflik dalam keluarga

dimana sang ayah harus berpoligami agar

bisa mendapatkan seorang anak laki-laki

yang mampu meneruskan nasabnya.

3. Dari segi Konteks Sosial

Dalam konteks social, titik penting

dari analisis ini adalah bagaimana makna

 

Page 129: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

115

dihayati bersama. Sesuai dengan film

“Wadjda” yang menampilkan sebuah

realitas kedudukan perempuan di Arab

Saudi, film ini dirancang atau dibuat

memang untuk membuat para penonton

atau masyarakat khususnya kaum wanita

agar bisa menjadi inspirasi dalam

menyuarakan haknya, dan itu semua

ditunjukkan untuk membuat penonton

terbuka atau melakukan perjuangan demi

hidup yang jauh lebih baik lagi.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian

penulis terhadap teks dalam film “Wadjda”, penulis ingin

memberikan beberapa saran dan rekomendasi.

Diantaranya:

1. Semoga dengan adanya film “Wadjda”, bisa

memberikan pesan yang mendalam kepada

kita tentang permasalahan hak para wanita,

yang mana hal tersebut masih terjadi di

beberapa wilayah atau mungkin dalam lingkup

keluarga.

2. Film “Wadjda” yang merupakan film slice of

life bertemakan isu gender ini, bukan hanya

sekedar menyuarakan hak perempuan saja.

Tetapi juga sebuah pesan dimana penonton

 

Page 130: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

116

bisa mencontoh kegigihan Wadjda yang tidak

menyerah mendapatkan impiannya meski

lingkungan tidak mendukungnya.

3. Semoga dengan adanya film Wadjda, bisa

dijadikan inspirasi dalam perfilman di

Indonesia, khususnya yang ingin mengangkat

tema perempuan. Tidak hanya sekedar film

yang hanya sekedar menghibur, tetapi juga

memberikan edukasi.

4. Semoga dengan adanya skripsi ini, bisa

menjadi pembelajaran bahwa semua manusia

(laki-laki dan perempuan) punya kedudukan

yang sama di hadapan Allah SWT. Yang

membedakan, hanya dari segi ketakwaannya.

5. Jika nanti akan diadakan penilitian dengan

menggunakan objek yang sama, penulis

berharap di penelitian berikutnya bisa

mengambil dari sisi yang lain serta teori yang

berbeda.

6. Dan semoga penelitian ini bisa memberikan

konstribusi dan dorongan untuk terus mengkaji

pesan apa yang terkandung dalam sebuah film.

 

Page 131: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

117

DAFTAR PUSTAKA

Abu Syuqqah, Abdul Halim. Tahriirul Mar‟ah fi „Ashrir

Risaalah (Kebebasan Wanita). Kuwait: Darul

Qalam, 1991.

Al Mansour, Haifaa, Wadjda Movie, 2012.

Alqur‟an, Tafsir Al-Bayaan.

Albar, Muhammad. Wanita Karir dalam Pertimbangan

Islam: Kodrat Wanita, Emansipasi Dan Pelecehan

Seksual. Jakarta: Pustaka Azam, 1994.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana,

2007.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Effendy, Heru. Mari Membuat Film. Yogyakarta:

Panduan, 2006.

Endamoko, Eko. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia, 2006.

 

Page 132: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

118

Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks

Media. Yogyakarta: Lkis Group, 2012.

Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideology Dan

Politik Media, Yogyakarta: Insistpress, 2016.

Katjasungkana, Nursyahbani. Membincangkan Feminism:

Tinjauan Hukum Atas Masalah Kekerasan

Terhadap Perempuan. Bandung: Pustaka Hidayah,

1997.

Lubis, Nisrina. Kamus Istilah Film Populer. Yogyakarta:

MedPress, 2009.

Mulyana, Dedi. Kajian Wacana: Teori, Metode

Dan Aplikasi, Prinsip-Prinsip Analisis Wacana,

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005.

P. Murniati, A Nunuk. Getar Gender, Magelang:

Indonesia Tera, 2014.

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta:

Homerian Pustaka, 2008.

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung:

 

Page 133: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

119

Remaja Rosdakarya, 1985.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001.

Umar, Nasaruddin. Kodrat Perempuan dalam Islam.

Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender,

1999.

Van Dijk, Teun A. Disource as Structure and Process.

London: Sage Publication, 1997

Zoebazary, Ilham. Kamus Istilah Film & Televisi. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka, 2010

Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi “Subordinasi

Anak Perempuan dalam Keluarga”. Volume III.

Oleh Muhammad Nawir dan Risfaisal, Universitas

Muhammadiyah Makassar

Jurnal Konsep Kesetaraan Gender dalam Perspektif Islam

oleh Fatimah Zuhrah, MA

Jurnal Politik Hukum (Legislasi) Hukum Keluarga di

Saudi Arabia oleh Agustina Nurhayati, IAIN

Raden Intan Lampung

 

Page 134: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

120

Artikel diakses Pada 10 Februari 2018 pukul 01:54 WIB

dari:

https://www.independent.co.uk/arts-

entertaiment/films/features/haifaa-al-mansour-

interview-saudi-arabias-first-female-director-talks-

about-new-release-wadjda-8717438.html

Artikel diakses Pada 10 Februari 2018 pukul 02:26 WIB

dari:

https://thedissolve.com/features/interview/168-

wadjda-director-haifaa-al-mansour/

Artikel diakses Pada 18 Februari 2018 pukul 22:43 WIB

dari:

https://www.washingtonpost.com/lifestyle/style/w

adjda-director-haifaa-al-mansour-gives-female-

perspective-of-life-in-saudi-

arabia/2013/09/19/ff9b15f6-1bd5-11e3-8685-

5021e0c41964_story.html

Artikel diakses Pada 18 Februari 2018 pukul 00:13 WIB

dari:

https://amaphiko.redbull.com/en/magazine/intervie

w-wadjda-director-haifaa-al-mansour

Artikel diakses pada 20 Februari 2018 pukul 11:31 WIB

dari:

 

Page 135: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

121

https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/fatwa/13/11/23/mwplcw-kenapa-muslimah-

arab-saudi-dilarang-menyetir

Artikel diakses pada 20 Februari 2018 pukul 13:57 WIB

dari:

https://thinkprogress.org/wadjda-director-haifaa-

al-mansour-on-saudi-women-what-sexism-denies-

men-and-digital-filmmaking-77834b2a1b2b/

Artikel diakses pada 21 Februari 2018 pukul 09:17 WIB

dari:

https://www.huffingtonpost.com/dr-eylem-

atakav/wadjda-movie-review_b_3763952.html

Artikel diakses pada 22 Februari 2018 pukul 09:30 WIB

dari:

https://www.npr.org/2013/09/22/224437165/wadjd

a-director-haifaa-al-mansour-it-is-time-to-open-up

Video diakses pada 23 Februari 2018 pukul 12:21 WIB

dari:

https://www.youtube.com/watch?v=n4MsA4wymI

Video diakses pada 23 Februari 2018 pukul 12:21 WIB

dari:

 

Page 136: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

122

https://www.youtube.com/watch?v=8sN4Z9RZ21

 

Page 137: ANALISIS WACANA TENTANG DISKRIMINASI GENDER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41462/1/FITRI... · Ibu Bintan Humaira, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

123

LAMPIRAN

1. Poster Film Wadjda

2. Cover DVD Film Wadjda