Upload
buitruc
View
239
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum RSUD Karangasem
RSUD Kabupaten Karangasem didirikan pada tahun 1966. Pada awalnya
RSUD Karangasem menempati lahan 10.700 m2 dengan hanya dua buah
bangunan. Pengembangan terus dilaksanakan secara bertahap sehingga pada tahun
1998 luas bangunan mencapai 5.294 m2 dengan total luas lahan 15.810 m
2. Pada
tahun 2004 dilakukan pembangunan instalasi rawat darurat ( IRD) baru dan
Ruang Perawatan VIP (Puri Gangga Usadhi), sedangkan di atas lahan bekas IRD
lama dibangun ICU dilanjutkan dengan pembangunan ruang hemodialise,
laboratorium, radiologi, poliklinik baru dan bangsal kebidanan. Pada tahun
anggaran 2011 dilakukan perluasan lahan kesebelah timur rumah sakit yaitu
seluas 17.000 m² dan pada tahun 2012 pada lahan tersebut dibangun satu unit
gedung yang dipergunakan untuk ruang pelayanan rawat jalan dan rawat inap
yang diberi nama gedung wijaya kusuma.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 486/Menkes/SK/V/1997 tanggal
20 Mei 1997, menetapkan RSUD Karangasem sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas C. Kemudian sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun
2007 tentang Kelembagaan, maka RSUD Karangasem mengalami perubahan
struktur kelembagaan yang tertuang di dalam Perda No 7 Tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Pemerintah Daerah, tetapi masih
merupakan rumah sakit kelas C.
38
39
Visi yang merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju
organisasi atau keadaan masa depan yang diinginkan agar RSUD Kabupaten
Karangasem tetap dapat eksis, antisipatif, inovatif, memotivasi dan
menantang. Visi RSUD Kabupaten Karangasem adalah: Mewujudkan
Pelayanan Prima Secara Mandiri di RSUD Karangasem.
Sebagai instansi pelaksana tugas pemerintahan daerah di bidang
pelayanan kesehatan, RSUD Kabupaten Karangasem menetapkan visi tersebut
setelah menyerap aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat. Dengan
visi tersebut RSUD Kabupaten Karangasem dituntut untuk bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.
Pelayanan prima mengandung pengertian pelayanan yang terbaik
menurut masyarakat pengguna RSUD Kabupaten Karangasem dan terbaik
menurut standar pelayanan rumah sakit kelas C. Mandiri berarti secara
bertahap RSUD Karangasem mampu membiayai dirinya sendiri baik dari segi
pelayanan maupun opersional tanpa subsidi lagi dari pemerintah. Maksud dari
arti mandiri dalam visi ini adalah RSUD Kabupaten Karangasem sebagai satu-
satunya rumah sakit di Kabupaten Karangasem secara bertahap diberikan
kewenangan penuh oleh pemerintah kabupaten dalam hal pengelolaan dan
pengembangan pelayanan termasuk pengelolaan pembiayaan pelayanan
sehingga RSUD Kabupaten Karangasem secara bertahap mampu membiayai
operasional tanpa terlalu tergantung dari alokasi anggaran dari Pemerintah
Kabupaten Karangasem.
40
Misi merupakan penjabaran daripada Visi. Misi merupakan pernyataan
yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai.
Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan
mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana
melakukannya. Pernyataan misi yang jelas, akan memberikan arahan jangka
panjang dan stabilitas dalam manajemen dan kepemimpinan RSUD
Kabupaten Karangasem. Misi RSUD Kabupaten Karangasem adalah :
a. Menyediakan pelayanan kesehatan prima yang sesuai dengan hak dan
kewajiban masyarakat
Misi ini mengandung pengertian bahwa RSUD Kabupaten Karangasem
dengan segala sumber daya yang dimilikinya harus dapat memberikan
pelayanan kesehatan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dengan biaya yang berlaku dalam ketentuan Perda tarif pelayanan RSUD
Kabupaten Karangasem dan tetap mengacu pada standar pelayanan rumah
sakit yang berlaku
b. Mengembangkan profesionalisme di bidang pelayanan kesehatan
Misi ini mengandung pengertian bahwa upaya untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan prima di rumah sakit harus dibarengi pula dengan
upaya untuk selalu mengembangkan profesionalismenya meliputi
peningkatan kualitas SDM terutama SDM profesional kesehatan secara
berkesinambungan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana
pelayanan, oleh karena perkembangan dan perubahan dalam dunia
pelayanan kesehatan begitu pesatnya yang meliputi perkembangan jenis
41
penyakit-penyakit tertentu serta perkembangan iptek dalam bidang
pelayanan kesehatan.
Cakupan pelayanan yang diberikan oleh RSUD Kabupaten
Karangasem mencakup pelayanan medik dan non medik diantaranya:
a. Pelayanan Medik
1) Perawatan Rawat Jalan yang mencakup Pelayanan Kesehatan
Anak, Kebidanan dan Kandungan, Pelayanan Penyakit Dalam dan
Umum, Pelayanan Bedah, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
Pelayanan THT, Penyakit Saraf, Penyakit kulit dan kelamin,
Penyakit Mata, Fisioteraphi, Klinik VCT dan Pelayanan Penunjang
Medik.
2) Pelayanan Rawat Inap meliputi Pelayanan Kebidanan dan
Kandungan (Bangsal Kamboja), Pelayanan Kesehatan Anak
(Bangsal Melati), Pelayanan Penyakit Dalam (Bangsal Mawar dan
Bangsal Wijaya Kususma III), Pelayanan Penyakit Bedah (Bangsal
Cempaka), Pelayanan Kelas I (Bangsal Kenanga) dan VIP B (Puri
Gangga Usadhi) dan VIP A (Bangsal Wijaya Kusuma II) untuk
semua jenis spesialisasi. Jumlah seluruh kapasitas rawat inap
adalah 218 tempat tidur.
3) Pelayanan Gawat Darurat. Dilakukan dalam 24 jam sehari di
Instalasi Rawat Darurat (IRD).
4) Pelayanan Operasi Pembedahan, yang telah dilengkapi dengan
kamar operasi (OK), dan terus mengalami peningkatan pelayanan.
42
diataranya telah mampu dilakukan operasi bedah, kebidanan, THT
dan mata.
5) Pelayanan Rujukan, baik rujukan penderita dari Puskesmas-
Puskesmas ke RSUP Sanglah maupun rujukan dokter dokter ahli
RSUD maupun dari RSUP ke Puskesmas-Puskesmas.
6) Pelayanan Keluarga Berencana, baik perawatan maupun bagi
perserta KB baru.
b. Pelayanan Penunjang Medik
1) Pelayanan Farmasi. Pelayanan ini dilakukan melalui unit farmasi
RSUD.
2) Pelayanan Laboratorium, mencakup pemeriksaan laboratorium
klinik kategori sederhana, sedang dan canggih bagi penderita rawat
inap dan rawat jalan.
3) Pelayanan Radiologi.
4) Pelayanan USG
5) Pelayanan Gizi, mencakup pelayanan gizi di ruang rawat inap dan
penyuluhan/konsultasi gizi baik bagi penderita rawat inap maupun
penderita rawat jalan.
5.2 Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu responden
pelanggan eksternal yang selanjutnya disebut pasien yang bertujuan untuk
43
menilai tingkat kepuasan pasien dan responden pelanggan internal yang terdiri
dari karyawan RSUD Karangasem untuk menilai tingkat kepuasan karyawan.
A. Karakteristik responden pelanggan eksternal/pasien
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada
responden di masing-masing ruangan sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan yaitu sebanyak 110 responden. Adapun deskripsi responden pasien
RSUD Karangasem dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1.
Distribusi karakteristik responden pasien RSUD Karangasem
Variabel Jumlah Responden Persentase (%)
Umur
* Remaja 6 5,5
* Dewasa 70 63,6
* Pra lansia 25 22,7
* Lansia 9 8,2
Jenis Kelamin
* Laki-laki 48 43,6
* Perempuan 62 56,4
Pendidikan
*Tidak sekolah 14 12,7
* Sekolah 96 87,3
Jenis pendidikan
*Rendah 53 55,2
*Sedang 26 27,1
*Tinggi 17 17,7
Pekerjaan
* Bekerja 89 80,9
* Tidak bekerja 21 19,1
Jenis pekerjaan
*Petani/Buruh 38 42,7
*Pedagang/wiraswasta 34 38,2
*PNS/TNI/POLRI 11 12,4
*Pelajar 6 6,7
44
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa karakteristik pasien berdasarkan umur
dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu remaja (18-25 tahun) dengan
persentase 5,5%, dewasa (26-45 tahun) dengan persentase 63,6%, pra lansia (46-
55 tahun) dengan persentase 22,7% dan lansia (≥56 tahun) dengan persentase
8,2% . Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa rata-rata umur pasein
di RSUD Karangasem adalah 38 tahun dengan umur tertua yaitu 70 tahun dan
umur termuda yaitu 18 tahun.
Dilihat dari jenis kelamin pasien diketahui tidak ada perbedaan jumlah yang
besar antara responden pria dan wanita, terungkap responden pria berjumlah
43,6% dan wanita 56,4%. Jumlah responden yang berimbang ini diduga berkaitan
dengan objek lokasi penelitian yang bisa diterima baik pria maupun wanita, yaitu
di RSUD Karangasem.
Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 87,3% responden yang mempunyai
pendidikan dan 12,7% yang tidak berpendidikan. Terdapat tiga klasifikasi yang
dipergunakan untuk mengelompokkan tingkat pendidikan responden, persentase
tertinggi yang diperoleh mendapatkan responden dengan berlatar belakang
berpendidikan rendah mencapai 55,2% sedangkan terendah berada pada pasien
dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu 17,7%.
Berdasarkan pekerjaan terdapat 80,9% responden bekerja dan 19,1%
responden tidak bekerja. Mayoritas pekerjaan pasien RSUD Karangasem adalah
petani/buruh sebesar 42,7%.
45
A. Karakteristik pelanggan internal/karyawan
Deskripsi responden karyawan RSUD Karangasem dapat dijabarkan pada
tabel 5.2
Tabel 5.2.
Distribusi karakteristik responden karyawan RSUD Karangasem
Variabel Jumlah responden Persentase (%)
Umur
≤ 33
≥ 33
61
34
64,2
35,8
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
23
72
24,2
75,8
Pendidikan
Tinggi
Sedang
Rendah
60
27
8
63,2
28,4
8,4
Jenis Tenaga
Medis
Paramedis
Penunjang medis
Non medis
5
42
10
38
0,5
44,2
10,5
40
Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa umur rata-rata karyawan
di RSUD Karangasem yaitu 33 tahun dengan umur tertua 60 tahun dan umur
termuda 20 tahun dimana mayoritas dari mereka berusia lebih kecil atau sama
dengan rerata umur dengan persentase 64,2% .
46
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui terdapat perbedaan persentase yang
signifikan dari jenis kelamin karyawan dimana karyawan pria 24,2% dan wanita
75,8%. Berdasarkan tiga klasifikasi tingkat pendidikan karyawan, mayoritas dari
mereka berpendidikan tinggi (DI-DIII, S1, S2) dengan persentase 63,2%,
sementara karyawan dengan pendidikan sedang (SMA) memperoleh persentase
28,4% dan karyawan dengan pendidikan rendah (SMP dan SD) 8,4%.
Berdasarkan jenis tenaga diketahui bahwa jumlah tenaga medis sebesar 0,5%
yang termasuk didalamnya adalah dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi,
tenaga paramedis sebesar 44,2% terdiri atas perawat dan bidan, tenaga penunjang
medis sebesar 10,5% yang terdiri atas petugas gizi, radiologi, laboratorium,
farmasi,pemeliharaan sarana dan prasarana, dan sanitarian sedangkan non medis
40% yang terdiri dari petugas administrasi, petugas kebersihan dan petugas
keamanan.
5.3 Hasil Kinerja RSUD Karangasem berbasis Balanced Scorecard
Penilaian kinerja RSUD Karangasem berbasis balanced scorecard secara
komprehensif dapat dilihat pada tabel 5.3.
47
Tabel 5.3
Tabulasi Kinerja RSUD Karangasem berbasis Balanced Scorecard
Perspektif
(1)
Item
(2)
Kategori
(3)
Nilai Skor
(4)
Keuangan
Rasio Ekonomi Tidak baik 0
Rasio Efisiensi Baik 8,325
Rasio Efektivitas Baik 8,325
Jumlah Cukup 16,65
Pelanggan
Akuisisi pelanggan Baik 12,5
Tingkat Kepuasan
Konsumen
Tidak baik 0
Jumlah Cukup 12,5
Proses Bisnis
Internal
NDR Baik 3,125
GDR Baik 3,125
BOR Baik 3,125
BTO Tidak baik 0
LOS Tidak baik 0
Emergency Respon Time Baik 3,125
Waktu tunggu rawat jalan Baik 3,125
Waktu tunggu pelayanan
resep
Tidak baik 0
Jumlah Cukup 15,62
Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Kepuasan Karyawan
Tidak baik 0
Tenaga dokter yang
meningkat kompetensinya
Tidak baik 0
Tenaga perawat yang
meningkat kompetensinya
Tidak baik 0
Tenaga penunjang yang
meningkat kompetensinya
Tidak baik 0
Jumlah Tidak baik 0
Total nilai kinerja Cukup 44,7
Perolehan nilai bobot kinerja RSUD Karangasem berbasis balanced
scorecard diperoleh nilai 44,7. Nilai ini masuk pada kategori cukup yang berarti
kinerja RSUD Karangasem masih perlu untuk ditingkatkaan lagi. Berdasarkan
48
keempat perspektif tersebut perspektif pertumbuhan dan pembelajaran tidak
memberikan kontribusi nilai karena semua indikator kinerjanya masih tidak baik.
Berikut adalah penjabaran hasil penelitian dari masing-masing perspektif
balanced scorecard.
5.4. Hasil Penelitian Kinerja Empat Perspektif Balanced Scorecard
1.4.1 Kinerja Perspektif Keuangan
Perspektik keuangan diukur menggunakan tiga rasio value for money yaitu
rasio ekonomi, rasio efisiensi dan rasio efektifitas. Berikut adalah hasil dari
ketiga rasio tersebut untuk tiga tahun terakhir.
1. Rasio Ekonomi
Rasio ekonomi dipakai untuk mengetahui kecermatan institusi dalam
mengelola anggaran yang tersedia sehingga tidak terjadi pemborosan. Pihak
rumah sakit harus bisa menghilangkan atau mengurangi munculnya biaya-biaya
yang tidak perlu. Adapun gambaran rasio ekonomi RSUD Karangasem dari tahun
2012-2014 dapat dilihat dalam tabel 5.4.
Tabel 5.4
Rasio ekonomi pada RSUD Karangasem Tahun 2012-2014
Tahun
Anggaran
Pengeluaran
Institusi
(Rp)
Anggaran yang
ditetapkan
(Rp)
Rasio Ekonomi
(Rp)
2012 12.984.394.575 18.509.586.100 70,14
2013 18.563.663.290 17.313.879.000 107,21
2014 28.449.465.323 31.494.888.859 90,33
Sumber : Laporan Keuangan RSUD Karangasem
49
Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa pengeluaran institusi selalu meningkat
setiap tahunnya. Bahkan pengeluaran institusi di tahun 2013 melebihi anggaran
yang ditetapkan. Terlihat bahwa rasio ekonomi di tahun 2013 lebih dari 100%.
Tetapi pada tahun 2014 rasio ekonominya turun menjadi 90,33%.
2. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi digunakan untuk mengetahui efisiensi institusi mengelola
pengeluarannya untuk memperoleh pendapatan. Kinerja rumah sakit dikatakan
efisien apabila rasio yang diperoleh adalah <100%. Semakin kecil rasio efisiensi
maka semakin bagus kinerja sebuah rumah sakit. Adapun gambaran rasio efisiensi
RSUD Karangasem dari tahun 2012-2014 dapat dilihat dalam tabel 5.5
Tabel 5.5
Rasio Efisiensi pada RSUD Karangasem Tahun 2012-2014
Tahun 2012
(Rp)
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp)
Pengeluaran untuk
Memperoleh
Pendapatan
25.436.991.325 27.892.224.679 46.298.931.488
Realisisi Pendapatan
22.520.689.102 29.953.638.168 51.397.613.093
Rasio Efisiensi (%) 112,95 93,11 90,07
Sumber : Laporan Keuangan RSUD Karangasem
Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa rasio efisiensi pada tahun 2012 masih
berada diatas nilai 100%. Tetapi pada tahun 2013 dan tahun 2014 rasio efisiensi
semakin menurun dan berada di bawah 100%.
3. Rasio Efektivitas
Kemampuan rumah sakit dalam melakukan aktifitas keuangan bisa dikatakan
efektif jika rasio efektivitas yang dicapai minimal 100%. Semakin tinggi nilai
50
rasio efektivitas maka kinerja rumah sakit bisa dikatakan semakin baik. Adapun
gambaran rasio efektifitas RSUD Karangasem dari tahun 2012-2014 dapat dilihat
dalam tabel 5.6
Tabel 5.6
Rasio Efektifitas pada RSUD Karangasem Tahun 2012-2014
Tahun 2012
(Rp)
Tahun 2013
(Rp)
Tahun 2014
(Rp)
Realiasi Pendapatan
22.520.689.102 29.953.638.168 51.397.613.093
Target Pendapatan
20.883.301.031 26.500.000.000 35.000.000.000
Rasio Efektivitas 107,84 113,03 146,85
Sumber : Laporan Keuangan RSUD Karangasem
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dalam tiga tahun terakhir
realisasi pendapatan rumah sakit lebih tinggi dibandingkan target pendapatan
yang ditetapkan. Hal ini mencerminkan nilai rasio efektivitas di RSUD
Karangasem sudah semakin baik setiap tahunnya karena nilai rasio yang
diperolehnya melebihi 100% dan semakin meningkat setiap tahunnya. Dari ketiga
rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja RSUD Karangasem dari
perspektif keuangan cukup baik.
1.4.2 Kinerja Perspektif Pelanggan
Kinerja perspektif pelanggan ekternal/pasien diukur dengan menggunakan
tingkat akuisisi pelanggan dan indikator kepuasan pasien di RSUD Karangasem.
1.4.2.1 Tingkat Akuisisi Pelanggan
Tingkat akuisisi pelanggan adalah kemampuan rumah sakit untuk mencari
pelanggan baru yang diperoleh dengan membandingkan jumlah pelanggan baru
51
dengan jumlah total pelanggan. Adapun gambaran tingkat akuisisi pelanggan di
RSUD Karangasem dari tahun 2012-2014 dapat dilihat dalam tabel 5.7
Tabel 5.7
Tingkat Akuisisi Pelanggan RSUD Karangasem Tahun 2012-2014
Tahun Pasien Baru Total Pasien Akuisisi Pasien
(%)
2012 46.286 95.642 48,39
2013 44.240 112.890 39,18
2014 27.083 88.973 30,43
Sumber : Instalasi Rekam Medik RSUD Karangasem
Jika melihat nilai absolut jumlah pasien baru di RSUD Karangasem
jumlahnya mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Begitu juga angka akuisisi pasien yang terus menurun dari 48,39% pada tahun
2012 menjadi 39,18% pada tahun 2013 dan menurun kembali pada tahun 2014
menjadi 30,43%. Target akuisisi pelanggan yang ingin dicapai oleh RSUD
Karangasem adalah > 20% sehingga target ini tercapai.
1.4.2.2 Tingkat Kepuasan Pelanggan eksternal (pasien)
Kepuasan pelanggan eksternal/pasien diukur wawancara menggunakan
kuesioner kepada pasien/keluarga pasien untuk mengetahui seberapa besar
kepuasan responden atas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Karangasem.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tingkat kepuasan pasien di RSUD
Karangasem adalah 77% (85 dari 110 responden menyatakan puas dan sangat
puas terhadap kinerja RSUD Karangasem).
Tingkat kepuasan pasien di RSUD Karangasem berdasarkan kelas perawatan,
jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel kepuasan
pasien berdasarkan kelas perawatan dan karakteristik responden. (lampiran 3)
52
Gambaran tentang tingkat kepuasan pasien berdasarkan kelas perawatan yaitu
pasien kelas I memiliki skor kepuasan tertinggi yaitu sebesar 100% yang masuk
dalam kategori puas dimana dari 11 responden 5 orang menyatakan sangat puas
dan 4 orang menyatakan puas dan tingkat kepuasan terendah berada pada ruang
perawatan kelas II yaitu sebesar 72,72%.
Berdasarkan umur, tingkat kepuasan pasien di RSUD Karangasem diketahui
bahwa pasien dengan kategori umur dewasa mempunyai tingkat kepuasan yang
tertinggi yaitu 78,6% dan pasien dengan kategori umur remaja meempunyai
tingkat kepuasan terendah yaitu 66,7%.
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa pasien
dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kepuasan sedikit lebih rendah dari pada
pasien dengan jenis kelamin perempuan yaitu 75% yang masuk dalam kategori
puas dimana dari 48 responden 4 orang menyatakan sangat puas, 32 orang
menyatakan puas, 10 orang menyatakan cukup dan 2 orang menyatakan tidak
puas sedangkan pasien perempuan memiliki skor 79% yang masuk dalam
kategori puas dimana 62 responden 5 orang menyatakan sangat puas, 44 orang
menyatakan puas dan 13 orang menyatakan cukup.
Kepuasan pasien berdasarkan pendidikan mendapatkan hasil bahwa pasien
yang tidak sekolah mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi (79,71%) dari pda
pasien yang sekolah (77,1%). Berdasarkan jenis pendidikan kepuasan tertinggi
berada pada pasien dengan pendidikan tinggi (DI/DIII/S1/S2) dengan skor 82,4%
yang masuk dalam kategori sangat puas dimana dari 17 responden 2 orang
menyatakan sangat puas, 12 orang menyatakan puas, 2 orang menyatakan cukup
53
dan 1 orang menyatakan tidak puas. Tingkat kepuasan terendah berada pada
pasien dengan tingkat pendidikan rendah (SMP-SD) dengan skor 76% yang
masuk dalam kategori puas dimana dari 36 responden 3 orang menyatakan sangat
puas, 35 orang menyatakan puas dan 12 orang menyatakan cukup.
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan pekerjaan memperoleh hasil bahwa
pasien tidak bekerja mempunyai tingkat kepuasan sebesar 76,2% yang masuk
dalam kategori puas dimana dari 21 responden 2 orang menyatakan sangat puas,
14 orang menyatakan puas, dan 5 orang menyatakan cukup. Pasien dengan
pekerjaan petani/buruh memperoleh skor kepuasan sebesar 73,7% yang masuk
dalam kategori puas dimana dari 38 responden 3 orang menyatakan sangat puas,
25 orang menyatakan puas, dan 10 orang menyatakan cukup. Pasien dengan
pekerjaan pedagang/wiraswasta memperoleh skor kepuasan sebesar 79,4% yang
masuk dalam kategori puas dimana dari 34 responden 3 orang menyatakan sangat
puas, 24 orang menyatakan puas, 5 orang menyatakan cukup dan 2 orang
menyatakan tidaka puas. Pasien dengan pekerjaan PNS/TNI/Polri memperoleh
skor kepuasan sebesar 90,9% yang masuk dalam kategori sangat puas dimana dari
11 responden 1 orang menyatakan sangat puas, 9 orang menyatakan puas dan 3
orang menyatakan cukup. Pasien dengan jenis pekerjaan sebagai pelajar
memperoleh skor kepuasan sebesar 66,7% yang masuk dalam kategori puas
dimana dari 6 responden 4 orang menyatakan cukup dan 2 orang menyatakan
tidak puas. Tingkat kepuasan pasien tertinggi ada pada pasien dengan jenis
pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri, sedangkan tingkat kepuasan pasien terendah
berada pada pasien dengan status pelajar.
54
Tingkat kepuasan ini dianalisis menggunakan lima dimensi pelayanan yaitu
reliability, responsivness, assurance, empaty dan tangible. Penjabaran dari
masing- masing dimensi dapat dilihat pada tabel tingkat kepuasan pasien
berdasarkan lima dimensi kepuasan. (lampiran 4)
5.4.2.3 Tingkat kepuasan pasien berdasarkan diagram kartesius
Tabel dimensi kepuasan pasien tersebut dapat dituangkan ke dalam diagram
kartesius seperti pada gambar 5.1
Y
X
Gambar 5.1
Diagram Kartesius kepuasan pasien
Dalam gambar sumbu X adalah kinerja dan sumbu Y adalah tingkat
kepentingan. Terlihat bahwa letak dari unsur-unsur pelaksanaan dimensi yang
memengaruhi kepuasan pelanggan di RSUD Karangasem terbagi menjadi empat
bagian/kuadran.
0 3,98
4,24
Prioritas Utama Pertahankan
Berlebihan Prioritas Rendah
1
2 10 11 12 15 18
5 6 8
13
17
19
16 14
7 3 4 20 9
55
Adapun penjabaran dari masing-masing indikator pada diagram kartesius
tersebut adalah :
1. Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit
2. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan cepat dan tepat
3. Kegiatan administrasi rapi dan teratur
4. Tenaga medis dan karyawan memberi pelayanan yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
5. Pelayanan dimulai tepat waktu
6. Tenaga medis dan karyawan memberikan tanggapan yang baik dan cepat
terhadap keluhan pasien
7. Prosedur penyampaian informasi yang jelas dan mudah dimengerti
8. Tenaga medis dan karyawan selalu ada sesuai jadwal
9. RSUD Karangasem memberikan jaminan apabila terjadi kesalahan pada hasil
kinerja tenaga medis dan karyawan
10. Tenaga medis dan karyawan mempunyai sifat sopan, jujur, dan dapat
dipercaya
11. Penarikan tarif biaya sesuai dengan kualitas pelayanan yang diterima
12. Tenaga medis dan karyawan mempunyai kemampuan, pengetahuan yang luas
dan kecakapan dalam menjalankan tugasnya
13. RSUD Karangasem memberikan kemudahan pelayanan dalam akes pelayanan
kesehatan
14. Tenaga medis dan karyawan tidak membiarkan pasien menunggu antrian
terlalu lama
56
15. Tenaga medis dan karyawan memberikan perhatian yang baik kepada pasien
16. Komunikasi pasien dengan tenaga medis dan karyawan berjalan baik mdan
lancar
17. RSUD Karangasem memiliki kenyamanan di ruang pelayanan dan ruang
tunggu
18. Tenaga medis dan karyawan berpenampilan rapi, sopan dan keserasian
seragam dalam menjalankan tugas
19. RSUD Karangasem memiliki fasilitas fisik yang memadai seperti gedung,
tempat parkir, dan toilet
20. Peralatan medis di RSUD Karangasem yang digunakan bersih
Berdasarkan hasil tingkat akuisisi pelanggan dan tingkat kepuasan pasien di
RSUD Karangasem maka kinerja RSUD Karangasem dilihat dari perspektif
pelanggan adalah cukup.
1.4.3 Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif ini diukur menggunakan delapan indikator pelayanan di
rumah sakit. Adapun hasil kinerja dari delapan indikator perspektif proses bisnis
internal dapat dilihat pada tabel 5.8.
57
Tabel 5.8
Kinerja Proses Bisnis Internal RSUD Karangasem
Tahun 2012-2014
Indikator Standar Pencapaian
2012 2013 2014
NDR <25‰ 13,1 11,8 16,02
GDR <45‰ 21,9 20,77 27,25
BOR 60-85 % 82,4 80,74 70,01
BTO 40-50 (x/th) 118,2 110,7 86,3
LOS 6-9 hr 2,81 2,88 3,05
Emergency Respon time 5 menit 5 4 4
Waktu tunggu poliklinik 15 menit 45 30 15
Respon time penyelesaian
resep
15 menit 45 30 30
Sumber: Lakip 2014 RSUD Karangasem
Pencapaian nilai NDR di RSUD Karangasem selama tiga tahun terakhir
mengalami fluktuasi namun masih dibawah standar <25 (‰), demikian pula
dengan nilai GDR juga mengalami fluktuasi dan masih lebih rendah dari nilai
standar. Nilai BOR di RSUD Karangasem dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
mempunyai trend menurun dan sudah berada dalam kisaran nilai ideal (60% -
85%) sedangkan hal berbeda terjadi pada pencapaian nilai BTO di RSUD
Karangasem dimana hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan nilai ideal yang
ditetapkan oleh Kemenkes (40-50 kali dalam setahun). Nilai LOS dalam rentang
waktu 2012 sampai dengan 2014 mengalami trend peningkatan namun belum
sesuai dengan standar .
Berdasarkan hasil pencatatan secara berkala diperoleh angka emergency
respon time pelayanan UGD di RSUD Karangasem semakin baik karena
mencapai standar demikian pula dengan waktu tunggu pasien yang sudah
mencapai target selama kuurun waktu tiga tahun. Hal yang berbeda diperoleh
RSUDKarangasem
58
dalam pengukuran respon time penyelesaian resep menunjukkan hasil yang
fluktuatif dimana antara target dan realisasi dalam kurun waktu tiga tahun belum
mencapai target.
Berdasarkan hasil pencapaian indikator kinerja pada perspektif proses bisnis
internal maka kinerja RSUD Karangasem pada perspektif ini sudah cukup baik.
1.4.4 Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan
menggunakan dua indikator yaitu kepuasan pelanggan internal/karyawan dan
persentase karyawan yang meningkat kompetensinya.
1.4.4.1 Kepuasan pelanggan internal/karyawan
Tujuan daripada pengukuran indikator kepuasan karyawan adalah untuk
mengetahui tingkat kepuasan karyawan terhadap kinerja rumah sakit dengan
jumlah responden sebanyak 95 orang.
Kepuasan karyawan diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner
kepada karyawan untuk mengetahui seberapa besar kepuasan karyawan atas
pelayanan yang diberikan oleh RSUD Karangasem. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh bahwa tingkat kepuasan karyawan adalah 46% (44 dari
95 responden menyatakan puas dan sangat puas terhadap kinerja RSUD
Karangasem).
Tingkat kepuasan karyawan berdasarkan umur, jenis kelamin dan jenis tenaga
dapat dilihat pada tabel kepuasan karyawan (lampiran 5).
Gambaran hasil kepuasan karyawan berdasarkan tabel kepuasan karyawan
diketahui bahwa karyawan yang berumur ≥ 33 tahun memiliki tingkat kepuasan
59
yang lebih rendah (41%) dibandingkan dengan karyawan yang berumur ≤ 33
tahun (55,9%), sedangkan untuk kepuasan berdasarkan jenis kelamin diketahui
bahwa karyawan berjenis kelamin laki-laki memiliki tingkat kepuasan lebih
rendah daripada karyawan perempuan. Tingkat kepuasan karyawan laki-laki
sebesar 39,1% yang artinya tingkat kepuasannya berada pada kategori tidak puas
dimana dari 23 responden laki-laki, 3 orang menyatakan tidak puas (13%), 11
orang menyatakan cukup (47,8%), 6 orang menyatakan puas (26,1%) dan 3 orang
menyatakan sangat puas. Hasil tingkat kepuasan karyawan perempuan diperoleh
skor sebesar 48,6% yang masuk dalam kategori cukup dimana dari 72 responden
1 orang menyatakan sangat tidak puas (1,4%), 6 orang menyatakan tidak puas
(8,3%), 30 orang menyatakan cukup (41,7%), 30 orang menyatakan puas (41,7%)
dan 5 orang menyatakan sangat puas (6,9%) .
Gambaran tingkat kepuasan karyawan berdasarkan jenis tenaga yaitu tenaga
medis tingkat kepuasanya sebesar 60% yang masuk dalam kategori puas, tingkat
kepuasan tenaga paramedis sebesar 38% yang masuk dalam kategori tidak puas,
tingkat kepuasan tenaga penunjang medis sebesar 70% yang masuk dalam
kategori puas dan tingkat kepuasan tenaga non medis sebesar 47,3% yang masuk
dalam kategori cukup. Berdasarkan uraian tersebut tenaga penunjang medis
memiliki skor kepuasan tertinggi yang berada pada kategori puas dan tenaga
paramedis memiliki skor kepuasan terendah yang berada pada pada kategori tidak
puas.
Tingkat kepuasan karyawan dianalisis dengan menggunakan lima dimensi
pelayanan yaitu reliability, responsivness, assurance, empathy dan tangible.
60
Penjabaran dari masing- masing dimensi dapat tabel kepuasan karyawan
berdasarkan lima dimensi kepuasan. (lampiran 6)
5.4.4.2 Tingkat kepuasan karyawan berdasarkan diagram kartesius
Hasil kepuasan karyawan RSUD Karangasem dapat dituangkan ke dalam diagram
Kartesius pada gambar 5.2.
Y
X
Gambar 5.2
Diagram Kartesius kepuasan karyawan
Dalam gambar 5.2 dapat dilihat bahwa letak dari unsur-unsur pelaksanaan
dimensi yang memengaruhi kepuasan pelanggan di RSUD Karangasem terbagi
menjadi empat bagian/kuadran. Adapun penjabaran indikator-indikator dari
diagram kartesius tersebut adalah:
1. Saudara sangat memahami kemana melakukan koordinasi dalam
menyelesaikan tugas
2. Saudara bekerja sesuai standar operasional prosedur yang berlaku
0 3,81
4,38
Pertahankan
Berlebihan Prioritas Rendah
7 6 11 13 14 16 20
1 2 3
15
24
10
23 21
9 8 12 19 18
22 17
25
5 4
Prioritas Utama
61
3. Terdapat pembagian tugas yang jelas antara Saudara dengan karyawan yang
lain
4. Sistem informasi manajemen memudahkan Saudara mendapatkan data dan
informasi
5. Saudara mengetahui tugas pokok dan fungsi serta lembaga sangat menghargai
komitmen
6. Setiap keluhan yang saudara sampaikan mendapat tanggapan yang cepat dari
rumah sakit
7. Setiap permasalahan yang terjadi cepat diantisipasi dan dicarikan pemecahan
oleh rumah sakit
8. RS selalu melibatkan Saudara dalam pengambilan keputusan
9. RS selalu memenuhi permintaan dan kebutuhan khusus Saudara
10. RS mendukung dan membantu mencari akar permasalahan dengan serius
11. RS memberikan perhatian ketika Saudara memberikan pelayanan
12. Saudara tidak merasa takut dalam menyampaikan pendapat demi kepentingan
RS
13. Saudara mendapat kepercayaan dari RS dalam melaksanakan tugas sesuai
tanggung jawab
14. RS memperlakukan Saudara dengan ramah dan sopan
15. Saudara tidak pernah merasa takut terhadap keamanan/krisis kepercayaan dari
rekan sejawat dalam melaksanakan tugas
16. Antara Saudara dan karyawan lain telah terjalin hubungan yang harmonis
62
17. Manajemen memberikan perhatian terhadap permasalahan yang saudara
hadapi dalam tugas
18. Saudara mendapat perlakuan yang sama dalam tugas
19. Manajemen memandang Saudara sebagai mitra kerja
20. Saudara saling memperhatikan kepentingan dalam bekerja pada satu teamwork
21. Fasilitas peralatan yang disediakan RS modern dan cukup tersedia
22. Kantor/ruang tempat kerja selalu dalam keadaan bersih
23. Bentuk fisik gedung, peralatan dan ruang kerja sangat menarik
24. Lingkungan tempat bekerja Saudara nyaman dan menarik
25. Karyawan berpenampilan rapi dan bersih
1.4.4.2 Kuantitas tenaga kesehatan yang terlatih
Peningkatan keahlian diukur berdasarkan persentase tenaga kesehatan yang
terlatih di RSUD Karangasem selama periode tahun 2012-2014. Persentase
tenaga terlatih di RSUD Karangasem dapat dilihat pada tabel 5.9
Tabel 5.9
Persentase Tenaga Kesehatan Terlatih Tahun 2012-2014
No Indikator Standar
/satuan
Pencapaian
2012 2013 2014
T R T R T R
1 Tenaga Dokter % 75 23,8 80 76,2 85 78,6
2 Tenaga Perawat % 75 16,3 80 31,4 85 33,52
3 Tenaga
penunjang
% 75 17,4 80 19,7 85 20,5%
Sumber : Laporan Rekapitulasi Tenaga kesehatan dan Non Kesehatan yang
mengikuti Pelatihan (Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia, RSUD
Karangasem
Keterangan :
T : target
R : realisasi
63
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa persentase tenaga kesehatan
yang terlatih di RSUD Karangasem mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
namun tidak mencapai target. Hal ini terlihat dari pencapaian tahun 2012 di mana
persentase dokter yang terlatih sebesar 23,8%, meningkat cukup tajam sebesar
76,2% pada tahun 2013 dan meningkat sedikit pada tahun 2014 yang hanya
sebesar 78,6%. Pada tenaga perawat pencapaian nakes terlatih pada tahun 2012
yaitu sebesar 16,3%, tahun 2013 mengalami peningkatan yaitu sebesar 31,4% dan
menurun pada tahun 2014 menjadi 33,52%. Pencapaian untuk tenaga penunjang
pelayanan persentase tenaga yang terlatih pada tahun 2012 yaitu sebesar 17,4%,
terjadi peningkatan pada tahun 2013 menjadi 19,7% dan meningkat lagi pada
tahun 2014 yaitu sebesar 20,5%. Berdasarkan tingkat kepuasan karyawan dan
peningkatan jumlah tenaga yang terlatih maka kinerja RSUD Karangasem pada
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah tidak baik.
64
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Kinerja RSUD Karangasem berbasis Balanced Scorecard
Berdasarkan hasil analisis dari keempat persrpektif maka secara balanced
scorecard kinerja RSUD Karangasem berada pada kategori sedang atau cukup
dengan perolehan nilai 44,7%. Kategori cukup ini dapat diasumsikan bahwa
kinerja rumah sakit masih perlu ditingkatkan mengingat mulai tumbuhnya pesaing
baru dalam bisnis pelayanan kesehatan seperti klinik swasta dan rumah sakit
swasta.
Terdapat beberapa indikator kinerja dari empat perspektif yang perlu
mendapat perhatian serius dari manajemen seperti pada perspektif keuangan.
Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi dan implementasi yang
dilakukan rumah sakit memberikan kontribusi. Idealnya rumah sakit harus
menentukan bagaimana peningkatan kualitas, produktivitas dan layanan
menyebabkan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dapat
tercapai. Salah satu rasio tari tiga rasio keuangan mencapai hasil yang tidak baik
yaitu rasio ekonomi yang berarti rumah sakit harus harus lebih jeli dalam
melakukan pengeluaran yang berindikasi pada pemborosan anggaran.
Balanced scorecard menuntut manajemen untuk dapat menterjemahkan
pernyatan visi dan misi rumah sakit kepada pelanggan ke dalam langkah-langkah
yang dianggap penting oleh pelanggan. Perspektif ini membuat rumah sakit harus
melihat kinerjanya melalui mata pasien. Mengetahui tingkat kepuasan pasien
64
65
menimbulkan beberapa tantangan tentang diterima atau tidaknya layanan yang
diberikan dan bagaimanakah layanan yang diinginkan oleh pasien. Informasi yang
diperoleh dalam perspektif ini dapat juga digunakan untuk inovasi layanan baru
bagi peningkatan layanan rumah sakit. Pada perspektif pelanggan tingkat
kepuasan pelanggan masih mencapai hasil yang tidak baik karena kurang dari
target yang diharapkan. Langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan pada dimensi
kepuasan mana konsumen merasa tidak puas sehingga untuk kedepannya dimensi
tersebut sudah dapat memenuhi harapan pasien.
Kinerja yang baik berasal dari proses dan tindakan yang terjadi di dalam
organisasi. Manajemen perlu memfokuskan pada proses internal yang penting
yang memiliki dampak besar pada kepuasan pasien. Indikator ini harus mencakup
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, keterampilan staf dan
produktivitas. Pada perspektif proses bisnis internal ada tiga kategori kinerja yang
belum menunujukkan performa ideal yaitu BTO ,LOS dan respon time
penyelesaian resep. Seringkali waktu tunggu dilihat sebagai semata-mata masalah
bagi pasien tetapi menunggu memiliki efek organisasi lainnya termasuk
kebutuhan untuk peningkatan ruangan dan staf. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
rumah sakit harus menambah kapasitas tempat tidur dan menambah tenaga
apoteker untuk bisa mencapai nilai ideal dari tiga indikator tersebut.
Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dua indikator kinerjanya
tidak memberikan kontribusi yang baik karena keduanya berada pada kategori
tidak baik yang berarti manajemen rumah sakit harus memberikan perhatian yang
serius pada perspektif ini apabila ingin meningkatkan performa rumah sakit di
66
masa yang akan datang. Perspektif ini adalah salah satu perspektif yang
menantang di mana didalamnya terdapat langkah-langkah penting dalam menilai
kapasitas suatu organisasi untuk perbaikan dan perubahan. Rumah sakit harus
terus menerus memperbaiki layanan yang ada dan juga mempunyai kemampuan
untuk mengimplementasikan layanan baru di mana langkah ini harus didukung
dengan tekhnologi yang baru dan pelatihan keterampilan karyawan. Selain itu
perbaikan sikap dan penilaian karyawan terhadap rumah sakit dapat mewujudkan
suatu budaya organisasi yang dapat mendukung proses pertumbuhan dan
pembelajaran ini.
Penelitian lain tentang kinerja rumah sakit yang dilakukan oleh Utama A.N ,
dkk (2012) pada rumah sakit Prof. Soekandar, Mojosari dimana secara balanced
scorecard kinerja rumah sakit berada pada kategori yang cukup baik. Hasil yang
sama juga diperoleh pada penelitian Pramadhany W.E.Y, dkk (2011) pada Rumah
Sakit Bhayangkara, Semarang dimana kinerja yang diperoleh berada pada
kategori cukup. Hasil yang berbeda diperoleh Panca Wedana (2007) dimana
secara balanced scorecard hasil kinerja RSUD Buleleng berada pada kategori
baik.
Adapun pembahasan dari masing masing perspektif balanced scorecard dapat
dijabarkan sebagai berikut.
6.1.1 Perspektif Keuangan
Manajemen perusahaan telah melakukan konsekuensi ekonomi yang
merupakan ikhtisar dari kinerja perspektif keuangan. Semua sasaran strategis non
keuangan harus bermuara pada sasaran strategis keuangan karena pada
67
hakekatnya institusi bisnis bergiat dalam rangka menciptakan laba, baik secara
langsung maupun tidak langsung (Umar, 2002).
Baik buruknya kinerja perspektif keuangan sangat dipengaruhi oleh kinerja
dari tiga perspektif lainnya (pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan
dan pembelajaran). Dengan kata lain balanced scorecard menjadikan perspektif
keuangan sebagai hasil dari kinerja tiga perspektif lainnya. Hasil kinerja keuangan
menggambarkan apakah strategi perusahaan, penerapannya, dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi pada peningkatan yang mendasar bagi perusahaan.
Initiative strategic untuk mencapai sasaran strategis perusahaan tidak dimiliki
oleh perspektif keuangan (Kaplan&Norton, 2000)
Dalam mengukur kinerja dari perspektif keuangan, RSUD Karangasem
sebagai rumah sakit pemerintah menggunakan tolok ukur value for money yang
dikembangkan oleh Mardiasmo (2002) yang terdiri dari rasio ekonomi, rasio
efisiensi dan rasio efektifitas. Rasio ekonomi menggambarkan penggunaan
anggaran yang hemat, mencakup juga pengelolaan secara baik atau hemat dan
tidak ada pemborosan. Rasio efisiensi merupakan hasil bagi antara pengeluaran
untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan perusahaan yang
digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya,
sedangkan rasio efektifitas menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya dan merupakan perbandingan realisasi pendapatan dengan
target pendapatan yang telah ditentukan.
Sebagai rumah sakit milik pemerintah, RSUD Karangasem dituntut untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan harga terjangkau. Rumah sakit umum tentu
68
harus tetap hidup dan menjalankan fungsi sosialnya kepada masyarakat sebagai
pengguna jasa selain berperan sebagai pelaku industri jasa kesehatan. Setiap
tahunnya, RSUD Karangasem mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah
melalui dana DAK yang peruntukkannya diutamakan pada pembangunan sarana
fisik .
Hasil kinerja RSUD Karangasem pada perspektif ini berada pada tataran
cukup di mana dari tiga rasio yang digunakan terdapat dua rasio dengan hasil
yang baik atau sehat yaitu rasio efisiensi dan rasio efektivitas sedangkan rasio
ekonomi masih dalam kategori tidak sehat .
Rasio efisiensi rumah sakit dikatakan baik karena berdasarkan hasil yang
diperoleh menunujukkan dalam kurun waktu tiga tahun (2012-2014)
menunjukkan tren yang semakin kecil atau <100% yang artinya RSUD
Karangasem semakin efisien dalam mengelola pengeluarannya untuk memperoleh
pendapatan. Tahun 2012 rasio efisiensi rumah sakit mencapai 112,95 % yang
artinya rumah sakit belum efisien dalam mengelola pengeluarannya. Hal ini
terjadi karena pada tahun 2012 rumah sakit melakukan banyak pengeluaran pada
sektor pembangunan fisik, di mana pada saat itu rumah sakit sedang melakukan
pengembangan gedung baru rawat inap yang membutuhkan dana yang cukup
besar. Pembangunan gedung baru ini dikarenakan kapasitas rumah sakit yang
belum mencukupi untuk menampung pasien yang kunjungannya terus meningkat,
namun dari segi pendanaan yang dihasilkan oleh operasional rumah sakit belum
mampu untuk menutupi seluruh belanja rumah sakit. Selain itu rumah sakit juga
masih sangat tergantung dengan dana bantuan dari pemerintah baik pusat dan
69
daerah untuk belanja operasional dan belanja modal sehingga bantuan tersebut
tidak masuk ke dalam pendapatan rumah sakit. Tahun 2013 pencapaian rasio
efisiensi sebesar 93,11 % secara absolut menurun tetapi secara rasio efisiensi hal
ini menunjukkan peningkatan efisiensi rumah sakit yang signifikan. Kondisi ini
terjadi karena rumah sakit berupaya melakukan perbaikan – perbaikan terutama
pada sektor yang mempunyai potensi untuk memperoleh pendapatan misalnya
pengelolaan jasa parkir yang lebih tertib dan pengelolaan kantin. Tahun 2014
pencapaian rasio efisiensi rumah sakit sebesar 90,07% yang berarti semakin baik
dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan dari sisi pendapatan rumah sakit yang
semakin meningkat dengan telah dioperasikannya gedung rawat inap baru yang
dibangun sejak tahun 2012-2013 sehingga rumah sakit semakin mampu untuk
memenuhi pengeluarannya dari hasil pendapatan operasional rumah sakit
walaupun masih ada beberapa mata anggaran yang masih disubsidi oleh
pemerintah . Sebagai rumah sakit yang menerapkan PPK-BLU sebaiknya RSUD
Karangasem harus mulai mendanai kegiatan operasionalnya secara mandiri.
Rasio efektivitas RSUD Karangasem berada dalam tataran baik atau sehat
karena selama kurun waktu tiga tahun terakhir tren rasio ini menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan yaitu 107,04% pada tahun 2012, 113,03%
pada tahu 2013 dan 146,85% pada tahun 2014. Dikatakan efektif karena rumah
sakit mampu melakukan aktifitas keuangan dengan nilai minimal 100%.
Perbandingan antara target dengan pencapaian yang selalu melebihi target (22,6%
dari taget) mencerminkan perencanaan keuangan yang kurang matang. Di sisi
lain peningkatan pendapatan ini tidak banyak dikontribusi dari segi layanan
70
kesehataan tetapi dari segi non kesehatan termasuk di dalamnya pengelolaan jasa
parkir dan kantin serta adanya dana - dana bantuan yang bersumber dari DAK dan
APBN. Hal ini perlu menjadi perhatian manajemen rumah sakit untuk dapat
meningkatkan sumber pendapatan dari sisi pelayanan kesehatan walaupun dengan
keterbatasan dokter spesialis tetapi manajemen harus jeli melihat peluang dari sisi
pelayanan yang bisa dijadikan sumber pemasukan seperti misalnya pengelolaan
kamar jenazah yang dapat disewakan kepada masyarakat umum untuk penitipan
jenazah yang belum bisa dikremasi karena terbentur oleh peraturan adat di Bali.
Apabila dilihat dari segi rasio efektivitas, pencapaian rumah sakit bagus tetapi
dari segi perencanaan keuangan terhadap target pendapatan seharusnya dihitung
secara matang agar tidak menghasilkan capaian yang melebihi dari target.
Estimasi perhitungan anggaran tahun selanjutnya biasanya menggunakan rumus
10%N atau peningkatan sebesar 10% dari anggaran tahun sebelumnya. Hal ini
dimungkinkan karena beroperasinya gedung baru sejak awal tahun 2014
seharusnya sudah diperhitungkan akan terjadinya peningkatan pendapatan.
Rasio ekonomi RSUD Karangasem berdasarkan data trend tiga tahun
terakhir menunjukkan hasil yang kurang sehat dimana pengeluaran institusi selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mencerminkan masih terjadi pemborosan
dalam pengelolaan anggaran walaupun kisarannya masih <100%, bahkan pada
tahun 2013 rasio ekonomi rumah sakit mencapai >100%. Pada tahun 2013
memang terdapat beberapa mata anggaran belanja yang melebihi daripada
anggaran yang sudah ditetapkan diantaranya belanja obat, bahan habis pakai dan
belanja pemeliharaan . Manajemen beralasan karena belanja ini bersifat urgency
71
(cito) dan berkaitan dengan pelayanan sehingga realisasinya tidak dapat ditunda.
Selain itu pada Permendagri nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman teknis
Pengelolaan keuangan BLUD memperbolehkan belanja melebihi anggaran yang
diambilkan dari kas BLUD. Namun hal ini tidak dianjurkan untuk selalu
dilakukan karena akan mencerminkan sistem penyusunan anggaran yang kurang
cermat sehingga belanja melebihi anggaran dapat terjadi. Menurut Mardiasmo
(2002) rasio ekonomi berkaitan dengan bagaimana sebuah organisasi sektor
publik dapat meminimalisir input resources yang dipergunakan agar tidak terjadi
pemborosan yang tidak produktif. Solusi pemecahan masalah yang dapat
dilakukan oleh manajemen rumah sakit adalah menyusun perencanaan anggaran
yang secermat mungkin dan mengurangi pengeluaran yang bersifat boros dan
tidak produktif.
Menurut penelitian yang sama yang dilakukan oleh Trihastuti (2011) pada
RSUD Tugurejo menemukan hasil bahwa rasio ekonomi RSUD Tugurejo
menunjukkan hasil yang cukup baik dimana pencapaiannya masih <100%,
sedangkan rasio efisiensi RSUD Tugurejo cukup baik namun kondisinya menurun
pada 2 tahun terakhir (tahun 2009-2010) tetapi masih pada kisaran <100% yaitu
11,93% pada tahun 2009 dan 12,86% pada tahun 2010. Hal ini berarti RSUD
Tugurejo berhasil menggunakan dana secara efisien. Untuk rasio efektivitas
RSUD Tugurejo masih kurang baik karena realisasi pendapatan tidak mencapai
target.
72
6.1.2 Perspektif Pelanggan
Konsumen yang mampu menciptakan financial return tinggi adalah basis dari
perspektif ini. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila perusahaan memperhatikan
proses (aspek waktu, kualitas, kinerja dan layanan) dan hasilnya berupa ukuran
hasil (out come measure) sebagai parameter perspektif ini (Kaplan dan Norton,
1996).
Persaingan dalam era globalisasi yang sangat ketat menyebabkan perusahaan
harus mampu meningkatkan kinerja dari sisi pelanggan karena pelanggan
merupakan penentu maju mundurnya suatu perusahaan. Persaingan dala kinerja
ini dapat berupa kemampuan untuk memperoleh pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan lama (Kaplan dan Norton,1996).
Dalam perspektif ini yang menjadi tolak ukurnya adalah tingkat akuisisi
pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan. Akuisisi pelanggan dapat
mencerminkan kemampuan rumah sakit dalam memperoleh pelanggan baru
Semakin besar tingkat akuisisi pelanggan menunjukkan bahwa kinerja rumah
sakit semakin baik. Hal ini menjadi penting untuk diketahui pihak rumah sakit
karena semakin banyaknya pesaing di Kabupaten Karangasem baik berupa klinik
dan rumah sakit swasta yang bisa menerima pasien umum maupun pasien BPJS.
Tingkat akuisisi pelanggan di RSUD Karangasem dalam kurun waktu tiga
tahun (2012-2014) menunjukkan tren menurun yaitu 48,39% pada tahun 2012,
menurun pada tahun 2013 menjadi 39,18% dan semakin menurun pada tahun
2014 menjadi 30,43%. Meskipun target akuisisi yang ingin dicapai oleh RSUD
Karangasem adalah 20% (Lakip RSUD Karangasem 2014) tapi terjadinya
73
penurunan angka akuisisi pelanggan yang cukup besar ini harus menjadi perhatian
pihak manajemen rumah sakit. Pihak rumah sakit harus memetakan penyebab
menurunnya akuisisi pelanggan ini apakah karena adanya pesaing lain atau karena
selama ini RSUD Karangasem tidak menawarkan sebuah jasa/produk baru.
Kurang tersedianya tenaga dokter spesialis menjadi salah satu alasan manajemen
belum bisa menambah layanan baru.
Tingkat kepuasan pasien di RSUD Karangasem berada pada tataran tidak
baik (77%) karena tingkat kepuasan ini masih berada di bawah target yaitu >85%.
Tingkat kepuasan pasien di RSUD Karangasem dianalisis melalui lima dimensi
pelayanan yaitu reliability, responsivness, assurance, empaty dan tangible.
Tingkat kepuasan pasien yang belum mencapai target ini dikarenakan ada
beberapa dimensi pelayanan yang mendapat apresiasi rendah dari pasien. Dimensi
yang menjadi prioritas yang harus segera diperbaiki adalah dimensi reliability
atau keandalan. Pada dimensi ini dua item pernyataannya memiliki tingkat
kesesuaian terendah yang artinya pasien menganggap item ini penting tapi pada
kenyataannya masih belum memuaskan pasien. Pernyataan tersebut adalah
prosedur pelayanan tidak berbelit-belit dan pelayanan pemeriksaan, pengobatan
dan perawatan cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sebagian pasien mengeluh
karena banyak perawatan pasien dilakukan oleh siswa/siswi praktek sehingga
pasien merasa kurang puas. Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit menduduki
tingkat kesesuaian terendah kedua yang berarti pasien masih menganggap
prosedur pelayanan di RSUD Karangasem masih berbelit-belit. Solusi yang dapat
74
diberikan kepada pihak manajemen rumah sakit antara lain dengan memasang
gambar alur pelayanan pada setiap ruangan agar pasien dapat memahami prosedur
pelayanan di rumah sakit. Peranan admission dalam hal ini menjadi sangat penting
sedangkan di RSUD Karangasem belum membentuk tim admission baik pada
instalasi rawat jalan dan unit gawat darurat (UGD).
Gambaran kepuasan pasien berdasarkan kelas perawatan menemukan fakta
dimana kepuasan terendah berada pada ruang perawatan kelas II dan kepuasan
tertinggi berada pada ruang perawatan kelas I. hal ini dimungkinkan karena pasien
ruang perawatan kelas II merasa mendapat fasilitas yang sama dengan pasien
ruang perawatan kelas III hanya saja jumlah pasien dalam satu kamar lebih sedikit
dimana ruang perawatan kelas III dihuni 4 pasien sedangkan ruang perawatan
kelas II dihuni 3 pasien dan dari segi fasilitas juga sama dengan pasien kelas III
sehingga hal ini yang menyebabkan pasien di ruang perawatan ini merasa kurang
puas. Dalam hal fasilitas, yang membedakan ruang perawatan kelas I dan kelas
VIP adalah kelas I dilengkapi AC dan televisi dan kelas VIP dilengkapi AC,
televisi dan lemari pendingin. Gambaran tingkat kepuasan ini dapat menjadi
masukan bagi manajemen rumah sakit untuk menambah fasilitas yang ada di
runag perawatan kelas II sehingga tingkat kepuasan pasien pada runag perawatan
ini dapat lebih meningkat.
Hasil tingkat kepuasan pasien berdasarkan umur menunjukkan kepuasan yang
cukup berimbang pada empat kategori umur (remaja, dewasa, pra lansia, lansia)
dan berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara umur dengan tingkat kepuasan diantaranya penelitian yang
75
dilakukan oleh Siti Munawaroh (2011) pada RS Aisyah Dr. Sutomo Ponorogo
yang meneliti hubungan antara tingkat kepuasan pasien dengan karakteristik
responden dengan hasil uji statistik p value = 0,431 < α = 0,05 dan penelitian
yang dilakukan oleh Orroh, M.E, dkk (2014) yang meneliti tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RS. Noongan
dimana hasil uji statistik p value = 0,539 < α = 0,05.
Tingkat kepuasan berdasarkan jenis kelamin hampir berimbang yaitu 75%
untuk pasien laki-laki dan 79% untuk pasien perempuan. Menurut Dolinsky
mengemukakan bahwa persepsi dan reaksi terhadap gangguan sakit dipengaruhi
oleh sex, ras, pendidikan, tingkat ekonomi dan latar belakang budaya sehingga
antara pria dan wanita akan relatif sama dalam merasakan kepuasan.(Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2014)
Gambaran tingkat kepuasan berdasarkan pendidikan memperoleh hasil bahwa
tingkat kepuasan tertinggi ada pada pasien dengan tingkat pendidikan
DI/DIII/S1/S2 dengan skor 82,4% sedangkan tingkat kepuasan terendah berada
pada pasien dengan tingkat pendidikan SD dengan skor 75%. Hal ini disebabkan
karena pasien dengan tingkat pendidikan DI sampai dengan S2 lebih banyak
menempati runag perawatan kelas I dan VIP dengan fasilitas yang cukup lengkap
sedangkan pasien dengan pendidikan SD lebih banyak menempati ruang
perawatan kelas III dengan fasilitas yang terbatas. Perasaan puas terhadap setiap
individu tidaklah sama, akan tetapi ungkapan puas pada sekelompok individu
dapat terjadi hampir sama karena adanya pengaruh lingkungan dan masyarakat
golongan tertentu (Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2014). Sama halnya dengan
76
mutu pelayanan, dimensi kepuasan pasien sangatlah bervariasi sehingga kepuasan
pasien tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang tetapi juga pada
aspek lainnya (Azwar,1994).
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan pekerjaan memperoleh hasil bahwa
tingkat kepuasan tertinggi ada pada kelompok pekerjaan PNS/TNI/Polri dan
tingkat kepuasan terendah ada pada kelompok pelajar. Hal ini dimungkinkan
karena kelompok pasien ini biasanya menempati ruang perawatan kelas I ataupun
VIP yang memilki tingkat kepuasan relatif baik.
Berdasarkan gambaran kepuasan pasien di atas, pihak manajemen harus
menentukan skala prioritas untuk memperbaiki indikator-indikator yang masih
belum memuaskan pasien. Dari hasil pemetaan diagram kartesius dapat diketahui
indikator mana yang perlu mendapat prioritas perbaikan, indikator yang perlu
dipertahankan, indikator yang penerapan sedang-sedang saja yang berarti perlu
peningkatan dan indikator yang penerapannya berlebihan.
Berdasarkan penelitain yang dilakukan oleh Hidayati, A.N (2012)
diketemukan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan dengan tingkat kepuasan pasien di poli mata SEC RSI Sultan Agung
Semarang. Hasil penelitian Prihananto (2006) mendapatkan hasil bahwa rumah
sakit belum benar-benar memperhatikan kepuasan pelanggan dan diharapkan
prestasi ini dapat lebih ditingkatkan. Begitu juga dengan penelitian Buana (2006)
yang mendapatkan hasil bahwa jumlah pasien rawat inap yang puas terhadap
pelayanan rumah sakit hanya 45%.
77
Menurut Susenas 2004, masyarakat yang merasa kurang puas saat
mendapatkan pelayanan rawat inap pada pelayanan kesehatan yang disediakan
oleh pemerintah adalah sebesar (56,6%). Masyarakat yang merasa kurang puas
saat mendapatkan pelayanan rawat inap pada pelayanan kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah sebesar 50,5% dan 47,9% di RS Pemerintah (Badan
Litbang. Depkes 2005).
Melihat data tersebut, masalah kualitas layanan perlu menjadi pokok
perhatian dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan bukan hanya
masalah cakupan/kuantitas saja. Dengan demikian pelayanan kesehatan harus mau
dan mampu menyediakan pelayanan yang bermutu.
6.1.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal mempunyai parameter difokuskan pada berbagai proses
internal perusahaan yang bertujuan akhir pada kepuasan pelanggan dan keuangan
perusahaan (Budiarti, 2006). Proses bisnis internal ini sangat penting artinya bagi
perusahaan karena menunjukkan citra dan performa sebuah perusahaan.
Terdapat banyak indikator yang diperlukan untuk dapat mengukur tingkat
pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Penilaian dari indikaor-
indikator tersebut terjabarkan dalam perspektif ini. Selain itu agar informasi
yang ada dapat bermakna harus ada nilai parameter yang akan dipakai sebagai
nilai banding antara fakta dengan standar yang diinginkan. Indikator yang dipakai
untuk menilai suatu rumah sakit, yang paling sering dipergunakan diantaranya
78
adalah : BTO, BOR, LOS, GDR dan NDR, emergency respon time rate, waktu
tunggu pemeriksaan poliklinik dan respon time penyelesaian resep.
Berdasarkan ekstraksi data sekunder ada beberapa indikator yang perlu
mendapat perhatian antara lain :
1. Net Death Rate (NDR) diperoleh dengan membagi jumlah kematian ≥ 48 jam
dengan jumlah pasien yang keluar hidup dikalikan 1000 permil. Mutu layanan
rumah sakit dikatakan baik apabila pencapaian indikator ini semakin rendah.
Pencapaian NDR di RSUD Karangasem cukup baik walaupun ada fluktuasi
namun masih di bawah daripada standar nasional. Namun jika dilihat kembali
pencapaian nilai dalam kurun waktu tiga tahun menunjukkan bahwa jumlah
kematian ≥ 48 jam di RSUD Karangasem mengalami peningkatan (13,11‰,
11,81‰, 16,02‰). Tingginya kasus rujukan puskesmas yang mengalami
kematian di rumah sakit ikut memberikan andil dalam peningkatan NDR
rumah sakit.Hal ini harus diantisipasi oleh pihak rumah sakit untuk dapat
menekan jumlah kematian ≥ 48 jam ini. Pelatihan-pelatihan BTCLS, BLS
perlu ditingkatkan lagi.
2. Indikator BTO ( Bed Turn Over) merupakan frekuensi pengisian atau
pergantian pasien baru pada masing-masing tempat tidur dalam kurun waktu
satu tahun. Nilai BTO diperoleh dari jumlah pasien keluar hidup dan mati
dibagi dengan jumlah tempat tidur. Pencapaian BTO di RSUD Karangasem
berada di atas nilai ideal yang berarti semakin efisiennya pemanfaatan tempat
tidur rawat inap. Capaian BTO sebesar 86,34 kali pada tahun 2014
menunjukkan frekuensi atau pergantiaan pasien yang baru sangat cepat
79
sehingga pergantian pengguna tempat tidur melebihi ketentuan. Hal ini
menyebabkan tempat tidur tidak memperoleh waktu minimal untuk
perawatan dan pemeliharaan sebagaimana mestinya sehingga layak secara
medis. Capaian BTO ini menunjukkan bahwa jumlah pasien yang dirawat
melebihi kapasitas tempat tidur yang ada, sehingga belum satu hari kosong
sudah diisi pasien kembali. Dari sisi pendapatan dan efisinsi baik, tetapi dari
segi sterilisasi akan berdampak kurang baik. Upaya-upaya yang sudah
dilakukan rumah sakit adalah dengan menambah jumlah tempat tidur dari 120
TT pada tahun 2013 menjadi 198 TT pada tahun 2014. Namun upaya ini
belum memperbaiki nilai BTO yang berarti tingkat kunjungan pasien ke
RSUD Karangasem sangat tinggi.
3. Angka Av LOS (average Length of stay) adalah rata-rata lama waktu dirawat.
Av LOS diperoleh dari angka jumlah lama dirawat dibagi dengan jumlah
pasien keluar baik hidup maupun mati. Nilai idealnya yang ditetapkan oleh
Kemenkes adalah 6-9 hari. Nilai rata-rata Av LOS RSUD Karangasem dalam
kurun waktu tiga tahun adalah sebesar 2,91 hari yang berarti bahwa lama
waktu rawat pasien yang dirawat di RSUD Karangasem berada di bawah dari
nilai ideal. Hal ini patut menjadi perhatian oleh manajemen rumah sakit
mengingat singkatnya waktu rata-rata pasien rawat inap yang bisa
diasumsikan bahwa pasien belum benar-benar sembuh sudah dipulangkan. Hal
ini selaras dengan nilai BTO yang juga berada di luar dari nilai ideal.
4. Indikator respon time pelayanan resep mengandung arti waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan resep oleh petugas mulai dari penerimaan
80
sampai resep obat tersebut diterima pasien atau keluarga pasien. Dari hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa respon time penyelesaian resep kurang
memenuhi target. Hal ini dipengaruhi oleh jenis obat yang diminta. Pada obat
yang tidak perlu pencampuran atau perlakuan lainnya memerlukan waktu
kurang dari 30 menit.
Berdasarakan uraian di atas performa RSUD karangasem dari perspektif
proses bisnins internal sudah cukup baik walaupun dari 8 indikator perspektif
proses bisnis internal terdapat tiga indikator yang belum menunjukkan performa
yang baik yaitu BTO,LOS dan respon time pelayanan resep. Hal ini terjadi karena
tingginya kunjungan rawat inap ke RSUD Karangasem dan kurangnya tenaga
apoteker di RSUD Karangasem. Rumah sakit harus membuat perencanaan
penambahan kapasitas rawat inap mengingat jumlah pasien yang semakin
meningkat dan penambahan tenaga apoteker sehingga tiga indikator tersebut dapat
berada pada nilai ideal.
Perspektif proses bisnis internal hasil penelitian Prihananto (2006) di Rumah
Sakit Kristen Tayu Pati juga menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dibuktikan dari
capaian Bed Turnover Ratio dalam kurun waktu 2004-2005 mengalami
peningkatan sebesar 2,81 kali, yang mengindikasikan bahwa jumlah pasien yang
bisa terlayani dan pasien rawat inap yang telah dirawat lebih dari 48 jam sudah
memuaskan, hal ini dapat dilihat dari penurunan NDR sebesar 1,04 %. Meskipun
Nilai GDR pada tahun 2005 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hasil
yang berbeda didapatkan oleh Trihastuti (2011) pada RSUD Tugurejo dimana
81
delapan indikator perspektif proses bisnis internal masih belum menunjukkan
kinerja yang memuaskan.
6.1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang harus dibangun melalui
infrastrktur perusahaan yang memadai. Hal inilah yang menjadi fokus dalam
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sumber utamanya adalah manusia,
sistem, dan prosedur perusahaan.
Fokus utama perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah melakukan
investasi melalui pelatihan kepada karyawannya, meningkatkan teknologi dan
sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai prosedur dan kegiatan operasional
perusahaan di mana hal ini dapat mendukung tercapaianya tujuan tga persspektif
lainnya.(Budiarti, 2006).
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dapat dinilai dari tingkat kepuasan
karyawan dan jumlah karyawan yang meningkat kompetensinya. (Kaplan dan
Norton, 2006)
Tingkat kepuasan karyawan di RSUD Karangasem berada pada tataran tidak
baik yaitu sebesar 46 % dimana target yang ditetapkan adalah >80%. Hal ini
mencerminkan bahwa RSUD Karangasem belum cukup memberikan rasa nyaman
dan puas bagi karyawannya dalam bekerja. Tingkat kepuasan karyawan diukur
menggunakan lima dimensi pelayanan yaitu reliability, responsivness, assurance,
empathy dan tangible. Analisis dari pernyataan-pernyataan yang tidak memuaskan
karyawan adalah karyawan merasa lambatnya respon manajemen dalam
menyelesaikan keluhan atau komplain baik dari pasien maupun karyawan serta
82
kurang nyamanya tempat kerja karyawan. Karyawan mengharapkan penghargaan
dari manajemen terhadap pekerjaan mereka yang berarti sistem reward yang
berlaku di rumah sakit masih belum memuaskan karyawan. Kenyataan ini
didukung dengan terjadinya komplain secara teru-menerus dalam hal pembagian
jasa pelayanan dan gap antara tenaga medis dan non medis sangat jauh.
Lambatnya respon manajemen terhadap keluhan karyawan dikarenakan
sebagian besar keluhan yang disampaikan berkaitan dengan sarana dan parasarana
yang realisasinya tidak dapat dengan cepat dipenuhi karena harus melalui
mekanisme anggaran. Upaya-upaya yang dilakukan manajemen dalam
menindaklanjuti permasalahan ini dengan terus melakukan perbaikan pada sistem
pembagian jasa pelayanan yang melibatkan seluruh elemen rumah sakit dan
menyusun protap manajemen komplain agar karyawan tahu ke mana
berkoordinasi saat ada komplain dari pasien.
Tingkat kepuasan karyawan berdasarkan umur diketahui bahwa karyawan
dengan umur ≤ 33 tahun mempunyai tingkat kepuasan yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan karyawan dengan umur ≥ 33 tahun. Hal ini berkaitan
dengan sikap dan perilaku seseorang karyawan. Semakin bertambah usia dari
seseorang maka tingkat kepuasannya kerjanya akan semakin tinggi begitu pula
sebailiknya (Gibson, 1997).
Gambaran kepuasan karyawan berdasarkan jenis tenaga diketahui bahwa
jenis tenaga paramedis mempunyai tingkat kepuasan yang paling rendah daripada
tenaga yang lain. Hal ini disebabkan karena tenaga paramedis sebagai ujung
tombak pelayanan merasa belum dihargai secara maksimal, dan mereka belum
83
merasa bahwa rumah sakit memberikan prioritas kepada mereka terutama dalam
hal jasa pelayanan, namun tenaga penunjang medis lebih dapat menerima
penghargaan yang diberikan rumah sakit dengan pencapaian skor kepuasan yang
tertinggi.
Tingkat kepuasan karyawan berdasarkan jenis kelamin menggambarkan
bahwa karyawan perempuan mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi
daripada karyawan laki-laki. Menurut Mangkunegara (2001), kepuasan kerja yang
dipengaruhi dari faktor karyawan adalah kecakapan khusus, umur, jenis kelamin,
kondisi fisik, pendidikan, emosi, cara berpikir, prestasi dan sikap kerja. Dalam hal
ini jenis kelamin mempengaruhi kepuasan kerja karyawan karena pada dasarnya
karyawan laki-laki cenderung mempunyai cita-cita yang lebih tinggi dibandingkan
dengan karyawan perempuan sehingga kepuasan kerja karyawan laki-laki lebih
rendah. Karyawan perempuan lebih cepat merasa puas dalam bekerja. ( Jurnal
Murni Sadar, 2011)
Berdasarkan gambaran kepuasan karyawan di atas pihak manajemen harus
berupaya untuk memperbaiki item-item yang menyebabkan karyawan merasa
tidak puas dalam bekerja. Dengan melihat diagram kartesius dapat diketahui item
mana yang menjadi skala prioritas, item yang dipertahankan , ditingkatkan dan
item yang penerapannya berlebihan.
Karyawan adalah aset bagi sebuah perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa
begitu pentingnya memperbaiki tingkat kepuasan pelanggan internal suatu
perusahaan yaitu, semakin kompleksnya perusahaan baik dalam struktur maupun
organisasinya. Kondisi pasar dan ekonomi memaksa adanya peningkatan efisiensi
84
dan kualitas barang dan jasa yang ditawarkan. Dengan terciptanya tingkat
kepuasan pelanggan internal maka akan tercipta pula produktivitas dan hasil kerja
yang maksimal (Gunawan,2005).
Tercapainya suatu motivasi dan produktivitas kerja yang tinggi dari karyawan
merupakan hasil dari tingkat kepuasan kerja yang tinggi pula. Terwujudnya tujuan
perusahaan diperoleh melalui karyawan yang mempunyai prestasi kerja, disiplin
dan moralitas kerja yang tinggi sebagai kunci pendorong majunya sebuah
perusahaan demikian pula sebaliknya (Hasibuan, 2003).
Kuantitas tenaga kesehatan yang terlatih dapat dilihat melalui jumlah
karyawan yang mengikuti pelatihan. Berdasarkan form ekstraksi data sekunder
diketahui bahwa persentase karyawan yang meningkat kompetensinya selama
kurun waktu tiga tahun terakhir berada jauh dari target yang diharapkan. Bahkan
untuk pelatihan tenaga penunjan medis sangat kecil persentasenya jika
dibandingkan dengan tenaga dokter dan tenaga perawat yang dilatih.
Pencapaian jumlah tenaga kesehatan dalam kurun waktu tiga tahun
mengalami peningkatan yang tipis dan kesemuanya belum mencapai taget yang
ditetapkan.
Berdasarkan laporan pada seksi pengembangan sumber daya manusia
diketahui bahwa terjadinya peningkatan volume pelatihan pada tahun 2013
dikarenakan pada saat itu rumah sakit sedang mempersiapkan tenaga terlatih
untuk mengikuti lomba Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Anak (GRSSIB)
dimana salah satu item penilaiannya adalah tersedianya tenaga kesehatan yang
85
terlatih dan pada saat tersebut pelatihan lebih banyak dilakukan secara in-house
training dengan narasumber dari rumah sakit sendiri.
Trend peningkatan juga terjadi pada persentase tenaga penunjang medis yang
dilatih bahkan pada jenis tenaga ini persentase pelatihan sangat kecil. Perbedaaan
yang cukup signifikan antara jumlah tenaga medis dan paramedis yang terlatih
dengan tenaga penunjang kesehatan dikarenakan rumah sakit lebih mengutamakan
meningkatkan kompetensi tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada
pasien sehingga jumlah tenaga medis dan paramedis yang terlatih lebih banyak
daripada jumlah tenaga penunjang medis yang terlatih.
Hasil kinerja RSUD Karangasem pada perspektif ini jika dilihat dari tingkat
kepuasan karyawan dan persentase tenaga yang meningkat kompetensinya
pencapaianya berada pada kategori tidak baik karena dari sisi kepuasan karyawan
dan dari sisi persentase tenaga yang meningkat kompetensinya tidak mencapai
target yang diharapkan.
Rumah sakit harus lebih memberikan perhatian serius pada perspektif ini
karena yang menjadi sasaran pada perspektif ini adalah karyawan yang
merupakan asset penting bagi rumah sakit. Harapan yang lebih besar dari para
pekerja kepada perusahaan tidak terbatas dari segi gaji saja melainkan fasilitas
tambahan, kepuasan pribadi dan kepuasan atas pekerjaan yang ditekuni dan proses
komunikasi di dalam organisasi yang semakin kompleks dan informasi atas
kebutuhan pelanggan eksternal (Gunawan,2005)
Solusi yang dapat ditawarkan pada pihak rumah sakit adalah perbaikan sistem
pelatihan karyawan di mana rumah sakit harus membuat perencanan tentang
86
kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya baik secara
hard skills maupun soft skills. Peningkatan keahlian sangat berkaitan dengan
kepuasan karyawan karena karyawan yang puas tidak selalu dikarenakan
memperoleh gaji yang tinggi tetapi peningkatan kompetensi merupakan salah satu
bentuk perhatian manajemen terhadap masa depan karyawannya.
Hasil penelitian yang diperoleh Trihastuti (2011) pada RSUD Tugurejo,
Semarang menunjukkan hasil yang berbeda pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran dimana pada perspektif ini RSUD Tugurejo sudah cukup baik dalam
memberikan kepuasan kerja bagi karyawannya namun dari sisi pelatihan
karyawan masih perlu ditingkatkan.
6.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam Penelitian ini RSUD Karangasem dapat mengetahui kinerja rumah
sakit berbasis balanced scorecard, namun tentu saja dalam penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan antara lain :
1. Pemilihan sampel kepuasan pasien hanya menggunakan pasien rawat inap
sehingga tidak mewakili pasien rumah sakit secara keseluruhan
2. Data pembanding sebelum penerapan konsep balanced scorecard dalam
RENSTRA tidak tersedia sehingga tidak dapat menyimpulkan apakah kinerja
rumah sakit menurun atau meningkat.
3. Tidak semua indikator dalam balanced scorecard dapat diteliti sehingga
belum bisa menyimpulkan secara keseluruhan kinerja berdasarkan balanced
scorecard.
87
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
a. Hasil kinerja RSUD Karangasem berbasis balanced scorecard berada pada
kategori cukup atau sedang dengan pencapaian skor sebesar 44,7%.
b. Kinerja perspektif keuangan berada pada kategori cukup.
c. Kinerja perspektif pelanggan berada pada kategori cukup.
d. Kinerja perspektif proses bisnis internal berada pada kategori cukup.
e. Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berada pada kategori tidak
baik.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuaraikan di atas maka saran yang
dapat diberikan kepada pihak RSUD Karangasem adalah sebagai berikut :
a. Pihak manajemen rumah sakit dapat megupayakan peningkatan kinerja
karyawan khususnya dalam hal pemberian pelayanan kepada pasien agar tidak
berbelit-belit dan pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang
cepat dan tepat
b. memperbaiki sistem perencanaan anggaran dan kegiatan rumah sakit
c. rumah sakit dapat mengupayakan peningkatan kepuasan karyawan dan pasien
dengan menggunakan skala prioritas yang tertuang dalam diagram kartesis.
87
88
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.1994. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Yayasan
Penerbit IDI. Jakarta.p.34
Burney, L. L. dan N. J. Swanson. 2010. The relationship between Balanced
Scorecard characteristics and managers’ job satisfaction. Journal of
Managerial Issues 22(2): 166-181.
Budiarti, Isniar. 2006, Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Dan Alat
Pengendali Sistem Manajemen Strategis. Majalah Ilmiah Unikom, Volume
6. Bandung
Depkes RI. 2005. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan, http://bankdata.depkes.go.id
/Profil/INDO97/CONTENS/UPAYA/manfaat.htm
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta. p.15
Fauzi.1995. Kamus Akuntansi Praktisi. Penerbit Indah. Surabaya.p.67-68 Fatmanely, dkk.,2011. Analisis Kinerja RSUD Adnan WD tahun 2010 dengan
metode Balanced Scorecard. Publikasi Ilmiah. Universitas Andalas.
Gunawan, Adi Herlambang. 2005. Menentukan kualitas pelayanan karyawan
terhadap pelanggan internal dan variable pendukungnya, Jakarta.p.91-94.
Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia :
Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatran
Produktifitas Pegawai. Grasindo. Jakarta.p. 112. Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Bumi Aksara. Jakarta.p. 53-57.
Hidayati, A.N. 2011. Analisis Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kepuasan
Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.Volume 2. Nomor
1. Januari 2014. Available from : http://e journal-sl.undip.ac.id/ndex.php/
Hermawan, Ancella. 1996. Balanced Scorecard Sebagai Sarana Akuntansi
Managemen Strategi. Penerbit IAI. Jakarta.p.23-25
88
89
Kaplan, R. dan D. Norton., 1996. The Balanced Scorecard: Translating Strategy
into Action, edisi satu. United States Of America : Harvard Business School
Press
Kaplan. Robert S dan David Norton.2000. Balanced Scorecard : Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Erlangga. Jakarta.p.232-248.
Mangkunegara,A.P.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Remaja Rosdakarya. Bandung.p.120
Mardiasmo. 2002. Perpajakan. Penerbit Andi. Yogyakarta.p.18-24
Mattson, Beth,.1999. Executive Learn How to Keep Store: Balance Scorecard
gets all employees focusing on vision.[cited:2014,Dec,23].Available from:
http://www.ianalliot.com.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk
Pelipatgandaan kinerja Manajemen Perusahaan. Salemba 4. Jakarta.p.69-
72.
Norpatiwi. 2006 Aspek Value Added Rumah Sakit Sebagai Badan Layanan
Umum, Jakarta
Panca Wedana, I.G. 2007. “Analisis Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan
Balanced Scorecard (Studi di RSUD Buleleng)” (tesis). Denpasar.
Universitas Pendidikan Nasional
Pemerintah Kabupaten Karangasem, RSUD Kabupaten Karangasem. 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014.
Karangasem
Pemerintah Kabupaten Karangasem, RSUD Kabupaten Karangasem. 2010.
Rencana Strategis RSUD Karangasem Tahun 2010-20114. Karangasem
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Dareah. Jakarta
Pramandhany, W.E.Y,dkk. 2011. Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok
Ukur Penilaian Kinerja pada Organisasi Nirlaba ( Studi Kasus pada Rumah
Sakit Bhayangkara, Semarang). Publikasi Ilmiah. Universitas Diponegoro
Prihananto, Aji Dwi, 2006. Penerapan Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur
Penilaian Kinerja pada Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit (Studi Kasus
pada RS Kristen Tayu Pati). Publikasi Ilmiah. Fakultas Ekonomi,
Universitas Kristen Soegijapranata. Semarang.
90
Rivai, P. dan Sagda, E.D. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan : dari teori ke praktek. Edisi ke-2. Rajawali Press.
Jakarta.p.121.
Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan pertama.
Penerbit BPFE. Yogyakarta.p.62-63.
Robbins, Stephen.P. 2001. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversio, Aksi.
Edisi ke 8. PT Prenhallindo. Jakarta.p.48
Singarimbun, B.J. 2009. Analisa Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan
Perbedaan Karakteristik Jenis Kelamin. Jurnal Murni Sadar.Volume 1.
Nomor 2. Agustus 2011. Available from :
murnisadar.ac.id/bundles/murnisadar/downloads/VOL.1.NO.2.AGUSTUS.
2011
Sinha, Abhijit. 2006. Balanced Scorecard : A Strategic Management Tool
Vidyasagar University Journal of Commerce Vol. 11, March 2006
Simamora,H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedua. STIE
YKPN. Yogyakarta.p.89-95.
Sudigdo, Sastroasmoro., Sofyan, Ismael. 2011. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi ke-4. Sagung Seto. Jakarta
Supranto,J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta,
Jakarta.p.234-256.
Umar, Husein.2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.p.67.
Utama,A.N,dkk. 2012. Analisis Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan
Balanced Scorecard (Studi kasus pada RSUD Prof.Dr Soekandar,
Mojosari). Publikasi Ilmiah, Universitas Brawijaya. Malang
RSUD Kabupaten Karangasem. 2015. Laporan Keuangan RSUD Karangasem
tahun 2012-2014. Karangasem
Trihastuti, Kristianingsih. 2011. Analisis kinerja perusahaan dengan metode
Balanced Scorecard. Publikasi ilmiah, Universitas Negeri Semarang.
Wijaya, Tunggal Amin. 2002. Memahami Konsep Balance Scorecard. Cetakan ke
2. Penerbit Harvindo, Jakarta.p.33-43.
91
Zeithaml, V.A., Leonard, L. Berry dan Parasuraman, A.1988.Communication and
Control Processes in the Delivery of Service Quality.Journal of Marketing,
Vol. 52,issue 4,pp317-322.
92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
NAMA : PUTU YULIANTI
TEMPAT LAHIR : MATARAM
TANGGAL LAHIR : 29 JULI 1980
ALAMAT : JALAN SUDIRMAN NO 94 AMLAPURA
E-MAIL : [email protected]
NO. TELEPHONE : 085253869787
PEKERJAAN : PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
INSTANSI : RSUD KABUPATEN KARANGASEM
SUAMI : I GDE PANCA WEDANA, SKM,MM
ANAK :
1. YASHODARA ARIASTARI V.
2. ERLINDIRA ARIASWARI V.
3. HAYUDEA ARINDRA V.
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. TAMAN KANAK-KANAK : TK SARASWATI MATARAM
2. SEKOLAH DASAR : SDN NO 10 CAKRANEGARA
3. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : SMPN 2 MATARAM
4. SEKOLAH MENENGAH UMUM : SMUN 1 MATARAM
5. PERGURUAN TINGGI :
a. PAM-SKL DENPASAR
b. UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
93
RIWAYAT PEKERJAAN :
1. FUNGSIONAL UMUM PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
KARANGASEM (TAHUN 2006-2012)
2. STRUKTURAL PADA RSUD KABUPATEN KARANGASEM (TAHUN
2012-SEKARANG)
94
Lampiran 1
4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional
Cara dan
Alat Ukur
Hasil Pengukuran
Skala Analisis
Data
1 2 4 5 6
1.
2.
Kinerja
Rumah Sakit
Perspektif
keuangan
Hasil kerja atau prestasi kerja yang dihasilkan oleh rumah
sakit yang akan diukur dengan empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan,perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran dan perspektif proses
bisnis internal
Penilaian kinerja finansial yang dihasilkan oleh
manajemen untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan
rumah sakit
Perhitungan
data primer
dan data
sekunder
Perhitungan
dari data
sekunder
1. Tidak baik: hasil
yang didapat <20
2. Kurang baik: hasil
yang didapat antara
21-40
3. Cukup: hasil yang
didapat antara 41-60
4. Baik: hasil yang
didapat antara 61-80
5. Sangat Baik: hasil
yang didapat antara
81-100
1. Sehat : tiga rasio
pengukuran
memenuhi target
2. Cukup sehat : jika
salah satu dari rasio
pengukuran tidak
memenuhi target
3. Tidak sehat : jika
dua rasio dari
Nominal
Nominal
Univariat
Univariat
95
3.
4.
5.
6.
Perspektif
pelanggan
Rasio ekonomi dihitung dengan rumus :
Rasio efisiensi dihitung dengan rumus :
Rasio Efektifitas dihitung dengan rumus :
pengukuran tidak
memenuhi target
Rasio Ekonomi:
Baik (100%) Kurang
(dibawah 100%)
Rasio efisiensi:Baik
(dibawah100%)
Kurang (diatas
100%)
Rasio Efektifitas
Baik (diatas 100%)
Kurang
(dibawah100%)
Nominal
Nominal
Nominal
Univariat
Univariat
Univariat
Kemampuan rumah sakit untuk mencari pelanggan baru,
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Wawancara
dengan
kuesioner
dan
perhitungan
data
sekunder
1. Baik : kepuasan
pelanggan dan
akuisisi pelanggan
memenuhi target
2. Cukup : salah satu
indikator memenuhi
target
3. Tidak baik :
kepuasan pelanggan
dan akuisisi
pelanggan tidak
memenuhi target
Nominal
Univariat
96
7.
8.
Kepuasan
pelanggan
Akuisisi
pelanggan
Kepuasan konsumen merupakan hasil perbandingan
antara harapan pasien akan pelayanan yang diinginkan
dengan kenyataan yang diterima
Akuisisi pelanggan adalah kemampuan rumah sakit dalam
memperoleh pelanggan baru yang dihitung dengan rumus
:
x 100%
Wawancara
dengan
kuisioner
Perhitungan
data
sekunder
1. Baik : >85%
2. Tidak baik : <85%
1. Baik : >20%
2. Tidak baik : <20%
Nominal
Nominal
Univariat
Univariat
9
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Kemampuan rumah sakit mengidentifikasi proses-proses
penting yang mengharuskan rumah sakit melaksanakan
proses tersebut dengan baik karena memiliki nilai yang
diinginkan pelanggan.
1. Indikator mutu pelayanan
2. Indikator efisiensi pelayanan
3. Kinerja pelayanan di IRD dan IRJ
Data
Sekunder
Indikator mutu
pelayanan
a. NDR
b. GDR
Indikator efisiensi
pelayanan
a. BOR
b. LOS
c. BTO
Kinerja pelayanan di
IRD dan IRJ
a. emergency respon
time rate
b. waktu tunggu
pemeriksaan
poliklinik
c. respon time
penyelesaian resep
Nominal Univariat
97
10
11
12
Perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran
Kepuasan
karyawan
Kuantitas
tenaga
kesehatan
yang terlatih
Kemampuan rumah sakit menyediakan infrastruktur yang
merupakan hasil investasi rumah sakit yang manfaat dan
hasilnya tidak bisa dirasakan langsung.
Kepuasan karyawan merupakan hasil perbandingan antara
harapan karyawan sebagai pelanggan internal rumah sakit
dengan kenyataan yang diterima
Prosentase tenaga kesehatan yang terlatih di rumah sakit
Wawancara
dengan
kuesioner
dan data
sekunder
Wawancara
dengan
kuisioner
Perhitungan
data
sekunder
1. Baik : Kepuasan
Karyawan dan
kuantitas tenaga
kesehatan terlatih
sesuai dengan target
2. Tidak baik :
Kepuasan Karyawan
dan
kuantitas tenaga
kesehatan terlatih
tidak sesuai dengan
target
1. Baik : >80%
2. Tidak baik : <80%
a. Persentase dokter
yang meningkat
kompetensinya 75%
b. Persentase tenaga
perawat yang
meningkat
kompetensinya80%
c. Persentase tenaga
penunjang yang
meningkat
kompetensinya85%
Nominal
Nominal
Nominal
Univariat
Univariat
Univariat
98
13 Karakteristik
responden
Sifat atau ciri responden yang menggambarkan keadaan
responden tersebut yang sebenarnya yang membedakan
dengan responden lain yang meliputi :
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Pekerjaan
4) Jenis tenaga
5) Pendidikan terakhir
Wawancara
dengan
kuisisoner
1) Umur :
lamanya
hidup
responden
dalam
tahunan
terhitung
sejak
responden
dilahirkan
hingga
reponden
diwawancara
2) Jenis
kelamin :
perbedaan
bentuk, sifat
dan fungsi
biologi
responden
laki-laki dan
perempuan
sejak ia lahir
3) Pekerjaan :
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
responden
untuk
memperoleh
Nominal Univariat
99
pendapatan
atau
penghasilan
4) Jenis tenaga :
pembagian
tenaga yang
ada di rumah
sakit yaitu
medis dan
non medis
5) Pendidikan
terahir:
tingkat
pendidikan
formal yang
telah
diselesaikan
atau
ditamatkan
responden
100
Lampiran. 2
FORM EKSTRAKSI DATA SEKUNDER
1. Perspektif Keuangan
No Data Tahun
2012 2013 2014
1 Pengeluaran RS
2 Anggaran yang ditetapkan
3 Pengeluaran untuk
memperoleh pendapatan
4 Realisasi pendapatan
5 Target pendapatan yang
ditetapkan
2. Perspektif Pelanggan
No Data Tahun
2012 2013 2014
1 Jumlah pelanggan/pasien
baru
2 Jumlah total
pelanggan/pasien
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
No Data Tahun
2012 2013 2014
1 Nilai NDR
2 Nilai GDR
3 BOR
4 LOS
5 BTO
6 Emergency respon time
rate
7 Waktu tunggu
pemeriksaan poliklinik
8 Respon time penyelesaian
resep
101
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
No Data Tahun
2012 2013 2014
1 Dokter yang meningkat
kompetensinya
2 Perawat yang meningkat
kompetensinya
3 Tenaga penunjang yang
meningkat kompetensinya
102
Lampiran.3
Tabel
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan kelas perawatan dan karakteristik responden
No Variabel SP P C TP STP TOTAL Kepuasan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % Kategori %
1 Kls Perawatan
III 7 9,3 49 65,3 19 25,3 0 0 0 0 75 100 Puas 74,6
II 1 9,1 7 63,6 3 27,3 0 0 0 0 11 100 Puas 72,72
I 1 9,1 10 90,9 0 0 0 0 0 0 11 100 Sangat puas 100
VIP 0 0 10 76,9 1 7,7 2 15,4 0 0 13 100 Puas 76,9
2 Umur
Remaja 0 0 4 66,7 2 33,3 0 0 0 0 6 100 Puas 66,7
Dewasa 7 10 48 68,8 13 18,6 2 2,8 0 0 70 100 Puas 78,6
Pra lansia 1 4 18 72 6 24 0 0 0 0 25 100 Puas 76
Lansia 1 11 ,1 6 66,7 2 22,2 0 0 0 0 9 100 Puas 77,8
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 4 8,3 32 66,7 10 20,8 2 4,2 0 0 48 100 Puas 76
Perempuan 5 8,0 44 71 13 21 0 0 0 0 62 100 Puas 79
3 Pendidikan
Sekolah 8 8,3 66 68,8 20 20,8 2 2,1 0 0 96 100 Puas 77,1
Tidak sekolah 1 7,1 10 71,4 3 21,4 0 0 0 0 14 100 Puas 79,7
4 Jenis Pendidikan
Rendah 3 6 35 70 12 24 0 0 0 0 50 100 Puas 76
Sedang 4 9,3 29 67,4 9 20,9 1 2,3 0 0 43 100 Puas 76,7
Tinggi 2 11,8 12 70,6 2 11,8 1 5,9 0 0 17 100 Sangat puas 82,4
103
Keterangan
SP : Sangat Puas
P : Puas
C : Cukup
TP : Tidak Puas
STP : Sangat tidak puas
No Variabel
SP P C TP STP TOTAL Kepuasan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % Kategori %
Pekerjaan
Bekerja 7 7,9 62 69,7 18 20,2 2 2,2 0 0 89 100 Puas 77,6
Tidak Bekerja 2 9,5 14 66,7 5 23,8 0 0 0 0 21 100 Puas 76,2
6 Jenis Pekerjaan
Petani/buruh 3 7,9 25 65,8 10 26,3 0 0 0 0 38 100 Puas 73,7
Pedagang/wiraswasta 3 8,8 24 70,6 5 14,7 2 5,9 0 0 34 100 Puas 79,4
PNS/TNI/Polri 1 9,1 9 81,8 1 9,1 0 0 0 0 11 100 Sangat Puas 90,9
Pelajar 0 0 4 66,7 2 33,8 0 0 0 0 6 100 Puas 66,7
104
Lampiran. 4
Tabel
Gambaran kepuasan pasien RSUD Karangasem berdasarkan 5 dimensi kepuasan
No Pernyataan Kinerja
(x)
Tingkat
kepentingan
(y)
Tingkat
Kesesuaian
(%)
X Y
Dimensi Reliability
1 Prosedur pelayanan
tidak berbelit-belit.
434 468 92,73 3,94 4,25
2 Pelayanan
pemeriksaan,
pengobatan dan
perawatan cepat dan
tepat.
436 471 92,56 3,96 4,28
3 Kegiatan
administrasi rapi dan
teratur.
436 460 94,78 3,96 4,18
4 Tenaga medis dan
karyawan memberi
pelayanan yang
memuaskan sesuai
dengan kebutuhan
pasien.
440 462 95,23 4,00 4,20
Dimensi Responsivnees
5 Pelayanan dimulai
tepat waktu.
a. Pelayanan obat
b. Pelayanan
gizi/makanan
c. Visite dokter
444 474 93,67 4,03 4,30
6 Tenaga medis dan
karyawan memberi
tanggapan yang baik
dan cepat terhadap
keluhan pasien.
447 474 94,30 4,06 4,30
7 Prosedur
penyampaian
informasi yang jelas
dan mudah
dimengerti.
435 465 93,54 3,95 4,22
105
8 Tenaga medis dan
karyawan selalu ada
sesuai jadwal.
443 470 94,25 4,02 4,27
Dimensi Assurance
9 RSUD Karangasem
memberikan jaminan
apabila terjadi
kesalahan pada hasil
kinerja tenaga medis
dan karyawan.
443 466 95,06 4,02 4,23
10 Tenaga medis dan
karyawan memiliki
sifat sopan, ramah,
jujur, dan dapat
dipercaya.
440 473 93,02 4,00 4,3
11 Penarikan tarif biaya
sesuai dengan
kualitas pelayanan
yang diterima.
442 467 94,64 4,01 4,24
12 Tenaga medis dan
karyawan
mempunyai
kemampuan,
pengetahuan yang
luas dan kecakapan
dalam menjalankan
tugasnya.
447 469 95,30 4,06 4,26
Dimensi Emphaty
13 RSUD Karangasem
memberikan
kemudahan
pelayanan dalam
akses pelayanan
kesehatan.
435 466 93,34 3,95 4,23
14 Tenaga medis dan
karyawan tidak
membiarkan pasien
menunggu antrian
terlalu lama.
435 466 93,34 3,95 4,23
15 Tenaga medis dan
karyawan
memberikan
perhatian yang baik
444 473 93,86 4,03 4,30
52
106
kepada pasien.
16 Komunikasi pasien
dengan tenaga medis
dan karyawan
berjalan baik dan
lancar.
430 465 92,47 3,90 4,22
Dimensi Tangibles
17 RSUD Karangasem
memiliki
kenyamanan di ruang
pelayanan dan ruang
tunggu.
426 465 91,61 3,87 4,22
18 Tenaga medis dan
karyawan
berpenampilan
rapi,sopan, dan
keserasian seragam
dalam menjalankan
tugasnya.
445 467 95,28 4,04 4,24
19 RSUD Karangasem
memiliki fasilitas
fisik yang memadai
seperti gedung,
tempat parkir dan
toilet.
434 464 93,53 3,94 4,21
20 Peralatan medis
RSUD Karangasem
yang digunakan
bersih.
442 466 94,84 4,01 4,23
Rata-rata 3.98 4,24
107
Lampiran.5
Tabel
Tingkat Kepuasan Karyawan berdasarkan Umur,Jenis Kelamin dan Jenis Tenaga
Keterangan
SP : Puas
P : Puas
C : Cukup
TP : Tidak puas
STP : Sangat tidak puas
No Variabel SP P C TP STP TOTAL Kepuasan ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % Kategori %
1 Umur
≥ 33 tahun 5 8,2 20 32,8 28 46 7 11,5 1 1,5 61 100 Cukup 41
≤ 33 tahun 3 8,8 16 47,1 13 38,2 2 5,9 0 0 34 100 Cukup 55,9
2 Jenis kelamin
Laki-laki 3 13,0 6 26,1 11 47,8 3 13,0 0 0 23 100 Tidak Puas 39,1
Perempuan 5 6,9 30 41,7 30 41,7 6 8,3 1 1,4 72 100 Cukup 48,6
3 Jenis Tenaga
Medis `1 20 2 40 2 40 0 0 0 0 5 100 Puas 60
Paramedis 0 0 16 38 19 45,2 6 14,3 1 2,4 42 100 Tidak puas 38
Penunjang medis 3 30 4 40 3 30 0 0 0 0 10 100 Puas 70
Non Medis 4 10,5 14 36,8 17 44,7 3 0 0 0 38 100 Cukup 47,3
108
Lampiran. 6
Tabel 5
Tabel Kepuasan Karyawan berdasarkan lima dimensi kepuasan
No Pernyataan Kinerja
(x)
Tingkat
kepentingan
(y)
Tingkat
Kesesuaian
(%)
X Y
Dimensi Reliability
1 Saudara sangat
memahami kemana
melakukan
koordinasi dalam
menyelesaikan tugas
383 429 89,3 4,032 4,516
2 Saudara bekerja
sesuai standar
operasional prosedur
yang berlaku
398 439 90,7 4,189 4,621
3 Terdapat pembagian
tugas yang jelas
antara Saudara
dengan karyawan
yang lain
388 430 90,2 4,084 4,526
4 Sistem informasi
manajemen
memudahkan
Saudara
mendapatkan data
dan informasi
382 429 89 4,021 4,516
5 Saudara mengetahui
tugas pokok dan
fungsi serta lembaga
sangat menghargai
komitmen
379 430 88,1 3,989 4,526
Dimensi Responsiveness
6 Setiap keluhan yang
Saudara sampaikan
mendapat tanggapan
yang cepat dari RS
335 425 78,8 3,526 4,474
7 Setiap permasalahan 354 430 82,3 3,726 4,526
63
109
yang terjadi cepat
diantisipasi dan
dicarikan
pemecahannya oleh
RS
8 RS selalu
melibatkan Saudara
dalam pengambilan
keputusan
325 372 87,4 3,421 3,916
9 RS selalu memenuhi
permintaan dan
kebutuhan khusus
Saudara
310 380 81,6 3,263 4
10 RS antusias
mendukung dan
membantu mencari
akar permasalahan
dengan serius
349 419 83,3 3,674 4,411
Dimensi Asurance
11 RS memberikan
perhatian ketika
Saudara
memberikan
pelayanan
363 419 86,6 3,821 4,411
12 Saudara tidak
merasa takut dalam
menyampaikan
pendapat demi
kepentingan RS
373 412 90,5 3,926 4,337
13 Saudara mendapat
kepercayaan dari RS
dalam melaksanakan
tugas sesuai
tanggung jawab
386 422 91,5 4,063 4,442
14 RS memperlakukan
Saudara dengan
ramah dan sopan
378 418 90,4 3,979 4,4
15 Saudara tidak pernah
merasa takut
terhadap
keamanan/krisis
kepercayaan dari
rekan sejawat dalam
melaksanakan tugas
359 396 90,7 3,779 4,168
64
110
Dimensi Emphaty
16 Antara Saudara dan
karyawan lain telah
terjalin hubungan
yang harmonis
392 434 90,3 4,126 4,568
17 Manajemen
memberikan
perhatian terhadap
permasalahan yang
Saudara hadapi
dalam tugas
353 418 84,4 3,716 4,4
18 Saudara mendapat
perlakuan yang sama
dalam tugas
369 415 88,9 3,884 4,368
19 Manajemen
memandang Saudara
sebagai mitra kerja
366 415 88,2 3,853 4,368
20 Saudara saling
memperhatikan
kepentingan dalam
bekerja pada satu
team work
389 435 89,4 4,095 4,579
Dimensi Tangible
21 Fasilitas peralatan
yang disediakan RS
modern dan cukup
tersedia
338 412 82 3,558 4,337
22 Kantor/ruangan
tempat kerja selalu
dalam keadaan
bersih
354 423 83,7 3,726 4,453
23 Bentuk fisik gedung,
peralatan dan ruang
kerja sangat menarik
317 393 80,7 3,337 4,137
24 Lingkungan tempat
bekerja Saudara
nyaman dan menarik
342 407 84 3,6 4,284
25 Karyawan
berpenampilan rapi
dan bersih
387 424 91,3 4,074 4,463
Rata-rata 3,81 4,38
111
Lampiran 7.
Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian
FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN
NASKAH PENJELASAN
Selamat Pagi/Siang/Sore, Saya Putu Yulianti, Mahasiswa Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, saya bermaksud untuk melakukan
penelitian tentang Analisis Kinerja RSUD Karangasem berbasis Balanced
Scorecard.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis kinerja
RSUD Karangasem berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard.
Saudara terpilih sebagai orang yang akan diwawancarai dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, saya mohon keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini.
Keikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela, dijamin kerahasiaannya dan
Saudara berhak untuk keluar atau mundur kapan pun bila menginginkannya. Kami
akan menghormati keputusan tersebut.
Jika Saudara bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini, maka saya akan
melakukan wawancara singkat dengan menggunakan kuesioner tentang analisis
kinerja RSUD Karangasem berbasis balanced scorecard. Wawancara kurang-
lebih 10 menit. Nama dan alamat Saudara tidak akan dicatat pada kuesioner.
Saudara berhak untuk tidak menjawab pada pertanyaan manapun.
Jika Saudara bersedia, maka Saudara/pewawancara akan menandatangani
formulir persetujuan yang telah disiapkan. Jika ada masalah, baik terkait
ketidaknyamanan selama proses pelaksanaan dan dampak setelah pelaksanaan,
Saudara dapat menghubungi peneliti Putu Yulianti, Mahasiswa Program Studi
112
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Konsentrasi Manajemen Pelayanan
Kesehatan Jalan P.B. Jenderal Sudirman Denpasar Bali. Telp/Hp. 085253869787.
Apakah Saudara bersedia untuk ikut serta sebagai responden dalam kegiatan ini?
113
Lampiran 8.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
INFORMED CONSENT
Formulir persetujuan ini telah dibacakan untuk saya dan saya telah diberi kesempatan
untuk bertanya tentang kegiatan ini dan semua pertanyaan yang saya ajukan telah dijawab
dengan memuaskan.
Saya dengan suka rela menyetujui untuk berpartisipasi pada kegiatan ini dan memahami
bahwa saya mempunyai hak untuk menarik diri dari kegiatan ini. Saya akan diberi salinan
dari formulir persetujuan yang telah ditandatangani untuk saya simpan sebagai bukti
keikutsertaan.
Saya setuju ikut serta dalam
penelitian ini
Responden
......................................
Peneliti
Putu Yulianti
......../......../2015
114
Lampiran. 9
KUESIONER
ANALISIS KINERJA RSUD KARANGASEM
BERBASIS BALANCED SCORECARD
TAHUN 2014
PENDAHULUAN
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan tujuan dari kuesioner ini
4. Tekankan mengenai kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden,
danberitahukan bahwa nama responden tidak akan dicatat.
5. Tanyakan keinginan mereka untuk menjadi responden dan
bersediamenjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya
6. Ucapkan terimakasih pada responden atas kesediaannya menjawab
115
No Identitas Responden: Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Umur : Pekerjaan :
Pertanyaan bagian pertama berisitentang HARAPAN Anda selaku pasien akan pelayanan RSUD Karangasem yang diterima Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kategori 1 : Sangat Tidak Penting( STP ) 2. Kategori 2 : Tidak penting( TP) 3. Kategori 3 : Netral ( N ) 4. Kategori 4 : Penting ( P ) 5. Kategori 5 : Sangat Penting( SP ) Pertanyaan bagian kedua berisi tentang KENYATAANAnda selaku pasien akan pelayanan RSUD Karangasem yang diterima Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kategori 1 : Sangat Tidak Setuju( STS ) 2. Kategori 2 : Tidak Setuju( TS) 3. Kategori 3 : Netral ( N ) 4. Kategori 4 : Setuju ( S ) 5. Kategori 5 : Sangat Setuju( SS ) 1. RELIABILITY ( keandalan )
No PERTANYAAN HARAPAN PASIEN
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit.
2 Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan cepat dan tepat.
3 Kegiatan administrasi rapi dan teratur.
4 Tenaga medis dan karyawan memberi pelayanan yang memuaskan sesuai dengan kebutuhan pasien.
116
2. RESPONSIVENESS ( cepat tanggap )
No PERTANYAAN HARAPAN PASIEN
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 Pelayanan dimulai tepat waktu. a. Pelayanan obat b. Pelayanan gizi/makanan c. Visite dokter
2 Tenaga medis dan karyawan memberi tanggapan yang baik dan cepat terhadap keluhan pasien.
3 Prosedur penyampaian informasi yang jelas dan mudah dimengerti.
4 Tenaga medis dan karyawan selalu ada sesuai jadwal.
3. ASSURANCE ( jaminan )
No PERTANYAAN HARAPAN PASIEN
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 RSUD Karangasem memberikan jaminan apabila terjadi kesalahan pada hasil kinerja tenaga medis dan karyawan.
2 Tenaga medis dan karyawan memiliki sifat sopan, ramah, jujur, dan dapat dipercaya.
3 Penarikan tarif biaya sesuai dengan kualitas pelayanan yang diterima.
4 Tenaga medis dan karyawan mempunyai kemampuan, pengetahuan yang luas dan kecakapan dalam menjalankan tugasnya.
117
4. EMPATHY ( empati )
No PERTANYAAN HARAPAN PASIEN
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 RSUD Karangasem memberikan kemudahan pelayanan dalam akses pelayanan kesehatan.
2 Tenaga medis dan karyawan tidak membiarkan pasien menunggu antrian terlalu lama.
3 Tenaga medis dan karyawan memberikan perhatian yang baik kepada pasien.
4 Komunikasi pasien dengan tenaga medis dan karyawan berjalan baik dan lancar.
5. TANGIBLES ( bentuk fisik )
No PERTANYAAN HARAPAN PASIEN
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 RSUD Karangasem memiliki kenyamanan di ruang pelayanan dan ruang tunggu.
2 Tenaga medis dan karyawan berpenampilan rapi,sopan, dan keserasian seragam dalam menjalankan tugasnya.
3 RSUD Karangasem memiliki fasilitas fisik yang memadai seperti gedung, tempat parkir dan toilet.
4 Peralatan medis RSUD Karangasem yang digunakan bersih.
Secara Keseluruhan, Kepuasan saya di RSUD Karangasem adalah…………
Sangat Tidak Puas 1 2 3 4 5 Sangat Puas
Terima Kasih Atas Kesediaan Anda Dalam Menjawab Kuesioner ini.
118
Identitas Responden: Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Umur : Jenis Tenaga : (1) Medis (2) Non Medis
Pertanyaan bagian pertama berisi tentang HARAPAN Anda selaku karyawan akan pelayanan RSUD Karangasem yang diterima saat ini. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kategori 1 : Sangat Tidak Penting ( STP ) 2. Kategori 2 : Tidak penting ( TP ) 3. Kategori 3 : Netral ( N ) 4. Kategori 4 : Penting ( P ) 5. Kategori 5 : Sangat Penting ( SP ) Pertanyaan bagian kedua berisi tentang KENYATAAN Anda selaku karyawan akan pelayanan RSUD Karangasem yang diterima saat ini Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kategori 1 : Sangat Tidak Setuju( STS ) 2. Kategori 2 : Tidak Setuju( TS) 3. Kategori 3 : Netral ( N ) 4. Kategori 4 : Setuju ( S ) 5. Kategori 5 : Sangat Setuju( SS )
119
1. RELIABILITY ( keandalan )
No PERTANYAAN HARAPAN SAUDARA
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 Saudara sangat memahami kemana melakukan koordinasi dalam menyelesaikan tugas
2 Saudara bekerja sesuai standar operasional prosedur yang berlaku
3 Terdapat pembagian tugas yang jelas antara Saudara dengan karyawan yang lain
4 Sistem informasi manajemen memudahkan Saudara mendapatkan data dan informasi
5 Saudara mengetahui tugas pokok dan fungsi serta lembaga sangat menghargai komitmen
2. RESPONSIVENESS ( cepat tanggap )
No PERTANYAAN HARAPAN SAUDARA
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 Setiap keluhan yang Saudara sampaikan mendapat tanggapan yang cepat dari RS
2 Setiap permasalahan yang terjadi cepat diantisipasi dan dicarikan pemecahannya oleh RS
3 RS selalu melibatkan Saudara dalam pengambilan keputusan
4 RS selalu memenuhi permintaan dan kebutuhan khusus Saudara
5 RS antusias mendukung dan membantu mencari akar permasalahan dengan serius
120
3. ASSURANCE ( jaminan )
No PERTANYAAN HARAPAN SAUDARA
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 RS memberikan perhatian ketika Saudara memberikan pelayanan
2 Saudara tidak merasa takut dalam menyampaikan pendapat demi kepentingan RS
3 Saudara mendapat kepercayaan dari RS dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab
4 RS memperlakukan Saudara dengan ramah dan sopan
5 Saudara tidak pernah merasa takut terhadap keamanan/krisis kepercayaan dari rekan sejawat dalam melaksanakan tugas
4. EMPATHY ( empati )
No PERTANYAAN HARAPAN SAUDARA
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 Antara Saudara dan karyawan lain telah terjalin hubungan yang harmonis
2 Manajemen memberikan perhatian terhadap permasalahan yang Saudara hadapi dalam tugas
3 Saudara mendapat perlakuan yang sama dalam tugas
4 Manajemen memandang Saudara sebagai mitra kerja
5 Saudara saling memperhatikan kepentingan dalam bekerja pada satu team work
121
5. TANGIBLES ( bentuk fisik )
No PERTANYAAN HARAPAN SAUDARA
KENYATAAN
STP TP N P SP STS TS N S SS
1 Fasilitas peralatan yang disediakan RS modern dan cukup tersedia
2 Kantor/ruangan tempat kerja selalu dalam keadaan bersih
3 Bentuk fisik gedung, peralatan dan ruang kerja sangat menarik
4 Lingkungan tempat bekerja Saudara nyaman dan menarik
5 Karyawan berpenampilan rapi dan bersih
Secara Keseluruhan, Kepuasan kerja saya di RSUD Karangasem adalah…………
Sangat Tidak Puas 1 2 3 4 5 Sangat Puas
Terima Kasih Atas Kesediaan Anda Dalam Menjawab Kuesioner ini
122
Lampiran 10
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
NO KEGIATAN TAHUN 2014 TAHUN 2015
JUL AGS SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
1 Pembuatan Judul Proposal
2 Konsultasi Judul Proposal
3 Penyusunan Proposal
4 Konsultasi Proposal
5 Ujian Proposal
6 Revisi Hasil Ujian Proposal
7 Menyebar Instrumen
8 Tabulasi dan Pengolahan Data
9 Penyajian Hasil Penelitian
10 Revisi Hasil Penelitian
11 Ujian Tesis
123