Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MAHASISWA SEMESTER VI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MENYELESAIKAN DAN
MERANCANG SOAL BERSTANDAR PISA PADA MATERI POLA
BILANGAN
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Clara Wahyu Purba Laras
151414001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
(Roma, 12: 12)
“Beri hati pada setiap kerja kerasmu, karya-karyamu”
Tulus, Mahakarya (2016)
“Sadarlah, yang terjadi dalam hidupmu tak selalu semudah itu
berjalan sesuai keinginanmu. Jangan putus asa dahulu! Karena
PELAUT HEBAT tak pernah lahir di laut yang tenang”
Hivi, Jatuh Bangkit Kembali (2019)
Dengan penuh rasa syukur, kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala limpahan berkat serta
penyertaannya dalam hidupku.
Ayahku Bernadus Sugita dan Ibuku Veronika Tri Widiyatmi yang senantiasa
memberikan cinta kasih kepadaku.
Adikku tercinta, Bernadeta Lalita Nareswari yang selalu menghibur dan
memberikan semangat kepadaku.
Simbah Modetus Noto Suparjo Kakung (alm) dan putri serta Simbah Slamet
Adi Mulyanto Kakung (alm) dan putri, Bulik Menuk, Bulik Erna, Pakde
Dasuki dan Budhe Purwidiyanti yang selalu memberikan dukungan dan
perhatiannya kepadaku.
Ibu dosen pembimbing skripsiku Veronika Fitri Rianasari atas dorongan dan
teladan yang diberikan selama berproses bersama.
Sahabatku yang telah menemaniku dalam suka dan duka, yang tidak bisa
kusebutkan satu persatu.
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Clara Wahyu Purba Laras. 2019. Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir
Kreatif Mahasiswa Pendidikan Matematika Semester 6 Universitas Sanata
Dharma dalam Menyelesaikan dan Merancang Soal Berstandar PISA pada
Materi Pola Bilangan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kreativitas
siswanya, oleh karena itu guru juga dituntut untuk memiliki kreativitas yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa semester 6 pendidikan matematika Universitas Santa Dharma tahun
ajaran 2018/2019 dalam menyelesaikan dan merancang soal berstandar PISA pada
materi pola bilangan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Subyek penelitian adalah 5 mahasiswa semester 6 dari program studi
pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Maret-Mei 2019. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tes hasil kerja subyek dalam menyelesaikan dan merancang soal berstandar PISA
pada materi pola bilangan, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yaitu soal
tes, pedoman tes merancang, handout diskusi dan lembar pedoman wawancara
mahasiswa. Data dianalisis dengan menggunakan metode perbandingan tetap untuk
tes menyelesaikan masalah, dan menggunakan metode milik Miles dan Huberman,
Kemudian dilakukan penskoran menggunakan hasil adaptasi tabel penskoran
tingkat kemampuan berpikir kreatif milik Bosch.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Seluruh subyek pada kelompok
soal level soal 1, 2, dan 3 berada pada kategori sedang. Pada soal level 4 dan 5,
tingkat kreativitas mahasiswa terbagi atas kategori sangat tinggi, sedang, dan
rendah. Pada soal level 6 terdapat 2 tingkat kreativitas, yaitu rendah dan sangat
rendah. Mahasiswa dengan kreativitas sangat tinggi telah memenuhi 3 aspek
kreativitas. Mahasiswa dengan kreativitas sedang telah memenuhi aspek kefasihan,
namun belum memenuhi aspek fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal,
Mahasiswa dengan kreativitas rendah belum memenuhi aspek kefasihan,
fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal. Mahasiswa dengan kreativitas
sangat rendah belum memenuhi aspek kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas. (2)
Hasil tes merancang soal berstandar PISA menunjukkan bahwa tingkat kreativitas
mahasiswa terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu, sangat rendah, sedang, dan tinggi.
Mahasiswa dengan kreativitas sangat rendah belum memenuhi aspek kefasihan,
fleksibilitas dan orisinalitas. Mahasiswa dengan kreativitas sedang telah dapat
memenuhi kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas namun belum maksimal.
Kemudian untuk mahasiswa dengan kreativitas tinggi, mahasiswa telah memenuhi
aspek kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas dengan cukup baik.
Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Menyelesaikan Soal, Merancang Soal,
PISA, Pola Bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Clara Wahyu Purba Laras. 2019. The Analysis of Creative Thinking Ability Level
of 6th Semester of Matematics Education Program Students at Sanata Dharma
University in Solving and Posing PISA Standard Problems in Number Patterns
Topic. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of
Mathematics and Sciences, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta.
A teacher has a responsibility to improve the creativity of his students,
therefore teachers are also required to have good creativity. This research aims to
describe the creative thinking ability level of 6th semester of mathematics education
program students at Sanata Dharma University in the academic year 2018/2019 in
solving and posing PISA standard problem in Number Patterns Topic.
This research was qualitative descriptive research. The research subjects
were 5 students of 6th semester mathematics education program students at Sanata
Dharma University. This research was conducted in March until May 2019. The
data was collected through the test results of the subject's work in solving and
posing PISA standard problems in number patterns topic, and the results from the
interviews with the instruments of data collection were the test questions, test
posing sheet, discussion handouts, students interview sheet. The data were analyzed
by constant comparative method for the problem-solving test and the data were also
analyzed by Miles and Huberman method for the problem posing test. The scoring
of the data analysis result used the adopted Bosch’s creative thinking ability
scoring table.
The research results showed two things. Firstly, all subjects in the level 1,
2 and 3 question groups were in the medium categories. In the level 4 and 5, the
students creativity levels were divided into the very high, medium, and low
categories. In the level 6, there were two creativity categories; low and very low
categories. The students who had very high creativity level had fulfilled the fluency,
flexibility, and originality aspects maximally. The students with the medium
creativity level had fulfilled the fluency aspect, but not yet fulfilled the flexibility
and originality aspects maximally. The students with the low creativity level had
not fulfilled the fluency, flexibility, and originality aspects maximally. The students
with the very low creative skill had not fulfilled the fluency, flexibility and
originality aspects. Secondly, the analysis result in posing the PISA-standardized
problems on the number pattern showed that there were 3 levels of the students’
creativity; very low, medium, and high levels. The students with the very low
creative thinking ability had not fulfilled the fluency, flexibility, and originality
aspects. The students with the medium creativity creative thinking ability had
fulfilled the fluency, flexibility and originality aspects, but not maximal yet.
Meanwhile, the students with the high creative thinking ability had fulfilled the
fluency, flexibility, and originality aspects well.
Keywords: Creative Thinking Ability, Problem Solving, Problem Posing, PISA,
Number Pattern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat kasih
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 6 Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma dalam Menyelesaikan dan Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuh salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
program studi pendidikan matematika.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak
pengalaman dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan
motivasi yang hadir dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah
berperan memberikan banyak hal kepada penulis, antara lain:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan serta
motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
4. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk
melakukan validasi terhadap instrumen penelitian.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
6. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu penulis selama
perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Bapak Prof. St. Suwarsono, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk bertemu dengan para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah pengajaran
mikro.
8. Mahasiswa/I semester 6 program studi Pendidikan Matematika yang telah
bersedia meluangkan waktu menjadi subyek dalam penelitian ini.
9. Ayahku Bernadus Sugita, Ibuku Veronika Tri Widiyatmi serta Adikku Lita
yang telah mendukung penulis secara moril dan materiil.
10. Pakde Dasuki dan Budhe Purwidiyanti, Bulik Menuk, Bulik Erna atas dukungan
dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat terkasihku Sekar yang selalu memberikan dorongan dari jauh namun
tetap berarti bagi penulis.
12. Erma, Gisel, Hap, Anis, Gristi dan para lelaki “Embuh” yang menemani penulis
selama proses perkuliahan, temanku Bunga yang selalu menjadi panutan selama
perkuliahan.
13. Teman-temanku Pemat 15A yang telah berdinamika bersama selama kurun
waktu 4 tahun terakhir, terima kasih atas semangat yang disebarkan, dukungan
untuk saling menguatkan.
14. Romo Antonius Susanto, OMI., pembimbing PPdM, Fr. Wendi, OMI., Mba
Hana, Crista, Helen, Ko Hendra, Rica, Ka Nelly, Asty dan teman-temanku di
PPdM yang telah menghibur, menemani selama masa perkuliahan, memberikan
dorongan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
15. Semua pihak yang membantu namun tanpa sengaja tidak disebutkan disini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini.
Selain itu, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan
dan kemajuan dalam dunia pendidikan.
Yogyakarta, 14 Juni 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................8
C. Rumusan Masalah ........................................................................................8
D. Tujuan Penelitian .........................................................................................9
E. Pembatasan Masalah ....................................................................................9
F. Batasan Istilah ............................................................................................10
G. Manfaat Penelitian .....................................................................................11
H. Sistematika Penulisan ................................................................................12
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................13
A. Landasan Teori ...........................................................................................13
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................75
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................76
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................81
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................81
B. Subyek Penelitian .......................................................................................82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Objek Penelitian .........................................................................................82
D. Bentuk Data ...............................................................................................82
E. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................83
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................84
G. Instrumen Pembelajaran .............................................................................85
H. Instrumen Penelitian ..................................................................................86
I. Validitas Instrumen ..................................................................................103
J. Metode Analisis Data ...............................................................................104
K. Keabsahan Data........................................................................................113
L. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan .............................113
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................116
A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................116
B. Penyajian Data .........................................................................................136
C. Analisis Data Penelitian ...........................................................................146
D. Pembahasan ..............................................................................................315
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................336
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................340
A. Kesimpulan ..............................................................................................340
B. Saran 344
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................346
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sistematika Penulisan Penelitian .......................................................... 12
Tabel 2.1 Komponen Kreativitas .......................................................................... 19
Tabel 2.2 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa .............................. 22
Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat Kreativitas Siswa ................................................... 24
Tabel 2.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ..... 25
Tabel 2.5 Tabel Enam Level Kemampuan Matematika ....................................... 52
Tabel 2.6 Level Kemampuan Matematika Menurut PISA ................................... 54
Tabel 2.7 Level Kemampuan Matematika Siswa ................................................. 55
Tabel 2.8 Hubungan Level PISA dengan Taksonomi Bloom ............................... 55
Tabel 2.9 Barisan Bilangan pada Pita Tiga Warna ............................................... 59
Tabel 2.10 Barisan Bilangan dengan Selisih 3 ..................................................... 60
Tabel 2.14 Jumlah Kumpulan Tiga Bilangan Genap Berurutan ........................... 61
Tabel 2.15 Masukkan Beberapa Bilangan ............................................................ 62
Tabel 2.16 Contoh Pola Masalah .......................................................................... 62
Tabel 2.17 Jumlah Ubin pada Setiap Kolom ........................................................ 65
Tabel 2.18 Jumlah Ubin pada Setiap Kolom ........................................................ 65
Tabel 2.19 Tabel Pola Bilangan Persegi ............................................................... 66
Tabel 2.20 Mencari Nilai 𝑺𝒏 ................................................................................ 71
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes .................................................................................. 87
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara I ......................................................................... 96
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Merancang ..................................................................... 100
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara II ...................................................................... 102
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif dalam
Menyelesaikan Masalah Ditinjau dari Indikator Kefasihan,
Fleksibilitas dan Orisinalitas ............................................................. 106
Tabel 3.6 Kategori Indikator Kreativitas ............................................................ 108
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif dalam
Merancang Masalah Ditinjau dari Indikator Kefasihan,
Fleksibilitas dan Orisinalitas ............................................................. 110
Tabel 3.8 Kategori Indikator Kreativitas ............................................................ 112
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 119
Tabel 4.2 Hasil Tes Tertulis Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada
Materi Pola Bilangan ........................................................................ 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 4.3 Hasil Tes Tertulis Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada
Materi Pola Bilangan ........................................................................ 125
Tabel 4.4 Data Hasil Tes tertulis dalam Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Soal Nomor 1a ............................. 136
Tabel 4.5 Data Hasil Tes Tertulis dalam Merancang Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Subyek S1 .............................................. 140
Tabel 4.6 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Nomor 1a ............................................... 147
Tabel 4.7 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Nomor 1b............................................... 152
Tabel 4.8 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Nomor 2a ............................................... 158
Tabel 4.9 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Nomor 2b............................................... 164
Tabel 4.10 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Nomor 2c ............................................... 172
Tabel 4.11 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
pada Materi Pola Bilangan Nomor 3................................................. 181
Tabel 4.12 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1a ..................................... 189
Tabel 4.13 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1b ..................................... 189
Tabel 4.14 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2a ..................................... 190
Tabel 4.15 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2b ..................................... 191
Tabel 4.16 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2c ..................................... 192
Tabel 4.17 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 193
Tabel 4.18 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
Subyek Mahasiswa Soal Nomor 1a, 1b, dan 2a (Level 1, 2, dan 3) . 196
Tabel 4.19 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
Subyek Mahasiswa Soal Nomor 2b (Level 4) .................................. 199
Tabel 4.20 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
Subyek Mahasiswa Soal Nomor 2c (Level 5) ................................... 202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.21 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA
Subyek Mahasiswa Soal Nomor 3 (Level 6) .................................... 204
Tabel 4.22 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada
Nomor 1a, 1b, dan 2a (level 1, 2, dan 3) dengan Indikator
Kefasihan, Fleksibilitas dan Orisinalitas ........................................... 206
Tabel 4.23 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada
nomor 2b (level 4) dengan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan
Orisinalitas ........................................................................................ 207
Tabel 4.24 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada
Nomor 2c (Level 5) dengan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan
Orisinalitas ........................................................................................ 208
Tabel 4.25 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada
Nomor 3 (Level 6) dengan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan
Orisinalitas ........................................................................................ 208
Tabel 4.26 Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 211
Tabel 4.27 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 212
Tabel 4.28 Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 217
Tabel 4.29 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 220
Tabel 4.30 Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 226
Tabel 4.31 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 227
Tabel 4.32 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes
Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 231
Tabel 4.33 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 233
Tabel 4.34 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 234
Tabel 4.35 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.36 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 240
Tabel 4.37 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 244
Tabel 4.38 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 246
Tabel 4.39 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 4 ....................................... 249
Tabel 4.40 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 4 .................... 251
Tabel 4.41 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes
Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 254
Tabel 4.42 Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 255
Tabel 4.43 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 257
Tabel 4.44 Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 262
Tabel 4.45 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 264
Tabel 4.46 Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 269
Tabel 4.47 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 270
Tabel 4.48 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S9 dalamTes
Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 274
Tabel 4.49 Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 275
Tabel 4.50 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.51 Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 283
Tabel 4.52 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 285
Tabel 4.53 Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 289
Tabel 4.54 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 290
Tabel 4.55 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes
Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 295
Tabel 4.56 Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 297
Tabel 4.57 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 300
Tabel 4.58 Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 305
Tabel 4.59 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 306
Tabel 4.60 Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal Berstandar
PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 310
Tabel 4.61 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan
Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal
Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 311
Tabel 4.62 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes
Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 313
Tabel 4.63 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kreatif Subyek dalam
Merancang Soal berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan
Ditinjau dari Aspek Kefasihan, Fleksibilitas dan Orisinalitas .......... 314
Tabel 4.64 Data Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Subyek dalam
Merancang Soal berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berbagai Bentuk Pola .........................................................................58
Gambar 2.3 Pita Bilangan ......................................................................................59
Gambar 2.4 Kolam 1, 2, dan 3 ...............................................................................65
Gambar 2.5 Gambar Pola Susunan Bola (1) ..........................................................67
Gambar 2.6 Gambar Pola Susunan Bola Menjadi Persegi Panjang .......................68
Gambar 2.7 Pola Susunan Bola ke−𝑛 ...................................................................68
Gambar 2.8 Pola Susunan Bola .............................................................................69
Gambar 2.9 Pola Susunan Bola Menjadi Bentuk Persegi ......................................70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Cakupan Literasi Matematika ...............................................................42
Bagan 2.2 Proses Matematisasi ..............................................................................45
Bagan 2.3 Komponen Domain Matematika ...........................................................46
Bagan 2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A .........................................................................................................1
Lampiran A.1.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus ..............................................1
Lampiran A.1.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian dari Kampus ............2
Lampiran A.2 Validitas Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada Materi
Pola Bilangan ................................................................................3
Lampiran A.3 Validitas Tes Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi
Pola Bilangan ................................................................................6
LAMPIRAN B .......................................................................................................12
Lampiran B.1 Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada Materi
Pola Bilangan ..............................................................................12
Lampiran B.2 Tes Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi
Pola Bilangan ..............................................................................41
Lampiran B.3 Pedoman Wawancara Semi Terstruktur ......................................46
Lampiran B.4 Handout .......................................................................................52
LAMPIRAN C .......................................................................................................63
Lampiran C.1 Deskripsi Jawaban Tes I .............................................................63
Lampiran C.2 Transkrip Wawancara I ...............................................................75
Lampiran C.3 Deskripsi Hasil Tes II (Merancang soal) ..................................113
Lampiran C.4 Transkrip Wawancara II ............................................................142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari adanya pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berkompeten. ATS (Assessment of Transversal Skills)
menyatakan bahwa kecakapan yang diperlukan pada abad 21 dalam konteks
belajar dan ketrampilan berinovasi yaitu pentingnya kemampuan untuk berpikir
kritis, berkomunikasi, kreativitas dan berkolaborasi. Sawyer dalam Karwowski
(2017) menyatakan bahwa dalam masyarakat berbasis pengetahuan, kreativitas
dianggap sebagai sumber inovasi dan kemajuan. Kreativitas sendiri merupakan
sifat individu yang mau berusaha untuk melihat lebih mendalam atau lebih jauh
dalam usaha menghasilkan suatu produk yang baru (inovatif, segar, menarik),
berguna (mengembangkan, mendidik, mengurangi hambatan, memecahkan
masalah, mengatasi kesulitan), dan dapat dimengerti.
Berpikir kreatif erat hubungannya dalam upaya pemecahan masalah.
Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam upaya pemecahan
masalah. Menurut Mahmudi (2008), kemampuan berpikir kreatif mendukung
kinerja peserta didik dalam upaya pemecahan masalah. Dalam upaya
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif sangat berperan dalam
mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi berbagai metode, dan
mengeksplorasi alternatif solusi. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat
diketahui bahwa dengan kemampuan berpikir kreatif individu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengembangkan daya imajinatifnya sehingga mampu melihat solusi kreatif
dari permasalahan yang diberikan.
Matematika erat kaitannya dengan pemecahan masalah, hal ini dapat terlihat
dalam kompetensi dasar masing-masing materi ajar yang merupakan
percabangan dari kompetensi inti poin empat. Salah satu kompetensi dasar yang
memuat pemecahan masalah yaitu, “Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek” (Buku Guru
kelas VIII Matematika SMP/MTs). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
bahwa matematika tidak dapat dilepaskan dalam aktivitas pemecahan masalah,
sedangkan diketahui pula bahwa pemecahan masalah erat kaitannya dengan
kemampuan berpikir kreatif seorang siswa. Hal ini berarti bahwa berpikir
kreatif sangat diperlukan dalam bidang matematika. Selain itu, mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali
peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. (Permendiknas No 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah)
Tingkat kreativitas di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan
dengan negara lain. Berdasarkan hasil riset Richard Florida, dkk dalam The
Global Creativity Index 2015 (Florida, 2015) Indonesia berada pada peringkat
115 dari 139 negara lainnya. Dalam kategori indeks global creative class yang
mencakup pekerja sains dan teknologi, seni, budaya, hiburan dan media, bisnis
dan pengelolaan, dan pendidikan, perawatan kesehatan dan hukum, Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
masih menduduki peringkat ke 86 dari lebih 120 negara lainnya. Peringkat
tersebut masih termasuk rendah.
Berdasarkan penelitian lain yang dilaksanakan oleh OECD (The
Organisation for Economic Co-operation and Development) dalam Programme
for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 secara umum
Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara yang turut berpartisipasi
dalam tes PISA tersebut. PISA bertujuan untuk menilai kemampuan anak
berusia 15 tahun yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
penting untuk dapat berpartisipasi sebagai warga negara atau anggota
masyarakat yang bertanggungjawab. Tes PISA sendiri terdiri atas 3 bagian
utama yaitu PISA Matematika (Literasi Matematika), PISA Sains (Literasi
Sains) dan PISA Membaca (Literasi Bahasa). Berdasarkan PISA tahun 2015
pada kategori Literasi Matematika, Indonesia berada pada peringkat ke 63 dari
70 negara. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematika anak
umur 15 tahun di Indonesia masih rendah.
PISA Matematika atau Literasi matematika dalam draft assessment
framework PISA 2012 (OECD, 2013:24-25) dirumuskan bahwa literasi
matematika dapat diartikan secara bebas sebagai kemampuan seseorang untuk
merumuskan, menerapkan, menginterpretasikan matematika ke dalam beberapa
konteks, termasuk dalam melakukan penalaran matematis dan menggunakan
konsep, prosedur, fakta dan alat untuk menjelaskan dan menggambarkan serta
memperkirakan atau memprediksi fenomena maupun kejadian. Ini membantu
individu untuk mengenali peran yang dimainkan matematika di dunia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
membuat penilaian dan keputusan yang dibuat dengan baik diperlukan oleh
warga negara yang konstruktif, terlibat dan reflektif. Berdasarkan framework
PISA matematika 2015, konten matematika dalam PISA terdiri dari perubahan
dan hubungan, ruang dan bentuk, bilangan, serta ketidakpastian data.
Kemampuan literasi yang rendah dapat dikarenakan kurang terlatihnya para
peserta didik Indonesia dalam menyelesaikan soal PISA terutama dalam
kategori literasi matematika. Dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
dalam proses menyelesaikan soal literasi matematika. Astuti (2018)
menyatakan bahwa proses berpikir dalam literasi matematika dapat
dikategorikan menjadi tiga proses utama, yaitu merumuskan, menggunakan dan
menginterpretasikan. Proses merumuskan merupakan kegiatan berpikir kritis,
dimana pada kegiatan merumuskan didasari pada hasil observasi, pengalaman,
pemikiran, pertimbangan dan komunikasi yang akan membimbing dalam
menentukan sikap dan tindakan yang diambil siswa. Pada proses menggunakan,
melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Melalui ide-ide kreatif, peserta
didik dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan
sesuatu yang tidak biasa atau memunculkan solusi atas suatu masalah.
selanjutnya pada proses menginterpretasikan melibatkan kemampuan
pemecahan masalah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualitas Akademik dan Kompetensi Guru, seorang
guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi pedagogik; (2)
kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
professional. Kompetensi professional meliputi beberapa hal, salah satunya
yaitu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Hal
ini mempertegas bahwa kreativitas seorang guru sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran atau pemberian materi, terlebih dalam menyusun evaluasi
serta cara penyampaian materi.
Program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi guru matematika yang berkualitas
dan berkompeten. Kompetensi guru menjadi salah satu hal yang sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Juniantari (2017) menyatakan
Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan
bidang pendidikan, oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat. Leonard (2015) menyatakan bahwa guru yang kompeten sangat
menjamin perbaikan kualitas sumber daya manusia di sebuah negara, sehingga
tidak berlebihan jika mengatakan bahwa guru memang harus berkompeten.
Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, guru
memiliki peranan yang cukup penting. Selaras dengan peryataan pentingnya
kompetensi guru, maka kompetensi guru dalam hal kemampuan berpikir kreatif
menjadi salah satu hal penting yang perlu dimiliki. Seorang calon pendidik
perlu mengasah kemampuan berpikir kreatifnya, oleh sebab itu penelitian ini
dilaksanakan guna mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa
calon guru dan juga sekaligus mengasah kemampuan berpikir kreatif calon guru
dalam hal merancang permasalahan. Dalam hal ini peneliti memilih mahasiswa
semester enam dengan pertimbangan bahwa mahasiswa semester enam sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
berada pada fase pematangan kompetensi professional sebagai calon guru. Hal
ini sangat berguna agar calon guru dapat mengetahui kemampuan berpikir
kreatif-nya dalam hal menyelesaikan permasalahan serta merancang suatu
permasalahan.
Berdasarkan framework PISA Matematika 2015, konten matematika dalam
PISA terdiri dari perubahan dan hubungan, ruang dan bentuk, bilangan, serta
ketidakpastian data. Macam-macam konten yang lebih spesifik di dalamnya,
seperti geometri, pola bilangan, aljabar, serta probabilitas. Materi pola bilangan
merupakan salah satu materi yang dipelajari peserta didik yang masih
menempuh pendidikan dasar dalam mata pelajaran matematika. Materi pola
bilangan penting untuk dipahami karena materi pola bilangan dapat dijadikan
tolak ukur dalam menentukan kemampuan akademik seseorang. Hal ini dapat
dilihat dalam banyaknya soal materi pola bilangan dalam Tes Kemampuan
Akademik (TPA). Selain itu, materi pola bilangan dapat membantu peserta
didik untuk dapat menata banyak hal dengan lebih teratur. (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2017)
Materi Pola Bilangan memiliki kaitan erat dengan kemampuan berpikir
kreatif. Rina (2017) mengungkapkan hasil diskusi dengan guru matematika
kelas IX, bahwa materi barisan dan deret yang merupakan bagian dalam pola
bilangan masih menjadi materi yang cukup sulit bagi siswa. Hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa peserta didik kelas IX mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan barisan dan deret matematika. Sebagian besar
peserta didik masih kesulitan dalam menentukan suku ke-n dari suatu baris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
aritmatika, terutama jika permasalahan diberikan dalam bentuk soal cerita. Rina
juga menyatakan bahwa materi pola bilangan merupakan materi yang telah
dipelajari sejak tingkat sekolah dasar hingga tingkat menengah atas sebagai
salah satu upaya mengembangkan kemampuan penalaran matematis. Toole dan
Kramarski, Mevarech dan Lieberman (dalam Gunhan, 2014) telah menekankan
bahwa terdapat hubungan langsung antara keterampilan penalaran dan
pemecahan masalah. Melalui pernyataan tersebut, maka dapat diketahui bahwa
materi pola bilangan memiliki hubungan dengan bagaimana peserta didik
memecahkan permasalahan yang kemudian berhubungan erat dengan
kreativitas.
Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat tingkat kreativitas mahasiswa
calon guru matematika dalam menyelesaikan soal PISA. Sebagai calon guru
perlu memenuhi kompetensi guru, yang salah satunya adalah kompetensi
profesional, maka untuk mengukur tingkat kreativitas mahasiswa tidak hanya
dilihat dari penyelesaian masalahnya saja, namun juga dari bagaimana
mahasiswa mampu mengembangkan soal PISA dalam materi terkait. Materi
pola bilangan merupakan salah satu konteks yang terdapat dalam tes PISA dan
juga merupakan materi yang dipelajari peserta didik dalam pendidikan dasar,
oleh karena itu peneliti akan melakukan Analisa tingkat kreativitas mahasiswa
dalam menyelesaikan dan mengembangkan soal PISA dengan materi terkait
pola bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah, yaitu:
1. Berdasarkan hasil riset Richard Florida, dkk dalam The Global Creativity
Index 2015 (CGI, 2015) Indonesia berada pada peringkat 115 dari 139
negara lainnya.
2. Berdasarkan hasil PISA 2015 dalam kompetensi Literasi Matematika,
Indonesia masih berada dalam zona rendah yang berarti bahwa kreativitas
matematis peserta didik usia 15 tahun masih cukup rendah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program studi
pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2018/2019
dalam menyelesaikan soal PISA terkait materi pola bilangan?
2. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program studi
pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2018/2019
dalam merancang soal PISA yang dikembangkannya terkait materi pola
bilangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program
studi pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran
2018/2019 dalam menyelesaikan soal PISA terkait materi pola bilangan.
2. Mengetahui tingkat kreativitas mahasiswa program studi pendidikan
matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2018/2019 dalam
merancang soal PISA yang dikembangkannya terkait materi pola bilangan
E. Pembatasan Masalah
Adapun Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa semester
enam Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Materi yang difokuskan pada penelitian ini adalah materi Baris dan Deret
Aritmatika dalam Bab Pola Bilangan tingkat SMP (Sekolah Menengah
Pertama).
3. Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan soal
berstandar PISA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Batasan Istilah
Agar peneliti dan pembaca memiliki persepsi yang sama terhadap penelitian
ini, maka berikut merupakan pengertian istilah-istilah penting yang akan
digunakan dalam penelitian ini:
1. Kreativitas
Kreativitas merupakan sifat individu yang mau berusaha untuk
melihat lebih mendalam atau lebih jauh dalam usaha menghasilkan suatu
produk yang baru (inovatif, segar, menarik), berguna (mengembangkan,
mendidik, mengurangi hambatan, memecahkan masalah, mengatasi
kesulitan), dan dapat dimengerti.
2. Berpikir kreatif
Berpikir kreatif merupakan bentuk pemikiran terbuka dalam
menciptakan ide atau gagasan baru sehingga mampu mencapai berbagai
tujuan dalam hidupnya. Berpikir kreatif juga berarti mampu membuat
hubungan-hubungan (making connections) dari pengetahuan-pengetahuan
yang telah dimiliki untuk memecahkan suatu masalah dan mau mengambil
resiko dengan tetap berusaha memecahkan masalah yang ditemui.
3. PISA
PISA (Programme for International Student Assessment)
merupakan studi tentang program penilaian peserta didik tingkat
internasional yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali oleh OECD
(Organisation for Economic Coorperation and Development). PISA
bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didikyang duduk di akhir tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pendidikan dasar atau peserta didikyang berusia 15 tahun yang telah
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk berpartisipasi
sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang bertanggungjawab.
4. Soal PISA
Soal PISA merupakan soal-soal yang dikeluarkan oleh PISA dalam
rangka studi program penilaian peserta didiktingkat internasional yang
diselenggarakan oleh OECD yang bertujuan untuk ekonomi dan
pembangunan. Soal ini bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik
yang duduk di akhir tahun pendidikan dasar (berumur 15 tahun) telah
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dapat
berpartisipasi sebagai warga negara atau anggota masyarakat yag
membangun dan bertanggung jawab. Salah satu yang diujikan yaitu Literasi
Matematika yang mencakup beberapa materi penting, salah satunya pola
bilangan.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Peneliti berharap penelitian ini dapat membantu mahasiswa
mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatifnya serta membantu
mahasiswa dalam upaya peningkatan kreativitas peserta didik dengan
merancang soal yang berguna untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Bagi Dosen
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
memberikan gambaran dalam upaya meningkatkan kreativitas mahasiswa
dengan mengembangkan materi ajar yang kreatif.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan bekal dan pengalaman bagi peneliti
untuk mengetahui tingkat kreativitas individu serta menambah wawasan
terkait permasalahan yang disajikan oleh PISA.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, sebagai berikut:
Tabel 1.1 Sistematika Penulisan Penelitian
BAB I Pada bab I dipaparkan mengenai latar belakang yang
memuat alasan mengapa masalah diangkat dalam
penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II Pada bab II dipaparkan mengenai landasan teori yang
menjadi acuan selama penelitian dan kerangka berpikir.
BAB III Pada bab III dipaparkan mengenai jenis penelitian, metode
penelitian, instrumen pengumpulan data, serta metode
atau teknik analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian.
BAB IV Pada bab IV dipaparkan mengenai pelaksanaan penelitian,
analisis data, pembahasan dan kekurangan penelitian.
BAB V Pada bab V memuat kesimpulan dan saran yang
merupakan rangkuman dari hasil penelitian yang
menjawab rumusan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan teori-teori yang dijadikan pedoman oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun hal-hal yang akan dibahas
dalam kajian pustaka antara lain landasan teori, penelitian yang relevan serta
kerangka berpikir.
A. Landasan Teori
Pada bagian ini akan dipaparkan teori-teori menurut para ahli yang kemudian
dikaji oleh peneliti dan dijadikan landasan teori bagi peneliti.
1. Kreativitas
Munandar (1988) menyatakan bahwa kreativitas biasa diartikan sebagai
kemampuan untuk mencipta suatu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu
seluruh produknya harus baru, mungkin saja gabungannya atau
kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya.
Campbell dalam bukunya yang disadur oleh Mangunhardjana (1986)
menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil
yang sifatnya:
a. Baru: inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh,
mengejutkan.
b. Berguna: lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar,
mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih
baik/banyak.
d. Dapat dimengerti: hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di
lain waktu. peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat
dimengerti, tak dapat diramalkan, tak dapat diulangi (mungkin saja baru
dan berguna), tetapi lebih merupakan hasil keberuntungan bukan
kreativitas.
Munandar (1988) menekankan pengertian kreativitas ditinjau dalam 4
P. Kreativitas dapat ditinjau dari segi “Pribadi yang Kreatif”, dari segi
faktor-faktor “Pendorong” Kreativitas, dari segi “Proses Kreatif” dan juga
dari segi “Produk Kreativitas”.
a. Kreativitas ditinjau dari Segi Pribadi
Selo Somardjan dalam Munandar (1988) menyatakan “Kreativitas
dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Seorang individu yang kreatif, biasanya memiliki sifat yang
mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum
yang berlaku dalam bidang keahliannya.” Dengan kata lain, kreativitas
merupakan sifat pribadi individu yang tercermin dalam kemampuannya
menciptakan sesuatu yang baru.
b. Faktor-faktor Pendorong Kreativitas
Setiap pribadi individu memiliki potensi kreatif yang berbeda-beda.
Potensi tersebut perlu dipupuk sejak dini agar dapat berkembang dan
terwujudkan. Dalam upanya mengembangkan potensi tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam pribadi individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi
lingkungan (lingkungan sempit termasuk keluarga dan sekolah,
lingkungan luas mencakup masyarakat dan kebudayaan) yang
memupuk daya kreatif individu.
c. Kreativitas sebagai Proses
Pengertian kreativitas sebagai proses merujuk pada perlunya
individu untuk melihat lebih mendalam, lebih jauh daripada
menginginkan hasil atau produk secepat-cepatnya. Torrance dalam
Munandar (1988) menekankan bahwa kreativitas tidak hanya
tergantung dari timbulnya inspirasi, tetapi menuntut ketekunan dan
keuletan, waktu dan kerja keras.
d. Kreativitas sebagai Produk
Baron dalam Munandar (1988) secara sederhana merumuskan
kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Stein dalam Munandar (1988) mengatakan suatu produk baru dapat
disebut kreatif jika mendapat pengakuan (penghargaan) oleh
masyarakat pada waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian kreativitas menurut beberapa ahli di atas, maka
dapat diketahui bahwa kreativitas merupakan sifat individu yang mau
berusaha untuk melihat lebih mendalam atau lebih jauh dalam usaha
menghasilkan suatu produk yang baru (inovatif, segar dan menarik),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berguna (mengembangkan, mendidik, mengurangi hambatan, memecahkan
masalah, mengatasi kesulitan), dan dapat dimengerti.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Matematika
Berpikir kreatif erat kaitannya dengan kreativitas. Menurut Lutfi (2016),
kreativitas merupakan hasil dari berpikir kreatif. Hassoubah dalam Lutfi
(2016) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah pola berpikir yang
didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk menghasilkan suatu
produk kreatif, dengan kata lain kriteria utama dalam kreativitas adalah
produk. Menurut hasil kajian Perkins dan Weber dalam Lutfi (2016) ada
aspek ketidaksengajaan bagi seseorang yang dikatakan menghasilkan suatu
produk. Berikut merupakan hasil kajian tersebut:
a. Semua bentuk ketidaksengajaan bisa saja ditemukan dalam proses
kreatif.
b. Penemuan biasanya muncul dari kajian sistematis.
c. Jarang sekali akan muncul dari keberuntungan.
d. Meskipun kadang-kadang muncul dari coba-coba, tetapi sangat jarang
terjadi.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa suatu produk
yang kreatif tidak dapat dilihat sebagai produk dari kebetulan saja, yaitu
sesuatu yang ditemukan karena ketidaksengajaan, akan tetapi suatu produk
yang kreatif memungkinkan terjadi jika ditempuh melalui proses-proses
yang kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kreativitas seseorang dapat ditinjau berdasarkan proses berpikirnya.
Proses berpikir untuk menghasilkan suatu produk kreatif merupakan proses
berpikir kreatif. Menurut Siswono dalam Lutfi (2016), berpikir kreatif
merupakan suatu kegiatan mental untuk menemukan ide yang baru sesuai
dengan tujuan, dengan cara membangun ide-ide, mensintesis ide-ide
tersebut serta mengimplementasikannya. Pehkonen dalam Lutfi (2016)
menyatakan berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan
berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam
kesadaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang mengarah
pada wawasan baru, pendekatan baru dan prespektif baru dengan cara-cara
yang baru serta menghasilkan ide baru dan asli, menunjukkan keluwesan
dan orisinalitas dalam menghasilkan ide dimana kesemuanya itu dilakukan
dengan pola pikir yang logis.
Luthfi (2016) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat
ditelusuri menggunakan angket kreativitas atau melalui tes kemampuan
berpikir kreatif. Ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan berpikir kreatif seorang individu. Masing-masing tes
mempunyai tujuan dan ciri tertentu. Salah satu tes yang dikenal sebagai tes
kemampuan berpikir kreatif adalah tes The Torrance Tests of Creative
Thinking (TTCT). TTCT merupakan tes yang disusun oleh Paul Torrance
untuk melihat tingkat kemampuan berpikir kreatif seseorang. Silver (1997)
menyatakan terdapat 3 komponen yang digunakan untuk melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kemampuan berpikir kreatif melalui TTCT yaitu kefasihan (fluency),
fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (originality atau novelty). Silver
(1997) menjelaskan bahwa kefasihan dilihat dari bagaimana seseorang
dapat menyelesaikan masalah dengan beberapa alternatif jawaban dan
benar. Fleksibilitas, dilihat dari bagaimana seseorang dapat menghasilkan
ide-ide penyelesaian matematika dengan cara yang berbeda-beda.
Kebaruan, dilihat dari bagaimana seseorang mampu menyelesaikan masalah
matematika dengan beberapa jawaban berbeda tetapi bernilai benar atau
satu jawaban tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap
perkembangannya.
Guilford dalam Supriadi (1994) berdasarkan analisis faktor, ada 5 sifat
yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan
perumusan kembali (redefinition). Kelancaran adalah kemampuan untuk
menghasilkan banyak gagasan. Keluwesan adalah kemampuan untuk
mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap
masalah. Orisinalitas adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan
dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah kemampuan untuk
menguraikan sesuatu secara terinci. Redefinisi adalah kemampuan
meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa
yang sudah diketahui banyak orang.
Kemudian, Silver dalam Hery (2016) juga menyatakan indikator untuk
mengukur tingkat berpikir kreatif mahasiswa. Silver menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengajuan masalah dan pemecahan masalah dalam rumusan indikator untuk
mengukur tingkat berpikir kreatif mahasiswa.
Tabel 2.1 Komponen Kreativitas
Pemecahan Masalah Komponen
Kreativitas
Pengajuan Masalah
Subyek menyelesaikan
masalah dengan bermacam-
macam interpretasi, metode
penyelesaian atau jawaban
masalah.
Kefasihan Subyek membuat banyak
masalah yang dapat
dipecahkan. Siswa
memberikan masalah yang
diajukan.
Subyek memecahkan
masalah dalam satu cara,
kemudian dengan
menggunakan cara lain.
Subyek mendiskusikan
berbagai metode
penyelesaian.
Fleksibilitas Subyek mengajukan masalah
yang cara penyelesaian
berbeda-beda. Subyek
menggunakan pendekatan
“what if not?” untuk
mengajukan masalah.
Subyek memeriksa beberapa
metode penyelesaian atau
jawaban, kemudian
membuat lainnya yang
berbeda.
Kebaruan Subyek memeriksa beberapa
masalah yang diajukan
kemudian mengajukan suatu
masalah yang berbeda.
(Silver dalam Hery, 2016)
Selain itu, tingkat kreativitas mahasiswa dapat diukur melalui indikator-
indikator yang diturunkan dari ciri-ciri komponen berpikir kreatif.
Munandar dalam Hendriana (2014) merinci ciri-ciri keempat komponen
berpikir sebagai proses sebagai berikut:
a. Ciri-ciri fluency:
1) Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian
masalah, banyak pertanyaan dengan lancar;
2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Ciri-ciri flexibility:
1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda;
2) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda;
3) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
c. Ciri-ciri originality:
1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik;
2) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri;
3) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur.
d. Ciri-ciri elaboration:
1) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau
produk;
2) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Olson (dalam Supriadi, 1994) karakteristik dari kreativitas terdiri atas
dua unsur, yaitu:
a. Kefasihan
Kefasihan ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar
gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
b. Keluwesan
Keluwesan pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk
menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk
memecahkan suatu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Untuk melihat kreativitas dapat dilakukan dengan mengadakan tes
kreativitas. Tes kreativitas banyak digunakan untuk mengidentifikasi orang-
orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif.
Supriadi (1994:28) menjelaskan bahwa tes kreativitas berbeda dengan tes
inteligensi, terutama pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji
kemampuan berpikir memusat (konvergen), karena itu ada jawaban benar
dan salah. Di pihak lain, tes kreativitas mengukur kemampuan berpikir
menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah. Kualitas
respons seseorang diukur dari sejauh manakah memiliki keunikan dan
berbeda dari kebanyakan orang. Makin unik dan orisinil, makin tinggi
skornya. Kriteria lain ialah keluwesan, yaitu sejauh manakah jawaban yang
satu dengan yang lain berbeda-beda dan tidak monoton. Kelancaran, yaitu
berapa banyak jumlah jawaban dan penguraian yaitu seberapa rinci jawaban
yang diberikan. Akibatnya, meskipun sudah ada norma penyekorannya,
hasil tes kreativitas sangat tergantung kepada pertimbangan penyekor. Hal
ini berbeda dengan tes inteligensi di mana kunci jawaban sudah standar
sehingga objektivitasnya lebih tinggi.
Jamaris dalam Sujiono (2010: 38) memaparkan bahwa secara umum
karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir saat
seseorang memecahkan masalah yang berhubungan dengan:
a. Kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan
pendapat atau ide-ide.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai
alternative dalam memecahkan masalah.
c. Keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau
karya yang asli hasil pemikiran sendiri.
d. Elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek
yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain; serta
e. Keuletan dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak
menentu.
Siswono (2009) dalam penelitiannya menyatakan terdapat 5 tingkatan
dalam kemampuan berpikir kreatif. Perbedaan tiap tingkatan didasarkan
pada kelancaran, fleksibilitas dan kebaruan dalam upaya memecahkan suatu
perasalahan serta mengajukan permasalahan.
Tabel 2.2 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa
Level (Tingkat) Karakteristik
Level 4
(Sangat Kreatif)
Siswa mampu memecahkan masalah dengan lebih dari satu
solusi dan dapat mewakili cara lain untuk
menyelesaikannya. Satu solusi memenuhi orisinalitas
(kebaruan). Dia juga bisa menimbulkan masalah baru. Satu
masalah memiliki solusi yang berbeda dan metode yang
berbeda untuk menyelesaikannya. Beberapa masalah yang
dibangun memenuhi kebaruan, kelancaran dan fleksibilitas.
Dia cenderung mengatakan bahwa membangun masalah
lebih sulit daripada menyelesaikan masalah, karena dia harus
memiliki cara tertentu untuk membuat solusinya. Dia
cenderung mengatakan bahwa menemukan metode solusi
lebih sulit daripada mencari jawaban atau solusi lain.
Level 3
(Kreatif)
Siswa dapat memecahkan masalah dengan lebih dari satu
solusi, tetapi ia tidak dapat mewakili cara lain untuk
menyelesaikannya. Satu solusi memenuhi orisinalitas
(kebaruan). Karakteristik alternatif, ia dapat mewakili cara
lain untuk menyelesaikan masalah, tetapi ia tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
membuat solusi yang baru. Di sisi lain, ia juga bisa
menimbulkan masalah baru. Satu masalah memiliki solusi
yang berbeda, tetapi tidak ada metode yang berbeda untuk
menyelesaikannya. Atau, ia dapat membuat metode yang
berbeda untuk satu masalah yang dikonstruksi tetapi tidak
ada masalah yang memenuhi hal baru. Dia cenderung
mengatakan bahwa membangun masalah lebih sulit daripada
menyelesaikan masalah, karena dia harus memiliki cara
tertentu untuk membuat solusinya. Dia cenderung
mengatakan bahwa menemukan metode solusi lebih sulit
daripada mencari jawaban atau solusi lain.
Level 2
(Sedikit Kreatif)
Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan satu solusi
asli namun tidak memenuhi kelancaran atau tidak fleksibel.
Atau, ia dapat mewakili cara lain untuk menyelesaikan
masalah; Namun, itu bukan hal baru atau tidak lancar.
Karakteristik lain, ia juga dapat menimbulkan masalah baru
tanpa kelancaran dan fleksibilitas. Atau, beberapa masalah
yang dibangun memenuhi fleksibilitas tanpa kebaruan dan
kelancaran. Dia cenderung mengatakan bahwa membangun
masalah lebih sulit daripada menyelesaikan masalah, karena
dia tidak terbiasa dengan tugas dan sulit memperkirakan
angka, formula atau solusi. Ia cenderung memahami bahwa
metode atau strategi yang berbeda untuk menyelesaikan
suatu masalah sebagai formula lain dengan representasi yang
berbeda.
Level 1
(Hampir Tidak
Kreatif)
Siswa dapat memecahkan masalah dengan lebih dari satu
solusi tetapi tidak dapat mewakili cara lain untuk
menyelesaikannya. Solusinya tidak memenuhi orisinalitas
(kebaruan). Ia juga dapat menimbulkan beberapa masalah.
Namun masalah tidak memiliki solusi dan metode yang
berbeda. Masalah yang dibangun hanya memenuhi
kefasihan tanpa kebaruan dan fleksibilitas. Dia cenderung
mengatakan bahwa membangun masalah lebih sulit daripada
menyelesaikan masalah, karena itu tergantung pada
kompleksitas masalah. Ia cenderung memahami bahwa
metode atau strategi yang berbeda untuk menyelesaikan
suatu masalah adalah bentuk lain dari formula, meskipun itu
sama. Masalah cenderung secara matematis tanpa
menghubungkan ke kehidupan nyata.
Level 0
(Tidak Kreatif)
Siswa tidak dapat memecahkan masalah dengan lebih dari
satu solusi dan tidak dapat mewakili cara lain untuk
menyelesaikannya. Solusi tidak memenuhi orisinalitas
(kebaruan), kelancaran dan fleksibilitas. Dia juga tidak bisa
menimbulkan masalah kebaruan dan fleksibilitas. Semua
masalah yang dibangun tidak memenuhi kebaruan,
kelancaran dan fleksibilitas. Kesalahannya disebabkan oleh
lemahnya pemahaman konsep terkait. Dia cenderung
mengatakan bahwa membangun masalah lebih mudah
daripada menyelesaikan masalah, karena dia tahu solusinya.
Ia cenderung memahami bahwa metode atau strategi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah sebagai
formula lain dengan representasi yang berbeda.
(Siswono, 2009)
Jika pada tingkatan diatas dijelaskan tingkat kemampuan berpikir kreatif
atau kreativitas dalam menyelesaikan dan mengajukan masalah atau
merancang masalah, maka Hussen, Asa’ari dan Chandra (2016)
mengadaptasi tingkatan kemampuan berpikir kreatif dalam merancang
masalah atau mengajukan masalah menggunakan tingkat kemampuan
berpikir milik Siswono (2009) menjadi seperti berikut:
Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat Kreativitas Siswa
Tingkat Karakteristik tingkat kreativitas
Tingkat 4
(sangat kreatif)
Soal yang diajukan memenuhi aspek kefasihan,
fleksibilitas dan orisinalitas.
Tingkat 3
(kreatif)
Soal yang diajukan hanya memenuhi aspek
kefasihan dan orisinalitas, fleksibilitas dan
orisinalitas, atau orisinalitas saja.
Tingkat 2
(cukup kreatif)
Soal yang diajukan memenuhi aspek kefasihan dan
fleksibilitas.
Tingkat 1
(hampir tidak kreatif)
Soal yang diajukan hanya memenuhi aspek
kefasihan.
Tingkat 0
(tidak kreatif)
Soal yang diajukan tidak memenuhi aspek
kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas.
Hussen, Asa’ari dan Chandra (2016)
Kemudian selain menggunakan pedoman di atas, terdapat pula cara lain
yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan berpikir kreatif
seseorang. Cara lain tersebut adalah dengan mengklasifikasikan indikator-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
indikator berdasarkan jawaban yang subyek sajikan kemudian menentukan
skor kepada indikator-indikator tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti akan melihat kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa dengan menggunakan indikator kemampuan berpikir kreatif
menurut Silver (1997) dan Munandar yaitu kefasihan, fleksibilitas,
kebaruan. Indikator tersebut akan digunakan sebagai pedoman peneliti
dalam upaya melihat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dengan
penyesuaian terhadap karakter masalah pola bilangan dan karakter masalah-
masalah dalam PISA. Berikut merupakan contoh pedoman penskoran tes
kemampuan berpikir kreatif matematis menurut Bosch dalam Moma
(2015).
Tabel 2.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
Aspek yang
diukur Respon Siswa terhadap soal atau masalah Skor
Orisinalitas
Tidak menjawab atau memberi jawaban yang salah. 0
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak
dapat dipahami. 1
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses
perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai. 2
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi terdapat
kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya
salah.
3
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses
perhitungan dan hasil benar. 4
Kelancaran
Tidak menjawab atau memberi ide yang tidak relevan
dengan masalah. 0
Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dengan
pemecahan masalah. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Memberikan sebuah ide yang relevan tetapi jawabannya
salah. 2
Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi
jawabannya masih salah. 3
Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan
penyelesaiannya benar dan jelas. 4
Kelenturan
Tidak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu
cara atau lebih tetapi semua salah. 0
Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi memberikan
jawaban salah. 1
Memberikan jawaban dengan satu cara, proses
perhitungan dan hasilnya benar. 2
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam)
tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan
dalam proses perhitungan.
3
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam),
proses perhitungan dan hasilnya benar. 4
Elaborasi
Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. 0
Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai
dengan perincian. 1
Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai dengan
perincian yang kurang detil. 2
Terdapat kesalahan dengan jawaban tapi disertai dengan
perincian yang rinci. 3
Memberikan jawaban yang benar dan rinci. 4
Bosch dalam Moma (2015)
Dalam upaya menyelesaikan masalah, peneliti menggunakan 3 aspek
kreativitas yang telah dijabarkan oleh Silver (1997) untuk melihat
kemampuan berpikir kreatif siswa, dan 3 aspek yang dinyatakan Siswono
(2009) untuk mengklasifikasikan tingkat kemampuan berpikir kreatif
seseorang yaitu, mahasiswa dapat dikatakan kreatif apabila memenuhi
ketiga komponen yaitu kefasihan, fleksibilitas serta kebaruan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kefasihan dalam upaya menyelesaikan masalah PISA yaitu dimana
mahasiswa dapat menyelesaikan masalah kontekstual matematika dengan
memberikan lebih dari satu ide penyelesaian yang relevan dan langkah
penyelesaian yang dituliskan harus lengkap dan tepat. Fleksibilitas dalam
menyelesaikan masalah berarti mahasiswa mampu memberikan jawaban
yang benar dengan beragam cara yang berbeda. Kebaruan dalam
menyelesaikan masalah PISA berarti subyek mencoba mengerjakan
masalah yang diberikan dengan cara atau langkah yang berbeda dari yang
lain serta baru dan orisinil berasal dari buah pemikiran mahasiswa itu
sendiri.
Merancang masalah merupakan salah satu hal yang akan diteliti dalam
penelitian ini. Mahasiswa akan diminta untuk merancang permasalahan
dengan pokok materi pola bilangan dalam konten PISA. Masalah yang
disajikan harus memiliki karakter yang sama dengan soal PISA. Salah satu
ciri khas yang dimiliki oleh soal PISA yaitu merupakan permasalahan nyata
yang ada di sekitar siswa, hal ini bertujuan agar siswa mampu menerapkan
pengetahuan matematika yang telah dimilikinya dalam upaya
menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya.
Indikator yang digunakan peneliti untuk melihat kemampuan berpikir
kreatif meliputi tiga komponen yang telah dipaparkan oleh Silver (1997),
dan juga yang digunakan oleh Siswono (2009) dalam mengklasifikasikan
tingkat kemampuan berpikir kreatif seseorang yaitu kefasihan, fleksibilitas,
kebaruan. Kefasihan dalam upaya merancang masalah berarti mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dapat merancang atau mengajukan banyak masalah serta dapat
menyelesaikan masalah yang diajukannya tersebut. Fleksibilitas dalam
upaya merancang masalah yaitu dimana mahasiswa sebagai subyek mampu
menyajikan masalah dan mampu menyelesaikan masalah yang dirancang
dengan lebih dari satu cara. Dengan kata lain, soal yang dirancang memiliki
satu jawaban namun memiliki beberapa cara untuk memperoleh jawaban
yang tepat. Kebaruan dalam upaya merancang masalah berari bahwa
masalah yang disajikan berbeda dari masalah lain dan tergolong baru
walaupun dari masalah nyata.
Dalam menentukan tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa,
peneliti menggunakan tabel pedoman penskoran tingkat kemampuan
berpikir kreatif matematis yang dimodifikasi dengan menggunakan 3 aspek
kemampuan berpikir kreatif dan disesuaikan dengan kategori yang peneliti
rancang. Hal tersebut karena peneliti ingin mengakomodasi semua jawaban
mahasiswa melalui indikator-indikator yang ada, sehingga hasil kerja
mahasiswa tidak hanya dilihat sebagai fleksibel atau tidak fleksibel, fasih
atau tidak fasih, namun dapat dianalisis dengan lebih dalam dengan
indikator-indikator yang ada.
3. Menyelesaikan Masalah atau Memecahkan masalah (Problem Solving)
Rofiah (2013) berpendapat bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
baik itu kemampuan berpikir kritis, kreatif serta kemampuan pemecahan
masalah yang dimiliki oleh seorang tidak dapat dimiliki secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melainkan diperoleh melalui latihan. Oleh sebab itu untuk mengembangkan
kreativitas, mahasiswa harus memperkaya diri dengan mengerjakan soal-
soal yang bervariasi tingkatannya sehingga tingkat kemampuan berpikir
mahasiswa dapat diukur dengan melihat hasil kerja dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
Memecahkan masalah merupakan proses yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Hudojo dalam Hery (2016) menyatakan bahwa
orientasi dalam pendidikan adalah siswa. Oleh karena itu siswa harus dilatih
bagaimana belajar itu sebenarnya. Sebagai salah satu langkah agar siswa
memahami bagaimana belajar sebenar nya, maka siswa perlu dilatih dalam
menyelesaikan masalah. Dalam rangka menyelesaikan masalah, siswa perlu
untuk memahami proses penyelesaian tersebut.dan menjadi terampil dalam
memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari
generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.
NCTM dalam Hery (2016) menyebutkan bahwa memecahkan masalah
bukan saja merupakan suatu sasaran belajar matematika, tetapi sekaligus
merupakan alat utama untuk melakukan belajar. Melalui pemecahan
masalah di dalam matematika, siswa akan mendapatkan cara-cara berpikir,
kebiasaan tekun, dan keingintahuan, serta kepercayaan diri di dalam situasi-
situasi yang tidak biasa, sebagaimana situasi yang akan mereka hadapi di
luar ruang kelas matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam matematika salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan agar
siswa dapat memahami pembelajaran yang diberikan yaitu dengan
memecahkan masalah matematika. Langkah-langkah penyelesaian masalah
matematik menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan. Polya
dalam Hery (2016) menyatakan terdapat empat langkah pemecahan masalah
matematik, yaitu:
a. Memahami masalah (Understanding the Problem)
Siswa harus memahami masalah beserta cara menyelesaikannya.
Pemecah masalah harus dapat menentukan apa yang diketahui dan
ditanyakan. Dengan mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan
maka proses pemecahan masalah akan mempunyai arah yang jelas.
b. Menyusun rencana (Devising a Plan)
Menemukan hubungan antara masalah yang ada dengan yang
ditanyakan. Ketika menyusun rencana perlu adanya pemilihan teorema-
teorema atau konsep-konsep yang telah dipelajari yang dikombinasikan
sehingga dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi itu.
c. Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)
Menjalankan rencana yang telah disusun untuk menemukan solusi
kemudian memeriksa setiap langkah dengan seksama untuk
membuktikan bahwa cara yang dipakai itu benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Memeriksa kembali (Looking back)
Melakukan penilaian terhadap solusi yang didapat dengan
mempertimbangkan dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh
dengan menggabungkan pengetahuan dan mengambangkan
kemampuannya untuk memecahkan masalah.
Kemampuan memecahkan masalah tersebut terletak pada ide
penyusunan rencana pemecahan masalah dimana pada tahap tersebut
dituntut kemampuan kreativitas dan pengertian mendalam terhadap masalah
yang dihadapinya.
4. Merancang Masalah
Menurut Kilpatric dalam Hery (2016: 23), problem posing diyakini
sebagai komponen penting dalam nuansa berpikir matematis. Silver dalam
Hery (2016: 23) problem posing memiliki beberapa pengertian. Pertama,
problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang
soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat
dipahami dalam rangka memecahkan soal yang rumit. Kedua, problem
posing ialah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal
yang telah diselesaikan dalam rangka mencari alternatif pemecahan lain