Upload
sitiaminah25
View
130
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan suatu alat bagi manusia yang berfungsi untuk
memfasilitasi pergerakan dan akses bagi pemenuhan berbagai kebutuhan hidup
manusia seperti pendidikan, kesehatan, hiburan, interaksi sosial dan lain-lain.
Peningkatan kualitas hidup manusia dengan terpenuhinya kebutuhan inilah yang
harus menjadi tujuan utama sebuah sistem transportasi.
Namun, kegagalan kebijakan dan kinerja sistem transportasi yang dilakukan
selama ini justru menjadikan transportasi sebagai salah satu faktor yang dapat
mereduksi kualitas kehidupan manusia. Transportasi merupakan salah satu
penyumbang terbesar masalah pencemaran udara dan air, Kebisingan, serta
pemanasan global. Kemacetan di perkotaan akibat melimpahnya penggunanya
kendaraan bermotor roda empat juga menjadi salah satu faktor yang mengurangi
efektivitas transportasi.
Kesadaran mengenai hal ini telah membawa dunia pada suatu konsep baru yaitu
sistem transportasi berkelanjutan. Sistem transportasi berkelanjutan didasarkan
pada prinsip pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dengan mempertimbangkan
kebutuhan generasi yang akan datang, dengan tiga prinsip utama yaitu
aksesibilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan, sehingga tujuan utama
transportasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dapat tercapai.
Salah satu aplikasi dari ide mengenai transportasi berkelanjutan adalah bike
sharing, yang mulai populer dan banyak diaplikasikan di kota-kota besar dunia
sebagai salah satu alternatif transportasi. Kota-kota besar dunia yang telah
dianggap sukses dalam penerapan bike sharing sebagai alternatif transportasi
antara lain, Paris, Barcelona dan Vienna.
1
Bike sharing merupakan program/layanan penyediaan sepeda yang dapat
digunakan bersama. Program bike sharing yang ada saat ini, biasanya
diorganisir oleh komunitas lokal maupun swasta yang menetapkan biaya
tertentu atas pemakaian sepeda.
Konsep utama dari program Bike-sharing adalah menyediakan akses untuk
penggunaan sepeda pada jarak tempuh yang dekat sebagai alternatif dari
kendaraan bermotor, sehingga dapat mengurangi kemacetan, kebisingan, dan
emisi gas buang kendaraan. Kelebihan program ini adalah murahnya biaya awal
jika dibandingkan dengan transportasi massal lain seperti Bus Rapid Transit dll,
serta dapat menjadi penghubung antara transportasi massal, dan solusi problem
last-mile pada transportasi perkotaan.
Sebelum menerapkan program bike sharing ini tentunya harus diperhatikan
kebersediaan pengguna transportasi untuk menggunakan bike sharing.
Di dalam tugas akhir ini akan diteliti mengenai kemauan berpindah moda dari
kendaraan pribadi ke penggunaan sepeda pada layanan bike sharing, dengan
menggunakan metode Stated Preference.
Stated Preference (SP) adalah suatu metode pengumpulan data, dimana data yang
diperoleh diambil dari hasil pernyataan atas preferensi individual terhadap suatu
alternatif pilihan, yang coba dibandingkan dengan beberapa alternatif pilihan
lainnya.
Metode ini digunakan untuk mengamati dan memprediksi faktor yang
mempengaruhi kebersediaan pengguna kendaraan pribadi, terutama roda empat ke
layanan bike sharing.
Faktor-faktor yang dianalisis antara lain, pengaruh biaya parkir di tempat tujuan,
tarif yang dibebankan terhadap pengguna layanan bike sharing, serta jarak tempuh
dari station bike sharing terdekat dengan tempat tujuan.
2
Asumsi yang digunakan adalah tersedianya jalur khusus untuk sepeda antar
station bike sharing, sehingga faktor kenyamanan dan keamanan bersepeda di
jalan raya tidak diperhitungkan dalam analisis kuantitatif.
Responden yang dipilih adalah residen dari apartemen dalam Kota Bandung yang
terbiasa menggunakan kendaraan roda empat dalam keseharian untuk
bekerja/akses pendidikan untuk jarak dekat.
I.2 Tujuan
Tujuan penulisan tugas akhir ini antara lain:
Mempelajari dan menuliskan sistem transportasi berkelanjutan, dengan
studi kasus di Kota Portland
Mempelajari dan menuliskan berbagai metode yang terintegrasi dalam
rangka menciptakan transportasi berkelanjutan di Kota Portland, sehingga
bisa menjadi contoh penerapan system transportasi berkelanjutan di
Indonesia
Analisis tingkat keberhasilan penerapan system transportasi berkelanjutan
di Kota Portland
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup studi literature ini mencakup:
Sistem transportasi massal yang dipilih oleh kota Portland terutama dalam
kurun waktu satu dasawarsa terakhir, khususnya system Bus Rapid Transit
dan Street car.
Detail sarana dan prasarana transportasi Kota Portland yang
mengakomodasi kebutuhan orang tua, penyandang cacat dan wanita.
Konsep dan perencanaan pengembangan kawasan terpadu di perkotaan
yang berprinsip pada Transit Oriented Development (TOD).
Konsep dan desain sistem drainase Portland Green Street
3
Inovasi-inovasi one-point bike sharing and car sharing
I.4 Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
Membahas secara garis besar latar belakang, memaparkan tujuan pengerjaan tugas
akhir, serta memaparkan gambaran mengenai ruang lingkup dan sistematika
pembahasan masalah.
Bab II Studi Pustaka
Menjelaskan dasar teori yang terkait dengan sistem transportasi berkelanjutan,
meliputi pengertian, aspek-aspek dan indikator keberhasilan dari pelaksanaan
transportasi berkelanjutan serta gambaran umum kota Portland, meliputi kondisi
sosial-geografi dan permasalahan transportasi yang ada.
Bab III Metodologi
Metodologi berisi rancangan pelaksanaan tugas akhir yang meliputi metodologi
penelitian, pengumpu
Bab IV Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota Portland
Penjelasan mengenai system transportasi berkelanjutan di Kota Portland meliputi,
pemilihan transportasi massal yang digunakan, dukungan sarana dan prasarana,
inovasi-inovasi yang telah dilakukan dan analisis keberhasilan penerapan system
transportasi berkelanjutan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dan saran dari penulisan tugas akhir ini.
4
BAB II Teori Dasar
II.1 Sistem Transportasi Berkelanjutan
Pengertian Sistem Transportasi Berkelanjutan
Transportasi berkelanjutan dapat diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan
mobilitas generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan kebutuhan
generasi yang akan datang. Definisi lain mengenai transportasi berkelanjutan yaitu
suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan
kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas
yang ada secara konsisten dengan memperhatikan: (a) penggunaan sumber daya
terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat regenerasinya; dan (b)
penggunaan sumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari
tingkat pengembangan sumber daya alternatif yang terbarukan (OECD, 1994).
Transportasi berkelanjutan merupakan sebuah integrasi dari sistem, kebijakan dan
penerapan teknologi.
Ada 3 hal yang menjadi prinsip utama dalam sebuah sistem transportasi
berkelanjutan yaitu aksesibilitas, kesetaraan, dan dampak lingkungan (Schipper,
2002). Aksesibilitas, terutama aksesibilitas angkutan publik diutamakan
dibandingkan dengan mobilitas angkutan pribadi. Perencanaan suatu sistem
transportasi berkelanjutan akan berdasar pada perencanaan angkutan publik,
bukan pada angkutan pribadi. Kesetaraan yaitu jaminan transportasi yang nyaman
dan aman dapat dijangkau oleh semua kalangan, pembagian penggunaan ruang
dan pemanfaat infrastruktur secara adil dan sesuai peruntukannya. Dampak
terhadap lingkungan merupakan salah satu bahasan utama dalam perencanaan
transportasi berkelanjutan, pengurangan dampak lingkungan dilakukan dengan
minimasi penggunaan bahan bakar, maupun kampanye penggunaan transportasi
massal. Dampak lingkungan akibat adanya suatu prasarana transportasi juga
5
dipertimbangkan, misalnya berkurangnya tanah resapan. Sebagai sebuah sistem
yang tidak lepas dari sistem perkotaan itu sendiri, sarana dan prasarana
transportasi juga dapat dimanfaatkan untuk menambah kualitas lingkungan hijau
di suatu kota, seperti yang dilakukan Portland pada Green streetnya, yang mampu
mengurangi polution run-off.
Secara umum, sistem transportasi berkelanjutan bertujuan mengembalikan fungsi
transportasi ke awal, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dengan adanya
pelayanan akses bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia.
Aspek-aspek Sistem Transportasi Berkelanjutan
Transportasi berkelanjutan haruslah menyediakan berbagai aspek dibawah ini
(Dill, 2007):
Menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang beragam, mulai dari
berjalan kaki, bersepeda, berbagai tipe angkutan public seperti monorail,
bus rapid transit, serta kendaraan pribadi.
Sesuai dengan prinsip kesetaraan, pilihan transportasi yang ada hendaknya
dapat mengakomodasi kebutuhan transportasi yang aman dan nyaman bagi
semua kalangan meliputi, perempuan, orang tua serta orang cacat.
Transportasi juga harus nyaman baik untuk kepentingan pribadi maupun
komersial, misalkan transportasi barang dan jasa.
Biaya transportasi yang terjangkau, hal ini juga bisa disiasati dengan
pemberian subsidi untuk kalangan tertentu. Untuk transportasi publik
biaya yang dikeluarkan harus lebih rendah dibandingkan biaya perjalanan
dengan kendaraan pribadi.
Meminimalkan dampak lingkungan. Hal ini dapat dilakukan melalu
berbagai pendekatan, baik teknologi maupun kebijakan. Kota yang
dibangun dengan prasarana yang nyaman bagi pejalan kaki dan pesepeda
tentunya akan menarik pengguna transportasi untuk memilih jenis
transportasi tersebut, yang akhirnya akan berdampak pada berkurangnya
6
emisi yang dihasilkan. Kebijakan public juga dapat dilakukan dengan
penerapan traffic demand management untuk mengurangi volume
kendaraan pada jam sibuk, sehingga meminimalisir kemacetan.
Pendekatan teknologi dapat dilakukan dengan penggunaan moda-moda
yang ramah lingkungan, mulai dari sepeda hingga mobil yang irit bahan
bakar ataupun berbahan bakar alternative yang menghasilkan gas buangan
yang lebih sedikit. Penerapan teknologi lain contohnya green street kota
Portland, yang bertujuan untuk menambah daerah serapan serta drainase
yang berfungi untuk meminimalkan polusi dari air limpasan.
Indikator keberlanjutan sistem transportasi
Dalam menentukan keberlanjutan suatu system transportasi, diperlukan indicator-
indikator tertentu. Belum ada indikator-indikator yang dianggap baku dalam
menentukan keberlanjutan sebuah sistem transportasi.
Litman (2005), memberikan beberapa rekomendasi kriteria pemilihan indikator
dalam mengukur kinerja transportasi, antara lain:
Komprehensif, indikator harus dapat mencerminkan dampak
ekonomi, social dan lingkungan.
Kemanfaatan, pilih indicator yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Ketersediaan data, pilih inikator yang didasarkan pada data yang
tersedia atau dapat dikumpulkan dengan sumberdaya yang ada
Mudah dimengerti, indicator dapat dimengerti oleh para ahli dan
masyarakat luas.
7
II.2 Gambaran Umum Kota Portland
Geografis
Portland merupakan sebuah kota yang terletak di Negara bagian Oregon, Amerika
Serikat, berada dekat dengan pertemuan dua buah sungai, yakni sungai Wilamette
dan sungai Columbia. Kota Portland memiliki total wilayah seluas 375.78 km2,
dengan wilayah yang tertutupi air seluas 30.20 km2 atau 8,04% persen dari total
wilayah.
Kota Portland memiliki ketinggian 50 kaki dari permukaan air laut, dengan titik
tertingginya 1,280 kaki.
Demografi
Kepadatan penduduk kota Portland pada tahun 2011 diperkirakan mencapai
1,689.2/km2. Kota Portland merupakan kota dengan populasi terbanyak ke 29 di
Amerika serikat. Berikut data pertumbuhan penduduk di Kota Portland menurut
US Census Bureau (2013).
Tahun Sensus Populasi %±
1950 373,628 22.3%
1960 372,676 −0.3%
1970 382,619 2.7%
1980 366,383 −4.2%
8
1990 437,319 19.4%
2000 529,121 21.0%
2010 583,776 10.3%
Est. 2011 593,820 1.7%
http://web.archive.org/web/20130128075656/http://www.census.gov/prod/www/abs/
decennial/.
2011 estimate
9
BAB III Metodologi
III.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan rancangan yang dibuat sebagai acuan dalam
melakukan studi literature ini sehingga dalam melakukan studi dapat dilakukan
secara efektif sesuai ruang lingkup yang direncanakan sehingga studi yang
dilakukan menjadi efisien. Untuk mencapai tujuan dari tugas akhir ini maka
langkah-langkah yang dilakukan adalah secara umum adalah penentuan tema,
pembatasan lokasi dan ruang lingkup studi penelitian, pemilihan indicator,
pengumpulan data, serta analisis data berdasarkan indicator dan kriteria yang
ditetapkan.
III.2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih sesuai topic yang digunakan adalah Kota Portland.
Pemilihan kota Portland dilakukan karena kota Portland telah lama memiliki
reputasi sebagai salah satu pelopor pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam
hal sistem transportasi berkelanjutan.
10
Penentuan Tema
Pembatasan lokasi dan ruang lingkup studi penelitian
Pemilihan Indikator
Penentuan Data yang diperlukan
Pengumpulan dan Analisis Data
III.3 Batasan Studi
Batasan lokasi studi ditetapkan meliputi wilayah kota Portland, tidak termasuk
wilayah metropolitan area (MSA). Analisis mengenai keberlanjutan transportasi
Kota Portland difokuskan terhadap pengurangan penggunaan kendaraan pribadi.
III.4 Teknik pengumpulan data
Data yang digunakan merupakan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan
dengan pengkajian literature berupa literature ilmiah seperti tugas akhir, tesis, dan
jurnal. Selain jurnal ilmiah, data juga bisa didapat dari laporan-laporan jurnalistik
sehingga bisa diperoleh pandangan mengenai system transportasi terkait.
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan kompilasi dari hasil pustaka yang
diperoleh. Data yang diperoleh disortir kembali, dan informasi yang ditampilkan
merupakan yang telah tercakup dalam batasan masalah saja.
11