Upload
trinhque
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Tino Nurhadianto (key informan)
Jabatan : DDP QA/QC Manager PT Frisian Flag Indonesia
Hari, tanggal : Senin, 23 Desember 2013
1. Secara garis besar DDP itu apa?
DDP singkatan dari Dairy Development Program, yang merupakan Divisi di PT
Frisian Flag Indonesia yang berhubungan dengan fresh milk (susu murni). Berkaitan
tentang jual beli, pembinaan, dan lokasi. Secara basically, hampir semua yang
berhubungan dengan dairy menjadi tanggung jawab tim DDP, seperti contoh
kandang yang baik dan manajemen rumput. Semua program-program yang
dilaksanakan dalam DDP merupakan hasil dari kebutuhan dari peternak secara garis
besar dan berdasarkan hasil diskusi tim DDP dengan koperasi.
2. Apa alasan dibentuknya DDP?
Untuk mendapatkan susu murni dengan standar yang telah ditetapkan. Namun, susu
murni memiliki kelemahan tidak seperti supplier barang lain. Ketika kita meminta
standar tertentu, kita tidak mungkin langsung dapat, maka harus dilaksanakan
pembinaan terlebih dahulu.
3. Latar belakang dibentuknya DDP secara garis besar?
DDP eksis tahun 1995-1996 dipimpin oleh Bapak Efi Lutfillah. Pada tahun 2009-
2011 pernah diadakan program berupa project pengembangan kapasitas peternak di
Pangalengan dengan menggunakan dana pemerintah Belanda dan dapat dikatakan
berhasil sehingga dapat tembus FDOV. Pada intinya program tahun 2009-2011
adalah peningkatan kualitas susu dengan cara membuat demo farm, semacam model
perkandangan. Tujuh orang peternak di Pangalengan ditunjuk untuk menjadi contoh
model kandang dan learning center bagi peternak lainnya. Selanjutnya dibentuk tim
penyuluh di koperasi yang dibentuk, dididik, dan diberi fasilitas pendukung (laptop,
infocus, dan motor). Kemudian diberi training untuk penyuluh dan peternak.
4. Apa tujuan DDP?
Dari sisi perusahaan adalah untuk maintain supply fresh milik ke pabrik. Untuk
menjaga hubungan antara koperasi dengan pabrik, tetapi juga di sisi lain,
perusahaan dapat meningkatkan kualitas fresh milk yang masuk ke dalam pabrik.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
5. Apa manfaat DDP untuk perusahaan?
Perusahaan mendapatkan supply fresh milk yang mencukupi (kuantitas terjaga)
dengan kualitas yang baik. Efek secara langsung, kualitas susu meningkat sehingga
peternak mendapatkan harga lebih baik juga. Efek secara tidak langsung, koperasi
dan peternak lebih loyal dan hubungan tim DDP dengan peternak seperti
kekeluargaan.
6. Apa saja program-program DDP dan bagaimana implementasinya?
Rutin:
a. Training untuk karyawan koperasi dan peternak. Training itu tujuannya untuk
peningkatan kapabilitas SDM, baik itu karyawan koperasi maupun peternak
secara langsung. Tema training berkaitan dengan masalah technical, seperti
hyginitas, sanitasi, kesehatan ternak, tentang susu, logistik, dan soft skills
berkaitan dengan komunikasi berupa teknik penyuluhan dan komunikasi massa.
Tema training ditentukan sesuai dengan situasi, di mana kondisi permasalahan di
setiap koperasi berbeda-beda. Caranya adalah dengan cara mengecek dulu
kondisi permasalahan di lapangan kemudian disusun materi sesuai yang
dibutuhkan. Training bersifat custom atau dikhususkan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Isu di Pangalengan adalah hyginitas di level peternak (Dengan
tujuan kandungan bakteri di susu dapat ditekan serendah mungkin. Kondisi saat
ini masih cukup tinggi), kualitas susu (Kandungan lemak dan protein),
pengetahuan tentang pakan ternak (Bagaimana memberikan pakan yang benar).
Setiap tempat memiliki isu yang berbeda-beda, tetapi yang saya lihat, di setiap
tempat pasti mengalami permasalahan mengenai pakan.
b. Mapping adalah pengontrolan kualitas susu di lapangan pada level peternak dan
koperasi. Rantai supply susu di Pangalengan: peternak memerah susu sesuai
dengan jam yang ditentukan oleh koperasi – susu dibawa ke pos penampungan
kemudian ditampung oleh truk tangki kecil – truk tangki kedil tersebut akan
bergerak ke koperasi – susu didinginkan dan dipompa ke truk besar kemudian
berangkat ke jakarta. Sample untuk mapping diambil di level pos penampungan
dan koperasi sebelum susu didinginkan. Tujuannya untuk mengetahui kualitas
susu dari peternak seperti apa dan data tersebut dapat digunakan oleh koperasi
untuk mengontrol peternak atau daerah mana yang membutuhkan penyuluhan
lebih banyak. Mapping rutin dilaksanakan setiap tiga bulan sekali, tetapi dapat
maju dan mundur tergantung situasi, seperti adanya peningkatan bakteri pada
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
susu di suatu koperasi kemudian mapping dilaksanakan agar dapat diketahui
masalah yang terjadi di lapangan.
c. Bewara radio mengudara di radio Cosmo setiap jumat dua minggu sekali.
Narasumber dari Bewara radio adalah tim DDP dan koperasi. Siaran
dilaksanakan seperti sharing dan line sms juga dibuka sebagai sarana peternak
untuk bertanya. Hadiah juga diberikan kepada peternak dengan pertanyaan
terbaik dan adapula hadiah radio bagi peternak yang dapat mengirimkan bukti
sedang berkumpul mendengarkan siaran Bewara radio. Pada siaran terakhir
tahun 2013, tepatnya pada 13 November 2013, diadakan liveshow di
Pangalengan sekaligus memberikan hiburan. Ada pula tabloid terbit setiap tiga
bulan sekali. Isinya mengenai penyuluhan kembali, seperti kesehatan, pakan,
kandang, dan sanitasi. Karena koresponden juga berasal dari orang koperasi,
maka topik ditentukan dengan bantuan ide dari koperasi dan melihat juga
masalah sedang trend dan yang terjadi di koperasi. Topik ditentukan berdasarkan
inisiatif tim DDP dan orang koperasi dengan merujuk pada kondisi di lapangan.
Selain itu, setiap akhir tahun tim DDP melakukan survey dengan memberikan
kuisioner ke peternak untuk menentukan topik yang akan dibahas di radio dan
tabloid.
Project (tidak rutin tetapi hanya occasional):
a. FDOV berlangsung untuk jangka waktu lima tahun pada periode 2013-2017.
FDOV adalah kerja sama antara beberapa pihak, yaitu koperasi, PT Frisian Flag
Indonesia, dan pemerintah Belanda. Project ini dilakukan di Lembang dan
Pangalengan. FDOV ini mengacu pada bagaimana menciptakan peternakan yang
berkesinambungan (sustainable farming). Project di Lembang dinamakan Dairy
Village atau desa percontohan, yaitu project yang bekerja sama dengan PT
Perkebunan Nusantara (PN) untuk penyediaan lahan. Di lahan tersebut akan
dibangun kandang lengkap dengan fasilitas pendukung seperti milking power
(ruang untuk pemerahan sapi), fasilitas pendingin, laboratorium, kantor,
termasuk juga lahan untuk pakan sapi. Peternak Lembang yang telah diseleksi
akan dipindahkan ke lahan tersebut. Diharapkan peternak bisa mendapatkan
fasilitas yang baik untuk pemeliharaan sapi dan peternak tersebut dapat menjadi
contoh bagi peternak yang lain, jika sapi dikelola dengan baik dan benar akan
menguntungkan. Diharapkan peternak yang tadinya memiliki sapi 3-5 ekor dapat
menjadi 8-10 ekor. Proses seleksi dari peternak tersebut masih dalam tahap
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
perencanaan, tetapi sebagian besar akan mencoba meniru program yang telah
dilakukan di Vietnam, dengan sistem wawancara dan akan disesuaikan dengan
kondisi di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa FDOV masih belum ada
implementasinya, untuk saat ini masih dalam tahap pencarian lahan. Project di
Pangalengan dinamakan Less and Better, maksudnya adalah untuk memotong
rantai supply susu supaya lebih singkat. Tujuannya agar tingkat bakteri dalam
susu lebih rendah. Karena, semakin panjang rantai supply susu artinya semakin
banyak waktu yang dibutuhkan sehingga bakteri lebih cepat untuk berkembang.
Jumlah pos penampungan susu yang tadinya berjumlah 33 pos akan dicoba untuk
dikurangi dengan konsekuensi setiap pos akan diberikan fasilitas lebih, seperti
pendingin, dsb. Jadi, ketika peternak memberikan susu pada pos sudah tidak
diperlukan lagi truk kecil sehingga dari level pos dapat langsung berangkat ke
Jakarta. Manfaat yang diperoleh selain dari peningkatan kualitas juga lebih
efisien. Untuk koperasi akan adanya peningkatan capacity building, berupa
training untuk orang koperasi yang akan dipimpin oleh konsultan kita dari luar.
b. Farmer to Farmer intinya kita mendatangkan peternak Belanda untuk sharing
pengetahuan dan informasi ke peternak Indonesia. Tujuannya karena sharing
terjadi antara sesama peternak, maka peternak Indonesia lebih percaya dan
menerima. Tahun 2013 ini Farmer to Farmer dilakukan di lima daerah, yaitu tiga
koperasi dan dua kelompok peternak (Lembang, Pangalengan, Pondok Rangon –
Jakarta, Jampang –Bogor, dan Purwokerto). Diharapkan kegiatan ini
mendapatkan respon positif karena pendekatan yang dilakukan berupa sharing
pengalaman dan bersifat komunikasi dua arah, sehingga peternak merasa dekat
dan tidak ada jarak. Farmer to Farmer akan diadakan kembali pada tahun-tahun
berikutnya hingga tahun 2017 di berbagai daerah dan koperasi yang berbeda.
Kita melihat respon dari daerah dan koperasi lain yang melihat Farmer to
Farmer memiliki antusias untuk meminta diadakan di daerah dan koperasi
mereka. Seleksi bagi peternak Belanda dilakukan oleh pihak FrieslandCampina
dengan kriteria dapat berbahasa inggris, memiliki pengalaman kerja di
peternakan beriklim tropis, dan ketika terpilih mereka diajarkan dan diberi
semacam short course mengenai budaya lokal Indonesia. Respon dari peternak
Indonesia terhadap program ini, mereka merasa masukan yang diberikan oleh
peternak Belanda lebih applicable, dalam artian tidak susah tetapi efeknya ada
berbeda dengan saat konsultan memberikan saran secara teori. Bagi peternak
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Indonesia pengetahuan tersebut lebih fleksibel. Dapat disimpulkan respon dari
peternak Indonesia baik dan beberapa dari mereka ada yang masih melakukan
kontak dengan peternak Belanda tersebut melalui e-mail. Dari sharing
pengalaman tersebut, sudah ada beberapa peternak Indonesia yang merubah dan
mempraktekkannya, serta merasakan manfaatnya. Disini, tugas tim DDP adalah
untuk memotivasi peternak tersebut untuk menyebarkan informasi kepada
peternak lain. Di akhir program Farmer to Farmer dilakukan penilaian dengan
kriteria manajemen kandang secara umum yang dilakukan oleh peternak Belanda.
Hasil penilaian ini dijadikan acuan sebagai tema training.
c. Consultancy Pool sedikit berbeda dengan Farmer to Farmer. Jika Farmer to
Farmer mengacu di level peternak sedangkan Consultancy Pool mengacu di level
koperasi dengan mendatangkan dua expert dari Belanda (karyawan
FrieslandCampina) ke Indonesia untuk membantu tim DDP mencapai target yang
sudah ditetapkan berupa roadmap. Target utama tim DDP adalah mengurangi
jumlah bakteri dalam susu. Tahun ini telah dilaksanakan di Mojosongo, Boyolali,
Jawa Tengah (tingkat bakteri dalam susu masih cukup tinggi) dan Gayombong
(tingkat bakteri dalam susu sudah cukup baik tetapi terkadang belum konsisten).
Tujuannya agar kedua koperasi dapat berjalan bersamaan dan saling belajar,
karena kondisi dan fasilitas kedua koperasi tersebut tidak jauh berbeda, tetapi
hasilnya berbeda. Program Consultancy Pool masih kita pikirkan kembali karena
program ini memakan waktu lebih lama dari dugaan sebelumnya. Consultancy
Pool bukan berupa training tetapi lebih mengarah pada meeting di lapangan, kita
lihat kembali daerah mana yang memiliki tingkat bakteri paling besar kemudian
kita pikirkan tindak lanjutnya seperti apa. Tahun 2013 ini terdapat dua
kunjungan, di bulan Oktober dan direncanakan pada bulan Februari 2014.
7. Bagaimana cara mengkomunikasikan program CSR DDP?
Program-program CSR PT Frisian Flag Indonesia dikomunikasikan melalui
koperasi, dalam hal ini merupakan pihak kedua atau dapat dikatakan partner.
Dengan kata lain, tim DDP bekerja sama dengan koperasi sehingga program CSR ini
tidak berjalan dari perusahaan saja, tetapi juga mendapat bantuan dari koperasi baik
berupa dana maupun tenaga. Intinya, program CSR ini tidak free sehingga koperasi
juga dapat bertanggung jawab dengan hasil yang ditargetkan.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program CSR DDP?
Dari peternak (1) karena pendidikan masih rendah, sehingga untuk mengajarkan
cara beternak yang baik dan benar harus dilakukan berkali-kali. (2) Pengetahuan
dasar yang dimiliki peternak saat ini didapatkan dari hasil turun-temurun dan
mereka akui serta yakini benar, sehingga susah untuk diubah. (3) Sumber daya di
koperasi terbatas. Tidak semua koperasi memiliki penyuluh. Saat penyuluhan, mereka
biasanya mengandalkan manajemen (ketua, dsb). (4) Lebih mengarah kepada teknik,
seperti kesulitan mendapatkan pangan.
9. Bagaimana valuasi yang dilakukan dalam program CSR DDP?
Rutin ke koperasi. Untuk Farmer to Farmer akan dilaksanakan pada bulan Januari-
Februari dengan datang ke 14 peternakan percontohan dan melihat
perkembangannya. Koperasi juga membantu dalam pengumpulan data-data yang
diperlukan. Evaluasi dilihat dari respon dan juga progress dari kegiatan mapping,
berupa perubahan kualitas susu sesuai yang diharapkan.
10. Bagaimana aktivitas kompetitor yang juga memiliki kepentingan yang sama?
Hanya Nestle yang memberikan pembinaan. Yang lain masih berkutat dalam mencari
susu. Di Lembang terdapat banyak kompetitor untuk itu strategi yang dilakukan
adalah memberikan harga yang baik sesuai dengan kualitas yang baik. Selain itu,
relationship yang telah terbina dengan baik. Secara historis, kerja sama yang
terbentuk tidak pernah ada masalah, adanya pembinaan, pemberian fasilitas
infrastruktur sesuai dengan kebutuhan dan transparansi dalam proses pengambilan
sample susu di mana koperasi dapat melihat langsung. Apabila koperasi tidak setuju
dengan hasil dapat dilakukan pengecekan lain. Selain itu, penyetoran susu yang
dilakukan PT Frisian Flag Indonesia tidak pernah libur.
11. Bagaimana upaya penyelesaian masalah FFI terhadap wacana yang
berkembang (penjualan sapi guna diambil dagingnya, karena isu harga daging
sapi naik)?
Ada banyak faktor yang menyebabkan masalah tersebut, antara lain:
Kondisi harga pakan mahal sehingga menjadikan ongkos produksi naik, kemudian
penyelesaian masalah guna mendapatkan keuntungan yg instans yakni menjual
ternaknya karena tergiur oleh harga daging yang sedang melonjak tajam (harga
tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun).
Solusi:
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Memberikan penjelasan, gambaran dan melakukan perubahan pemahaman mengenai
“pokok masalah” yang sebenarnya, karena timbul missinterpretasi dikalangan
peternak dalam menyikapi wacana yang berkembang. Apakah memang masalah
tersebut ada pada biaya produksi yang membengkak yang dikarenakan oleh
mahalnya harga pakan ataukah karena tidak dapat mengelola cash flow dengan baik.
Seperti pengelolaan ekonomi di kandang dalam upayanya untuk menekan dan
mengontrol cost production tiap peternak dan prosedural manajemen dalam
pembelian dan pemberian pakan yang baik dan benar. Karena masalah utama para
peternak selama ini adalah mengenai ketidaksesuain pembelian dan pemberian pakan
dengan ekspektasi hasil bagi peternak itu sendiri. Maka penjelasan konsep mengenai
prosedural manajemen pakan adalah nyata diperlukan guna perbaikan ekonomi
peternak kedepannya.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Tino Nurhadianto (key informan)
Jabatan : DDP QA/QC Manager PT Frisian Flag Indonesia
Hari, tanggal : Minggu, 12 januari 2013 (melalui e-mail)
1. Apa saja departemen lain dalam struktur organisasi FFI yang terkait dengan
DDP beserta alasannya?
- Produksi: Sebagai pengguna susu segar
- QC: Sebagai pemeriksa kualitas susu yang dikirimkan ke pabrik. support kegiatan
mapping dengan memeriksa sampel yang dikirim.
- QA: Sebagai "pembuat sistem". Contohnya standar susu segar, mekanisme
pengontrolan alat koperasi di lapangan, dll
2. Apa saja tanggung jawab/tugas dari divisi DDP?
Tanggung jawab DDP itu untuk menjaga quantitas dan qualitas susu murni yang
dikirimkan dari suplier (koperasi, kelompok peternak, maupun peternak individu).
Caranya dengan menjaga hubungan, pengembangan sdm, bantuan teknik maupun
non-teknik.
3. Apa saja tanggung jawab/tugas dari masing-masing divisi dalam struktur
organisasi DDP?
Tanggung Jawab (Intinya):
- DDP Relation Manager : menjaga hubungan dan komunikasi antara FFI dengan
Suplier susu.
- DDP Manager : melakukan fungsi teknis untuk menjaga kuantitas dan kualitas
susu yang dikirim oleh Suplier.
- DDP Training Manager : menrencanakan, mengeksekusi program training untuk
stakeholder susu segar.
- DDP QA/QC Manager : menrencanakan, mengeksekusi program yang berkaitan
dengan masalah kualitas susu segar.
- DDP Supervisor : menjalankan fungsi pengawasan kualitas dan pelaksanaan
training di lapangan.
- DDP staff : membantu menjalankan fungsi pengawasan kualitas dan pelaksanaan
training di lapangan.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
4. Dalam pelaksanaan DDP, biasanya FFI bekerja sama dgn institusi/lembaga non
pemerintah dan departemen pemerintahan apa saja ya, mas?
DDP kerjasama secara langsung dengan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia),
Departemen pertanian & Departemen Perdagangan (Diwakilkan oleh FFI
keseluruhan).
5. Target audience dr DDP ituh siapa saja ya, mas? Untuk peternak, kategorinya
peternak yg bagaimana yah, mas?
Semua stakeholder yang mengirimkan susu ke FFI. Semua tingkatan mulai dari
koperasi (karyawan, manajemen, dan pengurus) hingga ke level peternak langsung.
Tidak semuanya yang mengirimkan susu dari koperasi. Ada juga dari kelompok
peternak ataupun secara individu (Peternak besar).
Yang penting mereka kirim susu ke kita.
6. Evaluasi yg dilakukan apa dan bagaimana? Tingkat keberhasilan pd setiap
program-program DDP selain dinilai dr peningkatan kualitas susu, dinilai dari
apalagi ya, mas?
Evaluasi rutin kita lihat kualitas susu yang dikirimkan dari suplier kita tiap minggu.
Kalau perlu kita ada action khusus yaitu mapping. Baik mapping yang kita
rencanakan (terjadwal) atau mapping karena ada kualitas susu yang jelek.
7. Ada tidak "key message" yang disampaikan FFI untuk mengkomunikasikan
program DDP? Klo ada, "key message"-nya apa saja ya, mas?
Pada intinya DDP dibentuk dengan tujuan untuk membantu peternak/koperasi untuk
mendapatkan harga susu lebih baik dengan menghasilkan kualitas susu yang baik.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Dian Nuraeni (informan)
Jabatan : Ketua Penyuluh KPBS
Hari, tanggal : Senin, 23 Desember 2013
1. Isu utama yang menjadi permasalahan di lingkungan peternakan Pangalengan?
a. Terjadi kesalahan persepsi dikalangan peternak mengenai kualitas susu , semakin
banyak volume susu maka kualitasnya dianggap semakin baik dan secara
otomatis menjadikan harga susu menjadi lebih tinggi, padahal tidak demikian.
Kualitas susu tidak ditentukan dari banyak atau tidaknya jumlah susu yang dapat
di produksi oleh peternak, melainkan di lihat dari tingkatan komponen
(kandungan nutrisi dan bakteri) yang terdapat dalam susu serta takaran titik
beku yang ideal (-0,520 s/d -0,560).
b. “Harga susu berbanding lurus dengan kualitas susu itu sendiri.”
- Tingkatan kualitas susu (dalam kandungan bakteri yang terdapat dalam susu)
dengan pemberian bonus/penalty:
Grade 5 : terdapat <1 juta bakteri, dengan bonus 600 rupiah/liter
Grade 4 : terdapat 2-3 juta bakteri, dengan bonus 500 rupiah/liter
Grade 3 : terdapat 3-4 juta bakteri, dengan bonus 100 rupiah/liter
Grade 2 : tidak ada bonus
Grade 1-0 : kandungan bakterinya sudah terlalu tinggi mengakibatkan
peternak mendapat penalty, yakni pengurangan harga.
- Pemberian pakan konsentrat yang berlebihan mengakibatkan kualitas susu
dan kesehatan sapi menurun dan menaikan cost production peternak itu
sendiri (harga pakan konsentrat mahal), padahal pakan pokoknya adalah
hijauan (rumput, ilalang, dedaunan) sedangkan pakan konsentrat merupakan
jenis makanan yang bersifat tambahan saja.
- Sering kali terjadi pencampuran susu dengan air oleh par apeternak untuk
meningkatkan jumlah produksi susu. Solusinya dengan membina para
peternak dengan lebih baik mengenai kualitas susu dan pertanggungjawaban
moral kepada konsumen, kemudian bilamana ditemukan peternak yang
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
melanggar (melakukan pencampurna susu) maka akan dipanggil oleh pihak
koperasi/serikat peternak untuk ditindak dan diberi pembinaan.
2. Apakah yang diberikan FFI selama ini dalam program CSR DDP telah
mencukupi kebutuhan dari koperasi?
FFI dan koperasi melangsungkan kerja sama seperti pelatihan untuk karyawan
koperasi, dimana karyawan dari koperasi juga banyak yang masih baru. Jadi,
koperasi memang membutuhkan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh FFI.
3. Apakah program CSR DDP masih terdapat kekurangan?
Program CSR DDP yang diberikan oleh FFI masih dirasa belum cukup bagi
koperasi, terutama dari segi keilmuannya sesuai dengan perkembangan zaman.
4. Apakah kendala yang dihadapi selama penyuluhan?
a. Keadaan cuaca
b. Kesulitan dalam mengumpulkan peternak. Biasanya jika peternak sulit untuk
dikumpulkan, penyuluh mendatangi peternak satu per satu sehingga memerlukan
waktu yang cukup lama.
c. Sebekum penyuluhan harus mengambil data tersebut sehingga memerlukan waktu
yang cukup lama
5. Bagaimana cara mengkomunikasikan CSR kepada para peternak?
a. Media Cetak (meliputi liflet, koran, tabloid) yang berfungsi sebagai buku saku
bagi para peternak dan sekaligus untuk mempermudah penyampaian informasi
dalam setiap penyuluhan.
b. Siaran Radio, Power Point dan Video Pelatihan berfungsi sebagai daya tarik
(merupakan sarana pengakraban diri dengan para peternak dan mengatasi rasa
jenuh dan bosan dalam penyuluhan) serta alat bantu penyampaian informasi
bagi para peternak dalam melakukan penyuluhan.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Warmo Sugandi (informan)
Jabatan : Peternak Pangalengan
Hari, tanggal : Senin, 23 Desember 2013
1. Apakah program CSR DDP yang dibentuk FFI telah sesuai dengan kebutuhan
dan permasalahan yang terjadi di Pangalengan?
Tujuan FFI dan pemerintah Belanda sudah bagus dimana ingin merubah kebiasaan
peternak dari segi cara berternak yang tadinya ilmu didapat secara turun-temurun
(tradisional) menjadi lebih modern. Dari beberapa faktor banyak hasil juga, apalagi
yang dialami oleh saya pribadi. Saya alami sudah berternak itu sekitar 27 tahun,
tetapi merasa berternak yang benar itu baru 4 tahun sekarang.
2. Isu yang berkembang atau masalah yang berkembang yang membuat peternak
Pangalengan masih membutuhkan penyuluhan?
Memberikan pemahaman masih banyak diperlukan. Karena kebiasaan peternak yang
masih tradisional.
3. Menurut bapak, apakah penyuluhan-penyuluhan yang telah diberikan FFI dan
koperasi sudah sesuai menjawab masalah yang berkembang di lingkungan
peternak Pangalengan atau masih ada yang kurang?
Masih kurang karena sebagai manusia tidak pernah puas. Kebanyakan peternak
ingin cara instan dan tidak mau ribet, sehingga penyuluhan yang diberikan masih
belum dapat diterima oleh peternak.
Ada penyuluhan dari FFI dan KPBS sebenarnya sudah bagus, supaya pendapatan
perternak bertambah. Hanya mungkin karena faktor kebiasaan dan pola pikir
peternak yang masih belum mau mengikuti sesuai dengan materi penyuluhan.
4. Masalah utama yang dihadapi oleh bapak pribadi sebagai peternak?
Saya sejak dibimbing oleh FFI, alhamdulillah harga sudah mendapat yang tertinggi.
Yang menjadi masalah, peternak lain bukan mengikuti bagaimana saya dapat
berhasil, malah menjadi kecemburuan.
5. Berarti menurut bapak apa yang selama ini FFI berikan sudah sesuai dengan
yang dibutuhkan dan menjawab permasalahan yang terjadi di lingkungan
peternakan Pangalengan?
Sudah sesuai. Para peternak hanya tinggal mengadopsi dari penyuluhan yang
diberikan oleh FFI.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
6. Apa kendala yang dihadapi dalam mengikuti program CSR DDP?
Kalau kendala yang pas menurut saya, akan saya terima. Tetapi, kalau tidak pas
dengan yang dikerjakan sehari-hari oleh saya, saya akan komplain juga.
7. Apa manfaat yang diperoleh dari program CSR DDP?
Banyak yang saya peroleh, salah satunya saya juga dapat berbagi pengetahuan juga
kepada peternak lainnya atas pengetahuan yang saya dapat dari penyuluhan yang
diberikan oleh FFI. Dulu jumlah sapi yang tadinya 12 ekor, setelah dibina akhirnya
selama dua tahun saya sudah memiliki sapi sebanyak 32 ekor. Saya juga dapat
membeli lahan baru dan kendaraan. Selama 4 tahun dibina, saya juga dapat
menabung.
8. Apa harapan bapak untuk program CSR DDP kedepannya?
Supaya lebih dioptimalkan lagi semua program yang telah dilaksanakan, baik itu
radio maupun penyuluhan. Lebih ada transparasi lagi antara peternak dengan
koperasi mengenai berat kilogram dan kualitas susu yang dibawa oleh peternak.
Antara FFI dengan peternak bisa dapat lebih saling membantu, dimana tidak
mungkin ada FFI jika tidak ada peternak-peternak tradisional juga. Sebaliknya juga,
jika ada peternak dan koperasi tetapi tidak ada yang membeli susu (FFI) juga tidak
akan berjalan baik.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Suhara (informan)
Jabatan : Peternak Pangalengan
Hari, tanggal : Senin, 23 Desember 2013
1. Apakah program CSR DDP yang dibentuk FFI telah sesuai dengan kebutuhan
dan permasalahan yang terjadi di Pangalengan?
Progam CSR DDP FFI kebanyakan menekankan pada kualitas susu. Sedangkan
masalah yang paling banyak dihadapi adalah mengenai kesehatan sapi, kualitas susu
(pengetahuan mengenai kadar lemak/fat dan freezing point). Masalah utama bagi
peternak adalah kualitas susu. Dulu, peternak tidak tahu kualitas susu yang baik
seperti apa. Kalau sekarang, peternak sudah tahu jika harga yang ditetapkan
sebanding dengan kualitas.
2. Permasalahan lain yang dihadapi oleh bapak sebagai peternak?
Masalah harga pakan yang belum stabil. Karena, pakan merupakan hasil produksi
dari koperasi. FFI belum memberikan modal dan hanya memberikan fasilitas
infrastruktur serta penyuluhan yang sekedar memberi pengetahuan tanpa terjun
dalam produksi pakan ternak. Tetapi permasalahan mengenai kesehatan sapi dan
pakan tersebut telah dibahas oleh FFI dalam radio Bewara.
3. Apa manfaat program CSR DDP FFI bagi bapak sebagai peternak?
Kalau menurut saya, FFI menguntungkan bagi koperasi maupun anggotanya.
Karena, FFI telah memberikan wawasan ke peternak, yang tadinya peternak
dianggap sebelah mata oleh orang-orang, setelah ada penyuluhan dari FFI dan
bantuan-bantuan dengan kandang percontohan telah menggugah kembali gairah dari
peternak yang tadinya tidak tahu sama sekali. Contohnya dari kandang percontohan
tersebut, yang tadinya kandang dibuat asalkan sapi dapat masuk tanpa mengingat
kenyamanan sehingga hasilnya tidak memuaskan. Sesudah adanya kandang
percontohan, hasil yang diperoleh juga dari segi kuantitas meningkat. Keberhasilan
dari peternak yang diberi kandang percontohan tersebut juga menjadi contoh bagi
peternak lain sehingga membuat mereka bersemangat.
Peternak sendiri masih awam, yang tadinya tidak tahu standar kualitas susu, dimana
dulu hanya sekedar asal berwarna putih, tanpa tahu kadar fat dan freezing point
yang baik seperti apa. Dahulu peternak hanya dibayar sesuai dengan harga dasar
oleh koperasi tanpa tahu asal muasal harga tersebut, tetapi sekarang sejak FFI
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
memberikan bantuan infrastruktur dan penyuluhan cara memerah susu yang baik,
peternak menjadi tahu asal harga tersebut.
Manfaat DDP sangat besar. Apalagi dengan adanya kualitas yang ditetapkan dalam
tiap periode, peternak menjadi tahu kualitas susu yang baik dan juga peternak
mendapat bonus dari FFI apabila tingkat bakteri dalam susu di bawah 1 juta bakteri.
Bonus ini memberikan semangat bagi peternak.
Sejak adanya radio dan tabloid Bewara yang membahas tentang pakan ternak,
peternak juga jadi mengetahui cara memberikan pakan ternak yang baik dan benar
sehingga dapat menghindari penyakit yang mengganggu kesehatan sapi dan dapat
berakibat akan kematian sapi.
4. Menurut bapak, apa kendala atau kekurangan dari program CSR DDP?
Bantuan modal sapi. Terutama untuk pengembangbiakan sapi. Dari koperasi sudah
ada bantuan bergulir dalam pencicilan membeli sapi, apabila peternak telah
menambah 1 ekor sapi, maka koperasi akan membantu peternak lain. Tetapi, FFI
masih belum memberikan bantuan tersebut, FFI hanya baru membantu dalam
penyuluhan.
5. Menurut bapak, dari program CSR DDP yang telah bapak ikuti apakah sudah
cukup atau masih kurang?
Menurut saya sudah cukup, dimana pengetahuan yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu. Selain itu, brosur, gambar, dan poster yang dilihat oleh peternak sudah cukup
membantu. Hanya permasalahan kembali lagi kepada bantuan modal bagi peternak
yang baru memiliki sapi 1 ekor.
6. Apa harapan untuk program CSR DDP FFI selanjutnya?
Kalau bisa ada bantuan modal, tetapi tidak secara gratis. Dapat dikatakan pinjaman
lunak. Supaya peternak juga semakin bergairah dan bersemangat lagi. Bantuan
modal tersebut juga diberikan syarat, misalnya peternak yang aktif di TPK dan
kualitas susu yang baik.
Saya juga menunggu tema baru mengenai isu-isu di peternakan untuk dibahas dalam
radio Bewara. Selain itu, setiap peternak yang telah berhasil difoto dan ditampilkan
pada tabloid Bewara agar dapat menjadi contoh bagi peternak lain dan kebanggan
bagi diri sendiri.
Harapan lain yang saya harapkan adalah kenaikan harga dasar susu sehingga dapat
memberi semangat bagi peternak untuk berternak dengan baik.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
7. Apa dampak dari CSR DDP yang dirasakan oleh bapak?
Pola pikir kami sebagi peternak sekarang menjadi berkembang tidak hanya
menerapkan pengetahuan yang didapat secara turun temurun, tetapi juga melalui
pengetahuan yang didapat melalui penyuluhan yang telah diberikan oleh FFI dan
koperasi.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Enang Sulaiman (informan)
Jabatan : Peternak Pangalengan
Hari, tanggal : Senin, 23 Desember 2013
1. Apakah program CSR DDP telah menjawab isu atau permasalahaan yang
berkembang di lingkungan peternak?
Pengetahuan yang telah diberikan oleh FFI melalui penyuluhan, seperti kandungan
bakteri dan kadar lemak, protein dan vitamin dalam susu, kebersihan kandang,
meningkatkan kuantitas dan kualitas susu, serta manajemen finansial dan pengadaan
data telah menjawab permasalahan yang terjadi di peternakan.
2. Kendala yang dihadapi bapak selama berternak?
Tidak ingin ribet tetapi tetap memiliki hasil. Dan kembali lagi pada kesadaran untuk
berternak dengan baik. Karena, saya pribadi menjalankan peternakan sapi tidak
berdasarkan hobi, tetapi hanya karena kebutuhan bisnis.
3. Bagaimana pendapat bapak mengenai program CSR DDP yang telah
dilaksanakan?
Merujuk pada masih ada peternak yang belum mentaati semua penyuluhan yang telah
diberikan oleh FFI baik itu melalui radio dan tabloid Bewara, jadi menurut saya
program saat ini harus tetap dilanjutkan. Terutama mengenai pemeliharaan pedet,
penyakit kuku, pemberian pakan.
4. Apa rekomendasi bapak untuk program selanjutnya?
Penyuluhan dilakukan secara pendidikan langsung secara door to door, seperti saat
Farmer to Farmers. Jika dilakukan penyuluhan langsung akan mengurangi kebiasaan
peternak yang mudah lupa.
5. Apa harapan untuk program CSR DDP FFI selanjutnya?
Untuk program yang telah dijalankan sebelumnya, yaitu demo farm diharapkan ada
bantuan infrastruktur untuk membuat kandang menjadi lebih nyaman bagi sapi.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014
Transkip Wawancara
Nama : Irphan Kadir (informan)
Jabatan : Business Consultant Director A+ CSR Indonesia
Hari, tanggal : Rabu, 25 Februari 2014 (melalui e-mail)
1. Bagaimana definisi dan implementasi CSR yang tepat menurut Bapak?
Definisi sederhana: CSR adalah komitmen perusahaan untuk memaksimumkan
dampak positif dan meminimumkan dampak negatif atas operasional perusahaan
Implementasi: harus mengacu pada dampak yang ditimbulkan, sesuai dengan core
business, berkontribusi terhadap pembangunan keberlanjutan.
2. Apa pentingnya perusahaan melaksanakan CSR?
Untuk mendapat social lisence to operate, merupakan tools management melakukan
inovasi dan memantau kinerja lingkungan-ekonomi-sosial
3. Apakah CSR dapat dijadikan strategi bisnis untuk mendukung kelangsungan
hidup dari perusahaan?
Tentu. Misalnya perusahaan yang yang punya komitmen terhadap perbaikan dan
peningkatan kualitas lingkungan akan berinovasi menggunakan peralatan hemat
energi, minimum keluaran karbon dan metan, dll. Satu hal yang langsung mereka
dapatkan dari upaya tersebut: efisiensi biaya.
4. Merujuk pada pelaksanaan CSR di Indonesia, apakah pelaksanaan CSR
tersebut murni dilaksanakan perusahaan tanpa adanya motif tertentu?
Bisa dikatakan tidak ada satupun perusahaan yang tidak memiliki motif ketika
melakukan sesuatu yang di luar kenormalan entitas bisnis (mencari laba). Namun
tentu saja nilai positif yang diciptakan perusahaan melalui implementasi program
untuk CSR selalu memberikan manfaat untuk pemangku kepentingan (misalnya
program/projek untuk CSR yang ditujukan untuk masyarakat dan lingkungan). Tentu
saja memperoleh manfaat dari melaksanakan komitmen CSR bukan dosa.
Contoh: Danone di Bangladesh membuat projek makanan bergizi dengan harga
terjangkau. Niat baiknya adalah membantu masyarakat yang secara ekonomi tidak
mampu agar keluarga mereka terpenuhi kebutuhan gizinya. Tapi di sisi lain, Danone
tetap bisa berbisnis.
Analisis Program..., Hendrayani Kristianty, FIKOM UMN, 2014