Upload
priska-jesika-monangin
View
14
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bb
Citation preview
Analisis Percobaan
Dalam praktikum ini, praktikan akan menguji sembilan campuran dengan komposisi yang
berbeda-beda. Campuran yang digunakan adalah spesi A dan C. Variasi tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh komposisi spesi A dan C pada kondisi volume A lebih sedikit, sama
atau lebih banyak dari C. Kemudian melakukan titrasi, Selama proses titrasi labu erlemeyer
digoyang secara perlahan agar proses pencampuran berjalan dengan baik. Proses ini dilakukan
hingga mencapai kondisi larutan menjadi “tepat” keruh. Dari tahap ini akan didapatkan data
volume zat pentitran.
Untuk mendapatkan kerapatan massa larutan A, B, dan C dilakukan dengan menimbang masing-
masing larutan dengan volume misalnya, 5 ml. Setelah itu , dengan menggunakan persamaan:
Rho = m/v
Maka akan diperoleh kerapan massa / massa jenis dengan m dalam g dan v dalam ml
atau cm3.
Selanjutnya pengukuran suhu sebelum dan sesudah dilakukan titrasi menggunakan
termometer. Tujuan pengukuran ini untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi, jika
perubahan yang terjadi cukup signifikan maka faktor suhu akan mempengaruhi perhitunga.
Namun hasil pengukuran yang didapat tidak jauh berbeda atau sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.
Pada percobaan 1, Benzene dicampurkan dengan etanol. Benzena termasuk kedalam senyawa
yang non-polar, dan Etanol ini bersifat semipolar sehingga dapat melarutkan benzena sehingga
tercipta fase yang sama. Pada percobaan 2, Kloroform yg bersifat non-polar dilarutkan dengan
Asam asetat yg bersifat semipolar. Kemudian kedua campuran larutan itu dititrasi dgn aquades
yg berfungsi untuk memisahkan campuran kloroform dengan asam asetat dan etanol dengan
benzena.
Analisis Hasil
Pada percobaan juga diperlukan data suhu larutan saat reaksi berlangsung. Pada
dasarnya pengambilan data ini memilki bebrapa fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
memastikan semua faktor lain yang dapat mempengaruhi reaksi dapat dieliminasi dan
diabaikan.
Fungsi pengukuran temperature pada percobaan yang kedua adalah untuk memastikan
berat jenis yang didapatkan dapat dijadikan landasan perhitungan untuk setiap komposisi.
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka berat jenis suatu larutan dapat berubah dengan adanya
perubahan temperatur, saar temperature tinggi volume larutan akan meningkat disebabkan
proses pemuaian (jika larutan tersebut bersifat compressible). Akibatnya berat jenis larutan
semakin kecil dibandingkan pada temperature yang lebih rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan dari data hasil percobaan diperoleh berat jenis aquades
adalah 1,036 g/cm3 , sedangakan berat jenis literature aquades adalah 1,00 g/cm3. Temperature
pada percobaan dianggap konstan karena perubahannya kecil, sedangkan tekanan tidak berubah.
Maka perhitungan berat jenis dari data hasil percobaan adalah valid dan dapat digunakan.
Berdasarkan percobaan, didapatkan data bahwa semakin sedikit volume etanol pada
labu ukur sebelum dilakukan titrasi maka semakin banyak jumlah air yang dibutuhkan untuk
mencapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terjadinya kekruhan pada larutan.Sedangkan
pada larutan kloroform dan asam asetat glacial semakin banyak volume kloroform maka semakin
sedikit volume air yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir. Hal ini disebabkan pada larutan
etanol dan benzene, aquades cenderung larut dengan etanol dan pada larutan kloform dan asam
aseta glacial aquades cenderung larut dengan asam asetat glacial karena pengaruh sifat
polaritasnya.
Dalam percobaan ini juga dilakukan perhitungan massa dan volume masing-masing zat.
Pada zat aquades diperoleh berat jenis 1,031 g/cm3, apda aseton 0,712 g/cm3, pada benzene
0,799 g/cm3, pada kloroform 1,305 g/cm3 dan pada asam asetat glacial sebesar 0,978 g/cm3.