Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR PADA BANGUNAN KANTOR PERBANKAN
DI KOTA BANJARMASIN
Ir. H. Hudan Rahmani, MT
DPK (dipekerjakan) di Fak. Teknik
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
ABSTRAK
Bangunan kantor perbankan yang ada di kota Banjarmasin memiliki tempat parkir tersendiri (off street
parking), seperti : Bank BNI 1946, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank BTN,
Bank Ekonomi, Bank PANIN, Bank LIPPO dan lain-lain yang banyak dikunjungi oleh masyarakat
Banjarmasin, karena keperluan-keperluan transaksi perbankan. Sebenarnya bangunan kantor perbankan
tersebut di atas sudah menyediakan tempat parkir tersendiri, namun seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat setiap tahunnya akan mengakibatkan
lahan parkir yang tersedia semakin sempit pula.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan kebutuhan parkir kendaraan bermotor roda empat
dan roda dua pada bangunan kantor perbankan (off street parking) yang ada di kota Banjarmasin. Dalam hal
ini kebutuhan parkir tersebut diperhitungkan berdasarkan akumulasi maksimum kendaraan roda empat dan
roda dua yang parkir terhadap luas bangunan kantor perbankan, jumlah karyawan dan metoda yang digunakan
adalah dengan Analisa Regresi Multi Linear dan Analisis Regresi Linear (sederhana).
Akumulasi kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank mencapai maximum terjadi pada siang hari
dengan durasi antara 15 menit sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil, akumulasi maximum terjadi
antara jam 09.30 – 11.45 wita, sedangkan akumulasi maximum parkir sepeda motor terjadi antara jam 09.30 –
11.30 wita. Sedangkan durasi atau lamanya kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank didominasi oleh
parkir jangka pendek, dengan durasi sebagaian besar kurang atau sama dengan 15 menit. Dari hasil analisis
statistik model regresi terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) terbesar dan memenuhi
syarat pengujian statistik. Untuk model kebutuhan parkir mobil variabel yang sangat berpengaruh adalah luas
lantai efektif, dengan persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE, dengan nilai R2 = 0.963. Sedangkan untuk
model kebutuhan parkir sepeda motor variabel yang sangat berpengaruh juga luas lantai efektif, dengan
persamaan Y = 0,6169 LLE 0,6190 dengan nilai R2 = 0,973. Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil
adalah minimum satu petak parkir per 63 m2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 46 m2 luas
lantai efektif. Sedangkan standar kebutuhan parkir untuk sepeda motor sebagai berikut : minimum satu petak
parkir per 38 m2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 28 m2 luas lantai efektif.
Kata kunci : kebutuhan parkir, akumulasi parkir, durasi parkir dan linear.
19
I.I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Banjarmasin dengan jumlah penduduk
641.224 Jiwa (BPS, 2002) merupakan kota
terbesar di Kalimantan. Sebagai Ibukota Propinsi
Kalimantan Selatan, Banjarmasin tidak terlepas
dari permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan transportasi. Salah satu permasalahan yang
dijumpai dalam transportasi perkotaan adalah
masalah perparkiran. Kota-kota besar dan kota-
kota yang sedang berkembang selalu menghadapi
permasalahan perparkiran khususnya untuk
kendaraan bermotor.
Parkir merupakan salah satu komponen suatu
sistem transportasi yang perlu dipertimbangkan
dalam setiap kebijakan. Selama bepergian
kendaraan tidak lepas untuk melakukan kegiatan
parkir baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja,
sekolah, rekreasi dan kegiatan lain (Louis J
Pignataro (1973, hal 258). Kegiatan-kegiatan
tersebut bisa dibadan jalan (on street parking) dan
di luar badan (off street parking).
Hampir sebagian gedung perkantoran Bank
dihadapkan dengan masalah penyediaan ruang
parkir. Salah satu diantaranya adalah kesulitan
untuk menyediakan fasilitas parkir yang sesuai
dengan tingkat permintaan yang sebenarnya.
Kajian-kajian tentang analisa kebutuhan parkir
gedung perkantoran bank sepengetahuan penulis
belum pernah dilakukan.
1.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1) Karakteristik parkir kendaraan bermotor
pada gedung perkantoran bank.
2) Model matematik kebutuhan parkir pada
gedung perkantoran bank.
3) Besarnya standar parkir gedung perkantoran
bank di Banjarmasin.
1.3 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
masukan dan bahan pertimbangan khususnya
Pemda Kodya Banjarmasin dalam menentukan
standar kebutuhan parkir pada gedung perkantoran
pada masa mendatang.
1.4 Batasan Penelitian
Adalah gedung perkantoran perbankan yang
mempunyai tempat parkir sendiri letaknya strategis
dan mempunyai luas lantai minimum 500 M2.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Masalah Parkir
Bangkitan parkir tidak dapat tertampung dan tidak
tersedianya fasilitas parkir di luar badan jalan yang
tersedia, sehingga meluap ke badan jalan. Luapan
parkir di badan jalan akan mengakibatkan
gangguan kelancaran arus lalu lintas. (Dephub.
1999)
2.2 Jenis Parkir
1) Parkir di badan jalan yang mengambil tempat
di sepanjang badan jalan.
2) Parkir di luar badan jalan yang menempati
pelataran parkir tertentu.
2.3 Macam Parkir Diluar Badan
1) Taman Parkir yang dibuat di daerah terbuka
berfungsi sebagai penghijauan.
2) Bangunan Parkir, yaitu tempat parkir khusus
didalam bangunan.
3) Parkir pada gedung parkir, yaitu bangunan
tempat parkir bertingkat.
2.4 Jenis Kendaraan Parkir
20
1) Kendaraan bermotor, yaitu jenis sepeda motor,
mobil.
2) Kendaraan tidak bermotor, yaitu sejenis
sepeda, becak dan gerobak.
2.5 Konsep Dasar Penanganan Masalah Parkir
a. Kajian terhadap besar permintaan parkir,
b. Kajian terhadap besar penyediaan fasilitas
parkir.
2.5.1 Permintaan dan Penyediaan Fasilitas
Parkir
a. Kajian terhadap besar permintaan parkir
Besaran permintaan parkir pada suatu kawasan
ruas jalan sangat dipengaruhi oleh pola tata
guna lahan di kawasan yang bersangkutan,
adanya persyaratan penyediaan fasilitas parkir
pada pusat kegiatan dapat sebagai persyaratan
dalam pembuatan IMB (Ijin Mendirikan
Bangunan).
b. Kajian terhadap besar penyediaan fasilitas
parkir
Penyediaan fasilitas parkir kendaraan di
perkotaan pada prinsipnya dapat dilakukan di
badan jalan dan di luar badan jalan dengan
persyaratan yang tertentu.
Khusus penyediaan parkir di luar badan jalan dapat
berupa :
a. Pelataran/taman parkir,
b. Gedung parkir.
2.5.2 Karakteristik Parkir
a. Merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di
suatu tempat pada waktu tertentu. Untuk
menghitung akumulasi parkir digunakan
persamaan :
Akumulasi = Ei – Ex
Dimana, Ei = Entry (kendaraan yang
masuk lokasi) dan Ex = Extry (kendaraan
yang keluar lokasi)
b. Merupakan lamanya suatu kendaraan berada
di tempat parkir dalam menit atau jam. Durasi
parkir dihitung dengan persamaan :
Durasi = Extime – Entime
c. Turnover Parkir (tingkat pergantian parkir)
yaitu suatu konstanta yang menunjukkan
tingkat penggunaan ruang parkir dan
diperoleh dengan membagi volume kendaraan
yang parkir pada periode tertentu dengan
jumlah ruang parkir yang tersedia.
d. Indeks Parkir adalah perbandingan antara
akumulasi parkir maksimum dengan jumlah
ruang parkir yang tersedia.
e. Kapasitas Dinamis Parkir yaitu perbandingan
antara jumlah ruang parkir yang tersedia
dikalikan dengan lama operasi dibagi dengan
durasi parkir rata-rata.
2.5.3 Metode-metode Dalam Menentukan
Jumlah Ruang Parkir
1. Metode yang berdasarkan pada kepemilikan
kendaraan. Seperti pada tabel 2.1
2. Metode berdasarkan ratio luas lantai
bangunan
Tabel 2.1 Prosentase kendaraan parkir pada
daerah pusat di kota-kota Amerika dalam
hubungannya dengan jumlah kendaraan yang
terdaftar di kota-kota tersebut.
21
Tahun
Jumlah kendaraan
per 1000 penduduk
Interval penduduk
(juta)
Jumlah
kendaraan
Jumlah maksimum kendaraan parkir
pada pusat wilayah
Jumlah Prosentase
1950 380 0,005 – 0,01 3000 480 16,3
1950 380 0,01 – 0,025 6800 1180 17,1
1950 330 0,025 – 0,05 11900 1950 16,5
1950 320 0,05 – 0,1 25600 4450 17,6
1950 320 0,1 – 0,25 52000 5700 10,7
1948 260 0,25 – 0,5 95000 9140 9,6
1947 240 0,5 – 1 132000 12000 9,6
1954 300 > 1 390000 23400 6
Metode ini secara garis besar dapat dilihat pada
Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.4 :
Tabel 2.2 Kriteria kebutuhan parkir untuk
perkantoran
Mode
Rentang
data yang
berlaku
Parkir yang harus
tersedia
Minimum Maksimum
Model
pnp
Sepeda
motor
LAT >
5000 m2
LAE >
4000 m2
PPK > Rp
1,4 juta
LAT >
5000 m2
LAE >
4000 m2
PPK > Rp
1,4 juta
1 % LAT 2 % LAT
5 % LAT
Sumber : Hasil Studi Ditjendat dan (UGM), 1995
Dikutip dari : Menuju Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Yang tertib
Keterangan : LAT = Lulus Areal Total
LAE = Lulus Areal Efektif
PPk = Pendapatan Perparkiran
Harga Berlaku
Tabel 2.3 Kebutuhan Tempat Parkir (Dinas Tata
Kota DKI, 1996)
Perkantoran Satu petak parkir per 75
m2 luas lantai bangunan
Bangunan Rumah
Tinggal
Flat Apartemen
Satu petak parkir per 75 l
m2 luas lantai, satuan
petak parkir dengan
standar ukuran parkir
untuk mobil
Hotel Berbintang 4 &
5
Satu petak parkir per 100
m2 luas lantai bangunan
Hotel Berbintang 2 &
3
Satu petak perkir per 140
m2 luas lantai bangunan
Bangunan
Toko/Perdagangan
Satu petak parkir per 50
m2 luas lantai bangunan
Bangunan
Restoran/Club Hiburan
Satu petak parkir per 20
m2 luas lantai bangunan
3. Metode yang menitik beratkan pada kapasitas
jalan yang berkaitan dengan pusat wilayah
selama periode sibuk.
Jumlah ruang parkir (P) yang dinyatakan sebagai
berikut :
Jumlah ruang parkir (P) yang dinyatakan sebagai
berikut :
P = 2 CK/100 (2.1)
Dimana : C = Kapasitas dari jalan yang
menuju ke pusat wilayah
K = Prosentase dari kapasitas
yang digunakan oleh kendaraan menerus.
4. Metode mencari selisih terbesar antara
kedatangan dan keluaran kendaraan
Akumulasi maksimum dapat dilihat contoh pada
gambar 2.1
22
2.6 Peramalan Model Dalam Menentukan
Kebutuhan Parkir
Peramalan dengan metode analisa regresi (Walpole,
1995) dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1). Analisa regresi linier sederhana.
2). Analisa regresi linier berganda.
3). Analisa regresi non linier.
2.6.1 Analisa Regresi Linier Sederhana
Memberikan suatu persamaan linier dengan bentuk
sebagai berikut :
Y = a + bx ............................... (2.2)
Dimana : a = konstanta
b = koefisien regresi
Konstanta a dan koefisien regresi b dapat dihitung
dari persamaan normal sederhana :
Σy = n. a + b. X......................... (2.3)
Σxy = a. Σx + b. x ...................... (2.4)
Dimana : n = banyaknya sampel.
Selanjutnya disederhanakan sehingga diperoleh harga
a dan b sebagai berikut :
b =
22.
..
xxn
yxyxn................................(2.5)
a =
n
xby ......................................(2.6)
Cara diatas disebut metode kwadrat terkecil (least
square method).
2.6.2 Analisa Regresi Linier Berganda
Bentuk umum persamaan hasil analisa berganda
adalah :
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b1 x3 + .......bi xi ...........(2.7)
Dimana konstanta a dan koefisien regresi berganda
dapat bi diperoleh dengan menggunakan metode
kuadrat terkecil dengan beberapa persamaan sebagai
berikut :
Σy = n. a + b1.Σx1 + b2.Σx2 + b3.Σx3 ........... bi.Σxi
Σyx1 = aΣx1 + b1.Σx12 + b2. Σx1. Σx2 + b2. Σx1.x3 -
...........bi. Σx1. xi
Σyx2 = aΣx2 + b1.Σx1. x2 + b2. Σx22 – b3. Σx2.x3 -
...........bi. Σx2. x2
Σyx3 = aΣx3 + b1.Σx1. x3 + b2. Σx2. x2 + b3. Σx32 -
...........bi. Σx3. xi
Σyx4 = aΣxi + b1.Σx1. xi + b2. Σx2. xi + b3. Σx3. xi -
...........bi. Σxi2 ...............................................(2.8)
Dengan sejumlah i + 1 persamaan dengan sejumlah i
+ 1 bilangan yang tidak diketahui maka konstanta a
dan koefisien regresi bi dapat dihitung.
2.6.3 Analisa Regresi Non Linier
Disamping peramalan dengan analisa regresi linier
dipakai juga metode regresi non linier (Walpole,
1995) :
a. Metode Logarithmic.
Persamaannya sebagai berikut : Y = a + b. Ln.
X .......................................................(2.9)
b. Metode Inverse/Kebalikan. Y = a + b/x
...............................................................(2.10)
c. Metode Power/Pangkat.
Persamaannya sebagai berikut : Y = a xh
................... ..............................................(2.11)
atau
Ln (y) = Ln. a + b. Ln. x .....................(2.12)
d. Metode Exponensial.
Y = a eh.x ..........................(2.13)
atau
Ln (y) = Ln. a + b. X .........(2.14)
23
2.6.4 Analisa Korelasi
- Yang besarnya antara 0 – 1 ( 0
4 Office Park P = 2.58 (X) – 14.03
X = Luas Gedung
P = Ruang Parkir Puncak Terhuni
0.906 24
5 Office Park P = [ (1.14 / X) + 0.00050 ]-1
X = Luas Gedung
P = Ruang Parkir Puncak Terhuni
0.903 10
Sumber : Parking Generation, Institute Of Transportation Engineers
Menurut Pandey (1998), model kebutuhan parkir gedung perkantoran untuk kota Bandung adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.5 Model kebutuhan parkir mobil
No Parameter Persamaan
Regresi R2
1 Luas lantai
total
Y = 0,0177 .
x10.9756
0,5787
2 Luas lantai
terpakai
Y = 21,8219 .
x20.0002
0,7811
3 Pegawai total Y = 1,5790 .
x30.7196
0,7944
4 Pegawai hadir Y = 1,5162 .
x40.7447
0,7755
5 Pengunjung Y = 1.0872 .
x50.6757
0,5732
6 Pegawai total
dan
pengunjung
Y = –1,1137 +
0,1318 x3 +
0,5385 x5
0,7731
7 Pegawai hadir
dan
pengunjung
Y = 1,7863 +
0,1592 x4 +
1,7863 x5
0,7459
Sumber : Pandey, 1998
Keterangan :
Y = Akumulasi parkir x3 = Jumlah
pegawai total
x1 = Luas lantai total x4 = Jumlah
pegawai hadir
x2 = Luas lantai terpakai x5 = Jumlah
pengunjung
Tabel 2.6 Model kebutuhan parkir untuk
sepeda motor
No Parameter Persamaan
Regresi R2
1 Luas lantai
terpakai
Y =
28,4470 .
e0,0001.x2
0,4268
2 Pegawai hadir
Y =
8,1085 .
x30,3471
0,4369
Sumber : Pandey, 1998
Tabel 2.7 Standar kebutuhan parkir mobil
No Parameter 1 tempat parkir
1 Luas lantai total 70,44 m2
2 Luas lantai terpakai 59,09 m2
3 Pegawai total 3,7 orang
4 Pegawai hadir 3,1 orang
5 Pengunjung 9,9 orang
6 Pegawai total dan
pengunjung
23,2 orang
7 Pegawai hadir dan
pengunjung
7,1 orang
Sumber : Pandey, 1998
Tabel 2.8 Standar kebutuhan parkir untuk
sepeda motor
No Parameter 1 tempat parkir
1 Luas lantai terpakai 115,91 m2 2 Jumlah pegawai hadir 7,3 orang
Sumber : Pandey, 1998
25
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Akumulasi Parkir, seperti pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Gedung Perkantoran Bank dan
Data Akumulasi Maximum serta
Jumlah Pengunjung
Sebagai contoh pada gambar 4.1. menunjukkan
akumulasi parkir mobil pada Bank BPD Kalsel
serta gambar 4.2. menunjukkan akumulasi parkir
sepeda motor pada Bank BPD Kalsel.
Gambar 4.1. Grafik Akumulasi Parkir Mobil Pada
Gedung Bank BPD Kalsel
26
Gambar 4.2. Grafik Akumulasi Parkir Sepeda
Motor Pada Gedung Bank BPD Kalsel
4.2.2. Durasi Parkir
Tabel 4.4 merupakan salah satu contoh
hasil perhitungan hubungan durasi dengan jumlah
kendaraan pada gedung Bank BPD Kalsel.
Sedangkan histograf, durasi parkir ditunjukkan
pada gambar 4.3.
Tabel 4.4. Durasi Parkir Mobil Gedung Bank
BPD Kalsel
5. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Parkir
5.1.1 Akumulasi Parkir
5.1.2 Durasi Parkir
Gambar 5.1 dan 5.2 memperlihatkan durasi
parkir
Dari gambar 5.1 dapat diketahui prosentase
komulatif kendaraan mobil yang parkir berdasarkan
durasinya, yaitu :
37,70 % parkir mobil, mempunyai durasi kurang
atau sama dengan 15 menit.
55 % parkir mobil, mempunyai durasi kurang atau
sama dengan 27 menit.
Sedangkan untuk parkir sepeda motor, berdasarkan
gambar 5.2 diperoleh :
39,40 % parkir sepeda motor, mempunyai durasi
kurang atau sama dengan 15 menit.
55 % parkir sepeda motor, mempunyai durasi
kurang atau sama dengan 30 menit.
Sedangkan persentase kendaraan parkir berdasarkan
durasinya dapat dilihat pada gambar 5.3 dan 5.4.
Gambar di atas menunjukkan bahwa parkir
mobil dan sepeda motor pada gedung
perbankan termasuk parkir jangka pendek.
5.2 Model Kebutuhan Parkir
5.2.1 Variabel Bebas dan Tak Bebas
Variabel bebas yaitu LLT, LLE jumlah
karyawan dan jumlah pengunjung
Variabel tak bebas untuk mobil dan
sepeda motor adalah akumulasi tertinggi
27
Tabel 5.3 Nilai Korelasi (r) Antar Variabel Untuk
Permodelan Parkir Sepeda Motor
Variabel Y1 X1 X2 X3 X42
X1 0.979 -
X2 0.979 0.981 -
X3 0.930 0.901 0.952 -
X42 0.791 0.708 0.753 0.770 -
Tabel 5.2 Nilai Korelasi (r) Antar Variabel Untuk
Permodelan Parkir Model
Variabel Y1 X1 X2 X3 X41
X1 0.972 -
X2 0.981 0.981 -
X3 0.924 0.901 0.953 -
X41 0.744 0.756 0.783 0.808 -
a. Jumlah karyawan dengan Akumulasi Parkir Mobil b. Jumlah pengunjung dengan Akumulasi Parkir Mobil
No Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1 Linier y = -5.8665+ 0.5351 KAR 0.855 0.834 0.000 Y = 12.5707 + 0.0244 PM 0.554 0.49 0.022
2 Logarithmi
c
y = -156.23+ 44.9287Ln KAR 0.776 0.744 0.000 Y = -137.92 + 25.9885 Ln PM 0.604 0.547 0.014
3 Inverse y = 81.6212 – 3040.3 / KAR 0.649 0.599 0.009 Y = 63.4114 – 18311 / PM 0.557 0.493 0.021
4 Power y = 0.2186 LLT0.1.1607 0.745 0.709 0.004 Y = 0.1932 PM0.7592 0.742 0.705 0.000
5 Exponential y = 17.8374 e0.0128 KAR 0.709 0.668 0.022 Y = 16.6092 e0.0007 PM 0.581 0.521 0.017
Tabel 5.4 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara LLT dan LLE dengan Akumulasi Parkir Mobil
a. Jumlah karyawan dengan Akumulasi Parkir Mobil
b. Jumlah pengunjung dengan Akumulasi Parkir Mobil
No. Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1 Linier y = 12.6501 + 0.0093 LLT 0.946 0.938 0.000 Y = 12.7712 + 0.0128 LLE
0.963 0.957 0.000
2 Logarithmic y = -131.78 + 22.3736Ln LLT 0.829 0.804 0.000 Y = -145.68 + 25.1696 Ln LLE
0.884 0.868 0.000
3 Inverse y = 58.2153 – 28169 / LLT 0.616 0.561 0.012 Y = 62.1916 – 26999 / LLE
0.677 0.63 0.006
4 Power y = 0.2869 LLT0.06252 0.932 0.922 0.000 Y = 0.2258 LLE0.6830 0.938 0.929 0.000
5 Exponential y = 17.8374 e0.0002 LLT 0.807 0.779 0.000 Y = 18.1282 e0.0003 LLE
0.787 0.757 0.000
5.2.2 Matrik Korelasi
Untuk penyempurnaan analisis model, ukuran tidak baik dan baik berasal dari (-1
Tabel 5.6 Hasil Analisis Regresi Hubungan LLT dan LLE dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor
5.6. Standar kebutuhan parkir mobil dan sepeda motor, terlihat pada tabel 5.14 dan 5.15
Tabel 5.9 Standar Kebutuhan Parkir Mobil Tabel 5.10 Standar Kebutuhan Parkir Sepeda Motor
No. Parameter 1 Petak Parkir No. Parameter 1 Petak Parkir
1.
2.
Luas Lantai Total
Luas Lantai Efektif
63 m2
46 m2
1.
2.
Luas Lantai Total
Luas Lantai Efektif
38 m2
28 m2
6.
Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara Jumlah Karyawan dan Jumlah Pengunjung dengan
Akumulasi Parkir Sepeda Motor
29
a. Jumlah Karyawan dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor b. Jumlah Pengunjung dengan Akumulasi Parkir Sepeda
Motor
No. Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1 Linier Y = -2.5818 + 0.8041 KAR 0.866 0.846 0.000 Y = 17.1418 + 0.0493 PS 0.625 0.572 0.011
2 Logarithmic Y = -234.66 + 68.9275 Ln KAR 0.819 0.793 0.000 Y = -244.54 + 45.9626 Ln PS 0.686 0.641 0.006
3 Inverse Y = 131.35 – 4743.3 / KAR 0.709 0.668 0.004 Y = 104.809 – 28638 / PS 0.607 0.551 0.013
4 Power Y = 0.5589 KAR0.5601 0.798 0.769 0.000 Y = 0.2694 (PS)0.7979 0.839 0.816 0.000
5 Exponential Y = 21.5625 e0.0002 KAR 0.752 0.717 0.000 Y = 26.1975 e0.0008 PS 0.702 0.659 0.005
a. LLT dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor b. LLE dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor
No. Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1 Linier Y = 25.2253 + 0.0140 LLT 0.959 0.953 0.000 Y = 25.7582 + 0.0191 LLE 0.959 0.953 0.000
2 Logarithmic Y = 196.05 + 34.1776 Ln
LLT
0.868 0.849 0.000 Y = -217.55 + 38.4872 Ln
LLE
0.928 0.917 0.000
3 Inverse Y = 94.2194 – 43064 / LLT 0.646 0.956 0.009 Y = 100.622 – 41647 /
LLE
0.722 0.683 0.004
4 Power Y = 0.8052 LLT0.5601 0.945 0.937 0.000 Y = 0.6169 LLE0.6190 0.973 0.97 0.000
5 Exponential Y = 32.323 e0.0002 LLT 0.839 0.816 0.000 Y = 32.7977 e0.0003 LLE 0.819 0.794 0.000
5.5 Model Kebutuhan Parkir yang Terjadi 5.5.1 Model regresi kebutuhan parkir mobil, terlihat pada tabel 5.8.a 5.5.2 Model regresi kebutuhan sepeda motor, terlihat pada tabel 5.8.b
Tabel 5.8 Model Regresi Kebutuhan Parkir Mobil dan Sepeda Motor pada Bangunan Bank
a. Model kebutuhan parkir mobil b. Model kebutuhan parkir sepeda motor
No. Variabel
Bebas Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value
1 Luas Lantai
Total
Y = 12.6501 + 0.0093 LLT 0.946 0.938 0.000 Y2 = 25.2253 + 0.0140 LLT 0.959 0.953 0.011
2 Luas Lantai
Efektif
Y1 = 12.7712 + 0.0128 LLE 0.963 0.957 0.000 Y2 = 0.6169 LLE0.6190 0.973 0.970 0.006
3 Jumlah
Karyawan
Y1 = -5.8665 + 0.5351 KAR 0.855 0.834 0.001 Y2 = -2.5818 + 0.8041 KAR 0.866 0.846 0.013
4 Jumlah
Pengunjung
Y1 = 0.1932 (Pm)0.7592 0.742 0.705 0.002 Y2 = 0.0932 (PS)0.7979 0.839 0.816 0.000
7. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis
yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Akumulasi kendaraan parkir pada gedung
perkantoran bank mencapai maximum terjadi
pada siang hari dengan durasi antara 15 menit
sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil,
akumulasi maximum terjadi antara jam 09.30
– 11.45 WITA, sedangkan akumulasi
maximum parkir sepeda motor terjadi antara
jam 09.30 – 11.30 WITA. Sedangkan durasi
atau lamanya kendaraan parkir pada gedung
perkantoran bank didominasu oleh parkir
jangka pendek, dengan durasi sebagian besar
kurang atau sama dengan 15 menit.
2. Dari hasil analisis statistik, model regresi
terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien
determinasi (R2) terbesar dan memenuhi
syarat pengujian statistik. Untuk model
kebutuhan luas lantai efektif, dengan
persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE,
dengan nilai R2 = 0.963. Sedangkan untuk
model kebutuhan parkir sepeda motor
variabel yang sangat berpengaruh juga luas
lantai efektif, dengan persamaan Y = 0,6169
LLE0,6190 dengan nilai R2 = 0,973.
3. Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil
adalah :
Minimum satu petak parkir mobil / 63 m2
luas lantai total dan minimum satu petak
parkir sepeda motor / 38 m2 luas lantai
total.
Maximum satu petak parkir mobil / 46 m2
luas lantai efektif dan maximum satu petak
parkir sepeda motor / 28 m2 luas lantai
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Dephub. (1998) Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilitas Parkir,
Departemen Perhubungan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
Dinas Tata Kota DKI Jakarta. (1996) Pengelolaan
Tertib Perparkiran Ditinjau dari Aspek
Tata Ruang Perkotaan, Jakarta.
Malkamah, S. (1994) Dampak Suatu Pusat
Kegiatan Terhadap Lalu Lintas, Jurnal
Media Teknik, Universitas Gajah Mada,
Yogjakarta, Tahun XVI Edisi April 1994,
Nomor 1, Yogjakarta.
O’ Flaherty, C.A. (1974) Highway and Traffic
Volume I, 2nd Edition, Institute for
Transport Studies, Leeds.
Oppenlander. J.C. (1978) Manual of Traffic
Engineering Studies, Fourth Edition. Paul
C. Box.
Pandey, S.V. (1998) Karaketeristik Kebutuhan
Parkir Gedung Perkantoran di
Bandung. Tesis Rekayasa Transportasi,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
ITE (1987), Parking Generation, Institute of
Transportation Engineering,
Washington DC.
Pignataro Louis. (1973) Traffic Engineering
Theory and Practice, Prentice Hall
Englewood Cliffs, New Jersey.
Sugiono. (1999) Statistika Untuk Penelitian,
Edisi ke 2, Alfabeta, Bandung.
30