22
ANALISIS TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Suatu Studi Eksploratif pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat) Sri Adella Fitri_0821221016 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mengikuti perkembangan bisnis yang semakin komplek, diperlukan keseimbangan informasi yang sesuai dan memadai. Menurut FASB didalam SFAC No.5 (1984, paragraf 13) dikatakan sesuai bila seperangkat laporan keuangan selama suatu periode harus menunjukkan financial position at the end of the period, earning for the period, comprehensive income for the period, cash flow during the period, investment by end distributions to owners during the period. Sedangkan memadai menunjukkan bahwa secara individual laporan keuangan akan mencakup balancesheet atau statement of financial position, income statement, statement of retain earnings, statement of change in financial position (Statement of sources and application of funds) (SFAC No.1 1978, paragraph 6) Di lingkungan pemerintahan, dengan bergulirnya UU Nomor 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi UU no.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 yang direvisi menjadi UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan aturan pelaksanaannya , khususnya PP Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan PP No. 58 Tahun

Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keuangan daerah

Citation preview

Page 1: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

ANALISIS TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORANKEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Suatu Studi Eksploratif pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat)

Sri Adella Fitri_0821221016

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk mengikuti perkembangan bisnis yang semakin komplek, diperlukan

keseimbangan informasi yang sesuai dan memadai. Menurut FASB didalam

SFAC No.5 (1984, paragraf 13) dikatakan sesuai bila seperangkat laporan

keuangan selama suatu periode harus menunjukkan financial position at the end

of the period, earning for the period, comprehensive income for the period, cash

flow during the period, investment by end distributions to owners during the

period. Sedangkan memadai menunjukkan bahwa secara individual laporan

keuangan akan mencakup balancesheet atau statement of financial position,

income statement, statement of retain earnings, statement of change in financial

position (Statement of sources and application of funds) (SFAC No.1 1978,

paragraph 6)

Di lingkungan pemerintahan, dengan bergulirnya UU Nomor 22 tahun

1999 yang kemudian direvisi menjadi UU no.32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 yang direvisi menjadi UU

No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah,

dan aturan pelaksanaannya , khususnya PP Nomor 105 tahun 2000 tentang

Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan PP No. 58 Tahun

Page 2: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah maka terhitung tahun anggaran 2001,

telah terjadi pembaharuan di dalam manajemen keuangan daerah. Dengan adanya

otonomi ini, daerah diberikan kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

tangganya sendiri dengan sesedikit mungkin campur tangan pemerintah pusat.

Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan yang luas untuk

menggunakan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang berkembang di daerah.

Dengan adanya reformasi atau pembaharuan di dalam sistem

pertanggungjawaban keuangan daerah, sistem lama yang selama ini digunakan

oleh Pemda baik pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten/kota yaitu

Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang diterapkan sejak 1981

sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda untuk menghasilkan laporan

keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai PP 105/2000 pasal 38.

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan tersebut diperlukan suatu sistem

akuntansi keuangan daerah yang didasarkan atas standar akuntansi pemerintahan.

Pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan

Pemerintah baru tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan peraturan pemerintah no. 24 tahun 2005.

Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur

pelaksanaan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan

pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan. Standar akuntansi sangat

diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan.

Page 3: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan Keuangan yang disajikan tersebut menurut PSAP No.1 Paragraf

21 menyatakan bahwa entitas pelaporan mengungkapkan informasi tentang

ketaatan terhadap anggaran. Lebih lanjutnya pada paragraph 23 sampai 26

dijelaskan mengapa pentingnya mengungkapkan semua informasi, hal ini

bertujuan agar menghindari kesalahpahaman dalam membaca laporan. Dengan

demikian akan memperjelas bahwa Laporan Keuangan keuangan yang disajikan

bukan hanya untuk memenuhi tuntutan atas peraturan yang ada, tapi harus

memenuhi pengungkapan yang akan memudahkan bagi pengguna laporan

keuangan untuk memahami.

Dalam kerangka konseptual dijelaskan bahwa salah satu prinsip akuntansi

dalam pelaporan keuangan adalah prinsip pengungkapan lengkap dimana laporan

keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Dimana pengungkapan yang tidak dapat disajikan dalam halaman depan laporan

keuangan dapat disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Tentu hal ini

akan memperjelas terhadap item-item yang diungkapkan.

Dengan adanya standar akuntansi pemerintahan, undang-undang dan

peraturan pemerintah yang mendukung, maka pemerintah baik pemerintah daerah,

pemerintah tingkat provinsi dan pemerintah pusat telah menyusun Laporan

Kuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan peraturan

dan undang-undang yang berlaku tetapi apakah laporan keuangan tersebut telah

mengungkapkan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan tersebut.

Fenomena yang terjadi bahwa masih ada laporan keuangan pemerintah yang

memperoleh opini adverse dan disclaimer karena penyusunannya belum sesuai

Page 4: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

dengan standar yang telah ada dan belum memenuhi tingkat kelengkapan yang

disyaratkan. Tapi apakah laporan keuangan pemerintah yang memperoleh opini

WTP dan WDP memang telah mencerminkan laporan dengan pengungkapan yang

benar-benar baik. Hal ini masih menjadi perdebatan dari berbagai kalangan.

Apakah laporan keungan yang di hasilkan oleh pemerintah telah mencerminkan

pengungkapan laporan dengan tingkat pengungkapan yang baik.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam

penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat pengungkapan laporan keuangan

pemerintah daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengungkapan

laporan keuangan pemerintah daerah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah memperbaiki tingkat

pengungkapan dalam laporan keuangan pemerintah.

2. Sabagai kontribusi akademik dalam pengembangan akuntansi

pemerintahan di Indonesia.

3. Sebagai pijakan dalam penelitian berikutnya.

Page 5: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan studi eksploratif

deskriptif. Studi eksploratif dilakukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi

diperlukan lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoritis yang kukuh

(Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana tingkat

pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang dikeluarkan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

2.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang

memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam

penelitian adalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang dikeluarkan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi (Yurniwati, 2004). Sampel

dalam penelitian ini adalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang dikeluarkan

oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan opini Disclaimer yang

diperoleh melalui situs BPK.Pemilihan sampel dengan cara purposive sampling.

Purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 6: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Adapun kriterianya adalah: LHP yang diambil sebagai sampel adalah LHP yang

memperoleh opini WTP, WDP dan Disclaimer

2.3 Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya

Dari berbagai penelitian yang dilakukan, pengungkapan dapat diukur

dengan berbagai cara, salah satu cara untuk mengukur tingkat pengungkapan

adalah melihat tingkat pengungkapan yang diungkapkan dalam laporan keuangan

(Ikhsan, 2009).

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan Laporan

Keuangan. Tingkat pengungkapan laporan keuangan adalah suatu konsep abstrak

yang tidak dapat diukur secara langsung sehingga penggunaan indeks

pengungkapan dalam penelitian ini adalah salah satu cara yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat pengungkapan informasi yang disajikan (Al Saeed 2006,

dalam Ikhsan 2009).

Ada 2 (dua) metode yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengungkapan. Metode yang pertama menggunakan indeks yang tidak diboboti

(unweighted index) atau menggunakan Dichotomous Score. Dalam metode ini

perhitungan indeks pengungkapan dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk

item yang diungkapkan, sedangkan 0 untuk item yang tidak diungkapkan sesuai

dengan daftar item pengungkapan yang dibuat oleh peneliti. Metode yang kedua

adalah menggunakan skema atau indeks yang diboboti (weighted scheme/index)

yang didasarkan pada penilaian subjektif para analis dan pengguna laporan

keuangan yang disurvey atas item-item tertentu anual report yang diurutkan

menurut urutan prioritasnya.

Page 7: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Tingkat pengungkapan ini diukur dengan membandingkan item-item yang

diungkapkan dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah

dengan item-item yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah

daerah dengan mengacu kepada Peraturan Pemerinah No.24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Tingkat pengungkapan diukur dengan mengidentifikasi informasi apa saja

yang disajikan dari item-item yang diungkapkan dalam laporan keuangan

pemerintah daerah. Untuk mengukur tingkat pengungkapan terhadap kedalaman

informasi digunakan metode yang tidak diboboti (unweighted index/score). Dalam

pengukuran indeks pengungkapan, informasi yang diungkapkan dalam laporan

keuangan pemerintah daerah dibandingkan dengan informasi yang diungkapkan

berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) pada lampiran 2. Untuk item

yang diungkapkan sesuai dengan pengungkapan pada SAP akan diberi nilai 1,

sedangkan untuk item yang tidak diungkapkan diberi nilai 0. Indeks

pengungkapan adalah jumlah keseluruhan item yang diungkapkan dibagi dengan

jumlah maksimum pengungkapan.

Dalam penelitian ini range yang ditetapkan untuk menentukan apakah

Tingkat Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tergolong

kedalam tingkat pengungkapan yang berkualitas atau kurang berkualitas

merupakan range yang ditentukan oleh peneliti sendiri, karena belum adanya

acuan atau aturan mengenai pengelompokan tingkat pengungkapan laporan

keuangan pemerintah daerah tersebut.

Page 8: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dengan opini WTP, WDP dan Disclaimer.

Teknik pengumpulan data skunder adalah dengan cara mempelajari dari jurnal,

karya tulis lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini., seperti laporan

keuangan pemerintah daerah. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP), melalui akses ke situs resmi Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK).

2.5 Teknik Analisa Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan quantitative content

analysis. Quantitative content analysis digunakan untuk membedah muatan teks

komunikasi yang bersifat manifest (nyata). Content analysis adalah penelitian

yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau

tercetak dalam media massa (Yuris, 2009). Content analysis ini menggunakan

teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis,

kemudian diberi interpretasi.

Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi

analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya.

2. Melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih

3. Pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis

4. Pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan

pengkodean

Page 9: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

5. Pembuatan skala dan item berdasarkan kriteria tertentu untuk

pengumpulan data, dan

6. Interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten/Kota yang Diteliti

Daerah yang menjadi objek penelitian ini terdiri dari 6 kabupaten/kota yang

dipilih dengan kategori: 2 daerah yang memperoleh opini WTP yaitu Kota

Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, 2 daerah yang memperoleh opini

WDP yaitu Kota Solok dan Kota Sawahlunto dan 2 daerah yang memperoleh

opini Disclaimer yaitu Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian ini akan melihat bagaimana tingkat pengungkapan dalam laporan

keuangan daerah dari setiap opini yang diperoleh. Apakah tingkat pengungkapan

laporan keuangan yang memperoleh opini WTP memang lebih baik dari laporan

keuangan yang memperoleh opini WDP dan opini Disclaimer, atau sebaliknya.

3.1.2 Analisis Data

Penilaian terhadap kinerja pemerintah dengan hanya mengandalkan laporan

keuangan yang disajikan dilembar muka tanpa adanya penjelasan yang lebih

lanjut tentang informasi yang perlu diketahui oleh pengguna laporan keuangan

tentu tidaklah mungkin. Sehingga dengan adanya Catatan atas Laporan Keuangan

yang diatur oleh PSAP No.4 yang disusun secara cermat dengan

mempertimbangkan informasi apa saja yang perlu diungkapkan mengacu pada

best practices yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Dengan demikian

pemerintah daerah akan menganggap bahwa laporan keuangan pemerintah daerah

Page 10: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

bukan hanya untuk pertanggungjawaban kepada pemerintahan yang lebih tinggi

tapi juga kepada publik. Tidak seperti yang terjadi selama ini, banyak daerah yang

masih menganggap bahwa laporan keuangan daerah bukan milik publik. Sehingga

informasi yang disajikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harusnya

juga memberikan informasi yang bukan untuk pemerintah yang lebih tinggi saja

tapi juga terhadap masyarakat publik.

Indeks pengungkapan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebanyak 103

item, terdiri dari 48 item pengungkapan dalam neraca, 16 item pengungkapan

dalam laporan realisasi anggaran, 1 item dalam laporan arus kas, dan 38 item

pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan, tetapi dalam penerapannya

terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disesuaikan dengan posisi

keuangan daerah di masing-masing daerah yang dijadikan sampel. Dari indeks

pengungkapan yang diterapkan jumlahnya bervariasi, dari sampel yang diteliti

indeks pengungkapkan menunjukkan angka rata-rata yaitu berkisar 33% sampai

dengan 54%. Indeks terendah sebesar 33% merupakan indeks pengungkapan

Laporan Keuangan pemerintah Kota Solok Selatan, sedangkan indeks tertinggi

sebesar 54% merupakan indeks pengungkapan Laporan Keuangan pemerintah

Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat

pengungkapan informasi dalam Laporan Keuangan, dimana nilai maksimal yang

diharapkan adalah 100%. Dan diantara daerah-daerah yang diteliti tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam indeks pengungkapannya.

3.1.2.1 Tingkat Rincian Akun yang Diungkapkan dalam Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Page 11: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut PSAP No.01 Paragraf 43 “Neraca mencantumkan sekurang-

kurangnya pos-pos berikut”

a. Kas dan setara kas

b. Investasi jangka pendek

c. Piutang pajak dan bukan pajak

d. Persediaan

e. Investasi jangka panjang

f. Aset tetap

g. Kewajiban jangka pendek

h. Kewajiban jangka panjang

i. Ekuitas Dana”

Hal ini merupakan batasan minimum akun yang disajikan dalam neraca,

sedangkan contoh format neraca disajikan dalam lampiran, dan bukan merupakan

bagian dari standar tapi hanya sebagai ilustrasi, sehingga dalam prakteknya terjadi

ketidakseragaman dalam rincian akun yang disajikan.

Sedangkan menurut PSAP No.2 Paragraf 14 “ Laporan Realisasi Anggaran

sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan

b. Belanja

c. Transfer

d. Surplus/Defisit

e. Penerimaan pembiayaan

f. Pengeluaran pembiayaan

Page 12: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

g. Pembiayaan neto

h. SILPA/SIKPA”

Menurut PSAP No.3 Paragraf 14 “Laporan arus kas menyajikan informasi

penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan

berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan

nonanggaran”.

Berikut adalah hasil dari rincian akun untuk masing-masing daerah yang

diteliti:

1. Kota Pariaman

Kota Pariaman telah menyajikan rincian akun-akun di neraca, laporan

realisasi anggaran dan laporan arus kas sesuai dengan SAP, dan telah

merinci untuk masing-masing akun yang ada

2. Kabupaten Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman telah menyajikan rincian akun-akun di

neraca, laporan realisasi anggaran dan laporan arus kas sesuai dengan

SAP, dan telah merinci untuk masing-masing akun yang ada

3. Kota Solok

Kota Solok telah menyajikan rincian akun-akun di neraca, laporan realisasi

anggaran, laporan arus kas sesuai dengan SAP, dan telah merinci untuk

masing-masing akun yang ada

4. Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto telah menyajikan rincian akun-akun di neraca, laporan

realisasi anggaran, dan laporan arus kas sesuai dengan SAP, tapi tidak

Page 13: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

merinci untuk sebagian akun yang ada pada neraca, akun yang tidak

dirinci adalah kas dan piutang, dimana akun ini hanya dirinci dalam

catatan atas laporan keuangan

5. Kabupaten Solok Selatan

Kabupaten Solok Selatan telah menyajikan rincian akun-akun di neraca,

laporan realisasi anggaran, dan laporan arus kas sesuai dengan SAP, dan

telah merinci untuk masing-masing akun yang ada, bahkan untuk akun

aset tetap di neraca, kabupaten solok selatan lebih merinci lagi sub

akunnya.

6. Kabupaten Pasaman Barat

Kabupaten Pasaman Barat telah menyajikan rincian akun-akun di neraca,

laporan realisasi anggaran dan laporan arus kas sesuai dengan SAP, dan

lebih merinci untuk masing-masing akun yang ada.

3.1.2.2 Mapping Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan PemerintahDaerah

Berikut merupakan persentase pengungkapan informasi yang diungkapkan

di masing-masing daerah. Tabel 3.1.

Persentase dari tabel informasi yang diungkapkan pada masing-masing

laporan keuangan diatas diperoleh dengan cara menjumlahkan item-item yang

diungkapkan dalam pada masing-masing laporan dibagi dengan item-item yang

harusnnya diungkapkan pada masing-masing laporan. Misalnya item yang

diungkapkan dalam Neraca Kota Pariaman adalah 17 item, sedangkan total

pengungkapan pada Neraca adalah 43 item, maka persentase pengungkapannya

adalah (17/43)*100%=40%

Page 14: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Ditinjau dari pengungkapan neraca, jumlah pengungkapan yang

seharusnya adalah 48 item, sedangkan rata-rata pengungkapannya adalah 20 item

yang diperoleh dari jumlah item pengungkapan seluruh neraca kabupaten/kota

dibagi dengan jumlah kabupaten/kota yang diteliti. Pengungkapan tertinggi adalah

26 item dan pengungkapan terendah adalah 14 item.

Pengungkapan laporan realisasi anggaran jumlah pengungkapan yang

seharusnya adalah 16 item, sedangkan rata-rata pengungkapannya adalah 11 item

yang diperoleh dari jumlah item pengungkapan seluruh laporan realisasi anggaran

kabupaten/kota dibagi dengan jumlah kabupaten/kota yang diteliti. Pengungakapn

tertinggi adalah 14 item dan pengungkapan terendah adalah 9 item.

Pengungkapan laporan arus kas jumlah pengungkapan yang seharusnya

adalah 1 item. Semua daerah sampel telah mengungkapkannya.

Pengungkapan catatan atas laporan keuangan jumlah pengungkapan yang

seharusnya adalah 38 item, sedangkan rata-rata pengungkapannya adalah 8 item

yang diperoleh dari jumlah item pengungkapan seluruh catatan atas laporan

keuangan kabupaten/kota dibagi dengan jumlah kabupaten/kota yang diteliti.

Pengungkapan tertinggi adalah 11 item dan pengungkapan terendah 6 item.

Sedangkan kedalaman informasi secara keseluruhan yang disajikan dalam

laporan keuangan pemerintah daerah disajikan dalam Tabel 3.2:

Persentase dari tabel kedalaman informasi yang diungkapkan pada laporan

keuangan diatas diperoleh dengan cara menjumlahkan item-item yang

diungkapkan dalam pada masing-masing laporan dibagi dengan semua item-item

yang harusnnya diungkapkan pada semua laporan. Misalnya item yang

Page 15: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

diungkapkan dalam Neraca Kota Pariaman adalah 17 item, sedangkan total

pengungkapan adalah 95 item, maka persentase pengungkapannya adalah

(17/95)*100%=17.89%

Jika diamati indeks pengungkapan laporan keuangan dimulai dari neraca

rata-rata indeksnya 15% sampai 26%, hal ini menunjukkan bahwa masih

rendahnya informasi yang diungkapkan, masing-masing daerah yang diteliti

penelitian rata-rata hanya mengungkapkan uraian masing-masing klasifikasi akun-

akunnya. Sedangkan informasi akuntansi lain tidak diungkapkan, misalnya

kondisi persediaan, daftar umum piutang, penurunan nilai investasi, dan lainnya.

Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan indeks pengungkapan rata-rata

9% sampai 15%. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya informasi yang

diungkapkan, masing-masing daerah yang jadi sampel penelitian rata-rata hanya

mengungkapkan uraian masing-masing klasifikasi akun-akunnya. Pemerintah

daerah belum mengungkapkan kebijakan akuntasi terhadap akun-akun dalam

Laporan Realisasi Anggaran.

Laporan Arus Kas telah menunjukkan indeks pengungkapan yang sangat

baik yaitu 100% , dimana daerah telah mengungkapkan secara terpisah kelompok

utama penerimaan dan pengeluaran berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset

non keuangan, pembiayaan dan non anggaran.

Sedangkan indeks pengungkapan untuk Catatan atas Laporan Keuangan

lainnya adalah 6% sampai 13%. Indeks ini menyangkut pengungkapan kebijakan

fiskal, pencapaian kinerja keuangan dasar penyajian laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi yang masih minim, masih ada pemerintah daerah yang tidak

Page 16: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

mengungkapan mengenai kebijakan fiskal, dan rata-rata pemerintah daerah belum

mengungkapkan kebijakan akuntansi untuk masing-masing akun dalam Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan persentase tersebut maka Laporan Keuangan Pemerintah

daerah dapat dikelompokkan menjadi laporan dengan tingkat pengungkapan yang

baik dan laporan dengan tingkat pengungkapan yang kurang baik. Untuk

menentukan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memiliki tingkat

pengungkapan yang baik atau kurang baik, dengan cara menetukan nilai tengah

persentase melalui:

(Persentase tertinggi + Persentase Terendah) / 2

Tabel 3.3

Jika persentasenya dibawah nilai tengahnya, maka tergolong kurang baik,

dan jika persentasenya diatas nilai tengahnya maka tergolong baik. Tabel 3.4

3.2 Pembahasan

Untuk penyajian laporan keuangan pemerintah daerah telah

mengungkapkan informasi mengenai nama, cakupan, periode pelaporan secara

jelas. Pengungkapan dalam Neraca pada masing-masing daerah hanya

menggambarkan informasi secara umum tentang rincian dari jenis akun pada

Neraca dan rincian lebih lanjut pada catatan atas laporan keuangan, sedangkan

untuk kebijakan akuntansi yang digunakan, daerah belum mengungkapkannya.

Pengungkapan dalam Laporan Realisasi Anggaran pada masing-masing

daerah telah mengungkapkan rincian pendatapan dan belanja, tapi daerah

harusnya juga menjelaskan kebijakan akuntansi untuk pendapatan, belanja dan

Page 17: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

pembiayaan, dan daerah juga harusnya menjelaskan mengenai kondisi surplus dan

defisit dan bagaimana sumber penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang

terjadi secara rinci. Pengungkapan dalam Laporan Arus Kas pada masing-

masing daerah telah mengungkapkan berdasarkan klasifikasinya.

Pengungkapan dalam Catatan atas Laporan Keuangan pada masing-masing

daerah masih sebatas informasi secara umum pada kebijakan fiskal, kebijakan

ekonomi makro, harusnya daerah juga lebih menekankan pada ionformasi dasar

penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi keuangan yang digunakan.

Secara garis besar pengungkapan yang disajikan dalam laporan keuangan

pemerintah daerah menunjukkan persentase rata-rata mulai dari 33% sampai

dengan 54%. Tidak ada perbedaan pengungkapan yang signifikan. Jika dilihat

dari daerah sampel yang diambil yaitu Kota Pariaman dengan opini WTP, Kab

Padang Pariaman dengan opini WTP, Kota Solok dengan opini WDP, Kota

Sawahlunto dengan opini WDP, Kab Solok Selatan dengan opini Disclaimer, dan

Kab Pasaman Barat dengan opini Disclaimer, tidak ada perbedaan yang signifikan

dari pengungkapan dalam laporan keuangan dari masing-masing daerah,

Kab/Kota yang memperoleh opini Disclaimer dan opini WDP juga memiliki

pengungkapan yang sama dengan Kab/Kota yang memperoleh opini WTP. Dapat

disimpulkan bahwa pengungkapan tidak mempengaruhi kepada opini yang

diperoleh oleh kabupaten/kota.

Dari daerah sampel yang diteliti terlihat adanya ketidakseragaman dalam

pengungkapan informasi dalam Laporan Keuangan Pemerintah daerah. Rata-rata

daerah hanya mengungkapkan informasi umum dan tidak menjelaskan secara

Page 18: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

rinci. Dari item-item yang harus diungkapkan berdasarkan SAP, sebagian daerah

telah mengungkapkan dan sebagian lagi tidak mengungkapkan, sehingga terdapat

ketidakseragaman di tiap-tiap daerah dalam pengungkapan informasi.

Adanya perbedaan atau ketidakseragaman dalam pengungkapan

disebabkan belum adanya pengaturan lebih lanjut mengenai seberapa luas

informasi yang harus diungkapkan atau informasi prioritas yang menjadi

keharusan dan informasi mana yang dianjurkan, karena bukan hanya kinerja

keuangan saja yang dibutuhkan untuk diungkapkan tetapi kinerja non keuangan

juga penting untuk diungkapkan karena informasi ini juga sangat menarik bagi

pengguna laporan keuangan pemerintah.

Berdasarkan persentase dari tingkat pengungkapan informasi dalam

laporan keuangan pemerintah daerah, pengungkapan tidak berhubungan dengan

penetapan opini yang diberikan oleh BPK, hal ini disebabkan karena belum

adanya standar yang mengatur mengenai seberapa luas pengungkapan, terlihat

bahwa daerah yang memiliki opini Disclaimer yaitu kabupaten pasaman barat

memiliki pengungkapan yang lebih baik yaitu 54% dari daerah yang memperoleh

opini WTP yaitu Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman dengan

pengungkapan masing-masingnya 41% dan 50%.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di muka, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut: Rata-rata tingkat pengungkapan informasi dalam

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah 43.71%, dengan tingkat

pengungkapan yang tertinggi adalah 54% yaitu kabupaten pasaman barat, dan

Page 19: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

tingkat pengungkapan yang terendah adalah 33% yaitu kabupaten solok selatan.

Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pengungkapan informasi

dalam Laporan Keuangan, dimana nilai maksimal yang diharapkan adalah 100%.

Rata-rata pengungkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

pemerintah daerah cukup baik, rincian akunnya juga cukup baik tetapi belum

adanya standar dan aturan lebih lanjut mengenai luasnya informasi dan rincian

akun yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Dari

daerah sampel yang diteliti terlihat adanya ketidakseragaman dalam

pengungkapan informasi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Adanya

perbedaan atau ketidakseragaman dalam pengungkapan disebabkan belum adanya

pengaturan lebih lanjut mengenai seberapa jauh informasi yang harus

diungkapkan atau informasi prioritas yang menjadi keharusan dan informasi mana

yang dianjurkan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di muka, maka saran yang dapat diberikan

sebagai berikut: Perlunya pengaturan lebih lanjut mengenai mengenai seberapa

jauh informasi yang harus diungkapkan atau informasi prioritas yang menjadi

keharusan dan informasi mana yang dianjurkan, walaupun hal tersebut telah diatur

dalam SAP, agar adanya keseragaman dalam menyajikan informasi. Karena

peneliti dalam penelitian ini menggunakan LHP, untuk penelitian selanjutnya

disarankan agar menggunakan Laporan Keuangan yang belum diaudit, sehingga

benar-benar merupakan Laporan Keuangan yang asli dan belum mengalami revisi.

4.3 Keterbatasan

Page 20: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Karena belum adanya dasar penentuan dalam Pengungkapan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah apakah memiliki tingkat pengungkapan yang baik

atau tidak, sehingga untuk menentukannya penulis mencoba membuat range

sendiri. Disamping itu, peneliti dalam penelitian ini menggunakan LHP sebagai

sumber data yang diteliti, sehingga Laporan Keuangan telah mengalami revisi.

4.4 Implikasi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah

Daerah dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah terutama dalam

memperbaiki tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil

penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi tim pembuat

SAP untuk lebih mengatur seberapa luas informasi yang harus diungkapkan dalam

laporan keuangan pemerintah daerah, dan agar tidak ada lagi ketidakseragaman

dalam pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

pengembangan dan memperkaya literatur akuntansi dan dapat menjadi masukan

bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengungkapan laporan keuangan

pemerintah daerah. Disamping itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

tambahan referensi dalam mengembangkan penelitian ini, dengan

mempertimbangkan keterbatasan yang ada, salah satunya dengan

mengembangkan range yang dijadikan dasar dalam penentuan apakah laporan

keuangan pemerintah daerah memiliki tingkat pengungkapan yang baik atau tidak.

Page 21: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

TABEL

Tabel 3.1 Tingkat Pengungkapan Informasi yang Diungkapkan DalamLaporan Keuangan Pemerintah Daerah

No Kabupaten/KotaTingkat Pengungkapan Oleh Daerah

Neraca LRA LAK CaLK

1 Kota Pariaman 40% 69% 100% 29%

2 Kab. Padang Pariaman 58% 88% 100% 21%

3 Kota Solok 46% 56% 100% 21%

4 Kota Sawahlunto 39% 75% 100% 33%

5 Kab. Solok Selatan 33% 63% 100% 18%

6 Kab. Pasaman Barat 58% 88% 100% 33%

Total Pengungkapan Berdasarkan SAP 48 16 1 38

Tabel 3.2 Persentase Tingkat Pengungkapan Informasi dalam LaporanKeuangan Pemerintah Daerah

No Kab/Kota% Pengungkapan %

TotalNeraca LRA LAK CaLK

1 Kota Pariaman 17.89% 11.58% 1.05% 10.53% 41.05%

2 Kab Pd Pariaman 26.88% 15.05% 1.08% 7.53% 50.54%

3 Kota Solok 22.45% 9.18% 1.02% 7.14% 39.80%

4 Kota Sawahlunto 17.07% 10.98% 1.22% 13.41% 42.68%

5 Kab Solok Selatan 15.05% 10.75% 1.08% 6.45% 33.33%

6 Kab Pasaman Barat 26.88% 15.05% 1.08% 11.83% 54.84%

Tabel 3.3 Penetuan Nilai Tengah Persentase Pengungkapan LaporanKeuangan Pemerintah Daerah

Jenis LaporanPersentase

Nilai TengahTertinggi Terendah

Neraca 26.88% 15.05% 20.96%

Laporan Realisasi Anggaran 15.05% 9.18% 12.11%

Laporan Arus Kas 1.22% 1.02% 1.12%

Page 22: Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Catatan atas Laporan

Keuangan13.41% 6.45% 9.93%

Persentase Keseluruhan 54.84% 33.33% 44.08%

Tabel 3.4 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah BerdasarkanKualitas Pengungkapannya

Kab/Kota Neraca LRA LAK CaLK TotalTingkat

Pengungkapan

Kota

Pariaman

√ Baik

√ √ √ √ Kurang Baik

Kab Padang

Pariaman

√ √ √ Baik

√ √ Kurang Baik

KotaSolok√ Baik

√ √ √ √ Kurang Baik

Kota

Sawahlunto

√ Baik

√ √ √ √ Kurang Baik

Kab Solok

Selatan

Baik

√ √ √ √ √ Kurang Baik

Kab Pasaman

Barat

√ √ √ Baik

√ √ Kurang Baik