Upload
taqdir-energy
View
44
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analisis konservasi energi
Citation preview
Analisis Konservasi Energi Listrik pada Bangunan Rumah Tinggal Skala Menengah 81
ANALISIS KONSERVASI ENERGI LISTRIK
PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL SKALA MENENGAH
Tatang Hidayat*
ABSTRACT
Energy conservation is better known as an energy-saving topics are getting
serious attention in line with industrialization, associated with the more expensive
energy. Energy conservation is an effort to reduce the energy consumption for a need
for energy waste can be avoided. Energy conservation in buildings is trying to cut
energy consumption in a system on the building or equipment in the buildings and
industry.
The research goal here is to decide the profile of energy consumption and the
potential savings that could be done in a medium scale residential buildings with rates /
electricity power R2/3500 VA with monthly electricity costs an average of around
Rp.1,275,000, -.The results of analysis on one of the medium-scale residential buildings
shows after energy conservation energy savings in the form of reduced electricity costs
could reach 30% compared to the previous + Rp. 905 250, -
Key Word : Energy Konvention, Energy Audit, Haousing
ABSTRAK
Konservasi energi yang lebih dikenal dengan penghematan energi merupakan
topik bahasan yang mendapatkan perhatian serius sejalan dengan industrialisasi, terkait
dengan makin mahalnya energi. Konservasi energi merupakan upaya mengefisienkan
pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan.
Konservasi energi pada Bangunan adalah usaha untuk mengurangi pemakaian energi
dalam suatu sistem pada bangunan atau peralatan di dalam bangunan gedung dan
industri.
Tujuan penelitian disini adalah untuk mengetahui profil konsumsi energi dan
potensi penghematan yang bisa dilakukan dalam suatu bangunan rumah tinggal skala
menengah dengan Tarif/Daya listrik PLN R2/3500 VA dengan biaya listrik bulanan
rata-rata berkisar Rp. 1.275.000,-. Hasil analisis pada salah satu bangunan rumah tinggal
skala menengah menunjukan setelah dilakukan konservasi energi penghematan energi
dalam bentuk penurunan biaya listrik bisa mencapai sebesar + 30 % dibandingkan
sebelumnya menjadi sebesar Rp. 905.250,-
Kata Kunci : Konservasi energi, audit energi, bangunan rumah tinggal.
Dosen Teknik Elektro STT Bina Tunggal Bekasi
82 Jurnal Teknosain Volume V, Nomor 3, Oktober 2008
PENDAHULUAN
Perkembangan tuntutan kehidupan
manusia memerlukan tempat hunian
sebagai tempat perlindungan dari
pengaruh cuaca, keamanan, kesehatan
dan keberlangsungan kehidupan.
Sejarah yang menyangkut tempat
hunian manuia, mengalami proses
dimana secara naluriah manusia selalu
berusaha untuk dapat lebih
meningkatkan kualitas guna
menyesuaikan diri dan mempertahankan
kehidupannya yang berhubungan
dengan alam sekitarnya. Pengaruh
perubahan cuaca, manusia sejak semula
senantiasa berusaha mencari tempat
yang dirasakan nyaman; sebagai misal,
bila cuaca sangat panas orang akan
berteduh, dan mencari perlindungan
yang sesuai bila terjadi angin, hujan
atau kedinginan.
Sejalan dengan perkembangan
teknologi, maka tuntutan untuk
memiliki tempat hunian yang layak
terus berkembang dalam bentuk
dibangunnya tempat hunian berupa
komplek-komplek perumahan tempat
tinggal dengan berbagai perlengkapan
kehidupan yang diperlukannya sesuai
dengan tingkat strata sosial sebagai
representasi tingkat kesejahteraan
secara ekonomi. Rumah tinggal
memerlukan energi listrik sebagai
sumber energi dari berbagai peralatan
rumah tangga, dimana untuk rumah
tinggal skala menengah kebutuhan
energi listrik bukan hanya sekedar
untuk penerangan, namun untuk
berbagai perlengkapan, seperti pompa
air, mesin penyegar udara (Air
Conditioning), Lemari es, TV, Radio,
Komputer, Mesin Cuci, pemasa air, dan
lain sebagainya.
Sejalan dengan pertumbuhan
perumahan skala menengah demikian
pesat dan kebutuhan energi listrik yang
meningkat, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian upaya konservasi
energi listrik pada bangunan rumah
tinggal skala menengah.
TEORI
Pola Pikir Hemat Energi
Kebutuhan energi yang terus
meningkat dari waktu ke waktu
sementara itu pasokan yang masih
terbatas, maka upaya untuk mengubah
pola pikir masyarakat untuk melakukan
gerakan hemat energi menjadi suatu
keharusan. Perubahan pola pikir
tersebut dikarenakan oleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Energi merupakan kebutuhan
mendasar dan mepunyai peran yang
sangat strategis dalam
pembangunan ekonomi dan
kehidupan masyarakat.
2. Semakin terbatasnya cadangan
minyak bumi, sedangkan
pertumbuhan konsumsi energi
nasional tiap tahunnya yang terus
meningkat, maka suatu saat
Indonesia akan menjadi kenyataan
sebagai ‘net oil importer’.
3. Sebagai gambaran menjelang akhir
tahun 2005 Indonesia mengimpor
sekitar 45% kebutuhan BBM
(Bahan Bakar Minyak) dalam
negeri.
4. Pola pikir ‘hemat’ yang merupakan
ajaran orang tua harus kita pegang
teguh dalam kontek penghematan
energi ini.
5. Dengan melakukan penghematan
dalam pemakaian energi, maka
akan menekan biaya pengeluaran.
Tiga sektor dominan terkait dengan
energi :
1. Rumah tangga
Analisis Konservasi Energi Listrik pada Bangunan Rumah Tinggal Skala Menengah 83
2. Transportasi
3. Industri
Ketiga sektor tsb. tak terpisahkan dari
manusia, sebab manusia sebagai pelaku
penghasil energi sekaligus pengguna
energi untuk berbagai
Keperluan dalam kehidupan. manusia
menjadi peran sentral :
- Mengelola energi yang ada
- Sumber energi untuk saat ini dan
kebutuhan generasi mendatang
Diperlukan manusia yang berkualitas
menuju keunggulan yang kompetitif
dengan inovasi-inovasi dibidang energi
berikut penunjangnya seperti mesin,
Dsb.
Perkembangan dari waktu ke waktu,
menunjukkan bahwa konsumsi energi
per kapita cenderung meningkat
sementara pasokannya yang berasal dari
energi minyak bumi makin
terbatas.Sebagai pembuat kebijakan,
pemerintah memiliki kewenangan
dalam mengendalikan penggunaan
energi. Untuk itu di negara manapun
pemerintah senantiasa mengeluarkan
berbagai kebijakan yang terkait
dengan energi ini termasuk di Indonesia
setiap periode kepemimpinan nasional,
selalu dikeluarkan kebijakan yang
terkait dengan energi ini.
Prinsip Dasar Konservasi Energi
Konservasi energi adalah
penggunaan energi secara efisien dan
rasional tanpa mengurangi penggunaan
energi yang memang benar-benar
diperlukan. Efisiensi energi adalah
kemampuan untuk menggunakan lebih
sedikit energi untuk menjalankan fungsi
dan kinerja yang sama.
Konservasi Energi dicapai antara lain
dengan :
- Meningkatkan perawatan
- Penggunaan peralatan hemat energi
Beberapa Definisi terkait dengan
Konservasi Energi, yaitu :
1. Energi sesutu kemampuan dari suatu
sistem untuk melakukan suatu kerja
pada sistem lainnya.
2. Manajemen Energi merupakan
Kegiatan dalam mengatur
pengambilan data, melakukan
analisa, merencanakan,
implementasi, mengawasi dan
mengevaluasi semua bagian dari
gedung dan semua peralatan di
dalamnya yang menggunakan energi.
3. Konsumsi energi : besarnya energi
yang digunakan oleh bangunan
gedung dalam periode waktu tertentu
dan merupakan perkalian antara daya
dan waktu operasi.
4. Konservasi energi : Upaya
mengefisienkan pemakaian energi
untuk suatu
kebutuhan agar pemborosan energi
dapat dihindarkan.
5. Konservasi energi Bangunan : usaha
untuk mengurangi pemakaian energi
dalam suatu sistem pada bangunan
atau peralatan di dalam bangunan
gedung dan industri.
6. Intensitas Konsumsi Energi :
Pembagian antara konsumsi energi
dengan satuan luas bangunan
7. Pengelolaan energi : segala upaya
untuk mengatur dan mengelola
penggunaan energi seefisien
mungkin pada bangunan gedung
tanpa mengurangi tingkat
kenyamanan di lingkungan hunian
ataupun produktivitas di lingkungan
kerja.
8. Peluang Hemat Energi (PHE /
Energy Conservation Opportunity) :
cara yang mungkin bisa diperoleh
dalam usaha mengurangi
pemborosan energi.
84 Jurnal Teknosain Volume V, Nomor 3, Oktober 2008
9. Mesin penyegar udara (Air
Conditioning) pengkondisian udara
di dalam bangunan yang diperoleh
melalui pengaturan besaran-besaran
termal seperti suhu, kelembaban
udara, laju aliran udara dan
kebersihan udara sedemikian rupa
sehingga diperoleh kondisi udara
yang sehat dan nyaman di dalam
ruangan.
Sedangkan Penghematan adalah upaya
:
- Mengurangi atau menghapuskan
kegiatan/ konsumsi yang tidak
esensial dengan tujuan meningkatkan
efisiensi ke taraf optimal
- Untuk mengurangi beban biaya dan /
atau meningkatkan daya saing
Tata Cara Pelaksanaan Penghematan
Energi
Berdasarkan panduan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, maka
terdapat rujukan untuk melakukan
konservasi energi, diantaranya dalam
bangunan :
a. Kantor pemerintahan :
• Mengurangi jam operasi
peralatan :
- AC dihidupkan pada awal jam
kerja sampai dengan 1 jam
sebelum jam kerja berakhir
- Eskalator dimatikan 1 jam
sebelum jam tutup kantor
- Lift dioperasikan dengan
pemberhentian setiap 2 (dua)
lantai
• Mengatur suhu ruangan ber AC
pada suhu minimal 25 oC
• Mengurangi pencahayaan lampu
assesories
b. Bangunan Komersial
• Mengatur suhu ruangan ber AC
pada suhu minimal 25 o C
• Mengurangi daya pencahayaan
listrik ruangan maksimal 15
watt/m2
• Mengurangi jam operasi
peralatan :
- AC dan eskalator dimatikan
1 jam sebelum tutup
-Lift dioperasikan dengan
pemberhentian setiap 2 (dua)
lantai
c. Rumah tangga
• Menggunakan lampu hemat
energi
• Mengurangi pemakaian listrik
minimal 10 Watt saat beban
puncak
• Mengatur suhu ruangan ber AC
di rumah pada suhu minimal 25
o C
Peralatan Rumah Tinggal
a. Mesin Penyegar Udara
Sesuai kegunaannya, AC Splt
dirancang dan dirakit sedemikian rupa
sehingga bisa digunakan untuk
kebutuhan pendinginan udara yang ada
dalam ruangan.
Dalam pengoperasian AC Split
seperti halnya juga mesin pendingin
Analisis Konservasi Energi Listrik pada Bangunan Rumah Tinggal Skala Menengah 85
lainnya memerlukan energi listrik dan
sebagai parameter perhitungan kinerja
suatu unit mesin pendingin maka
konsumsi energi listrik tersebut di ambil
untuk kebutuhan menggerakan
kompresor. Besarnya arus listrik yang
dibutuhkan kulkas menggambarkan
seberapa besar kebutuhan energi
penggerak AC Split tersebut, sehingga
salah satu upaya penghematan konsumsi
energi listrik untuk AC Split tersebut
adalah bagaimana menurunkan
pemakain arus listrik dari AC Split
tersebut.
Salah satu perkembangan teknologi
di bidang mesin pendingin adalah
dikembangkannya berbagai refrigerant
yang bisa memberikan efek
penghematan energi dimana salah
satunya adalah bahan pendingin
(refrigerant) dari jenis sintetik ke jenis
alam (hidrokarbon).
Sifat Fisika dan Termodinamika
refrigerant memiliki banyak parameter,
tapi yang dominan terkait dengan efek
penghematan energi listrik ada beberapa
saja, yaitu : massa jenis (density),
kekentalan (viskositas) dan perilaku
tekanan bahan pada suhu tinggi (suhu di
kondensor). Secara umum parameter
tersebut bila hidrokarbon dibandingkan
terhadap sintetis: massa jenisnya lebih
kecil, viskositas juga lebih kecil,
demikian juga perilaku tekanan bahan
di kondensor akan lebih kecil. Ketiga
parameter tersebut (massa jenis,
viskositas dan perilaku tekanan)
memberikan dampak pada konsumsi
energi listrik pada mesin pendingin
akan lebih kecil.
Refrigeran hidrokarbon memiliki
karakteristik fisika dan termodinamika
yang nilainya lebih unggul
dibandingkan dengan refrigerant
sintetik, sehingga bila refrigerant
hidrokarbon ini dimasukan dalam mesin
pendingin akan memberikan kinerja
mesin pendingin menjadi lebih baik
dibandingkan bila mesin pendingin
tersebut menggunakan refrigerant
sintetik. Salah satu parameter kinerja
tersebut adalah adanya efek
penghematan konsumsi energi listrik.
b. Lampu penerangan
Tingkat pencahayaan untuk rumah
tinggal ditentukan seperti dalam SNI
03-6197-2000 tentang konservasi energi
pada sistem pencahayaan, seperti dalam
tabel 2-1.
Konservasi energi listrik pada lampu
penerangan adalah dengan cara
menggunakan lampu penerangan yang
memiliki tingkat pencahayaan yang
sesuai dengan fungsi ruangan tetapi
memiliki daya listrik yang rendah yaitu
Lampu Hemat energi.
c. Peralatan dengan Faktor Daya
Tinggi
Pemilihan peralatan rumah tangga
yang termasuk memiliki efisien dalam
pemakaian energi listrik adalah yang
memiliki faktor daya yang tinggi
(mendekati satu). Pengertian faktor
daya listrik dapat dijelaskan melalui
perhitungan dasar dengan hukum
sebagai :
Daya yang diukur disebut Daya Semu
dengan satuan VA (Volt Ampere),
sedangkan Daya yang diukur oleh
Wattmeter disebut Daya Aktif (nyata)
selalu lebih kecil dari Daya Semu.
Hubungan antara Daya Semu dengan
Daya Aktif dinyatakan dengan
persamaan :
Cos Ø = P/S ................................ (2-1)
Dimana :
Cos Ø : Faktor daya
P : Daya Aktif (Watt)
S : Daya Semu (VA)
Jadi besarnya Daya :
86 Jurnal Teknosain Volume V, Nomor 3, Oktober 2008
P = V.I.Cos Ø .............................. (2-2)
Gambar 2-1 : Faktor Daya Listrik
Sedangkan besarnya biaya energi dalam
selang waktu tertentu, dapat dihitung
dengan persamaan :
E=P.t ………………………….(2-3)
Dimana :
E : Energi (kWh)
P : Daya listrik (Watt)
t : jumlah waktu operasinya AC Split
(detik)
Langkah Konservasi Energi Listrik
Sebagai data untuk pembahasan
model konservasi energi dalam suatu
rumah tangga skala menengah diambil
dari syatu rumah dengan peralatan
sebagai berikut :
Rumah tinggal luas tanah 220 m2, luas
bangunan 300 m2 (dua lantai);
Tarif/Daya listrik PLN kategori
R2/3500 VA memiliki perlalatan yang
mengkonsumsi listrik terdiri dari :
mesin penyegar listrik (AC Split) 6 unit
terdiri dari kapasitas 1 PK sebanyak 4
unit, kapasitas 1,5 PK sebanyak 2 unit,
pemanas air mandi 350 watt, pompa air
jet pump, lampu penerangan berbagai
jenis dan ukuran, setrikaan, mesin cuci,
lemari es, TV, radio, peralatan
komputer, hair dryer, peralatan
elektronik lainnya. Pembayaran listrik
per bulan sebelum dilakukan konservasi
energi berkisar sebesar Rp. 1.275.000 ,-
Upaya konservasi energi yang
dilakukan untuk penghematan energi
listrik adalah :
Melakukan retrofit pada seluruh AC
split yang sebelumnya menggunakan
R-22 dengan refrigerant hidrokarbon
jenis MC-22.
Melakukan penggantian lampu
penerangan pijar dan lampu neon
sebanyak 30 buah dengan dengan
lampu hemat energi (LHE) dengan
daya rata-rata menjadi 10 watt
(setara sebelumnya lampu pijar 50
watt)
Pemasangan kapasitor bank (Power
Electric Saver) kapasitas 4400 Watt
(20 Ampere)
Membuat lubang cahaya alami
melalui plafond dan dinding yang
berhubungan dengan cahaya alami
(yang ada di mara tidur, kamar
mandi, dan di ruang tangga ke lantai
dua
Mengubah warna cat dinding di
dalam ruangan dari warna gelap
menjadi warna lebih terang
(diberbagai ruangan disesuaikan
dengan artistik ruangan)
Melakukan perubahan pola operasi
penggunaan alat-alat listrik seperti
mesin cuci, setrikaan dari malam hari
(waktu beban puncak) ke siang hari
(luar waktu beban puncak)
Membiasakan anggota keluarga
untuk mematikan lampu kamar bila
meninggalkan ruangan (dapur, kamar
mandi, ruang tamu, ruang makan dan
kamar tidur saat tidur.
Memasang foto sel pada lampu
penerangan yang ada diluar rumah
sehingga lampu akan nyala bila hari
sudah petang dan mati pada pagi hari
secara otomatis,
Membuat ventilasi natural draft
dilengkapi cerobong untuk kesegaran
udara dan membuang beban kalor
ruangan, sehingga proses pertukaran
Analisis Konservasi Energi Listrik pada Bangunan Rumah Tinggal Skala Menengah 87
udara di dalam ruangan bersirkulasi
dengan baik.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Data Retrofit AC Split
No data AC
split
Sintetik
R-22
Hidrokarbon
MC-22
1 Daya
Listrik 1
PK
Merk
National
Arus listrik 2,8 A 1,9 A
Suhu
evaporator
24 oC 19 oC
2 Daya listrik
1,5 PK
Merk
National
Arus listrik 4,2 A 3,8 A
Suhu
Evaporator
21 oC 19 oC
Dari pelaksanaan konservasi energi
listrik seperti langkah-langkah diatas
dan dari table retrofit pada AC Split dar
i refrigerant R-22 ke refrigerant
hidrokarbon MC-22, maka dapat dilihat
bahwa diperoleh data penghematan
konsumsi listrik, yang secara
keseluruhan ditunjukan dengan
penurunan biaya tagihan listrik PLN
sekitar 30 % (rata-rata) sebesar Rp.
905.250. per bulan.
Dengan demikian, upaya konservasi
energi listrik yang dilakukan pada
rumah tinggal skala menengah diatas
memberikan hasil yang positif dalam
bentuk dicapainya penghematan
konsumsi energi listrik
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari analisa diatas, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan pokok,
diantaranya adalah :
a. Penghematan pemakaian listrik
sebagai upaya melakukan
konservasi energi bisa
dilakukan di rumah tinggal
dengan cara menggunakan
berbagai peralatan dengan
teknologi penghematan energi
listrik.
b. Penghematan listrik yang
diperoleh dari AC Split bisa
dilakukan dengan melakukan
retrofitting dari refrigeran R-22
dengan MC-22.
c. Pemasangan kapasitor bank,
pemanfaatan cahaya alami, dan
pengaturan pola operasi
pemakaian listrik bisa
memberikan efek penghematan
energi listrik.
SARAN
a. Untuk lebih mendapatkan hasil
yang optimal dari penghematan
energi listrik, diperlukan
retrofitting (penataan ulang)
tata ruang seperti dapur, kamar
pembantu dan garasi kendaraan
yang lebih banyak
menggunakan cahaya alami di
siang hari.
b. Pemanfaatan panas buang dari
kondensor AC Split untuk
pengering cucian pakaian
dengan menempatkan di tempat
jemuran yang diberi atap
terang.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Arismunandar, W, 1986,
Penyegaran Udara, PT. Pradnya
Paramita, Bandung.
2. Mc Guinness W.J, Stein
Benjamin, 1971, Mechanical
and Electrical Equipment for
Buildings, John Willey and
Sons, Inc.
88 Jurnal Teknosain Volume V, Nomor 3, Oktober 2008
3. Poerbo, H, 2002, Utilitas
Bangunan, Djambatan.
4. Stocker, W.F. & Jones, J.W.,
1982, Refrigeration and Air
Conditioning, Mc Graw-Hill
Book Co, New Delhi.
5. Dossat, Roy J., 1978, Principles
of Refrigeration, 2 nd
edition,
John Willey and Sons, New
York.
6. Carrier Air Conditioning Comp.,
1965, Handbook of Air
Conditioning System Design,
McGraw-Hill Book Co., New
York.
7. Cool Concerns., April 1999,
Safe Conversion and Servicing
Practices for Refrigeration
Appliances using hydrocarbon
Refrigerants, Manual for Safe
Conversionand Servicing of
Domestic and Commercial
appliances, United Kingdom.
8. Tahun1999, Kumpulan
peraturan pemerintah Republik
Indonesia tentang :
Perlindungan Lapisan Ozon dan
Penghapusan Bahan-Bahan
Perusak Lapisan Ozon, Unit
Ozon, Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup bekerjasama
dengan UNDP.
9. Nathanael P.T., Aryadi S, Ari D.
Pasek, 20 September 1990,
Refrigeran Hidrokarbon
Indonesia : Potensi dan Kendala
Penerapannya, Laboratorium
Termodinamika PPAU-IR ITB,
Seminar Sosialisasi pembatasan
penggunaan R-12 pada unit
pendingin di wilayah DKI.
10. Agus Maulana, Tatang Hidayat,
9 Oktober 1999, Aspek Teknis
penggunaan zat pendingin
hidrokarbon pada mesin
pendingin, Seminar pengenalan
zat pendingin hidrokarbon
sebagai alternatif pengganti CFC
(R-12), HFC (R-134a) dan
HCFC (R-22) pada mesin
pendingin, UPT-Teknik
Pendingin, STT-Bina Tunggal
bekerjasama dengan APRRAL.
11. Totok Sulistiyanto, Juli 2000,
Peluang Penghematan Energi
pada Sistem AC, pelatihan
konservasi energi sektor
bangunan, Cisarua.
12. Tatang Hidayat, 1999, Aplikasi
Petrozon pada mesin pendingin
: Aspek keselamatan, Dasar-
dasar teknik retrofitting,
Pemakaian Petrozon pada mesin
pendingin, Seminar dan
peragaan aplikasi Petrozon pada
mesin pendingin, Jakarta..