530
i ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA SEMESTER VI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MENYELESAIKAN DAN MERANCANG SOAL BERSTANDAR PISA PADA MATERI POLA BILANGAN HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Clara Wahyu Purba Laras 151414001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF ...HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

    MAHASISWA SEMESTER VI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MENYELESAIKAN DAN

    MERANCANG SOAL BERSTANDAR PISA PADA MATERI POLA

    BILANGAN

    HALAMAN JUDUL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

    Oleh:

    Clara Wahyu Purba Laras

    151414001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

    “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

    kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”

    (Roma, 12: 12)

    “Beri hati pada setiap kerja kerasmu, karya-karyamu”

    Tulus, Mahakarya (2016)

    “Sadarlah, yang terjadi dalam hidupmu tak selalu semudah itu

    berjalan sesuai keinginanmu. Jangan putus asa dahulu! Karena

    PELAUT HEBAT tak pernah lahir di laut yang tenang”

    Hivi, Jatuh Bangkit Kembali (2019)

    Dengan penuh rasa syukur, kupersembahkan skripsi ini untuk:

    Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala limpahan berkat serta

    penyertaannya dalam hidupku.

    Ayahku Bernadus Sugita dan Ibuku Veronika Tri Widiyatmi yang senantiasa

    memberikan cinta kasih kepadaku.

    Adikku tercinta, Bernadeta Lalita Nareswari yang selalu menghibur dan

    memberikan semangat kepadaku.

    Simbah Modetus Noto Suparjo Kakung (alm) dan putri serta Simbah Slamet

    Adi Mulyanto Kakung (alm) dan putri, Bulik Menuk, Bulik Erna, Pakde

    Dasuki dan Budhe Purwidiyanti yang selalu memberikan dukungan dan

    perhatiannya kepadaku.

    Ibu dosen pembimbing skripsiku Veronika Fitri Rianasari atas dorongan dan

    teladan yang diberikan selama berproses bersama.

    Sahabatku yang telah menemaniku dalam suka dan duka, yang tidak bisa

    kusebutkan satu persatu.

    Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Clara Wahyu Purba Laras. 2019. Analisis Tingkat Kemampuan Berpikir

    Kreatif Mahasiswa Pendidikan Matematika Semester 6 Universitas Sanata

    Dharma dalam Menyelesaikan dan Merancang Soal Berstandar PISA pada

    Materi Pola Bilangan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika,

    Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kreativitas

    siswanya, oleh karena itu guru juga dituntut untuk memiliki kreativitas yang baik.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif

    mahasiswa semester 6 pendidikan matematika Universitas Santa Dharma tahun

    ajaran 2018/2019 dalam menyelesaikan dan merancang soal berstandar PISA pada

    materi pola bilangan.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

    kualitatif. Subyek penelitian adalah 5 mahasiswa semester 6 dari program studi

    pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilaksanakan

    pada bulan Maret-Mei 2019. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

    tes hasil kerja subyek dalam menyelesaikan dan merancang soal berstandar PISA

    pada materi pola bilangan, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yaitu soal

    tes, pedoman tes merancang, handout diskusi dan lembar pedoman wawancara

    mahasiswa. Data dianalisis dengan menggunakan metode perbandingan tetap untuk

    tes menyelesaikan masalah, dan menggunakan metode milik Miles dan Huberman,

    Kemudian dilakukan penskoran menggunakan hasil adaptasi tabel penskoran

    tingkat kemampuan berpikir kreatif milik Bosch.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Seluruh subyek pada kelompok

    soal level soal 1, 2, dan 3 berada pada kategori sedang. Pada soal level 4 dan 5,

    tingkat kreativitas mahasiswa terbagi atas kategori sangat tinggi, sedang, dan

    rendah. Pada soal level 6 terdapat 2 tingkat kreativitas, yaitu rendah dan sangat

    rendah. Mahasiswa dengan kreativitas sangat tinggi telah memenuhi 3 aspek

    kreativitas. Mahasiswa dengan kreativitas sedang telah memenuhi aspek kefasihan,

    namun belum memenuhi aspek fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal,

    Mahasiswa dengan kreativitas rendah belum memenuhi aspek kefasihan,

    fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal. Mahasiswa dengan kreativitas

    sangat rendah belum memenuhi aspek kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas. (2)

    Hasil tes merancang soal berstandar PISA menunjukkan bahwa tingkat kreativitas

    mahasiswa terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu, sangat rendah, sedang, dan tinggi.

    Mahasiswa dengan kreativitas sangat rendah belum memenuhi aspek kefasihan,

    fleksibilitas dan orisinalitas. Mahasiswa dengan kreativitas sedang telah dapat

    memenuhi kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas namun belum maksimal.

    Kemudian untuk mahasiswa dengan kreativitas tinggi, mahasiswa telah memenuhi

    aspek kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas dengan cukup baik.

    Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Menyelesaikan Soal, Merancang Soal,

    PISA, Pola Bilangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    Clara Wahyu Purba Laras. 2019. The Analysis of Creative Thinking Ability Level

    of 6th Semester of Matematics Education Program Students at Sanata Dharma

    University in Solving and Posing PISA Standard Problems in Number Patterns

    Topic. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of

    Mathematics and Sciences, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata

    Dharma University, Yogyakarta.

    A teacher has a responsibility to improve the creativity of his students,

    therefore teachers are also required to have good creativity. This research aims to

    describe the creative thinking ability level of 6th semester of mathematics education

    program students at Sanata Dharma University in the academic year 2018/2019 in

    solving and posing PISA standard problem in Number Patterns Topic.

    This research was qualitative descriptive research. The research subjects

    were 5 students of 6th semester mathematics education program students at Sanata

    Dharma University. This research was conducted in March until May 2019. The

    data was collected through the test results of the subject's work in solving and

    posing PISA standard problems in number patterns topic, and the results from the

    interviews with the instruments of data collection were the test questions, test

    posing sheet, discussion handouts, students interview sheet. The data were analyzed

    by constant comparative method for the problem-solving test and the data were also

    analyzed by Miles and Huberman method for the problem posing test. The scoring

    of the data analysis result used the adopted Bosch’s creative thinking ability

    scoring table.

    The research results showed two things. Firstly, all subjects in the level 1,

    2 and 3 question groups were in the medium categories. In the level 4 and 5, the

    students creativity levels were divided into the very high, medium, and low

    categories. In the level 6, there were two creativity categories; low and very low

    categories. The students who had very high creativity level had fulfilled the fluency,

    flexibility, and originality aspects maximally. The students with the medium

    creativity level had fulfilled the fluency aspect, but not yet fulfilled the flexibility

    and originality aspects maximally. The students with the low creativity level had

    not fulfilled the fluency, flexibility, and originality aspects maximally. The students

    with the very low creative skill had not fulfilled the fluency, flexibility and

    originality aspects. Secondly, the analysis result in posing the PISA-standardized

    problems on the number pattern showed that there were 3 levels of the students’

    creativity; very low, medium, and high levels. The students with the very low

    creative thinking ability had not fulfilled the fluency, flexibility, and originality

    aspects. The students with the medium creativity creative thinking ability had

    fulfilled the fluency, flexibility and originality aspects, but not maximal yet.

    Meanwhile, the students with the high creative thinking ability had fulfilled the

    fluency, flexibility, and originality aspects well.

    Keywords: Creative Thinking Ability, Problem Solving, Problem Posing, PISA,

    Number Pattern.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat kasih

    dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

    Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 6 Pendidikan

    Matematika Universitas Sanata Dharma dalam Menyelesaikan dan Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

    memenuh salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

    program studi pendidikan matematika.

    Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak

    pengalaman dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan

    motivasi yang hadir dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah

    berperan memberikan banyak hal kepada penulis, antara lain:

    1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan.

    2. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Matematika.

    3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi

    yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan serta

    motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

    4. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk

    melakukan validasi terhadap instrumen penelitian.

    5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata

    Dharma yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti

    perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

    6. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu penulis selama

    perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata

    Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    7. Bapak Prof. St. Suwarsono, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk bertemu dengan para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah pengajaran

    mikro.

    8. Mahasiswa/I semester 6 program studi Pendidikan Matematika yang telah

    bersedia meluangkan waktu menjadi subyek dalam penelitian ini.

    9. Ayahku Bernadus Sugita, Ibuku Veronika Tri Widiyatmi serta Adikku Lita

    yang telah mendukung penulis secara moril dan materiil.

    10. Pakde Dasuki dan Budhe Purwidiyanti, Bulik Menuk, Bulik Erna atas dukungan

    dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    11. Sahabat terkasihku Sekar yang selalu memberikan dorongan dari jauh namun

    tetap berarti bagi penulis.

    12. Erma, Gisel, Hap, Anis, Gristi dan para lelaki “Embuh” yang menemani penulis

    selama proses perkuliahan, temanku Bunga yang selalu menjadi panutan selama

    perkuliahan.

    13. Teman-temanku Pemat 15A yang telah berdinamika bersama selama kurun

    waktu 4 tahun terakhir, terima kasih atas semangat yang disebarkan, dukungan

    untuk saling menguatkan.

    14. Romo Antonius Susanto, OMI., pembimbing PPdM, Fr. Wendi, OMI., Mba

    Hana, Crista, Helen, Ko Hendra, Rica, Ka Nelly, Asty dan teman-temanku di

    PPdM yang telah menghibur, menemani selama masa perkuliahan, memberikan

    dorongan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini.

    15. Semua pihak yang membantu namun tanpa sengaja tidak disebutkan disini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena itu penulis

    mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini.

    Selain itu, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan

    dan kemajuan dalam dunia pendidikan.

    Yogyakarta, 14 Juni 2019

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

    MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    ABSTRACT ........................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

    DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xix

    DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xx

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

    A. Latar Belakang .............................................................................................1

    B. Identifikasi Masalah .....................................................................................8

    C. Rumusan Masalah ........................................................................................8

    D. Tujuan Penelitian .........................................................................................9

    E. Pembatasan Masalah ....................................................................................9

    F. Batasan Istilah ............................................................................................10

    G. Manfaat Penelitian .....................................................................................11

    H. Sistematika Penulisan ................................................................................12

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................13

    A. Landasan Teori ...........................................................................................13

    B. Penelitian yang Relevan .............................................................................75

    C. Kerangka Berpikir ......................................................................................76

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................81

    A. Jenis Penelitian ...........................................................................................81

    B. Subyek Penelitian .......................................................................................82

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    C. Objek Penelitian .........................................................................................82

    D. Bentuk Data ...............................................................................................82

    E. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................83

    F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................84

    G. Instrumen Pembelajaran .............................................................................85

    H. Instrumen Penelitian ..................................................................................86

    I. Validitas Instrumen ..................................................................................103

    J. Metode Analisis Data ...............................................................................104

    K. Keabsahan Data........................................................................................113

    L. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan .............................113

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................116

    A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................116

    B. Penyajian Data .........................................................................................136

    C. Analisis Data Penelitian ...........................................................................146

    D. Pembahasan ..............................................................................................315

    E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................336

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................340

    A. Kesimpulan ..............................................................................................340

    B. Saran 344

    DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................346

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Sistematika Penulisan Penelitian .......................................................... 12

    Tabel 2.1 Komponen Kreativitas .......................................................................... 19

    Tabel 2.2 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa .............................. 22

    Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat Kreativitas Siswa ................................................... 24

    Tabel 2.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ..... 25

    Tabel 2.5 Tabel Enam Level Kemampuan Matematika ....................................... 52

    Tabel 2.6 Level Kemampuan Matematika Menurut PISA ................................... 54

    Tabel 2.7 Level Kemampuan Matematika Siswa ................................................. 55

    Tabel 2.8 Hubungan Level PISA dengan Taksonomi Bloom ............................... 55

    Tabel 2.9 Barisan Bilangan pada Pita Tiga Warna ............................................... 59

    Tabel 2.10 Barisan Bilangan dengan Selisih 3 ..................................................... 60

    Tabel 2.14 Jumlah Kumpulan Tiga Bilangan Genap Berurutan ........................... 61

    Tabel 2.15 Masukkan Beberapa Bilangan ............................................................ 62

    Tabel 2.16 Contoh Pola Masalah .......................................................................... 62

    Tabel 2.17 Jumlah Ubin pada Setiap Kolom ........................................................ 65

    Tabel 2.18 Jumlah Ubin pada Setiap Kolom ........................................................ 65

    Tabel 2.19 Tabel Pola Bilangan Persegi ............................................................... 66

    Tabel 2.20 Mencari Nilai 𝑺𝒏 ................................................................................ 71

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes .................................................................................. 87

    Tabel 3.2 Pedoman Wawancara I ......................................................................... 96

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Merancang ..................................................................... 100

    Tabel 3.4 Pedoman Wawancara II ...................................................................... 102

    Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif dalam

    Menyelesaikan Masalah Ditinjau dari Indikator Kefasihan,

    Fleksibilitas dan Orisinalitas ............................................................. 106

    Tabel 3.6 Kategori Indikator Kreativitas ............................................................ 108

    Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif dalam

    Merancang Masalah Ditinjau dari Indikator Kefasihan,

    Fleksibilitas dan Orisinalitas ............................................................. 110

    Tabel 3.8 Kategori Indikator Kreativitas ............................................................ 112

    Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 119

    Tabel 4.2 Hasil Tes Tertulis Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada

    Materi Pola Bilangan ........................................................................ 122

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    Tabel 4.3 Hasil Tes Tertulis Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada

    Materi Pola Bilangan ........................................................................ 125

    Tabel 4.4 Data Hasil Tes tertulis dalam Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Soal Nomor 1a ............................. 136

    Tabel 4.5 Data Hasil Tes Tertulis dalam Merancang Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Subyek S1 .............................................. 140

    Tabel 4.6 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Nomor 1a ............................................... 147

    Tabel 4.7 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Nomor 1b............................................... 152

    Tabel 4.8 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Nomor 2a ............................................... 158

    Tabel 4.9 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Nomor 2b............................................... 164

    Tabel 4.10 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Nomor 2c ............................................... 172

    Tabel 4.11 Topik Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    pada Materi Pola Bilangan Nomor 3................................................. 181

    Tabel 4.12 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1a ..................................... 189

    Tabel 4.13 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1b ..................................... 189

    Tabel 4.14 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2a ..................................... 190

    Tabel 4.15 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2b ..................................... 191

    Tabel 4.16 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2c ..................................... 192

    Tabel 4.17 Kategorisasi Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 193

    Tabel 4.18 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    Subyek Mahasiswa Soal Nomor 1a, 1b, dan 2a (Level 1, 2, dan 3) . 196

    Tabel 4.19 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    Subyek Mahasiswa Soal Nomor 2b (Level 4) .................................. 199

    Tabel 4.20 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    Subyek Mahasiswa Soal Nomor 2c (Level 5) ................................... 202

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    Tabel 4.21 Sintesis Data Jawaban Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA

    Subyek Mahasiswa Soal Nomor 3 (Level 6) .................................... 204

    Tabel 4.22 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada

    Nomor 1a, 1b, dan 2a (level 1, 2, dan 3) dengan Indikator

    Kefasihan, Fleksibilitas dan Orisinalitas ........................................... 206

    Tabel 4.23 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada

    nomor 2b (level 4) dengan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas ........................................................................................ 207

    Tabel 4.24 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada

    Nomor 2c (Level 5) dengan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas ........................................................................................ 208

    Tabel 4.25 Nilai Subyek Mahasiswa Berdasarkan Hasil Sintesisasi Data pada

    Nomor 3 (Level 6) dengan Indikator Kefasihan, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas ........................................................................................ 208

    Tabel 4.26 Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 211

    Tabel 4.27 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 212

    Tabel 4.28 Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 217

    Tabel 4.29 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 220

    Tabel 4.30 Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 226

    Tabel 4.31 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 227

    Tabel 4.32 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S1 dalam Tes

    Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 231

    Tabel 4.33 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 233

    Tabel 4.34 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 234

    Tabel 4.35 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 238

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Tabel 4.36 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 240

    Tabel 4.37 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 244

    Tabel 4.38 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 246

    Tabel 4.39 Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 4 ....................................... 249

    Tabel 4.40 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 4 .................... 251

    Tabel 4.41 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S8 dalam Tes

    Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 254

    Tabel 4.42 Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 255

    Tabel 4.43 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 257

    Tabel 4.44 Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 262

    Tabel 4.45 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 264

    Tabel 4.46 Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 269

    Tabel 4.47 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S9 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 270

    Tabel 4.48 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S9 dalamTes

    Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 274

    Tabel 4.49 Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 275

    Tabel 4.50 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 277

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Tabel 4.51 Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 283

    Tabel 4.52 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 285

    Tabel 4.53 Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 289

    Tabel 4.54 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 290

    Tabel 4.55 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S11 dalam Tes

    Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 295

    Tabel 4.56 Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 ....................................... 297

    Tabel 4.57 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 1 .................... 300

    Tabel 4.58 Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 ....................................... 305

    Tabel 4.59 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 2 .................... 306

    Tabel 4.60 Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal Berstandar

    PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 ....................................... 310

    Tabel 4.61 Analisis Aspek Kesesuaian dengan Level PISA, Fleksibilitas dan

    Orisinalitas Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes Merancang Soal

    Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan Nomor 3 .................... 311

    Tabel 4.62 Analisis Aspek Kefasihan Hasil Kerja Subyek S12 dalam Tes

    Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 313

    Tabel 4.63 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kreatif Subyek dalam

    Merancang Soal berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan

    Ditinjau dari Aspek Kefasihan, Fleksibilitas dan Orisinalitas .......... 314

    Tabel 4.64 Data Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Subyek dalam

    Merancang Soal berstandar PISA pada Materi Pola Bilangan ......... 329

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Berbagai Bentuk Pola .........................................................................58

    Gambar 2.3 Pita Bilangan ......................................................................................59

    Gambar 2.4 Kolam 1, 2, dan 3 ...............................................................................65

    Gambar 2.5 Gambar Pola Susunan Bola (1) ..........................................................67

    Gambar 2.6 Gambar Pola Susunan Bola Menjadi Persegi Panjang .......................68

    Gambar 2.7 Pola Susunan Bola ke−𝑛 ...................................................................68

    Gambar 2.8 Pola Susunan Bola .............................................................................69

    Gambar 2.9 Pola Susunan Bola Menjadi Bentuk Persegi ......................................70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Cakupan Literasi Matematika ...............................................................42

    Bagan 2.2 Proses Matematisasi ..............................................................................45

    Bagan 2.3 Komponen Domain Matematika ...........................................................46

    Bagan 2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................78

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A .........................................................................................................1

    Lampiran A.1.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus ..............................................1

    Lampiran A.1.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian dari Kampus ............2

    Lampiran A.2 Validitas Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada Materi

    Pola Bilangan ................................................................................3

    Lampiran A.3 Validitas Tes Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi

    Pola Bilangan ................................................................................6

    LAMPIRAN B .......................................................................................................12

    Lampiran B.1 Tes Menyelesaikan Soal Berstandar PISA pada Materi

    Pola Bilangan ..............................................................................12

    Lampiran B.2 Tes Merancang Soal Berstandar PISA pada Materi

    Pola Bilangan ..............................................................................41

    Lampiran B.3 Pedoman Wawancara Semi Terstruktur ......................................46

    Lampiran B.4 Handout .......................................................................................52

    LAMPIRAN C .......................................................................................................63

    Lampiran C.1 Deskripsi Jawaban Tes I .............................................................63

    Lampiran C.2 Transkrip Wawancara I ...............................................................75

    Lampiran C.3 Deskripsi Hasil Tes II (Merancang soal) ..................................113

    Lampiran C.4 Transkrip Wawancara II ............................................................142

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tujuan dari adanya pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia

    yang berkualitas dan berkompeten. ATS (Assessment of Transversal Skills)

    menyatakan bahwa kecakapan yang diperlukan pada abad 21 dalam konteks

    belajar dan ketrampilan berinovasi yaitu pentingnya kemampuan untuk berpikir

    kritis, berkomunikasi, kreativitas dan berkolaborasi. Sawyer dalam Karwowski

    (2017) menyatakan bahwa dalam masyarakat berbasis pengetahuan, kreativitas

    dianggap sebagai sumber inovasi dan kemajuan. Kreativitas sendiri merupakan

    sifat individu yang mau berusaha untuk melihat lebih mendalam atau lebih jauh

    dalam usaha menghasilkan suatu produk yang baru (inovatif, segar, menarik),

    berguna (mengembangkan, mendidik, mengurangi hambatan, memecahkan

    masalah, mengatasi kesulitan), dan dapat dimengerti.

    Berpikir kreatif erat hubungannya dalam upaya pemecahan masalah.

    Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam upaya pemecahan

    masalah. Menurut Mahmudi (2008), kemampuan berpikir kreatif mendukung

    kinerja peserta didik dalam upaya pemecahan masalah. Dalam upaya

    pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif sangat berperan dalam

    mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi berbagai metode, dan

    mengeksplorasi alternatif solusi. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat

    diketahui bahwa dengan kemampuan berpikir kreatif individu dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    mengembangkan daya imajinatifnya sehingga mampu melihat solusi kreatif

    dari permasalahan yang diberikan.

    Matematika erat kaitannya dengan pemecahan masalah, hal ini dapat terlihat

    dalam kompetensi dasar masing-masing materi ajar yang merupakan

    percabangan dari kompetensi inti poin empat. Salah satu kompetensi dasar yang

    memuat pemecahan masalah yaitu, “Menyelesaikan masalah yang berkaitan

    dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek” (Buku Guru

    kelas VIII Matematika SMP/MTs). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui

    bahwa matematika tidak dapat dilepaskan dalam aktivitas pemecahan masalah,

    sedangkan diketahui pula bahwa pemecahan masalah erat kaitannya dengan

    kemampuan berpikir kreatif seorang siswa. Hal ini berarti bahwa berpikir

    kreatif sangat diperlukan dalam bidang matematika. Selain itu, mata pelajaran

    matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali

    peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

    kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. (Permendiknas No 22 Tahun

    2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah)

    Tingkat kreativitas di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan

    dengan negara lain. Berdasarkan hasil riset Richard Florida, dkk dalam The

    Global Creativity Index 2015 (Florida, 2015) Indonesia berada pada peringkat

    115 dari 139 negara lainnya. Dalam kategori indeks global creative class yang

    mencakup pekerja sains dan teknologi, seni, budaya, hiburan dan media, bisnis

    dan pengelolaan, dan pendidikan, perawatan kesehatan dan hukum, Indonesia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    masih menduduki peringkat ke 86 dari lebih 120 negara lainnya. Peringkat

    tersebut masih termasuk rendah.

    Berdasarkan penelitian lain yang dilaksanakan oleh OECD (The

    Organisation for Economic Co-operation and Development) dalam Programme

    for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 secara umum

    Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara yang turut berpartisipasi

    dalam tes PISA tersebut. PISA bertujuan untuk menilai kemampuan anak

    berusia 15 tahun yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan yang

    penting untuk dapat berpartisipasi sebagai warga negara atau anggota

    masyarakat yang bertanggungjawab. Tes PISA sendiri terdiri atas 3 bagian

    utama yaitu PISA Matematika (Literasi Matematika), PISA Sains (Literasi

    Sains) dan PISA Membaca (Literasi Bahasa). Berdasarkan PISA tahun 2015

    pada kategori Literasi Matematika, Indonesia berada pada peringkat ke 63 dari

    70 negara. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematika anak

    umur 15 tahun di Indonesia masih rendah.

    PISA Matematika atau Literasi matematika dalam draft assessment

    framework PISA 2012 (OECD, 2013:24-25) dirumuskan bahwa literasi

    matematika dapat diartikan secara bebas sebagai kemampuan seseorang untuk

    merumuskan, menerapkan, menginterpretasikan matematika ke dalam beberapa

    konteks, termasuk dalam melakukan penalaran matematis dan menggunakan

    konsep, prosedur, fakta dan alat untuk menjelaskan dan menggambarkan serta

    memperkirakan atau memprediksi fenomena maupun kejadian. Ini membantu

    individu untuk mengenali peran yang dimainkan matematika di dunia dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    membuat penilaian dan keputusan yang dibuat dengan baik diperlukan oleh

    warga negara yang konstruktif, terlibat dan reflektif. Berdasarkan framework

    PISA matematika 2015, konten matematika dalam PISA terdiri dari perubahan

    dan hubungan, ruang dan bentuk, bilangan, serta ketidakpastian data.

    Kemampuan literasi yang rendah dapat dikarenakan kurang terlatihnya para

    peserta didik Indonesia dalam menyelesaikan soal PISA terutama dalam

    kategori literasi matematika. Dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

    dalam proses menyelesaikan soal literasi matematika. Astuti (2018)

    menyatakan bahwa proses berpikir dalam literasi matematika dapat

    dikategorikan menjadi tiga proses utama, yaitu merumuskan, menggunakan dan

    menginterpretasikan. Proses merumuskan merupakan kegiatan berpikir kritis,

    dimana pada kegiatan merumuskan didasari pada hasil observasi, pengalaman,

    pemikiran, pertimbangan dan komunikasi yang akan membimbing dalam

    menentukan sikap dan tindakan yang diambil siswa. Pada proses menggunakan,

    melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Melalui ide-ide kreatif, peserta

    didik dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan

    sesuatu yang tidak biasa atau memunculkan solusi atas suatu masalah.

    selanjutnya pada proses menginterpretasikan melibatkan kemampuan

    pemecahan masalah.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

    Tahun 2007 tentang Standar Kualitas Akademik dan Kompetensi Guru, seorang

    guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi pedagogik; (2)

    kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial; dan (4) kompetensi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    professional. Kompetensi professional meliputi beberapa hal, salah satunya

    yaitu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Hal

    ini mempertegas bahwa kreativitas seorang guru sangat diperlukan dalam

    proses pembelajaran atau pemberian materi, terlebih dalam menyusun evaluasi

    serta cara penyampaian materi.

    Program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

    mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi guru matematika yang berkualitas

    dan berkompeten. Kompetensi guru menjadi salah satu hal yang sangat

    berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Juniantari (2017) menyatakan

    Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan

    bidang pendidikan, oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang

    bermartabat. Leonard (2015) menyatakan bahwa guru yang kompeten sangat

    menjamin perbaikan kualitas sumber daya manusia di sebuah negara, sehingga

    tidak berlebihan jika mengatakan bahwa guru memang harus berkompeten.

    Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, guru

    memiliki peranan yang cukup penting. Selaras dengan peryataan pentingnya

    kompetensi guru, maka kompetensi guru dalam hal kemampuan berpikir kreatif

    menjadi salah satu hal penting yang perlu dimiliki. Seorang calon pendidik

    perlu mengasah kemampuan berpikir kreatifnya, oleh sebab itu penelitian ini

    dilaksanakan guna mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa

    calon guru dan juga sekaligus mengasah kemampuan berpikir kreatif calon guru

    dalam hal merancang permasalahan. Dalam hal ini peneliti memilih mahasiswa

    semester enam dengan pertimbangan bahwa mahasiswa semester enam sudah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    berada pada fase pematangan kompetensi professional sebagai calon guru. Hal

    ini sangat berguna agar calon guru dapat mengetahui kemampuan berpikir

    kreatif-nya dalam hal menyelesaikan permasalahan serta merancang suatu

    permasalahan.

    Berdasarkan framework PISA Matematika 2015, konten matematika dalam

    PISA terdiri dari perubahan dan hubungan, ruang dan bentuk, bilangan, serta

    ketidakpastian data. Macam-macam konten yang lebih spesifik di dalamnya,

    seperti geometri, pola bilangan, aljabar, serta probabilitas. Materi pola bilangan

    merupakan salah satu materi yang dipelajari peserta didik yang masih

    menempuh pendidikan dasar dalam mata pelajaran matematika. Materi pola

    bilangan penting untuk dipahami karena materi pola bilangan dapat dijadikan

    tolak ukur dalam menentukan kemampuan akademik seseorang. Hal ini dapat

    dilihat dalam banyaknya soal materi pola bilangan dalam Tes Kemampuan

    Akademik (TPA). Selain itu, materi pola bilangan dapat membantu peserta

    didik untuk dapat menata banyak hal dengan lebih teratur. (Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2017)

    Materi Pola Bilangan memiliki kaitan erat dengan kemampuan berpikir

    kreatif. Rina (2017) mengungkapkan hasil diskusi dengan guru matematika

    kelas IX, bahwa materi barisan dan deret yang merupakan bagian dalam pola

    bilangan masih menjadi materi yang cukup sulit bagi siswa. Hasil penelitiannya

    mengungkapkan bahwa peserta didik kelas IX mengalami kesulitan dalam

    menyelesaikan permasalahan barisan dan deret matematika. Sebagian besar

    peserta didik masih kesulitan dalam menentukan suku ke-n dari suatu baris

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    aritmatika, terutama jika permasalahan diberikan dalam bentuk soal cerita. Rina

    juga menyatakan bahwa materi pola bilangan merupakan materi yang telah

    dipelajari sejak tingkat sekolah dasar hingga tingkat menengah atas sebagai

    salah satu upaya mengembangkan kemampuan penalaran matematis. Toole dan

    Kramarski, Mevarech dan Lieberman (dalam Gunhan, 2014) telah menekankan

    bahwa terdapat hubungan langsung antara keterampilan penalaran dan

    pemecahan masalah. Melalui pernyataan tersebut, maka dapat diketahui bahwa

    materi pola bilangan memiliki hubungan dengan bagaimana peserta didik

    memecahkan permasalahan yang kemudian berhubungan erat dengan

    kreativitas.

    Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat tingkat kreativitas mahasiswa

    calon guru matematika dalam menyelesaikan soal PISA. Sebagai calon guru

    perlu memenuhi kompetensi guru, yang salah satunya adalah kompetensi

    profesional, maka untuk mengukur tingkat kreativitas mahasiswa tidak hanya

    dilihat dari penyelesaian masalahnya saja, namun juga dari bagaimana

    mahasiswa mampu mengembangkan soal PISA dalam materi terkait. Materi

    pola bilangan merupakan salah satu konteks yang terdapat dalam tes PISA dan

    juga merupakan materi yang dipelajari peserta didik dalam pendidikan dasar,

    oleh karena itu peneliti akan melakukan Analisa tingkat kreativitas mahasiswa

    dalam menyelesaikan dan mengembangkan soal PISA dengan materi terkait

    pola bilangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa

    masalah, yaitu:

    1. Berdasarkan hasil riset Richard Florida, dkk dalam The Global Creativity

    Index 2015 (CGI, 2015) Indonesia berada pada peringkat 115 dari 139

    negara lainnya.

    2. Berdasarkan hasil PISA 2015 dalam kompetensi Literasi Matematika,

    Indonesia masih berada dalam zona rendah yang berarti bahwa kreativitas

    matematis peserta didik usia 15 tahun masih cukup rendah.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program studi

    pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2018/2019

    dalam menyelesaikan soal PISA terkait materi pola bilangan?

    2. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program studi

    pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2018/2019

    dalam merancang soal PISA yang dikembangkannya terkait materi pola

    bilangan?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program

    studi pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran

    2018/2019 dalam menyelesaikan soal PISA terkait materi pola bilangan.

    2. Mengetahui tingkat kreativitas mahasiswa program studi pendidikan

    matematika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2018/2019 dalam

    merancang soal PISA yang dikembangkannya terkait materi pola bilangan

    E. Pembatasan Masalah

    Adapun Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Mahasiswa yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa semester

    enam Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Materi yang difokuskan pada penelitian ini adalah materi Baris dan Deret

    Aritmatika dalam Bab Pola Bilangan tingkat SMP (Sekolah Menengah

    Pertama).

    3. Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan soal

    berstandar PISA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    F. Batasan Istilah

    Agar peneliti dan pembaca memiliki persepsi yang sama terhadap penelitian

    ini, maka berikut merupakan pengertian istilah-istilah penting yang akan

    digunakan dalam penelitian ini:

    1. Kreativitas

    Kreativitas merupakan sifat individu yang mau berusaha untuk

    melihat lebih mendalam atau lebih jauh dalam usaha menghasilkan suatu

    produk yang baru (inovatif, segar, menarik), berguna (mengembangkan,

    mendidik, mengurangi hambatan, memecahkan masalah, mengatasi

    kesulitan), dan dapat dimengerti.

    2. Berpikir kreatif

    Berpikir kreatif merupakan bentuk pemikiran terbuka dalam

    menciptakan ide atau gagasan baru sehingga mampu mencapai berbagai

    tujuan dalam hidupnya. Berpikir kreatif juga berarti mampu membuat

    hubungan-hubungan (making connections) dari pengetahuan-pengetahuan

    yang telah dimiliki untuk memecahkan suatu masalah dan mau mengambil

    resiko dengan tetap berusaha memecahkan masalah yang ditemui.

    3. PISA

    PISA (Programme for International Student Assessment)

    merupakan studi tentang program penilaian peserta didik tingkat

    internasional yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali oleh OECD

    (Organisation for Economic Coorperation and Development). PISA

    bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didikyang duduk di akhir tahun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    pendidikan dasar atau peserta didikyang berusia 15 tahun yang telah

    menguasai pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk berpartisipasi

    sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang bertanggungjawab.

    4. Soal PISA

    Soal PISA merupakan soal-soal yang dikeluarkan oleh PISA dalam

    rangka studi program penilaian peserta didiktingkat internasional yang

    diselenggarakan oleh OECD yang bertujuan untuk ekonomi dan

    pembangunan. Soal ini bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik

    yang duduk di akhir tahun pendidikan dasar (berumur 15 tahun) telah

    menguasai pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dapat

    berpartisipasi sebagai warga negara atau anggota masyarakat yag

    membangun dan bertanggung jawab. Salah satu yang diujikan yaitu Literasi

    Matematika yang mencakup beberapa materi penting, salah satunya pola

    bilangan.

    G. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Mahasiswa

    Peneliti berharap penelitian ini dapat membantu mahasiswa

    mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatifnya serta membantu

    mahasiswa dalam upaya peningkatan kreativitas peserta didik dengan

    merancang soal yang berguna untuk meningkatkan kemampuan berpikir

    kreatif peserta didik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    2. Bagi Dosen

    Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan

    memberikan gambaran dalam upaya meningkatkan kreativitas mahasiswa

    dengan mengembangkan materi ajar yang kreatif.

    3. Bagi Peneliti

    Penelitian ini dapat dijadikan bekal dan pengalaman bagi peneliti

    untuk mengetahui tingkat kreativitas individu serta menambah wawasan

    terkait permasalahan yang disajikan oleh PISA.

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, sebagai berikut:

    Tabel 1.1 Sistematika Penulisan Penelitian

    BAB I Pada bab I dipaparkan mengenai latar belakang yang

    memuat alasan mengapa masalah diangkat dalam

    penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian dan

    sistematika penelitian.

    BAB II Pada bab II dipaparkan mengenai landasan teori yang

    menjadi acuan selama penelitian dan kerangka berpikir.

    BAB III Pada bab III dipaparkan mengenai jenis penelitian, metode

    penelitian, instrumen pengumpulan data, serta metode

    atau teknik analisis data yang akan digunakan dalam

    penelitian.

    BAB IV Pada bab IV dipaparkan mengenai pelaksanaan penelitian,

    analisis data, pembahasan dan kekurangan penelitian.

    BAB V Pada bab V memuat kesimpulan dan saran yang

    merupakan rangkuman dari hasil penelitian yang

    menjawab rumusan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Pada bagian ini akan dipaparkan teori-teori yang dijadikan pedoman oleh

    peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun hal-hal yang akan dibahas

    dalam kajian pustaka antara lain landasan teori, penelitian yang relevan serta

    kerangka berpikir.

    A. Landasan Teori

    Pada bagian ini akan dipaparkan teori-teori menurut para ahli yang kemudian

    dikaji oleh peneliti dan dijadikan landasan teori bagi peneliti.

    1. Kreativitas

    Munandar (1988) menyatakan bahwa kreativitas biasa diartikan sebagai

    kemampuan untuk mencipta suatu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu

    seluruh produknya harus baru, mungkin saja gabungannya atau

    kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya.

    Campbell dalam bukunya yang disadur oleh Mangunhardjana (1986)

    menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil

    yang sifatnya:

    a. Baru: inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh,

    mengejutkan.

    b. Berguna: lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar,

    mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    c. mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih

    baik/banyak.

    d. Dapat dimengerti: hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di

    lain waktu. peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat

    dimengerti, tak dapat diramalkan, tak dapat diulangi (mungkin saja baru

    dan berguna), tetapi lebih merupakan hasil keberuntungan bukan

    kreativitas.

    Munandar (1988) menekankan pengertian kreativitas ditinjau dalam 4

    P. Kreativitas dapat ditinjau dari segi “Pribadi yang Kreatif”, dari segi

    faktor-faktor “Pendorong” Kreativitas, dari segi “Proses Kreatif” dan juga

    dari segi “Produk Kreativitas”.

    a. Kreativitas ditinjau dari Segi Pribadi

    Selo Somardjan dalam Munandar (1988) menyatakan “Kreativitas

    dimulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang

    baru. Seorang individu yang kreatif, biasanya memiliki sifat yang

    mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum

    yang berlaku dalam bidang keahliannya.” Dengan kata lain, kreativitas

    merupakan sifat pribadi individu yang tercermin dalam kemampuannya

    menciptakan sesuatu yang baru.

    b. Faktor-faktor Pendorong Kreativitas

    Setiap pribadi individu memiliki potensi kreatif yang berbeda-beda.

    Potensi tersebut perlu dipupuk sejak dini agar dapat berkembang dan

    terwujudkan. Dalam upanya mengembangkan potensi tersebut,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong baik yang berasal dari luar

    maupun dari dalam pribadi individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi

    lingkungan (lingkungan sempit termasuk keluarga dan sekolah,

    lingkungan luas mencakup masyarakat dan kebudayaan) yang

    memupuk daya kreatif individu.

    c. Kreativitas sebagai Proses

    Pengertian kreativitas sebagai proses merujuk pada perlunya

    individu untuk melihat lebih mendalam, lebih jauh daripada

    menginginkan hasil atau produk secepat-cepatnya. Torrance dalam

    Munandar (1988) menekankan bahwa kreativitas tidak hanya

    tergantung dari timbulnya inspirasi, tetapi menuntut ketekunan dan

    keuletan, waktu dan kerja keras.

    d. Kreativitas sebagai Produk

    Baron dalam Munandar (1988) secara sederhana merumuskan

    kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

    Stein dalam Munandar (1988) mengatakan suatu produk baru dapat

    disebut kreatif jika mendapat pengakuan (penghargaan) oleh

    masyarakat pada waktu tertentu.

    Berdasarkan pengertian kreativitas menurut beberapa ahli di atas, maka

    dapat diketahui bahwa kreativitas merupakan sifat individu yang mau

    berusaha untuk melihat lebih mendalam atau lebih jauh dalam usaha

    menghasilkan suatu produk yang baru (inovatif, segar dan menarik),

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    berguna (mengembangkan, mendidik, mengurangi hambatan, memecahkan

    masalah, mengatasi kesulitan), dan dapat dimengerti.

    2. Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Matematika

    Berpikir kreatif erat kaitannya dengan kreativitas. Menurut Lutfi (2016),

    kreativitas merupakan hasil dari berpikir kreatif. Hassoubah dalam Lutfi

    (2016) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah pola berpikir yang

    didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk menghasilkan suatu

    produk kreatif, dengan kata lain kriteria utama dalam kreativitas adalah

    produk. Menurut hasil kajian Perkins dan Weber dalam Lutfi (2016) ada

    aspek ketidaksengajaan bagi seseorang yang dikatakan menghasilkan suatu

    produk. Berikut merupakan hasil kajian tersebut:

    a. Semua bentuk ketidaksengajaan bisa saja ditemukan dalam proses

    kreatif.

    b. Penemuan biasanya muncul dari kajian sistematis.

    c. Jarang sekali akan muncul dari keberuntungan.

    d. Meskipun kadang-kadang muncul dari coba-coba, tetapi sangat jarang

    terjadi.

    Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa suatu produk

    yang kreatif tidak dapat dilihat sebagai produk dari kebetulan saja, yaitu

    sesuatu yang ditemukan karena ketidaksengajaan, akan tetapi suatu produk

    yang kreatif memungkinkan terjadi jika ditempuh melalui proses-proses

    yang kreatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Kreativitas seseorang dapat ditinjau berdasarkan proses berpikirnya.

    Proses berpikir untuk menghasilkan suatu produk kreatif merupakan proses

    berpikir kreatif. Menurut Siswono dalam Lutfi (2016), berpikir kreatif

    merupakan suatu kegiatan mental untuk menemukan ide yang baru sesuai

    dengan tujuan, dengan cara membangun ide-ide, mensintesis ide-ide

    tersebut serta mengimplementasikannya. Pehkonen dalam Lutfi (2016)

    menyatakan berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan

    berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam

    kesadaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

    bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang mengarah

    pada wawasan baru, pendekatan baru dan prespektif baru dengan cara-cara

    yang baru serta menghasilkan ide baru dan asli, menunjukkan keluwesan

    dan orisinalitas dalam menghasilkan ide dimana kesemuanya itu dilakukan

    dengan pola pikir yang logis.

    Luthfi (2016) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat

    ditelusuri menggunakan angket kreativitas atau melalui tes kemampuan

    berpikir kreatif. Ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengukur

    tingkat kemampuan berpikir kreatif seorang individu. Masing-masing tes

    mempunyai tujuan dan ciri tertentu. Salah satu tes yang dikenal sebagai tes

    kemampuan berpikir kreatif adalah tes The Torrance Tests of Creative

    Thinking (TTCT). TTCT merupakan tes yang disusun oleh Paul Torrance

    untuk melihat tingkat kemampuan berpikir kreatif seseorang. Silver (1997)

    menyatakan terdapat 3 komponen yang digunakan untuk melihat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    kemampuan berpikir kreatif melalui TTCT yaitu kefasihan (fluency),

    fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (originality atau novelty). Silver

    (1997) menjelaskan bahwa kefasihan dilihat dari bagaimana seseorang

    dapat menyelesaikan masalah dengan beberapa alternatif jawaban dan

    benar. Fleksibilitas, dilihat dari bagaimana seseorang dapat menghasilkan

    ide-ide penyelesaian matematika dengan cara yang berbeda-beda.

    Kebaruan, dilihat dari bagaimana seseorang mampu menyelesaikan masalah

    matematika dengan beberapa jawaban berbeda tetapi bernilai benar atau

    satu jawaban tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap

    perkembangannya.

    Guilford dalam Supriadi (1994) berdasarkan analisis faktor, ada 5 sifat

    yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency),

    keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan

    perumusan kembali (redefinition). Kelancaran adalah kemampuan untuk

    menghasilkan banyak gagasan. Keluwesan adalah kemampuan untuk

    mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap

    masalah. Orisinalitas adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan

    dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi adalah kemampuan untuk

    menguraikan sesuatu secara terinci. Redefinisi adalah kemampuan

    meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa

    yang sudah diketahui banyak orang.

    Kemudian, Silver dalam Hery (2016) juga menyatakan indikator untuk

    mengukur tingkat berpikir kreatif mahasiswa. Silver menggunakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    pengajuan masalah dan pemecahan masalah dalam rumusan indikator untuk

    mengukur tingkat berpikir kreatif mahasiswa.

    Tabel 2.1 Komponen Kreativitas

    Pemecahan Masalah Komponen

    Kreativitas

    Pengajuan Masalah

    Subyek menyelesaikan

    masalah dengan bermacam-

    macam interpretasi, metode

    penyelesaian atau jawaban

    masalah.

    Kefasihan Subyek membuat banyak

    masalah yang dapat

    dipecahkan. Siswa

    memberikan masalah yang

    diajukan.

    Subyek memecahkan

    masalah dalam satu cara,

    kemudian dengan

    menggunakan cara lain.

    Subyek mendiskusikan

    berbagai metode

    penyelesaian.

    Fleksibilitas Subyek mengajukan masalah

    yang cara penyelesaian

    berbeda-beda. Subyek

    menggunakan pendekatan

    “what if not?” untuk

    mengajukan masalah.

    Subyek memeriksa beberapa

    metode penyelesaian atau

    jawaban, kemudian

    membuat lainnya yang

    berbeda.

    Kebaruan Subyek memeriksa beberapa

    masalah yang diajukan

    kemudian mengajukan suatu

    masalah yang berbeda.

    (Silver dalam Hery, 2016)

    Selain itu, tingkat kreativitas mahasiswa dapat diukur melalui indikator-

    indikator yang diturunkan dari ciri-ciri komponen berpikir kreatif.

    Munandar dalam Hendriana (2014) merinci ciri-ciri keempat komponen

    berpikir sebagai proses sebagai berikut:

    a. Ciri-ciri fluency:

    1) Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian

    masalah, banyak pertanyaan dengan lancar;

    2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    b. Ciri-ciri flexibility:

    1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi,

    dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda;

    2) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda;

    3) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

    c. Ciri-ciri originality:

    1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik;

    2) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri;

    3) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari

    bagian-bagian atau unsur-unsur.

    d. Ciri-ciri elaboration:

    1) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau

    produk;

    2) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau

    situasi sehingga menjadi lebih menarik.

    Olson (dalam Supriadi, 1994) karakteristik dari kreativitas terdiri atas

    dua unsur, yaitu:

    a. Kefasihan

    Kefasihan ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar

    gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat.

    b. Keluwesan

    Keluwesan pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk

    menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk

    memecahkan suatu masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Untuk melihat kreativitas dapat dilakukan dengan mengadakan tes

    kreativitas. Tes kreativitas banyak digunakan untuk mengidentifikasi orang-

    orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif.

    Supriadi (1994:28) menjelaskan bahwa tes kreativitas berbeda dengan tes

    inteligensi, terutama pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji

    kemampuan berpikir memusat (konvergen), karena itu ada jawaban benar

    dan salah. Di pihak lain, tes kreativitas mengukur kemampuan berpikir

    menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah. Kualitas

    respons seseorang diukur dari sejauh manakah memiliki keunikan dan

    berbeda dari kebanyakan orang. Makin unik dan orisinil, makin tinggi

    skornya. Kriteria lain ialah keluwesan, yaitu sejauh manakah jawaban yang

    satu dengan yang lain berbeda-beda dan tidak monoton. Kelancaran, yaitu

    berapa banyak jumlah jawaban dan penguraian yaitu seberapa rinci jawaban

    yang diberikan. Akibatnya, meskipun sudah ada norma penyekorannya,

    hasil tes kreativitas sangat tergantung kepada pertimbangan penyekor. Hal

    ini berbeda dengan tes inteligensi di mana kunci jawaban sudah standar

    sehingga objektivitasnya lebih tinggi.

    Jamaris dalam Sujiono (2010: 38) memaparkan bahwa secara umum

    karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir saat

    seseorang memecahkan masalah yang berhubungan dengan:

    a. Kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan

    pendapat atau ide-ide.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    b. Kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai

    alternative dalam memecahkan masalah.

    c. Keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau

    karya yang asli hasil pemikiran sendiri.

    d. Elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek

    yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain; serta

    e. Keuletan dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak

    menentu.

    Siswono (2009) dalam penelitiannya menyatakan terdapat 5 tingkatan

    dalam kemampuan berpikir kreatif. Perbedaan tiap tingkatan didasarkan

    pada kelancaran, fleksibilitas dan kebaruan dalam upaya memecahkan suatu

    perasalahan serta mengajukan permasalahan.

    Tabel 2.2 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Siswa

    Level (Tingkat) Karakteristik

    Level 4

    (Sangat Kreatif)

    Siswa mampu memecahkan masalah dengan lebih dari satu

    solusi dan dapat mewakili cara lain untuk

    menyelesaikannya. Satu solusi memenuhi orisinalitas

    (kebaruan). Dia juga bisa menimbulkan masalah baru. Satu

    masalah memiliki solusi yang berbeda dan metode yang

    berbeda untuk menyelesaikannya. Beberapa masalah yang

    dibangun memenuhi kebaruan, kelancaran dan fleksibilitas.

    Dia cenderung mengatakan bahwa membangun masalah

    lebih sulit daripada menyelesaikan masalah, karena dia harus

    memiliki cara tertentu untuk membuat solusinya. Dia

    cenderung mengatakan bahwa menemukan metode solusi

    lebih sulit daripada mencari jawaban atau solusi lain.

    Level 3

    (Kreatif)

    Siswa dapat memecahkan masalah dengan lebih dari satu

    solusi, tetapi ia tidak dapat mewakili cara lain untuk

    menyelesaikannya. Satu solusi memenuhi orisinalitas

    (kebaruan). Karakteristik alternatif, ia dapat mewakili cara

    lain untuk menyelesaikan masalah, tetapi ia tidak dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    membuat solusi yang baru. Di sisi lain, ia juga bisa

    menimbulkan masalah baru. Satu masalah memiliki solusi

    yang berbeda, tetapi tidak ada metode yang berbeda untuk

    menyelesaikannya. Atau, ia dapat membuat metode yang

    berbeda untuk satu masalah yang dikonstruksi tetapi tidak

    ada masalah yang memenuhi hal baru. Dia cenderung

    mengatakan bahwa membangun masalah lebih sulit daripada

    menyelesaikan masalah, karena dia harus memiliki cara

    tertentu untuk membuat solusinya. Dia cenderung

    mengatakan bahwa menemukan metode solusi lebih sulit

    daripada mencari jawaban atau solusi lain.

    Level 2

    (Sedikit Kreatif)

    Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan satu solusi

    asli namun tidak memenuhi kelancaran atau tidak fleksibel.

    Atau, ia dapat mewakili cara lain untuk menyelesaikan

    masalah; Namun, itu bukan hal baru atau tidak lancar.

    Karakteristik lain, ia juga dapat menimbulkan masalah baru

    tanpa kelancaran dan fleksibilitas. Atau, beberapa masalah

    yang dibangun memenuhi fleksibilitas tanpa kebaruan dan

    kelancaran. Dia cenderung mengatakan bahwa membangun

    masalah lebih sulit daripada menyelesaikan masalah, karena

    dia tidak terbiasa dengan tugas dan sulit memperkirakan

    angka, formula atau solusi. Ia cenderung memahami bahwa

    metode atau strategi yang berbeda untuk menyelesaikan

    suatu masalah sebagai formula lain dengan representasi yang

    berbeda.

    Level 1

    (Hampir Tidak

    Kreatif)

    Siswa dapat memecahkan masalah dengan lebih dari satu

    solusi tetapi tidak dapat mewakili cara lain untuk

    menyelesaikannya. Solusinya tidak memenuhi orisinalitas

    (kebaruan). Ia juga dapat menimbulkan beberapa masalah.

    Namun masalah tidak memiliki solusi dan metode yang

    berbeda. Masalah yang dibangun hanya memenuhi

    kefasihan tanpa kebaruan dan fleksibilitas. Dia cenderung

    mengatakan bahwa membangun masalah lebih sulit daripada

    menyelesaikan masalah, karena itu tergantung pada

    kompleksitas masalah. Ia cenderung memahami bahwa

    metode atau strategi yang berbeda untuk menyelesaikan

    suatu masalah adalah bentuk lain dari formula, meskipun itu

    sama. Masalah cenderung secara matematis tanpa

    menghubungkan ke kehidupan nyata.

    Level 0

    (Tidak Kreatif)

    Siswa tidak dapat memecahkan masalah dengan lebih dari

    satu solusi dan tidak dapat mewakili cara lain untuk

    menyelesaikannya. Solusi tidak memenuhi orisinalitas

    (kebaruan), kelancaran dan fleksibilitas. Dia juga tidak bisa

    menimbulkan masalah kebaruan dan fleksibilitas. Semua

    masalah yang dibangun tidak memenuhi kebaruan,

    kelancaran dan fleksibilitas. Kesalahannya disebabkan oleh

    lemahnya pemahaman konsep terkait. Dia cenderung

    mengatakan bahwa membangun masalah lebih mudah

    daripada menyelesaikan masalah, karena dia tahu solusinya.

    Ia cenderung memahami bahwa metode atau strategi yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah sebagai

    formula lain dengan representasi yang berbeda.

    (Siswono, 2009)

    Jika pada tingkatan diatas dijelaskan tingkat kemampuan berpikir kreatif

    atau kreativitas dalam menyelesaikan dan mengajukan masalah atau

    merancang masalah, maka Hussen, Asa’ari dan Chandra (2016)

    mengadaptasi tingkatan kemampuan berpikir kreatif dalam merancang

    masalah atau mengajukan masalah menggunakan tingkat kemampuan

    berpikir milik Siswono (2009) menjadi seperti berikut:

    Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat Kreativitas Siswa

    Tingkat Karakteristik tingkat kreativitas

    Tingkat 4

    (sangat kreatif)

    Soal yang diajukan memenuhi aspek kefasihan,

    fleksibilitas dan orisinalitas.

    Tingkat 3

    (kreatif)

    Soal yang diajukan hanya memenuhi aspek

    kefasihan dan orisinalitas, fleksibilitas dan

    orisinalitas, atau orisinalitas saja.

    Tingkat 2

    (cukup kreatif)

    Soal yang diajukan memenuhi aspek kefasihan dan

    fleksibilitas.

    Tingkat 1

    (hampir tidak kreatif)

    Soal yang diajukan hanya memenuhi aspek

    kefasihan.

    Tingkat 0

    (tidak kreatif)

    Soal yang diajukan tidak memenuhi aspek

    kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas.

    Hussen, Asa’ari dan Chandra (2016)

    Kemudian selain menggunakan pedoman di atas, terdapat pula cara lain

    yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan berpikir kreatif

    seseorang. Cara lain tersebut adalah dengan mengklasifikasikan indikator-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    indikator berdasarkan jawaban yang subyek sajikan kemudian menentukan

    skor kepada indikator-indikator tersebut.

    Pada penelitian ini, peneliti akan melihat kemampuan berpikir kreatif

    mahasiswa dengan menggunakan indikator kemampuan berpikir kreatif

    menurut Silver (1997) dan Munandar yaitu kefasihan, fleksibilitas,

    kebaruan. Indikator tersebut akan digunakan sebagai pedoman peneliti

    dalam upaya melihat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dengan

    penyesuaian terhadap karakter masalah pola bilangan dan karakter masalah-

    masalah dalam PISA. Berikut merupakan contoh pedoman penskoran tes

    kemampuan berpikir kreatif matematis menurut Bosch dalam Moma

    (2015).

    Tabel 2.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

    Matematis

    Aspek yang

    diukur Respon Siswa terhadap soal atau masalah Skor

    Orisinalitas

    Tidak menjawab atau memberi jawaban yang salah. 0

    Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak

    dapat dipahami. 1

    Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses

    perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai. 2

    Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi terdapat

    kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya

    salah.

    3

    Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses

    perhitungan dan hasil benar. 4

    Kelancaran

    Tidak menjawab atau memberi ide yang tidak relevan

    dengan masalah. 0

    Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dengan

    pemecahan masalah. 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Memberikan sebuah ide yang relevan tetapi jawabannya

    salah. 2

    Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi

    jawabannya masih salah. 3

    Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan

    penyelesaiannya benar dan jelas. 4

    Kelenturan

    Tidak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu

    cara atau lebih tetapi semua salah. 0

    Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi memberikan

    jawaban salah. 1

    Memberikan jawaban dengan satu cara, proses

    perhitungan dan hasilnya benar. 2

    Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam)

    tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan

    dalam proses perhitungan.

    3

    Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam),

    proses perhitungan dan hasilnya benar. 4

    Elaborasi

    Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. 0

    Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai

    dengan perincian. 1

    Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai dengan

    perincian yang kurang detil. 2

    Terdapat kesalahan dengan jawaban tapi disertai dengan

    perincian yang rinci. 3

    Memberikan jawaban yang benar dan rinci. 4

    Bosch dalam Moma (2015)

    Dalam upaya menyelesaikan masalah, peneliti menggunakan 3 aspek

    kreativitas yang telah dijabarkan oleh Silver (1997) untuk melihat

    kemampuan berpikir kreatif siswa, dan 3 aspek yang dinyatakan Siswono

    (2009) untuk mengklasifikasikan tingkat kemampuan berpikir kreatif

    seseorang yaitu, mahasiswa dapat dikatakan kreatif apabila memenuhi

    ketiga komponen yaitu kefasihan, fleksibilitas serta kebaruan dengan baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Kefasihan dalam upaya menyelesaikan masalah PISA yaitu dimana

    mahasiswa dapat menyelesaikan masalah kontekstual matematika dengan

    memberikan lebih dari satu ide penyelesaian yang relevan dan langkah

    penyelesaian yang dituliskan harus lengkap dan tepat. Fleksibilitas dalam

    menyelesaikan masalah berarti mahasiswa mampu memberikan jawaban

    yang benar dengan beragam cara yang berbeda. Kebaruan dalam

    menyelesaikan masalah PISA berarti subyek mencoba mengerjakan

    masalah yang diberikan dengan cara atau langkah yang berbeda dari yang

    lain serta baru dan orisinil berasal dari buah pemikiran mahasiswa itu

    sendiri.

    Merancang masalah merupakan salah satu hal yang akan diteliti dalam

    penelitian ini. Mahasiswa akan diminta untuk merancang permasalahan

    dengan pokok materi pola bilangan dalam konten PISA. Masalah yang

    disajikan harus memiliki karakter yang sama dengan soal PISA. Salah satu

    ciri khas yang dimiliki oleh soal PISA yaitu merupakan permasalahan nyata

    yang ada di sekitar siswa, hal ini bertujuan agar siswa mampu menerapkan

    pengetahuan matematika yang telah dimilikinya dalam upaya

    menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya.

    Indikator yang digunakan peneliti untuk melihat kemampuan berpikir

    kreatif meliputi tiga komponen yang telah dipaparkan oleh Silver (1997),

    dan juga yang digunakan oleh Siswono (2009) dalam mengklasifikasikan

    tingkat kemampuan berpikir kreatif seseorang yaitu kefasihan, fleksibilitas,

    kebaruan. Kefasihan dalam upaya merancang masalah berarti mahasiswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dapat merancang atau mengajukan banyak masalah serta dapat

    menyelesaikan masalah yang diajukannya tersebut. Fleksibilitas dalam

    upaya merancang masalah yaitu dimana mahasiswa sebagai subyek mampu

    menyajikan masalah dan mampu menyelesaikan masalah yang dirancang

    dengan lebih dari satu cara. Dengan kata lain, soal yang dirancang memiliki

    satu jawaban namun memiliki beberapa cara untuk memperoleh jawaban

    yang tepat. Kebaruan dalam upaya merancang masalah berari bahwa

    masalah yang disajikan berbeda dari masalah lain dan tergolong baru

    walaupun dari masalah nyata.

    Dalam menentukan tingkat kemampuan berpikir kreatif mahasiswa,

    peneliti menggunakan tabel pedoman penskoran tingkat kemampuan

    berpikir kreatif matematis yang dimodifikasi dengan menggunakan 3 aspek

    kemampuan berpikir kreatif dan disesuaikan dengan kategori yang peneliti

    rancang. Hal tersebut karena peneliti ingin mengakomodasi semua jawaban

    mahasiswa melalui indikator-indikator yang ada, sehingga hasil kerja

    mahasiswa tidak hanya dilihat sebagai fleksibel atau tidak fleksibel, fasih

    atau tidak fasih, namun dapat dianalisis dengan lebih dalam dengan

    indikator-indikator yang ada.

    3. Menyelesaikan Masalah atau Memecahkan masalah (Problem Solving)

    Rofiah (2013) berpendapat bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi

    baik itu kemampuan berpikir kritis, kreatif serta kemampuan pemecahan

    masalah yang dimiliki oleh seorang tidak dapat dimiliki secara langsung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    melainkan diperoleh melalui latihan. Oleh sebab itu untuk mengembangkan

    kreativitas, mahasiswa harus memperkaya diri dengan mengerjakan soal-

    soal yang bervariasi tingkatannya sehingga tingkat kemampuan berpikir

    mahasiswa dapat diukur dengan melihat hasil kerja dalam menyelesaikan

    suatu permasalahan.

    Memecahkan masalah merupakan proses yang digunakan untuk

    menyelesaikan masalah. Hudojo dalam Hery (2016) menyatakan bahwa

    orientasi dalam pendidikan adalah siswa. Oleh karena itu siswa harus dilatih

    bagaimana belajar itu sebenarnya. Sebagai salah satu langkah agar siswa

    memahami bagaimana belajar sebenar nya, maka siswa perlu dilatih dalam

    menyelesaikan masalah. Dalam rangka menyelesaikan masalah, siswa perlu

    untuk memahami proses penyelesaian tersebut.dan menjadi terampil dalam

    memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari

    generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan

    keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

    NCTM dalam Hery (2016) menyebutkan bahwa memecahkan masalah

    bukan saja merupakan suatu sasaran belajar matematika, tetapi sekaligus

    merupakan alat utama untuk melakukan belajar. Melalui pemecahan

    masalah di dalam matematika, siswa akan mendapatkan cara-cara berpikir,

    kebiasaan tekun, dan keingintahuan, serta kepercayaan diri di dalam situasi-

    situasi yang tidak biasa, sebagaimana situasi yang akan mereka hadapi di

    luar ruang kelas matematika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Dalam matematika salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan agar

    siswa dapat memahami pembelajaran yang diberikan yaitu dengan

    memecahkan masalah matematika. Langkah-langkah penyelesaian masalah

    matematik menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan. Polya

    dalam Hery (2016) menyatakan terdapat empat langkah pemecahan masalah

    matematik, yaitu:

    a. Memahami masalah (Understanding the Problem)

    Siswa harus memahami masalah beserta cara menyelesaikannya.

    Pemecah masalah harus dapat menentukan apa yang diketahui dan

    ditanyakan. Dengan mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan

    maka proses pemecahan masalah akan mempunyai arah yang jelas.

    b. Menyusun rencana (Devising a Plan)

    Menemukan hubungan antara masalah yang ada dengan yang

    ditanyakan. Ketika menyusun rencana perlu adanya pemilihan teorema-

    teorema atau konsep-konsep yang telah dipelajari yang dikombinasikan

    sehingga dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah yang

    dihadapi itu.

    c. Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)

    Menjalankan rencana yang telah disusun untuk menemukan solusi

    kemudian memeriksa setiap langkah dengan seksama untuk

    membuktikan bahwa cara yang dipakai itu benar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    d. Memeriksa kembali (Looking back)

    Melakukan penilaian terhadap solusi yang didapat dengan

    mempertimbangkan dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh

    dengan menggabungkan pengetahuan dan mengambangkan

    kemampuannya untuk memecahkan masalah.

    Kemampuan memecahkan masalah tersebut terletak pada ide

    penyusunan rencana pemecahan masalah dimana pada tahap tersebut

    dituntut kemampuan kreativitas dan pengertian mendalam terhadap masalah

    yang dihadapinya.

    4. Merancang Masalah

    Menurut Kilpatric dalam Hery (2016: 23), problem posing diyakini

    sebagai komponen penting dalam nuansa berpikir matematis. Silver dalam

    Hery (2016: 23) problem posing memiliki beberapa pengertian. Pertama,

    problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang

    soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat

    dipahami dalam rangka memecahkan soal yang rumit. Kedua, problem

    posing ialah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal

    yang telah diselesaikan dalam rangka mencari alternatif pemecahan lain