Upload
others
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI TANAM
PINDAH DAN TABUR BENIH LANGSUNG
DI KELURAHAN GANTARANG
KECAMATAN TINGGIMONCONG
KABUPATEN GOWA
SYAMSUL SULISTYO
105960108311
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI TANAM
PINDAH DAN TABUR BENIH LANGSUNG
DI KELURAHAN GANTARANG
KECAMATAN TINGGIMONCONG
KABUPATEN GOWA
SYAMSUL SULISTYO
105960108311
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan
Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
Nama : Syamsul Sulistyo
Stambuk : 105960108311
Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian
Program studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Ir.Kasifah, M.P. St.Khadijah Y.Hiola, STP,M.Si.
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Ir.Saleh Molla, M.M. Amruddin, S.Pt.,M.S.i.
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah
Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
Nama : Syamsul Sulistyo
Stambuk : 105960108311
Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian
Program studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr.Ir. Kasifah, M.P
Ketua Sidang
2. St. Khadijah Y. Hiola, STP.,M.Si
Sekretaris
3. Dr. Sri Mardiyati, SP., MP
Anggota
4. Dewi Sartika, STP.,M.Si
Anggota
Tanggal Lulus :……………………………….
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Pendapatan
Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Makassar, Oktober 2015
Syamsul Sulistyo
105960108311
vi
ABSTRAK
SYAMSUL SULISTYO. 105960108311. Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Penelitian ini dibimbing oleh KASIFAH dan
ST.KHADIJAH Y.HIOLA.
Penelitian ini dilakukan pada awal bulan September sampai dengan
Oktober 2015 yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan pendapatan
usahatani padi antara tanam pindah dan tabur benih langsung di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.
Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah 155. Penentuan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling. Populasi yang dijadikan sampel
sebanyak 24 petani, dimana 12 petani tanam pindah dan 12 petani tabur benih
langsung. Analisa data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi padi pada petani tanam
pindah sebesar 4.710 kg/ha, dengan harga 3.500/kg. penerimaan usahatani
sebesar Rp 16.485.000/ha, dengan rata-rata besar biaya produksi Rp 9.539.368/ha.
Dengan demikian diperoleh rata-rata pendapatan usahatani padi sebesar
Rp 6.945.632/ha. Sedangkan rata-rata produksi untuk petani padi tabur benih
langsung sebesar 4.466 kg/ha, dengan harga 3.500/kg, penerimaan usahatani
sebesar Rp 15.631.000/ha, dengan rata-rata besar biaya produksi Rp 9.590.040/ha.
Dengan demikian diperoleh rata-rata pendapatan usahatani padi sebesar
Rp 6.040.960/ha.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih
Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten
Gowa”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. Ir. Kasifah, M.P selaku pembimbing I dan St.Khadijah Y.Hiola, STP,M.Si
selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing
dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Kedua orangtua ayahanda Rahim dan ibunda Dombong, dan kakak-kakakku
tercinta Kamaruddin, Basri, Samad, Risal dan segenap keluarga yang
senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Tinggimoncong khususnya kepala
Lurah Gantarang beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga
Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, Oktober 2015
SYAMSUL SULISTYO
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .......................... iv
HALAMAN PERNYATAAN......................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xii
I. PENDAHULUAN ...................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................
2.1 Usahatani Tanaman Padi ................................................... 5
2.2 Konsep Produksi ............................................................... 10
2.3 Konsep Biaya .................................................................... 12
2.4 Konsep Harga ................................................................... 15
2.5 Konsep Penerimaan .......................................................... 17
2.6 Konsep Pendapatan ........................................................... 19
2.7 Kerangka Pikir .................................................................. 21
x
III. METODE PENELITIAN .........................................................
3.1 Tempat dan Waktu penelitian ............................................ 23
3.2 Teknik Penentuan Sampel ................................................. 23
3.3 Jenis Dan Sumber Data ..................................................... 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 24
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................... 26
3.6 Defenisi Operasional ......................................................... 27
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI .............................................
4.1 Kondisi Geografis ............................................................ 29
4.2 Potensi Sumber Daya Alam .............................................. 29
4.3 Potensi Sumber Daya Manusia .......................................... 31
4.4 Sarana dan Prasarana......................................................... 33
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
5.1 Identitas Responden ......................................................... 35
5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi .................................. 38
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................
6.1 Kesimpulan ....................................................................... 51
6.2 Saran................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 52
LAMPIRAN .................................................................................. 54
Koesioner Penelitian
Peta Lokasi Penelitian
Rekapitulasi Data
Dokumentasi
Surat Isin Penelitian
RIWATAY HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Pola Penggunaan Lahan di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa ............................................ 30
2. Jumlah penduduk di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa ............................................ 31
3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ......... 32
4. Penyebaran penduduk berdasarkan pekerjaan pokok di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ......... 33
5. Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ........................ 34
6. Identitas responden petani padi tanam pindah di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ......... 35
7. Identitas responden petani tabur benih langsung di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ......... 37
8. Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi
Tanam Pindah ......................................................................... 46
9. Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi
Tabur Benih Langsung ............................................................ 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner penelitian tentang analisis pendapatan usahatani
padi tanam pindah dan tabur benih langsung ............................. 54
2. Peta lokasi penelitian................................................................. 57
3. Identitas responden usahatani padi pada petani tanam pindah .... 58
4. Biaya penyusutan alat usahatani padi pada petani tanam
pindah ...................................................................................... 59
5. Rekapitulasi biaya total usahatani padi pada petani tanam
pindah ....................................................................................... 61
6. Penggunaan tenaga kerja usahatani padi pada petani tanam
pindah ....................................................................................... 65
7. Luas lahan, produksi, dan penerimaan usahatani padi ................ 66
8. Penerimaan, biaya total, dan pendapatan usahatani padi pada
petani tanam pindah ................................................................. 67
9. Identitas responden usahatani padi pada petani tabur benih
langsung.................................................................................... 68
10. Biaya penyusutan alat usahatani padi pada petani tabur
benih langsung ......................................................................... 69
11. Rekapitulasi biaya total usahatani padi pada petani tabur benih
langsung ................................................................................... 72
12. Penggunaan tenaga kerja usahatani padi pada petani tabur benih
langsung ................................................................................... 76
13. Luas lahan, produksi, dan penerimaan usahatani padi ................ 77
14. Penerimaan, biaya total, dan pendapatan usahatani padi pada
Petani tabur benih langsung ....................................................... 78
15. Dokumentasi penelitian usahatani padi ...................................... 79
1
I. PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Pembangunan nasional dewasa ini diprioritaskan pada bidang perekonomian
sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijaksanaan dalam
peningkatan hasil produksi pertanian. Apalagi negara kita terkenal dengan negara
agraris yang mempunyai areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya
alam yang masih sangat perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan
kebutuhan manusia.
Sektor pertanian khususnya komoditas padi memegang peranan penting
dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang mana juga diharapkan dapat menjadi
salah satu komoditas andalan penyumbang devisa negara dari sektor nonmigas.
Produksi padi dan kebutuhan akan beras merupakan hal mutlak yang harus selalu
mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini dikarenakan untuk mencegah
permintaan akan beras yang lebih besar daripada produksi padi para petani.
Karena jika terjadi demikian maka kesejahteraan masyarakat akan terhambat
akibat kekurangan bahan pangan pokok. Selain itu juga dapat menimbulkan
masalah-masalah di bidang lainnya di badan pemerintahan seperti di bidang
kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lainnya.
Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa
komponen yaitu : jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang dikeluarkan
petani dalam pertaniannya. Ini berarti bahwa perhatian pemerintah terhadap sektor
pertanian merupakan usaha untuk memperbaiki taraf kehidupan sebagian besar
penduduk yang tergolong miskin.
2
Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna
menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi
tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan
produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil
penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam
kenyataannya berbicara lain. Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga
mendadak turun, dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan
jauh melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga
rendah dan tidak menentu membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan
patah semangat untuk tetap mengembangkan usaha pertaniannya. Hal ini
disebabkan karena setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan
biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan,
pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga.
Untuk memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani
dituntut kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi
dalam menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan
hasil produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan
hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk
menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar
biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Kelurahan Gantarang merupakan pemekaran dari Kelurahan Malino yang
terdiri atas 3 lingkungan yaitu Lembang Panai, Gantarang dan Ujung Bori, dengan
luas wilayah Kelurahan adalah 2.925 Ha. Terdapat 2 jenis tanah di Kelurahan ini
3
adalah Latosol coklat kuning dan Andosol coklat. Kelurahan Gantarang
merupakan suatu daerah yang berbukit- bukit dengan ketinggian 500 m dpl s/d
700 dpl dan mempunyai tipe iklim C.
Jenis penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Gantarang yaitu hutan (875
ha), pemukiman (51 ha), sawah pengairan (265 ha), sawah tadah hujan (468 ha),
tegalan (797 ha), kebun campuran (78 ha), Alang-alang (184 ha), rumput (91 ha)
dan tanah tandus (116 ha). Pola usaha tani dan pengusahaan lahan yang
diusahakan adalah untuk lahan sawah, pola tanam yang diterapkan umumnya
membentuk pola tanam monokultur padi, di mana dalam 1 tahun hanya dilakukan
satu kali penanaman. Jenis padi yang ditanam adalah jenis padi yang berumur
pendek, hal ini didasarkan pada kondisi daerah yang bergunung dengan tingkat
resiko kekeringan cukup tinggi dan sangat bergantung kepada curah hujan. Untuk
lahan perkebunan dan pekarangan, pola tanam yang diterapkan adalah pola tanam
tumpang sari, meliputi jenis tanaman coklat, kopi, jambu mente, panili, pisang,
dan alpukat. (Sumber: Monografi kelurahan tahun 2013).
Pengelolaan usaha tani padi dengan sistem tanam pindah dan sistem tabur
benih langsung pada hakekatnya sama. Perbedaan prinsip antara kedua sistem
tabur benih langsung dan sistem tanam pindah adalah terdapat pada bentuk fisik
bibit yang akan ditanam pada sawah. Bibit yang akan dipergunakan pada sistem
tabur benih langsung masih berupa benih yang masih berkecambah, sedangkan
bibit yang dipergunakan untuk bertanam padi sawah sistem tanam pindah berupa
tanaman padi dari persemaian yang berumur sekitar 20-24 hari.
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah seberapa besar perbedaan pendapatan petani dalam
melakukan usahatani padi tanam pindah dan tabur benih langsung yang ada di
daerah penelitian?
1.3. Tujuan dan kegunaan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pendapatan yang didapat
petani tanam pindah dan tabur benih langsung dalam melakukan usahatani padi
yang ada di daerah penelitian?
Penelitian ini berguna terhadap petani agar mereka dapat mengetahui
perbedaan pendapatan antara usahatani padi tanam pindah dan tabur benih
langsung.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usahatani Tanaman Padi
Robert redfield (2009), mengatakan bahwa usahatani terbentuk dari adanya
tingkat kebutuhan dan kemajuan dengan melalui pemanfaatan sumber-sumber
daya alam seperti tanah, air dan matahari yang difungsikan untuk mendapatkan
sesuatu produksi pertanian. Lebih lanjut Hernanto (2006), mendefinisikan
usahatani adalah sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, modal, dan
pengelolaan yang ditujukan pada produksi dilapangan pertanian.
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat disuatu
tempat yang diperlukan untuk produksi pada bidang pertanian seperti udara,
tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah dan sebagainya
yang ada di alam ini (Mubyarto, 2001). Sejalan dengan pengertian usahatani yang
dikemukakan beberapa pakar ekonomi pertanian tersebut diatas, pada dasarnya
mempunyai pengertian yang sama karena masing-masing melihat pengertian
usahatani dari segi pemanfaatan sumberdaya alam.
Menurut Soekartawi (2011), ilmu usahatani adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka
miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya
tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.
6
2.1.1 Usahatani Padi Sistem Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat
Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar
petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya
didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan
persemaian
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk
hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di
lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan
air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat
diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun
kebutuhan airnya harus terpenuhi.
Tabur benih langsung merupakan salah satu teknik tanam padi dengan cara
langsung menabur benih padi pada lahan pertanian tanpa dipindahkan. Bibit yang
digunakan pada sistem tabur benih langsung masih berupa benih yang masih
berkecambah. Sedangkan sistem tanam pindah merupakan cara tanam padi
dengan cara memindahkan tanaman padi dari persemaian yang sudah berumur
sekitar 21 hari ke areal tanam.
a) Tabur benih langsung
Sistem tanam padi tabur benih langsung yang sedang dikembangkan yaitu
larikan searah atau sejajar. Tanah sawah yang akan ditanami padi tabur benih
7
langsung diupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dan tergenang air.
Penanaman padi tabur benih langsung sebaiknya ditunda bila hujan deras.
Penanaman benih langsung dilakukan dengan mengguanakan alat tanam benih
langsung. Alat tanam benih langsung diletakkan di tepi sawah. Bak penampung
diisi dengan benih padi yang telah diperam semalam. Atabela kemudian ditarik
lurus ke depan. Secara otomatis, benih akan keluar melalui rol penangkar benih,
kemudian jatuh pada alur di dalam tanah. Cara ini tanaman padi akan tumbuh
pada alur searah dengan jarak yang sama.
Adapun beberapa keuntungan budidaya padi dengan sistem tabur benih
langsung diantaranya:
a) Sistem tabela menyebabkan tanaman terhindar dari proses transpirasi yang
berlebihan yang dapat menyebabkan kelayuan saat kekurangan air
b) Tanaman terhindar dari stagnasi
c) Tanaman terhindar dari proses penggabungan akar yang biasa terjadi saat
transplanting sehingga banyak akar yang rusak dan putus
d) Dengan sistem tabela kebutuhan tenaga kerja penanam untuk luasan 1
hektar adalah lima orang tenaga kerja dengan waktu + 4 jam, jika
dibandingkan dengan budidaya sistem persemaian.
Namun disamping memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, sistem budidaya
padi secara tabur benih langsung ini juga memiliki beberapa
kelemahan/kekurangan diantaranya:
1) Sistem tabela hanya dapat digunakan pada musim kemarau. Bila
digunakan pada saat musim penghujan benih yang dimasukkan ke dalam
8
lubang akan keluar dan tersebar kemana-mana menyebabkan jarak tanam
menjadi tidak teratur,
2) Dengan sistem tabela, karena air dimasukkan lebih awal pada saat akan
membuat lubang, dapat menyebabkan biji-biji gulma berkecambah dan
tumbuh lebih awal.
b) Tanam pindah
Benih yang sudah berumur 21 hari dicabut dari persemaian. Caranya, 5-10
batang bibit kita pegang menjadi satu, lalu kita tarik ke arah badan kita dan
diusahakan batang jangan sampai putus. Bibit selanjutnya diseleksi. Bibit yang
baik dan sehat memiliki tanda-tanda bebas dari hama, tinggi sekitar 25 cm, batang
besar dan kuat, berdaun 5-7 helai, bibit memiliki banyak akar dan lebih berat,
pelepah daun pendek.
Penanaman dilakukan di antara barisan tanaman sebelumnya. Guna
memudahkan penanaman dapat menggunakan tali yang direntang agar barisan
tanaman teratur. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit dengan
tangan atau dibantu dengan tugal untuk membuat lubang tanam jika tanah belum
cukup lunak. Jarak tanam yang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat. Cara
tanam padi adalah tangan kiri memegang bibit dan dengan berjalan mundur tiap
lubang diisi 2-3 bibit, kedalaman 3-4 cm, dan penanamannya tegak lurus.
Penanaman jangan terlalu dangkal menyebabkan bibit mudah roboh. Penanaman
yang terlalu dalam dapat berakibat pada pertumbuhan akan terlambat.
Setelah bibit tumbuh sampai berumur + 3 minggu dilakukan pemindahan
tanaman bibit ke lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dikenal
9
dengan istilah transplanting. Cara ini merupakan suatu cara yang umum
digunakan oleh petani padi di seluruh Indonesia. Keunggulan yang dimiliki dari
sistem tanam pindah tersebut, diantaranya :
1) Sistem budidaya melalui persemaian lebih cocok untuk musim penghujan
karena proses transpirasi (penguapan) dapat ditekan lajunya sehingga bibit
padi dapat terhindar dari proses kelayuan
2) Bibit yang akan ditanam dilahan sudah berbentuk tanaman dan sudah bisa
di lihat bibit yang subur saja yang di pindahkan ke lahan persemaian.
3) Tanaman padi sistem tanam pindah lebih teratur jaraknya dan
memudahkan dalam perawatan.
4) Penanaman dengan sistem tanam pindah mampu beradaptasi pada musim
kemarau, karena akar dari padi tanam pindah berada jauh di dalam tanah.
Sedangkan kelemahan dari sistem tanam pindah itu sendiri adalah:
a) pada saat bibit dicabut dari tempat persemaian maka bibit akan mengalami
kerusakan pada sistem perakarannya. Hal ini mempengaruhi daya tahan
tanaman dimana luka yang ada akan menyebabkan bibit penyakit dapat
masuk ke dalam tanaman.
b) Pada saat bibit tanaman padi dicabut dari persemaian dan dipindahkan ke
sawah, akan terjadi proses stagnasi dimana pertumbuhan bibit tanaman
akan terhenti sementara sampai dapat beradaptasi dengan lingkungan
barunya
10
c) Sistem budidaya melalui persemaian akan membutuhkan tenaga kerja
lebih banyak dimana untuk luasan satu hektar akan membutuhkan kurang
lebih 10 orang tenaga kerja transplanting dan membutuhkan waktu + 8 jam
2.2. Konsep Produksi
Sejumlah ahli ekonomi mengemukakan berbagai macam definisi tentang
produksi akan tetapi pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama.
Pengertian produksi secara ekonomi adalah menghasilkan sejumlah output.
Mengenai hal tersebut selanjutnya penulis mengemukakan pendapat para ahli
sebagai berikut :
Menurut Assauri (2006 ), produksi adalah merupakan segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.
Selain itu produksi dapat juga diartikan sebagai kegiatan menghasilkan
barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu
barang. Selanjutnya menurut M. Fuad (2004), produksi adalah kegiatan atau
proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output).
2.2.1. Faktor-faktor Produksi
Menurut Soekartawi (2001), bahwa yang dimaksud fakor produksi
usahatani adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu dan menghasilkan dengan baik. Hubungan antara faktor produksi
(input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor
relationship
11
Terdapat faktor produksi yang diperlukan dalam usahatani yaitu:
1. Lahan pertanaman
Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil
pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi
keluar.
2. Modal
Dalam kegiatan proses produksi pertanian, modal di bedakan menjadi dua
macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Faktor produksi seperti tanah, bangunan
dan mesin-mesin yang sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Maka
modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Sebaliknya dengan modal
tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya
produk yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang
dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.
3. Tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja mendorong dalam suatu kegiatan yang
dijalankan maka dari itu faktor tenaga kerja penting dalam proses produksi beserta
kualitas dan kegiatan operasional tenaga kerja perlu di perhatikan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam faktor produksi tenaga kerja adalah :
1) Tersedianya tenaga kerja
2) Kualitas tenaga kerja
3) Jenis kelamin
12
4. Tenaga kerja musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja
musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman
5. Manajeman
Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan
melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Secara umum faktor
produksi ada faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
a. Faktor produksi asli, meliputi alam (tanah, air, udara, sinar matahari,
tumbuhan, hewan ) dan tenaga kerja.
b. Faktor produksi turunan, meliputi modal dan keahlian.
2.3. Konsep Biaya
Menurut Kuswadi (2007), bahwa biaya adalah semua pengeluaran untuk
mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal senada juga dikemukakan
oleh Mulyadi (2007), bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan
uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Kusnadi (2006), bahwa biaya adalah manfaat yang dikorbankan
dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang
dikorbankan diukur dalam Rupiah melalui pengurangan aktiva atas pembebanan
utang pada saat manfaat itu diterima.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa biaya adalah
pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat memperoleh
hasil tertentu pasa masa yang akan datang.
13
2.3.1. Macam-macam Biaya
Untuk tujuan yang berbeda, biaya dapat dibedakan dalam berbagai cara
sebagaimana Supriyono (2002), mengemukakan bahwa :
Penggolongan biaya adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas
keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih
ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih
penting.
Mulyadi (2007), menggolongkan biaya kedalam 5 (lima) cara penggolongan
menurut :
1) Objek pengeluaran dalam suatu perusahaan yang terdiri atas :
a. Biaya bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan
baku yang akan diubah menjadi bentuk baru.
b. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan
yang bekerja dalam proses produksi.
c. Biaya overhead pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung untuk membiayai kegiatan produksi.
2) Fungsi pokok perusahaan yang terdiri atas :
a. Biaya produksi, yakni biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan
kegiatan pemasaran produk jadi.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
membantu kelancaran kegiatan produksi dan pemasaran produk.
14
3) Hubungan biaya dengan sesuatu yang terbagi atas :
a. Biaya langsung, yaitu biaya yang penyebab satu-satunya adalah karena
adanya sesuatu yang dibiayai
b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan tidak hanya disebabkan
karena adanya sesuatu yang dibiayai.
4) Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, yaitu
a. Biaya variabel, yaitu biaya yang dalam jumlah totalnya akan berubah
sebanding/proporsional dengan perubahan volume kegiatan produksi
b. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang perubahannya tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan produksi
c. Biaya semi tetap, yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan
tertentu dan akan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu
d. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan
tertentu dan waktu tertentu.
5) Atas dasar jangka waktu manfaatnya, terdiri atas :
a. Pengeluaran modal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk masa manfaat lebih
dari satu periode akuntansi
b. Pengeluaran pendapatan yaitu biaya yang dikeluarkan yang masa
manfaatnya hanya pada masa/saat atau periode akuntansi menjadi
pengeluaran tersebut.
Untuk melakukan perhitungan tingkat pendapatan yang diperoleh suatu
usaha pertanian, maka sangat perlu dilakukan identifikasi biaya-biaya yang
15
dikeluarkan sekaligus mengetahi tingkat pendapatan, sehingga dapat diketahui
apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak dalam suatu periode tertentu.
2.4 Konsep Harga
Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan
berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan
konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk
menentukan harga tersebut.
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing
mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, tempat, promosi).
Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan
dalam satuan moneter.
Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut Tjiptono
(2002), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.
Kemudian menurut Harini (2008), harga adalah uang (ditambah beberapa
produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari produk dan pelayanannya.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena
harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
16
Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga
adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan
menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang
dapat diperoleh organisasi perusahaan.
2.4.1 Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan menetapkan harga yang
kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan, dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan
akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah
karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian
bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment), perusahaan pasti menginginkan balik
modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga
yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali.
4. Menguasai Pangsa Pasar, dengan menetapkan harga rendah dibandingkan
produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk
kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo, Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri,
maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap
mempertahankan pangsa pasar yang ada.
17
2.4.2 Metode Penetapan Harga
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga
keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu
dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah
yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan
produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan mark up
pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung
variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi
politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
2.5. Konsep Penerimaan
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama
dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum,
yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan
penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output
atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh
perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat
18
diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga
barang yang bersangkutan atau TR = Q x P
Jenis-jenis Penerimaan
1. Total penerimaan (Total revenue : TR)
Yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan
sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi
dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka
penerimaan mereka naik sebanding dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar
persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin,
karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya,
dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian
pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR)
Yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang
dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan
jumlah satuan barang yang dijual.
3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR)
Yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit
output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama
dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk
kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari
kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
19
1. Positif
2. Sama dengan nol
3. Negatif.
2.6. Konsep Pendapatan
Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan
dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh
seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun
produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai
berikut :
1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum
dikurangi biaya-biaya.
2. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.
3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan
hasil pengurangan dari total output dengan total input.
Berkaitan dengan ukuran pendapatan dan keuntungan Soekartawi
(2009), mengemukakan beberapa defenisi:
1. Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai uang yang diterima
dari penjualan produk usahatani.
2. Pengeluaran tunai usahatani aadalah jumlah uang yang dibayarkan untuk
pembelian barang dan jasa bagi usahatani.
3. Pendapatan tunai usahatani adalah produk usahatani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.
20
4. Penerimaan total usahatani merupakan nilai sema yang habis terpakai atau
dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.
5. Pengeluaran total usahatani merupakan selisih antara penerimaan
kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Secara harfiah pendapatan
dapat didefenisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.
Pendapatan yang diharapkan tentu saja memiliki nilai positif dan semakin
besar nilainya semakin baik, meskipun besar pendapatan tidak selalu
mencerminkan efisiensi yang tinggi karena pendapatan yang besar mungkin juga
diperoleh dari investasi dan jumlahnya besar pula. Untuk mengukur keberhasilan
usahatani biasanya dilakukan dengan melakukan analisis pendapatan usahatani.
Dengan melakukan analisis pendapatan usahatani dapat diketahui gambaran
keadaan aktual usahatani sehingga dapat melakukan evaluasi dengan perencanaan
kegiatan usahatani pada masa yang akan datang.
Untuk menganalisis pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai
keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.
Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu
tertentu dan merupakan hail perkalian antara jumlah produksi total dengan harga
satuan dari hasil produksi tersebut. Sedangkan biaya atau pengeluaran usahatani
adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi
usahatani. Biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya
yang diperhitungkan.
21
Biaya tunai usahatani merupakan pengeluaran tunai yang dikeluarkan oleh
petani. Sedangkan biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran yang secara
tidak tunai dikeluarkan petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang
digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang
diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga.
Penggunaan benih dari hasil produksi dan penyusutan dari sarana produksi.
Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya
variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi
oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dapat berupa biaya sewa lahan,
pajak dan bunga pinjaman. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya dipengaruhi
jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel dapat berupa biaya dikeluarkan
untuk benih, pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja.
Pendapatan usahatani terbagi atas pendapatan kotor usahatani dan
pendapatan bersih usahatani. Pendapatan kotor usahatani mengukur pendapatan
kerja petani tanpa memasukkan biaya yang diperhitungkan sebagai komponen
biaya. Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih dari penerimaan usahatani.
2.7. Kerangka Pikir
Salah satu sub sektor pangan adalah usahatani tanaman padi. Dalam
melakukan suatu usahatani padi petani mengeluarkan biaya-biaya produksi
seperti, saprodi, pupuk, pestisida, untuk mempertahankan proses produksinya.
Setelah petani mengeluarkan biaya-biaya tersebut, petani kemudian
memproduksi dan mendapatkan sebuah pendapatan kotor, hal ini disebabkan
22
karna pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Dalam usaha tani padi diharapkan adanya peningkatan pendapatan sekaligus
peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani padi pada
khususnya, karena salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat adalah dengan
peningkatan pendapatannya.
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dapat digambarkan dalam skema
berikut :
k
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir analisis pendapatan usahatani padi tanam
pindah dan tabur benih langsung di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.
Usahatani Padi
Tanam Pindah Tabur Benih Langsung
Produksi Biaya Produksi Biaya
Penerimaan Penerimaan
Pendapatan Pendapatan
23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lembang Panai Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Waktu penelitian dilakukan pada
awal bulan September sampai dengan Oktober 2015
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Jumlah populasi yang terdapat di desa Lembang Panai berjumlah 155 orang,
dari jumlah populasi tersebut saya mengambil 15% petani yang menghasilkan
23,25 dibulatkan menjadi 24 responden, dimana 12 petani tanam pindah dan 12
petani tabur benih langsung. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Arikunto (2008), penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan
cara yaitu Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari kemampuan
peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
24
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden petani
tanaman padi yang ada di Desa Lembang Panai dan mengajukan pertanyaan yang
telah disusun sebelumnya. Data yang diperoleh antara lain: identitas responden,
status lahan, jumlah produksi dan jumlah pengeluaran yang dikeluarkan (bibit,
pestisida, pupuk, pajak, dan upah tenaga kerja) serta pendapatan bersih yang
didapat dalam stu kali panen.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang erat hubungannya dengan
penelitian ini, dengan cara pengutipan data dan membaca literatur untuk mendapat
dasar teori yang selanjutnya digunakan sebagai alat analisis dalam pemecahan
permasalahan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melakukan penjajakan awal
lokasi yang hendak ditempati untuk mengumpulkan data dengan informasi yang
ada di lapangan, selanjutnya menyusun rancangan dan instrument-instrumen
penelitian berupa: observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.
Selanjutnya penulis mengumpulkan data melalui pustaka, yang sebelumnya
melakukan pengumpulan data di lapangan. Pada tahap ini ditempuh dengan dua
cara yaitu:
25
1. library research (data yang bersumber dari kepustakaan) yaitu penulis
mengumpulkan data dengan membaca buku-buku berbagai literature yang
berkaitan atau mempunyai relevansi dengan objek pembahasan dalam skripsi
yang sifatnya teoritis dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a). Kutipan langsung,yaitu penulis mengutip pendapat-pendapat para ahli
secara langsung dari buku-buku referensi sesuai dengan redaksi aslinya
tanpa mengubah sedikitpun kata-kata yang di tulis dari buku-buku tersebut.
b). Kutipan tidak langsung, yaitu penulis mengutip dari buku-buku referensi
dengan mengubah sedikit redaksi aslinya, namun maksud dan tujuannya
sama.
c). Ikhtisar, yaitu penulis menyaring pendapat yang dikutip dari suatu buku,
kemudian menarik suatu kesimpulan.
2. Field research metode untuk mengumpulkan data melalui penelitian lapangan,
dalam hal ini digunakan metode sebagai berikut:
a). Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti
b). Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan langsung terhadap responden
untuk memperoleh data-data yang di inginkan
c). Dokumentasi, yaitu pengumpulan dokumen yang relevan dengan masalah
yang di bahas
d). Angket, yaitu formulir yangberisi pertanyaan secara tertulis kepada
informan untuk mendapatkan informasi.
26
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah jenis
data kuantitatif, dimana:.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk
mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini
bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-
benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan
diteliti.
Rumus analisis pendapatan usaha tani menurut Soekartawi (2006), yakni :
a) Besarnya pendapatan dapat dihitung menggunakan rumus :
Pd = TR – TC
Dimana: Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
b) Rumus untuk mencari penerimaan yaitu
TR = Y. Py
Dimana : TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga Y
27
c) Rumus untuk mencari Total Cost
TC = FC + VC
Dimana : TC = Total Cost (total biaya)
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
d) Rumus untuk menghitung Penyusutan Peralatan (Suratiyah, 2002):
( HB - HS)
NPA = x JA
LP
Keterangan:
NPA = Nilai Penyusutan Alat (Rp/Tahun)
HB = Harga Baru (Rp)
HS = Harga Sisa (Rp)
JA = Jumlah Alat ( Unit)
LP = Lama Pemakaian (Tahun)
3.6. Defenisi Operasional
1) Usahatani padi adalah usaha yang dilakukan untuk memperoleh produksi dan
meningkatkan pendapatan petani padi sistem tanam pindah dan sistem tabur
benih langsung
2) Produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh petani padi tanam pindah dan
tabur benih langsung untuk mendapatkan hasil panen di Desa Lembang Panai,
Kelurahan Gantarang.
3) Tanam pindah adalah proses budidaya tanaman padi dengan cara benih
disemaikan di lahan sebelum dipindahkan ke areal pertanaman padi
28
4) Tabur benih langsung adalah budidaya padi dengan cara benih langsung
ditabur di lahan pertanaman padi
5) Biaya adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani padi mulai dari
pengolahan lahan hingga panen.
6) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan oleh petani padi tanam pindah
dan tabur benih langsung walaupun tidak produksi seperti pajak dan
penyusutan alat.
7) Biaya variabel adalah biaya yang dikelurkan petani padi tanam pindah dan
tabur benih langsung dan mempengaruhi besarnya produksi padi seperti biaya
benih,pupuk,pestisida dan biaya tenaga kerja
8) Tenaga kerja adalah orang yang melakukan kegiatan produksi padi tanam
pindah dan tabur benih langsung yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
9) Penerimaan adalah hasil yang diperoleh dari perkalian antara produksi padi
tanam pindah dan tabur benih langsung dengan harga jual padi yang ada di
Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa yang
dinyatakan dalam satuan rupiah
10) Pendapatan adalah hasil yang diperoleh petani padi tanam pindah dan tabur
benih langsung dari selisih antara penerimaan dan semua biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi padi di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
29
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis
Kelurahan Gantarang merupakan pemekaran dari Kelurahan Malino yang
terdiri atas 3 lingkungan yaitu Lembang Panai, Gantarang dan Ujung Bori, dengan
luas wilayah Kelurahan adalah 2.925 Ha.
Secara administratif batas wilayahnya berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kecamatan Garassi
Sebelah Selatan : Kecamatan Malino dan Desa Parigi
Sebelah Barat : Kecamatan Malino
Sebelah Timur : Kecamatan Parigi dan Desa Garassi
4.2. Potensi Sumber Daya Alam
Kelurahan Gantarang merupakan suatu daerah yang berbukit-bukit dengan
ketinggian 500 m dpl s/d 700 dpl dan mempunyai tipe iklim C, Terdapat 2 jenis
tanah di Kelurahan ini adalah Latosol coklat kuning dan Andosol coklat dengan
jumlah bulan hujan 5 sampai 6 bulan, dan suhu rata-rata harian 25,00 °C.
Luas tanah yang dimiliki oleh petani secara keseluruhan yang ada di
Kelurahan Gantarang merupakan tanah sawah dan tanah darat atau kebun.Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1
30
Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Jenis Penggunaan Lahan Luas / Ha Persentase (%)
1 Hutan 875 29,91
2 Pemukiman 51 1,74
3 Sawah pengairan 265 9,06
4 Sawah tadah hujan 468 16
5 Tegalan 797 27,25
6 Kebun campuran 78 2,67
7 Alang-alang 184 6,29
8 Rumput 91 3,11
9 Tanah tandus 116 3,97
Jumlah 2.925 100
Sumber :kantor kelurahan gantarang, 2013
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan yang
ada di Kelurahan Gantarang yaitu hutan (29,91 %), pemukiman (1,74 %), sawah
pengairan (9,06 %), sawah tadah hujan (16 5), tegalan (27,25 %), kebun campuran
(2,67 %), Alang-alang (6,29 %), rumput (3,11 %) dan tanah tandus (3,97 %). Pola
usaha tani dan pengusahaan lahan yang diusahakan adalah untuk lahan sawah,
pola tanam yang diterapkan umumnya membentuk pola tanam monokultur padi,
di mana dalam 1 tahun hanya dilakukan satu kali penanaman. Jenis padi yang
ditanam adalah jenis padi yang berumur pendek, hal ini didasarkan pada kondisi
daerah yang bergunung dengan tingkat resiko kekeringan cukup tinggi dan sangat
bergantung kepada curah hujan. Untuk lahan perkebunan dan pekarangan, pola
tanam yang diterapkan adalah pola tanam tumpang sari, meliputi jenis tanaman
coklat, kopi, jambu mente, panili, pisang, dan alpukat. Kenyataan ini
menunjukkan kehidupan masyarakat Kelurahan Gantarang sebagai petani tanaman
pangan, holtikultura dan perkebunan.
31
4.3. Potensi Sumber Daya Manusia
Tabel 2. Jumlah penduduk di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa
No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki laki 770 51,19
2 Perempuan 734 48,81
Total 1504 100
Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan jumlah penduduk Kelurahan Gantarang
sebanyak 1.504 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebanyak 51,19 %, sedangkan
jumlah perempuan sebanyak 48,81 %. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang
mendominasi jumlah penduduk Kelurahan Gantarang adalah laki-laki. Hal ini
membuktikan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas hidup
penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang tidak pernah
lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan suatu daerah. Komposisi
penduduk berdasarkan tingkat umur dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel berikut:
32
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Usia Tingkat pendidikan Laki-
laki
Perempuan Jumlah Persentase
(%)
1 3-6
tahun
Belum masuk TK 37 48 85 7,01
2 Sedang TK 14 17 31 2,56
3 7-8
tahun
Tidak pernah sekolah 21 24 45 3,71
4 Sedang sekolah 146 144 290 23,93
5 18-56
tahun
Tidak pernah sekolah 27 59 86 7,09
6 Pernah sekolah tapi
tidak lulus
62 69 131 10,81
7
Tamat
SD 179 157 336 27,73
8 SMP 38 65 103 8,50
9 SMA 53 50 103 8,50
10 D-2 1 1 0,08
11 S-1 1 1 0,08
Jumlah 579 633 1.212 100
Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di
Kelurahan Gantarang paling tinggi di dominasi tamatan SMA dengan persentase
8,49 %, kemudian di ikuti oleh tamatan SMP dengan persentase 8,40 %, dan
jumlah penduduk paling banyak didominasi pada tamatan SD dengan persentase
27,72 %, dan tingkatan yang terendah adalah penduduk yang tidak pernah
mengenyang pendidikan.
4.3.2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk merupakan gambaran kegiatan ekonomi suatu
daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah dapat di lihat dari sektor
ekonominya. Berikut tabel mata pencaharian penduduk Kelurahan Gantarang:
33
Tabel 4. Penyebaran penduduk berdasarkan pekerjaan pokok di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)
1 Petani 327 58 385 33,39
2 Buruh tani 29 16 45 3,90
3 Harian lepas 20 1 21 1,82
4 Tukang kayu 2 2 0,17
5 Tukang batu 16 16 1,39
6 Pedagang 44 7 51 4,42
7 Guru 3 5 8 0,69
8 Peternak 303 303 26,28
9 Karyawan swasta 111 211 322 27,93
Jumlah 855 298 1.153 100
Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013
Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan jumlah penduduk kelurahan
gantarang bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 33,39 %, buruh tani
sebanyak 3,90 %, harian lepas sebanyak 1,82 %, tukang kayu sebanyak 0,17 %
dan tukang batu sebanyak 1,39 %, pedagang sebanyak 4,42 %, guru sebanyak
0,69 %, peternak 26,28 %, dan karyawan swasta sebanyak 27,93 %. Penduduk di
kelurahan gantarang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yang di
dukung dengan luas lahan sawah yang tersedia di Kelurahan Gantarang.
4.4. Sarana Dan Prasarana
Untuk memperlancar seluruh aktivitas yang dilakukan para masyarakat
yang berada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten
Gowa, maka harus ada sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan
34
kehidupan masyarakat, sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5: Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Sarana dan Prasarana Jumlah Persentase (%)
1 Tempat Ibadah 6 22,23
2 Sekolah TK 3 11,11
3 Sekolah SD 3 11,11
4 Sekolah SMP 1 3,70
5 Lapangan sepak bola 2 7,41
6 Jembatan 3 11,11
7 Kantor Lurah 1 3,70
8 Posyandu 3 11,11
9 Poskamling 5 18,52
Jumlah 27 100
Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana
yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
masih belum memadai dan perlu tambahan baik dalam sarana maupun prasarana
demi kelancaran dan berkembangnya para masyarakat di Kelurahan Gantarang.
Seperti hanya terdapat tempat ibadah dengan persentase (22,22 %), sekolah TK
dengan persentse (11,11 %), sekolah SD ada dengan persentase (11,11 %) dan
sekolah SMP dengan persentase (3,70 %), lapangan sepak bola dengan persentase
(7,40 %) terdapat jembatan dengan persentase (11,11 %), dan kantor lurah dengan
persentase (3,70 %), posyandu dengan persentase (11,11 %) dan poskamling
dengan persentase (18,51 %).
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Penelitian ini yang berlokasi di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa khususnya Desa Lembang Panai saya
mengambil 24 responden petani tanaman padi, dimana 12 responden petani Tabur
benih langsung dan 12 responden petani Tanam pindah. Adapun identitas
responden dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan usahatani. Identitas petani sangat
penting dalam proses penelitian karena dengan adanya identitas responden akan
lebih mempermudah peneliti dalam pengambilan data.
Berikut identitas responden yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan usahatani.
Tabel 6 : Identitas Responden Petani Padi Tanam Pindah Di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Uraian Satuan Range Rataan
1 Luas Lahan Ha 0.16 – 0.55 0.34
2 Umur Tahun 37 – 62 49.42
3 Tingkat pendidikan Tahun 3 – 9 7.50
4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 – 4 2.92
5 Pengalaman Usahatani Tahun 15 – 46 32.33
Sumber : Data Primer telah diolah 2015
Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan
petani tanam pindah di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa memiliki luas lahan rata-rata 0.34 Ha setiap KK. Jumlah luas
36
lahan yang digarap petani sudah dapat dikatakan cukup luas berdasarkan rata-rata
luas lahan petani sampel.
Umur merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam hal ini
berusahatani di lahan sawah, rata-rata umur petani sampel di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah 49.42 tahun yang
menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia produktif.
Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas penduduk
dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang sangat penting yang
tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan dalam suatu
daerah. Rata- rata tingkat pendidikan yang diperoleh petani tanam pindah di
Kelurahan Gantarang kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah sekitar
7.50 tahun atau tingkat SMP, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan
petani padi tanam pindah masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi cara
berpikir dalam berusahatani.
Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah merupakan tanggung
jawab seorang kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga
merupakan tulang punggung dalam rumah tangga, setiap kepala keluarga petani
padi tanam pindah memiliki jumlah tanggungan sekitar 3 jiwa. Sebagian besar
petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri.
Rata-rata pengalaman berusahatani petani padi tanam pindah di Kelurahan
Gantarang adalah 32.33 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani
37
petani padi tanam pindah sudah cukup lama sehingga mempengaruhi pendapatan
petani.
Tabel 7 : Identitas Responden Petani Padi Tabur Benih Langsung Di Kelurahan
Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Uraian Satuan Range Rataan
1 Luas Lahan Ha 0.19 – 0.63 0.33
2 Umur Tahun 33 – 60 46.83
3 Tingkat pendidikan Tahun 3 – 12 7.50
4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 - 4 2.92
5 Pengalaman Usahatani Tahun 12 – 45 28.00
Sumber : Data Primer telah diolah 2015
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan
petani tabur benih langsung di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa memiliki luas lahan rata-rata 0.33 Ha setiap KK. Jumlah luas
lahan yang digarap petani sudah dapat dikatakan cukup luas berdasarkan rata-rata
luas lahan petani sampel.
Umur merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam hal ini
berusahatani di lahan sawah, rata-rata umur petani sampel di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah 46.83 tahun yang
menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia produktif.
Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas penduduk
dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang sangat penting yang
tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan dalam suatu
daerah. Rata- rata tingkat pendidikan yang diperoleh petani tanam pindah di
38
Kelurahan Gantarang kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah sekitar
7.50 tahun atau tingkat SMA, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan
petani padi tanam pindah masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi cara
berpikir dalam berusahatani.
Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah merupakan tanggung
jawab seorang kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga
merupakan tulang punggung dalam rumah tangga, setiap kepala keluarga petani
padi tanam pindah memiliki jumlah tanggungan sekitar 3 jiwa. Sebagian besar
petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri.
Rata-rata pengalaman berusahatani petani padi tanam pindah di Kelurahan
Gantarang adalah 28.00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani
petani padi tanam pindah sudah cukup lama sehingga mempengaruhi pendapatan
petani.
5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan usahatani Padi . Jenis biaya yang di gunakan dalam analisis biaya yaitu
biaya tetap dan biaya variabel. Dimana, Biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan oleh petani padi dalam melaksanakan aktivitas usahatani padi yang
besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan
rupiah, yang tergolong dalam biaya tetap yaitu biaya penyusutan alat dan biaya
pajak lahan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani
padi dalam melaksanakan aktivitas usahatani padi yang besarnya sangat
mempengaruhi hasil produksi padi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang
39
tergolong dalam biaya variabel adalah biaya benih, pupuk, insektisida, dan upah
tenaga kerja.
Tujuan pengolahan lahan pada budidaya padi sawah adalah mengubah
fisik tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur.
Keuntungan yang didapat yaitu gulma mati kemudian membusuk menjadi humus,
lapisan bawah tanah jenuh air dan dapat menghemat air.
Tahapan pengolahan lahan sawah dimulai dari perbaikan pematang sawah
dan selokan saluran irigasi serta pembersihan. Pematang sawah diupayakan agar
tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan
mempermudah perawatan tanaman. Pembersihan seperti membersihkan sisa-sisa
jerami dan rumput liar yang tumbuh agar bibit padi tidak mengalami persaingan
dalam mendapatkan makanan.
Pencangkulan dilakukan dengan tujuan memperbaiki pematang sawah dan
sudut-sudut petak sawah yang sukar dikerjakan dengan bajak. Pembajakan
dilakukan dengan tujuan agar lahan sawah melumpur dan siap ditanami padi,
pengolahan lahan yang ada di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan
mesin traktor, pembajakan dengan mesin traktor diharapkan gumpalan-gumpalan
tanah terpecah menjadi kecil-kecil kemudian dihancurkan lagi dengan garu
sehingga menjadi lumpur halus yang rata.
Persiapan benih untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan
penyiapan lahan persemaian untuk padi tanam pindah yaitu dengan cara benih
disemaikan terlebih dahulu, waktu persemaian sekitar 21 hari sebelum tanaman
dipindahkan ke lahan sawah. Sebelum benih ditabur di lahan terlebih dahulu
40
diberi perlakuan seperti benih dijemur dibawah sinar matahari antara 2-3 jam agar
benih lebih mudah menyerap air, kemudian benih direndam dalam air sehari
semalam, setelah itu benih dianginkan dan kemudian karungnya di ikat kembali
sehingga benih terbungkus. Simpan bungkusan karung di tempat yang teduh dan
diperam sekitar 2 hari, kemudian benih siap di tabur setelah proses pemeraman
selesai.
Benih saat umur 7 – 10 hari setelah tabur diberi pupuk awal sebagai
perangsang pertumbuhan bibit, selanjunya pengaturan air disesuaikan dengan
ketinggian benih, benih setelah berumur kurang lebih 21 hari sejak tabur , maka
benih siap dipindahkan ke lahan penanaman.
Pelaksanaan tanam untuk tanam pindah yaitu benih yang sudah berumur
21 hari dicabut dari persemaian. Caranya 5-10 batang bibit kita pegang menjadi
satu, kemudian kita tarik ke arah badan kita dan diusahakan batang jangan sampai
putus. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit dengan tangan ke dalam
sawah, jarak tanam yang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat.
Sedangkan untuk tanam sistem tabur benih langsung dilakukan dengan
cara menabur benih langsung ke lahan persawahan, namun sebelum benih ditabur
memerlukan perlakuan yang sama seperti tanam pindah yaitu dilakukan juga
pemeraman benih sampai berkecambah, kemudian benih yang sudah berkecambar
ditabur langsung ke areal persawahan. Tanah sawah yang akan ditanami padi
tabur benih langsung diupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dan
tergenang air. Penanaman benih tabur benih langsung ditunda bila hujan deras,
karena apabila hujan deras maka benih yang ditabur akan ikut terbawa air dan
41
tersimpan di petakan sawah, hal tersebut merugikan petani karna mereka harus
mengeluarkan kembali biaya untuk membiayai proses penaburan padinya.
Perawatan dan pemeliharaan tanaman sangat penting dalam pelaksanaan
budidaya padi sawah tanam pindah dan tabur benih langsung antara lain
pengaturan air di petakan, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama serta
penyakit.
Pengaturan air pada benih di sawah diusahakan dalam keadaan lembab,
tanaman padi jangan sampai tergenang air karena tanaman padi dapat mati. Pada
waktu benih tumbuh, sedikit demi sedikit air di alirkan ke petakan, tinggi air
mengikuti pertumbuhan padi.
Perlakuan penyulaman antara petani tanam pindah dan tabur benih
langsung sama saja, dimana dilakukan apabila ada tanaman padi yang mati dalam
alur penanaman, penyulaman harus cepat dilakukan pada tanaman padi agar
pertumbuhannya tidak ketinggalan dengan yang lain, karna apabila penyulaman
terlambat maka bibit yang ditanam akan terhalang pertumbuhannya dengan bibit
yang lain karna sudah ternaungi oleh tanaman padi yang lain.
Pemupukan pada tanaman padi sistem tanam pindah dan tabur benih
langsung tidak jauh berbeda, karna dosis pupuk disesuaikan dengan anjuran
setempat yang sesuai dengan sifat varietas padi dan lingkungannya, dosis yang
terlalu rendah menyebabkan pemupukan tidak efektif, sebaliknya jika dosis terlalu
berlebihan dapat mengakibatkan gagalnya usaha penanaman. Agar pertumbuhan
tanaman dapat berjalan dengan baik. Pupuk yang sering digunakan petani
42
responden yang ada di Kelurahan Gantarang pada umumnya yaitu pupuk Urea,
dan ZA.
Pengendalian gulma/ penyiangan pada budidaya tanam pindah dan tabur
benih langsung ada 2 yaitu pengendalian secara mekanis (penyiangan) dan
pengendalian kimiawi (herbisida). Petani di daerah penelitian melakukan
pengendalian secara mekanis yaitu gulma dipotong menggunakan parang atau
langsung dicabut dari lahan penanaman kemudian disimpan di atas petakan sawah
agar gulma tersebut bisa kering dan akhirnya mati, namun ada juga petani yang
menggunakan pengendalian kimiawi yaitu gulma dikendalikan dengan
menggunakan herbisida setelah sawah digarap, sebelum benih disebar, atau
setelah tanaman tumbuh. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman.
Pengendalian hama yang menyerang tanaman padi tanam pindah dan tabur
benih langsung yang ada di daerah penelitian yaitu pengendalian hama dan
penyakitnya menggunakan pestisida. Jenis-jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman padi antara lain: wereng, walang sangit, tikus, penggerek
batang, bercak coklat, burung, dan lain-lain.
Cara pemanenan padi berbeda-beda tergantung kebiasaan serta tingkat
adopsi teknologi petani. Petani di daerah penelitian melakukan panen dengan cara
memotong batang berikut malainya dengan menggunakan sabit bergerigi. Tahap
selanjutnya setelah padi dipanen adalah perontokan. Perontokan padi yang
dilakukan responden yaitu dengan menggunakan mesin perontok gabah.
Pasca panen padi meliputi perontokan, pembersihan, pengeringan dan
penyimpanan. Petani di daerah penelitian setelah perontokan selesai, umumnya
43
petani langsung menjemur padinya sebelum dibawa kerumah. Hasil panen padi
tidak langsung dijual dalam bentuk gabah, karena sebagian besar hasil panennya
untuk komsumsi sendiri dan dijual dalam bentuk beras. Namun ada pula sebagian
petani yang langsung menjual gabahnya kepada pedagang setelah padi tersebut
selesai dirontok.
Rata-rata petani responden yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa dalam melakukan usahatani padi masing –
masing petani responden mengelola 2 atau 3 lahan penanaman dimana mereka
menanam tanaman padi tanam pindah dan juga tabur benih langsung. Perbedaan
yang muncul disini adalah dari cara pemeliharaan dimana sistem tanam pindah
lebih mudah dalam pemeliharaan karna jarak tiap tanaman teratur dan
memudahkan dalam proses pemeliharaan baik pada saat pemupukan, penyiangan,
penyulaman maupun pada saat pengendalian hama dan penyakit yang
menyerangnya. Sebaliknya untuk tabur benih langsung pemeliharaannya agak
rumit karna benih padi yang di tabur tidak teratur dan pada saat dilakukan
pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit banyak tanaman
yang terinjak dan mati. Hal ini membuat petani melakukan penyulaman ulang
terhadap tanaman yang mati.
Tanaman padi tabur benih langsung tidak dapat ditanam pada musim
kemarau, karna tanaman ini sangat membutuhkan air yang banyak, dan juga
sistem perakaran tanaman padi tabur benih langsung hanya berada di atas tanah
dibandingkan dengan sistem tanam pindah dimana perakaran tanaman padi
dibenamkan ke dalam tanah pada saat penanaman. Hal inilah yang membuat padi
44
tanam pindah lebih kuat bertahan terhadap kekurangan air walaupun dalam musim
kemarau.
Tanaman padi sistem tanam pindah dan tabur benih langsung pada
hakikatnya sama, namun dilihat dari segi pendapatan maka pendapatan petani padi
tanam pindah lebih baik dibandingkan dengan pendapatan petani padi tabur benih
langsung. Karna pada tanaman pindah benih padi sudah berbentuk bibit sebelum
dipindahkan ke persemaian dan penanaman juga lebih teratur jaraknya dan hasil
panen dari tanam pindah lebih bagus, sedangkan untuk tanaman padi sistem tabur
benih lansung, benih yang akan ditanam langsung saja dihamburkan ke lahan
persemaian, otomatis tanaman menjadi tidak teratur dan batang tanaman juga agak
kecil begitupun dengan pendapatan yang di dapat petani.
Penyusutan alat yang digunakan petani responden dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method) dengan asumsi bahwa
alat yang digunakan dalam usahatani menyusut dalam besaran yang sama setiap
tahunnya. Secara sistematis penyusutan alat dirumuskan sebagai berikut
JAxLP
HSHBNPA
Keterangan: NPA = Nilai Penyusutan Alat (Rp/Tahun)
HB = Harga Baru (Rp)
HS = Harga Sisa (Rp)
JA = Jumlah Alat (Unit)
LP = Lama Pemakaian (Tahun)
45
Penerimaan usahatani padi adalah hasil perkalian dari produksi padi (Kg)
yang diperoleh dengan harga jual (Rp). Sedangkan harga jual adalah nilai atau
harga dari usahatani per satuan produksi, suatu usahatani padi dikatakan berhasil
apabila pendapatan yang didapat petani memenuhi persyaratan untuk membayar
semua sarana produksi, upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama melakukan
proses usahatani padi.
5.2.1 Analisis Biaya Dan Pendapatan Petani Padi Tanam Pindah
Pendapatan petani tanam pindah adalah hasil yang diperoleh petani dari
total penerimaan yang didapat setelah dikurangi dengan semua biaya yang
dikeluarkan petani dalam proses produksi. Sedangkan biaya adalah semua
pengorbanan yang dikeluarkan petani untuk membiayai proses produksi dari
tanaman padi tersebut, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
46
Tabel 8 : Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi Tanam
Pindah Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong
Kabupaten Gowa
No Uraian Nilai (Rp) Persentase (%)
1 Penerimaan (TR) = Y . PY
a. Produksi (Y)
b. Harga produksi (PY)
= 4.710.00
= 3.500.00 x
Jadi total penerimaan = 16.485.000.00
2 Biaya
a. Biaya variabel (VC)
Tenaga kerja - Pengolahan lahan
- Panen
- Perontokan
- Pasca panen Benih
Pupuk
- Urea - ZA
Pestisida
- Arrivo - Ally
- Rumtox
- Polydor
- Clipper - Dangke
- Clenset
= 1.094.314.00
= 2.238.971.00
= 1.619.608.00
= 1.034.559.00 = 626.225.00
= 607.843.00 = 348.039.00
= 280.637.00 = 52.941.00
= 189.951.00
= 105.392.00
= 77.206.00 = 63.725.00
= 34.314.00 +
= 11.47
= 23.47
= 16.98
= 10.85 = 6.56
= 6.37 = 3.68
= 2.94 = 0.55
= 1.99
= 1.10
= 0.81 = 0.67
= 0.36
Total biaya variabel = 8.373.725.00
b. Biaya tetap (FC)
Pajak - Pengairan
- Pembasmi Hama
Penyusutan alat - Cangkul
- Parang
- Sprayer
- Skop - Traktor
= 46.495.00 = 231.618.00
= 231.618.00
= 49.632.00
= 35.018.00
= 143.689.00
= 35.417.00 = 1.568.627.00 +
= 0.49 = 2.42
= 2.42
= 0.52
= 0.33
= 1.51
= 0.37 = 16.44
Total biaya tetap = 1.165.643.00 = 100
3 Total biaya (TC) = VC + FC a. Biaya varabel (VC)
b. Biaya tetap (FC)
= 8.373.725.00
= 1.165.643.00 +
= 87.78
= 12.22
Total biaya = 9.539.368.00 = 100
4 Pendapatan (Pd) = TR – TC a. Penerimaan (TR)
b. Total biaya (TC)
= 16.485.000.00
= 9.539.368.00 -
Total pendapatan /Ha/ Orang = 6.945.632.00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.
47
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa penerimaan usahatani padi
adalah perkalian antara produksi padi yang diperoleh dari harga jual padi. jumlah
produksi adalah hasil yang di peroleh dari cabang usahatani per satuan produksi.
Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi
persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi, untuk
membayar upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama proses produksi
usahatani padi.
Penerimaan yang diperoleh petani responden tanam pindah yang ada di
Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa sebesar
Rp. 16.485.000.00 nilai tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
produksi dan harga jual pada produksi padi per kilogram.
Biaya usahatani adalah seluruh biaya yang dikeluarkan petani dalam
proses produksi dalam jangka waktu tertentu, total biaya yang dikeluarkan adalah
sebesar Rp. 9.539.368.00 yang diperoleh dari biaya variabel sebesar
Rp. 8.373.725.00 dan jumlah biaya tetap sebesar Rp. 1.165.643.00
Total pendapatan yang diperoleh petani responden pada usahatani padi
tanam pindah di kelurahan gantarang kecamatan tinggimoncong kabupaten gowa
sebesar Rp. 6.945.632.00 yang diperoleh dari selisih total penerimaan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
48
5.2.2. Analisis Biaya Dan Pendapatan Petani Padi Tabur Benih Langsung
Tabel 9 : Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi tabur benih langsung
Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
No Uraian Jumlah (Rp) Persentase (%)
1 Penerimaan (TR) = Y . PY
a. Produksi (Y)
b. Harga produksi (PY)
= 4.466.00
= 3.500.00 x
Jadi total penerimaan = 15.631.000.00
2 Biaya
a. Biaya variabel (VC)
Tenaga kerja - Pengolahan lahan
- Panen
- Perontokan - Pasca panen
Benih
Pupuk
- Urea - ZA
Pestisida
- Arrivo - Ally
- Rumtox
- Polydor
- Dangke - Clenset
= 854.167.00
= 2.207.386.00
= 1.530.808.00 = 976.263.00
= 604.545.00
= 611.111.00 = 256.313.00
= 138.889.00 = 45.455.00
= 172.980.00
= 148.990.00
= 59.343.00 = 130.051.00 +
= 8.90
= 23.01
= 15.96 = 10.18
= 6.30
= 6.37 = 2.67
= 1.44 = 0.47
= 1.80
= 1.55
= 0.62 = 1.35
Total biaya variabel = 7.736.301.00
b. Biaya tetap (FC)
Pajak
- Pengairan - Pembasmi Hama
Penyusutan alat
- Cangkul - Parang
- Sprayer
- Skop - Traktor
= 46.353.00
= 238.636.00 = 238.636.00
= 49.242.00 = 41.667.00
= 198.864.00
= 36.553.00 = 2.409.091.00 +
= 0.48
= 2.48 = 2.48
= 0.51 = 0.43
= 2.07
= 0.38 = 25.12
Total biaya tetap = 1.853.739.00 = 100
3 Total biaya (TC) = VC + FC
a. Biaya varabel (VC) b. Biaya tetap (FC)
= 7.736.301.00 = 1.853.739.00 +
= 80.67 = 19.33
Total biaya = 9.590.040.00 = 100
4 Pendapatan (Pd) = TR – TC
a. Penerimaan (TR) b. Total biaya (TC)
= 15 .631.000.00 = 9.590.040.00 -
Total pendapatan /Ha /orang = 6.040.960.00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.
49
Berdasarkan tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa penerimaan usahatani padi
adalah perkalian antara produksi padi yang diperoleh dari harga jual padi. jumlah
produksi adalah hasil yang di peroleh dari cabang usahatani per satuan produksi.
Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi
persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi, untuk
membayar upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama proses produksi
usahatani padi.
Penerimaan yang diperoleh petani responden tabur benih langsungyang
ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa sebesar
Rp. 15.631.000.00 nilai tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
produksi dan harga jual pada produksi padi per kilogram.
Biaya usahatani adalah seluruh biaya yang dikeluarkan petani dalam
proses produksi dalam jangka waktu tertentu, total biaya yang dikeluarkan adalah
sebesar Rp. 9.590.040.00 yang diperoleh dari biaya variabel sebesar
Rp. 7.736.301.00 dan jumlah biaya tetap sebesar Rp. 1.853.739.00
Total pendapatan yang diperoleh petani responden pada usahatani padi
tanam pindah di kelurahan gantarang kecamatan tinggimoncong kabupaten gowa
sebesar Rp. 6.040.960.00 yang diperoleh dari selisih total penerimaan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat di ketahui perbandingan
jumlah pendapatan antara petani padi tanam pindah dan petani padi tabur benih
langsung yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggioncong Kabupaten
Gowa yaitu pendapatan petani padi tanam pindah 4.710 kg/ha dan pendapatan
50
petani tabur benih langsung 4.466 kg/ha. Dimana jumlah pendapatan petani padi
tanam pindah lebih besar dibandingkan dengan petani padi tabur benih langsung.
Yaitu penerimaan usahatani padi tanam pindah sebesar Rp. 16.485.000/ha, dengan
rata-rata besar biaya produksi Rp 9.539.368/ha. Dengan demikian diperoleh rata-
rata pendapatan usahatani padi sebesar Rp.6.945.632/ha. Sedangkan penerimaan
usahatani padi tabur benih langsung sebesar Rp. 15,631,000/ha, dengan rata-rata
besar biaya produksi Rp. 9.590.040/ha. Dengan demikian diperoleh rata-rata
pendapatan usahatani padi sebesar Rp. 6.040.960/ha.
51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Usahatani padi antara petani padi tanam pindah dan tabur benih langsung
secara analisis perhitungan usahatani lebih besar produksi per petani/ha petani
padi tanam pindah yaitu produksinya 4.710 kg/ha per musim tanam, dimana
dengan harga 3.500/kg. penerimaan usahatani sebesar Rp 16.485.000/ha, dengan
rata-rata besar biaya produksi Rp 9.539.368/ha. Dengan demikian diperoleh rata-
rata pendapatan usahatani padi sebesar Rp 6.945.632/ha. Sedangkan rata-rata
produksi untuk petani padi tabur benih langsung sebesar 4.466 kg/ha, dengan
harga 3.500/kg, penerimaan usahatani sebesar Rp 15.631.000/ha, dengan rata-rata
besar biaya produksi Rp 9.590.040/ha. Dengan demikian diperoleh rata-rata
pendapatan usahatani padi sebesar Rp 6.040.960/ha. Dari hasil di atas dapat
dilihat bahwa pendapatan yang di dapat petani tanam pindah lebih besar
dibandingkan petani padi tabur benih langsung.
6.2 Saran
Petani padi tanam pindah dan tabur benih langsung memperoleh produksi
yang cukup besar, namun memperoleh pendapatan yang rendah karena para petani
menjual hasil produksinya saat panen raya sehingga harga penjualan ikut rendah.
Permasalahan ini muncul karena para petani meminjam modal sebelum
melaksanakan usahatani padi, permasalan ini bisa diatasi dengan menyediakan
sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan petani dalam proses produksi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Monografi kelurahan gantarang
Arikunto, 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.: Rineka Cipta,
Jakarta
Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ekonomi.
Yogyakarta
Assauri, Sofyan. 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Harini, 2008, Pengantar Makroekonomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Hernanto , 2006, ilmu usahatani, penebar swadaya,Bandung
Kusnadi, HMA. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Universitas Brawijaya, Malang
Kuswadi, 2007, Meningkatka Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan Dan
Akuntansi Biaya, PT. Bumi Aksara ,Jakarta
Mubyarto 2001, Konsep Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani, penebar
swadaya, Bandung
M. Fuad, 2004. Pengantar Bisnis. Penerbit Gramedia
Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya, edisi ke-5. Graha Ilmu, Yogyakarta
Mulyadi, 2007 . Macam-Macam Biaya, Graham Ilmu, Yogyakarta
Nilasari, Irma & Wiludjeng, Sri. 2006 Pengantar Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta
Purwanto, Suharyadi. 2003. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern.
Salemba Empat, Jakarta
Redfiel, Robert, 2009, Masyarakat Petani Dan Kebudayaan,cv rajawali, Jakarta
Simangunsong, 2000, Akuntansi Keuangan, Erlangga
Supriyono,2002 Pengumpulan Biaya Dan Penentuan Harga Pokok, BPFE,
Jakarta
Suratiyah. 2002, Ilmu Usaha tani, Penebar Swadaya, Jakarta.
53
Supriyono, 2002, Akuntansi Biaya, Buku Saku,Edisi Dua, BPFE, Yogyakarta
Soekartawi 2011 Analisis Usahatani, Universitas Indonesia, Jakata
Soekartawi 2006, Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, UI-pres, Jakarta
Soekartawi, 2009, Prinsip Dasar Ekonoi Pertanian, teori dan aplikasi, edisi revisi,
raja grafindo,Jakarta
Soekartawi, 2001. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Pers, Jakarta
Soekartawi, 2006, Analisis Usahatani UI Pres, Yogyakarta
Soetrisno, 2002, Paradigma Baru Pembangunan Pertanian, Kanisius Press,
Yogyakarta
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. PT. Raja Grafindo,
Jakarta
Tjiptono, 2002. Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta
54
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Tentang Analisis Pendapatan Usahatani Padi
Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
DAFTAR KUESIONER UNTUK RESPONDEN
Judul Penelitian :
Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih
Langsung Di Desa Lembang Panai Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
Kode/No. Sampel : ……………………………………………………..
Nama Responden : ……………………………………………………..
Dusun/RT/RW : ……………………………………………………..
Desa/Kelurahan : ……………………………………………………..
Kecamatan : ……………………………………………………..
Kabupaten : ……………………………………………………..
Tgl. Wawancara : ……………………………………………………..
A. Identitas Responden
1. Nama Responden : .......………………………..................................
2. Umur : ..…..…….. tahun
3. Pendidikan Terakhir : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma / Sarjana
4. Pengalaman Berusahatani : ..…..……..tahun
5. Luas Lahan Usahatani : ................. ha
6. Jumlah tanggungan keluarga : ..…..……..orang
55
B. Biaya dan Penerimaan
1. Jenis Sistem Tanam
No Sistem Tanam
1
Tanam Pindah Tanam Benih Langsung
2. Jenis Lahan Yang Ditanami
No Luas Lahan Yang Dikuasai Jumlah (Ha)
Milik Sewa
1
Jumlah
3. Penggunaan Sarana Produksi
1. Penggunaan Bibit
No. Jenis Tanaman Bibit (kg) Harga (kg) Jumlah
1 Padi
Jumlah
2. Penggunaan Pupuk
No Jenis Pupuk Jumlah Pupuk(kg) Harga (kg) Jumlah (Rp)
1
Urea
Za
Kcl
Ponska
Jumlah
3. Penggunaan Pestisida
No Jenis Pestisida Jumlah Pestisida Harga(kg/botol) Jumlah (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
56
4.Tenaga Kerja
No Jenis Kegiatan Upah (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pengolahan lahan
2 Panen
3 Pasca panen
4
Jumlah
5. Jenis Biaya Dalam Usahatani
No Jenis Biaya Jumlah Biaya Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1
2
3
4
5
Jumlah
6. Jenis Peralatan Yang Di Miliki
No Jenis
Alat
Jumlah
(unit)
Harga
(unit)
Nilai
Lama
(unit)
Nilai
Sekarang
(unit)
Lama
Pemakaian
(thn)
Nilai
Penyusutan
Alat (Rp)
1 Cangkul
2 Parang
3 Sprayer
4 Skop
5 Traktor
Jumlah
7. Penerimaan Usahatani
No Jenis
tanaman
Luas Lahan Produksi
(kg)
Harga (Rp) Nilai (Rp)
1 Padi
Jumlah
57
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian Di Desa Lembang Panai Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa
79
Lampiran 15: Dokumentasi Penelitian Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur
Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa
Gambar 1. Wawancara dengan responden petani padi
Gambar 2, wawancara dengan responden petani padi
80
Gambar 3:Bibit Padi Tanam Pindah
Gambar 4: Padi Tabur Benih Langsung
81
Gambar 5: Bibit padi tanam pindah yang sudah dipindahkan
gambar 6: Pemeliharaan tanaman padi
82
Gambar 7 : alat yang digunakan dalam budidaya
83
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gowa 21 Oktober 1992,
tepatnya di Desa Lembang Panai Kelurahan Gantarang
Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dari Ayah
Rahim dan Ibu Dombong. Penulis merupakan anak
Terakhir dari tujuh bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Inpres Lembang panai pada
tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri Satu
Tinggimoncong dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri Satu Tinggimoncong dan tamat pada
tahun 2010.
Penulis lulus seleksi dan diterima di Universitas Muhammadiyah
Makassar pada tahun 2011 dengan mengambil Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah Magang di Kantor
PERTANI Makassar.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis Skripsi
yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur
Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten
Gowa”.