34
ANALISIS WACANA FLU BURUNG (VIRUS AVIAN INFLUENZA) DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT Oleh: Mien Hidayat & Engkus Kuswarno Fakultas Ilmu Komunikasi ABSTRAK Makalah berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana virus flu burung dalam teks Harian Umum Pikiran Rakyat, bagaimana representasi kognisi jurnalis dalam produksi berita, serta konteks sosial mengenai virus flu burung tersebut. Untuk itu, digunakan Metode Penelitian Kualitatif dengan Analisis Wacana Sosial Model Teun A Van Djik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana flu burung pada Harian Umum Pikiran Rakyat lbh memberi identitas dan kepentingan lokal Jawa Barat. Jurnalis yang megkonstruksi berita cenderung lebih dipengaruhi kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah dan dalam konteks sosial, virus flu burung bukan berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat melainkan dengan faktor ekonomi. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis ini Harian Umum Pikiran Rakyat mengkonstruksi masalah flu burung dengan mengembangkan wacana kepentingan nasional (pemerintah) dan lokal (masyarakat Jawa Barat) dan cenderung membela kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah. Kata Kunci: Analisis Wacana Sosial, konstruksi makna teks, kognisi sosial, konteks sosial I. PENDAHULUAN Kasus virus flu burung pada manusia bukan baru sekarang ini terjadi. Wabah pertama virus flu burung H5NI terjadi tahun 2007 di Hongkong. Subtipe lain yang pernah dilaporkan adalah H9N2 di China dan Hongkong tahun 1999, H7N2 pada tahun 2002 di Virginia, H7N7 di Belanda pada tahun 2003. dari semua itu, tipe H5NI-lah yang paling banyak menyebabkan korban. Menurut laporan World Health Organization (WHO), sejak tahun 2003 sampai 22 Januari 2007, virus influenza A H5NI telah menyebabkan sakit dan kematian pada manusia di 10 negara. Negara tersebut adalah Azerbaijan, Kamboja, China Djibouti, Mesir, Indonesia,

ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

  • Upload
    dinhnhi

  • View
    235

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

ANALISIS WACANA FLU BURUNG (VIRUS AVIAN INFLUENZA)

DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT

Oleh:

Mien Hidayat & Engkus Kuswarno

Fakultas Ilmu Komunikasi

ABSTRAK

Makalah berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana

virus flu burung dalam teks Harian Umum Pikiran Rakyat, bagaimana representasi kognisi

jurnalis dalam produksi berita, serta konteks sosial mengenai virus flu burung tersebut. Untuk

itu, digunakan Metode Penelitian Kualitatif dengan Analisis Wacana Sosial Model Teun A Van

Djik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana flu burung pada Harian Umum Pikiran

Rakyat lbh memberi identitas dan kepentingan lokal Jawa Barat. Jurnalis yang megkonstruksi

berita cenderung lebih dipengaruhi kepentingan masyarakat ketimbang program pemerintah

dan dalam konteks sosial, virus flu burung bukan berkaitan dengan masalah kesehatan

masyarakat melainkan dengan faktor ekonomi.

Kesimpulan yang diperoleh dari analisis ini Harian Umum Pikiran Rakyat

mengkonstruksi masalah flu burung dengan mengembangkan wacana kepentingan nasional

(pemerintah) dan lokal (masyarakat Jawa Barat) dan cenderung membela kepentingan

masyarakat ketimbang program pemerintah.

Kata Kunci: Analisis Wacana Sosial, konstruksi makna teks, kognisi sosial, konteks

sosial

I. PENDAHULUAN

Kasus virus flu burung pada manusia bukan baru sekarang ini terjadi. Wabah pertama

virus flu burung H5NI terjadi tahun 2007 di Hongkong. Subtipe lain yang pernah dilaporkan

adalah H9N2 di China dan Hongkong tahun 1999, H7N2 pada tahun 2002 di Virginia, H7N7 di

Belanda pada tahun 2003. dari semua itu, tipe H5NI-lah yang paling banyak menyebabkan

korban.

Menurut laporan World Health Organization (WHO), sejak tahun 2003 sampai 22

Januari 2007, virus influenza A H5NI telah menyebabkan sakit dan kematian pada manusia di

10 negara. Negara tersebut adalah Azerbaijan, Kamboja, China Djibouti, Mesir, Indonesia,

Page 2: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Irak, Thailand, Turki dan Vietnam. Selama tahun 2006, Indonesia menyumbang 56 kasus

positif flu burung pada manusia dan 46 antaranya meniggal dunia.

Tahun 2007 ini, kasus baru didapatkan di Indonesia dan Mesir. Posko flu burung

Departemen Kesehatan Republik Indonesia sampai tanggal 12 Januari 2007 mencatat 76 kasus

positif flu burung dengan korban meninggal sebanyak 56 orang. Di Indonesia kasus flu burung

tersebar di sembilan provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Lampung dan Sumatra Barat. Dalam skala nasional,

Jawa Barat adalah provinsi terbanyak yang mengalami kasus flu burung dengan 21 orang

meninggal(Pikiran Rakyat, 28 Januari 2007).

Seirang dengan banyaknya kasus yang muncul, masyarakat pun dibanjiri oleh banyak

informasi tentang kasus flu burung. Di site pencariaan google misalnya, ada tercatat 825 000

informasi mengenai flu burung. Sepanjang bulan Januari 2007 saja, Harian Umum Pikiran

Rakyat menerbitkan lebih dari 50 berita mengenai kasus flu burung dengan beragam topik

(Pusat Data Pikiran Rakyat).

Harian Umum Pikiran Rakyat (PR) adalah media lokal yang mempunyai segmen Jawa

Barat. Setelah media berskala nasional untuk beberapa saat, tahun 1982, PR pulang kandang.

Bagi mereka Bandung dan Jawa Barat adalah lapisan benteng terdalamnya, tempat dimana akar

utama kelangsungan hidup tumbuh.

Pada prinsipnya setiap upaya konseptualisasi sebuah peristiwa, keadaan atau benda tak

terkecuali mengenai virus H5NI atau dikenal virus flu burung adalah usaha

mengkonsteruksikan realitas. Ibnu Hamad menyatakan bahwa setiap hasil laporan adalah hasil

konstruksi realitas atas kejadian yang dilaporkan (Hamad;2004, 11). Karena sifat dan faktanya

bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa, maka kesibukan utama media

massa adalah mengkonstruksikan berbagai realitas yang akan disiarkan.

Oleh karenya dalam tulisan ini, penulis mencoba menganalisis berita edisi 23 Januari

2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis wacana kritis. Tulisan

inii berguna untuk melihat wacana sosial apa saja yang bekerja pada berita, sehingga dapat

penjelasan mengenai konstruksi realitas flu burung di Harian Umum Pikiran Rakyat.

II ANALISIS WACANA

Analisis wacana termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma kritis ini sering

kali dilawankan dengan paradigm pluralis yang bersumber dari pemikiran Auguste Comte,

Emile Durkheim, Mark Weber dan Ferdinand Tonnies. Inti dari paradigm pluralis ini adalah

kepercayaan bahwa masyarakat adalah wujud dari konsensus dan mengutamakan

Page 3: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

keseimbangan. Masyarakat dilihat sebagai suatu kelompok yang kompleks di mana terdapat

berbagai kelompok sosial yang saling berpengaruh dalam suatu sistem dan pada akhirnya

mencapai keseimbangan. Pandangan ini percaya dengan ide liberal yang meyakini kalau

persaingan dibiarkan bebas, pada akhirnya akan tercipta suatu keseimbangan dan ekuilibrium

antara berbagai kelompok masyarakat tersebut. Khalayak dipandang sebagai otonom dan dapat

menentukan apa yang perlau atau tidak perlu bagi mereka(Eriyanto, 2006;22).

Sementara itu paradigm kritis yang bersumber dari pemikiran Mahzab Frankfurt banyak

dipengaruhi oleh ide dan gagasan Marxist. Mahzab Frankfurt tumbuh di Jerman saat Hitler

masih berkuasa. Media saat itu dipenuhi oleh propaganda, prasangka dan retorika yang

digunakan oleh pemerintah untuk mengontrol publik. Aliran ini mempertanyakan adanya

kekuatan-kekuatan yang berbeda dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi.

Pertanyaan utamanya adalah siapa yang mengontrol media? Mengapa ia dikontrol?

Keuntungan apa yang bisa diambil dengan pengontrolan tersebut? Kelompok mana yang tidak

dominan dan menjadi objek pengontrolan? Media dianggap sebagai sarana kelompok dominan

untuk memarjinalkan atau mengontrol kelompok minoritas. Aspek ekonomi politik dalam

proses penyebaran pesan juga menjadi fokus dari aliran ini.

Kata discourse dalam bahasa Latin discursus yang berarti lari kian kemari (yang

diturunkan dari dis- dari, dalam arah yang berbeda. Dan curere- lari). Dalam kamus Webster,

1958;522 disebutkan pengertian dari wacana adalah sebagai berikut: komunikasi pikiran

dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan.

Komunikasi secara umum terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah, risalat tulis;

disertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah(Sobur, 2004;10).

Ismail Marahimin (1994;26) mendefinisikan wacan sebagai kemampuan untuk

maju(dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang teratur yang menurut urutan yang

semestinya dan komunikasi buah pikiran baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur.

Merujuk pada definisi ini maka semua komunikasi tulisan dan lisan yang teratur dan logis bisa

dikategorikan sebagai wacana. Wacana dikatakan harus memiliki dua komponen penting, yaitu

kesatuan dan koherensi(coherence).

Sejalan dengan pendapat Marahimin, Henry Guntur Tarigan (1993;23) memandang

wacana tidak hanya mencakup percakapan atau obrolan tetapi juga pembicaraan di muka

umum, tulisa serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara dalam lakon.

Samsuri mendefinisikan wacana sebagai rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa

komunikasi, biasanya terdiri dari seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian

Page 4: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat

pula memakai bahasa tulisan.

Wacana secara lebih sederhana dipandang sebagai cara objek atau ide diperbincangkan

secara terbuka kpd publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar secara

luas(Lull, 1998;225). Sementara itu Mills (1994) dengan mengacu pada pendapat Foucault

membedakan pengertian wacana menjadi tiga macam; level konteks teoretis, konteks

penggunaan dan metode penjelasan. Berdasarkan level konseptual teoretis, wacana diartikan

sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai

makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaannya

wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan ke dalam kategori konseptual

tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam

wacana,yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan cara tertentu misalnya wacana imperialism

dan wacana feminism. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya, wacana merupakan suatu

praktek yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan.

Michel Foucult dalam Eriyanto, 2006, menganggap wacana sebagai sesuatu yang

memproduksi yang lain (sebuah gagasan, konsep atau efek). Wacana dapat dideteksi karena

secara otomatis ide, opini, konsep dan pandangan hidup dibentuk dalam konteks tertentu

sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak tertentu, ciri utama wacana adalah

kemampuannya untuk menjadi suatu himpunan wacana yang berfungsi membentuk dan

melestarikan hubungan-hubungan kekuasaan dalam masyarakat, konsep-konsep seperti gila

atau tidak gila, sehat, sakit, benar atau salah dibentuk dan dilestarikan oleh wacana-wacana

yang berkaitan dengan bidang-bidang seperti psikiatri, ilmu kedokteran, serta ilmu

pengetahuan pada umumnya. Dalam suatu masyarakat terdapat berbagai macam wacana,

namun kekuasaaan memilih dan mendukung wacana tertentu sehingga menjadi dominan dan

wacana yang lain menjadi terpinggirkan(marginalized).

Wacana dominan tersebut memiliki dua konsekuensi. Pertama wacana dominana

memberikan arahan bagaimana suatu objek harus dibaca dan dipahami. Pandangan dibatasi

dalam batas-batas struktur diskursif tersebut. Kedua struktur diskursif yang tercipta atas suatu

objek bukan berarti kebenaran karena menyebabkan wacana yang tidak dominan menjadi

terpinggirkan. Setiap kekuasaan pada dasarnya selalu berusaha membentuk pengetahuannya

sendiri dan menciptakan kebenaran sendiri. Oleh karen itu dalam analisis wacana perlu

mempertimbangkan bagaimana produksi wacana atas suatu hal diproduksi dan bagaimana

reproduksi tersebut dibuat oleh kelompok atau elemen masyarakat.

Page 5: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Dari segi analisisnya, Syamsudin (dalam Sobur, 2004:49) mengemukakan ciri dan sifat

wacana sebagai berikut:

� Analisis wavana membahasa kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use

menurut Widdowson)

� Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan

situasi(Firth)

� Analisis wacana merupakan pemehaman rangkaian tuturan melalui interpretasi

semantik(Beller)

� Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa(what is said

from is done-Labov)

� Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional(functional

use of language-Coulthard)

Perbedaan analisis wacana dengan analisis isi kuantitatif

Analisis wacana menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit

kategori seperti dalam analisis isi. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi dan penafsiran

peneliti.

Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah

muatanteks komunikasi yang manifes atau nyata sedangkan analisis wacana justru berpretensi

memfokuskan pada pesan laten atau tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah pada

muatan, nuansa dan makna yang laten dalam teks media.

Dalam analisis isi kuantitatif yang dipentingkan adalah objektivitas validitas dan

reliabilitas. Tidak boleh ada penafsiran dari peneliti. Sumber berita, ukuran berita dan letak

berita adalah contoh elemen yang terlihat nyata dalam berita. Sebaliknya dalam analisis

wacana unsur penting dalam analisis adalah penafsiran dari peneliti. Tanda dan eleman yang

ada dalam teks dapat ditafsirkan secara mendalam oleh peneliti, sesuatu yang tidak terdapat

dalam analisis isi kuantitatif.

Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan” tetapi

tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan. Dalam kenyataannya yang penting bukan apa

yang dikatakan oleh media akan tetapi bagaimana dan dengan cara apa pesan dikatakan.

Analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. Pengambilan sampel, uji

statistik yang digunakan dalam analisis isi secara tidak langsung memang bertujuan agar hasil

penelitian dapat menggambarkan fenomena keseluruhan dari peristiwa bahkan bisa

memprediksi.

Page 6: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Analisis wacana Teun A.Van Dijk

Model Teun A. Van Dijk adalah model analisis wacana yang paling sering digunakan.

Model analisis wacana Van Dijk ini disebut juga sebagai “kognisi sosial”. Wacana

digambarkan mempunyai tiga dimensi : teks, kognisi sosialdan konteks sosial. Inti analisis Van

Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi tersebut dalam satu kesatuan analisis. Dalam

dimensi teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan dtrategi wacana yang dipakai

untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks

berita yang melibatkan kognisi individu wartawan. Sementara itu aspek konteks sosial

mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah

(Eriyanto, 2006;224)

Model analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Model Analisis Van Dijk

Skema penelitian dan metode yang biasa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah

sebagai berikut:

Konteks Sosial

Kognisi Sosial

Teks

Page 7: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

STRUKTUR METODE

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.

Critical linguistic

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisis wartawan dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis

Wawancara mendalam

Analisis Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan.

Studi pustaka, penelusuran sejarah

Tabel 1. Skema Penelitian dan Metode Van Dijk

Analisis Teks

Van Dijk melihat teks terdiri dari berbagai struktur/tingkatan yaitu:

� Struktur makro. Ini merupakan makna umum dari suatu teks yang dapat dipahami

dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana bukan hanya isi, tetapi juga sisi

tertentu dari peristiwa.

� Superstruktur adalah kerangka suatu teks; bagaimana struktur dan elemen wacana

disusun dalam teks secara utuh.

� Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai dan sebagainya.

Page 8: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Elemen wacana Van Dijk lebih lengkapnya dapat digambarkan sebagai berikut:

STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Struktur makro Tematik

Apa yang dikatakan?

Tema/topik yang dikedepankan dalam suatu berita.

Topik

Superstruktur Skematik

Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai

Skema

Struktur mikro Semantik

Makna yang inginditekankan dalam teks berita. Misalnya dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lainnya

Latar, detail, maksud, pra-anggapan, nominalitas

Struktur mikro Sintaksi

Bagaimana pendapat disampaikan?

Menyangkut bentuk, susunan kalimat yang dipilih.

Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti

Struktur mikro Statistik

Pilihan kata apa yang dipakai?

Leksikon

Struktur mikro Retoris

Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan?

Grafis, metafora, ekspresi

Tabel 2. Elemen Wacana Van Dijk

Analisis Kognisi Sosial

Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi

oleh individu/kelompok pembuat teks tertentu. Analisis sosial melihat bgmm teks dihubungkan

Page 9: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang di masyarakat atas suatu

wacana.

Dalam kerangka analaisis wacana Van Dijk perlu meneliti kognisi sosial, yakni

kesadarana mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Pendekatan ini didasarkan pada

asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, makna diberikan oleh pengguna bahasa (dalam

kasus ini wartawan). Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai representasi kognisi dan

strategi wartawan dalam memproduksi berita. Menurut Van Dijk penelitian terhadap struktur

dan proses mental ini perlu dilakukan dengan dua alasan. Pertama, mengerti teks, bagaimana

makna teks secara strategis dikontruksi dan ditampilkan dalam memori sebagai representsi

teks. Kedua, pemakaian bahasa, dalam hal ini wartawan mempunyai posisi yang unik,

mempunyai pandangan tertentu yang dipresentasikan dalam teks.

Peristiwa dipahami berdasarkan skema atau model. Skema dikonseptualisasikan

sebagai struktur mental di mana tercakup cara pandang terhadap manusia, peranan sosial dan

peristiwa. Skema menunjukkan bagaimana kita menggunakan struktur mental untuk

menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema sangat ditentukan

oleh pengalaman dan sosialisasi. Sebagai sebuah struktur mental menolong kita untuk

menjelaskan realitas dunia yang kompleks. Skema bekerja secara aktif untuk mengkonstruksi

realitas. Skema menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan informasi yang tersimpan

dalam memorinya dan bagaimana diintegrasikan dengan informasi baru yang menggambarkan

bagaimana peristiwa dipahami, ditafsirkan dan dimasukkan dalam pengetahuan sebagai

realitas. Pemahaman terhadap realitas ini dipengaruhi oleh pengalaman dan memori. Jika suatu

berita mempunyai bias umumnya karena model/skema wartawan yang menggambarkan

struktur karena itu menurut Van Dijk analisis wacana harus menyertakan bagaimana

reproduksi kepercayaan menjadi landasan wartawan menciptakan teks tertentu(Eriyanto, 2006;

262-263)

Ada beberapa skema/model yang dapat digunakan dalam analisis kognisi sosial

wartawan, digambarkan sebagai berikut:

Page 10: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Skema person(person schemas) Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain

Skema diri (self schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami dan digambarkan seseorang

Skema peran (role schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat. Pandangan ini akan mempengaruhi pemberitaansuatu peristiwa

Skema peristiwa(event schemas)

Skema ini barangkali yang paling banyak digunakan wartawan

Tabel 3. Skema/Model Kognisi Sosial

Elemen lainyg juga penting dalam kognisis selain skema/model yaitu memori.

Schlessinger dan Groves (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2004;62) mendefinisikan memori sebagai

sistem yang sangat terstruktur yang menyebabkan organism sanggup merekam fakta tentang

pengolahan informasi dikenal dua jenis memori yaitu memori jangka pendek(short term

memory) dan memori jangka panjang(long term memory). Memori jangka pendek digunakan

untuk mengingat peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu (durasi waktunya pendek).

Memori ini sangat terpengaruh oleh interferensi. Bila informasi berhasil dipertahankan maka

akan masuk pada memori jangka panjang. Karena jangka waktu yang panjang seringkali ada

perbedaan realitas dengan memori ini.

Kognisi sosial lebih mempertimbangkan memori jangka panjang. Memori ini terdiri

dari dua bagian besar yakni, memori episodik (episodic memory) dan memori semantik

(semantic memory). Memori episodik yaitu memori yang berhubungan dengan diri kita sendiri.

Sedangkan memori semantik adalah memori yang digunakan pengetahuan tentang

dunia/realitas.

Pertanyaan utama yang diajukan Van Dijk dalam analisis kognisis sosial wartawan

adalah bagaimana wartawan mendengar dan membaca peristiwa, bagaimana peristiwa tersebut

dimengerti, dimaknai, dan ditampilkan dalam pikiran. Bagaimana peristiwa tersebut

difokuskan, diseleksi, dan disimpulkan dalam keseluruhan proses berita? Bagaimana informasi

yang telah dipunyai oleh wartawan tersebut digunakan dalam memproduksi berita? Van Dijk

menjelaskan tiga strategi besar yang dilakukan dalam analisis kognisi sosial:

� Seleksi. Seleksi adalah strategi-strategi yang kompleks yang menunjukkan bagaimana

sumber, peristiwa, informasi diseleksi wartawan untuk ditampilkan dalam berita.

Page 11: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

� Reproduksi. Reproduksi berhubungan dengan pemilihan informasi apa yang dipilih

untuk ditampilkan, apakah informasi tersebut dikopi, digandakan, atau tidak digunakan

sama sekali. Terutama berhubungan dengan sumber berita dari kantor barita atau proses

release.

� Penyimpulan. Penyimpulan ini berhubungan dengan bagaimana realitas yang

kompleks dipahami dan ditampilkan secara ringkas. Oleh karena itu dalam

penyimpulan ini paling tidak ada tiga hal terkait. Pertama, adalah penghilangan dengan

merangkum informasi dan menghilangkan informasi yang tidak relevan. Kedua

generalisasi di mana informasi yang agak mirip dijadikan sumber informasi yang

berlaku umum. Ketiga adalah konstruksi yang berhubungan dengan kombinasi

beberapa fakta atau informasi sehingga membentuk pengertian secara kesluruhan.

� Transformasi lokal. Transformasi lokal berhubungan dengan pertanyaan bagaimana

peristiwa yang kompleks disederhanakan melalui tampilan tertentu dan bagaimana

peristiwa tersebut ditampilkan. Misalnya dengan memberikan penambahan (addition).

Selain penambahan informasi juga bisa dilakukan perubahan urutan(permutation)

Analisis Sosial

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat sehingga untuk

meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang

suatu hal diproduksi dan direkonstruksi oleh masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah

bagaimana makna dihayati bersama, kekuasaan sosial yang dproduksi lewat praktek diskursus

dan legitimasi. Menurut Van Dijk dalam analisis sosial ini ada dua hal penting yang perlu

diperhatikan yaitu kekuasaan (power) dan akses(access).

Kekuasaan menurut Michel Foucault tidak dimaknai dalam term kepemilikan. Kuasa

dipraktekan dalam ruang lingkup di mana ada banyak posisi yang strategis berkaitan satu sama

lain. Strategi kuasa ini berlangsung di mana-mana. Kuasa ini menentukan susunan, aturan-

aturan danhub-hubungan dari dalam . kekuasaan bagi Foucault selalu terakulasikakan melalui

pengetahuan, dan pengetahuan selalu mempunyai efek kuasa. Kuasa penyelenggaraan

kekuasaan selalu memproduksi pengetahuan sebagai basis dari kekuasaannya. Tidak ada

pengetahuan tanpa kuasa dan sebaliknya tidak ada kuasa tanpa pengetahuan. Lebih lanjut

kekuasaan selalu berpretensi menghasilkan rezim kebenaran tertentu yang disebarkan lewat

Page 12: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

wacana yang dibentuk oleh kekuasaan. Foucault menambahkan bahwa kuasa ini bekerja

melalui normalisasi dan regulasi.

Berbeda dengan Foucault, Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai kepemilikan

yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol

kelompok (atau anggota) dari kelompok lain. Kekuasaan ini didasarkan pada kepemilikan atas

sumber-sumber yang bernilai. Selain kontrol yang bersifat langsung dan fisik kekuasaan juga

berbentuk persuasif. Analisis wacana juga mempertimbangkan dominasi yang diproduksi oleh

pemberian akses yang khusus pada suatu kelompok dibandingkan kelompok lain.

Berkaitan dengan akses, Van Dijk berpendapat bahwa akses ini didominasi oleh

kelopok-kelompok elit. Oleh karena itu kelompok ini pulalah yang memiliki kesempatan lebih

besar untuk mempengaruhi khalayak. Akses yang lebih besar ini juga bisa menentukan topik

dan isi wacana yang akan disebarkan dan didisukusikan kepada khalayak. Sementara itu

khalayak yang tidak memiliki akses akan berperan dalam menyebarkan wacana yang telah

ditentuka tersebut.

III PIKIRAN RAKYAT DAN JAWA BARAT

Harian Umum Pikiran Rakyat (PR) pada awalnya berdiri pada tanggal 30 Mei 1950,

dengan nama Warta Harian Pikiran Rakyat(WHPR) dan dikelola oleh Djamal Ali, SH serta

almarhum AZ Parlindih dengan membawa bendera perusahaan bernama Bandung NV. Saat itu

surat kabar WHPR terbit dengan empat lembar halaman dengan bentuk huruf berupa letter

press, karena masih menggunakan mesin cetak duplex.

Tahun 1966, surat kabar tersebut dilarang terbit oleh pemerintah. Kemudian Ibrahim

Adjie yang merupakan Panglima Daerah Militer (pangdam) VI Siliwangi menganjurkan dan

memberi dorongan kepada para wartawan tersebut untuk membentuk suatu yayasan bersama,

Yayasan Angkatan Bersenjata. Harian ini pun bernam Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat

yang memiliki kantor pusat serta terbit di Jakarta. Angkatan Bersenjata pertama kali terbit pada

24 Maret 1966, bersamaan dengan peringatan 20 tahun peristiwa Bandung Lautan Api, dengan

oplah cetakan tiga ribu eksemplar. Sayangnya harian ini hanya mampu terbit 37 kali,

dikarenakan adanya kebijakan baru dari pemerintah, 1 Juni 1966, mengenai kehidupan pers di

Indonesia yang mengatakan bila pemerintah memberi kebeasan setiap orang/lembaga untuk

membentuk surat kabar yang mandiri, tidak terikat atau berafiliasi dengan suatu partai atau

golongan.

Page 13: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Surat kabar ini kemudian berganti nama, dari Harian Angkatan Bersenjata edisi Jawa

Barat menjadi PR. Perubahan yang terjadi di tubuh surat kabar ini tidak hanya sampai di situ,

sebab yayasan pun berganti nomor dan tahun penerbitan baru sejak 24 Maret 1966.

Dengan motto “Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat” dan “Beritanya dapat Dipercaya”,

PR mulalui menunjukkan jati diri yang sesungguhnya kepada masyarakat Jawa Barat. PR ingin

menunjukkan bahwa mereka mempunyai kedudukan, fungsi serta peranan yang memiliki

kepribadian khas, mandiri serta mengabdi kepada kepentingan umum.

Hingga akhir tahun 1973, sirkulasi PR masih berkisar 22 500 eksemplar untuk disebar

ke daerah-daerah di Jawa Barat, di mana jumlah itu masih kurang dibandingkan dengan jumlah

surat kabar ibukota yang mendominasi pasar Jawa Barat. Hal ini pun makin membuat PR jauh

ketinggalan dalam persaingan.

Tepat 12 Mei 1975, PR memulai edisi komersial, dengan tebal delapan halaman.

Pergantian serta penambahan mesin cetak off set yang terbilang canggih terbukti ampuh

menyokong lembar kertas tertulis tersebut ke angka yang cukup fantastis. Oplah harian

langsung di genjot ke angka 20 ribu eksemplar, kemudian 25 ribu eksemplar dan stabil 35 ribu.

Iklan pun mengalami pertumbuhan seiring perkembangan tiras.

Sejak itu, awal tahun 1974 PT. PR makin berkibar dengan dengan makin berkembang,

baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Harian Umum Pikiran Rakyat pun makin cepat

berpenetrasi dan menyebar ke seluruh Jawa Barat dalam merebut pasarnya kembali. Bahkan

sempat menjadi surat kabar daerah yang pertama berhasil menembus di ibukota.

Pada masa tahun 80-an, PT. Pikiran Rakyat berkembang menjadi perusahaan pers yang

terpandang dan disegani. Selain beredar di seluruh wilayah Jawa Barat, surat kabar ini juga

beredar di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di luar Jawa Barat. Kenyataan ini membuat

PR berhasil menempatkan diri dalam kelompok sepuluh besar surat kabar di Indonesia.

Jika ditinjau dari sirkulasinya, PR menduduki urutan keenam, sedangkan berdasarkan

omzetnya, menduduki urutan ketiga. Selain di dalam negeri PR juga menonjol di luar negeri

khususnya di Asia. Hal ini didasarkan survei Asian Mass of Communication and Information

Centre(AMIC) pada tahun 1984 yang berpusat di SIngapura. Harian Umum PR merupakan

satu diantara Five Succesfull Asian Community Newspaper, salah satu surat kabar yang

tersukses di Asia.

Page 14: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Namun tampil dalam liga utama dunia pers nasional rupanya diras berat. Hal ini

diakibatkan PR tidak mempunyai akar historis yang memberinya kemampuan untuk bertanding

di pentas nasional. Akhirnya tahun 1928, PR “pulang kandang”, sebab bagi mereka Bandung

adalah lapisan benteng terdalamnya, tempat di mana akar utama kelangsungan hidup tumbuh.

Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, sekarang petinggi PR mulai memikirkan

untuk mendiversifikasikan usaha. Di bawah bendera Grup PR, dibentuklah tabloid Hikmah,

Suara Rakyat Semesta, Mitra Bisnis (Bandung), Priangan (Tasikmalaya), Pakuan (Bogor),

Galura (Bandung), Galamedia (Bandung), Fajar Banten (Serang), Mitra Dialog (Cirebon),

Radio Mustika FM 107,55 Mhz, percetakan Granesia, sejumlah warung telekomunikasi yang

tersebar di Jakarta hingga Surabaya.

Ekspansi PR hingga saat ini belumlah dikatakan berjalan sukses sebab sejumlah anak

perusahaannya masih berjalan kembang-kempis. Bahkan belakangan, Hikmah dan Suara

Rakyat Semesta tidak berhasil menrik keuntungan malah menambah beban perusahaan. Kedua

media itupun akhirnya dihentikan peredarannya. Kendati begitu, PR masih bisa bernafas lega

sebab anak-anaknya yang lain, terutama masih dapat bertahan hidup meski laba yang didapat

hanya mencetak angka pulang pokok.

IV PEMBAHASAN

Analisis Teks

Berita Edisi 23 Januari 2007, mempunyai dua tema utama; isu flu burung serta kerugian

yang diderita oleh pedagang ayam. Tema flu burung diperkuat dengan adanya tema lain yang

dimasukkan wartawan sebagai penguat yaitu peristiwa pemusnahan unggas oleh lembaga

pemerintah. Kedua tema utama tersebut akhirnya menghadirkan sebuah tema utama yakni

dampak ekonomi oleh isu flu burung. Tema di atas didukung dengan pengaturan skema dalam

berita. Berita dibuka dengan omzet pedagang daging ayam di sejumlah pasar tradisional di

Kota Bandung turun hingga 50% selama sepekan ini. Wartawan menuliskannya sebagai akibat

adanya isu flu burung dengan memberikan rasionalisasi bahwa penuruanan ini dimulai sejak

adanya kegiatan pemusnahan burung. Setelah itu, wartawan baru memberikan penjelasan

mengenai kerugian yang disebabkan karena turunnya permintaan – bukan turunnya penawaran.

Strategi semantik yang diterapkan wartawan pada berita biasanya berupa pemberian

latar, maksud, pra anggapan serta pemilihan sisi mana yang akan dijelaskan secara detail.

Page 15: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Pada berita di atas, kita dapat mengetahui dengan memeriksa latar yang diberikan

wartawan pada isi berita. Contohnya dalam kalimat:

“Akibat semakin merebaknya kasus flu burung, omzet pedagang daging ayam di

sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung turun hingga 50% selama sepekan ini”

(baris 1, paragraf 1)

Wartawan tampaknya m,encoba memberi latar kasus flu burung pada ceritanya.

Kemudian wartwan memilih untuk menceritakan sisi-sisi detail dari pedagang bukan pembeli

daging ayam (penjual bubur ayam, pemilik retoran, masyarakat) meski ketiganya juga terdapat

dalam berita tersebut. Atau wartawan yang bergerak dari kategori “pasar tradisonal” dan pasar

non tradisional”, memberi porsi lebih banyak untuk kategori “ pasar tradisonal”. Wartawan

kemudian secara eksplisit mengungkapkan maksudnya dalam kalimat:

“Sebelum dilakukan pemusnahan unggas, seorang pedagang daging ayam (bukan bandar) di Pasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang, dan PasarInduk Caringin rata-rata mampu menjual 100 ekor ayam per hari” (baris 1, paragraf 2)

Dengan kalimat tadi, waratawan bermaksud menyampaikan kepada kita bahwa semua

yang disampaikannya disebabkan oleh pemusnahan unggas yang sedang berjalan di beberapa

daerah Jawa Barat.

Dalam sintaksis, strategi wartawan dapat dikenali dengan mengenali bagaimana

koherensi, pengingkaran, bentuk kalimat atau kata ganti yang dipergunakan. Koherensi yang

mudah dapat kita kenali misalnya adalah dalam kalimat:

“Sebelum dilakukan pemusnahan unggas, seorang pedagang daging ayam (bukan bandar) di Pasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang, dan PasarInduk Caringin rata-rata mampu menjual 100 ekor ayam per hari” (baris 1, paragraf 2)

Wartawan dengan mengemukakan kata ‘sebelum’ mencoba menyusun koherensi atas

dasar waktu pada dua peristiwa; pemusnahan unggas dan penjualan ayam. Beberapa

pengingkaran yang dilakukan juga terjadi dalam berita ini misalnya;

“Harganya sih tidak terlalu anjlok. Peminatnya yang mulai kurang. Pada ketakutan lihat berita di TV, padahal yang harusnya dimusnahkan itu ka ayam atau unggas yang sakit; sedangkan unggas yang sehat, kan, boleh saja dibiarkan bahkan dimakan” tutur Enjang. (baris 3, paragraf 5)

Dengan menggunakan pedagang bernama Enjang, wartawan bermaksud mengadakan

pengingkaran terhadap harga yang terlalu anjlok. Harga memang tidak terlalu anjlok, namun

Page 16: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

permintaan terhadap ayam tetaplah turun. Dengan begitu, kerugian yang diderita pedagang

tetaplah dapat diteguhkan, bahkan ditegaskan.

Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara

atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Style

dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal,

struktur kalimat citraan, pola rima, matra yang digunakan.

Dalam berita di atas, kita dapat melihat bagaimana wartawan menggunakan strategi

jenis ini saat kerugian yang diderita oleh bandar ayam sebagai penderitaan (menderita/diderita).

Dengan begitu, waratawan berharap empati dari pembaca dengan mengenalkan kerugian tadi

sebagai penderitaan.wartawan juga memanfaatkan gaya bahasa tutur/keseharian/non formal

untuk mencoba mendekatkan pembaca dengan keseharian pedagang yang diwawancarainya

misalnya dengan penggunaan ‘sih’ dalam beberapa pernyataan pedagang dalam berita

tersebut.dan untuk penguatan retoris, waratawan menampilkan foto seorang pedagang

melayani konsumennya di sebuah pasar. Dengan foto tersebut, wartawan berharap

menampilkan kondisi pasar yang diceritakan, sehingga pembaca semakin mudah menangkap

apa saja yang coba diceritakan oleh wartawan.

Analisis Kognisi Sosial

Penulis berita dengan kode A-155 di atasa adalah Kismi, bekerja di desk Ekonomi

Harian Umum Pikiran Rakyat. Ia adalah lulusan IKP Jogja (sekarang UNY, penyusun) jurusan

Sastra Inggris angkatan 2000. ia sempat lama di desk pendidikan, kemudian desk Bandung

Raya hingga kemudian sampai di desk Ekonomi (wawancara 27 Januari 2007).

Flu burung bainya adalah virus yang dapat menular melalui kotoran unggas atau

menurut penelitian yang paling baru ia dengar, dapat juga melalui anjing. Jadi menurut Kismi,

virus itu tidaklah selalu ada di dalam unggas/ayam, sehingga orang harus merasa phobia

terhadap daging ayam. Lagipula ia percaya bahwa penjual daging ayam telah menyeleksi

daging mana yang sehat dan tidak.

Berita yang ia tulis tidaklah ditentukan dengan sidang redaksi. Ia hanya cukup mengira-

ngira trend apa yang sedang berkembang sekarang, lalu menuliskannya dari segi ekonomi. Soal

pemusnahan unggas, ia mendapat informasi itu dari temannya sesama wartawan. “Biasanya,

kami bertukar informasi soal pemusnahan unggas melalui sms.”Eh, ada pemusnahan unggas,

ada yang pergi tidak? Atau, siapa yang pergi ke sana?”

Page 17: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Menurut Kismi, harga yang signifikan untuk diberitakan adalah harga di pasar

tradisional, karena harga di tempat tersebut dirasakan oleh masyarakat banyak. Patokan harga

yang dapat dibicrakan adalah harga di pasar tradisional. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk

turun ke tiga buah pasar yang berada di Bandung mang pPasar Kosambi, Pasar Leuwipanjang,

dan Pasar Induk Caringin.

Ia juga menilai bahwa pada dasarnya masyarakat lebhih percaya daging ayam yang

dijual di pasar non tradisional(supermarket, hypermarket)I, sehingga tidak ada perubahan

signifikan pada penjualan daging ayam di pasar tradisional. Ia juga meyakini bahwa biasanya

bandar menambahkan semacam obat tertantu untuk daging ayam yang akan dijual kepada pasar

modern (supermarket, hypermarket, dan sebagainya), “sehingga harganya sedikit lebih mahal”.

Selain itu, akses kepada setiap narasumber di pasar tradisional lebih mudah ketimbang di

supermarket.

Dengan teknik wawancara ia mendapati bahwa penurunan permintaan ini mengganggu

pedagang daging ayam terutama pedagang kecil. Ia mengaku salah satu narasumber adalah

pedagang kecil. Yang ia maksud pedagang kecil adalah pedagang yang hanya mampu membeli

jumlah ayam yang sedikit kepada bandar. Karena jumlah ayam yang dipasok dari bandar

sedikit, “maka keuntungan yang ia terima juga kecil”. Biasanya pedagang mengambil

keuntungan dua sampai empat ribu rupiah dari bandar. Dengan adanya isu flu burung maka

penjual daging ayam tidak berani mengambil banyak ayam dari bandar. “dengan begitu, laba

yang ia terima juga sedikit. Padahal dari laba itu nantinya digunakan untuk membeli ayam lg.

Kebayang kalau misalnya banyak yang tidak terjual…”.

Pemusnahan unggas menurutnya perlu dan tidak. Di beberapa daerah, pemusnahan itu

diperlukan. Ia menyebutkan daerah Wado Sumedang, daerah yang dijadikan target sasaran

pemusnahan unggas, seperti diberitak di PR. Di daerah Kismi sendiri, Yogya, pemusnahan

unggas tidak diberlakukan seperti halnya di DKI Jakarta atau Jawa Barat. “Di daerah saya,

unggas masih bebas. Masih ada di mana-mana”.

Peristiwa dipahami berdasarkan skema atau model. Skema dikonsetualisasikan sebagai

strutur mental di mana tercakup cara pandang terhadap manusia, peranan sosial, dan peristiwa.

Dalam berita ini skema yang bekerja pada diri Kismi adalah skema peristiwa, di mana

peristiwa yang satu dapat berakibat kepada peristiwa yang lain. Virus flu burung pada akhirnya

berakibat pada pemusnahan unggas, sedang pemusnahan unggas beakibat pada kerugian pada

pedagang daging ayam.

Page 18: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Elemen lain yang juga penting dalam kognisi sosial selain skema/model yaitu memori.

Kognisi sosial lebih mempertimbangkan mem ori jangka panjang. Memori ini terdiri dari dua

bagian besar, yakni memori episodik(episodic memory) dan memori semantik (semantic

memory). Memori episodik yakni memori yang berhubungan dengan diri kita sendiri

Pengetahuan bahwa flu burung adalah merugikan merupakan memori semantik, di

mana pokok pengertian Kismi terhadap flu burung adalah virus yang dapat menular. Kemudian

ia juga tahu bahwa masyarakat pada dasarnya terbagi menjadi dua kelas, yakni golongan

masyarakat bawah dan golongan masyarakat kelas atas. Di mana kemudian ia membagi jenis

pasar menjadi tradisional dan tidak(ia menunjuk supermarket, hypermarket sebagai wakilnya).

Skema peristiwa dan memoti tadi berpengaruh pada seleksi yang merupakan strategi

Kismi sebagai pencerita. Ia memutuskan untuk mewawancarai pedagang di pasar yang ia

yakini sebagai pasar tradisional. Di mana ia mengemukakan bahwa harga yang berpengaruh di

masyarakat adalah di pasar tradisional serta kemudahan akses di pasar tradisional sebagai

alasan. Metode wawancara yang ia lakukan juga memudaakan bagaimana ia melihat dan

mengkonstruksi realitas sebagaimana skema dan memori yang ia miliki.

Strategi kedua yang dilakukan Kismi adalah reproduksi. Ketika berkeyakinan bahwa

isu flu burung merugikan, informasi mengenai laba yang diperoleh pedagang (dua sampai

empat ribu rupiah per ayam) tidak ia kemukakan dalam tulisannya. Informasi mengenai

banyaknya korban yang bisa jadi menyebabkan ketakutan orang mengkonsumsi daging ayam

tidak ia kemukakan karena Kismi meyakini bahwa kerugian itu disebabkan oleh isu

pemusnahan unggas. Ia juga tidak menyertakan obat tertentu yang diapakai bandar untuk

menjaga mutu pada daging ayam yang dijual untuk pasar nontradisional, karena

keberpuhikannya pada pasar tradisional.

Selain itu Kismi juga melakukan strategi penyimpulan di mana ia memberi label

turunnya permintaan dengan kerugian/penderitaan. Lebih lanjut, ia juga melakukan proses

transformasi lokal di mana peristiwa ia rangkai sebagai jalinan historis yang detail. Ia juga

menampilkan pemusnahan ungga lebih dahulu ketimbang turunnya permintaan sebagai fakta

dalam berita.

Analisis Sosial

Dalam kerangka model Van Dijk, kita perlu mengetahui bagaimana wacana flu burung

diproduksi masyarakat. Di mana yang hrs kita lihat adalah bagaimana praktek diskursus dan

Page 19: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

legitimasi. Dua poin penting yang ditunjuk Van Dijk adalah power (kekuasaan) dan acces

(akses). Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atau sumber-sumber yang

bernilai. Namun selain dimaknai sebagai dominasi, kit juga menganalisis bagaimana proses

produksi ini dipakai utkmembentuk kesadaran dan konsensus (Teun Van Dijk dalam Eriyanto;

272)

Tanggal25 Januari 2005 Mentri Pertanian (Mentan) mengumumkan secara resmi bahwa

virus Avian Influenza/AI (H5NI) telah menyerang peternakan unggas. Selanjtunya Departemen

Kesehatan dan Departemen Pertanian melakukan Serosurvei di daerah wabah AI di Bali,

Lampung, Bantem Jawa Barat, Jawa TengahDaerah Istimewa Jogjakarta, Bengkulu, Jawa

Timur dan Kalimantan Selatan. Dari hasil Serosurvei ini diketahui bahwa hasil pemeriksaan

Sero pada manusia negatif. Pada tanggal 19 Mei Mentan menyatakan viru AI (H5NI) bersifat

asimtomatik (tanpa gejala) ditemukanpd babi di Tangerang. Dari sini kita dapat melihat bahwa

wacana flu burung mendapatkan eksistensi dan legitimasinya sebagai virus pada hewan oleh

Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Hingga tanggal 28 Juni 2005 terjadi kematian tiga orang warga Tangerang. Maka, bulan

Juli 2005, Departemen Kesehatan mengumumkan Rumah Sakit (siaga) Rujukan Flu Burung.

Rumah sakit tersebut terdapat di 30 provinsi yang ada di Indonesia

(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 1048&Itemid=2).

Wacana flu burung yang telah eksis mendapatkan penegasannya sebagai sebuah wacana untuk

peminggiran. Ekslusi ini kemudian dilakukan dengan memberi label “suspect”.

Tanggal 6 September 2005 seorang warga Jakarta Selatan meninggal dunia. Pada

tanggal 19 September 2005 Menteri Kesehatan RI melegitimasinya menajadi Kejadian Luar

Biasa(KLB) Nasional untuk flu burung. Senin 26 September 2005 Menkes DR. Dr. Siti Fadilah

Supari, Sp.JP (K) pada acara penjelasan kepada pers (Press briefing) tentang situasi terkini flu

burung pada manusia di Indonesia di Jakarta. Wacana flu burung kemudian tidak lagi hanya

sebuah virus yang dimiliki oleh hewan, namun virus dari hewan ke manusia dan merupakan hal

yang tidak biasa. Wacana ini kemudian disebarkan oleh Depkes RI pada tanggal 27 Seotember

2005.

Wacana ini telah juga menyertakan uraian teknis berupa tahapan pandemi flu burung.

Menteri Kesehatan juga mengemukakan enam tahapan menuju pandemi flu burung yaitu tahap

pertama yang disebut reiko rendah di mana flu burung pada hewan belummenginfeksi manusia.

Tahap kedua adalah flu burung pada hewan beresiko tinggi pada manusia. Pada tahap ketiga

Page 20: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

flu burung menular dari hewan ke manusia tetapi belum ada penularan dari manusia ke

manusia atau belum efektif dari amnusia ke manusia. pada tahap keempat virus menular antar

manusia slm sekelompok kecil manusia. tahap kelima yaitu virus menular antar manusia pada

kelompok yang lebih besar yang merupakan resiko tinggi terjadi. Tahap terakhir adalah tahap

di mana virus menular antar manusia dalam skala luas atau telah terjadi di beberapa negara.

Selain itu flu burung kemudian mendapatkan definisi yang jelas berikut pembatasan-

pembatasan berupa masa inkubasi, gejala klinis dan lain-lain. Sehingga ia benar-benar menjadi

sesuatu yang eksis sebagai permasalahan keseshatan: “Flu burung adalah suatu penyakit

menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat

menyerang manusia. nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza”.

Jika pada awalnya kasus flu burung hanya mempunyai 2 kategori sederhana; meninggal

dunia dan tidak. Maka pada September 2005 ini, Departemen Kesehatan kemudian

mengembangkan kategorisasi kasus flu burung menjadi rigid; suspect, probable dan

kompermasi (http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=

1255&Itemid=2).

Wacana ini terus berjalan, menambah kemungkinan perluasan atau penyempitan

batasan. Ketika pemertintah provinsi DKI memulai pemberantasan unggas. Pikiran Rakyat

sebagai koran Masyarakat Jawa Barat, mendapat legitimasi untuk menyandingkan wacana

kesehatan tersebut di samping wacana ekonomi. Di mana ia mendapatkan rasionalisasi si mana

Jawa Barat adalah provinsi dengan kasus paling tinggi, serta Jawa Barat sebagai pemasok

kebutuhan akan daging ayam (daerah Priangan Timur).

Dengan menyandingkannya bersama wacana ekonomi, maka wacana flu burung

kemudian bersanding dengan wacana kelas masyarakat di mana terdapat kategori pasar beserta

sifat-sifatnya. Saat terjadi virus flu burung bagaimana wacana tentang pasar?

Tahun 2004, sebuah survei yang dilakukan AC Nielsen memperlihatkan bahwa meski

jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 1.7 juta unit atau mengambil porsi 73% dari

keseluruhan pasar yang ada, namun laju pertumbuhan pasar modern ternyata jauh lebih tinggi

dinadingkan dengan pasar tradisional. Yang tergolong ke dalam pasar modern ini adalah

hipermarket, supermarket, minimarket dan departement store. Pertumbuhan pasar tradisional

hanya mencapai 5 % per tahun. Sedangkan pasar modern mencapai 16%. Secara lebih rinci

disebutkan bahwa minimarket mempunyai pangsa pasar sebesar 5% dengan laju pertumbuhan

Page 21: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

sebesar 15% . pangsa pasar supermarket mencapai 17% dengan tingkat pertumbuhannya

mampu melejit hingga 25% per tahun. Jadi tingkat pertumbuhan pasar modern rata-rata adalah

16% setiap tahunnya.

Studi AC Nielsen terbaru shopper trends tahun ini mewawancarai lebih dari 15 ribu

konsumen di kawasan Asia Pasifik termasuk 1.019 orang Indonesia selam bulan September

dan November tahun 2003.

Kriteria responden adalah laki-laki dan perempuan berusia 15-45 tahun dengan

pengeluaran rutin rumah tangga di atas Rp 700 ribu per bulan dan cakupan wilayahnya adalah

Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Seperti di kawasan Asia Pasifik lainnya yang jumlah toko dengan format swalayan

yang terus meningkat, di Indonesia toko swalayan seperti hipermarket, supermarket dan

minimarket telah mengalami pertumbuhan yang kuat dengan jumlah toko yang meningkat

lebih dari 31.4% dalam waktu dua tahun. Sementara dalam periode yang sama jumlah toko

tradisional telah menurun 8.1% per tahun.

Perpaduan antara belanja kebutuhan rutin dan rekreasi keluarga bulanan telah

membentuk struktur dan perilaku perdagangan di Indonesia. Saat ini (tahun 2004) rumah

tangga kelas menengah ke atas Indonesia berbelanja di hipermarket satu bulan sekali, lalu ke

supermarket dua minggu atau seminggu sekali (Tempo Edisi Senin, 21 Juni 2004).

Wacana pasar tradisional dan non-tradisional ternyatasdh ada. Namun ini bukan saja

menjadi wacana ekonomi. Ketikia masyarakat bereaksi terhadap wacana itu, ia bisa saja

menjadi wacana politis. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera(PKS), yang dikenal memiliki banyak

pendukung fanatik, menggambarkan;

“Sementara itu yang dianggap selama ini sebagai pasar tradisional adalah pasar yang bentuk bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar dan penerangan yang kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan cara pembeliannya dengan sistem tawar-menawar. Para pedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan cara berdagangnya kurang profesional. Contohnya adalah pasar Inpres, pasar lingkungan dan sebagainya”.

(http://www.pksjakarta.or.id/module.php?op=modload&name=news&file=article&sid=337)

Page 22: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Gambaran ini kemudian dibaca sebagai ancaman seriua bagi perkembangan pasar

tradisional. Sebuha kesimpulan yang diyakini masyarakat Indonesia. Apakah demikian yang

terjadi di daerah yang berada di Jawa Barat?

Tahun 2004, dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Pasal 17, dirumuskan

bahwa “kebijakan pengembangan kawasan dan kegiatan perdagangan adalah merelokasi

pasar yang menimbulkan gangguan dan/atau tidak didukung prasarana yang memadai(butir

b) mengatur, menata dan mengendalikan pasar yang tidak tertata dan tumpah ke jalan(butir

c), menertibkan pasar yang tidak sesuai peruntukannya (d) memperkuat dan menata ulang

pasar induk/grosir(e) membatasi perkembangan pusat belanja di wilayah Bandung Barat (f)

dan mengendalikan dan menertibkan pusat belanja yang menganggu(g)”.

Pasar modern di Bandung, dibahsakan menjadi pusat perbelanjaan. Dalam kerangka

pengaturan ruang, pasar lebih banyak menjadi pembicaraan dominan. Namun seringkali ia

mrpgangguan dan dianggap tidak didukung prasarana memadai. Namun untuk pusat

perbelanjaan, pemerintah hanya berkewajiban untuk membatasi – kewajiban yang tampak

ambigu.

Pasar modern atau pusat belanja sebagai bentuk dominasi ekonomi akhirnya

mendapatkan legitimasi. Ia yang hanya membolehkan akses pada sebagian kelompok orang,

dilegitimasi oleh kekuasaan yang disusun oleh sebagian orang. Ketika pasar tradisional

dianggap tersisih karena kurang menjaga mutu barang dan tidak memadai tata ruangnya, ia

dianggap kurang memperhatikan kesehatan. Jika kemudian flu burungdidefinisikan sebagai

masalah kesehatan, maka ia mengancam keberadaan pasar tradisional.

V KESIMPULAN

Dalam analisis ini, kita dapat melihat bahwa berita yang dimunculkan oleh HU Pikiran

Rakyat mengenai flu burung ddpt dilihat sebagai sebuah episteme (cara pandang) baru bagi

pemaknaan flu burung. Meskipun Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat kematian

yang cukup tinggi dengan 21 kasus kematian akibat flu burung, HU Pikiran Rakyat lebih

melihat flu burung sebagai ancaman ekonomi.

Fakta ini diperkuat dengan banyaknya intensitas berita yang berkaitan dengan masalah

pembangunan ekonomi di Jawa Barat. Sepanjang bulan Januari 2007, untuk kasus flu burung,

Pikiran Rakyat menyajikan 20 berita bertema peternakan/ekonomi, 6 bertema kesehatan dan 8

kombinasi peternakan dan kesehatan.

Page 23: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Hal ini kemudia dirasionalisasikan dengan isu pemusnahan unggas, atau turunnya

permintaan terhadap daging ayam di daerah Priangan Timur sebagai penghasil daging ayam,

juga melemahnya permintaan terhadap pedagang di pasar tradisional.

VI REFERENSI

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana:Pengantar Ananlisis Teks Media. LKIS

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Media Massa. Jakarta: Granit.

Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: suatu Pendekatan Global. Penerjemah A.

Setiawan Abadi. Jakarta: YOI.

Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Poluler. Jakarta: Pustaka Jaya.

Mills, Sara. 1994. Discourse. London: Routledge

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2004

Pikiran Rakyat, Edisi 28 Januari Tahun 2007.

Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tempo Interaktif, Edisi Senin, 21 Juni tahun 2004.

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajran Wacana . Bandung: Angkasa

Sujiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 1048&Itemid=2).

(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid= 1255&Itemid=2).

(http://www.pksjakarta.or.id/module.php?op=modload&name=news&file=article&sid=337)

Page 24: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

MAKNA DAN PEMAKNAAN

APLIKASI DALAM PENELITIAN

Oleh

Mien Hidayat

I PENDAHULUAN

Makna merupakan hakekat komunikasi. Bagaimana tidak, seseorang dalam

kondisinterlibat percakapan,ia dan lawan bicaranya akan terus menerus memberikan makna

pada berbagai pesan/informasi yang mereka sampaikan maupun yang diterimanya. Pemaknaan

yang dilakukan para fihak yang terlibat dalam komunikasi, berada dalam koridor mencari

kebenaran, melalui langkah-langkah kreatif dalam memberi makna.

Dalam konteks komunikasi makna dan pemaknaan akan selalu muncul dalam episode

pembuatan pesan, penerimaan pesan dan proses yang berlangsung di dalamnya. Pembuatan dan

penerimaan pesan dapat dimaknai dari berbagai perspektif termasuk individualis, sosialis

interpretif dan kritik. Pembuatan pesan berurusan dengan bagaimana pesan-pesan dihasilkan

yang bermuara pada produk pesan. Semen itu penerimaan pesan fokus pada bagaimana pesan

diterima. Baik pembuatan maupun penerimaan pesan, berkutat di seputar bagaimana manusia

memahami, mengorganisasikan dan menggunakan informasi yang terkandung dalam pesan.

Sebagaiman diketahui bahwa komunikasi merupakan proses yang fokus pada pesan yang

dibangun oleh berbagai informasi.

Sekaitan dengan pernyataan di atas muncul serangkaian pertanyaan: apa yang yang

harus diberi makna? Apakah terdapat metode/cara-cara untuk memberi makna? Apa yang

disebut kebenaran? Bagaimana dan melalui cara pemaknaan yang mana untuk meraih

kebenaran tersebut?. Jawaban dari serangkaian pertanyaan tersebut pada hakikatnya merupakan

bagian dari pembangunan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dibangun, didasarkan pada

landasan filosifis dan metodologi penelitian, yang akan meng-guide manusia menempuh

prosedur kerja mencari kebenaran melalui pemaknaan.

Secara filosofis prosedur kerja mencari kebenaran, berada pada tataran filsafat

epistemologi. Kebenaran yang dihasilkan melalui prosedur kerja ini, sejauh kebenaran

Page 25: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

epistemologi. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan pun hanya akan mampu menjangkau

kebenaran epistemologis. Artinya kebenaran itu dalam wujud kebenaran tesis atau atau

kebenaran teoretis yang dalam perjalanannya bisa disanggah oleh tesis dan teori lain.

Pergeseran/pergantian suatu tesis/teori oleh tesis/teori lainnya merupakan dinamika

perkembangan ilmu pengetahuan.

Makna dan pemaknaan dilakukan manusia dalam upaya mencari kebenaran. Dalam

konteks ilmu pengatahuan kebenaran yang dicari berupa kebenaran ilmiah, sebab kebenaran

ilmiah inilah yang membangun ilmu pengetahuan . kebenaran ilmiah yang ingin diraih melalui

upaya memberikan makna terhadap berbagai realitas sosial, dilakukan melalui metodologi

penelitian.

Metodologi penelitian sebagai salah satu aspek dari ilmu pengetahuan, mengkaji

berbagai aspek dan langkah-langkah mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.

Konseksuensinya kualitas kebenaran yang dihasilkan akan tergantung pada kualitas prosedur

kerja yang ditempuh. Apabila semua kriteria dan persyaratan prosedur kerja terpenuhi, maka

akan dapat diraih kebenaran dengan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Selain metodologi penelitian sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari prosedur

kerja mencari kebenaran, juga dikenal logika. Dalam kajian filsafat, logika akrab dikenal

sebagai salah satu ilmu yang menelaah berbagai instrumen untuk memperoleh kebenaran

II APLIKASI PEMAKNAAN

Makna dan pemaknaan ini sesungguhnya harus dilakukan terhadap apa atau siapa,

sehingga bisa diperoleh kebenaran. Dalam konteks ilmu pengetahuan diperlukan sejumlah

kebenaran ilmiah, sebab kebenaran ilmiah inilah yang membangun dan menumbuh

kembangkan ilmu pengetahuan. Sementara kebenaran ilmiah itu sendiri tersusu dari fakta atau

kenyataan yang menopangnya. Kenyataan atau fakta dalam kajian filosofis dapat

diklasifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu:

� Kenyataan empiris sensual

� Kenyataan empiris logik

� Kenyataan empiris etik dan

� Kenyataan empiris transenden

Page 26: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Pemaknaan terhadap fakta atau kenyataan, dilakukan dengan berbagai cara. Merujuk

pada Muhadjir, metode pemaknaan ini meliputi empat cara yaitu terjemah – tafsir –

ekstrapolasi – dan pemaknaan.

� Terjemah:merupakan upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan

media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain, dari

verbal ke gambar dan sebagainya.

� Penafsiran: tetap berpegang pada materi yang ada lalu dicari latar belakangnya dan

konteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya secara lebih jelas lagi.

� Ekstrapolasi: lebih menekankan kemampuan daya fikir manusia untuk menangkap hal-

hal- yang berada di balik yang tersajikan. Materi yang tersajikan dilihat tidak lebih dulu

dari tanda-tanda atau indikator bagi sesuatu yang lebih jauh lagi.

� Memberikan makna: merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai

kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif

manusia dari segi indrawinya, daya fikirnya dan akal budinya. Sama seperti

ekstrapolasi, materi yang tersajikan dilihat tidak laebih dari tanda-tanda atau indikator

bagi sesuatu yang lebih jauh.di balik yang tersaji bagi ekstrapolasi terbatas dalam arti

emperik, sedangkan pada pemaknaan dapat pula menjangkau yang etik dan yang

transendental. (Muhadjir, 2000 : 187 – 188)

Sementara itu aplikasi pemaknaan terhadap keempat kenyataan empiris menjadi obyek

pemaknaan, bisa saling berbeda dalam tiap pendekatan penelitian.

� Pendekatan Positivisme

Metodologi kuantitatif, berlandaskan filsafat positivisme Comte, yang

berpandangan menolak teologik dan metafisik. Sebagai konsekuensi dari prinsip

tersebut, kebenaran yang dicari akan diperoleh melalui pemaknaan yang terbatas hanya

pada kenyataan empiris sensual atau terhadap gejala-gejala kasat mata yang bisa

ditangkap secara indrawi. Pandangan ini telah mengkerdilkan harkat derajat manusia,

karena kebenaran itu tidak hanya bisa diukur melalui indra. Ada kebenaran yang dapat

ditangkap dari pemaknaan manusia atas empirik sensual. Potensi manusia untuk

memperdayakan kemampuan berpikir dan akal budinya dalam memaknai kenyataan

empirik sensual, jauh lebih bermakna dari pada empirik sensual nya itu sendiri.

Page 27: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

Secara teknis, dalam pendekatan positivistik, mencari makna, diaplikasikan

dalam bentuk mencari signifikasi. Langkahnya analisis akan dihentikan manakala teruji

kebermaknaan dalam rangkaian uji signifikansi. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan

prediksi terhadap kemungkinan salah, dengan teknik pembuktian yang didasarkan pada

frekuensi atau ragam kejadian.

Karakteristik lain dari perspektif positivisme adalah nomothetik yaitu

membangun ilmu dengan membuat hukum dari generalisasinya. Guna mewujudkannya,

kebenaran dicari melalui hubungan kausal linear dengan prinsip tiada akibat tanpa

sebab dan sebaliknya.teori kebenaran yang umumnya dirujuk positivisme adalah teori

korespodensi, yang asumsi dasarnya : sesuatu itu benar bila ada korespondensi antara

pernyataan verbal atau matematik dengan realitas empirik yang terbatas pada empirik

sensual.

Bebas nilai/value free juga menjadi salah satu dari penelitian kuantitatif, yang

diwujudkan dalam terjaganya objektifitas penelitian. Objektifitas dikejar dengan

maksud untuk menampilkan prediksi kebenaran atau hukum-hukum yang

keberlakuannya tidak terikat waktu dan tempat.

� Rasionalisme

Metodologi penelitian yang berhadapan filsafat rasionalisme, merupakan

metodologi penelitian kualitatif. Rasionalisme bukan sekedar berpikir yang bertolak

dari rasio, tapi sebagai aliran filsafat yang membangun ilmu dengan mengandalkan

pemahaman intelektual melalui argumentasi secara logik bukan hanya pengalaman

empirik sensual seperti positivisme, makanya rasionalisme bertentangan dengan

positivisme. Namun rasionalisme, tidak memerlukan dukungan data empirik relevan,

sebab pemahaman intelektual dan kemampuan berargumentasi secara logik dikerahkan

untuk pemaknaan data empirik tersebut, sehingga ilmu sebagai hasil akhir memang

ilmu bukan fiksi.

Selain pemaknaan secara logik, pencarian kebenaran dalam rasionalisme juga

dilakukan melalui pemaknaan terhadap empirik etik. Kebenaran melalui pemaknaan

terhadap empirik logik, merupakan produk dari pemberdayaan ketajaman daya fikir

manusia atas indikasi empirik sensual. Sementara itu empirik etik kebenarannya

diperoleh karena ketajaman akal budi manusia dalam memberi makna ideal atas

Page 28: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

indikasi empiris. Rasionalitik mencari makna lewat bangunan rasional grand concepts

yang memayungi data objek spesifik.

� Fenomenologi interpretif

Sebagai suatu perspektif, fenomenologi interpretif dalam membangun ilmu

memiliki metodologi penelitian yang relatif lengkap. Terdapat banyak macam

aksentuasi dan pemaknaan fenomenologi. Fenomenologi Edmund Husserl mencakup

berbagai metodologi penelitian dalam tradisi post positivisme fenomenologi interpretif.

Pokok pemikirannya sendiri bahwa obyek ilmu tidak terbatas pada yang empirik

(sensual seperti pada positivisme) juga mencakup fenomena lain seperti persepsi,

pemikiran, pemahaman, kemauan, perasaan dan keyakinan subjek terhadap sesuatu di

luar subjek, juga ada sesuatu yang transenden di samping yang aposteriotik.

Metode pemaknaan dalam tradisi fenomenologi interpretif relatif lengkap,

karena mengakui kebenaran dari empat strata empirik, yaitu sensual, logik, etik dan

transenden. Pencarian maknanya melalui penggalian esensi serta nilai moral dan etik.

Bagi positivisme menangkap gejala sebatas pada yang empirik sensual, dan lebih

lengkap pada rasionalisme harus menggapai sampai ke empirik sensual, logik dan etik,

sementara bagi fenomenologi ditambah lagi, gejala harus dapat ditangkap sampai

sejauh yang transendental. Dengan demikian membangun kebenaran ilmiah dalam

tradisi fenomenologi interpretif melalui pengejaran makna di balik yang sensualdn

mncari fenomena yang lebih esensial dari pada sekedar fenomenanya itu sendiri.

� Teori Kritis dan Weltanschauung/Ideologi

Teori kritis berpijak pada dua landasan filosofis, sebelah kaki berpijak pada

fenomenologi dan sebelahnya lagi berdiri pada realisme metafisik. Merupakan pendekatan

pengembangan ilmu yang titik tolak penelitiannya dari ideologi/pandangan hidup,

Weltanschauung pada teori kritis adalah keadilan. Artinya konsep keadilan menjadi titik awal

kajian. Aplikasi dalam penelitian memerlukan fenomena empirik sensual berupa bukti-bukti

ketidakadilan, yang akan diikuti langkah perombakan struktur dan sistem ketidakadilan, lalu

dilanjutkan dengan membangun konstruksi baru berupa struktur/sistem yang adil.

Teori kritis bergerak Marxis (Frankfurt Jerman), Neo Marxis dan Kiri Baru yang

berlandaskan pada radikal revolusioner. Ketidakadilan dalam berbagai aspek dan seperti

konstruksi, gender, distribusi, pendapatan, kesempatan berperan dan kelompok minoritas

Page 29: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

banyak diangkat dalam studi sosiologi, komunikasi politik, ekonomi, dan hukum. Dalam

perjalanannya gerakan studi kritis melalui jalan radikal revolusioner, baik di negara maju

maupun berkembang berhasil. Teori kritis dikembangkan dengan menghindari jalan radikal

revolusioner yang menempuh jalanevalusioner dengan komunikasi dialogis yang ditampilkan

Habermas dan Freire dengan proxis sebagai sistem dari tesis problem solving dan antitesis

problematizes.

Pemaknaan dalam teori kritis dilihat dari sisi filsafat bersifat aktif mencipta makna

tidak hanya sekedar pasif menerima makna dari peran yang dilakoninya. Perubahan peran

dalam teori kritis akan mengubah perilaku seseorang di mana perubahan perilaku ini akan

memiliki konsekuensi logis berupa perubahan makna dalam konteks selanjutnya. Asumsi aktif

mencipta makna menimbulkan pertanyaan : “ dilakukan oleh siapa?”. Idealnya dilakukan oleh

pemimpin yang berasal dari kelompok informal yang terseleksi lingkungannya secara alami

atas kriteria kecerdasan, kebijakan, pengetahuan dan kejujurannya. Pemimpin yang dimaksud

adalah opinion leader. Opinion leader akan mudah ditemukan pada setiap kelompok pada

semua jenjang kehidupan. Pemaknaan dalam teori kritis ini tidak lepas dari Weltanschauung

yaitu keadilan yang dalam aplikasinya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

� Pragmitisme Meta Etik

Pragmatisme bertolak dari perkembangan historiknya dapat dikelompok menjadi dua

yaitu pragmitisme positistik dengan tokohnya William James dan John Dewey. Konsep

pemikirannya terfokus pada azas manfaat dan fungsional. Pragmatisme lainnya adalah

pragmatisme meta etik yang berkembang sejak 1980-an dengan tokohnya antara lain Richard

Rorty. Acuan pemikirannya adalah moralitas praktis/applied morals. Dengan kata lain mencari

makna moral bagi keputusan praktis yang akan diambil.

Pragtisme Rorty mendapat pengaruh dari pemikiran Thomas Kuhn dalam

pengambangan social science dan berlandaskan pada pandangan Hegel yang menghendaki

pembahsan tentang terjadinya perbedaan opini bukan pada hakikat opini. Di tataran

epitemologi pragmatisme Rorty menolak teori filsafat untuk membangun teori, tetapi untuk

mencari realistik.

Bertolak dari uraian berbagai asumsi dasar dan landasan filosofis pragmatisme yang

telah diuraikan, maka pencarian kebenaran dilakukan pada pemaknaan yang didasarkan pada

moral. Dengan kata lain upaya membangun kebanaran dengan memberi makna moral yang

Page 30: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

melandasi setiap keputusan praktis yang akan diputuskan. Dengan demikian kebenaran

pragmatik ditetapkan dengan judgement bukan melalui cara conclusion. Pembuatan conclusion

perlu dukungan praposisi semantik yang benar. Sementara untuk membuat judgement

membutuhkan praposisi pragmatik. Benar pada prosisi pragmatik dapat diuji melalui

kesesuaian antara ide dengan fungsi dan manfaatnya. Sekalian dengan makna moral bagi

keputusan praktis yang akan diambil, erat hubungannya dengan berbagai kasus applied ethics

seperti rekayasa, aborsi, sensor, pelecehan dan seterusnya.

Page 31: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

MAKNA DAN PEMAKNAAN

APLIKASI DALAM PENELITIAN

Oleh

Mien Hidayat

Disampaikan pada:

Seminar Jurusan Hubungan Masyarakat

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

16 April 2008

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2008

Page 32: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis

ANALISIS WACANA FLU BURUNG

(VIRUS AVIAN INFLUENZA) DI HARIAN UMUM

PIKIRAN RAKYAT

Oleh

Mien Hidayat dan Engkus Kuswarno

Disampaikan pada:

SIMPOSIUM KEBUDAYAAN INDONESIA – MALAYSIA KE – 10

(SKIM X)

29 – 31 MEI 2007

UNIVERSITAS KEBANGSAAN MALAYSIA

Kerja Sama:

Fakulti Sains dan Kemanusiaan Universitas Kebangsaan Malaysia

Bangi, Selangor D.E

dan

Universitas Padjadjaran Bandung Indonesia

2007

Page 33: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis
Page 34: ANALISIS WACANA FLU BURUNG - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu... · 2007 di Harian Umum Pikiran Rakyat dengan mempergunakan analisis