Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
(UNBK) PADA MADRASAH ALIYAH DI KOTA TANGERANG SELATAN
(Studi Kasus di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory)
Oleh:
USWATUN KHASANAH
NIM: 21160181000029
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M./ 1441 H.
i
ABSTRAK
“ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
(UNBK) PADA MADRASAH ALIYAH DI KOTA TANGERANG SELATAN”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan, mengidentifikasi
dampaknya serta menganalisis faktor penghambatnya. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan analisis untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan
UNBK pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan dengan
triangulasi teknik pengumpulan dan pengolahan data. Hasil dari penelitian ini sebagai
berikut: pelaksanaan UNBK terdiri dari beberapa tahap. Pertama, tahap persiapan, yaitu
mempersiapkan perangkat keras komputer, sosialisasi UNBK, pendataan madrasah,
verifikasi sarana dan prasarana, pelatihan personalia mengenai tahapan UNBK dan
penetapan jadwal kegiatan UNBK. Kedua, tahap pengelolaan, pada tahapan pengelolaan
antara lain pengorganisasian sumber daya madrasah, sarana dan prasarana, peserta didik
dan sistem UNBK. Ketiga, tahap pelaksanaan, madrasah melakukan pengaktifan sistem
UNBK pada komputer server lokal madrasah dan penyettingan komputer client atau
peserta yang dilakukan oleh proktor dan teknisi. Selain itu, tahap pelaksanaan yang
dilakukan disini adalah berkaitan dengan proses pengaktifan komputer server lokal
madrasah pada server pusat dan melakukan proses sinkronisasi secara online sehingga
komputer client atau peserta yang digunakan pada ruang ujian siap digunakan.
Selanjutnya, pelaksanaan UNBK pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
memiliki faktor penghambat dalam proses pelaksanaannya. Adapun faktor tersebut (1)
penyediaan perangkat keras komputer yang belum sesuai dengan jumlah peserta
ujian; (2) fasilitas sarana internet; dan (3) server UNBK pusat. Selain itu, mengenai
dampak daripada pelaksanaan UNBK pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
ialah, pertama, model UNBK diharapkan mampu menjadi pola ujian nasional yang
kredibel, transparan, dan terintegritas yang bisa dilakukan oleh setiap satuan
pendidikan yang ada, termasuk madrasah yang ada di daerah terdepan, terluar dan
terpencil. Kedua, UNBK memberi keuntungan antara lain menghemat biaya
penggandaan, memudahkan distribusi bahan, mudah menjangkau seluruh wilayah,
keamanan, mudah proses skoring dan memudahkan mencetak sertifikat hasil ujian
nasional. Ketiga, adanya kemudahan dalam proses distribusi soal dan bahan ujian
melalui UNBK terjadi karena proses distribusi bahan dapat dilakukan secara
sederhana yaitu melalui internet dari pusat langsung ke madrasah penyelenggara
Ujian Nasional.
Kata Kunci: Analisis, Ujian Nasional Berbasis Komputer, Madrasah Aliayah
ii
ABSTRACT
“ANALYZE OF THE IMPLEMENTATION OF COMPUTER-BASED
NATIONAL EXAM (UNBK) IN MADRASAH ALIYAH KOTA TANGERANG
SELATAN”
This research aims to analyze the implementation of the Computer-Based
National Examination (UNBK) in Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan,
identify the impact and analyze the inhibiting factors. This research is a qualitative
research with an analytical approach to find out more about the implementation of
UNBK in Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan. The research was carried out
by triangulating data collection and processing techniques. The results of this
study are as follows: the implementation of UNBK consists of several stages. First,
the preparation phase, which is preparing computer hardware, UNBK
socialization, madrasah data collection, verification of facilities and infrastructure,
personnel training on the UNBK stages and setting the schedule for UNBK
activities. Second, the management stage, at the management stage includes
organizing madrasa resources, facilities and infrastructure, students and the
UNBK system. Third, the implementation phase, the madrasah activates the UNBK
system on the local madrasa computer server and the client or participant
computer setup carried out by the proctor and technician. In addition, the
implementation phase carried out here is related to the process of activating the
madrasah local server computer on the central server and synchronizing online so
that the client computer or participants used in the exam room are ready for use.
Furthermore, the implementation of UNBK in Madrasah Aliyah Kota Tangerang
Selatan has inhibiting factors in the implementation process. As for these factors
(1) the provision of computer hardware that is not yet in accordance with the
number of examinees; (2) internet facilities; and (3) central UNBK server. In
addition, regarding the impact of the implementation of UNBK on Aliyah
Madrasas in South Tangerang City, first, the UNBK model is expected to be a
credible, transparent, and integrated national examination pattern that can be
carried out by any existing education unit, including madrasah in the regions
leading, outermost and remote. Second, UNBK provides benefits such as saving
duplication costs, facilitating material distribution, easily reaching all regions,
security, easy scoring process and facilitating the printing of certificates of
national examination results. Third, the ease in the distribution of questions and
exam materials through UNBK occurs because the process of distribution of
materials can be done simply, namely through the internet from the center directly
to the madrasah that organizes the National Examination.
Keywords: Analyze, Computer-Based National Examination (UNBK), Madrasah
Aliyah
iii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah mengalih aksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain.
Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.
Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi
Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan Tesis ini.
A. Konsonan
ARAB NAMA Latin KETERANGAN RUMUS*
- - - Alif ا
- Ba‟ B Be ة
- Ta‟ T Te ت
Ṡa‟ Ṡ Es dengan titk di atas 1e60 & 1e61 ث
- Jim J Je ج
Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah 1e24 & 1e25 ح
- Kha Kh Ka dan ha خ
- Dal D De د
Żal Ż Zet dengan titik di atas 017b & 017c ذ
- Ra‟ R Er ر
- Zai Z Zet ز
- Sin S Es ش
- Syin Sy Es dan ye ش
Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah 1e62 & 1e63 ص
Ḍaḍ Ḍ De dengan titik di bawah 1e0c & 1e0d ض
Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah 1e6c & 1e6d ط
Ẓa Ẓ ظZet dengan titik di
bawah 1e92 & 1e93
_„ Ain „ Koma terbalik di atas„ ع
Gain G Ge غ
Fa F Fa ف
Qaf Q Qi ق
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ى
Wau W We و
Ha‟ H Ha ه
‟_ Hamzah ‟ Apostrof ء
Ya‟ Y Ye ي *
Rumus hanya dipergunakan untuk font yang tidak ada di kibor komputer gunanya
untuk mempermudah. Rumus dioperasikan dengan cara mengetik kode yang tersedia
lalu klik alt+x (kode pertama untuk huruf kapital dan kode kedua untuk huruf kecil).
iv
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah A A ا
Kasrah I I ا
Ḍammah U U ا
Contoh:
su‟ila :سئل kataba dan :كتت
2. Vokal Rangkap
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah dan ya‟ sakin Ai A dan I ى ي
Fatḥah dan wau sakin Au A dan U ى و
Contoh:
kaifa dan :كيف ل و ḥaula =ح
3. Vokal Panjang
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan Rumus
Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas 100 & 101 ى ب
Kasrah dan ya‟ Ī I dengan garis di atas 12a & 12b ى ي
Ḍammah dan wau Ū U dengan garis di atas 16a & 16b ى و
Contoh:
ل qīla dan : ق ي ل qāla : ق بل yaqūlu : ي ق و
C. Ta’ Matrbuṭah 1. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭah hidup
Ta‟ matrbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥah, Kasrah, dan
Ḍammah, transliterasinya adalah “T/t”.
2. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭah mati
Ta‟ matrbuṭah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya
adalah “h”.
Contoh:
.ṭalḥah : طلحة
3. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭah jika diikuti oleh kata yang menggunakan kata
sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta‟ matrbuṭah ditransliterasikan
dengan “h”.
Contoh:
rauḍah al-aṭfāl : روضةالأطفبل
al-Madīnah al-Munawwarah : الودينةالونورة
D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd) Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan tanda tasydīd ( dalam transliterasi dilambangkan dengan ,(ى
huruf yang sama (konsonan ganda).
Contoh:
v
rabbanā : رث نب
ل nazzala : نس
E. Kata sandang alif-lam “ال” Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-lam
ma„rifah “ال”. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata
sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf
qamariyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyi yaitu “ال” diganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti
kata sandang tersebut.
Contoh:
جل ar-rajulu : الر
as-sayyidah : السي دة
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf sandang
ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda
sambung (-). Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf
syamsiyah maupun kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.
Contoh:
al-qalamu : القلن
al-falsafah : الفلسفة
F. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (‟) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata,
hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
an-nau‟u : النوء umirtu : اهرت syai‟un : شيئ
G. Huruf Kapital Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi
huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti
keterangan-keterangan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak
menggunakan huruf kapital kecuali jika terletak di awal kalimat.
Contoh:
Wamā Muhammadun illā rasūl : وهبهحودإلارسول
Abū Naṣīr al-Farābīl
Al-Gazālī
Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur‟ān
H. Lafẓ al-Jalālah (الله) Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya,
atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
Contoh:
dīnullāh : دينبلله
vi
billāh : ثبلله
Adapun ta‟ matrbuṭah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ al-jalālah,
ditransliterasikan dengan huruf “t”.
Contoh:
hum fī raḥmatillah : هنفيرحوةالله
I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau
sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara
transliterasi di atas. Misalnya kata al-Qur‟an dari al-Qur‟ān, Sunah dari sunnah. Kata
al-Qur‟an dan sunah sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka ditulis seperti bahasa
Indonesia. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks
Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh.
Contoh:
Fī ẓilāl al-Qur‟ān As-Sunnah qabl at-tadwīn
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur panjatkan kehadirat Allah swt. Sang
pemilik langit dan bumi beserta isinya. Sang pemberi limpahan rahmat, hidayah,
inayah, nikmat dan karunia kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada baginda alam, sang revolusioner sejati yang menuntun
umatnya menuju jalan penuh keridhaan Allah swt. dan khotaman nabiyyin yaitu
baginda Nabi Muhammad saw. Dan kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi‟at
tabi‟in, ulama salafussholih, para syuhada, para sholihin dan seluruh kaum
muslimin serta muslimat sampai kepada umatnya saat ini. Mudah-mudahan di
akhirat kelak semua mendapatkan ridho Allah swt. dan syafaat Nabi Muhammad
saw. Amin.
Penyelesaian tesis ini merupakan prasyarat untuk menyelesaikan studi pada
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari
bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun berkat
dukungan dan doa dari berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat
terlewati. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan berupa
arahan, bimbingan, dan lainnya selama proses penyelesaian tesis ini. Ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya tersebut penulis sampaikan kepada
yang terhormat:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.
Amany Lubis, M.A., beserta jajarannya.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Dr. Sururin, M.A., beserta jajarannya.
3. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Dr. Jejen Musfah,
M.A., beserta jajarannya, yang telah memberikan pelayanan akademik
dengan memuaskan.
4. Pembimbing, Dr. Jejen Musfah, M.A., yang telah memberikan bimbingan,
arahan, wawasan dan nasehat dengan penuh kesabaran, ketekunan serta
keikhlasan.
5. Seluruh Dosen Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu baik secara tersirat maupun tersurat kepada
penulis.
6. Staff Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membantu dan memberikan layanan akademik dengan sangat baik.
viii
7. Seluruh civitas akademika MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al
Amanah Al Gontory, yang telah bersedia memberikan izin penulis untuk
melakukan penelitian dan menerima penulis dengan sangat ramah.
8. Ayahanda Drs. H. Zaenal Arifin, MM., Ibunda Hj. Titi Arifin, S.Ag., serta
seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, semangat,
pelajaran hidup, nasehat, dan dukungan lainnya baik dari segi riil maupun
materiil.
9. Bapak mertua Dr. H. A. Bazary Syam, M.Si., beserta Ibu Hj. Yayah
Sa‟diah, S.Pd., yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, pelajaran
hidup, nasehat, dan dukungan.
10. Kepada Suami Tercinta, Imat Miftahul Tamamy, M.M. yang telah banyak
memberikan dukungan dan motivasi dengan sabar serta penuh kasih sayang
kepada penulis.
11. Ananda Mundzir Tamamy Arifin Syam, buah hati tersayang senantiasa
menjadi penyemangat dan pelipur lara.
12. Seluruh sahabat seperjuangan Angkatan Pertama Prodi Magister
Manajemen Pendidikan Islam, bil khusus Alm. Dede Munandar, M.Pd yang
telah memberikan kenangan indah, semangat dan motivasi saat berada di
bangku perkuliahan kepada penulis.
13. Kepada semua pihak yang ikut andil dan telah membantu penyelesaian tesis
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya kepada yang telah penulis sebutkan, hanya do‟a yang dapat
dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, semoga Allah swt. yang membalasnya
dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, 27 April 2019
Penulis,
Uswatun Khasanah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .................... 4
1. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
2. Pembatasan Masalah ........................................................... 5
3. Perumusan Masalah ............................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6
1. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
2. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teoritis .......................................................................... 8
1. Pengertian Ujian Nasional Berbasis Komputer ………….... 8
2. Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer ................... 14
3. Tujuan Ujian Nasional Berbasis Komputer ........................ 16
4. Implementasi Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer 17
5. Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan melalui UNBK ....... 20
B. Penelitian Relevan ..................................................................... 24
C. Kerangka Konseptual ................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 27
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................ 27
C. Data dan Sumber Data .............................................................. 28
1. Data .................................................................................... 28
2. Sumber Data ....................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29
E. Teknik Analisa Data .................................................................. 29
F. Uji Keabsahan Data .................................................................. 30
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum MAN 1 Kota Tangerang Selatan ........... 31
a. Lokasi MAN 1 Kota Tangerang Selatan ....................... 33
b. Sejarah MAN 1 Kota Tangerang Selatan ..................... 33
x
c. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Tangerang Selatan 34
d. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran ........................ 34
e. Data Pimpinan, Tenaga Pendidik dan Kependidikan .... 34
f. Data Peserta Didik MAN 1 Kota Tangerang Selatan..... 35
g. Data Sarana dan Prasarana …………………………… 35
2. Gambaran Umum MA Al Amanah Al Gontory ................... 35
a. Sejarah MAN 1 Kota Tangerang Selatan ..................... 35
b. Visi, Misi, dan Tujuan MA Al Amanah Al Gontory ..... 36
c. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran ........................ 36
d. Data Pimpinan, Tenaga Pendidik dan Kependidikan .... 37
e. Data Peserta Didik ........................................................ 37
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan ......................................... 37
1. Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada Madrasah
Aliyah di Kota Tangerang Selatan ...................................... 38
2. Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan ............. 40
a. Tahap Persiapan ............................................................ 41
b. Tahap Pengelolaan ....................................................... 44
c. Tahap Pelaksanaan ....................................................... 55
3. Faktor Penghambat Ujian Nasional Berbasis Komputer
pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan ............. 59
4. Dampak Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan .............. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 64
B. Saran ......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 68
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Pemetaan Waktu Penelitian .................................................... 24
Tabel 4.1 Daftar Kepala MAN 1 Kota Tangerang Selatan…. ............................... 30
Tabel 4.2 Daftar Nama Tenaga Pendidik MAN 1 Kota Tangerang Selatan ........... 33
Tabel 4.3 Daftar Nama Tenaga Kependidikan MAN 1 Kota Tangerang Selatan... 34
Tabel 4.4 Rekap Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2017-2018 .................................... 35
Tabel 4.5 Daftar Sarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan ..................................... 36
Tabel 4.6 Daftar Prasarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan ................................ 37
Tabel 4.7 Daftar Ekstrakurikuler MAN 1 Kota Tangerang Selatan ....................... 37
Tabel 4.8 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MA Al Amanah Al Gontory 41
Tabel 4.9 Rekap Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2017-2018 MA Al Amanah........... 42
Tabel 4.10 Daftar Ekstrakurikuler MA Al Amanah Al Gontory .............................. 42
Tabel 4.11 Jadwal UNBK Madrasah Aliyah ........................................................... 50
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 23
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 POS UNBK Tahun Ajaran 2017-2018
Lampiran 2 Pedoman Observasi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Pedoman Studi Dokumen
Lampiran 5 Dokumentasi/ Foto-Foto
Lampiran 6 Kebijakan UNBK Tahun Ajaran 2017-2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan teknologi pembelajaran semakin kuat pengaruhnya seiring
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah
merambah kehidupan masyarakat. Pembelajaran menggunakan TIK sering
disebut dengan e-learning yang merupakan proses pembelajaran melalui
penggunaan teknologi atau internet pada khususnya atau pembelajaran berbasis
komputer (Nurchaili, 2010: 648). Penggunaan internet dalam proses
pembelajaran menjadikan proses pembelajaran berbeda dengan pembelajaran
yang dilakukan pendidik sebelum mengenal TIK sehingga akan menarik
perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk itu, pemanfaatan
TIK ini menyebabkan proses pembelajaran dapat terlaksana tanpa ada
pembatasan waktu sepanjang peserta didik mau melakukannya.
Dengan demikian maka pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diyakini
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan peserta didik lebih mudah untuk
menerima materi pembelajaran. Selain untuk menerima materi pembelajaran,
TIK juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur penilaian pencapaian hasil
belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Ujian akhir merupakan
penilaian pencapaian kompetensi peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran di satuan pendidikan.
Tujuan ujian akhir adalah untuk memeroleh gambaran pencapaian
kompetensi peserta didik selama mengikuti pendidikan yang meliputi aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Basuki dan Hariyanto, 2014). Ujian
akhir yang dilakukan Pemerintah dalam sistem pendidikan nasional, saat ini
disebut Ujian Nasional, adalah sebagai upaya penilaian pencapaian kompetensi
nasional pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu mata pelajaran
yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Ujian Nasional (UN) ini diselenggarakan oleh pemerintah yang meliputi aspek
pengetahuan (akademis), sedang aspek keterampilan dan sikap diserahkan
kepada masing-masing satuan pendidikan. Saat ini Pemerintah telah
melaksanakan UN dalam bentuk tertulis (paper and pencil test-PBT) dan
berbasis komputer (computer based test-CBT) dengan bentuk soal pilihan
ganda sedangkan bentuk penilaian untuk aspek keterampilan dan sikap
2
biasanya satuan pendidikan melakukan penilaian praktik, produk, proyek, dan
observasi. UN model CBT yang disebut Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) merupakan pelaksanaan ujian berbasis komputer dengan soal yang
setara dengan ujian model PBT.
UNBK adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan
komputer sebagai media ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK hanya
diselenggarakan pada sekolah yang sudah siap baik dari segi infrastruktur,
sumber daya manusia, maupun peserta ujian. Infrastruktur sejauh mungkin
memanfaatkan laboratorium komputer yang ada di sekolah (Puspendik, 2015:
4). Dengan demikian, khusus untuk pelaksanaan UNBK di satuan pendidikan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Nurhidayat (2016: 2) menjelaskan secara konseptual UNBK ini tidak
menggunakan metode online secara mutlak yang memerlukan koneksi jaringan
internet yang luas. Kebutuhan internet untuk online hanya diperlukan pada saat
pengkoneksian dengan server pusat. Pengkoneksian atau proses sinkronisasi
ini dilakukan hanya untuk kebutuhan proses downloading pendistribusian
soal UN dan pengolahan hasil ujian yang berupa pengiriman hasil ujian siswa
kepada server pusat. Untuk pengerjaan soal oleh siswa secara konseptual
dilakukan secara offline dengan menggunakan komputer sekolah yang tidak
terkoneksi dengan internet. Hal ini sesuai dengan pemanfaatan TIK di dunia
Pendidikan yang dapat meningkatkan efektifitas pada proses penilaian
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian Pakpahan (2016: 19) mengenai UNBK,
menjelaskan bahwa hambatan utama pelaksanaan UNBK antara lain penyiapan
perangkat keras komputer, sarana internet, dan dukungan para pemangku
kepentingan. Penyediaan perangkat keras komputer dengan jumlah besar
memang menjadi masalah tersendiri di sekolah. Biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian komputer baru tentunya memerlukan biaya yang besar.
Sarana internet merupakan sarana pendukung utama dalam pelaksanaan
UNBK, sedang dengan model offline, internet merupakan penunjang saja.
Dalam pelaksanaan UNBK, keberadaan internet merupakan yang utama dan
semakin besar kapasitas internet menyebabkan UNBK secara langsung dapat
dilakukan sehingga mengurangi biaya-biaya yang dibutuhkan seperti model
PBT. Selanjutnya, pemangku kepentingan seperti kepala sekolah dan pejabat
dinas pendidikan, yang belum memahami atau menyadari keuntungan
pelaksanaan UNBK cenderung untuk menolak pelaksanaan UNBK.
3
Memperbaiki pelaksanaan UNBK pada satuan pendidikan merupakan
tindakan yang harus segera dilakukan oleh setiap pihak yang bertanggung
jawab terhadap sekolah. Harus ada komitmen bersama dalam rangka
mensukseskan pelaksanaan penilaian pencapaian menggunakan sistem UNBK.
Hal ini dikarenakan aspek keamanan dalam UNBK lebih baik dibandingkan
dengan UN menggunakan model PBT. Aspek keamanan dalam
penyelenggaraan UN merupakan aspek yang turut memengaruhi kualitas
pelaksanaan ujian. Sehingga meminimalisir kebocoran soal ujian sebelum
pelaksanaan hari ujian berlangsung.
Selain itu, menurut Oloan (kompasiana.com, 2017) ada beberapa manfaat
yang harus diperhatikan secara mengapa UNBK ini sangat perlu untuk
dipertahankan sebagai ujian yang sifatnya berkelanjutan secara nasional.
Pertama, UNBK telah mampu menempatkan siswa sebagai pelaku teknologi
yang bermanfaat, dimana mereka dihadapkan pada kemampuan untuk
mengoperasikan perangkat komputer dan mengaplikasikan pengetahuan belajar
TIK mereka selama ini dalam tajuk UNBK. Kedua, UNBK telah mampu
menumbuhkan sikap dan minat belajar untuk mempersiapkan diri mereka
dengan baik, dan menumbuhkan sikap disiplin terhadap diri dan waktu, dimana
siswa ‘dipaksa’ untuk disiplin hadir sesuai dengan sesi ujiannya dan tidak boleh
terlambat, apalagi tidak hadir, karena ini akan sangat merugikan dirinya sendiri.
Ketiga, dengan kualitas soal UNBK setara dengan soal-soal Perguruan Tinggi
Negeri, maka diharapkan UNBK ini kedepannya bisa menjadi solusi juga
dalam menerima mahasiswa baru seutuhnya, artinya tidak ada lagi ujian-ujian
lain, tetapi berpatokan pada nilai UNBK sehingga menghemat biaya, terjamin
kejujurannya dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia karena
sudah mengutamakan kejujuran.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami, bahwa pemanfaatan TIK
dalam bentuk UNBK di bidang pendidikan juga merupakan suatu hal yang
sifatnya urgent di masa kini. Dengan konsep sharing informasi tanpa batas dan
waktu yang ditawarkan, pemanfaatan TIK mampu menciptakan sebuah iklim
pembelajaran yang lebih kompetitif, lebih dinamis dan lebih menarik dimana
hal tersebut akan mampu meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.
Perkembangan Teknologi yang sangat pesat dewasa ini memiliki pengaruh
yang cukup signifikan juga terhadap proses belajar mengajar. Teknologi
mampu mengurangi gap level pendidikan antara daerah yang satu dengan yang
lain. Selain itu, teknologi juga mampu meningkatkan kualitas pengajaran itu
sendiri. Hal tersebut akan menjadi salah satu fokus penelitian ini, yakni tentang
4
analisis pelaksanaan UNBK pada tingkat satuan pendidikan sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
Pelaksanaan UNBK pada tingkat Madrasah Aliyah di Kota Tangerang
selatan pada awal pelaksanaan harus mempersiapkan perangkat komputer
terlebih dahulu, selanjutnya sekolah mengikuti kegiatan sosialisasi yang di
selenggarakan oleh kementrian pusat maupun yang diadakan di sekolahnya
masing-masing. Khusus bagi MA Negeri pihak Kementrian Agama
memberikan bantuan langsung berupa komputer kepada MA yang masih
kekurangan komputer di laboratorium madrasahnya. (Rojak, 22 januari 2019)
Selanjutnya, pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
menurut (Lubis, 24 Januari 2019). Sebelum pelaksanaan UNBK pihak sekolah
mengisi form bahwasannya MAN 1 Kota Tangerang Selatan sudah siap
mengikuti UNBK. Mengikuti kegiatan sosialisasi terkait persiapan dan
kesiapan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan yang ada di sekolah.
Di harapkan dalam pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
dapat berjalan dengan lancer, aman dan tertib.
Sedangkan pelaksanaan UNBK di MA Al Amanah Al Gontory tidak jauh
beda dengan MAN 1 Kota Tangerang Selatan, mengajukan form kesiapan
untuk mengikuti kegiatan UNBK serta mengikuti kegiatan sosialisasi sebelum
pelaksanaan UNBK. Hanya saja kepala sekolah MA Al Amanah Al Gontory
mengatakan untuk penyediaan srana dan prasarana terutama komputer, murni
dari yayasan yang menyediakan. Karena ini adalah madrasah swasta.
Dalam penelitian di MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory dalam
melaksankan UNBK dapat berjalan sesuai dengan prosedur dari kementrian
Pendidikan pusat. Karena sebelum pelaksanaan di harapkan para pemangku
kebijakan di sekolah dapat memberikan sosialisasi serta pendataan madrasah
yang memang siap melaksanakan UNBK. Serta kesiapan sarana dan prasarana
penunjang pelaksanaan UNBK sudah dalam kondisi yang baik agar pada saat
pelaksanaan tidak terjadi hambatan maupun kendala.
Selanjutnya, mengenai rencana lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti yaitu, di daerah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Adapun
mengenai jenjang pendidikan yang akan diteliti yaitu pendidikan tingkat
menengah atas, lebih tepatnya pada satuan pendidikan Madrasah Aliyah (MA).
Jadi, penilitian ini dilaksanakan pada MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory
yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan.
5
Untuk itu, maka penelitian ini akan diberikan judul penelitian Analisis
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada Madrasah
Aliyah di Kota Tangerang Selatan. (Studi Kasus di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory. )
B. Identifikasi Masalah Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengetahui
masalah yang dapat diidentifikasi terdiri dari permasalahan-permasalahan
sebagai berikut:
a. Belum meratanya pelaksanaan UNBK yang diselenggarakan di Kota
Tangerang Selatan. Karena ada beberapa sekolah yang belum siap baik
dari segi infrastruktur, SDM, maupun peserta ujian. Dan juga khusus
untuk pelaksanaan UNBK di satuan pendidikan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan.
b. Kurang efektifnya pelaksanaan UNBK antara lain penyiapan perangkat
keras komputer, sarana internet, dan dukungan para pemangku
kebijakan sekolah.
c. Belum optimalnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam bentuk UNBK di bidang Pendidikan. Dengan konsep
sharing informasi tanpa batas dan waktu yang ditawarkan, pemanfaatan
TIK mampu menciptakan sebuah iklim pembelajaran yang lebih
kompetitif, lebih dinamis dan lebih menarik dimana hal tersebut akan
mampu meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, nampak bahwa masalah-
masalah tersebut sangat penting untuk dijawab. Namun permasalahan
tersebut terlalu luas, mengingat keterbatasan waktu, materi, tenaga, dan
kemampuan peneliti, maka diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan
masalah yang akan dikaji dan diteliti secara komprehensif dalam penelitian
ini adalah tentang Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
6
(UNBK) pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan. (Studi Kasus di
MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory)
3. Rumusan Masalah
Mengenai rumusan masalah penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan UNBK pada MAN 1 & MA Al-Amanah Al
Gontory Kota Tangerang Selatan?
b. Apa faktor penghambat pelaksanaan UNBK pada MAN 1 & MA
Al- Amanah Al Gontory Kota Tangerang Selatan?
c. Bagaimana dampak pelaksanaan UNBK pada MAN 1 & MA Al-
Amanah AlGontory Kota Tangerang Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis dan memahami beberapa
hal mengenai fokus penelitian, yaitu:
a. Menganalisis pelaksanaan UNBK pada MAN 1 & MA Al-Amanah
AlGontory Kota Tangerang Selatan.
b. Mengidentifikasi implikasi pelaksanaan UNBK pada MAN 1 & MA Al-
Amanah AlGontory Kota Tangerang Selatan
c. Menganalisis faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan UNBK
pada MAN 1 & MA Al-Amanah AlGontory Kota Tangerang Selatan.
2. Manfaat Penelitian
Mengenai manfaat penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
a. Pemangku kebijakan sekolah seperti: kepala sekolah dan dinas
pendidikan, yaitu sebagai bahan pertimbangan melakukan analisis
kebijakan pendidikan dan membuat kebijakan pendidikan.
b. Pengelola madrasah, yaitu sebagai pedoman untuk melakukan persiapan
pelaksanaan UNBK secara komprehensif.
7
c. Akademisi, yaitu sebagai bahan kajian untuk melakukan penelitian
selanjutnya mengenai pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori
1. Pengertian Ujian Nasional Berbasis Komputer
Dalam sistem pendidikan nasional, ujian akhir sudah ada sejak masa
kemerdekaan (bahkan di masa penjajahan) hingga kini dengan sebutan yang
berbeda-beda. Dewasa ini, ujian akhir oleh pemerintah disebut Ujian Nasional
sebagai bagian dari evaluasi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa dalam rangka
mengendalikan mutu pendidikan secara nasional perlu dilakukan evaluasi sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dinyatakan lebih lanjut dalam pasal 58 ayat 2 bahwa evaluasi
dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan dan
sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Sebelum
membahas tentang ujian nasional, penulis akan membahas mengenai evaluasi
berserta ruang lingkupnya.
Miller (2008) mendefinisikan evaluasi sebagai: “a qualitative judgment that
uses measurement result from test and asesment information to assign grade.”
Definisi ini diartikan bahwa evaluasi adalah kegiatan pertimbangan kualitatif yang
menggunakan hasil pengukuran lewat informasi tes dan asesmen untuk
menentukan kualitas. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan altenatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto dan Jabar,
2007:01). Selain itu, pendapat yang berbeda dari Sukardi (2008:01) mengutarakan
evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan
mengomunikasikan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Terdapat
beberapa istilah yang berkaitan dengan evaluasi, yaitu pengukuran, penilaian, dan
tes. Guba dan Lincoln (1985 : 35), mendefinisikan evaluasi sebagai “a process
for describing an evaluand and judging its merit and worth”. Sax (1980 : 18) juga
berpendapat “evaluation is a process through which a value judgement or
9
decision is made from a variety of observations and from the background and
training of the evaluator”. Dari rumusan tentang evaluasi ini, dapat kita peroleh
gambaran bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan.
Sedangkan mengenai pengukuran menurut Arikunto (2007) adalah kagiatan
membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya
menjadi kuantitatif. Ahmann dan Glock dalam S.Hamid Hasan (1988: 9)
menjelaskan “in the last analysis measurement is only a part, although a very
substansial part of evaluation. It provides information upon which an evaluation
can be based… Educational measurement is the process that attempt to obtain a
quantified representation of the degree to which a trait is possessed by a pupil”.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Dalam proses
pengukuran, tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non-tes). Alat ukur
tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari
istilah evaluation. Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan guru
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, Dalam
pembelajaran berarti membandingkan hasil dengan tujuan pembelajaran. Penilaian
menurut Sukiman (2012:04) merupakan proses pemberian nilai terhadap sesuatu.
Sedangkan definisi tes menurut Mardapi (2008) adalah salah satu cara atau
prosedur untuk menaksir besarnya kemampuan secara tidak langsung, yaitu
melalui respon seseorang terhadap stimulus dan pertanyaan. Sementara itu,
Anthony J.Nitko (1996 : 4) menjelaskan “assessment is a broad term defined as a
process for obtaining information that is used for making decisions about students,
curricula and programs, and educational policy”. Dalam hubungannya dengan
proses dan hasil belajar, penilaian dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika dilihat dalam
10
konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang
peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan
tentang kebijakan pendidikan. Keputusan tentang peserta didik meliputi
pengelolaan pembelajaran,
Berdasarkan berbagai pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian, dan tes yang
sudah dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang suatu kegiatan yang sedang atau sudah
berlangsung dengan cara memberi nilai dari hasil pengukuran terhadap tujuan
dengan menggunakan tes, untuk membantu memutuskan langkah yang harus
dilakukan selanjutnya. kemudian informasi itu digunakan untuk menetukan
alternatif dalam mengambil keputusan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran maka
tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi tentang
keberlangsungan pembelajaran yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
langkah selanjutnya agar proses pembelajaran semakin baik dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
Berdasarkan rumusan pengertian tentang tes, pengukuran, penilaian dan
evaluasi yang telah penulis kemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada jenis evaluasi atau penilaian yang mempergunakan tes secara intensif sebagai
alat pengumpulan data, seperti penilaian hasil belajar. Walaupun dalam
perkembangan terakhir tentang jenis evaluasi atau penilaian seperti ini
menunjukkan bahwa tes bukan satu-satunya alat pengumpul data. Namun
demikian harus diakui pula, bahwa tes merupakan alat pengumpul data evaluasi
dan penilaian yang paling tua dan penting. Tes bukanlah evaluasi, bahkan bukan
pula pengukuran. Tes lebih sempit ruang lingkupnya dibandingkan pengukuran,
dan pengukuran lebih sempit dibandingkan evaluasi.
Sukardi (2008:09) mengatakan minimal terdapat 6 tujuan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu menilai ketercapaian tujuan, mengukur macam-macam aspek
belajar yang bervariasi, untuk mengetahui pencapaian peserta didik, memotivasi
siswa, untuk menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling, untuk
dasar pertimbangan perubahan kurikulum. Berdasarkan tujuan evaluasi
pembelajaran diatas maka disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran memiliki
11
tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai hasil dari proses
mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan informasi tersebut untuk
menentukan keputusan pada pelaksanakan program pendidikan yang sedang
berlangsung maupun yang akan dilangsungkan. Evaluasi juga bertujuan untuk
meningkat kualitas pembelajaran.
Kemudian mengenai fungsi evaluasi dalam pembelajaran, Arifin (2013:16)
menjelaskan fungsi evaluasi dalam pembelajaran dibagi menjadi enam, yaitu
secara psikologis siswa selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian
hasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukannya dengan tujuan yang hendak
dicapai yang nantinya dijadikan pedoman menentukan langkah selanjutnya agar
prestasi belajar lebih baik, secara sosiologis evaluasi berfungsi untuk mengetaui
seberapa mampukah siswa untuk terjun ke masyarakat, dalam pengertian untuk
berkomunikasi, beradaptasi, dan lebih jauh lagi untuk membina dan
mengambangkan potensi yang ada dalam seluruh lapisan masyarakat, secara
didaktis-metodis evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam mengkategorikan
siswa dalam kelompok tertentu sesuai dengan kemampuannya serta membantu
dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Pendapat yang sejalan dengan hal
tersebut disampaikan Subali (2012:22) menjelaskan fungsi evaluasi pembelajaran
sebagai arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran baik guru maupun
siswa, sebagai gambaran kepada guru dan siswa tentang perkembangan baik
kemampuan maupun personalitas siswa, sehingga dapat dikenali kondisi
produktifitas siswa, sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya untuk
meningkatkan prestasi baik oleh guru maupun siswa, sebagai motivasi siswa agar
berusaha untuk meningkatkan prestasi, sebagai masukan untuk perbaikan dan
pelaksanaan program berikutnya, sehingga diharapkan pembelajaran berikutnya
menjadi semakin baik.
Fungsi evaluasi di atas menunjukan bahwa evaluasi sangat penting dilakukan.
Tanpa evaluasi yang dilakukan pada program yang sedang dilaksanakan atau
program yang akan dilaksanakan berupa penyempuranaan, maka akan sulit untuk
menentukan hasil yang telah dicapai. Demikian pula dengan akuntabilitas dampak
programnya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Evaluasi dalam pendidikan
12
merupakan kegiatan yang dampaknya menyangkut banyak pihak dan beberapa
aspek, yang dalam pelaksanaan setiap kegiatannya perlu dievaluasi, dikaji,
ditelaah, hambatan dan kekurangannya. Hasilnya dapat dipakai sebagai acuan
untuk kegiatan pendidikan.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran
lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang
kemajuan belajar peserta didik (learning progress), sedangkan evaluasi dan
penilaian lebih bersifat kualitatif. Di samping itu, evaluasi dan penilaian pada
hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan kepada hasil
pengukuran (quantitative description), tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil
pengamatan dan wawancara (qualitative description). (Arifin, 2012: 11).
Setelah membahas tentang evaluasi, selanjutnya akan mendeskripsikan
mengenai ruang lingkup ujian nasional. Adanya ujian nasional berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagai perubahan kedua dari PP No.19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Pasal 63 ayat (1) tertulis: Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 63 ayat (1) poin (a) diartikan sebagai evaluasi pendidikan yang
diselenggarakan secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistematik oleh
pendidik atau guru pada mata diklat dan Kompetensi Dasar tertentu untuk
mengetahui pencapaian Standar Nasional Pendidikan peserta didik. Dalam
praktiknya sering kita dengar sebagai Ulangan Harian. Sementara pada poin (b)
dinyatakan bahwa UTS, UAS, Uji Kompetensi adalah evaluasi pendidikan untuk
mengetahui pencapian Standar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
suatu Satuan Pendidikan secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistematik.
13
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 63 ayat (1) butir (c) dinyatakan bahwa Ujian Nasional adalah
evaluasi pendidikan yang diselenggarakan secara berkala, menyeluruh, transparan
dan sistematik oleh pemerintah dalam rangka menilai pencapaian standar nasional
pendidikan.
Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian standar
kompetensi lulusan pada jenjang SMP dan SMA yang sederajat pada mata
pelajaran tertentu, (BSNP, 2015). Sedangkan, Silverius (2010: 205) menyatakan
ujian nasional merupakan jenis penilaian yang dilakukan pemerintah untuk
mengukur keberhasilan peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan
pada jalur sekolah/madrasah yang diselenggarakan secara nasional. Menurut Tilaar
(2006: 24), menjelaskan ujian nasional adalah upaya pemerintah untuk
mengevaluasi tingkat pendidikan secara nasional dengan menetapkan standarisasi
nasional pendidikan. Hasil dari ujian nasional yang diselenggarakan oleh Negara
adalah upaya pemetaan masalah pendidikan dalam rangka menyusun kebijakan
pendidikan nasional. Oleh karena itu, ujian nasional diselenggarakan pada akhir
pembelajaran di satuan pendidikan untuk menentukan pencapaian pembelajaran
peserta didik di SMP dan SMA sederajat.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan pemerintah merupakan upaya penguatan
hasil penilaian internal oleh pendidik maupun satuan pendidikan (Hadiana, 2015:
25). Dengan demikian, penilaian yang dilakukan pemerintah atau disebut penilaian
eksternal, merupakan bentuk penilaian yang saling melengkapi dan menguatkan
hasil pendidikan di satuan pendidikan.
Menurut peraturan BSNP 0031/BNSP/III/2015 tentang Prosedur Operasional
Standar (POS) Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014/2015 Ujian
Nasional Berbasis Komputer (Computer Based Test, CBT) yang selanjutnya
disebut UNBK ialah sistem ujian yang digunakan dalam ujian nasional dengan
menggunakan sistem komputer. Jadi, ujian nasional berbasis komputer adalah
kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian standar kompetensi lulusan
SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK secara
14
nasional meliputi mata pelajaran tertentu yang menggunakan teknologi komputer
atau sistem komputer dalam teknis pelaksanaan ujiannya.
Sementara menurut Muslem (2018:250) menyatakan “there is a big gap for
many students to sit a CBT because knowing how to operate a computer is a basic
skill required of CBT test takers. Nevertheless, this phenomenon can be fixed by
reforming the national curriculum where computer education becomes a core
curriculum subject for all Indonesian students, particularrly for junior and senior
secondary school student.” Dimana di harapkan komputer menjadi mata pelajaran
inti bukan pelajaran ekstrakulikuler. Terutama untuk siswa sekolah pertama dan
sekolah menengah.
Selanjutnya, UNBK secara umum diartikan sebagai evaluasi pembelajaran
dalam bentuk tes prestasi belajar yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat
untuk mengetahui pencapaian peserta didik pada mata pelajaran tertentu yang telah
dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan dengan bantuan fungsi seperangkat
komputer.
2. Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer
Landasan kebijakan pelaksanaan UNBK telah tertuang pada Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Evaluasi Pendidikan,
bahwasanya evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka mengendalikan mutu
pendidikan nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan
kepada pihak pihak yang berkepentingan. Evaluasi pendidikan dilakukan untuk
menjaga, dan meningkatkan mutu pendidikan nasional yang direalisasikan melalui
perubahan kebijakan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan seperti perubahan
kurikulum atau perubahan sistem evaluasi pembelajaran. Berdasarkan Undang
Undang RI No. 2 tahun 2003 di atas, Presiden Republik Indonesia memberikan
peraturan melalui Perpres Nomor 14 Tahun 2015 pasal 16 bahwa Dirjen
Pendidikan Dasar Dan Menengah menyelenggarakan fungsi pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan dibidang pendidikan dasar dan menengah.
15
Menanggapi peraturan presiden di atas, diadakan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 Ayat 1
mengatur penilaian pendidikan jenjang dasar dan menengah dan fokus pada
penilaian hasil belajar yang meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh
pemerintah. Selanjutnya pada Pasal 66 yang berisikan tentang pelaksanaan
penilaian pendidikan oleh pemerintah yaitu ujian nasional. Peraturan pemerintah di
atas mengindikasikan bahwa ujian nasional harus dilakukan, namun tidak
dijelaskan proses dan sistem penilaiannya. Kemudian tertera pada Pasal 20
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 bahwa pelaksanaan ujian nasional pada
tingkat sekolah menengah dan sederajat dilakukan dengan sistem Paper Based
Test dan Computer Based Test.
Peraturan di atas menggambarkan pelaksanaan ujian nasional tahun 2015
menggunakan sistem lembar jawab kertas dan sistem Ujian Nasional Berbasis
Komputer. Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 inilah yang menjadi dasar
kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Peraturan
tentang prosedur penyelenggaraan ujian tahun 2015 ditetapkan melalui BSNP
Nomor 0031 Tahun 2015. Petunjuk teknis pelaksaan Ujian Nasional Berbasis
Komputer ditetapkan melalui BSNP Nomor 0032 Tahun 2015 yang berisikan
persiapan, pra ujian, pelaksanaan ujain, penanganan masalah, dan jadwal
pelaksanaan UNBK.
UNBK menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kelemahan ujian nasional berbasis kertas. Adapun kelemahan dari ujian nasional
berbasis kertas menurut Puspendik (2015:5) yaitu, ujian nasional berbasis kertas
mempunyai kelemahan, diantaranya; bentuk soal yang digunakan pada saat ujian
sulit untuk dibuat bervariasi; tampilan soal terbatas, hanya dua dimensi; diperlukan
banyak kertas dan biaya penggandaan yang cukup besar; pengamanan kerahasiaan
soal relatif sulit dan memerlukan biaya cukup besar; pengolahan hasil memerlukan
waktu yang relatif lama.
Sejatinya pelaksanaan UNBK dilakukan guna untuk menekan biaya
pengeluaran terhadap pelaksanaan ujian nasional dalam segi pengaplikasianya di
16
lapangan. Mulai dari proses pencetakkan soal, penggandaan soal, pencetakkan
lembar jawab siswa dan proses pendistribusian soal yang membutuhkan biaya
yang relatif tidak sedikit. Maka dari itu salah satu alternatif pemacahan
masalahnya adalah dengan menggunakan atau memanfaatkan teknologi komputer
dan informasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bentuk pemanfaatan
teknologi komputer dan informasi ini adalah dengan menerapkan bentuk ujian
nasional berbasis komputer.
Sebenarnya tahap uji coba UNBK ini telah dilakukan sejak tahun 2014 silam.
Puspendik (2015:6) pada tahun 2014 Puspendik mulai menggunakan komputer
dalam penyelenggaraan UN SMP di dua sekolah Indonesia di luar negeri, yaitu
Singapura dan Kuala Lumpur. Selain itu juga telah dilakukan ujicoba di beberapa
sekolah dan studi untuk membandingkan hasil ujian dengan menggunakan PBT
dan CBT. Hasil studi menunjukkan ujian dengan menggunakan komputer
memungkinkan untuk digunakan pada peserta didik di Indonesia. Untuk itu tentu
saja persyaratan dari segi hardware, software dan brainware perlu dipenuhi.
Model UNBK ini juga diharapkan dapat melayani peserta didik yang telah
menggunakan Kurikulum 2013 dengan sistem kredit semester. Dengan demikian,
peranan teknologi dapat mempercepat hasil ujian hingga sertifikat dapat diperoleh
peserta didik setelah pelaksanaan ujian berlangsung. Hal itu, dapat berdampak
pada adanya peluang atau waktu untuk mempersiapkan diri peserta didik yang
ingin melanjutkan pelajaran ke jenjang yang lebih tinggi ataupun untuk
meningkatkan kompetensi bagi sekolah kejuruan.
3. Tujuan Ujian Nasional Berbasis Komputer
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, secara umum adanya Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan. Ujian nasional
sebagai salah satu alat evaluasi belajar siswa yang digunakan untuk mengukur
tingkat ketercapaian komptensi siswa yang ditinjau dari beberapa mata pelajaran
yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran.
17
Secara lebih rinci menurut PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan, bahwasanya hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk:
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
4. Implementasi Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer
Suatu kebijakan apabila tidak segera diimplementasi, maka tidak akan dapat
diketahui tingkat keberhasilannya. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam
Rohman (2009:134) menjelaskan implementasi kebijakan dimaksudkan sebagai
keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan kepada pencapaian
tujuan kebijakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Yaitu, tindakan-tindakan
yang merupakan usaha sesaat untuk menstransformasikan keputusan kedalam
istilah operasional, maupun usaha berkelanjutan untuk mencapai perubahan
perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan-keputusan kebijakan.
Selanjutnya, menurut James E. Anderson (Sudiyono, 2007:81) menyatakan bahwa
implementasi kebijakan mencakup empat aspek, yaitu: (1) siapa yang terlibat
dalam implementasi kebijakan; (2) esensi proses administratif; (3) kepatuhan
terhadap kebijakan; (4) pengaruh implementasi pada isi dan dampak kebijakan.
Pada hal ini terkait dengan implementasi kebijakan ujian nasional berbasis
komputer mengacu pada keempat aspek diatas. Pertama, adalah adanya penetapan
visi dan misi diadakannya ujian nasional berbasis komputer yang tertuang dalam
Prosedur Operasional Standar Ujian Nasional. Kedua, tentang adanya penetapan
sekolah-sekolah penyelenggara ujian nasional berbasis komputer dengan
mempertimbangkan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Ketiga, adanya
penetapan, pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia yang
terlibat dalam pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer. Keempat, adanya
pengelolaan sarana dan prasarana bagi sekolah dalam penyelenggaraan ujian
18
nasional berbasis komputer. Kelima, adanya proses perencanaan pendaftaran
peserta didik dan pembinaan peserta didik dalam rangka mempersiapkan
pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer. Keenam, adanya tahapan
implementasi ujian nasional berbasis komputer yang tertuang dalam Prosedur
Operasional Standar ujian nasional berbasis komputer.
Selanjutnya pelaksanaan UNBK sebagaimana telah diatur oleh BSNP
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, kredibilitas, dan
integritas evaluasi pendidikan secara nasional. Pemerintah melalui BSNP telah
mengatur secara rinci mengenai pelaksanaan UNBK pada tingkat satuan
pendidikan sebagai berikut:
a. Penetapan Sekolah/Madrasah Pelaksana UNBK
1) Tim Teknis UNBK Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya, melakukan verifikasi dan menetapkan
sekolah/madrasah pelaksana UNBK dan sekolah yang bergabung, dan
sekolah/madrasah yang mengikuti UN di tempat pelaksanaan UNBK
(menumpang).
2) Sekolah/madrasah yang dapat ditetapkan sebagai pelaksana UNBK
telah memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) telah terakreditasi; b)
tersedia sejumlah komputer dan server sesuai kebutuhan; dan c)
memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Panitia UNBK
Tingkat pusat;
3) Tim Teknis UNBK Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya, memasukkan data sekolah/madrasah pelaksana
UNBK ke situs web UNBK.
4) Sekolah/madrasah yang sudah ditetapkan sebagai pelaksana UNBK
diberi username dan password (BSNP, 2017: 28).
b. Penerapan Resource Sharing (Berbagi Sumber Daya) UNBK
19
1) Sumber daya meliputi, sarana dan prasarana UNBK (server, komputer
client, dan jaringan), sumber daya manusia untuk pelaksanaan UNBK
(proktor dan teknisi).
2) Berbagi sumber daya dapat dilakukan lintas satuan pendidikan dan
lintas jenjang pendidikan.
3) Berbagi sumber daya lintas satuan pendidikan dapat dilakukan antar
sekolah dan madrasah, antar satuan pendidikan negeri dan swasta,
antar satuan pendidikan formal dan nonformal.
4) Berbagi sumber daya lintas jenjang pendidikan dapat dilakukan antar
SMP/MTs/Program Paket B/Wustha dan antar SMA/MA/SMK/
Program Paket C/Ulya.
5) Berbagi sumber daya dapat dilakukan dengan menggunakan sumber
daya milik perguruan tinggi atau instansi/lembaga pemerintah/swasta
lainnya.
6) Berbagi sumber daya diatur dan dikoordinasikan oleh dinas
pendidikan sesuai kewenangannya.
7) Biaya yang timbul dari pelaksanaan berbagi sumber daya menjadi
tanggung jawab bersama antara satuan pendidikan yang menginduk
dan satuan pendidikan pelaksana UNBK, dengan mengacu kepada
ketentuan biaya yang berlaku dalam Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) atau Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), atau
kesepakatan bersama sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (BSNP, 2017: 29)
c. Kriteria dan Persyaratan Proktor, Teknisi, dan Pengawas
1) Proktor adalah guru atau tenaga kependidikan sekolah/madrasah
dengan kriteria dan persyaratan: a) memiliki kompetensi di bidang
teknologi informasi komunikasi (TIK); b) pernah mengikuti pelatihan
atau bertindak sebagai proktor UNBK; c) bersedia ditugaskan sebagai
proktor di sekolah/madrasah penyelenggara UNBK; dan d) bersedia
menandatangani pakta integritas.
20
2) Teknisi adalah guru atau tenaga kependidikan sekolah/madrasah
dengan kriteria dan persyaratan: a) memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam mengelola LAN
sekolah/madrasah; b) pernah mengikuti pembekalan atau bertindak
sebagai teknisi UNBK; dan c)bersedia menandatangani pakta
integritas.
3) Pengawas adalah guru dengan kriteria dan persyaratan: a)
memiliki sikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggung jawab, teliti,
dan memegang teguh kerahasiaan; b) dalam keadaan sehat dan
sanggup mengawasi UNBK dengan baik; c) bukan guru mata
pelajaran yang sedang diujikan; d) tidak berasal dari sekolah yang
sama dari peserta UNBK; dan e) bersedia menandatangani pakta
integritas (BSNP, 2017: 30-31).
d. Penyiapan Sistem UNBK di Sekolah/Madrasah Pelaksana UNBK
1) Penyiapan server lokal, client, jaringan LAN, jaringan WAN, instalasi
sistem, dan instalasi aplikasi: H-21 sampai dengan H-15.
2) Simulasi ujian dan gladi bersih sesuai dengan waktu yang
ditetapkan oleh Tim Teknis UNBK Pusat.
3) Sinkronisasi data: H-7 sampai dengan H-2.
4) Pencetakan Berita Acara, Daftar Hadir, dan Kartu Login: H-2 sampai
dengan H-1 (BSNP, 2017: 31).
Berdasarkan aturan pelaksanaan UNBK di atas, dapat diketahui bahwa dalam
pelaksanaan UNBK pada setiap satuan pendidikan harus menyiapkan yang
berkaitan dengan aspek sumber daya manusia dan aspek sarana prasarana yang
mendukung. Hal demikian mempengaruhi pelaksanaan UNBK.
5. Konsep Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui UNBK
Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan sekolah
secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma atau standar yang berlaku (Kemendikbud, 2014:7). Dari pengertian
21
itu, maka mutu pembelajaran merupakan bagian yang utama untuk melakukan
peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, kemampuan yang dimiliki sekolah dalam
menyelenggarakan pembelajarannya secara efektif dan efisien sehingga
menghasilkan manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran
yang telah ditentukan. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa peningkatan
mutu pembelajaran akan terwujud secara baik apabila dalam pelaksanaannya
didukung oleh komponen-komponen peningkatan mutu yang ikut andil dalam
pelaksanaanya.
Menurut Surya (2008: 48) guru merupakan komponen penting dalam proses
pembelajaran. Dengan keprofesionalitasnya itu guru akan mampu memperbaiki
proses pembelajaran, sehingga dapat dengan otomatis pula dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Sebab guru profesional tentunya akan memberikan seluruh
kemampuannya untuk kepentingan kemajuan mutu pendidikan itu sendiri.
Semakin professional guru, maka semakin dapat memperbaiki proses
pembelajaran, dan semakin meningkat kualitas pencapaian tujuan pembelajaran,
karena guru memiliki peranan yang besar dalam pembelajaran, yaitu:
a. Sebagai planner: Guru sebagai perencana segala sesuatu sebelum dilaksanakan
proses pembelajaran.
b. Sebagai organisator: Guru bertindak sebagai penyelenggara proses edukatif,
dituntut mampu mengorganisasikan jalannya proses pembelajaran sebaik-
baiknya.
c. Sebagai fasilitator: Gurulah yang member jalan kemudahan dalam
memecahkan suatu masalah pelajaran.
Menurut Usman (2004: 6-9) peran dan fungsi guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dan pendidikan, meliputi:
a. Guru sebagai demonstrator berfungsi untuk mendemonstrasikan suatu materi
pembelajaran, sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.
Oleh karena itu guru harus mampu menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkannya serta senan tiasa mengembangkan kemampuannya
22
yang pada akhirnya mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara
didaktis.
b. Guru sebagai pengelola kelas berfungsi untuk mengendalikan dan
mengorganisasikan siswa di dalam kelas agar lebih terarah kepada tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu mengelola kelas karena
kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan.
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator berfungsi untuk memperagakan suatu
media atau alat pembelajaran yang mendukung materi sehingga siswa lebih
merasa jelas. Oleh karena itu guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi
guna mengefektifkan pembelajaran.
d. Guru sebagai evaluator berfungsi untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Oleh
karena itu guru harus melaksanakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu
selama satu periode pendidikan untuk mengadakan penilaian terhadap hasil
yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Peranan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran menempati posisi yang
penting dalam menentukan keberhasilannya, mengingat guru sebagai figur yang
secara langsung terlibat dalam pembelajaran di dalam kelas. Peranan guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dapat diidentifikasi dari perilaku guru sebagai
fasilitator, demonstrator, pengelola kelas, mediator dan evaluator. Kelima peran
guru tersebut akan dapat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan, namun
tentu diperlukan lagi hal yang lebih konkrit agar mutu pendidikan lebih baik lagi.
Selanjutnya, dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran dengan UNBK.
Siswa perlu diberikan konsep e-learning menjadi alternatif penunjang
keterampilan siswa dalam menggunakan computer sebagai media Ujian Nasional.
Menurut Daniswara (2011: 2), dalam proses pembelajaran maka konten memegang
peranan penting karena langsung berhubungan dengan proses pembelajaran peserta
(siswa). Konten merupakan obyek pembelajaran yang menjadi salah satu
parameter keberhasilan e-learning melalui jenis, isi dan bobot konten. Sistem e-
learning harus dapat:
23
a. Menyediakan konten yang bersifat teacher-centered yaitu konten
instruksional yang bersifat prosedural, deklaratif serta terdefinisi dengan
baik dan jelas;
b. Menyediakan konten yang bersifat learner-centered yaitu konten yang
menyaj ikan hasil (outcomes) dari instruksional yang terfokus pada
pengembangan kreatifitas dan memaksimalkan kemandirian;
c. Menyediakan contoh kerja (work example) pada material konten untuk
mempermudah pemahaman dan memberikan kesempatan untuk berlatih,
dan;
d. Menambahkan konten berupa games edukatif sebagai media berlatih alat
bantu pembuatan pertanyaan (Daniswara, 2011:2).
E-learning sangat potensial untuk menjadikan proses pembelajaran di kelas
lebih efektif sebab peluang siswa untuk berinteraksi dengan guru maupun bahan
ajarnya terbuka lebih luas. Sistem pembelajaran seperti ini dapat dilakukan kapan
saja, di mana saja, dan mandiri. Maka proses pembelajaran pun menjadi sangat
mudah diatur karena dapat disesuaikan dengan waktu yang ada saat berada di
sekolah. Dalam pelaksanaan e-learning biasanya memanfaatkan Information and
Communnication Technology (ICT).
Disamping itu, beberapa penelitian mengenai konsep e-learning ini sudah
dilakukan. Menurut hasil penelitian Karwati (2014: 53), ditemukan bahwa e-
learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu belajar, bahkan
semakin intensif e-learning dimanfaatkan, maka mutu belajar akan semakin
meningkat pula. Kemudian, menurut Suharyanto dan Mailangkay (2016: 20)
dalam hasil penelitiannya, ditemukan tujuan digunakannya e-learning dalam
system pembelajaran adalah untuk memperluas akses pendidikan kemasyarakat
luas, serta dalam rangka meningkatkan mutu belajar atau pembelajaran.
Dengan melihat hasil penelitian tersebut, nampaknya konsep e-learning bias
diterapkan bagi sekolah yang sedang dan akan menyelenggarakan UNBK.
Pengelola sekolah harus mampu memfasilitasi siswa dan meningkatkan
keterampilan menggunakan teknologi komputer sebelum mengikuti UNBK. Peran
serta guru tentu menjadi factor pendukung agar setiap siswa merasa siap dengan
24
adanya UNBK, guru pun harus mau berubah mengenai metode dan strategi
pembelajaran ketika berada di dalam kelas.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang UNBK sudah banyak dilakukan, namun dengan fokus penelitian
yang beragam. Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan peneliti lain
tentunya relevan terhadap kajian ini antara lain:
Pertama, Tesis yang berjudul Dampak UNBK (Ujian Nasional Berbasis
Komputer) dan UNPBT (Ujian Nasional Paper Base Test) Terhadap Motivasi Belajar
Siswa dan Motivasi Mengajar Guru SMA/MA, karya Endah Septiani Utari, Mahasiswa
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Nomor Induk Mahasiswa 15701251005,
Tahun 2017.
Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak UNBK dan UNPBT baik di
sekolah negeri, swasta, maupun negeri-swasta terhadap motivasi belajar termasuk
tinggi, sedangkan dampak UNBK dan UNPBT di sekolah negeri dan swasta terhadap
motivasi mengajar termasuk rendah.
Kesamaan pada penelitian ini dengan peneliti ialah sama-sama meneliti tentang
pelaksanaan UNBK di sekolah. Namun, penelitian yang dilakukan Utari terdapat
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, seperti perbedaan fokus
penelitian. Pada penelitian Utari dibahas tentang motivasi belajar dan motivasi
mengajar, sedangkan pada penelitian ini hal tersebut tidak dibahas, akan tetapi
penelitian ini akan menganalisis pelaksanaan UNBK secara komprehensif. Selain itu,
objek penelitian pun berbeda baik dari segi kelembagaan maupun tempat pelaksanaan.
Kedua, penelitian yang berjudul Implementasi Ujian Online dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung, karya Henhen Lukmana, Mahasiswa
Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Nomor Induk
Mahasiswa 1200443, Tahun 2017.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pada persiapan UNBK masih terdapat
kekurangan ruang laboratorium komputer yang digunakan untuk ujian di sekolah dan
25
faktor penghambat UNBK adalah listrik, layanan internet, dan komputer server pusat.
Perbedaan pada penelitian yang dilakukan peneliti saat ini yaitu pada aspek kajian
penelitian dan objek penelitian.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Yuni Sarjani Rambe, mahasiswa
Universitas Meda Area tentang Hubungan Self Efficacy dan Dukungan Sosial dengan
Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK
Swasta PAB 12 Saentis. Menyimpulkan bahwa, terdapat hubungan negatif antara self
efficacy dengan kecemasan siswa, terdapat hubungan yang negatif antara dukungan
sosial dengan kecemasan siswa, dan terdapat hubungan yang signifikan antara self
efficacy dan dukungan sosial secara bersama-sama dengan kecemasan siswa. Hal
demikian berarti menunjukkan bahwa pelaksanaan UNBK di sekolah memerlukan
dukungan dari berbagai pihak, baik itu pihak internal maupun eksternal sekolah.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Adinda Sholiha Angkat dan Yeniar
Indriani tentang Hubungan Penerimaan Diri dengan Adversity Intelligence dalam
Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Pada Siswa Kelas XI SMA
Mardisiswa Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yang
signifikan antara penerimaan diri dengan adversity intelligence (rxy= 0,882; p< 0,001).
Hal ini menunjukkan semakin positif penerimaan diri yang dimiliki siswa maka
semakin tinggi pula adversity intelligence. Sebaliknya, semakin negatif penerimaan
diri siswa maka semakin rendah pula adversity intelligence dirinya. Penerimaan diri
memberikan sumbangan efektif sebesar 77,7% dalam memengaruhi adversity
intelligence. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa terdapat perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu ruang lingkup penelitian dan objek
penelitian yang berbeda. Namun, terdapat kesamaan yakni membahas mengenai
UNBK. Dan juga pada sampel penelitian pun terdapat perbedaan, penelitian yang
dilakukan penulis akan menggunakan sampel pada seluruh komponen sekolah yang
telah menyelenggarakan UNBK, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, dan
pemangku kebijakan sekolah lainnya.
26 C. Kerangka Konseptual
Dari pemaparan beberapa teori di atas, dapat dibuat kerangka konseptual penelitian
sebagai berikut:
•Persiapan UNBK masih kurang
•Rendahnya pemahaman pemangku kebijakan sekolah
•Pengadaan infrastruktur UNBK
Masalah terkait pelaksanaan UNBK
•Pembelajaran e-learning
•Peningkatan peran guru profesional
•Ketersediaan aplikasi program penunjang UNBK
•Ketersediaan SDM berkompeten di bidang IT
Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui UNBK
•Pelaksanaan UNBK berjalan dengan efektif dan efisien serta mutu pendidikan menjadai lebih baik.
Hasil yang diharapkan
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pembahasan bab ini mengenai metodologi penelitian yang digunakan. Prosedur dalam
penelitian ini meliputi jenis penelitian yang gunakan, sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data. Berikut ini adalah uraiannya.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah (MA) yang berada di daerah Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten. Adapun MA yang menjadi objek sasaran
penelitian yaitu MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory.
Penelitian ini dimulai pada September 2018 sampai dengan Februari 2019. Adapun
rincian kegiatan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rencana Pemetaan Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Penyusunan proposal √
2 Penulisan teori √ √
3 Penyusunan instrument √ √
4 Pengumpulan data √
5 Reduksi data √
6 Display data √
7 Verifikasi data √
8 Penulisan laporan penelitian √
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan ini
dikarenakan cara pengamatan dan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dalam setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti. Menurut
Lincoln dan Guba (1985: 27), perencanan penelitian kualitatif adalah skema atau
program dari penelitian yang berisi outline tentang apa yang harus dilakukan oleh
peneliti mulai dari pertanyaan sampai pada analisis dan data final yang dilakukan.
Dengan demikian, pendekatan kualitatis merupakan pendekatan yang tepat untuk
mengungkap fenomena di tempat penelitian pelaksanaan UNBK. Craswell (1988: 9)
mengelompokkan penelitian kualitatif ke dalam lima pendekatan, yaitu: 1) biography,
2) phenomenology, 3) grounded theory, 4) etnography, dan 5) case study.
Penelitian ini telah menghasilkan atau menggambarkan suatu keadaan, kondisi,
peristiwa atau fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan tentang pelaksanaan
UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory terhadap
28
upaya peningkatan mutu pendidikan di Kota Tangerang Selatan, dengan sebagaimana
adanya tanpa rekayasa.
Dengan demikian, melalui jenis dan pendekatan ini, penelitian dapat
menggambarkan secara jelas melalui data yang bersumber tertulis dan atau lisan
tentang konsep serta pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA
Al Amanah Al Gontory.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang digali dalam penelitian ini adalah data utama yang meliputi: 1)
Prosedur operasional standar pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory; 2) Dampak pelaksanaan UNBK di MAN
1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory terhadap upaya
peningkatan mutu pendidikan; 3) Faktor yang menjadi dukungan dan hambatan
dalam pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al
Amanah Al Gontory.
Selain data utama, peneliti juga membutuhkan data pendukung sebagai
pelengkap, yang meliputi:
a. Profil MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory.
b. Sarana dan prasarana pendukung UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
dan MA Al Amanah Al Gontory.
c. Keadaan tenaga pendidik dan peserta didik MAN 1 Kota Tangerang Selatan
dan MA Al Amanah Al Gontory.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber primer dan sekunder.
Sumber primer dalam penelitian ini diperoleh dari subyek penelitian yaitu Kepala
Kemenag Kota Tangserang Selatan, kepala madrasah, proktor, teknisi, siswa kelas
12 sebagai peserta UNBK, dan komite di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA
Al Amanah Al Gontory. Pemilihan subyek penelitian ini dilakukan sengaja dan
dianggap paling representative untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan
dengan fokus penelitian yaitu tentang analisis pelaksanaan UNBK pada MAN 1
Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory.
Adapun dalam proses penelitian, jumlah subyek penelitian tidak dilakukan
pembatasan yang bersifat mengikat. Akan tetapi, yang menjadi kunci pembatasan
jumlah subyek penelitian adalah apabila dianggap telah mampu menjawab semua
permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, subyek penelitian yaitu
kepala sekolah mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan
kegiatan UNBK disekolahnya, selanjutnya masing-masing 2 orang peserta didik
yang mengikuti dan mendapatkan pengalaman dalam UNBK di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory.
Selanjutnya, sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu bersumber dari
perpustakaan, terdiri dari buku-buku, literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti.
29
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi dan data yang tepat serta sesuai dengan fokus
penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi meliputi observasi,
wawancara dan studi dokumen sebagai teknik pengumpulan data. Secara rinci akan
dipaparkan sebagai berikut:
1. Studi dokumen, yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait penelitian
seperti profil lembaga, jadwal kegiatan, dan data lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yakni analisis pelaksanaan UNBK pada MAN 1 Kota Tangerang
Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory terhadap upaya peningkatan mutu
pendidikan. Untuk itu, dalam studi dokumen dalam penelitian ini digunakan
pedoman studi dokumen.
2. Wawancara secara mendalam, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan
tanya jawab secara langsung dan lisan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti, yaitu Kepala Kantor Kamenag Kota Tangerang Selatan,
kepala madrasah, proktor, teknisi, siswa kelas 12, dan komite MAN 1 Kota
Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory. Pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukkan mengenai penyusunan konsep program UNBK di sekolah,
implikasi pelaksanaan UNBK, serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory. Dalam melaksanakan wawancara digunakan pedoman wawancara,
sehingga teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dapat terukur
dengan pelaksanaan yang terfokus pada pedoman wawancara, namun lebih terbuka
terhadap pendapat dan ide-ide responden. Teknik tersebut bertujuan agar data yang
dihasilkan dapat menjawab permasalahan penelitian secara tepat, komprehensif,
dan mendalam.
3. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung dan mencatat
peristiwa, kejadian, serta kegiatan selama proses pelaksanaan UNBK di MAN 1
Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory. Maka, pedoman
observasi dipergunakan dalam melaksanakan observasi penelitian ini. Adapun
tempat yang akan menjadi objek observasi yaitu ruang ujian UNBK, laboratorium
komputer, perangkat jaringan internet, dan ruang kelas.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis non statistic yakni analisis deskriptif.
Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau fenomena
yang terjadi sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian secara sistematis,
komprehensif, dan sederhana.
Beberapa langkah yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan
Interactive Model dari Miles dan Huberman. Analisis model ini memiliki tiga
komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian
kesimpulan (Miler, 2013: 12-14). Adapun penjelasan dari langkah-langkah tersebut
ialah:
30
1. Reduksi Data
Reduksi (pengurangan dan pemotongan) data dalam penelitian ini merupakan
analisis data yang melibatkan langkah-langkah pengelompokkan dan
penyederhanaan data sesuai dengan fokus penelitian. Data yang diperoleh dari
hasil observasi, wawancara dan studi dokumen akan dipilah dan diindentifikasi,
jika terdapat data yang kurang relevan maka data akan dibuang. Kemudian data
yang relevan akan difokuskan pada hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan
UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory.
2. Penyajian Data
Pada tahap ini, data dari hasil proses reduksi data akan dikumpulkan, kemudian
disusun dengan cara naratif dan sistematis. Hal ini dilakukan untuk memahami
fenomena apa yang sedang terjadi berkenaan dengan analisis pelaksanaan UNBK
di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory.
3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Tahapan ini merupakan penarikan kesimpulan dari hasil analisis penyajian data
yang merupakan jawaban dari fokus penelitian yaitu berkenaan dengan
pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory, baik dari aspek konsep penyusunan, implikasinya serta faktor pendukung
dan penghambat dalam program pengawasan tersebut.
F. Uji Keabsahan Data
Pada tahap ini digunakan dua metode untuk mengkaji keabsahan data. Pertama,
triangulasi metode yaitu dengan cara membandingkan dan mencocokkan fenomena
yang diperoleh peneliti di lapangan (berupa catatan selama observasi) dengan data
yang diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi. Kedua, triangulasi data atau
sumber yaitu peneliti membandingkan data-data dan bukti yang diperoleh dari situasi
yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan tempat. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
1. Orang, data-data penelitian yang dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang
melakukan aktivitas yang sama.
2. Waktu, data-data penelitian dikumpulkan pada waktu yang berbeda.
3. Tempat, data-data penelitian dikumpulkan di tempat yang berbeda.
Artinya, peneliti akan mengambil dan menggali informasi dari subyek penelitian
yang telah mendapatkan pengalaman melaksanakan UNBK dalam aktivitas sama dan
melaksanakannya di waktu dan tempat yang berbeda.
31
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum MAN 1 Kota Tangerang Selatan
a. Lokasi MAN 1 Kota Tangerang Selatan
MAN 1 Kota Tangerang Selatan terletak di Desa Kademangan, Kecamatan
Setu Kota Tangerang Selatan, tepatnya di RT 03, RW 003. Dulunya desa ini
masuk dalam wilayah Kecamatan Cisauk dan baru pada tahun 2009, berpisah
dari Kecamatan Cisauk untuk membentuk kecamatan sendiri.
Luas seluruh area MAN 1 Kota Tangerang Selatan lebih kurang sekitar
tiga ribu meter persegi yang berdiri di atas tanah milik Pemerintah Desa
Kademangan. Sebenarnya lokasinya kurang strategis karena agak masuk ke
dalam perkampungan dan tidak dilalui oleh angkutan umum. Bagi siswa yang
berangkat ke madrasah naik kendaraan umum harus berjalan kaki sejauh lebih
kurang dua ratus meter untuk sampai ke lokasi ini dengan kondisi jalan yang
menurun dan juga ada tanjakan yang cukup melelahkan.
Area yang berdekatan dengan lokasi madrasah ini adalah tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah Cipeucang yang berjarak sekitar tiga ratus
meter arah barat dari madrasah. Pada jam-jam tertentu TPA sampah
cipeucang ini mengeluarkan bau yang sangat menusuk hidung dan tentunya
mengganggu tidak hanya konsentrasi belajar tetapi juga mengganggu
kesehatan siswa. Itulah sebabnya maka seluruh jendela dan ventilasi udara di
ruangan kelas di madrasah ini dibuat tertutup rapat agar udara bau yang
dihasilkan dari TPA sampah Cipeucang tidak masuk ke dalam ruangan kelas.
Untuk mengatasi udara yang panas dan pengap karena ruangan tertutup maka
seluruh ruangan kelas dilengkapi dengan pendingin udara (AC).
b. Sejarah MAN 1 Kota Tangerang Selatan
MAN 1 Kota Tangerang Selatan berdiri tahun 1997 dengan nama MAN
Serpong. MAN Serpong didirikan oleh Bapak H. Muhammad S.Ag yang juga
menjabat anggota DPRD Jawa Barat. MAN Serpong terletak di Jalan Raya
Serpong, Desa Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan
Banten. Pada tahun 2000 MAN Serpong berpindah lokasi dan membangun
gedung baru di Jl. Raya Serpong, Desa Kademangan RT. 003/003 Kecamatan
Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten. Tahun 2015 MAN Serpong berganti
nama menjadi MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Saat ini Kepala MAN 1 Kota
Tangerang Selatan ialah Bapak Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis, yang menjabat
sejak tahun 2015.
Telah banyak prestasi yang diraih oleh MAN 1 Kota Tangerang Selatan
baik dibidang akademik maupun non akademik. Hingga saat ini MAN 1
masih terus berupaya demi terciptanya sumberdaya manusia yang tidak hanya
32
mengedepankan rasio, tetapi juga memelopori munculnya sumber daya
manusia yang tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits. Dengan
didukung oleh fasilitas yang lengkap serta lingkungan yang Islami, MAN 1
Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu institusi pendidikan Islam yang
mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif di kawasan Tangerang
Selatan sesuai dengan motto Madrasah: MAN hebat, MAN bermartabat.
Kepala madrasah yang pernah memimpin MAN 1 Kota Tangerang
Selatan, antara lain:
Tabel 4.1
Daftar Kepala madrasah MAN 1 Kota Tangerang Selatan
NO KEPALA MADRASAH MASA JABATAN
1. H. Muhammad S.Ag Tahun 1997 – 2003
2. Dra. Hj. Iis Aisyah Tahun 2003 – 2013
3. Plt. Drs. Yusuf Ucup M.Pd Tahun 2013 – 2014
4. Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis Tahun 2014 – Sekarang
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
c. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 1 Kota Tangerang Selatan
1) Visi Madrasah
“Unggul dalam prestasi, kreatif, sehat, dan islami”
Indikator :
1) Terwujudnya Pengembangan Kurikulum Yang Adaptif dan Proaktif
2) Terwujudnya Proses Pembelajaran Yang Efektif dan Efisien
3) Terwujudnya Lulusan Yang Cerdas dan Kompetitif
4) Terwujudnya SDM Pendidikan Yang Memiliki Kemampuan dan
Kesanggupan Kerja Tinggi
5) Terwujudnya Sarana dan Prasarana Yang Relevan dan Mutakhir
6) Terwujudnya Manajemen madrasahan Yang Tangguh.
7) Terwujudnya Penggalangan Biaya Pendidikan Yang Memadai.
8) Terwujudnya Penilaian Yang Otentik.
9) Terwujudnya Lulusan Yang Berakhlakul Karimah.
2) Misi Madrasah
1) Memberikan hal-hal baru dalam menghadapi tantangan global
2) Mengubah pola pikir dari paradigma lama ke paradigma baru
3) Mampu mengatasi dan menghadapi semua kondisi dan situasi
4) Membangun generasi masa depan yang berakhlak mulia
33
3) Tujuan Madrasah
1) Meningkatkan kecerdasan siswa-siswi MAN 1 Kota Tangerang
Selatan dengan pola berpikir aktif dan kreatif.
2) Mencetak siswa-siswi yang berprestasi dalam IPTEK dan IMTAQ.
3) Memacu kreativitas dengan mengembangkan bakat para siswa melalui
akademis dan non akademis.
4) Menumbuhkan kesadaran pada hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari melalui pembinaan dan pembiasaan K7.
5) Menanamkan kepribadian Islami dan akhlak mulia (akhlakul karimah)
melalui pola disiplin dalam beribadah dan bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
1) Kurikulum
Pengembangan Kurikulum MAN 1 Kota Tangerang Selatan yang pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Sejak tahun pelajaran 2015/2016 MAN 1 Kota
Tangerang Selatan sudah menerapkan kurikulum 2013 pada semua kelas
yang disesuikan dengan visi, misi, dan target institusi.
2) Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran setiap mata pelajaran adalah 1 x 45 menit. Pembelajaran
di awali dengan shalat duha bersama-sama sebelum jam pembelajaran
dimulai, yaitu pada 06.45 s/d 07.15 yang dilakukan setiap hari. Kecuali
pada hari senin di minggu pertama, karena pelaksanaan upacara bendera,
senin minggu ke tiga pelaksanaan apel. Dan senin minggu ke empat
pelaksanaan pembinaan yang diisi oleh masing-masing wali kelas di
masing-masing kelas. Adapun waktu belajar efektif yang dilakukan di
madrasah selama sembilan jam terhitung dari pukul 07.15 s/d 16.00 WIB
sudah termasuk jam istirahat, sholat dan makan.
e. Data Pimpinan, Tenaga Pendidik, dan Tenaga Kependidikan MAN 1
Kota Tangerang Selatan
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018:
1) Pimpinan Madrasah
Kepala Madrasah : Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis
Wakil Kepala Madrasah
1. Bidang Kurikulum : Sunarna, S.Pd
2. Bidang Kesiswaan : M. Nurdin, S.Hi
3. Bidang Humas : Drs. H. Harwanto, M.H
4. Bidang Sarana Prasarana : Suhada, S.Pd
34
2) Tenaga kependidikan
Tabel 4.3
Daftar Nama Tenaga Kependidikan MAN 1 Kota Tangerang Selatan
No Nama Jabatan Bagian
1 Gagan Ganda Tata Usaha Kepala Tata Usaha
2 Muvida Tata Usaha Staf Tata Usaha
3 Khoeriah Tata Usaha Staf Tata Usaha
4 Sohibudin Tata Usaha Staf Tata Usaha
5 Fadhullah Tata Usaha Staf Tata Usaha
6 Rudi Tata Usaha Pramubakti
7 Jono Supriyadi Tata Usaha Keamanan
8 Lela Tata Usaha Kebersihan
9 Romli Tata Usaha Perpustakaan
10 Erni Tata Usaha Komite
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan data pada tabel 4.3 diketahui MAN 1 Kota Tangerang Selatan
memiliki tenga kependidikan tata usaha sebanyak enam orang. Kebutuhan
administrasi MAN 1 Kota Tangerang Selatan tidak hanya dikelola atau diatur
oleh satu orang saja, tetapi sudah ada pembagian tugas bagi masing-masing
pengelola tata usaha. Sehingga pelayanan dan kebutuhan administrasi yang
ada di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dapat terpenuhi dengan baik.
f. Data Peserta Didik MAN 1 Kota Tangerang Selatan
Jumlah kelas yang ada di MAN 1 kota Tangerang Selatan tahun ajaran
2017/2018 adalah 15 kelas. Kelas terdiri dari Kelas X, XI, dan XII program
MIA (IPA) dan IIS (IPS), yang terdiri dari 2 kelas MIA dan 3 kelas IIS untuk
masing-masing tingkat kelas. Adapun jumlah peserta didik MAN 1 Kota
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Rekap Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2017/2018
Kelas
Program
Jumlah MIPA
1
MIPA
2 IPS 1 IPS 2 IPS 3
IPS 4
X 33 34 35 35 36 36 209
XI 33 34 32 32 32 163
XII 37 37 33 33 32 172
TOTAL 544
Sumber: Dokumen MAN 1 Kota Tangerang Selatan
35
2. Gambaran Umum MA Al Amanah Al Gontory
a. Sejarah MA Al Amanah Al Gontory
Berdirinya Madrasah Aliyah Al Amanah Al Gontory tak lepas dari sejarah
Pondok Pesantren Al Amanah Al Gontory pada tahun 1992 yang diawali
dengan adanya keinginan Almarhum Bapak H. Nadjih Bin H. Idup selaku
Waqif Pondok Pesantren Al Amanah Al Gontory sekaligus pembina Yayasan
Al-Urwatul Wutsqo Untuk mewakafkan tanahnya seluas 5,2 hektar guna
mendirikan lembaga pendidikan seperti Pondok Modern Gontor di wilayah
Tangerang Selatan, namun saat ini yayasan tersebut telah berbah menjadi
Yayasan Al Amanah Al Gontory yang diketuai oleh Al-Ustadz Syahril
Shiddiq, S.Ag.
Berangkat dari santri dengan jumlah 5 santri putra dan dewan guru 8
orang. Namun berkat usaha, kerja keras semua pihak dan kepemimpinan yang
baik serta kerjasama yang solid, maka Pondok Pesantren Al Amanah Al
Gontory mulai mendapat nama yang baik di mata masyarakat. Dukungan
alumni dan masyarakat memberikan andil yang besar dalam perkembangan
Pondok Pesantren Al Amanah Al Gontory selanjutnya. Terlihat tahun ketahun
jumlah santri bertambah dan alumni yang melanjutkan ke perguruan tinggi di
dalam maupun luar negeri pun semakin meningkat serta peran aktif para
alumni di masyarakat, hal ini semakin memperbaiki citra Pondok Pesantren Al
Amanah Al Gontory.
b. Visi, Misi, dan Tujuan MA Al Amanah Al Gontory
1) Visi Madrasah
“Terwujudnya Insan yang Berakhlakul Karimah, Cerdas Dalam
Intelegensi (IQ), Emosi (EQ), Spiritual (SQ) yang Berguna Untuk
Kehidupannya di Masa Depan”
Indikator :
1) Suasana keagamaan dan pembelajaran dengan dilandasi budi pekerti.
2) Proses pembelajaran yang kondusif dan terukur sehingga melahirkan
insan yang cerdas.
3) Profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
4) Pengembangan potensi peserta didik yang optimal.
5) Kedisiplinan kreatifitas dan inonatif.
6) Keunggulan dalam prestasi akademik dan kualitas lulusan.
Untuk mencapai visi tersebut perlu dirumuskan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang yang direncanakan secara sistematis dan dengan
arah yang jelas.
2) Misi Madrasah
1) Mewujudkan keteladanan dan pembinaan keagamaan yang mampu
menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, sehingga menjadi
36
sumber kearifan dan dalam bertindak.
2) Mengintegrasi budi pekerti dalam proses pembelajaran.
3) Memberdayakan potensi kecerdasan peserta didik baik dalam ilmu
pengetahuan dan sain (IMTEK) maupun Iman dan Taqwa (IMTAQ)
dalam meningkatkan daya saing dan daya juang secara global.
4) Mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif.
5) Meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan.
6) Mengupayakan pengajaran dan bimbingan yang efektif dan optimal.
7) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga madrasah dengan didasari sikap disiplin dan inovatif.
8) Melatih ketrampilan berfikir, sehingga mampu memecahkan
permasalahan yang dihadapi
c. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
1) Kurikulum
MA Al Amanah Al Gontory menggunakan kurikulum yang pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional dan kurikulum pondok pesantren yang disusun oleh
manajemen pesantren. Mulai tahun pelajaran 2016/2017 MA Al Amanah
Al Gontory sudah menerapkan kurikulum 2013 pada semua kelas yang
disesuikan dengan visi, misi, dan target madrasah.
2) Kegiatan Pembelajaran
MA Al Amanah Al Gontory pada setiap mata pelajaran adalah 1 x 45
menit. Pembelajaran dimulai, yaitu pada 06.45 s/d 07.15 yang dilakukan
setiap hari. Selain itu, proses pembelajaran menyesuaikan dengan berbagai
kegiatan pondok pesantren.
d. Data Pimpinan, Tenaga Pendidik, dan Tenaga Kependidikan MA Al
Amanah Al Gontory
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di MA Al Amanah Al Gontory
Tahun Pelajaran 2017/2018:
3) Pimpinan Madrasah
Kepala Madrasah : Syamsudin, S.S, M.M
Wakil Kepala Madrasah
1. Bidang Kurikulum : Abdul Paiz, S.Pd
2. Bidang Kesiswaan : Muhammad Muhyar, S.Pd.
3. Bidang Humas : Drs. Siswanto Rahardjo
4. Bidang Sarana Prasarana : Endang Suhanda, S.Pd
37
4) Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tabel 4.8
DataTenaga Pendidik dan Kependidikan
MA Al Amanah Al Gontory
S3 S2 S1 SMA SMP JML
Tenaga Pendidik - 9 5 3 - 17
Tenaga Kependidikan - - - 1 - 1
Sumber: Dokumen MA Al Amanah Al Gontory
Kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam penigkatkan mutu
pendidikan. MA Al Amanah Al Gontory dalam proses penigkatan mutu
pendidikan tersebut didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang
memiliki kualifikasi S1 dan S2, baik dalam maupun luar negeri.
e. Data Peserta Didik MA Al Amanah Al Gontory
Ruang kelas di MA Al Amanah Al Gontory tahun ajaran 2017/2018
adalah 15 kelas. Kelas terdiri dari Kelas X, XI, dan XII program MIA (IPA)
dan IIS (IPS), yang terdiri dari 2 kelas MIA dan 3 kelas IIS untuk masing-
masing tingkat kelas. Adapun jumlah peserta didik MA Al Amanah Al
Gontory Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Rekap Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2017/2018
Kelas
Program
Jumlah MIPA
1
MIPA
2 IPS 1 IPS 2 IPS 3
IPS 4
X 36 38 37 36 35 35 217
XI 35 33 29 29 29 155
XII 38 37 34 34 34 177
TOTAL 549
Sumber: Dokumen MA Al Amanah Al Gontory
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian mengenai analisis pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) pada Madrasah Aliyah yang ada di Kota Tangerang Selatan diperoleh melalui
wawancara langsung dengan Kepala madrasah, Proktor UNBK, Pengawas UNBK,
Peserta UNBK, Komite Madrasah, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan. Pada proses analisis pelaksanaan ini, penulis memfokuskan pada
38
proses pengelolaan penyelenggara UNBK yaitu MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan
MA Al Amanah Al Gontory yang di tinjau dari aspek sumber daya manusia (SDM),
sarana dan prasarana pendukung UNBK, peserta didik, dan metode pelaksanaan
UNBK berserta hambatan pada tahap pelaksanaan UNBK. Selain itu, hasil penelitian
juga diperoleh melalui observasi langsung dan juga melakukan studi dokumentasi
terkait pelaksanaan UNBK yang telah dilaksanakan di MAN 1 Kota Tangerang Selatan
dan MA Al Amanah Al Gontory.
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, kemudian mereduksi data hasil
penelitian yang diperoleh, serta verifikasi data penelitian. Pada sub bab ini akan
disajikan temuan penelitian dan pembahasan. Penyajian data hasil penelitian terbagi
menjadi beberapa, yaitu: (1) Kebijakan UNBK pada MAN 1 dan MA Al Amanah Al
gontory di Kota Tangerang Selatan; (2) Analisis pelaksanaan UNBK pada MAN 1 dan
MA Al Amanah Al Gontory di Kota Tangerang Selatan; (3) Faktor hambatan
pelaksanaan UNBK pada MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory di Kota Tangerang
Selatan; dan (4) Dampak pelaksanaan UNBK pada MAN 1 dan MA Al Amanh Al
gontory di Kota Tangerang Selatan.
1. Kebijakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada Madrasah Aliyah di Kota
Tangerang Selatan
Dalam penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tentunya
setiap satuan pendidikan termasuk Madrasah Aliyah (MA) mengacu pada
kebijakan pendidikan yang berlaku. Adapun mengenai kebijakan pendidikan
penyelenggaraan UNBK mengacu pada PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari
Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian madrasah/Madrasah/Pendidikan
Kesetaraan dan Ujian Nasional. Perlu diketahui bahwasanya PP Nomor 13 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 68 yang berisi mengenai
penghapusan point c yaitu ujian nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan
peserta didik dari program/atau satuan pendidikan. Adapun isi pasal yang
dimaksud ialah berbasarkan PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan, menjelaskan bahwa hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk:
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. Pembinaan dan pemberi bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan (PP Nomor 13 Tahun
2015).
Selain itu, terdapat perubahan penyelenggaraan ujian nasional, yang kemudian
muncul adanya pengenalan UNBK yang terjadi pada tahun 2015, hal tersebut
berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor
0031/P/BSNP/III/2015 tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan
39
Ujian Nasinal. Jadi, penyelengaraan ujian nasional dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan ujian berbasis kertas pensil dan ujian nasional berbasis
komputer.
Untuk ditingkat Madrasah Aliyah (MA) mulai diberlakukan secara wajib bagi
MA Negeri untuk menyelenggarakan UNBK pada tahun 2017. Hal tersebut
diperkuat oleh informasi melalui wawancara dengan Kamenag Kota Tangerang
Selatan, yaitu:
“mengenai dasar hukum UNBK itu tentu ada pada Mendikbud saat itu Pak
Anies Baswedan yang tertulis pada permendikbud. Kemudian juga ada intruksi
dari Kementerian Agama bagi Madrasah Aliyah Negeri khususnya untuk
menyelenggarakan UNBK secara serentak pada tahun 2017 lalu. Untuk teknis
UNBK setiap madrasah selalu mengacu pada POS UN yang diterbitkan oleh
BSNP. Jadi, POS UN itu sudah jelas dan rinci mengenai hal-hal teknis untuk
UNBK.” (Rojak, 22 Januari 2019)
Dengan adanya UNBK pada satuan pendidikan tingkat MA akan memberikan
inovasi baru pada proses penyelenggaraan ujian nasional. UNBK pada proses
pelaksanaanya lebih efektif dan efisien bagi satuan pendidikan yang
menyelenggarakannya. Selain itu, dapat meminimalisir kebutuhan biaya yang
dikeluarkan, misalkan untuk pembuatan paket soal dan pencetakan paket soal
ujian, lalu biaya yang dibutuhkan dalam penyiapan lembar jawab komputer serta
sampai pada biaya proses pendistribusian soal ujian nasional tersebut.
Sebagaimana hasil wawancara dengan Kamenag Kota Tangerang Selatan, bahwa:
“adanya UNBK memberikan inovasi baru dalam pemanfaatan teknologi dalam
evaluasi hasil belajar siswa. Selain itu, UNBK pun dapat mengurangi
pengeluaran biaya ujian dalam hal cetak soal dan lembar jawaban komputer.
UNBK pun dapat meminimalisir kebocoran soal ujian nasional, sehingga hasil
ujian nasional pun lebih dapat dipercaya dibandingkan ujian nasional dengan
kertas. Memang untuk MA yang awal menyelenggarakan UNBK tentu harus
mempersiapkan perangkat komputer terlebih dahulu, khusus bagia MA Negeri
pihak Kementerian Agama memberikan bantuan langsung berupa komputer
kepada MA yang masih kekurangan komputer di laboratorium madrasahnya.”
(Rojak, 22 Januari 2019)
Berdasarkan informasi tersebut pun diketahui bahwa hambatan bagi madrasah
yang pertama kali menyelenggarakan UNBK ialah menyiapkan perangkat
komputer dan jaringan internet. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala MAN 1 Kota
Tangerang Selatan, hanya saja untuk penyiapan perangkat komputer membutuhkan
biaya yang cukup besar untuk pengadaannya. Namun hal itu hanya terjadi diawal
saja, untuk tahun berikutnya hanya diperlukan perawatannya saja. (Lubis, 24
januari 2019)
Sedangkan menurut kepala MA Al Amanah Al Gontory, tentunya
membutuhkan biaya yang relatif besar. Karena madrasah ini untuk pengadaan
komputer murni dari Yayasan yang menyediakan. Sama halnya dengan MAN1
40
hal tersebut hanya terjadi di awal saja, jadi untuk penyelenggaraan UNBK di tahun
berikutnya biaya tersebut tidak lagi dibutuhkan. (Syamsudin, 29 Januari 2019)
Dalam hal ini kemampuan Kepala Madrasah untuk mengelola anggaran sangat
diperlukan, tentunya dibutuhkan kerjasama antara madrasah dengan komite
madrasah agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, terdapat solusi
bagi MA yang belum siap dengan UNBK maka bisa bergabung dengan MA yang
sudah siap dengan UNBK, tentunya dengan mekanisme yang sudah disiapkan
masing-masing madrasah tersebut.
Selanjutnya berdasarkan hasil studi dokumentasi manfaat adanya UNBK ini
dipaparkan pada materi kebijakan perubahan ujian nasional alam konferensi Pers
23 Januari 2015 di Jakarta yang dipimpin langsung oleh Bapak Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anies R. Baswedan yakni manfaat adanya
pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer atau CBT yakni: (a) meningkatkan
mutu, fleksibilitas dan kehandalan ujian nasional; (b) memperlancar proses
pengadaan ujian nasional; dan (c) hasil yang lebih cepat dan detail kepada siswa,
orangtua dan madrasah (Kemdikbu, Materi Konferensi Pers tanggal 23 Januari
2015: Kebijakan Perubahan Ujian Nasional. www.litbang.kemdikbud.go.id
diakses pada tanggal 30 Nopember 2018).
Kebijakan pendidikan mengenai UNBK perlu dikembangkan kembali,
sebagaimana pendapat kebijakan pendidikan menurut Rohman (2001:128)
merupakan bagian dari kebijakan negara atau kebijakan publik pada
umumnya. Kebijakan pendidikan berdasarkan hakikat pendidikan merupakan
keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan
yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkaan
tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu
tertentu (Tilaar dan Riant Nugroho, 2008:140). Setiap kebijakan pendidikan
tentunya adalah untuk kemajuan pendidikan secara nasional. Untuk itu dengan
terus berupaya beradaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini maka pemerintah
pun harus mengikuti perkembangan tersebut dengan terus mengembangkan
kebijakan pendidikan. Dukungan pemangku kepentingan seperti dinas pendidikan,
kepala madrasah, kepala kantor kementerian tingkat provinsi atau kab/kota serta
komite terhadap pelaksanaan UNBK sangat menentukan keberhasilan dalam setiap
kebijakan pendidikan yang ditetapkan.
Kebijakan yang di terapkan pada kedua madrasah yaitu MAN 1 dan MA Al-
Amanah Al Gontory sud
2. Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada Madrasah
Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Pada analisis pelaksanaan UNBK terdapat beberapa tahapan yang dilakukan.
Pelaksanaan UNBK merupakan sebuah proses yang bukan hanya sekedar kegiatan
rutinitas saja, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan
dengan adanya mekanisme suatu sistem. Peneliti melakukan studi dokumentasi,
41
kemudian diketahui bahwa dari Peraturan BSNP Nomor 0044/P/BSNP/XI/2017
tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaran Ujian Nasional Tahun
Pelajaran 2017/2018 uraian proses UNBK ada tiga tahap, yakni tahap persiapan,
tahap pengelolaan dan tahap pelaksanaan.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan UNBK terdapat beberapa kegiatan yang harus
dipersiapkan oleh setiap Madrasah Aliyah (MA), diantaranya: (1) sosialisasi
UNBK; (2) pendataan madrasah; (3) verifikasi sarana dan prasarana; (4)
penetapan madrasah penyelenggara UNBK; dan (5) penetapan jadwal UNBK.
1) Sosialisasi UNBK
Dalam hal sosialisasi UNBK dilakukan oleh Kementerian Agama
Tingkat Provinsi kepada masing-masing madrasah yang berada di wilayah
yang berbeda-beda. MAN 1 Kota Tangerang Selatan berada pada wilayah
provinsi Banten dan pemberitahuan mengenai adanya UNBK dilakukan
oleh Kementerian Agama Wilayah Provinsi Banten (Kanwil Kemenag
Banten) melalui Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Penma).
Melalui kegiatan sosialisasi ini pihak Kabid Penma melakukan
pemberitahuan informasi mengenai UNBK di madrasah. (Lubis, 24
Januari 2019)
Seperti keterangan dari Kepala Madrasah MAN 1 Kota Tangerang,
menyebutkan bahwa:
“sosialisasi tersebut membahas tentang penyelenggeraan UNBK di
Madrasah Aliyah, serta memberitahukan kepada pihak MA yang
mana yang sudah siap untuk mengikuti UNBK ini diharapkan untuk
mengisi form pengajuan untuk dapat dilakukan proses verifikasi.”
(Lubis, 24 Januari 2019)
Selanjutnya, Kepala MA Al Amanah Al Gontory menambahkan
bahwa pentingnya menyamakan persepsi awal dalam menyelenggarakan
UNBK, agar setiap madrasah mempunyai pemahaman yang sama
(Syamsudin, 29 Januari). Kegiatan sosialisasi tersebut berupa adanya
pengenalan komputer atau penggunaan komputer dalam pelaksanaan ujian
nasional yang ada di madrasah. Serta membahas tentang mekanisme
pelaksanaan, syarat sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan prosedur
penyelenggaraan pada tingkat madrasah. (Rojak, 22 Januari 2019)
Pentingnya kegiatan sosialisasi bagi MA yang akan menyelenggarakan
UNBK, diharapkan mampu sebagai acuan MA sebelum benar-benar siap
dalam melaksanakan UNBK. Selain itu, peran kepala madrasah pun harus
benar-benar mengetahui kondisi madrasah yang dipimpinnya, jika
memang sarana dan prasarana belum tercukupi maka tidak memaksakan
penyelenggaraan UNBK adalah langkah tepat. Seperti pendapat Subali
(2012:22) menjelaskan fungsi evaluasi pembelajaran sebagai arah dan
42
petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran baik guru maupun siswa,
sebagai gambaran kepada guru dan siswa tentang perkembangan baik
kemampuan maupun personalitas siswa, sehingga dapat dikenali kondisi
produktifitas siswa, sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya untuk
meningkatkan prestasi baik oleh guru maupun siswa, sebagai motivasi
siswa agar berusaha untuk meningkatkan prestasi, sebagai masukan untuk
perbaikan dan pelaksanaan program berikutnya, sehingga diharapkan
pembelajaran berikutnya menjadi semakin baik.
2) Pendataan madrasah
Untuk dapat melaksanakan UNBK langkah selanjutnya yang harus
dilakukan oleh MAN 1 Kota Tangerang Selatan ialah mengisi dan
mengirimkan form kesanggupan yang telah disediakan oleh Bidang
Pendidikan Madrasah Kementerian Agama. Adapun dalam form tersebut
berisi kesanggupan bagi madrasah yang siap menyelenggarakan UNBK
pada tahun pelajaran tersebut. Dalam form tersebut juga dilampirkan
mengenai biodata madrasah, daftar nama proktor dan data peserta yang
akan mengikuti UNBK (Lubis, 24 Januari 2019).
Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan proktor UNBK
di MA Al Amanah Al gontory.
“saat akan mengajukan madrasah sebagai peserta UNBK, harus
mengisi form terlebih dahulu di Kamenag. Dan kemarin juga
mengirimkan berkas pendukung seperti daftar siswa kelas 12, biodata
madrasah, dan proktor yang telibat UNBK.” (Permana, 24 Januari
2019)
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwasanya setiap
madrasah yang hendak menyelenggarakan UNBK harus mendaftarkan
terlebih dahulu kepada instansi yang berwenang. Karena hal tersebut juga
diatur oleh BSNP melalui Prosedur Operasional Standar yang telah
ditetapkan setiap tahun pelajaran. Selain itu, peran pemerintah sebagai
mitra satuan pendidikan harus menjadi jembatan dalam mensukseskan
UNBK.
3) Verifikasi sarana dan prasarana
Verifikasi tentang keadaan sarana dan prasarana pendukung
penyelenggaraan UNBK ialah langkah selanjutnya setelah melakukan
pendataan madrasah. Pada kegiatan verifikasi ini berdasarkan keterangan
Kepala Madrasah MAN 1 Kota Tangerang Selatan menjelaskan bahwa,
pengecekan sarana terutama perangkat komputer yang dimiliki madrasah
sangat menjadi fokus dalam verifikasi ini, selain itu keadaan spesifikasi
ruangan laboratorium dan komputer serta jumlah peralatan lainnya seperti
jaringan LAN, ruang laboratorium, daya tegangan listrik dan jaringan
internet (Lubis, 24 Januari 2019)
43
Sedangkan verifikasi sarana dan prasarana pada MA Al Amanah Al
Gontory persiapan ruangan laboratorium yang cukup luas, serta pengadaan
komputer dan jaringan internet yang harus dipersiapkan sebelum
pelaksanaan UNBK. Agar pada pelaksanaan tidak ada hambatan.
(Syamsudin, 29 Januari 2019)
4) Penetapan madrasah penyelenggara UNBK
Penetapan madrasah penyelenggara UNBK dilakukan oleh Kemenag,
setelah dilakukan pendataan dan verifikasi sarana dan prasarana di MAN 1
dan MA Al Amanah Al Gontory (Lubis, 24 Januari 2019, Syamsudin 29
Januari 2019). Setidaknya ada beberapa aspek yang harus terpenuhi oleh
madrasah agar dapat ditetapkan sebagai madrasah penyelenggara UNBK,
yaitu: (a) Tim Teknis UNBK Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kewenangannya, melakukan verifikasi dan menetapkan
madrasah/madrasah pelaksana UNBK dan madrasah yang bergabung, dan
madrasah/madrasah yang mengikuti UN di tempat pelaksanaan UNBK
(menumpang); (b) madrasah/madrasah yang dapat ditetapkan sebagai
pelaksana UNBK telah memenuhi persyaratan telah terakreditasi, tersedia
sejumlah komputer dan server sesuai kebutuhan, memenuhi persyaratan
teknis yang ditetapkan oleh Panitia UN Tingkat pusat; (c) Tim Teknis
UNBK Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya,
memasukkan data madrasah/madrasah pelaksana UNBK ke situs web
UNBK; dan (d) madrasah/madrasah yang sudah ditetapkan sebagai
pelaksana UNBK diberi username dan password. (Peraturan BSNP Nomor
0044/P/BSNP/XI/2017: 29).
Adapun mengenai jadwal pelaksanaan UNBK untuk Madrasah Aliyah
di MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory pada tahun ajaran 2017-2018
ialah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Jadwal UNBK Madrasah Aliyah
Hari & Tanggal Sesi Pukul Mata Pelajaran
Senin,
9 April 2018
1
2
3
07.30 – 09.30
10.30 – 12.30
14.00 – 16.00
Bahasa Indonesia
Selasa,
10 April 2018
1
2
3
07.30 – 09.30
10.30 – 12.30
14.00 – 16.00
Matematika
Rabu,
11 April 2018
1
2
3
07.30 – 09.30
10.30 – 12.30
14.00 – 16.00
Bahasa Inggris
44
Kamis,
12 April 2018
1
2
3
07.30 – 09.30
10.30 – 12.30
14.00 – 16.00
Satu mata pelajaran jurusan
yang diujikan*)
*) Peserta UNBK pada SPK memilih satu mata pelajaran jurusan IPA,
IPS, Bahasa, atau Keagamaan yang diujian dalam Ujian Nasional.
b. Tahap Pengelolaan
Terdapat beberapa aspek yang dilakukan dalam tahap pengelolaan. Antara
lain meliputi personalia, sarana dan prasarana, peserta didik dan sistem
UNBK. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1) Pengelolaan Personalia UNBK di Madrasah
Kegiatan yang dilakukan di MAN 1 Kota Tangerang Selatan dalam
manajemen personalia UNBK adalah meliputi perencanaan, perekrutan,
penempatan atau penugasan dan pelatihan (Lubis, 24 Januari 2019). Kepala
MA Al Amanah Al Gontory menambahkan pengelolaan guru, proktor, dan
teknisi menjadi kunci sukses secara teknis dalam penyelenggaraan UNBK di
madrasah (Syamsudin, 29 Januari 2019. Berdasarkan informasi tersebut,
nampaknya dapat diketahui dalam menyiapankan sumber daya madrasah harus
dikelola dengan tepat. Madrasah penyelenggara UNBK harus mampu
menyediakan atau memilih sumber daya manusia yang tepat sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi sesuai dengan POS UNBK yang ditetapkan BSNP.
a) Perencanaan
Perencanaan adalah aspek penting yang dilakukan dalam proses
pelaksanaan suatu kegiatan. Salah satu yang harus dilakukan adalah
perencanaan mengenai tenaga atau personalia yang dibutuhkan dalam kegiatan
yang dilaksanakan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh proktor MAN 1 Asiah
dan Rofieq (2011:82) “Perencanaan melibatkan orang-orang yang mampu dan
terlibat dalam pelaksanaannya”. Oleh karena itu perencanaan ujian nasional
perlu melibatkan berbagai pihak, seperti guru, kepala madrasah, MGMP,
LPMP, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, lembaga pelaksana pengujian
nasional, dan BSNP.
Hal tersebut secara langsung dipaparkan oleh salah satu Proktor UNBK di
MAN 1 Kota Tangerang Selatan, yakni:
“Proses perencanaannya ya, Kepala Madrasah merencanakan dan siapa
yang nanti akan menjadi proktor dan teknisi pada UNBK. Secara khusus
hanya itu.”
Pernyataan itu diperkuat oleh Kepala Kamenag Kota Tangerang Selatan,
45
“untuk personalia UNBK di Madrasah Aliyah, pihak Kamenag untuk
perencanaannya tidak ada, karena sudah ada bagian sendiri yang
mengurusi UN. Mungkin perencanaan disini kami membantu memberikan
kriteria bagi penetapan proktor di madrasah penyelenggara UNBK.”
Pada penetapan proktor terdapat kriteria persyaratan yang dijadikan acuan
dalam menetapkan seorang proktor. Proktor harus memiliki pengetahuan atau
kompetensi dalam bidang teknologi informasi dan jaringan. Sebagaimana
pernyataan dari salah satu Proktor di MA Al Amanah Al Gontory
“kriterianya kalau untuk proktor harus menguasai atau memiliki
kompetensi di bidang teknologi dan informasi serta jaringan. Untuk teknisi
sama saja. Akan tetapi tidak harus begitu menguasai tentang bidang
terkait.” (Budi, 29 Januari 2019)
Berdasarkan dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam proses perencanaan personalia ujian nasional berbasis komputer hanya
dikhususkan untuk penetapan proktor dan teknisi. Karena hanya proktor dan
teknisi yang nantinnya terlibat secara langsung dalam pelaksanaan ujian
nasional berbasis komputer. Penetapan proktor dan teknisi dengan
memperhatikan kompetensi bidang teknologi informasi dan komunikasi serta
jaringaan sebagai kriteria persyaratan penetapannya.
b) Penetapan/Perekrutan
Proses perekrutan proktor dan teknisi adalah proses yang dilakukan untuk
menetapkan orang atau personalia yang akan dijadikan atau diberikan tugas
sebagai proktor dan teknisi. Perekrutan proktor dan teknisi di MAN 1 dan MA
Al Amanah Al gontory dilakukan oleh Kepala Madrasah dengan cara
mengambil atau menetapkan personalia yang ada di madrasah yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Secara spesifik mengenai kriteria penetapan
personalia UNBK yaitu proktor dan teknisi adalah harus memiliki pengetahuan
dan keahlian dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta jaringan.
(Lubis, 22 Januari 2019, syamsudin 29 Januari 2019)
Peneliti melakukan studi dokumentasi mengenai penetapan proktor dan
teknisi. Dapat diketahui bahwa penetapan dilakukan oleh Kepala Madrasah
dengan dibuktikan dari adanya Surat Keputusan Kepala Madrasah nomor:
422/184 tentang Susunan dan Personalia Penyelenggara Ujian madrasah dan
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018. Pada SK tersebut penetapan
panitia yang dilakukan adalah untuk penetapan panitia UNBK. Jadi penetapan
yang dilakukan hanya dengan cara penunjukkan langsung personalia yang
dibutuhkan oleh Kepala Madrasah berdasarkan dasar kriteria kompetensi yang
diperlukan.
46
c) Pengorganisasian/Penugasan
Pengorganisasian adalah penyatuan atau penghimpunan sumber daya
manusia dan sumber lainnya dalam organisasi. Pelaksanaan fungsi
pengorganisasian yang baik akan menghasilkan suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan yang bulat dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 1993:40). Jadi dalam pengorganisasian
disini adalah proses mengatur, mengalokasikan serta mendistribusikan
pekerjaan atau pembagian tugas personalia yang terlibat dalam pelaksanaan
UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
Proses implementasi UNBK yang mutlak terlibat langsung adalah
madrasah yaitu proktor dan teknisi. Adapun tugas dari proktor sebagaimana
yang dipaparkan oleh Proktor MAN 1 Kota Tangerang Selatan,
“...tugas proktor itu adalah menangani keseluruhan pelaksanaan UNBK
yang berkaitan dengan hal teknis. Seperti dari mulai penyiapan, men-
setting komputer server dan client (peserta), penyiapan sistem UNBK,
sebagai pelaksana operator server saat kegiatan gladi bersih atau latihan
ujicoba tryout dan pada pelaksanaan UNBK, serta semua hal teknis yang
berkaitan dengan itu kaya sinkronisasi, download soal, upload hasil
pengerjaan siswa...” (Permana, 24 Januari 2019)
Proktor MA Al Amanah Al Gontory (Budi, 29 Januari 2019) pun
menambahkan untuk tugas teknisi yakni,
“Sedangkan teknisi adalah orang yang membantu proktor dalam
pelaksanaan UNBK ini. Seperti dalam membantu dalam mensetting
komputer client (peserta), pendistribusian TOKEN kepada peserta pada
proses pelaksanaan UNBK , membantu peserta dalam proses akhir
pengerjaan atau log out sistem UNBK di komputer client (peserta) serta
sebagai orang pertama yang menangani apabila terjadi masalah dalam
ruang ujian saat pelaksanaan UNBK.”
Tugas Proktor antara lain adalah sebagai berikut :
(1) Penyiapan komputer server lokal madrasah dan komputer client atau
peserta yang digunakan.
(2) Penyettingan komputer server madrasah dan komputer client atau peserta.
(3) Penyiapan sistem UNBK yang berupa penginstallan aplikasi kedalam
komputer server madrasah dan komputer client atau peserta.
(4) Melakukan kegiatan sinkronisasi dan perilisan kode TOKEN kepada
server pusat Puspendik.
47
(5) Memonitoring pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer atau UNBK
pada komputer server lokal madrasah.
(6) Melakukan proses penyimpanan dan upload hasil pengerjaan peserta ujian
nasional berbasis komputer atau UNBK di MAN 1 dan MA Al Amanah Al
Gontory Kota Tangerang Selatan serta dokumen lainnya seperti berita
acara dan daftar hadir peserta kepada server pusat Puspendik. (POS
UNBK, 2018 dan Budi, 29 Januari 2019)
Sedangkan tugas dari Teknisi antara lain sebagai berikut :
(1) Mempersiapkan infarstruktur UNBK yang meliputi ruang ujian, meja,
kursi serta daya cadangan suplai listrik.
(2) Membantu proktor dalam penyiapan dan penyettingan komputer client
atau peserta yang digunakan.
(3) Mengawasi dan membantu dalam ruang ujian apabila terjadi kendala
teknis selama pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer berlangsung.
(4) Mendistribusikan kode TOKEN kepada peserta ujian di setiap ruang ujian.
(7) Mengisi berita acara keberlangsungan pelaksanaan ujian nasional berbasis
komputer atau UNBK di setiap ruang ujian. (POS UNBK, 2018; Permana,
24 Januari 2019; Budi, 29 Januari 2019)
d) Pembinaan
Dalam proses pembinaan personalia UNBK di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan, kegiatan yang dilakukan adalah adanya pemberian latihan yang
berbentuk workshop kepada personalia UNBK yang terkait yaitu proktor dan
teknisi UNBK madrasah. (Lubis, 22 Januari 2019) Pelatihan disini dilakukan
sebagai metode pemberian informasi bagi proktor mengenai pelaksanaan
UNBK nanti. Pelaksanaan pelatihan proktor diselenggarakan oleh pihak TIM
dari PUSPENDIK dan Dinas Dikpora. Kegiatan pelatihan tersebut
dilaksanakan pada tanggal 17-20 Maret 2018 yang dilaksanakan di Kemenag
Kota Tangerang Selatan dengan widiaswara dari pihak TIM PUSPENDIK.
(Rojak, 22 Januari 2019)
Pembinaan di MA Al Amanah Al Gontory untuk kegiatan yang diadakan
oleh pemerintah pusat diadakan serentak dengan seluruh MA yang ada di Kota
Tangerang Selatan. Untuk pembinaan personalia yang dilaksanakan di MA Al
Amanah Al Gontory dilakukan oleh pemangku kepentingan yang ikut andil
dalam pelaksanaan UNBK. (Syamsudin, 29 Januari 2019)
Adapun materi yang diberikan pada pelatihan tersebut adalah mengenai
persyaratan infrastruktur yaitu terkait dengan spesifikasi komputer yang
digunakan, prosedur penginstalan dan pensettingan aplikasi pada komputer
server lokal madrasah dan client (peserta), prosedur penyiapan sistem UNBK
48
yang digunakan, serta prosedur mekanisme pelaksanaan UNBK. Serta
pelatihan proktor dan teknisi tersebut memberikan hasil berupa pemberian
aplikasi sistem UNBK yang diberikan kepada proktor madrasah agar
dilakukan penginstalan di komputer server lokal.
2) Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Proses pengelolaan sarana dan prasarana ujian nasional berbasis komputer
disini melakukan beberapa kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan
dan pendistribusian.
a) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam proses perencanaan sarana dan prasarana
UNBK disini adalah pemenuhan kriteria persyaratan infrastruktur UNBK.
Pemenuhan kriteria persyaratan infrastruktur menjadi salah satu acuan dalam
penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer ini. Karena pelaksanaan
UNBK tidak dapat berlangsung apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak
dapat dipenuhi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang Proktor
MAN 1.
“Proses yang dilakukan adalah persiapan untuk infrastrukturnya.Seperti
ketersedian komputer server dan untuk client, jaringan internet, UPS, serta
ruang ujian.” (Permana, 24 Januari 2019)
Pemenuhan kriteria persyaratan infrastruktur menjadi salah satu acuan
dalam penyelenggaraan UNBK ini. Karena pelaksanaan UNBK tidak dapat
berlangsung apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dapat dipenuhi.
Adapaun kriteria mengenai persyaratan infrastruktur dipaparkan langsung oleh
Kepala Madrasah MA Al Amanah Al gontory
“Kriteria persyaratannya sebagai berikut 1) Komputer personal (PC) atau
laptop sebagai client (peserta) dengan rasio jumlah client dibanding
jumlah peserta UN minimal 1 : 3 serta client cadangan minimal 10%.. 2)
Server yang memadai dilengkapi dengan UPS, 3) Jaringan lokal (LAN)
dengan media kabel, 4) Koneksi internet dengan kecepatan yang memadai,
5) Asupan listrik yang memadai (diutamakan memiliki genset dengan
kapasitas yang memadai , 6) Ruangan ujian yang memadai.” (Syamsuddin,
29 Januari 2019)
Adapun ketentuan kriteria infrastruktur UNBK antara lain :
(1) Komputer personal (PC) atau laptop sebagai client(peserta) dengan rasio
jumlah client dibanding jumlah pesertaUN minimal 1 : 3 serta
client(peserta) cadangan minimal 10%.
49
(2) Server yang memadai dilengkapi dengan UPS.
(3) Jaringan lokal (LAN) dengan media kabel.
(4) Koneksi internet dengan kecepatan yang memadai
(5) Asupan listrik yang memadai (diutamakan memiliki genset dengan
kapasitas yang memadai.
(6) Ruangan ujian yang memadai. (POS UNBK, 2018)
b) Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana ujian nasional berbasis komputer atau
UNBK dapat dilakukan dengan cara pembelian, menerima bantuan atau
memperbaiki infrastruktur dan pemanfaatannya. Proses pengadaannya hanya
memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada di madrasah dengan
adanya sedikit perbaikan pada sarana dan prasarana yang digunakan dan juga
mendapat bantuan dari Kanwil Kamenag Tingkat Provinsi berupa komputer.
Seperti yang diungkapkan oleh kepala MAN 1 Kota Tangerang Selatan,
“pengadaan sarana dan prasarana UNBK dapat dilakukan dengan membeli
atau memperbaiki infrastruktur yang sudah ada di madrasah dan pernah
juga mendapat bantuan dari Kanwil Kamenag Banten.” (Lubis, 24 Januari
2019)
Pernyataan tersebut diperkuat pernyataan dari Komite MA Al Amanah Al
Gontory,
“ya mungkin prosesnya pengadaanya bisa dengan melakukan pembelian
atau memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada dan meminta bantuan
pada pihak terkait. Dan jika madrasah mempunyai hambatan biasanya
mereka mengajak saya, sebagai komite untuk mendiskusikannya.”
(Anwar, 25 Januari 2019)
Perbaikan pada sarana dan prasarana UNBK dilakukan oleh proktor dan
teknisi. Perbaikan sarana dan prasarana tersebut dilakukan jauh sebelum
pelaksanaan tryout UNBK dilakukan. Karena hal itu bertujuan agar pada saat
pelaksanaan tryout UNBK, sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah dapat
digunakan dengan optimal. Hal tersebut dipaparkan langsung oleh salah
seorang Proktor MAN 1.
“dalam pengadaan sarana dan prasarana UNBK kami tidak melakukan
pengadaan hanya melakukan perbaikan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang sudah ada.” (Permana, 24 Januari 2019)
50
Pernyataan tersebut ditambahkan oleh Kepala Madrasah,
“...pemenuhan persyaratan infrastruktur UNBK itu. Dari pemenuhan
jumlah komputer yang sesuai dengan kriteria spesifikasi yang dibutuhkan.
Lalu pemenuhan ruang ujian jika perlu penambahan, jaringan internet
yang memadai dan lain-lain yang terkait.” (Lubis, 24 Januari 2019)
Perbaikan sarana dan prasarana UNBK yang dilakukan meliputi
pergantian spare part atau komponen hardware komputer server lokal
madrasah dan pengadaan ruang server lokal madrasah. Perbaikan spare part
atau komponen hardware komputer server lokal madrasah dilakukan dengan
cara mengganti hardware komputer dan disesuaikan dengan kriteria yang
ditetapkan pada spesifikasi komputer UNBK. Penggantian tersebut meliputi
penambahan RAM komputer dan Processor komputer server. (Permana, 24
Januari 2019)
Penambahan komponen komputer tersebut hanya dilakukan pada
komputer server lokal madrasah. Karena dalam pelaksanaan UNBK ini
memerlukan komputer dengan spesifikasi yang tinggi untuk komputer server
lokal madrasah. Untuk komputer client atau peserta, tidak melakukan
penambahan ataupun perbaikan. Karena telah memiliki komputer client atau
peserta yang biasa digunakan dalam pembelajaran. Selain itu mengenai
spesifikasi komputer dan jumlah komputer client atau peserta juga sesuai
dengan rasio penggunaan komputer dengan jumlah siswa dan kriteria
persyaratan UNBK.
c) Pendistribusian
Bafadal dalam Tim Dosen AP (2011:81) berpendapat bahwa
pendistribusian perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan
tanggung jawab dari seseorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-
unit atau orang-orang yang membutuhkan barang tersebut. Dapat disimpulkan
proses pendistribusian adalah suatu kegiatan panataan barang atau penempatan
perlengkapan pada suatu tempat yang didalamnya terdapat orang-orang
membutuhkan perlengkapan tersebut.
Pendistribusian sarana dan prasarana ujian nasional berbasis komputer di
MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory, dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Prosedur pembagian atau penempatan
yang dilakukan dibuat sendiri oleh pihak MAN 1 Kota Tangerang dan MA Al
Amanah Al Gontory. Dengan mengacu pada ketentuan yang ada dalam
panduan POS UN dari BSNP. Panduan POS UN menjelaskan bahwa satu
komputer server lokal madrasah dapat mengakses maksimal 40 komputer
client atau peserta. Seperti yang diungkapakan oleh Proktor MAN 1 Kota
Tangerang Selatan,
51
“untuk prosedurnya itu satu komputer server lokal madrasah maksimal
bisa diakses oleh 40 komputer. Tapi kita batasi juga untuk penggunaannya
dalam ruang ujian. Begini satu ruang ujian kita tetapkan ketentuan jumlah
kapasitas yang disediakan sebanyak 22-24 perangkat.” (Permana, 22
Januari 2019)
Hal yang sama di ungkapkan oleh Proktor MA Al Amanah Al Gontory,
“dalam pelaksanaannya penggunaan komputer bisa dipakai dalam 3 sesi,
yaitu pada pagi, siang dan sore. Pembagian ini pun di sesuaikan dari
jumlah siswa yang mengikuti UNBK. Jumlah komputer yang di sediakan
sekolah berjumlah 42 komputer. Di bagi menjadi 2 ruangan
Laboratorium. (Budi, 29 Januari 2019)
3) Pengelolaan Peserta Didik UNBK
Proses pengelolaan peserta ujian UNBK di MAN 1 Kota Tangerang
Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory disini yang dilakukan adalah kegiatan
yang meliputi : perencanaan, penempatan dan pembinaan.
a) Perencanaan
Proses perencanaan peserta didik yang dilakukan adalah proses
pendaftaran peserta didik UNBK kepada Puspendik. Proses pendaftaran
peserta UNBK dilakukan dengan cara mendata siswa MAN 1 Kota Tangerang
Selatan dan MA Al Amanah Al Gontory, kemudian melampirkan pada Form
Kesanggupan Penyelenggaraan UNBK yang dikumpulkan kepada pihak
Kemenag. Selanjutnya data tersebut dikirimkan kepada Puspendik untuk dapat
diolah dan diproses untuk dikembalikan kepada madrasah. (Lubis, 24 Januari
2019 dan Syamsudin, 29 Januari 2019)
Proses pengembalian data siswa dari Puspendik kepada madrasah telah
ditambahkan data mengenai Username dan Password siswa. Agar dalam
pelaksanaannya siswa dapat masuk kedalam sistem UNBK menggunakan
nama yang bersangkutan dan terdeteksi oleh Server pusat.
Data mengenai peserta ujian UNBK didapatkan data siswa yang telah
didaftarkan pada pusat yang disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari
nama peserta, username, password dan pembagian ruang. Adapun uraian
singkat dari data tersebut adalah
(1) Jumlah peserta yang ikut dalam pelaksanaan UNBK sebanyak 172 siswa
dari 5 (rombel) rombongan belajar kelas XII;
52
(2) Pembagian siswa dalam ruang ujian dan sesi ujian;
(3) Contoh username U04050020018 artinya P = Kode untuk MA, 04 = Kode
Provinsi, 03 = Kode Kabupaten, 002 = Kode madrasah dan 0018 = Kode
peserta;
(4) Contoh Password 0020018*, artinya Password peserta diambil dari 7 digit
nomor dari belakang username peserta. (Studi Dokumentasi, 2019).
b) Penempatan
Berdasarkan data dari kegiatan perencanaan didapatkan bahwa peserta
MAN 1 Kota Tangerang Selatan yang mengikuti UNBK tahun pelajaran
2017/2018 ini sebanyak 172 siswa. Dari jumlah data peserta MAN 1 Kota
Tangerang Selatan tersebut terdapat 2 program jurusan yaitu MIPA dan IPS.
Untuk MIPA terdapat 2 rombongan belajar dan IPS terdapat 3 rombongan
belajar. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
(1) MIPA XII
a) MIPA XII-1 sebanyak 37
b) MIPA XII-2 sebanyak 37
(2) IPS XII
a) IPS XII-1 sebanyak 33
b) IPS XII-2 sebanyak 33
c) IPS XII-3 sebanyak 32
Dan untuk MA Al Amanah Al Gontory pada tahun pelajaran 2017-2018
yang mengikuti UNBK sebanyak 177 siswa, dengan 2 program jurusan yaitu
MIPA dan IPS. Dengan rincian sebagai berikut:
(1) MIPA XII
a) MIPA XII-1 sebanyak 38
b) MIPA XII-2 sebanyak 37
(2) IPS XII
a) IPS XII-1 sebanyak 34
b) IPS XII-2 sebanyak 34
c) IPS XII-3 sebanyak 34
Mengenai prosedur pembagian peserta pada ruang ujian bahwa Madrasah
menggunakan 3 ruang ujian dengan kapasitas yang disediakan untuk satu
ruang ujian dapat memenuhi sebanyak 30 orang. Dalam pelaksanaan UNBK
ini dibagi menjadi beberapa sesi ujian untuk satu mata pelajaran dalam satu
hari. Jadi dalam satu hari terdapat 3 kali pelaksanaan ujian. Pembagian peserta
UNBK kedalam ruang ujian dan sesi ujian dilakukan cara pembagian kapasitas
per satu ruang ujian yang digunakan.
53
c) Pembinaan
Proses pembinaan peserta didik madrasah yang dilakukan adalah proses
pembekalan siswa atau penyiapan siswa dalam rangka pelaksanaan UNBK ini.
Penyiapan siswa tersebut dilakukan dengan cara mengadakan latihan dan
tryout pelaksanaan UNBK.
Terdapat 2 jenis kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyiapan siswa
dalam pelaksanaan UNBK. Yaitu kegiatan simulasi UNBK yang diadakan
oleh madrasah itu sendiri dan gladi bersih UNBK yang dilaksanakan oleh
Pusat. Simulasi yang diadakan oleh MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA
Al Amanah Al Gontory dilakukan secara online dengan memanfaatkan media
pembelajaran online yang sudah tersedia. Yaitu e-learning siswa atau
Learning Management System (LMS) yang menggunakan aplikasi dari
moodle. Pelaksanaan latihan menggunakan LMS ini dilakukan secara online
dan dikondisikan sama persis dengan segi tampilan pengerjaan soal oleh
peserta UNBK . Akan tetapi untuk isi soalnya berbeda dengan soal UNBK
yang nanti dikerjakan. Soal latihan UNBK dibuat oleh guru pengampu yang
bersangkutan dan disesuaikan bobot soalnya dengan soal UNBK . (Permana,
24 Januari 2019, Budi 29 Januari 2019)
Kegiatan tryout selanjutnya adalah kegiatan latihan yang diadakan oleh
Pusat. Kegiatan ini yang disebut dengan gladi bersih UNBK. Pelaksanaan
gladi bersih UNBK di MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory ini
dilaksanakan serempak pada seluruh madrasah penyelenggara UNBK.
Pelaksanaan tersebut dilaksanakan pada H-7 sebelum pelaksanaan UNBK
secara. Pelaksanaan gladi bersih ini dikondisikan persis seperti pada
pelaksanaan UNBK yaitu dengan menggunakan aplikasi UNBK. Agar dapat
memberikan gambaran asli mengenai mekanisme pelaksanaan UNBK yang
nanti akan dilaksanakan. Serta dijadikan bahan evaluasi agar dapat segera
ditindak lanjuti. Mengenai soal yang dikerjakan pada saat pelaksanaan gladi
bersih juga berbeda dengan soal pelaksanaan UNBK . Akan tetapi dari segi
bobot soal sama saja.
4) Pengelolaan Sistem UNBK
Proses penyiapan sistem UNBK dilakukan oleh proktor dan dibantu oleh
teknisi. Proktor melakukan penyiapan sistem UNBK pada komputer server.
Sebagaimana dipaparkan oleh Proktor MAN 1 kota Tangerang Selatan,
“Mekanismenya yaitu yang 1) pihak madrasah harus menginstal aplikasi
Virtual BOX yang didapat dari pelatihan proktor dikomputer serverlokal
madrasah, lalu dilanjutkan dengan pembuatan yang namanya Virtual
Machine dan aplikasi CBT Sync di komputer server. Lalu setelah berhasil
54
di install kami menjalankan aplikasi tersebut yaitu aplikasi CBT Sync
untuk mengaktifkan sistem agar dapat terlihat data server lokal madrasaah
kami di server pusat. Setelah itu berkaitan dengan proses sinkronisasi dan
downloading soal UNBK serta nanti pada saat pelaksanaan dipergunakan
untuk meminta TOKEN pada server pusat untuk mengakses sistem UNBK
tersebut oleh peserta ujian. Dan menginstall aplikasi browser chrome pada
komputer client dan pemasangan kabel LAN pada switch komputer server
lokal madrasah.” (Permana, 24 Januari 2019)
Mekanismenya dalam penyiapan sistem pada komputer server lokal
madrasah baik di MAN 1 maupun MA Al Amanah Al Gontory adalah sebagai
berikut :
a) Menyetting komputer server dengan pemasangan aplikasi Virtual BOX.
b) Pembuatan Virtual Machine agar bsa dijalankan operasinya di komputer
server.
c) Membukan dan menjalankan aplikasi yang bernama CBT Sync.
d) Memasukkan ID server madrasah untuk mengaktifkan server ke server
pusat.
e) Melakukan sinkronisasi ke server pusat. (Permana, 24 Januari 2019 dan
Budi, 29 Januari 2019)
Selanjutnya adalah penyiapan komputer client atau peserta UNBK. Proses
penyiapan ini dilakukan juga oleh proktor dan dibantu oleh teknisi. Adapun
mekanisme penyiapan komputer client atau peserta sebagaiberikut :
a) Menyetting komputer client dengan pemasangan aplikasi Google Chrome
Browser.
b) Pemasangan kabel LAN dan port agar bisa terkoneksi dengan komputer
server lokal madrasah. (Permana, 24 Januari 2019 dan Budi, 29 Januari
2019)
Apabila langkah dalam penyiapan sistem pada komputer server telah
dilakukan, langkah selanjutnya adalah menjalankan proses sinkronisasi. Proses
sinkronisasi adalah proses menghubungkan komputer server lokal madrasah
dengan komputer pusat. Karena dalam proses sinkronisasi tersebut
kegunaannya berkaitan dengan:
a) Mengaktifkan server madrasah
b) Proses downloading soal UN
c) Perilisan TOKEN, dan
55
d) Proses upload hasil pengerjaan peserta kepada server pusat. (Permana, 24
Januari 2019 dan Budi, 29 Januari 2019)
Mengenai mekanismenya proses sinkronisasi ini dilakukan oleh proktor
MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory dengan cara menggunakan komputer
server. Adapun mekanismenya proses sinkronisasi secara rinci sebagai berikut
:
1) Proktor menjalankan Virtual Machine di komputer server lokal madrasah.
2) Proktor menjalankan aplikasi yang bernama CBT Sync
3) Proktor memasukkan ID server lokal madrasah untuk mengaktifkan
sistem.
4) Proktor melakukan sinkronisasi server lokal madrasah dengan server pusat
untuk proses downloading soal.
5) Proktor melakukan penyimpanan data sinkronisasi di komputer server
madrasah.
6) Proktor mendistribusikan paket soal UNBK pada saat pelaksanaan UNBK.
(Permana, 24 Januari 2019 dan Budi, 29 Januari 2019)
Istilah TOKEN dapat diartikan sebagai password atau kode yang
digunakan oleh peserta untuk dapat masuk kedalam sistem UNBK dan untuk
mengakses soal UN selain Username dan Password yang diberikan pada
madrasah.
c. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan simulasi UNBK disini kegiatan yang dilakukan adalah
mempersiapkan sistem UNBK pada komputer server lokal madrasah dan
penyettingan komputer client atau peserta yang dilakukan oleh proktor dan
teknisi. Persiapan yang dilakukan disini adalah berkaitan dengan proses
pengaktifan komputer server lokal madrasah pada server pusat dan melakukan
proses sinkronisasi secara online dan menyiapkan komputer client atau peserta
yang digunakan pada ruang ujian.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Proktor MAN 1 Kota Tangerang Selatan,
“mekanismenya pelaksanaan pra ujian kegiatan yang dilkakukan itu 1) proktor
melakukan sinkronisasi pada server pusat untuk proses downloading soal, 2)
teknisi mensetting komputer client...” (Permana, 24 Januari 2019)
Pelaksanaan simulasi yang di lakukan di MA Al Amanah Al Gontory pun
sama seperti pelaksanaan UNBK. Adanya proses penyetingan komputer oleh
proktor untuk mensingkronkan pada server pusat selanjutnya proses
56
mendownload soal, lalu penyiapan pengisian data siswa pada masing-masing
komputer oleh para siswa. (Budi, 29 Januari 2019)
a) Pelaksanaan Simulasi
Pelaksanaan Simulasi, kegiatan yang dilakukan di madrasah adalah proses
pengaktifan komputer server dan proses sinkronisasi. Proses pengaktifan
komputer server dilakukan oleh proktor baik di MAN 1 dan MA Al Amanah
Al Gontory dengan cara sebagai berikut :
a. Proktor menyalakan komputer server lokal madrasah.
b. Proktor menjalankan Virtual Machinedi komputer server lokal madrasah.
c. Proktor menjalankan aplikasi yang bernama CBT Sync.
d. Proktor memasukkan ID server lokal dan serial number komputer server
lokal madrasah untuk mengaktifkan sistem.
e. Proktor melakukan sinkronisasi server lokal madrasah dengan server pusat
untuk proses downloading soal.
f. Proktor melakukan penyimpanan data sinkronisasi di komputer server
madrasah
g. Teknisi menyalakan dan mensetting komputer client disetiap ruang ujian.
Setelah melakukan proses pengaktifan komputer server madrasah dan
proses sinkornisasi, komputer server telah siap untuk diakses dalam
pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer atau UNBK secara .
Pada tahap pelaksanaan simulasi kegiatan lain yang dilakukan adalah
latihan UNBK. Simulasi UNBK di madrasah terdapat 2 jenis kegiatan yang
dilakukan, yaitu simulasi UNBK yang diadakan oleh madrasah dan Gladi
Bersih yang diadakan langsung oleh Pemerintah Pusat. Mekanisme
pelaksanaan latihan UNBK yang diadakan madrasah menggunakan atau
memanfaatkan media pembelajaran online yang memang sudah ada. Yaitu
dengan pemanfaatan Learning Management System (LMS) atau e-learning.
Kegiatan tryout selanjutnya adalah kegiatan latihan yang diadakan oleh
Pusat. Kegiatan ini yang disebut dengan gladi bersih UNBK. Pelaksanaan
gladi bersih UNBK ini dilaksanakan serempak pada seluruh madrasah
penyelenggara UNBK. Pelaksanaan gladi bersih ini dikondisikan persis seperti
pada pelaksanaan UNBK yaitu dengan menggunakan aplikasi UNBK. Agar
dapat memberikan gambaran asli mengenai mekanisme pelaksanaan UNBK
yang nanti akan dilaksanakan. Serta dijadikan bahan evaluasi agar dapat segera
ditindak lanjuti. (Permana, 24 Januari 2019, Budi 29 Januari 2019)
57
b) Pelaksanaan UNBK
Mekanisme pelaksanaan UNBK di MAN 1 Kota Tangerang Selatan,
langkah pertama yang dilakukan adalah sama dengan kegiatan yang dilakukan
pada tahap simulasi pada awalnya. Akan tetapi yang membedakan adalah
dalam proses pelaksanaan UNBK tidak melakukan proses sinkronisasi lagi.
Karena proses sinkronisasi telah dilakukan pada tahap simulasi. Serta data-
data hasil proses sinkronisasi telah disimpan dalam komputer server lokal
madrasah pada tahap pra ujian. Jadi pada pelaksanaan UNBK hanya
ditambahkan proses perilisan TOKEN, pendistribusian TOKEN pada peserta
ujian dan proses pelaksanaan pengerjaan oleh peserta.
Sebagiamana yang dituturkan langsung oleh Proktor MAN 1 Kota Tangerang
Selatan,
“...jika semua sudah siap, siswa memasuki ruang ujian, proktor merilis
TOKEN ke server pusat lalu mendistribusikannya kepada siswa, siswa
memasukkan TOKEN, username dan password kedalam aplikasi chrome
browser yang telah disetting untuk UNBK, siswa mengerjakan soal UN,
proses log out oleh siswa jika sudah selesai..” (Permana, 24 Januari 2019)
Proktor MA Al Amanah Al Gontory menambahkan Pelaksanaan UNBK
di madrasah, orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaannya berjumlah 10
orang. Terdiri dari 6 orang pengawas 2 orang setiap ruang ujian, teknisi 3
orang 1 orang setiap ruang ujian dan 1 orang proktor pada ruang server
madrasah.
Proses perilisan TOKEN dilakukan oleh proktor dengan cara merilis
TOKEN pada aplikasi CBT Sync secara online kepada server pusat. Proses
pendistribusian TOKEN dilakukan oleh proktor kepada teknisi di setiap ruang
ujian menggunakan alat bantu komunikasi yaitu Handy Talky (HT).
Selanjutnya teknisi mendistribusikan TOKEN pada peserta ujian. Penggunaan
TOKEN disini bersifat sementara kerena memilki timeout atau waktu habis
penggunaan. Karena selain bersifat sementara penggunaan TOKEN disini
adalah satu TOKEN digunakan untuk seluruh siswa. Maka dari itu peserta
dihimbau untuk segera memasukkan kode TOKEN tersebut segera setelah
teknisi mendistribusikannya.
Sebelum siswa melakukan entry TOKEN pada komputer client yang
digunakan, peserta diharuskan memasukkan username dan password yang
diberikan untuk dapat masuk kedalam sistem UNBK di komputer client.
Selain itu username dan password tersebut berfungsi untuk mendeteksi data
siswa pada komputer server lokal. Yang nantinya digunakan pada proses
monitoring dikomputer server mengenai siapa saja yang telah selesai
58
mengerjakan soal. Karena hal tersebut terkait dengan proses pengolahan akhir
pengerjaan peserta yaitu proses upload hasil pengerjaan kepada server pusat
untuk proses pengolahan selanjutnya.
Setelah peserta memasukkan username dan password serta kode TOKEN
langkah selanjutnya adalah peserta melaksanakan pengerjaan soalpada
komputer. Soal yang dikerjakan sesuai dengan mata pelajaran yang diujikan
berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan.
Pengalaman siswa yang telah mengikuti UNBK di MAN 1 Kota
Tangerang Selatan. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui
informasi UNBK dari pengalaman siswa. Sebelum pelaksanaan UNBK
diketahui bahwa pernah merasakan gugup dalam mengisi soal ujian. Walaupun
pernah mengikuti simulasi UNBK sebelumnya. (Safitri, 25 Januari 2019).
Perubahan sistem ujian nasional menggunakan komputer memang merubah
kebiasaan siswa dalam menghadapi ujian. Siswa sudah terbiasa melakukan
ujian dengan kertas, seperti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UAS). Untuk itu, proses pembelajaran berbasis TIK akan sangat
membantu sebagai persiapan melaksanakan UNBK.
Berdasarkan pemaparan pembahasan mengenai UNBK di atas, diketahui
bahwa UNBK dijadikan sebagai instrument untuk melakukan penilaian. Seperti
pendapat menurut Sukiman (2012:04) merupakan proses pemberian nilai terhadap
sesuatu. Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian dapat
didefinisikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik pada satuan pendidikan, termasuk madrasah. Selain itu,
nampaknya konsep UNBK yang dilakukan oleh madrasah, tidak menyalahi konsep
evaluasi. Karena Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan altenatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto dan Jabar,
2007:01). Selain itu, pendapat yang berbeda dari Sukardi (2008:01) mengutarakan
evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan
mengomunikasikan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Jadi,
UNBK hanya alat penilaian yang mempergunakan tes secara intensif sebagai alat
pengumpulan data, seperti penilaian hasil belajar agar pelaksanaan penilaian dan
evaluasi pembelajaran berjalan secaran transparan, kredibel, dan integritas.
Pelaksanaan UNBK pada MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory telah
berjalan dengan baik serta sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang ada. Hal
tersebut terlihat beberapa tahap yang dilakukan madrasah. Pertama, tahap
persiapan, yaitu mempersiapkan kebutuhan untuk menyelanggarakan UNBK pihak
madrasah telah melakukannya dengan baik, mulai dari mempersiapkan perangkat
keras komputer, sosialisasi UNBK, pendataan madrasah, verifikasi sarana dan
prasarana, pelatihan sumber daya manusia mengenai tahapan UNBK dan
penetapan jadwal kegiatan UNBK. Kedua, tahap pengelolaan, pada tahapan
59
pengelolaan beberapa aspek yang telah dilakukan madrasah antara lain meliputi
pengorganisasian sumber daya manusia (personalia), sarana dan prasarana, peserta
didik dan sistem UNBK. Ketiga, tahap pelaksanaan, khusus tahap pelaksanaan
madrasah telah melakukan pengaktifan sistem UNBK pada komputer server lokal
madrasah dan penyettingan komputer client atau peserta yang dilakukan oleh
proktor dan teknisi. Selain itu, tahap pelaksanaan yang dilakukan disini adalah
berkaitan dengan proses pengaktifan komputer server lokal madrasah pada server
pusat dan melakukan proses sinkronisasi secara online sehingga komputer client
atau peserta yang digunakan pada ruang ujian siap digunakan. Untuk pelaksanaan
UNBK pihak madrsah menggunakan tiga sesi ujian, hal tersebut dikarenakan
jumlah perangkat keras masih belum sesuai dengan jumlah peserta ujian. Selama
pelaksanaan UNBK berlangsung seluruh peserta dapat menggunakan komputer
dan mampu menjawab pertanyaan yang muncul pada layar komputer.
3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada
Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Pada pelaksanaan UNBK di madrasah tentunya mempunyai beberapa faktor
penghambat. Untuk itu penulis telah melaksanakan wawancara dengan narasumber
yang telah ditentukan, untuk mendapatkan data mengenai hal tersebut. Berikut
beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan UNBK. Mengenai faktor
penghambat dalam pelaksanaan UNBK di MAN1 dan MA Al Amanah Al Gontory
di Kota Tangerang Selatan. yaitu, pertama, penyediaan perangkat keras komputer.
Kemampuan madrasah untuk menyediakan jumlah perangkat keras komputer
dengan jumlah besar atau sesuai dengan jumlah peserta ujian, tentu menjadi
hambatan utama. Walaupun untuk satu komputer bisa digunakan untuk tiga orang
peserta dalam satu hari. Tetapi besarnya biaya untuk menyediakan perangkat keras
komputer tidak mudah. Selain perangkat keras komputer, pihak pengelola
madrasah pun harus mempersiapkan perangkat pendukung lainnya, misalkan
Genset Listrik untuk persiapan ketika arus listrik dari PLN mati atau putus diwaktu
pelaksanaan UNBK. (Lubis, 22 januarai 2019, Syamsudin 29 januari 2019)
Pengadaan komputer ini, sebenarnya diperlukan juga ketika proses belajar
mengajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan materi kepada
siswa. Sehingga komputer tidak hanya digunakan pada saat UNBK saja. Selain itu,
pembelajaran dengan dibantu perangkat keras komputer biasanya akan
mempercepat pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran oleh siswa. Untuk
itu menurut penulis, upaya untuk penyiapan perangkat keras komputer ini
merupakan keharusan sebagai bentuk peningkatan mutu pembelajaran di
madrasah. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi siswa madrasah
dalam rangka menghadapi pendidikan tinggi dan kehidupan global.
Kedua, fasilitas sarana internet. Sarana internet penunjang pada pelaksanaan
UNBK dan tentu sangat diperlukan, karena keberadaan sarana internet merupakan
fasilitas yang harus ada dan semakin besar kapasitas internet memudahkan UNBK
60
secara langsung mengunduh perangkat soal dan mengunggah jawaban peserta
ujian yang ada di server tingkat pusat. Untuk mengadakan fasilitas sarana internet
ini biasanya pihak pengelola madrasah melakukan penyewaan atau membeli jasa
penyediaan layanan internet (provider) dari pihak luar. Layanan internet menjadi
hambatan ketika koneksi jaringan terputus secara tidak terduga, tentu hal tersebut
sulit untuk diprediksi oleh pihak madrasah. Untuk itu kestabilan layanan internet
dari Provider sangat menentukan kelancara UNBK di madrasah. Walaupun letak
geografis madrasah yang strategis dengan banyaknya Provider berada di kawasan
Kota Tangerang Selatan, tetapi masalah koneksi layanan internet masih saja
terjadi.
Keberhasilan pelaksanaan UNBK di MAN 1 dan MA Al Amanah Al Gontory
tentu menjadi harapan. Penunjang keberhasilan tersebut tentu harus disiapkan dan
disediakan oleh pengelola madrasah, termasuk penunjang sarana internet. Untuk
meminimalisir hambatan mengenai layanan internet ketika pelaksanaan UNBK
berlangsung, sebaiknya pihak pengelola madrasah menyiapkan dan menambahkan
layanan jasa internet dari Provider yang berbeda, khusus pada waktu dimana
UNBK dilaksanakan. Artinya, ketika terjadi hambatan pada Provider yang satu,
pihak madrasah sudah mempunyai cadangan layanan internet dari Provider yang
lainnya.
Ketiga, server UNBK pusat, yang dimaksud dengan server UNBK pusat yaitu
fasilitas yang disediakan pemerintah pusat melalui Kemendikbud untuk
menyediakan layanan UNBK bagi setiap satuan pendidikan yang ada di seluruh
Indonesia. Server UNBK pusat berisi mengenai data peserta ujian, username dan
Token peserta ujian, dan soal ujian nasional. Untuk itu server pusat ini harus bisa
diakses oleh madrasah yang melaksanakan UNBK. Hambatan yang terjadi pada
server UNBK pusat ialah seringnya terjadi kesulitan untuk diakses oleh pihak
pengelola madrasah. Kadang, proktor harus menunggu sampai larut malam hanya
untuk melakukan singkronisasi UNBK, karena tidak adanya pemberitahuan yang
jelas mengenai jadwal akses server UNBK pusat ini. Padahal kecepatan akses
terhadap server pusat ini sangat diperlukan, karena jika madrasah sudah siap
dengan perangkat komputer, dan layanan internet, jika server UNBK pusat tidak
bisa diakses maka madrasah tidak bisa melakukan UNBK. Karena server pusat ini
menyimpan soal-soal ujian nasional yang akan diberikan kepada peserta ujian
dengan sistem acak. Padahal ketika melakukan simulasi pun pihak madrasah
melalui proktor selalu menyampaikan keluhan terkait sulitnya mengakses server
pusat.
4. Dampak Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada Madrasah
Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat merumuskan dampak yang
terjadi dengan adanya pelaksanaan UNBK di MAN 1 dan MA Al Amanah Al
Gontory Kota Tangerang Selatan. Pertama, Model UNBK diharapkan mampu
61
menjadi pola ujian nasional yang kredibel, transparan, dan terintegritas yang bisa
dilakukan oleh setiap satuan pendidikan yang ada, termasuk madrasah.
Pelaksanaan ujian nasional secara langsung melalui bantuan internet sehingga
ujian nasional dapat dilaksanakan secara online mulai dari tingkat kabupaten/kota,
provinsi hingga nasional. Proses UNBK pada madrasah dilakukan secara langsung
dan bertahap dalam lingkup kabupaten/kota kemudian lingkup provinsi ataupun
nasional sesuai dengan dukungan perkembangan fasilitas sarana internet. Seperti
yang sudah diketahui, bahwasanya dukungan internet dalam proses komunikasi di
Indonesia sudah cukup memadai terutama untuk daerah perkotaan, sedang untuk
daerah pedesaan masih sulit/terbatasnya teknologi terbaru yaitu, Balloon Google
yang dapat menghadirkan akses internet di daerah pedalaman (Kompas, 2015).
Balloon Google (Project Loon) merupakan balon raksasa yang diterbangkan di
atas permukaan bumi sekitar18 km yang memudahkan akses internet dan
diperuntukkan bagi seluruh wilayah Indonesia yang belum terjangkau internet dan
infrastruktur telekomunikasi nasional. Perkembangan teknologi Balloon Google
ini telah dikembangkan oleh pemerintah dan didukung oleh pihak swasta mulai
tahun 2016 sehingga seluruh wilayah pedalaman dapat dijangkau akses internet.
Dengan demikian, pelaksanaan UNBK secara online melalui layanan jasa
internet merupakan solusi pelaksanaan ujian nasional di daerah tertinggal atau
daerah pedalaman.
Kedua, dengan adanya pelaksanaan UNBK di MAN1 dan MA Al Amanah Al
Gontory sebenarnya memberi keuntungan antara lain menghemat biaya
penggandaan, memudahkan distribusi bahan, mudah menjangkau seluruh wilayah,
keamanan, mudah proses skoring dan memudahkan mencetak sertifikat hasil ujian
nasional. Keuntungan ini diperoleh dengan membandingkan proses pelaksanaan
ujian nasional tertulis seperti yang dilakukan selama ini. Penghematan dalam
penggandaan naskah ujian karena proses tersebut tidak dilakukan jika
menggunakan UNBK. Sebagaimana diketahui dalam proses pelaksanaan ujian
tertulis pencetakan bahan ujian dilakukan setiap tahun, sedangkan bila dilakukan
menggunakan UNBK yang diperlukan adalah pengadaan perangkat keras
(komputer) pada tahun pertama dan pada tahun-tahun berikutnya biaya pengadaan
perangkat keras dapat berkurang atau hilang sama sekali. Bahkan biaya pengadaan
ini dapat dilakukan oleh setiap madrasah tanpa mengaitkannya dengan
pelaksanaan ujian nasional.
Pada dasarnya pengadaan dikaitkan dalam rangka peningkatan pembelajaran
atau pengadaan fasilitas madrasah sehingga biaya pengadaan perangkat keras
semakin berkurang. Sebagaimana dijelaskan dalam uraian-uraian sebelumnya,
dapat disimpulkan betapa urgen pembelajaran dengan pemanfaatan TIK.
Ketiga, adanya kemudahan dalam proses distribusi soal dan bahan ujian
melalui UNBK terjadi karena proses distribusi bahan dapat dilakukan secara
sederhana yaitu melalui internet dari pusat langsung ke madrasah penyelenggara
ujian. Bila pelaksanaan UNBK dilakukan secara online dapat memangkas biaya
62
distribusi serta biaya pengamanan bahan ujian selama dan sebelum pelaksanaan
ujian. Proses-proses dalam ujian tertulis memerlukan biaya yang sangat besar
sedang bila dilaksanakan secara online maka biaya distribusi relatif lebih murah
dibandingkan dengan secara tertulis. Mendistribusikan soal ujian nasional lebih
mudah dilakukan karena menggunakan layanan internet sehingga tidak
memerlukan tenaga keamanan yang banyak dalam distribusi danpengamanan
mudah dilakukan dengan penggunaan sandi pengguna dan sandi pembuka dalam
file soal yang dikirimkan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa wilayah Indonesia terdiri atas
kepulauan dan tersebar di wilayah pedalaman sehingga sulit dijangkau dengan
menggunakan sarana transportasi seperti selama ini. Melalui kemajuan teknologi
internet maka wilayah terpencil atau terpinggir mudah dijangkau dalam distribusi
bahan dan pengiriman hasil dapat dilakukan dengan cepat. Dengan kemudahan
dalam proses distribusi bahan akan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan
UNBK karena para pemangku kepentingan dapat menyiapkan pelaksanaan UNBK
secara baik dan tidak perlu ada kekhawatiran bahan belum diterima pada waktu
proses pelaksanaan.
Keempat, aspek keamanan lebih terjamin. Dalam penyelenggaraan ujian
nasional merupakan aspek yang turut memengaruhi kualitas pelaksanaan ujian.
Pada aspek keamanan meliputi keamanan dalam proses penyiapan bahan,
penggandaan naskah, pendistribusian bahan ujian. Mengenai keamanan dalam
penyelenggaraan ujian nasional merupakan aspek yang turut memengaruhi kualitas
pelaksanaan ujian.
Dalam proses penggandaan selama ini sering ada orang yang membocorkan
dan hal ini menjadi kurang baik dalam pelaksanaan ujian nasional. Demikian pula
dalam proses pendistribusian soal dan bahan ujian hingga ke tempat penyimpanan
bahan terakhir sangat rawan kebocoran sehingga perlu melibatkan tenaga
keamanan yang banyak. Dengan melalui UNBK, hal tersebut dapat dikurangi
karena penggandaan bahan ujian dapat dilakukan terpusat secara online. Demikian
pula dalam proses pendistribusian bahan dapat dilakukan dengan mudah dan
dilakukan secara langsung melalui jasa layanan internet. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah keamanan dalam jaringan komputer dari serbuan peretas atau
hacker. Maka dalam itu, perlu dilakukan pengamanan berlapis dalam jaringan
komputer yang ada.
Kelima, proses penilaian kredibilitas. Penilain hasil ujian nasional selama ini
dilakukan di tingkat pusat sehingga laporan hasil ujian nasional memerlukan
waktu yang relatif lebih lama. Penggunaan internet pada pola model UNBK,
proses itu dapat dilalui tanpa harus menunggu hasil dari tingkat pusat. Pada
perangkat soal (aplikasi) yang digunakan dalam UNBK telah disertakan kunci
jawaban dan prosedur penskoran yang telah ditentukan oleh Puspendik
Kemendikbud. Dengan menggunakan UNBK sebagai pola ujian naisonal, setelah
peserta ujian selesai ujian maka hasilnya dapat segera diketahui. Selain itu, bagi
63
peserta didik yang sudah selesai mengikuti UNBK dan hasilnya memenuhi kriteria
yang ditentukan, mereka dapat memroses hasil tersebut lebih lanjut untuk
memeroleh sertifikat hasil ujian nasional. Pada program atau perangkat lunak atau
aplikasi UNBK telah disiapkan format tentang sertifikat hasil ujian nasional.
Supaya tidak terjadi kecurangan maka pada perangkat lunak atau aplikasi UNBK
diberikan sandi/kata kunci pengguna dan sandi pembuka untuk setiap madrasah
atau satuan pendidikan. Harapan dari kelanjutan pengembangan UNBK ialah, hasil
ujian dapat diintegrasikan pada sistem penerimaan mahasiswa baru untuk
perguruan tinggi negeri.
Dampak Pelaksanaan UNBK menurut kepala madrasah di MAN1 Kota
Tangerang Selatan sangat rasakan oleh para pemangku kepentingan di madrasah,
diantaranya, proses ujian yang sangan kredibel, menghemat biaya pendistribusian
soal, kemudahan dalam pengisian soal dengan menggunakan komputer tanpa harus
melingkari dengan pesil 2B. (Lubis, 22 Januari 2019)
Sedangkan dampak yang dirasakan di MA Al Amanah Al Gontory, sangat di
rasakan oleh Yayasan karena pada tahap persiapan perangkat komputer murni dari
Yayasan, memudahkan dari segi pendistribusian soal, karna bisa langsung di
download dari komputer tanpa harus mengambil di pusat. Dampak lain yang
dirasakan, memudahkan siswa dalam pengisian data diri maupun soal. Sehingga
memudahkan penilaian. (Syamsudin, 29 Januari 2019)
64
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan pembahasan hasil temuan penelitian pada
bab sebelumnya, dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
Pelaksanaan UNBK pada MAN 1 dan MA AL-Amanah Al Gontory di Kota
Tangerang Selatan telah berjalan dengan baik, serta sesuai dengan prosedur
pelaksanaan yang ada. Hal tersebut terlihat beberapa tahap yang dilakukan kedua
madrasah. Pertama, tahap persiapan, yaitu mempersiapkan kebutuhan untuk
menyelanggarakan UNBK pihak madrasah telah melakukannya dengan baik, mulai
dari mempersiapkan perangkat keras komputer, sosialisasi UNBK, pendataan
madrasah, verifikasi sarana dan prasarana, pelatihan personalia mengenai tahapan
UNBK dan penetapan jadwal kegiatan UNBK. Kedua, tahap pengelolaan, pada
tahapan pengelolaan beberapa aspek yang telah dilakukan madrasah antara lain
pengorganisasian sumber daya madrasah, sarana dan prasarana, peserta didik dan
sistem UNBK. Ketiga, tahap pelaksanaan, khusus tahap pelaksanaan madrasah telah
melakukan pengaktifan sistem UNBK pada komputer server lokal madrasah dan
penyettingan komputer client atau peserta yang dilakukan oleh proktor dan teknisi.
Selain itu, tahap pelaksanaan yang dilakukan disini adalah berkaitan dengan proses
pengaktifan komputer server lokal madrasah pada server pusat dan melakukan proses
sinkronisasi secara online sehingga komputer client atau peserta yang digunakan pada
ruang ujian siap digunakan. Selama pelaksanaan UNBK berlangsung seluruh peserta
dapat menggunakan komputer dan mampu menjawab pertanyaan yang muncul pada
layar komputer.
Siswa dan pengawas merasa terbantu dengan pelaksanaan UNBK karena
memudahkan siswa dalam mengisi soal tanpa perlu menjawab soal menggunakan
pensil sehingga jawaban yang mereka jawab sangat akurat, dan pengawas lebih mudah
dalam mengawasi proses pelaksanaan UNBK karena siswa lebih fokus menatap layar
monitor komputer serta kode soal yang berbeda sehingga siswa tidak memiliki soal
yang sama dengan teman di sebelahnya selain itu para pengawas tidak perlu lagi bolak
balik untuk membagikan soal ujian karena soal sudah tersedia di dalam komputer
client.
Mengenai faktor penghambat dalam pelaksanaan UNBK Madrasah Aliyah di Kota
Tangerang Selatan, yaitu, pertama, penyediaan perangkat keras komputer yang belum
sesuai dengan jumlah peserta ujian. Sehingga masih menggunakan tiga sesi ujian
dalam satu hari. Kedua, fasilitas sarana computer dan internet. Sarana internet
penunjang pada pelaksanaan UNBK dan tentu sangat diperlukan, karena semakin besar
dan stabil kapasitas internet memudahkan pelaksanaan UNBK secara langsung untuk
mengunduh perangkat soal dan mengunggah jawaban peserta ujian yang ada di server
65
tingkat pusat selain itu pihak sekolah menyediakan komputer dan internet hasil dari
bantuan pemerintah setempat dan dari swadaya lembaga pendidikan tersebut . Ketiga,
server UNBK pusat, yang dimaksud dengan server UNBK pusat yaitu fasilitas yang
disediakan pemerintah pusat melalui Kemendikbud untuk menyediakan layanan
UNBK bagi setiap satuan pendidikan yang ada di seluruh Indonesia. Hambatan yang
terjadi pada server UNBK pusat ialah seringnya terjadi kesulitan untuk diakses oleh
pihak pengelola madrasah.
Selanjutnya, mengenai dampak yang terjadi dengan adanya pelaksanaan UNBK di
madrasah. Pertama, model UNBK diharapkan mampu menjadi pola ujian nasional
yang kredibel, transparan, dan terintegritas yang bisa dilakukan oleh setiap satuan
pendidikan yang ada, termasuk madrasah yang ada di daerah terdepan, terluar dan
terpencil. Kedua, dengan adanya pelaksanaan UNBK sebenarnya memberi keuntungan
antara lain menghemat biaya penggandaan, memudahkan distribusi bahan, mudah
menjangkau seluruh wilayah, keamanan, mudah proses skoring dan memudahkan
mencetak sertifikat hasil ujian nasional. Ketiga, adanya kemudahan dalam proses
distribusi soal dan bahan ujian melalui UNBK terjadi karena proses distribusi bahan
dapat dilakukan secara sederhana yaitu melalui internet dari pusat langsung ke
madrasah penyelenggara ujian.
B. Saran
Berdasarkan pemaparan kesimpulan di atas, beberapa saran penulis dapat
dikemukakan sebagai berikut:
Bagi pengelola madrasah, saran secara umum yaitu diharapkan untuk mampu
mengembangkan program UNBK pada tahun pelajaran berikutnya. Mempersiapkan
sarana pendukung dan media pembelajaran yang mendukung untuk UNBK. Selain itu,
diharapkan untuk menerapkan ujian berbasis online bukan hanya saat pelaksanaan
Ujian Nasional saja tetapi pada pelaksanaan ulangan harian, penilaian tengah semester,
dan penilaian akhir semester. Pengelola madrasah melakukan kerjasama dengan pihak
eksternal madrasah, untuk memenuhi kebutuhan madrasah, baik berupa program
peningkatan kompetensi guru pada bidang teknologi informasi maupuun berupa
bantuan perangkat keras komputer.
Bagi siswa, diharapkan agar dapat meningkatkan minat serta bakat yang dimiliki,
serta mampu memanfaatkan teknologi informasi yang sudah disediakan. Sehingga
tujuan untuk mengembangkan kompetensi lulusan dapat tercapai.
Bagi Kamenag Kota Tangerang Selatan dan komite, diharapkan untuk senantiasa
ikut andil memberikan dukungan kepada madrasah dalam mengembangkan dan
meningkatkan kualitas lulusan yang berbasis teknologi informasi. Selain itu,
diharapkan mampu kerjasama dalam penciptaan kondisi lingkungan belajar yang
mempunyai kompetensi lulusan yang baik. Peran tersebut sangat dibutuhkan
dikarenakan keterbatasan kemampuan pihak madrasah.
66
Bagi Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendikbud, diharapkan untuk
memperbaiki server pusat Ujian Nasional, terdapat beberapa keluhaan dari beberapa
madrasah tentang server down dan sulit untuk mensingkronisasikan komputer server
di madrasah dan komputer server pusat.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasi dan Administrasi Pendidikan dan
Teknologi Kejuruan. Jakarta: Ditjen Dikti.
Arikunto, Suharsimi & Abdul Jabar, Cepi Safrudin. (2014). Evaluasi Program
Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2015). Prosedur Operasional Standar
Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014/2015. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Bafadal, Ibrahim. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Bumi aksara.
Bagus, H. C. Computerized Adaptive Testing (CAT) Salah Satu Alternatif Pengganti
Paper Based Test (PBT). Value Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan.
Volume 2 Nomor 1, 2013.
Basuki, I. & Hariyanto. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Craswell, J.L. (1988). Qualitative Inquiry and Design Choosing Among Five
Tradition. California: Sage Publication.
Duad, M. (2018). COMPUTERISED ADAPTIVE TESTING. Application and
implications for teaching and learning in Indonesia, 250.
H.A.R Tilaar. (2006). Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadiana, D. (2015). Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2014). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah. Jakarta:
Kemendikbud.
Kusnohadi. Pendidik Online: Perluasan Tugas dari Kelas Konvensional Menuju
Kelas Maya. Jurnal Teknodik. Volume 18 Nomor 3. September 2014.
73
Linclon, Y.S. dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. London: Sage
Publication.
Lukmana, Henhen. (2017). Implementasi Ujian Online dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung. Tesis. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Miles, M.B. dan Huberman, A.M. (1992). Qualitative Data Analysis; A Source
Book of New Methods. California: SAGE Publication.
Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (2013). Analisa Data Kualitatif,
(diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.
Miller, Patrick W. (2008). Measurement and Theaching. USA, Indiana.
Moleong, Lexy J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurchaili. (2010). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
Dalam Proses Pembelajaran Kimia Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurhidayat, Arif. (2016). Implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer atau
Computer Base Test (CBT) di SMA Negeri 1 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Oloan, Agus. (2017). Manfaat Ujian Nasional Berbasis Komputer Secara Nasional.
Sumber, https://www.kompasiana.com/agus_oloan/manfaat-ujian-nasional-
berbasis-komputer-secara- asional. Diakses tanggal 8 Februari 2018 pukul
20.40 WIB.
Pakpahan, Rogers. (2016). Model Ujian Nasional Berbasis Komputer; Manfaat dan
Tantangan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 1 Nomor 1, April
2016.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nomor 20 Tahun 2005
tentang Ujian Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan
Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Pada
SMP/MTs Atau Yang Sederajat Dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat.
Puspendik. (2015). Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sumber,
http://unbk.kemdikbud.go.id/. Diakses tanggal 10 Januari 2018 pukul 16:38
WIB.
74
Rambe, Sarjani, Yuni. Hubungan Self Efficacy dan Dukungan Sosial dengan
Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di
SMK Swasta PAB 12 Saentis. Jurnal Analitika. Volume 9 Nomor 1, Juni 2017.
Rohman, Arif. (2001). Kebijakan Pendidikan. Diktat Dosen. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Rohman, Arif. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Efendi.
Rohman, Arif. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Efendi.
Silverius, S. (2010). Kontroversi Ujian Nasional Sepanjang Masa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan.
Siti Asiah dan Ainur Rofieq. (2011). Analisis Kebijakan Ujian nasional Tingkat
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi
EDUKASI, Vol. 3 No. 1 Maret 2011.
Subali, Bambang. (2012). Prinsip Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: UNY Press.
Sudiyono. (2007). Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Jurusan Manajemen
Pendidikan FIP UNY.
Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sukiman. (2012). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani
Suprananto. Model Computerized Adaptive Test (CAT) Untuk Ujian Pendidikan
Kesetaraan. Value Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan. Volume 1 Nomor 3,
2012.
Surya. H.M. (2008). Kapita Selekta Pendidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tanrere, M. & Sumiati, S. Pengembangan Media Chemo-Edutainment Melalui
Software Macromedia Flash MX Pada pembelajaran IPA Kimia SMP. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 2 Nomor 1, Maret 2012.
Tilaar, H.A.R dan Nugroho, Riant. (2008). Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Usman. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Angkasa.
Utari, Septiani, Endah. (2017). Dampak UNBK (Ujian Nasional Berbasis
Komputer) dan UNPBT (Ujian Nasional Paper Base Test) Terhadap Motivasi
Belajar Siswa dan Motivasi Mengajar Guru SMA/MA. Tesis. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
75
Wirawan. 2011. Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Wawancara
Rojak, Abdul. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan. 22
Januari 2019. Ruang Kepala Kantor.
Lubis, Fahmi, Ridwan. Kepala MAN 1 Kota Tangerang Selatan. 24 Januari 2019.
Ruang Kepala Madrasah.
Permana, Yudi. Proktor UNBK MAN 1 Kota Tangerang Selatan. 24 Januari 2019.
Ruang Kepala Madrasah.
Anwar, Ahmad. Anggota Komite MAN 1 Kota Tangerang Selatan. 25 Januari 2019.
Ruang Guru.
Aisyah, Siti. Alumni MAN 1 Kota Tangerang Selatan. 25 Januari 2019. Ruang
Guru.
Rifki, Muhamad. Alumni MAN 1 Kota Tangerang Selatan. 25 Januari 2019. Ruang
Guru.
Syamsudin. Kepala MA Al Amanah Al Gontory. 29 Januari 2019. Ruang Kepala
Madrasah.
Budi, Rohman. Proktor UNBK MA Al Amanah Al Gontory. 29 Januari 2019. Ruang
Lab. Komputer.
Arifin, H. Zaenal. Komite MA Al Amanah Al Gontory. 30 Januari 2019. Ruang
Guru.
Ibrahim, Muhammad. Alumni MA Al Amanah Al Gontory. 30 Januari 2019. Ruang
Guru.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) Pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Tempat Penelitian : MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory
Hari, Tanggal Observasi :
NO ELEMEN
PENELITIAN
PERNYATAAN/
KRITERIA
PENILAIAN KETERANGAN
4 3 2 1
1. Letak Sekolah Mudah terjangkau
dan strategis
2.
Kondisi fisik bangunan
sekolah dan sarana
prasarana pendukung
proses belajar mengajar
- Bangunan kokoh
dan luas;
- Sarana prasarana
lengkap,
mendukung
dalam kondisi
baik.
3. Proses pembelajaran
secara umum
- Interaksi guru
dan siswa bersifat
formal;
- Memiliki jadwal
kegiatan
pembelajaran
rutin.
4. Aktivitas proses
persiapan UNBK
- Membentuk
Panitia yang baik
oleh Kepala
Madrasah
- Aktivitas Kepala
Sekolah dalam
pengelolaan
UNBK dimulai
dari Perencanaan
Program sampai
Evaluasi Program
5.
Kelengkapan dokumen
pendukung pelaksanaan
UNBK
Dokumen
perencanaan dan
pendukung UNBK
6. Kelengkapan dokumen
proktor dan teknisi
- Memiliki jadwal
kegiatan;
- Memiliki materi
pelatihan yang
berkaitan dengan
UNBK;
- Memiliki
Pembina/
pengembangan
UNBK.
7. Situasi dan kondisi
lingkungan sekolah
Situasi dan kondisi
lingkungan sekolah
yang aman,
nyaman, dan
mendukung
terciptanya proses
pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif,
dan menyenangkan.
Keterangan Kriteria Penilaian:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA KANTOR KEMENAG KOTA TANGERANG SELATAN
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) Pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Tempat Penelitian : MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory
A. Indentitas Narasumber
Nama : ……………………………….
Tanggal Wawancara : ……………………………….
Tempat Wawancara : ……………………………….
B. Gambaran Umum Kebijakan UNBK
1. Menurut Bapak bagaimanakah latarbelakang adanya pelaksanaan UNBK di
madrasah?
2. Apa dasar hukum penyelenggaraan UNBK?
3. Apa tujuan penyelenggaraan UNBK?
4. Apa manfaat yang sebenarnya didapat dari penyelenggaran UNBK?
5. Apa kelebihan dan kerugian pelaksanaan UNBK dibandingkan dengan ujian
nasional berbasis kertas atau konvensional? dalam aspek apa? Dan apa saja
perbedaanya?
C. Pengelolaan Madrasah Pelaksana UNBK
6. Bagaimana proses perencanaan madrasah sebagai pelaksana UNBK pada tahun
ini?
7. Bagaimana prosedur penetapan madrasah untuk menyelenggarakan UNBK?
8. Apakah terdapat surat keputusan tentang penetapan madrasah yang terlibat dalam
pelaksanaan UNBK?
9. Apakah terdapat sosialisasi untuk madrasah yang telah ditetapkan dalam
pelaksanaan UNBK?
10. Kapan pelatihan itu diadakan dan diselenggarakan dimana?
11. Apa saja materi sosialisasi untuk madrasah penyelenggara UNBK?
D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana UNBK
12. Bagaimana proses yang dilakukan dalam perencanaan sarana dan prasarana
UNBK?
13. Apakah terdapat peraturan mengenai persyaratan minimal infrastruktur UNBK?
14. Bagaimana kriteria persyaratan infrastruktur untuk pelaksanaan UNBK?
15. Apakah terdapat alokasi bantuan anggaran dana untuk penyiapan infrastruktur
UNBK bagi madrasah?
16. Apakah terdapat anggaran dari pemerintah untuk pengadaan infrastruktur UNBK
tersebut?
17. Apakah terdapat mekanisme pengawasan mengenai pelaksanaan UNBK?
E. Faktor Penghambat
18. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dari penyelenggaraan UNBK pada
tahun ini?
19. Bagaimana alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA MADRASAH
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) Pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Tempat Penelitian : MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory
A. Indentitas Narasumber
Nama : ……………………………….
Tanggal Wawancara : ……………………………….
Tempat Wawancara : ……………………………….
B. Gambaran Umum Kebijakan UNBK
1. Menurut Bapak bagaimanakah latarbelakang adanya pelaksanaan UNBK di
madrasah?
2. Apa dasar hukum penyelenggaraan UNBK?
3. Apa tujuan penyelenggaraan UNBK?
4. Apa manfaat yang sebenarnya didapat dari penyelenggaran UNBK?
5. Apa kelebihan dan kerugian pelaksanaan UNBK dibandingkan dengan ujian
nasional berbasis kertas atau konvensional? dalam aspek apa? Dan apa saja
perbedaanya?
C. Pengelolaan SDM untuk Pelaksanaan UNBK
Aspek Perencanaan
6. Bagaimana proses perencanaan SDM UNBK?
7. Siapa saja yang terlibat langsung dalam proses implementasi UNBK?
8. Istilah proktor dan teknisi itu apa pak dan sebenarnya dalam hal ini definisinya
apa?
9. Bagaimana prosedur perekrutan atau pengadaan SDM untuk kegiatan UNBK?
10. Bagaimana langkah-langkah penetapan SDM dalam pelaksanaan UNBK?
11. Apakah terdapat surat keputusan tentang penetapan SDM yang terlibat dalam
pelaksanaan UNBK?
Aspek Penempatan/Penugasan
12. Bagaimana prosedur pembagian tugas SDM untuk kegiatan UNBK?
13. Bagaimana tupoksi dari masing-masing personalia UNBK?
Aspek Pelatihan
14. Apakah terdapat pelatihan untuk SDM dalam pelaksanaan UNBK?
15. Kapan pelatihan itu diadakan dan diselenggarakan dimana?
16. Apa saja materi pelatihan SDM UNBK?
17. Apa hasil yang didapat dari adanya pelatihan panitia (proktor) tersebut pak?
D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana UNBK
Aspek Perencanaan
18. Bagaimana proses yang dilakukan dalam perencanaan sarana dan prasarana
UNBK?
19. Apakah terdapat peraturan mengenai persyaratan minimal infrastruktur UNBK?
20. Bagaimana kriteria persyaratan infrastruktur untuk pelaksanaan UNBK?
21. Apakah terdapat alokasi anggaran dana untuk penyiapan infrastruktur UNBK?
Aspek Pengadaan
22. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana UNBK?
23. Apa sajakah yang dilakukan dalam proses penyiapan infrastruktur UNBK?
24. Apakah terdapat anggaran dari pemerintah untuk pengadaan infrastruktur UNBK
tersebut?
Aspek Penggunaan atau Pemanfaatan
25. Bagaimanakah prosedur penggunaan sarana dan prasarana UNBK?
26. Untuk penggunaan ruang bagaimana langkah-langkahnya atau prosedur yang
dilaksanakan?
E. Pengelolaan Peserta Didik UNBK
Aspek Perencanaan
27. Apa saja yang dilakukan dalam proses perencanaan peserta didik dalam UNBK?
28. Bagaimana prosedur pendaftaran peserta didik dalam rangka mengkuti UNBK?
Aspek Penempatan
29. Bagaimanakah prosedur peserta didik terhadap penggunaan ruang ujian?
Aspek Pembinaan
30. Dalam pelaksanaan UNBK pada tahun ini apakah ada pelaksanaan ujicoba atau
simulasi?
31. Bagaimana mekanisme pelaksanaan uji coba atau simulasi UNBK?
F. Tahap Pelaksanaan UNBK
32. Apa sajakah proses yang dilakukan dalam pelaksanaan UNBK?
33. Apa saja yang dilakukan dalam proses pelaksanaan UNBK secara resmi?
34. Berapa orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan UNBK ini? dan siapa saja
orang itu?
35. Apa saja tugas dari orang-orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
UNBK resmi?
36. Bagaimanakah proses pelaksanaan UNBK resmi berlangsung? Mekanismenya
seperti apa?
G. Faktor Penghambat
37. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dari penyelenggaraan UNBK pada
tahun ini?
38. Bagaimana alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA
KOMITE MADRASAH
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) Pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Tempat Penelitian : MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory
A. Indentitas Narasumber
Nama : ……………………………….
Tanggal Wawancara : ……………………………….
Tempat Wawancara : ……………………………….
B. Gambaran Umum Kebijakan UNBK
1. Menurut Bapak bagaimanakah latarbelakang adanya pelaksanaan UNBK di
madrasah?
2. Apa kelebihan dan kerugian pelaksanaan UNBK dibandingkan dengan ujian
nasional berbasis kertas atau konvensional? dalam aspek apa? Dan apa saja
perbedaanya?
C. Pengelolaan Madrasah Pelaksana UNBK
6. Apakah pengelola madrasah mensosialisasikan kepada komite, bahwasanya
madrasah sebagai pelaksana UNBK pada tahun ini?
7. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan madrasah untuk menyelenggarakan
UNBK?
8. Apa saja materi sosialisasi untuk madrasah penyelenggara UNBK?
9. Bagaimana bentuk dukungan komite dalam penyelenggaraan UNBK di madrasah?
D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana UNBK
10. Apakah pengelola madrasah mendiskusikan mengenai kebutuhan sarana dan
prasarana UNBK kepada komite?
11. Bagaimana mekanisme perumusan kebijakan komite untuk membantu madrasah?
12. Apakah terdapat anggaran dari komite untuk pengadaan infrastruktur UNBK
tersebut?
13. Apakah terdapat mekanisme pengawasan mengenai pelaksanaan UNBK oleh
komite?
E. Faktor Penghambat
14. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dari penyelenggaraan UNBK pada
tahun ini?
15. Bagaimana alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA
GURU (PROKTOR DAN TEKNISI)
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) Pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Tempat Penelitian : MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MA Al Amanah Al
Gontory
A. Indentitas Narasumber
Nama : ……………………………….
Tanggal Wawancara : ……………………………….
Tempat Wawancara : ……………………………….
B. Gambaran Umum Kebijakan UNBK
1. Menurut Bapak bagaimanakah latarbelakang adanya pelaksanaan UNBK di
madrasah?
2. Apa dasar hukum penyelenggaraan UNBK?
3. Apa tujuan penyelenggaraan UNBK?
4. Apa manfaat yang sebenarnya didapat dari penyelenggaran UNBK?
5. Apa kelebihan dan kerugian pelaksanaan UNBK dibandingkan dengan ujian
nasional berbasis kertas atau konvensional? dalam aspek apa? Dan apa saja
perbedaanya?
C. Pengelolaan SDM untuk Pelaksanaan UNBK
Aspek Perencanaan
6. Bagaimana proses perencanaan SDM UNBK?
7. Siapa saja yang terlibat langsung dalam proses implementasi UNBK?
8. Istilah proktor dan teknisi itu apa pak dan sebenarnya dalam hal ini definisinya
apa?
9. Bagaimana prosedur perekrutan atau pengadaan SDM untuk kegiatan UNBK?
10. Bagaimana langkah-langkah penetapan SDM dalam pelaksanaan UNBK?
11. Apakah terdapat surat keputusan tentang penetapan SDM yang terlibat dalam
pelaksanaan UNBK?
Aspek Penempatan/Penugasan
12. Bagaimana prosedur pembagian tugas SDM untuk kegiatan UNBK?
13. Bagaimana tupoksi dari masing-masing personalia UNBK?
Aspek Pelatihan
14. Apakah terdapat pelatihan untuk SDM dalam pelaksanaan UNBK?
15. Kapan pelatihan itu diadakan dan diselenggarakan dimana?
16. Apa saja materi pelatihan SDM UNBK?
17. Apa hasil yang didapat dari adanya pelatihan panitia (proktor) tersebut pak?
D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana UNBK
Aspek Perencanaan
18. Bagaimana proses yang dilakukan dalam perencanaan sarana dan prasarana
UNBK?
19. Apakah terdapat peraturan mengenai persyaratan minimal infrastruktur UNBK?
20. Bagaimana kriteria persyaratan infrastruktur untuk pelaksanaan UNBK?
21. Apakah terdapat alokasi anggaran dana untuk penyiapan infrastruktur UNBK?
Aspek Pengadaan
22. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana UNBK?
23. Apa sajakah yang dilakukan dalam proses penyiapan infrastruktur UNBK?
24. Apakah terdapat anggaran dari pemerintah untuk pengadaan infrastruktur UNBK
tersebut?
Aspek Penggunaan atau Pemanfaatan
25. Bagaimanakah prosedur penggunaan sarana dan prasarana UNBK?
26. Untuk penggunaan ruang bagaimana langkah-langkahnya atau prosedur yang
dilaksanakan?
E. Pengelolaan Peserta Didik UNBK
Aspek Perencanaan
27. Apa saja yang dilakukan dalam proses perencanaan peserta didik dalam UNBK?
28. Bagaimana prosedur pendaftaran peserta didik dalam rangka mengkuti UNBK?
Aspek Penempatan
29. Bagaimanakah prosedur peserta didik terhadap penggunaan ruang ujian?
Aspek Pembinaan
30. Dalam pelaksanaan UNBK pada tahun ini apakah ada pelaksanaan ujicoba atau
simulasi?
31. Bagaimana mekanisme pelaksanaan uji coba atau simulasi UNBK?
F. Tahap Pelaksanaan UNBK
32. Apa sajakah proses yang dilakukan dalam pelaksanaan UNBK?
33. Apa saja yang dilakukan dalam proses pelaksanaan UNBK secara resmi?
34. Berapa orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan UNBK ini? dan siapa saja
orang itu?
35. Apa saja tugas dari orang-orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
UNBK resmi?
36. Bagaimanakah proses pelaksanaan UNBK resmi berlangsung? Mekanismenya
seperti apa?
G. Faktor Penghambat
37. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dari penyelenggaraan UNBK pada
tahun ini?
38. Bagaimana alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan tersebut?
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI
Judul Penelitian : Analisis Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) Pada Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan
Tempat Penelitian : MAN 1 Kota Tangerang Selatan dan MAAl Amanah Al
Gontory
Hari, Tanggal Penelitian : …………………………………………
No. Data yang Dibutuhkan Keberadaan
Keterangan Ada Tidak
1 Data letak geografis madrasah
2 Data sejarah pendirian madrasah
3 Visi dan misi madrasah
4 Data struktur organisasi madrasah
5 Data tentang tenaga pendidik
6 Data tentang peserta didik
7 Dokumen tentang peraturan
kebijakan pelaksanaan UNBK
8 Materi pelatihan Proktor dan
Teknisi UNBK
9 Tugas dan fungsi Proktor dan
Teknisi UNBK
10 Data sarana dan prasarana UNBK
11 Dokumen tentang anggaran
pelaksana UNBK
12 Data peserta didik yang mengikuti
UNBK
13 Jadwal pelaksanaan UNBK
14 Buku petunjuk pelaksanan UNBK
15 Buku petunjuk sistem jaringan
komputer UNBK
16 Dokumentasi pelaksanaan UNBK
KEBIJAKAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL
TAHUN 2019
Jakarta, 8 Oktober 2018
Rapat Koordinasi Persiapan UNBK
AGENDA
Kebijakan Pendidikan Berbasis Standar
Kebijakan Ujian Nasional
Help Desk
Kebijakan Pendidikan Berbasis Standar
Standar
BSNP
Kurikulum
SPMI (institusi, LPMP)
Kualifikasi
ProfesiSKKNI
KKNIBSNPDunia Pendidikan
Dunia Kerja BNSP
Indikator/deskriptor
Akreditasi/SPME
Laporan Akreditasi, Rekomendasi
Fasilitator/Regulator
Kementerian Bidang Pendidikan
Standar danRekomendasi
Satuan
Pendidikan
• Regulasi-Fasilitasi• Pemberian izin
Evaluator
BAN
KebijakanFasilitasi
PAUD, Dasmen sd Dikti
Ekosistem Pendidikan Nasional Berbasis Standar
SNP Sebagai Kriteria Minimal
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secaraterencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
SNP
SP belum memenuhi SNP
SP melampaui SNP
SP memenuhi SNP
SP= Satuan Pendidikan
Paradigma Pendidikan Berbasis Standar
Standar KompetensiLulusan
LUARAN (OUTPUT)
Standar Proses
Standar PenilaianPendidikan
PROSES
Standar Pendidik &Tenaga Kependidikan
Standar Sarana danPrasarana
Standar Pembiayaan
MASUKAN (INPUT)
KesesuaianKetercapaian
Standar Pengelolaan
Standar Isi
Interaksi SNP, Kurikulum, Buku Teks, Guru, dan Ujian Nasional
PendidikanBerbasis Standar
Empat SNP
Kurikulum
BukuTeks
Guru
Ujian Nasional
SKL, SI, Std. Proses dan Std. Penilaian menjadi acuan pengembangan kurikulum
KI dan KD dalam struktur kurikulum mengacu pada SKL dan SI
Buku teks mengacu pada KI, KD, dan lingkup materi.
▪ Guru melakukan penilaianmelalui Classroom Assessment
▪ Satuan pendidikanmelakukan penilaianmelalui School Assessment
Pemerintah melakukan penilaian pendidikan melalui
Ujian Nasional (UN)
1
2
34
5
SKL
1. St. Isi 2. St. Proses3. St. Penilaian4. St. Pendidik & Tendik5. St. Sarpras6. St. Pengelolaan7. St. Pembiayaan
1. Struktur Kurikulum2. KI-KD3. Modul pembelajaran
Akreditasi
Penilaian
Puskurbuk & Puspendik
BAN PAUD PNF
1. PAUD2. SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA3. SMK/MAK4. PKLK5. Kursus & Pelatihan6. Pend. Kesetaraan
1
2
3
Kebijakan Kewenangan Pengembangan SNP, Dokumen Kurikulum dan penilaian
4
Ditjen Terkait Panduan/Juklak/Juknis
Kebijakan Ujian Nasional
• Pelaksanaan Ujian Nasional bukan hanya sebagai
bentuk tanggungjawab konstitusional, tetapi juga
tanggungjawab moral. (Anies Baswedan, 2015)
• Ujian atau evaluasi bagi anak didik adalah bagian
dari pendidikan. Maka hindarkan dan cegah semua upaya
yang mengarah pada ketidakjujuran, karena itu jelas akan
mengingkari hakekat pendidikan. (Muhadjir Effendy, 2017)
Ujian Nasioal dan Pendidikan Karakter
Standar Penilaian
Penilaian oleh Pendidik
Penilaian oleh SatuanPendidikan
Penilaian olehPemerintah
Penilaian internal
Penilaian eksternal
• Guru cenderung mengujiapa yang sudah diajarkan
• Pemerintah mengujiapa yang mesti dikuasasi siswa
2015 2016
• Perluasan UNBK• UN dapat diulang pada tahun yang
sama• Peningkatan mutu soal (HOTS)• Integrasi Data: Pendataan peserta UNPK
dari PKBM melalui Dapodik/PDSPK.
2017 2018
• UN tidak menentukan kelulusan• UN dapat diulang lewat ujian perbaikan
pada tahun berikutnya• Pengenalan dan Rintisan UNBK• BSNP melakukan evaluasi UN• SHUN yang lebih bermakna
• Penguatan otoritas penyelenggara UN dalam aspek legal, kelembagaan, SDM (BSNP, Puspendik, LPMP)
• Peningkatan sekolah pelaksana UNBK (tahun ke-3) • Pelaksanaan UNBK bagi PKBM (Tahun-1)• Pelaksanaan USBN (Tahun-1)
• Penilaian bagian dari proses pendidikan, lebih fleksibel dalampelaksanaannya
• Soal bersifat Penalaran (HOTS)• Hasil UN sebagai dasar peningkatan
mutu pendidikan secara berkelanjutan• Tercapainya sistem penilaian
pendidikan nasional yang credible, acceptable dan accountable
Peta Jalan UN dan Penilaian Pendidikan
12
2005-2014
• UN menentukankelulusan
2019
• Kebijakan UN secara makrosama 2018
Kebijakan Ujian Nasional
• Ujian Nasional 2018 • Ujian Nasional 2019
• Kebijakan UN tahun 2019 tidak jauh berbeda dengankebijakan UN tahun 2018
• Perbedaan pada Jadwal danproyeksi peserta UN
MODA UJIAN
Mengutamakan UN Berbasis Komputer (UNBK)
• SMA sederajat 100%
• SMP sederajat 100%
UN Berbasis Kertas-Pensil (UNKP)
• Kasus tertentu saja
1
2
UNBK dengan Resource Sharing
Dinas Pendidikan (Provinsi/Kab/Kota) menetapkan satuan pendidikanpelaksana UNBK yang menerapkan pola resource sharing
PolaResource Sharing
LintasJenjang/Jenis
Pendidikan
DenganPTN/Instansi
lain
• SMP/MTs/Paket B/Wustha• Swasta• Nonformal
• SMA/MA/SMK/Paket C/Ulya• Negeri• Formal
• SMP/MTs/Paket B/Wustha• SMA/MA/SMK/Paket C/Ulya
• Perguruan Tinggi Negeri• Instansi pemerintah/swasta
Sekolah
Madrasah
Sekolah Keagamaan(SMTK, SMAK)
DAPODIK
EMIS
DAPODIK
PENDAFTARAN PESERTA UN DARI PENDIDIKAN FORMAL
1
2
3
Paket B & C padaPKBM
Paket B/Wustha & C/Ulya pada PonpesSalafiah
Sekolah Rumah(Home Schooling)
DAPODIKMAS
KEMENAG DNG APLIKASI DARI
PUSPENDIK
1. SP Formal atau2. Pendidikan
Kesetaraan
Pendaftaran peserta UN dari Pendidikan Kesetaraandan Sekolah Rumah
• Penyelenggara mendaftarkan ke SatuanPendidikan Formal atau PendidikanKesetaraan
• Satuan pendidikan memproses sesuaidengan ketentuan pada satuan pendidikanformal atau pendidikan kesetaraan
1
2
3
Isu Strategis Terkait dengan Pendataan
18
1.Pemutakhiran data peserta didik pada kelas akhir SMP/MTs sederajat dan SMA/MA sederajat
2.Pilihan mata pelajaran untuk siswa SMA/MA (berbasisindividu)
a. IPA : Fisika, Kimia, atau Biologib. IPS : Geografi, Sosiologi, atau Ekonomic. Bahasa : Antropologi, Sastra Indonesia atau Bahasa
Asing (Mandarin, Jepang, Arab, Jerman atau Perancis)
Isu Strategis Terkait dengan Pendataan
19
3.Data satuan pendidikan pelaksana UN a. Status akreditasib. Moda UNBK c. Moda UNKP d. Mandirie. Bergabung
4.Data Peserta UN 5.Data Pengawas6.Data proktor7.Data teknisi
• Persyaratan peserta UN • Keterlambatan pendataan• Data peserta didik berkebutuhan
khusus yang mengikuti UN
SOAL UJIAN
1. Soal UN berorientasi kepada penalaran(HOTS)
2. Bentuk soal pilihan ganda3. Bentuk soal isian singkat untuk Matematika
SMA sederajat
Soal-soal UN terdiri dari 3 level: 1. level 1 (pemahaman) sebanyak 25-30 %, 2. level 2 (aplikasi) sebanyak 50-60 %, 3. level 3 (penalaran) 10-15 %. ➔ HOTS
SOAL UJIAN NASIONAL Apa arti Higher Order Thinking Skills (HOTS)? Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan ke model asesmen (HOTS)?
1. HOTS merupakan kemampuan berpikir yang tidak hanya sekedar mengingat (recall), menyatakan kembali(restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
2. Tujuan model HOTS dalam asesmen adalah untuk mendorong siswa melakukan penalaran tingkat tinggi sehinggatidak terpaku pada satu pola jawaban yang dihasilkan dari proses hapalan, tanpa mengetahui konsep keilmuan.
3. HOTS merupakan salah satu tuntutan keterampilan dalam pembelajaran abad 21, yakni berpikir kritis, kreatifitas, komunikasi, dan kolaborasi.
4. Anak-anak kita tidak akan berdaya saing jika di sekolah mereka tidak dilatih kecakapan hidup abad21. Diantaranya adalah membuat perbandingan, membuat analisis data, membuat kesimpulan, menyelesaikanmasalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata.
5. Asesmen dengan model HOTS ini dilakukan untuk mengejar keterbelakangan bangsa Indonesia di tingkatinternasional, khususnya hasil PISA (Program for International Student Assessment).
SOAL UJIAN NASIONAL
Apa arti Higher Order Thinking Skills (HOTS)? Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan ke model asesmen (HOTS)?
Prinsip-prinsip penyusunan soal yang mengarah kepada HOTS:
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek mengingat dan memahami.2. Berbasis permasalahan kontekstual3. Stimulus menarik.
Kontekstual artinya soal harus menggunakan konteks dunia nyata. Penyajian kasus nyata memungkinkan peserta didikmelakukan proses menelaah berbagai informasi.
Stimulus yang menarik dapat berupa beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana dll yang memilikiketerkaitan dalam sebuah kasus.Stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan.
SOAL UJIAN NASIONAL
Apa arti Higher Order Thinking Skills (HOTS)? Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan ke model asesmen (HOTS)?
Prinsip kontekstual dan stimulus itu yang belum diterapkan dengan benar dalam penyusunan soal UN Matematika SMA.
• Misalnya soal terkait dengan jumlah garam NaCI yang ada dalam 1 ton bola salju. Demikian juga soal tentang daduyang diputar 600 kali atau waktu yang diperlukan oleh paku untuk tenggelam dalam agar-agar.
• Soal-soal tersebut jelas di luar konteks. Negara kita merupakan negara tropis, tidak pernah ada salju. Demikian juga, apa manfaat dari memutar dadu samai 600 kali. Agar-agar itu makanan pencuci mulut, masa sih, pakuditenggelamkan dalam agar-agar. Konteks apa yang dipakai?
Kebijakan asesmen yang mengarah kepada HOTS perlu diimbangi dengan kemampuan guru dalammenyusun soal yang bersifat HOTS. Program in-house training bagi guru-guru perlu diintensifkan.
PENGISIAN JAWABAN SOAL ISIAN SINGKAT
MATEMATIKA SMA/MA/SMK/PAKET C DI LJUN (1)
37. Diagram lingkaran berikut menunjukkan hobi dari siswa kelas XI IPS 2 SMA.
Diketahui 60 siswa hobi menonton. Jumlah siswa yang memiliki hobi membaca ada ... orang.
1 2 0
CONTOH SOAL PENALARAN MATEMATIKA SMA
1. Dalam suatu kelas terdapat 22 siswa. Guru mengadakan ulangan matematika. Hasil ulangansiswa diperoleh rata-rata 5 dan jangkauan 4. Bila nilai seorang siswa yang paling rendah dannilai seorang siswa yang paling tinggi tidak disertakan, nilai rata-rata berubah menjadi 4,9. Nilaisiswa yang paling rendah dan paling tinggi tersebut berturut-turut adalah ….
A. 2 dan 6B. 3 dan 7C. 4 dan 8D. 5 dan 9E. 6 dan 10
Kunci: C
Help Desk
Penetapan dan Peran Help Desk
Penetapan Tim Help Desk (Tim Layanan Bantuan)
Panitia UN Tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota sesuai dengankewenangannya membentuk tim help desk dengan kriteria sebagai berikut.
a. Memiliki sikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggung jawab, teliti, danmemegang teguh kerahasiaan.
b. Dalam keadaan sehat dan sanggup melaksanakan tugas dengan baik.
c. Memahami POS penyelenggaraan UN.
Penetapan dan Peran Help Desk
Tugas tim help desk adalah:
a. memberikan informasi dan penjelasan terhadap pertanyaan atau pengaduan yang diterima dari pengawas, proktor, teknisi, atau panitia ujian;
b. menerima, merekap, dan memberikan solusi terhadap pertanyaan, permasalahan dan/atau pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan ujian sesuaipetunjuk teknis (juknis) yang ditetapkan oleh Pelaksana UNBK Tingkat Pusat; dan
c. berkoordinasi dengan tim help desk di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusatsesuai dengan kewenangannya.
Penanganan Masalah
Prosedur Penanganan Masalah UNBK
1. Dalam hal kondisi khusus atau terjadi hambatan/gangguan teknis dalam pelaksanaan, sekolah/madrasah pelaksana UNBK dapat mengambil tindakan, berkoordinasi dengan help desk berdasarkan petunjuk teknis (juknis) yang ditetapkan oleh Pelaksana UNBK Tingkat Pusat.
2. Kondisi khusus tersebut mencakup antara lain: listrik padam, kerusakanperalatan atausarana/prasarana, kerusakan sistem, hambatan jaringan, dan sebagainya.
3. Bentuk tindakan dari penanganan kondisi khusus tersebut antara lain meliputi: perubahan jadwalpelaksanaan UNBK, penggantian pelaksanaan dari UNBK ke UNKP, atau bentuk lain yang diputuskanPelaksana UNBK Tingkat Pusat dan dilaporkan kepada Penyelenggara UN.
4. Pelaksanaan ujian yang tidak sesuai dengan POS UN dan kejadian- kejadian khusus serta tindakanpenanganannya dilaporkan oleh sekolah/madrasah pelaksana UNBK dan dicatat dalam Berita AcaraPelaksanaan UNBK.
Isu Teknis UN 2018
1. Perbandingan jumlah teknisi terhadap server atau client• Proktor: 1 proktor per 1 server • Teknisi : 1 teknisi per 40 klien (komputer) • Pengawas : 1 pengawas per 20 peserta ujian (siswa)
2. Optimalisasi help desk provinsi dan kabupaten3. Konfigurasi (jarak dan letak) client di ruang ujian4. Headset client saat bukan ujian listening5. Penggunaan wifi di ruang ujian (client ke server)6. Sosialisasi teknis kepada Kepala Dinas dan Kepala Sekolah untuk
mendukung kerja proktor dan teknisi
Refleksi 3 Tahun Pelaksanaan UNBKPro kontro UNBK: optimis- pesimis
Peluang- Generasi digital - Mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia, pelaksanaan UNBK menjadi sebuah
solusi
Tantangan- Pemahaman terhadap UNBK yang dilaksanakan secara fully online - Pengadaan komputer oleh satuan pendidikan- UNBK dilaksanakan dengan sistem sift (3 shift dalam satu hari)
• sesi 1: 07.30 – 09.30,
• sesi 2 :10.30 – 12. 30 dan
• sesi 3 :14.00 – 16.00.
- Naiknya integritas melalui UNBK belum diikuti dengan naiknya prestasi siswa
Permasalahan dan Kendala Teknis UNBK
1. Sinkronisasi terlambat dilakukan, pihak sekolah, siswa dan orang tuamulai cemas.
2. PenundaanUNBK Karena PemadamanListrik (Kasus UNBK SMK di beberapa kabupaten di Aceh tahun 2017)
3. Gogal log in atau terlambat 30 menit sehingga peserta ujian sempatgelisah
4. Server utama terkena virus5. Komputer peserta yang log out sendiri.6. Registrasi IP yang belum lancar,7. swicth client dan pengaturan zona waktu yang salah sehingga komputer
tidak bisa terkoneksi ke internet.8. Soal isian singkat Matematika yang mestinya diisi angka, bisa diisi huruf
Testimoni
• UNBK telah terbukti menjadi instrumen yang efektifuntuk menanamkan karakter dan kejujuran melaluicapaian indeks integritas.
• Pelaksanaan UNBK perlu dilakukan secara profesionaldan perlu diimbangi dengan penilaian kelas danpenilaian sekolah yang lebih berkualitas.
(Kepala Balitbang, Kemdikbud Totok Suprayitno)
Testimoni
• Pelaksanaan ujian memang tidak bisa kalau harus 100% tanpa masalah. Permasalahan yang timbul hanya kecilskalanya sehingga bisa diselesaikan teknisi yang sudahstandby di sekolah.
• Para peserta Ujian Nasional tidak akan dirugikanapabila terjadi kesalahan teknis dalam pelaksanaanujian.
(Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, 2017)
Testimoni
• Saya merasa bersyukur jika fasilitas yang ada di sekolahini dimanfaatkan banyak pihak, termasuk siswa SMP yang ikut UNBK di sini. Sebab semakin banyak pihakyang menggunakan fasilitas sekolah (SMKN 2), semakinoptimal fungsi fasilitas yang ada.
• Lebih baik rusak karena digunakan daripada rusaksebelum digunakan”
(Bagus Gunawan Kepala SMKN 2 Kota Malang)
Praktik Baik UNBK
1. Penerapan prinsip berbagi sumber (resource sharing) lintas jenjang dan jalur
(formal-nonformal)
2. Sekolah menyediakan satu ruang komputer cadangan
3. Sekolah menyediakan air mineral bagi peserta ujian selamla ujian berlangsung
4. Khusus ujian mata pelajaran bahasa, layar komputer dilapisi plastik dan
disediakan spidol serta tisu bagi peserta. Hal ini membantu siswa dalam
mengidentifikasi kata kunci dalam bahan bacaan ujian.
5. Proktor yang berpengalaman diperbantukan ke sekolah yang baru pertama kali
melaksanakan UNBK.
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto 1: Wawancara dengan
Kepala Kantor Kemenag
Kota Tangerang Selatan.
Foto 2: Wawancara dengan
Kepala MA Al Amanah Al
Gontory.
Foto 3: Wawancara dengan Kepala
MAN 1 Kota Tangerang Selatan.
Foto 4: Wawancara dengan
Proktor UNBK.
Foto 5: Proktor dan Lab. Komputer
MA Al Amanah Al Gontory
Foto 6: Lab. Komputer MAN 1
Kota Tangerang Selatan
Foto 7: Kegiatan UNBK Foto 8: Proktor dan Lab.
Komputer
Foto 9: Kegiatan UNBK