113
i ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK (STUDI KASUS PERUSAHAAN PERORANGAN ICHTIAR DI DESA CIBANTENG, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh Billy Eka Permana H24077007 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

i

ANALISIS KELAYAKAN

PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK

(STUDI KASUS PERUSAHAAN PERORANGAN ICHTIAR

DI DESA CIBANTENG, KECAMATAN CIAMPEA,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Billy Eka Permana

H24077007

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

ii

ABSTRAK

Billy Eka Permana. H24077007. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha

Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Di bawah bimbingan

Abdul Kohar Irwanto.

Permintaan kerupuk berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan

pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah

konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah

konsumsi kerupuk relatif tinggi. Berdasarkan informasi yang didapatkan,

permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan usaha kerupuk Ichtiar

adalah manajemen perusahaan yang tidak terlalu baik, sehingga membuat pemilik

tidak terlalu mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak layak.

Selain itu, pemilik usaha juga memiliki rasa keingintahuan terhadap usahanya

apabila terjadi suatu pengembangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu :1) Mengkaji

potensi proyek dan permasalahan dilihat dari keadaan pasar, legalitas usaha,

manajemen sumber daya manusia, produksi dan operasi, lingkungan ekonomi dan

sosial serta keuangan yang terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar. 2) Melakukan

analisa finansial dan kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan analisis

sensitivitasnya.

Pada aspek keuangan dihasilkan nilai NPV sebesar Rp 411.405.000,00,

Gross B/C 1,11, dan Net B/C 2,23, IRR 34,75%, PBP Gross 1 tahun dan PBP Net

5,01 tahun, dan PI 3,03 menunjukan jika pengembangan usaha ini layak untuk

dijalankan. Analisis sensitivitas dengan asumsi kenaikan harga bahan baku,

menghasilkan NPV sebesar Rp 182.583.000,00, Gross B/C sebesar 1,06 dan Net

B/C sebesar 1,55, IRR sebesar 26,67%, PBP Gross selama 1 tahun dan PBP Net

selama 5,13 tahun dan PI sebesar 2,11. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan jika

perusahaan tetap layak untuk dikembangkan walau pun tejadi kenaikan harga

bahan baku yang dipengaruhi inflasi sebesar 11%.

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

xi

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk (Studi Kasus

Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan

Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Nama : Billy Eka Permana

Nrp : H24077007

Menyetujui

Pembimbing,

( Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc )

NIP : 1949.1210.1978.031002

Mengetahui

Ketua Departemen,

( Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc )

NIP : 196101231986011002

Tanggal lulus :

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Penelitian yang dilakukan berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha

Kerupuk (Studi Kasus Perusahaan Perorangan Ichtiar di Desa Cibanteng,

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Penelitian ini dilakukan

sebagai syarat penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Program

Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak

Abdul Kohar Irwanto selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan

dan arahan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa

penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang

sifatnya membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dimasa yang

akan datang. Akhir kalimat, Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, terutama untuk perusahaan

kerupuk Ichtiar.

Bogor, April 2010

Penulis

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Juli 1985. Penulis merupakan

putra tunggal dari Bapak Bakri dan Ibu Maryati. Pendidikan penulis dimulai pada

tahun 1991 di Sekolah Dasar Negeri 1 Panaragan Bogor. Pada tahun 1997,

penulis mulai memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 6

Bogor. Setelah penulis menyelesaikan pendidikan selama sembilan tahun,

selanjutnya penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) di

SMUN 6 Bogor pada tahun 2003. Pada tahun 2003 juga, penulis lulus seleksi dan

diterima sebagai mahasiswa baru melalui jalur reguler pada Program Studi

Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar Ahli Madya pada tahun

2006. Saat ini penulis sedang menyelesaikan studi di Program Sarjana

Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, dengan tujuan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi.

Selama pendidikan, penulis aktif dibeberapa kegiatan dan organisasi.

Kegiatan dan organisasi yang pernah penulis lakukan, yaitu seperti Pramuka,

Paskibra, dan Kerohanian (ROHIS). Di lingkungan tempat tinggal, penulis aktif

pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Dewan Kemakmuran

Masjid (DKM), serta Sekolah Sepak Bola (SSB). Selain itu, penulis juga

mengikuti berbagai kegiatan seminar-seminar, Field Trip, dan pelatihan-pelatihan.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4. Manfaat penelitian ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1. Makanan .......................................................................................... 6

2.2. Studi Kelayakan Bisnis .................................................................... 7

2.2.1. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis .................................. 8

2.2.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis .......................................... 13

2.3. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 14

III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 16

3.1. Kerangka Penelitian ......................................................................... 16

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 17

3.3. Metode Penelitian ............................................................................ 18

3.3.1. Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data ................................. 18

3.3.2. Pengolahan Data ................................................................... 19

3.3.3. Kriteria Investasi ................................................................... 20

3.3.4. Analisis Pengembangan Usaha ............................................. 22

3.3.5. Analisis Sensitivitas .............................................................. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................ 27

4.2. Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar 28

4.2.1. Aspek Pemasaran ................................................................ 28

4.2.2. Aspek Hukum ...................................................................... 33

4.2.3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia .................. 34

4.2.4. Aspek Produksi dan Operasi ............................................... 40

4.2.5. Aspek Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial ........................... 47

4.2.6. Aspek Keuangan (Finansial) .............................................. 48

4.3. Implikasi Manajerial....................................................................... 56

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

vi

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................................. 58

B. Saran ........................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 60

LAMPIRAN ................................................................................................. 61

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

vii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita untuk

Kerupuk Menurut Wilayah ...................................................................... 3

2. Konsumsi Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan ............................................. 3

3. Data Inflasi periode 2066-2009 di Indonesia ........................................... 26

4. Bahan baku untuk satu kali produksi. ...................................................... 42

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian pada Pengembangan

Usaha Kerupuk Ichtiar ............................................................................. 17

2. Kerupuk Putih Konsumsi. ........................................................................ 31

3. Saluran Distribusi Pemasaran .................................................................. 33

4. Peta Lokasi Perusahaan ............................................................................ 41

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar. .......................................... 61

2. Rencana Kebutuhan Fisik pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ........................................................................................ 62

3. Rencana Indeks Harga pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ........................................................................................ 63

4. Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar. ....................................................................................... 64

5. Perhitungan Biaya Penyusutan pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ........................................................................................ 65

6. Perhitungan Modal Awal Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ........................................................................................ 66

7. Perhitungan Penerimaan Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ........................................................................................ 67

8. Rekapitulasi Seluruh Biaya dan Perhitungan

Harga Pokok Penjualan (HPP) pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ........................................................................................ 68

9. Perhitungan Harga Pokok Penjualan. ...................................................... 69

10. Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan

Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar ....................................................................................... 70

11. Perhitungan Gross B/C, BEP, Payback Periode (PBP), dan Profitability

Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar ......................... 71

12. Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan

Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Lampiran (18%) ...................................................................................... 72

13. Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability

Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (18%) .............. 73

14. Analisis Sensitivitas Rekapitulasi Seluruh Biaya pada

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar .................................................. 74

15. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Net Present

Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR)

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar ......................................... 75

16. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Gross B/C, Payback

Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar .................................................. 76

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

x

17. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Net Present Value (NPV),

Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan

Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 18%) ......................... 77

18. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Gross B/C,

Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan

Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 18%) ......................... 78

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu pelaku usaha

yang terbukti survive dan mempunyai daya tahan yang kuat di tengah krisis

ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. Daya tahan yang kuat ini

disebabkan UKM tidak terlalu terkait dengan masalah kredit macet

perbankan. Data survey dari Departemen Koperasi (Depkop) menunjukkan

bahwa kredit macet yang dialami pelaku UKM tidak lebih dari 0.5% dari total

hutangnya, sedangkan kredit macet industri besar mencapai 70% dari total

hutangnya. Menurut data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan

UKM (2005), jumlah UKM di Indonesia mencapai 43,22 juta. Sektor UKM

di Indonesia telah terbukti menyerap 79,6 juta tenaga kerja,

(http://nurulindarti.wordpress.com/2007/06/23/rendah-adopsi-teknologi-

informasi -oleh-ukm-di-indonesia/).

Pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Bogor

dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup

signifikan, terutama industri agro dan hasil hutan (non fasilitas).

Meningkatnya pertumbuhan UKM ini tidak lepas dari dukungan yang

diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat.

Dukungan Disperindag tersebut, antara lain melakukan pelatihan teknis

kepada pelaku UKM secara continue, mencarikan mitra pembeli hasil produk

UKM dan menyalurkan permodalan bagi unit usaha yang dinilai potensial.

Berdasarkan catatan Disperindag Kabupaten Bogor, dari tahun 2002

sampai 2006, industri Agro menunjukkan grafik yang meningkat, dimana

sektor usaha dari tahun 2002 ke 2003 naik dari hanya 34 unit usaha menjadi

65 unit atau sebesar 91,18%. Lalu pada 2004 naik menjadi 97 unit usaha atau

49,23%, kemudian pada 2005 unit usaha mencapai 117 unit atau naik sebesar

20,62%, dan di tahun 2006, kenaikannya sebesar 19,66% atau menjadi 140

unit usaha yang potensial dan mampu bersaing di pasar bebas.

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

2

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri hasil agro itu,

tentu di ikuti pula dengan meningkatnya arus investasi di sektor ini. Di mana

pada tahun 2002, nilai investasi di sektor industri agro dan hasil hutan tercatat

hanya Rp 14,9 miliar lebih. Namun di tahun berikutnya, naik menjadi Rp

54,7 miliar dan di tahun 2004 melonjak hingga 98,1 miliar. Nilai investasi

tersebut naik lagi pada 2005, yakni sebesar 148,3 miliar dan di tahun 2006

tercatat sebesar Rp 175,4 miliar (http://www.spirit-

otonomi.com/content.php?id=41&1=nasional).

Menggali potensi keunggulan lokal dinilai mampu memproteksi

perekonomian daerah dari terpaan krisis ekonomi. Di saat industri berskala

besar melorot omsetnya, UKM malah semakin kokoh dengan memanfaatkan

karakteristik daerah. Perkembangan tersebut bisa terpantau dari selalu

meningkatnya jumlah UKM setiap tahun.

Salah satu UKM di bidang industri makanan yang terdapat di

Kabupaten Bogor yaitu Perusahaan Perorangan Ichtiar. Perusahaan ini

terletak di Jalan Raya Cibanteng No.141 Rt 05 Rw 03, Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Produk yang dihasilkan yaitu kerupuk.

Krupuk atau kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk

dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di

bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.

Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai

makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk).

Permintaan kerupuk berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan

pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah

konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah

konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari

oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak mengkonsumsi

kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural). Dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

3

perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk

wilayah pedesaan.

Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi

dibanding pedesaan dikarenakan kepadatan penduduk di kota yang juga lebih

tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas

penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha

penjualan makanan. Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini

sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pada pemenuhan

kebutuhan yang lebih pokok. Tabel 1. berikut menunjukkan jumlah konsumsi

kerupuk oleh penduduk di wilayah perkotaan dan pedesaan.

Tabel 1. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita untuk

Kerupuk Menurut Wilayah

No. Daerah Banyaknya (ons) Nilai (Rp)

1 Perkotaan (Urban) 0.193 154

2 Pedesaan (Rural) 0.147 99

3 Perkotaan + Pedesaan 0.166 122

Sumber: Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

Dikatakan bahwa kerupuk merupakan makanan yang sangat digemari

oleh masyarakat luas baik penduduk miskin, pendapatan menengah maupun

pendapatan tinggi. Dari Tabel 2. berikut dapat diketahui bahwa semakin

tinggi pendapatan yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar jumlah

konsumsi kerupuk per bulannya.

Tabel 2. Konsumsi Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

No. Golongan Pengeluaran (Rp) Konsumsi (ons)

1 Kurang dari 40.000 -

2 40.000-59.999 0.075

3 60.000-79.999 0.087

4 80.000-99.999 0.085

5 100.000-149.999 0.128

6 150.000-199.999 0.140

7 200.000-299.999 0.196

8 300.000-499.999 0.250

9 500.000 dan lebih 0.305

10 Rata-rata konsumsi per kapita 0.166

Sumber: Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

4

Desa Cibanteng sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Bogor relatif

masih memiliki kekayaan sumber daya yang cukup besar. Salah satu

perusahaan kecil yang melakukan aktivitas di daerah ini yaitu industri kecil

kerupuk. Perusahaan perorangan Ichtiar telah berdiri selama kurang lebih

dua puluh tahun. Pasar dari perusahaan kecil Ichtiar adalah daerah Bogor dan

sekitarnya. Jumlah penduduk di Kota dan Kabupaten Bogor pada tahun

2003, yaitu sekitar 4.625.781 jiwa. Dari data tersebut dapat dihitung jumlah

permintaan kerupuk berdasarkan pada tingkat konsumsi per kapita dari

tingkat pendapatan perkapita selama satu bulan yaitu sekitar sebesar 767.880

ons per bulan (76.788 Kg). Permintaan tersebut akan terus meningkat seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Dari hasil

wawancara, dapat diketahui jumlah penawaran yang dapat memenuhi

permintaan pasar kerupuk di Bogor yaitu sekitar sebesar 37.700 Kg per bulan.

Dapat terlihat jika terdapat peluang pasar kerupuk di daerah Bogor (Produk

yang ditawarkan tidak dapat memenuhi permintaan pasar). Dari data tersebut

terdapat selisih sebesar 39.088 Kg per bulan permintaan kerupuk di bogor

yang tidak dapat terpenuhi (peluang pasar).

1.2. Perumusan masalah

Dalam menjalankan suatu usaha untuk mencapai tujuannya dengan

baik, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilannya.

Aspek-aspek tersebut secara garis besar yaitu aspek pemasaran, aspek hukum,

aspek manajeman dan sumberdaya manusia, aspek produksi dan operasi,

aspek lingkungan ekonomi dan sosial serta aspek keuangan. Setiap aspek-

aspek tersebut memiliki berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Keadaan manajemen perusahaan yang tidak terlalu baik, membuat

pemilik tidak terlalu mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak atau

tidak. Sehingga, pemilik usaha memiliki rasa keingintahuan terhadap usaha

yang dijalankan sebenarnya layak atau tidak layak. Selain itu, pemilik juga

memiliki rasa keingintahuan terhadap usahanya, apabila terjadi suatu

pengembangan. Pengembangan usaha kerupuk yang dilakukan yaitu dengan

meningkatkan produksi yang berpengaruh terhadap adanya penambahan

bahan baku produksi, beberapa fasilitas produksi, dan jumlah karyawan.

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

5

Pengembangan lain yang dapat dilakukan perusahaan diantaranya dengan

memperjelas struktur organisasi dan pengembangan pada produk yang dapat

dilakukan dengan cara merubah bentuk, rasa, dan warna. Hal ini membuat

pengkajian terhadap aspek-aspek tersebut menjadi penting untuk dilakukan.

Pengembangan usaha dilakukan tidak lain dengan tujuan untuk meningkatkan

manfaat dan keuntungan perusahaan.

Berdasarkan keterangan tersebut yang telah dijelaskan, maka

permasalahan yang terjadi yaitu ;

1. Bagaimana keadaan pasar, legalitas, manajemen sumber daya manusia,

produksi dan operasi, lingkungan ekonomi dan sosial serta keuangan yang

terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar?

2. Bagaimana kelayakan rencana pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan

analisis sensitivitasnya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang terjadi, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu :

1. Mengkaji potensi proyek dan permasalahan dilihat dari keadaan pasar,

legalitas usaha, manajemen sumber daya manusia, produksi dan operasi,

lingkungan ekonomi dan sosial serta keuangan yang terdapat pada usaha

kerupuk Ichtiar.

2. Melakukan analisis kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan

analisis sensitivitasnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan

informasi berupa keadaan pasar, produksi, sumberdaya manusia, dan

keuangan yang terdapat pada usaha kerupuk Ichtiar. Selain itu, penelitian ini

juga diharapkan dapat membantu pihak yang bersangkutan dalam

mengembangkan usahanya. Baik itu sebagai bahan acuan atau pun hanya

sebagai dasar pertimbangan menuju pengembangan usaha. Penelitian ini juga

diharapkan dapat membantu semua pihak yang membutuhkannya.

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerupuk

Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1 tentang perindustrian,

definisi Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan

rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Keputusan Presiden RI

No. 99 Tahun 1998 pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan

kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan

usaha yang tidak sehat (http://www.baPBPekab.sidoarjokab.go.id/?file=04-

doc-hsl-kajian/rip-ukm.htm).

Wirakartakusumah dan syah (1990) menyebutkan dahwa industri

pangan merupakan industri yang menghasilkan berbagai produk olahan

dalam bentuk makanan tradisional atau pun modern. Berdasarkan skala dan

pola pertumbuhannya, industri pangan dikelompokan menjadi industri

pangan besar, menengah dan kecil, industri katering, restoran dan hotel, dan

industri makanan jajanan dan rumah tangga.

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,

dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap

makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup

akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat

membantu makhluk hidup dalam mendapatkan energi, membantu

pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan

membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan. Setiap makanan

mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan

lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang terdapat dalam makanan. Setiap

jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat

merupakan sumber tenaga yang manusia dapatkan sehari-hari. Salah satu

contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

7

digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan manusia, baik otak

maupun tubuh. Lemak digunakan oleh tubuh sebagai cadangan makanan dan

sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan

karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna

bagi tubuh saat membutuhkan energi (http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan).

Kerupuk atau kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk

dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di

bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.

Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai

makanan Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk).

2.2. Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Umar (2005), bisnis merupakan seluruh kegiatan yang

diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang

perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan

berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup. Studi

kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak

hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga

saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang

maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Menurut Ibrahim (2003), studi

kelayakan bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu

keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang

direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari

gagasan suatu usaha yang dilaksanakan memberi manfaat (benefit), baik

dalam arti finansial benefit maupun dalam arti sosial benefit. Terdapat

beberapa aspek yang perlu dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu

usaha. Masing-masing aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi

saling berkaitan. Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan

dalam studi kelayakan adalah aspek pemasaran, aspek hukum, aspek

manajemen sumber daya manusia, aspek teknis dan operasi, aspek

lingkungan ekonomi dan sosial, dan aspek finansial.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

8

2.2.1. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

1. Aspek pemasaran (pasar)

Pasar, menurut para ahli, merupakan tempat pertemuan

antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara

kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu

harga. Pendapat yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan

suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan

tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga (Umar,

2005). Setiap perusahaan atau Organisasi perlu memiliki

kemampuan untuk mengenal kesempatan-kesempatan pasar baru.

Tidak ada perusahaan yang selamanya dapat menguntungkan diri

pada produk dan pasar yang dimilikinya sekarang. Setiap manajer

pemasaran membutuhkan sejumlah informasi akurat yang tersedia

pada waktu yang tepat, seperti keadaaan lingkungan pemasaran,

konsumen sasaran, pesaing, pensuplai, dan reseller, serta publik di

masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Philip Kotler (2004), salah seorang ahli teori manajemen

terkemuka mengemukakan tujuan dari pemasaran ialah untuk

mengetahui dan memahami konsumen demikian baiknya sehingga

produk atau jasa cocok bagi konsumen dan produk atau jasa itu

bisa terjual dengan sendirinya.

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta

penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individual dan

organisasi. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk

mencapai sasaran organisasional adalah terdiri dari penentuan

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target markets) dan

pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih

efisien dari yang dilakukan para pesaing. Sekali perusahaan telah

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

9

memutuskan strategi penentuan posisinya, maka kemudian

perusahaan tersebut siap memulai perencanaan yang terinci

mengenai marketing mix. Marketing mix adalah perangkat

variabel-variabel pemasaran terkontrol yang perusahaan

gabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya

dalam pasar sasaran. Empat unsur marketing mix yaitu, produk

(product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion)

(Kotler, 2004).

2. Hukum

Aspek ini mencakup kelengkapan dana dan keabsahan

dokumen perusahaan mulai dari bentuk badan usaha hingga izin

yang dimilikinya. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat

penting karena merupakan dasar hukum yang harus dipegang

apabila terjadi suatu masalah (Kasmir dan Jakfar, 2007). Menurut

Umar (2005) aspek hukum dalam studi kelayakan usaha

mempelajari tentang siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan

dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, di mana bisnis

dilaksanakan, bagaimana bisnis dilakukan, dan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku. Secara garis besar setiap bisnis

yang dijalnkan harus meiliki keabsahaan dokumen perusahan

dengan izin usaha yang dimilikinya.

3. Aspek Manajemen sumber daya manusia

Suatu usaha atau proyek yang dijalankan akan berhasil

apabila dilakukan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari

merencanakan, melaksankan, hingga akhirnya pada pengendalian

terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Kasmir dan

Jakfar, 2007). Salah satu cara untuk mengembangkan usaha

perusahaan adalah dengan diversifikasi usaha. Keputusan untuk

melakukan diversifikasi yaitu keputusan strategis perusahaan yang

didasarkan pada analisis yang cukup mendalam. Aspek manajemen

untuk pengembangan proyek bisnis dan implementasi bisnis

didasarkan pada pendekatan perencanaan, pengorganisasian,

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

10

actuating, dan pengendalian (Umar, 2005). Keberadaan sumber

daya manusia hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban

apakah SDM yang diperlukan untuk pengembangan maupun

pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau

sebaliknya dilihat dari ketersediannya. Kajian dalam SDM dapat

dimulai dari perencanaan, analisis pekerjaan, rekrutmen, seleksi

dan orientasi, produktivitas, pelatihan dan pengembangan,

presentasi, kompensasi, keselamatan dan kesehatan kerja, sampai

pada pemutusan kerja.

4. Aspek Teknis dan Operasi

Manajemen operasi adalah suatu disiplin ilmu yang

diterapkan pada seluruh usaha produksi, baik di kantor, gedung,

restoran, pusat perbelanjaan, maupun pabrik. Semua jenis usaha

yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan manajemen

operasi. Proses produksi barang dan jasa yang efisien

membutuhkan penerapan konsep, alat-alat dan tehnik manajemen

operasi yang eektif. Produksi adalah proses penciptaan barang dan

jasa. Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang

menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output), sehingga

keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya ( Heizer dan

Render, 2006).

5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Aspek ini melihat seberapa besar pengaruh atau kontribusi

yang diberikan terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut

terutama dalam bidang ekonomi secara luas dan dampak sosial

yang terjadi pada masyarakat sekitar dan lingkungannya. Hal ini

didasarkan pada setiap proyek atau usaha yang dijalankan akan

berdampak pada lingkungan sekitar, baik terhadap darat, air, udara,

yang pada akhirnya akan berdampak pada makhluk hidup yang

berada disekitarnya (Kasmir dan Jakfar, 2007).

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

11

6. Aspek Finansial

Aspek Finansial dianalisis dengan tujuan untuk menentukan

rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang

diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan

pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan

proyek untuk mebayar kembali dana tersebut dalam waktu yang

telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat

berkembang terus. Secara singkatnya apakah bisnis atau proyek ini

dapat menghasilkan keuntungan (layak) atau malah sebaliknya

dalam melakukan usahanya (tidak layak). Menurut Kasmir dan

Jakfar (2007) Aspek ini meliputi seberapa lama investasi yang

ditanamkan akan kembali, dari mana saja sumber pembiayaan

bisnis tersebut dan bagaimana tingkat suku bunga yang berlaku,

sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi

sangat menguntungkan. Metode penilaian yang digunakan dalam

menganalisis studi kelayakan usaha pada aspek keuangan ini,

meliputi :

a) Payback Periode (PBP)

Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk

menutupi kembali pengeluaran investasi (initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain

Payback Periode merupakan rasio antara initial cash investment

dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu

(Umar, 2005).

b) Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di

masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan

investasi awal (Umar, 2005).

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

12

c) Net Present Value (NVP)

Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari

investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan

kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal)

di masa yang akan datang (Umar, 2005).

d) Profitability Index (PI)

Pemakaian metode Profitability Index ini caranya adalah

dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang

(present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih

di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value)

dari investasi yang telah dilaksanakan (Umar, 2005).

e) Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan untuk kegiatan atau

proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati

oleh sebagian atau seluruh masyarakat. B/C Ratio dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu Gross B/C Ratio dan Net B/C

Ratio (Firdaus, 2008).

Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa yang

akan datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya,

hasil perhitungan di atas kertas itu dapat menyimpang dari

kenyataannya. Suatu keadaan yang tidak pasti itu dapat

menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek dalam

beroperasi untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Untuk

menanggulangi masalah ketidakpastian tersebut kita dapat

menggunakan analisis kepekaan (sensitivity analysis). Analisis

sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji secara matematis

apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek

apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan

yang dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

13

dikerjakan dengan mengubah suatu unsur tertentu pada hasil

analisis (Kadariah, 1976).

2.2.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis (SKB)

Hasil dari studi kelayakan bisnis adalah suatu laporan tertulis

yang menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak tuk direalisasikan.

Selain itu, laporan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan pihak-pihak terkait dalam memutuskan untuk turut serta

menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan studi sesuai

dengan kepentingannya. Studi Kelayakan Bisnis ini juga

memungkinkan untuk dinyatakan layak tetapi akhirnya tidak di

realisasikan. Hal ini dapat disebabkan oleh pengambil keputusan akhir

menolak karena adanya intervensi pihak lain yang merasa

kepentingannya tidak terpenuhi.

Pihak-pihak yang membutuhkan studi kelayakan bisnis, yaitu :

A. Pihak Investor : Pihak ini menjadikan laporan studi kelayakan

bisnis sebagai dasar dalam mempelajari untuk dijadikan bahan

pertimbangan akan menanamkan modal atau sebaliknya. Pihak

yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang

akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan

ditanamkan.

B. Pihak Kreditor : Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari Bank.

Sebagai dasar pertimbangan pihak Bank dalam memutuskan untuk

memberikan kredit (pinjaman) atau tidak. Pihak Bank akan

mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk

mempertimbangkan sisi-sisi lain, seperti bonafitditas dan

tersedianya angunan yang dimiliki perusahaan.

C. Pihak Manajemen Perusahaan : Studi kelayakan bisnis dapat dibuat

oleh pihak internal atau eksternal perusahaan. Laporan studi

kelayakan bisnis ini merupakan upaya dalam rangka

merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada

peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai

pihak yang menjadi project leader, pihak manajemen perlu

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

14

mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan,

berapa yang dialokasikan dari modal sendiri dan berapa pendanaan

dari pihak investor dan pihak kreditor.

D. Pihak Pemerintah dan Masyarakat : Penyusunan studi kelayakan

bisnis perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimana pun pemerintah

dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara, penggalakan

ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan

contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-

proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang

diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan

keringanan lain.

E. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi : Dalam menyusun studi

kelayakan bisnis perlu juga di analisis manfaat yang akan di dapat

dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap

perekonomian nasional. Aspek-Aspek ini diantaranya yaitu aspek

Rencana Pembangunan Nasional, Distribusi nilai tambah pada

seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh

sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.

2.3. Penelitian Terdahulu

Miranti (2008) Pengembangan Usaha “Elsari Brownies and Bakery”

Analisis Aspek Pasar dan Keuangan. Merupakan salah satu usaha kecil dan

menengah (UKM) dibidang industri makanan yang terdapat di Bogor. Usaha

ini bermaksud untuk membuka counter penjualan khusus produk Elsari di

lokasi yang strategis. Untuk itu, diperlukan penelitian tentang kondisi

pemasaran brownies di Kota Bogor, penilaian kondisi keuangan perusahaan,

dan kelayakan rencana pengembangan tersebut. Untuk IRR yang diperoleh

dari hasil kelayakan investasi adalah sebesar 18,66%. Payback period yang

dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang ditanamkan adalah 8 tahun

4 bulan.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

15

Arief Rivai (2009) Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi

Potong (Fattening) pada PT Zagrotech Dafa International (ZDI) Kecamatan

Ciampea Kabupaten Bogor. Merupakan salah satu perusahaan swasta

nasional di Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis. Hal utama yang

melatarbelakangi mendirikan usaha penggemukan sapi potong (fattening)

yaitu melihat kondisi pertumbuhan populasi sapi potong yang cendrung statis,

sedangkan kebutuhan akan daging sapi di dalam negeri meningkat setiap

tahunya.

Analisis data penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif dilakukan untuk mengkaji aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan yang dijelaskan secara

deskriptif. Untuk analisis kuantitatif digunakan dalam mengkaji analisis

finansial. Pada penelitian ini menggunakan dua skenario yaitu skenario

modal sendiri dan skenario modal pinjaman. Kedua skenario ini layak untuk

dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dari masing-masing kriteria kelayakan

yang menunjukan hasil layak untuk dijalankan. IRR yang diperoleh dari

hasil kelayakan investasi adalah sebesar 37%. Net B/C yang dihasilkan yaitu

2,92 dan Payback period yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi

yang ditanamkan adalah 3,5. Dengan skenario modal pinjaman IRR yang

diperoleh dari hasil kelayakan investasi adalah sebesar 15%. Net B/C yang

dihasilkan yaitu 1,07 dan Payback period yang dibutuhkan untuk

mengembalikan investasi yang ditanamkan adalah 8,2 tahun.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

16

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang

didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari

adanya peluang tersebut pemilik usaha kerpuk Ichtiar bermaksud untuk

meningkatkan volume penjualan. Peningkatan yang terjadi dimaksudkan

untuk menghasilkan manfaat yang lebih tinggi bagi perusahaan dan

lingkungan sekitar. Dalam menjalankan usahanya terdapat beberapa masalah

mulai dari musim seperti penghujan dan manajemen yang tidak terlalu baik.

Musim penghujan menjadi masalah dalam bisnis ini, karena mengganggu

salah satu langkah dalam proses produksi, yaitu pada tahap penjemuran.

Keadaan manajemen perusahaan yang kurang baik, membuat usaha ini

kesulitan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Untuk itu, pemilik

usaha mendapatkan gagasan untuk melakukan studi kelayakan terhadap

pengembangan usahanya.

Studi kelayakan bisnis pada usaha pengembangan kerupuk ini

bertujuan sebagai bahan pertimbangan pemilik dalam merealisasikan

pengembangan usahanya. Selain itu, Rencana-rencana dan strategi yang akan

atau harus dilakukan untuk memajukan usaha dapat tersusun secara baik.

Secara umum, dengan studi kelayakan ini pemiliki dapat mengetahui layak

atau tidak usahanya. Analisis kelayakan pengembangan usaha ini terdiri dari

aspek pemasaran, aspek hukum, aspek manajemen sumber daya manusia,

aspek teknis dan operasi, aspek lingkungan ekonomi dan sosial, dan aspek

finansial. Pada aspek keuangan akan dilakukan penilaian atas kelayakan

usaha berdasarkan Payback Periode (PBP), Internal Rate of Return (IRR),

Net Present Value (NVP), Profitability Index (PI), dan Benefit – Cost Ratio

(B/C Ratio). Untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi di masa

yang akan datang, mengingat banyaknya ketidakpastian dalam sebuah usaha

maka akan dilakukan juga analisis sensitivitas. Ketidakpastian dimasa yang

akan datang tersebut dapat disebabkan seperti apabila terjadi perubahan

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

17

indeks harga menjadi lebih tinggi dari kondisi normal karena adanya

pengaruh tingkat inflasi. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian pada Pengembangan Usaha Kerupuk

Ichtiar.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian studi pengembangan usaha ini dilakukan di Jalan Raya

Cibanteng No.141 RT 05 RW 03 Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat. Waktu pelaksanaan dilapangan berlangsung selama tiga bulan,

yaitu sejak bulan Oktober hingga bulan Desember 2009.

Umpan Balik

Usaha Kerupuk Ichtiar

Menganalisis

pengembangan usaha

dimasa yang akan datang

Mengkaji dan Mengatasi masalah

yang terjadi serta memanfaatkan

peluang yang ada

Potensi pengembangan usaha Kerupuk

Analisis Kelayakan Usaha

Layak Tidak Layak

Implementasi Re-evaluasi

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

18

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Jenis, Sumber, dan Pengumpulan Data

Data merupakan suatu realitas, mestinya data terbebas dari

peneliti. Artinya, data tidak dipengaruhi oleh perasaan maupun

pemikiran peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan usaha kerupuk Ichtiar berdasarkan ketersediannya

terbagi menjadi data primer dan data skunder. Data primer adalah data

yang belum tersedia, sehingga untuk menjawab masalah penelitian

data harus diperoleh dari sumber aslinya (Simamora, 2004). Data

primer ini di dapatkan dengan cara survey melalui teknik komunikasi

langsung (wawancara) dan peninjauan langsung (observasi langsung)

terhadap lingkungan internal perusahaan pengembangan usaha

kerupuk Ichtiar dan pihak-pihak lainnya yang terkait. Menurut

Simamora (2004), teknik komunikasi langsung ini merupakan cara

pengumpulan data di mana peneliti malakukan komunikasi langsung

atau tatap muka (face to face) dengan sumber data. Situasinya dapat

disengaja diciptakan (seperti pada focus group), dan dapat juga dalam

keadaan sebenarnya (seperti pada survey). Teknik Observasi langsung

adalah cara mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala yang terlihat pada objek penelitian. Pelaksanaanya

langsung pada tempat dan waktu di mana sebuah peristiwa, keadaan,

atau situasi sedang terjadi.

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah

dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya. Data ini mudah untuk

didapatkan dan biasanya berbiaya rendah (Simamora, 2004). Pada

perusahaan ini, data sekunder didapatkan dari beberapa instasi terkait

seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pemerintahan Kota dan

Kabupaten Bogor, dan dari studi pustaka serta internet.

Berdasarkan pada sifatnya, data yang digunakan dibedakan

menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data

yang merepresentasikan realitas secara deskriptif melalui kata-kata,

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

19

kalimat maupun uraian. Data kuantitatif adalah representasi realitas

yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka). Jenis-jenis

data kuantitatif, baik yang ditransformasi dari data kualitatif maupu

aslinya memang sudah kuantitatif, adalah data nominal, ordinal, data

interval, dan rasio (Simamora, 2004). Pada penelitian ini, data

berdasarkan sifatnya yang sering atau lebih banyak digunakan adalah

jenis data kuantitatif.

Data perlu diolah agar mudah diinterprestasikan. Informasi yang

baik diperoleh dari data yang baik, yang dianalisis dan

diinterpretasikan dengan baik. Syarat-syarat data yang baik yaitu ;

a. Relevan, yaitu sesuai dengan kebutuhan.

b. Akurat, yaitu pengumpulan dan pelaporannya dapat

dipertanggungjawabkan.

c. Sesuai dengan kaidah-kaidah riset.

d. Up-to-date, yaitu data masih menggambarkan keadaan saat ini.

e. Impartial, artinya data sekunder dikumpulkan dan dilaporkan

secara objektif.

3.3.2. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan data

berdasarkan sifatnya, yaitu data kuntitatif dan data kualitatif. Data

kuantitatif adalah representasi realitas yang disimbolkan dengan

numerik (dengan angka-angka). Pada penelitian ini salah satu data

berupa kuantitatif yaitu pada aspek keuangan. Perhitungan yang akan

dilakukan yaitu menghitung Net Present Value (NPV), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), Payback Periode

(PBP), dan Profitability Index (PI) serta analisis sensitivitas. Alat

bantu yang digunakan yaitu Microsoft Excel. Data Kualitatif adalah

data yang merepresentasikan realitas secara deskriptif melalui kata-

kata, kalimat, maupun uraian. Data ini banyak digunakan pada aspek

produksi, hukum, pemasaran, manajeman dan sumberdaya manusia,

dan lingkungan ekonomi dan sosial.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

20

3.3.3. Kriteria Investasi

Pada aspek keuangan dilakukan penilaian atas kelayakan usaha

berdasarkan Payback Periode (PBP), Internal Rate of Return (IRR),

Net Present Value (NVP), Profitability Index (PI), dan Benefit – Cost

Ratio (B/C Ratio). Untuk menganalisis suatu aspek keuangan

dibutuhkan beberapa asumsi dasar yang disebut sebagai kriteria

investasi. Kriteria investasi yang digunakan yaitu :

1) Periode analisis proyek pengembangan usaha kerupuk Ichtiar yaitu

selama sepuluh tahun (2010-2020). Proyek dimulai dengan

investasi awal pada tahun ke-0. Dasar pengambilan periode proyek

selama sepuluh tahun yaitu dilihat dari umur ekonomis yang paling

berpengaruh yaitu alat cetak kerupuk.

2) Penentuan harga awal menggunakan harga yang berlaku pada

periode pengambilan data pada waktu sekarang bulan Januari-

Februari 2010.

3) Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 14 persen. Tingkat

suku bunga ini disesuaikan dengan asumsi rata-rata bunga

pinjaman Bank BRI, BNI, dan Mandiri untuk modal usaha.

4) Jumlah tenaga kerja untuk menjalankan usaha ini terdiri atas 14

orang dengan waktu kerja sebelas bulan dalam setahun (libur satu

bulan) dan dua puluh enam hari dalam satu bulan (libur empat

hari). Pembayaran gaji untuk tenaga kerja ditetapkan oleh pemiliki

dan sesuai UMR daerah yang berlaku dengan tidak ada dan adanya

peningkatan selama umur proyek.

5) Jumlah produksi pada tahun pertama diperkirakan sebanyak

2.574.000 unit per tahun, dan pada tahun ke-6 terjadi penambahan

produksi sebesar 5.148.000 unit per tahun, dengan asumsi

perusahaan memanfaatkan peluang pasar yang disertai tersedianya

sumber daya.

6) Harga jual pada tahun pertama per satuan yaitu Rp 300,00 per unit

dan akan berubah dengan asumsi terdapat pengaruh inflasi.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

21

7) Sumber modal awal yang digunakan berasal dari modal sendiri

dengan jumlah nilai sebesar Rp 944.988.000,00. Modal ini

didasarkan pada penjumlahan biaya investasi awal pada tahun ke-

0, dan biaya operasional awal pada tahun pertama (tahun ke-1).

8) Pajak yang digunakan sebesar 25 persen. Perhitungan pajak ini

dilakukan dengan menggunakan analisis rugi laba berdasarkan

Undang-undang No.17 Tahun 2000 Pasal 17 tentang wajib pajak

orang pribadi, yaitu sebagai berikut :

a. < Rp 25.000.000,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan

yaitu 5 persen.

b. Rp 25.000.000,00 > Rp 50.000.000,00 ; besarnya pajak yang

harus dibayarkan yaitu 10 persen.

c. Rp 50.000.000,00 > Rp 100.000.000,00 ; besarnya pajak yang

harus dibayarkan yaitu 15 persen.

d. Rp 100.000.000,00 > Rp 200.000.000,00 ; besarnya pajak yang

harus dibayarkan yaitu 25 persen.

e. Rp 200.000.000,00 > ; besarnya pajak yang harus dibayarkan

yaitu 35 persen.

9) Asset-asset yang terkena biaya penyusutan merupakan asset-aset

yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun.

10) Nilai sisa dihitung berdasarkan nilai seluruh capital budget yang

masih memiliki umur ekonomis hingga periode analisis.

11) Analisis sensitivitas yang dilakukan yaitu peningkatan harga input

produksi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampai berapa besar

pengaruh peningkatan tersebut terhadap kriteria-kriteria investasi.

3.3.4. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha

Analisis kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dibuat

selama sepuluh tahun periode usaha. Discount factor yang digunakan

sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman Bank BRI, BNI, Mandiri

yaitu 14% per tahunnya. Pengembangan usaha kerupuk yang dilakukan

yaitu dengan meningkatkan produksi yang berpengaruh terhadap

adanya penambahan bahan baku produksi, beberapa fasilitas produksi,

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

22

dan jumlah karyawan. Pengembangan lain yang dapat dilakukan

perusahaan diantaranya dengan memperjelas struktur organisasi dan

pengembangan pada produk yang dapat dilakukan dengan cara

merubah bentuk, rasa, dan warna. Pengembangan ini dilakukan untuk

mengoptimalisasikan aktivitas perusahaan, terutama pada aspek

produksi dengan tujuan meningkatkan manfaat dan keuntungan

perusahaan. Metode penilaian yang digunakan dalam menganalisis

studi kelayakan pengembangan usaha pada penelitian ini, meliputi :

1) NPV (Net Present Value)

NPV adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan

diperoleh pada masa mendatang dan merupakan selisih antara nilai

sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran

pada tingkat tertentu. Perhitungan ini menyamakan nilai investasi

yang ditanamkan pada waktu sekarang terhadap keuntungan di

masa mendatang (Nilai Rp 100,00 pada waktu sekarang akan sama

nilainya dengan Rp 500,00 pada waktu 10 tahun yang akan

datang). NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

NPV =

n

ttr

CtBt

0 )1( ………………(1)

Keterangan :

Bt : Penerimaan usaha pada periode t

Ct : Biaya usaha pada periode t

n : Umur kegiatan usaha

r : Tingkat suku bunga pinjaman yang dibebankan

t : 0, 1, 2, 3,....., n

Dengan kriteria :

NPV > 0 : Usaha layak atau mengutungkan

NPV = 0 : Usaha tidak untung dan tidak rugi

NPV < 0 : Usaha dinyatakan rugi

NPV menunjukkan bahwa usaha yang akan dijalankan layak

apabila NPV yang dihasilkan bernilai positif (NPV lebih besar dari

nol) (Kadariah, 1976).

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

23

n

ott

n

tt

r

BtCt

r

CtBt

CBNet

)1(

)1(/

0

2) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan untuk kegiatan atau

proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati oleh

sebagian atau seluruh masyarakat. B/C Ratio dibedakan menjadi

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C).

a. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Merupakan perbandingan antara jumlah present value dari

manfaat (benefit) kotor dengan jumlah present value dari biaya

(cost) kotor (Firdaus, 2008). Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut :

n

tt

t

iCt

iBtCBGross

0 )1/(

)1/(/ ....................... (2)

Dengan Kriteria :

Jika B/C 1, maka kegiatan investasi itu layak dilaksanakan

Jika B/C < 1, maka kegiatan investasi itu tidak layak untuk

dilaksanakan.

b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).

Net B/C adalah perbandingan antara total nilai sekarang dari

penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total nilai

sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat negatif

(Kadariah, 1976). Net B/C dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

.............................(3)

Dengan kriteria :

Net B/C > 1 : Usaha dinyatakan layak atau menguntungkan

Net B/C = 1 : Usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi

Net B/C < 1 : Usaha dinyatakan tidak layak atau rugi

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

24

)()(

'"

"'

'' ii

NPVNPV

NPViIRR

3) Internal Rate Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa

datang (Kadariah, 1976). IRR dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

....………….(4)

Keterangan :

i` = Tingkat suku bunga yang menjadikan NPV positif

i” = Tingkat suku bunga yang menjadikan NPVnegatif

NPV` = NPV pada tingkat suku bunga i`

NPV” = NPV pada tingkat suku bunga i”

Dengan kriteria :

Jika IRR Discount rate, maka proyek dapat diterima.

Jika IRR Discount rate, maka proyek tidak dapat diterima.

Perolehan IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank

sebesar 18% per tahun menunjukkan bahwa usaha layak untuk

dijalankan. Nilai IRR dapat dicari dengan interpolasi atau coba-

coba (trial and error). Caranya hitung nilai sekarang dari arus kas

suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar,

misalnya 10 persen, lalu dibandingkan dengan biaya investasi, jika

nilai investasi lebih kecil, maka dicoba lagi dengan suku bunga

yang lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya investasi

menjadi sama besar (Umar, 2005).

4) Payback Periode (PBP)

Payback Periode (PBP) adalah suatu periode yang diperlukan

untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain

payback periode merupakan rasio antara initial cash investment

dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu.

Payback Periode (PBP) dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

25

KeluarKasPV

MasukKasPVPI

PBP = TahunxBersihMasukKas

InvestasiNilai1 .................... (5)

Jika payback periode lebih pendek waktunya dari maximum

payback periode-nya maka usulan investasi dapat diterima (Umar,

2005).

5) Profitability Index (PI)

Metode Profitability Index (PI) menghitung melalui perbandingan

antara nilai sekarang dari rencana penerimaan-penerimaan kas

bersih masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present

value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Profitability Index

(PI) dapat dihitung dengan menggunakan rumus;

......................... (6)

Kriteria ;

Jika PV > 1, maka usulan proyek dinyatakan menguntungkan.

Jika PV < 1, maka usulan proyek dinyatakan tidak

menguntungkan.

3.3.5. Analisis Sensitivitas dan Switching Value

Pada saat menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, usaha

berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan di

atas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya.

Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi

perusahaan. Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji

secara matematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan

suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan

perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas

dikerjakan dengan mengubah suatu unsur tertentu pada hasil analisis

(Kadariah, 1976). Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengantisipasi

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

26

perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang, mengingat

banyaknya ketidakpastian dalam sebuah usaha.

Asumsi yang akan digunakan adalah kenaikan indeks harga

bahan baku yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi tertinggi sebesar

11%, selama empat tahun terakhir. Tingkat inflasi sangat berpengaruh

terhadap nilai mata uang (rupiah), sehingga jika nilai inflasi meningkat

maka nilai rupiah akan menurun dan hal ini menyebabkan peningkatan

harga bahan baku produksi. Nilai inflasi empat tahun terakhir dapat

dilihat pada Tabel 3. Data Inflasi Periode 2006 -2009. Dalam

perhitungan nilai harga bahan baku di masa yang akan datang pada

periode tertentu, dapat menggunakan rumus future value. Hasil

perhitungan NPV, Net B/C, IRR, PBP dan PI setelah terjadi perubahan

(analisis sensitivitas) kembali dilihat, apakah masih memenuhi syarat

kelayakan atau tidak sesuai dengan kriteria masing-masing.

Tabel 3. Data Inflasi periode 2006 – 2009 di Indonesia

No Bulan

Tahun

2006 2007 2008 2009

1 Desember 1,21 1,10 -0,04 0,33

2 November 0,34 0,18 0,12 -0,03

3 Oktober 0,86 0,79 0,45 0,19

4 September 0,38 0,80 0,97 1,05

5 Agustus 0,33 0,75 0,51 0,56

6 Juli 0,45 0,72 1,37 0,45

7 Juni 0,45 0,23 2,46 0,11

8 Mei 0,37 0,10 1,41 0,04

9 April 0,05 -0,16 0,57 -0,31

10 Maret 0,03 0,24 0,95 0,22

11 Februari 0,58 0,62 0,65 0,21

12 Januari 1,36 1,04 1,77 -0,07

Indeks Umum 6,60 6,59 11,06 2,78

Rata-rata Kenaikan Inflasi 6,76

Sumber : Badan Pusat Statistik (2009)

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Usaha pengolahan kerupuk Ichtiar ini termasuk ke dalam golongan

usaha perusahaan kecil dengan bidang usaha yaitu perdagangan barang. Jenis

kegiatan usaha yang dilakukan adalah perdagangan dalam negeri. Perusahaan

ini merupakan suatu tempat kegiatan usaha yang bergerak di bidang industri

makanan, khususnya di bidang usaha pengolahan kerupuk. Pada awalnya,

pemilik mendirikan perusahaan ini dikarenakan memiliki keahlian secara

turun-temurun dari keluarganya. Selain dari keahlian, terdapatnya peluang

pasar yang cukup besar dan persaingan usaha yang tidak terlalu tinggi

menjadi dasar penilaian utama pemilik mendirikan perusahaan ini.

Perusahaan pengolahan kerupuk ini sudah beraktivitas sejak tahun

1990 dan pada tahun 1994 mulai resmi didirikan dengan perizinan. Izin

usaha yang dimiliki yaitu berupa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

Perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar berlokasi di Desa

Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor

merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota RI

(Jakarta) dan secara geografis mempunyai luas sekitar 2.301,95 Km2 terletak

antara 6.190 lintang selatan dan 106

01' -107

0103' bujur timur. Kabupaten

Bogor memiliki 40 kecamatan, 427 desa/kelurahan, 3.516 RW dan 13.603

RT. Desa Cibanteng ini terletak pada ketinggian sekitar 300 – 500 meter dari

permukaan laut. Keadaan letak geografis perusahaan seperti ini, dapat

mendukung secara maksimal seluruh aktivitas perusahaan demi tercapainya

tujuan perusahaan. Perusahaan yang tepat berada diantara perkotaan dan

pedesaan, serta ketersediaan jalur transportasi yang merupakan jalan besar

sangat mendukung berbagai aktivitas perusahaan. Letak geografis seperti ini,

dapat memudahkan dalam aktivitas pengadaan sumberdaya (bahan baku

produksi, tenaga kerja, dan energi) dan dapat juga mempermudah proses

pemasaran hasil produksi.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

28

4.2. Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Dalam melakukan suatu pengembangan usaha perlu dilakukan suatu

kajian yang cukup mendalam untuk mengetahui apakah suatu usaha yang

akan dilakukan itu layak atau tidak layak. Kajian semacam ini disebut

dengan studi kelayakan usaha. Pada pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini

studi kelayakan usaha akan dilihat dari aspek pemasaran, aspek hukum, aspek

teknis dan operasi, aspek lingkungan (ekonomi dan sosial), dan aspek

finansial.

4.2.1 Aspek Pemasaran

Salah satu aspek dalam pengembangan usaha yang perlu untuk

dikaji kelayakannya yaitu aspek pasar. Aspek pasar bertujuan untuk

mengetahui tentang penjualan suatu produk demi pencapaian

pendapatan. Dengan aspek pemasaran, dapat diketahui perkiraan

volume penjualan suatu produk berdasarkan pada permintaan yang

terjadi di pasar. Perkiraan penjualan ini bertujuan agar suatu usaha

dapat menjual produknya sesuai dengan permintaan yang terdapat di

pasar. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya operasional

(menghemat sumberdaya) ketika kurangnya permintaan di pasar dan

memaksimalkan pendapatan ketika permintaan di pasar tinggi.

Analisis aspek pemasaran dalam pengembangan usaha kerupuk Ichtiar

meliputi Segmentasi, Target, dan Posisi di pasar dan Kebijakan Bauran

Pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi).

1) Segmentasi, Targeting, dan Posisi pasar.

Dalam menjalankan pengembangan usahanya perusahaan

harus mengetahui pasar di mana produk yang akan diproduksi akan

ditawarkan. Penentuan pasar ini dapat dilakukan dengan

segmentasi pasar. Menurut Kotler (2004), segmentasi pasar

merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran

perusahaan. Untuk menentukan segmentasi pasar perlu dilakukan

pengamatan mengenai ciri-ciri konsumen (variabel segmentasi),

yang diantaranya yaitu aspek geografis, aspek demografis, aspek

psikografis, dan aspek perilaku. Dalam menentukan segmentasi

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

29

pasar, setiap segmen harus dapat diukur, terjangkau, dan dapat

dilaksanakan.

Pada perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar,

wilayah Bogor dan sekitarnya merupakan wiliyah geografis yang

menjadi pasar dari usaha ini. Wilayah Bogor dan sekitarnya

dipilih, karena selain dari lidah penduduknya yang sudah terbiasa,

perusahaan juga mempertimbangkan sumber daya yang

dimilikinya. Sehingga Bogor dan sekitarnya merupakan pasar

potensial untuk perusahaan, terlebih jika ditambah dengan

pendapatan penduduk Bogor yang secara garis besar mampu untuk

membeli kerupuk putih, yang merupakan hasil produksi dari

perushaaan. Produk yang dihasilkan tidak membedakan konsumen

dari kelompok umur secara khusus. Kerupuk putih konsumsi yang

dihasilkan dapat diambil manfaatnya oleh seluruh golongan usia.

Manfaat kerupuk putih konsumsi ini juga dapat digunakan oleh

seluruh penduduk atau masyarakat tanpa membedakan kelas sosial,

gaya hidup, dan kepribadiannya secara lebih mendalam.

Pendekatan pembelian yang dilakukan oleh usaha kerupuk Ichtiar

yaitu dengan cara menjaga hubungan baik yang telah terjalin

dengan pedagang pengecer selama ini, dan membuka hubungan

baik dengan pihak-pihak pedangang pengecer baru yang

memungkinkan untuk dilakukan kerjasama. Sehingga, variabel

segmentasi yang lebih utama pada perusahaan pengembangan

usaha kerupuk Ichtiar ini, yaitu aspek geografis dan perilaku.

Kerupuk putih konsumsi yang dihasilkan perusahaan secara

garis besar ditawarkan dan dijual kepada para pedagang pengecer.

Perusahaan merubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi,

hingga barang jadi (kerupuk putih konsumsi), lalu disalurkan

kepada pedagang pengecer, hingga akhirnya dapat dinikmati para

konsumen akhir. Melihat konsumen dari perusahaan bukan

konsumen akhir, sehingga sasaran atau target pasar perusahaan

yaitu para pedagang pengecer. Pasar yang akan dipilih oleh

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

30

perusahaan adalah para pedagang pengecer yang berada di wilayah

Bogor. Dalam menentukan posisi pasar, perusahaan akan

berdasarkan pada mutu atau kualitas dengan ukuran kuantitas yang

lebih besar per satuan unit kerpuknya disertai dengan pelayanan

yang lebih baik dalam penjualan. Perusahaan akan menetapkan

untuk memberikan pelayanan yang cepat, sopan, dan santun dalam

mendatangi para pedagang pengecer.

2) Bauran Pemasaran (marketing-mix)

Pada pemasaran produk berupa barang, manajemen

pemasaran akan dipecah atas empat kebijakan pemasaran yang

lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing-mix) atau

dikenal dengan sebutan 4P yang terdiri dari empat komponen, yaitu

produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi

(promotion) (Umar, 2005).

A) Kebijakan Produk(Product)

Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan

kebutuhan dan keinginan (Kotler, 2004). Pada pengembangan

usaha kerupuk Ichtiar ini produk yang dihasilkan untuk

memuaskan kebutuhan konsumen yaitu barang konsumsi

berupa kerupuk putih yang biasa disebut sebut sebagai

kerupuk mawar atau kerupuk usus. Kerupuk putih yang

dihasilkan berbahan baku dasar berupa tepung sagu bermerk

kerupuk. Untuk memenuhi kebutuhan sagu kerupuk ini

perusahaan mendapatkan kiriman dari distributor sagu di

daerah Parung, Bogor. Bahan-bahan lain yang digunakan

dalam pengolahan kerupuk pada usaha ini antara lain, yaitu

terigu, garam, botan, sasa, terasi, bawang putih, gula pasir,

dan air. Bahan dasar berupa tepung sagu dan bahan-bahan

lain diproduksi sesuai dengan tahapan-tahapan pengolahan

produksi kerupuk yang akhirnya menjadi kerupuk putih

berbentuk bulat siap konsumsi. Secara lebih jelasnya,

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

31

kerupuk putih konsumsi yang merupakan produk perusahaan

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerupuk Putih Konsumsi.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan pengembangan

kerupuk Ichtiar ini berupa kerupuk putih yang memiliki

ukuran kapasitas sedikit lebih besar dan lebih padat

dibandingkan dengan pesaingnya. Selain dari kapasitas yang

sedikit lebih besar dan lebih padat, kualitas rasa kerupuk juga

tidak kalah dengan para pesaingnya. Rasa kerupuk putih

tidak jauh beda dengan para pesaing karena rahasia dari

pembuatan kerupuk ini telah diketahui juga oleh para pesaing

yang merupakan keluarga dari pemilik. Produk ini biasa

dikonsumsi sebagai makanan pelengkap untuk makanan

lainnya seperti nasi, mie, dan bakso.

B) Kebijakan Harga (price)

Harga suatu barang adalah nilai pasar (nilai tukar) dari barang

tersebut yang dinyatakan dalam jumlah uang. Menurut Umar

(2005), keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi

oleh berbagai faktor, yakni faktor internal perusahaan dan

faktor lingkungan eksternal. Pada perusahaan pengembangan

usaha kerupuk Ichtiar ini, harga produk kerupuk putih siap

konsumsi yaitu ditetapkan sebesar Rp 300,00 per unit.

Penetapan harga ini ditetapkan berdasarkan pada harga pokok

penjualan pada awalnya dan disesuaikan dengan mekanisme

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

32

pasar yang berlaku pada waktu sekarang. Selain itu,

penetapan harga tersebut juga berdasarkan pada perhitungan

harga pokok penjualan kerupuk mulai dari bahan mentah,

bahan setengah jadi, sampai akhirnya menjadi kerupuk siap

konsumsi dan dipasarkan. Perhitungan Harga Pokok

Penjualan kerupuk putih siap konsumsi dapat terlihat pada

Lampiran 9. Perhitungan Harga Pokok Penjualan.

C) Kebijakan Promosi (Promotion)

Promosi yang dilakukan yaitu dengan cara mempertahankan

konsumen (pedagang pengecer) yang selama ini telah

menjalin hubungan dengan baik. Promosi dilakukan oleh

tenaga kerja pemasaran (pedagang perusahaan) yang sudah

memiliki langganan-langganan khusus. Selain itu, dalam

pengembangan usaha pengolahan kerupuk ini, perusahaan

perlu memanfaatkan besarnya permintaan pasar dengan cara

menjalin hubungan baru melalui penawaran langsung tatap

muka atau penawaran dari mulut ke mulut (personal selling).

Penawaran secara langsung tatap muka atau dari mulut ke

mulut (personal selling) ini merupakan salah satu cara

promosi yang dinilai cukup efektif untuk digunakan

perusahaan. Promosi seperti ini efektif dikarenakan selain

biaya promosi yang terjangkau, dengan melihat pasar sasaran

perusahaan pun lebih tepat dengan menggunakan promosi

seperti ini.

D) Kebijakan Distribusi/penyaluran (Place)

Perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar sebagai

produsen, melakukan distribusi barang dengan cara

menyalurkan produk kepada para pedagang pengecer (pasar

sasaran perusahaan). Penyaluran produk tersebut dilakukan

oleh tenaga kerja bagian pemasaran (pedagang perusahaan)

secara langsung kepada pihak pedagang pengecer. Dari pihak

pedagang pengecer produk langsung dipasarkan kepada

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

33

konsumen. Secara lebih jelas jalur distribusi usaha dapat

dilihat pada Gambar 3. Saluran Distribusi Pemasaran.

Gambar 3. Saluran Distribusi Pemasaran

4.2.2. Aspek Hukum

Aspek hukum ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu

rencana pengembangan usaha diyakini layak dilihat dari sisi

legalitasnya. Perusahaaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini di

bawah kepemilikan pimpinan usaha. Perusahaan pengolahan kerupuk

ini termasuk ke dalam bentuk badan usaha perusahaan perseorangan,

yang seluruh modalnya di tanggung oleh pemilik usaha. Pemilik usaha

juga merupakan pimpinan struktural perusahaan. Perusahaan

Perseorangan merupakan perusahaan yang diawasi dan dikelola oleh

seseorang. Di satu pihak ia memperoleh semua keuntungan

perusahaan, dan di lain pihak ia juga menangggung semua risiko yang

timbul dalam kegiatan perusahaan (Umar, 2005).

Perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini termasuk

kedalam golongan usaha perusahaan kecil (PK). Bidang usaha yang

dilakukan yaitu bergerak pada bidang pengolahan makanan, khususnya

yaitu kerupuk putih konsumsi. Jenis kegiatan usaha yang dilakukan

adalah perdagangan dalam negeri. Perizinan yang dimiliki oleh

perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini berupa Surat Izin

Usaha Perdagangan (SIUP) dengan No. SIUP ; 238 / 10-21 / PK / V /

1994. Pemilik yang merupakan pimpinan dari perusahaan juga

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP yang dimiliki

Produsen

Pedangan Pengecer

Konsumen

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

34

atas nama Otih Sutiarah, dengan No. 09.222.223.1 - 404.001. Ibu Otih

Sutiarah ini merupakan pemilik dan pemimpin perusahaan dengan

bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

4.2.3. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

Aspek manajemen sumber daya manusia ini bertujuan untuk

mengetahui apakah pembangunan dan implementasi pengembangan

usaha dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga

pengembangan usaha dapat dinyatakan layak atau sebaliknya dilihat

dari aspek sumber daya manusia. Aspek manajemen sumber daya

manusia yang dikaji dalam penelitian ini meliputi fungsi manajemen

yang terdiri dari perencanaan (planning), pengoranisasian

(Organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan pada perusahaan pengembangan usaha

kerupuk Ichtiar menggunakan pendekatan campuran. Pendekatan

campuran merupakan suatu pendekatan gabungan antara

pendekatan atas-bawah (top-down) dan pendekatan bawah-atas

(bottom-up). Pimpinan memberikan petunjuk perencanaan

organisasi secara garis besar, sedangkan perencanaan secara

detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di

bawahnya (tenaga kerja produksi dan pemasaran) dengan tetap

mematuhi aturan yang ada (Umar, 2005). Melalui pendekatan ini,

perusahaan akan memperkirakan waktu maksimum pengembangan

usaha, yang pada perusahaan ini sekitar sepuluh tahun. Dengan

memperkirakan waktu tersebut perusahaan akan memecah

perencanaan jangka panjang menjadi beberapa kali pelaksanaan

perencanaan menengah, sehingga setiap tahap akan disesuaikan

dengan prioritas.

Rencana pekerjaan yang akan dilakukan pada perusahaan

pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini secara garis besar mulai

dari rencana kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, dan rencana

waktu kerja. Secara lebih jelas rencana kebutuhan fisik dapat

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

35

dilihat pada Lampiran 2. Rencana Kebutuhan Fisik pada

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar dan rencana anggaran biaya

dapat dilihat pada Lampiran 4. Rencana Anggaran Biaya pada

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar. Rencana waktu kerja

dalam satu tahun perusahan akan bekerja selama sebelas bulan, dan

dalam satu bulan bekerja selama 26 hari kerja. Waktu libur yang

di dapat yaitu hari atau bulan besar dalam Islam. Hal ini

disebabkan, seluruh tenaga kerja beragama Islam.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Struktur organisasi menjadi penting dalam organisasi

karena dapat mempengaruhi sikap dan perilaku tenaga kerja.

Efektifitas dan efisiensi para tenaga kerja dalam melakukan

pekerjaan demi mencapai tujuan perusahaan sangatlah didukung

dengan bentuk struktur organisasi yang digunakan. Menurut T.

Hani Handoko (2003) struktur organisasi menunjukan kerangka

dan susunan perwujudan pola terhadap hubungan-hubungan

diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, tugas-wewenang dan

tangggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur tersebut mengandung unsur spesialisasi kerja, standarisasi,

koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan

keputusan dan ukuran satuan kerja.

Pada pengembangan usaha pengolahan kerupuk Ichtiar ini,

struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi lini

atau garis. Struktur organisasi ini digunakan karena dapat

memudahkan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. Dengan

struktur organisasi ini, pengambilan keputusan dapat dilakukan

dengan cepat. Struktur organisasi pada usaha ini terdari dari satu

orang pimpinan yang merupakan pemilik usaha, empat orang

tenaga kerja produksi, dan sembilan orang tenaga kerja pedagang

(pemasaran).

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

36

A) Deskripsi Pekerjaan

1) Pimpinan

Dalam pengembangan perusahaan kerupuk Ichtiar ini,

pemimpin yang merupakan pemilik merupakan posisi

tertinggi. Seperti halnya perusahaan atau organisasi lain,

pemimpin memiliki tugas yang sangat penting. Hal

tersebut dikarenakan seorang pemimpin harus mengetahui

dan bertanggung jawab secara penuh terhadap seluruh

kegiatan yang diperlukan dan dilakukan oleh perusahaan.

Tugsa-tugas yang dimiliki oleh seorang pemimpin atau

pemilik pada perusahaan kerupuk Ichtiar ini yaitu :

a) Bertanggung jawab tehadap pengelolaan perusahaan

agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan

tujuannya untuk memperoleh manfaat.

b) Mengambil keputusan secara tepat juga cepat dan

sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

c) Menciptakan dan memberikan kebijakan-kebijakan

terhadap seluruh kegiatan perusahaan, mulai dari

kegiatan manajerial, produksi, pemasaran, hingga

keuangannya.

d) Menjalin dan menjaga hubungan dengan pihak

eksternal perusahaan seperti konsumen.

Selain dari kewajiban, pemilik yang merupakan pimpinan

perusahaan ini memiliki beberapa wewenang atau hak

dalam menjalankan tugasnya. Wewenang atau hak dari

seorang pemilik yang merupakan pimpinan perusahaan

diantaranya, yaitu ;

1) Menentukan kegiatan-kegiatan perusahaan.

2) Menetapkan aturan-aturan perusahaan.

3) Mengatur keluar masuknya tenaga kerja.

4) Mendapatkan kompensasi penggajian dan keutungan

perusahaan.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

37

2) Tenaga Kerja Produksi.

Tenaga kerja produksi pada perusahaan ini terdari dari

empat orang. Tugas pokok yang wajib untuk dikerjakan

dalam kesehariannya yaitu menciptakan barang mentah

menjadi barang setengah jadi. Deskripsi pekerjaan tenaga

kerja ini yaitu bertanggung jawab terhadap kegiatan

penciptaan produk setengah jadi berupa kerupuk mentah

(babangi), mulai dari mempersiapkan peralatan,

pembuatan adonan, dan pengeringan. Tenaga kerja ini

mayoritas memiliki umur yang lebih muda dibandingkan

dengan tenaga kerja pemasaran (pedagang) dan masih

melajang (belum menikah).

3) Tenaga Kerja Pemasaran.

Tenaga kerja ini bertugas untuk melanjutkan kegiatan

tenaga kerja produksi. Tugas pokok itu berupa merubah

barang setengah jadi menjadi barang jadi (barang siap

konsumsi). Deskripsi kerja tenaga kerja ini, yaitu

bertanggung jawab terhadap tugasnya dalam melakukan

penjualan barang jadi perusahaan, atau dengan kata lain

tenaga kerja bertugas sebagai bagian pemasaran

perusahaan.

B) Sistem Kompensasi Perusahaan

Tenaga kerja yang terlibat pada pengembangan usaha

kerupuk Ichtiar merupakan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja ini

mendapatkan kompensasi berupa gaji dengan jumlah yang

tetap pada tahun pertama dan diberikan setiap akhir bulan.

Gaji yang diberikan disesuaikan dengan tingkat upah minimum

daerah sekitar. Gaji yang diberikan pada awal tahun

pengembangan berjumlah Rp 900.000,00 per bulan untuk

tenaga kerja produksi dan sebesar Rp 1.200.000,00 per bulan

untuk tenaga kerja pemasaran. Untuk tahun-tahun berikutnya

tingkat upah disesuaikan dengan keadaan dan situasi pada

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

38

waktu yang akan datang. Besarnya gaji meningkat pada tahun

ke-4 dan tahun ke-8, dengan dasar peningkatan disebabkan

terdapatnya pengaruh inflasi. Selain itu, para tenaga kerja juga

diberikan Tunjagan Hari Raya (THR) pada akhir tahun. Jumlah

yang diberikan untuk THR yaitu sebesar satu bulan gaji.

C) Sistem Penerimaan Tenaga Kerja

Kriteria untuk menjadi seorang tenaga kerja pada

perusahaan ini dapat dikatakan tidak sulit, atau bahkan

sederhana. Kriteria tersebut yaitu hanya dengan bermodalkan

kejujuran dan beridentitas jelas, memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP). Perusahaan mengambil tenaga kerja ini dari

daerah sekitar, sehingga dapat mengurangi tingkat pengaguran

daerah sekitar walau jumlahnya tidak besar. Proses

penerimaan tenaga kerja yang dilakukan dapat dikatakan cukup

selektif dibandingkan dengan pesaingnya, walau kriteria yang

diberikan sederhana. Proses tersebut terdiri dari wawancara dan

tes kerja. Wawancara dilakukan agar perusahaan dapat

mengetahui keseriusan calon tenaga kerja dalam bekerja.

Kemauan dan keseriusan ini diharapkan nantinya dapat tetap

menjaga atau bahkan meningkatkan produktivitas tenaga kerja

itu sendiri. Untuk tes kerja dilakukan dengan tujuan agar

perusahaan dapat mengetahui sejauh mana tingkat keahlian

yang dimiliki calon tenaga kerja. Hal ini berfungsi agar

perusahaan dapat mengetahui sejauhmana tindakan perusahaan

yang akan dilakukan untuk menjadikan calon tenaga kerja itu

menjadi tenaga ahli, seperti memberikan pelatihan.

3) Pelaksanaan (Actuating)

Dalam pelaksanaannya agar dapat berjalan dengan baik,

perusahaan harus dapat mengkaji fungsi dari pelaksanaan itu

sendiri, dan sikap perilaku seorang pemimpin yang harus

memenuhi keriteria sebagai pemimpin dalam menggerakan

bawahannya. Pada perusahaan pengembangan usaha kerupuk

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

39

Ichtiar dalam pelaksanaannya dilakukan dengan menjaga jalannya

komunikasi antara tenaga kerja, rasa tanggung jawab yang didasari

oleh kejujuran tenaga kerja, dan menciptakan suasana kerja

kekeluargaan yang nyaman dengan tidak memaksakan kemampuan

tenaga kerja. Pelaksanaan tersebut juga didukung dengan sikap

pimpinan yang penuh dengan tanggung jawab, bijaksana dalam

menghadapi setiap masalah yang terjadi (mendengarkan bawahan),

dan memberikan motivasi dengan mencontohkan sikap disiplin,

jujur, optimis (berfikiran positif), dan bekerja keras. Selain itu,

perusahaan juga memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung

pelaksanaan daalm aktivitas perusahaan, seperti tempat tinggal dan

fasilitasnya.

4) Pengendalian (Controlling)

Pengendalian terhadap seluruh aktivitas manajemen

perusahaan dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

atau kesalahan, memperbaiki penyimpangan yang telah terjadi,

mendinamiskan organisasi ke arah yang yang lebih efektif dan

efisien, dan mempertebal rasa tangggung jawab (Umar, 2005).

Pada perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar,

pencegahan terjadinya kesalahan dilakukan dengan cara

pengawasan setiap hari kerja oleh pimpinan perusahaan. Hal ini

dilakukan karena lingkup kerja yang memungkinkan untuk

dilakukan pengawasan setiap harinya. Jika terjadi suatu kesalahan

pimpinan memberikan arahan secara bijaksana untuk memperbaiki

kesalahan yang telah terjadi. Untuk mendinamisasikan organisasi,

perusahaan selalu menjaga adanya komunikasi yang baik antara

tenaga kerja, berdisiplin terhadap aturan-aturan kerja, dan saling

menghargai dan menghormati antara pekerja. Rasa tanggung

jawab yang dimiliki setiap tenaga kerja didasarkan pada deskripsi

pekerjaan (tugas dan wewenang) dan sikap ketegasan yang disertai

kebijaksanaan dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi,

sehingga mendapatkan keputusan yang tepat.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

40

4.2.4. Aspek Produksi dan Operasi

Setelah dilihat dari aspek pemasaran, dan telah dianggap layak,

maka tahap berikutnya adalah mengenai aspek teknis dan operasi.

Aspek ini merupakan suatu kegiatan (di dalam perusahaan) untuk

mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan

lebih bermanfaat dari masukannya. Manajemen operasi adalah

serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang

dan jasa dengan menggubah input menjadi output. Dalam perusahan

manufaktur dapat terlihat dengan jelas aktivitas produksi yang

menghasilkan barang (produk). Pada perusahaan pengolahan kerupuk

ini barang atau produk yang dihasilkan yaitu kerupuk. Tujuan dari

aspek ini yaitu untuk menyakini apakah secara teknis, perusahaan

pengembangan dapat dilaksanakan secara layak atau tidak, baik pada

saat pembangunan proyek atau operasional rutin. Dalam hal ini,

perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar merubah bahan dasar

sagu yang merupakan bahan baku utama menjadi produk siap

konsumsi berupa kerupuk. Aspek produksi dan operasi dalam

pengembangan usaha kerupuk ini meliputi pemilihan lokasi, proses

produksi dan fasilitas produksi.

1) Pemilihan Lokasi

Perusahaan dalam pemilihan lokasinya mempertimbangkan

berbagai faktor, seperti ; ketersedian bahan baku, ketersedian

energi, ketersedian tenaga kerja, ketersedian jalur trasportasi yang

digunakan, dan letak pasar sasarannya. Secara geografis letak

perusahaan terdapat di Kabupaten Bogor, tetapi jarak terhadap

pusat Kota Bogor lebih dekat dibandingkan dengan jarak terhadap

pusat Kabupaten Bogor.

Letak lokasi yang berada diantara pusat kota dengan

pedesaan ini, sangat memudahkan perusahaan dalam hal pengadaan

bahan baku, energi, dan tenaga kerja. Bahan dasar sagu dikirimkan

langsung dari daerah Parung Bogor, sedangkan bahan baku lainnya

di dapatkan dari pasar setempat. Ketersedian energi (air dan listrik)

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

41

yang dibutuhkan juga tidak sulit untuk didapatkan dengan keadaan

kondisi geografis yang seperti ini. Jenis pekerjaan yang tidak

terlalu membutukan daya fikir dan tidak terlalu banyak jumlahnya,

membuat daerah menyediakan tenaga kerja yang berlebih untuk

perusahaan.

Perusahaan juga letaknya berada tidak jauh, bahkan tepat di

pinggir jalur lintas kota (jalan besar). Jalur lalulintas yang seperti

ini sangat membantu perusahaan dalam memenuhi segala

kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan seluruh aktivitas. Letak

perusahaan yang berada tidak jauh dari pasar sasaran sangat

memudahkan kegiatan pemasaran perusahaan. Dengan berbagai

manfaat tersebut, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten

Bogor, menjadi pemilihan letak lokasi yang tepat untuk

perusahaan. Lebih jeasnya dapat dilihat pada Gambar 4. Peta

Lokasi perusahaan.

Gambar 4. Peta Lokasi Perusahaan

2) Proses Produksi

Proses produksi merupakan urutan atau tahapan-tahapan

dalam merubah bahan baku dasar menjadi barang setangah jadi dan

barang jadi siap konsumsi. Urutan proses produksi pada

pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dapat terlihat pada Gambar 4.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

42

Gambar 4. Bagan Proses Produksi

a) Persiapan Wadah dan Bahan Baku

Wadah yang digunakan yaitu berupa wajan dengan diameter

sekitar satu meter. Persiapan wadah dilakukan dengan

pembersihan menggunakan air, lalu dikeringkan dengan

menggunakan kain lap dan dipanaskan. Seluruh bagian atas

wajan dioleskan dengan minyak sayur yang berfungsi agar

bahan baku yang dimasukan tidak melekat pada wadah. Setelah

persiapan wadah, langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan

bahan baku. Bahan baku yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 4. Bahan baku untuk satu kali produksi.

Tabel 4. Bahan baku untuk satu kali produksi (80 Kg).

No Bahan baku Satuan Jumlah

1 Tepung Sagu Kg 110

2 Garam Pak 2

3 Terigu Kg 5

4 Botan Kaleng 3

5 Sasa Kg 0,5

6 Terasi Pak 1

7 Bawang putih Kg 0,5

8 Gula pasir Kg 0,5

9 Air Kg 25

Sumber ; Data diolah, 2010

Persiapan Wadah

dan Bahan Baku

Pembuatan Adonan

dan Pencetakan

Pengeringan

Pengorengan dan

Pengepakan

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

43

b) Pembuatan Adonan dan Pencetakan

Pembuatan adonan yaitu suatu kegiatan produksi merubah

bahan baku dasar menjadi suatu adonan kerupuk yang siap

untuk dicetak. Kegiatan ini diawali dengan memasukan bahan

baku kedalam wadah yang telah disiapkan. Pada tahap ini sagu

yang digunakan sebanyak 10 kg dan dicampurkan dengan bahan

baku lainnya. Sagu dan bahan baku tersebut diaduk secara

merata hingga menyatu dan kental, yang disebut sebagai bubur

kerupuk. Pada saat proses untuk merubah bahan baku manjadi

bubur, dilakukan juga kegiatan pemanasan air hingga benar-

benar panas untuk mencampurkan bubur dengan sagu. Langkah

selanjutnya adalah mencampurkan bubur kerupuk, sagu

sebanyak 100 kg, dan air yang telah dipanaskan hingga benar-

benar panas. Setelah dicampurkan, kemudian kembali diaduk

secara merata hingga berbentuk kental. Bahan ini dinamakan

sebagai adonan kerupuk yang siap untuk dicetak. Adonan

kerupuk ini disimpan selama satu malam, dan agar tidak

melekat diberikan minyak sayur diatas adonan tersebut. Setelah

penyimpanan selama satu malam, adonan dimasukan kedalam

mesin molen untuk lebih dihaluskan. Adonan yang telah

dihaluskan oleh mesin molen, dimasukan kedalam mesin

hidrolik pencetakan untuk dicetak menjadi unitan-unitan

kerupuk yang siap untuk dikeringkan. Unitan kerupuk yang

telah dicetak disimpan diatas wadah penjemuran yang disebut

sebagai ebeg. Dari produksi sekitar 100 kg adonan kerupuk

dapat menghasilkan sekitar 10.000 ribu unit kerupuk yang siap

untuk dikeringkan.

c) Pengeringan

Unitan-unitan yang telah disimpan diatas ebeg dijemur pada

lamporan penjemuran kerupuk. Ebeg yaitu suatu wadah yang

terbuat dari anyaman kayu bambu dan berfungsi sebagai wadah

penyimpanan unitan kerupuk untuk dikeringkan. Pengeringan

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

44

unitan kerupuk menggunakan cahaya matahari kurang lebih 6

jam. Setelah itu, unitan kerupuk kembali dikeringkan dengan

openan pada ruangan open dalam pabrik selama satu jam.

Butian yang telah melalui tahap pengeringan ini siap untuk

dilanjutikan pada tahap penggorengan.

d) Penggorengan dan Pengepakan.

Tahap penggorengan merupakan tahapan akhir dalam proses

produksi pembuatan kerupuk. Pada tahap ini, unitan yang telah

melalui poses pengeringan dimasukan pada wajan kecil yang

telah dilengkapi dengan minyak goreng dan telah dipanaskan.

Proses pada tahap penggorengan awal ini sekitar satu menit.

Setelah itu, unitan kerupuk yang mulai berkembang langsung

dipindahkan ke dalam wajan yang lebih besar dengan minyak

goreng yang lebih panas. Hal ini bertujuan agar hasil

penggorengan kerupuk mendapatkan hasil seperti yang

diinginkan. Kerupuk yang dihasilkan dapat berkembang lebih

baik dan mutu produk yang lebih terjaga kualitas rasa dan

bentuknya. Daya tahan kerupuk yang dihasilkan dengan bahan

baku dan proses seperti pada tahapan-tahapan tersebut yaitu

sekitar 7 hari (satu minggu). Kerupuk yang siap konsumsi ini

langsung dikemas kedalam kaleng kerupuk besar (Rombong)

dan siap untuk dipasarkan. Hingga pada tahap pengemasan

tentunya terdapat kerupuk-kerupuk yang cacat, terutama

bentuknya (tidak layak jual). Jumlah dari kerupuk yang cacat

sekitar 10% dari total hasil produksi adonan kerupuk menjadi

unitan kerupuk dan sisa penjualan. Sedangkan untuk kerupuk

sisa penjualan yang melewati waktu daya tahannya digunakan

untuk pakan ikan penduduk di sekitar. Kerupuk yang cacat

bentuk dapat dikonsumsi oleh pemilik, maupun pegawai.

Sehingga dalam satu kali produksi dapat menghasilkan 9.000

unit kerupuk yang siap untuk dipasarkan.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

45

3) Fasilitas Produksi

Dalam melakukan aktivitas produksi diperlukan beberapa

fasilatas berupa peralatan produksi (bentuk fisik). Rencana fisik

pada perusahaan pengolahan kerupuk ichtiar ini, yaitu sebagai

beirkut :

a) Kantor dan Fasilitas Kantor

Kantor dan fasilitas kantor berfungsi sebagai tempat kerja

pemilik atau pimpinan perusahaan. Luas dari bangunan ini yaitu

54 meter persegi. Bangunan ini terbagi menjadi dua bagian

ruangan. Bangunan pertama terdiri dari beberapa ruangan

yang terdiri dari ruang kerja, ruang tamu, dan kamar mandi.

Untuk bagian kedua yaitu bangunan berupa kamar mandi yang

terletak tersendiri diluar bangunan kantor. Ketersedian fasilitas

kantor ini bertujuan untuk memudahkan para tenaga kerja

dalam mennggunakannya. Umur ekonomis dari kantor dan

fasilitas kantor yaitu sekitar 25-35 tahun. Pada rencana

pengembangan usaha perusahaan pengolahan kerupuk ini di

tetapkan sekitar 25tahun, dengan dasar umur minimum suatu

bangunan.

b) Mes Karyawan

Pada perusahaan kerupuk Ichtiar ini disediakan bangunan

khusus sebagai tempat beristirahat para tenaga kerja yang

disebut sebagai mes karyawan. Mes karyawan ini terdiri dari

13 kamar dengan luas masing-masing kamar yaitu sekitar 12

meter persegi, sehingga secara keseluruhan memiliki luas

sekitar 156 meter persegi.

c) Pabrik dan lamporan penjemuran

Pabrik ini merupakan suatu tempat dimana terjadinya aktivitas

proses produksi. Pabrik pada perusahaan ini terbagi menjadi

dua bagian ruangan, yaitu ruangan alat-alat pencetakan dan

pengorengan yang menjadi satu dan ruangan khusus

pengopenan. Ukuran dari pabrik yang dimiliki yaitu panjang 25

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

46

meter dan lebar 10 meter, sehingga kurang lebih memiliki luas

sekitar 250 meter persegi. Lamporan penjemuran yaitu suatu

tempat tanpa bangunan (lahan kosong) yang berfungsi sebagai

tempat penjemuran unitan kerupuk (hasil percetakan adonan

kerupuk), sebelum masuk tahap produksi penggorengan. Luas

lamporan yang dimiliki pada perusahaan ini yaitu sebesar 540

meter persegi.

d) Alat percetakan kerupuk

Dalam aktivitas proses penciptaan produk, dibutuhkan alat-alat

pendukung. Alat percetekan kerupuk berfungsi sebagai alat

bantu dalam merubah bahan mentah menjadi produk setengah

jadi. Satu set alat percetakan kerupuk ini terdiri dari beberapa

bagian seperti ; Mesin molen (pengaduk dan penghalus bahan-

bahan dasar agar menjadi adonan), Mesin Hidrolik (Alat

pencetak dengan delapan tangan), Piring cetakan, Loyang,

Gayung, dan Tungku. Alat percetakan kerupuk ini, memiliki

kapasitas maksimum produksi sebesar 220 ton per hari adonan

kerupuk (20.000 unitan kerupuk) dengan tenaga kerja berjumlah

delapan orang.

e) Alat Penjemuran

Pada proses produksi pengolahan kerupuk, setelah tahapan

percetakan langkah selanjutnya adalah tahapan penjemuran

unitan kerupuk yang telah dicetak. Dalam pelaksanaan

kegiatannya tahapan penjemuran ini membutuhkan fasilitas alat

penjemuran berupa wadah yang disebut sebagai Ebeg. Alat

penjemuran (Ebeg)terbuat dari bahan bambu yang dianyam dan

telah dibersihkan, dihaluskan, dan dicat. Umur ekonomis dari

alat ini sekitar dua tahun.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

47

f) Alat Penggorengan

Alat penggorengan digunakan dalam proses perubahan bahan

setengah jadi (unitan kerupuk) menjadi bahan jadi (kerupuk

konsumsi). Wajan yang digunakan sebagai wadah untuk

menggoreng kerupuk ini dibeli dari daerah tasikmalaya. Wajan

dengan merk dagang matahari ini, mrupakan wajan khusus

untuk penggorengan kerupuk. Alat penggorengan lainnya

berupa kompor yang berfungsi untuk pengapian.

g) Kaleng kerupuk

Terdapat dua ukuran kaleng kerupuk yang digunakan. Kaleng

kerupuk yang pertama, merupakan kaleng kerupuk besar yang

di sebut sebagai rombong. Rombong digunakan sebagai wadah

kerupuk dalam melakukan pemasaran kepada pedagang

pengecer. Kaleng kerupuk yang satunya lagi, memiliki ukuran

jauh lebih kecil. Kalenng kerupuk ini, digunakan untuk

disimpan di pedagang pengecer sebagai wadah dalam

pemasaran kepada konsumen akhir.

4.2.5. Aspek Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial

Dalam menyusun suatu studi kelayakan bisnis, sebagai titik

tolak untuk melakukan analisa, diperlukan informasi lingkungan luar

perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar tersebut

memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis dan

mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan proyek bisnis terhadap

lingkungan luar jika telah direalisasikan. Setiap proyek yang

dijalankan akan sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan di

sekitarnya, baik terhdap darat, air, dan udara, yang akhirnya akan

berdampak terhadap kehidupan mahkluk hidup yang ada disekitarnya

(Kasmir dan Jakfar, 2007). Aspek lingkungan ini memiliki tujuan,

yaitu apakah secara lingkungan hidup, misalnya dari sisi darat, udara,

dan air, rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak

atau sebaliknya (Umar, 2005)

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

48

Pada perusahaan kerupuk Ichtiar ini, pengelolaan atau dalam

memproduksi kerupuk memiliki dampak terhadap lingkungan alam

sekitar berupa limbah abu yang merupakan sisa dari pembakaran.

Limbah abu ini dapat menjadi pupuk organik yang digunakan pada

daerah pertanian masyarakat sekitar pabrik. Abu ini diberikan kepada

masyarakat sekitar yang membutuhkan, dengan timbal balik

pengambilan abu menjadi tanggung jawab masyarakat tersebut.

Pada aspek ekonomi dan sosial apakah proyek yang diusulkan

memberikan kontribusi nyata atau tidak terhadap pembangunan

perekonomian dan sosial secara keseluruhan dalam menentukan

penggunaan sumberdaya yang diperlukan dari sudut pandang

masyarakat keseluruhan. Pengaruh pengembangan usaha kerupuk

Ichtiar terhadap masyarakat disekitarnya, yaitu memberikan kontribusi

bagi pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Dampak atau

pengaruh yang diberikan untuk masyarakat sekitar yaitu dengan

menggunakan sumber daya masyarakat (tenaga kerja) sekitar sebagai

tenaga kerja yang diproritaskan. Tenaga kerja yang merupakan

penduduk setempat menyatakan perusahaan telah membantu

pemerintah daerah dalam mengatasi pengurangan jumlah

pengangguran di wilayah sekitar. Selain itu, perusahaan memiliki

kontribusinya dalam peningkatan pendapatan daerah melalui bentuk

pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan PBPh (Pajak

Penghasilan).

4.2.6. Aspek Keuangan (Finansial)

Aspek finansial merupakan suatu aspek yang dapat melihat

layak atau tidak layaknya suatu usaha untuk dijalankan dengan

perhitungan yang menggunakan formula penilaian investasi. Aspek ini

dapat menilai biaya-biaya apa saja dan seberapa besar biaya-biaya

tersebut dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat berupa penerimaan

dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Umar (2005) tujuan

menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan

pengembangan usaha adalah untuk menentukan rencana investasi

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

49

melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan

membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Hal tersebut

dapat terlihat diantaranya seperti dari ketersedian dana, biaya modal,

kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam

waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat

berkembang secara berkelanjutan (continue). Analisis aspek keuangan

pada perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar, meliputi

rencana Kebutuhan Fisik, Indeks Harga, Rencana Anggaran Biaya

(RAB), Nilai Penyusutan, Biaya Operasional, Modal dan Penerimaan,

dan Analisis Kelayakan Investasi.

1) Rencana Kebutuhan Fisik

Rencana kebutuhan fisik merupakan suatu perencanaan

perusahaan dalam memenuhi perlengkapan fisiknya dalam rangka

mendukung seluruh aktivitasnya. Pada perusahaan pengembangan

usaha kerupuk Ichtiar ini rencana kebutuhan fisik terdiri dari

kebutuhan bangunan, peralatan produksi, bahan baku produksi,

energy, dan tenaga kerja. Kebutuhan fisik bangunan berupa kantor

dan fasilitasnya termasuk didalamnya kamar mandi dengan luas 54

meter persegi, Mes karyawan yang berfungsi sebagai tempat

istirahat karyawan terdiri dari 13 kamar dengan luas 156 meter

persegi, dan pabrik beserta lamporan penjemuran dengan luas 790

meter persegi. Untuk peralatan produksi yang dibutuhkan yaitu

berupa satu unit alat percetakan kerupuk, dua ratus unit alat

penjemuran (ebeg), satu unit alat penggorengan, delapan belas unit

kaleng kerupuk besar (rombong) dan sembilan puluh unit kaleng

kerupuk. Bahan baku produksi merupakan kebutuhan fisik yang

digunakan setiap kali perusahaan melakukan produksinya.

Kebutuhan bahan baku ini dengan kata lain merupakan kebutuhan

fisik satu kali pakai atau sekali habis, berbeda dengan kebutuhan

fisik akan bangunan dan peralatan produksi. Bahan baku yang

terpakai yaitu tepung sagu, garam, terigu, botan, sasa, terasi,

bawang putih, dan gula pasir. Selain dari bahan baku produksi,

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

50

kebutuhan fisik yang dipakai dalam melakukan aktivitas produksi

yaitu kebutuhan akan energi. Kebutuhan energi terdiri dari

minyak, kayu bakar, solar, air, dan listrik. Untuk rencana

kebutuhan fisik yang terakhir tidak lain adalah kebutuhan akan

sumber daya manusia atau tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja di

bagi menjadi tiga bagian berdasarkan fungsi dan job deskripsi

masing-masing bagian yang dibutuhkan. Pada perusahaan ini di

pimpin oleh satu orang pimpinan yang merupakan seorang pemilik

keseluruhan permodalan perusahaan. Demi mendukung jalannya

aktivitas perusahaan, pimpinan membutuhkan bantuan tenaga kerja

lainnya yang dibagi ke dalam bagian produksi dan bagian

pemasaran (karyawan pedagang). Secara lebih rinci kebutuhan

akan rencana fisik selama umur proyek dapat dilihat pada

Lampiran 2. Rencana Kebutuhan Fisik pada Pengembangan Usaha

Kerupuk Ichtiar.

2) Indeks Harga

Indeks harga merupakan nilai mata uang (rupiah) atau

harga per satuan kebutuhan fisik perusahaan. Hal ini meliputi nilai

atau harga per meter persegi bangunan dan lahan yang digunakan,

nilai atau harga per kg bahan baku produksi, nilai per liter dan per

meter kubik (m3) energi, dan upah tenaga kerja per orang kerja per

satuan waktu kerja. Lebih jelasnya indeks harga selama umur

proyek dalam ribuan rupiah dapat dilihat pada Lampiran 3.

Rencana Indeks Harga pada Pengembangan Usaha Kerupuk

Ichtiar.

3) Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana jumlah keseluruhan biaya yang dibutuhkan

perusahaan untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan dalam

mendukung lancarnya jalan aktivitas perusahaan itu sendiri disebut

sebagai Rencana Anggaran Biaya (RAB). RAB pada perusahaan

pengelolaan kerupuk Ichtiar meliputi biaya Investasi dan biaya

operasional perusahaan. Rencana anggaran biaya ini merupakan

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

51

hasil kali dari jumlah per satuan kebutuhan fisik dengan indeks

harganya. Rincian lebih lengkap RAB pada perushaan pengelolaan

kerupuk Ichtiar dapat dilihat pada Lampiran 4. Rencana Anggaran

Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

4) Biaya Penyusutan

Biaya yang dibebankan ke dalam biaya tetap (fix cost),

akibat adanya penyusutan nilai buku dari asset sampai akhir tahun

umur ekonomis asset. Secara kumulatif beban ini merupakan dana

yang dapat digunakan kembali untuk membeli asset yang baru.

Asset-asset yang terkena biaya penyusutan biasanya merupakan

asset yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Pada

perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar, asset-asset yang

terkena biaya penyusutan diantaranya, yaitu kantor dan fasilitas

kantor, mes karyawan (tempat tinggal karyawan), pabrik dan

lamporan, alat percetakan kerupuk, alat penjemuran, alat

penggorengan, kaleng kerupuk besar yang biasa disebut sebagai

rombong, dan kaleng kerupuk. Jumlah biaya penyusutan dari asset

yang dimiliki perusahan sebesar Rp 15.250.500,00 selama umur

proyek sepuluh tahun. Secara lebih jelas biaya penyusutan dapat

dilihat pada Lampiran 5. Perhitungan Biaya Penyusutan pada

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

5) Modal dan Rencana Penerimaan

Dalam merealisasikan proyek bisnis dibutuhkan dana untuk

investasi. Dana tersebut diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap

berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin-mesin serta

aktiva tetap tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya

pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasi. Di samping untuk

aktiva tetap, terdapat juga dana yang dibutuhkan untuk kegiatan

kerja (Umar, 2005). Dana yang diperlukan untuk seluruh investasi

dan dana awal untuk melakukan seluruh kegiatan usaha di sebut

sebagai modal. Modal yang dimiliki perusahaan pengembangan

usaha kerupuk Ichtiar ini, berasal seluruhnya dari pemilik. Jumlah

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

52

modal yang diinvestasikan perusahaan pada tahun awal yaitu

sebesar Rp 944.988.000,00. Modal awal yang dimiliki ini

merupakan suatu penjumlahan dari biaya untuk investasi sebesar

Rp 333.600.000,00 dan biaya kerja awal yang merupakan biaya

operasional (biaya tetap dan biaya tidak tetap) tanpa biaya

penyusutan pada tahun pertama sebesar Rp 611.388.000,00.

Secara lebih jelasnya perhitungan permodalan pada perusahaan

pengembangan kerupuk Ichtiar dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perhitungan Modal Awal Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

Penerimaan merupakan seluruh manfaat atau pendapatan

yang dapat diterima oleh perusahaan. Pada perusahaan

pengembangan usaha kerupuk Ichtiar, penerimaan berasal dari

penjualan produk kerupuk putih konsumsi dan nilai sisa atas asset

yang terkena biaya penyusutan. Penerimaan yang diperoleh

perusahaan pada tahun pertama sebesar Rp 772.200.000,00 dari

seluruh hasil penjualan produk. Pada tahun terakhir proyek (tahun

ke-10), penerimaan yang didapatkan perusahaan sebesar Rp

2.513.085.000,00. Jumlah penerimaan perusahaan yang jauh lebih

besar dari tahun pertama, disebabkan oleh adanya rencana

penambahan produksi, kenaikan harga jual yang di sebabkan

karena terjadinya kenaikan harga produksi yang di dasarkan pada

pengaruh inflasi, dan adanya penambahan dari nilai sisa

penyusutan asset perusahaan itu sendiri. Secara lebih jelas dan

terperinci, jumlah penerimaan perusahaan setiap tahunnya, dapat

dilihat pada Lampiran 7. Perhitungan Penerimaan Pengembangan

Usaha Kerupuk Ichtiar.

6) Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan jumlah dana yang

dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kebutuhan yang

mendukung jalannya aktivitas prusahaan. Pada perusahaan ini

biaya operasional yang digunakan sebesar Rp 626.639.000,00

pada tahun pertama. Jumlah biaya operasional ini berasal dari

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

53

penjumlah biaya tetap (fix cost) dan biaya variabel (variabel cost).

Biaya tetap merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan

perusahaan tanpa dipengaruhi oleh kegiatan produksi. Biaya upah

tenaga kerja, biaya perawatan, biaya penyusutan, dan biaya yang

dikeluarkan untuk pembayaran abudemen listrik dan air merupakan

biaya tetap perusahaan. Junlah biaya tetap perusahaan pada tahun

awal (tahun ke-1) yaitu sebesar Rp 235.177.000,00. Untuk biaya

variabel yaitu biaya-biaya yang hanya dikeluarkan pada saat

adanya kegiatan produksi. Pada perusahaan ini, biaya yang

tergolong kedalam biaya variabel diantaranya biaya bahan baku,

enrgi, dan transportasi. Junlah biaya variabel pada tahun awal

(tahun ke-1) yaitu sebesar Rp 391.462.000,00. Secara lebih

jelasnya perhitungan biaya operasional perusahaan untuk tahun-

tahun berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Rekapitulasi

Seluruh Biaya dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPBP)

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

7) Analisis Kelayakan Investasi

Analisis Kelayakan Investasi pada perusahaan

pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dibuat selama sepuluh tahun

periode usaha. Discount factor yang digunakan sesuai dengan

suku bunga Bank BRI, BNI, dan Mandiri yaitu 14% per tahunnya.

Analisis kelayakan investasi pada perusahaan pengembangan usaha

kerupuk Ichtiar terdiri dari Net Present Value (NPV), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), Payback

periode (PBP), dan Profitability Index (PI).

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) yaitu nilai sekarang dari keuntungan

bersih yang akan diperoleh pada masa mendatang dan

merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan

nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat tertentu. Nilai

NPV pada pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini adalah

sebesar Rp 411.405.000,00. Angka ini menunjukan bahwa

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

54

sampai akhir periode pengembangan usaha selama sepuluh

tahun, perusahaan akan mendapatkan jumlah keuntungan

sebesar Rp 411.405.000,00 jika dinilai pada saat sekarang

berdasarkan tingkat suku bunga 14% per tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa usaha yang akan dijalankan layak dan

menguntungkan karena NPV lebih besar dari nol.

b. Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan untuk kegiatan atau

proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati

oleh sebagian atau seluruh masyarakat. B/C Ratio dibedakan

menjadi Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C).

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Merupakan perbandingan antara jumlah present value dari

manfaat (benefit) kotor dengan jumlah present value dari

biaya (cost) kotor. Gross B/C yang diperoleh yaitu sebesar

1,11. Hal ini menunjukan bahwa usaha yang akan

dijalankan merupakan usaha yang layak dan

menguntungkan, karena Gross B/C yang diperoleh lebih

besar dari satu. Artinya setiap Rp 1,00 biaya yang

dikeluarkan akan mendapatkan manfaat kotor Rp 1,11

selama umur proyek berdasarkan tingkat suku bunga 14%

per tahun.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah perbandingan antara total nilai sekarang

dari penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total

nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat negatif.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) yang diperoleh pada

usaha ini yaitu sebesar 2,23. Hal ini menunjukkan bahwa

usaha yang akan dijalankan merupakan usaha yang layak

dan menguntungkan, karena Net B/C yang diperoleh lebih

besar dari satu. Artinya setiap biaya yang dikeluarkan

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

55

sebesar Rp 1,00 akan mendapatkan manfaat bersih sebesar

Rp 2,23 selama umur proyek berdasarkan tingkat suku

bunga 14% per tahun.

c. Internal Rate Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di

masa mendatang. Pada perusahaan pengembangan usaha

kerupuk Ichtiar, IRR yang diperoleh sebesar 34,75%. Perolehan

IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank sebesar 14%

per tahun, menunjukkan bahwa pengembangan usaha ini layak

untuk dijalankan. Perusahaan ini akan mendapatkan keuntungan

sebesar 34,75% per tahun selama umur proyek atas investasi

yang telah ditanamkan dalam usaha.

d. Payback periode (PBP)

Payback Periode (PBP) adalah suatu periode yang diperlukan

untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain

payback periode merupakan rasio antara initial cash investment

dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu.

Payback period yang diperoleh pada usaha ini yaitu selama 1

tahun untuk penerimaan kotor dan selama 5,01 tahun untuk

penerimaan bersih. Hal ini menunjukkan bahwa modal investasi

akan kembali setelah 5,01 tahun dengan indikator pembanding

menggunakan pendapatan bersih. Perolehan payback periode

selama 5,01 tahun menunjukan jika usaha ini layak untuk

dijalankan, karena nilai ini masih di bawah periode proyek

selama sepuluh tahun.

e. Profitability Index (PI).

Metode Profitability Index (PI) menghitung melalui

perbandingan antara nilai sekarang dari rencana penerimaan-

penerimaan kas bersih masa yang akan datang dengan nilai

sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

56

Pada pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini, nilai profitability

index yang diperoleh sebesar 3,03. Hal ini artinya usaha layak

untuk dijalankan, karena nilai profitability index yang

dihasilkan lebih besar dari nol.

8) Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat pengaruh

yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Analisis

sensitivitas dapat dilakukan dengan cara mengubah besarnya

variabel-variabel penting, dengan persentase tertentu dan

menentukan seberapa pekanya hasil perhitungan terhadap

perubahan tersebut. Pada perusahaan pengembangan usaha

kerupuk Ichtiar ini, asumsi yang akan digunakan adalah kenaikan

indeks harga bahan baku yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi

tertinggi sebesar 11%, selama empat tahun terakhir. Dengan

adanya kenaikan harga bahan baku sebesar 11%, menghasilkan

NPV sebesar Rp 182.583.000,00, Gross B/C sebesar 1,06 dan Net

B/C sebesar 1,55, IRR sebesar 26,67%, PBP Gross selama 1 tahun

dan PBP Net selama 5,13 tahun dan PI sebesar 2,11. Dari hasil

tersebut dapat dinyatakan jika perusahaan tetap layak untuk

dikembangkan walau pun tejadi kenaikan harga bahan baku

sebesar 11%.

4.3 Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki implikasi manajerial bagi

perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar. Implikasi manajerial yang

dapat dilakukan yaitu :

1. Perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi kerupuk masyarakat dengan produk yang lebih

bermutu dan strategi pemasaran yang jelas dan tepat. Produk yang

lebih bermutu dapat dilakukan perusahaan dengan cara merubah

bentuk, rasa, dan warna produk. Perubahan yang paling

memungkinkan adalah perubahan bentuk pada kerupuk, karena hal ini

dilakukan dengan mengubah cetakan dasar. Perubahan bentuk kerupuk

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

57

dapat membuat pilihan pada konsumen dalam melakukan pembelian

dan terlihat lebih menarik dibandingkan produk pesaing. Pasar sasaran

yang ditetapkan perusahaan yaitu para pedagang pengecer di wilayah

Bogor. Dalam menentukan posisi pasar, perusahaan akan berdasarkan

pada mutu atau kualitas dengan ukuran kuantitas yang lebih besar per

satuan unit kerpuknya disertai dengan pelayanan yang lebih baik

dalam penjualan. Pelayanan yang lebih baik dilakukan dengan cara

menjaga kualitas produk dan terus melakukan perubahan produk sesuai

dengan yang diinginkan oleh konsumen. Selain itu, tenaga kerja

pedagang bersikap ramah dan memberikan senyuman juga bersikap

bersahabat terhadap konsumennya.

2. Pada aspek manajemen sumber daya manusia, perusahaan dapat

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan

seluruh aktivitas dengan lebih rapih dan teratur. Pendekatan campuran

yang digunakan perusahaan dapat mendukung dalam merencanakan

berbagai kebutuhan dan aktivitasnya. Perusahaan menggunakan

struktur organisasi sederhana, dengan menerapkan sistem penggajian

yang sesuai dengan upah minimum regional. Setelah perusahaan dapat

merencanakan seluruh aktivitasnya dengan baik dan didukung oleh

sumber daya manusia yang tertib organisasi, akan memudahkan dalam

pelaksanaan seluruh aktivitas. Untuk menciptakan suasana yang baik

di likungan perusahaan, komunikasi harus tetap dijaga dan

pengawasan terhadap seluruh kegiatan akan membantu dalam

meminimalisasi resiko perusahaan.

3. Pada aspek keuangan perusahaan dapat mengetahui modal awal, biaya

operasional, dan penerimaan selama periode pengembangan dilakukan.

Perhitungan analisis studi kelayakan dapat diterapkan, dengan melihat

NPV, IRR, B/C Ratio, Payback Periode dan Profitability Index

menunjukan jika perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar

layak untuk dijalankan. Berdasarkan analisis studi kelakayan yang

telah dilakukan, perusahaan dapat melakukan pengembangan usahanya

untuk meningkatkan manfaat dan laba perusahaan.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

58

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar menetapkan para

pedagang pengecer di daerah Bogor sebagai pasar sasarannya dengan

keunggulan mutu produk dan pelayanan dalam penjualan sebagai posisi

pasarnya. Produk yang dihasilkan berupa kerupuk putih konsumsi yang

bermutu dengan harga yang ditetapkan berdasarkan pada harga pokok

penjualan yang disesuaikan dengan harga pasar agar dapat bersaing

dengan perusahaan sejenis. Perizinan yang dimiliki perusahaan berupa

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Dalam menjalankan kegiatan

manajemen perusahan menetapkan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan. Kegiatan produksi perusahaan

berdasarkan pada proses produksi yang didukung oleh kebutuhan

fisiknya. Limbah abu perusahaan dapat dijadikan sebagai pupuk organik

untuk petani di daerah sekitar dan limbah berupa asap tidak terlalu

berpengaruh karena jumlahnya yang tidak terlalu tinggi juga disertai

cerobong asap yang mengatur pengeluarannya. Perusahaan berpengaruh

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pengurangan

pengangguran di daerah, karena tenaga kerja perusahaan berasal dari

daerah sekitar.

2. Studi kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar ini menghasilkan

NPV sebesar Rp 411.405.000,00, Gross B/C 1,11, dan Net B/C 2,23, IRR

34,75%, PBP Gross 1 tahun dan PBP Net 5,01 tahun, dan PI 3,03

menunjukan jika pengembangan usaha ini layak untuk dijalankan.

Analisis sensitivitas dengan asumsi kenaikan harga bahan baku,

menghasilkan NPV sebesar Rp 182.583.000,00, Gross B/C sebesar 1,06

dan Net B/C sebesar 1,55, IRR sebesar 26,67%, PBP Gross selama 1

tahun dan PBP Net selama 5,13 tahun dan PI sebesar 2,11. Hasil tersebut

menyatakan jika perusahaan tetap layak untuk dikembangkan walau pun

tejadi kenaikan harga bahan baku yang dipengaruhi inflasi sebesar 11%.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

59

B. Saran

1. Perusahaan tetap menjaga hubungan yang telah terjalin dengan baik

terhadap pedagang pengecer dan perlu membuka hubungan baru dengan

pedagang pengecer lain yang belum bekerjasama. Salah satu cara

menjalin hubungan kerjasama dengan konsumen yaitu dengan

mempertahankan dan meningkatkan mutu produk dan pelayanan yang

sudah dimiliki. Pengawasan terhadap seluruh aktivitas kerja harus tetap

dilakukan dan ditingkatkan perhatiannya, dengan tujuan untuk

memperkecil terjadinya kesalahan atau resiko yang dimiliki oleh

perusahaan.

2. Analisis studi kelayakan ini menetapkan perusahaan layak jika dilakukan

pengembangan usaha. Untuk itu, jika perusahaan menginginkan

meningkatkan manfaat yang di dapat, perusahaan perlu melakukan

pengembangan terhadap usahanya.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Tingkat Inflasi di Indonesia, 2009. http//bps.go.id

Dinas Pemerintahan Kota Bogor. Geografi dan Demografi, 2009.

http://www.bogorkab.go.id/.

Dinas Pemerintahan Kabupaten Bogor. Geografi dan Demografi, 2009.

http://www.kotabogor.go.id .

Firdaus. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta.

Halim, A. 2009. Analisis Kelayaklan Investasi Bisnis Kajian dari Aspek

Keuangan. Edisi I. Penerbit Graha Ilmu,Yogyakarta.

Handoko T H. 1984. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Yogyakarta

: universitas Gajah Mada

Heizer, J dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi. Salemba Empat, Jakarta.

Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Kadariah. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek (jilid 1). Jakarta : Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia

Kotler P. 2004. Manajemen Pemasaran. Teguh H, Rony A, Rusli dan B Molan,

Penerjemah. Jakarta : PT Indeks. Terjemahan dari : Marketing

Management.

Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi kedua. Kencana Prenada

Media Group, Jakarta.

Miranti. 2008. Pengembangan Usaha “Elasari Brownies and Bakery” Analisis

Aspek Pasar dan Keuangan. Skripsi pada Departemen Manajemen,

Fakulatas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Peta Lokasi Desa Cibanteng, Kecamatan Ciamepa, Kabupaten Bogor, 2009.

http://maps.google.com.

Rivai, A. 2009. Analisis Kelayakan usaha Penggemukan Sapi Potong (fattening)

pada PT Zagrotech Dafa International (ZDI) Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakulatas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran : Falsafah, Teori, dan Aplikasi. Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan

Rencana Bisnis secara Komprehensif. Edisi 3. Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Wikipedia. 2009. Kerupuk. http://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk

Wirakartakusumah, M.A. dan Dahrul Syah. 1990. “Perkembangan Industri

Pangan di Indonesia”. Pangan. Vol II (5). Bogor.

www.investasi.belitungisland.com. 2003. Konsumsi Rata-rata per Kapita untuk

Kerupuk Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan .

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

xii

LAMPIRAN

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Rencana Kapasitas Produksi

( 26 hari kerja/bln dan 11bln/th butir/hari 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000

dengan produksi 9000 butir/hr) butir/bulan 234.000 234.000 234.000 234.000 234.000 468.000 468.000 468.000 468.000 468.000

butir/thn 2.574.000 2.574.000 2.574.000 2.574.000 2.574.000 5.148.000 5.148.000 5.148.000 5.148.000 5.148.000

B Kebutuhan Bahan Baku

1 Tepung Sagu kg/thn 31.460 31.460 31.460 31.460 31.460 62.920 62.920 62.920 62.920 62.920

2 Garam pak/thn 572 572 572 572 572 1.144 1.144 1.144 1.144 1.144

3 Terigu kg/thn 1.430 1.430 1.430 1.430 1.430 2.860 2.860 2.860 2.860 2.860

4 Botan kaleng/thn 858 858 858 858 858 1.716 1.716 1.716 1.716 1.716

5 Sasa kg/thn 143 143 143 143 143 286 286 286 286 286

6 Terasi pak/thn 286 286 286 286 286 572 572 572 572 572

7 Bawang Putih kg/thn 143 143 143 143 143 286 286 286 286 286

8 Gula Pasir kg/thn 143 143 143 143 143 286 286 286 286 286

C Kebutuhan Energi

1 Minyak kg/thn 13.728 13.728 13.728 13.728 13.728 27.456 27.456 27.456 27.456 27.456

2 Kayu Bakar paket mobil/thn 71,5 71,5 71,5 71,5 71,5 143 143 143 143 143

3 Solar liter/thn 5.720 5.720 5.720 5.720 5.720 11.440 11.440 11.440 11.440 11.440

4 Air m3/thn 414,70 414,70 414,70 414,70 414,70 429,00 429,00 429,00 429,00 429,00

5 Listrik kWh/thn 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700 7.700

D Tenaga Kerja

1 Pimpinan orang/thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Karyawan produksi orang/thn 4 4 4 4 4 8 8 8 8 8

3 Karyawan pedagang orang/thn 9 9 9 9 9 18 18 18 18 18

Lampiran 1. Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

Perhitungan Rencana Kapasitas dan Kebutuhan Produksi pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Tahun ke-SatuanUraianNo

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Bangunan

1 Kantor dan Fasilitas Kantor (15th) m2 54 54

2 Mes Karyawan (15th) m2 156 156

3 Pabrik dan Lamporan Penjemuran (15th) m2 790 790

B Peralatan Produksi -

1 Alat Percetakan Kerupuk (10th) unit 1 1

2 Alat Penjemuran (2th) unit 200 200 200 200 200 200 200 200 1.600

3 Alat Penggorengan (10th) unit 1 1

4 Kaleng Kerupuk Besar (Rombong) (5th) unit 18 36 54

5 Kaleng Kerupuk (5th) unit 90 180 270

C Bahan Baku Produksi -

1 Tepung Sagu kg/thn 31.460 31.460 31.460 31.460 31.460 62.920 62.920 62.920 62.920 62.920 471.900

2 Garam pak/thn 572 572 572 572 572 1.144 1.144 1.144 1.144 1.144 8.580

3 Terigu kg/thn 1.430 1.430 1.430 1.430 1.430 2.860 2.860 2.860 2.860 2.860 21.450

4 Botan kaleng/thn 858 858 858 858 858 1.716 1.716 1.716 1.716 1.716 12.870

5 Sasa kg/thn 143 143 143 143 143 286 286 286 286 286 2.145

6 Terasi pak/thn 286 286 286 286 286 572 572 572 572 572 4.290

7 Bawang Putih kg/thn 143 143 143 143 143 286 286 286 286 286 2.145

8 Gula Pasir kg/thn 143 143 143 143 143 286 286 286 286 286 2.145

D Energi -

1 Minyak kg/thn 13.728 13.728 13.728 13.728 13.728 27.456 27.456 27.456 27.456 27.456 205.920

2 Kayu Bakar (satu paket = satu mobil) paket/thn 71,5 71,5 71,5 71,5 71,5 143 143 143 143 143 1.073

3 Solar liter/thn 5.720 5.720 5.720 5.720 5.720 11.440 11.440 11.440 11.440 11.440 85.800

4 Air per 10 m3 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 1.100

10 - 20 m3 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 1.100

> 20 m3 194,7 194,7 194,7 194,7 194,7 209 209 209 209 209 2.019

5 Listrik per 60 Kwh 660 660 660 660 660 660 660 660 660 660 6.600

> 60 kWh 7.040 7.040 7.040 7.040 7.040 7.040 7.040 7.040 7.040 7.040 70.400

E Tenaga Kerja -

1 Pimpinan orang/thn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

2 Karyawan produksi orang/thn 4 4 4 4 4 8 8 8 8 8 60

3 Karyawan pedagang orang/thn 9 9 9 9 9 18 18 18 18 18 135

Lampiran 2. Rencana Kebutuhan Fisik pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

Rencana Kebutuhan Fisik pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

JumlahTahun ke-

No ITEM Satuan

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Bangunan

1 Kantor dan Fasilitas Kantor Rp/m2 300

2 Mes Karyawan Rp/m2 300

3 Pabrik dan Lamporan Rp/m2 300

B Peralatan Produksi

1 Alat Percetakan Kerupuk Rp/unit 22.000

2 Alat Penjemuran Rp/unit 12,5 12,5 12,5 12,5 16,5 16,5 16,5 16,5 21,5 21,5 21,5

3 Alat Penggorengan Rp/unit 3.250

4 Kaleng Kerupuk Besar (Rombong) Rp/unit 200 200 200 200 262 262 262 262 344 344 344

5 Kaleng Kerupuk Rp/unit 25 25 25 25 33 33 33 33 43 43 43

C Bahan Baku Produksi

1 Tepung Sagu Rp/kg 5,0 5,0 5,0 6,5 6,5 6,5 6,5 8,5 8,5 8,5

2 Garam Rp/pak 3,6 3,6 3,6 4,7 4,7 4,7 4,7 6,2 6,2 6,2

3 Terigu Rp/kg 6,2 6,2 6,2 8,2 8,2 8,2 8,2 10,7 10,7 10,7

4 Botan Rp/kaleng 7,5 7,5 7,5 10,0 10,0 10,0 10,0 13,0 13,0 13,0

5 Sasa Rp/kg 21,0 21,0 21,0 27,5 27,5 27,5 27,5 36,0 36,0 36,0

6 Terasi Rp/pak 4,0 4,0 4,0 5,0 5,0 5,0 5,0 7,0 7,0 7,0

7 Bawang Putih Rp/kg 14,0 14,0 14,0 18,0 18,0 18,0 18,0 24,0 24,0 24,0

8 Gula Pasir Rp/kg 10,5 10,5 10,5 14,0 14,0 14,0 14,0 18,0 18,0 18,0

D Energi

1 Minyak Rp/kg 8,0 8,0 8,0 10,5 10,5 10,5 10,5 14,0 14,0 14,0

2 Kayu Bakar Rp/paket mobil 240,0 240,0 240,0 315,0 315,0 315,0 315,0 412,0 412,0 412,0

3 Solar Rp/liter 4,5 4,5 4,5 6,0 6,0 6,0 6,0 8,0 8,0 8,0

4 Air Rp/per 10 m3 1,600 1,600 1,600 2,097 2,097 2,097 2,097 2,749 2,749 2,749

Rp/10 - 20 m3 2,990 2,990 2,990 3,919 3,919 3,919 3,919 5,137 5,137 5,137

Rp/> 20 m3 3,410 3,410 3,410 4,470 4,470 4,470 4,470 5,859 5,859 5,859

5 Listrik Rp/per 60 kWh 0,445 0,445 0,445 0,583 0,583 0,583 0,583 0,765 0,765 0,765

Rp/> 60 kWh 0,495 0,495 0,495 0,649 0,649 0,649 0,649 0,850 0,850 0,850

E Upah/Gaji Tenaga Kerja

1 Pimpinan Rp/orang/thn 33.000 33.000 33.000 44.000 44.000 44.000 44.000 55.000 55.000 55.000

2 Karyawan produksi Rp/orang/thn 9.900 9.900 9.900 13.200 13.200 13.200 13.200 16.500 16.500 16.500

3 Karyawan pedagang Rp/orang/thn 13.200 13.200 13.200 16.500 16.500 16.500 16.500 22.000 22.000 22.000

Dimana ;

No ITEM SatuanTahun ke-

Mo = Nilai akhir periode pd thn ke-n

I = tingkat suku bunga per periode

n = periode waktu

Lampiran 3. Rencana Indeks Harga pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Catatan ; Dasar perubahan harga pada tahun ke-4 dan ke-8, dengan asumsi adanya pengaruh peningkatan inflasi sebesar 7%. Hal ini juga didasarkan pada

(Future Value ). Menurut Halim (2009), perhitungan nilai yang akan datang dapat dihitung dengan cara :

pengalaman yang telah terjadi di pasar selama perusahan berdiri. Perhitungan kenaikan harga, dilakukan dengan penghitungan nilai yang akan datang

Mn = Nilai awal periodeMn = Mo (1+i)^n.

Rencana Indeks Harga pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Kantor dan Fasilitas Kantor Rp/m2 19.440.000 3000 4.000 5.000

Mes Karyawan Rp/m2 56.160.000 900 1.200 1.500

Pabrik dan Lamporan Rp/m2 284.400.000 1200 1.500 2.000

360.000.000 5100 6700 8500

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar
Page 79: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

360.000,00

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Bangunan

1 Kantor dan Fasilitas Kantor Rp 16.200

2 Mes Karyawan Rp 46.800

3 Pabrik dan Lamporan Rp 237.000

Total Biaya Bangunan 300.000

B Peralatan Produksi

1 Alat Percetakan Kerupuk Rp 22.000

2 Alat Penjemuran Rp 2.500 2.500 3.300 3.300 3.300 4.300 4.300 4.300

3 Alat Penggorengan Rp 3.250

4 Kaleng Kerupuk Besar (Rombong) Rp 3.600 9.432

5 Kaleng Kerupuk Rp 2.250 5.940

Total Biaya Peralatan 33.600 - - 2.500 - 3.300 18.672 3.300 4.300 4.300 4.300

C Bahan Baku Produksi

1 Tepung Sagu Rp/thn 157.300 157.300 157.300 204.490 204.490 408.980 408.980 534.820 534.820 534.820

2 Garam Rp/thn 2.059 2.059 2.059 2.688 2.688 5.377 5.377 7.093 7.093 7.093

3 Terigu Rp/thn 8.866 8.866 8.866 11.726 11.726 23.452 23.452 30.602 30.602 30.602

4 Botan Rp/thn 6.435 6.435 6.435 8.580 8.580 17.160 17.160 22.308 22.308 22.308

5 Sasa Rp/thn 3.003 3.003 3.003 3.933 3.933 7.865 7.865 10.296 10.296 10.296

6 Terasi Rp/thn 1.144 1.144 1.144 1.430 1.430 2.860 2.860 4.004 4.004 4.004

7 Bawang Putih Rp/thn 2.002 2.002 2.002 2.574 2.574 5.148 5.148 6.864 6.864 6.864

8 Gula Pasir Rp/thn 1.502 1.502 1.502 2.002 2.002 4.004 4.004 5.148 5.148 5.148

Total Biaya Bahan Baku 182.311 182.311 182.311 237.423 237.423 474.846 474.846 621.135 621.135 621.135

D Energi

1 Minyak Rp/thn 109.824 109.824 109.824 144.144 144.144 288.288 288.288 384.384 384.384 384.384

2 Kayu Bakar Rp/thn 17.160 17.160 17.160 22.523 22.523 45.045 45.045 58.916 58.916 58.916

3 Solar Rp/thn 25.740 25.740 25.740 34.320 34.320 68.640 68.640 91.520 91.520 91.520

4 Air Rp/thn 176,00 176,00 176,00 230,67 230,67 230,67 230,67 302,39 302,39 302,39

Rp/thn 328,90 328,90 328,90 431,09 431,09 431,09 431,09 565,07 565,07 565,07

Rp/thn 663,93 663,93 663,93 870,31 870,31 934,23 934,23 1.224,53 1.224,53 1.224,53

5 Listrik Rp/thn 293,70 293,70 293,70 384,78 384,78 384,78 384,78 504,90 504,90 504,90

Rp/thn 3.484,80 3.484,80 3.484,80 4.568,96 4.568,96 4.568,96 4.568,96 5.984,00 5.984,00 5.984,00

Total Biaya Energi 157.671,33 157.671,33 157.671,33 207.472,31 207.472,31 408.522,73 408.522,73 543.400,89 543.400,89 543.400,89

Lampiran 4. Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

No ITEM SatuanTahun ke-

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E Upah Tenaga Kerja

1 Pimpinan Rp/thn 33.000 33.000 33.000 44.000 44.000 44.000 44.000 55.000 55.000 55.000

2 Karyawan produksi Rp/thn 39.600 39.600 39.600 52.800 52.800 105.600 105.600 132.000 132.000 132.000

3 Karyawan pedagang Rp/thn 118.800 118.800 118.800 148.500 148.500 297.000 297.000 396.000 396.000 396.000

Total Biaya Upah/Gaji TK 191.400 191.400 191.400 245.300 245.300 446.600 446.600 583.000 583.000 583.000

F Biaya Lainnya

1 Biaya Perawatan Rp/thn 3.000 3.000 3.000 3.900 3.900 3.900 3.900 5.200 5.200 5.200

2 Biaya Transportasi Rp/thn 51.480 51.480 51.480 64.350 64.350 128.700 128.700 180.180 180.180 180.180

3 Biaya Sewa Tanah Rp/thn 7.500 7.500 7.500 9.800 9.800 9.800 9.800 12.000 12.000 12.000

4 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Rp/thn 550 550 550 720 720 720 720 945 945 945

Total Biaya Lainnya 62.530 62.530 62.530 78.770 78.770 143.120 143.120 198.325 198.325 198.325

Lanjutan Lampiran 4. Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar.

Rencana Anggaran Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

No ITEM SatuanTahun ke-

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Jenis Asset Terkena Nilai Awal Nilai Akhir Umur Penyusutan Nilai Buku

Biaya Penyusutan Asset (Rp) Asset (Rp) Ekonomi (th) Asset (Rp) Asset (Rp)

A Bangunan

1 Kantor dan Fasilitas Kantor 16.200 1.620 25 583,20 10.368

2 Mes Karyawan 46.800 4.680 25 1.684,80 29.952 Contoh Nilai Buku :

3 Pabrik dan Lamporan 237.000 23.700 25 8.532,00 151.680 Nilai Akhir = 10%

B Peralatan Produksi dari Nilai awal

1 Alat Percetakan Kerupuk 22.000 2.200 10 1.980,00 2.200 Nilai Awal = 16.200

2 Alat Penjemuran 2.500 250 2 1.125,00 Umur Ekonomis = 15 th

3 Alat Penggorengan 3.250 325 10 292,50 325 Umur Proyek 10 th

4 Kaleng Kerupuk Besar (Rombong) 3.600 360 5 648,00 Tahun (N) Nilai Nilai Buku

5 Kaleng Kerupuk 2.250 225 5 405,00 Penyusutan

Total Penyusutan 333.600 33.360 15.250,50 194.525,00 0 16.200,00

1 583,20 15.616,80

No 2 583,20 15.033,60

3 583,20 14.450,40

4 583,20 13.867,20

5 583,20 13.284,00

6 583,20 12.700,80

7 583,20 12.117,60

3 Nilai Awal 8 583,20 11.534,40

9 583,20 10.951,20

10 583,20 10.368,00

11 583,20 9.784,80

12 583,20 9.201,60

13 583,20 8.618,40

14 583,20 8.035,20

15 583,20 7.452,00

Dari tabel di atas di dapat ;

Contoh ;

(Umur Teknis - Umur Proyek) + Nilai Akhir

Harga beli asset dalam kondisi baru, (RP)

2

PENJELASAN PERHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN

Rumus :

((Nilai Awal - Nilai Akhir)/Umur Teknis) x

bangunan umumnya umur ini berkisar antara 20 - 35 thn (tergantung kondisi)

maka nilai bukunya sama dengan nilai akhir pada periode umur ekonomi.

7

No

Nilai Akhir 4

Umur Ekonomi

Umur Teknis (Pelayanan)

5

6

Rumus Nilai Buku = ((Nilai Awal - Nilai Akhir) / Umur Teknis) x (Umur Teknis - Umur Proyek) + Nilai Akhir

Rumus Nilai Buku =

Periode waktu dimana asset masih dianggap layak secara

teknis untuk digunakan terus. Untuk suatu mesin / alat biasanya panjang umur

ditentukan oleh perawatan & pemeliharaan yang besarnya semakin meningkat.

Barang bergerak dan tidak bergerak yang dimiliki perusahan; Berupa : bangunan,

mesin, kelengkapan dan perlengkapan produksi, kendaraan, dll.

Nilai akhir asset yang memiliki umur ekonomi lebih dari umur proyek. Untuk asset yang

Nilai Buku

Asset

Nilai Buku =10,368

Nilai Buku = ((16.200-1.620)/25) x

(25-10) + 1.620

1 (Nilai Awal - Nilai Akhir ) / Umur Teknis

Biaya yang dibebankan ke dalam biaya tetap akibat adanya penyusutan nilai buku dari asset

Biaya Penyusutan sampai akhir tahun umur ekonomis asset. Secara kumulatif beban ini merupakan dana

yang dpt digunakan kembali untuk membeli yang baru, (Rp/th).

8

Lampiran 5. Perhitungan Biaya Penyusutan pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Perhitungan Biaya Penyusutan pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Untuk asset yang memiliki umur ekonomi kurang dari umur proyek,

Nilai Buku asset pada akhir tahun Umur Ekonomi. Nilai ini disebut nilai rongsokan

suatu asset dimana tidak ekonomis lagi untuk digunakan karena umur

memiliki umur ekonomi = umur proyek, nilai buku asset akan sama dengan nilai akhir.

Ekonomisnya sudah habis. Biasanya : Nialai Akhir = 10 % Nilai Awal

Periode waktu dimana asset tersebut masih dianggap layak secara

ekonomis untuk digunakan terus. Untuk suatu mesin / alat biasanya ditetapkan

oleh pabrik berdasarkan hasil uji coba (satuan dalam : jam pemakaian). Untuk

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 0 1

A Bangunan D

1 Kantor dan Fasilitas Kantor Rp 16.200 1 Rp 109.824,00

2 Mes Karyawan Rp 46.800 2 Rp 17.160,00

3 Pabrik dan Lamporan Rp 237.000 3 Rp 25.740,00

Total Bangunan Rp 300.000 4 Rp 176,00

B Peralatan Produksi Rp 328,90

1 Alat Percetakan Kerupuk Rp 22.000 Rp 663,93

2 Alat Penjemuran Rp 2.500 5 Rp 293,70

3 Alat Penggorengan Rp 3.250 Rp 3.484,80

4 Kaleng Kerupuk Besar (Rombong) Rp 3.600 Total Energi Rp 157.671

5 Kaleng Kerupuk Rp 2.250 E

Total Peralatan Produksi Rp 33.600 1 Rp 33.000

Rp 333.600 2 Rp 39.600

C Bahan Baku Produksi 3 Rp 118.800

1 Tepung Sagu Rp 157.300 Total Tenaga Kerja Rp 191.400

2 Garam Rp 2.059 F

3 Terigu Rp 8.866 1 Rp 3.000

4 Botan Rp 6.435 2 Rp 51.480

5 Sasa Rp 3.003 3 Rp 17.400,0

6 Terasi Rp 1.144 4 Rp 66,4

7 Bawang Putih Rp 2.002 5 Rp 10,0

8 Gula Pasir Rp 1.502 6 Rp 7500

Total Bahan Baku Produksi Rp 182.311 7 Rp 550

Total Biaya Lainya Rp 80.006

Total Modal Kerja Awal (TMKA) = C + D + E + F 611.388

Karyawan produksi

Karyawan pedagang

Biaya Lainnya

Biaya THR Tenaga Kerja

Listrik

Perhitungan Modal Awal

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

Lanjutan Perhitungan Modal Awal

Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)Tahun ke-

Pimpinan

Total Modal Investasi (TMI) = A + B

Energi

Minyak

Kayu Bakar

Solar

Air

No Uraian SatuanTahun ke-

No Satuan

Catatan ; Modal awal yang di gunakan merupakan jumlah dari seluruh biaya yang dikeluarkan pada periode awal proyek, tanpa biaya penyusutan.

Abudemen Listrik

Abudemen Air

Sewa tanah

Pajak bumi dan bangunan

Lampiran 6. Perhitungan Modal Awal Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

RpTotal Modal Awal

(TMI + TMKA)

Biaya Perawatan

Biaya Transportasi

Uraian

944.988

Tenaga Kerja

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Harga

Rp per stn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Penjulan Hasil Produksi

1. Penjualan Hasil Produksi

( 26 hari kerja/bln dan 11bln/th butir 0,30 2.574.000 772.200 772.200 772.200

dengan produksi 9000 butir/hr)

2. Terjadi kenaikan harga jual butir 0,35 2.574.000 900.900 900.900

pada tahun ke-4

3. Penambahan produksi butir 0,35 5.148.000 1.801.800 1.801.800

pada tahun ke-6

4. Terjadi kenaikan harga jual butir 0,45 5.148.000 2.316.600 2.316.600 2.316.600

pada tahun ke-8

B Nilai Sisa

Nilai Buku Alat Penjemuran (2th) unit 12,5 200 250 250 250 250 250 250 1.375

Nilai Buku Rombong (5th) unit 200 18 360 360

Nilai Buku Kaleng Kerupuk (5th) unit 25 90 225 225

Nilai Buku Lainnya unit 194.525

Total Penerimaan 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085

Lampiran 7. Perhitungan Penerimaan Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Perhitungan Penerimaan Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

No Uraian Satuan JumlahTahun ke-

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Biaya Investasi

1. Bangunan 300.000

2. Peralatan Produksi 33.600 - - 2.500 - 3.300 18.672 3.300 4.300 4.300 4.300

Total Biaya Investasi (BI) 333.600 - - 2.500 - 3.300 18.672 3.300 4.300 4.300 4.300

B Biaya Tetap (BT=FC)

1. Biaya Upah Tenaga Kerja 191.400 191.400 191.400 245.300 245.300 446.600 446.600 583.000 583.000 583.000

2. Biaya Perawatan 3.000 3.000 3.000 3.900 3.900 3.900 3.900 5.200 5.200 5.200

3. Biaya Penyusutan 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251

4. Biaya THR Tenaga Kerja 17.400 17.400 17.400 22.300 22.300 40.600 40.600 53.000 53.000 53.000

5. Abudemen Listrik 66,4 66,4 66,4 87,0 87,0 87,0 87,0 114,2 114,2 114,2

6. Abudemen Air 10,0 10,0 10,0 13,1 13,1 13,1 13,1 17,2 17,2 17,2

7. Sewa Tanah 7.500 7.500 7.500 9.800 9.800 9.800 9.800 12.000 12.000 12.000

8. Pajak Bumi dan Bangunan 550 550 550 720 720 720 720 945 945 945

Total Biaya Tetap 235.177 235.177 235.177 297.371 297.371 516.971 516.971 669.527 669.527 669.527

C Biaya Tidak Tetap (BTT=VC)

1. Bahan Baku Produksi 182.311 182.311 182.311 237.423 237.423 474.846 474.846 621.135 621.135 621.135

2. Energi 157.671 157.671 157.671 207.472 207.472 408.523 408.523 543.401 543.401 543.401

3. Biaya Transportasi 51.480 51.480 51.480 64.350 64.350 128.700 128.700 180.180 180.180 180.180

Total Biaya Tidak Tetap 391.462 391.462 391.462 509.245 509.245 1.012.069 1.012.069 1.344.716 1.344.716 1.344.716

Jumlah Biaya Operasional (BT+BTT) 626.639 626.639 626.639 806.616 806.616 1.529.039 1.529.039 2.014.243 2.014.243 2.014.243

D Total Biaya (BI + BO) 333.600 626.639 626.639 629.139 806.616 809.916 1.547.711 1.532.339 2.018.543 2.018.543 2.018.543

Lampiran 8. Rekapitulasi Seluruh Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Tahun ke-No Jenis Biaya

Rekapitulasi Seluruh Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A TOTAL BT Rp/thn 227.127 227.127 227.127 286.851 286.851 506.451 506.451 656.582 656.582 656.582

B TOTAL BTT Rp/thn 345.182 345.182 345.182 451.695 451.695 890.169 890.169 1.173.436 1.173.436 1.173.436

C PAJAK 35 % Rp/thn 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

D TOTAL BIAYA Rp/thn 608.699 608.762 608.074 762.179 761.438 1.460.204 1.464.047 1.904.594 1.904.594 1.953.653

E KAP. PROD butir/thn 2.574 2.574 2.574 2.574 2.574 5.148 5.148 5.148 5.148 5.148

F HPP AWAL Rp/butir 236 237 236 296 296 284 284 370 370 379

G MARK UP 20 % Rp/butir 47,30 47,30 47,25 59,22 59,16 56,73 56,88 73,99 73,99 75,90

H HPP AKHIR Rp/butir 284 284 283 355 355 340 341 444 444 455

I HPP AKHIR sesuai pasar Rp/butir 300 300 300 400 400 400 400 450 450 450

J MARK UP sesuai pasar persen 0,27 0,27 0,27 0,35 0,35 0,41 0,41 0,22 0,22 0,19 IRR #REF!

No KETERANGAN

Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Tahun ke-

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Pimpinan 1 3.000 4.000 5.000

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

4 900 1.200 1.500

9 1.200 1.500 2.000

5.100 6.700 8.500

1 3.000 4.000 5.000

8 7.200 9.600 12.000

18 21.600 27.000 36.000

1 31.800 40.600 53.000

11 349.800 446.600 583.000

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A TOTAL BT (Rp/thn) Rp/thn 235.177 235.177 235.177 297.371 297.371 516.971 516.971 669.527 669.527 669.527

B TOTAL BTT (Rp/thn) Rp/thn 391.462 391.462 391.462 509.245 509.245 1.012.069 1.012.069 1.344.716 1.344.716 1.344.716

C PAJAK 35 % (Rp/thn) Rp/thn 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

D TOTAL BIAYA (Rp/thn) Rp/thn 663.029 663.092 662.404 830.249 829.508 1.592.624 1.596.467 2.088.819 2.088.819 2.137.878

E KAP. PROD (butir/thn) butir/thn 2.574 2.574 2.574 2.574 2.574 5.148 5.148 5.148 5.148 5.148

F HPP AWAL (Rp/butir) Rp/butir 258 258 257 323 322 309 310 406 406 415

G MARK UP 20 % (Rp/butir) Rp/butir 51,52 51,52 51,47 64,51 64,45 61,87 62,02 81,15 81,15 83,06

H HPP AKHIR (Rp/butir) Rp/butir 309 309 309 387 387 371 372 487 487 498

I HPP AKHIR sesuai pasar Rp/butir 300 300 300 350 350 350 350 450 450 450

J MARK UP sesuai pasar persen 16% 16% 17% 9% 9% 13% 13% 11% 11% 8%

Lampiran 9. Perhitungan Harga Pokok Penjualan.

SATUAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)

No KETERANGAN

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Total Produksi 2.574 2.574 2.574 2.574 2.574 5.148 5.148 5.148 5.148 5.148

Penerimaan 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.059.450 2.059.450 2.263.260

Pajak 10% 77.220 77.245 77.220 90.115 90.149 180.205 180.205 205.945 205.945 226.326

Peneriman bersih 694.980 695.205 694.980 811.035 811.337 1.621.845 1.621.845 1.853.505 1.853.505 2.036.934

Jumlah Biaya (BT+BTT) 559.251 559.251 559.251 722.188 722.188 1.361.962 1.361.962 1.784.760 1.784.760 1.784.760

Harga jual 300 300 300 350 350 350 350 400 400 400

Harga per unit 217,27 217,27 217,27 280,57 280,57 264,56 264,56 346,69 346,69 346,69

Keuntungan 82,73 82,73 82,73 69,43 69,43 85,44 85,44 53,31 53,31 53,31

Mark up persent 38,08% 38,08% 38,08% 24,75% 24,75% 32,29% 32,29% 15,38% 15,38% 15,38%

Harga jual 300 300 300 400 400 400 400 500 500 500

Harga per unit 217,27 217,27 217,27 280,57 280,57 264,56 264,56 346,69 346,69 346,69

Keuntungan 82,73 82,73 82,73 119,43 119,43 135,44 135,44 153,31 153,31 153,31

Mark up persent 38,08% 38,08% 38,08% 42,57% 42,57% 51,19% 51,19% 44,22% 44,22% 44,22%

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Penerimaan

Total Penerimaan 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085

B Pengeluaran

Total Pengeluaran 333.600 626.639 626.639 629.139 806.616 809.916 1.547.711 1.532.339 2.018.543 2.018.543 2.018.543

C Pendapatan Kotor (333.600) 145.561 145.811 143.061 94.534 91.569 254.339 269.711 298.307 298.307 494.542

Pajak (25%) 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

D Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 70.901 68.677 190.754 202.283 223.731 223.731 370.907

E Discon Factor DF 14% 1 0,877193 0,7694675 0,6749715 0,5920803 0,5193687 0,4555865 0,39963732 0,35055905 0,30750794 0,26974381

F PV (333.600) 95.764 84.148 72.422 41.979 35.669 86.905 80.840 78.431 68.799 100.050

G PV+ 745.005

H PV- (333.600)

I NPV 411.405

J Net B/C 2,23

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 70.901 68.677 190.754 202.283 223.731 223.731 370.907

B Suku BungaPositif ( I+ ) 14%

DF 1 0,877193 0,769468 0,674972 0,592080 0,519369 0,455587 0,399637 0,350559 0,307508 0,269744

PV+ (333.600) 95.764 84.148 72.422 41.979 35.669 86.905 80.840 78.431 68.799 100.050

NVP+ 411.405

C Suku BungaPositif ( I- ) 35%

DF 1 0,740741 0,548697 0,406442 0,301068 0,223014 0,165195 0,122367 0,090642 0,067142 0,049735

PV- (333.600) 80.867 60.005 43.610 21.346 15.316 31.512 24.753 20.279 15.022 18.447

NVP- (2.444)

D IRR 0,3488

IRR (persentase) 34,75%

Lampiran 10. Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

NO ITEMTAHUN ANALISA

TAHUN ANALISANO ITEM

Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Net B/C pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Perhitungan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

IRR 35% 0,3386

PV (333.600) 127.685 112.197 96.562 55.972 47.558 115.873 107.787 104.574 91.732 133.400

PV+ 993.340

PV- (333.600)

GVP 2,98

I+ 40%

DF 1 0,71429 0,51020 0,36443 0,26031 0,18593 0,13281 0,09486 0,06776 0,04840 0,03457

PV+ (333.600,00) ######## ######## ######## ######## ######## 25.334,12 19.189,49 15.160,06 10.828,62 12.822,85

NVP+ (46.163,28)

I- 41%

PV 1 0,709220 0,502993 0,356732 0,253002 0,179434 0,127258 0,090254 0,064010 0,045397 0,032197

PV- (333.600,00) ######## ######## ######## ######## ######## 24.275,00 18.256,85 14.320,97 10.156,72 11.941,91

NVP- (53.679,16)

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 OC + Maintainance (=OMi) 626.639 626.639 626.639 806.616 806.616 1.529.039 1.529.039 2.014.243 2.014.243 2.014.243

2 Investasi + OMC (=TC) 333.600 626.639 626.639 629.139 806.616 809.916 1.547.711 1.532.339 2.018.543 2.018.543 2.018.543

3 Pajak Penghasilan 25% 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

4 Total Cost + Pajak 333.600 663.029 663.092 664.904 830.249 832.808 1.611.296 1.599.767 2.093.119 2.093.119 2.142.178

5 Penerimaan Kotor 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085 14.870.370

(Gross Benefit) =GB

6 Penerimaan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 70.901 68.677 190.754 202.283 223.731 223.731 370.907

(Net Benefit) = NB

7 Faktor Diskonto DF (r=14%) 1 0,877192982 0,769467528 0,674971516 0,592080277 0,519368664 0,455586548 0,399637323 0,350559055 0,307507943 0,26974381

8 PV dari OMi (=PVOMi) 549.683 482.178 422.963 477.581 418.931 696.610 611.061 706.111 619.396 543.329 5.527.844

9 PV dari TC (=PVTC) 333.600 549.683 482.178 424.651 477.581 420.645 705.116 612.380 707.618 620.718 544.489 5.878.661

10 PV dari TC + Pajak (=PVTCP) 333.600 581.605 510.228 448.791 491.574 432.534 734.085 639.327 733.762 643.651 577.839 6.126.996

11 PV dari GB (=PVGB) 677.368 594.375 521.213 533.553 468.203 820.990 720.166 812.193 712.450 677.889 6.538.401

Jumlah Kumulatif GB 677.368 1.271.744 1.792.957 2.326.510 2.794.713 3.615.703 4.335.869 5.148.062 5.860.512 6.538.401

12 PV dari NB (PVNB) (333.600) 95.764 84.148 72.422 41.979 35.669 86.905 80.840 78.431 68.799 100.050 411.405

Jumlah Kumulatif NB 95.764 179.912 252.333 294.312 329.981 416.886 497.726 576.156 644.955 745.005

GROSS B/C =

GROSS B/C = 6.538.401 / 5.878.661 1,11

Jumlah PVGB = 6.538.401 PI =

Jumlah PVOMi = 5.527.844 PI = 3,03

Jumlah TI = Total Investasi 333.600

PROFITABILITY INDEX (PI)

BJmlh sampai tahun ke 10

Jmlh sampai tahun ke 10

yaitu pd tahun ke 0

( Jmlh PVGB - Jmlh PVOMi ) / Jmlh TI

PERHITUNGAN GROSS B/C

G B/C =

Jumlah PV GB / Jumlah PV TCA

Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI)

Lampiran 11. Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

PVNO ITEMTAHUN ANALISA

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

C

p = Thn dimana PVGB melebihi TI 1 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 0 (PVGB)

Jumlah PVGB p = 677.368

Jumlah PVGB p-1 = 0 PBP = 1 tahun

Jumlah PVGB 677.368 (PVGB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

p = Thn dimana PVNB melebihi TI 6 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 5 (PVNB)

Jumlah PVNB p = 416.886

Jumlah PVNB p-1 = 329.981 PBP = 5,01 tahun

Jumlah PVNB 86.905 (PVNB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama = 3,06 tahun

(TC / NB) x 1 tahun

(333,600 / 109,171) x 1 tahun

(pada th ke 0 )

C1

C3

(Nilai Investasi / kas masuk bersih) x 1 tahun

( JML sampai th ke 0)

( yaitu pd th ke 10 )

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVGB p-1) / PVGB p

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVNB p-1) / PVNB p

C2 ( JML sampai th ke 6)

( JML sampai th ke 5)

( yaitu pd th ke 6 )

(pada th ke 0 )

PERHITUNGAN PAYBACK PERIODE (PBP)

Lanjutan Lampiran 11.

( JML sampai th ke 1)

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Penerimaan

Total Penerimaan 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085

B Pengeluaran

Total Pengeluaran 333.600 626.639 626.639 629.139 806.616 809.916 1.547.711 1.532.339 2.018.543 2.018.543 2.018.543

C Pendapatan Kotor (333.600) 145.561 145.811 143.061 94.534 91.569 254.339 269.711 298.307 298.307 494.542

Pajak (25%) 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

D Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 70.901 68.677 190.754 202.283 223.731 223.731 370.907

E Discon Factor DF 18% 1 0,8474576 0,7181844 0,6086309 0,5157889 0,4371092 0,3704315 0,31392503 0,26603816 0,22545607 0,19106447

F PV (333.600) 92.518 78.539 65.304 36.570 30.019 70.661 63.502 59.521 50.441 70.867

G PV+ 617.942

H PV- (333.600)

I NPV 284.342

J Net B/C 1,85

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 70.901 68.677 190.754 202.283 223.731 223.731 370.907

B Suku BungaPositif ( I+ ) 18%

DF 1 0,847458 0,718184 0,608631 0,515789 0,437109 0,370432 0,313925 0,266038 0,225456 0,191064

PV+ (333.600) 92.518 78.539 65.304 36.570 30.019 70.661 63.502 59.521 50.441 70.867

NVP+ 284.342

C Suku BungaPositif ( I- ) 35%

DF 1 0,740741 0,548697 0,406442 0,301068 0,223014 0,165195 0,122367 0,090642 0,067142 0,049735

PV- (333.600) 80.867 60.005 43.610 21.346 15.316 31.512 24.753 20.279 15.022 18.447

NVP- (2.444)

D IRR 0,3486

IRR (persentase) 34,75%

Lampiran 12. Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar(18%)

NO ITEMTAHUN ANALISA

TAHUN ANALISANO ITEM

Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Net B/C pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Perhitungan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

IRR 35% 0,3386

PV (333.600) 123.357 104.719 87.071 48.760 40.026 94.215 84.669 79.361 67.255 94.489

PV+ 823.923

PV- (333.600)

GVP 2,47

I+ 40%

DF 1 0,71429 0,51020 0,36443 0,26031 0,18593 0,13281 0,09486 0,06776 0,04840 0,03457

PV+ (333.600,00) ######## ######## ######## ######## ######## 25.334,12 19.189,49 15.160,06 10.828,62 12.822,85

NVP+ (46.163,28)

I- 41%

PV 1 0,709220 0,502993 0,356732 0,253002 0,179434 0,127258 0,090254 0,064010 0,045397 0,032197

PV- (333.600,00) ######## ######## ######## ######## ######## 24.275,00 18.256,85 14.320,97 10.156,72 11.941,91

NVP- (53.679,16)

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 OC + Maintainance (=OMi) 626.639 626.639 626.639 806.616 806.616 1.529.039 1.529.039 2.014.243 2.014.243 2.014.243

2 Investasi + OMC (=TC) 333.600 626.639 626.639 629.139 806.616 809.916 1.547.711 1.532.339 2.018.543 2.018.543 2.018.543

3 Pajak Penghasilan 25% 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

4 Total Cost + Pajak 333.600 663.029 663.092 664.904 830.249 832.808 1.611.296 1.599.767 2.093.119 2.093.119 2.142.178

5 Penerimaan Kotor 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085 14.870.370

(Gross Benefit) =GB

6 Penerimaan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 70.901 68.677 190.754 202.283 223.731 223.731 370.907

(Net Benefit) = NB

7 Faktor Diskonto DF (r=18%) 1 0,847457627 0,71818443 0,608630873 0,515788875 0,437109216 0,370431539 0,313925033 0,266038164 0,225456071 0,191064467

8 PV dari OMi (=PVOMi) 531.050 450.042 381.392 416.043 352.579 566.404 480.004 535.865 454.123 384.850 4.552.354

9 PV dari TC (=PVTC) 333.600 531.050 450.042 382.913 416.043 354.022 573.321 481.040 537.009 455.093 385.672 4.899.805

10 PV dari TC + Pajak (=PVTCP) 333.600 561.889 476.222 404.681 428.233 364.028 596.875 502.207 556.850 471.906 409.294 5.105.786

11 PV dari GB (=PVGB) 654.407 554.762 469.985 464.803 394.047 667.536 565.709 616.371 522.348 480.161 5.390.128

Jumlah Kumulatif GB 654.407 1.209.168 1.679.153 2.143.956 2.538.004 3.205.540 3.771.248 4.387.619 4.909.967 5.390.128

12 PV dari NB (PVNB) (333.600) 92.518 78.539 65.304 36.570 30.019 70.661 63.502 59.521 50.441 70.867 284.342

Jumlah Kumulatif NB 92.518 171.057 236.361 272.930 302.950 373.611 437.113 496.634 547.075 617.942

GROSS B/C =

GROSS B/C = 5.390.128 / 4.899.805 1,10

Jumlah PVGB = 5.390.128 PI =

Jumlah PVOMi = 4.552.354 PI = 2,51

Jumlah TI = Total Investasi 333.600

Jmlh sampai tahun ke 10

yaitu pd tahun ke 0

( Jmlh PVGB - Jmlh PVOMi ) / Jmlh TI

PERHITUNGAN GROSS B/C

G B/C =

Jumlah PV GB / Jumlah PV TCA

PROFITABILITY INDEX (PI)

BJmlh sampai tahun ke 10

Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI)

Lampiran 13. Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (18%)

PVNO ITEMTAHUN ANALISA

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

C

p = Thn dimana PVGB melebihi TI 1 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 0 (PVGB)

Jumlah PVGB p = 654.407

Jumlah PVGB p-1 = 0 PBP = 1 tahun

Jumlah PVGB 654.407 (PVGB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

p = Thn dimana PVNB melebihi TI 6 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 5 (PVNB)

Jumlah PVNB p = 373.611

Jumlah PVNB p-1 = 302.950 PBP = 5,08 tahun

Jumlah PVNB 70.661 (PVNB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama = 3,06 tahun

C1

C3

(Nilai Investasi / kas masuk bersih) x 1 tahun

( JML sampai th ke 0)

( yaitu pd th ke 10 )

( JML sampai th ke 1)

(TC / NB) x 1 tahun

(333,600 / 109,171) x 1 tahun

(pada th ke 0 )

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVGB p-1) / PVGB p

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVNB p-1) / PVNB p

C2 ( JML sampai th ke 6)

( JML sampai th ke 5)

( yaitu pd th ke 6 )

(pada th ke 0 )

PERHITUNGAN PAYBACK PERIODE (PBP)

Lanjutan Lampiran 13.

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Biaya Investasi

1. Bangunan 300.000

2. Peralatan Produksi 33.600 - - 2.500 - 3.300 18.672 3.300 4.300 4.300 4.300

Total Biaya Investasi (BI) 333.600 - - 2.500 - 3.300 18.672 3.300 4.300 4.300 4.300

B Biaya Tetap (BT=FC)

1. Biaya Upah Tenaga Kerja 191.400 191.400 191.400 245.300 245.300 446.600 446.600 583.000 583.000 583.000

2. Biaya Perawatan 3.000 3.000 3.000 3.900 3.900 3.900 3.900 5.200 5.200 5.200

3. Biaya Penyusutan 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251 15.251

4. Biaya THR Tenaga Kerja 17.400 17.400 17.400 22.300 22.300 40.600 40.600 53.000 53.000 53.000

5. Abudemen Listrik 66,4 66,4 66,4 87,0 87,0 87,0 87,0 114,2 114,2 114,2

6. Abudemen Air 10,0 10,0 10,0 13,1 13,1 13,1 13,1 17,2 17,2 17,2

7. Sewa Tanah 7.500 7.500 7.500 9.800 9.800 9.800 9.800 12.000 12.000 12.000

8. Pajak Bumi dan Bangunan 550 550 550 720 720 720 720 945 945 945

Total Biaya Tetap 235.177 235.177 235.177 297.371 297.371 516.971 516.971 669.527 669.527 669.527

C Biaya Tidak Tetap (BTT=VC)

1. Bahan Baku Produksi 182.311 182.311 182.311 274.131 274.131 548.262 548.262 838.323 838.323 838.323

2. Energi 157.671 157.671 157.671 207.472 207.472 408.523 408.523 543.401 543.401 543.401

3. Biaya Transportasi 51.480 51.480 51.480 64.350 64.350 128.700 128.700 180.180 180.180 180.180

Total Biaya Tidak Tetap 391.462 391.462 391.462 545.953 545.953 1.085.485 1.085.485 1.561.904 1.561.904 1.561.904

Jumlah Biaya Operasional (BT+BTT) 626.639 626.639 626.639 843.324 843.324 1.602.455 1.602.455 2.231.431 2.231.431 2.231.431

D Total Biaya (BI + BO) 333.600 626.639 626.639 629.139 843.324 846.624 1.621.127 1.605.755 2.235.731 2.235.731 2.235.731

Lampiran 14. Analisis Sensitivitas Rekapitulasi Seluruh Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

Rekapitulasi Seluruh Biaya pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (000Rp)

No Jenis BiayaTahun ke-

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A TOTAL BT Rp/thn 227.127 227.127 227.127 286.851 286.851 506.451 506.451 656.582 656.582 656.582

B TOTAL BTT Rp/thn 345.182 345.182 345.182 451.695 451.695 890.169 890.169 1.173.436 1.173.436 1.173.436

C PAJAK 35 % Rp/thn 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

D TOTAL BIAYA Rp/thn 608.699 608.762 608.074 762.179 761.438 1.460.204 1.464.047 1.904.594 1.904.594 1.953.653

E KAP. PROD butir/thn 2.574 2.574 2.574 2.574 2.574 5.148 5.148 5.148 5.148 5.148

F HPP AWAL Rp/butir 236 237 236 296 296 284 284 370 370 379

G MARK UP 20 % Rp/butir 47,30 47,30 47,25 59,22 59,16 56,73 56,88 73,99 73,99 75,90

H HPP AKHIR Rp/butir 284 284 283 355 355 340 341 444 444 455

I HPP AKHIR sesuai pasar Rp/butir 300 300 300 400 400 400 400 450 450 450

J MARK UP sesuai pasar persen 0,27 0,27 0,27 0,35 0,35 0,41 0,41 0,22 0,22 0,19 IRR #REF!

Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

No KETERANGANTahun ke-

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

Pimpinan 1 3.000 4.000 5.000

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

4 900 1.200 1.500

9 1.200 1.500 2.000

5.100 6.700 8.500

1 3.000 4.000 5.000

8 7.200 9.600 12.000

18 21.600 27.000 36.000

1 31.800 40.600 53.000

11 349.800 446.600 583.000

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Penerimaan

Total Penerimaan 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085

B Pengeluaran

Total Pengeluaran 333.600 626.639 626.639 629.139 843.324 846.624 1.621.127 1.605.755 2.235.731 2.235.731 2.235.731

C Pendapatan Kotor (333.600) 145.561 145.811 143.061 57.826 54.861 180.923 196.295 81.119 81.119 277.354

Pajak (25%) 36.390 36.453 35.765 14.457 13.715 45.231 49.074 20.280 20.280 69.339

D Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 43.370 41.146 135.692 147.221 60.839 60.839 208.016

E Discon Factor DF 14% 1 0,877193 0,7694675 0,6749715 0,5920803 0,5193687 0,4555865 0,39963732 0,35055905 0,30750794 0,26974381

F PV (333.600) 95.764 84.148 72.422 25.678 21.370 61.819 58.835 21.328 18.709 56.111

G PV+ 516.183

H PV- (333.600)

I NPV 182.583

J Net B/C 1,55

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 43.370 41.146 135.692 147.221 60.839 60.839 208.016

B Suku BungaPositif ( I+ ) 14%

DF 1 0,877193 0,769468 0,674972 0,592080 0,519369 0,455587 0,399637 0,350559 0,307508 0,269744

PV+ (333.600) 95.764 84.148 72.422 25.678 21.370 61.819 58.835 21.328 18.709 56.111

NVP+ 182.583

C Suku BungaPositif ( I- ) 27%

DF 1 0,787402 0,620001 0,488190 0,384402 0,302678 0,238329 0,187661 0,147765 0,116350 0,091614

PV- (333.600) 85.961 67.802 52.381 16.671 12.454 32.339 27.628 8.990 7.079 19.057

NVP- (3.238)

D IRR 0,2677

IRR (persentase) 26,67%

Perhitungan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

NO ITEMTAHUN ANALISA

Lampiran 15. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR)

Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Net B/C pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

NO ITEMTAHUN ANALISA

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 14%)

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

IRR 27% 0,2123

PV (333.600) 127.685 112.197 96.562 34.238 28.493 82.426 78.447 28.437 24.945 74.815

PV+ 688.244

PV- (333.600)

GVP 2,06

I+ 40%

DF 1 0,71429 0,51020 0,36443 0,26031 0,18593 0,13281 0,09486 0,06776 0,04840 0,03457

PV+ (333.600,00) ######## ######## ######## ######## 7.650,42 18.021,30 13.966,05 4.122,50 2.944,64 7.191,44

NVP+ (95.538,03)

I- 41%

PV 1 0,709220 0,502993 0,356732 0,253002 0,179434 0,127258 0,090254 0,064010 0,045397 0,032197

PV- (333.600,00) ######## ######## ######## ######## 7.382,95 17.267,90 13.287,28 3.894,32 2.761,93 6.697,38

NVP- (100.627,21)

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 OC + Maintainance (=OMi) 626.639 626.639 626.639 843.324 843.324 1.602.455 1.602.455 2.231.431 2.231.431 2.231.431

2 Investasi + OMC (=TC) 333.600 626.639 626.639 629.139 843.324 846.624 1.621.127 1.605.755 2.235.731 2.235.731 2.235.731

3 Pajak Penghasilan 25% 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

4 Total Cost + Pajak 333.600 663.029 663.092 664.904 866.957 869.516 1.684.712 1.673.183 2.310.308 2.310.308 2.359.366

5 Penerimaan Kotor 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085 14.870.370

(Gross Benefit) =GB

6 Penerimaan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 34.193 31.969 117.338 128.867 6.542 6.542 153.719

(Net Benefit) = NB

7 Faktor Diskonto DF (r=14%) 1 0,877192982 0,769467528 0,674971516 0,592080277 0,519368664 0,455586548 0,399637323 0,350559055 0,307507943 0,26974381

8 PV dari OMi (=PVOMi) 549.683 482.178 422.963 499.315 437.996 730.057 640.401 782.248 686.183 601.915 5.832.940

9 PV dari TC (=PVTC) 333.600 549.683 482.178 424.651 499.315 439.710 738.564 641.720 783.756 687.505 603.075 6.183.757

10 PV dari TC + Pajak (=PVTCP) 333.600 581.605 510.228 448.791 513.308 451.599 767.532 668.666 809.899 710.438 636.424 6.432.092

11 PV dari GB (=PVGB) 677.368 594.375 521.213 533.553 468.203 820.990 720.166 812.193 712.450 677.889 6.538.401

Jumlah Kumulatif GB 677.368 1.271.744 1.792.957 2.326.510 2.794.713 3.615.703 4.335.869 5.148.062 5.860.512 6.538.401

12 PV dari NB (PVNB) (333.600) 95.764 84.148 72.422 20.245 16.604 53.458 51.500 2.293 2.012 41.465 106.309

Jumlah Kumulatif NB 95.764 179.912 252.333 272.578 289.181 342.639 394.139 396.433 398.444 439.909

GROSS B/C =

GROSS B/C = 6.538.401 / 6.183.757 1,06

Jumlah PVGB = 6.538.401 PI =

Jumlah PVOMi = 5.832.940 PI = 2,11

Jumlah TI = Total Investasi 333.600

A

PERHITUNGAN GROSS B/C

Jumlah PV GB / Jumlah PV TC

G B/C =

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 14%)

Lampiran 16. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI)

Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI)

NO ITEMTAHUN ANALISA

PV

B

PROFITABILITY INDEX (PI)

Jmlh sampai tahun ke 10 ( Jmlh PVGB - Jmlh PVOMi ) / Jmlh TI

Jmlh sampai tahun ke 10

yaitu pd tahun ke 0

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

C

p = Thn dimana PVGB melebihi TI 1 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 0 (PVGB)

Jumlah PVGB p = 677.368

Jumlah PVGB p-1 = 0 PBP = 1 tahun

Jumlah PVGB 677.368 (PVGB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

p = Thn dimana PVNB melebihi TI 6 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 5 (PVNB)

Jumlah PVNB p = 342.639

Jumlah PVNB p-1 = 289.181 PBP = 5,13 tahun

Jumlah PVNB 53.458 (PVNB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama = 3,06 tahun

C3

(Nilai Investasi / kas masuk bersih) x 1 tahun

(TC / NB) x 1 tahun

(333,600 / 109,171) x 1 tahun

C2

(pada th ke 0 )

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVNB p-1) / PVNB p

( JML sampai th ke 6)

( JML sampai th ke 5)

( yaitu pd th ke 6 )

PERHITUNGAN PAYBACK PERIODE (PBP)

C1

(pada th ke 0 )

( yaitu pd th ke 10 )

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVGB p-1) / PVGB p

( JML sampai th ke 1)

( JML sampai th ke 0)

Lanjutan Lampiran 16.

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Penerimaan

Total Penerimaan 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085

B Pengeluaran

Total Pengeluaran 333.600 626.639 626.639 629.139 843.324 846.624 1.621.127 1.605.755 2.235.731 2.235.731 2.235.731

C Pendapatan Kotor (333.600) 145.561 145.811 143.061 57.826 54.861 180.923 196.295 81.119 81.119 277.354

Pajak (25%) 36.390 36.453 35.765 14.457 13.715 45.231 49.074 20.280 20.280 69.339

D Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 43.370 41.146 135.692 147.221 60.839 60.839 208.016

E Discon Factor DF 18% 1 0,8474576 0,7181844 0,6086309 0,5157889 0,4371092 0,3704315 0,31392503 0,26603816 0,22545607 0,19106447

F PV (333.600) 92.518 78.539 65.304 22.370 17.985 50.265 46.216 16.186 13.717 39.744

G PV+ 442.843

H PV- (333.600)

I NPV 109.243

J Net B/C 1,33

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Pendapatan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 43.370 41.146 135.692 147.221 60.839 60.839 208.016

B Suku BungaPositif ( I+ ) 18%

DF 1 0,847458 0,718184 0,608631 0,515789 0,437109 0,370432 0,313925 0,266038 0,225456 0,191064

PV+ (333.600) 92.518 78.539 65.304 22.370 17.985 50.265 46.216 16.186 13.717 39.744

NVP+ 109.243

C Suku BungaPositif ( I- ) 27%

DF 1 0,787402 0,620001 0,488190 0,384402 0,302678 0,238329 0,187661 0,147765 0,116350 0,091614

PV- (333.600) 85.961 67.802 52.381 16.671 12.454 32.339 27.628 8.990 7.079 19.057

NVP- (3.238)

D IRR 0,2674

IRR (persentase) 26,67%

Perhitungan Internal Rate Ratio (IRR) pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

NO ITEMTAHUN ANALISA

Lampiran 17. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Net Present Value (NPV), Net B/C, dan Internal Rate Ratio (IRR)

Perhitungan Net Present Value (NPV) dan Net B/C pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar

NO ITEMTAHUN ANALISA

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 18%)

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

IRR 27% 0,2123

PV (333.600) 123.357 104.719 87.071 29.826 23.980 67.019 61.622 21.581 18.289 52.993

PV+ 590.457

PV- (333.600)

GVP 1,77

I+ 40%

DF 1 0,71429 0,51020 0,36443 0,26031 0,18593 0,13281 0,09486 0,06776 0,04840 0,03457

PV+ (333.600,00) ######## ######## ######## ######## 7.650,42 18.021,30 13.966,05 4.122,50 2.944,64 7.191,44

NVP+ (95.538,03)

I- 41%

PV 1 0,709220 0,502993 0,356732 0,253002 0,179434 0,127258 0,090254 0,064010 0,045397 0,032197

PV- (333.600,00) ######## ######## ######## ######## 7.382,95 17.267,90 13.287,28 3.894,32 2.761,93 6.697,38

NVP- (100.627,21)

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 OC + Maintainance (=OMi) 626.639 626.639 626.639 843.324 843.324 1.602.455 1.602.455 2.231.431 2.231.431 2.231.431

2 Investasi + OMC (=TC) 333.600 626.639 626.639 629.139 843.324 846.624 1.621.127 1.605.755 2.235.731 2.235.731 2.235.731

3 Pajak Penghasilan 25% 36.390 36.453 35.765 23.634 22.892 63.585 67.428 74.577 74.577 123.636

4 Total Cost + Pajak 333.600 663.029 663.092 664.904 866.957 869.516 1.684.712 1.673.183 2.310.308 2.310.308 2.359.366

5 Penerimaan Kotor 772.200 772.450 772.200 901.150 901.485 1.802.050 1.802.050 2.316.850 2.316.850 2.513.085 14.870.370

(Gross Benefit) =GB

6 Penerimaan Bersih (333.600) 109.171 109.358 107.296 34.193 31.969 117.338 128.867 6.542 6.542 153.719

(Net Benefit) = NB

7 Faktor Diskonto DF (r=18%) 1 0,847457627 0,71818443 0,608630873 0,515788875 0,437109216 0,370431539 0,313925033 0,266038164 0,225456071 0,191064467

8 PV dari OMi (=PVOMi) 531.050 450.042 381.392 434.977 368.625 593.600 503.051 593.646 503.090 426.347 4.785.819

9 PV dari TC (=PVTC) 333.600 531.050 450.042 382.913 434.977 370.067 600.517 504.087 594.790 504.059 427.169 5.133.271

10 PV dari TC + Pajak (=PVTCP) 333.600 561.889 476.222 404.681 447.167 380.074 624.070 525.254 614.630 520.873 450.791 5.339.252

11 PV dari GB (=PVGB) 654.407 554.762 469.985 464.803 394.047 667.536 565.709 616.371 522.348 480.161 5.390.128

Jumlah Kumulatif GB 654.407 1.209.168 1.679.153 2.143.956 2.538.004 3.205.540 3.771.248 4.387.619 4.909.967 5.390.128

12 PV dari NB (PVNB) (333.600) 92.518 78.539 65.304 17.636 13.974 43.466 40.455 1.741 1.475 29.370 50.877

Jumlah Kumulatif NB 92.518 171.057 236.361 253.997 267.971 311.436 351.891 353.631 355.106 384.477

GROSS B/C =

GROSS B/C = 5.390.128 / 5.133.271 1,05

Jumlah PVGB = 5.390.128 PI =

Jumlah PVOMi = 4.785.819 PI = 1,81

Jumlah TI = Total Investasi 333.600

Jmlh sampai tahun ke 10

yaitu pd tahun ke 0

pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar (pada tingkat suku bunga 18%)

Lampiran 18. Analisis Sensitivitas untuk Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI)

Perhitungan Gross B/C, Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI)

NO ITEMTAHUN ANALISA

PV

A

PERHITUNGAN GROSS B/C

Jumlah PV GB / Jumlah PV TC

G B/C =

B

PROFITABILITY INDEX (PI)

Jmlh sampai tahun ke 10 ( Jmlh PVGB - Jmlh PVOMi ) / Jmlh TI

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar

C

p = Thn dimana PVGB melebihi TI 1 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 0 (PVGB)

Jumlah PVGB p = 654.407

Jumlah PVGB p-1 = 0 PBP = 1 tahun

Jumlah PVGB 654.407 (PVGB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

p = Thn dimana PVNB melebihi TI 6 PBP =

Tp-1 = Thn sebelum PBP 5 (PVNB)

Jumlah PVNB p = 311.436

Jumlah PVNB p-1 = 267.971 PBP = 5,21 tahun

Jumlah PVNB 43.466 (PVNB)

Jumlah TI = Tptal Investasi 333.600

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama =

PBP Tahun Pertama = 3,06 tahun

( JML sampai th ke 0)

( JML sampai th ke 5)

( yaitu pd th ke 6 )

Lanjutan Lampiran 18.

PERHITUNGAN PAYBACK PERIODE (PBP)

C1

(pada th ke 0 )

( yaitu pd th ke 10 )

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVGB p-1) / PVGB p

( JML sampai th ke 1)

C3

(Nilai Investasi / kas masuk bersih) x 1 tahun

(TC / NB) x 1 tahun

(333,600 / 109,171) x 1 tahun

C2

(pada th ke 0 )

(Tp-1) + (JUM TI - JUM PVNB p-1) / PVNB p

( JML sampai th ke 6)

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar
Page 112: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar
Page 113: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK … · Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mendapatkan gelar