95
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: Muhammad Rico Zulkarnain NIM: 104051001755 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

  • Upload
    vanminh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH

DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Muhammad Rico Zulkarnain

NIM: 104051001755

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH

DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Muhammad Rico Zulkarnain

NIM 104051001755

Di bawah bimbingan :

Drs. Jumroni M.Si.

NIP 150254959

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM

BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA” telah diujikan dalam sidang

Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 03 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

Jakarta, 03 September 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Murodi, M.A NIP:150 254 102

Penguji I

Drs. Suhaimi, M.Si. NIP: 150 270 810

Anggota,

Pembimbing,

Drs. Jumroni, M.Si. NIP: 150 254 959

Sekretaris Merangkap Anggota

Wati Nilamsari, M.Si. NIP:150 293 223

Penguji II

Drs. M. Luthfi, M.A NIP: 150 268 782

Page 4: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

ABSTRAK

Muhammad Rico Zulkarnain Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Buku Renungan Tasauf Karya Hamka

Media massa dapat digunakan sebagai sarana menyebarkan informasi kepada

masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran media massa seperti media cetak dapat mengubah cara pandang, pemikiran bahkan perilaku yang membacanya. Lebih luas lagi kehadiran media massa dapat digunakan sebagai saluran penyampaian nilai-nilai dakwah kepada masyarakat. Salah satu media massa cetak ialah buku, seperti buku yang diteliti dalam penelitian ini yaitu buku “Renungan Tasauf “ karangan Hamka. Melalui buku ini Hamka berusaha berdakwah memberikan semangat keislaman yang telah lama dilupakan oleh umatnya sendiri.

Alasan dilakukannya penelitian ini ialah untuk melihat seperti apa wacana tulisan Hamka dari beberapa periode waktu yang berbeda, kemudian untuk melihat apakah selain berceramah Hamka mampu menulis dengan baik dan mampu menyampaikan pesan-pesan dakwahnya secara baik pula.

Buku Renungan Tasauf merupakan konsep-konsep pemikiran Hamka dalam memurnikan kembali ajaran Islam. Konsep-konsep tersebut dituangkan ke dalam tulisan di beberapa media massa dari periode waktu yang berbeda-beda. Dalam tulisan-tulisan tersebut Hamka memasukkan nilai-nilai tasawuf. Melalui penelitian ini akan di ketahui bagaimana struktur wacana tulisan-tulisan Hamka dalam buku renungan tasauf? Bagaimana konteks sosialnya? Serta bagaimana kognisi sosialnya?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis wacana dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi teks dan mengumpulkan beberapa bahan baik dari Buku maupun Internet yang berkaitan dengan penelitian.

Penelitian ini menggunakan teori analisis wacana Van Dijk. Analisis data dengan kerangka analisis wacana Van Dijk yaitu meneliti analisis teks seperti; struktur makro (tematik), superstruktur (skematik, bagaimana pendapat disusun dan dirangkai), struktur mikro (bagaimana pilihan kata, kalimat, dan gaya bahasa). Kemudian dilakukan juga analisis kognisi sosial dan analisis konteks sosial. Analisis kognisi sosial ialah analisis terhadap kesadaran mental penulis dalam memahami peristiwa yang dituangkan dalam teks, sedangkan analisis konteks sosial ialah suatu analisis terhadap suatu teks yakni bagaimana teks dikonstruksi dan dipahami sebagai suatu pemahaman bersama oleh masyarakat.

Tulisan Hamka dalam buku Renungan Tasauf memiliki muatan pesan dakwah yang beragam. Dari hasil penelitian, ditemukan pesan dakwah dalam setiap teksnya. Jika dilihat dari struktur tematik, maka pesan dakwahnya antara lain yaitu pertama, pesan dakwah yang mengandung nilai Muamalah yakni pada teks Akal dan Khayal serta Pemimpin Agama. Yang kedua, pesan dakwah yang mengandung nilai Aqidah yakni pada teks Agama Ialah Cinta serta di Antara Cinta dan Fanatik. Dan yang ketiga, pesan

Page 5: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

dakwah yang mengandung nilai Syariah yakni pada teks Lailatul Qadr serta Untuk Jadi Perbandingan.

Page 6: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena dengan nikmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Buku Renungan Tasauf Karya

Hamka”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

yang telah membimbing umat kepada jalan yang diridhai Allah SWT dengan kasih

sayang dan kelembutan hatinya.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang

tulus dari hati yang paling dalam kepada:

1. Bapak Dr. Murodi, M.A., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A., Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

3. Ibu Umi Musyarofah, M.A., Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Bapak Drs. Jumroni. M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

meluangkan waktu membimbing peneliti dengan penuh kesabaran di tengah

kesibukannya.

5. Seluruh Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta masukan selama masa perkuliahan.

Page 7: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

6. Orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Eko Sumarsono dan Ibunda

Nurhasanah, yang selalu dan tidak akan pernah lupa memberikan seluruh rasa

cinta dan kasih sayangnya baik moril, materiil maupun doanya yang tulus kepada

peneliti, sehingga peneliti bisa menyelesaikan perkuliahan. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan mereka dan memberikan yang terbaik kepada mereka.

7. Adik tersayang, Ade Safia Fariani, yang selalu menemani baik suka dan duka

dalam setiap harinya. Terima kasih atas dukungannya selama ini. Semoga Allah

SWT selalu memberikan kesuksesan, kesehatan dan kebaikan kepada Ade.

8. Keluarga besar Kedua Orang tua yang selama ini memberikan kasih sayangnya

kepada peneliti.

9. Keluarga besar warga Sasak Panjang tempat penulis KKN, mudah-mudahan

Bapak Iman dan warganya diberikan kesehatan selalu.

10. Saudari Risna, terima kasih atas dukungan doa dan semangat yang tidak henti-

hentinya kepada penulis.

11. Sahabat-sahabat penulis, Rahmat, Abud, Dingo, Chomenk dan Rio. Semoga

persahabatan kita tetap terjalin. Teman-teman Revolution: Sodikin, Bone, Ali,

Munadi, Toge, Isal, Chemonk, Bagus dan lainnya terima kasih untuk kalian

semua.

12. Teman-teman seperjuangan kelas KPI A angkatan 2004 yang tetap kompak

sampai akhir semester, terimakasih terutama untuk: M.Irfan, Idrus, Ukasah,

Zainuri, Miftah, Sadad, Adoy, Budi, Ade Sodikin, Topik, AB3, Eka, Farah, Sofie,

Achie, Desi, Lina, Ela, dan teman-teman yang lainnya yang penulis cintai. Kalian

semua begitu istimewa. Mudah-mudahan persaudaraan kita tetap terjalin.

Page 8: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikan. Amin. Akhirnya penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat

berlapang dada menerima masukan-masukan yang bersifat membangun. Semoga skripsi

ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah

khazanah perpustakaan.

Jakarta, September 2008

Penulis

Page 9: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5

D. Metodologi Penelitian .................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS ANALISIS WACANA DAN DAKWAH

A. Teori Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ..................................... 12

B. Pesan Dakwah ................................................................................ 18

C. Buku Sebagai Media Dakwah ........................................................ 22

BAB III PROFIL HAMKA DAN GAMBARAN UMUM BUKU RENUNGAN

TASAUF

A. Profil Hamka .................................................................................. 26

1. Riwayat Hidup Hamka.............................................................. 26

2. Karya-karya Hamka ................................................................. 28

B. Sekilas Tentang Buku Renungan Tasauf ....................................... 31

BAB IV ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU

RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA

A. Analisis Teks Dalam Buku Renungan Tasauf ............................... 34

Page 10: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

1. Struktur Makro (Tematik) ........................................................ 34

2. Superstruktur (Skematik) ......................................................... 41

3. Struktur Mikro ......................................................................... 48

B. Konteks Sosial ............................................................................... 73

C. Kognisi Sosial ................................................................................. 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 79

B. Saran ............................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 83

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2008

Muhammad Rico Zulkarnain

Page 12: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan peradaban manusia telah melunturkan nilai-nilai keislaman yang

dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Setiap orang kini menjadi terbiasa untuk

mengikuti cara-cara Barat baik dari segi perilaku, cara pandang, maupun pemikiran.

Seolah-olah pemikiran yang diciptakan oleh Barat merupakan tuntunan yang menjadi

keharusan untuk diikuti.

Seyogyanya sebagai bangsa yang memiliki populasi umat muslim terbanyak di

dunia, umat Islam di Indonesia dapat menjadi leader atau pemimpin bagi kemajuan

perkembangan Islam yang ada di dunia. Umat Islam di Indonesia juga selayaknya

dapat menjadi suri tauladan serta menjadi contoh kepada dunia luar bahwa Islam

adalah agama yang rahmatan lil’alamin yaitu agama yang membawa kedamaian dan

rahmat bagi seluruh alam.

Pada era globalisasi saat ini, informasi menjadi sangat penting terutama untuk

mentransformasikan nilai-nilai Islam dari satu generasi ke generasi lainnya. Era

informasi ditandai dengan maraknya berbagai macam media massa sebagai sarana

komunikasi dan alat pembentuk opini publik. Maka sudah seharusnya umat Islam

Page 13: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

mampu memanfaatkan media massa tersebut untuk mendakwahkan ajaran agama

Islam.1

Islam sebagai agama dakwah, mewajibkan setiap pribadi muslim untuk

berdakwah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah adalah membawa orang

kepada kebenaran, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia dan

akhirat. Kebenaran yang menyebabkan orang berani berkorban karena yakin akan

pendiriannya.2

Dalam perkembangannya telah muncul dakwah melalui berbagai metode dan

berbagai cara. Semua itu dilakukan oleh para da’i untuk mengajak umat ke jalan yang

lurus. Merupakan suatu keharusan bagi juru dakwah agar tidak menempuh jalan yang

bertentangan dengan dakwah di dalam menyiarkan dakwah itu, misalnya dengan cara

perdebatan yang biasa digunakan orang sejak dahulu sebagai cara yang berhasil untuk

tabligh dakwah Islam, sehingga disusunlah kitab-kitab yang menjelaskan prinsip-

prinsip, dasar-dasar dan kaidah-kaidahnya.3

Dakwah sebagai manifestasi keimanan seorang muslim dapat disosialisasikan

dalam berbagai media tanpa mengurangi makna dan tujuan dakwah. Salah satu media

dakwah yang memiliki peluang yang besar di era informasi ini adalah dakwah melalui

media cetak.4 Mulai pada tahun 1950-an, peranan media cetak menjadi sangat

1 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV Pedoman,1997), h..33 2 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 40. 3 Amin Ahsan Ishlahi, Metode Dakwah Menuju Jalan Allah, (Jakarta: PT Litera Antarnusa,

1985), Cet. Ke-1, h. 72-73. 4 Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1995), Cet. Ke-1,

h.17.

Page 14: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

menonjol, karena hampir semua koran dan majalah pada masa itu menyediakan rubrik

sastra, dan itu kemudian terus terjadi sampai kini.5

Sebagai sebuah literatur, tulisan dalam sebuah media cetak merupakan sebuah

hasil karya yang tidak akan lekang termakan usia. Berbeda jika hanya mendengarkan

pidato atau ceramah. Pada saat mendengarkan pidato mungkin seseorang menjadi

lebih bersemangat dan memahami isi dari ceramah tersebut. Akan tetapi lama

kelamaan esensi dakwah yang disampaikan akan hilang maknanya. Dalam sebuah

tulisan, pemikiran dari pemimpin-pemimpin ataupun ulama-ulama yang terdahulu

dapat ditransfer kepada kepada generasi penerus tanpa kehilangan esensi pemikiran

dari pengarangnya. KH. Isa Anshari dalam bukunya Mujahid Dakwah mengatakan

pidato lisan dari seorang orator sesaat dapat memikat jutaan massa tapi bisa lepas

kemudian tiada membekas dan tiada menyerap dalam hati. Tulisan atau pena seorang

pengarang cukup bicara satu kali melekat terus dalam hati menjadi buah tutur setiap

hari.6

Salah satu ulama besar yang selalu istiqamah berdakwah melalui tulisan ialah

Buya Hamka. Banyak sekali tulisan-tulisan yang dibuat Hamka mulai dari tulisan

agama sampai kepada tulisan fiksi seperti novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.

Lebih dari seratus buku telah ditulis oleh Hamka. Buku yang diteliti pada penelitian

ini yaitu buku “Renungan Tasauf”. Buku Renungan Tasauf menurut observasi yang

dilakukan peneliti bukan merupakan buku best seller karena buku ini hanya

mengalamai dua kali cetakan. Peneliti sendiri hanya mempunyai cetakan pertama.

Pada saat ini buku renungan Renungan Tasauf sudah tidak lagi diterbitkan.

5 Maman S. Mahayana, Sembilan Jawaban Sastra Indonesia, Sebuah Orientasi Kritik, (Jakarta:

Bening Publishing, 2005), h. 440 6 KH. M. Isa Anshori, Mujahid Dakwah, (Bandung: Diponegoro, 1991), Cet. Ke-4, h. 34

Page 15: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Walaupun sudah tidak diterbitkan bukan berarti buku Renungan Tasauf ini tidak

memiliki keunggulan. Peneliti melihat kelebihan dari buku ini terutama sekali dari

segi isinya. Tulisan dalam buku Renungan Tasauf, merupakan buku yang dapat

membuat yang membaca menjadi bersemangat dalam menjalani kehidupan karena

Hamka memuat banyak nilai-nilai tasawuf yang sekarang ini jarang sekali disentuh

oleh penulis lain.

Hal yang menarik dari buku ini ialah merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan

Hamka dari beberapa periode waktu yang berbeda sehingga menimbulkan

ketertarikan peneliti untuk mengetahui bagaimana penyusunan pesan-pesan dakwah

dalam buku Renungan Tasauf. Melalui bukunya yang berjudul “Renungan Tasauf”,

Hamka mencoba untuk menjabarkan alur pemikirannya. Terutama tentang upayanya

membangkitkan nilai-nilai keislaman yang telah mengalami kemunduran di kalangan

umat Islam. Untuk itu penulis tertarik untuk membedah kedalaman pemikiran dan

nilai-nilai keislaman Hamka dalam buku Renungan Tasauf ini dengan judul skripsi

“Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Buku Renungan Tasauf Karya

Hamka”.

B. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul skripsi ini, dan supaya pembahasan masalah tetap fokus,

maka perlulah kiranya peneliti membatasi ruang lingkupnya sehingga tidak melebar

dan meluas ke dalam hal-hal yang terlalu menyimpang, apalagi tidak ada kaitannya

dengan pembahasan ini. Maka penelitian ini hanya akan membahas tentang analisis

pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Renungan Tasauf dengan

Page 16: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

menggunakan teori analisis wacana Teun A. Van Dijk. Dari delapan judul yang

terdapat dalam buku Renungan Tasauf, peneliti hanya meneliti kepada tulisan-tulisan

Hamka yang berasal dari media massa, sedangkan tulisan-tulisan yang berasal dari

ceramah tidak diteliti. Judul-judul yang akan diteliti di antaranya Akal Dan Khayal,

Agama Ialah Cinta, Di Antara Cinta Dan Fanatik, Lailatul Qadr, Untuk Jadi

Perbandingan, serta Pemimpin Agama. Alasan pembatasan hanya kepada enam judul

ini karena peneliti ingin membahas struktur tulisan Hamka dalam media massa, serta

ingin mengetahui apakah sebagai seorang da’i seperti Hamka mampu menulis sebaik

ketika berceramah di mimbar.

Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur wacana pesan dakwah tulisan Hamka di media massa dalam

buku Renungan Tasauf?

2. Bagaimana konteks sosial dalam buku Renungan Tasauf?

3. Bagaimana kognisi sosial dalam buku Renungan Tasauf?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mewacanakan pesan dakwah tulisan Hamka di media massa dalam buku

Renungan Tasauf dilihat dari struktur wacana makro, superstruktur dan struktur

mikro.

2. Untuk mengetahui konteks sosial yang ada dalam buku Renungan Tasauf.

3. Untuk mengetahui kognisi sosial yang ada dalam buku Renungan Tasauf.

Adapun manfaat penelitian adalah:

Page 17: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

1. Manfaat Teroritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melihat apakah sebuah

buku, yaitu buku Renungan Tasauf dapat dianalisis dengan metode analisis

wacana Teun A. Van Dijk.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para teoritisi dan

praktisi untuk lebih memanfaatkan media cetak sebagai alat atau media

berdakwah kepada masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode analisis wacana

dengan pendekatan kualitatif. Analisis wacana merupakan salah satu bentuk

alternatif untuk menganalisis pesan dalam media selain analisis isi kuantitatif.

Perbedaan antara analisis isi kuantitatif dengan analisis wacana ialah bahwa

analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa” sedangkan

analisis wacana menekankan kepada pertanyaan “bagaimana” dari pesan atau teks

komunikasi.

Terdapat beberapa model dalam analisis wacana, antara lain: model

Foucault, model Roger Fowler, model Theo van Leeuwen, model Sara Mills,

model Teun A. van Dijk, dan model Norman Fairclough.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis wacana van Dijk.

Teori analisis wacana van Dijk merupakan model analisis wacana yang paling

Page 18: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

banyak digunakan. Ini dikarenakan model tersebut dapat mengelaborasikan

elemen-elemen wacana dalam suatu teks secara praktis.

Menurut van Dijk untuk menganalisis struktur teks dalam tulisan dapat

dikategorisasikan menjadi tiga elemen. Pertama struktur makro yang merupakan

makna yang paling umum dari sebuah teks, kedua superstruktur yang merupakan

kerangka di dalam struktur sebuah teks, dan yang ketiga adalah struktur mikro

yaitu bagian kecil dari suatu teks yang dapat diamati seperti kata, kalimat,

proposisi, anak kalimat, prafase, dan gambar.

Selain menganalisis teks, van Dijk juga memasukkan analisis kognisi sosial

dan konteks sosial dalam teori wacananya. Analisis kognisi sosial ialah analisis

terhadap kesadaran mental penulis dalam memahami peristiwa yang dituangkan

dalam teks, sedangkan analisis konteks sosial ialah suatu analisis terhadap suatu

teks yakni bagaimana teks dikonstruksi dan dipahami sebagai suatu pemahaman

bersama oleh masyarakat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah buku Renungan Tasauf. Sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah pesan-pesan dakwah Hamka dalam buku

Renungan Tasauf.

Page 19: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh data dalam

bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang

diselidiki.

Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan cara

mengamati teks-teks dalam buku Renungan Tasauf kemudian dari

pengamatan tersebut dianalisis dengan teori wacana van Dijk.

b. Dokumentasi

Selain melakukan pengamatan terhadap buku Renungan Tasauf, peneliti

juga menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan penelitian. Data-data tersebut berasal dari buku-buku

yang terkait dengan penelitian ataupun mencari informasi yang berasal dari

internet.

4. Analisis Data

a. Proses Penafsiran data

Penelitian analisis wacana merupakan penelitian kualitatif yang lebih

menekankan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori. Dasar

dari analisis wacana ialah interpretasi, karena analisis wacana merupakan

bagian metode interpretatif yang mengandalkan penafsiran peneliti.

Proses penafsiran akan dilakukan peneliti dengan melihat data-data yang

menjadi bahan penelitian dalam hal ini ialah teks-teks dalam buku Renungan

Page 20: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Tasauf, kemudian akan ditafsirkan berdasarkan kerangka analisis wacana van

Dijk.

b. Penyimpulan Hasil Penelitian

Pesan-pesan dakwah dalam buku Renungan Tasauf setelah diamati akan

disimpulkan oleh peneliti. Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini

merupakan jawaban dari rumusan masalah.

E. Tinjauan Pustaka

Terdapat cukup banyak skripsi yang membahas tentang analisis wacana.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di perpustakaan Fakultas Dakwah

maupun di perpustakaan Utama maka penulis menemukan beberapa judul skripsi yang

menggunakan metode yang sama, antara lain: Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam

Kisah-kisah Sufi Karya Jalaluddin Rumi yang ditulis oleh Bunga Alkautsar, Analisis

Wacana Pesan Dakwah pada Rubrik Insani Tabloid Khalifah Edisi November Desember

2005 yang ditulis oleh Saat Safaat, Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Album Religi

Lahir Kembali Ustadz H. Jefri Al Buchori yang ditulis oleh Diana Syauqiyah dan

Analisis Wacana Pesan Dakwah Melalui Film Koran Bondrong yang ditulis oleh Lisa

Badaria.

Dari sekian banyak skripsi yang membahas tentang analisis wacana pesan

dakwah, tidak satupun penulis menemukan skripsi yang membahas analisis wacana pesan

dakwah buku Renungan Tasauf karya Hamka. Dapat disimpulkan bahwa penulis ialah

orang pertama yang mengangkat buku Renungan Tasauf sebagai subjek penelitian. Oleh

Page 21: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

karena itu penulis akan mengajukan judul Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Buku

Renungan Tasauf Karya Hamka.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini peneliti membagi pembahasan menjadi lima bab yang

meliputi:

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tentang: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS ANALISIS WACANA DAN

DAKWAH

Membahas tentang: Teori Analisis Wacana Teun A. Van Dijk,

Pesan Dakwah, dan Buku Sebagai Media Dakwah.

BAB III : PROFIL HAMKA DAN GAMBARAN UMUM BUKU

RENUNGAN TASAUF

Membahas tentang: Profil Hamka, dan Karya-karya Hamka,

Sekilas Tentang Buku Renungan Tasauf.

BAB IV : ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU

RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA

Membahas tentang: Analisis Teks Dalam Buku Renungan Tasauf,

Struktur Makro (Tematik), Superstruktur (Skematik), Struktur

Mikro, Konteks Sosial dan Kognisi Sosial.

Page 22: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

BAB V : PENUTUP

Membahas tentang: Kesimpulan dan Saran

Page 23: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

BAB II

KAJIAN TEORITIS ANALISIS WACANA DAN DAKWAH

A. Teori Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana merupakan istilah yang dipakai sebagai perkataan bahasa

Inggris discourse, kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus, dis: dari,

dalam arah yang berbeda dan curere: lari, sehingga berarti lari kian kemari.7

Banyak sekali perbedaan definisi tentang wacana, hal ini dikarenakan

perbedaan disiplin ilmu yang memakainya. Dalam salah satu kamus bahasa

Inggris terkemuka dijelaskan bahwa wacana adalah: komunikasi pikiran dengan

kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan.8

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, terdapat tiga makna dari kata

wacana. Pertama, percakapan; ucapan; tutur. Kedua, keseluruhan cakapan yang

merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa yang realisasinya merupakan

bentuk karangan yang utuh.9

Berikut ini beberapa pengertian wacana dari para pakar komunikasi:

Menurut Mulyana Secara etimologis istilah wacana berasal dari bahasa

sansekerta wac atau wak atau vak yang memiliki arti ‘berkata’, ‘berucap’.

Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ana yang

7 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet Ke-3, h. 9. 8 Ibid., h. 9. 9 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern

English Press, 2002), edisi ke-3, h.1709

Page 24: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna

‘membendakan’ (nominalisasi). Dengan demikian, kata wacana dapat dapat

diartikan sebagai perkataan atau tuturan.10

Paul Racouver (2002:30) berpendapat seperti dikutip dari buku Ema

Khotimah (Dosen Fakultas UNISBA) “bermula dari distingsi saussure antara

langue dan parole, kita dapat mengatakan, setidaknya pada tahap pengenalan

bahwa wacana merupakan peristiwa bahasa”. Aspek penting dari wacana

menurutnya adalah bahwa wacana dialamatkan atau diarahkan kepada

seseorang.11

Ismail Marhaimin mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju

(dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya”, dan

“komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur”.12

Dari definisi ini, wacana harus mempunyai dua unsur penting, yakni kesatuan

(unity) dan perpaduan (coherence).

Samsuri menyatakan bahwa wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh

tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang

mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu

dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula memakai tulisan.13

Menurut Jos Daniel Parera Sebuah wacana tidak hanya terdiri dari kalimat-

kalimat gramatikal, tetapi sebuah wacana harus memberikan interpretasi yang

10 Mulyana, kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 3. 11 Ema Khotimah, Analisis Wacana Ideologi Tandingan (Wacana Terorisme dalam Media-

Analisis Kritis Pemberitaan Abu Bakar Ba’asyir), (UNISBA, 2004), h. 19. 12 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 13 Ibid., h. 10.

Page 25: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

bermakna bagi pembaca dan pendengarnya. Ini berarti, kalimat-kalimat yang

digunakan oleh pembicara ataupun penulis bukan hanya sesuai dengan susunan

gramatikal, tetapi juga kalimat-kalimat tersebut harus berhubungan secara logis

dan kontekstual.14

Alex Sobur merangkum pengertian wacana dari berbagai pendapat, ia

memandang wacana sebagai “rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang

mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis,

dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun

nonsegmental bahasa”.15

Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi

kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih

menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih melihat pada

“bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi.

2. Teori Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

dikembangkan oleh para ahli, model van Dijk adalah model yang paling banyak

dipakai. Hal ini kemungkinan karena van Dijk mengelaborasikan elemen-elemen

wacana sehingga dapat didayagunakan dan dipakai secara praktis. Model analisis

wacana van Dijk sering disebut sebagai ”kognisi sosial”. Istilah ini diadopsi dari

14 Jos Daniel Parera, Teori Semantik, edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 2004), h, 219. 15 Sobur, Analisis Teks Media, h. 11.

Page 26: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan

proses terbentuknya sebuah teks.16

Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan

pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi

yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks

diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa

semacam itu.17

Wacana oleh van Dijk digambarkan memiliki tiga dimensi, yaitu: teks,

kognisi sosial dan konteks sosial. Ketiga bagian ini adalah bagian yang integral

dalam kerangka teori van Dijk, untuk itulah van Dijk menggabungkan ketiga

dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

a. Teks

Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/ tingkatan

yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga

tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/ umum dari

suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang

dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur, ini merupakan

struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana

bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur

mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu

16 Ibid., h. 69 17 Eriyanto, Analisis Wacana, (Yogyakarta: LKIS, 2006), Cet. Ke-5, h. 221

Page 27: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

teks yakni, kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.18

Struktur teks van Dijk dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut:

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik

Tema/ topik yang dikedepankan dalam suatu

berita.

Topik

Superstruktur Skematik Bagaimana bagian dan

urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh.

Skema (summary,

story).

Struktur Mikro Semantik Makna yang ingin

ditekankan dalam teks berita

Latar, detil, maksud

Struktur Mikro Sintaksis Bagaimana kalimat (bentuk,

susunan) yang dipilih

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Struktur Mikro Stilistik Bagaimana pilihan kata yang

dipakai dalam teks

Leksikon (style)

Struktur Mikro Retoris Bagaimana dan dengan cara

apa penekanan dilakukan

Grafis, metafora, ekspresi19

b. Kognisi Sosial

Selain menjelaskan analisis teks, dalam analisis van Dijk juga dijelaskan

konsep tentang kognisi sosial. Kognisi sosial merupakan kesadaran mental

wartawan yang membentuk teks tersebut.

Dalam pandangan van Dijk, untuk membongkar bagaimana makna

tersembunyi dari teks, dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai

18 Ibid., h. 225-226 19 Ibid., h. 228-229

Page 28: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya

proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan

suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam

memproduksi suatu berita, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat

kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu

peristiwa.20

c. Konteks Sosial

Van Dijk berupaya untuk merumuskan pengertian konteks sosial atau

analisis sosial sebagai suatu usaha menganalisis bagaimana wacana

berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang

atau peristiwa digambarkan.

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,

sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan

meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi

dalam masyarakat.

Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana

makna yang dihayati bersama.21 Penelitian ini sangat efektif dalam melihat

sejauh mana peranan teks membangun pemahaman bersama dalam

masyarakat.

20 Ibid., h. 260. 21 Ibid., h. 271

Page 29: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

B. Pesan Dakwah

Pesan dakwah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti,

”perintah, permintaan, amanah, yang harus dikerjakan atau disampaikan kepada orang

lain yang berorientasi kepada pembentukan perilaku Islam.22 Dalam buku

Komunikasi Dakwah, Toto Tasmara mengatakan bahwa pesan dakwah adalah semua

pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah baik tertulis maupun lisan

dengan pesan-pesan (risalah) tersebut.23

Adapun pesan (materi dakwah) secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Aqidah (keimanan)

Secara etimologi aqidah berasal dari kata al-Aqdu yang berarti ikatan,

kepastian, penetapan, pengukuhan, pengencangan dengan kuat dan juga berarti

yakin. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian aqidah baik secara

umum maupun secara khusus. Secara umum yaitu aqidah berarti hukum yang

benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah. Percaya kepada Malaikat,

Rasul, Kitab, Qadha dan Qadhar serta hari akhir. Secara khusus aqidah bersifat

keyakinan bathiniyah yang mencakup rukun iman, tapi pembahasannya tidak

hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani saja tetapi juga masalah yang

dilarang oleh Islam.24

22 New Life Options: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 761 23 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 43 24 Indriansyah Islamiyah, Universitas Islam Jakarta, Akhlak Istimaiyah, (Jakarta: PT. Parameter,

1998), h. 5

Page 30: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup

masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.25 Aqidah mengikat kalbu

manusia dan menguasai batinnya. Aqidah inilah yang membentuk moral (akhlaq)

manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dakwah Rasulullah

adalah aqidah atau keimanan. Dengan iman yang kukuh akan lahir keteguhan dan

pengorbanan yang akan selalu menyertai setiap langkah dakwah.26

2. Syariah

Aspek syariah adalah aspek yang berkaitan dengan amal ibadah, yang

berkenaan dengan pelaksanaan hukum, beberapa perintah dan larangan Allah

SWT. Syariah berkaitan dengan anggota badan atau jasmaniah.27

Secara etimologis (lughawi) syariah berarti jalan ke tempat pengairan atau

jalan yang harus diikuti atau tempat lalu air di sungai, arti terakhir ini digunakan

orang arab sampai sekarang. Menurut para ahli, definisi syariah ialah segala titah

Allah SWT yang berhubungan dengan tingkah laku manusia di luar yang

mengenai akhlak, dengan demikian, syariah itu adalah nama bagi hukum-hukum

yang bersifat amaliah.28

Ada juga yang mengatakan syariah dari akar kata syara’a yakni

memperkenalkan, mengedepankan dan menetapkan sistem hukum yang

didasarkan wahyu atau juga disebut syara atau syir’ah hukum agama Islam yang

terkandung di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist dan dikembangkan melalui prinsip-

25 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), Cet-1, h.

60 26 Ali Yavie, Dakwah dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Makalah Seminar, 1992), h. 10 27 Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT. Cipta

Adi Pustaka, 1980), h. 896 28 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997), jilid 1, h. 1

Page 31: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

prinsip analisis empat mazhab fiqih Islam yang ortodoks, yakni mazhab Syafi’i,

Hambali, Hanafi, dan Maliki bersama dengan sebuah mazhab ja’fari dari kalangan

syi’ah.29

3. Akhlak

Ibn Manzhur berkata, ’khulq dan khuluq’ (dengan satu dhammah dan

dengan dua dhammah) berarti budi pekerti, dan agama. Kata ini dipakai untuk

menyatakan perangai seseorang yang tidak terdapat di dalam fitrahnya (dibuat-

buat). Menurut istilah, akhlak ialah satu sifat yang tertanam dalam jiwa yang

memunculkan perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan dengan mudah, tanpa

memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. 30

Dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak

Khaliq dengan perilaku makhluk (manusia). Dengan kata lain, dalam pengertian

ini, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru

menggambarkan nilai yang hakiki, manakala suatu tindakan atau perilaku tersebut

didasarkan kepada kehendak Khaliq (Tuhan).31 Dari pengertian di atas, dapat

diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.

Pesan atau materi akhlak meliputi:

a. Akhlak terhadap Allah SWT,

b. Akhlak terhadap sesama manusia (orang tua, diri sendiri, tetangga dan

masyarakat),

29 Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, Kata Pengantar: Prof. Huston Smith, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 382 30 Asma Umar Hasan Fad’aq, Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar, (Jakarta: Lentera, 1999),

h. 16-17 31 Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 8-9

Page 32: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

c. Akhlak terhadap lingkungan.32

4. Mu’amalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan mu’amalah lebih besar

porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memperhatikan aspek

kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang

menjadikan seluruh bumi di masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam

mu’amalah di sini, diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan

Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.

Cakupan aspek mu’amalah jauh lebih luas daripada ibadah dengan alasan: a. Dalam Al-Qur’an dan al-Hadis mencakup proporsi terbesar sumber hukum

yang berkaitan dengan urusan mu’amalah. b. Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar

daripada ibadah yang bersifat perorangan. Jika urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka tebusannya adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan mu’amalah. Sebaliknya, jika orang tidak baik dalam urusan mu’amalah, maka urusan ibadah tidak dapat menutupinya.

c. Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapatkan ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah.33

C. Buku Sebagai Media Dakwah

1. Pengertian Media Dakwah

Dalam kamus telekomunikasi, media berarti sarana yang digunakan oleh

komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada

32 Zahruddin dan Hasanudin Sinaga, Penghantar Studi Akhlak, (Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet -1, h. 74-79 33 Muhammad Munir, dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006),

Cet-1, h. 27-28

Page 33: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya, banyaknya atau keduanya. Jadi

segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam berkomunikasi

disebut media komunikasi.34

Secara istilah media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu “median”,

yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat

dirumuskan bahwa media dakwah berarti segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.35

Media dakwah adalah sarana atau perantara dalam menyampaikan pesan

dakwah kepada khalayak. Media dakwah atau dalam bahasa arab dikenal dengan

istilah wasilah dakwah, merupakan salah satu unsur dakwah di samping unsur

lainnya seperti da’i, mad’u (mitra dakwah), maddah (materi), thariqoh (metode

dakwah), atsar (efek).36

2. Macam-macam Media Dakwah

Media dakwah dapat digolongkan menjadi 5 golongan besar yaitu: a. Lisan: termasuk dalam bentuk ini ialah khutbah, pidato, ceramah, kuliah,

diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah, dalam anjang sana, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan, yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau bersuara.

b. Tulisan (media cetak): Dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan seperti: Buku-buku, majalah, surat kabar, buletin, risalah, kuliah-kuliah tertulis, pamflet, pengumuman-pengumuman tertulis, spanduk dan lain sebagainya. Da’i yang menguasai di bidang ini adalah da’i yang ahli dalam jurnalistik yakni keterampian mengarang dan menulis.

c. Lukisan: yakni gambar-gambar hasil seni lukis, seperti foto dan lain sebagainya, bentuk tertulis ini banyak menarik perhatian orang dan banyak dipakai untuk menggambar suatu maksud ajaran yang ingin disampaikan

34 Gozali BC.TT., Kamus Istilah Komunikasi, (Bandung: Djambatan, 1992), h.227 35 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.163 36 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet-1, h.121

Page 34: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

kepada orang lain, misalnya komik-komik bergambar yang dewasa ini sangat disenangi anak-anak

d. Media Audio: yaitu penyampaian sebuah materi dakwah melalui gelombang suara yang dapat diperdengar oleh khalayak luas misalnya radio yang digunakan untuk penceramah, aktifitas sebuah radio sangat menunjang untuk kegiatan berdakwah dikarenakan radio yang relatif harganya terjangkau bagi masyarakat umum, radio pun bisa dibawa kemana-mana dikarenakan bentuknya yang kecil sehingga seseorang bisa mendengarkan radio dimanapun berada.

e. Media Audio Visual: yaitu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran, misalnya, televisi, televisi dapat menyajikan sebuah gambar maupun sebuah suara, televisi dapat menjangkau masyarakat luas, televisi dewasa ini amat digandrungi oleh masyarakat pada umumnya, di zaman yang global ini tanpa televisi dunia terasa hampa bagi penggemar informasi, dengan adanya televisi dunia terasa sempit, kita dapat melihat kutub utara dengan bantuan televisi tanpa harus pergi ke kutub utara dan melihat berbagai penjuru dunia melalui media televisi ini, efektifitas sebuah televisi untuk berdakwah pada zaman sekarang sangatlah tepat dikarenakan dapat menjangkau umat yang berada di mana saja.

f. Internet: Internet adalah sejenis media massa yang agak baru, di Indonesia internet baru dimanfaatkan pada tahun 1996. seseorang yang mempunyai komputer dapat tersambung dan berkomunikasi dengan jaringan computer lewat satelit. Penyiaran informasi melalui media internet tidak hanya oleh suatu lembaga yang bergerak dalam penyiaran informasi namun dapat dilakukan oleh perseorangan. Informasi yang dibuat seseorang dapat diketahui orang banyak sepanjang ia mempunyai jaringan.

g. Akhlak: Yaitu suatu cara penyampaian langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata seperti perbuatan-perbuatan yang terpuji.37

Dilihat dari segi sifatnya media dakwah dapat digolongkan menjadi 2

golongan, yaitu: a. Media Tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang secara

tradisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan yang memiliki sifat komunikatif seperti ludruk, wayang kulit, dan drama

b. Media Modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi antara lain televisi, radio, pers dan lain-lain.38

3. Buku Sebagai Sarana Dakwah

37 Hamzah Yaqub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership (Bandung: C.V.

Diponegoro, 1992), Cet ke- 1, h. 47-48 38 Adi Sasono, et. al. Solusi Islam Atas Problematika Umat, (Ekonomi, (Pendidikan dan

Dakwah), (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet ke-1, h. 154

Page 35: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Berdakwah tidak harus dengan berceramah. Dakwah bisa menggunakan

berbagai sarana. Di era modern sekarang ini, dakwah harus dikemas dengan

berbagai sarana, agar dakwah dapat berlangsung lebih efektif dan tidak

ketinggalan zaman. Yang penting inti dakwah yakni ”mengajak manusia ke jalan

Tuhan (ud’u ila sabili rabbika)” dapat tercapai.

Di era saat ini, ada banyak media yang bisa dijadikan sebagai sarana

dakwah. Selain media massa, seperti koran, majalah, radio, dan televisi, ada juga

sarana lain yang cukup efektif, yakni melalui buku. Melihat animo masyarakat

yang mulai menyukai buku sebagai sumber ilmu dan pengetahuan, menjadikan

dakwah melalui buku dapat dijadikan sebagai alternatif yang cukup representatif.

Banyak di masa sekarang ini buku-buku yang diterbitkan berupaya untuk

meluruskan pemahaman dan koreksi terhadap gagasan-gagasan yang

dikumandangkan oleh kalangan Islam Liberal yang membingungkan umat.

Dikatakan juga bahwa buku itu merupakan salah satu saran taushiyah antar

sesama muslim sehingga tidak menjadi orang yang merugi dan terhindar dari

penyimpangan.

Kecendrungan itu juga melahirkan fenomena menarik, yaitu buku dijadikan

sebagai sarana polemik (perang pena). Sehingga sebuah buku muncul, kemudian

muncul buku baru yang menanggapi kehadiran buku itu.

Apapun yang terjadi, buku memang telah mulai menjadi alternatif rujukan

umat. Sehingga menjadikan buku sebagai sarana dakwah, taushiyah, maupun

koreksi dan kritik terhadap sesama muslim, merupakan jalan yang layak untuk

ditempuh. Asalkan semuanya berangkat dari niat yang mulia, dan untuk tujuan

Page 36: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

yang mulia pula, yaitu menuju pencerahan, menggapai kebenaran, dan tentu saja

menghindarkan umat dari ”penyimpangan dan kesesatan” sebagai inti dakwah.39

39 Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, (Bandung: Media Qalbu, 2004), Cet ke-1, h. 41-44

Page 37: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

BAB III

PROFIL HAMKA DAN GAMBARAN UMUM

BUKU RENUNGAN TASAUF

A. Profil Hamka

1. Riwayat Hidup Hamka

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal masyarakat

dengan “Hamka”, lahir di sebuah desa bernama Tanah Sirah di Sungai Batang,

Maninjau, Sumatera Barat, pada tanggal 17 Februari 1908 atau bertepatan dengan

14 Muharam 1326 Hijriyah.40

Ayahnya adalah Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang dikenal sebagai

Haji Rasul, merupakan pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau,

sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau hingga

kelas dua. Ketika usia Hamka mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan

Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan

mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di

surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa,

Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus

Hadikusumo.

40 Nasir Tamara dkk, Hamka di Mata Hati Umat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1983), Cet Ke- 1, h. 51

Page 38: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di

Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun

1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan

Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958.

Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan

Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960.

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah.

Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan

khurafat, bid’ah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun

1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun

1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun

kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau

terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh

Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun

1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah

ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.

Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat

Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali

melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau

kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak

dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Hamka juga merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit.

Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti

Page 39: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada

tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun

1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar.

Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji

Masyarakat dan Gema Islam.

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan

antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-

Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974;

dan gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan

pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam.

Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di

negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk

Malaysia dan Singapura, turut dihargai. 41

2. Karya-karya Hamka

Seperti yang diinformasikan oleh John L Esposito bahwa Hamka telah

menulis lebih dari seratus buku, termasuk fiksi, politik, adat minangkabau, sejarah

dan biografi, doktrin Islam, etika, tasawuf dan tafsir.42 Menurut Yudi Latif bahkan

Tak kurang dari 118 buku yang dikarangnya.43 Berikut ini adalah sebagian dari

karya-karya Hamka disusun berdasarkan tahun pembuatan:

41 Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,

http://id.wikipedia.org/wiki/Hamka 42 John L. Esposito, Ensiklopedi Islam, (Bandung: Mizan, 2001), Cet Ke- 1, Jilid II, h. 147 43 Yudi Latif, Hamka, Berislam yang Estetik, http://id.buck1.com/blok/hamka-berislam-yang-

estetik-709

Page 40: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab. 2 Si Sabariah. (1928) 3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929. 4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929). 5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929). 6. Kepentingan melakukan tabligh (1929). 7. Hikmat Isra' dan Mikraj. 8. Arkanul Islam (1932) di Makassar. 9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka. 10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar. 11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar. 12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka. 14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai

Pustaka. 15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi. 17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940. 18. Tuan Direktur 1939. 19. Dijemput mamaknya,1939. 20. Keadilan Ilahy 1939. 21. Tasawuf Modern 1939. 22. Falsafah Hidup 1939. 23. Lembaga Hidup 1940. 24. Lembaga Budi 1940. 25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepang 1943). 26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946. 27. Negara Islam (1946). 28. Islam dan Demokrasi,1946. 29. Revolusi Pikiran,1946. 30. Revolusi Agama,1946. 31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946. 32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946. 33. Didalam Lembah cita-cita,1946. 34. Sesudah naskah Renville,1947. 35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947. 36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi, Sidang Konverensi Meja

Bundar. 37. Ayahku,1950 di Jakarta. 38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950. 39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950. 40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950. 41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pada tahun

1950. 42. Kenangan-kenangan hidup 2. 43. Kenangan-kenangan hidup 3.

Page 41: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

44. Kenangan-kenangan hidup 4. 45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950. 46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2. 47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3. 48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4. 49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950. 50. Pribadi,1950. 51. Agama dan perempuan,1939. 52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang. 53. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dari Pedoman Masyarakat, dibukukan

1950). 54. Pelajaran Agama Islam,1956. 55. Perkembangan Tasawuf dari abad ke abad,1952. 56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1. 57. Empat bulan di Amerika Jilid 2. 58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), utk

Doktor Honoris Causa. 59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM. 60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982

oleh Pustaka Panjimas, Jakarta. 61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta. 62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang. 63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970. 64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang. 65. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang. 66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968. 67. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dari Mekkah). 68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dari Mekkah). 69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan

1970. 70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat. 71. Himpunan Khutbah-khutbah. 72. Urat Tunggang Pancasila. 73. Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974. 74. Sejarah Islam di Sumatera. 75. Bohong di Dunia. 76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah

di Padang). 77. Pandangan Hidup Muslim,1960. 78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973. 79. Tafsir Al-Azhar [1] Juz 1-30. 44

Karya tulisnya tentang tafsir, yaitu Tafsir Al-Azhar 30 juz, sering disebut-

sebut banyak penulis lain sebagai karya monumental Hamka. Melalui karya ini,

44 Wikipedia Indonesia, Daftar Karya Buya Hamka, http://id.wikipedia.org/wiki/Hamka

Page 42: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Hamka mendemonstrasikan keluasaan pengetahuannya di hampir semua disiplin

yang tercakup oleh bidang-bidang ilmu-ilmu agama Islam serta pengetahuan non

keagamaan yang sarat dan kaya dengan berbagai informasi. Tafsir Al-azhar tidak

hanya diterbitkan di Indonesia, tetapi juga diterbitkan di Singapura oleh Pustaka

Nasional.

B. Sekilas Tentang Buku Renungan Tasauf

Buku Renungan Tasauf merupakan kumpulan enam karangan dan ceramah

Hamka dari tahun-tahun yang berbeda. Karangan pertama berjudul ”akal dan khayal”

ditulis oleh Hamka untuk majalah ”Indonesia” April tahun 1952, sebuah majalah

kebudayaan yang diterbitkan Badan Musyawarah kebudayaan Nasional di bawah

naungan kementerian P dan K. Waktu itu Hamka aktif sebagai anggota Badan

Kebudayaan tersebut bersama para ahli dan tokoh kebudayaan nasional lain.

Gaya bahasa yang agak puitis pada karya yang berjudul ”akal dan khayal” ini,

tentu saja sesuai dengan majalah Indonesia yang isinya penuh dengan karangan

tentang seni dan budaya. Agaknya tulisan ini menunjukkan keseniman Hamka, di

samping keulamaannya.

Karangan kedua ”Kewajiban dan Akhlak Kaum Muslim dalam Bernegara”,

adalah ceramah lisan dihadapan Majelis Pengajian PADI (Pengajian Dakwah Islam)

tanggal 26 Juni 1969, yang anggota-anggotanya kebanyakan para perwira tinggi

ABRI. Ceramah itu diadakan di rumah Menteri Penerangan Boediarjo. Majelis

Pengajian PADI kemudian menerbitkannya menjadi sebuah brosur yang dibagi-

bagikan pada anggota-anggotanya.

Page 43: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Dua artikel dari majalah ”Panji Masyarakat” yang terbit sesudah tahun 70-an,

disertakan dalam himpunan ini, yaitu ”Agama ialah Cinta”, dan ”Di antara Cinta dan

Fanatik”. Karangan yang berjudul ”Kepercayaan dan Pengetahuan”, adalah pidato

pada upacara peresmian Perguruan Tinggi Islam Jakarta pada tahun 1951. Pada bulan

puasa Ramadhan, Hamka menulis satu karangan berjudul ”Lailatul Qadar”, dimuat

dalam majalah Gema Insani tahun 1965, tanpa mencantumkan namanya.

Karangan yang berjudul ”Untuk Menjadi Perbandingan” adalah tulisan dalam

majalah ”Gema Islam” tahun 1962. karangan ini merupakan kaca perbandingan

antara sikap Kristen dengan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, Hamka

mengingatkan pembaca Islam, akan bahaya taqlid, agar tidak mengulangi kesalahan-

kesalahan kaum gereja Katholik yang bersifat reaksioner terhadap ilmu pengetahuan.

Terakhir adalah karangan yang berjudul ”Pemimpin Agama” yang dimuat

dalam ”Mimbar Agama” bulan Maret 1951, sebuah majalah yang diterbitkan oleh

Kementerian Agama sekitar tahun 50-an, dengan Hamka sendiri sebagai salah

seorang anggota Dewan Redaksinya. Buku himpunan karangan dan ceramah Hamka

ini dinamakan ”Renungan Tasauf” karena dalam dakwahnya, Hamka selalu

menggunakan pendekatan tasawuf, dan pendekatan cinta yang menyentuh batin

pembacanya.45

Buku Renungan Tasauf ini diterbitkan oleh Pustaka Panjimas dengan dua kali

cetakan. Cetakan pertama pada Juni 1985 dan cetakan kedua pada Oktober 1995.

Pada cetakan kedua buku ini ditambahkan dua karangan hamka, diantaranya berjudul

”Antara Doa dan Berita” dan ”Uzlah”, akan tetapi dari kedua tulisan tersebut tidak

diterangkan dari mana penerbit mendapatkannya. Buku ini berjumlah 115 halaman

45 Hamka, Renungan Tasauf, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1985), Cet Ke- 1, h. v- viii

Page 44: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

pada cetakan pertama dan mengalami penambahan halaman menjadi 131 pada

cetakan kedua. Dalam buku ini tidak disebutkan nama editor yang mengumpulkan

karangan Hamka.

Page 45: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

BAB IV

ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH

DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA

A. Analisis Teks Dalam Buku Renungan Tasauf

Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada analisis teks melalui struktur

makro, superstruktur dan struktur mikro, selain itu akan dibahas pula analisis konteks

sosial dan analisis kognisi sosial. Sebelum melakukan pembahasan, terlebih dahulu

akan dipaparkan judul-judul yang akan diteliti dalam buku Renungan Tasauf, antara

lain; (A) Akal dan Khayal, (B) Agama Ialah Cinta, (C) Di antara Cinta dan Fanatik,

dan (D) Lailatul Qadr, (E) Untuk Jadi Perbandingan, (F) Pemimpin Agama.

1. Struktur Makro (Tematik)

Berdasarkan model analisis wacana van Dijk, struktur makro merupakan

tema atau dikenal dengan istilah tematik. Elemen tematik menunjuk pada

gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti,

ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan wartawan (penulis) dalam pemberitaannya.46

Analisis tematik dalam penelitian ini akan dijabarkan dari enam buah judul

dalam buku ”Renungan Tasauf” yang ada secara berurutan.

a. Akal Dan Khayal

46 Eriyanto, Analisis Wacana, (Yogyakarta: LKIS, 2006), Cet. Ke-5, h. 229.

Page 46: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Dalam judul ”Akal dan Khayal” terdapat pesan dakwah. Pesan dakwah

yang paling dominan dalam teks ini ialah pesan dakwah yang berkaitan

dengan aspek Mu’amalah. Teks ini ingin membandingkan antara kebudayaan

Barat dengan kebudayaan Timur yang sangat berbeda. Kebudayaan Barat

yang menggunakan akal dan kebudayaan Timur yang menggunakan

khayalnya. Kebudayaan Barat selalu mengagung-agungkan logika dan

akalnya, sedangkan kebudayaan Timur mempercayai nilai-nilai keagamaan.

Menurut Hamka di antara Akal dan khayal tidak ada yang dapat dipisahkan,

oleh karenanya disamping kita menggunakan akal akan tetapi kita juga

diharuskan menggunakan khayal agar hidup lebih seimbang.

Kita mengaku, memang akal Barat telah menaklukkan kulit hidup Timur. Tetapi akal Barat belum dapat dan sekali-kali tidak akan dapat menaklukkan khayal dalam kemegahan dan kebesarannya.47

Gagasan inti yang ingin disampaikan Hamka dalam teks di atas ingin

menerangkan bahwa bangsa Barat yang menggunakan akalnya masih jauh

tertinggal dibandingkan dengan bangsa Timur yang menggunakan khayalnya.

Kemajuan yang dicapai oleh bangsa Barat ialah kemajuan semu yang tidak

mempunyai nilai apa-apa. Sedangkan kebudayaan Timur, karena selalu

mengutamakan nilai-nilai Agama menjadi kebudayaan yang akan senantiasa

membuat kedamaian di muka bumi.

b. Agama Ialah Cinta

Pesan dakwah yang terdapat dalam teks Agama Ialah Cinta ialah pesan

Aqidah. Dalam judul ini Hamka menjelaskan bahwa ”cinta” adalah puncak

47 Hamka, Renungan Tasauf, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), Cet Ke- 1, h. 10

Page 47: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

tertinggi dari pandangan hidup Muslim. Seorang muslim belum dikatakan

muslim yang sejati jika ia belum memahami hakikat ”cinta” yang sebenarnya.

Cinta dalam Islam berarti kita mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cinta

kita kepada apapun, bahkan melebihi cinta kepada diri sendiri.

Selain dari mengikuti apa yang diperintahkan dan menghentikan apa yang dilarang, karena ingin hendak dimasukkan ke dalam syurga dan takut akan dibenamkan ke dalam neraka, maka puncak tertinggi dari pandangan hidup seorang muslim adalah cinta.

Cinta seperti itu terkumpul kepada satu puncak, yaitu Allah. Dan supaya hubungan mesra di antara insan sebagai hamba dengan Allah sebagai Tuhan, maka Tuhan mengutus RasulNya Muhammad Saw. menjadi penunjuk jalan.48

Gagasan inti yang ingin disampaikan penulis dalam teks di atas

menggambarkan bagaimana cinta yang dimiliki seorang muslim merupakan

cinta yang tulus hanya kepada Allah dan cinta kepada Rasul sebagai penunjuk

jalan. Seorang muslim mencintai Allah dan Rasul-Nya karena mereka

mempunyai pandangan sebagai seorang muslim yang sejati bukan hanya

karena takut kepada api neraka.

Dalam teks ini terdapat ayat-ayat al-Quran. Ayat al-Quran yang

digunakan dalam teks Agama Ialah Cinta ialah surat al-A’Raf ayat 56 yang

berbunyi:

48 Ibid., h. 43

Page 48: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Terdapat pula Hadis yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim, dari

Anas, yang artinya:

“Tidaklah berarti iman seorang kamu sebelum aku ini lebih dicintainya daripada anaknya, dan ayahnya dan sekalian manusia sekalipun.”

c. Di Antara Cinta Dan Fanatik

Pesan dakwah yang dikembangkan dalam teks ini ialah pesan dakwah

yang mengandung nilai-nilai Aqidah. Gagasan umum atau tema yang terdapat

dalam teks ini menerangkan tentang dua hal. Tema yang pertama

menerangkan bagaimana seharusnya seorang muslim mencintai Allah dan

Rasul serta agama islam dengan sepenuh hati, mencintai dengan

mengorbankan segala yang ada dalam diri baik berupa pengorbanan harta

benda maupun nyawa sekalipun. Gagasan inti tema yang pertama ini berasal

dari Ayat Al-Qur’an.

Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul, maka mereka itu

akan berada beserta orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah atas mereka, yaitu dari Nabi-nabi dan orang-orang yang jujur (shiddiqin) dan orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh. Dan alangkah indahnya orang-orang itu menjadi teman. (Surat an-Nisaa ayat 69).49

49 Ibid., h. 52

Page 49: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Tema yang kedua yang dikembangkan Hamka dalam teks ini ialah

membahas pandangan kaum orientalis terhadap kaum muslim yang sangat

cinta kepada umat islam yang cinta kepada agamanya dengan sebutan

”fanatik”.

Tiap-tiap orang bangkit melawan karena dorongan iman dan cintanya, dicaplah dia fanatik. Dan penjajah pun berusahalah menghilangkan ,,fanatik” itu dengan berbagai jalan. Yang terutama sekali ialah jalan pendidikan. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh penjajah adalah berdasar kepada ,,neutraal” agama. Arti neutraal ialah positif menjauhkan segala yang berbau agama, terutama Agama Islam dari pendidikan sejak dari pendidikan dasar sampai kepada menengah sampai kepada tinggi.50

Gagasan inti dari teks di atas ingin menggambarkan bagaimana sikap

keimanan sebenar-benarnya dicap fanatik oleh orang kafir yang menjajah

Indonesia. Usaha yang dilakukan dalam memberantas sikap fanatik dilakukan

dengan menghilangkan pelajaran-pelajaran keagamaan.

Dalam tulisan ini selain terdapat Ayat dari Al-Qur’an yaitu surat An-

Nisa ayat 69 yang telah dijelaskan dalam gagasan inti di atas memuat pula

hadis tentang umat islam yang ingin sekali melihat Nabi. Hadis tersebut

dirawikan oleh Muslim dari Abu Hurairah yang artinya:

“Setengah daripada umatku yang sangat cinta kepadaku ialah orang-orang yang datang sepeninggalku kelak. Mereka ingin sekali hendak melihat aku, dengan kaum keluarganya dan harta bendanya banyak sekali.”

d. Lailatul Qadr

Dilihat dari teksnya, pesan dakwah yang paling dominan dalam teks

”Lailatul Qadr” ialah pesan dakwah yang mengandung nilai Syariah. Teks ini

50 Ibid., h. 56

Page 50: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

mengandung nilai-nilai Syariah karena mengajak umat muslim untuk

beribadah demi mendapatkan malam Lailatul Qadr. Dalam judul ini Hamka

menjelaskan tentang bagaimana seorang muslim memaknai malam seribu

bulan atau malam Lailatul Qadr. Malam lailatul Qadr merupakan malam yang

sangat mulia karena pada malam tersebut nilai ibadah kita menjadi berlipat

ganda. Pada dalam malam tersebut tidak semua orang dapat mendapatkannya.

Bagi orang yang mendapat malam lailatul Qadr akan merasakan suasana

hatinya sangat tenang dan syahdu karena Allah memberikan keberkahan di

dalam hatinya.

Setiap waktu kita dianjurkan mencarinya, mencobanya. Syukur kalau sering kita mendapatnya. Sembahyang lima waktu, ditambah dengan sembahyang Nawafil (sunnat) pun adalah pintu untuk memasuki saat itu. Puasa ramadhan lebih-lebih lagi, adalah pintu untuk memasuki suasana itu. Moga-moga entah di malam yang mana, memang terbukalah pintu langit bagi rohani kita. IBarat kita memutar knop radio, mencari-cari satu stasion gelombang pemancar, padahal banyak gangguan, akhirnya bertemu juga; tidak kita lepas-lepaskan lagi. Sekali bertemu, jadilah, nilainya sama dengan 1.000 bulan.51

Gagasan inti yang ingin disampaikan penulis dalam teks di atas ingin

memotivasi kita agar mendapatkan malam Lailatul Qadr. Agar mendapatkan

malam Lailatul Qadr seorang muslim harus berusaha karena Allah tidak

memberikannya dengan mudah. Usaha yang dilakukan ialah dengan cara

beribadah dengan hati yang ikhlas dan niat yang tulus ingin mendapat ridha

dari Allah. Setelah mendapatkan malam Lailatul Qadr kita merasa berat

meninggalkannya karena kenikmatan Rohani pada saat itu.

Dalam teks ini terdapat ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186 yang

berbunyi:

51 Ibid., h. 72-73

Page 51: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka

(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

e. Untuk Jadi Perbandingan

Dalam teks ”Untuk Jadi Perbandingan” pesan dakwah yang paling

dominan ialah pesan Syariah. Teks ini pada intinya menceritakan tentang

sejarah kesalahan-kesalahan umat Kristiani pada masa dahulu dalam

mengambil keputusan. Pengalaman pahit di masa lalu menjadi proses

pembelajaran di masa sekarang, sehingga organisasi Gereja Katholik lebih

bijaksana dalam mengambil keputusan pada zaman sekarang. Menurut Hamka

para Alim Ulama Islam harus mencontoh yang diambil oleh organisasi gereja

Katholik agar belajar dari kesalahan dan mengembalikan semuanya kepada

ajaran agama.

Sebabnya ialah karena pengalaman-pengalaman pahit yang mereka alami mereka jadikan pengalaman. Ignatius de Loyola dipandang sebagai perintis jalan baru bagi perbaikan diri dalam kalangan Katholik. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lagi mereka tolak, tetapi mereka tilik. Disediakan orang-orang yang akan mempelajarinya lebih mendalam. Demikian pun research sekali-kali tidak mereka lengahkan, bahkan kalau perlu mereka campuri.52

52 Ibid., h. 97

Page 52: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Gagasan inti yang ingin disampaikan dalam teks di atas ialah

menceritakan bagaimana gereja katholik mampu memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang dilakukan pada masa lalu. Mereka menjadi sangat menghargai

ilmu pengetahuan dengan berusaha melakukan berbagai macam penelitian.

f. Pemimpin Agama

Teks ”Pemimpin Agama” menggambarkan sikap ulama sebagai penerus

para Nabi. Dalam teks ini terdapat muatan pesan dakwah yang bernilai

Mu’amalah. Hamka menggambarkan ulama sebagai orang yang berani

menyatakan kebenaran walupun harus berhadapan dengan penguasa. Teks ini

memberikan nasihat kepada kita agar menghormati ulama yang memegang

teguh ajaran Islam.

Pemimpin Agama, ulama, kiyahi, lebai, ajengan! Itulah waris daripada Nabi-nabi. Nabi yang tidak meninggalkan harta benda, tetapi meninggalkan pengajaran dan tuntunan yang akan disampaikan kepada umat manusia. Ulamalah pelita di waktu sangat gelap. Ulamalah penunjuk jalan di belukar hidup yang tak tentu arah. Ulamalah pemberontak kekuasaan sewenang-wenang, melawan kezaliman dan aniaya. Kebesarannya terletak dalam jiwa, bukan dalam pakaiannya yang mentereng, baik jubah dan serban, atau tasbih dan tongkat kebesaran.53

Gagasan inti dari teks di atas ialah ingin menggambarkan sosok ulama.

Ulama merupakan pewaris para Nabi melindungi umatnya dari sikap

kesewenang-wenangan penguasa yang zhalim.

2. Superstruktur (Skematik)

Struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari

suatu teks. Bentuk teks umumnya terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup. Untuk

melihat bentuk teks itu seperti apa, dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu:

53 Ibid., h. 101

Page 53: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan

lead (teras berita). Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan.

a) Akal Dan Khayal

1) Judul dan Lead

Dilihat dari judulnya, teks ”Akal dan Khayal” seolah ingin

membandingkan mana yang lebih baik antara keduanya. Hamka

membandingkan dengan mengilustrasikan kepada kebudayaan oleh

bangsa Barat dan Timur. Kebudayaan Barat dipandang kebih

mementingkan logika dan pikiran sedangkan kebudayaan Timur lebih

mementingkan nilai-nilai kepercayaan.

Lead atau dimulai dengan intisari menjelaskan bahwa kebudayaan

Barat dengan akalnya dapat memenuhi panca indra dengan kekuatan ilmu

pengetahuan sedangkan kebudayaan Timur dengan khayalnya dapat

menerangi hati seperti pelita di malam hari.

2) Story/body

Pada bagian isi Hamka menjelaskan tentang perjalanan Nabi Adam

dan Siti Hawa dalam menggunakan akal dan khayalnya, kemudian dengan

bahasa filsafat Hamka menerangkan bahwa akal tunduk kepada khayal.

Akal selalu ingin mencari tahu jawaban segala sesuatu namun khayal

percaya akan sesuatu yang tersembunyi.

Hai akal yang pongah! karena bodohnya. Di manakah kentong tempatmu bertahan? Tempat engkau minta kenyataan itu? Di mana engkau bersembunyi? ,,Ilmu Pasti! Ilmu Pasti; itulah bentengku”, kata Akal.

Mana yang tak sesuai dengan Akal, adalah ,,fantasi yang ,,nonsen” belaka! Bolehkah aku bertanya” kata Khayal pula, ,,di manakah benteng

Page 54: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

yang akhir dari ,,Ilmu Pasti itu?! Akal menjawab: ,,Di angka satu.” dari satu dimulai segala hitungan, dan dengan satu diakhirinya.

,,Tunjukkanlah kepadaku, hai Akal, di manakah terletaknya angka satu Ilmu Pasti itu? Di awang-awang yang mana?” Tiba-tiba, dengan suara di antara kedengaran dengan tidak, Akal menjawab: ,,Dalam Khayalku”..........kalau begitu, mengapa aku engkau lupakan? Padahal kemajuan langkahmu, adalah lantaran doronganku?”54

b. Agama Ialah Cinta

1) Judul dan Lead

Judul memberikan gambaran apa yang ingin dibicarakan dalam

sebuah teks. Dalam judul ini Hamka memberikan nasihat kepada kita

bahwa keseluruhan ajaran agama ialah cinta. Dijelaskan kemudian dalam

bagian lead teks tersebut hadis tentang bagaimana iman seorang muslim

tidak akan berarti sebelum Rasulullah lebih dicintainya daripada keluarga

dan orang lain.

Dijelaskan lagi dalam lead selanjutnya secara eksplisit bahwa cinta

yang sebenar-benarnya terkumpul atau berasal dari cinta kepada Allah.

Selebihnya karena Allah mengutus Rasul-Nya maka kita juga harus

mencintai Rasul sebagai pembawa risalah Islam.

2) Story/ body

Tulisan dalam bagian tubuh berita teks ini memberikan penekanan

terhadap bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap alam ini. Dengan

kecintaan yang tulus terhadap Allah dan Rasulnya, maka dengan

sendirinya kita akan mencintai alam ini beserta isinya. Kemudian dalam

dimensi yang paling kecil, minimal kita mencintai tanah air kita dengan

54 Ibid., h. 4-5.

Page 55: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

kecintaan yang disertai keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya terlebih

dahulu. Orang-orang yang mencintai Allah dan Rasulnya sanggup hijrah

atau berpindah negeri dari tanah airnya jika di tanah airnya sendiri mereka

tidak leluasa menegakkan cintanya kepada Allah dan Rasulnya.

Penekanan pada bagian teks ini kemudian bermaksud untuk

menjelaskan bagaimana seharusnya sikap kita terhadap penguasa yang

memimpin tanah air kita. Hamka menjelaskan jika penguasa berbuat

zalim, kita dapat melawan dengan tangan. Jika tidak mampu menantang

kemungkaran dengan tangan dapat dengan lidah, dan jika tidak mampu

dengan lidah dapat menantang dalam hati saja.

c. Di Antara Cinta Dan Fanatik

1) Judul dan Lead

Penjelasan dalam lead menekankan kepada hakikat cinta. Cinta yang

sejati akan timbul sebagai akibat dari kecintaan kepada Allah dan Rasul-

Nya. Dijelaskan pula mencintai rasul bukanlah buat kita sembah

melainkan dijadikan teladan hidup, jadi yang patut disembah hanya Allah.

2) Story/body

Pada bagian isi Hamka menerangkan bahwa kecintaan kepada Allah

dan Rasul-Nya dapat membuat seorang muslim rela berkorban, bahkan

nyawanya sendiri rela untuk dikorbankan. Banyak contoh diterangkan

dalam bagian ini seperti para Mujahid dalam setiap zaman yang terus

berperang hingga bersedia mati syahid.

Page 56: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Iman kepada Allah dan Rasul-Nya membuat seorang muslimin rela

berjuang sampai titik darah penghabisan. Dengan iman yang membara di

dalam jiwa, bangsa penjajah menjadi sangat benci. Tidak sedikit umat

muslim yang dituduh ”fanatik”. Menurut pandangan penjajah sikap fanatik

harus dijauhkan dari diri setiap muslim karena dapat membahayakan

kehidupan. Kenyataannya tuduhan tersebut merupakan taktik atau siasat

belaka untuk menghancurkan kaum muslimin.

d. Lailatul Qadr

1) Judul dan Lead

Pada paragraf pembukaan berisi penjelasan tentang cerita di masa

lalu Hamka ketika memasuki bulan Ramadhan. Dijelaskan bahwa suasana

di kampungnya sangat meriah sekali dengan kegiatan-kegiatan beribadah

membaca Al-Qur’an dan shalat Tarawih. Pernah pada satu waktu Hamka

kecil mendengar dari Gurunya akan keutamaan malam Lailatul Qadr atau

malam seribu bulan. Gurunya menjelaskan bahwa pada malam itu

sujudlah semua yang ada di bumi dari mulai rumah-rumah, gunung-

gunung bahkan air pun berhenti mengalir. Pada saat itu jika kita meminta

maka akan dikabulkan oleh sang pencipta.

2) Story/body

Malam Lailatul Qadr merupakan dambaan bagi seorang muslim.

Setiap orang ingin mendapatkan malam Lailatul Qadr. Memasuki bagian

Page 57: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

isi Hamka memulainya dengan pertanyaan ”Dapatkah kiranya kita

menikmati Lailatul Qadr?”.

Hidup yang telah kita lalui merupakan nikmat yang diberikan Allah,

segala macam cobaan dan kesusahan diberikan kepada Allah semata-mata

merupakan ujian yang harus kita hadapi. Allah menganjurkan kepada kita

untuk selalu bersabar dalam menjalani setiap cobaan tersebut dan

istiqamah dalam jalan Islam. Setiap kita dapat bertemu dengan Lailatul

Qadr. Hanya saja semua bergantung kepada diri kita sendiri apakah

mampu untuk mendapatkannya.

e. Untuk Jadi Perbandingan

1) Judul dan Lead

Dalam leadnya Hamka memulai dengan menceritakan kisah-kisah

tragis tentang nasib ahli-ahli ilmu pengetahuan berhadapan dengan

penguasa-penguasa agama di zaman permulaan (Renaissance) di benua

Eropa.

Kisah pertama tentang Giordano Bruno. Tokoh ini mengeluarkan

pendapat bahwa alam yang luas ini bukanlah semata-mata dunia kita ini,

dan matahari bukanlah pusat alam. Disamping kita ada beribu, bahkan

berjuta alam lain yang dipenuhi pula oleh makhluk Tuhan. Singkatnya

Giordano dihukum mati karena pendapatnya tidak sesuai dengan pendapat

ulama-ulama gereja. Demikian pula Galileo Galilei yang dihukum akibat

pernyataannya yang menyatakan Bumi mengelilingi Matahari.

Page 58: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

2) Story/body

Pada bagian isi Hamka menerangkan kesalahan-kesalahan ulama

Gereja pada waktu itu karena menghukum dengan kebodohan. Menurut

Hamka tidaklah dibenarkan satu golongan memberikan kuasa atas suatu

hukuman. Islam sebagai agama yang menunjung tinggi hukum sangat

peduli dengan masalah ini. Oleh karenanya dalam Islam terdapat proses

Ijma yaitu mempersamakan pendapat segolongan ulama dalam satu

perkara, di dalam suatu zaman. Proses Ijma tetap berasal dari Al-Qur’an

dan Hadist. sehingga dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan

Al-Qur’an dan Hadist dan tidak menyimpang seperti yang dilakukan oleh

ulama-ulama Gereja di Barat.

f. Pemimpin Agama

1) Judul dan Lead

Lead yang terdapat dalam judul ini mendeskripsikan kebesaran

Ulama sebagai pewaris para Nabi yang berani berkata kebenaran dan

tegas menghadapi siapa saja yang berpaling dari agama Islam. Ulama

menuntun umat kepada jalan yang lurus dan mengajak kepada

kebaikan.

2) Story/body

Pada bagian isi Hamka menerangkan perjuangan para Ulama

diantaranya kisah Al Imam Darul Hijrah, Ibnu Samak, Imam Ahmad

Page 59: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Bin Hanbal dan lainnya. Kisah-kisah tersebut secara umum ingin

memberikan nasihat kepada kita bahwa perjuangan ulama tidak dapat

diganti dengan kekuasaan ataupun harta benda sekalipun. Ulama yang

sebenar-benarnya berbuat hanya demi mendapatkan cinta kepada

Allah.

3. Struktur Mikro

a) Semantik

Semantik merupakan salah satu kerangka analisis van Dijk yang melihat

kepada satuan terkecil dari struktur kebahasaan berupa kalimat, kata dan

hubungan antar kalimat. Pada analisis semantik, makna yang terkandung

dalam kalimat diteliti baik yang eksplisit (tertulis) maupun implisit

(tersembunyi).

1) Latar

Latar dalam sebuah teks ialah suatu keadaan situasional saat teks

dibuat. Dalam sebuah teks, latar belakang sebuah peristiwa dapat

dicantumkan atau tidak, tergantung dari kepentingan penulis. Latar

digunakan untuk mengarahkan makna dari suatu teks hendak dibawa

kemana. Latar yang ditampilkan dapat sesuai dengan kehendak penulis

atau bahkan bertentangan dengan pendapatnya.

(a) Akal Dan Khayal

Page 60: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Latar dalam teks ini terdapat pada bagian akhir teks dimana

Hamka menyatakan sikapnya tentang kemunduran yang akan dialami

oleh bangsa Barat. Bahwa kemajuan yang dicapai Barat akan

mencapai puncaknya dan bangsa Timur akan maju mengalahkan

keuatan Barat dengan khayalnya.

(b) Agama Ialah Cinta

Hamka menggambarkan kondisi keimanan seorang muslim

tercermin dari kecintaan terhadap Allah dan Rasulullah. Secara

eksplisit dijelaskan bahwa dengan mencintai Allah maka kita juga

mencintai pemimpin yang berkuasa. Hamka menjelaskan selain harus

taat kepada penguasa, Akan tetapi seorang muslim juga harus tegas

apabila pemimpin melakukan kesalahan. Seorang muslim yang baik

akan berusaha mencegah penguasa yang berlaku seenaknya dengan

cara-cara yang sesuai dengan tuntunan Islam.

(c) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Sangatlah tepat jika seorang muslim mencintai Allah dan

Rasulnya dengan cinta yang sebenar-benarnya. Cinta semacam ini

berakar di dalam hati, tertuang dalam pemikiran dan menghasilkan

perbuatan. Pada zaman penjajahan, kecintaan semacam ini dinamakan

fanatik oleh bangsa penjajah. Menurut penjajah, sifat fanatik yang

berakar dalam diri umat islam dapat memberikan perlawanan melebihi

peluru ataupun senjata meriam, oleh karenanya, sifat fanatik ini harus

Page 61: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

dihilangkan. Ada semacam ketidaksenangan terhadap umat muslim

sehingga dalam perguruan tinggi dilarang untuk diajarkan pelajaran

beragama. Pada prinsipnya Hamka ingin memberikan pemahaman

bahwa umat muslim memang seharusnya bersikap fanatik seperti itu

terlebih terhadap penjajah yang jelas-jelas menjajah negeri Indonesia.

(d) Lailatul Qadr

Hamka menyatakan dalam latarnya secara eksplisit bahwa

suasana Lailatul Qadr pun ada di luar Lailatul Qadr pada Bulan

Ramadhan. Cara kita mendapatkannya ialah berusaha. Siapa yang

ingin suasana Lailatul Qadr, atau suasana Tajalli (melihat Allah

dengan Hati) latihlah diri dengan mempelajarinya dari petunjuk yang

diajarkan Nabi dan mencontoh kehidupan orang-orang shaleh.

(e) Untuk Jadi Perbandingan

Penggunaan latar dalam teks ini ialah untuk menentang

kekuasaan yang sewenang-wenang yang dilakukan oleh pendeta

Gereja terhadap Ilmuan yang memberitakan kebenaran. Latar dalam

teks ini kemudian menjelaskan bahwa ulama-ulama di Indonesia juga

sama seperti apa yang dilakukan oleh pendeta Gereja di masa

Renaissance jika tidak memiliki niat untuk belajar keluar dari

kebodohan.

(f) Pemimpin Agama

Page 62: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Latar dalam teks ini memberikan pujian kepada Ulama karena

mampu menjadi pewaris para Nabi dalam membawa umat ke arah

yang lurus. Ulamalah tempat Umat mencurahkan masalah-masalahnya

dan Ulamalah orang yang tegar menghadapi penguasa yang sewenang-

wenang, mereka tidak tunduk kepada penguasa. Para Ulama hanya

takut jika tidak melaksanakan perintah Allah dan jika tidak mampu

menjauhi laranganNya.

2) Detail

Pengertian detail dalam kerangka analisis van Dijk ialah berita mana

yang disampaikan secara mendetail dan berita mana yang ditampilkan

secukupnya saja. Detail lebih merupakan kepada bentuk strategi penulis

yang ingin mengekspresikan sikapnya dengan cara sembunyi-sembunyi

(implisit).

(a) Akal Dan Khayal

Dalam teks ini hal yang ingin ditekankan oleh Hamka ialah ingin

menjatuhkan kebudayaan Barat, bahwa kebudayaan yang ada di Barat

dengan Akalnya tidak akan mampu menguasai kebudayaan di Timur.

Kebudayaan Timurlah sumber dari kebudayaan di dunia karena lebih

mendahulukan penggunaan Khayal yang berasal dari kepercayaan

terhadap Tuhan.

(b) Agama Ialah Cinta

Page 63: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Terdapat penekanan dalam hal ketaatan terhadap penguasa.

Dalam teks ini hamka menjelaskan bahwa umat muslim yang telah

memiliki iman yang sempurna pasti mentaati pemegang kekuasaan

yang menjalankan peraturan sesuai dengan kehendak Allah, dan akan

menantang penguasa yang berbuat seenaknya.

(c) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Dalam teks ini Hamka memberikan sekelumit cerita di zaman

para sahabat. Cerita tentang bagaimana para sahabat akan sangat takut

apabila di surga nanti mereka tidak dapat lagi bertemu dengan Rasul.

Padahal di dunia ini sehari tidak bertemu Rasul saja para sahabat akan

sangat rindu bukan main. Oleh karenanya dijawab melalui Surat An-

Nisa ayat 69 yang artinya:

”Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul, maka mereka itu akan berada beserta orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah atas mereka, yaitu dari Nabi-nabi yang jujur dan orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh. Dan alangkah indahnya orang-orang itu menjadi teman”

(d) Lailatul Qadr

Teks Lailatul Qadr menekankan kepada ajakan kepada Umat

Muslim agar berusaha mendapatkan malam Lailatul Qadr. Malam

Lailatul Qadr bukan hanya didapatkan pada bulan Ramadhan namun

dapat dirasakan kapan saja asalkan kita mau berusaha.

(e) Untuk Jadi Perbandingan

Detail yang diangkat pada teks ini menjelaskan tentang

kebodohan pendeta Gereja yang menghukum para Ilmuan di masa

Page 64: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Renaissance yang nyata-nyata ingin membuktikan kebenaran.

Kemudian dijelaskan juga bagaimana pendeta gereja pada saat ini

telah berubah dari kesalahan-kesalahan mereka di masa lalu.

(f) Pemimpin Agama

Hal yang menjadi detail pada teks ini ialah tentang keistimewaan

malam Lailatul Qadr dimana setiap Muslim dapat merasakaannya

bahkan diluar bulan Ramadhan asalkan kita mau berusaha mencarinya.

Keistimewaan lailatul Qadr di deskripsikan kepada suasana hati yang

tenang, damai dan merasakan Allah dekat di hati.

b) Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan suatu metode analisis van Dijk untuk

melihat pilihan kalimat apa yang disusun penulis dalam menampilkan diri

sendiri (penulis) secara positif dan lawan secara negatif.

1) Koherensi

Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana

seseorang (penulis) secara strategis menggunakan wacana untuk

menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang

saling terpisah, berhubungan atau malah sebab akibat. Biasanya hubungan

antar kalimat ini dihubungkan dengan kata hubung dan, akibat, tetapi,

lalu, karena, meskipun.

(a) Akal Dan Khayal

Page 65: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Dalam teks ini terdapat bentuk koherensi di saat menjelaskan

tentang perbandingan kebudayaan Barat dan Timur. Koherensi dalam

kalimat ditandai dengan kata penghubung ”tetapi” yang bermakna

pengingkaran.

Jangan dinantikan batu dengan batu. Sebab keduanya akan hancur! Jangan ditangkis kemegahan akal dengan kemegahan akal pula. Keduanya sama-sama akan bertemu jalan buntu. Barat telah bangkrut karena tamadun yang semacam ini. Orang Timur tidak boleh menapak jejak orang yang pergi ke dalam kehancuran tetapi berusahalah memegang tangannya dan membawanya naik. Pandanglah alam dari segi kesatuannya. Barat dan Timur, Utara dan Selatan, adalah empat sudut dari satu alam. Kita dan dia adalah satu!

Penggunaan kata hubung ”tetapi” dalam teks diatas

menghubungkan antar kalimat. Fungsi dari kata penghubung ”tetapi”

ingin menjelaskan secara implisit (tersembunyi) bahwa kebudayaan

Timur akan membantu siapa saja karena kebudayaan Timur

mengagungkan rasa kemanusiaan, sehingga jika kebudayaan Barat

hancur kebudayaan Timur menolong dan membawanya naik sebagai

representasi rasa kemanusiaan tersebut.

(b) Agama Ialah Cinta

Banyak terdapat koherensi dalam teks ini salah satunya dalam

penjelasan tentang mencintai alam semesta ini. Kata penghubung

dalam paragraf tersebut ditandai dengan kata ”karena” yang bermakna

penjelasan.

Kita mencintai seluruh alam ini, langit dan bumi ini, laut dan darat ini, matahari dan bulan dan bintang-bintang, karena semuanya itu adalah nikmat Allah kepada kita semua.

Page 66: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Kata penghubung ”karena” merupakan kata penghubung antar

kalimat utama dan kalimat penjelas. Fungsi dari kata penghubung

”karena” di atas ingin menjelaskan bahwa di dalam mencintai Allah

terdapat juga berbagai nikmatnya berupa alam ini yang harus dijaga

dengan penuh rasa syukur sebagai nikmat yang telah diberikan Allah.

(c) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Koherensi dalam teks di antara cinta dan fanatik ini dijelaskan

dengan kata penghubung ”walaupun” ketika menjelaskan tentang cinta

kepada Allah dan Rasul.

Cinta kepada Rasul dalam rangka Iman kepada Allah masih akan bernyala di hati mukmin selama Al-Qur’an masih ada. Pembuktian cinta itu ialah dengan berjihad menegakkan agamanya, berjuang mengokohkan hukumnya, melakukan da’wah di atas permukaan bumi ini sehingga agamanya di atas dari segala agama, walaupun orang-orang yang mempersekutukan Tuhan dengan yang lain tidak menyukainya.

Koherensi dengan kata penghubung ”walaupun” secara implisit

(tersembunyi) ingin menerangkan bahwa sejatinya perjuangan umat

Islam dalam menegakkan agama Islam akan terus berkobar sampai

akhir zaman untuk melawan segala bentuk kemunkaran. Hal ini

dikarenakan keagungan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang mampu

membangkitkan semangat umat Islam.

(d) Lailatul Qadr

Bentuk koherensi antar kalimat dalam teks ini ditandai dengan

menggunakan kata penghubung ”karena”. Penggunaan kata

Page 67: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

penghubung tersebut dipakai penulis ketika menjelaskan tentang

makna Lailatul Qadr.

Lama kemudian, baru kita mengerti bahwa Lailatul Qadr ialah malam Lailatin Mubarakatin. Malam yang diberkati, dan malam yang diperingati. Karena pada malam itulah mulanya turun Al-Qur’an ke dunia ini di dalam gua Hira, disampaikan oleh Jibril kepada Nabi kita Muhammad Saw.

Kata penghubung ”karena” bermakna menjelaskan. Penggunaan

kata penghubung memberikan kesan bahwa mengapa dinamakan

Lailatul Qadr karena pada malam itu diturunkannya keberkahan atas

diturunkannya Al-Qur’an. Jadi keberkahan yang terjadi akibat Al-

Qur’an diturunkan.

(e) Untuk Jadi Perbandingan

Dalam teks ”Untuk Jadi Perbandingan” terdapat koherensi yang

dinyatakan dengan penggunaan kata hubung dalam kalimat. Kata

hubung tersebut ialah ”walaupun”

Di samping itu mereka dirikan sekolah-sekolah tinggi, seminari, akademi, ada yang khusus agama, ada yang berdasar jiwa agama dan mereka bekerja keras menyiarkan agamanya, walaupun ke negeri-negeri yang penduduknya telah Islam.

Teks diatas ialah ketika menjelaskan usaha-usaha yang dilakukan

Gereja Katholik dalam rangka memajukan ilmu pengetahuan.

Penggunaan kata penghubung walaupun menandakan adanya usaha

yang sangat giat demi memajukan ilmu pengetahuan. Secara implisit

hal ini ingin menyoroti sikap Gereja Katholik yang bisa berbenah

terhadap kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan di zaman

Page 68: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Renaissance. Bahkan Kaum Gereja Katholik berani menyiarkan

agamanya ke negeri-negeri Islam. Mereka tidak merasa takut terhadap

umat lain.

(f) Pemimpin Agama

Dalam teks ”Pemimpin Agama” terdapat koherensi yang

dinyatakan dengan penggunaan kata hubung dalam kalimat. Kata

hubung yang digunakan ialah ”dan”.

Itulah pegangan Ulama sejak dahulu sampai sekarang. Berani dalam kebenaran, berpegang teguh pada tali Allah, bukan karena mengharapkan laba dunia yang tidak kekal, dan bukan karena takut kepada sesama manusia.

Teks diatas merupakan penjelasan atas sikap-sikap yang harus

dimiliki seorang ulama. Kata hubung ”dan” merupakan kata hubung

yang menyatakan tambahan atas kalimat sebelumnya. Hamka ingin

memberikan penjelasan bahwa Ulama yang sebenarnya ialah Ulama

yang berpegang teguh kepada tali Allah, tidak mengharapkan

keuntungan, dan tidak takut kepada sesama manusia.

2) Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan salah satu bagian dari analisis teks

sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip

kausalitas. Prinsip kausalitas menjelaskan tentang susunan kalimat yang

terbentuk dari subyek, predikat dan obyek. Bentuk kalimat yang dipilih

merupakan kalimat yang dianggap sangat layak untuk di analisis terutama

diambil kalimat yang berhubungan dengan tema.

Page 69: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

(a) Akal Dan Khayal

Dan Barat pun ”digila” oleh akalnya Subjek Predikat Objek

Kalimat di atas merupakan bentuk dari kalimat aktif karena

subjek diletakkan di awal kalimat. Kalimat di atas memberikan

keterangan kepada pembaca bahwa kebudayaan bangsa Barat digila

oleh akalnya. Maksud kata ”digila” ialah dipengaruhi atau dapat

bermakna sangat bergantung kepada akalnya.

(b) Agama Ialah Cinta

Iman tidak ada arti kalau cinta tidak tertumpah Subjek Keterangan (subjek) Predikat

kepada Nabi Objek

Kalimat di atas merupakan bentuk dari kalimat aktif karena

subjek diletakkan di awal kalimat. Subjek merupakan kata ’iman’ yang

berarti menunjukkan apa yang diterangkan dari predikat. Kalimat

diatas dapat diberi makna bahwa iman kepada Nabi tidak akan

tertumpah kalau tidak ada cinta kepada Nabi.

(c) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Bangsa penjajah sangatlah benci kepada Subjek Predikat

cinta semacam ini Objek

Kalimat di atas merupakan bentuk dari kalimat aktif karena

subjek diletakkan di awal kalimat. Dalam kalimat ini kata yang ingin

Page 70: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

ditekankan oleh Hamka kepada pembaca ialah kata ‘penjajah’. Bahwa

bangsa penjajah sangatlah membenci cinta kaum muslimin kepada

Allah dan Rasul-Nya. Akan terbalik pemaknaannya jika kalimat

diubah menjadi “cinta semacam ini sangat dibenci oleh penjajah”.

Dalam kalimat tersebut penekanan lebih kepada kata cinta kepada

Allah dan Rasul bukan kepada penjajah.

(d) Lailatul Qadr

Dia tersenyum penuh kasih memandangi Subjek Keterangan (keadaan) Predikat

kita Objek

Kalimat di atas merupakan bentuk dari kalimat aktif karena

subjek diletakkan di awal kalimat. Kalimat di atas menjelaskan

bagaimana nikmatnya jika kita mendapakan Lailatul Qadr sampai-

sampai kita merasakan Allah seperti tersenyum memandangi kita.

Allah terasa dekat di hati, dan jiwa terasa nyaman saat kita

mendapatkan Lailatul Qadr.

(e) Untuk Jadi Perbandingan

Lima puluh tahun lagi Khatoliklah yang akan menguasai Keterangan (waktu) Subjek Predikat Indonesia Objek

Kalimat di atas merupakan bentuk dari kalimat aktif karena

subjek diletakkan di awal kalimat. Dalam kalimat ini menjelaskan

Page 71: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

bahwa jika umat khatolik terus belajar dari pengalaman mereka

sedangkan umat Islam tidak dapat belajar dari kesalahannya, maka

agama Khatoliklah yang akan menguasai Indonesia. Secara Implisit

Hamka ingin mengingatkan agar Umat Islam dapat keluar dari

kebodohan agar dapat menjawab tantangan zaman.

(f) Pemimpin Agama

Mereka berani menyatakan kebenaran Subjek Keterangan (sifat) Predikat Objek

Kalimat di atas merupakan bentuk dari kalimat aktif karena

subjek diletakkan di awal kalimat. Dalam susunan kalimat di atas

penulis ingin memberikan nasihat kepada pembaca bahwa Ulama

mampu menyatakan kebanaran. Kebenaran saat ini susah sekali

diucapkan jika berhadapan dengan harta dan jabatan, akan tetapi ulama

menolak itu semua dan berani berkata yang sebenarnya dan apa

adanya agar mendapat cinta Allah SWT.

3) Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk

menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Dalam

mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti

“saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut

merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Tetapi, ketika memakai

kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap

Page 72: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator

dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukkan apa

yang menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas secara

keseluruhan.

(a) Akal Dan Khayal

Dalam teks Akal dan Khayal, terdapat penggunaan kata ganti

”dia”. Penggunaan kata ganti kita dalam teks ini untuk menunjuk

kepada satu golongan tertentu yang merupakan bukan bagian dari

penulis. Seperti pada paragraf di bawah ini:

Tamadun Barat belum berhenti mengalir, masih banyak tempat lekung yang akan diisinya, di Barat di Timur, di Utara di Selatan. Tetapi kekuatan itu akan patah, setelah dia berani menentang cahaya matahari khayal Timur. Mulanya tentu dia akan murka dengan garangnya. Lantaran murka dia gelap mata; ,,Sia-sia menjaring angin, terasa ada, dapat tidak! Akhirnya dia pun mengaku karena putus asa!

Dari kalimat di atas, Hamka memakai kata ganti ”dia”.

Penggunaan kata ganti ”dia” menciptakan jarak antara apa yang

disukai dan apa yang tidak disukai penulis.Hal ini secara implisit dapat

dikatakan Hamka sebagai penulis tidak dekat, tidak suka atau tidak

adanya hubungan emosional terhadap kelompok tertentu dalam hal ini

ialah kebudayaan Barat, sehingga yang dipakai ialah kata ganti ”dia”.

(b) Agama Ialah Cinta

Dalam teks Agama Ialah Cinta, terdapat penggunaan kata ganti

”mereka”. Penggunaan kata ganti mereka di dalam teks ini ialah untuk

Page 73: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

menunjukkan kepada kelompok tertentu seperti dalam paragraf di

bawah ini:

Yang munkar akan mereka tantang. Kalau mereka merasa kuat, yang munkar itu akan mereka tantang dengan tangan. Kalau mereka merasa kurang kuat, mereka akan menantangnya dengan lidah. Kalau mereka merasa tidak sanggup menantang dengan lidah, mereka akan menantang dalam hati saja. Menantang dalam hati itu masih disebutkan ,,yang selemah-lemahnya iman.”

Maksud dari penggunaan kata ganti ”mereka” ditujukan kepada

orang-orang yang telah jatuh cinta kepada Allah dan Rasul, artinya

bahwa orang-orang yang dimaksudkan tersebut telah memiliki iman

yang tertanam kuat sehingga mampu melakukan kewajiban yang

diperintahkan oleh Allah Swt. Secara implisit Hamka mencoba

menjelaskan bahwa mereka itu ialah umat yang khusus, sehingga

disini dipakai kata ”mereka” yang seolah-olah ada terdapat jarak atau

perbedaan dengan umat islam yang kebanyakan.

(c) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Pada teks di antara cinta dan fanatik, Hamka memakai kata ganti

”kita”. Penggunaan kata ganti ”kita” Di bagian awal kalimat di bawah

ini mempunyai makna tidak adanya batas antara penulis dan pembaca.

Selain itu penggunaan kata ganti kita di sini berfungsi menciptakan

perasaan bersama antara pembaca dan penulis. Berikut ini adalah

kalimatnya:

Kita mencintai Rasul bukanlah cinta buat disembah melainkan cinta buat dijadikan teladan hidup. Bukan buat disamakan dengan Tuhan, melainkan buat dijadikan orang yang dipercaya buat dijadikan penunjuk jalan kehidupan ini, agar selamat dunia dan akhirat. Dasar

Page 74: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

dari cinta ini ialah cita-cita yang tinggi buat menempuh hidup yang lebih sempurna, lebih mendekati Nabi Saw.

(d) Lailatul Qadr

Pada teks Lailatul Qadr, Hamka memakai kata ganti ”kita”.

Penggunaan kata ganti kita seolah-olah menarik pembaca menjadi satu

pemahaman dengan apa yang dipikirkan penulis, sehingga menjadikan

tidak adanya jarak antara penulis dengan pembaca.

Pada suatu ketika, kita bertekun memikirkan diri dan memikirkan Maha Pencipta diri! Kita munajat memanggil Dia. Tuhanku, tarik tanganku, naikkan aku! Pada waktu itu kita lepaskan pengaruh yang lain; dari harta benda, dari yang dicintai, lalu dibulatkan ingatan kepada Yang Satu.

(e) Untuk Jadi Perbandingan

Pada teks Untuk Jadi Perbandingan, Hamka menggunakan kata

ganti ”mereka”. penggunaan kata ganti ”mereka” dalam paragraf di

bawah ini menunjuk kepada satu golongan tertentu yaitu Umat

Katholik, selain itu penggunaan kata ganti ”mereka” juga untuk

memberikan jarak antara penulis dan apa yang dimaksudkan ”mereka”

dalam tulisan. Fungsi dari penggunaan kata ganti mereka juga untuk

menunjukkan bahwa penulis bukanlah berasal dari golongan tersebut,

oleh karenanya penulis membatasi golongan tersebut dengan

pemakaian kata ganti ”mereka”.

Pengalaman-pengalaman itu ialah menyebabkan mereka dapat mendapatkan diri di mana letak kepercayaan dan iman, di mana pula letak ilmu pengetahuan. Mereka mendalami filsafat, bukan untuk menjadi failosof yang keluar dari garis iman, tetapi untuk memperkuat pendidikan iman. Bahkan di tanah air kita Indonesia sendiri pun, mereka bekerja secara demikian.

Page 75: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

(f) Pemimpin Agama

Sama seperti teks sebelumnya, dalam teks Pemimpin Agama,

penulis menggunakan kata ganti ”mereka” dalam teksnya. Penggunaan

kata ganti ”mereka” menunjuk kepada satu golongan yaitu Ulama.

Akan tetapi berbeda dengan penggunaan kata ganti ”mereka” pada

teks sebelumnya, penggunaan kata ganti ”mereka” dalam teks ini lebih

menunjukkan suatu penghormatan dan bentuk penghargaan penulis

terhadap Ulama. Penulis ingin membentuk pandangan bahwa Ulama

berbeda dengan yang lainnya karena memiliki keistimewaan yang

tidak dimiliki orang lain.

Riwayat Indonesia tidaklah boleh melupakan bahwasanya kesadaran Nasional dan perjuangan kemerdekaan kita sekarang ini dimulai oleh Ulama. ,,Mu’alim Besar” Tuanku Imam Bonjol, Pengeran Abdulhamid Diponegoro, Teungku Cik Di Tiro dan lain-lain. Merekalah yang menyatakan pelita di waktu seluruh alam telah gelap. Merekalah yang merentangkan jalan di kala segala fihak telah putus asa!

c) Stilistik

Elemen stilistik (leksikon) merupakan salah satu elemen wacana van

Dijk yang menganalisis teks dengan cara melihat bentuk pemakaian kata

seperti apa yang dipakai dalam teks. Terdapat kata yang mempunyai berbagai

macam kesamaan. Dari kesamaan kata-kata tersebut mana yang lebih dipakai

dalam teks oleh penulis. Misalnya kata ”meninggal”, mempunyai kata lain:

mati, tewas, gugur, meninggal, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan

sebagainya. Di antara berbagai kata tersebut seseorang dapat memilih di

antara pilihan kata yang tersedia. Pemilihan kata tertentu oleh penulis

Page 76: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas,

selain itu pemilihan kata tertentu juga mengisyaratkan penggambaran dari

sikap penulis yakni bagaimana pihak musuh digambarkan secara negatif

sedangkan pihak sendiri digambarkan secara positif.

1) Akal Dan Khayal

Teks tentang Akal dan Khayal menggunakan elemen stilistik dalam

paragraf yang berusaha menampilkan kelompok tertentu secara negatif.

Kelompok yang digambarkan secara negatif ialah kelompok Barat.

Pertentangan karena perselisihan pendapat dengan sendirinya akan hilang. Dan kejadian-kejadian berturut dalam sejarah menginsafkan Barat dalam kemiskinannya. Dia belum mengenal sphink hanyalah sehingga ,,ekor”nya, dan belum mengenal ,,Garuda” hanya sehingga ,,paruhnya”. Maka tak faham ke mana terbangnya dengan sayapnya itu. Itulah sebabnya maka kemajuan Barat dalam bentuknya yang selama ini, hanya kemajuan yang cepat sekali menuju keruntuhan.

Penggunaan kata kemiskinan pada kalimat kedua pada paragraf di

atas secara implisit menekankan sikap penulis yang menempatkan lawan

secara negatif. Kata kemiskinan dalam kalimat di atas bisa disinonimkan

dengan kata kekurangan, ketidakmampuan atau ketidakberdayaan.

2) Agama Ialah Cinta

Pada teks agama ialah cinta penulis menggunakan elemen stilistik

pada paragrafnya dengan menggunakan kata diwariskan. Kata diwariskan

mempunyai persamaan dengan kata diturunkan atau diberikan. Berikut ini

ialah kalimatnya:

Sudah pasti ! Karena tanah air adalah sebagian dari permukaan bumi yang telah diwariskan Tuhan kepada makhluk-Nya. Sebab itu maka seorang yang mencintai Allah dan Rasul ingin sekali agar tanah-airnya

Page 77: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

pada khususnya, dan dunia ini pada umumnya menjadi tempat berbuat baik dan menjauhi apa yang dilarang oleh Tuhan.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata diwariskan berasal dari

kata dasar waris atau warisan. Kata warisan bermakna sesuatu yang

diwariskan. Sedangkan kata mewariskan dapat bermakna meninggalkan

sesuatu kepada... atau memberikan harta warisan kepada....

Jadi berdasarkan keterangan sebelumnya, bahwa penggunaan kata

diwariskan dalam paragraf di atas memiliki arti benda yang diwariskan

kepada manusia. Dalam hal ini yang mewariskan ialah Allah SWT dan hal

yang diwariskan ialah tanah air.

3) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Pada teks di antara cinta dan fanatik terdapat penggunaan kata yang

bermakna sama dengan kata contoh atau panutan. Kata tersebut ialah

teladan. Berikut ini ialah kalimatnya:

Kita mencintai Rasul bukanlah cinta buat disembah melainkan cinta buat dijadikan teladan hidup. Bukan buat disamakan dengan Tuhan, melainkan buat dijadikan orang yang dipercaya buat dijadikan penunjuk jalan kehidupan ini, agar selamat dunia dan akhirat. Dasar dari cinta ini ialah cita-cita yang tinggi buat menempuh hidup yang lebih sempurna, lebih mendekati Nabi SAW.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata teladan mempunyai arti

sesuatu yang dapat ditiru atau baik untuk dicontoh. Biasanya yang ditiru

ialah tentang perbuatan, kelakuan, sifat dan lainnya.

Teks di atas menjelaskan bahwa sebagai umat muslim sudah

selayaknya kita menjadikan Rasul sebagai teladan atau contoh yang patut

ditiru. Dengan meneladani sifat-sifat Rasul diharapkan kita dapat menjadi

Page 78: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

manusia yang berbudi pekerti seperti yang dicontohkan Rasul.

Peneladanan akan sifat Rasul kemudian harus sesuai dengan aturan-aturan

yang ada dalam Islam. Dalam Meneladani sifat Rasul bukan berarti kita

menjadikan Rasul sebagai Tuhan melainkan sebagai utusan Tuhan, bukan

sebagai sesembahan melainkan sebagai penunjuk jalan agar selamat di

dunia dan di akhirat.

4) Lailatul Qadr

Pada teks Lailatul Qadr penulis menggunakan kata ”mengintai”.

Kata ”mengintai” mempunyai persamaan dengan kata mencari atau

mendapatkan.

Demikianlah! Suasana ,,Lailatul Qadr” ada juga di luar Lailatul Qadr. Tetapi dengan ayat-ayat yang istimewa Tuhan Allah menganjurkan kita mengintai ,,Lailatul Qadr” di dalam bulan puasa (Ramadhan).

Penggunaan kata mengintai seolah dipilih oleh penulis karena

penggunaan kata mengintai lebih bermakna adanya kesungguhan daripada

digunakan kata mendapatkan atau mencari. Pada intinya dengan

penggunaan kata mengintai penulis ingin mengajak agar pembaca

sungguh-sungguh mendapatkan Lailatul Qadr.

5) Untuk Jadi Perbandingan

Pada teks Untuk Jadi Perbandingan penulis menggunakan kata

”kebodohan”. Kata ”kebodohan” mempunyai sinonim dari kata

kekeliruan, kesalahan atau ketidaktahuan.

Perubahan kepada yang lebih baik mudah terdapat dalam kalangan Islam. Penyakitnya hanya satu saja. Tidak tiga, tidak empat. Penyakit itu ialah kebodohan. Dan kebodohan bisa diobat dengan pengetahuan.

Page 79: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Kata kebodohan lebih bernada agak kasar bila dibandingkan dengan

kekeliruan atau kesalahan. Pemakaian kata kebodohan tersebut

dimaksudkan untuk menekankan sebagai sikap yang sangat tegas oleh

penulis kepada pembaca agar menjauhi sifat tersebut. Terutama di

kalangan Umat Islam yang harus mencontoh Umat Katholik yang belajar

dari kesalah-kesalahannya di masa lalu.

6) Pemimpin Agama

Pada teks Pemimpin Agama terdapat pemakaian kata ”budi”.

Pemakaian kata ”budi” mempunyai sinonim dengan kata akhlak, tabiat

atau perbuatan baik.

Kemerdekaan tidak dibatas oleh budi, adalah pangkal kacau (khaos). Budi yang diengaruhi oleh kepentingan diri sendiri (manfa’at) adalah pangkal serba-serbi bahaya. Demi kalau imbangan di antara kemerdekaan diri dan kepentingan diri tidak lagi, di sanalah permulaan perbudakan!

Penggunaan kata budi dalam kalimat di atas dapat diganti dengan

memakai kata tabiat, akhlak, atau perbuatan baik. Akan tetapi penulis

lebih memilih kata ”budi” ini dikarenakan penggunaan kata ”budi” lebih

bermakna sopan karena dalam kalimat bermaksud mangingatkan akan

pentingnya ”budi” atau akhlak dalam kehidupan kemerdekaan sekarang

ini. Tanpa adanya akhlak maka akan terjadi kekacauan.

d) Retoris

Salah satu model penelitian analisis teks ialah retoris. Retoris merupakan

gaya yang diungkapkan seseorang dalam berbicara atau menulis. Adapun

yang diteliti dalam analisis retoris ini ialah grafis. Grafis merupakan ekspresi

Page 80: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

dari penulis yang ingin menekankan bagian tertentu dalam teks, bentuk dari

penekanan tersebut dapat melalui pemakaian huruf tebal, huruf miring, garis

bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar, maupun

penggunaan gambar dan lainnya.

1) Akal Dan Khayal

Dalam teks Akal dan Khayal penggunaan gaya penulisan retoris di

lakukan dengan memberikan tanda baca pada kalimat atau kata yang ingin

ditekankan, seperti dalam paragraf berikut:

Maka tampillah ke muka hai Timur! Bubutkan tangan dari sakumu, dan sekalah keringatnya yang mengalir dari dahinya dan hapuslah darah yang melagur dari mulutnya. Dia pada hakikatnya adalah temanmu!

Kalau dia binasa, engkau pun binasa pula. Penggunaan tanda seru di awal kalimat diatas dapat dilihat bahwa

penulis ingin memberikan seruan kepada bangsa Timur agar berani untuk

tampil dalam dunia ini. Penggunaan tanda kutip yang kedua bermaksud

memberikan pernyataan yang harus diingat bahwa bangsa Barat pada

hakikatnya ialah teman dari bangsa Timur sehingga keduanya harus saling

bantu membantu.

2) Agama Ialah Cinta

Sama seperti dalam teks sebelumnya. Teks agama ialah cinta juga

menggunakan gaya penulisan retoris dengan memberikan tanda baca pada

kalimat atau kata yang ingin ditekankan, seperti dalam paragraf berikut:

Page 81: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Mereka sanggup hijrah! Berpindah negeri! Tanah air, tumpah darah tempat dia dilahirkan, dia sanggup meninggalkannya dan pindah ke tempat lain, kalau di tanah airnya sendiri dia tidak leluasa lagi menegakkan cintanya kepada Allahnya dan Rasulnya.

Penggunaan tanda seru pada kalimat di atas menggambarkan emosi

yang kuat dari penulis dalam memaknai keadaan kaum muslimin yang rela

menegakkan agama Islam. Terdapat juga rasa ketakjuban, keheranan dan

semangat yang begitu menyala-nyala dari penulis akan keadaan keimanan

umat muslim yang seperti itu. Mereka ingin menegakkan cinta kepada

Allah dan Rasul bahkan tidak ada satupun yang dapat menghalangi

kecintaan mereka sampai-sampai mereka rela pindah demi mendapatkan

ketenangan dalam beribadah.

3) Di Antara Cinta Dan Fanatik

Pada teks di antara cinta dan fanatik, penggunaan grafis dalam

kalimat ditandai dengan pemakaian huruf tebal dan tanda kutip. Berikut

ini ialah paragraf yang menggunakan huruf tebal dan tanda kutip:

Rasa cinta inilah yang mendorong beberapa pejuang, beberapa mujahidin menyuarakan: ,,esa hilang, dua terbilang.” Atau yang di dalam bahasa arab disebut; ,,isy kariman, au mut syahidan.” (Hiduplah dengan kemuliaan atau matilah dalam keadaan syahid.”)

Terdapat bentuk grafis dengan huruf tebal dan tanda kutip. Kedua

bentuk grafis tersebut dapat membuat pembaca menjadi terfokus terhadap

kata-kata tersebut. Penggunaan grafis dengan tanda kutip tersebut

dikarenakan kalimat yang dikutip dan dipetik ialah kalimat yang berasal

dari bahasa asing yaitu bahasa Arab, sehingga dengan ditebalkan hurufnya

pembaca dapat membedakan kalimat tersebut dengan kalimat yang lain.

4) Lailatul Qadr

Page 82: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Pada teks Lailatul Qadr, unsur retoris dituliskan dalam teks dengan

memberikan grafis berupa tanda tanya. Berikut ini kalimatnya:

Coba engkau fikirkan kembali, berapa kali kesusahanmu yang telah dilepaskanNya? Begini baru perasaan yang menimpa dirimu, engkau telah merengek. Bagaimana sebenarnya hubunganmu dengan Tuhan? Apakah hubungan cintamu dengan Tuhan hanya sekadar untuk kesenangan? Demi tiba sedikit cobaanNya, engkau telah mengeluh? Manatahu ujianNya yang sekali ini adalah ujian tulen atas lancung kasihmu kepadanNya?

Mengapa begitu sayang?

Penggunaan tanda tanya dalam kalimat di atas bermaksud untuk

menanyakan sesuatu kepada pembaca. Penggunaan tanda tanya dalam teks

di atas dapat membuat pembaca menjadi berhenti sejenak untuk merenung

apa yang ditanyakan oleh penulis.

5) Untuk Jadi Perbandingan

Pada teks Untuk jadi Perbandingan terdapat penggunaan huruf tebal

dan tanda seru dalam kalimatnya. Seperti dalam kalimat di bawah ini:

Islam menganjurkan kebebasan berfikir dengan nama Ijtihad,, Islam yang menyuruh berjuang menegakkan keyakinan dengan nama Jihad!

Sedang orang Katholik bisa, apatah lagi kita! Penggunaan huruf tebal dalam kalimat di atas memiliki makna

bahwa penulis ingin menekankan kata tersebut yaitu kata Ijtihad dan

Jihad. Selain itu penggunaan huruf tebal dapat membuat pembaca menjadi

terfokus kepada kata tersebut yang akhirnya dapat mencerna apa yang

penulis maksudkan. Sedangkan penggunaan tanda seru pada akhir kalimat

di atas bermakna teguran, ajakan, dan menghimbau kepada umat Islam

agar memiliki kebebasan berfikir dan menegakkan keyakinan atas nama

jihad.

Page 83: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

6) Pemimpin Agama

Dalam teks Pemimpin Agama, unsur retoris terdapat pada bagian

penutup teks tersebut yang seolah olah mengajak pembaca untuk

merenungkan isi teks tersebut. Unsur retoris yang digunakan oleh penulis

ialah memiringkan kalimat-kalimat pada paragraf akhir. Seperti dalam

kalimat di bawah ini:

Hai orang yang sombong dengan kemegahan dunia pinjaman Tuhan! Kembalilah kepadaNya! Karena engkau akan bertanggung-jawab di hadapanNya. Asalmu hanya daripada setetes, keluar dari lobang yang hina, tidak berpakaian sehelai juga. Adapun kemegahan yang kalian perebutkan, kursi dan pangkat, hanyalah pinjaman Allah dan pinjaman rakyat karena memegang amanat yang diberikan ke atas dirimu. Janganlah sombong, karena kalian akan kembali ke akhirat, hanyalah dengan tiga lapis kain kafan juga!”

Bagian yang dimiringkan merupakan yang dipandang penting oleh

penulis sehingga menginginkan pembaca menaruh perhatian pada teks

tersebut. Pada bagian ini penulis bermaksud menyadarkan kepada orang-

orang yang sombong karena memiliki kekuasaan dan harta bahwa dunia

ini hanyalah titipan Tuhan. Kita tidak pantas untuk sombong karena kita

adalah hanyalah seorang hamba yang akan kembali kepadaNya.

B. Konteks Sosial

Analisis wacana pada model Teun A. Van Dijk merupakan model penelitian

analisis wacana yang tidak hanya menekankan pada analisis teks semata. Dalam

proses analisisnya terdapat bentuk analisis yang dinamakan konteks sosial. Analisis

konteks sosial dapat dimaknakan sebagai bentuk analisis untuk melihat konteks atau

Page 84: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

latar belakang terbentuknya teks tersebut. Hal ini berkaitan pula dengan keadaan

situasional yang terjadi pada saat tulisan atau sebuah teks ditulis.

Dalam memahami konteks sosial dapat dikembangkan kepada analisis keadaan

masyarakat pada saat teks dibuat atau kepada pendekatan struktur kebudayaan di

mana tempat teks tersebut ditulis.

Teks “Akal dan Khayal” merupakan teks yang ditulis untuk memberikan

perbandingan antara kebudayaan Barat dan Kebudayaan Timur. Teks ini ditulis pada

majalah Kebudayaan Indonesia pada tahun 1952. Setiap kata yang disusun dalam

teks akal dan khayal secara implisit bertujuan untuk membela kebudayaan Timur dan

menempatkan kebudayaan Timur berada diatas kebudayaan Barat, dalam hal ini

Hamka menyudutkan bangsa Barat dengan kalimat-kalimat dalam teks tersebut.

Tulisan Hamka selanjutnya berjudul ”Agama Ialah Cinta” dan ”Diantara Cinta

dan Fanatik”, kedua tulisan tersebut ditulis di majalah Panji Masyarakat pada tahun

70-an. Isu yang berkembang dalam kedua teks menekankan pada bagaimana seorang

muslim seharusnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta kepada Allah dan Rasul

merupakan pegangan dalam hidup seorang muslim. Cinta yang demikian dapat

menyebabkan seorang muslim rela berkorban dan berjuang demi mendapatkan cinta

dari Allah. Sikap ini menjadi penyemangat para pahlawan yang rela berkorban

membela tanah airnya dan berjuang sekuat tenaga mengusir penjajah. Dalam wacana

yang berkembang di Barat, kondisi kecintaan tersebut dilabeli dengan istilah

”fanatik”. Hal ini yang kemudian berusaha dihilangkan oleh penjajah. Akan tetapi

sikap fanatik ini tidak dapat dibendung, melainkan justru semakin mengobarkan

semangat bangsa Indonesia yang akhirnya dapat merebut kemerdekaan.

Page 85: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Bagaimana konteks sosial pada teks Lailatul Qadr? Dalam teks ini Hamka

menyuguhkan cerita di dalam masa kecilnya. Teks Lailatul Qadr terinspirasi dari

pengalaman masa lalu dan juga kondisi masyarakat sekitarnya. Dalam teks ini Hamka

ingin mengajak kepada Masyarakat agar berusaha mendapatkan malam Lailatul Qadr.

Setiap kalimat-kalimat dalam teks ini dapat menggugah pembacanya dan memberikan

semangat baru agar laebih berusaha beribadah kepada Allah.

Teks untuk jadi perbandingan menceritakan sejarah umat Katholik di masa lalu.

Kabangkitan kembali dari keterpurukan Katholik menjadi tema utama kemudian pada

akhirnya berusaha memberikan pemahaman kepada umat Islam agar menjauhi

kebodohan dan belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu agar Islam menjadi

agama yang Rahmatan lil’alamin.

Dalam teks pemimpin agama konteks sosial yang terjadi ialah ingin

memberikan pemahaman bersama kepada masyarakat akan pentingnya peranan ulama

dalam masa pembangunan negara. Ulama dapat menjadi pemimpin bagi Umat yang

lemah dan melindungi Umat dari kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh

penguasa.

C. Kognisi Sosial

Dalam buku analisis wacana karangan Eriyanto dijelaskan bahwa pendekatan

kognisi sosial didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi

makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran

mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas

representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita.

Page 86: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Tulisan-tulisan Hamka pada buku Renungan Tasauf merupakan tulisan yang

bertujuan untuk menggairahkan kembali nilai-nilai keislaman yang telah luntur.

Setiap tulisan Hamka didasarkan kepada analisis yang mendalam kepada ajaran Islam

yang mendasar akan tetapi tetap merambah ke disiplin ilmu lainnya seperti Ilmu

kenegaraan dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Tulisan-tulisan hamka seolah mampu

merangkum berbagai dimensi ilmu pengetahuan dan lintas sektor kehidupan. Selain

itu buku renungan tasauf merupakan buku yang sarat akan nilai-nilai dakwah hal ini

dikarenakan dalam setiap teksnya ditulis berdasarkan pemahaman atas ayat-ayat Al-

Qur’an dan Hadis.

Dalam teks akal dan khayal tema yang disampaikan memang lebih kepada

filsafat dan kebudayaan. Hamka sedikit sekali menyinggung nilai-nilai Islam. Akan

tetapi bukan berarti tidak ada muatan dakwah, karena dalam teks tersebut Hamka

menceritakan sejarah Nabi Adam dan Siti Hawa yang pada dasarnya berasal dari Al-

Qur’an.

Teks Agama Ialah Cinta memuat banyak sekali nilai-nilai dakwah. Nilai-nilai

dakwah tersebut lebih di tekankan kepada pentingnya nilai-nilai keimanan dalam

hidup beragama, salah satu yang dijelaskan dalam teks yaitu bagaimana seharusnya

seorang muslim mencintai Allah dan Rasulnya. Teks ini merupakan representasi

kognisi keilmuan Hamka yang dituangkan dalam teks. Selanjutnya, dalam

pembahasannya teks agama ialah cinta lebih bersifat menyadarkan masyarakat. Yang

disadarkan kepada masyarakat ialah tentang amar ma’ruf nahi munkar, yaitu

menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan yang munkar. Penyadaran kepada

Page 87: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

masyarakat tersebut tidak dijelaskan secara eksplisit namun dijelaskan dengan

memakai contoh umat yang beriman.

Selanjutnya Pemikiran Hamka yang Istiqamah dalam menegakkan nilai-nilai

keislaman dapat terlihat dalam teks Di antara Cinta dan Fanatik. Dalam teks tersebut

Hamka mencoba melihat dan menganalisa apa itu pengertian fanatik baik menurut

pemahaman orang Islam maupun bangsa penjajah. Pemahaman apa itu fanatik coba di

kembangkan dalam sebuah strategi wacana yang kemudian menuju kepada sikap

Hamka yang mendukung perjuangan kaum muslim dalam melawan bangsa penjajah.

Dalam teks Lailatul Qadr pemahaman masa kecil Hamka menjadi penggerak

baginya untuk memahami makna Lailatul Qadr yang terjadi. Cerita Engku Lebai guru

mengaji Hamka kemudian dibandingkan dengan pegalamannya sendiri dalam

merasakan Lailatul Qadr sehingga tulisan yang dibuat dapat menyentuh hati

pembacanya. Jika dilihat maka tulisan Lailatul Qadr dapat memberikan nuansa

tasawuf yang menenangkan dan menentramkan bagi siapa saja yang membacanya.

Teks Untuk Jadi Perbandingan merupakan menjadi bukti bahwa Hamka sangat

menguasai ilmu-ilmu perbandingan agama. Seperti terlihat dalam teks ini Hamka

banyak sekali menjelaskan sejarah umat Katholik kemudian membandingkannya

dengan sejarah umat Islam terutama Umat Islam di Indonesia.

Teks terakhir ialah teks yang berjudul Pemimpin Agama. Teks ini sangat unik

sekali karena Hamka tentu saja sangat tahu sekali apa itu kewajiban seorang ulama,

karena ia sendiri ialah seorang Ulama. Sehingga dalam teks ini tidak terdapat hal

yang membingungkan melainkan dengan membacanya kita dapat merenung akan

Page 88: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

sifat-sifat ulama di masa lalu yang begitu rela membela agamanya sebagai

perwujudan rasa cinta kepada Allah SWT.

Pada akhirnya peneliti menilai bahwa membaca teks dalam buku ini dapat

membuat kita bertamasya karena dalam setiap lembar halamannya menjanjikan nilai-

nilai tasawuf yang menenangkan dan menyejukkan jiwa. Dengan buku ini dapat

diketahui bahwa keulamaan Hamka tidak hanya dalam mimbar saja melainkan dapat

juga mentransformasikan nilai-nilai dakwah melalui tulisan. Artinya bahwa Hamka

merupakan sosok ulama yang ideal karena mampu berdakwah dengan sangat baik

menggunakan lisan maupun tulisan.

Page 89: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan telaah dan analisis terhadap teks dalam buku Renungan

Tasauf yang terdiri dari enam judul dan dibatasi kepada tulisan Hamka di Media

Massa, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Konstruksi wacana tulisan Hamka dalam media massa memiliki banyak pesan

dakwah. Selain itu peneliti telah mengkategorisasikan bahwa setiap teks

mempunyai pesan dakwah yang berbeda-beda. Dalam teks Akal Dan Khayal serta

Pemimpin Agama, pesan dakwah yang paling dominan ialah pesan dakwah yang

mengandung nilai Mu’amalah, pada teks Agama Ialah Cinta serta Di Antara Cinta

Dan Fanatik pesan dakwah yang paling dominan ialah pesan dakwah yang

mengandung nilai Aqidah, sedangkan pada teks Lailatul Qadr serta Untuk Jadi

Perbandingan pesan dakwah yang paling dominan ialah pesan dakwah yang

mengandung nilai syariah.

2. Dilihat dari segi konteks sosial, peneliti berpendapat teks-teks dalam buku ini

dibuat untuk menambah pemahaman dan juga sebagai media dakwah kepada

masyarakat. Dari enam teks yang diteliti mempunyai konteks sosial yang berbeda-

beda. Teks akal dan khayal berusaha memberikan pemahaman kepada pembaca

Page 90: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

akan kebesaran kebudayaan Timur yang selama ini sering direndahkan oleh

bangsa barat. Dalam hal ini Hamka ingin berusaha menyadarkan bahwa

kebudayaan Timur pun dapat mengalahkan kebudayaan Barat. Teks Di Antara

Cinta Dan Fanatik serta Agama Ialah Cinta merupakan teks yang sama-sama

ingin memberikan penyadaran kepada masyarakat akan apa yang dinamakan

Cinta kepada Allah dan Rasulullah. Kedua teks ini sama-sama menekankan

kepada bagaimana seharusnya umat Islam bersikap kepada Allah Swt dan

Rasulullah, karena banyak sekali penyalahgunaan yang terjadi di masyarakat

diantaranya misalnya pengkultusan Rasul atau menganggap Rasul itu Tuhan. Teks

Lailatul Qadr ingin memberikan nasihat kepada pembaca akan kebesaran malam

Lailatul Qadr. Bahwasanya keagungan Lailatul Qadr dapat dirasakan oleh siapa

saja dan dalam kondisi apapun serta tidak dibatasi hanya pada bulan Ramadahan

saja. Setiap muslim yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dapat merasakan

Lailatul Qadr. Dalam teks Untuk jadi perbandingan Hamka ingin menyadarkan

kepada pembaca agar berani untuk belajar dari kesalahan yang diperbuat oleh

kaum Katholik. Umat muslim sebaiknya dapat bahu membahu melalui apa yang

diajarkan Islam dalam proses Ijma maupun Ijtihad. Pada teks Pemimpin Agama

Hamka memberikan gambaran terhadap sosok ulama yang membela agama.

Dalam teks ini Hamka menjelaskan kepada pembaca bahwa bangsa Indonesia

dalam perjuangannya mencapai kemerdekaan pun tidak dapat lepas dari

perjuangan para Ulama seperti Tuanku Imam Bonjol, Diponegoro dan lainnya.

3. Dari empat teks yang telah diteliti dapat dilihat kognisi sosial Hamka.

Kesemuanya menggambarkan niat yang tulus dari dalam diri Hamka untuk

Page 91: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

membudayakan nilai-nilai keislaman. Hamka mampu menerapkan beberapa

disiplin ilmu, mulai dari ilmu agama, ilmu kenegaraan sampai ilmu sosial.

Semuanya dirangkumnya dalam struktur pembahasan yang sistematis. Hal ini

membuktikan bahwa disamping sebagai ulama, hamka juga mahir dalam

membuat tulisan-tulisan yang menyentuh pembacanya.

B. Saran

1. Bagi civitas UIN tulisan-tulisan Hamka dalam buku renungan tasawuf merupakan

tulisan-tulisan yang sangat bagus dalam menyadarkan masyarakat kearah yang

lebih baik sehingga seyogyanya tulisan dan tulisan-tulisan Hamka yang lain dapat

dihargai dengan semestinya misalnya dengan diadakannya seminar membedah

tulisan-tulisan Hamka.

2. Para da’i sebaiknya dapat mencontoh apa yang dilakukan Hamka dalam hal

menulis tulisan Islami yang berkualitas, karena sekarang ini banyak sekali ulama

yang hanya pandai bicara sehingga kurang memiliki kemampuan yang memadai

dalam menulis.

3. Setiap karya-karya Hamka selayaknya diberikan apresiasi yang sebesar-besarnya

oleh negara karena Hamka ialah ulama besar yang pernah hidup di Indonesia.

Sekarang ini sangat susah mendapatkan buku-buku Hamka. Bentuk apresiasi yang

dilakukan misalnya menerbitkan kembali karya-karya Hamka yang sudah tidak

terbit lagi di Indonesia. Hal ini semuanya bertujuan menyadarkan masyarakat ke

arah yang lebih baik.

Page 92: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M. Isa. Mujahid Dakwah. Bandung: Diponegoro, 1991. Ardhana, Sutirman Eka. Jurnalistik Dakwah. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1995. Asti, Badiatul Muchlisin. Berdakwah dengan Menulis Buku. Bandung: Media Qalbu,

2004. Aziz, M. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004. Dewan Redaksi Ensiklopedi. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992. Eriyanto, Analisis Wacana. Yogyakarta: LKIS, 2006. Esposito, John L. Ensiklopedi Islam. Bandung: Mizan, 2001. Fad’aq, Asma Umar Hasan. Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar. Jakarta: Lentera,

1999. Ghazali, M Bahri. Dakwah Komunikatif. Jakarta: CV Pedoman, 1997. Glasse, Cyril. Ensiklopedia Islam, Kata Pengantar: Prof. Huston Smith. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002. Gozali. Kamus Istilah Komunikasi. Bandung: Djambatan, 1992. Hamka. Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984. Hamka, Renungan Tasauf. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1985. Ishlahi, Amin Ahsan. Metode Dakwah Menuju Jalan Allah. Jakarta: PT Litera Antarnusa,

1985.

Page 93: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Islamiyah, Indriansyah. Universitas Islam Jakarta. Akhlak Istimaiyah. Jakarta: PT. Parameter, 1998.

Khotimah, Ema. Analisis Wacana Ideologi Tandingan (Wacana Terorisme dalam media-

Analisis Kritis Pemberitaan Abu Bakar Ba’asyir). UNISBA, 2004. Latif, Yudi. Hamka, Berislam yang Estetik, http://id.buck1.com/blok/hamka-berislam-

yang-estetik-709. Mahayana, Maman S. Sembilan Jawaban Sastra Indonesia. Sebuah Orientasi Kritik,

Jakarta: Bening Publishing, 2005. Mulyana, kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana.

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005. Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media,

2006. New Life Options: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Parera, Jos Daniel. Teori Semantik, edisi kedua. Jakarta: Erlangga, 2004. Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English Press, 2002. Sasono, Adi et. al. Solusi Islam Atas Problematika Umat. Ekonomi, (Pendidikan dan

Dakwah). Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Syarifudin, Amir. Ushul Fiqh. Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997. Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Tamara, Nasir dkk. Hamka Di Mata Hati Umat. Jakarta: Sinar Harapan, 1983. Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997. Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT.

Cipta Adi Pustaka, 1980. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. http//id.wikipedia

.org/wiki/Hamka Wikipedia Indonesia, Daftar Karya Buya Hamka. http://id.wikipedia.org/wiki/Ha mka.

Page 94: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA

Yaqub, Hamzah. Publistik Islam teknik dakwah dan leadership. Bandung: C.V. Diponegoro, 1992.

Yavie, Ali. Dakwah dalam Al-Qur’an. Jakarta: Makalah Seminar, 1992. Zahruddin dan Hasanudin Sinaga. Penghantar Studi Akhlak. Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2004.

Page 95: ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11369/1/MUHAMMAD... · ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA