Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
Stanislaus Adrian Chrisnamurti
135314045
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
Stanislaus Adrian Chrisnamurti
135314045
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERFORMANCE COMPARISON OF AODV AND DSR IN VANET
NETWORK IN URBAN
A THESIS
Presented as Partial Fullfillment of Requirements to Obtain Sarjana
Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program
Oleh :
Stanislaus Adrian Chrisnamurti
135314045
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN
Oleh:
Stanislaus Adrian Chrisnamurti
135314045
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
Bambang Soelistijanto, Ph.D
Tanggal, .....Desember 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Stanislaus Adrian Chrisnamurti
135314045
Telah dipertahankan didepan panitia penguji
Pada tanggal 15 Januari 2018
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. ……………….
Sekretaris : H. Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ……………….
Anggota : Bambang Soelistijianto, S.T., M.Sc.,Ph.D. ……………….
Yogyakarta, …. Januari 2018
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat hasil karya milik
orang lain kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, ..............................
Penulis
Stanislaus Adrian CH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, namun kerja keras merupakan
penentu kesuksesanmu yang sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Stanislaus Adrian Chrisnamurti
NIM : 135314045
Demi mengembangkan ilmu pengetahua, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan kedalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun
memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, ..............................
Penulis
Stanislaus Adrian CH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Jaringan VANET merupakan sebuah jaringan turunan dari jaringan
MANET, tetapi perbedaannya pada jaringan VANET lebih mengutamakan
pergerakan yang sangat cepat, dan perubahan topologi yang cepat, dijaringan ini
menggunakan pergerakan tracimobility.Karena kondisi pergerakan yang cepat dan
perubahan topologi yang tinggi mengakibatkan putus link yang sering di jaringan
ini. Sehingga dijaringan VANET ini dituntut bagaimana caranya setiap node
saling terhubung satu sama lain sehingga dapat mengirim pesan dari node sumber
(source)ke node tujuan (destination)dengan memanfaatkan protokol AODV dan
DSR dengan perubahan jumlah node dan kecepatan. Disini penulis menggunakan
beberapa parameter untuk mengetahui hasil dari perbandingan 2 protokol tersebut
yaitu Throughput, Delay, Packet loss sebagai bahan untuk analisis dari penelitian
ini. Dipenelitian ini penulis menggunakan simulator OMNET++.
AODV melakukan pengiriman data dari node sumber ke node tujuan
dengan cara membroadcast untuk menentukan jalur tercepat dan menyimpan jalur
tersebut selama yang dibutuhkan, sehingga pada saat pengiriman data tidak perlu
lagi melakukan broadcast ulang, dan pada saat mengirim data akan melakukan
pengecekan selalu di node-node tetangganya apakah masih dapat dilewati atau
tidak.
DSR merupakan protokol yang bersifat on-demand dan dirancang khusus
untuk topologi yang rendah. Protokol ini node sumber membroadcast keseluruh
node sehingga mencapai node tujuan dan node tujuan akan mengirim reply ke
node tujuan melalui jalur yang paling efisien dari jalur-jalur yang sudah terbentuk
selama proses broadcast, protokol ini akan menyimpan jalur-jalur tersebut. Jika
jalur yang efisien terjadi putus link maka protokol ini akan mengganti dengan
jalur lain untuk mengirim data ke node tujuan. Tetapi kelemahan protokol ini
tidak cocok digunakan pada topologi yang cepat.
***Kata kunci : Jaringan VANET, Protokol AODV, Protokol DSR, OMNET++,
V2V, V2I, Throughput, Delay, Paket Loss.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
VANET network is a sub-network from MANET network but VANET is
different in its focuses on high-speed mobility and the sudden change of topology.
This network uses the tracimobility movement. It is because the high-speed
mobility condition and the sudden change of topology cause the disconnection in
this network. Therefore, VANET network is demanded to keep the connection of
each node so that it can transmit message from source node to the destination
node by utilizing AODV and DSR protocol with the changing of the number of
node and speed. The researcher uses several parameters to identify the result of
comparison between those 2 protocols which are Throughput, Delay, Packet loss
as the sources of analysis from this research. The research is conducted by using
OMNET++ simulator.
AODV transmits the data from source node to destination node by
broadcasting them through the fastest bandwidth and marking the bandwidth as
long as it is needed. It does not need to do a re-broadcasting when doing another
data transmission. In every data transmission, it only needs to check neighboring
nodes whether it still can be used or not.
DRS is a protocol with on-demand characteristic and is designed
specifically for low height topology. This protocol has source node that can
broadcast to entire nodes so that the transmitted data can reach destination node,
and destination node will transmit reply to other destination nodes through the
most efficient bandwidth from the formed bandwidths during the process of
broadcasting. This protocol will save those bandwidths. If there is a disconnection
in the efficient bandwidth, this protocol will change into another bandwidth to
transmit the data to the destination node. However, the disadvantage of this
protocol is that it is not suitable for high-mobility topology.
***Keywords: VANET Network, AODV Protocol, DSR Protocol, OMNET++,
V2V, V21, Throughput, Delay, Packet Loss.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Analisis Perbandingan Unjuk kerja AODV dan DSR Di Jaringan VANET Pada
Perkotaan“.Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai
syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana komputer Program Studi Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan
laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih antara lain kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan
kekuatan dalam proses pembuatan tugas akhir.
2. Bapak Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen
pembimbing tugas akhir, atas kesabarannya dan nasehat dalam
membimbing penulis, meluangkan waktunya, memberi dukungan,
motivasi, serta saran yang sangat membantu penulis.
3. Sudi Mungkasi,S.Si., M.Math.Sc.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
4. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika atas bimbingan, kritik, dan saran yang telah diberikan
kepada penulis.
5. Agnes Maria Polina S.Kom., M.Sc. . selaku dosen pembimbing
akademik.
6. Kepada keluarga yang selalu mendukung, mesuport supaya bisa maju
terus.
7. Theresia Novita D.P yang selalu memberikan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Semua teman-teman Jarkom 2013 yang selalu kompak sampai akhir.
9. Rendra yang memberi masukan dalam penyelesaiian penelitian.
10. Teman – teman Teknik Informatika semua angkatan dan khususnya TI
angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan hingga
penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk
perbaikan yang akan datang.
Penulis,
Stanislaus Adrian CH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN ......................................................... 1
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI
JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN .......................................................... i
PERFORMANCE COMPARISON OF AODV AND DSR IN VANET
NETWORK IN URBAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.6 Metodologi Penelitian .............................................................................. 2
1.6.1 Studi Literatur ................................................................................... 3
1.6.2 Perancangan dan Skenario ................................................................ 3
1.7 Pembangunan dan Pengumpulan Data ..................................................... 3
1.8 Analisis Data Simulasi ............................................................................. 3
1.9 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1 Protokol Routing ...................................................................................... 5
2.1.1 Routing Proaktif ................................................................................ 6
2.1.2 Routing Reaktif ................................................................................. 6
2.1.3 Hybrid Routing ................................................................................. 7
2.2 Protokol Routing Mobile Ad Hoc Network (MANET) ........................... 7
2.2.1 Karakteristik Mobile Ad Hoc Network (MANET) ........................... 8
2.3 Vehicular Ad Hoc Network (VANET) .................................................. 10
2.3.1 Komunikasi Vanet ........................................................................... 11
2.3.2 Karakateristik VANET : ................................................................ 11
2.4 Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV) ..................................... 11
2.5 Dynamic Source Routing (DSR) ............................................................ 14
2.6 UDP ........................................................................................................ 16
2.7 OMNET++ ............................................................................................. 17
2.7.1 Berbagai tipe objek pada OMNet++ : ............................................ 17
2.7.2 Kelebihan Omnet++ : ...................................................................... 18
2.7.3 Kekurangan Omnet++ ..................................................................... 18
2.8 Simulation of Urban Mobility(SUMO) .................................................. 18
BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN ......................................... 19
3.1 Parameter Simulasi ................................................................................. 19
3.2 Skenario Simulasi ................................................................................... 20
3.2.1 Tabel Simulasi ................................................................................. 20
3.2.2 Model Skenario Komunikasi........................................................... 20
3.2.3 Model Skenario Kecepatan ............................................................. 21
3.2.4 Model Pergerakan Simulasi ............................................................ 21
3.3 Skenario A AODV dan DSRKoneksi skenario URBAN ....................... 22
3.4 Parameter Kinerja ................................................................................... 23
3.4.1 Delay ............................................................................................... 23
3.4.2 Throughput ...................................................................................... 23
3.4.3 Packet Loss ..................................................................................... 24
3.5 Shoot Jaringan ........................................................................................ 24
BAB IV PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN ......................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.1 Skenario AODV Vs DYMO URBAN V2V ........................................... 27
4.1.1 Troughputh Jaringan ....................................................................... 27
4.1.2 Delay Jaringan ................................................................................. 29
4.1.3 Packet Loss ..................................................................................... 31
4.2 Skenario AODV VS DSR URBAN V2I ................................................ 33
4.2.1 Throughput ...................................................................................... 33
4.2.2 Delay Jaringan ................................................................................. 35
4.2.3 Packet Loss ..................................................................................... 38
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 41
5.1 Keimpulan ....................................................................................................... 41
5.2 Saran .............................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jaringan VANET ............................................................................... 10
Gambar 3.1 Vehicle-to-Vehicle (V2V) Communication ...................................... 20
Gambar 3.2 Vehicle -to- Infrastructure (V2I) Communication ............................ 21
Gambar 3.3 Snapshoot Jaringan dengan 100 node AODV URBAN V2V ........... 24
Gambar 3.4 Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute
AODV URBAN V2V ........................................................................................... 25
Gambar 3.5 Snapshoot Jaringan dengan 100 node DSR URBAN V2V ............... 25
Gambar 3.6 Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute
DSR URBAN V2V ............................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2V ...................... 19
Tabel 3.2 Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2I ....................... 19
Tabel 3.3 Model Simulasi ..................................................................................... 20
Tabel 3.4 Model kecepatan node skenario perkotan (URBAN) ........................... 21
Tabel 3.5 Skenario A AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) ................................... 22
Tabel 3.6 Skenario B AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) .................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Throughput Jaringan node 100 V2V ................................................... 27
Grafik 4.2 Throughput Jaringan node 200 V2V ................................................... 27
Grafik 4.3 Throughput Jaringan node 300 V2V ................................................... 28
Grafik 4.4 Delay Jaringan node 100 V2V ............................................................. 29
Grafik 4.5 Delay Jaringan node 200 V2V ............................................................. 29
Grafik 4.6 Delay Jaringan node 300 V2V ............................................................. 30
Grafik 4.7 Packet Loss Jaringan node 100 V2V ................................................... 31
Grafik 4.8 Packet Loss Jaringan node 200 V2V ................................................... 31
Grafik 4.9 Packet Loss Jaringan node300 V2V .................................................... 32
Grafik 4.10 Throughput Jaringan node 100 V2I ................................................... 33
Grafik 4.11 Throughput Jaringan node 200 V2I ................................................... 33
Grafik 4.12 Throughput Jaringan node 300 V2I ................................................... 34
Grafik 4.13 Delay Jaringan node 100 V2I ............................................................ 35
Grafik 4.14 Delay Jaringan node 200 V2I ............................................................ 36
Grafik 4.15 Delay Jaringan node 300 V2I ............................................................ 36
Grafik 4.16 Packet Loss Jaringan node 100 V2I .................................................. 38
Grafik 4.17 Packet Loss Jaringan node 200 V2I .................................................. 38
Grafik 4.18 Packet Loss Jaringan node 300 V2I .................................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan komunikasi nirkabel berkembang pesat.Teknologi
nirkabel sudah digunakan pada kendaraan atau lebih dikenal dengan
Vehicular Ad hoc Network (VANET).VANET adalah salah satu turunan
dari Mobile Ad hoc Network (MANET).Sedangkan MANET sendiri adalah
kumpulan mobile user yang berkomunikasi melalui masing-masing pada
kanal wireless.Tetapi VANET lebih spesifik ke kecepatan. Setiap node yang
bergerak, akan menyebabkan topologi jaringan yang berubah-ubah dengan
cepat. Semua aktifitas jaringan misalnya pencarian rute, dan pengiriman
pesan ditangani oleh setiap node.Sehingga setiap node harus mempunyai
routing protocol.
Pada VANET, routing diharuskan dikerjakan dengan cepat dan tepat.
Karena VANET diterapkan pada kendaraan atau perangkat lalu
lintas.Sehingga keselamatan menjadi hal mutlak.Untuk melakukan routing
bukan perkara yang mudah.Terdapat berbagai macam routing protocol yang
dikembangkan untuk VANET.Pada VANET routing protocol terbagi
menjadi 2, yaitu proaktif dan reaktif.Pada proaktif, node-node secara terus
menerus mengevaluasi rute-rute yang dapat dicapai ke semua node dan
usaha untuk memelihara konsistensi up to date informasi routing.Sedangkan
reaktif mencari routing path ketika dibutuhkan. Tugas akhir ini akan
Membandingkan routing AODV dan DSR.
Di dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap dua jenis
routing protocol tersebut dengan menggunakan skenario URBAN, untuk
membandingkan kinerja keduanya berdasarkan tingkat throughput, delay,
dan packet loss. Dengan membandingkan ketiga parameter untuk
mengetahui seberapa baik unjuk kerja masing-masing routing protokol
dalam mengirimkan paket data dan jenis trafik source mana yang lebih baik
digunakan pada jaringan VANET.
Berdasarkan uraian di atas, maka disusun suatu laporan tugas akhir
yangberjudul “ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV
DAN DSR DI JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, diidentifikasi
permasalahan pada jaringan vanet dengan menggunakan routing protocol
UDP,yaitu sebagai berikut:
1. Cara untuk menerapkan AODV dan DSR pada VANET
2. Perbandingan performansi AODV dan DSR pada VANET
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut Cara untuk mensimulasikan trafik data
AODV dan DSR pada jaringan VANET ?
1. Bagaimana membandingkan tingkat Throughput, End to End Delay,
dan Packet Loss pada VANET menggunakan AODV dan DSR.
1.4 Tujuan
Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan
unjuk kerja AODV dan DSR pada jaringan VANET. Dengan mengunakan
skenario jalan dalam kota (URBAN) dalam mengirimkan data dengan
mebandingkan troughput, end to end delay dan packet loss.
1.5 Batasan Masalah
Penelitian untuk menguji kinerja routing protocol ini dibatasi dengan hal-
halsebagai berikut :
1. Protokol yang digunakan adalah AODV dan DSR.
2. Parameter yang digunakan sebagai uji unjuk kerja adalah throughput,
delay dan packet loss.
3. Pergerakan node menggunakan Tracimobility.
4. Menggunakan simulator komputer dengan OMNET++ dan SUMO.
5. Skenario jalan dalam kota (URBAN) pengaruh terhadap jumlah node
menggunakan 100, 200 dan 300 node dan pengaruh terhadap kecepatan
node menggunakan 100 ,200 dan 300 node dengan kecepatan 20 km/h ,
30 km/h dan 50 km/h. Menggunakan dua komunikasi vehicle-to-
vehicle (V2V) dan vehicle to infrastructure (V2I).
1.6 Metodologi Penelitian
Adapun metodologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam
pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.6.1 Studi Literatur
Mengumpulkan berbagai macam referensi dan mempelajari teori
yang mendukung penulisan tugas akhir, seperti :
a. Teori MANET
b. Teori VANET
c. Teori AODV (Ad-hoc On-demand Distance Vector)
d. Teori DSR (Dynamic Source Routing)
e. Teori throughput, end to end delay, paket loss.
f. Teori OMNET++
g. Teori SUMO (Simulation of Urban Mobility)
1.6.2 Perancangan dan Skenario
Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut :
a. Luas area simulasi.
b. Penambahan jumlah node.
c. Penambahan kecepatan pergerakan node.
1.7 Pembangunan dan Pengumpulan Data
Simulasi dalam tugas akhir ini menggunakan Omnet++ dan SUMO
(Simulation of Urban Mobility)dalam pengumpulan data.
1.8 Analisis Data Simulasi
Dalam tahap ini penulis menganalisa hasil pengukuran yang diperoleh
pada proses simulasi. Analisa dihasilkan dengan melakukanpengamatan dari
beberapa kali pengukuran yang menggunakan parameter simulasi yang
berbeda.
1.9 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima
bab, dengan rincian sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bagian ini akan diuraikan tentang landasan teori yang digunakan
sebagai data pendukung untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang
berisi tentang pengertian Protokol Routing, protokol Routing Manet,
definisi Manet, definisi Vanet, routing protocol, routing protocol AODV,
DSR, UDP, Omnet ++ dan SUMO.
Bab III Perencanaan Simulasi Jaringan
Bab ini berisi perencanaan simulasi jaringan.
Bab IV Pengujian Dan Analisis Routing Protokol
Pada bagian implementasi akan dibuat suatu skenario simulasi, melakukan
konfigurasi, dan melakukan proses simulasi. Bab ini juga membahas tentang
hasil dari implementasi dan analisis yang meliputi analisis file, hasil
pengukuran berdasarkan parameter dan grafik.
Bab V Kesimpulan Dan Saran
Pada bagian ini dibahas tentang kesimpulan dan saran-saran terhadap
penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Protokol Routing
Protokol Routing Jaringan MANET adalah sekumpulan node yang
dapat bergerak (mobile node) yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk
berkomunikasi secara wireless dan juga dapat mengakses jaringan.
Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang lain
selamamasih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node yang bersifat
sebagai penghubung tersebut akan digunakan untuk meneruskan paket dari
node sumber ke tujuan. Protokol Routing Jaringan MANET adalah
sekumpulan node yang dapat bergerak (mobile node) yang di dalamnya
terdapat kemampuan untuk berkomunikasi secara wireless dan juga dapat
mengaksesjaringan. Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan
nodeyanglain selama masih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node
yang bersifat sebagai penghubung tersebut akan digunakan untuk
meneruskan paket dari node sumber ke tujuan.
Routing merupakan algoritma perpindahan informasi di seluruh
jaringan dari node sumber ke node tujuan dengan minimal satu node yang
berperan sebagai perantara. Komponen penting pada sebuah protokol
routing / Algoritma routing berfungsi untukmenentukan bagaimana node
berkomunikasi dengan node yang lainnya dan menyebarkan informasi yang
memungkinkan node yang lainnya dapat menyebarkan informasi yang
memungkinkan node sumber untuk memilih rute optimal ke node tujuan
dalam sebuah jaringan komputer.Sedangkan sebuah algoritma routing
berfungsi untuk menghitung secara matematis jalur yang optimal
berdasarkan informasi routing yang dipunyai oleh suatu node.
Mengenai sebuah algoritma routing harus mencakup banyak hal yang
perlu di perhatikan :
1. Penentuan jalur terpendek yang akan di tujukan ke node tujuan harus
efisien.
2. Selalu up-to-date table routing ketika terjadi perubahan pada topologi.
3. Meminimalisir jumlah control paket.
4. Waktu konvergen yang seminim mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.1.1 Routing Proaktif
Tipe golongan Protokol routing proaktif ini bersifat (table driven
routing protocol) yaitu mengelola daftar tujuan dan rute terbaru
masing-masing serta bersifat broadcast sehingga sistem
pendistribusian table routingnya selalu diupdate secara periodik,
maka dari itu perlu penggambaran keseluruhan node jaringan serta
setiap node akan merespon perubahan dalam mengupdate agar
terjadi konsistensi routing table, maka memperlambat aliran data jika
terjadi restruktursi routing, beberapa contoh algoritma routing
proaktif yaitu Linked Cluster Architecture (LCA), Optimized Link
State Routing Protocol (OLSR), Better Approach to Mobile Ad hoc
Network (BATMAN), Highly Dynamic Destination Sequenced
Distance Vector routing protocol (DSDV).
2.1.2 Routing Reaktif
Tipe algoritma protokol routing reaktif ini bersifat on demand,
pada intinya node sumber yang akan menentukan node tujuan sesuai
prosedur yang diinginkannya, proses pencarian rute hanya akan
dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node sumber dengan
node tujuan saja, jadi routing table yang ada pada node hanyalah
informasi route ke tujuan saja. Protokol reaktif ini memanfaatkan
metode broadcast untuk membuat route discovery, pembuatan route
discovery ini untuk maintaining route agar tidak terputus saat jalur
yang tidak digunakan tidak di lalui paket menuju node tujuan, selain
itu routing reaktif ini akan membroadcast paket kepada node
tetangganya untuk menyampaikan paket kepada node tujuan
menggunakan route request setelah menerima maka node tujuan
akan memberikan pesan balasan berupa route reply, dengan cara ini
agar dapat meminimalkan routing overhead agar tidak membanjiri
jaringan berbeda dengan protokol routing proaktif yang
membroadcast update routing table ke semua node yang
mengakibatkan boros bandwidth karena beberapa contoh algoritma
routing reaktif adalah Associativity Based Routing (ABR), Ad Hoc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
On Demand Distance Vector (AODV), Dynamic Source Routing
(DSR), AntRouting algorithm for mobile adhoc networks
(ARAMA).
2.1.3 Hybrid Routing
Protokol hybrid routing ini dikembangkan dengan pemikiran
untuk menggabungkan kelebihan dari protokol routing reaktif dan
proaktif sehingga didapatkan sebuah protokol routing yang paling
efektif.Protokol routing hybrid menggunakan karakteristik protokol
routing reaktif dan proaktif untuk mencari jalur terbaik sesuai
dengan tuntutan dan kondisi (on demand) dengan jaringan yang terus
di-update. Selain itu, pada protokol routing hybrid, paket Route
Request (RREQ) dan Route Reply (RREP) dikirimkan setelah
terdapat routing request dengan waktu interval tertentu. Protokol
untuk tipe ini adalah : Hybrid Routing Protocol for Large Scale
MANET (HRPLS), Zone Routing Protocol (ZRP).
2.2 Protokol Routing Mobile Ad Hoc Network (MANET)
Protokol Routing adalah mekanisme penentuan link dari node
pengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI (Layer Network).
Protokol routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node
pengirim ke node penerima akan melewati beberapa node penghubung
(intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan
route link yang terbaik dari link yang akan dilalui melalui mekanisme
pembentukan tabel routing. Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan atas
beberapa pertimbangan seperti bandwith link dan jaraknya. Jaringan Ad
Hoc memiliki dua model protokol routing. Pertama, protokol routing yang
bersifat reaktif (reactive), dimana tabel routing dibentuk jika ada permintaan
pembuatan route link baru atau perubahan link.
Kedua, protokol routing yang bersifat proaktif (proactive), dimana
tabel routing dibentuk dan diupdate setiap waktu (secara kontinu) jika
terjadi perubahan link.MANET adalah sebuah jaringan nirkabel yang terdiri
dari beberapa node yang tidak memerlukan infrastruktur.Setiap node atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
user pada jaringan ini bersifat mobile. Setiap node dalam jaringan dapat
berperan sebagai host dan router yang berfungsi sebagai penghubung antara
node yang satu dengan node yang lainnya. MANET melakukan komunikasi
secara peer to peer menggunakan routing dengan cara multihop. Informasi
yang akan dikirimkan disimpan dahulu dan diteruskan ke node tujuan
melalui node perantara. Ketika topologi mengalami perubahan karena node
bergerak, maka perubahan topologi harus diketahui oleh setiap node.
MANET adalah sebuah jaringan nirkabel yang terdiri dari
beberapa node yang tidak memerlukan infrastruktur.Setiap node atau
user pada jaringan ini bersifat mobile. Setiap node dalam jaringan dapat
berperan sebagai host dan router yang berfungsi sebagai penghubung
antara node yang satu dengan nodeyang lainnya. MANET melakukan
komunikasi secara peer to peer menggunakan routing dengan
caramultihop. Informasi yang akan dikirimkan disimpan dahulu dan
diteruskan ke node tujuan melalui node perantara. Ketika topologi
mengalami perubahan karena node bergerak, maka perubahan topologi
harus diketahui oleh setiap node.
2.2.1 Karakteristik Mobile Ad Hoc Network (MANET)
Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah:
a. Topologi yang dinamis : Node pada MANET memiliki sifat
yang dinamis, yaitu dapat berpindah-pindah kemana saja.
Maka topologi jaringan yang bentuknya adalah loncatan
antara hop ke hop dapat berubah secara tidak terpola dan
terjadi secara terus menerus tanpa ada ketetapan waktu untuk
berpindah. Bisa saja didalam topologi tersebut terdiri dari
node yang terhubung ke banyak hop lainnya,sehingga sangat
berpengaruh secara signifikan terhadap susunantopologi
jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Otonomi : Setiap node pada MANET berperan sebagai end-
user sekaligus sebagai router yang menghitung sendiri route-
path yang selanjutnya akan dipilih.
c. Keterbatasan bandwidth : Link pada jaringan wireless
cenderung memiliki kapasitas yang rendah jika dibandingkan
dengan jaringan berkabel. Jadi, kapasitas yang keluar untuk
komunikasi wireless juga cenderung lebih kecil dari kapasitas
maksimum transmisi. Efek yang terjadi pada jaringan yang
berkapasitas rendah adalah congestion (kemacetan).
d. Keterbatasan energi : Semua node pada MANET bersifat
mobile,sehingga sangat dipastikan node tersebut
menggunakan tenagabaterai untuk beroperasi. Sehingga
perlu perancangan untuk optimalisasi energi.
e. Keterbatasan Keamanan : Jaringan wireless cenderung lebih
rentan terhadap keamanan daripada jaringan berkabel.
Kegiatan pencurian (eavesdroping, spoofing dan denial of
service) harus lebih diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.3 Vehicular Ad Hoc Network (VANET)
Gambar 2.1 Jaringan VANET
VANET Sebuah jaringan terorganisir yang dibentuk dengan
menghubungkan kendaraan dengan kendaraan atau kendaraan dengan
RSU (Roadside Unit) disebut Vehicular Ad Hoc Network (VANET), dan
RSU lebih lanjut terhubung ke jaringan backbone berkecepatan tinggi
melalui koneksi jaringan.Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk
dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET
(Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk
mendukung komunikasi antar kendaraan sehingga dapat digunakan
sebagai sistem informasi trafik lalu lintas yang cerdas Dalam VANETs,
RSU dapat memberikan bantuan dalam menemukan fasilitas seperti
restoran dan pompa bensin, dan membroadcast pesan yang terkait seperti (
maksimum kurva kecepatan) pemberitahuan untuk memberikan
pengendara informasi. Sebuah kendaraan dapat berkomunikasi dengan
lampu lalu lintas cahaya melalui V2I komunikasi, dan lampu lalu lintas
dapat menunjukkan ke kendaraan ketika keadaan lampu ke kuning atau
merah. Ini dapat berfungsi sebagai tanda pemberitahuan kepada
pengemudi, dan akan sangat membantu para pengendara ketika mereka
sedang berkendara selama kondisi cuaca musim dingin atau di daerah
asing. Hal ini dapat mengurangi terjadinya kecelakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.3.1 Komunikasi Vanet
a. Vehicle to Vehicle Communication (V2V) komunikasi yang
terjadi antara satu node dengan node lainnya di dalam jaringan
komunikasi.
b. Vehicle to infrastructure Communication (V2I) komunikasi
yang terjadi antara node dengan infrastruktur yang berada di
jalan raya.
c. Vehicle to Roadside (V2R)
d. Gabungan antara komunikasi V2V dan V2I
2.3.2 Karakateristik VANET :
a. Topologi Dinamis Tingkat Tinggi Perubahan topologi pada
VANET disebabkan oleh pergerakan dari kendaraan dengan
kecepatan tinggi.
b. Sering Terputusnya Jaringan Hasil dari topologi dinamis dapat
diamati bahwa pemutusan sering terjadi antara dua kendaraan
ketika sedang bertukar informasi.
c. Pemodelan Mobilitas Pola mobilitas kendaraan tergantung pada
lingkungan lalu lintas, jalan terstruktur, kecepatan kendaraan,
perilaku mengemudi dan sebagainya.
d. Daya Baterai dan Kapasitas Penyimpanan Dalam kendaraan
daya baterai dan penyimpanan tidak terbatas. Hal ini berguna
untuk komunikasi yang efektif dan membuat rute keputusan.
2.4 Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV)
AODV merupakan salah satu jenis reactive routing yang dirancang
khusus untuk jaringan mobile ad hoc. AODV routing protocol menawarkan
adaptasi cepat untuk kondisi dinamyc link, pemrosesan yang rendah dan
overhead memori, pemanfaatan jaringan rendah, dan menentukan unicast
rute ke tujuan dalam jaringan ad hoc. Selama koneksi rute pengirim ke
penerima telah valid, AODV tidak melakukan pencarian lagi dan akan
memelihara rute ini selama mereka dibutuhkan. Dalam proses penentuan
jalur, AODV membutuhkan pesan-pesan RREQ (Route Request), RREP
(RouteReply), dan RERR (RouteError).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
AODVmerupakan on-demand routing yang hanya melakukan
discovery routing apabila rute dibutuhkan oleh source node. AODV
memiliki ciri utama yaitu menjaga timer-based state pada setiap node sesuai
dengan penggunaan table routing.AODV memiliki routing discovery berupa
Routing Request(RREQ) dan Routing Reply (RREP), serta Routing
Maintenance berupa data, Routing Update juga Routing Error.Routing
Discovery dan Routing Maintenance Terdapat beberapa tahap pencarian
rute pada routing protocol AODV, diantaranya sebagai berikut:
1. Di saat node sumber(S) membutuhkan suatu rute menuju node
tujuan(D),tahap awal yang dilakukan oleh node sumber adalah
menyiarkan paket routing request (RREQ) menuju node tetangganya.
2. Apabila node yang menerima RREQ memiliki informasi rute menuju
node tujuan, maka node tersebut akan mengirim paket RREP kembali
menuju node sumber melalui reverse path yang diciptakan RREQ setiap
kali flooding dilakukan. Namun, jika node yang menerima RREQ tidak
memiliki informasi rute menuju node tujuan, maka node tersebut akan
menyiarkan ulang RREQ ke node tetangganya.
3. Node yang menerima RREQ dengan nilai source address dan broadcast
ID yang sama dengan RREQ yang diterima sebelumnya, akan
mempertahankan RREQ yang sudah diterima diawal dan membuang
RREQ baru.
4. Ketika sebuah node yang memiliki informasi rute menuju node tujuan
menerima RREQ, maka node tersebut akan melakukan perbandingan
antara nilai destination sequence number yang dia miliki dengan nilai
destination sequence number yang ada di RREQ berdasarkan nilai yang
lebih besar. Apabila nilai destination sequence number yang ada di
RREQ lebih besar dari nilai yang dimiliki oleh node maka paket RREQ
tersebut akan disiarkan kembali ke node tetangganya, namun apabila
nilai destination sequence number yang yang ada di node lebih besar
atau sama dengan nilai yang ada diRREQ maka node tersebut akan
mengirim routing reply (RREP) menuju node sumber menggunakan
reverse path.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
5. Apabila terjadi masalah pada rute, routing maintenance yang digunakan
untuk mendeteksi kerusakan rute akan mengirimkan paket routing error
(RERR) menuju source node dan rute yang rusak akan dihilangkan dari
routing cache.
6. Informasi timeout (masa aktif rute) diinformasikan oleh Intermediate
node yang menerima RREP, dan informasi rute sumber ke tujuan akan
dihapus apabila waktu timeout telah habis.
AODV menggunakan tabel routing dengan satu entry untuk setiap
tujuan. Tanpa menggunakan routing sumber, AODV mempercayakan pada
tabel routing untuk menyebarkan Route Reply (RREP) kembali ke sumber
dan secara sekuensial akan mengarahkan paket data menuju ketujuan.
AODV juga menggunakan sequence number untuk menjaga setiap tujuan
agar didapat informasi routing yang terbaru dan untuk menghindari
routingloops.Semua paket yang diarahkanmembawasequencenumber.
Penemuanjalur(Pathdiscovery) atau Routedis covery di-inisiasi dengan
menyebarkan Route Reply (RREP). Ketika RREP menjelajahi node, ia
akan secara otomatis men-setup path. Jika sebuah node menerima RREP,
maka node tersebut akan mengirimkan RREP lagi ke node atau destination
sequence number. Pada proses ini, node pertama kali akan mengecek
destination sequence.
Number pada tabel routing, apakah lebih besar dari 1 (satu) pada Route
Request (RREQ), jika benar, maka node akan mengirim RREP. Ketika
RREP berjalan kembali ke source melalui path yang telah di-setup, ia akan
men-setup jalur kedepan dan meng-update timeout. Jika sebuah link ke
hop berikutnya tidak dapat dideteksi dengan metode penemuan rute, maka
link tersebut akan diasumsikan putus dan Route Error (RERR) akan
disebarkan ke node neighbour. Dengan demikian sebuah node bisa
menghentikan pengiriman data melalui rute ini atau meminta rute baru
dengan menyebarkan RREQ kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.5 Dynamic Source Routing (DSR)
Dynamic Source Routing atau yang biasa disingkat DSR, adalah
routing protocol yang tergolong bersifat on-demand dan dirancang khusus
MANET yang bersifat multihop.Dalam protokol routing DSR, tiap node
yang ada dapat menemukan beberapa rute menuju node tujuan secara
dinamis.Setiap paket data yang dikirim dari node sumber, terdapat informasi
lengkap tentang urutan node yang harus dilalui pada header paket, dengan
tujuan menghindari kemungkinan terjadinya looping rute pengiriman paket.
Protokol DSR terdiri atas 2 mekanisme yang dapat bekerja secara
bersamaan yaitu route discovery dan route maintenance. Route discovery
adalah mekanisme yang mana node sumber ingin mengirim paket kepada
node tujuan, tanpa mengetahui rute sebelumnya.Route discovery hanya
dilakukan apabila diperlukan saja. Kemudian, route maintenance adalah
mekanisme yang dijalankan pada saat node sumber sudah mengetahui rute
menuju node tujuan dan menentukan apakah rute yang sedang dipakai saat
ini masih berlaku atau tidaknya, karena apabila terjadi perubahan topologi
yang mempengaruhi rute menuju node tujuan, maka rute tersebut tidak bisa
dipakai kembali. Pada saat route maintenance mengindikasikan adanya rute
yang rusak, maka node sumber dapat mencoba untuk menggunakan rute lain
yang sudah diketahui oleh node sumber sebelumnya atau dapat melakukan
route discovery kembali dari node sumber menuju node tujuan. Route
maintenance dijalankan hanya pada saat node sumber mengirimkan paket ke
node tujuan.Baik route maintenance maupun route discovery, keduanya
dijalankan secara ondemand.DSR tidak melakukan pencarian rute secara
berkala, status hubungan antar node, atau pendeteksian node tetangga melalui
paket yang dikirim secara berkala. Oleh karena perilaku yang secara
keseluruhan bersifat on-demand dan kurangnya aktifitas pengiriman paket
yang dilakukan secara berkala, menjadikan jumlah dari paket yang overhead
bisa diminimalisir hingga tidak ada sama sekali, hanya saja apabila semua
node sudah stabil dan semua rute yang dibutuhkan untuk komunikasi yang
sedang berlangsung sudah ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada saat proses route discovery berlangsung, setiap node dapat
menyimpan dan mengingat rute-rute alternatif menuju ke node manapun. Hal
tersebut memungkinkan perubahan rute yang cepat apabila rute yang saat itu
digunakan mengalami gangguan atau kerusakan dan juga dapat menghindari
routing overhead apabila dilakukan kembali route discovery yang baru setiap
adanya rute yang rusak.
Cara kerja dari algoritma routing ini pada awalnya node sumber akan
melakukan proses route discovery dengan mengirimkan paket RouteRequest
(RREQ) ke node – node tetangganya. Saat node – node tetangga itu
mendapat paket RREQ tersebut, node – node tersebut meneruskan paket
tersebut kepada node tetangganya yang belum menerima paket RREQ
tersebut. Apabila ada satu node yang menerima 2 paket RREQ, maka salah
satu paket RREQ tersebut akan dibuang. Paket RREQ tersebut akan terus
diteruskan melalui node – node perantara sampai menemukan node yang
dituju. Pada saat paket RREQ tersebut sampai pada node yang dituju, maka
node tujuan akan mengirimkan kembali paket RouteReply (RREP) melalui
rute yang memungkinkan pada saat proses route discovery sebelumnya.
Dalam proses pengiriman RREP tersebut, node sumber akan
menerima beberapa paket RREP bedasarkan rute yang mungkin menuju node
tujuan, maka akan dipilih bedasarkan yang paling optimal, sedangkan rute
lainnya akan disimpan pada route cache yang apabila terjadi kerusakan atau
hubungan yang terputus pada rute yang sedang digunakan, maka node yang
mengalami masalah dalam pengiriman paket tersebut akan mengirimkan
paket Route Error yang kemudian akan diterima oleh node sumber. Pada saat
node sumber menerima paket Route Error tersebut maka rute akan dialihkan
ke rute yang sebelumnya telah ditemukan yang kemudian digunakan untuk
pengiriman paket menuju node yang dituju.
Kelebihan dari protokol routing ini adalah tidak adanya pengiriman
paket secara berkala seperti “hello” message yang bertujuan untuk
memeriksa apakah ada hubungan antar node yang rusak di dalam jaringan,
yang mana dapat meminimalisir routing overhead dan penghematan energi
tiap node. Selain itu, rute dibangun bedasarkan ondemand atau saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
diperlukan saja, sehingga energi yang terpakai dan routing overhead-nya
lebih kecil. Node – node yang ada dalam jaringan pun memiliki route cache
yang akan sangat berguna apabila terjadi kerusakan atau hubungan yang
terputus menuju node tujuan, karena setelah node sumber menerima paket
RouteError, node sumber dapat menentukan rute alternatif menuju node
tujuan. Sedangkan, kelemahan dari protokol routing ini, salah satunya,
adalah mekanisme pemeliharaan rute tidak memperbaiki hubungan yang
rusak, melainkan hanya mengalihkan rute yang sebelum ke rute yang lain.
Persiapan pembangunan koneksi lebih besar jika dibandingkan dengan
protokol routing yang bersifat table-driven. Walaupun DSR bekerja cukup
baik pada lingkungan jaringan yang bersifat statis atau mobilitasnya rendah,
performa DSR akan terus menurun seiring dengan pergerakan node yang
semakin besar.
2.6 UDP
UDP (User Datagram Protocol), protokol pertukaran data
connectionless. UDP tidak mengurutan segmen dan tidak peduli di apakah
paket yang dikirimkan tiba di tempat tujuan sesuai yang dipesan. Setelah
UDP mengirimkan segmen, UDP tidak akan menindaklanjuti mereka,
memeriksa mereka, atau bahkan keamanan kedatangan paket secara lengkap
tidak akan diperiksa. Karena ini, UDP disebut sebagai protocol yang tidak
bisa diandalkan.Ini tidak berarti bahwa UDP tidak efektif, UDP hanya tidak
menangani masalah reliabilitas.Lalu, UDP tidak membuat virtual circuit,
juga tidak menghubungi tujuan sebelum menyampaikan informasi untuk
itu.Oleh karena itu dianggap sebagai protokol connectionless.Protokol ini
didefinisikan pada RFC 768 pada tahun 1980. Paket data pada UDP akan
diberikan header UDP, dan paket yang telah dienkasulapsi ini disebut
dengan UDP datagram. UDP datagram ini akan dienkasulapsi lagi ke dalam
IP datagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.7 OMNET++
OMNeT++ adalah simulator kejadian diskrit berorientasi objek.
Simulator dapat digunakan untuk pemodelan: protokol komunikasi, jaringan
komputer dan pemodelan lalu lintas, multi-processors dan sistem
terdistribusi, dan lain-lain.OMNeT++ mendukung animasi dan penjalanan.
OMNet++ juga menyediakan infrastruktur dan tools untuk
memrogram simulasi sendiri. Pemrograman OMNet++ bersifat object-
oriented dan bersifat hirarki. Objek-objek yang besar dibuat dengan cara
menyusun objek-objek yang lebih kecil. Objek yang paling kecil disebut
simple module, akan memutuskan algoritma yang akan digunakan dalam
simulasi tersebut.
2.7.1 Berbagai tipe objek pada OMNet++ :
d. Module (Simple Module dan Compound Module) adalah objek
yang kita buat, kita program dan kita susun. Compound Module
adalah sebuah modul yang dibuat dengan cara menggabungkan
beberapa Simple Module.
e. Gate adalah pintu keluar/masuk message. Setiap modul hanya
bisa berinteraksi dengan modul lainnya melalui gate.
f. Message adalah komunikasi yang dilakukan antar modul.
Message adalah konsep inti dari simulasi OMNet++. Sebuah
modul bisa mengirimkan message pada modul lain atau dirinya
sendiri (self message).
g. Connection adalah jalur tempat dimana message mengalir.
Disini kita bisa mendefinisikan parameter/variabel yang
berkaitan dengan koneksi, misalnya hambatan udara, datarate
dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.7.2 Kelebihan Omnet++ :
a. Pemrograman Omnet++ lebih mudah karena menggunakan
eclipse yang memudahkan penggunaan secara tekstual maupun
grafis.
b. Omnet++ juga menggunakan bahasa pemrograman NED, yaitu
bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk topologi jaringan
c. Tool simulasi Omnet++ yang non-komersial dapat bersaing
dengan beberapa versi komersial seperti opnet yang memiliki
cukup banyak model protokol yang ready-mode
d. Omnet++mendukung dua programming model yaitu
thread/corountine-based programming dan FSM
2.7.3 Kekurangan Omnet++
a. Omnet++ membutuhkan memori yang besar dan waktu yang
lama pada saat instalasi dan penambahan modul.
b. Omnet++ hanya menyediakan modul dan tidak mempunyai
library seperti software simulasiNS2.
2.8 Simulation of Urban Mobility(SUMO)
Simulation of Urban Mobility (SUMO) atau disingkatdengan SUMO
dikembangkan pertama kali oleh Daniel Krajzewicz, Eric Nikolay, dan
Michael Behrisch pada tahun 2000 yang bertujuan melakukan akomodasi
penelitian-penelitian yang melibatkan pergerakan kendaraan di jalan raya,
terutama daerah-daerah yang padat penduduknya. SUMO merupakan
software aplikasi simulator yang digunakan untuk membuat simulasi
pergerakan-kendaraan pada suatu jalur dan model tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN
3.1 Parameter Simulasi
Pada penelitian ini mengunakan beberapa parameter yang bersifat
konstan atau tetap yang akan digunakan untuk setiap simulasi untuk kedua
trafik source UDP dengan menggunakan protokol AODV dan DSR adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2V
Parameter Nilai
Luas Area Jaringan 3000mx3000m
Waktu Simulasi 1000s
Radio Range 300m
Jumlah Node 100, 200, dan 300
Type mobility Tracimobility
Kecepatan Node 20 km/h, 30 km/h, 50 km/h
Jumlah Paket Data 24 MB
Protokol AODV, DSR
Trafik Source UDP
Tabel 3.2 Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2I
Parameter Nilai
Luas Area Jaringan 3000mx3000m
Waktu Simulasi 1000s
Radio Range 300m
Jumlah Node 100, 200, dan 300
Type mobility Tracimobility
Kecepatan Node 20 km/h, 30 km/h, 50 km/h
Jumlah Paket Data 24 MB
Protokol AODV, DSR
Trafik Source UDP
Jumlah RSU (Road Side Unit) 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3.2 Skenario Simulasi
Skenario yang digunakan dalam simulasi antara kedua routing
AODV dan DSR dengan skenario luas area tetap Skenario simulasi unjuk
kerja kedua protokol mengunakan 1 peta dan 2 komunikasi.
Mengunakan 1 Peta yaitu perkotaan (URBAN)serta 2komunikasi
Vehicle to Vehicle Communication(V2V) dan Vehicle to infrastructure
Communication(V2I). Dengan skenario perbandingan dapat dilihat pada
table dibawah ini :
3.2.1 Tabel Simulasi
Tabel 3.3 Model Simulasi Skenario Komunikasi Peta Trafik source
A V2V URBAN AODV VS DSR
B V2I URBAN AODV VS DSR
3.2.2 Model Skenario Komunikasi
1. Vehicle-to-Vehicle (V2V) yaitu komunikasi yang terjadi antara
satu node dengan node lainnya di dalam jaringan komunikasi.
Gambar 3.1Vehicle-to-Vehicle (V2V) Communication
2. Vehicle to Infrastructure (V2I) yaitu komunikasi yang terjadi
antara node dengan infrastruktur yang berada di jalan raya.
Gambar 2 dibawah menggambarkan komunikasi V2I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 3.2 Vehicle -to- Infrastructure (V2I) Communication
3.2.3 Model Skenario Kecepatan
Kecepatan node menggunakan mobility model : Moderat Car Model
(MCM), dan Fast Car Model (FCM).
Tabel 3.4 Model kecepatan node skenario perkotan (URBAN) Model Kecepatan
Moderat Car Model (MCM) 20 km/h
Moderat Car Model (MCM) 30 km/h
Fast Car Model (FCM) 50 km/h
3.2.4 Model Pergerakan Simulasi
Model pergerakan kendaraan dibuat menggunakan randomTrips.py
pada SUMO yang digunakan untuk membuat pergerakan banyak kendaraan
secara acak.Jumlah kendaraan untuk menggambarkan lalu lintas padat,
sedang, dan lengang diatur dengan menentukan waktu jeda munculnya
kendaraan baru dalam skenario yang dibuat. Semakin kecil jeda kemunculan
kendaraan maka lalu lintas akan semakin padat, sedangkan semakin besar
waktu jeda yang diberikan maka lalu lintas semakin lengang. Lalu lintas
padat digunakan untuk menggambarkan komunikasi antar kendaraan yang
dapat terus terjadi karena jaringan V2V dapat terus terbentuk. Kemudian
skenario lalu lintas sedang digunakan untuk menggambarkan komunikasi
antar jaringan V2V tidak dapat berlangsung secara terus menerus, sehingga
komunikasi dengan jaringan infrastruktur juga perlu dilakukan. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lalu lintas lengang menggambarkan komunikasi antar kendaraan tidak dapat
dilakukan karena sinyal radio antar kendaraan tidak dapat menjangkau,
sehingga komunikasi yang dapat diandalkan hanya dengan melalui jaringan
infrastruktur.
3.3 Skenario A AODV dan DSRKoneksi skenario URBAN
Tabel 3.5 Skenario A AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) Skenario Node Kecepatan
A1 100 20 km/h
A2 200 20 km/h
A3 300 20 km/h
A4 100 30 km/h
A5 200 30 km/h
A6 300 30 km/h
A7 100 50 km/h
A8 200 50 km/h
A9 300 50 km/h
Tabel 3.6 Skenario B AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) Skenario Node Kecepatan
B1 100 20 km/h
B2 200 20 km/h
B3 300 20 km/h
B4 100 30 km/h
B5 200 30 km/h
B6 300 30 km/h
B7 100 50 km/h
B8 200 50 km/h
B9 300 50 km/h
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3.4 Parameter Kinerja
Ada tiga parameter kinerja dalam penelitian tugas akhir ini:
3.4.1 Delay
Delay atau yang sering disebut end to end delay adalah waktu yang
dibutuhkan paket dalam jaringan atau waktu jeda antara paket pertama
dikirim dengan paket tersebut di terima.Delay merupakan suatu
paramater yang dibutuhkan untuk membandingkan suatu routing
protokol routing. Karena besarnya sebuah delay dapat memperlambat
kinerja dari protokol routing.
3.4.2 Throughput
Rumus untuk menghitung Throughput adalah jumlah bit data
per waktu unit yang dikirimkan ke terminal tertentu dalam suatu
jaringan, dari node jaringan, atau dari satu node ke yang lain.
Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Throughput
adalah rata-rata data yang dikirim dalam suatu jaringan, biasa
diekspresikan dalam satuan bitpersecond (bps), byte persecond (Bps)
atau packet persecond (pps).
Throughput merujuk pada besar data yang dibawa oleh semua
trafik jaringan,tetapi dapat juga digunakan untuk keperluan yang lebih
spesifik.Throughput akan semakin baik jika nilainya semakin besar.
Besarnya throughput akan memperlihatkan kualitas dari kinerja
protokol routing tersebut. Karena itu throughput dijadikan sebagai
indikator untukmengukur performansi dari sebuah protokol. Rumus
untuk menghitungthroughput adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3.4.3 Packet Loss
Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket data
mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan,
dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, di antaranya yaitu:
a)Terjadinya overload trafik didalam jaringan, b)Tabrakan
(congestion) dalam jaringan, c)Error yang terjadi pada media fisik,
d)Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa
disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer. Di dalam
implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan
mempunyai nilai yang minimum.Secara umum biasanya terdapat
pengkategorian performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss
yaitu sangat bagus, bagus, jelek, dan sedang.
3.5 Shoot Jaringan
Gambar 3.3Snapshoot Jaringan dengan 100 node AODV URBAN V2V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 3.4Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute
AODV URBAN V2V
Gambar 3.5Snapshoot Jaringan dengan 100 node DSR URBAN V2V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 3.6Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute
DSR URBAN V2V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN
4.1 Skenario AODV Vs DYMO URBAN V2V
4.1.1 Troughputh Jaringan
Grafik 4.1 Throughput Jaringan node 100 V2V
Grafik 4.2 Throughput Jaringan node 200 V2V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Grafik 4.3 Throughput Jaringan node 300 V2V
Perbandingan troughput antara AODV dan DSR pada skrenario Urban
V2V menunjukan bahwa ketika kecepatan pergerakan ditambah pada kedua
routing tersebut maka mengalami pengurangan nilai throughput, hal ini terjadi
karena semakin cepat pergerakan node maka semakin jauh jarak antar node dan
perubahan topologi akan cepat berubah maka ketahanan link akan semakin
menurun, sehingga node akan mengalami putus link semakin banyak. Jika dilihat
dari grafik diatas pada kecepatan 50 km/h terjadi penurunan throughput yang
cukup signifikan hal ini terjadi karena jarak antara node satu dengan node lainnya
semakin jauh atau tidak terhubung sehingga routing berada dalam kondisi
maintenance.
Pada saat terjadinya penambahan jumlah node dikedua routing ini maka nilai
throughput akan naik karena semakin banyak node maka tingkat kerapatan node
semakin banyak, maka ketahanan link akan semakin kuat karena node akan jarang
mengalami putus link dan kerapatan node akan membuat paket yang diterima
akan lebih banyak.
Jika dilihat dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai throughput AODV
lebih tinggi dibandingkan DSR. Karena pada routing DSR harus melakukan
flooding data terlebih dahulu ketika akan menentukan jaluk menuju node tujuan,
dan pada saat terjadinya putus link di jalur tersebut maka routing ini harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melakukan flooading ulang untuk menentukan jalur baru. Sedangkan pada routing
AODV hanya sekali dalam menentukan jaluk menuju node tujuan dan akan
memelihara jalur tersebut selama yang dibutuhkan sehingga ketahanan link lebih
tinggi, dan pada saat terjadinya putus link pada jalur tersebut routing ini akan
lebih cepat mencari jalur baru.
4.1.2 Delay Jaringan
Grafik 4.4 Delay Jaringan node 100 V2V
Grafik 4.5 Delay Jaringan node 200 V2V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Grafik 4.6 Delay Jaringan node 300 V2V
Perbandingan delay antara AODV dan DSR pada skenarion urban V2V
menunjukan delay dari kedua routing tersebut jika ditambahkan kecepatan node
akan mengalami kenaikan delay karena jarak antara node satu dengan node
lainnya semakin jauh sehingga mengakibatkan terjadinya putus link hal ini yang
membuat routing harus melakukan routediscovery karena perubahan topologi
jaringan yang tinggi dan akan membuat paket yang dikirim jadi lebih lama.
Jika pada saat kedua routing tersebut diberi penambahan node maka nilai
delay di kedua routing akan semakin kecil karena semakin padatnya node pada
suatu daerah maka semakin dekat jarak antara node satu dengan node lainnya
sehingga akan memperkecil terjadinya putus link dan pengiriman data akan
semakin cepat.
Jika dilihat dari delay pada routing AODV lebih baik dibandingkan dengan
routing DSR, hal ini karena pada routing AODV ketika sudah menemukan rute
dari node sumber ke node tujuan maka rute itu akan dipelihara selama dibutuhkan
oleh protokol ini sehingga ketahanan routing lebih tinggi karena rute dipelihara
dengan baik. Sedangkan pada routing DSR harus melakukan flooding paket ke
node node lain untuk menentukan jalurnya sehingga prosesnya akan semakin lama
ini dipengaruhi dari perubahan topologi juga, semakin tinggi kecepatan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
jarak antara node satu dengan node lainnya semakin jauh sehingga semakin
sulitnya routing ini mencari jalur karena akan terjadi banyak putus link dengan
bertambahnya kecepatan pada node.
4.1.3 Packet Loss
Grafik 4.7 Packet Loss Jaringan node 100 V2V
Grafik 4.8 Packet Loss Jaringan node 200 V2V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Grafik 4.9 Packet Loss Jaringan node300 V2V
Perbandingan paket loss pada AODV dan DSR pada skenario urban V2V
menunjukan paket loss dari ke dua protokol tersebut ketika ditambahkan
kecepatan node nilai dari paket loss akan naik. Ketika kecepatan node ditambah
maka jarak antara node satu dan node lainnya akan semakin jauh, serta perubahan
topologi sehingga akan mengakibatkan putus link bahkan node tidak terhubung
dengan lainnya. Maka terjadinya paket loss semakin banyak dan meningkatnya
nilai dari paket loss karena tidak dapat mengirim data dan data akan rusak.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa DSR memiliki packet loss lebih besar dari
AODV karena pada routing DSR dalam pencarian rute dari node sumber ke node
tujuan lebih lama dan proses pencarian lebih panjang, karena harus melakukan
flooading paket ke node lain secara terus menerus sampai menemukan node
tujuan, dan selama proses pengiriman paket tersebut terjadi putus link di beberapa
route karena perubahan topologi yang cepat sehingga semakin banyak proses
forward antara node satu dengan node lain terjadi maka terjadinya putus link dan
terjadinya paket loss semakin besar. Sedangkan pada AODV ketika sudah
mengetahui jalur dari node sumber ke node tujuan, routing ini tidak perlu lagi
mencari rute lagi, karena ketika rute sudah ditentukan maka routing ini akan
memelihara rute tersebut selama yang dibutuhkan sehingga terjadinya putus link
lebih kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4.2 Skenario AODV VS DSR URBAN V2I
4.2.1 Throughput
Grafik 4.10 Throughput Jaringan node 100 V2I
Grafik 4.11 Throughput Jaringan node 200 V2I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Grafik 4.12 Throughput Jaringan node 300 V2I
Perbandingan Throughput antara AODV dan DSR pada skenario urban
V2I menunjukan penurunan pada mobilitas yang tinggi atau kecepatan tinggi hal
ini terjadi karena terjadinya roaming. Kekuatan sinyal yang menurun karena
perpindahan node yang cepat sehingga melewati jangkauan sinyal RSU 1 (Road
Side Unit) ke RSU yang lain. Saat node berada dekat dan memasuki jangkauan
sinyal RSU yang lain maka throughput akan kembali naik. Namun jika node
kembali menjauh dari jangkauan sinyal RSU maka throughput akan kembali
menurun.
Pada scenario ini jika terjadi penambahan node maka throughput akan
semakin naik hal ini terjadi karena semakin padatnya node maka ketahanan node
akan semakin tinggi sehingga rute yang telah terbentuk akan selalu tersedia dan
akan memperkecil terjadinya kegagalan route, paket akan terkirim lebih banyak.
Namun dengan adanya RSU (Road Side Unit) membantu untuk
menghubungkan node yang tidak terhubung karena kecepatan semakin naik dan
tidak terjangkau menjadi terjangkau, sehingga terjadinya penurunan throughput
tidak terlalu signifikan. Karena adanya RSU yang bersifat statik maka akan
berfungsi sebagai node backup yang membuat jalur antara node tetap terjaga dan
menurunnya terjadi putus link.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Jika dilihat dari perbandingan grafik throughput diatas nilai antara routing
AODV dan DSR, nilai throughput AODV lebih tinggi dari pada DSR. Karena
pada AODV pencarian jalur lebih cepat, dan ketika jalur pada routing ini sudah
terbentuk maka jalur ini akan dipelihara selama yang dibutuhkan routing ini,
sehingga kekuatan jalur pada routing ini lebih terjaga. Sedangkan pada DSR harus
melakukan flooding ke seluruh node, dan setiap melakukan flooding kekuatan
jaringan akan semakin menurun.
4.2.2 Delay Jaringan
Grafik 4.13 Delay Jaringan node 100 V2I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Grafik 4.14 Delay Jaringan node 200 V2I
Grafik 4.15 Delay Jaringan node 300 V2I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Perbandingan delay antara AODV dan DSR pada scenario URBAN V2I
pada saat terjadinya penambahan kecepatan pada kedua routing menunjukan
peningkatan delay karena terjadinya roaming pada saat terjadinya pengiriman
pesan. Hal ini terjadi karena semakin cepat pergerakan node maka jarak antara
node satu dengan node lainnya semakin jauh terutama jarak antara node dengan
RSU yang semakin jauh, sehingga jangkauan sinyal RSU ke node semakin lemah
dan kemungkinan terjadi putus link dari RSU ke node, sehingga perpindahan dari
dari node ke RSU, dan dari RSU1 ke RSU lain akan semakin lama sehingga
akibatnya delay akan naik.
Dilihat dari grafik diatas pada skenario penambahan node nilai delay pada
kedua routing ini akan semakin turun, karena semakin padatnya node maka jarak
antara node satu dengan node lain, dan jarak node dengan RSU akan semakin
dekat dan sering bertemu node yang melewati RSU sehingga terjadinya putus link
akan semakin kecil karena node satu dengan node lain dan node dengan RSU akan
selalu terhubung.
Jika dilihat dari grafik diatas perbandingan antara AODV dan DSR nilai
delay dari routing DSR lebih tinggi dari pada AODV. Pada routing DSR harus
melakukan flooding ke seluruh node untuk mencari jalur dari node sumber
menuju node tujuan sehingga membutuhkan waktu yang lama, ketika semua jalur
yang tersedia putus, maka DSR harus melakukan flooding ulang untuk mencari
jalur baru. Sedangkan pada AODV ketika ingin mengetahui jalur menuju node
tujuannya maka hanya membroadcast route request (RREQ) pada node tetangga
disampingnya jika node tersebut mengetahui rute atau node itu adalah node tujuan
maka akan menyimpan informasi yang dikirim oleh (RREQ) kemudian akan
mengirim route reply (RREP) ke node tujuan maka terbentuk satu end to end route
dan route tersebut akan dipelihara oleh routing selama yang dibutuhkan, sehingga
tidak perlu mencari jalur lagi, dan pencarian jalur lebih cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.2.3 Packet Loss
Grafik 4.16 Packet Loss Jaringan node 100 V2I
Grafik 4.17 Packet Loss Jaringan node 200 V2I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Grafik 4.18 Packet Loss Jaringan node 300 V2I
Perbandingan Paket Loss antara routing AODV dan DSR pada skenario
urban V2I menunjukan kenaikan nilai paket loss pada kedua routing pada saat
penambahan kecepatan setiap node, hal ini terjadi karena pada saat penambahan
kecepatan node maka jarak antara node satu dengan node lainnya akan semakin
jauh dan akan terjadi perubahan topologi yang cepat mengakibatkan adanya putus
link, dengan adanya RSU pada skenario ini menjadi node cadangan yang akan
memperkecil terjadinya putus link. Pada skenario ini terjadinya kenaikan paket
loss pada saat node memasuki jangkauan sinyal RSU maka akan saling bertukar
pesan, ketika kecepatan ditambah maka pergerakan node akan semakin cepat dan
ketika node mulai menjauh dari jangkauan sinyal RSU maka kekuatan sinyal akan
semakin melemah dan pada saat itu akan terjadi kehilangan paket yang dikirim,
semakin node menjauhi jangakauan sinyal RSU maka peningkatan nilai paket loss
akan semakin besar.
Ketika terjadi penambahan node pada skenario ini maka jalur pengiriman
dari node sumber ke node tujuan akan semakin panjang sehingga pada saat proses
pengiriman yang lama karena membutuhkan perpindahan hop by hop yang
panjang dan membuat naiknya nilai paket loss.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Jika dilihat dari grafik diatas nilai paket loss AODV lebih kecil dari pada
DSR. Karena pada routing DSR melakukan banyak proses pengiriman paket
untuk menemukan node tujuan sehingga selama proses pengiriman tersebut dan
proses pencarian jalur yang cukup lama sehingga nilai paket loss akan meningkat,
karena di setiap proses akan terjadi kehilangan paket, terutama pada saat
terjadinya penambahan kecepatan yang membuat perubahan topologi dan jarak
antara node satu dengan node lainnya akan semakin jauh, dan perpindahan node
yang cepat membuat node akan cepat juga menjauh dari jangkauan sinyal RSU
yang ada dan paket loss terjadi, ketika node mendekat ke RSU jaringan akan
menguat dan akan mengirim kembali paket tersebut sehingga nilai paket loss
menurun. Tetapi ketika seluruh jalur pada routing ini putus maka nilai paket loss
akan naik karena node sumber harus melakukan flooding ulang untuk menemukan
jalur baru ke node tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Keimpulan
1. Nilai hasil running AODV dari pada DSRdengan hasil Throughput lebih
tinggi AODV. Tingkat nilai delay DSR lebih tinggi dari AODV karena proses
pencarian jalurnya yang lama, nilai paket loss lebih tinggi DSR daripada
AODV.
2. Pada saat penempatan RSU pada skenario V2I membantu pengiriman data
dari kedua routing sehingga nilai delay naik walau tidak sesignifikan pada
saat di skenario V2V.
3. Nilai AODV lebih tinggi dari pada DSR karena, di jaringan AODV lebih
cepat dalam mencari jalur, karena pada saat pencarian jalur dia membroadcast
untuk menentukan jalur yang paling efisien untuk mengirim data, jalur yang
sudah terbentuk akan dipelihara. Pada saat pengiriman data akan selalu
mengecek tetangga dan jalur yang dilewati apakah masih terkoneksi atau
tidak, dan dapat dilewati atau tidak. Kelemahan AODV kurang cocok
diterapkan pada topologi yang rendah, karena protokol ini akan melakukan
kegiatan jaringan yang tidak berguna yaitu selalu mengecek tetangga apakah
masih aktif atau tidak sehingga overheadnya akan tinggi.
4. DSR memang sama sistemnya dengan AODV sama-sama melakukan
broadcast untuk menentukan jalur menuju node tujuan, tetapi perbedaannya
protokol ini akan menyimpan seluruh jalur yang sudah dilewati menuju ke
node tujuan, tetapi akan tetap memilih jalur paling efisien terlebih dahulu
dam pada saat jalur yang digunakan putus maka akan memilih jalur yang lain
yang sudah disimpan. Tetapi kelemahan protokol ini tidak cocok untuk
perubahan topologi yang cepat sehingga kurang cocok diterapkan pada
jaringan VANET.
5.2 Saran
Lebih mengembangkan lagi tentang penelitian VANET dengan merubah protokol
yang dipakai, dan parameter perhitungannya, sehingga mengetahui perbedaan jika
menggunakan protokol lain pada jaringan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aditi Roy, Bijan Paul, Sanjit Kumar Paul, “VANET Topology Based Routing
Protocols &Performance of AODV, DSR Routing Protocols inRandom
Waypoint Scenarios”, University Bangladesh.
[2] Chrispen Mafrabadza, Dr Pallav Khatri, Reena Chauhan, “Comparative
Analysis of AODV and DSRn Scalability In MANET”,ITM University
Gwalior.
[3] Dependra Dhakal, Kiran Gautam, “Performance Comparison of AODV and
DSR Routing Protocols in Mobile Ad- hoc Networks: A Survey”, Dept. of
CSE, SMIT, SMU
[4] S. S. Manvi*, M. S. Kakkasageri**, C. V. Mahapurush**,”Performance
Analysis of AODV, DSR, and Swarm Intelligence Routing Protocols In
Vehicular Ad hoc Network Environment”, *Department of Information
Science Engineering
[5] Lucas Rivoirard*, Martine Wahl*, Patrick Sondit, Marion Berbineau*, and
Dominique Gruyer ,“Performance evaluation of AODV, DSR, GRP and
OLSR for VANET with real-world trajectories”, *Univ Lille Nord de France
[6] Puji Dwika Pradana, Ridha Muldina Negara, S.T., M.T., Favian
Dewanta, S.T., M.Eng. ,”Evaluation of Performance of Routing Protocol
DSR and AODV in Network Simulation of Vehicular Ad –Hoc Network
(VANET) For Transportation Safety With Study Case of City Car”,
Universitas Telkom Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
LAMPIRAN
A. Listing Program
a. Omnet.ini
[General]
#seed-0-mt =2
seed-set = 10
debug-on-errors = true
cmdenv-express-mode = true
cmdenv-autoflush = true
cmdenv-status-frequency = 2s
record-eventlog = true
repeat = 2
tkenv-image-path = bitmaps
network = AODVVANET
description = network layer for IPv4 network protocol only (default)
##########################################################
# Simulation parameters #
##########################################################
print-undisposed = false
sim-time-limit = 1000s
**.scalar-recording = true
**.vector-recording = true
**.debug = false
**.coreDebug = false
*.playgroundSizeX = 2500m
*.playgroundSizeY = 2000m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
*.playgroundSizeZ = 50m
##########################################################
# Channel Physical Parameters #
##########################################################
*.channelControl.carrierFrequency = 2.4GHz
*.channelControl.pMax = 20mW
*.channelControl.sat = -110dBm
*.channelControl.alpha = 2
*.channelControl.numChannels = 1
*.rsu1.channelControl.maxInterferenceDistance = 250 m
##########################################################
# TraCIScenarioManager parameters #
##########################################################
*.manager.updateInterval = 1s
*.manager.host = "localhost"
*.manager.port = 9999
*.manager.moduleType = "vanetsim.simulations._nodes.AODVVANETCar"
*.manager.moduleName = "vehicle"
*.manager.moduleDisplayString = "r=1"
*.manager.autoShutdown = true
*.manager.margin = 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
##########################################################
# RSU SETTINGS #
# #
# #
##########################################################
*.rsu1.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu2.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu3.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu4.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu5.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu6.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu7.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu8.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu9.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu10.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu11.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu12.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu13.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu14.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu15.mobilityType = "LinearVANETMobility"
*.rsu16.mobilityType = "LinearVANETMobility"
#*.rsu17.mobilityType = "LinearVANETMobility"
#*.rsu18.mobilityType = "LinearVANETMobility"
#*.rsu19.mobilityType = "LinearVANETMobility"
#*.rsu16.mobilityType = "LinearVANETMobility"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
#########################################################
# 11p specific parameters #
# #
# NIC-Settings #
##########################################################
**.wlan.bitrate = 54Mbps
**.wlan.mgmt.frameCapacity = 10
**.wlan.mgmtType = "Ieee80211MgmtAdhoc"
**.wlan.mac.address = "auto"
**.wlan.mac.maxQueueSize = 14
**.wlan.mac.rtsThresholdBytes = 3000B
**.wlan.mac.retryLimit = 7
**.wlan.mac.cwMinData = 31
**.wlan.radio.transmitterPower =2.0mW
**.wlan.radio.thermalNoise = -110dBm
**.wlan.radio.sensitivity = -90dBm
**.wlan.radio.pathLossAlpha = 2
**.broadcastDelay=uniform(0s,0.005s)
##########################################################
# Mobility #
##########################################################
*.vehicle[*].mobilityType = "aodvTraCIMobility"
#*.vehicle[*].mobility.accidentCount = 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
#*.vehicle[*].mobility.accidentStart = 30s
#*.vehicle[*].mobility.accidentDuration =40s
#*.vehicle[*].mobility.accidentInterval = 50s
##########################################################
# UDP Apps(on) #
##########################################################
#[KONEKSI 0]
#[KONEKSI 0]
**.numUdpApps = 1
**.udpApp[*].typename = "UDPBasicBurst"
**.vehicle[3].udpApp[0].destAddresses = "vehicle[2]"
**.vehicle[8].udpApp[0].destAddresses = "vehicle[7]"
**.vehicle[*].udpApp[0].destAddresses =""
**.udpApp[0].localPort = 1234
**.udpApp[0].destPort = 1234
**.udpApp[0].messageLength = 512B #
#**.udpApp[0].messageLength = 2000B #
#**.udpApp[0].sendInterval = 0.2s + uniform(-0.001s,0.001s)
**.udpApp[0].sendInterval = 0.5s + uniform(-0.001s,0.001s)
**.udpApp[0].burstDuration = 0
**.udpApp[0].chooseDestAddrMode = "perBurst"
**.udpApp[0].sleepDuration = 1s
#**.udpApp[0].burstDuration = uniform(1s,4s,1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
#**.udpApp[0].stopTime = uniform(20s,40s,1)
#**.udpApp[0].startTime = uniform(0s,4s,1)
**.udpApp[0].startTime = 0s
**.udpApp[0].delayLimit = 20s
**.udpApp[0].destAddrRNG = 0
#
##################################################################
####
# manet routing
##################################################################
####
**.routingProtocol = "AODVVANET"
##################################################################
####
##################################################################
####
# AODVVANET Config
##################################################################
####
[Config AODVVANET-erlangen-running1]
description = "AODVVANET"
**.routingProtocol = "AODVVANET"
*.manager.launchConfig = xmldoc("../_maps/erlangen/erlangen.launchd.xml")
*.playgroundSizeX = 4000m
*.playgroundSizeY = 3000m
*.playgroundSizeZ = 50m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
[Config AODVVANET-downtonorlando100-running1]
description = "AODVVANET"
**.routingProtocol = "AODVVANET"
*.manager.launchConfig =
xmldoc("../_maps/downtownorlando/downtownorlando100.launchd.xml")
*.playgroundSizeX = 4000m
*.playgroundSizeY = 3000m
*.playgroundSizeZ = 50m
[Config AODVVANET-downtonorlando200-running1]
description = "AODVVANET"
**.routingProtocol = "AODVVANET"
*.manager.launchConfig =
xmldoc("../_maps/downtownorlando/downtownorlando200.launchd.xml")
*.playgroundSizeX = 4000m
*.playgroundSizeY = 3000m
*.playgroundSizeZ = 50m
[Config AODVVANET-downtonorl