Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS STRUKTUR NARATIF SERIAL
PETUALANGAN DI NEGERI AWAN KARYA EDDY
SUPANGKAT: PERSPEKTIF AJ GREIMAS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Chrestovora Vera Salverosari
NIM. 144114004
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS STRUKTUR NARATIF SERIAL
PETUALANGAN DI NEGERI AWAN KARYA EDDY
SUPANGKAT: PERSPEKTIF A.J. GREIMAS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Chrestovora Vera Salverosari
NIM. 144114004
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
MOTTO
“It Will Be Better Tomorrow”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan atas berkat Tuhan Yesus yang selalu
mendampingi saya dalam keadaan apapun sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Struktur Naratif Serial Petualangan di Negeri
Awan Karya Eddy Supangkat: Perspektif A.J. Greimas” ini tepat waktu.
Saya berterimakasih kepada Ayah Theus Sujarno, Ibu Margaretha
Suprapti, Kristoforus Alfako Japra Setia Puri, Jobella Japra Setia Puri, dan
Josepha Vicky Salverosari, karena selalu mendukung dan memberi saya
semangat yang tidak terbatas.
Ucapan terimakasih juga saya berikan kepada Bapak Dr. Yoseph Yapi
Taum, M.Hum. dan Ibu Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum. selaku dosen
pembimbing saya. Saya juga berterimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Praptomo
Baryadi Isodarus, M.Hum. selaku dosen pembimbing akademik saya, juga Bapak
Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Bapak Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A., Ibu
Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., Bapak Rano Sumarno, S.Sn., Alm.
Bapak Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., dan Alm Bapak Drs. A. Herry Antono,
M.Hum. yang telah membantu saya secara akademis atas penyelesaian masa
perkuliahan ini.
Untuk teman-teman yang tak henti menyemangati saya, yaitu Ruth
Anastasia Situmorang, Yuliana Dwi Prasetyawati, Elisabet Yolamda, Trivenna,
dan Suster Franberthis CB (Brigita Vina Pertiwi), terimaksih sudah berada di sisi
saya selama ini.
Selain itu teruntuk satu-satunya pribadi yang mengerti saya, Tabita Dinda
Mustikasari, terimakasih sudah menggila bersama selama proses mengerjakan
skripsi ini. Semoga kegilaanmu tidak berhenti di sini setelah skripsi sudah jadi.
Lalu untuk Dewitri Ayu Maharani, terimakasih sudah mau berjuang bersama dan
terlibat menggila bersama sampai delapan semester ini. Kepada teman saya
Debora Maria (Alin) Sumakud, Maria Frederica Fajarwati, Agata Dhyaning
Nuswari Haryadi Putri, dan Maria Ayu Setiasatiti Andriani, terimakasih untuk
tawa dan luka yang kita tebarkan dan kita rasakan bersama selama kuliah ini.
Satu lagi, terimakasih banyak untuk Hillarius Wahyu Christianto Wibowo
sebagai mood booster yang menemani, menceramahi, dan mengintimidasi saya
setiap dini hari ketika mengerjakan skripsi. Terima kasih karena selalu datang
ketika saya patah semangat dalam mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Saya sebagai penulis membuka diri untuk semua kritik, saran, sanggahan,
dan bantuan yang dilayangkan kepada karya tulis saya agar karya tulis ini dapat
digunakan untuk kepentingan bersama.
Penulis, 19 Juli 2018
Chrestovora Vera Salverosari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Vera Salverosari, Chrestovora. 2018. “Analisis Struktur Naratif Serial
Petualangan di Negeri Awan karya Eddy Supangkat: Perspektif A..J.
Greimas”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dhrama.
Skripsi ini membahas struktur naratif yang terdapat pada serial
Petualangan di Negeri Awan karya Eddy Supangkat menurut perspektif A.J.
Greimas. Hal yang menarik dari cerita ini adalah bentuknya yang berupa serial
dan bergenre fantasi yang ditulis oleh penulis asal Indonesia. Hal tersebut
membuka suatu permasalahan yaitu bagaimana struktur naratif yang terdapat di
dalam cerita.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan
teori struktur naratif A.J. Greimas. Teori ini mencari struktur aktansial, struktur
fungsional, dan tiga poros semantik yang terdapat pada serial Petualangan di
Negeri Awan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dalam
mengumpulkan data. Pada bagian pengolahan data digunakan metode formal
(struktur). Lalu, hasil analisis disajikan dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut. Pertama, cerita
Petualangan di Negeri Awan ini memiliki alur yang berhubungan pada setiap
serinya. Tokoh yang selalu terlibat dalam petualangan pada cerita ini adalah Rio.
Walaupun tidak selalu menjadi aktan objek, Rio selalu terlibat di dalam cerita dan
ia juga menjadi penanda pada judul setiap seri buku. Kedua, serial ini memiliki
struktur yang sama walaupun situasi awal dan situasi akhirnya tidak serupa.
Bahkan ada satu cerita yang diakhiri dengan konflik, lalu cerita selanjutnya
langsung dimulai dengan penyelesaian konflik. Ketiga, serial Petualangan di
Negeri Awan menggambarkan gaya hidup penghuni Negeri Awan dan
menggambarkan sifat manusia yang beragam. Ada kalanya manusia berperilaku
jahat lalu bertobat, tetapi ada juga yang tetap bersikap jahat tanpa mau berubah
menjadi baik.
Kata kunci: Dongeng fantasi, Struktur naratif, Prespektif Greimas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Vera Salverosari, Chrestovora. 2018. “Analysis of Narrative Structures of the
Petualangan di Negeri Awan’s Series By Eddy Supangkat: A.J. Greimas
Perspective”. An Undergraduate Thesis. Study Program Of Indonesian
Letters, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This thesis talked about the narrative structure contained in the
Petualangan di Negeri Awan’s series by Eddy Supangkat according to A.J.
Greimas. What is interesting about these stories was the form of serial and fantasy
genre written by the Indonesian author. It opened up a problem of how the
narrative structure is contained in the story.
In relation to the above issues, this study used the theory of narrative
structure A.J. Greimas. This theory was used to analyze the structure of aktansial,
functional structure, and three semantic axis found on the Petualangan di Negeri
Awan’s series. This study used library review method in collecting data. Then, to
analyze the data, the method was formal method (structure). Then, the results of
the analysis are presented using qualitative descriptive method.
The results of this thesis is as follows. First, the story of Petualangan di
Negeri Awan had a flow that relates to each series. The character who was always
involved in adventure on this story was Rio. Though not always an object actant,
Rio was always involved in the story and he was also a marker on the titles of
each series of books. Second, the series had the same structure although the initial
situation and the eventual situation are not similar. There was even a story that
ends in conflict, then the next story begins directly with conflict resolution. Third,
the Petualangan di Negeri Awan’s series describes the lifestyle of the Cloud
Dwellers and describes the diverse human nature. There are times when humans
behave badly and repent, but others remain evil without wanting to change for the
better.
Keyword: Fantasy Tale, Narrative Structure, Greimas’s Perspective.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................vi
MOTTO.................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT..............................................................................................................xi
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
1.1 BAB I PENDAHULUAN….............................................................................1
1.2 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1.5 Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoretis .......................................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis .........................................................................................7
1.6 Tinjauan Pustaka ...............................................................................................8
1.7 Landasan Teori ..................................................................................................9
1.7.1 Teori Struktural A.J. Greimas ...................................................................10
1.7.1.1 Struktur Aktansial..........................................................................11
1.7.1.2 Struktur Fungsional........................................................................13
1.7.1.3 Poros Semantik...............................................................................15
1.8 Metode Penelitian ............................................................................................16
1.8.1 Metode Pengumpulan Data.................................................................16
1.8.2 Metode Analisis Data..........................................................................16
1.8.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data................................................17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1.9 Sistematika Penyajian .....................................................................................17
BAB II ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL SERIAL PETUALANGAN
DI NEGERI AWAN ..............................................................................19
2.1 Struktur Aktansial Seri Rio dan Kakek Kerdil...............................................20
2.1.1 Pengirim............................................................................................21
2.1.2 Objek ................................................................................................22
2.1.3 Subjek...............................................................................................23
2.1.4 Penolong...........................................................................................24
2.1.5 Penentang..........................................................................................25
2.1.6 penerima ...........................................................................................25
2.2 Struktur Aktansial Seri Rio dan Topi Ajaib....................................................26
2.2.1 Pengirim............................................................................................28
2.2.2 Objek ................................................................................................28
2.2.3 Subjek...............................................................................................29
2.2.4 Penolong...........................................................................................30
2.2.5 Penentang..........................................................................................30
2.2.6 penerima ...........................................................................................31
2.3 Struktur Aktansial Seri Rio dan Kereta Kaca.................................................31
2.3.1 Pengirim............................................................................................33
2.3.2 Objek ................................................................................................34
2.3.3 Subjek...............................................................................................35
2.3.4 Penolong...........................................................................................36
2.3.5 Penentang..........................................................................................37
2.3.6 penerima ...........................................................................................38
2.4 Struktur Aktansial Seri Rio dan Bola Kristal .................................................38
2.4.1 Pengirim............................................................................................40
2.4.2 Objek ................................................................................................41
2.4.3 Subjek...............................................................................................42
2.4.4 Penolong...........................................................................................42
2.4.5 Penentang..........................................................................................43
2.4.6 penerima ...........................................................................................43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.5 Struktur Aktansial Seri Rio dan Cermin Ajaib...............................................44
2.5.1 Pengirim............................................................................................46
2.5.2 Objek ................................................................................................46
2.5.3 Subjek...............................................................................................47
2.5.4 Penolong...........................................................................................48
2.5.5 Penentang..........................................................................................48
2.5.6 penerima ...........................................................................................49
2.6 Rangkuman . .................................................................................................49
BAB III ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL SERIAL
PETUALANGAN DI NEGERI AWAN...............................................52
3.1 Struktur Fungsional Seri Rio dan Kakek Kerdil.............................................52
3.1.1 Situasi Awal........................................................................................53
3.1.2 Transformasi .......................................................................................53
3.1.3 Situasi Akhir .......................................................................................55
3.2 Struktur Fungsional Seri Rio dan Topi Ajaib.................................................55
3.2.1 Situasi Awal........................................................................................56
3.2.2 Transformasi .......................................................................................57
3.2.3 Situasi Akhir .......................................................................................58
3.3 Struktur Fungsional Seri Rio dan Kereta Kaca...............................................59
3.3.1 Situasi Awal........................................................................................60
3.3.2 Transformasi .......................................................................................62
3.3.3 Situasi Akhir .......................................................................................62
3.4 Struktur Fungsional Seri Rio dan Bola Kristal ..............................................62
3.4.1 Situasi Awal........................................................................................63
3.4.2 Transformasi .......................................................................................64
3.4.3 Situasi Akhir .......................................................................................65
3.5 Struktur Fungsional Seri Rio dan Cermin Ajaib.............................................66
3.5.1 Situasi Awal........................................................................................67
3.5.2 Transformasi....................................................................................... 67
3.5.3 Situasi Akhir .......................................................................................69
3.6 Rangkuman ...................................... ......................................... ...................69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV POROS SEMANTIK SERIAL PETUALANGAN DI NEGERI
AWAN...................................... ..............................................................72
4.1 Poros Pencarian...................................... .......................................................72
4.1.1 Poros Pencarian Seri Rio dan Kakek Kerdil.......................................73
4.1.2 Poros Pencarian Seri Rio dan Topi Ajaib............................................74
4.1.3 Poros Pencarian Seri Rio dan Kereta Kaca.........................................75
4.1.4 Poros Pencarian Seri Rio dan Bola Kristal .........................................76
4.1.5 Poros Pencarian Seri Rio dan Cermin Ajaib.......................................77
4.2 Poros Kekuatan...............................................................................................78
4.2.1 Poros Kekuatan Seri Rio dan Kakek Kerdil..........................................78
4.2.2 Poros Kekuatan Seri Rio dan Topi Ajaib..............................................79
4.2.3 Poros Kekuatan Seri Rio dan Kereta Kaca............................................80
4.2.4 Poros Kekuatan Seri Rio dan Bola Kristal ...........................................84
4.2.5 Poros Kekuatan Seri Rio dan Cermin Ajaib..........................................85
4.3 Poros Komunikasi..................................... .....................................................85
4.3.1 Poros Komunikasi Seri Rio dan Kakek Kerdil......................................85
4.3.2 Poros Komunikasi Seri Rio dan Topi Ajaib..........................................86
4.3.3 Poros Komunikasi Seri Rio dan Kereta Kaca........................................87
4.3.4 Poros Komunikasi Seri Rio dan Bola Kristal .......................................88
4.3.5 Poros Komunikasi Seri Rio dan Cermin Ajaib......................................88
4.4 Rangkuman.....................................................................................................89
BAB V PENUTUP................................................................................................91
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................91
5.2 Saran................................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94
LAMPIRAN .........................................................................................................96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Skema Aktansial.........................................................................................12
2. Struktur Fungsional....................................................................................14
3. Skema Poros Semantik...............................................................................15
4. Skema Aktansial Seri Rio dan Kakek Kerdil.............................................21
5. Skema Aktansial Seri Rio dan Topi Ajaib.................................................27
6. Skema Aktansial Seri Rio dan Kereta Kaca...............................................33
7. Skema Aktansial Seri Rio dan Bola Kristal...............................................40
8. Skema Aktansial Seri Rio dan Cermin Ajaib............................................45
9. Struktur Fungsional seri Rio dan Kakek Kerdil.........................................53
10. Struktur Fungsional seri Rio dan Topi Ajaib.............................................55
11. Struktur Fungsional seri Rio dan Kereta Kaca...........................................59
12. Struktur Fungsional seri Rio dan Bola Kristal...........................................62
13. Struktur Fungsional seri Rio dan Cermin Ajaib.........................................66
14. Tabel Poros Semantik serial Petualangan di Negeri Awan........................71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Wikipedia dengan artikel berjudul Karya Sastra, Karya sastra
adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis
untuk tujuan estetika. Karya sastra juga merupakan bentuk ungkapan yang
disampaikan oleh manusia mengenai perasaan, pikiran, ide, pengalaman,
bahkan keyakinan dari berbagai sisi kehidupan yang diutarakan dalam bentuk
tulisan. Ungkapan-ungkapan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk
kalimat dengan bahasa yang mudah dipahami. Karya sastra diterbitkan agar
bisa dinikmati oleh semua kalangan, walaupun dalam gaya penulisannya ada
yang dibedakan menurut kebutuhan pembacanya, seperti untuk anak-anak,
remaja, dewasa, dan semua umur.
Nurgiyantoro (2005:3) menyebutkan bahwa sastra dari sudut pandang
Lukens menawarkan dua hal penting, yaitu kesenangan dan pemahaman.
Sastra hadir untuk memberikan hiburan yang menyenangkan, menampilkan
cerita yang menarik dan imajinatif yang dapat menggugah emosi sehingga
pembaca akan terus mengikuti alur cerita. Di lain sisi sastra selalu berkaitan
dengan kehidupan, maka sastra juga memberikan pemahaman tentang
kehidupan tersebut yang datang dari berbagai bentuk kehidupan, penemuan,
juga pengungkapan karakter manusia. Kedua hal ini dibutuhkan oleh orang
dewasa maupun anak-anak sebagai bentuk informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pada sastra anak, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah
dipahami oleh anak sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahamannya.
Selain itu terdapat pesan yang akan disampaikan kepada anak-anak melalui
sastra yang berupa nilai-nilai, moral, dan pendidikan. Genre yang terdapat
pada sastra anak meliputi tiga bagian, yaitu puisi anak, fiksi anak, dan komik
anak. Subgenre pada puisi anak melingkupi puisi tradisional dan puisi
modern. Subgenre pada fiksi anak melingkupi fiksi anak masa lampau
(dongeng, legenda, cerita rakyat, dan sebagainya) dan fiksi anak terkini
(cerita anak dalam bentuk cerpen atau novel) (Kurniawan, 2013:4, 26).
Dongeng merupakan cerita rakyat yang tidak diketahui siapa
pengarangnya dan disebarkan secara lisan. Dongeng pada umumnya
digunakan untuk menyampaikan ajaran moral, melukiskan kebenaran, tetapi
ada juga yang mengandung sindiran. Dongeng biasanya diceritakan dengan
alur yang sederhana, singkat, dan langsung menuju pada topik yang ingin
diceritakan tanpa menceritakan karakter tokoh secara rinci. Selain itu
dongeng tidak terikat tempat dan waktu karena dongeng diceritakan untuk
menghibur (Agus, 2009:12).
Jika menyinggung tentang dongeng, Disney merupakan penyebar
dongeng yang terkenal. Kisah-kisah yang ditulis oleh Jacob Grimm dan
Wihelm Grimm banyak diadaptasi oleh Disney yang kemudian
dikembangkan lalu dipublikasikan. Disney melakukan banyak perubahan
dalam pengembangan cerita tersebut karena Grim bersaudara membuat cerita
dengan alur yang absurd, konyol, dan bahkan tergolong sadis untuk anak-
anak. Beberapa kisah yang diadaptasi Disney dari cerita asli Grimm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bersaudara seperti “Sleeping Beauty” versi asli dari Putri Briar Rose,
“Rapunzel” dengan judul yang sama, “Cinderella” versi asli dari Ashputtel,
“Snow White” versi asli dari Tetesan Salju yang kini sudah menyebar luas.
Selain itu Disney juga mengangkat cerita tersebut ke layar lebar dengan versi
manusia, bahkan ada yang dibuat versi dewasa, seperti Si Topi Merah, Hansel
dan Gretel, dan Rumpelstiltskin. Selain kisah-kisah tersebut, kisah Aladin dari
Timur Tengah, Mulan dari China, Belle dari Perancis, dan lainnya juga ikut
menghiasi dunia anak-anak. Bahkan film Frozen yang sempat booming
merupakan kisah buatan yang terinspirasi dari dongeng buatan Hans Christian
Andersen yang berjudul The Snow Queen (Lim, 2013).
Salah satu penulis asal Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia, yang bernama
Eddy Supangkat menulis cerita berseri Petualangan di Negeri Awan. Dalam
cerita ini, Eddy menggunakan motif benda dan motif pelaku yang mirip
dengan motif-motif yang terdapat dalam beberapa dongeng milik Grimm
bersaudara atau dongeng lain yang berasal dari luar negeri. Motif tersebut
seperti karpet terbang, bola kristal, cermin ajaib, kuda terbang, dan lain-lain.
Serial Petualangan di Negeri Awan memiliki lima seri buku. Seri
pertama berjudul Rio dan Kakek Kerdil yang terbit pada tahun 2002. Seri
kedua berjudul Rio dan Topi Ajaib terbit pada tahun 2002. Seri ketiga
berjudul Rio dan Kereta Kaca terbit pada tahun 2005. Seri keempat berjudul
Rio dan Bola Kristal yang terbit pada tahun 2005. Dan seri kelima berjudul
Rio dan Cermin Perak yang terbit pada tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Secara keseluruhan, kelima serial Petualangan di Negeri Awan ini
mengisahkan tentang Rio, manusia yang tinggal di Bumi, yang
berpetualangan di Negeri Awan. Kisah ini melibatkan teman Rio yang
bernama Gaga, kakek kerdil yang bernama Kakek Panji, penghuni Negeri
Awan yang bernama Bidadari Mayangsari, juga kedua saudari kembar
Bidadari Mayangsari yaitu Nini Sihir dan Nenek Sihir.
Awalnya Rio adalah seorang anak yang nakal. Ia diculik Nenek Sihir
karena Nenek Sihir menyukai anak nakal dan membuat anak tersebut menjadi
budak di istananya. Menyesal dengan perbuatannya, Rio ditolong Kakek
Panji dan mereka meminta bantuan Bidadari Mayangsari agar bisa kembali ke
Bumi. Setelah itu Bidadari, Rio, dan Kakek Panji berteman akrab. Bidadari
juga sering mengajak Rio ke Istana Awan Putih untuk bermain atau
menikmati sesuatu yang baru dan menyenangkan. Rio juga sering menolong
Bidadari dari niat jahat kedua saudara kembar bidadari, yaitu Nenek sihir dan
Nini Sihir yang iri dengan bidadari. Mereka berdua diusir dari Istana Awan
Putih oleh sang ratu karena lebih menyukai ilmu sihir. Karena sifat iri
tersebut, Nini dan Nenek Sihir ingin merebut semua hal yang dimiliki
Bidadari, namun selalu digagalkan oleh Rio dengan bantuan tokoh lainnya.
Rio, Bidadari, Nenek sihir, dan tokoh lainnya memiliki peran dalam
alur cerita berseri tersebut. Jika ditelaah lebih dalam, eksistensi mereka lah
yang membuat alur cerita itu berlanjut. Sifat, keinginan, keadaan tokoh, atau
bahkan tindakan yang bukan berasal dari tokoh bisa menjadi tali penghubung
cerita. Hal-hal tersebut dinamakan aksi atau fungsi. Aksi (fungsi) dalam
penerapan teori Greimas lebih dipentingkan daripada pelaku. Actan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
acteurs adalah tindakan yang tidak selalu ditimbulkan oleh manusia,
melainkan dari non manusia juga (Taum, 2011:141).
Sehubungan dengan masalah yang akan dibahas, yaitu struktur dan
berbagai fungsi unsurnya, maka dalam penelitian ini teori yang akan
digunakan adalah teori struktural yang dikembangkan oleh Algirdas Julius
Greimas, yang meliputi dua tahapan struktur. Struktur pertama adalah
struktur lahir, yaitu tataran bagaimana cerita dikemukakan (penceritaan).
Struktur kedua adalah struktur batin, yaitu tataran imanen yang meliputi
tataran naratif analisis sintaksis naratif (skema aktan dan skema fungsional),
dan tataran diskursif yang mencakup tiga poros semantik.
Skema aktan merupakan peran yang dilakukan oleh seseorang atau
sesuatu. Seorang tokoh dapat menempati fungsi aktan yang berbeda, yang
bertujuan untuk menerangkan tindakan logis dan bermakna yang membentuk
narasi. Struktur fungsional bertujuan untuk menguraikan peran subjek dalam
rangka melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat dalam aktan.
Sedangkan tiga poros semantik digunakan untuk memahami makna cerita.
“Analisis Struktur Naratif Serial Petualangan di Negeri Awan Karya
Eddy Supangkat: Perspektif AJ Greimas” dipilih sebagai judul untuk skripsi
ini karena penulis menggunakan serial Petualangan di Negeri Awan sebagai
bahan penelitian. Selain itu penulis menggunakan teori struktural yang
dikembangkan oleh A.J. Greimas sebagai alat untuk menganalisis data
penelitian tersebut. Hal yang menarik dari cerita Petualangan di Negeri Awan
adalah ceritanya yang unik dan menarik, berbentuk serial, dan ditulis oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pengarang dari Indonesia. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
Sekolah Menengah Pertama terdapat salah satu materi tentang cerita fantasi.
Penulis berpendapat bahwa cerita ini bisa digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk bahan pelajaran bagi siswa SMP karena cerita ini mudah
dipahami, menarik, dan sesuai dengan materi bahan ajar.
Dari pemaparan di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian
ini adalah bagaimanakah struktur aktan, struktur fungsional dan poros
semantik serial Petualangan di Negeri Awan karya Eddy Supangkat
berdasarkan teori yang dikemukakan A.J. Greimas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengajukan tiga masalah, yaitu:
1. Bagaimanakah struktur aktansial serial Petualangan di Negeri Awan
karya Eddy Supangkat?
2. Bagaimanakah struktur fungsional serial Petualangan di Negeri Awan
karya Eddy Supangkat?
3. Bagaimanakah poros semantik serial Petualangan di Negeri Awan
karya Eddy Supangkat?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Mendeskripsikan struktur aktansial serial Petualangan di Negeri
Awan karya Eddy Supangkat. Hal ini akan diuraikan dalam Bab II.
2. Mendeskripsikan struktur fungsional serial Petualangan di Negeri
Awan karya Eddy Supangkat. Hal ini akan diuraikan dalam Bab III.
3. Mendeskripsikan poros semantik serial Petualangan di Negeri Awan
karya Eddy Supangkat. Hal ini akan diuraikan dalam Bab IV.
1.4 Manfaat Hasil Penelitan
Mengacu pada tujuan pokok penelitian di atas, maka hasil dari penelitian
ini diharapkan memberi manfaat teoritis dan praktis, antara lain:
1.4.1 Manfaat teoritis:
1. Memberikan deskripsi mengenai struktur aktansial serial
Petualangan di Negeri Awan karya Eddy Supangkat.
2. Memberikan deskripsi mengenai struktur fungsional serial
Petualangan di Negeri Awan karya Eddy Supangkat.
3. Memberikan deskripsi mengenai poros semantik serial Petualangan
di Negeri Awan karya Eddy Supangkat.
1.4.2 Manfaat Praktis:
1. Memberikan alternatif bahan rujukan bagi penelitian berikutnya
yang meneliti masalah yang sama, atau berkaitan dengan topik
penelitian ini.
2. Memberikan alternatif bahan ajar bagi guru Bahasa dan Sastra
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5 Tinjauan Pustaka
Serial Petualangan di Negeri Awan adalah salah satu dongeng yang
ditulis oleh Eddy Supangkat. Eddy Supangkat adalah penulis cerita fiksi
remaja dan cerita anak-anak yang berasal dari Salatiga, Jawa Tengah. Cerita
berseri ini diterbitkan oleh Penerbit Kanisius.
Dalam kaitannya dengan bidang penelitian, penulis belum
menemukan peneliti lain yang menggunakan dongeng berseri ini sebagai
bahan penelitian. Akan tetapi penulis menemukan banyak peneliti lain yang
menggunakan teori yang sama untuk menganalisis cerita yang berbeda.
Berikut ini lima penelitian yang menggunakan teori AJ Greimas untuk
menentukan struktur naratif pada cerita yang penulis gunakan sebagai
tinjauan pustaka.
Penelitian pertama ditulis oleh Yulia Rahmah (2015) mengambil
judul “Sanmai No Ofuda dalam Perspektif Greimas”. Dalam penelitian
tersebut Rahmah mengambil satu contoh dongeng dari Jepang dengan judul
Sanmai No Ofuda yang menceritakan tentang usaha seorang anak laki-laki
melawan Yamanba (hantu penguasa pegunungan pemakan manusia) yang
akan memakannya. Dalam menghadapi Yamanba anak laki-laki tersebut
menggunakan tiga helai ofuda pemberian kakek gurunya, dan akhirnya ia
bisa mengalahkan Yamanba dan bisa kembali ke kuil tempat kakek gurunya
tinggal. Penelitian tersebut membahas tentang motif cerita dan usaha-usaha
tokoh sebagai fungsi tindakan dalam dongeng Sanmai no Ofuda.
Penelitian yang kedua ditulis oleh Yulia Rahmah (2007) dengan
judul “Dongeng Timun Emas (Indonesia) dan Dongeng Sanmai No Ofuda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Jepang) (Studi Komparatif Struktur Cerita dan Latar Budaya)”. Dalam
penelitian tersebut Rahmah mengambil masing-masing satu contoh dongeng
dari Indonesia dan Jepang. Penelitian tersebut membahas tentang persamaan
dan perbedaan struktur cerita, juga membahas unsur budaya yang
melatarbelakangi kehidupan masyarakat pada zaman dulu.
Penelitian ketiga ditulis oleh Sri Astuti dan Yoseph Yapi Taum
(2017) dengan judul “Ketika Bumi Menaklukan Langit: Kajian Naratologi
Kana Inai Abang Nguak” dalam Perspektif A.J. Greimas. Kana Inai Abang
Nguak adalah salah satu folk lyric masyarakat Dayak Desa. Tokoh pada
cerita Kana Inai Abang Nguak biasanya berkaitan dengan kehidupan
Khayangan. Penelitian ini membahas struktur lahir dan struktur batin yang
terdapat pada cerita tersebut.
Penelitian keempat ditulis oleh Bagus Prasetyo Adiluhung (2011)
dengan judul “Serat Sirwenda Danurwenda dalam Kajian Strukturalisme
Greimas”. Serat Sirwenda Danurwenda berisi tentang cerita seorang
pemimpin yang bernama Adipati Pragola yang serakah akan kekuasaan.
Penelitian ini membahas struktur aktansial, struktur fungsional, dan korelasi
antarpola struktur cerita yang terdapat pada cerita Serat Sirwenda
Danurwenda.
Penelitian kelima ditulis oleh Galih Sabdo Panuju (2017) dengan
judul “Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi Darma dalam Kumpulan
Cerpen Orang-Orang Bloomington: Perspektif Strukturalisme Naratif A.J.
Greimas”. Penelitian ini membahas struktur tiga cerpen karya Budi Darma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dalam Kumpulan Cerpen Orang-Orang Bloomington dengan tujuan untuk
mendeskripsikan makna yang terdapat pada tiga cerpen tersebut.
Bila mengamati hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliani
Rahmah, Sri Astuti, Yoseph Yapi Taum, Bagus Prasetyo Adiluhung, dan
Galih Sabdo Panuju, maka penelitian yang penulis lakukan dengan judul
“Analisis Struktur Naratif Serial Petualangan di Negeri Awan karya Eddy
Supangkat: Perspektif AJ Greimas” adalah sebuah penilitian yang baru dan
belum pernah dilakukan oleh orang lain.
1.6 Landasan Teori
1.6.1 Teori Struktural A.J Greimas
Algirdas Julien Greimas merupakan salah satu tokoh naratologi
yang berasal dari Perancis. Prabowo dalam lamannya menyatakan
bahwa, “Greimas berhasil mengembangkan teori strukturalisme
menjadi strukturalisme naratif berdasarkan analogi-analogi struktural
dalam linguistik yang berasal dari Ferdinand de Saussure (Hawkes
dalam Jabrohim, 1996:11)”
Dalam buku Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra,
dijelaskan bahwa naratologi berasal dari kata narratio (bahasa
Latin, berarti cerita, perkataan, kisah, hikayat) dan logos (ilmu).
Naratologi disebut juga teori wacana (teks) naratif. Baik
naratologi maupun teori wacana (teks) naratif diartikan sebagai
seperangkat konsep mengenai cerita dan penceritaan. Sementara
struktur naratif fiksional adalah rangkaian peristiwa yang di
dalamnya terkandung unsur-unsur lain, seperti: tokoh-tokoh, latar,
sudut pandang dan sebagainya. Kajian wacana naratif dalam
hubungan ini dianggap telah melibatkan bahasa, sastra dan
budaya, yang dengan sendirinya sangat relevan sebagai objek
humaniora. Untuk kajian naratologi, teori sastra kontemporer
telah memberikan cakupan wilayah yang sangat luas terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
eksistensi naratif. Selain novel, roman, dan cerpen, dalam
cakupan tersebut termasuk juga puisi naratif, dongeng, biografi,
lelucon, mitos, epik, catatan harian, dan sebagainya (Ratna, 2004:
128).
Taum (2011) mengatakan bahwa teori struktural yang
dikembangkan oleh Algirdas Juliens Greimas meliputi dua tahapan
struktur. Struktur pertama adalah struktur lahir, yaitu tataran
bagaimana cerita dikemukakan (penceritaan). Struktur kedua adalah
struktur batin, yaitu tataran imanen yang meliputi tataran naratif
analisis sintaksis naratif (skema aktan dan skema fungsional), dan
tataran diskursif yang mencakup tiga poros semantik.
1.6.2.1 Struktur Aktansial
Greimas memperkenalkan unsur naratif terkecil yang
sifatnya tetap dalam sebuah karya sastra sebagai fungsi. Aktan
dapat menempati enam fungsi, yaitu subjek (subject), objek
(object), pengirim (sender), penerima (receiver), penolong
(helper) dan penentang (opponent). Fungsi ini dikelompokkan
menjadi tiga pasang oposisi biner, yaitu: subjek versus objek,
pengirim versus penerima, penolong versus penentang. Dari
ketiga pasang oposisi ini, pasangan subjek versus objek lah yang
terpenting. Biasanya subjek diperankan oleh seseorang
sedangkan objek terdiri atas kehendah yang harus dicapai seperti
kebebasan, cinta, keadilan, dan lain-lain (Taum, 2011:143).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Jika disusun ke dalam sebuah tabel pola peranan aktansial,
maka bagannya akan terbentuk sebagai berikut:
Gambar 1
Skema Aktansial
Sumber: Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai
Contoh Penerapannya.
Taum (2011) mengemukakan bahwa penentuan hubungan
antara antartokoh dan cerita dapat diketahui dengan
menggunakan analisis sintaksis naratif menurut AJ Greimas,
yaitu menentukan skema aktan dan model fungsional cerita
tersebut. Fungsi dan kedudukan masing-masing aktan adalah
sebagai berikut:
1) Pengirim (sender) adalah seseorang yang menjadi sumber
ide dan penggerak cerita. Pengirim memberikan karsa
kepada subjek untuk mencapai objek.
PENGIRIM (sender)
PENOLONG (helper)
SUBJEK (subject)
PENENTANG (opponent)
OBJEK (object)
PENERIMA (receiver)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Objek (object) adalah seseorang atau sesuatu yang
diinginkan subjek.
3) Subjek (subject) adalah seseorang yang ditugasi pengirim
untuk mendapatkan objek.
4) Penolong (helper) adalah sesuatu atau seseorang yang
membantu atau mempermudah mendapatkan objek.
5) Penentang (opponent) adalah seseorang atau sesuatu yang
menghalangi usaha subjek dalam mencapai objek.
6) Penerima (receiver) adalah sesuatu atau seseorang yang
menerima objek yang diusahakan oleh subjek.
7) Tanda panah pada skema aktansial merupakan unsur penting
yang menghubungkan fungsi masing-masing aktan.
1.6.2.2 Struktur Fungsional
Selain menunjukkan struktur aktan, Greimas juga
menunjukan struktur fungsional. Struktur fungsional untuk
menguraikan peran subjek dalam rangka melaksanakan tugas
dari pengirim yang terdapat dalam aktan. Struktur fungsional
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu situasi awal, transformasi, dan
situasi akhir. Situasi transformasi dibagi menjadi tiga tahapan,
tahap uji kecakapan, tahap utama, dan tahap membawa
kegemilangan (Taum, 2011:147).
Struktur fungsional yang terbagi menjadi tiga tahap
tampak seperti pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2
Struktur Fungsional
I II III
Situasi
Awal
Transformasi Situasi
Akhir Tahap Uji
Kecakapan
Tahap
Utama
Tahap
Kegemilangan
Sumber: Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai
Contoh Penerapannya.
Berdasarkan tabel di atas, penjelasan bagian struktur fungsional
adalah sebagai berikut.
1) Situasi awal
Situasi cerita menggambarkan keadaan sebelum ada suatu
peristiwa yang megganggu keseimbangan (harmoni). Dalam
situasi awal, subjek mulai mencari objek dengan alasan dari si
pengirim. Di situlah subjek mengalami uji kecakapan (Taum,
2011:147).
2) Tranformasi
Tahap transformasi memiliki tiga tahap cobaan, yaitu
tahap kecakapan, tahap utama, dan tahap kegemilangan. Ketiga
tahapan ini menunjukkan usaha subjek dalam mendapatkan
objek. Dalam tahap ini akan muncul aktan penentang dan
penolong. Tahap cobaan yang membawa kegemilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
merupakan bagian subjek dalam menghadapi pahlawan palsu,
misalnya musuh dalam selimut. Bila tidak ada pahlawan palsu
maka subjek adalah pahlawan (Taum, 2011:147).
3) Situasi akhir
Situasi akhir merupakan keseimbangan karena situasi
telah kembali ke keadaan semula. Semua konflik telah berakhir
dan mengungkapkan apakah subjek berhasil atau gagal dalam
mendapatkan objek (Taum, 2011:147).
1.6.2.3 Poros semantik
Poros semantik digunakan untuk mencari tujuan cerita.
Dalam tataran diskursif Greimas mengemukakan adanya tiga
poros semantik yang berpengaruh dalam jalan cerita, yaitu
poros komunikasi, poros pencarian, dan poros kekuatan.
Gambar 3
Skema Poros Semantik
Poros Komunikasi
Pengirim OBJEK Penerima
Poros Pencarian
Penolong SUBJEK Penentang
Poros Kekuatan
Sumber: Ketika Bumi Menaklukkan Langit: Kajian Naratologi Kana Inai Abang
Nguak dalam Perspektif A.J. Greimas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Poros komunikasi merupakan tataran yang mengandung
makna antara pengirim dan penerima. Poros pencarian
mengandung makna dari hubungan subjek dan objek.
Sedangkan poros kekuatan mengandung makna yang terdapat
dalam hubungan penolong dan penentang. Tiga poros inilah
yang dapat membuktikan subjek dalam mendapatkan objek
(Panuju, 2017:15).
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Metode Pengumpulan data
Penulis menggunakan metode studi pustaka dalam
mengumpulkan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari teks serial Petualangan di Negeri Awan. Sedangkan
sebagai refensi penunjang, penulis menggunakan data-data yang
diperoleh dari sumber tertulis atau pustaka lainnya seperti buku,
tesis, jurnal, artikel-artikel yang terdapat pada laman internet.
1.7.2 Metode Analisis Data
Penulis menggunakan metode formal (struktur) untuk
menganalisis data. Metode formal (struktur) adalah metode dengan
menganalisis unsur-unsur karya sastra sesuai dengan peralatan
yang terkandung di dalamnya (Ratna, 2004:49).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Penulis menggunakan metode deksriptif kualitatif dalam
menyajikan hasil analisis data. Metode deskriptif kualitatif
merupakan metode penyajian hasil yang berupa pemaknaan karya
sastra yang disajikan secara deskriptif (Ratna, 2004: 46).
1.7 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dari laporan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian yang
terdiri dari manfaat teoretis dan praktis tinjauan pustaka, landasan teori,
metodologi penelitian, sumber data, dan sistematika penulisan.
Bab II struktur aktansial serial Petualangan di Negeri Awan. Pada bab ini
akan dipaparkan mengenai struktur aktansial yang terdapat pada serial
Petualangan di Negeri Awan.
Bab III struktur fungsional serial Petualangan di Negeri Awan.
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai struktur fungsional yang meliputi
situasi awal. Tahap transformasi, dan situasi akhir yang terdapat pada serial
Petualangan di Negeri Awan
Bab IV poros semantik serial Petualangan di Negeri Awan. Pada bab ini
akan dipaparkan mengenai poros semantik yang meliputi poros pencarian,
poros kekuatan, dan poros komuniasi yang terdapat pada serial Petualangan
di Negeri Awan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran, yaitu simpulan
tentang fungsi dan hubungan antartokoh dalam serial Petualangan di Negeri
Awan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB II
ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL
SERIAL PETUALANGAN DI NEGERI AWAN
Greimas mengelompokkan aktan atau unsur naratif terkecil yang sifatnya
tetap dalam sebuah karya sastra. Aktan merupakan peran yang dimainkan oleh
seseorang atau sejumlah orang. Aktan tidak hanya terpaku pada suatu tokoh,
tetapi juga dapat berbentuk sesuatu yang tidak berwujud seperti empati,
kepedulian, atau iri hati. Dalam struktur ini, satu tokoh dapat menduduki beberapa
fungsi aktan yang berbeda. Seorang tokoh dapat menempati fungsi subjek dan
penolong, atau menempati fungsi pengirim, penerima, sekaligus penentang. Unsur
naratif terkecil ini dikelompokkan menjadi tiga pasangan oposisi biner yang
meliputi enam aktan, yaitu subjek versus objek, pengirim versus penerima, dan
penolong versus penentang. Dari ketiga pasangan oposisi biner ini, pasangan
oposisi yang paling penting adalah pasangan subjek versus objek karena subjek
merupakan aktan yang menjalankan perintah dari pengirim dalam mendapatkan
objek (Taum, 2011: 142).
Cerita Petualangan di Negeri Awan bermula dengan adanya dua
kehidupan yang saling berdampingan, yaitu kehidupan di Bumi dan kehidupan
sebuah negeri di atas awan yang bernama Negeri Awan. Negeri Awan dihuni oleh
berbagai makhluk yang sama seperti di Bumi, perbedaannya makhluk di Negeri
Awan memiliki keistimewaan, misalnya seperti kuda terbang. Selain itu banyak
benda-benda yang memiliki kekuatan sihir seperti tongkat ajaib yang dapat
membuat apa saja, cermin ajaib yang dapat menggandakan sesuatu, cemeti ajaib
yang dapat diisi petir, dan lain-lain. Penghuni Negeri awan terdiri dari Bidadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Mayangsari, saudari Bidadari yaitu Nenek dan Nini Sihir yang kembar, kurcaci,
dan beberapa nama lain yang hanya disebutkan namanya tanpa dimunculkan
wujudnya. Sementara itu penghuni Bumi yang dimunculkan dalam cerita ini
adalah Rio, Kakek Panji, Gaga, Bima, dan Aska. Berikut adalah analisis dari
struktur cerita dalam serial Petualangan di Negeri Awan yang diuraikan dalam
bentuk skema aktansial.
2.1 Struktur Aktansial Seri Rio dan Kakek Kerdil
Cerita Rio dan Kakek Kerdil bermula dengan adanya Nenek Sihir yang
suka menculik anak nakal untuk dijadikan budak di istananya. Ia menculik
Rio dari Bumi dan membawanya ke istana. Rio yang sangat takut hanya bisa
pasrah dengan keadaannya dan berharap bisa pulang ke Bumi. Kedatangan
Kakek Panji yang sudah lebih dulu menjadi budak memberikan kekuatan
kepada Rio karena Kakek Panji bersedia membantunya keluar dari Istana
Awan Hitam. Misi pelarian diri ini penuh dengan tantangan dan membuat Rio
jatuh bangun agar bisa selamat dari Nenek Sihir dan bertemu Bidadari
Mayangsari yang bisa menolongnya untuk kembali ke Bumi.
Setelah mengamati cerita Rio dan Kakek Kerdil, dapat dipahami bahwa hal
pertama yang terjadi adalah Nenek Sihir menculik Rio karena Rio nakal, lalu
Rio menyesali perbuatannya dan menginginkan kebebasan. Ditilik dari
keadaannya, penulis menganggap bahwa Nenek Sihirlah yang menjadi
penggerak cerita. Ia menginginkan Rio agar menjadi budaknya. Sedangkan
Rio menempati fungsi subjek sekaligus objek. Akan tetapi objek yang ingin
dicapai subjek bukanlah untuk memenuhi keinginan pengirim yaitu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PENGIRIM (sender)
Nenek Sihir
OBJEK (object)
Kebebasan Rio
PENERIMA (receiver)
Rio dan Kakek Panji
PEMBANTU (helper)
- Kakek Panji - Permadani terbang - Awan Raksasa - Bidadari Mayangsari
SUBJEK (subject)
Rio PENENTANG
(opponent)
- Raksasa Awan - Burung Gagak - Nenek Sihir
menjadi budak, melainkan ingin kebebasan. Jadi subjek mencari objek agar
keinginan pengirim tidak terpenuhi. Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada
cerita Rio dan Kakek Kerdil dapat dilihat pada skema di bawah ini.
Gambar 4
Skema Aktansial seri Rio dan Kakek Kerdil
Berdasarkan skema aktansial di atas (lihat Gambar 4), fungsi atau
kedudukan masing-masing aktan adalah sebagai berikut.
2.1.1 Pengirim
Pengirim atau sender dalam cerita ini adalah Nenek Sihir. Nenek
Sihir suka menculik dan membawa anak-anak nakal ke istana miliknya.
Tujuan dari penculikan ini adalah untuk menjadikan anak-anak nakal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tersebut sebagai budak di Istana Awan Hitam. Tindakan Nenek Sihir
inilah yang menjadi pengirim dan penggerak cerita karena memberikan
kekuatan atau keinginan kepada subjek untuk mendapatkan objek.
“Biasanya anak yang diculik Nenek Sihir adalah anak
yang nakal, yang suka melawan orang tua, yang tidak
mau mendengar nasihat orang tua, yang suka
bermusuhan dengan temannya, atau anak-anak yang
suka berbohong.” (Supangkat, 2002: 3).
“Kalau kamu tidak nakal, kamu tidak mungkin terbawa
oleh tongkat ajaibku,” kata Nenek Sihir lagi.”
(Supangkat, 2002: 5).
2.1.2 Objek
Objek (object) yang dicari dalam narasi ini adalah kebebasan
Rio. Ia diculik Nenek Sihir karena kenakalannya. Rio sudah menyesal
dan tidak mau menjadi budak karena Istana Awan Hitam sangat
mengerikan. Selain itu jika dirinya melakukan kesalahan maka ia akan
dihukum dengan cara dicambuk oleh Nenek Sihir. Para budak juga
tidak mendapatkan makanan yang sebenarnya, mereka hanya
mendapatkan gumpalan awan yang berbentuk makanan dan rasanya
sangat tidak enak. Maka dari itu, Rio berusaha kabur dengan
pertolongan Kakek Panji, ia ingin menyelamatkan dirinya. Setelah
mendapatkan jalan untuk pulang, Rio juga ingin Kakek Panji bebas
dari perbudakan Nenek Sihir.
“Sesampainya di istana Nenek Sihir, Rio dicambuki
sampai badannya sakit semua. Sesudah itu ia dikurung
di dalam kamar yang terkunci” (Supangkat, 2002: 24).
“Rio melirik makanan yang dibawa oleh Kakek Panji.
Ternyata hanya segumpal awan yang bentuknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menyerupai roti pisang. Ketika ia mencicipi makanan
itu, rasanya sama sekali tidak enak.” (Supangkat,
2002: 9).
2.1.3 Subjek
Subjek (subject) dalam cerita ini adalah Rio, anak nakal yang
diculik oleh Nenek Sihir. Aktan pahlawan ini bertugas untuk
menyelamatkan objek dari pengirim. Situasi yang sedang dihadapi oleh
Rio membuatnya berpikir harus melarikan diri dari Nenek Sihir karena
ia tidak mau berada di Istana Awan Hitam sebagai budak. Selain itu, ia
merindukan rumahnya yang hangat dan kedua orang tuanya yang tidak
pernah menghukumnya, tidak seperti Nenek Sihir yang selalu memukul
bahkan mencambuki dirinya jika ia melakukan kesalahan ketika sedang
melakukan pekerjaannya. Atas dasar itulah Rio tidak pantang menyerah
dalam berusaha menemukan kebebasan. Walaupun usahanya sering
gagal, Rio tetap terus berusaha untuk melarikan diri dari Istana Awan
Hitam untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
“Rio menangis tersedu-sedu di kamarnya. Badannya
masih sakit akibat pukulan Nenek Sihir. Kembali Rio
teringat akan orangtuanya. Mereka selalu sayang
kepadanya. Tidak pernah sekali pun mereka memukul
Rio meskipun ia nakal. ...” (Supangkat, 2002: 11).
“Usahakan besok kamu jangan membuat jengkel Nenek
Sihir. Biasaya, kalau hatinya senang dia akan banyak
tidur. Nah, kalau dia tidur, kita bisa mengambil
permadani terbangnya dan lari ke Istana Awan Putih.”
(Supangkat, 2002:18).
“... Tiba-tiba terlintas dalam pikiran Rio untuk
melarikan diri. Maka tanpa pikir panjang lagi Rio
segera berlari meninggalkan istana Nenek Sihir. ...”
(Supangkat, 2002:21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.1.4 Penolong
Penolong atau helper adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
membantu usaha Rio sebagai subjek untuk mendapatkan objek. Dalam
cerita ini aktan penolong ada 4, yaitu Kakek Panji, permadani terbang,
Raksasa Awan, dan Bidadari Mayangsari. Dalam mendapatkan objek,
subjek mendapat pertolongan dari keempat aktan tersebut. Penolong
pertama yaitu Kakek Panji yang sudah lama menjadi budak Nenek Sihir.
Berkat pengalamannya, ia berhasil membantu Rio untuk melarikan diri
dari Nenek Sihir. Penolong kedua adalah permadani terbang yang
mengantarkan Rio dan Kakek Panji menuju istana Awan Putih.
Penolong ketiga yaitu Raksasa Awan yang menghembuskan angin
kencang sehingga Nenek Sihir tidak bisa menangkap Rio dan Kakek
Panji. Penolong keempat adalah Bidadari Mayangsari. Walaupun
Bidadari tidak mengambil andil dalam misi pelarian dari Nenek Sihir,
Bidadari mempunyai andil dalam memberikan jalan pulang menuju ke
Bumi kepada Rio dan Kakek Panji.
“Kalau kamu ingin melarikan diri, nanti Kakek bantu,”
kata Kakek Panji.” (Supangkat, 2002: 18).
“Bim bam bim, antarkan aku ke istana Awan Putih!”
kata Kakek Panji. Permadani itu pun terus terbang ke
istana Awan Putih” (Supangkat, 2002: 28).
“Kakek Panji segera membangunkan Rakasasa Awan
untuk meminta bantuan” (Supangkat, 2002: 29).
“Bagus. Kalau kamu bohong da sampai diculik Nenek
Sihir untuk kedua kalinya, aku tidak akan menolongmu
lagi. Kau mengerti?” Tanya Bidadari” (Supangkat,
2002:34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.1.5 Penentang
Penentang (opponent) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang
menghalangi usaha subjek untuk mendapatkan objek. Dalam cerita ini
yang menjadi penentang adalah Raksasa Awan, Burung Gagak, dan
Nenek Sihir. Raksasa Awan mematuhi perintah siapapun yang
meminta bantuannya. Ketika Nenek Sihir memintanya meniup awan-
awan agar Nenek Sihir tahu di mana Rio bersembunyi, Raksasa Awan
mengabulkannya. Penentang kedua adalah Burung Gagak, ia sebagai
peliharaan Nenek Sihir membantu Nenek Sihir dalam mengawasi Rio
dan Kakek Panji. Ketika Rio dan Kakek Panji melakukan pelarian,
Burung Gagak memberitahu Nenek Sihir. Penentang ketiga adalah
Nenek Sihir, ia menggunakan berbagai cara agar Rio dan Kakek Panji
tidak bisa keluar dari istananya.
“Tiba-tiba Nenek Sihir mengacungkan tongkat
ajaibnya ke depan sambil berteriak keras, “Raksasa
Awan, aku butuh pertolonganmu!” (Supangkat,
2002:22).
“Ketika melihat Kakek Panji dan Rio berlari keluar
istana sambil membawa permadani terbang, burung
gagak kesayangan Nenek Sihir segera memberi tanda.”
(Supangkat, 2002:27).
“... Ternyata Nenek Sihir sudah ada di belakang
mereka. Bahkan ia sudah berhasil mengaitkan kailnya
ke permadani terbang yang ditumpangi Rio dan Kakek
Panji. ...” (Supangkat, 2002:9).
2.1.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan atau dicari oleh subjek. Dalam cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ini aktan penerima adalah Rio dan Kakek Panji. Mereka berdua
berhasil kembali ke Bumi setelah meyakinkan Bidadari Mayangsari
jika mereka berdua sudah bertobat dan tidak akan nakal lagi.
“Ya, Bidadari. Dulu dia memang nakal seperti saya
sehingga bisa diculik Nenek Sihir. Tapi, sekarang dia
sudah menyesal dan berjanji akan menjadi anak yang
baik. Saya harap Bidadari mau menunjukkan jalan
pulang kepadanya,” pinta Kakek Panji” (Supangkat,
2002:33).
“Karena sekarang Kakek Panji sudah menjalani
hukumannya sangat lama. Apakah Kakek Panji belum
pantas untuk dimaafkan? Rio balik bertanya”
(Supangkat, 2002:38).
2.2 Struktur Aktansial Seri Rio dan Topi Ajaib
Cerita Rio dan Topi Ajaib dimulai dengan kebahagiaan Kakek Panji yang
sudah lepas dari Nenek Sihir dan bisa tinggal di Bumi bersama keluarga Rio.
Di sisi lain, Nenek Sihir kelelahan dan kesakitan karena membersihkan istana
sendirian. Tidak ada budak di istana. Nenek Sihir pun menjebak Doni, Beti,
dan Cici agar memasuki area istana, lalu mereka pun diubah menjadi hewan.
Cici yang berubah menjadi Gagak bisa melarikan diri dan bertemu dengan
Kakek Panji, Rio, dan teman-teman yang akhirnya mau menolong dirinya dan
kedua saudaranya dari Nenek Sihir. Rencana pembebasan ketiga saudara itu
berhasil, dan Kakek Panji juga berhasil mengerjai Nenek Sihir.
Setelah mengamati cerita Rio dan Topi Ajaib, dapat dipahami bahwa hal
pertama yang terjadi adalah Kakek Panji sudah tinggal di Bumi dan sering
menasehati anak-anak agar jangan nakal karena. Hal tersebut berimbas
kepada Nenek Sihir yang tidak bisa menculik karena tidak ada anak nakal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PEMBANTU (helper)
- Topi ajaib - Rio - Gaga - Bima
SUBJEK (subject)
Kakek Panji PENENTANG (opponent)
Ø
Lalu ia menjebak dan mengubah Doni, Beti, dan cici menjadi hewan dan
dijadikan budak serta peliharaan Nenek Sihir. Lalu, Cici sebagai seekor
Gagak kabur dan bertemu Kakek Panji yang kemudian menolongnya. Ditilik
dari keadaannya, penulis menganggap bahwa Nenek Sihirlah yang menjadi
penggerak cerita, bukan Kakek Panji yang sudah terlebuh dahulu muncul di
awal cerita, karena Nenek Sihir lah yang memiliki keinginan kuat dan
menciptakan sebuah konflik. Lalu Kakek Panji menempati fungsi subjek,
sedangkan objeknya adalah kebebasan Doni, Beti, dan Cici. Akan tetapi
subjek ingin mendapatkan objek bukan untuk memenuhi keinginan pengirim
yaitu agar Doni, Beti, dan Cici menjadi budak, melainkan ingin agar ketiga
saudara itu mendapatkan kebebasan. Jadi subjek mencari objek agar
keinginan pengirim tidak terpenuhi. Fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada
cerita Rio dan Topi Ajaib dapat dilihat pada skema di bawah ini.
Gambar 5
Skema Aktansial seri Rio dan Topi Ajaib
PENGIRIM (sender)
Nenek Sihir
OBJEK (object)
Kebebasan
Doni, Beti, Cici
PENERIMA (receiver)
Doni, Beti, dan Cici
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari skema aktan Rio dan Topi Ajaib di atas (lihat Gambar 5), fungsi
atau kedudukan masing-masing aktan adalah sebagai berikut.
2.2.1 Pengirim
Pengirim (sender) dalam cerita ini adalah perbuatan Nenek Sihir
yaitu menjebak Doni, Cici, dan Beti agar mereka memasuki halaman
istananya. Awalnya, Setelah kepergian Kakek Panji, tidak ada lagi yang
membersihkan istana dan tidak ada juga yang bisa ia suruh-suruh. Maka
Nenek Sihir melakukan semua kegiatan bersih-bersih istana itu
sendirian dan membuatnya sakit. Maka dari itu, Nenek Sihir berencana
untuk menjadikan mereka sebagai budak di istana menggantikan Kakek
Panji yang sudah melarikan diri bersama Rio, akan tetapi karena
mereka bertiga terus menangis maka Nenek Sihir mengubah mereka
menjadi hewan peliharaan. Perbuatan Nenek Sihir inilah yang menjadi
pengirim dan penggerak cerita karena memberikan kekuatan atau
keinginan kepada subjek untuk mendapatkan objek.
“... Mulai dari membersihkan istana, membersihkan
halaman, mencuci piring, sampai memberi makan
binatang piaraannya. Akibatnya, Nenek Sihir sekarang
mudah kelelahan dan sering sakit-sakitan. Oleh karena
itu. Ia akan berusaha menangkap anak lagi untuk
dijadikan budaknya.” (Supangkat, 2006:6).
2.2.2 Objek
Objek (object) yang dicari dalam narasi ini adalah kebebasan
Doni, Beti, dan Cici. Mereka dijebak oleh Nenek Sihir sehingga
memasuki area Istana Nenek Sihir yang berada di tepi hutan. Nenek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sihir tidak bisa menculik anak baik, maka ia menggunakan kupu-kupu
agar anak-anak tersebut memasuki halaman istana Nenek Sihir.
“... Namun sebelum mereka bisa menyentuhnya, kupu-
kupu itu kembali berpindah tempat. Begitu seterusnya
sampai akhirnya, tanpa disadari, mereka sudah berada
di halaman istana Nenek Sihir di tepi hutan.
(Supangkat, 2006:8).
2.2.3 Subjek
Subjek (subject) dalam cerita ini adalah Kakek Panji. Aktan
pahlawan ini mendapatkan tugas untuk mencapai objek setelah bertemu
langsung dengan salah satu objek yang melarikan diri dari Nenek Sihir,
yaitu Cici yang diubah Nenek Sihir menjadi Gagak. Subjek memiliki
kekuatan pendorong untung menyelamatkan objek dari beberapa tokoh
lain yaitu Rio dan teman-temannya. Subjek juga memiliki kekuatan lain
yang bisa mendukungnya dalam mencapai objek yaitu adanya topi ajaib
yang bisa mengubah sesuatu sesuai keinginan pemintanya. Selain itu ia
juga mempunyai dorongan kuat untuk mendapatkan objek karena ia
tidak ingin ada orang lain yang menjadi budak Nenek Sihir seperti
dirinya dulu. Pengalaman Kakek Panji selama berada di Istana Awan
Hitam ternyata dapat dimanfaatkan. Kakek Panji mengetahui kebiasaan
Nenek Sihir, dan pengetahuan itulah yang membantunya dalam
menyelesaikan misi pembebasan Doni dan Beti
“Kakek akan mencoba memadukan keajaiban topi ini
dengan keajaiban permadani terbang. Sekarang kamu
turun dulu Cici,” pinta Kakek Panji kepada Cici
Gagak.” (Supangkat, 2006:18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
“Biar Nenek Sihir mengira kamu pulang, sehingga
hatinya senang. Kalau hatinya lagi senang, maka
Nenek Sihir akan banyak tidur. Itu artinya kesempatan
baik bagi kita untuk membebaskan kedua saudaramu,”
jawab Kakek Panji.” (Supangkat, 2006:21).
2.2.4 Penolong
Penolong (helper) merupakan aktan (sesuatu atau seseorang)
yang membantu usaha Kakek Panji sebagai subjek untuk mendapatkan
objek. Akta penolong dalam cerita ini adalah topi ajaib, Rio, Gaga,
dan Bima. Dalam mendapatkan objek, subjek mendapat pertolongan
dari aktan-aktan tersebut. Penolong pertama yaitu topi ajaib yang
dapat mengubah objek yang sebelumnya diubah oleh Nenek Sihir
menjadi Hewan peliharaan. Selain itu topi ajaib juga mengubah
beberapa hewan yang di hutan menjadi pengganti hewan peliharaan
Nenek Sihir yang sebenarnya adalah anak-anak. Penolong selanjutnya
adalah kelompok Rio, Gaga, dan Bima yang membantu Kakek Panji
dalam membawa hewan dari hutan menuju istana Nenek Sihir.
“Doni dan Beti kita ubah menjadi manusia lagi dengan
topi ajaib ini,” kata Kakek Panji sambil menunjuk topi
yang dipakainya.” (Supangkat, 2006:20).
2.2.5 Penentang
Penentang atau opponent adalah aktan (seseorang atau sesuatu)
yang menghalangi usaha subjek untuk mendapatkan objek. Dalam
misi pembebasan Doni, Beti, dan Cici, Kakek Panji dan aktan
penolong lain tidak menemui hambatan apapun dalam menjalankan
misi tersebut. Perjalanan mereka ketika melewati hutan justru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
membantu Kakek Panji untuk melaksanakan rencananya karena
mereka menemukan hewan yang nantinya akan ditukar dengan Doni,
Beti, dan Cici yang sekarang sedang dalam wujud binatang peliharaan.
Jadi dapat disimpulkan tidak ada aktan penentang pada cerita ini.
“Sesampainya di tepi hutan, mereka melihat seekor
harimau yang sedang tertidur pulas ... seketika itu juga
berubahlah wujud harimau menjadi kucing yang jinak
“Cici, gendonglah kucing itu. Nanti akan kita tukar
dengan adikmu,”.” (Supangkat, 2006:20).
2.2.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan atau dicari oleh subjek. Dalam cerita
ini Penerima adalah Doni, Beti, dan Cici. Mereka bertiga kembali
menjadi manusia hidup tanpa gangguan Nenek sihir.
“... Tugas mereka untuk membebaskan Doni dan Beti
dari pengaruh Sihir sudah selesai denga baik.
Sekarang tinggal menunggu datangnya kejadian-
kejadian aneh di istana Nenek Sihir saja.” (Supangkat,
2006:18).
2.3 Struktur Aktansial Seri Rio dan Kereta Kaca
Cerita Rio dan Kereta Kaca dimulai dengan keberadaan Gaga di Istana
Awan Hitam setelah ia mencuri topi ajaib milik Kakek Panji. Gaga yang
sudah menjadi budak Nenek Sihir menyanggupi permintaan Nenek Sihir
untuk menculik Rio agar Kakek Panji bisa kembali menjadi Budak di Istana
Awan Hitam. Gaga juga diubah menyerupai Kakek Panji agar rencana
tersebut lancar. Ia turun ke Bumi dan menceritakan kejadian tersebut kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Rio dan Kakek Panji karena ia sebenarnya tidak mau menjadi budak Nenek
Sihir. Kakek Panji pun mengusulkan agar ia yang kembali ke Istana Nenek
Sihir menggantikan Gaga untuk mencari mantera agar Gaga bisa kembali ke
wujudnya semula. Akan tetapi rencana tesebut ketahuan Nenek Sihir dan
membuat Kakek Panji tidak bisa keluar istana. Rio dan Gaga pun meminta
bantuan Bidadari Mayangsari untuk mengubah Gaga dan menyelamatkan
Kakek Panji.
Setelah mengamati cerita Rio dan Kereta Kaca, dapat dipahami bahwa hal
pertama yang terjadi adalah Nenek Sihir menculik Gaga karena Gaga mencuri
dan melakukan perbuatan buruk, lalu Gaga menyesali perbuatannya dan
menginginkan kebebasan. Ia setuju untuk ikut rencana Nenek Sihir agar ia
bisa turun ke Bumi untuk bertemu Rio da Kakek Panji. Ditilik dari
keadaannya, penulis menganggap bahwa Nenek Sihirlah yang menjadi
penggerak cerita. Ia ingin agar Gaga menjadi budaknya. Lalu Gaga
menempati fungsi sebagai objek, karena ia ingin bebas dari Nenek Sihir. Lalu
Kakek Panji menempati fungsi subjek karena ia menjadi tokoh yang
membantu Gaga. Akan tetapi objek yang ingin dicapai subjek bukanlah untuk
memenuhi keinginan pengirim yaitu untuk menjadikan Gaga sebagai budak,
atau menyerahkan diri sebagai budak, melainkan ingin kebebasan. Jadi subjek
mencari objek agar keinginan pengirim tidak terpenuhi. Fungsi-fungsi aktan
yang terdapat pada cerita Rio dan Kereta Kaca dapat dilihat pada skema di
bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PENOLONG (helper)
- Kakek Panji - Rio - Topi ajaib - Gaga - Bidadari Mayangsari
OBJEK (object)
Perubahan Gaga dan Kebebasan
Kakek Panji
Gambar 6
Skema Aktansial Seri Rio dan Kereta Kaca
Dari skema aktan pada gambar 5, fungsi atau kedudukan masing-
masing aktan pada seri Rio dan Kereta Kaca adalah sebagai berikut.
2.3.1 Pengirim
Pengirim atau sender adalah Nenek Sihir. Ia menginginkan anak
nakal agar menjadi budaknya. Nenek Sihir juga ingin Kakek Panji
kembali menjadi budaknya di Istana Awan Hitam karena sudah
berpuluh-puluh tahun Kakek Panji menjadi budak, jadi Nenek Sihir
merasa kehilangan ketika Kakek Panji berhasil kembali ke Bumi.
Walaupun Nenek Sihir akhirnya mendapatkan Gaga sebagai budaknya,
PENGIRIM (sender)
Nenek Sihir
SUBJEK (subject)
Kakek Panji
Rio dan Gaga PENENTANG (opponent)
- Tongkat Ajaib Nenek Sihir
PENERIMA (receiver)
Gaga dan
Kakek Panji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Ia masih tetap ingin Kakek Panji kembali ke Istana Awan Hitam. Hal
tersebut yang menjadikan Nenek Sihir sebagai Pengirim dan sebagai
pembentuk jalan cerita agar subjek mendapatkan objek.
“Mulai saat ini kamu akan tinggal di sini sebagai
budakku. Hi ... Hi ... Hi ...,” seru Nenek Sihir membuat
Gaga merinding.” (Supangkat, 2006:3).
“Ya. Tapi kamu harus membantuku menangkap Kakek
Panji. Mau tidak?” tanya Nenek Sihir” (Supangkat,
2006: Supangkat, 2006:5).
2.3.2 Objek
Objek (object) yang dicari dalam cerita ini ada dua. Objek
pertama adalah kebebasan Gaga dari sihir milik Nenek Sihir, dan
objek kedua adalah kebebasan Kakek Panji dari Istana Awan Hitam.
Awalnya Gaga yang diculik Nenek Sihir menyetujui rencana untuk
menculik Rio agar Nenek Sihir bisa mendapatkan Kakek Panji.
Setelah Gaga diubah wujudnya menjadi Kakek Panji, ia turun ke
Bumi untuk pura-pura menjalankan misi dari Nenek Sihir. Lalu Gaga
menceritakan semua hal yang terjadi padanya juga rencana Nenek
Sihir kepada Rio dan Kakek Panji. Lalu Kakek Panji menggantikan
posisi Gaga yang harus kembali ke Istana Awan Hitam untuk mencari
tahu mantera yang dapat mengembalikan wujud Gaga. Ketika Nenek
Sihir mengetahui hal itu, ia sangat senang dan tidak peduli lagi kepada
Gaga karena Kakek panji sudah ada bersamanya. Rio dan Gaga yang
khawatir kepada Kakek Panji meminta bantuan Bidadari untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menyelamatkan Kakek Panji dan mengubah Gaga kembali ke
wujudnya semula.
“... Tadi kukatakan kepada Nenek Sihir bahwa aku
sanggup memenuhi permintaannya. Tapi sebenarnua
tidak kek. Tolonglah aku, kek. Aku ingin menjadi diriku
sendiri lagi,” pinta Gaga sungguh-sungguh”
(Supangkat, 2006:3).
“Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kamu sudah
berada di sini lagi. Dan kamu akan menajdi budakku
lagi...” (Supangkat, 2006:3)
2.3.3 Subjek
Subjek (subject) dalam narasi ini aada dua, yaitu Kakek Panji
dan Rio. Pada situasi pertama, sebagai aktan pahlawan Kakek Panji
merelakan diri menggantikan posisi Gaga sebagai budak Nenek Sihir,
Kakek Panji kembali ke Istana Awan Hitam dengan berbagai resiko.
Ia menyelidiki bagaimana cara agar Gaga berubah wujud menjadi diri
Gaga dan tidak berbentuk fisik Kakek Panji lagi. Kakek Panji selalu
lebih mengkhawatirkan Gaga dan Rio daripada dirinya sendiri, ia rela
berjuang untuk orang lain tapi tidak untuk dirinya sendiri karena ia
percaya jika akan ada orang lain yang datang untuk
menyelamatkannya.
Pada situasi kedua, yaitu setelah satu minggu Kakek Panji tidak
kembali ke Bumi, Rio dan Gaga menjadi aktan pahlawan bagi Kakek
Panji. Mereka berdua memanfaatkan kekuatan Topi Ajaib untuk
meminta bantuan kepada Bidadari Mayangsari karena jika hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berdua mereka sadar mereka tidak bisa melakukan apa-apa, mungkin
malah akan membuat celaka.
“Kalau aku ke istananya, maka dia akan mengira
bahwa yang datang adalah kamu. Kesempatan itu akan
Kakek manfaatkan untuk mencari rahasia Nenek Sihir,”
kata Kakek Panji (Supangkat, 2006:14).
“Sepanjang malam Rio dan Gaga hampir tidak bisa
tidur. Pikiran mereka dipenuhi dengan rencana
perjalanan ke Istana Awan Putih besok pagi.”
(Supangkat, 2006:23).
2.3.4 Penolong
Penolong (helper) dalam cerita ini adalah aktan (sesuatu atau
seseorang) yang membantu atau mempermudah subjek dalam
mendapatkan Objek. Aktan yang menolong Kakek Panji ada lima, yaitu
Rio, Topi Ajaib, Gaga, Kuda Terbang, dan Bidadari Mayangsari.
Penolong pertama adalah Rio, ia datang kepada Bidadari untuk
meminta bantuan agar Gaga kembali ke wujud semula dan ia juga
meminta bantuan untuk menyelamatkan Kakek Panji. Penolong kedua
adalah topi ajaib yang digunakan Rio untuk mengubah permadani biasa
menjadi permadani terbang yang akan dipakai untuk terbang menuju
istana Awan Putih agar ia dan Gaga bisa menemui Bidadari Mayangsari.
Penolong ketiga adalah Gaga yang mempunyai ide untuk mengubah
karpet menjadi permadani menggunakan topi ajaib, selain itu ia ikut
membantu menggambar Kereta Kaca untuk menyelamatkan Kakek
Panji. Gaga juga ikut ketika Bidadari dan Rio menjemput Kakek Panji
ke istana Awan Hitam. Penolong keempat adalah kuda terbang yang
ditumpangi Kakek Panji ketika ia diselamatkan oleh Bidadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Mayangsari. Penolong Terakhir adalah Bidadari Mayangsari. Ia
mengubah Gaga ke wujud semula, ia juga mengubah gambar kereta
kaca menjadi nyata agar mereka bisa menjemput Kakek Panji .
“Kita ubah karpet ini menjadi permadani terbang,
lalu kita terbang ke istana Awan putih. Kita temui
Bidadari Mayangsari untuk meminta bantuan. Siapa
tahu Bidadari mau membantu kita. Ya, kan? Gaga
mengungkapkan idenya” (Supangkat, 2006:23).
“Baiklah. Karena dia sudah menyesal, maka aku
akan menolongya. Kembalilah kamu seperti wujud
aslimu,” kata Bidadari seraya mengacungkan
telunjuknya kepada Gaga.” (Supangkat, 2006:27).
2.3.5 Penentang
Penentang atau opponent dalam cerita ini adalah aktan (sesuatu
atau seseorang) yang menghalangi usaha Kakek Panji sebagai subjek
untuk mendapatkan objek. Penentang dalam cerita ini adalah tongkat
ajaib milik Nenek Sihir. Pada situasi pertama, Kakek Panji
menggantikan Gaga pergi ke Istana Awan Hitam. Setelah rencana
Nenek Sihir untuk menangkap Rio gagal karena ia bertemu Bidadari
Mayangsari di perjalanan dan membuat matanya sakit, Nenek Sihir
ingin mengubah bentuk Gaga kembali seperti semula. Akan tetapi ia
gagal, tongkat ajaibnya tidak bisa bekerja. Hal tersebut dikarenakan
yang sedang bersamanya adalah Kakek Panji, bukan Gaga. Karena
rencananya sudah gagal, Kakek Panji tidak bisa lagi menolong Gaga, ia
tidak bisa pergi ke mana-mana. Maka ia hanya bisa pasrah menunggu
Rio datang menyelamatkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
“Dengan tongkat ajaib ini kurasa kau tidak perlu
menyamar sebagai Kakek Panji lagi,” kata Nenek
Sihir.”
...
“Kok tidak bisa, ya?” tanya Nenek Sihir kepada
dirinya sendiri. Ia mengamat-amati tongkatnya dengan
heran.” (Supangkat, 2006:20).
2.3.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang)
yang menerima objek yang diusahakan oleh subjek. Penerima
dalam cerita ini adalah Gaga dan Kakek Panji. Gaga kembali ke
wujudnya semula berkat bantuan Bidadari Mayangsari dan Kakek
Panji bisa keluar dari Istana Awan Hitam. Gaga, Rio dan Kakek
Panji kembali ke Bumi melalui Jembatan Pelangi, sementara Nenek
Sihir berubah menjadi Kelelawar dan tidak mengganggu lagi.
“Seketika itu muncul sayap dari kedua bahu Nenek
Sihir. Tetapi entah bagaimana, tiba-tiba saja Nenek
yang berpaikaian serba hitam itu berangsur-angsur
berubah menjadi kelelawar...” (Supangkat, 2006:36).
2.4 Struktur Aktansial Seri Rio dan Bola Kristal
Seri Rio dan Bola Kristal dimulai dengan berubahnya pemandangan Istana
Awan Putih yang menjadi penuh warna. Maka ia mengajak Rio, Gaga, dan
Kakek Panji untuk menikmati pemandangan tersebut sekaligus menjaga
istana karena Bidadari harus pergi ke Negeri Angin. Rio yang penasaran
dengan keadaan istana Awan Hitam mengajak Gaga berkunjung. Di sana ia
menemukan bola kristal dan ingin menjunjukkannya kepada Kakek Panji.
Tetapi ia tidak bisa masuk ke Istan Awa Putih dan kembali ke Istana Awan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hitam karena bola kristal tersebut. Keisengannya membawa kejutan, Rio
mengeluarkan Rakssa Awan dari bola kristal, ia juga bisa masuk ke bola
tersebut dan secara tidak sengaja mendengar rencana Nini Sihir yang ingin
menghancurkan Bidadari da istana. Maka Rio melakukan segala cara agar ia
dapat menyelamatkan Bidadari, walaupun harus berpura-pura menjadi anak
buah Nini Sihir.
Setelah mengamati cerita Rio dan Bola Kristal, dapat dipahami bahwa hal
pertama yang terjadi adalah Bidadari Mayangsari ingin agar Rio, Gaga, dan
Kakek Panji tinggal dan menjaga istana selama satu minggu. Ditilik dari
keadaannya, penulis menganggap bahwa Bidadari Mayangsari lah yang
menjadi penggerak cerita. Ia menginginkan Rio agar menjaga istana selan itu
berubahnya Istana Awan Putih membuat Nini Sihir berani untuk menyerang
Istana Awan Putih da hal tersebut diketahui Rio secara tidak langsung. Rio
menempati fungsi subjek karea mendapatkan karsa dari Bidadari. Fungsi-
fungsi aktan yang terdapat pada cerita Rio dan Bola Kristal dapat dilihat pada
skema di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 7
Skema Aktansial Seri Rio dan Bola Kristal
Dari skema aktan pada gambar 6, fungsi atau kedudukan masing-
masing aktan adalah sebagai berikut.
2.4.1 Pengirim
Pengirim atau sender dalam cerita ini adalah Bidadari. Pertama,
perubahan Istana Awan Putih yang dilakukan oleh Bidadari
Mayangsari. Awalnya seluruh istana hanya berwarna putih, begitu
juga gaun Bidadari. Karena merasa bosan, Bidadari membayangkan
istana miliknya menjadi penuh warna, dan hal tersebut menjadi nyata.
PENGIRIM (sender)
- Bidadari
PENOLONG (helper)
- Bola Kristal - Raksasa Awan - Kecerdikan Rio - Kekuatan Kilau baju Bidadari - kekuatan kilau Istana Awan Putih
SUBJEK (subject)
Rio
PENENTANG (opponent)
-Nini Sihir
OBJEK (object)
Istana Awan Putih
dan Keselamatan Bidadari
PENERIMA (receiver)
Bidadari dan Istana Awan
Putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Perubahan inilah yang menjadi alasan Nini Sihir ingin menyerang
Bidadari karena ia merasa tidak akan kesilauan dan yakin jika
rencananya akan berhasil jika istana terus dalam keadaan seperti itu.
Setalah itu Bidadari Mayangsari mangundang Rio, Gaga, dan
Kakek Panji untuk melihat istana barunya yang hijau dan memiliki
pemandangan yang sangat indah dan kemudian ia memberikan karsa
kepada tiga tokoh tersebut untuk tinggal di istana dan menjaga Istana
Awan Putih selama satu minggu karena ia harus pergi ke Negeri
Angin. Perubahan istana dan permintaan Bidadari inilah yang menjadi
aktan pengirim bagi subjek untuk menyelamatkan objek.
“Tentu saja. Sebetulnya, aku ingin kalian tinggal disini
selama seminggu. Aku ingin minta tolong kalian untuk
menjaga istanaku.” (Supangkat, 2006:8).
2.4.2 Objek
Objek (object) yang ingin dicapai oleh subjek dalam cerita ini
adalah Istana Awan Putih dan keselamatan Bidadari Mayangsari.
Objek berusaha diserang oleh Nini Sihir yang menginginkan
kehancuran Bidadari dan istananya karena alasan dendam karena ia
dan saudara kembarnya, Nenek Sihir, diusir dari istana. Alasan
mereka berdua diusir adalah karena Ratu Awan lebih menyayangi
Bidadari Mayangsari yang penuh kebaikan, dan tidak menyukai
Nenek dan Nini Sihir yang lebih tertarik dengan ilmu sihir hitam.
“Maksudku sekarang aku bisa menyingkirkan
Mayangsari dari Istana Awan Putih. Kalau dia sudah
kusingkirkan, maka aku akan menjadi satu-satunya
penguasa di Negeri Awan ini....” (Supangkat, 2006:).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.4.3 Subjek
Subjek (subject) dalam narasi ini adalah Rio, aktan pahlawan
yang secara tidak sengaja mengetahui rencana jahat Nini Sihir yang
ingin menghancurkan Bidadari Mayangsari dan Istana Awan Putih.
Rio melakukan segala cara untuk mendapatkan objek, termasuk
menyetujui rencana Nini Sihir dan menjadi anak buah dalam
penyerangan ke Istana Awan Putih.
“Keesokan harinya mereka berangkat menuju Istana
Awan Putih. Sesuai rencana semula, Rio diminta
terbang lebih dahulu dengan sapu terbangnya.
Harapan Nini Sihir, dengan cara itu Rio bisa
memberikan kabar mengenai situasi di Istana Awan
Putih saat itu...” (Supangkat, 2006:37).
2.4.4 Penolong
Penolong (helper) dalam cerita ini adalah aktan (sesuatu atau
seseorang) yang membantu atau mempermudah subjek dalam
mendapatkan Objek. Lima aktan yang menolong Rio dalam menjaga
istana dan menyelamatkan Bidadari Mayangsari dari niat jahat Nini
Sihir adalah Bola Kristal, Raksasa Awan, Kecerdikan Rio, kekuatan
kilau dari baju Bidadari, dan kekuatan kilau Istana Awan Putih. Bola
Kristal yang tidak sengaja ditemukan Rio menjadi penolong pertama,
karena berkat bola kristal tersebut Rio bisa mengetahui rencana jahat
Nini Sihir kepada Bidadari Mayangsari. Raksasa Awan sebagai
penolong pertama membantu Rio keluar dari Istana Awan Hitam
dengan cara memasukkan Rio ke dalam gelembung yang ia buat. Lalu,
Rio sendiri termasuk sebagai aktan penolong karena berkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kecerdikannya ia bisa memanfaatkan keadaan dan kemudian
mendapatkan objek sesuai dengan keinginan pengirim. Yang terakhir,
berkat kekuatan kilau baju Bidadari dan kilau Istana Awan Putih yang
dikembalikan oleh Bidadari, mereka bisa menggagalkan rencana jahat
Nini Sihir.
“Tidak. Aku akan membuatkan balon udara dari awan
hitam. Setelah kamu berada di dalamnya, aku akan
meniupnya kuat-kuat. Begitu balon itu berada di atas
Istana Awan Putih, jatuhkan dirimu secepatnya.”
(Supangkat, 2006:31).
“Bidadari, sekarang tolong bayangkan seluruh Istana
Awan Putih kembali berkilau seperti dulu lagi. Saat ini
Nini Sihir Sedang dalam perjalanan ke sini untuk
menyerang Istana Awan Putih. Cepat, Bidadari.”
(Supangkat, 2006:38).
2.4.5 Penentang
Penentang atau opponent dalam cerita ini adalah aktan (sesuatu
atau seseorang) yang menghalangi usaha Rio sebagai subjek untuk
mendapatkan objek. Penentang dalam cerita ini adalah Nini Sihir. Nini
Sihir mengancam Rio yang berpura-pura sudah menjadi anak buahnya,
jika Rio mencoba melarikan diri maka Nini akan menghukum Rio
dengan melecutkan cemeti yang berisi petir.
“Sekali aku lecutkan, akan ada satu petir yang
meloncat keluar. Kalau kamu melarikan diri, petir dari
cemeti ajaib ini akan mengejarmu,” (Supangkat,
2006:37).
2.4.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan oleh subjek. Penerima dalam cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ini adalah Bidadari Mayangsari. Dalam cerita ini, Bidadari
mengembalikan kilau istana dan membuat Nini Sihir kesakitan lalu
pergi. Setelah itu Bidadari kembali hidup bahagia begitu pula Kakek
Panji, Gaga, dan juga Rio. Bahkan Rio mendapatkan Kuda terbang
dari Bidadari Mayangsari sebagai tanda terima kasih.
“... Kalau saja Rio tidak pergi ke Istana Awan Hitam,
dia tidak akan tahu rencana jahat Nini Sihir. Sebagai
ungkapan terima kasih, Bidadari Mayangsari
memberikan kuda terbang Taruna sebagai hadiah
untuk Rio.” (Supangkat, 2006:39).
2.5 Struktur Aktansial Seri Rio dan Cermin Ajaib
Seri ini dimulai dengan pertolongan Aska kepada Rio setelah Rio terjatuh
dan tidak bisa memandikan Taruna. Lalu Aska melihat Nini Sihir terbang di
sekitar rumah mereka dan memberitahukannya kepada Rio. Rio merasa takut
dan ia pun ingin bertemu Bidadari dan memberitahukan hal tersebut, Aska
pun ikut. Setelah bertemu Bidadari dan mengetahui adanya tongkat Ajaib,
Aska mencuri tongkat ajaib dan membawa kabur tongkat itu karena ia sangat
menginginkan benda ajaib. Perbuatan Aska membuat Rio dan Bidadari
khawatir, bahaya apa yang akan Aska hadapi jika ia bertemu Nini Sihir. Maka
mereka berdua menyusun rencana agar Aska bisa bebas dari Nini Sihir.
Setelah mengamati cerita Rio Cermin Ajaib, dapat dipahami bahwa hal
pertama yang terjadi Aska yang telah membantu Rio kini mencuri tongkat
milik Bidadari Mayangsari karena iri kepada Rio. Lalu Bidadari Mayangsari
ingin tongkatnya kembali karena ia takut akan terjadi sesuatu yang buruk jika
tongkat tersebut sampai di tanga Nenek Sihir. Ditilik dari keadaannya, penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menganggap bahwa Aska lah yang menjadi penggerak cerita. Ia ingin tongkat
tersebut menjadi miliknya, akan tetapi ia tertangkap Nini Sihir dan akhirnya
bersekutu dengan Nini Sihir untuk menghancurkan Bidadari Mayangsari da
Istana Awan Putih. Rio menempati fungsi subjek dan berusaha untuk
mendapatkan objek agar mereka terhindar dari Niat Jahat Nini Sihir. Fungsi-
fungsi aktan yang terdapat pada cerita Rio dan Cermin Ajaib dapat dilihat
pada skema di bawah ini.
Gambar 8
Skema Aktansial Seri Rio dan Cermin Ajaib
Dari skema aktan pada gambar 7, fungsi atau kedudukan masing-
masing aktan adalah sebagai berikut.
PENGIRIM (sender)
- Aska - Bidadari
PEMBANTU (helper)
- Kecerdikan Rio - Bola Kristal - Keberanian Rio - rasa Tanggung Jawab Rio - Tongkat Ajaib - Ratu Angin
SUBJEK (subject)
Rio
PENENTANG (opponent)
- Aska
OBJEK (object)
keselamatan Aska,
Tongkat Ajaib, Keselamatan Bidadari
PENERIMA (receiver) Bidadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2.5.1 Pengirim
Pengirim atau sender dalam cerita ini adalah keinginan Aska
untuk memiliki benda ajaib. Aska sangat ingin memiliki benda ajaib
atau benda istimewa seperti yang dimiliki Rio. Maka dari itu, setelah
ia melihat tongkat Bidadari dan mencobanya, Aska sangat senang
dengan hasilnya dan ingin memiliki tongkat ajaib tersebut. Setelah Rio
melarang perbuatannya, Aska kabur menuju Istana Awan Jingga.
Selain itu, kekhawatiran Bidadari Mayangsari terhadap tongkat
ajaibnya juga merupakan salah satu aktan pengirim. Bidadari khawatir
jika tongkat ajaibnya jatuh ke tangan Nini Sihir maka akan terjadi
sesuatu yang berbahaya, maka ia ingin agar tongkat ajaibnya kembali
ke tangannya. Keinginan Aska dan keinginan Bidadari inilah yang
menjadi aktan pengirim sekaligus penggerak cerita.
“Tidak! Kamu kan sudah punya kuda terbang dan
sekarang aku punya tongkat ajaib. Adil, kan?”
(Supangkat, 2006:7)
2.5.2 Objek
Objek (object) yang dicari dalam cerita ini ada tiga. Pertama,
keselamatan Aska. Walaupun Rio tidak begitu mengenal aska,
kepedulian Rio terhadap Aska membuat Rio memiliki kewajiban
untuk menolong aska dari Nini sihir yang jahat. Objek kedua adalah
tongkat ajaib. Bidadari sangat khawatir jika tongkatnya berada di
tanga Nini Sihir maka sesuatu yang buruk akan terjadi. Maka dari itu
ia ingin tongkatnya bisa ia dapatkan kembali. Objek ketiga adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
keselamatan Bidadari Mayangsari. Setelah Rio mengetahui Aska ingin
membantu Nini Sihir menyerang Istana Awan Putih, Rio memiliki
alasan untuk menyelamatkan Bidadari. Ketiga objek ini harus
didapatkan oleh subjek dengan susah payah karena objek pertama
menolak untuk diselamatkan. Walaupun begitu, niat Rio untuk
menyelamatkan Aska agar Aska tidak dicelakai Nini Sihir tidak pudar.
“Aduh, apa jadinya dia kalau menuju Istana Awan
Jingga dan ditangkap Nini Sihir? Aska pasti akan
dijadikan kurcacinya.”
“Dia akan dijadikan budak seperti saat saya ditawan
Nenek Sihir di Istana Awan Hitam dulu?” (Supangkat,
2006:14).
“Lepaskan, Rio! aku mau ke istanaku sendiri,” jawab
Aska sambil berusaha menendang Rio...” (Supangkat,
2006:37).
2.5.3 Subjek
Subjek (subject) dalam narasi ini adalah Rio. Sebagai aktan
penyelamat Ia bertugas untuk menyelamatkan objek dari kejahatan Nini
Sihir walaupun harus melewati rintangan yang berbahaya. Rio memakai
pengetahuan dan kecerdikannya dalam mendapatkan objek. Rio juga
tetap menolong Aska walaupun Aska tidak mau ditolong.
“Saya ingin tahu apa saja yang terjadi dengan Aska
melalui bola kristal. Saya yakin kita akan tahu banyak
hal lewat bola kristal itu,” (Supangkat, 2006:15).
“Untung tongkat ajaib yang dicarinya terlihat
jelastergeletak di tempat tidur Nini Sihir. Cepat-cepat
Rio mengambil dan menukarnya daengan tongkat palsu
yang sudah ia siapkan.” (Supangkat, 2006:28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2.5.4 Penolong
Penolong (helper) dalam cerita ini adalah aktan (sesuatu atau
seseorang) yang membantu atau mempermudah subjek dalam
mendapatkan Objek. Aktan yang menolong Rio untuk menyelamatkan
Biadadari yaitu Kecerdikan Rio, bola kristal, keberanian Rio, rasa
tanggung jawab Rio, tongkat ajaib, dan Ratu Angin. Melalui
kecerdikan, keberanian, dan rasa tanggung jawabnya, Rio
memanfaatkan benda-benda ajaib milik Nini Sihir untuk mengelabui
Nini dan Aska sehingga ia dan Bidadari bisa melancarkan rencana
untuk mengalahkan Nini dan menyelamatkan Aska. Riomemanfaatkan
bola kristal untuk memantau keadaan, menukar tongkat ajaib asli
dengan yang palsu, dan menggandakan dirinya melalui cermin ajaib.
Pertolongan juga datang dari Ratu Angin yang marah melihat perilaku
Nini dan Aska. Ia mendatangkan badai dahsyat ke Negeri Awan
kecuali Istana Awan Putih dan membuat seluruh Istana Awan Hitam,
Istana Awan Jingga, juga Istana Kabut hancur lenyap.
“Sesudah Istana Awan Hitam lenyap, giliran Istana
Kabut. Istana yang baru berumur berapa hari itu pun
akhirnya lenyap dalam sekejap. Da yang terakhir,
giliran Istana Awan Jingga. ...” (Supangkat, 2006:39).
2.5.5 Penentang
Penentang atau opponent adalah aktan (sesuatu atau seseorang)
yang menghalangi usaha subjek untuk mendapatkan objek. Dalam
serial ini, Aska merupakan aktan penentang. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari dalam cerita, Aska menolak Rio yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menjauhkannya dari Nini Sihir agar ia tidak celaka. Aska menolak
dengan kata-kata kasar, bahkan ia juga menendang Rio yang berusaha
memegangi ujung sapu terbangnya agar ia tidak mengikuti Nini Sihir.
“Lepaskan, Rio! aku mau ke istanaku sendiri,” jawab
aska sambil berusaha menendang Rio. namun
tendangannya tidak mengenai sasaran.” (Supangkat,
2006:37).
2.5.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan oleh subjek. Penerima dalam cerita
ini adalah Bidadari Mayangsari. Di tengah cerita, Rio berhasil
mendapatkan tongkat ajaib dan menukar tongkat ajaib yang asli
dengan ongkat ajaib yang palsu. Di akhir cerita, Rio berhasil
menyelaamtkan Bidadari Mayangsari dengan menggagalkan rencana
Nini Sihir, tetapi Rio tidak berhasil membuat Aska menjauhi Nini
Sihir. Aska tetap bersikeras tidak mau kembali menjadi baik, Ia tetap
akan mengikuti Nini Sihir yang sudah mengabulkan permohonannya.
Akhirnya Aska dan Nini Sihir menjadi burung hantu karena perbuatan
mereka sendiri.
“...Bersamaan dengan munculnya sayap di bahu
mereka, bentuk tubuh mereka pun berubah. Mereka
menyerupai burung dan tidak bisa bicara
lagi. ...“ (Supangkat, 2006:40).
2.6 Rangkuman
Serial Petualangan di Negeri Awan mengisahkan tentang petualangan
seorang anak yang bernama Rio di sebuah negeri yaitu Negeri Awan. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
keseluruhan, cerita ini selalu memakai tokoh Rio sebagai tokoh yang selalu
dimunculkan dalam cerita. Walaupun Rio tidak selalu menjadi peran utama
dalam cerita ini, Rio tetap dimunculkan dalam setiap cerita. Selain itu, Rio
juga digunakan sebagai penanda seri Petualangan di Negeri Awan. Pada
setiap seri buku akan dijumpai nama Rio pada bagian judulnya.
Dalam cerita ini ada tokoh lain yang mendampingi Rio. Para tokoh ini
tidak selalu muncul pada setiap seri, akan tetapi keberadaan mereka
membantu Rio dalam mengisi jalannya cerita, seperti Kakek Panji, Gaga,
Bima, dan juga Aska. Ada juga Bidadari Mayangsari yang selalu menolong
Rio. Lalu ada tokoh lain yaitu Nini dan Nenek Sihir yang selalu membuat
rencana jahat di setiap serial Petualangan di Negeri Awan.
Jika dilihat dari hasil analisis skema aktansial di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nama tokoh Rio yang digunakan sebagai judul di semua
seri buku Petualangan di Negeri Awan tidaklah selalu menjadi subjek dalam
setiap serial cerita. Hal tersebut dibuktikan dalam skema aktansial pada seri
kedua yang berjudul Rio dan Topi Ajaib. Seri ini menggunakan Kakek Panji
sebagai subjeknya. Pada seri ketiga dengan judul Rio dan Kereta Kaca, ada
tiga tokoh yang mengisi aktan subjek, yaitu Kakek Panji, Rio, dan Gaga.
Sementara itu ketiga seri lainnya yaitu serial pertama yang berjudul Rio dan
Kakek Kerdil, seri keempat yang berjudul Rio dan Bola Kristal, dan seri
kelima dengan judul Rio dan Cermin Ajaib, yang mengisi aktan subjek
adalah Rio.
Setiap seri cerita Petualangan di Negeri Awan memiliki beberapa
kesamaan yang terdapat pada aktan objek, aktan penolong, dan aktan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penentang. Aktan objek selalu terisi dengan misi penyelamatan seseorang
atau sesuatu. Walaupun tidak memfokuskan pada satu orang tertentu, aktan
objek selalu mencari keselamatan atau kebebasan seseorang. Pada aktan
penolong akan ditemukan satu tokoh yang selalu menjadi aktan yang
menolong subjek dalam mendapatkan objek, yaitu Bidadari Mayangsari. Hal
ini seperti menekankan bahwa sosok Bidadari memiliki kebaikan dan selalu
berada pada titik positif dalam semua keadaan. Yang terakhir aktan penentang
yang selalu diisi oleh penyihir, yaitu Nenek Sihir atau Nini Sihir. Hal ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa penyihir adalah sosok yang berada di
titik negatif dan melakukan hal-hal yang buruk, berbeda dengan sifat Bidadari
yang baik hati.
Secara keseluruhan Pola cerita Serial Petualangan di Negeri Awan
memiliki kesamaan pada setiap seri ceritanya. Serial ini juga memiliki
kesamaan pada setiap akhir cerita, yaitu memiliki akhir yang bahagia. Pada
bagian akhir cerita, subjek dapat mencapai objek dan mengalahkan penentang.
Melalui kajian skema aktansial ini, dapat disimpulkan bahwa fungsi
masing-masing aktan sudah terlihat. Untuk memahami lebih mendalam fungsi
aktan dalam komposisi cerita, maka serial Petualangan di Negeri Awan ini
akan dikaji lebih lanjut menggunakan struktur fungsional di dalam Bab III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL
SERIAL PETUALANGAN DI NEGERI AWAN
Struktur fungsional bertujuan untuk menguraikan peran subjek dalam
rangka melaksanakan tugas dari pengirim yang terdapat pada aktan. Struktur
fungsional dibagi menjadi tiga bagian, yaitu situasi awal, transformasi, dan situasi
akhir (Taum, 2011:146).
Berikut ini hasil analisis struktur fungsional Serial Petualangan di Negeri
Awan.
3.1 Struktur Fungsional Seri Rio dan Kakek Kerdil
Stuktur fungsional bertujuan untuk menguraikan peran subjek dalam
melaksanakan tugas dari pengirim untuk mendapatkan objek. Pada seri Rio
dan Kakek Kerdil ini Rio mencari objek karena ingin membebaskan diri dan
secara tidak langsung Rio berusaha untuk tidak mewujudkan keinginan si
pengirim. Setelah situasi-situasi pada cerita ini dicermati, maka akan terlihat
tahap-tahap situasi yang menunjukkan peran subjek ketika harus
mendapatkan objek. Berikut ini tahap-tahap situasi ketika pada seri Rio dan
Kakek Kerdil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 9
Struktur Fungsional Seri Rio dan Kakek Kerdil
I II III
Situasi Awal
Transformasi
Situasi
Akhir Tahap Uji
Kecakapan Tahap Utama
Tahap
Kegemilangan
- Keberadaan
Nenek Sihir
- Nenek Sihir
menculik
Rio
- Percobaan
pelarian
Rio yang
gagal
- Percobaan
pelarian Rio
dan Kakek
Panji
- Rio dan Kakek
Panji berhasil
kabur dari
Nenek Sihir
dan bertemu
Bidadari
Mayangsari
- Rio dan
Kakek
Panji
pulang ke
rumah
Jika dilihat dari bagan di atas (lihat gambar 9), maka penjelasan dari
struktur fungsional Rio dan Kakek kerdil adalah sebagai berikut.
3.1.1 Situasi Awal
Cerita dimulai dengan menggambarkan keberadaan seorang tokoh
yaitu Nenek Sihir yang suka menculik anak nakal. Ia menculik seorang
anak bernama Rio dan membawa anak itu ke istana untuk dijadikan
budak.
3.1.2 Transformasi
Pada tahap transformasi pertama atau tahap uji kecakapan, Rio
bertemu dengan Kakek Kerdil yang bernama Kakek Panji. Kakek Panji
sudah lebih dulu menjadi budak di Istana Awan Hitam, pernah berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kabur dengan bantuan Bidadari, tetapi diculik lagi karena nakal dan
Bidadari tidak mau menolongnya lagi. Rio mencoba untuk melarikan
diri, tetapi ketahuan dan dicambuki. Melihat hal itu Kakek Panji merasa
iba, dan akhirnya membantu Rio melarikan diri karena ia sudah tahu
cara melarikan diri dari Istana Awan Hitam. Tahap ini merupakan tahap
percobaan pelarian yang dilakukan oleh Rio namun gagal. Kegagalan
Rio dikarenakan adanya Raksasa Awan yang mematuhi perintah Nenek
Sihir.
Pada tahap utama dijelaskan bahwa kekompakan dari Rio dan
Kakek Panji membuahkan hasil. Rio bekerja keras dan tidak
menimbulkan masalah dalam bersih-bersih membuat Nenek Sihir
tertidur dan Kakek Panji berhasil mengambil permadani terbang untuk
kabur.
Lalu tahap kegemilangan menggambarkan usaha subjek dalam
mendapatkan objek dengan bantuan dari aktan penolong. Kakek Panji
menggunakan kekuatan Raksasa Awan untuk menghalangi Nenek Sihir.
Walaupun Nenek Sihir berhasil mengaitkan kail pancingnya ke
permadani untuk membuat Rio dan Kakek jatuh, tapi berkat Raksasa
Awan Rio yang jatuh dapat diselamatkan. Sementara itu Nenek Sihir
jatuh berkat refleks dari raksasa yang kaget karena mata kail yang
dilemparkan Nenek Sihir menancap di ujung jari raksasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3.1.3 Situasi Akhir
Situasi akhir menggambarkan keberhasilan Rio dan Kakek Panji
menuju Istana Awan Putih dan bertemu Bidadari Mayangsari. Konflik
sudah berakhir dan Bidadari juga mengabulkan permohonan Rio untuk
memulangkan Rio dan juga Kakek Panji ke Bumi.
3.2 Struktur Fungsional Seri Rio dan Topi Ajaib
Pada seri Rio dan Topi Ajaib ini Kakek Panji ingin mencapai objek karena
ingin membebaskan Doni, Cici, dan Beti dari perangkap Nenek Sihir dan
secara tidak langsung Kakek Panji berusaha untuk tidak mewujudkan
keinginan si pengirim, yaitu menginginkan Doni, Cici, dan Beti agar menjadi
budaknya. Setelah situasi-situasi pada cerita ini dicermati, maka akan terlihat
tahap-tahap situasi yang menunjukkan peran subjek ketika harus
mendapatkan objek. Berikut ini tahap-tahap situasi ketika pada seri Rio dan
Topi Ajaib.
Gambar 10
Struktur Fungsional Seri Rio dan Topi Ajaib
I II III
Situasi Awal
Transformasi
Situasi Akhir Tahap Uji
Kecakapan Tahap Utama
Tahap
Kegemilanga
n
Keharmonis-
an di Bumi
karena
adanya
Kakek Panji
yang
Nenek Sihir
menangkap
Doni, Beti,
dan Cici dan
menjadikan
mereka
- Cici kabur ke
bumi
- Kakek Panji
menyusun
rencana
untuk
Kakek Panji
mengalah-
kan Nenek
Sihir dan
menyelamat-
kan Doni,
- Nenek Sihir
kembali ke
Istana Awan
Hitam
- Bumi kembali
harmonis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
menasehati
anak-anak
sehingga
tidak ada
anak yang
bisa diculik
Nenek Sihir
binatang
peliharaan di
istana tepi
hutan
mengalah-
kan Nenek
Sihir
mengguna-
kan topi ajaib
Beti, dan
Cici.
- Gaga iri dan
mencuri topi
ajaib
- Nenek Sihir
datang dan
menculik Gaga
Jika dilihat dari bagan di atas (lihat gambar 10), maka penjelasan dari struktur
fungsional Rio dan Topi Ajaib adalah sebagai berikut.
3.2.1 Situasi Awal
Cerita dimulai dengan menggambarkan keberadaan keindahan
Bumi yang sudah sejak lama tidak dirasakan oleh Kakek Panji karena
selama ini ia terkurung di Istana Awan Hita milik Nenek Sihir. Situasi
awal ini hanya menggambarkan betapa harmonis dan seimbangnya
keadaan di Bumi karena Kakek Panji selalu memberi nasihat kepada
anak-anak agar mereka tidak berperilaku jahat. Keberadaan Kakek
Panji inilah yang menjadi alasan tidak adanya gangguan dari Nenek
Sihir yang suka menculik anak nakal, karena Nenek Sihir tidak bisa
menculik anak yang baik. Setelah Kakek Panji pergi dari istananya,
Nenek Sihir tidak lagi mempunyai budak atau seseorang yang
mengerjakan pekerjaan membersihkan istana. Maka dari itu Nenek
Sihir harus membersihkan istananya sendirian. Hal itu membuatnya
kelelahan dan sakit-sakitan. Kondisi inilah yang membuat Nenek Sihir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
ingin menculik anak-anak. Ia berusaha menangkap anak-anak dengan
berbagai cara agar ia mempunyai budak lagi.
3.2.2 Transformasi
Pada tahap transformasi pertama atau tahap uji kecakapan,
keseimbangan mulai goyah ketika Nenek Sihir beruapa membuat tiga
orang anak kecil memasuki area istananya. Karena tidak bisa
menculik anak baik, ia menjebak anak-anak dengan segala cara, kali
ini ia menggunakan kupu-kupu. Setelah mendapatkan ana-anak itu,
Nenek Sihir berniat menjadikan mereka sebagai budak. Akan tetapi,
mereka menangis terus menerus dan membuat Nenek Sihir kesal.
Akhirnya mereka diubah menjadi hewan. Doni diubah menjadi
keledai dungu dan bertugas mengangkut kayu dan makana dari hutan.
Cici diubah menjadi burung gagak dan Beti diubah mnejadi kucing
jinak. Ketiga saudara itupun tidak bisa saling berkomunikasi lagi.
Pada tahap utama dijelaskan bahwa Cici yang diubah menjadi
Gagak bisa melarikan diri dari istana karena dia bisa terbang. Cici
bertemu dengan Kakek Panji yang bisa mendengar tangisannya berkat
topi ajaib. Lalu ia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada
Kakek Panji. Rio yang juga mendengar kisah Cici sangat bersemangat
untuk menolong Cici dan kedua saudaranya. Setelah itu mereka
menyusun rencana untuk membebaskan Doni, Beti, dan juga Cici dari
Nenek Sihir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lalu tahap kegemilangan menggambarkan usaha subjek dalam
mendapatkan objek dengan bantuan dari aktan penolong. Kakek Panji
menggunakan kekuatan topi ajaib untuk mengubah Cici, Doni, dan
juga Beti kembali menjadi manusia. Selain itu Kakek Panji mengubah
Harimau menjadi kucing, Elang menjadi gagak, dan Kuda liar menjadi
Keledai menggantikan Beti, Cici, dan Doni. Setelah mengganti posisi
ketiga saudara itu, mereka semua kembali ke rumah dan menyatakan
bahwa misi untuk membebaska Doni, Beti, dan Cici sudah berhasil.
Mereka hanya menunggu reaksi Nenek Sihir yang akan kebingungan
dengan hewan peliharaannya yang baru.
3.2.3 Situasi Akhir
Situasi akhir menggambarkan keberhasilan Kakek Panji dalam
membebaskan Doni, Beti, dan Cici. Akan tetapi cerita masih belum
selesai. Rasa iri yang dimiliki Gaga membuatnya menjadi pencuri.
Gaga mencuri topi ajaib milik Kakek Panji dan menukar topi yang asli
dengan topi palsu buatannya. Ia memamerkan kekuatan topi ajaib
dengan mengubah seseorang menjadi hewan dan mengembalikan
wujudnya seperti semula dan mengancam orang lain agar tidak
melawannya. Perbuatan itu diketahui Nenek sihir, dan akhirnya Nenek
Sihir menculik Gaga. Akhir cerita pada serial ini berbeda dengan
keempat serial lainnya yang memiliki akhir bahagia atau akhir cerita
dengan penyelesaian konflik. Akhir dari cerita ini menggambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
adanya konflik baru yang sedang terjadi, dan cerita berakhir begitu saja
tanpa adanya penyelesaian konflik.
3.3 Struktur Fungsional Seri Rio dan Kereta Kaca
Pada seri Rio dan Kereta Kaca ini Kakek Panji mencari objek karena ingin
membebaskan Gaga dan secara tidak langsung Kakek Panji berusaha untuk
tidak mewujudkan keinginan si pengirim. Begitu juga Rio dan Gaga sebagai
subjek kedua. Mereka berdua berusaha untuk membebaskan Kakek Panji
yang tertangkap oleh Nenek Sihir dan secara tidak langsung Rio dan Gaga
berusaha untuk tidak mewujudkan keinginan Nenek Sihir sebagai pengirim.
Setelah situasi-situasi pada cerita ini dicermati, maka akan terlihat tahap-
tahap situasi yang menunjukkan peran subjek ketika harus mendapatkan
objek. Berikut ini tahap-tahap situasi ketika pada seri Rio dan Kereta Kaca.
Gambar 11
Struktur Fungsional Seri Rio dan Kereta Kaca
I II III
Situasi Awal
Transformasi
Situasi Akhir Tahap Uji
Kecakapan Tahap Utama
Tahap
Kegemilangan
- Gaga diculik
dan dijadikan
budak Nenek
Sihir.
- Gaga turun
ke Bumi dan
menjelaskan
keadaannya
kepada Rio
dan Kakek
Panji.
Kakek Panji
meggantikan
Gaga yang
harus
kembali ke
Istana Awan
Hitam
Kekompakan
Rio, Gaga,
dan Bidadari
Mayangsari
dalam
menyelamat-
kan Kakek
Panji
Keberhasilan
Rio, Gaga dan
Bidadari dalam
menyelamat-
kan Kakek
Panji dan
mengalahkan
Nenek Sihir
- Nenek Sihir
menjadi
Kelelawar
- Keharmoni
san Istana
Awan Putih
karena misi
penyelamat
an berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Jika dilihat dari bagan struktur fungsional di atas (lihat gambar 11),
penjelasan dari struktur fungsional Rio dan Kereta Kaca adalah sebagai berikut.
3.3.1 Situasi Awal
Situasi awal cerita menggambarkan keadaan Gaga yang sudah
berada di Istana Awan Hitam karena diculik Nenek Sihir. Karena takut
dihukum, Gaga mematuhi semua perkataan Nenek Sihir termasuk
membantu Nenek Sihir untuk menculik Rio agar mendapatkan topi
ajaib dan Kakek Panji yang dulu menjadi budaknya. Hal ini
membuktikan bahwa cerita ini berbeda dengan cerita pada umumnya
yang mengisahkan keharmonisan sebuah kehidupan karena dimulai
dengan adanya gangguan dan ketidakharmonisan hidup.
3.3.2 Transformasi
Tahap transformasi dimulai dengan adanya tahap uji kecakapan.
Gaga yang menyetujui rencana Nenek Sihir sudah diubah menyerupai
Kakek Panji lalu turun ke Bumi dan menceritakan segalanya kepada
Rio dan Kakek Panji. Mendengar hal tersebut, Kakek Panji membuat
rencana untuk menggantikan Gaga kembali ke Istana Awan Hitam dan
mencari rahasia bagaimana cara mengembalikan wujud Gaga. Kakek
Panji melakukan segala cara agar ia dapat segera mengubah Gaga
kembali seperti semula. Di situasi inilah ia sebagai objek menemukan
kesulitan karena bertemu dengan penentang yaitu Nenek Sihir yang
sudah mengetahui bahwa yang sedang bersamanya adalah Kakek Panji,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Bukan Gaga. Setelah dibohongi pun Nenek Sihir tetap senang dan tidak
peduli dengan Gaga lagi karena Kakek Panji kembali menjadi budaknya.
Hal ini membuat Kakek Panji tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa
menunggu Rio menyelamatkan dirinya.
Pada tahap utama, subjek dibantu dengan aktan penolong yaitu
Rio dan Gaga yang berinisiatif meminta bantuan kepada Bidadari.
Mereka juga mendapat pertolongan dari topi ajaib milik Nenek Sihir
yang sengaja ditinggalkan Kakek Panji jika sewaktu-waktu mereka
butuh bantuan. Kedatangan Rio ke Istana Awan Putih membuahkan
hasil, Gaga kembali ke wujudnya semula dan mereka membuat kereta
kaca untuk menjemput Kakek Panji di Istana Awan Hitam. Setelah
kereta kaca berhasil digambar dan diubah menjadi nyata, para aktan
penolong ini menuju Istana Nenek Sihir untuk menyelamatkan Kakek
Panji.
Tahap kegemilangan dapat diraih dengan mudah karena tidak
adanya perlawanan dari Nenek Sihir. Melihat sinar terang dari baju
Bidadari Mayangsari, Nenek Sihir merasa sangat silau dan matanya
sangat sakit, maka dari itu ia langsung kabur menggunakan permadani
sampai menjatuhkan tongkatnya karena tidak bisa fokus dan tidak bisa
melihat dengan jelas. Nenek Sihir sempat kembali untuk mengambil
tongkatnya yang berada di tanga Kakek Panji, tetapi tongkat itu
langsung dipatahkan dan membuat semua kekuatan Nenek Sihir hilang.
Nenek Sihir yang jatuh ditolong Bidadari dengan memberikan sayap,
tetapi Nenek Sihir berubah menjadi Kelelawar lalu pergi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.3.3 Situasi Akhir
Situasi akhir pada cerita ini menggambarkan kehidupan yang
damai setelah berubahnya Nenek Sihir menjadi Kelelawar. Mereka
kembali ke Istana Awan Putih dengan selamat. Setelah diberi petuah,
Rio, Gaga, dan Kakek Panji pulang ke Bumi melewati jembatan pelangi.
Hal ini membuktikan bahwa subjek berhasil mendapatkan objek dengan
bantuan para aktan penolong.
3.4 Struktur Fungsional Seri Rio dan Bola Kristal
Pada seri Rio dan Bola Kristal ini Rio ingin mencapai objek karena ingin
mewujudkan karsa dari pengirim yaitu menjaga Istana Awan Putih, selain itu
Rio juga ingin agar Bidadari selamat dari rencana jahat Nini Sihir. Setelah
situasi-situasi pada cerita ini dicermati, maka akan terlihat tahap-tahap situasi
yang menunjukkan peran subjek ketika harus mendapatkan objek. Berikut ini
tahap-tahap situasi ketika pada seri Rio dan Bola Kristal.
Gambar 11
Struktur Fungsional Seri Rio dan Bola Kristal
I II III
Situasi Awal
Transformasi
Situasi Akhir Tahap Uji
Kecakapan Tahap Utama
Tahap
Kegemilan
gan
- Rio, Gaga,
dan Kakek
Panji
menikmati
keindahan
Istana
Awan Putih
yang
- Rio tidak
bisa
kembali ke
Istana
Awan Putih
dan
mengetahui
rencana
Rio berusaha
memanfaat-
kan keadaan
untuk bebas
dari Nenek
Sihir dan
Menolong
Bidadari
Rio
berhasil
menggagal
kan
rencana
Nini sihir.
Rio
mendapatkan
kuda terbang
dari bidadari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menjadi
berwarna,
dan mereka
menjaga
istana
karena
Bidadari
Pergi.
- Rio dan
Gaga
mengunjun
gi Istana
awan Hitam
dan
menemuka
bola kristal.
Nini Sihir
lewat bola
kristal
Jika dilihat dari bagan di atas (lihat gambar 12), penjelasan dari struktur
fungsional Rio dan Bola Kristal adalah sebagai berikut.
3.4.1 Situasi Awal
Situasi Awal menggambarkan kedamaian di Istana Awan Putih
dan juga Bumi. Tidak ada gangguan apapun, kehidupan masih dalam
situasi yang harmonis. Akan tetapi Bidadari Mayangsari bosan dengan
keadaan istananya. Ia membayangkan istanaya penuh warna, dan
kemudian istana berubah sesuai bayangannya. Karena senang, Bidadari
Mayangsari mengundang Rio, Gaga, dan Kakek Panji untuk menikmati
pemandanga istananya lalu meminta mereka untuk tinggal dan menjaga
Istana Awan Putih karena ia harus pergi ke Negeri Angin selama satu
minggu. Setelah kepergian Bidadari, Rio dan Gaga mengunjungi Istana
Awan Hitam yang tidak berpenghuni karena Nenek Sihir berubah
menjadi kelelawar. Di sana Rio menemukan bola kristal. Ketika mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berdua kembali menuju Istana Awan Putih, Rajawali milik Bidadari
keluar dan mencengkram Rio lalu membawa Rio kembali ke Istana
Awan Hitam karena Rio membawa bola kristal milik Nenek Sihir.
Perbuatan Rio inilah yang mengganggu keseimbangan (harmoni).
3.4.2 Transformasi
Tahap transformasi pertama adalah uji kecakapan. Dalam tahap
uji kecakapan ini Rio masih belum mengetahui apa yang terjadi.
Kemudian Rio menggosok bola kristal itu dan keluarlah Raksasa
Awan yang dikurung di dalam bola kristal. Setelah mendengar cerita
Raksasa Awan, Rio mencoba masuk ke dalam bola kristal dan tidak
sengaja mendengar rencana Nini Sihir yang ingin menyerang Istana
Awan Putih dan menghancurkan Bidadari Mayangsari. Mengetahui
hal itu, Rio berusaha untuk menyelamatkan Istana dan Bidadari.
Pada tahap utama misi penyelamatan Bidadari Mayangsari dan
istananya, Rio bertemu dengan penolong dan penentangnya untuk
mendapatkan objek. Rio meminta bantuan Raksasa Awan yang
kemudian menolong Rio agar dapat kembali ke Istana Awan Putih
dengan menggunakan gelembung awan. Akan tetapi di tengah
perjalanan Rio tertangkap oleh Nini Sihir yang menjadi aktan
penentang. Nini membawa Rio ke Istana Awan Jingga untuk dijadikan
budak. Di tempat itu Rio berpura-pura tidak mengenal Bidadari
Mayangsari dan berusaha memanfaatkan keadaan untuk dapat keluar
dan menolong Bidadari. Rio belajar naik sapu terbang dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mengetahui rahasia cermin ajaib. Pada hari penyerangan Rio
berangkat lebih dulu untuk melihat apakah silau cahaya istana masih
ada, sesuai permintaan Nini Sihir.
Pada tahap transformasi ketiga atau tahap kegemilangan, Rio
berhasil mengalahkan penentang atau Nini Sihir dengan bantuan
penolong yaitu Bidadari Mayangsari. Ketika mendapatkan
kesempatan untuk melancarkan aksinya Rio menjatuhkan diri dan
berteriak meminta tolong. Nini Sihir mengira Rio diserang, sementara
Bidadari Mayangsari cepat-cepat menolong Rio. Setelah itu, Rio
meminta Bidadari untuk segera mengembalikan kilau istana karena
Nini Sihir sedang menuju ke Istana. Bidadari mengabulkan
permintaan Rio. Ia mengembalikan kilau istana dan membuat mata
Nini Sihir sakit karena kesilauan, lalu Nini Sihir pun pergi.
3.4.3 Situasi Akhir
Situasi akhir menggambarkan kondisi istana yang damai.
Bidadari tidak memarahi Rio, ia bersyukur karena berkat kepergian
Rio ke Istana Awan Hitam mereka bisa mencegah rencana jahat Nini
Sihir. Bidadari bahkan memberikan kuda terbang kepada Rio sebagai
ucapan terimakasih. Pada situasi ini, kehidupan kembali pada
keseimbangannya karena konflik sudah selesai dan subjek berhasil
mendapatkan objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3.5 Struktur Fungsional Seri Rio dan Cermin Ajaib
Pada seri Rio dan Cermin Ajaib ini Rio mencari objek karena ingin
membebaskan Aska dari Nenek Sihir yang jahat dan ingin mewujudkan
keinginan pengirim kedua yaitu Bidadari Mayangsari yang ingin agar tongkat
sihirnya kembali. Setelah situasi-situasi pada cerita ini dicermati, maka akan
terlihat tahap-tahap situasi yang menunjukkan peran subjek ketika harus
mendapatkan objek. Berikut ini tahap-tahap situasi ketika pada seri Rio dan
Cermin Ajaib.
Gambar 13
Struktur Fungsional Seri Rio dan Cermin Ajaib
I II III
Situasi Awal
Transformasi
Situasi
Akhir Tahap Uji
Kecakapan Tahap Utama
Tahap
Kegemilangan
Keharmonis-
an bumi
dengan
adanya
perbuatan
tolong-
menolong
- Pencurian
tongkat ajaib
yang
dilakukan oleh
Aska.
- Nini dan Aska
membuat
rencana untuk
menyerang
Istana Awan
Putih
- Kekompak-
an Rio dan
Bidadari
untuk
menggagal
kan rencana
Nini Sihir
- Keberhasilan
Rio dan
Bidadari
menggagal-
kan rencana
Nini Sihir
- Rio tidak bisa
menyelamat-
kan Aska dari
Nini Sihir
Nini Sihir
dan Aska
berubah
menjadi
Kelelawar
Jika dilihat dari bagan di atas (lihat gambar 13), penjelasan dari struktur
fungsional Rio dan Cermin Ajaib adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3.5.1 Situasi Awal
Situasi awal menggambarkan kehidupan yang tenang tanpa
gangguan apapun. Hingga suatu sore Aska melihat Nini Sihir
berkeliaran di Bumi ketika ia sedang membantu Rio memandikan
Taruna. Mendengar kabar itu Rio ingin memberitahu kepada Bidadari.
akhirnya Rio dan Aska pergi ke Istana Awan Putih dan memberitahu
Bidadari. ketika Bidadari menggunakan tongkat ajaibnya untuk
membuat tempat tidur, Aska terpesona. Ia menginginkan tongkat ajaib
itu. Saat bidadari lengah dan pergi, Aska mengambil tongkat itu dan
mencoba sendiri. Setelah Rio melarangnya Aska membuat kereta dan
kabur menuju Istana Awan Jingga. Keinginan dan perbuatan Aska
inilah yang membuat keseimbangan terganggu. Rio merasa sangat
menyesal dan Bidadari juga khawatir karena akan sangat berbahaya jika
tongkat itu berada di tangan Nini Sihir.
3.5.2 Transformasi
Tahap transformasi yang pertama adalah uji kecakapan. Pada
tahap ini, Aska ditangkap Nini dan dijadikan budak. Aska dijanjikan
akan dibuatkan Istana Kabut dan tongkat bidadari bisa menjadi
miliknya dengan syarat Aska harus membantu Nini untuk
menghancurkan Bidadari Mayangsari. Aska menyanggupinya. Di sisi
lain, Rio melihat kondisi Aska melalui bola kristal yang berada di
Istana Awan Hitam dan ia mengetahui rencana Nini Sihir. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengetahui rencana tersebut Rio membuat strategi bersama Bidadari
untuk menggagalkan reancana Nini Sihir.
Pada tahap utama transformasi, Rio menggunakan akal dan
kecerdikannya untuk membuat Aska dan Nini Sihir masuk ke
perangkapnya. Kecerdikan dan keberanian Rio lah yang menjadi aktan
penolong. Rio memberanikan diri masuk ke Istana Awan Jingga untuk
menukar tongkat ajaib asli dengan yang palsu, selain itu ia
menggandakan diri menggunakan cermin ajaib untuk mengelabui Nini
dan juga Aska, lalu Rio kembali ke Istana Awan Putih. Merasa
dibodohi, Aska dan Nini melakukan penyerangan ke Istana Awan Putih.
Rio dan Bidadari mengabulkan permintaan Aska yang meninginkan
kilau istana hilang. Setelah kilau istana hilang, Aska dan Nini
memasuki istana dan bidadari dengan cepat mengembalikan kilau istana
dan membuat mata Aska dan Nini sakit.
Pada tahap kegemilangan, Rio dan Bidadari berhasil membuat
Nini Sihir pergi. Ketika Aska akan kabur, Rio berhasil memegang
ujung sapu terbang yang dinaiki Aska dan meminta Aska menjauhi Nini.
Akan tetapi Aska menolak permintaan Rio karena ia ingin mendapatkan
tongkat sihir
dan Istana Kabut dari Nini. Setelah itu Aska berhasil kabur
bersama Nini. Ratu Angin yang marah melihat perilaku Aska dan Nini
Sihir menghembuskan badai dahsyat yang kemudian menghancurkan
Istana Awan Hitam, Istana Kabut, dan juga Istana Awan Jingga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3.5.3 Situasi Akhir
Pada situasi akhir, tidak digambarkan dengan jelas seperti apa
keadaan Rio dan juga Bidadari. Akhir cerita ini hanya fokus kepada
Aska dan Nini yang jatuh dan ditolong oleh Bidadari. Bidadari
memberikan sayap kepada mereka, tetapi Aska dan Nini Sihir berubah
menjadi burung hantu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada seri ini
subjek hanya berhasil mendapatkan satu objek yaitu keselamatan
Bidadari, sementara objek kedua atau keselamatan Aska tidak dapat
diraih karena Aska menolak untuk ditolong oleh Rio.
3.6 Rangkuman
Cerita Petualangan di Negeri Awan ini memiliki alur yang berhubungan
pada setiap serinya. Seri satu dengan seri lainnya memiliki keterkaitan
sehingga menghasilkan cerita yang kompleks. Ditilik dari struktur
fungsionalnya, setiap cerita Petualangan di Negeri Awan memiliki tiga situasi
yang lengkap, yaitu situasi awal, tahap transformasi, dan situasi akhir. Ketiga
situasi pada setiap serial menggambarkan masing-masing peran subjek dalam
mendapatkan objek.
Kelima seri Petualangan di Negeri Awan ini masing-masing memiliki
situasi awal dan situasi akhir yang berbeda. Tidak semua cerita diawali
dengan keadaan yang harmonis dan tidak juga diakhiri dengan cerita yang
manis. Hal ini dibuktikan dengan seri kedua yang berjudul Rio dan Topi
Ajaib. Serial ini berbeda dengan serial lainnya karena ketika permasalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sudah diselesaikan, muncul permasalah baru dan cerita berakhir tepat ketika
permasalahan baru tersebut muncul. Berbeda dengan keempat seri lain yang
berakhir dengan selesainya konflik dan situasi kembali stabil seperti semula.
Tidak adanya penyelesaian konflik yang baru muncul pada seri kedua ini
ternyata dikarenakan cerita berlanjut di seri ketiga yang berjudul Rio dan
Kereta Kaca. Hal ini juga membuat serial ketiga berbeda dengan seri lainnya
karena memiliki situasi awal yang langsung menuju ke permasalahan cerita.
Perbedaan ini tidak mempengaruhi bagian tahap transformasi yang
menguraikan bagaimana cara subjek dalam mendapatkan objek.
Melalui kajian struktur fungsional pada Bab III ini, terlihat bahwa situasi
yang ditimbulkan pada setiap alur cerita sudah tampak jelas dalam
menguraikan bagaimana peran subjek ketika melaksanakan tugasnya untuk
mendapatkan objek. Selanjutnya, untuk memahami makna semantik yang
terdapat pada serial Petualangan di Negeri Awan, cerita ini akan dikaji tiga
poros semantiknya di dalam Bab IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB IV
POROS SEMANTIK
SERIAL PETUALANGAN DI NEGERI AWAN
Dalam teori A.J. Greimas, tataran diskursif meliputi tiga poros semantik
yang berusaha mengungkapkan makna pada cerita. Tiga poros sematik ini
meliputi poros komunikasi, poros pencarian, dan poros kekuatan (Panuju,
2017:18)
Ketiga poros semantik pada serial Petualangan di Negeri Awan ini bisa
didapatkan setelah penulis menganalisis struktur fungsionalnya. Pada poros
pencarian dapat dilihat tujuan yang ingin dicapai oleh subjek. Pada poros
Kekuatan dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kekuatan penolong lebih
mendomiasi sehingga penolong menang dan dapat membantu subjek
mendapatkan objek. Lalu pada poros komunikasi dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan keinginan dari si pengirim tidak terpenuhi. Berikut ini adalah hasil
analisis ketiga poros semantik yang terdapat dalam serial Petualangan di Negeri
Awan dalam bentuk tabel.
Gambar 14
Tabel Poros Semantik serial Petualangan di Negeri Awan
Seri Poros Pencarian Poros Kekuatan Poros Komunikasi
Rio dan Kakek
Kerdil Kebebasan Rio
Penolong Kuat
Penentang Lemah
Keinginan
Pengirim tidak
terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Rio dan Topi
Ajaib
Kebebasan Doni,
Beti, dan Cici
Penolong Kuat
Tidak ada
penentang
Keinginan
Pengirim tidak
terpenuhi
Rio dan Kereta
Kaca
Perubahan wujud
Gaga dan
Kebebasan Kakek
Panji
Penolong Kuat
Penentang Lemah
Keinginan
Pengirim tidak
terpenuhi
Rio dan Bola
Kristal
Menjaga Istana
Awan Putih dan
keselamatan
Bidadari
Penolong Kuat
Penentang Lemah
Keinginan
Pengirim
terpenuhi
Rio dan Cermin
Ajaib
Keselamatan Aska
dan keselamatan
Bidadari
Penolong Kuat
Penentang Lemah
- Keinginan Aska
tidak terpenuhi
- Keinginan
Bidadari
terpenuhi
Berdasarkan tabel diatas, penjelasan ketiga poros semantik pada serial
Petualangan di Negeri Awan adalah sebagai berikut.
4.1 Poros Pencarian
Poros Pencarian memfokuskan dua aktan yaitu aktan subjek dan aktan
objek. Poros ini menjelaskan bagian objek yang diperjuangkan oleh subjek
dan apakah ada perpsektif tertentu yang ingin diperlihatkan oleh penulis
cerita. Berikut ini penjelasan analisis poros pencarian pada serial Petualangan
di Negeri Awan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.1.1 Poros Pencarian Seri Rio dan Kakek Kerdil
Aktan yang berada di dalam poros ini menjelaskan salah satu
bentuk kehidupan yang berada di Negeri Awan, yaitu kehidupan milik
Nenek Sihir yang berbeda dengan kehidupan di Bumi. Nenek Sihir
memiliki keinginan yang cukup aneh, yaitu menculik anak-anak yang
nakal dan menjadikan mereka budak di istananya. Selain itu tidak
dijelaskan apakah penghuni Negeri Awan juga memakan sesuatu agar
mereka tetap hidup, akan tetapi cerita ini sedikit memunculkan bentuk
makanan yang harus di makan Rio dan Kakek Panji sebagai manusia
Bumi. Mereka berdua harus makan gumpalan awan yang berbentuk
makanan, berbeda dengan makanan Bumi yang memiliki bentuk yang
nyata dan kaya akan rasa. Kehidupan yang dimiliki Nenek Sihir ini pun
cukup keras. Hal ini dibuktikan dengan adanya hukuman cambuk yang
diberikan Nenek Sihir kepada budaknya yang melakukan kesalahan.
Cara hidup yang diterapkan oleh Nenek Sihir membuat Rio
sebagai anak kecil yang berasal dari Bumi sangat ketakutan. Ia
mencoba untuk melarikan diri karena tidak ingin menjalani hidup yang
seperti itu. Ketika ia ditempatkan di kamar yang gelap, Rio sangat
ketakutan. Di dalam kamar itupun semua perabotan terabuat dari awan
hitam. Ia membayangkan nyamannya tinggal bersama keluarganya
dengan suasana yang hangat, makan makanan yang enak, tidur di kasur
yang empuk dan berselimutkan selimut yang hangat, sangat berbeda
dengan yang ada di Istana Awan Hitam. Alasan-alasan inilah yang
membuat Rio ingin melarikan diri, begitu juga Kakek Panji ketika ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
masih kecil. Kakek Panji yang iba melihat kesedihan Rio berusaha
untuk menghibur dan berupaya untuk membantu Rio melarikan diri dari
lingkaran kehidupan Nenek Sihir. Upaya-upaya yang dilakukan Rio
tidak selalu membuahkan hasil yang baik karena ketika gagal ia harus
rela dipukuli dan dicambuki oleh Nenek Sihir. Hal ini berbeda dengan
kehidupan yang ada di Bumi. Hal ini dibuktikan ketika Rio teringat
kedua orang tuanya yang tidak pernah memukuli dirinya meskipun ia
berbuat nakal. Kedua orang tuanya tidak memberi hukuman fisik
seperti yang dilakukan Nenek Sihir karena hal itu merupakan sebuah
kekerasan dan tidak boleh dilakukan kepada anak-anak karena akan
menimbulkan efek trauma kepada anak-anak.
4.1.2 Poros Pencarian Seri Rio dan Topi Ajaib
Aktan-aktan yang berperan pada poros pencarian ini tidak
memiliki hubungan erat satu sama lain, akan tetapi aktan-aktan ini
membuktikan bahwa manusia memiliki rasa peduli yang sangat tinggi
terhadap orang lain walaupun tidak mengenal pribadi orang tersebut
dengan baik. Hal tersebut dijelaskan pada bagian cerita ketika Kakek
Panji mulai mendengar suara Cici yang sedang menangis, sedangkan
anak-anak lain tidak mendengarnya. Suara tangisan Cici membuatnya
terusik dan membuatnya ingin mengetahui hal yang sedang terjadi.
Setelah Cici bercerita, Kakek Panji merasa kasihan dan ingin
menolongnya. Begitu pula dengan Rio dan teman-temannya. Mereka
berempati kepada Cici dan berencana untuk menolong Cici.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kepedulian inilah yang akhirnya membawa mereka ke dalam
rencana pembebasan kedua saudara Cici yang masih berada di istana
Nenek Sihir di tepi hutan. Aksi tolong-menolong yang dilakukan para
aktan ini menggambarkan sifat dasar manusia yang penuh dengan
kebaikan dan belas kasih. Walaupun hal ini tidak dituliskan secara
langsung di dalam cerita, bukti-bukti dari perbuatan para aktan inilah
yang menjelaskan jika kehidupan manusia sebenarnya sangat harmoni.
4.1.3 Poros Pencarian Seri Rio dan Kereta Kaca
Poros pencarian ini diisi dengan aktan-aktan yang saling mengenal
satu sama lain. Pada bagian ini, para aktan memberikan persepsi
bagaimana sifat manusia. Seri ketiga ini adalah cerita lanjutan dari seri
kedua. Pada seri sebelumnya diceritakan bahwa setelah kakek Panji
menolong tiga saudara yang dijebak Nenek Sihir, Gaga yang iri dengan
kekuatan topi ajaib yang dimiliki oleh Kakek Panji membuatnya
melakukan hal buruk, yaitu mencuri topi ajaib tersebut dan menukarnya
denga yang palsu. Setelah itu, Gaga memamerkan keajaiban topi itu
kepada orang lain, bahkan mengancam orang lain agar patuh kepadanya.
Jika orang tersebut tidak mematuhinya maka ia akan mengubah orang
itu menjadi hewan.
Cerita tersebut membuktikan bahwa ada dua sifat yang tertanam
dalam diri manusia, yaitu sifat baik dan sifat buruk. Akan tetapi pada
seri ketiga ini subjek membuktikan bahwa manusia memiliki sifat baik
yang lebih mendominasi. Hal itu dijelaskan pada bagian cerita ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kakek Panji mau menolong dan menggantikan posisi Gaga untuk
kembali ke Istana Awan Hitam. Jika Kakek Panji tidak memiliki sifat
baik yang lebih dominan maka ia tidak akan membantu Gaga sama
sekali. Padahal pada seri sebelumnya diceritakan bahwa Gaga sempat
mengubah Kakek Panji menjadi seekor unta agar topi ajaibnya tidak
diambil darinya. Begitu juga Rio. Ia mau menerima Gaga dan tidak
mempermasalahkan kejadian sebelum ia diculik Nenek Sihir. Sifat baik
inilah yang akhirnya dapat mengubah Gaga kembali seperti semula.
4.1.4 Poros Pencarian Seri Rio dan Bola Kristal
Poros pencarian ini berisi tentang tanggung jawab seseorang
terhadap sesuatu. Rio memiliki tugas untuk menjaga Istana. Hal
tersebut diminta langsung oleh Bidadari Mayangsari karena ia harus
pergi ke Negeri Angin. Tidak hanya Rio, permintaan ini juga diberikan
kepada Gaga dan Kakek Panji. Keingintahuan Rio yang besar membuat
Rio terjebak di Istana Awan Hitam. Melalui bola kristal yang ia
temukan, ia mengetahui rencana Nini Sihir yang ingin menyerang
istana milik Bidadari. Tanggung jawab yang diemban Rio tadi yang
akhirnya membuatnya berusaha dengan keras untuk sampai di Istana
Awan Putih karena ia ingin melindungi Bidadari dan Istana Awan
Hitam dari niat jahat Nini Sihir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.1.5 Poros Pencarian Seri Rio dan Cermin Ajaib
Poros pencarian dari serial kelima ini berisi tentang persepsi sifat
manusia, sama dengan poros pencarian serial ketiga. Ketidak
konsistenan sifat yang dimiliki manusia membawa diri mereka ke
dalam situasi yang tidak selalu baik. Hal ini dibuktikan dari perubahan
sifat Aska. Awalnya Aska memiliki sifat yang baik. Ia mau menolong
Rio untuk memandikan kuda terbang yang diberikan Bidadari
Mayangsari. Akan tetapi, setelah Aska mengetahui tongkat ajaib yang
bisa menciptakan apa saja, ia berani mencuri tongkat milik Bidadari,
mengabaikan teguran Rio, dan bahkan kabur membawa tongkat itu.
Keburukan sifat Aska semakin bertambah setelah ia menyetujui ajakan
Nini Sihir untuk menyerang Bidadari Mayangsari. Demi mendapatkan
Istana Kabut da tongkat ajaib, Aska rela melakukan apa saja.
Ketika Rio mengetahui hal tersebut, Ia tetap berusaha untuk
menjauhkan Aska dari Nini Sihir karena ia tahu jika Aska terus berada
bersama Nini Sihir maka Aska akan celaka. Rio memiliki sifat baik dan
konsisten dengan kebaikannya karena ia masih mau membujuk Aska
dan berusaha sekuat mungkin agar Aska mau meninggalkan Nini Sihir.
Aka tetapi ambisi Aska untuk mendapatkan Istana Kabut dan tongkat
sihir membuatnya lupa diri dan terus mengikuti Nini Sihir. Banyak hal
yang sulit dimengerti dari keinginan manusia, hal tersebut juga berlaku
kepada Aska. Ia meninggalkan sifat baiknya dan rela melakukan apapun
demi sesuatu yang tidak bisa ia nikmati pada akhirnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.2 Poros Kekuatan
Poros kekuatan memfokuskan tiga aktan yaitu aktan yang saling terkait,
yaitu aktan penolong, aktan subjek, dan aktan penentang. Hasil analisis ini
akan menggambarkan aktan mana yang kekuatannya paling kuat. Berikut ini
hasil analisis poros pencarian serial Petualangan di Negeri Awan.
4.2.1 Poros Kekuatan Seri Rio dan Kakek Kerdil
Ada hal penting yang membuat subjek memperjuangkan objek,
yaitu keinginan untuk bebas dan tidak mendapatkan perlakuan buruk
dari Nenek Sihir. Setiap orang tidak ingin berada di situasi dan posisi
yang membuat dirinya merasa tidak nyaman, tertekan, dan tertindas.
Begitu juga dengan Rio yang masih anak-anak, ia tidak ingin tinggal di
istana dan menjadi budak Nenek Sihir, ia ingin bebas dan kembali
kepada orang tuanya. Dalam mencari kebebasan dan keselamatan
dirinya itulah ia menggunakan segala cara agar bisa kabur tanpa
berpikir panjang dan tanpa memikirkan konsekuensinya, asal
menemukan sedikit celah untuk bisa lari Rio akan langsung lari begitu
saja.
Dalam proses mendapatkan kebebasan inilah, Rio bertemu dengan
aktan penolong yang bisa membantunya lepas dari situasi yang
membuatnya tertekan itu. Menurut cerita, ia ditolong oleh Kakek Panji
yang sudah lebih lama menjadi budak Nenek Sihir. Sebagai manusia,
Kakek Panji tidak memiliki kekuatan istimewa, ia juga tidak memiliki
benda sihir yang dapat membantu mereka melarikan diri. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
berkat pengalaman dan pengetahuan Kakek Panji, Rio berhasil keluar
dari Istana Awan Putih dan menemukan kebebasannya. Selain
pengetahuan dan pengalaman milik Kakek Panji, adanya permadani
terbang milik Nenek Sihir mempermudah Rio dan Kakek Panji untuk
melarikan diri. Keberadaan Raksasa Awan juga sangat membantu
mereka berdua dalam menangani Nenek Sihir yang mengejar mereka.
Di sisi lain, ada aktan penghalang yaitu Nenek Sihir. Gagak yang
memberitahu Nenek Sihir perihal kaburnya Rio dan Kakek Panji
membuat Nenek Sihir tidak mau melepaskan mereka berdua begitu saja.
Nenek Sihir berusaha sangat keras agar tidak kehilangan budak
istananya walaupun akhirnya usahanya gagal.
Maka dapat disimpulkan bahwa dari kedua aktan yang terlibat
dengan subjek dalam mendapatkan objek, Aktan penolonglah yang
kekuatannya paling kuat ketika membantu subjek memperjuangkan
objek.
4.2.2 Poros Kekuatan Seri Rio dan Topi Ajaib
Dalam proses mendapatkan objek, Kakek Panji memiliki
kepentingan yaitu memenuhi permintaan Cici Gagak dan juga ingin
mengerjai Nenek Sihir yang selalu berbuat jahat. Berkat topi ajaib yang
dipakainya, Kakek Panji dapat mengetahui keberadaan Cici yang sudah
diubah oleh Nenek Sihir. Melalui topi ajaib itu juga, Cici bisa berubah
kembali menjadi manusia. Lalu Cici meminta pertolongan agar Kakek
Panji mau menolong kedua saudaranya yang masih berada di istana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kondisi yang dialami Cici dan kedua saudaranya membuat Kakek
Panji tergerak hatinya, begitu juga Rio dan Gaga yang sudah pernah
diculik Nenek Sihir. Pengalaman buruk tersebut membangkitkan empati
mereka untuk menolong Cici dan kedua saudaranya. Kekuatan yang
terkumpul dari Kakek Panji, Rio, Gaga dan beberapa teman lain
membuat Kakek Panji mendapatkan ide untuk menolong Cici dan
kedua saudaranya dengan menggunakan kekuatan topi ajaib yang ia
miliki. Ide tersebut juga akan digunakan untuk mengerjai Nenek Sihir
karena Kakek Panji merasa kesal dengan perilaku Nenek Sihir.
Pada poros ini dapat dilihat jika tidak ada kekuatan penentang yang
berusaha menggagalkan usaha subjek. Maka dapat disimpulkan bahwa
aktan penolong lah yang kekuatannya sangat kuat dalam membantu
subjek memperjuangkan objek.
4.2.3 Poros Kekuatan Seri Rio dan Kereta Kaca
Dua subjek dalam cerita Rio dan Kereta Kaca ini memiliki
kepentingan masing-masing dalam menemukan dan mendapatkan objek.
Subjek pertama, yaitu Kakek Panji, berusaha untuk mendapatkan objek
pertama yang tak lain adalah perubahan Gaga ke wujud aslinya. Dalam
memperjuangkan objek, Kakek Panji memiliki kepentingan yaitu
memenuhi permintaan tolong dari Gaga yang tidak ingin kembali ke
Istana Awan Hitam dan ingin kembali menjadi dirinya seperti semula.
Kekuatan bantuan yang ia dapatkan untuk memperjuangkan objek
tersebut berasal dari dirinya sendiri karena ia merasa memiliki tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
jawab yang tinggi terhadap orang yang lebih muda darinya. Untuk
mencapai objek, Kakek Panji mendapaatkan kesulitan karena tidak
mempunyai kekuatan sihir, berbeda denga Nenek Sihir yang memiliki
berbagai benda berkekuatan sihir. Rencana yang dibuat Kakek Panji
gagal karena Nenek Sihir ingin mengembalikan wujud Gaga kembali
seperti semula menggunakan tongkat ajaibnya. Alasan itulah yang
membuatnya tidak bisa mendapatkan objek, bahkan ia harus kembali
menjadi budak dan menunggu pertolongan dari Rio dan Gaga yang
sebelumnya harus ia tolong.
Subjek kedua, yaitu Rio dan Gaga, merasa khawatir dengan Kakek
Panji yang sudah satu minggu tidak kembali ke Bumi. Mereka merasa
ada hal buruk yang menimpa Kakek Panji. Alasan itulah yang membuat
Rio dan Gaga menemukan objek kedua yaitu membebaskan Kakek
Panji dari Istana Awan Hitam. Dalam usaha mereka untuk mendapatkan
objek, ada aktan penolong yang akhirnya bisa membantu usaha mereka.
Aktan tersebut adalah topi ajaib yang mengubah karpet biasa menjadi
permadai terbang, lalu Bidadari Mayangsari yang akhirnya mengubah
Gaga kembali ke wujudnya semula dan menolong mereka untuk
mendapatkan objek denga kekuatan yang dimilikinya. Usaha Rio dan
Gaga tidak menemui rintangan apapun, dan mereka berhasil menolong
Kakek Panji dengan baik.
Pada poros ini dapat dilihat jika hanya ada satu kekuatan penentang
yang berusaha menggagalkan usaha subjek, yaitu Nenek Sihir dengan
tongkat ajaibnya. Akan tetapi, subjek tetap bisa mencapai objek berkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kekuatan penolong. Maka dapat disimpulkan bahwa dari kedua aktan
yang terlibat dengan subjek dalam mendapatkan objek, Aktan
penolonglah yang kekuatannya sangat kuat ketika membantu subjek
memperjuangkan objek.
4.2.4 Poros Kekuatan Seri Rio dan Bola Kristal
Kepentingan Rio dalam mendapatkan objek berhubungan dengan
rasa tanggung jawab yang besar. Kekuatan dari rasa tanggung jawab
inilah yang membuatnya mendapatkan kekuatan lain dalam usahanya
mencapai objek. Rio sebagai manusia biasa yang tinggal di bumi
melawan Nini Sihir yang memiliki benda-benda berkekuatan sihir.
Perbedaan yang sangat besar ini tidak mematahkan niat Rio untuk
melawan karena Rio memiliki tameng yang tidak dimiliki Nini Sihir,
yaitu akal.
Setiap subjek yang ingin mendapatkan objek selalu memiliki
kepentingan-kepentingan yang membuat mereka tetap berjuang dengan
segala situasi yang terjadi. Rasa tanggung jawab yang dimiliki Rio
untuk menjaga Istana Awan Putih dan menjauhkan Bidadari dari niat
jahat Nini Sihir membuat Rio berjuang dengan keras. Ia harus bisa
mengendalikan diri di hadapan Nini Sihir agar kebohongannya tentang
ketidaktahuannya tentang Bidadari Mayangsari dan kejadian beberapa
waktu lalu tidak terbongkar.
Rio tidak memiliki benda-benda sihir seperti yang dimiliki Nini
Sihir. Walaupun ia tidak memiliki kekuatan sihir seperti penghuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Negeri Awan yang lain, Rio masih bisa memakai akalnya untuk
memanfaatkan keadaan dan benda-benda yang ada di sekitarnya. Hal ini
dibuktikan dengan cerita ia memanfaatkan kemampuan Raksasa Awan
dalam membuat gelembung awan agar ia bisa keluar dari Istana Awan
Hitam dan kembali ke Istana Awan Putih, walaupun usaha itu gagal
karena Rio bertemu Nini Sihir di tengah perjalanan. Lalu ia memakai
akalnya untuk berpura-pura di depan Nini Sihir dan memanfaatkan
kepercayaan Nini Sihir untuk belajar menggunakan sapu terbang agar
nantinya ia bisa kembali ke Istana Awan Putih.
Selain itu, Rio yang cerdik juga dengan berani menjatuhkan diri
agar Bidadari bisa mengatahui kedatangannya dan menolongnya, lalu
meminta bidadari untuk mengembalikan kilau gaun dan istananya dan
menggagalkan reancan Nini Sihir. Kekuatan Fisik Rio memang tidak
bisa menandingi kekuatan sihir milik Nini, apalagi jika hanya dilihat
dari segi fisik. Akan tetapi dengan kecerdikan yang dimilikinya, Rio
berhasil melampaui kekuatan Nini Sihir.
Pada poros ini terdapat penentang, yaitu Nini sihir. Ketika Rio
dalam perjalanan ke Istana Awan Putih ia bertemu Nini Sihir dan
dibawa ke Istana Awa Jingga. Walaupun begitu, subjek tetap bisa
mencapai objek berkat kekuatan penolong. Maka dapat disimpulkan
bahwa dari kedua aktan yang terlibat dengan subjek dalam
mendapatkan objek, Aktan penolonglah yang kekuatannya sangat kuat
ketika membantu subjek memperjuangkan objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.2.5 Poros Kekuatan Seri Rio dan Cermin Ajaib
Kepentingan Rio dalam memperjuangkan objek, yaitu keselamatan
Aska, tongkat ajaib, dan keselamatan Bidadari didasari oleh rasa
empati yang tinggi dan rasa tanggung jawab yang besar kepada
Bidadari Mayangsari dan Aska. Sebagai teman dekat, Rio selalu
berusaha menolong bidadari jika sedang berada dalam bahaya, begitu
juga sebaliknya. Rio juga merasa bersalah atas perilaku Aska karena
Rio lah yang membawa Aska ke Istana Awan Putih. Selain itu Rio
merasa bertanggung jawab dengan keadaan Aska karena Aska adalah
temannya yang berasal dari Bumi. Ia berusaha untuk menjauhkan Aska
dari bahaya walaupun gagal.
Dalam hal ini, sekali lagi Rio memakai akalnya dan menggunakan
keberaniannya untuk menolong Aska yang sudah berperilaku buruk
terhadap Bidadari dengan mencuri tongkat ajaib dan menjadi anak buah
Nini Sihir untuk menghancurkan Bidadari Mayangsari. Rio memang
tidak benar-benar memiliki benda ajaib, akan tetapi ia mengetahui
benda yang bisa ia gunakan untuk menolong Aska seperti bola kristal
milik Nenek Sihir yang ia gunakan untuk memantau keadaan di Istana
Awan Jingga. Lewat bola kristal itulah Rio mengetahui rencana Aska
dan Nini Sihir. Selain itu, Rio menggunakan keberaniannya untuk
mendatangi Istana Awan Jingga dan menukar tongkat ajaib yang asli
dengan tongkat ajaib yang palsu sesuai rencana yang sudah ia buat
bersama bidadari. Rio yang cerdik juga memanfaatkan benda ajaib
milik Nini Sihir yaitu cermin ajaib. Ia mengelabuhi Nini dan Aska
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
menggunakan bayangan yang ia ciptakan dari Cermin Ajaib milik Nini,
dan melancarkan rencana bersama bidadari agar niat jahat Nini tidak
terlaksana dan ia bisa menolong Aska.
Pada seri ini aktan penentang yang muncul adalah Aska. Aska
menolak untuk diselamatkan oleh Rio. Walaupun Rio tidak berhasil
menyelamatkan Aska, Rio berhasil menyelamatkan Bidadari
Mayangsari dari niat jahat Aska dan Nini Sihir. Maka dapat
disimpulkan bahwa dari kedua aktan yang terlibat dengan subjek dalam
mendapatkan objek, Aktan penolonglah yang kekuatannya sangat kuat
ketika membantu subjek memperjuangkan objek.
4.3 Poros Komunikasi
Poros komunikasi memfokuskan tiga aktan, yaitu aktan pengirim, aktan
objek, dan aktan subjek. Hasil analisis pada poros ini akan menjelaskan bagian
dari keinginan pengirim yang terpenuhi atau tidak. Berikut ini hasil analisis
poros pencarian serial Petualangan di Negeri Awan.
4.3.1 Poros Komunikasi Seri Rio dan Kakek Kerdil
Seri Rio dan Kakek Kerdil diawali dengan keinginan dari Nenek
Sihir untuk menculik anak-anak nakal dan menjadikan mereka budak di
istananya. Pada cerita ini Rio lah yang diculik oleh Nenek Sihir. Untuk
beberapa waktu Nenek Sihir berhasil menjadikan Rio sebagai
budaknya. Akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena Rio
terus mencoba untuk melarikan diri. Pada akhirnya Rio berhasil bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
berkat bantuan Kakek Panji. Kebebasan mereka membuat keinginan
Nenek Sihir tidak terpenuhi. Karena tidak hanya Rio saja yang bebas,
melainkan Kakek Panji juga tidak lagi menjadi budaknya. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa keinginan dari pengirim tidak terpenuhi.
4.3.2 Poros Komunikasi Seri Rio dan Topi Ajaib
Seri Rio dan Topi Ajaib juga diawali dengan keinginan dari Nenek Sihir
untuk menculik anak-anak nakal dan menjadikan mereka budak di
istananya. Perbedaannya terletak pada situasi Bumi yang saat itu sedang
harmoni berkat petuah Kakek Panji, maka tidak ada satupun anak yang
nakal. Karena Nenek Sihir tidak bisa menculik anak baik, maka ia
menjebak anak-anak baik yaitu Doni, Beti, dan Cici sehingga mereka
bertiga memasuki halaman istananya dan bisa ia jadikan budak
nantinya. Akan tetapi hal tersebut sulit direalisasikan karena Doni dan
adik-adiknya tidak berhenti menangis. Karena kesal, Nenek Sihir
mengubah mereka menjadi hewan peliharaan. Keinginan Nenek Sihir
pun terwujud. Akan tetapi, Cici gagak bertemu dengan Kakek Panji dan
meminta pertolongan. Berkat Kakek Panji, Cici dan kedua saudaranya
bisa bebas dari Nenek Sihir, kembali ke wujud manusia, dan bisa
melakukan aktivitas seperti semula. Pertolongan Kakek Panji kepada
Cici ini membuat Nenek Sihir gagal mendapatkan budak seperti pada
seri pertama. Maka dapat disimpulkan bahwa keinginan dari Nenek
Sihir tidak terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4.3.3 Poros Komunikasi Seri Rio dan Kereta Kaca
Seri Rio dan Kereta Kaca merupakan cerita lanjutan dari konflik
pada Seri Rio dan Topi Ajaib. Pada seri ini, setelah Gaga
memberitahukan alasan kenakalannya, Nenek Sihir ingin agar Kakek
Panji yang menjahilinya bisa kembali ke Istana Awan Hitam untuk
menjadi budak. Untuk melaksanakan misinya, ia mengutus Gaga untuk
membawa Rio ke Istana. Jika Rio ke istana maka Kakek Panji akan
datang dengan sukarela untuk membebaskan Rio. Setelah diubah
menyerupai Kakek Panji, Gaga menjalankan misinya dan
memberitahukan misi tersebut kepada Rio dan Kakek Panji. Karena
Gaga tidak mau menjadi budak, Kakek Panji pun menggantikan posisi
Rio untuk menemukan mantera yang dapat mengubah Gaga kembali ke
wujud semula. Akan tetapi hal tersebut diketahui Nenek Sihir dan
membuat Kakek Panji terperangkap di Istana Awan Hitam. Maka
kesimpulan pertamanya kenginan Nenek Sihir agar Kakek Panji
kembali menjadi budaknya telah terpenuhi.
Setelah satu minggu Kakek Panji tidak pulang, Rio dan Gaga
khawatir dan akhirnya meminta bantuan Bidadari Mayangsari. Bidadari
membantu Gaga kembali ke wujudnya semula lalu membantu Rio
untuk membebaskan Kakek Panji dari Nenek Sihir. Karena Bidadari
Mayangsari membebaskan Kakek Panji, maka Nenek Sihir kehilangan
Kakek Panji sebagai budaknya. Maka dapat disimpulkan bahwa
Keinginan Nenek Sihir tidak terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4.3.4 Poros Komunikasi Seri Rio dan Bola Kristal
Seri Rio dan Bola Kristal diawali dengan permintaan Bidadari
Mayangsari kepada Rio, Gaga, dan Kakek Panji untuk menjaga Istana
Awan Putih karena ia harus pergi. Rio dan Gaga mengunjungi Istana
Awa Hitam karena Penasaran dan Rio menemukan bola kristal. Singkat
cerita, Rio mengetahui rencana Nini Sihir yang ingin menyerang Istana
Awan Putih melalui bola kristal. Dengan segala usahanya, Rio berhasil
menyelamatkan Istana dan Bidadari dari serangan Nini Sihir. Maka
dapat disimpulkan bahwa permintaan Bidadari terpenuhi.
4.3.5 Poros Komunikasi Seri Rio dan Cermin Ajaib
Seri ini diawali dengan kedatangan Aska yang menolong Rio.
Ketika Aska melihat Nini Sihir, Rio dan Aska pun pergi ke Istana Awan
Putih untuk memberitahu Bidadari. Ketika Bidadari menggunakan
tongkat ajaibnya, Aska terpesona dan ingin memiliki tongkat tersebut.
Keinginan itulah yang membuat Aska mencuri tongkat ajaib Bidadari
dan kabur. Mengetahui hal tersebut Bidadari khawatir jika Aska sampai
tertangkap oleh Nini Sihir, karena jika tongkat ajaib berada di tangan
Nini Sihir maka mungkin akan terjadi suatu bahaya. Maka dari itu
Bidadari ingin tongkat ajaibnya kembali ke tangannya.
Rio yang cerdik dan berani akhirnya membantu Bidadari dan
berhasil menukar tongkat ajaib yang asli dengan tongkat ajaib yang
palsu. Keinginan Bidadari pun sepenuhnya terpenuhi. Sebaliknya,
keinginan Aska untuk memiliki tongkat ajaib hanya terpenuhi sebentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
karena setelah ia kabur, Aska tertangkap oleh Nini Sihir dan tongkat
ajaib itu diambil oleh Nini Sihir. Maka keinginan Aska tidak terpenuhi.
4.4 Rangkuman
Pada poros pencarian banyak ditemukan hal-hal yang berkaitan dengan
cara hidup penghuni Negeri Awan dan sifat yang dimiliki manusia. Secara
keseluruhan, kebaikan yang dimiliki oleh manusia membuat mereka memiliki
rasa peduli, rasa tanggung jawab, dan juga empati kepada sesama membuat
manusia berani melakukan aksi tolong-menolong terhadap sesama tanpa
meminta imbalan sedikit pun. Kebaikan dan keinginan bertahan hidup
membuat mereka berusaha untuk membebaskan diri sendiri maupun orang
lain dari kesusahan.
Pada poros kekuatan, adanya kepentingan dalam diri manusia untuk
mendapatkan sesuatu membuat mereka terus berusaha dengan keras tidak
peduli dengan resiko yang akan mereka hadapi nantinya. Namun, berkat
dorongan dan kekuatan dari pihak lain, para aktan subjek mampu melewati
masa sulit mereka dalam berusaha mencapai objek dengan baik. Dari aktan-
aktan yang membantu subjek ini, tidak ada satupun aktan yang condong
berciri khas dari suatu daerah tertentu. Beberapa aktan benda yang berada di
serial Petualangan di Negeri Awan ini meliputi topi ajaib yang dapat
mengubah sesuatu, bola kristal yang dapat memberi tahu keadaan tempat
tertentu, cermin ajaib yang dapat menggandakan sesuatu, cemeti ajaib yang
berisi petir, permadani terbang, kuda terbang, dan tongkat ajaib yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mengabulkan permintaan. Dari poros kekuatan ini, secara keseluruhan aktan-
aktan yang mendominasi pada setiap serial Petualangan di Negeri Awan
adalah aktan penolong. Aktan penentang muncul hanya dengan sedikit
kekuatan, bahkan pada seri Rio dan Topi Ajaib tidak ditemukan aktan
penentang.
Hasil analisis pada poros komunikasi menjelaskan bahwa pada seri
pertama, kedua, dan ketiga, keinginan dari si pengirim dinyatakan tidak
terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena ketika Nenek Sihir menginginkan
seseorang untuk menjadi budaknya ia akan menculik dan membawa orang
tersebut ke istananya. Maka dapat dilihat bahwa keinginanya terkabul. Akan
tetapi subjek yang tidak ingin seseorang tersebut menjadi budak, berusaha
untuk membebaskan orang tersebut dengan berbagai cara. Ketika subjek
berhasil, maka Nenek sihir tidak lagi mempunyai budak. Maka dari itu
keinginan dari Nenek Sihir dinyatakan tidak terpenuhi. Berbeda dengan seri
keempat, keinginan pengirim sepenuhnya terpenuhi. Sementara itu pada seri
kelima, pengirim cerita ada dua, yaitu Aska yang ingin memiliki tongkat
ajaaib dan Kekhawatiran Bidadari akan tongkat ajaibnya. Kedua pengirim ini
memiliki hasil yang berbeda. Keinginan Aska tidak terpenuhi karena ketika ia
sudah mendapatkan tongkat ajaibnya, ia bertemu dengan Nini Sihir dan
tongkat tersebut diambil oleh Nini Sihir. Sementara Keinginan Bidadari agar
tongkatnya kembali bisa terpenuhi karena Rio berhasil menukar tongkat asli
yang berada di tangan Nenek Sihir dengan tongkat palsu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Bab V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serial Petualangan di Negeri Awan adalah sebuah cerita anak-anak
yang ditulis oleh Eddy Supangkat. Serial petualangan ini terdiri dari lima seri
buku. Seri pertama berjudul Rio dan Kakek Kerdil, seri kedua berjudul Rio
dan Topi Ajaib, seri ketiga berjudul Rio dan Kereta Kaca, seri keempat
berjudul Rio dan Bola Kristal, dan seri kelima yang berjudul Rio dan Cermin
Ajaib.
Serial ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Rio yang
diculik Nenek Sihir karena kenakalannya. Lalu ia bertemu dengan Kakek
Panji dan Bidadari Mayangsari yang menolongnya untuk bisa bebas dari
Nenek Sihir. Setelah kejadian penculikan itu, Rio selalu terlibat dengan misi
penyelamatan dan pembebasan seseorang yang diculik oleh Nenek Sihir. Ada
beberapa tokoh lain yang terlibat seperti Gaga dan Aska yang yang menjadi
penolong ataupun penentang dalam petualangannya di Negeri Awan.
Tokoh Rio yang namanya juga digunakan sebagai judul di semua seri
buku tidaklah selalu menjadi tokoh utama di dalam cerita. Pada bagan
aktansial yang terdapat dalam Bab II, Rio juga tidak selalu menjadi aktan
subjek. walaupun begitu ia tetap terlibat di setiap seri cerita. Secara
keseluruhan, serial Petualangan di Negeri Awan ini memiliki struktur
aktansial yang sama. Selain itu serial ini juga memiliki kesamaan pada setiap
akhir cerita, yaitu memiliki akhir yang bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Menurut hasil analisis struktur fungsional, cerita Petualangan di Negeri
Awan ini memiliki alur yang berhubungan pada setiap serinya. Penggunaan
tokoh yang sama pada setiap seri adalah salah satu bentuk penghubung setiap
serial, karena ada masa lalu tokoh yang diceritakan pada serial keempat yang
menjadikan cerita Petualangan di Negeri Awan ini menjadi saling
berhubungan. Karena memiliki alur yang berhubungan, maka Kelima seri
Petualangan di Negeri Awan ini masing-masing memiliki situasi awal dan
situasi akhir yang berbeda. Tidak semua cerita diawali dengan keadaan yang
harmonis dan tidak juga diakhiri dengan cerita yang manis. Akan tetapi
perbedaan ini tidak mempengaruhi bagian tahap transformasi yang
menguraikan bagaimana cara subjek dalam mendapatkan objek.
Pada Bab V yang berisi tentang hasil analisis poros semantik, serial
Petualangan di Negeri Awan menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan
cara hidup penghuni Negeri Awan dan sifat yang dimiliki manusia. Hal
tersebut dapat dilihat pada poros pencarian yang menjelaskan bahwa sifat
baik yang dimiliki manusia dapat membuat mereka berani tolong menolong
tanpa pandang bulu dan tanpa meminta imbalan sedikitpun.
Dilihat dari aktan-aktan yang terlibat dalam alur cerita, serial
Petualangan di Negeri Awan ini termasuk dalam genre dongeng fantasi, yaitu
dongeng yang penuh dengan khayalan dan tidak memiliki unsur budaya pada
daerah tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
5.2 Saran
Penelitian ini berjudul “Analisis Struktur Naratif Seri Petualangan Di
Negeri Awan karya Eddy Supangkat: Perspektif AJ Greims”. Penelitian ini
membahas struktur naratif yang terdapat pada kelima seri buku Petualangan
di Negeri Awan dengan mencari fungsi-fungsi aktan yang terdapat pada cerita
tersebut.
Hal yang dapat disoroti dalam cerita ini tidak hanya tentang fungsi aktan,
peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian lebih mendalam tentang
serial Petualangan di Negeri Awan dengan menemukan topik permasalahan
yang lain seperti nilai karakter tokoh, nilai moral, atau membandingkan
struktur cerita berseri ini dengan cerita berseri yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Adiluhung, Bagus Prasetyo. 2011. “ Serat Sirwenda Danurwenda Dalam Kajian
Strukturalisme Greimas”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negri Semarang.
Astuti, Sri dan Yoseph Yapi Taum. 2017. “Ketika Bumi Menaklukkan Langit:
Kajian Naratologi Kana Inai Abang Nguak dalam Perspektif A.J.
Greimas”. Disampaikan dalam Konferensi Internasional Kesusastraan
(KIK) yang diselenggarakan oleh : Himpunan Sarjana Kesusastraan
Indonesia XXVI (KIK HISKI) di Bengkulu tanggal 21-30 September 2017.
Agus DS. 2009. Tips jitu mendongeng. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hasanuddin, WS. 2015. Sastra Anak Kajian Tema, Amanat, dan Teknik
Penyampaian Cerita Anak Terbitan Surat Kabar. Bandung: Percetakan
CV Angkasa.
Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi,
Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Panuju. 2017. “Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi DarmaDalam Kumpulan
Cerpen Orang-Orang Bloomington: Perspektif Strukturalisme Naratif A.J.
Greimas”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Rahmah, Yuliani. 2007. “Dongeng Timun Emas (Indonesia) dan Dongeng
Sanmai No Ofuda (Jepang) (Studi Komparatif Struktur Cerita dan Latar
Budaya)”. Tesis Strata Dua (S-2). Magister Ilmu Susastra. Universitas
Diponegoro Semarang.
______________. 2015,. “Sanmai No Ofuda dalam perspektif Greimas”. Dalam
Jurnal Izumi, Vol. 5, No. 1, hlm. 28-36.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari
Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supangkat, Eddy. 2006. Rio dan Bola Kristal . Yogyakarta: Kanisius.
______________. 2006. Rio dan Cermin Perak.. Yogyakarta: Kanisius.
______________. 2006. Rio dan Kakek Kerdil. Yogyakarta: Kanisius.
______________. 2002. Rio dan Kereta Kaca. Yogyakarta: Kanisius.
______________. 2006. Rio dan Topi Ajaib. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan
Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit
Lamalera.
Internet:
“Dongeng,” Stable URL: https://id.m.wikipedia.org/wiki/dongeng, Diunduh:
02/06/2017, 10.20.
“Dongeng Disney dengan Kisah Asli yang Mengerikan,” Stable URL:
http://www.tahupedia.com./content/show/175/10. Diunduh: 02/06/2017,
11.15.
“Karya Sastra,” Stable URL: https://id.m.wikipedia.org/wiki/karya_sastra,
Diunduh: 02/06/2017, 10.20.
Lim, Astrid. 2013. “Dongeng-Dongeng Grim Bersaudara.” Stable URL:
https://perpuskecil.wordpress.com/2013/04/25/dongeng-grimm-
bersaudara/. Diunduh: 02/06/2017, 11.10.
Prabowo, Denny. 2017. “Naratologi A.J. Greimas”. Stable URL:
http://dennyprabowo.blogspot.com/2017/02/naratologi-aj-greimas.html.
Diunduh: 03/07/2018, 17.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
1. Sampul buku serial Rio dan Kakek Kerdil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2. Sampul Buku Serial Rio dan Topi Ajaib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Sampul Buku Serial Rio dan Kereta Kaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4. Sampul Buku Serial Rio dan Bola Kristal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5. Sampul Buku Serial Rio dan Cermin Perak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SINOPSIS:
1. Rio dan Kakek Kerdil
a. Diculik ke Negeri Awan
Nenek Sihir menculik Rio karena Rio nakal dan bandel. Lalu Rio
dibawa ke Istana Awan Hitam dan dijadikan budak istana. Rio harus
menuruti semua perintah Nenek Sihir, jika membangkang ia akan
diberi hukuman. Rio teringat kedua orang tuanya, ia menyesal dan
ingin pulang. Kakek kerdil membawakan makanan untuk Rio sambil
menenangkan Rio yang sedih.
b. Kisah Sedih Kakek Panji
Rio dipukuli Nenek Sihir karena mencoba kabur. Kakek Panji
mendatangi Rio dan menghibur Rio. Ia menceritakan masa lalunya.
Dulu Kakek Panji pernah diculik Nenek Sihir dan berhasil kabur. Ia
menemui Bidadari yang mau menolongnya agar ia bisa pulag ke
rumah. Tetapi karena kembali menjadi anak nakal, Kakek Panji diculik
lagi oleh Nenek Sihir. Ketika ia meminta bantuan Bidadari, Bidadari
tidak mau menolongnya. Akhirnya Kakek Panji tetap menjadi budak
Nenek Sihir sampai tua. Selesai bercerita, Kakek Panji menawarkan
bantuan agar Rio bisa kabur dari Istana Awan Hitam.
c. Pelarian yang Gagal
Esoknya Rio dibangunkan dan disuruh kerja oleh Nenek Sihir.
Karena Rio tidak pernah bersih-bersih maka hal yang dikerjakannya
jadi berantakan. Nenek Sihir marah da memuluki Rio. Akhirnya Rio
disuruh membantu Kakek Panji untuk membersihkan halaman. Kakek
Panji tidak ada di halaman. Merasa tidak diawasi, Rio mencoba lari
sejauh mungkin karena merasa mendapatkan kesempatan untuk kabur.
Akan tetapi Nenek Sihir mengetahuinya. Berkat Raksasa Awan, Nenek
Sihir mengetahui tempat persembunyian Rio. setelah itu Rio dipukuli
dan dikurung di kamar.
d. Terbang ke Istana Awan Putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Paginya Rio bangun dan bersih-bersih tanpa disuruh. Karena Rio
tidak membuat masalah, Nenek Sihir mengawasi Rio sambil duduk di
kursi goyang dan mulai tertidur. Kakek Panji berusaha untuk mengabil
permadani tebang di dekat kursi goyang Nenek Sihir. Walau hampir
ketahuan, Kakek Panji akhirnya berhasil mengambil permadani
terbang dan mengajak Rio kabur. Nenek Sihir terbangun karena suara
gagak peliharaannya. Nenek Sihir langsung mengejar Rio dan Kakek
Panji. Kakek Panji meminta bantuan Raksasa Awan untuk menghalau
Nenek Sihir. Dengan segala upaya, Rio da Kakek Panji berhasil
menuju Istana Awan Putih.
e. Kembali ke Bumi Bersama kakek Panji
Rio dan Kakek Panji bertemu Bdadari Mayangsari dan meminta
pertolongan agar bisa pulang ke Bumi. Setelah meyakinkan Bidadari
bahwa mereka berdua benar-benar menyesal dan berjanji tidak nakal
lagi, Bidadari Mayangsari memulangkan mereka berdua ke Bumi
melalui jembatan pelangi.
2. Rio dan Topi Ajaib
a. Jebakan Kupu-Kupu Raksasa
Kakek Panji kini tinggal bersama keluarga Rio. Ia juga sering
menasehati anak-anak untuk tidak berbuat nakal agar mereka tidak
diculik Nenek Sihir, karena Nenek Sihir tida bisa menculik anak baik.
Sementara itu Nenek Sihir kesusahan karea tidak memiliki budak. Ia
mengerjakan semua hal sendirian dan tidak sanggup lagi, akhirnya ia
berusaha untuk menjebak anak-anak baik agar masuk ke area
istananya, karena akhir-akhir itu tidak ada anak yang nakal. Ia
menjebak Doni, Beti, dan Cici denga menggunakan kupu-kupu
raksasa. Setelah terjebak, Nenek Sihir ingin menjadikan mereka budak.
Akan tetapi ketiga anak itu terus menangis, lalu Nenek Sihir mengubah
mereka menjadi hewan. Doni menjadi keledai, Beti menjadi Kucing,
da Cici menjadi Gagak.
b. Berbicara dengan Burung Gagak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Ketiga saudara itu tidak bisa berkomunikasi lagi. Cici yang bisa
terbang akhirnya kabur dari istana untuk meminta pertolongan. Ia
bertemu kelompok Kakek Panji da menangis. Kakek Panji bisa
mendengar Cici berkat topi ajaib, lalu Cici menceritakan hal yang ia
alami dan meminta pertolongan. Berkat keingintahuan Rio, mereka
tahu bahwa topi ajaib dapat mengubah wujud Cici kembali seperti
semula. Maka mereka merencanakan sesuatu untuk membebaska
kedua saudara Cici.
c. Kakek Panji Membebaskan Doni dan Beti
Kakek Panji, Cici, Rio, Gaga, dan Bima pergi ke istana Nenek
Sihir di tepai hutan untuk membebaskan Doni dan Beti. Mereka
mengubah harimau menjadi kucing, rajawali menjadi gagak, dan kuda
liar menjadi keledai untuk menggantikan posisi Doni, Beti, dan Cici.
Setelah menukar posisi tersebut, mereka pun pulang dan menunggu
kejadian aneh yang akan menimpa Nenek Sihir.
d. Kembali ke Istana Awan Hitam
Nenek Sihir mengalami kejadian-kejadian aneh. Keledai yang ia
miliki tida tampak seperti basanya. Begitu juga gagak hitan dan kucing
peliharaannya. Ketika ia mengubah ketiga hewan itu kembali ke wujud
semula, Nenek Sihir sangat kaget dan akhirnya memutuskan untuk
kembali ke Istana Awan Hitam.
e. Pencurian Tongkat Ajaib.
Kabar tentang Kakek Panji dan topi ajaib menyebar dengan cepat.
Gaga yang iri ingin memiliki topi ajaib dan ingin agar dikagumi
banyak orang. Gaga pun menukar topi ajaib itu dengan topi palsu. Lalu
tersebar kabar bahwa Gaga mempunyai topi ajaib. Rio dan Kakek
Panji menyadari bahwa Gaga telah menukar topi ajaib Kakek Panji
dengan topi tiruan. Mereka berencana untuk mengambil topi ajaib itu.
Ketika akan melaksanaka reancana, Gaga sadar dan keudian mengubah
Kakek Panji menjadi unta. Bersamaan dengan itu muncul angin putar
yang besar yang berasal dari tongkat Nenek Sihir yang sedang mencari
anak nakal. Gaga pun terseret angin tanpa bisa membawa topi ajaib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Setelah Gaga dan angin tersebut hilang, Rio mengubah Kakek Panji
kembali seperti semula.
3. Rio dan Kereta Kaca
a. Gaga Dibawa ke Istana Nenek Sihir
Gaga dibawa ke Istana Awan Hitam dan mulai menjadi budak
Nenek Sihir. Karena takut, ia menceritakan semua hal yang ia ketahui
tentang Rio dan Kakek Panji kepada Nenek Sihir. Setelah diberi
kesepakatan, Gaga mau membantu Nenek Sihir untuk mendapatkan
topi ajaib dan menculik Rio agar Kakek Panji kembali ke Istana Awan
Hitam. Gaga juga diubah memnyerupai Kakek Panji agar rencana
tersebut lancar. Lalu Gaga turun ke Bumi.
b. Kakek Panji Kembar
Gaga sampai di Bumi lalu menemui Rio dan Kakek Panji. Gaga
menceritakan semua hal yang dialaminya, juga rencana Nenek Sihir.
Gaga tidak mau kembali ke istana. Kakek Panji menyarankan agar ia
saja yang ke istana dan mencari tahu mantera agar Gaga kembali. Ia
meninggalkan topi ajaib dan terbang ke istana Nenek Sihir. Kakek
Panji mengelabuhi Nenek Sihir dan membuat Nenek Sihir kesal,
Nenek Sihir pun turun ke Bumi setelah mengubah diri menjadi Kakek
Panji.
c. Nenek Sihir Bertemu Bidadari Mayangsari
Dalam perjalanan ke Bumi Nenek Sihir bertemu Bidadari
Mayangsari. Karena silau, mata Nenek Sihir sakit dan ia pun
memutuskan untuk kembali ke istana. Mengetahui hal tersebut Kakek
Panji mengusulkan agar ia saja yang turun ke Bumi dengan syarat
membawa tongkat ajaib. Nenek Sihir menyetujui dan henda mengubah
Gaga kembali ke wujud semula. akan tetapi manteranya tida bekerja.
Nenek Sihir pun sadar bahwa yang bersamanya adalah Kakek Panji,
bukan Gaga. Ia senang karena tidak harus bersusah payah
mendapatkan Kakek Panji kembali. Rio dan Gaga khawatir karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kakek Panji belum pulang. Mereka berdua berencana untuk menemui
Bidadari dan meminta pertolongan Bidadari Mayangsari.
d. Kereta Kaca dari Istana Awan Putih
Rio dan Gaga ke Istana Awan Putih dengan memanfaatkan kekuatan
topi ajaib. Setelah bertemu Bidadari, mereka berdua segera meminta
tolong agar Gaga dikembalikan menjadi semula. Setelah itu mereka
juga meminta tolong agar Bidadari mau menyelamatkan Kakek Panji.
Bidadari setuju denga syarat topi ajaib dan karpet yang mereka
gunakan harus dibakar. Setelah membakar benda itu, Bidadari
menyuruh Gaga dan Rio menggambar kereta kaca agar mereka bisa
menjemput Kakek Panji.
e. Akhir Petualangan Nenek sihir
Rio dan Gaga berhasil menyelesaikan gambar kereata kaca dan
Bidadari membuat gambar tersebut menjadi nyata. Setelah itu mereka
bertiga menuju Istana Awan Hitam. Nenek Sihir bersantai karena ia
yakin Bidadari tidak bisa memasuki istananya. Namun ia salah. Kilau
baju bidadari membuat matanya sakit dan ia pun kabur. Karena
permadaninya menabrak tiang, tongkat ajaib miliknya pun jatuh dan
berhasil diambil oleh Kakek Panji. Ketika hendak mengambil tongkat
ajaib miliknya, Kakek Panji mematahkan tongkat tersebut dan
kekuatan Nenek Sihir pun hilang. Ia terjatuh dari permadani dan
meminta tolong. Karena kasihan, Bidadari menolong Nenek Sihir
dengan memberikan sayap, akan tetapi Nenek Sihir berubah menjadi
kelelawar dan pergi begitu saja.
4. Rio dan Bola Kristal
a. Keajaiban di Istana Awan Putih
Bidadari baru pulang dari Negeri Angin yang memiliki
pemandangan indah. Ia berharap istana miliknya berwarna, dan hal
tersebut menjadi nyata. Setiap keingingan atau gumaman bidadari
menjadi kenyataan. Karena semua hal berubah seperti keinginannya, ia
mengundang Rio, Gaga, dan Kakek Panji ke istana. Bidadari meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
agar mereka betiga tinggal di istana karena ia harus pergi selama
seminggu.
b. Berkunjung ke Istana Awan Hitam
Gaga dan Rio Penasaran dengan Istana Awan Hitam hingga
akhirnya mereka berkunjung. Mereka berkeliling, berpencar, melihat
hal-hal menarik. Rio menemukan bola kristal dan ia masukkan ke
kantung celana, ia berniat untuk menanyakannya kepada Kakek Panji.
Lalu mereka pulang ke istana Awan Putih. Tapi tiba-tiba rajawali milik
bidadari membawa Rio kembali ke Istana Awan hitam.
c. Rahasia yang terbuka
Rajawali membawa Rio kembali karena Rio membawa bola kristal
milik nenek sihir. Barang milik istana awan satu tidak bisa masuk
begitu saja ke istana awan lain. Rio akhirnya tinggal sendirian di istana
awan hitam. Ia mengamati bola kristal itu, menggosoknya terus
menerus dan keluarlah raksasa awan yang selama ini ia cari karena
pernah membantunya kabur dari nenek sihir. Raksasa Awan
menceritakan mengapa ia bisa masuk ke bola kristal, tentang bidadari
dan dua saudarinya yang kembar yaitu nenek dan nini sihir yang
dibuang oleh Dewi awan karena lebih suka sihir hitam. Ia juga
memberitahu kelemahan masing-masing dari mereka.
d. Rio di Dalam Bola Kristal
Penjelasan Raksasa membuat Rio penasaran dan akhirnya ia
masuk ke dalam bola kristal yang menghantarnya ke istana awan
jingga. Rio melihat Nini sihir dan beberapa kurcaci sedang membuat
rencana jahat untuk bidadari. Rio tidak sengaja memecahkan guci tapi
tidak ketahuan karena ternyata ia tidak terlihat. Dengan cepat rio
keluar dari bola kristal dan berencana membantu bidadari. ia dibantu
raksasa awan agar bisa kembali ke istana bidadari. Tapi belum sampai
di istana, rio bertemu nini Sihir dan akhirnya Rio di bawa ke istana
Awan jingga untuk dijadikan budak.
e. Hadiah Kuda Terbang Dari Bidadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Nini mendesak rio dengan banyak pertanyaan tentang negeri awan.
Tapi rio hanya mengaku pernah dijadikan budak oleh Nenek sihir dan
tidak tahu apapun tentang bidadari. Akhirnya Nini menjadikan Rio
sebagai anak buahnya untuk menjalankan misi balas dendam. Rio
belajar naik sapu terbang dan ia diberitahu kurcaci bahwa cermin ajaib
milik Nini bisa membuat bayangan menjadi nyata. Setelah Nini
datang dengan cemeti ajaibnya yang berisi petir dan siap menyerang
bidadari, Rio pergi lebih dulu sebagai mata-mata Nini. Sampai di
istana, ia menjatuhkan diri dan berteriak minta tolong, lalu bidadari
menolongnya. Rio menyuruh bidadari mengembalikan istananya agar
berklau seperti semula karena Nini sedang berusaha menyerang istana.
Setelah Istana kembali berkilau, Nini pergi dan Rio diberi hadiah kuda
terbang karena sudah menolong bidadari.
5. Rio dan Cermin Perak
a. Pencurian tongkat Ajaib
Setalah memiliki kuda terbang, Rio sering ke istana. Ketika
memandikan Taruna, kudanya, Rio terjatuh dan kakinya terluka. Ia
ditolong oleh Aska. Beberapa hari kemudian Aska berkata bahwa ia
melihat Nini sihir ketika memandikan Taruna, dan ia berniat ingin
bertemu bidadari. Rio mengabulkannya dan mereka menginap di
istana. Ketika bidadari pergi dan lupa membawa tongkat, Aska
mencoba tongkat itu karena iri dengan Rio. Rio menegur Aska, tapi
Aska pergi membawa tongkat bidadari.
b. Tertipu Bayangan Cermin Perak
Aska bosan mengelilingi istana awan putih dengan kereta
buatannya, ia pergi ke istana awan jingga. Aska sombong karena
membawa tongkat bidadari dan berusaha unjuk kemampuan kepada
Nini yang merasa sedikit terancam. Tapi karena tipuan bayangan dari
cermin ajaib milik Nini, tongkat bidadari bisa di rebut oleh Nini dan
Aska dimasukkan ke kamar kegelapan. Setelah bidadari selesai dengan
urusannya, Rio menceritakan kejadian sebelumnya dan bidadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
ternyata tidak marah. Penasaran dengan keadaan Aska, Rio pergi ke
istana awan hitam untuk melihat Aska lewat Bola Kristal.
c. Membongkar Rahasia
Keesokannya, Aska ditanyai Nini alasannya datang ke istananya.
Aska menjawab jujur dan menceritakan semuanya kepada Nini. Lalu
Nini mengancam Aska dengan cemetinya yang berisi petir, agar Aska
mau membantunya balas dendam kepada bidadari, aska juga dijanjikan
akan dibuatkan istana kabut dan tongkat bidadari akan menjadi
miliknya. Lalu Aska menyetujuinya. Sementara itu, Rio mencoba
masuk ke bola kristal. Rio melihat Aska sedang diajari naik sapu
terbang dan Nini berencana mengajak Aska ke negeri petir untuk
melancarkan aksinya. Rio yang mengetahui hal itu segera keluar dari
bola kristal dan melaporkannya kepada bidadari.
d. Hadiah Istana Kabut
Setelah menguasai sapu terbang, Aska dibuatkan istana kabut oleh
Nini agar Aska serius membantu Nini. Sementara itu, bidadari dan Rio
juga merencanakan sesuatu. Rio akan ke istana Nini dan menukar
tongkat bidadari yang asli dengan tongka tiruan. Setelah melihat
keadaan melalui bola kristal, Rio melancarkan aksinya. Setelah Aska
dan Nini pergi ke Negeri Petir, Rio menukar tongkat bidadari. Tapi
Nini dan Aska terlalu cepat datang, dan mereka tahu rio ada di istana.
Rio memanfaatkan Cermin ajaib dan membuat bayangan dirinya untuk
mengelabui Nini dan Aska. Ketika Nini melihat bayangan rio, Nini
mengejarnya, begitu juga dengan Aska yang mengejar bayangan Rio.
Ketika Nini, Aska, dan bayangannya menjauh, Rio pergi dari istana
awan jingga sambil tertawa karena melihat adegan kejar-kejaran tadi.
e. Bencana dari Negeri Angin
Nini sakit hati karena dikelabui Rio dan berencana balas dendam
juga ke Rio. Setelah siap, Nini dan Aska pergi ke istana awan putih
dengan tugas masing-masing. Rio dan bidadari yang sudah mengetahui
rencana itu sudah siap dengan penangkal serangan Nini dan Aska,
mereka mengamati Nini dan Aska lewat bola kristal. Aska yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
siap dengan tugasnya mencoba meredupkan silau dari istana bidadari
memakai tongkat, tapi gagal. Ketiga kalinya ia mencoba, bidadari
meredupkan silau istananya. Setelah Nini dan Aska memasuki istana,
Nini berusaha mengancam bidadari. ketika Nini mendarat, bidadari
mengambalikan warna istana dan gaunnya menjadi putih dan
menyilaukan. Nini dan Aska yang kaget langsung meninggalkan istana
bidadari karena matanya sakit. Rio yang tadinya berhasil menangkap
ujung sapu Aska dan berusaha berbicara tidak digubris oleh Aska,
malah Aska menjatuhkan Rio dari ketinggian. Setelah di tolong
bidadari, giliran Aska dan Nini yang diberi badai oleh Ratu Angin
karena ia marah melihat kelakuan Nini dan Aska. Istana kabutpun
hancur karena badai itu. Sementara Nini dan Aska jatuh dari sapu
terbang dan meluncur ke bumi. Bidadari yang tidak tega akhirnya
menolong mereka. Nini dan Aska mempunyai sayap, tetapi badan
mereka juga berubah menjadi burung hantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Biodata Penulis
Nama : Chrestovora Vera Salverosari
Nim : 144114004
Program Studi : Sastra Indonesia
Fakultas : Sastra
Universitas : Universitas Sanata Dharma
Tempat Tanggal Lahir : 06 Maret 1997
Nomor Hp : 085377158600
Email : [email protected]
Hobi : Membaca, mendengarkan musik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI