19
ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA AIR TERJUN DI KAWASAN RANGET, THAILAND Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: SUAIMAN POHMAT E100100078 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA AIR TERJUN DI KAWASAN …eprints.ums.ac.id/67417/12/NASPUB rEVISI.pdf · 2.1 Teknik Pengolahan Data dan analisis data Analisis data yang digunakan dalam

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA AIR TERJUN DI KAWASAN

RANGET, THAILAND

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

SUAIMAN POHMAT

E100100078

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

1

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA AIR TERJUN

DI KAWASAN RANGET, THAILAND

Abstrak

Kawasan Ra-nget memiliki potensi wisata pantai yang tinggi. Walaupun demikian

ada beberapa objek wisata pantai seperti, Air terjun Sepo, Air terjun Wang Tong,

dan Air terjun Tok Etam belum dikembangkan secara optimal. Tujuan dari

penelitian ini adalah (1) menganalisis potensi obyek wisata Air terjun Sepo, Air

terjun Wang Tong dan Air terjun Tok Etam di daerah penelitian, dan (2) membuat

strategi pengembangan objek wisata air terjun, Air terjun Sepo, Air terjun Wang

Tong, dan Air terjun Tok Etam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei dengan kuosioner. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini

adalah (1) objek wisata yang memiliki potensi gabungan tinggi, yakni tedapat di

objek wisata Air terjun Sepo. Sementara itu objek wisata dengan tingkat potensi

gabungan sedang terdapat di objek wisata Air terjun Wang Tong, dan potensi

objek wisata gabungan rendah terdapat di objek wisata Air terjun Tok Etam.

Walaupun demikian berdasarkan potensi internal, eksternal, dan potensi

pendukungnya, objek wisata di Kawasan Ra-nget memiliki potensi yang

bervariatif mulai dari rendah sampai dengan tinggi, (2) strategi pengembangan

obyek wisata di Kawasan Ra-nget diarahkan sebagai berikut: (a) peningkatan

kualitas obyek dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dengan

tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, (b) peningkatan upaya

promosi wisata di Kawasan Ra-nget dengan menjalin kerja sama dengan pihak

swasta serta instansi terkait, sehingga pemasaran wisata yang ada akan lebih

terpadu dan terarah, (c) peningkatan intensitas event wisata yang atraktif sehingga

wisatawan lebih tertarik berkunjung, dan (d) pembentukan perwilayahan dengan

tujuan wisata guna mengintensifkan pembangunan di sektor kepariwisataan yang

akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisata.

Kata kunci: analisis, potensi wisata, Kawasan Ra-nget

Abstract

Ra-nget area has high coastal tourism potential. Nevertheless there are some

beach attractions like, Sepo Waterfall, Waterfall Wang Tong, and Tokam Tok

Waterfall has not been developed optimally. The objectives of this research are:

(1) to analyze the potential of tourism object of Sepo Waterfall, Wang Tong

Waterfall and Tok Tok Waterfall in the research area, and (2) to make the

development strategy of waterfall object, Sepo Waterfall, Wang Tong Waterfall,

and Tok Etam Waterfall. The method used in this research is survey method with

questionnaire. The results obtained from this study are (1)tourist attraction that

has a high combined potential, namely tedapat in tourist attraction Sepo Waterfall.

Meanwhile, a tourist attraction with a combined potential level is located in the

tourist attraction of Waterfalls Wang Tong, and the potential of a low combined

tourist attraction in the tourist attraction Tok Tok Waterfall. However, based on

the internal, external, and potential potential of its supporters, the tourist attraction

2

in the Rum-nget Region has varied potentials ranging from low to high, (2 )the

strategy for developing tourist objects in the Radar Region is directed as follows:

(a) the quality of the object by utilizing the potential of existing natural resources

while maintaining the aspect of environmental sustainability, (b) increasing the

promotion of tourism in Ra-nget Area by establishing cooperation with private

parties and related institutions, so that existing tourism marketing will be more

integrated and directed, (c) increasing the intensity of attractive tourist events so

that tourists are more interested in visiting, and (d) the formation of territorials

with tourist destinations to intensify development in the tourism sector which will

eventually increase the number of tourist visits.

Keywords: analysis, tourism potention, Ra-nget Region

1. PENDAHULUAN

Sektor pariwisata di Tahiland merupakan salah satu sektor ekonomi jasa memiliki

prospek yang cerah, namun dewasa ini belum memperlihatkan peranan yang

sesuai dengan harapan dalam prospek pembangunan di Thailand. Pada era

globalisasi ini, pembangunan pariwisata dijadikan prioritas utama dalam

menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata bukan hanya

untuk wisatawan mancanegara saja, namun juga untuk menggalakkan kepentingan

wisatawan dalam negeri. Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata berupa kekayaan

alam yang indah, keragaman flora fauna, seni budaya, peninggalan sejarah, benda-

benda purbakala serta kemajemukan budaya.

Thailand memiliki potensi alam yang tinggi. Adapun potensi alam yang

dimaksud diantaranya adalah: 1) memiliki variasi bentang alam yang seragam, 2)

wilayahnya relatif subur karena banyak terdapat gunung api dan lembah-lembah

sungai, 3) kaya akan hasil pertanian, perkebunan, dan hasil-hasil hutan, seperti

padi, jagung, tebu, umbi-umbian, buah-buahan tropis, karet, cengkih, kopra, dan

berbagai jenis kayu (terutama kayu jati dan kayu besi), 4) memiliki potensi

peternakan yang besar, terutama ternak babi dan kerbau, dan 5) memiliki pantai

yang indah dan perairan di kawasan teluk yang tenang.

Meskipun Kawasan Rangat memiliki potensi wisata air terjun yang tinggi,

ternyata beberapa objek wisata Air terjun seperti, Air terjun Sepo, Air terjun

Wang Tonng dan Air terjun Tok Etam belum dikembangkan secara optimal

3

padahal mempunyai potensi alam yang tinggi baik dilihat dari kondisi fisik

alamnya maupun keunikannya. Ada berbagai macam persoalan yang menghambat

pengembangan objek wisata tersebut diantaranya adalah permasalahan

aksesibilitas yang minim, dukungan pengembangan objek yang kurang, fasilitas

pendamping dan pelengkap objek yang kurang memadai. Berdasarkan uraian

diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan kondisi obyek

wisata tersebut dari sudut pandang geografi dengan mangambil judul “Analisis

Potensi Obyek Wisata Air terjun di Kawasan Ranget, Thailand”.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) menganalisis potensi

obyek wisata Air terjun Sepo,Air terjun Wang Tong dan Air terjun Tok Etam di

daerah penelitian, dan (2) membuat strategi pengembangan objek wisata Air

terjun Sepo,Air terjun Wang Tong dan Air terjun Tok Etamdi Kawasan Ranget

agar semua objek wisata yang ada bisa berkembang.

Pada sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam

menggerakkan sistem. Aktor tersebut adalah insan-insan pariwisata yang ada pada

berbagai sektor. Secara umum, pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama,

yaitu (1) masyarakat, (2) swasta, (3) pemerintah. Yang termasuk masyarakat

adalah masyarakat umum yang ada pada destinasi, sebagai pemilik dari berbagai

sumber daya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan. Termasuk ke

dalam kelompok masyarakat ini juga tokoh-tokoh masyarakat, intelektual, LSM,

dan media massa. Selanjutnya, dalam kelompok swasta adalah asosiasi usaha

pariwisata dan para pengusaha, sedangkan kelompok pemerintah adalah berbagai

wilayah administrasi, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten,

kecamatan, dan seterusnya (Maha Rani dan Prasetya, 2014).

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder yang di peroleh dari

berbagai instansi terkait dilengkapi dengan metode survei yang didukung dengan

observasi lapangan. Metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data-data

yang diperlukan dalam penyisun karya tulis ilmiah ini, Antara lain adalah

4

penetuan daerah penelitian, teknik pengupulan data dan teknik pengolahan dan

analisis data.

Penelitian ini di lakukan di wilayah Kawasan Air terjun Ranget. Berbagai

dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah: (1) daerah penelitian ini

merupakan salah satu daerah tujuan wisata daerah yang berpotensi tinggi, (2)

daerah penelitian ini memiliki karakter wisata yang khas yakni wisata alam .

Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Data primer dapat di lakukan melalui observasi (melihat keadaan

secara langsung di lokasi) yang berada di dalam obyek wisata, sedangkan data

sekunder di kumpulkan dari pihak dan dinas pariwisata dan instansi-instansi

terkait di Kawasan Ranget.

2.1 Teknik Pengolahan Data dan analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder

dengan teknik skoring dan analisis klasifikasi. Skoring digunakan untuk

menutukan klasifikasi tingkat potensi obyek wisata. Teknik skoring dan

klasifikasi di mulai tahapan sebagai berikut.

1) Pelihhan idikator dan variabel penetian. Indikator variabel penelitian

berdasarkan kriteria penelitian potensi obyek dan daya tarik wisata yang

dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Narathiwat dengan modifikasi untuk

menyesuaikan dengan kondisi Kepariwisataan daerah penelitian.

2) Skoring Memberikan skor relatif 1 sampai 3 untuk beberapa variabel

penelitian seperti: keanekaragaman antraksi pendukung, londisi fisik obyek

wisata, waktu tempuh, ketersediaan angkutan, prasarana jalan, ketersediaan

fasilitas yang mendukung sosial, dan pelemkapan.

2.2 Analisis Data

Data tingkat potensi objek wisata yang diperoleh dari hasil klasifikasi, di daerah

penelitian, selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Setelah

dilakukan analisis terhadap potensi wisata yang ada, kemudian objek wisata yang

memiliki potensi yang tinggi namun belum dikembangkan dilakukan

pengembangan dengan metode SWOT.

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Potensi Internal Objek Wisata

Penilaian potensi internal di dasarkan atas beberapa macam variabel atau indikator

diantaranya adalah variabel kualitas objek wisata yang meliputi: (daya tarik utama

objek wisata, kekuatan atraksi komponen objek wisata, kegiatan wisata di lokasi

wisata, dan keragaman atraksi pendukung), variabel kondisi objek wisata yang

meliputi: (kondisi fisik objek wisata secara langsung, kebersihan lingkungan

objek wisata, dan keterkaitan antar objek), dan variabel dukungan pengembangan

objek yang meliputi: (ketersediaan lahan, dan pengembangan dan promosi objek

wisata). Semua variabel tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kondisi riil

objek wisata di lapangan kemudian dilakukan skoring dan klasifikasi. Nilai skor

terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 3. Adapun hasil dari identifikasi variabel

terhadap objek wisata di lapangan dan hasil skoringnya dapat dilihat pada Tabel

Tabel 1. Hasil Skoring dan Klasifikasi Potensi Internal Objek Wisata di Kawasan

Ranget Tahun 2017

Nama Objek

Wisata

Potensi Internal Total

Skor

Klas

KO KOW DPO

A B C D E F G H I

Air terjun Sepo 2 2 2 3 3 2 2 2 2 20 Tinggi

Air terjun Wang

tong 2 2 2 3 3 2 2 2 2

20 Tinggi

Air terjun Tok

etam 2 2 2 3 3 2 2 2 2

20 Tinggi

Sumber: Analisis Data, 2017

Keterangan:

KO : Kualitas objek

KOW : Kondisi objek wisata

DPO : Dukungan pengembangan objek

A : Daya tarik utama objek wisata

B : Kekuatan atraksi komponen objek wisata

C : Kegiatan wisata di lokasi wisata

D : Keragaman atraksi pendukung

E : Kondisi fisik objek wisata secara langsung

F : Kebersihan lingkungan objek wisata

G : Keterkaitan antar objek

H : Ketersediaan lahan

I : Pengembangan dan promosi objek wisata

6

Berdasarkan Tabel 1 dapat kita ketahui bahwa semua objek wisata di

Kawasan Pattaya berdasarkan potensi internal memiliki tingkat potensi yang

tinggi. Hal ini disebabkan semua objek wisata di kawasan telah dikembangkan

dengan baik. Selain itu semua objek wisata yang ada merupakan bagian dari

Kawasan Objek Wisata Ranget.

Adapun faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap tingginya potensi

internal pada objek wisata di Kawasan Pattaya diantaranya adalah faktor kondisi

objek wisata, yakni banyak objek wisata yang menarik, sehingga membuat

wisatawan ingin berkali-kali berkunjung, kombinasi komponen alami atau buatan

yang sesuai, sehingga mampu mempertinggi kualitas obyek, kegiatan tidak hanya

bersifat menikmati objek tetapi juga bisa bermain atau berinterkasi pada objek

tersebut, semua objek tersebut memiliki lebih dari 2 macam atraksi pendukung,

objek wisata masih alami dan belum mengalami kerusakan. Selain itu obyek

wisata cukup bersih dan terawat, sehingga membuat pengunjung nyaman. Faktor

lain adalah obyek wishata bersifat parallel karena terdapat dukungan obyek wisata

lain, luas lahan untuk pengembangan masih luas dan objek sudah dikembangkan

dan sudah terpublikasikan (aktual) dengan baik.

3.2 Potensi Eksternal Objek Wisata

Penilaian potensi eskternal di dasarkan atas beberapa macam variabel atau

indikator diantaranya adalah variabel dukungan pengembangan objek yang

meliputi: (keterkaitan antar objek wisata, dukungan objek wisata, dan

kelengkapan objek wisata), variabel aksesibilitas objek wisata yang meliputi:

(waktu tempuh terhadap ibukota, ketersediaan angkutan umum untuk menuju

objek wisata, dan prasarana jalan menuju lokasi objek wisata), variabel fasilitas

penunjang objek wisata yang meliputi: (ketersediaan fasilitas pemenuhan

kebutuhan fisik dasar, dan ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan sosial

wisata), dan variabel ketersediaan fasilitas pelengkap objek wisata. Semua

variabel tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kondisi riil objek wisata di

lapangan kemudian dilakukan skoring dan klasifikasi. Nilai skor terendah adalah

1 dan tertinggi adalah 3. Adapun hasil dari identifikasi variabel terhadap objek

wisata di lapangan dan hasil skoringnya dapat dilihat pada Tabel 2.

7

Tabel 2. Hasil Skoring dan Klasifikasi Potensi Eksternal Objek Wisata di

Kawasan Ranget Tahun 2017

Nama Objek

Wisata

Potensi Eksternal Total

Skor

Klas

DPO Aks FPO FP

J K L M N O P Q R

Air terjun Sepo 2 2 2 2 2 3 3 3 3 22 Tinggi

Air terjun Wang

Tong

2 2 2 2 2 3 2 3 3 21 Sedang

Air terjun Tok

Etam

2 2 2 1 2 3 3 2 3 20 Rendah

Sumber: Analisis, 2017

Keterangan :

DPO : Dukungan pengembangan objek

Aks : Aksesibilitas

FPO : Fasilitas pendukung objek

FP : Fasilitas pelengkap

J : Keterkaitan antar objek

K : Dukungan paket wisata

L : Kelengkapan

M : Waktu tempuh terhadap ibukota

N : Ketersediaan angkutan umum untuk menuju objek wisata

O : Prasarana jalan menuju objek

P : Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar dolokasi objek

Q : Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan sosial objek wisata

R : Ketersediaan fasilitas pelengkap

Berdasarkan Tabel 2 dapat kita ketahui bahwa sebagian besar objek wisata

di Kawasan Ranget berdasarkan potensi eksternal memiliki tingkat potensi yang

bervariasi, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Tingkat potensi tinggi terdapat di

objek wisata Air terjun Sepo. Tingkat potensi sedang terdapat di objek wisata Air

terjun Wang Tong, dan potensi rendah terdapat di objek wisata Air terjun Tok

Etam.

Adapun faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

potensi objek wisata di Kawasan Ranget diantaranya adalah parasarana jalan

yang sudah beraspal sehingga memudahkan aksesibilitas pengunjung objek

wisata, ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik yang lengkap sehingga

membuat pengunjung merasa nyaman menikmati dan berinteraksi dengan objek,

serta adanya ketersediaan fasilitas pelengkap yang memadai sehingga membuat

pengunjung semakin nyaman.

8

3.3 Potensi Pendukung Objek Wisata

Penilaian potensi pendukung objek wisata didasarkan atas variabel kemampuan

atau kondisi fisik wilayah yang meliputi: (kondisi topografi, kondisi iklim, kondisi

hidrologi, dan kondisi biosfer). Variabel tersebut digunakan untuk

mengidentifikasi kondisi riil objek wisata di lapangan kemudian dilakukan

skoring dan klasifikasi. Nilai skor terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 2.

Adapun hasil dari identifikasi variabel terhadap objek wisata di lapangan dan hasil

skoringnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Skoring dan Kalsifikasi Potensi Pendukung Objek Wisata di

Kawasan Ranget Tahun 2017

Nama Objek Wisata Potensi Pendukung Objek

Wisata

Total

Skor

Klas

Kemampuan Fisik Wilayah

S T U V

Air terjun Sepo 2 2 2 1 7 Tinggi

Air terjun Wang

Tong

2 2 2 1 7 Tinggi

Air terjun Tok Etam 2 2 2 1 7 Tinggi

Sumber: Analisis, 2017

Keterangan:

S : Kondisi topografi

T : Kondisi iklim

U : Kondisi hidrologi

V : Kondisi biosfer

Berdasarkan Tabel 3 dapat kita ketahui bahwa semua objek wisata di

Kawasan Ranget berdasarkan potensi pendukung memiliki tingkat potensi yang

tinggi. Adapun faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya

potensi pendukung pada objek wisata di Kawasan Ranget adalah kondisi faktor

topografi, iklim, hidrologi, dan biosfer yang sama karena keempat objek wisata

tersebut masih berada dalam satu kawasan, yakni kawasan objek wisata Ranget.

3.4 Potensi Gabungan Objek Wisata

Potensi gabungan objek wisata di peroleh dari penjumlahan 3 (tiga) varibael

potensi, yakni potensi internal, potensi eksternal, dan potensi pendukung objek

wisata. Potensi gabungan ini merupakan hasil akhir dari penilain tingkat potensi

objek wisata di Kawasan Ranget. Secara detail mengenai potensi gabungan objek

wisata di Kawasan Ranget dapat dilihat pada Tabel 4.

9

Tabel 4. Hasil Skoring dan Kalsifikasi Potensi Gabungan Objek Wisata di

Kawasan Ranget Tahun 2017

Nama Objek

Wisata

Total Skor Total Skor

Gabungan

Klas

Potensi

Internal

Potensi

Eksternal

Potensi

Pendukung

Objek Wisata

Air terjun Sepo 20 22 7 49 Tinggi

Air terjun Wann

Tong

20 21 7 48 Sedang

Air terjun Tok

Etam

20 20 7 47 Rendah

Sumber: Analisis, 2017

Berdasarkan Tabel 4 dapat kita ketahui bahwa sebagian besar objek wisata

di Kawasan Pattayaberdasarkan potensi gabungan memiliki tingkat potensi yang

bervariasi, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Potensi tinggi terdapat di objek

wisata Air terjun Sepo, potensi sedang terdapat di objek wisata Air terjun Wang

tong, dan potensi rendah terdapat di objek wisata Air terjun Tong etam.

Adapun variabel tertinggi penentu potensi gabungan objek wisata adalah

potensi eksternal objek. Analoginya semakin tinggi potensi eksternal objek wisata

di Kawasan Ranget, maka akan berdampak pada potensi gabungan. Hal ini

disebabkan potensi eksternal memiliki variabel penilaian yang relatif banyak

apabila dibandingkan dengan variabel yang lain. Secara spasial potensi objek

wisata di Kawasan Ranget dapat dilihat pada Gambar 1.

10

Gambar 1. Peta Potensi Gabungan Objek Wisata di Kawasan RangetTahun 2017

11

Suchaina (2014) juga menyatakan bahwa Fasilitas sarana dan prasarana sangat

mempengaruhi tingkat minat pengunjung suatu tempat pariwisata. Karena jika suatu tempat

wisata memiliki fasilitas sarana dan prasana yang kurang memenuhi standart, maka dapat

menurunkan minat untuk mendatangi tempat wisata tersebut. Kualitas sarana dan prasana

memiliki pengaruh terhadap peningkatan jumlah pengunjung terbukti dengan upaya yang

dilakukan oleh pengelola wisata Danau Ranu tahun sebelumnya jumlah pengunjung

mengalami kenaikan pada tiap tahunnya.

Mukiroh (2012) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor penarik wisatawan asal

malaysia berkunjung ke objek wisata pekanbaru juga menyatakan bahwa Harga paket wisata

yang cukup mahal karena kota Pekanbaru mempromosikan objek wisata secara tunggal.

Kebanyakan wisatawan menginginkan paket wisata yang menggabungkan dua propinsi yaitu

berawal kota Pekanbaru dan berakhir di Kota Padang. Sedangkan paket travel yang tersedia

di Kota pekanbaru kebanyakan hanya di lingkungan Kota Pekanbaru sehingga menimbulkan

kurang ketertarikannya bagi wisatawan.

3.5 Strategi Pengembangan Objek Wisata di Kawasan Ranget

Sebagian besar objek wisata di Kawasan Ranget memiliki potensi gabungan objek wisata

tinggi sampai rendah. Potensi wisata tinggi terdapat di Air terjun Sepo, potensi sedang

terdapat di objek wisata Air terjun Wang tong dan objek dengan nilai potensi gabungan

rendah terdapat di Air terjun Tok Etam. Melihat masih adanya potensi yang bervariatif tentu

perlu adanya upaya untuk membuat strategi perencanaan yang optimal dalam rangka

pengembangan potensi objek wisata di Kawasan Ranget. Salah satu langkah yang bisa

ditempuh dalam rangka pengembangan objek wisata di Kawasan Ranget adalah dengan

analisis SWOT, yakni mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki

masing-masing objek, sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan strategi perencanaannya.

Analisis SWOT dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebijakan perencanaan

pengembangan kepariwisataan di Kawasan Ranget yang mencakup beberapa aspek

diantaranya adalah aspek objek wisata, sistem transportasi, tata ruang, sarana penunjang

wisata (akomodasi), pemasaran wisata, industri penunjang wisjata, kelembagaan/pengelolaan,

investasi, dan kebijakan.

3.6 Strategi umum pengembangan pariwisata

Tujuan dasar pengembangan kepariwisataan di Kawasan Ranget adalah meningkatkan

pendapatan daerah dari sektor pembangunan pariwisata dengan pola pembangunan yang

terarah dan terpadu dengan sektor pembangunan lain yang terkait. Adapun strategi

pencapaiannya dapat digunakan untuk menentukan jalur pengembangan dan langkah-langkah

12

yang berkaitan dengan perkembangan obyek wisata untuk setiap bagian yang strategis.

Secara konkret dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan pariwisata Kawasan Ranget

sebagai suatu peningkatan agar sektor pariwisata mampu sebagai sektor yang dapat

meningkatkan pendapatan daerah, merangsang kegiatan perekonomian wilayah dan

merupakan generator pengembangan wilayah dan daerah.

Obyek wisata yang ada di Kawasan Ranget merupakan objek yang sudah dikenal oleh

wisatawan domestik bahkan mancanegara. Adapun strategi pengembangan obyek wisata di

Kawasan Ranget diarahkan sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas obyek, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang

ada dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

2. Peningkatan upaya promosi wisata di Kawasan Ranget dengan menjalin kerja sama

dengan pihak swasta serta instansi terkait, sehingga pemasaran wisata yang ada akan

lebih terpadu dan terarah.

3. Peningkatan intensitas event wisata yang atraktif sehingga wisatawan lebih tertarik

berkunjung.

4. Pembentukan perwilayahan dengan tujuan wisata guna mengintensifkan

pembangunan di sektor kepariwisataan yang akhirnya akan meningkatkan jumlah

kunjungan wisata.

3.7 Strategi pengembangan sarana wisata

Kondisi saat ini jenis sarana penunjang wista yang terdapat di Kawasan Ranget sudah cukup

memadai untuk mencukupi kebutuhan wisatawan. Namun untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan di masa mendatang, tertama jika dilihat dari persebaran, kualitas dan kuantitasnya

sarana penunjang wisata masih perlu ditingkatkan karena umumnya sarana tersebut masih

terpusat di Kawasan Ranget. Strategi pengembangan sarana wisata Kawasan Ranget

diarahkan sebagai berikut:

1. Pemerataan sarana wisata ke seluruh wilayah Kawasan Ranget sesuai dengan hierarki

kota.

2. Peningkatan kualitas sarana wisata karena pada dasarnya kegiatan wisata

mengutamakan kenyamanan, diharapkan dengan peningkatan kualitas, wisatawan

akan lebih lama tinggal di Kawasan Ranget.

3. Menjalin kerja sama dengan biro perjalanan wisata untuk menjaring wisatawan agar

dapat memanfaatkan sarana wisata yang ada.

3.8 Strategi Pengembangan Pemasaran Wisata

Strategi pemasaran yang ditekankan dalam pengembangan obyek wisata antara lain meliputi:

13

1. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan memperpanjang lama kunjungan,

antara lain meliputi: peningkatan sarana berbelanja, atraksi wisata dan peningkatan

industri kerajinan tangan.

2. Menggunakan lokasi-lokasi yang sudah ada dan mapan sebagai poros pembangunan

paket-paket wisata yang baru.

3. Mendukung berbagai pola perjalanan melalui promosi yang menarik.

4. Bekerjasama dengan berbagai instansi yang terkait.

5. Mengembangkan potensi wisata desa melalui pemanfaatan potensi Lembaga

Kerajinan Tangan Swasta.

6. Mengupayakan usaha-usaha pemasaran ke luar negeri melalui kerjasama dengan

instansi terkait.

Untuk mendukung strategi pemasaran tersebut perlu upaya-upaya yang meliputi:

1. Pengembangan Perjalanan Wisata

2. Pengembangan ini dilakukan dengan paket wisata dan memanfaatkan poros-poros

yang berpotensi dan obyek-obyek wisata utama. Paket tersebut tidak dibedakan antara

wisama dan wisnus, tetapi ditawarkan paa semua wisatawan. Prioritas tawaran,

alternatif rangkaian perjalanan dan pembiayaan yang berbeda akan menambah daya

tarik.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap potensi obyek wisata

di Kawasan Ranget, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Obyek wisata air terjun di kawasan Ranget mempunyai kelas poensi adanya 3 klas

adalah tinggi sedang dan rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak semua karatristik

maupun potensi yang ada di obyek wisata Ranget merupakan faktor pendorong dalam

usaha pengembangan objek wisata., namun juga ada faktor yang menghambatnya.

Faktor menghambat ini ini perlu dilakukan usaha perbaikan atau bahkan

pengembangan agar wisatawan lebih tertarik berkunjung ke objek wisata air terjun

kawsan Ranget.

2. Berdasarkan analisis pengembangan objek wisata, yang perlukan dilakukan Arahan

pengembangan Obyek wisata air terjun Kawasan Ranget meliputi aspek –aspek

sebagai berikut, yaitu atraksi. Sarana, Infrastrktur, aksibilitas. Produk unggulan, dan

pemsaran/ promosi.

14

4.2 Saran

Setelah melihat dari beberapa kesimpulan yang penulis kemukaan, maka disini penulis

berusha untuk memberikan saran dengan harapan dapat berguna dan bermanfaat kearah yang

lebih baik. Adapun saran- saran yang dapat penulis kemukaan adalah sebagai berikut:

1) Sebaiknya potensi-potensi obyek wisata yang ada dikelola dan dimanfaat dengan

sebaik-baiknya untuk dapat menujung perkembangan kepariwisataan secara

keseluruhan baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata buatan.

2) Pengembangan yang dilakukan harus disesuaikan dengan potensi masing-masing

obyek wisata dan penciptaan ketertarikan yang erat antar obyek wisata yang lainnya

dalam rangka membentuk kesatuan obyek wisata yang terintegrasi di kawasan Ra-

nget Thailand.

3) Perlu diusahakan peningkatan kualitas sarana dan prasaran disetiap masing-masing

obyek wisata karena sebagai salah satu potensi pendukung untuk kelengkapan obyek

wisata.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Tempat Wisata Menarik di Pattaya. Diaksespada alamat web

http://webwisata.com/tempat-wisata-menarik-di-Narathiwat.html pada tanggal 09

maret 2016

Suhardjo, A.J.. (2008). Geografi Perdesaan Sebuah Antologi. Yogyakarta: IdeAs Media.

Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno.1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES UI

Bintarto, R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. Yogyakarta: UP Spring

Daldjoeni, N. 1998. Geografi Baru. Bandung : Alumni

Damanik, Janiantondan Helmut F. Weber. 2006. PerencanaanEkowisata: Dari

TeorikeAplikasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Fennel.D.A. 1999.Ecotourism Policy and Planning. London: CABI Publishing

Maha Rani, Deddy Prasetya. 2014. Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep,

Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang) Jurnal Politik Muda, Vol. 3 No. 3,

Agustus-Desember 2014, 412-421. Surabaya: FISIP UNAIR

Margiani Hernawati. 2006. Analisis Potensi Dan Pengembangan Obyek Wisata di Kawasan

Wisata Baturaden Kabupaten Banyumas. Skripsi Sarjana. Surakarta: Fakultas Geografi

UMS

Pitana, I G. dan Gayatri, P G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:Penerbit Andi

15

Santosa, Budi, Hessel. 2002. Srtategi Pengembangan Sektor Pariwisata. Yogyakarta: YPAPI

Soebagyo. 2012. StrategiPengembanganPariwisata di Indonesia. JurnalPenelitian Liquidity

Vol 1 No 2, Juli-Desember 2012, Hal 153-158. Jakarta: FE Pancasila

Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai systematic

Linkage. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Spillane James 1987, Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Sujali, 1989 Geografi pariwisata dan Kepariwisataan.Buku Pegangan Kuliah.Yogyakarta:

Fakultas Geografi UGM

Sunarwan (2012) Analisis Potensi Obyek Wisata Grojogansewu TerhadapPengembangan

Wisata Di Kecamatan Tawangmangu KabupatenKaranganyar. Skripsi S1. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yoeti Oka. A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :Angkasa

Wiwien Eko Wijayanto. 2005. Analisis Potensi Obyek Wisata Di Wilayah Kepariwisataan

Kabupaten Jepara. Skripsi Sarjana. Surakarta: Fakultas Geografi UMS