115
ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN SELAMAT NATAL DI REPUBLIKA ONLINE (EDISI 4 JANUARI 2013) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: RAMADHAN HALIM PRATAMA NIM: 109051000046 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

  • Upload
    lymien

  • View
    243

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI

UCAPAN SELAMAT NATAL DI REPUBLIKA ONLINE

(EDISI 4 JANUARI 2013)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

RAMADHAN HALIM PRATAMA

NIM: 109051000046

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI

UCAPAN SELAMAT NATAL DI REPUBLIKA ONLINE

(EDISI 4 JANUARI 2013)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Ramadhan Halim Pratama

NIM: 109051000046

Pembimbing,

Rachmat Baihaky, M. A.

NIP. 197611292009121001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 3: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

PENGESAHAN PANITIA U.TIAN

Skripsi yang berjudul ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN SELAMAT NATAL DI REPUBLIKA ONLINE (EDISI 4 JANUARI 2013) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 25 Juli 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 25 Juli 2013

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekertaris

452­-Drs. Jumroni, M.Si Umi Musyarrofah, MA NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 1997032002

Anggota

Pe

Dr. Rulli asrullah M.Si NIP. 197503 8 200801 1 008

Page 4: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikembalikan dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil

karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain,

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juli 2013

Ramadhan Halim Pratama

Page 5: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

i

ABSTRAK

Ramadhan Halim Pratama

109051000046

Analisis Wacana Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal di Republika

Online (Edisi 4 Januari 2013)

Dalam perkembangannya, banyak lembaga pers di Indonesia yang cenderung

netral dan juga jarang menerbitkan suatu berita tentang kontroversi ataupun isu-isu

terhadap suatu agama, ini yang membuat lahirnya pers bersifat islami di Indonesia

salah satunya adalah Republika Online. Banyaknya isu yang berkembang di

masyarakat tentang boleh tidaknya umat muslim memberikan ucapan selamat Natal

kepada umat yang merayakannya, membuat Republika Online mempublikasikan

sebuah pemberitaan tentang kontroversi ucapan Selamat Natal.

Dari penjabaran diatas, maka penulis memunculkan pertanyaan, sebagai objek

pembahasan skripsi ini, bagaimana isi teks yang dikonstruksi oleh Republika Online

edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal,

bagaimana proses produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari

2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal, serta bagaimana

sosiocultural practice yang dikonstruksi oleh Republika Online edisi 4 Januari 2013

tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal.

Dalam pemberitaan ini, secara keseluruhan Republika Online

merepresentasikan tentang tokoh-tokoh/Ulama-ulama besar di luar Indonesia yang

menimbulkan kontroversi dikarenakan ada yang mendukung ucapan Natal dan ada

pula yang menolaknya. Republika Online membuat berita tersebut semata-mata

hanya ingin mendukung toleransi umat beragama dan ingin menghormati hari raya

besar umat agama lainnya. Republika Online berusaha menyeimbangkan kondisi

dengan mengkonstruksi realita tersebut melalui wacana. Mengingat Republika Online

merupakan salah satu media online nasional berbasis Islam di Indonesia sehingga

konstruksi wacana yang dihasilkan akan cenderung mengandung dukungan terhadap

kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berlandaskan pada

paradigma kritis. Kritis disini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kekuasaan

disalahgunakan, serta melihat bagaimana pemakaian bahasa pada sebuah teks

dijadikan sebagai praktik sosial.

Penelitian ini memakai analisis wacana model Norman Fairclough yang

mengaitkan analisis level teks, level discourse practice serta level sosiocultural

practice. Level teks fokus menganalisis isi teks pemberitaan kontroversi ucapan

selamat Natal di Republika Online pada edisi 4 januari 2013. Level Discourse

(Produksi teks dan konsumsi teks) dilakukan dengan mewancarai redaktur pelaksana

Republika Online dan seorang informan pengakses setia situs Republika Online.

Serta level sosiocultural practice yang berasumsi bahwa konteks sosial yang ada di

luar media mempengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam media.

Page 6: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

segala kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya

sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak

luar. Izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Dr. Arif Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Jumroni M. Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

4. Hj. Ummi Musyarofah, MA. Selaku Sekertaris Jurusan KPI, terima kasih

selalu memberikan motivasi, dorongan, bagi penulis.

5. Rachmat Baihaky, MA selaku pembimbing penulis yang telah memberikan

bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya

selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang

tinggi. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap aktivitas.

Page 7: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

iii

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya

dengan kesabaran dan keikhlasan. Semoga Allah selalu melindungi,

memberkahi Bapak Ibu semua. Amin

7. Untuk Ayahanda H. Abdul Halim dan Ibunda tercinta Hj. Dwi Sumesti,

ananda akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Ananda mencintaimu

karena Allah.

8. Untuk Adik-adiku tersayang Latifah Dinar Dwitama dan Muhammad Ihsan

Tritama, terima kasih sudah mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk Kamila Mumtaz, yang selalu setia, tulus mendampingi, membimbing,

menyemangati, mendoakan penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga keikhlasanmu berbuah kebaikan juga untukmu.

10. Rekan-rekan seperjuangan penulis KPI 2009 khususnya KPI B terima kasih

untuk ilmu dan kenangan yang pernah kita lewati bersama. Semoga kita akan

dipertemukan di kesempatan lain.

11. Untuk Tim Hore Ajid, Teddy dan Rio, terimakasih untuk kebersamaan,

persaudaraan yang kita jalin selama ini, semoga keikhlasan kalian berbuah

pahala yang indah dari Allah.

12. M. Irwan Ariefyanto selaku Redaktur Pelaksana Republika Online, terima

kasih sudah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

iv

13. Muhammad Jimi selaku informan, terima kasih yang sebesar-besarnya karena

sudah bersedia di wawancarai dengan penulis dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

15. Semua pihak yang membantu memberikan doa, dukungan yang tidak penulis

sebutkan, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Amin

Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna, namun

diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan segenap keluarga besar

citivitas akademika Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 22 Juli 2013

Penulis

Page 9: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah ................................................. 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................. 5

D. Metodologi Penelitian ............................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisis Wacana ......................................................... 13

1. Pengertian Analisis Wacana ................................................ 13

2. Analisis Wacana Kritis ........................................................ 16

3. Paradigma Kritis .................................................................. 20

4. Analisis Wacana Model Norman Fairclough ....................... 22

B. Perbedaan Media Cetak dengan Media Online ......................... 28

C. Konsep Berita ............................................................................30

1. Pengertian Berita ................................................................... 30

2. Nilai Berita ............................................................................ 32

Page 10: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

vi

3. Proses Pencarian dan Penulisan Berita ................................ 34

D. Kontroversi Ucapan Selamat Natal ........................................... 35

1. Pengertian Kontroversi.......................................................... 35

2. Hukum Mengucapkan Selamat Natal.................................... 35

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Republika Online ........................................... 39

B. Republika Tampil di Internet ................................................... 40

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Teks Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal

di Republika Online Edisi 4 Januari 2013 ................................. ...43

B. Analisis Discourse Practice Pemberitaan Kontroversi Ucapan

Selamat Natal di Republika Online Edisi 4 Januari

2013................................................................................................78

1. Produksi Teks ...................................................................... 78

2. Konsumsi Teks .................................................................... 83

C. Analisis Sosiocultural Practice Pemberitaan Kontroversi

Ucapan Selamat Natal di Republika Online Edisi 4 Januari

2013................................................................................................87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 90

B. Saran ………………………………………………………….92

Page 11: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

vii

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................94

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media sebagai alat untuk menyampaikan sebuah berita, penilaian, atau

gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan

sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik antara lain karena media

juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas ide atau gagasan dan

bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakan

dalam konteks kehidupan yang lebih empiris.1

Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan pers

dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak, seperti surat

kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Kemudian pers dalam arti luas meliputi

media massa cetak elektronik, antara lain radio siaran dan televisi, sebagai media

yang menyiarkan karya jurnalistik. Jadi, yang dimaksud dengan pers adalah

lembaga atau badan organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik

kepada khalayak. Pers dan jurnalistik bisa diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers

adalah aspek raga, karena berwujud konkret, nyata. Oleh karena itu dapat diberi

nama, sedangkan jurnalistik adalah aspek jiwa, karena abstrak, merupakan

kegiatan, daya hidup.2

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1,

hal. 31 2 Hikmat Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), hal. 17

Page 13: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

2

Dalam perkembangannya, banyak lembaga pers di Indonesia yang

cenderung netral atau jarang menerbitkan suatu berita tentang kontroversi ataupun

isu-isu terhadap suatu agama (Media Indonesia, Kompas), ini yang membuat

lahirnya pers bersifat islami di Indonesia.

Salah satu harian umum berbasis islami ialah Harian Umum Republika.

“Harian Umum Republika mulai terbit perdana pada tanggal 4 Januari 1993”.

Pada masa itu izin untuk menerbitkan harian umum atau koran terbilang sangat

sulit, hasil dari ICMI se-Indonesia yang dapat menembus ketatnya pemerintahan

untuk izin penerbitan. Harian Umum Republika menjadi suatu berkah dengan

dapat terwakilkannya aspirasi umat Islam di dalam wacana nasional sehingga

menumbuhkan pluralisme informasi kepada masyarakat dan merupakan

perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik.3

Harian Umum Republika sebagai salah satu media massa di Indonesia

yang berideologi Islami, tetapi dalam penerbitan beritanya tidak semua berita

yang di terbitkan bersifat Islami, akan tetapi juga menerbitkan berita tentang hari

raya agama lain seperti kontroversi ucapan Selamat Natal yang di posting oleh

Republika Online (media online/internet Harian Umum Repunlika) pada edisi 4

Januari 2013. Tetapi, dalam pemberitaannya harus tetap terdapat unsur-unsur

kaidah Islam yang tidak boleh dihilangkan.

Banyaknya isu yang berkembang di masyarakat tentang boleh tidaknya

umat muslim mengucapkan selamat hari raya Natal kepada umat yang

merayakannya dan juga MUI melayangkan fatwa haram kepada umat muslim

3 Mengutip dari Skripsi Tahun 2011 Milik Fauziah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 14: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

3

yang mengucapkan “Selamat Hari Raya Natal” tetapi sebaliknya mentri agama RI

Suryadharma Ali membolehkan umat muslim mengucapkan selamat Natal

dikarenakan bagian dari toleransi umat beragama karena di Indonesia adalah

Negara yang pluralisme, membuat Republika Online mempublikasikan sebuah

pemberitaan tentang ucapan Selamat Natal yang penuh dengan kontroversi di

dalamnya, seperti : “MUI Tangerang Haramkan Ucapan Selamat Natal”,

“Bolehkah Umat Islam Mengikuti Natal? Ini Dalil-dalilnya”, dan “Kontroversi

Ucapan Natal”.

Bagi umat muslim perayaan Natal atau mengucapkan “Selamat Natal” itu

hukumnya haram. Kaum Muslim haram mengikuti Ahli Kitab (Yahudi dan

Nasrani) merayakan Hari Natal atau hari raya mereka, serta mengucapkan ucapan

"Selamat Natal", karena ini merupakan bagian dari kegiatan khas keagamaan

mereka, atau syiar agama mereka yang batil. Kita pun dilarang meniru mereka

dalam hari raya mereka.4

Keharaman itu dinyatakan dalam al-Kitab, as-Sunnah dan Ijma'

Sahabat. Pertama, dalam al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila

mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-

perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga

kehormatan dirinya” (Q.s. Al-Furqan [25]: 72)

Mujahid, dalam menafsirkan ayat tersebut menyatakan, "az-Zûr

(kemaksiatan) itu adalah hari raya kaum Musyrik. Begitu juga pendapat

yang sama dikemukakan oleh ar-Rabî' bin Anas, al-Qâdhî Abû Ya'lâ dan

ad-Dhahâk." Ibn Sirîn berkomentar, "az-Zûr adalah Sya'ânain. Sedangkan

4 http://arrahmah.com/read/2012/12/26/25704-hukum-merayakan-natal-bagi-kaum-

muslim.html, Senin, 21 Januari 2013

Page 15: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

4

Sya'ânain adalah hari raya kaum Kristen. Mereka menyelenggarakannya

pada hari Ahad sebelumnya untuk Hari Paskah. Mereka merayakannya

dengan membawa pelepah kurma. Mereka mengira itu mengenang

masuknya Isa al-Masih ke Baitul Maqdis."5

Wajh ad-dalâlah (bentuk penunjukan dalil)-nya adalah, jika Allah memuji

orang-orang yang tidak menyaksikan az-Zur (Hari Raya kaum Kafir),

padahal hanya sekedar hadir dengan melihat atau mendengar, lalu

bagaimana dengan tindakan lebih dari itu, yaitu merayakannya. Bukan

sekedar menyaksikan.6

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis memilih judul

“Analisis Wacana Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal di

Republika Online (Edisi 4 Januari 2013)”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih mempertajam dan mempermudah analisa kajian selanjutnya,

penulis memberikan pembatasan masalah sehingga kajian skripsi ini berfokus

pada pandangan Republika Online tentang Pemberitaan Kontroversi Ucapan

Selamat Natal pada edisi 4 Januari 2013.

Peneliti membatasi pemberitaan tentang Kontroversi Ucapan Selamat

Natal pada edisi 4 Januari 2013. Pada edisi ini terdapat berita tentang Kontroversi

Ucapan Selamat Natal.

Tabel 1.1 Pemberitaan

Edisi Judul

4 Januari 2013 Kontroversi Ucapan Natal (1)

Kontroversi Ucapan Natal (2)

Kontroversi Ucapan Natal (3-habis)

5 http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2012/12/26/22523/jawaban-tuntas-untuk-

qardhawi-quraisy-shihab-cs-yang-membolehkan-natal, 22 Juli 2013 6 Ibid.

Page 16: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

5

Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai

berikut :

1) Bagaimana isi teks yang dikonstruksi oleh Republika Online edisi 4

Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal ?

2) Bagaimana discourse practice yang dikosntruksi oleh Republika Online

edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat

Natal ?

3) Bagaimana sosiocultural practice yang dikonstruksi Republika Online

edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat

Natal ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui teks pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal

edisi 4 Januari 2013 di Republika Online

2) Untuk mengetahui bagaimana discourse practice pemberitaan Kontroversi

Ucapan Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 di Republika Online

3) Untuk mengetahui bagaimana sosioculural practice pemberitaan

Kontroversi Ucapan Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 di Republika

Online

2. Manfaat Penelitian

1) Secara Akademis

Page 17: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

6

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam studi tentang analisis

teks media massa. Serta dapat menambah referensi hasil riset terutama di

bidang komunikasi massa dengan fokus pada tehnik analisis wacana.

2) Secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi awal bagi

penelitian serupa di masa mendatang, dan juga diharapkan dapat

menambah ilmu dan wawasan para generasi muda.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan teori kritis. Maka menghendaki dipakainya

multilevel methods.7Metode tersebut menekankan bahwa untuk memperoleh

pemahaman teks secara utuh, analisisnya harus diletakkan pada sebuah konteks

sosiokultural dan latar belakang aktor pembuat teks (media). Oleh sebab itu,

digunakanlah kerangka analisis wacana kritis dari Fairclough.8Secara umum,

kerangka analisis tersebut menekankan bahwa untuk memperoleh pemahaman

teks secara utuh, analisisnya harus diletakkan dalam sebuah konteks sosial

kultural dan latar belakang aktor pembuat teks.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada wacana pemberitaan Kontroversi Ucapan

Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 di Republika Online. Kita dapat memahami

bahwa sebenarnya isi media dipengaruhi oleh berbagai komponen yang terdapat

7 Aris Badara, Analisis Wacana Teori Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. Ke-1, hal. 27 8 Ibid. hal. 27

Page 18: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

7

dalam institusi media itu sendiri dengan menggunakan analisis wacana. Dalam

penelitian ini bukan hanya ingin mengetahui bagaimana isi teks media, tapi juga

bagaimana pesan itu disampaikan, maka penelitian ini lebih pada pendekatan

kualitatif yaitu analisis wacana yang merupakan salah satu alternatif analisis isi

selain analisis isi kuantitatif. Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada

pertanyaan “apa” (What), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (How)

dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana bukan hanya

mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu

disampaikan. Itulah alasan kenapa penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan menggunakan analisis wacana.9

Analisis wacana yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

wacana kritis atau critical discourse analysis (CDA). pada multilevel analisis

yang mengaitkan analisis pada jenjang mikro (teks) dengan analisis pada jenjang

meso atau pun makro.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tematik, skematik,

semantik, sintaksis, stilistik, retoris berserta analisis wacana kritis Norman

Fairclough, mengemukakan bahwa wacana merupakan sebuah praktik sosial.

Selanjutnya, Jorgensen menjelaskan konsep Fairclough yang membagi analisis

wacana ke dalam tiga dimensi yaitu :

1. Text, yaitu berhubungan dengan linguistik, misalnya dengan melihat

kosakata, semantik, dan tata kalimat, juga koherensi dan kohesivitas, serta

bagaimana antarsatuan tersebut membentuk suatu pengertian.

9 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, hal. 68-69

Page 19: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

8

2. Discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses

produksi dan konsumsi teks; misalnya, pola kerja, bagan kerja, dan

rutinitas saat menghasikan berita.

3. Social practice, dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks;

misalnya, konteks situasi atau konteks dari media dalam hubungannya

dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.10

Berdasarkan hal di atas, maka dirumuskanlah suatu pengertian analisis

wacana yang bersifat kritis yaitu suatu pengkajian secara mendalam yang

berusaha mengungkap kegiatan, pandangan, dan identitas berdasarkan bahasa

yang digunakan dalam wacana.

3. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Republika Online edisi 4 Januari 2013.

Sedangkan objek penelitiannya adalah teks yang terdapat pada wacana

pemberitaan Ucapan Selamat Natal.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan yaitu dengan

melakukan observasi. Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang

berhubung dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan dan riset.11

Penelitian

mengobservasi teks-teks pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal di

Republika Online edisi 4 Januari 2013. Dalam observasi, peneliti mengumpulkan

10

Aris Badara, Analisis Wacana Teori Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. Ke-1, hal. 26

11

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), Cet. ke-92

Page 20: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

9

berbagai macam bentuk data yang ada pada wacana pemberitaan Kontroversi

Ucapan Selamat Natal di Republika Online edisi 4 Januari 2013 juga referensi

dari perpustakaan. Kemudian penulis menganalisis teks-teks tentang pemberitaan

Kontroversi Ucapan Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 dengan menggunakan

analisis wacana.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan wartawan dan redaktur Harian Umum

Republika terkait peristiwa pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal edisi

4 Januari 2013 di Republika Online dalam upaya menghimpun data yang akurat

sesuai dengan penelitian ini, sedangkan data-data yang diperoleh adalah dengan

cara tanya jawab secara lisan ataupun melalui sutrat elektronik.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dipakai oleh penulis adalah data berita berupa posting-

an dari website Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan

Kontroversi Ucapan Selamat Natal.

5. Teknik Analisis Data

Wacana adalah suatu bahasan yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar

di atas kalimat atau klausa dengan koherensi atau kohesi tinggi yang

berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata yang disampaikan

secara lisan atau tertulis.12

Titik perhatian dari analisis wacana adalah

memaparkan atau menggambarkan teks serta konteks secara bersama-sama dalam

suatu proses komunikasi. Sementara analisis wacana yang digunakan sebagai

12

H.G. Tartigan, Pengajaran Wacana, (Bandung: Angakasa, 1987), Cet. ke-1, hal. 27

Page 21: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

10

metode dalam penelitian ini adalah model Norman Fairclough. Dalam

menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis kritis (Critical discourse

analysis). Metode tersebut dipilih karena analisis wacana kritis memadukan tiga

aspek, yaitu: (a) analisis teks, (b) analisis proses produksi dan konsumsi teks, (c)

analisis sosiokultural yang berkembang disekitar wacana tersebut.13

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyususnan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah

awal penulis lakukan adalah merangkai terlebih dahulu skripsi-skripsi sebelumnya

yang mempunyai tema hampir sama dengan yang akan diteliti sekarang tidak

sama dengan penelitian skripsi-skripsi sebelumnya.

Penelitian relevan yang penulis temukan antara lain :

1. “Analisis Wacana Pemberitaan Kekerasan Tenaga Kerja Wanita

Indonesia Di Harian Umum Republika (Edisi 22 November-25

November 2010)”, oleh Fauziah. Mahasiswi Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Tahun 2011. Skripsi ini membahas mengenai pemberitaan

kekerasan tenaga kerja wanita Indonesia pada harian umum Republika.

2. “Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel Kopiah Gus Dur Karya

Damien Dematra”, oleh Ririn Syodikin. Mahasiswi Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Tahun 2011. Skripsi ini membahas mengenai isi pesan

13

Aris Badara, Analisis Wacana Teori Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. Ke-1, hal. 7

Page 22: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

11

dakwah yang dikemas oleh Damien Dematra di dalam novel Kopiah Gus

Dur.

3. “Analisis Wacana Pemberitaan Final Piala Suzuki AFF 2010 Di

Media Indonesia”, oleh Dita Amelia. Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun 2011. Skripsi ini

membahas mengenai pemberitaan olahraga sepak bola final piala Suzuki

AFF 2010 di Media Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan penjabaran ruang lingkup landasan

teori yang membangun struktur wacana terhadap objek

penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini membahas tentang sejarah dan perkembangan

Republika Online, Visi dan Misi, struktur organisasi redaksi

Republika Online, serta konsep-konsep umum pada

Page 23: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

12

Republika Online yang ditemukan peneliti dalam sumber-

sumber pendukung.

BAB IV ANALISIS DATA

Membahas tentang isi teks, proses produksi dan konsumsi

teks serta sosiocultural practice terkait berita Kontroversi

Ucapan Selamat Natal di Republika Online.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis

mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam

skripsi ini.

Page 24: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Secara etimologi istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta

wac/wak/uak yang memiliki arti berkata atau bercakap. Kemudian kata tersebut

mengalami perubahan menjadi wacana. Kata „ana‟ yang berada di belakang

adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna „membendakan‟ (nominalisasi).

Dengan demikian, kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau tuturan.1

Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai kemampuan untuk maju

(dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya, dan

komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.2Jika

definisi ini kita pakai sebagai penganan, maka dengan sendirinya semua tulisan

yang teratur, yang menurut urut-urutan yang semestinya, atau logis , adalah

wacana. Karena itu, sebuah wacana harus mempunyai dua unsur penting yaitu

kesatuan dan kepaduan.

Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menggambarkan wacana

dalam aspek makna kebahasan di antaranya, komunikasi pikiran dengan kata-kata,

ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan konverasi atau percakapan, komunikasi

1 Dedy Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2005), hal. 3 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, hal. 10

Page 25: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

14

secara umum terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah, dan yang

terakhir risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah dan khotbah.3

Dalam analisis wacana yang menjadi sorotan utama adalah representasi,

bagaimana seseorang atau segala sesuatu itu tidak tampil sendiri, tetapi

ditampilkan melalui mediasi bahasa. Baik tertulis, suara, maupun gambar. Bahasa

disini tidak dimaknai sebagai sesuatu yang netral yang bias mentransmisikan dan

mengahadirkan realitas seperti keadaan aslinya. Bahasa disini bukan dimaknai

sebagai sesuatu yang netral, tetapi sudah tercelup oleh ideologi yang membawa

muatan kekuasaan tertentu. Bahasa adalah suatu praktik sosial, melalui mana

seseorang atau kelompok ditampilkan dan didefinisikan. Lewat bahasa, seseorang

ditampilkan secara baik dan buruk untuk ditampilkan kepada masyarakat.4

Analisis wacana berbeda apa yang dilakukan oleh analisis isi kuantitatif.5

Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan

bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran

peneliti. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya, analisis wacana tidak

memerlukan lembar koding yang mengambil beberapa item atau turunan dari

konsep tertentu. Meskipun ada panduan apa yang biasa dilihat dan diamati dari

suatu teks, pada prinsipnya semua tergantung pada interpretasi peneliti. Isi

dipandang bukan sesuatu yang mempunyai arti yang tepat, dimana peneliti dan

khalayak mempunyai penafsiran yang sama atas suatu teks. Justru yang terjadi

sebaliknya, setiap teks pada dasarnya biasa dimaknai secara berbeda, dapat

3 Ibid, hal. 10

4 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis Group,

2001), hal. 343 5 Ibid, h. 337

Page 26: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

15

ditafsirkan secara beraneka ragam. Perbedaan ini terutama di dasarkan pada yang

satu merupakan bagian dari tradisi penelitian empiris, sedangkan yang satu

interpretatif.

Kedua analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan yang

tersembunyi (laten). Banyak sekali teks komunikasi disampaikan secara implisit.

Makna suatu pesan dengan demikian tidak dapat hanya ditafsirkan sebagai apa

yang tampak nyata dalam teks, tetapi harus dianalisis dari makna yang

tersembunyi. Pretense analisis wacana adalah pada muatan, nuansa, dan makna

yang laten dalam teks media.

Ketiga, analisis wacana bukan hanya bergerak dalam level makro (isi dari

suatu teks) tetapi juga pada level mikro yang menyusun suatu teks. Dalam analisis

wacana, bukan hanya kata atau aspek isinya yang dapat dikodekan tetapi struktur

wacana yang kompleks pun dapat dianalisis pada berbagai tingkatan deskripsi.

Bahkan makna kalimat dan relasi koheren antarkalimat pun dapat dipelajari.

Dalam pendekatan ini, pengandaian yang digunakan untuk memeriksa makna

yang tersembunyi yang dimiliki wacana juga dapat dipelajari dan dibedah. Kita

juga dapat melihat bagaimana suatu peristiwa dapat digambarkan dengan sedikit

atau banyak detail dalam teks. Intinya, semua elemen yang membentuk teks baik

yang terlihat secara eksplisit maupun tersamar dapat dibedakan dengan analisis

wacana. Keempat, analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi

dengan beberapa asumsi.6

6 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis Group,

2001), hal. 339-340

Page 27: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

16

Foucault mengatakan wacana sebagai bidang dari semua pernyataan

(statement), kadang sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan

kadang-kadang sebagai praktik regulative yang dilihat dari sejumlah pernyataan

(Millis, 1997: 8). Sementara Eriyanto (2005: 5) mendefinisikan analisis wacana

sebagai suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang

mengemukakan suatu pernyataan. Wacana merupakan praktik sosial

(mengkonstruksi realitas) yang menyebabkan sebuah hubungan dialektis antara

peristiwa yang diwacanakan dengan konteks sosial, budaya, ideologi tertentu.

Disini bahasa dipandang sebagai faktor penting untuk mereprentasikan maksud si

pembuat wacana.7

Dalam analisisnya, analisis wacana lebih bersifat kualitatif, karena analisis

wacana lebih menekankan pemaknaan teks daripada unit kategori seperti pada

analisis isi kuantitatif. Unsur penting dalam analisis wacana adalah kepaduan

(coherence) dan kesatuan (unity) serta penafsiran peneliti.8

2. Analisis Wacana Kritis

Dalam analisis wacana kritis, wacana di sini tidak dipahami semata

sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana memang menggunakan

bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis di sini agak

berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian lingusitik tradisional. Bahasa

dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi

7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008), Cet. Ke-3 hal. 260 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, hal. 68

Page 28: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

17

juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa itu dipakai

untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.9

Maka dari itu wacana kritis memandang bahasa selalu terlibat dalam

hubungan kekuasaan, terutama dalam membentuk subjek serta berbagai tindakan

representasi yang terdapat di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, analisis wacana

kritis yang juga menggunakan pendekatan kritis menganalisis bahasa tidak saja

dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks. Konteks

yang dimaksud adalah tujuan dan praktik tertentu.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana

sebagai bentuk dan praktik sosial. Wacana sebagai praktik sosial yang

menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa wacana tertentu dan

situasi, institusi, dan sktruktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana biasa

jadi menampilkan ideologi: ia dapat memproduksi dan memproduksi hubungan

kekuasaan yang tidak berimbang antara kelas sosial, laki-laki dan perempuan,

kelompok mayoritas dan minoritas. Melalui perbedaan itu direpresentasikan

dalam posisi sosial yang ditampilkan. Melalui wacana, sebagai contoh, dalam

sebuah wacana keadaan yang rasis, seksis, atau ketimpangan kehidupan sosial

dipandang sebagai suatu common sense, suatu kewajaran/alamiah, dan memang

seperti kenyataannya.10

Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni

bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam

9 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis Group,

2001), hal. 7 10

Aris Badara, Analisis Wacana Teori Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. Ke-1, hal. 28-29

Page 29: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

18

masyarakat terjadi. Mengutip Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis

menyelidiki bagaimana penggunaan bahasa kelompok sosial dan saling bertarung

dan mengajukan versinya masing-masing.11

Berikut ini disajikan karakteistik

penting dari analisis wacana kritis yang disarikannya oleh Eriyanto dari tulisan

Van Djik, Fairclough, dan Wodak.

a. Tindakan

Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan. Dengan

pemahaman semacam itu wacana diasosiasikan sebagai bentuk interaksi. Wacana

bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal.

b. Konteks

Anaisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana, seperti latar,

situasi, pristiwa, dan kondisi. Merujuk pandangan Cook, analisis wacana juga

memeriksa konteks dari komunikasi.12

Titik tolak dari analisis wacana di sini,

bahasa tidak biasa dimengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata,

bukan suatu objek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Bahasa di sini dipahami

dalam konteks secara keseluruhan.

c. Historis

Contoh dari konteks historis. Misalnya, kita melakukan analisis wacana

teks selebaran mahasiswa menentang Suharto. Pemahaman mengenai wacana teks

tersebut hanya dapat diperoleh apabila kita memberikan konteks historis dimana

teks tersebut dibuat.

d. Kekuasaan

11

Ibid. hal. 29 12

Ibid. hal. 30

Page 30: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

19

Di dalam analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen

kekuasaan di dalamnya. Setiap wacana yang muncul dalam bentuk teks,

percakapan ataupun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan

netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah

salah satu kunci hubungan antara wacana dan masyarakat.13

Dari pernyataan di atas mengimplikasikan bahwa analisis wacana kritis

tidak membatasi diri pada detail teks atau struktur wacana saja, tetapi juga

menghubungkannya dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan

budaya tertentu.

e. Ideologi

Ideologi merupakan suatu konsep yang sentral dalam analisis wacana

bersifat kritis. Hal tersebut karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk

dari suatu praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu.14

Van Dijk menyatakan bahwa ideologi dimaksudkan untuk mengatur

masalah tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok sehingga

bertindak dalam situasi yang sama dan menghubungkan masalah mereka, serta

memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas dan kohesi dalam

kelompok.15

Analisis bahasa kritis atau Critical Linguistics adalah melihat bagaimana

gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologi tertentu. Dengan kata lain,

13

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis Group,

2001), hal. 11 14

Aris Badara, Analisis Wacana Teori Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. Ke-1, hal. 34 15

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis Group,

2001), hal. 13

Page 31: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

20

aspek ideologi itu diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa

yang dipakai. Bahasa, baik pilihan kata maupun struktur gramatika, dipahami

sebagai pilihan, mana yang dipilih oleh seseorang untuk diungkapkan membawa

makna ideologi tertentu. Ideologi itu dalam taraf yang umum menunjukan

bagimana suatu kelompok berusaha memenangkan dukungan publik, dan

bagaimana kelompok lain berusaha memarjinalkan lewat pemakaian bahasa dan

struktur gramatika tertentu. Bahasa adalah suatu sistem kategorisasi, dimana

kosakata tertentu dapat dipilih yang akan menyebabkan makna tertentu.16

3. Paradigma Kritis

Paradigma kritis ialah adanya kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam

masyarakat yang mengontrol proses komunikasi. Oleh sebab itu, pertanyaan

utama dari paradigma ini adalah siapa yang mengontrol media? Kenapa ia

mengontrol? Keuntungan apa yang bisa diambil dengan kontrol tersebut?

Kelompok mana yang tidak dominan dan menjadi objek pengontrolan? Paradigma

ini percaya bahwa media adalah sarana dimana kelompok dominan dapat

mengontrol kelompok yang tidak dominan bahkan memarjinalkan mereka dengan

menguasai dan mengontrol media.17

Seperti ditulis oleh Sindhunata, teori kritis lahir karena ada keperihatinan

akumulasi dan kapitalisme lewat modal yang besar, yang mulai menentukan dan

mempengaruhi kehidupan masyarakat18

Modal inilah yang kini bisa menggerakan atau mengontrol masyarakat dan

individu-individu tidak lagi memiliki kontrol terhadap modal tersebut, malah

16

Ibid. hal. 15 17

Ibid, hal. 23-24 18

Ibid. hal. 24

Page 32: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

21

secara rasional atau secara alamiah di luar batas kesadarannya ia harus

menyesuaikan dengan masyarakat yang dikuasai modal.

Salah satu sifat dasar dari teori kritis adalah selalu curiga dan

mempertanyakan kondisi masyarakat pada saat ini. Karena kondisi masyarakat

yang terlihat produktif, dan bagus tersebut sesungguhnya memiliki struktur

masyarakat yang menindas dan menipu kesadaran khalayak.19

Contohnya dalam proses berita. Kondisi berita pada saat ini dengan

mempunyai modal besar-besaran menyatakan bahwa berita itu objektif. Sehingga

pertanyaan yang timbul ialah bagaimana supaya media dapat meliput peristiwa

dengan objektif. Dalam teori kritis, pertanyaan yang pertama kali harus selalu

diajukan adalah mengenai objektivitas itu sendiri. Semua kategori seperti nilai

berita dan objektif harus dipertanyakan, karena bisa menjadi alat kelompok yang

dominan yang ada di dalam masyarakat. Lewat kategori itu, bisa jadi dominasi

kekuasaan sedang dimapankan, sehingga kita percaya kepada objektivitas, pada

saat itu juga kita memperkuat dan mempercayai struktur sosial yang pada

dasarnya tidak seimbang dan palsu tersebut. Oleh karena itu, berbagai definisi dan

kategori harus satu per satu dipertanyakan ulang secara kritis.

Paradigma kritis mempunyai pandangan tersendiri terhadap berita, yang

bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan

wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita.

Paradigma pluralis percaya bahwa wartawan dan media adalah entitas yang

otonom, dan berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi

19

Ibid. hal. 24

Page 33: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

22

di lapangan. Sementara paradigma kritis mempertanyakan posisi wartawan dan

media dalam keseluruhan struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam

masyarakat. Pada akhirnya posisi tersebut mempengaruhi berita, bukan

pencerminan dari realitas yang sesungguhnya.20

Aliran kritis melihat struktur sosial sebagai konteks yang sangat

menentukan realitas, proses, dan dinamika komunikasi, termasuk komunikasi

massa. Bagi aliran ini, penelitian komunikasi massa yang mengabaikan struktur

sosial sebagai penelitian yang ahistoris. Kritik dari pendekatan ini ditujukan

kepada pendekatan yang diambil dari paradigma positivistik. Paradigma kritis

beragumentasi, melihat komunikasi, dan proses yang terjadi di dalamnya haruslah

dengan pendangan holistik. Menghindari konteks sosial akan menghasilkan

distorsi yang serius.21

Paradigma kritis mempunyai pandangan bahwa media

bukanlah saluran yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok

tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan.

4. Analisis Wacana Model Norman Fairclough

Pendekatan yang akan digunakan dalam analisis wacana ini menggunakan

model Norman Fairclough, dengan melihat berbagai perbandingan antar model

pada analisis wacana. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah melihat bahasa

sebagai praktik kekuasaan. Model analisis wacana ini dibagi ke dalam tiga

sktruktur besar, yakni : 1. teks, 2. discourse practice dan 3. sociocultural practice.

20

Ibid. hal. 31-32 21

Ibid. hal. 48

Page 34: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

23

Dalam model Fairclough, teks yang dianalisis secara linguistik dengan

melihat kosakata semantik dan tata kalimat. Termasuk di dalamnya koherensi dan

kohesivitas, bagaimana antarkata atau antarkalimat tersebut digabung sehingga

membentuk sebuah pengertian. Intinya adalah teks bukan hanya menunjukan

bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antar objek

di definisikan. Disini dilakukan analisis linguistik pada struktur teks untuk

menjelaskan teks tersebut, yang meliputi kosakata, kalimat, proposisi, makna

kalimat dan lainnya, untuk mempermudah analisis bisa digunakan metode analisis

pembingkaian.22

Fairclough melihat teks dalam berbagai tingkatan. Sebuah teks bukan

hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana

hubungan antarobjek didefinisikan. Ada tiga elemen dasar dalam model

Fairclough, yang dapat digambarkan dalam tabel berikut. Setiap teks pada

dasarnya, menurut Fairclough dapat diuraikan dan dianalisis dari ketiga unsur

tersebut.23

Tabel 2.1

Unsur Yang Ingin Dilihat

Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau

apa pun ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Relasi Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak, dan

22

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008), Cet. Ke-3 hal. 263 23

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis Group,

2001), hal. 289

Page 35: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

24

partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Identitas Bagaimana identitas wartawan, khalayak, dan partisipan berita

ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

1.1 Representasi dalam anak kalimat

Aspek ini berhubungan dengan bagaimana seseorang, kelompok,

peristiwa, dan kegiatan ditampilkan dalam teks, dalam hal ini bahasa yang

dipakai. Menurut Fairclough, ketika sesuatu tersebut ditampilkan, pada dasarnya

pemakai bahasa dihadapkan pada paling tidak dua pilihan. Pertama, pada tingkat

kosakata: kosakata apa yang dipakai untuk menampilkan dan menggambarkan

sesuatu, yang menunjukan bagaimana sesuatu tersebut dimasukan dalam satu set

kategori. Kedua, pilihan yang didasarkan pada tingkat tata bahasa. Pertama-tama

terutama perbedaan di antara tindakan dan sebuah peristiwa. Ini bukan semata

persoalan ketatabahasaan, karena realitas yang dihadirkan dari pemakaian tata

bahasa ini berbeda. Pemakai bahasa dapat memilih, apakah seseorang, kelompok,

atau kegiatan tertentu hendak ditampilkan sebagai sebuah tindakan ataukah

sebagai sebuah peristiwa.24

1.2 Representasi dalam kombinasi anak kalimat

Antara satu anak kalimat dengan anak kalimat yang lain dapat digabung

sehingga membentuk suatu pengertian yang dapat dimaknai. Pada dasarnya,

realitas terbentuk lewat bahasa dengan gabungan antara satu anak kalimat dengan

anak kalimat yang lain. Dalam proses kerja penulisan berita, wartawan pada

24

Ibid. hal. 290

Page 36: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

25

dasarnya membuat abstraksi bagaimana fakta-fakta yang saling terpisah dan

tercerai-berai digabungkan sehingga menjadi suatu kisah dapat dipahami oleh

khalayak dan membentuk pengertian. Gabungan antara anak kalimat ini akan

membentuk koherensi lokal, yakni pengertian yang didapat dari gabungan anak

kalimat satu dengan yang lain, sehingga kalimat itu mempunyai arti.25

1.3 Representasi dalam rangkaian anak kalimat

Ketika dua anak kalimat digabung, maka aspek ini berhubungan dengan

bagaimana dua anak kalimat atau lebih disusun dan dirangkai. Representasi ini

berhubungan dengan bagaimana dalam kalimat yang lebih menonjol dibandingkan

dengan bagian yang lain. Salah satu aspek penting adalah apakah partisipan

dianggap mandiri ataukah ditampilkan memberikan reaksi dalam teks berita.26

Rangkaian kalimat yang dimaksudkan penjelasan diatas ialah rangkaian kalimat

itu bukan hanya berhubungan dengan teknis penulisan, karena rangkaian itu bisa

mempengaruhi makna yang ditampilkan kepada khalayak.

2. Relasi

Relasi berhubungan dengan bagaimana partisipan dalam media

berhubungan dan ditampilkan dalam teks. Media disini dipandang sebagai suatu

arena sosial, dimana semua kelompok, golongan, dan khalayak yang ada dalam

masyarakat saling berhubungan dan menyampaikan versi dan gagasannya.

3. Identitas

Aspek identitas ini terutama dilihat oleh Fairclough dengan melihat

bagaimana identitaas wartawan ditampilkan dan dikonstruksi dalam teks

25

Ibid. hal. 294 26

Ibid. hal. 296

Page 37: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

26

pemberitaan. Menurut Fairclough, bagaimana wartawan menempatkan dan

mengidentifikasikan dirinya dengan masalah atau kelompok sosial yang terlibat.27

Analisis Discourse Practice memusatkan perhatian pada bagimana

produksi dan konsumsi teks. Teks dibentuk lewat suatu praktik diskursus, yang

akan menentukan bagaimana teks tersebut diproduksi. Ketika terjadi di dalam

media, teks melibatkan praktik diskursus yang rumit dan kompleks. Praktik

wacana inilah yang menentukan bagaimana teks tersebut terbentuk. Menurut

Fairclough, ada dua sisi dari praktik diskursus tersebut, yakni produksi teks (

dipihak media) dan konsumsi teks (di pihak khalayak). Jadi kalau ada teks yang

merendahkan dan memarjinalkan posisi wanita, memarjinalkan posisi buruh, kita

harus mencari tahu bagaimana teks tersebut diproduksi dan bagaimana juga teks

tersebut dikonsumsi.

Kedua hal tersebut berhubungan dengan jaringan yang kompleks yang

melibatkan berbagai aspek praktik diskursif. Dari berbagai faktor yang kompleks

tersebut, setidaknya ada aspek yang penting. Pertama dari sisi individu wartawan

itu sendiri. Kedua, dari sisi bagaimana hubungan antara wartawan dengan struktur

organisasi media, baik sesama anggota redaksi maupun dengan bidang lain dalam

satu media. Ketiga, praktik kerja/ rutinitas kerja dari produksi berita mulai dari

pencarian berita, penulisan, editing sampai muncul sebagai tulisan di media.

Ketiga elemen tersebut merupakan keseluruhan dari praktik wacana dalam suatu

media yang saling kait dalam memproduksi suatu wacana berita.28

27

Ibid. hal. 303-304 28

Ibid. hal. 316-317

Page 38: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

27

Faktor pertama dari pembentukan wacana ini adalah individu dan profesi

jurnalis itu sendiri. Faktor ini berhubungan dan berkaitan dengan para

professional. Faktor ini antara lain melingkupi latar belakang pendidikan mereka,

perkembangan professional, orientasi politik dan ekonomi para pengelolanya, dan

keterampilan mereka dalam memberitakan secara akurat. Penting juga untuk

diamati prilaku, pemahaman terhadap nilai dan kepercayaan dari para professional

tersebut, juga orientasi dari para professional, paling tidak dalam proses

sosialiasasi terhadap bidang pekerjaannya. Apakah mereka meletakkan dirinya

sebagai pihak yang netral atau partisipan aktif dalam mengembangkan suatu

berita.

Produksi teks juga berhubungan dengan struktur organisasi media. Teks

yang memarjinalkan seseorang atau suatu melibatkan struktur yang timpang.

Struktur organiasasi ini meliputi bagaimana bentuk organisasinya, bagaimana

promosi dan jenjang orang-orangnya, bagaimana proses pengambilan keputusan

dibuat, khususnya hal-hal yang berada di luar proses rutinitas media.29

Produksi teks berhubungan dengan bagaimana pola dan rutinitas

pembentukan berita di meja redaksi. Proses ini melibatkan banyak orang dan

banyak tahapan dari wartawan di lapangan, redaktur, editor bahasa sampai bagian

pemasaran. Pertimbangan apa yang dipakai menyangkut bagaimana suatu berita

diturunkan. Di dalam setiap organisasi media umumnya mempunyai struktur dan

fungsi berbeda-beda, dari proses turun ke lapangan, menulis, mengedit dari suatu

29

Ibid. hal. 318

Page 39: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

28

berita. Praktik itu merupakan rutinitas media yang sedikit banyak akan

berpengaruh terhadap pemberitaan.30

Analisis sosiocultural practice didasari pada asumsi bahwa konteks sosial

yang ada di luar media mempengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam

media. Ruang redaksi atau wartawan bukanlah bidang atau kotak kosong yang

steril. Tetapi, sangat ditentukan oleh faktor di luar dirinya. Sosiocultural practice

ini memang tidak berhubungan langsung dengan produksi teks, tetapi ia

menentukan bagaimana teks diproduksi dan dipahami.

Ketika sosiocultural practice ini menentukan teks, menurut Fairclough,

hubungan itu bukan langsung, tetapi di mediasi oleh discourse practice. Kalau

ideologi dan kepercayaan masyarakat itu paternalistik. Maka hubungannya dengan

teks akan di mediasi oleh bagaimana teks tersebut diproduksi dalam suatu proses

dan praktik pembentukan wacana. Mediasi itu meliputi dua hal. Pertama,

bagaimana teks tersebut diproduksi. Ideologi partikal itu akan mewujud dalam

bagaimana teks tersebut diproduksi. Kedua, khalayak juga akan mengkonsumsi

dan menerima teks tersebut dalam pandangan yang partikal.31

B. Perbedaan Media Cetak dengan Media Online

Media cetak adalah berita-berita yang disiarkan melalui benda cetakan.

Dalam sejarahnya, jurnalisitik media cetak adalah bentuk jurnalistik pertama

sebelum munculnya radio, televisi, dan internet. Dari segi format atau ukurannya

media massa cetak terbagi menjadi berbagai segi. Pertama, format broadsheet,

30

Ibid. hal. 319 31

Ibid. hal. 320-321

Page 40: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

29

yakni media cetak berukuran surat kabar umum. Kedua, format tabloid, yakni

media yang ukurannya setengah ukuran dari tabloid. Ketiga, format buku, yakni

ukuran setengah halaman majalah.32

Meskipun media-media cetak itu kini tumbuh dan berkembang pesat,

tetapi memiliki kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Sementara itu,

jumlah pembacanya tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Pembaca

tidak membeli atau membaca banyak media, tetapi cenderung hanya berpindah

dari satu media ke media lainnya.33

Sejak dunia internet berkembang dengan sangat pesat dan canggih,

jurnalistik lewat media pun berkembang. Di Amerika dan Eropa, jurnalisme ini

telah menjadi pesaing yang sangat ketat bagi jurnalistik media cetak, khususnya

Koran dan majalah. Harus diakui, jurnalistik media online memiliki sejumlah

keunggulan disbanding jurnalistik media cetak. Pertama, berita-berita yang

disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa menit dapat di update.

Kedua, untuk mengakses berita-berita yang disajikan, tidak hanya dapat dilakukan

lewat computer atau laptop yang dipasang di internet, tetapi lewat ponsel atau HP

pun bisa sangat mudah dan praktis. Ketiga, pembaca media online dapat

memberikan tanggapan atau komentar secara langsung terhadap berita-berita yang

disukai atau yang tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang

telah disediakan.34

32

Zaenuddin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor dan Para

Mahasiswa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 3-4 33

Ibid. hal. 5 34

Ibid. hal. 7-8

Page 41: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

30

Rafaeli dan Newhagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang

diantaranya jurnalisme online dan media massa tradisional: 1) Kemampuan

internet untuk mengkombinasikan sejumlah media, 2) Kurangnya tirani penulis

atas pembaca, 3) Tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak, 4)

Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung, dan 5)

interaktifitas web.35

C. Konsep Berita

1. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa

Inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagaimana ada

yang menyebut dengan Vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta

dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita atau Warta.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta,

“berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia

terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian

atau peristiwa yang terjadi”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau

peristiwa yang terjadi.36

Berita merupakan hal atau peristiwa yang terjadi di dunia, oleh karena itu

semua media baik cetak maupun elektronik selalu menyajikan berita informasi

35

Septian Santana K, Jurnalisme Kotemporer,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),

hal. 137 36

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

hal. 46

Page 42: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

31

yang dipublikasikan kepada khalayak. Tidak ada pengertian khusus mengenai

berita, namun ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang apa itu berita.

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat membagi definisi berita

berdasarkan wilayah kekuatan dunia, yakni berdasarkan pers Timur dan pers

Barat. Dalam pers Timur, berita adalah suatu “proses”, proses yang ditentukan

arahnya. Tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu „churiosity‟

segala sesuatu yang “luar biasa” dan “amazing”, melainkan pada keharusan ikut

berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan Negara sosial.

Bahkan Lenin memberikan definisi berita sebagai “a collective organizer, a

collective agitator, a collective propagandist”.37

Sedangkan pers barat memandang berita itu sebagai “komoditi”, sebagai

“barang dagangan” yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu, sebagai barang

dagangan ia harus “menarik”, seperti yang dikemukakan oleh Lord Nortchliffe

bahwa “News is anything out of ordinary” (berita adalah segala sesuatu yang

tidak biasa).38

Selain itu, banyak yang mendefinisikan tentang berita. Asep Saeful

Muhtadi mengutip Bruce D. Itule dalam News Writing and Reporting

mendefinisikan berita dengan mengungkapkan berita merupakan sesuatu yang

memang belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya.39

37

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik; Teori dan Praktek,

(Bandung: Rosda, 2005), hal. 32 38

Ibid, hal. 33 39

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik : Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Logos,

1999), hal. 108

Page 43: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

32

Sedangkan Sudirman Tebba menyatakan bahwa berita adalah jalan cerita

tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal,

yaitu peristiwa dan jalan cerita tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita.40

Paul De Massener dalam buku Here‟s The News: Unesco Associete yang

dikutip oleh AS Haris Sumadira, menyatakan bahwa news atau berita adalah

sebuah informasi yang penting dan menarik serta minat khalayak pendengar. Juga

menurut Charnley dan James M. Neal menjabarkan bahwa berita adalah laporan

tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang

penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada

khalayak.41

2. Nilai Berita

Menurut Zaenuddin HM, sesuatu bisa disebut sebagai berita jika memandang

nilai-nilai berita/jurnalistik, yakni: aktual, penting, berdampak, kedekatan,

luarbiasa, konflik, ketegangan/drama, tragis, ketokohan, seks, dan humor.

Aktual. Wartawan memilih sesuatu, baik peristiwa maupun pernyataan

yang benar-benar baru terjadi sebagai berita.

Penting. Wartawan memilih sesuatu atau peristiwa sebagai berita

karena dianggap penting terutama untuk diketahui khalayak pembaca

dan pemirsa.

40

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Klam Indonesia, 2005), hal. 55 41

AS Haris Sumadira, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, cet. Kedua, 2006), hal. 64

Page 44: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

33

Berdampak. Wartawan juga memilih sesuatu atau peristiwa sebagai

berita karena dianggap mempunyai dampak atau akibat yang

ditimbulkannya bagi masyarakat, baik negatif maupun positif.

Kedekatan. Wartawan memilih sesuatu sebagai berita karena sesuatu

itu secara geografis dekat dengan khalayak pembaca atau pemirsanya.

Karena nilai kedekatannya, khalayak merasa tertarik untuk

mengetahuinya.

Luar biasa. Wartawan juga memilih sesuatu sebagai berita karena itu

luar biasa.

Konflik. Wartawan memilih peristiwa sebagai berita karena di

dalamnya terdapat konflik, baik fisik maupun emosional.

Ketegangan/Drama. Wartawan juga memilih peristiwa yang

mengandung ketegangan sebagai berita.

Tragis. Tragisme mengandung nilai jurnalistik yang tinggi karena

melibatkan emosional dan nurani kemanusiaan.

Ketokohan. Wartawan juga memiliki sesuatu atau peristiwa karena

terkait dengan tokoh atau orang terkenal.

Seks. Wartawan juga sangat tertarik memberitakan peristiwa yang

mengandung seks karena nilai jurnalistiknya cukup tinggi.

Humor. Sesuatu atau peristiwa yang mengandung humor juga

dianggap layak sebagai berita.42

42

Zaenuddin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor dan Para

Mahasiswa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 155-158

Page 45: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

34

3. Proses Pencarian dan Teknis Penulisan Berita

Dalam menulis berita, struktur penulisan berita mengikuti pola yang

disebut sebagai piramida terbalik. Piramida terbalik adalah pola gambaran yang

memberikan gambaran bagaimana sebuah informasi yang terpenting berada di

posisi paling atas dan semakin ke bawah informasi yang disajikan hanyalah

penjelasan dari paragraph sebelumnya.

Manfaat dari pola piramida terbalik ini antara lain: pertama, nilai sebuah

berita dapat ditulis dengan langsung tanpa penjelasan yang lebih panjang atau

detail sehingga public dapat memahami apa maksud dari isi berita tersebut; kedua,

keterbatasan kolom atau ruang disurat kabar atau tabloid menyebabkan berita

yang ditulis dalam pola piramida terbalik ini memudahkan redaktur atau editor

untuk melakukan penyederhanaan panjang tulisan berita, dan biasanya pertama

kali kalimat yang akan dihilangkan/dipendekkan adalah kalimat atau paragraf

yang berada di kerucut bawah dalam pola piramida terbalik ini.43

Gambar 2.2 Pola Piramida Dalam Penulisan Berita

Oleh karena itu, dalam berita setiap jurnalis harus memikirkan bagaimana

sebuah informasi yang termuat dalam who, what, where, why, when, dan how bisa

disebut rumus 5W+1H dapat dimuat di paragraph-paragraf terdepan. Sedangkan

43

Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), hal. 30

Sangat Penting

Penting

Tidak Penting

Page 46: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

35

selanjutnya sampai akhir berita tulisan yang dimuat adalah penjelasan singkat dari

salah satu atau beberapa poin dalam rumusan 5W+1H.44

Selain kepandaian dalam membuat judul, dalam pola piramida terbalik ini

jurnalis mempertaruhkan beritanya di dalam lead atau teras berita. Ini dianggap

penting, karena lead merupakan paragraph pembuka yang mengantarkan khalayak

pembaca untuk masuk kedalam penjelasan berita. Apabila lead tidak ditulis

dengan menarik, maka jangan berharap jika berita tidak akan dibaca.

D. Kontroversi Ucapan Selamat Natal

1. Pengertian Kontroversi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi kontroversi ialah

perdebatan, persengketaan atau pertentangan.45

Jadi, disebut kontroversi karena

ada dua definisi yang berbeda dan berlawanan. Tidak ada dari keduanya yang

salah secara definitif, tetapi tidak akan biasa bertemu.

2. Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Islam

Pada dasarnya, Natal ialah hari raya untuk memperingati kelahiran Isa

Almasih (Yesus Kristus) tanggal 25 Desember. Kita sebagai umat muslim hukum

mengucapkan selamat Natal adalah haram, karena ini merupakan bagian dari

kegiatan khas keagamaan mereka yang batil. Kita pun dilarang meniru mereka

dalam hari raya mereka. Keharaman itu dinyatakan dalam al-kitab, as-Sunnah dan

Ijma‟ Sahabat.

Dalam Al-Qur‟an, Allah SWT berfirman :

44

Ibid. hal. 29 45

http://kamusbahasaindonesia.org, dikutip 1 April 2013

Page 47: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

36

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila

mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-

perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga

kehormatan dirinya” (Q.s. Al-Furqan [25]: 72)

Tetapi ada juga yang bertolak belakang, contohnya Dr. Yusuf al-

Qaradhawi (Seorang cendikiawan Islam dari Mesir yang terkenal. Beliau

merupakan ketua Majelis Fatwa dan Penyelidikan Eropa dan presiden Persatuan

Ilmuan Islam Antar bangsa) mengatakan, bahwa merayakan hari raya agama

adalah hak masing-masing agama, selama tidak merugikan agama lain. Termasuk

hak tiap agama untuk memberikan ucapan selamat saat perayaan agama lain. Dia

mengatakan, “Sebagai pemeluk Islam, agama kami tidak melarang untuk

memberikan ucapan selamat kepada non-Muslim warga Negara kami atau

tetangga kami dalam hari besar agama mereka. Bahkan perbuatan ini termasuk

dalam kategori al-birr (perbuatan yang baik).

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil kepada

orang-orang yang tiada memerangimu karena agama, dan tidak mengusir

kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berlaku adil.”(Q.s. Al-Mumtahanah: 8)

Begitu, kata Dr. Yusuf al-Qaradhawi. Padahal, Q.s. al-Mumtahanah: 8 di

atas, khususnya frasa “Tabarrûhum wa tuqsithû ilaihim”(berbuat baik dan

berlaku adil kepada mereka) tidak ada kaitannya dengan mengucapkan “Selamat

Hari Raya” kepada kaum Kafir yang tidak memerangi kita. Karena bersikap baik

dan adil kepada mereka dalam hal ini terkait dengan mu‟amalah, bukan ibadah.

Page 48: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

37

Sedangkan mengucapkan “Selamat Hari Raya” kepada mereka bagian dari ibadah.

Konteks ayat ini terkait dengan Bani Khuza‟ah, dimana mereka menandatangani

perjanjian damai dengan Nabi untuk tidak memerangi dan menolong siapapun

untuk mengalahkan baginda Nabi Muhammad SAW, maka Allah perintahkan

kepada baginda saw untuk berbuat baik, dan menepati janji kepada mereka hingga

berakhirnya waktu perjanjian. (Al-Qurthubi, al-Jâmi‟ li Ahkâm al-Qur‟ân, Juz

XVIII/59).46

Bila kita lihat, kekuatan umat Islam lebih besar dari pada umat Nasrani

atau Yahudi. Namun, mengapa justru kita yang harus meniru kebiasaan mereka,

sementara mereka tidak pernah meniru kebiasaan kita? Jika demikian, bekal apa

yamg akan kita bawa ketika bertemu dengan Nabi saw. Pada hari kiamat nanti,

padahal kita telah banyak melanggar dan menyepelekan sunnahnya?

Lebih jauh lagi, Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa ayat Al-Qur‟an

berikut mensyariatkan penyelenggaraan hari raya:47

“Bagi tiap-tiap umat Telah kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka

lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam

urusan (syari'at) Ini dan Serulah kepada (agama) Tuhanmu.

Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus”. (Al-

Hajj: 67)

Sementara, dalam hari raya yang diselenggarakan kaum kafir yang

dominan adalah penyelenggaraan pesta hari raya itu sendiri dari pada syariatnya.

46

http://www.voa-islam.com, dikutip 1 April 2013 47

Nashir Bin Ali Al Ghamidhi, Hari-Hari Nasrani, (Jakarta, Gema Insani Press, 1995),

hal. 26

Page 49: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

38

Itulah yang menyimbolkan kekafiran mereka. Dengan demikian, betapa beraninya

kita mengucapkan Merry Christmast atau Happy New Year padahal Allah telah

menjanjikan neraka jika kita melakukan hal itu. Dalam buku Ahkam Ahliz-

Zimmah, Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah menguraikan bahwa hukum

memberikan ucapan selamat kepada kaum kafir adalah haram, dan orang-orang

yang mengucapkannya dapat dikategforikan sebagai kafir. Di dalamnya tercakup

juga larangan mengucapkan selamat hari natal lewat kartu-kartu ucapan atau lewat

media lainnya. Demikian juga, umat Islam tidak berhak menerima ucapan selamat

atau menerima kartu ketika Idul Fitri tiba.48

Kesimpulannya ialah dalil-dalil yang menyatakan keharamannya jelas ada,

contohnya dalam Al-Qur‟an surat Al-Furqan ayat 72 dan Al-Hajj ayat 67.

Sedangkan dalil-dalil yang digunakan untuk menyatakan kebolehannya sama

sekali tidak ada kaitannya, baik langsung maupun tidak. Karena itu, tidak layak

dijadikan hujah dalam masalah ini.

48

Ibid. hal. 27

Page 50: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

39

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Republika Online

Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan Muslim

bagi publik di indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya

panjang kalangan umat, khususnya para wartawan profesional muda yang telah

menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se -

Indonesia (ICMI) yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin

penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit

perdana pada 4 Januari 1993.1

Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat. Sebelum masa itu,

aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional. Kehadiran media ini

bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut, namun juga menumbuhkan

pluralisme informasi di masyarakat. Karena itu kalangan umat antusias memberi

dukungan, antara lain dengan membeli saham sebanyak satu lembar saham per

orang. PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika pun menjadi perusahaan

media pertama yang menjadi perusahaan publik.2

Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara sederhana. Selain sarat

dengan modal dan sarat SDM, bisnis ini pun sarat teknologi. Keberhasilan

Republika menepaki usia 10 tahun merupakan buah upaya keras manajemen dan

1 Company Profile Republika Online.

2 Ibid.

Page 51: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

40

seluruh awak pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan

yang menerbitkan koran ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu.

Selain dituntut piawai berhitung, pengelola koran juga harus jeli, cerdik,

dan kreatif bersiasat untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Sejak

awal, Republika memang dekat dengan “sesuatu yang baru”. Tatkala lahir,

Republika menggebrak dengan tampilan “Desain Blok” yang tak lazim. Republika

pun mampu menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993.3

B. Republika Tampil di Internet

Tahun 1995, Republika menyajikan layanan berita di situs web internet,

dengan alamat www.republika.co.id. Ini adalah koran pertama di indonesia yang

tampil di dunia internet, situs itu kemudian kita namakan Republika Online.4

Republika Online yang biasa disebut ROL muncul pertama kali di internet

pada awal 1995 atau sekitar dua tahun setelah surat kabar Republika terbit.

Sebagai situs berita, pada saat itu, muatan ROL hanya menduplikasi materi berita-

berita koran Republika secara lengkap.5

Tujuan utama penerbitan versi internet adalah untuk melayani pembaca

yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada di

luar negeri. Pada fase berikutnya ROL secara bertahap mulai berkembang sesuai

dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi. Desain dan berbagai

layanan web dan materi beritanya pun lebih diperkaya.6

3 Ibid.

4 Company Profile Republika Online.

5 Ibid.

6 Ibid.

Page 52: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

41

Sejak pertengahan 2008, Republika Online mengalami perubahan besar,

dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia. Perubahan

tersebut terjadi sebagai jawaban atas munculnya tantangan industri media yang

mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal ini, Republika sebagai

institusi industri media dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan content

medianya dalam format cetak, online, dan mobile.7

Tahun 2002 merupakan tahun penting dalam sejarah berdirinya Mahaka

Media, dimana perusahaan ini pertama kali mencatatkan sahamnya sebagai PT.

Abdi Bangsa Tbk. pada tanggal 3 April 2002 di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan

menjadikannya sebagai perusahaan penerbitan surat kabar pertama yang menjadi

perseroan publik.8

Pada tahun 2003, Mahaka Media mulai mengawali perkembangannya

sebagai sebuah Induk Perusahaan Multi Media (Multi Media Holding Company)

dengan membawahi 2 (dua) unit usaha yaitu PT. Pustaka Abdi Bangsa dan PT.

Republika Media Mandiri. Kemudian melalui Penawaran Umum Terbatas III pada

tanggal 29 September 2004, perkembangan Mahaka Media menjadi lebih luas

dengan mengakuisisi seluruh kepemilikan PT. Indopac Usaha Prima di beberapa

perusahaan lain seperti PT. Media Golfindo yang bergerak dalam penerbitan

majalah berlisensi, PT. Mahaka Visual Indonesia yang bergerak dibidang

perfilman dan animasi dan PT. Avabanindo Perkasa yang bergerak dalam bidang

7 Ibid.

8 www.mahakamedia.com , dikutip 16 September 2013

Page 53: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

42

media iklan luar ruang, sehingga memperkuat kedudukan Perseroan menjadi

Perusahaan Induk Multi Media.9

Sejalan dengan perkembangan usahanya, kini PT. Mahaka Media Tbk.

telah menjadi Induk Perusahaan Multi Media yang membawahi 16 unit usaha

dengan total jumlah karyawan lebih dari 1000 orang. Unit-unit usaha tersebut

termasuk Surat Kabar, Majalah, Penerbit Buku, Televisi, Radio, Media Luar

Ruang (Billboard), Animasi dan Teater 4D, serta Media Digital. Setiap unit bisnis

tersebut berhasil membangun kekuatan dari masing-masing karakter produk,

seperti Republika Online sebagai surat kabar Muslim online terbesar di

Indonesia.10

Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan ROL tetap

mengedepankan komunitas Muslim sebagai basis pengunjungnya. Tampilan ROL

terbaru inilah yang diluncurkan kembali pada 6 Februari 2008. Tema

launchingnya kami namakan RELOAD. Segala kretivitas dicurahkan untuk

sedapat mungkin membuat Republika Online selalu dekat dan meladeni keinginan

publik. Memang, upaya itu jelas tak mudah. Namun, kami menikmatinya selama

ini.11

9 Ibid.

10 Ibid.

11 Company Profile Republika Online.

Page 54: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

43

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pokok analisis pada pemberitaan Republika Online edisi 04 Januari tahun

2013 adalah pemberitaan yang fokus membahas Kontroversi Ucapan Selamat

Natal yang dikonstruksi oleh Republika Online.

Berita yang akan dianalisis adalah pemberitaan edisi 04 januari tahun

2013, yang berjudul “Kontroversi Ucapan Natal (1)”, “Kontroversi Ucapan

Natal (2)”, dan “Kontroversi Ucapan Natal (3-habis)”.

A. Analisis Teks Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal di

Republika Online

Analisis Struktur Teks

Page 55: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

44

a. Analisis berita 1: 04 Januari 2013 “Kontroversi Ucapan Natal (1)”

1. Tematik

Secara harfiah tema berarti gambaran umum dari suatu teks, gagasan inti,

ringkasan atau yang utama dari suatu teks. Tema dalam berita ini adalah

Kontroversi boleh tidaknya memberikan ucapan Natal (1).

2. Skematik

Skematik adalah bangunan wacana yang disusun dan diurutkan dari

pendahuluan sampai akhir sehingga membentuk kesatuan arti. Skema pemberitaan

ini dimulai dengan judul berita itu sendiri yaitu Kontroversi Ucapan Natal (1).

Pada bagian awal berita dimulai dengan Pada bagian awal dimulai dengan

bagaimana polemik kontroversi ucapan Natal yang terjadi di Negara Mesir yang

saling bertentangan antara tokoh yang satu dengan yang lain. Polemik boleh

tidaknya mengucapkan selamat Natal dijadikan sebagai komoditas partai politik.

Dibagian tengah dilanjutkan dengan komentar dari Partai keaslian Salafi

(al-Ashalah as-Shalafi) menolak ucapan Natal dikarenakan menhaturkan ucapan

Natal bagi umat Naasrani yang membudakkan diri kepada Barat. “Mereka anggap

kita aggressor dan penjajah untuk menjilat ke Barat, “katanya.

Pada bagian akhir berita ditutup dengan pendapat dari Dar al-lfta yang

mana memberikan ucapan selamat Natal boleh ditujukan kepada kaum Nasrani.

Ucapan tersebut merupakan bentuk interaksi sosial dan hadiah.

3. Semantik

Latar

Page 56: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

45

Latar berita ini berawal dari Isu boleh tidaknya mengucapkan selamat

Natal bagi umat Nasrani, tak hanya mengundang polemik di Tanah Air. Di

sejumlah Negara, topik ini menggelinding menjadi bola panas, tidak sekedar di

kalangan para akademisi dan cendikiawan Muslim.

Detil

Berita ini cukup detil karena langsung menceritakan banyaknya

perbedaan-perbedaan pendapat dari Ulama/Tokoh-tokoh di luar Indonesia yang

dimana memberikan ucapan selamat Natal hukumnya haram atau tidak. Yakni

terdapat pada teks berita : Di Mesir misalnya, polemik boleh atau tidaknya Natal

dijadikan sebagai komoditas partai politik. Partai keaslian Salafi (al-Ashalah as-

Shalafi) menolak ucapan Natal.

Beberapa hari menjelang Natal ketua pimpinan partai yang mendukung

ideologi Salafi itu, Adil Abdul Maqshud, menegaskan tak akan pernah

mengahaturkan ucapan Natal bagi umat Nasrani yang membudakkan diri kepada

barat. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari kembaga fatwa tertinggi di Negeri

Piramida tersebut, Dar al-lfta’.

Maksud

Maksud yang ingin disampaikan berita ini adalah kita sebagai seorang

Muslim tidak diajarkan untuk saling membenci kepada agama lain, kita dituntut

harus saling menghargai perbedaan keyakinan. Hal ini didukung oleh Syekh Ali

Jum‟ah (pimpinan Dar-al-lfta‟) yang terdapat pada teks berita : Syekh Ali Jum’ah

(pimpinan Dar-al-lfta’) mengatakan ucapan Natal boleh ditujukan kepada kaum

Nasrani, ucapan tersebut adalah merupakan bentuk interaksi sosial dan hadiah.

Page 57: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

46

Perlakuan baik terhadap sesama itu sangat ditekankan dalam Al-Quran seperti di

surat Al-Baqarah ayat 83.

Pranggapan

Pranggapan dalam berita ini terdapat pada teks berita : Tapi, ia

memberikan catatan agar berhati-hati dalam pemberian selamat tersebut tetap

dalam koridor dan tidak keluar dari akidah Islam.

4. Sintaksis

Koherensi

Berita ini juga didukung dengan pemakaian koherensi dalam kalimat.

Kalimat koherensi secara mudah dapat diamati di antaranya dari kata hubung

(konjungsi) yang dipakai untuk menghubungkan fakta. Kata hubung yang dipakai

(dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun) menyebabkan makna yang berlainan

ketika hendak menghubungkan kalimat. Koherensi yang ditemukan dalam teks

berita, yaitu : Isu boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal bagi umat Nasrani,

tak hanya mengundang polemik di Tanah Air. Di sejumlah Negara, topik ini

menggelinding menjadi bola panas, tidak sekedar di kalangan para akademisi

dan cendikiawan Muslim.

Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara

berfikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dalam teks berita ini dapat dilihat dalam

kalimat-kalimat berikut :

“Di Tanah Air, banyak respons menyikapi polemik ini, tapi agar lebih

proposional, penting pula menelisik isu serupa di mancanegara.”

Page 58: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

47

“Di Mesir misalnya, polemik boleh atau tidaknya Natal dijadikan sebagai

komoditas partai politik.”

Kalimat-kalimat ini menjelaskan prinsip kausalitas. Dimana logika

kausalitas itu diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek dan

predikat.

Kata Ganti

Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk

menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam berita ini terdapat

kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu ia. Pada kalimat berikut : “Tapi ia

memberikan catatan agar berhati-hati dalam pemberian selamat tersebut tetap

dalam koridor dan tidak keluar dari akidah Islam”.

5. Stilistik

Leksikon

Leksikon adalah pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata tersedia

yang dipakai oleh wartawan dalam teks berita. Pemilihan kata yang dilakukan

oleh wartawan dalam teks berita ini, seperti pemilihan kata bola panas,

membudakkan, aggressor, penjajah, dan menjilat.

Pemilihan kata bola panas terdapat pada kalimat : “Isu boleh tidaknya

mengucapkan selamat Natal bagi umat Nasrani, tak hanya mengundang polemik

di Tanah Air. Di sejumlah Negara, topik ini menggelinding menjadi bola panas,

tidak sekedar di kalangan para akademisi dan cendikiawan Muslim”. Maksud

bola panas mengindikasikan terjadinya perang urat syaraf di kalangan para

akademisi dengan cendikawan muslim.

Page 59: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

48

Selanjutnya kata membudakkan, aggressor, penjajah dan menjilat terdapat

pada kalimat : Adil Abdul Maqshud, menegaskan tak akan pernah menghaturkan

ucapan Natal bagi umat Nasrani yang membudakkan diri kepada Barat.

“Mereka anggap kita aggressor dan penjajah untuk menjilat ke Barat”, katanya.

6. Retoris

Metafora

Metafora dipakai wartawan secara strategis sebagai landasan berfikir,

alasan pembenar atas gagasan atau pendapat tertentu kepada publik. Wartawan

menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa,

pepatah, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang

semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama. Pada teks berita ini terdapat

penggunaan metafora, seperti pada kalimat berikut :

“Syekh Ali Jum’ah mengatakan ucapan Natal boleh ditujukan kepada

kaum Nasrani, ucapan tersebut adalah merupakan bentuk interaksi sosial dan

hadiah. Perlakuan baik terhadap sesama itu sangat ditekankan dalam Al-Quran

seperti di surat Al-Baqarah ayat 83”

Tabel 4.1

Temuan Elemen Teks Berita “Kontroversi Ucapan Natal (1)”

STRUKTUR WACANA ELEMEN KETERANGAN

STRUKTUR MAKRO

(TEMATIK)

Topik Kontroversi Ucapan Natal (1)

SUPRASTRUKTUR Skema Pada bagian awal dimulai

dengan bagaimanap olemik

Page 60: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

49

(SKEMATIK) kontroversi ucapan Natal yang

terjadi di Negara Mesir yang saling

bertentangan antara tokoh yang satu

dengan yang lain. Polemik boleh

tidaknya mengucapkan selamat

Natal dijadikan sebagai komoditas

partai politik.

Pada bagian tengah Partai

keaslian Salafi (al-Ashalah as-

Shalafi) menolak ucapan Natal.

Pada bagian akhir berita

menyisipkan pendapat dari Dar al-

lfta yang mana memberikan ucapan

selamat Natal boleh ditujukan

kepada kaum Nasrani.

STRUKTUR MIKRO

(SEMANTIK)

Latar Teks pada paragraf 2 :

Isu boleh tidaknya mengucapkan

selamat Natal bagi umat Nasrani, tak

hanya mengundang polemik di Tanah

Air. Di sejumlah Negara, topik ini

menggelinding menjadi bola panas,

tidak sekedar di kalangan para

akademisi dan cendikiawan Muslim.

Detil Teks pada paragraf 3 :

Di Mesir misalnya, polemik boleh atau

tidaknya Natal dijadikan sebagai

komoditas partai politik. Partai keaslian

Salafi (al-Ashalah as-Shalafi) menolak

ucapan Natal.

Teks pada paragraf 3 :

Beberapa hari menjelang Natal ketua

pimpinan partai yang mendukung

ideologi Salafi itu, Adil Abdul

Maqshud, menegaskan tak akan pernah

mengahaturkan ucapan Natal bagi umat

Nasrani yang membudakkan diri kepada

barat.

Teks pada paragraf 4 :

Pernyataan ini memicu reaksi keras dari

Page 61: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

50

kembaga fatwa tertinggi di Negeri

Piramida tersebut, Dar al-lfta‟

Maksud Teks pada paragraf 4 :

Tetapi Syekh Ali Jum‟ah (pimpinan

Dar-al-lfta‟) mengatakan ucapan Natal

boleh ditujukan kepada kaum Nasrani,

ucapan tersebut adalah merupakan

bentuk interaksi sosial dan hadiah.

Perlakuan baik terhadap sesama itu

sangat ditekankan dalam Al-Quran

seperti di surat Al-Baqarah ayat 83.

Pranggap-

an

Teks pada paragraf 4 :

Tapi, ia memberikan catatan agar

berhati-hati dalam pemberian selamat

tersebut tetap dalam koridor dan tidak

keluar dari akidah Islam.

STRUKTUR MIKRO

(SINTAKSIS)

Koherensi Teks pada paragraf 2 :

Isu boleh tidaknya mengucapkan

selamat Natal bagi umat Nasrani, tak

hanya mengundang polemik di Tanah

Air. Di sejumlah Negara, topik ini

menggelinding menjadi bola panas,

tidak sekedar di kalangan para

akademisi dan cendikiawan Muslim.

Bentuk

Kalimat

Teks pada paragraf 2 :

Di Tanah Air, banyak respons

menyikapi polemik ini, tapi agar lebih

proposional, penting pula menelisik isu

serupa di mancanegara.

Teks pada paragraf 3 :

Di Mesir misalnya, polemik boleh atau

tidaknya Natal dijadikan sebagai

komoditas partai politik.

Page 62: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

51

Kata

Ganti

Teks pada paragraf 4 :

“Tapi ia memberikan catatan agar

berhati-hati dalam pemberian selamat

tersebut tetap dalam koridor dan tidak

keluar dari akidah Islam”.

STRUKTUR MIKRO

(STILISTIK)

Lesikon Teks pada paragraf 2 :

Isu boleh tidaknya mengucapkan

selamat Natal bagi umat Nasrani, tak

hanya mengundang polemik di Tanah

Air. Di sejumlah Negara, topik ini

menggelinding menjadi bola panas,

tidak sekedar di kalangan para

akademisi dan cendikiawan Muslim.

Teks pada paragraf 3 :

Adil Abdul Maqshud, menegaskan tak

akan pernah menghaturkan ucapan

Natal bagi umat Nasrani yang

membudakkan diri kepada Barat.

“Mereka anggap kita aggressor dan

penjajah untuk menjilat ke Barat”,

katanya.

STRUKTUR MIKRO

(RETORIS)

Metafora Teks pada paragraf : 4

Syekh Ali Jum‟ah mengatakan ucapan

Natal boleh ditujukan kepada kaum

Nasrani, ucapan tersebut adalah

merupakan bentuk interaksi sosial dan

hadiah. Perlakuan baik terhadap sesama

itu sangat ditekankan dalam Al-Quran

seperti di surat Al-Baqarah ayat 83.

Wacana yang dikembangkan dalam berita ini adalah polemik kontroversi

ucapan Natal. Dimana banyak polemik diluar Indonesia juga membahas isu ini,

salah satunya Negara Mesir. Republika Online merepresentasikan pada teks ini

Page 63: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

52

adanya isu kontroversi ucapan selamat Natal di Negara Mesir. Polemik boleh

tidaknya mengucapkan selamat Natal dijadikan sebagai komoditas partai politik.

Pada tingkat isi, Republika Online mengkonstruksi pemberitaan Partai

Keaslian Salafi (al-Ashalah as-Salafi) menolak ucapan Natal, hal ini sebagai mana

yang dikatakan Adil Abdul Maqshud ketua pimpinan partai tersebut. Ia

menegaskan “tak akan pernah mengahturkan ucapan Natal bagi umat Nasrani

yang membudakkan diri kepada barat, mereka anggap kita aggressor dan penjajah

untuk menjilat ke barat”. Namun, pernyataan ini memicu reaksi keras dari

lembaga fatwa tertinggi di negeri piramida tersebut. Sebagaimana yang dikatakan

Dar al-lfta‟ mufti Mesir sekaligus pimpinan Dar al-lfta‟ Syekh Ali Jum‟ah

mengatakan “ucapan Natal boleh ditujukan kepada kaum Nasrani, ucapan tersebut

merupakan bentuk interaksi sosial dan hadiah”. Perlakuan baik terhadap sesama

itu sangat ditekankan dalam Al-Qur‟an seperti surat Al-Baqarah ayat 83, An-Nahl

ayat 90, dan Al-Mumtahanah ayat 8.

Teks berita ini secara umum menggambarkan bagaimana polemik

kontroversi ucapan Natal yang terjadi di Negara Mesir yang saling bertentangan

antara tokoh yang satu dengan yang lain.

Selanjutnya, di tingkat kebahasaan Republika Online menggunakan gaya

bahasa pertentangan ironi, satire, dan sarkasme. Seperti “Partai Keaslian Salafi

(al-Ashalah as-Salafi) menolak ucapan Natal”, dan temuan selanjutnya ada

diparagraf terakhir “Pernyataan ini memicu reaksi keras dari lembaga fatwa

tertinggi di Negeri piramida tersebut… ”Selain itu, Republika Online dalam

pemberitaannya menggunakan gaya bahasa perumpamaan yang cukup menyolok

Page 64: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

53

ketika sudah menjadi sebuah tulisan. Seperti “…Topik ini menggelinding menjadi

bola panas”.

Di dalam wacana ini tidak ada relasi yang dibangun, praktis hanya ada

unsur pertentangannya saja. Bisa dilihat dari polemik antara partai politik al-

Ashalah as-Shalafi dengan lembaga fatwa tertinggi Mesir Dar al-lfta‟ yang tidak

sejalan pemikirannya. Dalam hal isu polemik di pemberitaan ini, sama sekali tidak

ada unsur pendukungnya.

Pada poin identitas, teks pemberitaan ini merepresentasikan

(menggambarkan) bagaimana khalayak/pembaca diletakkan pada posisi yang

membingungkan antara boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal ini. Teks

pemberitaan ini seolah-olah memposisikan khalayak/pembaca untuk memikirkan

sendiri melalui presepsi masing-masing tentang boleh tidaknya mengucapkan

selamat Natal ini tanpa ada rujukan yang jelas.

Page 65: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

54

b. Analisis berita 2 : 04 Januari 2013 “Kontroversi Ucapan Natal (2)”

1. Tematik

Tema utama wacana yang dikembangkan dalam berita ini adalah lanjutan

dari berita Kontroversi Ucapan Natal (1), yaitu Kontroversi Ucapan Natal (2).

2. Skematik

Skema berita ini dimulai dengan judul Kontroversi Ucapan natal (2). Pada

isi berita, bagian awal dimulai dengan dimulai dengan menceritakan Rasulullah

SAW kerap menerima dan memberi hadiah kepada non-Muslim.

Alur selanjutnya, pada bagian tengah adalah membahas mengenai

banyaknya tokoh-tokoh atau ulama-ulama besar yang membolehkan memberikan

ucapan selamat Natal, seperti Syekh as-Sarkhasi, dan Syekh Yusuf al-Qaradhawi.

Pada bagian akhir berita ini ditutup dengan komentar dari Syekh Ibnu

Abdus, yang mana beliau mengatakan haram hukumnya memberikan ucapan

Natal.

3. Semantik

Latar

Latar berita ini muncul dari persitiwa ketika Syekh as-Sarkhasi dalam

“Syarh as-Siyar al-Kabir”, memberi hadiah untuk non-Muslim termasuk pekerti

yang mulia.

Detil

Detil Pada pemberitaan ini, banyak dari berbagai tokoh yang menyatakan

hukumnya mutlak boleh memberikan ucapan selamat natal dengan alasan yang

masih sama, ini adalah bentuk interaksi sosial. Seperti pada teks : Dua pekan

Page 66: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

55

sebelumnya, Syekh Yusuf al-Qaradhawi menegaskan pula tentang hukum

diperbolehkannya ucapan Natal. Ini termasuk perbuatan yang baik kepada

sesama, dengan catatan mereka tidak sedang memerangi Muslim.

Ucapan itu boleh ditempuh, apalagi jika ada hubungan emosional dengan

mereka, seperti kerabat, tetangga, rekan bisnis, atau teman sekolah imbuhnya.

Dan juga Selain nama di atas, ada juga para pemuka Islam di Mesir yang telah

mengambil sikap terlebih dahulu tentang isu kontroversi ini seperti, almarhum

Grand Syekh al-Azhar, Prof Muhammad Sayyid Thanthawi, dan mantan Menteri

Wakaf Prof Mahmud Hamdi Zaqzuq.

Dengan wacana seperti ini, yang tergambar dimata pembaca adalah agama

Islam diajarkan untuk saling bertoleransi sesama agama lain.

Maksud

Maksud dalam berita ini yaitu seperti ditegaskan Surah al-Mumtahanah

ayat 8. Hukum ucapan Natal boleh, alasannya masih sama, ini adalah bentuk

interaksi sosial.

Pranggapan

Pranggapan dalam berita ini yaitu salah satu riwayat dari Ahmad

menyatakan hukumnya mutlak boleh memberikan ucapan selamat Natal.

4. Sintaksis

Koherensi

Berita ini juga didukung dengan pemakaian koherensi dalam kalimat.

Koherensi yang ditemukan dalam teks yaitu : “Rasulullah SAW kerap menerima

Page 67: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

56

dan memberi hadiah kepada non-Muslim, seperti disebutkan riwayat Ahmad dan

Tirmidzi”.

“Karena itu, Syekh as-Sarkhasi dalam “Syarh as-Siyar al-Kabir”,

memberi hadiah kepada non-Muslim adalah pekerti yang mulia”. Dan juga :

“Berdalih situasi dan kondisi kini telah berubah serta mengacu kepada fikih

kemudahan”.

Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat pada teks berita ini terdapat pada kalimat : “Rasulullah

SAW kerap menerima dan memberi hadiah kepada non-Muslim”, “seperti

disebutkan riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Syekh Yusuf al-Qaradhawi menegaskan

pula tentang hokum diperbolehkannya ucapan Natal”, dan yang tearkhir

“Bahkan, salah satu riwayat dari Ahmad menyatakan hukumnya mutlak boleh.

Ini seperti ditegaskan oleh Syekh Ibnu Abdus”.

Kata Ganti

Teks berita ini juga terdapat kata ganti yang digunakan, seperti saya, dia

dan ia. Ia merupakan kata ganti orang ketiga tunggal. Kata ganti ini terdapat pada

teks : “Berdalih situasi dan kondisi kini telah berubah serta mengacu pada fikih

kemudahan, maka ia memutuskan bersebarangan dengan pendapat Ibnu

Taimiyyah dan Ibnu Qayyim”.

5. Stilistik

Leksikon

Teks berita ini juga diwarnai dengan pemakaian kosakata leksikon.

Misalnya : “Ada pula riwayat dari Ahmad yang menyatakan haram, makruh,

Page 68: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

57

ataupun boleh ketika ada maslahat”. Maksud haram ialah perbuatan yang

dilarang agama lalu, makruh ialah perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan

untuk kebaikan.

6. Retoris

Metafora

Pada teks berita ini terdapat juga metafora, yaitu pada teks : “Komisi

Fatwa Lembaga Urusan Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab memutuskan, hukum

ucapan Natal boleh, karena bentuk interaksi sosial. Ini seperti ditegaskan Surah

al-Mumtahanah ayat 8”.

Tabel 4.2

Temuan Elemen Teks Berita “Kontroversi Ucapan Natal (2)”

STRUKTUR WACANA ELEMEN KETERANGAN

STRUKTUR MAKRO

(TEMATIK)

Topik Kontroversi Ucapan Natal (2)

SUPRASTRUKTUR

(SKEMATIK)

Skema Pada pemberitaan ini,

banyak dari berbagai tokoh yang

menyatakan hukumnya mutlak

boleh memberikan ucapan

selamat natal dengan alasan

yang masih sama, ini adalah

bentuk interaksi sosial.

Pada bagian awal dimulai

dengan menceritakan Rasulullah

SAW kerap menerima dan

memberi hadiah kepada non-

Muslim.

Selanjutnya pada bagian

tengah membahas mengenai

banyaknya tokoh-tokoh atau

ulama-ulama besar yang

Page 69: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

58

membolehkan memberikan

ucapan selamat Natal.

Pada bagian akhir berita

menceritakan adanya tokoh atau

ulama yang menyatakan haram

memberikan ucapan Natal, yaitu

Syekh Ibnu Abdus.

STRUKTUR MIKRO

(SEMANTIK)

Latar Latar berita ini muncul ketika

Syekh as-Sarkhasi dalam “Syarh as-

Siyar al-Kabir”, memberi hadiah

untuk non-Muslim termasuk pekerti

yang mulia.

Detil Teks pada paragraf 2 :

Dua pekan sebelumnya, Syekh

Yusuf al-Qaradhawi menegaskan

pula tentang hukum

diperbolehkannya ucapan Natal. Ini

termasuk perbuatan yang baik

kepada sesama, dengan catatan

mereka tidak sedang memerangi

Muslim.

Teks pada paragraf 2 :

Ucapan itu boleh ditempuh, apalagi

jika ada hubungan emosional

dengan mereka, seperti kerabat,

tetangga, rekan bisnis, atau teman

sekolah imbuhnya.

Teks pada paragraf 3 :

Selain nama di atas, ada juga para

pemuka Islam di Mesir yang telah

mengambil sikap terlebih dahulu

tentang isu kontroversi ini seperti,

almarhum Grand Syekh al-Azhar,

Prof Muhammad Sayyid Thanthawi,

dan mantan Menteri Wakaf Prof

Mahmud Hamdi Zaqzuq

Page 70: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

59

.

Maksud Teks pada paragraf 4 :

Ini seperti ditegaskan Surah al-

Mumtahanah ayat 8. Menurut

lembaga ini, tak sepenuhnya

Mazhab Hanbali yang menjadi

rujukan sejumlah kalangan

mengharamkan ucapan Natal.

Pranggapan Teks pada paragraf 5 :

Bahkan, salah satu riwayat dari

Ahmad menyatakan hukumnya

mutlak boleh.

STRUKTUR MIKRO

(SINTAKTIS)

Koherensi Teks pada paragraf 1 :

Rasulullah SAW kerap menerima

dan memberi hadiah kepada non-

Muslim, seperti disebutkan riwayat

Ahmad dan Tirmidzi.

Teks pada paragraf 1 :

Karena itu, Syekh as-Sarkhasi

dalam “Syarh as-Siyar al-Kabir”,

memberi hadiah kepada non-

Muslim adalah pekerti yang mulia.

Teks pada paragraf 3 :

Berdalih situasi dan kondisi kini

telah berubah serta mengacu kepada

fikih kemudahan.

Page 71: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

60

Bentuk

Kalimat

Teks pada paragraf 1 :

Rasulullah SAW kerap menerima

dan memberi hadiah kepada non-

Muslim, seperti disebutkan riwayat

Ahmad dan Tirmidzi.

Teks pada paragraf 2 :

Syekh Yusuf al-Qaradhawi

menegaskan pula tentang hokum

diperbolehkannya ucapan Natal.

Teks pada paragraf 5 :

Bahkan, salah satu riwayat dari

Ahmad menyatakan hukumnya

mutlak boleh. Ini seperti

ditegaskan oleh Syekh Ibnu Abdus

.

Kata Ganti Teks pada paragraf 3 :

Berdalih situasi dan kondisi kini

telah berubah serta mengacu pada

fikih kemudahan, maka ia

memutuskan bersebarangan dengan

pendapat Ibnu Taimiyyah dan Ibnu

Qayyim.

STRUKTUR MIKRO

(STILISTIK)

Leksikon Teks pada paragraf 5 :

Ada pula riwayat dari Ahmad yang

menyatakan haram, makruh,

ataupun boleh ketika ada maslahat.

STRUKTUR MIKRO

(RETORIS)

Metafora RETORIS

Teks pada paragraf 4 :

Komisi Fatwa Lembaga Urusan

Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab

memutuskan, hukum ucapan Natal

boleh, karena bentuk interaksi

sosial. Ini seperti ditegaskan Surah

al-Mumtahanah ayat 8.

Page 72: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

61

Pada pemberitaan ini masih membahas isu kontroversi ucapan selamat

Natal lanjutan dari pemberitaan Kontroversi Ucapan Natal yang pertama (1). Isu

kontroversi boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal menuai pro dan kontra

dari berbagai kalangan tetapi tidak pada pemberitaan kali ini. Pada pemberitaan

ini, banyak dari berbagai tokoh yang menyatakan hukumnya mutlak boleh

memberikan ucapan selamat natal dengan alasan yang masih sama, ini adalah

bentuk interaksi sosial.

Pada tingkat isi, Republika Online mengkonstruksi pemberitaan ini

mengenai tokoh ulama-ulama besar yang ada di luar Indonesia yang

memperbolehkan mengucapkan selamat Natal seperti Syekh as-Sarkhasi dalam

“Syarh as-Siyar al-Kabir”, memberi hadiah untuk non-Muslim termasuk pekerti

yang mulia. Dua pekan sebelumnya, Syekh Yusuf al-Qaradhawi menegaskan pula

tentang hukum diperbolehkannya ucapan Natal. Ini termasuk perbuatan yang baik

kepada sesama, dengan catatan mereka tidak sedang memerangi Muslim. Ucapan

itu boleh ditempuh, apalagi jika ada hubungan emosional dengan mereka, seperti

kerabat, tetangga, rekan bisnis, atau teman sekolah imbuhnya.

Selain nama di atas, ada juga para pemuka Islam di Mesir yang telah

mengambil sikap terlebih dahulu tentang isu kontroversi ini seperti, almarhum

Grand Syekh al-Azhar, Prof Muhammad Sayyid Thanthawi, dan mantan Menteri

Wakaf Prof Mahmud Hamdi Zaqzuq. Bahkan komisi fatwa lembaga urusan Islam

dan Wakaf Uni Emirat Arab memutuskan hukum ucapan Natal boleh.

Secara keseluruhan, isi teks pada pemberitaan ini menggambarkan tokoh-

tokoh ulama besar yang ada di luar Indonesia yang memberikan pernyataan

Page 73: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

62

mutlak boleh mengucapkan selamat Natal dikarenakan bentuk dari interaksi

sosial. Akan tetapi wacana yang dikembangkan berita ini seperti seolah-olah

membenarkan pernyataan para Ulama tersebut tanpa ada kalimat pertentangan

yang ada di dalamnya. Kalaupun ada, itu pun hanya ada pada kalimat di paragraf

terakhir yaitu dalam Lembaga Kajian dan Fatwa Eropa muncul faksi

ketidaksepakatan seperti yang ditunjukkan oleh salah satu anggota mereka Prof

Muhammad Fuad al-Bazari.

Seluruh teks ini seolah melimpahkan kebenaran pada tokoh-tokoh ulama

yang ada di atas terkecuali Prof Muhammad Fuad al-Bazari yang tidak sepakat

dengan pernyataan ulama-ulama tersebut. Teks kurang mempermasalahkan tokoh

Prof. Muhammad Fuad al-Bazari yang berani menyatakan pertentangan atas

pernyataan para ulama yang memperbolehkan memberikan ucapkan selamat Natal

di dalam pembicaraan ini. Dalam pemberitaan kali ini Republika Online tidak

mengkonstruksi teks pemberitaan yang utuh dan jelas, kendati demikian teks yang

dikonstruksi oleh Republika Online ini cenderung timpang seolah-olah

mendukung pernyataan ulama-ulama yang menghalalkan memberikan ucapan

selamat Natal.

Selanjutnya, dikebahasaan Republika Online menggunakan gaya bahasa

perumpamaan seperti “Rasulullah SAW kerap menerima dan memberi hadiah

kepada non-Muslim seperti disebutkan riwayat Ahmad dan Tirmidzi, memberi

hadiah untuk non-Muslim termasuk pekerti yang mulia”. Republika Online

mencoba menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW pernah memberi hadiah

Page 74: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

63

kepada non-Muslim dikarenakan menolong kepada sesama yang notabene bukan

umat Muslim merupakan tindakan yang terpuji dan tidak dilarang oleh agama.

Pada kalimat “Ada pun riwayat dari Ahmad yang menyatakan haram,

makruh, ataupun boleh ketika ada maslahat”, dan “… lembaga Kajian dan Fatwa

Eropa muncul faksi ketidaksepakatan…” tentu bahasa yang digunakan oleh

Republika Online adalah bahasa pertentangan.

Pada tingkat relasi, teks berita ini menyertakan delapan pihak yang saling

berhubungan dan satu pihak yang saling bertentangan yakni, Syekh as-Sarkhasi,

Syekh Yusuf al-Qaradhawi, almarhum Grand Syekh al-Azhar, Prof Muhammad

Sayyid Thanthawi, Menteri Wakaf Prof Mahmud Hamdi Zaqzuq, Komisi Fatwa

Lembaga Urusan Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab dan Syekh Ibnu Abdus. Lalu

pihak yang bertentangan pada teks pemberitaan yakni salah anggota dari Kajian

dan Fatwa Eropa Prof Muhammad Fuad al-Bazari.

Praktis di teks pemberitaan ini hanya diterangkan pihak-pihak yang secara

jelas memperbolehkan memberikan ucapan selamat Natal dan hanya satu pihak

yang memberikan perlawanan/pertentangan. Kedua pihak itu digambarkan secara

berbeda dalam teks. Kedelapan tokoh ulama digambarkan sebagai tokoh yang

menghalalkan memberikan ucapan tersebut sementara satu tokoh yang menentang

presepsi tersebut sebagai tokoh kontradiktif. Ini dapat diamati dari bagaimana isu

kontroversi ucapan selamat Natal ini menjadi pembicaraan yang hangat di tengah

masyarakat. Kedua pihak itu bukan hanya digambarkan secara bertolak belakang,

tetapi juga relasi yang dibuat.

Page 75: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

64

Masih berkaitan dengan relasi, adalah identitas pihak-pihak/tokoh-tokoh

yang diberitakan dalam teks. Teks tersebut menggambarkan bagaimana pembaca

diletakkan pada posisi tokoh ulama yang memperbolehkan memberikan ucapan

Natal dan bukan pada posisi tokoh penentang. Teks itu misalnya, tidak

mensugestikan kepada khalayak untuk mengikuti opini kepada si tokoh penentang

(Prof Muhammad Fuad al-Bazari). Teks justru memposisikan pembaca agar

mengikuti persepsi yang di deskripsikan oleh kedelapan tokoh ulama tersebut.

Oleh karena itu, dalam teks berita ini dari awal sampai akhir hampir semua

berisikan tentang kesepakatan dalam membolehkan memberikan ucapan selamat

Natal.

Page 76: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

65

c. Analisis Berita 3 : 04 Januari 2013 “Kontroversi Ucapan Natal (3-habis)

1. Tematik

Tema utama wacana yang dikembangkan dalam berita ini adalah

Kontroversi Ucapan Natal (3-habis) yang dimana teks berita ini akhir dari pada

teks berita sebelumnya yang membahas kontroversi ucapan selamat Natal.

2. Skematik

Skema berita ini dimulai dengan jdudul berita yaitu Kontroversi Ucapan

Natal (3-habis). Pada isi berita, bagian awal dimulai dengan dengan informasi

haramnya ucapan Natal. Ini bisa dilihat dari teks pemberitaan di atas, walaupun

hanya ada satu pihak yang menentangnya tetapi bisa disimpulkan keseluruhan

teks pemberitaan diatas lebih mendukung kepada haramnya mengucapkan selamat

Natal.

Pada bagian tengah adalah membahas pendapat dari tokoh/ulama besar

yang ada di luar Indonesia yang menyatakan keharaman memberikan ucapan

Natal. Yang terakhir pada bagian akhir berisi tentang pendapat dari mufti Arab

Saudi, diamana ia membolehkan para pelajar Arab Saudi yang studi di luar negeri

menghadiri prosesi Natal dengan syarat-syarat tertentu.

3. Semantik

Latar

Latar berita ini muncul dari keharaman mengucapkan selamat natal. Ini

bisa dilihat dari teks pemberitaan di atas, walaupun hanya ada satu pihak yang

menentangnya tetapi bisa disimpulkan keseluruhan teks pemberitaan diatas lebih

mendukung kepada haramnya mengucapkan selamat Natal.

Page 77: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

66

Detil

Detil berita ini terlihat pada bagian awal berita yang langsung

menceritakan keharaman memberikan ucapan Natal. Yakni terdapat pada teks

berita : “Polemik serupa mencuat di Arab Saudi. Komite Tetap Kajian dan Fatwa

Negara setempat berpendapat, hukum ucapan Natal haram. Mereka mengutip

pendapat Ibnu Taimiyyah dan Ibn Qayyim. Menurut Ibnu taimiyyah, tindakan apa

pun yang menyerupai dan membuat senang hati Nasrani termasuk perbuatan

batil”.

Maksud

Maksud yang ingin disampaikan pada berita ini adalah bahwa pendapat

yang sama juga disampaikan oleh Asosiasi Ulama Senior Arab Saudi, yang mana

memberikan ucapan Natal hukumnya haram. Hal ini bisa dilihat pada teks berita :

“Pendapat yang sama juga disuarakan oleh Asosiasi Ulama Senior Arab Saudi”.

Pranggapan

Pranggapan pada berita ini yaitu peristiwa ini seharusnya boleh umat

Muslim menghadiri prosesi Natal, tetapi dengan syarat-syarat tertentu. Tetapi

tetap aja hukumnya haram memberikan ucapan selamat Natal. Hal ini terdapat

pada kalimat berita sebagai berikut : “Ia termasuk salah satu mufti Arab Saudi, ia

membolehkan para pelajar Arab Saudi yang studi di luar negeri menghadiri

proses Natal dengan syarat-syarat tertentu. Kendati pun, ia sepakat ucapan Natal

tetap haram hukumnya”.

4. Sintaksis

Koherensi

Page 78: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

67

Berita ini didukung dengan pemakaian koherensi dalam kalimat.

Koherensi yang ditemukan dalam teks, yaitu : “Polemik serupa mencuat di Arab

Saudi. Komite Tetap Kajian dan Fatwa Negara setempat berpendapat, hukum

ucapan Natal haram. Mereka mengutip pendapat Ibnu Taimiyyah dan Ibn

Qayyim. Menurut Ibnu taimiyyah, tindakan apa pun yang menyerupai dan

membuat senang hati Nasrani termasuk perbuatan batil”.

Bentuk Kalimat

Bantuk kalimat dalam teks berita ini dapat dilihat pada kalimat : “Menurut

Ibnu taimiyyah, tindakan apa pun yang menyerupai dan membuat senang hati

Nasrani termasuk perbuatan batil”. Dan juga : “Pendapat yang sama juga

disuarakan oleh Asosiasi Ulama Senior Arab Saudi. Tetapi, sebagian ulama tak

sepakat dengan opsi ini secara penuh”.

Kata Ganti

Teks berita ini juga terdapat kata ganti yang digunakan, seperti saya, dia

dan ia. Ia merupakan kata ganti orang ketiga tunggal. Kata ganti ini terdapat pada

teks : “Menurutnya, siapa yang menyangka bahwa ini akan merusak akidah, ia

telah salah besar. Basa-basi ini tak berkaitan dengan akidah. Rasulullah SAW

pernah berdiri menghormati jenazah Yahudi. Ini bukan soal akidah si Yahudi,

tapi soal sakralitas kematian”.

5. Stilistik

Leksikon

Teks berita ini juga diwarnai dengan pemakaian kosakata leksikon.

Misalnya : “Di kitab “Ahkam ahl-Dizmmah”, Ibn Qayyim mengatakan, ucapan

Page 79: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

68

terhadap ritual kekufuran haram hukumnya. Seperti ucapan selamat atas hari

raya dan puasa mereka”. Makna kekufuran berarti sesuatu hal yang buruk/

sesuatu hal yang tidak boleh dilakukan.

6. Retoris

Metafora

Pada teks berita ini terdapat juga metafora ayat suci Al-Quran, yaitu pada

teks : “Ada beberapa dalil Al-Quran yang menyatakan haram mengucapkan

selamat Natal, yaitu Surah az-Zumar ayat 7 dan Ali Imran ayat 85”.

Tabel 4.3

Temuan Elemen Teks Berita “Kontroversi Ucapan Natal (3-habis)

HAL YANG DIAMATI ELEMEN KETERANGAN

STRUKTUR MAKRO

(TEMATIK)

Topik Kontroversi Ucapan Natal (3-habis)

SUPRASTRUKTUR

(SKEMATIK)

Skema Skema pada teks

pemberitaan ini, teks lebih

menonjolkan keharaman

mengucapkan selamat natal. Ini

bisa dilihat dari teks

pemberitaan di atas, walaupun

hanya ada satu pihak yang

menentangnya tetapi bisa

disimpulkan keseluruhan teks

pemberitaan diatas lebih

mendukung kepada haramnya

mengucapkan selamat Natal.

Pada bagian awal dimulai

dengan informasi haramnya

ucapan Natal.

Pada bagian tengah

membahas pendapat dari

tokoh/ulama besar yang ada di

luar Indonesia yang menyatakan

Page 80: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

69

keharaman memberikan ucapan

Natal.

Pada bagian akhir

menyisipkan pendapat dari

mufti Arab Saudi, diamana ia

membolehkan para pelajar Arab

Saudi yang studi di luar negeri

menghadiri prosesi Natal

dengan syarat-syarat tertentu.

STRUKTUR MIKRO

(SEMANTIK)

Latar Teks pada paragraf 1 :

Pakar fikih terkemuka, Prof

Mustafa az-Zuqra. Beliau

mengatakan, “Islam tidak melarang

ucapan semacam ini apalagi Isa

dalam akidah Islam termasuk rasul

yang dihormati”, ujarnya.

Detil Teks pada paragraf 2 :

Menurutnya, siapa yang menyangka

bahwa ini akan merusak akidah, ia

telah salah besar. Basa-basi ini tak

berkaitan dengan akidah. Rasulullah

SAW pernah berdiri menghormati

jenazah Yahudi. Ini bukan soal

akidah si Yahudi, tapi soal

sakralitas kematian.

Teks pada paragraf 3 :

Polemik serupa mencuat di Arab

Saudi. Komite Tetap Kajian dan

Fatwa Negara setempat

berpendapat, hukum ucapan Natal

haram. Mereka mengutip pendapat

Ibnu Taimiyyah dan Ibn Qayyim.

Menurut Ibnu taimiyyah, tindakan

apa pun yang menyerupai dan

membuat senang hati Nasrani

termasuk perbuatan batil.

Page 81: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

70

Maksud Teks pada paragraf 5 :

Pendapat yang sama juga

disuarakan oleh Asosiasi Ulama

Senior Arab Saudi. Tetapi, sebagian

ulama tak sepakat dengan opsi ini

secara penuh. Diantaranya Syekh

Abdul Aziz bin Abdullah Alu as-

Syekh.

Pranggapan Teks pada paragraf 5 :

Ia termasuk salah satu mufti Arab

Saudi, ia membolehkan para pelajar

Arab Saudi yang studi di luar negeri

menghadiri proses Natal dengan

syarat-syarat tertentu. Kendati pun,

ia sepakat ucapan Natal tetap haram

hukumnya.

STRUKTUR MIKRO

(SINTAKSIS)

Koherensi Teks pada paragraf 1 :

Ucapan sekamat Natal adalah

bagaian dari basa-basi dan interaksi

sosial yang baik.

Teks pada paragraf 2 :

Polemik serupa mencuat di Arab

Saudi. Komite Tetap Kajian dan

Fatwa Negara setempat

berpendapat, hukum ucapan Natal

haram. Mereka mengutip pendapat

Ibnu Taimiyyah dan Ibn Qayyim.

Menurut Ibnu taimiyyah, tindakan

apa pun yang menyerupai dan

membuat senang hati Nasrani

termasuk perbuatan batil.

Page 82: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

71

Bentuk

Kalimat

Teks pada paragraf 1 :

Demikian dikatakan pakar fikih

terkemuka, Prof Musthafa az-Zuqra.

Teks pada paragraf 2 :

Menurutnya, siapa yang

menyangka bahwa ini akan

merusak akidah, ia telah salah

besar.

Teks pada paragraf 3 :

Menurut Ibnu taimiyyah, tindakan

apa pun yang menyerupai dan

membuat senang hati Nasrani

termasuk perbuatan batil.

Teks pada paragraf 5 :

Pendapat yang sama juga

disuarakan oleh Asosiasi Ulama

Senior Arab Saudi. Tetapi, sebagian

ulama tak sepakat dengan opsi ini

secara penuh.

Kata Ganti Teks pada paragraf 2 :

Menurutnya, siapa yang menyangka

bahwa ini akan merusak akidah, ia

telah salah besar. Basa-basi ini tak

berkaitan dengan akidah. Rasulullah

SAW pernah berdiri menghormati

jenazah Yahudi. Ini bukan soal

akidah si Yahudi, tapi soal

sakralitas kematian.

Teks pada paragraf 5 :

Pendapat yang sama juga

disuarakan oleh Asosiasi Ulama

Senior Arab Saudi. Tetapi, sebagian

ulama tak sepakat dengan opsi ini

secara penuh. Diantaranya Syekh

Abdul Aziz bin Abdullah Alu as-

Page 83: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

72

Syekh. Ia termasuk salah satu mufti

Arab Saudi, ia membolehkan para

pelajar Arab Saudi yang studi di

luar negeri menghadiri proses Natal

dengan syarat-syarat tertentu.

Kendati pun, ia sepakat ucapan

Natal tetap haram hukumnya.

STRUKTUR MIKRO

(STILISTIK)

Leksikon Teks pada paragraf 4 :

Di kitab “Ahkam ahl-Dizmmah”,

Ibn Qayyim mengatakan, ucapan

terhadap ritual kekufuran haram

hukumnya. Seperti ucapan selamat

atas hari raya dan puasa mereka.

Teks pada paragraf 5 :

Pendapat yang sama juga

disuarakan oleh Asosiasi Ulama

Senior Arab Saudi. Tetapi, sebagian

ulama tak sepakat dengan opsi ini

secara penuh. Diantaranya Syekh

Abdul Aziz bin Abdullah Alu as-

Syekh. Ia termasuk salah satu mufti

Arab Saudi, ia membolehkan para

pelajar Arab Saudi yang studi di

luar negeri menghadiri proses Natal

dengan syarat-syarat tertentu.

Kendati pun, ia sepakat ucapan

Natal tetap haram hukumnya.

STRUKTUR MIKRO

(RETORIS)

Metafora Teks pada paragraf 4 :

Ada beberapa dalil Al-Quran yang

menyatakan haram mengucapkan

selamat Natal, yaitu Surah az-

Zumar ayat 7 dan Ali Imran ayat

85.

Pada judul pemberitaan yang terakhir ini, Republika Online menggunakan

pilihan kata yang cukup lugas dan jelas. Pemilihan kata Kontroversi Ucapan Natal

Page 84: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

73

dimaksudkan untuk khalayak pembaca yang memang benar-benar dibuat bingung

atas isu ini. Begitupun dengan kata berikutnya yang menyertai, kata „3-habis‟

yang menggambarkan akhir cerita dari isu pemberitaan yang kontroversial ini,

walaupun isu pemberitaan ini tidak ada habisnya untuk kita bahas karena

banyaknya polemik-polemik/presepsi-presepsi yang berkembang di masyarakat.

Dalam pemberitaan yang dikonstruksi oleh Republika Online kali ini,

wacana yang coba diapungkan adalah masih mengenai isu kontroversi ucapan

selamat Natal yang dimana masih banyaknya isu polemik-polemik yang timbul

dari berbagai pihak tentang isu ini. Salah satunya yang dikatakan oleh pakar fiqih

terkemuka Prof Mustafa az-Zuqra. Beliau mengatakan, “Islam tidak melarang

ucapan semacam ini apalagi Isa dalam akidah Islam termasuk rasul yang

dihormati”, ujarnya. Menurutnya, siapa yang menyangka bahwa ini akan merusak

akidah, ia telah salah besar. Basa-basi ini tak berkaitan dengan akidah. Rasulullah

SAW pernah berdiri menghormati jenazah Yahudi. Ini bukan soal akidah si

Yahudi, tapi soal sakralitas.

Tetapi, pernyataan Prof Mustafa az-Zuqra ditentang hebat oleh Komite

tetap Kajian dan Fatwa di Arab Saudi. Mereka berpendapat hukum ucapan Natal

haram apalagi hukum mengikuti prosesi ibadahnya sangat diharamkan. Mereka

mengutip pendapat Ibnu Taimiyyah dan Ibn Qayyim. Menurut Ibnu taimiyyah,

tindakan apa pun yang menyerupai dan membuat senang hati Nasrani termasuk

perbuatan batil. Pendapat yang sama juga disuarakan oleh Asosiasi Ulama Senior

Arab Saudi.

Page 85: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

74

Tetapi, sebagian ulama tak sepakat dengan opsi ini secara penuh.

Diantaranya Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Alu as-Syekh. Ia termasuk salah satu

mufti Arab Saudi, ia membolehkan para pelajar Arab Saudi yang studi di luar

negeri menghadiri proses Natal dengan syarat-syarat tertentu. Kendati pun, ia

sepakat ucapan Natal tetap haram hukumnya.

Pada tingkat isi, teks pemberitaan yang di konstruksi oleh Republika

Online lebih menonjolkan keharaman mengucapkan selamat natal. Ini bisa dilihat

dari teks pemberitaan di atas, walaupun hanya ada satu pihak yang menentangnya

tetapi bisa disimpulkan keseluruhan teks pemberitaan diatas lebih mendukung

kepada haramnya mengucapkan selamat Natal. Di teks ini juga jelas terbaca

adanya pihak-pihak yang yang mendukung keharaman isu tersebut yakni Komite

Tetap Kajian dan Fatwa Arab Saudi, Asosiasi Ulama Senior Arab Saudi dan salah

satu mufti Arab Saudi.

Situasi ini jelas menggambarkan hubungan yang sudah saling sepakat

antara Komite, Asosiasi dan Mufti yang berada di Arab Saudi yang menegaskan

hukum memberikan ucapan selamat Natal adalah haram. Sehingga publik dibuat

setuju dengan adanya pernyataan dari tokoh-tokoh Arab Saudi yang ada di atas.

Dalam teks berita ini, tidak dijelaskan terlebih dahulu siapa saja tokoh-

tokoh ulama besar maupun institusi yang ada di Indonesia yang memberikan

pernyataan mengucapkan selamat natal adalah haram hukumnya, tetapi dalam teks

pemberitaan kali ini langsung tertuju ke Negara Arab Saudi yang dimana

banyaknya tokoh besar, Asosiasi Ulama Senior dan juga Komite Tetap Kajian dan

Fatwa Negara setempat yang berpendapat bahwa memberikan ucapan selamat

Page 86: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

75

Natal hukumnya adalah haram. Dalam mengkonstruksi pemberitaannya Republika

Online semata-mata menegaskan kepada khalayak bahwa Arab Saudi melarang

keras untuk memberikan ucapan Natal dikarenakan Arab Saudi hampir semua

penduduknya beragama Islam dan juga mempunyai ulama-ulama besar yang

faham betul dengan ajaran Islam . Jadi kita (khalayak muslim yang ada Indonesia)

sudah mempunyai rujukan yang jelas bahwa memberikan ucapan selamat Natal

itu hukumnya haram.

Secara bahasa, pada paragraf pertama menuju paragraf kedua dikemas

dengan kalimat perbandingan. Bisa dilihat pada kalimat “Ucapan selamat Natal

adalah bagian dari basa-basi dan interaksi sosial yang baik”. Namun di Arab

Saudi, “Komite Tetap Kajian dan Fatwa Negara setempat berpendapat, hukum

ucapan Natal haram apalagi hukum mengikuti proses ibadahnya, sangat

diharamkan”. Tetapi ada juga gaya bahasa pertentangan yang terjadi di teks ini,

yaitu pada paragraf terakhir yang berbunyi “… sebagian ulama tak sepakat dengan

opsi ini secara penuh, di antaranya Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Alu as-Syekh.

Ia membolehkan para pelajar di Arab Saudi yang studi di luar negeri menghadiri

prosesi Natal dengan syarat-syarat tertentu. Kendati pun, ia sepakat ucapan Natal

tetap haram hukumnya”.

Masih pada poin bahasa. Pada paragraf kedua, Republika Online

menggunakan gaya bahasa perumpamaan yaitu, “…tindakan apa pun yang

menyerupai dan membuat senang hati Nasrani, termasuk perbuatan batil”.dan ada

juga bahasa perumpamaan yang di konstruksi oleh Republika Online di akhir

paragraf kedua yaitu, “…Ibn Qayyim mengatakan, ucapan terhadap ritual

Page 87: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

76

kekufuran haram hukumnya, seperti ucapan selamat atas hari raya dan puasa

mereka.

Pada tingkat relasi, menyertakan tiga pihak yang paling berhubungan,

yakni Prof Musthafa az-Zurqa, Komite Tetap Kajian dan Fatwa Negara Arab

Saudi dan yang terakhir Asosiasi Ulama Senior Arab Saudi. Dalam teks ini, Prof.

Musthafa az-Zuqra selaku tokoh yang tidak sepakat dengan haramnya

memberikan ucapan Natal, tidak mempunyai pihak pendukung yang serasi dengan

presepsi beliau pada pemberitaan isu ini. Teks ini sama sekali tidak memberikan

pembahasan lebih lanjut siapa saja tokoh selain Prof Musthafa az-Zuqra yang

setuju yang memberikan pernyataan ketidaksepakatan hukum haramnya

memberikan ucapan Natal melainkan lebih mengedepankan relasi yang dibangun

pada tokoh-tokoh Arab Saudi yang menyatakan memberikan ucapan Natal haram

hukumnya.

Praktis dalam teks berita ini yang diterangkan secara jelas ada dua: Prof.

Musthafa az-Zuqra dan tokoh-tokoh ulama Arab Saudi. Prof Musthafa az-Zuqra

digambarkan sebagai tokoh yang salah, sementara tokoh-tokoh ulama Arab Saudi

digambarkan sebagai komunitas yang benar yang memegang teguh ajaran-ajaran

Islam. Relasi yang dibuat pada pemberitaan ini sangat bertolak belakang. Tokoh-

tokoh ulama Arab Saudi berusaha memediasi umat Muslim diseluruh dunia bahwa

memberikan ucapan Natal haram hukumnya, sementara Prof. Musthafa az-Zuqra

adalah tokoh yang tidak harus diikuti melalui presepsinya/ucapannya yang salah.

Pada poin identitas, teks tersebut menempatkan posisi pembaca diletakkan

pada posisi tokoh-tokoh ulama Arab Saudi. Teks itu, sepertinya tidak membahas

Page 88: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

77

lebih lanjut siapa saja tokoh yang mendukung presepsi Prof. Musthafa az-Zuqra.

Tetapi teks lebih memposisikan pembaca agar lebih mengikuti presepsi dari

tokoh-tokoh ulama Arab Saudi, dikarenakan banyaknya pembahasan haram

hukumnya memberikan ucapan Natal pada pemberitaan ini.

Dari keseluruhan analisis teks ketiga pemberitaan Kontroversi Ucapan

Selamat Natal yang dikonstruksi oleh Republika Online, peneliti menemukan

beberapa fakta tertulis yang dikemas dalam pemberitaan. Temuan tersebut lebih

kepada penelusuran isi teks dan gaya bahasa yang digunakan pada pemberitaan

isu kontroversial ini yang dikonstruksi oleh Republika Online.

Ternyata dari ketiga teks pemberitaan tersebut, Republika Online sebagai

institusi pers yang membuat pemberitaan ini tidak bisa menjadi penengah antara

pihak yang satu dengan pihak yang lain. Pada ketiga isi teks pemberitaan ini

banyak diwarnai ketegangan antara berbagai pihak. Republika Online tidak bisa

memberikan solusi bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim menyikapi

polemik isu kontroversial ini yang tak kunjung usai. Hanya saja isi teks yang

dikonstruksi oleh Republika Online kali ini lebih membahas polemik isu

kontroversi ucapan Natal yang konteksnya berada di luar Indonesia, seperti Mesir,

Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Ini mengisyaratkan kepada Muslim di

Indonesia, tidak hanya di Indonesia saja yang terjadi polemik atas isu pemberitaan

ini tetapi hal serupa juga terjadi di Negara-negara Islam seperti Mesir, Uni Emirat

Arab dan Arab Saudi.

Fakta yang tidak bisa dipungkiri, bahwa Republika Online

memberlakukan penggunaan gaya bahasa yaitu perbandingan, pertentangan. Gaya

Page 89: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

78

bahasa perbandingan di antaranya ada perumpamaan, metafora, dan personifikasi.

Sedangkan gaya bahasa pertentangan yaitu ada hiperbola, ironi, satire, antifrasis,

sinisme, dan sarkasme.

B. Analisis Discourse Practice

1. Produksi Teks

Dalam memproses produksi beritanya, Republika Online mempunyai lembaga

newsroom

“Kami mempunyai lembaga news room, jadi semua reporter yang

ada disini tidak di bawah arahan redaktur tetapi langsung masuk ke news

room. Mereka (reporter) yang mendistribusikan permintaan-permintaan

dari kami. Kecepatannya tergantung bagaimana reporter itu sendiri

menulis berita lalu mengirimkannya ke software yang namanya news room

itu. Kami (redaktur) di kantor hanya mengambil dan meng-upload lalu

kami menggunakan tulisan atau teks yang dikirimkan oleh reporter dan

kami meng-editnya kembali serta mempublikasikan kepada khalayak. Dan

reporter juga pada waktu menulis kejadian dan mengirimkan beritanya

harus cepat. Setelah menjadi sebuah laporan pemberitaan, reporter

mengirimkan berita tersebut ke folder atau software yang bernama

newsroom. Maka itulah proses produksi yang terjadi di kantor kami”.1

Pada saat menyiapkan suatu berita yang akan di upload, Republika Online

tidak mempunyai persiapan secara khusus

“Tidak ada, paling kita hanya melihat berita yang terjadi di

lapangan kemudian kita foto dan kita edit sedikit lalu kita publish melalui

website kita. Ya, apa yang saya katakan sebelumnya kami adalah kantor

berita online beda dengan Koran”.2

Proses pemilihan tema Kontroversi Ucapan Natal di Republika Online

muncul berdasarkan banyaknya polemik boleh tidaknya umat muslim

1 Wawancara M. Irwan Ariefyanto (Redaktur Pelaksana Republika Online), 16 Mei 2013

2 Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

Page 90: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

79

mengucapkan selamat Natal. Seperti yang dituturkan oleh Redaktur Pelaksana

Republika Online, M. Irwan Ariefyanto

“Sebelumnya, polemik ini tidak ada habisnya untuk dibahas

apakah boleh tidaknya umat muslim mengucapkan selamat Natal, ini yang

menjadi daya tarik kami untuk menangkat isu pemberitaan tersebut. Kami

membuat tema berita ini dan mempublikasikannya kepada khalyak dengan

tujuan kita adalah orang Indonesia dan Indonesia bukan Negara islam

melainkan Negara demokrasi dan kita harus bertolelir kepada umat non

muslim yang sedang merayakan hari besarnya itu dan juga kita harus

membenarkan ibadah mereka tanpa harus mengikuti proses ibadah mereka.

Intinya kami mendukung toleransi umat beragama”.3

Pemberitaan Republika Online tentang kontroversi ini, ditulis

berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan

“Kita menugaskan reporter ke lapangan terus kita buat cerita-cerita

apa sih perbedaan antara Kristen yang dulu dengan yang sekarang dan juga

bagaimana sih sikap kita sebagai umat muslim terhadap umat Kristen?

Intinya, kami tidak memprovokasi dan kami semata-mata hanya ingin

mendeskripskikan bahwa ada perbedaan antara umat Kristen yang dulu

dengan yang sekarang bahwa agama Kristen sekarang adalah agama

Kristen Romawi dan yang dulu adalah agama Kristen nabi Isa. Tapi bukan

berarti kita memberi selamat Natal kepada mereka secara verbal,

melainkan kurang lebih hanya untuk menghargai. Itulah pesan

pemberitaan yang kami konstruksi terkait isu ini untuk di konsumsi oleh

khalayak umat muslim di Indonesia”.4

Republika Online sebagai institusi pers berideologikan Islam. Dalam

menyikapi isu kontroversi ini yang terjadi di Indonesia, terlebih terjadinya

perbedaan pendapat antara MUI dan Mentri Agama RI yang sampai saat ini masih

menimbulkan konflik

“Kalau Mentri Agama kan harus netral, dia tidak boleh memilih-milih

artinya dia punya agenda politik dan dia juga mempunyai kepentingan

yang lain. Kalau MUI memang sudah mengikuti secara akidah islam dan

ajaran fiqih. Perbedaan tersebut memang harus kita hargai dan memang

3 Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

4 Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

Page 91: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

80

susah untuk diserasikan. Maka dari itu kontroversi ini masih terus

berlanjut sampai saat ini”.5

Namun, tanpa bermaksud mengabaikan presepsi Mentri Agama RI,

secara pribadi Redaktur Pelaksana Republika Online lebih menerima fatwa MUI.

Ini dibuktikan melalui ucapan dari M. Irwan Ariefyanto

“Saya lebih mendukung fatwa MUI, karena memang sudah ada di

dalam Al-Qur‟an tentang larangan-larangan mengucapkan selamat Natal

kepada yang sedang merayakannya”.6

Sehingga, di dalam menyikapi polemik ini, sikap masyarakat muslim di

Indonesia harus kembali kepada keyakinan masing-masing pribadinya.

“Saya rasa tidak ada masalah, intinya kembali kepada diri kita

masing-masing saja meyakininya seperti apa.”7

Analisis Produksi Teks

Sejarah hadirnya Republika Online yang biasa disebut ROL muncul

pertama kali di internet pada awal 1995 atau sekitar dua tahun setelah surat kabar

Republika terbit. Sebagai situs berita, pada saat itu, muatan ROL hanya

menduplikasi materi berita-berita koran Republika secara lengkap. Tujuan utama

penerbitan versi internet adalah untuk melayani pembaca yang tidak terjangkau

distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada diluar negeri. Pada fase

berikutnya ROL secara bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan

teknologi, khususnya teknologi informasi. Desain dan berbagai layanan web dan

materi beritanya pun lebih diperkaya.

Sama seperti Harian Umum Republika, Republika Online lebih banyak

mengemas berita tentang keislaman tetapi hanya berbeda versi saja, Harian Umum

5 Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

6 Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

7 Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

Page 92: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

81

Republika lebih ke media cetak hanya saja Republika Online adalah institusi pers

online berbasis Islam. Ini bisa dilihat dari pemberitaan yang dikosntruksi oleh

Republika Online tentang Kontroversi Ucapan Natal pada edisi 4 Januari 2013.

Proses pemilihan tema pemberitaan kali ini memang melalui beberapa

tahapan dimulai dari terjadinya isu-isu yang berkembang luas di masyarakat

khususnya masyarakat Indonesia hingga ke mancanegara lalu Republika Online

berusaha meredamkan isu polemik yang terjadi di Indonesia ini dengan cara

beropini sebagai warga Negara Indonesia dan Indonesia bukan Negara Islam

melainkan Negara demokrasi, maka kita (muslim Indonesia) harus bertoleransi

kepada umat non-Muslim apalagi umat yang sedang merayakan hari raya

besarnya.

Fakta bahwa Republika Online adalah institusi pers online bisa dilihat

pada proses produksi pengemasan pemberitaannya dengan cepat. Ini dilihat ketika

reporter mencari berita di lapangan dan dengan mudah berita tersebut di upload

melalui newsroom, yang dimana newsroom tersebut memiliki fungsi penghubung

antara reporter dengan redaktur. Jadinya, kecepatan berita itu tergantung dari

bagaimana si reporter itu sendiri menulis berita lalu mengirimkannya ke software

yang bernama newsroom. Aktifitas redaksional yang ada di kantor Republika

Online hanya menerima berita yang telah di kirimkan oleh reporter tadi lalu di edit

dan di upload ke website Republika Online sehingga khalayak pembaca dengan

mudah membaca dan menerima informasi baru yang bisa di akses kapan saja dan

dimana saja khalayak berada dengan rana kecepatan pergantian headline-nya

perdetik.

Page 93: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

82

Merujuk hasil wawancara dengan salah satu Redaksional Republika

Online tentang terkaitnya berita kontroversi ucapan Natal, terkaitnya isu ini

Republika Online menegaskan bahwa tidak ada unsur memprovokasikan umat

Nasrani melainkan hanya mendeskripsikan bahwa memberikan ucapan selamat

Natal kepada umat Nasrani itu tidak dilarang, tetapi hanya saja dalam memberikan

ucapan tersebut, umat Muslim dianjurkan berhati-hati dan harus ingat pada ajaran

Al-Qur‟an dan Hadist.

Untuk itu, Republika Online harus dituntut untuk tampil adil dalam

pengemasan pemberitaannya. Meskipun Republika Online adalah pers berbasis

Islam namun karena Republika Online instiusi yang terlahir di Indonesia, yang

dimana Indonesia sekali lagi bukan merupakan Negara Islam yang mempunyai

keanekaragaman suku, budaya, agama dan bahasa maka dalam pemberitaan

kontroversi ucapan Natal ini, Republika Online cenderung setuju atas

diperbolehkannya memberikan ucapan Natal dikarenakan bagian dari toleransi

umat beragama khususnya menghargai pluralisme yang ada di Indonesia.

Namun bukan berarti Republika Online mendukung penuh

diperbolehkannya memberikan ucapan Natal. Ini dibuktikan melalui wawancara

dengan Redaktur Pelaksana di Republika Online yang dimana beliau tidak setuju

umat muslim memberikan ucapan Natal karena ketatapan larangan itu sudah

tertera di Al-Qur‟an dan Hadist. Bisa disimpulkan pada level makro (Republika

Online) semata-mata tidak ingin memprovokasikan umat agama lain dan ingin

lebih menjaga keharmonisan umat beragama tetapi pada level mikro (Redaktur

Pelaksana) tidak setuju dengan membolehkannya umat muslim memberikan

Page 94: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

83

ucapan Natal karena larangan itu sudah tertera di Al-Qur‟an dan Hadist. Untuk

itu, media massa bukanlah segala-galanya, dia tidak memiliki kebenaran mutlak

dalam menyajikan suatu informasi yang dibungkus menjadi lebih menarik untuk

diminati publik. Sehingga segala bentuk pemberitaan dan penulisannya, baik

secara personal maupun institusional, wajib dipertanggung jawabkan kepada

publik.

2. Konsumsi Teks

Berikut hasil wawancara penulis dengan seorang informan yang notabene

bisa dikatakan pembaca / pengakses setia situs Republika Online.

Poin-poin yang menjadi pokok pembahasan wacana yang muncul dari teks

pada pembaca (informan) adalah sebagai berikut :

1. Perkenalan informan dengan Republika Online

2. Perbedaan Republika Online dengan media online lainnya

3. Pandangan informan mengenai perbedaan tampilan Republika Online yang

lama dengan yang baru

4. Pandangan informan mengenai berita Kontroversi Ucapan Natal yang di

kosntruksi oleh Republika Online pada edisi 4 Januari 2013

5. Pandangan informan tentang isu kontroversi ucapan Natal yang terjadi di

Indonesia dan juga polemik antara MUI dan Mentri Agama RI

Informan Muhammad Jimi (MJ) :

Muhammad Jimi (MJ) merupakan lelaki kelahiran Jakarta, 7 Agustus

1982. Domisili saat ini di Jalan MPR 1 No. 40 B RT/RW 06/10, Kecamatan

Cilandak, Kelurahan Gandaria Selatan, Jakarta Selatan.

Page 95: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

84

Selain memosisikan diri sebagai pembaca aktif/pengakses setia situs

Republika Online, informan juga bekerja di Bank Muamalat pada bagian call

center selama kurang lebih 3 tahun.

Perkenalan dengan Republika Online

Informan MJ pertama kali mengenal Republika Online pada saat masih

duduk dibangku kuliah.

“Seingat saya pas masih kuliah, biasa selalu cari bahan buat tugas

kuliah ya seperti mas yang sedang menyusun skripsi ini lah. Apalagi saya

kuliah dilingkungan agamis sehingga lebih cocok mencari rujukan ke situs

Republika Online”.8

Perbedaan Republika Online dengan media online lainnya

“Menurut saya memang jelas beda dengan media online lainnya,

kalau kita lihat secara keseluruhan isi berita memang sama dengan media

online lainnya, yang menjadi pembeda hanya saja dari segi kategori

pemberitaan. Republika Online mempunyai fitur ROL to school dan ROL

to campus dimana fitur itu bisa mewakilkan seluruh lapisan masyarakat.

Satu fitur yang tidak dimiliki oleh media lainnya yaitu Khazanah, dimana

isi-isi berita dan artikelnya banyak mengandung ilmu dan pengetahuan

sehingga semua orang bisa lebih tahu akan dunia islam”.9

Perbedaan tampilan Republika Online yang lama dengan yang baru

Bagi MJ, tampilan Republika Online yang sekarang sangat baik dan bagus

dan pernuh makna.

“Untuk tampilan ROL yang baru dengan yang lama, lebih keren

yang baru, apalagi dengan tulisan ROL ONLINE-nya yang baru

mengartikan bahwa dengan pengalaman yang cukup lama serta

mempunyai peran penting pada masyarakat. Dan untuk tampilan yang

sekarang ini lebih simple, bersahabat dan penggaturan tata letak yang

tepat”.10

8 Wawancara Muhammad Jimi, 6 Juni 2013.

9 Ibid, Muhammad Jimi.

10 Ibid, Muhammad Jimi.

Page 96: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

85

Pandangan informan mengenai berita Kontroversi Ucapan Natal yang

dikosntruksi oleh Republika Online pada edisi 4 Januari 2013

“Untuk berita yang pertama

ROL ingin membahas prihal boleh atau tidaknya mengucapkan

“selamat natal” karena hal ini masih banyak diperdebatkan bukan hanya di

Indonesia, seperti di mesir, ada yang menolak dengan alasan umat nasrani

yang membudakkan diri kepada barat. Lalu lembaga fatwa tinggi mesir

membolehkan pengucapan „selamat natal” dengan alasan sebagai bentuk

interaksi sosual dan hadiah, dan mereka juga meberikan catatan lebih

berhati-hati dalam memberikan selamat tersebut , jangan sampai keluar

dari akidah islam.

Untuk berita yang kedua

ROL ingin menginformasikan bahwa pengucapan “selamat natal”

itu boleh , dimana menurut Syekh Yusuf Qaradhawi diperbolehkan ucapan

natal dengan alasan termasuk perbuatan baik kepada sesama dengan

catatan mereka tidak sedang memerangi muslim. Hal tersebut juga

dilakukan di Uni Emirat Arab, diperbolehkan dengan alasan yang sama.

Akan tetapi tidak semua setuju, seperti yang dilakukan oleh Prof

Muhammad Fuad al-Bazari

Untuk berita yang ketiga

ROL ingin menginformasikan hal yang sama, bahwa pengucapan

selamat natal dibolehkan karena bagian dari basa basi dan interaksi sosial.

Tapi menurut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim itu perbuatan yang batil.

Bahkan komite tetap kajian dan fatwa di Arab Saudi menyatakan haram,

Dan dari ketiga pemberitaan tersebut sebenarnya isi pemberitannya hampir

sama, intinya yang menentukan boleh atau tidaknya berasal dari pembaca

ROL itu sendiri apakah mengharamkan atau menbolehkan”.11

Pandangan informan tentang isu kontroversi ucapan Natal yang terjadi di

Indonesia dan juga polemik antara MUI dan Mentri Agama RI

“Wah sebenarnya saya kurang tau mas buat isu tersebut, tapi kalau

dari kaca mata saya, MUI sudah pasti mewakili umat islam di Indonesia,

sedangkan Kementrian Agama RI lebih mendepankan kebhinekaan atau

kebersamaan, sehingga keputusan-keputusan MUI mungkin terkadang

diangap bersebrangan dengan Kementrian Agama RI, itu aja sih mas yang

saya tau”.12

11

Ibid, Muhammad Jimi. 12

Ibid, Muhammad Jimi.

Page 97: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

86

Analisis Konsumsi Teks

Informan mengenal Republika Online sejak masih duduk dibangku kuliah,

rentang waktu yang terbilang lama untuk mengenal sebuah media pers online.

Republika Online mempunyai fitur yang unik dan itu yang membuat informan

menjadi pengakses setia situs Republika Online dan menjadi pembeda antara

Republika Online dengan media pers lainnya. Keunikannya dari Republika Online

ialah mempunyai fitur yang dimana bisa mewakili seluruh lapisan masyarakat

yakni fitur ROL to school dan ROL to campus dan juga salah satu fitur andalan

dari Republika Online ialah fitur Khazanah yang dimana dalam fitur ini berisikan

berita/artikel tentang dunia Islam.

Selain itu, informan juga menjelaskan tampilan Republika Online yang

lebih bagus dari pada yang terdahulunya. Menurutnya, tampilan Republika Online

yang sekarang sangat sederhana dan juga pengaturan tata letak beritanya yang

tepat menjadikan masyarakat/pengguna semakin mudah untuk mencarinya.

Ia juga sangat responsif ketika ditanyai seputar pemberitaan kontroversi

ucapan selamat Natal di Republika Online pada edisi 4 Januari 2013. Menurutnya,

dalam pemberitaan kontroversi ini berisikan tentang wacana boleh tidaknya

mengucapkan selamat Natal pada konteks mancanegara yaitu Negara Mesir, Uni

Emirat Arab, dan Arab Saudi. Di dalam menyikapinya tentang isu polemik ini kita

sebagai khalyak pembaca dituntut untuk kembali kepada diri masing-masing

bagaimana kita menyikapinya.

Pandangan informan tentang polemik yang terjadi antara MUI dengan

Mentri Agama RI bisa dikatakan tidak serasi. Dikarenakan MUI sudah pasti

Page 98: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

87

mengedepankan ajaran-ajaran Islam sedangkan Mentri Agama harus netral

dikarenakan Negara Indonesia yang mempunyai slogan “Bhinekatunggalika”.

Disini, Mentri Agama harus adil dan dilarang mendiskriminasikan umat agama

yang lainnya. Jadi, sampai sekarang isu polemik ini masih menjadi berita yang

hangat di tengah masyarakat dan MUI dengan Menteri Agama tidak pernah bisa

disatukan paradigmanya.

C. Analisis Sosiocultural Practice

Analisis sosiocultural practice di dasari pada asumsi bahwa konteks sosial

yang ada di luar media mempengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam

media. Ruang redaksi atau wartawan bukanlah bidang atau kotak kosong yang

steril. Tetapi, sangat ditentukan oleh faktor di luar dirinya.

Pada deskripsi analisis dan hasil wawancara kali ini, pemberitaan

Republika Online mengenai berita kontroversi ucapan selamat Natal

dilatarbelakangi oleh perbedaan paradigma antara MUI dengan Menteri Agama RI

dan juga polemik yang ada di Negara Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi

terkaitnya isu kontroversi ucapan selamat Natal ini yang mana ketiga Negara

tersebut adalah Negara Islam.

Sebelumnya, polemik ini tidak ada habisnya untuk dibahas apakah boleh

tidaknya umat muslim mengucapkan selamat Natal, ini yang menjadi daya tarik

kami untuk menangkat isu pemberitaan tersebut. Kami membuat tema berita ini

dan mempublikasikannya kepada khalyak dengan tujuan kita adalah orang

Indonesia dan Indonesia bukan Negara Islam melainkan Negara demokrasi dan

Page 99: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

88

kita harus bertoleransi kepada umat non muslim yang sedang merayakan hari

besarnya itu dan juga kita harus membenarkan ibadah mereka tanpa harus

mengikuti proses ibadah mereka. Intinya kami mendukung toleransi umat

beragama.13

Selain itu, Republika Online merupakan salah satu media online nasional

di Indonesia, jadi secara tidak langsung wacana yang dipublikasikan mengandung

dukungan terhadap kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia, sekaligus

menjadi media komunikasi yang persuasif bagi masyarakat Indonesia. Baik

melalui gaya bahasa maupun kecenderungan isi wacana.

Intinya dalam pembuatan berita ini kami tidak memprovokasi dan kami

semata-mata hanya ingin mendeskripskikan bahwa ada perbedaan antara umat

Kristen yang dulu dengan yang sekarang bahwa agama Kristen sekarang adalah

agama Kristen romawi dan yang dulu adalah agama Kristen nabi Isa. Tapi bukan

berarti kita memberi selamat Natal kepada mereka secara verbal, melainkan

kurang lebih hanya untuk menghargai. Itulah pesan pemberitaan yang kami

konstruksi terkait isu ini untuk di konsumsi oleh khalayak umat muslim di

Indonesia.14

Lain dari itu, masyarakat khususnya di Indonesia di buat bingung

bagaimana cara menyikapinya adanya perbedaan pandangan antara pihak yang

membolehkan dan pihak yang melarang terkaitnya isu yang kontroversial ini.

Situasi ini digambarkan oleh Republika Online dalam sebuah wacana bahwa

banyak pihak yang membolehkan dan banyak juga pihak yang melarang.

13

Wawancara Pribadi dengan Redkatur ROL, M. Irwan Ariefyanto, 16 Mei 2013 14

Ibid., M. Irwan Ariefyanto.

Page 100: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

89

Intinya yang menentukan boleh atau tidaknya berasal dari pembaca ROL

itu sendiri apakah mengharamkan atau membolehkan.15

Dan juga kembali kepada

diri kita masing-masing saja meyakininya seperti apa.16

Pada hakikatnya isu

kontroversi ini tidak ada habisnya untuk dibahas dkarenakan banyaknya sumber

yang menyatakan boleh dan menyatakan tidak.

15

Wawancara Pribadi dengan informan, Muhammad Jimi, 6 Juni 2013 16

Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online M. Irwan

Ariefyanto, 16 Mei 2013

Page 101: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

90

BAB V

PENUTUP

Setelah melalui tahapan mulai dari bab 1 (pendahuluan), bab II (landasan

teori), bab III (gambaran umum Republika Online), dan bab IV (temuan dan

analisis data), maka akan dihasilkan rumusan masalah melalui kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dilihat dari segi teks, pemberitaan tersebut dikonstruksi menjadi sebuah

wacana yang bertemakan kontroversi ucapan selamat Natal. Sebenarnya maksud

dari pemberitaan tersebut secara tidak langsung ingin menginformasikan kepada

khalayak pembaca di Indonesia, bahwa kontroversi ucapan selamat Natal ini juga

terjadi di Negara-negara lain seperti Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Ini

bisa dilihat dari penggunaan bahasa serta penyusunaan skema berita. Dilihat dari

segi etika kebahasaan, Republika Online tidak ragu untuk menggunakaan gaya

bahasa pertentangan, perbandingan dan gaya bahasa perumpamaan terhadap objek

pemberitaannya. Pada segi isi berita, Republika Online merepresentasikan tentang

tokoh-tokoh dari ketiga Negara tersebut yang menimbulkan kontroversi

dikarenakan ada yang mendukung ucapan Natal dan ada pula yang menolaknya.

Selain itu, berdasarkan hasil analisis teks pada berita kontroversi ucapan Natal

edisi 4 Januari 2013 yang diamati peneliti dalam mengkonstruksi pemberitaan ini,

Republika Online hanya menjelaskan isu kontroversi diketiga Negara tersebut

Page 102: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

91

yang notabene ketiga Negara tersebut Negara islam dan tidak lebih dahulu

menjelaskan isu kontroversi ini yang ada di Indonesia. Dan juga, dalam

pemberitaan ini Republika Online tidak memberikan kesimpulan dalam akhir

paragraf yang intinya memberikan ucapan selamat Natal itu haram atau tidak

hukumnya.

Dilihat dari segi produksi teks, menurut dari hasil wawancara dengan

salah satu redaktur pelaksana Republika Online, M. Irwan Ariefyanto. Proses

lahirnya pemberitaan yang ada di Republika Online tentunya berawal dari fakta-

fakta di lapangan yang dicari oleh reporter lalu berita tersebut dimasukkan

kedalam newsroom. Dalam newsroom tersebut redaktur hanya mengambil dan

meng-upload berita yang dicari oleh reporter tersebut lalu di editnya kembali serta

mempublikasikan kepada khalayak pembaca melalui website Republika Online.

Pada proses pemilihan tema kontroversi ucapan selamat Natal ini, menurut M.

Irwan Ariefyanto Republika Online semata-mata hanya ingin mendukung

toleransi umat beragama dan ingin menghormati hari raya besar umat lainnya.

Dilihat dari segi konsumsi teks, dapat disimpulkan melalui wawancara

dengan Muhammad Jimi yaitu informan yang sudah lama menjadi pembaca aktif

setia situs Republika Online. Menurut beliau, Republika Online mempunyai fitur

yang unik yang tidak dimliki oleh media online lainnya yaitu Khazanah, dimana

isi-isi berita dan artikelnya banyak mengandung ilmu dan pengetahuan sehingga

semua orang bisa lebih tahu akan dunia Islam. Dalam menyikapi isu pemberitaan

kontroversi ucapan selamat Natal ini, beliau berpendapat yang intinya boleh

tidaknya memberikan ucapan selamat Natal berasal dari diri kita masing-masing

Page 103: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

92

apakah mengharamkan atau membolehkan. Pada akhirnya beliau tetap

memberikan pendapat bahwa memberikan ucapan selamat Natal hukumnya haram

karena sudah tertera di Al-Qur’an dan Hadist.

Dilihat dari segi socialcultural practice, pemberitaan ini dibuat karena

dilatar belakangi oleh perbedaan paradigma yang terjadi antara MUI dengan

Mentri Agama RI dan juga polemik yang ada di negara Mesir, Arab Saudi dan

Uni Emirat Arab terkaitnya isu kontroversi ucapan selamat Natal ini mengingat

ketiga Negara tersebut adalah Negara Islam. Di sini Republika Online berusaha

menyeimbangkan kondisi dengan mengkonstruksi realita tersebut melalui wacana.

Mengingat Republika Online merupakan salah satu media online nasional berbasis

Islam di Indonesia sehingga konstruksi wacana yang dihasilkan akan cenderung

mengandung dukungan terhadap kerukunan umat beragama yang ada di

Indonesia.

B. Saran

Sebaiknya Republika Online dalam menginformasikan pemberitaan

tentang kontroversi ucapan Natal ini harus konsisten. Republika Online sebagai

institusi pers online berbasis islami seharusnya lebih menjunjung tinggi nilai-nilai

akidah Islam. Bisa dilihat pada penjelasan ketika Republika Online ditanya perihal

mendukung ucapan selamat Natal atau tidak tetapi kenyataannya mendukung.

Secara institusi Republika Online memang mutlak mendukung ucapan Natal bisa

disimpulkan karena Republika Online adalah institusi pers Nasional yang berdiri

di Indonesia yang mengedepankan asas kemanusiaan dan toleransi umat beragama

Page 104: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

93

juga tidak ingin mendiskriminasikan umat agama lain. Tetapi ketika ditanyakan

secara pribadi kepada redaktur pelaksana Republika Online Bpk M. Irwan

Ariefyanto dirinya mengungkapkan bahwa memberikan ucapan Natal haram

hukumnya. Disinilah terjadinya ketimpangan informasi yang tidak sejalan. Sekali

lagi, Republika Online harus bisa mencerminkan dirinya dimata khalayak sebagai

institusi pers online yang benar-benar berbasis islami.

Page 105: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

94

DAFTAR PUSTAKA

Badara, Aris. Analisis Wacana Teori Metode, dan Penerapannya pada Wacana

Media, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, Cet. Ke-1

Bin Ali Al Ghamidhi, Nashir. Hari-Hari Nasrani, Jakarta, Gema Insani Press,

1995

Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Lkis

Group, 2001

Fauziah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2011

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, Cet. ke-92

HM, Zaenuddin. The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor dan

Para Mahasiswa Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008, Cet. Ke-3

Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005

Kusumaningrat, Hikmat Kusumaningrat dan Purnama. Jurnalistik; Teori dan

Praktek, Bandung: Rosda, 2005

Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik : Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta:

Logos, 1999

Page 106: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

95

Mulyana, Dedy. Kajian Wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip-Prinsip

Analisis Wacana, Yogyakarta : Tiara Wacana, 2005

Nasrullah, Suhaimi dan Rulli. Bahasa Jurnalistik, Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2009

Santana, Septian. Jurnalisme Kotemporer,Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005

Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, Cet.

Ke-1

Sumadira, AS Haris. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Bandung:

Remaja Rosdakarya, cet. Kedua, 2006

Tartigan, H.G. Pengajaran Wacana, Bandung: Angakasa, 1987, Cet. ke-1

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru, Jakarta: Klam Indonesia, 2005

Website :

www.arrahmah.com

www.kamusbahasaindonesia.org

www.mahakamedia.com

www.voa-islam.com

Artikel dan Data :

Company Profile Republika Online, diambil tanggal 17 Mei 2013

Hasil Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online M. Irwan

Ariefyanto, 16 Mei 2013 di kantor Republika Online, Jakarta Selatan

Hasil Wawancara Pribadi dengan informan, Muhammad Jimi, 6 Juni 2013

dirumah informan, Jakarta Selatan

Page 107: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

Lampiran 1

Hasil Wawancara dengan M. Irwan Ariefyanto Redaktur Pelaksana

Republika Online di Kantor Republika Online 16 Mei 2013

1. Apakah berita yang menjadi headline pada Harian Umum Republika

juga menjadi headline pada Republika Online?

Berbeda, karena beda kebijakan antara Harian Umum Republika dengan

Republika Online. Dari kantor saja sudah dipisah, otomatis Headline-nya

pun berbeda dan juga content-nya pun berbeda.

2. Berapakah waktu yang dibutuhkan dari proses pembuatan berita

hingga berita siap akses?

Detik!, secepat mungkin untuk meng-upload berita. Karena kami adalah

kantor berita online.

3. Bagaimana rutinitas proses produksi di Republika Online?

Kami mempunyai lembaga news room, jadi semua reporter yang ada disini

tidak dibawah arahan redaktur tetapi langsung masuk ke news room.

Mereka (reporter) yang mendistribusikan permintaan-permintaan dari

kami. Kecepatannya tergantung bagaimana reporter itu sendiri menulis

berita lalu mengirimkannya ke software yang namanya news room itu.

Kami (redaktur) di kantor hanya mengambil dan meng-upload lalu kami

menggunakan tulisan atau teks yang dikirimkan oleh reporter dan kami

meng-editnya kembali serta mempublikasikan kepada khalayak. Dan

Page 108: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

reporter juga pada waktu menulis kejadian dan mengirimkan beritanya

harus cepat. Setelah menjadi sebuah laporan pemberitaan, reporter

mengirimkan berita tersebut ke folder atau software yang bernama

newsroom. Maka itulah proses produksi yang terjadi di kantor kami.

4. Apa saja yang dipersiapkan redaksi sebelum berita di terbitkan?

Tidak ada, paling kita hanya melihat berita yang terjadi di lapangan

kemudian kita foto dan kita edit sedikit lalu kita publish melalui website

kita. Ya, apa yang saya katakan sebelumnya kami adalah kantor berita

online beda dengan Koran.

5. Apakah dalam penentuan berita tersebut melibatkan seluruh

redaksi?

Tidak, kami biasanya ada pengawas redaksi yaitu kepala editor yang

bernama Heri Ruslan.

6. Siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap pemelihian isu

untuk diberitakan?

Kepala Redaksi, saya sendiri.

7. Apakah pemilik redaksi ikut berkontribusi terhadap penentuan isu?

Tidak, tidak ada hak untuk itu.

8. Bagaimana cara menentukan berita layak atau tidak layak untuk

diterbitkan?

Biasanya redaktur sudah punya standar sendiri untuk mengungkap berita

yang layak atau tidak. Kalau di Republia Online jelas adalah media yang

merangkul komunitas umat muslim yang ada di Indonesia. Jadi,

Page 109: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

kebijakannya cuma itu saja dan standarnya itu sesuai dengan standar

jurnalistik apakah ini tulisan layak diterbitkan atau tidak. Itu semua sesuai

dengan standar jurnalistik. Kalau tidak layak, ya kami akan cabut berita

tersebut.

9. Apa yang membuat Republika Online tertarik mengangkat isu

pemberitaan kontroversi ucapan selamat Natal ini?

Sebelumnya, polemik ini tidak ada habisnya untuk dibahas apakah boleh

tidaknya umat muslim mengucapkan selamat Natal, ini yang menjadi daya

tarik kami untuk menangkat isu pemberitaan tersebut. Kami membuat

berita ini dan mempublikasikannya kepada khalyak dengan tujuan kita

adalah orang Indonesia dan Indonesia bukan Negara islam melainkan

Negara demokrasi dan kita harus bertolelir kepada umat non muslim yang

sedang merayakan hari besarnya itu dan juga kita harus membenarkan

ibadah mereka tanpa harus mengikuti proses ibadah mereka. Intinya kami

mendukung toleransi umat beragama.

10. Adakah masalah yang anda hadapi terkait pengangkatan isu

pemberitaan yang kontroversial ini?

Biasa saja, sama sekali tidak ada masalah.

11. Apa yang menjadi prioritas Republika Online mengangkat isu

pemberitaan ini?

Ya, karena berkaitan ramai-ramainya isu-isu yang tadi.

12. Bagaimana Republika Online mengkonstruksi berita ini hingga

menjadi suatu pemberitaan?

Page 110: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

Kita menugaskan reporter ke lapangan terus kita buat cerita-cerita apa sih

perbedaan antara Kristen yang dulu dengan yang sekarang dan juga

bagaimana sih sikap kita sebagai umat muslim terhadap umat Kristen?

Intinya, kami tidak memprovokasi dan kami semata-mata hanya ingin

mendeskripskikan bahwa ada perbedaan antara umat Kristen yang dulu

dengan yang sekarang bahwa agama Kristen sekarang adalah agama

Kristen romawi dan yang dulu adalah agama Kristen nabi Isa. Tapi bukan

berarti kita memberi selamat Natal kepada mereka secara verbal,

melainkan kurang lebih hanya untuk menghargai. Itulah pesan

pemberitaan yang kami konstruksi terkait isu ini untuk di konsumsi oleh

khalayak umat muslim di Indonesia.

13. Bagaimanakah anda melihat pandangan MUI dan Mentri Agama RI

yang saling bertentangan dengan isu ini?

Kalau Mentri Agama kan harus netral, dia tidak boleh memilih-milih

artinya dia punya agenda politik dan dia juga mempunyai kepentingan

yang lain. Kalau MUI memang sudah mengikuti secara akidah islam dan

ajaran fiqih. Perbedaan tersebut memang harus kita hargai dan memang

susah untuk diserasikan. Maka dari itu kontroversi ini masih terus

berlanjut sampai saat ini.

14. Apakah anda lebih setuju kepada fatwa MUI atau mungkin lebih

mendukung presepsi Mentri Agama RI terkaitnya isu ini?

Page 111: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

Saya lebih mendukung fatwa MUI, karena memang sudah ada di dalam

Al-Qur‟an tentang larangan-larangan mengucapkan selamat Natal kepada

yang sedang merayakannya.

15. Bagaimana menurut anda seharusnya sikap masyarakat muslim di

Indonesia dalam menanggapi masalah kontroversi ucapan selamat

Natal ini?

Saya rasa tidak ada masalah, intinya kembali kepada diri kita masing-

masing saja meyakininya seperti apa.

M. Irwan Ariefyanto

Page 112: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

Lampiran 2

Hasil Wawancara dengan informan Republika Online Muhammad Jimi di

kediamannya di Jl. MPR1 No. 40 RT06 RW10 Kel. Gandaria Selatan Kec.

Cilandak, Jakarta Selatan

1. Perkenalan informan dengan Republika Online

Seingat saya pas masih kuliah, biasa selalu cari bahan buat tugas kampus,

ya kaya mas ini deh, dan apalagi saya kuliahnya di lingkungan agamis,

sehingga lebih cocok dari info di Republika Online

2. Perbedaan Republika Online dengan media online lainnya

Menurut saya memang pasti jelas beda dengan media online lainnya, kalau

kita lihat secara keseluruhan isi berita memang sama dengan media online

laiinya, yang menjadi pembeda dari segi kategori berita yaitu ROL to

school dan ROL to campus, dimana fitur itu bisa mewakilkan seluruh

lapiran masyarakat. Dan satu lagi fitur yang tidak dimiliki media online

lainnya yaitu Khazanah, dimana isi-isi berita dan artikelnya banyak

mengandung ilmu dan pengetahuan, sehingga semua orang bisa lebih tahu

akan dunia islam.

3. Pandangan informan mengenai perbedaan tampilan Republika

Online yang baru dengan yang lama

Untuk tampilan rol yang baru dengan yang lama, lebih keren yang baru,

apalagi dengan tulisan ROL ONLINEnya yang baru mengartikan bahwa

dengan pengalaman yang cukup lama serta mempunyai peran penting

Page 113: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

dimasyarakat. Dan untuk tampilan yang sekarang ini lebih simple,

bersahabat dan penggaturan tata letak yang tepat.

4. Pandangan informan mengenai pemberitaan kontroversi ucapan

Natal yang dikonstruksi oleh Republika Online

Untuk berita yang pertama

ROL ingin membahas perihal boleh atau tidaknya mengucapkan “selamat

natal” karena hal ini masih banyak diperdebatkan bukan hanya di

Indonesia, seperti di mesir, ada yang menolak dengan alasan umat nasrani

yang membudakkan diri kepada barat. Lalu lembaga fatwa tinggi mesir

membolehkan pengucapan „selamat natal” dengan alasan sebagai bentuk

interaksi sosial dan hadiah, dan mereka juga meberikan catatan lebih

berhati-hati dalam memberikan selamat tersebut, jangan sampai keluar dari

akidah islam.

Untuk berita yang kedua

ROL ingin menginformasikan bahwa pengucapan “selamat natal” itu

boleh , dimana menurut Syekh Yusuf Qaradhawi diperbolehkan ucapan

natal dengan alasan termasuk perbuatan baik kepada sesama dengan

catatan mereka tidak sedang memerangi muslim. Hal tersebut juga

dilakukan di uni emirat arab, diperbolehkan dengan alasan yang sama.

Akan tetapi tidak semua setuju, seperti yang dilakukan oleh Prof

Muhammad Fuad al-Bazari.

Untuk berita yang ketiga

Page 114: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

ROL ingin menginformasikan hal yang sama, bahwa pengucapan selamat

natal, dibolehkan karena bagian dari basa basi dan interaksi sosial. Tapi

menurut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim itu perbuatan yang batil. Bahkan

komite tetap kajian dan fatwa di Arab Saudi menyatakan haram,

Dan dari ketiga artikel tersebut sebenarnya isi pemberitannya hampir sama

dan yang menentukan boleh atau tidaknya dari pembaca ROL apakah

mengharamkan atau membolehkan.

5. Pandangan informan tentang polemic antara MUI dengan Mentri

Agama RI

Wah sebenarnya saya kurang tau mas buat isu tersebut, tapi kalau dari

kaca mata saya, MUI sudah pasti mewakili umat islam di Indonesia,

sedangkan Mentri Agama lebih mendepankan kebhinekaan atau

kebersamaan, sehingga keputusan –keputusan MUI mumgkin terkadang

diangap bersebrangan dengan Mentri Agama, itu aja sih mas yang saya

tau.

Muhammad Jimi

Page 115: ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KONTROVERSI UCAPAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · produksi dan konsumsi teks di Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang

Foto Penulis dengan Muhammad Jimi (Informan)