138
ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN PARUNG PANJANG TAHUN 2008-2015 SKRIPSI Ditujukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Oleh: ALI MACHSUN NIM 1113015000035 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

TERHADAP KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN

PARUNG PANJANG TAHUN 2008-2015

SKRIPSI

Ditujukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

ALI MACHSUN

NIM 1113015000035

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul "Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTR!Y) Terhadap

Kesesuaian Lahan di Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008-2015" disusun oleh

Ali Machsun, NIM. 1113015000035, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengeiahuan Sosial,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang.berhak

untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

〕永ana,〕 anllan 2いち

Yang Mengesahkan,

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Pro■ Dr.Ulfah Faia面 ni MoSiNIP。 196708281993032006 NIP。 198403122015031002

Page 3: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul "Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) TerhadapKesesuaian Lahan di Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008-2015" oleh AliMachsun, Nomor Induk Mahasiswa 1113015000035, diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 19 Januari 2018 dihadapan

dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (Si) dalam bidang

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta, 19 Januari 2018

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Sidang (Ketua Jurusan P. IPS)

Dr.Iwan Purwanto. M.PdNrP. 1973042420080t | 012

Sekretaris Sidang (Sekretaris Jui'usan P. IFS)Drs. Syaripulloh. M.SiNIP. 19670909 200701 1 033

Dosen Penguji IDr. H. Nurochim MMNIP. 19590715 198403 1 003

Dosen Penguji IIZaharah M. EdNIP. 19720tr5 20t411 2 002

Mengetahui

Dekan mu Tarbiyah da

atul Jakarta

hib Ra

Tanggal Tanda angan

^/ofn

'/u,*d

Fakultas

\

03 1 007

YJ. -d

Page 4: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILⅣ IIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ali Machsun

NIⅣI :1113015000035

Jurusan/Prodi

Angkatan

Nama Pel■ bil■bing I

NIP

Nalna Pcmbimbing H

NIP

Prof Dr.Ulfi Ftta五 ni,M.Si.

196708281993032006

Andri Noor Ardiansyah,NII.Pd.,ヽ 4.Si

198403122015031002

Pcndidikan 11lnu Pengetahl■ all Sosia1/Geografl

2013

卜IENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang bttudul“ Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRVI)

Terhadap Kesesuaian Lahan di Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008… 2015"

adalah benar hasil karya sendi五 di bawah bilnbingan:

Dellllikialll surat pemyataan ini saya buat dengan scsunggllhnya dan saya

bertanggungjawab secara akadelnis atas apa yang saya tulis.

Ali ⅣIachsun

NIⅣI。 1113015000035

Jakarta, Januan 2018

Page 5: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

i

ABSTRAK

ALI MACHSUN (1113015000035). “Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Terhadap Kesesuaian Lahan Di Kecamatan Parung panjang

Tahun 2008-2015”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kesesuaian Lahan di

Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor Tahun 2008-2015. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode gabungan antara metode kualitatif

deskriptif dan kuantitatif. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan

hasil instrumen penelitian untuk mengetahui faktor pendorong perubahan lahan

dan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan di Kecamatan parung Panjang

dan dianalisis menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis). Instrumen

penelitian yang akan digunakan dalam analisis adalah observasi, ground check,

wawancara, dokumentasi, dan pengolahan data menggunakan aplikasi.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, bahwa diketahui perubahan

penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Parung Panjang terjadi cukup

seimbang terhitung mulai tahun 2008 sampai tahun 2015 yaitu peningkatan lahan

yang terjadi sebesar 20% dan penurunan lahan terjadi sebesar 21% dimana

peningkatan paling signifikan terjadi pada lahan terbangun sebesar 17% dan

penurunan yang paling signifikan terjadi pada lahan kosong sebesar 14%. Akan

tetapi berdasarkan hasil pengolahan data penurunan pan peningkatan lahan yang

terjadi sangatlah seimbang.

Kata Kunci : RTRW, Penggunaan Lahan, Kesesuaian Lahan, SIG

Page 6: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

ii

ABSTRACT

ALI MACHSUN (1113015000035). "Evaluation of the Regional Spatial

Plan (RT/RW) on the Suitability of Land in Kecamatan Parung Panjang on

2008-2015”. Skripsi, Social Sciences Education Department, Faculty of Tarbiyah

and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

2017.

This research intends to acquaint about the Suitability of Land in Kecamatan

Parung Panjang Kabupaten Bogor on 2008-2015. Researcher utilize two kind of

methods of research which are qualitative descriptive method, and quantitative

method. Data analysis will be done by using the results of research instrument to

discover the factors which drive the changes of the land and to acquaint the

suitability level of the land in Kecamatan Parung Panjang which are analyzed by

GIS (Geographic Information System). The research instruments that will be

utilized to analyze the issue are observation, ground check, interview,

documentations, and data processing by an application.

It’s discovered from the result of the research, that is the change of

utilization of land that occured in Kecamatan Parung Panjang is adequately

well-balanced that start from 2008 to 2015. The enhancement of land occured

about 20% and the derivation of land occured 21% which the most significant

enhancement occured on the built-land amount 17% and the most significant

derivation occured on the non-built-land amount 14%. However, based on the

results of data processing whether the enhancement and the derivation of the

land is profoundly well-balanced.

Keywords: RTRW, Land Use, Land Suitability, GIS

Page 7: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur dipersembahkan kehadirat Allah yang maha indah, karena

berkat kuasa-Nya penulis diberikan kelancaran dalam menjalankan segala

aktivitas setiap hari. Alhamdulillah suatu kata yang pantas diucapkan saat ini

karena berkat limpahan rahmat dan kuasa-Nya penulis telah dapat menyelesaikan

tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Penyusunan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar strata 1, dan mendapatkan kelulusan pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Penyusunan ini dapat terlaksana dengan

lancar berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini saya

saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

4. Dosen pembimbing I Prof. Dr. Ulfah Fajarini,M.Si dan Dosen Pembimbing

II Andri Noor Ardiansyah M.Si yang dengan sabar, tulus dan ikhlas telah

memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu pengetahuan

pada penulis selama menempuh Pendidikan di bangku kuliah.

6. Ayahanda dan Ibunda (Muhammad Waras dan Oon Suhanan) yang terus

melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah

berhenti. Kakak saya Mukhlisin yang senantiasa memberikan semangat dan

Page 8: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

iv

dukungan setiap saat. Serta seluruh keluarga besar yang selalu memotivasi

penulis untuk menyelesaikan studi.

7. Kepala Kecamatan Parung Panjang beserta staf, seluruh masyarakat

Kecamatan Parung Panjang, dan petani yang sudah mengizinkan saya

melakukan penelitian di Kecamatan Parung Panjang

8. Teman-teman UKM Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta, Dewan

Pengurus Harian PSM UIN Jakarta periode 2017 Jolls, Onike, Miwaltz dan

Diron, Dewan Artistik PSM UIN Jakarta Periode 2017 Sabrin, Javert, Druni,

Jota, Bakuw, Sinatra, dan Sarod, serta Seluruh Pengurus PSM UIN Jakarta

periode 2017.

9. Seluruh teman-teman geografi movement 2013 yang telah banyak

memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti

kebersamaan.

10. Teman-teman P.IPS angkatan 2013 seperjuangan yang telah berjuang

bersama, saling bahu-membahu saling memotivasi satu sama lain.

Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telh

membantu saya baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam

menyelesaikan penelitian ini.

Dalam penulisan laporan penelitian ini saya sangat menyadari masih

banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu saya sangat membuka

hati dan menerima semua masukkan kritik atau saran yang bersifat membangun

demi perbaikan laporan penelitian ini. Saya berharap laporan penelitian ini dapat

menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnya dan bisa bermanfaat bagi kita

semua.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Desember 2017

Penulis

Page 9: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 10

A. Deskripsi Teoritik ............................................................................. 10

1. Perencanaan.................................................................................. 10

2. Tata Ruang ................................................................................... 11

3. Wilayah ........................................................................................ 13

4. Rencana Tata Ruang Wilayah ...................................................... 15

5. Tujuan Perencanaan Tata Ruang Wilayah ................................... 16

6. Arahan Pembangunan Daerah Menurut RTRW

Kabupaten Bogor ......................................................................... 17

7. Lahan ............................................................................................ 22

8. Pengertian Penggunaan Lahan ..................................................... 24

Page 10: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

vi

9. Perubahan Penggunaan Lahan ..................................................... 25

10. Evaluasi Lahan ............................................................................. 25

11. Kemampuan Lahan ...................................................................... 26

12. Prinsip Evaluasi Lahan Menurut FAO ......................................... 26

13. Struktur Klasifikasi Kesesuaian ................................................... 27

14. Evaluasi Kesesuaian Lahan .......................................................... 30

a. Logika Dilakukannya Evaluasi Lahan................................... 32

b. Dasar-Dasar Evaluasi Lahan ................................................. 33

c. Tujuan Evaluasi Lahan .......................................................... 34

d. Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Tataguna

Lahan ..................................................................................... 35

B. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 36

C. Kerangka Penelitian ......................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 42

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................... 42

1. Lokasi Penelitian ........................................................................ 42

2. Waktu Penelitian ........................................................................ 42

B. Metode Penelitian ............................................................................. 43

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 45

1. Populasi ....................................................................................... 45

2. Sampel......................................................................................... 45

D. Sumber Data ....................................................................................... 45

1. Data Spasial ................................................................................ 45

2. Data Atribut ................................................................................ 46

E. Pengelolaan Data Spasial ....................................................................... 46

1. Cropping Citra ............................................................................ 46

2. Pemulihan ................................................................................... 46

3. Koreksi Radiometrik ................................................................... 47

4. Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Clasification) ...... 47

4. Ground Check ............................................................................. 47

Page 11: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

vii

5. Analisis Akurasi Interpretasi Kappa ........................................... 47

6. Klasifikasi Terbimbing ............................................................... 48

7. Analisis Perubahan Lahan ......................................................... 48

F. Pengelolaan Data Atribut ....................................................................... 48

1. Survei Lapangan ......................................................................... 48

2. Wawancara ................................................................................ 49

3. Dokumentasi ............................................................................. 49

4. Analisis Data ............................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 51

A. Kondisi Daerah Penelitian.................................................................... 51

1. Letak Geografis ............................................................................. 51

2. Iklim .............................................................................................. 52

3. Kondisi Geologi Dan Morfologi ................................................... 52

4. Kondisi Kependudukan Kecamatan Parung Panjang .................... 53

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 53

1. Hasil Ground Check lapangan berdasarkan interpretasi citra ....... 54

2. Hasil Penelitian ............................................................................. 59

C. Faktor Pendorong Perubahan kesesuaian Lahan Kecamatan Parung

Panjang. ................................................................................................ 63

1. Aspek Politik ................................................................................. 64

2. Aspek Ekonomi ............................................................................. 65

3. Aspek Demografi .......................................................................... 68

4. Aspek Budaya ............................................................................... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 72

A. Simpulan .............................................................................................. 72

B. Saran ..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ................................................................... 42

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Parung Panjang ............................. 51

Gambar 4.2 Persentase Jumlah Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005 ............. 56

Gambar 4.3 Persentase Peningkatan Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005 ..... 57

Gambar 4.4 Persentase Penurunan Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005 ....... 58

Gambar 4.5 Peta Klasifikasi Kecamatan Parung Panjang Tahun 2015 ............ 59

Gambar 4.6 Persentase Jumlah Lahan Kecamatan Parung Panjang

Tahun 2008 ..................................................................................... 60

Gambar 4.7 Persentase Jumlah Lahan Kecamatan Parung Panjang

Tahun 2015 ..................................................................................... 61

Gambar 4.8 Perumahan Elite Serpong Kencana ............................................... 65

Gambar 4.9 Ruko-Ruko Serpong Kencana ....................................................... 65

Page 13: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Kecamatan se-Kabupaten Bogor ........................................... 4

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................... 36

Tabel 2.2 Kerangka Penelitian .......................................................................... 41

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ........................................................................... 43

Tabel 4.1 Desa se-Kecamatan Parung Panjang ................................................. 52

Tabel 4.2 Kondisi Kependudukan ..................................................................... 53

Tabel 4.3 Ground Check ................................................................................... 54

Tabel 4.4 Jumlah Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005................................... 56

Tabel 4.5 Peningkatan Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005 .......................... 57

Tabel 4.6 Penurunan Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005 ............................. 57

Tabel 4.7 Lahan Kecamatan Parung Panjang ................................................... 59

Tabel 4.8 Lahan Kecamatan Parung Panjang Tahun 2015 ............................... 60

Tabel 4.9 Peningkatan Lahan Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008 .......... 61

Tabel 4.10 Penurunan Lahan Kecamatan Parung Panjang ............................... 62

Page 14: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peningkatan Lahan Kecamatan Parung Panjang ............................. 61

Grafik 4.2 Rasio Peningkatan Luas Lahan Pertahun ........................................ 62

Grafik 4.3 Penurunan Lahan Kecamatan Parung Panjang ................................ 62

Grafik 4.4 Rasio Penurunan Luas Lahan Pertahun ........................................... 63

Page 15: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Survei Lapangan

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Hasil Survei Lapangan

Lampiran 4 Hasil Wawancara

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian Lapangan

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian Wawancara

Page 16: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tidak dapat dipungkiri bahwa perencanaan pengembangan wilayah

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam pembangunan negara secara

keseluruhan. Secara formal dapat didefinisikan bahwa perencanaan adalah

suatu proses untuk menentukan tindakan yang tepat. Tindakan dikatakan tepat

apabila sesuai dengan tujuan. Jadi, perencanaan berhadapan dengan

pertanyaan apa tujuan yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya.

Dengan demikian, pilihan-pilihan yang harus dilakukan dalam proses

perencanaan terdiri atas tiga tahap. Yang pertama adalah pemilihan tujuan

dan kriteria, kedua adalah identifikasi dari alternatif yang sejalan dengan

tujuan tersebut, ketiga adalah pemilihan pedoman dari tindakan menuju

tujuan tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah pemilihan

tindakan untuk masa depan yang sesuai dengan keinginan kita.1

Pemanfaatan ruang akan berubah dengan cepat seiring dengan

pembangunan dan bertambahnya penduduk di suatu daerah. Bertambahnya

penduduk menimbulkan pembangunan baru sebagai fasilitas dalam kegiatan

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pembangunan yang dilakukan

mendorong pengalihfungsian pemanfaatan ruang yang terkadang tidak

didukung oleh potensi lahan itu sendiri. Pemanfaatan ruang yang tidak

didukung oleh potensi lahannya akan menimbulkan permasalahan

penggunaan lahan. Meningkatnya kebutuhan dan persaingan penggunaan

lahan perlu pemikiran seksama dalam mengambil keputusan yang paling

menguntungkan dan tepat guna dari sumber daya lahan yang terbatas dalam

pengalihfungsian pemanfaatan ruang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang mengisyaratkan bahwa penyusunan rencana tata ruang

dilakukan harus mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

1 Siti Sutriah Nurzaman, Perencanaan Wilayah Dalam Konteks Indonesia, (Penerbit ITB,

Bandung, 2012). Hlm. 5

Page 17: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

2

ruang di dalam bumi, disusun secara berjenjang yang pada akhirnya rencana

tata ruang tersebut ditetapkan dengan peraturan daerahnya masing-masing.

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk

menyelaraskan aspek fisik lahan dengan aspek sosial ekonomi. Namun

demikian, kompleksitas permasalahan sosial ekonomi masyarakat dan upaya

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali melahirkan

kebijakan-kebijakan baru yang kurang memperhatikan aspek fisik lahan

sehingga dapat mengganggu ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan

timbulnya degradasi lahan.

Pada dasarnya kita sebagai manusia yang berakal dituntut untuk selalu

menjaga keseimbangan lingkungan, seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S.

Al A’raf ayat 56-58

ان رحمت الله قريب ولا تفسدوا فى الارض بعداصلاحهاوادعوه خوفاو طمعا ح ى اذا ي رحمهين يد وهو ال ذي يرسل الر يح بشراب۞م ن المحسنين

بلدم ي ت فانزلنابه المآء اقل ت سحابا ثقالاسقنه ل ل ال مر نابه من فاخر نباته باذن رب ه ر رون۞والبلد الط ي ب ي الموتى لعل كم تذ ر ذلك ن

ال انكدا ر ۞م ي شكرونر ف الايت لقوذلك نص وال ذي خبث لاي(65-65)الاعراف :

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi

sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya dengan rasa

takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya

rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dia-

lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum

kedatangan rahma-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa

awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan

hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai

macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang

telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang

baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak

subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami

mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang

bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)

Page 18: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

3

Dalam ayat tersebut Allah SWT melarang siapapun membuat kerusakan

dibumi dalam segala bidang. Allah menciptakan bumi dan seisinya ini dengan

sebaik-baiknya. Semuanya itu dijadikan Allah SWT untuk dimanfaatkan

manusia, tetapi bukan untuk dirusak. Selanjutnya Allah SWT mengingatkan

kepada manusia untuk senantiasa berdoa kepada-Nya dengan rasa takut jika

doanya tidak terkabulkan. Dengan berdoa manusia tidak akan berputus asa,

namun sebaliknya akan memperlebar keyakinan, kepasrahan dan keikhlasan.

Ingatlah bahwa rahmat Allah SWT itu sangat dekat dengan orang yang

berbuat kebajikan.

Dijelaskan bahwa Allah SWT menjelaskan kebaikan-Nya terhadap

makhluk ciptaan-Nya diantaranya menciptakan angin. Allah menjelaskan

salah satu fungsi angin pada ayat ini yaitu mendorong awan tebal ke berbagai

negeri sehingga penduduk negeri yang kekeringan menjadi senang karena

pertanda akan turunnya hujan. Selanjutnya Allah SWT mengingatkan, kalau

tanah yang kering, lekang, dan mati saja dapat dihidupkan kembali oleh Allah

SWT dengan menurunkan hujan, tentunya bagi Allah SWT sangatlah mudah

menghidupkan orang-orang yang telah mati meskipun yang tersisa hanyalah

tulang belulang bahkan sudah manyatu dengan tanah.

Allah menjelaskan bahwa tanah itu ada yang tidak baik dan subur.

Seperti kata Ibnu Abbas r.a bahwa orang yang baik sifat dan tabiatnya

diumpamakan dengan tanah yang subur, yaitu dapat menerima kebenaran dan

memanfaatkan untuk kemaslahatan dirinya maupun orang lain. Sedangkan

orang yang buruk sifat/tabitnya itu sama seperti tanah yang tidak subur/mati

yang tidak mau menerima kebenaran dan tidak mau menerima kebenaran dan

tidak mendapatkan faedahnya sedikitpun untuk dirinya bahkan akan merusak

orang lain.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten dalam lingkungan

Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Bogor berbatasan dengan

Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok di sebelah

utara, kemudian dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang di

sebelah timur, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Page 19: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

4

Sukabumi dan Cianjur, sementara di sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Lebak Propinsi Banten serta di tengah-tengah terletak Kota Bogor.

Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,304 Ha, dengan tipe

morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian

utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yaitu sekitar 29,28 % berada

pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut (dpl), 42,62 % berada

pada ketinggian 100-500 meter dpl, 19,53 % berada pada ketinggian 500–

1.000 meter dpl, 8,43 % berada pada ketinggian 1.000–2.000 meter dpl dan

0,22 % berada pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl.2

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2003 Tentang Pembentukan

dan Perda No. 40 Tahun 2004 Tentang OTK Kecamatan Kabupaten Bogor

Memliki 40 Kecamatan, Berikut ini daftar mengenai 40 Kecamatan yang ada

di Kabupaten Bogor3 :

Tabel 1.1 Daftar Kecamatan se-Kabupaten Bogor

2 https://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/5/letak-geografis#.WBk0ci197IU di akses pada

tanggal 02 November 2016 pukul 07.30 WIB.

3 http://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/24/kecamatan#.WB0ncy197IU di akses pada

tanggal 05 November 2016 pukul 08.00 WIB

No Nama Kecamatan No Nama Kecamatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Kecamatan Jonggol

Kecamatan Cariu

Kecamatan Tanjung Sari

Kecamatan Cileungsi

Kecamatan Sukamakmur

Kecamatan Cibinong

Kecamatan Citeureup

Kecamatan Sukaraja

Kecamatan Gunung Putri

Kecamatan Babakan Madang

Kecamatan Ciseeng

Kecamatan Kemang

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

Kecamatan Cigudeg

Kecamatan Sukajaya

Kecamatan Leuwiliang

Kecamatan Leuwisadeng

Kecamatan Ciampea

Kecamatan Tenjolaya

Kecamatan Cibungbulang

Kecamatan Pamijahan

Kecamatan Rumpin

Kecamatan Cisarua

Kecamatan Ciomas

Kecamatan Tamansari

Page 20: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

5

Dari 40 kecamatan tersebut, peneliti akan meneliti Kecamatan Parung

Panjang yang saat ini tengah berkembang menjadi suatu Kecamatan yang

mengarah kepada modernisasi. Kecamatan Parung Panjang merupakan salah

satu daerah yang sedang berada dalam proses perubahan lahan. Proses ini

terjadi akibat adanya faktor-faktor yang mendorang perubahan lahan itu

terjadi seperti lahan pertanian yang dahulu mendominasi daerah tersebut kini

telah banyak dikonversi menjadi perumahan, tempat industri, fasilitas umum,

penggolahan tempat wiasta dan lain sebagainya yang memberikan pengaruh

kepada masyarakat.

Masyarakat-masyarakat di daerah ini tidak berfikir panjang mengenai

dampak yang akan ditimbulkan karena adanya pengalih fungsian lahan

tersebut. Faktor pendorong yang lain ialah karena tuntutan ekonomi yang

memaksa masyarakat sekitar untuk menjual persawahan, perkebunan, ladang

kepada pemilik proyek perumahan atau industri yang akan merubah lahan

tersebut baik dalam jangka waktu cepat ataupun lambat. Maka secara cepat

atau lambat pula daerah sekitar akan menemui permasalahan seperti

pencemaran udara akibat dari proses industri, limbah perumahan yang

semakin hari semakin menumpuk, kurangnya ruang terbuka hijau didaerah

tersebut, warga sekitar tidak bisa merasakan hasil panen seperti biasanya, dan

akan menjadi ketidakseimbangan.

Pemerintah daerah sebagai salah satu peran yang cukup besar untuk

menjaga kesetabilan antara ruang yang dapat diolah untuk mendukung suatu

13

14

15

16

17

18

19

20

Kecamatan Rancabungur

Kecamatan Gunung Sindur

Kecamatan Bojonggede

Kecamatan Tajur Halang

Kecamatan Jasinga

Kecamatan Nanggung

Kecamatan Ciawi

Kecamatan Tenjo

33

34

35

36

37

38

39

40

Kecamatan Cijeruk

Kecamatan Cigombong

Kecamatan Caringin

Kecamatan Dramaga

Kecamatan Megamendung

Kecamatan Kelapanunggal

Kecamatan Parung Panjang

Kecamatan Parung

Page 21: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

6

daerahnya dengan ruang yang seharusnya tetep utuh dijaga untuk

keseimbangan penggunaan lahan. Dalam era teknologi sekarang seharusnya

pemerinta membuat suatu informasi mengenai pemenfaatan ruang yang ideal

dan daerah-daerah mana saja yang potensial untuk mendukung daerah

tersebut baik dari segi penempatan perumahan, pemenfaatan ruang terbuka

hijau dan lain sebagainya yang dapat diakses oleh semua masyarakat, agar

masyarakat mengetahui pemanfaatan daerahnya agar sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Masalah pembangunan juga erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah

daerah. Kerjasama pembangunan tersebut tentu saja sebelumnya telah

menjadi wacana yang didiskusikan dengan seksama antara investor dengan

perusahaan terkait dengan para petinggi pemerintah, termasuk perangkat desa

yang semestinya selalu melakukan pengkontrolan atas kebijakan yang telah

disepakati bersama.

Kajian mengenai kesesuaian lahan sangat penting dilakukan agar menjadi

acuan bagi kegiatan pembangunan disuatu daerah. Konversi lahan dari satu

fungsi ke fungsi yang lainnya harus diperhitungkan dengan seksama. Selain

perubahan penggunaan lahan yang terjadi, faktor-faktor pendorong perubahan

lahan yang saling berkaitan satu sama lain juga perlu dianalisis secara

mendalam untuk mendeskripsikan bagaimana perubahan lahan itu terjadi.4

Berdasarkan uraian diatas, menyadari begitu pentingnya lahan serta

penggunaannya maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam

satu penelitian berjudul “Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Terhadap Kesesuaian Lahan Di Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008-

2015.”

4 Selly Sulistiawati, Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan

Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013, (Skripsi pada strata 1 program Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015) hlm 3

Page 22: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

7

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas telah teridentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Peralihan potensi lahan seperti persawahan, perkebunan, ladang dan

sebagainya akibat penjualan oleh petani karena tuntan ekonomi.

2. Kurangnya upaya untuk memperbaiki kualitas lahan yang telah

digunakan, untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

3. Kurangnya pengawasan pemerintah terhadap pengalih fungsian lahan.

4. Kurangnya informasi mengenai kesesuaian lahan yang diharapkan.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi beberapa masalah berdasarkan uraian

identifikasi masalah di atas yaitu:

1. Kesesuaian lahan di Kecamatan Parung Panjang terhadap Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Bogor.

2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan kesesuaian lahan di

Kecamatan Parung Panjang

D. Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah pada latar belakang penelitian, maka

rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut:

1. Apakah Rencana Tata Ruang Wilayah sudah sesuai dengan peraturan

daerah Kabupaten Bogor?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan

kesesuaian lahan di Kecamatan Parung Panjang?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin diperoleh dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kesesuaian pemanfaatan ruang di Kecamatan Parung

Panjang terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun

2005-2025.

Page 23: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

8

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan

kesesuaian lahan di Kecamatan Parung Panjang.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diraih dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti, menambah pengalaman, wawasan dan pemahaman

dalam penerapan konsep dan teori geografi di lapangan.

b. Bagi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, sebagai produk penelitian di

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrai geografi

yang diharapkan daat memberikan kontrbusi yang baik.

c. Bagi dunia pendidikan, sebagai bahan pengayaan pada bahan ajar

untuk mata pelajaran geografi dan memberikan manfaat

pengaplikasian Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan

Jauh secara teknis sesuai kajian yang diteliti.

d. Bagi pembaca, peneitian ini melengkapi kajian tentang kesesuaian

lahan dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten

Bogor. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menamah ilmu

pengetahuan pembaca dan meningkatkan pemahaman dan kesadaran

akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi, Memberikan informasi sebagai pertimbangan kepada

pengambil kebijakan berupa rujukan mengenai keselarasan

pemanfaatan ruang. Penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai referensi

yang dipelajari sebelum dilakukannya alih fungsi lahan dan juga

menjadi pedoman agar pihak-pihak yang berwenang bisa mengambil

keputusan dengan baik dan benar.

b. Bagi masyarakat, memberikan gambaran Kecamatan Parung Panjang

Kabupaten Bogor mengenai pentingnya memperhatikan tata ruang

wilayah dan keadaan lahan yang telah direncanakan agar memberikan

keseimbangan pada lingkungan.

Page 24: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

9

c. Bagi peneliti lain, diharapkan berguna sebagai bahan pembanding

bagi penelitian sejenis yang sudah atau penelitian lainnya yang akan

dilakukan, serta bisa menjadi referensi dalam kaitannya dengan

penelitian yang relevan.

Page 25: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Perencanaan

Dalam membahas perencanaan wilayah, yang pertama kali harus

dibahas adalah pengertian mengenai perencanaan wilayah. Perencanaan

wilayah terdiri atas dua kata, yaitu perencanaan dan wilayah.

Perencanaan sebetulnya suatu kata yang tidak asing. Boleh dikatakan

semua orang serta semua badan, baik itu badan pemerintahan maupun

swasta, melakukan perencanaan.

Perencanaan adalah suatu cara berfikir mengenai masalah sosial dan

ekonomi. Perencanaan berorientasi kedepan, sangat memikirkan

hubungan antar tujuan dengan keputusan bersama dan mengusahakan

kekomprehensifan di dalam kebijakan dan program. Jadi, dapat

disimpulkan perencanaan adalah pemilihan tindakan untuk masa depan

yang sesuai dengan keinginan kita.

Lebih rinci lagi, mengadopsi definisi operasional perencanaan yang

didefinisikan oleh Friedman dalam bukunya yang terkenal, Planning in

The Public Domain, perencanaan dapat didefinisikan sebagai kegiatan

yang melibatkan tahapan berikut:

a. Mengidentifikasi dan mendefinisikan permasalahan yang akan di

intervensi

b. Memodelkan dan menganalisissituasi dan kondisi dengan tujuan

untuk menyelesaikan permasalahan.

c. Merancang satu atau lebih alternatif solusi yang potensial, baik

dalam bentuk kebijakan, rencana subtantif, rencana tindak, inovasi

institusional, metode mobilitas sosial, dan lain-lain. Alternatif-

alternatif solusi ini biasanya mempunyai karakter sebagai berikut:

a) Futuristik: spesifikasi tujuan dan sasaran, termasuk juga

peramalan kondisi masa depan, penilaian probabilitas, skenario

tahapan-tahapan kejadian yang akan terjadi, dan lain-lain

Page 26: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

11

b) Ruang: lokasi, struktur spasial, desain fisik, dan lain lain

c) Resource requirements: perkiraan biaya dan kebutuhan lainnya

atas sumber daya langka, seperti foreign exchange, tenaga kerja

ahli dan lain-lain

d) Prosedur pengimplementasian alternatif solusi tersebut.

e) Prosedur untuk menilai umpan balik (feedback) dan evaluasi.

f) Mengevaluasi secara mendalam solusi alternatif yang

ditawarkan, baik dalam hal kelayakan teknis, efektifitas biaya,

dampak yang mungkin terjadi pada kelompok masyarakat,

maupun tingkat penerimaan politik, dan seterusnya.1

2. Tata Ruang

Dewasa ini istilah tata ruang sering disebut dalam berbagai

kesempatan dan oleh berbagai lapisan masyarakat mulai pejabat sampai

masyarakat umum. Fenomena ini merupakan pertanda dimulainya era

baru pemahaman dan pengakuan (legitimasi) tentang arti pentingnya tata

ruang dalam bidang pembangunan. Hal itu tidak terlepas dari lahirnya

UU No. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang sebagai landasan

hukumnya.2

Tata dapat diartikan sebagai aturan atau kaidah aturan dan susunan

atau cara menyusun. Sedangkan ruang merupakan wadah atau tempat

atau lingkungan. Menurut pendapat Mabogonjue dalam Jayadinata dalam

buku yang berjudul Pembangunan Kawasan Dan Tata Ruang Yang

ditulis oleh Rahardjo Adisasmita bahwa ruang terbagi kedalam 3 macam

yaitu:

1. Ruang Mutlak, merupakan wadah bagi unsur-unsur yang ada di

ruang itu, misalnya ruang permukaan bumi adalah wadah berbagai

benua, gunung, kota dan sebagainya.

1 Siti Sutriah Nurzaman, Perencanaan Wilayah Dalam Konteks Indonesia, (Bandung, Penerbit

ITB, 2012) hlm, 5-6

2 Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Kawasan Dan Tata Ruang, (Yogyakarta, Graha Ilmu,

cet. Ke-2, 2013) hlm 255

Page 27: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

12

2. Ruang Relatif, jika tempat A dan B berdekatan tapi tidak ada jalan

yang menghubungkan sedangkan tempat A dan C berjauhan tetapi

terdapat jalan dan alat perangkutan, maka dikatakan bahwa jarak AC

menjadi lebih mudahdijangkau dan ruangnya relatif lebih kecil.

3. Ruang Relasi, yang melibatkan unsur-unsur yang mempunyai relasi

satu sama laindan saling berinteraksi, jadi ruang relasi mengandung

unsur-unsur dan atau bagian-bagian yang saling berinteraksi,

sehingga jika unsur-unsur berubah sebagai akibat interaksi ruang

dikatan bahwa ruang itu berubah. Karena berbagai unsur terus

mengadakan relasi dan interaksi maka dikatakan ruang relasi itu

bersifat dinamis karena ruang itu terus berubah. Pengertian ruang

relasi itulah yang digunakan dalam perencanaan, sehingga

perencanaan pembangunan adalah perencanaan restrukturisasi ruang.

Lebih lanjut lagi Jayadinata mendefinisikan ruang berdasarkan aspek

geografi umum dan geografi regional. Menurut aspek geografi umum,

ruang (space) adalah permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfera,

tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Berdasarkan

geografi regional, ruang yang merupakan suatu wilayah yang mempunyai

batas geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial atau

pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan

tanah di bawahnya serta udara di atasnya. Ini dijelaskan dalam buku

Pembangunan Kawasan Dan Tata Ruang Yang ditulis oleh Rahardjo

Adisasmita

Immanuel kant dan plato dalam Eko Budihardjo memberi batasan

tentang ruang secara filosofis yang mengartikan “Ruang bukanlah

sesuatu yang objektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia”

sedangkan Plato mengemukakan bahwa “Ruang adalah sutau kerangka

atau wadah di mana objek dan kejadian tertentu berada”.3

3 Ibid, Rahardjo Adisasmita…, hlm 253-254

Page 28: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

13

Batasan dan pengertian menurut UU No 24 tahun 1992 tentang

penataan ruang adalah sebagai berikut:

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan

ruang udara, sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk

lainnya melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang

baik yang direncanakan maupun tidak. Penataan ruang adalah proses

perencanaan tata ruang, pemanfatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang.4 Sama halnya pandangan menurut tokoh yang lain,

Menurut Sugandi dan Murtopo pun yang ditulis dalam buku

Pembangunan Kawasan Dan Tata Ruang Yang ditulis oleh Rahardjo

Adisasmita, pengertian tata ruang dapat didefinisikan:

Tata ruang (dengan penekanan pada tata) adalah pengeturan susunan

ruang suatu wilayah atau daeran sehingga tercapainya persyaratan yang

bermanfaat bagi semi ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang sangat

menguntungkan bagi perkembangan di wilayah atau daerah tersebut.

Tata ruang (dengan penekanan ruang) adalah suatu wadah dalam tiga

dimensi (trimatral), yakni tinggi, lebar, dan kedalamannya yang

menyangkut bumi, air, sungai, danau, lautan, dan segala kekayaan yang

terkandung di dalamny, udara, ruang, angkasa diatasnya secara terpadu,

sehingga peruntukan dan penggunaannya serta penggelolaannya

mencapai manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dalam arti

kebangsaan dan kesejahteraan rakyat.5

3. Wilayah

Perencanaan wilayah adalah perencanaan yang diterpakan pada suatu

wilayah. Dengan demikian, pembahasan selanjutnyua adalah mengenai

wilayah. Pengertian pertama yang harus ditanamkan dalam

mengidentifikasikan wilayah adalah: “wilayah adalah ruang”. mengenai

“ruang” ini ada dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan subjektif

4 Undang undang Penataan Ruang (UU RI No. 26 Tahun 2007) (Jakarta, Sinar Grafika, 2008)

hlm 7

5 Op Cit, Rahardjo, Adisasmita..., hlm 255

Page 29: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

14

dan objekti. Pandangan subjektif mengatakan penentuan wilayah sebagai

cara membagi ruang untuk mencapai tujuan tertentu. Penentuan wilayah

adalah suatu metode klasifikasi untuk menyusun pengelompokan ruang.

Wilayah dipandang sebagai suatu alat untuk menerangkan ruang yang

didefinisikan menurut kriteriatertentu. Dengan demikian apabila kriteria

berubah, maka batas wilayahnya pun berubah. Definisi ini dikemukakan

Glasson pada tahun 1978 dan ditulis kembali dalam buku yang ditulis

oleh Siti Sutriah Nurzaman, yang berjudul Perencanaan Wilayah Dalam

Konteks Indonesia,

Lebih dalam lagi Glasson mengungkapkan bahwa pandangan

objektif berpendapat sebaliknya. Jika menurut pandangan subjektif

penentuan wilayah adalah cara untuk mencapai tujuan, maka menurut

pandangan objektif tujuan dari penentuan wilayah adalah penentuan

wilayah itu sendiri. Wilayah dipandang sebagai satu kesatuan yang pasti,

suatu organisme yang dapat di identifikasi dan dipetakan. Pada tahun

1905 Herbertson Glasson (ahli goegrafi dari Oxford) membagi dunia

kedalam “wilayah alamiah” berdasarkan pendekatan analitis. Pembagian

ini berdasarkan empat kriteria, yaitu konfigurasi tanah, iklim, vegetasi,

dan kepadatan penduduk. Dimana iklim merupakan faktor dominan.6

Konsep Pembangunan Wilayah Internal dimaksud adalah:

a. Potensi sumber daya dan laut yang berlimpah yang merupakan

peluang bagi pembangunan wilayah

b. Kondisi alam suatu provinsi yang merupakan wilayah daratan yang

berdataran tinggi, memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS), pesisir

pantai dan pulau-pulau kecil.

c. Adanya beberapa kawasan yang rawan bencana dapat menjadi

kendala dalam pengembangan wilayah.

d. Akses antar kabupaten masih bertumpu pada angkutan darat, dan

pelayanan angkutan lautdan udara yang masih perluditingkatkan

6 Log Cit, Siti Sutriah Nurzaman..., hlm 6-7

Page 30: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

15

khususnya pada kabupaten yang memiliki wilayah kepulauan dan

jarak tempuh yang panjang.

e. Adanya kesenjangan ekonomi antar pusat pertumbuhan dengan

daerah-daerah belakangnya dan kawasan-kawasan pulau-pulau kecil

yang relatif masih terbelakang (khususnya yang masih sulit

dijangkau).

f. Fungsi utama kota-kota terutama sebagai simpul jasa distribusi

pemasaran, perhubungan, perdagangan, pusat kegiatan industri dan

pusat komunikasi.7

4. Rencana Tata Ruang Wilayah

Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang

wilayah yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang

secara hierarki terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional, rencana

tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota.

Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan

strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga

integritas nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar

wilayah dan antar sector, serta keharmonisan antar lingkungan alam

dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan

operasional dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan

wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya,

sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah

kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan fungsi

kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan.

Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW

provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah

kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam

7 Op Cit, Rahardjo Adisasmita..., hlm 259

Page 31: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

16

rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi

pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana

struktur dan rencana pola ruang operasional.8

5. Tujuan Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Tujuan perencanaan tata ruang wilayah adalah mengurangi

permasalahan dalam kinerja perencanaan tata ruang berdasarkan peluang

yang dimiliki dan tantangan yang akan dihadapi dalam rangka

meningkatkan kinerja perencanaan tata ruang di masa depan.

Sasaran penataan ruang wilayah

a. Terwujudnya keterpaduan dan keterkaitan antara perencanaan tata

ruang wilayah provinsi dengan kabupaten/kota dan antar

kabupaten/kota, dengan tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) kabupaten/kota yang sejalan dengan RTRW.

b. Terwujudnya keselarasan antar RTRW suatu Provinsi atau

kabupaten/kota dengan RTRW provinsi atau kabupaten/kota yang

berbatasan dengan tersusunnya kesepakatan antara pemerintah suatu

provinsi atau kabupaten/kota dengan pemerintah provinsi atau

kabupaten/kota yang berbatasan.

c. Terwujudnya sinkronisasi antara rencana tata ruang wilayah dengan

rencana sektoral dan wilayah, dengan memfungsikan RTRW

provinsi sebagai acuan perencanaan kegiatan sektoral dan wilayah.

d. Terwujudnya RTRW provinsi atau kabupaten/kota sebagai pedoman

penataan ruang dengan tersusunnya petunjuk operasional dengan

rencana detail tata ruang.

e. Terwujudnya peraturan perundangan penataan ruang di

kabupaten/kota yang sesuai dan sejalan dengan RTRW provinsi

berdasarkan hasil kesepakatan melalui evaluasi dan revisi peraturan

daerah yang berkaitan dengan penataan ruang.

8 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 16/PRT/M/2009, Tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten. Hlm 6

Page 32: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

17

f. Terlaksananya RTRW provinsi, kabupaten/kota sesuai kaidah

penataan ruang dengan peningkatan fungsi kelembagaan, peran serta

masyarakat, dan ketersediaan data serta informasi penataan raung.9

6. Arahan Pembangunan Daerah Menurut RTRW Kabupaten Bogor

Untuk mewujudkan keterpaduan dan sinergitas antara Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) dengan RPJPD, maka arahan pembangunan

yang telah ditetapkan dalam RTRW menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dengan substansi dari RPJPD. Oleh karena itu, dalam sub-

bab ini akan dijelaskan secara garis besar dari substansi RTRW

sebagaimana yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang

RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025. Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Bogor disusun berasaskan keterpaduan, keserasian,

keselarasan dan keseimbangan, keberlanjutan, keberdayagunaan dan

keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan

kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan serta berasaskan

akuntabilitas.10

Kebijakan penataan ruang wilayah meliputi kebijakan pengembangan

struktur ruang dan pola ruang.

Dalam kebijakan pengembangan struktur ruang, ruang lingkupnya

meliputi:

1. Kebijakan pengembangan struktur ruang, meliputi:

a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan

ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki;

b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang

terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

2. Kebijakan pengembangan pola ruang, meliputi:

a. Kebijakan pengembangan kawasan lindung;

9 Op Cit, Rahardjo Adisasmita..., hlm 258

10 Lembaran Daerah Kabupaten Bogor, Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun

2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2005-

2025, hlm 19

Page 33: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

18

b. Kebijakan pengembangan kawasan budi daya;

c. Kebijakan pengembangan kawasan strategis.

Sementara itu, dalam kebijakan pengembangan pola ruang, ruang

lingkupnya meliputi :

1. Kebijakan pengembangan kawasan lindung, meliputi:

a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan

hidup;

b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

2. Kebijakan pengembangan kawasan budi daya, meliputi:

a. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar

kegiatan budi daya;

b. Pengendalian perkembangan kegiatatan budi daya agar tidak

melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

3. Kebijakan pengembangan kawasan strategis, meliputi:

a. Pengembangan kawasan strategis puncak sebagai kawasan

strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan

andalan pariwisata melalui pembatasan pemanfaatan ruang yang

lebih selektif dan efisien;

b. Pengembangan kawasan strategis industri sebagai kawasan

strategis sosial ekonomi melalui penataan dan pemanfaatan ruang

serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong

perkembangan kawasan;

c. Pengembangan kawasan strategis pertambangan sebagai kawasan

strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan

andalan sumber daya alam melalui konservasi bahan galian;

d. Pengembangan kawasan strategis lintas administrasi kabupaten

sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui sinkronisasi

sistem jaringan.11

11 Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor…, hlm 19

Page 34: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

19

Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan

1. Arahan pengelolaan kawasan pedesaan ditujukan untuk:

a. Mendukung kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;

b. Pengembangan lingkungan permukiman pedesaan sehingga dapat

membentuk suatu kesatuan lingkungan/kawasan pedesaan yang utuh

sesuai dengan fungsi dan peranan pedesaan;

c. Meningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi masyarakat desa;

d. Pengembangan kawasan agropolitan sebagai alternatif

pembangunan pedesaan melalui keterkaitan kawasan perkotaan-

pedesaan untuk meningkatkan peran perkembangan kawasan

pedesaan;

e. Intensitas pemanfaatan lahan diarahkan untuk menjamin

kelangsungan budidaya pertanian dan pelestarian lingkungan,

dengan pemberian koefisien tutupan rendah antara 10–20 %.

2. Arahan pengelolaan kawasan perkotaan ditujukan untuk:

a. Mendukung fungsi kawasan perkotaan antara lain sebagai pusat

kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil

pertanian, perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan,

serta transportasi, dan pergudangan;

b. Mendukung fungsi perkotaan sedang dan kecil sebagai pemasok

kebutuhan dan lokasi pengolahan agroindustri dan berbagai kegiatan

agrobisnis;

c. Mendukung fungsi kota sebagai pusat pelayanan serta pusat

prasarana dan sarana sosial ekonomi yang dapat mendorong wilayah

pedesaan dalam peningkatan produktifitasnya;

d. Menjaga pembangunan perkotaan yang berkelanjutan melalui upaya

menjaga keseimbangan wilayah terbangun dan tidak terbangun,

Page 35: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

20

mengembangkan hutan kota dan menjaga eksistensi wilayah yang

bersifat pedesaan di sekitar kawasan perkotaan.12

Arahan Pengelolaan Sistem Permukiman Perdesaan dan Permukiman

Perkotaan.

Arahan pengembangan pusat permukiman pedesaan merupakan upaya

penataan struktur ruang pedesaan sebagai sistem pusat permukiman di

pedesaan yang berpotensi menjadi pusat pertumbuhan di perdesaan.

Pengelolaan struktur ruang pedesaan merupakan upaya untuk mempercepat

pertumbuhan di kawasan perdesaan, dilakukan melalui pengembangan Desa

Pusat Pertumbuhan (DPP). Setiap pusat pelayanan di permukiman perdesaan

dikembangkan melalui penyediaan berbagai fasilitas sosial-ekonomi yang

mampu mendorong perkembangan kawasan perdesaan.

Sementara itu, arahan pengembangan sistem pusat permukiman

perkotaan meliputi arahan terhadap fungsi pusat kegiatan dan arahan terhadap

penataan struktur ruang pusat- pusat permukiman perkotaan. Arahan

dimaksud meliputi pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal di wilayah

perkotaan.13

Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan

Prasarana lingkungan meliputi, sarana Tempat Pengelolaan Sampah

(TPS), sarana Tempat Pemakaman Umum dan Bukan Umum (TPU/TPBU),

sarana Pendidikan dan Balai Latihan Kerja, Sarana Olahraga, sarana

Kesehatan, sarana Kebudayaan dan Peribadatan; dan sarana Perdagangan,

dengan arahan pengembangan berikut ini.

1. Arahan pengembangan sarana tempat pengolahan sampah, meliputi:

a. Tempat pengolahan sampah (TPS) terpadu baik lokal maupun

regional menjadi bagian industri;

b. Tempat pengelolaan limbah industri B3 dan non B3. Rencana

pengembangannya dialokasikan pada: (1) Wilayah Barat di Desa

Galuga Kecamatan Cibungbulang, Desa Growong dan Desa Dago

12 Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor…, hlm 39-40 13 Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor…, hlm 41

Page 36: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

21

Kecamatan Parung Panjang, serta Desa Cigudeg Kecamatan

Cigudeg; (2) Wilayah Tengah di Desa Candali dan Desa Pasir Gaok

Kecamatan Rancabungur; (3) Wilayah Timur di Desa Nambo

Kecamatan Klapanunggal dan Desa Sukasirna Kecamatan Jonggol;

(4) Khusus untuk limbah industri yang mengandung Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3), tempat pengelolaan sampah

dialokasikan di Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal.14

Arahan Pengelolaan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna

Udara, dan Tata Guna Sumber Daya alam Lainnya.

Rencana pengelolaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata

guna sumberdaya alam lainnya, terdiri dari:

1. Tata guna tanah meliputi kebijakan penatagunaan tanah dan

penyelenggaraan penatagunaan tanah;

2. Tata guna air meliputi kebijakan penatagunaan dan penyelenggaraan air

permukaan dan air tanah;

3. Tata guna udara meliputi kebijakan penatagunaan dan penyelenggaraan

ketinggian bangunan, lintasan pesawat, saluran udara tegangan tinggi,

dan saluran udara tegangan ekstra tinggi;

4. Tata guna sumber daya alam lainnya diarahkan pada pemanfaatan sumber

daya alam dengan tetap memperhatikan fungsi kelestarian kemampuan

lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan secara berkelanjutan,

dengan arahan pengembangan berikut ini.15

Arahan pengelolaan tata guna tanah, dilakukan melalui upaya perlindungan

tanah dan perlindungan/pengawetan keseimbangannya terhadap kelestarian

lingkungan hidup, meliputi:

1. Pengaturan peruntukan dan penggunaan tanah yang memperhatikan daya

dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

14 Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor…, hlm 51 15 Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor…, hlm 54

Page 37: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

22

2. Penggunaan tanah yang mengacu pada fungsi (zona) yang telah

ditetapkan untuk kawasan lindung dengan pemanfaatan sebagai kawasan

konservasi.

3. Lahan yang berperan strategis kelestarian lingkungan seperti

pengembangan tanaman lindung pada kawasan konservasi.

4. Lahan yang dipandang strategis bagi perkembangan sosial ekonomi

seperti pengembangan bangunan tinggi.

5. Penggunaan tanah yang tidak sesuai rencana tata ruang tidak dapat

diperluas atau dikembangkan penggunaannya

6. Pola penyesuaian penggunaan/pemanfaatan tanah dilakukan melalui

penataan kembali (konsolidasi tanah), upaya kemitraan dan

penyerahan/pelepasan hak atas tanah pada negara atau pihak lain dengan

penggantian sesuai peraturan perundang-undangan.

7. Menunjang keseimbangan pembangunan dengan penyediaan tanah

disetiap tingkatan pemerintahan Pemeliharaan provinsi maupun

kabupaten/kota yang selaras dengan rencana tata ruang.

8. Rencana pengelolaan bangunan bawah tanah, melalui:

a. Pengembangan utilitas perkotaan (manhole);

b. Pengembangan fasilitas parkir bawah tanah (basement);

c. Penembangan sistem transportasi dan jaringan lainnya bawah

tanah.16

7. Lahan

Pahami pengertian tanah secara harfiah terlebih dahulu sebelum

menguraikan lebih lanjut pada pengertian lahan. Tanah sebagai tempat

hidup bisa disebut bagian dari lahan. Sementara itu, lahan mencakup

wilayah yang lebih luas dengan kondisi tanah yang beragam.

Tanah merupakan sumber daya fisik wilayah utama yang sangat

penting untuk diperhatikan dalam perencanaan tata guna lahan. Bersama

dengan sumberdaya fisik wilayah yang lain seperti iklim, topografi,

geologi dan lain-lain, sifat tanah sangat menentukan potensinya untuk

16 Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor…, hlm 54-55

Page 38: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

23

berbagai jenis penggunaan. Tanah sangat diperlukan manusia baik

sebagai tempat untuk mendirikan bangunan tempat tinggal dan

bangunan-bangunan lain maupun tempat untuk bercocok tanam guna

memenuhi kebutuhan hidupnya.17

Sedangngkan pengertian lahan yaitu bagian dari permukaan bumi

dengan ketinggian yang berbeda di atas permukaan laut. Bentang lahan

adalah semua keadaan fisik yang dikenali, yang secara alami terbentuk

dengan karakteristik meliputi dataran, gunung atau dataran tinggi, dan

bentuk-bentuk yang kecil seperti bukit, lembah, atau dataran alluvial.

Kualitas lahan tergantung kepada sifat-sifatnya yang memungkinkan

untuk berperan positif atau negatif terhadp penggunaan lahan. Kualitas

lahan yang berperan positif tentu yang sifatnya menguntungkan bagi

suatu penggunaan. Sebaliknya, kualitas lahan yang bersifat negatif,

karena keberadaannya akan merugikan terhadap kegunaan tertentu,

sifatnya bisa berperan sebagai faktor penghambat atau pembatas.18

Perencanaan tataguna lahan sangat diperlukan karena:

a. Jumlah lahan terbatas dan merupakan sumberdaya yang hampir tak

terbaharui (non renewable), sedangkan manusia yang memerlukan

tanah jumlahnya terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

berlangsung dengan kecepatan sekitar 2.5 persen/tahun.

b. Meningkatnya pembangunan dan taraf hidup masyarakat dapat

meningkatkan persaingan penggunaan ruang (lahan), sehingga sering

terjadi konflik (perebutan) penggunaan lahan.

c. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya dapat

menyebabkan kerusakan lahan.

d. Konversi lahan pertanian dengan tanah subur termasuk sawah irigasi

menjadi lahan non-pertanian seperti wilayah industri, perumahan dan

lain-lain perlu ditata karena sulitnya mencari lahan pengganti yang

17 Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka, Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Perencanaan Tata

Guna Lahan, (Yogyakarta, Gaadjah Mada University Press, cet. Ke-2, 2011) hlm 1

18 Log Cit, Selly Sulistiawati…, hlm 7

Page 39: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

24

lebih subur atau minimal sama, di luar lahan pertanian yang telah

ada.

e. Banyak lahan hutan yang seharusnya digunakan untuk melindungi

kelestarian sumberdaya air kemudian digarap menjadi lahan

pertanian tanpa memperhatikan azas kesesuaian lahan, sehingga

dapat merusak tanahnya sendiri maupun lingkungan pada umumnya.

f. Pandangan bahwa tanah semata-mata merupakan faktor produksi,

cenderung mengabaikan pemeliharaan kelestarian tanah. Padahal,

tanah juga mempunyai kemampuan terbatas dalam memberi daya

dukung bagi kehidupan manusia.19

8. Pengertian Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam

kaitannyadengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari

citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang

berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang benar-benar tepat di

dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini mungkin, misalnya

melihat penggunaan lahan dari sudut pandang kemampuan lahan dengan

jalan mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan bermacam-macam

karakteristik alami yang disebutkan diatas. Penggunaan lahan berkaitan

dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya

permukiman, perkotaan dan persawahan. Penggunaan lahan juga

merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk memenuhi

kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya. Pengertian

penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu pemanfaatan masa

kini (present or current land use). Oleh karena aktivitas manusia di bumi

bersifat dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada perubahan

penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.20

19 Op Cit, Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka..., hlm 1

20 https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/penggunaan-lahan/ diakses pada selasa,

24 januari 2017 pukul 20.00 wib

Page 40: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

25

9. Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu

penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya

diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu

waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada

kurun waktu yang berbeda (Martin, 1993 dalam Wahyunto dkk., 2001).

Dalam perkembanganya perubahan lahan tersebut akan terdistribusi pada

tempat-tempat tertentu yang mempunyai potensi yang baik. Selain

distribusi, perubahan penggunaan lahan akan mempunyai pola-pola

perubahan penggunaan lahan. Menurut Bintarto dalam Wahyudi pola

distribusi penggunaan perubahan lahan pada dasarnya dikelompokkan

menjadi:21

a. Pola memanjang mengikuti jalan

b. Pola memanjang mengikuti sungai

c. Pola radial

d. Pola tersebar

e. Pola memajang mengikuti garis pantai

f. Pola memajang mengikuti garis pantai dan rel kereta api

10. Evaluasi lahan

Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen yang penting dalam

proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi

lahan merupakan proses penilaian atau keragaman lahan jika

diperlukan untuk tujuan tertentu, yang meliputi pelaksanaan dan

interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, dan

aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat

perbandingan berbagai penggunaan lahan yang dikembangkan.

21 Trigus Eko dan Sri Rahayu, Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya Terhadap

RDTR di Wilayah Peri-Urban Studi Kasus: Kecamatan Mlati. (volume 8 (4): 330-340 Desember

2012, Biro Penerbit Planologi Undip, Jurnal Pembanguan Wilayah dan Kota). Hlm 3.

Page 41: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

26

Berdasarkan tujuan evaluasi, klasifikasi lahan dapat berupa klasifikasi

kemampuan lahan atau klasifikasi kesesuaian lahan.22

11. Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability Classification)

adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik

dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas

sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam

penggunaannya secara lestari. Kemampuan lahan dipandang sebagai

kapasitas lahan itu sendiri untuk suatu macam atau tingkat penggunaan

umum. Perbedaan dalam kualitas tanah dan bentuk lahan (land form)

seringkali merupakan penyebab utama terjadinya perbedaan satuan peta

tanah dalam suatu areal.

Kemampuan penggunaan lahan adalah suatu sistematika dari

berbagai penggunaan lahan berdasarkan sifat-sifat yang menentukan

potensi lahan untuk berproduksi secara lestari. Lahan diklasifikasikan

atas dasar penghambat fisik. Sistem klasifikasi ini membagi lahan

menurut faktor-faktor penghambat serta potensi bahaya lain yang dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman. Jadi, hasil klasifikasi ini dapat

digunakan untuk menentukan arahan penggunaan lahan secara umum

misalnya untuk budidaya tanaman semusim, perkebunan, hutan

produksi, dan sebagainya23

12. Prinsip Evaluasi Lahan Menurut FAO

Adapun prinsip utama yang digunakan dalam proses evaluasi lahan

adalah sebagai beriut:

a. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan macam/jenis penggunaan

lahan tertentu. Prinsip ini penting karena penggunaan yang berbeda

memerlukan syarat yang berbeda. Sebagai contoh, tanah alluvial

dari dataran banjir dengan drainase buru mungin sangat sesuai

22 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29237/4/Chapter%20II.pdf diakses pada

selasa, 24 januari 2017 pukul 20.20 wib.

23 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29237/4/Chapter%20II.pdf diakses pada

selasa, 24 januari 2017 pukul 20.20 wib

Page 42: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

27

untuk tanaman pada tetapi tidak sesuai untuk pertanaman umum

lainnya termasuk untuk kehutanan.

b. Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan

yang diperoleh dengan masukan yang diperlukan.

c. Diperlukan pendekatan multidisiplin dari para ahli ilmu-ilmu alam,

teknologi penggunaan lahan, ekonomi, sosiologi, dan lainnya.

Evaluasi kesesuaian hampir selalu memasukan pertimbangan-

pertimbangan ekonomis.

d. Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi-kondisi fisik lahan,

kondisi sosial dan ekonomi daerah yang dipelajari, serta kondisi

nasional.

e. Kesesuaian didasarkan atas penggunaan yang lestari. Aspek

kerusakan atau degradasi lingkungan diperhitungkan pada saat

menilai kesesuaiannya agar jangan sampai menyebabkan kerusakan

lingungan dikemudian hari meskipun dalam jangak pendek usaha

tersebut sangat menguntungkan.

f. Evaluasi melibatkan pembandingan lebih dari satu jenis

penggunaan lahan. Apabila hanya satu jenis penggunaan yang

dipertimbangkan maka hal ini dapat menyebabkan kerugian dimana

beberapa jenis penggunaan lain yang lebih menguntungkan tidak

teramati.24

13. Strutur Klasifiasi Kesesuaian

Kerangka klasifikasi lahan menurut FAO ini dapat dipakai untuk

klasifikasi kuantitatif maupun kulaitatif tergantung dari data yang

tersedia. Strutur dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan ini terdiri dari

empat kategori yang merupakan tingkatan genealisasi yang bersifat

menurun yaitu:

1. Ordo kesesuaian lahan (Order) : menunjukan jenis/macam

kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara umum.

24 Santun R.P. Sitorus, Evaluasi Sumberdaya Lahan, (Bandung, Tarsito, cet. Ke-3 1996) hlm

49.

Page 43: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

28

2. Kelas kesesuaian lahan (Class) : menunjukan tingkat kesesuaian

dalam ordo.

3. Sub-kelas kesesuaian lahan (Sub-class) : menunjukan jenis

pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.

4. Satuan kesesuaian lahan (Unit) : menunjukan perbedaan-

perbedaan kecil yang diperlukan dalam penggelolaan di dalam

sub-kelas.

Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo menunjukan apakah lahan

sesuai atau tidak sesuai dengan penggunaan tertentu. Oleh kerena itu

Ordo kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Ordo S : Sesuai (Suitable)

Lahan yang termasuk Ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan

untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau dengan

sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lahannya.

Keuntungan yang diharapan dari hasil pemanfaatan lahan ini akan

melebihi masukan yang diberian.

2. Ordo N : Tidak Sesuai (Not Suitable)

Lahan yang termasuk Ordo ini mempunyai pembatas sedemikian

rupa sehingga mencegah suatu penggunaan secara lestari.25

Kesesuaian lahan pada tingkat kelas. Kelas kesesuaian lahan

adalah pembagian lebih lanjut dari Ordo dan menggambarkan tingat-

tingat kesesuaian dari Ordo. Kelas ini dalam simbolnya diberi nomor

urut yang ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut ini menunjukan

tingkatan kelas yang menurun dalam suatu Ordo. Jumlah kelas dalam

setiap Ordo sebetulnya tidak terbatas, akan tetapi dianjurkan

menggunakan tiga kelas dalam Ordo sesuai dan dua kelas dalam Ordo

tidak sesuai. Penentuan jumlah kelas ini didasarkan pada keperluan

minimum untuk mencapai tujuan interpretasi dan umumnya terdiri

25 Ibid, Santun R.P. Sitorus…,hlm 52

Page 44: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

29

dari lima kelas. Apabila tiga kelas dipakai dalam Ordo Sesuai (S) dan

dua kelas dalam Ordo Tidak Sesuai (N), maka pembagian serta

definisi kelas-kelas tersebut adalah sebagai berikut:

Kelas S1 : Sangat Sesuai (Highly Suitable)

Lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu

penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas yang tidak

berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksinya serta

tidak akan menaikkan masukan dari apa yang telah biasa di berikan.

Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderately Suitable)

Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas agak beratuntuk suatu

penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas

dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginally Suitable)

Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang sangat berat

untuk penggunaan suatu yang lestari. Pembatas akan mengurangi

produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan masukan yang

diperlukan.

Kelas N1 : Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not Suitable)

Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih

memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan

tingkat pengetahuan dengan sekarang ini dengan biaya yang rasional.

Kelas N2 : Tidak Sesuai Permanen (Permanently not Suitable)

Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak

mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.26

Kesesuaian lahan pada tingkat sub-kelas. Sub-kelas kesesuaian

lahan mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang

diperlukan dalam satu kelas. Tiap kelas, kecuali kelas S1 dapat dibagi

menjadi satu atau lebih sub-kelas tergantung dari jenis pembatas yang

ada. Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang

26 Santun R.P. Sitorus, Evaluasi…, hlm, 53

Page 45: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

30

diletakkan setelah simbol kelas. Sebagai contoh, kelas S2 yang

mempunyai faktor pembatas kedalam tanah efektif (s) akan

menurunkan sub-kelas S2s. Biasanya hanya ada satu simbol pembatas

di dalam setiap sub-kelas, akan tetapi bisa juga satu sub-kelas

mempunyai dua atau tiga simbol pembatas, dengan catatan jenis

pembatas yang paling dominan di tempat pertama. Sebagai contoh

dalam sub-kelas S2ts, maka pembatas keadaan bentuk wilayah/lereng

(t) adalah pembatas yang dominan dan pembatas kedalaman tanah

yang efektif (s) adalah pembatas kedua atau tambahan.

Kesesuaian lahan pada tingkat satuan. Kesesuaian lahan pada

tingkat satuan merupakan pembagian lebih lanjut dari sub kelas.

Semua satuan yang berada dalam satu sub kelas mempunyai tingkat

kesesuaian yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas

yang sama pada tingkat sub-kelas. Satuan-satuan berbeda satu dengan

yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan

yang diperlukan dan sering merupakan pembedaan detail dari

pembatas-pembatasnya. Dengan diketahuinya pembatas secara detail

akan memudahkan penafsiran perencanaan pada tingkat usaha tani.

Simbol kesesuaian lahan pada tingkat satuan dibedakan oleh angka-

angka arab yang ditempatkan setalah simbol sub-kelas, misalnya S3t-2,

S3t-3. Tidak ada pembatasan mengenai jumlah satuan dalam satu sub-

kelas.27

14. Evalusi Kesesuaian lahan

Evaluasi lahan merupakanbagian dari proses perencanaan

tataguna lahan. Inti evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan

yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan,

dengan sifat-sifat atau kulitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang

akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan

27 Ibid, Santun R.P. Sitorus…, hlm 53

Page 46: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

31

atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe penggaan lahan

tersebut.

Klasifikasi kesesuaian atau kemampuan lahan adalah

pengelompokan lahan berdasarkan kesesuaiannya atau

kemampuannya untuk tujuan pengguaan tertentu. Pengelompokan ini

biasanya dilakukan oleh ilmuan tanah dengan meggunakan Satuan

Peta Tanah (SPT), atau sering juga disebut Satuan Peta Lahan (SPL)

dari hasil survei tanah sebagai satuan evaluasi dan sebagai dasar untuk

menentukan batas-batas penyearannya.28

Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan

untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara

yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi

dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk

penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk

kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan

perbaikan (kesesuaian lahan potensial).

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data

sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut

diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi

kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim

yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang

dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian

lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan.

Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar

atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya

kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat

28 Log Cit, Trigus Eko dan Sri Rahayu..., hlm 15

Page 47: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

32

ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih

sesuai.29

a. Logika Dilakukannya Evalasi Lahan

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu

lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Hasil evaluasi

lahan digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar untuk

perencanaan tataguna lahan yang rasional, sehingga anah dapat

digunakan secara optimal dan letari. Penggunaan lahan yang tidak

sesuai dengan kemampunnya, disamping dapat menimbulkan

terjadinya kerusakan lahan juga akan menigkatkan masalah

kemiskinan dan masalah sosial lain, bahkan dapat menghancurkan

suatu kebudayaan yang sebelumnya telah berkembang. Hal

seperti ini dapat terjadi, misalnya seperti yang pernah terjadi di

Babilonia dan Mesopotamia (Euphrat dan Tigris).

Logika dilakukannya evaluasi lahan adalah:

a) Sifat lahan beragam, sehingga perlu dikelompokan kealam

satuan-satuan yang lebih seragam, yang memiliki potensi

yang sama.

b) Keragaman ini mempengaruhi jenis-jenis penggunaan lahan

yang sesuai untuk masing-masing satuan lahan.

c) Keragaman ini bersifat sistematik sehingga dapat dipetakan.

d) Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu dapat dievaluasi

dengan ketepatan tinggi bila data yan diperlukan untuk

evaluasi cukup tersedia dan berkualitas baik. Kecuai itu,

pengetahuan tentang hubungan antara sifat-sifat lahan dan

penggunaan lahan yang direncanakan harus cukup tinggi

pula.

e) Pengambil keputusan atau pengguna lahan dapat

menggunakan peta kesesuaian lahan sebagai salah satu dasar

29 Sofyan Ritung, Wahyunto, Fahmuddin Agus dan Hapid Hidayat, Panduan Evaluasi

Kesesuaian Lahan “Dengan contoh peta arahan penggunaan lahan kabupaten Aceh Barat” (Bogor,

Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre, 2007) hlm 1

Page 48: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

33

untuk mengambil keputusan dalam perencanaan tataguna

lahan.

b. Dasar-Dasar Evaluasi Lahan

Untuk menentukan metode dan penghampiran yang

diperlukan, harus ditentukan lebih dulu dasar-dasar yang

digunakan, yang mencakup ketentuan-ketentuan berikut:

a) Kesesuaia lahan harus didasarkan ataspenggunaan lahan

untuk tujuan tertentu, karena penggunaan yang berbeda

memerlukan syarat yang berbeda. Sebagai contoh, tanah yang

digenangi air tidak cocok untuk tanaman lahan kering, tetapi

cocok untuk padi sawah.

b) Diperlukan perbandingan antara biaya dan keuntungan dalam

penggunaan lahan yang direncanakan.

c) Diperlukan penghampira multidisiplin. Proses evaluasi lahan

memerlukan sumbangan pengetahuan dari bidang ilmu tanah,

teknologi penggunaan lahan, ilmu ekonomi, ilmu sosial dan

lain-lain.

d) Harus relevan terhadap sifat-sifat fisik ekonomi dan sosial

daerah yang dimaksud, misalnya: iklim daera tersebut,

standar hidup penduduk setempat, tersedianya buruh,

besarnya upah, dan sebagainya.

e) Berdasarkan atas penggunaan untuk waktu yang tidak

terbatas (sustain basis), jangan sampai dkemudian hari

menyebabkan kemunduran lingkungan dan kerusakan lahan,

meskipun dalam jangka pendek sangat menguntungkan.

f) Evauasi meliputi lebih dari satu macam penggunaan lahan.

Perlu dibandingkan misalnya, keuntungan penggunaan lahan

untuk pertanian dengan untuk kehutanan, antara dua cara

bercocok tanam, atau antara jenis-jenis tanaman yang

berbeda.

Page 49: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

34

Kegiatan pertama ynag perlu dilakukan dalam evaluasi lahan

adalah konsultasi pendahuluan, dimana dibicaraka tujuan

evaluasi, asumsi dan pembatas (constraint) serta metode yang

digunakan. Kegiatan-kegiatan selanjutnya dan urutan

pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan keadaan, tergantung

dari jenis (intensitas) survei yang dilakukan serta

penghampirannya (dua tahap atau paralel).30

c. Tujuan Evaluasi Lahan

Tujuan evaluasi lahan (Land Evaluation atau Land

Assessment) adalah menentukan nilai suatu lahan untuk tujuan

tertentu. Menurut FAO (1976), dalam evaluasi lahan perlu juga

memperhatikan aspek ekonomi, sosial, serta lingkungan yang

berkaitan dengan perencanaan tataguna lahan, disamping harus

dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

a) Bagaimana lahan sekarang dikelola, dan apa akibatnya bila

cara tersebut terus dilakukan?

b) Bila ada masalah, perbaikan apa yang perlu dilakukan

terhadap penggelolaan sekarang?

c) Penggunaan-penggunaan lain apa yang mungkin dapat

dilakukan secara fisik dan relevan dari segi sosial ekonomi?

d) Diantara kemungkinan-kemungkinan penggunaan lahan

tersebut, mana yang memberikan kemungkinan “produksi

yang langgeng” dan keuntungan-keuntungan yang lain?

(aspek kelestarian).

e) Akibat apa yang tidak menguntungkan secara fisik, sosial

dan ekonomi terhadap masing-masing penggunaan lahan

tersebut? (aspek sosial dan lingkungan).

f) Input apa yang diperlukan untuk mendapatkan produksi

yang diinginkan dan untuk menekan akibat-akibat yang

tidak menguntungkan? (aspek ekonomi dan lingkungan).

30 Log Cit, Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka..., hlm 18

Page 50: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

35

g) Apa keuntungan dari masing-masing penggunaan lahan

tersebut? (aspek ekonomi)31

Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,

diperlukan berbagai langkah. Sebagai langkah pertama, tujuan

dari evaluasi harus jelas. Selanjutnya, faktor-faktor yang

digunakan sebagai perinci harus ditentukan. Faktor-faktor ini

harus merupakan sifat-sifat yang dapat diukur atau ditaksir dan

erat hubungannya dengan tujuan evaluasi.

d. Pentingnya Evaluasi Lahan Dalam Perencanaan Tataguna

Lahan

Kebijakan penggunaan lahan didasaran pada berbagai aspek,

yaitu:

a) Aspek tekis yang menyangkut potensi sumberdaya lahan

yang dapat diperoleh dengan cara melakukan evaluasi

kesesuaian lahan.

b) Aspek lingkungan, yaitu dampaknya terhadap lingkungan.

c) Aspek hukum, yaitu sesuai dengan peraturan dan undang-

undang yang berlaku

d) Aspek sosial, menyangkut penggunaan lahan untuk

kepentingan sosial. Penggunaan lahan tidak boleh hanya

mengunungkan seseorang, melainkan juga harus bermanfat

bagi seluruh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut dan

sekitarnya.

e) Aspek politik atau kebijakan pemerintah.

Karena itu, evaluasi kesesuaian lahan merupakan salah satu

mata rantai yang harus dilakukan agar rencana tataguna lahan

dapat tersusun dengan baik. Dalam perencanaan tataguna lahan,

perlu diketahui terlebih dulu potensi dan kesesuaian lahannya

untuk berbagai jenis penggunaan lahan, yang dapat diperoleh

dengan cara melakukan survei dan pemetaan tanah adalah peta

31 Ibid, Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka…, hlm 17

Page 51: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

36

tanah dan peta kesesuaian lahan untuk berbagai jenis

penggunaan. Dengan peta ini, maka berbagai alternatif

penggunaan lahan terbaik secara fisik dapat ditentukan.

Selanjutnya, dilakukan analisis dampak lingkungan dan analisis

sosial ekonomi terhadap jenis-jenis penggunaan lahan terbaik

secara fisik tersebut. Dengan memperhatikan peraturan

perundangan yang berlaku dan dengan memperhatikan

kebijakan pemerintah, kemudian dapat diputuskan jenis-jenis

penggunaan lahan yang optimal untuk daerah yang

direncanakan.32

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian sebelumnya mengenai RTRW (Rencana Tata Ruang

Wilayah) terhadap kesesuaian lahan telah banyak dilakukan diberbagai

daerah. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya

adalah:

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Arif Ismail Pengaruh Perubahan

penggunaan Lahan

terhadap

karakteristik

Hidrologi Daerah

tangkapan Air

Waduk Darma

kabupaten kuningan

Provinsi Jawa Barat

perubahan penggunaan lahan

terjadi di daerah tangkapan air

(DTA) Waduk Darma selama

kurun waktu tahun 1991

sampai tahun 2008. jenis

penggunaan lahan yang

dominan berubah adalah hutan,

tegalan, dan pemukiman. Jenis

penggunaan lahan yang

bertambah luas antara lain

tegalan (242 Ha), pemukiman

(68 Ha), dan kebun campur (3

Ha). Sedangkan jenis

32 Ibid, Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka…, hlm 2-3

Page 52: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

37

penggunaan lahan yang

luasnya berkurang adalah

hutan (255 Ha), semak belukar

(27 Ha), sawah tadah hujan (26

Ha) dan sawah irigasi (4 Ha).33

2 Syamsyahrir

Arsyad

Perubahan Lahan

Pertanian di

Kabupaten Talakar

Tahun 1996 dan

2013 Menggunakan

Citra Satelit Landsat

5 TM (Studi Kasus

Kecamatan

Polombangkeng

Utara dan

Kecamatan

Pattalassang).

Lahan pertanian pada periode

tahun 1996 hingga

2010mengalami penyusutan

lahan pertanian dari 24.219,09

Ha atau 95% dari total luas

area pada tahun 1996 menjadi

20.758,41 Ha atau 82% dari

total luas area pada tahun

2010.34

3 Ummu

Salamah

Pemanfaatan

Pengindraan Jaun

Dan Sistem

Informasi Geografi

Dalam Pemetaan

keselarasan

Pemanfaatan Ruang

Terhadap

memetakan pemanfaatan ruang

eksisting dan mengetahui

lokasi sebaran dan tingkat

keselarasan pemanfaatan ruang

dikawasan Cibinong Raya

tahun 2013, penelitian ini

menggunakan interpretasi citra

Quickbird 2010, cek lapangan

33 Arif Ismail, Pengaruh Perubahan penggunaan Lahan terhadap karakteristik Hidrologi

Daerah tangkapan Air Waduk Darma kabupaten kuningan Provinsi Jawa Barat. (Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, program magister Ilmu Geografi, Universitas Indonesia

tahun 2009). Diakses pada 2 Februari 2017 pukul 08.50 WIB 34 Syamsyahrir Arsyad, Perubahan Lahan Pertanian di Kabupaten Talakar Tahun 1996 dan

2013 Menggunakan Citra Satelit Landsat 5 TM (Studi Kasus Kecamatan Polombangkeng Utara

dan Kecamatan Pattalassang). (Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, tahun 2013). Diakses pada 2 Februari 2017

pukul 09.00 WIB.

Page 53: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

38

Perencanaan tata

Ruang Wilayah

Kabupaten Bogor

(Kasus Kawasan

Cibinong Raya),

(Tugas Akhir

Memperoleh Gelar

Ahli Madya Sekolah

Vokasi Universitas

Gadjah Mada, 2013)

tahun 2013 dan tumpang susun

peta. Dari hasil penelitian ini

maka dapat diketahui peta

pemanfaatan ruang eksisting,

peta keselarasan pemanfaatan

ruang, dan tabel keselarasan

pemanfaatan ruang dikawasan

Cibinong Raya.35

4 Rosnila Pengaruh

Penggunaan Lahan

dan Pengaruhnya

Terhadap

Keberadaan Situ

(Studi Kasus Kota

Depok)

luas di tujuh situ selama kurun

waktu 1991-2001 memiliki

kecenderungan menurun.

Kondisi umum ketujuh situ

telah mengalami sedimentasi,

banyaknya gulma yang

tumbuh, penguguran dan alih

fungsi lahan di areal situ.36

5 Ine Wasillah Evaluasi Kawasan

Lindung

Berdasarkan

Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten

Cianjur, Provinsi

Jawa Barat (Aplikasi

Sistem Informasi

Geografi)

evaluasi kawasan lindung

berdasarkan RTRW Kabupaten

Cianjur periode tahun 2005-

2015 memperlihatkan adanya

penyimpangan pemanfaatan

ruang yang diperuntukan bagi

kawasan lindung menjadi

penutupan lahan aktual.

Penyimpangan yang terjadi

35 Ummu Salamah, Pemanfaatan Pengindraan Jaun Dan Sistem Informasi Geografi Dalam

Pemetaan keselarasan Pemanfaatan Ruang Terhadap Perencanaan tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bogor (Kasus Kawasan Cibinong Raya), (Tugas Akhir Memperoleh Gelar Ahli Madya

Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, 2013) Diakses pada 2 Februari 2017 pukul 09.35 WIB. 36 Log Cit, Selly Sulistiawati…, hlm 18-19.

Page 54: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

39

sebesar 41.578,92 Ha atau

32,89% dari keseluruhan

kawasan lindung berdasarkan

RTRW Kabupaten Cianjur.

Penyimpangan kelas

penutupan lahan aktual

terhadap kawasan lindung

meliputi: kelas penutupan

lahan perkebunan, kebun

campuran, lahan pertanian,

semak belukar, lahan

terbangun, dan lahan terbuka.37

6 Fitriani Analisis Deviasi

Pemanfaatan Ruang

Aktual Terhadap

Rencana Detil Tata

Ruang Kota

(RDTRK)

Kecamatan Ngaglik

Tahun 2009-2018

Perkembangan Kecamatan

Ngaglik tahun 2008-2013,

yaitu pemukiman sebesar

219,962 Ha, perumahan

sebesar 60,943 Ha,

perdagangan dan jasa sebesar

17,08 Ha, fasilitas pendidikan

sebesar 4,708 Ha, industri

sebesar 3,888 Ha, kantor

pemerintahan sebesar 0,763

Ha, pasar sebesar 0,605 Ha,

gudang sebesar 0,241 Ha,

fasilitas peribadatan sebesar

0,220 Ha, dan fasilitas

kesehatan sebesar 0,105 Ha.

Deviasi terbesar ditunjukan

37 Ine Wasillah, Evaluasi Kawasan Lindung Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Aplikasi Sistem Informasi Geografi,) (Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

2010) Diakses pada 2 Februari 2017 pukul 09.57 WIB.

Page 55: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

40

dengan rencana untuk kebun

campuran menjadi pemukiman

yaitu seluas 137,446 Ha atau

49,397% dari luas seluruh

deviasi. Jenis deviasi terkecil

adalah rencana untuk

perumahan menjadi

perdagangan dan jasa sebesar

0,030 Ha atau 0,018% dari luas

keseluruhan deviasi

pemanfaatan ruang di

Kecamatan Ngaglik tahun

2013.38

C. Kerangka Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pemanfaatan ruang

eksisting serta mengetahui lokasi sebaran dan tingkat keselarasan

pemanfaatan ruang sebagai salah satu cara awal dalam menangani

keselarasan pemanfaatan ruang di Kecamatan Parung Panjang.

Peta keselarasan pemanfaatan ruang dapat dimanfaatkan sebagai

informasi lokasi sebaran keselarasan pemanfaatan ruang dan rujukan

pengalihfungsian ruang yang dapat digunakan oleh stakeholder setempat.

Rekomendasi dilakukan sebagai upaya penyelarasan antara peta rencana

tata ruang wilayah dan pemanfaatan ruang eksisting. Dengan informasi ini,

pemerintah dapat melakukan penanganan dan evaluasi perencanaan tata

ruang agar sesuai dengan fungsinya dan potensi lahan di suatu wilayah.39

38 Fitriani, Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang

Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Tahun 2009-2018. (Fakultas Geografi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. 2013) Diakses pada 2 Februari 2016 pukul 10.50 WIB. 39 Log Cit, Ummu Salamah..., hlm 16

Page 56: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

41

Tabel 2.1 Kerangka Penelitian

Peta Pola Ruang RTRW Pemanfaatan Ruang

Eksisting

Keselarasan Tata Ruang

Terhadap RTRW

Data Instansi

Interpretasi Citra

Penginderaan Jauh

Pemanfaatan Ruang

Pemanfaatan Tidak

Sesuai Fungsi

Selaras

Pengecekan

Belum Selaras

Pemanfaatan Belum

Maksimal

Tidak Selaras

Survei Lapangan

Page 57: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Parung Panjang Kabupeten

bogor Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Parung Panjang merupakan salah

satu dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor yang terdiri dari 11

desa dengan batas administratif sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Tangerang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan

Tenjo, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cigudeg dan

sebelah timur berbatasan dengan Kecamataan Ciseeng, dengan luas

wilayah sebesar 7.118,06 hektar.

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Parung Panjang.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian ini dimulai

pada Maret 2017 sampai dengan Desember 2017. Dibawah ini adalah tabel

kegiatan penelitian yang memberikan gambaran apa saja yang dilakukan

dalam proses penelitian.

Page 58: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

43

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian

Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan BAB 1

Penyusunan BAB

II

Melengkapi buku-

buku dan jurnal

pendukung

Penyusunan BAB

III

Melakukan survei

lapangan

Melakukan ground

check

Wawancara dan

dokumentasi

Kegiatan Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengolahan data

dan hasil

wawancara

Penyusunan BAB

IV

Menyusun BAB V

kesimpulan dan

saran

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

dan kualitatif deskriptif. Harus diakui bahwa kedua pendekatan (kuantitatif

dan kualitatif) memang memiliki karakteristik yang spesifik antara satu dan

lainnya. Dalam buku Brannen yang berjudul Memadu Metode Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif yang di kutip kembali dalam buku Metode

Penelitian Ilmu Sosial karangan Muhammad Idrus, mengidentifikasi beberapa

Page 59: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

44

hal yang menjadi pembeda diantara keduanya dengan memfokuskan pada

cara kedua paradigma penelitian tersebut memperlakukan data secara teori,

penelitian kuantitatif menyisihkan dan menentukan ubahan-ubahan dan

kategori-kategori variabel. Semua variabel tersebut terikat dalam bingkai

hipotesis yang seringkali hadir terlebih dahulu sebelum adanya data.

Sementara itu, bagi paradigma kualitatif, dimulai dengan cara mendefinisikan

konsep yang sangat umum, yang mengalami perubahan karena hasil

penelitian. Tentu saja bagi pendekatan kuantitatif, variabel merupakan sarana

atau alat untuk menganalisis, sedangkan bagi pendekatan kualitatif, variabel

dapat merupakan produk atau hasil penelitian itu sendiri.1

Penelitian kuantitatif, menurut Robert Donmoyer (dalam Given) yang

dikutip oleh Subagio Budi Prajitno, dalam jurnal metodologi penelitian

kuantitatif adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk

mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik

daripada naratif.2 Sedangkan Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial

secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.3

Dengan demikian, metode kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan

bersama-sama atau digabung dengan persyaratan tertentu. Pertama, dapat

digunakan bersama-sama untuk objek penelitian yang sama, tetapi tujuannya

berbeda. Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk menemukan atau

merumuskan hipotesis, sedangkan pendekatan kuantitatif untuk menguji

hipotesis. Kedua, dapat digunakan secara bergantian dimulai dengan

pendekatan kualitatif untuk mendapatkan hipotesis kemudian dilanjutkan

dengan menggunakan metode kuantitatif untuk menguji hipotesis. Ketiga,

pendekatan kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan bersamaa n bagi peneliti

1 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,

Erlangga, 2009) hlm 21.

2 Metodologi Penelitian Kuantitatif oleh Subagio Budi Prajitno Dosen komunikasi UIN SGD

Bandung.

3 Haris Hardiansyah, Model Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Salemba Humanika, cet. Ke-3,

2012) hlm 9.

Page 60: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

45

yang cukup berpengalaman penelitian. Hal ini karena diperlukan pengetahuan

yang cukup baik tentang seluk-beluk metode kuantitatif dan kualitatif dalam

penelitian.4

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan

data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang

selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau

mengindikasikan sesuatu.5

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6

Populasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Parung Panjang yang

terdiri dari 11 desa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.7 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penentuan

sampel dengan menggunakan pengambilan sampel secara acak. Dari

11 desa yang ada di wilayah Parung Panjang peneliti akan

menentukan 5 desa dengan hasil pemetaan yang memiliki tingkat

perubahan lahan tertinggi.

D. Sumber Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua

jenis, yaitu data spasial dan data atribut.

1. Data Spasial (Primer)

Sumber data primer yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah

bersumber dari aplikasi berbasis sistem informasi geografis, dalam

aplikasi tersebut akan terlihat bagaimana perubahan lahan pertanian 4 Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta, LP3ES, 2012) hlm 11.

5 Op Cit, Haris Hardiansyah…, hlm 116

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, (Bandung : ALFABETA,

2009), hlm. 80.

7 Ibid, Sugiyono…, hlm. 81

Page 61: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

46

menjadi pembanggunan perumahan di Kecamatan Parung Panjang yang

mana dari hasil persebaran tersebut akan dibuktikan melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi.

2. Sumber Atribut (Sekunder)

Sumber data sekunder diperoleh dari sumber lain seperti Badan Pusat

Statistik, Kecamatan Parung Panjang, buku, jurnal dan skripsi.

E. Pengolahan Data Spasial

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data spasial adalah

pembuatan peta digital dan pengolahan citra.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah berupa:

1. Cropping Citra

Cropping adalah proses pemotongan citra pada koordinat tertentu pada

area citra. Untuk memotong bagian dari citra digunakan dua koordinat,

yaitu koordinat awal yang merupakan awal koordinat bagi citra hasil

pemotongan dan koordinat akhir yang merupakan titik koordina takhir

dari citra hasil pemotongan. Sehingga akan membentuk bangun segi

empat yang mana tiap-tiap pixel yang ada pada area koordinat tertentu

akan disimpan dalam citra yang baru.8 Cropping citra yang akan

dilakukan pada penelitian ini adalah memotong area kajian penelitian

dengan menggunakan poligon batas administrasi.

2. Pemulihan

a. Koreksi Geometrik

Koreksi geometri diperlukan untuk menghasilkan data yang

lebih teliti dalam aspek planimetrik. Pada koreksi ini, sistem

koordinat atau proyeksi peta dijadikan rujukan, sehingga

dihasilkan citra yang mempunyai sistem koordinat dan skala

yang beragam.9

8 Arief, Operasi Cropping, (http://informatika.web.id/operasi-cropping.htm) diakses 18 juli

2017, Jam 00.15 9 Sodikin, Sistem Informasi Geografis & Penginderaan Jauh, (Ciputat: Pendidikan IPS FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), hlm. 54.

Page 62: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

47

b. Koreksi Radiometrik

Koreksi radiometri dilakukan untuk memperbaiki kesalahan atau

distorsi yang diakibatkan oleh ketidaksempurnaan operasi dan

sensor, adanya atenuasi (penyebaran, hamburan) gelombang

elektromagnetik oleh atmosfer, variasi sudut pengambilan data

(sudut datang radiasi), variasi sudut iluminasi, sudut pantul, dan

lain-lain yang dapat terjadi selama pengambilan, pengiriman

serta perekaman data.10

3. Klasifikasi tidak terbimbing (unsupervisied clasification)

Klasifikasi tidak terbimbing merupakan metode yang memberikan

mandat sepenuhnya kepada sistem/komputer untuk

mengelompokkan data raster berdasarkan nilai digitalnya masing-

masing, intervensi pengguna dalam hal ini diminimalisasi.11

4. Ground check

Pada penelitian selanjutnya ialah melakukan ground check yang

bertujuan untuk melihat kembali hasil interpretasi obyek atau

penggunaan lahan, pengamatan penggunaan lahan berdasarkan peta

penggunaan lahan yang sudah ada secara fisik, Pada proses

penelitian ini, penulis melihat langsung ke lapangan untuk melihat

kesamaan antara data interpretasi yang telah diperoleh dengan hasil

lapangan .

5. Analisis Akurasi Interpretasi Kappa

Penelitian dengan menggunakan analisis akurasi interpretasi Kappa

ini bertujuan untuk melihat kesamaan antara data yang telah

diperoleh dengan bukti yang didapat melalui hasil lapangan. Yang

mana hasil tersebut dapat terlihat seberapa besar kesamaan yang

diperoleh antara data yang ada dengan data lapangan yang terlihat.

10 Sri Hartati Soenarmo, Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi Geografis

Untuk Bidang Ilmu Kebumian, (Bandung, Penerbit ITB, 2009), hlm. 120.

11 Log Cit, Sodikin…, hlm. 106

Page 63: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

48

6. Klasifikasi terbimbing (supervised clasification)

Klasifikasi terbimbing merupakan metode yang dipandu dan

dikendalikan sebagian besar atau sepenuhnya pengguna dalam

proses pengklasifikasiannya.12 Pada klasifikasi ini. Digolongkan

menjadi 5 bagian, yaitu pengklasifikasian pada pemukiman, hutan,

air, dan lahan kosong. Klasifikasi tersebut sebagai penentu

bagaimana ketersediaan lahan pertanian di Kecamatan pondok aren

7. Analisis perubahan lahan

Setelah metode diatas telah selesai dilakukan, maka terlihat peta

perubahan lahan di Kecamatan Pondok Aren, yang mana pada peta

tersebut akan di lihat persebarannya serta perubahannya pada tahun

2008 dan tahun 2015.

F. Pengolahan Data Atribut

Pengolahan data atribut dimaksudkan agar data yang sudah terkumpul

memberikan gambaran mengenai perubahan penutupan lahan yang terjadi di

lapangan dengan RTRW Kabupaten Bogor yang sudah ditetapkan. Data

atribut disajikan dalam bentuk tabulatif dan deskriftif.13

1. Survei Lapangan

Pada survei lapangan dilakukan berbagai kegiatan seperti

wawancara, observasi terhadap kondisi di lapangan (ground truth). survei

lapangan merupakan suatu hal yang perlu dilakukan pada setiap

penelitian sebagai penunjang dalam interpretasi citra satelit suatu daerah

observasi. Dengan kata lain, pengamatan kondisi dilapangan bertujuan

untuk verifikasi data citra dengan kenampakan sebenarnya di bumi. Hasil

pengecekan lapangan akan dijadikan acuan untuk membuat klasifikasi

citra yang lebih tepat.

Ground truth dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

lapangan dan perubahan penutupan lahan. Pengambilan titik kontrol ini

tidak dilakukan secara menyeluruh, melainkan hanya pada beberapa

12 Ibid, Sodikin…, hlm. 116. 13 Log Cit, Ine Wasillah..., hlm 32

Page 64: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

49

tempat yang dianggap mewakili masing-masing kelas klasifikasi

penutupan lahan, misalnya kelas untuk daerah permukiman, hutan,

sawah, lahan kosong atau tegalan, dan perkebunan. Setiap lokasi survei

yang mewakili masing-masing kelas penutupan lahan diambil titik

koordinatnya dengan menggunakan GPS untuk di verifikasi dengan data

citra. Selain itu, kegiatan lainnya adalah melakukan wawancara dengan

penduduk sekitar lokasi studi untuk mengetahui sejarah dan

perkembangan lokasi serta wawancara dengan instansi terkait dengan

perencanaan dan pelaksanaan RTRW.14

2. Wawancara

Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Definisi menurut Gorden bahwa wawancara merupakan percakapan

antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan

mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

sedangkan menurut Stewart & Cash, wawancara dirtikan sebagai

sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi

aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi.15

3. Dokumentasi

Menurut Herdiansyah Studi dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau memganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain

tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut

pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.16

14 Ibid, Ine Wasillah..., hlm 32

15 Log Cit, Haris Hardiansyah…, hlm 118

16 Ibid Haris Hardiansyah…, hlm 143

Page 65: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

50

4. Analisis Data

Analisis Data dilakukan berdasarkan hasil tampilan dan overlay

antara citra yang telah diklasifikasikan menjadi bentuk peta penutupan

lahan dengan peta digital.17

17 Op Cit, Ine Wasillah..., hlm 32

Page 66: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Daerah Penelitian

1. Letak Geografis

Secara geografis letak Kecamatan Parung Panjang terletak pada

koordinat geografis 06° 34 '40.94" LS dan 106° 56' 98.12" BT dengan luas

wilayah 7.118,06 hektar, dan batas-batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Tangerang

Sebelah Barat : Kabupaten Tenjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Cigudeg

Sebelah Timur : Kabupaten Ciseeng

Gambar 4.1 Peta Administratif Kecamatan Parung Panjang

Page 67: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

52

Wilayah Kecamatan Parung Panjang terdiri dari 11 desa yaiu:

Table 4.1 Desa se-Kecamatan Parung Panjang

No Nama Desa No Nama Desa

1 Desa Jagabaya 7 Desa Gintung Cilejet

2 Desa Gorowong 8 Desa Jagabita

3 Desa Dago 9 Desa Cibunar

4 Desa Cikuda 10 Desa Parung Panjang

5 Desa Pingku 11 Desa Kabasiran

6 Desa Lumpang

2. Iklim

Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat

basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan

rata-rata curah hujan tahunan 2.500–5.000 mm/tahun, kecuali di

wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan

kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten

Bogor adalah 20°-30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C.

Kelembaban udara 70 %. Kecepatan angin cukup rendah, dengan rata–

rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata–rata sebesar

146,2 mm/ bulan.1

3. Kondisi Geologi Dan Morfologi

Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik

yang bersifat piroklastik, yang berasal dari endapan (batuan sedimen)

dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi

tufaan/ kpbb) dan Gunung Salak (berupa aluvium/kal dan kipas

aluvium/kpal). Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang

tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan.

1 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 Tentang: Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Hlm 2

Page 68: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

53

Bahan induk geologi tersebut menghasilkan tanah–tanah yang relatif

subur.

Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe

morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di

bagian Utara hingga dataran tinggi di bagian Selatan, sehingga

membentuk bentangan lereng yang menghadap ke utara, dengan

klasifikasi keadaan morfologi wilayah serta prosentasenya sebagai

berikut:

a. Dataran rendah (15-100 m dpl) sekitar 29,28%, merupakan

kategori ekologi hilir;

b. Dataran bergelombang (100-500 m dpl) sekitar 42,62%,

merupakan kategori ekologi tengah;

c. Pegunungan (500–1.000 m dpl) sekitar 19,53%, merupakan

kategori ekologi hulu;

d. Pegunungan tinggi (1.000–2.000 m dpl) sekitar 8,43%,

merupakan kategori ekologi hulu;

e. Puncak-puncak gunung (2.000–2.500 m dpl) sekitar 0,22%,

merupakan kategori ekologi hulu;2

4. Kondisi Kependudukan Kecamatan Parung Panjang

Table 4.2 Kondisi Kependudukan

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

2012 59.617 55.439 115.056 108

2013 60.839 56.993 117.832 107

2014 63.413 59.425 122.838 107

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menjawab pertanyaan

dalam perumusan masalah penelitian ini, yaitu mengenai pemanfaatan ruang

yang terdapat di Kecamatan Parung Panjang dan kesesuaian tata ruang yang

talah dibuat pemerintah dengan kondisi dilapangan.

2 Ibid, Peraturan Daerah Kabupaten…, hlm 2

Page 69: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

54

1. Hasil Ground Check lapangan berdasarkan interpretasi citra

Tabel 4.3 Ground Check

No Titik

Koordinat Citra

Hasil

Interpretasi

Hasil

Ground

Check

Lapangan

Foto Keterangan

1 06°34'44.60"

106°55'69.93" Lapangan Lapangan

Sesuai

2 06°34'26.73"

106°55'77.89" Sawah Sawah

Sesuai

3 06°34'53.70"

106°55'57.04"

Lahan

Kosong Perumahan

Tidak

Sesuai

4 06°34'65.52"

106°55'92.50" Sawah Perumahan

Tidak

Sesuai

5 06°34'17.10"

106°56'99.04" Jalan Raya Jalan Raya

Sesuai

6 06°34'40.94"

106°56'98.12"

Stasiun

Kereta Api

Parung

Panjang

Stasiun

Kereta Api

Parung

Panjang

Sesuai

7 06°34'26.04"

106°56'73.99"

Kantor

Kecamatan

Parung

Panjang

Kantor

Kecamatan

Parung

Panjang

Sesuai

8 06°35'19.25"

106°57'51.57" Perumahan Perumahan

Sesuai

Page 70: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

55

9 06°35'67.96"

106°57'14.13"

Lahan

Kosong Perumahan

Tidak

Sesuai

10 06°34'26.79"

106°57'74.74"

Lahan

Kosong Perumahan

Tidak

Sesuai

11 06°34'17.16"

106°55'44.86" Sawah Perumahan

Tidak

Sesuai

12 06°34'37.72"

106°55'47.60" Jalan Raya Jalan Raya

Sesuai

13 06°34'56.79"

106°56'29.45"

Lahan

Kosong Perumahan

Tidak

Sesuai

14 06°34'72.28"

106°56'13.47"

Lahan

Terbangun

Lahan

Terbangun

Sesuai

15 06°34'40.67"

106°56'39.98"

Rel Kereta

Api

Rel Kereta

Api

Sesuai

16 06°34'17.89"

106°55'26.74"

Lahan

Terbuka

Lahan

Terbuka

Sesuai

17 06°34'47.57"

106°55'81.98" Jalan Raya Jalan Raya

Sesuai

18 06°34'39.52"

106°45'84.10" Sungai Sungai

Sesuai

19 06°34'26.96"

106°54'91.11" Sawah Sawah

Sesuai

20 06°34'10.42"

106°55'64.90"

Tempat

Pemakaman

Umum

Tempat

Pemakaman

Umum

Sesuai

Page 71: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

56

Berdasarkan hasil data dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bogor tahun 2005-2025 dapat diketahui jumlah lahan dan penurunan lahan

terhitung sampai tahun 2005 adalah sebagai berikut:

Table 4.4 Jumlah Lahan Kabupaten Bogor tahun 2005

No Nama Lahan Luas Awal Presentase

1 kebun campuran 85.202,5 Ha 28,48 %

2 Pemukiman 47.831,2 Ha 15,99 %

3 semak belukar 44.956,1 Ha 15,03 %

4 hutan vegetasi lebat dan

perkebunan/tanaman tahunan 57.827,3 Ha 19,33 %

5 sawah irigasi/tadah hujan 23,794 Ha 7,95 %

6 tanah kosong 36.351,9 Ha 12,15 %

Jumlah 272.192,79 Ha 98,93%

Gambar 4.2 Persentase Jumlah Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2005

29%

16%15%

20%

8%

12%

Persentase Jumlah Lahan Kabuparten Bogor

Tahun 2005

1 kebun campuran 85.202,5 Ha

2 pemukiman 47.831,2 Ha

3 semak belukar 44.956,1 Ha

4 hutan vegetasi lebat dan perkebunan/tanaman tahunan 57.827,3 Ha

5 sawah irigasi/tadah hujan 23,794 Ha

6 tanah kosong 36.351,9 Ha

Page 72: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

57

Tabel 4.5 Peningkatan Lahan Kabupaten Bogor tahun 2005

No Nama Lahan Luas Awal Jumlah Peningkatan

Luas Persentase

1 Permukiman 47.831,2 Ha 52.028,2 Ha 4.197 Ha 17%

2 Tanah Kosong 36.351,9 Ha 53.054,9 Ha 16.703 Ha 18%

3 Kebun Campuran 85.202,5 Ha 114.175,5 Ha 28.973 Ha 38%

Jumlah 169.385,60 Ha 219.258,60 Ha 49.837 Ha 73%

Gambar 4.3 Persentase Peningkatan Lahan kabupaten Bogor Tahun 2005

Tabel 4.6 Penurunan Lahan Kabupaten Bogor tahun 2005

No Nama Lahan Luas Awal Jumlah Penurunan

Luas Persentase

1 Sawah Irigasi,

Sawah Tadah Hujan 23,794 Ha 8.026 Ha 15.768 Ha 3%

2 Perkebunan, Hutan 57.827,3 Ha 53.440,3 Ha 4.383 Ha 18%

3 Semak/Belukar 44.956,1 Ha 43.941,1 Ha 1.015 Ha 15%

4 Badan-badan air 707 Ha

Jumlah 102.807,19 Ha 105.407,40 Ha 21.873 Ha 36%

17%

18%

38%

PE R S E N TA SE PE N I N GKATA N

L AH AN

1 Permukiman 52.028,2 Ha

2 Tanah Kosong 53.054,9 Ha

Page 73: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

58

Gambar 4.4 Persentase penurunan lahan Kabupaten Bogor tahun 2005

Maka dapat diketahui bahwa jumlah penurunan lahan yang terjadi di

Kabupaten Bogor setiap tahunnya sangat signifikan, terlihat dari Rencana Tata

Ruang Wilayah pada tahun 2005-2025 yang terlah diketahui seperti data diatas.

Berdasarkan data yang telah termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor,

penulis meneliti dan mengidentifikasi wilayah Kecamatan Parung Panjang yang

mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor sebagai lokasi

yang dijadikan tempat penelitian. Dari hasil penelitian yang telah penulis peroleh

didapatkan data sebagai berikut:

3%

18%

15%

PE R S E N TA SE PE N U R U N A N L A H A N

1 Sawah Irigasi, Sawah Tadah Hujan 8.026 Ha

2 Perkebunan, Hutan 53.440,3 Ha

3 Semak/Belukar 43.941,1 Ha

Page 74: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

59

2. Hasil Penelitian

Gambar 4.5 Peta klasifikasi Kecamatan Parung Panjang tahun 2015

Table 4.7 Lahan Kecamatan Parung Panjang 20083

No Nama Lahan Luas Tahun 2008 Persentase

1 Lahan Pertanian 2.795 Ha 39%

2 Lahan Terbangun 2.546 Ha 36%

3 Jalan 156 Ha 2%

4 Perairan 553 Ha 8%

5 Lahan Kosong 1.033 Ha 15%

6 Lain-Lain 35 Ha 0%

Jumlah 7.118 Ha 100%

3 Kecamatan Parung Panjang Dalam Angka Tahun 2009

Page 75: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

60

Gambar 4.6 Persentase Jumlah Lahan Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008

Table 4.8 Lahan Kecamatan Parung Panjang 2015

No Nama Lahan Luas Tahun 2015 Persentase

1 Lahan Pertanian 2.808 Ha 39%

2 Lahan Terbangun 3.772 Ha 53%

3 Jalan 349 Ha 5%

4 Perairan 83 Ha 1%

5 Lahan Kosong 71 Ha 1%

6 Lain-Lain 35 Ha 0%

Jumlah 7.118 Ha 100%

Lahan Pertanian

39%

Lahan Terbangun

36%

Jalan2%

Perairan8%

Lahan Kosong

15%

Lain-Lain0%

PERSENTASE JUMLAH LAHAN KECAMATAN

PARUNG PANJANG TAHUN 2008

Page 76: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

61

Gambar 4.7 Persentase Jumlah Lahan Kecamatan Parung Panjang Tahun 2015

Tabel 4.9 Peningkatan Lahan Kecamatan Parung Panjang Tahun 2008

No Nama Lahan Luas 2008

(ha)

Luas 2015

(ha) Peningkatan

Luas (ha) Persentase

Rasio per

Tahun

1 Lahan Pertanian 2.795 2.808 13 0% 1.85

2 Lahan Terbangun 2.546 3.772 1.226 17% 175.14

3 Jalan 156 349 193 3% 27.57

Jumlah 5.497 6.929 1.432 20% 204.56

Grafik 4.1 Peningkatan Lahan Kecamatan Parung Panjang

Lahan Pertanian

39%

Lahan Terbangun

53%

Jalan 5%

Perairan1%

Lahan Kosong

1% Lain-lain0%

PERSENTASE JUMLAH LAHAN

KECAMATAN PARUNG PANJANG TAHUN

2015

13 Ha 1.226 ha 193 Ha 1.432 Ha

LahanPertanian

LahanTerbangun

Jalan

1 2 3 Jumlah

0%

17%

3%

20%

PERSENTASE PENINGKATAN LAHAN

Page 77: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

62

Grafik 4.2 Rasio Peningkatan Luas Lahan Pertahun

Tabel 4.10 Penurunan Lahan Kecamatan parung Panjang

No Nama Lahan Luas 2008

(ha)

Luas 2015

(ha) Penurunan

Luas (ha) Persentase

Rasio

Pertahun (ha)

1 Perairan 553 83 470 7% 67.14

2 Lahan Kosong 1.033 71 962 14% 137.42

3 Lain-Lain 35 35 0 0% 0

Jumlah 1.621 189 1.432 21% 204.56

Grafik 4.3 Penurunan Lahan Kecamatan Parung Panjang

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Luas 2008 Luas 2015

PENINGKATAN LUAS LAHAN

KECAMATAN PARUNG PANJANG (ha)

Lahan Pertanian Lahan Terbangun JalanP

enin

gkat

anLu

as (

ha)

470 Ha 962 Ha 0 Ha 1.432 Ha

Perairan LahanKosong

Lain-Lain

1 2 3 Jumlah

7%

14%

0%

21%

PERSENTASE PENURUNAN LAHAN

Page 78: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

63

Grafik 4.4 Rasio Penurunan Luas Lahan Pertahun

Penulis juga memaparkan hasil wawancara dan dokumentasi

mengenai faktor pendorong perubahan kesesuaian lahan.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis maka

hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut.

C. Faktor Pendorong Perubahan kesesuaian Lahan Kecamatan Parung

Panjang.

Perubahan penggunaan lahan terhadap kesesuainan tata ruang di

Kecamatan Parung Panjang terjadi secara bertahap. Hal ini didasari pada

perkembangan zaman seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan

penduduk yang semakin meningkat. Peralihan masyarakat pertanian menjadi

masyarakat industri juga menjadi salah satu indikator pendukung tata ruang

wilayah dan penggunaan lahan untuk pembangunan segala fasilitas umum

untuk masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan

penulis maka hasil analisis data menunjukan bahwa faktor-faktor pendorong

perubahan lahan terhadap kesesuaian tata ruang yang terjadi di Kecamatan

Parung Panjang dapat diuraikan sebagai berikut.

0

200

400

600

800

1000

1200

Luas 2008 Luas 2015

PENURUNAN LUAS LAHAN

KECAMATAN PARUNG PANJANG (ha)

Perairan Lahan KosongP

enu

run

anLu

as (

ha)

Page 79: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

64

1. Aspek Politik

Di Kecamatan parung Panjang ini aspek politik tidak begitu

berperan banyak dalam hal perubahan penggunaan lahan, terutama dalam

lingkup pemerintahan tingkat Kecamatan. Kepala camat tidak mengatur

dan merekomendasikan wilayah mana saja yang boleh dijadikan proyek

pembangunan oleh pengembang. Pemerintah Kecamatan hanya sebagai

perantara administrasi dan sebagai pengantar kepada pemerintah

Kabupaten Bogor dalam hal perizinan yang diajukan pengembang.

Keterangan perihal kebijakan sesuai dengan yang diungkapkan oleh

kepala camat Kecamatan Parung panjang, Edi Mulyadi (55)

Karena dalam hal ini kami tidak pernah merekomendasikan dan

dalam perizinan tetap mengarah kepada pemerintah Kabupaten,

disana terdiri dari beberapa tim seperti peninjauan lokasi, ada

pembahasana badan Pelayanan terpadu, dan beberapa dinas teknis

seperti pertanian, kehutanan, BAPPEDA, mereka berkumpul dan

membahas alokasi lahan.4 Keterangan ini pun ditambahkan oleh sekretaris camat Kecamatan

Parung Panjang, Icang Aliudin (50)

Kecamatan tidak memiliki kebijakan yan menjadi keharusan tetapi

tetap mengikuti perencanaan BAPPEDA artinya kebijakan itu

muncul dari hasil kajian yang diikutsertakan ialah kepala desa dan

dari pihak Kecamatan. Intinya Kecamatan hanya mengikuti apa

yang sesuai dengan rencana tata ruang yang sudah direncanakan

Kabupaten Bogor.5

Setiap pengembang memiliki kesempatan yang sama untuk

melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat di kecamatan

Parung Panjang. Alih fungsi lahan terjadi setelah lahan berpindah tangan

dari penduduk asli ke tangan pengembang. Semetara itu tidak ada

kebijakan khusus yang mengatur apakah masyarakat boleh menjual tanah

mereka atau tidak, karena jual beli tanah adalah hak pemilik tanah.

4 Edi Mulyadi, Kepala Camat Kecamatan Parung Panjang, (21 Juni 2017), Lampiran 4 Hasil

Wawancara.

5 Icang Aliudin, Sekretaris Camat Kecamatan Parung Panjang, (20 Juni 2017) Lampiran 4

Hasil Wawancara.

Page 80: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

65

2. Aspek Ekonomi

Perubahan penggunaan lahan juga didukung oleh aspek ekonomi.

Peningkatan pendapatan perkapita dan kebutuhan penduduk akan tepat

tinggal membuat para pengebang berlomba-lomba untuk membangun

tepat hunian, fasilitas umum, serta pusat bisnis dengan berbagai

kelebihan yang ditawaran.

Salah satu perumahan yang masih dalam proses pengerjaan adalah

Serpong Kencana yang dibangun dengan konsep perumahan elite. Proyek

perumahan ini mulai dikerjakan pada tahun 2015 yang terdiri dari

peruahan mewah dan ruko-ruko yang berjajar, dan sekarang sudah hapir

seluruh rumah dihuni oleh masyarakat dari berbagai daerah. Berikut

adalah gambar yang dapat menunjukan perbandingan mengenai

perubahan penggunaan lahan yang terjadi.

Gambar 4.8 Peruahan elite Serpong Kencana

Gambar. 4.9 Ruko-ruko Serpong Kencana

Page 81: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

66

Dari foto yang ditunjukan diatas dapat terlihat jelas pembangunan

perumahan dan ruko-ruko yang telah berdiri dengan mewah. Dari semua

pembangunan ini didukung juga oleh masyarakat yang menjual tanahnya

pada pengembang-pengembang. Dan tanah-tanah tersebut dijadikan

daerah proyek pembangunan.

Karena faktor ekonomi juga lah sebagian besar masyarakat di

Kecamatan Parung Panjang menjual lahan mereka, baik itu sawah,

ladang, perkebunan dan lain sebagainya. Pekerjaan sebagai petani yang

dinilai tidak bisa mendukung kehidupan keluarga secara maksimal

membuat masyarakat di daerah ini lebih memilih untuk menjual lahan

mereka.

Keterangan diatas pun sesuai dengan yang diungkapkan oleh Icang

Aliudin (50) selaku sekretaris camat Kecamatan Parung Panjang.

Tidak mempunyai kewenangan untuk mengarahkan akan tetapi

biasanya perusahan tersebut datang kepada masyarakat

menyampaikan bahwa wilayah ini menjadi lokasi perumahan atau

apapun dan itu kembali kepada masyarakat. Jika masyarakat

setuju maka akan ada transaksi jual beli atau pelepasan hak.

Kecamatan hanya fasilitas secara administratif.6

Sebagian warga pun banyak sekali yang menanggapi permasalahan ini

secara beragam baik itu yang setuju dengan adanya perkembangan

pembangunan dan ada pula yang tidak setuju.

Seperti yang dikatakan seorang warga bernama Satria (31)

merurut saya selama saya tinggal di Parung Panjang persawahan

yang ada di wilayah ini masih luas jadi pemerintah melalui badan

pertahanan nasional seharusnya sudah mempunyai sketsa lahan

yang ada di wilayah ini, jadi para pengembang masih wajar untuk

melakukan pembangunan diwilayah ini karena memang lahan

persawahan atau perkebunan masih cukup luas.7

6 Icang Aliudin, Sekretaris Camat Kecamatan Parung Panjang, (20 Juni 2017) Lampiran 4

Hasil Wawancara 7 Satria, Masyarakat Kecamatan Parung Panjang, (16 Juli 2017), Lampiran 4 Hasil

Wawancara

Page 82: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

67

Ungkapan tersebutpun ditambahkan oleh seorang warga bernama

Suryadi Sinaga (65)

Kalau untuk Parung Panjang menurut saya tidak ada masalah

sebab tanah disini bukan tanah produktif jani jenis tanah disini

mungkin terlalu asam atau terlalu banyak zat kapur sehingga sayur

mayur tidak subur, jadi jika diperuntukan untuk perumahan ya oke

oke saja, tapi misalkan jika tanah ini subur dan bisa memasok

pemasukan untuk daerahnya saya tidak setuju jika dibangun

perumahan, akan tetapi apa daya karena saya mengikuti alur

saja.8

Dari penjelasan diatas saya menyimpulkan bahwa masyarakat yang

notabene hanya penduduk dengan penghasilan kecil akan sangat tertarik

dengan transaksi jual beli lahan yang ditawarkan pengembang karena

memang lahan yang berada di Kecamatan ini masih terbilang cukup

murah untuk sekelas pengusaha yang mempunyai perusahaan besar.

Ditambah dengan banyaknya asumsi para warga yang menganggap lahan

di wilayah ini masih sangat luas dan kurang begitu subur, banyak

masyarakat yang beranggapan seperti itu karena kebiasaannya belum

terlalu berubah karena proses pembangunan masih dalam tahap

pengerjaan, akan tetapi semua itu akan terasa oleh masyarakat beberapa

tahun kemudian. Yang saya fikirkan adalah tetap mempertimbangkan

keseimbangan ekologi yang ada di Kecamatan Parung Panjang ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Mahfudz Sarifudin (50) ia

mengatakan ada untung dan ruginya jika menghadapi permasalahan

seperti ini.

Ada rugi dan untungnya, ketika pengembang memasuki wilayah ini

maka sudah otomatis lahan pertanian akan tergerus dan semakin

menyempit maka dampak kedepannya di wilayah ini akan semakin

banyak masalah sosial, termasuk masalah lumbung padi semakin

menipis. Jika memang pemerintah pusat tidak memberikan

kebijakan untuk segera mengalihfungsikan lahan yang lain untuk

lahan pertanian, jadi memang harus ada penggantinya dan harus

berimbang. Ketika ada izin yang diturunkan di wilayah ini harus

8 Suryadi Sinaga, Masyarakat Kecamatan Parung Panjang, (16 Juli 2017), Lampiran 4 Hasil

Wawancara

Page 83: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

68

ada lahan pengganti untuk lahan pertanian jika yang digunakan

adalah lahan pertanian.9

3. Aspek Demografi

Pertubuhan penduduk yang semakin tinggi membuat kebutuhan

akan lahan tempat tinggal juga meningat tajam. Jika kedua aspek ini

tidak bisa diseimbangkan maka akan muncul daerah-daerah kumuh di

pinggiran sungai, kolong jembatan, tempat pembuangan sampah, atau

bahkan tempat pemakaman umum. Kesenjangan sosial yang terjadi

terutama di ibu kota memang belum bias dicarikan solusi yang paling

tepat. Pemerintah sudah melakukan usaha mulai daripembatasan

urbsnisasi sampai penertiban pengemis di ibu kota, namun hasilnya

belum terlalu baik.

Perpindahan penduduk mempengaruhi struktur penduduk dalam

suatu daerah, begitupun yang terjadi di Kecamatan Parung Panjang.

Pembangunan perumahan oleh perusahan real estate menarik para

pendatang. Dalam hal ini, struktur penduduk harus diperbaharui setiap

bulan. Laporan penduduk masuk dan penduduk yang keluar dari desa

pagedangan menunjukan perubahan yang cukup banyak dari tahun ke

tahun. Terutama sejak perumahan-perumahan selesai dibangun dan mulai

dihuni.

Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari Yayah (37), salah

satu masyarakat di Kecamatan Parung Panjang,

Perubahan yang dirasakan saat ini adalah semakin banyaknya

pendatang yang mencari perumahan disini, mencari ruko-ruko

untuk dijadikan usaha bagi para pendatang. Lahan pertanian yang

sekarang sudah dirubah menjadi tempat nongkrong.10

Pemaparanpun ditambahkan oleh salah satu masyarakat bernama

Oon Suhanan (49)

Dampak positifnya yaitu semakin ramai di Kecamatan Parung

Panjang. Sedangkan dampak negatifnya jika masyarakat disini

9 Mahfudz Sarifudin, Staf Pembangunan, (21 Juni 2017) Lampiran 4 Hasil Wawancara

10 Yayah, Masyarakat Kecamatan Parung Panjang, (21 Agustus 2017), Lampiran 4 Hasil

Wawancara

Page 84: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

69

ataupun pendatang dapat diberikan pemahaman tentang menjaga

lingkungan dengan baik, jika mereka tidak bisa diberikan

pemahaman maka dampaknya akan semakin berbahaya terhadap

lingkungan, semakin tingginya kesenjangan sosial dan masyarakat

disini semakin terpengaruh yang menjadikan budaya didaerah ini

semakin luntur.11

Sama halnya seperti pemaparan diatas, masyarakat bernama Suryadi

Sinaga (65) pun mengungkapkan hal yang sama.

Dampak positifnya semakin bertambahnya jumlah penduduk.

sedangkan dampak negatifnya seperti sebuah istilah bahwa yang

punya uang yang berkuasa, seperti kita yang perumahan kecil yang

bisa saja digusur oleh perumahan besar. Itu yang saya khawatirkan

karena memang sudah banyak yang seperti itu dan saya rasa itu

adalah bentuk ketidakadilan yang justru di dukung oleh pemerintah.

Bagaimanapun serendah apapun kita ya semestinya harus dihormati

dulu karena kita manusia beragama.12

Dari beberapa pemaparan diatas yang disampaikan oleh

masyarakat Kecamatan Parung Panjang bahwa aspek demografi sangat

mempengaruhi terhadap struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin,

agama, tingkat Pendidikan, dan mata pencaharian, juga terus berubah

seiring dengan keluar masuknya masyarakat dan bertambahnya jumlah

penduduk di Kecamatan Parung Panjang.

4. Aspek Budaya

Bersamaan dengan perubahan kesesuaian lahan yang terjadi di

Kecamatan Parung Panjang. Beberapa kebiasaan masyarakat juga

berubah cukup banyak. Perubahan pekerjaan sebagai petani yang

sebelumnya mendominasi kini mulai hilang. Perubahan perilaku

dirasakan terjadi pada masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan lama yang mulai

ditinggalkan dan kebiasaan baru yang mulai dilakukan. Peralihan dari

masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri, atau peralihan dari

Desa ke Kota membuat perubahan kebiasaan tersebut terjadi.

11 Oon Suhanah, Masyarakat Kecamatan Parung Panjang (19 Agustus 2017), Lampiran 4

Hasil Wawancara

12 Suryadi Sinaga, Masyarakat Kecamatan Parung Panjang, (16 Juli 2017), Lampiran 4 Hasil

Wawancara

Page 85: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

70

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu masyarakat Kecamatan

Parung Panjang bernama Aris (63)

Selama pembangunan itu belum dibangun dan sawah belum

diratakan saya masih diperbolehkan untuk bertani, akan tetapi

mendengar kabar bahwa dalam waktu dekat sekitar tahun 2018-

2019 pembangunan sudah mulai dilakukan dan itu artinya para

petani yang ada di daerah ini tidak bisa di bertani lagi.13

Perubahan yang dirasakan tidak hanya oleh petani setempat, tetapi

juga terhadap masyarakatnya yang juga merasakan perubahan. Seperti

yang diungkapkan oleh Yayah (37)

Sudah sangat banyak perubahan yang saya rasakan semenjak saya

tinggal di Kecamatan Parung Panjang. Contohnya saja jalan raya

yang dahulu dipenuhi dengan lumpur tapi sekarang sudah berubah

menjadi aspal, areal persawahan yang dahulu puluhan hektar tapi

sekarang sudah beralih ke ruko, perumahan, semakin banyaknya

penduduk pendatang. Yang memang saya rasakan Kecamatan

Parung Panjang ini dari tahun ketahun mengalami kemajuan yang

terus meningkat.14

Mulai dari hal kecil yang berubah secara perlahan-lahan seperti

infrastruktur sampai kepada perubahan yang besar seperti peningkatan

jumlah penduduk dan perubahan lahan yang terjadi di Kecamatan Parung

Panjang. Dalam hal ini, perubahan dari pertanian ke industri membuat

para petani yang beralih ke profesi lain merasa lebih baik atau tidak. Pola

interaksi social yang sebelumnya dibangun kini berubah seiring dengn

banyaknya perubahan lingkungan hidup yang bias dirasakan sehari-hari.

Nilai dan norma yang dalam masyarakat juga mulai berubah. Dulu,

hal yang dianggap tabu dana sing, kini mulai dianggap biasa. Masyarakat

Kecamatan Parung Panjang termasuk dalam masyarakat yang masih

sangat menjunjung tinggi nilai dan norma. Tapi sebagian hal yang dulu

ada mungkin tidak bisa diterima sama sekali kini mulai diperlakukan

lebih demokratis.

13 Aris, Petani, (30 Agustus 2017), Lampiran 4 Hasil Wawancara

14 Yayah, Masyarakat Kecamatan Parung Panjang, (21 Agustus 2017), Lampiran 4 Hasil

Wawancara

Page 86: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

71

Perubahan kesesuaian lahan di Kecamatan Parung Panjang dalam

kurun waktu 7 tahun, dimulai sejak tahun 2008 sampai dengan tahun

2015 terjadi secara bertahap diikuti oleh perubahan-perubahan ekonomi,

sosial, budaya, dan masyarakat.

Page 87: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menemukan

jawaban dari pertanyaan penelitian yang dituliskan sebelumnya dan penulis

menarik dua simpulan darihasil penelitian tersebut yaitu,

1. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, bahwa diketahui perubahan

penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Parung Panjang terjadi

cukup seimbang terhitung mulai tahun 2008 sampai tahun 2015 yaitu

peningkatan lahan yang terjadi sebesar 20% dan penurunan lahan terjadi

sebesar 21% dimana peningkatan paling signifikan terjadi pada lahan

terbangun sebesar 17% dan penurunan yang paling signifikan terjadi

pada lahan kosong sebesar 14%. Akan tetapi berdasarkan hasil

pengolahan data penurunan dan peningkatan lahan yang terjadi

sangatlah seimbang, sesuai pendapat Sitorus,1 bahwa lahan yang ada di

Kecamatan Parung Panjang masuk kedalam Kelas S2 cukup sesuai,

dimana lahan yang mempunyai pembatas-pembatas agak berat untuk

suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas

dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

2. Faktor-faktor pendorong perubahan penggunaan lahan di Kecamatan

Parung Panjang dalam kurun waktu 7 tahun terkhir, dimulai sejak tahun

2008 sampai dengan tahun 2015 terjadi diakibatkan aspek ekonomi dan

sosial yang sangat berpengaruh pada perubahan penggunaan lahan

tersebut. Dimana masyarakat di Kecamatan Parung Panjang yang

mayoritas bekerja sebagai petani rela menjual lahan miliknya seperti

sawah, ladang, kebun, lahan kosong kepada pemilik perusahan untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dan ada beberapa masyarakat

yang sebenarnya tetap mempertahankan lahan miliknya akan tetapi

tekad kuat masyarakat untuk mempertahankan lahan lenyap dengan

1 Log Cit, Santun R.P. Sitorus…, hlm 52-53

Page 88: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

73

tawaran dan iming-iming harga yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh

perusahaan dan pada akhirnya masyarakat rela menjual lahan tersebut.

B. Saran

Pemanfaatan sumber daya lahan sebaiknya dilakukan secara benar dan

terarah. perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Parung Panjang

membawa dampak positif dan negatif, masyarakan diharapkan bisa tetap

mengikuti perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai

kehidupan tradisional yang baik. Saran-saran yang dapat disampaikan

penulis adalah sebagai berikut.

1. Untuk pemerintah Kecamatan Parung Panjang

Saran yang dapat disampaikan untuk pemerintah Kecamatan Parung

Panjang adalah dengan melakukan regulasi untuk penggunaan lahan.

Peraturan seperti ini bertujuan untuk penggunaan lahan yang arif dan

bijaksana sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dan

perubahan yang terjadi di Kecamatan Parung Panjang

2. Untuk masyarakat

Menyikapi perubahan lahan yang terjadi secara cerdas dan bisa

menerima semua kebiasaan baru dengan melakukan hal yang positif

dan meninggalkan hal negatif serta dapat menyesuaikan diri terhadap

perubahan yang teradi dari semua aspeknya.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah agar bisa melakukan

penelitian yang lebih mendalam mengenai evaluasi kesesuaian lahan.

Dengan seperti itu, maka kajian tentang lahan akan semakin banyak

dilakukan dan diharapkan bisa memperbaiki pemanfaatan sumber

daya lahan yang ada.

Page 89: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

75

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adisasmita, Rahardjo. cet. Ke-2, 2013 Pembangunan Kawasan Dan

Tata Ruang, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Effendi Sofian dan Tukiran, 2012 Metode Penelitian Survei, Jakarta,

LP3ES.

Hardiansyah, Haris. 2012 Model Penelitian Kualitatif, Jakarta, Salemba

Humanika.

Idrus Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta, Erlangga.

Sitorus, Santun R.P., 1996 Evaluasi Sumberdaya Lahan, Bandung, cet. Ke-

3, Tarsito.

Sodikin, 2016, Sistem Informasi Geografis & Penginderaan Jauh, Ciputat:

Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Soenarmo, Sri Hartati., 2009 Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem

Informasi Geografis Untuk Bidang Ilmu Kebumian, Bandung,

Penerbit ITB.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,

Bandung, Alfabeta.

Sutriah Nurzaman, Siti. 2012, Perencanaan Wilayah Dalam Konteks

Indonesia, Bandung, Penerbit ITB.

Undang undang Penataan Ruang (UU RI No. 26 Tahun 2007) 2008,

Jakarta, Sinar Grafika.

Widiatmaka, Sarwono Hardjowigeno. cet. Ke-2. 2011 Evaluasi Kesesuaian

Lahan Dan Perencanaan Tata Guna Lahan, Yogyakarta, Gadjah

Mada University Press.

Page 90: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

76

JURNAL

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 16/PRT/M/2009, Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten.

Wahyunto Sofyan Ritung, dkk. 2007 Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan

“Dengan contoh peta arahan penggunaan lahan kabupaten Aceh

Barat” Bogor, Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.

Trigus Eko dan Sri Rahayu, Perubahan Penggunaan Lahan dan

Kesesuaiannya Terhadap RDTR di Wilayah Peri-Urban Studi Kasus:

Kecamatan Melati. (volume 8 (4): 330-340 Desember 2012, Biro

Penerbit Planologi Undip, Jurnal Pembanguan Wilayah dan Kota).

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah Kabupaten Bogor

Tahun 2005-2025.

Metodologi Penelitian Kuantitatif oleh Subagio Budi Prajitno Dosen

komunikasi UIN SGD Bandung.

SKRIPSI

Salamah, Ummu. 2013 Pemanfaatan Pengindraan Jaun Dan Sistem

Informasi Geografi Dalam Pemetaan keselarasan Pemanfaatan

Ruang Terhadap Perencanaan tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor

(Kasus Kawasan Cibinong Raya), Tugas Akhir Memperoleh Gelar

Ahli Madya Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.

Sulistiawati, Selly. 2015 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Desa

Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun

1993-2013, Skripsi pada strata 1 program Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Wasillah Ine, 2010 Evaluasi Kawasan Lindung Berdasarkan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Aplikasi

Sistem Informasi Geografi), Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Page 91: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

77

Fitriani, 2013 Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap

Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Tahun

2009-2018. Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

INTERNET

http://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/24/kecamatan#.WB0ncy19U di

akses pada tanggal 05 November 2016 pukul 08.00 WIB

https://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/5/letak-

geografis#.WBk0ci197IU di akses pada tanggal 02 November 2016

pukul 07.30 WIB.

http://informatika.web.id/operasi-cropping.htm Arief, Operasi Cropping,

diakses pada Rabu 18 juli 2017, pukul 00.15 WIB

https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/penggunaan-lahan/

diakses pada selasa, 24 januari 2017 pukul 20.00 WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29237/4/Chapter%20II.pdf

diakses pada selasa, 24 januari 2017 pukul 20.20 WIB.

Page 92: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LAMPIRAN 1 PEDOMAN SURVEI LAPANGAN

PEDOMAN SURVEI LAPANGAN

Memulai kegiatan survei lapangan ini peneliti mengucapkan basmallah.

Identifikasi penelitian yang dilakukan yaitu: Evaluasi Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Terhadap Kesesuaian Lahan di Kecamatan Parung Panjang

Tahun 2005-2016.

Dalam survei ini, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang

peka dan terintergrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dapat

dilakukan secara menyeluruh dibeberapa tempat yang sudah menjadi tempat

pembangunan perumahan baru diantaranya: Perumahan Puri Harmoni 8, Serpong

Green Paradise, Sentraland, dan Serpong Kencana. Hal yang akan diamati

diantaranya adalah:

1. Kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung di Kecamatan Parung

Panjang

2. Konversi lahan yang terjadi di Kecamatan Parung Panjang

3. Kegiatan masyarakat di Kecamatan Parung Panjang

Hasil survei lapangan akan dituliskan dengan format sebagai berikut:

Survei ke :

Lokasi :

Waktu :

No Perilaku yang tampak

1.

Dst.

Page 93: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LAMPIRAN 2 PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi/siang/sore/malam Saya Ali Machsun, mahasiswa Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian skripsi tentang “Evaluasi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Terhadap Kesesuaian lahan di Kecamatan

Parung Panjang Tahun 2005-2016”

Bapak/Ibu akan saya wawancara sesuai dengan kualifikasi tujuan

penelitian dan dan kemampuan yang Bapak/Ibu miliki untuk menjawab.

Untuk keperluan tersebut, dengan segala hormat saya memohon kesediaan

Bapak/Ibu sebagai Pemerintah Kecamatan Parung Panjang, petani, pemilik lahan,

penduduk pendatang atau yang melakukan migrasi, dan orang-orang yang terlibat

di wilayah Kecamatan parung panjang Kabupaten Bogor untuk saya wawancarai.

Data Responden

Wawancara Ke :

Narasumber :

Umur :

Pekerjaan :

Waktu :

Lokasi :

Pertanyaan Untuk Pemerintah Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema

1 Bagaimana keadaan tata ruang di Kecamatan

Parung Panjang?

Sosial

2 Bagaimana Rencana Tata Ruang Wilayah di

Kecamatan Parung Panjang?

Sosial

3 Perumahan apa saja yang ada di Kecamatan Ekonomi

Page 94: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Parung Panjang?

4

Kebijakan apa saja yang diberlakukan di

Kecamatan Parung Panjang dalam hal alih

fungsi lahan?

Politik

5 Adakah batasan wilayah untuk kegiatan

pembangunan yang dilakukan pengembang?

Politik

6

Kerjasama apa saja yang sudah dilakukan

Kecamatan Parung Panjang dengan pemilik

perusahaan?

Politik, Sosial, Ekonomi

7 Bagaimana dengan lahan-lahan yang tergusur

oleh perusahaan pengembang?

Sosial

Pertanyaan Untuk Petani

No Pertanyaan Tema

1 Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi petani? Sosial dan Ekonomi

2 Berapa pendapatan yang diperoleh dari Pekerjaan

Bapak/Ibu?

Ekonomi

3 Apakah penghasilan yang diperoleh dapat

memenuhi kebutuhan keluarga?

Ekonomi

4 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan di wilayah ini?

Ekonomi dan Budaya

5

Kebiasaan apa yang berubah dalam kehidupan

sehari-hari setelah terjadinya perubahan

penggunaan lahan di wilayah ini?

Budaya

Page 95: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Pertanyaan Untuk Masyarakat

No Pertanyaan Tema

1 Darimana Bapak/Ibu berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya

2 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari persawahan ke perumahan yang

terjadi di Kecamatan Parung Panjang?

Ekonomi

Budaya

3 Perubahan seperti apa yang dirasakan setelah

banyak pembangunan perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi, Sosial dan

Budaya

4 Apa dampak positif dan negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi, Sosial dan

Budaya

5 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung Panjang saat ini?

Budaya

Page 96: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LAMPIRAN 3 HASIL SURVEI LAPANGAN

HASIL SURVEI LAPANGAN

Survei ke : 1 (Satu) Perumahan Puri Harmoni 8

Lokasi : Kampung Pabuaran, Desa Cibunar, Kecamatan Parung Panjang

Hari, Tanggal : Sabtu, 17 Juni 2017

Waktu : 10.22 WIB s.d Selesai

No Perilaku yang tampak

1 Puri Harmoni 8 merupakan suatu perumahan yang didirikan diatas lahan

persawahan warga, yang mana lahan tersebut dijual kepada para

pengembang untuk dijadikan suatu perumahan yang proses

pembangunannya dimulai pada awal tahun 2017 dan sekarang sudah berdiri

puluhan unit yang proses pembangunannya masih sangat lama

2 Pembangunan perumahan ini dibangun diatas lahan persawahan dengan total

luas lahan kurang lebih 10 hektar. Yang mana sebelum masuk perumahan ini

masyarakat sekitar selalu melakukan kegiatan pertanian untuk keperluan

sehari-hari.

3 Kegiatan masyarakat yang ada di wilayah ini setelah peneliti amati banyak

sekali masyarakat dari luar wilayah yang melihat perumahan tersebut pada

hari libur dan banyak juga masyarakat sekitar yang meluangkan waktunya

untuk berjalan-jalan sore atau bersantai sambil melihat proses pembangunan

perumahan tersebut.

Page 97: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Survei ke : 2 (Dua) Perumahan Serpong Green Paradise

Lokasi : Kampung Proweh, Desa Cibunar Kecamatan Parung Panjang

Hari, Tanggal : Minggu, 18 Juni 2017

Waktu : 09.52 WIB s.d Selesai

No Perilaku yang tampak

1. Perumahan ini dibangun diatas lahan persawahan, berbeda dengan

perumahan Puri Harmoni 8 perumahan ini masih dalam tahap pembuatan

contoh rumah yang akan dipajangkan apabila ada penduduk yang ingin

melihat perumahan tersebut

2 Luas lahan pada perumahan ini tidak seluas perumahan sebelumnya yakni

kurang dari 10 hektar. Akan tetapi peralihan persawahan ke perumahan ini

yang akan merubah kebiasaan pada penduduk sekitar.

3 Kegiatan penduduk disini belum terlalu signifikan. Sebab perumahan ini

baru saja akan memulai proses pembangunan. Akan tetapi setiap memasuki

hari libur banyak berdatangan penduduk dari luar daerah untuk melihat atau

membeli perumahan tersebut.

Survei ke : 3 (Tiga) Perumahan Sentraland

Lokasi : Kampung Cicalung, Desa Parung Panjang,

Kecamatan Parung Panjang

Hari, Tanggal : Rabu, 21 Juni 2017

Waktu : 11.42 WIB s.d Selesai

No Perilaku yang tampak

1. Perumahan ini sudah hampir seluruhnya rampung dalam proses

pembangunan, sekitar 90% pembangunan rumah sudah selesai di bangun

bahkan sudah banyak rumah-rumah yang di huni oleh penduduk pendatang

2 Lahan yang beralih ke perumahan ini merupakan bekas lahan kosong yang

di jual kepada para pengembang, bahkan di perumahan ini akan ada wahana

air sebagai tempat rekreasi untuk anak.

3 Kegiatan penduduk pada perumahan atau sekitarnya sudah berjalan biasa

saja, karena pada perumahan tersebut dibatasi oleh gerbang dan terdapat pos

Page 98: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

keamanan, jadi setiap penduduk yang ingin masuk harus mendapatkan izin

dari petugas perumahan.

Survei ke : 4 (Empat) Perumahan Serpong Kencana

Lokasi : Kampung , Desa Kabasiran Kecamatan Parung Panjang

Hari, Tanggal : Jumat, 7 Juli 2017

Waktu : 15.30 WIB s.d Selesai

No Perilaku yang tampak

1. Serpong Kencana merupakan perumahan elit yang ada di kecamatan Parung

Panjang, dimana perumahan ini dibangun dengan mewah dan mempunyai

harga hingga ratusan juta. Perumahan ini sudah selesai pada tahap

pembangunan bahkan sudah ramai di huni oleh penduduk pendatang.

2 Sama halnya seperti Sentraland, perumahan ini juga di bangun diatas lahan

kosong milik warga.

3 Penjagaan diperumahan ini cukup ketat, dimana peneliti harus menyerahkan

kartu identitas ketika ingin memasuki perumahan tersebut untuk melakukan

penelitian, karena penjagaan yang lumayan ketat tidak ada warga sekitar

yang diizinkan masuk oleh petugas keamanan selain yang punya rumah dan

pekerja yang berada di perumahan tersebut.

Page 99: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LAMPRAN 4 HASIL WAWANCARA

HASIL WAWANCARA

PEMERINTAH KECAMATAN

Data Responden

Wawancara Ke : 1 (Satu)

Narasumber : Edi Mulyadi

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Kepala Camat Kecamatan Parung Panjang

Hari, Tanggal : Rabu, 21 Juni 2017

Waktu : 14.00-Selesai

Lokasi : Kantor Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Bagaimana keadaan tata

ruang di Kecamatan

Parung Panjang?

Sosial

Keadaan tata ruang sekarang ini sudah

berkembang semakin modern,

contohnya saja di Kecamatan Parung

Panjang sudah banyak berdiri

perumahan yang pastinya melihat dari

kebutuhan dan kesesuaian lahan yang

ada di wilayah ini, semua perumahan

yang di bangun dibekas lahan

persawahan tentunya sudah sesuai

dengan yang tertera pada tata ruang

Kabupaten Bogor, karena memang

Kecamatan parung Panjang hanya

mengikuti peraturan yang sudah dibuat

pemerintah pusat.

2

Bagaimana Rencana

Tata Ruang Wilayah di

Kecamatan Parung

Panjang?

Sosial

Kemungkinan-kemungkinan untuk

perubahan RTRW ada beberapa

peruntukan perubahan yang dulunya

pedesaan sekarang telah menjadi

perumahan perkotaan kategori 2, dulu

ada PP 2 sekarang berubah menjadi JI,

karena sekarang peta tata ruang sudah

berubah dan Kecamatan hanya

Page 100: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

mengikuti Kabupaten Bogor.

3

Perumahan apa saja

yang ada di Kecamatan

Parung Panjang?

Ekonomi

Griya parung panjang, Perumnas 1,

perumnas 2, perumnas 3, perumahan di

wilayah Gintung, Jagabaya, Cibunar,

Kabasiran, Parung Panjang. Perumahan

sudah tersebar di beberapa wilayah dan

semakin banyak.

4

Kebijakan apa saja yang

diberlakukan di

Kecamatan Parung

Panjang dalam hal alih

fungsi lahan?

Politik

Karena dalam hal ini kami tidak pernah

merekomendasikan dan dalam perizinan

tetap mengarah kepada pemerintah

Kabupaten, disana terdiri dari beberapa

tim seperti peninjauan lokasi, ada

pembahasana badan Pelayanan terpadu,

dan beberapa dinas teknis seperti

pertanian, kehutanan, bapeda, mereka

berkumpul dan membahas alokasi

lahan.

5

Adakah batasan wilayah

untuk kegiatan

pembangunan yang

dilakukan pengembang?

Politik

Pasti ada dan sesuai dengan

permohonan izin pertamanya,

pengembang akan mengajukan izin

pembebasan lahan, dan itu akan

diberikan jangka waktu oleh pemerintah

daerah. Setelah ada pembebasan laha

maka izin berikutnya yaitu amdal

lingkungan hidup dsb dan itu tergantung

pengembang mengajukan permohonan

izinnya.

6

Kerjasama apa saja yang

sudah dilakukan

Kecamatan Parung

Panjang dengan pemilik

perusahaan?

Politik

Sosial

Ekonomi

Belum ada kerjasama yang ditawarkan

pihak pengembang kepada kecamatan

parung panjang.

7

Bagaimana dengan

lahan-lahan yang

tergusur oleh

perusahaan

pengembang?

Sosial

Untuk alih fungsi ini tidak bisa

dipungkiri kaerna memang sudah terjadi

seperti ini. Juga perlu diketahui bahwa

Kecamatan parung panjang ini sebagian

besar wilayahnya sudah dikuasai oleh

pengembang. Bahkan ada 1

pengembang yang mempunyai sekitar

650 hektar lahan di 3 desa (Dago,

Page 101: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Cikuda, Pingku) dan itu milik PT Badra

tetapi sampai saat ini belum ditindak

lanjuti untuk pembangunan jadi masih

berupa lahan kosong.

Data Responden

Wawancara Ke : 2 (Dua)

Narasumber : Icang Aliudin

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Sekretaris Camat Kecamatan Parung Panjang

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Juni 2017

Waktu : 15.10-Selesai

Lokasi : Kantor Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Bagaimana keadaan tata

ruang di Kecamatan

Paung Panjang?

Sosial

Kecamatan parung itu berfariasi ada

PP1, PP2, PD, Lahan basah, dan ada

juga zona industri dan sebagian di

wilayah caringin ada lahan untuk

kehutanan.

2

Bagaimana Rencana Tata

Ruang Wilayah di

Kecamatan Parung

Panjang?

Sosial

Disini banyak perusahan pengembang

di PP2 sudah banyak berdiri

perumahan yang sudah izin kepada

Kabpuaten. Adapun Kecamatan hanya

mengikuti dari hasil kajian yang

direncanakan oleh pemerintah daerah,

yang terdiri dari KDB sebesar 60

berbanding 40 yakni (60 untuk

perumahan dan 40 untuk lahan hijau).

3

Perumahan apa saja yang

ada di Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Terdiri dari perumahan lama yakni

perum 1, perum 2, griya Parung

panjang. Sedangkan perumahan yang

baru dibangun yakni Serpong kencana,

sentraland, PT Vista, di daerah Cibunar

ada beberapa perumahan seperti metro

dan masih banyak yang lainnya.

Kebijakan apa saja yang Kecamatan tidak memiliki kebijakan

Page 102: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

4

diberlakukan di

Kecamatan Parung

Panjang dalam hal alih

fungsi lahan?

Politik

yang menjadi keharusan tetapi tetap

mengikuti perencanaan bapeda artinya

kebijakan itu muncul dari hasil kajian

yang diikutsertakan ialah kepala desa

dan dari pihak Kecamatan. Intinya

Kecamatan hanya mengikuti apa yang

sesuai dengan rencana tata ruang yang

sudah direncanakan Kabupaten Bogor.

5

Adakah batasan wilayah

untuk kegiatan

pembangunan yang

dilakukan pengembang?

Politik

Ada, beberapa infestor yang

mendirikan perumahan antara lain di

wilayah Kabasiran, Parung Panjang,

Cibunar, Jagabita, Lumpang.

sedangkan di beberapa wilayah tidak

diperuntukan untuk mendirikan

perumahan dikarenakan lahan tersebut

adalah lahan basah yang cocok untuk

wilayah pertanian seperti wilayah

Cikuda. Ada juga untuk perumahan

pedesaan seperti di wilayah Gorowong,

Cikuda, Pingku. Wilayah yang sudah

ditetapkan untuk suatu lahan memang

tidak boleh digunakan untuk

perumahan ataupun industri karena

mempunyai batasan-batasan yang telah

diatur oleh pemerintah.

6

Kerjasama apa saja yang

sudah dilakukan

Kecamatan Parung

Panjang dengan pemilik

perusahaan?

Politik

Sosial

Ekonomi

Intinya Kecamatan Parung Panjang

hanya memfasilitasi asal sesuai dengan

tata ruang yang telah direncanakan.

Jika tata ruang diperuntukan untuk

perumahan maka Kecamatan akan

memfasilitasi agar wilayah tersebut

dapat dikembangkan menjadi sebuah

usaha nantinya Kecamatan

bekerjasama dengan perusahan dalam

hal pengembangan wilayah.

7

Bagaimana dengan lahan-

lahan yang tergusur oleh

perusahaan pengembang?

Sosial

Tidak mempunyai kewenangan untuk

mengarahkan akan tetapi biasanya

perusahan tersebut datang kepada

masyarakat menyampaikan bahwa

wilayah ini menjadi lokasi perumahan

Page 103: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

atau apapun dan itu kembali kepada

masyarakat. Jika masyarakat setuju

maka akan ada transaksi jual beli atau

pelepasan hak. Kecamatan hanya

fasilitas secara administratif.

Data Responden

Wawancara Ke : 3 (Tiga)

Narasumber : Narkiah

Umur : 57 Tahun

Pekerjaan : Koordinator Staf Ekonomi dan Pembangunan

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Juni 2017

Waktu : 10.40-Selesai

Lokasi : Kantor Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Bagaimana keadaan tata

ruang di Kecamatan

Paung Panjang?

Sosial

Keadaan tata ruang di wilayah ini

seperti yang kita telah ketahui bahwa

semua sudah ada ploting masing-

masing dari pemerintah pusat atau

kabupaten, dari setiap wilayah di

Kecamatan Parung Panjang sudah

direncanakan dan dimusyawarahkan

bersama.

2

Bagaimana Rencana Tata

Ruang Wilayah di

Kecamatan Parung

Panjang?

Sosial

Kalau Kecamatan parung panjang

tidak bisa memutuskan apa-apa karena

Kebijakan tetap berada di kabupaten,

jika ada pengembang yang

mengusulkan izin kecamatan hanya

memberikan kepada Pemerintah pusat

dan akan dimusyawarahkan bersama

yang akan di izinkan atau tidaknya.

3

Perumahan apa saja yang

ada di Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Perumnas, Griya Parung Panjang,

Sekartanjung, Sentraland, The River,

Serpong Kencana, Aster, dan beberapa

perumahan yang berada di wilayah

Cibunar. Karena memang wilayah ini

merupakan sebagai wilayah penyangga

Page 104: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

ibu kota.

4

Kebijakan apa saja yang

diberlakukan di

Kecamatan Parung

Panjang dalam hal alih

fungsi lahan?

Politik

Kebijakan tetap mengarah kepada

pemerintah Kabupaten Bogor, jadi

nanti ada musyawarah gabungan yang

akan menentukan perizinan terkait

akan dikabulkan atau tidak, rapat

tersebut dari tingkat Kabupaten seperti,

perizinan, tata ruang, lingkungan

hidup, dinas terkait yang berhubungan

dengan masalah ini akan diundang, dan

nanti akan diputuskan jika sudah ada

kesepakatan bersama.

5

Adakah batasan wilayah

untuk kegiatan

pembangunan yang

dilakukan pengembang?

Politik

Sudah ada plotnya udah ada tata

ruangnya, ada untuk pertanian, untuk

perumahan, sudah dikelola di bagian

pemerintahan.

6

Kerjasama apa saja yang

sudah dilakukan

Kecamatan Parung

Panjang dengan pemilik

perusahaan?

Politik

Sosial

Ekonomi

Tidak ada kerjasama yang diajukan

pengembang kepada Kecamatan

parung Panjang. Kecamatan hanya

memberikan rekomendeasi terhadap

pengembang.

7

Bagaimana dengan lahan-

lahan yang tergusur oleh

perusahaan pengembang?

Sosial

Karena udah ada ploting untuk

perumahan misalkan kalau itu salah

tapi diperuntukan untuk perumahan

atau PP itu boleh boleh di ajukan dan

Kecamatan hanya mengajukan

pengantar kepada pemerintah

Kabupeten, jika kita tidak memberikan

pengantar maka kita juga sudah

menyalahi aturan karena pengembang

biasanya melihat tata ruang di wilayah

yang dituju.

Page 105: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Data Responden

Wawancara Ke : 4 (Empat)

Narasumber : Mahfudz Sarifudin

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Staf Pembangunan

Hari, Tanggal : Rabu, 21 Juni 2017

Waktu : 10.57-Selesai

Lokasi : Kantor Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Bagaimana keadaan tata

ruang di Kecamatan

Paung Panjang?

Sosial

Merupakan satu kesatuan dengan tata

ruang kabupaten Bogor, payung

hukumnya menjadi perda yang

ditetapan oleh kabupeten Bogor.

kecamatan Parung Panjang hanya

memberian masukan, usulan, ingin di

kembangan seperti apa di wilayah ini.

2

Bagaimana Rencana Tata

Ruang Wilayah di

Kecamatan Parung

Panjang?

Sosial

Termasuk daerah penyangga ibu kota

dan berbatasan langsung dengan

kabupaten Tangerang, sehingga disini

termasuk gerbang ekonomi untuk

wilayah Bogor Barat, jadi rencana

kedepan untuk wilayah ini adalah lebih

mengutamakan kepada infrastruktur

yang menunjang pengembangan

wilayah dan pengembangan ekonomi

wilayah dengan tidak meninggalan

aspek-aspek pertanian, tanaman

tahunan untuk penyeimbang lingungan

3

Perumahan apa saja yang

ada di Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Perumahan yang sudah masuk

lumayan cukup banyak ini semua ada

di zona PD 1 yaitu perumahan

perkotaan karena memang ada desa

yang bisa dibangun perumahan ada

juga desa yang tidak memunginan

dibangun perumahan karena sudah

dibuatkan pemetaan mana desa yang

bisa dibangun perumahan perotaan dan

Page 106: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

mana desa yang bisa di bangun

perumahan pedesaan. Perumahan yang

sudah masu seperti Sentraland,

Serpong Kencana, The River, Metro,

di daerah Cibunar sudah lebih dari 5

pengembang dan masih banyak yang

lainnya.

4

Kebijakan apa saja yang

diberlakukan di

Kecamatan Parung

Panjang dalam hal alih

fungsi lahan?

Politik

Yang paling utama adalah menaati

perda yang sudah ditetapkan. mana

fungsi lahan untuk pertanian, mana

lahan untuk irigasi, tanpa tercantum

dalam perda maka kita tidak bisa

memberikan izin. Kita akan tetap

mengikuti aturan yang ada di

Kabupaten Bogor.

5

Adakah batasan wilayah

untuk kegiatan

pembangunan yang

dilakukan pengembang?

Politik

Itu biasanya pengembang akan

mengurus izin dan dari itu maka akan

timbul persyaratan-persyaratan, contoh

KDB harus berapa. Misalkan

pengembang mempunyai lahan 10

hektar Jadi dari total lahan yang sudah

dimiliki pengembang berapa persen

yang boleh dibangun perumahan. Jadi

tidak bisa dibangun semuanya harus

ada lahan terbuka. Jadi ini semua

sudah diatur dalam perda.

6

Kerjasama apa saja yang

sudah dilakukan

Kecamatan Parung

Panjang dengan pemilik

perusahaan?

Politik

Sosial

Ekonomi

Sejauh ini belum ada kerjasama antara

perusahan pengembang dengan

Kecamatan Parung panjang.

7

Bagaimana dengan lahan-

lahan yang tergusur oleh

perusahaan pengembang?

Sosial

Ada rugi dan untungnya, ketika

pengembang memasuki wilayah ini

maka sudah otomatis lahan pertanian

akan tergerus dan semakin menyempit

maka dampak kedepannya di wilayah

ini akan semakin banyak masalah

sosial, termasuk masalah lumbung padi

semakin menipis. Jika memang

pemerintah pusat tidak memberikan

Page 107: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

kebijakan untuk segera

mengalihfungsikan lahan yang lain

untuk lahan pertanian, jadi memang

harus ada penggantinya dan harus

berimbang. Ketika ada izin yang

diturunkan di wilayah ini harus ada

lahan pengganti untuk lahan pertanian

jika yang digunakan adalah lahan

pertanian.

PETANI

Data Responden

Wawancara Ke : 1 (Satu)

Narasumber : Ikah

Umur : 54 Tahun

Pekerjaan : Petani/Ibu Rumah Tangga

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Agustus 2017

Waktu : 09.26 s.d Selesai

Lokasi : Kp. Cibunar Cakung Desa Cibunar Kecamatan Parung

Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Sudah berapa lama

Bapak/Ibu menjadi

petani?

Sosial

Ekonomi

Saya bertani sudah lumayan cukup

lama sekitar 10 tahun.

2

Berapa pendapatan yang

diperoleh dari Pekerjaan

Bapak/Ibu?

Ekonomi

Kalau untuk pendapatan sebenarnya

tidak menentu tergantung dari hasil

panen, jika musim hujan panennya

akan banyak dan sebaliknya kalau

musim kemarau hasil panennya akan

sedikit dikarenakan kurangnya air.

Tapi untuk kebutuhan dapur dan

makan sehari-hari cukup.

3

Apakah penghasilan yang

diperoleh dapat

memenuhi kebutuhan

Ekonomi

Selama panen bagus itu akan

memenuhi kebutuhan selama kurang

lebih 3 bulan, jadi mayoritas petani

Page 108: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

keluarga? disini tidak menjual berasnya kepada

pedagang atau pasar melainkan

disimpan untuk kebutuhan yang akan

datang, tetapi jika persediaan sudah

mulai habis saya biasanya membeli

beras.

4

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan di wilayah

ini?

Ekomoni

Budaya

Ya saya sudah tidak bisa apa-apa lagi

soalnya semua lahan sudah jatuh ke

tangan pengembang, ibarat kata mau

dijadikan penyesalan pun percuma,

sebenarnya kami menjual sawah-sawah

ini karena kebutuhan ekonomi.

5

Kebiasaan apa yang

berubah dalam kehidupan

sehari-hari setelah

terjadinya perubahan

penggunaan lahan di

wilayah ini?

Budaya

Untuk saat ini masih berjalan dengan

normal, saya pun masih bertani seperti

biasanya karena sawah yang sudah di

miliki pengembang belum melakukan

pembangunan, akan tetapi para

pengembang akan segera melakukan

pembangunan dalam waktu dekat, dan

jika itu sedah dilakukan kami tidak

bisa bertani lagi.

Data Responden

Wawancara Ke : 2 (Dua)

Narasumber : Aris

Umur : 63 Tahun

Pekerjaan : Petani

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Agustus 2017

Waktu : 10.08 s.d Selesai

Lokasi : Kp. Cibunar Cakung Desa Cibunar Kecamatan Parung

Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Sudah berapa lama

Bapak/Ibu menjadi

petani?

Sosial

Ekonomi

Sebenarnya saya bertani itu sejak dari

dahulu dikarenakan saya membantu

orang tua, jadi kurang lebih sudah

sekitar 30 tahun.

Page 109: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

2

Berapa pendapatan yang

diperoleh dari Pekerjaan

Bapak/Ibu?

Ekonomi

Biasanya tergantung dari hasil panen

yang saya dapatkan, tetapi biasanya

satu kali panen saya mendapat sekitar

250 kilogram beras.

3

Apakah penghasilan yang

diperoleh dapat

memenuhi kebutuhan

keluarga?

Ekonomi

Dari hasil panen itu biasanya saya

tidak dijual, karena masyarakat disini

mayoritas petani, dan biasanya hanya

untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya saja. Kalau saya dari hasil

panen itu bisa mencukupi sekitar 3-4

bulan sampai pada waktu menggarap

sawah lagi, dan siklusnya akan

berulang seperti itu. Jadi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga sudah

cukup.

4

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan di wilayah

ini?

Ekomoni

Budaya

Pendapat saya sebenarnya dari sisi

seorang petani sangat tidak setuju,

dikarenakan lahan yang menjadi

sumber penghasilan kami sudah tidak

ada lagi, dan saya pun tidak bisa

menyalahkan siapapun karena ini

memang sudah tuntutan kebutuhan

yang mengharuskan kami menjual

lahan persawahan yang kami punya.

Apa boleh buat hampir semua lahan

yang ada di wilayah ini sudah beralih

ke tangan pengembang yang sebentar

lagi akan di bangun perumahan.

5

Kebiasaan apa yang

berubah dalam kehidupan

sehari-hari setelah

terjadinya perubahan

penggunaan lahan di

wilayah ini?

Budaya

Selama pembangunan itu belum

dibangun dan sawah belum diratakan

saya masih diperbolehkan untuk

bertani, akan tetapi mendengar kabar

bahwa dalam waktu dekat sekitar tahun

2018-2019 pembangunan sudah mulai

dilakukan dan itu artinya para petani

yang ada di daerah ini tidak bisa di

bertani lagi.

Page 110: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Data Responden

Wawancara Ke : 3 (Tiga)

Narasumber : Acih

Umur : 40 Tahun

Pekerjaan : Petani

Hari, Tanggal : Jumat, 01 September 2017

Waktu : 08.15 s.d Selesai

Lokasi : Kp Cibunar Cakung Desa Cibunar Kecamatan Parung

Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Sudah berapa lama

Bapak/Ibu menjadi

petani?

Sosial

Ekonomi

Saya tidak menghitung berapa lama

saya menggarap sawah, tetapi kalau di

perkirakan udah sekitar 15 tahun.

2

Berapa pendapatan yang

diperoleh dari Pekerjaan

Bapak/Ibu?

Ekonomi

Jika memang hasil panen itu bagus dan

melimpah biasanya dapat sekitar 7

karung padi, sedangkan jika sudah

menjadi beras dan dalam keadaan

bersih biasanya saya mendapatkan

sekitar 6 karung beras. Saya tidak

menjual hasil panen ini karena

memang warga disinipun mempunyai

stok persediaan beras masing-masing,

jadi hanya untuk konsumsi pribadi.

3

Apakah penghasilan yang

diperoleh dapat

memenuhi kebutuhan

keluarga?

Ekonomi

Jika dilihat dari hasil panen ketika

bagus, biasanya cukup sampai 4 bulan

persediaan. Jika dikatakan cukup atau

tidak yaa alhamdulillah mencukupi.

4

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan di wilayah

ini?

Ekomoni

Budaya

Sebenarnya saya tidak setuju, karena

memang pendapatan saya hanya pada

bertani, apalagi saya yang sudah tidak

memiliki suami dan anak saya juga

masih kecil jadi tidak bisa diandalkan.

Dari mana lagi saya harus

mendapatkan penghasilan jika sawah-

sawah itu sudah tidak ada, tapi saya

hanya rakyat kecil yang tidak bisa apa-

Page 111: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

apa jadi saya mengikuti apa yang

sudah terjadi saja. Karena rezeki sudah

ada yang mengatur.

5

Kebiasaan apa yang

berubah dalam kehidupan

sehari-hari setelah

terjadinya perubahan

penggunaan lahan di

wilayah ini?

Budaya

Kalau kebiasaan masih sama saja

seperti dahulu jadi masyarakat disini

masih menjalankan pertanian

walaupun sudah sebagian areal

persawahan di penuhi dengan

bangunan perumahan. Tapi sepertinya

waktu kami bertani sudah tidak lama

lahi sebab jika perumahan Harmoni

telah selesai makan pembangunan

perumahan yang lain akan segera di

garap dan kami sudah tidak bisa lagi

bercocok tanam.

Data Responden

Wawancara Ke : 4 (Empat)

Narasumber : Iyok

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Petani/Ibu Rumah Tangga

Hari, Tanggal : Jumat, 01 September 2017

Waktu : 19.11 s.d Selesai

Lokasi : Kp Cibunar Cakung Desa Cibunar Kecamatan Parung

Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Sudah berapa lama

Bapak/Ibu menjadi

petani?

Sosial

Ekonomi

Saya sebenarnya tidak memiliki lahan

persawahan tapi saya mengolah sawah

milik orang lain dan nanti hasilnya

dibagi dua dengan saya. Saya sudah

cukup lama menjadi petani bahkan dari

saya perawan pun saya sudah

mengolah persawahan milik orang lain,

jadi kalau dihitung-hitung sudah

sekitar 30 tahun yang lalu.

Berapa pendapatan yang Tergantung dari hasil panennya, kalau

Page 112: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

2 diperoleh dari Pekerjaan

Bapak/Ibu?

Ekonomi misal semuanya mendukung pasti

panennya akan bagus seperti airnya

cukup, pupuknya cukup, hamanya

sedikit, itu pasti membuat hasil panen

jadi melimpah. Saya tidak tahu jika

harus diuangkan jadinya berapa karena

saya tidak pernah menjual beras

tersebut tetapi jika sudah musim panen

saya biasa mendapatkan sekitar 6

karung padi.

3

Apakah penghasilan yang

diperoleh dapat

memenuhi kebutuhan

keluarga?

Ekonomi

Jika dibilang cukup atau tidak, saya

bilang cukup karena itu hanya untuk

keluarga saja. Karena biasanya hasil

panen itu akan terpakai sekitar 4 bulan.

4

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan di wilayah

ini?

Ekomoni

Budaya

Sebenarnya saya tidak bisa apa-apa

karena saya hanya mengikuti alur yang

sudah terjadi saja, akan tetapi jika saya

setuju berarti penduduk disini semakin

ramai dan wilayah sini akan semakin

maju, dan jika saya tidak setuju saya

juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena

lahan itu sudah milik orang lain.

5

Kebiasaan apa yang

berubah dalam kehidupan

sehari-hari setelah

terjadinya perubahan

penggunaan lahan di

wilayah ini?

Budaya

Saya mendengar dari omongan orang-

orang persawahan yang ada sekarang

akan segera di bangun perumahan

dalam waktu dekat, dan kami

kemungkinan hanya bisa bertani

sekitar 1 kali lagi dan setelah itu kami

tidak bisa bertani.

Page 113: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Data Responden

Wawancara Ke : 5 (Lima)

Narasumber : Usman

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Petani

Hari, Tanggal : Jumat, 01 September 2017

Waktu : 19.54 s.d Selesai

Lokasi : Kp Cibunar Cakung Desa Cibunar Kecamatan Parung

Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Sudah berapa lama

Bapak/Ibu menjadi

petani?

Sosial

Ekonomi

Saya sudah menjadi petani sekitar 10

tahun, dan saya menggarap sawah-

sawah milik orang lain bersama

dengan masyarakat disini.

2

Berapa pendapatan yang

diperoleh dari Pekerjaan

Bapak/Ibu?

Ekonomi

Pendapatan untuk sekali panen per 800

meter biasanya saya mendapatakan 4

karung, saya tidak pernah menjual

hasil panen karena itu untuk kebutuhan

dirumah.

3

Apakah penghasilan yang

diperoleh dapat

memenuhi kebutuhan

keluarga?

Ekonomi

Biasanya ini tergantung dari

pemakaian dirumah banyak atau tidak,

tapi alhamdulillah mencukupi untuk

kebutuhan sehari-hari selama 2 bulan.

4

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan di wilayah

ini?

Ekomoni

Budaya

Saya bingung harus menjawab apa,

karena memang dari sudut pandang

saya serba salah. Dalam hal ini, petani

akan merasa kesusahan dikarenakan

lahan tempat mereka mencari

penghasilan sudah tidak ada, tetapi jika

dilihat dari perkembangan wilayah ini

akan semakin maju.

5

Kebiasaan apa yang

berubah dalam kehidupan

sehari-hari setelah

terjadinya perubahan

penggunaan lahan di

Budaya

Kebiasaan masih seperti pada

umumnya karena masih banyak sawah

yang belum digarap menjadi

perumahan dan kami masih

diperbolehkan untuk bertani, akan

Page 114: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

wilayah ini? tetapi jika perumahan itu siap dibangun

dan sudah mulai meratakan

persawahan kami dipaksa berhenti

untuk bertani dan kebiasaan akan

berubah seiring dengan berjalannya

waktu.

MASYARAKAT

Data Responden

Wawancara Ke : 1 (Satu)

Narasumber : Hartono

Umur : 59 Tahun

Pekerjaan : Bengkel

Hari, Tanggal : Sabtu, 8 Juli 2017

Waktu : 07.18 WIB s.d Selesai

Lokasi : Perumnas II Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya

Saya berasal dari Solo. Saya tinggal di

perumahan ini sejak 2010, jadi kurang

lebih sudah sekitar 7 tahun

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Untuk di kecamatan parung panjang ini

akan lebih berkembang dan maju, akan

tetapi pendapatan penduduk asli

daerahnya yaitu petani akan berkurang

dikarenakan lahan yang sudah habis

oleh perumahan tersebut

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi

Sosial

Budaya

Setelah terjadinya perubahan yang

terjadi diakibatkan oleh masuknya

berbagai perumahan di Kecamatan ini

maka akan semakin bagus jalan raya

Parung Panjang dibandingkan dengan

sebelum masuknya berbagai

perumahan tersebut.

Apa dampak positif dan Ekonomi Yang tadi sudah saya sebutkan kalau

Page 115: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

4 negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Soaial

Budaya

dampak positifnya jalan raya jadi

bagus, tetapi untuk pembangunannya

belum maju, angka pengangguran

semakin bertambah akibatnya

kriminalitas semakin tinggi

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Kalau untuk perubahan belum terlalu

kelihatan karena di Kecamatan ini

masih dalam proses pembangunan,

tetapi saya berharapnya daerah ini

lebih maju.

Data Responden

Wawancara Ke : 2

Narasumber : Satria

Umur : 31 Tahun

Pekerjaan : Ojek Online

Hari, Tanggal : Minggu, 16 Juli 2017

Waktu : 12.31 WIB s.d Selesai

Lokasi : Perumahan Griya Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1 Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya Saya asli dari Jakarta kelahiran Duren

Sawit, saya tinggal disini baru 1 tahun

saya pindah kesini puasa tahun

kemarin jadi sudah 1 tahun lebih

sebulan.

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Karna saya masih baru disini jadi saya

masih kurang tahu akan tetapi merurut

saya selama saya tinggal di Parung

Panjang persawahan yang ada di

wilayah ini masih luas jadi pemerintah

melalui badan pertahanan nasional

seharusnya sudah mempunyai sketsa

lahan yang ada di wilayah ini, jadi para

pengembang masih wajar untuk

melakukan pembangunan diwilayah ini

karena memang lahan persawahan atau

Page 116: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

perkebunan masih cukup luas.

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi

Sosial

Budaya

Semakin bagus dengan adanya

perumahan yang semakin banyak di

Kecamatan Parung Panjang ini maka

akan meningkatkan perekonomian, dan

semoga bisa bisa memajukan

masyarakat.

4

Apa dampak positif dan

negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi

Soaial

Budaya

Dampak positifnya dari segi ekonomi

semakin meningkat, wawasan

masyarakat semakin nambah.

Sedangkan dampak negatifnya semoga

tidak ada tempat maksiat di Parung

Panjang seperti tempat pemancingan

yang dipakai untuk berjudi.

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Semenjak saya tinggal di Parung

Panjang selama 1 tahun ini, menurut

saya masyarakat di Parung Panjang

masih baik ramah dan masih kenal satu

sama lain, tidak seperti di kota yang

tidak mengenal tetangganya sendiri,

dan keamanan perlu di tingkatkan

karena masih banyak sekali kasus

curanmor yang terjadi disini.

Data Responden

Wawancara Ke : 3

Narasumber : Oky Isra Pramanca

Umur : 24 Tahun

Pekerjaan : Guru

Hari, Tanggal : Minggu, 16 Juli 2017

Waktu : 13.09 WIB s.d selesai

Lokasi : Perumahan Griya Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1 Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya Kalau asal dari Pademangan Jakarta

Utara, kalau tinggal disini sudah dari

tahun 2000 jadi sudah 17 tahun di

Page 117: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Parung Panjang.

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Menurut saya bagus karena menambah

jumlah penduduk dan meningkatkan

desa menjadi desa kota, dan

menambahnya sumber tenaga kerja

jadi disini tidak sepi.

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi

Sosial

Budaya

Perubahan yang saya rasakan sangat

signifikan dan sangat terasa selama 17

tahun terakhir kalau dulu disini sejuk

dan adem tapi kalau sekarang sudah

panas karena sudah jarang sekali

pohon besar disini.

4

Apa dampak positif dan

negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi

Soaial

Budaya

Kalau dampak positifnya saya melihat

dari segi sekolah disini waktu dulu

setiap sekolah pasti kelasnya selalu

sepi, tetapi dengan bertambahnya

jumlah penduduk sekarang kelas sudah

ramai, sedangkan dampak negatifnya

semakin panas di Parung Panjang

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Karena disini sudah ramai jadi

seharusnya infrastruktur harus di

perhatiakan seperti jalan raya, dan

pohon harus tetap ada minimal 1

rumah 1 pohon.

Page 118: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Data Responden

Wawancara Ke : 4

Narasumber : Suryadi Sinaga

Umur : 65 Tahun

Pekerjaan : Ustadz

Hari, Tanggal : Minggu, 16 Juli 2017

Waktu : 13.53 WIB s.d selesai

Lokasi : Perumahan Griya Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1 Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya Saya dari kota Barus Tapanuli Tengah

Sumatera Utara. Saya dissini dari

tahun 1998 sudah sekitar 20 tahun,

semenjak tragedi trisakti saya pindah

kesini.

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Kalau untuk Parung Panjang menurut

saya tidak ada masalah sebab tanah

disini bukan tanah produktif jani jenis

tanah disini mungkin terlalu asam atau

terlalu banyak zat kapur sehingga

sayur mayur tidak subur, jadi jika

diperuntukan untuk perumahan ya oke

oke saja, tapi misalkan jika tanah ini

subur dan bisa memasok pemasukan

untuk daerahnya saya tidak setuju jika

dibangun perumahan, akan tetapi apa

daya karena saya mengikuti alur saja.

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi

Sosial

Budaya

Untuk perubahannya ada sedikit

kenyamanan karena jika saya melihat

dahulu jalanan masih rusak, gelap,

rumah warga masih jauh dan jarang,

sedangkan sekarang sudah ramai

4

Apa dampak positif dan

negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi

Soaial

Budaya

Dampak positifnya semakin

bertambahnya jumlah penduduk.

sedangkan dampak negatifnya seperti

sebuah istilah bahwa yang punya uang

yang berkuasa, seperti kita yang

perumahan kecil yang bisa saja digusur

Page 119: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

oleh perumahan besar. Itu yang saya

khawatirkan karena memang sudah

banyak yang seperti itu dan saya rasa

itu adalah bentuk ketidakadilan yang

justru di dukung oleh pemerintah.

Bagaimanapun serendah apapun kita

ya semestinya harus dihormati dulu

karena kita manusia beragama.

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Saya sudah tidak perduli dengan

urusan duniawi jadi kalau misalkan

pemerintah melakukan sesuatu ya saya

tinggal mengikutinya saja. Jadi Parung

Panjang untuk saat ini semakin maju

seiring dengan perkembangan zaman.

Data Responden

Wawancara Ke : 5 (Lima)

Narasumber : Sanwasih

Umur : 23 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hari, Tanggal : Minggu, 06 Agustus 2017

Waktu : 17.40 WIB s.d Selesai

Lokasi : Kampung Leles Desa Jagabita Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya

Saya berasal dari Kampung Leles Desa

Jagabita Kecamatan Parung Panjang,

saya asli orang sini sejak lahir saya

sudah disini, jadi sudah cukup lama

saya tinggal disini.

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Beruntungnya belum semua dialih

fungsikan keperumahan dari seluruh

yang ada di kampung saya khususnya,

jadi dikampung saya masih luas

sawahnya tapi jika melihat areal dekat

jalan raya itu semua sudah di

alihfungsikan. Para pengembang juga

Page 120: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

tidak bodoh pasti dia juga akan

memperhatikan sistem informasi

geografis kedepannya. Ada bagusnya

juga untuk mengurangi kepadatan

penduduk di kota dan menjadikan

wilayah ini menjadi lebih produktif

lagi.

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi

Sosial

Budaya

Sejauh ini belum terasa signifikan

karena perubahan ini masih bersifat

proses. Mudah-mudahan saja ketika

adanya perumahan, adanya penduduk,

pendatang dari luar, akan lebih

produktif lagi wilayahnya, tapi untuk

sejauh ini belum terasa karena

semuanya masih proses

4

Apa dampak positif dan

negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi

Soaial

Budaya

Dampak positif yang mungkin bakal

dirasakan kedepannya yaitu menjadi

kawasan produktif, bisa menciptakan

lapangan pekerjaan, wilayah semakin

ramai. kalau negatifnya karena

perubahan itu pendatang yang sulit

bersosialisasi karena perbedaan

budaya, para petani tidak bisa bertani

lagi, semakin panas dan ngebul.

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Dulu sih kita serba sulit salah satunya

mengenai tentang transportasi, untuk

ke kota kita juga sangat terbatas hanya

bisa menggunakan kereta namun itu

semua terbatas dan sedikit, tadi

sekarang sudah sangat mudah banyak

akses kemana-mana murah, mudah dan

nyaman.

Page 121: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Data Responden

Wawancara Ke : 6 (Enam)

Narasumber : Oon Suhanah

Umur : 49 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Agustus 2017

Waktu : 19.00 s.d Selesai

Lokasi : Kp Cibunar Cakung Desa Cibunar Kecamatan Parung

Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya

Saya berasal dari Jakarta pindah kesini

tahun 1985 jadi sudah sekitar 37 tahun

yang lalu.

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Kalau menurut saya dilihat dari sisi

keramaian memang sudah semakin

ramai akan tetapi untuk petani akan

semakin sulit karena mayoritas

penduduk disini merupakan bekerja

sebagai petani, kecuali bagi penduduk

pendatang yang sudah mempunyai

pekerjaan. Dahulu banyak sekali

pepohonan, adem, asri, tetepi sekarang

banyaknya polusi.

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Ekonomi

Sosial

Budaya

Kalau jalan raya sudah semakin bagus

tidak seperti dahulu, penduduk

semakin banyak dan padat, kurangnya

pohon-pohon besar yang

mengakibatkan terjadinya polusi

4

Apa dampak positif dan

negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi

Soaial

Budaya

Dampak positifnya yaitu semakin

ramai di Kecamatan Parung Panjang.

Sedangkan dampak negatifnya jika

masyarakat disini ataupun pendatang

dapat diberikan pemahaman tentang

menjaga lingkungan dengan baik, jika

mereka tidak bisa diberikan

pemahaman maka dampaknya akan

Page 122: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

semakin berbahaya terhadap

lingkungan, semakin tingginya

kesenjangan sosial dan masyarakat

disini semakin terpengaruh yang

menjadikan budaya didaerah ini

semakin luntur.

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Dahulu sewaktu saya baru pindah

kesini aksesnya sangat sulit sekali

tetapi sekarang sudah mudah, sudah

banyak transportasi, tetapi perubahan

yang signifikan itu sekarang sudah

jarang sekali ditemukan pohon-pohon

besar.

Data Responden

Wawancara Ke : 7 (Tujuh)

Narasumber : Yayah

Umur : 37 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga atau Penjual Gorengan

Hari, Tanggal : Senin, 21 Agustus 2017

Waktu : 14.35 s.d Selesai

Lokasi : Kp Kasdun Desa Cibunar Kecamatan Parung Panjang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara

1

Darimana Bapak/Ibu

berasal dan sejak kapan

tinggal disini?

Budaya

Saya berasal dari sini dan memang

lahir disini jadi sudah sejak kecil saya

hidup di Parung Panjang

2

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai alih

fungsi lahan dari

persawahan ke

perumahan yang terjadi di

Kecamatan Parung

Panjang?

Ekonomi

Budaya

Antara pro dan kontra, karena kita

setujunya memang sebagai fasilitas

untuk memajukan Kecamatan parung

Panjang, dan yang saya tidak setujunya

mengurangi produktifitas petani yang

sebagian besar lahannya sudah habis

dialihfungsikan menjadi perumahan.

3

Perubahan seperti apa

yang dirasakan setelah

banyak pembangunan

Ekonomi

Sosial

Perubahan yang dirasakan saat ini

adalah semakin banyaknya pendatang

yang mencari perumahan disini,

Page 123: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

perumahan di Kecamatan

Parung Panjang

Budaya mencari ruko-ruko untuk dijadikan

usaha bagi para pendatang. Lahan

pertanian yang sekarang sudah dirubah

menjadi tempat nongkrong.

4

Apa dampak positif dan

negatif dari pembangunan

perumahan tersebut?

Ekonomi

Soaial

Budaya

Dampak positifnya dapat membantu

masyarakat disini bagi mereka yang

belum mempunyai rumah dan

memiliki keterbatasan penghasilan,

jadi bisa memesan rumah yang

harganya terjangkau. Sedangkan

negatifinya mengurangi produktifitas

petani, mengurangi pendapatan,

menambah jumlah pengangguran

dikarenakan masyarakat disini hanya

bisa bercocok tanam.

5

Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai

Kecamatan Parung

Panjang saat ini?

Budaya

Sudah sangat banyak perubahan yang

saya rasakan semenjak saya tinggal di

Kecamatan Parung Panjang.

Contohnya saja jalan raya yang dahulu

dipenuhi dengan lumpur tapi sekarang

sudah berubah menjadi aspal, areal

persawahan yang dahulu puluhan

hektar tapi sekarang sudah beralih ke

ruko, perumahan, semakin banyaknya

penduduk pendatang. Yang memang

saya rasakan Kecamatan Parung

Panjang ini dari tahun ketahun

mengalami kemajuan yang terus

meningkat.

Page 124: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI PENELITIAN LAPANGAN

DOKUMENTASI PENELITIAN LAPANGAN

Pembangunan perumahan Puri Harmoni 8

yang dibangun diatas lahan persawahan

Terdapat contoh rumah yang dibangun

disebelah landmark Puri Harmoni 8

Ratusan rumah yang telah diangun dan

sudah banyak dipesan oleh warga pendatang

Alat berat yang digunakan dalam proses

pembangunan permahan

Plang yang sudah berdiri tegak milik PT

BNA yang akan segera dibangun perumahan

Persawahan seluas lebih dari 10 hektar

yang akan dibangun perumahan milik PT

BNA

Page 125: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Landmark Serpong Green Paradise

Proses pembangunan perumahan milik

Serpong Green Paradise

Landmark Sentraland Paradise

Ruko-ruko yang berjajar milik Sentraland

Paradise

Perumahan baru yang sudah dibangun milik

Sentraland Paradise

Dilahan seluas kurang lebih 10 hektar ini

Sentraland Paradise sudah mendirikan

ratusan unit perumahan dan ruko yang siap

dihuni

Page 126: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Dilahan bekas ladang ini akan dibangun

Thempark wahana bermain anak

BSA Land wahana bermain anak selain

ThemPark

Landmark Serpong Kencana

Puluhan ruko berjajar yang siap untuk

dihuni milik Serpong Kencana

Ruko-ruko baru yang siap dihuni

Perumahan elite Serpong Kencana dengan

harga ratusan juta berdiri kokoh ditanah

bekas ladang milik warga.

Page 127: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Cluster Silver

Perumahan baru milik Cluster Silver

The River

Proses pembangunan perumahan The

River di lahan seluas belasan hektar

Landmark Sentraland Boulevard

Perumahan baru milik Sentraland

Boulevard masih dalam proses

pembangunan

Page 128: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Landmark Perumahan Metro

Perumahan Metro yang akan segera

dibangun

Page 129: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI PENELITIAN WAWANCARA

DOKUMENTASI PENELITIAN WAWANCARA

1. PEMERINTAH KECAMATAN PARUNG PANJANG

Edi Mulyadi (55) Kepala Camat

Kecamatan Parung Panjang

Icang Aliudin (50) Sekretaris Camat

Kecamatan Parung Panjang

Narkiah (57) Koordinator Staf Ekonomi

dan Pembangunan

Mahfudz Sarifudin (50) Staf Pembangunan

Page 130: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

2. PETANI

Ikah (54)

Aris (62)

Acih (40)

Iyok (50)

Usman (45)

Page 131: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

3. MASYARAKAT

Hartono (59)

Satria (31)

Oky Isra Pramanca (24)

Suryadi Sinaga (65)

Page 132: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Sanwasih (23)

Oon Suhanan (49)

Yayah (37)

Page 133: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITK」′′ 晟 Jυanda N0 95 Clpυね′イ5イ イ2 171doρ esわ

FORM(FR)

No.Dokumen : FITK― FR―ДKD¨082丁gl.丁erbit : l Maret 201o

No. Revisi: : 01

Ha

SURAtt PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.0 1lF. 1lKM .0l.3 1314612017Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian

Jakarta,21]Dcscll■bCr 2017

Kepada Yth.Kepala Kecamatan Parung PanjangDi Tempat

As s al amu' alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:l. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasisrva yang bersangkutan

Ali pllachsun

ll13015000035

Pendidikan IPS

EK(Scmbilan)

Evaluasi Rencalla Tata Ruang Wilayah(RTRW)Tcrhadap

Kesesuaian Lahan di Kccalnatan Parulllg PanJang

Tahun 2005…2015.

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yalgsedang men)rusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi yangBapaVlbu pimpin.

Untuk itu kami mohon tsapak/Ibu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Was s alamu' alaikum wr.wb.

012

a.n. Dekan

allto.Ⅳl.Pd

0424200801 1

Page 134: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAF:TK」′′「

H」υanda No 95 Clpυ rar′ 54,2′ndonesla

FORM(FR)

NO Dokumen i FITK― FR― AKD‐ 082

丁gl 丁erbl : l Maret 2010

No Revisi: : 01

Ha

SURAtt PERMOHONAN:ZIN PENELI丁:AN

Nomor:Un.01/F1/KM.013/.119./2017Lamp i Otrtline/ProposalHal :Perrnohonan:zin Pene:itian

Nama

NIM

Jurusan

Tembusan:1. Dekan FITK2 Pembantu Dekan3. Mahasiswa yang

Bidang Akademikbersangkutan

」akarta,12 Juni 2017

Kepada Yth.Kepala Camat Kecamatan Parung PanjangdiTempat

Assalam u' al a iku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

:AII Machsun

:1113015000035

:Pendidikan llrnu Pengetahuan Sosial

Semester : Vlll (Delapan)

Judul Skripsi .Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Terhadap

Kesesuaian Lahan di Kecamatan Parung Panjang-Bogor Tahun

2005-2016

acJalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN iakarta yangsedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di wilayah yangSaudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudaramelaksanakan penelitian dimaksud.

dapat mengizinkan mahasiswa tersebut

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al aiku m wr.wb.

Dekanikan llmu Pengetahuan Sosial

M.Pd2008011012

Page 135: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Nama.

NIM

Fakultas

l」 EⅣIBAR IJJI REFERENSI

:Ali Machsun

:1113015000035

: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan,{Prodi : Pendidikan Ilnru Pengetahuan Sosial/Geografi

Surr.rbcr Ileltrensi

Op Cit. Rahardjo Adisasrrita , hlm 259

l)craluran McnLcri I'ckcriaan I Irnum.

[)cdoman [)enr usr-rnan Rencarra I'ata

Nonror: I (r,l)R-l-/\4 /2(X)9

lLunr.l \\'iIr,r xh Klhuirirtcn

l cntang

, IIlnr (r

Siti Sutriah Nurzaman, Perencanaan W'ilayah Dalom Konteks lndonesia,

(Penerbit ITB. Bandung. 2012). Hlm 5

httpSllbpgorkaU. eo. i d/i n e/dctai l/5/l etak-

Ce_ACdD4-ULB_kQlrl 911!.1 di akscs pada tanggal 02 Nolcrrbcl2016 pukul

07.30 \\'lB.

hupi /bogqlk4beajllldClfrl11'pagcrdctail,l.l kccanraranir \\'U0ncr, I97Il.t

cii akscs pada tanggal 05 Nor'ember 2016 |uliLrl 0l't 00 WIII

Seltl Sulistiarvali. Analisis Penrbahon l'enggunuan l-ohctn Desa

Pagedangan Kecamaton Pagedangan Kobttpulen 'l ctngercrng 'Tohrrn 1993-

2013, (Skripsi pada strata I program l'endidikan Ilrru Pcngelahuan Sosial

Konsentlasi Ceografi. UIN Syarilllidayatullah Jakarta. 2015) hlm 3

Siti Sutriah

( Bandung.

l{ahardlo Aclisasmita. Pemhcrngrrnun K.lrt o.rtrn i)on l-ulu ilttung,

(Yogyakalta. Graha iimu. cet I(e-2. 2013) hlnr 255

Nurzaman. Perencanaon l,L'ilovuh l)aiom Konteks Indonesio.

Penerbil lTB.20 l2) hlm. -5-6

/Dld, Rahardjo Adisasmita.... hlm 253-254

Undang undang Penataan Ruang (UU RI No. 26 1'ahun 2007) (Jakarta,

Sinar Grallka. 2008) hlm 7

Op Cit,'Rahardjo Adisasmita..., hlm 255

Log Cit, Siti Sutriah Nurzaman .., hlm 6-7

Op ('lr l{ahardio,\disasmilir hlnr lili

Page 136: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Lembaran Daerah Kabupaten llogor. I)e ratulan l)aelah I(abupatcn Ilogor

Nomor 27'l'ahun 2008 -fcntang llencirna l)cmhaneu nan .laneka I'an jan g

[)aerah Kabupaten Bogor 1-ahun 2005-2025. hlm l 9 斗Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor, . ., h lm l9

Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor..., hlm 39-40

Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor".., hlm 4l

Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor..., hlm 5l

Ibid, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor..., hlm 54

lbid. Lembaran Daerah Kabupaten []ogor . hlm ,iJ-5 j

Sat'rror.to ilarrliorriqcrlo \\'icliaLnrlka. i r ttlttttrr KLst\u(ntn Itrlt,rrt l)tttt

I'ercntuttaon lulu Otrna l.trhtrn \ \'ogrukur Llr. (luurl ah \'!acir I rrircrsii,r

Press. cet Ke-2.2011) hlm I 斗Log Cit, Selll' Sulistiawati ., hlm 7 カOp Cil, Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka..., hlm I 4

24diakses pada selasa, 24 janu ari 2017 pukul 20.00 wib

41 ル

Trigus E,ko dan Sri Rahayu. Perubahon Penggunaan Lahan dan

K e,s e s u a i an nyo'le r hada p R DT R di tt/ i l ct1'a h P e r i - (ir b a n S' t t r di K us u,s

Kecomatan ,\,ilati (volume 8 (4): 330-340 T)csembcr 2012. lliro ['enerbit

Planologi t.lndip. .lurnal Pcnrbanguan \\'ilar uh clan Kr.rta) IIlnr 3

るhttp:,"/reTositor).usu.ac.id/bitstrearrillllf(r7E9 ?92)L4 (lhrrftcril,olllLl.pdl-

diakses pada sclasa. 24.lanuali 2017 puliLrl 20 20 ri'ib,

「,/

のhttp:/i repository. usu.ac. id/bitstream/123 4567 891292-i7 t41-!.haptery12q11, p rt1'

diakses pada sclasa.24januari 2017 pukul 20 20 uib 讐 ρ

つ4

Santun R.P. Sitorus. Evaluasi Strmberdaya Lahon, (Bandung. Tarsito. cct.

Ke-3 1996) hlm 49. 嗜め

/わ ′″ Santun R P Sito「 us ,hlin 52

/6rd Santun R I) Sitorus . . hlm. 53

ノわ714 Santun R P Sit()rus .hllm 53

l.og Cit. Trigus liko dan Sri Rahal u hinr i 5

Sofyan Ritung. Wahlunto. Irahmuddin As.us dan Ilapid IIidalal. Pcttdttttn

Evaluasi Kesesuaian Lahan "Dcngan contoh peta arahan pcngglrnaan

lahan kabupalen Aceh Barat" (Bogor', Balai Pcnelitian Tanah dan World

Aglolbrestry Centre, 2007) hhr 1

34 Log Cit, Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka..., hlm 18 \,^ @.Ibid Sarwono Hardjowigeno Widiatmaka..., hlm 17 L,J 4)/birl, Saruono Hard.lol,r,igeno Widiatmaka . hlrn 2-3 摯

r ruUnrrru Salamiih. Pemonfootan Pangintlr utul ,itnttl l)on .\isletn lnfrtrmosi

()eogt'r.r/i l)olttnt t)entetaun k.e.seluru.srtn l)t'ttttrnf irrrltrtr l?rriitt,< /,:r ltrrtlttl,

Page 137: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Perenconaon toto RLtong W'iloyoh Kahuputan Bogor' (Kustts Kott asqn

Cibinong /(a1,a/, ('l'ugas Akhir lVlcmpcrolch Clclar Ahli Vadl a Sckolah

Vokasi [-]nivcrsitas (ladiiih Mada. 201 3)

Log ('it, Selll' Sulistiawati , hlrn I 8- l9

lne Wasillah. f:t,aluasi Knlason Lindung lJerdosarkan ]?encana'l ala

Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Borat (,,1plikasi Sistem

Informasi Geografi,) (Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekor.visata ['akultas Kehutanan, lnstitut Pcr'larrian Bogor. 2010) Diakses

pada 2 Fcbruari20l6 pukul 09.57 WIIl

Fitriani. .4nali,sis Deviosi Pentanfaatan Rrrang ,,lklutrl 7 crhudap Ranc'onr:r

l)elil 'l'alo Ruong Kolu (lll)1.llK) Kec'ortttrttlt \,cr€/lir l uhun 2l)09-2() l8

(t-rkrrltas (iecrurlll ['nirclsilits \lttlrlrrrnr.r.]r'illl \ririrl\lt:'tlt loi.itl)ilir':cs

pada 2 t cbruari 20 l (r pukLrl I 0 50 \\ l lJ

Log (:it, Urnmu Salan.rah , hlnr l6

Muhammad ldrus. Metode Penelilian Ilmu Sosial, (Universitas Islam

lndonesia Yogi,akarta, Erlangga. 2009) hlm 21

Metodologi Pcnclitian Kuantitatif olch Subagio Budi Prajitno Doscn

kornunikasi l-llN SCID Bandung.

l l ari s l laldi an sy ah. t\l ode l P e ne l i l i o n K t r u l i t tr r i /, (.lakar1a. Saicrr ba

llunranika. cct Ke-3. 20 l2) hlrn 9

Sollan [;l'l'cndi cian J'ukiran. .\lelotle l)eneli/iutt.5ttr lcr, (.lakalLri. LI)il:S.

2012) hlrn ll.Op Cit, [{alis Hardiansyah .., hlm I l6

Prol-. Dr. Su giyono. Metodc Penel i l"ian KLrantiLati 1- Kual i tati 1' dan

R&B.(Bandung : ALIABETA. 2009). hlm. 80.

Ibid, Pnof,Dr. Sugiyono..., htm. 81

Alicl-. Operasi C'ropping. (h-t1p.t4!lourAlil1i rr cb.iqli qpclasi-cloppilg.hlrl)

diakscs l8 juli 20 17. .larr 00.15

Sodikin. S l)d. M.Si. Sisterrr lnfornru:i (icrt,qr rriis & l'c,tHrttLlcruutr ')uttlt.

((liputat: t'endidikan ll']S Fl fK UIN Sraril Ilidarattrllah Jakarta.2016). h.

5,1

Sli Hartati Soenarmo. Penginderaon Jauh tlun Pengenalon Sistent

Informasi Geografis Lntuk Bidang Ilmu Kebutniar. (Bandung. I)cncrbit

ITB.2009). hlm. 120.

Op C'it, Sodikin.... hlm. 106

ん′″ Sodikin… .hlm l16

l.og (-it, lne Wasillah.... hlm 32

/わ ′`′

incヽやasi1lah… hhnn 32

Page 138: ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38014/1/ALI... · ANALISIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) TERHADAP KESESUAIAN LAHAN

Log Cit, Ilaris Haldiansl,ah , hlrr I l8

IbidHaris Hardiansyah..., hlm 143

Op Cit, lne \\/asillah..., hlm 32

Pcraturaln I)acrah Kabupatcn 3ogor ↑lonlor 27 ´「ahun 2008 1~cntang:

バ′77σα′つα′′77,ια′,glr′,α′7プζ′′つgたα″t777/α′,8/Dα ′′.7/7κ″わ7′ρα/`77/10gο ′rα /71r/7

2θ θ5-2θ25 Him2

60 Ibid, Peraturan Daerah Kabupaten..., hlm 2 /′Kecamatan Parung Panjang Dalam Angka Tahun 2009 す つ

う4

‘υ Log Cit,Santun R.P.Sitorus_,hlrn 52-53 /と 」 に ヽ

Judul:Analisis Rencalla Tata Ruang VVilayah(RTRヽ りTerhadap Kescsuaian Lahan Di

Kecamatan Parung Pall」 ang Tallun 2008-2015

Pembimbing I

Jakarta, Dcsember 2017

Pcmbilnbing II

Prof Dr.Ulfah Fttarini,M.Si

NIP. 196708281993032006 NIP.198403122015031002

AndriNoor Ardiansyah, M, Si