36
ANALISIS STABILITAS BENDUNG DAN REMBESAN PADA PERENCANAAN BANGUNAN BENDUNG DI DESA SUNGAI BUNTU KARAWANG NIRWAL MAHDI ABDULLAH DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

ANALISIS STABILITAS BENDUNG DAN … di daerah pesisir pantai merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena jumlah debit air sungai yang terletak di sekitar pantai ditentukan

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS STABILITAS BENDUNG DAN REMBESAN PADA

PERENCANAAN BANGUNAN BENDUNG DI DESA SUNGAI

BUNTU KARAWANG

NIRWAL MAHDI ABDULLAH

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Stabilitas

Bendung dan Rembesan pada Perencanaan Bangunan Bendung di Desa Sungai

Buntu Karawang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Nirwal Mahdi Abdullah

NIM F44090071

ABSTRAK

NIRWAL MAHDI ABDULLAH. Analisis Stabilitas Bendung dan Rembesan

pada Perencanaan Bangunan Bendung di Desa Sungai Buntu Karawang.

Dibimbing oleh YULI SUHARNOTO.

Pengelolaan sumberdaya air khususnya di sekitar pesisir pantai dalam

bidang pertanian saat ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk mendukung

pemberdayaan di bidang pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis

stabilitas bendung dan lereng urugan tanah serta rembesan bendung urugan tanah

rancangan bendung pada Sungai Tegal, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes,

Karawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkiraan bendung yang sesuai

dan dapat dibangun yaitu bendung dengan tinggi bendung beton dan bendung

urugan 1,7 m, tinggi air hulu 0,95 m dan tinggi air hilir 0,75 m. Nilai gaya geser

dan gaya guling pada stabilitas bendung beton yang didapatkan masih di bawah

nilai faktor keamanan, dengan gaya guling dan gaya geser saat menerima beban

dan tidak menerima beban masing-masing masih diizinkan. Bendung yang

direncanakan ini mempunyai nilai kohesi tanah sebesar 1,8 kN/m3 dan sudut gaya

dalam sebesar 34 . Faktor keamanan untuk stabilitas lereng sebesar 1,815 dan

debit rembesan yang terjadi pada urugan tanah adalah sebesar 1,7408 x10-4

liter/detik.

Kata kunci: stabilitas bendung, stabilitas lereng urugan, rembesan pada urugan.

ABSTRACT

NIRWAL MAHDI ABDULLAH. Analysis and Design of Dam in Sungai Buntu

Village Karawang. Supervised by YULI SUHARNOTO.

Water resources management, especially around the coast in agriculture

today is needed to support empowerment in agriculture. The purpose of this study

is to analyze the slope stability and seepage weir urugan as design of the weir and

in Tegal River, River Buntu Village, Pedes subdistrict, Karawang . The results

showed that the weir estimates are appropriate and can be built is a concrete weir

with a weir height and weir urugan 1,7 m, 0,95 m high water upstream and

downstream water levels 0,75 m . Shear force values and bolster the stability of

the concrete weir obtained are still below the safety factor , the slice force and

shear force while receiving and not receiving the load of each load is still allowed.

The planned dam has a value of soil cohesion 1,8 kN/m3 and angle in the style of

34 . Safety factor for slope stability at 1,815 and seepage discharge that occurs in

the soil is equal to 1,7408 x10-4

liter/second.

Keywords: weir concrete stability, urugan slope stability, seepage at urugan weir.

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

ANALISIS STABILITAS BENDUNG DAN REMBESAN PADA

PERENCANAAN BANGUNAN BENDUNG

DI DESA SUNGAI BUNTU KARAWANG

NIRWAL MAHDI ABDULLAH

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Analisis Stabilitas Bendung dan Rembesan pada Perencanaan

Bangunan Bendung di Desa Sungai Buntu Karawang

Nama : Nirwal Mahdi Abdullah

NIM : F44090071

Disetujui oleh

Dr. Yuli Suharnoto, M. Eng

Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr. Yudi Chadirin, S.TP., M. Agr

Plh. Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi: Analisis Stabilitas Bendung dan Rembesan pada Perencanaan Bangunan Bendung di Desa Sungai Buntu Karawang

Nama : Nirwal Mahdi Abdullah NIM : F44090071

Disetujui oleh

Dr. Yuli Suhamoto, M. Eng Pembimbing I

PIh. Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ~.-·1 F_B 2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah

konstruksi, dengan judul Analisis Stabilitas Bendung dan Rembesan pada

Perencanaan Bangunan Bendung di Desa Sungai Buntu Karawang

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu

dalam penyusunan karya ilmiah ini, yaitu Bapak Dr Ir Yuli Suharnoto M.Eng

selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Trisnadi dari staf Laboratorium

Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan yang telah membantu

selama pengumpulan data, serta saudara Fakhriel, Lia dan Zulfidar yang telah

memberi saran untuk penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada orang tua penulis, serta seluruh keluarga dan rekan-rekan mahasiswa

Teknik Sipil dan Lingkungan IPB Angkatan 2009.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Nirwal Mahdi Abdullah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 3

Prosedur Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 16

RIWAYAT HIDUP 25

DAFTAR TABEL

1. Kedalaman tanah ukuran 0-20 cm 8 2. Kedalaman tanah ukuran 20-40 cm 8

3. Perkiraan dimensi bendung 9 4. Paramater data dukung tanah 12

DAFTAR GAMBAR

1. Lokasi Penelitian 3 2. Tahapan penelitian 4

3. Tahapan perhitungan kohesi tanah dan sudut geser dalam 5

4. Analisis stabilitas bendung 5

5. Jumlah irisan permukaaan lereng pada perencanaan bendung urugan 7

6. Faktor keamanan lereng urugan terhadap longsoran 7 7. Input karakteristik tanah 7

8. Hasil permodelan analisis rembesan urugan 8 9. Perencanaan stabilitas bendung beton 9

10. Permodelan stabilitas lereng 13 11. Rembesan urugan tanah 13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Stabilitas bangunan 16 2. Stabilitas lereng dan rembesan pada bendung urugan 20

3. Dimensi bangunan 22

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan sumber daya air di daerah pesisir pantai merupakan salah satu

hal yang harus diperhatikan karena jumlah debit air sungai yang terletak di sekitar

pantai ditentukan oleh kondisi pasang surut air laut. Permasalahan yang terjadi

saat ini adalah masih kurangnya perhatian terhadap bangunan infrastruktur pada

daerah pasang surut sehingga pemanfaatan air untuk pertanian masih rendah.

Selain itu, tertinggalnya kandungan garam yang terbawa oleh intrusi air laut juga

dapat merusak area pertanian di sekitar sungai. Berdasarkan Suhartanto et al.

(2006), intrusi air laut merupakan suatu peristiwa menyusupnya air laut ke

zona air tanah. Peristiwa ini menyebabkan air sumur pada daerah pesisir terasa

asin atau payau, sehingga tidak dapat dikonsumsi. Selain itu terjadinya intrusi

air laut juga menyebabkan tertinggalnya kandungan garam yang dibawa dan dapat

mengakibatkan kerugian seperti di sektor pertanian.

Pemberdayaan sumber daya air di sungai dapat dilakukan dengan

membangun infrastruktur seperti bendung. Bendung merupakan infrastruktur yang

berfungsi mengatur air pada saat pasang surut dan dapat menahan laju intrusi air

laut.

Berdasarkan Asiyanto (2011), dalam perencanaan dan pelaksanaan bendung

perlu diperhitungkan kekuatan dan keamanan struktur bendung,

kecukupan/kemampuan fondasi, serta efek-efek dari berat air dan tinggi tekanan.

Menurut Prastumi et al. (2011), kondisi bendung harus stabil terhadap guling dan

geser, serta bernilai ekonomis. Bangunan-bangunan yang kurang teliti dalam

perhitungan dan perancangan serta pembangunan dapat dirusak oleh pengaruh

kestabilan tanah, tekanan air sungai dan gempa sehingga dapat merugikan setiap

masyarakat yang menetap di sekitar sungai dan memanfaatkan bendung tersebut.

Dengan dimikian perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik tanah yang akan

dibuat bendung tersebut, meliputi kekuatan geser tanah, lapisan kedap tanah, serta

kondisi tanah. Atas dasar tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghitung

stabilitas suatu rancangan bangunan bendung yang terdiri dari bendung berbahan

beton dan urugan tanah. Penelitian ini meliputi perhitungan stabilitas bendung

pada beton, stabilitas lereng untuk urugan tanah serta rembesan yang terjadi pada

urugan tanah sebagai faktor keamanan urugan.

Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menghitung stabilitas suatu rancangan

bendung pada beton dan urugan tanah serta rembesan yang terjadi pada urugan

tanah. Ide penelitian muncul karena terdapat beberapa lahan pertanian yang

berada di sekitar pesisir laut terkena dampak pasang surut air laut dan intrusi air

laut. Adapun masalah yang ingin diketahui dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Bagaimana karakteristik tanah pada lokasi bendung.

b) Bagaimana desain bendung yang dibutuhkan pada lokasi tersebut.

c) Bagaimana faktor keamanan pada perhitungan stabilitas bendung beton

dan urugan tanah.

2

d) Bagaimana rembesan serta debit rembesan pada bendung urugan tanah.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Merancang bendung beton dan urugan tanah pada Sungai Tegal, Desa

Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang.

2. Menghitung stabilitas bendung beton dan urugan tanah.

3. Menghitung debit rembesan yang terjadi pada bendung urugan tanah.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai rekomendasi serta acuan dalam perencanaan bendung di sungai

Tegal, Kecamatan Pedes, Karawang.

2. Memperkirakan perhitungan faktor keamanan dalam perhitungan stabilitas

bendung beton dan urugan tanah serta rembesan yang terjadi pada bendung

urugan tanah.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu :

1) Studi literatur

Studi literatur digunakan sebagai dasar acuan untuk melakukan

analisis serta perhitungan dalam melakukan penelitian ini. Acuan-acuan

yang digunakan tersebut berasal dari buku-buku, karya ilmiah, jurnal

ilmiah, dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2) Survey lapangan

Studi lapangan digunakan untuk meneliti kondisi langsung di

lapangan. Hasil dari studi lapangan ini diperoleh data-data berupa data

primer dan data sekunder seperti kondisi tanah serta debit sungai rata-rata

melewati bangunan Sungai Tegal yang merupakan lokasi perencanaan

bangunan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret 2013 sampai Februari 2014.

Penelitian ini berlokasi di sungai Tegal, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes,

Karawang. Lokasi penelitian berada di sekitar pantai dengan perkiraan jarak dari

pantai sekitar 5-10 km. Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Karawang

berlokasi di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang terletak pada posisi 5o56’ -

6o34’ LS dan 107

o02’ - 107

o40’ BT dengan luas dari wilayah Karawang yaitu

sekitar 1.753,27 km2. Jenis tanah pada daerah karawang yaitu terdiri dari alluvial

3

pada daerah dataran rendah dimana hampir sebagian besar wilayah Karawang

berupa dataran pantai.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ring sampel

2. Sampel tanah kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm

3. Direct Shear Test

4. Alat ukur tape dan patok tanah

5. Stopwatch

6. Timbangan

7. Oven

8. Komputer yang dilengkapi perangkat lunak Microsoft Excel, Autocad 2010

dan GeoStudio 2007

Prosedur Analisis Data

Perencanaan bendung dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

struktur bendung yang terdiri dari beberapa bagian yaitu stabilitas bendung beton

dan stabilitas lereng pada urugan tanah. Sampel tanah yang diambil pada lokasi

penelitian kemudian diuji pada laboratorium Mekanika Tanah Institut Pertanian

Bogor. Hasil uji didapatkan nilai kohesi tanah, sudut geser dalam dan

permeabilitas tanah. Teknik analisis bendung yang dihitung yaitu analisis

stabilitas bendung beton, analisis stabilitas lereng pada bendung urugan dan

rembesan yang terjadi pada bendung urugan. Langkah-langkah dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1 Lokasi penelitian

4

Gambar 2 Tahapan penelitian

Uji Sampling Tanah

Uji sampling tanah pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis jenis

tanah di lokasi penelitian sehingga didapatkan nilai kohesi tanah dan sudut geser

dalam pada tanah serta beberapa paramater lain yang dibutuhkan dalam

pembangunan pondasi bendung.

Menurut Sunggono (1995), penggolongan jenis tanah berdasarkan butir

ukuran butir tanah dibagi dalam dua bagian yaitu tanah yang berbutir kasar dan

tanah berbutir halus sehingga pada pengujian laboratorium biasanya ditemukan

dua macam tanah dalam satu sampel tanah. Beberapa sampel tanah yang biasa

ditemukan seperti tanah pasir kelempungan dimana tanah sebagian besar terdiri

dari pasir dan mengandung sejumlah lempung.

Analisis kekuatan geser tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah ±

3 ring sample, dan diuji dengan menggunakan Direct Shear Test. Pengujian ini

dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah, Kampus IPB Darmaga. Direct shear

test atau uji geser langsung merupakan salah satu alat uji untuk memperoleh

besarnya tahanan geser tanah pada tegangan normal yang ditentukan.

Keterbatasan dari alat uji ini adalah tidak dapat mengukur tekanan air pori yang

timbul saat penggeseran tanah berlangsung dan tidak dapat mengontrol tegangan

yang terjadi di sekililing sampel tanah.

Hasil dari pengujian didapatkan nilai kohesi tanah dan sudut gaya dalam

yang dibutuhkan untuk menghitung nilai stabilitas bendung dan stabilitas urugan.

Langkah-langkah dalam perhitungan dapat diliat pada Gambar 3.

5

Gambar 3 Tahapan perhitungan kohesi tanah dan sudut geser dalam

Analisis Stabilitas Bendung Beton

Analisis stabilitas bendung pada bendung beton dihitung dengan

menggunakan berdasarkan Kriteria Perencanaan 06. Beberapa gaya yang harus

ditinjau dalam menghitung stabilitas bendung yaitu gaya geser dan gaya guling

bangunan dimana hasil perhitungan harus melewati faktor keamanan yang sudah

ditentukan. Perhitungan ini juga menggunakan beberapa parameter seperti nilai

kohesi tanah serta sudut gaya dalam yang didapatkan dari pengujian laboratorium.

Langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada Gambar 4

Gambar 4 Analisis stabilitas bendung beton

6

Analisis Stabilitas Lereng dan Rembesan pada Bendung Urugan

Perhitungan stabilitas lereng dan rembesan diperlukan sebagai acuan untuk

merancang bendung urugan sehingga dapat menanggulangi terjadinya longor pada

bendung.

Stabilitas lereng dihitung dengan menggunakan beberapa data seperti nilai

dari kekuatan tanah dan tinggi permukaan air yang melewati urugan. Metode yang

digunakan dalam menganalisis perhitungan menggunakan metode bishop. Metode

Bishop yaitu metode dimana gaya normal antar irisan diperhitungkan tetapi gaya

geser antar irisan diabaikan (Gouw dan Herman 2012). Faktor keamanan terhadap

gaya geser pada bendung harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

Kriteria Perencanaan Bangunan Irigasi 06. Perhitungan pada Metode Bishop

menggunakan perhitungan persamaan kuat geser dengan Persamaan 1.

τ =c ′

F+ σ − μ

tgφ ′

F (1)

Dimana : τ = Kuat geser tanah (kN/m2)

c’ = Kohesi tanah efektif (kN/m2)

F = Faktor aman

Φ = Sudut gesek dalam efektif ( °)

μ = Tekanan air pori (kN/m2)

Nilai faktor keamanan geser bishop dapat dihitung dengan Persamaan 2

(Soedibyo 1987).

𝑆𝐹 =∑𝜏𝑙𝑅

∑𝑊.𝑋 (2)

Dimana : SF = Faktor keamanan

τ = Kuat geser tanah (kN/m2)

∑W.X = jumlah momen yang akan menggeser dan menyebabkan

terjadinya longsoran

Rembesan yang terjadi pada bendung urugan dapat menyebabkan

berkurangnya stabilitas pada urugan tanah tersebut. Menurut Hamzah et al.

(2008), sebenarnya bukan hanya tanah yang mempunyai daya rembesan tetapi

banyak bahan bangunan lain seperti beton dan batu juga mengandung pori-pori

sehingga dapat dirembes oleh air dan ini cukup penting dalam bidang geoteknik,

misalnya pada soal pembuatan tanggul atau bendungan untuk menahan air.

Perhitungan analisis stabilitas lereng rembesan yang terjadi pada urugan

tanah pada penelitian ini menggunakan software GeoStudio 2007. GeoStudio 2007

merupakan salah satu software yang dapat membantu menganalisis stabilitas

lereng pada urugan dan juga mampu menganalisis nilai debit rembesan yang

terjadi pada permodelan urugan dengan lebih cepat dan mudah.

Analisis stabilitas lereng dan rembesan yang terjadi pada urugan tanah pada

penelitian ini menggunakan software GeoStudio 2007. Metode yang digunakan

dalam permodelan stabilitas lereng ini adalah metode bishop. Hasil analisis

menghasilkan nilai longsoran kritis dengan analisis gaya-gaya yang terjadi pada

7

irisan tersebut. Beberapa analisis yang diperlukan pada perhitungan dapat dilihat

pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5 Jumlah irisan permukaan lereng pada perencanaan bendung

urugan

Gambar 6 Faktor keamanan lereng urugan terhadap longsoran

Analisis rembesan dengan software GeoStudio 2007 menghasilkan nilai

debit rembesan yang terjadi. Nilai rembesan selanjutnya akan dijadikan sebagai

pendugaan rembesan dalam menganalisis bangunan urugan. Perkiraan

perencanaan urugan dan hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.

Gambar 7 Input karakteristik tanah

8

Gambar 8 Hasil permodelan analisis rembesan urugan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Tanah

Uji Karakteristik Tanah

Pengujian kuat geser tanah merupakan pengujian ketahanan maksimum

tanah sehingga nilai tegangan geser bisa didapatkan (Bell 1992). Menurut (Agus

2009), dalam kuat geser tanah terjadi gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-

butir tanah terhadap desakan atau tarikan, sehingga pengujian terhadap kekuatan

geser tanah dapat memberikan keamanan atau kenyamanan terhadap struktur yang

berdiri. Penentuan karakteristik, kekuatan serta gaya dalam tanah pada penelitian

ini dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah, Institut Pertanian Bogor.

Pengujian dilakukan dengan Direct Shear Test serta beberapa alat bantu lainnya.

Uji kekuatan geser tanah dengan Direct Shear Test dilakukan pada berat

konsolidasi sebesar 0,5 kN/m2 dan 1 kN/m

2. Hasil dari uji laboratorium ini dapat

dilihat pada Tabel 1 (sampel tanah dengan kedalaman 0-20 cm) dan Tabel 2

(sampel tanah dengan kedalaman 20-40 cm). Nilai dari kohesi (c) dan sudut gaya

dalam (θ) didapatkan dari hasil plot kedua sampel tanah pada satu grafik di kertas

milimeter blok.

Tabel 1 Kedalaman tanah 0-20 cm

Nomor

sampel tanah

Tegangan

normal (kN/m2)

Teganan geser

(kN/m2)

1 0,5 1,80

2 1 1,92

Tabel 2 Kedalaman tanah 20-40 cm

Nomor

sampel tanah

Tegangan normal

(kN/m2)

Tegangan geser

(kN/m2)

1 0,5 0,56

2 1 1,31

Uji kekuatan geser tanah dilakukan pada tanah dengan kedalaman 20-40 cm

dikarenakan pada kedalaman 0-20 cm tanah masih relatif lunak dibandingkan

dengan tanah pada kedalaman 20-40 cm. Selain itu, tanah pada kedalaman 20-40

cm sedikit berpasir karena lokasi penelitian yang berada di sekitar pantai. Hasil

9

plot menunjukkan bahwa nilai kuat geser tanah (c) sebesar 1,8 kN/m3 dengan nilai

θ sebesar 34°.

Stabilitas Bendung Beton

Perhitungan perencanaan bendung digunakan bentuk bendung seperti pada

Gambar 9.

Gambar 9 Perencanaan stabilitas bendung beton

Dimensi yang direncanakan untuk bangunan bendung ini dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Dimensi bendung

Tinggi bendung 1,7 meter

Lebar bendung 1,5 meter

Tinggi tanggul 1,1 meter

Debit sungai 3 m3/detik

Tinggi muka air sebelum melewati

bendung

0,95 meter

Tinggi muka air setelah melewati

bendung

0,75 meter

Panjang bendung 11,5 meter

Kohesi tanah 1,8 kN/m3

Sudut gaya dalam 34

Nilai tinggi bendung ditentukan dari tinggi tanggul sebesar 1,1 m dan debit

sebesar 3 m3/detik sehingga diperkirakan debit air tidak akan melebihi 1,7 m.

Menurut perhitungan untuk penentuan nilai beban yang terjadi dapat dilihat pada

Lampiran 1. Faktor utama yang harus diperhatikan pada penentuan stabilitas

bendung ini adalah kestabilan bangunan terhadap gaya geser dan gaya guling yang

terjadi. Perhitungan terhadap gaya guling dan geser ditinjau saat bangunan

menerima beban dan tidak menerima beban.

10

Stabilitas Terhadap Gaya Guling dan Geser Pada Saat Menerima Beban

Vertikal

Guling terhadap uplift yang terjadi dengan bangunan menerima beban

B = 2m

x =Σ W × X − ΣH × Y

ΣW=

6,51 − 0,46

6,194= 0,976 m

e =B

2− x =

2

2− 0,976 = 0,024 m

Faktor keamanan ; e <B

6= 0,024 m < 0,333 𝑚 Desain ok

Guling tanpa uplift yang terjadi dengan bangunan menerima beban

B = 2m

X =ΣW × X − ΣH × Y

ΣW=

8,27 − 0,46

7,894= 0,990 m

e =B

2− x =

2

2− 0,990 = 0,01 m

Faktor keamanan ; e <B

6= 0,01 m < 0,333 𝑚 Desain ok

Geser terhadap uplift yang terjadi dengan bangunan menerima beban

Σ H = 0,178 ton

HResistance = μ × ΣW = 0,5 × 6,194 = 3,097 ton

Fs =HResistance

ΣH=

3,097

0,178= 17,403 > Faktor keamanan

= 17,403 > 2 (𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑜𝑘)

Geser tanpa uplift yang terjadi dengan bangunan menerima beban

Σ H = 0,178 ton

HResistance = μ × ΣW = 0,5 × 7,894 = 3,947 ton

Fs =HResistance

ΣH=

3,947

0,178= 22,179 > Faktor keamanan

= 22,179 > 2 (𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑜𝑘)

11

Nilai Fs > 2 merupakan acuan yang diambil berdasarkan Kriteria

Perencanaan Bagian Bangunan Utama 06.

Stabilitas Terhadap Gaya Guling dan Geser Pada Saat Tidak Menerima

Beban Vertikal

Guling terhadap uplift yang terjadi dengan bangunan tidak menerima beban B = 2m

x =Σ W × X − ΣH × Y

ΣW=

4,78 − 0,46

4,123= 1,049 m

e =B

2− x =

2

2− 1,049 = −0,049 m

Faktor keamanan ; e <B

6= −0,049 m < 0,333 𝑚 Desain ok

Guling tanpa uplift yang terjadi dengan bangunan tidak menerima beban B = 2m

X =ΣW × X − ΣH × Y

ΣW=

6,55 − 0,46

5,823= 1,046 m

e =B

2− x =

2

2− 1,046 = −0,046 m

Faktor keamanan ; e <B

6= −0,046 < 0,333 𝑚 Desain ok

Geser terhadap uplift yang terjadi dengan bangunan tidak menerima beban Σ H = 0,178 ton

HResistance = μ × ΣW = 0,5 × 4,123 = 2,062 ton

Fs =HResistance

ΣH=

2,062

0,178= 11,58 > Faktor keamanan

= 11,58 > 2 (𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑜𝑘)

Geser tanpa uplift yang terjadi dengan bangunan tidak menerima beban Σ H = 0,178 ton

HResistance = μ × ΣW = 0,5 × 5,823 = 2,912 ton

Fs =HResistance

ΣH=

2,912

0,178= 16,36 > Faktor Keamanan

= 16,36 > 2 (𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑜𝑘)

12

Analisis Daya Dukung Tanah

Beberapa parameter yang dibutuhkan untuk analisis daya dukung tanah

dapat dilihat pada Tabel 4. Penentuan parameter ini berdasarkan ketentuan

Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama 06. Pondasi yang direncakan pada

perhitungan ini direncanakan berbentuk menerus.

Tabel 4 Parameter daya dukung tanah

Nc 36

Nq 23

Nγ 20

α 1

β 0,5

qu = α + (c × Nc) + (γ × z × Nq) + (β × γtanah × B × N × Nγ)

qu = 64.8 + 16.1 + 20 = 100,9 ton/meter2

Daya dukung yang diizinkan (qa)

qa =qu

3= 33,633 ton/meter2

Perkiraan diperlukan pondasi pancang

Ws =qa × B

1 +6×e

B

=33,633 × 2

(1 + (6 ×0.01

2)

= 65 ton

Vp = W − Ws = −57 ton (tidak butuh pondasi pancang)

Vp adalah perkiraan distribusi beban vertikal menuju pondasi pancang. Pada

perhitungan, diperkirakan hanya menggunakan pondasi menerus dikarenakan nilai

daya dukung tanah sebesar 3,363 kg/cm2.

Stabilitas Lereng Pada Urugan

Perhitungan stabilitas lereng diperlukan untuk memperkirakan longsoran

yang akan terjadi pada bagian urugan tanah. Analisis keamanan terhadap geseran

ini dilakukan karena pada saat kering akan terjadi tegangan pori pada urugan

tanah yang dapat memperlemah kestabilan dari bendung urugan tersebut.

(Soedibyo 1987).

Hasil analisis dengan menggunakan Geo Slope menunjukkan nilai faktor

keamanan yang didapatkan sebesar 1,815. Nilai ini menurut standar Kriteria

Perencanaan 06 masih di batas yang diizinkan. Permodelan menggunakan Metode

Bishop dapat dilihat pada Gambar 10 dengan tinggi air yang melewati urugan

diperkirakan setinggi 0,7 m.

13

Gambar 10 Permodelan stabilitas lereng

Rembesan Terhadap Urugan Tanah

Penelitian ini menganalisis pola aliran air yang melewati urugan serta debit

rembesan yang terjadi. Perhitungan terhadap rembesan yang terjadi pada urugan

bendung diperlukan untuk memperkirakan pola aliran air yang akan melewati

urugan sehingga dapat ditentukan stabilitas pada urugan. Aliran air ini merupakan

aliran dari air sungai melalui material yang lolos air (permeable), baik melalui

tubuh bendung maupun pondasi sehingga pola aliran dan debit rembesan yang

keluar melalui tubuh bendung dan pondasi sangat penting dan perlu untuk

diperhatikan.

Permodelan rancangan rembesan pada penelitian ini memiliki tinggi urugan

adalah 1,7 meter dengan lebar 6 meter seperti terlihat pada Gambar 9 dan

ketinggian air diasumsikan sebesar 0,95 m. Hasil permodelan didapatkan nilai

debit rembesan sebesar 1,7408 x10-4

liter/detik dimana tekanan pada sistem

drainase dianggap nol dengan nilai konduktivitas hidrolik tanah sebesar pada

sebesar 5,86 x10-8

m/detik (Fakhriel 2013). Nilai debit rembesan tersebut relatif

kecil dan aman untuk kestabilan urugan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia

mengenai tata cara desain tubuh bendungan tipe urugan (2012), bahwa untuk

membangun urugan tanah nilai konduktivitas hidrolik harus lebih kecil dari 10-5

m/detik, sehingga diperkirakan tanah lokasi penelitian dapat dijadikan sebagai

bahan bangunan untuk bendung urugan. Permodelan rembesan dapat dilihat pada

Gambar 11 dimana pada permodelan dapat dilihat panah-panah yang

menunjukkan pola aliran air pada urugan.

Gambar 11 Rembesan urugan tanah

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan perencanaan dan perhitungan desain bendung di Desa Sungai

Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang, diperoleh perkiraan desain bendung yang

sesuai dan dapat dibangun pada Sungai Tegal, yaitu tinggi bendung beton dan

bendung urugan 1,7 m, tinggi air hulu 0,95 m dan tinggi air hilir 0,75 m.

Perhitungan faktor keamanan stabilitas bendung beton terhadap gaya guling dan

geser ditinjau saat bendung menerima beban dan tidak menerima beban terhadap

gaya uplift dan tanpa gaya uplift . Faktor keamanan terhadap gaya guling saat

menerima beban terhadap gaya uplift dan tanpa uplift sebesar 0,01 dan 0,024.

Faktor keamanan terhadap gaya guling saat tidak menerima beban terhadap gaya

uplift dan tanpa uplift sebesar -0,049 dan -0,046. Faktor keamanan terhadap gaya

geser saat menerima beban terhadap gaya uplift dan tanpa uplift sebesar 17,403

dan 22,179. Faktor keamanan terhadap gaya geser saat menerima beban terhadap

gaya uplift dan tanpa uplift sebesar 11,58 dan 16,36. Nilai faktor keamanan

longsoran yang terjadi pada permodelan perhitungan stabilitas lereng adalah 1,815

dengan nilai kohesi tanah sebesar 1,8 kN/m3 dan sudut gaya dalam sebesar 34˚.

Nilai debit rembesan yang terjadi dari hasil analisis bendung yang direncanakan

ini sebesar 1,7408 x10-4

liter/detik dan aman bagi bendung urugan karena debitnya

relatif kecil.

Saran

1. Perlu ditinjau lebih lanjut mengenai debit sungai yang mengalir pada saat

musim hujan dan air laut pasang.

2. Kekuatan tanah hanya diukur pada kedalaman 0-40 cm, sehingga lebih baik

dilakukan pengukuran kedalaman tanah lebih lanjut menggunakan alat uji

Sondir.

3. Perlunya perencanaan bangunan pelimpah untuk mencegah terjadinya

overtopping yang dapat mengurangi kestabilan bendung.

4. Perlunya perencanaan pondasi yang sesuai untuk bendung.

DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto. 2011. Metode konstruksi bendungan. Jakarta (ID): Universitas

Indonesia.

Bell, FG. 1992. Engineering properties of soils & rocks “third edition”.

Butterworth-Heinemann Ltd. (21:22).

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Standar perencanaan irigasi KP-06

Bagian Parameter Bangunan. CV. Galang Persada. Bandung.

Fakhriel AW, Raden M. 2013. Analisis rembesan dan gaya angkat pada

perencanaan bendung di Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kh V Sunggono. 1995. Buku teknik sipil. Bandung (ID): Penerbit “Nova”

15

Liong TG, Herman DJG. 2012. Analisa stabilitas lereng limit equilibrium vs finite

element method. Jurnal HATTI – PIT-XVI.

Muntohar Agus S. 2009. Mekanika Tanah. Yogyakarta (ID); Universitas

Muhamadiyah Yogyakarta

Prastumi, S Hendro, YP Fabryandri. 2011. Studi perencanaan bentuk bendungan

beton sederhana yang paling efisien. Teknik Sipil. 5(3):130-136.

Suhartanto B, Pramana A, Wardoyo, Firman M, Sumarno. 2006. Investigasi

penyebaran intrusi air laut di kota Bengkulu dengan metode geolistrik tahanan

jenis studi kasus: daerah Kampung Cina, Sumur Melele dan Berkas. Jurnal

Universitas Bengkulu. (PKMP 3-1-1).

Soedibyo. 1987. Teknik bendungan. Jakarta (ID): PT Pradnya Paramita.

Standar Nasional Indonesia Tahun 2012 tentang Tata Cara Desain Tubuh

Bendungan Tipe Urugan.

16

Lampiran 1 Stabilitas Bangunan

Momen kondisi bangunan pada saat adanya beban secara vertikal

No Titik berat W X W×X

1 0,3 × 1× 2,4 0,72 1,5 1,08

2 0,4 × 0,6 × 2,4 0,576 0,7 0,4

3 0,3 × 0,4 × 2,4 0,288 0,2 0,06

4 0,5 × 0,1 × 1 × 2,4 0,12 1,333 0,16

5 0,5 × 0,1 × 0,4 × 2,4 0,048 0,133 0,01

6 0,5 × 2,6 × 0,1 × 2,4 0,312 0,867 0,27

7 2,6 × 0,4 × 2,4 2,496 0,6 1,5

8 0,5 × 2,6 × 0 × 2,4 0 0,4 0

9 0,5 × 2,6 × 0,1 × 1,8 0,234 0,867 0,2

10 1 × 2,05 × 1,8 1,35 1,5 2,03

11 1 × 0,55 × 2 1,1 1,5 1,65

12 0,5 × 1 × 0,1 × 2 0,1 1,667 0,17

q 0,5 × 1,1 0,55 1,35 0,74

Total Σ W = 7,894 Σ W × X =

8,27

Pu1 0,95×2×0,5×(-1) -0,95 1,33 -1,27

Pu2 0,75×2×0,5×(-1) -0,75 0,667 -0,5

Total 6,194 6,51

Kondisi pada saat terjadinya beban secara horizontal

Ka = 0,283 (koefisen aktif tanah untuk analisis stabilitas)

Ka’= 0,297 (koefisen aktif tanah untuk analisis struktur)

Kp = 3,532 (koefisen pasif tanah)

17

Lampiran 1 (lanjutan) 1 qa1 = Ka × q = 0,141 ton/m

2 qa2 = Ka × (h1-hw1) × γtanah = 0,382 ton/m

3 qa3 = qa1 + qa2 = 0,532 ton/m

4 qa4 = Ka × hw1 × (γ = 0,269 ton/m

5 qw1 = hw1 × γair = 0,95 ton/m

6 qw2 = hw2 × γair = 0,75 ton/m

7 qp1 = Kp × h4 × ( γsat – γair) = 2,473 ton/m

Perhitungan nilai H dan Y untuk Stabilitas

No H Y H × Y

Pa1 0,141 × 0,75 0,106 1,325 0,14

Pa2 1,043 × 2,05 × 0,5 0,143 1,2 0,17

Pa3 1,184 × 0,95 0,497 0,475 0,24

Pa4 0,269 × 0,95 × 0,5 0,128 0,317 0,04

Pw1 0,95 × 0,95 × 0,5 0,451 0,317 0,14

Pw2 (-0,75) × 0,75 × 0,5 -0,281 0,25 -0,07

Pp1 (-2,473) × 0,7 × 0,5 -0,865 0,233 -0,2

Total -0,178 0,46

18

Lampiran 1 (lanjutan)

Momen kondisi bangunan pada saat tidak adanya beban secara vertikal

No Titik berat W X W×X

1 0,3 × 1× 2,4 0,72 1,5 1,08

2 0,4 × 0,6 × 2,4 0,576 0,7 0,4

3 0,3 × 0,4 × 2,4 0,288 0,2 0,06

4 0,5 × 0,1 × 1 × 2,4 0,12 1,333 0,16

5 0,5 × 0,1 × 0,4 × 2,4 0,048 0,133 0,01

6 0,5 × 2,6 × 0,1 × 2,4 0,312 0,867 0,27

7 2,6 × 0,4 × 2,4 2,496 0,6 1,5

8 0,5 × 2,6 × 0 × 2,4 0 0,4 0

9 0,5 × 2,6 × 0,1 × 1,8 0,234 0,867 0,2

10 1 × 2,05 × 1,8 1,35 1,5 2,03

11 1 × 0,55 × 2 1,1 1,5 1,65

12 0,5 × 1 × 0,1 × 2 0,1 1,667 0,17

Total Σ W = 5,823 Σ W × X =

6,55

Pu1 0,95×2×0,5×(-1) -0,95 1,33 -1,27

Pu2 0,75×2×0,5×(-1) -0,75 0,667 -0,5

Total 4,123 4,78

Kondisi pada saat terjadinya beban secara horizontal

Ka = 0,283 (koefisen aktif tanah untuk analisis stabilitas)

Ka’= 0,297 (koefisen aktif tanah untuk analisis struktur)

Kp = 3,532 (koefisen pasif tanah)

19

Lampiran 1 (lanjutan) 1 qa1 = Ka × q = 0,141 ton/m

2 qa2 = Ka × (h1-hw1) × γtanah = 0,382 ton/m

3 qa3 = qa1 + qa2 = 0,532 ton/m

4 qa4 = Ka × hw1 × (γ = 0,269 ton/m

5 qw1 = hw1 × γair = 0,95 ton/m

6 qw2 = hw2 × γair = 0,75 ton/m

7 qp1 = Kp × h4 × ( γsat – γair) = 2,473 ton/m

Perhitungan nilai H dan Y untuk Stabilitas

No H Y H × Y

Pa1 0,141 × 0,75 0,106 1,325 0,14

Pa2 1,043 × 2,05 × 0,5 0,143 1,2 0,17

Pa3 1,184 × 0,95 0,497 0,475 0,24

Pa4 0,269 × 0,95 × 0,5 0,128 0,317 0,04

Pw1 0,95 × 0,95 × 0,5 0,451 0,317 0,14

Pw2 (-0,75) × 0,75 × 0,5 -0,281 0,25 -0,07

Pp1 (-2,473) × 0,7 × 0,5 -0,865 0,233 -0,2

Total -0,178 0,46

20

Lampiran 2 Stabilitas lereng dan rembesan pada bendung urugan

Hasil permodelan rembesan urugan

Materi pada urugan

urugan bagian atas

Model: Mohr-Coulomb

Unit Weight: 15 kN/m³

Cohesion: 1.8 kPa

Phi: 34 °

Phi-B: 0 °

Pore Water Pressure

Piezometric Line: 1

urugan bagian bawah

Model: Mohr-Coulomb

Unit Weight: 18 kN/m³

Cohesion: 15 kPa

Phi: 34 °

Phi-B: 0 °

Pore Water Pressure

Piezometric Line: 1

Slip Surface Entry and Exit

Left Projection: Range

Left-Zone Left Coordinate: (0, 17) m

Left-Zone Right Coordinate: (0.034884, 17) m

Left-Zone Increment: 4

Right Projection: Range

Right-Zone Left Coordinate: (25.476964, 5.0452304) m

Right-Zone Right Coordinate: (25.5, 5.045) m

Right-Zone Increment: 4

Radius Increments: 4

21

Lampiran 2 (lanjutan)

Perhitungan irisan urugan dengan metode bishop

Faktor keamanan lereng

22

Lampiran 3 Dimensi Bangunan

23

Lampiran 3 (lanjutan)

24

Lampiran 3 (lanjutan)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis bertempat lahir di Jakarta, 9 Oktober 1991. Penulis juga merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah penulis bernama Ir. Julianto dan ibu

penulis bernama Dra. Effiyanti M.Si., Apt. Penulis menempuh pendidikan sekolah

dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah ke atas di Banda Aceh.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa IPB melalui program Beasiswa Utusan

Daerah. Penulis selama menjadi mahasiswa pernah aktif di Himpunan Teknik

Sipil dan Lingkungan, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian

dan Badan Eksekutif Mahasiswa KM. Penulis juga pernah aktif di Unit Kegiatan

Mahasiswa. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Bangunan

Konservasi Tanah dan Air selama 1 semester. Bulan Juni-Agustus 2012 penulis

pernah melaksanakan Praktik Lapangan di Krakatau Tirta Industri dengan Judul

“Desain Saluran Trase Transmisi dan Intake”.