Upload
vantruc
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Marketing, Accessibility, Technology
dan Experience pada Situs Berita Indonesia
Oleh:
Ratu Adelia Ariani 1301020971
Alvin 1301034806
Reynard Jeremy Setiadi 1301036521
Monica Lusiani Suhendi 1301036686
Nathasya Noveria 1301037133
Christian 1301037442
08PAY
Sistem Informasi dan Manajemen
Semester Genap 2012/2013
Daftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar Isi
Pendahuluan ........................................................................................................................................... 1
Landasan Teori ........................................................................................................................................ 2
Pengujian .............................................................................................................................................. 13
Analisa Hasil Pengujian .......................................................................................................................... 15
Simpulan dan Saran ............................................................................................................................... 26
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 28
Daftar Grafik Daftar Grafik Daftar Grafik Daftar Grafik
Figure 1 Histogram dan Plot Accessibility ............................................................................................... 21
Figure 2 Histogram dan Plot Marketing.................................................................................................. 22
Figure 3 Histogram dan Plot Technology ................................................................................................ 23
Figure 4 Histogram dan Plot Experience ................................................................................................ 24
Daftar TabelDaftar TabelDaftar TabelDaftar Tabel
Table 1 Hasil Pengujian Situs ................................................................................................................. 14
Table 2 Informasi Dari Data Pengujian ................................................................................................... 16
Table 3 Rata-rata, Maksimum, dan Minimum Dari Data Pengujian ......................................................... 17
Table 4 Uji Normalitas Data Pengujian ................................................................................................... 19
Daftar GambarDaftar GambarDaftar GambarDaftar Gambar
Gambar 1 Infrastruktur Negara dan Perkembangan Institusi Marketing ................................................... 7
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 1 | P a g e
PendahuluaPendahuluaPendahuluaPendahuluannnn
Pada masa sekarang ini, sebagian besar perusahaan telah memanfaatkan teknologi informasi.
Teknologi ini digunakan untuk mengoptimalkan proses bisnisnya bahkan telah lahir pula perusahaan
yang telah menggunakan teknologi informasi sebagai satu-satunya cara untuk menjalani proses
bisnisnya. Teknologi informasi yang dimaksud adalah website. Dengan berkembangnya teknologi
tersebut, lahirlah berbagai tawaran menarik dari jasa web design untuk menciptakan berbagai macam
aplikasi website yang menggunakan teknologi yang cepat, akurat, dan mudah digunakan oleh pengguna.
Tentunya, teknologi yang berkualitas baik memerlukan tahapan prosedur yang jelas dan dapat
memberikan kepuasan terhadap konsumen. Sebelum para pengembang mengimplementasikan aplikasi
yang telah mereka bangun, akan lebih baik apabila aplikasi tersebut melalui prosedur pengujian atau
disebut sebagai testing.
Testing merupakan suatu tahap yang digunakan untuk mendeteksi apakah terjadi kesalahan
yang belum terungkap. Dengan adanya testing maka kita akan mengetahui apakah suatu aplikasi yang
telah dibangun tersebut memiliki kekurangan dari persyaratan yang telah disusun sejak awal. Tidak
hanya mendeteksi error, testing juga berfungsi untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut sudah sesuai
dengan keinginan pengguna dan berjalan dengan spesifikasi yang diinginkan serta berbagai kekurangan
lain yang akan mengganggu jalannya aplikasi website.
Secara garis besar, testing digunakan untuk mengurangi resiko dari kesalahan sistem. Kesalahan
menyebabkan kerugian dan kerugian identik dengan kehilangan. Walaupun resiko adalah sesuatu yang
tidak pasti terjadi dan terkadang menjadi suatu yang tidak dapat dihindari, tetapi harus ada tindakan
nyata untuk meminimalkan atau menghilangkan dampak dari resiko tersebut.
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 2 | P a g e
Landasan TLandasan TLandasan TLandasan Teorieorieorieori
A. Testing
Testing performance digunakan untuk mengetahui apakah sistem dapat bekerja dibawah beban kerja
yang biasanya meliputi test ketanggapan, kehandalan, stablititas dan skalabilitas (Microsoft, 2007).
Pengujian ini pada umumnya dilakukan untuk mencapai hal- hal berikut:
- Evaluasi terhadap kinerja
- Perbandingan kinerja sistem untuk menentukan mana yang lebih baik
- Menemukan sumber masalah yang terjadi pada sistem
Testing performance meliputi 3 kategori sebagai berikut:
- Testing performa, testing ini menguji kecepatan validasi, skalabilitas, kestabilan sistem yang
diuji.
- Testing load, testing ini menguji kecepatan performa sistem yang diuji ketika sedang
dibawah kondisi tertekan selama proses sistem bekerja.
- Testing Stress, testing ini berfokus kepada menentukan atau memvalidasi kinerja sistem yang
diuji ketika sedang dibawah tekanan, dan volume tekanan yang berada diluar antisipasi
sistem. Testing ini menguji apakah sistem akan gagal berdasarkan indikator benchmark yang
diuji.
B. Accessibility
Untuk sekian lama, tujuan dari desain web adalah estetika visual dari situs, dan bukanlah suatu
akses yang setara antar pengguna. Menurut Peters(2010), Web accessibility adalah seberapa jauh
website dapat di akses oleh orang orang yang membutuhkan lebih dari web browser tradisional untuk
meng-akses internet. Contohnya, seorang user yang terganggu penglihatannya dapat menggunakan
suatu program pembaca layar untuk menerjemahkan teks dan grafik dalam layar komputer ke bentuk
suara.
Website dikatakan memiliki accessibility yang semakin baik bila site tersebut dapat
mengakomodasi semakin banyak cara user dapat meng-akses site tersebut.
Isu Hukum Pada Web Accessibility
Pada beberapa negara, seperti Amerika, ada hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban
pembuat website untuk mengakomodasi user yang memiliki keterbatasan fisik. Di Amerika, terdapat
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 3 | P a g e
ADA / American Disabilities Act (disahkan pada tahun 1990) yang mewajibkan organisasi dengan fasilitas
publik untuk menyediakan akomodasi yang wajar untuk orang orang dengan keterbatasan fisik. Karena
semakin lama internet semakin dilihat sebagai suatu fasilitas publik, muncul argument bahwa ADA juga
mencakup internet.
Sejauh ini sudah ada beberapa kasus berkaitan dengan hukum ini, seperti (seperti dikutip oleh
Peters, 2010):
- NFB / National Federation of the Blind menuntut American online karena softwarenya tidak
mengakomodasi program pembaca layar
- Pengacara New York menuntut Priceline.com dan Ramada.com
- NFB menuntut Target.com untuk memiliki banyak barrier untuk web accessibility (Meyers, 2006)
Selain di Amerika, contoh lain mengenai isu hukum web accessibility adalah di Inggris / United
Kingdom. UK memiliki hukum Disability Discrimination Act yang memiliki tujuan yang sama dengan ADA.
Penghalang Web Accessibility
Seringkali, karena designer situs tidak memikirkan web accessibility saat mendesign situsnya,
ada banyak penghalang untuk mengakses konten pada situs.
Beberapa penghalang yang umum ditemui adalah (seperti dikutip oleh Peters, 2010)
- Image tanpa teks alternatif
- Penggunaan elemen structural yang menyesatkan
- Audio / video tanpa deskripsi
- Tabel yang sulit dipahami saat dijadikan linear
- SItus dengan kontras warna yang buruk
Menurut McCormick (seperti dikutip oleh Peters, 2010), 3 kesalahan accessibility yang paling umum
ditemui adalah:
- Kode yang ditulis dengan buruk
- Desain navigasi yang buruk
- Tidak adanya heading,title, dan teks alternatifuntuk media
Spesifikasi Teknis untuk Web Accessibility
W3C, sebagai international consortium pembuat standar web, membuat suatu kelompok yang
dinamakan Web Accessibility Initiative (WAI) yang membuat Web Content Accessibility Guidelines
(WCAG). Hingga kini, sudah ada 2 versi dari WCAG yang di release, yaitu 1.0 dan 2.0.
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 4 | P a g e
4 principle dan 12 guideline yang dipaparkan dalam WCAG adalah:
1. Perceivable : teks dan informasi harus dapat dipahami user
1.1. Menyediakan teks alternatif untuk semua konten non-teks
1.2. Menyediakan alternatif tersinkronisasi untuk multimedia
1.3. Buat konten yang dapat dipresentasikan dengan berbagai cara
1.4. Permudah user dengan kekurangan fisik untuk melihat dan mendengar konten
2. Operable : komponen UI harus dapat dioperasikan oleh user
2.1. Semua fungsionalitas harus dapat digunakan melalui keyboard
2.2. Sediakan waktu yang cukup bagi user dengan kekurangan fisik untuk membaca dan
menggunakan konten
2.3. Jangan mendesign konten yang diketahui dapat menimbulkan seizure
2.4. Sediakan cara untuk membantu user dengan kekurangan fisik menavigasi, mencari
konten, dan mengetahui dimana mereka berada
3. Understandable : informasi dan operasi UI harus dapat dipahami user
3.1. Buat konten teks yang mudah dibaca dan dipahami
3.2. Buat halaman web terlihat dan beroperasi dengan cara yang dapat diprediksi
3.3. Bantu user menghindari dan membetulkan kesalahan
4. Robust : konten harus dapat di interpretasikan secara reliabel oleh variasi user yang lebih
banyak
4.1. Maksimalisasi kompatibilitas antara teknologi user sekarang dan akan datang
4.2. Sediakan mekanisme untuk mengidentifikasi cara penyebutan spesifik dari kata kata
dimana artinya ambigu
C. Experience
Bagaimana pengguna situs memperoleh experience bergantung pada bagaimana situs itu
menampilkan dirinya kepada pengguna (Nasrul, Md, Masrom, & Syarief, 2012). Pengguna yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda punya ekspektasi yang berbeda kepada sebuah situs.
Demikian juga tentang sebuah tampilan atau pun fitur situs, dari satu pengguna akan menilainya secara
berbeda. Bisa jadi, satu pengguna menganggapnya sebagai kelebihan, sedangkan pengguna yang lain
melihatnya sebagai kekurangan.
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 5 | P a g e
Keragaman pengguna internet yang semakin bertumbuh berdasarkan Internet World Stats yang
diakses pada 2009 menjadi alasan mengapa tidaklah cukup hanya menggunakan satu standar untuk
antarmuka sebuah situs (seperti dikutip oleh Nasrul, Md, Masrom, & Syarief, 2012). Menurut Marcus and
Baumgartner (seperti dikutip oleh Nasrul, Md, Masrom, & Syarief, 2012), orang-orang dari negara atau
budaya yang berbeda menggunakan antarmuka dalam cara yang berbeda juga, punya preferensi tata
letak grafis yang berbeda, dan punya perbedaan ekspektasi pada cara respon antarmuka tersebut.
Contoh sederhananya menurut Nasrul, Md, Masrom, & Syarief (2012) adalah soal warna. Bagi
orang-orang dari Republik Rakyat Cina, warna merah adalah warna yang baik. Sementara bagi orang
Mesir, warna merah melambangkan kematian. Di Indonesia sendiri, warna merah sering melambangkan
keberanian. Begitu pula dengan cara menulis atau pun membaca. Di Jepang, orientasi situs dibuat untuk
dibaca dari atas ke bawah. Sementara di negara-negara Arab dari kanan ke kiri. Sedangkan, bagi
sebagian pengguna bahasa dengan huruf latin, membuat orientasi situs untuk dibaca dari kiri ke kanan.
Di Malaysia sendiri menurut Nasrul, Md, Masrom, & Syarief (2012), ada situs-situs yang
dikembangkan khusus untuk melayani etnis tertentu. Situs edukasi, koran, dan partai politik adalah
contohnya. Kebanyakan mahasiswa yang mengakses portal UITM (Universiti Teknologi Mara), misalnya,
adalah mahasiswa beretnis Melayu. Sementara untuk TAR (Tengku Abdul Rahman) mayoritasnya adalah
mahasiswa keturunan Cina. Sedangkan untuk MIC (Malaysia India Council) semua anggotanya adalah
orang India.
Seperti yang dilaporkan oleh Nasrul, Md, Masrom, & Syarief (2012) banyak studi yang
menunjukkan bahwa pengguna lebih memilih antarmuka dengan cultural markers dan cultural markers
yang pas akan menghasilkan performa pengguna yang tinggi. Cultural markers juga meningkatkan user-
comfortability.
Mohammad Ahmad Nasrul dan kawan-kawannya menyimpulkan dari berbagai studi ini bahwa
user experience bergantung pada usability dari sebuah situs. Sementara, usability itu sendiri dipengaruhi
oleh dua faktor; cultural markers dan cultural dimensions. Cultural markers adalah aspek atau peristiwa
dari masyarakat yang menunjukkan norma-norma masyarakat dan budaya mereka. Menambahkan hal
ini dalam sebuah situs akan menambah usability, khususnya bagi pengguna dengan budaya yang sama
dan mirip. Sementara usability akan meningkatkan experience dari pengguna.
D. Marketing
Karena marketing dilakukan dengan menggunakan bantuan jaringan atau networking, maka
marketing disini bisa dikatakan juga dengan nama e-marketing. Strategi e-marketing memanfaatkan
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 6 | P a g e
jaringan komunikasi dan data untuk memfasilitasi komunikasi pribadi yang tidak terputus antara
perusahaan dan pelanggan. Hal ini memberikan nilai lebih daripada menggunakan jaringan tradisional.
(Sheth dan Sharma 2006)
Keuntungan dengan menggunakan e-marketing
Keuntungan utama dari menggunakan e-marketing ini adalah mengurangi biaya dan meningkatkan
jangkauan. Biaya untuk melakukan e-marketing jauh lebih rendah daripada metode marketing lain
seperti "face-to-face salespeople" atau dengan menggunakan distributor. Dengan menggunakan e-
marketing meningkatkan jangkauan dan mengurangi cost dengan menyediakan tiga area keuntungan
untuk pelanggan. Yang pertama, perusahaan dapat menyampaikan informasi yang tidak terbatas kepada
pelanggan tanpa campur tangan orang lain. Yang kedua, perusahaan yang menerapkan e-marketing
dapat membuat interaksi dengan menyesuaikan informasi untuk pelanggan secara individual sehingga
memungkinkan pelanggan untuk mendesain produk dan pelayanan dengan spesifik seperti yang
pelanggan inginkan. Yang terakhir, pelanggan dan perusahaan dapat bertransaksi secara langsung tanpa
perlu "human contact".
Efeknya bagi negara dengan e-marketing
Untuk mengetahui efek e-marketing untuk setiap negara, maka dilakukan pengklasifikasian
berbasis 2 dimensi, yaitu country infrastructure development, dan country’s marketing institutional
development. Country infrastructure development meliputi jalanan, telekomunikasi, badan legislatif,
keterbukaan badan hukum, dan lain-lain. Ada 2 alasan mengapa menggunakan kriteria tersebut, yang
pertama, kepadatan telekomunikasi, broadband access, akses data untuk seluruh perangkat. Yang kedua
adalah bagaimana hukum dari proses e-marketing tersebut. Sedangkan untuk country’s marketing
institutional development, berhubungan dengan ketersediaanya dari persaingan, efektifitas, dan
efisiensi dari marketing yang termasuk dengan efisiensi dan efektifitas dari distribusi dan
communication channels.
Berikut adalah hasil dari klasifikasi negara dari 2 matrix tersebut.
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 7 | P a g e
Gambar 1 Infrastruktur Negara dan Perkembangan Institusi Marketing
E. Teknologi
Banyak teknologi yang digunakan dalam pembuatan website. Teknologi tersebut mencakup
server yang digunakan, aplikasi database, bahasa pemrograman yang digunakan, aplikasi yang
digunakan untuk membuat website tersebut, dan lain-lain.
Menurut Ibrahim (2007:28-29), berpendapat bahwa teknologi web memiliki tiga klasifikasi
yakni :
1. Web 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia
Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website
yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan
informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita
“cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.
2. Web 2.0
Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai
teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara
online.
Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet
sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk
mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah:
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 8 | P a g e
Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi
pengguna aplikasi tersebut”
Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya:
“flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di
antara para pengguna Web.
Pada umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki
fitur-fitur sebagai berikut:
• CSS (Cascading Style Sheets)
• Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax
• Markup XHTML
• Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom
• URL yang valid
• Folksonomies
• Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website
• XML Web-Service API
3. Web 3.0 / Semantic Web
Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap
berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat
beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web
berisikan perangkat lunak bersifat on-demand [Joh07]. Namun, menurut John Markoff, Web 3.0
adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu
komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Berdasarkan definisi yang
dikemukakan tersebut, maka pada dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena
Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami
yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi
dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai
perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara
yang lebih mudah [Tim01].
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 9 | P a g e
Mengoptimalkan Waktu Load Halaman Website
Berdasarkan pendapat Gea (2011:F-56—F-57), teknik untuk mengoptimalkan waktu load
halaman website, adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan CSS untuk mengatur tampilan layar dan dekorasi gambar, karena basis
perintahnya lebih sedikit dan file CSS akan tersimpan dalam cache, sehingga
mempercepat proses download.
2. Gunakan java script untuk interaktif dengan website, karena java scripts akan tersimpan
di cache, sehingga mempercepat proses download.
3. Tidak menggunakan gambar untuk menampilkan text
4. Meminimalkan white space, line return dan comment tags
5. Menghindari penggunaan Calls-up. Misalnya :
<a href=”/”>-Calls-up http://www.URL.com
<a href=”/filename.html”> - Calls up http://www.URL.com/filename.html
<a href=”/directory/filename.html”> Calls-up
http://www.URL.com/directory/filename.html
<a href=”./”> - Calls-up index.html
6. Mengindari penggunaan META Tags dan META Content yang tidak perlu
7. Hidari penggunaan ukuran gambar yang terlalu besar
F. Alat Pengujian
Pengujian pada nibbler didasarkan pada 4 kategori yang sudah dianalisa dengan pengujian diatas.
Berikut detil dari kriteria pendukung masing masing kategori yang digunakan untuk pengujian:
- Accessibility
- Code quality
- Images
- Links
- Headings
- URL format
- Page titles
- Experience
- Facebook page
- Printability
- Images
- Links
- Mobile
- URL format
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 10 | P a g e
- Popularity
- Server behaviour
- Facebook sharing
- Google+ page
- Marketing
- Facebook page
- Analytics
- Links
- Headings
- Popularity
- Page titles
- Facebook sharing
- Incoming links
- Meta tags
- Google+ page
- Technology
- Printability
- Code quality
- Images
- Links
- Mobile
- Headings
- URL format
- Server behaviour
- Meta tags
Dan berikut ini penjelasan untuk setiap kriteria tersebut:
- Facebook sharing � Seberapa jauh page dalam situs di-like dan di-share di facebook
- W3C compliance � Sebanyak apa error dan warning yang ada pada situs saat diuji dengan
standar W3C
- Links � Sebaik apa deskripsi / definisi dari link yang diberikan. Contoh link yang kurang baik
adalah “Click here” atau “Read more”
- Popularity � Popularitas website yang diambil datanya dari Alexa (http://www.alexa.com/ )
- Meta tags � Isi dari meta tag yang ada dalam website
- Headings �Ada/tidaknya heading pada setiap page dalam situs
- Feeds � Feed / RSS yang disediakan untuk mempermudah user dalam mendapatkan update
dari situs
- Printability � Sejauh mana situs dioptimalkan untuk pencetakan dengan menggunakan CSS
- Incoming links � Sebanyak apa link yang menunjuk ke situs yang diuji
- Twitter sharing � Seberapa banyak tweet yang ada tentang situs yang diuji
- URL format � Sebaik apa URL situs dan seberapa mudah diingat oleh manusia
- Analytics � Alat analisa yang digunakan dalam situs untuk melakukan analisa pengunjung,
seperti Google Analytics V2
- Inoffensive content � Sebanyak apa konten yang mungkin diblokir oleh sistem filtering
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 11 | P a g e
- Page titles � Sebanyak apa halaman yang menggunakan page title dengan benar
- Facebook page � Apakah situs memiliki link ke facebook page atau tidak
- Semantic HTML � Penggunaan semantic HTML dengan div dan CSS untuk layout dan bukan
tabel
- Duplicate content � Adanya redirect/pengalihan pada situs
G. Korelasi
Korelasi adalah asosiasi atau hubungan antara variabel-variabel yang diminati, apakah data
sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi
antar sampel dan jika antara variabel tersebut ada hubungan, seberapa kuat hubungan antara variabel
tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut korelasi
saja. Koefisien korelasi adalah suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linear antara variabel-variabel
tersebut. (Sunyoto 2012)
H. Normalitas
Analisis normalitas suatu data ini akan menguji data variabel yang telah kita tentukan apakah
berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal (bebas atau acak). Secara teoritis, semakin besar
ukuran sampelnya, maka data akan mendekati normal. Uji normalitas dapat diuji dengan tiga cara yaitu :
1. Uji Kolmogorov – Smirnov
Uji normalitas Kolmogoriv-Smirnov bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian.
2. Uji Statistik
Dalam menguji variabel-variabel berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini
menggunakan nilai kemiringan kurva atau skewness atau nilai keruncingan kurva atau kurtosis
yang dibandingkan dengan nilai Z table.
3. Uji Histogram
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak, cukup
dengan membandingkan antara data riil/nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah
mendekati normal, atau malah normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva
cenderung tidak simetri terhadap mean (U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 12 | P a g e
normal dan sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang relatif banyak dan
tidak cocok untuk banyaknya data yang hanya sedikit karena interpretasinya bisa menyesatkan.
Cara normal probability plot lebih handal daripada cara grafik histogram karena cara ini
membandingkan data riil dengan data distribusi normal secara kumulatif. Suatu data dikatakan
bersidtribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal. (Sunyoto 2012)
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 13 | P a g e
PengujianPengujianPengujianPengujian
Pengujian dilakukan terhadap 50 situs berita Indonesia yang beragam, dengan menggunakan
alat testing nibbler yang dapat di akses di situs silktide ( http://nibbler.silktide.com/ )
No Website Accessibility Experience Marketing Technology
1 metrotvnews.com/ 6.9 6.7 6.7 4.5
2 www.tempo.co/ 6.2 6.0 6.0 4.5
3 www.bola.net/ 4.0 6.3 7.5 4.7
4 www.antaranews.com/ 6.5 7.2 5.3 6.1
5 www.okezone.com/ 7.6 6.4 6.1 6.0
6 www.detik.com/ 7.2 6.2 6.4 5.3
7 www.republika.co.id/ 6.2 7.3 8.3 5.3
8 www.liputan6.com/ 5.5 6.4 6.0 5.2
9 www.voaindonesia.com/ 6.4 6.1 6.3 5.5
10 www.koran-sindo.com 5.9 4.6 3.0 4.0
11 www.kompas.com/ 3.0 6.1 7.4 3.1
12 www.duniasoccer.com/ 6.9 4.5 5.6 4.8
13 VIVA.co.id 4.9 4.1 4.5 4.1
14 Tribunnews.com 5.0 5.8 4.4 5.2
15 http://www.inilah.com/ 5.6 6.1 5.9 4.8
16 http://www.insideindonesia.org/ 7.1 7.3 6.2 7.3
17 bisnis.com 6.9 4.7 5.2 4.4
18 http://www.kapanlagi.com/ 7.7 6.8 7.2 4.8
19 www.beritajakarta.com 2.6 2.5 4.9 2.9
20 http://topikutama.com/ 5.1 4.2 3.6 3.8
21 http://www.analisadaily.com/ 4.2 3.5 5.4 3.1
22 http://www.goal.com/id-ID/ 4.9 5.5 7.7 3.8
23 http://www.bolanews.com/ 3.2 2.6 4.8 2.4
24 suarapengusaha.com/ 7.6 5.1 3.8 5.2
25 http://www.investor.co.id/home/ 2.9 5.9 6.5 3.8
26 www.beritasatu.com/ 4.5 6.3 7.3 4.7
27 http://www.pikiran-rakyat.com/ 6.1 4.7 3.8 5.1
28 http://www.jawapos.com/teks/ 3.8 3.6 3.8 3.3
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 14 | P a g e
29 http://www.kabarindonesia.com/ 4.5 4.3 5.8 3.7
30 dailysocial.net 6.1 5.8 6.5 6.1
31 http://www.jurnas.com/ 6.5 5.1 2.9 4.5
32 http://www.voaindonesia.com/ 6.4 6.1 6.3 5.5
33 http://www.beritanet.com/ 6.4 4.6 5.8 3.9
34 http://www.kontan.co.id/ 4.0 6.0 6.3 4.2
35 http://thenewsphoto.com/ 8.5 5.0 3.8 5.8
36 http://www.suarapembaruan.com/ 3.0 4.7 4.7 3.8
37 http://www.thejakartapost.com/ 6.4 7.9 8.0 6.0
38 www.thejakartaglobe.com/ 3.0 6.1 7.2 3.8
39 http://www.kbr68h.com/ 6.6 4.7 6.8 5.1
40 http://www.jpnn.com/ 4.1 7.5 7.7 4.9
41 http://www.rakyatmerdekaonline.com/ 5.3 4.2 4.8 4.1
42 http://www.wowkeren.com/ 6.8 4.5 4.9 4.4
43 http://apindonesia.com 6.5 4.1 2.0 4.6
44 http://ayobicara.com/ 8.3 5.0 3.0 5.9
45 www.beritasatumedia.com 2.6 2.7 3.5 2.3
46 http://indo.wsj.com/home-page 2.7 3.2 4.0 3.4
47 http://www.poskotanews.com/ 5.3 6.5 6.2 5.5
48 http://www.rri.co.id/ 6.7 5.3 6.3 4.1
49 www.indo.wsj.com 2.7 3.2 4.0 3.4
50 http://www.beritajakarta.com 2.6 2.5 4.9 2.9
51 www.surya.co.id 3.9 5.0 4.0 4.4
52 http://www.e-berita.net/ 5.6 6.4 7.0 6.0
*Data diambil antara tanggal 7 - 12 Maret 2013
Table 1 Hasil Pengujian Situs
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 15 | P a g e
Analisa Hasil PengujianAnalisa Hasil PengujianAnalisa Hasil PengujianAnalisa Hasil Pengujian
Pembahasan Data
No Website Average Faktor Terburuk
1 metrotvnews.com/ 6.2 Technology
2 www.tempo.co/ 5.7 Technology
3 www.bola.net/ 5.6 Accessibility
4 www.antaranews.com/ 6.3 Marketing
5 www.okezone.com/ 6.5 Technology
6 www.detik.com/ 6.3 Technology
7 www.republika.co.id/ 6.8 Technology
8 www.liputan6.com/ 5.8 Technology
9 www.voaindonesia.com/ 6.1 Technology
10 www.koran-sindo.com 4.4 Marketing
11 www.kompas.com/ 4.9 Accessibility
12 www.duniasoccer.com/ 5.5 Experience
13 VIVA.co.id 4.4 Experience
14 Tribunnews.com 5.1 Marketing
15 http://www.inilah.com/ 5.6 Technology
16 http://www.insideindonesia.org/ 7.0 Marketing
17 bisnis.com 5.3 Technology
18 http://www.kapanlagi.com/ 6.6 Technology
19 www.beritajakarta.com 3.2 Experience
20 http://topikutama.com/ 4.2 Marketing
21 http://www.analisadaily.com/ 4.1 Technology
22 http://www.goal.com/id-ID/ 5.5 Technology
23 http://www.bolanews.com/ 3.3 Technology
24 suarapengusaha.com/ 5.4 Marketing
25 http://www.investor.co.id/home/ 4.8 Accessibility
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 16 | P a g e
26 www.beritasatu.com/ 5.7 Accessibility
27 http://www.pikiran-rakyat.com/ 4.9 Marketing
28 http://www.jawapos.com/teks/ 3.6 Technology
29 http://www.kabarindonesia.com/ 4.6 Technology
30 dailysocial.net 6.1 Experience
31 http://www.jurnas.com/ 4.8 Marketing
32 http://www.voaindonesia.com/ 6.1 Technology
33 http://www.beritanet.com/ 5.2 Technology
34 http://www.kontan.co.id/ 5.1 Accessibility
35 http://thenewsphoto.com/ 5.8 Marketing
36 http://www.suarapembaruan.com/ 4.1 Accessibility
37 http://www.thejakartapost.com/ 7.1 Technology
38 www.thejakartaglobe.com/ 5.0 Accessibility
39 http://www.kbr68h.com/ 5.8 Experience
40 http://www.jpnn.com/ 6.1 Accessibility
41 http://www.rakyatmerdekaonline.com/ 4.6 Technology
42 http://www.wowkeren.com/ 5.2 Technology
43 http://apindonesia.com 4.3 Marketing
44 http://ayobicara.com/ 5.6 Marketing
45 www.beritasatumedia.com 2.8 Technology
46 http://indo.wsj.com/home-page 3.3 Accessibility
47 http://www.poskotanews.com/ 5.9 Accessibility
48 http://www.rri.co.id/ 5.6 Technology
49 www.indo.wsj.com 3.3 Accessibility
50 http://www.beritajakarta.com 3.2 Experience
51 www.surya.co.id 4.3 Accessibility
52 http://www.e-berita.net/ 6.3 Accessibility
Rata-rata 5.2
Nilai Maksimum 7.1
Nilai Minimum 2.8
Table 2 Informasi Dari Data Pengujian
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 17 | P a g e
Accessibility Experience Marketing Technology
Rata-rata 5.4 5.2 5.5 4.5
Nilai Maksimum 8.5 7.9 8.3 7.3
Nilai Minimum 2.6 2.5 2.0 2.3
Table 3 Rata-rata, Maksimum, dan Minimum Dari Data Pengujian
Jumlah situs dengan unsur terburuk tertentu :
- Technology 22 situs
- Accessibility 13 situs
- Marketing 11 situs
- Experience 6 situs
Situs Terbaik : http://www.thejakartapost.com/ dengan nilai rata-rata 7.1
Situs Terburuk : www.beritasatumedia.com dengan nilai rata-rata 2.8
Uji Korelasi Antar Unsur Pengujian
Accessibility dan Experience
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara Accessibility dan Experience
Ha : Ada hubungan antara Accessibility dan Experience
Dasar Pengambilan Keputusan
���
�≥ �
� , maka Ho diterima
���
�<
�
� , maka Ho ditolak
R > 0,5 , maka hubungan antar variabel kuat
R < 0,5 , maka hubungan antar variabel lemah
R (+) maka hubungan searah
R (-) maka hubungan berlawanan arah
Keputusan
Sig = 0,01
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 18 | P a g e
0,005 < 0,025 � Ho ditolak
R = 0,430
Kesimpulan
Ada hubungan antara Accessibility dan Experience dengan sifat hubungan lemah dan searah
Accessibility dan Marketing
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara Accessibility dan Marketing
Ha : Ada hubungan antara Accessibility dan Marketing
Dasar Pengambilan Keputusan
���
�≥ �
� , maka Ho diterima
���
�<
�
� , maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,998
0,498 < 0,025 � Ho diterima
Kesimpulan
Tidak ada hubungan antara Accessibility dan Marketing
Accessibility dan Technology
Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara Accessibility dan Technology
Ha : Ada hubungan antara Accessibility dan Technology
Dasar Pengambilan Keputusan
���
�≥ �
� , maka Ho diterima
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 19 | P a g e
���
�<
�
� , maka Ho ditolak
Keputusan
Sig = 0,00
0,000 < 0,025 � Ho ditolak
R = 0,734
Kesimpulan
Ada hubungan antara Accessibility dan Technology dengan sifat hubungan kuat dan searah
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
accessibility .125 53 .038 .949 53 .024
experience .111 53 .099 .971 53 .217
marketing .089 53 .200* .978 53 .435
technology .051 53 .200* .988 53 .884
Average .101 52 .200* .966 52 .142
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Table 4 Uji Normalitas Data Pengujian
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ α maka Ho diterima
Sig < α maka Ho ditolak
Keputusan
Accessibility � Sig=0,38
0,38 < 0,05
Experience � Sig=0,099
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 20 | P a g e
0,99 ≥ 0,05
Marketing � Sig=0,200
0,200 ≥ 0,05
Technology � Sig=0,200
0,200 ≥ 0,05
Rata-rata � Sig=0,200
0,200 ≥ 0,05
Kesimpulan
Data Accessibility tidak berdistribusi normal
Data experience berdistribusi normal
Data marketing berdistribusi normal
Data technology berdistribusi normal
Data rata-rata nilai berdistribusi normal
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 21 | P a g e
Histogram dan Grafik
Accessibility
Figure 1 Histogram dan Plot Accessibility
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 22 | P a g e
Marketing
Figure 2 Histogram dan Plot Marketing
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 23 | P a g e
Technology
Figure 3 Histogram dan Plot Technology
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 24 | P a g e
Experience
Figure 4 Histogram dan Plot Experience
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 25 | P a g e
Analisa Hasil Pengujian
Data rata-rata hasil pengujian menunjukkan bahwa website Indonesia dengan kategori situs
berita memiliki kualitas yang berada di kisaran angka 5. Dan bila di cek ranking dari nibbler sendiri,
kisaran angka 5 berarti website berita Indonesia ada pada sekitar ranking 120,000 keatas. Sedangkan
website dengan angka 3.2 berada pada kisaran ranking 199,000.
Walaupun dapat dikatakan sudah cukup baik, tapi masih banyak yang bisa dikembangkan oleh
designer website Indonesia, terutama dalam bidang teknologi yang hanya memiliki nilai rata rata 4.5.
Kekurangan dalam faktor teknologi ini pun dapat dilihat dari banyaknya jumlah situs yang nilai
terburuknya ada pada technology, yaitu 22 situs.
Nilai situs berita Indonesia menjadi sedikit terangkat karena adanya kepedulian yang besar dari
situs berita Indonesia pada social media. Menurut data dari Socialbakers ( Social Media Marketing,
Statistics & Monitoring Tools ), Indonesia merupakan pemakai facebook no 4 di dunia dengan sekitar 47
juta pengguna. Karena luasnya penggunaan social media pada warga Indonesia, banyak situs yang
meng-integrasikan pemakaian facebook dan twitter pada situs mereka.
Dibandingkan dengan technology, situs situs berita Indonesia mendapat nilai yang cukup baik
pada bidang experience, dengan hanya 6 situs yang mendapat nilai terburuk pada bidang experience.
Rentang nilai rata-rata yang cukup besar dari 2.8 sampai dengan 7.1 juga menunjukkan variasi
yang cukup beragam dari kualitas situs berita Indonesia. Setelah dilakukan pengujian, diketahui bahwa
distribusi nilai dari data experience, marketing, dan technology berdistribusi normal. Begitu pula dengan
nilai rata-rata yang berdistribusi normal.
Dari segi accessibility, masih banyak situs yang kurang mengikuti WCAG yang telah dibuat oleh
WAI. Ini menunjukkan kurangnya organisasi yang memperhatikan akses yang setara antara semua
pengguna. Web accessibility yang baik selayaknya dapat membantu dan memberikan kemudahan akses
baik pada user biasa, maupun user dengan kekurangan fisik. Bila tidak berhati-hati, maka akan dapat
muncul isu hukum dari kurangnya accessibility ini. Penghalang yang umum ditemui pun menjadi ranjau
bagi situs untuk meningkatkan nilai accessibility situs tersebut.
Dari sisi technology, masih banyak hal yang dapat dikembangkan oleh organisasi situs berita
Indonesia. Apalagi sisi inilah yang menjadi sisi terlemah dari situs Berita Indonesia. Selain itu, semua
situs berita Indonesia tersebut masih dapat diklasifikasikan menggunakan teknologi Web 2.0.
Untuk experience, jika menggunakan kerangka teori yang sebelumnya dibahas untuk membahas
penilaian situs-situs berita ini, tentu akan sedikit terlihat kesulitannya. Paling sedikit masalahnya adalah
penilai (http://nibbler.sliktide.com) dari situs-situs ini tidak menilai berdasarkan karakteristik pengguna-
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 26 | P a g e
pengguna situs-situs ini. Penilai menggunakan kriteria yang sama untuk setiap situs-situs. Padahal
cultural dimensions untuk situs-situs berita di Indonesia belum tentu sama dengan yang si penilai
definisikan dalam kriteria penilaian.
Dalam jurnal yang disusun oleh Nasrul, Md, Masrom, dan Syarief (2012), ada pembahasan studi
dari Ahmad, Mouratidis dan Peterson. Nasrul, Md, Masrom, dan Syarief (2012) menemukan dalam studi
Ahmad, Mouratidis dan Peterson bahwa situs Malaysia dan Inggris untuk turisme, edukasi dan
perbankan memiliki desain yang sesuai dengan cultural dimensions-nya. Malaysia punya power distance
(satu dimensi dari cultural dimensions buatan Hofstede) yang lebih tinggi daripada Inggris. Situs-situs
Malaysia suka menggunakan gambar-gambar pemimpin mereka dan titel yang sesuai seperti Datuk,
Tuanku, Yang Di Pertuan Agung. Secara teknis, mereka juga suka menggunakan tanda dan logo ofisial
dari pemerintahnya. Hal ini tidak bisa dinilai oleh nibbler sebagai alat testing kali ini.
Dari segi marketing, nilai rata-rata yang diperoleh dari situs-situs tersebut adalah 5,5. Dengan nilai
maximum 8,3 dan nilai terendah 2.0. Yang menjadi permasalahannya adalah situs-situs berita di
Indonesia masih belum terintegrasi dengan media social lain seperti Facebook dan Google+. Selain itu,
tidak semua situs berita memiliki meta tags yang merupakan faktor penting dalam mempublikasikan
situs berita tersebut kepada umum. Padahal dengan situs memakai meta tags, user dapat dengan
mudah mencari situs berita yang dimaksud. Dan satu hal lagi yang kurang diperhatikan oleh situs berita
di Indonesia, yaitu tidak adanya news feed, padahal sebagai situs berita, peran news feed untuk
memberikan informasi terbaru kepada user.
Simpulan dan SaranSimpulan dan SaranSimpulan dan SaranSimpulan dan Saran
Dengan semakin berkembangnya teknologi, organisasi pemberitaan di Indonesia pun harus
semakin mengembangkan situs mereka untuk memberikan kualitas yang terbaik bagi para penggunanya.
Pada saat ini, masih belum banyak situs yang bisa mendapatkan nilai yang sangat baik dari testing yang
dilakukan.
Dari hasil testing 52 situs berita Indonesia, ditemukan suatu korelasi antara accessibility dengan
experience(lemah dan searah) dan technology(kuat dan searah) dari suatu situs. Diketahui pula bahwa
variasi experience, marketing, technology, dan rata-rata nilai situs berdistribusi normal.
Karena banyak sekali bagian dari masyarakat Indonesia yang merupakan pengguna social media,
integrasi dengan social media menjadi hal yang sangat penting untuk menarik perhatian pengguna.
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 27 | P a g e
Untuk masa mendatang, pengembangan situs harus diiringi dengan testing berkala dan update
situs harus selalu dilakukan agar kualitas situs tidak kalah dengan situs lainnya. 4 aspek utama yang
perlu diperhatikan adalah accessibility, experience, marketing, dan technology.
Accessibility situs harus semakin dikembangkan untuk membantu orang orang dengan
kekurangan fisik, seperti yang buta penglihatan. Hal ini ditujukan agar situs dapat dinikmati oleh semua
orang tanpa terkecuali.
User pun harus diusahakan untuk diberikan pengalaman yang sebaik mungkin. Baik melalui
kemudahan akses dari mobile, kemudahan men-share isi situs pada social media, dan lain lain.
Situs yang baik pun harus memiliki backing dari teknologi yang baik dan dapat menyokong
kualitas situs tersebut. Hal ini terlihat masih kurang dari situs berita Indonesia, dan merupakan area
yang harus difokuskan terlebih dahulu.
Selain itu, situs sebaik apapun akan sulit dicapai tanpa marketing yang baik. Oleh karena itu,
perlu dioptimalisasi pula marketing situs, baik melalui social media atau Search Engine Optimization.
Analisa Marketing, Accessibility, Technology dan Experience Pada Situs Berita Indonesia 28 | P a g e
Daftar PustakaDaftar PustakaDaftar PustakaDaftar Pustaka
Gea, Diyurman. (2011). "Analisa Pengujian Optimalisasi Kinerja Website". Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi 2011
Ibrahim, Niko. (2007). "Pengembangan Aplikasi Semantic Web Untuk Membangun Web yang Lebih
Cerdas". Jurnal Informatika, Vol. 3, No.1 : 27-39
Meyers, M. (2006), “Blind patrons sue target for site inaccessibility”, tersedia pada:
http://news.com.com/Blind^patrons^sue^Target^for^site^inaccessibility/2100-1030_3-
6038123.html (diakses pada Maret 15, 2013)
Microsoft. (2007). Performance Testing Guidance for Web Applications.
Nasrul, M. A., Md, K. N., Masrom, M., & Syarief, A. (2012). “Website Fit: An Overview”. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, 11.
Peters, Cara and David A. Bradbard. 2010. "Web accessibility: an introduction and ethical implications",
Journal of Information, Communication & Ethics in Society, Vol. 8 No. 2 pp. 206-232
Sheth, Jagdish, and Arun Sharma. (2006). "International e-marketing." Opportunities and Issues, 611.
Socialbakers, “Indonesia Facebook Statistics”, tersedia pada : http://www.socialbakers.com/facebook-
statistics/indonesia (diakses pada Maret 16, 2013)
Sunyoto, Danang. Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Yogyakarta: Gava Media, 2012.