Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1706
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI
JAWA MENGGUNAKAN METODE RGEC1
Novrina Atika Putri
Departemen Ekonomi Syariah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga
Email: [email protected]
Siti Zulaikha
Departemen Ekonomi Syariah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga
Email: [email protected]
ABSTRACT:
The RGEC approach is an assessment of the latest bank soundness that consists of risk
profile, good corporate governance, earnings, capital, each of which is projected with the
bank's financial performance. RGEC is able to identify problems early, solve problems more
quickly, and implement better GCG and risk management so that it is resistant to crisis. This
study aims to analyze whether there are differences between the level of health of
conventional BPD and Islamic BPD in Java using the RGEC approach. This type of research is
quantitative research. The sample in this study was selected by means of purposive sampling,
based on predetermined criteria then obtained 4 conventional BPDs and 4 Islamic BPDs. The
data analysis technique used in this study is the two different test averages (independent
sample t-test). The results of this study prove that there are significant differences in the FDR and
ROA variables between conventional BPD and Islamic BPD and there are no significant
differences in the NPF, GCG, CAR variables.
Keywords: RGEC, Bank Healthy, NPF, FDR, GCG, ROA, CAR
1 Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi Novrina Atika Putri, NIM: 041511433082, yang diuji
pada tanggal 25 Juni 2019.
I. PENDAHULUAN
Bank adalah lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa bank lainnya
(Kasmir, 2012). Jenis bank jika dilihat dari
segi atau caranya dalam menentukan
harga, baik harga jual maupun harga beli
terbagi dalam dua kelompok, yaitu bank
syariah dan bank konvensional (Kasmir,
2012). Bank Syariah sendiri adalah bank
yang menjalankan segala sesuatunya
seperti kegiatan usaha dan kegiatan
operasionalnya berdasarkan prinsip
syariah, seperti tidak adanya unsur bunga,
maysir, gharar, riba dan lain-lain.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 278-279
Allah SWT berfirman:
Ya ayyuha allatheena amanoo ittaqoo
Allaha watharoo ma baqiya mina alrriba
in kuntum mumineena (278) Fain lam
tafAAaloo fathanoo biharbin mina Allahi
warasoolihi wain tubtum falakum ruoosu
amwalikum la tathlimoona wala
tuthlamoona (279)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1707
orang-orang yang beriman (278). Maka
jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka
bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya
(279).
Surat Al-Baqarah ayat 278-279
menjelaskan tentang orang-orang yang
memakan riba, bahwa orang-orang
tersebut adalah orang-orang yang
nantinya akan mendapatkan azab yang
pedih di dunia dan akhirat. Ayat ini
mempertegas bahwa Allah
memerintahkan pada orang-orang yang
beriman dan bertakwa untuk menjauhkan
diri mereka dari praktik riba di kehidupan
sehari-harinya (Kementerian Agama RI).
Seiring bertambahnya pelaku
pasar dan beragamnya produk atau jasa
layanannya, maka pengawasan
perbankan lebih komprehensif dan efektif.
Metode pengawasan secara efektif
diterapkan agar mampu mendeteksi
sedini mungkin risiko-risiko yang sedang
dihadapi perbankan. Hasil penilaian resiko
penetapan tingkat kesehatan bank dan
hasil pemeriksaan tersebut akan dijadikan
dasar dalam melakukan tindak lanjut
pembinaan dalam rangka perbaikan
kondisi perbankan (Daniswara, 2016).
Penilaian kesehatan bank telah
mengalami beberapa perubahan sejak
pertama kali diberlakukan pada tahun
1999 yaitu kebijakan CAMEL yang terdiri
dari: Permodalan (capital), Kualitas Aset
(Aset Quality), Manajemen
(management), Rentabilitas (Earnings),
dan terakhir Likuditas (Liquidity). Kelima
aspek tersebut saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain., kemudian
mengalami perubahan menjadi CAMELS
terdiri dari: Permodalan (capital), Kualitas
Aset (Asset Quality), Manajemen
(management), Rentabilitas (Earnings),
Likuiditas (Liquidity), Sensivitas terhadap
risiko pasar(Sensivity to Market Risk) dan
kini Bank Indonesia telah menetapkan
kebijakan yang dinilai lebih mampu untuk
mengukur kesehatan bank yaitu RGEC
terdiri dari: risk profile, good corporate
governance, earnings, capital. Melalui
RGEC, Bank Indonesia menginginkan agar
bank mampu mengidentifikasi
permasalahan secara dini, serta
melakukan tindak lanjut perbaikan yang
sesuai dan cepat, serta menerapkan
Good Corporate Governance dan
manajemen risiko yang diterapkan lebih
baik sehingga bank lebih tahan dalam
menghadapi krisis.
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
sebagai salah satu bank yang ada pada
sistem perbankan nasional yang memiliki
fungsi dan peran yang signifikan dalam
konteks pembangunan ekonomi regional
karena BPD mampu membuka jaringan
pelayanan di daerah-daerah secara
ekonomis yang tidak bisa dilakukan oleh
bank swasta. Berdasarkan data dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 31
Desember 2013, terdapat 26 BPD yang
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1708
berdiri di Indonesia, dan terdapat 4 BPD
yang berdiri di provinsi Jawa yaitu BPD
Jawa Tengah, BPD Jawa Barat dan
Banten, BPD Jawa Timur dan BPD DIY yang
masing-masing mempunyai UUS.
Untuk mengetahui tingkat kinerja
keuangan pada BPD konvensional dan
BPD syariah dapat diukur melalui laporan
keuangan yang dianalisis menggunakan
alat ukur yaitu rasio keuangan. Rasio
dapat menggambarkan suatu hubungan
antara jumlah tertentu dengan jumlah
yang lainnya. Rasio keuangan digunakan
untuk membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi suatu angka
dengan angka lainnya. (Kasmir, 2010).
Rumusan Masalah1. Apakah
terdapat perbedaan antara risk profile
(NPF dan NPL) BPD konvensional dan BPD
syariah di Jawa? 2. Apakah terdapat
perbedaan antara risk profile (FDR dan
LDR) BPD konvensional dan BPD syariah di
Jawa? 3. Apakah terdapat perbedaan
antara (GCG) BPD konvensional dan BPD
syariah di jawa? 4. Apakah terdapat
perbedaan antara earnings (ROA) BPD
konvensional dan BPD syariah di Jawa? 5.
Apakah terdapat perbedaan antara
capital (CAR) BPD konvensional dan BPD
syariah di Jawa?
II. LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Menurut Veithzal Rivai, dkk (2012)
Kesehatan bank merupakan kepentingan
semua pihak terkait, baik pemilik,
manajemen bank, bank pemerintah
(melalui Bank Indonesia) serta penguna
jasa bank. Dengan diketahuinya kondisi
dari suatu bank dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja bank dalam
menerapkan prinsip kehati-hatian,
kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku dan manajemen risiko.
Perkembangan industri perbankan,
terutama produk dan jasa yang semakin
kompleks dan beragam akan
meningkatkan eksposur risiko yang
dihadapi oleh bank. Perubahan eksposur
risiko bank dan penerapan manajemen
risiko akan dapat mempengaruhi profil
risiko bank yang selanjutnya akan
berakibat pada kondisi bank secara
keseluruhan.
Berdasarkan peraturan bank
Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.
13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012
menggantikan penilaian kesehatan bank
dengan netode CAMELS menjadi metode
yang baru yaitu metode RGEC. Metode
CAMELS tersebut sudah diberlakukan
hampir delapan tahun sejak terbitnya PBI
No. 6/10/PBI/2004 dan SE No. 6/23/DPNPA.
Dengan terbitnya PBI dan SE terbaru ini,
metode CAMELS dinyatakan tidak berlaku
lagi, diganti dengan model baru yang
mewajibkan BUK maupun BUS untuk
melakukan penilaian sendiri (Self
Assesment) Tingkat Kesehatan Bank
dengan menggunakan pendekatan risiko
RBBR (Risk Based Bank Rating) baik secara
individual maupun secara konsolidasi.
Kinerja keuangan juga digunakan
untuk melihat kinerja organisasi atau
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1709
perusahaan secara menyeluruh serta
kontribusi dalam pencapaian tujuan
perusahaan, dan digunakan juga sebagai
dasar pembuatan strategi perusahaan
dimasa yang akan datang, serta untuk
memberi petunjuk dalam pembuatan
keputusan kegiatan organisasi dan
sebagai dasar penentuan kebijakan
penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan (Fahmi, 2011).
Menurut Kasmir (2015:104) rasio
keuangan yaitu suatu kegiatan yang
membandingkan angka-angka yang
terdapat dalam laporan
keuangandengan cara membagi satu
angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan anatara
satu kmponen dengan komponen dalam
satu laporan keuangan antar komponen
yang ada di antara laporan keuangan
kemudian angka yang diperbandingkan
dapat berupa angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.
Rasio keuangan adalah hasil
perhitungan dua macam data keuangan
bank digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara kedua data tersebut
dinyatakan secara numerik, baik dalam
presentase atau kali. Hasil perhitungan
rasio ini digunakan untuk menguji kinerja
keuangan bank pada periode tertentu
dan dapat digunakan sebagai tolak ukur
untuk menilai tingkat kesehatan bank
selama periode keuangan tersebut
(Riyadi, 2006).
Dengan mengetahui rasio
keuangan bank maka kita akan menilai
kinerja dari setiap bank apakah bank
tersebut telah bekerja secara efisien dan
bagaimana tingkat kesehatan bank
tersebut, serta upaya apa yang harus
dilakukan agar bank tersebut dapat
bekerja lebih efisisen dan lebih baik lagi.
Kinerja keuangan menunjukkan kaitan
yang cukup erat dengan penilaian
mengenai sehat atau tidaknya suatu
perusahaan. Jika kinerja suatu
perusahaan memiliki kinerja yang baik
maka baik pula tingkat kesehatannya.
H1: Terdapat perbedaan dalam profil
risiko (NPL dan NPF) antara BPD
Islam dan BPD konvensional di
Jawa.
H2: Terdapat perbedaan dalam profil
risiko ( FDR dan LDR) antara BPD
Islam dan BPD konvensional di
Jawa.
H3: Terdapat perbedaan dalam GCG
tadbir urus korporat yang baik
antara BPD Islam dengan BPD
konvensional di Jawa.
H4: Terdapat perbedaan ROA
pendapatan antara BPD Islam
dan BPD konvensional di Jawa.
H5: Tidak ada perbedaan modal
antara BPD Islam dan BPD
konvensional di Jawa.
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1710
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
III. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang menekankan
analisisnya pada data-data numerical
(angka) yang diolah dengan metode
statistic. Dengan metode kuantitatif akan
diperoleh signifikan perbedaan kelompok
atau signifikan hubungan antara variabel
yang diteliti (Siregar,2015). Pendekatan
kuantitatif digunakan karena penelitian ini
dilakukan untuk menguji hipotesis dan
membuktikan asumsi sebelumnya dengan
menggunakan data terukur, sehingga
dapat menghasilkan kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Pengertian non perfoming
financing menurut Rahmania dan Wibowo
(2015), NPF merupakan pembiayaan
bermasalah dari nasabah kepada bank.
Semakin tinggi NPF maka semakin
menurunkan kinerja perbankan.
Pengertian finance to deposit ratio
menurut Suwiknyo (2010), FDR merupakan
rasio pembiayaan dana pihak ketiga
yang diterima oleh bank. FDR adalah
perbandingan yang berasal dari
pembiayaan yang diberikan oleh bank
dengan dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun oleh bank. FDR suatau rasio
keuangan yang menunjukkan kesehatan
bank dalam memberikan pembiayaan.
Menurut Saharuddin (2015), good
corporate governance ialah suatu sistem
yang mampu mengontrol dan
mengarahkan perusahaan secara
keseluruhan yang ditetapkan baik secara
internal maupun eksternal atas kebijakan
manajemen masing-masing bank dengan
tujuan untuk melindungi kepentingan para
stakeholder.
ROA adalah rasio keuangan yang
menggambarkan kemampuan bank
dalam mengelola dana yang diinvestikan
dalam keseluruhan aset yang akan
menghasilkan keuntungan. ROA
merupakan gambaran produktivitas bank
dalam mengelola dana sehingga
menghasilkan keuntungan (Suwiknyo,
2016).
Menurut Aini (2013), rasio
kecukupan modal atau CAR berkaitan
dengan penyediaan modal sendiri yang
diperlukan untuk menutup risiko kerugian
yang mungkin timbul dari penanaman
dana dalam aktiva-aktiva produktif yang
mengandung risiko, serta untuk
pembiayaan penanaman dalam aktiva
tetap dan investasi. CAR merupakan
kecukupan modal dengan tujuan
menunjukkan kemampuan bank dalam
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1711
mempertahankan modal yang
mencukupi.
Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempuyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
sendiri oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian dapat ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh BPD syariah dan BPD konvensional
yang beroperasi di Indonesia. Jumlah BPD
Se-Indonesia yang terdaftar pada 31
Desember 2018 adalah sebanyak 26 bank.
Siregar (2015) menyatakan sampel
adalah suatu prosedur pengambilan data
dimana hanya sebagian populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk
menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi.
Kemudian metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling yang
merupakan metode penetapan
responden untuk dijadikan sampel
berdasarkan kriteria tertentu.
Berdasarkan kriteria tersebut maka
bank yang memenuhi kriteria adalah
sebanyak 4 BPD konvensional dan 4 BPD
syariah periode 2013-2017 yaitu BPD BJB
konvensional, BPD Jateng konvensional,
BPD Jatim konvensional, BPD DIY
konvensional serta BPD BJB syariah, BPD
Jateng syariah, BPD Jatim syariah, BPD DIY
syariah.
Uji beda independent digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua
kelompok sampel yang tidak
berhubungan. Jika terdapat perbedaan,
rata-rata manakah yang lebih tinggi.
Syarat dari uji bedaindependent adalah
data harus memenuhi asumsi normalitas.
Uji maan-whitney-test merupakan uji
statistik non parametric yang digunakan
pada data ordinal ataupun data interval
apabila data tersebut tidak terdistribusi
normal. Sama halnya dengan uji t uji
maan whitney-test juga dapat digunakan
untuk menganalisis ada tidaknya
perbedaan antara rata-rata dua data
yang saling independent.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji beda dua sampel yang
dilakukan pada penelitian ini dengan
proyeksi dari risk profile, good corporate
governance, earnings, capital
menggunakan metode RGEC yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesehatan bank BPD syariah dan BPD
konvensional di Jawa serta untuk
mengetahui seccara umum apakah rasio
risk profile, good corporate governance,
earnings, capital memiliki perbedaan
yang signifikan atau tidak.
Uji beda dua sampel independent
pada penelitian ini dilakukan
menggunakan dua metode yang
berbeda yaitu uji beda sample t-test untuk
data yang terdistribusi normal dan uji
beda man whitney untuk data yang tidak
terdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil
dari uji beda dua sampel yang dilakukan
menggunakan bantuan program
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1712
computer untuk analisis statistika yaitu SPSS
20:
Tabel 1.
Uji NPL NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
Kelompok N Mean
Rank
Sum of
Ranks
NPL
Konvensional 20 23.13 462.50
Syariah 20 17.88 357.50
Total 40
Test Statisticsa
NPL
Mann-Whitney U 147.500
Wilcoxon W 357.500
Z -1.420
Asymp. Sig. (2-tailed) .156
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .157b
Sumber: Hasil uji SPSS 20 (diolah)
Metode RGEC memperhitungkan
risk profile utama yaitu risiko kredit, dan
risiko likuiditas. Berdasarkan tabel 4.1 pada
pada risk profile pertama yaitu risiko kredit
dengan proyeksi rasio NPF atau NPL
dianalisis dengan menggunakan uji beda
dua sampel man-whitney dengan hasil
tingkat signifikansi sebesar 0.156 atau
15,6%. Hasil tersebut menunjukkan tingkat
signifikansi lebih dari 0.05 yang berarti
hipotesis awal ditolak yaitu menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan
pada risiko kredit yang diproyeksikan
dengan NPF atau NPL pada BPD syariah
dan BPD konvensional. Teknik yang
digunakan oleh BPD syariah dan BPD
konvensional dalam mengurangi risiko
kredit adalah sama (Greuning dan Iqbal,
2011).
Tabel 2.
Uji LDR T-test
Risk profile yang kedua yaitu risiko
likuiditas dengan proyeksi FDR atau LDR
dianalisis menggunakan uji beda dua
sample t-test menunjukkn hasil tingkat
signifikan sebesar 0.012 atau 1,2%. Hasil
tersebut menunjukkan tingkat signifikansi
kurang dari 0.05 yang berarti hipotesis
awal diterima yaitu menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan pada risiko
likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio
FDR atau LDR pada BPD syariah dan BPD
konvensional. Hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai pembiayaan menjadi semakin
besar secara tomatis akan meningkatkan
laba. Perolehan LDR BPD konvensional
lebih baik dari BPD syariah karena
sebagian besar DPK yang diperoleh
merupakan dana milik pemerintah
khususnya Pemda. Pendirian BPD adalah
untuk mendorong pembangunan di
daerah, dimana BPD diarahkan untuk
menopang pembangunan infrastruktur,
UMKM, pertanian, dan lain-lain kegiatan
ekonomi dalam rangka pembangunan
daerah.
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1713
Tabel 3.
Uji NPL NPar Tests
Mann-Whitney Test
Sumber: Hasil ujiSPSS 20 (diolah)
Rasio ketiga yang terdapat dalam
metode RGEC yaitu good corporate
governance dianalisis menggunakan uji
bedaman-whitney menunjukkn hasil
tingkat signifikan sebesar 0.235 atau
2.3.5%.
Hasil tersebut menunjukkan tingkat
signifikansi lebih dari 0.05 yang berarti
hipotesis awal ditolak yaitu menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan
pada good corporate governance yang
diproyeksikan dengan rasio GCG pada
BPD syariah dan BPD konvensional. Untuk
perumusan konsep GCG pada industri
perbankan sebenarnya sama saja, baik
dalam bank konvensional maupun bank
syariah karena keduanya telah diatur oleh
Bank Indonesia. Perumusan konsep GCG
berawal dari sebuah visi dan misi di setiap
perusahaan yang setelah itu disesuaikan
dengan hukum dan peraturan yang
berlaku dalam perusahaan tersebut,baik
itu peraturan Bank Indonesia, surat edaran
Bank Indonesia, dan segala peraturan
yang berkaitan dengan dunia
perbankan yang akhirnya terbentuk
sebuah pedoman umum GCG. Secara
umum, konsep GCG pada BPD
konvensional dapat menjadi acuan
teoritis pada BPD syariah, akan tetapi
GCG tersebut harus terlebih dahulu
distandarisasikan dengan nilai-nilai islam.
Adanya dewan pengawas syariah pada
BPD syariah yang menjadi pembeda
antara struktur organisasi dalam BPD
konvensional dan BPD syariah.
Tabel 4.
Uji ROA
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean
Rank
Sum of
Ranks
ROA
Konvensional 20 24.93 498.50
Syariah 20 16.08 321.50
Total 40
Test Statisticsa
ROA
Mann-Whitney U 111.500
Wilcoxon W 321.500
Z -2.394
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .015b
Sumber: Hasil uji SPSS 20 (diolah)
Rasio keempat yang terdapat
dalam metode RGEC yaitu return on
assets dianalisis menggunakan uji beda
man-whitney menunjukkn hasil tingkat
signifikan sebesar 0.17 atau 1,7%. Hasil
tersebut menunjukkan tingkat signifikansi
kurang dari 0.05 yang berarti hipotesis
awal diterima yaitu menunjukkan adanya
Ranks
Kelompok N Mean
Rank
Sum of
Ranks
GC
G
Konvensio
nal 20 22.68 453.50
Syariah 20 18.33 366.50
Total 40
Test Statisticsa
GCG
Mann-Whitney U 156.50
0
Wilcoxon W 366.50
0
Z -1.188
Asymp. Sig. (2-
tailed) .235
Exact Sig. [2*(1-
tailed Sig.)] .242b
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1714
perbedaan yang signifikan pada return on
assets yang diproyeksikan dengan rasio
ROA pada BPD syariah dan BPD
konvensional. Mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh
BPD syariah dan BPD konvensional pada
periode 2013-2017 telah dibuktikan bahwa
ada perbedaan antara keduanya, hal ini
dikarenakan adanya perbedaan tingkat
perolehan laba yan didapat oleh BPD
syariah dan BPD konvensional. BPD
konvensional memiliki predikat yang
sangat sehat karena didalam pasal 2
Keputusan Menteri Dalam Negeri
(Kepmendagri) Nomor 62 tahun 1999
tentang pedoman organisasi dan tata
kerja bank pembangunan daerah
disebutkan bahwa BPD mempunyai tugas
pokok sebagai pemegang kas daerah
dan menyimpan uang daerah oleh sebab
itu BPD konvensional mempunyai asset
yang lebih tinggi. Namun BPD syariah
tetap dalam batas normal yang telah
ditentukan dalam surat edaran Bank
Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 kriteria
dalam penetapan peringkat ROA dan
sehat dan dapat mengimbangi BPD
konvensional.
Tabel 5.
Uji CAR
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
CAR
Konvensional 20 22.85 457.00
Syariah 20 18.15 363.00
Total 40
Test Statisticsa
CAR
Mann-Whitney U 153.000
Wilcoxon W 363.000
Z -1.271
Asymp. Sig. (2-tailed) .204
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .211b
Sumber: Hasil uji SPSS 20 (diolah)
Rasio kelima yang terdapat dalam
metode RGEC yaitu capital adequacy
ratio dianalisis menggunakan uji
bedaman-whitney menunjukkn hasil
tingkat signifikan sebesar 0.204 atau 20.4%.
Hasil tersebut menunjukkan tingkat
signifikansi lebih dari 0.05 yang berarti
hipotesis awal ditolak yaitu menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan
pada capital adequacy ratio yang
diproyeksikan dengan rasio CAR pada
BPD syariah dan BPD konvensional.
Menurut peraturan Bank Indonesia no.
151/12/PBI/1013 tentang adanya
kewajiban penyediaan modal minimum
menurut resiko masing-masing bank yang
telah ditentukan oleh Bank Indonesia
menjadi salah satu faktor tidak adanya
perbedaan CAR antara BPD syariah dan
BPD konvensional. Hal ini dapat dipahami
karena bank diharuskan memenuhi
kecukupan modalnya sebagaimana
ditentukan oleh ketentuan Bank Indonesia
tersebut. Ketentuan mengenai batas
batas minimum CAR tersebut dari waktu
ke waktu dapat berubah-ubah dan saat
ini ketentuan dari Bank Indonesia
menyatakan penyediaan CAR minimal
adalah 8%. Jika rasio kecukupan modal
semakin besar maka tingkat keuntungan
bank akan semakin besar dan meningkat.
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1715
V. SIMPULAN
Simpulan
1. Risk profile pertama yaitu rasio kredit
yang terdapat dalam metode RGEC
diproyeksikan dengan rasio NPF dan
NPL menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara rasio
NPF BPD syariah dan rasio NPL BPD
konvensional.
2. Risk profile kedua yaitu rasio likuiditas
yang terdapat dalam metode RGEC
diproyeksikan dengan rasio FDR dan
LDR menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara rasio FDR BPD
syariah dan rasio LDR BPD konvensional.
3. Faktor self assessment yang terdapat
dalam metode RGEC diproyeksikan
dengan GCG menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang signifikan
antara GCG BPD syariah dan GCG BPD
konvensional.
4. Faktor rentabilitas yang terdapat
dalam metode RGEC diproyeksikan
dengan rasio ROA menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan
antara rasio ROA BPD syariah dan rasio
ROA BPD konvensional
5. Faktor permodalan yang terdapat
dalam metode RGEC diproyeksikan
dengan rasio CAR menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang signifikan
antara rasio CAR BPD syariah dan rasio
CAR BPD konvensional.
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, peneliti memiliki beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sampel BPD syariah dan BPD
konvensional dalam penelitian ini
hanya terdiri dari 4 BPS syariah dan 4
BPD konvensional dikarenakan tidak
semua BPD syariah mempublikasikan
laporan keuangan selama lima tahun
berturut-turut sehingga untuk jumlah
BPD konvensional mengikuti jumlah BPD
syariah yang ada dan hanya
mengambil sampel di Jawa.
Saran
1. Bagi BPD syariah
Secara umum, kinerja BPD syariah
berimbang dengan BPD konvensional.
Akan tetapi terdapat satu rasio BPD
syariah yang mendapatkan predikat
kurang sehat yaitu FDR. Untuk
memperbaiki rasio FDR BPD syariah
harus melakukan cara dengan
menekan penyaluran dana
pembiayaan dan lebih meningkatkan
untuk pengumpulan DPK. BPD syariah
diharapkan melakukan peningkatan
atas kinerjanya pada masing-masing
rasio keuangannya yaitu NPF, FDR,
GCG, ROA dan CAR agar BPD syariah
dapat terus bersaing didalam industri
perbankan, serta terus mendapatkan
kepercayan dari masyarakat sebagai
bank dengan predikat yang sangat
sehat serta siap dalam menghadapi
risiko-risiko mendatang yang mungkin
akan terjadi.
2. Bagi BPD konvensional,
BPD konvensional diharapkan
dapat terus menjaga kestabilan dan
lebih meningkatkan kinerjanya
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1716
terhadap masing-masing rasio
keuangan seperti NPL, LDR, GCG, ROA,
CAR dan selalu mentaati peraturan
kodifikasi tingkat kesehatan bank yang
telah diatur oleh BI dengan
menggunakan metode RGEC.
Menjaga kinerja masing-masing rasio
agar dapat membuat perusahaan
semakin berkembang dan selalu
mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat khususnya bagi nasabah
yang telah menggunakan jasa dan
produk yang telah ditawarkan oleh BPD
konvensional.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya,
Pada penelitian ini peneliti hanya
menggunakan lima rasio dalam hal
membandingkan tingkat kesehatan
BPD syariah dan BPD konvensional
maka diharapkan peneliti selanjutnya
dapat menambah rasio-rasio lainnya
seperti rasio ROE yang merupakan
bagian dari faktor rentabilitas, rasio ini
juga penting karena untuk mengetahui
seberapa seberapa efisien sebuah
perusahaab dalam menggunakan
uang yang didapat dari hasil investasi
sang investor, hal ini penting karena
salah satu pokok penting dari hasil akhir
ROE adalah untuk mengetahui hasil
laba bersih. Rasio NIM juga tak kalah
penting digunakan untuk mengetahui
manajemen bank dalam hal terutama
pengelolaan aktiva produktif sehingga
bisa menghasilkan laba bersih, rasio ini
sangat penting dalam pengelolaan
bank agar dapat meminimalisir
masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Daniswara, Fitria dan Nurmadi. 2016.
Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Berdasarkan RGEC pada
BUK dan BUS periode 2011-2014.
GEMA, THN XXX/51/Februari-Juli
2016.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan.
Edisis Revisi. Jakarta: PT. Grafindo
Persada.
Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi
Revisi II. Jakarta: Rajawali Pers.
Marwanto. 2011. Analisis Komparatif
Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah dan Bank Umum
Konvensional dengan Metode RGEC
periode 2012-2013. Jurnal Ekonomi.
Otoritas Jasa Keuagan No.10/SEOJK.
03/2014. Tentang Faktor PenilaianSelf
Assessment GCG BUS/UUS-
(www.ojk.go.id). Diakses tanggal 13
Mei 2019.
Rifai. 2008. Islamic Financial Management.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siregar, Sofyan. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta:
Kencana.
Sugari. 2015. Analisis Perbandingan Tingkat
Kesehatan Bank Syariah dan
Konvensional dengan
Putri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 8 Agustus 2019: 1706-1717; ANALISIS
PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BPD SYARIAH DAN BPD KONVENSIONAL DI JAWA
MENGGUNAKAN METODE RGEC
1717
menggunakan Metode RGEC.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sulistianingsih, H & Maivalinda. 2018.
Analisis Perbandingan Tingkat
Kesehatan Bank Konvensional dan