Upload
others
View
50
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENERAPAN WAKAF POLIS ASURANSI SYARIAH
BERDASARKAN FATWA NO:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Ariffan Rahman Hakim
11140460000149
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019M
v
ABSTRAK
Ariffan Rahman Hakim. 11140460000149. Analisis Penerapan Wakaf Polis
Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 (Studi Pada PT
Sun Life Syariah). Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H / 2019 M.
Studi ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan wakaf Polis Asuransi
Jiwa Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf
manfaat asuransi dan manfaat investasi asuransi jiwa syariah untuk menjelaskan
hasil penerapan wakaf pada produk asuransi jiwa syariah yang dijalankan PT Sun
Life Financial Syariah apakah penerapannya sudah sesuai dengan Fatwa
No:106/DSN-MUI/X/2016.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis, data yang digunakan berupa data primer
bersumber dari wawancara kepada pihak yang bersangkutan mengenai wakaf pada
produk asuransi jiwa syariah. Data sekunder bersumber dari formulir, ikhtisar
polis, ketentuan atau syarat-syarat umum dan khusus, ilustrasi polis, form ikrar
wakaf, kontrak polis, brosur, buku-buku, website, penelitian terdahulu dan
sumber-sumber tertulis lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumnetasi yaitu mengumpulkan data dan wawancara.
Hasil penelitian ini secara singkat adalah bahwa bagaimana penerapan
wakaf pada polis asuransi jiwa Sun Life Syariah terdapat beberapa unsur terkait
didalamnya yaitu: kesesuaian aturan fatwa terhadap bagaimana pelaksanaan
perusahaan Sun Life Syariah yang berkerjasama dengan lembaga wakaf dalam
mengelola dana yang diwakafkan. Kesesuaian pernyataan perjanjian form ikrar
wakaf Sun Life Syariah batas maksimal yang sesuai ketentuan fatwa pada wakaf
wasiat (manfaat meninggal dunia) jumlah sebesar 45% dan wakaf manfaat
investasi sebesar 30% serta menganalisis kesesuaian prinsip syariah pada akad
wasiat yang digunakan pada kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah pada
penerapannya perusahaan menggunakan akad tabarru‟ dan menggunakan akad
wakalah bil ujrah sebagian manfaatnya boleh diwakafkan. Dan kesesuaian ujrah
tahun pertama dan tahun berikutnya pada fitur wakaf dalam produk asuransi jiwa
Sun Life Syariah. Hal ini terlibat telah sesuai dilaksanakan sebagaimana peraturan
yang terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi
pada asuransi jiwa syariah.
Kata Kunci : Wakaf Polis Asuransi Syariah, PT Sun Life Syariah
Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, M.A
Daftar Pustaka : Tahun 1994 s.d Tahun 2017
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya serta memberikan berkah, kasih sayang dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan
Wakaf Polis Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)”. Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menghantarkan umatnya dari kegelapan dunia ke
zaman peradaban ilmu pengetahuan.
Penulis sangat bahagia dan bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas
akhir dalam jenjang pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis tempuh telah
selesai. Serta penulis tidak lupa meminta maaf apabila didalam penulisan skripsi
ini ada yang kurang berkenan dihati para pembaca karena penulis menyadari
penulis masih jauh dari kesempurnaan.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat
tercapai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai
ungkapan rasa hormat yang amat mendalam. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr.H.Asep Saepudin Jahar, Phd. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. A.M. Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, MA Ketua dan Sekretaris Prodi
Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Pembimbing akademik dan seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ahmad Chairul Hadi, M.A. Yang selalu
memberi pengarahan, pembelajaran yang baru bagi saya dengan penuh
keikhlasan, kesabaran, dan keistiqomahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
vii
5. Terkhusus kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi,
ayahanda tercinta Sopanudin Nasuha dan Ibunda tercinta Masdaliati yang
selalu mendoakan dam memberikan semangat kepada ananda untuk
menyelesaikan skripsi ini, serta telah mengorbankan seluruh hidupnya
untuk membahagiakan dan membesarkan penulis hingga saat ini. Tidak
akan pernah dan mustahil mampu membayar apa yang telah diberikan
selama ini. Kedua orang tua yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis
dalam menjalankan kehidupan dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan buat Kakak Syifa
Azkiah dan adik iqbal yang selalu mendukung dan memberikan semangat,
mendoakan penulis dan selalu menjadi keluarga yang dibanggakan.
7. Terima kasih juga buat pihak perusahaan Sun Life Syariah yang
memberikan penulis kesempatan untuk meneliti di sana.
8. Terima kasih juga buat teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
UIN Jakarta angkatan 2014 khususnya yang telah mendukung penulis
dalam perkuliahan dan juga dalam penulisan skripsi ini
9. Terima kasih buat orang terdekat penulis yaitu teman-teman seperjuangan
yang selalu memberikan motivasi dan juga menemani selama proses
pembuatan skripsi ini.
Semoga amal baik mereka semua dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.
Sesungguhnya hanya Allah SWT yang membalas kebaikan mereka dengan
kebaikan berlipat ganda.
Jakarta, 3 Januari 2019
Ariffan Rahman Hakim
viii
Daftar Pustaka LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 6
C. Batasan Masalah ....................................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
F. Review Studi Terdahulu ........................................................................................... 8
G.Kerangka Teori dan Konseptual ............................................................................. 9
H.Metode Penelitian ................................................................................................... 11
I. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 14
BAB II .............................................................................................................................. 15
TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF DAN ASURANSI .................................... 15
A. Konsep Wakaf Uang ............................................................................................... 15
1. Pengertian Wakaf Uang .................................................................................... 15
2. Dasar Hukum Wakaf Uang ............................................................................... 16
3. Jenis Wakaf Uang .............................................................................................. 18
4. Tata Cara dan Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia .................................. 19
B. Konsep Asuransi Syariah ....................................................................................... 22
1. Pengertian Asuransi Syariah ............................................................................ 22
2. Dasar Hukum Asuransi Syariah ....................................................................... 22
3. Mekanisme Kerja Asuransi Syariah ................................................................ 25
3. Akad Mu’amalah pada Asuransi Syariah ....................................................... 28
C. Wakaf Wasiat Polis Asuransi Syariah .................................................................. 30
ix
BAB III ............................................................................................................................. 34
GAMBARAN UMUM PT SUNLIFE FINANCIAL SYARIAH ................................. 34
A. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................................. 34
B. Visi dan Misi ............................................................................................................ 36
C. Konsep SunLife Syariah ......................................................................................... 37
D. Produk-Produk SunLife Syariah ........................................................................... 38
E. Kekuatan Keuangan dan Kinerja Bisnis SunLife Financial ............................... 43
F. Struktur Organisasi PT SunLife Financial Indonesia ......................................... 44
BAB IV ............................................................................................................................. 46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 46
A. Mekanisme Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah ............. 46
1. Prosedur Pembukaan Peserta Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah ........... 47
2. Fitur Wakaf Perusahaan Sun Life Syariah Dengan Lembaga Wakaf .......... 51
3. Cara Penembusan Polis Peserta Wakaf Melalui Manfaat Asuransi Dan
Manfaat Investasi .................................................................................................... 56
B. Analisis Kesesuaian Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah
Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 .................................................... 57
BAB V .............................................................................................................................. 71
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 71
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 71
B. Saran......................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 73
Lampiran ......................................................................................................................... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukan kemajuan yang
cukup baik selama beberapa tahun terakir. Perusahaan-perusahaan asuransi
menunjukan pertumbuhan dalam usaha yang mereka jalankan, dimana
semakin banyak masyarakat yang menggunakan layanan asuransi dalam
kehidupan mereka. Kondisi ini menjadi sebuah keuntungan bagi perusahaan
asuransi karena semakin meluasnya pasar yang dapat dijadikan sebagai
sasaran penjualan produk mereka. Industri asuransi di Indonesia dituntut
untuk memiliki inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Pesatnya industri asuransi syariah dan dinamisnya produk-produk
asuransi syariah, maka asuransi kini telah bertambah fungsinya bukan saja
lembaga penjamin resiko (proteksi) tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan
dana masyarakat. Tujuan asuransi syariah adalah untuk berusaha menjaga
kelangsungan kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadi kondisi
yang buruk. Pada asuransi syariah setiap premi peserta yang telah diterima
dimasukan kedalam dua rekening berbeda. Pertama, dimasukan kedalam
rekening tabungan yaitu rekening tabungan peserta. Kedua, rekening khusus
atau tabarru‟.1 Dan asuransi syariah terdapat dua jenis produk, seperti produk
individual yang mengandung unsur (saving dan non saving) dan produk-
produk kumpulan.2
Investasi harta melalui wakaf dalam tatanan Islam sebenarnya
merupakan sesuatu yang sangat unik yang berbeda dengan investasi di sektor
pemerintah (public sector) maupun sector swasta (private sector). Begitu
uniknya, sector wakaf ini bahkan kadang-kadang disebut sebagai sector
ketiga (thirdsector) yang berbeda dengan sektor pemerintah dan sektor
1 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), h.,154. 2 Muhammad Syakir sula, Asuransi Syariah(Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 177.
2
swasta. Keunikan itu tampak bahwa pengembangan harta melalui wakaf tidak
didasarkan pada target pencapaian keuntungan bagi pemodal-baik pemerintah
maupun swasta-tetapi lebih didasarkan pada unsur kebajikan (birr), kebaikan
(ihsan) dan kerja sama.3 Oleh karenanya, agama menjajikan pahala yang
abadi bagi pewaqaf (waqif) selama aset yang diwakafkannya masih
bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Sebagai salah satu potensi yang
mempunyai pranata kegunaan yang bersifat ekonomis, wakaf harusnya
dikelola dan dikembangkan menjadi suatu instrument yang mampu
memberikan jawaban riil di tengah problematika kehidupan masyarakat.
Namun, dalam kenyataannya wakaf kurang dikenal dan kurang mendapat
perhatian yang serius dari sebagian besar kalangan, baik pemerintah,
masyarakat, ulama, dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam hal ini yaitu
lembaga swadaya masyarakat.
Lahirnya undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
menjadi momentum tersendiri untuk pemberdayaan wakaf secara produktif
sebab di dalamnya terkandung pemahaman komprehensif dan pola
manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dengan adanya
momentum tersebut dan didorong dengan gencarnya pengembangan wakaf
dewasa ini diberbagai sektor, tak terkecuali pada lini perasuransian syariah
yang turut ikut andil dalam pengembangan wakaf produktif tersebut.
Perusahaan asuransi syariah hadir dengan produk wakaf manfaaat asuransi
dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah dengan tujuan ikut serta
dalam pengembangan wakaf produktif.
Ditinjau dari potensinya, menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI)
memperhitungkan potensi wakaf di Indonesia mencapai angka Rp 180 triliun.
Namun pada 2017, total penghimpunan dana wakaf baru mencapai Rp 400
milyar.4 Padahal jika dikumpulkan dan dikelola dengan baik, objek wakaf
dapat dimanfaatkan sebagai investasi strategis dalam upaya menghapuskan
3 Ahmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif : (Sebuah
Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat), (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), h., 110. 4 http://www.mysharing.co/badan-wakaf-indonesia-bwi.
3
kemiskinan dan menangani ketinggalan di bidang ekonomi, pendidikan,
hingga kesehatan.
Bagi masyarakat muslim, sebelum berinvestasi tidak hanya harus
mempertimbangkan produk, biaya, keuntungan, dan resiko semata.
Kesesuaian investasi dengan Prinsip Syariah adalah faktor utama karena
berkaitan dengan hubungan vertikal kepada Allah sebagai bentuk ketaatan
menjalani ajaran Islam. Semakin berkembangnya sektor ekonomi syariah di
Indonesia menyebabkan lembaga-lembaga keuangan di Indonesia khususnya
berlomba-lomba mengkaji produk syariah yang belom ada atau masih jarang
di Indonesia, salah satunya adalah wakaf polis asuransi.
Program wakaf polis asuransi jiwa syariah ini didesain secara khusus
untuk memenuhi investasi akhirat para wakif melalui wakaf produktif
maupun wakaf keagamaan serta kegiatan sosial lainnya. Dalam asuransi siapa
yang menjadi ahli waris pada polis yang diwakafkan?. Termaslahat atau ahli
waris yang tercatat di polis tetaplah orang yang memiliki insurable interest
(hubungan asuransi) dengan tertanggung, misalnya istri/suami, anak/orangtua,
atau saudara kandung. Tapi atas persetujuan semua ahli waris, uang manfaat
asuransi itu kemudian diserahkan ke lembaga sosial yang ditunjuk.
Persetujuan ini dilegalkan dalam surat perjanjian yang ditandatangani semua
ahli waris dihadapan notaris.
Kehadiran manfaat wakaf menjadi momentum baru yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan penetrasi asuransi syariah
di Indonesia. Mewakafkan manfaat asuransi dan investasi pada asuransi
syariah hukumnya boleh mengikuti ketentuan yang terdapat dalam fatwa.
Konsep wakaf di asuransi terbagi dalam tiga jenis:5
1. Wakaf Fund yaitu wakaf sebagai model asuransi, dimana tabarru fund di
asuransi syariah yang disebut dana wakaf. Mekanismenya ialah sebelum
orang bertabarru dana tabarru itu dimasukkan ke dalam dana wakaf fund.
5http://www.bisnis.com/finasial/read/apa-itu-wakaf-manfaat-asuransi-dan-investasi-
asuransi-syariah, diakses pada tanggal 18 April 2018.
4
2. Wakaf polis yaitu polis yang sudah jadi dan berada di tangan pemegang
polis, manfaatnya diwakafkan kepada badan atau lembaga wakaf. Polis
yang diterima badan atau lembaga wakaf berasal dari asuransi syariah
3. Wakaf sebagai fitur produk asuransi syariah yakni produk yang dibuat
perusahaan asuransi syariah dimana manfaat investasi dan manfaat
asuransi itu untuk diwakafkan.
Dalam ketentuan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 bahwa manfaat
asuransi yang boleh diwakafkan paling banyak 45% dari total manfaat
asuransi. Ikrar wakaf akan dilaksanakan setelah manfaat asuransi secara
prinsip sudah menjadi hak pihak yang ditunjuk. Kadar jumlah manfaat
investasi yang boleh diwakafkan paling banyak sepertiga (1/3) dari total
kekayaan dan atau tidak tirkah kecuali disepakati oleh pihak ahli waris.
Melalui fatwa tersebut, berharap dapat memberikan andil untuk
perkembangan industri asuransi keuangan syariah, atau memberikan
instrument pendukung bagi kalangan industri asuransi syariah untuk
memaksimalkan perekonomian berbasis syariah.
Dalam pengelolaan dana dan penanggunan resiko, asuransi syariah
juga tidak memperbolehkan adanya gharar (ketidak jelasan) dan maisir
(judi). Dalam investasi atau manajemen dana tidak diperkenankan adanya
riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir, dan riba adalah area yang
harus dihindari dalam praktek asuransi syariah.6 Dewan syariah nasional
membolehkan wakaf polis dengan tiga syarat yakni harus disetujui ahli waris,
manfaat klaim yang diperoleh tidak boleh seluruhnya diwakafkan, manfaat
klaim tidak boleh diambil nazhir saat klaim asuransi terjadi tapi saat sudah
diserahkan dan disetujui ahli waris secara tertulis. Bila peserta sudah berikrar
sejak awal bila ia meninggal maka manfaat klaimnya diwakafkan, ini
dibolehkan.7
Soal uang pertanggungan yang diserahkan sebagai wakaf, dalam fatwa
hanya menyebut sebagian dan belum ada angka. Walau fiqih membolehkan
6 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), h., 34. 7 http://www.republika.co.id/berita/dunia/fatwa, Diakses pada tanggal 18 April 2018.
5
wakaf dari polis asuransi dari seluruhnya, tapi pihak uang menyerahkan
wakaf (wakif) juga harus berpikir jangka panjang tentang keturunannya,
jangan sampai meninggalkan generasi lemah. Selain juga tujuan utama
asuransi adalah proteksi.
Dana dari polis asuransi yang boleh diwakafkan pun adalah dana hasil
investasi. Misal pada peserta asuransi syariah, dana kontribusi peserta dibagi
40 persen untuk tabarru, 40 persen untuk diinvestasikan, dan 20 persen untuk
imbal jasa bagi perusahaan asuransi. Dana investasi itu pun nanti harus dibuat
jelas dulu sebelum diwakafkan karena sebagiannya akan kembali ke tabarru
yang menjadi hak peserta lain.
Salah satu perusahaan asuransi terkemuka saat ini yaitu PT Sun Life
Financial Indonesia (Sun Life) meluncurkan produk asuransi terbarunya yaitu
asuransi syariah. Sun Life perusahaan asal kanada yang telah berdiri sejak
150 tahun ini adalah perusahaan penyedia jasa keuangan, salah satunya
asuransi. Berbeda dengan produk asuransi syariah lain, Sun Life menambah
fitur wakaf didalamnya. Sun life merupakan perusahaan asuransi syariah
pertama yang mendapat izin pengelolaan produk polis wakaf di Indonesia.
Adapun dalam hal penyaluran dana wakaf Sun Life menggandeng lembaga
pengelola aset wakaf (nazhir) yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI), Dompet
Dhuafa, Rumah Wakaf dan lembaga yang terdaftar di BWI. Seluruh lembaga
pengelola aset wakaf tersebut telah terdaftar dan diawasi langsung oleh BWI
agar aset dikelola lebih baik dan produktif.8 Dipilihnya PT Sun Life Syariah
ini dikarenakan termasuk perusahaan asuransi yang ada produk wakaf.
Kehadiran wakaf polis asuransi syariah solusi terbaik terhadap wakaf
dimasyarakat muslim di Indonesia. Maka dari itu hadirnya wakaf polis
asuransi syariah menjadi jawaban terhadap bagaimana penerapan baik secara
teori maupun praktek seiring berkembangnya usaha perasuransian di
Indonesia dan dapat bermanfaat bagi umat islam agar memahami wakaf polis
yang ada di asuransi syariah sehingga bertambah kepercayaan bahwa
8 http://www.sunlife-syariah.com, Diakses pada tanggal 19 April 2018.
6
perusahaan asuransi syariah dapat melaksanakan wakaf polis asuransi jiwa
syariah dengan benar sesuai prinsip syariah khususnya sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional No:106/DSN-MUI/X/2016. Melalui fatwa tersebut
mengaharapkan dapat memberikan andil untuk perkembangan industri
keuangan syariah, atau memberikan instrumen pendukung bagi kalangan
industri asuransi syariah untuk memaksimalkan perekonomian berbasis
syariah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Wakaf
Polis Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)’’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan
mengidentifikasi masalah yang nantinya akan diteliti sesuai dengan
kemampuan penulis, antara lain:
1. Hadirnya fatwa terbaru tentang wakaf manfaat asuransi dan investasi
apakah menjadi solusi terhadap perkembangan wakaf pada perusahaan
asuransi syariah di Indonesia;
2. Munculnya wakaf polis pada perusahaan asuransi syariah apakah sudah
sesuai dengan prinsip syariah;
3. Bagaimana ketentuaan nilai manfaat asuransi dan investasi yang dilakukan
perusahaan asuransi syariah;
4. Konsep dan Akad-akad yang digunakan dalam wakaf polis asuransi;
5. Hubungan kerja sama pelaksanaan antara perusahaan asuransi syariah
dengan lembaga wakaf.
C. Batasan Masalah
Agar mendapatkan suatu batasan yang jelas guna mencegah terjadinya
pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan pokok
permasalahan serta waktu penulis yang terbatas. Maka dalam hal ini penulis
hanya akan membahas mengenai penerapan Fatwa DSN MUI terhadap wakaf
polis asuransi pada PT Sun Life Syariah.
7
D. Perumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mekanisme penerapan wakaf polis asuransi syariah yang
dilakukan oleh PT Sun Life Syariah?
2. Apakah penerapan wakaf polis asuransi jiwa syariah pada PT Sun Life
Syariah sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan bagaimana mekanisme penerapan wakaf polis asuransi yang
dilaksanakan oleh PT Sun Life Syariah.
2. Menganalisis penerapan wakaf polis asuransi pada PT Sun Life Syariah
apakah sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis Menambah dan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan
syariah khususnya tentang wakaf polis asuransi dan menjadi sumber
referensi bagi penelitian yang dijadikan bahan perbandingan dari
penelitian yang telah ada.
2. Bagi Akademik Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh seluruh akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam memberikan
informasi, pengetahuan yang berharga mengenai penerapan wakaf polis
asuransi di PT Sun Life Syariah.
3. Bagi Masyarakat Sebagai informasi dan bahan penambah mengenai
pelaksanaan wakaf polis asuransi yang ditawarkan oleh PT Sun Life
Syariah dan juga sebagai media sosialisasi mengenai produk ini.
4. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan wacana
pemikiran kepada praktisi asuransi, dan manager operasional perusahaan,
diharapakan dapat menjadi bahan masukan perusahaan agar dapat
mengoptimalkan potensi industri asuransi terutama mengenai produk
asuransi syariah yang akan dihadapai di kemudian hari terutama untuk saat
8
ini dan menghasilkan dampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
F. Review Studi Terdahulu
Dari penelitian ini, penulis menenukan beberapa sumber kajian yang
telah lebih dahulu membahas terkait dengan wakaf wasiat polis asuransi
syariah diantaranya:
1. Aswin Zahru Fikri (Skripsi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Institut
Agama Islam Negeri Tulungagung), yang berjudul “Analisis Wakaf Wasiat
Polis Asuransi Menurut Hukum Islam”, 2015. Skripsi ini lebih fokus
mengetahui pada praktik wakaf di lembaga wakaf Al-Azhar dalam
perspektif perundangan dan fatwa DSN-MUI tentang pedoman umum
asuransi syariah. Penelitian ini menggunakan penelitian empiris dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Uskar Nuari (Skripsi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim), yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap aplikasi Aqad Pada Produk Takaful Dana Wakaf (Ful Wakaf) di
PT Asuransi takaful Pekanbaru”, 2011. Skripsi ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan mengenai bagaimana aplikasi akad pada produk
takaful dana wakaf dan tinjauan hukum islam terhadap aplikasi akad pada
produk takaful dana wakaf.
3. Imarotul Lutfiya, (Skripsi Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang), yang berjudul “Produk Wakaf Cerdas di
Lembaga Wakaf Sidogiri Pasuruan Perspektif Undang-undang Nomor 41
Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Fatwa DSN-MUI No.21/DSN-
MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah”, 2015. Skripsi ini
mengetahui dan mengkaji bagaimana praktik wakaf dilembaga wakaf
sidogiri pasuruan yang menganalisis berdasarkan fatwa DSN MUI dan
perundang-undangan tentang wakaf.
4. Romadhon Nugroho (Jurnal Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang), yang berjudul “Sinergitas Wakaf Dengan Asuransi Jiwa
Syariah Dalam Fatwa DSN-MUI No 106 tahun 2016 Tentang Wakaf
9
Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi Pada Asuransi Jiwa Syariah”,
Jurnal ini lebih fokus mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi
lahirnya fatwa dan status hukum fatwa DSN-MUI tentang wakaf manfaat
asuransi dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah dan
mendeskripsikan metode penetapan hukum tentang fatwa tersebut.
5. Siska Lis Sulistiani (Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung), yang
berjudul “Analisis Implementasi Wakaf Wasiat Polis Asuransi Syariah di
Lembaga Wakaf Al-Azhar Jakarta”, Jurnal ini bertujuan terkait dengan
persoalan wakaf pentingnya masyarakat dalam memahami wakaf wasiat
polis asuransi syariah dan mengingat wakaf pada hakikatnya harus produktif
dalam bentuknya maupun dalam penyalurannya.
G. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Kerangka teori penulisan ini adalah masalah tentang analisis
penerapan wakaf polis asuransi jiwa pada PT Sun Life Syariah Dalam
penulisan ini berpedoman pada fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 yang
didalamnya membahas wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi pada
asuransi jiwa syariah.
Dalam konteks ini, perusahaan asuransi syariah berperan sebagai
penerima dan pengelola wakaf uang, sekaligus penyalur hasil investasi.
Jadi, asuransi syariah punya peran yang sangat strategis. Ini adalah peran
penuh perusahaan asuransi syariah sebagai nazhir wakaf uang. Perlu
digaris bawahi, dana wakaf yang masuk sedikitpun tidak boleh berkurang,
apalagi diguanakan untuk biaya operasioal, biaya klaim, atau apapun
terkait dengan operasional perusahaan asuransi syariah. Dana wakaf harus
menjadi “aset tetap” yang keberadaannya abadi. Karena konsep wakaf,
sebagaimana disinggung di atas, adalah harta yang diwakafkan tidak boleh
berkurang, tidak boleh habis, tapi bersifat produktif dan menghasilkan
manfaat. Jadi, kewajiban utama perusahaan asuransi syariah pada peran ini
10
adalah sama dengan tugas nazhir, mengelola dan mengembangkan harta
wakaf.9
Pada pengelolaan model saving (tabungan), yang biasa
diberlakukan pada jenis asuransi syariah keluarga atau juga disebut takaful
keluarga, dana wakaf dibagi pada dua rekening: tabungan dan tabarru‟.
Bedanya dengan sistem asuransi adalah:
a. Dana wakaf pada rekening tabungan tidak boleh dikembalikan kepada
peserta (wakif), sebab dana tersebut sudah diwakafkan. Begitupula
dengan hasil investasinya, tidak boleh diberikan kepada peserta, tapi
harus disalurkan atau digunakan kepada yang berhak (mauquf alaih)
sesuai dengan keinginan peserta, “bebas”.
b. Dana wakaf pada rekening tabarru‟ konsepnya agak sedikit berbeda.
Jika biasanya dana di rekening tabarru‟ dapat langsung digunakan untuk
klaim, maka ini tidak bisa diterapkan pada dana wakaf yang masuk
pada rekening ini. Dana wakaf tersebut harus dikelola dan
diinvestasikan terlebih dahulu, baru hasil investasinya dapat digunakan
sebagai dana klaim untuk tolong menolong antar sesama peserta
asuransi. Jadi, pada aras ini, saat ikrar wakaf peserta (wakif) harus
menunjuk “peserta asuransi” perusahaan tersebut sebagai “mauquf
alaih”. Berarti, hasil investasinya digunakan sebagai dana tolong-
menolong antar sesama peserta asuransi.
9 http://bwi.or.id/index.php/ar/publikasi/artikel/715-sinergi-wakaf-dengan-instrumen-
asuransi-syariah, diakses pada 15 April 2018.
11
2. Kerangka Konsep
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah penelitian deskriptif,10
yaitu menggambarkan permasalahan dengan
cara mengumpulkan data, dokumen dan informasi yang aktual. Data-data
yang diperoleh akan diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan kemudian
dianalisis untuk lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan.
10
Sukandar Rumini, Metodologi Penelitian, (yogyakarta: Gajah Mada University Pres,
2004), h., 104.
Peserta
Asuransi
(Wakif)
Perusahaan Asuransi
Syariah
Peserta Asuransi
Meninggal
1.. Penunjukan Nazhir
2. Penentuan Mauquf
Alaih
Polis >
1/3 Harta Peninggalan
Polis <
1/3 Harta Peninggalan
Ikrar Wakaf
2 Orang Saksi
AHLI WARIS NAZHIR
12
Mengingat penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang suatu kejadian tertentu, maka dalam Penelitian deskriptif tingkat
keyakinan harus maksimal.11
Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu bersumber dari hasil studi
kepustakaan dan wawancara yang dilakukan terhadap pihak perusahaan
yang bersangkutan yakni PT Sun Life Syariah
2. Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam/jenis data yaitu :
a. Data Primer
Data primer yaitu merupakan data utama yang diambil langsung
dari perusahaan tempat objek penelitian yaitu dengan teknik
wawancara (interview) kepada pihak PT Sun Life Syariah terkait
penerapan wakaf polis asuransi syariah. Sehingga dapat memecahkan
masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dapat dilihat
dari formulir, ikhtisar polis, ketentuan atau syarat-syarat umum dan
khusus serta ilustrasi polis, brosur asuransi PT Sun Life Syariah,
Fatwa, Al-Qur‟an, Hadist, buku-buku, penelitian terdahulu, internet
dan bahan tertulis lainnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun skripsi ini, penulis mengumpulkan data dan
informasi dalam penelitian ini dengan cara:
a. Riset Lapangan (Field Reseach)
Penelitian yang secara langsung dari lokasi perusahaan-perusahaan
untuk memperoleh data-data dan informasi melalui:12
masalah tersebut
dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik dan benar.
11
Alimuddin Tuwu, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1993), h., 71. 12
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi (Teori dan Aplikasi), (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005), h., 125.
13
Wawancara (interview), merupakan teknik pengumpulan data
dengan tanya jawab kepada pihak yang berkaitan langsung dengan
penelitian ini. Penulis mewancarai salah satu pihak asuransi yang
bersangkutan di PT Sun Life Syariah. Tujuan wawancara adalah untuk
memperoleh informasi data yang valid dan akurat dari pihak yang
dijadikan sebagai informasi.13
Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang
ditunjukan kepada subjek dokumen, dapat berupa: rekaman, catatan
pribadi, formulir, ikhtisar polis, ketentuan atau syarat-syarat polis umum
dan khusus, ilustrasi polis dan brosur asuransi lainnya. Dimana penelitian
dilakukan secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan
gambaran yang lebih nyata mengenai kesesuaian penerapan wakaf wasiat
polis asuransi di PT Sun Life Syariah.
b. Riset Kepustakaan (library research).
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
memahami data atau bahan yang diperoleh dari berbagai literature
seperti: Berita, Jurnal, buku-buku cetak, artikel, mailing list,
(website/internet) yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan akan
dianalisis dengan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan
secara jelas dan rinci dengan didasari pada data-data tentang topik
penelitian yang diteliti, sehingga memperoleh gambaran yang diteliti dan
masalah tersebut dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik dan
benar.
5. Teknik Penulisan
Teknik penulisan ini merujuk pada buku “pedoman penulisan
skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2017”.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2006), h., 149.
14
I. Sistematika Penulisan
Agar mempermudah pembaca serta mendapatkan gambaran umum
dari penulisan skripsi ini, penulis akan menyusun pembahasan ini dibagi
menjadi lima bab,dimana setiap sub-sub bab masing-masing yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,
batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitan, review studi dahulu, kerangka teori dan konseptual,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan membahas lebih mendalam tentang teori dan
tinjauan pustaka atau studi literatur yang terkait dengan masalah
dalam penelitian ini.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Mengenai gambaran umum PT Asuransi Sun Life Financial
Syariah dan, profil PT Asuransi Sun Life Financial Syariah,
struktur organisasi PT Asuransi Sun Life Financial Syariah, visi
dan misi PT Asuransi Sun Life Financial Syariah serta produk-
produk PT Asuransi Sun Life Financial Syariah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisa hasil
dari penelitiannya yaitu penerapan wakaf pada polis asuransi jiwa
syariah PT Sun Life Financial Syariah berdasarkan Fatwa
No:106/DSN-MUI/X/2016.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan
dan saran-saran baik yang dikemukakan dari pembahasan pada
bab-bab sebelumnya.
15
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF DAN ASURANSI
A. Konsep Wakaf Uang
1. Pengertian Wakaf Uang
Kata wakaf berasal dari bahasa arab waqafa. Asal kata waqafa berarti
menahan atau berhenti atau diam di tempat atau tetap berdiri. Kata waqafa-
yaqifu-waqfan sama artinya dengan habasa-yahbisu-tahbisan.14
Wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan sementara
barang tersebut masih utuh, dengan menghentikan sama sekali pengawasan
terhadap barang tersebut dari orang yang mewakafkan dan lainnya, untuk
pengelolaan yang diperolehkandan rill, atau pengelolaan revenue (penghasilan)
barang tersebut untuk tujuan kebajikan dan kebaikan demi mendekatan diri
kepada Allah swt. Atas dasar ini, harta tersebut lepas dari kepemilikan orang
yang mewakafkan dan dan menjadi tertahan dengan dihukumi menjadi milik
Allah.15
Menurut fatwa MUI tentang Wakaf Uang, yang dinamakan Wakaf
Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
Wakaf harta benda bergerak berupa uang yang selanjutnya disebut
wakaf uang adalah wakaf berupa uang yang dapat dikelola secara produktif,
hasilnya dimanfaatkan untuk Mauquf alaih. (Peraturan BWI nomor 1 tahun
2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
Bergerak Berupa Uang).
Di dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf Pasal
28-31 dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 22-27 telah
mengatur bolehnya pelaksanaan wakaf uang (harta benda berupa uang).
14 Departemen Agama RI, Fiqh Wakaf, (Jakarta: direktorat jendaral bimbingan
masyarakat islam direktorat pemberdayaan wakaf, 2006), h., 1. 15
Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa adlillatuhu, h., 271.
16
Dengan demikian yang dimaksud wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan
oleh wakif (perseorangan, kelompok orang dan lembaga atau badan hukum
dalam bentuk uang dan surat-surat berharga, seperti saham, cek dan lainnya.
2. Dasar Hukum Wakaf Uang
Allah swt dengan fimannya di dalam Al-Qur‟an maupun rasulluah
saw dalam sabdanya tidak menyebutkan secara jelas akan istilah terhadap
perbuatan yang dikenal dengan wakaf. Sekalipun tidak jelas dan tegas wakaf
disebutkan dalam Al-Qur‟an, namun beberapa ayat memerintahkan kepada
manusia berbuat baik untuk kebaikan masyarakat dipandang oleh para ulama
sebagai landasan perwakafan, sebagai berikut:
a. Al-Quran Surat Al-Hadiid ayat 18
قه ذ م أجش كشم إن انمص ن م قشظب حسىب عبػف ن أقشظا للا قبد ذ انمص
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki
maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka, dan bagi
mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18)
b. Al-Qur‟an Surat Al-Imran (3) ayat 92
ػهم ث ء فإن للا مب رىفقا مه ش ن ب رحج رىفقا مم نه رىبنا انجش حز
Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai, dan apa yang
kamu nafkahkan dari sesuatu, maka sesungguhnya Allah mengetahui-Nya.
c. Surat Al-Baqarah ayat 267
ب ان ما انخج ب أ ل رم ب أخشجىب نكم مه السض مم ش مى زه آمىا أوفقا مه غجبد مب كسجزم
حمذ غى اػهما أن للا إل أن رغمعا ف نسزم ثآخز رىفقن
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sedekahlah (di jalan Allah)
sebagian hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-
buruk lalu kamu sedekahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan
17
ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah:
267)
Selain ayat-ayat yang mendorong manusia untuk berbuat baik untuk
kebaikan orang lain dengan membelanjakan (menyedekahkan) hartanya
tersebut, dalam hadis pun disebutkan seperti berikut ini:
a. Hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah.
صه للا ػه سهم شح سظ للا ػى أن سسل للا ش قبل : ) إرا مبد اإلوسبن ػه أث
نذ صبنح ذػ ، أ ػهم ىزفغ ث ن اوقطغ ػى ػمه إل مه صالس : صذقخ جبسخ ، أ
Artinya: telah menceritkan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah
telah menceritakan kepada kami Ismail yaitu Ibnu Ja‟far dari Al Ala‟ dari
ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: apabila
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do‟a anak
yang sholeh. (Hadis Riwayat Muslim).
b. Hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu
Umar menceritakan tentang kisah waqafnya Umar bin Khaththab ra:
ن ػه وبفغ ػه اثه ػمش سظ للا ػىمب ق صىب اثه ػ غ حذ ذ ثه صس صىب ض د حذ صىب مسذ بل حذ
صه للا ػه سهم فقب جش أسظب فؤر انىج ل أصجذ أسظب نم أصت مبل قػ أصبة ػمش ثخ
ب" فزصذق ػمش أو قذ ث رصذ ب قبل "إن شئذ حجسذ أصه ف رؤمشو ث ل أوفس مى فك
انقشث سس، ف انفقشاء ل ت ل ب اثه جبع أصه ف انع م للا ف سج قبة انش
ل ش مزم قب غ طؼم صذ ف أ ب ثبنمؼش ب أن ؤكم مى ن ل جىبح ػه مه م ج انس ف
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi
telah mengabarkan kepada kami Sulaim bin Ahdlar dari Ibnu „Aun dari
Nafi‟ dari Ibnu Umar Radhiyallahu„anhu telah memperoleh bagian tanah
di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam,
seraya berkata,”Aku telah mendapatkan bagian tanah, yang saya tidak
memperoleh harta selain ini yang aku nilai paling berharga bagiku. Maka
bagaimana engkau, wahai Nabi? Engkau memerintahkan aku dengan
sebidang tanah ini?” Lalu Beliau menjawab,”Jika engkau menghendaki,
engkau wakafkan tanah itu (engkau tahan-tanahnya) dan engkau
18
shadaqahkan hasilnya,” lalu Umar menyedekahkan hasilnya.
Sesungguhnya tanah ini tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan
tidak boleh diwaris, tetapi diinfakkan hasilnya.
Sedangkan dasar wakaf uang di Indonesia yang berupa Peraturan
Perundang-undangan adalah:16
1) Fatwa MUI tahun 2002 tentang Wakaf Uang.
2) Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
4) Peraturan Menteri agama nomor 4 tahun 2009 tentang Administrasi
Wakaf Uang.
5) Keputusan Menteri agama nomor 92-96 rentang Penetapan 5 LKS
menjadi LKS PWU.
6) Peraturan BWI nomor 1 tahun 2009 Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang.
3. Jenis Wakaf Uang
Dari jangka waktunya, wakaf uang bisa dibagi menjadi:
a. Wakaf uang dengan jangka waktu tertentu
b. Wakaf uang dengan jangka waktu selamanya (Forum Lembaga Keuangan
Syariah Penerima Wajaf Uang, 2013: 10).
Dalam pelaksanaan wakaf uang, ada pihak-pihak yang terlibat di dalam wakaf
uang ini, yaitu:17
a. Wakif, yakni orang, lembaga maupun badan hukum yang mau
mewakafkan uangnya
b. Nazhir, pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola
dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
c. LKS-PWU, adalah badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang
keuangan Syariah.
16 Anshori Abdul Ghofur, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia. (Yogyakarta:
Pilar Media. 2005). H,. 107. 17
https://bwi.or.id/regulasi-wakaf.
19
d. PPAIW, Pejabat Lembaga Keuangan Syariah paling rendah setingkat
Kepala Seksi LKS yang ditunjuk oleh Menteri.
4. Tata Cara dan Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia
Wakaf uang merupakan bentuk wakaf yang sangat mudah untuk
dilakukan dan tentunya sangat bermanfaat bagi umat. Kemudahannya hanya
menyerahkan sejumlah uang dan pemanfaatan wakaf uang ini bisa untuk
kesejahteraan masyarakat. Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa
uang melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh Menteri. Wakaf
benda bergerak berupa uang dilaksanakan oleh Wakif dengan pernyataan
kehendak Wakif yang dilakukan secara tertulis.
Wakaf benda bergerak berupa uang diterbitkan dalam bentuk sertifikat
wakaf uang. Sertifikat wakaf uang diterbitkan dan disampaikan oleh lembaga
keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukti penyerahan harta
benda wakaf. Lembaga keuangan syariah atas nama Nazhir mendaftarkan harta
benda wakaf berupa uang kepada Menteri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf Uang.
Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah. Dalam
hal uang yang kan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus
dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah (Peraturan BWI Nomor 1 tahun
2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
Bergerak Berupa Uang). Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan
untuk:
a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU)
untuk menyatakan kehendak wakaf uangnya;
b. menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan;
c. menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS PWU
d. mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang berfungsi sebagai AIW
(Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaa Undang
Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf)
Apabila Wakif tidak dapat hadir, maka Wakif dapat menunjuk wakil
atau kuasanya untuk hadir dalam penterahan wakaf uang. Wakif atau wakil
20
atau kuasanya dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang
kepada Nazhir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang
selanjutnya Nazhir menyerahkan Akta Ikrar Wakaf (AIW) tersebut kepada
LKS-PWU.
Wakif dapat mewakafkan uang melalui LKS yang ditunjuk oleh
Menteri sebagai LKS Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU). LKS yang
ditunjuk oleh Menteri atas dasar saran dan pertimbangan dari BWI. BWI
memberikan saran dan
pertimbangan setelah mempertimbangkan saran instansi terkait. Saran
dan pertimbangan dapat diberikan kepada LKS-PWU yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:18
1) Menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Menteri;
2) Melampirkan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum;
3) Memiliki kantor operasional di wilayah Republik Indonesia;
4) Bergerak di bidang keuangan syariah; dan
5) Memiliki fungsi menerima titipan (wadiah).
Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) bertugas:
1) Mengumumkan kepada publik atas keberadaannya sebagai LKS Penerima
Wakaf Uang;
2) Menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang;
3) Menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama Nazhir;
4) Menempatkan uang wakaf ke dalam rekening titipan (wadi>ah) atas nama
Nazhir yang ditunjuk Wakif;
5) Menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan secara tertulis
dalam formulir pernyataan kehendak Wakif;
6) Menerbitkan Sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan sertifikat tersebut
kepada Wakif dan menyerahkan tembusan sertifikat kepada Nazhir yang
ditunjuk oleh Wakif;
18
Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Perkembangan
Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang.
21
7) Mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri atas nama Nazhir. (Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaa Undang Undang
Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf)
Sertifikat wakaf uang sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai:
1) nama LKS Penerima Wakaf Uang;
2) nama Wakif;
3) alamat Wakif;
4) jumlah wakaf uang;
5) peruntukan wakaf;
6) jangka waktu wakaf;
7) nama Nazhir yang dipilih;
8) alamat Nazhir yang dipilih; dan
9) tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.
Dalam hal Wakif berkehendak melakukan perbuatan hukum wakaf
hang untuk jangka waktu tertentu maka pada saat jangka waktu tersebut
berakhir, Nazhir wajib mengembalikan jumlah pokok wakaf uang kepada
Wakif atau ahli waris/penerus haknya melalui LKS PWU.
Wakaf uang, investasi wakaf uang dan hasil invertasi wakaf uang
yang telah disetorkan dari wakif melalui LKS PWU, selanjutnya akan
dikelola oleh Nazhir. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang oleh
Nazhir melalui dua mekanisme:
a) Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas setoran wakaf uang
dan investasi wakaf uang oleh Nazhir wajib ditujukan untuk
optimalisasi perolehan keuntungan dan/ atau pemberdayaan ekonomi
ummat.
b) Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas hasil investasi wakaf
uang oleh Nazhir wajib ditujukan untuk pemberdayaan ekonomi ummat
dan/atau kegiatan-kegiatan social keagamaan (Peraturan BWI nomor 1
tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta
Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang).
22
B. Konsep Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Kata asuransi sendiri merupakan kata saduran dari berbagai bahasa.
Bahasa belanda assurantie yang berarti pertanggungan, bahasa Italia
insurensi dan bahasa Inggris assurance yang berarti jaminan. Dalam bahasa
arab asuransi disebut dengan tiga istilah: Pertama, at-ta‟min (perlindungan,
ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut). Kedua, at-takaful
(menjamin atau saling menanggung). Ketiga, tadh mun (saling
menanggung).19
Namun, di Indonesia asuransi syariah lebih dikenal dengan
istilah takaful yang berasal dari takafala-yatakafalu yang berarti menjamin
atau saling menanggung dalam pengertian muamalah adalah saling memikul
risiko di antara sesama orang sehingga antara satu dengan yang lain menjadi
penanggung atas risiko yang lain.20
Dari tiga istilah di atas, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI)21
dalam fatwanya memberikan definisi asuransi
syariah (Ta‟min, Takaful atau Tadhamun) sebagai usaha saling melindungi
dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembangan untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah.
2. Dasar Hukum Asuransi Syariah
a. Al-Qur‟an
Apabila dilihat sepintas keseluruhan ayat al-Qur‟an, tidak terdapat
salah satu ayatpun yang menyebutkan istilah asuransi seperti yang kita
kenal sekarang ini, baik istilah “al-ta‟min” ataupun “al-takaful”. Namun
demikian, walaupun tidak menyebutkan secara tegas, terdapat ayat yang
menjelaskan tentang konsep asuransi dan yang memiliki muatan nilai-nilai
dasar yang ada dalam praktek asuransi. Di antara ayatayat al-Qur‟an
19
Waldi Nopriansyah, Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak Terduga,
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2016), h., 11. 20
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General)Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 33. 21
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.
23
tersebut antara lain:
1) Perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan.
- QS. Al-Hasyr :18.
إن للا ارـقا للا مذ نغذ نزـىظش وـفس مب قذ ب انزه آمىا ارـقا للا خجش ثمب رـؼمهن ب أـ
Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat
untuk esok (masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya AllahMaha Mengetahui yang kamu kerjakan.”
2) Perintah Allah untuk saling tolong menolong dan bekerja sama
- QS. Al-Maidah : 2.
إن للا ارقا للا ان انؼذ صم وا ػه اإل ل رؼب انزق وا ػه انجش رؼب شذذ انؼقبة
Artinya: “ .....Tolong menolonglah kamu dalam(mengerjakan)kebaikan
dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah Amat berat siksa- Nya”.
- QS. Al-Baqarah : 185.
ل شذ ثكم انؼسش ثكم انسش شذ للا
Artinya:“…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al-Baqarah: 185).
3) Perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah
- QS. Al-Quraisy : 4.
ف م مه خ آمىـ م مه جع انز أغؼم
Artinya: “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (al-
Quraisy 4).
b. Sunnah Nabi
Hadits tentang anjuran untuk tidak mendzalimi dan menelantarkan sesama
muslim.
ل رحبسذ -سهمللا ػه اصه -نه ل اسس لقبل قبح شـ ث شأ ػه ىبجشـ ل را ل ا
جبغعـ ر شـ ثال رذا خأ نمسهم اوب. اخإ نه د اػجبا كو ؼط ـ غ ثـ ؼعكم ػه ثـ ل جغ ثا
ل حقشي. ل خزن نمسهم ل ظهم ا
24
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Rasulullah SAW bersabda,
“Janganlah saling dengki, janganlah saling menambah harga (dengan
maksud tidak untuk membeli, tetapi hanya untuk menaikkan harga),
janganlah saling membenci, janganlah saling acuh tak acuh, dan janganlah
seseorang di antara kamu menawar barang yang sedang ditawar orang
lain. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
Muslim adalah saudara Muslim lainnya. tidak menzaliminya, tidak
menelantarkannya, dan tidak menghinanya”.22
c. Ijtihad
1) Fatwa Sahabat
Praktik sahabat berkenaan dengan pembayaran hukuman (ganti
rugi) pernah dilaksanakan oleh khalifah kedua, Umar bin Khattab.
Beliau berkata: “Orang-orang yang namanya tercantum dalam diwan
tersebut berhak menerima bantuan dari satu sama lain dan harus
menyumbang untuk pembayaran hukuman (ganti rugi) atas
pembunuhan (tidak disengaja) yang dilakukan oleh seorang anggota
masyarakat mereka”. Umarlah orang yang pertama kali mengeluarkan
perintah untuk menyiapkan daftar secara professional per wilayah, dan
orang-orang yang terdaftar diwajibkan saling menanggung beban.
2) Ijma‟
Para sahabat telah melakukan kesepakatan dalam hal aqilah yang
dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Adanya ijma‟ atau
kesepakatan ini tampak dengan tidak adanya sahabat lain yang
menentang pelaksanaan aqilah ini. Aqilah adalah iuran darah yang
dilakukan oleh keluarga dari pihak laki-laki (asabah) dari si pembunuh
(orang yang menyebabkan kematian orang lain secara tidak sewenang-
wenang). Dalam hal ini, kelompoklah yang menanggung pembayarannya
karena si pembunuh merupakan anggota dari kelompok tersebut. Dengan
tidak adanya sahabat yang menentang khalifah umar, dapat disimpulkan
22
Al-Hafizh Zaki al-Din „Abd Al-„Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Sahih Muslim, di
terjemahkan oleh Mukhtasar Sahih Muslim, (Beirut: Al-Maktab Al-Ismail, 2002 ), h., 1031.
25
bahwa telah mendapat ijma‟ dikalangan sahabat nabi saw mengenai
persoalan ini.
3) Qiyas
Yang dimaksud dengan qiyas adalah metode ijtihad dengan jalan
menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam
al-Qur‟an dan al-sunnah atau al-hadits dengan hal lain yang hukumnya
disebut dalam al-Qur‟an dan al-sunnah/al- hadits karena persamaan illat
(penyebab atau alasannya). Dalam kitab Fathul Bari sebagaimana yang
dikutip oleh Wirdyaningsih disebutkan bahwa dengan datangnya Islam
sistem aqilah diterima Rasulullah Saw menjadi bagian dari hukum Islam.
Ide pokok dari aqilah adalah suku Arab zaman dahulu harus siap untuk
melakukan kontribusi finansial atas nama si pembunuh untuk membayar
kontribusi keuangan ini sama dengan pembayaran premi pada praktik
asuransi syariah saat ini. Jadi, jika dibandingkan permasalahan asuransi
syari‟ah yang ada pada saat ini dapat di-qiyas-kan dengan sistem aqilah
yang telah diterima di masa Rasulullah.23
3. Mekanisme Kerja Asuransi Syariah
Di dalam operasional asuransi syariah yang sebenarnya terjadi adalah
saling bertanggung jawab, membantu dan melindungi diantara para peserta
sendiri. Perusahaan asuransi diberi kepercayaan (amanah) oleh para peserta
untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, memberikan
santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi fakta perjanjian tersebut.
Adapun proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah dapat
diuraikan:24
a. Underwriting
Underwriting adalah proses penaksiran mortalitas atau morbiditas
calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak
calon peserta dan menetapkan klasifikasi peserta. Underwriting asuransi
23
Wirdyaningsih,dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005), h., 194-195. 24 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional), (Jakarta : Gramedia, 2006), h., 104.
26
syariah bertujuan memberikan skema pembagian resiko yang proposional
dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen. Dalam
melakukan proses underwriting terdapat tiga konsep penting yang menjadi
dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima dan menolak suatu
penutupan resiko.
Pertama, kemungkinan menderita kerugian, kondisi ini diramalkan
berdasarkan apa yang terjadi pada masa lalu.
Kedua, tingkat resiko, yaitu ketidakpastian akan kerugian pada masa yang
akan datang.
Ketiga, hukum bilangan dimana makin banyak obyek yang mempunyai
resiko yang sama atau hampir sama, akan makin bertambah baik bagi
perusahaan karena penyebaran risiko akan lebih luas dan kemungkinan
menderita kerugian dapat secara sistematis diramalkan Pada asuransi syariah
underwriting berperan:
1) Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi yang dilakukan
oleh underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi fisik atau
kesehatan, jenis pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai
pertanggungan, dan jenis kelamin.
2) Memutuskan meneriama atau tidak risiko-risiko tersebut.
3) Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk
memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko,
menetapkan besarnya jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi,
dan plan sesuai dengan tingkat risiko peserta.
4) Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.
5) Mengamankan profit morgin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak
rugi.
6) Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat
berkembang.
7) Menghindari anti seleksi.
8) Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada
27
dalam ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil survei.25
b. Polis
Polis adalah akad antara perusahaan asuransi syariah
denganpemegang polis (peserta) beserta lampiran-lampirannya yang
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan memuat hak dan kewajiban
antara perusahaan asuransisyariah,pemegang polis dan antar peserta.26
Selain
itu polis asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta mengenai adanya
perjanjian asuransi. Unsur-unsur yang harus ada dalam polis adalah:
1) Deklarasi, memuat data yang berkaitan dengan peserta seperti nama,
alamat, jenis dan lokasi objek asuransi, tanggal dan jangka waktu
penutupan, perhitungan dan besarnya premi serta informasi lain yang
diperlukan.
2) Perjanjian asuransi, memuat pernyataan perusahaan asuransi menyatakan
kesanggupannya mengganti kerugian atas objek asuransi apabila terjadi
kerusakan.
3) Pernyataan polis, memuat kondisi objek, batas waktu pembayaran premi,
permintaan pembatalan polis, prosedur pengajuan klaim, asuransi ganda,
subrogasi.
4) Pengecualian, memuat penyebutan dengan jelas musibah apa saja yang
tidak ditutup atau diluar penutupan asuransi.
5) Kondisi pertanggungan, memuat kondisi objek yang diasuransikan.
6) Polis ditandatangani oleh perusahaan asuransi. Dalam asuransi Islam,
untuk menghindari unsur-unsur yang diharamkan di atas kontrak
asuransi, maka diberikan beberapa pilihan kontrak alternatif dalam polis
asuransi tersebut.
c. Premi (Kontribusi)
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan pihak
tertanggung kepada pihak penanggung untuk mengganti suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan akibat timbulnya
25
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
273-274. 26 Purwosusilo, “Akad-akad pada Asuransi & Reasuransi Syariah”, PPT (16 Mei 2017).
28
perjanjian atas pemindahan risiko dari tertanggung kepada penanggung
(tranfers of risk). Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat
untuk menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan
kebajikan atau dana klaim terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan
terjadinya klaim, menambahkan investasi pada masa yang akan datang.
Sedangkan bagi perusahaan premi berguna untuk menambah investasi pada
suatu usaha untuk dikelola. Premi yang dikumpulkan dari peserta paling
tidak harus cukup untuk menutupi tiga hal, yaitu klaim resiko yang dijamin,
biaya akuisisi, dan biaya pengelolaan operasional perusahaan”.27
Premi dalam asuransi syariah umumnya dibagi beberapa bagian, yaitu:28
1) Premi tabungan, yaitu bagian premi yang merupakan dana tabungan
pemegang polis yang dikelola oleh perusahaan dimana pemiliknya akan
mendapatkan hak sesuai dengan kesepakatan dari pendapatan investasi
bersih. Premi tabungan dan hak bagi hasil investasi akan diberikan
kepada peserta bila yang bersangkutan dinyatakan berhenti sebagai
peserta.
2) Premi tabarru‟, yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang
polis dan digunakan untuk tolong-menolong dan menaggulangi musibah
kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta
meninggal dunia sebelum masa asuransi berakhir. Premi biaya adalah
sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta kepada perusahaan yang
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dalam rangka
pengelolaan dana asuransi.
3. Akad Mu’amalah Pada Asuransi Syariah
Dalam setiap transaksi yang dilakukan oleh seorang muslim, akad
merupakan hal terpenting yang menjadikan aktivitasnya dianggap sah dan
dapat dilanjutkan atau tidak sesuai dengan keselarasan terhadap ketentuan
27
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, h., 108. 28
https://nurdinizer.wordpress.com/2012/06/16/mekanisme-kerja-asuransi-syariah/
diakses pada 24 Oktober 2018.
29
syariah. Pada asuransi syariah terdapat beberapa akad, tetapi secara umum
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:29
a. Kontribusi (Tabarru‟)
Akad tabarru‟ merupakan dana yang digunakan oleh para peserta
takaful (asuransi syariah) untuk saling tolong-menolong dan menanggung
kerugian atau musibah yang terjadi pada peserta lainnya, karena dalam akad
tabarru‟, pihak yang memberi dengan ikhlas memberikan tanpa ada
keinginan menerima apapun dari orang yang menerima, kecuali kebaikan
dari Allah Swt. Oleh karenanya akad dilakukan dalam bentuk hibah. Dana
tidak boleh diubah menjadi dana komersial atau dianggap sebagai
keuntungan perusahaan. Dana hanya dapat digunakan untuk keperluan
peserta, seperti klaim, cadangan, dan biaya pengelolaan seperti reasuransi
syariah. Sebagaimana Fatwa MUI No. 21 tentang Pedoman Asuransi
Syariah yang berlaku untuk asuransi jiwa, asuransi kerugian, dan reasuransi.
Lebih jelasnya, dalam fatwa dikatakan bahwa kedudukan para pihak dalam
akad tabarru‟ meliputi:30
1) Peserta/pemegang polis sebagai pemberi hibah yang akan digunakan
untuk menolong peserta yang terkena musibah.
2) Perusahaan sebagai pengelola dana hibah yang berhak untuk
mendapatkan fee (ujrah).
b. Tabarru‟ Komersil (Tijarah)
Selain akad asuransi syariah juga dapat menggunakan akad komersil
(tijarah) dalam pengelolaan dana peserta, baik melalui akad kerjasama
(syirkah) seperti mudharabah, musytarakah, dan lain sebagainya,
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Fatwa DSN MUI yang diterapkan
di Indonesia.
Akad tijarah telah diperbolehkan penerapannya dalam asuransi
syariah dengan syarat, jumlah dan waktu pembayaran yang jelas. Apabila
dalam persyaratan dan ketentuan tersebut menyalahi aturan maka tidak
29
Waldi Nopriansyah, Asuransi Syariah Berkah Terakhir Yang Tak Terduga, h., 60. 30
Ainur Bayinah Dkk, Akutansi Asuransi Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2017), h. 43.
30
dianggap gharar dan mengandung ketidakpastian yang dapat menimbulkan
kerugian pada pihak lain, sehingga akad menjadi rusak (fasid) secara
hukum.
c. Wakalah Bil Ujrah
Wakalah bil ujrah merupakan pemberian kuasa dari peserta kepada
perusahaan asuransi atau reasuransi untuk mengelola dana peserta dan atau
melakukan kegiatan lain.31
Akad ini dianggap lebih tepat digunakan dalam
asuransi syariah dibandingkan akad mudharabah, meskipun pada praktiknya
kedua akad ini sering kali digabungkan. Oleh karena itu kebutuhan asuransi
syariah terkait pemasaran memerlukan sistem keagenan (agency system) dan
dapat pula diterapkan pada produk asuransi syariah yang mengandung unsur
tabungan (saving) maupun unsur tabarru‟ (non saving).
C. Wakaf Wasiat Polis Asuransi Syariah
Wakaf Wasiat adalah suatu perencanaan wakaf dengan mewasiatkan
secara legal sebagian dari kepemilikan aset wakif ketika yang bersangkutan
meninggal dunia namun tetap menikmati manfaat dari aset yang diwakafkan
tersebut selama wakif tersebut hidup.32
Wakaf Polis Asuransi ialah
mewakafkan sebagian nilai yang akan diterima jika polis asuransi yang telah
dimiliki telah dicairkan.33
Dalam hal ini masyarakat yang memiliki polis
asuransi dari perusahaan asuransi yang memiliki produk syariah setelah
dijadikan polis dan menjadi surat berharga maka manfaatnya atau uang
pertanggungannya dan manfaat lainnya itu diwakafkan.
Selain akad yang telah mendapatkan fatwa dari DSN-MUI diatas, ada
akad-akad lain yang menurut beberapa pakar juga dapat digunakan untuk
mengimplementasikan asuransi syariah, seperti musyarakah, wadiah, dan
akad sosial yaitu wakaf. Akad wakaf yang saat ini sedang dirancang untuk
dapat diterapkan pada praktik asuransi syariah sebagaimana yang telah
31
Waldi Nopriansyah, Asuransi Syariah Berkah Terakhir Yang Tak Terduga, h., 70. 32
Lembaga Wakaf Al-Azhar, http://sahabatwakaf.blogspot.co.id/2012_05_01, diakses
tanggal 22 oktober 2018. 33
Lembaga Wakaf Al-Azhar, http://www.wakafalazhar.or.id/produk/9-
wakaf+wasiat+Polis+Asuransi/, diakses tanggal 22 oktober 2018.
31
dipopulerkan oleh PT. Sun Life Financial yang menjadi wakaf sebagai salah
satu fitur dalam asuransi syariah sudah mendapatkan Fatwa DSN-MUI No:
l06/DSN-MUIIXl2016 Tentang Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat
Investasi Pada Asuransi Syariah. Dalam polis asuransi, persera memiliki 3
(tiga) hak atas polis yang dimilikinya, yaitu hak milik, milk al-raqabah
(pengawasan), milkul yad (kepemilikan), dan milkut ta arruf (penggunaan).
Oleh karena peserta mempunyai hak kepemilikan atas polis, maka dia berhak
untuk melakukan apapun termasuk pengabdian spiritual atas polisnya dan
keuntungannya jika dia menginginkannya, seperti mewakafkan polisnya.
Pada saat deklarasi wakaf polis ini, waqif diperbolehkan untuk
menentukan sendiri kemana manfaat polisnya nanti akan diperuntukkan
sesuai lembaga mana yang ia percaya, dan polis yang diwakafkan bisa
berlaku hanya setelah dia meninggal, atau sudah jatuh tempo. Maka ketika
waqif telah mewakafkan polisnya, harus diserahkan atau dipindahkan kepada
penerima wakaf atau lembaga wakaf, dan waqif juga berhak menentukan
peruntukannya sesuai dengan produk wakaf yang telah tersedia di lembaga
wakaf tersebut dengan disaksikan oleh ahli warisnya. Kasus ini biasanya
disebut waqf bil wa iyyah (wakaf dengan wasiat).34
Wakaf umumnya digunakan untuk membangun sarana-sarana umat
yang bersifat permanen; seperti masjid, sekolah, kampus, rumah sakit dan
lain-lain. Karena konsep awal dari wakaf adalah mengikhlaskan sesuatu
mengharap keridhaan Allah SWT, berupa barang atau asset yang notabennya
kekal tidak habis di telan zaman.
Konsep Asuransi Syariah Berbasis Akad Wakaf di Negara lain dalam
industri asuransi syariah di Indonesia saat ini, kita mengenal adanya 2 konsep
akad yang digunakan, yaitu; pertama akad wakalah bil ujrah dan kedua akad
mudharabah musytarakah (sebagaimana telah difatwakan oleh DSN-MUI No
50 & 52/ DSN-MUI/III/2005). Kedua akad ini (dan juga akad turunannya
atau akad yang sepadan dengannya) juga merupakan akad yang mendominasi
34
Ma‟sum Billah, Konstektualisasi Takaful dalam Asuransi Modern, (Jakarta: Uin Syarif
Hidayatullah, 2010. h., 136-137.
32
penggunaan konsep Takaful (Baca; Asuransi Syariah), di hampir seluruh
negara. Namun di Pakistan, ternyata terdapat satu penerapan konsep akad
dalam Takaful yang "agak" berbeda dengan yang umumnya
diimplementasikan di beberapa negara. Pak-Kuwait Takaful Company,
sebuah peruashaan Asuransi Syariah di Pakistan menggunakan konsep waqf-
wakalah (wakaf & wakalah) dalam pengelolaannya. Bagaimanakah
implementasi dan penggunaan konsep tersebut? Ketika saya bertemu dengan
M. Ittekhar Ahmed (GM Pak-Kuwait) saya mencoba untuk menanyakan
seperti apa gambaran dan implementasi penggunaan konsep tersebut? Namun
sayangnya beliau tidak menjelaskan terlalu rinci mengenai akad wakaf-
wakalah, dan meminta saya untuk berkomunikasi dengan DPS Pak-Kuwait
Takaful Company. Nampaknya secara "akad" dalam tinjauan fiqh nya beliau
kurang menguasai. Sekilas, akad wakaf dan akad dalam asuransi syariah (
mudharabah musytarakah dan wakalah bil ujrah) merupakan dua akad yang
sangat berbeda, dan belum pernah diimplementasikan di dunia asuransi
syariah manapun sebelumnya. Wakaf umumnya digunakan untuk
membangun sarana-sarana umat yang bersifat permanen; seperti masjid,
sekolah, kampus, rumah sakit dsb. Karena konsep awal dari wakaf adalah
mengikhlaskan sesuatu mengharap keridhaan Allah SWT, berupa barang atau
asset yang notabene "kekal" tidak habis di telan zaman. Sedangkan akad
dalam asuransi syariah (seperti mudharabah musytarakah dan wakalah bil
ujrah), umumnya digunakan untuk hal-hal yang sangat sarat dengan nuansa
bisnis atau investasi. Nah, bagaimana "memadukan" antara dua jenis, Hal ini
membuat saya mencoba meraba-raba, seperti apakah sebenarnya konsep
wakaf wakalah tersebut. Dan setelah mencoba untuk "mereka-reka" dan
"mencari-cari," serta mencoba "menganalisa", ternyata konsep ini merupakan
konsep yang sangat menarik dan unik. Gambaran umumnya kurang lebih
konsepnya adalah sebagai berikut:35
35 http://wakafsyariah.blogspot.com Konsep-Asuransi-Syariah-berbasis-akad. (19
September 2018).
33
1. Pada dasarnya, secara umum konsepnya hampir sama dengan konsep
takaful (baca ; asuransi syariah) dengan model saving. Hanya saja pada
bagian savingnya lebih dialokasikan untuk wakaf. Sebagai contoh (pada
model takaful dengan konsep mudharabah/ wakalah bil ujrah) ketika
nasabah membayar premi, maka premi tersebut akan diberlakukan menjadi
tiga alokasi berikut :
• ...% untuk ujrah, yang dialokasikan untuk operasional perusahaan.
• ...% untuk tabarru', untuk dana tolong menolong, dialokasikan kepada
nasabah yang terkena musibah (klaim)
• ...% untuk saving, milik peserta dan sepenuhnya akan dikembalikan ke
peserta beserta hasil investasinya
Sedangkan pada konsep wakaf wakalah, distribusi preminya adalah
hampir sama, kecuali pada sisi savingnya saja yang berubah menjadi waqif
• ...% untuk ujrah, yang dialokasikan untuk operasional perusahaan.
• ...% untuk tabarru', untuk dana tolong menolong, dialokasikan kepada
nasabah yang terkena musibah (klaim)
• ...% untuk wakaf yang diwakafkan untuk kemaslahatan umat (tidak
kembali kepada nasabah)
2. Dana wakaf yang diwakafkan, sama sekali tidak boleh diguanakan untuk
biaya operasioal, biaya klaim atau apapun terkait dengan operasional
perusahaan asuransi syariah. Dana wakaf harus menjadi aset tetap yang
keberadaannya relatif "abadi". Karena konsep wakaf itu adalah bahwa
harta yang diwakafkan tidak boleh berkurang, tidak boleh habis, namun
bersifat produktif dan menghasilkan.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM PT SUNLIFE FINANCIAL SYARIAH
Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci mengenai profil perusahaan
PT Sun Life Financial. Profil perusahaan akan meliputi sejarah pendirian
perusahaan, visi-misi, nilai-nilai dasar perusahaan, produk-produk yang dimiliki,
Dewan Pengawas Syariah, serta Struktur Organisasi.
Berdasarkan uraian-uraian tentang profil perusahaan ini akan diperoleh
gambaran umum mengenai kondisi lingkungan internal PT Sun Life Financial
Indonesia.
A. Sejarah Singkat Perusahaan 36
Sejak 1995, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) telah
menyediakan berbagai produk proteksi dan pengelolaan kekayaan, yang
meliputi asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, dan
perencanaan hari tua kepada para nasabah. PT Sun Life Financial memiliki
tujuan yang jelas: membantu para nasabah PT Sun Life Financial mencapai
kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Setiap tahun Sun Life Financial Indonesia mengalami pertumbuhan
yang signifikan di pasar di mana PT SunLife Financial beroperasi. PT Sun Life
Financial terus berupaya untuk meningkatkan produk dan layanan PT Sun Life
Financial demi memenuhi kebutuhan para nasabah.
Para karyawan serta perencana keuangan PT Sun Life Financial selalu
bekerja keras untuk meraih kepercayaan nasabah, dan PT Sun Life Financial
akan terus mengembangkan jalur distribusi keagenan (konvensional dan
syariah) dan distribusi kemitraan. Saat ini PT Sun Life Financial menyediakan
berbagai produk inovatif kepada para nasabah melalui lebih dari 102 kantor
pemasaran konvensional dan 58 kantor pemasaran syariah di 72 kota di
Indonesia.
36
PT SunLife Financial Indonesia, Tentang Sun Life Financial Indonesia, diakses di
https://www.sunlife.co.id.
35
Sun Life Financial merupakan perusahaan penyedia layanan jasa
keuangan internasional terkemuka yang menyediakan beragam produk
asuransi, serta solusi pengelolaan kekayaan dan aset, baik untuk individu
maupun korporasi. PT Sun Life Financial beroperasi di sejumlah pasar utama
di seluruh dunia, yaitu Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Hong Kong,
Filipina, Jepang, Indonesia, India, Cina, Australia, Singapura, Vietnam,
Malaysia, dan Bermuda.
PT Sun Life Financial memiliki ambisi untuk menjadi salah satu
perusahaan asuransi dan aset manajemen terbaik di dunia dengan membantu
para nasabah meraih kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih
sehat. Per 30 Juni 2017, Sun Life Financial memiliki total aset kelolaan sebesar
CDN 944 miliar. Sejak mulai beroperasi di Indonesia pada 1995, PT Sun Life
Financial Indonesia (Sun Life) selalu berupaya untuk membantu masyarakat
Indonesia mencapai kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat,
dengan menyediakan berbagai solusi proteksi dan pengelolaan kekayaan.
Sun Life Financial Indonesia berdiri sejak tahun 1995, menyusul
kesuksesan Sun Life Financial di Amerika Utara, Hong Kong, dan Filipina.
Pada 30 Juni 2015, Risk Based Capital Sun Life Financial Indonesia mencapai
664% (konvensional) – jauh di atas persyaratan pemerintah yaitu 120% dan
122% (syariah) – jauh di atas ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yakni
30%, dengan total asset sebesar Rp 6,15 triliun. Per 30 Juni 2015, Sun Life
Financial Indonesia memiliki 93 kantor pemasaran konvensional dan 43 kantor
pemasaran syariah di 51 kota di Indonesia.37
PT Sun Life Financial selalu menempatkan nasabah sebagai fokus
dari segala hal yang PT SunLife Financial lakukan, dan PT Sun Life Financial
memastikan bahwa produk dan layanan PT Sun Life Financial dapat memenuhi
kebutuhan nasabah. Saat ini PT Sun Life Financial didukung oleh lebih dari
10.000 perencana keuangan yang tersebar di 72 kota di Indonesia yang selalu
37
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Tentang SunLife Financial Indonesia, di akses di
http://aaji.or.id/Perusahaan/sun-life-financial-indonesia
36
siap melayani dan membantu para nasabah dalam mencapai tujuan keuangan
mereka.
Produk-produk proteksi keuangan PT SunLife Financial meliputi
perlindungan terhadap jiwa, kesehatan, penyakit kritis, dan kecelakaan.
Sementara untuk produk-produk asuransi yang terkait investasi, mencakup unit
link, universal life, dan asuransi dwiguna. Produk-produk tersebut ditawarkan
kepada nasabah melalui sejumlah jalur distribusi, yaitu keagenan
(konvensional dan syariah) serta kemitraan dengan bank dan penyedia layanan
telekomunikasi.
Sebagai perusahaan penyedia jasa keuangan terkemuka yang berbasis
di Kanada, PT Sun Life Financial memiliki sejarah panjang selama 150 tahun
dalam menjunjung tinggi komitmen PT Sun Life Financial – kepada nasabah,
mitra, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Sun Life Financial adalah
sebuah perusahaan yang kuat dengan peringkat finansial yang solid. PT Sun
Life Financial berkomitmen untuk mematuhi etika bisnis dan tata laksana
dengan standar tertinggi, serta membangun masyarakat yang berkelanjutan dan
lebih sehat untuk kehidupan lebih baik.
Sun Life berdiri di Kanada pada tahun 1865, berawal dari produk yang
ranahnya konvensional, masuk di indonesia tahun 1995, ketika masuk ke dalam
pasar syariah, Sun Life akhirnya melirik yang kita sebut sebagai pasar syariah
pada tahun 2014.38
B. Visi dan Misi
1. Visi
Visi yang dimiliki PT Sun Life Financial Indonesia adalah menjadi
salah satu dari lima perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia.
2. Misi
Misi yang dimiliki PT Sun Life Financial Indonesia yaitu membantu
keluarga Indonesia mencapai kesejahteraan dengan kemapanan financial.
Dengan nilai nilai :
38
http://elearning.sunrecruit-app.com.
37
a. Integritas
b. Berkomitmen untuk menerapkan standar tertinggi dalam etika bisnis
dan tata kelola perusahaan yang baik.
c. Keterikatan
Menghargai perbedaan, karyawan yang berpotensi dan memotivasi,
mendukung serta memberikan penghargaan atas kontribusi yang telah
mereka berikan kepada perusahaan.
d. Berfokus Pada Nasabah
Menyediakan solusi keuangan sesuai dengan kebutuhan nasabah dan
selalu mementingkan tercapainya tujuan finansial mereka.
e. Sempurna
Menerapkan pelaksanaan operasional yang sempurna melalui staf yang
bekerja bersama PT Sun Life Financial, produk dan layanan yang
berkualitas, dan manajemen risiko yang berbasis nilai.
f. Nilai
Memberikan nilai lebih bagi nasabah dan pemegang saham serta
komunitas di setiap negara tempat PT Sun Life Financial beroperasi.
g. Inovasi
Memahami para nasabah PT SunLife Financial untuk memberikan
mereka pengalaman yang lebih baik melalui produk-produk yang
inovatif serta layanan yang memuaskan.
C. Konsep SunLife Syariah39
Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan
Allah. Namun, manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan juga
dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut seringkali tidak
memadai, sehingga tercipta kebutuhan akan mekanisme membagi risiko seperti
yang ditawarkan oleh konsep Sun Life Syariah.
SunLife Syariah beroperasi dengan konsep tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana telah digariskan di dalam Al-Qur‟an,
39
SunLife Financial Syariah, Konsep SunLife Syariah, diakses di
http://www.sunlifesyariah.net.
38
“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS Al-Maidah :
2). Dengan landasan ini, SunLife Syariah menjadikan semua peserta sebagai
satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan secara bersama
menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara
mereka.
Prinsip-prinsip syariah yang dijalankan dalam akad Sun Life Syariah
dilandaskan pada akad mudharabah, wakalah, tabarru‟ dan ta‟awun. Akad-akad
Sun Life Syariah bebas dari unsur Riba (bunga uang), Maysir (Judi), dan
Gharar (ketidakjelasan) yang dilarang dalam akad-akad keuangan Islami.
D. Produk-Produk SunLife Syariah40
Sebagai perusahaan asuransi yang terkemuka, PT Sun Life Financial
Indonesia terus berfokus pada nasabah dengan menawarkan berbagai produk
inovatif. Pada Desember 2010, PT SunLife Financial meluncurkan bisnis
syariah yang memungkinkan PT Sun Life Financial berbagi mengenai nilai dan
konsep syariah serta membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhan nasabah
akan produk asuransi syariah.
Untuk memastikan para nasabah menerima pemahaman yang jelas
mengenai konsep syariah dari konsultan keuangan PT Sun Life Financial, PT
Sun Life Financial Indonesia telah merancang program pelatihan dan sertifikasi
syariah bagi seluruh tenaga pemasaran PT Sun Life Financial.
Setiap orang tentunya mendambakan ketenangan dan kepastian.
Namun di sisi lain, kita ingin menikmati manfaat lebih dari uang yang kita
miliki. Perencanaan perlindungan dari PT Sun Life Financial Indonesia
menawarkan Anda kombinasi yang sempurna dari keduanya, solusi cermat
berinvestasi yang digabungkan dengan perlindungan asuransi jiwa. Hal yang
lebih menguntungkan, program perencanaan PT Sun Life Financial dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Anda, jadi Anda dapat menentukan sendiri
jumlah yang akan digunakan untuk produk perlindungan dan produk investasi.
Produk-Produk SunLife Financial Syariah:
40
PT SunLife Financial Indonesia, Produk-produk Asuransi Syariah,
https://www.sunlife.co.id.
39
1. Brilliance Hasanah Sejahtera
Brilliance Hasanah Sejahtera adalah produk asuransi jiwa dan
investasi dengan pembayaran berkala untuk membantu Anda mencapai
kebutuhan keuangan di masa depan seperti biaya pendidikan, modal usaha,
ibadah, pernikahan anak, dana hari tua, wakaf dan lainnya yang dikelola
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Keunggulan:
a. Perlindungan asuransi hingga usia 88 tahun
b. Minimum Kontribusi yang terjangkau dengan mata uang Rupiah dan
pilihan pembayaran secara bulanan, triwulanan, semesteran dan
tahunan
c. Dapat melakukan penambahan Dana Investasi (Kontribusi Top Up
Tunggal) untuk meningkatkan hasil investasi setiap saat dengan
minimum besarnya Rp1.500.000
d. Bebas menentukan Kontribusi dan Uang Pertanggungan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan Anda.
e. Bebas menentukan pilihan investasi yang sesuai dengan profil risiko
dan tujuan investasi Anda.
f. Fleksibel, Anda dapat melakukan Penarikan (withdrawal) dan
Pengalihan Dana Investasi (switching) kapan saja.
g. Gratis 3x Pengalihan Dana Investasi dalam setahun.
h. Anda dapat memilih Asuransi Tambahan yang sesuai dengan
kebutuhan kondisi Anda.
i. Mendapatkan perlindungan tambahan otomatis untuk Pihak Yang
Diasuransikan, berusia antara 15-70 tahun, yaitu berupa Asuransi
Kematian karena Kecelakaan dengan Uang Pertanggungan sebesar
Rp100.000.000.
j. Dikelola secara syariah, di mana setiap Peserta saling tolong menolong
dan melindungi dengan Peserta lainnya dalam menghadapi risiko dan
penempatan investasi.
40
k. Surplus Underwriting, kesempatan untuk mendapatkan Surplus
Underwriting yang dihitung setiap akhir tahun, apabila ada dan sesuai
dengan ketentuan berlaku.
2. Brilliance Hasanah Protection Plus
Brilliance Hasanah Protection Plus adalah produk asuransi unit
linked kontribusi tunggal yang dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan perlindungan jiwa dan investasi yang dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Keunggulan:
a. Pembayaran Kontribusi hanya 1 (satu) kali atau Kontribusi Tunggal
b. Diperbolehkan melakukan penambahan Dana Investasi (Top Up) setiap
saat, minimum besarnya adalah Rp1.500.000
c. Memberikan perlindungan hingga usia 88 tahun
d. Tersedia dalam mata uang Rupiah
e. Minimum Uang Pertanggungan adalah 125% dari Kontribusi Tunggal
atau Rp15.000.000, mana yang lebih besar
f. Tersedia fasilitas Layanan Medis Darurat Domestik dan Internasional
dari SOS International yang diberikan secara gratis untuk Kontribusi
Tunggal mulai dari Rp100.000.000
g. Pembagian Surplus Underwriting (jika ada) untuk semua Peserta sesuai
syarat dan ketentuan berlaku
3. Brilliance Hasanah Maxima (Syariah)
Asuransi Brilliance Hasanah Maxima merupakan produk
kombinasi antara asuransi dan investasi yang memberikan manfaat
asuransi jiwa syariah dan investasi yang dikelola dengan prinsip syariah.
Produk ini juga dilengkapi dengan berbagai jenis manfaat asuransi
tambahan (rider) dan memaksimalkan dana investasi melalui tambahan
manfaat berupa bonus kontribusi dan bonus loyalitas, disertai dengan
kesempatan pembagian surplus underwriting.
Keunggulan:
41
a Potensi pengembangan hasil investasi optimal sejak polis berlaku,
dengan alokasi dana investasi 50% dari Kontribusi Asuransi Berkala
(KAB) sejak tahun polis pertama.
b Potensi hasil investasi semakin maksimal dengan 2 jenis bonus yang
akan ditambahkan pada nilai dana investasi peserta:
c Bonus Kontribusi mulai tahun ke-6 sebesar 5% dari KAB, dan
d Bonus Loyalitas mulai tahun ke-11 sebesar 0.5% dari rata-rata dana
investasi.
e Fleksibilitas dalam menentukan dan menambahkan nilai asuransi jiwa
dan manfaat hidup sejak awal dan selama masa asuransi.
f Tambahan manfaat kematian atau cacat tetap total akibat kecelakaan 1
kali dari nilai asuransi jiwa.
g Masa asuransi sampai pihak yang diasuransikan berusia 100 tahun.
h Pelayanan evakuasi medis darurat domestik dan internasional.
4. Brilliance Hasanah Fortune Plus (Syariah)
SunLife Financial Indonesia mempersembahkan Asuransi
Brilliance Hasanah Fortune Plus, kombinasi antara asuransi dan investasi
berbasis syariah yang memberikan manfaat asuransi jiwa yang dilengkapi
dengan manfaat cacat tetap dan kematian akibat kecelakaan. Tak hanya
itu, produk ini juga memberikan peluang hasil investasi yang optimal
untuk membantu mencapai masa depan penuh berkah bagi Anda dan
keluarga.
Keunggulan:
a. Anda mendapatkan beberapa manfaat sekaligus berupa perlindungan
asuransi dan potensi pertumbuhan dana investasi dalam satu produk.
b. Pilihan santunan asuransi sampai dengan 55 kali Kontribusi Tahunan
sesuai kebutuhan perencanaan keuangan Anda.
c. Perlindungan asuransi kecelakaan sampai dengan Rp3 miliar, sesuai
usia masuk.
42
d. Investasi optimal sejak tahun polis pertama, di mana 60% premi yang
Anda bayarkan sudah diinvestasikan pada jenis dana investasi yang
dipilih.
e. Mudah dan praktis. Anda cukup membayar Kontribusi Asuransi
Berkala selama 3 tahun dan polis Anda akan tetap berlaku sampai
dengan 12 tahun, selama nilai dana investasi Anda cukup untuk
membayar biaya-biaya yang timbul sampai dengan tahun polis ke-12.
f. Tersedia 2 sub dana investasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan
investasi Anda.
g. Fleksibel, bebas menentukan pilihan dan alokasi sub dana investasi,
dan melakukan penambahan dana kontribusi top ip setiap saat untuk
memaksimalkan nilai dana investasi Anda.
h. Peluang memperoleh surplus underwriting.
5. Brilliance Amanah (Syariah)
Melangkah lebih dekat ke Baitullah
a. Potensi pertumbuhan hasil investasi dengan manfaat loyalitas dan
surplus underwriting yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan
termasuk persiapan pendanaan untuk perjalanan ibadah haji, haji plus,
dan umrah.
b. Santunan berupa penggantian penghasilan dalam bentuk santunan
harian rawat inap apabila selama perjalanan ibadah, Anda harus
menjalani rawat inap baik karena sakit maupun kecelakaan.
c. Santunan asuransi untuk risiko cacat total tetap atau meninggal akibat
kecelakaan pada saat perjalanan ibadah.
d. Santunan asuransi untuk risiko meninggal selama masa asuransi.
e. Dana Haji Badal yang disediakan untuk seseorang yang akan
menggantikan Anda menunaikan ibadah haji.
43
E. Kekuatan Keuangan dan Kinerja Bisnis SunLife Financial41
1. Standard & Poor‟s : AA- (Very Strong)
2. Moody‟s: Aa3 (Excellent)
3. A.M. Best : A+ (Superior)
4. DBRS : IC-1
Keterangan :
Peringkat A – AA : Perusahaan berkualitas (1 peringkat di bawah nilai
sempurna AAA).
Peringkat I C-1 DBRS : Perusahaan dengan kualitas keuangan superior.
Memiliki kekuatan di atas rata-rata dalam kualitas aset dan keuntungan
perusahaan.
1. Dana kelolaan Sun Life Financial, Inc. mencapai CAD$734 Billion (Rp
7350 Trilyun)
2. Terdaftar di bursa efek New York (NYSE), Toronto (TSX), dan Filipina
(PSE) dengan kode : SLF.
3. Risk Based Capital (RBC) Sun Life Financial Indonesia 815% (tahun
2016)
(ketentuan pemerintah minimal 120%)
4. Risk Based Capital Syariah Syariah Sun Life Financial Indonesia
mencapai 140% (tahun 2016) (ketentuan pemerintah minimal 30%)
5. Total dana yang dikelola Rp. 6.72 triliun (data per Juni 2016).
6. Total klaim yang dibayarkan Rp. 242,6 Miliar (data per Juni 2016)
7. Memilki lebih dari 1500 agen syariah dengan 55 kantor pemasaran
mandiri di 16 provinsi diseluruh Indonesia (per september 2016).
8. Di dukung oleh lebih dari 100 Telemarketing dan In Branch (per
september 2016).
41
SunLife Financial Syariah, Sekilas SunLife Syariah, diakses di
http://www.sunlifesyariah.net.
44
F. Struktur Organisasi PT SunLife Financial Indonesia42
Para pemimpin di Sun Life Financial Indonesia memastikan bahwa
arah dan tindakan yang diambil oleh perusahaan berjalan sesuai dengan ambisi
dan tujuan yang ingin kami capai; menjadi salah satu perusahaan asuransi dan
aset manajemen terbaik di dunia, dan membantu nasabah kami mencapai
kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Gambar
Struktur Organisasi PT SunLife Financial Indonesia
42
PT SunLife Financial Indonesia, Struktur Organisasi/Organization Stucture 2018 pdf.
45
Dewan Pengawas Syariah:
1. Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA
2. Dra. Rini Fatma Kartika, MH
Pusat Layanan Nasabah
Tel : 1 500786 (1 500SUN)
Fax : (021) 2966 9806
Email: [email protected], [email protected]
Jam operasional
Call Center: 07.30 – 18.30 WIB, Senin – Jumat
Pusat Layanan Nasabah: 08.30 – 16.30 WIB/WITA
Pusat Layanan Nasabah Jakarta
Menara Sun Life Lantai Dasar
Jl Dr Ide Anak Agung Gde Agung Blok 6.3
Kawasan Mega Kuningan – Jakarta Selatan 12950.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Mekanisme Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah
Wakaf polis asuransi jiwa syariah merupakan program yang
dimunculkan oleh perusahaan asuransi Sun Life Financial Syariah guna
memenuhi keinginan masyarakat luas dalam bidang keuangan, terutama
membantu masyarakat luas dalam menginginkan perbuatan amal kepada orang
lain dalam bidang wakaf. Dengan adanya fitur wakaf di produk asuransi Sun
Life Syariah, yang mana dana tersebut bukan untuk dirinya saja melainkan
untuk kepentingan orang lain. Hal ini, menunjukan bahwa produk asuransi
bukan hanya menguntungkan orang lain berupa menolong orang yang
kesusahan dengan melalui yayasan atau lembaga pengelola wakaf bahkan
menguntungkan ahli waris para peserta asuransi apabila peserta meninggal
dunia dalam masa perjanjian.
Wakaf polis asuransi jiwa Sun Life Syariah merupakan bentuk ibadah
yang bersifat maliyah (harta). Maksudnya adalah suatu bentuk ibadah yang
mengharapkan ridha Allah dengan cara menggunakan harta yang dimiliki.
Bentuk harta yang dipakai dalam wakaf polis asuransi Sun Life Syariah adalah
wakaf uang, yang mana wakaf uang merupakan harta bergerak sehingga
disebut wakaf tunai. Hal ini dibolehkan dengan alasan harta yang dipakai
bersifat tahan lama dan tidak habis sekali pakai karena bisa diolah secara
langsung tanpa perlu menunggu lama dan tidak habis sekali pakai karena bisa
diolah secara langsung tanpa perlu menunggu lama. Adapun keistimewaan dan
keutamaan orang yang berwakaf, dalam hal ini mengacu pada hadist Nabi
berikut ini:
صه للا ػه سهم قبل :إرا م شح سظ للا ػى أن سسل للا ش بد اإلوسبن اوقطغ ػى ػه أث
نذ صبنح ذػ ن ، أ ػهم ىزفغ ث ػمه إل مه صالس : صذقخ جبسخ، أ
Artinya: telah menceritkan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah telah
menceritakan kepada kami Ismail yaitu Ibnu Ja‟far dari Al Ala‟ dari ayahnya
47
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: apabila seseorang
meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do‟a anak yang sholeh. (HR.
Muslim).
Hadist di atas menjelaskan tentang pahala akan diperoleh seseorang
walaupun ia telah meninggal dunia dikarenakan hal-hal yang baik yang ia
lakukan semasa hidupnya. Berwakaf merupakan salah satu amal jariyah yang
pahalanya mengalir terus menerus walaupun yang bersangkutan sudah
meninggal dunia selama harta tersebut bermanfaat untuk orang yang banyak.
Ketentuan yang dipakai dalam wakaf polis asuransi Sun Life Syariah berupa
sistem yang berbentuk produk unit link guna memudahkan peserta
mengumpulkan dana wakaf secara berangsur-angsur merupakan solusi
perusahaan asuransi dalam membantu masyarakat yang ingin berwakaf
dengan aman tanpa adanya riba, ketidakpastian dan lain-lain yang dilarang
dalam agama Islam.43
Produk asuransi jiwa di Sun Life Syariah setiap peserta dapat
mewakafkan manfaat asuransi 45 persen dan wakaf investasi maksimal 30
persen sebagaimana ketentuannya sudah terdapat Fatwa No:106/DSN-
MUI/X/2016. Wakaf tersebut bisa dicairkan ketika pada saat pengajuan
klaim. Bahkan, perusahaan Sun Life Syariah adanya fitur wakaf berkala yang
mana sebagian nilai premi peserta bisa diwakafkan secara langsung
disalurkan setiap bulannya ke yayasan terdaftar.
1. Prosedur Pembukaan Peserta Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah
Adapun beberapa tahapan seseorang yang ingin membuka polis
asuransi jiwa Sun Life Financial Syariah. Agar tahapan-tahapan tersebut
dapat dimengerti dengan mudah maka penulis akan mengambarkan
praktek penerapan polis asuransi Sun Life Financial Syariah dengan
mewancarai salah satu bagian Sun Life Syariah Bapak Harry Harmandar
selaku Sales Development Manager di Sun Life Financial Syariah.
43 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005). h., 34.
48
Prosedur (tahapan) bagi peserta yang ingin berwakaf melalui manfaat
asuransi dan manfaat investasi di asuransi Sun Life Syariah antara lain:44
a. Membuka polis produk Sun Life Syariah apa saja yang merupakan
produk asuransi jiwa syariah. Yang terdiri dari produk :
1) Brilliance Hasanah Sejahtera
2) Brilliance Hasanah Maxima
3) Brilliance Hasanah Fortune Plus
4) Brilliance Hasanah Protection Plus
5) Brilliance Amanah (Syariah)
Dari kelima produk tersebut Agen memberikan penjelasan
produk kepada calon nasabah tentang spesifikasi produk dan polis Sun
Life Syariah. Jika peserta berminat untuk menjadi peserta asuransi Sun
Life Syariah, Agen akan membuatkan ilustrasi manfaat (benefit) dari
Sun Life Syariah yang akan diterima oleh calon peserta atau ahli
warisnya. Jika calon peserta menyetujuinya, maka perlu mendatangani
ilustrasi tersebut”.
b. Kemudian calon peserta harus mengisi dengan lengkap dan benar
formulir SPAJ (Surat Perjanjian Asuransi Jiwa) Syariah, dengan
menandatangani serta melampirkan fotocopy KTP (Kartu Identitas Diri)
dan bukti pembayaran kontribusi. Dalam isi formulir terdapat beberapa
keterangan-keterangan yang harus diisi oleh calon peserta sebagai
berikut. Data calon pemegang polis, manfaat produk Sun Life Syariah,
informasi tambahan pemegang polis, data calon peserta, data calon
pekerjaan peserta, data ahli waris calon peserta, riwayat kesehatan calon
peserta, pernyataan calon pemegang polis dan pernyataan agen.
c. Selanjutnya mengisi Form Ikrar Wakaf jika nanti peserta ingin
mewakafkan hasil manfaat asuransi dan manfaat investasi ketika
penembusan polis, lalu peserta mengisi jumlah yang diwakafkan ke
Lembaga Wakaf (Nazhir) yang ditunjuk, (Nazhir terdaftar di BWI).
44
Harry Harmander, Sales Development Manager Sun Life Financial Syariah, Interview
Pribadi, 9 November 2018.
49
Sebagai mitra terpecaya untuk program wakaf dalam hal ini adalah
Dompet Dhuafa yang bekerjasama dalam hal mengelola wakaf saat ini
dengan Sun Life Syariah. Apabila nazhir bukan lembaga yang terdaftar di
BWI maka nama nazhir tidak dapat dicantumkan melainkan hanya ahli
waris.
d. Agen pemasaran Sun Life Syariah akan membawa formulir aplikasi
kepesertaan, beserta dokumen lengkap (pendukung) ke Kantor Layanan
Sun Life Syariah terdekat untuk diproses akseptasi dan penerbitan
polisnya. Kantor Layanan Sun Life Syariah akan memproses aplikasi
calon peserta sesuai dengan SOP penerimaan peserta dan penerbitan
polis. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam
aplikasi pengajuan peserta asuransi Sun Life Syariah dalam (SPAJ),
terdiri dari data calon pemegang polis, data calon peserta, informasi
tambahan pemegang polis, tambahan riwayat kesehatan calon peserta
produk, data ahli waris calon peserta, pernyataan calon pemegang polis,
pernyataan agen dan lain-lain. Dalam formulir dijelaskan bahwa polis
untuk Asuransi Sun Life Syariah Menggunakan akad Wakalah bil Ujrah
dan akad Tabarru‟. Berdasarkan akad Wakalah bil Ujrah, dan akad
Tabarru‟ maka terdapat beberapa hal yang harus disetujui oleh calon
pemegang polis adalah.45
1) Menyetujui untuk membayar Iuran tabarru‟ sejumlah 75% dari
Iuran Asuransi untuk dimasukkan kedalam dana Tabarru‟ dan
menghibahkannya sesuai prinsip ta‟awun dengan tujuan saling
tolong menolong diantara para peserta apabila ada pihak yang
diasuransikan mengalami musibah.
2) Menyetujui membayar Iuran Asuransi per tahun sebesar minimum
0,32 perseribu Santunan Asuransi dan maksimal 283,46 per seribu
Santunan Asuransi, tergantung usia dan jenis kelamin untuk kondisi
kesehatan standar.
45 Formulir SPAJ (Surat Perjanjian Asuransi Jiwa) Sun Life Financial Syariah.
50
3) Memberi kuasa kepada Pengelola sesuai dengan Akad Wakalah Bil
Ujrah untuk mengelola administrasi dan Dana Investasi serta
melakukan transaksi atas nama saya atau kami. Dalam hal ini
peserta sebagai pihak yang memberikan kuasa dan Pengelola
sebagai pihak yang menerima kuasa. Pengelola berhak
mendapatkan Ujrah yang telah disepakati.
4) Untuk pengelolaan investasi Dana Tabarru; saya/kami selaku
pemberi kuasa dengan ini memberi kuasa kepada Pengelola selaku
penerima kuasa berdasarkan Akad Wakalah Bil Ujrah untuk
mengelola investasi Dana Tabarru‟ dengan mengacu kepada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pengelola. Atas tugas
dan tanggung jawab tersebut, Pengelola tidak mengenakan Ujrah
dan hasil investasi Dana Tabarru‟ (jika ada) akan dikembalikan
oleh Pengelola ke rekening Dana Tabarru‟.
5) Menyetujui Iuran Tabarru‟ yang telah dihibahkan akan dimasukkan
ke dalam Dana Tabarru‟ yang akan digunakan untuk membayar
Manfaat Asuransi (selain Nilai Dana Investasi) dalam hal terjadi
Musibah yang dialami oleh pihak yang diasuransikan
6) Menyetujui dan mengikhlaskan pembagian Surplus Underwriting
(jika ada) dengan presentase pembagian (nisbah) sebesar 40%
kepada peserta, 30% kepada pengelola dan 30% disimpan dalam
Dana Tabarru‟. Apabila besarnya Surplus Underwriting yang
berhak diterima oleh peserta kurang atau sejumlah Rp. 50.000,-
(lima puluh ribu Rupiah) maka peserta mewakilkan kepada
Pengelola untuk menyalurkan kepada lembaga sosial yang memiliki
izin dari lembaga pemerintah Indonesia yang berwenang.
7) Apabila Dana Tabarru‟ tidak mencukupi untuk membayar Manfaat
Asuransi (selain berupa Nilai Dana Investasi), maka Pengelola akan
memberikan pinjaman (Qardh) kepada Dana Tabarru‟ untuk
menutupi kekurangan tersebut, yang wajib dikembalikan kepada
Pengelola dalam hal terdapat Surplus Underwriting.
51
Aplikasi akad wakalah ini dapat diskemakan sebagaimana terlihat
dalam gambar di bawah ini:
Kontribusi Peserta
Bagian Peserta…%
Upah Dana Tabarru Surplus
Wakalah Biaya-biaya => (bila ada) Underwriting
Klaim
Cadangan Tabarru Insentif
Presentasi…% Qard Hasan
Dana
Pemegang Saham
Investasi
2. Fitur Wakaf Perusahaan Sun Life Syariah Dengan Lembaga
Wakaf
Program wakaf di Sun Life Financial Syariah merupakan kerjasama
dengan lembaga wakaf yang terdaftar di BWI (Badan Wakaf Indonesia).
Saat mengajukan permohonan asuransi Sun Life Syariah, peserta dapat
mewakafkan di lembaga wakaf. Setiap peserta dapat mewakafkan manfaat
asuransi maksimal 45% dan wakaf manfaat investasi maksimal 30%.
Peserta dapat menunjuk lembaga wakaf selain yang terdaftar di BWI
(badan wakaf indonesia) namun tidak dapat mengikuti prosedur program
wakaf yang berlaku diperusahaan Sun Life Syariah. Di Indonesia, program
wakaf pada polis asuransi jiwa syariah ini dicetuskan pertama kali oleh
Perusahaan Sun Life Financial Indonesia pada tahun 2016. Saat ini,
perusahaan Sun Life Syariah mengeluarkan salah satu produk terbaru yang
mana dana yang kita wakafkan setiap bulannya bisa langsung disalurkan
ke yayasan yang terdaftar.46
Produk tersebut ialah asuransi jiwa yang
menyatukan ibadah wakaf dengan proteksi diri dan memastikan para
46
Brosur Asuransi Brilliance Hasanah Maxima Sun Life Financial Syariah.
52
pemegang polisnya bisa berwakaf langsung tanpa potongan yang langsung
disalurkan ke lembaga wakaf. Sun Life Syariah bekerjasama dengan 6
Nazir (lembaga wakaf) secara ekslusif, yang memiliki track record bagus
dalam penyalurannya yang produktif dari waktu ke waktu, seperti Yayasan
Badan Wakaf Indonesia (BWI), Dompet Dhuafa, Rumah Wakaf, I-Wakaf
(inisiatif wakaf), dan Badan Wakaf Al-Quran (BWA).47
Fasilitas wakaf berkala hanya ada di asuransi Sun Life Financial
Syariah wakaf berkala maksimal 30% dari kontribusi asuransi berkala
(KAB). wakif tidak perlu menunggu atau memiliki dana yang besar.
Nazhir dapat segera mewujudkan infratruktur dan fasilitas yang sangat
dibutuhkan dan dana yang diterima langsung tanpa menunggu terjadinya
resiko terhadap wakif. Mauquf‟ Alaih (orang yang menerima manfaat)
segera merasakan dampak manfaat dana wakaf dan juga dana yang terus
mengalir membuat perbaikan kesejahteraan yang berkesinambungan.
Program wakaf pada produk asuransi Sun Life Syariah didukung agen
berdedikasi dan tersertifikasi wakaf, yang dikeluarkan oleh Sun Life
bekerja sama dengan DSN Institute dan Badan Wakaf Indonesia.
Merujuk pada bagaimana hubungan kerjasama PT Sun Life Syariah
dengan lembaga wakaf, peneliti kemudian membuat model terintegrasi
antara perusahaan asuransi syariah dan lembaga wakaf. Model tersebut
terdapat dua skema yang harus dilakukan
Pertama: kerjasama chaneling antara PT Sun Life Syariah dengan
Lembaga Wakaf. Kerjsama ini dapat berupa akad wakalah, di mana
Lembaga Wakaf sebagai nadzir (pengelola) yang telah mendapatkan
mandat secara resmi dari pemerintah mewakilkan kepada Lembaga
Takaful untuk menerima dana wakaf jika ada mitranya yang akan
mewakafkan uangnya ke Lembaga Wakaf. Dari kerjasama perwakilan ini,
Lembaga Wakaf dapat memberikan ujrah dari dana wakaf yang
diserahkan oleh Lembaga Takaful. Ujrah tersebut diambilkan dari
47 Fasilitas wakaf Sun Life Financial Syariah hadirkan produk asuransi Brilliance
Hasanah Maxima, http://www.sunlife.co.id.
53
keuntungan pengelolaan dana wakaf yang dikelola oleh Lembaga Wakaf
yang bekerjasama dengan manajer investasi dan atau dikelola dalam
konsep bisnis profesional. Dari kerjasama ini, kedua lembaga dapat
melakukan efektifitas dan efisiensi kerja di bidangnya masing-masing.
Kedua, implementasi kemitraan antara Lembaga Takaful dengan
calon mitra. Adapun skenario kemitraan tersebut dapat dilihat pada
ilustrasi gambar berikut:
Gambar
Skenario kemitraan antara Sun Life Syariah (asuransi) dengan calon mitra lembaga wakaf48
48 Mohammad Luthfillah Habibi dan Ana Tomi Roby Candra Yudha, Membangun
Integrated Takaful dan Wakaf Model Dalam Upaya Meningkatkan kemanfaatan pemegang polis ,
al-Uqud, Journal of Islamic Economic volume 1 Nomor 2, July 2017, h., 152.
54
Dari skema di atas, implementasi asuransi syariah yang terintegrasi
dengan lembaga wakaf tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Calon mitra mendatangi perusahaan asuransi syariah untuk melakuan
kemitraan. Perusahaan asuransi menjelaskan tentang produk-produk
asuransi syariah yang sesuai dengan kebutuhan mitra. Jika mitra setuju,
maka proses dilanjutkan pada akad, dimana dalam kesepakatan, nantinya
terdapat dua akad, yaitu: Akad tabarru‟, yaitu mitra memberikan
sejumlah dana tabarru‟ sesuai dengan ketentuan premi polis yang
disetujuinya Akad wakalah. Di antara nominal polis tersebut, terdapat
sejumlah dana yang nantinya akan diserahkan kepada lembaga wakaf.
Model akad yang dilakukan dalam kemitraan ini adalah akad wakalah,
yaitu mitra mewakilkan kepada Lembaga Takaful untuk menyerahkan
sejumlah dana kepada Lembaga Wakaf sebagai wakaf tunai atas nama
dirinya.
Jika pada masa pertanggungan, pemegang polis mengalami
musibah kematian, maka Lembaga Takaful akan memberikan manfaat
berupa sejumlah dana seperti yang tertuang di dalam polis kepada ahli
waris pemegang polis.
Karena pemegang polis sudah meninggal, maka kemanfaatan
materi sudah tidak bisa diberikan lagi dan tidak diperlukan lagi oleh
pemegang polis. Ia hanya memerlukan aliran pahala yang akan
menambah amal kebaikannya pada saat penantian di alam kubur.
Investasi akhirat yang berupa wakaf tunai yang telah diserahkannya akan
mengalirkan pahala yang abadi bagi pemegang polis
Dengan diimplementasikannya integrated takaful & wakaf model
ini, maka kemanfaatan pemegang polis akan optimal. Dia akan
meninggalkan ahli waris dalam keadaan kuat (khususnya materiil) karena
mendapatkan nilai manfaat dari polis yang diikutinya dan akan
55
mendapatkan pula aliran pahala dari investasi akhirat berupa wakaf tunai
yang telah dilakukannya.
Dalam mengelola penyaluran dana wakaf yang diterima, Sun Life
Syariah bekerjasama dengan lembaga pengelola aset wakaf (nazhir)
terpecaya yaitu Badan Wakaf Indonesia, Dompet Dhuafa, Rumah Wakaf,
dan 174 lembaga yang terdaftar di Badan Wakaf Indonesia (BWI). Sebagai
salah satu mitra pengelola wakaf terpecaya, Dompet Dhuafa menyambut
baik amanah serta kerjasama yang terjalin dengan Sun Life Syariah.
Dalam mengoptimalkan potensi serta menyalurkan dana wakaf
untuk kesejahteraan umat, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak
termasuk lembaga pengelola keuangan berbasis syariah. Dana yang
terhimpun, kemudian akan disalurkan oleh nazhir ke berbagai sektor sosial
yang membutuhkan, mulai dari pendidkan, ekonomi, hingga kesehatan di
bidang kesehatan misalnya. Saat ini Dompet Dhuafa memiliki jaringan
rumah sakit berbasis wakaf di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya
Rumah Sakit Dhuafa AK Medika Sribhawono di Lampung Timur.49
Ditinjau dari potensinya, Badan Wakaf Indonesia (BWI)
memperhitungkan potensi wakaf di Indonesia mencapai angka Rp180
triliun. Namun pada 2017, total penghimpunan dana wakaf baru mencapai
Rp400 miliar. Jika dikumpulkan dan dikelola dengan baik, objek wakaf
dapat dimanfaatkan sebagai investasi strategis dalam upaya menghapuskan
kemiskinan dan menangani ketertinggalan di bidang ekonomi, pendidikan,
hingga kesehatan. Pemahaman masyarakat yang menganggap bahwa objek
wakaf hanya terbatas pada tanah atau bangunan (wakaf tidak bergerak),
ditengarai menjadi salah satu alasan yang menyebabkan potensi wakaf
belum optimal. Kehadiran manfaat wakaf pada produk asuransi jiwa
syariah dari Sun Life, khususnya produk Asuransi yang memfasilitasi
masyarakat untuk tidak lagi menunda melakukan ibadah wakaf.50
49 Workshop Wakaf Bersama Dompet dhuafa oleh Imam Rulyawan, PT Sun Life
Financial Indonesia, Pada tanggal 12 November 2018.
50
PT SunLife Financial Indonesia, Tentang Sun Life Hadirkan Nilai Ibadah, diakses di
https://www.sunlife.co.id, 22 November 2018.
56
3. Cara Penembusan Polis Peserta Wakaf Melalui Manfaat Asuransi
Dan Manfaat Investasi51
Adapun jika nanti peserta asuransi Sun Life Syariah ingin
penembusan polis dalam hal ini agen Sun Life Syariah akan membantu
peserta wakaf dalam bagaimana cara pengajuan klaim ketika peserta
meninggal dunia dan mewakafkan dari Manfaat Asuransi dan Manfaat
Investasi melalui asuransi produk Sun Life Syariah:
a. Sun Life melakukan konfirmasi bayar klaim kepada ahli waris.
b. Ikrar Wakaf asli bila peserta sudah ikrar wakaf sejak awal dan
dilampirkan dengan SPAJ Syariah.
c. Form ditandatangani peserta, penerima manfaat ialah ahli waris utama.
d. Ahli Waris melakukan konfirmasi penerima dana wakaf kepada nazhir.
e. peserta mengisi jumlah yang diwakafkan pada form withdrawal.
f. Sun Life mengirim Dana yang diwakafkan ke nazhir mitra Sun Life.
g. Peserta melakukan konfirmasi penerima dana wakaf ke nazhir mitra
Sun Life.
h. Nazhir menerima konfirmasi peserta.
i. Nazhir mengirimkan sertifikat wakaf ke Peserta.
Sedangkan untuk prosedur cara pengajuan klaim wakaf ketika peserta
hidup dari manfaat investasi:
a. Peserta hidup : Lembaga wakaf harus partner sun life financial syariah.
b. Peserta dapat menentukan secara mandiri kapan waktu melakukan
pencairan dana investasi yang terbentuk untuk wakaf, selama Dana
Investasi Peserta tersedia.
c. Mengisi form withdrawal yaitu mengisi jumlah investasi yang ingin
diambil.
d. Besar dana dari unsur investasi yang ditunjukan untuk wakaf pada
dasarnya diserahkan kepada peserta sebagai pemilik dana, namun
dihimbau untuk mewakafkan tidak lebih dari 30% dari total Dana
Investasi Peserta dari Polis Asuransi Syariah yang dimilikinya dan telah
51 Aris Pramana, Agency Leader Development Kantor Cabang Bekasi Sun Life Financial
Syariah, Wawancara pribadi, 25 November 2018.
57
memiliki Polis atau Manfaat Asuransi lain yang ditunjukan untuk
keluarga.
e. Sun life financial syariah mengirimkan dana investasi langsung ke
partner wakaf sun life financial syariah.
f. Peserta melakukan konfirmasi ke partner wakaf.
g. Prosedur penarikan Dana Investasi untuk wakaf sebagai berikut:
1) Peserta mengisi formulir penarikan dan “Formulir Tambahan untuk
Perintah Transfer dari Pemilik Polis” yang ditunjukan untuk wakaf.
2) Dana Investasi milik Peserta dipindahkan oleh pengelola ke rekening
lembaga wakaf yang bekerjasama dengan pengelola.
3) Lembaga wakaf mencatat dan melakukan pengelolaan atas Dana
Investasi Peserta untuk tujuan wakaf.
h. Partner mengirimkan sertifikat wakaf ke peserta berlaku untuk polis
baru dan polis yang sudah berlangsung.
B. Analisis Kesesuaian Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life
Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang
kemudian dikaitkan dengan konsep wakaf pada polis asuransi Sun Life
Financial Syariah kesesuaian dengan berdasarkan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf
manfaat asuransi dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah.
Dalam pembahasan ini akan diketahui kesesuaian antara penerapan
wakaf pada asuransi Sun Life Syariah, apakah data dilapangan telah sesuai
dengan aturan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 dan agar penerapan wakaf
pada polis asuransi Sun Life Syariah dapat dikatakan sesuai dengan syariah
islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2006 Tentang wakaf. Wakaf
dalam produk asuransi Sun Life Syariah berdasarkan Fatwa No:106/DSN-
MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi pada
asuransi jiwa syariah.
Dalam masalah ini tidak ditemukan pendapat hukumnya dikalangan
madzhab, penetapan fatwa wakaf dalam manfaat asuransi dan manfaat
58
investasi didasarkan pada hasil ijtihad jama‟iy (kolektif) melalui metode
bayaniy, ta‟lily (qiyasiy) istihsany, ilhaqy), istihlahy dan sad adz-dzariah.
Dalam masalah wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi pada asuransi
jiwa syariah yang tidak ditemukan pendapat hukumnya di kalangan mazhab,
maka Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia menggunakan pola
istislahi yakni pertimbangan kemaslahatan berdasarkan nash umum. Dalam
pola ini, ayat-ayat umum yang dikumpulkan guna menciptakan beberapa
prinsip (umum), yang digunakan untuk melindungi atau mendatangkan
kemaslahan tertentu. Prinsip-prinsip tersebut disusun menjadi tiga tingkatan
(daruruiyat, yakni kebetulan esensial, hajiyat yakni kebutuhan sekunder dan,
tahsiniyat yakni kebutuhan kemewahan). Penetapan fatwa harus senantiasa
memperhatikan kemaslahan umum (mashalih „ammah) dan maqasid asy-
syari‟ah. Dalam hal ini DSN-MUI menggunakan kemaslahatan umum
(mashalih „ammah) dan maqashid dan asy-syariah. Hal ini dapat dilihat dari
segi maqashid-nya yakni bertujuan untuk berjaga-jaga atau menghindarkan
adanya penyelewengan tindakan yang dilakukan oleh pemegang amanah, yang
akan membawa dampak tidak terpenuhinya tujuan akad itu sendiri.52
Secara
garis besar metode istinbat hukum Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia dalam menetapkan fatwa wakaf manfaat asuransi dan manfaat
investasi pada asuransi jiwa syariah telah sesuai seperti yang telah ditetapkan.
Terkait dengan inovasi produk sangat terkait dengan fatwa-fatwa yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
berdasarkan permintaan Lembaga Keuangan Syariah, seperti halnya lembaga
asuransi syariah meminta fatwa kepada DSN-MUI terkait ketentuan hukum
inovasi mereka dalam asuransi syariah yakni wakaf manfaat asuransi dan
manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah. Dalam kesempatan ini Sun Life
Financial Syariah dan Lembaga Wakaf Al-Azhar yang mengirimkan surat
terkait permohonan ketentuan hukum program manfaat investasi asuransi jiwa
syariah untuk wakaf dan permohonan aspek syariah atas wakaf wasiat polis
52 Amir Syarifuddin, Ushul fiqh jilid 2, (Jakarta: kencana prenada media group, 2014), h.,
240.
59
asuransi. Berdasarkan permintaan Sun Life Financial Syariah dan lembaga
wakaf Al-Azhar terkait ketentuan hukum mewakafkan manfaat asuransi dan
manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah maka DSN-MUI melalui rapat
pleno pada 1 oktober 2016 mengelurkan keputusan fatwa DSN-MUI Nomor
106 Tahun 2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi pada
asuransi jiwa syariah. Pada fatwa tersebut DSN-MUI mengatur beberapa
ketentuan sebagai berikut:
Pertama, dalam Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 menyatakan bahwa terkait
Ketentuan Umum pada prinsipnya fatwa ini dimaksud dengan:
1. Wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan dan/atau
diistitsmar-kan tanpa lenyap bendanya, dengan tidak menjual,
menghibahkan, dan/atau mewariskannya, dan hasilnya disalurkan pada
sesuatu yang mubah kepada penerima manfaat wakaf yang ada.
Dalam hal ini wakaf adalah hukumnya sunnah, dana wakaf
dikelola oleh lembaga wakaf (Nazhir) sehingga kerjasama perusahaan Sun
Life Syariah dengan lembaga wakaf memberikan manfaat sosial bagi
banyak orang dan berlangsungnya terus-menerus. Adapun dana wakaf
yang terkumpul di perusahaan asuransi Sun Life Syariah yang bekerjasama
dengan lembaga wakaf tidak berkurang sedikitpun. Produk Sun Life
Syariah tidak ada produk khusus diwajibkan wakaf karena hukum wakaf
sunnah, maka dalam hal penerapan fitur wakaf pada perusahaan Sun Life
Syariah dengan Lembaga Wakaf sudah sesuai aplikasinya dalam aturan
hukum islam dan fatwa yang terkait dalam aturan wakaf.
2. Manfaat Asuransi adalah sejumlah dana yang bersumber dari Dana
Tabarru' yang diserahkan kepada pihak yang mengalami musibah atau
pihak yang ditunjuk untuk menerimanya.
Untuk pengelolaan investasi Dana Tabarru; peserta Sun Life
Syariah selaku pemberi kuasa dengan ini memberi kuasa kepada Pengelola
Sun Life Syariah selaku penerima kuasa berdasarkan Akad Wakalah Bil
Ujrah untuk mengelola investasi Dana Tabarru‟ dengan mengacu kepada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pengelola. Atas tugas dan
60
tanggung jawab tersebut, Pengelola tidak mengenakan Ujrah dan hasil
investasi Dana Tabarru‟ (jika ada) akan dikembalikan oleh Pengelola ke
rekening Dana Tabarru‟. Berdasarkan isi dari kontrak polis Sun Life
Financial Syariah bahwa dana tabarru yang nantinya untuk biaya
penembusan polis terkait dana wakaf harus sesuai prinsip syariah, maka
dalam hal ini penerapan dana tabarru pada asuransi Sun Life Syariah untuk
wakaf manfaat asuransi sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
3. Manfaat Investasi adalah sejumlah dana yang diserahkan kepada peserta
program asuransi yang berasal dari kontribusi investasi peserta dan hasil
investasinya.
Prinsip dasar investasi asuransi Sun Life syariah yaitu bahwa
perusahaan selaku pemegang pangan amanah wajib melakukan investasi
terhadap dana yang terkumpul dari peserta, dan investasi yang dimaksud
harus sesuai dengan prinsip syariah. Investasi keuangan Sun Life berkaitan
secara langsung dengan suatu aset terbuka atau kegiatan usaha yang
spesifik dan menghasilkan manfaat, karena itu manfaat investasi dari
perusahaan Sun Life Syariah salah satu bentuk investasi yang sesuai
dengan syariah boleh manfaat investasi diwakafkan.53
Kedua, dalam Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 menyatakan bahwa terkait
Ketentuan Hukum pada prinsipnya fatwa ini dimaksud dengan:
1. Pada prinsipnya Manfaat Asuransi dimaksudkan untuk melakukan mitigasi
risiko peserta atau pihak yang ditunjuk.
Pengalihan resiko dengan cara memitigasi resiko tersebut dari
peserta asuransi kepada peserta asuransi lainnya (pada asuransi syariah)
atau kepada perusahaan asuransi (pada asuransi konvensional) merupakan
fungsi dasar dari produk asuransi. Dengan adanya rasa ingin melindungi
diri terhadap resiko, maka muncullah rasa kepentingan terhadap asuransi.
Seseorang dapat dianggap mempunyai kepentingan di dalam perjanjian
asuransi apabila orang tersebut menderita kerugian ekonomi, sehingga
perusahaan asuransi Sun Life Syariah lah menghadirkan berbagi kebaikan
53
http://www.sunlife.co.id/Investment/Fund.
61
kepada sesama yang lebih membutuhkan melalui fitur wakaf serta
melindungi peserta ingin proteksi pribadi, ahli waris dan perencanaan
keuangan yang lebih baik apabila terjadinya musibah. Maka pemberian
ganti rugi oleh perusahaan asuransi Sun Life Syariah yang dikenal dengan
klaim asuransi dikeluarkan dalam bentuk financial, dapat berupa klaim
uang maupun ganti rugi dari perusahaan asuransi Sun Life Syariah sudah
sesuai fatwa dengan apa yang diperjanjian pada kontrak polis.
2. Mewakatkan Manfaat Asuransi dan Manfaat lnvestasi pada asuransi jiwa
syariah hukumnya boleh dengan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam
Fatwa ini.
Dalam ketentuan hukum pada fatwa tersebut Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia membolehkan wakaf dari Manfaat
Asuransi dan Manfaat investasi dengan tiga syarat yakni harus disetujui
ahli waris, manfaat klaim tidak boleh diambil nazhir saat klaim asuransi
terjadi tapi saat sudah diserahkan dan disetujui ahli waris secara tertulis.
Bila peserta sudah berikrar sejak awal bila ia meninggal maka manfaat
klaimnya diwakafkan, ini diperbolehkan. Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia menyatakan soal uang pertanggungan yang diserahkan
sebagai wakaf. Dalam hal ini produk wakaf hanya ada dipolis asuransi Sun
Life Syariah dan dana wakaf hanya diperbolehkan pada polis asuransi jiwa
syariah. Berdasarkan uraian tersebut perusahaan Sun Life konvensional
tidak ikut campur dalam hal mewakafkan dari manfaat asuransi dan
manfaat investasi dan juga perusahaan Sun Life Financial Indonesia telah
mengikuti terhadap aturan fatwa yang berlaku.
Ketiga, dalam Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 menyatakan bahwa terkait
Ketentuan Khusus pada prinsipnya fatwa ini dimaksud dengan:
1. Ketentuan Wakaf Manfaat Asuransi
a. Pihak yang ditunjuk untuk menerima manfaat asuransi menyatakan janji
yang mengikat (wa'd mulzim) untuk mewakatkan manfaat asuransi
Dari penjelasan tersebut perusahaan sun Life Syariah
menerapkan bahwa dalam pihak yang diasuransikan, terdapat form ikrar
62
wakaf menyatakan dengan ini wakif nantinya berikrar untuk berwakaf
Manfaat Asuransi dari nomor SPAJ Sun Life Syariah yang tertera
(selanjutnya disebut “Dana Wakaf peserta polis asuransi Sun Life
Syariah menyediakan fasilitas wakaf dengan menyatakan janji yang
mengingkat (wa‟d mulzim) bagi yang ingin mewakafkan manfaat
asuransi baik boleh diawal saat daftar maupun dikemudian hari.
Pernyatakan janji yang mengingkat (wa‟d mulzim) pada form Ikrar
Wakaf di Sun Life ini berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan
penerima manfaat. Apabila waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak
tanggal berlaku asuransi. belum melengkapi persetujuan Penerima
Manfaat, maka perjanjian ikrar wakaf ini batal dan sebagai Peserta/Wali
dari pihak yang diasuransikan, Penerima Manfaat dan/atau seluruh ahli
waris pihak yang diasuransikan, membebaskan PT Sun Life Financial
Indonesia dari perselisihan yang timbul akibat dan/atau yang
sehubungan dengan form Ikrar Wakaf54
. Apabila nazhir bukan lembaga
yang terdaftar di BWI maka nama nazhir tidak dapat dicantumkan
melainkan hanya ahli waris. Dalam hal ini pada pernyataan janji
perusahaan Sun Life Syariah sudah selesai maka wakif mendapatkan
surat keterangan Endowment55
dan PT Sun Life Syariah sudah sesuai
pelaksanaannya berdasarkan ketentuan fatwa tersebut.
b. Manfaat asuransi yang boleh diwakatkan paling banyak 45% dari total
manfaat asuransi.
Dalam penerapan wakaf pada polis asuransi jiwa Sun Life
Syariah sudah sesuai dengan ketentuan fatwa yang menyatakan jumlah
maksimal wakaf wasiat yang dapat dipilih oleh peserta utama paling
banyak 45% dari manfaat meninggal dunia sebagaimana terdapat pada
perjanjian form ikrar wakaf. Adapun ketentuan fiqih membolehkan
wakaf dari polis asuransi seluruhnya, tapi pihak yang menyerahkan
54
Form Ikrar Wakaf Sun Life Financial Syariah. 55
Jenis asuransi jiwa dengan jaminan pemberian jumlah dana pertanggungan pada saat
tertanggung meninggal dunia dan/atau juga akan diberikan secara keseluruhan pada masa akhir
kontrak.
63
wakaf (wakif) juga harus berpikir jangka panjang tentang keturunannya,
jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Selain juga tujuan
utama asuransi adalah proteksi.56
c. Semua calon penerima manfaat asuransi yang ditunjuk atau
penggantinya menyatakan persetujuan dan kesepakatannya.
Persaksian di Sun Life Syariah ini sebagai penguat dalam akad
jika suatu saat ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Disamping
itu pula Sun Life tidak perlu lagi memanggil petugas notaris guna
memperkuat pesaksian secara hukum kenegaraan. Dalam persaksian
wakaf wasiat polis di Sun Life Syariah tidak harus terdiri dari minimal
1 orang laki-laki atau 2 orang perempuan sesuai ketentuan persaksian
dalam Islam, yakni sudah „aqil baligh, beragama Islam, dan bisa
dipercaya dalam persaksiannya. Biasanya yang menjadi saksi ketika
ikrar wakaf dilakukan ialah agent asuransi Sun Life Syariah.57
Pada pelaksanaan perusahaan Sun Life Syariah peserta wajib
mencantumkan nama lembaga wakaf yang terdaftar di BWI. sebagai
penerima manfaat pada SPAJ Sun Life Syariah. Ahli waris menyatakan
penerima manfaat yang menandatangani form Ikrar Wakaf, menyatakan
telah membaca, memahami dan berjanji akan melaksanakan seluruh
ketentuan, khususnya wakaf atas Manfaat Asuransi. Dalam Ikrar Wakaf
Sun Life Syariah ahli waris berhak dalam menandatangani dalam ikrar
tersebut akan tetapi peserta hanya menyampaikan tanda tangan ke ahli
waris supaya tidak ada perselisihan di kemudian hari. Dalam hal ini
perusahaan Sun Life Syariah dengan ahli waris pada pelaksanaan tidak
ikut campur secara keseluruhan sebagaimana berhak menurut hukum
waris Islam.
d. lkrar wakaf dilaksanakan setelah manfaat asuransi secara prinsip sudah
menjadi hak pihak yang ditunjuk atau penggantinya.
56
Fathurrahman Djamil, Dewan Pengawas Syariah Sun Life Financial Syariah, Interview
Pribadi, 29 November 2018. 57 Harry Harmander, Sales Development Manager Sun Life Financial Syariah, Interview
Pribadi, 9 November 2018.
64
Pada asuransi Sun Life Syariah pelaksanaan Ikrar Wakaf
dilaksanakan setelah pengajuan klaim manfaat asuransi atau manfaat
investasi pada pernyataan endowment dari Sun Life Syariah apabila
secara prinsip sudah menjadi hak pihak saat persyaratan sudah dipenuhi
oleh peserta. Maka, dana manfaat asuransi dan investasi yang untuk
diwakafkan sudah perjanjikan dalam form Ikrar Wakaf dari Sun Life
tidak boleh dibatalkan. Pihak perusahaan Sun Life Syariah ini
membantu Wakif datang ke PT Sun Life Syariah lalu mengisi akta ikrar
wakaf dan wakif menyetor nominal wakaf uang ke rekening lembaga
wakaf yang terdaftar di BWI (Badan Wakaf Indonesia). Wakif
mengucapkan shighah wakaf dan menandatangani akta ikrar wakaf
bersama agen Sun Life Syariah dan yang menjadi penjabat pembuat
akta ikrar wakaf (PPAIW) ialah Sun Life Syariah sebagai penjabat
pembuat akta ikrar wakaf. Dalam hal ini pihak Perusahaan Sun Life
Syariah mencetak sertifikat wakaf uang.
2. Ketentuan Wakaf Manfaat Investasi
a. Manfaat investasi boleh diwakatkan oleh peserta asuransi.
Perusahaan Sun Life Syariah salah satu bentuk investasi yang
sesuai dengan prinsip syariah adalah membeli saham perusahaan, baik
perusahaan non publik maupun perusahaan public (terbuka). Dalam hal
ini dana manfaat investasi dari perusahaan Sun Life Syariah alokasi
dana investasi di saham-saham syariah dan instrument pasar uang
syariah yang bertujuan untuk memberikan potensi hasil investasi jangka
panjang dengan tingkat resiko relatif tinggi jika pada saham salam
equity fund dan jika pada saham salam balanced fund yaitu investasi
pada instrument-intrument pasar modal dan pasar uang syariah yang
bertujuan untuk memberikan hasil investasi jangka panjang dengan
tingkat resiko mederat dari tingkat sub dana investasi yaitu Salam
Equity Fund: Dinvestasikan pada saham (>80%) dan/atau pendapatan
tetap syariah (<20%) untuk memperoleh hasil investasi yang optimal
dengan resiko yang tinggi. Salam Balanced Fund: Diinvestasikan pada
65
saham (<75%) dan/atau pendapatan tetap syariah (<100%)58
untuk
memperoleh hasil investasi yang optimal dengan resiko yang moderat.
Maka hasil manfaat investasi dari perusahaan Sun Life Syariah boleh
diwakafkan karena investasinya sudah sesuai prinsip syariah yang mana
perusahaan Sun Life selalu mengeluarkan hasil laporan kinerja investasi
pada public dan tidak ada unsur yang diharamkan dalam hal ini.
b. Kadar jumlah manfaat investasi yang boleh diwakatkan paling banyak
sepertiga (1/3) dari total kekayaan dan/atau tirkah, kecuali disepakati
lain oleh semua ahli waris.
Dalam kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah Manfaat
Investasi maksimal sebesar 30% dari Besar dana yang terbentuk dari
Manfaat Investasi bergantung pada Nilai Unit saat dana tersebut
dicairkan. Dan perusahaan Sun Life Syariah boleh seluruhnya
diwakafkan asalkan pihak Ahli Waris menyetujui. saat mengisi
perjanjian Ikrar Wakaf tidak bisa seluruhnya 100% hasilnya
diwakafkan, yang boleh diisi hanya 30% dalam perjanjian pada form
ikrar wakaf Sun Life Syariah.
3. Ketentuan Ujrah terkait dengan produk wakaf
a. Ujrah tahun pertama paling banyak 45% dari kontribusi reguler.
Penjelasan nilai ujrah ini terdapat dalam kontrak polis asuransi
jiwa Sun Life Finacial Syariah yang mana sudah sesuai dengan
ketentuan khusus fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 yang hasilnya tidak
melebihi ketentuan. Berdasarkan form akad SPAJ Sun Life Syariah
bahwa untuk tahun pertama ujrah sebesar 0% dari bagian pada ujrah
berkala.
b. Akumulasi ujrah tahun berikutnya paling banyak 50% dari kontribusi
reguler.
Dan untuk ujrah tahun berikutnya 45% dari kontribusi reguler
yang mana terdapat pada bagian ujrah berkala pada form akad SPAJ
Sun Life Syariah.
58
Kontrak Polis Asuransi Jiwa Sun Life Financial Syariah.
66
Adapun untuk lebih jelasnya presentase tentang ketentuan ujrah
yang secara khusus pada fitur wakaf produk asuransi jiwa Sun Life
Financial Syariah adalah sebagai berikut:59
a. Ujrah Pengelolaan Resiko sebesar 25% dari Iuran Asuransi;
b. Ujrah administrasi sebesar Rp. 40.000;
c. Ujrah akuisisi sebesar 50% dari Kontribusi Asuransi Berkala (KAB)
tahun pertama
d. Ujrah berkala sebagai berikut:
e. Ujrah penarikan Nilai Dana Investasi dan Penembusan Polis sebagai
berikut:
Tahun
Polis
Presentase dari Nilai Dana
Investasi yang ditarik
1-3 100%
4 80%
59
Form Akad SPAJ (surat perjanjian asuransi jiwa) Sun Life Financial Syariah, Produk
Asuransi Brilliance Hasanah Maxima.
Tahun Ke-
Presentase dari
KAB
1 0%
2 40%
3 30%
4 15%
5 dan
seterusnya
0%
67
5 70%
6 60%
7 50%
8 0%
f. Ujrah Kontribusi sebagai berikut:
Tahun ke- KAB Kontribusi Investasi
Berkala
Kontribusi
Investasi Tunggal
1 0% 5% 5%
2-5 0% 5% 5%
6 dan seterusnya 0% 5% 5%
g. Ujrah pengelolaan investasi Salam Equity Fund dan Salam Balanced
Fund: masing-masing maksimal 2,5% per tahun dari Nilai Aktiva
Bersih.
h. Ujrah kostodian sebesar 0,35% per tahun untuk setiap jenis Dana
Investasi yang dihitung dari Nilai Aktiva Bersih.
i. Ujrah Pengalihan (dikenakan mulai pengalihan keempat dalam 1 (satu)
Tahun Polis) sebesar 0,5% dari total transaksi pengalihan atau minimal
Rp. 100.000,00 mana yang lebih besar.
Dari hasil analisis tersebut, kesesuaian penerapan wakaf pada polis
asuransi jiwa Sun Life Syariah berdasarkan fatwa60
bahwa ketentuannya
sudah sesuai dengan lampiran isi kontrak polis dan form Ikrar Wakaf yang
menyatakan bahwa:
Saya sebagai Peserta/Wali dari pihak Yang Diasuransikan, dengan ini
berikrar untuk berwakaf Manfaat Asuransi dan/atau Manfaat Investasi dari
60 Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 Tentang Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi
Pada Asuransi Jiwa Syariah.
68
nomor SPAJ yang tertera di atas (selanjutnya disebut “Dana Wakaf”), dengan
rincian jumlah Dana Wakaf sebagai berikut:61
Rincian Penerima Manfaat termasuk Nazhir (Nama Lembaga Wakaf)
dan nama-nama Penerima Manfaat adalah sebagai berikut:
No Nama Penerima
Manfaat dan Nazhir
Manfaat Asuransi
(dalam presentase)
Manfaat Investasi
(dalam presentase)
Total 100 100
Catatan:
Wakaf Manfaat Asuransi maksimal sebesar 45%
Wakaf Manfaat Investasi maksimal sebesar 30%
Besar dana yang terbentuk dari Manfaat Investasi bergantung pada Nilai Unit
saat dana tersebut dicairkan.
Saya mengerti bahwa Ikrar Wakaf ini hanya berlaku apabila Polis dalam
keadaan aktif (bukan lapse).
Melalui Ikrar Wakaf ini saya menunjuk Penerima Manfaat pada urutan
pertama untuk melaksanakan Ikrar Wakaf atas Manfaat Asuransi dan/atau
Manfaat Investasi apabila Pihak Yang Diasuransikan meninggal dunia.
Sedangkan wakaf atas Manfaat Investasi (apabila ada) sepanjang Saya hidup,
akan dilaksankan oleh saya sendiri.
Agar Ikrar Wakaf ini sah, maka Saya sertakan persetujuan penerima Manfaat
di bawah ini. Apabila di kemudian hari ada ahli waris yang belum
dicantumkan, tidak setuju atau terjadi perselisihan, maka Ikrar Wakaf yang
telah dibuat ini tidak dapat dibatalkan dengan alasan apapun kecuali untuk
membayar sisa hutang atas nama Pihak Yang Diasuransikan.
Persetujuan Penerima Manfaat:
61
Form Ikrar Wakaf Asuransi Sun Life Financial Syariah.
69
No Nama Penerima
Manfaat
No
KTP
Hubungan Tanda
Tangan
Tanggal
Ikrar Wakaf ini berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan Penerima
Manfaat. Apabila waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal berlaku
asuransi, Saya belum melengkapi persetujuan Penerima Manfaat, maka ikrar
wakaf ini batal dan Saya, sebagai Peserta/Wali dari Pihak Yang
Diasuransikan, Penerima Manfaat dan/atau seluruh ahli waris Pihak Yang
Diasuransikan, membebaskan PT Sun Life Financial Indonesia dari
perselisihan yang timbul akibat dan/atau yang sehubungan dengan Ikrar
Wakaf.
Ikrar Wakaf ini dapat ditandatangani oleh Penerima Manfaat dalam Salinan
yang terpisah, setiap Salinan yang ditandatangani dan disampaikan adalah
asli, tetapi semua Salinan bila disatukan membentuk satu instrument yang
sama.
Apabila ikrar wakaf ini batal atau Pihak Yang Diasuransikan meninggal dunia
sebelum ikrar Wakaf efektif, maka pembayaran Manfaat Asuransi dan
Manfaat Investasi akan dibayarkan kepada Penerima Manfaat yang tercantum
dalam Surat Permohonan Asuransi Jiwa Syariah.
Penerima Manfaat yang menandatangani Ikrar Wakaf ini, menyatakan telah
membaca, memahami dan berjanji akan melaksanakan seluruh ketentuan,
khususnya wakaf atas Manfaat Asuransi dan/atau Manfaat Investasi yang
tertuang dalam Ikrar Wakaf ini.
Demikian Ikrar Wakaf ini dibuat tanpa paksaan apapun serta dapat
dipertangungjawabkan secara hukum. Semoga wakaf ini diterima oleh Allah
SWT serta dapat menjadi bekal di akhirat dan bermanfaat untuk kemaslahatan
umat”.
70
Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa besaran wakaf wasiat
polis asuransi menjadi terbatas tidak bisa seluruhnya, yaitu maksimal 45%
untuk wakaf pada manfaat asuransi serta maksimal 1/3 dari manfaat investasi
asuransi jiwa syariah, kecuali disepakati oleh para ahli waris. Wakaf
produktif melalui wakaf wasiat polis asuransi jiwa syariah dari sisi unsur
kepemilikannya sebagai objek wakaf belum sepenuhnya dimiliki oleh wakif
sehingga ini menjadikan perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang
kesahannya, walaupun secara prinsip telah dimiliki oleh wakif, namun masih
membuka ruang sengketa karena objek wakaf tersebut belum dimiliki
sepenuhnya. Akad wakaf wasiat polis asuransi syariah sendiri masih
berpotensi dibatalkan oleh wakif maupun oleh pihak asuransi syariah salah
satunya jika pihak wakif mendapatkan kesulitan dalam membayar premi
sebelum jatuh tempo.
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dengan ketentuan fatwa,
maka dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan wakaf pada asuransi jiwa syariah
di PT Asuransi Sun Life Financial Syariah telah sesuai dengan fatwa,
sebagaimana yang di atur dalam Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama
Indonesia No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan
manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah. Hal ini penerapannya sudah
sesuai pengelolaan dalam hubungan kerjasama pihak perusahaan Sun Life
Syariah dengan lembaga wakaf.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka
penerapan wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life Financial Syariah dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Program wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life Syariah
merupakan kerjasama dengan lembaga wakaf. Program berwakaf di Sun Life
Syariah solusi membantu masyarakat luas dalam menginginkan perbuatan amal
ibadah kepada orang lain dalam bidang wakaf pada penerapannya langsung
disalurkan tanpa potongan dan aman dengan tenaga pemasar tersertifikasi
wakaf advisor. Sebagai produk unit link syariah perusahaan asuransi Sun Life
Syariah mengkobinasikan manfaat proteksi, dan investasi, serta wakaf dalam
kesatuan produk. Setiap peserta dapat mewakafkan manfaat asuransi atau
manfaat investasi sesuai ketentuan fatwa yang berlaku dengan menyatakan
janji melalui Ikrar Wakaf setelah mendapatkan persetujuan dan kesepakatan
dari pihak perusahaan lalu peserta akan mendapatkan sertifikat wakaf setelah
ikrar wakaf dilaksanakan.
Kesesuaian penerapan wakaf polis asuransi jiwa Sun Life Financial
Syariah terhadap dengan ketentuan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 ketika
peserta ingin berwakaf maka bagaimana prosedur pelaksanaan perusahaan
asuransi Sun Life Syariah terdapat beberapa unsur terkait didalamnya yaitu:
kesesuaian aturan fatwa terhadap pelaksanaan perusahaan Sun Life Syariah
bekerjasama dengan lembaga wakaf dalam hal mengelola dana yang
diwakafkan. Kesesuaian pernyataan perjanjian form Ikrar Wakaf Sun Life
Syariah batas maksimal sesuai ketentuan fatwa pada wakaf wasiat (manfaat
meninggal dunia) jumlah sebesar 45% dan wakaf manfaat investasi sebesar
30% serta menganalisis kesesuaian prinsip syariah pada akad wasiat yang
digunakan pada kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah pada
72
penerapannya perusahaan menggunakan akad tabarru‟ dan menggunakan akad
wakalah bil ujrah sebagian manfaatnya boleh diwakafkan. Dan kesesuaian
ujrah tahun pertama dan tahun berikutnya pada fitur wakaf pada produk
asuransi jiwa Sun Life Syariah berdasarkan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016.
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dengan ketentuan fatwa, maka dapat
dijelaskan bahwa pelaksanaan wakaf pada produk asuransi jiwa syariah di PT
Asuransi Sun Life Financial Syariah telah sesuai dengan syariah Islam,
sebagaimana yang di atur dalam Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama
Indonesia No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan
manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah.
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan selama ini, peneliti ingin memberikan
saran kepada pihak Perusahaan Asuransi Sun Life Financial Syariah, pihak
akademisi, maupun untuk peneliti selanjutnya sebagai berikut:
1. Program wakaf pada produk asuransi jiwa syariah di PT Sun Life Financial
Syariah perlu disosialisasi lagi oleh perusahaan perusahaan asuransi kepada
masyarakat luas supaya masyarakat mengetahuinya dan bisa menarik
minatnya sehingga jumlah peserta bisa lebih banyak dari masa sekarang ini.
2. Untuk pihak akademisi penelitian ini merupakan kajian korperhensip yang
perlu dukungan dari pihak universitas, berupa buku-buku referensi maupun
modul agar penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan penelitian
selanjutnya.
3. Peneliti selanjutnya supaya bisa mengkaji lebih dalam mengenai produk-
produk yang ada di Perusahaan Asuransi Sun Life Syariah terutama fitur
wakaf pada produk asuransi jiwa syariah, sehingga menemukan sesuatu
yang baru untuk diteliti.
73
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006.
Amrin, Abdullah, Asuransi Syariah. Jakarta: Gramedia. 2006.
Bayinah, Ainur Dkk, Akutansi Asuransi Syariah. Jakarta: Salemba
Empat. 2017.
Billah, Ma‟sum, Konstektualisasi Takaful dalam Asuransi Modern.
Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah. 2010.
Departemen Agama RI. Fiqh Wakaf. Jakarta: direktorat jendaral
bimbingan masyarakat islam direktorat pemberdayaan wakaf. 2006.
Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2006.
Djunaidi, Ahmad dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf
Produktif: Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, Jakarta:
Mitra Abadi Press, 2006.
Ghofur, Anshori Abdul, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia.
Yogyakarta: Pilar Media. 2005.
Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press, 2005.
Nopriansyah, Waldi, Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak
Terduga, Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2016.
Rumini, sukandar, Metodologi Penelitian. yogyakarta: Gajah Mada
University Pres, 2004.
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:
Kencana. 2009.
74
Syarifuddin, Amir, Ushul fiqh jilid 2, Jakarta: kencana prenada media
group, 2014.
Syakir sula, Muhammad. Asuransi Syariah (Life and General):
Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Teguh, Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Tuwu, Alimuddin, Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 1993.
Wirdyaningsih, dkk. Bank dan Asuransi Islam diIndonesia. Jakarta:
Kencana Prenada Media. 2005.
Zuhaili Wahbah. Fiqih Islam wa adlillatuhu. Terj. Abdul Hayyie al-
Kattani. Jakarta: Gema Insani. 2011.
Zaki Al-Hafizh al-Din „Abd Al-„Azhim Al-Mundziri. Ringkasan
Sahih Muslim. di terjemahkan oleh Mukhtasar Sahih Muslim.
Jurnal :
Habibi, Mohammad Luthfillah dan Ana Tomi Roby Candra Yudha,
Membangun Integrated Takaful dan Wakaf Model Dalam Upaya
Meningkatkan kemanfaatan pemegang polis , al-Uqud, Journal of Islamic
Economic volume 1 Nomor 2, July 2017.
Nugroho, Romadhon, Sinergitas Wakaf Dengan Asuransi Jiwa
Syariah Dalam Fatwa DSN-MUI No 106 Tahun 2016 Tentang Wakaf
Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi Pada Asuransi Jiwa Syariah.
Purwosusilo, “Akad-akad pada Asuransi & Reasuransi Syariah”. PPT
16 Mei 2017.
Sulistiani, Siska Lis Analisis Implementasi Wakaf Wasiat Polis
Asuransi Syariah di Lembaga Wakaf Al-Azhar Jakarta, Vol. 17, No. 2
(2017).
75
Internet:
http://aaji.or.id/ Perusahaan/sun-life-financial-indonesia
http://bwi.or.id/-sinergi-wakaf-dengan-instrumen-asuransi-syariah
http://elearning.sunrecruit-app.com.
http://m.bisnis.com/finasial/read/apa-itu-wakaf-manfaat-asuransi-dan-
investasi-asuransi-syariah.
http://m.republika.co.id/berita/dunia/fatwa
https://nurdinizer.wordpress.com/2012/06/16/mekanisme-kerja-
asuransi-syariah/ diakses pada 24 Oktober 2018.
http://www.mysharing.co/badan-wakaf-indonesia-bwi.
https://www.sunlife.co.id.
http://www.sunlifesyariah.net.
http://www.wakafalazhar.or.id/produk/9-
Wakaf+Wasiat+Polis+Asuransi.
Lampiran:
Brosur Asuransi Brilliance Hasanah Maxima Sun Life Financial
Syariah.
Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 Tentang Manfaat Asuransi dan
Manfaat Investasi Pada Asuransi Jiwa Syariah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang
Pedoman Umum Asuransi Syariah.
Form Akad SPAJ (surat perjanjian asuransi jiwa) Sun Life Financial
Syariah, Produk Asuransi Brilliance Hasanah Maxima.
Form Ikrar Wakaf Asuransi Sun Life Financial Syariah.
76
Formulir SPAJ (Surat Perjanjian Asuransi Jiwa) Sun Life Financial
Syariah.
Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
dan Perkembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang.
Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf.
Wawancara:
Harry Harmander, Sales Development Manager Sun Life Financial
Syariah, Interview Pribadi, 9 November 2018.
Aris Pramana, Agency Leader Development Kantor Cabang Bekasi
Sun Life Financial Syariah, Interview pribadi, 25 November 2018.
Workshop Wakaf Bersama Dompet dhuafa oleh Imam Rulyawan, PT
Sun Life Financial Indonesia
~J:ttJ~DEWAN SYARIAH NASIONAL MUINational Sharia Board - Indonesian Council of UlamaSekretariat: JI. Dempo No.19 Pegangsaan -Jakarta Pusat 10320 Telp. : (021) 3904146 Fax. : (021) 31903288
FATWADEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA
NO: l06/DSN-MUIIXl2016
Tentang
WAKAF MANFAAT ASURANSI DAN MANFAAT INVESTASIPAD A ASURANSI JIWA SYARIAH
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) setelah,
Menimbang
Mengingat
: a. bahwa masyarakat, lembaga wakaf, dan Lembaga Keuangan Syariah(LKS) memerlukan penjelasan dari segi syariah tentang hukummewakafkan manfaat asuransi dan manfaat investasi pada asuransijiwa syariah;
b. bahwa ketentuan hukum mengenai mewakafkan manfaat asuransidan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah belum diatur dalamfatwa DSN-MUI;
c. bahwa atas dasar pertimbangan huruf a dan b, DSN-MUImemandang perlu menetapkan fatwa tentang wakaf manfaat asuransidan manfaat investasi pada asuransi j iwa syariah untuk dijadikanpedoman;
1. Firman Allah Swt.
a. Q.S. AI-Maidah (5):1.)'~~iL.,1'~'11'~'1~':Jll~t1~••• ,Y'"""' ; ~) ~ ,J.., . ~ •
"Hai orang yang beriman, Penuhilah akad-akad itu .... "
b. Q.S. al-Isra' (17): 34
:Jj!' A 0LS ~il 0b ~~1~~j~ ...
" ...Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti dimintapertanggungjawabannya ... "
c. Q.S Ali Imran (3): 92
~'le"".&I;)l9."· ~ 1'!.~!l./0~~1t!1'!.~!~' ~Ill't;dF"; ; l>-"'"if ~ '-' .rr: ,~l? Y: 'Y\ V•"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yangsempurna), sebelum kamu menajkahkan sebagian harta yang
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
1-106 Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi pada Asuransi Jiwa Syariah 2
kamu cintai. Dan apa saja yang kamu najkahkan, makasesungguhnya Allah mengetahuinya ".
d. Q.S.AI-Baqarah (2): 267
~) \rl ~ ~ G:.y;.i~ j F L; ,?\.;b ~ ~i ~T z.r.+JI ~i ~
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dariapa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu... "
e. Q.S. Al-Maidah (5): 2'" '" '" O. ~/ J ...•.... 0 ~ ,.. J '"
~I 01WI I ""I' 01MI 'illl I;:. I "\Su" ", ,,<~:Ii'"Ii \;:..I "W"'e: 'Y'-''.', '.' ) \,; ~ 'Y) :.I) '-"'.r--''.' J';' ~ 'Y) )
,--,WI ~..,G. , "
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikandan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,sesungguhnya Allah am at berat siksa-Nya".
2. Hadis Nabi s.a.w.:
a. Hadis Nabi riwayat al-Nasa'i:
~ C+'· aJt)1 01 : r-Lj ~ ~I ~ ~ ~ J~ : J~?01-?t ~\IJlli:~ 0LJf 0f ~:;'f ~ ,I~~.~\I ..::..s...Pf~ 'lL;.:....of 1 ""':c,~, ') ~ l?~ . ., r.r.:;.
45ft~j ~f 0-i-l: rLj ~ ~1)4,
"Diriwayatkan dari Ibn Umar ra, ia berkata: Umar ra berkatakepada Nabi saw., 'saya mempunyai seratus bagian(tanah/kebun) di Khaibar, belum pernah saya mendapatkan hartayang paling saya kagumi melebihi tanah itu; saya bermaksudmenyedekahkannya. ' Nabi saw. berkata: 'tahanlah pokoknya dansedekahkan hasilnya pada sabilillah '. "
b. Hadis Nabi Riwayat Imam al-Bukhari:
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
106 Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi pad a Asuransi Jiwa Syariah 3
Dari Ibnu Umar RA, bahwa Umar RA memperoleh sebidangtanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untukmohon petunjuk. Umar berkata: Ya Rasulullah! Sayamendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernahmendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkauperintahkan kepadaku? Rasulullah bersabda: bila kau suka, kautahan tanah itu dan engkau sedekahkan. Berkata Ibnu Umar;'Kemudian Umar mensedekahkan tanah tersebut, (disertai
persyaratan) tidak dijual, tidak diwariskan dan tidak jugadihibahkan. selanjutnya Umar menyedekahkannya kepada orangfakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, dantamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola tanah wakaf itu(pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara yang baikdengan tidak bermaksud menumpuk harta.
c. Hadis Nabi Riwayat Muslim:,." ,., .•• '" I "...." ~... J ""
0L:...;~1'::"L; bl » JIj -r-L-, ~ .,1)1~- ~I JYJ 01 oJ-/> yl :J-.0' of <u ,<~~, . Ie. of a:; \>.. ~.l:p? \rl a;~? \rl ~ C t1~;1--'-',;F r- -' -"-d - ~ ~ - ~ ~
« ~ ;.~ dL::o-
"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda: 'Apabilaseorang manusia meninggal dunia, terputus darinya amalnyakecuali dari tiga hal (yaitu): dari sedekah jariyah, ilmu yangbermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya. "
d. Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirrnidzi:
~ .11~ ~I JYJ 0f ~ JL.u .11~j 3~1 0~ .;.-'~ ~.. -.... ,.,,...
~ ~ ::::,... 0::' " "J"" ....
.L;I" ~I':::"I°1""L ,~, I-I' '11< 10'11<0'~'\.>..!.I~,.,II:JIj_I."J>' u-- -' VI.>- if>' I..><..L.,O :t, ~ ~;;; c....- \"""-'~ ~ ::::,., :::::::; J""" "
~I" ~I':::"I01 '1"1' ,~, \.10'. 'II ~. ~ ,. I::'.0.' 10 'II'. J>' .r: -' 'VI.>- i.r '.r":t,' ~).r" LS"'" ~"
"Dari 'Amr bin 'Auf al-Muzanni, bahwa Rasulullah SAWbersabda, "Sulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarahuntuk mufakat) boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecualisulh yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yangharam; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat merekakecuali syarat yang mengharamkan yang halal ataumenghalalkan yang haram. "
3. Kaidah fikih :
"Pada dasarnya, segala bentuk muamalat itu boleh dilakukankecuali ada dalil yang mengharamkannya. "
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
106 Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi pada Asuransi Jiwa Syariah 4
Mem perha tikan
Menetapkan
1. Penjelasan para fuqaha mengenai Mauquf bih.
a. Wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan dan/ataudi-istitsmar-kan tanpa lenyap bendanya, dengan tidak menjual,menghibahkan, dan/atau mewariskannya, dan hasilnyadisalurkan pada sesuatu yang mubah kepada penerima manfaatwakaf yang ada.
b. Syarat-syarat obyek wakaf menurut pendapat ulama, antara lainadalah:
1) harta yang diwakafkan harus harta yang berharga/bernilaisecara syariah (mal mutaqawwam);
2) harta yang diwakafkan harus harta yang sudah jelas danterukur (ma 'lum); dan
3) harta yang diwakafkan harus harta yang sudah menjadimilik penuh (milk tam) bagi wakif pada saat akad wakafdilakukan.
2. Surat-surat terkait, yaitu :
a. Surat dari Sun Life Financial Syariah No. 01lE/SHDI 1112015tanggal 27 Februari 2015 perihal Surat Konfirmasi ProgramManfaat Investasi Asuransi Jiwa Syariah untuk Wakaf.
b. Surat dari Lembaga Wakaf AI-Azhar No.019/Dir-Wakaf/IIl/2014 tanggal 26 Maret 2014 perihal PermohonanKetetapan Aspek Syariah atas Produk Wakaf Wasiat PolisAsuransi.
c. Keputusan Rapat Kerja DSN-MUI tanggal 11-13 Februari 2016yang dilaksanakan di Bogor.
3. Fatwa DSN-MUI:
a. Fatwa DSN-MUI Nomor: 21 IDSN-MUIIX/2001 tentangPedoman Umum Asuransi Syariah;
b. Fatwa DSN-MUI Nomor: 51 IDSN-MUIIIII/2006 tentang AkadMudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah (KetentuanKedua, Ketentuan Hukum, angka 2); dan
a. Fatwa DSN-MUI NO: 85/DSN-MUIIX1II2012 Tentang Janji(Wa'd) Dalam Transaksi Keuangan Dan Bisnis Syariah
4. Fatwa MUI tentang Wakaf Uang tanggal 11 Mei 2002
5. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 01 Oktober 2016
MEMUTUSKAN:
FATWA TENTANG WAKAF MANFAAT ASURANSI DANMANFAAT INVESTASI PADA ASURANSI JIW A SYARIAH.
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
------------ -.. _._._._--
J 06 Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi pada Asuransi Jiwa Syariah 5
Pertama Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
1. Wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan dan/atau di-istitsmar-kan tanpa lenyap bendanya, dengan tidak menjual,menghibahkan, dan/atau mewariskannya, dan hasilnya disalurkanpada sesuatu yang mubah kepada penerima manfaat wakaf yangada.
2. Manfaat Asuransi adalah sejumlah dana yang bersumber dariDana Tabarru' yang diserahkan kepada pihak yang mengalamimusibah atau pihak yang ditunjuk untuk menerimanya.
3. Manfaat Investasi adalah sejumlah dana yang diserahkan kepadapeserta program asuransi yang berasal dari kontribusi investasipeserta dan hasil investasinya.
Kedua Ketentuan Hukum
1. Pada prinsipnya Manfaat Asuransi dimaksudkan untuk melakukanmitigasi risiko peserta atau pihak yang ditunjuk.
2. Mewakatkan Manfaat Asuransi dan Manfaat lnvestasi padaasuransi jiwa syariah hukumnya boleh dengan mengikuti ketentuanyang terdapat dalam Fatwa ini.
Ketiga Ketentuan Khusus
1. Ketentuan Wakaf Manfaat Asuransia. Pihak yang ditunjuk untuk menerima manfaat asuransi
menyatakan janji yang mengikat (wa'd mulzim) untukmewakatkan manfaat asuransi;
b. Manfaat asuransi yang boleh diwakatkan paling banyak 45%dari total manfaat asuransi;
c. Semua calon penerima manfaat asuransi yang ditunjuk ataupenggantinya menyatakan persetujuan dan kesepakatannya; dan
d. lkrar wakaf dilaksanakan setelah manfaat asuransi secara prinsipsudah menjadi hak pihak yang ditunjuk atau penggantinya.
2. Ketentuan WakafManfaat Investasia. Manfaat investasi boleh diwakatkan oleh peserta asuransi;b. Kadar jumlah manfaat investasi yang boleh diwakatkan paling
banyak sepertiga (113) dari total kekayaan dan/atau tirkah,kecuali disepakati lain oleh semua ahli waris.
3. Ketentuan Ujrah terkait dengan produk wakaf
a. Ujrah tahun pertama paling banyak 45% dari kontribusi reguler;
b. Akumulasi ujrah tahun berikutnya paling banyak 50% darikontribusi reguler.
Keempat Ketentuan Penutup
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
106 Wakaf Manfaat Asuransi Dan Manfaat Investasi Pada Asuransi J iwa Syariah 6
I. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jikaterjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannyadilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkansyariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanjika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dandisempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal 29 Dzulhijjah 1436 H.1 Oktober 2016 M.
DEWAN SYARIAH NASION L-MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia