78
ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN LAHAN PULAU GILI KETAPANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI, KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI Oleh : Ramanto Lukman Yassar NIM 135080601111014 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN LAHAN

PULAU GILI KETAPANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI,

KABUPATEN PROBOLINGGO

SKRIPSI

Oleh :

Ramanto Lukman Yassar

NIM 135080601111014

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN ILMU

KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN LAHAN

PULAU GILI KETAPANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI,

KABUPATEN PROBOLINGGO

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar

Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Univesitas Brawijaya

Oleh :

Ramanto Lukman Yassar

NIM 135080601111014

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN ILMU

KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

NOVEMBER, 2017

Page 3: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau
Page 4: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Judul : ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN

KEMAMPUAN LAHAN PULAU GILI KETAPANG SEBAGAI

EKOWISATA, KABUPATEN PROBOLINGGO.

Nama Mahasiswa : RAMANTO LUKMAN YASSAR

NIM : 135080601111014

Program Studi : Ilmu Kelautan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : DR. H. RUDIANTO, MA

Pembimbing 2 : ANDIK ISDIANTO, ST., MT

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : M. ARIF ZAINUL FUAD, S.KEL., M.SC

Dosen Penguji 2 : M. ARIF AS’ADI, S.KEL., M.SC

Tanggal Ujian : 23 November 2017

Page 5: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

PERNYATAAN ORISILANITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ramanto Lukman Yassar

Nim : 135080601111014

Program Studi : Ilmu Kelautan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 23 November 2017

Mahasiswa

Ramanto Lukman Yassar

Page 6: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN Jalan Veteran Malang – 65145, Indonesia

Telp. +62-0341-553512, Fax. +62-0341-557837 E-mail : [email protected] http://www.fpik.ub.ac.id

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ramanto Lukman Yassar

NIM : 135080601111014

Tempat / Tgl Lahir : Samarinda / 18 Januari 1995

No. Tes Masuk P.T. : 4130130479

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan / Pemanfaatan

SumberdayaPerikanan dan Kelautan / Sosial Ekonomi

Perikanan dan Kelautan *)

Program Studi : Ilmu Kelautan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

Agama : Islam

Status Perkawinan : ( Sudah Kawin / Belum Kawin *)

Alamat : Jl. Apel F2 RT.17 RW. 05 Perum. Sekardangan, Sidoarjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2001 2007 SD Muh. 2 Sidoarjo

2 S.L.T.P 2007 2010 SMP Muh. 1 Sidoarjo

3 S.L.T.A 2010 2013 SMAN 1 Antartika Sidoarjo

4 Perguruan Tinggi ..........

5 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2017 Universitas Brawijaya

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian

hari ternyata terdapat kekeliruan saya sanggup menanggung segala akibatnya.

Malang, 6 November 2017 Hormat saya

(Ramanto Lukman Y)

*) Coret yang tidak perlu NIM. 135080601111014

Page 7: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan bantuan dari beberapa pihak, laporan yang berjudul “Analisis

Kesesuaian, Daya Dukung Dan Kemampuan Lahan Pulau Gili Ketapang Sebagai

Ekowisata Bahari, Kabupaten Probolinggo” dapat diselesaikan. Maka dari itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan berkah dan iman sehingga penulis bisa

menyelesaikan Skripsi dan dapat menyusun laporan Skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya, Gunaryo Singgih dan Rahimah Barack yang selalu

memberikan support berupa doa, motivasi, dan uang sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Dr. H. Rudianto, MA selaku pembimbing 1 dan bapak Andik

Isdianto, ST., MT selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan, arahan serta nasihat dalam menyelesaikan

laporan Skripsi.

4. Bapak M. Arif Zainul Fuad S.Kel., M. Sc selaku penguji 1 dan bapak M. Arif

As’adi S.Kel., M.Sc selaku penguji 2 yang telah memberikan bimbingan

dan meluluskan saya sebagai sarjana ilmu kelautan.

5. Bapak Rois dan istrinya sebagai fasilitator di pulau Gili Ketapang saat

melakukan penelitian. Tidak lupa kepada mas Fathor, mas Fathur, mas

Ainun dan kerabat lainnya yang sudah menemani saya .

6. Terhadap rekan – rekan saya yaitu Novar Enkawardana dan Akhyar

Maududi karena sudah setia menemani dan menjadi rekan diskusi,

bertukar pikiran saat melakukan penelitian panjang.

7. Dan semua pihak, rekan dan saudara yang telah membantu dalam

penulisan laporan ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 8: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN LAHAN

PULAU GILI KETAPANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI, KABUPATEN

PROBOLINGGO

Ramanto Lukman Yassar1, Rudianto2, Andik Isdianto2

ABSTRAK

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil memiliki keragaman potensi sumber daya alam yang tinggi, dan penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya masyarakat. Potensi sumber daya alam pulau Gili Ketapang perlu dilakukan kajian untuk pengembangan ekowisata bahari. Penelitian ini mengkaji tentang kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan di pulau Gili Ketapang. Penelitian ini menggunakan metode survey untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang terjadi secara actual. Hasil menunjukkan nilai indeks kesesuaian wisata kategori wisata pantai sebesar 88% (S1) dan daya dukung kawasan sebesar 534 orang/hari. Indeks kesesuaian wisata kategori snorkeling sebesar 57% (S3) dan daya dukung kawasan sebesar 110 orang/hari. Nilai daya dukung kawasan kategori camping sebesar 103 orang/hari. Klasifikasi kemampuan lahan pulau Gili Ketapang termasuk dalam kelas satu (I) dengan daya dukung baik tanpa adanya faktor pembatas.

Kata Kunci: Ekowisata, Daya Dukung, Kesesuaian, Kemampuan, Pulau Gli Ketapang

(1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya (2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

Analysis of Suitability, Carrying Capacity and Land Capability of Gili

Ketapang as Marine Ecotourism, Probolinggo district

Ramanto Lukman Yassar1, Rudianto2, Andik Isdianto2

ABSTRACT

Coastal Areas and Small Islands have a rich diversity of potential natural

resources, and are important for social, economic, and cultural development of the

community. The potential of natural resources of Gili Ketapang island needs to be

done study for marine ecotourism development. This study examines the

suitability, carrying capacity and ability of land in Gili Ketapang island. This

research uses survey method to obtain facts from actual symptoms. The result

shows the value of tourist suitability index of beach tourism category of 88% (S1)

and carrying capacity of area of 534 person/day. Snorkeling category travel

suitability index of 57% (S3) and the carrying capacity of the area of 110

people/day. The carrying capacity of camping category is 103 people/day.

Classification of Gili Ketapang island capability is included in class one (I) with

good carrying capacity without limiting factor.

Keywords: Ecotourism, Capacity, Suitability, Capability, Gili Ketapang Island

(1) Student Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Brawijaya (2) Lecturer Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Brawijaya

Page 9: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat, karunia dan hidayah-Mu sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Kesesuaian, Daya Dukung Dan

Kemampuan Lahan Pulau Gili Ketapang Sebagai Ekowisata Bahari, Kabupaten

Probolinggo dengan baik. Laporan ini disusun karena ingin memperbaiki kawasan

wisata pulau-pulau kecil dimana sering terjadi overtourism. Maka dari itu perlu

dilakukan upaya analisis daya dukung kawasan dan kemampuan lahan agar alam

tetap lestari dengan/tanpa wisatawan.

Semoga laporan yang telah disusun ini dapat digunakan sebagai salah

satu acuan atau pedoman bagi para pembaca. Penulis menyampaikan terima

kasih kepada Bapak Dr. H. Rudianto, MA selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Andik Isdianto, ST., MT selaku dosen pembimbing II karena telah menyempatkan

diri melakukan bimbingan. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap

laporan ini dapat memberikan manfaat serta memperkaya pengetahuan bagi

semua pihak.

Malang, 23 November 2017

Penulis

Page 10: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISILANITAS ............................................................................ i

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... ii

RINGKASAN ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ivv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vviii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viviii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

1.4 Manfaat ...................................................................................................... 3

1.5 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

2.1 Ekowisata ................................................................................................... 5

2.1.1 Konsep Ekowisata ............................................................................... 7

2.1.2 Ekowisata Pesisir dan Bahari ............................................................... 8

2.2 Sumber Daya Ekosistem ............................................................................ 9

2.2.1 Terumbu Karang .................................................................................. 9

2.2.2 Ikan Karang ......................................................................................... 9

2.3 Daya Dukung Kawasan ............................................................................ 10

2.4 Kemampuan Lahan .................................................................................. 11

BAB 3. METODOLOGI ...................................................................................... 13

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 13

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 14

3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 15

3.4 Metode Penelitian..................................................................................... 16

3.4.1 Jenis Data dan Informasi ................................................................... 16

3.4.2 Pengamatan Karang .......................................................................... 17

3.4.3 Pengamatan Ikan Karang .................................................................. 17

3.5 Analisis Data ............................................................................................ 18

3.5.1Analisis Kualitas Perairan ................................................................... 18

Page 11: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3.5.2 Analisis Kesesuaian Ekowisata .......................................................... 19

3.5.3 Analisis Kesesuaian Ekowisata Pantai ............................................... 21

3.5.4 Analisis Kesesuaian Ekowisata Snorkeling ........................................ 22

3.5.5 Analisis Daya Dukung Kawasan ........................................................ 23

3.5.6 Analisis Kemampuan Lahan .............................................................. 24

3.5.7 Wawancara ........................................................................................ 27

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 28

4.1 Kondisi Umum Lokasi ............................................................................... 28

4.1.1 Batas Geografis dan Administratif ...................................................... 28

4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat .................................................. 29

4.1.3 Pengelolaan Wisata Gili Ketapang ..................................................... 30

4.1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................................ 31

4.2 Kawasan Wisata Pulau Gili Ketapang ...................................................... 33

4.2.1 Pasir Putih ......................................................................................... 34

4.2.2 Terumbu Karang ................................................................................ 35

4.3 Kualitas Perairan Pulau Gili Ketapang ...................................................... 38

4.4 Kesesuaian Ekowisata Pantai .................................................................. 43

4.5 Kesesuaian Ekowisata Snorkeling ............................................................ 46

4.6 Daya Dukung Kawasan ............................................................................ 47

4.7 Kelas Kemampuan Lahan ........................................................................ 50

4.8 Persepsi terhadap Wisata Gili Ketapang .................................................. 55

4.8.1 Masyarakat Lokal ............................................................................... 55

4.8.2 Wisatawan atau Pengunjung ............................................................. 58

BAB 5. PENUTUP ............................................................................................. 61

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 61

4.2 Saran ....................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62

LAMPIRAN ........................................................................................................ 65

Page 12: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian ...................................................................... 13 Gambar 2. Skema Alur Penelitian ...................................................................... 15 Gambar 3. Pengamatan Ikan Karang ................................................................. 18 Gambar 4. Sarana dan Prasarana di Gili Ketapang ........................................... 32 Gambar 5. Peta Kawasan Wisata ...................................................................... 33 Gambar 6. Kondisi Wisata Pasir Putih ............................................................... 34 Gambar 7. Jenis Lifeform Terumbu Karang ....................................................... 35 Gambar 8. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang ................................................ 36 Gambar 9. Persentase Tutupan Karang Hidup .................................................. 37 Gambar 10. Persentase other ............................................................................ 37 Gambar 11. Kondisi Stasiun 1 ........................................................................... 39 Gambar 12. Kondisi Stasiun 2 ........................................................................... 40 Gambar 13. Kondisi Stasiun 3 ........................................................................... 40 Gambar 14. Peta Kemiringan............................................................................. 52 Gambar 15. Peta Jenis dan Tekstur Tanah ........................................................ 53 Gambar 16. Peta Rawan Bencana .................................................................... 54 Gambar 17. Peta Curah Hujan........................................................................... 55 Gambar 18. Usia Responden Masyarakat Lokal ................................................ 56 Gambar 19. Tingkat Pendidikan Masyarakat Lokal ............................................ 56 Gambar 20. Persentase Usia Pengunjung ......................................................... 58 Gambar 21. Alasan Berkunjung Wisata ............................................................. 60 Gambar 22. Persepsi terhadap Keamanan dan Kenyamanan ........................... 60

Page 13: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat yang digunakan ............................................................................ 14 Tabel 2. Bahan yang digunakan ........................................................................ 14 Tabel 3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data ..................................................... 16 Tabel 4. Baku Mutu Perairan Wisata Bahari ...................................................... 19 Tabel 5. Matriks Kesesuaian Ekowisata Pantai .................................................. 21 Tabel 6. Matriks Kesesuaian Ekowisata kategori snorkeling .............................. 22 Tabel 7. Penentuan dan Harkat Kemiringan Lereng .......................................... 25 Tabel 8. Tingkat Rawan Bencana ...................................................................... 25 Tabel 9. Kriteria Tekstur Tanah .......................................................................... 25 Tabel 10. Curah Hujan ....................................................................................... 25 Tabel 11. Kelas Kemampuan Lahan .................................................................. 26 Tabel 14. Penduduk menurut Mata Pecaharian ................................................. 29 Tabel 15. Penduduk menurut Tamat Pendidikan ............................................... 30 Tabel 16. Sarana dan Prasarana ....................................................................... 32 Tabel 17. Data Luasan Pantai............................................................................ 34 Tabel 18. Data Kualitas Perairan ....................................................................... 40 Tabel 19. Matriks Nilai Kesesuaian Ekowisata Pantai ........................................ 43 Tabel 20. Matriks Nilai Kesesuaian Ekowisata Snorkeling ................................. 46 Tabel 21. Luas area jenis kegiatan .................................................................... 47 Tabel 22. Potensi pengunjung dan luas area kegiatan ....................................... 48 Tabel 23. Waktu yang dibutuhkan dan disediakan ............................................. 48 Tabel 24. Penentuan Kelas Kemampuan Lahan ................................................ 51 Tabel 25. Persepsi Masyarakat .......................................................................... 57 Tabel 26. Persepsi Pengunjung ......................................................................... 59

Page 14: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Kuesioner untuk Masyarakat ............................ 65 Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Kuesioner untuk Pengunjung ............................ 68 Lampiran 3. Daftar Pertanyaan untuk Pengelola ................................................ 71 Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan Masyarakat ........................................... 72 Lampiran 5. Hasil Wawancara dengan Pengunjung ........................................... 74 Lampiran 6. Hasil Wawancara dengan Pihak Pengelola .................................... 76 Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 77

Page 15: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil memiliki keragaman potensi

sumber daya alam yang tinggi, dan sangat penting bagi pengembangan sosial,

ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa, oleh karena

itu perlu dikelola secara berkelanjutan dan berwawasaan global, dengan

memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat, dan tata nilai bangsa yang

berdasarkan norma hukum nasional (UU No.27 Tahun 2007).

Potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan di kawasan pulau-pulau

kecil sangat besar dan produktif. Satu atau lebih ekosistem pesisir dan sumber

daya pesisir dapat ditemukan di wilayah ini, ekosistem yang bersifat alami seperti

terumbu karang dan pantai berpasir, yang bersifat buatan seperti kawasan

pariwisata, serta sumber daya yang dapat pulih seperti ikan dan lamun

sedangkan sumber daya yang tidak dapat pulih seperti minyak dan gas.

Ekosistem pesisir merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat, bahkan

sebagian besar telah dimanfaatkan bagi pembangunan sosial dan ekonomi di

Indonesia. Laju pemanfaatan sumber daya pesisir dan lautan yang semakin

pesat telah memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan, salah

satunya adalah dari sektor wisata.

Menurut Lumaksono et al. (2012) dalam Wijayanto (2013), menyatakan

bahwa sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian

Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun

penciptaan lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Pariwisata juga

merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam

perolehan devisa negara melalui wisatawan mancanegara (wisman).

Page 16: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Pada tahun 2009, pariwisata di Indonesia menduduki peringkat ke-3

dalam hal devisa negara. Hal tersebut terus mengalami peningkatan sehingga

muncul kegiatan pariwisata massal yang hanya mementingkan jumlah wisatawan

dalam jumlah besar tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga

menyebabkan degradasi lingkungan. Contohnya seperti pencemaran perairan

akibat limbah atau sampah basah dari kegiatan pariwisata serta rusaknya

ekosistem pesisir akibat dari perilaku pengunjung yang tidak terkontrol. Apabila

hal ini berlangsung terus, maka sumber daya yang menjadi obyek wisata akan

rusak dan daya tariknya menjadi hilang. Selanjutnya hal ini dapat menyebabkan

penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung sehingga pemerintah, investor

dan masyarakat setempat tidak dapat lagi mengambil manfaat dari sektor

pariwisata.

Ekowisata merupakan salah satu model pembangunan pariwisata yang

cenderung tidak merusak lingkungan. Konsep ekowisata merupakan suatu

pemikiran yang mempunyai tujuan untuk melestarikan sumber daya serta

memanfaatkannya untuk kepentingan wisata secara berkelanjutan. Demi

mencapai konsep tersebut maka harus mempertimbangkan kesesuaian daya

dukung kawasan dan kesesuaian lahan kawasan wisata. Dampak positifnya pun

mampu memberikan manfaat rekreatif dan edukatif bagi para wisatawan,

memberikan manfaat ekonomi yang digunakan untuk biaya pengelolaan dan

pengembangan kawasan konservasi, serta menyediakan peluang usaha bagi

masyarakat lokal dalam pelaksanaannya (Jannah, 2007).

Gili Ketapang termasuk dalam kawasan wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil yang memiliki potensi besar di bidang wisata karena memiliki pasir putih

yang luas dan hamparan ekosistem terumbu karang yang sehat. Letaknya yaitu

di bagian selat Madura, tepatnya 18 millepas pantai dari pulau Jawa. Secara

Page 17: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Sumberasih, Kabupaten

Probolinggo, Jawa Timur. Luas wilayahnya sekitar 0.61 km², dan jumlah

penduduknya sebanyak 8.583 jiwa. Sebagian besar masyarakatnya merukapan

suku Madura dan bermata pencaharian sebagai nelayan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa nilai indeks kesesuaian wisata Pulau Gili Ketapang untuk kegiatan

wisata bahari?

2. Berapa nilai daya dukung Pulau Gili Ketapang untuk kegiatan wisata

bahari?

3. Apa kelas kemampuan lahan Pulau Gili Ketapang untuk kegiatan wisata

bahari?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui nilai indeks kesesuaian wisata Pulau Gili Ketepang untuk

kegiatan wisata bahari

2. Mengetahui nilai daya dukung Pulau Gili Ketepang untuk kegiatan wisata

bahari

3. Mengetahui kelas kemampuan lahan Pulau Gili Ketepang untuk kegiatan

wisata bahari

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan kegiatan yang dilakukan dapat

memberikan gambaran dalam pengembangan wisata bahari berbasis konservasi

di Pulau Gili Ketapang dan sebagai bahan pertimbangan Dinas Pariwisata

Page 18: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Kabupaten Probolinggo dalam pengelolaan Pulau Gili Ketapang sebagai objek

ekowisata bahari.

1.5 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakasanakan di Pulau Gili Ketapang, Desa Gili Ketapang,

Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada bulan Juli

sampai Oktober 2017. Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan pada

bulan Juli – Agustus, selanjutnya pengolahan data hingga bulan Oktober 2017.

Page 19: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekowisata

Ekowisata merupakan kegiatan wisata di alam terbuka yang terkandung

unsur kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian alam dan

kesejahteraan penduduk lokal. Menurut Steck (1999) dalam bukunya yang

berjudul Sustainable Tourism as a Development Option menyatakan bahwa

pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) atau yang biasa kita sebut

ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dimana

selain memenuhi kebutuhan wisatawan tapi juga mengutamakan aspek

konservasi alam dan meningkatkan peluang untuk masa depan. Hal tersebut

diharapkan mampu menjadi faktor utama dalam terpenuhinya pemberdayaan

sosial, budaya, ekonomi masyarakat lokal dan keanekaragaman hayati daerah

sekitar. Kegiatan ekowisata dapat menciptakan dan memuaskan keinginan akan

alam, tentang eksploitasi potensi wisata untuk konservasi dan pembangunan

serta mencegah dampak negatif terhadap ekosistem, kebudayaan, dan

keindahan (Lindberg dan Hawkins, 1993). Semula ekowisata dilakukan oleh

wisatawan pecinta alam yang menginginkan daerah tujuan wisata tetap utuh dan

lestari, disamping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga.

Ekowisata berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan

ingin berkunjung ke daerah alami yang menciptakan kegiatan bisnis.

Banyak para ilmuwan mengatakan bahwa ekowisata sering dianggap

sebagai strategi yang potensial untuk mendukung konservasi alam, pada saat

yang sama juga mempromosikan pembangunan daerah berkelanjutan. Meskipun

suatu daerah memiliki potensi yang besar untuk dijadikan kawasan ekowisata,

namun kegagalan untuk mencapai ekowisata tersebut kerap terjadi. Dengan kata

Page 20: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

lain, teori ekowisata sering tidak berhasil saat berada di lapangan, meskipun

pedomannya memiliki kemungkinan keberhasilan (Ross dan Wall, 1999).

Menurut Moscardo dan Kim (1990) dalam Yudasmara (2004), pariwisata

yang berkelanjutan harus memperhatikan:

a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

b. Menjamin keadilan antar generasi dan intragenerasi.

c. Melindungi keanekaragaman biologi dan mempertahankan sistem ekologi

yang ada serta

d. Menjamin integritas budaya.

Ekowisata dan konservasi seperti dua sisi uang logam yang tidak dapat

dipisahkan dimana harus jalan secara berdampingan. Menurut Hidayati (2003),

menyatakan bahwa pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan memiliki

kesamaan dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development), sehingga pariwisata berkelanjutan harus memenuhi kriteria –

kriteria sebagai berikut ini:

a. Secara ekologis berkelanjutan, yaitu pembangunan pariwisata tidak

menimbulkan efek negatif bagi ekosistem setempat. Konservasi pada daerah

wisata harus diupayakan secara maksimal untuk melindungi sumber daya

alam dan lingkungan dari efek negatif kegiatan wisata.

b. Secara sosial dan kebudayan dapat diterima, yaitu mengacu pada

kemampuan penduduk lokal menyerap usaha pariwisata tanpa menimbulkan

konflik sosial dan masyarakat lokal mampu beradaptasi dengan budaya turis

yang berbeda sehingga tidak merubah budaya masyarakat lokal.

c. Secara ekonomis menguntungkan, yaitu keuntungan yang diperoleh dari

kegiatan wisata yang ada dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup

masyarakat setempat. Saat ini ekowisata merupakan istilah yang telah

Page 21: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

dipergunakan secara internasional untuk mempertegas konsep pariwisata

yang berkelanjutan.

2.1.1 Konsep Ekowisata

Konsep ekowisata tidak mengedepankan faktor pertumbuhan ekonomi,

melainkan menjaga keseimbangan antara kegiatan pemanfaatan dan kelestarian

sumber daya. Salah satu ciri dalam pengembangan ekowsiata yaitu adanya

pembatasan jumlah wisatawan atau pengunjung sesuai dengan daya dukung

(carrying capacity) kawasan. Pembatasan jumlah pengunjung dilakukan karena

terjadinya kerusakan lingkungan dan sumber daya, salah satunya disebabkan

oleh banyaknya jumlah wisatawan yang melebihi kemampuan daya dukung

kawasan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hawkins dan Roberts (1997) bahwa meningkatnya jumlah wisatawan (penyelam)

dalam kegiatan wisata diving secara eksponensial juga meningkatkan persentese

kerusakan ekosistem terumbu karang (Ketjulan, 2010).

Ekowisata dapat diterapkan pada daerah tujuan wisata dan semua jenis

aktivitas wisata. Namun dalam pemahaman dan pengelolaannya, menurut

Zalukhu (2009) ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya berprinsip

pada pariwisata yang kegiatannya mengacu pada lima elemen penting yaitu:

1. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan yang dapat

meningkatkan pemahaman dan apresiasiterhadap daerah tujuan wisata yang

dikunjunginya. Pendidikan diberikan melalui pemahaman akan pentingnya

pelestarian lingkungan, sedangkan pengalaman diberikan melalui

kegiatankegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.

2. Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan

kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.

3. Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.

Page 22: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

4. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal, untuk

itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit (menguntungkan).

5. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.

2.1.2 Ekowisata Pesisir dan Bahari

Ekowisata pesisir dan bahari adalah bagian dari wisata lingkungan

(ecotourism). Wisata ini merupakan jenis kegiatan pariwisata yang berlandaskan

pada daya tarik kelautan dan terjadi di lokasi atau kawasan yang didominasi

perairan dan kelautan. Daya tarik tersebut mencakup keanekaragaman hayati,

ekosistem pesisir yang memiliki karakteristik yang unik dan aktivitas yang

dilakukan di perairan seperti memancing, snorkeling, menyelam, dayung,

upacara adat yang dilakukan di laut serta budaya kehidupan masyarakat pesisir.

Pada dasarnya ekowisata bahari dapat dikatakan memanfaatkan alam

secara bertanggung jawab untuk berbagai kepentingan. Model ekowisata

tersebut menunjukkan bahwa kegiatan ekowisata mengintregasikan kegiatan

pariwisata, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat lokal, sehingga

masyarakat setempat dapat ikut serta menikmati keuntungan dari kegiatan

wisata tersebut melalui pengembangan potensi-potensi lokal yang dimiliki.

Selanjutnya melalui penyelenggaraan kegiatan ekowisata diwilayah pesisir,

keberadaan sumber daya seperti terumbu karang dapat terlindungi sekaligus

dikembangkan sebagai atraksi wisata (Basyuni, 2016).

Pengembangan dan prinsip pengelolaan ekowisata bahari tidak terlepas

dari keberhasilan pengelolaan terhadap ekosistem. Sidharta (2015) dalam

bukunya yang berjudul Budaya Bahari dari Nusantara Menuju Mataram Modern

mengemukakan 10 langkah strategis untuk mencapai keberhasilan ekosistem,

yaitu:

1. Menjaga dan meningkatkan kondisi masyarakat dan ekosistem

2. Mengarahkan daya upaya untuk mencapai perkembangan yang berlanjut

Page 23: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3. Mencapai sasaran secara taktis dan strategis

4. Melalui proses adaptif dan siklis

5. Dilaksanakan secara partisipatoris (melibatkan banyak pihak)

6. Komunikasi antarpihak lebih diutamakan

7. Perencanaan diikuti pelaksanaan

8. Bersifat integrative dan antar sector

9. Membangun daya dukung

10. Tidak tergantung pada bantuan dari luar.

2.2 Sumber Daya Ekosistem

2.2.1 Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem laut yang menjadi

sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut sehingga keberadaannya

sangat penting. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem

laut. Menurut Sukmara et al. (2001) dalam Rosi (2016), terumbu karang memiliki

manfaat ekologi dan manfaat ekonomi karena keberadaan biota yang hidup di

dalamnya. Manfaat ekologi terumbu karang antara lain sebagai habitat hidup,

tempat berkembang, mencari makan, serta tempat memijah berbagai biota laut.

Manfaat ekonomi terumbu karang yaitu sebagai tempat menangkap biota laut

untuk konsumsi serta berbagai jenis ikan hias, perhiasan atau kerajinan tangan,

bahan baku farmasi, dan sebagai kawasan wisata atau rekreasi.

2.2.2 Ikan Karang

Ikan karang merupakan salah satu penyusun ekosistem utama di terumbu

karang, hampir seluruh hidup dari ikan karang akan sangat tergantung secara

langsung maupun tidak langsung dengan keberadan terumbu karang. Ikan

karang seperti kakap (snapper/Lutjanus), betok (damselfish/Pomacentridae), dan

beronang (rabbitfish/Siganus) ketika masa juvenile akan berada dikawasan

Page 24: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

dangkal seperti mangrove dan lamun, namun ketika dewasa mereka akan

bermigrasi kedaerah terumbu karang. Nilai ekonomis ikan karang di Indonesia

diperkirakan lebih dari 15.340 US dolar per km²(Luthfi, 2016).

Ikan karang memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena kaya akan protein.

Keanekaragaman yang tinggi merupakan indikator penting bagi kesehatan

terumbu karang. Selain itu, kenakenaragaman tersebut mampu menjadi daya

tarik tersendiri untuk wisatawan saat melakukan snorkeling atau diving.

2.3 Daya Dukung Kawasan

Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung

yang secara fisik dapat ditampung kawasan yang disediakan pada waktu tertentu

tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Analisis daya dukung

ditujukan pada pengembangan ekowisata bahari dengan memanfaatkan potensi

sumber daya pesisir, pantai, dan pulau-pulau kecil secara lestari (Adharianti,

2007). Tanpa lingkungan yang baik tak mungkin pariwisata mampu berkembang.

Oleh sebab itu pengembangan pariwisata haruslah memerhatikan terjaganya

mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata, lingkungan itulah yang

sebenarnya dijual. Asas pengelolaan lingkungan untuk melestarikan kemampuan

lingkungan dalam mendukung pembangunan yang terlanjutkan bukanlah

merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit dan sering

mempunyai efek jangka pendek. Dalam penentuan Daya Dukung Kawasan

menggunakan rumus sebagai berikut (Yulianda 2007).

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan

Page 25: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

K = Potensi ekologis penunjang per satuan unit area

Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan

Lt = Unit area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu

Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu

hari

Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegitan tertentu

2.4 Kemampuan Lahan

Lahan merupakan salah satu komponen abiotik lingkungan utama yang

merupakan matriks dasar kehidupan. Analisis kemampuan lahan merupakan

bagian dari analisis daya dukung lingkungan. Perencanaan penggunaan lahan

dapat diarahkan dengan benar sehingga lahan dapat digunakan sesuai dengan

kemampuannya. Menurut Stocking dan Murnaghan (2002) dalam Widiatmaka et

al. (2015), lahan memiliki daya dukung terbatas, karena itu penggunaannya perlu

dijaga agar tidak terjadi degradasi.

Harkat lahan merupakan nilai kualitatif dan karena itu tidak terukur secara

langsung, akan tetapi ditetapkan secara ditaksir atau ditafsir. Oleh karena itu

harkat lahan selalu berkenaan dengan suatu penggunaan tertentu, maka suatu

lahan yang berharkat baik untuk pertanian tidak pasti berharkat baik untuk

penggunaan kawasan pemukiman. Demikian pula sebaliknya.

Ada dua macam harkat lahan, yaitu kemampuan (capability) dan

kesesuaian (suitability). Dua macam pengharkatan tersebut berbeda dalam hal

penilaian. Penilaian kemampuan bermaksud menetapkan pembenahan

pengelolaan yang diperlukan untuk mencegah degradasi lahan. Pembenahan ini

mencakup pemilihan bentuk penggunaan dan upaya konservasi yang perlu

ditetapkan dalam mengembangkan suatu program jangka panjang. Penilaian

kesesuaian bermaksud menetapkan pengelolaan khas yang perlu diperlukan

Page 26: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

untuk memperoleh nasabah lebih baik antara manfaat dan masukan yang

dibutuhkan, baik berdasarkan pengalaman maupun antisipasi (Notohadiprawiro,

2006).

Page 27: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulau Gili Ketapang, Desa Gili Ketapang,

Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang dilaksanakan

pada bulan Juli sampai Oktober 2017. Pulau Gili Ketapang merupakan salah satu

destinasi wisata bahari yang mulai dibentuk dan dikembangkan pada tahun 2016.

Peta lokasi penelitian dapat di lihat pada Gambar 1. Penelitian dilakukan di tiga

stasiun pengamatan yang dianggap mampu mewakili kondisi wisata di pulau

tersebut. Stasiun 1 berada pada titik koordinat -7.682666°S 113.249507°E,

stasiun 2 berada pada titik koordinat -7.675929°S 113.253202°E, dan stasiun 3

berada pada titik koordinat -7.678190°S 113.245654°E.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Page 28: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada saat penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan

No Nama Fungsi

1 Alat Selam Dasar Untuk membantu dalam proses pengambilan data

2 Roll meter 50m Untuk mengukur panjang atau jarak pengambilan data

3 Laptop Memasukkan dan analisa data

4 Kamera digital Dokumentasi penelitian

5 GPS Menentukan lokasi koordinat stasiun penelitian

6 Termometer Digital Mengukur suhu perairan

7 Refraktometer Mengukur salinitas perairan

8 pH Meter Mengukur pH perairan

9 DO Meter Mengukur oksigen terlarut suatu perairan

10 Secchidisk Mengukur kecerahan perairan

11 Perahu Alat bantu menuju lokasi penelitian

12 Alat tulis Mencatat hasil penelitian

Adapun bahan yang digunakan pada saat penelitian ini dapat di lihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Bahan yang digunakan

No Nama Fungsi

1 Kertas bawah air Untuk pencatatan data

2 Formulir data Untuk pengklasifikasian data

3 Terumbu karang Objek pendataan

4 Aquades Kalibrasi alat

5 Air laut Media pengukuran

6 Tisu Membersihkan alat

7 Peta Tematik (peta rawan

bencana, jenis tanah,

kemiringan,curah hujan)

Objek pengolahan data

Page 29: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, verifikasi dan

pengamatan langsung di lapangan, wawancara serta penyebaran kuesioner.

Studi literatur dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai

lokasi penelitian yaitu di Pulau Gili Ketapang, Probolinggo lalu diverifikasi dengan

keadaan di lapang. Studi literatur yang dibutuhkan dalam pengerjaan penelitian

ini adalah klasifikasi kemampuan lahan, kawasan ekowisata, dan daya dukung

kawasan wisata.

Survey lokasi

Penentuan lokasi stasiun

Pengumpulan Data

Pengolahan data

Analisis Data Primer Analisis Data Sekunder

Kondisi Kawasan

dan Potensi

Kk

Kualitas

Perairan

Wawancara

dan

kuesioner

Kemampuan

Lahan

Studi literatur

Analisis

Hasil

Gambar 2. Skema Alur Penelitian

Page 30: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan merupakan metode survey dan melalui

2 tahap. Tahap yang pertama yaitu survey, penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara

faktual tentang suatu daerah. Metode survei juga bertujuan untuk mengumpulkan

data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok masyarakat melalui wawancara

langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dirancang dan

dipersiapkan sebelumnya.

Menurut Solarbesain (2009), mendefenisikan bahwa metode survei

sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau

menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang

berjalan dari pokok suatu penelitian. Tahap yang kedua yaitu pengumpulan data,

yang terdiri dari data primer dan sekunder.

3.4.1 Jenis Data dan Informasi

Jenis data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang diperoleh secara langsung melalui survey, observasi dan wawancara

langsung dengan masyarakat desa, wisatawan dan stakeholder terkait di

lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan

serta peta tematik dari kantor pemerintahan. Jenis dan sumber data secara rinci

dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data

No Komponen Data Jenis Data Sumber Data

Teknik Pengambilan Primer Sekunder

1 Batas administratif dan luas wilayah

Responden,

BAPPEDA

Studi literatur, Wawancara

2 Biogeofisik Lapangan In situ 3 Kualitas perairan Lapangan In situ 4 Sarana dan

prasarana Lapangan Observasi

5 Sosial, Ekonomi dan Budaya

Responden Wawancara

Page 31: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

No Komponen Data Jenis Data Sumber Data

Teknik Pengambilan Primer Sekunder

6 Sumber daya Manusia

Responden Wawancara

7 Peta Tematik (peta erosi, jenis tanah, lereng permukaan, drainase, banjir, kerikil/batuan)

BAPPEDA Wawancara

3.4.2 Pengamatan Karang

Pengambilan data dilakukan pada waktu pagi hari 07.00 WIB dengan

harapan kondisi perairan yang tidak berarus kencang, agar pengamatan karang

bisa dilakukan secara maksimal. Pengamatan karang menggunakan metode

Transek Garis (Line Intercept Transcet). LIT merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk menilai kondisi terumbu karang pada suatu lokasi. Terumbu

karang tersebut dimasukkan kedalam beberapa kategori menurut bentuk

pertumbuhannya (benthic lifeform).

Line Intercept Transect dibuat dengan cara transek garis dibentangkan

sepanjang 50 meter sejajar garis pantai pada kedalaman antara 1-5 meter,

kemudian dicatat transisi transek, jenis dangenus karang yang bersinggungan

dengan transek garis tersebut. Persen penutupan karang dihitung berdasarkan

panjangnya transek yang menyinggung koloni karang dibagi dengan total pajang

transek garis lalu dikali 100%.

3.4.3 Pengamatan Ikan Karang

Pengamatan ikan karang menggunakan metode visual census pada

transek garis yang sama untuk pengamatan biota karang, yaitu transek garis

yang dibentangkan sepanjang 50 meter sejajar garis pantai dan menggunakan

peralatan snorkeling. Setelah transek garis dibentangkan, ditunggu 3 – 5 menit

agar ikan-ikan karang yang lari dan bersembunyi kembali ke tempat asanya.

Page 32: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Dilakukan pencatatan jenis ikan karang di area line transect seluas 2.5 meter ke

kiri dan 2.5 meter ke kanan. Berikut gambar ilustrasi pengamatan ikan karang

dengan metode visual census.

Gambar 3. Pengamatan Ikan Karang

3.5 Analisis Data

Data yang didapat dari hasil penelitian baik dengan cara pengamatan

atau observasi, pengukuran dan wawancara disajikan dalam bentuk tabel, grafik,

diagram dan dalam bentuk uraian singkat. Penyajian data secara visual dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci. Analisis data yang

digunakan meliputi analisis kualitas perairan, analisis kesesuaian lahan, analisis

daya dukung kawasan dan analisis kemampuan lahan

3.5.1 Analisis Kualitas Perairan

Pengambilan data kualitas air dilakukan dengan mengukur kualitas air

sesuai dengan kondisi aktual yang ada di lapangan. Sebelum dilakukan

pengambilan ditentukan sebanyak tiga stasiun pengamatan dimana tiap stasiun

mewakili kondisi - kondisi tertentu. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan

di setiap stasiun. Hasil dari pengukuran dibandingkan dengan baku mutu kualitas

air laut untuk wisata bahari berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 51 Tahun 2004. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 33: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Tabel 4. Baku Mutu Perairan Wisata Bahari

No Parameter Satuan Baku Mutu

FISIKA 1 Kedalaman Meter Tidak

Tercantum 2 Kecerahan Meter >6 3 Kekeruhan NTU 5 4 Suhu Celcius Alami a(2)

5 Warna Pt.Co 30 6 Bau - Tidak Berbau 7 Sampah - Nihil (b)

8 Lapisan Minyak

- Nihil (b)

KIMIA 1 pH - 7 – 8.5 (3)

2 Salinitas ppt Alami a(4) 3 Oksigen

Terlarut (DO) Mg/l > 5

(Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004)

Keterangan :

a. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang,

malam, dan musim).

b. Pengamatan oleh manusia (visual). Untuk lapisan minyak yang diacu adalah

lapisan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01 mm.

1. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic

2. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2C dari suhu alami

3. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan pH

4. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai <5 ppt salinitas rata-rata musiman

5. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata

musiman

3.5.2 Analisis Kesesuaian Ekowisata

Analisis kesesuaian lahan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian

kawasan untuk wisata. Hal ini didasarkan pada kemampuan wilayah untuk

mendukung kegiatan yang dilakukan pada kawasan tersebut. Rumus yang

digunakan untuk kesesuaian wisata bahari adalah (Yulianda, 2007) :

Page 34: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

] x 100%

Keterangan:

IKW = Indeks Kesesuaian Wisata

Ni = Nilai parameter ke-i (bobot x skor)

Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

Perhitungan dalam analisis kesesuaian lahan didasarkan pada beberapa

parameter yang merupakan faktor pendukung terhadap kegiatan yang dilakukan

pada wilayah yang disediakan. Masing-masing parameter tersebut memiliki bobot

penilaian berdasarkan tingkat kepentingannya untuk mendukung kegiatan yang

dapat dilakukan, sedangkan skor penilaian merupakan klasifikasi yang diperoleh

dari hasil pengamatan kondisi di lapangan. Nilai dari setiap parameter

merupakan hasil perkalian dari bobot dan skor, kemudian dijumlahkan nilai dari

seluruh parameter. Penentuan kesesuaian kawasan dilihat berdasarkan

persentase kesesuaian, yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah nilai dari

seluruh parameter sesuai pengamatan di lapangan dengan nilai maksimum yang

mungkin diperoleh.Kelas kesesuaian kawasan terbagi dalam 4 golongan, yaitu

sebagai berikut:

S1 = Sangat sesuai, IKW= 80-100 %

S2 = Cukup sesuai, IKW= 60-<80 %

S3 = Sesuai bersyarat, IKW= 35-<60%

N = Tidak sesuai, IKW= <35%

Kategori sangat sesuai (S1) menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang

menjadi pembatas bagi kesesuaian kawasan untuk dijadikan sebagai kawasan

wisata. Termasuk dalam kategori sesuai (S2) jika terdapat beberapa faktor

sedikit berpengaruh dan menjadi faktor pembatas bagi kesesuaian kawasan

untuk dijadikan sebagai kawasan wisata. Kategori sesuai bersyarat (S3)

Page 35: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

menunjukkan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh nyata dan menghambat

kesesuaian kawasan untuk dijadikan sebagai kawasan wisata, sehingga

diperlukan upaya dalam pemulihan kondisi faktor tersebut. Sementara itu,

kategori (N) menunjukkan adanya faktor-faktor yang menjadi pembatas tetap

sehingga menghambat kesesuaian kawasan yang disediakan untuk dijadikan

kawasan wisata.

3.5.3 Analisis Kesesuaian Ekowisata Pantai

Kesesuaian ekowisata pantai disusun berdasarkan kepentingan setiap

parameter untuk mendukung kegiatan wisata pantai. Kesesuaian lahan untuk

ekowisata pantai mempertimbangkan 10 parameter, antara lain kedalaman

perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus,

kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan

air tawar. Hasil presentase kesesuaian yang diperoleh dari perhitungan

dikategorikan dalam klasifikasi penilaian, dimana ada 4 klasifikasi terdiri dari

kategori S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai bersyarat), dan N (tidak

sesuai).

Tabel 5. Matriks Kesesuaian Ekowisata Pantai

No

Parameter Bobot

Kategori S1

Skor

Kategori S2

Skor Kategori S3

Skor Kategori N

Skor

1 Kedalaman Perairan (m)

5 0 – 3 3 >3 - 6 2 >6 - 10

1 >10 0

2 Tipe pantai 5 Pasir putih

3 Pasir putih, sedikit karang

2 Pasir hitam berkarang, sedikit terjal

1 Lumpur, berbatu, terjal

0

3 Lebar pantai (m)

5 >15 3 10 - 15 2 3 - <10

1 <3 0

4 Material dasar perairan

3 Pasir 3 Karang berpasir

2 Pasir berlumpur

1 Lumpur 0

5 Kecepatan arus (m/s)

3 0 - 0,17

3 0,17 - 0,34

2 0,34 - 0,51

1 >0,51 0

6 Kemiringan 3 <10 3 10 - 25 2 >25 - 1 >45 0

Page 36: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

pantai (°) 45 7 Kecerahan

perairan 1 >10 3 >5 - 10 2 3 -5 1 <2 0

8 Penutupan lahan pantai

1 Kelapa, lahan terbuka

3 Semak belukar rendah, savana

2 Belukar tinggi

1 Hutan bakau, pemukiman, pelabuhan

0

9 Biota berbahaya

1 Tidak ada

3 Bulu babi

2 Bulu babi, ikan pari

1 Bulu babi, ikan pari, hiu

0

10

Ketersediaan air bersih

1 <0,5 (km)

3 >0,5 - 1 (km)

2 >1 - 2 (km)

1 >2 (km) 0

Sumber : Yulianda (2007)

Keterangan : Jumlah = skor x bobot

Nilai maksimum = 84

3.5.4 Analisis Kesesuaian Ekowisata Snorkeling

Matriks kesesuaian untuk ekowisata bahari kategori wisata snorkeling

disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan

snorkeling pada kawasan penelitian. Kesesuaian wisata bahari kategori wisata

snorkeling mempertimbangkan 7 parameter antara lain kecerahan perairan,

tutupan komunitas karang, jenis lifeform, jumlah jenis ikan karang, kecepatan

arus, kedalaman terumbu karang, dan lebar hamparan datar karang. Keterangan

pada setiap parameter dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Kesesuaian Ekowisata kategori snorkeling

No

Parameter

Bobot

Kategori S1

Skor

Kategori S2

Skor

Kategori S3

Skor

Kategori N

Skor

1 Kecerahan perairan (%)

5 100 3 80 - <100 2 20 - <50 1 <20 0

2 Tutupan karang (%)

5 >75 3 >50 - 75 2 25 - 50 1 <25 0

3 Jenis lifeform

3 >12 3 <7 - 12 2 04-Jul 1 <4 0

Page 37: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

4 Jenis ikan karang

3 >50 3 30 - 50 2 10 - <30 1 <10 0

5 Kecepatan arus (cm/s)

1 0 – 15 3 >15 - 30 2 >30 - 50 1 >50 0

6 Kedalaman (m)

1 1 – 3 3 >3 - 6 2 >6 - 10 1 >10 0

Sumber: Yulianda (2007)

Keterangan: Jumlah = skor x bobot

Nilai maksimum = 54

3.5.5 Analisis Daya Dukung Kawasan

Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengujung yang

secara fisik dapat ditampung kawasan yang disediakan pada waktu tertentu

tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Analisis daya dukung

ditujukan pada pengembangan ekowisata bahari dengan memanfaatkan potensi

sumber daya pesisir, pantai, dan pulau-pulau kecil secara lestari. Untuk

penentuan DDK menggunakan rumus sebagai berikut (Yulianda 2007).

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan

K = Potensi ekologis penunjang per satuan unit area

Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan

Lt = Unit area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu

Wt = Waktu yang disediakan kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegitan tertentu

Menurut Muhsoni (2016), dalam pengembangan ekowisata bahari,10%

dari luas kawasan yang ada harus dibentuk zona pemanfaatan sebagai

cadangan sumberdaya. Sumberdaya seperti terumbu karang membutuhkan

Page 38: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

waktu pemulihan yang lama sehingga perlu dibatasi dengan pemanfaatan

kawasan. Persamaan Daya Dukung pemanfaatan (DDP) yaitu:

DDP = DDK x 0.1

3.5.6 Analisis Kemampuan Lahan

Analisis kemampuan lahan (land capability) merupakan penilaian lahan

secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori

berdasarkan atas sifat-sifat yang merupkan potensi dan penghambat dalam

penggunaannya secara lestari. Kemampuan lahan didasarkan pada

pertimbangan faktor biofisik lahan dalam pengelolaannya sehingga tidak terjadi

degradasi lahan selama digunakan. Makin rumit pengelolaan yang diperlukan,

makin rendah kemampuan lahan untuk jenis penggunaan yang direncanakan.

Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan lahan, dilakukan dengan

menilai aspek fisik lahan dan harkatnya dimana aspek tersebut mengacu dari

pendapat Haryono (1995) dalam Suryoputro dan Nugroho (2005) adalah

sebagai berikut :

1. Kemiringan lereng

Kemiringan lereng didapatkan dari pengukuran langsung menggunakan

clinometer digital dengan mengambil sebanyak mungkin titik lokasi agar data

yang diperoleh semakin akurat. Kriteria kemiringan lereng adalah seperti

pada Tabel 7.

2. Curah Hujan

Data curah hujan dapat diperoleh dari kantor BAPPEDA Kabupaten

Probolinggo dalam bentuk sebuah peta. Pengharkatan curah hujan disajikan

pada Tabel 10.

Page 39: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3. Jenis dan Tekstur Tanah.

Penentuan kelas jenis dan tekstur tanah dilakukan dengan melihat secara

langsung kondisi di lapangan dengan metode visual. Jenisnya dapat dilihat

pada Tabel 9.

4. Tingkat Rawan Bencana

Tingkat rawan bencana abrasi dapat diamati secara langsung di lapangan

berdasarkan kondisi daerah sekitar, atau bisa dengan pengamatan melalui

peta rawan bencana. Tingkat rawan bencana disajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Penentuan dan Harkat Kemiringan Lereng

Besar Sudut

(%)

Kriteria Harkat Kelas

0 – 2 Datar 5 Sangat Baik

<2 – 8 Landai 4 Baik

<8 – 30 Miring 3 Sedang

<30 – 50 Terjal 2 Jelek

<50 Sangat Terjal 1 Sangat Jelek

(Sumber: Suryoputro dan Nugroho, 2005)

Tabel 8. Tingkat Rawan Bencana

Kriteria Harkat Kelas

Daerah non bencana 5 Sangat Baik

Kenampakan bencana ringan 4 Baik

Kenampakan bencana sedang 3 Sedang

Kenampakan bencana berat 2 Jelek

Kenampakan bencana sangat

berat

1 Sangat Jelek

(Sumber: BAPPEDA, 2017)

Tabel 9. Kriteria Tekstur Tanah

Kriteria Harkat Kelas

Pasir berdebu, pasir 5 Kasar

Geluh pasir 4 Agak Kasar

Debu, geluh berdebu, geluh 3 Sedang

Lempung berpasir, geluh

lempung berdebu

2 Agak Halus

Lempung berdebu, lempung 1 Halus

(Sumber: Suryoputro dan Nugroho, 2005)

Tabel 10. Curah Hujan

No Kriteria (mm/th) Harkat

1 0 – 1500 5

Page 40: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

No Kriteria (mm/th) Harkat

2 1500 – 1750 4

3 1750 – 2000 3

4 2000 – 2500 2

5 2500 – 3000 1

(Sumber: BAPPEDA, 2017)

Tabel 11. Kelas Kemampuan Lahan

Kelas Nilai Kriteria Deskripsi

I 17,8 - 20 Sangat Baik Daya dukung tinggi

II 14,5 – 17,7 Baik Daya dukung dengan sedikit faktor

pembatas

III 11,2 – 14,4 Sedang Daya dukung agak baik dengan

beberapa faktor pembatas

IV 7,9 – 11,1 Jelek Kondisi jelek dengan banyak faktor

pembatas

V < 7,9 Sangat

Jelek

Kondisi sangat jelek

(Sumber: Suryoputro dan Nugroho, 2005)

3.5.6.1 Skoring

Skoring merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk

memberikan nilai pada masing – masing karakteristik parameter dari sub-sub

variabel agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya.

Jumlah skor untuk setiap alternatif keputusan merupakan hasil dari penjumlahan

keseluruhan dari atribut tersebut.

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini merupakan parameter

aspek fisik lahan sebagai kawasan ekowisata, yaitu kemiringan lereng, rawan

bencana, tekstur tanah, curah hujan. Setiap dari parameter tersebut mempunyai

kelas tersendiri, dimana kelas tersebut akan diberi skor. Hasil penjumlahan dari

skor untuk parameter longsor kemudian dikelompokkan ke dalam suatu interval

kelas. Pengelompokkan dilakukan secara teratur dengan perhitungan kelas

interval yang memperhitungkan selisih nilai tertinggi dan terendah dibagi jumlah

kelas. Formula yang digunakan menggunakan rumus sebagai berikut :

)

Page 41: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Keterangan:

i = kelas interval

k = banyak kelas

3.5.7 Wawancara

Wawancara merupakan interaksi dengan narasumber dengan tujuan

untuk memperoleh informasi yang diingikan oleh pewawancara. Menurut Djaelani

(2013), peneliti dapat mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, yaitu

suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung

dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara dengan yang

diwawancarai. Bahkan keduanya dapat dilakukan bersamaan, di mana

wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam lagi data yang didapat

dari observasi.

Wawancara secara terstruktur dengan kuisioner dilakukan kepada 30

orang penduduk lokal, 30 orang pengunjung, 3 orang dari pemerintah daerah

dan pihak pengelola dengan metode non probability sampling yaitu jenis

purposive sampling, yaitu anggota populasi dipilih secara sengaja berdasarkan

tujuan penelitian dengan pertimbangan dapat menjawab pertanyaan dan

mempunyai keterlibatan langsung di dalam kawasan wisata bahari (Pragawati,

2009).

Page 42: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Lokasi

4.1.1 Batas Geografis dan Administratif

Pulau Gili Ketapang merupakan daerah yang memiliki dataran rendah

pantai dengan perairan laut ditumbuhi terumbu karang. Secara geografis Pulau

Gili Ketapang terletak di bagian utara wilayah Kabupaten Probolinggo dengan

titik koordinat 0740’41” Lintang Selatan dan 11314’37” Bujur Timur. Gili

Ketapang terletak ± 3.7 mil dari pelabuhan Mayangan, Kabupaten Probolinggo.

Pulau ini memiliki panjang ± 2,1 km dengan lebar ±0,6 km, dan luas pulau kurang

lebih 0,61 km².Desa Gili ketapang termasuk dalam Kecamatan Sumberasih

dengan batas-batas, yaitu :

Utara : Selat Madura dan Kota Probolinggo

Timur : Kota Probolinggo

Selatan : Kecamatan Wonomerto

Barat : Kecamatan Tongas dan Lumbang

Secara administratif pulau ini termasuk dalam Desa Gili Ketapang,

Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Kecamatan

Sumberasih sendiri terbagi menjadi 13 desa yang meliputi 59 Dusun, 76 RW dan

310 RT. Selama periode 2011-2016, jumlah dusun terbanyak terdapat di desa

Gili Ketapang. DesaGili Ketapang memiliki 8 dusun, 8 RW dan 28 RT. Diantara

13 desa di kecamatan Sumberasih dimana memilikitingkat kelahiran tertinggi. Hal

tersebut menyebabkan desa Gili Ketapang menjadi penduduk terpadat dengan

jumlah 8.583 jiwa dengan perbandinganlaki-laki 4.210 jiwa dan wanita 4.373 jiwa,

serta memiliki sex ratio sebesar 0.96.(BPS,2016).

Page 43: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Masyarakat asli Gili Ketapang sebagian besar berasal dari suku Madura.

Sebagai masyarakat pesisir, sebagian besar mata pencahariannya sebagai

nelayan. Menurut Juniarta (2013), menyatakan bahwa kondisi desa Gili Ketapang

yang berpapasan langsung dengan pesisir laut menjadikan mayoritas

penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, baik sebagai juragan

maupun anak buah kapal.Meskipun begitu, terdapat juga masyarakat yang

mencari pekerjaan lainnya dengan pergi ke kota Probolinggo seperti PNS

(Pegawai Negeri Sipil) dan buruh industri. Jenis dan komposisi mata pencaharian

penduduk dapat di lihat pada Tabel 12.

Tabel 1. Penduduk menurut Mata Pecaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1 PNS 37

2 Pedagang 439

3 Buruh Industri 40

4 Usaha Industri RT 49

5 Jasa Angkutan 78

7 Pensiunan 15

8 Buruh Bangunan 14

9 Nelayan 1162

Jumlah 1834

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Probolinggo, 2016

Berdasarkan dari data yang diperoleh, masyarakat Gili Ketapang memiliki

kualitas sumber daya manusia yang rendah. Tingkat kualitas tersebut bisa dilihat

dari pendidikan masyarakat itu sendiri. Dari 8.583 jiwa, sebanyak 3.216 jiwa tidak

bersekolah, 563 jiwa tidak tamat SD, 3.129 jiwa tamat SD, 819 jiwa tamat SMP,

649 jiwa tamat SMA dan hanya 9 jiwa yang mampu menempuh tamat perguruan

tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Gili Ketapang menjadi faktor

sulitnya bersaing untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak demi

Page 44: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

kesejahteraan sosial. Minimnya keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang

tinggi menjadi salah satu pemicu rendahnya sumber daya manusia setempat.

Tabel 2. Penduduk menurut Tamat Pendidikan

No Desa Tidak Sekolah

Tidak Tamat SD

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Akademi/PT

1 Muneng Kidul 557 268 1199 1071 857 16

2 Pohsangit Leres

1233 946 1767 188 251 13

3 Laweyan 1786 426 1358 499 328 18

4 Muneng 1895 432 1631 465 452 24

5 Jangur 987 612 899 368 351 16

6 Sumberbendo 2102 1021 1019 171 187 9

7 Mentor 899 631 2263 403 376 16

8 Sumur Mati 615 251 804 388 346 17

9 Pesisir 1638 522 1607 421 245 14

10 Lemah Kembar

1215 498 992 243 247 21

11 Ambulu 1983 826 703 252 204 19

12 Banjarsari 2776 842 2208 363 267 22

13 Gili Ketapang 3216 563 3129 819 649 9

Jumlah 20902 7838 19579 5651 4760 214

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Probolinggo, 2016

4.1.3 Pengelolaan Wisata Gili Ketapang

Wisata snorkeling Gili Ketapang pertama kali terbentuk pada tahun 2016.

Terbentuknya wisata inipertama kali berawal dari inisiatif seorang pemuda

bernama Lailul Marom bersama Rohman dan Khunin. Tujuan dibentuknya wisata

yaitu dengan maksud memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat

sekitar dan membangkitkan potensi pulau Gili Ketapang sendiri. Pada bulan Mei

2016 wisata “Open Trip Gili Ketapang” resmi didirikan dan lahirlah Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) yang terdiri dari 10 tim. Sebelumnya ini hanya sekedar

pergerakan ekonomi biasa, namun sekarang menjadi kekuatan ekonomi yang

mampu mendorong masyarakat Gili Ketapang lebih baik dan sejahtera. Semua

tim dan guide berasal dari masyarakat setempat. Hal tersebut dimaksudkan

untuk membantu mereka dalam membangun rasa percaya diri, menambah

Page 45: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

pengetahuan, wawasan bahari dan kemampuan berkomunikasi dengan para

tamu.

Berbagai macam kelompok masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi

mulai tumbuh setelah terbentuknya Kelompok Sadar Wisata. Mulai dari kelompok

taksi laut, persewaan tenda, usaha makanan, dan usaha lainnya sebagai

pendukung kebutuhan wisata. Pendongkrak usaha ekonomi tersebut belum

merata keseluruh pulau dikarenakan minimnya akses, seperti masyarakat yang

berada di bagian timur tidak bisa menjangkau usaha snorkeling di bagian barat.

Sedangkan peran pemerintah belum ada campur tangan langsung dalam

pengelolaan wisata Gili Ketapang. Khususnya Dinas Pariwisata hanya mampu

mengembangkan sumber daya manusia dengan caramengadakan diskusi rutin,

studi banding, dan pelatihan-pelatihan.

4.1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana

Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil merupakan proses yang akan

membawa suatu perubahan pada lingkungan aslinya. Semakin tinggi intensitas

pengembangannya, maka semakin tinggi pula kenyamanan wisatawan. Untuk

menjaga keseimbangan lingkungan dan kenyamanan wisatawan maka harus

diberlakukan batas-batas dalam pengembangan sarana dan prasarana tersebut.

Batas-batas tersebut diberlakukan untuk menjaga lingkungan agar tetap seperti

kondisi aslinya.

Pengembangan sarana dan prasarana masih terpusat dari masyarakat

Gili Ketapang karena kondisinya saat ini pihak pemerintah belum ada campur

tangan langsung dalam sektor pembangunan. Jadi pengembangannya masih

apa adanya dari pihak pengelola. Berikut daftar tabel sarana dan prasarana yang

telah disediakan oleh pengelola setempat.

Page 46: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Tabel 3. Sarana dan Prasarana

Kawasan Pantai Daerah Perairan

1. Petunjuk jalan arah pasir putih

2. Tempat Ibadah

3. WC Umum

4. Warung sederhana

5. Gazebo / Rest area

1. Dinding beton bertuliskan “GILI KETAPANG PALACE OF NEMO” sebagai destinasi foto underwater

2. Persewaan Alat Snorkeling

Sumber: Data primer diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel 14, sarana dan prasarana kawasan wisata Pulau Gili

Ketapang cukup lengkap. Kondisinya pun sudah layak pakai, contohnya seperti

fasilitas WC umum yang terawat dan terdapat air bersih. Namun kelemahan yang

dimiliki terletak pada rendahnya tingkat pengelolaan sampah wisatawan, dimana

sampah oleh wisatawan yang terkumpul biasanya langsung dibuang ke laut atau

dibakar. Pondasi bangunan pun masih berupa bambu dan ada beberapa dari

batu karang mati, hal tersebut bisa dimaklumi karena ketersediaan fasilitas yang

ada sampai saat ini merupakan dari swadaya masyarakat dan pengelola.

Pada kawasan perairan khususnya snorkeling terdapat beberapa

kekurangan, yaitu spot hamparan pasir putih. Fungsi dari spot tersebut adalah

agar saat wisatawan yang turun ke perairan tidak menginjak terumbu karang saat

melakukan aktivitas snorkeling di kondisi air sedang surut.

Gambar 1. Sarana dan Prasarana di Gili Ketapang

Page 47: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

4.2 Kawasan Wisata Pulau Gili Ketapang

Pengembangan wisata yang dimulai pada pertengahan tahun 2016,

menjadikan peluang yang bagus untuk mendongkrak perekonomian masyarakat

sekitar. Pemanfaatan potensi sebagai kawasan wisata perlu dilakukan secara

maksimal. Potensi tersebut berupa hamparan terumbu karang dan pasir putih.

Persebaran potensi sumber daya alam dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 2. Peta Kawasan Wisata Gili Ketapang

Kegiatan - kegiatan yang dapat dilakukan pada kawasan wisata Gili

Ketapang antara lain snorkeling, wisata pantai dan berkemah. Selain itu, pulau

Gili Ketapang juga memiliki panorama yang indah berupa sunrise yang berada di

sisi timur pulau dan sunset di barat pulau. Berikut merupakan peta potensi

sumber daya alam wisata Gili Ketapang.

Page 48: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

4.2.1 Pasir Putih

Wisata Pasir Putih Gili Ketapang merupakan salah satu rekomendasi

tempat terbaik yang banyak diminati oleh wisatawan, selain tujuan utama yaitu

wisata snorkeling. Dapat dilihat pada Gambar 6, kondisi hamparan pasir putih

yang luas menjadikan kawasan tersebut sangat bagus digunakan wisatawan

dalam berkegiatan. Terdapat beberapa indikator daya dukung kawasan wisata

pantai, antara lain data luasan pantai dan substrat pantai.

Gambar 3. Kondisi Wisata Pasir Putih

Luasan pantai dihitung ada saat air pasang dan surut. Hal tersebut dikarenakan

lebar dan luasan pantai dapat berubah-ubah tergantung kondisi pasang surut air

laut, sedangkan panjang pantai bersifat relatif tetap karena tidak dipengaruhi oleh

kondisi pasang surut (Syahputra, 2016).

Berdasarkan hasil pengukuran dan wawancara di lapangan,daerah wisata

pasir putih memiliki panjang pantai sekitar 183 meter dan lebar pantai 32 meter

saat pasang dan 41 meter saat surut. Dengan demikian didapatkan data luasan

pantai saat pasang dan surut yang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 4. Data Luasan Pantai

Lebar pantai

(Pasang) (m)

Lebar

pantai

(Surut) (m)

Panjang

Pantai(m)

Luas Area

(Pasang) (m²)

Luas Area

(Surut) (m²)

32 41 183 5856 7503

Sumber: Data primer diolah tahun 2017

Page 49: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Semakin lebar sebuah hamparan pasir pantai, maka semakin baik kawasan

tersebut untuk diperuntukkan sebagai kawasan wisata. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pantai tersebut mendukung untuk kegiatan wisata bahari.

Kondisi substrat di kawasan pantai Gili Ketapang dapat dikatakan bagus

dengan substrat berpasir. Berdasarkan tipe substratnya pantai kawasan Gili

Ketapang termasuk jenis pantai sandy beach (pantai berpasir) karena material

penyusunnya berupa endapan pasir. Pantai berpasir inilah yang merupakan

indikator kelayakan wisata bahari, karena pada umumnya pengunjung menyukai

pantai yang berpasir atau karang berpasir daripada yang berlumpur.

4.2.2 Terumbu Karang

1. Jenis Lifeform

Gambar 4. Jenis Lifeform Terumbu Karang

Keterangan :

ACB : Acropora Branching CM : Coral Massive

ACT : Acropora Tabulate CE : Coral Encrusting

ACE : Acropora Encrusting CS : Coral Submassive

ACS : Acropora Submassive CF : Coral Foliose

Page 50: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

ACD : Acropora Digitate CMR : Coral Mushroom

CB : Coral Branching

Pengukuran terumbu karang dilakukan di bagian selatan pulau yang

berdekatan dengan stasiun 3. Berdasarkan hasil di lapangan, didapatkan jenis

lifeform karang sebanyak 6 jenis. Keanekaragaman lifeform karang yang berhasil

ditemukan yakni Acropora Branching (ACB), Acropora Tabulate (ACT), Acropora

Encrusting (ACE), Coral Massive (CM), Coral Encrusting (CE) dan Coral

Mushroom (CMR).

Berdasarkan hasil wawancara mengenai titik lokasi spot snorkeling,

kenanekaragaman di bagian utara ternyata lebih banyak daripada di bagian

selatan. Ini dikarenakan untuk mencuri perhatian para pengunjung, pengelola

(POKMASWAS) memindahkan terumbu karang hidup yang berada di sisi lain

pulau ke bagian spot snorkeling.

Gambar 5. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang

Jumlah lifeform yang ditemukan di bagian selatan pulau tergolong sedikit,

dan juga didominasi oleh jenis Massive dan Encrusting. Hal tersebut diduga

akibat proses alami yaitu arus yang lumayan kuat. Kondisi alam tersebut juga

bisa menentukan jenis berkembangnya jenis dari lifeform. Selain itu, seringnya

ditemukan anemon yang menjadi habitat bagi ikan badut di antara terumbu

karang, maka biota tersebut dijadikan sebagai ikon Gili Ketapang.

Page 51: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

2. Tutupan Karang

Gambar 6. Persentase Tutupan Karang Hidup

Gambar 7. Persentase other

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan, kondisi ekosistem

terumbu karang di Perairan Pulau Gili Ketapang berada dalam kondisi sedang.

Persentase tutupan karang hidupyang diperoleh yaitu 33%. Menurut Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup no. 4 tahun 2001 tentang kriteria baku kerusakan

terumbu karang, dengan kategori sebagai berikut:

Page 52: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

1. Persentase penutupan : 0 – 24.9% (rusak)

2. Persentase penutupan : 25 – 49.9% (sedang)

3. Persentase penutupan : 50 – 74.9% (baik)

4. Persentase penutupan : 75 – 100% (sangat baik)

Maka dari itu nilai tersebut masuk dalam kategori sedang (25-49.9%). Hasil

tersebut bisa saja akibat dari pengukuran lapang yang kurang maksimal. Dahulu

sebelum terbentuknya wisata snorkeling, nelayan sekitar mencari ikan dengan

cara bom dan obat-obatan kimia.

3. Jenis Ikan Karang

Spesies ikan karang yang ditemukan di perairan Gili Ketapang sebanyak

11 spesies dengan jumlah individu 56 ekor. Jenis ikan yang berhasil

teridentifikasi antara lain Apagon sp, Yellowblack sp, Siganus sp, Chaetodon

baronessa dan lainnya. Spesies ikan kepe-kepe lebih banyak teridentifikasi

karena jenis ikan tersebut memang siklus hidupnya di sekitar terumbu karang

dan merupakan indikator kesehatan karang (Wahyudi, 2017).

Menurut Suryanti (2011), menyebutkan bahwa ikan kepe-kepe

merupakan ikan karang sejati yang distribusinya berada di sekitar terumbu

karang. Hubungan erat ikan kepe-kepe dengan terumbu karang tersebut

menjadikan status ikan tersebut sebagai spesies indikator kesehatan karang.

4.3 Kualitas Perairan Pulau Gili Ketapang

Kualitas perairan secara umum merupakan salah satu variabel yang

menunjukkan baik tidaknya suatu perairan menurut standar baku mutunya untuk

kegiatan ekowisata. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia di Pulau Gili

Ketapang dilakukan pada ke-3 stasiun pengamatan yang dianggap mewakili

lokasi penelitian dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Pengukuran

Page 53: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

dilakukan mulai pukul 09.00 WIB. Hasil pengukuran kualitas perairan dapat

dilihat pada Tabel 16.

Stasiun 1 berada di selatan pulau Gili Ketapang, tepatnya di dermaga

baru. Lokasi tersebut sedang dilakukan pembukaan dermaga baru. Pemukiman

penduduk terlihat lebih sedikit daripada di dermaga lama. Terdapat sedikit lahan

terbuka yang gersang dan tidak ada vegetasi seperti rumput. Di sekitar lokasi ini

biasa digunakan masyarakat setempat untuk melakukan produksi kapal nelayan.

Kondisi perairan pesisirnya terdapat banyak sampah organik/non-organik.

Diduga masyarakat sebagian besar menjadikan lokasi ini sebagai tempat

pembuangan sampah utama.

Gambar 8. Kondisi Stasiun 1

Stasiun 2 berada di utara pulau Gili Ketapang, tepatnya di dermaga lama.

Kondisi lokasi tersebut memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, kotor

dan banyak kapal taksi atau barang muatan berlabuh. Aktivitas penduduk sangat

tinggi karena dermaga ini merupakan satu-satunya akses dari ke Gili Ketapang.

Kondisi perairan yang keruh dan banyak sampah ini disebabkan karena tingginya

aktivitas manusia di sekitar dermaga.

Page 54: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 9. Kondisi Stasiun 2

Stasiun 3 berada di bagian barat pulau atau tepatnya di sekitar perairan

wisata snorkeling. Kondisi disekitar stasiun 3 yaitu terdapat rumah apung dan

aktivitas manusia lebih sedikit daripada stasiun lainnya. Perairannya cukup

tenang dan memiliki warna yang biru dibandingkan area pelabuhan. Pada saat

weekend, titik ini menjadi ramai akan wisatawan melakukan snorkeling.

Gambar 10. Kondisi Stasiun 3

Tabel 5. Data Kualitas Perairan

Stasiun Parameter

Suhu Kedalaman Kecerahan pH Salinitas Oksigen Terlarut

Sampah

1 29.9 3.2 90 8.1 34.3 7.1 Ada

2 29.9 2.9 100 8.1 35 7 Ada

3 30 2.6 100 8.1 35 7.3 -

Rata-Rata

29.93 2.90 96.7 8.10 34.77 7.13 Ada

Sumber: Data primer diolah tahun 2017

a. Suhu

Suhu termasuk dalam salah satu parameter oseanografi yang penting

dalam pengembangan ekowisata bahari. Biota laut pun hidupnya tergantung

Page 55: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

pada kondisi suhu perairan. Pada hasil pengukuran suhu perairan Pulau Gili

Ketapang dapat dilihat pada Tabel 16 dimana berkisar antara 29-30C. Nilai

tersebut masih dalam batas normal suhu permukaan perairan pada umumnya.

Menurut Nybakken (1992) menyatakan bahwa nilai suhu pada permukaan laut di

wilayah tropis yaitu 20-30C.

b. Kedalaman

Hasil pengukuran kedalaman di ke-3 stasiun menunjukkan nilai rata-rata

2.90 meter. Pengukuran dilakukan saat air sedang pasang agar kapal bisa

berlabuh di titik lokasi pengambilan. Diperoleh kedalaman tertinggi berada pada

stasiun 1 yang merupakan salah satu titik lokasi yang memiliki batu bertuliskan

“GILI KETAPANGPALACE OF NEMO” dan ditenggelamkan di dasar perairan.

Perairan terdangkal berada pada stasiun 3, ini disebabkan karena daerah ini

menjadi lokasi yang diperuntukkan bagi para snorkeling. Kedalaman yang ideal

sangat berpengaruh dalam wisata snorkeling, selain pengunjung dapat terhindar

dari biota berbahaya di dasar perairan namun juga dapat meminimalisir tindakan

merusak ekosistem bawah laut seperti menginjak dan memindahkan terumbu

karang.

c. Kecerahan

Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa kecerahan Pulau Gili

Ketapang sebesar 90-100%, yang berarti sinar matahari dapat masuk ke kolom

perairan bahkan mencapai dasar. Intensitas cahaya yang tinggi sangat baik

untuk organisme bawah laut dalam melakukan pertumbuhan. Kenyamanan

wistawan terhadap visibility yang bagus saat melakukan snorkeling juga menjadi

faktor yang penting.

Page 56: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

d. pH

Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai pH pada ketiga stasiun

sebesar 8.1. Nilai pH juga berperan sebagai indikator kualitas perairan. Nilai

derajat keasaman (pH) dan konsentrasi oksigen dapat berubah sewaktu-waktu

akibat dari berlimpahnya senyawa-senyawa kimia yang bersifat polutan maupun

non-polutan. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan nilai pH

yang drastis, nilai pH normal pada umumnya berkisar antara 7-8.5 (Susana,

2009).

e. Salinitas

Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat nilai salinitas pada ketiga stasiun

tidak jauh berbeda, yaitu 34-35o/oodikarenakan pada pulau Gili Ketapang tidak

terdapat aliran sungai atau murni air laut. Berdasarkan kisaran tersebut maka

perairan tersebut mempunyai nilai yang sesuai dengan baku mutu wisata bahari.

Salinitas merupakan variabel lingkungan yang mempengaruhi biota akuatik.

f. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) merupakan jumlah oksigen yang

terlarut di suatu perairan, yang berasal dari fotosintesis atau difusi antara udara

dan air. Berdasarkan Tabel 16, rata-rata nilai DO sebesar 7.13 mg/l yang berarti

sesuai untuk kegiatan wisata bahari. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 dimana baku mutu oksigen

terlarut untuk wisata bahari yaitu >5.

g. Sampah

Sampah merupakan bentuk buangan yang sudah tidak terpakai berupa

bahan padat atau tidak padat, yang pada umumnya berasal dari kegiatan

manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya (Waddin dan Bagastyo, 2016).

Berdasarkan hasil pengamatan visual di lapangan, pada stasiun 1 dan 2

menunjukkan nilai tidak sesuai karena melampaui batas baku mutu sampah

Page 57: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

untuk wisata bahari. Sumber sampah yaitu berasal dari limbah domestik.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan dari penduduk menjadikan sampah

tidak dikelola dengan baik dan di buang langsung ke laut.

Peningkatan aktivitas wisata juga mempengaruhi peningkatan sampah

yang ada. Peningkatan tersebut menyebabkan tekanan terhadap ekosistem,

sehingga berpengaruh terhadap degradasi sumber daya laut dan penurunan

kualitas perairan laut (Laapo, 2009). Dari fenomena tersebut, agar pengelolaan

sampah berjalan optimal maka diperlukan upaya dari masyarakat pulau dan

pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana.

4.4 Kesesuaian Ekowisata Pantai

Pengukuran Indeks Kesesesuaian untuk ekowisata pantai dilakukan di

bagian barat pulau Gili Ketapang atau tepatnya berada di kawasan wisata pasir

putih. Lokasi pengukuran terdapat beberapa pemukiman penduduk yang telah

difungsikan sebagai penyedia sarana prasarana. Disekelilingnya sesekali ada

kapal nelayan berlabuh dan aktivitas manusia tergolong tinggi. Berikut

merupakan hasil pengukuran Indeks Kesesuaian Ekowisata kategori wisata

pantai.

Tabel 6. Matriks Nilai Kesesuaian Ekowisata Pantai

No Parameter Bobot Skor Kategori Bobot x skor

1 Kedalaman Perairan (m)

5 3 S1 15

2 Tipe pantai 5 2 S1 10

3 Lebar pantai (m) 5 3 S1 15

4 Material dasar perairan

3 3 S1 9

5 Kecepatan arus (m/s) 3 2 S2 6

6 Kemiringan pantai (°) 3 3 S1 9

7 Kecerahan perairan 1 3 S1 3

8 Penutupan lahan pantai

1 2 S2 2

Page 58: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

No Parameter Bobot Skor Kategori Bobot x skor

9 Biota berbahaya 1 2 S2 2

10 Ketersediaan air bersih

1 3 S1 3

TOTAL 74

] x 100% = x 100% = 88%

Berdasarkan pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) pada

kawasan tersebut didapatkan hasil sebesar 88% (S1 = Sangat Sesuai). Sangat

sesuai dapat diartikan bahwa tidak ada faktor yang menjadi pembatas bagi

kesesuaian kawasan untuk dijadikan sebagai kawasan wisata. Hal ini

dikarenakan kawasan tersebut sudah dikelola cukup optimal dengan adanya

sarana prasarana yang dekat, pengelolaan sampah dan adanya air bersih.

Analisis penentuan nilai IKW dapat ditampilkan dalam bentuk score di

setiap parameter. Berikut merupakan penjelasan dari setiap parameter:

1. Kedalaman Perairan (m)

Kedalaman perairan merupakan salah satu aspek fisik yang perlu

diketahui untuk kegiatan wisata bahari. Pengunjung bisaberwisata untuk

berenang atau sekedar bermain air. Berdasarkan hasil pengukuran

kedalaman pesisir pulau Gili Ketapang antara 2 – 2.9 m. Kedalaman yang

ideal untuk kegiatan berenang yaitu maksimal 3 m.

2. Tipe Pantai

Tipe pantai dalam penentuan skor dikategorikan menjadi tipe pantai pasir

putih, pasir putih, pasir berkarang, pasir hitam, lumpur, serta landai dan terjal.

Pantai Gili Ketapang memiliki tipe pantai pasir putih dan kondisinya yang

landai.

Page 59: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

3. Lebar Pantai (m)

Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh lebar Pantai Gili Ketapang

berkisar antara 30 - 40 m. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Pantai di Gili

Ketapang memiliki pantai yang sesuai untuk kegiatan wisata bahari. Semakin

lebar pantai maka banyak aktivitas yang bisa dilakukan dalam berwisata.

4. Substrat

Substrat pantai berpengaruh pada aktivitas yang akan dilakukan

wisatawan untuk wisata pantai. Substrat di Pantai Gili Ketapang merupakan

substrat pasir putih.

5. Kecepatan Arus (m/s)

Kecepatan arus adalah aspek fisik yang cukup berpengaruh untuk

kegiatan wisata pantai, khususnya berenang dan snorkeling. Pantai di Gili

Ketapang merupakan tipe pantai yang sedikit memiliki arus yang kuat akibat

dari pergerakan angin. Hasil pengukuran kecepatan arus sebesar 0.26 m/s.

6. Kemiringan Pantai

Pantai Gili Ketapang adalah pantai yang relatif landai, hasil pengukuran

kemiringan pantai berkisar antara 0 - 2°. Karakteristik pantai yang landai

akan leibh aman untuk kegiatan wisata.

7. Kecerahan

Kecerahan merupakan tingkat transparansi perairan yang dapat dihitung

menggunakan sechhi disk. Kecerahan perairan berkaitan dengan

kenyamanan wisatawan karena berpengaruh pada penglihatan dalam air.

Hasil pengukuran kecerahan pada ketiga stasiun yaitu berkisar antara 90 -

100% (sampai dasar perairan).

8. Penutupan Lahan Pantai

Penutupan lahan pantai berkaitan erat dengan keanekaragaman

tumbuhan yang ada pada pantai tersebut. Pada pantai di Gili Ketapang tidak

Page 60: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

terdapat tutupan lahan seperti vegetasi, namun beberapa rumah penduduk

lokal.

9. Biota Berbahaya

Berdasarkan dari hasil pengamatan di Pantai Gili Ketapang ditemukan

biota berbahaya seperti bulu babi yang hidup diantara terumbu karang. Bulu

babi memiliki duri yang dapat menimbulkan infeksi dan pembengkakan jika

tidak segera ditangani.

10. Ketersediaan Air Tawar

Ketersediaan air tawar sangat penting untuk menunjang kegiatan wisata

bahari, untuk mendapatkan air tawar di Pantai Pulau Gili Ketapang tergolong

mudah karena lokasinya yang dekat dengan pemukiman.Jadi disana sudah

terdapat fasilitas kamar mandi yang cukup memadai.

4.5 Kesesuaian Ekowisata Snorkeling

Pengukuran Indeks Kesesuaian untuk ekowisata snorkeling dilakukan

pada kawasan perairan pulau Gili Ketapang yang berada di selatan pulau. Lokasi

pengukuran berdekatan dengan dermaga baru (stasiun 1) dan terdapat beberapa

keramba ikan. Berikut merupakan hasil pengukuran indeks kesesuaian ekowisata

kategori snorkeling.

Tabel 7. Matriks Nilai Kesesuaian Ekowisata Snorkeling

No Parameter Bobot Skor Kategori Bobot x skor

1 Kecerahan perairan (%) 5 3 S1 15

2 Tutupan karang (%) 5 1 S3 5

3 Jenis lifeform 3 1 S3 3

4 Jenis ikan karang 3 1 S3 3

5 Kecepatan arus (cm/s) 1 2 S2 2

6 Kedalaman karang (m) 1 3 S1 3

TOTAL 31

Page 61: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

] x 100% x 100% = 57%

Berdasarkan pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) pada kawasan

tersebut didapatkan hasil sebesar 57% (S3 = Sesuai Bersyarat). Sesuai

bersyarat dapat diartikan bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh nyata

dan menghambat kesesuaian kawasan untuk dijadikan sebagai kawasan wisata,

sehingga diperlukan upaya dalam pemulihan kondisi dari faktor tersebut. Faktor

disini yaitu parameter jenis ikan karang yang minim ditemukan.

4.6 Daya Dukung Kawasan

Dalam kondisi alami, lingkungan pesisir memiliki batas kapasitas dalam

menampung jumlah wisatawan yang berkunjung. Daya dukung kawasan

merupakan suatu cara untuk mengetahui batas-batas tersebut. Jika

menggunakan perhitungan yang pas maka akan diperoleh nilai maksimum

pengunjung yang mampu ditolerir wisata Pulau Gili Ketapang. Pada kawasan

wisata Gil Ketapang telah mengalami perkembangan yang pesat akan sarana

dan prasarana, namun itu bisa menjadi ancaman untuk lingkungan jika tidak

digunakan dengan bijak.

Daya Dukung Kawasan (DDK) Pulau Gili Ketapang tergolong cukup besar

atau bisa dikatakan melebihi kapasitas wisatawan. Berdasarkan hasil survey

lapangan dan data dari kantor BAPPEDA Kabupaten Probolinggo, luas area di

bagian utara pulau yang dimanfaatkan untuk wisata snorkeling sebesar ± 18.400

m². Pada bagian selatan pulau luas area yang dimanfaatkan lebih kecil yaitu

sebesar ± 9.000 m² dikarenakan arus yang cukup kencang.Perkiraan luas

wilayah yang dimanfaatkan untuk wisata disajikan pada tabel berikut.

Page 62: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Tabel 8. Luas area jenis kegiatan

Snorkeling Wisata Pantai (Pasang)

Wisata Pantai (Surut)

Camp Ground

Unit Area (Luas/m²)

(Lp)

27.400 m² 5.856 m² 7.503 m² 1.470 m²

Sumber: BAPPEDA, 2017

Potensi ekologis pengunjung (K) ditentukan dari kondisi kawasan dan

jenis kegiatan yang dikembangkan. Luas area yang dapat dimanfaatkan oleh

pengunjung harus mempertimbangkan alam dalam mentolerir pengunjung agar

sumberdaya tetap terjaga. Berikut tabel potensi ekologis pengunjung dan luas

area setiap kegiatan wisata.

Tabel 9. Potensi pengunjung dan luas area kegiatan

No Jenis Kegiatan K

(Pengunjung)

Unit area (Lt)

Keterangan

1 Snorkeling 1 500 m² 1 org dalam 100m

x 5m

2 Rekreasi Pantai

(Pasang)

1 50 m 1 org setiap 50m

panjang pantai

3 Rekreasi Pantai

(Surut)

1 50 m 1 org setiap 50m

panjang pantai

4 Camp Ground 4 100 m² 4 org dalam 10m x

10m

Sumber: Yulianda et al. (2010)

Sementara itu perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh setiap pengunjung untuk

per jenis kegiatan wisata, disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 10. Waktu yang dibutuhkan dan disediakan

No Jenis Kegiatan Waktu yang

dibutuhkan

(Wp)-Jam

Waktu yang

disediakan

(Wt)-Jam

1 Snorkeling 3 6

Page 63: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

No Jenis Kegiatan Waktu yang

dibutuhkan

(Wp)-Jam

Waktu yang

disediakan

(Wt)-Jam

2 Rekreasi Pantai 3 6

3 Camp Ground 8 14

Sumber: Yulianda et al. (2010)

Kategori snorkeling

Kategori rekreasi pantai

Kategori camp ground

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka diperoleh pada luas area

sebesar 27.400 m² dapat mendukung kegiatan snorkeling dengan jumlah

pengunjung yang dapat diterima secara lestari 110 orang/hari. Sementara untuk

kategori rekreasi pantai, luas area yang dapat digunakan 5.863 m² saat pasang,

dan diperkirakan jumlah pengunjung yang dapat diterima secara lestari

234orang/hari. Sedangkan luas area yang dapat digunakan 7.503 m² saat surut,

dan diperkirakan jumlah pengunjung yang dapat diterima secara lestari 300

orang/hari. Pada wisata camping biasa dilakukan mulai pukul 17.00 sore sampai

07.00 pagi dengan luas area yang dapat digunakan 1.470 m², dan diperkirakan

jumlah pengunjung 103 orang/hari.

Page 64: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Nilai yang diperoleh merupakan jumlah maksimum pengunjung yang

dimaksudkan untuk meminimalisir dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan

wisata. Perbandingan antara luas area, waktu dan daya dukung memungkinkan

pengunjung akan merasa nyaman saat melakukan aktifitas wisata di pulau

tersebut. Luas area yang digunakan tersebut merupakan potensi yang bisa

dikembangkanuntuk wisata bahari namun sayangnya tanpa mempertimbangkan

adanya zona pemanfaatan.

Menurut Muhsoni (2016), dalam pengembangan ekowisata bahari,10%

dari kawasan dibentuk zona pemanfaatan sebagai cadangan sumberdaya.

Sumberdaya seperti terumbu karang membutuhkan waktu pemulihan yang lama

sehingga perlu dibatasi dengan pemanfaatan kawasan. Sehingga daya dukung

kawasan pada kategori snorkeling di kawasan Gili Ketapang perlu dibatasi

dengan adanya daya dukung pemanfaatan (DDP) dengan rumus :

Kategori snorkeling

4.7 Kelas Kemampuan Lahan

Data-data yang telah diperoleh berupa kemiringan lereng, drainase

permukaan, tekstur tanah, curah hujan dan daerah rawan bencana kemudian

dilakukan skoring untuk mendapatkan nilai kepada atribut tersebut. Untuk

menentukan nilai dari harkat bisa dilihat berdasarkan kondisi di lapangan atau

data sekunder. Klasifikasi kelas kemampuan lahan didapatkan dari skoring

tersebut. Caranya yaitu dilakukan dengan cara menjumlahkan harkat dari

masing-masing parameter. Nilai maksimum yang diperoleh adalah 20, yaitu hasil

penjumlahan dari keempat parameter dan nilai terendahnya adalah 4. Untuk

menentukan interval kelas digunakan rumus, dan diperoleh :

Page 65: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Tabel 11. Penentuan Kelas Kemampuan Lahan

Harkat Jumlah Kelas Deskripsi

A B C D

5 5 5 4 19 I Kemampuan baik tanpa faktor

pembatas

Keterangan:

A = Kemiringan Lereng C = Curah Hujan

B = Tekstur Tanah D = Rawan Bencana

Dari analisis yang telah dilakukan, kawasan wisata Gili Ketapang termasuk

dalam kelas I dengan deskripsi kemampuan lahan dengan daya dukung yang

tinggi tanpa adanya faktor pembatas. Daya dukung yang baik serta terdapat

tutupan lahan yang sebagian besar berupa pemukiman bisa dimanfaatkan

sebagai resort bagi pengunjung.

1. Kemiringan Lereng

Berdasarkan data yang diperoleh, kawasan pulau Gili Ketapang

memiliki kemiringan lereng antara 0-2%, dimana nilai tersebut masuk dalam

kategori datar sehingga memiliki harkat 5. Kemiringan yang tidak terlalu terjal

memiliki keuntungan dalam keselamatan pengunjung berwisata dan

pembangunan guna mendukung sarana dan prasarana wisata.

Page 66: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 11. Peta Kemiringan

2. Jenis dan Tekstur Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan secara visual, jenis tanah yang berada

di pulau Gili Ketapang didominasi oeh pasir putih, namun terdapat pasir hitam

di daerah timur pulau. Menurut Hidayati (2016), menyatakan bahwa tipe

sedimen yang ada di pulau Gili Ketapang didominasi pasir, mulai dari

bertekstur halus (diameter rata-rata 0,35 mm – 1,00 mm) sampai kasar. Pasir

putih yang mendominasi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan. Maka pada parameter jenis dan tekstur tanah tersebut memiliki

harkat 5.

Page 67: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 12. Peta Jenis dan Tekstur Tanah

3. Rawan Bencana (Abrasi)

Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan, terlihat bahwa

kawasan pulau Gili Ketapang termasuk dalam daerah yang berpotensi

terjadinya erosi pantai (abrasi). Hal tersebut dapat dikarenakan faktor alam

dan manusia. Faktor alam yang mempengaruhi daratan seperti gelombang,

arus dan pasang surut, sedangkan faktor manusia yaitu adanya

penambangan pasir dan penambahan pemukiman disekitar pantai.

Hal tersebut serupa dengan pernyataan Hidayati (2016), menyatakan

bahwa perubahan garis pantai diakibatkan oleh gelombang yang bergerak

dari timur laut menuju barat daya sehingga cenderung terjadi abrasi di

sepanjang pantai bagian utara, sedangkan bagian selatan mengalami

sedimentasi. Maka dari itu kawasan tersebut harus diadakan bangunan

pantai sebagai pencegahan. Maka dari itu parameter ini memiliki harkat 4.

Page 68: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 13. Peta Rawan Bencana

4. Curah Hujan

Berdasarkan data yang diperoleh, kawasan pulau Gili Ketapang

memiliki curah hujan yang rendah yaitu 0-1500 mm/th. Hal tersebut dapat

dikatakan cocok dalam menunjang wisata bahari karena dengan curah hujan

yang rendah pengunjung dapat menikmati landscape pulau Gili Ketapang.

Maka dari itu memiliki harkat 5.

Page 69: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 14. Peta Curah Hujan

4.8 Persepsi terhadap Wisata Gili Ketapang

4.8.1 Masyarakat Lokal

Masyarakat yang menjadi target kuesioner dan wawancara merupakan

penduduk asli yang bermukim di Pulau Gili Ketapang. Jumlah responden

sebanyak 30 orang yang terbagi dari 21 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

Usia < 20 tahun sebesar 10%, usia 20 – 29 tahun sebesar 27%, usia 30 – 39

tahun 13%, dan usia 40 – 49 tahun sebesar 50%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa usia produktif (20 – 49 tahun) masyarakat pulau Gili Ketapang lebih

banyak dibandingkan dengan kelompok umur tidak produktif.

Page 70: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 15. Usia Responden Masyarakat Lokal

4.8.1.1 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil wawancara, responden sebagian besar memiliki

tingkat pendidikan yang rendah. Dari 30 responden, 17% tidak tamat sekolah

dasar (SD), 77% tamat sekolah dasar (SD), 3% tamat sekolah menengah atas

(SMA) dan 3% tamat perguruan tinggi (PT). Data tersebut sesuai dengan data

dari Badan Pusat Statistik tahun 2016 yang menyatakan dari 8.583 jiwa,

sebanyak 3.216 jiwa yang tidak bersekolah dan 3.129 jiwa yang hanya mampu

tamat sekolah dasar (SD).

Gambar 16. Tingkat Pendidikan Masyarakat Lokal

Page 71: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Hal tersebut sangat memprihatinkan, sehingga perlu adanya dorongan

dari pihak pemerintah daerah agar pola pikir masyarakat dapat berkembang.

Pengembangan sumber daya manusia sangat penting agar masyarakat tidak

erjebak dalam mindsetmencari mata pencaharian hanya sebagai nelayan juga

harus dirubah.

4.8.1.2 Persepsi Dukungan Masyarakat

Rendahnya pendidikan yang diperoleh masyarakat desa Gili Ketapang

menjadikan beberapa pemuda untuk menciptakan dan membangun lapangan

pekerjaan sendiri. Memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar pulau

Gili Ketapang merupakan jalan yang bagus. Adanya wisata snorkeling tersebut

didukung oleh masyarakat dan dinas-dinas di Kabupaten Probolinggo.

Tanggapan positif masyarakat sangat besar dimana sebanyak 37% menyatakan

sangat mendukung, 43% menyatakan mendukung dan hanya 20% tidak

mendukung. Berikut merupakan tabel persepsi masyarakat.

Tabel 12. Persepsi Masyarakat

Persepsi Jumlah % Persepsi Jumlah %

Pengetahuan Ekowisata Bahari

Dukungan Kegiatan Ekowisata

Ya 13 43.3% Sangat mendukung 11 36.7%

Tidak 17 56.7% Mendukung 13 43.3%

Tidak mendukung 6 20.0% Wisata Bahari Berkelanjutan

Ya 9 30.0% Daya Dukung Kawasan

Tidak 21 70.0% Sesuai 9 30.0%

Cukup sesuai 18 60.0% Daerah Tujuan Wisata Tidak sesuai 3 10.0%

Ya 22 73.3%

Tidak 8 26.7% Ekowisata Lingkungan

Ya 23 76.7%

Tidak 7 23.3%

Page 72: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

4.8.2 Wisatawan atau Pengunjung

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, sebanyak 30 responden

dilibatkan yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

Berdasarkan usia para pengunjung, kelompok usia 20 – 29 tahun mendominasi

sebesar 90%, sedangkan kelompok umur < 20 tahun mendominasi sebesar 10%.

Berikut merupakan diagram pengunjung wisata Gili Ketapang menurut usia.

Gambar 17. Persentase Usia Pengunjung

4.8.2.1 Persepsi terhadap Sarana dan Prasarana

Dalam pengelolaan wisata bahari, pengelola tidak boleh

mengesampingkan pemberian fasilitas pendukung kegiatan wisata. Ketersediaan

fasilitas yang lengkap akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Menurut

responden, sebanyak 70% menyatakan sarana dan prasana wisata pulau Gili

Ketapang sudah mencukupi. Sedangkan 30% sisanya menyatakan belum cukup

seperti kapal yang digunakan untuk menyebrang kurang dari standar

keselamatan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden menyatakan bahwa kondisi

sarana dan prasarana wisata tergolong baik. Dari 30 responden, 27%

menyatakan kondisi fasilitasnya sangat baik, 50% menyatakan baik, dan 23%

Page 73: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

cukup. Hal tersebut membuktikan bahwa pengelola dapat dikatakan berhasil

dalam pengelolaannya.

Tabel 13. Persepsi Pengunjung

Uraian Jumlah % Uraian Jumlah %

Aksesbilitas Kondisi Fasilitas

Sangat mudah 13 43.3% Sangat baik 8 26.7%

Mudah 11 36.7% Baik 15 50.0%

Cukup 5 16.7% Cukup 7 23.3%

Sulit 1 3.3% Kurang 0 0%

Fasilitas Ketersediaan Fasilitas

Homestay 0 0% Sudah cukup 21 70.0%

Rumah makan 10 33.3% Belum cukup 9 30.0%

Air bersih 15 50.0%

Penyewaan alat 3 10.0% Keamanan/Kenyamanan

Lainnya 2 6.7% Sangat baik 10 33.3%

Baik 13 43.3% Kesesuaian luas wilayah Cukup 7 23.3%

Ya 20 66.7% Kurang 0 0%

Tidak 10 33.3%

4.8.2.2 Persepsi terhadap Keindahan dan Kenyamanan

Analisis tentang persepsi wisatawan diperlukan untuk mengetahui alasan

pengunjung datang ke wisata pulau Gili Ketapang. Dari 30 responden, sebanyak

80% menyatakan alasan berwisata di pulau Gili Ketang karena keindahan

alamnya, 10% menyatakan karena biaya murah, 7% menyatakan karena jarak

yang dekat, dan 3% lainnya. Dengan mengetahui persepsi pengunjung tersebut,

pihak pengelola bisa memanfaatkan dengan maksimal pengelolaan pulau Gili

Ketapang sehingga tercipta keamanan dan kenyamanan pada kawasan wisata.

Page 74: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Gambar 18. Alasan Berkunjung Wisata

Hasil persepsi pengunjung terhadap keamanan dan kenyamanan saat

berwisata, menunjukkan 33% responden menyatakan sangat baik, 44%

menyatakan baik, dan 23% menyatakan cukup. Pada hasil responden tersebut

menunjukkan bahwa dalam pengelolaannya saat ini Gili Ketapang memiliki

tikngkat keamanan dan kenyamanan yang baik. Menurut Yulianda (2007) dalam

Syahputra (2016), kenyamanan suatu objek wisata dicirikan dengan adanya

pihak kemanan setempat seperti POLAIR dan TNI serta daya dukung kawasan

yang optimum untuk berwisata.

Gambar 19. Persepsi terhadap Keamanan dan Kenyamanan

Page 75: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Pulau Gili Ketapang,

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai indeks kesesuaian wisata Pulau Gili Ketapang untuk kategori ekowisata

pantai sebesar 88% dalam kategori sangat sesuai, dan untuk kategori

ekowisata snorkeling sebesar 57% dalam kategori sesuai bersyarat.

2. Pulau Gili Ketapang memiliki daya dukung kawasan untuk kategori wisata

snorkeling sebesar 110 orang/hari, kategori rekreasi pantai sebesar 234

orang/hari saat pasang dan 300 orang/hari saat surut, serta kategori camp

ground sebesar 103 orang/hari.

3. Analisis klasifikasi kemampuan lahan sebagai wisata bahari disimpulkan

bahwa pulau Gili Ketapang termasuk dalam kelas I yaitu kemampuan lahan

dengan daya dukung baik tanpa adanya faktor pembatas dengan luas

wilayah 0,61 km².

5.2 Saran

Pulau Gili Ketapang merupakan destinasi wisata baru yang terbentuk

pada tahun 2016, maka dari itu diperlukan upaya yang lebih dalam pengelolaan

wisata bahari sebagai pendongkrak perekonomian masyarakat setempat.

Sumber daya manusia yang berpengalaman dan memiliki jiwa konservasi juga

sangat dibutuhkan agar masyarakat setempat tidak salah langkah dalam

mengembangkannya sumber daya alam yang ada.

Page 76: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

DAFTAR PUSTAKA

Adharianti. Titin., 2007. Kajian Potensi Sumber daya Pantai Nirwana untuk

Kegiatan Wisata Pantai Di Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Basyuni, Mohammad., Bimantara, Yuntha., Selamet, Bejo., Thoha, Achmad

Siddik., 2016. Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata

Mangrove di desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten

Langkat Sumatera Utara. 1, 31-38.

BPS, 2016. Statistik Daerah Kecamatan Sumberasih 2016. Badan Pusat

Statistik, Kabupaten Probolinggo.

Djaelani, Aunu Rofiq., 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian

Kualitatif. FPTK IKIP Veteran, Semarang. XX, 82-92.

Hidayati D, Mujiyani L, Rachmawati, Zaelani A., 2003. Ekowisata: Pembelajaran

dari Kalimantan Timur. Pustakan Sinar Harapan, Jakarta.

Hidayati, Nurin., Purnawali, Hery Setiawan., Kusumawati, Desiana W., 2016.

Prediksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Probolinggo dengan

Menggunakan ONE-LINE MODEL. Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan

IV. Universitas Brawijaya, Malang. 567-573

Jannah, Raudatul., 2007. Pengelolaan Taman Wisata Alam Pulau Kembang,

Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Departemen Manajemen Sumber daya

Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Juniarta, Hagi Primadasa., Susilo, Edi., Primyastanto, Mimit., 2013. Kajian Profil

Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan Sumberasih

Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. 1, 11-25.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004., 2004. Baku Mutu

Kualitas Air untuk Wisata Bahari.

Ketjulan, Romy., 2010. Daya Dukung Perairan Pulau Hari sebagai Obyek

Ekowisata Bahari. 14, 195-204.

Laapo, Alimudin., Fahrudin, Achmad., Bengen, Dietriech G., Damar, Ario., 2009.

Pengaruh Aktivitas Wisata Bahari terhadap Kualitas Perairan Laut di Kawasan

Wisata Gugus Pulau Togean. Jurnal Ilmu Kelautan. 14, 215-221.

Lindberg, K., & Hawkins, D., 1993. Ecotourism: A guide for planners and

managers. The Ecotourism Society, North Bennington.

Luthfi, O.M., Pujarahayu, P., Wahyudiarto, A., Fakri, S.R., Sofyan, M.,

Ramadhan, F., Murian, S., Tovani, I., Mahmud, M., Adi, D., 2016. Biodiversitas

Dan Populasi Ikan Karang di Perairan Selat Sempu Sendang Biru Kabupaten

Malang Jawa Timur. Junal Kelautan. 9, 43-49.

Page 77: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Muhsoni, Firman Farid., 2016. Pemodelan Daya Dukung Pemanfaatan Pulau Sapudi dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Ilmu Kelautan. 9, 73-84.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono., 2006. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan:

Pengertian dan Penetapannya. Ilmu Tanah, Univ. Gadjah Mada.

Nybakken, James W., 1992. Biologi Laut: suatu pendekatan ekologis. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Pragawati, Bunga., 2009. Pengelolaan Sumber daya Pesisir untuk

Pengembangan Ekowisata Bahari Di Pantai Binangun, Kabupaten Rembang,

Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Republik Indonesia., 2007. Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta.

Rosi, Fahror., Insafitri., Effendy, Makhfud., 2016. Persentase Tutupan dan Tipe

Lifeform Terumbu Karang di Pulau Mandangin Kabupaten Sampang.

Universitas Trunojoyo, Madura. 18-25

Ross, Sheryl., Wall, Geoffrey., 1999. Ecotourism: Towards Congruence Between

Theory and Practice. Faculty of Environmental Studies, University of

Waterloo. Tourism Management. 123-132.

Sidharta, Boy Rahardjo., 2015. Budaya Bahari dari Nusantara Menuju Mataram

Modern. Goysen Publishing, Yogyakarta.

Solarbesain, Salvinus., 2009. Pengelolaan Sumber daya Pulau Kecil untuk

Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Steck, Birgit., W. Strasdas., E. Gustedt., 1999. Sustainable Tourism as a

Development Option. Federal Ministry for Economic Co-operation and

Development, Germany.

Suryanti, Supriharyono., Indrawan, Willy., 2011. Kondisi Terumbu Karang dengan

Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun

Jawa, Jepara, Jawa Tengah. 1, 106-119.

Suryoputro, Agus A.D., Nugroho, D., 2005. Evaluasi Kemampuan Lahan untuk

Mendukung Pengembangan Pariwisata Wilayah Pesisir Pacitan. Univ.

Dipenogoro, Semarang. 10, 143 -148.

Susana, Tjutju., 2009. Tingkat Keasaman (Ph) Dan Oksigen Terlarut sebagai

Indikator Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane. Jurnal Teknologi

Lingkungan. 5, 33-39.

Syahputra, Amrullah Angga., Yunasfi., Suryanti, Ani., 2016. Analisis Kesesuaian

dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam, dan Snorkeling di Pulau Berhala

Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara.

Page 78: ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN KEMAMPUAN …repository.ub.ac.id/7662/1/Ramanto Lukman Yassar.pdf · 2020. 5. 28. · analisis kesesuaian, daya dukung dan kemampuan lahan pulau

Waddin, As’adul Khoiri., Bagastyo, Arseto Yekti., 2016. Pengelolaan Sampah

Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di

Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Teknik ITS. 5, 1.

Wahyudi, Lulur., Nugaha W.A., Romadhon, Agus., 2017. Penilaian Terumbu

Karang untuk Ekowisata Snorkeling di Pulau Gili Ketapang Probolinggo.

Jurnal Kelautan. Universitas Trunojoyo, Madura.

Widiatmaka., Ambarwulan, Wiwin., Purwanto, Muhamad Y.J., Setiawan, Yudi.,

Effendi, Hefni., 2015. Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan

di Tuban, Jawa Timur. J. Manusia dan Lingkungan. 22, 247-259.

Wijayanto, Dian., Nuriasih, Dian, M., Huda, M,Nurul., 2013. Strategies of

Mangrove Tourism Development in Nusa Penida Marine Protected Area.

Jurnal Saintek Perikanan. 8, 25-32.

Yudasmara, G.A., 2004. Analsis Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari dalam

Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Secara Berkelanjutan. Studi Kasus Pulau

Menjangan Kab. Buleleng Bali. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yulianda, Fredinan., 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan

Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yulianda, Fredinan., Fahrudin, Ahmad., Hutabarat, A.A., Harteti, Sri., Kusharjani.,

Kang H.S., 2010. Pengelolaan Pesisir dan Laut secara Terpadu. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Zalukhu, Sukawati., 2009. Ekowisata: Panduan Dasar Pelaksanaan. UNESCO

Office, Jakarta.