44
LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK) ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DKI JAKARTA Tim Pengusul: 1. Siti Dahlia, S.Pd., M.Sc (NIDN.0315109102) Ketua 2. Alwin, M.Pd (NIDN: 0307099201) Anggota Nomor Surat Kontrak Penelitian: 222/F.03.07/2020 Nilai Kontrak: Rp 11.000.000 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.HAMKA JAKARTA TAHUN 2020

ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

i

LAPORAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)

ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA MENGGUNAKAN SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS DI DKI JAKARTA

Tim Pengusul:

1. Siti Dahlia, S.Pd., M.Sc (NIDN.0315109102) Ketua

2. Alwin, M.Pd (NIDN: 0307099201) Anggota

Nomor Surat Kontrak Penelitian: 222/F.03.07/2020

Nilai Kontrak: Rp 11.000.000

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.HAMKA

JAKARTA

TAHUN 2020

Page 2: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

ii

Page 3: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

iii

SURAT KONTRAK PENELITIAN

Page 4: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

iv

Page 5: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

v

ABSTRAK

DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia yang merupakan pusat aktivitas kegiatan

menjadi episentrum persebaran virus corona. Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa

sector terhambat, seperti: pendidikan, ekonomi, social, dan lainnya. Untuk itu tujuan

dalam penelitian ini merupakan 1). Analisis secara spasial temporal perkembangan virus

Corona (COVID-19) di Jakarta. Dan 2). Analisis pola distribusi spasial virus Corona

(COVID-19) di Jakarta. Metode yang digunakan berbasis data sekunder dari data

Kementrian Kesehatan dan Gugus Tugas Covid 19 DKI Jakarta, dengan menggunakan

Sistem Informasi Geografis. Analsisi dilakukan dengan prinsip autocorelasi spasial dan

interpretasi secara kualitatif, untuk analisis pola spasial dilakukan analisis berdasarkan

indicator kepdatan penduduk, fasilitas umum, dan transportasi. Berdasarkan data analisis

spasial temporal menunjukkan bahwa kasus positif Covid 19 periode Maret sampai

September cendrung meningkat secara signifikan. Mayoritas area berada pada kelompok

kasus positif 101-150 kasus, dan pada Bulan September kecamatan dengan Kasus poisitif

> 200 orang cendrung meningkat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus positif

dapat di identifikasi factor lokasi pekerjaan, kepadatan penduduk, peningkatan tracking

dan test masal, serta belum efisien kebijakan pemerintah dalam implementasi mitigasi

Covid 19. Berdasarkan pola spasial menunjukkan bahwa pada wilayah penelitian pada

Bulan Maret memiliki pola Cold spot atau menyebar sedangkan Bulan April sampai

September terdapat titik Hot Spot yaitu beberapa Kecamatan di Jakarta Barat, Pusat,

Utara, dan Selatan. Selain itu, secara pola kasus positif Covid 19 tertinggi pada area

dengan kepdatan penduduk tinggi, tingginya keberadaan fasilitas umum seperti

perniagaan, layanana kesehatan, dan tempat ibadah, dan lokasi layanan transportasi seperti

stasiun, bandara, dan pelabuhan. Luaran dari penelitian ini yaitu: luaran wajib akan di

submit pada Jurnal Geografi Unimed terindeks Sinta 2 dan Luaran Tambahan berupa

Jurnal Tunas Geografi yang terindeks Sinta 3.

Kata Kunci: Spasial Temporal, Pola Spasial, Covid 19, Sistem Informasi Geografis

Page 6: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

vi

DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

SPK PENELITIAN ................................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2

1.4 Urgensi Penelitian ............................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

2.1 State of The Art Bidang yang Diteliti .................................................................. 3

2.2 Studi Pendahuluan yang Sudah Dilaksanakan..................................................... 4

2.4 Road Map Penelitian ........................................................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 6

3.1 Bagan Penelitian .................................................................................................. 6

3.2 Desain Penelitian ................................................................................................. 6

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................. 6

B. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 7

C. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................................. 8

D. Metode Pengumpulan data ................................................................................ 8

E. Metode Pengolahan Data ................................................................................... 8

F. Metode Analisis Data........................................................................................... 8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 11

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian .............................................................................. 10

1. Kondisi Administrasi Wilayah penelitian ......................................................... 10

2. Kondisis Sosial Wilayah penelitian .................................................................. 11

3. Kondisi Fisik Wilayah penelitian ...................................................................... 12

Page 7: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

vii

4. Data kasus Covid 19 Wilayah Penelitian .......................................................... 18

4.2 Hasil Penelitian .................................................................................................... 21

1. Analisis secara spasial temporal perkembangan Covid-19 di Jakarta ................... 21

2. 2Analisis pola distribusi spasial Covid-19 di Jakarta ............................................ 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 30

5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 30

5.2 Saran .................................................................................................................... 30

BAB VI LUARAN YANG DICAPAI .................................................................... 31

BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI ...... 32

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 33

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 35

Page 8: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit baru yang dapat

menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh

infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Dari

berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui droplet

saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Covid 19 pertamakali dilaporkan

oleh pemerintah Cina di Wuhan pada tangal 31 Desember 2019, yang selanjutnya

menyebar ke seluruh dunia dan menjadi masalah darurat kesehatan international (Kang,

Choi, Kim, & Choi, 2020). Pemerintah di Indonesia pertama kali melaporkan bahwa

penduduk Indonesia positif Covid 19 pada tangal 2 Maret 2020 yang menimpa dua orang

(Kompas, 2020).

Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia mencapai angka 9.771 pada

tangal 29 April 2020. Kasus positif COVID-19 paling banyak berasal dari DKI Jakarta,

sehingga Jakarta menjadi episentrum persebaran virus corona (detiknews, 2020). Kasus

terkonfirmasi Covid 19 di Jakarta tertangal 29 April 2020 yaitu 4.033 kasus positif, 2.002

dirawat, 412 sembuh, 381 meningal, dan 1.238 isolasi mandiri

(https://corona.jakarta.go.id/id). Covid 19 tidak hanya menyebabkan bronchial dan

pulmonary, tetapi efektif dalam mengurai kemacetan dan keramaian di pusat

perbelanjaan (Malay, 2020). Di Jakarta Covid 19 sejak 15 Maret 2020 mengakibatkan

system bekerja dari rumah atau Work Form Home (WFH). Pada tangal 10 April 2020

untuk memutus rantai pernyebaran virus korena Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan

pertauran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini berdampak pada peliburan

sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di

tempat umum, pembatasan kegiatan social dan budaya, pembatasan moda transportasi,

dan pembatasan kegiatan lain khusus pertahanan dan kemanan.

Sistem Informasi Geografis (SIG) menawarkan sarana untuk memvisualisasikan,

menganalisis dan memahami distribusi penyakit menular ke ruang dan waktu, sehingga

Page 9: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

2

mengungkapkan tren spasial, pola dan hubungan antara faktor patologis dan lingkungan

geografis penyakit. Sistem Informasi Geografis memiliki peran penting dalam proses

melacak dan mengurangi penularan. Apalagi teknologi terbaru GIS yang berbasis web

yang dapat meningkatkan proses sharing informasi secara real time untuk mendukung

pengambilan kebijakan (Kamel Boulos & Geraghty, 2020). Untuk itu. analisi secara

spasial virus korona merupakan penting sebagai upaya pencegahan penularan lebih

lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Indonesia, sehingga memiliki peran startegis

yaitu sebagai pusat pemerintahan, bisnis, pendidikan dan lainnya. Akan tetapi pada Bulan

Maret 2020 penduduk Jakarta terpapar Covid 19 dan Jakarta menjadi Episentrum Covid

19. Kasus terkonfirmasi Covid 19 di Jakarta tertangal 29 April 2020 yaitu 4.033 kasus

positif, 2.002 dirawat, 412 sembuh, 381 meningal, dan 1.238 isolasi mandiri

(https://corona.jakarta.go.id/id). Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini, berupaya

untuk menganalisis: 1). Bagaimana spasial temporal kasus positif Covid 19 di Jakarta?.

Dan 2). Bagaimana pola distribusi spasial virus Corona (COVID-19) di Jakarta?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut, tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1). Analisis secara spasial

temporal perkembangan virus Corona (COVID-19) di Jakarta. Dan 2). Analisis pola

distribusi spasial virus Corona (COVID-19) di Jakarta.

1.4 Urgensi Penelitian

Penelitian terkait analisis pola distribusi spasial virus korona menggunakan sistem

informasi geografis di DKI Jakarta dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana secara non

structural melalui analisis pemetaan secara spasial baik temporal dan pola spasial. Hal

ini diharapkan adanya informasi gambaraan secara spasial dapat melakukan pencegahan

distribusi secara lebih lanjut. Selain itu, hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai

bahan ajar pada mata kuliah Geografi Kebencanaan.

Page 10: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 State of The Art Bidang yang Diteliti

Penelitian yang mengkaji terkait kasus virus Corona (COVID-19) sudah dilakukan

oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan berbagai bidang ilmu, seperti: Kamel Boulos

& Geraghty (2020), yang menyatakan bahwa GIS dapat mendukung memerangi

penularan wabah. Selain itu, hasil kajian (Kang et al., 2020) menyatkan bahwa analisis

spasial mampu membantu dengan baik dalam memahami distribusi infeksi virus. Kajian

dari (Adegboye, Gayawan, & Hanna, 2017) yang menghasilkan bahwa individu dengan

komorbiditas, pekerja non-kesehatan, pasien tanpa pengalaman klinis yang fatal, dan

pasien tanpa pengalaman klinis dan subklinis secara signifikan meningkatkan

kemungkinan kematian dari MERS-CoV di Semenanjung Arab. Berbeda dengan hasil

kajian (Olanrewaju & Adepoju, 2017) yang mengkaji terkait kajian spasial penyakit

kolera dengan lingkungan. Hal ini dilakukan juga oleh (Al-Ahmadi, Alahmadi, & Al-

Zahrani, 2019), dengan hasil kajian secara spasial temporal dengan analisis klaster dapat

mengidentifikasi periode waktu dan area geografis potensi tertinggi terinfeksi MERS-

Cov di Saudi Arabia. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh (Chua et al., 2019)

menyatakan bahwa secara spasial alamat tempat kerja berhubungan dengan penyebaran

wabah.

Untuk mendukung penelitian analisis pola distribusi spasial virus korona

menggunakan sistem informasi geografis di DKI Jakarta, penelitian yang relevan yang

sudah dilakukan oleh peneliti yaitu:

No Nama dan Tahun Judul Hasil

1 Dahlia, et al (2016) Analisis risiko banjir

pada lahan sawahpadi

dengan pendekatan

bentuklahan dan

persepsi masyarakatdi

Desa Renged DAS

Cidurian

Satuan bentuklahan dan

persepsi masyarakat dapat

digunakan untuk

identifikasi karaktersitik

banjir.

Page 11: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

4

2 (Dahlia,

Nurharosono, &

Rosyidin, 2018)

Analisis Kerawanan

Banjir Menggunakan

Pendekatan

Geomorfologi Di Dki

Jakarta

pola spasial menunjukkan

bahwa daerah dengan

tingkat kerawanan banjir

tinggi mayoritas terletak

di bagian utara wilayah

penelitian, dan daerah

dengan tingkat kerawanan

banjir rendah mayoritas

dibagian selatan wilayah

penelitian.

3 (Rosyidin et al.,

2019)

Identify of Multi-

Hazard on

Muhammadiyah

Education Area by

VISUS Method in

Jakarta

Hasil analisis

menunjukkan bahwa

sekolah di DKI Jakarta

memiliki kerawanan

terhadap multi bencana,

hal ini dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan

sekitar.

4 (Siti Dahlia, 2017) Partisipasi Masyarakat

Dalam Pemetaan

Bahaya Banjir

Menggunakan

Pendekatan Multi

Disiplin Di Desa

Renged, Kecamatan

Binuang, Kabupaten

Serang, Provinsi

Banten

ebagian besar wilayah

penelitian terletak pada

bahaya banjir sedang.

Berdasarkan pola spasial,

hasil terdapat kesamaan

diantara dua pendekatan

yaitu bahaya banjir tinggi

terletak di satuan

bentuklahan dataran banjir

yang berasosiasi dengan

DAS Cidurian, aliran

sungai mati, dan dataran

aluvial yang berasosiasi

dengan saluran irigasi.

Daerah dengan bahaya

banjir sedang terletak

disatuan bentuklahan

dataran banjir yang

berasosiasi dengan aliran

sungai mati dan dataran

aluvial. Daerah dengan

tingkat bahaya banjir

rendah terletak di satuan

bentuklahan dataran

aluvial antropogenik,

Page 12: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

5

tanggul alam, dan

sebagian dataran aluvial.

2.2 Road Map Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki Road Map Penelitian yaitu:

Gambar 2.1: Road Map Penelitian

2017

Pemetaan Bahaya Banjir di DKI Jakarta

2018

Pemetaan Kerawanan Kebakaran di Tambora, Jakarta Barat

2019

1. Pemetaan bahaya tsunami

2. Analisis Perubahan lahan pasca tsunami

2019

Analisis risiko Banjir terhadap fasilitas sekolah di DKI Jakarta

2020Analisis pola distribusi spasial Virus Covid 19 di Jakarta

Pemetaan

Multi Bencana

Page 13: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bagan Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

3.2 Desain Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Provinsi DKI Jakarta, dengan luas 661,52 km2.

Secara astronomis wilayah penelitian terletak diantara 106 ͦ22’42’’-106 ͦ 58’188’’ BT,

dan 6 ͦ 22’ 00’’ - 6 ͦ22’45 LS (Gambar 3.2).Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan

Maret-September 2020.

Page 14: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

7

Gambar 3.2. Lokasi Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu Seluruh penduduk wilayah DKI Jakarta yang

terbagi menjadi 5 Kota Madya yaitu Jakarta Pusat, Timur, Barat, Selatan, dan Utara.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu metode sensus, yaitu seluruh

penduduk di DKI Jakarta yang terpapar positif virus Korona Pada Bulan Maret

sampai September Tahun 2020. Unit analisis dalam penelitian ini yaitu penduduk

terpapar positive virus Korona 19 di tingkat Kelurahan, sebanyak 261 Kelurahan.

Page 15: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

8

C. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan fungsinya, yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1,

sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel

3.2.

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam Penelitian

No Alat Fungsi

1 GPS Garmin Merekam titik koordinat

2 Perangkat Lunak Arc-Gis 10.6 Analisis spasial

3 Kamera DigitalCanon A2300 Dokumentasi

4 Perangkat lunak DNRGPS Transfer data hasil tracking

GPS

Tabel 3.2 Bahan Penelitian

No Bahan Sumber

1 Peta RBI skala 1:25.000 BIG

2 Citra Googel Earth Googel Earth

6 Data Penduduk Terpapar https://corona.jakarta.go.id

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berbasis data sekunder. Data

yang dikumpukan terkait penduduk terdampak positif virus korona 19 di DKI Jakarta

secara temporal yaitu Bulan Maret - September Tahun 2020, yang bersumber dari

web: https://corona.jakarta.go.id.

E. Metode pengolahan dan analisis data

Hasil pengumpulan data sekunder dilakukan pengolahan, untuk menghasilkan

peta pola distribusi spasial dan spasial temporal

1. Pengolahan dan Analisis peta pola distribusi spasial virus Korona 19

Analisis pola spasial dilakukan dengan teknik interpretasi secara kualitatif yaitu

analisis peta sebaran Covid 19 dengan peta penggunaan lahan. Selanjutnya,

identifikasi pola spasial dianalisis berdasarkan prinsip autocorelasi secara

Page 16: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

9

spasial, dengan parameter lokasi kepadatan pemukiman, tempat kerja, dan

fasiltas umum.

2. Pengolahan dan Analisis untuk peta spasial temporal

Analisis spasial secara temporal dilakukan dengan analisis data spasial

perkembangan Covid 19 menggunakan Arc Gis berbasis data sekunder dari

https://corona.jakarta.go.id/id. Analisis secara temporal dilakukan analisis

perkembangan kasus positive virus Korona 19 dari Bulan Maret sampai

September 2020.

Page 17: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskrispi Wilayah Penelitian

1. Kondisi Administratif

Secara administrasi wilayah penelitian memiliki luas 661,52 km2 , yang terdiri dari

Jakarta Selatan (154,32 km2), Jakarta Timur (182,70 km2), Jakarta Pusat (52,38 km2),

Jakarta Barat (124,44 km2), dan Jakarta Utara (139,99 km2). Secara astronomis

wilayah penelitian terletak diantara 106 ͦ22’42’’-106 ͦ 58’188’’ BT, dan 6 ͦ 22’ 00’’ -

6 ͦ22’45 LS (Gambar 4.1).

Gambar 4.1. Lokasi Penelitian

Page 18: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

11

2. Kondisi Sosial

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data kependudukan menunjukkan bahwa jumlah penduduk wilayah

penelitian yaitu 10.467.629 jiwa, dengan 5.244.690 jiwa laki-laki dan 5.222.939 jiwa

perempuan. Berdasarkan usia, jumlah penduduk wilayah penelitian berada pada usia

produktif yaitu 30-34 tahun.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Wilayah Penelitian

Kelompok

Umur

2018

Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 461794 444147 905941

5-9 472159 455206 927365

10.14 394643 370999 765642

15-19 355617 354567 710184

20-24 372793 411459 784252

25-29 468262 497588 965850

30-34 523215 508986 1032201

35-39 495643 475638 971281

40-44 429869 412091 841960

45-49 362091 349920 712011

50-54 296955 293992 590947

55-59 230049 236745 466794

60-64 167221 173024 340245

65+ 214379 238577 452956

Jumlah 5244690 5222939 10467629

Sumber: BPS, Tahun 2020

3. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi DKI Jakarta

a. Elevasi

Analisis elevasi wilayah penelitian berdasarkan data DEM SRTM (Shuttle Radar

Topography Mission), dengan resolusi spasial 30 m. Hasil analisis menunjukkan

bahwa elevasi terendah wilayah penelitian yaitu -6 m dpal dan tertinggi 77 m dpal.

Berdasarkan luasan, area yang terletak pada elevasi < 5 m dpal (rendah) seluas

29132,72 ha, elevasi 5-10 m dpal (sedang) seluas 31190,08 ha, dan elevasi 50-77 m

dpal (tinggi) yaitu seluas 3745,88 ha (Tabel 4.2). Berdasarkan hal tersebut,

Page 19: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

12

menunjukkan bahwa wilayah penelitian sebagian besar memiliki elevasi 5-10 m

dpal atau kategori sedang (Gambar 4.2). Menurut van Zuidam (1985), daerah

dengan kondisi elevasi < 50 m merupakan wilayah dataran rendah. Daerah dataran

rendah pada umumnya merupakan daerah rawan banjir tahunan, dan merupakan

langganan pada beberapa tempat (Sunarto et al., 2014). Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa secara elevasi wilayah penelitian, rawan terhadap banjir.

Tabel 4.2. Luasan Elevasi DKI Jakarta

NO Elevasi (meter) Luas (Ha) Presentase (%)

1 < 5 29.132,72 45,47

2 5-10 31.190,08 48,68

3 50-77 3.745,88 5,85

Total 64.068,69 100

Berdasarkan gambar peta elevasi wilayah penelitian (Gambar 4.1),

menunjukkan bahwa elevasi terendah terletak di bagian utara wilayah penelitian,

kondisi ini disebabkan oleh bagian utara wilayah penelitian merupakan daerah

pesisir, sehingga memiliki elevasi lebih rendah. Elevasi tertinggi wilayah

penelitian mayoritas terletak dibagian selatan wilayah penelitian. Kondisi ini

disebakan oleh pada bagian selatan wilayah penelitian merupakan terletak

berbatasan dengan wilayah Bogor, yang mayoritas wilayah memiliki karakteristik

morfologi berbukit sampai bergunung.

Page 20: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

13

Gambar 4.2: Peta Elevasi DKI Jakarta

b. Kemiringan Lereng

Analisis kemiringan lereng wilayah penelitian berdasarkan data DEM SRTM

(Shuttle Radar Topography Mission), dengan resolusi spasial 30 m. Klasifikasi kelas

lereng pada penelitian ini mengacu klasifikasi kemiringan lereng menurut van

Zuidam Tahun 1985. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelas kemiringan lereng

DKI Jakarta terdiri dari 0-2 % (datar) seluas 46.592,64 ha, 3-7% (landai) seluas

13.858,30 ha, dan 8-3 % (miring) seluas 3617.75 ha (Tabel 4.3). Berdasarkan data

luasan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah penelitian memiliki

Page 21: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

14

kemiringan lerengan 0-2 % atau datar. Menurut van Zuidam (1985), daerah dengan

kondisi lereng datar sampai landai merupakan daerah dataran banjir. Kondisi

tersebut sesuai dengan kondisi di lapangan, bahwa wilayah DKI Jakarta memiliki

intensitas tinggi terkena banjir. Peta kemiringan lereng wilayah penelitian disajikan

pada Gambar 4.3.

Tabel 4.3. Luasan Tingkat Kemiringan Lereng DKI Jakarta

NO Kemiringan

Lereng (%)

Luas (Ha) Presentase (%)

1 0-2 46.592,64 72,72

2 3-7 13.858,30 21,63

3 8-13 3.617,75 5,6

Total 64.068,69 100

c. Bentuklahan

Daerah rawan banjir dapat diidentifikasi salah satunya yaitu dengan

pendekatan geomorfologi. Menurut Setiawan et al (2014), karakteristik

geomorfologi menjadi kunci dalam kajian potensi banjir, banjir genangan ataupun

jejak-jejaknya dapat dikenali dari pola bentuklahan pada dataran rendah.

Pendekatan bentuklahan untuk evaluasi bahaya banjir luapan sungai yaitu fokus

pada bentuklahan asal proses fluvial. Bentuklahan asal proses fluvial merupakan

bentuklahan yang terjadi akibat proses air mengalir, baik yang memusat (sungai)

maupun oleh aliran permukaan bebas (overland flow). Ketiga aktivitas dari sungai

ataupun aliran permukaan bebas tersebut mencakup: erosi, transportasi, dan deposisi

atau sedimentasi (Dibyosaputro, 1997). Hasil bentuklahan asal proses fluvial DKI

Jakarta, di sajikan pada Tabel 4.4.

Page 22: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

15

Gambar 4.3: Peta Kemiringan Lereng DKI Jakarta

Tabel 4.4. Bentuklahan Proses Fluvial DKI Jakarta

NO Satuan Bentuklahan Luas (Ha) Presentase

(%)

1 Dataran Aluvial 24.103,56 37,62

Page 23: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

16

2 Dataran Aluvial Pantai 5.996,94 9,36

3 Dataran Banjir 8.429,12 13,15

4 Kipas Aluvial 25.539,07 39,86

Total 64.068,69 100

Analisis bentuklahan wilayah penelitian diperoleh dari hasil analisis Peta RBI

Skala 1:25000, DEM SRTM, dan Citra Landsat, sehingga menghasilkan peta

bentuklahan. Hasil analisis peta bentuklahan, wilayah DKI Jakarta memiliki satuan

bentuklahan: dataran alluvial seluas 24.103,56 ha, dataran alluvial pantai seluas

5.996,94 ha, dataran banjir seluas 8.429,12 ha, dan kipas alluvial seluas 25.539,07

ha (Tabel 4.5). Berdasarkan hal tersebut sebagian besar satuan bentuklahan DKI

Jakarta merupakan kipas alluvial (Gambar 4.4). Kipas alluvial merupakan

akumulasi sedimen berukuran bongkah, kerakal, kerikil, dan pasir yang terjadi pada

suatu daerah yang sungai mengalir, dan terdapat perubahan yang mencolok lereng

dari miring hingga terjal. Wilayah penelitian memiliki satuan bentuklahan kipas

alluvial karena wilayah penelitian dekat dengan wilayah Bogor, sehingga wilayah

penelitian terpengaruh aliran bahan vulkanis Gunung Gede – Pangrango, dan

Gunung Salak (Pannekoek, 1989).

Berdasarkan kondisi tersebut wilayah penelitian mayoritas merupakan satuan

bentuklahan kipas alluvial, sehingga sebagai muara atau hilir dari salah satu DAS

yang berasal dari wilayah Bogor. Daerah hilir DAS pada umumnya memiliki

tingkan kerawan banjir yang lebih tinggi. Selain itu, satuan bentuklahan terluas

wilayah penelitian lainnya yaitu dataran alluvial, yang merupakan hasil proses

sedimentasi pada topografi datar dengan material aluvium (Sunarto et al., 2014).

Kondisi tersebut dapat diidentifikasikan bahwa wilayah penelitian terpengaruh oleh

aktivitas banjir dan penggenangan, karena material aluvium berasal dari hasil

pengendapan ketika terjadi banjir dan penggenangan.

Page 24: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

17

Gambar 4.4: Peta Satuan Bentuklahan DKI Jakarta

Page 25: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

18

4. Data Kasus Virus Korona 19

A. Data Positif di DKI Jakarta

Berdasarkan data kasus positif virus korona 19 di DKI Jakarta pada Bulan

Maret sampai September 2020 menunjukkan trend yang secara signifikan

meningkat tajam (Gambar 4.5). Data peningkatan kasus positif terjadi mulai

Bulan April dan signifikan meningkat di Bulan Juni, yaitu pada kondisi PSBB

transisi. Untuk data pasien sembuh menunjukkan meningkat sejak Bulan Juni

sampai Bulan September, meskipun trend dibawah dari garis kasus positif.

Gambar 4.5. Grafik Kasus Positif di DKI Jakarta

Sumber: https://corona.jakarta.go.id/id

B. Data Perbandingan Kasus

Berdasarkan data perbandingan antara kasus positif harian di Indonesia dan

di Jakarta menunjukkan bahwa angka kasus positif di Indonesia memiliki trend

lebih tinggi dibandingkan di Jakarta (Gambar 4.6). Akan tetapi, data grafik

menunjukkan perbedaan angka tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Selain

itu, jika ditinjau dari jumlah total penduduk, Jakarta memiliki 4% jumlah

penduduk dari total jumlah di Indonesia. Kondisi tersebut menggambarkan data

kasus positif harian di DKI Jakarta merupakan tinggi.

Selanjutnya, jika ditinjau data positif harian di Jakarta pada kondisi PSBB,

PSBB transisi, dan PSSB menunjukkan bahwa kondisi data positif harian pasca

PSBB transisi lebih meningkat secara signifikan. Hal ini dapat di identifikasi

Page 26: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

19

karena aktivitas kontak penduduk pada masa PSBB transisi memiliki intensitas

lebih tinggi semenjak adanya PSBB bulan Maret.

Gambar 4.6. Grafik Kasus Korona di DKI Jakarta dan Nasional

Sumber: https://corona.jakarta.go.id/id

C. Data Kasus Berbasis Gender dan Kelompok Umur

Data kasus suspek, kontak erat, dan positif jika ditinjau dari gender

menunjukkan bahwa ketiga parameter tersebut di dominasi oleh laki-laki. Hal ini

dapat di identifikasi karena factor penduduk dengan jenis kelamin laki-laki lebih

potensial untuk beraktifitas dan interkasi khususnya dalam bekerja, sehingga

lebih potensian untuk terpapar. Selain itu, jika ditinjau dari umur untuk kasus

suspek dan kontak erat di dominasi pada pasien umur 20-29 tahun, sedangkan

kasus positif umur 30-39 tahun. Berdasarkan kondisi tersebut menunjukkan usia

20-39 tahun merupakan usia produktif, sehingga dapat di identifikasi penduduk

terpapar mayoritas merupakan penduduk bekerja (Gambar 4.7).

Page 27: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

20

Gambar 4.7. Grafik Kasus Berbasis Gender dan Kelompok Umur di DKI Jakarta

Sumber: https://corona.jakarta.go.id/id

D. Data Kasus Tingkat Infeksi Tertinggi di Kelurahan

Berdasarkan data Gugus Covid DKI Jakarta menunjukkan terdapat 25 Kelurahan

dengan tingkat infeksi tertinggi (Gambar 4.8). Kelurahan tersebut yaitu Gambir,

Pancoran, Tebet Barat, Gondangdia, Senen, Rawa Jati, Mangga Dua Selatan, Roa

Malaka, Koja, Pegangsaan, Cempaka Putih Timur, Kebon Sirih, Kalibata,

Petamburan, Cilncing, Tambora, Menteng, Slipi, Keagungan, Rawa Badak

Selatan, Tangki, Cempaka Putih Barat, Taman Sari, Guntur, dan Kebon Kacang.

Beradsarkan 25 Kelurahan tersebut merupakan kelurahan yang teridentifikasi

sebagai area pusat perkantoran dan area pemukiman padat, kondisi tersebut

menujukkan bahwa infeksi atau penularan Covid 19 terjadi di area perkantoran

dan pemukiman padat. Hal ini sesuai dengan kajian penelitian yang dilakukan

oleh (Chua et al., 2019) menyatakan bahwa secara spasial tempat kerja

berhubungan dengan penyebaran wabah. Menurut (Ren et al., 2020) menyatakan

bahwa tempat dengan populasi penduduk yang padat, merupakan factor penting

dalam mempengaruhi tingkat infeksi.

Page 28: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

21

Gambar 4.8. Data Kasus Infeksi Tertinggi Keluarhan di DKI Jakarta

Sumber: https://corona.jakarta.go.id/id

4.2 Hasil Penelitian

1. Analisis secara spasial temporal perkembangan virus Corona (Covid-19) di

Jakarta

Berdasarkan data statitk Covid 19 Gugus DKI Jakarta kasus positive sejak

Bulan Maret sampai September 2020 terus meningkat secara signifikan. Hal ini dapat

di lihat pada data spasial temporal perkembangan Covid 19 di Gambar 4.9. Pada

bulan Maret kasus positive menunjukkan < 50 orang, sedangkan pada bulan April

Kasus meningkat menjadi 50-100 orang positif, yang terdapat di Kecamatan

Penjaringan, Tanjung Periuk, dan Tanah Abang. Dengan bertambahnya kasus

tersebut, sehingga Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan Pembatasan

Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 1. Pada Bulan Mei data kasus positive

menunjukkan meningkat dan penambahan kasus di beberapa Kecamatan.

Penambahan kasus terdapat di Kecamatan Kalideres, Kelapa Gading, Pancoran,

Keramat Jati, dan Duret Sawit. Selain itu, kasus positif di Tanjung Periuk cendrung

meningkat menjadi 150-200 orang. Kondisi tersebut menunjukkan meskipun sudah

di keluarkan kebijakan PSBB angka cendrung meningkat, hal ini dapat di Identifikasi

factor semakin masifnya tracking kasus Covid 19 yang dilakukan oleh pemerintah.

Page 29: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

22

BAB V

Gambar 4.9. Peta Distribusi Spasial Temporal di DKI Jakarta

Page 30: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

23

Pada Bulan Juni data persebaran ditinjau dari Kecamatan Cendrung

bertambah, dan pada Kecamatan Penjaringan jumlah kasus positif bertambah

menjadi kelompok 151-200 orang. Akan tetapi, meskipun secara data kasus podsitif

menunjukkan cendrung meningkat tapi pemerintah DKI Jakarta semenjak 5 Juni

mengeluarkan kebijakan PSBB Transisi. Hal ini dilakukan karena setelah Pemprov

DKI melihat skor indikator pelonggaran. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

mengatakan, skor indikator pelonggaran mempunyai tiga unsur, yakni epidemiologi,

kesehatan masyarakat, dan fasilitas kesehatan. Jika total skor di atas 70, pelonggaran

boleh dilakukan atau diteruskan. Sementara itu, total skor Jakarta adalah 71. Dengan

demikian, sejumlah pelonggaran dapat diteruskan (Kompas, 2020). Berdasarkan

Gambar 4.6, menunjukkan bahwa pada masa dikeluarkan kebijakan PSBB transisi

data statistic kasus positive cendrung menurun, akan tetapi setelah diberlakukan

PSBB transisi data kasus positive pada 10 Juli samapai September terus meningkat.

Hal ini dapat di identifikasi banyak kelompok masyarakat yang melanggar kebijakan

PSSB (Ilpaj & Nurwati, 2020).

Pada Bulan Juli merupakan masa PSBB transisi di Jakarta, akan tetapi data

secara spasial menunjukan terjadi perluasan wilayah teridentifikasi penduduk kasus

positif. Selain itu, pada Kecamatan Penjaringan terjadi penaikan kasusu positive

dengan kategori menjadi > 200 kasus positif. Menurut Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Utara, peningkatan kasus Covid 19 di wilayah Jakarta Utara bukan di pengaruhi oleh

tingkat kepadatan penduduk, akan tetapi karena factor tindakan masih tracking pada

kelompok- kelompok berisiko, dan adanya program rapid tets dan swab secara masal

(Prireza, 2020).

Pada Bulan Agustus data secara spasial menunjukkan terjadi penambahan

kasus positif Covid 19 secara signifikan. Hal ini terlihat pada mayoritas kecamatan

terdapat pada zona kasus positif 51-100 orang. Selain itu, terdapat penambahan

wilayah dengan kasus positif pada zona > 200 yaitu Kecamatan Penjaringan,

Pademangan, Tanjung Periuk, Koja, Cilincing, Cempaka Putih, Tanah Abang,

Palmerah, dan Duret Sawit. Penambahan kasus positif tersebut dapat di identifikasi

di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu usia rentan, fasilitas kesehatan kurang

Page 31: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

24

memedai, dan kesehatan mental karena kondisi panic dan stress (Ilpaj & Nurwati,

2020). Selain itu, Indonesia merupakan penduduk terpadat ke 4 di dunia, termasuk

Jakarta merupakan area tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga dampak

persebaran Covid 19 akan lebih lama dibandingkan wilayah dengan penduduk yang

lebih sedikit (Djalante et al., 2020).

Pada Bulan September peningkatan kasus positive Covid 19 dengan

kelompok > 200 orang meningkat secara signifikan. Terdapat 23 kecamatan dengan

kelas zona kasus positif > 200 orang, selain itu mayoritas wilayah berada pada zona

101-150 kasus positif. Selanjutnya, angka positivity rate dalam awal Septemebr

merupakan angka tertinggi sejak kasus Covid-19 ditemukan di Ibu Kota. Bahkan

angka tersebut melampaui batas ideal badan kesehatan dunia (WHO) yakni kurang

dari 5 persen (Nuris, 2020). Kondisi tersebut mengakibatkan Gubernur DKI Jakarta

menegluarkan kebijakan PSBB tahap dua. Peningkatan kasus positif Covid 19 di

Jakarat dapat di identifikasi berbagai factor yaitu rendahnya kesadaran masyarakat,

sehingga melanggar protocol kesehatan, kurang memadainya fasilitas kesehatan

yang tersedia, dan peraturan pemerintah yang belum efektif (Ilpaj & Nurwati, 2020).

Selain itu, menurut (Djalante et al., 2020) menyatakan bahwa keterlambatan

informasi terkait identifikasi kasus suspect atau kasus positif mengakibatkan

rendahnya emergeny respon masyarakat, dan proses isolasi mandiri merupakan

bukan culture masyarakat Indonesia, karena banyak masyarakat Indonesia memiliki

pekerjaan informal. Selanjutnya, hasil penelitian menyatakan bahwa di kota-kota

besar Cina risiko infeksi Covid 19 tertinggi, terdapat di area perkotaan yang padat

dan aktivitas tinggi (Ren et al., 2020).

Pemerintah sudah menerapkan beberapa upya untuk pencegahan dan mitigasi

Covid 19, seperti: pembentukan gugus tugas percepatan penanganan Covid 19,

meningkatkan rumah sakit rujukan, penyemprotan disinfektan secara masal, social

distancing, bekerja dari rumah, menutup sekolah, tempat peribadahan, kantor,

parawisata, meningkatkan kegiatan rapid test, dan lainnya (Hermon, 2020). Akan

tetapi, upaya mitigasi Covid 19 belum efektif karena upaya mitigasi tidak berbasis

Page 32: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

25

kearifan local, sedangkan masyarakat Indonesia memiliki multi etnik (Hermon,

2020).

2. Analisis pola distribusi spasial virus Corona (Covid-19) di Jakarta

Analisis distribusi pola spasial Covid 19 di Jakarta mengacu pada (Abidin,

2020), yaitu berdasarkan analisis cold spot (kejadian positif Covid-19 rendah dan

pola menyebar) dan hot spot (kejadian positif Covid-19 tinggi dan pola mengumpul).

Berdasarkan data analisis distribusi spasial kasus Covid 19 di Jakarta pada Bulan

Maret sampai September menunjukkan bahwa pada Bulan Maret pola distribusi

spasial di DKI Jakarta menunjukkan pola cold spot, yaitu pola yang menunjukkan

terdapat kasus positif Covid 19 di beberapa kelurahan yaitu 177 kelurahan dan 85

kelurahan belum teridentifikasi kasus Positif. Selain itu, pola kasus Covid 19 pada

bulan Maret bersifat pola menyebar (4.10). Hal ini sebagai identifikasi pada Bulan

Maret di Jakarta kasus positif Covid 19 masih rendah, dan masih rendahnya upaya

pemerintah dalam melakukan tracking.

Gambar 4.10. Pola Distribusi Spasial Kasus Positif Covid 19 Bulan Maret

Page 33: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

26

Selanjutnya, setelah bulan Maret yaitu Bulan April sampai Bulan Semptember

kasus positif Covid 19 di Jakarta menunjukkan beberapa titik terjadi hot spot yaitu

kejadian positif Covid-19 tinggi dan pola mengumpul. Pola titik hot spot terjadi di

beberapa Kecamatan di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta

Utara (Gambar 4.11) yaitu Kecamatan Cengkareng, Tambora, Gambir, Palmerah,

Tanah Abang, Menteng, Senen, Kemayoran, Cempaka Putih, Tebet, Mampang

Prapatan, Pademangan, Koja, Tanjung Priok, Cilincing, dan Kelapa Gading. Kondisi

tersebut dapat di identifikasi karena wilayah tersebut merupakan pusat aktifitas bisnis

DKI Jakarta, dan area dengan padat penduduk. Selain itu, hal ini sesuai dengan

identifikasi data Gugus Tugas Covid 19 Jakarta, yaitu kelurahan-kelurahan dengan

trend kasus positif Covid tertinggi di Jakarta (Gambar 4.8).

Gambar 4.11. Pola Distribusi Spasial Kasus Positif Covid 19 Bulan April-

September

Page 34: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

27

Selanjutnya pola kasus positif Covid 19 berdasarkan kepadatan penduduk

menunjukkan bahwa pola hot spot atau pola dengan kasus positif Covid 19 tinggi dan

mengelompok terjadi pada wilayah dengan kepdatan penduduk tinggi yaitu 39620-

95676 jiwa/km2 . Area dengan pola cold spot atau kejadian positif Covid-19 rendah

dan pola menyebar terdapat di Keluarahan dengan kepdatan penduduk lebih rendah

yaitu berkisar 1213-13004 jiwa/km2 (Gambar 4.12). Hal ini dapat di identifikasi

bahwa tingkat kepdatan penduduk yang tinggi dapat mempengaruhi peningkatan

kasus Positif Covid 19. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Ren et al.,

2020) bahwa area perkotaan yang padat dan aktivitas tinggi berisiko terinfeksi Covid

19 lebih tinggi. Wilayah dengan kepdatan penduduk tinggi seperti Kecamatan

Tamboran dan Taman Sari berpotensi adanya interaksi antar penduduk yang massif,

sehingga berpotensi tingginya penulan virus Covdi 19 antar masyarakat. Hal ini

mengakibatkan pada area tersebut membentuk pola Hot Spot Covid 19.

Gambar 4.12. Pola Distribusi Spasial Kasus Positif Covid 19 Bulan

September Berdasarkan Tingkat Kepadatan Penduduk

Page 35: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

28

Selanjutnya, kasus positif Covid 19 berdasarkan data lokasi titik fasilitas

umum yaitu pada penelitian ini terbatas pada fasilitas tempat ibadah, perniagaan, dan

fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa pola area dengan kasus positif Covid 19

tinggi yaitu zona merah atau 201-581 kasus positif Covid 19 terdapat banyak fasilitas

umum. Akan tetapi, berbeda dengan area kasus positif Covdi 19 rendah yaitu 0-100

memiliki lebih sedikit fasilitas umum. Hal ini dapat di dientifikasi bahwa fasilitas

umum seperti layanan kesehatan, tempat ibdahan dan perniagaan berpotensi menjadi

tempat penularan Covid 19. Kondisi tersebut dikarenakan masih banyak tempat

umum yang belum mengimplementasikan protocol kesehatan, sehinggan tingginya

potensi penularan Covid 19 antar manusia (Yanti, Nugraha, Wisnawa, Agustina, &

Diantari, 2020).

Gambar 4.13. Pola Distribusi Spasial Kasus Positif Covid 19 Bulan September

Berdasarkan Lokasi Fasilitas Umum

Page 36: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

29

Selain itu, tingginya kasus positif Covid 19 berdasarkan data lokasi

transportasi yaitu stasiun kreta api, pelabuhan, dan bandara di Jakarta menunjukkan

bahwa area dengan kasus positif sedang dan tinggi mayoritas berada deket dengan

staisun kreta, pelabuhan, dan bandara (Gambar 4.14). Hal ini dapat di identifikasi

bahwa pusat transportasi menjadi sebagai fasilitas umum yang dikunjungi oleh

berbagai masyarakat, dan merupakan tempat keramaian, sehingga potensi penularan

Covid 19 antara manusia tinggi. Meskipun pada moda transportasi tersebut sudah

mengimplementasikan protocol kesehatan, akan tetapi tingginya pengguna KRL di

Jakarta berpotensi sebagai salah satu tempat penularan Covid 19.

Gambar 4.14. Pola Distribusi Spasial Kasus Positif Covid 19 Bulan September

Berdasarkan Transportasi

Page 37: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

30

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data analisis spasial

temporal menunjukkan kasus positif Covid 19 periode Maret sampai September

cendrung meningkat secara signifikan. Mayoritas area berada pada kelompok kasus

positif 101-150 kasus, dan pada Bulan September kecamatan dengan Kasus poisitif >

200 orang cendrung meningkat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus

positif dapat di identifikasi factor lokasi pekerjaan, kepadatan penduduk, peningkatan

tracking dan test masal, serta belum efisien kebijakan pemerintah dalam

implementasi mitigasi Covid 19. Berdasarkan pola spasial menunjukkan bahwa pada

wilayah penelitian pada Bulan Maret memiliki pola Cold spot atau menyebar

sedangkan Bulan April sampai September terdapat titik Hot Spot yaitu beberapa

Kecamatan di Jakarta Barat, Pusat, Utara, dan Selatan. Selain itu, secara pola kasus

positif Covid 19 tertinggi pada area dengan kepdatan penduduk tinggi, tingginya

keberadaan fasilitas umum seperti perniagaan, layanana kesehatan, dan tempat

ibadah, dan lokasi layanan transportasi seperti stasiun, bandara, dan pelabuhan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk itu peneliti menyampaikan beberapa saran terkait

hasil riset:

1. Peningkatan kasus poistif Covid 19 dapat di identifikasi pengaruh upaya mitigasi

Covid 19 yang belum efisien, masyarakat Jakarta merupakan multi culture sehingga

memiliki kebiasanaan yang beragam. Untuk itu, penting upaya mitigasi berbasis

kearifan local.

2. Penelitian ini terbatas pada pemetaan distribusi spasial temporal terkait kasus positif

Covid 19, penelitian lanjutan dapat identifikasi tingkat kerawnan, kerentanan, dan

analisis risiko Covid 19.

Page 38: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

31

BAB VI

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran hasil penelitian yaitu manuskrip yang di submit pada Jurnal Geografi

Universitas negeri Medan yang terindeks Sinta 2, dan Jurnal Tunas Geografi terindeks SInta

3.

Jurnal 1

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Jurnal Geografi

2 Website Jurnal https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo/auth

or

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi Sinta 2

4 Tanggal Submit 23 November 2020

5 Bukti Screenshot submit

Jurnal 2

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Tunas Geografi

2 Website Jurnal https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo/ind

ex

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Terindeks Sinta 3

4 Tanggal Submit 10 Desember 2020

Page 39: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

32

5 Bukti Screenshot submit

Page 40: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

33

BAB VII

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa peta spasial temporal yang menujukkan distribusi spasial

kasus positif Covid 19 di Jakarta secara temporal atau periode waktu yaitu Bulan

Maret Sampai April 2020. Selain itu, hasil penelitian menghasilkan peta Pola

Distribusi Spasial kasus positif Covid 19 di Jakarta Bulan Maret- September, yang

menunjukkan pola kasus positif secara mengelompok dan tinggi jumlah kasus positif

Covid 19 (Hot Spot) atau menyebar dan rendah kasus positif Covid 19 (Cold spot).

Selain itu, pada peta pola spasial menganalisis tingginya kasus positif Covid 19

dengan beberapa indicator yaitu kepatan penduduk, fasilitas umum, dan transpotasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus positif Covid 19 tertinggi mayoritas

terdapat pada area dengan kepadatan penduduk tinggi, tingginya titik fasilitas umum,

dan adanya pusat layanan transportasi seperti: bandara, stasiun, dan pelabuhan.

2. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian yaitu peta spasial temporan dan distribusi pola spasial

kasus positif Covid 19 di Jakarta Bulan Maret-September, dapat menjadi dasar untuk

penelitian selanjutnya terkait identifikasi kelompok rentan pada setiap wilayah

penelitian, dan analisis risiko Covid 19 di Jakarta. Pada kesempatan hibah penelitian

nasional, kami mengajukan tindak lanjut dari riset tersebut berupa analisis kelompok

rentan dan tingkat risiko.

Page 41: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

34

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. Z. (2020). Pemanfaatan Informasi Geospasial Untuk Manajemen Pengurangan

Resiko Bencana Non-Alam Covid-19 Prof . Dr . Hasanuddin Z . Abidin. (June).

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.20571.80166

Adegboye, O. A., Gayawan, E., & Hanna, F. (2017). Spatial modelling of contribution of

individual level risk factors for mortality from Middle East respiratory syndrome

coronavirus in the Arabian Peninsula. PLoS ONE, 12(7), 1–15.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0181215

Al-Ahmadi, K., Alahmadi, S., & Al-Zahrani, A. (2019). Spatiotemporal clustering of middle

east respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) incidence in Saudi Arabia, 2012–

2019. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(14).

https://doi.org/10.3390/ijerph16142520

Chua, J. L., Ng, L. C., Lee, V. J., Ong, M. E. H., Lim, E. L., Lim, H. C. S., … Chen, M. I. C.

(2019). Utility of spatial point-pattern analysis using residential and workplace

geospatial information to localize potential outbreak sources. American Journal of

Epidemiology, 188(5), 940–949. https://doi.org/10.1093/aje/kwy290

Dahlia, S., Nurharosono, T., & Rosyidin, W. F. (2018). Analisis Kerawanan Dan Exposure

Banjir Menggunakan Citra Dem Srtm Dan Landsat Di Dki Jakarta. Jurnal Pendidikan

Geografi, 18(1), 81–95.

Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sudjatma, A., Indrawan, M., Haryanto, B., …

Warsilah, H. (2020). Review and analysis of current responses to COVID-19 in

Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science, 6, 100091.

https://doi.org/10.1016/j.pdisas.2020.100091

Hermon, P. D. (2020). How Is Covid-19 Mitigation In Indonesia. Sumatra Journal of

Disaster, Geography and Geography Education, 4(1), 1–4.

https://doi.org/10.24036/sjdgge.v4i1.320

Ilpaj, S. M., & Nurwati, N. (2020). Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat Covid-19

Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Di Indonesia. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial,

3(1), 16. https://doi.org/10.24198/focus.v3i1.28123

Kamel Boulos, M. N., & Geraghty, E. M. (2020). Geographical tracking and mapping of

coronavirus disease COVID-19/severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

(SARS-CoV-2) epidemic and associated events around the world: How 21st century

GIS technologies are supporting the global fight against outbr. International Journal of

Health Geographics, 19(1). https://doi.org/10.1186/s12942-020-00202-8

Kang, D., Choi, H., Kim, J. H., & Choi, J. (2020). Spatial epidemic dynamics of the COVID-

19 outbreak in China. International Journal of Infectious Diseases : IJID : Official

Publication of the International Society for Infectious Diseases, 94(January), 96–102.

Page 42: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

35

Retrieved from https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.076

Nuris, V. (2020, September 8). Melihat Perkembangan Kasus Covid-19 di Jakarta dalam

Sepekan, Angka Sembuh Naik tetapi Krisis Tempat Tidur Isolasi. Kompas. Retrieved

from https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/08/11082041/melihat-

perkembangan-kasus-covid-19-di-jakarta-dalam-sepekan-angka-sembuh?page=all

Olanrewaju, O. E., & Adepoju, K. A. (2017). Geospatial assessment of cholera in a rapidly

urbanizing environment. Journal of Environmental and Public Health, 2017, 1.

https://doi.org/10.1155/2017/6847376

Prireza, A. (2020). No TitleKasus Covid-19 Melonjak, DKI: Bukan karena Permukiman

Padat. Tempo. Co. Retrieved from https://metro.tempo.co/read/1365451/kasus-covid-

19-melonjak-dki-bukan-karena-permukiman-padat/full&view=ok

Ren, H., Zhao, L., Zhang, A., Song, L., Liao, Y., Lu, W., & Cui, C. (2020). Early forecasting

of the potential risk zones of COVID-19 in China’s megacities. Science of the Total

Environment, 729, 138995. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138995

Rosyidin, W. F., Dahlia, S., Zahro, A. ., Putra, A., Katami, M., & Najiyullah, M. (2019).

Identify of Multi-Hazard on Muhammadiyah Education Area by VISUS Method in

Jakarta. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 271, 012015.

https://doi.org/10.1088/1755-1315/271/1/012015

Siti Dahlia, W. F. (2017). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMETAAN

BAHAYA BANJIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI DISIPLIN DI DESA

RENGED, KECAMATAN BINUANG, KABUPATEN SERANG, PROVINSI

BANTEN Siti Dahlia 1 ,. Geografi Edukasi Dan Lingkungan, 1(1), 48–54.

Yanti, N. P. E. D., Nugraha, I. M. A. D. P., Wisnawa, G. A., Agustina, N. P. D., & Diantari,

N. P. A. (2020). Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19 dan Perilaku

Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, Vol. 8 No.(3), 485–

490.

Web:

https://news.detik.com/berita/d-4996024/sebaran-9771-kasus-positif-corona-di-34-provinsi-

dki-jakarta-terbanyak

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/14/08163951/psbb-transisi-di-jakarta-grafik-

kasus-baru-covid-19-makin-menanjak?page=all

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pertama-

virus-corona-di-indonesia?page=all

https://metro.tempo.co/read/1365451/kasus-covid-19-melonjak-dki-bukan-karena-

permukiman-padat/full&view=ok

Page 43: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

36

Lampiran-Lampiran

Luaran hasil penelitian yaitu manuskrip yang di submit pada Jurnal Geografi

Universitas negeri Medan yang terindeks Sinta 2, dan Jurnal Tunas Geografi terindeks SInta

3.

Jurnal 1

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Jurnal Geografi

2 Website Jurnal https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo/auth

or

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi Sinta 2

4 Tanggal Submit 23 November 2020

5 Bukti Screenshot submit

Jurnal 2

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Tunas Geografi

2 Website Jurnal https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo/ind

ex

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Terindeks Sinta 3

4 Tanggal Submit 10 Desember 2020

Page 44: ANALISIS POLA DISTRIBUSI SPASIAL VIRUS KORONA …

37

5 Bukti Screenshot submit