86
PERPUSTAKAAN UIN SYAHID Analisis lndikasi Earnings Management Terhadap Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetings Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi f)iterirna - Oleh: : rc;·::··or: .. (D111 ............... .. N;;. Ymluk ; .<QC": .. .. !: .... .. 0 ....................... 0 .......... . k.hJsffikasi : .............................................. L11kma11 Hakim ( 103081029306) JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN DAN PASAR MOD AI" FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSJAL UNIVERSITAS ISLAM NEGEID SY AIDF HIDAY A TULLAR JAKARTA 1429 H I 2008 M

Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

  • Upload
    buithuy

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

PERPUSTAKAAN UTA1~I UIN SYAHID JAKART~

Analisis lndikasi Earnings Management Terhadap

Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetings

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

f)iterirna -~-" -

Oleh:

~·~.;-.; : rc;·::··or: .. (D111 ............... ..

N;;. Ymluk ; .<QC": .. o:r~···/J,"' .. !: .. .. .. 0 ....................... 0 .......... . k.hJsffikasi : ............................................. .

L11kma11 Hakim

( 103081029306)

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN DAN PASAR MOD AI"

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSJAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGEID SY AIDF HIDAY A TULLAR

JAKARTA

1429 H I 2008 M

Page 2: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

ANALISIS INDIKASI EARNINGS MANAGEMENTTERHADAP KINERJA

PADA SEASONED EQUITY OFFERINGS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Prof. Dr, Ahmad Ro NIP.150317955

Oleh Lukman Hakim

NIM : 103081029306

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Titi Dem Waminda, SE. Msi NIP. 150 368 746

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

ANALISIS INDIKASI EARNINGS MANAGEMENTTEl'IHADAP KINERJA

PADA SEASONED EQUITY OFFERINGS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh Lukman Hakim

NIM : I 0308 I 029306

Di Bawah Bimbingan Pembimbing II

_CAr:p: Prof. Dr. Ahmad ;:'ilufu, MM.

~ NIP. 150 3 I 7 955

Penguji Ahli

Titi Dewi Waminda, SE, MSi NIP. 150 368 746

Prof.Or. Abdul Hamid , MS. NIP. 131474891

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 4: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Hari Selasa Tanggal 13 Bulan Februari Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan

Ujian Komprehensif atas nama Lukman Hakim NIM: 103081029306 dengan

judul Skripsi "A11alisis /11dikasi E1m1i11gs Ma11ageme11t Terlwdap Ki11erja Pada

Seaso11ed Equity Offeri11gs ". Memperhatikan kemampuan akademik mahasiswa

tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai

salah satu syaral untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jrnusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ketua

Jakarta, 07 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

~:lJiin n " n "(~_IJ,l'X

Indoyama Nasarudin S

Prof. Dr. Abdul Hamid. MS Penguji Ahli

Sekretaris

Page 5: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

DAFTAR RIW A Y AT HID UP

Jakarta, 07 Juli 1985

Islam Indonesia JI. Aria Putra Gg. Masjid Darussalam No. 92 Rt. 004 I Rw. 010 15415 +6221 7433276 +62916 11564

Negeri ""'' ... +

Hidayatullah ( Fakultas Ekonomi dat1 Ilmu Sosial - Manajemen Keuangat1 dan Pasar Modal )

Jakat1a

Jakarta

2003

2008

Page 6: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

ABSTR4.CT

The objective of this research is to study changes of operational pe1formances behavior before and after Seasoned Equity qf[erings ( SEO ) published. Includes how far SEO would effect both share return and also differences of Earnings Management variable to companies listed in Indonesian Stock Exchange ( BEI ). To describe how operational performances behavior of this research, Return On Assets ( ROA ) method was used. Cumulative Abnormal Return ( CAR ) method was used to configure share return performances. While Discretionwy Accruals ( DA ) method was used to configure earnings management behavior.

In his research, data were collected from companies which have been conducting SEO three years before and three years after. There are 22 companies selected randomly as sample using Pu1posive Sampling. The first evaluation show less differences of operational performances behavior during this research. The same thing also shown by earnings management behavior in contrast there are slightly differences behavior of share return performances derived from data.

Despite of un-significant roles of Discretionary Accrual~ ( DA ) values three years before and three years after the Seasoned Equity Offerings ( SEO ) publishing. There are still several companies gain positively average value of DA. These mean they have better earnings management behavior than others and still continuing its policy.

Keyword: Seasoned Equity Offerings, earnings management, Cummulative Abnormal Return, Return on Assets, discretionm:y accrual.~.

Page 7: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah segaJa puji bagi AllaJi SWT yang tanpa henti melimpahkan

rahmat, taufik, hidayah dan ridha-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan berhasil

menyusnn skripsi dengan judul "Analisis Indikasi Eani'ings 11,fallagemellt

Terluu!ap Kinerja Pada Seasoned Equity Offerings ".

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memeuuhi syarat dalam

mencapai derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen1 Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucaplmn terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini, juga pada pihak-pihak yang telah membantu Penulis selama

menjalanlran kuliah sampai Penulis lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga Penulis persembahkan kepada:

L Kedua Orang Tua Penulis tercinta atas doa yang tal!c pernah henti dan

motivasi untuk selalu menjadi Jebih baik. Baktiku kupersembahkan hanya

untuk kalian.

2. Bapak Prof Dr. Ahmad Rodoni selaku Ketua Jurnsan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dan selaku dost::n pembimbing I yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bili,ri Penulis dan selalu

memotivasi Penulis untuk selalu berjuang.

3. Ibll Titi Dewi Waminda, SE.,MSi selaku Pembimbing II terima kasih atas

kesabaran dan ketulusaunya memberikan bimbingan, do~ serta dorongan

agar Penulis tetap sernangat dalarn rnenyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Falmltas Ekonomi dan

Unm Sosial.

5. Seluruh dosen-dosen yang telah mendidik dan mengajarkan Penulis serta

memberikan ilmu yang sangat bennanfaat selama masa perkuliahan dan

karyawan FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jalrarta, Bu Siska, Bu Lili, Bu

Page 8: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Umi dan khususnya Pak Rahmat yang telah membantn proses administrasi

Penulis.

6. Kakak - kakakku tesayang yang selalu memberi dukungan, motivasi dan

pengorbanan yang tak temilai.

7. Teman-teman seperjuangan Penulis Hasbi, Sukarma.n, Syamsul, dan Dida.

8. Bursa Efek Indonesia, Warnet dan LIPI atas selurul1 data-datanya

9. Teman-Teman Manajemen angkatan 2003 khususnya Manajemen D dan

Keuangan B terutama Umaidi, Trio, Subhan, Maryam dan Furdy atas

bantuannya dan masukan-masukannya yang diberikan selama penulis

menyusun skripsi. Dan buat temen-temen semua semoga kita tetap bisa

menjaga dan menjalin Tali sillaturrahim persahabatan kita

Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, Penulis telah

berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengai1 sebaik­

baiknya. Dengan segala kerendahan bati Penulis menerima saran maupun kritik

yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa me!impahkan

berkah dan rahmatNya kepada kita semua. Amin ...

Jakarta, 7 JViaret 2008

Lukman Hakim

Page 9: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

DAFTARISI

Hal

HALAMAN JUD UL ...................................................................................... .

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ... .. .. .. ... ... .. .... .... .. .... .. .... ...... ... 11

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI. ... ...... ...... .... .... .. .. .. .... ...... ....... . .. ... m

HALAMAN PENGESAHAN KOMPREHENSIF............................................ iv

DAFT AR RIW A Y AT HIDUP......................... . ...................................... . v

ABSTRACT. .................................................................................................... . VI

ABSTRAK. .................................................................................................. . Vll

KATAPENGANTAR.......... ....................... ............................. ...................... viii

DAFT AR ISL................................................................. ...... .. .... .. .... .... .. ........... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. Xlll

DAFT AR GAMBAR. ...................... ······ .... .. .. .. .... .. ..... .. .... .... .. . .. .. .... .... .. ...... ..... XIV

DAFTARLAMPIRAN................................................................. xv

BABI

BABU

PENDAHULUAN ............................................................. .

A. Latar Belakang Penelitian ............................................ .

B. Identifikasi Masalah ................................................... .

1

I

6

C. Pembatasan Masalah. .......... .... ...... .......................... ....... 6

D. Perumusan Masalah...................................................... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......... .. . . . . .. . . .. . . . . .. . . . . . . . . . 7

TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 10

A. Seasoned Equity Offerings....................................... 10

B. Earnings Management........................................... 14

C. Earnings Management pada periode sebelum dan

setelah SEO........................................................... 17

D. Earnings Mangement dan Kinerja Operasional.... ....... 20

E. Earnings Management dan Kinerja Return Saham... ..... 21

Page 10: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

BABIIl

BAB IV

G. Kinerja Perusahaan pada periode Sebelum dan Setelah

SEO............................................................................. 25

H. Penelitian sebelumnya ................................................. . 28

I. Kerangka Pemikiran ................................................... . 30

J. Hipotesis ....................................................................... . 32

METODE PENELITIAN .. .,ouuoououuuauouuoouuooun• .. u .. o 33

A. Ruang Lingkup Penelitian............................................. 3 3

B. Metode Penentuan SarnpeL........................................... 33

C. Metode Penf,'umpulan Data ......................................... . 34

D. Metode Analisis.............................. .............................. 35

I. Asumsi Klasik.................................. ......................... 35

2. Analisis Regresi Linier Berganda............................. 38

3. Uji Normalitas... ...... ...... .... .. .... .... .. .... .. .... .. .... ... .. .. .... 40

4. Uji Wilcoxon Sign Ranks.......................................... 40

E. Operasional Variabel Penelitian.................................... 41

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................ .

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................. .

B. Hasil dan Pembahasan .................................................. .

1. Uji Asumsi Klasik. .................................................... .

a. Uji Normalitas .................................................... .

b. Uji multikolonieritas ........................................... .

c. Uji Autokorelasi ................................................. .

d. Uji Heterokedastisitas ......................................... .

2 u· R . L .. B d . Jl egres1 m1er ergan a ...................................... .

3. Uji Wilcoxon Sign Ranks ........................................... .

a. Kinerja Operasional.. .......................................... .

b. Kinerja Return Saham. ....................................... .

c. Uji beda DiscretionmJI accruals ....... ............... .

46

46

50

50

50

52

53

53

55

56

56

58

59

Page 11: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

BABV KESIMPULAN DAN IMPLIKASL.............................. 61

A. Kesimpulan... .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . .. . . . . . .. . . . . . . 61

B. Implikasi dan saran.............................. ......................... 62

DAFTAR PUSTAl(A.,uoo .. onuuoouoouu .. noounoouooooououun<-•HO>UHUUUouunuoouo 63

LAMPlRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 67

Page 12: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

DAFTAR TA.BEL

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Tabel Sampel Penelitian 34

4.1 Tabel Hasil Uji Multikolonieritas 52

4.2 Tabel Hasil Uji Autokorelasi 53

4.3 Tabel Hasil Uji regresi 55

4.4 Tabel Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test 57

4.5 Tabel Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test 58

4.6 Tabel Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test 59

Page 13: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

DAFT AR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Lampiran I Kurva P-Plot 67

2. Lampiran JI Output Wilcoxon Signed Ranks Test 70

3. Lampi ran Ill Output hasil sebelum outlier 73

4. Lampiran IV Output hasil sesudah outlier 77

5. Lampiran V Daftar nama - nama perusahaan 81

Page 14: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

A. Lat11r Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Seasoned equity offerings merupakan penawaran saham tambahan yang

dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang terdahulu

beredar di masyarakat melalui Initial Public Offerings (ll>O) (megginson, 1997).

Penawaran ini dilakukan karena perusahaan tersebut membutuhkan tambahan

dana untuk membiayai kegiatan usaha atau membayar hutangnya yang jatuh

tempo.

Pasar modal adalah salah satu alternatif bagi perusahaan dalam memenuhi

dana untuk kegiatan ekspansi bisnisnya dengan biaya yang murah. Ada beberapa

alasan mengapa suatu perusahaan menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Pertama: untuk memperoleh tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan

pengembangan usahanya. Kedua: Pemilik lama (Founders) ingin melakukan

diversifikasi portofolio yang mereka miliki dan karena perusabaan tidak memiliki

alternatif sumber dana lain untuk membiayai prospek investasi mereka (Broude,

1997). Dana yang diperoleh dari pasar modal selain digunakan untuk keperluan

ekspansi juga untuk pelunasan hutang, baik jangka pendek maupun jangka

panjang, sehingga tujuan untuk meningkatkan posisi keuangan dan memperkuat

struk:tur permodalan dapat tercapai.

Perusahaan yang menerbitkan saham dapat menjualnya melalui dua cam,

yaitu Private Placement dan Public Offerings (Achvari, 2000). Private Placement

Page 15: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

merupakan penjualan atau penempatan langsung sejumlah saham kepada beberapa

investor te1tentu, baik lembaga maupun perorangan. Public Offerings merupakan

penjualan saham kepada masya.rakat melalui pasar modal clengan perantaraan

Underwriter. Saham yang dijual melalui Public Qfferings kepada masyarakat

tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Unseasoned Securities

dan Seasoned Securities. Unseasoned Securities merupakan surat berharga yang

ditawarkan kepada masyarakat melalui Initial Public Offerings (IPO). Sementara

Seasoned Securities merupakan surat berharga tambahan diluar surat berharga

yang telah beredar di masyarakat yang ditawarkan saat Seasoned Equity Qfferings

(SEO).

Berbeda dengan IPO, harga surat berharga ditentukan berdasarkan negosiasi

antara emiten dengan Underwriter, karena harga pasar surat berharga tersebut

belum ditetapkan, maka dalam SEO investor memiliki pedoman dalam

menentukan harga surat berharga tambahan tersebut, yaitu dinilai, paling tidak

sebesar harga surat berharga yang tel ah beredar di masyaralkat pada saat IPO.

Namun, sama halnya dengan IPO, informasi asimetri (asymmetric i11formation)

juga terjadi di SEO, yaitu informasi mengenai perusahaan lebih dikuasai oleh

manajer dibanding oleh pemegang saham (Shareholders) dan investor (Guo dan

Mech, 2000).

Informasi asimetri yang terjadi dalam SEO terbukti dimanfaatkan oleh

manajer perusahaan untuk memanipulasi laba yang dilaporkan dalam prospektus

penawaran melalui manjemen laba (Earnings l\.1anagement) dengan menggunakan

Discretiona1y accruals (Teoh et al., 1997; Teoh et al., 1998 Sutanto, 2000;

Page 16: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Gumanti, 2000). Penggunaan Discretionmy accruals dalam manajemen laba

secara logika mudah dipahami karena penggunaan Discretionmy accruals dalam

pelaporan laba cenderung lebih sulit dideteksi oleh investor daripada jika manajer

menggunakan metode akuntansi tertentu (Healy, 1985; Teoh et al., 1997; Sutanto,

2000). Penggunaan Discretionmy accruals dalam manajemen laba sebenarnya

merupakan sikap op01iunistik manajer untuk menaikkan harga saham yang

ditawarkan tersebut (Teoh et al., 1998).

Discretionary accruals merupakan kebijakan akuntansi yang memberikan

keleluasaan pada manajemen untuk menentukan jumlah transaksi akrual secara

fleksibel. Manajernen dapat mempengaruhi (rnernanipulasi) laba yang dilaporkan

dengan menggunakan transaksi Discretionmy accruals yaitu dengan

rnengendalikan jumlah taksiran akuntansi (Sutanto, 2000). Contohnya adalah:

menaksirkan jumlah piutang tidak tertagih dengan menurunkan dari tahun

sebelumnya, sehingga jumlah piutang netto akan naik, dengan asumsi pendapatan

tetap. Walaupun tetap ada batasan yang harus dipenuhi terhadap laporan keuangan

yang disajikan dalam prospektus, yaitu laporan tersebut hams diperiksa (auditing)

oleh akuntan publik untuk memeriksa kepatuhannya terhadap prinsip akuntansi

berterima umum (generally accepted accounting principles) (Teoh et al., 1998).

Sementara dalam SEO terbukti bahwa informasi asimetri membuat

prospektus penawaran mudah untuk dimanipulasi (Teoh et al., 1998). Kondisi ini

seolah menjadi pola baku proses penawaran saham kepada masyarakat, baik pada

saat IPO maupun SEO. Walaupun sebenarnya penggunaan Discretionary accruals

tidak saja dilakukan oleh perusahaan yang melakukan Public Offerinzs, namun

Page 17: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Smoothing) (Jin dan Machfoedz, 1998) menemukan buhi empiris te1jadinya

praktik perataan laba di BEJ dengan melihat faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yaitu total aktiva, profitabilitas, sektor industri dan leverage

operasi. Sementara penelitian yang berfokus pada penaikkan laba melalui

manajemen laba cenderung dikaitkan dengan perusahaan yang sedang melakL1kan

IPO (Gumanti, 2000; Sutanto, 2000) melaporkan bahwa terjadinya manajemen

laba dua tahun sebelum perusahaan tersebut go public mengakibatkan laba yang

dilaporkan akan menurun pada periode-periode setelah IPO.

Sementara penelitian mengenai SEO saat ini lebih banyak difokuskan pada

masalah Right issue yang merupakan salah satu bentuk SEO (Budiarto 1999; Sari,

2000; Harto, 2001 ). Penelitian Budiarto (1999) mencoba menguji pengaruh

pengumuman Right issue terhadap keuntungan dan likuidita:s pada perusahaan

yang listed di BEJ periode tahun 1994-1996. Hasilnya menyatakan tidak ada

perbedaan yang signifikan pada Return saham, Abnormal return dan volume

perdagangan disekitar tanggal pengumuman. Harto (200 l) meneliti kinerja

keuangan dan operasi perusahaan yang melakukan Right issue di BEJ dengan

menggunakan variabel rasio keuangan dan Return saham. Ha~:ilnya menunjukkan

penurunan kinerja operasi, profitabilitas clan saham perusahaan pasca issue. Sari

(2000) menyimpulkan bahwa adanya penawaran Right issue cenderung

menimbulkan reaksi pasar yang negative pada Short event windows maupun pada

Long event ·windows. Sedangkan penelitian ini juga akan menguji apakah manajer

perusahaan juga melakukan manajemen laba melalui Discretionmy Accruals pada

saat SEO. Sementara penelitian yang berfokus pada penggunaan manaiemen laba

Page 18: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

melalui discretionary accruals pada SEO, baik Right Issue, Second Equity

Offering, Third Equity Offering maupun yang lain, belum pemah dilakukan,

sehingga penelitian ini bermaksud meneliti masalah ini.

B. Identifikasi Masalall

1. Mengetahui pengaruh variabel earnings management berpengaruh terhadap

return saham?

2. Mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari kedua Variabel

earnings management yang berpengaruh terhadap Seasoned Equity

Offerings?

3. Apakah faktor ekonomi makro berpengaruh terhadap earnings management?

4. Apakah earnings management te1jadi penurunan laba pacla periode SEO?

5. Apakah earnings management berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

6. Apakah earnings management akan terjadi penurunan pada return saham?

C. Pembatasan Masalah

Berclasarkan penelitian yang acla, maka penelitian ini bermaksud

mengevaluasi perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan di

Indonesia yang akan melakukan SEO di Bursa Efek Jakarta (BEJ) clan

pengaruhnya terhadap kinerja pada periode sebelum clan setelah SEO.

Model pengujian dalam penelitian ini menggunakan model Jones (1991)

( dalam jurnal Sanjaya, 2005). Model ini memiliki kelebihan dalam mendeteksi

earnin:<s mana:<ement.

Page 19: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

D. Perumusan Masalall

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dibuat perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja perusahaan pada periode sebelum dan setelah Seasoned

Equity Offerings?

2. Bagaimana return saham pada periode sebelum dan setelah Seasoned Equity

Offerings?

3. Apakah terdapat perbedaan variabel earnings management pada periode

sebelum dan setelah Seasoned Equity Offerings'!

E. Tuj uan chm Manfaat Pe11elitia11

1. Tujuan Penelitian

Fenomena manajemen laba melalui discretionwy accruals yang

dilakukan perusahaan menjelang SEO dengan menaikkan laba (income

increasing) merupakan fenornena yang logis mengingat bahwa manajer tentu

berrnaksud menaikkan kinerja laba perusahaannya agar ( calon) investor

mempunyai penilalian positif terhadap perusahaan dan pada akhimya

rnenaikkan harga saham pada saat penawaran tersebut. Kinerja laba

dilaporkan dalam prospektus SEO ini merupakan salah satu sumber informasi

bagi (calon) investor untuk menilai kinerja dan ramalz:n laba pemsahaan

sebagai dasar dalam membuat keputusan investasi, selain laporan tahunan

(annual report) perusahaan tersebut.

Page 20: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Penggunaan discretionaiy accruals dalam melaporkan kine1ja

pernsahaan menjelang SEO dapat dilakukan dengan mengakui pendapatan

masa depan sebagai pendapatan sekarang dan biaya sekarang sebagai masa

depan.

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mencari bukti empiris bagaimana kinerja perusahaan pada periode

sebelum dan setelah Seasoned Equity Offerings.

2. Mencari bukti empiris bagaimana Return saham pada periode sebelum dan

setelah Seasoned Equity Offerings.

3. Mencari bukti empiris bahwa ada tidaknya perbedaan variabel earnings

management sebelum, dan setelah Seasoned Equity Offerings.

2. Manfaat Penelifom

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka peneliti sangat berharap

penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan

dalam pasar saham, yaitu:

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

kebijakan accounting accrual yang dilakukan pada saat sebelum

penawaran SEO yang pada gilirannya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan pernsahaan yang dapat memberikan

return vang tinggi oada saat SEO.

Page 21: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

BABil

TlNJAUAN PUSTAKA

A. Seasoned Equity Offe1·i11gs

Seasoned equity offerings mempakan penawaran ekuitas tambahan yang

dilakukan perusahaan public, diluar ek'1itas yang ditawarkan kepada masyarakat

melalui Initial Public Offerings (Megginson, 1997). Selain untuk membiayai

kegiatan operasionalnya, penawaran ekuitas ini dilakukan perusahaan untuk

mencari tambahan dana yang akan digunakan untuk tamba.han investasi atau

membayar hutangnya yang jatuh tempo. Seasoned equity offerings, pada intinya,

dapat dilakukan dengan dua cara, pertama, melalui mekanisme right issue, yaitu

rnenjual hak (Right) kepada pemegang saharn lama untuk membeli ekuitas

tambahan tersebut dengan harga tertentu dan pada saat tertentu. Mekanisme ini

biasa dilakukan oleh perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi, dengan

tujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham lama agar dapat

mernpertahankan proporsi kepemilikannya sama seperti sebelum penawaran

ekuitas ini (Preemptive Right) (Eckbo & Masulis, 1992; Jones, 2000). Kedua,

melalui mekanisme second offerings, third offerings, dan seterusnya, yaitu

menjual ekuitas tambahan tersebut tidak hanya kepada pemegang saham lama

tetapi juga kepada setiap investor di pasar yang ingin membdinya (Megginson,

1997). Penawaran ini dilakukan karena perusahaan terse:but membutuhkan

tambahan dana untuk membiayai kegiatan usahanya atau membayar hutang yang

telah jatuh tempo. Peniualan Seasoned securities ini daoat dilakukan dengan

Page 22: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

berbagai cara, antara Iain dengan menjual hak (Right) kepada pemegang saham

lama untuk membeli saham baru dengan harga tertentu disebut dengan Right issue

atau dijual kepada setiap investor yang ingin membeli selrnritas baru tersebut

melalui Second offering, Third offerings dan seterusnya. Namun perusahaan

dengan kepemilikan yang terkonsentrasi akan cenderung menggunakan Right

issue untuk memperoleh ekuitas barn (Eckbo dan Masulis, 1992).

Right issue merupakan penawaran sekuritas baru yang memberi prioritas

kepada para pemegang saham pemsahaan (Stockholders) untuk membeli sekuritas

baru tersebut pada harga tertentu pada saat tertentu pula. Jadi pemsahaan

mendistribusikan Right ( opsi) kepada pemegang saham agar dapat memperoleh

sekuritas-sekuritas baru tersebut dengan harga khusus. AJasan mengapa

pemsahaan menawarkan sekuritas tambahannya melalui Right issue adalah untuk

melindungi kepentingan pemegang saham perusahaan, khususnya dalam

melaksanakan hak Preemptive (Preemtive right) (Hartono, 2000; Jones, 2000).

Hak Preemtive ini dilaksanakan agar pemegang saham lama tetap dapat

mempertahankan proporsi kepemilikan saham perusahaan sama dengan seperti

sebelum dilakukannya SEO (Hartono, 2000). Dalam hak ini biasanya satu lembar

saham lama akan diberi hak untuk membeli satu lembar saham baru. Kemudian

pemegang saham akan menerima bukti Right sesuai dengan jumlah saham yang

dimilikinya. Namun apabila para pemegang saham tidak menggunakan haknya,

maka hak ini ditawarkan ke pasar (Jones, 2000).

Sedangkan Second offerings atau Third offerings merupakan penawaran

sekuritas tambahan langsung kepada masvarakat, tanpa memberi hak istimewa

Page 23: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

kepada pemegang saham lama (Stockholders) (Megginson, 1997). Sehingga sama

halnya dengan IPO, dalam penawaran ini perusahaan juga menggunakan jasa

Underwriter sebagai penjamin emisi untuk menawarkan saham tambahannya

tersebut.perusahaan harus mempersiapkan sebuah prospektus penawaran yang

akan digunakan sebagai dokumen pemasaran untuk menarik minat investor

terhadap saham tersebut. Tetapi berbeda dengan IPO, yang para investomya tidak

memiliki informasi memadai untuk menentukan harga saham perusahaan tersebut,

maka dalam SEO investor memi liki pegangan dalam menentukan harga surat

berharga tambahan tersebut, yaitu sebesar harga pasar saham perusahaan tersebut

yang telah beredar di masyarakat atau dengan kata lain saharn tambahan tersebut

akan dinilai paling tidak sebesar harga pasar saham perusahaan pada saat IPO.

Namun, walaupun investor memiliki informasi yang cukup mengenai

perusahaan tersebut, asimetri informasi juga terjadi dalam proses SEO ini (Guo

dan Mech, 2000). Asimetri informasi ini terjadi karena manajer perusahaan

dianggap lebih menf,'Uasai (Superior) informasi mengenai perusahaan

dibandingkan investor. Kondisi ini memberi kesempatan kepada manajer untuk

bersikap opurtunistik, yaitu memperbaiki laba yang dilaporkan sebelum dan pada

saat penawaran dengan menggunakan Discretionary accruals {Teoh et al., 1998).

Sikap oportunistik ini telah dibuktikan dari beberapa penelitian mengenai

penurunan kinerja ( Underpe1form) pada periode setelah penawaran SEO

(Mclaughlin, 1996; Laughran dan Ritter, 1997; Teoh et al., 1998; Rangan, 1999;

Harto, 2001).

Page 24: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Loughran dan Ritter (1997) menemukan perbedaan kinerja operasi

pernsahaan selama lima tahun sebelum dan lima tahun setelah SEO. Penelitian ini

menggunakan Profit Margin, Return On Assets (ROA), dan Operating Income to

Assets Ratio sebagai ukuran kinerja. Rangan (1999) menunjukkan Discreationary

accruals te1jadi pada tahun penawaran SEO dan memiliki hubungan yang

negative dengan perubahan Earnings untuk tahun berikutnya, Sedangkan Harto

(2001) menggunakan rasio likuiditas, rasio Leverage, rasio operasi, rasio

profitabilitas, dan rasio pasar sebagai variable yang diuji untuk membuktikan

adanya penurunan kinerja operasi setelah perusahaan melakukan Right Issue.

Namun walaupun Average Return pernsahaan yang melakukan SEO hanya

7% pertahun sedangkan Average Return perusahaan yang tidak melakukan

penawaran SEO (Non Issuers) lebih tinggi, yaitu rata-rata 15% pertahun, namun

SEO tersebut tetap mendapat respon positif dari investor (Loughran dan Ritter,

1995). Apalagi jika investor menangkap bahwa dana yang cliperoleh dari hasil

seasoned issue akan diinvestasikan pada kesempatan investasi yang positif

(Jensen, 1986).

Namun penelitian lain melaporkan bahwa pasar bereaksi negative terhadap

pengumuman SEO meskipun pernsahaan memiliki kesempatan investasi yang

positif (Dennis, 1994). Sedangkan Healy clan Palepu (1990) melaporkan reaksi

pasar yang negative disebabkan aclanya asimetri antara manajer dan investor.

Lebih lanjut penelitian ini menjelaskan bahwa pengumuman SEO memberikan

tingkat laba dimasa depan. Hasil ini mengindikasi bahwa manajer memutuskan

untuk menerbitkan ekuitas dan mengurangi leverage keuangan ketika

Page 25: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

diperkirakan akan te~jadi peningkatan volatilitas laba perusahaan dimasa depan

dikarenakan peningkatan resiko bisnis. investor menangkap bahwa manajer

memiliki informasi yang Superior mengenai prospek perusahaan sehingga

menghasilkan reaksi pasar yang negatif.

B. Eamings Management

Agency theory menyatakan bahwa perusahaan merupakan kontrak antara

pemilik (sebagai principal) dan manajemen (sebagai agen). Dalam hubungan

tersebut karakteristik manusia yang mengutamakan kepentingan pribadi akan

muncul. Sistem intensif mendorong manajemen untuk men·~apai tujuan, yaitu

meningkatkan kemakmuran pemilik (pemegang saham). Bukti empms

menunjukkan bahwa kinerja manajemen berhubungan positif dengan kompensasi

mana3emen, meskipun perubahan kemakmuran mana3eme11 lebih kecil

dibandingkan dengan perubahan kemakmuran pemegang saham. Untuk

memperbesar kemakmurannya, mana3emen memanipula.si laba melalui

Discretionmy accruals atau f/lcome Smoothing. Upaya memanipulasi tersebut

dikenal dengan manajemen laba (Earnings Management).

Earnings Management merupakan cara yang dilakukan oleh mana3er

dengan memilih kebijakan akuntansi yang diharapkan dapat memaksimalkan

kepentingannya (Scott, 2000). Manajemen laba biasanya menggunakan

pendekatan akuntansi akrual (Accruals accounting). Akuntansi akmal

mencerminkan keputusan manajemen untuk menghapus asset (Write down

assets), pengakuan atau penundaan pendapatan (Recof(nition or deferral of

Page 26: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

[ PERPUST AKAAN UT AMA

UIN SYAHID JAKARTA

revenues), dan menganggap biaya atau modal suatu pengeluaran (Capitalize or

expense certain cost) (Gumanti, 2000).

Teori akuntansi positif (Positive accounting theOiy) mengajukan tiga

hipotesis yang berkaitan dengan motivasi manajemen laba, yaitu: Bonus plan

hypothesis, Debt convenant hypothesis dan Political cost hypothesis (Watts dan

Zimmerman, 1986). Hipotesis ini sejalan dengan motivasi manajemen laba yang

diajukan oleh Scott (2000), yaitu: motivasi bonus (Bonus pw7Joses), motivasi

kontrak (Contractual motivations), motivasi politik (Political motivations),

motivasi pajak (Taxes motivations), perubahan chief executive (?fficers (Changes

of CEO), IPO dan mengkomunikasikan informasi ke investor (To communicate

information to investors).

l. l\1otivasi Kontrak. Motivasi kontrak muncul karena perjanjian antara

manajer dan perusahaan yang berbasis pada kompensasi manajerial

(Managerial compensation) dan pe1janjian hutang (Debt convenant).

Motivasi bonus merupakan dorongan bagi manaJer perusahaan dalam

melaporakan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus yang

dihitung atas dasar laba tersebut. Healy (1985) menemukan banyak

perencanaan bonus yang lebih rendah atau lebih tinggi dari batas minimal

dan batas maksimal bonus yang hams dibayar. Dikarenakan jika manajer

melihat laba yang diperoleh lebih rendah dari target laba, akan dilakukan

manipulasi laba dengan mentransfer laba yang diperolehnya dari periode

sekarang ke periode masa depan. Manajer melakukan manipulasi ini dengan

menggunakan Discretionary accruals. Penelitian mengenai pelanggaran

Page 27: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

perjanjian hutang (Debt convenant violations) membuktikan adanya

penggunaan akrual dengan menaikkan laba dalam laporan tahunan

perusahaan yang melanggar perjanjian tersebut.

2. Motivasi politik. Motivasi politik merupsksn motivasi yang mucul karena

manajemen memanfaatkan kelemahan akuntansi yang menggunakan

estimasi akrual dan pemilihan metode akuntansi dalam rnenyiasati berbagai

regulasi pemerintah. Perusahaan yang terhukti menjalankan praktik

pelanggaran terhadap relasi Anti-trust dan anti-monopoli, manajernya

melakukan manipulasi laba dengan menggunakan akrual untuk menurunkan

laba yang dilaporkannya (Hartono, 1996). Perusahaan juga akan

menggunakan Discretionmy accruals untuk menurunkan laba dengan

mempengaruhi keputusan pengadilan dalam menetapkan pinalti terhadap

perusahaan yang mengalami Damage award.

3. Motivasi Pasm· Modal. Dalam IPO, perusahaan yang memutuskan untuk

meanwarkan sahamnya ke masyarakat tidak memiliki harga pasar. Sehingga

hal tersebut ini menimbulkan satu masalah dalam menilai saham perusahaan

tersebut. Informasi akuntansi yang dimasukkan dalam prospectus akan

digunakan sebagai sumber informasi (Gumanti, 2000). Informasi seperti Net

income dapat digunakan sebagai sinyal dalam menilai perusahaan oleh

investor (Gumanti, 2000; Sutanto, 2000). Sehingga kondisi ini menjadi

dorongan bagi manajer perusahaan yang akan go public untuk mmengatur

pelaporan laba dalam prospektusnya dengan harapan penerimaan nilai yang

lebih tinggi untuk saham mereka (Teoh et, al., 1997; Teoh et al., 1998;

Page 28: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Gumanti, 2000; Sutanto, 2000). Discretionmy accruals terbuk:ti digunakan

oleh manajer untuk mengatur laba pada periode akuntansi terakhir sebelum

pernsahaan melakukan IPO.

C. Earnings Management pada periode sebelurn dan setelah SEO

Manajemen laba (Earnings management) merupakan topik penelitian yang

menarik. Terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan topic ini sebagai

objek penelitian, misalkan Teoh el al. (1997), Teoh et al. (l 998a), Teoh et al.

(1998b), Rangan (1998), Gumanti (2000), dan Sutanto (2000) Diperbolehkannya

earnings management, yaitu kebijakan manajerial dalam laba yang dilaporkan

(reported earnings), membuat akuntansi akrual mempunyai dua konsekuensi yang

bertentangan. Pertama; manajer dapat menggunakan kebijakannya untuk

memperbaiki informasi laba akuntansi melebihi arus kas (Cash flow) yang

menggambarkan dengan teliti kondisi sebenarnya kinerja pernsahaan. Kedua;

manajer dapat menggunakan kebijakan oportunistik yang tidak jelas untuk

melaporkan kine1ja perusahaan.

Penelitian mengenai dua motivasi manaiemen akrual tersebut biasanya

menggunakan sample perusahaan-perusahaan yang melakukan Public Qf/erings,

baik Initial Public Qfferings (IPO) (Teoh et al., 1998a, Teoh et al., 1998b,

Gumanti, 2000; Sutanto, 2000) maupun Seasoned Equity Offerings (SEO) (Teoh

et al., 1998; Rangan, 1998). Konteks public qfferings relevan dengan pengujian

hipotesis ini, karena ketidakpastian dan asimetri informasi disekitar Public

Page 29: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Offerings yang membuat Current earnings menjadi sumber informasi yang

penting dan juga dapat menjadi pendorong perilaku oportunistik.

Secara lebih spesifik, penelitian Earnings J\,fanagement dan penurunan

kinerja dalam konteks SEO dilakukan oleh Loughran dan Ritter (1997), Teoh et

al. (1998a), Rangan (1998), dan Harto (2001). Penelitian Loughran dan Ritter

(1997) menggunakan 1336 peristiwa SEO yang terjadi di Amerika selama kurun

waktu 1979-1989. Penelitian ini menggunakan enam rasio keuangan untuk

melihat kinerja keuangan mengalami penurunan selama empat tahun setelah

penawaran ekuitas tersebut, terutama untuk rasio pnfit margin dan ROA yang

mengalami penurunan sampai setengahnya. Hasil ini mengindikasikan adanya

upaya manajer melakukan Earnings Jvfanagement sebelum melakukan penawaran

(Issue) agar kinerja perusahaan pada saat penawaran kelihatru1 bagus.

Penelitian yang dilakukan oleh Teoh et al. (1998a) menggunakan 6386

peristiwa SEO yang terjadi selama kurun waktu 1970-1989 di Amerika. Penelitian

ini melaporkru1 bahwa Discretionaiy accruals digunakan oleh perusahaan yang

melakukan SEO pada periode sebelum penawaran, mencapai puncaknya pada saat

penawaran. Selanjutnya penelitian ini membuh.-iikan bahwa ada hubungan

negative Discretionaiy current accruals sebelum penawaran dengan laba dan

Return saham setelah penawaran. Hubungan negative dengan Return saham ini

terjadi setelah mengendalikan uk"Uran perusahaan, rasio market-to book, capital

expenditures setelah penawaran.

Sementara penelitian Rangan (1998) yang menggunakan sample 712

peristiwa SEO vang teriadi di tahun 1987-1990 melaporkan adanva hubungan

Page 30: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

yang signifikan antara SEO clengan penurunan laba clan Abnormal return saham

yang negative pada periocle setelah penawaran. Penelitian ini menunjukkan bahwa

Discretionaty accruals disekitar periocle penawaran memprecli ksi laba clan return

saham yang lemah diperiode setelah issue. Selanjutnya penelitian ini melaporkan

bahwa Discretionaty accmals selama tahun penawaran mempunyai korelasi

negative dengan perubahan laba ditahun-tahun berikutnya. Serupa clengan Teoh et

al. (l998a), kemampuan Discretionaty accruals untuk memprediksi return saham

aclalah kuat untuk pertumbuhan penjualan, pertumbuhan capital expenditures,

ukuran perusahaan, clan rasio book-to-market yang clipakai sebagai predicator

tambahan.

Berbeda dengan dua penelitian di atas yang mengindikasikan penggunaan

Earnings Management, Harto (200 l) melaporkan hasil yang berbecla. Penelitian

yang menggunakan sample 35 perusahaan yang melakukan Right issue di BEJ ini

melaporkan bahwa penurunan kinerja clua periocle setelah penawaran disebabkan

adanya kernungkinan bahwa dana basil isuue ditanamkan dalam investasi jangka

panjang atau digunakannya dana tersebut untuk mernbayar sebagian hutang

perusahaan yang telah jatuh tempo. Penelitian ini menggunakan variable rasio

lih1iditas, rasio leverage, rasio operasi, rasio profitabilitas, clan rasio pasar untuk

proksi kinerjanya. Namun konsisten dengan dua penelitian di atas, penelitian ini

lebih lanjut rnenjelaskan bahwa perusahaan issuers rnempunyai kinerja lebih

rendah dibandingkan kinerja perusahaan Non-issuers (matcher firms), tetapi

khusus untuk rasio Net profit margin perusahaan Issuers lebih Outpe1form

clibandingkan perusahaan Non-issuers.

Page 31: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

D. Eamings Ma11geme11t dan Kinerja Operasional

Earnings Management diuji dengan rneng1:,>tmakan hubungan antara kinerja

laba akrual pada periode sebelurn penawaran (issue), pada saat penawaran, dan

setelah penawaran (Teoh et al., 1998; Mclaughlin et al., 1996; Alderson dan

Betker, 1997; Loughran dan Ritter, 1997; Rangan, 1998; Kirn dan Shin, 200 l ).

Jika rnanajer rnenaikkan accruals secara oportunistik dengan rnelakukan window

dressing terhadap laba yang dilaporkannya pada periode penawaran, rnaka laba

dan discretionary accruals yang tinggi tidak rnungkin berlanjut sarnpai pada

periode-periode berikutnya. Dengan kata lain, rnanaiernen oportunistik

rnenerapkan sebuah pola kinerja laba yang tinggi pada periode sebelurn, saat

penawaran dan kine1ja laba yang rendah, pada periode setelah penawaran dengan

rnenggunakan discretionmJ' accruals. Sehingga, sernakin banyak laba pada

periode sebelurn dan saat penawaran dinaikkan oleh discretionary accruals,

rnakin banyak yang akan diturnkan pada periode setelah penawaran.

McLaughlin (1996) dalam penelitiannya rnengindikasikan bahwa kinerja

cash .flow perusahaan megalami penurunan sekitar 20% selama tiga tahun setelah

penawaran SEO. Sementara Alderson dan Betker (1997) m<~ngevaluasi kinerja

operasi dan harga saham jangka panjang perusahaan yang melakukan SEO dengan

menggunakan rasio market-to-book asset sebagai proksi nilai perturnbuhan

opurtunistik (value of growth opportunities) dan menemukan bahwa kinerja

operasi dalam jangka panjang adalah buruk.

Penelitian Laughran dan Ritter (l 997) yang rnenggunakan enarn ras10

keuangan untuk melihat kineria keuangan lima tahun sebelum dan lima tahun

Page 32: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

setelah SEO. Hasilnya menunjukkan ras10 keuangan mengalami penurunan

selama empat tahun setelah penawaran ekuitas tersebut, khususnya rasio profit

margin dan ROA Hasil ini mengindikasikan adanya upaya manajer melakukan

earnings management sebelum melakukan penawaran agar kinerja perusahaan

pada saat penawaran akan terlihat bagus.

Dalam penelitiannya, Rangan (1998) melaporkan bahwa harga saham

overvalue untuk sementara waktu yaitu pada saat issuer dan selanjutnya kinerja

perusahaan akan "mengecewakan" yang ditunjukkan dengan penurunan earnings

yang disebabkan adanya earnings management. Sedangkan Teoh et a/.(1998a)

membuktikan bahwa ada hubungan yang negative antara discretionary current

accruals sebelurn penawaran dengan laba dan return saham setelah penawaran.

Jegadeesh (2000) menunjukkan perusahaan-perusahaan secara signifikan

mengalami unde1pe1formance lebih dari lima tahun setelah melakukan SEO sama

halnya dengan penelitian yang dilakukan Traill dan Vos (2001) melaporkan

bahwa perusahaan yang melakukan SEO under/er.fimnance lima tahun setelah

penawaran.

E. Earnings Management dan Kinerja Return Saham

Alderson dan Betker (1997) juga menemukan adanya penurunan kinerja

investasi dan operasi pada periode setelah penawaran dengan mengasumsikan

bahwa manajemen mengetahui bahwa perusahaannya telah dinilai secara

overvalue oleh pasar pada saat penawaran saham tambahan, sehingga manajemen

Page 33: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

berusaha memanfaatkan persepsi pasar yang overvalue terhadap nilai perusahaan

tersebut.

Penelitian yang dilakukan Teoh et al., (l 998) melaporkan bahwa

discretionaiy accruals digunakan oleh perusahaan yang melakukan SEO pada

periode sebelum penawaran mencapai puncaknya pada saat penawaran, dan

menurun pada periode-periode setelah penawaran. Selanjutnya penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan negative antara discretionaiy current accruals

sebelum penawaran dengan laba dan return saham setelah penawaran. Hubungan

negative dengan return saharn ini terjadi setelah mengendalikan ukuran

perusahaan, rasio book-to-market, capital expenditures setelah penawaran.

Sedangkan Traill dan Vos (2001) menunjukkan adanya. penurunan kine1ja

saharn terjadi unde1pricing setelah SEO yang disebabkan adanya upaya

perusahaan yang berusaha rnengambil keuntungan jangka pendek pada saat

mengeluarkan saharn tambahan yang oleh pasar dinilai terlalu tinngi (overvalue).

Penelitian yang dilakukan Teoh et al., (1998) melaporkan bahwa

Discretionaiy accruals digunakan oleh perusahaan yang melakukan SEO pada

periode sebelum penawaran mencapai puncaknya pada saat penawaran, dan

menunm pada periode-periode setelah penawaran. Selanjutnya penelitian ini

menunjukkan adanya hubungan negative antara Discretionmy current accruals

sebelum penawaran dengan laba dan Return saham setelah penawaran. Hubungan

negative dengan Return saham ini terjadi setelah mengendalikan ukuran

perusahaan, rasio Book-to-market, Capital expenditures setelah penawaran.

Page 34: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Sedangkan Traill dan Vos (200 I) menunjukkan adanya penurunan kinerja

saham terjadi Unde1pricing setelah SEO yang disebabkan adanya upaya

perusahaan yang berusaha mengambil keuntungan jangka pendek pada saat

mengeluarkan saham tambahan yang oleh pasar dinilai terlalu tinngi (Overvalue).

McLaughlin (1996) dalam penelitiannya mengindikasikan bahwa kinerja

Cash .flow perusahaan megalami penurunan sekitar 20% selama tiga tahun setelah

penawaran SEO. Sementara Alderson dan Betker (1997) m•ongevaluasi kinerja

operasi dan harga saham jangka panjang perusahaan yang melakukan SEO dengan

menggunakan rasio Market-to-book asset sebagai proksi nilai pertumbuhan

opurtunistik (Value of growth opportunities) dan menemukan bahwa kinerja

operasi dalam jangka panjang adalah buruk.

F. foformasi Discretionary accruals

Subramanyam (1996) (dalam jurnal Sanjaya) melakukan penelitian untuk

menguji apakah pasar modal menghargai discretionmy accruals. Sampel diambil

dari Center For Research in Security Prices (CRSP) 1992 dan database

COMPUSTAT 1992 sebanyak 2.808 perusahaan selama tahun 1973-1993 dengan

jumlah observasi 21.135 perusahaan. Subramanyam menyimpulkan bahwa pasa.r

modal menghargai discretionmy actuals karena informasi ini menggambarkan

nilai ekonomi masaa depan.

Sloan (1996) (dalam jurnal Sanjaya) meneliti apakah harga saham

mencerminkan informasi tentang earnings masa depan yang terkandung di dalam

komponen-komponen akrual dan aliran kas dalam earninf!:S sekarang. Data

Page 35: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

diambil dari seluruh perusahaan yang datanya tersedia dalam COPUSTAT versi

1993 dan data return saham secara bulanan dalam CRSP. Sloan membuktikan

bahwa para pelaku pasar overestimate kepada persistensi earnings sekarang yang

berkualitas rendah dan underestimate kepada persistensi earnings sekarang yang

berkualitas tinggi. Kualitas tinggi earnings ketika earnings dibentuk terutama dari

aliran kas operasional sedangkan kualitas rendah earnings ketika earnings

dibentuk terutama dari akrual.

Collins dan Hribar (2000) (dalam jurnal Sanjaya) menguji a.pakah hubungan

post-earnings announcement drift dengan anomaly akrua.l yang dibuktikan oleh

Sloan (1996) untuk melihat apakah pelaku pasar merespon fenomena mi.1pricing

yang sama. Data diambil dari COMPUSTAT secara kuartalan da.n CRSP secara

harian untuk seluruh perusahaan yang terdaftar di NYSE/ AMEX selama tahun

1988-1997. Collins dan Hribar membuktikan pasar kelihatan overestimate

terhadap persistensi komponen akrual dalam earnings kuartalan dan cenderung

menghargai berlebihan pada akrual. Lebih lanjut, mispricing akrual berbeda

dengan post-earnings announcement drift.

Sanjaya (2004) menguji apakah ada pengaruh negative discretionary

accruals terhadap kumulatif return tidak norn1al bagi perusahaan yang memiliki

komite audit pada tahun 200 !. Data diambil dari Bursa Efek Jakarta untuk industri

manufaktur selama tahun 2001. Sanjaya (2004) membuktikan bahwa

discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba memiliki pengaruh

negative terhadap kumulatif return tidak normal.

Page 36: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

G. Kine1ja Pemsahaan pada periode Sebelum dan Setelah SEO

Sementara Denis dan Sarin (1999) mencatat bahwa rendahnya kinerja pasca

SEO diakibatkan karena pengukuran earnings yang dilakukan secara "tidak tepat"

oleh manajemen. Kondisi ini mempengaruhi interpretasi investor terhadap kinerja

perusahaan dan mengakibatkan investor mempunyai harapan profitabilitas masa

depan perusahaan yang keliru. Atau dengan kata lain investor yang naif akan

overoptimism dalam meramalkan earnings masa depan dan mengalami

kekecewaan terhadap realisasinya pada periode pasca penawaran. Pemmman

kine1ja yang terjadi sebagai dampak pengukuran tersebut akan te1jadi selama lima

tahun setelah SEO. Shivakumar (2000) juga menunjukkan bahwa manajemen

telah melakukan overstate terhadap earnings sebelum melakukan pengumuman

SEO. Lebih lanjut penelitian tersebut menunjukkan bahwa investor sebenarnya

sudah menduga adanya earnings management dan secara rasional berusaha

melepaskan pengaruhnya pada saat pengumuman SEO. Jadi investor memiliki

penilaian yang rendah terha dap earnings sebelum SEO clan secara rasional

memberikan nilai yang rendah untuk perusahaan.

Di Indonesia penelitian mengenai penurunan kinerja yang te1jadi setelah

SEO dilakukan oleh Harto (2001) dan Candy (2002). Harto (2001) menyimpulkan

bahwa perusahaan yang melakukan right issue mengalami penurunan kinerja

operasi, keuangan, dan saham selama tiga tahun setelah penawaran. Sedangkan

Candy (2002) dalam penelitian mengenai SEO menyimpulkan bahwa perusahaan

akan mengalami penurunan kine1ja operasi, sedangkan kine:rja keuangan justm

mengalami kenaikan. Penelitian tersebut memberi argumen bahwa kenaikan

Page 37: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

kinerja keuangan tersebut kemungkinan besar karena (I) dana yang diperoleh dari

SEO digunakan untuk membayar hutang perusahaan yang jatuh tempo dan (2)

naiknya nilai hutang jangka panjang karena kemungkinan hutang yang dimiliki

perusahaan merupakan hutang dalam kurs asing yang tidak dilindungi dengan

sistem hedging, sehingga melemahnya rupiah berakibat meningkatkan nilai

hutang.

Walaupun berbeda dengan IPO, ada fenomena serupa yang terjadi pada saat

penawaran saham tersebut, yaitu SEO selalu diikuti penurunan laba

( Unde1pei:formance) pada periode-periode setelah penawaran (Mclaughlin et al.,

1996, Alderson dan Betker, 1997; Teoh et al ., l 998a; Allen dan Soucik, 2000;

Dubois dan Jeanneret, 2000; Kim dan Shin, 2001 ). Penelitian Mclaughlin et al.

(1996) yang menggunakan berbagai ukuran rasio Cash.flow, membuktikan bahwa

kinerja Cash flow perusahaan mengalami penurunan kinerja sekitar 20% tiga

tahun setelah penawaran.

Lee (1997) memberikan bukti mengenai kineija jangka panjang SEO yang

"buruk" dikarenakan adanya Agency problem yang tidak dapat diantisipasi oleh

pasar yang dikarenakan adanya akuisisi modal ekuitas yang salah digunakan oleh

"Free cash flow". Sementara penelitian Loughran dan Ritter (1997) menunjukkan

kinerja operasi yang menunm untuk perusahaan yang melakukan SEO dalam

jangka panjang, tepatnya lima tahun sebelum penawaran dan lima tahun setelah

penawaran.

Penelitian lain yang juga membuki:ikan adanya penurunan kine1ja

perusahaan setelah melakukan SEO yaitu Shivakumar (2000) yang menunjukkan

Page 38: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

bahwa mana3er melakukan Overstate terhadap Earnings sebelum melakukan

pengumuman SEO, dan pengumuman tersebut "menunjukkan" Overstatement

tersebut pada partisipan pasar. Namun investor sebenarnya sudah menduga

adanya Earnings Management dan secara rasional bernsaha melepaskan pengarnh

Earnings Management tersebut pada saat pengumuman SEO. Jadi, pada saat

pengumuman SEO, investor memliki penilaian yang rendah terhadap earnings

sebelum SEO dan secara rasional juga memberikan nilai yang rendah untuk nilai

pernsahaan.

Sedangkan basil penelitian Trail dan Vos (200 I) juga menunjukkan adanya

penurnnan kinerja perusahaan yang melakukan SEO dalam jangka panjang.

Mereka menjelaskan tunmnya kinerja pernsahaan tersebut terjadi dalam kerangka

Windows of opportunity dan berkaitan dengan fenomena teoii agesi (Agency

theo1y). Dalam kerangka Windows of opportunity, penurnnan kinerja karena

penawaran saham tambahan tersebut konsisten dengan upaya perusahaan yang

bernsaha mengambil keuntungan jangka pendek dengan mengeluarkan ekuitas

barn ketika pasar substantive menilai terlalu tinggi pernsahaan tersebut.

Sementara dalam fenomena teori agens1, mana3er perusahaan bernsaha

memberikan sinyal positif kepada pasar tentang perusahaan yang dikelolanya.

Sinyal positif ini akan diwujudkan dalam laba yang dilaporkannya, karena prinsip

akuntansi be1terima umum (Generally accepted accounting principles) memang

mengijinkan perusahaan memilih berbagai metode akuntansi dan menggunakan

kebijakan akrnal dalam melaporkan kinerjanya. Namun sinyal positif ini dalam

Page 39: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

PERPUST AKAAN UT AMA UIN SVAHID JAKARTA

jangka panJang tidak bisa dipertahankan oleh manaJer yang tercermin dari

penurunan kinerja yang dilaporkan oleh perusahaan tersebut.

Penelitian Harto (2001) melaporkan bahwa penurunan kine1ja dua periode

setelah penawaran disebabkan adanya kemungkinan bahwa dana hasil penawaran

saham ditanamkan dalam investasi jangka panjang atau digunakannya dana

tersebut untuk membayar sebagian hutang perusahaan yang telah jatuh tempo.

Lebih lanjut penelitian ini menjelaskan bahwa penawaran sekuritas tambahan

diindikasikan sebagai kebijakan manajemen untuk meningkatkan kinerja.

Penelitian ini menggunakan variable rasio likuiditas, rasio leverage, rasio operasi,

rasio profitabilitas, dan rasio pasar untuk proksi kinerjanya.

H. Penelitian Sebelnmnya

Penelitian mengenai seasoned equity offerings telah beberapa kali dilakukan

di Indonesia (Harto, 2001; Candy, 2002; Sulistyanto & Midiastuti, 2002). Harto

(200 I) menyimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan right issue mengalami

penurunan kinerja operasi, keuangan, dan saham selama tiga tahun pasca

penawaran. Sedangkan Candy (2002) dengan memperluas sampel yang

digunakannya, yaitu seluruh perusahaan yang melak:ukan seasoned equity

offerings, menyimpulkan bahwa pernsahaan mengalami penurunan kinerja operasi

selama tiga tahun pasca penawaran. Sejalan dengan penelitian Candy (2002)

tersebut, Sulistyanto & Midiastuti (2002) menambahkan bahwa pernsahaan yang

melakukan seasoned equity offerings tidak hanya mengalami penurunan kinerja

operasi, tetapi juga kineria saham selama tiga tahun pasca penawaran. Sebagai

Page 40: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

profitabilitas, sedangkan Candy (2002) mengukur kinerja keuangan dan kinerja

operasional perusahaan yang melakukan SEO. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan model yang sama, yaitu dengan membandingkan kinerja sebelum

dan sesudah SEO. Walaupun ditemukan bukti adanya penurunan kinerja yang

signifikan setelah SEO, namun penelitian-penelitian tersebut belum memberikan

penjelasan tentang faktor-faktor penyebabnya. Penelitian tersebut hanya menduga

adanya manipulasi pada periode sebelum SEO yang menyebabkan penurunan

kinerja sesudah SEO.

I. Kerangka Pemikiran

Earnings management merupakan suatu strategi yang dilakukan manajer

guna meningkatkan kemakmuran pemilik. Dalam penel:itian ini, peneliti

menguk:ur earnings management dari Discretionmy accruals dan Non­

discretionary accruals . Dimana earnings management ini merupakan variabel

Independent dan variabel Dependent ini, kinerja perusahaan yang diukur dari

return saham.

Pada penelitian data yang diperoleh diuji normalitas terlebih dahulu pada

setiap variabel. Sebelum dilakukan Uji Regresi untuk memperoleh

Nondiscretionmy accruals dilakukan uji asumsi klasik untuk menghasilkan

persamaan regresi yang valid.

Untuk mencari perbedaan sebelum dan setelah Seasoned Equity Qfferings.

Kine1ja perusahaan, return saham, dan variable earnings management digunakan

Page 41: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

J. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan setelah

Seasoned Equity Offerings.

H1 Terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan setelah Seasoned

Equity Qfferings.

2. H0 : Tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah Seasoned

Equity Offerings.

H1 : Terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah Seasoned Equity

Q[ferings.

3. H0 : Tidak terdapat perbedaan variabel earnings management sebelum dan

setelah Seasoned Equity Qfferings.

H1 : Terdapat perbedaan variabel earnings management sebelum dan setelah

Seasoned Equity Qfferings.

Page 42: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

BAB ill

METODOLOGI PENELITlfAN

A. Ruang Linglmp Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan menggunakan variable Earnings management yang meliputi

Discretionaiy accruals (DA), dan Nondiscretionary accruals (NDA), dan.Return

saham.

Penelitian yang dilakukan dengan waktu pengamatan 3 tahun, penelitian

ini menggunakan periode pengamatan pada 1 Januari tahun 2000 - 31 Desember

tahun 2003, dengan dipilih tiga tahun sebelum dan tiga ta.hun setelah SEO.

Pengambilan tahun penelitian ini disebabkan karena keadaan faktor ekonomi dan

politik sedang tidak stabil.

B. Metocle Penentmm Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi perusahaan yang listed

di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel di!,,>unaka.n secara pwposive

sampling.

Perusahaan yang melakukan SEO pada tahun 2000-2003 dan memiliki

laporan keuangan tahunan (annual report) yang dipublikasikan pernsahaan

tersebut tiga tahun sebelum dan tiga tahun setelah SEO. Kriteria perusahaan yang

dipilih sebagai sample, yaitu:

Page 43: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

1. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tiga tahun sebelum dan

tiga tahun setelah SEO.

2. Perusahaan non-lembaga keuangan untuk mengantisipasi kemungkinan

terjadinya pengaruh regulasi tertentu yang dapat mempengaruhi variabel

penelitian.

3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data.

4. Data saham bulanan yang tersedia berturut-turut mulai dari 3 tahun

sebelum dan 3 tahun sesudah.

Tabel 3.1 Sampcl Penclitian

-No. Keternngan Jumlah

1. Pcrusahaan yang melakukan SEO dari tahun 2000-2003 46

2. Perusahaan Lembaga Keuangan 18

3. Data yang tidak lengkap 6

4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data 22

Perusalrnan yang terpilih sebagai sampel 22

- -

C. Metode Pengnmpnlan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan inforrnasi dalarn penelitian

ini adalah:

1. Melakukan penelitian lapangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) rnelalui

pusat layanan inforrnasi pada pusat referensi pasar modal.

Page 44: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

2. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur

ilmiah, buku-buku, internet dan sumber-sumber lain yang berhubungan

dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

I. Uji Asumsi Klasik OLS

Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukan hubungan yang valid

atau tidak bias maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik pada model regresi

yang digunakan. Adapun asumsi dasar dalam pengujian asumsi klasik yang harus

dipenuhi adalah :

a. Uji Normalitas

Menumt Singgih Santoso (2000), uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Menurut Singgih

Santoso mendeteksi nonnalitas data, yaitu dengan melihat penyebaran data dari

sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas

adalah:

1. Jika data menyebar disekitar gans diagonal dan mengikuti arah gar1s

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 45: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

b. Uji Multikolinearitas

Uji mutikolonieritas diperlukan untuk mengetahui adoc tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu

model. Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan

menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu vaiiabel

independen dengan variabel independen yang lain. Deteksi multikolinieritas pada

suatu model dapat Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari l 0

dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0, I, maka model dapat dikatakan terbebas

dari multikolonieritas VIF = l/Tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance = 1/10 =

0, 1. semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance

c. Uji Autokorelasi

Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut Maurice G. Kendall clan

William R. Buckland, A Dictionary of Statistical Term: "Correlation between

member's of series of observations ordered in time (as in time-series data) or

space (as cross-sectional data)". Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara

anggota seti observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time

series) atau menurut urutan tempat (seperti data cro:,~1· section) atau korelasi pada

dirinya sendiri.

Autokorelasi dapat didefinisikan pula sebagai terjadinya korelasi diantara

data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu data

dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau

tidak danat dilihat melalui nilai Durbin Watson (DW). Bila nilai DW terletak

Page 46: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

diantara dU < d < 4-dU maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik

positif maupun negatif atau jika nilai d mencapai sekitar 2, dimana dU adalah

batas atas dan dL adalah batas bawah (J. Supranto, 1983).

Menurut Durhin Watson Statistics terdapat 5 (lima) kondisi autokorelasi:

I) 0 < d <d1, : ada autokorelasi positif.

2) d1, < d <du : inconclusive (ragu-ragu ada autokorelasi positif).

3) du< d <4-dL : tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif.

4) 4-du < d < 4-d1, : inconclusive (ragu-ragu ada autolcorelasi negatif).

5) 4-d1, < d < 4 : ada autokorelasi negatif

Selain itu menurut Singgih Santoso (2000:218) secara umum angka D-W

yang dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan adalah:

I) Angka D-W dibawah -2 bera1ii ada autokorelasi positif.

2) Angka D-W diantara -2 sampai dengan 2 beraiii tidak ada

autokorelasi.

3) Angka D-W diatas 2 beraiii terdapat autokorelasi negatif

J ika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya

signifikan ( dilihat angka F dan signifikannya), menjadi tidak layak untuk dipakai

Uji F (uji secara simultan).

d. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regre:si di mana varians

dari residual tidak sama satu pengamatan kepengamatan yang lain. Dalam regresi,

salah satu asumsi vang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu

Page 47: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

pengamatan kepengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak

sama ini ditunjukan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual.

Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heteroskedastiitas,

sedangkan adanya gejala varians yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain disebut dengan homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik,

dimana surnbu Y adalah Y yang telah terprediksi, dan sumbu X adalah residual (

Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak te1jadi heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian ini dilakukan untuk mencari koefisien dari variabel earnings

management, yaitu Nondiscretionaiy accruals. Pengujian ini menngunakan

metode statistik Multiple Regression untuk menerangkan akibat langsung dan

tidak langsung seperangkat variabel. Analisis regresi berganda digunakan untuk

mengetahui bentuk hubungan yang ada antara variabel bebas (X) dengan variabel

terikat (Y) :

Page 48: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

TAsebelum = a+ P1 REV + P2 PPE + Ei

TAsesudah = a+ P1 REV + P2 PPE + E;

Dimana:

TA =Total accruals

6. REV = Perubahan pendapatan perusahaan

PPE = Aktiva tetap perusahaan.

s = error term perusahaan.

Ada beberapa metode untuk menaksir fungsi regresi populasi atas dasar

regresi sample, tetapi metode yang saat ini paling luas digunakan adalah metode

kuadrat terkecil biasa (method of ordinaty least squares, OLS). Metode ini

dikemukakan oleh Carl Fredrich Gauss, seorang ahli maternatik dari Jerman.

Dengan menggunakan metode OLS, akan diperoleh koefisien-koefisien Po. P1.2,3

sehingga model yang menyatakan hubungan antara variabel terkait dengan

variabel bebas dapat diketahui.

Metode OLS ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:

Hubungan linieritas antara variabel independent dan variabel dependen

Tiap populasi Y yang berhubungan dengan suatu X tertentu didistribusikan

disekitar rata-rata atau dikatakan bahwa data berasal dari populasi

berdistribusi normal

Tidak adanya autokorelasi

Tidak terdapat Hesteroskedastis

Tidak terdapat multikolinearitas

Page 49: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

3. Uji Normalitas

Pada tahap penelitian melakukan uji normalitas data untuk melihat apakah

data tersebut normal atau tidak. Jika data tidak normal maka dilakukan proses

penormalan data melalui logaritma natural atau dengan uji Kolmogrov Smirnov

menunjukkan data dari sebagian rasio tidak normal.

4. Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Pengujian dua sampel berhubungan pada prinsipnya ingin menguji apakah

dua sampel yang berpasangan satu dengan yang lain berasal da.ri populasi yang

sama. Jika benar demikian, maka ciri-ciri kedua sampel (rata-rata, median dan

lainnya) relatif sama untuk kedua sampel a.tau populasinya. Uji Wilcoxon Sign

Rank Test dipergunakan untuk menguji beda data berpasangan, dan merupakan

alternatif dari uji t dua sampel berpasangan. Uji Wilcxon Sign Rank Test adalah

Uji statistic Non-parametric dipergunakan jika data tidak terdistribusi normal.

Rumus Uji Wilcoxon Sign Rank Test

T-µT Z=--~

Dimana:

T

Gr

= Jumlah ranking yang kecil n(n+l)

4

n(n + 1)(2n + 1) l '>A

Page 50: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

E. Operasional Variabel

Model pengujian dalam penelitian ini menggunakan model Jones (1991)

(dalam jurnal Sanjaya, 2005). Model ini digunakan untuk menghitung

Discretionwy accruals sebagai proksi manajemen laba. Untuk menghitung total

akrual yaitu:

........... (1)

Dimana:

TA;, = Total akrual perusahaan i pada periode ke-t.

Nl;1 = Laba bersih sebelum pos luar biasa, diskontinyu operasional, dan

akumulasi perubahan metoda akuntansi perusahaan i pada periode

ke-t.

OCF;1 = Aliran kas operasional perusahaan i pada periode ke-t.

Jumlah total akrual sebuah perusahaan dapat dibagi menjadi Non-

discretionwy accmals dan Discretionary accruals.Jones (1991) (dalam jurnal

Sanjaya, 2005) membuat sebuah model untuk membeclakan antara Non-

discretionary accruals dan Discretionwy accruals. Model Jones tersebut adalah:

TA ( 1 ) (ARev ) (PPE ) _,_I _ __ 1 If _ __it C' A -a, A -ra2 A "a, A +v,, .......................... (2) Jf·-·1 1/-l a-l 11-1

Dimana:

T A;1 = Total akrual perusahaan i pada periode ke-t.

A;1 = Total aktiva perusahaan i pacla periode ke t-1.

!:i Revit = Perubahan penclapatan perusahaan i dalam periocle ke-t.

Page 51: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

z;, = error term perusahaan i periode ke-t.

Persamaan (2), untuk mencari koefisien persamaan (4) atau untuk mencari

Nondiscretionmy accruals.

Total akrual dapat dicari dengan persamaan :

TA;,= NDA;1 +DA;, ................................................................................... (3)

Dimana:

TA;, = Total akrual

NDA;1 = Non-discretionmy accruals

DA;1 = Discretionmy accruals

Untuk menentukan jumlah Non-discretionwy accruals dengan persamaan:

( 1 J (LI.Rev,, J (PPE 11 J ( ) NDA 11 =a,T+a2 A +a3 -A-.-+s,, ........................ 4 1r---I a-1 it-1

Dengan demikian, persamaan (2) dan (3) dapat digunakan untuk

mengestimasi Discretionary accruals dengan persamaan:

TA 11 [ ( I J (L'l Rev, J (PPE, JJ DA;, =T- a, T +a2 A +a, ~ ...................... (5)

1!-l 1/-l 1t-I 11-1

Jika perusahaan yang melakukan earnings management hasilnya positif

atau nilai DA;, positif mencerminkan adanya income increasing ( pendapatan

perusahaan meningkat ) dan sebaliknya perusahaan yang melakukan earnings

management hasilnya negatif atau nilai D A;1 negatif mencerminkan adanya

income descreasing ( pendapatan perusahaan menurun ).

Page 52: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Jones Cross

sectional yang tidak dimodifikasi.. Karena ( dalam junrnJ Sanjaya, 2005)

menyatakan bahwa model Jones dan model Jones modifikasian adalah sama dan

konsisten dalam mendeteksi manajemen laba.

Untuk mengukur kinerja return saham digunakan pendekatan Market

Adjusted Models. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:

1. Menghitung return saham perusahaan, dengan rumus:

Notasi:Rjt : Return perusahaan j pada tahun t

: Barga saham penutupan pada tahun t

: Barga saham penutupan pada tahun sebelunmya

2. Menghitung return pasar, dengan nnnus:

R _ IHSG, - IHSG,_, 1111

IHSG1-1

Notasi: Rm, : Return pasar pada tahun ke-t

1BSG1 : Indeks Barga Saham Gabungan pada tahun ke-t

IBSG,.1 : Indeks Barga Saham Gabungan pada tahun

sebelumnya

Sehingga kinerja return saham dan return pasar selama satu tahun

didapatkan dari rumus sebagai berikut:

I 12

R;Ji,,i11y =- LR111m1

12 Jfmo=-1

Page 53: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

4. Return on Assets

Untuk mengukur kinerja perusahaan dilakukan

membandingkan antara Laba bersih dengan Total aktiva.

Menghitung kinerja perusahaan, dengan rumus:

Net Income ROA=

Total Assets

dengan

Page 54: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Um nm Objek Pe11eliti:rn

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta

Pasar modal Indonesia pada dekade terakhir mengalami fluktuasi yang

signifikan di tengah gejolak perkembangan ekonomi dan politik Indonesia.

Fluktuasi pasar modal Indonesia tersebut terjadi di tengah p,erkembangan pasar

keuangan intemasional yang pesat. Bursa Efek Jakarta adalah salah satu wadah

investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendulrnng pembangunan

ekonomi nasional. Bursa Efek Jakarta 3uga berperan dalam upaya

mengembangkan perusahaan lokal atau PMDN yang besar dan solid untuk

menciptakan pasar modal yang stabil.

Bursa Efek Jakarta didirikan di Batavia (Jakarta), oleh pemerintah kolonial

Belanda. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama dan

kemudian dibuka lagi pada tahun 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial

juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang. Namun, kegiatan

bursa kembali dihentikan ketika te1jadi pendudukan tentara Jepang di Batavia.

Pada tahun 1952, bursa saham di buka kembali di Jakarta dengan

memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan­

perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham berhenti lagi

ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. di tahun

1977, pasar modal di buka kembali dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasai

Page 55: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Modal (Bapepam), institussi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan

perdagangan dan kapitalisasi modal di pasar saham mulai meningkat dan

mencapai puncaknya di tahun ! 990 seiring dengan perkembangan pasar finansial

dan sektor swasta.

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham di swastanisasi menjadi PT. Bursa

Efek Jakarta (PT. BEJ). Swastanisasi bursa saham menjadi PT. BEJ ini

mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM). Pada 22 Mei 1995, BEJ memasuki babak baru dengan

meluncurkan Jakarta Automated 7/'ading System (JATS.), sebuah sistem

perdagangan otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem

baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham tanpa harus melalui lantai bursa,

dimana transaksi dapat dilakukan oleh WPPE dikantornya masing-masing. Sistem

barn tersebut sangat efektif clan lebih menjamin kegiatan pasar yang transparan.

2. Perkembimgan Usaha

Sejak tahun 1995, perkembangan kinerja bursa regional di Asia Pasifik

relatif bervariasi. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga sahamnya. Bursa

Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata indeks

tahunan sebesar 12,76%. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan

dengan pergerakan indeks bursa regional lainnya. Perkembangan indeks ini tetap

menunjukkan peningkatan yang positif, meskipun beberapa negara Asia seperti

Malaysia, Thailand, Filipina, clan termasuk Indonesia mengalami krisis ekonomi

pada periode 1997-1999.

Page 56: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Dari beberapa inclikator lainnya, di tahun 2004 bursa Indonesia juga

menunjukkan perkembangan yang meningkat. Hal tersebut terlihat clari

perkembangan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat 34,01 % clan nilai

perclagangan yang meningkat 87,80% clibanclingkan tahun sebelumnya. Akan

tetapi, peranan pasar modal Indonesia terhaclap perekonornian negara, yang

terlihat clari perbanclingan nilai kapitalisasi pasar terhaclap Produk Domestik Bruto

(PDB), masih beracla pacla posisi yang cukup rendah. Pada tahun 2004, rasio nilai

kapitalisasi pasar terhaclap PDB di Indonesia hanya mencapai 29,5%, sementara

beberapa bursa regional lainnya telah melampaui I 00%. Di sisi lain, kondisi ini

menunjukkan masih besarnya potensi pengembangan pasar modal Indonesia.

Perkembangan penggalangan clana melalui pasar modal Indonesia sangat

terpengaruh oleh konclisi makro ekonomi. Hal ini clapat clilihat ketika !crisis

ekonomi melancla Indonesia pacla tahun 1997-1998, jumlah emiten hanya tumbuh

sebesar 1 % clengan nilai emisi saham tumbuh sebesar 7, 1 % pacla tahun 1998

clibandingkan tahun sebelumnya. Seclangkan untuk obligasi. ticlak acla emiten

yang menerbitkan obligasi sepanjang tahun 1998. setelah mengalami stagnasi

pasca krisis ekonomi, pasar saham mulai kembali bergairah sejak tahun 1999.

Pada tahun 1999 nilai emisi saham melonjak sebesar 172,2% yaitu dari Rp. 75,9

triliun pacla tahun 1998 menjadi Rp. 206,7 triliun pacla tahun 1999. Setelah

meningkat secara signifikan pacla tahun 1999, selanjutnya memasuki tahun 2000

hingga pertengahan 2005 jumlah emiten saham hanya tumbuh rata-rata 4,5% per

tahun, dengan nilai emisi mengalami pertumbuhan rata-rata 3, 4% pada periode

vang sama.

Page 57: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Nilai kapitalisasi pasar pada tahun 2000 hingga 2002 sempat mengalami

penurunan akibat kondisi ekonomi makro yang tidak stabil. Namun demikian,

dengan membaiknya kondisi makro ekonomi pada tahun 2003 memberikan

pengaruh pada perdagangan di bursa sehingga nilai kapitalisasi pasar kembali

tumbuh mencapai Rp. 765,81 triliun pada bulan Juni 2005. Selanjutnya, rasio nilai

kapitalisasi pasar terhadap PDB pada tahun 2004 mencapai 29,5% yang

merupakan peningkatan yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir setelah

masa krisis. Untuk perkembangan emisi saham, terlihat tidak terlalu signifikan,

namun transaksi saham di BEJ bergerak cukup aktif Rata-rata nilai perdagangan

pada periode 1999 hingga Juni 2005 berada pada kisaran Rp. 794,43 milliar per

hari dengan volume saham berkisar 1,03 milliar lembar per hari dan frekuensi

berkisar 16 ribu transaksi per hari.

Sepanjang tahun 2006, tercatat 12 perusahaan melakukan Initial Public

Offering. Namun, pada nilai emisi saham terjadi penurunan sebesar 15%, dari Rp.

3,54 tiiliun di tahun 2005 menjadi Rp. 3,01 triliun di tahun 2006. Total nilai

transaksi saham di BEJ sampai akhir tahun 2006 mencapai Rp. 443 triliun,

meningkat 9,11% dibanding dengan transaksi tahun 2005. Tahun 2006 merupakan

tahun pertama bergabungnya Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dengan

Badan Pengawas Pasar Modal. Diharapkan dengan bergabungnya kedua otmitas

tersebut menjadi Bapepam-LK dapat menciptakan sinergi yang lebih baik lagi

antara industri pasar modal dan lembaga keuangan lainnya.

Page 58: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

B. Analisis Data dan Pembahasan

l. Uji Asnmsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas be11ujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel

dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi data normal

atau mendekati normal. Untuk mengetahui nonnal atau tidaknya yaitu dengan

melihat penyebaran titik-titik pada garis diagonal maka dikatakan data tersebut

memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data tersebut tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar4.1 Hasil Uji Normalitas Sebelmn Outli>er

Nonna! P-f' Plot<>f Rcgrossion Standa!'dizcd Residual Nomi al P·P Plot of lbgrassion Stu11dard1zcd Residua!

Dependent Variable: TA~ebc!um

Smnbcr: Data diolah

Dari Gambar tersebut terlihat titik-titik observasi sangat menjauh dari

garis diagonal. Dengan demikian rnaka dapat dikatakan bahwa data yang dimiliki

tidak memenuhi asumsi normalitas. Oleh karena itu, maka dilakukan pembuangan

atas observasi yang outlier dalam model yang akan dibentuk. Menurut Nachrawi

Page 59: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

I PERPUSTAKAAN UTAMA ~ SYAHID JAl<ARTA

yang dapat bernilai sangat besar atau sangat kecil. Tujuannya adalah untuk

menentukan atau mengevaluasi kesahihan suatu model, baik untuk melihat

pelanggaran terhadap asumsi maupun untuk melihat penyimpa.ngan nilai prediksi

terhadap nilai sesungguhnya.

Agar dapat memenuhi asumsi nornmlitas, maka digunakan data dimana

nilai-nilai outlier telah dikeluarkan sehingga mendapatkan observasi sebanyak 50

untuk T Asebelum dan 58 untuk T Asesudah. Hasil dari uji normalitas untuk model

ini setelah dilakukan pembuangan terhadap outlier dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier

Nnrmat P.P Plot of Regression Standilftl!zud Residual Normal P..P Plot of Regression Stamlardiicd Reo!dual

Dependent Varlable: TAsebe!um Oepomlont Vmfablu: TAncsutlah

::1 l 1"1 I ···j J ,tl' o"°'f" .

· 1 ·i uff'

,,,l.f-·~-· r-.~~ no ui 1" D" n~ '~

Ob•orvu<l Cum Prob

Smnber: Data diolah

Dari gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik obsevasi menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, maka dapat

diindikasikan bahwa data ini memenuhi asumsi normalitas.

Page 60: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

b. Uji multikolonieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independent yang memiliki kemiripan dengan variabel independent Iain dalam

satu model.

Tabel 4.1 U j i Mnltikolonieritas

Coefficient$'

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics

el B Std. Error Beta t SiQ. Tolerance VIF (Constant) 2.569 .588 4.371 .000 REVsebelum -.126 .135 -.137 -.934 .355 .935 1.069 PPEsebelum -1.272 1.340 -.140 -.949 .347 .935 1.069

Dependent Variable: TAsebelum

Coefficient$'

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics

el B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF (Constant) 4.467 .585 7.63'1 .000 REVsesudah -.779 .291 -.338 -2.674 .010 .994 1.006 PPEsesudah -.716 1:197 -.076 -.598 .552 .994 1.006

Dependent Variable: T Asesudah

Sumber : Data diolah

Jika dilihat dari nilai VIF dan tolerance pada tabel 4.1 diatas model ini

bisa dikatakan terbebas dari multikolonieritas, karena nilai VIF tidak Iebih dari 10

dan nilai tolerance tidak kurang dari 0, 1.

Page 61: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara

variabel pengganggu ( e,) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu

periode sebelumnya (e,_1). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dapat

dilakukan dengan uji Durbin-Watson.

Sumber : data diolah

Tabel 4.2 Uji Autokorelasi Model Summary(b)

Std. Error of [ the Estimate I Durbin-Watson

2,11016ss1 1 1,a34

a Predictors: (Constant), PPE sebelum dan REV sebelum b Dependent Variable: TAsebelum

I I Std. Error of I I the Estimate I Durbin-Watson

I 2,54446294 1,985

a Predictors: (Constant), PPEsesudah dan REV sesudah b Dependent Variable: TAsesudah

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai D-W adalah sebesar 1,834 untuk

yang sebelum dan untuk yang sesudah nilai D-W adalah sebesar 1,985. Sehingga

pada model ini tidak terjadi autokorelasi, karena nilai D-W tedetak antara -2 dan

+2.

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas ini menguji terjadinya perbedaan variance residual

suatu periode pengmatan ke periode pengamatan lainnya. Untuk mendeteksinya

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot di bawah ini:

Page 62: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

2

0

-2

-4

Gambar4.3 Scatterplot

Scatterplot

Dep!lndent Variable: TAsebelum

0 0

0

0 0

0 0 Cb 'il

0 0

0

0 0

0 0 '00

cP 0

0 0

,goo "' 0 0 .g

0 'b 'b 00 0 0

0 -o

-2 0

Regression Standardized Predicted Value

Scatterplot

Dependent Variable: TAsesudah

2

----·-----------------------------~

2 08 0 0

"iii " :!l 1 0

"'

oc 0 0 0 00

" 0

"' ~ -"' 0 -;: " "" .a "' -1

"'

., 0 00 0 0 0

0 'c 0 qS,?, 0 0

0 8 0 0 o~0oo0 o

GO oe 0 -;;; 0 0

"' ~ ·2 0

ii!' "" -3

-4 ~ ~ -1 0 2

Regression Standardized Predicted Value

Sumber: Data diolah

Page 63: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titiknya menyebar dan tidak membentuk

suatu pola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas

dari asumsi klasik heterokedastisitas.

2. Uji Regresi Li11ier Be1·ga11da.

Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi berganda

untuk mencari NondiscretionmJ1 accruals. Dari hasil uji regresi berganda didapat

persamaan regresmya.

Tabet 4.3 Hasil regresi Coefficients/a)

Unstandardized I Standardized I 1-M_o_d_e_I ______ -1 ___ 8_c_1~ffi:::I1:;ro1 __ -1-~oe!~:e~(S __ ~

l (Constant) 2,569 ,588

REVsebelum -, 126 , 135 -,137

PPEsebelum -1,272 1,340 -,140

a Dependent Variable: TA sebelurn

Coefficientsfal

Unstandardized I Standardized ' Model ............. ~o_e__fficient.s____ J .. Coefficients

"·--·------·---·-- ----·-

' B Std. Error I Beta -1 (Constant) 4,467 ,585 I

REVsesudah -,779 ,291 -,338

PPEsesudah -,716 l, 197 -,076

a Dependent Variable: TAsesudah

Page 64: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

T Asebelum = 2,569 - 0, 126 REV - 1,272 PPE + ei

TAsesudah = 4,467 - 0, 779 REV - 0, 716 PPE ·c ei

3. Uji Wilcoxon Rank Test

Pengujian selanjutnya adalah untuk membuktikan mengenai apakah ada

perbedaan dari Seasoned equity C!!ferings terhadap return saham, kinerja

perusahaan, dan discretionmy accruals. setiap pengujiannya menggunalrnn UJI

Wilcoxon Rank apabila data yang digunakan tidak terdistribusi normal.

Dalam pengujian ini tingkat signifikan yang dipeq,>unakan adalah a= 5% dan

kriteria untuk menolak atau menerima H0 berdasarkan P-Value adalah sebagai

berikut:

Jika P-Value <a, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Jika P-Value >a, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

a. Kinerja Operasional

Kinerja operasional dalam penelitian ini diukur dari perbandingan antara laba

bersih (net income) dengan total aktiva (total assets), ha! ini didasarkan dari

penelitian Teoh et al., l 998a dan Rangan, 1998. Pengukuran kinerja operasional

pada perusahaan dilakukan dalam periode sebelum tiga tahun dan tiga tahun

sesudah.

Page 65: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks ROA_sesudah - Negative Ranks 32a 30.47 975.00 ROA_sebelum Positive Ranks 34b 36.35 1236.00

Ties oc Total 66

a. ROA_sesudah < ROA_sebelum

b. ROA_sesudah > ROA_sebelum

c. ROA_sesudah = ROA_sebelum

Test Statistics•

ROA_ sesudah -

ROA_ sebelum

z -.834a

Asymp. Sig. (2-tailed) .404

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Dari tabel di atas, penguJian kinerja operasional dengan menghttmakan Uji

Wilcoxon Sign Rank Test dengan a = 5% memberikan nilai z = -0.834. Nilai P-

Value uji dua sisi adalah 0.404 atau sebesar 40.4%. Dengan membandingkan nilai

P-Value dan nilai signifikansi pada a= 5%, dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi

nilai P-Value lebih besar daripada nilai a. Maka H0 diterima dan H1 ditolak atau

tidak terdapat perbedaan kinerja operasional sebelum dan setelah Seasoned Equity

Offerings. Hasil ini sesuai dengan penelitian (Candy, 2002), karena kinerja

operasional mengalami penurunan kinerja sebelum, dan setelah Seasoned Eqity

Offerings.

Secara statistik dapat ditulis dengan:

H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja operasional sebelum da.n setelah Seasoned

Page 66: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

b. Kinerja Return saham

Kine1ja return saham dalam penelitian ini menggunakan pendek:atan

cummulative abnormal return (CAR). CAR merupakan penjumlahan dari

abnormal return tahunan perusahaan dengan menggunakan model yang

disesuaikan-pasar (market-adjusted model). Sama halnya dengan pen,s>ukuran

kinerja operasional pada perusahaan, pengukuran kinerja return saham juga

dilakukan dalam periode tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah.

Ta!Jel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks CAR_sesudah - Negative Ranks 22a 33.23 731.00 CAR_sebelum Positive Ranks 44b 33.64 1480.00

Ties oc Total 66

a. CAR_sesudah < CAR_sebe/um

b. CAR_sesudah > CAR_sebelum

c. CAR_sesudah = CAR_sebelum

Test Statistic$'

CAR_ sesudah -

CAR_ sebelum

z -2.392a

Asymp. Sig. (2-tailed) .017

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranl<s Test

Dari tabel di atas, pengujian kinerja return saham dengan menggunakan Uji

Wilcoxon Sign Rank Test dengan a = 5% memberikan nilai z = -2.392. Nilai P-

Value uji dua sisi adalah 0.017 atau sebesar 1.7%. Dengan membandingkan nilai

P-Value dan nilai signifikansi pada a= 5%, dapat dilihat bahwa untuk uii dua sisi

Page 67: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

nilai ?-Value Jebih besar daripada nilai a. Maka H0 ditolak dan H1 diterima atau

terdapat perbedaan kinerja return saham sebelum dan setelah Seasoned Equity

Offerings.

Secara statistik dapat ditulis dengan:

H 1 Terdapat perbedaan kinerja return saham sebelum dan setelah Seasoned

Equity Offerings.

c. Uji beda Discretionmy accruals

Nilai discretiona1y accruals (DA) positif mengindikasikan bahwa pernsahaan

yang melakukan seasoned equity qffering terindikasi melakukan kebijakan

earning management tiga tahun sebelum dan tiga tahun setelah seasoned equity

qffering yang diperkuat oleh uji Wilcoxon Signed Ranks.

Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranili. Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks DAsesudah - DAsebelum Negative Ranks 4oa 31.75 1270.00

Positive Ranks 26b 36.19 941.00 Ties oc Total 66

a. DAsesudah < DAsebelum

b. DAsesudah > DAsebelum

c. DAsesudah = DAsebelum

Page 68: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Test Statistic$>

DAsesudah -DAsebelum

z -1.051° Asymp. Sig. (2-tailed) 293

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Daii tabel di atas, pengujian Discretionary accruals dengan menggunakan Uji

Wilcoxon Sign Rank Test dengan a= 5% memberikan nilai z = -1.051. Nilai P-

Value uji dua sisi adalah 0.293 atau sebesar 29.3%. Dengan membandingkan nilai

P-Value dan nilai signifikansi pada a= 5%, dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi

nilai P-Value lebih besar daripada nilai a. Maka H0 diterima dan I-11 ditolak atau

tidak terdapat perbedaan Discretionary accruals sebelum dan setelah Seasoned

Equi~v Offerings.

Secara statistik dapat ditulis dengan:

I-10 : Tidak terdapat perbedaan Discretimwry accruals sebelum dan setelah

Seasoned Equity Offerings.

Page 69: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN DAN l!VIPLIKASI

Dari hasil pengujian statistic yang dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh

kesimpulan bahwa Seasoned Equity Q[ferings yang telah dilakukan oleh 22

perusahaan pada periode 2000 sampai 2003 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dapat disimpulkan:

1. Tidak terdapat perbedaan kine1ja operasional sebelum dan setelah Seasoned

Equity Qfferings. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Candy 2002.

2. Terdapat perbedaan kinerja return saham sebelum dan setelah Seasoned

Equity Offerings. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sulistyanto & Midiastuti 2002.

3. Tidak terdapat perbeclaan variable earnings management (discretionary

accruals) sebelum clan setelah Seasoned Equity Qfferings. Nilai

discretionmy accruals (DA) positif menginclikasikan bahwa perusahaan

yang melakukan seasoned equity (iffering terinclikasi melakukan kebijakan

earning management tiga tahun sebelum clan tiga tahun setelah seasoned

equity o.ffering. Basil ini ticlak konsisten clengan penelitian yang clilakukan

oleh Rangan 1998.

Page 70: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

B. Im plikasi clan Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa implikasi dapat diberikan kepada

berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan (emiten) yang akan melakukan Seasoned equity <rfferings

hendaknya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan Seasoned equity

<!fferings agar tujuannya dapat tercapai.

2. Bagi investor, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan dalam mengambil

keputusan investasi, dan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

kebijakan accounting accrual yang dilakukan pada saat sebelum penawaran

SEO yang pada gilirannya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk menentukan perusahaan yang dapat memberikan return yang tinggi

pada saat SEO.

3. Bagi akademisi, sebagai tambahan referensi tentang fenomena yang terjadi

dipasar modal Indonesia dan dapat mengembangkannya dalam penelitian

lebih lanjut dan sebaiknya memperpanjang periode pengamatan, agar dapat

menemukan fenomena lain dalam proses SEO serta melihat kinerja

keuangan, seperti rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan leverage.

Page 71: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

DAFTAR PUSTAKA

Achyari, Fathan., "Analisis Informasi Prospektus yang Berpengaruh Terhadap Return Awa] Penawaran Perdana di BEJ", Thesis, Program pasca Sarjana UGM, 2000.

Alderson, Michael J., dan Brian L. Betker, "The Long Run Performance of Companies That Withdraw Seasoned Equity Offerings", Working paper, September 1997.

Allen, David E., dan Victor Soucik, "Performance of Seasoned Equity Offerings in a Risk Adjusted Environtment", Working paper, 2001.

Atmini, Sari., "Standar Akuntansi yang Memberi Peluang bag:: Manajemen untuk Melakukan Praktik Perataan Laba", Kajian Bisnis, No 18, 2000.

Broude, Paul D., "Going Public,"Joumal of A1anagement Consulting, 9 (3), Mei 1997.

Budiarto, Arif., "Pengarnh Pengumuman Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta periode 1994-1996". Jumal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2 no. 1, 1999.

Candy., "Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Seasoned Equity Offerings: Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta", Working Paper. 2002.

Denis, David J., dan Atulya Sarin, "Is the Market Suprised by Poor Earnings Realization Following Seasoned Equity Offerings·', Working paper, Desember 1999.

Denis, David J., "Investment Oppurtinities and the Market Reaction to Equity Offerings", Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol.29 No.2, 1994.

Dubois, Michel., dan Pierre Jeanneret, "The Long-Run Performance of Seasoned Equity Offerings With Rights", Working paper, Januari 2000.

Eckbo, B.E., dan Masulis., "Adverse Selection and The Rights Offer Paradox", Journal of Financial Economics, 1992.

Gumanti, Tatang Ary., "Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta", Simposium Nasional Akuntansi (SNA)III. (2000)

Page 72: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Guo, Lin., dan Timothy S. Mech,"Conditional Event Study, Anticipation, and Asymmetric Information: The case of Seasoned Equity Issues and Pre­issue Information Releases". Journal of Empirical Finance, 7, 2000.

Hartono.,"Teo1i portofolio dan Analisis Investasi",BPFE Yogyakarta, Edisi 2, 2000.

Harto, Puji., "Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Indonesia". Simposium Nasional Akuntansi J JI. 2001.

Healy, Paul M., dan James M Wahlen, "A Review of the Earnings Management Literature and Its Implication for Standard .Setting", Working paper,November 1998.

Healy, Paul., dan Khrisna 0, Palepu,"Earnings and Risk Changes Surrounding Primary Stock Offer", Journal 11 Accounting Research, Vol.28, 1990.

lrton, "Asosiasi Antarn Informasi Komponen Kas Dalam Earnings Dengan Harga Saham" Thesis, Program pasca Satjana UGlvf, 2001.

Jin, Liauw She., dan Mas'ud Machfoedz, "Faktor-.faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusabaan yan Terdaftar di Bursa Efek Jakarta", Jurnal Riset Akuntansilndonesia, Vol.l, No.2, Juli 1998.

Jones.,"Investments Analysis and Management", John Wiley & Sons, Inc, 2000.

Kim, Kenneth A., dan Hyun-Han Shin, "The Underp1icing of Seasoned Equity Offerings: 1983-1998", Working paper, Mei 2001.

Laughran, Tim., dan Jay R. Ritter,"The New Issues Puzzle", Journal of Finance. 1997.

Laugbran, Tim., dan Jay R. Ritter,"Tbe Operating Performance of Firms Conducting Seasoned Equity Offerings", The Journal of Finance, 1997.

McLaughlin, Assem S., dan Gopala K. V,"The Operating Performance of Seasoned Equity Issuers: Free Cash Flow and Post Issue Performance", flnancial Mangement, Vol.25, 1996.

Megginson.,"Corporate Finance Theory", Addison-Wesley Educational Publishers Inc, 1997.

Nacbrowi, Nachrowi D dan Hardius Usman, "Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisa Ekonomi dan Keuangan", Lembaga Penerbitan Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

Page 73: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Rangan, Srinivasan.,"Earnings Management and the Performance of Seasoned Equity Offerings",Journa/ of Financial Economics,50, 1998.

Sanjaya, I Putu Sugiartha. "Analisis Pengarnh Akmal Diskresioner Terhadap Return Saham Bagi Perusahaan-Perusahaan Yang Di Audit Oleh Kantor Akuntan Public (Kap) Big Four Dan Non-Big Four", Jurnal akuntansi manajemen, 2005

Santoso, Singggih, "Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik", PT. Elexkomputindo, Jakarta, 2000.

Scott, William R, "Financial Accounting Theory", Prentice Hall Canada Inc, Edisi 2, 2000.

Shivakumar, Lakshmanan., "Do Firm Mislead Investor by Overstating Earnings Before Seasoned Equity Offerings?", Journal of A cco1111ting and Economics, 2000.

Sulistyanto, H.Sri, dan Midiastuti, Pratana P.,"Seasoned Equity Offerings: Benarkah Underperformance Pasca Penawaran'', Simposium Surviving Strategies to Cope With the Future, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, September 2002.

Supranto, J, "Ekonometri/(', Universitas Indonesia, Jakarta, 1983.

Sutanto, Intan Imam,. "lndikasi Manajemen Laba Menjelang IPO oleh Perusahaan-pemsahaan Yang Terdaftar di Bursa Efok Jakarta". Tesis, Program Pascasarjana UGM, 2000.

Teoh (a), Siew Hong., Ivo Welch., dan TJ. Wong,"Earnings Management and the Underperformance of Seasoned Equity Offerings" ,Journal of Financial Economics, 1998.

Teoh (b), Siew Hong., Ivo Welch., dan TJ. Wong," Earnings Management and the Long Run Market Performance of Initial Public Offering", Journal of Finance, VoLLIII, No.6 Desember 1998.

Teoh, Siew Hong, T.l Wong, Gita R Rao, "Are Accmals During An Initial Public Offering Opportunistic?", Working paper, Juli 1997.

Tr!!i!!, lli<;r<:~!s d~n Ed Vos, "Do Se!!soned Equity Offerings Really Underperform in the Long Run? Evidence from New Zealand", Working paper, 2001.

Trihendradi, Cornelius.,"Step by Step SPSS 13 And!.~·!~· Da!:t St«t!!::!!!c'', Edioi Kedua. Cetakan Pertama BPFE. Y 012:vakarta. 2006.

Page 74: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Watts, Ross L., dan Jerold L. Zimmerman,"Positive Accounting Theory", Prentice Hall International Inc. 1986.

Website Jakarta Stock Exchange, :\\':Y\'}'!.j§2',QQjQ

Page 75: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Lampinm l

Km'Va P-Plot

a. ROA (Return on Assets) sebelum SEO

Nonna! P-P Plot of ROAsebelun1

,.0

00 j9 .0

£ 0

E 06 , _/ 0

~ ~OA x w

0.2 y 0.0

00 0.2 OA 06 0.8

Ohso>rvt>rl Cum Prnh

b. RO A (Return on Assets) sesudah SEO

Normal P-P Plot of ROAsesudah

00

0.2 0

0 0

0

o&

o.o.~+-----------------' 00 0.2 04 0.6 0.0 '0

OhRf>rVPri Cum Prob

Page 76: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

c. CAR (Cummulative Abnormal Return) sebelum SEO

1 0

0.8

.0 e "-E o.e " (.)

]l ~ 0-4

UJ

Normal P-P Plot of CAR_sebelum

0

0.2 0

0.0 0.2 0.4 06 0.8

OhsP.ruP.d Cum Prnh

d. CAR (Cummulative Abnormal Return) sesudah SEO

Normal P-P Plot of CAR_sesudah

1.0

0.8

.Q 0 ~

"-E o.o " (.)

"' 0#' B " ! 0-4

/ x 00 w

0.2 00

0.0

,/

0

10

/

00 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Page 77: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Normal PwP Plot of DAsebelun1

0.0

D

£ E o_a i3 ~ :g_ 04

ti1

0.2

0.0 0.2 04 0.0

f DA (Discretionmy Accruals) Sesudah SEO

10

08

.c e a. E o.6 ~ ()

]jj u 1i 04 x w

0.2

Nonna! P-P Plot of DAsesudah

0.0 02 04 0.6 0.8

Oh!'t!'!rvf'fl Cum Prnh

f PERPUSTAKAAN UTAMA \ l UIN SYAHID JAKARTA

1 0

Page 78: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Lampirn11 II

Output Wilcoxon Signed Ranks Test

a. ROA (Return on Assets) sebelum dan sesudah SEO

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum ROAsebelum 66 .0179806 .09883231 -.34818 .20366 ROAsesudah 66 .0484326 .13526296 -.07580 1.05630 ·-

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks ROAsesudah - Negative Ranks 32• 30.47 ~/O.UU

ROAsebelum Positive Ranks 34b 36.35 "1236.00 Ties QC

Total 66

a. ROAsesudah < ROAsebelum

b. ROAsesudah > ROAsebelum

c. ROAsesudah = ROAsebelum

Test Statistic~

ROAsesudah -

ROAsebelum z -.834a Asymp. Sig. (2-tailed) .404

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 79: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

b. CAR (Cummulative Abnormal Return) sebelum dan sesudah SEO

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum CARsebelum 66 -.5350179 2.90836249 -20.48684 1.26064 CARsesudah 66 -.1382037 2.99319722 -23.37180 1.21153

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks CARsesudah - Negative Ranks 21° 33.67 707.00 CARsebelum Positive Ranks 44b 32.68 1438.00

Ties 1c

Total 66

a. CARsesudah < CARsebelum

b. CARsesudah > CARsebelum

c. CARsesudah = CARsebelum

Test StatisticS'

CARsesudah -

CARsebelum z -2.389° Asymp. Sig. (2-tailed) .017

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 80: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

c. DA (Discretionmy Accruals) Sebelum dan sesudah SEO

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum DAsebelum 66 .7750903 4.68832213 -10.35651 9.03722 DAsesudah 66 .0439390 3.92539803 -11.65442 6.57434

Ranks

N I Mean ·Rank Sum of Ranks Negative Ranks 40• L3""1'"'. ·'r"5,.-i.--...,1""27"'0'"". o'"o,,..-1 Positive Ranks 26b 36:19 941. 00 Ties oc Total 66

'------------------'----~'

DAsesudah - DAsebelum

a. DAsesudah < DAsebelum

b. DAsesudah > DAsebelum

c. DAsesudah = DAsebelum

Test Statistic$>

DAsesudah -DAsebelum

z -1.051° Asymp. Sig. (2-tailed) .293

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 81: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Lampira11 Ill

Output Hasil Sebelum Outlier

a. Untuk TAsebelum, REVsebelum, dan PlPEsebe!um

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N TAsebelum 1.2720903 4.68832213 ' REVsebelum 1.3907145 2.62433869 ' PPEsebelum .3429897 .29590732 '

Model Summarv!bl

Model Std. Error of I the Estimate Durbin-Watson

1 4.75617786 ( 2.236 a Predictors: (Constant), PPE sebelum dan RE\/ sebelum b Dependent Variable: TAsebelum

Coefficient&"

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit

B Std. Error Beta t Si11. Tolerance (Constant) 1.348 .920 1.465 .148 REVsebelum -.091 .229 -.051 -.398 .692 .967 PPEsebelum .147 2.028 .009 .073 .942 967

ependent Variable: TAsebelum

Casewise Diagnostic$'

Predicted Case Number Std. Residual TAsebelum Value Residual 44 -2.306 -9.85951 1.1081968 -10,9677

50 -2.056 -8.46703 1.3095794 -9,77661 57 -2.358 -9.83890 1.3747873 -11,2137

a. Dependent Variable: TAsebelum

Statistics

VIF

1.034

1.034

Page 82: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

2-

-3

' -8

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

0

1 0

Dependent Variable: TAsebelum

/ 0

0.0 0.2 0_4 0 6 0_8

Observed Cum Prob

Scatlerplol

Dependent Variable: TAsebelum

0

1 0

0

0

0 0 0

0 () 0

0 0

' t ' ' .5 .4 -2 0

Regression Standardized Predicted Value

Page 83: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

b. Untuk TAsesudah, REVsesudah, dan PPEsesudah

(Constant)

REVsesudah

PPEsesudah

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation I~

TAsesudah 2.6919390 3.92539803 REVsesudah 1.1186854 1.25669423 PPEsesudah .3245430 .28259216

Model Summarv(bl I

Std. Error of I Model the Estimate I Durbin-Watson 1 3.97063360 I 1.857

a Predictors: (Constant), PPE sesudah dan REV sesudah b Dependent Variable: TAsesudah

Coefficient$'

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit

B Std. Error Beta t Sia. Tolerance 3.042 .826 3.682 .000

-.279 .397 -.089 -.703 .485 .974

-.115 1.766 -.008 -.065 .948 .974

1ependent Variable: TAsesudah

casewise Diagnostics

Case Number Std. Residual TAsesudah Predictedl

Value , Residual 24 -2.973 -9.00642 2.7985747 I -11,8050 32 -2.174 -5.70708 2.9245997 i -8,63168 I

36 -2.232 -6.42261 2.4404738 -8,86309 40 -2.'109 -5.95334 2.4197765 -8,37312 56 -2.805 -8.12389 3.0151480

i -11,1390

a. Dependent Variable: T Asesudah

Statistics

VIF

1.027

1.027

Page 84: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

~4

-4

Normal P-P Plot of Regression Standardi;rnd ResidL1al

0

00

Dependent Variable: TAsesudah

00 0_2 0.4 0.6 Q_8

Observed Cum Prob

Scal!erplot

Dependent Variable: TAsesudah

0 0

0 o0

oO

1 0

0

-3 -2 -1 0

Regression Standardized Predicted Value

0

0 0

0

0

Page 85: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

Lampil"an IV

Output Hasil Sesudah Outlier

a. Untuk TAsebelum, REVsebelum, dan PPEsebelum

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation TAsebelum 1.9459312 2.72122198 REVsebelum 1.5522339 2.96448895 PPEsebelum .3357873 .29872460

Model Summary(b)

Std. Error of Model the Estimate Durbin-W 1 2.71076851 ~~~~I

N

' ~o 50

50

a Predictors: (Constant), PPE sebelum dan l<EV sebelum b Dependent Variable: TAsebelum

Coefficients>

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit

B Std. Error Beta t Siq. Tolerance (Constant) 2.569 .588 4.371 .000 REVsebelum -.126 .135 -.137 -.934 .355 .935 PPEsebelum -1.272 1.340 -.140 -.949 .347 .935

ependent Variable: TAsebelum

Statistics

VIF

1.069

1.069

Page 86: Analisis lndikasi Kinerja Pada Seasoned Equity Ojjetingsrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11873/1/LUKMAN... · C. Metode Penf,'umpulan Data ... Berbeda dengan IPO,

2

Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid1,al

0

1 a

a.a .n e "-E ao " ()

"' $ g 0-4 a. " w

a.2

-4

Dependent Variable: TAsebelum

a.a 0.2 0_4 0_6 0 8

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: TAsebelum

0 0

0

0 0

0 0

0

0

0

0 0

0

0

00

0

0

0

Cb II I,o 0 Q) CT 0

0 '6

0

-2 a Regression Standardized Predicted Value

0 0

0

0 ()

2