14
ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR PADA BANGUNAN KANTOR PERBANKAN DI KOTA BANJARMASIN Ir. H. Hudan Rahmani, MT DPK (dipekerjakan) di Fak. Teknik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya ABSTRAK Bangunan kantor perbankan yang ada di kota Banjarmasin memiliki tempat parkir tersendiri (off street parking), seperti : Bank BNI 1946, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank Ekonomi, Bank PANIN, Bank LIPPO dan lain-lain yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Banjarmasin, karena keperluan-keperluan transaksi perbankan. Sebenarnya bangunan kantor perbankan tersebut di atas sudah menyediakan tempat parkir tersendiri, namun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat setiap tahunnya akan mengakibatkan lahan parkir yang tersedia semakin sempit pula. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan kebutuhan parkir kendaraan bermotor roda empat dan roda dua pada bangunan kantor perbankan (off street parking) yang ada di kota Banjarmasin. Dalam hal ini kebutuhan parkir tersebut diperhitungkan berdasarkan akumulasi maksimum kendaraan roda empat dan roda dua yang parkir terhadap luas bangunan kantor perbankan, jumlah karyawan dan metoda yang digunakan adalah dengan Analisa Regresi Multi Linear dan Analisis Regresi Linear (sederhana). Akumulasi kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank mencapai maximum terjadi pada siang hari dengan durasi antara 15 menit sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil, akumulasi maximum terjadi antara jam 09.30 11.45 wita, sedangkan akumulasi maximum parkir sepeda motor terjadi antara jam 09.30 11.30 wita. Sedangkan durasi atau lamanya kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank didominasi oleh parkir jangka pendek, dengan durasi sebagaian besar kurang atau sama dengan 15 menit. Dari hasil analisis statistik model regresi terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) terbesar dan memenuhi syarat pengujian statistik. Untuk model kebutuhan parkir mobil variabel yang sangat berpengaruh adalah luas lantai efektif, dengan persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE, dengan nilai R 2 = 0.963. Sedangkan untuk model kebutuhan parkir sepeda motor variabel yang sangat berpengaruh juga luas lantai efektif, dengan persamaan Y = 0,6169 LLE 0,6190 dengan nilai R 2 = 0,973. Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil adalah minimum satu petak parkir per 63 m 2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 46 m 2 luas lantai efektif. Sedangkan standar kebutuhan parkir untuk sepeda motor sebagai berikut : minimum satu petak parkir per 38 m 2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 28 m 2 luas lantai efektif. Kata kunci : kebutuhan parkir, akumulasi parkir, durasi parkir dan linear. 19

ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR PADA BANGUNAN ...jurnal.umpalangkaraya.ac.id/libs/download.php?file=Fak...1) Kendaraan bermotor, yaitu jenis sepeda motor, mobil. 2) Kendaraan tidak bermotor,

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR PADA BANGUNAN KANTOR PERBANKAN

    DI KOTA BANJARMASIN

    Ir. H. Hudan Rahmani, MT

    DPK (dipekerjakan) di Fak. Teknik

    Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

    ABSTRAK

    Bangunan kantor perbankan yang ada di kota Banjarmasin memiliki tempat parkir tersendiri (off street

    parking), seperti : Bank BNI 1946, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank BTN,

    Bank Ekonomi, Bank PANIN, Bank LIPPO dan lain-lain yang banyak dikunjungi oleh masyarakat

    Banjarmasin, karena keperluan-keperluan transaksi perbankan. Sebenarnya bangunan kantor perbankan

    tersebut di atas sudah menyediakan tempat parkir tersendiri, namun seiring dengan bertambahnya jumlah

    penduduk dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat setiap tahunnya akan mengakibatkan

    lahan parkir yang tersedia semakin sempit pula.

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan kebutuhan parkir kendaraan bermotor roda empat

    dan roda dua pada bangunan kantor perbankan (off street parking) yang ada di kota Banjarmasin. Dalam hal

    ini kebutuhan parkir tersebut diperhitungkan berdasarkan akumulasi maksimum kendaraan roda empat dan

    roda dua yang parkir terhadap luas bangunan kantor perbankan, jumlah karyawan dan metoda yang digunakan

    adalah dengan Analisa Regresi Multi Linear dan Analisis Regresi Linear (sederhana).

    Akumulasi kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank mencapai maximum terjadi pada siang hari

    dengan durasi antara 15 menit sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil, akumulasi maximum terjadi

    antara jam 09.30 – 11.45 wita, sedangkan akumulasi maximum parkir sepeda motor terjadi antara jam 09.30 –

    11.30 wita. Sedangkan durasi atau lamanya kendaraan parkir pada gedung perkantoran bank didominasi oleh

    parkir jangka pendek, dengan durasi sebagaian besar kurang atau sama dengan 15 menit. Dari hasil analisis

    statistik model regresi terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) terbesar dan memenuhi

    syarat pengujian statistik. Untuk model kebutuhan parkir mobil variabel yang sangat berpengaruh adalah luas

    lantai efektif, dengan persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE, dengan nilai R2 = 0.963. Sedangkan untuk

    model kebutuhan parkir sepeda motor variabel yang sangat berpengaruh juga luas lantai efektif, dengan

    persamaan Y = 0,6169 LLE 0,6190 dengan nilai R2 = 0,973. Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil

    adalah minimum satu petak parkir per 63 m2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 46 m2 luas

    lantai efektif. Sedangkan standar kebutuhan parkir untuk sepeda motor sebagai berikut : minimum satu petak

    parkir per 38 m2 luas lantai total dan maximum satu petak parkir per 28 m2 luas lantai efektif.

    Kata kunci : kebutuhan parkir, akumulasi parkir, durasi parkir dan linear.

    19

  • I.I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kota Banjarmasin dengan jumlah penduduk

    641.224 Jiwa (BPS, 2002) merupakan kota

    terbesar di Kalimantan. Sebagai Ibukota Propinsi

    Kalimantan Selatan, Banjarmasin tidak terlepas

    dari permasalahan-permasalahan yang berkaitan

    dengan transportasi. Salah satu permasalahan yang

    dijumpai dalam transportasi perkotaan adalah

    masalah perparkiran. Kota-kota besar dan kota-

    kota yang sedang berkembang selalu menghadapi

    permasalahan perparkiran khususnya untuk

    kendaraan bermotor.

    Parkir merupakan salah satu komponen suatu

    sistem transportasi yang perlu dipertimbangkan

    dalam setiap kebijakan. Selama bepergian

    kendaraan tidak lepas untuk melakukan kegiatan

    parkir baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja,

    sekolah, rekreasi dan kegiatan lain (Louis J

    Pignataro (1973, hal 258). Kegiatan-kegiatan

    tersebut bisa dibadan jalan (on street parking) dan

    di luar badan (off street parking).

    Hampir sebagian gedung perkantoran Bank

    dihadapkan dengan masalah penyediaan ruang

    parkir. Salah satu diantaranya adalah kesulitan

    untuk menyediakan fasilitas parkir yang sesuai

    dengan tingkat permintaan yang sebenarnya.

    Kajian-kajian tentang analisa kebutuhan parkir

    gedung perkantoran bank sepengetahuan penulis

    belum pernah dilakukan.

    1.2 Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka

    tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

    1) Karakteristik parkir kendaraan bermotor

    pada gedung perkantoran bank.

    2) Model matematik kebutuhan parkir pada

    gedung perkantoran bank.

    3) Besarnya standar parkir gedung perkantoran

    bank di Banjarmasin.

    1.3 Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

    masukan dan bahan pertimbangan khususnya

    Pemda Kodya Banjarmasin dalam menentukan

    standar kebutuhan parkir pada gedung perkantoran

    pada masa mendatang.

    1.4 Batasan Penelitian

    Adalah gedung perkantoran perbankan yang

    mempunyai tempat parkir sendiri letaknya strategis

    dan mempunyai luas lantai minimum 500 M2.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Identifikasi Masalah Parkir

    Bangkitan parkir tidak dapat tertampung dan tidak

    tersedianya fasilitas parkir di luar badan jalan yang

    tersedia, sehingga meluap ke badan jalan. Luapan

    parkir di badan jalan akan mengakibatkan

    gangguan kelancaran arus lalu lintas. (Dephub.

    1999)

    2.2 Jenis Parkir

    1) Parkir di badan jalan yang mengambil tempat

    di sepanjang badan jalan.

    2) Parkir di luar badan jalan yang menempati

    pelataran parkir tertentu.

    2.3 Macam Parkir Diluar Badan

    1) Taman Parkir yang dibuat di daerah terbuka

    berfungsi sebagai penghijauan.

    2) Bangunan Parkir, yaitu tempat parkir khusus

    didalam bangunan.

    3) Parkir pada gedung parkir, yaitu bangunan

    tempat parkir bertingkat.

    2.4 Jenis Kendaraan Parkir

    20

  • 1) Kendaraan bermotor, yaitu jenis sepeda motor,

    mobil.

    2) Kendaraan tidak bermotor, yaitu sejenis

    sepeda, becak dan gerobak.

    2.5 Konsep Dasar Penanganan Masalah Parkir

    a. Kajian terhadap besar permintaan parkir,

    b. Kajian terhadap besar penyediaan fasilitas

    parkir.

    2.5.1 Permintaan dan Penyediaan Fasilitas

    Parkir

    a. Kajian terhadap besar permintaan parkir

    Besaran permintaan parkir pada suatu kawasan

    ruas jalan sangat dipengaruhi oleh pola tata

    guna lahan di kawasan yang bersangkutan,

    adanya persyaratan penyediaan fasilitas parkir

    pada pusat kegiatan dapat sebagai persyaratan

    dalam pembuatan IMB (Ijin Mendirikan

    Bangunan).

    b. Kajian terhadap besar penyediaan fasilitas

    parkir

    Penyediaan fasilitas parkir kendaraan di

    perkotaan pada prinsipnya dapat dilakukan di

    badan jalan dan di luar badan jalan dengan

    persyaratan yang tertentu.

    Khusus penyediaan parkir di luar badan jalan dapat

    berupa :

    a. Pelataran/taman parkir,

    b. Gedung parkir.

    2.5.2 Karakteristik Parkir

    a. Merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di

    suatu tempat pada waktu tertentu. Untuk

    menghitung akumulasi parkir digunakan

    persamaan :

    Akumulasi = Ei – Ex

    Dimana, Ei = Entry (kendaraan yang

    masuk lokasi) dan Ex = Extry (kendaraan

    yang keluar lokasi)

    b. Merupakan lamanya suatu kendaraan berada

    di tempat parkir dalam menit atau jam. Durasi

    parkir dihitung dengan persamaan :

    Durasi = Extime – Entime

    c. Turnover Parkir (tingkat pergantian parkir)

    yaitu suatu konstanta yang menunjukkan

    tingkat penggunaan ruang parkir dan

    diperoleh dengan membagi volume kendaraan

    yang parkir pada periode tertentu dengan

    jumlah ruang parkir yang tersedia.

    d. Indeks Parkir adalah perbandingan antara

    akumulasi parkir maksimum dengan jumlah

    ruang parkir yang tersedia.

    e. Kapasitas Dinamis Parkir yaitu perbandingan

    antara jumlah ruang parkir yang tersedia

    dikalikan dengan lama operasi dibagi dengan

    durasi parkir rata-rata.

    2.5.3 Metode-metode Dalam Menentukan

    Jumlah Ruang Parkir

    1. Metode yang berdasarkan pada kepemilikan

    kendaraan. Seperti pada tabel 2.1

    2. Metode berdasarkan ratio luas lantai

    bangunan

    Tabel 2.1 Prosentase kendaraan parkir pada

    daerah pusat di kota-kota Amerika dalam

    hubungannya dengan jumlah kendaraan yang

    terdaftar di kota-kota tersebut.

    21

  • Tahun

    Jumlah kendaraan

    per 1000 penduduk

    Interval penduduk

    (juta)

    Jumlah

    kendaraan

    Jumlah maksimum kendaraan parkir

    pada pusat wilayah

    Jumlah Prosentase

    1950 380 0,005 – 0,01 3000 480 16,3

    1950 380 0,01 – 0,025 6800 1180 17,1

    1950 330 0,025 – 0,05 11900 1950 16,5

    1950 320 0,05 – 0,1 25600 4450 17,6

    1950 320 0,1 – 0,25 52000 5700 10,7

    1948 260 0,25 – 0,5 95000 9140 9,6

    1947 240 0,5 – 1 132000 12000 9,6

    1954 300 > 1 390000 23400 6

    Metode ini secara garis besar dapat dilihat pada

    Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.4 :

    Tabel 2.2 Kriteria kebutuhan parkir untuk

    perkantoran

    Mode

    Rentang

    data yang

    berlaku

    Parkir yang harus

    tersedia

    Minimum Maksimum

    Model

    pnp

    Sepeda

    motor

    LAT >

    5000 m2

    LAE >

    4000 m2

    PPK > Rp

    1,4 juta

    LAT >

    5000 m2

    LAE >

    4000 m2

    PPK > Rp

    1,4 juta

    1 % LAT 2 % LAT

    5 % LAT

    Sumber : Hasil Studi Ditjendat dan (UGM), 1995

    Dikutip dari : Menuju Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan Yang tertib

    Keterangan : LAT = Lulus Areal Total

    LAE = Lulus Areal Efektif

    PPk = Pendapatan Perparkiran

    Harga Berlaku

    Tabel 2.3 Kebutuhan Tempat Parkir (Dinas Tata

    Kota DKI, 1996)

    Perkantoran Satu petak parkir per 75

    m2 luas lantai bangunan

    Bangunan Rumah

    Tinggal

    Flat Apartemen

    Satu petak parkir per 75 l

    m2 luas lantai, satuan

    petak parkir dengan

    standar ukuran parkir

    untuk mobil

    Hotel Berbintang 4 &

    5

    Satu petak parkir per 100

    m2 luas lantai bangunan

    Hotel Berbintang 2 &

    3

    Satu petak perkir per 140

    m2 luas lantai bangunan

    Bangunan

    Toko/Perdagangan

    Satu petak parkir per 50

    m2 luas lantai bangunan

    Bangunan

    Restoran/Club Hiburan

    Satu petak parkir per 20

    m2 luas lantai bangunan

    3. Metode yang menitik beratkan pada kapasitas

    jalan yang berkaitan dengan pusat wilayah

    selama periode sibuk.

    Jumlah ruang parkir (P) yang dinyatakan sebagai

    berikut :

    Jumlah ruang parkir (P) yang dinyatakan sebagai

    berikut :

    P = 2 CK/100 (2.1)

    Dimana : C = Kapasitas dari jalan yang

    menuju ke pusat wilayah

    K = Prosentase dari kapasitas

    yang digunakan oleh kendaraan menerus.

    4. Metode mencari selisih terbesar antara

    kedatangan dan keluaran kendaraan

    Akumulasi maksimum dapat dilihat contoh pada

    gambar 2.1

    22

  • 2.6 Peramalan Model Dalam Menentukan

    Kebutuhan Parkir

    Peramalan dengan metode analisa regresi (Walpole,

    1995) dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

    1). Analisa regresi linier sederhana.

    2). Analisa regresi linier berganda.

    3). Analisa regresi non linier.

    2.6.1 Analisa Regresi Linier Sederhana

    Memberikan suatu persamaan linier dengan bentuk

    sebagai berikut :

    Y = a + bx ............................... (2.2)

    Dimana : a = konstanta

    b = koefisien regresi

    Konstanta a dan koefisien regresi b dapat dihitung

    dari persamaan normal sederhana :

    Σy = n. a + b. X......................... (2.3)

    Σxy = a. Σx + b. x ...................... (2.4)

    Dimana : n = banyaknya sampel.

    Selanjutnya disederhanakan sehingga diperoleh harga

    a dan b sebagai berikut :

    b =

    22.

    ..

    xxn

    yxyxn................................(2.5)

    a =

    n

    xby ......................................(2.6)

    Cara diatas disebut metode kwadrat terkecil (least

    square method).

    2.6.2 Analisa Regresi Linier Berganda

    Bentuk umum persamaan hasil analisa berganda

    adalah :

    Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b1 x3 + .......bi xi ...........(2.7)

    Dimana konstanta a dan koefisien regresi berganda

    dapat bi diperoleh dengan menggunakan metode

    kuadrat terkecil dengan beberapa persamaan sebagai

    berikut :

    Σy = n. a + b1.Σx1 + b2.Σx2 + b3.Σx3 ........... bi.Σxi

    Σyx1 = aΣx1 + b1.Σx12 + b2. Σx1. Σx2 + b2. Σx1.x3 -

    ...........bi. Σx1. xi

    Σyx2 = aΣx2 + b1.Σx1. x2 + b2. Σx22 – b3. Σx2.x3 -

    ...........bi. Σx2. x2

    Σyx3 = aΣx3 + b1.Σx1. x3 + b2. Σx2. x2 + b3. Σx32 -

    ...........bi. Σx3. xi

    Σyx4 = aΣxi + b1.Σx1. xi + b2. Σx2. xi + b3. Σx3. xi -

    ...........bi. Σxi2 ...............................................(2.8)

    Dengan sejumlah i + 1 persamaan dengan sejumlah i

    + 1 bilangan yang tidak diketahui maka konstanta a

    dan koefisien regresi bi dapat dihitung.

    2.6.3 Analisa Regresi Non Linier

    Disamping peramalan dengan analisa regresi linier

    dipakai juga metode regresi non linier (Walpole,

    1995) :

    a. Metode Logarithmic.

    Persamaannya sebagai berikut : Y = a + b. Ln.

    X .......................................................(2.9)

    b. Metode Inverse/Kebalikan. Y = a + b/x

    ...............................................................(2.10)

    c. Metode Power/Pangkat.

    Persamaannya sebagai berikut : Y = a xh

    ................... ..............................................(2.11)

    atau

    Ln (y) = Ln. a + b. Ln. x .....................(2.12)

    d. Metode Exponensial.

    Y = a eh.x ..........................(2.13)

    atau

    Ln (y) = Ln. a + b. X .........(2.14)

    23

  • 2.6.4 Analisa Korelasi

    - Yang besarnya antara 0 – 1 ( 0

  • 4 Office Park P = 2.58 (X) – 14.03

    X = Luas Gedung

    P = Ruang Parkir Puncak Terhuni

    0.906 24

    5 Office Park P = [ (1.14 / X) + 0.00050 ]-1

    X = Luas Gedung

    P = Ruang Parkir Puncak Terhuni

    0.903 10

    Sumber : Parking Generation, Institute Of Transportation Engineers

    Menurut Pandey (1998), model kebutuhan parkir gedung perkantoran untuk kota Bandung adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 2.5 Model kebutuhan parkir mobil

    No Parameter Persamaan

    Regresi R2

    1 Luas lantai

    total

    Y = 0,0177 .

    x10.9756

    0,5787

    2 Luas lantai

    terpakai

    Y = 21,8219 .

    x20.0002

    0,7811

    3 Pegawai total Y = 1,5790 .

    x30.7196

    0,7944

    4 Pegawai hadir Y = 1,5162 .

    x40.7447

    0,7755

    5 Pengunjung Y = 1.0872 .

    x50.6757

    0,5732

    6 Pegawai total

    dan

    pengunjung

    Y = –1,1137 +

    0,1318 x3 +

    0,5385 x5

    0,7731

    7 Pegawai hadir

    dan

    pengunjung

    Y = 1,7863 +

    0,1592 x4 +

    1,7863 x5

    0,7459

    Sumber : Pandey, 1998

    Keterangan :

    Y = Akumulasi parkir x3 = Jumlah

    pegawai total

    x1 = Luas lantai total x4 = Jumlah

    pegawai hadir

    x2 = Luas lantai terpakai x5 = Jumlah

    pengunjung

    Tabel 2.6 Model kebutuhan parkir untuk

    sepeda motor

    No Parameter Persamaan

    Regresi R2

    1 Luas lantai

    terpakai

    Y =

    28,4470 .

    e0,0001.x2

    0,4268

    2 Pegawai hadir

    Y =

    8,1085 .

    x30,3471

    0,4369

    Sumber : Pandey, 1998

    Tabel 2.7 Standar kebutuhan parkir mobil

    No Parameter 1 tempat parkir

    1 Luas lantai total 70,44 m2

    2 Luas lantai terpakai 59,09 m2

    3 Pegawai total 3,7 orang

    4 Pegawai hadir 3,1 orang

    5 Pengunjung 9,9 orang

    6 Pegawai total dan

    pengunjung

    23,2 orang

    7 Pegawai hadir dan

    pengunjung

    7,1 orang

    Sumber : Pandey, 1998

    Tabel 2.8 Standar kebutuhan parkir untuk

    sepeda motor

    No Parameter 1 tempat parkir

    1 Luas lantai terpakai 115,91 m2 2 Jumlah pegawai hadir 7,3 orang

    Sumber : Pandey, 1998

    25

  • 4.2. Pengolahan Data

    4.2.1. Akumulasi Parkir, seperti pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Data Gedung Perkantoran Bank dan

    Data Akumulasi Maximum serta

    Jumlah Pengunjung

    Sebagai contoh pada gambar 4.1. menunjukkan

    akumulasi parkir mobil pada Bank BPD Kalsel

    serta gambar 4.2. menunjukkan akumulasi parkir

    sepeda motor pada Bank BPD Kalsel.

    Gambar 4.1. Grafik Akumulasi Parkir Mobil Pada

    Gedung Bank BPD Kalsel

    26

  • Gambar 4.2. Grafik Akumulasi Parkir Sepeda

    Motor Pada Gedung Bank BPD Kalsel

    4.2.2. Durasi Parkir

    Tabel 4.4 merupakan salah satu contoh

    hasil perhitungan hubungan durasi dengan jumlah

    kendaraan pada gedung Bank BPD Kalsel.

    Sedangkan histograf, durasi parkir ditunjukkan

    pada gambar 4.3.

    Tabel 4.4. Durasi Parkir Mobil Gedung Bank

    BPD Kalsel

    5. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    5.1 Karakteristik Parkir

    5.1.1 Akumulasi Parkir

    5.1.2 Durasi Parkir

    Gambar 5.1 dan 5.2 memperlihatkan durasi

    parkir

    Dari gambar 5.1 dapat diketahui prosentase

    komulatif kendaraan mobil yang parkir berdasarkan

    durasinya, yaitu :

    37,70 % parkir mobil, mempunyai durasi kurang

    atau sama dengan 15 menit.

    55 % parkir mobil, mempunyai durasi kurang atau

    sama dengan 27 menit.

    Sedangkan untuk parkir sepeda motor, berdasarkan

    gambar 5.2 diperoleh :

    39,40 % parkir sepeda motor, mempunyai durasi

    kurang atau sama dengan 15 menit.

    55 % parkir sepeda motor, mempunyai durasi

    kurang atau sama dengan 30 menit.

    Sedangkan persentase kendaraan parkir berdasarkan

    durasinya dapat dilihat pada gambar 5.3 dan 5.4.

    Gambar di atas menunjukkan bahwa parkir

    mobil dan sepeda motor pada gedung

    perbankan termasuk parkir jangka pendek.

    5.2 Model Kebutuhan Parkir

    5.2.1 Variabel Bebas dan Tak Bebas

    Variabel bebas yaitu LLT, LLE jumlah

    karyawan dan jumlah pengunjung

    Variabel tak bebas untuk mobil dan

    sepeda motor adalah akumulasi tertinggi

    27

  • Tabel 5.3 Nilai Korelasi (r) Antar Variabel Untuk

    Permodelan Parkir Sepeda Motor

    Variabel Y1 X1 X2 X3 X42

    X1 0.979 -

    X2 0.979 0.981 -

    X3 0.930 0.901 0.952 -

    X42 0.791 0.708 0.753 0.770 -

    Tabel 5.2 Nilai Korelasi (r) Antar Variabel Untuk

    Permodelan Parkir Model

    Variabel Y1 X1 X2 X3 X41

    X1 0.972 -

    X2 0.981 0.981 -

    X3 0.924 0.901 0.953 -

    X41 0.744 0.756 0.783 0.808 -

    a. Jumlah karyawan dengan Akumulasi Parkir Mobil b. Jumlah pengunjung dengan Akumulasi Parkir Mobil

    No Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value

    1 Linier y = -5.8665+ 0.5351 KAR 0.855 0.834 0.000 Y = 12.5707 + 0.0244 PM 0.554 0.49 0.022

    2 Logarithmi

    c

    y = -156.23+ 44.9287Ln KAR 0.776 0.744 0.000 Y = -137.92 + 25.9885 Ln PM 0.604 0.547 0.014

    3 Inverse y = 81.6212 – 3040.3 / KAR 0.649 0.599 0.009 Y = 63.4114 – 18311 / PM 0.557 0.493 0.021

    4 Power y = 0.2186 LLT0.1.1607 0.745 0.709 0.004 Y = 0.1932 PM0.7592 0.742 0.705 0.000

    5 Exponential y = 17.8374 e0.0128 KAR 0.709 0.668 0.022 Y = 16.6092 e0.0007 PM 0.581 0.521 0.017

    Tabel 5.4 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara LLT dan LLE dengan Akumulasi Parkir Mobil

    a. Jumlah karyawan dengan Akumulasi Parkir Mobil

    b. Jumlah pengunjung dengan Akumulasi Parkir Mobil

    No. Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value

    1 Linier y = 12.6501 + 0.0093 LLT 0.946 0.938 0.000 Y = 12.7712 + 0.0128 LLE

    0.963 0.957 0.000

    2 Logarithmic y = -131.78 + 22.3736Ln LLT 0.829 0.804 0.000 Y = -145.68 + 25.1696 Ln LLE

    0.884 0.868 0.000

    3 Inverse y = 58.2153 – 28169 / LLT 0.616 0.561 0.012 Y = 62.1916 – 26999 / LLE

    0.677 0.63 0.006

    4 Power y = 0.2869 LLT0.06252 0.932 0.922 0.000 Y = 0.2258 LLE0.6830 0.938 0.929 0.000

    5 Exponential y = 17.8374 e0.0002 LLT 0.807 0.779 0.000 Y = 18.1282 e0.0003 LLE

    0.787 0.757 0.000

    5.2.2 Matrik Korelasi

    Untuk penyempurnaan analisis model, ukuran tidak baik dan baik berasal dari (-1

  • Tabel 5.6 Hasil Analisis Regresi Hubungan LLT dan LLE dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor

    5.6. Standar kebutuhan parkir mobil dan sepeda motor, terlihat pada tabel 5.14 dan 5.15

    Tabel 5.9 Standar Kebutuhan Parkir Mobil Tabel 5.10 Standar Kebutuhan Parkir Sepeda Motor

    No. Parameter 1 Petak Parkir No. Parameter 1 Petak Parkir

    1.

    2.

    Luas Lantai Total

    Luas Lantai Efektif

    63 m2

    46 m2

    1.

    2.

    Luas Lantai Total

    Luas Lantai Efektif

    38 m2

    28 m2

    6.

    Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antara Jumlah Karyawan dan Jumlah Pengunjung dengan

    Akumulasi Parkir Sepeda Motor

    29

    a. Jumlah Karyawan dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor b. Jumlah Pengunjung dengan Akumulasi Parkir Sepeda

    Motor

    No. Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value

    1 Linier Y = -2.5818 + 0.8041 KAR 0.866 0.846 0.000 Y = 17.1418 + 0.0493 PS 0.625 0.572 0.011

    2 Logarithmic Y = -234.66 + 68.9275 Ln KAR 0.819 0.793 0.000 Y = -244.54 + 45.9626 Ln PS 0.686 0.641 0.006

    3 Inverse Y = 131.35 – 4743.3 / KAR 0.709 0.668 0.004 Y = 104.809 – 28638 / PS 0.607 0.551 0.013

    4 Power Y = 0.5589 KAR0.5601 0.798 0.769 0.000 Y = 0.2694 (PS)0.7979 0.839 0.816 0.000

    5 Exponential Y = 21.5625 e0.0002 KAR 0.752 0.717 0.000 Y = 26.1975 e0.0008 PS 0.702 0.659 0.005

    a. LLT dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor b. LLE dengan Akumulasi Parkir Sepeda Motor

    No. Model Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value

    1 Linier Y = 25.2253 + 0.0140 LLT 0.959 0.953 0.000 Y = 25.7582 + 0.0191 LLE 0.959 0.953 0.000

    2 Logarithmic Y = 196.05 + 34.1776 Ln

    LLT

    0.868 0.849 0.000 Y = -217.55 + 38.4872 Ln

    LLE

    0.928 0.917 0.000

    3 Inverse Y = 94.2194 – 43064 / LLT 0.646 0.956 0.009 Y = 100.622 – 41647 /

    LLE

    0.722 0.683 0.004

    4 Power Y = 0.8052 LLT0.5601 0.945 0.937 0.000 Y = 0.6169 LLE0.6190 0.973 0.97 0.000

    5 Exponential Y = 32.323 e0.0002 LLT 0.839 0.816 0.000 Y = 32.7977 e0.0003 LLE 0.819 0.794 0.000

    5.5 Model Kebutuhan Parkir yang Terjadi 5.5.1 Model regresi kebutuhan parkir mobil, terlihat pada tabel 5.8.a 5.5.2 Model regresi kebutuhan sepeda motor, terlihat pada tabel 5.8.b

    Tabel 5.8 Model Regresi Kebutuhan Parkir Mobil dan Sepeda Motor pada Bangunan Bank

    a. Model kebutuhan parkir mobil b. Model kebutuhan parkir sepeda motor

    No. Variabel

    Bebas Persamaan R2 R2 Adj p-Value Persamaan R2 R2 Adj p-Value

    1 Luas Lantai

    Total

    Y = 12.6501 + 0.0093 LLT 0.946 0.938 0.000 Y2 = 25.2253 + 0.0140 LLT 0.959 0.953 0.011

    2 Luas Lantai

    Efektif

    Y1 = 12.7712 + 0.0128 LLE 0.963 0.957 0.000 Y2 = 0.6169 LLE0.6190 0.973 0.970 0.006

    3 Jumlah

    Karyawan

    Y1 = -5.8665 + 0.5351 KAR 0.855 0.834 0.001 Y2 = -2.5818 + 0.8041 KAR 0.866 0.846 0.013

    4 Jumlah

    Pengunjung

    Y1 = 0.1932 (Pm)0.7592 0.742 0.705 0.002 Y2 = 0.0932 (PS)0.7979 0.839 0.816 0.000

  • 7. KESIMPULAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis

    yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Akumulasi kendaraan parkir pada gedung

    perkantoran bank mencapai maximum terjadi

    pada siang hari dengan durasi antara 15 menit

    sampai dengan 30 menit. Untuk parkir mobil,

    akumulasi maximum terjadi antara jam 09.30

    – 11.45 WITA, sedangkan akumulasi

    maximum parkir sepeda motor terjadi antara

    jam 09.30 – 11.30 WITA. Sedangkan durasi

    atau lamanya kendaraan parkir pada gedung

    perkantoran bank didominasu oleh parkir

    jangka pendek, dengan durasi sebagian besar

    kurang atau sama dengan 15 menit.

    2. Dari hasil analisis statistik, model regresi

    terbaik dipilih berdasarkan nilai koefisien

    determinasi (R2) terbesar dan memenuhi

    syarat pengujian statistik. Untuk model

    kebutuhan luas lantai efektif, dengan

    persamaan Y = 12,7712 + 0,0128 LLE,

    dengan nilai R2 = 0.963. Sedangkan untuk

    model kebutuhan parkir sepeda motor

    variabel yang sangat berpengaruh juga luas

    lantai efektif, dengan persamaan Y = 0,6169

    LLE0,6190 dengan nilai R2 = 0,973.

    3. Standar kebutuhan parkir, untuk parkir mobil

    adalah :

    Minimum satu petak parkir mobil / 63 m2

    luas lantai total dan minimum satu petak

    parkir sepeda motor / 38 m2 luas lantai

    total.

    Maximum satu petak parkir mobil / 46 m2

    luas lantai efektif dan maximum satu petak

    parkir sepeda motor / 28 m2 luas lantai

    efektif.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dephub. (1998) Pedoman Perencanaan dan

    Pengoperasian Fasilitas Parkir,

    Departemen Perhubungan, Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.

    Dinas Tata Kota DKI Jakarta. (1996) Pengelolaan

    Tertib Perparkiran Ditinjau dari Aspek

    Tata Ruang Perkotaan, Jakarta.

    Malkamah, S. (1994) Dampak Suatu Pusat

    Kegiatan Terhadap Lalu Lintas, Jurnal

    Media Teknik, Universitas Gajah Mada,

    Yogjakarta, Tahun XVI Edisi April 1994,

    Nomor 1, Yogjakarta.

    O’ Flaherty, C.A. (1974) Highway and Traffic

    Volume I, 2nd Edition, Institute for

    Transport Studies, Leeds.

    Oppenlander. J.C. (1978) Manual of Traffic

    Engineering Studies, Fourth Edition. Paul

    C. Box.

    Pandey, S.V. (1998) Karaketeristik Kebutuhan

    Parkir Gedung Perkantoran di

    Bandung. Tesis Rekayasa Transportasi,

    Institut Teknologi Bandung, Bandung.

    ITE (1987), Parking Generation, Institute of

    Transportation Engineering,

    Washington DC.

    Pignataro Louis. (1973) Traffic Engineering

    Theory and Practice, Prentice Hall

    Englewood Cliffs, New Jersey.

    Sugiono. (1999) Statistika Untuk Penelitian,

    Edisi ke 2, Alfabeta, Bandung.

    30