51
ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT ARYANTI UTAMI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

i

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN

INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PROVINSI JAWA BARAT

ARYANTI UTAMI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

ii

Page 3: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh

Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Aryanti Utami

NIM H14090107

Page 4: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

ABSTRAK

ARYANTI UTAMI. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh TANTI

NOVIANTI. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh

investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jawa Barat pada tahun 1990-2011. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu

tahun 1990-2011 dengan menggunakan analisis regresi OLS melalui perangkat lunak

Eviews 6 dan Minitab. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel independen

yaitu PMA, PMDN, dan tenaga kerja memiliki hubungan positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Panjang jalan memiliki hubungan negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada variabel independen

pengeluaran pemerintah untuk belanja modal memiliki hasil tidak signifikan. Upaya

pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, sebaiknya pemerintah

menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga realisasi perbaikan infrastruktur

dapat cepat dilakukan, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan pengeluaran

pemerintah guna meningkatkan jalannya perekonomian provinsi jawa barat.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Jawa Barat, OLS

Page 5: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

iv

ABSTRAK

ARYANTI UTAMI. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh TANTI

NOVIANTI. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh

investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jawa Barat pada tahun 1990-2011. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu

tahun 1990-2011 dengan menggunakan analisis regresi OLS melalui perangkat

lunak Eviews6 dan Minitab. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel

independen yaitu PMA, PMDN, dan tenaga kerja memiliki hubungan positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Panjang jalan memiliki hubungan

negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada variabel

independen pengeluaran pemerintah untuk belanja modal memiliki hasil tidak

signifikan. Peningkatan pendapatan daerah oleh pemerintah seharusnya dilakukan

dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga realisasi perbaikan

infrastruktur dapat cepat terselesaikan, memperluas kesempatan kerja, dan

meningkatkan pengeluaran pemerintah guna meningkatkan perekonomian

provinsi jawa barat.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Jawa Barat, OLS

ABSRACT

ARYANTI UTAMI. Analyze the Effect of investment, work labour, and

infrastructure on the Gross Regional Domestic Product (GDRP) of West Java

Province. Supervised by TANTI NOVIANTI.

Economic growth is one indicator of development success in an area. This

study is to analyze the effect of investment, work labour, and infrastructure to

economic growth in West Java during the period 1990-2011. This study using

time series data of 1990-2011 and it’s utilizes regression analysis of Ordinary

Least Square (OLS) and supporting software from Eviews 6 and Minitab. The

results of this study indicate that the independent variables FDI, domestic

investment, and work labour has a positive and significant relationship to

economic growth. It is also found that road length has a negative and significant

relationship to economic growth, while government expenditure has not

significant effect. Increased of local revenues by goverment should be done with

create a conducive invesment climate so that the realization of infrastructure

improvements can be accomplished, expanding employment opportunities, and

boost government spending to improve the economy of West Java Province.

Keyword: Economic Growth, West Java, OLS

Page 6: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

v

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN

INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PROVINSI JAWA BARAT

ARYANTI UTAMI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 7: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

vi

Page 8: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

vii

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat

Nama : Aryanti Utami

NIM : H14090107

Disetujui oleh

Tanti Novianti, M.Si

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 9: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,

karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Tanti Novianti, M.Si selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik terhadap penelitian

ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Wiwik Rindayanti selaku penguji

utama dan kepada Dewi Ulfah M.Si selaku penguji Komisi Pendidikan yang telah

memberikan masukan berupa saran dan kritik sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik. Di samping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada staf Badan Pusat

Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang telah

membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada sahabat Ilmu Ekonomi 46, teman satu bimbingan (Desi, Dita,

Mayda), dan chrysalis yang telah memberikan semangat sampai penulisan skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terima Kasih penulis ucapkan kepada ibunda, manusia yang telah banyak

mengajarkan arti hidup.

Bogor, Juli 2013

Aryanti Utami

Page 10: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 7

Tujuan Penelitian 8

Manfaat Penelitian 8

Hipotesis Penelitian 9

Ruang Lingkup Penelitian 9

TINJAUAN PUSTAKA 9

Tinjauan Pustaka 9

Penelitian Terdahulu 12

Kerangka Pemikiran 15

METODE PENELITIAN 17

Jenis dan Sumber Data 17

Metode Analisis 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Gambaran Umum 22

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat 23

Analisis Model Penelitian 28

SIMPULAN DAN SARAN 33

Simpulan 33

Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 34

LAMPIRAN 37

RIWAYAT HIDUP 40

Page 11: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

x

DAFTAR TABEL

1 Urutan komponen indeks pemeringkatan investasi 2008 8 2 Penelitian terdahulu 13 3 Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 1990-2011 (dalam persen) 23 4 Perkembangan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat, 2000-2011 24 5 Perkembangan investasi di Jawa Barat tahun 1990-2011 (jutaan rupiah) 25 6 Proporsi pengeluaran pemerintah untuk belanja modal terhadap

PDRBJawa Barat Tahun 1990-2011 26 7 Laju perkembangan panjang jalan Provinsi Jawa Barat 27 8 Hasil estimasi investasi, tenaga kerja, infrastruktur terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat 29 9 Perkembangan pengangguran dan investasi provinsi Jawa Barat 31

DAFTAR GAMBAR

1 Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan 2000 di pulau

Jawa, 2004 - 2011 (Juta Rupiah) 1 2 Realisasi perkembangan PMDN Jawa Barat 2000-2012 (juta rupiah) 3 3 Realisasi perkembangan PMA Jawa Barat 2000-2012 (ribu US$) 4 4 Jumlah tenaga kerja Provinsi Jawa Barat 1990-2011 5 5 Perkembangan pengeluaran pemerintah untuk belanja modal di Provinsi

Jawa Barat 6 6 Panjang jalan Provinsi Jawa Barat tahun 1990-2011 (Km) 7 7 Kerangka Pemikiran 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Estimasi Persamaan 37 2 Persamaan Model 37 3 Uji Asumsi 37 4 Matriks Korelasi 38

5 Data Analisis 39

Page 12: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kearah lebih

baik dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Faktor yang dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain ketersediaan sumberdaya manusia,

sumberdaya alam, pembentukan modal, dan teknologi (Kurniawan 2011).

Dalam proses pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi merupakan

salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi. Kenaikan dalam

pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya kenaikan di dalam aktivitas ekonomi

di daerah tersebut, sebaliknya jika terjadi penurunan maka kegiatan ekonomi di

daerah tersebut akan mengalami penurunan (Chandra 2012). Pusat kegiatan yang

terdapat di Indonesia berpusat di Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pusat

aktivitas sosial dan ekonomi dengan tingkat yang cukup tinggi. Di antara enam

Provinsi di Pulau Jawa, Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat selama 7

tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan dengan posisi tertinggi

ketiga dalam PDRB Pulau Jawa selain Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Gambar 1 Produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan 2000 dipulau

Jawa, 2004 - 2011 (Juta Rupiah) Sumber: BPS 2012, diolah

Gambar 1menunjukkan bahwa berdasarkan tahun 2004 hingga tahun 2011

Provinsi Jawa Barat menempati posisi ketiga dengan jumlah PDRB terbesar

terhadap PDB Indonesia.Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Barat memiliki potensi

yang sangat tinggi dalam mencapai pembangunan ekonomi daerah. Pertumbuhan

ekonomi yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi

baik di tingkat nasional maupun daerah.

Peranan pembangunan daerah secara makro tidak lepas dari perkembangan

distribusi dan alokasi investasi antar daerah. Persoalan yang muncul sebagai

konsekuensi logis dari pembangunan daerah dalam era globalisasi adalah tingkat

persaingan yang semakin tajam secara langsung diantara pemda Provinsi, baik di

pasar domestik maupun internasional. Selain persoalan eksternal, di era otonomi

daerah pemerintah Provinsi juga dihadapkan pada masalah internal. Secara

kelembagaan, otonomi daerah memberikan tantangan perubahan peran atau

0

200000000

400000000

600000000

Ju

taan

Ru

pia

h

Tahun

DKI Jakarta

Jawa Timur

Jawa Barat

Jawa Tengah

Banten

DI. Yogyakarta

Page 13: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

2

kewenangan Provinsi dalam penanaman modal setelah otonomi daerah yang tidak

sebesar masa otonomi daerah (BKPM dan KPPOD 2008).

Salah satu teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang

berkembang semenjak tahun 1950-an adalah teori ekonomi neo-klasik yang

dikemukakan oleh Solow-Swan. Menurut Solow-Swan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor

produksi seperti tenaga kerja,akumulasi modal, dan tingkat kemajuan teknologi.

Investasi merupakan salah satu tolak ukur pertumbuhan ekonomi dalam

bentuk akumulasi modal.Dalam Upaya membangun perekonomian baik pada

tingkat nasional maupun regional, kegiatan investasi memiliki peran penting

dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi. Peran investasi merupakan landasan

kokoh bagi berlangsungnya pembangunan yang berkualitas dan berkelanjutan.

Dari berbagai studi iklim investasi dan daya saing daerah di Indonesia

selama sepuluh tahun terakhir, sebagian besar mengambil fokus pada level

kabupaten atau kota. Dalam konteks kewenangan desentralisasi, hal itu bisa

dipahami karena desain otonomi kita memang bertitik berat di kabupaten atau

kota, dan sebagian besar faktor pengaruh bagi pembentukan iklim usahan ada di

ranah tersebut. Namun, itu tak berarti potret iklim investasi di wilayah provinsi

tak penting untuk dilihat, terutama dilihat berdasarkan sudut pandang pelaku

usaha. Lingkungan usaha pada level provinsi tetap menentukan iklim usaha secara

umum. Hal tersebut ditunjukkan oleh beberapa alasan yang pertama

adalaheconomies of scale. Fakta menunjukkan, batas wilayah pemerintahan tidak

selalu jatuh berhimpitan dengan skala ekonomi dan kegiatan usaha. Terjadinya

basis potensi ekonomi atau ruang gerak usaha melampaui batas yuridiksi

kabupaten atau kota sehingga membutuhkan peran pemda provinsi yang memiliki

kewenangan atas urusan lintas daerah. Kedua, regional specific. Para calon

investor yang ingin memiliki usaha di kabupaten atau kota, bahkan di lokasi lebih

terbatas, mencermati skala makro, yakni lingkungan regional dan pola kebijakan

khusus yang berlaku secara keseluruhan di wilayah provinsi sebelum menentukan

pilihan lokasi per lokasi investasi. Ketiga, externality impact, sebagai penentu

kebijakan di tingkat kewilayahan (perencanaan, tata ruang, dan lain-lain),

jangkauan dampak tentu memengaruhi pilihan kebijakan pemda kabupaten atau

kota mengenai penanaman modal (BKPM dan KPPOD 2008).

Kuncoro (2004) mengatakan dalam kondisi persaingan daerah yang cukup

tajam, pemerintah memiliki beban tugas yang harus dipikul yaitu menyiapkan

daerahnya sedemikian rupa sehingga mampu menjadi wadah bagi pertumbuhan

dan perkembangan investasi. Pemerintah daerah memiliki cara tersendiri dalam

meningkatkan investasi daerahnya dengan pengetahuan akan keunggulan lebih di

daerahnya.

Ada empat strategi untuk menarik investasi, orang, dan industri masuk ke

dalam suatu daerah yaitu image marketing merupakan sejenis citra yang dimiliki

orang terhadap suatu daerah, attraction marketing (daya tarik) merupakan alasan

penting untuk wisatawan, investor, dan modal datang ke suatu tempat,

infrastructure marketing merupakan dasar utama dalam memasarkan daerah

seperti kualitas infrastruktur dan aksesibilitas atau kemudahan sarana dan

prasarana mencakup jalan, kereta api, bandara, dan pelabuhan, serta people

marketingmerupakan strategi dalam memasarkan daerah yang terakhir adalah

Page 14: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

3

memasarkan orang seperti sikap masyarakat, orang-orang terkenal, pemimpin

daerah, dan orang-orang kompeten atau wirausaha (Kuncoro 2004).

Ada beberapa hal yang sebenarnya berpengaruh dalam investasi. Investasi

sendiri dipengaruhi oleh investasi asing dan domestik. Investasi yang terjadi di

daerah terdiri dari investasi pemerintah dan investasi asing. Investasi dari sektor

asing dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (asing) (Rustiono 2008).

Investasi dibagi kembali menjadi dua bagian yaitu berupa investasi asing

(Penanaman Modal Asing) dan investasi domestik (Penanaman Modal Dalam

Negeri).

Gambar 2Realisasi perkembangan PMDN Jawa Barat 2000-2012 (juta rupiah) Sumber: BKPM 2012, diolah

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat adanya fluktuasi realisasi PMDN pada

provinsi Jawa Barat dari tahun 2000-2012.Realisasi perkembangan PMDN di

provinsi Jawa Barat melalui data sepuluh tahunan mengalami trend yang

cenderung meningkat. Hal ini didasarkan pada peningkatan pendapatan daerah

yang diiringi dengan meningkatnya sektor pembangunan daerah sehingga menarik

pada pihak swasta untuk menanamkan modal nya di provinsi Jawa Barat. Pada

tahun 2004 hingga 2007 cenderung mengalami peningkatan sebesar 121.85 persen

lalu menurun pada tahun 2008 sebesar -57 persen. Sedangkan investasi PMDN

tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan presentasi peningkatan investasi

PMDN sebesar 166.59 persen dari tahun sebelumnya yang bernilai 5,926,662,000

juta rupiah menjadi 15,799,857,000 juta rupiah pada tahun 2010.

Pada awalnya pelaksanaan penanaman modal asing (PMA) sedikit

mengalami kesulitan, karena masih banyak masyarakat yang memiliki pemikiran

perebutan kekuasaan daerah oleh pihak swasta. Hal ini, dikhawatirkan pihak

swasta yang ikut menanamkan modalnya akan mengeruk keuntungan di daerah

tersebut. Penanaman modal asing(PMA) sekarang ini telah dirasakan manfaatnya

karena secara tidak langsung akan meningkatkan penanaman modal di daerah.

Pada jangka panjang, penanaman modal asing mampu meningkatkan tingkat

keahlian pekerja lokal,guna meningkatkan keahlian dalam bidang yang dilakukan

oleh investorasing. Penanaman modal asing mampu meningkatkan teknologi di

daerah, terutama teknologi yang digunakan untuk pembangunan daerah.

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

16,000,000

18,000,000

2000200120022003200420052006200720082009201020112012

(ju

ta r

up

iah

)

tahun

Page 15: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

4

Gambar 3 Realisasi perkembangan PMA Jawa Barat 2000-2012 (ribu US$) Sumber: BKPM 2012, diolah

Gambar 3menunjukkan perkembangan realisasi PMA di provinsi Jawa

Barat dari tahun 2000 hingga 2012 yang mengalami trendyang cenderung

mengalami peningkatan sebesar 14.31 persen. Pada tahun 2004-2005 terjadi

peningkatan PMA hingga mencapai 113.83 persen dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang berkisar peningkatan sebesar 7.71 persen pada tahun 2004

namun kembali mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar -36.50 persen dan

tahun 2007 sebesar -21.35 persen. Investasi PMA tertinggi diraih oleh provinsi

Jawa Barat pada tahun 2011 dengan peningkatan investasi sebesar 126.91 persen

yang bernilai 3,839,360,000 US$ dari tahun sebelumnya yang mengalami

penurunan -8.01 persen yang bernilai 1,692,006 US$.Pertumbuhan realisasi

PMDN selama 22 tahun terakhir rata-rata tumbuh sebesar 0.53 persen dengan

jumlah proyek sebesar 1,672 sedangkan jumlah proyek PMA dari tahun ke tahun

meningkat dengan rata-rata tumbuh sebesar 1.48 persen dengan jumlah proyek

sebesar 4,718.

Investasi merupakan langkah awal dalam kegiatan ekonomi. Dinamika

investasi, selanjutnya akan mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan

ekonomi. Pendapatan yang ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan

memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari menyebabkan terjadinya

akumulasi modal. Akumulasi modal tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk

membuat pabrik baru, pengadaan mesin, peralatan, dan material guna

meningkatkan stok modal produktif secara fisik suatu daerah dan memungkinkan

tercapainya peningkatan output (Wijayanti dan Yusuf 2010).

Aspek pemerintah lain yang penting adalah terkait dengan ketersediaan

tenaga kerja, fasilitas infrastruktur yang memadai, dan belanja modal. Teori

pertumbuhan endogen (endogeneous growth theory) menjelaskan bahwa investasi

modal fisik dan modal manusia berperan dalam menentukan pertumbuhan

ekonomi jangka panjang. Kontribusi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi

dapat dijelaskan melalui pengaruhnya dalam melakukan perubahan konsumsi atau

pengeluaran untuk investasi publik dan penerimaan dari pajak. Kelompok teori ini

juga menganggap bahwa keberadaan infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas

politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional sebagai

faktor penting yang turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi (Ma’ruf dan

Wihastuti 2008).

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(rib

u U

S $

)

tahun

Page 16: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

5

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam menyelenggarakan

pembangunan ekonomi agar makin meningkat. Pada dasarnya tenaga kerja

merupakan modal sumberdaya manusia untuk pertumbuhan dan perbaikan suatu

wilayah. Partisipasi aktif dari masyarakat dalam perwujudan kuantitas dan

kualitas pekerjanya dapat meningkatkan kesejahteraan wilayah tersebut.

Peningkatan jumlah penduduk memberikan dampak positif dan negatif dalam

pelaksanaan pembangunan ekonomi. Peningkatan penduduk menyebabkan

bertambahnya tingkat tenaga kerja, sedangkan peningkatan penduduk yang tidak

sepadan dengan tingkat kesempatan kerja akan berakibat tingginya tingkat

pengangguran yang tercipta.Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pada

wilayah tersebut tidak sejalan dengan peningkatan kesejahteraan.

Gambar 4 Jumlah tenaga kerja Provinsi Jawa Barat 1990-2011 (jiwa) Sumber: Statistik Indonesia 2012, diolah

Gambar 4menunjukkan perkembangan jumlah tenaga kerja di Provinsi

Jawa Barat selama periode penelitian. Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat adanya

peningkatan tenaga kerja pada tahun 1990 hingga 2000 namun menurun pada

tahun 2001 dan 2002 dengan penurunan 0.12 persen sejumlah 14,649,647 jiwa

dan 0.07 persen sejumlah 13,750,448 jiwa dari nilai sebelumnya sebesar

16,350,426 jiwa dan kembali meningkat pada tahun 2003 hingga tahun 2011

dengan rata-rata laju peningkatan angkatan kerja 0.005 persen. Hal ini

mengindikasikan masih rendahnya tingkat tenaga kerja Provinsi Jawa Barat

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

diantaranya melalui kebijakan pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang

akan mendorong peningkatan permintaan produksi dalam perekonomian

(Kurniawan 2011). Pada peningkatan pendapatan daerah sebagai tolak ukur yang

menentukan peningkatan pertumbuhan ekonomi juga tidak terlepas dari

pengeluaran pemerintah. Tingginya tingkat penanaman modal di provinsi Jawa

Barat menandakan bahwa masih relatif tingginya keinginan pihak asing untuk

menanamkan modalnya di provinsi Jawa Barat. Selain pihak swasta yang

memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi, pemerintah pun

memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan guna meningkatkan kekayaan

daerah agar terus dinikmati oleh pihak swasta untuk berinvestasi. Pemerintah

diharapkan mampu meningkatkan porsi pengeluaran pemerintah dalam bentuk

belanja modal. Untuk mendukung pemerintah dalam rangka meningkatan

02000000400000060000008000000

1000000012000000140000001600000018000000

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

Jiw

a

Tahun

Page 17: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

6

produktivitas pendapatan daerah maka dilihat melalui berbagai jenis belanja yaitu

belana aparatur, belanja publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, serta

belanja tak tersangka. Peningkatan pembangunan daerah dapat dilihat dari belanja

modal yang dilaksanakan untuk penunjang investasi daerah.

Gambar 5Perkembangan pengeluaran pemerintah untuk belanja modal di

Provinsi Jawa Barat Sumber : BPS 2012, diolah

Gambar 5 menunjukkan besarnya belanja modal berdasarkan tahun

penelitian yang cenderungberfluktuatif. Dengan peningkatan terbesar pada

periode setelah krisis tahun 1999 sebesar 1,026,530.36 juta rupiahdan laju 0.66

persen dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya sebesar 617,871,33 juta

rupiah. Hal ini disebabkan karena kenaikan pengeluaran pemerintah akibat

guncangan besar seperti inflasi. Serupa dengan krisis pada tahun 1998, krisis

tahun 2008 pun meningkatkan pengeluaran pemerintah pada tahun setelahnya

yaitu tahun 2009 dengan nilai sebesar 726,481 juta rupiah dengan nilai pada tahun

krisis sebesar 354,305 juta rupiah. Peningkatan laju belanja modal terlihat pada

tahun 2009 dengan peningkatan laju sebesar 1.05 persen.

Salah satu hal yang turut membangun pertumbuhan ekonomi di suatu

daerah tertentu adalah sarana infrastruktur. Infrastruktur yang baik akan

memudahkan tingkat perdagangan dan perekonomian di daerah tersebut.

Infrastruktur membantu terbukanya akses yang lebar dalam memenuhi tuntutan

kegiatan perekonomian guna meningkatkan pendapatan daerah. Perkembangan

infrastruktur di setiap wilayah merupakan hal yang penting guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Sebagai contoh, tersedianya jalan akan sangat membantu

berkembangnya kegiatan bisnis atau usaha masyarakat suatu wilayah seiring

dengan semakin baiknya ketersediaan infrastruktur jalan yang merupakan akses ke

wilayah tersebut.

Pada Gambar 6 terlihat perkembangan panjang jalan di Provinsi Jawa

Barat sepanjang tahun 1990 hingga 2011 cenderung berfluktuatif. Hal ini

dikarenakan banyaknya kondisi jalan yang kurang baik sehingga menurukan

jumlah panjang jalan beraspal dan meningkatkan jumlah panjang jalan kerikil.

Pada tahun 1996 dan 2008 mengalami peningkatan panjang jalan masing-masing

memiliki sebesar 23,047.96 km dan 23,017.69 km.

-

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

juta

an

ru

pia

h

Tahun

Page 18: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

7

Gambar 6 Panjang jalan Provinsi Jawa Barat tahun 1990-2011 (Km) Sumber: BPS 2012, diolah

Perumusan Masalah

Agar terjadi pembangunan ekonomi maka diperlukan syarat perlu dan

syarat cukup adanya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dianggap

sebagai syarat perlu dalam pembangunan jika pertumbuhan ekonomi benar-benar

secara fisik telah terjadi, sedangkan pertumbuhan ekonomi sebagai syarat cukup

jika telah terjadi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas perkembangan ekonomi,

sehingga pertambahan output agregat berarti pula pertambahan pendapatan yang

semakin baik. Pertumbuhan ekonomi hanya merupakan salah satu aspek dari

pembangunan ekonomi, karena aspek lain seperti pemerataan dan stabilitas juga

merupakan dua aspek yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi

(Prasetyo 2009).

Beberapa hal penting terkait tata kelola ekonomi adalah peningkatan daya

saing melalui perbaikan iklim investasi, percepatan pembangunan infrastruktur,

peningkatan pembangunan industri di berbagai koridor ekonomi, dan penciptaan

kesempatan kerja. Langkah-langkah terobosan telah dilakukan dimana salah

satunya penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Ditetapkannya delapan program utama

dan 22 kegiatan ekonomi utama, dan ditetapkannya enam koridor ekonomi

sebagai pusat pertumbuhan yang diharapkan dapat mendorong perkembangan

ekonomi di seluruh wilayah Nusantara. Dengan demikian, para pelaku ekonomi

dapat memilih bidang usahanya secara jelas sesuai dengan minat maupun

keunggulan potensi wilayahnya.

Kondisi perkembangan investasi dan pelayanan penanaman modal di

provinsi Jawa Barat masih memiliki peringkat cukup rendah yaitu peringkat 15

pada pemeringkatan yang dilakukan KPPOD dan BKPM. Pada komponen indeks

infrastruktur, indeks tenaga kerja, indeks pelayanan penanaman modal memiliki

nilai cukup rendah sehingga indeks keseluruhan iklim investasi daerah masih

menempati peringkat cukup rendah dibandingkan dengan provinsi lain di

Indonesia. Urutan komponen pemeringkatan berdasarkan KPPOD dan BKPM

Provinsi Jawa Barat disajikan dalam Tabel 1.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

Km

Page 19: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

8

Tabel 1. Urutan komponen indeks pemeringkatan investasi Provinsi Jawa Barat

2008

Komponen Urutan

Indeks Keseluruhan Iklim Investasi Daerah 15

Indeks Pelayanan Penanaman Modal 23

Indeks Promosi Investasi Daerah 08

Indeks Komitmen Pemprov dalam Mengembangan Dunia Usaha 15

Indeks Infrastruktur 14

Indeks Akses Lahan Usaha 26

Indeks Tenaga Kerja 25

Kondisi Keamanan Usaha 06

Kinerja Ekonomi Daerah 09

Sumber: KPPOD dan BKPM 2008, diolah

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu akumulasi

modal, tenaga kerja, dan teknologi. Penelitian yang dilakukan KPPOD dengan

BKPM mendapatkan Jawa Barat dengan peringkat 15 berdasarkan segi investasi

total masih lebih rendah nilainya terutama dilihat pada potensi daerah,

infrastruktur, tenaga kerja, pelayanan penanaman modal, dan akses lahan usaha.

Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk melihat pengaruh investasi, tenaga

kerja, dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik permasalahan dalam penulisan

skripsi ini, diantaranya:

1. Bagaimana kondisi umum pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana pengaruh investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat?

Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sehingga

terdapat beberapa tujuan dalam penelitian kali ini, yaitu:

1. Mendeskripsikan kondisi umum pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa

Barat Tahun 1990-2011

2. Menganalisis pengaruh investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat Tahun 1990-2011

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk kehidupan yang lebih

baik. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya bagi pemerintah daerah provinsi Jawa

Barat mampu meningkatkan pembangunan ekonomi dalam rangka peningkatan

pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan

berguna bagi masyarakat atau peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis

Page 20: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

9

sebagai bahan acuan untuk perkembangan pertumbuhan ekonomi khususnya

Provinsi Jawa Barat.

Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan, maka di penelitian

ini dapat dikemukakan beberapa hipotesis sebagai berikut:

1. Investasi diduga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat. Adanya pertumbuhan

investasi yang meningkat secara langsung dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat.

2. Tenaga kerja diduga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk

yang tinggi tersedia angkatan kerja yang memadai sehingga meningkatkan

pendapatan daerah.

3. Infrastruktur diduga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa barat. Infrastruktur jalan merupakan

faktor utama roda perekonomian. Semakin memadai suatu infrastruktur di

daerah tertentu semakin tinggi pula pendapatan yang dapat diterima.

4. Pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja modal memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Belanja modal merupakan bentuk investasi yang berupa capital

expenditure sebagai belanja atau pengeluaran yang memberi manfaat lebih

dari satu tahun sehingga peningkatan belanja modal akan menjadi sumber-

sumber penerimaan daerah.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh investasi, tenaga kerja, dan

infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat. Analisis data

yang digunakan merupakan data tahunan dari tahun 1990-2011. Data yang

diperlukan dalam model penelitian kali ini yaitu PDRB provinsi Jawa Barat dalam

harga konstan 2000, pertambahan realisasi Penanaman Modal dalam Negeri

(PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Pengeluaran pemerintah dalam

bentuk belanja modal, dan panjang jalan yang merupakan proxy dari Infrastruktur.

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai ukuran kuantitatif atas

perkembangan suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan nasional adalah nilai barang

dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada tahun tertentu dan secara

konsepsial nilai yang disebut Produk Domestik Bruto (PDB) (Sukirno 2006).

Salah satu teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang

berkembang sejak tahun 1950-an adalah teori pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi Neo-Klasik yang dikemukakan Solow-Swan. Pertumbuhan ekonomi

Page 21: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

10

bergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk,

tenaga kerja, dan akumulasi modal (Badrudin 2012).

Menurut Solow (1956) mengemukakan suatu model pertumbuhan seperti

yang diuraikan dibawah ini.

..............................................................................................(1)

Fungsi produksi ini menunjukkan bahwa output nasional adalah fungsi

dari input-input yang digunakan dalam proses produksi, yang dalam hal ini

diasumsikan terdiri dari faktor modal (K) dan faktor tenaga kerja (L). Fungsi ini

bersifat agregat karena menghubungkan antara total ekonomi dengan jumlah

keluaran total dua faktor utama yang digunakan untuk menghasilkan keluaran

tersebut. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa produktivitas marginal

(marginal productivity) setiap faktor produksi yang bersifat constan return to

scale yng dinyatakan secara matematis:

.........................................................................................(2)

dimana X adalah notasi untuk setiap faktor produksi K dan L. Disini

terlihat bahwa kedua faktor produksi yaitu modal dan tenaga kerja adalah faktor-

faktor yang menyebabkan terjadinya produksi output. Teori pertumbuhan Neo-

Klasik dikembangkan oleh dua penulis Amerika, yaitu Charles Cobb dan Paul

Douglass, yang sekarang dikenal dengan fungsi produksi Cobb-Douglass.

Menurut teori pertumbuhan Neo-Klasik, laju tingkat pertumbuhan yang dapat

dicapai suatu negara tergantung kepada tingkat perkembangan teknologi, peranan

modal dalam menciptakan pendapatan negara, dan peranan tenaga kerja (Sukirno

2006).

Investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan

pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi

rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan.

Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian, setiap negara senantiasa

berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang

dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan asing dalam negeri, tapi juga

investor asing. Penggairahan iklim investasi di Indonesia disempurnakan dengan

UU No. 11/Tahun 1970 tentang PMA dan UU No.12/Tahun 1970 tentang PMDN

(Dumairy 1996).

Jenis investasi dapat dibedakan atas public investment dan private

investment, domestic investment dan foreign investment, gross investment dan net

investment. Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang

dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan

sifatnya resmi. Sedangkan private investment adalah investasi yang dilaksanakan

oleh pihak asing. Perbedaan antara investasi pemerintah dan investasi asing

adalah, bahwa dalam investasi asing keuntungan menjadi prioritas utama,

sedangkan investasi pemerintah adalah untuk melayani dan menciptakan

kesejahteraam bagi rakyat banyak. Domestic investment adalah penanaman modal

dalam negeri, sedangkan foreign investment adalah penanaman modal asing.

Gross investment adalah total seluruh investasi yang dilaksanakan pada suatu

waktu, baik itu autonomous maupun induced atau private maupun public.

Sedangkan net investment adalah selisih antara investasi bruto dan penyusutan

(Sitompul 2007).

Sukirno (2006) menyatakan daya beli masyarakat merupakan pasar barang

yang dihasilkan oleh sektor produktif. Daya beli masyarakat yang rendah akan

Page 22: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

11

menyebabkan pasar untuk barang dan jasa yang diciptakan sektor produktif

menjadi sangat terbatas. Ini tidak merangsang para pengusaha untuk menanamkan

modal. Karena pasar merupakan faktor terpenting yang akan membatasi

penanaman modal, maka dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan

adalah tingkat produktivitas. Dengan demikian, pembangunan seimbang akan

menjadi perangsang untuk memperluas permintaan terhadap modal dan

menciptakan perangsang untuk mengadakan lebih banyak penanaman modal.

Todaro mengemukakan investasi memainkan peran penting dalam menggerakkan

kehidupan ekonomi bangsa, karena pembentukan modal memperbesar kapasitas

produksi, menaikkan pendapatan nasional maupun menciptakan lapangan kerja

baru, dalam hal ini akan memperluas kesempatan kerja.

Menurut UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengertian tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Rustiono (2008) mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan angkatan kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu

faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang

lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan

penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski

demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan

penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif

dari pembangunan ekonominya. Pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan

penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut

dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja

tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi

modal dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial

dan administrasi.

Penanaman modal publik telah memiliki porsi yang relatif besar terhadap

pengeluaran pemerintah, pemerintah pusat, dan pemerintah lokal. Telah terjadi

kesepakatan bersama mengenai potensi keuntungan dari investasi modal publik

untuk meningkatkan produktivias input lain dan pertumbuhan regional. Sehingga

modal publik mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Terdapat tiga macam cara

yang berbeda yang menyatakan infrastruktur dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Pertama, infrastruktur dapat bereaksi langsung ke dalam fungsi produksi

suatu perusahaan. Sebagai contoh, ketika layanan yang menyediakan infrastruktur

publik dapat langsung mempercepat pertumbuhan produktivitas suatu perusahaan.

Kedua, infrastruktur publik juga dapat membuat input lainnya seperti tenaga kerja

dan modal asing menjadi lebih produktif. Dalam hal ini, input yang lain (modal

atau tenaga kerja) adalah fungsi dari modal publik sehingga infrastruktur publik

tersebut melengkapi modal atau tenaga kerja. Ketiga, infrastruktur publik dapat

menarik pendapatan dari daerah lain. Oleh karena itu dalam hal ini, infrastruktur

publik mempengaruhi output ekonomi dengan meningkatkan investasi dari faktor

lainnya seperti tenaga kerja dan modal asing (Kim 2006)

Pembangunan infrastruktur, baik ekonomi dan sosial, adalah salah satu

faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara berkembang.

Investasi langsung di infrastruktur menciptakan, fasilitas produksi yang

Page 23: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

12

merangsang kegiatan ekonomi, mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan

daya saing, serta memberikan kesempatan pekerjaan (Sahoo2010).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Ketentuan Pasal 52, belanja

modal adalah barang atau jasa yang dianggarkan pada pengeluaran APBD yang

digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap

berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud yang

dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli atau bangun aset ditambah

seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan atau pembangunan aset tersebut

siap digunakan (Badrudin 2012).

Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan dari pendapatan nasional yang

terjadi dari tahun ke tahun. Sementara itu pengeluaran pemerintah merupakan

salah satu komponen dari pendapatan nasional. Maka dalam upaya melihat

peranan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi, maka dilihat dari pengaruh

pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional (Salhab dan Soedjono

2010).

Teori pertumbuhan endogen (endogeneous growth theory) menjelaskan

bahwa investasi modal fisik dan modal manusia berperan dalam menentukan

pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kontribusi pemerintah terhadap

pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui pengaruhnya dalam melakukan

perubahan konsumsi atau pengeluaran untuk investasi publik dan penerimaan dari

pajak. Kelompok teori ini juga menganggap bahwa keberadaan infrastruktur,

hukum dan peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar

tukar internasional sebagai faktor penting yang turut memengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Pengeluaran pemerintah sebagai salah satu instrumen penting kebijakan

fiskal diharapkan mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi (Ma’ruf dan Wihastuti 2008).

Teori Rostow dan Musgrave menghubungkan antara pengeluaran yang

dilakukan oleh pemerintah dengan tahap-tahap dalam pembangunan ekonomi

yakni tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Teori lainnya yang

membahas tentang pengeluaran pemerintah yaitu teori Peacock dan Wiseman

yang mengemukakan pendapat lain dalam menerangkan perilaku perkembangan.

pengeluaran pemerintah. Perkembangan ekonomi mengakibatkan kenaikan

jumlah pungutan pajak meskipun tarifnya tidak berubah. Kenaikan penerimaan

pemerintah ini juga akan mengakibatkan jumlah pengeluaran pemerintah naik

(Chandra 2012).

PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar pertumbuhan

ekonomi digambarkan oleh investasi, pengeluaran pemerintah, dan tenaga kerja.

Menurut Sahoo et al (2010) pada penelitiannya menyimpulkan bahwa tenaga

kerja, infrastruktur memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 24: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

13

Dengan variabel private investment, public investment, tenaga kerja, infrastruktur,

dan pengeluaran pemerintah. Pengembangan infrastruktur di China memiliki

kontribusi positif dibandingkan dengan public investment dan private investment.

Penelitian sebelumnya yang menganalisis alokasi belanja modal

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat

menyimpulkan DAK, penerimaan pembiayaan, angkatan kerja, jumlah penduduk,

pendidikan penduduk usia kerja, belanja pegawai berpengaruh signifikan.

Sedangkan belanja modal, PAD pendidikan dasar memiliki nilai positif namun

tidak signifikan.Alexiou (2009) menyimpulkan pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh belanja modal pemerintah, belanja konsumsi pemerintah,

investasi, tenaga kerja, perdagangan bebas serta bantuan luar negeri. Sodik (2007)

meneliti pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi regional dengan studi

kasus data panel di indonesia. Variabel yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi

adalah pengeluaran pemerintah, investasi pemerintah, tenaga kerja, dan

keterbukaan perdagangan. Variabel investasi asing didapat hasil tidak

memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Penelitian yang dilakukan oleh Canning (1999) menganalisis kontribusi

infrastruktur terhadap agregat output menyimpulkan efek infrastruktur telepon

memiliki dampak positifdan signifikan sedangkan panjang jalan diperoleh hasil

negatif dan signifikan.

Beberapa penelitian menggunakan pendekatan panel data, persamaan

simultan, dan regresi berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti

investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur. Metode yang digunakan adalah OLS,

sehingga dapat melihat besaran pengaruh suatu variabel dalam memengaruhi

variabel lain. Secara ringkas dalam Tabel disajikan penelitian-penelitian sejenis

yang menjadi referensi dalam penelitian ini.

Tabel2. Penelitian terdahulu

Judul dan peneliti Variabel Metode Hasil

1. Infrastructure

Development and

Economic Growth

in China (Pravakar

Sahoo, Ranjan

Kumar Dash,

2010)

Private

invesment,

public

invesment,

labour,

infrastruktur,

pengeluaran

publik (seperti

untuk kesehatan

dan pendidikan)

ARDL

dan

GMM

- Infrastruktur, Labour,

public and private

invesment berperngaruh

positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di

China

- Pengembangan

infrastruktur di China

memiliki kontribusi yang

positif dibanding dengan

public and private

invesment

Page 25: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

14

(Lanjutan Tabel 2)

Judul dan peneliti Variabel Metode Hasil

2. Goverment

Spending and

Economic Growth:

Econometric

Evidence from the

South Europe

(SEE)

(Constantinos

Alexiou, 2009)

Private

investment,

labour force,

goverment

spending for

capital

information, and

trade-openness

Panel

Data - Pengeluaran pemerintah

untuk pembentukan modal

memiliki dampak positif

dan signifikan begitu pula

investasi swasta dan

keterbukaan perdagangan

- Angkatan kerja ditemukan

tidak signifikan

3. On Export and

Economic Growth

(Gershon Feder,

1982)

Rate of Growth

(%), labour

growth, export

Regresi

Berganda - Penambahan faktor ekspor

memberikan kontribusi

positif dan signifikan

sehingga faktor lainnya

seperti modal dan tenaga

kerja bisa di realokasi

kepada pertumbuhan

ekspor

4. Analisis Peranan

Pengeluaran

Pemerintah,

Tenaga Kerja, dan

Penanaman Modal

Dalam Negeri

(PMDN) Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi

Jawa Timur Tahun

2001-2010 (Eddy

Wibowo Candra,

2012)

Pengeluaran

Pemerintah,

Tenaga Kerja,

dan Penanaman

Modal Dalam

Negeri

OLS - Variabel berpengaruh

positif dan signifikan

kecuali variabel

penanaman modal dalam

negeri

- Pengeluaran pemerintah,

tenaga kerja, penanaman

modal dalam negerii tidak

mempunyai hubungan

dengan variabel

pertumbuhan ekonomi

5. Pengaruh Inflasi,

Jumlah Tenaga

Kerja, dan

Pengeluaran

Pemerintah

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Bali

(Amira Salhab,

Lasmini Soedjono,

2012)

Inflasi, Jumlah

Tenaga Kerja,

Pengeluaran

Pemerintah

Regresi

Linier

Berganda

- Secara simultan dan

parsial tingkat inflasi,

jumlah tenaga kerja, dan

pengeluaran pemerintah

berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi Bali

Page 26: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

15

(Lanjutan Tabel 2)

Judul dan peneliti Variabel Metode Hasil

6. Infrastructure’s

Contribution to

Aggregate Output

(David Canning,

1999)

Telepon, listrik,

transportasi,

lamanya

pendidikan

Berdasark

an fungsi

produksi

Coubb

Dougglas,

panel

data: fixed

effect

model

- Efek infrastruktur lebih

besar dari human capital,

karena sampel sizenya

terlalu kecil

- Hasilnya hampir sama dari

dua grup negara tsb

- Telepon memiliki dampak

yang positif dan signifikan

di dua grup negara

tersebut

7. Pengaruh

Ketersediaan

Tenaga Kerja,

Infrastruktur,

Pendapatan

Perkapita dan Suku

Bunga terhadap

Investasi Industri

Kota Semarang

Investment in

Industrial

Sector,namely

labour,

infrastructure,

income per

capita, and loan

interest rates

ECM - Tenaga kerja dan

infrastruktur memiliki

tidak mempengaruhi

investasi industri di jangka

pendek dan jangka

panjang

- Pendapatan per kapita dan

tingkat suku bunga

memiliki pengaruh

terhadap investasi industri

pada jangka pendek

maupun jangka panjang

8. Pengeluaran

Pemerintah dan

Pertumbuhan

Ekonomi Regional:

Studi Kasus Data

Panel di Indonesia

(Jamzani Sodik,

2007)

Private

investment,

goverment

investment,

goverment

consumption, and

labor force,

openess

economic

provinces (X-M)

Panel

Data - Pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh investasi

pemerintah, pengeluaran

pemerintah, tenaga kerja,

dan keterbukaan

perdagangan memiliki

pengaruh positif dan

signifikan, sedangkan

investasi swasta tidak

mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi

Kerangka Berfikir

Peningkatan agregat output diharapkan mampu meningkatan pertumbuhan

ekonomidi Provinsi Jawa Barat. Karakteristik alam, ekonomi, sosial, dan budaya

yang beraneka ragam diharapkan dapat menjadi modal dalam peningkatan

pendapatan daerah. Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan adanya saling

keterkaitan antara peran pemerintah dan pihak asing dalam meningkatkan

pendapatan daerah, dengan asumsi ada lima variabel yang memengaruhi yaitu

tenaga kerja, realisasi perkembangan PMA dan PMDN, keadaan infrastruktur

yang dilihat melalui moda transportasi darat atau penggunaannya yaitu panjang

jalan, dan pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja modal. Pertumbuhan

penduduk yang tinggi dapat menjadi faktor pendukung pertumbuhan ekonomi

Page 27: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

16

dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja. Hal ini didasari oleh peningkatan

investasi baik dalam negeri maupun yang berasal dari asing.

Dari sisi penawaran, tenaga kerja, investasi, dan infrastruktur merupakan

faktor pendorong bagi pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi laju PDRB Provinsi Jawa

Barat antara lain tenaga kerja, investasi, dan infrastruktur sehingga didapat

rekomendasi kebijakan yang sesuai agar terjadi peningkatan pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Jawa Barat. Analisis tersebut dilakukan dengan metode OLS

(Ordinary Least Square).

Keterangan: bukan merupakan variabel yang akan diteliti

Gambar 7 Kerangka Pemikiran

Peningkatan Agregat Output di

Provinsi Jawa Barat

Keadaan Ekonomi di Provinsi

Jawa Barat

Tenaga Kerja Kapital Teknologi

Pengeluaran

Pemerintah Untuk

Pembentukan Modal

Infrastruktur Investasi

Infrastruktur

Sosial

Infrastruktur

Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi

Rekomendasi Kebijakan

Page 28: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

17

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam data penelitian kali ini menggunakan data

sekunder time series tahunan periode 1990-2011. Data yang digunakan dalam

penelitian ini mencakup data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

provinsi Jawa Barat, Panjang Jalan (Km), investasi yang diteliti adalah dalam

bentuk penanaman modal yaitu Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Asing

(PMA), Perkembangan Realisasi Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN),

tenaga kerja, (AK) dan Pengeluaran Pemerintah dalam bentuk belanja modal

(EXPD). Sumber-sumber tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selain itu sumber data dan

literatur yang digunakan berasal dari penelusuran internet dan literatur terkait.

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis regresi berganda. Teknik estimasi variabel dependen yang digunakan

adalah Ordinary Least Square (OLS), diharapkan dengan menggunakan metode

ini dapat diketahui pengaruh dari investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur

terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat. Pengolahan data

dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007, Minitab 16, dan Eviews 6.

Analisis regresi berganda pada dasarnya adalah studi ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Gujarati 2003).

Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian mengacu pada teori pendekatan

Neo-Klasik Solow-Swan didasarkan pada fungsi produksi yang sudah dikenal,

yang menyatakan bahwa output bergantung pada persediaan modal dan angkatan

kerja yang dituliskan pada persamaan berikut:

dimana:

Y : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

K : Pembentukan Modal

L : Tenaga Kerja

Berdasarkan penelitian Guseh (1997), Alexiou (2009), Cooray (2009), dan

Sahoo, et al. (2010) pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja modal (G)

dapat dimasukkan sebagai variabel independen dan dirumuskan sebagai:

Page 29: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

18

Perumusan model yang digunakan berdasarkan pada model umum

pertumbuhan ekonomi dengan elaborasi yang mengacu pada model dalam

penelitian Alexiou (2009), Candra (2012), Rustiono (2008), dan Sahoo, et al.

(2010). Model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh investasi, tenaga

kerja, pengeluaran pemerintah, dan infrastruktur di provinsi Jawa Barat adalah:

PDRBt =f(AKt, EXPDt, PMAt, PMDNt, RDt)

Dalam penelitian ini, model pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat

dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

: Logaritma Natural untuk Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Konstan (persen)

: Logaritma Natural untuk Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja

(persen)

: Logaritma Natural untuk Pengeluaran Pemerintah dalam bentuk

Belanja Modal (persen)

: Logaritma Natural untuk Realisasi Penanaman Modal Asing

(persen)

: Logaritma Natural untuk Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (persen)

: Logaritma Natural untuk Panjang Jalan (persen)

: Nilai Koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas

: Konstanta

: Kesalahan Pengganggu (error)

Definisi Operasional Variabel

Analisis regresi berganda pada dasarnya adalah studi ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Gujarati 2003). Adapun variabel memiliki definisi

operasional variabel sebagai berikut:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu daerah

tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. PDRB atas dasar harga konstan

sangat penting untuk melihat perkembangan Riil dari tahun ke tahun

berbagai agregat ekonomi yang diamati, dan benar-benar menggambarkan

kenaikan pendapatan yang riil tanpa pengaruh kenaikan harga. Data PDRB

Page 30: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

19

dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik provinsi Jawa Barat. Satuan

harga yang digunakan adalah jutaan rupiah.

2. Tenaga kerja merupakan tenaga kerja di provinsi Jawa Barat. Satuan yang

digunakan menggunakan satuan jiwa.

3. Pengeluaran Pemerintah adalah pengeluaran pemerintah yang dilakukan

guna meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Pengeluaran pemerintah

yang diambil merupakan pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja

modal karena pengeluaran tersebut merupakan salah satu proxy dari

kapital. Satuan yang digunakan dalam pengeluaran pemerintah untuk

belanja modal adalah jutaan rupiah.

4. Penanaman Modal Asing(PMA) merupakan salah satu proxy dari kapital,

sehingga digunakan dalam penelitian kali ini. Diduga semakin tinggi

tingkat PMA di provinsi Jawa Barat akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Variabel yang digunakan dalam PMA ini menggunakan realisasi

nilai penanaman modal asing. Satuan harga yang digunakan adalah jutaan

rupiah.

5. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) merupakan salah satu proxy

dari kapital, sehingga digunakan dalam penelitian kali ini. Penanaman

modal dalam negeri yang semakin tinggi diharapkan mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan nilai kekayaan di

daerah tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian kali ini

merupakan realisasi nilai penanaman modal dalam negeri. Satuan harga

yang digunakan adalah jutaan rupiah.

6. Panjang Jalan merupakan salah satu proxy dari infrastruktur. Infrastruktur

itu sendiri terbagi atas infrastruktur ekonomi dan sosial yang terbagi

kembali atas panjang jalan dan listrik atas infrastruktur ekonomi dan

kesehatan serta pendidikan untuk infrastruktur sosial. Pada penelitian kali

ini peneliti tidak memasukkan infrastruktur sosial dikarenakan bukan

satuan yang dapat dihitung. Sehingga penelitian kali ini membahas

infrastruktur dalam proxy panjang jalan yang diduga dengan meningkatnya

infrastruktur fisik dalam bentuk panjang jalan dapat meningkatkan

perekonomian. Satuan yang dipakai dalam panjang jalan merupakan

satuan jarak Km.

Pengujian Asumsi Klasik

Istilah regresi dikemukakan untuk pertama kali oleh Francis Galton

mengatakan bahwa analisis regresi diartikan sebagai suatu analisis tentang

ketergantungan suatu variabel terhadap variabel lain (yaitu variabel bebas) dalam

rangka membuat estimasi atau prediksi dari nilai rata-rata variabel tergantung

dengan diketahuinya nilai variabel bebas (Lains 2003).

Metode OLS paling sering digunakan bukan hanya karena mudah

melainkan juga karena memiliki beberapa sifat teoritis yang yang kokoh. Menurut

teorema Gauss-Markov berdasarkan asumsi-asumsi dari model regresi linear

klasik, penaksir OLS memiliki varians terendah di antara penaksir-penaksir linear

lainnya; dalam hal ini, penaksir OLS disebut sebagai penaksir tak bias linear

Page 31: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

20

terbaik (best linear unbiased estimators atau BLUE). Penaksir OLS mempunyai

sifat:

1. dan merupakan penaksir linear; dalam hal ini kedua penaksir

tersebut merupakan fungsi linear dari variabel acak .

2. Kedua penaksir tersebut tidak bias; dalam hal ini, dan

. Oleh karena itu, dalam penerapan yang dilakukan secara

berulang-ulang, secara rata-rata dan akan tepatsama dengan

masing-masing nilai dan .

3. ̂ ; dalam hal ini, varians kesalahan dari penaksir OLS tidak

bias. Dalam penerapan yang dilakukan secara berulang-ulang, secara

nilai taksiran dari varians kesalahan akan tepat sama dengan nilai

varians yang sebenarnya.

4. merupakan penaksir yang efisien; dalam hal ini, lebih kecil daripada varians penaksir tak bias linear lainnya untuk ,

dan lebih kecil daripada varians penaksir tak bias linear

lainnya untuk . Oleh karena itu, kita akan mampu menaksir dan

yang sebenarnya secara lebih tepat jika kita menggunakan OLS

ketimbang metode lainnya yang juga memberikan penaksir tak bias

linear dari parameter yang sebenarnya.

Pengujian Statistik Analisis Regresi

Uji Koefisien Determinan ( )

Koefisien determinasi ( ) dapat mengukur ukuran kesesuaian (goodness

of fit) secara keseluruhan dari suatu model, yang menunjukkan seberapa cocok

garis regresi yang ditaksir terhadap nilai Y yang sebenarnya (Gujarati 2007).

dihitung untuk menjelaskan berapa persen keragaman Y dapat dijelaskan oleh

model tersebut. Nilai berkisar dari nol sampai satu ( 0 ≤ ≤ 1 ). Sehingga

garis regresi yang mendekati satu dapat meramalkan Y mendekati sempurna.

Sedangkan jika bernilai berarti tidak ada hubungan antara X dan Y atau model

yang terbentuk tidak tepat untuk meramalkan Y.

Uji F-statistik

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis koefisien (slope) regresi secara

bersama-sama. Jika model signifikan dapat menjelaskan atau memprediksi

keragaman variabel dependent (Y). Pengujian ini menggunakan hipotesa sebagai

berikut:

H0 : b1=b2=....=bn=0

H1 : minimal ada b yang ≠ 0 (ada pengaruh)

Untuk H0=0 berarti tidak memiliki pengaruh, sedangkan H1 memiliki

pengaruh. Tolak H0 jika Fhit> Fα (k,n-k-1) dengan kata lain paling tidak terdapat satu

variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh terhadap variabel tak bebas secara

statistik. Terima H0 jika Fhit< Fα (k,n-k-1) dengan kata lain tidak ada satu pun

Page 32: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

21

variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh nyata terhadap variabel tidak

bebas.

Uji t-statistik

Hartawatie (2012) mengemukakan bahwa jika dalam uji-F disimpulkan

bahwa suatu model signifikan dapat menjelaskan keragaman Y maka akan

dilanjutkan dengan uji-t. Uji-t atau uji parsial berguna untuk mengidentifikasi

faktor-faktor mana saja yang dapat menjelaskan atau berpengaruh nyata terhadap

Y. Uji-t berkaitan dengan masing-masing koefisien model regresi.

Terima H0, jika | thitung | < ttabel, artinya secara statistik belum dapat

dibuktikan bahwa faktor ke-n berpengaruh nyata terhadap Y. Terima H1 (tolak

H0), jika | thitung | > ttabel, artinya secara statistik dapat dibuktikan bahwa faktor ke-n

berpengaruh nyata terhadap Y.

Uji Ekonometrik

Multikolinieritas

Multikolinieritas atau kolinearitas ganda menunjukan adanya hubungan

linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua varibael yang

menjelaskan dari model regresi. (Kusumaningrum 2007) mengemukakan adanya

indikasi adanya multikolinieritas adalah sebagai berikut:

1. Tanda tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2. R-squared-nya tinggi tetapi uji individu tidak banyak bahkan tidak ada

yang nyata.

3. Korelasi sederhana antara variabel individu tinggi (rij tinggi).

4. R2 lebih kecil dari rij

2 menunjukkan adanya masalah multikolinieritas.

Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi di antara anggota observasi

yang diurut berdasarkan waktu (time series) atau ruang (cross section). Dapat

dikatakatan pula korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu variabel atau

korelasi error masa yang lalu dan error masa sekarang. Uji autokorelasi yang

dilakukan di software Eviews 6 dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (Uji-DW)

untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan dengan

membandingkan DW-statistiknya dengan DW-tabelnya.

Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika asumsi dasar metode OLS berbentuk

( ) untuk i = j tidak dipenuhi. Dengan dilanggarnya asumsi

homoskedastisitas berarti variabel disturbansi tidak lagi mempunyai varian yang

kosntan untuk setiap observasi. Varian tersebut mungkin naik atau turun dengan

Page 33: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

22

berubahnya nilai variabel bebas. Variabel disturbansi dapat pula menjadi

nonrandom jika kita gagal menspesifikasikan model yang benar sehingga

beberapa variabel tergantung terabaikan dan tidak masuk ke dalam model (Lains

2003).

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat error term berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas ini dapat dilihat melalui Jarque-Bera Test (J-B)atau

melihat plot sisaan yang pengujiannya pada error term yang harus terdistribusi

secara normal. Kriteria uji yang digunakan adalah:

a. Jika nilai probabilitas pada (J-B) > taraf nyata α, maka error term dalam

model yang digunakan berdistribusi secara normal.

b. Jika nilai probabilitas pada (J-B) < taraf nyata α, maka error term dalam

model yang digunakan tidak terdistribusi secara normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5050’ – 7

050’

lintang selatan dan 104048’-108

048’ bujur timur, dengan batas wilayah: sebelah

utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta; sebelah Timur,

berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah; sebelah Selatan berbatasan dengan

Samudra Indonesia; dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Banten.

Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi pertama dibentuk di wilayah Indonesia.

Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No. 11 tahun 1950, tentang

Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi

dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.

Luas wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas

3,701,061.32 hektar dan garis pantai sepanjang 755,829 Km. Daratan Jawa Barat

dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9.5 persen dari total luas

wilayah Jawa Barat) terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1,500

m di atas permukaan laut (dpl); wilayah lereng bukit yang landai (36.48 persen)

terletak di bagian tengah dengan ketinggian 10-1,500 m dpl. Tutupan lahan terluas

di Jawa Barat berupa kebun campuran (22.89 persen dari luas wilayah Jawa

Barat), sawah (20.27 persen), dan perkebunan (17.41 persen). Sementara itu hutan

primer dan hutan sekunder di Jawa Barat hanya 15.93 persen dari seluruh luas

wilayah Jawa Barat.

Jumlah penduduk provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 mencapai

46,497,175 jiwa. Secara administratif sejak tahun 2008, kabupaten dan kota di

Provinsi Jawa Barat berjumlah 26 kabupaten/kota terdiri atas 17 kabupaten dan 9

kota dengan 625 kecamatandan 5,877 desa/kelurahan. Jawa Barat terbagi dalam 4

Badan Koordinasi Pemerintahan Pembangunan (Bakor PP) wilayah, sebagai

berikut wilayah I Bogor meliputi Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab.

Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Kab. Cianjur. Wilayah II Purwakarta meliputi

Page 34: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

23

Kab. Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi.

Wilayah III Cirebon meliputi kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab.

Majalengka, dan Kab. Kuningan. Wilayah IV Priangan meliputi Kab. Bandung,

Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab, Sumedang, Kab. Garut,

Kab. Tasikmalaya, Kab, Ciamis, dan Kota Banjar.

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat

Kondisi Perekonomian Jawa Barat

Keberhasilan Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari adanya

pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas harga

berlaku maupun harga konstan. Pengukuran laju pertumbuhan ekonomi lebih baik

digunakan berdasarkan harga konstan karena pengaruh naik turunnya tingkat

harga setiap tahun atau tingkat inflasi dapat dihilangkan sehingga perhitungannya

menjadi lebih riil. Data laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat dapat

dilihat pada Tabel 3 yang ditunjukkan oleh BPS Provinsi Jawa Barat.

Tabel 3.Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 1990 s/d 2011 (dalam persen)

Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi

1990 9.45 2001 4.76

1991 6.89 2002 3.94

1992 7.23 2003 4.84

1993 8.01 2004 5.16

1994 7.04 2005 5.47

1995 7.90 2006 6.01

1996 8.34 2007 6.48

1997 5.05 2008 6.21

1998 -18.74 2009 4.19

1999 3.42 2010 6.20

2000 4.15 2011 6.60

Rata-rata 4.94 Sumber: BPS 2012, diolah

Tabel 2 memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

penelitian ekonomi tidak begitu fluktuatif. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa

Barat pada tahun pengamatan memiliki rata-rata nilai pertumbuhan ekonomi

sebesar 4.94 persen dengan pertumbuhan paling rendah terjadi pada masa krisis

tahun 1998 sebesar -18.74.

Kondisi Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat

Tenaga kerja turut memiliki peran dalam pembangunan ekonomi.

Penyediaan lapangan kerja yang memadai diharapkan cukup untuk memenuhi

Page 35: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

24

pertambahan angkatan kerja. Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi yang

mampu meningkatkan faktor produksi seperti mengolah tanah, memanfaatkan

modal sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai suatu investasi.

Terdapat dua faktor yang memengaruhi keadaan ketenagakerjaan, yaitu

faktor penerimaan dan penawaran. Faktor permintaan dipengaruhi oleh dinamika

pembangunan ekonomi, sedangkan faktor penawaran dipengaruhi oleh perubahan

struktur umur penduduk. Pembangunan ekonomi yang semakin meningkat juga

akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga akan memengaruhi

ketersediaan tenaga kerja di suatu daerah. Pertumbuhan industri di perkotaan

menjadi salah satu daya tarik tenaga kerja dari berbagai daerah, termasuk

pedesaan untuk menjadi pekerja di sektor industri (Sitompul 2007).

Perkembangan jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat disajikan pada Tabel 4

berikut.

Tabel 4. Perkembangan Tenaga Kerja di Jawa Barat, 2001-2011

Tahun Tenaga

Kerja (jiwa) Perkembangan

(persen)

Pengangguran

Jabar (jiwa)

Angkatan

Kerja (jiwa)

Perkembangan

(persen)

2001 14,649,647 -10.40 1,036,119 15,685,766 -10.74

2002 13,750,448 -6.14 2,191,531 15,941,979 1.63

2003 14,795,297 7.60 1,979,065 16,774,362 5.22

2004 14,598,311 -1.33 2,319,715 16,918,026 0.86

2005 15,011,002 2.83 2,527,807 17,538,809 3.67

2006 15,441,639 2.87 2,561,525 18,003,164 2.65

2007 15,853,822 2.67 2,386,214 18,240,036 1.32

2008 16,480,395 3.95 2,263,584 18,743,979 2.76

2009 16,901,430 2.55 2,079,830 18,981,260 1.27

2010 16,942,444 0.24 1,951,391 18,893,835 -0.46

2011 17,454,781 3.02 1,901,843 19,356,624 2.45

Rata-rata 0.72 0.97 Sumber: BPS 2012, diolah

Jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat menunjukkan peningkatan

setiap tahun, kecuali tahun 2002 dan 2004. Rata-rata peningkatan jumlah tenaga

kerja adalah 0.67. Selanjutnya jumlah angkatan kerja menunjukkan peningkatan

setiap tahun dengan rata-rata peningkatan jumlah angkatan kerja adalah 0.97

persen. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja dengan rata-rata

0.72 persen. Penurunan jumlah tenaga kerja pada tahun 2002 dan 2004 merupakan

dampak dari terjadinya krisis di Indonesia, sehingga menyebabkan situasi

perekonomian masih sulit khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Kondisi Investasi di Provinsi Jawa Barat

Investasi dibutuhkan untuk meningkatkan pembangunan daerah.

Pembangunan daerah dapat berkembang apabila investasi terus meningkat.

Investasi merupakan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya

investasi secara langsung dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja di daerah

Page 36: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

25

tersebut.Invetasi pada umumnya dibedakan berdasarkan sumber modal, yaitu

PMDN (penanaman modal dalam negeri) dan PMA (penanaman modal asing).

Investasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah,

karena selain menyerap tenaga kerja juga memberikan peningkatan pendapatan

kepada daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 5. Perkembangan investasi di Jawa Barat 1990-2011 (jutaan rupiah)

Tahun PMDN Laju (%) PMA Laju (%)

1990 482,730.90 - 161,370.74 -

1991 579,148.90 19.97 327,121.68 102.71

1992 1,240,155.80 114.13 517,523.85 58.21

1993 4,034,326.70 225.31 8,259,607.53 1,495.99

1994 4,125,531.80 2.26 2,078,976.71 (74.83)

1995 2,900,620.10 (29.69) 2,680,725.44 28.94

1996 3,102,422.00 6.96 27,521,287.40 926.64

1997 6,848,927.10 120.76 3,398,358.04 (87.65)

1998 4,076,866.70 (40.47) 16,305,456.89 379.80

1999 3,096,458.80 (24.05) 12,469,338.16 (23.53)

2000 4,732,038.20 52.82 17,441,007.56 39.87

2001 1,331,051.90 (71.87) 6,002,371.51 (65.58)

2002 8,021,465.70 502.64 10,648,365.38 77.40

2003 2,517,762.00 (68.61) 9,511,043.35 (10.68)

2004 3,027,163.50 20.23 10,676,654.51 12.26

2005 3,483,011.50 15.06 24,786,373.13 132.15

2006 5,320,965.20 52.77 14,854,574.27 (40.07)

2007 11,805,068.40 121.86 11,660,297.08 (21.50)

2008 5,075,016.60 (57.01) 23,923,281.47 105.17

2009 5,926,662.00 16.78 19,112,185.09 (20.11)

2010 15,799,857.10 166.59 15,381,065.92 (19.52)

2011 11,194,259.00 (29.15) 33,672,847.41 118.92

Rata-Rata 53.20 148.31 Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal daerah Jawa Barat, diolah

Tabel 5menyajikan perkembangan realisasi Penanaman Modal Asing

(PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih berfluktuatif.

Apabila dibandingkan secara nasionalJawa Barat menempati urutan ketiga

dibandingkan dengan provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur, sehingga Jawa Barat

merupakan salah satu tujuan investasi yang utama. Untuk PMA dengan nilai

proyek 4,718 proyek dan untuk PMDN dengan nilai proyek 1,672 selama periode

penelitian. Pada PMA Jawa Barat menempati urutan kedua dari DKI Jakarta

dengan proyek sebesar 6,634 dan Jawa Timur sebesar 1,419 proyek. Pada PMDN

Jawa Barat menempati urutan pertama dengan 1,672 proyek diikuti oleh Jawa

Timur 1,286 proyek dan DKI Jakarta 1,099 proyek. Rata-rata pertumbuhan

investasi Provinsi Jawa barat didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA)

hal ini membuktikan bahwa kebijakan ekonomi yang dilaksanakan oleh

Page 37: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

26

pemerintah daerah di bidang investasi telah kondusif dalam rangka mencapai

peningkatan investasi daerah.

Kondisi Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Jawa Barat

Menurut Halim (2008) belanja modal merupakan bentuk investasi yang

berupa capital expenditure sebagai belanja atau biaya atau pengeluaran yang

memberi manfaat lebih dari satu tahun. Proporsi pengeluaran pemerintah untuk

belanja modal terhadap PDRB Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.Proporsi pengeluaran pemerintah untuk belanja modal terhadap PDRB

Jawa Barat tahun 1990-2011 (jutaan rupiah)

Tahun PDRB Pengeluaran Pemerintah

untuk Belanja Modal G/PDRB

1990 124,520,890 44,093.48 0.03541

1991 136,288,120 108,759.97 0.07980

1992 145,678,370 175,967.11 0.12079

1993 156,210,910 153,365.82 0.09818

1994 168,723,410 275,115.83 0.16306

1995 180,601,530 139,386.75 0.07718

1996 194,869,060 317,592.42 0.16298

1997 211,121,140 475,998.29 0.22546

1998 221,803,860 617,871.33 0.27857

1999 180,237,820 1,026,530.36 0.56954

2000 186,401,950 408,305.38 0.21905

2001 194,137,640 852,197.61 0.43897

2002 203,378,590 1,044,593.22 0.51362

2003 211,391,590 413,290.00 0.19551

2004 221,628,170 277,489.00 0.12520

2005 233,057,690 335,096.00 0.14378

2006 245,798,060 371,826.00 0.15127

2007 257,499,446 360,690.00 0.14007

2008 274,180,300 354,305.00 0.12922

2009 291,205,800 726,481.00 0.24947

2010 303,405,200 1,055,536.00 0.34790

2011 322,223,800 718,650.00 0.22303

Rata-Rata 0.21309 Sumber: BPS 2012, diolah

Rata-rata proporsi pengeluaran pemerintah untuk belanja modal Jawa

Barat terhadap pertumbuhan ekonomi periode tahun 1990-2011 sebesar 0.21

persen. Rata-rata tersebut menunjukkan peran pemerintah dalam pembentukan

PDRB Jawa Barat masih sangat kecil sehingga peran pemerintah dalam

meningkatkan prioritas pengeluaran pemerintah untuk belanja modal belum dapat

Page 38: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

27

meningkatkan permintaan agregat. Hal ini dikarenakan masih tingginya

pengeluaran pemerintah untuk belanja rutin seperti pemberian gaji pegawai yang

cukup tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran pemerintah dalam bentuk

belanja modal.

Kondisi Panjang Jalan di Provinsi Jawa Barat

Infrastruktur merupakan salah satu pendorong pembangunan suatu

wilayah. Jika keadaan infrastruktur masih belum mengalami perbaikan yang

signifikan dan bahkan cenderung mengalami kemunduran maka hal ini akan

mengakibatkan rendahnya daya saing dan daya tarik investor swasta untuk

menanamkan modalnya di indonesia.

Tabel 6. Laju perkembangan panjang jalan Provinsi Jawa Barat

Tahun Panjang

Jalan (Km)

Laju

Perkembangan

Jalan

Tahun Panjang

Jalan (Km)

Laju

Perkembangan

Jalan

1990 17939.74 - 2001 21192.70 -11.7

1991 19799.31 10.4 2002 22174.01 4.63

1992 20100.51 1.52 2003 22356.14 0.82

1993 21180.50 5.37 2004 23017.69 2.96

1994 21165.70 -0.07 2005 21717.11 -5.65

1995 22036.22 4.11 2006 21289.66 -1.97

1996 23047.96 4.59 2007 21744.48 2.14

1997 21421.13 -7.06 2008 23138.76 6.41

1998 23136.85 8.01 2009 22757.61 -1.65

1999 22106.22 -4.45 2010 21795.75 -4.23

2000 23992.63 8.53 2011 22732.79 4.30

Rata-rata 1.29 Sumber: BPS, Statistik Indonesia 2012, diolah

Tabel 6 menunjukkan laju perkembangan panjang jalan Provinsi Jawa

Barat. Panjang jalan yang digunakan dalam penelitian kali ini merupakan panjang

jalan secara keseluruhan yaitu panjang jalan dengan kondisi beraspal dan kerikil.

Perkembangan kondisi panjang jalan Provinsi Jawa Barat selama periode 1990

hingga 2011 tidak banyak mendapatkan perkembangan. Begitu pula dengan rata-

rata laju panjang jalan selama tahun penelitian didapat hasil 1.29 dimana masih

relatif rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat

yang mencapai 4.94 persen. Dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi yang

tinggi, infrastruktur berperan dalam fungsi sebagai roda penggerak ekonomi.

Perbaikan infrastruktur yang lamban memperhambat mobilitas perdagangan.

Diperlukan upaya langsung dari pemerintah dalam rangka pelestarian kondisi

infrastruktur sebagai akses penyaluran hasil industri melalui jalan darat sehingga

pemerataan pendapatan dan hasil-hasil pembangunan dapat meningkat.

Page 39: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

28

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa

Barat

Pada penelitian kali ini, variabel yang diteliti merupakan tenaga kerja,

penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, pengeluaran pemerintah

untuk belanja modal, dan panjang jalan. Sebelum melakukan estimasi model,

terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik pada model.

Pada penelitian kali ini dilihat uji multikolinieritas yang merupakan suatu

keadaan dimana terjadinya satu atau dua variabel bebas yang berkorelasi dengan

variabel lainnya. Masalah multikolinier dapat dilihat melalui Correlation Matrix

yaitu korelasi antara variabel-variabel independen yang menyusun model. Suatu

model dikatakan terbebas dari masalah apabila korelasi antar variabel-variabelnya

tidak lebih dari 0.8 dalam Tabel 7 dapat dilihat bahwa terdapat variabel yang

melebihi 0.8 yaitu sebesar 0.89 yang berarti terdapat multikolinieritas, namun hal

ini dapat diabaikan dengan uji Klien jika nilai R-squared keseluruhan lebih besar

dari nilai korelasi antara variabel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

persamaan ini terbebas dari multikolinieritas. Uji multikolinieritas pun dapat

digunakan dengan melihat hasil VIF, yang apabila VIF bernilai kurang dari

sepuluh maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Uji normalitas digunakan untuk memeriksa apakah error term menyebar

normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan Jarque-Bera Test. Hasil uji

didapat nilai probabilitas (P-value) yaitu sebesar 0.234616 sedangkan taraf nyata

bernilai α = 0.05. Hasil uji pada Jarque-Bera Test didapat nilai 2.899606

sedangkan taraf nyata bernilai α = 0.05.Oleh karena nilai (P-value) >α maka error

term menyebar normal.

Heteroskedatisitas merupakan gejala yang terjadi dalam model regresi

linier jika variannya berbeda-beda atau bervariasi. Pengujian masalah

heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Breusch-Pagan-Godfrey Test.

hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa persamaan fungsi pada

penelitian ini tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Pada persamaan

didapat nilai Prob. Chi Square sebesar 0.1207 lebih besar dari nilai α = 0.05.

Dengan nilai hasil dapat ditanyakan dalam penelitian kali ini telah

homoskedastisitas.

Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu

variabel atau korelasi error masa yang lalu dan error masa sekarang. Pengujian

adanya permasalahan dalam pengolahan data autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation Test dengan hasil didapat

Prob-Chi Squared sebesar 0.8561 yang lebih besar dari nilai α = 0.05, sehingga

pada persamaan kali ini tidak terdapat gejala autokorelasi.

Dari pengujian hasil kriteria ekonometrika pada model tersebut yang telah

dilakukan maka hasil estimasi yang didapat tidak terdapat masalah dalam

pemodelan ekonometrika. Persamaan hasil estimasi dapat dilihat pada dapatTabel

7.

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 7 didapat nilai R-Square sebesar

91.2 persen yang digunakan untuk menguji goodness-of-fit dari model regresi. Hal

ini berarti 91.2 persen perekonomian Provinsi Jawa Barat dapat dijelaskan dengan

variabel independen, sedangkan sisanya yaitu 8.8 persen dijelaskan oleh sebab-

sebab yang lain. Berdasarkan pada hasil estimasi pada tabel didapat nilai Adjusted

Page 40: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

29

R-Square sebesar 88 persen. Hasil penelitian didapat invetasi dalam bentuk PMA

dan PMDN memiliki nilai yang signifikan serta panjang jalan dan angkatan kerja,

sedangkan pada variabel pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja modal

didapatkan hasil yang tidak signifikan.

Tabel 7.Hasil estimasi investasi, tenaga kerja, infrastruktur terhadappertumbuhan

ekonomi Provinsi Jawa Barat

Variabel Koefisien Std. Error t-statistik Probabilitas VIF

C 8.017672 9.038593 0.887049 0.3900

LNEXPD 0.017249 0.043944 0.392527 0.7006*** 2.8

LNAK 1.365992 0.442649 3.085948 0.0081 3.4

LNPMA 0.094668 0.036103 2.622188 0.0201** 7.3

LNPMDN 0.073699 0.040267 1.830241 0.0886* 3.3

LNRD -1.426894 0.635732 -2.244488 0.0415** 4.2

R-squared 0.911602 Durbin-Watson stat 1.82424

Adjusted R-squared 0.880031 F-statistic 28.8749

S.E of regression 0.089593 Prob (F-statistic) 0.000001 Keterangan: *signifikan pada taraf nyata 10%

**signifikan pada taraf nyata 5%

***signifikan pada taraf nyata 1%

Pengujian dengan menggunakan uji F-statistik menunjukkan bahwa nilai

F-statistik lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (0.000001<0.05),sehingga

dapat dikatakan bahwa minimal ada satu variabel bebas yang digunakan dalam

model mempunyai pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa

Barat pada tingkat kepercayaan 5 persen (α=5 persen).

Uji t-statistik ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel independen. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa probabilitas

dari masing-masing uji t-statistik adalah signifikan pada variabel Angkatan Kerja,

Penanaman Modal Asing (PMA), dan Panjang Jalan masing-masing signifikan

pada taraf nyata 5 persen dengan variabel tenaga kerja signifikan pada taraf nyata

1 persen. Sedangkan, pada variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

signifikan pada taraf nyata 10 persen. Variabel pengeluaran pemerintah untuk

pembelanjaan modal tidak signifikan karena nilai probabilitasnya lebih besar dari

taraf nyata yang digunakan.

Peran investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur terhadap pertumbuhan

ekonomi. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 6 dapat disimpulkan

bahwa variabel-variabel bebas yang terdiri dari PMA, angkatan kerja, dan panjang

jalan dalam model tersebut signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jawa

Barat pada taraf nyata 5 persen dan variabel PMDN signifikan pada taraf nyata 10

persen. Sedangkan pengeluaran pemerintah untuk belanja modal tidak signifikan.

Masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengeluaran Pemerintah untuk Belanja Modal

Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa

pengeluaran pemerintah untuk belanja modal tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini bertentangan dengan hipotesis

yang dikemukakan sebelumnya yang mengatakan bahwa pengeluaran

Page 41: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

30

pemerintah untuk belanja modal berpengaruh positif dan signifikan.

Pengeluaran pemerintah untuk belanja modal memliki peran penting dalam

kegiatan perekonomian suatu daerah. Peningkatan pendapatan daerah

secara tidak langsung akan meningkatkan pengeluaran pemerintah dalam

bentuk belanja modal agar tercipta nya kondisi perekonomian yang stabil.

Pengeluaran pemerintah untuk belanja modal yang tidak signifikan dapat

terjadi karena laju pertumbuhan belanja pemerintah yang lebih kecil

dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi sehingga dampak

pertambahan belanja pemerintah relatif kecil terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Pada hasil estimasi didapat nilai koefisien pengeluaran pemerintah

untuk belanja modal memiliki hubungan positif namun tidak signifikan.

Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat lebih

mengutamakan investasi dari pihak swasta untuk perekonomian ekonomi,

sehingga pengeluaran pemerintah untuk belanja modal dari tahun ke tahun

cenderung menurun. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Candra (2012) dengan hasil pengeluaran pemerintah

berpengaruh positif dan signifikan namun tidak mempunyai hubungan

timbal balik dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ma’ruf dan

wihastuti (2008) mengungkapkan bahwa pengeluaran pemerintah riil

adalah positif dan signifikan.

Penelitian lainnya mengenai pengeluaran pemerintah dilakukan oleh

Mahapurta (2002) mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sari (2012) menunjukkan

pengeluaran pemerintah dalam bentuk belanja modal ditemukan tidak

signifikan berpengaruh. Hasil penelitian Sidik (2007) menyatakan juga

pengeluaran pemerintah memiliki efek positif namun tidak signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian lainnya mengenai pengeluaran

pemerintah untuk belanja modal dilakukan oleh Kurniawan et al

(2011)menjelaskan pengaruh tidak signifikan ditunjukkan oleh rendahnya

alokasi belanja modal untuk kegiatan pembangunan berbagai fasilitas

publik sehingga belum berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sidik (2007) mengatakan pengeluaran pembangunan sangat

diperlukan oleh suatu daerah untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan

kemampuannya sendiri.

b. Tenaga Kerja

Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa

angkatan kerja berpengaruh signifikan pada taraf nyata 1 persen terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang

menyatakan bahwa angkatan kerja diduga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat. Pengaruh

yang sama diperoleh dari penelitian Candra (2012), Suryanto (2010)

menjelaskan bahwa sinyal kontribusi angkatan kerja di daerah bagi

pertumbuhan ekonomi cukup signifikan. (Sukirno, 2006) mengemukakan

tingkat realisasi penanaman modal asing yang cukup tinggi turut dirasakan

oleh pemerintah, masyarakat, dan asing akan mendapatkan keuntungan.

Page 42: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

31

Penanaman modal langsung akan menambah kesempatan kerja dan

mengurangi masalah pengangguran yang dihadapi pemerintah.

Berdasarkan hasil estimasi terlihat bahwa tenaga kerja mempunyai

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Nilai koefisien regresi dari variabel angkatan kerja sebesar 1.365992. Hal

ini dapat dikatakan bahwa jika terjadi peningkatan angkatan kerja sebesar

1 persen maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar

1.365992 persen, dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini menunjukkan

bahwa angkatan kerja berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi

yang berdampak dengan semakin tingginya pendapatan di Provinsi Jawa

Barat.

Tabel 8.Perkembangan penggangguran dan investasi provinsi Jawa

Barat

Tahun Pengangguran Investasi

2006 2,561,525 20,175,539

2007 2,386,214 23,465,365

2008 2,263,584 28,998,298

2009 2,079,830 25,038,847

2010 1,951,391 31,180,923

2011 1,901,843 44,867,106 Sumber: BPS dan BKPM, diolah

Berdasarkan Tabel 7 terlihat perkembangan pengganguran dan

investasi tahun 2006 sampai 2011 memiliki indikasi hubungan ketika

investasi meningkat pengangguran berkurang. Hal ini mengindikasikan

bahwa investasi memberikan kesempatan kerja lebih banyak dan

menurunkan tingkat pengangguran.

c. Penanaman Modal Asing (PMA)

Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa PMA

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam taraf nyata

5 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa

nilai PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan penelitian Candra

(2012) bahwa investasi penanaman modal asing memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil estimasi terlihat bahwa nilai PMA mempunyai

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Nilai koefisien regresi dari variabel PMA sebesar 0.094668. Hal ini dapat

dikatakan bahwa jika terjadi peningkatan PMA sebesar 1 persen maka

akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.094668

persen, dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar nilai PMA akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sitompul (2007)

mengemukakan peningkatan investasi merupakan hasil dari kebijakan

pemerintah dalam rangka meningkatkan iklim investasi daerah.

Page 43: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

32

d. Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN)

Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa nilai

PMDN berpengaruh signifikan pada taraf nyata 10 persen. Hal ini sesuai

dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa nilai PMDN berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Lain halnya dengan PMA, dimana PMDN memiliki pengaruh signifikan

pada taraf nyata 10 persen. Angka ini lebih besar dari taraf nyata PMA

yang berkisar pada taraf nyata 5 persen. Hal ini terjadi karena investasi

yang berada di Provinsi Jawa Barat memang sebagian besar didominasi

oleh para investor asing (PMA). Penelitian Candra (2012), Rustiono

(2008), dan Sitompul (2007) memiliki pengaruh yang sama terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil estimasi terlihat bahwa nilai PMDN mempunyai

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

Nilai koefisien regresi dari variabel PMDN sebesar 0.073699. Hal ini

dapat dikatakan bahwa jika terjadi peningkatan PMDN sebesar 1 persen

maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar

0.073699 persen, dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini menunjukkan

bahwa apabila PMDN semakin besar akan berdampak dengan peningkatan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

e. Panjang Jalan

Berdasarkan uji signifikansi didapat panjang jalan memiliki pengaruh

signifikan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti panjang jalan

Provinsi Jawa Barat lebih bersifat inelastis artinya dalam keadaan

bagaimanapun jalan akan tetap digunakan oleh masyarakat Provinsi Jawa

Barat karena merupakan akses perekonomian daerah. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa keadaan suatu wilayah yang memiliki jumlah penduduk

yang terlalu banyak akan menghasilkan tingkat aksesibilitas yang rendah.

Hal ini dapat terjadi karena penambahan jalan lebih rendah dibandingkan

dengan penambahan jumlah penduduk (Radiansyah 2012). Hasil estimasi

pada penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Canning (1999)

memiliki hasil negatif pada infrastruktur jalan. Menurut Badrudin (2012)

jalan-jalan yang tidak dipelihara dengan baik akan menghambat mobillitas

perpindahan barang atau pergerakan orang. Padahal, perekonomian akan

tumbuh ketika aspek mobilitas atau perpindahan orang.

Berdasarkan hasil estimasi terlihat bahwa nilai panjang jalan

mempunyai pengaruh negatif namun signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jawa Barat. Nilai Koefisien regresi dari variabel panjang

jalan sebesar -1.426894.Hal ini dapat dikatakan bahwa jika terjadi

kenaikan panjang jalan 1 persen maka akan menyebabkan penurunan

pertumbuhan ekonomi sebesar -1.426894 persen, dengan asumsi ceteris

paribus. Berdasarkan nilai probabilitas t-statistik menunjukkan bahwa

panjang jalan berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hal ini

bertentangan dengan asumsi awal yang mengatakan bahwa panjang jalan

diduga memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Panjang jalan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung

kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Barat. Perekonomian ekonomi dapat

Page 44: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

33

meningkat apabila terdapat infrastruktur yang mempermudah

pendistribusian faktor produksi barang dan jasa. Pada hasil didapat bahwa

variabel panjang jalan memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hasil ini disebabkan karena pertumbuhan akan perbaikan

kondisi jalan dalam kurun waktu 1990 hingga 2011 tidak banyak

menunjukkan perubahan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa

pertumbuhan infrastruktur di Provinsi Jawa Barat lebih kecil dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan mengenai pengaruh investasi,

tenaga kerja, dan infrastruktur Provinsi Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat periode 1990-2011

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jadi, berdasarkan variabel

independen pada penelitian dapat disimpulkan pertumbuhan ekonomi

sebesar8.01 persen.

2. Berdasarkan hasil uji R2variabel pengeluaran pemerintah untuk belanja

modal, tenaga kerja, PMDN, PMA, dan panjang jalan mampu menjelaskan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa barat sebesar 91.2 persen.

3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara nyata adalah

tenaga kerja dengan nilai koefisien yang cukup tinggi apabila

dibandingkan dengan variabel lainnya.

4. Variabel investasi seperti PMA dan PMDN memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat

meskipun dengan nilai PMDN dengan signifikansi 10 persen menandakan

perkembangan investasi di Provinsi Jawa Barat masih didominasi oleh

pihak asing. Variabel pengeluaran pemerintah untuk pembentukan modal

memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jawa Barat. Hal itu berarti pengeluaran pemerintah

mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun masih memiliki laju

perkembangan yang kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan

ekonomi Provinsi Jawa Barat.

5. Variabel tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini menandakan pertumbuhan penduduk pada

usia kerja di Provinsi Jawa Barat memiliki kualitas yang mampu bersaing

di pasar kerja dengan kualitas yang baik sehingga mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.

6. Variabel infrastruktur panjang jalan memiliki pengaruh negatif dan

signifikan, hal ini menandakan bahwa panjang memiliki pengaruh tinggi

terhadap perkembangan perekonomian Jawa Barat. Kondisi jalan yang

kurang mengalami perbaikan dalam kurun waktu 1990-2011 sehingga

pemerintah harus mengeluarkan dana tambahan untuk perbaikan jalan.

Panjang jalan itu sendiri dalam keadaan bagaimanapun keadaan jalan

Page 45: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

34

masih merupakan akses penting dalam mempermudah mobilitas

perdagangan daerah.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang

dapat dilakukan diantaranya:

1. Pertumbuhan ekonomi dapat terbentuk apabila tercipta iklim investasi

yang kondusif sehingga pemerintah selaku pembuat kebijakan

meningkatkan iklim investasi yang kondusif, pengurusan perizinan usaha

dan pajak yang lebih mudah dan tidak memakan waktu, realisasi

pembangunan infrastruktur dengan perbaikan sarana dan prasarana

infrastruktur lainnya dalam waktu cepat, dan memperluas kesempatan

kerja dengan memperlakukan pekerja sesuai dengan peraturan.

2. Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan infrastruktur dimana

infrastruktur jalan merupakan salah satu penunjang perekonomian daerah

dengan meningkatkan kegunaannya dengan perbaikan jalan atau

penambahan jalan seperti jalan layang guna mengefisiensikan pengguna

jalan sehingga pertumbuhan ekonomi sejalan dengan kondisi infrastruktur

yang baik.

3. Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu tolak ukur pertumbuhan

ekonomi dimana peningkatan pendapatan akan meningkatkan pengeluaran

pemerintah untuk mendukung jalannya perekonomian. Lebih banyaknya

pengeluaran pemerintah yang dilakukan untuk belanja rutin seperti gaji

pegawai. Pemerintah sebaiknya lebih memfokuskan pengeluaran

pemerintah dalam bentuk belanja modal agar meningkatkan daya saing

dan daya tarik investor guna meningkatkan investasi Provinsi Jawa Barat.

4. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebaiknya dapat meningkatkan anggaran

pendidikan agar meningkatkan kualitas tenaga kerja Provinsi Jawa Barat

karena tenaga kerja terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jawa Barat.

5. Untuk penelitian lainnya diharapkan mengkaji kembali penelitian ini

dengan menggunakan metode lainnya dan penambahan variabel yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat membuat temuan

baru.

DAFTAR PUSTAKA

[BKPM dan KPPOD]. 2008. Pemeringkatan Iklim Investasi 33 Provinsi di

Indonesia Tahun 2008. Jakarta (ID): BKPM dan KPPOD

__________________. 2012. Infrastruktur: Peranan dan Problematiknya. Jakarta

(ID): BKPM dan KPPOD

[BKPM] Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2012. Laporan Perkembangan

Investasi di Indonesia. Jakarta (ID): BKPM

Page 46: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

35

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Jawa Barat Dalam Angka, Berbagai Edisi.

Jakarta (ID): BPS Provinsi Jawa Barat.

______________________. 2012. Statistik Indonesia, Berbagai Edisi. Jakarta

(ID): BPS

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Ed Ke-3.

Bogor (ID): IPB Pr

Alexiou C. 2009. Government Spending and Economic Growth: Econometric

Evidence from the South Easterm Europe (SEE). Journal of Economic and

Social Research hal 1-16

Badrudin R. 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. Yogyakarta (ID): UPP STIM

YKPN Cahyono E.F, Kaluge D. 2008. Analisis Pengaruh Infrastruktur Publik terhadap

Produk Domestik Bruto Perkapita di Indonesia. Universitas Brawijaya,

Malang

Candra E.W. 2012. Analisis Peranan Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, dan

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2010. [jurnal ilmiah]. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya, Malang

Canning D. 1999. The Contribution of Infrastructure to Aggregate Output.

Departement of Economics The Queen’s University at Belfast. United

Kingdom

Cooray V.A. 2009. Government Expenditure, Governance, and Economic

Growth. Comparative Economic Studies, 51 (3), 401-418

Dewi M. 2009.Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap Output

Sektor Industri di Kabupaten Bekasi. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institur Pertanian Bogor, Bogor

Dornbusch, Rudiger, Fischr, Stanley. 1997. Ekonomi Makro. Drs. Sahat

Simamora [penerjemah]. Jakarta (ID): RINEKA CIPTA

Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta (ID): Erlangga

Firdaus M. 2012. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series.

Bogor (ID): IPB Pr

Gujarati D. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Julius A Mulyadi [penerjemah].

Jakarta (ID): Erlangga

Guseh S.J. 1997. Government Size and Economic Growth in Developing

Countries: A Political-Economy Framework. Journal of Macroeconomics

Hsieh E, Lai K.S. 1994. Government Spending on Economic Growth: the G-7

Experience. Applied Economics Hal 535-542

Kuncoro M. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,

Strategi, dan Peluang. Jakarta (ID): Erlangga

Kurniawanet al. 2011. Analisis Alokasi Belanja Modal Pemerintah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2004-2010.

[jurnal ilmiah]. Universitas Padjadjaran

Lains A. 2003. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): Pustaka LP3ES

Indonesia, anggota IKAPI

Lipseyet al. 1997. Pengantar Makroekonomi. Ir. Agus Maulana MSM

[penerjemah]. Jakarta (ID): Binarupa Aksara

Page 47: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

36

Ma’ruf A, Wihastuti L. 2008. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan

Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. Volume 9, nomor 1, halm

44-55. April 2008

Mankiw N.G. 2000. Teori Makroekonomi Ed Ke-5. Imam Nurmawan

[penerjemah]. Jakarta (ID): Erlangga.

Miro F. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta (ID): Erlangga

Nanga M. 2005. Makroekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Jakarta (ID):

Rajawali Pers

Nurudeen A, Usman A. 2010. Government Expenditure and Economic Growth in

Nigeria, 1970-2008: A Disaggregated Analysis. Bussiness and Economics

Journal, Volume 2010: BEJ-4

Olopade B.C. 2010. The Impact of Government Expenditure on Economic Growth

and Development in Developing Countries: Nigeria as a Case Study.

Economic in Lgbinedion University, Nigeria

Prasetyo P.E.2011. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta (ID): Beta Offset

Radiansyah D. 2012. Analisis Kontribusi Infrastruktur terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Regional di Indonesia (Periode tahun 1993 s.d 2008). [tesis].

Universitas Indonesia, Jakarta

Rao B.B. 2006. Time Series Econometrics of Growth Models: A Guide for

Applied Economists. MPRA Paper No. 1547. Dapat diakses di

[http://mpra.ub.uni-nuenchen.de/1547/]

Regina D. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Regional

Provinsi Banten. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor, Bogor

Rustiono D. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran

Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

[tesis]. Universitas Diponegoro, Semarang

Sahooet al. 2010. Infrastructure Development and Economic Growth in China.

IDE Discussion Paper No. 261

Salhab A, Lasmini S. 2011. Pengaruh Inflasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Bali. Jurusan

Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana, Bali

Sitompul N.L. 2007.Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap

PDRB Sumatera Utara. [tesis]. Universitas Sumatera Utara, Medan

Sodik J. 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional:

Studi Kasus Data Panel di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan

Hal:27-36

Sukirno S.2006.Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan.

Edisi ke-2.Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

Suryanto D. 2010.Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Subosokawonosraten Tahun 2004-2008. [jurnal ilmiah]. Universitas

Diponegoro

Todaro MP, Stephen CS. 2006. Pembangunan Ekonomi Ed Ke-9. Haris Munandar

[penerjemah]. Jakarta (ID): Erlangga.

Wijayanti P. 2010. Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja, Infrastruktur,

Pendapatan Perkapita, dan Suku Bunga terhadap Investasi Industri Kota

Semarang. [jurnal ilmiah]. Yogyakarta

Page 48: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Estimasi Persamaan Dependent Variable: LNPDRB

Method: Least Squares

Date: 04/22/13 Time: 10:18

Sample: 1 20

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. VIF

LNAK 1.365992 0.442649 3.085948 0.0081 3.4

LNEXPD 0.017249 0.043944 0.392527 0.7006 2.8

LNPMA 0.094668 0.036103 2.622188 0.0201 7.3

LNPMDN 0.073699 0.040267 1.830241 0.0886 3.3

LNRD -1.426894 0.635732 -2.244488 0.0415 4.2

C 8.017672 9.038593 0.887049 0.3900

R-squared 0.911602 Mean dependent var 19.16166

Adjusted R-squared 0.880031 S.D. dependent var 0.258667

S.E. of regression 0.089593 Akaike info criterion -1.743746

Sum squared resid 0.112378 Schwarz criterion -1.445027

Log likelihood 23.43746 Hannan-Quinn criter. -1.685433

F-statistic 28.87485 Durbin-Watson stat 1.824240

Prob(F-statistic) 0.000001

Lampiran 2. Persamaan Model

LNPDRB = 1.36599247822*LNAK + 0.0172492716487*LNEXPD + 0.0946684259545*LNPMA + 0.0736991474267*LNPMDN - 1.4268939741*LNRD + 8.01767190476

Lampiran 3. Uji Asumsi

- Kenormalan

Nilai Jarque-Bera dan Prob lebih besar dari α 5 persen sehingga asumsi

residual menyebar normal

0

2

4

6

8

10

12

-0.2 -0.1 -0.0 0.1

Series: Residuals

Sample 1 20

Observations 20

Mean 3.20e-15

Median -0.009683

Maximum 0.148503

Minimum -0.206330

Std. Dev. 0.076906

Skewness -0.684029

Kurtosis 4.268048

Jarque-Bera 2.899606

Probability 0.234616

Page 49: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

38

- Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 3.348318 Prob. F(5,14) 0.0338

Obs*R-squared 10.89182 Prob. Chi-Square(5) 0.0536

Scaled explained SS 8.720771 Prob. Chi-Square(5) 0.1207

Nilai Prob lebih besar dari α 5 persen sehingga model homoskedastisitas

- Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.094685 Prob. F(2,12) 0.9103

Obs*R-squared 0.310713 Prob. Chi-Square(2) 0.8561

Nilai Prob. Chi-Square > α 5 persen artinya tidak ada autokorelasi

- Multikolinieritas

Dilihat dari nilai VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinieritas

Lampiran 4. Matriks Korelasi

LNPDRB LNAK LNEXPD LNPMA LNPMDN LNRD

LNPDRB 1.000000 0.892037 0.748991 0.855654 0.845200 0.655970

LNAK 0.892037 1.000000 0.677068 0.809394 0.768956 0.707161

LNEXPD 0.748991 0.677068 1.000000 0.764689 0.746880 0.657858

LNPMA 0.855654 0.809394 0.764689 1.000000 0.763751 0.872481

LNPMDN 0.845200 0.768956 0.746880 0.763751 1.000000 0.653926

LNRD 0.655970 0.707161 0.657858 0.872481 0.653926 1.000000

Page 50: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

39

Lampiran 5. Data Analisis

LnPDRB LnAK LnPMDN LnPMA LnEXPD LnRD

1 18.6400 16.3586 13.0872 11.9915 10.6941 9.7948

2 18.7303 16.3989 13.2693 12.6981 11.5969 9.8934

3 18.7969 16.4469 14.0307 13.1568 12.0781 9.9085

4 18.9438 16.4457 15.2327 14.5474 12.5249 9.9601

5 19.0118 16.4662 14.8804 14.8016 11.845 10.0004

6 19.0878 16.5353 14.9477 17.1305 12.6685 10.0453

7 19.1679 16.5439 15.7396 15.0388 13.0732 9.9721

8 19.2173 16.5643 15.2208 16.607 13.3340 10.0492

9 19.0434 16.6098 15.3699 16.6743 12.9198 10.0855

10 19.0841 16.4999 14.1015 15.6077 13.6556 9.9614

11 19.1306 16.4366 15.8976 16.1809 13.8591 10.0067

12 19.1692 16.5098 14.7389 16.068 12.9319 10.0149

13 19.2165 16.4964 14.9231 16.1836 12.5335 10.044

14 19.2668 16.5243 15.0634 17.0258 12.7222 9.9859

15 19.3200 16.5526 15.4872 16.5138 12.8262 9.9660

16 19.3665 16.5789 16.2840 16.2717 12.7958 9.9871

17 19.4293 16.6177 15.4398 16.9904 12.7779 10.0493

18 19.4895 16.6429 15.595 16.7658 13.496 10.0327

19 19.5306 16.6453 16.5755 16.5486 13.8696 9.9895

20 19.5908 16.6751 16.2309 17.3322 13.4851 10.0316

Page 51: ANALISIS PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN ... · skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa

40

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor, pada Tanggal 31 Agustus 1991 dengan

nama lengkap Aryanti Utami. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Penulis menamatkan sekolah dasar di SD Al-Ghazaly Bogor,

kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 12 Bogor pada Tahun 2003. Pada tahun

2009 penulis menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada SMA Negeri 5

Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui Ujian Talenta Mandiri (UTM) dan Seleksi Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SMPTN). Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti kegiatan

kepanitiaan baik yang diadakan oleh Departemen maupun Fakultas. Pada tahun

2010 penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) untuk kategori PKM bidang Penelitian. Selain itu, penulis

dipercaya untuk menjadi anggota Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi

Studi Pembangunan (HIPOTESA) pada divisi Information, Promotion,and

Internal Relationship (INTEL)untuk kepengurusan tahun 2010-2011 dan 2011-

2012. Penulis aktif pula pada kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan baik di

lingkungan Departemen, Fakultas, dan Kampus IPB. Penulis juga aktif mengikuti

seminar yang diadakan di lingkungan kampus IPB.