Upload
yoedhoe
View
988
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
1ANALISIS PENGARUH TABUNGAN TAMADES DAN SIMPANAN BERJANGKA TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR BKK KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGANRESUME SKRIPSIDiajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Menyelesaikan program Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas PekalonganDISUSUN OLEH :NAMA NPM: DIAN KURNIASARI A. : 03.2873.EFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEKALONGAN20072BAB I PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai
Citation preview
ANALISIS PENGARUH TABUNGAN TAMADES DAN
SIMPANAN BERJANGKA TERHADAP PEMBERIAN
KREDIT PADA PD. BPR BKK KECAMATAN
WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
RESUME SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Menyelesaikan program Sarjana Strata Satu (S1)
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Pekalongan
DISUSUN OLEH :
NAMA : DIAN KURNIASARI A.
NPM : 03.2873.E
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2007
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang melayani kebutuhan
pembiayaan serta melancarkan mekanisme pembayaran mempunyai andil yang
besar terhadap perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia. Sejalan dengan
hal itu, perbankan dituntut untuk meningkatkan profesionalisme pelayanannya
kepada nasabah. Hal ini dilakukan karena perbankan yang mempunyai usaha
pokok menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit harus melayani nasabah dengan sebaik-baiknya.
Penghimpunan simpanan dari masyarakat merupakan tulang punggung
dari dana yang harus dikelola atau diolah oleh bank untuk mencari keuntungan.
Fungi untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan tersebut sangat
menentukan pula volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank dalam
bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian
kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Berdasarkan
pengalaman di lapangan atau bukti-bukti empiris, dana bank yang berasal dari
modal sendiri dan cadangan modal hanya sebesar 7% sampai dengan 8% dari
total aktiva bank. Dana–dana yang di himpun dari masyarakat merupakan
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang bisa mencapai
80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank.
2
1
Bagi bank-bank umum sebagai sumber dana dalam penyaluran kredit itu
berasal dari simpanan masyarakat yang dipercayakan kepada bank dalam bentuk
giro, tabungan dan simpanan berjangka, sedangkan bagi BPR sumber dana
tersebut hanya dapat diperoleh dari tabungan dan simpanan berjangka saja
karena BPR dilarang menerima simpanan berupa giro.
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat
dilakukan sewaktu-waktu seperti halnya deposito, tabungan juga merupakan
sumber dana bagi bank dalam melaksanakan kegiatan operasional nya dalam
memberikan kredit kepada masyarakat. Sumber dana yang berasal dari deposito
mempunyai sifat permanen artinya bank lebih leluasa dalam mengelola dana
tersebut sehingga modal bank akan bertambah, dengan demikian maka
penyaluran kredit kepada masyarakat juga akan semakin besar. Pendapatan bank
diperoleh dari selisih bunga kredit dikurangi bunga simpanan. Pendapatan bank
akan semakin besar jika penyaluran kredit semakin besar sehingga bank dapat
memperluas usahanya.
Bila kita perhatikan neraca bank, akan terlihat oleh kita bahwa sisi aktiva
bank akan didominasi oleh besarnya jumlah kredit yang diberikan, sedangkan
bila kita perhatikan pula laporan laba rugi bank, akan terlihat oleh kita bahwa
sisi pendapatan bank akan didominasi oleh pendapatan dari bunga kredit. Ini
dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan berkaitan erat secara langsung
ataupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan. Karena hampir semua
kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank dengan fasilitas
3
kreditnya. Dimana dengan melalui pemberian pula akan banyak usaha
pembayaran nasabah melalui rekening nya sehingga tujuan dari pemberian
kredit selain untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemberian kredit
tersebut, juga untuk keamanan bank yaitu keamanan untuk nasabah dananya
dengan sendirinya. Karena dengan melalui kredit, bank akan menambah
dananya dengan sendirinya. Karena kredit yang aman maka akan memberikan
dampak yang positif bagi bank yaitu kepercayaan masyarakat pada bank
bertambah.
PD. BPR BKK Wonopringgo merupakan salah satu jenis BPR yang
beroperasi di wilayah pedesaan, juga berusaha menyediakan dana bagi
masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Kegiatan ini di tunjukkan
untuk membantu dana bagi peningkatan usaha maupun bagi kebutuhan
konsumsi yang dapat menyukseskan program pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan dan pemerataan pembangunan. Atas hal tersebut diatas maka
peranan PD BPR BKK Wonopringgo sebagai “Agen Pembangunan” khususnya
wilayah Wonopringgo benar-benar dirasakan.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
penulis memilih judul “ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN
SIMPANAN BERJANGKA TERHADAP PENINGKATAN KREDIT YANG
DIBERIKAN PADA PD. BPR BKK WONOPRINGGO KEPADA
NASABAH”.
4
1.2. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Profesionalisme manajemen perbankan untuk mengukur dan
memutuskan dalam mendukung kegiatan perbankan harus dilakukan
dengan cermat dan tepat. Salah satu faktor dalam mengukur tingkat dan
posisi keuangan bank adalah dengan menggunakan perkiraan variabel
titik. Memilih variabel pokok merupakan pekerjaan yang cukup
kompleks. Variabel yang cukup penting diperhatikan antara lain
misalnya; memperkirakan jumlah dana pihak ketiga yang dapat
dihimpun dalam hal ini melalui tabungan dan deposito berjangka.
Dalam memperkirakan jumlah dana yang di himpun bank
biasanya harus dipertimbangkan faktor yang mempengaruhi kenaikan
jumlah dana yang dapat kita kontrol misalnya dengan melalui promosi
iklan, pelayanan, tingkat bunga dan faktor – faktor yang tidak dapat kita
kontrol misalnya pertumbuhan penduduk, kompetisi, kondisi
perekonomian dan sebagainya. Umumnya jenis dana yang di himpun bak
sering dilakukan pemisahan menurut bentuk dan ciri atau tipe deposan
misalnya berdasarkan sektor usahanya, deposan individu atau institusi
dan lembaga pemerintah, agar dapat dibuat perbedaan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jenis sumber dana ini.
5
Variabel lain yang biasanya sering digunakan adalah sisi aktiva
bank yang meliputi perkiraan tingkat jumlah penyaluran kredit bank.
Variabel ini pada prinsipnya dapat dikontrol misalnya tingkat bunga
yang dikenakan pada jenis – jenis kredit yang ada. Sedangkan variabel
yang tidak dapat dikontrol adalah keadaan ekonomi dan siklus usaha
serta kebijakan-kebijakan moneter. Variabel ini akan mempengaruhi
langsung perencanaan kredit bank. Bank umumnya memperkirakan
jumlah kredit nya sama dengan target atau perkiraan jumlah dana yang
dapat di himpun. Namun perkiraan ini didasarkan pada asumsi bahwa
dapat langsung mengurangi kredit nya kepada nasabah bila ternyata
permintaan kredit melebihi perkiraan atau sebaliknya, bank mampu
mendapatkan debitur baru bila permohonan kredit menurut atau kurang
dari yang diperkirakan. Tindakan yang paling aman adalah
memperkirakan jumlah antara total kredit yang akan disalurkan dengan
dana yang dapat atau berhasil di himpun.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan suatu masalah perlu adanya pembatasan
terhadap masalah yang akan diteliti. Hal ini untuk menjaga agar masalah
dibahas tidak terlepas dari permasalahan yang telah ditentukan.
Adapun pembatasan masalah dalam skripsi ini yaitu mengenai
penghimpunan dana yang berupa tabungan dan simpanan berjangka
berpengaruh terhadap peningkatan kredit yang diberikan oleh PD. BPR
BKK Wonopringgo kepada para nasabah.
Dalam hal ini penulis menggunakan data per tahun, yaitu di mulai
dari tahun 1996 sampai dengan 2005.
6
1.2.3. Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam membahas pokok-pokok
permasalahan dengan jelas dan sistematis serta untuk menganalisis data
yang penulis peroleh, maka penulis menentukan suatu rumusan yang
akan diteliti. Adapun yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini
adalah :
a. Apakah tabungan dan simpanan berjangka berpengaruh terhadap
pemberian kredit ?
b. Manakah antara tabungan dan simpanan berjangka yang paling
dominan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tabungan dan simpanan
berjangka terhadap pemberian PD BPR BKK Wonopringgo.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang berpengaruh antara
tabungan dan simpanan berjangka terhadap pemberian kredit PD BPR BKK
Wonopringgo.
7
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Praktis
Sebagai bahan masukan atau input yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan
langkah kebijaksanaan demi kemajuan PD. BPR BKK Wonopringgo.
2. Akademis
Menambah pengetahuan dan wawasan, melatih pola pikir yang
sistematis dan meningkatkan penalaran dalam perumusan dan pemecahan
masalah secara ilmiah, dan menerapkan ilmu dan teori secara nyata.
8
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Jenis dan Obyek Penelitian
2.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang berguna
untuk mengetahui pengaruh tabungan dan simpanan berjangka terhadap
peningkatan kredit pada PD. BPR. BKK Wonopringgo.
2.1.2 Obyek Penelitian
Obyek atau daerah penelitian adalah PD. BPR. BKK
Wonopringgo Kabupaten Pekalongan bidang perkreditan.
2.2. Operasionalisasi Variabel
2.2.1. Tabungan
Adalah simpanan masyarakat yang dititipkan kepada bank dimana
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan
cek/alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
Dalam penelitian ini mengambil data jumlah tabungan dari tahun 1996-
2005.
2.2.2. Simpanan Berjangka
Disebut juga simpanan deposito yaitu merupakan simpanan
masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu
(jatuh tempo) menurut perjanjian yang telah disepakati bersama antara
deposan dan pihak bank.
9
8
Dalam penelitian ini mengambil data jumlah simpanan berjangka dari
tahun 1996-2005.
2.2.3. Peningkatan kredit
Merupakan selisih antara kredit yang disalurkan tahun berikutnya
dengan Dalam penelitian ini mengambil data jumlah peningkatan kredit
dari tahun 1996-2005.
2.3. Metode Pengumpulan Data :
Jenis Data
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari PD.BPR.BKK Wonopringgo
mengenai total tabungan, total simpanan berjangka dan total kredit yang
diberikan selama periode
Metode Pengumpulan Data
a. Observasi.
Adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap obyek yang diteliti.
b. Interview.
Adalah cara mengumpulkan data yang mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada pihak yang berkepentingan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
10
3. Studi Pustaka
Adalah metode yang dilakukan peneliti untuk, memperoleh data tambahan melalui
buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan penelitian.
2.4. Teknik Analisis
1. Teknik Analisa Regresi Linear Berganda.
Digunakan untuk mengetahui atau mengukur seberapa besar
pengaruh. Antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Kelompok pertama
adalah peningkatan kredit yang diberikan (y) dalam hal ini merupakan
variabel tidak bebas sedangkan kelompok kedua merupakan variabel bebas
adalah tabungan dan simpanan berjangka (X).
Adapun formulasi dari multiple regression analysis adalah sebagai
berikut :
Y = a + b1 x1+ b2 x2
Dimana :
Y = besarnya peningkatan kredit yang diberikan (variabel dependent)
x1 = tabungan (variabel independent)
x2 = simpanan berjangka (variabel Independent)
a = konstanta
b1 b2 = koefisien regresi
untuk mencari masing-masing nilai parameter a, b1, b2 adalah sebagai berikut:
a1 =
11
a2 =
a0 =
Sedangkan untuk mempermudah perhitungan di atas digunakan
rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2002 : 76)
2. Uji Simultan atau Uji F
Digunakan untuk menguji ada tidaknya keberartian pengaruh secara
menyeluruh variabel independent (x) terhadap variabel dependent (y). untuk
ini diperlukan dua macam jumlah kuadrat-kuadrat (Jk) ialah untuk regresi,
Jk (reg) dan untuk sisa, jk (s) yang secara umum dihitung dengan
12
menggunakan rumus sebagai berikut :
Jk (reg) = a1x1y + a2x2y
Jk (s) = y2 – jk (reg) / (y-y1)2
maka statistik F hitung di dapatkan dengan rumus sebagai berikut :
F =
(Sudjana, 2002 : 91)
Langkah-langkah :
a) Menentukan formulasi hipotesis
1. H0 : B1, B2 = 0 hipotesis yang dinyatakan tidak ada pengaruh
antara variabel x1 dan x2 terhadap y
2. Ha : B1, B2 ≠ 0 ada pengaruh yang kuat antara variabel x1 dan x2
terhadap y
b) Menentukan level of signifikan
= 5% (0,05) dengan df n-2
c) Kriteria pengujian
bila F hitung > F tabel, Ho ditolak berarti ada pengaruh
bila F hitung < F tabel, Ho diterima berarti tidak ada pengaruh
Pengujian Satu Sisi
d) Perhitungan F hitung
13
F=
3. Uji Parsial atau Uji t
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
dari variabel independent (x) terhadap variabel dependent (y) secara sendiri-
sendiri.
Rumusnya :
dimana : t =
t = statistik uji t
b = koefisien regresi
sb = simpanan baku
untuk mencari nilai sb digunakan rumus
dimana:
sy / x =
sy / x =
R/r1.2 =
langkah-langkah :
14
Daerah Penerimaan Ho atau Daerah Penolakan Ha
Daerah Penolakan Ho atau Daerah Penerimaan Ha
1. Menentukan formulasi hipotesis
1. H0 : B1, B2 = 0 hipotesis yang dinyatakan tidak ada pengaruh
antara variabel y dan x1 , dan x2.
2. Ha : B1, B2 ≠ 0 ada pengaruh yang kuat antara variabel y dan x1
dan x2.
2. Menentukan level of signifikan
= 5% (0,05) df n-2
3. Kriteria pengujian
bila t hitung > t tabel, Ho ditolak berarti ada pengaruh
bila t hitung < t tabel, Ho diterima berarti tidak ada pengaruh
Pengujian dua sisi
BAB III
15
t tabel- t tabel
Gambar 2.1Uji t
- t hitung t hitung
ANALISIS PEMBAHASAN
3.1 Analisis Data dan Pembahasan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
tabungan dan simpanan berjangka terhadap peningkatan kredit yang
diberikan pada PD. BPR. BKK Wonopringgo periode tahun 1995 hingga
2005. Berikut merupakan perhitungannya.
Tabel 3.1Jumlah Tabungan yang Diberikan PD. BPR BKK Wonopringgo
TahunTabungan
Tabungan/Tahun Jml Org Jml Rp/Org
1996 251.326.000 1.949 128.951,26
1997 270.158.000 2.222 121.583,26
1998 225.241.000 2.370 95.038,40
1999 420.388.000 2.725 154.270,83
2000 543.476.000 2.992 181.643,05
2001 937.357.000 3.091 303.253,64
2002 1.148.472.000 3.803 301.991,06
2003 1.613.783.000 3.742 431.262,16
2004 2.272.708.000 3.977 571.462,91
2005 2.335.647.000 4.255 548.918,21
Jumlah 10.018.556.000 31.126 2.838.374,77
Rata-rata 1.001.855.600 3.113 283.837
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2007
Berdasarkan tabel 3.1 di atas, nampak bahwa jumlah tabungan dari
16
15
tahun ke tahun semakin meningkat. Jumlah tabungan dari tahun 1996 hingga
2005 adalah sejumlah Rp. 10.018.556.000. Rata-rata per tahunnya adalah
sebesar Rp. 1.001.855.600.
Tabel 3.2 Jumlah Simpanan Berjangka yang Diberikan
PD. BPR BKK Wonopringgo
TahunSimpanan Berjangka
Simpn. Bjangka/Tahun
Jml Org Jml Rp/Org
1996 14.500.000 39 371.794,87
1997 10.000.000 27 374.686,86
1998 27.700.000 59 469.491,53
1999 72.006.000 133 541.398,50
2000 108.469.000 60 1.807.816,67
2001 180.500.000 72 2.522.935,15
2002 197.300.000 64 3.083.605,69
2003 591.000.000 188 3.143.617,02
2004 363.600.000 91 3.974.980,97
2005 489.800.000 94 5.210.638,30
Jumlah 2.054.875.000 827 21.500.965,55
Rata-rata 205.487.500 83 2.150.097
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2007
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, jumlah simpanan berjangka mengalami
kenaikan dan penurunan. Diperoleh jumlah simpanan berjangka sebesar
Rp. 2.054.875.000 selama tahun 1996 hingga 2005. Sedangkan menurut
17
jumlah rata-rata per tahun sebesar Rp. 205.487.500.
Tabel 3.3Jumlah Kredit yang Diberikan PD. BPR BKK Wonopringgo
Tahun Kredit/Tahun TahunPeningkatan
KreditJmlOrg
Jml Rp/Org
1995 121.222.000
1996 450.409.000 1995-1996 329.287.000 835 394.355,68
1997 837.578.000 1996-1997 387.169.000 815 475.053,98
1998 1.274.801.000 1997-1998 437.223.000 765 571.533,33
1999 1.713.157.000 1998-1999 438.356.000 765 573.014,37
2000 2.270.272.000 1999-2000 577.115.000 597 966.758,79
2001 3.076.797.000 2000-2001 806.525.000 611 1.320.008,18
2002 4.159.726.000 2001-2002 1.082.929.000 598 1.810.918,06
2003 5.678.544.000 2002-2003 1.518.818.000 619 2.453.663,97
2004 7.305.834.000 2003-2004 1.627.290.000 720 2.260.125
2005 9.364.820.000 2004-2005 2.058.986.000 742 2.774.913,74
Jumlah 36.253.160.000 9.263.698.000 7.067 13.600.345,1
Rata-rata 3.295.741.818 926.369.800 706,7 1.360.034,51
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2007
Melihat pada tabel 3.3 di atas, nampak bahwa dari tahun 1995 hingga
tahun 2005, PD. BPR BKK Wonopringgo telah memberikan kredit sebesar
Rp. 9.263.698.000. Peningkatan kredit rata-rata per tahun sebesar Rp.
926.369.800, nilai nominal kredit dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
3.2 Metode Analisis Data
Di dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda
sesuai dengan metode analisis yang telah dikemukakan sebelumnya. Adapun
data yang digunakan adalah data tabungan, simpanan berjangka dan
18
pemberian kredit pada periode tahun 1996 hingga 2005.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh
antara dua atau lebih variabel bebas (independent variable) dengan sebuah
variabel tidak bebas (dependent variable). Dengan demikian teknik analisis
linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji
seberapa besar pengaruh tabungan dan simpanan berjangka sebagai variabel
bebas terhadap pemberian kredit sebagai variabel tidak bebas. Perhitungan
analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
SPSS 12.00. Maka sebelum memasuki perhitungan regresi linier berganda,
maka diperlukan tabel persiapan perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3.4Persiapan Perhitungan Analisis Linier Berganda
Tahun X1 X2 Y
1996 251.326.000 14.500.000 329.287.000
1997 270.158.000 10.000.000 387.169.000
1998 225.241.000 27.700.000 437.223.000
1999 420.388.000 72.006.000 438.356.000
2000 543.476.000 108.469.000 577.115.000
2001 937.357.000 180.500.000 806.525.000
2002 1.148.472.000 197.300.000 1.082.929.000
2003 1.613.783.000 591.000.000 1.518.818.000
2004 2.272.708.000 363.600.000 1.627.290.000
2005 2.335.647.000 489.800.000 2.058.986.000Sumber: Data Primer yang Diolah, 2007
5.2.1 Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas (X) secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel terikatnya (Y). Sehingga dengan pengujian F ini akan
diketahui apakah variabel tabungan dan simpanan berjangka secara
19
bersama-sama mampu mempengaruhi variabel pemberian kredit.
Namun sebelum memasuki perhitungan, perlu diketahui langkah-
langkah dalam pengujian F, yaitu :
a) Menentukan formulasi hipotesis
Ho : B1 ; B2 = 0 berarti tabungan (X1) dan simpanan berjangka
(X2) secara bersama-sama tidak ada pengaruh
terhadap pemberian kredit (Y)
Ha : B1 ; B2 ≠ 0 berarti tabungan (X1) dan simpanan berjangka
(X2) secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap pemberian kredit (Y)
Menentukan level of significant
α = 5%
Dengan n = 10 dan k = 2 maka diperoleh nilai F tabel sebesar
19,4
b) Kriteria pengujian
- Ho diterima apabila F hitung ≤ 19,4
- Ho ditolak apabila F hitung ≥ 19,4
c) Perhitungan nilai F hitung
Dengan menggunakan SPSS 12.00 diperoleh nilai F hitung
20
Daerah penolakan Ha atau Daerah penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ha atau Daerah penolakan Ho
Ftabel
Uji F
Fhitung
0
Gambar 3.1Uji F (F-test)
sebagai berikut :
Tabel 3.5Uji F
ANOVAb
3,31E+18 2 1,653E+18 110.167 .000a
1,05E+17 7 1,500E+16
3,41E+18 9
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Simpanan Berjangka (X2), Tabungan (X1)a.
Dependent Variable: Pemberian Kredit (Y)b.
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2007
Penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut
Ghozali (2005:84):
Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternatif
yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar
110,167 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti,
variabel tabungan dan simpanan berjangka secara serentak
(bersama-sama) dan signifikan mempengaruhi variabel pemberian
kredit.
Dengan nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel (110,167 >
19,4) maka dapat disimpulkan bahwa variabel tabungan dan sim-
panan berjangka secara bersama-sama mampu mempengaruhi
pemberian kredit.
21
5.2.2 Uji t
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel tabungan dan simpanan berjangka terhadap
variabel pemberian kredit secara parsial (individu).
Langkah-langkah pengujian :
a) Menentukan formulasi hipotesis
Ho : B1 ; B2 = 0 berarti tabungan (X1) dan simpanan berjangka
(X2) secara parsial tidak ada pengaruh terhadap
pemberian kredit (Y)
Ha : B1 ; B2 ≠ 0 berarti tabungan (X1) dan simpanan berjangka
(X2) secara parsial tidak ada pengaruh terhadap
pemberian kredit (Y)
b) Menentukan level of significant
α = 5%
Dengan n = 10 maka t(0,05;10-2) adalah 2,306
c) Kriteria pengujian
22
Daerah Penerimaan Ho atau Daerah Penolakan Ha
Daerah Penolakan Ho atau Daerah Penerimaan Ha
2,306
Daerah Penolakan Ho atau Daerah Penerimaan Ha
- 2,306
Gambar 3.2Uji t
- Ho diterima apabila –t hitung > -t tabel dan t hitung < t tabel
- Ho ditolak apabila –t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel
d) Perhitungan nilai t hitung
Dengan bantuan SPSS 12.00 diperoleh nilai t hitung sebagai
berikut :
Tabel 3.6Hasil Uji t
Coefficientsa
69084812 8,2E+07 .838 .430
2137.263 502.815 .622 4.251 .004
103.037 38.697 .389 2.663 .032
(Constant)
Tabungan (X1)
Simpanan Berjangka (X2)
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pemberian Kredit (Y)a.
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2007
a. Uji antara tabungan dengan pemberian kredit
Penentuan pengambilan keputusan menurut Ghozali
(2005 : 85) adalah sebagai berikut:
Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 10 atau lebih,
dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang meny-
atakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolute). Dengan kata lain hipotesis alternatif
23
yang menyatakan bahwa suatu variabel independent secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
Sehingga berdasarkan tabel 3.6 di atas nampak bahwa
diperoleh nilai t hitung sebesar 4,251. Dengan nilai
signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti dapat diartikan
bahwa secara parsial tabungan memiliki pengaruh terhadap
pemberian kredit.
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
Dengan nilai t hitung (4,251) yang lebih besar dari t tabel
(2,306) maka dapat disimpulkan bahwa variabel tabungan
secara parsial mampu mempengaruhi pemberian kredit.
Pengaruh yang signifikan dan positif
mengindikasikan bahwa semakin terjadi peningkatan
tabungan di PD. BPR BKK Wonopringgo akan semakin
terjadi peningkatan pemberian kredit. Dan sebaliknya,
semakin menurunnya tabungan di PD. BPR BKK
Wonopringgo maka akan semakin menurun pula pemberian
24
Perhitungan Uji t
kreditnya.
b. Uji antara simpanan berjangka dengan pemberian kredit
Penentuan pengambilan keputusan menurut Ghozali
(2005 : 85) adalah sebagai berikut:
Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 10 atau lebih,
dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang meny-
atakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolute). Dengan kata lain hipotesis alternatif
yang menyatakan bahwa suatu variabel independent secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
Sehingga berdasarkan tabel 3.6 di atas nampak bahwa
25
Gambar 3.3Perhitungan Uji t
untuk Variabel Tabungan
Daerah Penolakan Ho
2,306
Daerah Penerimaan Ho
-2,306 4,251
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,663. Dengan nilai
signifikansi sebesar 0,032. Hal ini berarti dapat diartikan
bahwa secara parsial simpanan berjangka memiliki
pengaruh terhadap pemberian kredit.
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
Dengan nilai t hitung (2,663) yang lebih besar dari t tabel
(2,306) maka dapat disimpulkan bahwa variabel tabungan
secara parsial mampu mempengaruhi pemberian kredit.
Pengaruh yang signifikan dan positif
mengindikasikan bahwa semakin meningkatnya simpanan
berjangka di PD. BPR BKK Wonopringgo akan semakin
terjadi peningkatan pemberian kredit. Dan sebaliknya,
semakin menurunnya simpanan berjangka di PD. BPR
BKK Wonopringgo maka akan semakin menurun pula
pemberian kredit.
26
Gambar 3.4Perhitungan Uji t
untuk Variabel Simpanan Berjangka
Daerah Penolakan Ho
2,306
Daerah Penerimaan Ho
-2,306 2,663
Perhitungan Uji t
5.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh antara tabungan dan simpanan berjangka sebagai variabel
bebas terhadap pemberian kredit sebagai variabel tidak bebas. Dapat
dinyatakan dengan rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2
Dari tabel 3.6 di atas diperoleh hasil analisis regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 69.084.812 + 2.137,263X1 + 103,037X2
Dari persamaan tersebut nampak bahwa nilai beta nol konstanta
sebesar 69.084.812, nilai beta satu (b1) 2.137,263, nilai beta dua (b2)
103,037 maka dapat diketahui besarnya persentase pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen dari
persamaan regresi tersebut dapat diberikan interpretasi sebagai
berikut:
a. Hasil persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta a
adalah sebesar 69.084.812 berarti apabila tabungan (X1) dan sim-
panan berjangka (X2) tetap maka nilai rata-rata pemberian kredit
(Y) akan naik sebesar Rp. 69.084.812.
27
b. b1 = menunjukkan jika tabungan (X1) meningkat dan simpanan
berjangka dianggap tetap, maka pemberian kredit (Y) juga akan
meningkat sebesar Rp. 2.137,263
b2 = menunjukkan jika simpanan berjangka (X2) meningkat dan
tabungan dianggap tetap, maka pemberian kredit (Y) juga akan
meningkat sebesar Rp. 103,037
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh tabungan dan
simpanan berjangka terhadap pemberian kredit pada PD. BPR BKK Kecamatan
Wonopringgo secara umum dapat disimpulkan bahwa di dalam pemberian
kredit, PD. BPR BKK Wonopringgo memperhatikan jumlah tabungan dan
simpanan berjangka. Semakin banyak jumlah tabungan dan simpanan berjangka
28
nasabah PD. BPR BKK Wonopringgo, maka semakin besar pula jumlah
pemberian kredit yang mampu diberikan oleh PD. BPR BKK Wonopringgo.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan :
1. Variabel tabungan dan simpanan berjangka secara simultan atau serentak
mempunyai pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap pemberian kredit
terbukti, karena diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000. Hal ini
diperkuat dengan Diperolehnya nilai F hitung (110,167) yang lebih besar
daripada F tabel (19,4). Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kedua
variabel bebas yaitu tabungan dan simpanan berjangka secara simultan
mempengaruhi pemberian kredit.
2. Berdasarkan nilai signifikansi variabel tabungan sebesar 0,004 dan sig-
nifikansi variabel simpanan berjangka sebesar 0,032, maka dapat diperoleh
sebuah simpulan bahwa secara parsial tabungan dan simpanan berjangka
mempengaruhi pengaruh terhadap pemberian kredit. Hal ini diperkuat den-
gan nilai t hitung variabel tabungan yang lebih besar dari t tabel (4,251 <
2,306) dan nilai t hitung variabel simpanan berjangka yang lebih besar dari
t tabel (2,663 > 2,306). Dan yang paling berpengaruh adalah variabel tabun-
gan mengingat koefisiennya paling besar dibandingkan variabel independen
lainnya di dalam penelitian ini.
3. Y = 69.084.812 + 2.137,263X1 + 103,037X2
Persamaaan di atas akan dapat diinterpretasikan karena b1 dan b2 positif jika
29
28
X1 dan X2 tetap maka pemberian kredit akan mengalami kenaikan. Hal ini
berarti bahwa tabungan dan simpanan berjangka mempunyai pengaruh
positif terhadap pemberian kredit.
4.2. Saran
1. Perusahaan hendaknya senantiasa menarik para nasabahnya agar senantiasa
menambah nominal jumlah tabungan dan simpanan berjangkanya karena
dengan bertambahnya jumlah tabungan dan simpanan berjangka, perusahaan
akan semakin leluasa untuk mengelola dana tersebut sehingga modal bank
juga akan semakin bertambah.
2. Masih ada faktor-faktor lain selain kedua faktor diatas yang harus diper-
hatikan oleh perusahaan antara lain adalah promosi, iklan, pelayanan,
tingkat suku bunga, pertumbuhan penduduk, kompetisi dan faktor-faktor
lainnya.
30