19
i Analisis Perbandingan Delay, Jitter, dan Througphut akibat Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol Next Generation Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti : Ferdy Reinnagel Denny (672010037) Indrastanti R. Widiasari, M.T. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

i

Analisis Perbandingan Delay, Jitter, dan Througphut akibat Routing

Information Protocol Version 2 dan Routing Information Protocol

Next Generation

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Ferdy Reinnagel Denny (672010037)

Indrastanti R. Widiasari, M.T.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

Page 2: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better
Page 3: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better
Page 4: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better
Page 5: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better
Page 6: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

2

Analisis Perbandingan Delay, Jitter, dan Througphut akibat

Routing Information Protocol Version 2 dan Routing Information

Protocol Next Generation

1)Ferdy Reinnagel Denny, 2)Indrastanti R. Widiasari, M.T

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1)[email protected], 2)[email protected]

Abstract

RIP used in IPv4 is RIPv2, whereas in addressing of IPv6 used RIPng. The basic

difference in both of the RIP protocols is in the header structure and the total of

byte that is used in each protocol. Based on the difference, so in this study will

analyze the performance of RIPv2 protocol on IPv4 and RIPng on IPv4 from the

throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the

result of this study is that RIPng has a better throughput value rather than RIPv2

network protocol, delay parameter in the both of protocols shows that RIPng has

big delay timing, the third parameter is jitter which shows that the time variation

in RIPng is higher than RIPv2 protocol.

Abstrak

RIP yang digunakan pada IPv4 adalah RIPv2 sedangkan pada pengalamatan IPv6

menggunakan RIPng. Perbedaan mendasar dari kedua protokol RIP tersebut

terdapat pada struktur header dan jumlah bit yang digunakan pada masing-masing

protokol. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan

analisa Quality of Service dari protokol RIPv2 pada IPv4 dan RIPng pada IPv6

berdasarkan parameter throughput, jitter dan delay. Dengan menggunakan metode

action research diperoleh hasil RIPng memiliki nilai throughput yang lebih baik

dari protokol jaringan RIPv2, parameter delay pada kedua protokol menunjukkan

bahwa RIPng memiliki waktu delay yang besar, Parameter ketiga yaitu jitter,

menunjukkan bahwa variasi waktu pada protokol RIPng adalah lebih tinggi dari

protokol RIPv2

Kata Kunci : RIPv2, RIPng, Parameter QoS

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 7: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

3

1. Pendahuluan

Jaringan internet hingga saat ini terus mengalami peningkatan, baik

peningkatan jumlah pengguna maupun peningkatan teknologi yang

digunakan. Peningkatan penggunan alamat komputer (IP Address) yang terus

meningkat mengharuskan teknik pengalamatan yang digunakan saat ini yaitu

pengalamatan versi 4 (32 bit) harus segera beralih ke sistem pengalamatan IP

versi 6 (IPv6) atau sistem pengalamatan 128 bit yang menyediakan lebih dari

340 triliun (undecilion) alamat pengguna. Perubahan dari IPv4 ke IPv6 tidak

hanya mengubah jumlah pengguna yang dimungkinkan dalam jaringan

komputer tetapi juga mengubah beberapa teknologi lainnya seperti protokol

routing dalam jaringan komputer.

Salah satu protokol routing yang dikembangkan dengan mengikuti

pengalamatan Ipv6 adalah RIP atau Routing Information Protocol. Pada

pengalamatan IPv4, protokol RIP yang digunakan adalah RIPv2 sedangkan

pada pengalamatan IPv6 menggunakan RIPng. Selain perbedaan versi

pengalamatan yang digunakan oleh kedua protokol tersebut, perbedaan

mendasar dari kedua protokol RIP tersebut adalah pada struktur header.

Header pada RIPv2 menggunakan 32 bit pada source address dan destination

address sedangkan pada RIPng besar bit yang digunakan untuk source

address dan destination address adalah 128 bit. Selain dari pada jumlah bit

yang digunakan pada source address dan destination address, pada RIPng

juga terdapat beberapa header extension seperti hop-by-hop header,

destination options header, routing header, fragment header, authentication

header, dan encapsulating security payload headerguna mendukung

kebutuhan atau opsi tambahan yang terdapat pada IPv6 [1].

Berdasarkan perbedaan yang terdapat pada RIPv2 dan RIPng baik

pada jumlah bit maupun pada struktur header yang dimiliki, maka pada

penelitian dilakukan tentang analisis Quality of Service dari protokol RIPv2

pada IPv4 dan RIPng pada IPv6.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Hasanah [2] yang melakukan analisis kinerja

Routing Information Protocol pada topologi ring, hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata delay yang dihasilkan dari

pengujian adalah 108 ms. Nilai rata-rata packet loss yang dihasilkan dari

adalah 2,5%. Sementara nilai rata-rata throughput adalah dan 0,763 kbps.

Penelitian terdahulu lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Yolanda [3] yang mengkaji tentang kinerja

protokol routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Enhanced Interior

Gateway Routing Protocol (EIGRP). Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa nilai throughput pada protokol OSPF adalah lebih baik

dapa prokol EIGRP, dan nilai jitter pada kedua protol adalah relatif stabil .

Page 8: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

4

Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan adalah,

pada penelitian dilakukan analisa kinerja jaringan pada protokol Routing

Informasi Protocol Version 2 (RIPv2) dan Routing Information Protocol

Next Generation (RIPng) dengan membandingkan nilai dari variabel

throughput, delay, dan jitter.

Berdasarkan perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang

dilakukan adalah pada Transmission Control Protocol/Internet Protocol

(TCP/IP) adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan

fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan.TCP/IP terdiri dari beberapa

protokol yang bertanggungjawab atas bagian tertentu dalam komunikasi

data. IP merupakan inti dari TCP/IP dan merupakan protokol terpenting

dalam internet layer [4]. Internet Protokol versi 4 (IPv4) merupakan

protokol komunikasi yang bertugas menyampaikan paket data melewati

jaringan komputer. Paket data pada lapisan ini terdiri dari header IP dan

datagram IP. Header IP berisi alamat pengirim, alamat IP penerima dan

metadata, struktur paket data IPv4 adalah seperti pada Gambar 1.

Gambar 1Format Paket Data IPv4 [5]

Gambar 1 merupakan format paket data pada IP versi 4 yang terdiri

dari version yang menunjukkan jenis dari format header dengan nilai pada

kolom 0x4, IHL (Internet Header length) yang menunjukkan panjang

header dalam satuan byte, TOS (Time of Service) menunjukkan parameter

dari jenis layanan yang diminta, total length menunjukkan panjang dari

datagram dalam satuan byte, identification menunjukkan urutan fragmentasi

dari sebuah paket, flags menunjukkan status fragmentasi dari sebuah paket

yang bertujuan untuk mengetahui apakah paket ini merupakan fragmentasi

terakhir atau masih ada selanjutnya, fragment offset yang menunjukkan nilai

offset suatu fragment yang akan digunakan kembali dalam penyusunan

paket data. TTL (time to live) digunakan untuk mengetahui umur dari

datagram, protocol menunjukkan protokol yang digunakan pada enkapsulasi

datagram, source IP address menunjukkan alamat pengirim, destination IP

address menunjukkan alamat tujuan, option berisi metadata parameter rute

Page 9: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

5

pengirim dan proses pengiriman serta padding sebagai penambahanbyte

kosong untuk memenuhi syarat pengiriman suatu paket dengan panjang

minimal 64 byte [5].

Sistem pengalamatan IPv6 atau disebut juga dengan RIPng (internet

protocol next generation) merupakan generasi terbaru dalam pengalamatan

pengganti IPv4 sebagai standar IP, IPv6 menggunakan sistem pengalamatan

128 bit atau dapat menampung sebanyak dua alamat pengguna[6]. Berbeda

dengan IPv4, strukur header paket pada IPv6 telah mengalami beberapa

perubahan, strukur packet header IPv6 adalah seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Format Paket Data IPv6 [5]

Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan

rute atau petunjuk dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Router

menggunakan IP address tujuan untuk mengirimkan paket, setiap router

harus saling bertukar dan memperlajari informasi sesama router yang saling

terhubung untuk mengetahui jalur atau rute terbaik [6]. Secara umum

terdapat dua jenis routing protocol, yaitu Distance vector dan Link State,

distance vector merupakan jenis routing protocol yang menggunakan

distance (metric) dan vector (arah) untuk mencapai tujuan. Informasi

routing hanya diperoleh dari router terdekat, yang dimaksud dengan

distance adalah berapa banyak jumlah hop yang harus dilalui oleh paket

sebelum mencapai tujuan. Distance vecto dikembangkan menggunakan

algoritma Bellman-Ford. Contoh distance vector yaitu BGP (Border

gateway protocol), RIP (Routing Information Protocol), EIGRP (Enhanced

Interior Gateway Routing Protocol).

Sementara link state merupakan protokol routing yang bekerja dengan

melakukan pelacakan atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada

dalam jaringan, setiap router pada link state routingakan menerima jalur

yang dibentuk pada jaringan tersebut baik status koneksi, jenis dan tipe

koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut. Link state dikembangkan

dengan menggunakan algoritma shortest path, contoh link state adalah

Page 10: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

6

OSPF (Open Short Path First) dan IS-IS (Intermediate System to

Intermediate System).

Kinerja atau Quality of Service dari setiap protokol yang digunakan

dalam jaringan menentukan derajat kepuasan seorang pengguna terhadap

suatu layanan. International Telecomunication Unionmendefinisikan

Quality of Service (QoS) sebagai: “the collective effect of service

performance wich determines the degree os satisfaction of a user of the

services”. Definisi tersebut menunjukkan bahwa QoS adalah kemampuan

suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dalam menyediakan

bandwidth, dengan memperhatikan parameter QoS yaitu

throughput,delay,dan jitter.

Throughtput dapat diartikan sebagai kecepatan (rate) transfer data

efektif, yang diukur dalam bps. Throughtput merupakan jumlah total

kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval

waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

Persamaan untuk menghitung throughtput adalah :

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑡𝑝𝑢𝑡 = 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡𝑑𝑎𝑡𝑎𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝐿𝑎𝑚𝑎𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 (1)

Parameter kedua dalam QoS yaitu delay, delay merupakan waktu

yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari source ke destination.

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media jaringan, dan kongesti. Nilai

delay berdasarkan TIPHON dapat dilihat dari persamaan berikut :

Persamaan untuk menghitung delay adalah :

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (2)

Parameter berikut ialah jitter atau variasi kedatangan yang diakibatkan

oleh panjangnya antrian, waktu pengelolaan data, dan juga waktu

penggabungan paket-paket data dalam perjalanan suatu paket data. Jitter

berhubungan erat dengan delay yang terjadi pada transmisi jaringan [7].

Persamaan untuk menghitung jitter adalah :

𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (3)

Total variasi delay diperoleh dari persamaan :

Total variasi delay = Delay – Rata-rata Delay (4)

Page 11: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

7

3. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tahapan penelitian yang dilakukan guna

menjawab permasalahan penelitian. Metode atau tahapan penelitian yang

digunakan terdiri dari beberapa tahapan yaitu diagnosing, action planning,

action taking, evaluating, dan learning.

Gambar 3 Langkah-langkah Penelitian [3]

Gambar 3 merupakan tahapan penelitian action research yang terdiri

dari 5 tahapan yaitu diagnosing, action planning, action taking, evaluating,

dan learnig.

1) Diagnosing

Tahapan diagnosing merupakan tahapan studi kepustakaan yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian baik yang bersumber

dari buku maupun dari artikel ilmiah lainnya. Aktifitas yang

termasuk dalam tahapan diagnosing adalah melakukan kajian

permasalahan dari RIPv2 dan RIPng dari beberapa penelitian

terdahulu dan buku terkait.

Page 12: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

8

2) Action Planning

Tahapan action planning merupakan tahapan konfigurasi kedua

jaringan baik yang menggunakan protokol RIPv2 maupun yang

menggunakan protokol RIPng yang terdiri dari beberapa router.

3) Action Taking

Tahapan action taking merupakan tahapan uji coba dengan

melakukan pengiriman paket data pada masing-masing protokol

dengan menggunakan ukuran data yang sama. Pada uji coba

dilakukan pengiriman paket data VoIP dan WEB.

4) Evaluating

Tahapan evaluating merupakan tahapan pengiriman paket data

pada tahapan sebelumnya dengan menghitung berbagai parameter

QoS pada kedua jaringan baik yang menggunakan protokol RIPv2

dan RIPng.

5) Learning

Tahapan terakhir dalam penelitian adalah learning atau penarikan

kesimpulan tentang QoS pada protokol RIPv2 dan RIPng.

4. Hasil dan Pembahasan

Perhitungan kinerja protokol RIPv2 dan RIPng dilakukan pada

jaringan yang terdiri dari 16 buah router yang terhubung dengan end user dan

server. Topologi jaringan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Topologi RIPv2 dan RIPng

Gambar 4 merupakan topologi yang digunakan oleh protokol RIPv2

dan RIPng yang yang menggabungkan end user dengan server menggunakan

16 router (15 hop) untuk protokol RIPv2 dan 15 router (15 hop) untuk

Page 13: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

9

protokol RIPng. Penggunaan 15 hop dalam topologi dikarenakan baik

protokol RIPv2 maupun RIPng memiliki jumlah hop maksimal yang sama

yaitu 15 hop. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket data TCP dan

UDP yang melewati setiap router dari end user ke server dan dari server

mengirimkan kembali ke end user.

Berdasarkan topologi pada Gambar 4, pengujian dilakukan dengan

mengirimkan paket data melalui jaringan yang menggunakan protokol RIPv2

dan RIPng. Selanjutnya, dengan mengirimkan paket data pada jaringan, maka

akan dilakukan analisa protokol pada masing-masing jaringan. Hasil

pengujian kinerja pengiriman paket TCP dan UDP pada kedua protokol

routing adalah seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Header RIPv2

Gambar 5 merupakan header protocol RIPv2 yang terdiri ADDR

FAMILLY atau address family yang merupakan informasi protokol RIP yang

digunakan yaitu ADDR FAMILY 0x2 atau protokol RIPv2. Informasi

selanjutnya adalah NETWORK atau alamat jaringan yang dimiliki router saat

ini yaitu 192.168.1.0 dengan informasi SUBNETMASK 255.255.255.0.

Informasi lainnya yang terdapat pada header packet RIPv2 adalah NEXT

HOP yang merupakan informasi alamat tetangga yang akan dilewati oleh

paket data. Informasi terakhir yang terdapat pada header protocolRIPv2

adalah METRIC atau jumlah hop yang diperlukan untuk sampai ke alamat

tujuan.

Gambar 6 Header RIPng

Gambar 6 merupakan header protocol RIPng yang terdiri dari Prefix

yang merupakan alamat tujuan. Elapsed Route Tag yang merupakan

informasi yang terdapat pada header RIPng dengan value 0x0. Informasi

Page 14: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

10

Metric pada header RIPng merupakan informasi banyaknya hop yang akan

dilewati untuk sampai pada alamat tujuan yaitu 0x1.

Hasil pengujian untuk kinerja pengiriman paket TCP dan UDP pada

kedua protokol routing adalah seperti pada Gambar 7.

Gambar 7 Perbandingan Throughtput TCP RIPv2 dan RIPng

Gambar 7 merupakan perbandingan nilai throughput pada protokol

RIPv2 dan RIPng. Dari gambar terlihat bahwa pada menit pertama nilai

throughput RIPv2 adalah 0 byte/detik sedangkan pada jaringan dengan

protokol RIPng nilai throughput pada menit 0 adalah 8000 byte/detik atau

62.5 Kbps. Nilai throughput tertinggi pada protokol RIPv2 terjadi pada range

waktu 1-5 menit yaitu sebesar 8000 byte/detik sedangkan nilai throughput

tertinggi pada protokol RIPng terjadi pada menit awal pengiriman. Nilai

throughput terendah pada protokol RIPng terjadi pada range waktu menit ke

5-10 sebesar 4000 byte/detik. Semakin besar nilai throughtput maka semakin

besar jumlah data yang diterima oleh user dalam jaringan sebaliknya, semakin

rendah nilai throughtput maka semakin sedikit jumlah paket data yang

diterima user.

Page 15: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

11

Gambar 8 PerbandinganThroughtput UDP RIPv2 dan RIPng

Gambar 8 merupakan perbandingan nilai throughput paket data UDP

pada protokol RIPv2 dan RIPng. Dari gambar terlihat bahwa pada menit

pertama nilai throughput RIPv2 adalah 0 byte/detik sedangkan pada jaringan

dengan protokol RIPng nilai throughput pada menit 0 adalah 61.000 byte/detik

atau 476.56 Kbps. Nilai throughput UDPtertinggi pada protokol RIPv2 dan

RIPng terjadi pada waktu 15-20 menit yaitu sebesar 160.000 – 180.000

byte/detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa baik pada paket data TCP dan

UDP jaringan yang menggunakan RIPng memiliki nilai throughput yang

tinggi dari pada jaringan yang menggunakan protkol RIPv2.

Page 16: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

12

Gambar 9 Perbandingan Delay RIPv2 dan RIPng

Gambar 9 merupakan perbandingan waktu delay pada protokol RIPv2

dan RIPng. Dari gambar terlihat bahwa waktu delay pada menit pertama

berada pada 0.030 – 0.031 detik pada protokol RIPng dan waktu delay pada

menit pertama untuk protokol RIPv2 berada pada 0.030 detik. Waktu delay

tertinggi pada protokol RIPv2 dan RIPng adalah 0.033 yang terjadi antara

menit 10-15 pengiriman paket data. Sementara waktu delay terendah untuk

protokol RIPng adalah antara 0.029 – 0.030 yang terjadi pada menit ke 5 dan

untuk protokol RIPv2 adalah antara 0.028 yang terjadi pada menit ke 0-5.

Page 17: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

13

Gambar 10 Perbandingan Jitter RIPv2 RIPng

Gambar 10 merupakan perbandingan waktu delay pada protokol

RIPv2 dan RIPng. Dari gambar terlihat bahwa waktu jitter pada menit pertama

protokol RIPv2 adalah 4x10-7 detik, sedangkan pada protokol RIPng adalah

6x10-7 - 7x10-7 detik. Kisaran waktu jitter tertinggi pada protokol RIPv2

berada pada 6x10-7 - 7x10-7 detik dan kisaran jitter terendah berada pada 2x10-

7 detik. Kisaran waktu jitter tertinggi pada protokol RIPv2 berada pada 6x10-7 -

7x10-7 detik dan kisaran jitter terendah berada pada 3x10-7 - 4x10-7 detik.

Berdasarkan pengujian nilai throughput pada paket data TCP dan

UDP diperoleh hasil bahwa jaringan yang menggunakan protokol RIPng

memiliki nilai throughput yang lebih baik dari pada jaringan protokol RIPv2.

Tingginya nilai throughput pada protokol RIPng terjadi karena pada protokol

RIPng yang berjalan pada IPv6 telah mengalami penyederhanaan format

header yang secara langsung mempengaruhi penggunaan bandwidth dalam

jaringan sehingga proses pengiriman data lebih efisien selain dari pada itu

pada RIPng fragmentasi tidak lagi dilakukan oleh router-router tetapi

dilakukan pada host pengirim sehingga keutuhan paket data dapat dijamin.

Berbeda dengan hasil pengujian throughput, hasil pengujian parameter delay

pada kedua protokol menunjukkan bahwa protokol RIPng memiliki waktu

delay yang lebih besar dari pada protokol RIPv2, tingginya waktu delay pada

protokol RIPng disebabkan oleh adanya deteksi unreachabilitas neighbor yang

memberikan waktu delay bagi upper-layer dalam menyampaikan konfirmasi

reachabilitas-nya selama sekian detik. Parameter ketiga yang digunakan

dalam mengukur Quality of Service protokol adalah jitter, hasil pengukuran

jitter menunjukkan bahwa variasi waktu pada protokol RIPng adalah lebih

tinggi dari RIPv2, tingginya jitterpada RIPng juga terjadi karena adanya

penggunaan waktu yang digunakan oleh RIPng dalam mendeteksi

Page 18: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

14

unreachabilitasneighbor, hal ini dapat dilihat dari bentuk grafik jitter pada

protokol RIPng yang terjadi secara konstan yang berbeda dengan jitter pada

RIPv2 yang terjadi secara fluktuatif.

5. Simpulan

Perhitungan pada Quality of Service protokol RIPv2 dan RIPng

dilakukan pada jaringan yang terdiri dari 16 router (15 hop) yang terhubung

dengan enduser dan server. Pengujian yang dilakukan dengan mengirimkan

paket data TCP dan UDP yang melewati setiap router dari enduser ke server

dan sebaliknya.

Dari hasil pengujian antara kedua protokol RIPv2 dan RIPng didapat

bahwa nilai throughput pada paket data TCP dan UDP diperoleh hasil

jaringan yang menggunakan protokol RIPng memiliki nilai throughput yang

lebih baik dari protokol jaringan RIPv2 karena pada protokol RIPng yang

berjalan pada RIPv6 telah mengalami penyederhanaan format header yang

secara langsung mempengaruhi penggunaan bandwidth dalam jaringan

sehingga proses pengiriman paket data ke enduser dan server lebih efisien.

Pengujian yang kedua hasil parameter delay pada kedua protokol

menunjukkan bahwa RIPng memiliki waktu delay yang besar, tingginya

delay pada protokol RIPng disebabkan adanya deteksi menguji atau

kemampuan dari sebuah router yang memberikan waktu delay bagi upper

layer dalam menyampaikan konfirmasi reachabilitas.

Parameter ketiga untuk menguji Quality of Service protokol adalah

jitter, menunjukkan bahwa variasi waktu pada protokol RIPng adalah lebih

tinggi dari protokol RIPv2, tingginya jitter pada protokol RIPng terjasi karena

adannya penggunaan waktu yang digunakan oleh RIPng dalam mendeteksi

sebuah unreachabilitasneighbor.

Page 19: Analisis Perbandingan Delay, Jitter, Througphut ... · throughput, jitter, and delay parameter. By using action research method, the result of this study is that RIPng has a better

15

6. Daftar Pustaka

[1] Rafiudin, Rahmat. (2005). IPv6 Addressing. Elex Media Komputindo:

Jakarta.

[2] Hasanah, U. Febri, Naemah Mubarakh, (2014). Analisis Kinerja Routing

Dinamis Dengan Teknik RIP (Routing Information Protocol) Pada

Topologi Ring Dalam Jaringan LAN (Local Area Network) Menggunakan

Cisco Packet Tracer, Jurnal Singuda Ensikom:Vol 7, No 3.

[3] Yolanda, Dewi. (2011). Simulasi Kinerja Routing Protokol Open Shortest

Path First (OSPF) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protokol

(EIGRP) Menggunakan Simulator Jaringan OPNET Modeler.Jurnal

Teknik Elektro Fakultas Teknik Brawijaya;Vol.1,No3

[4] Siagian, Andre Wandi. (2015).Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web

Dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. Universitas

Sumatera Utara.

[5] Mansfield Niall. (2004). Practical TCP/IP, Mendesain, Menggunakan,

dan Troubleshooting Jaringan. Penerbit Andi: Jogjakarta..

[6] Sulistiyo, Wiwin. Listiyorini, Wahyu Muji. (2014) Dual Stack IPv6

Menggunakan Cisco Router : Studi Kasus SMK Telekomunikasi Tunas

Harapan. Universitas Kristen Satya Wacana.

[7] Orzach Yoram, (2013).Network Analysis Using Wireshark Cookbook,

Brimingham : Packet Publishing.

[8] Tiphon, (1999). General Aspects Of Quality Of Service (Qos).

[9] Kozierok, Charles M. (2005). The TCP/IP Guide v3.0.

[10] Postel, J. dan Reynolds, J. (1985). File Transfer Protocol (FTP). RFC 959.

[11] Siagian, Andre Wandi. (2015).Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis Web

Dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. Universitas

Sumatera Utara.