74
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Oleh : Stanislaus Adrian Chrisnamurti 135314045 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR ...repository.usd.ac.id/17746/1/135314045_full.pdf“Analisis Perbandingan Unjuk kerja AODV dan DSR Di Jaringan VANET Pada Perkotaan“.Tugas

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Komputer Program Studi Teknik Informatika

    Oleh :

    Stanislaus Adrian Chrisnamurti

    135314045

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Komputer Program Studi Teknik Informatika

    Oleh :

    Stanislaus Adrian Chrisnamurti

    135314045

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PERFORMANCE COMPARISON OF AODV AND DSR IN VANET

    NETWORK IN URBAN

    A THESIS

    Presented as Partial Fullfillment of Requirements to Obtain Sarjana

    Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program

    Oleh :

    Stanislaus Adrian Chrisnamurti

    135314045

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    SKRIPSI

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN

    Oleh:

    Stanislaus Adrian Chrisnamurti

    135314045

    Telah disetujui oleh:

    Dosen Pembimbing,

    Bambang Soelistijanto, Ph.D

    Tanggal, .....Desember 2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    SKRIPSI

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN

    Dipersiapkan dan ditulis oleh :

    Stanislaus Adrian Chrisnamurti

    135314045

    Telah dipertahankan didepan panitia penguji

    Pada tanggal 15 Januari 2018

    dan dinyatakan memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji

    Nama Lengkap Tanda Tangan

    Ketua : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. ……………….

    Sekretaris : H. Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ……………….

    Anggota : Bambang Soelistijianto, S.T., M.Sc.,Ph.D. ……………….

    Yogyakarta, …. Januari 2018

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat hasil karya milik

    orang lain kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana

    layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, ..............................

    Penulis

    Stanislaus Adrian CH

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    MOTTO

    Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, namun kerja keras merupakan

    penentu kesuksesanmu yang sebenarnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Stanislaus Adrian Chrisnamurti

    NIM : 135314045

    Demi mengembangkan ilmu pengetahua, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN

    Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

    mengalihkan kedalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

    data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet

    atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun

    memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Yogyakarta, ..............................

    Penulis

    Stanislaus Adrian CH

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Jaringan VANET merupakan sebuah jaringan turunan dari jaringan

    MANET, tetapi perbedaannya pada jaringan VANET lebih mengutamakan

    pergerakan yang sangat cepat, dan perubahan topologi yang cepat, dijaringan ini

    menggunakan pergerakan tracimobility.Karena kondisi pergerakan yang cepat dan

    perubahan topologi yang tinggi mengakibatkan putus link yang sering di jaringan

    ini. Sehingga dijaringan VANET ini dituntut bagaimana caranya setiap node

    saling terhubung satu sama lain sehingga dapat mengirim pesan dari node sumber

    (source)ke node tujuan (destination)dengan memanfaatkan protokol AODV dan

    DSR dengan perubahan jumlah node dan kecepatan. Disini penulis menggunakan

    beberapa parameter untuk mengetahui hasil dari perbandingan 2 protokol tersebut

    yaitu Throughput, Delay, Packet loss sebagai bahan untuk analisis dari penelitian

    ini. Dipenelitian ini penulis menggunakan simulator OMNET++.

    AODV melakukan pengiriman data dari node sumber ke node tujuan

    dengan cara membroadcast untuk menentukan jalur tercepat dan menyimpan jalur

    tersebut selama yang dibutuhkan, sehingga pada saat pengiriman data tidak perlu

    lagi melakukan broadcast ulang, dan pada saat mengirim data akan melakukan

    pengecekan selalu di node-node tetangganya apakah masih dapat dilewati atau

    tidak.

    DSR merupakan protokol yang bersifat on-demand dan dirancang khusus

    untuk topologi yang rendah. Protokol ini node sumber membroadcast keseluruh

    node sehingga mencapai node tujuan dan node tujuan akan mengirim reply ke

    node tujuan melalui jalur yang paling efisien dari jalur-jalur yang sudah terbentuk

    selama proses broadcast, protokol ini akan menyimpan jalur-jalur tersebut. Jika

    jalur yang efisien terjadi putus link maka protokol ini akan mengganti dengan

    jalur lain untuk mengirim data ke node tujuan. Tetapi kelemahan protokol ini

    tidak cocok digunakan pada topologi yang cepat.

    ***Kata kunci : Jaringan VANET, Protokol AODV, Protokol DSR, OMNET++,

    V2V, V2I, Throughput, Delay, Paket Loss.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    VANET network is a sub-network from MANET network but VANET is

    different in its focuses on high-speed mobility and the sudden change of topology.

    This network uses the tracimobility movement. It is because the high-speed

    mobility condition and the sudden change of topology cause the disconnection in

    this network. Therefore, VANET network is demanded to keep the connection of

    each node so that it can transmit message from source node to the destination

    node by utilizing AODV and DSR protocol with the changing of the number of

    node and speed. The researcher uses several parameters to identify the result of

    comparison between those 2 protocols which are Throughput, Delay, Packet loss

    as the sources of analysis from this research. The research is conducted by using

    OMNET++ simulator.

    AODV transmits the data from source node to destination node by

    broadcasting them through the fastest bandwidth and marking the bandwidth as

    long as it is needed. It does not need to do a re-broadcasting when doing another

    data transmission. In every data transmission, it only needs to check neighboring

    nodes whether it still can be used or not.

    DRS is a protocol with on-demand characteristic and is designed

    specifically for low height topology. This protocol has source node that can

    broadcast to entire nodes so that the transmitted data can reach destination node,

    and destination node will transmit reply to other destination nodes through the

    most efficient bandwidth from the formed bandwidths during the process of

    broadcasting. This protocol will save those bandwidths. If there is a disconnection

    in the efficient bandwidth, this protocol will change into another bandwidth to

    transmit the data to the destination node. However, the disadvantage of this

    protocol is that it is not suitable for high-mobility topology.

    ***Keywords: VANET Network, AODV Protocol, DSR Protocol, OMNET++,

    V2V, V21, Throughput, Delay, Packet Loss.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

    karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

    “Analisis Perbandingan Unjuk kerja AODV dan DSR Di Jaringan VANET Pada

    Perkotaan“.Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai

    syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana komputer Program Studi Teknik

    Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan

    laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, sehingga pada

    kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih antara lain kepada:

    1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan

    kekuatan dalam proses pembuatan tugas akhir.

    2. Bapak Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen

    pembimbing tugas akhir, atas kesabarannya dan nasehat dalam

    membimbing penulis, meluangkan waktunya, memberi dukungan,

    motivasi, serta saran yang sangat membantu penulis.

    3. Sudi Mungkasi,S.Si., M.Math.Sc.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada

    penulis.

    4. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik

    Informatika atas bimbingan, kritik, dan saran yang telah diberikan

    kepada penulis.

    5. Agnes Maria Polina S.Kom., M.Sc. . selaku dosen pembimbing

    akademik.

    6. Kepada keluarga yang selalu mendukung, mesuport supaya bisa maju

    terus.

    7. Theresia Novita D.P yang selalu memberikan semangat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    8. Semua teman-teman Jarkom 2013 yang selalu kompak sampai akhir.

    9. Rendra yang memberi masukan dalam penyelesaiian penelitian.

    10. Teman – teman Teknik Informatika semua angkatan dan khususnya TI

    angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan hingga

    penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

    penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk

    perbaikan yang akan datang.

    Penulis,

    Stanislaus Adrian CH

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN ......................................................... 1

    ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV DAN DSR DI

    JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN .......................................................... i

    PERFORMANCE COMPARISON OF AODV AND DSR IN VANET

    NETWORK IN URBAN ........................................................................................ ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

    MOTTO ................................................................................................................. vi

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii

    ABSTRAK ........................................................................................................... viii

    ABSTRACT ........................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 2

    1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

    1.4 Tujuan ....................................................................................................... 2

    1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 2

    1.6 Metodologi Penelitian .............................................................................. 2

    1.6.1 Studi Literatur ................................................................................... 3

    1.6.2 Perancangan dan Skenario ................................................................ 3

    1.7 Pembangunan dan Pengumpulan Data ..................................................... 3

    1.8 Analisis Data Simulasi ............................................................................. 3

    1.9 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2.1 Protokol Routing ...................................................................................... 5

    2.1.1 Routing Proaktif ................................................................................ 6

    2.1.2 Routing Reaktif ................................................................................. 6

    2.1.3 Hybrid Routing ................................................................................. 7

    2.2 Protokol Routing Mobile Ad Hoc Network (MANET) ........................... 7

    2.2.1 Karakteristik Mobile Ad Hoc Network (MANET) ........................... 8

    2.3 Vehicular Ad Hoc Network (VANET) .................................................. 10

    2.3.1 Komunikasi Vanet ........................................................................... 11

    2.3.2 Karakateristik VANET : ................................................................ 11

    2.4 Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV) ..................................... 11

    2.5 Dynamic Source Routing (DSR) ............................................................ 14

    2.6 UDP ........................................................................................................ 16

    2.7 OMNET++ ............................................................................................. 17

    2.7.1 Berbagai tipe objek pada OMNet++ : ............................................ 17

    2.7.2 Kelebihan Omnet++ : ...................................................................... 18

    2.7.3 Kekurangan Omnet++ ..................................................................... 18

    2.8 Simulation of Urban Mobility(SUMO) .................................................. 18

    BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN ......................................... 19

    3.1 Parameter Simulasi ................................................................................. 19

    3.2 Skenario Simulasi ................................................................................... 20

    3.2.1 Tabel Simulasi ................................................................................. 20

    3.2.2 Model Skenario Komunikasi........................................................... 20

    3.2.3 Model Skenario Kecepatan ............................................................. 21

    3.2.4 Model Pergerakan Simulasi ............................................................ 21

    3.3 Skenario A AODV dan DSRKoneksi skenario URBAN ....................... 22

    3.4 Parameter Kinerja ................................................................................... 23

    3.4.1 Delay ............................................................................................... 23

    3.4.2 Throughput ...................................................................................... 23

    3.4.3 Packet Loss ..................................................................................... 24

    3.5 Shoot Jaringan ........................................................................................ 24

    BAB IV PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN ......................................... 27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    4.1 Skenario AODV Vs DYMO URBAN V2V ........................................... 27

    4.1.1 Troughputh Jaringan ....................................................................... 27

    4.1.2 Delay Jaringan ................................................................................. 29

    4.1.3 Packet Loss ..................................................................................... 31

    4.2 Skenario AODV VS DSR URBAN V2I ................................................ 33

    4.2.1 Throughput ...................................................................................... 33

    4.2.2 Delay Jaringan ................................................................................. 35

    4.2.3 Packet Loss ..................................................................................... 38

    BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 41

    5.1 Keimpulan ....................................................................................................... 41

    5.2 Saran .............................................................................................................. 41

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Jaringan VANET ............................................................................... 10

    Gambar 3.1 Vehicle-to-Vehicle (V2V) Communication ...................................... 20

    Gambar 3.2 Vehicle -to- Infrastructure (V2I) Communication ............................ 21

    Gambar 3.3 Snapshoot Jaringan dengan 100 node AODV URBAN V2V ........... 24

    Gambar 3.4 Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute

    AODV URBAN V2V ........................................................................................... 25

    Gambar 3.5 Snapshoot Jaringan dengan 100 node DSR URBAN V2V ............... 25

    Gambar 3.6 Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute

    DSR URBAN V2V ............................................................................................... 26

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2V ...................... 19

    Tabel 3.2 Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2I ....................... 19

    Tabel 3.3 Model Simulasi ..................................................................................... 20

    Tabel 3.4 Model kecepatan node skenario perkotan (URBAN) ........................... 21

    Tabel 3.5 Skenario A AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) ................................... 22

    Tabel 3.6 Skenario B AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) .................................... 22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Throughput Jaringan node 100 V2V ................................................... 27

    Grafik 4.2 Throughput Jaringan node 200 V2V ................................................... 27

    Grafik 4.3 Throughput Jaringan node 300 V2V ................................................... 28

    Grafik 4.4 Delay Jaringan node 100 V2V ............................................................. 29

    Grafik 4.5 Delay Jaringan node 200 V2V ............................................................. 29

    Grafik 4.6 Delay Jaringan node 300 V2V ............................................................. 30

    Grafik 4.7 Packet Loss Jaringan node 100 V2V ................................................... 31

    Grafik 4.8 Packet Loss Jaringan node 200 V2V ................................................... 31

    Grafik 4.9 Packet Loss Jaringan node300 V2V .................................................... 32

    Grafik 4.10 Throughput Jaringan node 100 V2I ................................................... 33

    Grafik 4.11 Throughput Jaringan node 200 V2I ................................................... 33

    Grafik 4.12 Throughput Jaringan node 300 V2I ................................................... 34

    Grafik 4.13 Delay Jaringan node 100 V2I ............................................................ 35

    Grafik 4.14 Delay Jaringan node 200 V2I ............................................................ 36

    Grafik 4.15 Delay Jaringan node 300 V2I ............................................................ 36

    Grafik 4.16 Packet Loss Jaringan node 100 V2I .................................................. 38

    Grafik 4.17 Packet Loss Jaringan node 200 V2I .................................................. 38

    Grafik 4.18 Packet Loss Jaringan node 300 V2I .................................................. 39

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penggunaan komunikasi nirkabel berkembang pesat.Teknologi

    nirkabel sudah digunakan pada kendaraan atau lebih dikenal dengan

    Vehicular Ad hoc Network (VANET).VANET adalah salah satu turunan

    dari Mobile Ad hoc Network (MANET).Sedangkan MANET sendiri adalah

    kumpulan mobile user yang berkomunikasi melalui masing-masing pada

    kanal wireless.Tetapi VANET lebih spesifik ke kecepatan. Setiap node yang

    bergerak, akan menyebabkan topologi jaringan yang berubah-ubah dengan

    cepat. Semua aktifitas jaringan misalnya pencarian rute, dan pengiriman

    pesan ditangani oleh setiap node.Sehingga setiap node harus mempunyai

    routing protocol.

    Pada VANET, routing diharuskan dikerjakan dengan cepat dan tepat.

    Karena VANET diterapkan pada kendaraan atau perangkat lalu

    lintas.Sehingga keselamatan menjadi hal mutlak.Untuk melakukan routing

    bukan perkara yang mudah.Terdapat berbagai macam routing protocol yang

    dikembangkan untuk VANET.Pada VANET routing protocol terbagi

    menjadi 2, yaitu proaktif dan reaktif.Pada proaktif, node-node secara terus

    menerus mengevaluasi rute-rute yang dapat dicapai ke semua node dan

    usaha untuk memelihara konsistensi up to date informasi routing.Sedangkan

    reaktif mencari routing path ketika dibutuhkan. Tugas akhir ini akan

    Membandingkan routing AODV dan DSR.

    Di dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap dua jenis

    routing protocol tersebut dengan menggunakan skenario URBAN, untuk

    membandingkan kinerja keduanya berdasarkan tingkat throughput, delay,

    dan packet loss. Dengan membandingkan ketiga parameter untuk

    mengetahui seberapa baik unjuk kerja masing-masing routing protokol

    dalam mengirimkan paket data dan jenis trafik source mana yang lebih baik

    digunakan pada jaringan VANET.

    Berdasarkan uraian di atas, maka disusun suatu laporan tugas akhir

    yangberjudul “ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA AODV

    DAN DSR DI JARINGAN VANET PADA PERKOTAAN”.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, diidentifikasi

    permasalahan pada jaringan vanet dengan menggunakan routing protocol

    UDP,yaitu sebagai berikut:

    1. Cara untuk menerapkan AODV dan DSR pada VANET

    2. Perbandingan performansi AODV dan DSR pada VANET

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah

    penelitian ini adalah sebagai berikut Cara untuk mensimulasikan trafik data

    AODV dan DSR pada jaringan VANET ?

    1. Bagaimana membandingkan tingkat Throughput, End to End Delay,

    dan Packet Loss pada VANET menggunakan AODV dan DSR.

    1.4 Tujuan

    Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan

    unjuk kerja AODV dan DSR pada jaringan VANET. Dengan mengunakan

    skenario jalan dalam kota (URBAN) dalam mengirimkan data dengan

    mebandingkan troughput, end to end delay dan packet loss.

    1.5 Batasan Masalah

    Penelitian untuk menguji kinerja routing protocol ini dibatasi dengan hal-

    halsebagai berikut :

    1. Protokol yang digunakan adalah AODV dan DSR.

    2. Parameter yang digunakan sebagai uji unjuk kerja adalah throughput,

    delay dan packet loss.

    3. Pergerakan node menggunakan Tracimobility.

    4. Menggunakan simulator komputer dengan OMNET++ dan SUMO.

    5. Skenario jalan dalam kota (URBAN) pengaruh terhadap jumlah node

    menggunakan 100, 200 dan 300 node dan pengaruh terhadap kecepatan

    node menggunakan 100 ,200 dan 300 node dengan kecepatan 20 km/h ,

    30 km/h dan 50 km/h. Menggunakan dua komunikasi vehicle-to-

    vehicle (V2V) dan vehicle to infrastructure (V2I).

    1.6 Metodologi Penelitian

    Adapun metodologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam

    pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    1.6.1 Studi Literatur

    Mengumpulkan berbagai macam referensi dan mempelajari teori

    yang mendukung penulisan tugas akhir, seperti :

    a. Teori MANET

    b. Teori VANET

    c. Teori AODV (Ad-hoc On-demand Distance Vector)

    d. Teori DSR (Dynamic Source Routing)

    e. Teori throughput, end to end delay, paket loss.

    f. Teori OMNET++

    g. Teori SUMO (Simulation of Urban Mobility)

    1.6.2 Perancangan dan Skenario

    Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut :

    a. Luas area simulasi.

    b. Penambahan jumlah node.

    c. Penambahan kecepatan pergerakan node.

    1.7 Pembangunan dan Pengumpulan Data

    Simulasi dalam tugas akhir ini menggunakan Omnet++ dan SUMO

    (Simulation of Urban Mobility)dalam pengumpulan data.

    1.8 Analisis Data Simulasi

    Dalam tahap ini penulis menganalisa hasil pengukuran yang diperoleh

    pada proses simulasi. Analisa dihasilkan dengan melakukanpengamatan dari

    beberapa kali pengukuran yang menggunakan parameter simulasi yang

    berbeda.

    1.9 Sistematika Penulisan

    Adapun sistematika penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima

    bab, dengan rincian sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Bab I Pendahuluan

    Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi

    masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan sistematika

    penulisan.

    Bab II Landasan Teori

    Pada bagian ini akan diuraikan tentang landasan teori yang digunakan

    sebagai data pendukung untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang

    berisi tentang pengertian Protokol Routing, protokol Routing Manet,

    definisi Manet, definisi Vanet, routing protocol, routing protocol AODV,

    DSR, UDP, Omnet ++ dan SUMO.

    Bab III Perencanaan Simulasi Jaringan

    Bab ini berisi perencanaan simulasi jaringan.

    Bab IV Pengujian Dan Analisis Routing Protokol

    Pada bagian implementasi akan dibuat suatu skenario simulasi, melakukan

    konfigurasi, dan melakukan proses simulasi. Bab ini juga membahas tentang

    hasil dari implementasi dan analisis yang meliputi analisis file, hasil

    pengukuran berdasarkan parameter dan grafik.

    Bab V Kesimpulan Dan Saran

    Pada bagian ini dibahas tentang kesimpulan dan saran-saran terhadap

    penelitian yang telah dilakukan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Protokol Routing

    Protokol Routing Jaringan MANET adalah sekumpulan node yang

    dapat bergerak (mobile node) yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk

    berkomunikasi secara wireless dan juga dapat mengakses jaringan.

    Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang lain

    selamamasih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node yang bersifat

    sebagai penghubung tersebut akan digunakan untuk meneruskan paket dari

    node sumber ke tujuan. Protokol Routing Jaringan MANET adalah

    sekumpulan node yang dapat bergerak (mobile node) yang di dalamnya

    terdapat kemampuan untuk berkomunikasi secara wireless dan juga dapat

    mengaksesjaringan. Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan

    nodeyanglain selama masih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node

    yang bersifat sebagai penghubung tersebut akan digunakan untuk

    meneruskan paket dari node sumber ke tujuan.

    Routing merupakan algoritma perpindahan informasi di seluruh

    jaringan dari node sumber ke node tujuan dengan minimal satu node yang

    berperan sebagai perantara. Komponen penting pada sebuah protokol

    routing / Algoritma routing berfungsi untukmenentukan bagaimana node

    berkomunikasi dengan node yang lainnya dan menyebarkan informasi yang

    memungkinkan node yang lainnya dapat menyebarkan informasi yang

    memungkinkan node sumber untuk memilih rute optimal ke node tujuan

    dalam sebuah jaringan komputer.Sedangkan sebuah algoritma routing

    berfungsi untuk menghitung secara matematis jalur yang optimal

    berdasarkan informasi routing yang dipunyai oleh suatu node.

    Mengenai sebuah algoritma routing harus mencakup banyak hal yang

    perlu di perhatikan :

    1. Penentuan jalur terpendek yang akan di tujukan ke node tujuan harus

    efisien.

    2. Selalu up-to-date table routing ketika terjadi perubahan pada topologi.

    3. Meminimalisir jumlah control paket.

    4. Waktu konvergen yang seminim mungkin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2.1.1 Routing Proaktif

    Tipe golongan Protokol routing proaktif ini bersifat (table driven

    routing protocol) yaitu mengelola daftar tujuan dan rute terbaru

    masing-masing serta bersifat broadcast sehingga sistem

    pendistribusian table routingnya selalu diupdate secara periodik,

    maka dari itu perlu penggambaran keseluruhan node jaringan serta

    setiap node akan merespon perubahan dalam mengupdate agar

    terjadi konsistensi routing table, maka memperlambat aliran data jika

    terjadi restruktursi routing, beberapa contoh algoritma routing

    proaktif yaitu Linked Cluster Architecture (LCA), Optimized Link

    State Routing Protocol (OLSR), Better Approach to Mobile Ad hoc

    Network (BATMAN), Highly Dynamic Destination Sequenced

    Distance Vector routing protocol (DSDV).

    2.1.2 Routing Reaktif

    Tipe algoritma protokol routing reaktif ini bersifat on demand,

    pada intinya node sumber yang akan menentukan node tujuan sesuai

    prosedur yang diinginkannya, proses pencarian rute hanya akan

    dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node sumber dengan

    node tujuan saja, jadi routing table yang ada pada node hanyalah

    informasi route ke tujuan saja. Protokol reaktif ini memanfaatkan

    metode broadcast untuk membuat route discovery, pembuatan route

    discovery ini untuk maintaining route agar tidak terputus saat jalur

    yang tidak digunakan tidak di lalui paket menuju node tujuan, selain

    itu routing reaktif ini akan membroadcast paket kepada node

    tetangganya untuk menyampaikan paket kepada node tujuan

    menggunakan route request setelah menerima maka node tujuan

    akan memberikan pesan balasan berupa route reply, dengan cara ini

    agar dapat meminimalkan routing overhead agar tidak membanjiri

    jaringan berbeda dengan protokol routing proaktif yang

    membroadcast update routing table ke semua node yang

    mengakibatkan boros bandwidth karena beberapa contoh algoritma

    routing reaktif adalah Associativity Based Routing (ABR), Ad Hoc

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    On Demand Distance Vector (AODV), Dynamic Source Routing

    (DSR), AntRouting algorithm for mobile adhoc networks

    (ARAMA).

    2.1.3 Hybrid Routing

    Protokol hybrid routing ini dikembangkan dengan pemikiran

    untuk menggabungkan kelebihan dari protokol routing reaktif dan

    proaktif sehingga didapatkan sebuah protokol routing yang paling

    efektif.Protokol routing hybrid menggunakan karakteristik protokol

    routing reaktif dan proaktif untuk mencari jalur terbaik sesuai

    dengan tuntutan dan kondisi (on demand) dengan jaringan yang terus

    di-update. Selain itu, pada protokol routing hybrid, paket Route

    Request (RREQ) dan Route Reply (RREP) dikirimkan setelah

    terdapat routing request dengan waktu interval tertentu. Protokol

    untuk tipe ini adalah : Hybrid Routing Protocol for Large Scale

    MANET (HRPLS), Zone Routing Protocol (ZRP).

    2.2 Protokol Routing Mobile Ad Hoc Network (MANET)

    Protokol Routing adalah mekanisme penentuan link dari node

    pengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI (Layer Network).

    Protokol routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node

    pengirim ke node penerima akan melewati beberapa node penghubung

    (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan

    route link yang terbaik dari link yang akan dilalui melalui mekanisme

    pembentukan tabel routing. Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan atas

    beberapa pertimbangan seperti bandwith link dan jaraknya. Jaringan Ad

    Hoc memiliki dua model protokol routing. Pertama, protokol routing yang

    bersifat reaktif (reactive), dimana tabel routing dibentuk jika ada permintaan

    pembuatan route link baru atau perubahan link.

    Kedua, protokol routing yang bersifat proaktif (proactive), dimana

    tabel routing dibentuk dan diupdate setiap waktu (secara kontinu) jika

    terjadi perubahan link.MANET adalah sebuah jaringan nirkabel yang terdiri

    dari beberapa node yang tidak memerlukan infrastruktur.Setiap node atau

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    user pada jaringan ini bersifat mobile. Setiap node dalam jaringan dapat

    berperan sebagai host dan router yang berfungsi sebagai penghubung antara

    node yang satu dengan node yang lainnya. MANET melakukan komunikasi

    secara peer to peer menggunakan routing dengan cara multihop. Informasi

    yang akan dikirimkan disimpan dahulu dan diteruskan ke node tujuan

    melalui node perantara. Ketika topologi mengalami perubahan karena node

    bergerak, maka perubahan topologi harus diketahui oleh setiap node.

    MANET adalah sebuah jaringan nirkabel yang terdiri dari

    beberapa node yang tidak memerlukan infrastruktur.Setiap node atau

    user pada jaringan ini bersifat mobile. Setiap node dalam jaringan dapat

    berperan sebagai host dan router yang berfungsi sebagai penghubung

    antara node yang satu dengan nodeyang lainnya. MANET melakukan

    komunikasi secara peer to peer menggunakan routing dengan

    caramultihop. Informasi yang akan dikirimkan disimpan dahulu dan

    diteruskan ke node tujuan melalui node perantara. Ketika topologi

    mengalami perubahan karena node bergerak, maka perubahan topologi

    harus diketahui oleh setiap node.

    2.2.1 Karakteristik Mobile Ad Hoc Network (MANET)

    Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah:

    a. Topologi yang dinamis : Node pada MANET memiliki sifat

    yang dinamis, yaitu dapat berpindah-pindah kemana saja.

    Maka topologi jaringan yang bentuknya adalah loncatan

    antara hop ke hop dapat berubah secara tidak terpola dan

    terjadi secara terus menerus tanpa ada ketetapan waktu untuk

    berpindah. Bisa saja didalam topologi tersebut terdiri dari

    node yang terhubung ke banyak hop lainnya,sehingga sangat

    berpengaruh secara signifikan terhadap susunantopologi

    jaringan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    b. Otonomi : Setiap node pada MANET berperan sebagai end-

    user sekaligus sebagai router yang menghitung sendiri route-

    path yang selanjutnya akan dipilih.

    c. Keterbatasan bandwidth : Link pada jaringan wireless

    cenderung memiliki kapasitas yang rendah jika dibandingkan

    dengan jaringan berkabel. Jadi, kapasitas yang keluar untuk

    komunikasi wireless juga cenderung lebih kecil dari kapasitas

    maksimum transmisi. Efek yang terjadi pada jaringan yang

    berkapasitas rendah adalah congestion (kemacetan).

    d. Keterbatasan energi : Semua node pada MANET bersifat

    mobile,sehingga sangat dipastikan node tersebut

    menggunakan tenagabaterai untuk beroperasi. Sehingga

    perlu perancangan untuk optimalisasi energi.

    e. Keterbatasan Keamanan : Jaringan wireless cenderung lebih

    rentan terhadap keamanan daripada jaringan berkabel.

    Kegiatan pencurian (eavesdroping, spoofing dan denial of

    service) harus lebih diperhatikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    2.3 Vehicular Ad Hoc Network (VANET)

    Gambar 2.1 Jaringan VANET

    VANET Sebuah jaringan terorganisir yang dibentuk dengan

    menghubungkan kendaraan dengan kendaraan atau kendaraan dengan

    RSU (Roadside Unit) disebut Vehicular Ad Hoc Network (VANET), dan

    RSU lebih lanjut terhubung ke jaringan backbone berkecepatan tinggi

    melalui koneksi jaringan.Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk

    dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET

    (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

    mendukung komunikasi antar kendaraan sehingga dapat digunakan

    sebagai sistem informasi trafik lalu lintas yang cerdas Dalam VANETs,

    RSU dapat memberikan bantuan dalam menemukan fasilitas seperti

    restoran dan pompa bensin, dan membroadcast pesan yang terkait seperti (

    maksimum kurva kecepatan) pemberitahuan untuk memberikan

    pengendara informasi. Sebuah kendaraan dapat berkomunikasi dengan

    lampu lalu lintas cahaya melalui V2I komunikasi, dan lampu lalu lintas

    dapat menunjukkan ke kendaraan ketika keadaan lampu ke kuning atau

    merah. Ini dapat berfungsi sebagai tanda pemberitahuan kepada

    pengemudi, dan akan sangat membantu para pengendara ketika mereka

    sedang berkendara selama kondisi cuaca musim dingin atau di daerah

    asing. Hal ini dapat mengurangi terjadinya kecelakaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    2.3.1 Komunikasi Vanet

    a. Vehicle to Vehicle Communication (V2V) komunikasi yang

    terjadi antara satu node dengan node lainnya di dalam jaringan

    komunikasi.

    b. Vehicle to infrastructure Communication (V2I) komunikasi

    yang terjadi antara node dengan infrastruktur yang berada di

    jalan raya.

    c. Vehicle to Roadside (V2R)

    d. Gabungan antara komunikasi V2V dan V2I

    2.3.2 Karakateristik VANET :

    a. Topologi Dinamis Tingkat Tinggi Perubahan topologi pada

    VANET disebabkan oleh pergerakan dari kendaraan dengan

    kecepatan tinggi.

    b. Sering Terputusnya Jaringan Hasil dari topologi dinamis dapat

    diamati bahwa pemutusan sering terjadi antara dua kendaraan

    ketika sedang bertukar informasi.

    c. Pemodelan Mobilitas Pola mobilitas kendaraan tergantung pada

    lingkungan lalu lintas, jalan terstruktur, kecepatan kendaraan,

    perilaku mengemudi dan sebagainya.

    d. Daya Baterai dan Kapasitas Penyimpanan Dalam kendaraan

    daya baterai dan penyimpanan tidak terbatas. Hal ini berguna

    untuk komunikasi yang efektif dan membuat rute keputusan.

    2.4 Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV)

    AODV merupakan salah satu jenis reactive routing yang dirancang

    khusus untuk jaringan mobile ad hoc. AODV routing protocol menawarkan

    adaptasi cepat untuk kondisi dinamyc link, pemrosesan yang rendah dan

    overhead memori, pemanfaatan jaringan rendah, dan menentukan unicast

    rute ke tujuan dalam jaringan ad hoc. Selama koneksi rute pengirim ke

    penerima telah valid, AODV tidak melakukan pencarian lagi dan akan

    memelihara rute ini selama mereka dibutuhkan. Dalam proses penentuan

    jalur, AODV membutuhkan pesan-pesan RREQ (Route Request), RREP

    (RouteReply), dan RERR (RouteError).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    AODVmerupakan on-demand routing yang hanya melakukan

    discovery routing apabila rute dibutuhkan oleh source node. AODV

    memiliki ciri utama yaitu menjaga timer-based state pada setiap node sesuai

    dengan penggunaan table routing.AODV memiliki routing discovery berupa

    Routing Request(RREQ) dan Routing Reply (RREP), serta Routing

    Maintenance berupa data, Routing Update juga Routing Error.Routing

    Discovery dan Routing Maintenance Terdapat beberapa tahap pencarian

    rute pada routing protocol AODV, diantaranya sebagai berikut:

    1. Di saat node sumber(S) membutuhkan suatu rute menuju node

    tujuan(D),tahap awal yang dilakukan oleh node sumber adalah

    menyiarkan paket routing request (RREQ) menuju node tetangganya.

    2. Apabila node yang menerima RREQ memiliki informasi rute menuju

    node tujuan, maka node tersebut akan mengirim paket RREP kembali

    menuju node sumber melalui reverse path yang diciptakan RREQ setiap

    kali flooding dilakukan. Namun, jika node yang menerima RREQ tidak

    memiliki informasi rute menuju node tujuan, maka node tersebut akan

    menyiarkan ulang RREQ ke node tetangganya.

    3. Node yang menerima RREQ dengan nilai source address dan broadcast

    ID yang sama dengan RREQ yang diterima sebelumnya, akan

    mempertahankan RREQ yang sudah diterima diawal dan membuang

    RREQ baru.

    4. Ketika sebuah node yang memiliki informasi rute menuju node tujuan

    menerima RREQ, maka node tersebut akan melakukan perbandingan

    antara nilai destination sequence number yang dia miliki dengan nilai

    destination sequence number yang ada di RREQ berdasarkan nilai yang

    lebih besar. Apabila nilai destination sequence number yang ada di

    RREQ lebih besar dari nilai yang dimiliki oleh node maka paket RREQ

    tersebut akan disiarkan kembali ke node tetangganya, namun apabila

    nilai destination sequence number yang yang ada di node lebih besar

    atau sama dengan nilai yang ada diRREQ maka node tersebut akan

    mengirim routing reply (RREP) menuju node sumber menggunakan

    reverse path.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    5. Apabila terjadi masalah pada rute, routing maintenance yang digunakan

    untuk mendeteksi kerusakan rute akan mengirimkan paket routing error

    (RERR) menuju source node dan rute yang rusak akan dihilangkan dari

    routing cache.

    6. Informasi timeout (masa aktif rute) diinformasikan oleh Intermediate

    node yang menerima RREP, dan informasi rute sumber ke tujuan akan

    dihapus apabila waktu timeout telah habis.

    AODV menggunakan tabel routing dengan satu entry untuk setiap

    tujuan. Tanpa menggunakan routing sumber, AODV mempercayakan pada

    tabel routing untuk menyebarkan Route Reply (RREP) kembali ke sumber

    dan secara sekuensial akan mengarahkan paket data menuju ketujuan.

    AODV juga menggunakan sequence number untuk menjaga setiap tujuan

    agar didapat informasi routing yang terbaru dan untuk menghindari

    routingloops.Semua paket yang diarahkanmembawasequencenumber.

    Penemuanjalur(Pathdiscovery) atau Routedis covery di-inisiasi dengan

    menyebarkan Route Reply (RREP). Ketika RREP menjelajahi node, ia

    akan secara otomatis men-setup path. Jika sebuah node menerima RREP,

    maka node tersebut akan mengirimkan RREP lagi ke node atau destination

    sequence number. Pada proses ini, node pertama kali akan mengecek

    destination sequence.

    Number pada tabel routing, apakah lebih besar dari 1 (satu) pada Route

    Request (RREQ), jika benar, maka node akan mengirim RREP. Ketika

    RREP berjalan kembali ke source melalui path yang telah di-setup, ia akan

    men-setup jalur kedepan dan meng-update timeout. Jika sebuah link ke

    hop berikutnya tidak dapat dideteksi dengan metode penemuan rute, maka

    link tersebut akan diasumsikan putus dan Route Error (RERR) akan

    disebarkan ke node neighbour. Dengan demikian sebuah node bisa

    menghentikan pengiriman data melalui rute ini atau meminta rute baru

    dengan menyebarkan RREQ kembali.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    2.5 Dynamic Source Routing (DSR)

    Dynamic Source Routing atau yang biasa disingkat DSR, adalah

    routing protocol yang tergolong bersifat on-demand dan dirancang khusus

    MANET yang bersifat multihop.Dalam protokol routing DSR, tiap node

    yang ada dapat menemukan beberapa rute menuju node tujuan secara

    dinamis.Setiap paket data yang dikirim dari node sumber, terdapat informasi

    lengkap tentang urutan node yang harus dilalui pada header paket, dengan

    tujuan menghindari kemungkinan terjadinya looping rute pengiriman paket.

    Protokol DSR terdiri atas 2 mekanisme yang dapat bekerja secara

    bersamaan yaitu route discovery dan route maintenance. Route discovery

    adalah mekanisme yang mana node sumber ingin mengirim paket kepada

    node tujuan, tanpa mengetahui rute sebelumnya.Route discovery hanya

    dilakukan apabila diperlukan saja. Kemudian, route maintenance adalah

    mekanisme yang dijalankan pada saat node sumber sudah mengetahui rute

    menuju node tujuan dan menentukan apakah rute yang sedang dipakai saat

    ini masih berlaku atau tidaknya, karena apabila terjadi perubahan topologi

    yang mempengaruhi rute menuju node tujuan, maka rute tersebut tidak bisa

    dipakai kembali. Pada saat route maintenance mengindikasikan adanya rute

    yang rusak, maka node sumber dapat mencoba untuk menggunakan rute lain

    yang sudah diketahui oleh node sumber sebelumnya atau dapat melakukan

    route discovery kembali dari node sumber menuju node tujuan. Route

    maintenance dijalankan hanya pada saat node sumber mengirimkan paket ke

    node tujuan.Baik route maintenance maupun route discovery, keduanya

    dijalankan secara ondemand.DSR tidak melakukan pencarian rute secara

    berkala, status hubungan antar node, atau pendeteksian node tetangga melalui

    paket yang dikirim secara berkala. Oleh karena perilaku yang secara

    keseluruhan bersifat on-demand dan kurangnya aktifitas pengiriman paket

    yang dilakukan secara berkala, menjadikan jumlah dari paket yang overhead

    bisa diminimalisir hingga tidak ada sama sekali, hanya saja apabila semua

    node sudah stabil dan semua rute yang dibutuhkan untuk komunikasi yang

    sedang berlangsung sudah ditemukan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Pada saat proses route discovery berlangsung, setiap node dapat

    menyimpan dan mengingat rute-rute alternatif menuju ke node manapun. Hal

    tersebut memungkinkan perubahan rute yang cepat apabila rute yang saat itu

    digunakan mengalami gangguan atau kerusakan dan juga dapat menghindari

    routing overhead apabila dilakukan kembali route discovery yang baru setiap

    adanya rute yang rusak.

    Cara kerja dari algoritma routing ini pada awalnya node sumber akan

    melakukan proses route discovery dengan mengirimkan paket RouteRequest

    (RREQ) ke node – node tetangganya. Saat node – node tetangga itu

    mendapat paket RREQ tersebut, node – node tersebut meneruskan paket

    tersebut kepada node tetangganya yang belum menerima paket RREQ

    tersebut. Apabila ada satu node yang menerima 2 paket RREQ, maka salah

    satu paket RREQ tersebut akan dibuang. Paket RREQ tersebut akan terus

    diteruskan melalui node – node perantara sampai menemukan node yang

    dituju. Pada saat paket RREQ tersebut sampai pada node yang dituju, maka

    node tujuan akan mengirimkan kembali paket RouteReply (RREP) melalui

    rute yang memungkinkan pada saat proses route discovery sebelumnya.

    Dalam proses pengiriman RREP tersebut, node sumber akan

    menerima beberapa paket RREP bedasarkan rute yang mungkin menuju node

    tujuan, maka akan dipilih bedasarkan yang paling optimal, sedangkan rute

    lainnya akan disimpan pada route cache yang apabila terjadi kerusakan atau

    hubungan yang terputus pada rute yang sedang digunakan, maka node yang

    mengalami masalah dalam pengiriman paket tersebut akan mengirimkan

    paket Route Error yang kemudian akan diterima oleh node sumber. Pada saat

    node sumber menerima paket Route Error tersebut maka rute akan dialihkan

    ke rute yang sebelumnya telah ditemukan yang kemudian digunakan untuk

    pengiriman paket menuju node yang dituju.

    Kelebihan dari protokol routing ini adalah tidak adanya pengiriman

    paket secara berkala seperti “hello” message yang bertujuan untuk

    memeriksa apakah ada hubungan antar node yang rusak di dalam jaringan,

    yang mana dapat meminimalisir routing overhead dan penghematan energi

    tiap node. Selain itu, rute dibangun bedasarkan ondemand atau saat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    diperlukan saja, sehingga energi yang terpakai dan routing overhead-nya

    lebih kecil. Node – node yang ada dalam jaringan pun memiliki route cache

    yang akan sangat berguna apabila terjadi kerusakan atau hubungan yang

    terputus menuju node tujuan, karena setelah node sumber menerima paket

    RouteError, node sumber dapat menentukan rute alternatif menuju node

    tujuan. Sedangkan, kelemahan dari protokol routing ini, salah satunya,

    adalah mekanisme pemeliharaan rute tidak memperbaiki hubungan yang

    rusak, melainkan hanya mengalihkan rute yang sebelum ke rute yang lain.

    Persiapan pembangunan koneksi lebih besar jika dibandingkan dengan

    protokol routing yang bersifat table-driven. Walaupun DSR bekerja cukup

    baik pada lingkungan jaringan yang bersifat statis atau mobilitasnya rendah,

    performa DSR akan terus menurun seiring dengan pergerakan node yang

    semakin besar.

    2.6 UDP

    UDP (User Datagram Protocol), protokol pertukaran data

    connectionless. UDP tidak mengurutan segmen dan tidak peduli di apakah

    paket yang dikirimkan tiba di tempat tujuan sesuai yang dipesan. Setelah

    UDP mengirimkan segmen, UDP tidak akan menindaklanjuti mereka,

    memeriksa mereka, atau bahkan keamanan kedatangan paket secara lengkap

    tidak akan diperiksa. Karena ini, UDP disebut sebagai protocol yang tidak

    bisa diandalkan.Ini tidak berarti bahwa UDP tidak efektif, UDP hanya tidak

    menangani masalah reliabilitas.Lalu, UDP tidak membuat virtual circuit,

    juga tidak menghubungi tujuan sebelum menyampaikan informasi untuk

    itu.Oleh karena itu dianggap sebagai protokol connectionless.Protokol ini

    didefinisikan pada RFC 768 pada tahun 1980. Paket data pada UDP akan

    diberikan header UDP, dan paket yang telah dienkasulapsi ini disebut

    dengan UDP datagram. UDP datagram ini akan dienkasulapsi lagi ke dalam

    IP datagram.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    2.7 OMNET++

    OMNeT++ adalah simulator kejadian diskrit berorientasi objek.

    Simulator dapat digunakan untuk pemodelan: protokol komunikasi, jaringan

    komputer dan pemodelan lalu lintas, multi-processors dan sistem

    terdistribusi, dan lain-lain.OMNeT++ mendukung animasi dan penjalanan.

    OMNet++ juga menyediakan infrastruktur dan tools untuk

    memrogram simulasi sendiri. Pemrograman OMNet++ bersifat object-

    oriented dan bersifat hirarki. Objek-objek yang besar dibuat dengan cara

    menyusun objek-objek yang lebih kecil. Objek yang paling kecil disebut

    simple module, akan memutuskan algoritma yang akan digunakan dalam

    simulasi tersebut.

    2.7.1 Berbagai tipe objek pada OMNet++ :

    d. Module (Simple Module dan Compound Module) adalah objek

    yang kita buat, kita program dan kita susun. Compound Module

    adalah sebuah modul yang dibuat dengan cara menggabungkan

    beberapa Simple Module.

    e. Gate adalah pintu keluar/masuk message. Setiap modul hanya

    bisa berinteraksi dengan modul lainnya melalui gate.

    f. Message adalah komunikasi yang dilakukan antar modul.

    Message adalah konsep inti dari simulasi OMNet++. Sebuah

    modul bisa mengirimkan message pada modul lain atau dirinya

    sendiri (self message).

    g. Connection adalah jalur tempat dimana message mengalir.

    Disini kita bisa mendefinisikan parameter/variabel yang

    berkaitan dengan koneksi, misalnya hambatan udara, datarate

    dan lain sebagainya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2.7.2 Kelebihan Omnet++ :

    a. Pemrograman Omnet++ lebih mudah karena menggunakan

    eclipse yang memudahkan penggunaan secara tekstual maupun

    grafis.

    b. Omnet++ juga menggunakan bahasa pemrograman NED, yaitu

    bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk topologi jaringan

    c. Tool simulasi Omnet++ yang non-komersial dapat bersaing

    dengan beberapa versi komersial seperti opnet yang memiliki

    cukup banyak model protokol yang ready-mode

    d. Omnet++mendukung dua programming model yaitu

    thread/corountine-based programming dan FSM

    2.7.3 Kekurangan Omnet++

    a. Omnet++ membutuhkan memori yang besar dan waktu yang

    lama pada saat instalasi dan penambahan modul.

    b. Omnet++ hanya menyediakan modul dan tidak mempunyai

    library seperti software simulasiNS2.

    2.8 Simulation of Urban Mobility(SUMO)

    Simulation of Urban Mobility (SUMO) atau disingkatdengan SUMO

    dikembangkan pertama kali oleh Daniel Krajzewicz, Eric Nikolay, dan

    Michael Behrisch pada tahun 2000 yang bertujuan melakukan akomodasi

    penelitian-penelitian yang melibatkan pergerakan kendaraan di jalan raya,

    terutama daerah-daerah yang padat penduduknya. SUMO merupakan

    software aplikasi simulator yang digunakan untuk membuat simulasi

    pergerakan-kendaraan pada suatu jalur dan model tertentu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    BAB III

    PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN

    3.1 Parameter Simulasi

    Pada penelitian ini mengunakan beberapa parameter yang bersifat

    konstan atau tetap yang akan digunakan untuk setiap simulasi untuk kedua

    trafik source UDP dengan menggunakan protokol AODV dan DSR adalah

    sebagai berikut :

    Tabel 3.1Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2V

    Parameter Nilai

    Luas Area Jaringan 3000mx3000m

    Waktu Simulasi 1000s

    Radio Range 300m

    Jumlah Node 100, 200, dan 300

    Type mobility Tracimobility

    Kecepatan Node 20 km/h, 30 km/h, 50 km/h

    Jumlah Paket Data 24 MB

    Protokol AODV, DSR

    Trafik Source UDP

    Tabel 3.2 Parameter tetap dalam scenario perkotan URBAN V2I

    Parameter Nilai

    Luas Area Jaringan 3000mx3000m

    Waktu Simulasi 1000s

    Radio Range 300m

    Jumlah Node 100, 200, dan 300

    Type mobility Tracimobility

    Kecepatan Node 20 km/h, 30 km/h, 50 km/h

    Jumlah Paket Data 24 MB

    Protokol AODV, DSR

    Trafik Source UDP

    Jumlah RSU (Road Side Unit) 15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    3.2 Skenario Simulasi

    Skenario yang digunakan dalam simulasi antara kedua routing

    AODV dan DSR dengan skenario luas area tetap Skenario simulasi unjuk

    kerja kedua protokol mengunakan 1 peta dan 2 komunikasi.

    Mengunakan 1 Peta yaitu perkotaan (URBAN)serta 2komunikasi

    Vehicle to Vehicle Communication(V2V) dan Vehicle to infrastructure

    Communication(V2I). Dengan skenario perbandingan dapat dilihat pada

    table dibawah ini :

    3.2.1 Tabel Simulasi

    Tabel 3.3 Model Simulasi Skenario Komunikasi Peta Trafik source

    A V2V URBAN AODV VS DSR

    B V2I URBAN AODV VS DSR

    3.2.2 Model Skenario Komunikasi

    1. Vehicle-to-Vehicle (V2V) yaitu komunikasi yang terjadi antara

    satu node dengan node lainnya di dalam jaringan komunikasi.

    Gambar 3.1Vehicle-to-Vehicle (V2V) Communication

    2. Vehicle to Infrastructure (V2I) yaitu komunikasi yang terjadi

    antara node dengan infrastruktur yang berada di jalan raya.

    Gambar 2 dibawah menggambarkan komunikasi V2I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Gambar 3.2 Vehicle -to- Infrastructure (V2I) Communication

    3.2.3 Model Skenario Kecepatan

    Kecepatan node menggunakan mobility model : Moderat Car Model

    (MCM), dan Fast Car Model (FCM).

    Tabel 3.4 Model kecepatan node skenario perkotan (URBAN) Model Kecepatan

    Moderat Car Model (MCM) 20 km/h

    Moderat Car Model (MCM) 30 km/h

    Fast Car Model (FCM) 50 km/h

    3.2.4 Model Pergerakan Simulasi

    Model pergerakan kendaraan dibuat menggunakan randomTrips.py

    pada SUMO yang digunakan untuk membuat pergerakan banyak kendaraan

    secara acak.Jumlah kendaraan untuk menggambarkan lalu lintas padat,

    sedang, dan lengang diatur dengan menentukan waktu jeda munculnya

    kendaraan baru dalam skenario yang dibuat. Semakin kecil jeda kemunculan

    kendaraan maka lalu lintas akan semakin padat, sedangkan semakin besar

    waktu jeda yang diberikan maka lalu lintas semakin lengang. Lalu lintas

    padat digunakan untuk menggambarkan komunikasi antar kendaraan yang

    dapat terus terjadi karena jaringan V2V dapat terus terbentuk. Kemudian

    skenario lalu lintas sedang digunakan untuk menggambarkan komunikasi

    antar jaringan V2V tidak dapat berlangsung secara terus menerus, sehingga

    komunikasi dengan jaringan infrastruktur juga perlu dilakukan. Sedangkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    lalu lintas lengang menggambarkan komunikasi antar kendaraan tidak dapat

    dilakukan karena sinyal radio antar kendaraan tidak dapat menjangkau,

    sehingga komunikasi yang dapat diandalkan hanya dengan melalui jaringan

    infrastruktur.

    3.3 Skenario A AODV dan DSRKoneksi skenario URBAN

    Tabel 3.5 Skenario A AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) Skenario Node Kecepatan

    A1 100 20 km/h

    A2 200 20 km/h

    A3 300 20 km/h

    A4 100 30 km/h

    A5 200 30 km/h

    A6 300 30 km/h

    A7 100 50 km/h

    A8 200 50 km/h

    A9 300 50 km/h

    Tabel 3.6 Skenario B AODV dan DSR Koneksi 1 (UDP) Skenario Node Kecepatan

    B1 100 20 km/h

    B2 200 20 km/h

    B3 300 20 km/h

    B4 100 30 km/h

    B5 200 30 km/h

    B6 300 30 km/h

    B7 100 50 km/h

    B8 200 50 km/h

    B9 300 50 km/h

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    3.4 Parameter Kinerja

    Ada tiga parameter kinerja dalam penelitian tugas akhir ini:

    3.4.1 Delay

    Delay atau yang sering disebut end to end delay adalah waktu yang

    dibutuhkan paket dalam jaringan atau waktu jeda antara paket pertama

    dikirim dengan paket tersebut di terima.Delay merupakan suatu

    paramater yang dibutuhkan untuk membandingkan suatu routing

    protokol routing. Karena besarnya sebuah delay dapat memperlambat

    kinerja dari protokol routing.

    3.4.2 Throughput

    Rumus untuk menghitung Throughput adalah jumlah bit data

    per waktu unit yang dikirimkan ke terminal tertentu dalam suatu

    jaringan, dari node jaringan, atau dari satu node ke yang lain.

    Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Throughput

    adalah rata-rata data yang dikirim dalam suatu jaringan, biasa

    diekspresikan dalam satuan bitpersecond (bps), byte persecond (Bps)

    atau packet persecond (pps).

    Throughput merujuk pada besar data yang dibawa oleh semua

    trafik jaringan,tetapi dapat juga digunakan untuk keperluan yang lebih

    spesifik.Throughput akan semakin baik jika nilainya semakin besar.

    Besarnya throughput akan memperlihatkan kualitas dari kinerja

    protokol routing tersebut. Karena itu throughput dijadikan sebagai

    indikator untukmengukur performansi dari sebuah protokol. Rumus

    untuk menghitungthroughput adalah :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    3.4.3 Packet Loss

    Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket data

    mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan,

    dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, di antaranya yaitu:

    a)Terjadinya overload trafik didalam jaringan, b)Tabrakan

    (congestion) dalam jaringan, c)Error yang terjadi pada media fisik,

    d)Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa

    disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer. Di dalam

    implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan

    mempunyai nilai yang minimum.Secara umum biasanya terdapat

    pengkategorian performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss

    yaitu sangat bagus, bagus, jelek, dan sedang.

    3.5 Shoot Jaringan

    Gambar 3.3Snapshoot Jaringan dengan 100 node AODV URBAN V2V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Gambar 3.4Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute

    AODV URBAN V2V

    Gambar 3.5Snapshoot Jaringan dengan 100 node DSR URBAN V2V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Gambar 3.6Snapshoot Jaringan dengan 100 node saat membroadcast jalur rute

    DSR URBAN V2V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    BAB IV

    PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN

    4.1 Skenario AODV Vs DYMO URBAN V2V

    4.1.1 Troughputh Jaringan

    Grafik 4.1 Throughput Jaringan node 100 V2V

    Grafik 4.2 Throughput Jaringan node 200 V2V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Grafik 4.3 Throughput Jaringan node 300 V2V

    Perbandingan troughput antara AODV dan DSR pada skrenario Urban

    V2V menunjukan bahwa ketika kecepatan pergerakan ditambah pada kedua

    routing tersebut maka mengalami pengurangan nilai throughput, hal ini terjadi

    karena semakin cepat pergerakan node maka semakin jauh jarak antar node dan

    perubahan topologi akan cepat berubah maka ketahanan link akan semakin

    menurun, sehingga node akan mengalami putus link semakin banyak. Jika dilihat

    dari grafik diatas pada kecepatan 50 km/h terjadi penurunan throughput yang

    cukup signifikan hal ini terjadi karena jarak antara node satu dengan node lainnya

    semakin jauh atau tidak terhubung sehingga routing berada dalam kondisi

    maintenance.

    Pada saat terjadinya penambahan jumlah node dikedua routing ini maka nilai

    throughput akan naik karena semakin banyak node maka tingkat kerapatan node

    semakin banyak, maka ketahanan link akan semakin kuat karena node akan jarang

    mengalami putus link dan kerapatan node akan membuat paket yang diterima

    akan lebih banyak.

    Jika dilihat dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai throughput AODV

    lebih tinggi dibandingkan DSR. Karena pada routing DSR harus melakukan

    flooding data terlebih dahulu ketika akan menentukan jaluk menuju node tujuan,

    dan pada saat terjadinya putus link di jalur tersebut maka routing ini harus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    melakukan flooading ulang untuk menentukan jalur baru. Sedangkan pada routing

    AODV hanya sekali dalam menentukan jaluk menuju node tujuan dan akan

    memelihara jalur tersebut selama yang dibutuhkan sehingga ketahanan link lebih

    tinggi, dan pada saat terjadinya putus link pada jalur tersebut routing ini akan

    lebih cepat mencari jalur baru.

    4.1.2 Delay Jaringan

    Grafik 4.4 Delay Jaringan node 100 V2V

    Grafik 4.5 Delay Jaringan node 200 V2V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Grafik 4.6 Delay Jaringan node 300 V2V

    Perbandingan delay antara AODV dan DSR pada skenarion urban V2V

    menunjukan delay dari kedua routing tersebut jika ditambahkan kecepatan node

    akan mengalami kenaikan delay karena jarak antara node satu dengan node

    lainnya semakin jauh sehingga mengakibatkan terjadinya putus link hal ini yang

    membuat routing harus melakukan routediscovery karena perubahan topologi

    jaringan yang tinggi dan akan membuat paket yang dikirim jadi lebih lama.

    Jika pada saat kedua routing tersebut diberi penambahan node maka nilai

    delay di kedua routing akan semakin kecil karena semakin padatnya node pada

    suatu daerah maka semakin dekat jarak antara node satu dengan node lainnya

    sehingga akan memperkecil terjadinya putus link dan pengiriman data akan

    semakin cepat.

    Jika dilihat dari delay pada routing AODV lebih baik dibandingkan dengan

    routing DSR, hal ini karena pada routing AODV ketika sudah menemukan rute

    dari node sumber ke node tujuan maka rute itu akan dipelihara selama dibutuhkan

    oleh protokol ini sehingga ketahanan routing lebih tinggi karena rute dipelihara

    dengan baik. Sedangkan pada routing DSR harus melakukan flooding paket ke

    node node lain untuk menentukan jalurnya sehingga prosesnya akan semakin lama

    ini dipengaruhi dari perubahan topologi juga, semakin tinggi kecepatan maka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    jarak antara node satu dengan node lainnya semakin jauh sehingga semakin

    sulitnya routing ini mencari jalur karena akan terjadi banyak putus link dengan

    bertambahnya kecepatan pada node.

    4.1.3 Packet Loss

    Grafik 4.7 Packet Loss Jaringan node 100 V2V

    Grafik 4.8 Packet Loss Jaringan node 200 V2V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Grafik 4.9 Packet Loss Jaringan node300 V2V

    Perbandingan paket loss pada AODV dan DSR pada skenario urban V2V

    menunjukan paket loss dari ke dua protokol tersebut ketika ditambahkan

    kecepatan node nilai dari paket loss akan naik. Ketika kecepatan node ditambah

    maka jarak antara node satu dan node lainnya akan semakin jauh, serta perubahan

    topologi sehingga akan mengakibatkan putus link bahkan node tidak terhubung

    dengan lainnya. Maka terjadinya paket loss semakin banyak dan meningkatnya

    nilai dari paket loss karena tidak dapat mengirim data dan data akan rusak.

    Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa DSR memiliki packet loss lebih besar dari

    AODV karena pada routing DSR dalam pencarian rute dari node sumber ke node

    tujuan lebih lama dan proses pencarian lebih panjang, karena harus melakukan

    flooading paket ke node lain secara terus menerus sampai menemukan node

    tujuan, dan selama proses pengiriman paket tersebut terjadi putus link di beberapa

    route karena perubahan topologi yang cepat sehingga semakin banyak proses

    forward antara node satu dengan node lain terjadi maka terjadinya putus link dan

    terjadinya paket loss semakin besar. Sedangkan pada AODV ketika sudah

    mengetahui jalur dari node sumber ke node tujuan, routing ini tidak perlu lagi

    mencari rute lagi, karena ketika rute sudah ditentukan maka routing ini akan

    memelihara rute tersebut selama yang dibutuhkan sehingga terjadinya putus link

    lebih kecil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    4.2 Skenario AODV VS DSR URBAN V2I

    4.2.1 Throughput

    Grafik 4.10 Throughput Jaringan node 100 V2I

    Grafik 4.11 Throughput Jaringan node 200 V2I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Grafik 4.12 Throughput Jaringan node 300 V2I

    Perbandingan Throughput antara AODV dan DSR pada skenario urban

    V2I menunjukan penurunan pada mobilitas yang tinggi atau kecepatan tinggi hal

    ini terjadi karena terjadinya roaming. Kekuatan sinyal yang menurun karena

    perpindahan node yang cepat sehingga melewati jangkauan sinyal RSU 1 (Road

    Side Unit) ke RSU yang lain. Saat node berada dekat dan memasuki jangkauan

    sinyal RSU yang lain maka throughput akan kembali naik. Namun jika node

    kembali menjauh dari jangkauan sinyal RSU maka throughput akan kembali

    menurun.

    Pada scenario ini jika terjadi penambahan node maka throughput akan

    semakin naik hal ini terjadi karena semakin padatnya node maka ketahanan node

    akan semakin tinggi sehingga rute yang telah terbentuk akan selalu tersedia dan

    akan memperkecil terjadinya kegagalan route, paket akan terkirim lebih banyak.

    Namun dengan adanya RSU (Road Side Unit) membantu untuk

    menghubungkan node yang tidak terhubung karena kecepatan semakin naik dan

    tidak terjangkau menjadi terjangkau, sehingga terjadinya penurunan throughput

    tidak terlalu signifikan. Karena adanya RSU yang bersifat statik maka akan

    berfungsi sebagai node backup yang membuat jalur antara node tetap terjaga dan

    menurunnya terjadi putus link.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Jika dilihat dari perbandingan grafik throughput diatas nilai antara routing

    AODV dan DSR, nilai throughput AODV lebih tinggi dari pada DSR. Karena

    pada AODV pencarian jalur lebih cepat, dan ketika jalur pada routing ini sudah

    terbentuk maka jalur ini akan dipelihara selama yang dibutuhkan routing ini,

    sehingga kekuatan jalur pada routing ini lebih terjaga. Sedangkan pada DSR harus

    melakukan flooding ke seluruh node, dan setiap melakukan flooding kekuatan

    jaringan akan semakin menurun.

    4.2.2 Delay Jaringan

    Grafik 4.13 Delay Jaringan node 100 V2I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Grafik 4.14 Delay Jaringan node 200 V2I

    Grafik 4.15 Delay Jaringan node 300 V2I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Perbandingan delay antara AODV dan DSR pada scenario URBAN V2I

    pada saat terjadinya penambahan kecepatan pada kedua routing menunjukan

    peningkatan delay karena terjadinya roaming pada saat terjadinya pengiriman

    pesan. Hal ini terjadi karena semakin cepat pergerakan node maka jarak antara

    node satu dengan node lainnya semakin jauh terutama jarak antara node dengan

    RSU yang semakin jauh, sehingga jangkauan sinyal RSU ke node semakin lemah

    dan kemungkinan terjadi putus link dari RSU ke node, sehingga perpindahan dari

    dari node ke RSU, dan dari RSU1 ke RSU lain akan semakin lama sehingga

    akibatnya delay akan naik.

    Dilihat dari grafik diatas pada skenario penambahan node nilai delay pada

    kedua routing ini akan semakin turun, karena semakin padatnya node maka jarak

    antara node satu dengan node lain, dan jarak node dengan RSU akan semakin

    dekat dan sering bertemu node yang melewati RSU sehingga terjadinya putus link

    akan semakin kecil karena node satu dengan node lain dan node dengan RSU akan

    selalu terhubung.

    Jika dilihat dari grafik diatas perbandingan antara AODV dan DSR nilai

    delay dari routing DSR lebih tinggi dari pada AODV. Pada routing DSR harus

    melakukan flooding ke seluruh node untuk mencari jalur dari node sumber

    menuju node tujuan sehingga membutuhkan waktu yang lama, ketika semua jalur

    yang tersedia putus, maka DSR harus melakukan flooding ulang untuk mencari

    jalur baru. Sedangkan pada AODV ketika ingin mengetahui jalur menuju node

    tujuannya maka hanya membroadcast route request (RREQ) pada node tetangga

    disampingnya jika node tersebut mengetahui rute atau node itu adalah node tujuan

    maka akan menyimpan informasi yang dikirim oleh (RREQ) kemudian akan

    mengirim route reply (RREP) ke node tujuan maka terbentuk satu end to end route

    dan route tersebut akan dipelihara oleh routing selama yang dibutuhkan, sehingga

    tidak perlu mencari jalur lagi, dan pencarian jalur lebih cepat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    4.2.3 Packet Loss

    Grafik 4.16 Packet Loss Jaringan node 100 V2I

    Grafik 4.17 Packet Loss Jaringan node 200 V2I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Grafik 4.18 Packet Loss Jaringan node 300 V2I

    Perbandingan Paket Loss antara routing AODV dan DSR pada skenario

    urban V2I menunjukan kenaikan nilai paket loss pada kedua routing pada saat

    penambahan kecepatan setiap node, hal ini terjadi karena pada saat penambahan

    kecepatan node maka jarak antara node satu dengan node lainnya akan semakin

    jauh dan akan terjadi perubahan topologi yang cepat mengakibatkan adanya putus

    link, dengan adanya RSU pada skenario ini menjadi node cadangan yang akan

    memperkecil terjadinya putus link. Pada skenario ini terjadinya kenaikan paket

    loss pada saat node memasuki jangkauan sinyal RSU maka akan saling bertukar

    pesan, ketika kecepatan ditambah maka pergerakan node akan semakin cepat dan

    ketika node mulai menjauh dari jangkauan sinyal RSU maka kekuatan sinyal akan

    semakin melemah dan pada saat itu akan terjadi kehilangan paket yang dikirim,

    semakin node menjauhi jangakauan sinyal RSU maka peningkatan nilai paket loss

    akan semakin besar.

    Ketika terjadi penambahan node pada skenario ini maka jalur pengiriman

    dari node sumber ke node tujuan akan semakin panjang sehingga pada saat proses

    pengiriman yang lama karena membutuhkan perpindahan hop by hop yang

    panjang dan membuat naiknya nilai paket loss.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Jika dilihat dari grafik diatas nilai paket loss AODV lebih kecil dari pada

    DSR. Karena pada routing DSR melakukan banyak proses pengiriman paket

    untuk menemukan node tujuan sehingga selama proses pengiriman tersebut dan

    proses pencarian jalur yang cukup lama sehingga nilai paket loss akan meningkat,

    karena di setiap proses akan terjadi kehilangan paket, terutama pada saat

    terjadinya penambahan kecepatan yang membuat perubahan topologi dan jarak

    antara node satu dengan node lainnya akan semakin jauh, dan perpindahan node

    yang cepat membuat node akan cepat juga menjauh dari jangkauan sinyal RSU

    yang ada dan paket loss terjadi, ketika node mendekat ke RSU jaringan akan

    menguat dan akan mengirim kembali paket tersebut sehingga nilai paket loss

    menurun. Tetapi ketika seluruh jalur pada routing ini putus maka nilai paket loss

    akan naik karena node sumber harus melakukan flooding ulang untuk menemukan

    jalur baru ke node tujuan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    BAB V

    KESIMPULAN

    5.1 Keimpulan

    1. Nilai hasil running AODV dari pada DSRdengan hasil Throughput lebih

    tinggi AODV. Tingkat nilai delay DSR lebih tinggi dari AODV karena proses

    pencarian jalurnya yang lama, nilai paket loss lebih tinggi DSR daripada

    AODV.

    2. Pada saat penempatan RSU pada skenario V2I membantu pengiriman data

    dari kedua routing sehingga nilai delay naik walau tidak sesignifikan pada

    saat di skenario V2V.

    3. Nilai AODV lebih tinggi dari pada DSR karena, di jaringan AODV lebih

    cepat dalam mencari jalur, karena pada saat pencarian jalur dia membroadcast

    untuk menentukan jalur yang paling efisien untuk mengirim data, jalur yang

    sudah terbentuk akan dipelihara. Pada saat pengiriman data akan selalu

    mengecek tetangga dan jalur yang dilewati apakah masih terkoneksi atau

    tidak, dan dapat dilewati atau tidak. Kelemahan AODV kurang cocok

    diterapkan pada topologi yang rendah, karena protokol ini akan melakukan

    kegiatan jaringan yang tidak berguna yaitu selalu mengecek tetangga apakah

    masih aktif atau tidak sehingga overheadnya akan tinggi.

    4. DSR memang sama sistemnya dengan AODV sama-sama melakukan

    broadcast untuk menentukan jalur menuju node tujuan, tetapi perbedaannya

    protokol ini akan menyimpan seluruh jalur yang sudah dilewati menuju ke

    node tujuan, tetapi akan tetap memilih jalur paling efisien terlebih dahulu

    dam pada saat jalur yang digunakan putus maka akan memilih jalur yang lain

    yang sudah disimpan. Tetapi kelemahan protokol ini tidak cocok untuk

    perubahan topologi yang cepat sehingga kurang cocok diterapkan pada

    jaringan VANET.

    5.2 Saran

    Lebih mengembangkan lagi tentang penelitian VANET dengan merubah protokol

    yang dipakai, dan parameter perhitungannya, sehingga mengetahui perbedaan jika

    menggunakan protokol lain pada jaringan ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Aditi Roy, Bijan Paul, Sanjit Kumar Paul, “VANET Topology Based Routing

    Protocols &Performance of AODV, DSR Routing Protocols inRandom

    Waypoint Scenarios”, University Bangladesh.

    [2] Chrispen Mafrabadza, Dr Pallav Khatri, Reena Chauhan, “Comparative

    Analysis of AODV and DSRn Scalability In MANET”,ITM University

    Gwalior.

    [3] Dependra Dhakal, Kiran Gautam, “Performance Comparison of AODV and

    DSR Routing Protocols in Mobile Ad- hoc Networks: A Survey”, Dept. of

    CSE, SMIT, SMU

    [4] S. S. Manvi*, M. S. Kakkasageri**, C. V. Mahapurush**,”Performance

    Analysis of AODV, DSR, and Swarm Intelligence Routing Protocols In

    Vehicular Ad hoc Network Environment”, *Department of Information

    Science Engineering

    [5] Lucas Rivoirard*, Martine Wahl*, Patrick Sondit, Marion Berbineau*, and

    Dominique Gruyer ,“Performance evaluation of AODV, DSR, GRP and

    OLSR for VANET with real-world trajectories”, *Univ Lille Nord de France

    [6] Puji Dwika Pradana, Ridha Muldina Negara, S.T., M.T., Favian

    Dewanta, S.T., M.Eng. ,”Evaluation of Performance of Routing Protocol

    DSR and AODV in Network Simulation of Vehicular Ad –Hoc Network

    (VANET) For Transportation Safety With Study Case of City Car”,

    Universitas Telkom Bandung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    LAMPIRAN

    A. Listing Program

    a. Omnet.ini

    [General]

    #seed-0-mt =2

    seed-set = 10

    debug-on-errors = true

    cmdenv-express-mode = true

    cmdenv-autoflush = true

    cmdenv-status-frequency = 2s

    record-eventlog = true

    repeat = 2

    tkenv-image-path = bitmaps

    network = AODVVANET

    description = network layer for IPv4 network protocol only (default)

    ##########################################################

    # Simulation parameters #

    ##########################################################

    print-undisposed = false

    sim-time-limit = 1000s

    **.scalar-recording = true

    **.vector-recording = true

    **.debug = false

    **.coreDebug = false

    *.playgroundSizeX = 2500m

    *.playgroundSizeY = 2000m

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    *.playgroundSizeZ = 50m

    ##########################################################

    # Channel Physical Parameters #

    ##########################################################

    *.channelControl.carrierFrequency = 2.4GHz

    *.channelControl.pMax = 20mW

    *.channelControl.sat = -110dBm

    *.channelControl.alpha = 2

    *.channelControl.numChannels = 1

    *.rsu1.channelControl.maxInterferenceDistance = 250 m

    ##########################################################

    # TraCIScenarioManager parameters #

    ##########################################################

    *.manager.updateInterval = 1s

    *.manager.host = "localhost"

    *.manager.port = 9999

    *.manager.moduleType = "vanetsim.simulations._nodes.AODVVANETCar"

    *.manager.moduleName = "vehicle"

    *.manager.moduleDisplayString = "r=1"

    *.manager.autoShutdown = true

    *.manager.margin = 25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    ##########################################################

    # RSU SETTINGS #

    # #

    # #

    ##########################################################

    *.rsu1.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu2.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu3.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu4.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu5.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu6.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu7.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu8.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu9.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu10.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu11.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu12.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu13.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu14.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu15.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    *.rsu16.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    #*.rsu17.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    #*.rsu18.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    #*.rsu19.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    #*.rsu16.mobilityType = "LinearVANETMobility"

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    #########################################################

    # 11p specific parameters #

    # #

    # NIC-Settings #

    ##########################################################

    **.wlan.bitrate = 54Mbps

    **.wlan.mgmt.frameCapacity = 10

    **.wlan.mgmtType = "Ieee80211MgmtAdhoc"

    **.wlan.mac.address = "auto"

    **.wlan.mac.maxQueueSize = 14

    **.wlan.mac.rtsThresholdBytes = 3000B

    **.wlan.mac.retryLimit = 7

    **.wlan.mac.cwMinData = 31

    **.wlan.radio.transmitterPower =2.0mW

    **.wlan.radio.thermalNoise = -110dBm

    **.wlan.radio.sensitivity = -90dBm

    **.wlan.radio.pathLossAlpha = 2

    **.broadcastDelay=uniform(0s,0.005s)

    ##########################################################

    # Mobility #

    ##########################################################

    *.vehicle[*].mobilityType = "aodvTraCIMobility"

    #*.vehicle[*].mobility.accidentCount = 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    #*.vehicle[*].mobility.accidentStart = 30s

    #*.vehicle[*].mobility.accidentDuration =40s

    #*.vehicle[*].mobility.accidentInterval = 50s

    ##########################################################

    # UDP Apps(on) #

    ##########################################################

    #[KONEKSI 0]

    #[KONEKSI 0]

    **.numUdpApps = 1

    **.udpApp[*].typename = "UDPBasicBurst"

    **.vehicle[3].udpApp[0].destAddresses = "vehicle[2]"

    **.vehicle[8].udpApp[0].destAddresses = "vehicle[7]"

    **.vehicle[*].udpApp[0].destAddresses =""

    **.udpApp[0].localPort = 1234

    **.udpApp[0].destPort = 1234

    **.udpApp[0].messageLength = 512B #

    #**.udpApp[0].messageLength = 2000B #

    #**.udpApp[0].sendInterval = 0.2s + uniform(-0.001s,0.001s)

    **.udpApp[0].sendInterval = 0.5s + uniform(-0.001s,0.001s)

    **.udpApp[0].burstDuration = 0

    **.udpApp[0].chooseDestAddrMode = "perBurst"

    **.udpApp[0].sleepDuration = 1s

    #**.udpApp[0].burstDuration = uniform(1s,4s,1)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    #**.udpApp[0].stopTime = uniform(20s,40s,1)

    #**.udpApp[0].startTime = uniform(0s,4s,1)

    **.udpApp[0].startTime = 0s

    **.udpApp[0].delayLimit = 20s

    **.udpApp[0].destAddrRNG = 0

    #

    ##################################################################

    ####

    # manet routing

    ##################################################################

    ####

    **.routingProtocol = "AODVVANET"

    ##################################################################

    ####

    ##################################################################

    ####

    # AODVVANET Config

    ##################################################################

    ####

    [Config AODVVANET-erlangen-running1]

    description = "AODVVANET"

    **.routingProtocol = "AODVVANET"

    *.manager.launchConfig = xmldoc("../_maps/erlangen/erlangen.launchd.xml")

    *.playgroundSizeX = 4000m

    *.playgroundSizeY = 3000m

    *.playgroundSizeZ = 50m

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    [Config AODVVANET-downtonorlando100-running1]

    description = "AODVVANET"

    **.routingProtocol = "AODVVANET"

    *.manager.launchConfig =

    xmldoc("../_maps/downtownorlando/downtownorlando100.launchd.xml")

    *.playgroundSizeX = 4000m

    *.playgroundSizeY = 3000m

    *.playgroundSizeZ = 50m

    [Config AODVVANET-downtonorlando200-running1]

    description = "AODVVANET"

    **.routingProtocol = "AODVVANET"

    *.manager.launchConfig =

    xmldoc("../_maps/downtownorlando/downtownorlando200.launchd.xml")

    *.playgroundSizeX = 4000m

    *.playgroundSizeY = 3000m

    *.playgroundSizeZ = 50m

    [Config AODVVANET-downtonorl