Upload
others
View
41
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA MUSI
UNIT PELAYANAN ALANG-ALANG LEBAR KOTA PALEMBANG
Tesis
Oleh
AYU GUSTIRA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA MUSI
UNIT PELAYANAN ALANG-ALANG LEBAR KOTA PALEMBANG
Oleh
AYU GUSTIRA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar
MAGISTER TEKNIK SIPIL
Pada
Progam Pascasarjana Magister Teknik
Fakultas Teknik Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM TIRTA MUSI
UNIT PELAYANAN ALANG-ALANG LEBAR KOTA PALEMBANG
Ayu Gustira
Suatu sistem penyediaan air yang mampu menyediakan air yang dapat diminum
dalam jumlah cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar agar
mendapatkan air bersih diperlukan perencanaan, desain, cara pengumpulan,
pemurnian, transmisi, dan distribusi yang baik. Demikian halnya yang dilakukan
oleh PDAM Tirta Musi yang terletak di Kota Palembang dan melayani distribusi
air bersih di seluruh Kota Palembang dengan total 16 Kecamatan. Adapun
Kecamatan yang bermasalah dalam penyaluran distribusi air bersih ialah
Kecamatan Alang-alang Lebar dan Kecamatan Sukarami.
Penelitian ini menggunakan bantuan program Epanet 2.0 untuk mengetahui
sistem hidrolika didalam pipa dan untuk perhitungan proyeksi penduduk serta
kebutuhan air menggunakan metode regresi eksponensial. Berdasarkan hasil
analisis didapatkan hasil bahwa sistem distribusi jaringan pipa air bersih existing
tidak dapat mendistribusikan air bersih keseluruh pelanggan pada tahun 2018
dikarenakan adanya tekanan pipa ujung di kelurahan talang betutu (node 29 dan
node 30) lebih kecil dari 0 m.
Pada tahun 2038 total keseluruhan pelanggan aktif 94.405 SR dengan nilai
konsumsi kebutuhan air 779,850 l/s dan debit distribusi 847.66 l/s, total debit
kebutuhan pompa reservoir Alang-Alang Lebar sebesar 919.635 l/s dan pompa
reservoir Punti Kayu 276.10 l/s. Jaringan pipa distribusi primer dan sekunder
skenario tahun 2038 mampu mendistribusikan air bersih dengan pemakaian
pompa reservoir Alang-Alang Lebar kapasitas 950 l/s (head) 30 meter serta
reservoir pompa Punti Kayu dengan kapasitas 300 l/s (head) 50 meter, serta
mengganti jenis pipa dan memperbesar diameter pipa.
Kata Kunci : Sistem distribusi air bersih, epanet, proyeksi penambahan pelanggan
aktif, kebutuhan air.
ABSTRACT
ANALYSIS OF CLEAN WATER DISTRIBUTION SYSTEM, PDAM
TIRTA MUSI, ALANG-ALANG SERVICE UNIT, LEBAR KOTA
PALEMBANG
Ayu Gustira
A water supply system that is able to provide enough potable water is important
for a large city to get clean water, good planning, design, collection, purification,
transmission and distribution methods are needed. This is also the case with
PDAM Tirta Musi, located in Palembang City and serving the distribution of
clean water throughout Palembang City with a total of 16 Districts. The districts
that have problems in distributing clean water distribution are Alang-alang Lebar
and Sukarami Districts.
This study uses the help of the Epanet 2.0 program to find out the hydraulic
system in the pipeline and for the calculation of population projections and water
needs using the exponential regression method. Based on the results of the
analysis it was found that the distribution system of the existing clean water
pipeline network could not distribute clean water to all customers in 2018 due to
the pressure of the end pipe in the Talang Betutu Kelurahan (node 29 and node
30) smaller than 0 m.
In 2038 the total active customers were 94,405 SR with a water consumption
value of 779,850 l/s and a distribution discharge of 847.66 l / s, the total discharge
requirement for the Alang-Alang Lebar reservoir pump was 919,635 l / s and the
Punti Kayu reservoir pump 276.10 l/s. The primary and secondary distribution
pipeline network in the year 2038 is able to distribute clean water with the use of
the Alang-Alang Wide reservoir pump with a capacity of 950 l / s (head) 30
meters and a Punti Kayu pump reservoir with a capacity of 300 l/s (head) 50
meters, as well as replacing type of pipe and enlarge of pipe diameter.
Keywords: Clean water distribution system, epanet, projection of the addition of
active customers, water needs.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 05 Agustus
1992, sebagai anak keempat dari lima bersaudara, dari
pasangan Bapak Ir. Suryadi Saleh., M.T dan Ibu Dra.
Ismaiyati., M.Pd. Penulis mengenyam Pendidikan Sekolah
Dasar (SD) diselesaikan di SDN 8 Palembang pada tahun
2004, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 18 Palembang pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas
diselesaikan di SMA Negeri 10 Palembang pada tahun 2010. Penulis diterima
sebagai mahasiswa D-III Jurusan Teknik Sipil Konsentrasi Bangunan Air di
Politeknik Negeri Sriwijaya melalui Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN)
Jalur Tertulis dan lulus pada September tahun 2014. Kemudian penulis berkerja
sebagai staff engineer dibeberapa kontraktor sambil melanjutkan kuliah D-IV
Program Studi Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Srwijaya dan
lulus pada bulan agustus tahun 2016. Penulis kembali melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dan tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana
Jurusan Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung pada BKU
Rekayasa Sumber Daya Air sembari berkerja sebagai Planner di bagian Asset
Management PT. Pertamina (Persero) RU III. Harapan penulis kedepannya ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang akademisi dan dapat bermanfaat
bagi orang banyak.
MOTTO
Fainna ma'a al'usri yusran. Inna ma'a al'usri yusran
Artinya:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah ayat 5-6)
“Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik
terhadapKu, maka baginya kebaikan,
maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan”
(HR. Bukhori)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS Al-Baqarah: 216)
“Lakukanlah yang Terbaik Untuk Hari Ini, Karena Kita tidak Tahu Apa Yang
Akan Terjadi Pada Esok Hari.”
(Ir. Suryadi Saleh., M.T)
“ Jangan Mudah Menyerah dan Putus Asa, Teruslah Berusaha dan Tetap
Bersabar Sampai Kau Bisa. Tidak Ada Kata Sulit Jika Engkau
Mengerjakannya Dengan Sungguh-Sungguh ”
(Dra. Ismaiyati., M.Pd)
“Hidup Hanya Satu Kali, Tetaplah Semangat Untuk Meraih Apa Yang Kau
Inginkan. Namun Jangan Pernah Kau Tinggalkan Urusan AkhiratMu Agar
Kau Bisa Mendapatkan DuniaMu”
(Ayu Gustira)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan kerendahan hati dan puji syukur kehadirat Allah SWT
kupersembahan skripsiku ini kepada:
Kedua orang tuaku, Papa Ir. Suryadi Saleh., M.T dan Mama Dra.
Ismaiyati., M.Pd tercinta yang telah memberikan segalanya, yang
sangat sabar mendidik dan mendukung untuk mengapai cita-
cita. Terimakasih banyak atas do’a yang selalu dipanjatkan setiap
saat sehingga apapun yang dikerjakan dapat terasa sangat
mudah dan bisa terlewati semuanya dengan hasil yang
sempurna. Sungguh tanpa ridho Allah dan Orang tua aku tak
akan bisa meraih impian.
Kakak-kakakku Riya Syahyati.,S.E dan Dwi Inda Sari., M.Si,
kemudian kak Satiya Reski.,S.T dan adik bungsuku Meisy
Chairunnisya serta keponakanku Abang Raffa, Malikha,
Shafiyaa, Varend, Rafie, Shafin tersayang yang selalu
menyemangati dan memberi support disetiap saat hingga lelah
pun berubah menjadi ceria.
Keluarga besarku tercinta yang telah memberikan doa,
dukungan dan banyak nasihat sehingga saya dapat
menyelesaikan tesis ini.
Sahabat-sahabat terbaik yang tidak dapat di sebutkan satu persatu
terimakasih banyak untuk semua cerita, motivasi dan doa.
Semua Pihak yang Selalu mendoakan dan memberikan bantuan
selama ini yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. Terimakasih
banyak atas bantuan dan semangatnya berkat kalian juga saya bisa
dapat menyelesaikan penelitian ini. Jasa kalian sangatlah berharga
Almamaterku tercinta. Serta sahabat seperjuangan angkatan 2017 di
Magister Teknik Sipil Unila. Terimakasih atas aktivitas perkuliahan
yang telah kita lewati bersama penuh canda tawa serta suka dan
duka. Semoga dikemudian hari kita dapat bertemu dalam keadaan
yang semakin baik lagi. Aamiin Yaa Rabb
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang
berjudul ”Analisis Sistem Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Musi Unit
Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota Palembang”. Tesis ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik Sipil pada Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
2. Ibu Dr. Dyah Indriana K. S.T., M.Sc selaku Ketua Prodi Magister Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing I, terimakasih atas kesediannya untuk memberikan bimbingan,
ilmu, petunjuk, nasihat, saran serta kritik yang membangun dalam proses
penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Dr. Endro P. Wahono, S.T., M.Sc., selaku Sekretaris Prodi Magister
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing II, terimakasih atas kesediannya untuk memberikan bimbingan,
ilmu, petunjuk, nasihat, saran serta kritik yang membangun dalam proses
penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D selaku Dosen Penguji I, terimakasih
atas kebaikan selama ini serta saran dan kritik yang telah diberikan.
5. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Penguji II,
terimakasih atas kebaikan selama ini serta saran dan kritik yang telah
diberikan.
6. Ibu Dr. Ika Kustianti., S.T., M.Eng.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terimakasih atas saran, masukan, dan motivasi selama penulis menjadi
Mahasiswa Magister Teknik Sipil.
7. Seluruh Dosen Jurusan Magister Teknik Sipil yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama ini.
8. Seluruh Staf PDAM Tirta Musi Kota Palembang yang telah membantu dalam
pengumpulan data primer dan sekunder serta telah memberikan ilmu dan
masukan yang bermanfaat pada bidang sistem distribusi air bersih untuk
kelengkapan penelitian ini.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, papa Ir. Suryadi Saleh.,M.T dan mama
Dra. Ismaiyati., M.Pd tercinta dan terhebat yang telah memberikan motivasi
didalam kehidupan untuk dunia serta akhirat, bagiku kemudahan dalam
menjalani penelitian ini tak luput berkat doa dari kedua orang tua sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung.
10. Kakak-kakaku Riya Syahyati., S.E kemudian Dwi Inda Sari.,M.Si serta kak
Satiya Reski., S.T, Adik bungsuku Meisy Chairunnisya dan terakhir
keponakanku tersayang Abang Raffa, Mba Chicha, Shafiya, Varend, Shafin,
Raffie yang selalu menghibur dan menyemangati disaat penulis mengalami
kejenuhan.
11. Keluarga besar tercinta yang telah memberikan doa, dukungan dan banyak
nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
12. Para pimpinan dan team PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk Project Fly Over
Simpang Keramasan Palembang yang telah memotivasi serta memberika izin
untuk penulis disaat sedang menjalani awal perkuliahan.
13. Teman-teman Mahasiswa Magister Teknik Sipil Angkatan 2017 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas do’a, dukungan, semangat,
serta kebersamaan yang telah diberikan. Begitu banyak suka dan duka
semoga segera bisa menyusul untuk wisuda.
14. Almamaterku Universitas Lampung, yang memberikan aku semangat dan giat
belajar untuk selalu menyelesaikan pendidikan dengan waktu yang cepat serta
mendapatkan hasil yang baik
15. Almamaterku dan seluruh dosen disaat aku pernah menempuh program
sarjana terapan di Politeknik Negeri Sriwijaya, terimakasih telah
memberikanku pembelajaran dan ilmu yang bermanfaat. Sehingga penulis
semakin mencintai bidang ilmu kegemarannya yaitu Sumber daya air.
16. Team kerja di Asset Management PT.Pertamina (Persero) RU III, terimakasih
atas do’a, dukungan, semangat, kebersamaan, yang telah diberikan kepada
penulis disaat penulis menyelesaikan penelitian ini.
17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan penelitian ini. terimakasih banyak atas motivasi dan
doanya hingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Selain itu, penulis
berharap dan berdoa semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
semangat kepada penulis, mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, Agustus 2019
Penulis
Ayu Gustira
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 5
1.6 Lokasi Studi .............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air .......................................................................................... 7
2.2 Sumber-Sumber Air ................................................................................. 7
2.3 Prinsip Dasar Penyedian Air Bersih ......................................................... 10
2.3.1 Kuantitas Air .................................................................................... 11
2.3.2 Kontinuitas Air ................................................................................ 11
2.4 Kebutuhan Air ........................................................................................... 11
2.4.1 Kebutuhan Air Domestik ................................................................. 12
iii
2.5 Sistem Pengaliran ...................................................................................... 14
2.6 Sistem Distribusi Air ................................................................................ 16
2.7 Analisis Proyeksi Penambahan Pelanggan ............................................... 21
2.8 Perhitungan Hidrolis ................................................................................. 23
2.8.1 Perhitungan Hilang Tinggi Tekanan ................................................ 23
2.8.2 Perhitungan Dimensi Pipa ................................................................ 29
2.9 Kebutuhan Puncak .................................................................................... 29
2.10 Fluktuasi Pemakaian Air ......................................................................... 30
2.10.1 Kriteria Penentuan Fluktuasi Pemakaian Air ................................. 30
2.10.2 Fluktuasi Kebutuhan Air ................................................................ 30
2.11 Kehilangan Air ........................................................................................ 30
2.12 Program Epanet 2.0 .......... ...................................................................... 32
2.12.1 Kegunaan Program Epanet 2.0 ...................................................... 34
2.12.2 Input dan Output Data Dalam Epanet 2.0 ..................................... 34
2.13 Penelitian Terdahulu.......... ..................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 40
3.2 Kondisi Demografi .................................................................................... 42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
3.3.1 Data Primer ...................................................................................... 43
3.3.2 Data Sekunder ................................................................................. 43
3.4 Analisis Perhitungan ................................................................................. 45
3.5 Analisis Perhitungan dengan Alat Software ............................................. 46
iv
3.6 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Pelanggan Aktif dan Pemakaian Air ........................................... 49
4.2 Proyeksi Pelanggan Aktif dan Kebutuhan Pemakaian Air ....................... 55
4.2.1 Perhitungan Nilai Koefisien Metode Aritmatika, Geometrik, dan regresi
Eksponensial .................................................................................... 55
4.2.2 Uji Korelasi ..................................................................................... 56
4.3 Analisa Debit Distribusi PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang
Lebar ................................................................................................ 61
4.4 Analisa Debit Reservoir Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar .................. 65
4.5 Analisa Sistem Jaringan Distribusi dengan Program Epanet 2.0 ............. 68
4.5.1 Penginputan Komponen Pada Program Epanet 2.0 ......................... 69
4.5.2 Pengecekan Data Existing (Demand dan Input Epanet) ................. 71
4.5.3 Hasil Analisa Pada Program Epanet ................................................ 73
4.6 Perbandingan Simulasi 1 dan Simulasi 2 .................................................. 83
4.7 Perubahan Jenis Pipa dan Diameter Pipa .................................................. 91
4.7.1 Faktor Perubahan Jenis Pipa ............................................................ 91
4.7.2 Faktor Perubahan Diameter Pipa ..................................................... 92
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.. ............................................................................................. 94
4.2 Saran.............. ........................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96
v
LAMPIRAN ................................................................................................ 99
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kebutuhan Air Menurut Jumlah Penduduk................................................12
2.2 Kriteria Penentuan Kebutuhan Air Domestik ............................................13
2.3 Kriteria Pipa Distribusi ..............................................................................20
2.4 Koefisien Hazen William ...........................................................................25
2.5 Koefisien Kekasaran Untuk Berbagai Jenis Pipa .......................................26
2.6 Arah Untuk Tikungan Pipa ........................................................................27
2.7 Arah Untuk Pipa Bercabang.......................................................................27
3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Wilayah Tiap Hektare
Kecamatan Alang-Alang Lebar .................................................................42
3.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Wilayah Tiap Hektare
Kecamatan Sukarami .................................................................................42
3.3 Jumlah Pelanggan Aktif Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar tahun 2014
sampai dengan tahun 2018.........................................................................44
4.1 Jumlah Pelanggan Aktif Per-Kelurahan di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang.........................................................50
4.2 Volume Pemakaian Air Per-Kelurahan di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang.........................................................50
4.3 Jumlah Pelanggan Aktif dan Volume Pemakaian Air di PDAM Tirta Musi
Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar dari Tahun 2014 hingga 2018 ..........51
vii
4.4 Jumlah Pelanggan Aktif dan Volume Pemakaian Air di PDAM Tirta Musi
per tahunan.................................................................................................54
4.5 Rekapitulsi Pelanggan Aktif PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar Kota Palembang ....................................................................55
4.6 Perhitungan Nilai Koefisien Metode Aritmatik, Geometrik dan Regresi
Eksponensial .............................................................................................55
4.7 Uji Korelasi Metode Aritmatik .................................................................56
4.8 Uji Korelasi Metode Geometrik ................................................................57
4.9 Uji Korelasi Metode Regresi Eksponensial ..............................................58
4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi ................................................................60
4.11 Proyeksi Pelanggan Aktif dan Volume Kebutuhan Air ...........................60
4.12 Kehilangan Air (NRW) Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar ...................61
4.13 Perhitungan Volume Debit Distribusi Tahun 2038 ...................................62
4.14 Perhitungan Faktor Jam Puncak PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar pada Booster Alang-Alang Lebar .........................................65
4.15 Perhitungan Faktor Jam Puncak PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar pada Booster Punti Kayu ......................................................67
4.16 Demand atau Kebutuhan Serta Elevasi Setiap Kelurahan ........................70
4.17 .Debit dan Daya Dukung Pompa Reservoir Actual serta Proyeksi Pada
Booster Alang-Alang Lebar .......................................................................71
4.18 Debit dan Daya Dukung Pompa Reservoir Actual serta Proyeksi Pada
Booster Punti Kayu ....................................................................................71
4.19 Perbandingan Simulasi 1 dan Simulasi 2 ..................................................85
viii
4.20 Rekapitulasi Perbandingan Pipa Existing dan Pipa Rencana ....................88
4.21 Rekapitulasi Penggantian Pipa Existing dan Pipa Rencana ......................90
4.22 Rekapitulasi Penggantian Pompa Existing dan Pompa Rencana ..............91
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Daerah Pelayanan PDAM Tirta Musi Kota Palembang ......................... 6
2.1 Sistem Pengaliran Air Bersih Gravitasi .................................................. 15
2.2 Sistem Pengaliran Air Bersih Pompa ..................................................... 15
2.3 Sistem Pengaliran Air Bersih Kombinasi ............................................... 16
2.4 Sistem Cabang ........................................................................................ 18
2.5 Sistem Loop ............................................................................................ 19
2.6 Sistem Melingkar .................................................................................... 20
2.7 Sistem Diagonal ...................................................................................... 20
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................... 41
3.2 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 48
4.1 Jumlah Pelanggan Aktif dan Volume Pemakaian Air Jaringan Pipa Tiap
Kelurahan di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota
Palembang Tahun 2018 .......................................................................... 52
4.2 Jumlah Pelanggan Aktif dan Volume Pemakaian Air Kondisi Exisiting tiap
kelurahan di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota
Palembang Tahun 2018 .......................................................................... 53
4.3 Kondisi Volume Pemakaian Air di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang...................................................... 54
4.4 Uji Korelasi Metode Aritmatik ............................................................... 57
x
4.5 Uji Korelasi Metode Geometrik ............................................................. 58
4.6 Uji Korelasi Metode Regresi Eksponensial ............................................ 59
4.7 Jumlah Proyeksi Pelanggan Aktif dan Debit Distribusi Tiap Kelurahan di
PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota Palembang
Tahun 2038 ............................................................................................. 63
4.8 Jumlah Proyeksi Pelanggan Aktif dan Debit Distribusi menggunakan skema
Jaringan Existing Tiap Kelurahan di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang Tahun 2038 ................................. 64
4.9 Gambar Peta Pipa Distribusi di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar Kota Palembang ................................................................. 69
4.10 Pengecekan Demand Pada Jaringan Existing ......................................... 72
4.11 Pengecekan Input Data Epanet ............................................................... 73
4.12 Hasil Running Program Pada Simulasi 1................................................ 75
4.13 Tekanan Pada Ujung Pelayanan Simulasi 1 Pada Jam 06:00 WIB ........ 76
4.14 Kecepatan dalam Pipa Pada Simulasi 1 Jam 06:00 WIB ....................... 77
4.15 Debit Aliran Pada Pipa dan Arah Alirannya di Simulasi 1 pada Jam 06:00
WIB ........................................................................................................ 78
4.16 Kehilangan Tekanan Tiap Pipa Distribusi di Simulasi 1 Pada Jam 06:00
WIB......................................................................................................... 79
4.17 Tekanan Pada Ujung Pelayanan Simulasi 2 Pada Jam 06:00 WIB ........ 80
4.18 Kecepatan dalam Pipa dan Arah Alirannya di Simulasi 2 Pada Jam 06:00
WIB......................................................................................................... 81
4.19 Debit Aliran Pipa dan Arah Alirannya di Simulasi 2 Pada Jam 06:00
WIB…..................................................................................................... 82
xi
4.20 Kehilangan Tekanan Tiap Pipa Distribusi di Simulasi 2 Pada Jam 06:00
WIB…..................................................................................................... 83
4.21 Peta Jaringan Pipa Distribusi Existing PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang...................................................... 86
4.22 Peta Jaringan Pipa Distribusi Rencana PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang...................................................... 87
xii
DAFTAR NOTASI
Keterangan :
m : meter
m3 : meter kubik
m2 : meter persegi
km : kilometer
m/km : meter per kilometer
m/s : meter per detik
lps : liter per detik
L : Liter
Q : Debit
S : Detik
Ha : Hektare
NRW : Kehilangan Air
SR : Sambungan Rumah
SD : Standard Deviasi
FJP : Faktor Jam Puncak
Node : Titik
PVC : Polyvinyl Chloride
HDPE : High Density Polyethylene
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau
potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang
pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan.
Penyediaan air bersih merupakan kegiatan menyediakan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat
dan bersih termasuk kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam
kegiatannya, antara lain diperlukan untuk keperluan rumah tangga, misalnya
untuk minum, masak, mandi, mencuci dan pekerjaan lainnya (Supardi,
2014)
Penggunaan air berbeda dari kota satu ke kota lainnya, tergantung pada
cuaca, ciri-ciri masalah lingkungan hidup, penduduk, industrialisasi dan
faktor-faktor lainnya. Pada suatu kota tertentu penggunaan air juga berubah
dari musim ke musim, hari ke hari, dan jam ke jam. Dengan demikian
dalam sistem penyediaan air, penggunaan air dan variasinya haruslah
diperhitungkan secermat mungkin. (Linsley, 1989)
Suatu sistem penyediaan air yang mampu menyediakan air yang dapat
diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota
besar. Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air meliputi
sumber-sumber penyediaan, sarana-sarana penampungan, sarana
penyaluran ke pengolahan, sarana pengolahan, sarana penyaluran dari
pengolahan tampungan sementara, serta sarana distribusi.
Guna mendapatkan air bersih diperlukan perencanaan, desain, cara
pengumpulan, pemurnian, transmisi, dan distribusi yang baik. Demikian
halnya yang dilakukan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta
2
Musi Kota Palembang. PDAM Tirta Musi adalah sebuah perusahaan yang
mengelola dan mensuplai kebutuhan air bersih untuk pelayanan Kota
Palembang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, PDAM
Tirta Musi terus melakukan perbaikan pelayanan dengan meningkatkan
kualitas air yang dikirim, menambah jumlah kapasitas produksi dan juga
melakukan perbaikan-perbaikan sistem jaringan distribusi.
Sistem jaringan distribusi air bersih PDAM Tirta Musi diharapkan dapat
mendistribusikan air bersih secara merata dan seimbang ke seluruh lokasi
jaringan sesuai kebutuhan masing-masing. Air bersih dari sumber-sumber
tersebut langsung didistribusikan kepada pelanggan.
PDAM Tirta Musi Terletak di Kota Palembang dan melayani distribusi air
bersih dengan total 16 kecamatan yaitu : Kecamatan Alang-alang lebar,
Bukit kecil, Gandus, Ilir Barat I, Ilir Barat II, Ilir Timur I, Ilir Timur II,
Kalidoni, Kemuning, Kertapati, Plaju, Sako, Seberang Ulu I, Seberang Ulu
II, Sematang Borang dan Kecamatan Sukarami. Adapun Kecamatan yang
bermasalah dalam penyaluran distribusi air bersih di kota Palembang ialah
Kecamatan Alang-alang Lebar serta Sukarami dan untuk wilayah
kecamatan lain telah terdistribusi dengan baik.
Untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan pengolahan serta
pendistribusian air bersih. PDAM Tirta Musi mempunyai unit pelayanan
yang dibagi dalam setiap wilayah. Unit pelayanan Alang-alang lebar
melayani seluruh suplai air dalam setiap kelurahan di kecamatan Alang-
alang lebar dan sebagian kecamatan sukarame. Adapun kelurahan yang
dilayani oleh unit pelayanan Alang-Alang Lebar PDAM Tirta Musi Kota
Palembang, yaitu:
a. Kecamatan Alang-Alang Lebar
1. Kelurahan Alang-Alang Lebar
2. Kelurahan Karya Baru
3. Kelurahan Talang Kelapa
3
b. Kecamatan Sukarami
1. Kelurahan Sukarami
2. Kelurahan Sukajaya
3. Kelurahan Kebun Bunga
4. Kelurahan Sukodadi
5. Kelurahan Talang Betutu
6. Kelurahan Talang Jambe
Kecamatan Alang-alang lebar dan sebagian kecamatan Sukarami dilayani
oleh Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar PDAM Tirta Musi Palembang,
dimana permasalahan kekurangan penyaluran distribusi pada kecamatan ini
adalah dikarenakan jarak yang cukup jauh dari Instalasi Pengolahan Air
PDAM Tirta Musi, lokasi pelayanan yang cukup luas, serta meningkatnya
jumlah penduduk yang sangat besar pada wilayah tersebut akan tetapi debit
air yang diberikan oleh PDAM untuk wilayah tersebut masih kurang
(krisis).
Unit Pelayanan Alang- Alang Lebar PDAM Tirta Musi Kota Palembang
berkeinginan agar masyarakat pada wilayah pelayanannya mendapatkan
pelayanan air bersih yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan air
bersih pada pelanggan maka perlu diadakan pengkajian dan perhitungan
kembali untuk kebutuhan air bersih di Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar
pada saat sekarang dan masa yang akan datang, agar keinginan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan distribusi air bersih dari PDAM dapat
terpenuhi dengan maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah
analisis sistem distribusi air bersih PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar Kota Palembang pada tahun pelayanan 2038.
4
Selanjuntya rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
1. Mengevaluasi kondisi existing pada wilayah Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar.
2. Berapa penambahan pelanggan aktif pada Unit Pelayanan Alang-Alang
Lebar hingga tahun 2038.
3. Berapa besar kebutuhan air yang harus disediakan oleh PDAM Tirta
Musi Unit Pelayanan Alang–Alang Lebar Kota Palembang pada tahun
2038 berdasarkan proyeksi pada saat sekarang, dan bagaimana
ketersediaan air dengan kebutuhan Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar
PDAM Tirta Musi Kota Palembang sampai dengan tahun 2038 nanti ?
4. Mampukah sistem distribusi pada masa sekarang menyediakan dan
menyalurkan air bersih ke pelanggan pada tahun 2038 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini untuk memenuhi kebutuhan air minum pada
PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota Palembang
dengan mengkaji volume distribusi air bersih yang harus disediakan pada
tahun 2038.
Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah :
1. Mengevaluasi sistem distribusi existing pada wilayah distribusi air di
Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar.
2. Menganalisis proyeksi laju penambahan penduduk di wilayah Unit
Pelayanan Alang-Alang Lebar pada tahun 2038
3. Menghitung berapa kebutuhan air dan mengetahui kemampuan debit
sumber air untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada wilayah PDAM
Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota Palembang sampai
dengan tahun 2038.
4. Melakukan simulasi pengaliran atau hidrolika sistem distribusi air bersih
dan ketersediaan air.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai
analisis sistem distribusi air bersih.
2. Masukan kepada pemerintah khususnya PDAM Tirta Musi dalam hal
penyediaan distribusi air minum di Kota Palembang
3. Memberikan informasi dan solusi penanganan yang baik untuk
pemerintah dalam menghadapi permasalahan distribusi air bersih dengan
menggunakan program aplikasi epanet sebagai tools menganalisis sistem
air bersih.
4. Penelitian ini dapat digunakan oleh semua masyarakat dalam
menganalisis sistem distribusi air bersih, agar dapat tercukupi di masa
mendatang.
1.5 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak
menyimpang dari rumusan masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan
masalah yang ditinjau, tinjauan tersebut dibatasi oleh :
1. Analisis sistem distribusi air bersih dilakukan pada wilayah PDAM Tirta
Musi Unit Pelayanan Alang - Alang Lebar Kota Palembang.
2. Perhitungan jumlah kebutuhan air bersih yang meliputi proyeksi
penambahan jumlah pelanggan aktif, jumlah kebutuhan pemakaian air
pelanggan, pemakaian air pada jam puncak dan persentase kehilangan air
(NRW) rencana, sehingga didapatkan jumlah kebutuhan air yang harus
tersedia untuk semua pelanggan pada tahun 2038.
3. Analisis sistem distribusi hanya fokus pada kontinuitas air.
4. Analisis jaringan distribusi aktual dan proyeksi dengan menggunakan
program Epanet 2.0.
6
1.6 Lokasi Studi
Lokasi studi pada penelitian ini terletak di Kota Palembang khususnya
di PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar. Dimana lokasi
penelitian berada pada wilayah Kecamatan Alang-Alang Lebar dan
Kecamatan Sukarami yang berbatasan dengan :
1. Sebelah utara Kecamatan Alang-Alang Lebar berbatasan dengan
Kecamatan Sukarami dan Kabupaten Banyuasin
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur I
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ilir Barat I
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin
Adapun gambaran umum lokasi penelitian dapat dilihat pada peta berikut
ini:
Gambar 1.1 Daerah Pelayanan PDAM Tirta Musi Kota Palembang
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini,
fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai
air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh
manusia itu sendiri.
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia
berupaya memenuhi kebutuhan air yang cukup bagi dirinya sendiri misalnya
untuk keperluan rumah tangga seperti memasak, mandi, mencuci dan
pekerjaan lainnya. Selain itu air juga diperlukan untuk kebersihan jalan,
pasar, tempat rekreasi, restoran, hotel, keperluan industri, pertanian,
peternakan dan lain-lainnya.
Kekurangan ketersediaan air bersih dapat mengakibatkan berbagai
macam dampak merugikan terhadap masalah kesehatan dan lingkungan,
maka untuk menghindarkan hal tersebut, ketersediaan kebutuhan air bersih
pada masyarakat harus dipenuhi sesuai dengan masyarakat yang
memakainya.
2.2 Sumber-Sumber Air
Dalam penyediaan air, terdapat beberapa proses yang wajib dilakukan
demi mendapatkan kriteria kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang baik
agar layak untuk di konsumsi oleh manusia supaya tidak menimbulkan
akibat-akibat tertentu yang merugikan bagi tubuh manusia. Berikut ini
adalah 5 macam sumber air minum yang dapat digunakan yaitu:
1. Air laut
8
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer (Air Hujan)
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan
langsung menampung air hujan saat hujan turun karena masih mengandung
banyak kotoran, sebaiknya air hujan mulai di tampung beberapa saat setelah
hujan turun. Selain hal tersebut, yang juga harus diperhatikan adalah air
hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur dan
bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan
3. Air Permukaan
Air Permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi.
Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun,
limbah industri dan lainnya. Air di permukaan (surface water) terdistribusi
kedalam beberapa tempat, yaitu: danau, sungai dan anak sungai, tambak,
embung serta waduk (Indarto, 2010).
Untuk air sungai yang digunakan sebagai air minum harus melalui
pengolahan yang sempurna karena mengingat air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
Air rawa dapat berwarna disebabkan oleh adanya zat – zat organik
yang membusuk, misalnya asam yang larut dalam air yang menyebabkan
warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organik tinggi,
maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan
kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur – unsur Fe dan Mn ini
akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya
sinar matahari dan O2.
4. Air tanah
9
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam
zona jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari
tekanan atmosfer. Kedalaman air tanah tidaklah sama pada setiap tempat,
tergantung pada tebal dan tipisnya lapisan permukaan diatasnya, serta
tergantung pada kedudukan lapisan air tanah tersebut. Air tanah terbagi atas
air tanah dangkal dan air tanah dalam :
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan bertahan, demikian pula dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan jernih tapi lebih banyak megandung zat
kimia (garam – garam yang terlarut) karena molekul lapisan tanah yang
mempunyai unsur – unsur kimia tertentu untuk masing – masing lapisan
tanah. Setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul yang
merupakan air tanah dangkal. Dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk
sumber air melalui sumur – sumur dangkal. Air tanah dangkal ini terdapat
pada kedalaman 15,00 m.
Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat air yang pertama.
Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam
hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga
kedalaman (biasanya antara 100 – 300 m) akan didapatkan suatu lapisan air.
Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar dan
dalam keadaan ini, sumur ini disebut sumur artesis. Jika air tak dapat keluar
dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran
air tanah dalam ini. Kualitas dari air tanah dalam pada umumnya lebih baik
dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari
bakteri.
Dampak negatif dari pengambilan air tanah secara berlebihan terhadap
air tanah dan lingkungan sekitar adalah :
1). Penurunan Muka Air Tanah.
Air tanah merupakan satu bagian dalam proses sirkulasi alamiah. Jika
pemanfaatan air tanah itu memutuskan sistem sirkulasi yakni jika air yang
dipompa melebihi besarnya pengisian kembali (recharge) maka akan
10
terjadi pengurangan volume air tanah yang ada. Berkurangnya volume air
tanah itu akan kelihatan dalam bentuk penurunan permukaan air tanah
(Mori, 1976).
2). Pencemaran Air Tanah.
Akibat pengambilan air tanah yang intensif didaerah tertentu dapat
menimbulkan pencemaran air tanah yang intensif didaerah tersebut, dan
dapat menimbulkan pencemaran air tanah dalam yang berasal dari air tanah
dangkal. Sehingga kualitas air tanah yang semula baik menjadi menurun
dan bahkan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum. Akibat
pengambilan air tanah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
instrusi air laut karena pergerakan air laut ke tanah.
5. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan
tanah. Mata air berasal dari air tanah dalam, hampir tak terpengaruh oleh
musim serta kualitas dan kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya (munculnya air kepermukaan tanah), mata air terbagi
atas :
a. Rembesan, dimana air keluar dari lereng – lerang.
b. Timbul, dimana air keluar kepermukaan pada suatu dataran.
2.3 Prinsip Dasar Penyediaan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi tiga syarat
yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas (Depkes RI, 2005). Kualitas
menyangkut mutu air, bak air baku maupun air hasil pengolahan yang siap di
distribusikan. Kuantitas menyangkut jumlah atau ketersediaan air baku yang
akan diolah. Perlu pertimbangan apakah sumber air baku tersebut dapat
memenuhi kebutuhan air baku selama umur rencana. Kontinuitas
menyangkut kebutuhan air yang terus menerus. Artinya sumber air baku
tersebut apakah dapat memasok kebutuhan air secara terus-menerus terutama
ketika musim kemarau (Martin,2011).
11
2.3.1 Kuantitas Air
Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada
keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Chandra,
2006). Secara umum penyediaan air bersih adalah berasal dari sumber air
permukaan atau air dalam tanah.
Dimana kuantitas air yang berasal dari air permukaan ini mencukupi
untuk didistribusikan. Kuantitas atau jumlah mengalir dari pusat distribusi
sangatlah penting dalam merencanakan sistem distribusi. Karena tujuan
utama dari sistem distribusi adalah agar kebutuhan masyarakat akan
tersedianya air bersih dapat terlayani dengan baik.
Pemakaian air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan
kemajuan masyarakat tersebut, sehingga pemakaian air sering kali dipakai
sebagai salah satu tolak ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat
(Joseph,1985).
2.3.2 Kontinuitas Air
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus-menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus
tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia.
Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi disetiap
wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas
pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen
terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00. (Slamet, 2007)
2.4 Kebutuhan Air
Kebutuhan air meliputi kebutuhan air untuk domestik (air rumah tangga)
dan non domestik (pelayanan kantor, perniagaan, pariwisata, hidran umum,
peabuhan, dsb), industri, pemeliharaan sungai, perikanan, peternakan, dan
irigasi. Kebutuhan air domestik dan non domestik berdasarkan jumlah
12
penduduk saat ini dan tahun yang diproyeksikan lalu dihitung berdasarkan
pada jumlah penduduk dan kosumsi pemakaian air perkapita per hari. Untuk
jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya diperoleh dari data sensus
penduduk.
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Menurut Jumlah Penduduk
Kategori Kota Jumlah Penduduk Sambungan Sambungan Kehilangan Air
Rumah Umum
(L/org/hr) (L/org/hr)
Metropolitan >1.000.000 190 30 20%
Kota Besar 500.000 – 1.000.000 170 30 20%
Kota Sedang 100.000 – 500.000 150 30 20%
Kota Kecil 20.000 – 100.000 130 30 20%
Desa < 20.000 100 30 20%
(Sumber : Ditjen PU Cipta Karya, 2007)
2.4.1 Kebutuhan Air domestik
Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi,
mencuci pakaian serta keperluan lainnya (Kharina, 2015). Kebutuhan air
domestik (rumah tangga) dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan
kebutuhan air perkapita. Kriteria penentuan kebutuhan air domestik yang
dikeluarkan oleh Puslitbang Pengairan Departemen Pekerjaan Umum,
menggunakan parameter jumlah penduduk sebagai penentuan jumlah air
yang dibutuhkan perkapita per hari. Adapun kriteria tersebut dapat dilihat
pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Kebutuhan Air Domestik
Jumlah Penduduk Domestik
(l/kapita/hr)
Non Domestik
(l/kapita/hr)
Kehilangan Air
(l/kapita/hr)
> 1.000.000 150 60 50
500.000 – 1.000.000 135 40 45
13
100.000 – 500.000 120 30 40
20.000 – 100.000 105 20 30
< 20.000 82.5 10 24
(Sumber : Ditjen PU Cipta Karya, 2007)
1. Kebutuhan air untuk perkantoran
Kebutuhan air bersih untuk kantor ditetapkan 25 liter/pegawai/hari
(Direktorat Teknik Penyehatan, Dirjend Cipta Karya DPU), yang
merupakan rerata kebutuhan air untuk minum, wudhu, mencuci tangan
atau kaki, kakus dan lain sebagainya yang berhubungan dengan keperluan
air di kantor
2. Kebutuhan air untuk rumah sakit
Kebutuhan air untuk rumah sakit dihitung berdasarkan jumlah tempat
tidur. Menurut Direktorat Teknik Penyehatan, Dirjend Cipta Karya DPU,
pemakaian air untuk fasilitas kesehatan adalah sebesar 250 liter/tempat
tidur/hari.
3. Kebutuhan air untuk pendidikan
Menurut Direktorat Teknik Penyehatan, Dirtjend Cipta Karya DPU,
kebutuhan air bersih untuk siswa sekolah adalah sebesar 25
liter/siswa/hari.
lain sebagainya yang berhubungan dengan keperluan air di kantor
4. Kebutuhan air untuk peribadatan
Kebutuhan air untuk peribadatan dihitung berdasarkan luas bangunan
rumah ibadah (m²). Satuan pemakaian air menurut Direktorat Teknik
Penyehatan, Dirtjend Cipta Karya DPU, untuk rumah peribadatan
ditentukan sebesar 50 liter/siswa/hari².
5. Kebutuhan air untuk hotel
Kebutuhan air bersih untuk sarana perhotelan/penginapan didasarkan pada
kebutuhan untuk tiap tempat tidur dan data jumlah tempat tidur yang ada.
Satuan pemakaian air menurut Direktorat Teknik Penyehatan, Dirtjend
14
Cipta Karya DPU, untuk perhotelan ditentukan sebesar 200 liter/tempat
tidur/hari.
6. Kebutuhan air untuk industri
Menurut Direktorat Teknik Penyehatan, Dirjend Cipta Karya DPU,
pemakaian air untuk industri adalah sebesar 10% dari konsumsi air
domestik
7. Kebutuhan air untuk lain-lain
Kebutuhan lain-lain meliputi kebutuhan air untuk mengatasi kebakaran,
taman, dan penghijauan, serta kehilangan atau kebocoran air. Menurut
Direktorat Teknik Penyehatan, Dirtjend Cipta Karya DPU, kebutuhan air
untuk umum, kehilangan air dan kebakaran diambil 45% dari kebutuhan
air total domestik. Distribusi persentase kebutuhan sebagai berikut: 3%
untuk umum yang berupa kebutuhan air untuk taman kota dan
penghijauan, 28% untuk kehilangan air dan 14% untuk kebutuhan air
pemadam kebakaran.
2.5 Sistem Pengaliran
Untuk mendistribusikan air minum dapat dipilih salah satu sistem diantara
tiga sistem pengaliran, yaitu :
1. Sistem pengaliran gravitasi
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau pengolahan
jauh berada diatas elevasi daerah pelayanan dan sistem ini dapat
memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah
pelayanan terjauh. Sistem ini merupakan yang paling menguntungkan
karena pengoperasian dan pemeliharaannya mudah dilakukan.
15
Gambar 2.1 Sistem Pengaliran Air Bersih Gravitasi
2. Sistem pemompaan
Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air atau instalasi
dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang
cukup, sehingga air yang akan didistribusikan dipompa langsung ke
jaringan distribusi. Kelemahan sistem ini yaitu dalam hal biaya yang
besar karena dibutuhkan pompa untuk pengalirannya.
Gambar 2.2 Sistem Pengaliran Air Bersih Pompa
3. Sistem kombinasi
Pada cara kombinasi (gabungan) reservoir digunakan untuk
mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian
tinggi dan kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran atau tidak
adanya energi. Selama periode pemakaian air rendah sisa air dipompakan
dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi
digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau
pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada debit rata-rata
(Agustina,2007)
16
Gambar 2.3 Sistem Distribusi Air Bersih Kombinasi
2.6 Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem Penyediaan Air Bersih adalah suatu sistem penyediaan air bersih
yang meliputi pengambilan air baku, proses pengolahan dan reservoir serta
distribusi. Sistem distribusi adalah jaringan perpipaan untuk mengalirkan air
minum dari reservoir menuju daerah pelayanan/ konsumen. Perencanaan
sistem distribusi air minum didasarkan atas dua faktor utama yaitu
kebutuhan air (water demand) dan tekanan air, serta ditunjang dengan faktor
kontinuitas dan safety (keamanan) Air yang disuplai melalui jaringan pipa
distribusi, sistem pengalirannya terbagi atas dua alternatif pendistribusian,
yaitu :
a. Continuous System (Sistem Berkelanjutan)
Pada sistem ini, suplai dan distribusi air kepada konsumen dilaksanakan
secara terus-menerus selama 24 (dua puluh empat) jam. Sistem ini
biasanya diterapkan bila pada setiap waktu kuantitas air baku dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi air di daerah pelayanan.
b. Intermittent System
Pada sistem ini air minum yang disuplai dan didistribusikan kepada
konsumen dilakukan hanya selama beberapa jam dalam satu hari, yaitu
dua sampai empat jam pada pagi dan sore hari. Sistem ini biasanya
diterapkan apabila kuantitas air dan tekanan air tidak mencukupi.
Sistem distribusi air bersih terbagi atas reservoir dan sistem perpipaan
distribusi dijelaskan selengkapnya pada pernyataan dibawah ini:
17
a. Reservoir
Reservoir adalah tangki yang terletak pada permukaan tanah maupun
diatas permukaan tanah yang berupa tower air baik untuk sistem gravitasi
ataupun pemompaan yang mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1) Penyimpanan, berfungsi untuk:
a. Melayani fluktuasi pemakaian per jam
b. Cadangan air untuk pemadam kebakaran
c. Pelayanan dalam keadaan darurat, diakibatkan oleh terputusnya
sumber pada transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau
gangguan pada suatu bangunan pengolahanair.
2) Pemerataan aliran dan tekanan akibat variasi pemakaian di dalam daerah
distribusi.
3) Sebagai distributor pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi.
Lokasi reservoir tergantung dari sumber topografi. Penempatan lokasi
reservoir mempengaruhi sistem pengaliran distribusi, yaitu dengan gravitasi,
pemompaan, atau kombinasi gravitasi pemompaan.
b. Sistem perpipaan distribusi
Adalah sistem yang mampu membagikan air pada setiap konsumen
dengan berbagai cara, baik dalam bentuk sambungan langsung rumah (house
connection) atau sambungan melalui kran (public tap). Pada zat cair ideal
sewaktu mengalir di dalam pipa tidak ada tenaga yang hilang, tetapi pada zat
cair biasa yang mempunyai kekentalan terjadi gesekan antara zat cair dengan
dinding pipa dan/atau antara zat cair dengan zat cair itu sendiri, sehingga
terjadi kehilangan tenaga .perpipaan distribusi menyampaikan air ke
masyarakat konsumen. Ada beberapa pola sistem jaringan distribusi, yaitu:
1. Sistem cabang
Adalah system pendistribusian air bersih yang bersifat terputus
membentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah pelayanan. Pada sistem
ini, air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa akhir
18
daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end). Pipa distribusi tidak saling
berhubungan, area pelayanan disuplai air melalui satu jalur pipa utama.
Gambar 2.4 Sistem Cabang
Keuntungan:
a. Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit karena
debit dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa pelayanan.
b. Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena ahanya
tingga menambah sambungan pipa yang telah ada.
Kerugian:
a. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada seluruh
daerah akan terhenti.
b. Pembagian debit tidak merata
c. Operasional lebih sulit karena pipa yang satu dengan yang lain
saling berhubungan.
2. Sistem Loop
Adalah sistem perpipaan melingkar dimana ujung pipa yang satu
bertemu dengan ujung pipa yang lain. Pada sistem ini, pipa induk distribusi
saling berhubungan satu dengan yang lain membentuk jaringan melingkar
(loop) sehingga pada pipa induk tidak ada titik mati dan air akan mengalir
ke suatu titik yang dapat melalui beberapa arah dengan tekanan yang relatif
stabil. (Rivai,2006)
19
Gambar 2.5 Sistem Loop
Keuntungan:
a. Debit terbagi rata karena perencanaan diameter berdasarkan pada
jumlah kebutuhan total
b. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan atau perubahan diameter pipa
maka hanya daerah tertentu yang tidak mendapat pengaliran,
sedangkan untuk daerah yang tidak mengalami kerusakan aliran air
tetap berfungsi.
c. Pengoperasian jaringan lebih mudah.
Kerugian:
a. Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan agar
debit yang masuk pada setiap pipa merata.
3. Sistem Melingkar
Dibandingkan dengan sistem-sistem sebelumnya merupakan sistem
yang terbaik. Sirkulasi air dalam jaringan lancar, bila ada perbaikan
kerusakan distribusi air tidak akan terhenti.
Keuntungan :
a. Pemerataan tekanan baik
Kerugiannya :
a. Biaya investasi mahal
b. Sistem operasi yang sulit
20
Gambar 2.6 Sistem Melingkar
4. Sistem Diagonal
Merupakan suatu sistem yang paling baik dan efisien karena air dapat
mengalir ke suatu tempat dari berbagai arah, artinya suatu tempat tidak
hanya mendapatkan air dari suatu sistem jaringan saja. Akan tetapi
kerugiannya adalah biaya operasi dan pembuatan dari sistem diagonal
sangatlah mahal.
https://www.academia.edu/12888562/Kriteria_Perencanaan_Teknis_Sistem
_Distribusi_Air_Bersih
Gambar 2.7 Sistem Diagonal
Tabel 2.3 Kriteria Pipa Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q Puncak Kebutuhan air jam puncak
Q peak = F peak x Q rata-rata
2 Faktor Jam Puncak F Puncak 1,15 – 3
3 Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3 – 0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC atua
ACP Pipa baja V max 3,0 – 4,5 m/det
atau DCIP
21
4. Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min (0,5 -1,0) atm pada titik
b) Tekanan maksimum jangkauan pelayanan terjauh
a. Pipa PVC atau ACP h max 6 – 8 atm
b. Pipa baja atau DCIP h max 10 atm
c. Pipa PE 100 h max 12.4 Mpa
d. Pipa PE 80 h max 9.0 Mpa
(Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007)
2. 7 Analisis Proyeksi Penambahan Pelanggan
Perhitungan penambahan pelanggan merupakan metode untuk
mengetahui perkiraan jumlah pelanggan pada tahun-tahun mendatang
digunakan beberapa metode antara lain Metode Geometrik, Metode
Aritmatik, dan Metode Regresi Eksponensial.
1. Metode Geometrik
Digunakan untuk meramalkan data atau kejadian lain yang
perkembangannya atau pertumbuhannya sangat cepat untuk keperluan
proyeksi pelanggan, metode ini digunakan bila jumlah pelanggan
menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Metode ini tepat
untuk diterapkan pada kasus penambahan penduduk tinggi dan
perkembangan kotanya pesat.
Rumus :
Pn = Po ( 1+r )n.................................................................. (2.1)
r = Po ( 1+n)1/n
................................................................... (2.2)
Dimana :
Pn = Jumlah pelanggan tahun ke-n
Po = Jumlah pelanggan pada awal tahun
r = tingkat penambahan pelanggan (%)
n = Jumlah interval tahun
2. Metode Aritmatik
22
Digunakan bila data berkala menunjukkan jumlah pertambahan
(absolute number) yang relatif sama setiap tahun.Hal ini terjad ipada kota
dengan luas wilayah yang relatif kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota
rendah dan perkembangan kota yang tidak terlalu pesat.
Rumus :
Pn = Po + ka (Tn-To) .............................................................. (2.3)
Ka = (P2-P1)/(T2-T1)
Dimana :
Pn = Jumlah pelanggan tahun ke-n
Po = Jumlah pelanggan pada tahun awal
Tn = Tahun ke-n
To = Tahun awal
Ka = Konstanta
P1 = Jumlah pelanggan pada tahun pertama yang diketahui
P2 = Tahun terakhir yang diketahui
T1 = Tahun pertama yang diketahui
T2 = Tahun terakhir yang diketahui
3. Metoda Regresi Eksponensial
Hampir sama dengan Metoda Geometrik, perbedaannya pada metoda
ini menggunakan bilangan e.
Rumus :
Pn = Po × e B(To-Tn)
.................................................................. (2.4)
B = ( )
( ).......................................................................... (2.5)
Harga e = 2, 718281828
Dimana :
B = Konstanta
Pt = Jumlah pelanggan tahun pertama
Po = Jumlah pelanggan pada tahun awal
Tn = Tahun ke-n
P1 = Jumlah pelanggan tahun ke-1
23
P2 = Jumlah pelanggan tahun ke-2
4. Uji Korelasi
Untuk mengetahui metoda apa yang paling tepat dalam
memproyeksikan penambahan pelanggan perlu dilakukan uji korelasi
dengan mencari kecenderungan pelanggan atau penyimpangan antara hasil
proyeksi terhadap penyimpangan yang ideal sesuai dengan standar deviasi.
Hasil yang terbaik adalah yang memberikan penyimpangan yang ideal yaitu
angka yang terkecil. Perbandingan kecenderungan pelanggan dengan
metode Geometrik, Aritmatik dan Regresi Eksponensial menggunakan
rumus :
Rumus Standar Deviasi :
Standar Deviasi (SD) = √( )
............................................... (2.5)
Dimana :
SD = Standar Deviasi
X = Selisih jumlah pelanggan diproyeksi dengan jumlah pelanggan
sebelumnya
N = Jumlah Tahun
2.8 Perhitungan Hidrolis
2.8.1 Perhitungan Hilang Tinggi Tekanan
Tekanan terhadap aliran dalam pipa yang menyebabkan hilang tinggi
tekanan, tidak hanya disebabkan oleh panjang pipa akan tetapi juga oleh
perlengkapan pipa seperti lengkung dan katup yang menyerap energi dengan
menimbulkan turbulensi yang relatif besar. Persoalan aliran dalam pipa
hanya mencakup masalah pipa yang penuh dialiri cairan .
Perhitugan hidrolis untuk kehilangan tinggi tekan (Head Loss) akibat
gesekan (Hgs) menggunakan persamaan Manning-Gauckler-Strickler, yaitu:
Hgs =
= Hgs =
...................................................... (2.6)
v =
=
v²=
.............................................................. (2.7)
24
Hgs =
.......................................................................... (2.8)
Hgs =
*Q
n karena, Hgs = K.Q
n
Maka K =
..................................................................... (2.9)
Dimana :
I = Panjang Pipa
Kst = Koefisien kekasaran strickler saluran
d = Diameter pipa (m)
Kst = 1/n, dimana n merupakan konstanta numerik
Hilang tinggi tekanan di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Hilang Tinggi Tekanan Besar
Dalam aliran pipa, hilang tinggi tekanan besar terutama adalah hilang
tinggi tekanan akibat gesekan dan dinyatakan dengan Hgs.
a. Persamaan Darcy-Weisbach
Hgs = λ
................................................................................. (2.10)
Dimana :
Hgs = Hilang tinggi tekanan karena gesekan (m)
λ = Koefisien gesekan Darcy (faktor gesekan)
l = Panjang pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/det)
d = Diameter pipa (m)
g = Percepatan karena gaya tarik bumi (m/det2)
b. Persamaan Manning-Gauckler-Strickler
Hgs =
............................................................................. (2.11)
Q = v.A v =
.......................................................................... (2.12)
Dimana :
Q = Debit pengaliran (m3/det)
Kst = Koefisien gesekan pipa strickler
l = Panjang pipa (m)
d = Diameter (m)
25
n = Konstanta Numerik
Hgs = Kehilangan tinggi tekanan (m)
v = Kecepatan aliran (m/det)
R = Radius hidrolik (m)
c. Persamaan Hazen William
Persamaan Hazen William yang paling umum dipakai. Persamaan ini
lebih cocok untuk menghitung kehilangan tekanan untuk pipa dengan
diameter lebih besar yaitu diatas 100 mm. Selain itu rumus ini sering
dipakai karena mudah digunakan. Persamaan Hazen William secara empiris
menyatakan bahwa debit yang mengalir didalam pipa adalah sebanding
dengan diameter pipa dan kemiringan hidrolis (S) dinyatakan sebagai
kehilangan tekanan (hL)dibagi dengan panjang pipa (L) atau S = (hL/L).
Disamping itu ada faktor C yang menggambarkan kondisi fisik dari pipa
seperti kehalusan dinding dalam pipa yang menggambarkan jenis pipa dan
umur. Secara umum rumus Hazen William adalah sebagai berikut :
Q = 0,2785.C.d2,63
.S0,54
.............................................................. (2.13)
Dimana :
S = (hL/L).................................................................................... (2.14)
L = Panjang pipa dari 1 ke 2
Apabila kehilangan tekanan atau hL yang akan dihitung, maka :
hL = (Q/0,2785.C.d2,63
)1,85
.L
C = Koefisien Hazen William
Tabel 2.4 Koefisien Hazen William
No Jenis Pipa Nilai C
1 Asbes Cement 120
2 Poly Vinyl Chloride (PVC) 120-150
3 High Density Poly Ethylene (HDPE) 130
4 Medium Density Poly Ethylene (MDPE) 130
5 Ductile Cast Iron Pipe (CIP) 110
26
6 Besi Tuang Cast Iron (CIP) 110
7 Galvanized Cast Iron (GIP) 110
8 Steel Pipe (Pipa Baja) 110
(Sumber : Ir. Martin Dharmasctiawan, M.Sc, 2011)
Dalam suatu pipa hilang tinggi tekanan sering diabaikan karena tidak
menyebabkan kesalahan yang terlalu banyak pada perhitungan. Persamaan
dasar untuk menghitung hilang tinggi tekanan kecil adalah :
hL = C
...................................................................................... (2.15)
Dimana :
hL = Hilang tinggi tekanan kecil (m)
C = Koefisien hilang tinggi tekanan
v = Kecepatan aliran fluida (m/dt2)
g = Gravitasi (m/dt)
Tabel 2.5 Koefisien Kekasaran Untuk Berbagai Jenis Pipa
Material Hazzen William
Darcy
Weisbach Darcy Weisbach
C (Unitless) e (milifeet) e (milifeet)
Cast Iron 130 - 140 0.85 0.012 – 0.015
Concrete or Concrete
Lined 120 - 140 1.0 -1.0 0.012 – 0.017
Galvanized Iron 120 0.5 0.015 – 0.017
Plastic 140 - 150 0.005 0.011 – 0.015
Steel 140 - 150 0.15 0.015 – 0.017
Vitrified Clay 110 0.013 – 0.015
(Sumber :Lewis A. Roosman, 2000)
2. Hilang Tinggi Tekanan Kecil
Hilang tinggi tekanan kecil disebabkan oleh :
a. Pembesaran tiba-tiba dan penyempitan tiba-tiba
27
hL = C.(1 –
) ........................................................................... (2.16)
Nilai C untuk pembesaran tiba-tiba adalah 1,0 – 1,2 sedangkan nilai C
untuk penyempitan tiba-tiba adalah 0,4 – 0,5.
Keterangan :
A1 = Luas pipa awal (m2)
A2 = Luas pipa akhir (m2)
b. Perubahan arah/tikungan pipa
Tabel 2.6 Arah Untuk Tikungan Pipa
Dinding A
15º 30º 45º 60º 90º
Halus 0,042 0,130 0,236 0,471 1,129
Kasar 0,062 0,165 0,320 0,684 1,265
(Sumber : Bambang Triatmodjo,1993)
c. Pipa Bercabang
Koefisien hilang tinggi tekanan karena percabangan dengan sudut
tajam dan diameter tajam d = da.
Tabel 2.7 Arah Untuk Pipa Bercabang
QA/Q A
90º 45º
0 0,95 0,04 0,09 -0,04
0,2 0,88 -0,08 0,68 -0,06
0,4 0,89 -0,05 0,50 -0,04
0,6 0,95 0,07 0,38 0,07
0,8 1,10 0,21 0,35 0,20
1 1,28 0,35 0,48 0,33
(Sumber : Bambang Triatmodjo,1993)
28
Untuk sistem jaringan melingkar, dalam menentukan hilang tinggi
tekanan dapat menggunakan cara Hardy Cross yang terdiri dari beberapa
langkah, yaitu :
1. Menghitung hilang tinggi tekanan (Hgs) di tiap pipa dengan
menggunakan persamaan :
Hgs = K x Q2 .............................................................................. (2.17)
K =
........................................................................ (2.18)
Dimana :
K = Koefisien hilang tekanan
Q = Debit pengaliran (m3/det)
l = Panjang pipa (m)
d = Diameter pipa (m)
2. Membagi jaringan menjadi beberapa keliling pipa tertutup sehingga
tiap pipa termasuk dalam sedikitnya satu keliling.
3. Hitung jumlah aljabar dari hilang tinggi tekanan dalam tiap keliling
(∑ ) dengan mengambil konvensi tanda yang baik. Hanya jika
pembagian aliran yang dimisalkan itu kebetulan benar, ∑ tidak
sama dengan nol maka debit yang dimisalkan tersebut harus dikoreksi
kembali.
4. Perbaiki debit dengan menggunakan koreksi yang diperoleh
sebagai berikut :
Q = Q0 + ............................................................................... (2.19)
Dimana :
ΔQ = Koreksi debit (m3/dtk)
Sehingga Hgs = K.Q2 = K (Q0 + ΔQ) ........................................ (2.20)
Untuk keliling pipa yang tertutup maka ΔQ adalah sebagai berikut :
ΔQ = - ∑
∑ ............................................................................... (2.21)
5. Ulangi terus sampai koreksi debitnya menjadi kecil atau mendekati
nol.
29
2.8.2 Perhitungan Dimensi Pipa
Didalam perencanaan suatu jaringan pipa distribusi, pendimensian
pipa sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan didalam suatu
perencanaan. Rumus yang dipergunakan adalah :
Q = v.A ........................................................................................ (2.22)
A=1/4.π.d² ................................................................................... (2.23)
D = √
....................................................................................... (2.24)
Dimana :
Q = Debit pengaliran (m³/detik)
v = Kecepatan pengaliran (m/detik)
A =Luas penampang (m)
d = Diameter (mm)
2.9 Kebutuhan Puncak
Kebutuhan puncak merupakan periode satu hari terdapat berjam-jam
tertentu dimana pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini dicapai karena
adanya pengaruh pola pemakaian air harian. Karakteristik pemakaian air ini
sangat bergantung dari budaya pemakaian air yang tergantung pada siklus
kehidupan dari masyarakat. Misalnya untuk daerah pelayanan perumahan
yang sebagian besar penduduknya adalah pegawai yang berangkat ke kantor
jam 07.00 pagi dan pulang sore jam 17.00, pemakaian air puncak adalah jam
5.00 – 6.00 pagi dan jam 16.00 – 18.00 sore. Sedangkan untuk masyarakat
yang sebagian penduduknya bekerja lebih siang dan pulang lebih sore akan
terjadi pergeseran pemakaian air puncak jam 6.00 – 7.00 dan jam 18.00 –
20.00. Pada kota metropolitan faktor jam puncak adalah 1,5 – 2,25 dan kota
kecil sebesar 1,25 – 1,75.
2.10 Fluktuasi Pemakaian Air
Fluktuasi pemakaian air bersih disebabkan oleh pemakaian yang tidak
tetap pada suatu waktu. Sering kali pemakaian air lebih besar dari pemakaian
air rata-rata, juga pada saat lain biasanya lebih kecil. Hal ini terjadi karena
30
perbedaan kebutuhan dalam pemakaian air bersih baik dalam jumlah atau
kuantitas pemakaiannnya.
2.10.1 Kriteria penentuan fluktuasi pemakaian air
Faktor pemakaian air untuk hari maksimum (F1) berkisar antara 1,25 – 2
dan fluktuasi pemakaian air pada jam puncak (F2) berkisar antar 2 – 3. Dalam
perencanaan diambil F1 = 1,25 dan F2 = 2,5. Harga yang dipilih merupakan
harga yang umum untuk digunakan dan sesuai dengan kepadatan penduduk
untuk kota di Negara berkembang.
2.10.2 Fluktuasi kebutuhan air
Untuk memperkirakan kebutuhan air pada jam puncak dan hari
maksimum dihitung berdasarkan :
a. Kebutuhan hari maksimum :
Q hr max = Q rata – rata x Faktor hari maksimum (F1) ................................(2.1)
b. Kebutuhan jam puncak :
Q jam puncak = Q rata – rata x Faktor hari puncak (F2) ...............................(2.2)
2.11 Kehilangan air
Masalah kehilangan air (Unaccounted For Water) masih merupakan
salah satu masalah yang sangat besar bagi pengelola air minum di Indonesia.
Tingkat kebocoran jaringan perpipaan sulit diukur secara teliti. Kehilangan
air adalah tidak sampainya air yang diproduksi kepada pelanggan atau
konsumen (Tirza Gabriela, Alex Binalang, 2018). Perusahaan Air Minum
(PDAM) pada umumnya menggunakan selisih antara distribusi dan
penjualan untuk melukiskan efektivitas pelayanan air minum dan efisiensi
upaya penurunan kehilangan air. Menurut prinsip analisis perimbangan air
dari International Water Association, air yang terpakai tapi tidak terbayar
dan air yang hilang dikategorikan sebagai air tak berekening (NRW - non
revenue water). Menurut ketentuan yang berlaku, seluruh rumah tangga
31
ataupun industri yang menggunakan jasa PDAM dalam penyediaan
kebutuhan akan air harus dipasangi meter air, dan rekening air harus
dibayar berdasarkan hasil bacaan meter air.Pemerintah kota diwajibkan
memberikan kompensasi yang sewajarnya atas pemakaian air kelompok
masyarakat tertentu.
Kehilangan air ini sendiri menjadi kerugian yang tidak dapat dihitung
secara matematis, dikarenakan air yang hilang sulit untuk diketahui sumber
atau masalahnya. Karena kehilangan air ini sangat berpengaruh ke volume
distribusi yang akan dikirm. Oleh karena itu kewajiban manajemen hanya
mengontrol kehilangan air secara fisik. Kehilangan air dibagi menjadi
kehilangan air secara manajemen dan kehilangan air secara fisik. Golongan
tersebut terakhir terjadi di sarana berupa sambungan-sambungan pipa, dan
pipa distribusi dalam kondisi operasional yang normal. Kehilangan air secara
manajemen atau secara komersial adalah kehilangan air yang disebabkan
oleh hal-hal lain, dan ini bisa sangat berbeda. Tetapi kebanyakan penyebab
itu sangat berkaitan dengan kesalahan prosedural manajemen atau kegagalan
melaksanakan prosedur manajemen secara ketat.
Jenis-jenis penyebab kehilangan air secara komersil (Non- Fisik) pada
umumnya:
1 Pendaftaran pengguna air terlambat atas sejumlah pelanggan baru,
ataupun yang dikategorikan sebagai pelanggan yang berganti yang
menyebabkan perusahaan air minum tak dapat menagih rekening tepat
pada waktunya atau berdasarkan penggolongan tarif yang tepat
2 Jenis meter air tidak cocok, tingkat akurasinya rendah, atau kalibrasi,
pemeliharaan dan pergantian meter air tidak terlaksana sebagai mana
mestinya
3 Pembaca meter main taksir, atau pelanggan tidak membayar rekening
tepat waktu
4 Penggunaan air di perkantoran pemerintah lokal, penyiraman kebun
atau industri pemadam kebakaran tidak ditakar dengan meter air, atau
tidak dibayar sejalan dengan prosedur yangberlaku
32
5 Sambungan liar atau penggunaan air tanpa meter air.
Penyebab - penyebab kehilangan air secara fisik:
1 Kebocoran pada sambungan pipa, hidran dan valve karena
penyambungan dan pemeliharaan yangsembarangan
2. Pipa atau tangki air bocor karena terbuat dari bahan yang tidak
bermutu, pipa dan peralatan yang tua atau kareng tekanan yang
berlebihan
3. Penggunaan air pada penggelontoran pipa dengan prosedur yang tidak
normal
4. Kebocoran karena tekanan yang terlalu tinggi pada jaringan perpipaan
dan tekanan yang muncul secara tak wajar.
Penanggulangan kehilangan air yang dilakukan ada yang bersifat
penanggulangan darurat (emergency) maupun mengarah ke sifat analisis
untuk membentuk suatu metoda pemeliharaan yang berkesinambungan.
2.12 Program EPANET 2.0
EPANET merupakan sebuah program komputer berbasis Windows
yang dikembangkan oleh U.S. Environmental Protection Agency (EPA).
EPANET melakukan simulasi hidrolik dan perilaku kualitas air dalam
jaringan pipa bertekanan, seperti sistem pasokan air perkotaan. Sebuah
jaringan dapat terdiri dari pipa, sambungan pipa, pompa, katup, tangki
penyimpanan, dan waduk (Ahmadullah, Dongshik, 2016). Epanet dapat
mensimulasikan perilaku hidraulika dan kualitas air dalam jaringan pipa.
Simulasi perilaku hidraulika dapat dilakukan untuk waktu tunggal atau
beberapa waktu misalnya selama 24 jam
EPANET pertama kali hadir pada tahun 1993 dan telah dilakukan
beberapa kali pengembangan. Versi terbaru dari Epanet adalah EPANET
2.0 yang dirilis pada tahun 2008. Program aplikasi komputer ini dapat
diunduh secara gratis dari website resmi United States Enviorment
Protection Agency pada http://www.epa.gov/nrmrl/wswrd/dw/epanet.html.
33
EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi
hidrolis dan kecenderungan kuantitas air yang mengalir di dalam jaringan
pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa), pompa,
katub, dan tangki air atau reservoir.
EPANET didesain sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan
pemahaman tentang pergerakan dan perkembangan kandungan air dalam
jaringan distribusi. Juga dapat digunakan untuk analisa berbagai aplikasi
jaringan distribusi. Sebagai contoh untuk pembuatan desain, kalibrasi model
hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa pelanggan. EPANET dapat
membantu dalam menyusun strategi untuk merealisasikan kualitas air dalam
suatu sistem.
Permasalahan klasik aliran dalam jaringan pipa menyebutkan bahwa
debit aliran dan energi tekanan titik dalam jaringan pipa merupakan
parameter yang hendak diketahui. Dua persamaan dibutuhkan untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Persamaan pertama mensyaratkan
konversi debit (kontinuitas) terpenuhi di setiap node (junction). Persamaan
kedua merupakan hubungan nonlinier antara debit dan kehilangan energi di
setiap pipa, seperti persamaan Darcy-Weisbach dan Hazen-Williams.
Kapanpun sebuah jaringan terdiri dari loop (jaringan tertutup), persamaan-
persamaan tersebut membentuk pasangan persamaan nonlinier.
Keyataannya, persamaan ini hanya dapat diselesaikan menggunakan metode
iterasi yang bahkan untuk sebuah jaringan kecil sekalipun membutuhkan
bantuan komputer karena umumnya jaringan pipa terdiri dari loop. Program
komputer menjadi sebuah kebutuhan untuk menganalisis perilaku hidraulika
jaringan pipa tersebut. Salah satu program tersebut adalah EPANET
(Roosman,2000)
2.12.1 Kegunaan Program Epanet 2.0
Adapun kegunaan dari program Epanet 2.0 di antaranya :
1. Didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan air
serta degradasi unsur kimia yang ada dalam air pipa distribusi.
34
2. Digunakan sebagai dasar analisa dan berbagai macam sistem distribusi,
detail desain, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan berbagai unsur
lainnya.
3. Digunakan untuk membantu menentukan alternatif strategis manajemen dan
sistem jaringan pipa distribusi air bersih seperti:
a. Penentuan alternatif sumber atau instalasi, apabila terdapat banyak
sumber ataupun instalasi.
b. Simulasi dalam menentukan alternatif pengoperasian pompa dalam
melakukan pengisian reservoir maupun injeksi ke sistem distribusi.
c. Digunakan sebagai pusat treatment seperti dengan melakukan proses
d. Khlorinasi, baik diinstalasi maupun dalam sistem jaringan.
e. Digunakan sebagai penentuan prioritas terhadap pipa yang akan
dibersihkan atau diganti.
2.12.2 Input dan Output Data Dalam Epanet 2.0
Untuk menjalankan program Epanet 2.0 agar sesuai hasil yang
diharapkan. Data data yang dibutuhkan dalam Epanet 2.0 sangat penting
sekali dalam proses analisa, evaluasi dan simulasi jaringan air bersih
berbasis epanet. Input data yang dibutuhkan adalah:
1. Peta jaringan
2. Node/junction/titik dari komponen distribusi.
3. Elevasi
4. Panjang pipa distribusi
5. Diameter dalam pipa
6. Jenis pipa yang digunakan
7. Umur pipa
8. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dan lain lain)
9. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
10. Bentuk dan ukuran reservoir.
11. Beban masing-masing node (besarnya tapping)
12. Faktor fluktuasi pemakaian air
35
13. Konsentrasi khlor di sumber
Setelah berhasil menginput data-data yang dibutuhkan, maka program
akan secara automatis menganalisa beberapa data hasil, adapun output yang
dapat diperoleh, yaitu :
1. Hidrolik head masing - masing titik.
2. Tekanan, Velocity dan Unit Headlos.
2.13 Penelitian Terdahulu
1. Judul :Analisa kinerja sistem distribusi air bersih PDAM
Kecamatan Banyumanik
Nama :Dian Vitta Agustina
Publikasi :Tesis Program manajemen rekayasa infrastruktur,
Universitas Diponogoro
Tahun :2007
Penelitian :Dalam penelitian ini menunjukan hasil kinerja terhadap
keandalan dan kepuasan pelanggan yang disebar
menggunakan kuisioner. Dan juga pada penelitian ini
menganalisis tentang tekanan dan kontinuitas dimana
berdasarkan survei yang dilakukan terhadap aspek kualitas
air (aspek bau, rasa dan warna) dan hasil respon pelanggan
mencukupi. Kinerja PDAM Banyumanik kurang baik dari
segi teknis (analisa tekanan dan debit) menggunakan
program epannet 2.0 pengukuran langsung dari lapangan
ditemukan kurang 58% debit dan tekanan dibawah 10 mka).
2. Judul :Evaluasi Sistem Distribusi dan Rencana Peningkatan
Pelayanan Air Bersih PDAM Kota Gorontalo
Nama :Yuliana Rivai
Publikasi :Jurnal SMARTek Vol.4 (2) hal.126-134
Tahun :2006
Penelitian :Penyediaan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo masih
dihadapkan pada berbagai masalah antara lain yaitu :
36
cakupan pelayanan air bersih di kota ini baru mencapai
54% dari jumlah penduduk di wilayah Kota, tingkat
kehilangan airnya sebesar 26,17% dari total produksi.
Dalam tulisan ini dilakukan evaluasi terhadap aspek teknis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan penelitian menggunakan studi
kasus kondisi sistem jaringan distribusi PDAM Kota
Gorontalo. Data dianalisis dengan menggunakan perangkat
analisis pemodelan jaringan distribusi. Dari hasil evaluasi
teknis diketahui bahwa penyebab kekurangan aliran air
adalah kurang tekanan pada sistem. Rencana peningkatan
sistem distribusi air bersih 10 tahun ke depan adalah
sebagai berikut:
Peningkatan cakupan pelayanan dari 54% pada tahun 2004
menjadi 66% pada Tahun 2015. Demikian pula tingkat
pelayanan mengalami peningkatan dari 100,62 l/org.hari
menjadi 132 l/org.hari. Pembentukan daerah pelayanan ke
dalam 5 (lima) Zona pelayanan, Penambahan Reservoir
dengan kapasitas 1600 m3 dan tiga buah pompa distribusi
dengan kapasitas masing-masing 60 l/detik,head 55 m,
Pemasangan meter induk distribusi dan meter air distribusi
pada masing-masing zona pelayanan, Penambahan pipa
transmisi dan distribusi sepanjang 35.451 m.
3. Judul :Analisa Jaringan Perpipaan Distribusi Air Bersih
menggunakan EPANET 2.0 (Studi Kasus di Kelurahan
Harapan Baru, Kota Samarinda.
Nama :Searphin Nugroho dan Ika Meicahayanti
Publikasi :Jurnal Teknik UNDIP Vol.39 (1) hal. 62-66
Tahun :2018
Penelitian :Penelitian ini menganalisa jaringan perpipaan distribusi air
bersih dikelurahan Harapan Baru, Kota Samarinda
37
menggunakan perangkat lunak Epanet 2.0. PDAM
Samarinda telah melakukan distribusi air bersih selama 24
jam tanpa henti, kecuali pada saat mati listrik. Keadaan ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang merupakan sebagai
kendala yang dihadapi PDAM yakni tekanan air didalam
pipa yang rendah pada waktu tertentu dan kehilang air fisik
seperti kebocoran dalam pipa. Pada saat analisa hasil
simulasi dibandingkan dengan hasil dari pengukuran
tekanan air dilapangan dan pada kran pelanggan
menggunakan manometer. Dari hasil penelitian diketahui
terdapat 7 junction yang nilai tekanan airnya dibawah batas
minimum kriteria pipa distribusi. Didapatkan sebanyak 11
pipa yang nilai kecepatan aliran airnya dibawah batas
minimum kriteria yang sama sebesar 0,3 m/s. Rekomendasi
perbaikan jaringan perpipaan distribusi air bersih yakni
perubahan pengaturan pada valve existing dan penambahan
pompa booster pada beberapa titik
4. Judul :Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih Pada PDAM
di Kota Ternate
Nama :Ardiansyah, Pitojo tri juwono, M. Janu Ismoyo
Publikasi :Jurnal Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Vol.3 (2)
hal.211-220
Tahun :2012
Penelitian :Sistem penyediaan air minum di Kelurahan Jati dan
Kelurahan Tanah Tinggi Barat di Kecamatan Kota Ternate
Selatan belum dapat berjalan dengan lancar, disebabkan
pasokan air tidak maksimal dalam 24 jam dan debit
pengambilan dari sumber air baku tidak bisa maksimal.
Total kebutuhan air bersih sebesar 1459.50 ltr/hari, total
kebutuhan air mencukupi. Persentase kehilangan air sebesar
20 %, tingkat kehilangan air tahun2012 sebesar 0.002
38
ltr/dtk, Hasil running dengan program Epanet 2.0 pukul
07.00, didapat tekanan yang tidak sesuai dengan kriteria
perencanaan (10-60 mH20) yaitu 70.97 m,kecepatan < dari
standart perencanaan (0.6-2.5 m/dtk) yaitu 0.01-0.09
(m/dtk). Debit yang kecil di node 4, node 11, yaitu 0.71
m3/dtk. Hasil kuesioner 53.61 % menyatakan tidak puas
dan 26.80 % menyatakan sangat tidak puas.
5. Judul :Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa
Kolongan dan Kolongan Satu Kecamatan Kombi,
Kabupaten Minahasa
Nama :Tirza Gabriela Tambalean, Alex Binilang
Publikasi :Jurnal Sipil Statik Vol 6 (10) hal. 835-846
Tahun :2018
Penelitian :Desa kolongan dan kolongan satu terletak di Kecamatan
Kombi yang pertumbuhan penduduknya mengalami
perkembangan pesat. Oleh karena itu pada penelitian ini
dilakukan analisa sistem perencanaan air bersih guna
menunjang kebutuhan penduduk pada masa depan, sistem
direncanakan selama 20 tahun kedepan hingga tahun 2037.
Proyeksi penduduk dihitung menggunakan metode analisis
regresi karena memiliki koefisien korelasi terbesar dan
standard eror terkecil. Hasil menunjukan bahwa jumlah
proyeksi penduduk sebesar 1838 jiwa dengan total
kebutuhan air bersih 0,7696 liter/ detik atau 66493,44
liter/hari masih dapat dipenuhi oleh potensi mata air yang
ada. Untuk penyaluran menggunakan sistem gravitasi ,
mata air akan ditampung dalam reservoir berkapasitas
60m3. Selanjutnya air didistribusikan ke daerah pelanggan
melalui 19 hidran umum. Desain sistem dianalisa
menggunakan program epanet 2.0 dan didapat ukuran pipa
39
berdiameter 3 inch untuk pipa transmisi dan pipa 2 inch
untuk pipa distribusi
6. Judul :Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Tawar
Kabupaten Aceh Tengah
Nama :Zamzami, Azmeri dan Syamsidik
Publikasi :Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 1 (1) hal.
132-141
Tahun :2018
Penelitian :Penelitian tentang sistem jaringan distribusi air bersih
dilakukan di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah. Dimana dari hasil analisis didapatkan debit
pemakaian air rata-rata yang dihasilkan 0,426 m3/SR/hari
atau 71 liter/org/hari. Hasil dari running program epanet
nilai tekanan masih memenuhi standard tapi dalam
kecepatan air tidak memenuhi kecepatan aliran (0.3
m/detik). Hal ini disebabkan oleh sistem pengaliran yang
belum optimal oleh karena desain yang kurang efektif.Agar
kecepatan air optimal maka perlu mengubah diameter pipa
dan perubahan sistem menjadi sistem loop serta perubahan
pipa dilakukan pada pipa tersier maka kecepatan air
menjadi optimal.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada wilayah unit pelayanan Alang – Alang
Lebar PDAM Tirta Musi Kota Palembang yaitu terletak pada Kecamatan
Alang-Alang Lebar dan sebagian Kecamatan Sukarami. Daerah Kecamatan
Alang-Alang Lebar terletak di pinggir Kota Palembang yang terdiri dari 4
(empat) Kelurahan dengan luas total wilayah 3 458,1 Ha (sebesar 8,63%
dari luas kota palembang) akan tetapi untuk wilayah Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar ruang lingkup kelurahan yang di layani hanya 3 kelurahan saja,
dikarenakan untuk kelurahan Srijaya termasuk wilayah pelayanan dari
PDAM Tirta Musi Unit KM 3,5 sedangkan untuk wilayah Kecamatan
Sukarami berbatasan sebelah selatan dengan kecamatan Alang-Alang lebar,
Kecamatan Sukarami memiliki 7 kelurahan dengan luas wilayah 5 145,90
Ha. Dimana lokasi wilayah pelayanan kecamatan Sukarami hanya dilayani 6
Kelurahan saja dimana Kelurahan Sukabangun, dan Kelurahan Sukajaya
dilayani oleh PDAM Tirta Musi Unit KM 3,5
Adapun kelurahan-kelurahan Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar, yaitu:
1. Kecamatan Alang – Alang Lebar
a. Kelurahan Alang-Alang Lebar
b. Kelurahan Karya Baru
c. Kelurahan Talang Kelapa
2. Kecamatan Sukarami
a. Kelurahan Sukarami
b. Kelurahan Kebun Bunga
c. Kelurahan Talang Betutu
d. Kelurahan Sukodadi
e. Kelurahan Talang Jambe
41
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
(Sumber : Google Earth Pro Edition, diakses pada 10 Desember 2018)
Keterangan :
: Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar
42
3.2 Kondisi Demografi
Kecamatan Alang-Alang Lebar untuk kepadatan penduduk tiap hektare
berjumlah 31.336 jiwa per hektare dan kepadatan penduduk sebesar 31.336
jiwa per hektare, sedangkan Kecamatan Sukarami memiliki luas 5145,9
hektare dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 30.236 jiwa per hektare.
Adapun luas wilayah dan jumlah penduduk dapat dilihat bada tabel 3.1 dan
tabel 3.2 :
Tabel 3.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Tiap Hektare
Kecamatan Alang- Alang Lebar
Kelurahan Luas (Ha) Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Tiap Ha
1 2 3 4
1 Kelurahan Srijaya 318.700 27647 86.749
2 Kelurahan Karya Baru 1087.92 28341 26.051
3 Kelurahan Talang Kelapa 1303.96 41481 31.812
4 Kelurahan Alang - Alang Lebar 748.12 10913 14.587
Jumlah 3458.7 108382 31.336
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang 2018)
Tabel 3.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Tiap Ha
Kecamatan Sukarami
Kelurahan Luas (Ha) Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Tiap Ha
1 2 3 4
1 Kelurahan Sukabangun 313.46 19565 62.416
2 Kelurahan Sukajaya 470.19 44114 93.822
3 Kelurahan Sukarami 470.19 20265 43.100
4 Kelurahan Kebun bunga 653.06 28950 44.330
5 Kelurahan Talang Betutu 1163.00 14866 12.782
43
6 Kelurahan Sukodadi 789.00 17856 22.631
7 Kelurahan Talang Jambe 1287.00 9974 7.750
Jumlah 5145.9 155590 30.236
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang 2018)
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
3.3.1 Data Primer
1. Perhitungan dan analisis debit kebutuhan distribusi air
2. Pencarian data-data aktual dan survey lapangan
Bertujuan untuk mencari data yang sifatnya tidak tertulis, ataupun
merupakan data yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Survei yang
dilakukan tersebut antara lain adalah :
a) Pengamatan lapangan
Tujuannya untuk menghasilkan data-data tidak tertulis yang hanya bisa
didapatkan dengan pengamatan secara langsung mengenai kondisi
pelayanan distribusi air bersih di Unit Pelayanan Alang – Alang
Lebar. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa pengukuran pemakaian air
pada jam puncak didapat dengan melakukan survey selama 1 (satu) hari
24 jam untuk mencatat pemakaian pada tiap jamnya pada meter air di
booster Alang – Alang Lebar, dan melihat kondisi fisik air bersih yang
dialirkan ke pelanggan, mengecek pipa serta mengamati variabel sistem
distirbusi yang ada pada Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar mulai dari
pipa, pompa dan kondisi existing pengaliran
3.3.2 Data sekunder
Data sekunder merupakan kegiatan pencarian data melalui kajian literatur,
hasil penelitian terdahulu, peta-peta yang dibutuhkan, data kependudukan,
44
kondisi wilayah penelitian, ataupun data tertulis lainnya yang didapatkan
langsung dari instansi yang terkait, adapun data yang diperlukan ialah
a. Data jumlah pelanggan aktif, untuk pelanggan pada Unit Pelayanan
Alang-Alang Lebar data didapatkan dari PDAM Tirta Musi Kota
Palembang selama 5 tahun terakhir, tahun 2014 sampai dengan tahun
2018
Tabel 3.3 Jumlah Pelanggan Aktif Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar
tahun 2014 sampai 2018
No Tahun Pelayanan Jumlah Pelanggan Aktif
1 2014 19,503
2 2015 21,051
3 2016 21,921
4 2017 26,396
5 2018 26,735
(Sumber :PDAM Tirta Musi Kota Palembang, 2014-2018)
b. Data sistem distribusi yang didapat dari PDAM Tirta Musi berupa :
1) Data sistem distribusi, debit pompa reservoir dan daya dukung
pompa, panjang dan jenis pipa distribusi primer serta sekunder tahun
2018
2) Jumlah dan konsumsi pelanggan aktif di Unit Pelayanan Alang-
Alang Lebar tahun 2014 sampai 2018.
3) Volume pemakaian air di Unit Pelayanan Alang- Alang Lebar tahun
2014 sampai 2018.
4) Data kehilangan air (NRW) di Unit Pelayanan Alang- Alang Lebar
tahun 2014 sampai 2018.
5) Peta distribusi jaringan air existing pada tahun 2018
45
3.4 Analisis Perhitungan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tentang
Analisa Sistem Distribusi Air di unit pelayanan Alang-Alang Lebar PDAM
Tirta Musi adalah sebagai berikut:
1. Merekapitulasi jumlah pelanggan aktif dan pemakaian air pada 5
tahun terakhir. Untuk jumlah pelanggan direkapitulasi dari tahun 2014
sampai dengan tahun 2018, kemudian dilanjutkan dengan
merekapitulasi jumlah pemakaian air hingga 5 tahun terakhir.
2. Melakukan proyeksi penambahan pelanggan aktif untuk tahun 2038,
menurut peraturan menteri pekerjaan umum No: 18/PRT/M/2007
tentang penyelenggaraan pengembangan sistem air minum pada
perhitungan proyeksi untuk memperkirakan jumlah pertambahan
penduduk pada masa yang akan mendatang digunakan beberapa
metode yaitu :
a. Metode Aritmatika
b. Metode Geometrik
c. Metode Requesi Exponensial
Kemudian dari ketiga metode tersebut akan di uji korelasi untuk
mendapatkan nilai koefisien mendekati angka satu dan nilai standar
deviasi yang paling kecil.
3. Menghitung debit kebutuhan volume kebutuhan air pada tahun 2038
4. Menghitung debit distribusi pada tahun 2038
5. Menghitung debit pompa reservoir pada tahun 2038
6. Membuat skema sistem distribusi dari reservoir sampai pelayanan
ujung
7. Mensimulasikan skema sistem distribusi dengan menginput kebutuhan
pada tiap node kelurahan pada tahun 2018 dan pada tahun 2038
menggunakan aplikasi software epanet 2.0
Pada penelitian ini dilakukan dua simulasi, simulasi pertama adalah
simulasi program pada saat kondisi existing sistem distribusi saat ini,
kemudian simulasi kedua pada mensimulasikan sistem distribusi untuk
46
tahun 2038. Untuk menjalankan program Epanet 2.0 agar sesuai hasil yang
diharapkan. Data data yang dibutuhkan dalam Epanet 2.0 sangat penting
sekali dalam proses analisis, evaluasi dan simulasi jaringan air bersih
berbasis epanet. Input data yang dibutuhkan adalah:
1. Peta jaringan
2. Node/junction/titik dari komponen distribusi.
3. Elevasi
4. Panjang pipa distribusi
5. Diameter dalam pipa
6. Jenis pipa yang digunakan
7. Umur pipa
8. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dan lain lain)
9. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
10. Bentuk dan ukuran reservoir.
11. Beban masing-masing node (besarnya tapping)
12. Faktor fluktuasi pemakaian air
Setelah berhasil menginput data-data yang dibutuhkan, maka program
akan secara automatis menganalisa beberapa data hasil, adapun output yang
dapat diperoleh, yaitu : Hidrolik head masing - masing titik, tekanan,
velocity dan unit headloss.
3.5 Analisis Perhitungan dengan Alat Software
Dalam analisa sistem distribusi air bersih PDAM Tirta Musi Unit
Pelayanan Alang-Alang Lebar dibutuhkan perhitungan,yaitu:
1. Microsoft Excel 2013
Software ini dibutuhkan untuk menghitung jumlah pelanggan aktif
dan volume pemakaian air aktual, debit kebutuhan , debit distribusi,
dan debit pompa reservoir
2. Google Earth Pro Edition
Software ini dibutuhkan untuk mendapatkan lokasi wilayah.
47
3. Autocad 2013
Software ini dibutuhkan untuk membuat batasan wilayah
4. Arcview Quantum Gis 2.8
Software ini dibutuhkan untuk membuat skema sistem distribusi
5. Epanet 2.0
Software ini dibutuhkan untuk pemodelan jaringan pipa untuk
mensimulasikan perilaku hidraulika air dalam jaringan pipa.
3.6 Diagram Alir Penelitian (Flow Chart)
Diagram alir penelitian ini merupakan gambaran dari langkah
penelitian. Penelitian ini dimulai dari menyiapkan studi literatur yang
berkaitan dengan judul penelitian. Selanjutnya proses pengumpulan data,
kemudian mulai melakukan perhitungan penelitian. Secara garis besar
metode penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
48
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
STUDI LITERATUR
DATA PRIMER -
-
Survey Meteran Air di tiap Booster - Survey kondisi sistem distribusi
DATA SEKUNDER - Jumlah dan Volume pemakaian air - Data Pompa dan Reservoir - Jenis, Panjang, dan Diameter Pipa - Volume NRW , Elevasi
PENGOLAHAN DATA - Rekapitulasi pelanggan dan volume pemakaian air 2018 - Debit kebutuhan tahun proyeksi 2038 - Debit distribusi tahun proyeksi 2038 - Fluktuasi maksimum harian - Debit pompa reservoir
KESIMPULAN
HASIL DAN PERBANDINGAN - Tekanan Pada Ujung Pelayanan - Kecepatan Aliran Dalam Pipa - Debit Aliran Dalam Pipa - Kehilangan Tekanan
INPUT KOMPONEN EPANET 2 . 0
SIMULASI 1 - Input debit distribusi tahun 2018 - Input debit dan daya dukung pompa
SIMULASI 2 - Input debit distribusi tahun 2038 - Input debit dan daya dukung pompa
MULAI
SELESAI
94
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa sistem distribusi air bersih dan perhitungan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis existing jaringan pipa distribusi primer dan
sekunder di Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar tidak dapat
mendistribusikan air bersih ke seluruh pelanggan pada tahun 2018. Hal ini
dihasilkan dari adanya tekanan pipa ujung di kelurahan talang betutu
(node 29 dan node 30) lebih kecil dari 0 m.
2. Proyeksi penambahan jumlah pelanggan aktif PDAM Tirta Musi Unit
Pelayanan Alang-Alang Lebar hingga tahun 2038 yaitu sebesar 67.670 SR
dengan total keseluruhan pelanggan aktif 94.405 SR serta nilai konsumsi
kebutuhan air sebesar 779,850 l/s.
3. Debit distribusi pada tahun 2038 yaitu sebesar 847.66 l/s dan Penambahan
debit kebutuhan pompa reservoir tahun 2038 sebesar 719.635 l/s dari total
keseluruhan sebesar 919.635 l/s. Kebutuhan penambahan pompa reservoir
Punti Kayu pada tahun 2038 yaitu 126.19 l/s dengan total keseluruhan
276.10 l/s.
4. Jaringan pipa distribusi primer dan sekunder skenario tahun 2038 mampu
mendistribusikan air bersih ke pelanggan dengan cara melakukan sistem
pemakaian pompa dengan kapasitas 950 l/s dan daya dukung pompa
(head) 30 meter pada pompa reservoir Alang-Alang Lebar. Pemakaian
kapasitas pompa reservoir untuk Punti Kayu dengan kapasitas 300 l/s dan
daya dukung pompa (head) 50 meter, memperbesar beberapa diameter
pipa dari Ø700 ke Ø900, Ø600 ke Ø700, Ø400 ke Ø600, Ø300 ke Ø400,
Ø200 ke Ø400, Ø200 ke Ø300 ,Ø500 ke Ø700 dan mengganti jenis pipa
PVC menjadi HDPE pada beberapa bagian pipa.
95
5.2 Saran
Penelitian yang dilakukan terhadap sistem jaringan distribusi air bersih
PDAM Tirta Musi Unit Pelayanan Alang-Alang Lebar Ada beberapa hal yang
harus di perhatikan untuk menganalisa sistem distribusi dan juga diperlukan
saran-saran untuk menunjang penelitian ini serta penelitian yang akan
dilakukan berikutnya, adapun saran-saran tersebut antara lain sebagai berikut
:
yaitu antara lain:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kondisi existing
seperti kondisi struktur tanah pada wilayah Unit Alang-Alang Lebar guna
memperdalam kajian serta perlu adanya perencanaan lebih lanjut pada
kondisi existing
2. Untuk penambahan pelanggan distribusi air bersih PDAM Tirta Musi Unit
Pelayanan Alang-Alang Lebar, maka perlu dilakukan langkah-langkah
perhitungan kembali kapasitas pompa reservoir agar pendistribusian ke
pelanggan berjalan secara terus-menerus.
3. Perlu adanya pengkajian ulang untuk wilayah penggantian seluruh jenis
pipa yang tadinya PVC menjadi HDPE dikarenakan untuk tingkat
keawetan lebih baik di proyeksi mendatang akan tetapi memerlukan biaya
yang sangat besar
4. Perlu adanya perhitungan Rencana Anggaran Biaya untuk mengetahui
biaya yang diperlukan untuk penambahan kapasitas pompa, memperbesar
diameter dan mengganti jenis pipa pada tahun 2038 nanti.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadullah,R., Dongshik,K. 2016. Designing Of Hydraulically Balanced Water
Distribution Network Based On GIS and EPANET. International Journal of
Advanced Computer Science and Application Vol.7 hal 118-125. Japan
Agustina, D.V. 2007. Analisis Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM
Kecamatan Banyumanik di Perumnas Banyumanik Kelurahan Srondol
Wetan. Universitas Diponogoro. Semarang.
Ardiansyah., Juwono Tri Pitojo. 2012. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air
Bersih Pada PDAM di Kota Ternate. Jurnal Universitas Brawijaya Teknik
Pengairan Vol.3 (2) hal 211-220.Ternate.
Badan Pusat Statistik Kota Palembang. 2018 Kecamatan Alang-Alang Lebar
dalam Angka 2018. Palembang.
Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Depkes RI. 2010. Kepmenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Kepmenkes RI No. 907/Menkes/VII/2002 tentang Syarat- Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta.
Ditjen PU Cipta Karya. 2007. Buku Panduan Pengembangan Air Minum. Jakarta.
Ditjen PU. 2007. Permenpu RI No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta.
Hidayah,D.P. Indarto. 2016. Pemetaan dan Evaluasi Teknis Jaringan Distribusi
Air Bersih di Desa Kemuning Lor.Jurnal Agroteknologi Vol.10 (2) hal
144-152.Jember.
Indarto. 200. Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Penerbit Bumi
Aksara. Jember.
Kharina, H.D., Koosdaryani., Muttaqien, A.Y., 2015. Analisis Kehilangan Air
Pada Pipa Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Baki,
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Matriks Teknik Sipil. Surakarta.
97
Linsley, R.K., Franzini, J.B. 1989. Teknik Sumber Daya Air. Penerbit Airlangga.
Jakarta.
Mori, K. 1976. Hidrologi untuk Pengairan. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta.
Nugroho, S., Meicahayanti, I. 2018. Analisa Jaringan Perpipaan Distribusi Air
Bersih menggunakan Epanet 2.0.Jurnal Teknik UNDIP Vol.39 (1) hal 62-
66. Samarinda.
Ramana, G.V., Sudheer, Ch.V.S.S., Rajashekar, B. 2015. Network Analysis Of
Water Distribution System in Rural Using EPANET. Procedia Engineering,
Vol.119 hal 496-505.
Ricki,N.A. Indarjanto,H. 2016. Analisis Perencanaan Pengembangan Sistem
Distribusi Air Minum di PDAM Unit Plosowahyu, Kabupaten Lamongan.
Jurnal Teknik ITS Vol.5 (2) hal 247-252.Surabaya
Rivai, Y., Masduki, A. 2006. Evaluasi istem Distribusi dan Rencana Peningkatan
Pelayanan Air Bersih PDAM Kota Gorontalo. Jurnal SMARTek Vol.4 (2)
hal 126-134. Surabaya.
Roosman., L.A. 2000, Epanet 2.0 User Manual, Penerbit Ekamitra Engineering,
Bekasi.
Slamet, J.S. 2007. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Supardi., Sarya, G. 2014. Analisa Hidrolis Sistem Distribusi Air Bersih Di Desa
Nogosari Pacitan.. Jurnal Pengabdian LPPM Universitas 17 Agustus 1945
Vol.1 (1) hal 11-18. Surabaya.
Tirza,G.T. Binilang Alex. 2018. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di
Desa Kolongan dan Kolongan Satu Kecamatan Kombi, Kabupaten
Minahasa. Jurnal Sipil Statik Vol.6 (10) hal 835-846.Tondano
Triatmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Penerbit Beta Offset. Yogyakarta.
Triatmodjo, B. 1993. Hidraulika I. Penerbit Beta Offset. Yogyakarta.
Zamzami., Azmeri., Syamsidik. 2018. Sistem jaringan Distribusi Air Bersih
PDAM Tirta Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil
dan Perencanaan Vol.1 (1) hal 132-141.Aceh.
98
http://id.wikipedia.org/wiki/Kualitas_air)
(https://www.academia.edu/5263939/Teori_dan_Konsep_Sistem_Penyaluran_Air
_Minum)
https://www.academia.edu/12888562/Kriteria_Perencanaan_Teknis_Sistem_Distr
ibusi_Air_Bersih
http://www.epa.gov/nrmrl/wswrd/dw/epanet.html.