Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX
TERHADAP MINAT BELI
DI AFIKA SHOP JOGJA
Disusun oleh :
Nama : Luthfia Nafika Nu’ma
Nomor Mahasiswa : 131114119
Jurusan : Manajemen
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2017
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX
TERHADAP MINAT BELI
DI AFIKA SHOP JOGJA
Disusun dalam rangka menulis skripsi
Oleh :
Nama : Luthfia Nafika Nu’ma
Nomor Mahasiswa : 131114119
Jurusan : Manajemen
Yogyakarta,
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing
Dra. Suci Utami W, MM
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur atas
nikmat serta hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini untuk memenuhi persyaratan S1. Tidak
mudah untuk menyelesaikan skripsi ini ditangah-tengah pekerjaan
yang menuntut untuk lebih professional, tanpa bantuan, semangat dan
bimbingan orang-orang terdekat yang selalu ada untuk saya, terutama
orang tua. Untuk itu karya yang sederhana ini saya persembahkan
untuk :
1. Kedua orang tua saya yang sudah mendidik dan membesarkan
saya sampai saat ini. Terimakasih untuk doa yang selalu
mengiringi saya setiap saat tanpa saya minta. Ini lah saatnya
saya untuk memberikan kebahagiaan untuk kalian.
2. Untuk adik-adikku yang saya sayangi juga saya banggakan.
3. Untuk Mas Yon yang selalu mendukung dan memberi support
selama ini.
4. Untuk sahabat-sahabatku, Shofi, Erma, Nafira, Rofita yang
selalu menemani saya selama ini. Meski akhir-akhir ini kita
jarang ketemu tetapi kalian tetap sahabatku.
5. Untuk teman hidupku. Percayalah ini begitu sulit.
6. Untuk ALMAMATERKU.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
MOTTO
“Orang Tua itu pasti mendoakan untuk kebaikan
dan kesuksesan anaknya, sekalipun tidak
dimintai doa anaknya”
“ Jadilah baik bukan karena ingin di nilai baik,
jadilah baik karena kamu memang ingin belajar
lebih baik”
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Luthfia Nafika Nu’ma
Nomor Mahasiswa : 131114119
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ANALISIS
PENGARUH MARKATING MIX TERHADAP MINAT BELI DI
AFIKA SHOP JOGJA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata
dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, maka saya bersedia karya tersebut
dibatalkan.
Yogyakarta, 3 April 2017
Luthfia Nafika Nu’ma
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP MINAT BELI
DI AFIKA SHOP
Oleh Luthfia Nafika Nu’ma
NIM. 131114119
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh marketing mix terhadap minat beli di Afika Shop. Penilaian pengaruh marketing mix berdasarkan empat variabel yaitu kompetensi produk, harga, tempat dan promosi Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Afika Shop sebanyak 100 orang. Instrumen penelitian ini berupa angket dengan uji validitas per butir instrumen menggunakan rumus Product Moment dari Karl Person dan uji realibitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh koefisien sebesar 0,947. Teknik analisis data mengguanakan analisis regresi berganda yang dengan bantuan komputer program SPSS 23.0 for windows
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop, dapat disimpulkan bahwa variabel produk berpengaruh terhadap Minat Beli di Afika Shop sebesar 0,320 dengan signifikansi 0,000. Variabel harga berpengaruh terhadap Minat Beli di Afika Shop sebesar 0,055 dengan signifikansi 0,005. Variabel tempat berpengaruh terhadap Minat Beli di Afika Shop sebesar 0,109 dengan signifikansi 0,007. Variabel promosi berpengaruh terhadap Minat Beli di Afika Shop sebesar 0,144 dengan signifikansi 0,010. Variabel Secara simultan atau bersama-sama Variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh terhadap Minat Beli di Afika Shop sebesar 10,323 dengan nilai signifikansi 0,000. Variabel produk, harga, tempat dan promosi menjelaskan variabel Minat Beli di Afika Shop 49%, sedangkan sisanya sebesar 51% dijelaskan oleh sebab lain di luar model
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh marketing mix terhadap minat beli di Afika Shop berpengaruh positif.
Kata kunci ; Marketing Mix, minat beli
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala
rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap
Minat Beli di Afika Shop Jogja”, disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen STIE Widya Wiwaha.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis hendak
menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Ibu Dra. Suci Utami Wikaningtyas, SE, MM. , selaku dosen
pembimbing skripsi. Terimakasih atas segala dukungan, arahan,
dorongan dan kesabaran meluangkan waktu untuk membimbing
penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini. Mohon maaf jika
selama ini selalu merepotkan Ibu.
2. Bapak Drs. Muhammad Subhan, MM., selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha.
3. Ibu Dra. Uswatun Chasanah M.Si, Ak dan seluruh dosen Program
Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4. Seluruh dosen dan karyawan yang ada di STIE Widya Wiwaha
Yogyakarta yang telah membantu menyediakan sarana bagi
kelancaran skripsi.
5. Untuk Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas seluruh doa dan
dukungan yang tidak akan pernah padam untuk anak-anaknya.
Terimakasih atas dukungan materil sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
6. Untuk adik-adikku, Aziza Rizqa Anin dan Hilma Anisa Ulfa.
Terimakasih atas doa dan dukungan selama ini.
7. Untuk sahabat-sahabatku, Shofi, Erma, Nafira dan Rofita, yang
selalu mendoakan dan mendukung meski kita jauh karena
kesibukan masing-masing.
8. Untuk Sahabat dan emakku, Mbak Pipin, terimakasih selalu
menemani dan membantu selama bimbingan.
9. Untuk sahabat terkasih ku, terimaksih untuk doa, semangat dan
yang selalu mengingatkan saat aku lalai. Terimakasih telah
memberikan seluruh waktu untuk membahagiakan.
10. Untuk Mas Jofa terimakasih sudah membantu terselesaikannya
skripsi ini.
11. Untuk Mbak Dwi yang sudah bersedia meminjami laptop selama
penulisan skripsi ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12. Untuk teman-teman seperjuangan Manajemen 2013, terimakasih
telah memberikan banyak pengalaman, kekeluargaan, kebahagiaan,
dan arti saling membantu.
13. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bias
penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat atas segala
bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena mengingat adanya keterbatasan yang penulis miliki
dan penulis sangat mengerti bahwa kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 3 April 2017
Luthfia Nafika Nu’ma
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…..…………………………………..…………….............i
HALAMAN PENGESAHAN……..…………………………..……………….....ii
PERSEMBAHAN……………...…………………………..….………………….iii
MOTO……………………...……………………………….…………………….iv
PERNYATAAN……..…………………………...………….….…………………v
ABSTRAK……………………………………..………………..………………..vi
KATA PENGANTAR………………………….…..……………..……………..vii
DAFTAR ISI………………………………………………..…………….………x
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK……..………………………...…………..…xii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..…1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………..……..…………...….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………….…………..…………6
1.3 Pertanyaan Penelitian……………………………………..……………….6
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………………6
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………..………..7
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………..……………………………………….8
2.1 Minat Beli………………………...…………………………………...…8
2.2 Pemasaran Internet dan Pembelian Melalui Media Internet………….….12
2.3 Perilaku Konsumen…………...………………………………………...16
2.4 Teori Pasca Pembelian………………..………………………………...28
2.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)……………..………………..……30
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………….47
3.1 Kajian penelitian terdahulu…………………………………………….47
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3.2 Lokasi penelitian………………………………………………………..48
3.3 Variabel Penelitian……………………………...………………………48
3.4 Penentuan Populasi dan Sampel…………………………………..……48
3.5 Penyusunan kuesioner………………………………………………….49
3.6 Pengumpulan Data…………………………………….……………….50
3.7 Analisis Data…………………………………………………………...50
3.8 Uji instrumen.…………………………………………………………..51
3.9 Analisis Regresi Berganda……………………………………….……..56
3.10 Uji Statistik…………………..…………………………………………57
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………….……….61
4.1 Profil Afika Shop………………………...……………………………..61
4.2 Deskripsi Statistik Responden…………………………...……………..62
4.3 Deskripsi Stastik Variabel……………………………………………...66
4.4 Uji Instrumen………………………………………………..………….76
4.5 Analisis Regresi Berganda………………………………..…………….88
4.6 Pembahasan....………………………………………………………….92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN……………………………...95
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………..95
5.2 Keterbatasan Penelitian…………………………………………………95
5.3 Saran-saran……………………………………………………………..96
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………….………………………..97
LAMPIRAN
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 4.1 Kategori Jenis kelamin responden yang pernah membeli di Afika Shop………………………………………………………………..63
Tabel 4.2 Kategori Usia responden yang pernah membeli di Afika Shop…......64
Tabel 4.3 Kategori Pekerjaan yang pernah membeli di Afika Shop…….……..65
Tabel 4.4 Kategori Frekuensi beli yang pernah membeli di Afika Shop………66
Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Variabel Produk…………………………………67
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Produk……….…………………67
Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Variabel Harga..…………………………………68
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Harga...…..…………...………69
Tabel 4.9 Deskripsi Statistik Variabel Tempat..………………………..………70
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Tempat...………..…………….71
Tabel 4.11 Deskripsi Statistik Variabel Promosi..…….………………..………72
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Promosi...…………………...….73
Tabel 4.13 Deskripsi Statistik Variabel Minat Beli..…….………………..……74
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop………...…………………………………………...…75
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Instrumen…………………………………..…..77
Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas……………………………………………….78
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas………………………………………….80
Tabel 4.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………………….…82
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.19 Hasil Uji Autokorelasi……………………………………………...83
Tabel 4.20 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov…………………………………....84
Tabel 4.21 Hasil Uji Linieritas Variabel Produk…………………….…………85
Tabel 4.22 Hasil Uji Linieritas Variabel Harga……………………………...…86
Tabel 4.23 Hasil Uji Linieritas Variabel Lokasi…………………………..……86
Tabel 4.24 Hasil Uji Linieritas Variabel Promosi……………………………...87
Tabel 4.27Hasil Uji Parsial Hipotesis Variabel Produk, Harga, Lokasi, Promosi terhadap Minat Beli..………………………………………………88
Tabel 4.26 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)…………...………90
Tabel 4.25 Hasil Koefisien Determinasi……………………………………......92
Grafik 1. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Produk………..………………68
Grafik 2. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Harga...………..………………69
Grafik 3. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Tempat...………..…………….71
Grafik 4. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop berdasarkan Kategori Promosi...….……………...….73
Grafik 5. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli
di Afika Shop………...…………………………………………...…75 STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
BAB I
PENDAHULUAN
1.6 Latar Belakang Masalah
Bisnis online saat ini sudah menjadi salah satu jenis usaha yang sangat
bonafit dan menjanjikan. Apalagi Indonesia saat ini telah ditempatkan pada
suatu system kemasyarakatan dan kekeluargaan secara internasional yang
menuntut masyarakat harus bekerja, berkarya, berintegrasi, dan berasimilasi
dengan tatanan dan arus informasi global. Persaingan bisnis online juga
semakin berkembang dengan pesat. Banyaknya toko online yang
bermunculan memicu persaingan usaha toko online yang semakin ketat dan
terus menerus meningkat. Saat ini saja, berdasarkan survey BPS (2012)
jumlah pelaku UMKM yang telah menggunakan jejaring Facebook sebagai
sarana berjualan sudah mencapai 469 ribu orang, dimana di dalamnya
termasuk pelaku online shop. Salah satu jejaring sosial yang sedang trend
saat ini adalah Instagram dan Facebook.
Setelah resmi diluncurkan pada bulan Oktober tahun 2010, Instagram
tumbuh dan berkembang pesat sehingga dengan cepat memimpin jejaring
sosial photo sharing di internet. Instagram sendiri adalah aplikasi fotografi
khusus untuk smartphone yang beroperasi dengan system iOS dan Android.
Instagram diakuisisi Facebook senilai milyaran dolar pada bulan April 2012.
Kini Instagram terdata memiliki 90 juta pengguna aktif dan 40 juta foto
yang diunggah setiap harinya (Delaney, 2013)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Selain sebagai wadah photo-sharing, Instagram ternyata juga bisa
dimanfaatkan menjadi media promosi, terutama dalam mobile commerce.
Tidak jarang beberapa akun merek terkenal menawarkan ataupun
menyalurkan kampanye produk mereka secara visual lewat Instagram.
Study yang dilakukan Simply Measured (2009) menyebutkan 40% dari 100
perusahaan multinasional menggunakan Instagram secara efektif dan
berhasil menarik audience-nya untuk turut serta menjadi bagian dalam
promosi. Merek-merek yang mendominasi adalah merek barang mewah
seperti Audi, Tiffany & Co., Hermes, Gucci, Mercedes-Benz, BMW dan
Armani. Merek-merek ini memanfaatkan daya tarik visual untuk menarik
perhatian konsumen terhadap produk mereka. Selain itu, sebagian besar
merek menggunakan Instagram terpisah dari social media lain seperti
Twitter dan Facebook.
Hal tersebut memicu kreatifitas dan peluang bisnis yang lebih
menjanjikan dan tentu saja profit usaha yang diharapkan akan lebih mudah
di dapatkan. Berbagai keuntungan bisa di dapatkan jika pengelolaan online
shop dilakukan dengan tepat. Dari waktu ke waktu potensi bisnis online
shop di Indonesia semakin berkembang. Itulah sebabnya berbagai online
shop Indonesia terus menerus bermunculan. Dalam hal ini, ada beberapa
penyebab yang membuat perkembangan potensi bisnis online shop di
Indonesia semakin maju secara pesat, antara lain :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1. Kategori produk yang bisa dijual sangat beragam.
Kebutuhan manusia yang beragam memunculkan kategori produk yang
dijual beragam pula, dari produk yang baru ataupun barang bekas dijual di
online shop.
2. Jangkauan pengiriman barang semakin luas.
Adanya kerjasama antara pihak penjual online dengan jasa pengiriman
barang membuat perkembangan bisnis online shop Indonesia terus menerus
berkembang. Adanya fasilitas tersebut membuat para penjual dapat
melayani order dari berbagai wilayah seluruh Indonesia sehingga jangkauan
pengiriman barang yang luas membuat potensi usaha kian meningkat.
3. Banyaknya media yang bisa digunakan untuk berjualan.
Saat ini ada banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk berjualan atau
memasarkan produk secara digital. Berbagai situs e-commerce menyediakan
fasilitas penjualan bagi setiap orang yang ingin berwirausaha. Berbagai
website atau halaman blog pribadi juga bisa dijadikan media beriklan.
Bahkan media sosial pun saat ini tengah marak dipergunakan untuk
melakukan promosi dan menawarkan aneka macam produk yang di jual.
Dengan memanfaatkan semua media digital yang tersedia, tentu saja
prospek usaha online yang dikelola akan semakin berkembang.
Persaingan bisnis online semakin ketat dan banyak bermunculan, ini
memungkinkan para pesaing harus lebih kreatif dalam pemilihan produk
ataupun strategi pemasarannya. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saja senantiasa mengalami
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pertumbuhan hingga 10% per tahun. Hingga akhir desember 2015 kemarin,
Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat total jumlah UMKM sebanyak
137.267. UMKM di Yogyakarta terdiri dari mahasiswa, sarjana muda, dan
ibu-ibu. Terdapat 700 ribu dari 1,7 juta pelaku UKM yang menjalankan
bisnis online. UMKM ini ada yang sudah mapan maupun menjalankan
bisnis secara temporer. Hal ini memicu pemerintah untuk aktif dalam
program pendampingan pada para pelaku usaha. Salah satunya Ukmmarket.
Ukmmarket adalah electronic commerce yang dibentuk oleh sejumlah
anggota Kamar Dagang dan Industri pusat. Mereka menargetkan 1 juta
UKM bisa menjalankan bisnis secara online supaya naik kelas.
Di Bantul Forum Lurah Desa Bantul bekerja sama dengan E Commerce
memberikan pelatihan kepada 50 pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dari 35 desa di Kabupaten Bantul. Pelatihan ini dilaksanakan
sebagai bentuk usaha Lurah desa untuk merubah anggapan bahwa saat ini
desa sebagai wilayah yang sulit berkembang secara ekonomi. Wawasan
masyarakat pedesaan untuk saat ini harus sangat terbuka, masyarakat desa
harus bisa menjangkau pasar nasional bahkan internasional dengan
pemasaran produk-produk usahanya.
Afika shop adalah salah satu bisnis online shop dari Yogyakarta yang
berdiri sejak November tahun 2012, yang berfokus pada produk jaket dari
segala gender. Sejak tahun 2012 Afika shop menjadi online shop serba ada,
baru pada tahun 2013 Afika memilih fokus menjual jaket. Pemilik Afika
shop memilih jaket karena melihat persaingan di bisnis online shop yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
semakin berkembang adalah fashion wanita yang begitu cepat perputaran
model dan variasinya. Menurut pemilik Afika shop, jaket cenderung ramai
di segala cuaca. Bahkan variasi modelnya masih diminati meskipun sudah
bukan masanya lagi. Meski ramai disegala trend, tetapi terjadi penurunan
penjualan setiap akhir bulan. Omzet penjualan Afika sendiri tiap bulan
menembus angka belasan juta. Terakhir pada bulan September mencapai
11juta. Permintaan pesanan setiap hari selalu ada, bahkan target Afika
dalam pengiriman setiap minggu mencapai 2juta. Bulan September ini
penjualan melampaui target yang diharapkan. Meskipun angka mencapai
belasan juta perbulan tetapi terjadi penurunan penjualan derastis setiap akhir
bulan, mengingat banyaknya permintaan pesanan setiap harinya.
Perbedaan jumlah pesanan setiap akhir bulan ini yang menarik minat
peneliti untuk meneliti lebih jauh tentang apa saja pengaruh marketing mix
terhadap minat beli Produk Jaket Afika Shop sehingga terjadi perbedaan
derastis setiap akhir bulannya.
Berdasarkan hal-hal diatas penulis ingin mengetahui apakah produk,
promosi, harga dan tempat berpengaruh terhadap minat beli konsumen
dalam pembelian jaket di Afika Shop, dan adakah factor yang paling
dominan terhadap minat beli konsumen dalam pembelian jaket di Afika
Shop, inilah yang membuat penulis ingin mengetahui lebih mendalam,
sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
produk, promosi, harga dan tempat terhadap minat beli konsumen dalam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pembelian jaket di Afika Shop dengan judul, “Analisis Marketing Mix
Terhadap Minat Beli di Afika Shop Jogja “.
1.7 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ditengarai
variable marketing mix mempengaruhi minat beli di Afika Shop.
1.8 Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh produk,promosi, harga, dan tempat terhadap minat beli
konsumen dalam pembelian jaket di Afika Shop secara parsial ?
2. Adakah pengaruh produk, promosi, harga, dan tempat terhadap minat beli
konsumen dalam pembelian jaket di Afika Shop secara bersama-sama ?
3. Adakah faktor yang paling dominan terhadap minat beli konsumen dalam
pembelian jaket di Afika Shop ?
1.9 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh produk, promosi, harga dan tempat terhadap
minat beli konsumen dalam pembelian jaket di Afika Shop secara parsial.
2. Untuk menganalisis pengaruh produk, promosi, harga dan tempat terhadap
minat beli konsumen dalam pembelian jaket di Afika Shop secara
bersama-sama.
3. Untuk menganalisis factor apa yang paling dominan terhadap minat beli
konsumen dalam pembelian jaket di Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1.10 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagi Akademisi
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan
berfikir serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan
pengetahuan yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.
b. Bagi Praktisi
1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kebijakan operasional
untuk menaikkan minat beli ulang konsumen.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi gambaran terhadap Afika
shop dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi
tercapainya hubungan pelanggan yang baik.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap
peningkatan penjualan Afika Shop.
c. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai tambahan khasanah perpustakaan dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Minat Beli
2.1.1Pengertian Minat Beli
Minat merupakan suatu sikap yang membuat seseorang merasa
senang terhadap objek situasi atau ide-ide tertentu (As’ad,
2001).Menurut Simamora (2002) minat adalah sesuatu yang pribadi
dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu
obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek
tersebut.Minat cenderung tetap ada sepanjang objek tersebut efektif
dilihat dari tujuan dan cita-cita individu (Mouly dalam Ratnawati,
1992).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa minat adalah perasaan senang seseorang terhadap suatu barang
dilihat dari kebutuhan dan keinginan individu.Minat beli jaket di Afika
Shop adalah ketertarikan atau perasaan senang seseorang terhadap
jaket yang sedang trend di kalangan masyarakat.Ketertarikan tersebut
juga diikuti usaha untuk mencari informasi lebih lanjut tentang jaket di
Afika Shop, berupa harga, kualitas, lokasi melalui promosi atau
mencari informasi melalui internet yang pada akhirnya memunculkan
keinginan yang kuat untuk membeli jaket di Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Minat beli merupakan keinginan seseorang terhadap suatu barang
atau produk dengan uang untuk mendapatkannya. Minat beli tidak
akan muncul jika tidak ada dorongan dari faktor tertentu. Perbedaan
kecenderungan atau kebiasaan sikap secara umum antara satu orang
dengan orang lain menyebabkan kecenderungan minat konsumen
dalam membeli suatu produk.
Minat beli konsumen akan sangat dipengaruhi oleh cara produsen
dalam mempromosikan produk dan kualitas produk-produk tersebut,
sehingga menimbukan persaingan yang begitu ketat antara produk-
produk yang beredar di pasaran. Persaingan tersebut membuat
konsumen semakin mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan
membeli.
Minat beli dapat diartikan sebagai suatu motif yang bersifat
intrinsik, yang mampu membuat individu menaruh perhatian atau
tertarik pada suatu produk secara sadar dan tanpa paksaan (Kotler,
1993).
Pengertian minat beli menurut Howard yang dikutip dalam
Durianto dan Liana, 2004 adalah minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu serta berapa banyak unit produk tertentu serta berapa banyak
yang dibutuhkan pada periode tertentu.Dapat dikatakan bahwa minat
beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan
rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli
ekonomi menggunakan variable minat untuk memprediksi perilaku
konsumen dimasa yang akan dating.
Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai
berikut(Ferdinand,2006):
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.
2.1.2 Aspek-aspek Minat Beli
Menurut Crow dan Crow (1976), tiga aspek minat yaitu dorongan
dari dalam, motif sosial dan emosi. Dorongan dari dalam muncul dari
dalam individu, seperti rasa ingin tahu atau keinginan untuk
mengeksplorasi hal-hal baru yang tergantung pada motif dan arah
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
tujuannya, akan membawa kepada minat-minat dalam bidang tertentu.
Motif sosial merupakan semacam pengaruh antara individu dengan
lingkungan sosialnya.Emosi merupakan faktor yang selalu menyertai
seseorang dalam berhubungan dengan objek minatnya.
Berdasarkan aspek-aspek minat yang dikemukakan oleh Crow dan
Crow (1976) diatas, dapat digunakan sebagai aspek minat beli jaket di
Afika Shop, yaitu :
1. Dorongan dari dalam, yang mengarah pada kebutuhan individu
untuk melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Misalnya, kebutuhan rasa hangat di saat musim dingin, sehingga
timbul minat membeli jaket.
2. Motif sosial, yaitu motif untuk melakukan aktivitas agar individu
dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Motif ini mengarah
pada keinginan semata, bukan sebuah kebutuhan. Misalnya,
individu membeli jaket di Afika Shop karena sedang trend dan
mengikuti model di masa tersebut, dan hanya model jaket yang
sedang trend tersebut dijual di Afika Shop, jauh dari kebutuhan
akan rasa hangat disaat musim dingin.
3. Emosi, yaitu dorongan dalam diri yang mengarah pada pikiran dan
perasaan yang selalu menyertai individu dalam berhubungan
dengan objek yang diminati. Misalnya, seorang individu membeli
jaket di Afika Shop karena dorongan kepercayaan dan keyakinan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
terhadap produk jaket di Afika shop yang kualitasnya bagus
namun harganya juga terjangkau.
2.2. Pemasaran Internet dan Pembelian Melalui Media Internet
Pemasaran Internet atau pemasaran elektronik adalah segala upaya
yang dilakuka untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa
melalui atau menggunakan media elektronik atau Internet.Huruf 'e'
dalam e-marketing ini berarti elektronik yang artinya kegiatan
pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik melalui
jaringan Internet.Dengan terciptanya teknologi Internet, banyak istilah
baru yang menggunakan awalan huruf e, seperti halnya: e-mail, e-
business, e-gov, e-society, dll.
Proses pembelian melalui media internet adalah ketika konsumen
yang berpotensial menggunakan internet dan mencari-cari informasi
yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan. Secara
lebih detail, perilaku membeli melalui media internet adalah tindakan
konsumen dari mulai mengunjungi atau mengunjungi kembali toko
maya, membuat pesanan untuk membeli produk atau jasa, serta
menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan pelayanan
melalui media internet (Liang dan Lai, 2000).
2.2.1 Minat Belanja Online
Ketika seorang pembeli berbelanja online, terdapat beberapa hal
yang menjadi pertimbangan mereka, yaitu faktor kepercayaan dan
kemudahan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1. Faktor Kepercayaan
Ketika seorang berbelanja online, hal utama yang
menjadi pertimbangan seorang pembeli adalah apakah
mereka percaya kepada website yang menyediakan online
shopping dan penjual online pada website
tersebut.Kepercayaan pembeli terhadap website online
shopping terletak pada popularitas website online shopping
tersebut.Semakin popular suatu website, maka pembeli
lebih yakin dan percaya terhadap reliabilitas website
tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap
penjual online terkait dengan keandalan penjual online
dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan
transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh
pembeli. Keandalan ini terkait dengan keberadaan penjual
online.
Semakin berkembangnya teknologi, semakin
berkembang pula modus penipuan berbasis teknologi pada
online shopping.Pada situs-situs online shopping, tidak
sedikit penjual online fiktif yang memasarkan produk fiktif
juga.
2. Kemudahan
Davis (1989) mendefinisikan kemudahan digunakan
(ease of use) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
percaya bahwa suatu teknologi dapat dengan mudah
digunakan.Menurut Goodwin dan Silver (dalam Adam, et
al. 1992) intensitas penggunaan dan interaksi antara user
dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan.Suatu
sistem online yang lebih sering digunakan menunjukkan
bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah
dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh user.
Davis (1989) memberikan beberapa indikator
kemudahan antara lain meliputi:
1) Teknologi informasi (TI) sangat mudah
dipelajari.
2) TI mengerjakan dengan mudah apa yang
diinginkan oleh pengguna
3) Keterampilan pengguna akan bertambah dengan
menggunakan TI
4) TI sangat mudah untuk dioperasikan. Selain itu,
kemudahan digunakan juga merupakan faktor
utama yang berpengaruh terhadap penggunaan
online shopping.
Kemudahan akan mengurangi usaha (baik waktu
dan tenaga) seseorang di dalam mempelajari sistem online.
Jika dikaitkan dengan sistem berbelanja online, kemudahan
dapat diindikasikan bahwa pembeli yang memiliki
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pengetahuan tentang online shopping tidak mengalami
kesulitan ketika berbelanja online dibandingkan pembeli
yang tidak memiliki pengetahuan tersebut.Pembeli online
percaya bahwa website online shopping yang lebih
fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya
sebagai karakteristik kemudahan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat beli
online terdapat dua faktor, yaitu kepercayaan terhadap media
online maupun kepopuleran websiteyang pelaku online shop
gunakan.Selain kepercayaan terhadap media online yang
digunakan, kepercayaan terhadap keaslian dan kualitas pelayanan
online shop itu sendiri juga mempengaruhi, terbukti dari beberapa
closing yang terjadi karena pembeli online shop melihat testimoni
dari pelanggan yang sudah pernah membeli. Hal ini didasarkan dari
kebiasaan orang Indonesia yang bersikap meniru orang lain. Faktor
yang kedua yaitu kemudahan, selain kepercayaan tidak akan terjadi
penipuan, kemudahan juga sangat menarik untuk kalangan
pelanggan online, seperti kemudahan bertransaksi, meski melalui
online shop kini masih ada pembayaran di tempat. Seperti yang
tengah trend saat ini, tokopedia, shope.id, dll.
Afika Shop memberikan dua faktor tersebut dalam proses jual
beli jaket. Kepercayaan atas kepuasan pelanggan juga sangat
diperhatikan.Pendekatan yang dilakukan owner kepada calon
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pembeli sangatlah penting untuk sebuah closing akhir, terbukti
dengan beberapa respoden yang melakukan repeat order ke Afika
Shop.Selain kepercayaan, kemudahan yang diberkan Afika Shop
juga beragam, seperti pelayanan cash on delivery, dan tersedianya
tempat untuk transaksi offline meski hanya di home shop owner, ini
bagi konsumen yang berada di wilayah Jogja.
2.3.Perilaku Konsumen
2.3.1 Pengertian Perilaku konsumen
Perilaku konsumen dapat didefinisi sebagai perilaku yang
ditunjukkan oleh orang-orang dalam hal merencanakan, pembelian dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa-jasa. Perilaku
konsumen merupakan suatu bagian integral dari perilaku manusia, dan
oleh karenanya ia tidak dapat dipisahkan daripadanya, kecuali melalui
pembedaan-pembedaan yang bersifat arbitrer dan yang sebagian besar
tiada artinya. Konsumen individual dipengaruhi oleh aneka macam
kekuatan, yang sebagian berasal dari masa lampau, ada yang berasal
dari masa kini dan ada pula yang berlandaskan ekspektasi-ekspektasi
masa mendatang.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Manfaat perilaku konsumen menurut Mowen (1995) :
a. Membantu para manajer dalam pengambilan keputusan.
b. Memberikan pengetahuan kepada para peneliti pemasaran
dengan dasar pengetahuan analisis konsumen.
c. Membantu legislator dan regulator dalam menciptakan hokum
dan peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan
barang dan jasa.
d. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian
yang lebih baik.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian
Memahami perilaku pembeli (buying behavior) dari pasar
sasaran merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran.
Untuk memahami perilaku pembeli, perlu diketahui faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan
pembelian (Sunyoto Danang, 2007) Faktor-faktor tersebut
yaitu :
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku
konsumen antara lain :
Kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1979).
Mempelajari perilaku konsumen adalah mempelajari
perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen juga
ditentukan oleh kebudayaan yang tercermin pada cara
hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintan akan
bermacam-macam barang dan jasa. Jadi perilaku
konsumen sangat ditentukan oleh kebudayaan yang
melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah
setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau
perkambangan zaman dan masyarakat itu.
Kelas sosial.
Kelas sosial memegang peranan penting dalam
suatu program pemasaran, karena adanya perbedaan
substansial diantara kela-kelas tersebut mempengaruhi
perilaku pembelian mereka.Pembagian kelas sosial
dapat digunakan sebagai variable yang bebas untuk
meramalkan tanggapan konsumen terhadap kegiatan
pemasaran perusahaan.Dengan memahami perilaku
konsumen antar masing-masing kelas sosial maka
perusahaan dapat menyelenggarakan dan melaksanakan
program-program pemasaran yang efektif dan efisien.
Keluarga.
Perusahaan dalam mengidentifikasikan perilaku
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
konsumen harus mengetahui siapa perlu, pengambil
inisiatif, pembeli atau siapa yang mempengaruhi
keputusan untuk membeli dengan mengetahui peranan
dari masing-masing anggota keluarga, maka perusahaan
dapat menyusun program-program pemasaran dengan
lebih baik dan terarah.
b. Faktor internal.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku
konsumn adalah :
Motivasi.
Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan
keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk
memperoleh kepuasan (Basu Swastha DH dan T. hani
Handoko, 1982). Tanpa motivasi seseorang tidak akan
terpengaruh untuk mencari kepuasan terhadap
dirinya.Sedangkan motivasi adalah kondisi yang
menggerakkan konsumen agar mampu mencapai tujuan
motifnya.
Persepsi.
Persepsi sebagai proses dimana seseorang memilih
mengorganisasikan dan mengartikan msukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari
dunia ini (Philip Kotler, 1993). Pada pemasaran perlu
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
kerja keras untuk memikat perhatian konsumen agar
pesan yang disampaikan dapat mengenai sasaran.
Belajar
Belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman (Philip
Kotler,1993). Proses belajar terjadi karena adanya
interaksi antara manusia yang dasarnya bersifat
individual dengan lingkungan khusus tertentu. Proses
belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen
ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan,
atau sebaliknya tidak terjadi apabila konsumen merasa
dikecewakan oleh produk yang kurang baik.
Kepribadian dan konsep diri
- Kepribadian adalah pola sifat individu yang
dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah
laku.
- Konsep diri merupakan pendekatan yang
dikenal luas untuk menggambarkan hubungan
antara konsep diri dalam konsumen dengan
image merk dan image penjual. Konsep ini
merupakan implikasi yang sangat luas dalam
proses pembelian konsumen, maka dapat
digunakan dalam menentukan segmentasi pasar,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
periklanan, pembungkusan, personal selling,
pengembangan produk dan distribusi.
Kepercayaan dan sikap
- Kepercayaan
Kepercayaan adalah konsep suatu pikiran
deskriptif yang dianut seseorang mengenai
sesuatu (Philip Kotler, 1993). Orang bertindak
atas kepercayaannya jika sebagian dari
kepercayaan ini salah dan menghambat
pembelian, maka produsen akan melakukan
kampanye untuk membantah kepercayaan ini.
- Sikap
Sikap menggambarkan penilaian kognitif
yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan
emosional dan kecenderungan berbuat yang
bertahan selama waktu tertentu terhadap
beberapa objek atau gagasan (Philip Kotler,
1992).
Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan
keputusan konsumen yang terdiri atas proses merasakan dan
mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan
bagaimana alternative merek dapat memenuhi kebutuhan
konsumen, dan pada akhirnya memutuskan merek apa yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
akan dibeli.
Sumber : Henry Assael (1992) *Customer Behavior
and Marketing Action*
Faktor pertama adalah konsumen individual.Artinya, pilihan
untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh
hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap
karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan
karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu
Umpan baik bagi konsumen (Evaluasi pasca pembelian)
Tanggapan Konsumen
Pembuatan Keputusan Konsumen
Penerapan dari Perilaku
Konsumen pada Strategi
Pemasaran
Konsumen Individu
Pengaruh-pengaruh
Lingkungan
Umpan balik bagi pemasaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
itu terhadap berbagai alternative merek yang tersedia. Citra merek atau
Brand Image menurut Keller (2003) adalah penilaian tentang merek yg
direfleksikan konsumen yang bermula dari ingatan konsumen, dan cara
berfikir orang tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran
mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya , mereka tidak
berhadapan langsung dengan produk tersebut.
Faktor kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi
konsumen.Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh
lingkungan yang mengitarinya. Jadi interaksi sosial yang dilakukan
oleh seseorang akan turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek
produk yang dibeli.
Faktor ketiga yaitu stimuli pemasaran atau juga disebut strategi
pemasaran.Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu-
satunya variable dalam model ini yang dikendalikan oleh pemasar.
Jika kebutuhan, persepsi, sikap, gaya hidup dan demografis
berkaitan dengan perilaku konsumen, maka dengan mendasarkan pada
hal itu, perilaku konsumen di masa depan bisa diprediksi. Dengan
perkataan lain, mengetahui apa kebutuhan konsumen, bagaimana
persepsi mereka terhadap merek produk, bagaimana sikap mereka
terhadap merek produk yang ditawarkan dan berasal dari kelompok
mana konsumen itu, maka tindakan atau perilaku konsumen di masa
depan bisa diprediksi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2.3.3 Teori Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Mowen (1995) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan
konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan
personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus.
a. Pemahaman model keputusan pembelian konsumen
Ada tigal hal penting dari memahami model keputusan pembelian
konsumen (Sutisna, 2002), sebagai berikut :
- Dengan adanya model, pandangan terhadap perilaku konsumen
bisa diihat dalam perspektif yang terintegrasi.
- Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar
untuk pengembangan strategi pemasaran yang efektif.
- Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar
untuk segmentasi dan positioning.
b. Tipe-tipe keputusan
- Keputusan-keputusan asortimen
Keputusan-keputusan asortimen tidak perlu merupakan
keputusan-keputusan yang dibuat secara sadar, dalam arti
bahwa para konsumen secara sistematikal mengidentifikasi
alternative dan kemudian memutuskan bagaimana mereka akan
mengatur kehidupan mereka.
- Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pasar
Keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pasar
merupakan keputusan yang berkaitan dengan produk dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
merek khusus yang diperlukan untuk mengimplementasi
sebuah strategi asortimen.
Keputusan-keputusan asortimen dan keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan pasar merupakan kerangka dasar untuk
perilaku konsumen pasar.
2.3.4 Model pengambilan keputusan konsumen
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang
mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan
penilaian-penilaian secara evaluative. Situasi dimana
keputusan diambil, mndeterminasi sifat eksak dari proses yang
bersangkutan.
Inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih
salah satu di antaranya (Cohen, Miniard, & Dickson, 1980)
dikutip oleh Peter & Olson, 2000). Hasil dari proses
pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan
konsumen.
Sumber : Winardi, 1991
Keterangan :
- Langkah ke 1 : Diketahui adanya problem tertentu.
Secara alternative diketahui adanya sesuatu problem dapat
merupakan sebuah proses yang kompleks dan yang memerlukan
waktu yang cukup lama. Seorang pembeli yang memerlukan waktu
tertentu dan pertimbangan tertentu dalam hal pengambiilan
Diketahui adanya sebuah problem tertentu
Mencari pemecahan-pemecahan alternative dan informasi
Keputusan pembelian
Beli
Masalah masih tetap dihadapi,
kembali lagi ke langkah
pertama atau hentikan
Jangan membeli
Konsumen setelah selesai dilaksanakan pembelian dan
Ketidakpuasan (Frustasi)Kemungkinan
kembali ke langkah t
Kepuasan (Proses
Pengevaluasian alternatif
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
keputusan, lebih banyak memberikan peluang kepada para pemasar
efektif, untuk melaksanakan tindakan meyakinkan pembeli tersebut
dan menawarkan suatu produk kepadanya yang dapat memuaskan
kebutuhan pembeli tersebut.
- Langkah ke 2 : Mencari pemecahan-pemecahan alternative dan
informasi.
Para pembeli berupaya untuk mengurangi perasaan
ketidakpastian atau dampak yang muncul kiranya tidak akan
menyenangkan. Mereka mungkin akan membaca iklan atau
informasi secara internal maupun eksternal. Pencarian informasi
secara internal merupakan aktivitas kognitif yang berkaitan dengan
upaya mengeluarkan informasi yang tersimpan di dalam
ingatan.Sedangkan pencarian eksternal yaitu pengumpulan
informasi dari sumber-sumber di luar ingatan.Sementara itu para
pemasar menyediakan aneka macam sumber informasi guna
memenuhi kebutuhan konsumen untuk mengurangi resiko.
- Langkah ke 3: Evaluasi alternatif-alternatif.
Evaluasi ini dimulai sewaktu pencarian informasi telah
menjelaskan atau mengidentifikasi sejumlah pemecahan-
pemecahan potensial bagi problem onsumen yang
bersangkutan.Tetapi dalam kebanyakan keputusan, alternative-
alternatif yang ada, berupa produk-produk yang bersifat kompetitif
secara langsung.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
- Langkah ke 4: keputusan-keputusan pembelian.
Dalam kebanyakan kasus, problem yang merangsang orang
untuk memulai proses pengambilan keputusan. Kecuali apabila
problem tersebut telah menghilang, hal mana dapat saja terjadi
pada setiap tahapan proses yang ada, maka orang yang mengambil
keputusan tidak membeli atau harus memulai prose situ kembali
atau ia terpaksa hidup dengan problem tersebut.
- Langkah ke 5: Konsumsi pasca pembelian dan evaluasi.
Sikap puas atau tidak puas hanya terjadi setelah produk yang
dibeli dikonsumsi.Perasaan tidak pasti tentang konsumsi pasca
pembelian dapat dianalisis dengan bantuan teori tentang disonansi
kognitif (CF.L.Festinger, 1957, dikutip Winardi, 1991).Disonansi
kognitif adalah merupakan sebuah perasaan pasca pembelian yang
timbul dalam diri seorang pembeli setelah keputusan pembelian
dibuat olehnya. Tindakan evaluasi pasca pembelian tentang
alternative-alternatif yang ada, guna mendukung pilihan kita,
merupakan sebuah proses psikologikal, guna mengurangi perasaan
disonansi.
2.4 Teori Pasca Pembelian
2.4.1 Pasca Konsumsi
Setelah mengonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan
memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa
yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
membeli dan mengonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya
perasaan tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan
menghentikan pembelian kembali produk tersebut (Sumarwan,
2011).
a. Penyesalan Pasca-Keputusan
Salah satu cara untuk menekankan bahwa keputusan
pembelian adalah benar dengan mencari informasi
pendukung yang diberikan oleh pihak pabrik melalui iklan
atau petunjuk untuk pembeli baru. Bagi sebagian penjual
hal ini penting untuk kebijakan pasca pembelian, dapat
dilakukan dengan pemberian pelayanan purna jual, seperti
garansi tukar, garansi tepat waktu sampai ke konsumen, ini
kasus untuk transaksi jual beli online.Hal ini dilakukan
agar pembelian ulang dapat terjadi dan tidak adanya
penyesalan setelah pembelian.
b. Perilaku mengeluh dari konsumen
Beberapa studi memperlihatkan bentuk-bentuk
ketidakpuasan konsumen dan sebuah studi oleh Singh
dalam Sunyoto (2013) mengemukakan tiga kategori yang
berbeda :
1.) Respon suara (misalnya meminta ganti rugi dari
penjual)
2.) Respon pribadi (misalnya komunikasi lisan yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
negative)
3.) Respon pihak ketiga (misalnya mengambil tindakan
hokum)
Nevin dan George (Engel, dkk, 1995) juga
mendapatkan bahwa konsumen akan mengeluh hingga
tingkat di mana ada kemungkinan hasil yang postitif.
Sebagai contoh mereka akan melakukannya dengan
mudah jika garansi sudah diberikan.
c. Respon terhadap keluhan.
Harmon dan Resnik (Sunyoto, 2013) mendapatkan
bahwa pabrik berespon secara positif kira-kira dua pertiga
kali banyaknya.Ada bukti meyakinkan yang
memperlhatkan bahwa usaha yang sungguh-sungguh untuk
memperbaiki masalah meningkatkan kepercayaan
konsumen bahwa perusahaan bersangkutan benar-benar
peduli.Tidak mengherankan kepuasan dan niat untuk
membeli ulang diperkuat secara nyata.
2.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P (Product, Price, Place,
dan Promotion):
2.5.1 Product / Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), yang dimaksud
dengan produk adalah sesuatuyang dapat ditawarkan ke pasar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan,
ataudikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau
kebutuhan.Yang dimaksud dengan produk adalah objek fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi, dan gagasan.
Menurut Swastha Basu (1977), produk adalah suatu sifat yang
komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Menurut definisi tersebut, konsumen membeli sekumpulan
sifat fisik kimia sebagai alat pemuas kebutuhan. Setiap kombinasi dari
sifat-sifat tersebut merupakan produk tersendiri sebab setiap
kombinasi akan memberikan kepuasan yang berbeda-beda. Ada
beberapa istilah yang bersangkut-paut dengan produk dan politik
produk (Basu Swasta,1984), seperti :
a. Perencanaan barang (Product Planning)
Mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk
menentukan susunan product line-nya. Adanya perencanaan
barang ini akan mendorong perusahaan dalam menaikkan
tingkat labanya, atau paling tidak membuat stabil.
b. Pengembangan barang (Product Development)
Mencakup kegiatan teknis tentang penelitian, pembuatan dan
pendesainan barang.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
c. Perdagangan (Merchandising)
Mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan
penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan
pasar.Produsen membuat dan menjual produk, sedangkan
penyalur hanya menjual produk yang telah dibelinya.
2.5.1.1 Penggolongan barang
1. Penggolongan barang menurut tujuan
pemakaiannya oleh konsumen.
a. Barang konsumsi
- Barang Konvenien
- Barang shopping
- Barang special
b. Barang Industri
- Bahan baku
- Komponen dan barang setengah jadi
- Perlengkapan operasi
- Instalasi
- Peralatan ekstra
2. Penggolongan barang menurut tingkat
pemakaan dan keknritannya.
a. Barang tahan lama
b. Barang tidak tahan lama
c. Jasa
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3. Penggolongan barang menurut pengaruh
psikhologisnya.
a. Barang fungsional
b. Barang prestise
c. Barang status
d. Barang untuk orang dewasa
e. Barang hedonis
f. Barang anxiety
Teori perilaku konsumen dalam bauran pemasaran produk
terdapat teori perilaku dan lingkungan produk.Teori perilaku
produk dari segi pandang strategi, salah satu sasaran besar
pemasaran adalah untuk meningkatkan kemungkinan dan
frekuensi konsumen melakukan kontak dengan produk,
membeli dan menggunakannya dan melakukan pembelian
ulang.
2.5.2 Price/ Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), yang dimaksud
dengan harga adalah jumlah uang yang harus dibebankan atas
suatu produk atau jasa.Secara lebih luas, harga adalah jumlah
nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki
atau menggunakan produk atau jasa tersebut.Harga merupakan
hal penentu yang utama dalam pilihan pembeli.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Apabila harga sebuah barang yang dibeli oleh konsumen
dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat
dikatakan bahwa penjualan total perusahaan akan berada pada
tingkat yang memuaskan, diukur dalam nilai rupiah, sehingga
dapat menciptakan langganan. Dalam hal ini harga merupakan
suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan
penawarannya dari para pesaing.
Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan
dalam penetapan harga produknya.Tujuan tersebut antara lain :
a. Mendapatkan laba maksimum
Terjadinya harga memang ditentukan ileh penjual dan
pembeli.Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula
kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga
yang lebih tinggi.Dengan demikian, penjual mempunyai
harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai
dengan kondisi yg ada.
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang
ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih.
Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya
bisa diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa
diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya
seluruhnya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
c. Mencegah atau mengurangi persaingan.
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat
dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui
bilamana para penjual menawarkan barang dengan harga yang
sama. Oleh karena itu persaingan hanya mungkin dilakukan
tanpa melalui kebijaksanaan harga, tetapi dengan servis lain.
Persaingan tersebut sering disebut persaingan bukan
harga(non-price competition).
d. Mempertahankan atau memperbaiki market share.
Bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan
sangat terbatas, biasanya penentuan harga ditujukan untuk
sekedar mempertahankan market share. Perbaikan market
share kurang diutamakan, lebih-lebih apabila persaingan
sangat ketat.
Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai
criteria utama dalam menentukan nilainya.Barang dengan
harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang
mempunyai harga rendah dianggap inferior (rendah
tingkatannya).Tetapi barang-barang yang sifatnya homogen
seperti bensin, tidaklah demikian.
Prosedur penentuan harga terdiri dari enam tahap, yaitu :
a. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara
total.Hal ini mudah dilakukan terhadap permintaan barang
yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru.
b. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan.
Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan
penentuan harga bagi perusahaan atau penjual.Penjual perlu
mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta
sumber-sumber penyebabnya. Sumber-sumber persaingan
yang ada dapat berasal dari barang sejenis yang dihasilkan oleh
perusahaan lain, barang pengganti atau substitusi, atau barang-
barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama
menginginkan uang konsumen.
c. Menentukan market share yang dapat diharapkan.
Perluasan market share harus dilakukan dengan
mengadakanperiklanan dan bentuk lain dari persaingan bukan
harga, disamping dengan harga tertentu. Market share yang
diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi
yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya memasuki
persaingan.
d. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar.
Strategi paling ekstrim untuk memasarkan barang baru :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Skim-the-cream-pricing atau skimming pricing
Skimming pricingmerupakan strategi
penetapan harga yang setinggi-tingginya.Harga yang
tinggi tersebut dimaksudkan untuk menutup biaya
penelitian, pengembangan dan promosi.
Strategi ini sesuai untuk barang-barang baru
sebab pada tahap permulaan, permintaannya masih
sangat inelastic karena saingan masih sangat sedikit,
dapat membagi pasar berdasarkan tingkat
penghasilan, yaitu menjual barang baru tersebut pada
segmen pasar yang berpenghasilan tinggi, dapat pula
berfungsi untuk berjaga-jaga terhadap kekeliruan
dalam penetapan harga, harga perkenalan yang tinggi
dapat memberikan penghasilan dan laba yang tinggi
pula, harga yang tinggi dapat dipakai untuk
membatasi permintaan terhadap batas-bata kapasitas
produksi dalam perusahaan.
Penetration Pricing
Strategi penetapan harga yang serendah-
rendahnya, yang bertujuan untuk mencapai volume
penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif
singkat.Strategi ini lebih agresif dan dapat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
memperkuat kedudukan perusahaan dalam
persaingan.
e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan.
Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan
dengan melihat pada barang, system distribusi, dan
program promosinya.
Metode penetapan harga yang didasarkan pada biaya
dalam bentuk yang paling sederhana adalah
a. Cost Plus Pricing Method
Penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu
unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per
unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba
yang diinginkan (margin) pada unit tersebut, formulanya
sebagai berikut :
BIAYA TOTAL+ MARGIN= HARGA JUAL
b. Mark Up Pricing Method
Variasi lain dari metode cost-plus adalah mark up pricing
method yang banyak dipakai oleh para pedagang.
Pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan
menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli
dengan sejumlah mark up.
HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Jadi, mark up ini merupakan kelebihan harga jual di atas
harga belinya. Keuntungan bisa diperoleh dari sebagian
mark up tersebut. Selain itu, pedagang tersebut juga harus
mengeluarkan sejumlah biaya eksplotasi yang juga
diambilkan dari sebagian mark up.
Perusahaan mempunyai suatu pilihan apakah lebih
menitik-beratkan pada persaingan harga ataukah pada
persaingan bukan harga. Jika perusahaan lebih menitik-
beratkan pada persaingan harga, perusahaan akan menghadapi
dua alternative, yaitu mengadakan perubahan harga dan
mengadakan reaksi terhadap perubahan harga yag dilakukan
oleh pesaing.
Dalam persaingan bukan harga, penjual berusaha
mempertahankan suatu tingkat harga yang stabil.Saha yang
harus dilakukan untuk meningkatkan posisi pasarnya lebih
dititik-beratkan pada barang yang dijual, system distribusinya,
program peomosinya, atau pelayanannya. Metode-metode
persaingan bukan harga yang dapat dilakukan oleh perusahaan
antara lain :
Pembedaan barang (product differentiation).
Penjual berusaha menciptakan kesan sedemikian rupa pada
pembeli tentang barang yang dijualnya, agar mereka tidak
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
mengadakan perbandingan harga dengan barang saingan
dalam pembeliannya dengan kata lain agar barangnya
kelihatan berbeda dari yang lain.
Jenis dan kualitas jasa yang ditawarkan.
Penjual menitik-beratkan pada pelayanan purna jual seperti
persyaratan kredit yang lunak, penghantaran barang,
pemasangan barang dan garansi.
Lokasi penjual yang strategis dan menarik.
Kupon berhadiah.
2.5.3 Place/ Saluran Distribusi
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), yang dimaksud
dengan saluran distribusi adalah seperangkat atau sekelompok
organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses
yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi
penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna
industrial.
Lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian dalam
penyaluran barang adalah produsen, perantara (pedagang dan
agen), dan konsumen akhir atau pemakai industri.
Saluran distribusi ini merupakan suatu struktur yang
menggambarkan alternative saluran yang dipilih, dan
menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai
macam perusahaan atau lembaga usaha (seperti produsen,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
pedagang besar, dan pengecer).Hal ini dipertimbangkan
sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan barang
secara efektif.Sering pula terjadi persaingan diantara system
distribusi dari produsen yang berbeda.
Sebuah metode umum untuk menggolongkan perantara
adalah dengan dasar barang yang diperdagangkannya.Dalam
hal ini perantara di golongkan ke dalam dua golongan, yaitu
perantara pedagang dan perantara agen.
Perantara pedagang.
Perantara pedagang (merchant middleman) ini
bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya. Ada dua kelompok yang termasuk dalam
perantara pedagang, yaitu pedagang besar (wholesaler)dan
pengecer(retailer).Tidak menutup kemungkinan bahwa
produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang
karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
Perantara agen.
Perantara agen (agent middleman) ini tidak mempunyai
hak milik atas semua barang yang mereka tangani.Mereka
dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu agen
penunjang dan agen pelengkap.Agen penunjang, secara
aktif ikut dalam pemindahan barang dari produsen ke
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
konsumen, seperti agen pengangkutan dan
makelar.Sedangkan agen pelengkap tidak secara aktif ikut
dalam pemindahan barang-barang tetapi mereka ikut
memberikan bantuan serta memperlancar pemindahan
tersebut, misalnya perusahaan asuransi dan bank.
Sifat pasar pengecer
Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang
berhubungan secara langsung dengan penjualan barang
atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi
(bukan untuk keperluan usaha).Jadi secara definitive dapat
dikatakan bahwa pengecer atau toko pengecer adalah
sebuah lembaga yang melakkukan kegiatan usaha menjual
barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi
(non bisnis).Pengecer memberikan pelayanan sebagai titik
penghubung antara konsumen akhir dengan anggota
saluran distribusi lainnya.Bilamana usaha pengecer kurang
berhasil dalam melayani konsumen akhir, maka hal ini
sangat berpengaruh terhadap usaha-usahanya untuk
melayani produsen dan pedagang besar.
Dasar-dasar ekonomi yang dipakai dalam perdagangan
eceran. Fungsi pengecer adalah memberikan pelayanan kepada
konsumen agar pembeliannya dilakukan dengan cara yang
semudah mungkin. Pengecer juga bertanggung jawab
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
menyediakan berbagai macam barang yang baik dengan harga
layak. Adapun fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukannya
antara lain :
1. Pengangkutan
2. Penyimpanan
3. Pembelanjaan
2.5.4 Promotion/ Promosi
Dalam manajemen pemasaran dikatakan bahwa promosi
merupakan ujung tombak kegiatan bisnis suatu produk dalam
rangka menjangkau pasar sasaran dan menjual produk tersebut.
Menurut William J. Stanton (1991), promosi adalah unsur
dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan
untuk memberitahukan, membujuk, dan meningkatkan tentang
produk perusahaan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), pemasaran modern
tidak hanya memerlukan pengembangan produk yang baik,
pebetapan harga yang menarik, dan membuatnya tersedia bagi
konsumen sasaran, tetapi juga harus bisa mengadakan
komunikasi dengan konsumen-konsumennya. Mengadakan
komunikasi dengan konsumen tentang, produk yang
dibuat,harga yang ditetapkan, dan saluran distribusi yang
disediakan oleh perusahaan inilah yang disebut dengan
promosi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap
muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan hubungan
mayarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan.
a. Jenis-jenis Promosi
Menurut Stanton, Etzel dan Walker (1994) ada lima jenis
promosi. Lima jenis promosi yaitu :
1.) Penjualan tatap muka
Personal selling melibatkan interaksi personal langsung
antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman.
Penjualan personal dapat menjadi metode promosi yang hebat
untuk paling tidak dua alasan, yaitu :
- Komunikasi personal dengan salesman dapat
meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk dan
atau proses pengambilan keputusan.
- Situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan
salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai
dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.
2.) Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah suatu bentuk penyajian yang bukan
dengan orang pribadi, dengan pembayaran oleh sponsor
tertentu.Iklan ditujukan untuk memengaruhi afeksi dan kognisi
konsumen dan yang paling akhir adalah bagaimana
memengaruhi perilaku konsumen.Suatu tantangan yang besar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
bagi pemasar untuk mengembangkan pesan dalam iklan dan
memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menangkap
perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat.
3.) Promosi penjualan (sales promotion).
Promosi penjualan adalah suatu perencanaan untuk
membantu atau melengkapi koordinasi periklanan dan
penjualan pribadi.Aspek kunci promosi penjualan adalah untuk
menggerakkan produk hari itu juga, bukan esok hari.Sebagian
besar promosi penjualan diorientasikan pada pengubahan
perilaku pembelian konsumen yang segera.
4.) Publisitas (publicity).
Publisitas adalah semacam periklanan yang dilakukan
dengan sejumlah komunikasi untuk merangsang
permintaan.Publisitas tidak dibayar oleh sponsor.Publisitas
dapat erdampak positif maupun negative.Publisitas dapat lebih
efektif dari iklan karena konsumen dapat dikatakan telah lebih
siap untuk menerima pesan yang disampaikan.Komunikasi
publisitas dapat dianggap lebih berwibawa karena tidak
disajikan oleh organisasi pemasaran, tetapi pubisitas sulit sekali
dikelola.
5.) Hubungan masyarakat (Public Relation).
Hubungan masyarakat adalah merupakan usaha terencana
oleh suatu organisasi untuk memengaruhi sikap atau golongan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Hubungan masyarakat memengaruhi hampir setiap orang yang
berhubungan dengan yang lainnya.Hubungan masyarakat yang
baik akan memengaruhi perilaku konsumen untuk pengambilan
keputusan pembelian.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB III
METODE PENELITIAN
3.11 Kajian penelitian terdahulu
Penelitian sebelumnya yang berkaitan adalah Rifaldi Irfan
Yamani (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Marketing Mix
Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Di Carrefour Rungkut
Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen
Carefour. Metode pengambilan sampel dengan metode non probability
sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti sejumlah 115
orang Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang
telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab
permasalahan sebagai berikut : Variabel marketing mix tidak
berpengaruh terhadap minat beli ulang.
Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah sama-sama
meneliti tentang marketing mix, perilaku konsumen dan minat beli
konsumen, sedangkan perbedaannya adalah pada obyek penelitiannya
dan lebih dikembangkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3.12 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Yogyakarta melalui media
sosial dengan kuesioner online, yang sering dipergunakan Afika Shop
melakukan transaksi jual beli online shopnya.
3.13 Variabel Penelitian
Variable dalam penelitian ini terdiri atas variable marketing
mix sebagai variable bebas (independent) dan variable terikat
(dependent). Variable bebas meliputi Produk(X1), harga (X2),
tempat/lokasi(X3) dan promosi (X4). Variable terikat dalam penelitian
ini adalah keputusan konsumen/minat beli dalam pembelian jaket di
Afika Shop.
3.14 Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang,
kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006).
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah non probability sampling yaitu tidak semua populasi memiliki
kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian dengan metode
Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan, adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi
responden dijadikan sampel. Dalam memilih sampel, peneliti tidak
mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu, ada
beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling tidak
disengaja atau juga captive sample (man-on-the-street). Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah konsumen yang pernah
membeli produk di Afika Shop. Bentuk pengambilan sampel ini
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan
peneliti ini dan dianggap cocok menjadi sumber data yang akan
menjadi sampel penelitian ini (Sugiyono, 2008), maka sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang responden dengan
pertimbangan bahwa jumlah sampel tersebut cukup representative
untuk mewakili populasi (Hussein, 1997).
3.5 Penyusunan kuesioner
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
bentuk kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden baik
karakteristiknya yang berguna untuk pengolahan data dalam penelitian
ini. Metode yang digunakan adalah metode skala. Metode skala adalah
suatu metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur, yang harus dijawab atau
dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi subjek penelitian
(Suryabrata, 2002). Pengolahan jawaban kuesioner dilakukan dengan
skala likert, yaitu metode penyusunan skala sikap yang menggunakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skalanya, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Sangat berpengaruh : 4
2. Berpengaruh : 3
3. Kurang berpengaruh : 2
4. Sangat tidak berpengaruh : 1
3.6 Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibuat menjadi tiga bagian,
yaitu : kuesioner karakteristik responden, kuesioner variabel-variabel
bauran pemasaran (marketing mix), dan kuesioner keputusan
konsumen dalam pembelian jaket di Afika Shop. Pengolahan data yang
dilakukan yakni menggunakan bantuan software SPSS 23.
3.7 Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan analisis data
yang menggunakan perhitungan angka-angka terhadap variabel-
variabel penelitian yang dapat diukur dengan angka, atau dalam
analisis ini lebih mengandalkan bukti berdasarkan angka matematis,
prinsip angka atau metode statistik (Mulyana, 2002).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
r=
3.9 Uji Instrumen
Untuk menguji instrumen penelitian, penulis melakukan uji
validitas dan reliabilitas.
1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Penulis
melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel untuk menguji validitas setiap bulir soal.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini
n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai
positif maka maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid (Ghozali, 2011). Bulir soal yang tidak valid akan
diperbaiki atau tidak digunakan sebagai bulir soal dalam instrument
penelitian.
Untuk mencari validitas menggunakan rumus korelasi Product
Moment dari Karl Person, yaitu sebagai berikut :
Korelasi product moment (Sugiyono, 2010: 356)
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYN
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
keterangan :
r : korelasi momen tangkar
N : cacah subjek uji coba
∑ X : sigma/jumlah X sekor (sekor butir)
∑ X2 : sigma X kuadrat
∑ Y : sigma/jumlah Y (sekor faktor)
∑ Y2 : sigma Y kuadrat
∑ XY : sigma tangkar (perkalian X dan Y)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama
(Umar: 2003). Untuk uji reliabilitas, penulis menggunakan cara One
Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Rumus untuk menentukan reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono,2010: 365), adapun
rumus tersebut sebagai berikut :
r 11 = [ 1 - ]
keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
M = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
JKx = jumlah varians butir
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
JKt = varians total
Menurut Nunnally dalam Imam Ghozali (2011:48), hasil
perhitungannya dibandingkan dengan standar besarnya 0,70. Jika nilai
Cronbach Alpha ˃ 0,70 berarti reliable. Tetapi jika nilai Alpha < 0,70
berarti tidak reliable. Perhitungan reliabilitas hanya dilakukan pada
bulir soal yang valid.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least
Square (Letje dan Agus, 2015).
Dalam mengestimasi dengan menggunakan model regresi liner
berganda harus dilakukan berbagai pengujian klasik yang meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Ghozali 2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen.
Uji multikolonieritas pada penelitian dilakukan dengan matriks
korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolonieritas dilakukan
dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat
pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar
dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari
gejala multikolonieritas.
Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai
Tolerance lebih hari 0,1 maka diambil kesimpulan bahwa model
regresi tersebut tidak terdapat problem multikolonieritas
(Ghozali,2006).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika
varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedastisitas.
Jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Salah satu cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan nilai residualnya
SRESID.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson Test (DW),
dimaksudkan untuk menguji adanya kesalahan pengganggu periode 1
dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya -1. Keadaan
tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap variabel dependen tidak
hanya karena variabel independen namun juga variabel dependen
periode lalu (Ghozali, 2005). Menurut keputusan ada tidaknya
autokorelasi dilihat dari bila nilai DW terletak diantara nilai du dan 4-
du (du<DW<4-du), maka berarti tidak ada autokorelasi (Ghozali,
2005).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011). Penulis melakukan uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika p value (Sig.) >
0,05 maka data yang diambil dari populasi berdistribusi normal.
Jadi uji normalitas adalah uji suatu data untuk mengetahui
distribusinya normal atau tidak
e. Uji Linieritas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau
kubik (Ghozali, 2011).
Ada beberapa uji yang dapat dilakukan yaitu uji Durbin
Watson, Ramsey test dan uji lagrange multiplier. Dalam penelitian ini,
penulis melakukan uji linier dengan menggunakan Ramsey Test. Uji
ini dikembangkan oleh Ramsey (1969). Ramsey menyarankan suatu
uji yang disebut general test of specification atau reset. Untuk
melakukan uji ini kita harus membuat suatu asumsi atau keyakinan
bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linier (Ghozali, 2011). Menurut
Ghozali (2011), dari hasil perhitungan nilai F hitung, kemudian
dibandingkan dengan F tabel. Jika F hitung > F tabel, maka spesifikasi
model bukan dalam bentuk linier.
3.10 Analisis Regresi Berganda
Pada analisis data kita memerlukan suatu persamaan garis
berdasarkan suatu rumus matematika yang menunjukkan hubungan
antara variabel yang diketahui dengan variabel yang tidak diketahui.
Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh antara variabel-variabel tersebut
dalam penelitian ini digunakan alat regresi linear berganda. Regresi
menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang satu dengan
variabel yang lain di mana variabel yang satu mempengaruhi variabel
yang lain. Dalam penelitian ini secara umum data hasil pengamatan Y
dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas X1, X2, X3,…….,Xn.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
sehingga rumus umum dari regresi berganda yang dikutip dari Anwar
Sanusi (2013:135) yaitu:
(Rumus III.1 Regresi Berganda)
Y = a + b1X1 + b2X2 + + + e
Dimana:
Y = Keputusan pembelian
a = konstanta
b1 = koefisisen regresi produk
b2 = koefisien regresi harga
b = koefisien regresi tempat
b = koefisien regresi promosi
x1 = produk
x2 = harga
x = tempat
x = promosi
e = variabel pengganggu
3.11 Uji Statistik
Secara umum rumus yang akan digunakan dalam pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t parsial)
Uji statistik uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011):
i. Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih
dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi
= 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai
absolute). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
ii. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
Tujuan dilakukan uji t adakah untuk mengetahui adanya
pengaruh yang signifikan secara individu antara variable independen
(X) terhadap variable dependen (Y) (Djarwanto, 1993), serta
menggunakan tingkat α = 5% jika :
a.) t hitung > t table , maka hipotesis ditolak (Ho ditolak, Ha diterima)
maka hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan secara
individu antara variable independen (X) dengan variable dependen
(Y).
b.) t hitung ≤ t table , maka hipotesis diterima (Ho diterima, Ha
ditolak), maka hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
signifikan secara individu antara independen (X) dengan variable
dependen (Y).
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011:98).
Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2012):
i. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada probabilitasnya maka
Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
ii. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
table. Bila nilai Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
maka hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama antara variable independen (X) dengan variable
dependen (Y).
iii. F hitung ≤ F table , maka hipotesis diterima ( Ho diterima, Ha
ditolak ), maka hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara variable independen (X) dengan variable
dependen (Y) secara bersama-sama.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2012). Menurt Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011), jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka adjusted R2
dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka
adjusted R2 = R2 = 1, sedangkan jika nilai R2 = 0 maka adjusted R2 =
(1 – k) / (n – k). jika k > 1 maka adjusted R2 akan bernilai negatif.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Afika Shop
Afika shop adalah salah satu bisnis online shop dari Yogyakarta yang
berdiri sejak November tahun 2012, yang berfokus pada produk jaket dari
segala gender. Sejak tahun 2012 Afika shop menjadi online shop serba ada,
baru pada tahun 2013 Afika memilih fokus menjual jaket.Pemilik Afika shop
memilih jaket karena melihat persaingan di bisnis online shop yang semakin
berkembang adalah fashion wanita yang begitu cepat perputaran model dan
variasinya. Menurut pemilik Afika shop, jaket cenderung ramai di segala
cuaca.Bahkan variasi modelnya masih diminati meskipun sudah bukan
masanya lagi.Omzet penjualan Afika sendiri tiap bulan menembus angka
belasan juta.Terakhir pada bulan September mencapai 11juta.Permintaan
pesanan setiap hari selalu ada, bahkan target Afika dalam pengiriman setiap
minggu mencapai 2juta.Bulan September ini penjualan melampaui target yang
diharapkan.
Produk Afika Shop sangat diminati oleh kalangan remaja terutama
mahasiswa dan pelajar.Dilihat dari pemasaran dan promosi melalui facebook
pribadi owner dan instagram, Afika Shop mulai menjadi acuan para remaja
untuk membeli jaket. Meski dulunya menjadi online shop serba ada, namun
sekarang Afika Shop dikenal sebagai online shop khusus jaket(Brand Image).
Harga jaket Afika Shop cukup terjangkau, bahkan tidak sedikit beberapa orang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
memilih membeli di Afika Shop untuk dijual kembali.Kelemahan Afika Shop
belum adanya toko offline untuk memfasilitasi konsumen yang berasal dari
Yogakarta.Kebanyakan konsumen dari Yogyakarta lebih suka membeli secara
offline untuk memastikan kualitas produk Afika Shop.Afika Shop berdiri
sejak 2012 hanya dikelola oleh pemiliknya sendiri, dengan keterbatasan ilmu,
ini yang menjadi alasan menurunnya tingkat omzet setiap akhir bulan.Namun
dengan ketekunan dan kegigihan pemilik, Afika Shop kini menjadi online
shop yang dikenal kalangan remaja khususnya di wilayah Yogyakarta.
4.2 Deskripsi Statistik Responden
Hasil penelitian ini disajikan secara diskriptif untuk mengetahui pengaruh
variable bebas atau independen terhadap variable terikat atau dependen. Hasil
analisis pengaruh produk,harga,lokasi dan promosi terhadap minat beli pada
Afika Shop.
Hasil kuesioner yang disebarkan di wilayah Yogyakarta kepada 100 orang
yang pernah membeli produk Afika Shop maka dapat diketahui karakteristik
setiap responden pasti memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Berikut ini mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
pekerjaan, usia dan frekuensi membeli di Afika Shop.
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil penelitian terhadap 100 responden yang terpilih dapat di
kelompokkan , menurut jenis kelamin ada 2 kelompok yaitu pria dan
wanita. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin dari responden dapat
dilihat dari table berikut ini :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dari table dibawah dapat diketahui bahwa dari seluruh responden 100
orang responden , 40 responden (40%) diantaranya termasuk dalam
kategori dari Pria, 60 responden (60%) diantaranya termasuk dalam
kategori wanita. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas peminat yang
telah membeli di Afika Shop adalah Wanita.
Tabel 4.1. Kategori jenis kelamin responden yang pernah membeli di Afika Shop
Sumber : Data output SPSS 23
b. Responden Berdasarkan Usia
Usia merupakan salah satu tolak ukur seseorang dalam menentukan
keinginan atau kebutuhannya. Oleh karenanya, dalam penelitian kali ini
peneliti membagi karakteristik responden berdasarkan usia yang minimal
15 tahun bias mengisi kuesioner ini.
Jenis_Kelamin
Frequen
cy Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Pria 40 40,0 40,0 40,0
Wanita
60 60,0 60,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.2. Kategori Usia responden yang pernah membeli di Afika Shop
Usia
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 15-21th 46 46,0 46,0 46,0
22-27th 47 47,0 47,0 93,0
28-33th 5 5,0 5,0 98,0
>34th 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0 Sumber : Data output SPSS 23
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 100 responden yang pernah
membeli di Afika Shop 46 responden (46%) diantaranya termasuk
kategori usia 15-21 tahun, 47 responden (47%) diantaranya termasuk
kategori usia 22-27 tahun, 5 responden (5%) diantaranya termasuk
kategori usia 28-33 tahun, dan 2 reponden (2%) diantaranya termasuk
kategori usia >34 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
peminat produk di Afika Shop adalah konsumen usia 15-21 tahun.
c. Responden berdasarkan jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan mempengaruhi sikap resonden dalam menyikapi
minat beli terhadap produk Afika Shop, di dalam penelitian ini orang
bekerja apapun bias mengisi kuesioner ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.3. Kategori pekerjaan yang pernah membeli di Afika Shop
Pekerjaan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Mahasiswa/Pelajar
40 40,0 40,0 40,0
Swasta 57 57,0 57,0 97,0
Guru 1 1,0 1,0 98,0
Pedagang 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0 Sumber : Data output SPSS 23
Dari table diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang
pernah membeli produk di Afika Shop 40responden (40%) diantaranya
adalah mahasiswa/pelajar, 57 responden (57%) diantaranya adalah
bekerja sebagai pekerja swasta, 1 responden (1%) diantaranya adalah
guru, dan 2 responden lain diantaranya adalah sebagai pedagang. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas peminat produk Afika Shop adalah
pekerja swasta.
d. Responden berdasarkan frekuensi pembelian
Frekuensi pembelian sangat dibutuhkan untuk mengetahui berapa
kali para konsumen membeli di Afika Shop yang minimal 2 kali
pembelian produk di Afika Shop bias mengisi kuesioner ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Table 4.4. Kategori frekuensi pembelian yang pernah memberli di Afika Shop
Frekuensi_Beli
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 2-3kali 80 80,0 80,0 80,0
4-5kali 13 13,0 13,0 93,0
>5kali 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0 Sumber : Data output SPSS 23
Dari table diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang
pernah membeli di Afika Shop , 80 responden (80%) diantaranya adalah
lebih dari 2-3kali pembelian, 13 responden (13%) diantaranya adalah 4-5
kali pembelian, dan 7 responden (7%) diantaranya adalah lebih dari 5
kali pembelian di Afika Shop. Hal ini menunjukkan bahwa peminat
produk Afika Shop lebih banyak yang sering membeli lebih dari 2-3 kali
pembelian.
4.3 Deskripsi Stastik Variabel
1. Variabel Produk
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.5. Deskripsi Statistik Variabel Produk
Statistik Produk
N 100
Mean 18,23
Median 18
Modus 18
Standar Deviation 1,127
Range 7
Minimum 13
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar 13,
skor maksimal 20, rerata sebesar18,23, nilai tengah sebesar 18,00, nilai
sering muncul sebesar 18dan simpangan baku sebesar 1,127. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) =2, Sangat Tidak Setuju (STS) =1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap MinatBeli di
Afika Shop Berdasarkan Kategori Produk
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 16 3 3,00 %
Kurang 16 < X ≤ 17 19 19,00 % Sedang 17 < X ≤ 18 37 37,00% Tinggi 18 < X ≤ 19 30 30,00%
Sangat Tinggi 19 < X 11 11,00 % Total Total 100 100,00%
Sumber : Data output SPSS 23
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik1. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Produk.
2. Variabel Harga
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka
dapatdideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7. Deskripsi StatistikHarga
Statistik Harga
N 100
Mean 18,20
Median 18
Modus 18
Standar Deviation 1,255
Range 7
Minimum 13
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistikdiperoleh skor minimal sebesar 13,
skor maksimal20, rerata sebesar 18,20, nilai tengah sebesar 18,00, nilai
0,00%
20,00%
40,00%
SangatKurang
Kurang Sedang Tinggi SangatTinggi
3,00%
19,00%
37,00% 30,00%
11,00%
Frek
uens
i (%
)
Kategori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
sering muncul sebesar 15dan simpangan baku sebesar 1,255. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap MinatBeli di
Afika Shop Berdasarkan KategoriHarga
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 16 4 4 %
Kurang 16 < X ≤ 17 14 14 % Sedang 17 < X ≤ 18 39 39 % Tinggi 18 < X ≤ 19 35 35 %
Sangat Tinggi 19 < X 8 8% Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik2. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Harga
0,00%
50,00%
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
4,00% 12,00%
39,00% 35,00%
8,00%
Frek
uens
i (%
)
Kartegori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3. Variabel Tempat
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9.
Deskripsi Statistik Variabel Tempat
Statistik Faktor Tempat
N 100
Mean 18,23
Median 18
Modus 18
Standar Deviation 1,162
Range 7
Minimum 13
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar
13, skor maksimal20, rerata sebesar 18,23, nilai tengah sebesar 18,00,
nilai sering muncul sebesar 18dan simpangan baku sebesar 1,162.
Data-data tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-
butir soal dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4,
Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori
berdasarkan rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang
(Ordinal) dari Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat
Beli di Afika Shop Berdasarkan KategoriTempat
Kartegori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 16 4 4 %
Kurang 16 < X ≤ 17 11 11 % Sedang 17 < X ≤ 18 44 44 %
Baik 18 < X ≤ 19 33 33 % Sangat Baik 19 < X 8 48%
Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik3. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Tempat
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
SangatKurang
Kurang Sedang Baik Sangat Baik
4,00%
11,00%
44,00%
33,00%
8,00% Frek
uens
i (%
)
Kategori STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
4. Variabel Promosi
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.11. Deskripsi Statistik Variabel Promosi
Statistik Faktor Promosi
N 100
Mean 22,26
Median 22
Modus 22
Standar Deviation 1,070
Range 7
Minimum 17
Maximum 24
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar 17,
skor maksimal 24, rerata sebesar 22,26, nilai tengah sebesar 22, nilai
sering muncul sebesar 22dan simpangan baku sebesar 1,070. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat
Beli di Afika Shop Berdasarkan KategoriPromosi
Kartegori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 20 3 3 %
Kurang 20 < X ≤ 21 12 12 % Sedang 21 < X ≤ 22 43 43 %
Baik 22 < X ≤ 23 35 35% Sangat Baik 24 < X 7 7%
Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik 4. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Promosi
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
45,00%
SangatKuarng
Kurang Sedang Baik Sangat Baik
3,00%
12,00%
43,00%
35,00%
7,00%
Frek
uens
i (%
)
Kategori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5. Variabel MinatBeli
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.13. Deskripsi Statistik Minat Beli
Statistik Faktor Minat Beli
N 100
Mean 18,88
Median 19
Modus 18
Standar Deviation 0,832
Range 3
Minimum 17
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar 17,
skor maksimal 20, rerata sebesar 18,88, nilai tengah sebesar 19, nilai
sering muncul sebesar 18dan simpangan baku sebesar 1,788. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadapMinat Beli di
Afika Shop Kartegori Rentang Skor Frekuensi Persen
Sangat Kurang X ≤ 16 0 0 % Kurang 16 < X ≤ 17 1 1 % Sedang 17 < X ≤ 18 38 38 %
Baik 18 < X ≤ 19 33 33 % Sangat Baik 19 < X 28 28%
Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik 5. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
SangatKurang
Kurang Sedang Baik Sangat Baik
0,00% 1,00%
38,00%
33,00%
28,00%
Frek
uens
i (%
)
Kategori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.4 Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data yang baik dalam arti mendekati kenyataan atau
obyektif sudah tentu diperlukan suatu alat pengumpul data yang baik. Untuk
meyakini bahwa instrumen atau alat ukur yang akan digunakan itu valid dan
andal maka instrumentatau alat ukur tersebut harus diuji validitas dan
reliabilitasnya.
4.4.1 Uji Validitas
Daftar kuesioner perlu diuji validitasnya untuk mengetahui apakah
daftar pertanyaan yang telah disiapkan dapat mengukur variabel yang
akan diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi
antara masing-masing daftar pertanyaan dengan skor totalnya.
Variabel dalam penelitian ini ialah produk(variabel X1),
harga(variabel X2), lokasi(variabel X3), promosi (variabel X4) dan
Minat Beli(variabel Y). Daftar pertanyaan yang disebarkan ke
responden berjumlah 26pertanyaan, yang terdiri dari 5 pertanyaan
untuk produk(variabel X1), 5 pertanyaan untuk harga (variabel X2), 5
pertanyaan untuk lokasi ( variabel X3), 6 pertanyaan untuk promosi
( variabel X4 ) dan 5 pertanyaan untuk minat beli (Y). Daftar
pernyataan yang berjumlah 26 pernyataan tersebut telah diuji
validitasnya dapat dilihat pada tabel berikut (lebih lengkap lihat pada
lampiran):
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel4.15. Hasil Uji Validitas Instrumen
Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
Produk 1 0,553 0,349 Valid 2 0,723 0,349 Valid 3 0,572 0,349 Valid 4 0,639 0,349 Valid 5 0,572 0,349 Valid
Harga 1 0,775 0,349 Valid 2 0,591 0,349 Valid 3 0,636 0,349 Valid 4 0,783 0,349 Valid 5 0,783 0,349 Valid
Lokasi 1 0,507 0,349 Valid 2 0,560 0,349 Valid 3 0,560 0,349 Valid 4 0,518 0,349 Valid 5 0,678 0,349 Valid
Promosi 1 0,720 0,349 Valid 2 0,651 0,349 Valid 3 0,537 0,349 Valid 4 0,734 0,349 Valid 5 0,616 0,349 Valid 6 0,630 0,349 Valid
Minat Beli 1 0,661 0,349 Valid 2 0,766 0,349 Valid 3 0,765 0,349 Valid 4 0,721 0,349 Valid 5 0,729 0,349 Valid
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua
pertanyaan mengenai ialah produk(variabel X1), harga (variabel X2),
lokasi(variabel X3), promosi (variabel X4) dan Minat Beli(variabel
Y)yang terdapat dalam daftar pertanyaan (kuesioner) dianggap valid
karena rhitung ≥ rtabel, sehingga pengujian dapat dilanjutkan pada
pengujian reliabilitas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih. Jadi dengan kata lain bahwa reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Alat pengukur tersebut digunakan dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relativekonsisten. Teknik yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah
teknik belah dua. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.16. Hasil Uji Reliabilitas
`
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
mengenai ialah produk(variabel X1), harga (variabel X2),
lokasi(variabel X3), promosi (variabel X4) dan Minat Beli(variabel Y)
yang terdapat dalam daftar pertanyaan (kuesioner) dianggap valid
karena rhitung ≥ rtabel ( 0,349 ), sehingga dapat dinyatakan bahwa
item item angket tersebut reliabelatau dapat dipercaya
Cronbach's Alpha
N of Items
,947 26
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam analisis regresi berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(Letje dan Agus, 2015). Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji
autokolerasi dan uji normalitas. Berikut rincian penjelasannya :
4.4.3.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan suatu uji yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan kolerasi antar variabel
independen dalam suatu model regresi berganda. Apabila terjadi
hubungan kolerasi yang tinggi antar variabel independen, maka
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen akan
terganggu dan terdapat multikolinieritas. Sehingga non
multikolinieritas harus dihindari dalam suatu penelitian. Adapun uji
multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Selanjutnya, kriteria yang digunakan dalam pengujian ini yaitu VIF ˂
10, maka tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.
Berikut adalah hasil uji mulikolinieritas dalam penelitian ini :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.17. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce VIF
1 (Constant)
8.844 1.740
5.081 .000
Produk .320 .068 .434 4.731 .000 .874 1.145
Harga -.055 .168 -.083 -.326 .745 .114 8.744
Tempat .109 .172 .153 .634 .527 .127 7.888
Promosi .144 .089 .185 1.611 .110 .557 1.795 Sumber : Data output SPSS 23
a. Dependent Variable: Minat pembeli
Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan nilai Toleran
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Toleran kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama
tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar
variabel independen dalam model regresi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana varians tidak
konstan (Basuki dan Yuliadi, 2015). Uji heteroskedastisitas
digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varian dan residual satu
ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Glesjer. Uji glesjer dilakukan dengan
cara meregresi nilai absolut residual dari model yang diestimasi
terhadap variabel inependen. Adapun kriteria dalam uji ini yaitu
apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak ada
heteroskedastisitas antara variabel independen terhadap nilai absolut
residual.
Dari uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan, hasil tampilan
output SPSS dengan jelas menunjukkan bahawa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen Res2. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya Heterosdedastisitas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 18.Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.018 .959 1.062 .291
Produk -.028 .037 -.081 -.760 .449
Harga .117 .092 .372 1.260 .211
Tempat -.165 .095 -.488 -1.741 .085
Promosi .043 .049 .117 .875 .384
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data output SPSS 23
4.4.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering
digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson
yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang
menjelaskan.
Tabel 4.19. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .550a .303 .274 .709 1.929
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Tempat, Harga
b. Dependent Variable: Minat_pembeli Sumber : Data output SPSS 23
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 1,929 nilai
ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan
nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 100 dan jumlah variabel
independen (k) 4, maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai
du = 1,7582 (lihat lampiran). Oleh karena nilai DW 1,929 lebih besar
dari batas atas (du) 1,7582 dan kurang dari 4-1,7582 (4-du), maka
dapat disimpulkan bahwatidak terdapat autokorelasi.
4.4.3.4 Uji Normalitas
Uji normalitas data sangat penting diperhitungkan untuk
menentukan jenis analisis yang digunakan (Basuki dan Yuliadi, 2014).
Uji normalitas juga dapat digunakan untuk menentukan data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi
normal. Selanjutnya, uji yang dipakai untuk uji normalitas adalah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Z dengan ketentuan apabila nilai
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Asymp. Sign (2-tailed) > derajat kepercayaan (α) = 0,05 maka dapat
berdistribusi normal. Selain itu, untuk melihat normalitas data juga
bisa menggunakan cara visual, yaitu melalui Normal P-P Plot,
ketentuannya adalah apabila titik-titik berada di sekitar garis diagonal
maka dapat dikatakan bahwa residual menyebar normal.
Penulis melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika p value (Sig.) > 0,05 maka data
yang diambil dari populasi, berdistribusi normal. Hasil uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data berdistribusi normal,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.20. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .69477994
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .713
Asymp. Sig. (2-tailed) .689
a. Test distribution is Normal. Sumber : Data output SPSS 23
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.4.3.5 Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.Uji ini
biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau
regresi linear.Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for
Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang
dari 0,05.
Tabel 4.21. Hasil Uji Linieritas Variabel Produk
Sumber : Data output SPSS 23 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,101
lebih besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar
dari tabel distribusi dengan angka df 5.93 = 2.47 yang artinya
terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel produk
dengan variabelminat pembeli.
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Produk
Between Groups
(Combined) 23.205 6 3.867 7.735 .000
Linearity 17.393 1 17.393 34.854 .000
Deviation from Linearity
5.812 5 1.163 2.906 .101
Within Groups 46.410 93 .499
Total 68.560 99
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 22. .Hasil Uji Linieritas Variabel Harga
Sumber : Data output SPSS 23
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,287
lebih besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar
dari tabel distribusi dengan angka df 4.94 = 2.20 yang artinya
terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel harga dengan
variabelminat beli.
Tabel 23. .Hasil Uji Linieritas Variabel lokasi
Sumber : Data output SPSS 23
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Harga
Between Groups
(Combined) 10.860 5 2.172 4.344 .014
Linearity 6.320 1 6.320
10.061
.002
Deviation from Linearity
4.540 4 1.135 2.270 .287
Within Groups 59.048 94 .628
Total 68.560 99
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Lokasi
Between Groups
(Combined) 13.446 6 2.241 4.482 .016
Linearity 7.544 1 7.544 12.055 .001
Deviation from Linearity
5.902 5 1.160 2.901 .484
Within Groups 58.197 93 .626
Total 68.560 99
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,484
lebih besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar
dari tabel distribusi dengan angka df 5.93 = 2.47 yang artinya
tidak terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel lokasi
dengan variabelminat beli.
T
a
b
e
l
2
4
Sumber : Data output SPSS 23
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,891 lebih
besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar dari
tabel distribusi dengan angka df 5.93 = 2.47 yang artinya terdapat
hubungan linier secara signifikan antara variabel promosi dengan
variabelminat beli.
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Promosi
Between Groups
(Combined) 15.318 6 2.553 5.106 .064
Linearity 6.983 1 6.983
10.736
.001
Deviation from Linearity
8,335 5 1,667 3.334 .891
Within Groups 60.490 93 .650
Total 68.560 99
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.5 Analisis Regresi Berganda
4.5.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh produk, harga,
lokasi dan promosi terhadap minat beli di Afika Shop. Berdasarkan
hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan analisis statistik dengan teknik analisis regresi linier
berganda. Hasil pengujian hipotesis dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.27. Uji Parsial Hipotesis Variabel Produk, Harga, Lokasi, Promosi terhadap
minat beli.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.844 1.740 5.081 .000
Produk .320 .068 .434 4.731 .000
Harga .055 .168 .083 .326 .005
Lokasi .109 .172 .153 .634 .007
Promosi .144 .089 .185 1.611 .010
a. Dependent Variable: Minat_pembeli Sumber : Data output SPSS 23
Berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan data dengan
menggunakanmetode analisis regresi linier berganda, maka hipotesis :
1. Produk
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
produk terhadap minat beli di Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable produk
terhadap minat beli di Afika Shop.
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung> t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 kesimpulannya ada
pengaruh yang signifikan variable produk terhadap minat beli.
2. Harga
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
harga terhadap minat beli di Afika Shop.
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable harga
terhadap minat beli di Afika Shop.
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung > t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,005< 0,05 kesimpulannya ada pengaruh
yang signifikan variable harga terhadap minat beli.
3. Lokasi
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
lokasi terhadap minat beli di Afika Shop.
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable lokasi
terhadap minat beli di Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung> t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,007< 0,05 kesimpulannya ada pengaruh
yang signifikan variable lokasi terhadap minat beli.
4. Promosi
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
promosi terhadap minat beli di Afika Shop.
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable promosi
terhadap minat beli di Afika Shop.
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung> t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,010< 0,05 kesimpulannya ada pengaruh
yang signifikan variable promosi terhadap minat beli.
4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Dalam penelitian ini, penulis juga menguji hipotesis bahwa promosi,
produk, lokasi, harga secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
minat beli konsumen.Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 26.Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ANOVAb
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression
20.771 4 5.193 10.323 .000a
Residual 47.789 95 .503
Total 68.560 99
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Tempat, Harga
b. Dependent Variable: Minat_pembeli
1. Hipotesis Nihil dan Hipotesis Alternatif
Ho : b1 = 0 berarti secara serempak tidak ada pengaruh yang
signifikan variable produk, harga, lokasi dan
promosi terhadap minat beli.
Ha : b1 ≠ 0 berarti secara serempak ada pengaruh yang
signifikan variable produk, harga, lokasi dan
promosi terhadap minat beli.
2. Level of signifikan = 0,05
3. Penentuan kriteria pengujian.
a. Nilai F hitung dibandingkan dengan F table dengan tingkat
signifikansi 5%.
b. Derajat kebebasan (df) = (4: (jumlah responden-variabel
bebas-1)) = (4 : (100-4-1)) = 95 (4:95) sehingga F table
adalah 2,47, maka :
Ho = diterima jika F hitung < 2,47
Ho = ditolak jika F hitung < 2,47
4. Nilai F hitung = 10,323
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5. Kesimpulan :
Nilai F hitung sebesar 10,323 berarti nilai F hitung > F table
maka keputusannya menolak Ho dan menerima Ha.Dengan
demikian secara serempak variable independen promosi, harga,
lokasi dan promosi signifikan mempengaruhi minat beli.
4.5.3 Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji koefisien determinasi merupakan saran pengujian untuk
mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen dengan model regresi tersebut. Nilai uji koefisien relasi dalam
regresi ditunjukkan dengan nilai R. Berikut adalah tabel hasil uji koefisien
determinasi dalam penelitian ini :
Tabel 4.25. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,707a ,501 ,490 2,497
Sumber : Data output SPSS 23
Dari tampilan output SPSS Model Summary didapatkan nilai Adjusted
R Squared sebesar 0,490, hal ini berarti 49% berarti variabilitas minat beli
dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel promosi, produk, lokasi, harga.
Sedangkan sisanya sebesar 51% (100% - 49% = 51%) dijelaskan oleh
sebab lain di luar model.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 2,497. Semakin kecil nilai
SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variable minat beli.
4.6 Pembahasan
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
masing masing variabel, analisis prasyarat (Uji Normalitas dan Uji
linieritas)kemudian analisis hipotesis untuk mengetahui hubungan antar
variabel. Hasil analisis data didapat berupa kategori skor yang terdiri dari 5
kategori skor yaitu sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat baik
yang berlaku untuk keseluruhan variabel.
Dari hasil penelitian pengaruh marketing mix terhadap minat beli di
Afika shop yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi. Penerapan
variabel variabel dari marketing mix yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan variabel produk di Afika Shop sudah terbukti dari pihak
penjual telah melakukan beberapa cara diantaranya menambah jenis produk
jualan seperti sweater, kaos, jilbab dan masker. Jika dilihat dari variabel
produk dapat dijelaskan sebagai berikut : produk yang dijual dari segi
bahan, model dan warna sesuai dengan harapan konsumen dan tidak banyak
konsumen yang mempermasalahkan dalam hal produk. Produk yang di jual
dapat diterima oleh pembeli karena keadaan barang sesuai dengan apa yang
di butuhkan dan diinginkan pembeli. Hal ini dibuktikan dari 100 responden,
30% responden mengatakan tinggi ( baik ).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Berdasarkan variabel harga di Afika Shop sudah terbukti dari pihak
penjual telah terbukti memberikan harga yang sesuai dan terjangkau oleh
masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas. Harga yang
terjangkau dan terdapat penawaran harga dalam pembelian jumlah banyak
diharapakan membuat pembeli akan tertarik untuk membeli kembali. Hal ini
dibuktikan dari 100 responden, 35 % mengatakan tinggi ( baik ).
Berdasarkan variabel lokasi di Afika Shop dengan lokasi yang dibilang
kurang strategis yang berada di pinggiran kota tidak menyurutkan para
pembeli untuk datang ataupun membeli produk produk Afika Shop. Hal ini
dikarenakan kepercayaan para pembeli terhadap penjual. Hal ini di buktikan
bahwa dari 100 responden 33% mengatakan tinggi ( baik ).
Berdasarkan variabel promosi di Afika Shop sudah terbukti bahwa
penjual sudah melakukan berbagai cara mulai dari teman ke teman,
pembuatan stand penjualan di acara di tempat umum dan yang paling sering
dilakukan adalah menggunakan sosial media yang dirasa lebih efektif dan
efisien penggunaannya dalam mempromosikan produk Afika shop. Hal ini
berdasarakn penuturan pembeli yang lebih banyak datang dan mengetahui
jenis produk produk Afika Shop melalui sosial media. Dari 100 responden,
35 % mengatakan tinggi ( baik ).
Hasil analisis hipotesis marketing mix dengan minat beli Afika shop
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan dapat mempengaruhi
minat pembeli untuk membeli produk produk Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.7 Profil Afika Shop
Afika shop adalah salah satu bisnis online shop dari Yogyakarta yang
berdiri sejak November tahun 2012, yang berfokus pada produk jaket dari
segala gender. Sejak tahun 2012 Afika shop menjadi online shop serba ada,
baru pada tahun 2013 Afika memilih fokus menjual jaket.Pemilik Afika shop
memilih jaket karena melihat persaingan di bisnis online shop yang semakin
berkembang adalah fashion wanita yang begitu cepat perputaran model dan
variasinya. Menurut pemilik Afika shop, jaket cenderung ramai di segala
cuaca.Bahkan variasi modelnya masih diminati meskipun sudah bukan
masanya lagi.Omzet penjualan Afika sendiri tiap bulan menembus angka
belasan juta.Terakhir pada bulan September mencapai 11juta.Permintaan
pesanan setiap hari selalu ada, bahkan target Afika dalam pengiriman setiap
minggu mencapai 2juta.Bulan September ini penjualan melampaui target yang
diharapkan.
Produk Afika Shop sangat diminati oleh kalangan remaja terutama
mahasiswa dan pelajar.Dilihat dari pemasaran dan promosi melalui facebook
pribadi owner dan instagram, Afika Shop mulai menjadi acuan para remaja
untuk membeli jaket. Meski dulunya menjadi online shop serba ada, namun
sekarang Afika Shop dikenal sebagai online shop khusus jaket(Brand Image).
Harga jaket Afika Shop cukup terjangkau, bahkan tidak sedikit beberapa orang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
memilih membeli di Afika Shop untuk dijual kembali.Kelemahan Afika Shop
belum adanya toko offline untuk memfasilitasi konsumen yang berasal dari
Yogakarta.Kebanyakan konsumen dari Yogyakarta lebih suka membeli secara
offline untuk memastikan kualitas produk Afika Shop.Afika Shop berdiri
sejak 2012 hanya dikelola oleh pemiliknya sendiri, dengan keterbatasan ilmu,
ini yang menjadi alasan menurunnya tingkat omzet setiap akhir bulan.Namun
dengan ketekunan dan kegigihan pemilik, Afika Shop kini menjadi online
shop yang dikenal kalangan remaja khususnya di wilayah Yogyakarta.
4.8 Deskripsi Statistik Responden
Hasil penelitian ini disajikan secara diskriptif untuk mengetahui pengaruh
variable bebas atau independen terhadap variable terikat atau dependen. Hasil
analisis pengaruh produk,harga,lokasi dan promosi terhadap minat beli pada
Afika Shop.
Hasil kuesioner yang disebarkan di wilayah Yogyakarta kepada 100 orang
yang pernah membeli produk Afika Shop maka dapat diketahui karakteristik
setiap responden pasti memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Berikut ini mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
pekerjaan, usia dan frekuensi membeli di Afika Shop.
e. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil penelitian terhadap 100 responden yang terpilih dapat di
kelompokkan , menurut jenis kelamin ada 2 kelompok yaitu pria dan
wanita. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin dari responden dapat
dilihat dari table berikut ini :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dari table dibawah dapat diketahui bahwa dari seluruh responden 100
orang responden , 40 responden (40%) diantaranya termasuk dalam
kategori dari Pria, 60 responden (60%) diantaranya termasuk dalam
kategori wanita. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas peminat yang
telah membeli di Afika Shop adalah Wanita.
Tabel 4.1. Kategori jenis kelamin responden yang pernah membeli di Afika Shop
Sumber : Data output SPSS 23
f. Responden Berdasarkan Usia
Usia merupakan salah satu tolak ukur seseorang dalam menentukan
keinginan atau kebutuhannya. Oleh karenanya, dalam penelitian kali ini
peneliti membagi karakteristik responden berdasarkan usia yang minimal
15 tahun bias mengisi kuesioner ini.
Jenis_Kelamin
Frequen
cy Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Pria 40 40,0 40,0 40,0
Wanita
60 60,0 60,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.2. Kategori Usia responden yang pernah membeli di Afika Shop
Usia
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 15-21th 46 46,0 46,0 46,0
22-27th 47 47,0 47,0 93,0
28-33th 5 5,0 5,0 98,0
>34th 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0 Sumber : Data output SPSS 23
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 100 responden yang pernah
membeli di Afika Shop 46 responden (46%) diantaranya termasuk
kategori usia 15-21 tahun, 47 responden (47%) diantaranya termasuk
kategori usia 22-27 tahun, 5 responden (5%) diantaranya termasuk
kategori usia 28-33 tahun, dan 2 reponden (2%) diantaranya termasuk
kategori usia >34 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
peminat produk di Afika Shop adalah konsumen usia 15-21 tahun.
g. Responden berdasarkan jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan mempengaruhi sikap resonden dalam menyikapi
minat beli terhadap produk Afika Shop, di dalam penelitian ini orang
bekerja apapun bias mengisi kuesioner ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.3. Kategori pekerjaan yang pernah membeli di Afika Shop
Pekerjaan
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Mahasiswa/Pelajar
40 40,0 40,0 40,0
Swasta 57 57,0 57,0 97,0
Guru 1 1,0 1,0 98,0
Pedagang 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0 Sumber : Data output SPSS 23
Dari table diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang
pernah membeli produk di Afika Shop 40responden (40%) diantaranya
adalah mahasiswa/pelajar, 57 responden (57%) diantaranya adalah
bekerja sebagai pekerja swasta, 1 responden (1%) diantaranya adalah
guru, dan 2 responden lain diantaranya adalah sebagai pedagang. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas peminat produk Afika Shop adalah
pekerja swasta.
h. Responden berdasarkan frekuensi pembelian
Frekuensi pembelian sangat dibutuhkan untuk mengetahui berapa
kali para konsumen membeli di Afika Shop yang minimal 2 kali
pembelian produk di Afika Shop bias mengisi kuesioner ini.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Table 4.4. Kategori frekuensi pembelian yang pernah memberli di Afika Shop
Frekuensi_Beli
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 2-3kali 80 80,0 80,0 80,0
4-5kali 13 13,0 13,0 93,0
>5kali 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0 Sumber : Data output SPSS 23
Dari table diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang
pernah membeli di Afika Shop , 80 responden (80%) diantaranya adalah
lebih dari 2-3kali pembelian, 13 responden (13%) diantaranya adalah 4-5
kali pembelian, dan 7 responden (7%) diantaranya adalah lebih dari 5
kali pembelian di Afika Shop. Hal ini menunjukkan bahwa peminat
produk Afika Shop lebih banyak yang sering membeli lebih dari 2-3 kali
pembelian.
4.9 Deskripsi Stastik Variabel
6. Variabel Produk
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.5. Deskripsi Statistik Variabel Produk
Statistik Produk
N 100
Mean 18,23
Median 18
Modus 18
Standar Deviation 1,127
Range 7
Minimum 13
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar 13,
skor maksimal 20, rerata sebesar18,23, nilai tengah sebesar 18,00, nilai
sering muncul sebesar 18dan simpangan baku sebesar 1,127. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) =2, Sangat Tidak Setuju (STS) =1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap MinatBeli di
Afika Shop Berdasarkan Kategori Produk
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 16 3 3,00 %
Kurang 16 < X ≤ 17 19 19,00 % Sedang 17 < X ≤ 18 37 37,00% Tinggi 18 < X ≤ 19 30 30,00%
Sangat Tinggi 19 < X 11 11,00 % Total Total 100 100,00%
Sumber : Data output SPSS 23
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik1. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Produk.
7. Variabel Harga
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka
dapatdideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7. Deskripsi StatistikHarga
Statistik Harga
N 100
Mean 18,20
Median 18
Modus 18
Standar Deviation 1,255
Range 7
Minimum 13
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistikdiperoleh skor minimal sebesar 13,
skor maksimal20, rerata sebesar 18,20, nilai tengah sebesar 18,00, nilai
0,00%
20,00%
40,00%
SangatKurang
Kurang Sedang Tinggi SangatTinggi
3,00%
19,00%
37,00% 30,00%
11,00%
Frek
uens
i (%
)
Kategori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
sering muncul sebesar 15dan simpangan baku sebesar 1,255. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap MinatBeli di
Afika Shop Berdasarkan KategoriHarga
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 16 4 4 %
Kurang 16 < X ≤ 17 14 14 % Sedang 17 < X ≤ 18 39 39 % Tinggi 18 < X ≤ 19 35 35 %
Sangat Tinggi 19 < X 8 8% Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik2. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Harga
0,00%
50,00%
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
4,00% 12,00%
39,00% 35,00%
8,00%
Frek
uens
i (%
)
Kartegori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8. Variabel Tempat
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9.
Deskripsi Statistik Variabel Tempat
Statistik Faktor Tempat
N 100
Mean 18,23
Median 18
Modus 18
Standar Deviation 1,162
Range 7
Minimum 13
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar
13, skor maksimal20, rerata sebesar 18,23, nilai tengah sebesar 18,00,
nilai sering muncul sebesar 18dan simpangan baku sebesar 1,162.
Data-data tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-
butir soal dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4,
Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori
berdasarkan rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang
(Ordinal) dari Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat
Beli di Afika Shop Berdasarkan KategoriTempat
Kartegori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 16 4 4 %
Kurang 16 < X ≤ 17 11 11 % Sedang 17 < X ≤ 18 44 44 %
Baik 18 < X ≤ 19 33 33 % Sangat Baik 19 < X 8 48%
Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik3. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Tempat
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
SangatKurang
Kurang Sedang Baik Sangat Baik
4,00%
11,00%
44,00%
33,00%
8,00% Frek
uens
i (%
)
Kategori STIE
Wid
ya W
iwah
a
Jang
an P
lagi
at
9. Variabel Promosi
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.11. Deskripsi Statistik Variabel Promosi
Statistik Faktor Promosi
N 100
Mean 22,26
Median 22
Modus 22
Standar Deviation 1,070
Range 7
Minimum 17
Maximum 24
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar 17,
skor maksimal 24, rerata sebesar 22,26, nilai tengah sebesar 22, nilai
sering muncul sebesar 22dan simpangan baku sebesar 1,070. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat
Beli di Afika Shop Berdasarkan KategoriPromosi
Kartegori Rentang Skor Frekuensi Persen Sangat Kurang X ≤ 20 3 3 %
Kurang 20 < X ≤ 21 12 12 % Sedang 21 < X ≤ 22 43 43 %
Baik 22 < X ≤ 23 35 35% Sangat Baik 24 < X 7 7%
Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik 4. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop Berdasarkan Kategori Promosi
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
45,00%
SangatKuarng
Kurang Sedang Baik Sangat Baik
3,00%
12,00%
43,00%
35,00%
7,00%
Frek
uens
i (%
)
Kategori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10. Variabel MinatBeli
Dari hasil analisis data penelitian yang dilakukan maka dapat
dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.13. Deskripsi Statistik Minat Beli
Statistik Faktor Minat Beli
N 100
Mean 18,88
Median 19
Modus 18
Standar Deviation 0,832
Range 3
Minimum 17
Maximum 20 Sumber : Data output SPSS 23
Dari hasil penghitungan statistik diperoleh skor minimal sebesar 17,
skor maksimal 20, rerata sebesar 18,88, nilai tengah sebesar 19, nilai
sering muncul sebesar 18dan simpangan baku sebesar 1,788. Data-data
tersebut diperoleh berdasarkan penjumlahan dari skor butir-butir soal
dalam angket, dengan skala 1-4 (Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3,
Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1).
Deskripsi hasil olah data disajikan dalam tabel kategori berdasarkan
rumus pengkategorian yaitu Kategorisasi Jenjang (Ordinal) dari
Syaifuddin Azwar (2003) sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadapMinat Beli di
Afika Shop Kartegori Rentang Skor Frekuensi Persen
Sangat Kurang X ≤ 16 0 0 % Kurang 16 < X ≤ 17 1 1 % Sedang 17 < X ≤ 18 38 38 %
Baik 18 < X ≤ 19 33 33 % Sangat Baik 19 < X 28 28%
Total Total 100 100,00%
Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik 5. Distribusi Frekuensi Penelitian Marketing Mix terhadap Minat Beli di Afika Shop
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
SangatKurang
Kurang Sedang Baik Sangat Baik
0,00% 1,00%
38,00%
33,00%
28,00%
Frek
uens
i (%
)
Kategori
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.10 Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data yang baik dalam arti mendekati kenyataan atau
obyektif sudah tentu diperlukan suatu alat pengumpul data yang baik. Untuk
meyakini bahwa instrumen atau alat ukur yang akan digunakan itu valid dan
andal maka instrumentatau alat ukur tersebut harus diuji validitas dan
reliabilitasnya.
4.10.1 Uji Validitas
Daftar kuesioner perlu diuji validitasnya untuk mengetahui apakah
daftar pertanyaan yang telah disiapkan dapat mengukur variabel yang
akan diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi
antara masing-masing daftar pertanyaan dengan skor totalnya.
Variabel dalam penelitian ini ialah produk(variabel X1),
harga(variabel X2), lokasi(variabel X3), promosi (variabel X4) dan
Minat Beli(variabel Y). Daftar pertanyaan yang disebarkan ke
responden berjumlah 26pertanyaan, yang terdiri dari 5 pertanyaan
untuk produk(variabel X1), 5 pertanyaan untuk harga (variabel X2), 5
pertanyaan untuk lokasi ( variabel X3), 6 pertanyaan untuk promosi
( variabel X4 ) dan 5 pertanyaan untuk minat beli (Y). Daftar
pernyataan yang berjumlah 26 pernyataan tersebut telah diuji
validitasnya dapat dilihat pada tabel berikut (lebih lengkap lihat pada
lampiran):
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel4.15. Hasil Uji Validitas Instrumen
Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
Produk 1 0,553 0,349 Valid 2 0,723 0,349 Valid 3 0,572 0,349 Valid 4 0,639 0,349 Valid 5 0,572 0,349 Valid
Harga 1 0,775 0,349 Valid 2 0,591 0,349 Valid 3 0,636 0,349 Valid 4 0,783 0,349 Valid 5 0,783 0,349 Valid
Lokasi 1 0,507 0,349 Valid 2 0,560 0,349 Valid 3 0,560 0,349 Valid 4 0,518 0,349 Valid 5 0,678 0,349 Valid
Promosi 1 0,720 0,349 Valid 2 0,651 0,349 Valid 3 0,537 0,349 Valid 4 0,734 0,349 Valid 5 0,616 0,349 Valid 6 0,630 0,349 Valid
Minat Beli 1 0,661 0,349 Valid 2 0,766 0,349 Valid 3 0,765 0,349 Valid 4 0,721 0,349 Valid 5 0,729 0,349 Valid
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua
pertanyaan mengenai ialah produk(variabel X1), harga (variabel X2),
lokasi(variabel X3), promosi (variabel X4) dan Minat Beli(variabel
Y)yang terdapat dalam daftar pertanyaan (kuesioner) dianggap valid
karena rhitung ≥ rtabel, sehingga pengujian dapat dilanjutkan pada
pengujian reliabilitas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.10.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih. Jadi dengan kata lain bahwa reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Alat pengukur tersebut digunakan dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relativekonsisten. Teknik yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah
teknik belah dua. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.16. Hasil Uji Reliabilitas
`
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
mengenai ialah produk(variabel X1), harga (variabel X2),
lokasi(variabel X3), promosi (variabel X4) dan Minat Beli(variabel Y)
yang terdapat dalam daftar pertanyaan (kuesioner) dianggap valid
karena rhitung ≥ rtabel ( 0,349 ), sehingga dapat dinyatakan bahwa
item item angket tersebut reliabelatau dapat dipercaya
Cronbach's Alpha
N of Items
,947 26
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.10.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam analisis regresi berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(Letje dan Agus, 2015). Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji
autokolerasi dan uji normalitas. Berikut rincian penjelasannya :
4.10.3.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan suatu uji yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan kolerasi antar variabel
independen dalam suatu model regresi berganda. Apabila terjadi
hubungan kolerasi yang tinggi antar variabel independen, maka
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen akan
terganggu dan terdapat multikolinieritas. Sehingga non
multikolinieritas harus dihindari dalam suatu penelitian. Adapun uji
multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Selanjutnya, kriteria yang digunakan dalam pengujian ini yaitu VIF ˂
10, maka tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.
Berikut adalah hasil uji mulikolinieritas dalam penelitian ini :
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 4.17. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce VIF
1 (Constant)
8.844 1.740
5.081 .000
Produk .320 .068 .434 4.731 .000 .874 1.145
Harga -.055 .168 -.083 -.326 .745 .114 8.744
Tempat .109 .172 .153 .634 .527 .127 7.888
Promosi .144 .089 .185 1.611 .110 .557 1.795 Sumber : Data output SPSS 23
a. Dependent Variable: Minat pembeli
Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan nilai Toleran
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Toleran kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama
tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar
variabel independen dalam model regresi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana varians tidak
konstan (Basuki dan Yuliadi, 2015). Uji heteroskedastisitas
digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varian dan residual satu
ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Glesjer. Uji glesjer dilakukan dengan
cara meregresi nilai absolut residual dari model yang diestimasi
terhadap variabel inependen. Adapun kriteria dalam uji ini yaitu
apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak ada
heteroskedastisitas antara variabel independen terhadap nilai absolut
residual.
Dari uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan, hasil tampilan
output SPSS dengan jelas menunjukkan bahawa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen Res2. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya Heterosdedastisitas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 18.Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.018 .959 1.062 .291
Produk -.028 .037 -.081 -.760 .449
Harga .117 .092 .372 1.260 .211
Tempat -.165 .095 -.488 -1.741 .085
Promosi .043 .049 .117 .875 .384
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data output SPSS 23
4.10.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering
digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson
yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang
menjelaskan.
Tabel 4.19. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .550a .303 .274 .709 1.929
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Tempat, Harga
b. Dependent Variable: Minat_pembeli Sumber : Data output SPSS 23
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 1,929 nilai
ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan
nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 100 dan jumlah variabel
independen (k) 4, maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai
du = 1,7582 (lihat lampiran). Oleh karena nilai DW 1,929 lebih besar
dari batas atas (du) 1,7582 dan kurang dari 4-1,7582 (4-du), maka
dapat disimpulkan bahwatidak terdapat autokorelasi.
4.10.3.4 Uji Normalitas
Uji normalitas data sangat penting diperhitungkan untuk
menentukan jenis analisis yang digunakan (Basuki dan Yuliadi, 2014).
Uji normalitas juga dapat digunakan untuk menentukan data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi
normal. Selanjutnya, uji yang dipakai untuk uji normalitas adalah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Z dengan ketentuan apabila nilai
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Asymp. Sign (2-tailed) > derajat kepercayaan (α) = 0,05 maka dapat
berdistribusi normal. Selain itu, untuk melihat normalitas data juga
bisa menggunakan cara visual, yaitu melalui Normal P-P Plot,
ketentuannya adalah apabila titik-titik berada di sekitar garis diagonal
maka dapat dikatakan bahwa residual menyebar normal.
Penulis melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika p value (Sig.) > 0,05 maka data
yang diambil dari populasi, berdistribusi normal. Hasil uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data berdistribusi normal,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.20. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .69477994
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .713
Asymp. Sig. (2-tailed) .689
a. Test distribution is Normal. Sumber : Data output SPSS 23
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.10.3.5 Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.Uji ini
biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau
regresi linear.Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for
Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang
dari 0,05.
Tabel 4.21. Hasil Uji Linieritas Variabel Produk
Sumber : Data output SPSS 23 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,101
lebih besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar
dari tabel distribusi dengan angka df 5.93 = 2.47 yang artinya
terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel produk
dengan variabelminat pembeli.
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Produk
Between Groups
(Combined) 23.205 6 3.867 7.735 .000
Linearity 17.393 1 17.393 34.854 .000
Deviation from Linearity
5.812 5 1.163 2.906 .101
Within Groups 46.410 93 .499
Total 68.560 99
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Tabel 22. .Hasil Uji Linieritas Variabel Harga
Sumber : Data output SPSS 23
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,287
lebih besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar
dari tabel distribusi dengan angka df 4.94 = 2.20 yang artinya
terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel harga dengan
variabelminat beli.
Tabel 23. .Hasil Uji Linieritas Variabel lokasi
Sumber : Data output SPSS 23
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Harga
Between Groups
(Combined) 10.860 5 2.172 4.344 .014
Linearity 6.320 1 6.320
10.061
.002
Deviation from Linearity
4.540 4 1.135 2.270 .287
Within Groups 59.048 94 .628
Total 68.560 99
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Lokasi
Between Groups
(Combined) 13.446 6 2.241 4.482 .016
Linearity 7.544 1 7.544 12.055 .001
Deviation from Linearity
5.902 5 1.160 2.901 .484
Within Groups 58.197 93 .626
Total 68.560 99
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,484
lebih besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar
dari tabel distribusi dengan angka df 5.93 = 2.47 yang artinya
tidak terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel lokasi
dengan variabelminat beli.
T
a
b
e
l
2
4
Sumber : Data output SPSS 23
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikasi = 0,891 lebih
besar dari 0,05 dan diperoleh nilai lebih besar dari
tabel distribusi dengan angka df 5.93 = 2.47 yang artinya terdapat
hubungan linier secara signifikan antara variabel promosi dengan
variabelminat beli.
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat_pembeli * Promosi
Between Groups
(Combined) 15.318 6 2.553 5.106 .064
Linearity 6.983 1 6.983
10.736
.001
Deviation from Linearity
8,335 5 1,667 3.334 .891
Within Groups 60.490 93 .650
Total 68.560 99
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4.5 Analisis Regresi Berganda
4.10.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh produk, harga,
lokasi dan promosi terhadap minat beli di Afika Shop. Berdasarkan
hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan analisis statistik dengan teknik analisis regresi linier
berganda. Hasil pengujian hipotesis dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.27. Uji Parsial Hipotesis Variabel Produk, Harga, Lokasi, Promosi terhadap
minat beli.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.844 1.740 5.081 .000
Produk .320 .068 .434 4.731 .000
Harga .055 .168 .083 .326 .005
Lokasi .109 .172 .153 .634 .007
Promosi .144 .089 .185 1.611 .010
a. Dependent Variable: Minat_pembeli Sumber : Data output SPSS 23
Berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan data dengan
menggunakanmetode analisis regresi linier berganda, maka hipotesis :
4. Produk
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
produk terhadap minat beli di Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable produk
terhadap minat beli di Afika Shop.
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung> t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 kesimpulannya ada
pengaruh yang signifikan variable produk terhadap minat beli.
5. Harga
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
harga terhadap minat beli di Afika Shop.
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable harga
terhadap minat beli di Afika Shop.
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung > t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,005< 0,05 kesimpulannya ada pengaruh
yang signifikan variable harga terhadap minat beli.
6. Lokasi
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
lokasi terhadap minat beli di Afika Shop.
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable lokasi
terhadap minat beli di Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung> t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,007< 0,05 kesimpulannya ada pengaruh
yang signifikan variable lokasi terhadap minat beli.
7. Promosi
Ho = b1= 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan variable
promosi terhadap minat beli di Afika Shop.
Ha = b1 = 0 berarti ada pengaruh yang signifikan variable promosi
terhadap minat beli di Afika Shop.
Berdasarkan hasil perhitungan t hitung> t table , maka nilai
t hitung berada di daerah penolakan Ho sehingga keputusannya
menolak Ho dan menerima Ha.
Nilai signifikansi 0,010< 0,05 kesimpulannya ada pengaruh
yang signifikan variable promosi terhadap minat beli.
4.10.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Dalam penelitian ini, penulis juga menguji hipotesis bahwa promosi,
produk, lokasi, harga secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
minat beli konsumen.Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 26.Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ANOVAb
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression
20.771 4 5.193 10.323 .000a
Residual 47.789 95 .503
Total 68.560 99
c. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Tempat, Harga
d. Dependent Variable: Minat_pembeli
6. Hipotesis Nihil dan Hipotesis Alternatif
Ho : b1 = 0 berarti secara serempak tidak ada pengaruh yang
signifikan variable produk, harga, lokasi dan
promosi terhadap minat beli.
Ha : b1 ≠ 0 berarti secara serempak ada pengaruh yang
signifikan variable produk, harga, lokasi dan
promosi terhadap minat beli.
7. Level of signifikan = 0,05
8. Penentuan kriteria pengujian.
c. Nilai F hitung dibandingkan dengan F table dengan tingkat
signifikansi 5%.
d. Derajat kebebasan (df) = (4: (jumlah responden-variabel
bebas-1)) = (4 : (100-4-1)) = 95 (4:95) sehingga F table
adalah 2,47, maka :
Ho = diterima jika F hitung < 2,47
Ho = ditolak jika F hitung < 2,47
9. Nilai F hitung = 10,323
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10. Kesimpulan :
Nilai F hitung sebesar 10,323 berarti nilai F hitung > F table
maka keputusannya menolak Ho dan menerima Ha.Dengan
demikian secara serempak variable independen promosi, harga,
lokasi dan promosi signifikan mempengaruhi minat beli.
4.5.3 Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji koefisien determinasi merupakan saran pengujian untuk
mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen dengan model regresi tersebut. Nilai uji koefisien relasi dalam
regresi ditunjukkan dengan nilai R. Berikut adalah tabel hasil uji koefisien
determinasi dalam penelitian ini :
Tabel 4.25. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,707a ,501 ,490 2,497
Sumber : Data output SPSS 23
Dari tampilan output SPSS Model Summary didapatkan nilai Adjusted
R Squared sebesar 0,490, hal ini berarti 49% berarti variabilitas minat beli
dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel promosi, produk, lokasi, harga.
Sedangkan sisanya sebesar 51% (100% - 49% = 51%) dijelaskan oleh
sebab lain di luar model.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 2,497. Semakin kecil nilai
SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variable minat beli.
4.11 Pembahasan
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
masing masing variabel, analisis prasyarat (Uji Normalitas dan Uji
linieritas)kemudian analisis hipotesis untuk mengetahui hubungan antar
variabel. Hasil analisis data didapat berupa kategori skor yang terdiri dari 5
kategori skor yaitu sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat baik
yang berlaku untuk keseluruhan variabel.
Dari hasil penelitian pengaruh marketing mix terhadap minat beli di
Afika shop yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi. Penerapan
variabel variabel dari marketing mix yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan variabel produk di Afika Shop sudah terbukti dari pihak
penjual telah melakukan beberapa cara diantaranya menambah jenis produk
jualan seperti sweater, kaos, jilbab dan masker. Jika dilihat dari variabel
produk dapat dijelaskan sebagai berikut : produk yang dijual dari segi
bahan, model dan warna sesuai dengan harapan konsumen dan tidak banyak
konsumen yang mempermasalahkan dalam hal produk. Produk yang di jual
dapat diterima oleh pembeli karena keadaan barang sesuai dengan apa yang
di butuhkan dan diinginkan pembeli. Hal ini dibuktikan dari 100 responden,
30% responden mengatakan tinggi ( baik ).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Berdasarkan variabel harga di Afika Shop sudah terbukti dari pihak
penjual telah terbukti memberikan harga yang sesuai dan terjangkau oleh
masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas. Harga yang
terjangkau dan terdapat penawaran harga dalam pembelian jumlah banyak
diharapakan membuat pembeli akan tertarik untuk membeli kembali. Hal ini
dibuktikan dari 100 responden, 35 % mengatakan tinggi ( baik ).
Berdasarkan variabel lokasi di Afika Shop dengan lokasi yang dibilang
kurang strategis yang berada di pinggiran kota tidak menyurutkan para
pembeli untuk datang ataupun membeli produk produk Afika Shop. Hal ini
dikarenakan kepercayaan para pembeli terhadap penjual. Hal ini di buktikan
bahwa dari 100 responden 33% mengatakan tinggi ( baik ).
Berdasarkan variabel promosi di Afika Shop sudah terbukti bahwa
penjual sudah melakukan berbagai cara mulai dari teman ke teman,
pembuatan stand penjualan di acara di tempat umum dan yang paling sering
dilakukan adalah menggunakan sosial media yang dirasa lebih efektif dan
efisien penggunaannya dalam mempromosikan produk Afika shop. Hal ini
berdasarakn penuturan pembeli yang lebih banyak datang dan mengetahui
jenis produk produk Afika Shop melalui sosial media. Dari 100 responden,
35 % mengatakan tinggi ( baik ).
Hasil analisis hipotesis marketing mix dengan minat beli Afika shop
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan dapat mempengaruhi
minat pembeli untuk membeli produk produk Afika Shop.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Marketing Mix terhadap Minat
Beli di Afika Shop, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi secara parsial (uji
t) terhadap minat beli di Afika Shop. Hal ini dibuktikan dengan nilai
t hitung semua variable > t table dengan tingkat signifikansi 0,05.
2. Ada pengaruh secara bersama-sama (uji F) terhadap minat beli di
Afika Shop . hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung > F table
sebesar 10,323 > 2,47.
3. Dari keempat variable bebas, produk, harga, lokasi dan promosi,
variable yang paling dominan berpengaruh terhadap minat beli di
Afika Shop adalah variable produk dengan nilai 0,320 dengan
signifikansi 0,000.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian
diantaranya:
1. Keterbatasan tenaga dan waktu penelitian mengakibatkan peneliti tidak
mengontrol kesungguhan, psikis tiap responden dalam mengisi angket.
2. Setelah responden membaca angket ada kemungkinan terjadi jawaban
biasa, karena responden menjawab bukan karena pengetahuan atau
pengalaman yang dimiliki, tetapi terpengaruh oleh angket itu sendiri.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3. Penelitian ini menggunakan angket untuk menggali informasi,
keterbatasannya yaitu peneliti tidak mengetahui tingkat kejujuran
responden.
5.3 Saran-saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya menggunakan variabel-variabel
yang lain misalnya kualitas pelayanan, fasilitas dan beberapa variabel
lain yang dapat dijadikan temuan baru dalam penelitian.
2. Bagi Afika Shop perlu meningkatkan strategi pemasaran dengan
menerapakan marketing mix secara maksimal serta secara teknik
meningkatkan kemampuan dari pemilik usaha baik dari penerapan fisik
maupun pendanaan.
3. Bagi mahasiswa Jurusan Managemen Konstrasi Pemasaran Sekolah
Tinggi Ekonomi Widya Wiwaha sebagai wacana untuk menambah
wawasan tentang marketing mix.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sanusi. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Assael, Henry .(1992). Consumer Behavior & Marketing Action, Fourth Edition, PWS-KENT : Publishing Company.
Azwar, Saifuddin.(2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basuki, Agus Tri dan Imamudin Yuliadi. (2014). Electronic Data Processing (SPSS 15 dan EVIEWS 7). Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Danisa Media.
Crow, L. D & Crow, A. (1976). General Psychology. New Jersey : Little Field, Adams and Co.
Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang.: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_____. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_____.(2011).Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 edisi 5. Semarang
_____. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit – Universitas Diponegoro.
Koentjaraningrat. (1979). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Kotler, Phillip, (1993). Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Keller.(2003). Strategic Brand Manajemen, Second Edition, Prentice Hall
Kotler, Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi kedua belas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Mowen, J. C.(1995). Consumer Behavior, 4th edition. New Jersey. Prentice Hall
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
Mulyana, Deddy.(2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. (2000). Consumer behavior: Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Sekaran, Uma .(2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1 dan 2, Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas. Bandung: Alfabeta.
_____.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sunyoto, Danang, (2013). Perilaku Konsumen, CAPS (Center of Academy Publishing Service), Yogyakarta.
Susilowati dan Wilantara.(2016).Strategi & Kebijakan Pengembangan UMKM. Bandung : PT. Refika Aditama.
Suryabrata, S.(2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Sutisna.(2002).Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran.Bandung: Rosda Karya.
Swastha, Basu DH. (1984). Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga.Yogyakarta:Liberty.
Swastha, Basu, DH dan T Hani Handoko.(1982). Manajemen Pemasaran Analisa. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty.
Umar, Husein.(1997). Metode Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran.Jakarta
_____.(2003). Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Winardi, Prof. Dr. SE.(1991). Marketing dan Perilaku Konsumen.Bandung: Mandar Maju.
William J. Stanton. (1991). Prinsip Pemasaran Edisi 2.Jakarta:Erlangga.
William, J.Stanton., Michael, J.Etzel., & Bruce, J.Walker.(1994). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, cetakan 1. Bandung: Mandar Maju.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
http://www.harianjogja.com/baca/2016/04/04/umkm-bantul-50-umkm-bantul-ikuti-pelatihan-online-marketing-707137(diakses pada tanggal 29 okt 2016)
https://www.academia.edu/7939776/Minat_beli_kotler (diakses pada tanggal 20 Nov 2016)
Skripsi :
Rifaldi , Irfan Yamani. (2012). Pengaruh Marketing Mix Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Di Carrefour Rungkut Surabaya.JawaTimur: UPN Veteran Jawa Timur.
Kurniawan, H. Y. (2006). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklan Ciptaden Dengan Minat Pembeli Pasta Gigi Ciptadent Pada Suami Istri Di Griya Kencana Permai.Yogyakarta : Universitas Wangsa Manggala.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at