86
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR TINGKAT PROFITABILITAS DI PT PLN (persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN UPJ GARUT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian sidang sarjana pendidikan Program studi pendidikan Ekonomi (bidang keahlian khusus pendidikan akuntansi) Oleh ASEP BANGBANG BUDIMAN 045020108 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ( BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI )

Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

DALAM MENGUKUR TINGKAT PROFITABILITAS

DI PT PLN (persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

UPJ GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Ujian sidang sarjana pendidikan

Program studi pendidikan Ekonomi (bidang keahlian khusus pendidikan akuntansi)

Oleh

ASEP BANGBANG BUDIMAN

045020108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

( BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2010

Page 2: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

DALAM MENGUKUR TINGKAT PROFITABILITAS

DI PT PLN (persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

UPJ GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Ujian sidang sarjana pendidikan

Program studi pendidikan Ekonomi (bidang keahlian khusus pendidikan akuntansi)

Oleh

ASEP BANGBANG BUDIMAN

045020108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

( BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2010

Page 3: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

DALAM MENGUKUR TINGKAT PROFITABILITAS

DI PT PLN (persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

UPJ GARUT

Bandung, Desember 2010

Disetujui untuk diajukan

Ke muka ujian sidang sarjana program studi ekonomi akuntansi

FKIP Universitas pasundan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H. Lili Suparman M.M Drs. Sulkarnaen.AZ,.MSI NIP 195605261984031 NIP 15110061

Diketahui

Dekan Ketua Program Studi FKIP UNPAS Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Drs.H.Dadang Iskandar.M.Pd Drs.H.Lili Suparman M.M NIP 131282209 NIP 195605261984031

i

Page 4: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

“sesungguhnya setelah kesukaran akan datnag kemudahan

maka apabila telah selesai dengan suatu urusan

segeralah kerjakan urusan yang lain

dan hanya kepada tuhan jua tergantung segala asa ‘

( Q.S alam nasyrah : 6-8 )

‘Apabila akan didatangi oleh sesuatu hari dan aku

tidak bertambah ilmuku pada hari itu yang dapat

mendekatkan diriku kepada allah swt ‘ajja wa jalla ,

maka tidak ada kebrkahan untukku dalam

terbitnya matahari pada hari itu ‘

(Hadits Riwayat Thabrani Abu na’im dan ibnu abdilbar )

Dengan rahmat Allah Swt

jika ada pahala dalam setiap goresan tinta ini,

maka kaka persembahkan hanya untuk kedua orangtua kaka ,

mamah dan papah yang telah mendidik dan membesarkan kaka

dengan segala curahan kasih dan sayang

Page 5: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya.serta atas dorongan restu dari kedua orangtua ,sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini ,dengan judul “Analisis laporan keuangan

dalam mengukur tingkat profitabilitas pada PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ

GARUT “

Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana

pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan program studi ekonomi akuntansi

unipersitas pasundan bandung

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih sangat jauh dari

sempurna baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya ,disebabkan pengetahuan dan

kemampuan penulis yang sangat terbatas ,walaupun demikian penulis telah berusaha

semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik

.” Tak ada gading yang tak retak “, demikian pula dengan skripsi ini untuk itu dengan tangan

terbuka penulis menerima saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

semua pihak yang membutuhkannya amien......

Bandung, Desember 2010

Penulis

Page 6: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

i

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama menempuh mata perkuliahan sampai tersusunnya skripsi ini, penulis

tidaklah luput dari kesulitan dan hambatan. Namun atas izin allah SWT serta do’a

bantuan bimbingan pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya

penyusunan skripsi ini dapat di selesaikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

sebagaitanda penghargaan kepeda semua pihak yang telah banyak membantu penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini, kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi., M.Si. Selaku Rektor Universitas

Pasundan Bandung.

2. bapak H. Dadang Iskandar., Drs., M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung.

3. Bapak Dadang Mulyana., Drs.,M.Si. Selaku Pembantu Dekan I FKIP UNPAS

4. Bapak Ibu Ani . Selaku Pembantu Dekan II FKIP UNPAS

5. Bapak Bapak Azis. Selaku Pembantu Dekan III FKIP UNPAS

6. Bapak Lili . Selaku ketua Program Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung.

7. Bapak Sulkarnaen AZ., Drs., M.Si.Selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidkan

Universitas Pasundan Bandung.

8. Bapak Lili Suparman ., Drs.,M.M. Selaku Dosden Pembimbing I yang telah

memberikan waktu tenaga petunjuk dan saran kepada penulis.

9. Bapak Sulkarnaen AZ ., Drs., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang

telahmemberikan waktu tenaga petunjuk dan saran kepada penulis.

10. Seluruh Dosen Beserta Staf Tata Usaha FKIP Universitas Pasundan Bandung.

11. Kepada bapak H. Evi Selaku Bapak kepala bgian kepegawaian Di PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJU GARUT

Page 7: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

12. Kepada seluruh Staf - Staf yang telah banyak membantu kepada penulis dalam

penganalisaan dan penyelesaian penulisan skripsi ini

13. Kepada nasep arifin yang selalu membantu baik dalam suka maupun duka

14. kepada kedua orang tuaku yang tercinta ( Bpk Asep. E. S & Ibu Nanih. M )

Beserta ke dua kaka yang saya hormati dan serta telah banyak memberikan

dorongan moril kepada penulis

15. Kepada anak – anak kostan juga beserta Ibu kostnya

16. Dan Pihak – pihak yang khususnya telah banyak membantu yang mohon maaf

tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

“ Semoga allah SWT membalas dengan berkah dan karunia yang

setimpal. Amien...........

Bandung, Januari 2010

Penulis

Page 8: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

vABSTRAK

Judul yang penulis ajukan dalam penelitian ini “ Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas di PT PLN (persero) Distribusi Jawa Barat UPJ GARUT“.Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan keuangan, untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT.

Untuk membahas perumusan masalah tersebut diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode yang menggambarkan atau memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Dengan teknik pengumpulan data dokumentasi, wawncara,Observasi, dan studi kepustakaan. Dengan teknik analisa dan rasio laba usaha dengan aktiva usaha,rasio rate of return on ivestment, dan rasio profitabilitas ekonomi.

Hasil dari penelitian ini yaitu analisis rasio – rasio profitabilitas untuk 2006 sampai 2008 ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terlihat dari rasio laba usaha dengan aktiva tetap tahun 2008 meningkat sebesar 554,12 % dari 645,88 % pada tahun 2006 menjadi 1200 % pada tahun 2007, tahun 2008 berkurang sebesar 557,96% , dari 1200 % tahun 2008 menjadi 1871,45 % tahun 2008. rasio of rate return on invesment tahun 2007 meningkat sebesar 557,96 % dari 652.25 % menjadi 1210,21 % pada tahun 2007, tahun 2008 berkurang sebesar 557,96 % dari 652,25 % turun hingga 94,04 % tahun 2008. rasio profitabilitas tahun 2007 penurunan sebesar 1052,08 % dari 1151,19 % menjadi 99,11 % 2008.

Maka hasil penelitian dapat menjawab pertanyaan permasalahan penelitian yaitu bahwa analisis laporan keuangan dapat dijadikan alat bantu bagi manajemen untuk menentukan tingkat profitabilitas di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT.

Adapun untuk mengurangi penurunan rasio profitabilitas PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT diusahakan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya sehingga diperoleh kenaikan laba.

Page 9: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

ViDAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................i

MOTO ..................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................iv

ABSTRAK ..................................................................................vi

DAFTAR ISI ....................................................................................vii

DAFTAR TABEL ...........................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ...................................................1

B. Tujuan dan pemikiran .....................................................3

C. Kerangka pemikiran ...........................................................4

D. Asumsi dan pertanyaan ....................................................5

E. Definisi Operasional ......................................................6

Page 10: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

ViiBAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis laporan keuangan

1. pengertian analisis keuangan ...............................................6

2. tujuan analisis laporan keuangan .......................................6

3. sumber analisis laporan keuangan .....................................7

4. metode dan teknik analisis laporan keeuangan ..................18

5. jenis – jenis analisis laporan keuangan ........................... 20

B. Profitabilitas

1. pengertian profitabilitas ...................................................20

2. tujuan dan fungsi perusahaan menghitung profitabilitas …….....21

3. jenis profitabilitas ..............................................................22

4. pengukuran dan penafsiran dan profitabilitas .......................22

C. Laporan keuangan sebagai dasar pengukuran profitabilitas ……........23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian .....................................................................25

B. Oprasional variabel ................................................................25

C. Teknik pengumpulan data .......................................................26

D. Teknik pengolahan data ..........................................................27

E. Teknik analisis data ..............................................................27

Page 11: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

viiiBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum perusahaan

1. sejarah singkat perusahaan ................................................28

2. aktifitas perusahaan ...........................................................30

3. struktur organisasi dan job description perusahaan …….............30

B. Hasil penelitian dan pembahasan

1. pelaksanaan laporan keuangan PT PLN ……............................33

2. tingkat profitabilitas ekonomi PT PLN ….............................34

a) rasio laba usaha dengan aktiva usaha ……......................34

b) rasio rate of return on invesment ….............................35

c) rasio profitabilitas ekonomi ….....................................36

3. laporan keuangan sebagai alat pengukur tingkat

profitabilitas di PT PLN …..................................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. kesimpulan ..........................................................................40

B. saran ..................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................43

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 12: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

ixDAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Rasio laba usaha dengan aktiva usaha …….........................35

2 : Rasio rate of return on investment .............................35

3 : Rasio profitabilitas ekonomis .....................................36

Page 13: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

xDAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : surat keputusan pengangkatan dosen pembimbing skripsi

Lampiran 2 : surat keterangan observasi / penelitian

Lampiran 3 : surat diterimanya permohonan penelitian di PT PLN

Lampiran 4 : lembar frekuensi bimbingan skripsi

Lampiran 5 : laporan keuangan di PT PLN ( persero ) distribusi

jawa barat UPJ GARUT tahun 2006 sampai tahun 2008

Lampiran 6 : laporan laba / rugi per fungsidi PT PLN ( persero )

distribusi jawa barat UPJ GARUT tahun 2006 sampai tahun 2008

Lampiran 7 : struktur organisasi PT PLN ( persero ) distribusi jawa

barat UPJ GARUT

Page 14: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Xi

BAB I

PENDUHULAN

A. Latar belakang masalah

Keadaan perekonomian indonesia sedang dilanda krisis yang berkepanjangan sejak tahun

1997, sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha baik perusahaan

swasta maupun badan usaha milik negara ( BUMN ) yang mengalami failed, dikarenakan

tidak mampu lagi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, salah satu penyebab

terjadinya peningkatan harga produk dan terjadinya penurunan daya beli konsumen.

Sedangkan tujuan daripada perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba, sedangkan

tujuan untuk memperoleh laba perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan yang

lainnya, maka hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas baik kualitas

jasa manapun kualitas produk.

Agar dapat mengetahui perkembangan perusahaan, maka suatu perusahaan sangatlah

perlu untuk mengetahui kondisi keuangannya dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan

dapat diketahui dari laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubngan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan yang bersangkutan.

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu

mengadakan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Analisis laporan keuangan sangat

diperlukan oleh perusahaan, karena dengan mengnalisis laporan keungan kondisi perusahaan

dapat diketahui apakah perusahan itu mengalami kemajuan atau kemunduran.

Page 15: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

1

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan pada suatu perusahaan, maka

perusahaan perlu memiliki alat bantu guna dapat mengukur tingkat keuangan, salah satunya

yaitu dengan mengukur tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan

suatu perusahan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,penulis tertarik untuk melakukan

penelitian pada masalah tersebut denagn mengambil judul : “Analisis laporan keuangan

dalam mengukur tingkat profitabilitas di PT PLN ( persero )distribusi jawa barat UPJ

GARUT .”

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.Tujuan penelitian

Berdasarkan masalah yang ada maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan

keuangan di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat profitabilitas ekonomi di

PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat UPJ GARUT

3. Untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan dapat

mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN ( persero

)distribusi jawa barat UPJ GARUT

2. Kegunaan Penelitian

2.1. Bagi penulis

Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mendapatkan gambaran

yang sebenarnya antara teori dan praktek. Selain itu dapat menganalisis dan

memecahkan masalah dengan menerapkan metode ilmiah,khususnya menyangkut

analisis laporan keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat UPJ GARUT

2.2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbang saran

bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk memperbaiki atau

meningkatkan usaha atau cara terhadap laporan keuangan ,Sehingga laporan keungan

– keuangannya dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan relevan bagi pihak

yang berkepentingan

2.3 Bagi akademis

Page 16: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Sebagai studi perbandingan antara teori –teori yang diperoleh

2

dibangku kuliah dengan praktek yang berlaku mengenai analisis laporan keuangan dalam

mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN

( persero ) Distribusi Jawa Barat UPJ GARUT . Dan dapat dijadikan sebagai referensi guna

penelitian lebih lanjut yang lebih luas dan mendalam untuk penulisan karya ilmiah.

C. Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

memberikan data posisi keuangan dan hasil – hasil yang dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan, data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang

berkepentingan apabila ada data tersebut diperbandingkan untuk tiga periode lebih, dan

analisa lebih lanjut sehingga dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

kemunduran.

Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan biasanya terlihat dalam laporan

keuangan yang menyajikan data – data mengenai posisi keuangan, hasil opersai dan

perubahan posisi keuangan perusahaan.

Informasi keuangan tersebut akan dapat prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Seperti

yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ), yang dikutip dalam buku standar

akuntansi keuangan (2002: 2) dalam ranagka menyusun dan penyajian laporan keuangan

menyatakan bahwa :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba _ rugi, laporan perubahan posisi

keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,

sebagai laporan arus kas,atau laporan arus dana ), integral dari laporan keuangan. Disamping

itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.

Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan

untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan

memuaskan atau tidak memuaskan. Data keuangan perlu disusun dan disederhanakan

kemudian dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat memberikan pada perusahaan kearah

perkembangannya.

Untuk melihat perkembangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan

analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan sangat diperlukan oleh

perusahaan karena dengan menganalisis laporan keuangan, kondisi perusahaan dapat

diketahui apakah perusahaan tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran. Selain itu

Page 17: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

analisis laporan keuangan sangat membantu perusahaan, terutama dalam mengukur

tingkat profitabilitas suatu perusahaan. S Munawir (2000: 33)

3

mengemukakan pengertian profitabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan

dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hasil – hasil

tersebut pihak – pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan.

D. Asumsi dan pertanyaan penelitian

1.Asumsi

Penagambilan langkah yang tepat dari suatu penelitian yaitu dengan melakukan asumsi.

Hal ini dimaksudkan agar penulis mempunyai pegangan serta arah dalam penelitian ini,

sebagaimana yang telah diungkapkan oleh komarudin (2001:2) dalam kamus istilah skripsi

dan tesis menyatakan asumsi adalah sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau

dianggap konstan,

asumsi menetapkan faktor – faktor yang dapat diawasi dan dapat berhubungan dengan syarat,

kondisi dan tujuan serta memberikan hakekat dan arah argumentasi.

Sedangkan pengertian asumsi menurut Winarno Surakhmad yang dikutip dalam buku

Metodologi penelitian (2004:58) menyatakan bahwa asumsi merupakan sesuatu yang

dianggap konstan, asumsi menetapkan faktor – faktor yang diawasi, asumsi dapat

berhubungan dengan syarat – syarat, kondisi – kondisi dan tujuan, asumsi memberikan

hakekat, bentuk,dan arah argumentasi.

Berdasarkan pengertian diatas, maka untuk mempermudah penelitian, penulis

menentukan asumsi sebagai berikut :

a. Penyusunan laporan keuangan pada PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ

GARUT telah memenuhi prinsip – prinsip standar akuntasi

b. Kemampuan dan keterampilan petugas penyusun laporan keuangan di PT PLN

(persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT dianggap memiliki SDM yang baik

c. Kebijakan PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT yang berkaitan

dengan penyusunan laporan keuangan dan analisis laporan keuangan dianggap

konstan.

1. Pertanyaan penelitian

Dengan asumsi tersebut diatas maka penulis mengajukan

pertanyaan penelitian yaitu apakah laporan keuangan dapat digunakan untuk mengukur

tingkat profitabilitas ekonomi di PT PLN (persero) distribusi jawa barat UPJ GARUT ?

Page 18: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

4

F. Definisi Opersional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman juga penafsiran antara penulis

dan pembaca, maka perlu adanya penafsiran istilah. Istilah yang digunakan dalam skripsi ini

adalah :

1.Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga

(2000:43) menyatakan bahwa analisis adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya.

2. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar

akuntansi keuangan (2000:2) maenyatakan bahwa laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat

disajikan dalam berbagai cara

misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta

materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi

tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.

3. Munawir (2000: 33) menyatakan bahwa profitabilitas

Adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk

Menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Munawir (2000: 31) menyatakan bahwa analisis laporan

Keuangan adalah memperbandingkan elemen – elemen

Yang terdapat dalam laporan keuangan untuk dianalisis

Dalam tiga periode atau lebih, sehingga akan dapat

Diketahui keadaan finansial suatu perusahaan yang akan

Mendukung keputusan yang akan diambil

Memperhatikan pengertian istilah diatas, maka yang dimaksud dengan

analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas dalam penelitian ini

adalah kegiatan penyelidikan laporan keuangan yang mencakup neraca, dan laporan

rugi laba, dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan

Page 19: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

cara membandingkan elemen – elemen yang terdapat dalam laporan keuangan

sebanyak 3 tahun.

5BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis laporan keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan terhadap hubungan – hubungan

dan kecenderungan terhadap laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil

opersi, dan perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.

Menurut S. Munawir (2000: 31) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan

adalah sebagai berikut :

Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang Berkepetingan apabila data tersebut

diperbandingkan untuk dua Periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat

Mendukung keputusan yang akan diambil.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2003: 327) mengemukakan bahwa analisis

laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Dengan menghubungkan elemen – elemen dari berbagai aktiva satu dengan yang lainnya,

elemen – elemen dari berbagai pasiva satu dengan lainnya serta menghubungkan elemen –

elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat

diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan finansial Suatu perusahaan.

Dari pertanyaan diatas, dapat dikemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah

memperbandingkan elemen – elemen yang terdapat dalam laporan keuangan untuk di analisis

dalam dua periode atau lebih, sehingga akan dapat diketahui keadaan finansial suatu

perusahaan.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi

sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang

berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih,

dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung

keputusan yang akan diambil.

Page 20: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

6

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam standar akuntansi keuangan (2002: 4)

menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyngakut

posisi keuangan, kinerja ,serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

S Munawir (2000: 6) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk

memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang

dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.

Sedangkan menurut bertein yang dialih bahasakan oleh Sofyan Safri Haraphap (2003;

147) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a.Screening

Analisis dilakuakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan

keuangan perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi atau merger

b.Understanding

Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan,kondisi keuangan

dan hasil usahanya

c.Forcasting

Analisis dilkukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan

dimasa yang akan datang

d.Dignosis

Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi

baik dalam manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah lainnya

e.Evaluation

Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi manajemen dalam

mengelola perusahaan

Dari pendapat diatas,dapat dikemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

untuk menyediakan informasi atau untuk memberikan gambaran mengenai posisi keuangan

dari satu perusahaan yang bermanfaat bagi pimpinan untuk merumuskan kebijksanaan

perusahaan untuk masa yang akan datang.

3. Sumber Analisis Laporan Keuangan

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu

perusahaan, perlulah perusahaan mengadakan interprestasi atau analisis terhadap data

Page 21: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin didalam

laporan keuangan.

7

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya standar akuntasi keuangan (2002: 2)

menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan.laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi neraca,laporan Rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas,

atau laporan arus dana), catatan dari laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.disamping itu juga termasuk skedul dan informasi

tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.

Menurut myner dalam bukunya financial statement analisis yang dialih bahasakan

oleh S.

Munawir (2000:5) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusn oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu

perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca, atau daftar posisi keuangan dan daftar

pendapatan atau rugi laba. Pada waktu akhir – akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi

perseroan – perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba

yang tak dibagikan (laba yang ditahan).

Menurut Zaki Baridwan yang dikutip dalam buku intermediate accounting

(2001:17)menyatakan bahwa pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang juga merupakan

suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung

jawabkan Tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.

disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan – tujuan lain

yaitu sebagai laporan kepada pihak – pihak diluar perusahaan.

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya dasar – dasar

pembelajaran perusahaan (2003: 327) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

Page 22: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

8

Laporan finansial (financial statment), memberikan ikhtisar mengenai kaedaan

financial suatu perusahaan, dimana neraca atau(balance sheet) mencerminkan nilai

aktiva,utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba (income

statement) mencerminkan hasil – hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya

meliputi periode satu tahun.

Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa pada umumnya laporan keuangan

itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi – laba serta laporan perubahan modal, dimana

neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan dari laporan rugi – laba

memperlihatkan dari hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi

selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan

atau alasan –alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

dan pekerjan bagi pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai

alat penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan

dari suatu perusahaan,

dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu

keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang

dicapai oleh perusahan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang

bersangkutan.

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pihak intern

dan pihak ekstern yaitu untuk keperluan pimpinan perusahaan dalam mengendalikan

perusahaan yang di pimpinnya agar dapat mencapai tujuan – tujuan secara efesien. Pihak

ekstern yaitu untuk keperluan para pemegang saham, para kreditur, pemerintah dan pihak –

pihak lain yang memerlukan.

Munawir (2000:2) menyatakan bahwa pihak – pihak yang berkepentingan dalam perusahaan

yaitu :

1.Pemilik perusahaan,

Sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaanya,terutama untuk perusahaan

– perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena

dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manager

dalam memimpin

Page 23: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

9

perusahaannya dan kesuksesan seorang biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang

diperoleh perusahaan.

2. Manager atau pimpinan perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya period yang baru lalu akan dapat

menyusun rencana yang baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan

kebijaksanaan – kebijaksanaannya yang lebih tepat. Bagi managemen yang penting adalah

bahwa laba yang dipakai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman terjaga dengan

baik,struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik

mengenai hari deapan, baik dibidang keuangan maupun dibidang opersi.

3. Para investor (penanam modal jangka panjang)

Bankers maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan

keuangan perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan

terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya,

untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi keuangan jangka

pendek perusahaan tersebut.

4.Para kreditur dan bankers

Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu

perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari suatu perusahaan yang

bersangkutan. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan peminta kredt akan dapat diketahui

melalui penganalisaan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan dilakukan baik

oleh kreditur jangka pendek maupun kreditur jangka panjang.

5.Pemerintah

Dimana perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan laporan keuangan

perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung

oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh biro pusat statistik.dinas perindustrian,

perdagangan, dan tenaga kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.

Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi

semua pihak. Oleh karena itu tanggung jawab manajemen untuk menyusun laporan keuangan

yang sesuai dengan standar akuntansi yang lazim digunakan Indonesia, sehingga laporan

keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh semua pihak.

Page 24: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

10

Adapun bentuk – bentuk laporan keuangan sebagai berikut , laporan keuangan yang

lengkap meliputi neraca, laporan rugi – laba , laporan equitas serta laporan keuangan lainnya

yang dapat mencerminkan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan selama periode

tertentu. Untuk lebih memahami hal tersebut perlu kiranya bagi penulis untuk membahas

tentang bentuk isi serta prinsip – prinsip dari tiap macam laporan keuangan.

a) Neraca

Menurut S. Munawir (2000: 13) menyatakan neraca adalah sebagai berikut :

Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang srta modal dari suatu perusahaan

pada suatu tertentu.jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu

peruasahaan pada tanggal tertentu,

biasanya pada waktu dimana buku- buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir

tahun fiscal atau tahun kalender,sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.

Dari pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa neraca adalah laporan yang

menyajikan tentang aktiva,hutang,dan modal suatu perusahaan pada saat tertentu atau periode

tertentu.

Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan

modal.

1) Aktiva

Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva adalah sebagai berikut :

Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud

saja, tetapi termasuk juga pengeluaran – pengeluaran yang belum dialokasikan ( deffered

charges ) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,

serta aktiva yang tidak berwujud lainnya ( itengible assets ) misalnya goodwill, hak

patent, hak menerbitkan dan sebagainya.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar

akuntansi keuangan ( 2002: 13 ) menyatakan bahwa aktiva adalah sumber data yang dikuasai

oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi

dimasa depan diharapkan akan diperoleh dari perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa aktiva adalah sumber – sumber

ekonomi yang dimiliki perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana

manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan manfaatnya dimasa datang.

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva

lancar dan aktiva tidak lancar :

Page 25: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

11

a) Aktiva lancar

Menurut S. Munawir (2000: 14) menyatakan aktiva lancar adalah sebagai berikut :

Uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk

dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumen dalam periode

berikutnya ( paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang

normal ).

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar akuntansi

keuangan (2002:92) menyatakan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat

direalisasikan dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal, perusahaan, yang mana

yang lebih lama.

Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan aktiva

lancar adalah aktiva yang dapat dicairkan atau diuangkan dalam waktu satu tahun atau dalam

siklus opersai normal.

Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah :

1) kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai

operasi perusahaan.

2) Investasi jangka pendek ( surat –surat berharga atau

marketable securities ), adalah investasi yang sifatnya sementara ( jangka

pendek ) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum

dibutuhkan dalam operasi.

3) piutang weseal, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain

yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang

diatur dalam undang – undang karena wesel pembuatanya diatur dengan undang –

undang, maka wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin

pelunasannya, dan piutang wesel ( notes receiveable ) ini dapat diperjual belikan.

4) piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditor atau langganan )

sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.

5) persediaan, untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persedian adalah

semua barang – barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih

digudang atau masih belum laku dijual. Untuk perusahaan

6) manufacturing ( yang memproduksikan barang ) maka persediaan yang dimiliki

meliputi : persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam dalam proses, dan

persediaan barang jadi.

Page 26: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

7) piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima ,adalah penghasilan

yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau

12

prestasinya, tetapi belum diterima pembayarannya, sehingga merupakan tagihan.

8) pereskot atau biaya yang harus dibayar dimuka, adalah pengeluaran untuk

memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi

biaya atau jasa atau prestasi pihak lain itu dinikmati oleh perusahaan pada periode ini

melainkan pada periode berikutnya.

b) Aktiva tidak lancar

Menurut S. Munawir (2000: 16) menyatakan aktiva tidak lancar adalah sebagai

berikut :

Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen

atau jangka panjang

( mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu

kali perputaran operasi perusahaan ).

Yang termasuk aktiva lancar adalah :

1) investasi jangka panjang dapat berupa :

(a) saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman dari

perusahaan lain.

(b) aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha

perusahaan

(c) dalam bentuk dana – dana yang sudah mempunyai tujuan

Tertentu.

Tujuan investasi atau penanaman ini pada umumnya adalah untuk

Dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan terhadap perusahaan

lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus menerus, untuk membentuk suatu

dana tujuan – tujuan tertentu, untuk membina hubungan baik drngan perusahaan lain, dan

untuk tujuan – tujuan lainnya.

Penyajian investasi jangka panjang ini dalam neraca adalah sebesar cost atau harga

perolehan dari investasi tersebut,yang meliputi harga beli, komisi perantar, pajak, dan

pengeluaran – pengeluaran lain sehubungan dengan pembelian investasi jangka panjang

tersebut.

2) aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang

fisiknya nampak (kongkrit) dimasukan dalam aktiva tetap ini meliputi :

a) tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan

operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat

Page 27: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

parkir, dan lain sebagainya.

13

b) bangunan baik bangunan kantor, toko, maupun bangu

untuk pabrik

c) Mesin

d) Inventaris

e) Kendaraan atau perlengkapan alat – alat lainnya

3) Aktiva tetap tidak terwujud ( intangable fixed assets ) adalah

kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi

merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki

oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan

termasuk dalam aktiva tetap tidak terwujud ini meliputi :

hak cipta, merek dagang, biaya pendirian ( orgaization cost ),

lisensi, goodwill,dan sebagainya.

4) Beban yang ditangguhkan ( deferred charges ),adalah

menunjukan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang

( lebih dari satu tahun ),atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada

periode – periode berikutnya.

5) Aktiva lain – lain adalah menunjukan kekayaanya atau aktiva

perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukan

dalam klasifikasi – klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung

dalam proses, tanah dalam penyelesaian piutang jangka

panjang dan sebagainya.

2) Hutang

Menurut Menurut S. Munawir (2000: 18) menyatakan bahwa

hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum

terpenuhi,dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang bersal dari

kreditur.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya standar

akuntansi keuangan (2002:17) menyatakan hutang adalah kewajiban merupakan hutang masa

kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan arus kas

keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Dari pengertian tersebut diatas, dapat dikemukakan bahwa hutang atau kewajiban

adalah hutang yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Page 28: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

14

Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar ( hutang

jangka pendek ) dan hutang jangka panjang.

(a) Hutang lancar atau hutang jangka pendek

Menurut Menurut S. Munawir (2000: 18) menyatakan bahwa hutang lancar

atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang

pelunasannya atau pembayarannya

akan dilakukan dalam jangka pendek ( satu tahun sejak tanggal neraca ) dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dalam bukunya

standar akuntansi keuangan (2002:911) menyatakan bahwa kewajiban jangka pendek

adalah kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau satu

siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih lama.

Dari pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kewajiban jangka pendek adalah hutang jangka

pendek atau hutang lancar yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.

Yang termasuk hutang lancar adalah :

1) Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena

adanya pembelian barang dagang secara kredit

2) Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji

tertulis ( yang diatur dengan undang – undang ) untuk

melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu

tertentu dimasa yang akan datang

3) Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang

bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang

belum disetorkan ke kas negara.

4) Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya – biaya

yang harus sudah terjadi tetapi belum dilakukan

pembayarannya.

5) Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah

sebagian ( seluruh ) hutng jangka panjang yang sudah

menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera

dilakukan pembayarannya.

6) Penghasilan yang diterima dimuka ( defered revenue )

adalah penerimaan uang untuk penjualan barang dan jasa

yang belum direalisasi.

Page 29: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

15

b) Hutang jangka panjang

Menurut Menurut S. Munawir (2000:19) menyatakan bahwa hutang lancar atau

hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya ( jatuh

tempo ) masih jangka panjang ( lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca ).

Dari pengertian diatas, bahwa yang dimaksud hutang jangka panjang adalah hutang

yang periode pengambilannya lebih dari satu tahun.

Yang termasuk hutang jangka panjang adalah :

hutang obligasi

Hutang hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap

Tertentu

Pinjaman jangka waktu yang lain

3) Modal

Menurut Menurut S. Munawir (2000: 19) menyatakan Modal

sebagai berikut :

hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos

modal ( modal saham ), surflus dan laba yang

ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang –

hutangnya.

Sedangkan menurut ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam buku standar akuntansi

keuangan (2002:17), menyatakan bahwa modal atau ekuitas adalah hak residul atau aktiva

perusahaan setelah dikurangi semua perusahaan.

Bentuk neraca :

Menurut S Munawir bentuk – bentuk neraca (2000: 20) adalah sebagai berikut

bentuk skronto ( account form ) dimana semua aktiva tercantum

sebelah kiri atau debet dan hutng,serta modal tercantum sebelah

kanan atau kredit

Bentuk vertical ( refort form ), dalam bentuk ini semua aktiva

nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang

jangka pendek, hutang jangka panjang, serta modal

Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi

keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau

posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas.

Page 30: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

16

b. Laporan rugi laba

Menurut Menurut S. Munawir (2000: 26) menyatakan bahwa

laporan rugi – laba adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan biaya, rugi –

laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

Bentuk rugi – laba

Menurut Menurut S. Munawir (2000: 26) menyatakan bahwa

laporan rugi – laba adalah sebagai berikut :

1. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan

menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok,

sehingga untuk menghitung rugi – laba bersih hanya memerlukan

satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total

penghasilan

2. Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan

yang teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum

3. Laporan rugi – laba yang ditahan, laba – rugi yang timbul secara

insidential dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan – laporan

rugi – laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan (

retained earning statement ) atau dalam laporan perubahan modal,

tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.

C. Lporan laba yang ditahan

Menurut S. Munawir (2000: 7) menyatakan bahwa laporan laba yang ditahan adalah

suatu laporan yang didalamnya ditunjukan mengenai laba yang tidak dibagi awal periode

ditambah ditunjukan mengenai laba yang tidak dibagi awal periode ditambah dengan laba

( dalam laporan rugi – laba ) dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode

yang bersangkutan.

Dari pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan laporan laba

yang ditahan adalah laporan yang terdiri dari laba yang tidak dibagi awal periode ditambah

dengan laba yang terdapat dalam laporan rugi – laba dan dikurangi dengan deviden.

Laba atau rugi yang timbul secara insidential dapat diklasifikasikan tersendiri dalam

laporan – lporan rugi – laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan ( retained

earning statement ) atau dalam laporan perubahan modal tergantung pada konsep yang

dianut oleh perusahaan yang bersangkutan.

Kalau perusahaan mengikuti clean surflus principle atau all anclusive

concept,maka semua rugi laba insidential nampak dalam laporan rugi – laba, dan

dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :

Page 31: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

17

a). Net income yang ditransfer dari laporan rugi –laba

b).Deklarasi ( pembayaran ) devident

c).Penyisihan dari laba ( appropriation of retained earning )

Kalau perusahan mengikuti non clean surplus concept atau current operating

performance, maka dalam laporan rugi – laba hanya menentukan hasil dari oprasi normal

periode itu, sedangkan rugi – laba yang timbul secara insidential nampak dalam laporan

perubahan modal atau laporan laba yang ditahan.

4, Metode dan teknik analisis laporan keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan –

hubungan dan tendesi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi kekeuangan dan

hasil opersi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan

antara pos – pos yang ada laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari

masing – masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk

suatu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat perbandingan lainnya,

misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan

keuangan perusahaan lainnya.

Menurut S Munawir (2000: 36)menyatakan metode analisa yang dapat digunakan

dalam menganalisa laporan keuangan terdiri dari dua metode yaitu :

1. Metode horizontal atau metode dinamis, adalah analisa dengan

menggunakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa

periode atau beberapa saat,sehingga akan diketahui

perkembangannya.

2. Metode vertikal atau metode analisis statis, adalah apabila

laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode

atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos

yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan

tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau

hasil operasi pada saat itu saja.

Menurut S Munawir (2000: 36)menyatakan teknik analisa yang biasa digunakan dalam

analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Analisa perbandingan laporan keuangan, metode dan teknik

analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk

dua periode atau lebih, dengan menunjukan :

18

Page 32: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

1). Data absolute atau jumlah – jumlah dalam rupiah

2). kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah

3). kenaikan atau penurunan dalam presentase

4). perbandingkan yang dinyatakan dengan ratio

5). presentase dari total

1). Tren atau tedensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan

yang dinyatakan dalam presentase, adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui

tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap,naik atau bahkan

turun.

2).Laporan dengan prosentase perkomponen atau comman size statement, adalah

metode analisa untuk mengetahui presentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap

total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan

yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

3).Analisa sumber dan pengguaan modal kerja, adalah suatu analisa untu mengetahui sumber

– sumber serta pengguaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya

modal kerja dalam periode tertentu.

4).Analisa sumber dan pengguaan kas ( cash flow statement analysis),adalah suatu

analisa untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui

sumber – sumber serta pengguaan uang kas selama periode tertentu.

5).Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos – pos

tertentu dalam neraca atau laporan rugi – laba secara individu atau kombinasi dari kedua

laporan tersebut.

2. Analisa laporan dari laba kotor ( gross profit analysis),adalah suatu analisa untuk

mengetahui sebab – sebab perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang

dibudgetkan untuk periode tersebut

3. Analisis break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang

harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita

kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.

Metode dan teknis analisa yang digunakan, semuanya itu adalah

merupakan permulaan dari proses analisa yang diperlukan untuk menganalisa laporan

keuangan, dan setiap metode analisa mempunyai

tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak – pihak yang

membutuhkan.

19

4. Jenis – jenis Analisis Laporan Keuangan

Page 33: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan –

kemajuan perusahaan, faktor untuk menilai posisi keuangan dengan mengadakan analisa ratio

yang dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan.

Tujuan menganalisa pada umumnya adalah tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan likwiditas

dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka – angka rasio pada dasarnya juga

dapat digolongkan.

Menurut S Munawir (2000:115) menyatakan angka – angka rasio dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. Likwiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera

dipenuhi,atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan pada saat ditagih.

b. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut

dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek

maupun jangka panjang.

c. Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba selama periode tertentu.

B. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal

yang ditanamkan dalam suatu usaha. Profitabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara

luas digunakan dan dianggap

paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi

perusahaan, karena mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

1. Profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai altrernatif

investasi atau penanaman modal yang ( yang sudah barang tentu )

sesuai dengan tingkat resiko masing – masing secara umum dapat

dikatakan semakin besar resiko suatu penanam investasi atau modal

dituntut profitabilitas yang semakin tinggi pula, demikian sebaliknya.

2. Profitabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan

menurut jumlah yang ditanamkan atau investasinya, karena

profitabilitas dinyatakan dalam angka relatif ( persentase ).

Menurut Bambang Riyanto (2003:35) menyatakan bahwa :

20

Page 34: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Profitabilitas menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal serta

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu. Dan

dinyatakan dalam suatu rumus sebagai berikut :

L x 100 %

M

Diman L, adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu.

Dan M , adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Sedangkan Menurut S Munawir (2000:165) menyatakan

profitabilitas adalah sebagai berikut :

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba dengan seluruh modal yang dipergunakan dalam suatu periode

tertentu, dan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah

menggunakan modalnya secara produktif dan efesien atau

belum,hal ini dilihat dengan menggunakan analisis profitabilitas.

Cara untuk menilai profitabilitas atau perusahaan adalah bermacam – macam dan

tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan

yang lainnya. Apabila yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal ini opersi usaha, atau

laba netto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba netto sesudah pajak

diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva atau laba netto sejumlah pajak dengan jumlah

modal tersendiri.

Jumlah laba yang diperoleh secara teratur kecenderungan atau trend keuntungan yang

meningkat merupakan suatu faktor yang perlu mendapat perhatian menganalisis didalam

menilai profitabilitas atau perusahaan. Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba yang

dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha.

Dari uaraian diatas, dapat dikemukan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memperoleh laba dengan memperbandingkan antara laba dengan aktiva

atau modal selama periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase.

2. Tujuan atau fungsi perusahaan menghitung profitabilitas

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mencari laba,dimana laba

merupakan barometer untuk menilai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan, sedangkan untuk mengukur derajat laba suatu perusahaan biasanya

digunakan ukuran profitabilitas, yaitu hasil perbandingan antara laba yang dihasilkan pada

suatu waktu dengan besarnya modal yang diinvestasikannya.

21

Page 35: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Profitabilitas secara umum adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan

seluruh modal yang bekerja didalamnya selama periode tertentu. Profitabilitas juga

merupakan alat evaluasi yang paling valid tentang hasil operasi perusahaan.

Manfaat lain yang dapat diambil dari profitabilitas adalah dapat dipakai sebagai alat

bantu perusahaan dalam membuat proyeksi laba perusahaan. Adapun tujuan perhitungan

profitabilitas bagi perusahaan yaitu untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh dari modal

yang dipakai atau dinamakan sebagai gambaran efesiensi perusahaan secara keseluruhan.

3. Jenis Profitabilitas

Dengan terdapatnya bermacam – macam cara didalam usaha penilaian profitabilitas

suatu perusahaan, maka jelas antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak

mempunyai kesamaaan didalam perhitungan profitabilitas. Bambang Riyanto (2003:35)

menyatakan bahwa propitabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu profitabilitas

ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.

a. Profitabilitas ekonomi ( PE )

profitabilitas ekonomi,adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri

dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam

persentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah laba

dari hasil operasi perusahaan yaitu yang disebut laba usaha.

Profitabilitas ekonomi (PE) = laba bersih x 100 %

Modal

b. Profitabilitas modal sendiri ( PMS )

Profitabilitas modal sendiri atau sering disebut juga profitabilitas usaha, adalah

perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak

dengan jumlah modal sendiri yang

menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung modal

sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan

atau income tax.

Profitabilitas modal sendiri (PSM) = laba bersih x 100 %

Modal sendiri

4. Pengukuran dan penafsiran profitabilitas

Rasio pengukuran profitabilitas dapat dihitung dengan beberapa cara antara alin :

a. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan

menghubungkan antara keuntungan dengan kekayaan atau

asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan

22

Page 36: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

tersebut ( operating assets ) yang dimaksud dengan

operating assets yaitu semua aktiva yang digunakan dalam

kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan yang rutin

atau usaha pokok perusahaan.

Rumusnnya adalah sebagai berikut : Lba usaha x 100 %

Aktiva usaha

b. Rasio rate of return on investment ( ROI )

Rasio ini dapat diukur drngan perbandingan antara laba

sebelum pajak dengan jumlah aktiva yang digunakan. Ratio

ini menunjukan kemampuan dari modal dan diinvestasikan

dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan

investor.dan rumusnya adalah sebagai berikut : Rate of ROI :

Laba sebelum pajak x 100 %

Aktiva usaha

c. Profitabilitas Ekonomis

Profitabilitas ekonomis yaitu perbandingan antara laba dengan modal sendiri

untuk menyediakan keuntungan bagi pemilik perusahaan semakin meningkat ratio ini akan

semakin baik, karena laba yang diperoleh perusahaan akan semakin tinggi. Dan rumusnya

adalah sebagai berikut : Profitabilitas Ekonomis:

Laba usaha x 100%

Modal sendiri

C. Laporan keuangan sebagai dasar pengukuran

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan.

Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan,

maka perusahaan tersebut perlu mengadakan

interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan dan

data tersebut akan tercermin dari laporan keuangan, sehingga dapat diketahui keadaan dan

perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan

dalam menganalisis laporan keuangan yaitu dengan menggunakan alat ukur profitabilitas.

Dengan menggunakan alat ukur ini, dapat diketahui perkembangan perusahaan, apakah

perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dalam tingkat profitabilitas. Tingkat

23

Page 37: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

profitabilitas akan dapat diketahui dengan cara menganalisis dan menginterprestasikan

laporan keuangan perusahaan bersangkutan dengan menggunakan metode atau teknik analisa

yang tepat sesuai dengan tujuan analisa.

Dengan laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi

keuangan suatu perusahaan, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang

berkepentingan dapat mengambil keputusan. Dengan demikian jelaslah bahwa laporan

keuangan merupakan dasar perhitungan profitabilitas, hal ini dilakukan dengan melihat

kemajuan atau kemunduran dari suatu perusahaan.

24

Page 38: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode penelitian

Metode merupakan suatu cara atau langkah – langkah yang harus dilalui dengan

menyelesaikan suatu masalah. Dalam menyusun laporan penelitian perlu mencari dan

mengumpulkan data serta informasi yang sesuai dengan sifat permaslahannya dan berkaitan

dengan tujuan penulis agar dapat suatu susunan data yang lengkap untuk dipakai sebagai

dasar pembahasan.

Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan metode deskriptif

kuantitatif, yaitu melakukan penelitian untuk memperoleh fakta dan data sekunder maupun

primeer yang diperlukan.

Menurut Winarno Surakhmad (2001:140) menyatakan metode deskriptif adalah

sebagai berikut :

Bentuk penyelidikan deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada,

misalnya tentang situasi yang dialami saling berhubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang

nampak, atau tentang suatu proses yang sedang muncul kecenderungan yang nampak.

Pertentangan yang merunncing dan sebagainya.

Berdasarkan dengan hal diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah

metode deskriptif yaitu penelitian terhadap suatu objek dengan tujuan untuk membuat

gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta – fakta dan hubungan antara fenomena

yang diselidiki.

2. Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2007: 19) dalam bukunya metode penelitian administrasi

menyatakan variabel adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang

mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.

Berdasarkan judul penulis ajukan yaitu analisis laporan keuangan dalam mengukur

tingkat profitabilitas. Maka dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa judul tersebut

merupakan variabel mandiri, dan mempunyai indikator variabel sebagai berikut :

25

Page 39: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Variabel Dimensi Indikator

Analisis laporan keuangan 1. Rasio laba usaha - Laba usaha Dengan aktiva - Aktiva usaha dalam mengukur tingkat usaha profitabilitas 2. Rasio Rate of run - Laba bersih ( SbI pajak ) On invesment 3. Profitabilitas - Jumlah aktiva Ekonomis usaha

- Neraca th 2006,2007, dan 2008 - Laba rugi th 2006,2007,2008

3. Tenkik pengumpulan data

Tenik pengumpulan data ini merupakan langkah penting dalam suatu penelitian untuk

memperoleh data yang sistematis, terarah, dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diambil dari dua sumber yaitu :

1. sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada

pengumpulan data. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data ini adalah :

a. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

tanya jawab antara penulis dengan pihak yang memberikan

informasi dengan perusahaan yang dapat diketahui masalah

khusus yang dihadapi.

b. Angket, merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan mengenai hal – hal yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, yang telah disusun

sebelumnya.

B. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Teknik yang digunakan

dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian kepustakaan

Penelitian merupakan teknik pengumpulan data, secara tidak

langsung terhadap objek yang diteliti dimana penelitian

26

Page 40: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

dilakukan dengan cara membaca,mengutip,dan menelaah serta

mengidentifikasi berbagai literatul,catatan kuliah, buku – buku

lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

b. Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data dari barang

– barang tertulis mengenai hal – hal atau variabel seperti

dokumen, majalah, catatan harian, peraturan – peraturan dan

sebagainya.

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan diperoleh melalui teknik – teknik pengumpulan data,

data tersebut penulis susun kemudian diolah agar menjadi data yang akurat, yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat dipahami oleh semua pihak. Pengolahan data

dapat dilakukan melalui perhitungan ratio dengan rumus sebagai berikut :

1. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha

Laba usaha x 100 %

Aktiva usaha

2. Rasio rate of return on investement ( ROI )

Laba bersih ( sebelum pajak ) x 100%

Jumlah aktiva usaha

3. Rasio Profitabilitas Ekonomi

Laba Usaha x 100 %

Modal

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data dilaksanakan melalui rasio profitabilitas perusahaan yang

berstandar pada laporan financial, baik daftar neraca maupun laba rugi.

Menurut S Munawir (2000:640) dalam bukunya analisis laporan keungan

mengemukakan bahwa :

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (

mathematical relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan

jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran baik atau

buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama

apabila rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio

pembanding yang digunakan sebagai standar

Berdasarkan hasil perhitungan baik secara rasio laba usaha dengan aktiva usaha, rasio

rate of return on investment ( ROI ), dan profitabilitas ekonomis, untuk dianalisis tingkat

profitabilitas mana yang paling besar hasilnya.

27

Page 41: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum perusahaan

1. Sejarah singkat perusahaan

Pada mulanya perusahaan listrik negara diindonesia, sudah dimonopoli oleh pihak

swasta Belanda, kemudian setelah Indonesia merdeka tepatnya pada tahun 1957, baru

pengambilalihan perusahaan – perusahaan milik asing kekuasaan pemerintah republik

Indonesia. Maka secara berangsur – angsur pengusahaannya tercapai dalam tahun 1960.

Setelah melalui proses pemindahan atau nasionalisasi dari GEBEO maka perusahaan

listrik negara menjadi perusahaan milik negara yang bernama PLN, republik Indonesia

berdasarkan UUD 1945. berdasarkan informasi yang penulis terima, sejarah singkat PLN

terbagi kedalam tiga fase, sebagai berikut :

Fase Pemerintah Hindia Belanda ( 1905 )

Pada fase pemerintahaan hindia belanda, diawali dengan berdirinya bandoeng

electriciteit maatschapijj ( BEM ), yang bertugas membuat atau membangun jaringan listrik

kota bandung pada tahun 1913. kemudian 1919,berdiri pula land waterkracht beddrijr

(LWB ) yang memiliki tugas lebih luas dibidang pengusahaan pembangkit dan penyaluran

tenaga listrik dengan wilayah kerja diseluruh Indonesia.

Tanggal 31 Desember 1919 dibuat akte pendidikan perusahaan pelistrik no 213

dihadapkan notaries Mr. Andrian Van Ophuyen di batavia. Setelah itu BEM dilebur menjadi

GEBEO yang berdiri di Bandung pada tanggal 1 januari 1921.

Fase pemerintahan jepang

Pada masa ini, pendistribusian tenaga listrik diusahakan oleh jawa” denki djogyo sha

bandoeng shi sa “ sedangkan untuk pembangkitan dan penyaluran dilakukan oleh dua

instansi, yaitu seibo denki djogyo sha pada periode 1942 - 1945 dan oleh denki kosha pada

periode 1943 – 1945

Fase pemerintahan republik Indonesia

Pada masa revolusi perjuangan fisik, pelistrikan ditanah air telah dipegang oleh

pemerintah Republik Indonesia, melalui djawatan listrik.

Pada tahun 1948 belanda masuk, maka pemerintahan Republik Indonesia hijrah ke

jogjakarta, pengusahaan dan pendistribusian tenaga listrik khususnya di jawa barat termasuk

jakarta, diusahakan oleh GEBEO kembali.

28

Page 42: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Sedangkan pembangkit dan penyebaran tetap dikuasai dan dikelola oleh

pemerintahan Republik Indonesia, yaitu oleh pemerintahan atau perusahaan negara untuk

pembangkit listrik disingkat PENUSPETEL.

Pada tahun 1957 terjadi nasionalisasi perusahaan milik asing, yang menyebabkan

GEBEO diambil alih pada tanggal 27 desember 1957.

Sehubungan dengan nasionalisasi ini, maka pada tahun 1958 dikeluarkan peratuaran

pemerintahan no 86 pada tahun 1958,peratuaran pemerintah no 18 tahun 1959, dan peraturan

pemerintah pengganti UU no 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara.

Berdasarkan peraturan pemerintah no 16 tahun 1959 tersebut, maka GEBEO

dibandung dinyatakan menjadi perusahaan milik negara. Selanjutnya melalui peraturan

perusahaan umum listrik negara disingkat BPU – PLN.

Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah no 19 tahun 1965 dan peraturan menteri

pekerjaan umum dan tenaga no 1/DPRT/1965 tanggal 21januari 1965, diadakan reorganisasi,

dimana BPU – PLN dihapus dan tingkat daerah dibentuk susunan organisasi PLN yang

disebut dengan Perusahaan Listrik Negara Eksploitas dan di jawa barat disebut dengan PLN

Eksploitas XI yang berkedudukan dibandung termasuk cabang – cabangnya.

Dalam peraturan pemerintah no 18 tahun 1972 mengenai perum listrik negara dalam

bab I pasal I ayat I dan 2, disebutkan hal – hal yang menyangkut status PLN untuk jelaskan

ayat – ayat tersebut yaitu :

1. PLN yang didirikan dengan peraturan no 30 tahun 1970 peraturan pemerintah ini

ditegaskan statusnya menjadi suatu perusahaan umum ( PERUM ), sebagaimana yang

termasuk dalam pasal 2 ayat 2 UU no 9 tahun 1669 dengan nama “ listrik negara “ yang

selanjutnya dalam PP disebut perusahaan yang melakukan usaha – usahanya berdasarkan

ketentuan – ketentuan dalam peraturan pemerintah.

2. Dengan berlakunya peraturan pemerintahan no 18 tahun 1978 tersebut, maka semua

ketentuan dalam peraturan pemerintah no II tahun 1970 sepanjang anggaran tentang anggaran

Dasar perusahaan umum listrik negara. ( PLN ), dinyatakan tidak berlaku lagi. Berdsarkan

peraturan menteri PUTL no 013/PRT/1075 tanggal 19 september 1975, tentang organisasi tata

kerja perusahaan umu listrik negara, maka PLN mengadakan reorganisasi yang menyangkut

tugas dan wilayah kerja didaerahnya. Kemudian berdasarkan pengumuman no 05d/SEK/1975

tanggal 14 juli 1975, maka perum listrik negara eksploitasi XI disingkat PLN distribusi III

dan berikiutnya diubah lagi menjadi “ perum listrik negara distrik jawa barat “, yang

disingkat menjadi “ PLN distribusi jawa barat”.

29

Page 43: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

2. Aktivitas Perusahaan

Layaknya sutau perusahaan PT PLN memiliki maksud dan tujuan perusahaa,

berdasarkan peraturan pemerintah no 23 tahun 1994 tanggal 16 juni 1994 mengenai

perubahan status PLN dari perusahaan umum ( PERUM ) menjadi perusahaan

perseroan ( PERSERO ), maka PLN memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :

1. menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus

memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2. mengusahakan menyediakan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu

yang memadai yang berdasarkan kaidah bisnis yang sehat guna

menjamin keberadaan dan pengembangannya dalam jangka panjang

dengan tujuan untuk :

a) Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan

merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.

b) Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan

tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.

3. Merintis kegiatan - kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik yang

belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

4. Menyelenggarakan usaha – usaha lain yang menunjang usaha

penyediaan tenaga listrik sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Bidang usaha PLN, ditetapkan dengan peraturan Pemerintah no 17

tahun 1990 vtanggal 28 mei 1990 pasal 6 ayat (1), (2). (3) :

Denagan memindahkan prinsip – prinsip ekonomi dan terjamin

keselamatan kekayaan negara, PLN menyelenggarakan penyediaan

tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, tranmisi dan

distribusi sampai titk pemakaian.

Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas

perusahaan PT PLN adalah melakukan perencanaan dan perluasan penyediaan listrik

dan pengembangan penyediaan listrik tenaga listrik.

3. Struktur Organisasi dan job description PT PLN ( persero ) UPT

GARUT

30

Page 44: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Struktur Organisasi PT PLN ( persero ) UPJ GARUT

3.2 Job Description PT PLN (persero) UPJ GARUT

1. Manajer

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Memenuhi target bidang pemasaran

b. Memenuhi target bidang efesiensi

c. Memenuhi target mutu dan keandalan

d. Memenuhi target pelayanan

e. Memenuhi target kualitas sumber daya manusia

f. Menerima laporan dari masing – masing asmen

(asisten manejer ) untuk disetujui atau tidak

g. Menandatangani surat keluar, memorandum, surat dinas, surat

tugas, surat perintah kerja, dll

2. Supervisor Pengendalian Keu dan Adm

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Mengurus masalah yang menyangkut kesejahteraan pegawai ( gaji, kesehatan,

tunjangan, dll ).

b. Mengatur dan membina staf yang berada dibawahnya agar dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing –

masing.

31

MANAJER

SU

PE

RV

ISO

RP

EN

GE

ND

AL

IAN

KE

U D

AN

AD

M

SU

PE

RV

ISO

RP

EL

AY

AN

AN

P

EL

AN

GG

AN

SU

PE

RV

ISO

R C

AT

ER

&

PE

NG

EL

OL

A R

EK

EN

ING

SU

PE

ER

VIS

OR

PE

NG

EN

DA

LIA

NP

EN

AG

IHA

N

SU

PE

RV

ISO

RD

IST

RIB

US

I

SU

PE

RV

ISO

RS

AM

BU

NG

AN

PE

LA

NG

GA

N

SU

PE

RV

ISO

RP

EN

ER

TIB

AN

,PE

LA

NG

GA

RA

NT

EN

AG

A L

IST

RIK

( P2T

L )

Page 45: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

c. Mengendalikan pelaksanaan pembuatan surat keluar, surat masuk, pencatatan surat –

surat dokumen serta pendistribusiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengendalikan penggunaan anggaran pengeluaran serta memonitor anggaran

pendapatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

e. Memeriksa permintaan barang, ATK, dan bukti pembayaran baik kepada pegawai

maupun kepada pihak ketiga.

f. Mengawasi dan memeriksa buku kas harian, baik penerimaan maupun pengeluaran

serta rekonsiliasi bank.

g. Melakukan kegiatan pendanaan perusahaan baik opersional atau non opersional

h. Melakukan perencanaan biaya yang harus dikeluarkan dan yang diterima dari kantor

cabang

i. Memonitor dan memeriksa serta mengevaluasi laporan keuangan ( laba / rugi,

neraca, ratio keuangan, informasi tambahan )

j. Membina hubungan baik dengan pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan

C.Supervisor Pelayanan Pelanggan

Tugas dan fungsinya antar lain :

a. Menerima pendapatan calon pelanggan untuk jadi pelanggan PLN

b. Menbuat perintah kerja atau peremajaan daya pelanggan

c. Membantu dan mengarahkan kegiatan pemasaran dalam rangka

mengembangkan perusahaan

d. Memantau pelaksanaan pelayanan dalam rangka menyusun

langkah pembinaan serta mencegah terjadinya penyimpangan

D.Supervisor Cater dan Pengelolaan Rekening

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Memantau dan mengarahkan pemasaran sambungan pelanggan,

alat pengukur, dan pembatas, dan jaringan tegangan rendah.

b. Memantau dan mengarahkan pemeliharaan bangunan dan

halaman gardu, jaringan tegangan menengah.

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembacaan meter

pelanggan.

5. Supervisor Pengendalian penagihan

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Merencanakan peningkatan pelayanan penagihan dan

penerimaan pembayaran piutang pelanggan

32

Page 46: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

b. Menerima dan menyimpan piutang pelanggan dan daftarnya

c. Menyiapkan nota tagihan atas piutang pelanggan

d. Mengirim piutang pelanggan serta daftarnya kepada pelaksanaan pelayanan,

penerimaan, pembayaran yang telah disediakan seperti : bank, kopersi, loket PLN,

dll

e. Melaksanakan penagihan dan pelayanan penerimaan pembayaran piutang

pelanggan

f. Mengirim rekening listrik yang diperbaiki dan menerima kembali rekening listrik

setelah perbaikan

g. Memproses piutang pelanggan

h. Memantau dan mengawasi rekening listrik yang harus dilunasi dan yang belum

dilunasi

i. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap rekening yang belum dilunasi

6. Supervisor Distribusi

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Menerima surat perintah kerja atau peremajaan daya langganan

b. Melakukan pemeliharaan gardu maupun jaringan

c. Melakukan pelaksanaan teknik dalam rangka surat perintah baik perlusan jaringan

atau penambahan gardu

7. Supervisor sambungan pelanggan

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Melakukan survey calon pelanggan baru

b. Memberikan laporan kepada manager dalam hal teknis calon pelanggan

c. Melakukan sambungan calon pelanggan baru

8. Supervisor Penertiban ( P2TL )

Tugas dan fungsinya antara lain :

a. Melakukan penindakan terhadap masyarakat yang melakukan

pencurian listrik

b. Menerima pembayaran atas pelanggaran terhadap KWH listrik

yang dicuri masyarakat

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil analisis Laporan Keuangan PT PLN ( perserto ) distribusi

jawa barat dan banten UPJ GARUT

33

Page 47: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Sebelum penulis mengemukakan perhitungan analisis rasio profitabilitas terlebih

dahulu akan penulis kemukakan laporan keuangan yang ada di PT PLN( persero ) distribusi

jawa barat dan banten UPJ GARUT.

Pada umumnya laporan keuangan yang ada pada PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan

banten UPJ GARUT terdiri dari neraca, dan laporan laba rugi per fungsi, dan laporan laba

rugi per unsur.

Laporan keuangan perusahaan, terutama neraca dalam laporan laba rugi merupakan

dokumen utama yang menjadi bahan penelitian, karena masalah profitabilitas tergolong

kepada salah satu kategori rasio – rasio neraca yaitu rasio yang semua datanya diambil atau

bersumber pada laporan neraca dan laporan rugi laba. Dimana neraca menunjukan atau

menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan,

pada tanggal tertentu atau menunjukan posisi kekayaan perusahaan, dan kewajiban keuangan

perusahaan pada waktu tertentu, sedangkan perhitungan laporan rugi laba memperlihatkan

hasil – hasil yang telah dicapai perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu

atau menunjukan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan dalam periode waktu tertentu.

2. Tingkat Profitabilitas Ekonomi di PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan

banten UPJ GARUT

Berdasarkan data – data yang berasal dari neraca dan daftar rugi laba PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT per 31 desember 2006, 31

Desember 2007, dan 31 Desember 2008,maka penulis akan melakukan perhitungan analisis

rasio profitabilitas. Untuk tahun yang bersangkutan perhitungan rasio – rasio profitabilitas

yang penulis lakukan yaitu rasio laba usaha dengan aktiva usaha, Rate Of ROI dan rasio

profitabilitas ekonomi.

a. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha

Rasio ini dilakukan dengan cara membandingkan laba usaha dengan aktiva usaha.

Laba usaha yaitu keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok, sedangkan aktiva

usaha

( operating assets ) adalah semua aktiva yang digunakan untuk melakukan aktiva usaha.

Analisis rasio laba usaha dengan aktiva usaha yang penulis lakukan adalah sebagai

berikut :

34

Page 48: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

1. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha, untuk tahun 2006

= laba usaha x100 %

Jumlah aktiva usaha

= 43.337.240.349 x 100 %

6.709.747.581

= 645,88 %

2. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha, untuk tahun 2007

= laba usaha x 100%

Jumlah aktiva usaha

= 53.100.308.978 x 100%

4.424.582.707

= 1200 %

3. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha,untuk tahun 2008

= laba usaha x 100 %

Jumlah aktiva usaha

= 66.014.900.340 x 100 %

3.527.463.384

= 1871,45 %

TabelRasio laba usaha dengan aktiva usaha

Keterangan 2006 2007 2008

Laba uasah 43.337.240.349. 53.100.308.978 66.914.900.340

Jumlah aktiva usaha 6.709.747.581 4.424.582.707 3.527.463.384

Rasio laba usaha dengan aktiva usaha

645,88 % 1200% 1871,45

b. Rasio Rate Of Return On invesment ( rate Of ROI )

Rate Of Return On invesnent ini menunjukan kemampuan perusahaan

menggunakan aktiva usaha secara keseluruhan untuk menghasilkan laba bersih . diman Rasio

Rtae On Invesment, akan membandingkan antara laba bersih dengan jumlah aktiva usaha.

Perhitungan analisis Rasio Rate OF Return On Invesment untuk PT PLN ( persero ) distribusui jawa barat dan banten UPJ GARUT yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

35

Page 49: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

a. Rate Of Return On Investment, untuk tahun 2006

= laba bersih ( sebelum pajak ) x 100 % Jumlah aktiva usaha = 43.764.534.206 x 100 % 6.709.747.581= 652,25 %

b. Rate Of Return On Investment, untuk tahun 2007

= laba bersih ( sebelum pajak ) x 100 %= Jumlah aktiva usaha= 53.547.039.778 x 100 %= 4.424.582.707= 1210,21 %

c. Rate Of Return On Investment, untuk tahun 2008

= laba bersih ( sebelum pajak ) x 100 %= Jumlah aktiva usaha= 67.244.365.180 x 100 %= 3.527.463.582= 1906,30 %

TabelRasio Rate Of Return Investment

Keterangan 2006 2007 2008Laba Bersih (Sebelum Pajak)

43.764.534.206 53.547.039.778 67.244.365.180

Aktiva Usaha 6.709.747.581 4,424.582.707 3.527.463,384

Rate Of ROI 652,25 % 1210,21 % 1906,30 %

c. Rasio Profitabilitas Ekonomis ( PE )

Rasio Profitabilitas ekonomis menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan

dalam menggunakan modal untuk menghasilkan laba. Jadi data yang digunakan dari neraca

dan daftar rugi – laba PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT yaitu

laba usaha dan jumlah modal.

Perhitungan analisis rasio Profitabilitas ekonomi PT PLN ( persero ) distribusi jawa

barat dan banten UPJ GARUT yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

36

Page 50: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

1. Rasio Profitabilitas Ekonomis,untuk tahun 2006

= Laba usaha x100 % Modal= 43.337.240.349 x 100 % = 3.764.534.206= 1151,19 %

2. Rasio Profitabilitas Ekonomis,untuk tahun 2007

= Laba usaha x100 % Modal

= 53.100.308.978 x 100 %= 53.547.039.778= 99,11 %

3. Rasio Profitabilitas Ekonomis,untuk tahun 2008

= Laba usaha x100 % Modal

= 66.914.900.340 x 100 %= 7.244.365.180= 923,68 %

TabelRasio Profitabilitas Ekonomis

Keterangan 2006 2007 2008Laba Usaha 43.337.240.349 53.100.308.978 66.914.900.340Modal 3.764.534.206 53.547.039.778 7.244.365.180Profitabilitas Ekonomis

1151,19 % 99,11 % 923,68 %

3. Laporan sebagai alat pengukur tingkat profitabilitas di PT PLN

( persero )distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT.

Dari tabel diatas, rasio laba usaha dengan aktiva usaha PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT. Pada tahun 2006 menunjukan hasil

645,88 % ini berati setiap Rp 100,- aktiva usaha dapat menghasilkan laba sebesar

Rp 645,88 .

Kemudian pada tahun 2007, rasio ini mengalami kenaikan sebesar 1200 % . hal ini

menunjukan bahwa penambahan aktiva usaha dapat menunjang terhadap laba usaha yang

diperoleh PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT sehingga mengakibattkan

rasio ini naik.

37

Page 51: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

Sedangkan pada tahun 2008, rasio usaha dengan aktiva usaha ini mengalami

kenaikan yaitu dari 1871,45 % untuk tahun 2007 menjadi untuk tahun 2008.jadi rasio ini naik

sebesar 671,45 % . pada

tahun 2008 penurunan ini disebabkan karena adanya aktiva usaha yang tidak diikuti oleh

bertambahnya laba opersi.

Maka dari analisis ini dapat terlihat kemajuan PT PLN

( persero )distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT dari tahun 2006 – sampai dengan

tahun 2008 khususnya mengenai profitabilitas.

Dari tabel diatas bahwa Rasio rate of return on investment pada tahun 2006

menunjukan rasio sebesar 652,25 % , ini berarti bahwa jumlah aktiva usaha yang digunakan

perusahaan sebesar Rp 100,- dapat menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 652,25 % .

Kemudian pada tahun 2007 rasio menunjukan adanya kenaikan sebesar 557,96 %

dari tahun 2006 sebesar 652,25 % menjadi 1210,21 % pada tahun 2007. Ini berarti setiap Rp

100,- dapat menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1210,21. Aktiva usaha yang

digunakan perusahaan dapat mengalami kenaikan dikarenakan bertambahnya laba usaha

sebesar Rp 53.100.308.978,sedangkan aktiva usaha mengalami penurunan sebesar Rp

4.424.582.707,dengan begitu rasio ditahun 2008 mengalami peningkatan.

Sedangkan pada tahun 2008 rasio menunjukan adanya penurunan sebesar 557,96 %

yaitu dari tahun 2007 sebesar 652,25 % turun hingga 1210,21 % ditahun 2008, ini artinya

bahwa setiap Rp 100,- aktiva usaha yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba

sebelum pajak sebesar Rp 1210,21 %. terjadinya penurunan ini dikarenakan adanya

penambahan aktiva usaha antara laba bersih dengan aktiva usahanya relatif kecil sehingga

ditahun 2008 menunjukan kondisi perusahaan kurang baik, walaupun pada tahun 2007 PT

PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT sudah mencapai hasil yang cukup

baik.

Dari analisis ini terlihat bahwa untuk memperbesar rasio rate of return on

investment ini perlu diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi di sektor penjualan dan

administrasi yaitu kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar

maupun aktiva tetap.

Dari tabel rasio profitabilitas ekonomis PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, pada tahun 2006

menunjukan rasio sebesar 1151,19 % ini berarti bahwa modal yang digunakan sebesar

Rp 100,- dapat menghasilkan laba sebesar 1151,19 % sedangkan pada tahun 2007

38

Page 52: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

rasio profitabilitas ekonomis yang dicapai mengalami penurunan sebesar 1052,08 % yaitu

tahun 2006 sebesar 1151,19 % menjadi 99,11 % pada tahun 2007, yang artinya bahwa setiap

Rp 100,-modal yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba Rp 99 %. kemudian

pada tahun 2008 rasio profitabilitas ekonomis mengalami kenaikan sebesar 824,57 % yaitu

dari 99,11 % tahun 2007 menjadi 923 ,68% ditahun 2008. Ini berarti modal yang digunakan

untuk kegiatan usaha setiap Rp 100,-dapat menghasilkan laba Rp 923,68

Maka dari analisis yang penulis lakukan, untuk rasio profitabilitas ekonomis PT

PLN( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, menunjukan bahwa

penggunaan modal berpengaruh sangat kecil dalam keuntungan yang dicapai.

Dengan menganalisis laporan keuangan dan melakukan perhitungan rasio pada PT

PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, maka kita akan dapat

menentukan tingkat profitabilitas terlihat pada besar kecilnya rasio yang diperoleh PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, yang dapat dijadikan ukuran untuk

menentukan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.

PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, selalu mengukur

tingkat profitabilitas ekonomi secara periodik.

Maka hasil penelitian dapat menjawab permasalahan penelitian yaitu bahwa analisis

laporan keuangan dapat dijadikan alat bantu manajemen dalam menentukan tingkat

profitabilitas PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT. Aadapun

untuk mengurangi penurunan rasio profitabilitas PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan

banten UPJ GARUT, diusahakan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi beban

sehingga diperoleh kenaikan laba.

39

Page 53: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

BAB V

KESIMPULA DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahsan penelitian serta sajian teoritis mengenai analisis

laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas, maka sebagai penutup penelitian ini

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan laporan keuangan yang dilakukan PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT, yaitu laporan

keuangan yang berakhir pada tanggal 31 desember.

Laporan keuangan terdiri dari neraca per periode dan laporan

laba rugi per fungsi per periode. Angka rupiah yang disajikan

dalam laporan keuangan dinyatakan dalam rupiah penuh.

a.) semua informasi yang penting ( materil ) agar laporan

keuangan jelas dan dapat dipahami

b) Tanggal Neraca

c) Periode yang tercakup oleh laba rugi, saldo laba,

dan aruskas

d) Sifat kegunaan perusahaan

e) Rupiah sebagai mata uang yang digunakan untuk

menyajikan pos – pos laporan keuangan

Penyajian informasi tambahan dan hal – hal penting harus diungkapkan secara terpisah.

Angka – angka yang disajikan harus ditunjukan utuk tiga periode yang berurutan atas setiap

pos dalam neraca, laporan laba rugi psr fungsi. Apabila jumlah – jumlah yang diungkapkan

dalam laporan keuangan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan tidak

dapat diperbandingakan, maka jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tahun lalu

harus disesuaikan. Hal – hal khusus yang menyangkut penyesuaian harus diungkapkan dalam

catatan dalam laporan keuangan.

2. Tingkat profitabilitas PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT dariperiode

2006,2007,dan 2008 adalah sebagai berikut :

a. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT. Pada tahun 2006 rasio ini

mengalami peningkatan sebesar 554,12 % yaitu dari 645,88 % pada tahun 2006 menjadi 1200

% pada tahun 2007. sedangkan pada tahun 2008 rasio ini mengalami penurunan yaitu dari

1200 % untuk tahun 2007

40

Page 54: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

menjadi 1871,45 % untuk tahun 2008. jadi rasio ini turun sebesar 671,45% .

b. Rasio Rate Of Return Investment PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT. Pada tahun 2006

menunjukan adanya peningkatan sebesar 557,96 % dari tahun 2006 sebesar 652,25 %

menhadi 1210,21 % pada tahun 2007. peningkatan ini dikarenakan bertambahnya laba usaha

sebesar Rp53.100.308.987, sedangkan aktiva usaha mengalami penurunan sebesar Rp

3.424.582.707, dengan begitu rasio ditahun 2007 mengalami peningkatan. Sedangkan pada

tahun 2008 rasio ini menunjukan adanya penurunan sebesar 696,09 yaitu dari tahun 2007

sebesar 1210,21 % turun hingga 1906,30 % pada tahun 2008.

terjadinya penurunan ini dikarenakan adanya penambahan aktiva usaha antara laba bersih

dengan aktiva usahanya relatif kecil sehingga ditahun 2008 menunjukan kondisi perusahaan

yang kurang baik, walaupun pada tahun 2007 PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT. Sudah

mencapai hasil yang cukup baik.

c.Rasio profitabilitas PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat

dan banten UPJ GARUT. Pada tahun 2006 rasio ini mengalami penurunan sebesar

1052,08 % yaitu dari 1151,19 % pada tahun 2006 menjadi 99,11% pada tahun 2007,

sedangkan pada tahun 2008 rasio ini mengalami penurunan yaitu dari 99,11 % untuk tahun

2007 menjadi 923,68 % untuk tahun 2008. jadi rasio ini turun sebesar 824,57 Maka untuk

rasio profitabilitas ekonomis PT PLN ( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ

GARUT menunjukan bahwa penggunaan modal berpengaruh sangat kecil dalam keuntungan

yang dicapai.

3. Berdasarkan analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan dapat mengukur tingkat profitabilitas PT PLN ( persero ) distribusi

jawa barat dan banten UPJ GARUT.

41

Page 55: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

B.Saran

Berkaitan dengan penelitian yang telah penulis lakukan, penulis

akan memberikan beberapa saran yang mungkin akan dijadikan

pertimbangan dalam upaya meningkatkan kemajuan rofitabilitas PT PLN

( persero ) distribusi jawa barat dan banten UPJ GARUT kearah yan lebih

Baik.

Dalam analisis rasio laba usaha dengan aktiva usaha. Rate Of Return On Investment

dan rasio profitabilitas ekonomi yang penulis lakukan mengalami penurunan terutama pada

tahun 2008. hal ini terjadi karena rendahnya volume penjualan rekening dibandingkan dengan

ongkos – ongkos yang diperlukan, adanya efesiensi baik dalam pembelian maupun

pemasaran, dan adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

Untuk memperoleh laba yang meningkat hendaknya dilakukan cara sebagai berikut :

Mengurangi biaya usaha relatif besar daripada pengurangan

terhadap pendapatan.

Analisis rasio profitabilitas hendaknya dapat dipakai untuk lebih

meningkatkan usaha

Analisis rasio profitabilitas hendaknya dapat membantu

manajemen dalam pengambilan keputusan yang menyangkut

upaya menghasilkan laba.

42

Page 56: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto (2003) Dasar – dasar Pembelanjaan perusahaan. Edisi 4 Yogyakarta : Penerbit BPPE.

Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) ( 2002 ). Standar keuangan . jakarta : salemba empat

J. Fred weston & Thomas E Copeland ( 2005 ). Manajemen keuangan edisi 9 Jakarta : Binarupa aksara

Suad Husana & enny Pudjiastuti ( 2002 ). Dasar – dasar manajemen keuangan. Edisi 3. Yogyakarta : Akademik Manajemen

Perusahaan YKPN Sugiyono ( 1997 ) Metode penelitian Administrasi Bandung VC ALVABETA.

S. Munawir ( 2000 ). Analisis Laporan Keuanga. Edisi 4 Yogyakarta : Penerbit Liberty.

Winarno Surakhmad ( 2001 ) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan teknik Bandung : Tarsito

Zaki Baridwan ( 2006 ) intermedite accounting FE UGM Yogyakarta

43

Page 57: Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

LAMPIRAN - LAMPIRAN