270
ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA TAHUN 2012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH: SEKAR ASIH RENGGANIS NIM: 108101000023 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

  • Upload
    letuyen

  • View
    225

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN

PADA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI

PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

OLEH:

SEKAR ASIH RENGGANIS

NIM: 108101000023

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2013

Sekar Asih Rengganis

Page 3: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Mei 2013

SEKAR ASIH RENGGANIS, NIM: 108101000023

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA

KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

TAHUN 2012

xxv, 211 halaman, 7 tabel, 9 bagan, 6 lampiran

ABSTRAK

Pemeriksaan kesehatan kepada karyawan telah tercantum di dalam Undang-

Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan terbagi menjadi tiga yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus. Menurut

Undang-Undang No. 01 Tahun 1970, pemeriksaan kesehatan merupakan kewajiban bagi

pengurus terhadap karyawan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

implementasi pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data yaitu observasi lapangan, telaah dokumen, dan wawancara

mendalam. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teori sistem

yaitu input, proses, output, umpan balik, dan lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, perusahaan tidak mengalami masalah dari segi input, proses, dan

output. Untuk pemeriksaan berkala, dari segi input perusahaan tidak mengalami

masalah. Namun, dalam proses pelaksanaan, perusahaan mengalami hambatan dari segi

ketidakhadiran beberapa karyawan pada saat pemeriksaan berlangsung. Sedangkan dari

segi output, hasil pemeriksaan hanya diberitahukan kepada karyawan dengan indikasi

penurunan kondisi kesehatan dan tidak diberitahukan kepada seluruh karyawan. Untuk

pemeriksaan kesehatan khusus, dari segi input, perusahaan tidak mengalami masalah.

Dari segi proses, perusahaan belum melakukan pemeriksaan kesehatan untuk karyawan

yang akan dirotasi ke departemen lain dalam bagian produksi.

Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya hasil pemeriksaan kesehatan berkala

diberikan kepada seluruh karyawan agar karyawan dapat mengetahui kondisi

kesehatannya masing-masing. Untuk pemeriksaan khusus sebaiknya karyawan

melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dirotasi ke departemen lain untuk

mengetahui kondisi kesehatan karyawan sebelum bekerja di tempat yang baru.

Daftar Bacaan: 33 (1970-2013)

Page 4: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

iv

FACULTY MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

Thesis, May 2013

SEKAR ASIH RENGGANIS, NIM: 108101000023

ANALYSIS IMPLEMENTATION OF HEALTH EXAMINATION ON

EMPLOYEES IN THE PRODUCTION AREA OF PT. FRISIAN FLAG

INDONESIA IN 2012

xxv, 211 pages, 7 tables, 9 charts, 6 attachments

ABSTRACT

Health examination to employees has been listed in the law No. 11 of 1970

concerning the Safety and the regulation of the Minister of Manpower and

Transmigration No. 02 of 1980 concerning the medical examination. A medical

examination is divided into three, namely the pre-employment heath examination,

regular medical check up, and special medical examination.

This research is qualitative research. The techniques used in the data collection,

namely the field observation, document analysis, and in-depth interviews. The data

collected are then analyzed using the theory of the system of input, process, output,

feedback, and environment.

Based of the results of the study, noted that the pre-employment health

examination, the company is having no problems in terms of input, process, and output.

For periodical medical check-up, in term of input, the company does not experience any

problems. However, during the process of medical check-up, the company experiences

obstacle in term of absence of some employees. Whereas in terms of output, the results

of medical check-up are only notified to the employees with an indication of the decline

in health conditions and is not made known to all employees. For special medical

examination, in terms of input, the company does not experience any problems. In terms

of the process, the company has yet to do the medical examination for the employees

that will be rotated to other departments in the production area.

The advice of this research is the periodic medical check-up results shuold be

provided to all employees so that employees can know the condition of their health. For

special medical examination, the company should do medical examination for

employees before being rotated to another department to know their health condition

before the work in a new place.

Reading list: 33 (1970-2013)

Page 5: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

PERNYATAA}I PERSETUJUAI\I

Judul Skripsi

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAI\I

PADA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI

PT. FRISIAN FLAG II{DONESIATAHUN 2OI2

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji sidang skripsi

program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UniversitaslslamNegeriSyarifHidayatullahJakarta

Jakart4 Mei 2013

Riastuti Kusumawardani. SKM. MKM

Pembimbing II

\

Pembimbing I

Page 6: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

PANITIA. $IDANC SKRIPSI

PROGRAM STT]DI KESEHATANI MASYARAKAT

F'AKULTAS KEDOKTERAN DAI\[ ILMU KESEHATAI\

T]NIVERSTTAS ISLAM I\iEGERI SYARIT' HIDAYATULLAH

Jakartq Mei 2013

hdengetatrui

Dewi $f?mi" MrKcs. Ph.D

Penguji III

vl

t

Penguji I

Ir. Rulvenai Rnvid. MJ(KK

Page 7: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

vii

CURRICULUM VITAE

I. PERSONAL DETAILS

Name : Sekar Asih Rengganis

Place, Date of Birth : Jakarta, October 18th

1990

Address : Jalan Urea III No. 34 RT 01 RW 06

Kelurahan: Beji Timur

Kecamatan: Beji

Kotamadya: Depok

Zip Code : 16422

Religion : Islam

Contact Number : (021) 7522057 / 081380456492

Email : [email protected]

II. Educational Details:

1. 1994 – 1996, TK Putra Fatahillah I, Jakarta Pusat

2. 1996 – 1999, SDN Kramat 08 Pagi, Jakarta Pusat

3. 1999 – 2002, Ecole Tarik Ibn Ziyad, Rabat, Maroko

4. 2002 – 2003, Institution Yasmina, Rabat, Maroko

5. 2003 – 2005, SMP Islam Al Muhajirin, Depok

6. 2005 – 2008, SMA Negeri 5 Depok

7. 2008 – 2013, Public Health, Major of Occupational Safety and Health, State

Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

viii

III. Organization

1. 2003 – 2004, Enterpeneurship Department OSIS SMP Islam Al Muhajirin Depok

2. 2005 – 2006, Staff of Academic Department ROHIS SMA Negeri 5 Depok

3. 2006 – 2007, Chief of Academic Department ROHIS SMA Negeri 5 Depok

4. 2009 – 2010, Staff of Art and Sport Department, Public Health Student

Organization State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

5. 2010 – 2011, Staff of Art and Sport Department, Public Health Student

Organization State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

6. 2011, Committee of National Meeting Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan

Masyarakat Indonesia (ISMKMI)

IV. Seminar Participation

1. March 2009, Participant of Dialog Akademis Mahasiswa PAMI Bertanya

2. May 2009, Participant of Dialog Interaktif “Fenomena Merokok Ditinjau dari

Berbagai Aspek”

3. December 2009, Committee of Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-

Undang Anti Rokok”

4. December 2009, Participant of Seminar Nasional “Menuju Indonesia Bebas kaki

Gajah dan Sosialisasi Flu Burung”

5. December 2009, Participant of Seminar Pengembangan Profesi K3 “Pembangkit

Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bencana atau Solusi Sumber Energi???”

Page 9: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

ix

6. January 2011, Participant of Seminar Profesi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) “Angkutan Transportasi Umum Nyaman Tanpa Berdesakan Sampai Tujuan

dengan Aman”

7. January 2012, Committee of Seminar Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

Tanggap Darurat Banjir “Kalau Banjir Ngapain??!”

V. Job Experiences

1. October 2009, Volunteer of Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.

2. February – March 2012, On Job Training at Health Safety Environment Function

PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai, Riau.

3. October – November 2012, On Job Training at Safety Health Environment

Department at PT. Frisian Flag Indonesia, Jakarta.

Page 10: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

x

LEMBAR PERSEMBAHAN

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majelis.” maka lapangkanlah,

niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-

Mujadilah: 11).

Skripsi ini kupersembahkan untuk Seluruh Pihak yang telah

memberikan inspirasi dan motivasi dalam proses pembuatannya, semoga

inspirasi dan motivasi yang sama juga dapat dirasakan saat membaca

tulisan ini.

Page 11: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang

diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada Karyawan di Bagian Produksi PT. Frisian

Flag Indonesia Tahun 2012”.

Penulis secara khusus ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

ayahanda I Wayan Arta serta Ibunda Nurchaerani yang menjadi inspirasi bagi penulis,

selalu mendukung, dan atas doa yang tiada hentinya selau dipanjatkan untuk kesuksesan

penulis dalam segala aktivitas dalam hidup.

Penyelesaian skripsi ini bukan semata-mata hasil dari penulis sendiri, melainkan

bantuan, motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kakak saya Syahir Hadi Sumirat dan kedua asik saya Ayu Ratna Mutia dan Dina

Kencana Khairunnisa yang selalu memberikan motivasi kepada saya.

2. Ibu Ir. Febrianti, M.Si sebagai Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Minsarnawati Tahangnacca, SKM, M.Kes sebagai dosen pembimbing I dan Ibu

Riastuti Kusumawardani, SKM, MKM sebagai dosen pembimbing II yang selalu

sabar memberikan arahan, bimbingan dan motivasi selama proses penyusunan

skripsi.

4. Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes, Ph.D, dan Bapak

Ir. Ruyenzi Rasyid, MKKK sebagai penguji skripsi.

Page 12: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xii

5. Ibu Ela Laelasari, SKM, M.Kes sebagai penasehat akademik.

6. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK sebagai penanggung jawab Peminatan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja atas arahan dan bimbingannya.

7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat pagi

penulis.

8. Bapak Benny Ariana selaku HR. Manager dan Bapak Richard selaku SHE Manager

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan penelitian di

PT. Frisian Flag Indonesia.

9. Bapak Krisna Bangun selaku mentor di lapangan yang telah memberikan arahan dan

bimbingan serta membantu dalam proses pengumpulan data selama penelitian

berlangsung.

10. Ibu Siti Aminah selaku staf HR yang telah banyak membantu dalam proses

pengumpulan data selama penelitian berlangsung.

11. dr. Wijanto Widjaja selaku dokter perusahaan dan Ibu Mike Dwi Sardinah selaku

perawat di PT. Frisian Flag Indonesia yang telah banyak membantu dalam proses

pengumpulan data di lapangan.

12. Seluruh karyawan bagian produksi PT. Frisian Flag Indonesia yang telah bersedia

untuk diwawancara mengenai topik penelitian ini.

13. Bapak Ahmad Ghozali selaku staf administrasi Program Studi yang selalu

memberikan informasi terbaru mengenai perkuliahan.

Page 13: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xiii

14. Sahabat-sahabat saya (Abu Zar, Titi Rakhmadhany, Annisa Andita Said, Irfan

Nurhidayat, Siti Farhatun, Shella Monica, Tetik Wulandari) yang selalu memberikan

motivasi.

15. Terima kasih kepada teman-teman sekelas saya di peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) 2008 untuk kebersamaannya selama dua semester ini.

16. Terima kasih untuk teman-teman STOOPELTH 2008 (Stone of Public Health) untuk

kebersamaannya dari awal masuk kuliah.

Hanya doa yang dapat dipanjatkan penulis kepada seluruh pihak yang ikut

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga bantuan pihak-pihak yang terlibat

dalam penyusunan skripsi ini menjadi berkah dan mendapatkan balasan yang setimpal

dari Allah SWT. Penulis merasa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis memohon

maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Akhir kata. Penulis

berharap semmoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca

pada umumnya.

Jakarta, Mei 2013

Penulis

Sekar Asih Rengganis

Page 14: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................................. iii

ABSTRACT ............................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................ v

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... vi

CURRICULUM VITAE ............................................................................................ vii

LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................... x

KATA PENGANTAR ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xxiii

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xxiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxv

BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 9

C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 10

D. Tujuan Penelitian..................................................................................... 11

1. Tujuan Umum ................................................................................... 11

2. Tujuan Khusus................................................................................... 11

E. Manfaat Penelitian................................................................................... 11

1. Bagi Peneliti ...................................................................................... 11

Page 15: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xv

2. Bagi Perusahaan ................................................................................ 12

3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta ................. 12

F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 12

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 14

A. Pemeriksaan Kesehatan ........................................................................... 14

1. Penyakit Akibat Kerja ....................................................................... 14

2. Aplikasi Pemeriksaan Kesehatan ...................................................... 17

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja .................................. 17

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 18

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 18

3. Tujuan Pemeriksaan Kesehatan ........................................................ 19

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja .................................. 19

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 19

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 19

4. Prosedur Pemeriksaan Kesehatan...................................................... 19

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja .................................. 19

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 21

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 22

B. Sistem Kesehatan .................................................................................... 24

1. Pengertian Sistem .............................................................................. 24

a. Sistem Sebagai Suatu Wujud ...................................................... 24

b. Sistem Sebagai Suatu Metoda ..................................................... 24

2. Ciri-Ciri Sistem ................................................................................. 25

Page 16: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xvi

3. Unsur Sistem ..................................................................................... 26

a. Masukan ...................................................................................... 26

b. Proses .......................................................................................... 32

c. Keluaran ...................................................................................... 33

d. Umpan Balik ............................................................................... 33

e. Dampak ....................................................................................... 34

f. Lingkungan.................................................................................. 34

C. Kerangka Teori ........................................................................................ 35

BAB III: KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ............................... 37

A. Kerangka Berpikir ................................................................................... 37

B. Definisi Istilah ......................................................................................... 40

BAB IV: METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 45

A. Desain Penelitian ..................................................................................... 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 45

C. Informan .................................................................................................. 45

D. Instrumen Penelitian ................................................................................ 46

E. Sumber Data ............................................................................................ 46

F. Pengumpulan Data .................................................................................. 50

1. Observasi ........................................................................................... 50

2. Telaah Dokumen ............................................................................... 51

3. Foto.................................................................................................... 51

4. Wawancara Mendalam ...................................................................... 52

G. Keabsahan Data ....................................................................................... 52

Page 17: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xvii

H. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 53

I. Penyajian Data......................................................................................... 53

BAB V: HASIL PENELITIAN ................................................................................. 54

A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................. 54

B. Karakteristik Informan ............................................................................ 55

1. Staf Human Resources Operational Department.............................. 55

2. Dokter Perusahaan............................................................................. 55

3. Perawat Perusahaan ........................................................................... 56

4. Safety Health Environment Department ........................................... 56

5. Karyawan Bagian Produksi ............................................................... 57

C. Input ........................................................................................................ 57

1. Tenaga Kesehatan ............................................................................. 57

a. Kompetensi Tenaga Kesehatan ................................................... 57

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ................................ 60

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala ........................................... 63

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus ............................................ 64

b. Jumlah Tenaga Kesehatan ........................................................... 66

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ................................ 68

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala ........................................... 71

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus ............................................ 73

2. Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan ...................................................... 75

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ...................................... 77

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 86

Page 18: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xviii

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 88

3. Kebijakan .......................................................................................... 89

a. Regulasi ....................................................................................... 90

1) Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

............................................................................................... 90

2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02 Tahun

1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan .................................. 90

b. Standard Operating Procedure ................................................... 92

D. Proses ...................................................................................................... 93

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ............................................ 93

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ....................................................... 98

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus ........................................................ 109

E. Output ...................................................................................................... 111

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ............................................ 112

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ....................................................... 113

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus ........................................................ 116

F. Umpan Balik ........................................................................................... 118

1. Faktor Pendukung ............................................................................. 120

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ....................................... 120

1) Input ....................................................................................... 120

2) Proses ..................................................................................... 122

3) Output ..................................................................................... 123

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala .................................................. 123

Page 19: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xix

1) Input ....................................................................................... 123

2) Proses ..................................................................................... 124

3) Output ..................................................................................... 125

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus ................................................... 126

1) Input ....................................................................................... 126

2) Proses ..................................................................................... 127

3) Output ..................................................................................... 128

2. Faktor Penghambat ............................................................................ 128

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ...................................... 128

1) Input ...................................................................................... 128

2) Proses .................................................................................... 130

3) Output .................................................................................... 131

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 131

1) Input ...................................................................................... 131

2) Proses .................................................................................... 132

3) Output .................................................................................... 134

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 135

1) Input ...................................................................................... 135

2) Proses .................................................................................... 136

3) Output .................................................................................... 137

G. Lingkungan.............................................................................................. 137

BAB VI: PEMBAHASAN ......................................................................................... 139

A. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 139

Page 20: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xx

B. Input ........................................................................................................ 140

1. Tenaga Kesehatan ............................................................................. 140

a. Kompetensi Tenaga Kesehatan ................................................... 141

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ................................ 141

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala ........................................... 144

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus ............................................ 146

b. Jumlah Tenaga Kesehatan ........................................................... 148

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ................................ 148

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala ........................................... 150

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus ............................................ 151

2. Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan ...................................................... 153

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ...................................... 153

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 154

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 156

3. Kebijakan .......................................................................................... 158

C. Proses ...................................................................................................... 160

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ............................................ 160

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ....................................................... 164

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus ........................................................ 167

D. Output ...................................................................................................... 169

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ............................................ 169

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ....................................................... 170

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus ........................................................ 172

Page 21: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xxi

E. Umpan Balik ........................................................................................... 173

1. Faktor Pendukung ............................................................................. 173

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ...................................... 173

1) Input ....................................................................................... 173

2) Proses ..................................................................................... 175

3) Output ..................................................................................... 175

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 176

1) Input ....................................................................................... 176

2) Proses ..................................................................................... 177

3) Output ..................................................................................... 178

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 179

1) Input ....................................................................................... 179

2) Proses ..................................................................................... 181

3) Output ..................................................................................... 182

2. Faktor Penghambat ............................................................................ 183

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja ...................................... 183

1) Input ....................................................................................... 183

2) Proses ..................................................................................... 184

3) Output ..................................................................................... 185

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ................................................. 186

1) Input ....................................................................................... 186

2) Proses ..................................................................................... 187

3) Output ..................................................................................... 188

Page 22: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xxii

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus .................................................. 189

1) Input ....................................................................................... 189

2) Proses ..................................................................................... 191

3) Output ..................................................................................... 192

F. Lingkungan.............................................................................................. 181

G. Alur Pembahasan..................................................................................... 194

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja ........................................ 194

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala ....................................................... 197

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus ........................................................ 200

BAB VII: PENUTUP ................................................................................................. 203

A. Simpulan.................................................................................................. 203

B. Saran ........................................................................................................ 206

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 207

Page 23: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xxiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Istilah ............................................................................................ 40

Tabel 5.1 Hasil Penelitian Kompetensi Tenaga Kerja ............................................... 60

Tabel 5.2 Hasil Penelitian Jumlah Tenaga Kesehatan ............................................... 66

Tabel 5.3 Hasil Penelitian Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan ..................................... 75

Tabel 5.4 Hasil Observasi Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan ..................................... 80

Tabel 5.5 Hasil Penelitian Output Pemeriksaan Kesehatan ....................................... 111

Tabel 5.6 Hasil Penelitian Umpan Balik Pemeriksaan Kesehatan ............................. 118

Page 24: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xxiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Hubungan Unsur-Unsur Sistem ................................................................ 35

Bagan 2.2 Kerangka Teori ......................................................................................... 36

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 37

Bagan 5.1 Kebijakan Terkait Penyelenggaraan Pemeriksaan Kesehatan di PT. FFI . 89

Bagan 5.2 Alur Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja di PT. FFI ...................... 96

Bagan 5.3 Alur Pemeriksaan Kesehatan PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012 .... 103

Bagan 6.1 Alur Pembahasan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja di PT Frisian Flag

Indonesia ................................................................................................. 194

Bagan 6.2 Alur Pembahasan Pemeriksaan Kesehatan Berkala di PT Frisian Flag

Indonesia ................................................................................................. 197

Bagan 6.3 Alur Pembahasan Pemeriksaan Kesehatan Khusus di PT Frisian Flag

Indonesia ................................................................................................. 200

Page 25: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 2: Surat Penerimaan Penelitian

Lampiran 3: Informed Consent

Lampiran 4: Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara Mendalam

Lampiran 5: Matriks Hasil Observasi, Telaah Dokumen, dan Wawancara Mendalam

Lampiran 6: Dokumentasi Pemeriksaan Kesehatan Berkala Tahun 2012

Page 26: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut ILO/WHO Joint Safety and Health Committee dalam Hendra

(2000), keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of

the highest degree of physical, mental and social well-being of all

occupation; the prevention among workers of departures from health

caused by their working conditions; the protection of workers in their

employment from risk resulting from faktors adverse to health; the placing

and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to

his physiological and psychological equipment and to summarize the

adaptation of work to man and each man to his job.

Uraian definisi K3 di atas dapat dipilah-pilah dalam beberapa kalimat yang

menunjukkan bahwa K3 adalah :

1. Promosi dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik,

mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.

2. Untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh

kondisi pekerjaan mereka.

3. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-

faktor yang dapat mengganggu kesehatan.

4. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan

kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian

antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya (Hendra,

2000).

Page 27: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

2

Sedangkan definisi K3 yang dikeluarkan oleh OSHA dalam Hendra (2000),

yaitu:

Occupational Health and Safety concerns the application of

scientific principles in understanding the nature of risk to the safety of

people and property in both industrial and non industrial

environments. It is multi-disciplinary profession based upon physics,

chemistry, biology, and the behavioral sciences with applications in

manufacturing, transport, storage, and handling of hazardous

materials and domestic and recreational activities.

Pada definisi yang dikemukakan oleh OSHA, terlihat bahwa K3

merupakan multi disiplin yang dikembangkan dari keilmuan fisika, kimia, biologi

dan ilmu-ilmu perilaku (Hendra, 2000).

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

pasal 3 bahwa syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk mencegah dan

mengurangi kecelakaan; mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;

mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; memberi kesempatan atau jalan

menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang

berbahaya; memberi pertolongan pada kecelakaan; memberi alat-alat perlindungan

diri pada para pekerja; mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar

luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,

sinar radiasi, suara dan getaran; mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit

akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

Menurut data International Labor Organization (ILO) pada yang diterbitkan

dalam peringatan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Se-dunia pada 28 April

2010, tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit

Page 28: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

3

akibat kerja dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh

dunia (Kemenakertrans, 2010).

Berdasarkan pernyataan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Muhaimin Iskandar, selama tahun 2010, masih tingginya masalah keselamatan dan

kesehatan kerja di Indonesia seperti yang antara lain disebabkan karena masih

rendahnya tingkat kesadaran pengusaha dan pekerja terhadap pentingnya K3,

belum diterapkannya Sistim Manajemen K3 secara optimal, belum tersedianya

data penyakit akibat kerja (PAK). Selain itu juga karena, adanya

ketidakseimbangan antara besarnya jumlah perusahaan dengan SDM Bidang K3

serta belum optimalnya akses tenaga kerja untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan kerja. Menurut dia, penerapan prinsip K3 juga masih mengalami

kendala di daerah antara lain disebabkan oleh adanya otonomi daerah yang

berdampak kepada lemahnya penerapan K3 di perusahaan-perusahaan

(Metrotvnews, 2011).

Hasil penelitian pada beberapa perusahaan didapatkan tiga masalah

gangguan kesehatan yang utama pada pekerja adalah penyakit jantung dan

pembuluh darah (termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi, dan stroke),

gangguan otot rangka, dan stres. Masalah ini antara lain ditunjukkan dengan

penyebab kematian utama pekerja adalah penyakit kardiovaskular (40%-58,3%),

di salah satu pabrik otomotif diidentifikasi 23% pekerja yang berisiko tinggi dan

50% berisiko sedang terserang penyakit kardivaskular. Di semua perusahaan yang

diteliti, didapatkan faktor risiko dominan adalah faktor yang dapat diintervensi

dengan perilaku hidup sehat. Hasil penelitian mahasiswa bimbingan dari penulis

Page 29: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

4

yang dilakukan pada dokter di beberapa poliklinik milik perusahaan minyak

ditemukan 95,6% responden merasakan faktor stres kerja tingkat sedang dan 4,4%

tingkat berat serta seluruh responden mengalami tingkat stres ringan

(Kurniawidjaja, 2011).

Tempat kerja menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 adalah tiap

ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga

kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha

dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci

dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan

sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan

tempat kerja tersebut. Jenis tempat kerja yang berada dalam Pasal 2 pada UU

tersebut adalah dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di

permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah

kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Dalam pasal 8 dalam Undang-Undang yang sama dijelaskan bahwa

Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan

kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan

dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya. Pengurus

diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya,

secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh

Direktur. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan

peraturan perundangan.

Page 30: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

5

Menurut Management of Health and Safety at Work Regulations 1999,

pemberi kerja diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

terhadap para pekerja jika suatu penyakit akibat pekerjaan atau risiko kesehatan

mulai teridentifikasi, jika suatu penyakit atau risiko kesehatan yang dapat

teridentifikasi mungkin terjadi dalam lingkungan kerja normal. Pemeriksaan

kesehatan dijalankan oleh petugas yang berkualifikasi di bidangnya, yaitu dokter

atau suster (Ridley, 2006).

Di Indonesia, pemeriksaan kesehatan kerja diatur secara lebih spesifik

dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980,

pemeriksaan kesehatan terbagi menjadi tiga kategori yaitu pemeriksaan

pemeriksaan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus.

Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan

pekerjaan. Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada

waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.

Pemeriksaan Kesehatan Khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

Tujuan dari pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dijabarkan dalam

peraturan yang sama di dalam pasal 2 yang menjelaskan bahwa Pemeriksaan

Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada

dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit

menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan

Page 31: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

6

yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang

bersangkutan dan tenaga kerja yang lain-lainnya dapat dijamin.

Manfaat pemeriksaan kesehatan adalah untuk mengetahui status kesehatan

pekerja. Di Finlandia, sebuah penelitian yang dilakukan tentang deteksi dini

penyakit system syaraf pusat yang disebabkan oleh pajanan solvent pada pekerja

konstruksi menunjukkan bahwa pekerja yang terpajan solven memiliki skor gejala

yang tertinggi dan lebih sering dilaporkan oleh diagnosis dokter, terutama

gangguan psikiatris. Pekerja tersebut juga mengkonsumsi alkohol dan lebih sering

tidak mampu bekerja.

Selain itu, sebuah penelitian di Cina pada tahun 2005 tentang infeksi

Tuberkulosis pada pekerja pelayanan kesehatan di propinsi Henan menunjukkan

bahwa terdapat 20 kasus TB Paru yang terdeteksi dari 3746 pekerja pelayanan

kesehatan meskipun pekerja telah melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja dan pemeriksaan kesehatan rutin. Prevalensinya adalah sebesar 6,7/1000 di

antara pekerja medis dan 2,5/1000 di antara pekerja bagian administrasi/logistic.

Proses analisis kebijakan adalah proses pengkajian multidisiplin ilmu yang

bertujuan menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan

pengetahuan yang relevan tentang kebijakan. Dalam analisis kebijakan, digunakan

metodologi yang harus menyediakan informasi yang dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan kebijakan yang salah satunya adalah

seberapa bermakna hasil tersebut dalam memecahkan masalah, pertanyaan

tersebut berhubungan dengan implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan

dapat dipahami sebagai kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit

Page 32: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

7

administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. (Dunn,

2003).

Dewasa ini, banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan

pangan, salah satunya adalah PT. Frisian Flag Indonesia yang bergerak di bidang

pengolahan susu sapi. Pabrik pertama dibangun pada tahun 1969 yang terletak di

Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sebagai perusahaan yang telah berdiri selama 43

tahun, kondisi kesehatan pekerja di perusahaan harus diperhatikan untuk

mengantisipasi terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang dapat menyebabkan

penurunan produktivitas pekerja.

Berdasarkan data hasil kunjungan karyawan ke poliklinik perusahaan,

terdapat sepuluh penyakit yang dialami oleh pekerja. Penyakit yang dialami

pekerja selama periode Januari sampai Agustus 2012 beragam. Namun, terdapat

satu penyakit yang paling sering dialami oleh pekerja setiap bulannya selama

periode tersebut yaitu Acute Faringitis. Selama periode Januari sampai Agustus

2012, sebanyak 575 pekerja yang mengalami Acute Faringitis, dan kunjungan

tertinggi pekerja dengan keluhan Acute Faringitis ada pada bulan Agustus yaitu

sebanyak 97 pekerja.

Untuk penyakit kedua tertinggi berdasarkan hasil kunjungan adalah

myalgia (nyeri otot) dengan jumlah kunjungan sebesar 238 selama Januari sampai

Agustus 2012. Sedangkan untuk masalah kesehatan yang besar kemungkinannya

disebabkan oleh lingkungan kerja seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan

Infeksi Saluran Pernapasan Bawah, kunjungan pekerja dengan kedua penyakit

tersebut tidak sebanyak dua penyakit sebelumnya. Untuk Infeksi Saluran

Page 33: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

8

Pernapasan Atas, kunjungan pekerja selama periode Januari sampai Agustus 2012

sebanyak 83 orang, sedangkan untuk pekerja dengan penyakit Infeksi Saluran

Pernapasan Bawah sebanyak 123 pekerja.

Selama periode Januari – Oktober 2012, jumlah hari kerja yang hilang yang

disebabkan oleh karyawan yang sakit sebanyak 1326 hari dari tujuh departemen di

bagian produksi. Dari ketujuh departemen tersebut, departemen SCM (Sweetened

Condensed Milk) Sachet yang memiliki jumlah hari kerja yang hilang yang

disebabkan oleh karyawan yang sakit tertinggi yaitu berjumlah 369 hari.

Berdasarkan penjelasan dari staf HRD, jumlah hari kerja yang hilang dihitung dari

jumlah hari istirahat yang diperlukan oleh setiap pekerja apabila pekerja sedang

sakit.

Berdasarkan pendapat SHE Manager yang didukung oleh observasi,

lokasi yang paling besar kemungkinannya untuk pekerja terkena Penyakit Akibat

Kerja adalah Bagian Produksi, karena di lokasi tersebut terdapat pajanan-pajanan

yang berisiko bagi kesehatan pekerja seperti kebisingan dan pajanan debu.

Berdasarkan keterangan dari Dokter perusahaan, perawat, dan SHE, penyebab

tingginya kunjungan karyawan ke Poliklinik dengan penyakit yang telah

disebutkan sebelumnya adalah faktor lingkungan di luar lingkungan kerja. Faktor

lingkungan di luar lingkungan pabrik adalah perubahan cuaca, kondisi

lingkungan tempat tinggal karyawan, pola hidup, dan imunitas dari karyawan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan berkala, terutama hasil Rontgen

Thorax, audiometri, dan spirometri, selama ini belum ditemukan kondisi

karyawan yang mengalami kelainan dari fungsi paru-paru dan pendengaran yang

Page 34: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

9

disebabkan oleh lingkungan kerja, oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti

sejauh mana gambaran implementasi pemeriksaan kesehatan pada karyawan di

bagian produksi PT. Frisian Flag Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang dirilis oleh ILO pada tahun 2010, tercatat setiap

tahunnya sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja pertahun di

seluruh dunia. Di Indonesia, angka kecelakaan penyakit akibat kerja juga masih

tergolong tinggi, salah satu faktornya adalah belum tersedianya data Penyakit

Akibat Kerja (PAK). Kebijakan Pemeriksaan Kesehatan di tempat Kerja

berdasarkan Permenakertrans No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan

bertujuan agar tenaga kerja yang diterima dalam keadaan kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui hasil telaah data hasil

kunjungan karyawan ke poliklinik PT. Frisian Flag Indonesia, terdapat sepuluh

penyakit yang dialami oleh pekerja. Penyakit yang dialami pekerja selama periode

Januari sampai Agustus 2012 beragam. Namun, terdapat satu penyakit yang paling

sering dialami oleh pekerja setiap bulannya selama periode tersebut yaitu Acute

Faringitis. Selama periode Januari sampai Agustus 2012, sebanyak 575 pekerja

yang mengalami Acute Faringitis, dan kunjungan tertinggi pekerja dengan keluhan

Acute Faringitis ada pada bulan Agustus yaitu sebanyak 97 pekerja.

Selama periode Januari – Oktober 2012, jumlah hari kerja yang hilang yang

disebabkan oleh pekerja yang sakit sebanyak 1326 hari dari tujuh departemen di

bagian produksi. Dari ketujuh departemen tersebut, departemen SCM (Sweetened

Page 35: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

10

Condensed Milk) Sachet yang mengalami kehilangan hari kerja terbanyak yaitu

berjumlah 369 hari. Berdasarkan penjelasan dari staf HRO, jumlah hari kerja yang

hilang dihitung dari jumlah hari istirahat yang diperlukan oleh setiap karyawan

apabila karyawan sedang sakit.

Berdasarkan pendapat SHE Manager yang didukung oleh observasi, lokasi

yang paling besar kemungkinannya untuk pekerja terkena Penyakit Akibat Kerja

adalah Bagian Produksi, karena di lokasi tersebut terdapat pajanan-pajanan yang

berisiko bagi kesehatan pekerja seperti kebisingan dan pajanan debu. Berdasarkan

keterangan dari Dokter perusahaan, perawat, dan SHE, penyebab tingginya

kunjungan karyawan ke Poliklinik dengan penyakit yang telah disebutkan

sebelumnya adalah faktor lingkungan di luar lingkungan kerja. Faktor lingkungan

di luar lingkungan pabrik adalah perubahan cuaca, kondisi lingkungan tempat

tinggal karyawan, pola hidup, dan imunitas dari karyawan. Berdasarkan hasil

pemeriksaan kesehatan berkala, terutama hasil Rontgen Thorax, audiometri, dan

spirometri, selama ini belum ditemukan kondisi karyawan yang mengalami

kelainan dari fungsi paru-paru dan pendengaran yang disebabkan oleh lingkungan

kerja, oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana gambaran

implementasi pemeriksaan kesehatan pada karyawan di bagian produksi PT.

Frisian Flag Indonesia.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran implementasi pemeriksaan kesehatan pada karyawan

bagian produksi di PT. Frisian Flag Indonesia?

Page 36: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

11

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran implementasi pemeriksaan kesehatan pada

karyawan bagian produksi di PT. Frisian Flag Indonesia.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja pada

karyawan di bagian produksi PT. Frisian Flag Indonesia dengan

komponen yang terdiri dari input, proses, output, umpan balik (faktor

pendukung dan faktor penghambat), dan faktor lingkungan.

b. Diketahui gambaran pemeriksaan kesehatan berkala pada karyawan di

bagian produksi PT. Frisian Flag Indonesia dengan komponen yang terdiri

dari input, proses, output, umpan balik (faktor pendukung dan faktor

penghambat), dan faktor lingkungan.

c. Diketahui gambaran pemeriksaan kesehatan khusus pada karyawan di

bagian produksi PT. Frisian Flag Indonesia dengan komponen yang terdiri

dari input, proses, output, umpan balik (faktor pendukung dan faktor

penghambat), dan faktor lingkungan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat mengetahui sejauh mana kesesuaian pemeriksaan kesehatan

di perusahaan dengan aturan-aturan yang terdapat di Permenakertrans No.

02 Tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan.

Page 37: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

12

b. Melatih peneliti untuk dapat memecahkan permasalahan di lingkungan

kerja secara lebih sistematis.

2. Bagi Perusahaan

a. Mengetahui sejauh mana kesesuaian pemeriksaan kesehatan yang selama

ini dijalankan perusahaan dengan aturan yang tercantum dalam

Permenakertrans No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan.

b. Mengetahui hal-hal yang masih harus ditingkatkan dalam rangka

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, maupun pemeriksaan kesehatan

khusus.

c. Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan

yang terkait dengan aspek K3 di perusahaan.

3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta

a. Terjalinnya suatu kerjasama antara pihak program studi dengan

perusahaan.

b. Dapat dijadikan sebagai referensi yang terkait dengan implementasi

kebijakan pemeriksaan kesehatan.

c. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang terkait

dengan implementasi kebijakan pemeriksaan kesehatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat implementasi pemeriksaan

kesehatan pada karyawan di bagian produksi di PT. Frisian Flag Indonesia, apa

saja hambatan yang selama ini dialami perusahaan dalam mengimplementasikan

Page 38: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

13

pemeriksaan kesehatan dan faktor-faktor apa saja yang selama ini menjadi

hambatan dalam implementasi program tersebut. Dari hambatan dalam proses

implementasi, peneliti ingin mengetahui mengapa hambatan tersebut bisa terjadi

dan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini untuk

mengendalikan hambatan-hambatan tersebut. Penelitian ini dilakukan di PT.

Frisian Flag Indonesia pada bulan September - Nopember 2012. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Subjek dari

kegiatan penelitian ini adalah pihak Human Resource Department, Safety, Health,

and Environment (SHE), dokter perusahaan, perawat perusahaan, dan karyawan

bagian produksi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk menggali

informasi mengenai implementasi pemeriksaan kesehatan, hambatan-hambatan

dan faktor-faktor yang menyebabkan adanya hambatan, serta langkah-langkah

yang selama ini dilakukan oleh perusahaan untuk mengendalikan hambatan-

hambatan tersebut.

Page 39: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan Kesehatan

1. Penyakit Akibat Kerja

Menurut Harjono dalam Buchari (2007), penyakit akibat kerja adalah

penyakit yang diderita karyawan dalam hubungan dengan kerja biak faktor risiko

karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material yang dipakai, proses

produksi, cara kerja, limbah perusahaan, dan hasil produksi.

Menurut ILO dalam Buchari (2007), penyakit akibat kerja adalah:

The pathological condition induced by prolonged work,

e.q by excessive exposure the harmful factors rherent in materials

equipment or the working environment (Encyclopedia of

Occupational Health and Safety –ILO- 1991).

Menurut Kurniawidjaja (2011), seorang pekerja adalah bagian dari

masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, selain dapat terkena penyakit yang

terkait dengan pekerjaannya, pekerja juga dapat menderita semua penyakit yang

umum terjadi pada anggota masyarakat lainnya, maka penyakit pada pekerja

dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu penyakit umum baik menular maupun

tidak menular, penyakit akibat kerja/penyakit terkait kerja, serta penyakit atau

cedera akibat kecelakaan kerja (work related injury).

a) Penyakit Umum pada Pekerja

Penyakit umum pada pekerja dapat berupa penyakit infeksi dan

noninfeksi. Penyakit infeksi seperti tuberculosis paru, tipus, demam

Page 40: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

15

berdarah, malaria, flu, diare, konjungtivitis atau penyakit mata merah

yang endemis atau sporadis terjadi di lokasi kerjanya, juga penyakit

infeksi new emerging seperti HIV/AIDS, flu burung, SARS yang

melanda dunia karena arus globalisasi. Penyakit noninfeksi seperti stress,

kanker, dan penyakit degeneratif, antara lain berupa hipertensi, diabetes,

penyakit jantung koroner, stroke, dan osteoporosis.

b) Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Terkait Kerja

Penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja adalah penyakit

yang ada hubungannya dengan pekerjaan, seperti penurunan pendengaran

akibat bising (noise induced hearing loss) di tempat kerja, gangguan otot

rangka (musculoskeletal disorders) akibat ergomoni yang buruk, stress

akibat kerja, dermatitis kontak, gangguan respirasi, termasuk penyakit

infeksi yang tertular di tempat kerja karena agen penyebabnya terdapat di

tempat kerja.

Pada Simposium Internasional tentang work related disease yang

diprakarsai ILO pada tahun 1992 di Austria, hubungan antara pekerjaan

dan penyakit dapat diidentifikasi dalam tiga kategori, yang pertama

occupational disease adalah penyakit yang mempunyai penyebab spesifik

atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu

agen penyebab (monokausal) yang sudah dikenal dan diakui. Sedangkan

work related disease didefinisikan sebagai penyakit yang mempunyai

beberapa agen penyebab (multikausal), di mana hazard atau faktor risiko

di tempat kerja memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya

Page 41: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

16

dalam perkembangan penyakit yang mempunyai etiologi yang komploks.

Symposium ini juga menyepakati bahwa penyakit yang mengenai

populasi pekerja (disease affecting working population) adalah penyakit

yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat

kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi

kesehatan. ILO mencatat dalam daftar usulan occupational disease

sebanyak 32 penyakit akibat bahan kimia di tempat kerja, 8 penyakit

akibat bahaya fisik di tempat kerja, 1 penyakit akibat agen biologis di

tempat kerja; 10 penyakit respirasi akibat kerja, 2 penyakit kulit akibat

kerja, 2 penyakit gangguan otot rangka, dan 15 penyakit kanker akibat

kerja.

Pengertian tentang work related disease yang tidak jauh berbeda

dianut oleh OSHA di Amerika, berdasarkan hasil Komisi bersama

ILO/WHO dalam Kesehatan Kerja Tahun 1989, yaitu work related

disease merupakan kondisi yang tidak normal atau adanya gangguan,

yang terjadi akibat dari satu kondisi atau lebih kecelakaan di tempat kerja

dan disebabkan oleh pajanan agen kepada pekerja. Work related disease

adalah semua penyakit yang timbul akibat pekerja terpajan terhadap

bahan atau kondisi yang membahayakan dalam proses pekerjaan, di mana

lingkungan kerja dan kondisi kerja menjadi salah satu faktor utama dari

banyak faktor penyebab yang lain.

Di Indonesia, menurut Keputusan Presiden nomor 22 tahun 1993,

penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang

Page 42: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

17

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja, dari daftar penyakit

yang berjumlah 31 penyakit dalam Keputusan Presiden tersebut,

diketahui bahwa penyakit yang dimaksud adalah occupational disease

bukan work related disease walaupun ada kata ‘hubungan kerja’.

c) Penyakit atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja (Work Related Injury)

Kecelakaan dapat menimbulkan cedera atau luka, dapat berakibat

cacat bahkan kematian, penderita adalah orang sakit yang memerlukan

pengobatan dan perawatan.

2. Aplikasi Pemeriksaan Kesehatan

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Menurut Permenaker No. 02 tahun 1980, pemeriksaan Kesehatan

sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter

sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.

Menurut Notoatmodjo (2009), di institusi manapun juga, sebelum

mengangkat karyawan pada umumnya melakukan berbagai macam tes,

termasuk tes kesehatan. Bahkan pada saat melamar, calon karyawan harus

melampirkan surat keterangan kesehatan dari dokter yang berwenang. Tujuan

utama pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ini di samping berguna bagi

institusi yang akan menerima karyawan tersebut, juga bermanfaat bagi calon

karyawan yang bersangkutan. Bagi institusi, jelas akan memperoleh

karyawan yang sehat dan sudah barang tentu secara fisik mampu

menjalankan tugas atau pekerjaan yang akan dibebankan. Di samping itu,

perusahaan atau institusi tersebut terhindar dari penyebaran penyakit, apabila

Page 43: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

18

calon yang diterima sebagai karyawan tersebut ternyata menderita suatu

penyakit menular. Sedangkan bagi calon karyawan yang bersangkutan dapat

mengetahui status kesehatannya, dan melakukan upaya-upaya mengatasi

masalah kesehatannya.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Menurut Permenaker No. 02 tahun 1980, pemeriksaan kesehatan

berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap

tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.

Menurut Notoatmodjo (2009), pemeriksaan kesehatan secara berkala

(misalnya satu tahun sekali) adalah sangat penting. Upaya pelayanan

pemeriksaan kesehatan secara berkala ini akan lebih penting lagi utamanya

bagi para karyawan yang bekerja di tempat kerja yang berisiko, misalnya di

pabrik semen, garmen, tekstil, pertambangan, dan sebagainya yang terpapat

bahan-bahan kimia, bahan beracun, debu, dan sebagainya.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Menurut Permenaker No. 02 tahun 1980, pemeriksaan kesehatan

khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter secara khusus

terhadap tenaga kerja tertentu.

Pemeriksaan Kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya

pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau

golongan-golongan tenaga kerja tertentu.

Page 44: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

19

3. Tujuan Pemeriksaan Kesehatan

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Berdasarkan Permenaker No. 02 tahun 1980, pemeriksaan Kesehatan

sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam

kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit

menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk

pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja yang lain-lainnya dapat dijamin.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Berdasarkan Permenaker No. 02 tahun 1980, pemeriksaan kesehatan

berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja

sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya

pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan

dengan usaha-usaha pencegahan.

c. PemeriksaanKesehatan Khusus

Berdasarkan Permenaker No. 02 tahun 1980, pemeriksaan kesehatan

khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari

pekerjaan tertentu terhaadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga

kerja tertentu.

4. Prosedur Pemeriksaan Kesehatan

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Dalam pasal 2 ayat 3 dan 5 Permenaker No.02 tahun 1980 diuraikan

bahwa pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi pemeriksaan fisik

Page 45: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

20

lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan

laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Untuk

pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu dilakukan pemeriksaan yang sesuai

dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul.

Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Departemen Rekrutmen meminta kandidat agar menemui dokter

perusahaan untuk pemeriksaan kesehatan.

2) Dokter perusahaan melakukan pemeriksaan kondisi fisik umum kandidat.

3) Dokter perusahaaan memberikan formulir/surat pengantar kepada

kandidat untuk diberikan kepada pihak laboratorium yang telah ditunjuk

melakukan pemeriksaan darah, urin, faeces, dan thorax photo (foto

rontgen).

4) Setelah melakukan pemeriksaan darah, urine, faeces dan membuat thorax

photo (foto rontgen) kandidat.

5) Dokter perusahaan memeriksa hasil pemeriksaan darah, urine, faeces, dan

thorax photo (foto rontgen) kandidat.

6) Dokter perusahaan memberikan hasil evaluasi kepada Recruitment

Manager.

7) Bila terdapat hal-hal yang dianggap perlu, Recruitment Manager akan

berdiskusi dengan dokter perusahaan.

8) Human Resource Manager dan Recruitment Manager memproses

tindakan lebih lanjut terhadap karyawan baru yang bersangkutan.

Page 46: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

21

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Dalam pasal 3 Permenakertrans No. 02 tahun 1980, pemeriksaan

kesehatan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,

rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin serta

pemeriksaan lainnya yang dianggap perlu. Dalam hal ditemukan kelainan-

kelainan atau gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja pada

pemeriksaan berkala, pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk

memperbaiki kelainan-kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin

terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja.

Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) pemeriksaan

kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia, pemeriksaan kesehatan berkala

dilakukan selama waktu pekerja menjadi karyawan dan bekerja pada tempat

yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan

berkala dibagi menjadi dua yaitu:

1) Pemeriksaan Rutin Tahunan

a) Metode dari pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tahunan adalah sama

dengan pemeriksaan kesehatan terhadap karyawan baru.Pemeriksaan

kesehatan tahunan diatur secara berkala dan biasanya jatuh pada akhir

tahun.

b) Dokter perusahaan memeriksa hasil dari pemeriksaan kesehatan dan

memberikan penjelasan kepada Human Resource Manager.

c) Jika hasil pemeriksaan kesehatan karyawan baik maka tidak diberikan

pengobatan kesehatan.

Page 47: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

22

d) Bila ada karyawan yang dinilai tidak baik atas hasil pemeriksaan

kesehatan, maka perusahaan, melalui Human Resource Department akan

memberikan pengobatan kesehatan kepada karyawan yang bersangkutan.

2) Stool Test

a) Stool Test bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella

pada karyawan produksi di bagian produk infant dan bagi seluruh

karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi/bahan baku di

area High Care.

b) Stool Test ini dilakukan 1 kali dalam satu tahun, bersamaan dengan

pemeriksaan rutin tahunan. Selain itu, akan dilakukan juga ketika ada

karyawan yang baru/rotasi akan bekerja di area high Care.

c) Metode Stool Test ini adalah memeriksa feces (tinja) dari setiap

karyawan.

d) Setiap karyawan yang terkait akan mendapatkan satu botol kecil untuk

tempat feces (tinja).

e) Karyawan yang terkait harus langsung memberikan contoh feces kepada

poliklinik/laboratorium yang ditunjuk perusahaan, pada hari yang sama.

f) Laboratorium akan memberikan hasil kepada dokter perusahaan untuk

ditinjau, dan selanjutnya akan diberikan kepada Human Resource

Manager.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Berdasarkan Permenaker No. 02 Tahun 1980, pemeriksaan kesehatan

khusus dilakukan pula terhadap:

Page 48: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

23

1) Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang

memerlukan perawatan yang lebih dari dua minggu.

2) Tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun atau tenaga kerja wanita dan

tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan

tertentu.

3) Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-

gangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai

dengan kebutuhan.

Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat

keluhan-keluhan di antara tenaga kerja, atau atas pengamatan pegawai

pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, atau atas penilaian Pusat Bina

Hiperkes dan Keselamatan, dan Balai-balainya atau atas pendapat umum di

masyarakat.

Sedangkan, menurut Standard Operating Procedure (SOP)

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia, pemeriksaan kesehatan

khusus disebut dengan pemeriksaan kesehatan insidental, prosedurnya adalah

sebagai berikut:

1) HR&CA Director, atas nama perusahaan, dapat mengatur pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan untuk seluruh karyawan pada setiap waktu.

2) Pemeriksaan Kesehatan Insidental dilakukan karena beberapa penyebab

seperti kasus wabah penyakit.

Page 49: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

24

B. Sistem Kesehatan

1. Pengertian Sistem

a. Sistem sebagai suatu wujud

Menurut Azwar (1996), suatu sistem disebut sebagai suatu wujud

(entity), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam

sistem tersebut membentuk suatu wujud yang ciri-cirinya dapat

dideskripsikan dengan jelas. Tergantung dari sifat bagian-bagian atau

elemen-elemen yang membentuk sistem, maka sistem sebagai suatu wujud

dapat dibedakan atas dua macam:

1) Sistem sebagai suatu wujud yang konkret

Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang

membentuk sistem adalah konkret dalam arti dapat ditangkap oleh panca

indera. Contohnya adalah suatu mesin yang bagian-bagian atau elemen-

elemennya adalah berbagai suku cadang.

2) Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak

Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang

membentuk sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat ditangkap oleh

panca indera. Contohnya adalah sistem kebudayaan yang bagian-bagian

atau elemen-elemennya adalah berbagai unsur budaya.

b. Sistem sebagai suatu metoda

Menurut Azwar (1996), suatu sistem disebut sebagai suatu metoda

(method), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam

sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai sebagai

Page 50: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

25

alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Contohnya adalah sistem

pengawasan yang bagian-bagian atau elemen-elemen pembentuknya adalah

berbagai peraturan

Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar dalam

membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem.

Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada

akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi.

2. Ciri-Ciri Sistem

Menurut Azwar (1996), sesuatu disebut sebagai sistem, apabila ia

memiliki beberapa ciri pokok sistem. Ciri-ciri pokok yang dimaksud banyak

macamnya, yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Dalam sistem terdapat bagian atau elemen yang satu sama lain saling

berhubungan yang memengaruhi yang kesemuanya. Membentuk satu

kseatuan, dalam arti semuanya berfungsi untk mencapai tujuan yang

sama yang telah didetapkan.

2) Fungsi yang diperankan oleh masing-masing bagian atau elemen yang

membentuk satu kesatuan tersebut adalah dalam rangka merubah

masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3) Dalam melaksanakan fungsi tersebut, semuanya bekerja sama secara

bebas namun terkait, dalam arti terdapat mekanisme pengendalian yang

mengarahkannya agar tetap berfungsi sebagaimana yang telah

direncanakan.

Page 51: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

26

4) Sekalipun sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu, bukan berarti ia

tertutup terhadap lingkungan.

3. Unsur Sistem

Menurut Azwar (1996), telah disebutkan bahwa sistem terbentuk dari

bagian atau elemen yang saling berhubungan dan memengeruhi. Adapun yang

dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah sesuatu yang mutlakharus

ditemukan, yang jika tidak demikian, maka tidak ada yang disebut dengan sistem

tersebut. Bagian atau elemen tersebut banyak macamnya, yang jika

disederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur, yakni:

a. Masukan

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan masukan (input)

adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Menurut Silalahi

(2002), kegiatan manajemen tidak akan jalan dan tujuan tidak akan tercapai

jika tidak disertai dengan sumber-sumber yang dibutuhkan. Adapun sumber-

sumber yang dibutuhkan untuk kegiatan manajemen yang disebut sumber-

sumber dasar dari manajemen (basic resources of management), atau sarana

manajemen (tools of management). Sumber-sumber dasar dari manajemen

ialah men and women, materials, machines, methods, money, market, dan

information atau dengan akronim 6M + 1I.

Sumber-sumber tersebut sering dibedakan atas: sumber daya manusia

(human resources), juga disebut sumber-sumber material (material

resources), atau dibedakan atas: sumber daya manusia, sumber-sumber fisik,

Page 52: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

27

sumber-sumber finansial. Berdasarkan Direktorat Bina Pelayanan Medik

Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

(2008), persyaratan pelayanan medis yang dapat dikategorikan ke dalam

input adalah tenaga kesehatan dan fasilitas.

Menurut Silalahi (2011), lingkungan internal adalah faktor-faktor dan

kekuatan-kekuatan kunci di dalam organisasi yang memengaruhi operasi

organisasi untuk mencapai tujuannya. Keunggulan suatu organisasi dan

manajemen dan manajemen akan ditentukan oleh cara bagaimana sebuah

organisasi memanajemeni lingkungan internal, seperti halnya bagaimana

meningkatkan kapabilitas suber daya manusianya untuk dapat merespon

secara cepat dan tepat perubahan yang terjadi serta bagaimana organisasi

memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi untuk kepentingan

organisasi. Lingkungan internal meliputi sumber daya manusia, sumber daya

finansial, sumber daya fisik, sumber daya informasi serta sumber-sumber

sistem dan teknologi, serta budaya dan sistem nilai.

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (human resources, HR), juga dinamakan

personalia (personnel), adalah orang yang bekerja dalam organisasi atau

orang yang melakukan aktivitas-aktivitas atau pekerjaan untuk

pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia atau orang yang

bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dapat dibedakan atas manajer

dan karyawan.

Page 53: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

28

1) Manajer

Manajer adalah orang yang memiliki tugas, kewajiban, dan

tanggung jawab mengelola sumber-sumber dan tugas-tugas untuk

mencapai tujuan organisasi. Ia adalah anggota organisasi dan karena

kedudukannya dalam organisasi berwenang untuk mengalokasi dan

mengkombinasi sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasi.

Tetapi tujuan organisasi dicapai melalui orang lain yang disebut. Ia

juga anggota organisasi yang menduduki satu posisi tertentu dalam

struktur organisasi. Singkatnya, tiap-tiap orang yang menduduki

posisi dalam struktur organisasi disebut manajer. Dalam proses

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan

berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus, akan diteliti manajer

bagian yang bertanggung jawab terhadap implementasi proses

tersebut.

2) Karyawan

Karyawan adalah orang yang melalui siapa tujuan dicapai.

Merekalah yang secara langsung mengerjakan berbagai pekerjaan

hingga tujuan tercapai. Kelompok ini bekerja jika diberi tugas dan

tanggung jawab atas pekerjaan yang harus dikerjakannya. Ia

mencapai hasil karena ia mengerjakannya sendiri, bukan melalui

orang lain, sehingga pencapaian tujuan mengandalkan tim kerja

(teamwork). Semua karyawan (termasuk manajer), dapat

dideferensiasi sebagai lini (line) atau staf (staff). Line employees

Page 54: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

29

adalah yang secara langsung menghasilkan barang atau barang-barang

(goods) dan jasa atau jasa-jasa (services). Orang yang bekerja di

bagian produksi (production), rekayasa (engineering), dan

pengiriman barang (shipping), misalnya adalah karyawan lini.

Seorang manajer lini memanajemeni karyawan lini. Staff employees

adalah orang yang mendukung funsi lini. Misalnya, orang bekerja di

departemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Department)

disebut karyawan staf sebab pekerjaan mereka adalah membantu

memberikan pelayanan untuk karyawan lini. Untuk pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus, akan diteliti karyawan yang terlibat ,

dokter perusahaan, dan perawat perusahaan.

b. Sumber Daya Material

Menurut Azwar (1996), sumber daya bukan manusia atau sumber

daya material adalah berbagai fasilitas atau sarana dan pra sarana yang

dibutuhkan untuk mendukung pencapaian tujuan. Sebab meskipun

manusia menjadi elemen penting dan menentukan dalam pencapaian

tujuan keorganisasian tetapi jika tidak disertai sumber daya material yang

memadai, maka tujuan yang sudah ditetapkan tidak akan tercapai secara

optimum. Misalnya, karyawan dapat bekerja produktif jika didukung oleh

lingkungan fisik organisasi atau lingkungan kerja yang representatif. Itu

sebabnya, jika manajer inigin meningkatkan produktivitas kerja karyawan

tidak cukup hanya memotivasi karyawan, memberi kompensasi, dan

Page 55: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

30

meningkatkan keterampilan kerja mereka melalui pendidikan dan

pelatihan, melainkan juga harus didukung oleh sumber daya materil, serta

menyediakan lingkungan kerja yang kondusif dan sarana prasarana yang

memadai.

Termasuk sumber daya material adalah: sumber-sumber finansial,

(financial resources), sumber-sumber fisik (physical resources), dan

sumber-sumber informasi (information resources), dan ide-ide (ideas).

1) Finansial

Finansial ialah modal yang diperlukan untuk membiayai aktivitas,

baik untuk persediaan sumber daya materil maupun membayar upah

tenaga kerja. Untuk proses pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus bagi karyawan,

keseluruhan finansial ditanggung oleh perusahaan.

2) Fisik

Menurut Silalahi (2011), Salah satu sumber daya material adalah

sumber daya fisik. Fisik mencakup segala fasilitas yang dibutuhkan untuk

mendukung efisiensi dan efektivitas kerja, seperti: gedung, perlengkapan

kantor, lokasi, mesin-mesin, dan bahan mentah (raw materials) dan juga

berbagai peralatan teknik yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang

atau jasa.

Menurut Winarno (2007) fasilitas fisik bisa pula merupakan

sumber-sumber penting dalam organisasi. Seorang pelaksana mungkin

mempunyai staf yang memadai, mungkin memahami apa yang harus

Page 56: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

31

dilakukan dan mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan

tugasnya, tetapi tanpa fasilitas pendukung maka besar kemungkinan

implementasi yang direncanakan tidak akan berhasil.

Menurut Azwar (1996), fisik mencakup segala fasilitas yang

dibutuhkan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas kerja, seperti:

gedung, perlengkapan kantor, lokasi, mesin-mesin, dan bahan mentah

(raw materials) dan juga berbagai peralatan teknik yang dibutuhkan

untuk menghasilkan barang atau jasa. Dalam pemeriksaan kesehatan,

fasilitas fisik merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut. Fasilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu

fasilitas pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Untuk

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, fasilitas pemeriksaan fisik

terdiri dari alat-alat yang tersedia di poliklinik perusahaan yang

digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik. Fasilitas untuk

pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan sepenuhnya ditanggung

oleh vendor yang bekerja sama dengan perusahaan. Untuk pemeriksaan

khusus, fasilitas pemeriksaan kesehatan tergantung pada rumah sakit

yang menjadi provider perusahaan.

3) Informasi

Informasi, yaitu gambaran tentang hasil pelaksanaan aktivitas

maupun yang mendukung pelaksanaan aktivitas, baik lisan maupun

tulisan yang dibutuhkan pada saat tertentu, termasuk peraturan-peraturan

yang harus dipatuhi atau menjadi pedoman dalam melakukan pekerjaan.

Page 57: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

32

Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala, dan

pemeriksaan khusus, informasi diterima melalui standard operating

procedures serta dari hasil rapat dengan vendor.

4) Ide-ide

Ide-ide yaitu: pemikiran konseptual atau segala daya upaya termasuk

teknologi yang diciptakan dan digunakan untuk mengefektifkan dan

mengefisienkan pencapaian tujuan, seperti: metode, prosedur, teknik, dan

strategi yang digunakan. Dalam pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan khusus, ide-ide didapatkan dari

pendapat karyawan yang terlibat dalam proses tersebut.

b. Proses

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan proses (process)

adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

Menurut Silalahi (2002), proses (process) adalah satu seri atau sekuensi

sistematik dari tindakan yang dilakukan manajer yang secara definitif

berkaitan dengan tujuan atau hasil yang ingin dicapai, atau satu cara

sistematik untuk mengerjakan sesuatu.

Menurut Silalahi (2011), proses konversi atau transformasi

(transformation process) ialah proses mengubah masukan menjadi keluaran.

Masukan ialah sumber-sumber yang diubah menjadi keluaran dan juga sarana

yang digunakan untuk mengubah.

Page 58: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

33

Menurut Silalahi (2002), proses (process) adalah satu seri atau

sekuensi sistematik dari tindakan yang dilakukan manajer yang secara

definitif berkaitan dengan tujuan atau hasil yang ingin dicapai, atau satu cara

sistematik untuk mengerjakan sesuatu.

c. Keluaran

Menurut Silalahi (2011), keluaran (output) adalah barang dan jasa ata

hasil lainyya yang dihasilkan oleh organisasi.. Menurut Azwar (1996), yang

dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen

yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. Dalam

pemeriksaan kesehatan, output yang dimaksud adalah hasil pemeriksaan

kesehatan karyawan setelah pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, berkala, maupun khusus.

d. Umpan balik

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari

sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan

khusus.

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

Page 59: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

34

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan proses

yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada sistem

sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem itu dapat

dimodifikasi.

e. Dampak

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan dampak (impact)

adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. Dampak dapat

dibagi menjadi dua kategori yaitu dampak langsung dan dampak tidak

langsung. Dampak langsung dari pemeriksaan kesehatan adalah kondisi yang

akan dialamai karyawan setelah menerima hasil dari pemeriksaan kesehatan.

Sedangkan dampak tidak langsung berhubungan dengan produktivitas

karyawan.

f. Lingkungan

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan lingkungan

(environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Unsur lingkungan yang

berhubungan dengan pemeriksaan kesehatan adalah regulasi. Pemeriksaan

kesehatan diatur dalam pasal 8 Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk teknis pelaksanaannya,

pemeriksaan kesehatan diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. 02 Tahun 1980.

Page 60: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

35

Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan memengaruhi yang

secara sederhana dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Sumber: Azwar (1996)

Bagan 2.1

Hubungan Unsur-Unsur Sistem

C. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti

menggunakan teori unsur-unsur sistem yang terdapat dalam buku Azwar (1996)

yang terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran (output), dampak

(impact), umpan balik (feedback), dan lingkungan (environment).

Masukan Proses Keluaran Dampak

Umpan Balik

Lingkungan

Page 61: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

36

Sumber: Azwar, 1996

Bagan 2.2

Kerangka Teori

Masukan Proses Keluaran Dampak

Umpan Balik

Lingkungan

Page 62: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

37

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Berpikir

Bagan 3.1

Kerangka Berpikir

Lingkungan

Input:

1. Tenaga

Kesehatan:

a. Kompetensi

tenaga

kesehatan.

b. Jumlah

tenaga

kesehatan.

2. Fasilitas

Pemeriksaan

Kesehatan:

a. Kondisi

fasilitas

pemeriksaan

kesehatan

3. Kebijakan

a. Regulasi

b. SOP

Proses:

1. Pemeriksaan

Kesehatan Sebelum

Bekerja.

2. Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

3. Pemeriksaan

Kesehatan Khusus

Output:

1. Hasil

pemeriksaan

kesehatan

sebelum bekerja.

2. Hasil

pemeriksaan

kesehatan

berkala dan

tindakan

intervensinya.

3. Hasil

pemeriksaan

kesehatan

khusus dan

tindakan

intervensinya.

Umpan Balik:

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

Page 63: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

38

Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja memiliki tujuan agar pekerja berada

dalam kondisi yang baik sebelum bekerja. Dalam pelaksanaannya di Indonesia,

Pemeriksaan kesehatan diatur dalam Permenakertrans No. 02 tahun 1980.

Dalam hal ini, peneliti ingin melihat gambaran implementasi pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, berkala, dan khusus di PT. Frisian Flag Indonesia serta

faktor-faktor pendukung dan penghambat yang selama ini dialami perusahaan dalam

mengimplementasikan kebijakan tersebut. Untuk prosedur penelitian, peneliti

menggunakan teori sistem menurut Azwar (1996).

Variabel-variabel yang akan diteliti dibagi menjadi lima kategori yaitu input,

proses, output, umpan balik, dan lingkungan. Pada kategori input, variabel yang

akan diteliti adalah tenaga kesehatan, fasilitas pemeriksaan kesehatan, dan kebijakan

yang terkait dengan pemeriksaan kesehatan yaitu regulasi dan Standard Operating

Procedure (SOP) pemeriksaan kesehatan.

Untuk kategori proses, variabel yang akan diteliti adalah proses pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja kepada calon karyawan, proses pemeriksaan kesehatan

berkala kepada karyawan terutama di bagian produksi, serta proses pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan. Untuk kategori output, variabel yang akan diteliti

berupa hasil dari pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan, hasil

dari pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan dan intervensinya, serta hasil

dari pemeriksaan kesehatan khusus dan intervensinya.

Untuk kategori umpan balik, variabel yang akan diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di

PT. Frisian Flag Indonesia. Untuk kategori lingkungan, variabel yang akan diteliti

Page 64: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

39

adalah pengawasan dari pihak pembuat regulasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan kepada karyawan PT. FFI, baik pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

pemeriksaan kesehatan berkala, maupun pemeriksaan kesehatan khusus.

Page 65: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

40

B. Definisi Istilah

Tabel 3.1

Definisi Istilah

Substansi Penelitian Definisi Istilah Cara

Pengambilan

Data

Alat Ukur Hasil Ukur Sumber

Informan

A. Input 1. Tenaga Kesehatan

a. Kompetensi

tenaga kesehatan

Persyaratan yang harus

dipenuhi untuk menjadi

dokter dan perawat di

PT. FFI

Telaah dokumen,

wawancara

mendalam

Sertifikat

hiperkes, surat

pengangkatan

dokter dan

perawat, surat izin

praktik dokter,

surat izin kerja

perawat.

Wawancara

mendalam

Informasi tentang

kondisi tenaga

kesehatan apakah

kompeten atau

tidak.

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

b. Jumlah tenaga

kesehatan

Jumlah dokter dan

perawat perusahaan

yang melaksanakan

pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja,

berkala, dan khusus

Observasi,

wawancara

mendalam

Pedoman

observasi

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

Jumlah dokter dan

perawat

perusahaan yang

melaksanakan

pemeriksaan

kesehatan

sebelum bekerja,

berkala, dan

khusus

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

e. Karyawan

Page 66: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

41

Tabel 3.1 (lanjutan)

Definisi Istilah

Substansi

Penelitian

Definisi Istilah Cara

Pengambilan

Data

Alat Ukur Hasil Ukur Sumber

Informan

Input 2. Fasilitas

pemeriksaan

Kesehatan

Sarana dan prasarana

untuk pelaksanaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus.

Observasi,

wawancara

mendalam

Pedoman

observasi.

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi

mengenai

kondisi sarana

dan prasarana

untuk

pemeriksaan

kesehatan

sebelum bekerja,

berkala, dan

khusus

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

e. Karyawan

3. Kebijakan

a. Regulasi Peraturan yang

disusun oleh

pemerintah tentang

pemeriksaan

kesehatan yang

tercantum dalam UU

K3 No. 01 tahun

1970 dan Permenaker

No.02 tahun 1980

tentang pemeriksaan

kesehatan.

Telaah dokumen

Wawancara

mendalam

UU K3 No. 01

tahun 1970

Permenakertrans

No. 02 Tahun

1980.

Pedoman

wawancara

mendalam.

Informasi

tentang

Peraturan yang

disusun oleh

pemerintah

tentang

pemeriksaan

kesehatan yang

tercantum dalam

UU K3 No. 01

tahun 1970 dan

Permenaker

No.02 tahun

1980 tentang

pemeriksaan

kesehatan.

a. HR

Page 67: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

42

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Definisi Istilah

b. Standard

Operating

Procedure

(SOP)

Peraturan teknis

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus yang disusun

oleh PT. FFI

Telaah dokumen

Wawancara

mendalam

SOP

pemeriksaan

kesehatan PT.

FFI

Pedoman

wawancara

Informasi

tentang

peraturan teknis

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan

sebelum bekerja,

berkala, dan

khusus yang

disusun oleh PT.

FFI

a. HR

B. Proses 1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja Pelaksanaan Tahapan/alur

pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja.

Observasi

Telaah dokumen.

Wawancara

mendalam

SOP pemeriksaan

kesehatan.

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

proses

penyelenggaraan

pemeriksaan

kesehatan

sebelum bekerja.

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

e. Karyawan

produksi

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pelaksanaan Tahapan/alur

pelaksanaan

pemeriksaan berkala.

Observasi

Telaah dokumen.

Wawancara

mendalam

SOP pemeriksaan

kesehatan.

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

proses

penyelenggaraan

pemeriksaan

kesehatan berkala.

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

e. Karyawan

produksi

Page 68: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

43

Tabel 3.1 (lanjutan)

Definisi Istilah

Substansi Penelitian Definisi Istilah Cara

Pengambilan

Data

Alat Ukur Hasil Ukur Sumber

Informan

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

a. Pelaksanaan Tahapan/alur

pelaksanaan

pemeriksaan khusus.

Telaah dokumen.

Wawancara

mendalam

SOP pemeriksaan

kesehatan.

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

proses

penyelenggaraan

pemeriksaan

kesehatan khusus.

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

e. Karyawan

produksi

C. Output 1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Hasil pemeriksaan

kesehatan.

Laporan hasil

pemeriksaan yang

berupa laporan

pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan

laboratorium.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

laporan hasil

pemeriksaan yang

berupa laporan

pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan

laboratorium..

a. HR

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Hasil pemeriksaan

kesehatan berkala

Laporan hasil

pemeriksaan yang

berupa laporan

pemeriksaan fisik,

laboratorium,

pemeriksaan tambahan,

dan intervensinya

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

hasil pemeriksaan

pemeriksaan fisik,

laboratorium, dan

tambahan dan

intervensinya

a. HR

Page 69: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

44

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Definisi Istilah

Substansi

Penelitian

Definisi Istilah Cara

Pengambilan

Data

Alat Ukur Hasil Ukur Sumber

Informan

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Hasil pemeriksaan

kesehatan khusus

Laporan hasil

pemeriksaan yang

berupa pemeriksaan

fisik, laboratorium,

pemeriksaan

tambahan, dan

intervensinya.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

Informasi tentang

hasil pemeriksaan

pemeriksaan fisik,

laboratorium, dan

tambahan dan

intervensinya

a. HR

4. Umpan Balik Umpan balik proses

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus.

Gambaran

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus yang berupa

faktor pendukung dan

faktor penghambat

pada input, proses,

dan output.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

gambaran

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus yang berupa

faktor pendukung

dan faktor

penghambat pada

input, proses, dan

output.

a. HR

b. SHE

c. Dokter

Perusahaan

d. Perawat

5. Lingkungan Lingkungan Pengawasan dari

pihak pembuat

regulasi terhadap

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

mendalam

Informasi tentang

pengawasan dari

pihak pembuat

regulasi terhadap

pelaksanaan

pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan

khusus.

a. HR

b. Dokter

Perusahaan

c. Perawat

Page 70: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

45

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk mengetahui gambaran

implementasi pemeriksaan kesehatan, faktor-faktor apa saja yang mendukung dan

menghambat yang dialami perusahaan dalam proses implementasi pemeriksaan

kesehatan, serta bagaimana hambatan tersebut dapat diatasi oleh perusahaan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Frisian Flag Indonesia pada Oktober -

Nopember 2012.

C. Informan

Pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, yang didasari oleh pertimbangan peneliti berdasarkan ciri-ciri atau sifat

informan yang berhubungan dengan penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri

dari informan kunci, informan utama, dan informan pendukung. Informan kunci dari

penelitian ini adalah karyawan dari Human Resources Operational yang

bertanggung jawab dengan pemeriksaan kesehatan. Informan utama dari penelitian

Page 71: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

46

ini adalah staf bagian Safety Health and Environment (SHE), Dokter perusahaan, dan

Perawat perusahaan. Informan pendukung untuk penelitian ini adalah karyawan di

bagian produksi PT. Frisian Flag Indonesia. Jumlah informan dapat mengalami

perubahan sesuai dengan kondisi pada saat di lapangan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri yaitu

mahasiswi peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta karena peneliti sebagai pengumpul data yang memengaruhi

terhadap faktor instrumen. Untuk data yang diperlukan, peneliti menggunakan

instrumen berupa:

1. Pedoman wawancara

2. Lembar observasi untuk mengetahui fasilitas pemeriksaan kesehatan

3. Daftar dokumen yang diperlukan untuk analisis

4. Laptop

5. Alat perekam

6. Kertas catatan

7. Alat tulis

E. Sumber Data

Data Primer Data Sekunder

A. Input

1. Tenaga Kesehatan

a. Wawancara mendalam untuk a. Sertifikat hiperkes, surat pengangkatan

Page 72: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

47

mengetahui persyaratan yang harus

dipenuhi untuk menjadi dokter dan

perawat perusahaan.

dokter dan perawat perusahaan, surat

izin praktik dokter, dan surat izin kerja

perawat ditelaah untuk mengetahui

persyaratan yang harus dipenuhi untuk

menjadi dokter dan perawat

perusahaan.

b. Observasi dan wawancara

mendalam untuk mengetahui

jumlah dokter dan perawat

perusahaan yang melaksanakan

pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan khusus.

b. Regulasi yang terkait dengan

pemeriksaan kesehatan yaitu Undang-

Undang No. 01 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja dan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. 02 Tahun 1980

tentang Pemeriksaan Kesehatan

c. Standard Operating Procedure untuk

mengetahui peraturan yang dibuat oleh

pihak perusahaan mengenai teknis

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di

PT. FFI.

2. Fasilitas

Observasi dan wawancara mendalam

digunakan untuk mengetahui kondisi

sarana dan prasarana yang digunakan

Page 73: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

48

dalam pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan khusus.

3. Standard Operating Procedure

Telaah Standard Operating Procedure

(SOP)

B. Proses

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Pelaksanaan

Wawancara mendalam digunakan untuk

mengetahui informasi tentang proses

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja.

Telaah SOP digunakan untuk

mengetahui informasi tentang proses

perencanaan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pelaksanaan

Wawancara mendalam digunakan untuk

mengetahui informasi tentang proses

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan

berkala.

Telaah SOP digunakan untuk

mengetahui informasi tentang proses

perencanaan pemeriksaan kesehatan

berkala.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Pelaksanaan

Wawancara mendalam digunakan untuk

mengetahui informasi tentang proses

Telaah SOP digunakan untuk

mengetahui informasi tentang proses

Page 74: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

49

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan

khusus.

perencanaan pemeriksaan kesehatan

khusus.

C. Output

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Wawancara mendalam untuk

mengetahui informasi tentang status

kesehatan calon karyawan.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Wawancara mendalam untuk

mengetahui informasi tentang status

kesehatan karyawan.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Wawancara mendalam untuk

mengetahui informasi tentang status

kesehatan calon karyawan.

D. Dampak Langsung

Wawancara mendalam untuk

mengetahui informasi tentang status

kesehatan karyawan dan intervensi

tidak lanjutnya.

E. Umpan Balik

Wawancara mendalam untuk

Page 75: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

50

mengetahui informasi tentang umpan

balik dari hasil output dan dampak

langsung yang berupa faktor pendukung

dan penghambat.

F. Lingkungan

Wawancara mendalam untuk

mengetahui informasi tentang

pengawasan dari pihak pembuat

regulasi terhadap pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan khusus.

F. Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Marsshall dan Rossman (2006), pengamatan ialah kegiatan

keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu

utamanya selain indera lainnya, seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.

Usman dan Akbar (1996) menyatakan bahwa pengamatan menjadi salah satu

teknik pengumpulan data jika disesuaikan dengan tujuan penelitian,

direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol reliabilitas dan

kebenarannya. Teknik pengamatan yang dilakukan peneliti adalah pengamatan

terbuka, yaitu pengamatan yang mana keberadaan pengamat diketahui oleh

Page 76: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

51

subjek yang diteliti dan subjek memberikan kesempatan kepada pengamat untuk

mengamati peristiwa yang terjadi dan subjek menyadari adanya orang yang

mengamati apa yang subjek kerjakan (Prastowo, 2010). Kedudukan peneliti

dalam proses pengamatan ini adalah sebagai pengamat pebuh, yaitu peneliti

dengan bebas mengamati secara jelas subjeknya (Moleong, 2007). Dalam

penelitian ini, observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat bagaimana

kondisi fasilitas pemeriksaan kesehatan di poliklinik PT. Frisian Flag Indonesia.

2. Telaah Dokumen

Dokumen yang akan diamati dalam penelitian adalah dokumen resmi

jenis dokumen internal. Dokumen internal berupa data kunjungan pekerja ke

poliklinik, data tingkat kehadiran karyawan bagian produksi, dan Standar

Operating Procedure (SOP) untuk pemeriksaan kesehatan yang hanya digunakan

oleh perusahaan. Dokumen seperti itu dapat menyajikan informasi tentang

keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan petunjuk tentang gaya

kepemimpinan (Prastowo, 2010).

Dokumen memiliki manfaat yang besar dalam penelitian. Dokumen

bermanfaat dalam penajaman latar belakang penelitian. Selain itu, dokumen juga

bermanfaat dalam proses triangulasi data. Dokumen resmi yang akan ditelaah

dalam penelitian ini adalah data sekunder perusahaan.

3. Foto

Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data jelas sekali besar

manfaatnya. Hanya perlu diberi catatan khusus tentang keadaan dalam foto yang

biasanya (Moleong, 2007). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto

Page 77: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

52

untuk mendokumentasikan proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala di

PT. Frisian Flag Indonesia.

4. Wawancara Mendalam

Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara sebagai berikut: wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui gambaran implementasi

pemeriksaan kesehatan secara lebih mendalam melalui teknik wawancara

mendalam.

G. Keabsahan Data

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2007). Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi teknik pengumpulan data dan

triangulasi sumber. Keabsahan hasil observasi, telaah dokumen, dan hasil

wawancara mendalam dilakukan menggunakan trianggulasi teknik pengumpulan

data. Sedangkan kebsahan hasil wawancara mendalam dilakukan triangulasi sumber.

Page 78: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

53

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari seluruh informan melalui

wawancara mendalam dan didukung dengan hasil observasi serta dokumen-

dokumen yang telah dikumpulkan.

2. Data yang telah terkumpul kemudian dibuat dan disusun dalam bentuk transkrip

data, yaitu membuat catatan hasil wawancara seperti apa adanya, termasuk

mencatat kembali hasil wawancara dan rekaman.

3. Data yang telah disusun dalam bentuk transkrip selanjutnya dianalisis

menggunakan teori hubungan unsur-unsur sistem Azwar.

I. Penyajian Data

Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi

dengan matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung dengan hasil

observasi dan telaah dokumen.

Page 79: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

54

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Dikenal dengan nama Susu Bendera oleh masyaratakat Indonesia, Frisian

Flag telah memimpin industri susu nasional selama 90 tahun. Semua berawal dari

tahun 1922 ketika susu dengan merk Friesche Vlag mulai diimpor dari Cooperative

Condesfabriek Friesland yang kini telah menjadi Royal Friesland Campina.

Sebagai bagian dari keluarga multinasional, PT Frisian Flag Indonesia

mengedepankan pengalaman global dan kerja sama jangka panjang dengan para

peternak Indonesia untuk tetap menjadi leadaer dalam menghasilkan produk-produk

bergizi berbasis susu. Hal ini dilakukan dengan memproduksi dan memasarkan

aneka produk termasuk susu bubuk, susu cair siap minum, dan susu kental manis

dengan merk-merk Frisian Flag, Yes! dan Omela.

Perusahaan ini memiliki dua buah buah pabrik berteknologi canggih yaitu di

Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta. PT Frisian Flag juga menaungi 1700 karyawan

yang bekerja di seluruh penjuru Indonesia. PT. Frisian Flag Indonesia berkomitmen

untuk senantiasa menghasilkan produk-produk susu bergizi yang dapat terjangkau

oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, PT. Frisian Flag Indonesia juga terus

berupaya untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui beragam program.

Semua ini dilakukan sebagai wujud visi perusahaan untuk turut berkontribusi

terhadap perkembangan bangsa.

Page 80: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

55

Dalam memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berbasis susu. PT.

Frisian Flag Indonesia tidak hanya mengikuti standar nasional dan internasional,

namun juga mengadvokasi kepada para pemangku kepentingan untuk senantiasa

mendukung perkembangan holistik anak dan mempromosikan ASI eksklusif sesuai

dengan petunjuk WHO.

B. Karakteristik Informan

1. Staf Human Resources Operational Department

Staf Human resources Operational Departement yang menjadi informan

kunci dalam penelitian ini adalah staf wanita. Salah satu deskripsi tugas dari staf

HRO adalah berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di

Poliklinik perusahaan dan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan, baik

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala,

maupun pemeriksaan kesehatan khusus.

2. Dokter Perusahaan

Dokter perusahaan adalah dokter yang telah sah diangkat menjadi dokter

perusahaan di PT. FFI. Dokter perusahaan yang bertugas telah memenuhi

persyaratan untuk menjadi seorang dokter perusahaan yang telah ditetapkan

dalam regulasi, yaitu memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes. Dalam pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, dokter perusahaan bertugas untuk

melakukan pemeriksaan fisik calon karyawan dan mengevaluasi hasil

pemeriksaan fisik dan laboratorium dari calon karyawan sebelum dilaporkan ke

pihak HRD.

Page 81: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

56

Pada pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala, tugas dokter

perusahaan adalah ikut serta dalam tahap perancanaan yaitu pemilihan vendor

yang akan bekerja sama dengan perusahaan. Selain itu, dokter perusahaan

bertugas untuk mengevaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala karyawan dari

pihak vendor. dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter perusahaan dapat

memutuskan apakah karyawan harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut atau

tidak. Pada pemeriksaan kesehatan khusus, dokter perusahaan bertugas untuk

melihat hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh karyawan di rumah sakit

provider.

3. Perawat Perusahaan

Perawat perusahaan adalah perawat yang telah sah diangkat menjadi

perawat perusahaan PT. FFI. Perawat perusahaan telah mengikuti pelatihan

Hiperkes dengan bukti sertifikat pelatihan Hiperkes. Dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja dan berkala, perawat perusahaan bertugas menjadi

asisten dokter perusahaan. Untuk pemeriksaan kesehatan khusus, perawat

perusahaan bertugas untuk merekapitulasi laporan dari rumah sakit provider

tentang hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh karyawan untuk

dilaporkan kepada pihak HRO.

4. Safety Health and Environment Department

Dalam penelitian ini, informan dari pihak SHE berjumlah dua orang pria.

Informan yang pertama adalah karyawan SHE dan informan kedua adalah Safety

Officer PT. FFI. Tugas SHE dalam pemeriksaan kesehatan adalah ikut serta

Page 82: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

57

dalam proses penentuan vendor dan evaluasi pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan.

5. Karyawan Bagian Produksi

Informan pendukung dalam penelitian ini adalah beberapa karyawan

yang bekerja di bagian produksi. Seluruh karyawan yang bertugas di bagian

produksi adalah pria. Kriteria pemilihan informan pendukung adalah karyawan

yang telah bekerja lebih dari dua tahun di PT. FFI dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi yang akurat tentang pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan

khusus.

C. Input

1. Tenaga Kesehatan

a. Kompetensi Tenaga Kesehatan

Page 83: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

54

Tabel 5.1

Hasil Penelitian Kompetensi Tenaga Kesehatan

Hasil Observasi Hasil Telaah Dokumen Hasil Wawancara Mendalam

Pemeriksaan

Kesehatan

Sebelum Bekerja

Tidak dilakukan observasi. Kompetensi tenaga kesehatan

yang bertugas untuk

pemeriksaan fisik pada calon

karyawan telah memenuhi syarat

yang telah ditetapkan oleh

Permenakertrans No. 02. Tahun

1980 tentang Pemeriksaan

Kesehatan dan Pedoman

Pelayanan Medik di Klinik

Departemen dan Perusahaan

Kemenkes RI Tahun 2008. Hasil

dapat dilihat secara lebih jelas di

lampiran hasil telaah dokumen.

Kompetensi tenaga kesehatan yang

bertugas untuk pemeriksaan fisik

pada calon karyawan telah

memenuhi syarat yang telah

ditetapkan oleh Permenakertrans

No. 02. Tahun 1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan dan

Pedoman Pelayanan Medik di

Klinik Departemen dan

Perusahaan Kemenkes RI Tahun

2008.

Page 84: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

59

Tabel 5.1 (Lanjutan)

Hasil Penelitian Kompetensi Tenaga Kesehatan

Hasil Observasi Hasil Telaah Dokumen Hasil Wawancara Mendalam

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

Tidak dilakukan observasi. Tidak dilakukan telaah

dokumen.

Kompetensi tenaga kesehatan yang

bertugas untuk pemeriksaan

kesehatan berkala kepada

karyawan adalah tanggung jawab

dari vendor yang bekerja sama

dengan perusahaan.

Pemeriksaan

Kesehatan Khusus

Tidak dilakukan observasi. Tidak dilakukan telaah

dokumen.

Kompetensi tenaga kesehatan yang

bertugas untuk pemeriksaan

kesehatan khusus kepada

karyawan adalah tanggung jawab

dari rumah sakit provider yang

bekerja sama dengan perusahaan.

Page 85: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

60

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci yang

merupakan pihak Human Resources Operational, untuk pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, HRO mengungkapkan bahwa kompetensi

tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter perusahaan dan perawat

perusahaan di PT. FFI telah sesuai standar yang telah ditetapkan, yaitu

memiliki sertifikat Hiperkes, surat izin praktik untuk dokter, dan surat

izin kerja bagi perawat. Berikut kutipan hasil wawancara dengan

informan kunci.

“… Sejauh ini ya memenuhi standar lah… Gitu. Pokonya

kita ikutin aja sesuai ketentuannya dari pemerintah. Kan harus

ada tuh dia harus punya sertifikat ini, dan sebagainya, gitu kan.

Dan itu juga ada izinnya kan, iya, gitu…”

Menurut hasil wawancara dengan informan utama yang terdiri

dari dokter perusahaan, perawat perusahaan, dan SHE, Untuk

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, informan mengungkapkan

bahwa tenaga kesehatan di perusahaan telah memenuhi standar yang telah

ditetapkan oleh pemerintah, yaitu salah satunya memiliki sertifikat telah

melaksanakan pelatihan Hiperkes. Berikut ini kutipan hasil wawancara

dengan dokter perusahaan:

“… Dari persyaratan yang harus dipenuhi juga sudah kita

penuhi contohnya sertifikat hiperkes…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

Page 86: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

61

“… Kalau itu sih, ya di sini sih sudah sesuai… kan kita

diaudit segala macam kan, itu pasti diacc berarti kita udah

memenuhi syarat dong, kan gitu…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… Kalau secara dokter klinik, dokter W itu bagus, dari

segi apa… kemampuan dia untuk menganalisa, apakah si

karyawan itu mengidap suatu penyakit, terus apakah dia cocok di

area tempat bekerja yang akan ditempatkan, itu bagus, cukup

bagus dari segi kompetensinya…” (SHE).

“… Ya ke situ juga (regulasi)… Ya, udah bagus lah. Sudah

bagus…” (Safety Officer).

Hasil wawancara kepada informan kunci dan utama didukung

dengan telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti melihat dan

membaca secara langsung persyaratan yang telah dipenuhi oleh tenaga

kesehatan yang bertugas di poliklinik perusahaan. Dokter perusahaan

memiliki Sertifikat Pelatihan Hiperkes sebagai bukti bahwa dokter yang

bertugas telah mengikuti pelatihan Hiperkes. Dokter perusahaan juga

telah memiliki Surat Izin Praktik sebagai bukti bahwa sebelum bekerja di

perusahaan, dokter telah memiliki izin praktik dan sebagai bukti bahwa

dokter yang bertugas telah memiliki pengalaman praktik di tempat lain

sebelum diangkat menjadi dokter perusahaan. Surat Pengangkatan Dokter

Perusahaan merupakan bukti bahwa dokter telah secara sah diangkat

Page 87: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

62

sebagai dokter perusahaan di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar

Rebo.

Perawat perusahaan, berdasarkan telaah dokumen, memiliki

Sertifikat Pelatihan Hiperkes sebagai bukti bahwa perawat yang bertugas

telah mengikuti pelatihan Hiperkes. Perawat perusahaan juga telah

memiliki Surat Izin Kerja sebagai bukti bahwa sebelum bekerja di

perusahaan, dokter telah memiliki izin kerja dan sebagai bukti bahwa

perawat yang bertugas telah memiliki pengalaman bekerja di tempat lain

sebelum diangkat menjadi perawat perusahaan. Surat Pengangkatan

Perawat Perusahaan merupakan bukti bahwa perawat telah secara sah

diangkat sebagai perawat perusahaan di PT. Frisian Flag Indonesia Plant

Pasar Rebo.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen,

kompetensi dari tenaga kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja di PT. FFI telah sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan di

atas. Kompetensi dokter yang telah dipenuhi yaitu dokter perusahaan

telah memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes, mempunyai surat tanda

registrasi dan surat izin praktik, dan mampu melaksanakan pelayanan

medik sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Kompetensi

perawat perusahaan juga telah sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan yaitu perawat telah memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes,

memiliki surat izin kerja perawat, mampu melaksanakan asistensi dokter

sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, dan mampu

Page 88: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

63

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kompetensi dan

kewenangannya.

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, untuk

pemeriksaan kesehatan berkala, kompetensi tenaga kesehatan yang

bertugas merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari vendor yang

bekerja sama dengan perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancara

dengan informan kunci:

“… kalau untuk staf MCU… itu wewenangnya vendor

ya… kita di sini tinggal ikutin aja… gitu…”

Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan berkala, berdasarkan

hasil wawancara dengan informan utama, kompetensi tenaga kesehatan

merupakan tanggung jawab dari pihak yang bekerja sama dengan

perusahaan yaitu pihak vendor. Berikut kutipan hasil wawancara dengan

dokter perusahaan:

“… Untuk yang MCU, staf berikut fasilitas penunjang

pelaksanaan menjadi tanggung jawab vendor…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… kalau soal yang itu, kita serahin ke vendor sama

provider…”

Berikut hasil wawancara dengan SHE:

“… Oh, iya, yang tahun kemarin itu bagus…” (SHE).

Page 89: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

64

“… Ya, udah bagus lah. Sudah bagus…” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi tenaga kesehatan yang

bertugas pada saat pelaksanaan kesehatan berkala sepenuhnya menjadi

tanggung jawab vendor.

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk

pemeriksaan kesehatan khusus, kompetensi tenaga kesehatan menjadi

tanggung jawab penuh rumah sakit yang bekerja sama dengan

perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan kunci:

“… kalau untuk staf dan sarana yang di RS, itu

wewenangnya RSnya ya… kita di sini tinggal ikutin aja… gitu…”

Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan khusus, berdasarkan

hasil wawancara dengan informan utama, kompetensi tenaga kesehatan

merupakan tanggung jawab dari pihak yang bekerja sama dengan

perusahaan yaitu pihak rumah sakit yang menjadi provider perusahaan,

Dari 160 provider pemeriksaan kesehatan khusus yang bekerja sama

dengan perusahaan yang di dalamnya termasuk juga rumah sakit, ada

beberapa rumah sakit yang kompetensi tenaga kesehatannya telah sesuai,

namun, terdapat juga beberapa rumah sakit yang memerlukan peninjauan

ulang dalam kompetensi tenaga kesehatannya. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan dokter perusahaan:

Page 90: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

65

“… Begitu juga dengan yang di rumah sakit, staf berikut

fasilitasnya jadi tanggung jawab provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… kalau soal yang itu, kita serahin ke vendor sama

provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… Nah ini memang, secara umum kalau rumah sakit-

rumah sakit yang jadi klien frisian flag ini udah bagus… Tapi

memang, tapi memang mungkin ada beberapa rumah sakit yang

direview kembali…” (SHE)

“…Sekarang dokternya banyak. Jadi lebih OK lagi saat

ini...” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi tenaga kesehatan untuk

pemeriksaan kesehatan khusus sepenuhnya menjadi tanggung jawab

rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan. Perusahaan telah

menjalin kerjasama dengan 160 rumah sakit, klinik, serta apotek yang

tersebar di daerah Jabodetabek. Namun, ada beberapa rumah sakit yang

memerlukan peninjauan ulang dalam hal kompetensi tenaga

kesehatannya.

Page 91: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

66

b. Jumlah Tenaga Kesehatan

Tabel 5.2

Hasil Penelitian Jumlah Tenaga Kesehatan

Hasil Observasi Hasil Telaah Dokumen Hasil Wawancara Mendalam

Pemeriksaan

Kesehatan

Sebelum Bekerja

Jumlah tenaga kesehatan

yang bertugas pada pagi hari

berjumlah dua orang. Tenaga

kesehatan yang bertugas

terdiri dari satu Dokter

perusahaan dan satu perawat.

Jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas untuk pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja telah

mencukupi sesuai dengan

Pedoman Pelayanan Medik di

Klinik Departemen dan

Perusahaan Kementerian

Kesehatan RI (2008), jumlah

dokter perusahaan minimal di

klinik perusahaan adalah satu

orang dan untuk perawat minimal

berjumlah satu orang.

Jumlah tenaga kerja yang bertugas

untuk pemeriksaan fisik calon

karyawan, menurut informan kunci

dan utama sudah mencukupi, yaitu

terdiri dari satu dokter perusahaan

dan satu perawat perusahaan.

Menurut informan pendukung,

jumlah tenaga kesehatan kurang

karena jadwal penyelenggaraan

pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja bersamaan dengan jadwal

pelayanan poliklinik.

Page 92: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

67

Tabel 5.2 (Lanjutan)

Hasil Penelitian Jumlah Tenaga Kesehatan

Hasil Observasi Hasil Telaah Dokumen Hasil Wawancara Mendalam

Pemeriksaan

Kesehatan

Berkala

Tidak dilakukan observasi. Tidak dilakukan telaah

dokumen.

Jumlah tenaga kerja yang bertugas

untuk pemeriksaan berkala merupakan

tanggung jawab vendor yang bekerja

sama dengan perusahaan. Untuk

pemeriksaan kesehatan berkala tahun

2012, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas jauh lebih banyak dari tahun-

tahun sebelumnya.

Pemeriksaan

Kesehatan

Khusus

Tidak dilakukan observasi. Tidak dilakukan telaah

dokumen.

Jumlah tenaga kerja yang bertugas

untuk pemeriksaan kesehatan khusus

merupakan tanggung jawab vendor

yang bekerja sama dengan perusahaan.

Untuk pemeriksaan kesehatan berkala

tahun 2012, jumlah tenaga kesehatan

yang bertugas jauh lebih banyak dari

tahun-tahun sebelumnya.

Page 93: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

68

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, HRO

mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang selama ini

bertugas di perusahaan sudah cukup untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja yaitu terdiri dari satu dokter perusahaan dan

satu perawat perusahaan. Alasan dari pendapat tersebut adalah selama ini

perusahaan bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan laboratorium

yang jumlahnya mencapai 160 rumah sakit, laboratorium dan apotek,

sehingga tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk keperluan internal

dirasa sudah cukup. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan

kunci:

“… Sejauh ini… melayani di internal di sini aja kalau

menurut aku sih udah cukup. Gitu…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, untuk

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, menurut Dokter perusahaan,

jumlah tenaga kesehatan di poliklinik sudah memadai yaitu satu dokter

perusahaan dan satu perawat peusahaan, namun terdapat tugas tambahan

untuk perawat perusahaan yang ditakutkan akan mengganggu kinerja

perawat. Menurut perawat perusahaan, apabila ditinjau dari kondisi

selama ini, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas sudah memenuhi

syarat dengan bukti dikeluarkannya izin operasi poliklinik dari

Page 94: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

69

Kemenkes. Menurut SHE, jumlah tenaga kesehatan di PT. FFI sudah

sesuai. Berikut kutipan hasi wawancara dengan dokter perusahaan:

“… Ya sementara ini, yang kalau untuk polikliniknya

sendiri sudah memadai…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… Kalau itu sih, kalau masalah kurang atau ga kurang

sih, ya di sini sih sudah sesuai, buktinya izinnya udah keluar kan,

berarti udah sesuai…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… Untuk sebelum kerja, cukup. Karena kita kan dibantu

sama eksternal lab itu…” (SHE)

“… Ya, udah bagus lah. Sudah bagus…” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung, untuk

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, menurut beberapa karyawan

produksi, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas masih kurang karena

jadwal pemeriksaan kesehatan untuk calon karyawan dan jadwal

pelayanan poliklinik dilaksanakan pada waktu yang sama. Berikut

kutipan hasil wawancara dengan informan pendukung:

“… Ya kalau saya sih melihat ya, saya melihat untuk katakan

tenaga medis perlu ya, perlu ada penambahan…”

“… Kalau perlu ditambahin asisten dokternya ya. Ya Cuma agak

kurang aja, orangnya kurang maksudnya. Tambahin lagi biar banyak…”

Page 95: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

70

Hasil wawancara di atas juga didukung dengan hasil observasi

peneliti selama berada di lapangan. Berdasarkan hasil observasi, untuk

PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo, jumlah tenaga kesehatan

yang bertugas pada pagi hari berjumlah dua orang. Tenaga kesehatan

yang bertugas terdiri dari satu Dokter perusahaan dan satu perawat.

Berdasarkan hasil telaah dokumen Pedoman Pelayanan Medik di

Klinik Departemen dan Perusahaan Kementerian Kesehatan RI (2008),

jumlah dokter perusahaan minimal di klinik perusahaan adalah satu orang

dan untuk perawat minimal berjumlah satu orang. Jumlah tenaga

kesehatan di PT. FFI sudah mencukupi berdasarkan pedoman tersebut

yaitu terdiri dari satu dokter perusahaan dan satu perawat perusaahn.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah

dokumen, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja telah sesuai karena pemeriksaan yang

dilakukan di Poliklinik perusahaan hanya pemeriksaan fisik sebelum

bekerja bagi calon karyawan. Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan

berkala, dokter yang bertugas pada saat pemeriksaan adalah dokter yang

disediaakan oleh vendor yang jumlahnya disepakati oleh pihak

perusahaan dan pihak vendor. Untuk pemeriksaan kesehatan khusus,

dokter yang menangani adalah dokter yang sedang bertugas di rumah

sakit tempat karyawan melakukan pemeriksaan.

Page 96: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

71

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Jumlah tenaga kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan berkala

sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari pihak vendor yang telah dipilih

untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan informan kunci:

“… kita bekerja sama dengan vendor kalau soal MCU...”

Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, berdasarkan hasil

wawancara dengan informan utama, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang bekerja

sama dengan perusahaan. Secara umum, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas dalam pemeriksaan kesehatan untuk tahun 2012 sudah termasuk

banyak sehingga tidak menyebabkan panjanya antrian karyawan. Berikut

kutipan hasi wawancara dengan dokter perusahaan:

“… Untuk yang MCU, staf berikut fasilitas penunjang

pelaksanaan menjadi tanggung jawab vendor…”

Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan perawat

perusahaan:

“… kalau soal yang itu, kita serahin ke vendor sama

provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

Page 97: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

72

“… Oh, iya, yang tahun kemarin itu bagus. Banyak,

sehingga karyawan itu ga sampe ngantri, terus ada pemeriksaan

fisik juga…” (SHE)

“…Sekarang dokternya banyak. Jadi lebih OK lagi saat

ini...” (Safety Officer)

Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, beberapa karyawan merasa

tenaga kesehatan yang bertugas sudah cukup banyak, terbukti dari antrian

karyawan pada saat pelaksanaan tidak terlalu banyak. Berikut kutipan

hasil wawancara dengan informan pendukung:

“… cukup. Udah cukup bagus kok…”

“… petugas vendornya bagus, kita ngantri juga ga terlalu

lama…”

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas pada saat pelaksanaan kesehatan berkala sepenuhnya menjadi

tanggung jawab vendor. Namun, berdasarkan hasil wawancara mendalam

juga diperoleh hasil bahwa untuk pemeriksaan kesehatan berkala pada

tahun 2012, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas jauh lebih banyak

dari tahun-tahun sebelumnya sehingga karyawan tidak perlu menunggu

terlalu lama. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas adalah

hasil dari seleksi yang dilakukan HR Department, Dokter Perusahaan,

dan SHE yang kemudian dilanjutkan dengan proses audit ke tempat

vendor.

Page 98: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

73

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, untuk

pemeriksaan kesehatan khusus, jumlah tenaga kesehatan menjadi

tanggung jawab pihak rumah sakit tempat karyawan melakukan

pemeriksaan. Bertikut ini kutipan hasil wawancara dengan informan

kunci:

“… Sejauh ini, karena kita juga bekerja sama dengan

beberapa klinik dan rumah sakit di luar, kalau menurut aku sih

udah cukup. Gitu…”

Untuk pemeriksaan kesehatan khusus, berdasarkan hasil

wawancara dengan informan utama, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang bekerja

sama dengan perusahaan. Dari 160 provider pemeriksaan kesehatan

khusus yang bekerja sama dengan perusahaan yang di dalamnya termasuk

juga rumah sakit, ada beberapa rumah sakit yang jumlah tenaga

kesehatannya telah sesuai, namun, terdapat juga beberapa rumah sakit

yang memerlukan peninjauan ulang dalam jumlah tenaga kesehatannya.

Berikut kutipan hasi wawancara dengan dokter perusahaan:

“… Begitu juga dengan yang di rumah sakit, staf berikut

fasilitasnya jadi tanggung jawab provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… kalau soal yang itu, kita serahin ke vendor sama provider…”

Page 99: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

74

Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… Nah ini memang, secara umum kalau rumah sakit-

rumah sakit yang jadi klien frisian flag ini udah bagus… Tapi

memang, tapi memang mungkin ada beberapa rumah sakit yang

direview kembali...” (SHE)

“… Ya, udah bagus lah. Sudah bagus…” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tenaga kesehatan untuk

pemeriksaan kesehatan khusus sepenuhnya menjadi tanggung jawab

rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan. Perusahaan telah

menjalin kerjasama dengan 160 rumah sakit, klinik, serta apotek yang

tersebar di daerah Jabodetabek. Namun, ada beberapa rumah sakit yang

memerlukan peninjauan ulang dalam hal jumlah tenaga kesehatannya.

Page 100: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

75

2. Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan

Tabel 5.3

Hasil Penelitian Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan

Hasil Observasi Hasil Telaah Dokumen Hasil Wawancara Mendalam

Pemeriksaan

Kesehatan

Sebelum Bekerja

Sarana dan prasarana untuk

pemeriksaan kesehatan di poliklinik

sudah lengkap. Peralatan medis

yang tersedia dalam kondisi yang

baik dan siap pakai. Alat-alat yang

digunakan dalam pemeriksaan

kesehatan dalam kondisi yang

sudah terkalibrasi, kalibrasi alat

dilakukan secara rutin setiap

tahunnya oleh vendor. Peralatan

penunjang medis juga dalam

kondisi baik. Poliklinik tidak

memiliki laboratorium sendiri

untuk pemeriksaan kesehatan oleh

sebab itu, perusahaan bekerja sama

dengan pihak laboratorium lain

dalam rangka pemeriksaan

kesehatan terutama pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja.

Tidak dilakukan telaah

dokumen.

Sarana dan prasarana untuk

pemeriksaan fisik bagi calon

karyawan dalam kondisi yang baik

dan sudah memenuhi kriteria yang

ditetapkan dalam Pedoman

Pelayanan Medik di Klinik

Departemen dan Perusahaan

Kementerian Kesehatan RI (2008)

Page 101: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

76

Tabel 5.3 (Lanjutan)

Hasil Penelitian Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan

Hasil Observasi Hasil Telaah Dokumen Hasil Wawancara Mendalam

Pemeriksaan

Kesehatan

Berkala

Sarana dan prasarana untuk

pemeriksaan kesehatan berkala

tahun 2012 di PT. FFI sudah

termasuk lengkap dan jumlahnya

juga sudah memadai. Hal tersebut

dapat terlihat dari antrian karyawan

yang tidak panjang pada saat

pelaksanaan.

Tidak dilakukan telaah

dokumen.

Sarana dan prasarana untuk

pemeriksaan kesehatan berkala

merupakan tanggung jawab dari

vendor. berdasarkan hasil

wawancara mendalam, kondisi dan

jumlah sarana dan prasarana untuk

penyelenggaraan pemeriksaan

kesehatan tahun 2012 sudah lebih

baik jika dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya.

Pemeriksaan

Kesehatan

Khusus

Sarana dan prasarana pemeriksaan

kesehatan khusus merupakan

tanggung jawab rumah sakit yang

bekerja sama dengan perusahaan.

Sejauh ini, perusahaan belum dapat

melakukan audit secara keseluruhan

ke rumah sakit-rumah sakit yang

menjadi provider.

Page 102: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

77

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan kunci,

sarana dan prasarana untuk pemeriksaan kesehatan di poliklinik untuk

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja kondisinya terjaga dengan baik.

Apabila menurut Dokter atau perawat ada beberapa sarana atau prasarana

yang sudah kurang layak untuk digunakan, maka pihak HRO akan segera

mengganti sarana prasarana dengan yang baru. Selain dokter dan perawat,

pihak SHE juga memberi masukan tentang sarana dan prasarana yang

memang harus diganti. Berikut hasil wawancara dengan informan kunci:

“… Kalau kondisinya beberapa mungkin, yang menurut, biasanya

nanti dari dokter atau suster yang menurut mereka sudah harus diganti,

biasanya kita selalu kasih saran sama mereka, kasih tau ke kita kalau

memang kondisinya sudah harus diganti, ya diganti…”

Hal yang serupa juga didapat dari hasil wawancara mendalam dengan

informan utama, Menurut Dokter perusahaan, sarana dan prasarana yang

terdapat di poliklinik sudah memadai untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan. Sebagi tambahan, dalam

kondisi emergency, poliklinik juga telah dilengkapi dengan peralatan

pertolongan pertama. Selain itu, lokasi PT. FFI dekat dengan beberapa rumah

sakit yang memang telah bekerja sama dengan pihak perusahaan. Berikut

adalah kutipan hasil wawancara dengan dokter perusahaan:

“… Saat ini kita cukup baik, fasilitas di klinik ini kita hampir

cukup lengkap, memang kita tidak melengkapi seperti itu, tapi secara

Page 103: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

78

umum, kita sudah punya alat seperti oksigen segala macam ada. Alat-

alat untuk emergency juga siap, ada…”

Menurut perawat perusahaan, kondisi sarana dan prasarana di

poliklinik perusahaan sudah termasuk lengkap utnuk melaksanakan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja pada karyawan. Berikut kutipan

hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… Iya. Kita sih kalau diliat dari standar sih sudah sangat

standar banget perusahaan ya, malah mungkin lebih kali kalau aku pikir

sih lebih. Misalnya waktu itu pernah praktek di tempat lain juga, ga

sampe kaya gini banget gitu fasilitas segala macamnya…”

Menurut SHE, sarana dan prasarana untuk pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja sudah bagus, namun ada satu pemeriksaan yang kurang

yaitu pemeriksaan untuk calon karyawan yang akan bekerja di tempat yang

terdapat radiasi. Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… Bagus, artinya cukup ya untuk yang sifatnya untuk medical

check up, untuk pengecekan sebelum bekerja, cuman, saya baru

kepikiran, rupanya kita ada yang kurang, untuk pengecekan kesehatan,

orang yang bekerja dengan laser, harusnya itu ada retrometri test…”

(SHE)

“…Sudah bagus…” (Safety Officer).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung, beberapa

karyawan produksi mengatakann bahwa sarana dan prasarana di poliklinik

PT. Frisian Flag Indonesia sudah cukup lengkap untuk pemeriksaan

Page 104: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

79

kesehatan sebelum bekerja karena di poliklinik perusahaan hanya dilakukan

pemeriksaan fisik saja. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan

informan pendukung:

“… Dari segi fasilitas kita ditunjang ya…”

“…Fasilitasnya? Fasilitasnya memadai, cukup…”

Hasil wawancara tersebut juga didukung dengan hasil observasi

yang telah dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan berdasarkan pedoman yang berasal dari Kemenkes RI, sarana

dan prasarana untuk pemeriksaan kesehatan di poliklinik sudah lengkap.

Peralatan medis yang tersedia dalam kondisi yang baik dan siap pakai.

Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan dalam kondisi

yang sudah terkalibrasi, kalibrasi alat dilakukan secara rutin setiap

tahunnya oleh vendor. Peralatan penunjang medis juga dalam kondisi

baik. Poliklinik tidak memiliki laboratorium sendiri untuk pemeriksaan

kesehatan oleh sebab itu, perusahaan bekerja sama dengan pihak

laboratorium lain dalam rangka pemeriksaan kesehatan terutama

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja. Berikut ini adalah hasil

observasi sarana dan prasarana pemeriksaan kesehatan di Poliklinik Pt.

Frisian Flag Indonesia:

Page 105: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

80

Tabel 5.4

Hasil Observasi Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan

No Fasilitas Ya Tidak Keterangan

1

Ruangan

1) Ruang pemeriksaan/konsultasi √

2) Ruang tunggu √

3) Ruang administrasi √ Bersatu dengan ruang

tunggu, yang harus

diperhatikan lemari

MR tidak terkunci.

4) Ruang obat √ Di ruang tindakan

5) Ruang laboratorium √ Bekerja sama dengan

vendor

6) WC/kamar mandi √

2 Tersedia air mengalir dan listrik √

3 Pengolahan limbah medis √ Bekerja sama dengan

vendor

4

Peralatan medis

1) Stetoskop √

2) Tensimeter √ Kalibrasi setiap tahun.

Sedang menggunakan

alat baru dan masih

dengan kalibrasi pabrik.

3) Baterai/lampu senter √

4) Penekan lidah, metal √

Sumber: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Direktorat Jenderal Bina

Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI, 2008

Page 106: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

81

Tabel 5.4 (Lanjutan)

Hasil Observasi Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan

No Fasilitas Ya Tidak Keterangan

4

5) Timbangan dewasa √ Kalibrasi setiap tahun,

terakhir kalibrasi

tanggal 29 Oktober

2012, dengan vendor.

6) Pengukur tinggi badan √

7) Pita pengukur antropometri √ Pada pemeriksaan

kesehatan sebelum

bekerja, tidak ada

pengukuran

antropometri.

8) Poster-poster √ Kondisi sudah lama

9) Alat peraga √

10) Sterilisator √ Berbentuk oven

11) Kotak kapas √

12) Pinset √

13) Sarung tangan √

14) Tempat cuci tangan dan

standarnya

√ Dilengkapi dengan

sabun cair, tisu, dan

hand sanitizer

15) Piala ginjal/nierbeken

16) Gunting perban √

17) Irigator 1 ½ √ Alat dari vendor tidak

memerlukan irigator

18) Torniquet √

19) Kapas steril √ Di dalam sterilisator

Sumber: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik, Departemen Kesehatan RI, 2008

Page 107: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

82

Tabel 5.4 (Lanjutan)

Hasil Observasi Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan

No Fasilitas Ya Tidak Keterangan

4

20) Tiang infusa √ Jika ada kejadian,

langsung dibawa ke RS

21) Cairan infus √ RL, D5

22) Tabung oksigen √ 3 ukuran sedang, 1

ukuran besar.

23) Termometer √

5

Peralatan non medis

1) Kursi + meja biro √ 4 meja, 6 kursi

2) Tempat tidur pemeriksaan √ 1 di ruang konsultasi, 1

di ruang tindakan

3) Alat komunikasi √

4) Lemari obat √

5) Lemari kartu √

6

Peralatan penunjang medik

1) Alat lab sederhana √

2) Ambulans √

Sumber: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik, Departemen Kesehatan RI, 2008

Berdasarkan hasil observasi, untuk jenis dan kondisi ruangan,

Poliklinik PT. Frisian Flag Indonesia telah memenuhi persyaratan yang

ditetapkan yaitu terdapat ruangan pemeriksaan dan konsultasi. Ruangan

pemeriksaan dan konsultasi terbagi menjadi dua yaitu ruangan untuk

tindakan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja dan

ruangan untuk konsultasi dengan Dokter. Poliklinik juga dilengkapi

dengan ruang tunggu untuk karyawan yang akan berobat. Poliklinik

Page 108: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

83

memiliki ruang administrasi sesuai dengan yang tertulis di dalam

pedoman, namun ruang administrasi di poliklinik bersatu dengan ruang

tunggu yang di tempat tersebut juga terdapat lemari untuk menyimpan

medical record karyawan.

Di Poliklinik juga terdapat ruangan tempat penyimpanan obat

yang bergabung dengan ruang tindakan. Kondisi tersebut untuk

mempermudah perawat pada saat tindakan pertolongan pertama apabila

terjadi kecelakaan kerja. Poliklinik tidak memiliki laboratorium karena

pihak perusahaan bekerja sama dengan pihak vendor. Di Poliklinik

terdapat WC/kamar mandi dengan kondisi yang bersih yang dilengkapi

dengan jamban dan wastafel dan sabun cair yang selalu dalam kondisi

penuh.

Untuk kondisi pencahayaan di Poliklinik, peneliti menggunakan

data sekunder untuk mengetahui hasil pengukuran tingkat pencahayaan.

Hal tersebut terjadi karena pada saat observasi dilakukan, alat pengukur

pencahayaan (Luksmeter) sedang tidak tersedia, dan kondisi pencahayaan

di poliklinik telah diukur kurang dari enam bulan.

Poliklinik PT. Frisian Flag Indonesia juga dilengkapi dengan

fasilitas air yang mengalir dan listrik selama 24 jam. Perusahaan

dilengkapi dengan genset termasuk Poliklinik, apabila terjadi

pemadaman, maka tidak akan berdampak pada aliran listrik di Poliklinik.

Limbah medis hasil aktivitas Poliklinik akan diambil secara berkala oleh

vendor yang telah bekerja sama dengan PT. Frisian Flag Indonesia.

Page 109: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

84

Peralatan medis yang tersedia di Poliklinik terdiri dari stetoskop,

tensimeter, lampu senter yang dilengkapi dengan baterai, penekan lidah,

timbangan dewasa, pengukur tinggi badan, poster-poster yang terdapat di

ruang tunggu, sterilisator, kotak kapas, pinset, sarung tangan, tempat cuci

tangan, gunting perban, tourniquet, kapas steril, cairan infus, tabung

oksigen, dan termometer. Sterilisator yang digunakan oleh Poliklinik

berupa oven, alat tersebut diaktifkan apabila akan dilakukan sterilisasi

alat-alat medis, setelah proses sterilisasi telah selesai, maka oven akan

dimatikan. Dalam keadaan mati, oven harus tertutup rapat untuk

mencegah kontaminasi alat-alat yang telah disterilisasi di dalam oven,

oven hanya dibuka apabila Dokter atau Perawat membutuhkan peralatan

untuk tindakan kepada pasien.

Tempat cuci tangan terdapat di ruang pemeriksaan atau ruang

konsultasi. Bentuk tempat cuci tangan berupa wastafel dengan air yang

mengalir. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair yang selalu

terisi penuh, tisu yang berada di dalam kotak, dan hand sanitizer.

Poliklinik juga memiliki persediaan cairan infus, cairan infus yang

terdapat di Poliklinik adalah jenis RL dan D5. Tabung oksigen yang

tersedia di Poliklinik terdiri dari dua jenis, yaitu jenis portable yang

berbentuk kaleng dan berbentuk tabung.

Untuk tensimeter, timbangan dewasa, dan pengukur tinggi badan

dibutuhkan kalibrasi secara berkala untuk menjaga keakuratan alat-alat

tersebut. Untuk timbangan dewasa dan pengukur tinggi badan, kalibrasi

Page 110: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

85

dilakukan setiap tahun, untuk tahun 2012, kalibrasi telah dilakukan pada

tanggal 29 Oktober 2012 yang dilakukan oleh vendor yang bekerja sama

dengan perusahaan. Sedangkan untuk tensimeter, pada saat observasi

dilakukan, tensimeter yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan

sedang dikalibrasi oleh vendor sehingga yang digunakan pada saat

observasi dilakukan adalah tensimeter baru dengan kalibrasi pabrik.

Untuk peralatan medis yang tidak terdapat di Poliklinik adalah

pita pengukur antropometri, alasan tidak adanya pita pengukur

antropometri adalah alat tersebut tidak digunakan pada saat pemeriksaan

kesehatan, baik pemeriksaan sebelum bekerja bagi calon karyawan,

maupun pemeriksaan berkala setiap tahunnya bagi karyawan. Selain itu,

alat peraga, irigator, dan tiang infusa juga tidak terdapat di Poliklinik.

Tidak adanya irigator di Poliklinik karena alat pemebersih luka yang

disediakan vendor tidak memerlukan irigator. Sedangkan untuk tiang

infusa, Poliklinik PT. Frisian Flag Indonesia hanya bersifat tindakan

pertolongan pertama dan langsung dibawa ke rumah sakit yang bekerja

sama dengan perusahaan, sehingga apabila terjadi kondisi di mana

karyawan harus diinfus, karyawan yang menemani yang membawa botol

infus sampai rumah sakit.

Peralatan non-medis yang tersedia di Poliklinik berupa kursi dan

meja biro, tempat tidur pemeriksaan, alat komunikasi, lemari obat, dan

lemari kartu. Tempat tidur pemeriksaan berjumlah dua, satu tempat tidur

diletakkan di ruang pemeriksaan/konsultasi, satu tempat tidur lagi

Page 111: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

86

digunakan diletakkan di ruang tindakan untuk keperluan tindakan

pertolongan pertama. Lemari obat terletak di ruang tindakan dan lemari

kartu (lemari untuk medical record) terdapat di ruang administrasi.

Peralatan penunjang medis lainnya yang tersedia di PT. Frisian

Flag adalah ambulans. Ambulans digunakan apabila terdapat karyawan

yang mengalami kecelakaan kerja atau apabila kondisi kesehatan

karyawan tiba-tiba memburuk dan harus segera dibawa ke rumah sakit.

Ambulans PT. Frisian Flag tersedia selama 24 jam.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi yang telah

dilakukan oleh peneliti, fasilitas yang dimiliki oleh PT. FFI dan kondisi

dari fasilitas tersebut telah sesuai untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, untuk

pemeriksaan kesehatan berkala, jumlah sarana dan prasarana yang diperlukan

untuk pelaksanaannya sudah memadai jika dilihat dari daftar jenis

pemeriksaan yang tercantum dalam SOP, kondisi dari sarana dan prasarana

juga baik karena sebelum pemeriksaan kesehatan berkala diselenggarakan,

pihak perusahaan telah melakukan audit kepada vendor yang akan bekerja

sama dengan perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan

utama:

“… fasilitasnya itu dari vendor yang sudah kita pilih

sebelumnya…”

Page 112: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

87

Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan berkala, menurut informan

utama, sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab pihak yang bekerja

sama dengan perusahaan. Menurut SHE, sarana dan prasarana juga sudah

bagus baik untuk pemeriksaan kesehatan berkala. Berikut adalah kutipan

hasil wawancara dengan dokter perusahaan:

“… Untuk yang MCU, staf berikut fasilitas penunjang

pelaksanaan menjadi tanggung jawab vendor…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… kalau soal yang itu, kita serahin ke vendor sama provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“…Udah lebih bagus…” (SHE).

“…Sudah bagus (vendornya)…” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil observasi peneliti, sarana dan prasarana untuk

pemeriksaan kesehatan berkala tahun 2012 di PT. FFI sudah termasuk

lengkap dan jumlahnya juga sudah memadai. Hal tersebut dapat terlihat dari

antrian karyawan yang tidak panjang pada saat pelaksanaan. Berdasarkan

hasil wawancara mendalam, jumlah dan kondisi sarana dan prasarana

pemeriksaan kesehatan berkala sudah baik jika dilihat dari daftar

pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan yang tercantum dalam SOP.

Page 113: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

88

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan, sarana dan prasarana merupakan tanggung

jawab dari pihak rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan.Berikut

kutipan hasil wawancara dengan informan kunci:

“… Sejauh ini, karena kita juga bekerja sama dengan beberapa

klinik dan rumah sakit di luar, kalau menurut aku sih udah cukup. Gitu…

termasuk fasilitasnya juga ya…”

Sedangkan untuk pemeriksaan khusus, menurut informan utama,

sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab pihak yang bekerja sama

dengan perusahaan. Menurut SHE, sarana dan prasarana juga sudah bagus

baik untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan

berkala, namun, untuk pemeriksaan khusus, pihak SHE belum bisa

mengatakan bahwa sarana dan prasaran sudah baik atau belum karena belum

dilakukan audit ke provider. Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan

informan utama:

“… Begitu juga dengan yang di rumah sakit, staf berikut

fasilitasnya jadi tanggung jawab provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… kalau soal yang itu, kita serahin ke vendor sama provider…”

Berikut kutipan hasil wawancara dengan SHE:

Page 114: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

89

“… Nah itu saya belum tau ya… kalau untuk yang khusus,

karena kita ga melakukan audit rumah sakit, dan karena memang

juga dalam dokumen kontraknya purchasing itu belum dicantumkan

persyaratan pemeriksaan kesehatan harus gimana, ya kita belum bisa

pastikan itu bagus apa ga…” (SHE)

“… Ya, udah bagus lah. Sudah bagus…” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana untuk pemeriksaan

kesehatan khusus sepenuhnya menjadi tanggung jawab rumah sakit yang

bekerja sama dengan perusahaan. Untuk melihat apakah kondisi sarana dan

prasarana di rumah sakit yang bekerja sama dengan pihak perusahaan,

sampai saat ini perusahaan belum bisa melakukan audit secara menyeluruh

kepada pihak-pihak yang bekerja sama dalam pemeriksaan kesehatan khusus

dikarenakan jumlah rumah sakit, klinik, dan laboratorium yang banyak.

3. Kebijakan

Bagan 5.1

Kebijakan Terkait Penyelenggaraan Pemeriksaan Kesehatan di PT. FFI

Undang-Undang No. 01 Tahun

1970 Tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. 02 Tahun

1980 Tentang Pemeriksaan

Kesehatan

Standard Operating Procedure

Pemeriksaan Kesehatan PT. FFI

Page 115: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

90

a. Regulasi

1) Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Berdasarkan hasil telaah dokumen, di dalam pasal 8 Undang-

Undang No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dijelaskan bahwa

setiap pengurus (pemimpin kerja) wajib memeriksakan kondisi mental

dan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun tenaga kerja

yang akan dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan yang diberikan

kepada tenaga kerja dan juga secara berkala.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, selama ini,

untuk pemeriksaan kesehatan, perusahaan telah mengikuti semua

peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan informan kunci:

”… kita sih untuk setiap kegiatan, khususnya untuk

pemeriksaan kesehatan ya, kita selalu mengikuti peraturan yang

udah dibuat sama pemerintah…”

Dari hasil telaah dokumen dan wawancara mendalam, dapat

disimpulkan bahwa PT. FFI telah mengikuti peraturan yang dimuat dalam

pasal 8 UU No. 01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu yang

berkaitan tentang pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.

2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02 Tahun

1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan

Berdasarkan telaah dokumen, dalam Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi No. 02 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan

Page 116: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

91

Kesehatan, dijelaskan bahwa setiap perusahaan diwajibkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja untuk calon karyawan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan calon tenaga

kerja yang akan diterima.

Tujuan pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk

mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja selama bekerja di

perusahaan sesuai dengan pekerjaannya, serta untuk mencegah dan

mengendalikan sedini mungkin pengaruh-pengaruh dari pekerjaan yang

bisa berdampak pada kesehatan. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan

khusus adalah untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan

terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga kerja tertentu.

Golongan tenaga kerja tersebut adalah tenga kerja yang

mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan lebih

dari dua minggu. Tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun, tenaga kerja

wanita, dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan tertentu. Tenaga kerja yang mengalami gangguan tertentu yang

perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, selama ini,

untuk pemeriksaan kesehatan, perusahaan telah mengikuti semua

peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan informan kunci:

Page 117: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

92

”… kita sih untuk setiap kegiatan, khususnya untuk

pemeriksaan kesehatan ya, kita selalu mengikuti peraturan yang

udah dibuat sama pemerintah…”

Berdasarkan hasil telaah dokumen dan wawancara mendalam,

dapat disimpulkan bahwa PT. FFI telah melaksanakan Permenakertrans

No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan. Pemeriksaan yang

telah dilaksanakan oleh PT. FFI adalah pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja untuk karyawan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

b. Standard Operating Procedure

Berdasarkan hasil telaah dokumen, SOP merupakan peraturan teknis

yang disusun oleh perusahaan untuk setiap kegiatan yang ada di perusahaan

termasuk pemeriksaan kesehatan. Teknis pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

di PT. FFI dibagi menjadi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan khusus. Di dalam SOP,

pemeriksaan kesehatan juga dibagi berdasarkan status karyawan, yaitu

karyawan PT. FFI dan karyawan outsourcing. Teknis pemeriksaan kesehatan

diatur dalam SOP.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, untuk

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus, perusahaan membuat teknis pelaksaan yang

disebut dengan Standard Operating Procedure (SOP) berdasarkan pada

peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang disesuaikan

Page 118: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

93

dengan keadaan perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan

informan kunci:

“… di sini, kita punya SOP untuk pemeriksaan kesehatan, SOP itu

isinya tentang teknios pelaksanaan, jenis-jenis pemeriksaan juga ada,

kaya misalnya audiometri, spirometri, salmonella, semua yang

dibutuhkan karyawan kita list juga. Kita nyusun SOP itu berdasarkan

dari peraturan yang berlaku dan kita sesuaikan sama kondisi di FFI…”

Dari hasil telaah dokumen dan wawancara mendalam, PT. FFI telah

menyusun langkah-langkah dari proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan

khusus secara lebih terperinci dalam sebuah Standard Operating Procedure

(SOP). SOP digunakan sebagai pedoman dasar untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan. Untuk teknis pelaksanaan di lapangan, PT. FFI beserta vendor akan

menyesuaikan proses pelaksanaan sesuai dengan yang tertera di dalam SOP.

D. Proses

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Peneliti melakukan telaah dokumen terkait dengan proses pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja. Dokumen yang digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja adalah Standard Operating

Procedures (SOP) pemeriksaan kesehatan. Di dalam SOP, terdapat langkah-

langkah yang harus dilaksanakan dalam proses pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja. Untuk keterangan yang lebih lanjut, SOP terlampir di bagian lampiran.

Page 119: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

94

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan kunci,

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dilakukan oleh calon karyawan di

poliklinik perusahaan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan di laboratorium yang

bekerja sama dengan perusahaan. Berikut adalah kutipan hasil wawancara

dengan informan kunci:

“… nah, kalau untuk pelaksanaannya, biasanya yang terkait

pemeriksaan fisik calon pekerja, dilakukan di Pokliklinik. Kalau untuk tes

labnya, kita kan ga punya lab untuk pemeriksaan, jadinya kita kerja sama

dengan provider. Gitu…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama, dokter

perusahaan mengungkapkan bahwa pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

terdiri dari pemeriksaan fisik, rontgen, buta warna, dan laboratorium.

Berdasarkan keterangan dari SHE, pemeriksaan sebelum bekerja dilakukan

secara menyeluruh, dimulai dokter perusahaan akan menyerahkan surat

pengantar kepada rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan untuk

melakukan tes kesehatan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan

utama:

“… untuk setiap pegawai baru juga dilakukan medical checkup.

Pegawai baru ya biasa, kita melakukan pemeriksaan fisik, rontgen, buta

warna dan sebagainya kita lakukan…” (Dokter Perusahaan)

“… Jadi karyawan lulus tes nih, jadi bawa surat pengantar dari

HRD, untuk dilakukan medical checkup. Jadi dia akan ke dokter wi,

dokter wi melakukan pemeriksaan secara umum, pemeriksaan fisik, lalu

Page 120: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

95

buta warna, lalu dia buat surat rekomendasi untuk ke lab terdekat…”

(SHE)

“… setelah psikotes lulus, baru dipastikan orang tersebut bisa

diterima di sini ketika dia MCU. Nah MCU itu biasanya dokter

perusahaan yang akan memanggil, diberikan surat pengantar, baru ke

tempat untuk medicalnya itu, MCU nya itu di rumah sakit provider kita,

gitu…” (Safety Officer)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung, menurut

beberapa karyawan produksi, pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja terdiri dari

pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemeriksaan buta warna, dan riwayat

penyakit calon karyawan yang dilakukan oleh dokter perusahaan. Setelah itu,

pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan urin, darah, dan faeces oleh pihak

laboratorium. Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan pendukung:

“… waktu mau masuk, kita juga tes kesehatan. Dulu kalau di

poliklinik, kita disuruh buka baju, terus ya semuanya diperiksa. Buta

warna, punya riwayat penyakit apa aja, pernah kena penyakit menular

apa ga. Gitu-gitu Mba…”

“… kalo pemeriksaan kaya buta warna gitu dulu sih di klinik,

kalau buat kaya periksa darah, urin, feses, kita dikasih surat pengantar

ke lab…”

Dalam hal pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, peneliti

juga melakukan observasi terhadap calon karyawan yang akan melakuakan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di poliklinik PT. FFI. Calon karyawan

Page 121: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

96

mendatangi poliklinik, kemudian melapor kepada perawat bahwa dia akan

melaksanakan pemeriksaan kesehatan dengan menunjukkan surat pengantar dari

pihak recruitment. Kemudian, calon karyawan akan melakukan pemeriksaan

fisik dan anamnesa di ruang pemeriksaan selama sekitar 10- 15 menit. Setelah

pemeriksaan dilakukan, calon karyawan selanjutnya akan melakukan

pemeriksaan laboratorium di tempat yang telah ditunjuk oleh Dokter perusahaan.

Setelah hasil pemeriksaan laboratorium keluar, calon karyawan akan

menyerahkan hasil laboratorium kepada Dokter perusahaan. Berikut ini adalah

alur pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan di PT. Frisian

Flag Indonesia:

Bagan 5.2

Alur Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja PT. Frisian Flag Indonesia

Berdasarkan hasil observasi, calon karyawan akan datang ke Poliklinik

untuk pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh Dokter

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan

Laboratorium

Evaluasi Hasil

Pemeriksaan

Keputusan

Page 122: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

97

perusahaan. Pemeriksaan yang dilakukan di Poliklinik merupakan pemeriksaan

fisik lengkap. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja secara keseluruhan

bersifat rahasia. Oleh sebab itu, peneliti tidak dapat mengobservasi secara lebih

mendalam tentang pemeriksaan kesehatan fisik.

Tahap selanjutnya dari pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja adalah

pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan di

Poliklinik karena memang tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan

kesehatan. Pemeriksaan laboratorium dilaksanakan di laboratorium yang bekerja

sama dengan perusahaan.

Selanjutnya, Dokter perusahaan akan mengevaluasi hasil pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja. Hasil evaluasi pemeriksaan sebelum bekerja calon

karyawan kemudian akan dilaporkan kepada Departemen rekrutmen sebagai

pengambil keputusan dalam proses perekrutan karyawan.

Berdasarkan hasil dari telaah dokumen, wawancara mendalam, dan

observasi, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

terdiri dari pemeriksaan fisik dan laboratorium. Teknis dari pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja adalah pekerja akan menjalani pemeriksaan kesehatan

fisik oleh dokter perusahaan, selanjutnya dokter perusahaan akan memberikan

surat pengantar ke pihak laboratorium untuk melakukan tes laboratorium.

Tahapan selanjutnya, dokter perusahaan akan mengevaluasi hasil pemeriksaan

fisik dan laboraorium calon karyawan, berdasarkan hasil evaluasi tersebut, pihak

HRD akan memutuskan apakah calon karyawan dapat diterima sebagai

karyawan.

Page 123: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

98

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Peneliti melakukan telaah dokumen terkait dengan proses pemeriksaan

kesehatan berkala. Dokumen yang digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala adalah Standard Operating

Procedures (SOP) pemeriksaan kesehatan. Di dalam SOP, terdapat langkah-

langkah yang harus dilaksanakan dalam proses pemeriksaan kesehatan berkala.

Untuk keterangan yang lebih lanjut, SOP terlampir di bagian lampiran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, pemeriksaan

kesehatan berkala dilakukan selama tiga hari. Jenis-jenis pemeriksaan yang

dilakukan adalah pemeriksaan fisik, rontgen, pemeriksaan urin, dan darah. Untuk

karyawan produksi, terdapat beberapa pemeriksaan tambahan sesuai dengan area

di mana karyawan tersebut bekerja. Untuk karyawan yang bekerja di area bising,

maka akan dilakukan pemeriksaan audiometri, untuk karyawan yang bekerja di

area dengan kadar debu yang tinggi maka akan dilakukan pemeriksaan

spirometri. Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di area high care maka akan

dilakukan tes salmonella.

“… Nah nanti setelah pelaksanaan medical checkup itu dilakukan,

biasanya si karyawan daftar dulu, nanti dikasih label. Kalau misalnya

untuk periksa urin dikasih tempat urinnya, nah nanti dia harus menjalani

tes darah, ambil darah, ambil urin, kemudian rontgen…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, menurut dokter

perusahaan, jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan pada saat penyelenggaraan

pemeriksaan kesehatan berkala terdiri dari pemeriksaan fisik, rontgen, dan

Page 124: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

99

pemeriksaan laboratorium. Untuk karyawan yang bekerja di area-area tertentu,

maka akan diadakan pemeriksaan tambahan seperti audiometri, spirometri, dan

tes salmonella untuk karyawan yang bekerja di area high care.

“… Nah yang diperiksa adalah darah, laboratorium klinik ya

maksudnya, kemudian rontgen, dan juga ditambah dengan tempat-tempat

tertentu untuk pemeriksaan audiometric dan spirometri, tapi tidak…

spirometri dan audiometric itu hanya dilakukan di tempat yang terpapar.

Dan pada tempat-tempat yang termasuk high care, tempat-tempat yang

sensitive itu ditambah untuk pemeriksaan seperti salmonella. Jadi itu

yang kita lakukan di sini…”

Menurut perawat perusahaan, pemeriksaan kesehatan berkala diadakan

selama tiga hari, teknis pelaksaan dilakukan oleh vendor, pemeriksaan yang

dilakukan terdiri dari pemeriksaan fisik, rontgen, pemeriksaan darah, dan urin.

Untuk karyawan yang bekerja di area-area tertentu, akan dilakukan pemeriksaan

tambahan. Untuk karyawan yang bekerja di area bising akan dilakukan

pemeriksaan audiometri. Untuk karyawan yang bekerja dia area yang berdebu,

maka akan dilakukan pemeriksaan spirometri. Sedangkan untuk karyawan yang

bekerja di area high care akan dilakukan tes salmonella.

“… pertama kali, kan karyawan harus daftar dulu, nanti dikasih

tuh, daftar apa aja yang harus diperiksa. Biasanya sih yang diperiksa itu,

fisik, urin, darah. Kalau buat karyawan yang di tempat bising, nanti ada

tambahan audiometri. Yang kerjanya di area debu, ditambahin tes

spirometri, kalau buat karyawan yang kerjanya di high care, nanti ada

tuh tes salmonella…”

Page 125: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

100

Menurut pihak SHE, jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan pada saat

pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan fisik lengkap, rontgen,

pemeriksaan urin dan darah. Untuk karyawan yang bekerja di area bising maka

akan dilakukan pemeriksaan audiometri. Untuk karyawan yang bekerja di area

yang potensi debunya tinggi, maka akan dilakukan pemeriksaan sprirometri, dan

untuk karyawan yang bekerja di area high care maka perlu dilakukan tes

salmonella.

“… Langkah-langkahnya ya pertama, dia melakukan pendaftaran,

nanti dari pendaftaran itu, nama, tempat tanggal lahir. Oh nanti, nama,

NIK, nanti keluar datanya tuh, saya bagian apa, posisi saya apa, nah

dari situ dicetak barcode, cetak barcode, nanti ada tempelan-

tempelannya. Kalau misalnya… lalu gini barcode itu nanti akan diambil

di setiap bagian, di pos-pos yang akan dia lakukan pemeriksaan,

pemeriksaan fisik, ambil barcode nya satu, tempel di bukunya, buku

besarnya, buku besarnya dokter. Lalu abis itu lanjut, abis pemeriksaan

fisik itu, baru pemeriksaan khusus. Nah itu, terserah kita, apa kita mau

spirometri dulu, apa audiometri dulu, apa rontgen dulu. Oh sorry,

sebelum dia ke pemeriksaan fisik, dia nimbang berat badan dulu sama

tinggi badan. Lalu pemeriksaan khusus spirometri, audiometri, dan

rontgen…” (SHE)

“… Misalnya untuk audiometri, untuk audiometri itu untuk orang

yang melakukan pekerjaan di kebisingan, abis itu spirometri untuk orang,

kalo di sini pekerjaannya itu… apa namanya… dengan kebanyakan

dengan partikel debu. Jadi makanya orang tersebut, ada medical checkup

pada saat seperti ini, dia itu di MCU spirometri. Gitu, abis itu untuk

kaitannya dengan yang medical checkup umum sih, itu banyak lah yang

dilakukan untuk saat ini. Abis itu, kalo MCU yang sekarang kita lakukan,

Page 126: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

101

misalnya ada penambahan nih... Nah seperti itu yang selama ini terjadi.

Dan yang kita lakukan selama ini begitu…” (Safety Officer).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung, jenis-jenis

pemeriksaan yang dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan berkala adalah

pemeriksaan fisik, rontgen, pemeriksaan darah dan urin. Untuk beberapa

karyawan akan dilakukan pemeriksaan tambahan seperti audiometri, sriprometri,

dan tes salmonella, tergantung dari area tempat karyawan bekerja.

“…Pemeriksaan rutin biasanya setahun sekali di sini, masalah

checkup darah, urin, tinja, itu setahun sekali…”

“… Biasa lah rapi, teratur, setahun sekali , kita ngadain medical

checkup jadi kita bisa tau gitu, kita dalam satu tahun itu kita sakit apa,

kan kita bisa tahu. Kalau kita misalnya sakit, langsung diobatin. Biar

sembuh, jangan sampai karyawan sininya tuh sakit-sakitan semua, kalau

bisa pada sehat…”

“… dari segi waktu, kita setahun sekali, mendekati akhir tahun ya,

kemudian materinya juga sudah mencukupi, artinya sesuai dengan area

kerjanya masing-masing. Waktu di tempat saya kan, medium bising ya,

ga bising-bising banget, tapi ada ada area yang memang bising, jadi ada

tes pendengaran. Kemudian, kita juga bersentuhan dengan produk ya,

walaupun tidak langsung, kita juga dicek, hal-hal yang ada kaitannya

dengan higienik, seperti tes salmonella, gitu…”

Untuk proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala, peneliti juga

melakukan observasi secara langsung. Karyawan mendaftar kepada petugas,

kemudian karyawan akan diberikan formulir yang berisi identitas karyawan dan

Page 127: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

102

jenis pemeriksaan yang harus dilakukan. Pemeriksaan pertama yang dilakukan

adalah pengukuran berat dan tinggi badan.

Pemeriksaan selanjutnya adalah tes pengelihatan, kondisi pengelihatan

karyawan akan diperiksa pada tes tersebut. Proses selanjutnya adalah

pengambilan sampel darah dan urin untuk dilakukan tes laboratorium.

Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik. Untuk pemeriksaan tahun

2012, vendor memfasilitasi pemeriksaan fisik dengan jumlah dokter yang lebih

banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Pada saat pemeriksaan fisik, karyawan

juga dapat berkonsultasi dengan dokter seputar masalah kesehatan yang dialami

karyawan.

Untuk karyawan produksi yang bekerja di area-area tertentu, maka proses

pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan audiometri, spirometri dan

pengambilan sampel untuk tes salmonella. Pemeriksaan terakhir yang dilakukan

karyawan adalah rontgen thorax. Untuk pemeriksaan kesehatan tahun ini,

karyawan tidak perlu membuka pakaian bagian atas untuk melakukan rontgen,

karyawan langsung melapisi pakaian dengan jubah untuk rontgen. Dokumentasi

terlampir dalam bentuk foto. Berikut alur pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

berkala PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012:

Page 128: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

103

Bagan 5.3

Alur Pemeriksaan Kesehatan PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012

Tahap pertama yang dilakukan karyawan pada saat pemeriksaan

kesehatan adalah mendaftar, pihak vendor akan memberikan formulir

pemeriksaan kesehatan kepada karyawan. Isi dari formulir tersebut adalah

identitas karyawan dan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan oleh

karyawan. Formulir pemeriksaan kesehatan tersebut berjumlah terbatas sesuai

dengan jumlah karyawan. Formulir tersebut juga bersifat rahasia karena hasil

Pendaftaran Pemeriksaan Tinggi

Badan dan Berat Badan

Tes Pengelihatan

Pengambilan Sampel

Darah dan Urin

Pemeriksaan Fisik EKG dan Treadmill Rontgen

Page 129: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

104

dari pemeriksaan akan dicantumkan sementara pada formulir tersebut. Kemudian

karyawan akan melaksanakan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan.

Tahap yang kedua pada pemeriksaan kesehatan adalah pemeriksaan

tinggi badan dan berat badan karyawan. Tempat pemeriksaan tinggi badan dan

berat badan terletak di seberang tempat pendaftaran. Karyawan akan diukur

tinggi badannya oleh petugas kesehatan dan kemudian karyawan akan diukur

berat badannya oleh petugas. Hasil dari pemeriksaan akan ditulis di formulir

yang dibawa karyawan. Setelah itu, karyawan akan melakukan pemeriksaan

pengelihatan.

Pemeriksaan tahap ketiga adalah pemeriksaan pengelihatan. Pada tahap

ini, kondisi pengelihatan karyawan akan diperiksa. Untuk pemeriksaan ini,

apabila karyawan menggunakan kaca mata sebagai alat bantu pengelihatan maka

kaca mata tersebut sebaiknya dibawa pada saat pemeriksaan untuk mendapatkan

hasil yang objektif. Selanjutnya, karyawan akan melakukan pengambilan darah

dan urin.

Tahap selanjutnya dalam pemeriksaan kesehatan adalah pengambilan

darah dan urin. Setiap karyawan akan diberikan pot untuk menampung urin, dan

darah karyawan akan diambil oleh petugas kesehatan. Darah dan urin kemudian

akan diuji di laboratorium. Dalam proses pengambilan sampel darah, jarum

suntik yang digunakan hanya untuk satu kali pakai. Untuk karyawan yang

berusia di atas 40 tahun, diwajibkan untuk berpuasa kurang lebih selama 10 jam

sebelum pemeriksaan dan pemeriksaan karyawan harus disesuaikan dengan

paket yang telah ditentukan. Hasil dari uji laboratorium akan diserahkan pada

Page 130: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

105

saat seluruh hasil pemeriksaan kesehatan telah selesai. Tahap pemeriksaan

selanjutnya adalah pemeriksaan fisik.

Pada tahap pemeriksaan fisik, kondisi fisik karyawan akan diperiksa oleh

dokter. Pada saat pemeriksaan kesehatan, terdapat beberapa dokter yang bertugas

di dalam ruangan yang telah diberi sekat. Selain itu, karyawan juga dapat

mengkonsultasikan masalah-masalah kesehatan yang dialami kepada dokter yang

bertugas. Pemeriksaan selanjutnya adalah EKG (elektrokardiografi) dan

treadmill.

Pemeriksaan keenam yang akan dilakukan karyawan adalah

Elektrokardiografi (EKG) dan treadmill. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

mengetahui kondisi fungsi jantung karyawan. Pemeriksaan ini diperuntukkan

untuk karyawan yang berusia di atas 40 tahun. Pemeriksaan selanjutnya yang

akan dilakukan oleh karyawan adalah rontgen.

Pemeriksaan terakhir yang dilakukan oleh karyawan adalah rontgen.

Pemeriksaan ini dilakukan di mobil khusus untuk rontgen. Proses dari

pemeriksaan ini adalah karyawan tidak membuka pakaian atas, hanya menambah

menggunakan jubah untuk rontgen. Untuk karyawan wanita, diharapkan untuk

tidak menggunakan bra berkawat. Sedangkan untuk karyawan wanita yang

sedang hamil tidak diperkenankan untuk mengikuti rontgen.

Untuk karyawan bagian produksi, terdapat beberapa pemeriksaan

tambahan. Untuk karyawan yang bekerja di area yang mengandung chemical

vapour/metal fume, akan dilakukan tes spirometri untuk mengetahui apakah

terjadi penurunan fungsi paru pada karyawan yang bekerja di area tersebut. Tes

Page 131: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

106

spirometri dilakukan dengan cara karyawan menghembuskan napas pada

spirometer. Kemudian, hasil dari tes spirometri akan langsung dapat dilihat oleh

karyawan karena alat dilengkapi dengan printer yang dapat langsung mencetak

hasil pemeriksaan. Area yang berpotensi terdapat\t konsentrasi debu yang tinggi

dan chemical vapour/metal fume di Plant Pasar Rebo adalah SCM (Sweetened

Condensed Milk), Powder Process, Powder Packing, dan Engineering.

Pemeriksaan kesehatan tambahan selanjutnya adalah audiometri.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk karyawan yang bekerja di area bising yang

berpotensi menimbulkan penurunan pendengaran bagi karyawan. Proses

pemeriksaan audiometri adalah karyawan akan masuk ke dalam alat, di dalam

alat tersebut, petugas akan memberikan suara-suara dengan tingkat kebisingan

yang bervariasi dalam jeda waktu tertentu. Apabila karyawan dapat mendengar

suara tersebut, karyawan akan menekan tombol yang tersedia di dalam alat.

Selama proses pemeriksaan, petugas akan menulis tingkat kebisingan yang dapat

didengar oleh karyawan. Setelah pemeriksaan selesai, petugas akan

memberitahukan tingkat kebisingan yang dapat didengar oleh karyawan dan

yang tidak dapat didengar. Area yang berpotensi untuk terjadinya penurunan

pendengaran pada karyawan di Plant Pasar Rebo adalah Engineering, SCM

Filling Room, Powder Packing Filling Room, dan Powder Process.

Menurut Standard Operating Procedure (SOP), pemeriksaan berkala

dilakukan selama waktu pekerja menjadi karyawan dan bekerja pada tempat

yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Prosedur pemeriksaan

Page 132: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

107

kesehatan berkala tidak jauh berbeda dengan prosedur pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja.

Jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan

berkala adalah pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan kepala, leher, dada,

perut, dan anggota gerak. Pemeriksaan yang dilakukan oleh vendor yang bekerja

sama dengan perusahaan adalah rontgen thorax dan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap, gula darah

sewaktu, SGOT dan SGPT, urin lengkap, ureum, kreatinin, asam urat, HBs Ag,

kolesterol, trigliserida, VDRL, dan faeces.

Pemeriksaan tambahan dilakukan untuk karyawan yang bekerja pada area

yang berpotensi lebih tinggi untuk terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK).

Pemeriksaan tambahan ini meliputi pemeriksaan audiometri untuk melihat

apakah terjadi penurunan fungsi pendengaran. Jika memang terdapat indikasi

penurunan pendengaran, maka perusahaan akan lebih cepat dalam

menanggulanginya. Area yang termasuk ke dalam area bising di PT. Frisian Flag

Indonesia Plant Pasar Rebo adalah area Engineering, SCM Filling Room,

Powder Packing Filling Room, dan Powder Process.

Pemeriksaan tambahan selanjutnya adalah pemeriksaan spirometri untuk

mengetahui kondisi pernapasan pekerja yang bekerja di area yang berpotensi

mengakibatkan penurunan fungsi kerja paru-paru. Jika dari hasil tes spirometri

ditemukan adanya indikasi penurunan fungsi paru-paru, maka perusahaan akan

dengan cepat menanggulanginya. Area di Plant Pasar Rebo yang berpotensi

Page 133: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

108

mengakibatkan penurunan fungsi paru-paru adalah area SCM (Sweetened

Condensed Milk), Powder Process, Powder Packing, dan Engineering.

Pemeriksaan tambahan selanjutanya adalah stool test. Stool Test

bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella pada karyawan

produksi di bagian produk infant dan bagi seluruh karyawan yang berhubungan

langsung dengan produksi/bahan baku di area high care. Selain dilakukan satu

kali dalam setahun bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan berkala, Stool test

juga dilakukan ketika ada karyawan yang baru/rotasi akan bekerja di area high

care. Metode Stool Test ini adalah memeriksa faeces dari setiap karyawan.

Setiap karyawan yang terkait akan mendapatkan satu botol kecil untuk tempat

faeces. Karyawan yang terkait harus langsung memberikan contoh faeces kepada

poliklinik/laboratorium yang ditunjuk perusahaan pada hari yang sama.

Selanjutnya laboratorium akan memberikan hasilnya kepada dokter perusahaan

untuk ditinjau, dan akan diberikan kepada Human Resource Manager.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen,

PT. FFI telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan

sekali dalam setahun sesuai dengan yang telah ditentukan dalam Permenaker No.

02 Tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan. Teknis dari pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan berkala mengacu pada SOP yang disusun oleh pihak

perusahaan. Berdasarkan hasil observasi, rincian dan alur pemeriksaan kesehatan

diatur sepenuhnya oleh pihak vendor.

Page 134: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

109

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Peneliti melakukan telaah dokumen terkait dengan proses pemeriksaan

kesehatan khusus. Dokumen yang digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala adalah Standard Operating

Procedures (SOP) pemeriksaan kesehatan. Di dalam SOP, terdapat keterenagan

tentang keadaan di mana dapat dilakukan pemeriksaan khusus yaitu apabila

terjadi suatu keadaan seperti wabah. Untuk keterangan yang lebih lanjut, SOP

terlampir di bagian lampiran.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan kunci,

pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan karyawan dengan membawa surat

pengantar dari dokter perusahaan atau menggunakan voucher pemeriksaan yang

telah disediakan oleh perusahaan. Karyawan dapat meminta voucher

pemeriksaan di poliklinik melalui perawat perusahaan. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan informan kunci:

“… Biasanya mereka request karena berpikir menurut mereka itu

perlu. Terus, kemudian, untuk orang-orang yang mungkin dia pernah

sakit hipertensi gitu, nah mungkin karena dia diindikasikan oleh dokter,

didiagnosa ada kemungkinan dia mungkin berpotensi sakit jantung, nah

biasanya mereka sudah maintain sendiri. Biasanya dia akan konsultasi

dengan dokter, nanti dokter akan kasih usulan ke mana nanti dia akan

follow up nya, gitu… kita di sini juga ada voucher berobat ya, biasanya

sih karyawan lagsung minta ke klinik terus tinggal berobat…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, berdasarkan

keterangan dari informan utama, karyawan yang akan melakukan pemeriksaan

Page 135: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

110

khusus di rumah sakit terlebih dulu meminta surat pengantar kepada dokter

perusahaan ke rumah sakit yang direkomendasikan oleh dokter perusahaan.

Selain itu, karyawan juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan dengan

menggunakan voucher pemeriksaan yang berlaku di rumah sakit yang bekerja

sama dengan perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

“… di sini, kalau misalnya mau periksa sendiri, biasanya

karyawan minta surat pengantar ke dokter, terus nanti disaranin juga

periksa di rumah sakit mana… kalau voucher sih, karyawan minta

langsung ke klinik, nanti kita kan juga ada laporannya juga dari rumah

sakit provider, data karyawan yang periksa…” (Perawat Perusahaan).

“… Prosesnya itu, dari klinik, kita bilang ke dokter, kenapa ya

dok ada gini-gini? Trus, atau kita minta secara khusus, dok saya minta

tolong, dilakukan pengecekan misalnya di jantung saya, karena

belakangan ini saya mengalami kok seakan-akan denyut jantung saya

lambat, nadi saya lambat. Dari situ nanti dokter mengirimkan surat

rekomendasi…” (SHE).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung, menurut

beberapa karyawan bagian produksi, apabila karyawan ingin melakukan

pemeriksaan kesehatan di rumah sakit, karyawan akan meminta voucher kepada

pihak HR atau perawat perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

“… kita mah, karyawan kalau misalnya ada yang kurang enak

sama kondisi badan, kita biasanya minta voucher ke klinik buat

periksa…”

Page 136: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

111

Dalam pemeriksaan kesehatan khusus, berdasarkan hasil penelitian, PT.

FFI telah melakukan pemeriksaan kesehatan khusus kepada karyawan sesuai

dengan kondisi yang telah ditetapkan dalam Permenaker No. 02 tahun 1980 yaitu

apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan, tenaga kerja mengalami yang diduga

mengalami gangguan dalam kesehatannya. Namun, untuk rotasi karyawan antar

departemen dalam bagian produksi, berdasarkan hasil penelitian, PT. FFI belum

melakukan pemeriksaan khusus untuk mengetahui kondisi kesehatan karyawan

sebelum rotasi dilakukan.

E. Output

Tabel 5.5

Hasil Penelitian Output Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan Kesehatan

Sebelum Bekerja

Pemeriksaan Kesehatan

Berkala

Pemeriksaan Kesehatan

Khusus

Hasil pemeriksaan

kesehatan berupa kondisi

kesehatan calon karyawan.

Kondisi tersebut sebagai

penentu apakah calon

karyawan dapat diterima

bekerja atau tidak.

Hasil pemeriksaan

kesehatan berupa status

kesehatan karyawan selama

setahun bekerja. Jika

karyawan mengalami

gangguan kesehatan, maka

karyawan akan melakukan

pemeriksaan lanjutan

hingga status karyawan

menjadi sehat kembali.

Hasil pemeriksaan

kesehatan berupa kondisi

kesehatan karyawan setelah

melakukan pemeriksaan

khusus sesuai dengan

permintaan karyawan. Hasil

tersebut akan dilaporkan

kepada poliklinik

perusahaan.

Page 137: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

112

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan kunci, hasil

dari pemeriksaan sebelum bekerja ada status kesehatan pekerja, apakah pekerja

telah memenuhi persyaratan untuk menjadi karyawan dalam konteks kondisi

kesehatan, sesuai dengan persyaratan dari pihak recruitment. Dampak langsung

dari hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja adalah keputusan apakah calon

karyawan akan diterima menjadi karyawan atau ditolak. Hasil pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja sangat menentukan dalam proses penerimaan

karyawan baru.

“… Katakanlah dia interview oke, psikotes oke, interview dengan

user oke, kompetensi dia oke, tapi kemudian waktu dia mengikuti medical

test itu ternyata dia ga lulus… nah itu bisa jadi menyebabkan dia ga jadi

diterima sama kita, karena kondisi hasil medical test nya itu kurang,

gitu…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, hasil dari

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja apakah kondisi dari calon karyawan

sudah sesuai dengan persyaratan yang telah diajukan oleh pihak HR dan

recruitment.

“…Kita ga boleh tau (hasilnya), jadi dokter di sini yang membaca

hasilnya. Kita taunya lulus tes apa ngga…” (SHE)

“…setelah MCU, dinyatakan OK, karena kita perusahaan

makanan, karena ada kaitannya dengan kalo ada penyakit menular, ya,

kita tidak bisa menerima karyawan tersebut. Biasanya seperti itu…”

Page 138: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

113

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung, hasil dari

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja adalah kondisi tubuh yang sesuai dengan

yang disyaratkan oleh pihak perusahaan untuk bekerja di area yang sesuai.

“… ya, kalau hasil tes kesehatannya bagus, berarti dia diterima

kerja di sini, kan syarat kesehatannya berarti udah dipenuhin…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, hasil pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja merupakan keputusan apakah calon karyawan diterima atau

ditolak untuk bekerja di PT. FFI.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, Hasil dari

pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan

karyawan selama bekerja di perusahaan. Kondisi karyawan dapat digolongkan

menjadi fit dan unfit yang memerlukan penanganan yang lebih lanjut. Apabila

dari hasil pemeriksaan kesehatan berkala, karyawan dinyatakan unfit, karyawan

tersebut akan dipanggil oleh Dokter perusahaan untuk dilakukan pemeriksaan

ulang. Apabila memang terdapat gangguan, Dokter perusahaan akan

merekomendasikan rumah sakit untuk pengobatan gangguan kesehatan tersebut

hingga sembuh. Dan apabila karyawan sudah dinyatakan sembuh, karyawan akan

melapor kepada Dokter perusahaan yang akan diteruskan kepada pihak HRO.

“… Nah, nanti dilihat lagi, apa namanya, ditanya-tanya lagi juga,

waktu kemaren kondisinya gimana, waktu medical checkup, diverifikasi

ulang lagi. Nah, kalau misalnya nanti menurut dokter itu dia harus

dirujuk, atau melakukan pemeriksaan kembali, dokter kasih rujukan,

Page 139: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

114

artinya nanti periksa lagi. Nah nanti hasilnya direview lagi sama dokter.

Pokoknya statusnya itu sampai dengan closed, dokter menyatakan sudah

selesai, gitu. Itu sih secara umum gambarannya seperti itu…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, Menurut perawat

perusahaan, output dari pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk mengetahui

kondisi keesehatan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, apakah

terjadi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang

memerlukan follow up dari dokter perusahaan. Menurut pihak SHE, hasil dari

pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk mengetahui apakah ada gangguan

pada kesehatan karyawan yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Apabila dari hasil pemeriksaan kesehatan berkala terdapat karyawan yang

mengalami gangguan kesehatan, maka karyawan tersebut akan diperiksa kembali

oleh dokter perusahaan. Apabila karyawan tersebut terbukti mengalami

gangguan kesehatan, maka karyawan tersebut akan melakukan pengobatan di

rumah sakit rekomendasi dokter perusahaan sampai sembuh. Setelah dinyatakan

sembuh, karyawan harus melapor kembali ke Dokter perusahaan. Namun,

menurut pihak SHE, untuk karyawan yang tidak mengalami indikasi gangguan

kesehatan seharusnya juga secara langsung bisa menerima hasil pemeriksaan

kesehatan tanpa terlebih dulu harus meminta kepada dokter perusahaan secara

langsung.

“…Terus setelah itu, hasil keluar, kalau yang jelek-jelek itu nanti

kita panggil, kita panggil ngadep dokter, nanti dokter kasih tau kenapa-

kenapa, pokoknya kalau yang bermasalah kita ulang lagi ceknya

Page 140: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

115

biasanya sampai dia normal, pokoknya diobatin sampai dia kembali

normal lagi. Terus dokumentasinya juga harus jelas, jadi dia ke dokter

harus bawa hasilnya, terus nanti sama dokter dikasih obat apa-apa,

harus lapor kita…” (Perawat Perusahaan)

“… (hasilnya karyawan boleh tau) boleh. Tapi kalau kita minta

boleh. Tapi harusnya ga kaya gitu lho, harusnya ga gitu dalam arti gini,

karyawan itu apalagi karyawan tua tingkat pengetahuannya kan rendah,

dia harus diajarkan untuk dia mengerti kondisi kesehatannya, dan

pengertian ga ada bermasalah itu kan, perlu kita jabarkan lagi ya,

artinya gini, masalah penurunan kebisingan… eh penurunan kebisingan,

penurunan pendengaran, artinya kan ada batasnya ya, tapi dia itu

penurunan pendengarannya menurun, tapi masih dalam batas aman kan,

normal, nah itu karyawan itu harus tau…” (SHE)

“…Jadi, MCU tahunan yang dilakukan saat ini, hasilnya nanti

dikomunikasikan lagi ke karyawan, apabila ada memang penyakit yang

memang serius ya, atau mungkin ada gejala, itu biasanya dipanggil oleh

dokter perusahaan dan diberikan rekomendasi. Apakah dia ke dokter ini,

karena memang ada beberapa dokter khusus yang bekerja sama dengan

kita. Yang untuk misalnya, oh ini hepatitis misalnya, nanti ditangani oleh

dokter hepatitis di mana, gitu…” (Safety Officer).

Menurut informan pendukung, hasil dari pemeriksaan kesehatan berkala

terbagi dua yaitu sehat dan yang mengalami gangguan kesehatan. Apabila dari

hasil pemeriksaan kesehatan berkala karyawan mengalami masalah kesehatan,

maka karyawan tersebut akan dipanggil untuk menghadap ke Dokter perusahaan

untuk melakukan pemeriksaan ulang. Jika karyawan terbukti mengalami masalah

Page 141: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

116

kesehatan, maka karyawan akan melakukan pengobatan di rumah sakit sampai

sembuh.

“…Kalau kita misalnya sakit, langsung diobatin. Biar sembuh,

jangan sampai karyawan sininya tuh sakit-sakitan semua, kalau bisa

pada sehat…”

“… iya Mba, biasanya nanti pas hasilnya keluar, biasanya ada

beberapa karyawan yang dipanggil buat ke dokter. Yang dipanggil itu sih

biasanya ya emang ada sedikit masalah sama kesehatannya. Terus kalau

pas abis diperiksa lagi ternyata beneran, dia diobatin sampai sembuh…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini hasil pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan

hanya dijelaskan kepada karyawan yang diindikasikan mengalami

gangguan kesehatan, untuk karyawan lainnya dapat mengkonsultasikan

secara langsung ke dokter perusahaan. Tindak lanjut dari hasil

pemeriksaan adalah jika terdapat karyawan yang mengalami masalah

kesehatan, maka karyawan tersebut akan melakukan pemeriksaan

lanjutan hingga dokter perusahaan menyatakan bahwa kondisi karyawan

tersebut telah fit.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan kunci, output

dari pemeriksaan khusus yang diminta karyawan adalah untuk mengetahui

kondisi dari fungsi tubuh yang diperiksa oleh dokter rumah sakit yang menjadi

provider perusahaan. Setelah melakukan pemeriksaan kesehatan khusus,

Page 142: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

117

karyawan melaporkan hasil dari pemeriksaan kepada Dokter perusahaan yang

selanjutnya akan dilaporkan kepada pihak HRO.

“… misalnya karyawan itu sakit, kemudian, dia perlu perawatan

intensif, ya nanti kita juga yang akan, apa namanya, istilahnya kaya

mencarikan, baiknya dia konsultasi ke mana, kita kasih suggestion,

termasuk juga kita memberikan pelayanan, sampai dia bener-bener

sembuh…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan pihak SHE, hasil dari

pemeriksaan kesehatan khusus adalah kondisi kesehatan karyawan akan

dijelaskan oleh dokter perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan

SHE:

“… (hasil) sama sih seperti MCU, tapi kalau untuk pemeriksaan

khusus, biasanya nanti dikasih datanya. Nanti ngambil dari dokter…”

(SHE)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa hasil pemeriksaan khusus untuk mengetahui kondisi fisik

karyawan yang diperiksa dianggap tidak fit. Tindak lanjut dari

pemeriksaan kesehatan khusus adalah perawatan terhadap karyawan.

Page 143: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

118

F. Umpan Balik

Tabel 5.6

Hasil Penelitian Umpan Balik Pemeriksaan Kesehatan

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

a. Input a. Sarana dan prasarana yang

baik.

b. PT. FFI telah mengikuti

prosedur yang telah

ditetapkan dalam

permenakertrans No. 02

Tahun 1980 yang diperinci ke

dalam SOP.

Perusahaan belum mengalami

hambatan baik dari segi tenaga

kesehatan maupun sarana dan

prasarana.

b. Proses Kerja sama yang baik antara PT.

FFI dengan pihak laboratorium.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dalam teknis

pelaksanaan pemeriksaan.

c. Output Perusahaan langsung

mendapatkan hasil pemeriksaan

calon karyawan dari

laboratorium.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dalam ketepatan

waktu dari hasil pemeriksaan

kesehatan.

Page 144: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

119

Tabel 5.6 (Lanjutan)

Hasil Penelitian Umpan Balik Pemeriksaan Kesehatan

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

a. Input Sarana dan prasarana yang

disediakan vendor telah memadai

dan dalam kondisi baik.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dari segi tenaga

kesehatan maupun sarana dan

prasarana yang disediakan oleh

vendor.

b. Proses Kerja sama yang baik antara

perusahaan dengan pihak vendor.

a. Data karyawan ada yang

belum masuk ke pihak

vendor.

b. Pada saat pelaksanaan, ada

beberapa karyawan yang

tidak bisa hadir.

c. Output Hasil pemeriksaan keluar tepat

waktu sesuai dengan kesepakatan

antara perusahaan dengan vendor.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dalam penerimaan

hasil dari vendor.

Page 145: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

120

Tabel 5.6 (Lanjutan)

Hasil Penelitian Umpan Balik Pemeriksaan Kesehatan

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

a. Input Sarana dan prasarana RS provider

telah memadai karena perusahaan

bekerja sama dengan RS umum

tipe B.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dari segi tenaga

kesehatan dan fasilitas dari RS

provider.

b. Proses Kerja sama yang baik antara

perusahaan dengan RS provider

yang merupakan RS umum tipe

B.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dalam teknis

pemeriksaan khusus.

c. Output Hasil pemeriksaan khusus

diterima secara rutin oleh pihak

perusahaan dari provider.

Perusahaan belum mengalami

hambatan dalam proses

pelaporan hasil pemeriksaan

kesehatan khusus dari RS

provider.

1. Faktor Pendukung

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

1) Input

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, selama ini

proses pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, dapat berjalan dengan

Page 146: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

121

lancar karena didukung berbagai sarana dan prasarana yang memadai.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan informan kunci:

“… Sejauh ini sudah baik ya pelaksanaan MCU nya, itu

termasuk buat yang pre employment juga ya… dari fasilitasnya

kan kita juga ditunjang…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama,

proses pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja selama ini berjalan

dengan lancar karena didukung dengan sarana dan prasarana yang

memadai.

“…Ya paling kita pendukungnya Cuma provider itu,

vendornya itu… Iya kaya gitu juga. Nah itu kita pastikan di

dalam audit itu dokternya berkualitas, ada sertifikat, mereka

punya WI…” (SHE)

“… MCU kita udah baik kok, lancar-lancar aja… kan kita

sebelum pelaksanaan ada seleksi vendor dulu dari perusahaan,

jadi kita milihnya yang fasilitasnya paling bagus. Gitu…” (Safety

Officer)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung,

menurut beberapa karyawan produksi, proses pemeriksaan kesehatan

telah berlangsung dengan baik karena dukungan sarana dan prasarana

yang baik.

“… udah kok, udah bagus, lancar… kan dari vendornya

alat-alatnya juga udah mendukung…”

Page 147: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

122

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, selama ini pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja berjalan dengan baik karena

didukung oleh sarana dan prasarana yang baik.

2) Proses

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, faktor

pendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, adalah kerja sama perusahaan dengan pihak laboratorium..

“… karena kita juga bekerja sama dengan beberapa

laboratorium, klinik, dan rumah sakit di luar…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama,

proses pemeriksaan kesehatan selama ini berjalan dengan lancar karena

adanya kerja sama antara perusahaan dengan pihak laboratorium.

“… selama ini lancar-lancar saja, kita kerja sama dengan

pihak luar untuk pemeriksaan sebelum kerja itu juga sudah

lama…” (Dokter Perusahaan)

“… Iya kaya gitu juga. Nah itu kita pastikan di dalam

audit itu dokternya berkualitas, ada sertifikat, mereka punya

WI…” (SHE)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, proses pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja didukung oleh kerja sama pihak

perusahaan dengan pihak laboratorium.

Page 148: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

123

3) Output

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, dari segi

pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, perusahaan langsung

mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium calon karyawan.

“… ga sih, kita ga ada hambatan juga soal hasil

pemeriksaan calon karyawan…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa dari segi pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, perusahaan

langsung mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium calon karyawan.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

1) Input

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, selama ini

proses pemeriksaan kesehatan berkala dapat berjalan dengan lancar

karena didukung berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Berikut

adalah kutipan hasil wawancara dengan informan kunci:

“… Sejauh ini sudah baik ya pelaksanaan MCU nya, itu

termasuk buat yang pre employment juga ya… dari fasilitasnya

kan kita juga ditunjang…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama,

proses pemeriksaan kesehatan berkala selama ini berjalan dengan lancar

karena didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

“… MCU kita udah baik kok, lancar-lancar aja… kan kita

sebelum pelaksanaan ada seleksi vendor dulu dari perusahaan,

Page 149: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

124

jadi kita milihnya yang fasilitasnya paling bagus. Gitu…”

(Perawat Perusahaan)

“… Iya kaya gitu juga. Nah itu kita pastikan di dalam

audit itu dokternya berkualitas, ada sertifikat, mereka punya

WI…” (SHE)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung,

menurut beberapa karyawan produksi, proses pemeriksaan kesehatan

telah berlangsung dengan baik karena dukungan sarana dan prasarana

yang baik.

“… udah kok, udah bagus, lancar… kan dari vendornya

alat-alatnya juga udah mendukung…”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa

faktor pendukung dalam proses input pemeriksaan kesehatan berkala

adalah sarana dan prasarana yang telah memadai dan dalam kondisi yang

baik.

2) Proses

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, faktor

pendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala

adalah kerja sama perusahaan dengan pihak vendor.

“… karena kita juga bekerja sama dengan beberapa klinik

dan rumah sakit di luar…”

Page 150: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

125

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama,

proses pemeriksaan kesehatan selama ini berjalan dengan lancar karena

adanya seleksi vendor sebelum pemeriksaan kesehatan dilaksanakan.

“… MCU kita udah baik kok, lancar-lancar aja… kan kita

sebelum pelaksanaan ada seleksi vendor dulu dari perusahaan,

jadi kita milihnya yang fasilitasnya paling bagus. Gitu…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

didukung oleh kerja sama pihak perusahaan dengan pihak vendor.

3) Output

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, dari segi

pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, pihak vendor yang bekerja sama

dengan perusahaan memberikan laporan ke pihak HR tepat waktu. Untuk

pemeriksaan kesehatan berkala, batas waktu pelaporan hasil dari vendor

tergantung dari perjanjian pihak vendor kepada perusahaan pada saat

rapat perencanaan.

“…nanti pas udah selesai, biasanya sih dua minggu,

tergantung kesepakatan sama vendor ya, si pihak vendor nya iitu

nanti bikin laporan biasanya dalam bentuk soft copy, mana-mana

orang yang hasilnya abnormal, mana yang normal…”

Dari hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan bahwa

selama ini yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan

Page 151: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

126

pemeriksaan kesehatan berkala adalah hasil yang keluar tepat waktu

sesuai yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dengan pihak vendor.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

1) Input

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, selama ini

proses pemeriksaan kesehatan khusus dapat berjalan dengan lancar

karena didukung berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Berikut

adalah kutipan hasil wawancara dengan informan kunci:

“… Sejauh ini sudah baik ya pelaksanaan MCU nya, itu termasuk

buat yang pre employment juga ya… dari fasilitasnya kan kita juga

ditunjang…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama,

proses pemeriksaan kesehatan khusus selama ini berjalan dengan lancar

karena didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

“… kita kerja sama dengan provider yang emang

fasilitasnya udah lengkap, terus juga banyak providernya, dan

jaraknya ga terlalu jauh juga…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendukung,

menurut beberapa karyawan produksi, proses pemeriksaan kesehatan

telah berlangsung dengan baik karena dukungan sarana dan prasarana

yang baik.

“… udah kok, udah bagus, lancar… rumah sakitnya juga

udah lengkap alat-alatnya…”

Page 152: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

127

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit provider

merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

khusus.

2) Proses

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, faktor

pendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus adalah

kerja sama perusahaan dengan beberapa rumah sakit.

“… karena kita juga bekerja sama dengan beberapa klinik

dan rumah sakit di luar…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama,

proses pemeriksaan kesehatan selama ini berjalan dengan lancar karena

kerja sama dengan rumah sakit provider.”

“… kita kerja sama dengan provider yang emang

fasilitasnya udah lengkap, terus juga banyak providernya, dan

jaraknya ga terlalu jauh juga…”

“… Kalau yang tahun ini sih MCU nya sudah lebih bagus,

yang sekarang ini berjalan sudah lebih bagus dari yang kemarin.

Yang sebelumnya itu ga ada konsultasi dokternya. Sekarang

dokternya banyak. Jadi lebih OK lagi saat ini...”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, faktor pendukung

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus selama ini adalah kerja sama

Page 153: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

128

yang baik antara pihak perusahaan dengan provider yang terdiri dari

rumah sakit, klinik, dan laboratorium.

3) Output

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, dari segi

pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, pihak rumah sakit yang bekerja

sama dengan perusahaan memberikan laporan ke pihak HR secara rutin

dan tepat waktu. Untuk pemeriksaan kesehatan khusus, pihak rumah sakit

akan memberikan laporan kepada perusahaan setiap akhir bulan.

“…kalau itu sih ya… kita tiap bulannya ada laporan dari

provider… siapa-siapa aja karyawan yang periksa ke sana…

nanti kita rekap lagi datanya… gitu…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, ketepatan waktu dalam

memberikan laporan hasil pemeriksaan kesehatan khusus kepada

perusahaan dan secara rutin menjadi faktor pendukung dalam

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan khusus.

2. Faktor Penghambat

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

1) Input

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk tenaga

kesehatan dan sarana prasarana untuk pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, perusahaan belum pernah mengalami hambatan. Untuk sarana

dan prasarana, pihak poliklinik secra rutin memantau apakah ada sarana

dan prasarana yang harus diperbaiki atau diganti.

Page 154: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

129

“… kalau memang kondisinya sudah harus diganti, ya

diganti, jadi kan kita ga mungkin misalnya alat kesehatan itu

sudah ga layak untuk dipake…”

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, untuk tenaga

kesehatan dan fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

perusahaan tidak mengalami hambatan. Berikut ini kutipan hasil

wawancara dengan dokter perusahaan:

“… untuk pre employment, selama ini tidak ada

hambatannya ya…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… buat yang mana? Pre? Ga ada sih, belom pernah

nemuin hambatan sih selama kerja di sini…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… ooo kalau untuk yang sebelum bekerja ga ada

hambatannya…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini perusahaan belum mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja jika dilihat dari tenaga kesehatan

yang terdiri dari kompetensi tenaga kesehatan dan jumlah tenaga

kesehatan yang berada di perusahaan. Jika ditinjau dari segi sarana dan

prasarana, perusahaan juga belum mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

Page 155: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

130

2) Proses

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, perusahaan belum

pernah mengalami hambatan.

“… ga sih, selama ini belum ada (hambatan)…”

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, untuk

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, perusahaan tidak

mengalami hambatan. Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan dokter

perusahaan:

“… untuk pre employment, selama ini tidak ada

hambatannya ya…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… buat yang mana? Pre? Ga ada sih, belom pernah

nemuin hambatan sih selama kerja di sini…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… ooo kalau untuk yang sebelum bekerja ga ada

hambatannya…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini PT. FFI belum mengalami hambatan dalam teknis

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

Page 156: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

131

3) Output

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, dari segi

pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, perusahaan tidak

mengalami hambatan karena perusahaan langsung mendapatkan hasil

pemeriksaan laboratorium calon karyawan.

“… ga sih, kita ga ada hambatan juga soal hasil

pemeriksaan calon karyawan…”

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, untuk

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, perusahaan tidak

mengalami hambatan. Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan dokter

perusahaan:

“… untuk pre employment, selama ini tidak ada

hambatannya ya…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dari segi pelaporan hasil

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, selama ini perusahaan belum

mengalami hambatan.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

1) Input

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk tenaga

kesehatan dan sarana prasarana untuk pemeriksaan kesehatan berkala,

perusahaan belum pernah mengalami hambatan. Untuk sarana dan

prasarana, pihak telah memilih vendor sesuai dengan kriteria perusahaan.

Page 157: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

132

“… penghambat secara umum ga ada ya…”

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, untuk tenaga

kesehatan dan fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan berkala, perusahaan

tidak mengalami hambatan. Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan

dokter perusahaan:

“… MCU, tidak ada hambatan juga selama ini…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… fasilitas? Hambatan belom ada sih…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“…ga ada hambatannya…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa perusahaan belum pernah mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan berkala jika dilihat dari segi tenaga kesehatan

maupun sarana dan prasarana.

2) Proses

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, selama ini,

hambatan biasanya terjadi pada saat pemeriksaan kesehatan berkala. Pada

saat pemeriksaan kesehatan berlangsung, terkadang terdapat beberapa

karyawan yang belum masuk ke database vendor. Selain itu, terkadang

terdapat karyawan yang sedang bertugas di luar kota pada saat

Page 158: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

133

pemeriksaan kesehatan berkala berlangsung, sehingga karyawan tersebut

harus melakukan pemeriksaan kesehatan susulan di tempat vendor.

“… penghambat secara umum sih, ga ada ya… ya paling

Cuma kalau misalnya lagi pas pelaksanaan, ada karyawan yang

tidak bisa hadir karena alasan tertentu seperti lagi ke luar kota,

nanti pas dia udah pulang, dia MCU sendiri di tempat vendor…”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, hambatan

yang sering terjadi pada saat pemeriksaan kesehatan berkala adalah

ketidakhadiran karyawan yang disebabkan oleh kondisi karyawan yang

sedang sakit atau sedang berada di luar kota, sehingga karyawan harus

melakukan pemeriksaan kesehatan di tempat vendor.

“… kalau dengan vendor tidak ada hambatan juga,

soalnya kan kita sudah lama kerja sama, jadi lancar-lancar saja

selama ini…” (Dokter Perusahaan)

“… kalau untuk pelaksanaannya sih, selama

pelaksanaannya lancar-lancar aja. Cuma, kalau ada karyawan

yang lagi di luar kota pas MCU diadain, dia pemeriksaan sendiri,

susulan di tempat vendornya langsung…” (Perawat Perusahaan)

“… Mungkin yang menjadi kurang, saya bilang,

menyesuaikan jadwal orang office dengan jadwal MCU ya,

artinya kalo orang office itu kan ada orang marketing tuh, eh

sales ya, sorry sales, mereka kan jalan-jalan, nah itu kadang-

kadang mereka ga ketepatan ada di sini untuk melakukan MCU.

Terus ketika mereka dateng ke providernya itu mereka jauh dari

Page 159: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

134

rumahnya, gitu. Terus terkait dengan waktu dia juga di hari

sabtu…” (SHE)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa untuk pemeriksaan kesehatan berkala, perusahaann mengalami

beberapa hambatan. Hambatan tersebut berupa data karyawan yang

belum masuk ke vendor, selain itu, pada saat pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan berkala, ada beberapa karyawan yang tidak dapat hadir

dikarenakan sedang melakukan dinas. Untuk mengatasinya, untuk

karyawan yang tidak dapat hadir pada saat pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan, karyawan tersebut dapat melakukan pemeriksaan susulan

langsung di tempat vendor.

3) Output

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, dari segi

pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, perusahaan tidak mengalami

hambatan karena pihak vendor yang bekerja sama dengan perusahaan

memberikan laporan ke pihak HR tepat waktu. Untuk pemeriksaan

kesehatan berkala, batas waktu pelaporan hasil dari vendor tergantung

dari perjanjian pihak vendor kepada perusahaan pada saat rapat

perencanaan.

“…nanti pas udah selesai, biasanya sih dua minggu,

tergantung kesepakatan sama vendor ya, si pihak vendor nya iitu

nanti bikin laporan biasanya dalam bentuk soft copy, mana-mana

orang yang hasilnya abnormal, mana yang normal…”

Page 160: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

135

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa dalam proses pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan berkala,

perusahaan tidak mengalami hambatan.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

1) Input

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk tenaga

kesehatan dan sarana prasarana untuk pemeriksaan kesehatan berkala,

perusahaan belum pernah mengalami hambatan. Untuk sarana dan

prasarana, pihak telah memilih vendor sesuai dengan kriteria perusahaan.

“… penghambat secara umum ga ada ya…”

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, untuk tenaga

kesehatan dan fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan berkala, perusahaan

tidak mengalami hambatan. Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan

dokter perusahaan:

“…tidak ada hambatan selama ini…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… Hambatan belom ada sih…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“…ga ada hambatannya…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa perusahaan belum pernah mengalami hambatan dalam

Page 161: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

136

pemeriksaan kesehatan khusus jika dilihat dari segi tenaga kesehatan

maupun sarana dan prasarana.

2) Proses

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci, untuk

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus, perusahaan belum pernah

mengalami hambatan.

“… ga sih, selama ini belum ada (hambatan)…”

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, untuk

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus, perusahaan tidak mengalami

hambatan. Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan dokter

perusahaan:

“…selama ini tidak ada hambatannya ya…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan perawat perusahaan:

“… belom ada…”

Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan SHE:

“… ooo ga ada hambatannya…”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini, dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus,

perusahaan belum mengalami hambatan.

Page 162: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

137

3) Output

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, dari segi

pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, perusahaan tidak mengalami

hambatan karena pihak rumah sakit yang bekerja sama dengan

perusahaan memberikan laporan ke pihak HR secara rutin dan tepat

waktu. Untuk pemeriksaan kesehatan khusus, pihak rumah sakit akan

memberikan laporan kepada perusahaan setiap akhir bulan.

“…kalau itu sih ya… kita tiap bulannya ada laporan dari

provider… siapa-siapa aja karyawan yang periksa ke sana…

nanti kita rekap lagi datanya… gitu…”

Berdasarkan wawancara mendalam, selama ini pelaporan hasil

pemeriksaan kesehatan khusus belum mengalami hambatan. Rumah sakit

yang menjadi provider PT. FFI melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan

khusus secara rutin dan tepat waktu.

G. Lingkungan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, Disnaker dan Dinkes

ikut mengawasi proses penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, pihak

pemerintah juga ikut mengawasi kondisi sarana dan prasarana yang terkait dengan

pemeriksaan kesehatan di poliklinik PT. FFI.

“… nah, kalau dari pemerintah biasanya terkait sama izin poliklinik.

Biasanya setiap lima tahun diadain audit ke kita, dicek lagi, apakah kita

masih memenuhi syarat apa ga, biasanya sih kalau audit dari pemerintah itu

ke HR sama ke klinik…”

Page 163: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

138

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan bahwa pihak

pemerintah yang terlibat dalam pengawasan pemeriksaan kesehatan adalah pihak

Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Kesehatan. Kedua dinas tersebut melakukan

pengawasan terhadap proses penyelenggaraan pemeriksaan kesehatn dan

pengawasan sarana dan prasarana yang terkait dengan pemeriksaan kesehatan di

Poliklinik PT. FFI. Namun, peneliti tidak mendapatkan informasi secara lebih rinci

tentang bagian dari Disnaker dan Dinkes yang terlibat langsung dalam proses

pengawasan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan.

Page 164: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

139

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga subyektivitas peneliti

masih terdapat dalam isi penelitian, namun diminimalisasi dengan triangulasi

data dan sumber.

2. Peneliti tidak melakukan observasi terhadap jenis-jenis pemeriksaan fisik yang

dilakukan di Poliklinik PT. Frisian Flag Indonesia karena pemeriksaan tersebut

bersifat rahasia yang hanya diketahui oleh dokter perusahaan dan calon

karyawan.

3. Peneliti tidak melakukan observasi pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan

karena pemeriksaan dilakukan di tempat yang berbeda yaitu rumah sakit yang

menjadi provider perusahaan, selain itu, waktu untuk pemeriksaan khusus tidak

menentu karena pemeriksaan dilakukan berdasarkan kebutuhan dari karyawan.

4. Peneliti tidak dapat melakukan observasi ke tempat vendor yang bekerja sama

dalam pemeriksaan kesehatan berkala dan Rumah Sakit yang menjadi provider

perusahaan karena tidak mendapatkan izin dari pihak perusahaan.

5. Peneliti tidak meneliti dampak dari pemeriksaan kesehatan kepada karyawan,

baik pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala,

maupun pemeriksaan kesehatan khusus, hal itu disebabkan oleh banyaknya

faktor yang mempengaruhi dampak hasil pemeriksaan kesehatan bagi karyawan.

Page 165: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

140

6. Peneliti tidak dapat melampirkan beberapa data seperti sertifikat hiperkes, surat

izin praktik, dan surat pengangkatan dokter perusahaan. Selain itu, peneliti juga

tidak dapat melampirkan sertifikat hiperkes, surat izin kerja, dan surat

pengangkatan perawat perusahaan karena data-data tersebut bersifat rahasia.

B. Input

1. Tenaga Kesehatan

Menurut Silalahi (2011), lingkungan internal adalah faktor-faktor dan

kekuatan-kekuatan kunci di dalam organisasi yang memengaruhi operasi

organisasi untuk mencapai tujuannya. Keunggulan suatu organisasi dan

manajemen dan manajemen akan ditentukan oleh cara bagaimana sebuah

organisasi memanajemeni lingkungan internal, seperti halnya bagaimana

meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya untuk dapat merespon secara

cepat dan tepat perubahan yang terjadi serta bagaimana organisasi memanfaatkan

perkembangan teknologi dan informasi untuk kepentingan organisasi.

Lingkungan internal meliputi sumber daya manusia, sumber daya finansial,

sumber daya fisik, sumber daya informasi serta sumber-sumber sistem dan

teknologi, serta budaya dan sistem nilai.

Menurut Silalahi (2011), sumber daya manusia merupakan elemen

penting dari lingkungan dalam dan merupakan aset penting dari organisasi

dibandingkan dengan elemen lingkungan dalam lainnya. Secara sederhana dapat

dinyatakan, bahawa sumber daya manusialah yang membuat sumber-sumber lain

dari suatu organisasi bekerja. Manusia menjadi motor penggerak aktivitas

manajerial.

Page 166: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

141

a. Kompetensi Tenaga Kesehatan

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Menurut Silalahi (2011), sumber daya manusia merupakan

elemen penting dari lingkungan dalam dan merupakan aset penting dari

organisasi dibandingkan dengan elemen lingkungan dalam lainnya.

Secara sederhana dapat dinyatakan, bahawa sumber daya manusialah

yang membuat sumber-sumber lain dari suatu organisasi bekerja.

Manusia menjadi motor penggerak aktivitas manajerial.

Suhendra (2006) menjabarkan bahwa salah satu persyaratan

dalam proses rekrutmen adalah kecakapan, mengenai kecakapan ada tiga

hal pokok yang harus diperhatikan:

a. Pendidikan, misalkan beban tugas dan kewenangan jabatan tersebut

memerlukan kapasitas pendidikan tertentu, apakah cukup tamatan SD,

SMP, SMA, atau diperlukan seorang sarjana untuk mengisinya.

b. Kualifikasi kerja, apakah perlu pengalaman sebagai magang, atau

sertifikat lulus pendidikan tertentu.

c. Pengalaman, syarat pengalaman pekerjaan dalam bidang apa dan

berapa lama agar calon pegawai itu dapat bekerja dengan baik.

Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan dilaksanakan olek dokter,

di dalam Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang pemeriksaan

kesehatan, dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah

memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dan Koperasi No. Per/10/Men/1976 dan syarat-syarat lain

Page 167: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

142

yang dibenarkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan

Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.

Dalam Permenakertranskop No. Per/01/Men/1976 Pasal 1, setiap

perusahaan diwajibkan untuk mengirimkan setiap dokter perusahaannya

untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja. Dalam pasal 2 dijelaskan bahwa yang dimaksud

dokter perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di

perusahaan yang bertugas dan atau bertanggung jawab atas Hygiene

Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen

dan Perusahaan Kementerian Kesehatan RI (2008), kompetensi yang

harus dimiliki oleh tenaga kesehatan di perusahaan adalah sebagai

berikut:

1) Dokter

a) Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik.

b) Mampu melaksanakan pelayanan medik dasar sesuai kompetensi

dan kewenangannya.

c) Khusus dokter yang bekerja di perusahaan/pabrik telah memiliki

sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2) Perawat

a) Mempunyai Surat Izin Kerja (SIK) perawat.

b) Mampu melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan sesuai

kompetensi dan kewenangannya.

Page 168: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

143

c) Mampu melaksanakan asistensi dokter sesuai dengan kompetensi

dan kewenangannya.

d) Perawat yang bekerja di perusahaan/pabrik memiliki sertifikat

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Menurut penelitian Tri Ayu Pawesti (2010) dalam Dwijayanti

(2013), tercapai atau tidaknya tujuan organisasi sangat ditentukan oleh

adanya sumber daya yang handal. Salah satu sumber daya organisasi

yang sangat penting adalah sumber daya manusia atau perorangan yang

akan melaksanakan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen,

kompetensi dari tenaga kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja di PT. FFI telah sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan di

atas. Kompetensi dokter yang telah dipenuhi yaitu dokter perusahaan

telah memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes, mempunyai surat tanda

registrasi dan surat izin praktik, dan mampu melaksanakan pelayanan

medik sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Kompetensi

perawat perusahaan juga telah sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan yaitu perawat telah memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes,

memiliki surat izin kerja perawat, mampu melaksanakan asistensi dokter

sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, dan mampu

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kompetensi dan

kewenangannya.

Page 169: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

144

Hasil penelitian di atas juga serupa dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program

Perencaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan

desa di Kabupaten Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa mengenai kuantitas dan kualitas SDM dinyatakan tidak ada

kendala sehingga implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat terlaksana, hal ini dinyatakan oleh

seluruh informan utama dan informan triangulasi.

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen

dan Perusahaan Kementerian Kesehatan RI (2008), kompetensi yang

harus dimiliki oleh tenaga kesehatan di perusahaan adalah sebagai

berikut:

1) Dokter

a) Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik.

b) Mampu melaksanakan pelayanan medik dasar sesuai kompetensi

dan kewenangannya.

c) Khusus dokter yang bekerja di perusahaan/pabrik telah memiliki

sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2) Perawat

a) Mempunyai Surat Izin Kerja (SIK) perawat.

b) Mampu melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan sesuai

kompetensi dan kewenangannya.

Page 170: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

145

c) Mampu melaksanakan asistensi dokter sesuai dengan kompetensi

dan kewenangannya.

d) Perawat yang bekerja di perusahaan/pabrik memiliki sertifikat

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Menurut penelitian Tri Ayu Pawesti (2010) dalam Dwijayanti

(2013), tercapai atau tidaknya tujuan organisasi sangat ditentukan oleh

adanya sumber daya yang handal. Salah satu sumber daya organisasi

yang sangat penting adalah sumber daya manusia atau perorangan yang

akan melaksanakan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi tenaga kesehatan yang

bertugas pada saat pelaksanaan kesehatan berkala sepenuhnya menjadi

tanggung jawab vendor. Pada proses perencanaan, setiap tahunnya

perusahaan melakukan seleksi vendor yang akan bekerja sama untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Beberapa vendor yang

menjadi kandidat seleksi mempresentasikan masing-masing programnya.

Proses selanjutnya, perusahaan melakuakan audit secara langsung

kepada pihak vendor apakah hasil presentasi yang dilakukan pihak

vendor memang sesuai dengan keadaan di lapangan. Jika memang

kondisi vendor berdasarkan hasil audit oleh pihak perusahaan sesuai

dengan hasil presentasi yang telah dilakukan oleh pihak vendor dan

kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka vendor tersebut

yang akan bekerja sama dengan perusahaan untuk pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan berkala.

Page 171: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

146

Hasil penelitian di atas juga serupa dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program

Perencaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan

desa di Kabupaten Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa mengenai kuantitas dan kualitas SDM dinyatakan tidak ada

kendala sehingga implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat terlaksana, hal ini dinyatakan oleh

seluruh informan utama dan informan triangulasi.

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Pemeriksaan kesehatan khusus di PT. FFI dilakukan di Rumah

Sakit yang menjadi provider perusahaan yang tersebar di wilayah

Jabodetabek. Rumah sakit provider tersebut merupakan rumah sakit yang

termasuk ke dalam rumah sakit tipe B. Menurut Kementerian Kesehatan

RI (2010), rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-

kurangnya empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang medik,

delapan spesialis lainnya, dan dua subspesialis dasar serta dapat menjadi

RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen

dan Perusahaan Kementerian Kesehatan RI (2008), kompetensi yang

harus dimiliki oleh tenaga kesehatan di perusahaan adalah sebagai

berikut:

1) Dokter

Page 172: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

147

a) Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik.

b) Mampu melaksanakan pelayanan medik dasar sesuai kompetensi

dan kewenangannya.

c) Khusus dokter yang bekerja di perusahaan/pabrik telah memiliki

sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2) Perawat

a) Mempunyai Surat Izin Kerja (SIK) perawat.

b) Mampu melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan sesuai

kompetensi dan kewenangannya.

c) Mampu melaksanakan asistensi dokter sesuai dengan kompetensi

dan kewenangannya.

d) Perawat yang bekerja di perusahaan/pabrik memiliki sertifikat

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Menurut penelitian Tri Ayu Pawesti (2010) dalam Dwijayanti

(2013), tercapai atau tidaknya tujuan organisasi sangat ditentukan oleh

adanya sumber daya yang handal. Salah satu sumber daya organisasi

yang sangat penting adalah sumber daya manusia atau perorangan yang

akan melaksanakan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, kompetensi tenaga kesehatan untuk

pemeriksaan kesehatan khusus sepenuhnya menjadi tanggung jawab

rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan. Perusahaan telah

menjalin kerjasama dengan 160 rumah sakit, klinik, serta apotek yang

tersebar di daerah Jabodetabek. Namun, ada beberapa rumah sakit yang

Page 173: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

148

memerlukan peninjauan ulang dalam hal kompetensi tenaga

kesehatannya.

Untuk melihat apakah kompetensi tenaga kesehatan di rumah

sakit yang bekerja sama dengan pihak perusahaan, sampai saat ini

perusahaan belum bisa melakukan audit secara menyeluruh kepada

pihak-pihak yang bekerja sama dalam pemeriksaan kesehatan khusus

dikarenakan jumlah rumah sakit, klinik, dan laboratorium yang banyak.

Namun, berdasarkan hasil wawancara mendalam, pihak SHE sedang

menyusun program untuk melaksanakan audit kepada pihak-pihak yang

bekerja sama dengan perusahaan dalam pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Hasil penelitian di atas juga serupa dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program

Perencaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan

desa di Kabupaten Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa mengenai kuantitas dan kualitas SDM dinyatakan tidak ada

kendala sehingga implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat terlaksana, hal ini dinyatakan oleh

seluruh informan utama dan informan triangulasi.

b. Jumlah Tenaga Kesehatan

1) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Menurut Edward dalam Winarno (2007), sumber daya yang

penting meliputi staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik

Page 174: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

149

untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jumlah staf tidak selalu

mempunyai efek positif bagi pelaksanaan program. Jumlah staf yang

banyak tidak secara otomatis mendorong pelaksanaan yang berhasil. Hal

lain yang mempengaruhinya yaitu dilihat dari kurangnya kualitas sumber

daya manusia dan rendahnya motivasi pekerja. Staf harus memiliki

keahlian yang terampil dan kompeten dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya.

Berdasarkan Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen

dan Perusahaan Kementerian Kesehatan RI (2008), jumlah dokter

perusahaan minimal di klinik perusahaan adalah satu orang dan untuk

perawat minimal berjumlah satu orang. Jumlah tenaga kesehatan di PT.

FFI sudah mencukupi berdasarkan pedoman tersebut yaitu terdiri dari

satu dokter perusahaan dan satu perawat perusaahn.

Hal tersebut telah sesuai karena pemeriksaan yang dilakukan di

Poliklinik perusahaan hanya pemeriksaan fisik sebelum bekerja bagi

calon karyawan. Hasil penelitian di atas juga serupa dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti (2013) tentang Analisis

Implementasi Program Perencaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) Oleh Bidan desa di Kabupaten Demak. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa mengenai kuantitas dan kualitas SDM dinyatakan

tidak ada kendala sehingga implementasi Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat terlaksana, hal ini

dinyatakan oleh seluruh informan utama dan informan triangulasi.

Page 175: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

150

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Menurut Edward dalam Winarno (2007), sumber daya yang

penting meliputi staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik

untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jumlah staf tidak selalu

mempunyai efek positif bagi pelaksanaan program. Jumlah staf yang

banyak tidak secara otomatis mendorong pelaksanaan yang berhasil. Hal

lain yang mempengaruhinya yaitu dilihat dari kurangnya kualitas sumber

daya manusia dan rendahnya motivasi pekerja. Staf harus memiliki

keahlian yang terampil dan kompeten dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya.

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas pada saat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala

sepenuhnya menjadi tanggung jawab vendor. Namun, berdasarkan hasil

wawancara mendalam juga diperoleh hasil bahwa untuk pemeriksaan

kesehatan berkala pada tahun 2012, jumlah tenaga kesehatan yang

bertugas jauh lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya sehingga

karyawan tidak perlu menunggu terlalu lama. Peningkatan jumlah tenaga

kesehatan yang bertugas adalah hasil dari seleksi yang dilakukan HR

Department, Dokter Perusahaan, dan SHE yang kemudian dilanjutkan

dengan proses audit ke tempat vendor.

Hasil penelitian di atas juga serupa dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program

Perencaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan

Page 176: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

151

desa di Kabupaten Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa mengenai kuantitas dan kualitas SDM dinyatakan tidak ada

kendala sehingga implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat terlaksana, hal ini dinyatakan oleh

seluruh informan utama dan informan triangulasi.

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Menurut Edward dalam Winarno (2007), sumber daya yang

penting meliputi staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik

untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jumlah staf tidak selalu

mempunyai efek positif bagi pelaksanaan program. Jumlah staf yang

banyak tidak secara otomatis mendorong pelaksanaan yang berhasil. Hal

lain yang mempengaruhinya yaitu dilihat dari kurangnya kualitas sumber

daya manusia dan rendahnya motivasi pekerja. Staf harus memiliki

keahlian yang terampil dan kompeten dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya.

Pemeriksaan kesehatan khusus di PT. FFI dilakukan di Rumah

Sakit yang menjadi provider perusahaan yang tersebar di wilayah

Jabodetabek. Rumah sakit provider tersebut merupakan rumah sakit yang

termasuk ke dalam rumah sakit tipe B. Menurut Kementerian Kesehatan

RI (2010), rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-

kurangnya empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang medik,

Page 177: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

152

delapan spesialis lainnya, dan dua subspesialis dasar serta dapat menjadi

RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tenaga kesehatan untuk

pemeriksaan kesehatan khusus sepenuhnya menjadi tanggung jawab

rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan. Perusahaan telah

menjalin kerjasama dengan 160 rumah sakit, klinik, serta apotek yang

tersebar di daerah Jabodetabek. Namun, ada beberapa rumah sakit yang

memerlukan peninjauan ulang dalam hal jumlah tenaga kesehatannya.

Untuk melihat apakah jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit

yang bekerja sama dengan pihak perusahaan, sampai saat ini perusahaan

belum bisa melakukan audit secara menyeluruh kepada pihak-pihak yang

bekerja sama dalam pemeriksaan kesehatan khusus dikarenakan jumlah

rumah sakit, klinik, dan laboratorium yang banyak. Namun, berdasarkan

hasil wawancara mendalam, pihak SHE sedang menyusun program untuk

melaksanakan audit kepada pihak-pihak yang bekerja sama dengan

perusahaan dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus.

Hasil penelitian di atas juga serupa dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program

Perencaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan

desa di Kabupaten Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan

bahwa mengenai kuantitas dan kualitas SDM dinyatakan tidak ada

kendala sehingga implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Page 178: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

153

Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat terlaksana, hal ini dinyatakan oleh

seluruh informan utama dan informan triangulasi.

2. Fasilitas

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Menurut Silalahi (2011), kegiatan manajemen tidak akan jalan dan

tujuan tidak akan tercapai jika tidak disertai dengan sumber-sumber yang

dibutuhkan. Sumber daya bukan manusia atau sumber daya material adalah

berbagai fasilitas atau sarana dan pra sarana yang dibutuhkan untuk

mendukung pencapaian tujuan. Sebab meskipun manusia menjadi elemen

penting dan menentukan dalam pencapaian tujuan keorganisasian tetapi jika

tidak disertai sumber daya material yang memadai, maka tujuan yang sudah

ditetapkan tidak akan tercapai secara optimum.

Salah satu sumber daya material adalah sumber daya fisik. Fisik

mencakup segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung efisiensi dan

efektivitas kerja, seperti: gedung, perlengkapan kantor, lokasi, mesin-mesin,

dan bahan mentah (raw materials) dan juga berbagai peralatan teknik yang

dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Menurut Winarno (2007) fasilitas fisik bisa pula merupakan sumber-

sumber penting dalam organisasi. Seorang pelaksana mungkin mempunyai

staf yang memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan dan

mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan tugasnya, tetapi tanpa

fasilitas pendukung maka besar kemungkinan implementasi yang

direncanakan tidak akan berhasil.

Page 179: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

154

Fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan dijabarkan dalam Pedoman

Pelayan Medik di Klinik Departemen dan Perusahaan Kemenkes RI.

Berdasarkan pedoman tersebut, dan dari hasil wawancara mendalam dan

observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, fasilitas yang dimiliki oleh PT.

FFI dan kondisi dari fasilitas tersebut telah sesuai untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, pihak perusahaan bekerja

sama dengan pihak laboratorium untuk melakukan tes laboratorium calon

karyawan. Selama ini, laboratorium yang bekerja sama dengan perusahaan

memiliki sarana dan prasarana yang bagus dan lengkap. Selain itu, selama ini

belum pernah ada keluhan dari pihak perusahaan terhadap sarana dan

prasarana pihak laboratorium.

Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program Perencaan

persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan desa di Kabupaten

Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil

triangulasi informan, semua informan rata-rata menyatakan sudah cukup

ketersediaan sarana prasarana pendukung P4K sehingga implementasi

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat

terlaksana.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Menurut Silalahi (2011), salah satu sumber daya material adalah

sumber daya fisik. Fisik mencakup segala fasilitas yang dibutuhkan untuk

Page 180: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

155

mendukung efisiensi dan efektivitas kerja, seperti: gedung, perlengkapan

kantor, lokasi, mesin-mesin, dan bahan mentah (raw materials) dan juga

berbagai peralatan teknik yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau

jasa.

Menurut Winarno (2007) fasilitas fisik bisa pula merupakan sumber-

sumber penting dalam organisasi. Seorang pelaksana mungkin mempunyai

staf yang memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan dan

mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan tugasnya, tetapi tanpa

fasilitas pendukung maka besar kemungkinan implementasi yang

direncanakan tidak akan berhasil.

Sarana dan prasarana untuk pemeriksaan kesehatan berkala

sepenuhnya menjadi tanggung jawab vendor yang bekerja sama dengan PT.

FFI. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, untuk sarana dan prasarana

pemeriksaan kesehatan berkala sudah baik. Untuk tahun 2012, kondisi sarana

dan prasarana pemeriksaan kesehatan berkala sudah lebih baik dari tahun-

tahun sebelumnya. Seperti untuk pemeriksaan audiometri, kondisi ruangan

kedap suara yang digunakan sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi tersebut merupakan hasil dari proses seleksi dan audit pihak

perusahaan kepada pihak vendor.

Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program Perencaan

persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan desa di Kabupaten

Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil

Page 181: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

156

triangulasi informan, semua informan rata-rata menyatakan sudah cukup

ketersediaan sarana prasarana pendukung P4K sehingga implementasi

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat

terlaksana.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Menurut Winarno (2007) fasilitas fisik bisa pula merupakan sumber-

sumber penting dalam organisasi. Seorang pelaksana mungkin mempunyai

staf yang memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan dan

mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan tugasnya, tetapi tanpa

fasilitas pendukung maka besar kemungkinan implementasi yang

direncanakan tidak akan berhasil.

Menurut Kemenkes RI (2010), kriteria, fasilitas, dankemampuan RSU

Kelas B meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat,

pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan spesialis penunjamg medik,

pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut,

pelayanan medik subspesialis, pelayanan keperawatan dan kebidanan,

pelayanan penunjang klinik, dan pelayanan penunjang non klinik.

Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana untuk pemeriksaan

kesehatan khusus sepenuhnya menjadi tanggung jawab rumah sakit yang

bekerja sama dengan perusahaan. Untuk melihat apakah kondisi sarana dan

prasarana di rumah sakit yang bekerja sama dengan pihak perusahaan,

sampai saat ini perusahaan belum bisa melakukan audit secara menyeluruh

Page 182: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

157

kepada pihak-pihak yang bekerja sama dalam pemeriksaan kesehatan khusus

dikarenakan jumlah rumah sakit, klinik, dan laboratorium yang banyak.

Namun, berdasarkan hasil wawancara mendalam, perusahaan telah

bekerja sama dengan rumah sakit yang memang telah dikenal memiliki

sarana dan prasarana yang baik dan menunjang pemeriksaan kesehatan

khusus bagi karyawan. Sarana dan prasarana yang sudah baik dan menunjang

dapat dinikmati oleh karyawan dalam pemeriksaan kesehatan khusus karena

rumah sakit yang menjadi provider lebih banyak merupakan rumah sakit

swasta atau privat. Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit, rumah sakit privat sebagaimana dimaksud dikelola oleh badan

hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Selain itu, pihak SHE sedang menyusun program untuk melaksanakan audit

kepada pihak-pihak yang bekerja sama dengan perusahaan dalam

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus.

Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dwijayanti (2013) tentang Analisis Implementasi Program Perencaan

persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan desa di Kabupaten

Demak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil

triangulasi informan, semua informan rata-rata menyatakan sudah cukup

ketersediaan sarana prasarana pendukung P4K sehingga implementasi

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat

terlaksana.

Page 183: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

158

3. Regulasi (Kebijakan)

Menurut Aminullah dalam Muhammadi (2001) dalam Ramadhan (2012),

kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk memengaruhi sistem

pencapaian tujuan yang diinginkan, upaya dan tindakan dimaksud bersifat

strategis, yaitu berjangka panjang dan menyeluruh. Sedangkan menurut Ndraha

(2003) dalam Ramadhan (2012) bahwa kata kebijakan berasal dari terjemahan

kata policy, yang mempunyai arti sebagai pilihan terbaik dalam batas-batas

kompetensi aktor dan lembaga yang bersangkutan dan secara formal mengikat.

Menurut Ramadhan (2012), dari beberapa definisi kebijakan, maka dapat

dibuat simpulan bahwa kebijakan adalah suatu keputusan berdasarkan hubungan

kegiatan yang dilakukan oleh aktor politik guna menentukan tujuan dan

mendapathasil berdasarkan pertimbangan situasi tertentu. Kebijakan adalah

intervensi pemerintah (dan publik) untuk mencari cara pemecahan masalah

dalam pembangunan dan mendukung proses pembangunan yang lebih baik.

Menurut Anderson dalam Trisnantari (2008), kebijakan publik adalah

kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat

pemerintah. Kebijakan publik memiliki tujuan tertentu, berisi tindakan-tindakan

pemerintah, merupakan hal yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah bukan

apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan, bisa bersifat positif (tindakan

pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu) dan bersifat negatif

(keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu). Kebijakan publik dalam

arti positif setidak-tidaknya didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat

mengikat dan memaksa.

Page 184: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

159

Menurut Amir Santoso dalam Winarno (2007), kebijakan publik adalah

“serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan

yang menjelaskan tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut”.

Berdasarkan hasil telaah dokumen, pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, berkala, dan khusus telah ditetapkan dalam Pasal 8 Undang-

Undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Teknis dari

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan baik sebelum bekerja, berkala, dan khusus

juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02

Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan. Kedua regulasi yang diatur oleh

pemerintah tersebut diatur kembali oleh perusahaan sesuai dengan keadaan

lingkungan kerja dari setiap perusahaan.

PT. FFI telah menyusun langkah-langkah dari proses pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus secara lebih terperinci dalam sebuah Standard

Operating Procedure (SOP). SOP digunakan sebagai pedoman dasar untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan. Untuk teknis pelaksanaan di lapangan, PT.

FFI beserta vendor akan menyesuaikan proses pelaksanaan sesuai dengan yang

tertera di dalam SOP.

Berdasarkan hasil telaah dokumen dan wawancara mendalam, PT. FFI

telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan baik pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus telah sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. PT. FFI juga lebih meperinci proses pelaksanaan pemeriksaan

Page 185: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

160

kesehatan sebelum bekerja, berkala, dan khusus ke dalam SOP sesuai dengan

yang definisi kebijakan publik yang telah diungkapkan oleh amir Santoso dalam

Winarno (2007). Selain itu, SOP juga menjadi suatu cara untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan.

Penelitian lain tentang pelaksanaan kebijakan yang sesuai dengan hasil

penelitian di PT FFI adalah penelitian Iswaty (2012) tentang Analisis

Implementasi Kebijakan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Kecamatan Tambalang Kota Semarang. Kebijakan yang mendasari program

tersebut adalah Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2010 tentang Pengendalian

Penyakit demam Berdarah Dengue. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa implementasi kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue

di Kecamatan Tembalang secara keseluruhan dapat dinilai telah berhasil.

C. Proses

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Menurut Silalahi (2011), proses konversi atau transformasi

(transformation process) ialah proses mengubah masukan menjadi keluaran.

Masukan ialah sumber-sumber yang diubah menjadi keluaran dan juga sarana

yang digunakan untuk mengubah.

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan proses (process) adalah

kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi

untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Menurut

Silalahi (2002), proses (process) adalah satu seri atau sekuensi sistematik dari

Page 186: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

161

tindakan yang dilakukan manajer yang secara definitif berkaitan dengan tujuan

atau hasil yang ingin dicapai, atau satu cara sistematik untuk mengerjakan

sesuatu.

Menurut Silalahi (2002), proses (process) adalah satu seri atau sekuensi

sistematik dari tindakan yang dilakukan manajer yang secara definitif berkaitan

dengan tujuan atau hasil yang ingin dicapai, atau satu cara sistematik untuk

mengerjakan sesuatu.

Menurut Notoatmodjo (2009), di institusi manapun juga, sebelum

mengangkat karyawan pada umumnya melakukan berbagai macam tes, termasuk

tes kesehatan. Bahkan pada saat melamar, calon karyawan harus melampirkan

surat keterangan kesehatan dari dokter yang berwenang. Tujuan utama

pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ini di samping berguna bagi institusi yang

akan menerima karyawan tersebut, juga bermanfaat bagi calon karyawan yang

bersangkutan. Bagi institusi, jelas akan memperoleh karyawan yang sehat dan

sudah barang tentu secara fisik mampu menjalankan tugas atau pekerjaan yang

akan dibebankan. Di samping itu, perusahaan atau institusi tersebut terhindar dari

penyebaran penyakit, apabila calon yang diterima sebagai karyawan tersebut

ternyata menderita suatu penyakit menular. Sedangkan bagi calon karyawan

yang bersangkutan dapat mengetahui status kesehatannya, dan melakukan upaya-

upaya mengatasi masalah kesehatannya.

Dalam pasal 2 ayat 3 dan 5 Permenaker No.02 tahun 1980 diuraikan

bahwa pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi pemeriksaan fisik

lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan

Page 187: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

162

laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Untuk pekerjaan-

pekerjaan tertentu perlu dilakukan pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan

guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul.

Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Departemen Rekrutmen meminta kandidat agar menemui dokter

perusahaan untuk pemeriksaan kesehatan.

2) Dokter perusahaan melakukan pemeriksaan kondisi fisik umum kandidat.

3) Dokter perusahaaan memberikan formulir/surat pengantar kepada

kandidat untuk diberikan kepada pihak laboratorium yang telah ditunjuk

melakukan pemeriksaan darah, urin, faeces, dan thorax photo (foto

rontgen).

4) Setelah melakukan pemeriksaan darah, urine, faeces dan membuat thorax

photo (foto rontgen) kandidat.

5) Dokter perusahaan memeriksa hasil pemeriksaan darah, urine, faeces, dan

thorax photo (foto rontgen) kandidat.

6) Dokter perusahaan memberikan hasil evaluasi kepada Recruitment

Manager.

7) Bila terdapat hal-hal yang dianggap perlu, Recruitment Manager akan

berdiskusi dengan dokter perusahaan.

8) Human Resource Manager dan Recruitment Manager memproses

tindakan lebih lanjut terhadap karyawan baru yang bersangkutan.

Page 188: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

163

Berdasarkan hasil dari telaah dokumen, wawancara mendalam, dan

observasi, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

terdiri dari pemeriksaan fisik dan laboratorium. Teknis dari pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja adalah pekerja akan menjalani pemeriksaan kesehatan

fisik oleh dokter perusahaan, selanjutnya dokter perusahaan akan memberikan

surat pengantar ke pihak laboratorium untuk melakukan tes laboratorium.

Tahapan selanjutnya, dokter perusahaan akan mengevaluasi hasil pemeriksaan

fisik dan laboraorium calon karyawan, berdasarkan hasil evaluasi tersebut, pihak

HRD akan memutuskan apakah calon karyawan dapat diterima sebagai

karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian yang terdiri dari wawancara mendalam,

telaah dokumen, dan observasi, proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja pada karyawan telah sesuai dengan yang telah diatur dalam

regulasi yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Permenakertrans No. 02 Tahun

1980 tentang pemeriksaan kesehatan. Untuk teknis pelaksaanaan pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja di lapangan, PT. FFI memiliki Standard Operating

Procedure (SOP) dan telah dilaksanakan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Utami (2013) tentang Proses Implementasi Program Jaminan Persalinan di

Puskesmas Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa untuk keseluruhan pelayanan rutin yang diberikan sudah

sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan No.

Page 189: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

164

2562/MENKES PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan

yang mendukung kelancaran implementasi program Jaminan Persalinan.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Menurut Silalahi (2002), proses (process) adalah satu seri atau sekuensi

sistematik dari tindakan yang dilakukan manajer yang secara definitif berkaitan

dengan tujuan atau hasil yang ingin dicapai, atau satu cara sistematik untuk

mengerjakan sesuatu.

Menurut Notoatmodjo (2009), pemeriksaan kesehatan secara berkala

(misalnya satu tahun sekali) adalah sangat penting. Upaya pelayanan

pemeriksaan kesehatan secara berkala ini akan lebih penting lagi utamanya bagi

para karyawan yang bekerja di tempat kerja yang berisiko, misalnya di pabrik

semen, garmen, tekstil, pertambangan, dan sebagainya yang terpapat bahan-

bahan kimia, bahan beracun, debu, dan sebagainya.

Dalam pasal 3 Permenakertrans No. 02 tahun 1980, pemeriksaan

kesehatan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,

rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin serta pemeriksaan

lainnya yang dianggap perlu. Dalam hal ditemukan kelainan-kelainan atau

gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja pada pemeriksaan berkala,

pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kelainan-kelainan

tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan

kesehatan kerja.

Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) pemeriksaan

kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia, pemeriksaan kesehatan berkala

Page 190: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

165

dilakukan selama waktu pekerja menjadi karyawan dan bekerja pada tempat

yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan

berkala dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pemeriksaan Rutin Tahunan

1) Metode dari pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tahunan adalah sama

dengan pemeriksaan kesehatan terhadap karyawan baru. Pemeriksaan

kesehatan tahunan diatur secara berkala dan biasanya jatuh pada akhir

tahun.

2) Dokter perusahaan memeriksa hasil dari pemeriksaan kesehatan dan

memberikan penjelasan kepada Human Resource Manager.

3) Jika hasil pemeriksaan kesehatan karyawan baik maka tidak diberikan

pengobatan kesehatan.

4) Bila ada karyawan yang dinilai tidak baik atas hasil pemeriksaan

kesehatan, maka perusahaan, melalui Human Resource Department akan

memberikan pengobatan kesehatan kepada karyawan yang

bersangkutan.

b. Stool Test

1) Stool Test bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella

pada karyawan produksi di bagian produk infant dan bagi seluruh

karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi/bahan baku di

area High Care.

Page 191: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

166

2) Stool Test ini dilakukan 1 kali dalam satu tahun, bersamaan dengan

pemeriksaan rutin tahunan. Selain itu, akan dilakukan juga ketika ada

karyawan yang baru/rotasi akan bekerja di area high Care.

3) Metode Stool Test ini adalah memeriksa feces (tinja) dari setiap

karyawan.

4) Setiap karyawan yang terkait akan mendapatkan satu botol kecil untuk

tempat feces (tinja).

5) Karyawan yang terkait harus langsung memberikan contoh feces kepada

poliklinik/laboratorium yang ditunjuk perusahaan, pada hari yang sama.

6) Laboratorium akan memberikan hasil kepada dokter perusahaan untuk

ditinjau, dan selanjutnya akan diberikan kepada Human Resource

Manager.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen,

PT. FFI telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan

sekali dalam setahun sesuai dengan yang telah ditentukan dalam Permenaker No.

02 Tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan. Teknis dari pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan berkala mengacu pada SOP yang disusun oleh pihak

perusahaan. Berdasarkan hasil observasi, rincian dan alur pemeriksaan kesehatan

diatur sepenuhnya oleh pihak vendor, namun, peneliti tidak menemukan

perbedaan yang jauh antara rincian jenis-jenis pemeriksaan yang disusun dalam

SOP dengan jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh vendor pada saat

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala.

Page 192: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

167

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Utami (2013) tentang Proses Implementasi Program Jaminan Persalinan di

Puskesmas Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa untuk keseluruhan pelayanan rutin yang diberikan sudah

sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan No.

2562/MENKES PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan

yang mendukung kelancaran implementasi program Jaminan Persalinan.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Menurut Silalahi (2002), proses (process) adalah satu seri atau sekuensi

sistematik dari tindakan yang dilakukan manajer yang secara definitif berkaitan

dengan tujuan atau hasil yang ingin dicapai, atau satu cara sistematik untuk

mengerjakan sesuatu.

Berdasarkan Permenaker No. 02 Tahun 1980, pemeriksaan kesehatan

khusus dilakukan pula terhadap:

1) Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang

memerlukan perawatan yang lebih dari dua minggu.

2) Tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun atau tenaga kerja wanita dan

tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan

tertentu.

3) Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-

gangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan

kebutuhan.

Page 193: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

168

Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-

keluhan di antara tenaga kerja, atau atas pengamatan pegawai pengawas

keselamatan dan kesehatan kerja, atau atas penilaian Pusat Bina Hiperkes dan

Keselamatan, dan Balai-balainya atau atas pendapat umum di masyarakat.

Sedangkan, menurut Standard Operating Procedure (SOP) pemeriksaan

kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia, pemeriksaan kesehatan khusus disebut

dengan pemeriksaan kesehatan insidental, prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) HR&CA Director, atas nama perusahaan, dapat mengatur pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan untuk seluruh karyawan pada setiap waktu.

2) Pemeriksaan Kesehatan Insidental dilakukan karena beberapa penyebab

seperti kasus wabah penyakit.

Dalam pemeriksaan kesehatan khusus, berdasarkan hasil penelitian, PT.

FFI telah melakukan pemeriksaan kesehatan khusus kepada karyawan sesuai

dengan kondisi yang telah ditetapkan dalam Permenaker No. 02 tahun 1980 yaitu

apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan, tenaga kerja mengalami yang diduga

mengalami gangguan dalam kesehatannya. Namun, untuk rotasi karyawan antar

departemen dalam bagian produksi, berdasarkan hasil penelitian, PT. FFI belum

melakukan pemeriksaan khusus untuk mengetahui kondisi kesehatan karyawan

sebelum rotasi dilakukan.

Apabila ditinjau dari kesesuaian dengan SOP, pemeriksaan kesehatan

khusus telah dilaksanakan sesuai dengan yang tertulis dalam SOP pemeriksaan

kesehatan yang disusun oleh PT. FFI. Berdasarkan hasil penelitian, pemeriksaan

kesehatan khusus dapat dilaksanakan kapan saja sesuai dengan kebutuhan

Page 194: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

169

karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, informan

menyebutkan beberapa nama rumah sakit yang menjadi provider perusahaan.

Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa rumah sakit yang disebutkan

merupakan rumah sakit umum swasta dengan tipe B. Menurut penjelasan dari

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit umum

kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang

medik, delapan spesialis lain, dan dus subspesialis dasar.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Utami (2013) tentang Proses Implementasi Program Jaminan Persalinan di

Puskesmas Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa untuk keseluruhan pelayanan rutin yang diberikan sudah

sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan No.

2562/MENKES PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan

yang mendukung kelancaran implementasi program Jaminan Persalinan.

D. Output

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Menurut Silalahi (2011), keluaran (output) adalah barang dan jasa ata

hasil lainyya yang dihasilkan oleh organisasi. Menurut Azwar (1996), yang

dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. Dalam pemeriksaan

kesehatan, output yang dimaksud adalah hasil pemeriksaan kesehatan karyawan

Page 195: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

170

setelah pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

berkala, maupun khusus.

Berdasarkan SOP, setelah melakukan pemeriksaan fisik, darah, urin,

feses, dan foto rontgen kandidat, dokter perusahaan memeriksa hasil

pemeriksaan dan memberikan hasil evaluasi kepada Recruitment Manager. Bila

terdapat hal-hal yang dianggap perlu, Recruitment Manager akan berdiskusi

dengan dokter perusahaan. Setelah itu, Human Resource Manager memproses

tindakan lebih lanjut terhadap karyawan baru yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, hasil pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja merupakan keputusan apakah calon karyawan diterima atau

ditolak untuk bekerja di PT. FFI. Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat diambil

simpulan bahwa output pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja telah sesuai

dengan SOP.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Menurut Silalahi (2011), keluaran (output) adalah barang dan jasa ata

hasil lainya yang dihasilkan oleh organisasi. Menurut Azwar (1996), yang

dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. Dalam pemeriksaan

kesehatan, output yang dimaksud adalah hasil pemeriksaan kesehatan karyawan

setelah pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

berkala, maupun khusus.

Berdasarkan Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang pemeriksaan

kesehatan Pasal 3, dalam hal ditemukan kelainan-kelainan atau gangguan-

Page 196: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

171

gangguan kesehatan pada tenaga kerja pada pemeriksaan berkala, pengurus wajib

mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kelainan-kelainan tersebut dan

sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan

kerja.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan bahwa

selama ini hasil pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan hanya dijelaskan

kepada karyawan yang diindikasikan mengalami gangguan kesehatan, untuk

karyawan lainnya dapat mengkonsultasikan secara langsung ke dokter

perusahaan. Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan adalah jika terdapat karyawan

yang mengalami masalah kesehatan, maka karyawan tersebut akan melakukan

pemeriksaan lanjutan hingga dokter perusahaan menyatakan bahwa kondisi

karyawan tersebut telah fit.

Berdasarkan SOP, dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala,

dokter perusahaan memeriksa hasil dari pemeriksaan kesehatan dan memberikan

penjelasan kepada Human Resource manager. Jika hasil pemeriksaan kesehatan

karyawan baik, maka tidak diberikan pengobatan kesehatan. Bila ada karyawan

yang dinilai tidak baik atas hasil pemeriksaan kesehatan, maka perusahaan,

melalui Human Resources Department akan memberikan pengobatan kesehatan

kepada karyawan yang bersangkutan.

Output dari pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan berupa hasil

pemeriksaan yang dilakukan oleh karyawan. Dokter perusahaan dan pihak HR

dapat mengetahui status kesehatan karyawan dari hasil pemeriksaan kesehatan

berkala. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti tentang hasil

Page 197: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

172

pemeriksaan kesehatan, PT. FFI telah melakukan tindakan yang sesuai dengan

Permenakertrans No. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan dan telah

diperinci ke dalam SOP sebagai pedoman teknis untuk pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan di perusahaan. Namun, selama ini, hanya karyawan yang terindikasi

ada masalah kesehatan yang mengetahui hasil pemeriksaan kesehatan berkala.

Meskipun karyawan lain yang ingin mengetahui hasil pemeriksaan kesehatan

dapat secara langsung menemui dokter perusahaan, sebaiknya hasil pemeriksaan

kesehatan berkala langsung dibagikan kepada setiap karyawan sehingga

karyawan dapat mengetahui kondisi kesehatannya.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Menurut Silalahi (2011), keluaran (output) adalah barang dan jasa ata

hasil lainyya yang dihasilkan oleh organisasi. Menurut Azwar (1996), yang

dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. Dalam pemeriksaan

kesehatan, output yang dimaksud adalah hasil pemeriksaan kesehatan karyawan

setelah pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

berkala, maupun khusus.

Berdasarkan SOP, dokter perusahaan melakukan pengumpulan data

karyawan yang melakukan pemeriksaan kesehatan perbulan di klinik perusahaan

dan pemeriksaan rutin tahunan. Di akhir bulan, dokter perusahaan akan

menyampaikan data-data tersebut ke HR untuk dianalisa. Berdasarkan hasil

evaluasi, jika ditemukan karyawan yang memiliki kecenderungan penyimpangan

Page 198: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

173

kesehatan yang berulang maka akan dilakukan pemantauan dan evaluasi

lanjutan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan bahwa hasil

pemeriksaan khusus adalah untuk mengetahui kondisi fisik karyawan yang

diperiksa dianggap tidak fit. Tindak lanjut dari pemeriksaan kesehatan khusus

adalah perawatan terhadap karyawan. Hasil pemeriksaan kesehatan khusus ini

telah sesuai dengan tujuan pemeriksaan kesehatan khusus yang tercantum di

dalam Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan

yaitu untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga

kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.

E. Umpan Balik

1. Faktor Pendukung

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

1) Input

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Page 199: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

174

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, selama ini pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja berjalan dengan baik karena

didukung oleh sarana dan prasarana yang baik. Hal tersebut didukung

oleh observasi peneliti, sarana dan prasarana untuk pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja termasuk lengkap dan dalam kondisi baik dan

siap untuk digunakan. Faktor lain yang mendukung pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan adalah PT. FFI mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan dalam Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang

pemeriksaan kesehatan yang lebih diperinci secara teknis dalam Standard

Operating Procedure (SOP) pemeriksaan kesehatan.

Dalam penelitian analisis Implementasi kebijakan Pengendalian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan tembalang Kota

Semarang yang dilakukan oleh Iswanty (2012) mengungkapkan bahwa

hal pendukung dalam implementasi program ini adalah sumber daya yang

digunakan. Dari segi staf yang cukup dan berkualitas baik karena

mempunyai komitmen, kemauan, keinginan, dan sikap untuk

Page 200: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

175

mengimplementasikan program ditambah dengan fasilitas yang cukup

juga sehingga implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah

Dengue dapat berjalan.

2) Proses

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, proses pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja didukung oleh kerja sama pihak

perusahaan dengan pihak laboratorium.

3) Output

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

Page 201: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

176

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa dari segi pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, perusahaan

langsung mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium calon karyawan.

Dalam penelitian analisis Implementasi kebijakan Pengendalian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan tembalang Kota

Semarang yang dilakukan oleh Iswanty (2012) mengungkapkan bahwa

dengan sistem monitoring berkala pada program pengendalian DBD, tim

pengendalian mendapatkan lapran sebulan sekali. Sistem monitoring

berkala tersebut mendukung implementasi kebijakan tersebut berjalan

dengan lancar.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

1) Input

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Page 202: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

177

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa

faktor pendukung dalam proses input pemeriksaan kesehatan berkala

adalah sarana dan prasarana yang telah memadai dan dalam kondisi yang

baik. Kondisi sarana dan prasarana yang baik dalam pemeriksaan

kesehatan berkala diperoleh dari hasil seleksi dan audit terhadap vendor

yang akan bekerja sama dengan perusahaan.

Dalam penelitian analisis Implementasi kebijakan Pengendalian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan tembalang Kota

Semarang yang dilakukan oleh Iswanty (2012) mengungkapkan bahwa

hal pendukung dalam implementasi program ini adalah sumber daya yang

digunakan. Dari segi staf yang cukup dan berkualitas baik karena

mempunyai komitmen, kemauan, keinginan, dan sikap untuk

mengimplementasikan program ditambah dengan fasilitas yang cukup

juga sehingga implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah

Dengue dapat berjalan.

2) Proses

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

Page 203: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

178

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

didukung oleh kerja sama pihak perusahaan dengan pihak vendor.

sebelum bekerja sama dengan perusahaan, vendor terlebih dulu diseleksi

dengan cara presentasi kepada pihak perusahaan. Selanjutnya perusahaan

melakukan audit ke tempat vendor.

3) Output

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

Page 204: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

179

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Dari hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan bahwa

selama ini yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan berkala adalah hasil yang keluar tepat waktu

sesuai yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dengan pihak vendor.

Dalam penelitian analisis Implementasi kebijakan Pengendalian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan tembalang Kota

Semarang yang dilakukan oleh Iswanty (2012) mengungkapkan bahwa

dengan sistem monitoring berkala pada program pengendalian DBD, tim

pengendalian mendapatkan lapran sebulan sekali. Sistem monitoring

berkala tersebut mendukung implementasi kebijakan tersebut berjalan

dengan lancar.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

1) Input

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

Page 205: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

180

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), rumah sakit umum

kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya empat spesialis dasar,

empat spesialis penunjang medik, delapan spesialis lainnya, dan dua

subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah

memenuhi persyaratan dan standar. Dalam pemeriksaan kesehatan,

umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor pendukung dan faktor

penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,

pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit provider

merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

khusus. Hal tersebut didasari oleh tipe rumah sakit yang bekerja sama

dengan perusahaan adalah rumah sakit umum swasta tipe B. Menurut

penjelasan dari Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit

empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang medik, delapan spesialis

lain, dan dus subspesialis dasar.

Page 206: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

181

Dalam penelitian analisis Implementasi kebijakan Pengendalian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan tembalang Kota

Semarang yang dilakukan oleh Iswanty (2012) mengungkapkan bahwa

hal pendukung dalam implementasi program ini adalah sumber daya yang

digunakan. Dari segi staf yang cukup dan berkualitas baik karena

mempunyai komitmen, kemauan, keinginan, dan sikap untuk

mengimplementasikan program ditambah dengan fasilitas yang cukup

juga sehingga implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah

Dengue dapat berjalan.

2) Proses

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, faktor pendukung

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus selama ini adalah kerja sama

yang baik antara pihak perusahaan dengan provider yang terdiri dari

rumah sakit, klinik, dan laboratorium. Rumah sakit yang menjadi

provider pemeriksaan kesehatan khusus adalah rumah sakit umum swasta

tipe B. Menurut penjelasan dari Undang-Undang No. 44 Tahun 2009

Page 207: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

182

tentang Rumah Sakit, rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit

umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

paling sedikit empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang medik,

delapan spesialis lain, dan dus subspesialis dasar.

3) Output

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, ketepatan waktu dalam

memberikan laporan hasil pemeriksaan kesehatan khusus kepada

perusahaan dan secara rutin menjadi faktor pendukung dalam

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan khusus.

Dalam penelitian analisis Implementasi kebijakan Pengendalian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan tembalang Kota

Semarang yang dilakukan oleh Iswanty (2012) mengungkapkan bahwa

dengan sistem monitoring berkala pada program pengendalian DBD, tim

pengendalian mendapatkan lapran sebulan sekali. Sistem monitoring

berkala tersebut mendukung implementasi kebijakan tersebut berjalan

dengan lancar.

Page 208: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

183

2. Faktor Penghambat

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

1) Input

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini perusahaan belum mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja jika dilihat dari tenaga kesehatan

yang terdiri dari kompetensi tenaga kesehatan dan jumlah tenaga

kesehatan yang berada di perusahaan. Hambatan tersebut dapat dihindari

karena perusahaan melaksanakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Kesehatan.

Jika ditinjau dari segi sarana dan prasarana, perusahaan juga

belum mengalami hambatan dalam pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja. Hambatan tersebut dapat dihindari karena perusahaan

melengkapi sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh Dirjen Bina

Layanan Medik Kementerian Kesehatan. Selain itu, perusahaan juga

Page 209: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

184

secara teratur melakukan kalibrasi terhadap alat-alat yang menjadi sarana

dalam pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

Dalam input pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di PT. FFI,

selama ini belum ditemukan hambatan. Kondisi tersebut sama dengan

hasil penelitian Iswanty (2012). Dalam penelitiannya yang tentang

analisis Implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Kecamatan tembalang Kota Semarang, Iswanty

mengungkapkan bahwa hal pendukung dalam implementasi program ini

adalah sumber daya yang digunakan. Dari segi staf yang cukup dan

berkualitas baik karena mempunyai komitmen, kemauan, keinginan, dan

sikap untuk mengimplementasikan program ditambah dengan fasilitas

yang cukup juga sehingga implementasi kebijakan Pengendalian Demam

Berdarah Dengue dapat berjalan.

2) Proses

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Page 210: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

185

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini PT. FFI belum mengalami hambatan dalam teknis

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja. Hambatan dapat

dicegah karena di Poliklinik hanya dilakukan pemeriksaan fisik. Untuk

pemeriksaan laboratorium, perusahaan telah bekerja sama dengan

laboratorium lain yang dianggap bagus.

3) Output

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Page 211: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

186

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dari segi pelaporan hasil

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, selama ini perusahaan belum

mengalami hambatan. Hambatan ini dapat dicegah karena laboratorium

yang bekerja sama dengan perusahaan merupakan laboratorium yang

bagus dan memang telah lama bekerja sama dengan perusahaan.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

1) Input

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa perusahaan belum pernah mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan berkala jika dilihat dari segi tenaga kesehatan

yang terdiri dari kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan yang tersedia

maupun sarana dan prasarana. Hambatan tersebut dapat dicegah karena

sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, pihak perusahaan

yang terdiri dari HR, SHE, dan dokter perusahaan telah melakukan audit

kepada pihak vendor yang akan bekerja sama dengan perusahaan.

Page 212: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

187

Dalam input pemeriksaan kesehatan berkala di PT. FFI, selama ini

belum ditemukan hambatan. Kondisi tersebut sama dengan hasil

penelitian Iswanty (2012). Dalam penelitiannya yang tentang analisis

Implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD)

di Kecamatan tembalang Kota Semarang, Iswanty mengungkapkan

bahwa hal pendukung dalam implementasi program ini adalah sumber

daya yang digunakan. Dari segi staf yang cukup dan berkualitas baik

karena mempunyai komitmen, kemauan, keinginan, dan sikap untuk

mengimplementasikan program ditambah dengan fasilitas yang cukup

juga sehingga implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah

Dengue dapat berjalan.

2) Proses

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

Page 213: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

188

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa untuk pemeriksaan kesehatan berkala, perusahaann mengalami

beberapa hambatan. Hambatan tersebut berupa data karyawan yang

belum masuk ke vendor, selain itu, pada saat pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan berkala, ada beberapa karyawan yang tidak dapat hadir

dikarenakan sedang melakukan dinas. Untuk mengatasinya, untuk

karyawan yang tidak dapat hadir pada saat pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan, karyawan tersebut dapat melakukan pemeriksaan susulan

langsung di tempat vendor.

3) Output

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

Page 214: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

189

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa dalam proses pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan berkala,

perusahaan tidak mengalami hambatan.vendor yang bekerja sama dengan

perusahaan selama ini melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan

waktu yang telah disepakati antara perusahaann dengan vendor.

c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

1) Input

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Menurut Kemenkes RI (2010), kriteria, fasilitas, dankemampuan

RSU Kelas B meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat,

pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan spesialis penunjamg medik,

pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut,

pelayanan medik subspesialis, pelayanan keperawatan dan kebidanan,

pelayanan penunjang klinik, dan pelayanan penunjang non klinik.

Page 215: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

190

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa perusahaan belum pernah mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan khusus jika dilihat dari segi tenaga kesehatan

yang terdiri dari kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan maupun sarana

dan prasarana. Hambatan tersebut dapat diminimisasi karena rumah sakit

yang menjadi provider perusahaan dalam pemeriksaan khusus memiliki

sarana dan prasarana yang lengkap serta tenaga kesehatan yang dianggap

sudah memenuhi kriteria perusahaan. Kondisi tersebut didasari oleh tipe

rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan adalah rumah rumah

sakit umum swasta tipe B. Menurut penjelasan dari Undang-Undang No.

44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit umum kelas B adalah

rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik paling sedikit empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang

medik, delapan spesialis lain, dan dus subspesialis dasar.

Dalam input pemeriksaan kesehatan khusus di PT. FFI, selama ini

belum ditemukan hambatan. Kondisi tersebut sama dengan hasil

penelitian Iswanty (2012). Dalam penelitiannya yang tentang analisis

Implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD)

di Kecamatan tembalang Kota Semarang, Iswanty mengungkapkan

bahwa hal pendukung dalam implementasi program ini adalah sumber

daya yang digunakan. Dari segi staf yang cukup dan berkualitas baik

karena mempunyai komitmen, kemauan, keinginan, dan sikap untuk

mengimplementasikan program ditambah dengan fasilitas yang cukup

Page 216: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

191

juga sehingga implementasi kebijakan Pengendalian Demam Berdarah

Dengue dapat berjalan.

2) Proses

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan umpan balik (feed

back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Dalam

pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti adalah faktor

pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat disimpulkan

bahwa selama ini, dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus,

perusahaan belum mengalami hambatan. Kondisi tersebut didasari oleh

tipe rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan adalah rumah

rumah sakit umum swasta tipe B. Menurut penjelasan dari Undang-

Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit umum

kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, empat

spesialis penunjang medik, delapan spesialis lain, dan dus subspesialis

dasar.

3) Output

Menurut Silalahi (2011), umpan balik (feedback) adalah setiap

informasi dari lingkungan tentang hasil dan status kinerja sistem untuk

Page 217: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

192

lingkungan. Setiap sistem tentu secara terus menerus menerima informasi

dari lingkungannya. Ini memungkinkan bagi sistem melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki penyimpangan. Umpan balik merupakan

proses yang memungkinkan sebagian dari keluaran dikembalikan kepada

sistem sebagai masukan sehingga keluaran yang berikutnya dari sistem

itu dapat dimodifikasi.

Dalam pemeriksaan kesehatan, umpan balik yang dapat diteliti

adalah faktor pendukung dan faktor penghambat, baik dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

Berdasarkan wawancara mendalam, selama ini pelaporan hasil

pemeriksaan kesehatan khusus belum mengalami hambatan. Rumah sakit

yang menjadi provider PT. FFI melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan

khusus secara rutin dan tepat waktu.

F. Lingkungan

Menurut Silalahi (2011), kekuatan-kekuatan utama di luar organisasi dengan

potensial untuk memengaruhi secara signifikan produk atau layanan secara berhasil

dinamakan lingkungan eksternal.

Menurut Suhendra (2006), Lingkungan eksternal adalah kekuatan-kekuatan

utama di luar organisasi yang memiliki potensi untuk memengaruhi keberhasilan

suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Lingkungan eksternal dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis:

Page 218: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

193

1. Mega environment

Mega environment adalah kondisi dan kecenderungan umum di dalam

masyarakat tempat beroperasinya sebuah organisasi, yang memberikan pengaruh

tidak langsung terhadap organisasi.

2. Task environment

Task environment adalah unsur-unsur luar yang spesifik yang

memengaruhi secara langsung sebuah organisasi dalam upaya untuk

menjalankan usahanya. Salah satu bagian dari Task Environment adalah lembaga

atau badan yang menyediakan jasa/layanan dan memantau kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan di tingkat daerah atau nasional.

Menurut Azwar (1996), yang dimaksud dengan lingkungan (environment)

adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai

pengaruh besar terhadap sistem. Unsur lingkungan yang berhubungan dengan

pemeriksaan kesehatan Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, pihak-pihak di luar PT. FFI yang

memiliki pengaruh terhadap proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan adalah

Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja. Dinkes dan Disnaker secara berkala

melakukan audit kepada pihak perusahaan terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan dan izin poliklinik perusahaan. Namun, peneliti tidak mendapatkan

informasi secara lebih rinci tentang bagian dari Dinkes dan Disnaker yang terlibat

langsung dalam proses pengawasan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan.

Page 219: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

194

G. Alur Pembahasan Penelitian

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

Bagan 6.1

Alur Pembahasan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja di PT. Frisian Flag

Indonesia

Lingkungan: Audit berkala

dari Kemenaker dan

Kemenkes

Input:

1. Tenaga Kesehatan:

a. Kompetensi

tenaga

kesehatan:

sesuai dengan

permenaker dan

pedoman dari

kemenkes

b. Jumlah tenaga

kesehatan:

sesuai dengan

permenaker dan

pedoman dari

kemenkes

2. Kondisi fasilitas

pemeriksaan

kesehatan: sudah

sesuai dengan

pedoman dari

Kemenkes

Proses:

1. Pemeriksaan

Kesehatan Sebelum

Bekerja.: telah

dilaksanakan,

terdiri dari

pemeriksaan fisik

yang dilakukan di

Poliklinik

perusahaan dan

pemeriksaan

laboratorium yang

dilakukan di

Laboratorium

provider.

Output:

1. Hasil

pemeriksaan

kesehatan

sebelum

bekerjaberupa

keputusan

apakah calon

karyawan

diterima menjadi

karyawan

perusahaan.

Umpan Balik:

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

Page 220: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

195

a. Umpan Balik

1) Faktor Pendukung

a) Input

Selama ini pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja berjalan dengan baik karena didukung oleh sarana dan

prasarana yang baik. Faktor lain yang mendukung pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan adalah PT. FFI mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan dalam Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang

pemeriksaan kesehatan yang lebih diperinci secara teknis dalam

Standard Operating Procedure (SOP) pemeriksaan kesehatan.

b) Proses

Proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

didukung oleh kerja sama pihak perusahaan dengan pihak

laboratorium.

c) Output

Dari segi pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan, perusahaan

langsung mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium calon

karyawan.

2) Faktor Penghambat

a) Input

Selama ini perusahaan belum mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja jika dilihat dari tenaga

kesehatan yang terdiri dari kompetensi tenaga kesehatan dan jumlah

Page 221: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

196

tenaga kesehatan yang berada di perusahaan. Hambatan tersebut dapat

dihindari karena perusahaan melaksanakan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian

Kesehatan.

Jika ditinjau dari segi sarana dan prasarana, perusahaan juga

belum mengalami hambatan dalam pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja. Hambatan tersebut dapat dihindari karena perusahaan

melengkapi sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh Dirjen

Bina Layanan Medik Kementerian Kesehatan. Selain itu, perusahaan

juga secara teratur melakukan kalibrasi terhadap alat-alat yang

menjadi sarana dalam pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

b) Proses

PT. FFI belum mengalami hambatan dalam teknis

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja. Hambatan

dapat dicegah karena di Poliklinik hanya dilakukan pemeriksaan fisik.

Untuk pemeriksaan laboratorium, perusahaan telah bekerja sama

dengan laboratorium lain yang dianggap bagus.

c) Output

Dari segi pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, selama ini perusahaan belum mengalami hambatan.

Page 222: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

197

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Bagan 6.2

Alur Pembahasan Pemeriksaan Kesehatan Berkala di PT. Frisian Flag Indonesia

Lingkungan: Audit berkala

dari Kemenaker dan

Kemenkes

Input:

1. Tenaga

Kesehatan:

a. Kompetensi

tenaga

kesehatan:

merupakan

tanggung

jawab dari

vendor.

c. Jumlah tenaga

kesehatan:

merupakan

tanggung

jawab dari

vendor.

2. Kondisi fasilitas

pemeriksaan

kesehatan:

merupakan

tanggung jawab

dari vendor

Proses:

Pemeriksaan

Kesehatan berksla.:

telah dilaksanakan,

terdiri dari

pemeriksaan tinggi

dan berat badan,

pemeriksaan fisik,

pengambilan sampel

darah dan urin untuk

uji laboratorium,

pemeriksaan

tambahan seperti

audiometri,

spirometri dan tes

salmonella, serta

rontgen..

Output:

Hasil

pemeriksaan

kesehatan

berkala berupa

status kesehatan

karyawan selama

bekerja di

perusahaan.

Umpan Balik:

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

Page 223: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

198

a. Umpan Balik

1) Faktor Pendukung

a) Input

Faktor pendukung dalam proses input pemeriksaan kesehatan

berkala adalah sarana dan prasarana yang telah memadai dan dalam

kondisi yang baik. Kondisi sarana dan prasarana yang baik dalam

pemeriksaan kesehatan berkala diperoleh dari hasil seleksi dan audit

terhadap vendor yang akan bekerja sama dengan perusahaan.

b) Proses

Proses pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

didukung oleh kerja sama pihak perusahaan dengan pihak vendor.

sebelum bekerja sama dengan perusahaan, vendor terlebih dulu

diseleksi dengan cara presentasi kepada pihak perusahaan.

Selanjutnya perusahaan melakukan audit ke tempat vendor.

c) Output

Selama ini yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan berkala adalah hasil yang keluar tepat waktu

sesuai yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dengan pihak

vendor.

2) Faktor Penghambat

a) Input

Perusahaan belum pernah mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan berkala jika dilihat dari segi tenaga kesehatan

Page 224: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

199

yang terdiri dari kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan yang

tersedia maupun sarana dan prasarana.

b) Proses

Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, perusahaann

mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut berupa data

karyawan yang belum masuk ke vendor, selain itu, pada saat

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala, ada beberapa karyawan

yang tidak dapat hadir dikarenakan sedang melakukan dinas. Untuk

mengatasinya, untuk karyawan yang tidak dapat hadir pada saat

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan, karyawan tersebut dapat

melakukan pemeriksaan susulan langsung di tempat vendor.

c) Output

Dalam proses pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan berkala,

perusahaan tidak mengalami hambatan.vendor yang bekerja sama

dengan perusahaan selama ini melaporkan hasil pemeriksaan sesuai

dengan waktu yang telah disepakati antara perusahaann dengan

vendor.

Page 225: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

200

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Bagan 6.3

Alur Pembahasan Pemeriksaan Kesehatan Khusus di PT. Frisian Flag Indonesia

Lingkungan: Audit berkala

dari Kemenaker dan

Kemenkes

Input:

1. Tenaga

Kesehatan:

a. Kompetensi

tenaga

kesehatan:

merupakan

tanggung

jawab dari

provider.

b. Jumlah tenaga

kesehatan:

merupakan

tanggung

jawab dari

provider.

2. Kondisi fasilitas

pemeriksaan

kesehatan:

merupakan

tanggung jawab

dari provider.

Proses:

Pemeriksaan

Kesehatan berksla.:

telah dilaksanakan,

karyawan meminta

surat rujukan dari

dokter pemeriksaan

kesehatan atau

dapat

menggunakan

voucher yang telah

disediakan dan

kemudian melapor

kepada dokter

perusahaan.

Output:

Hasil

pemeriksaan

kesehatan

berkala berupa

kondisi

kesehatan

karyawan dan

hasil dari tindak

lanjutnya.

Umpan Balik:

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

Page 226: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

201

a. Umpan Balik

1) Faktor Pendukung

a) Input

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit provider

merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan khusus.

b) Proses

Faktor pendukung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus

selama ini adalah kerja sama yang baik antara pihak perusahaan

dengan provider yang terdiri dari rumah sakit, klinik, dan

laboratorium.

c) Output

Ketepatan waktu dalam memberikan laporan hasil

pemeriksaan kesehatan khusus kepada perusahaan dan secara rutin

menjadi faktor pendukung dalam penyelenggaraan pemeriksaan

kesehatan khusus.

2) Faktor Penghambat

a) Input

Perusahaan belum pernah mengalami hambatan dalam

pemeriksaan kesehatan khusus jika dilihat dari segi tenaga kesehatan

yang terdiri dari kompetensi dan jumalh tenaga kesehatan maupun

sarana dan prasarana.

Page 227: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

202

b) Proses

Selama ini, dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus,

perusahaan belum mengalami hambatan.

c) Output

Selama ini pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan khusus

belum mengalami hambatan. Rumah sakit yang menjadi provider PT.

FFI melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan khusus secara rutin dan

tepat waktu.

Page 228: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

203

BAB VII

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

a. Input: Tenaga Kesehatan terdiri dari dokter perusahaan dan perawat

perusahaan yang kompetensi dan jumlahnya telah sesuai dengan ketentuan

yang tercantum di dalam Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan dan Pedoman Pelayanan Medik di Klinik dan

Perusahaan Kementerian Kesehatan RI (2008). Fasilitas yang dimiliki oleh

PT. FFI dan kondisi dari fasilitas tersebut telah sesuai dengan yang telah

diatur dalam Pedoman Pelayanan Medik di Klinik dan Perusahaan

Kementerian Kesehatan RI (2008) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja bagi calon karyawan.

b. Proses: Proses pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di PT. FFI telah

sesuai dengan yang tercantum dalam Permenakertrans No. 02 Tahun 1980

tentang Pemeriksaan Kesehatan dan SOP yang disusun oleh perusahaan.

c. Output : Output dari pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di PT. FFI

adalah keputusan apakah calon karyawan diterima bekerja atau tidak.

d. Umpan Balik: Sarana dan prasarana menjadi pendukung dalam pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja di PT. FFI. Proses pelaksanaan pemeriksaan

didukung oleh kerja sama perusahaan dengan laboratorium. Laporan hasil

pemeriksaan juga telah tepat pada waktu yang telah disepakati. Sejauh ini,

Page 229: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

204

belum terdapat hambatan baik dari segi input, proses, maupun output dalam

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

a. Input: Kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas dalam

pemeriksaan kesehatan berkala tahun 2012 sudah lebih baik dari tahun-tahun

sebelumnya. Fasilitas pemeriksaan kesehatan berkala untuk tahun 2012 juga

dirasakan leboh baik dari tahun-tahun sebelumnya.

b. Proses: Tahapan pemeriksaan kesehatan berkala yang diatur vendor telah

sesuai dengan SOP yang disusun oleh PT. FFI.

c. Output: Hasil pemeriksaan berkala merupakan status kesehatan karyawan

yang telah sesuai dengan Permenakertrans No. 02 tahun 1980, namun selama

ini hanya karyawan yang terindikasi mengalami masalah kesehatan yang

mengetahui hasil pemeriksaan kesehatan berkala.

d. Umpan Balik: Kondisi sarana dan prasarana yang baik yang disediakan

vendor merupakan faktor pendukung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

berkala. Tahapan pemeriksaan kesehatan berkala didukung dengan kerja

sama antara pihak perusahaan dengan vendor. Laporan hasil pemeriksaan

sudah tepat waktu sesuai dengan kesepakatan antara vendor dan perusahaan.

Faktor penghambat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala adalah

ketidakhadiran beberapa karyawan pada saat pemeriksaan diselenggarakan,

namun karyawan dapat melakukan pemeriksaan susulan di tempat vendor.

Page 230: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

205

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

a. Input: Kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana

pemeriksaan kesehatan khusus merupakan tanggung jawab rumah sakit

porovider perusahaan. Rumah Sakit yang bekerja sama dengan perusahaan

merupakan rumah sakit tipe B.

b. Proses: Tahapan pemeriksaan kesehatan khusus sudah sesuai dengan yang

tercantum di dalam SOP. Namun, untuk rotasi karyawan antar departemen,

perusahaan belum melakukan pemeriksaan kesehatan khusus.

c. Output: Hasil pemeriksaan kesehatan khusus adalah untuk mengetahui

kondisi fisik karyawan yang diperiksa dianggap tidak fit. Tindak lanjut dari

pemeriksaan kesehatan khusus adalah perawatan terhadap karyawan.

d. Umpan Balik: Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit provider

merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

khusus. Faktor pendukung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus

selama ini adalah kerja sama yang baik antara pihak perusahaan dengan

provider yang terdiri dari rumah sakit, klinik, dan laboratorium. Ketepatan

waktu dalam memberikan laporan hasil pemeriksaan kesehatan khusus

kepada perusahaan dan secara rutin dan tepat waktu menjadi faktor

pendukung dalam penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan khusus. Selama

ini, PT. FFI belum mengalami hambatan baik dari segi input, proses, maupun

output dalam penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan khusus.

Page 231: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

206

4. Lingkungan: Dinkes dan Disnaker secara berkala melakukan audit kepada pihak

perusahaan terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan izin

poliklinik perusahaan.

B. Saran

1. Untuk pemeriksaan kesehatan khusus, disarankan agar dilakukan pemeriksaan

kepada karyawan yang akan dirotasi untuk mengetahui kondisi kesehatan dari

karyawan sebelum bekerja di bagian yang baru.

2. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, disarankan agar seluruh karyawan

diberikan hasil dari pemeriksaan sebagai tolok ukur karyawan untuk menjaga

kondisi kesehatannya.

Page 232: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

207

DAFTAR PUSTAKA

Any/BEY. 2011. Menakertrans: Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Belum

Memadai. Artikel. [serial online] [Accessed on July 30th

2012]. Available:

http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/07/67366/Menakertrans-Penerapan-

Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa

Aksara

Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

Kementerian Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pelayanan Medik di Klinik

Departemen dan Perusahaan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Dunn, William. N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dwijayanti, Putri. 2013. Analisis Implementasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Bidan Desa di Kabupaten Demak. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Diponegoro. [Serial online] [Accessed on February 27th

2013]. Available

http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

He, Guang Xue. Et al. 2010. Infection Control and The Burden of Tuberculosis Infection

and Disease in Health Care Workers in China: a Cross-Sectional Study. Jurnal

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. [serial online] [Accessed on June 26th

2012]. Available: http://www.biomedcentral.com/1471-2334/10/313

Page 233: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

208

Hendra. 2000. Intro to OHS [serial online] [Accesed on June 26th

2012]. Available:

http://www.scribd.com/doc/87963017/IntrotoK3

Ia/ik. 2012. Racun Penyebab Kanker Ditemukan Dalam Susu Formula Bayi China.

Artikel [serial online] [Accessed on August 23rd

2012]. Available:

http://id.berita.yahoo.com/racun-penyebab-kanker-ditemukan-dalam-susu-

formula-bayi-032350495.html

Iswanty, Arcindy. 2012. Analisis Implementasi Kebijakan Pengendalian Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Diponegoro. [Serial online] [Accessed on February 27th

2013]. Available

http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kaukiaien, Ari. Et al. 2008. Symptom Screening in Detection of Occupational Solvent-

Related Encephalopathy. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja [serial

online] [Accessed on June 26th

2012]. Available: http://www.ebscohost.com

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2010. Workshop ASEAN OSHNET untuk

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Artkel [serial online] [Accessed on

July 30th

2012]. Available:

http://menteri.depnakertrans.go.id/?show=news&news_id=497

Kominfo Newsroom. 2010. PT. Jamsostek : Tingkat Kecelakaan Kerja Masih Tinggi.

Artikel [serial online] [Accessed on July 30th

2012]. Available:

http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=1031

Kurniawidjaja, Meily. 2011. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI Press.

Page 234: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

209

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/MEN/1980 Tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan

Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. Per. 01/Men/1976

Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan

Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Diva Press.

PT. Frisian Flag Indonesia. 2012. Laporan Bulanan Hasil Kunjungan Pekerja ke

Poliklinik Periode Januari – September 2012.

PT. Frisian Flag Indonesia. 2012. Standard Operating Procedure (SOP) Pemeriksaan

Kesehatan.

PT. Frisian Flag Indonesia. 2012. Data Jumlah Hari Kerja Hilang Periode Januari –

Oktober 2012.

Pusat Sarana, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan Kementerian kesehatan RI. 2010.

Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI

Page 235: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

210

Ramadhan, Hendra. 2012. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No. 02

Tahun 2010 Tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat (Studi Kasus Pengemis di Kota Serang). Skripsi. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Ridley, John. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Rini, Elly Setyo. 2008. Indonesia investigasi 12 perusahaan. Kasus keracunan susu di

cina telah merembet dan meresahkan sejumlah negara lain. Artikel [serial

online] [Accessed on August 23rd

2012]. Available:

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/629-

pemerintah_investigasi_12_perusahaan

Suhendra. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: UIN Press.

Silalahi, Ulber. 2011. Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT. Refikan Aditama.

____________. 2002. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung: Penerbit

Mandar Maju

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Trisnantari, Sita Agung. 2008. Berbagai Definisi Kebijakan Publik dan Klasifikasinya

(Tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Page 236: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

211

Utami, Degita Dwi. 2013. Proses Implementasi Program Jaminan Persalinan di

Puskesmas Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara. Jurnal Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura. [Serial online] [Accessed on February 27th

2013]. Available

http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/publica

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Jakarta: Media Pressindo.

Page 237: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

KEMEJTTERIAN AGAMALTNWERSITAS rSLAM NEGBRT ( UrN )SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA

FAKI]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN '

Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Nomor : Un.01/F1 0/KM.00. 1/l 7t3 /20t2Lamp : -Hal : Izin Penelitian Skripsi

NamaNIMProgram StudiSemester/ Peminatan

Tembusan:Dekan FKIK

Sekar Asih Rengganis108101000023Kesehatan MasyarakatVIII (delapan) /K3

Jakarta,Z1Juli2012

KepadaYth.SHE DepartmentPT. Frisian Flag, TbkDi-

Jakarta

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa yang namanya tersebqt dibawah ini akanmelaksanakan pinyusunan St<ripsi dengan judul "Ana[Jis Implementasi peraturan EMnteriTenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02A4EN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan TenagaKerja Dalam Penyelenggaraan KeselamatanKerja Tahun2}r?; atas nama :

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon mahasiswa tersebut dapat diizinkan untukmelakukan penelitian skripsi di instansi yang saudara pimpin.

Demikiano atas perhatian dan kerjasama saudar4 kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu' alaikum W_r. Wb.

An Dekan

B id,arg Adminishasi Umum,

Dr.H. Arif Sumantri. M.KesNrP. le6s080s 1es8b3 1002{,

PembantuDekan

Page 238: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

ff*ndcomprnoq!!

NoPerihal

Kepada Yth. :

Universitas lslam NegeriKesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran dan llmu KesehatanJl Kertamukti No. 5, Pisangan, Ciputat

U.p : Bapak Dr. H Arif Sumantri, M.Kes

Dengan hormat,

Sehubungan dengan surat permohonan ijinbersama ini diberitahukan bahwa PT Frisianmahasiswa Saudara sebagai berikut :

: 12.Vll lF FllPERS-BA/1 1 5: Persetujuan Permohonan Praktek Kerja

penelitian yang kami terinna,Flag lndonesia dapat menerima

PT Frisian Ftag IndonesiaJt. Raya Bogor Km 5Pasar Rebo

Jakarta 1 3760IndonesiaT +62 (0) 21 8410945,840061 1,

841 0950, 87780645F +62 (O) 21 87780698www.frisianflag.comwwwfr iestandcampina. com

NO Nama Siswa NIS / NIM Penempatan praktek kerja1 Sekar Asih Rengganis 108101000023 SHE

Periode penelitian akan berlangsung dari : 1 oktober 2012 sampai dengan 21November 2012.

Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan, untuk konfirmasi lebih lanjut dapatmenghubungi PT Frisian Flag lndonesia dengan Lusia Wiwik exl.4S4

Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Jakarta, 17 September 2012Hormat Kami,

Bennv ArianaHR Manager

RtstAil FLAG tttoor*esffi

PT Frisiao Flrg lndonesia is aff)tiated b Royal. Friestandcampina N.V @

Page 239: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

INFORMED CONSENT

PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Selamat Pagi/Siang/Sore

Perkenalkan nama saya Sekar Asih Rengganis, mahasiswi S1 Peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bermaksud

melakukan penelitian mengenai “Analisis Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada

Karyawan di Bagian Produksi PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012”. Penelitian ini

dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya berharap Bapak/Ibu bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini di mana akan

dilakukan pengamatan lapangan dan wawancara mendalam yang terkait penelitian. Semua

informasi yang Bapak/Ibu berikan dan peneliti amati akan terjamin kerahasiaannya. Setelah

Bapak/Ibu membaca maksud dan kegiatan penelitian ini, maka saya mohon untuk mengisi

nama dan tanda tangan di bawah ini.

“Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini dan saya bersedia memberikan data kembali

kepada peneliti apabila ada data yang kurang”.

Nama:

_________________________________________________________________________

Tanda Tangan:

_________________________________________________________________________

Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya,

Sekar Asih Rengganis

Page 240: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Lembar Observasi Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan Klinik

Analisis Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada Karyawan di Bagian

Produksi PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012

No Fasilitas Ya Tidak Keterangan

1

Ruangan

1) Ruang pemeriksaan/konsultasi

2) Ruang tunggu

3) Ruang administrasi

4) Ruang obat

5) Ruang laboratorium

6) WC/kamar mandi

2 Kecukupan ventilasi dan

pencahayaan

3 Tersedia air mengalir dan listrik

4 Pengolahan limbah medis

5

Peralatan medis

1) Stetoskop

2) Tensimeter

3) Baterai/lampu senter

4) Penekan lidah, metal

5) Timbangan dewasa

6) Pengukur tinggi badan

7) Pita pengukur antropometri

Page 241: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

8) Poster-poster

9) Alat peraga

10) Sterilisator

11) Kotak kapas

12) Pinset

13) Sarung tangan No. 6, 5, 7, 7, 5, 8

14) Tempat cuci tangan dan

standarnya

15) Piala ginjal/nierbeken

16) Gunting perban

17) Irigator 1 ½

18) Torniquet

19) Kapas steril

20) Tiang infusa

21) Cairan infus (NaCl, glukosa, RL)

22) Tabung oksigen

23) Termometer

6

Peralatan non medis

1) Kursi + meja biro

2) Tempat tidur pemeriksaan

3) Alat komunikasi

4) Lemari obat

5) Lemari kartu

Page 242: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

7 Peralatan penunjang medik

1) Alat lab sederhana

Sumber: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik, Departemen Kesehatan RI, 2008

Page 243: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Lembar Telaah Dokumen Tenaga Kesehatan

Analisis Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada Karyawan di Bagian

Produksi PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012

No Kompetensi Ya Tidak Keterangan

Dokter Perusahaan

1 Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan

Surat Izin Praktik

2 Mampu melaksanakan pelayanan medik

dasar sesuai kompetensi dan

kewenangannya

3 Khusus dokter yang bekerja di

perusahaan/pabrik telah memiliki

sertifikat Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3)

Perawat Perusahaan

1 Mempunyai Surat Izin Kerja (SIK)

Perawat

2 Mampu melaksanakan pelayanan

asuhan keperawatan sesuai kompetensi

dan kewenangannya.

3 Mampu melaksanakan asistensi dokter

sesuai kompetensi dan kewenangannya

4 Perawat yang bekerja di

perusahaan/pabrik memiliki sertifikat

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Sumber: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

Medik, Departemen Kesehatan RI, 2008

Page 244: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Pedoman Wawancara Informan Kunci (HRD)

Analisis Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada Karyawan Bagian Produksi

di PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012

Nama

Jabatan

Tempat

Waktu

Input

Tenaga Medis 1. Apa saja kriteria yang harus dipenuhi seorang

tenaga pelayanan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

2. Menurut anda, bagaimana kondisi (kompetensi

dan jumlah) tenaga pelayanan kesehatan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

3. Apa saran anda untuk kemajuan kondisi tenaga

pelayanan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Fasilitas 1. Menurut anda, bagaimana kondisi fasilitas

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

2. Apa saran anda untuk kemajuan fasilitas

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Regulasi 1. Menurut anda, sejauh ini bagaimana PT. Frisian

Flag Indonesia telah menjalankan pemeriksaan

kesehatan jika dihubungkan dengan peraturan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah?

Proses

Pemeriksaan

Kesehatan Awal

1. Bagaimana proses pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja pada calon karyawan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

1. Bagaimana proses pemeriksaan kesehatan

berkala pada karyawan di PT. Frisian Flag

Page 245: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Indonesia?

Pemeriksaan

Kesehatan Khusus

1. Selama ini, kondisi apa saja yang menjadi kriteria

PT. Frisian Flag Indonesia untuk melakukan

pemeriksaan khusus bagi karyawan?

2. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan bagi

karyawan yang akan dirotasi?

Output

Pemeriksaan

Kesehatan Awal

1. Bagaimana hasil pemeriksaan kesehatan awal

bagi calon pekerja diproses?

2. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

memberitahukan calon karyawan tentang hasil

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja?

3. Kepada pihak manakah hasil dari pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan

dilaporkan?

4. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

melaporkan hasil dari pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja bagi karyawan?

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

1. Bagaimana hasil pemeriksaan kesehatan berkala

bagi karyawan di PT. Frisian Flag Indonesia

diproses?

2. Bagaimana cara PT. Frisian Flag

menginformasikan hasil dari pemeriksaan

kesehatan berkala bagi karyawan?

3. Kepada pihak manakah hasil dari pemeriksaan

kesehatan berkala bagi karyawan dilaporkan?

4. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

melaporkan hasil dari pemeriksaan kesehatan

berkala bagi karyawan?

Pemeriksaan Khusus 1. Bagaimana hasil pemeriksaan khusus bagi

karyawan PT. Frisian Flag Indonesia diproses?

2. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

menginformasikan hasil dari pemeriksaan

Page 246: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

kesehatan khusus bagi karyawan?

3. Kepada pihak manakah hasil pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan dilaporkan?

Feedback 1. Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan pada karyawan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

2. Apa saja hambatan yang dialami oleh PT. Frisian

Flag Indonesia dalam pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan pada karyawan?

3. Bagaimana PT. Frisian Flag Indonesia

menanggulangi hambatan dalam pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan bagi karyawan?

Lingkungan 1. Pihak pemerintah mana saja yang ikut

memengaruhi pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan di PT. Frisian Flag Indonesia?

2. Apa saja peran dari pihak-pihak tersebut?

Page 247: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Pedoman Wawancara Informan Utama (Dokter Perusahaan, Perawat, SHE)

Analisis Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada Karyawan Bagian Produksi

di PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012

Nama

Jabatan

Tempat

Waktu

Input

Tenaga Medis 1. Apa saja kriteria yang harus dipenuhi seorang

tenaga pelayanan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

2. Menurut anda, bagaimana kondisi (kompetensi

dan jumlah) tenaga pelayanan kesehatan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

3. Apa saran anda untuk kemajuan kondisi tenaga

pelayanan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Fasilitas 1. Menurut anda, bagaimana kondisi fasilitas

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

2. Apa saran anda untuk kemajuan fasilitas

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Proses

Pemeriksaan

Kesehatan Awal

1. Bagaimana proses pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja pada calon karyawan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

1. Bagaimana proses pemeriksaan kesehatan

berkala pada karyawan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Pemeriksaan

Kesehatan Khusus

1. Selama ini, kondisi apa saja yang menjadi kriteria

PT. Frisian Flag Indonesia untuk melakukan

pemeriksaan khusus bagi karyawan?

Page 248: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Output

Pemeriksaan

Kesehatan Awal

1. Bagaimana hasil pemeriksaan kesehatan awal

bagi calon pekerja diproses?

2. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

memberitahukan calon karyawan tentang hasil

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja?

3. Kepada pihak manakah hasil dari pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan

dilaporkan?

4. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

melaporkan hasil dari pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja bagi karyawan?

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

1. Bagaimana hasil pemeriksaan kesehatan berkala

bagi karyawan di PT. Frisian Flag Indonesia

diproses?

2. Bagaimana cara PT. Frisian Flag

menginformasikan hasil dari pemeriksaan

kesehatan berkala bagi karyawan?

3. Kepada pihak manakah hasil dari pemeriksaan

kesehatan berkala bagi karyawan dilaporkan?

4. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

melaporkan hasil dari pemeriksaan kesehatan

berkala bagi karyawan?

Pemeriksaan Khusus 1. Bagaimana hasil pemeriksaan khusus bagi

karyawan PT. Frisian Flag Indonesia diproses?

2. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

menginformasikan hasil dari pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan?

3. Kepada pihak manakah hasil pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan dilaporkan?

Feedback 1. Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan pada karyawan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

2. Apa saja hambatan yang dialami oleh PT. Frisian

Flag Indonesia dalam pelaksanaan pemeriksaan

Page 249: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

kesehatan pada karyawan?

3. Bagaimana PT. Frisian Flag Indonesia

menanggulangi hambatan dalam pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan bagi karyawan?

Page 250: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Pedoman Wawancara Informan Pendukung (Karyawan Produksi)

Analisis Implementasi Pemeriksaan Kesehatan pada Karyawan Bagian Produksi

di PT. Frisian Flag Indonesia Tahun 2012

Nama

Jabatan

Tempat

Waktu

Input

Tenaga Medis 1. Menurut anda, bagaimana kondisi tenaga

pelayanan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

2. Apa saran anda untuk kemajuan kondisi tenaga

pelayanan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Fasilitas 1. Menurut anda, bagaimana kondisi fasilitas

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

2. Apa saran anda untuk kemajuan fasilitas

pemeriksaan kesehatan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Proses

Pemeriksaan

Kesehatan Awal

1. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja pada calon karyawan di PT.

Frisian Flag Indonesia?

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

1. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan

berkala pada karyawan di PT. Frisian Flag

Indonesia?

Pemeriksaan

Kesehatan Khusus

1. Selama ini, kondisi apa saja yang menjadi kriteria

PT. Frisian Flag Indonesia untuk melakukan

pemeriksaan khusus bagi karyawan?

Output

Pemeriksaan

Kesehatan Awal

1. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

memberitahukan calon karyawan tentang hasil

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja?

Page 251: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

1. Bagaimana cara PT. Frisian Flag

menginformasikan hasil dari pemeriksaan

kesehatan berkala bagi karyawan?

Pemeriksaan Khusus 1. Bagaimana cara PT. Frisian Flag Indonesia

menginformasikan hasil dari pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan?

Page 252: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

MATRIKS HASIL OBSERVASI

No Substansi Penelitian Hasil Observasi

A Input

1. Jumlah Tenaga

Kesehatan

Berdasarkan hasil observasi, untuk PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo, jumlah

tenaga kesehatan yang bertugas pada pagi hari berjumlah dua orang. Tenaga kesehatan yang

bertugas terdiri dari satu Dokter perusahaan dan satu perawat.

2. Fasilitas Pemeriksaan

Kesehatan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan berdasarkan pedoman yang berasal dari

Kemenkes RI, sarana dan prasarana untuk pemeriksaan kesehatan di poliklinik sudah

lengkap. Peralatan medis yang tersedia dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Alat-alat

yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan dalam kondisi yang sudah terkalibrasi,

kalibrasi alat dilakukan secara rutin setiap tahunnya oleh vendor. Peralatan penunjang

medis juga dalam kondisi baik. Poliklinik tidak memiliki laboratorium sendiri untuk

pemeriksaan kesehatan oleh sebab itu, perusahaan bekerja sama dengan pihak laboratorium

lain dalam rangka pemeriksaan kesehatan terutama pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.

B Proses

1. Pelaksanaan

Pemeriksaan Sebelum

Bekerja

Calon karyawan mendatangi poliklinik, kemudian melapor kepada perawat bahwa dia akan

melaksanakan pemeriksaan kesehatan dengan menunjukkan surat pengantar dari pihak

recruitment. Kemudian, calon karyawan akan melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa

Page 253: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

di ruang pemeriksaan selama sekitar 10- 15 menit. Setelah pemeriksaan dilakukan, calon

karyawan selanjutnya akan melakukan pemeriksaan laboratorium di tempat yang telah

ditunjuk oleh Dokter perusahaan. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium keluar, calon

karyawan akan menyerahkan hasil laboratorium kepada Dokter perusahaan.

2. Pelaksanaan

Pemeriksaan Berkala

Karyawan mendaftar kepada petugas, kemudian karyawan akan diberikan formulir yang

berisi identitas karyawan dan jenis pemeriksaan yang harus dilakukan. Pemeriksaan

pertama yang dilakukan adalah pengukuran berat dan tinggi badan. Pemeriksaan

selanjutnya adalah tes pengelihatan, kondisi pengelihatan karyawan akan diperiksa pada tes

tersebut. Proses selanjutnya adalah pengambilan sampel darah dan urin untuk dilakukan tes

laboratorium. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik. Untuk pemeriksaan tahun

2012, vendor memfasilitasi pemeriksaan fisik dengan jumlah dokter yang lebih banyak dari

tahun-tahun sebelumnya. Pada saat pemeriksaan fisik, karyawan juga dapat berkonsultasi

dengan dokter seputar masalah kesehatan yang dialami karyawan. Untuk karyawan

produksi yang bekerja di area-area tertentu, maka proses pemeriksaan selanjutnya adalah

pemeriksaan audiometri, spirometri dan pengambilan sampel untuk tes salmonella.

Pemeriksaan terakhir yang dilakukan karyawan adalah rontgen thorax. Untuk pemeriksaan

kesehatan tahun ini, karyawan tidak perlu membuka pakaian bagian atas untuk melakukan

rontgen, karyawan langsung melapisi pakaian dengan jubah untuk rontgen. Dokumentasi

terlampir dalam bentuk foto

Page 254: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

C Output

1. Implementasi

Pemeriksaan

Kesehatan Sebelum

Bekerja

Berdasarkan hasil observasi, pemeriksaan kesehatan fisik sebelum bekerja pada calon

karyawan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Implementasi

Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

Berdasarkan hasil observasi, pemeriksaan kesehatan berkala pada karyawan telah dilakukan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 255: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

MATRIKS HASIL TELAAH DOKUMEN

No Substansi Penelitian Nama Dokumen Hasil Telaah

A Input

1. Kompetensi Tenaga

Kesehatan

a. Sertifikat Hiperkes Dokter

Perusahaan

Bukti bahwa dokter telah mengikuti pelatihan

hiperkes sebagai salah satu syarat menjadi dokter

perusahaan.

b. Surat pengangkatan Dokter

Perusahaan

Bukti bahwa dokter telah diangkat menjadi Dokter

PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo

c. Surat Izin Praktik Dokter Bukti bahwa dokter memiliki izin untuk melakukan

kegiatan praktik.

d. Sertifikat Hiperkes Perawat

Perusahaan.

Bukti bahwa perawat telah mengikuti pelatihan

hiperkes sebagai salah satu syarat menjadi perawat

perusahaan.

e. Surat pengangkatan Perawat

Perusahaan

Bukti bahwa perawat telah diangkat menjadi perawat

PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo

f. Surat Izin Kerja Perawat Bukti bahwa perawat telah memiliki izin kerja.

2. Kebijakan a. Undang-Undang No. 01 Tahun

1970 tentang Keselamatan

Kerja Pasal 8

Setiap pengurus (pemimpin kerja) wajib

memeriksakan kondisi mental dan fisik dari tenaga

kerja yang akan diterimanya maupun tenaga kerja

yang akan dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan

Page 256: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

yang diberikan kepada tenaga kerja dan juga secara

berkala.

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi No. 02 Tahun

1980 Tentang Pemeriksaan

Kesehatan

Setiap perusahaan diwajibkan untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan, baik pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja untuk calon karyawan, pemeriksaan

kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan

khusus. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan

calon tenaga kerja yang akan diterima. Tujuan

pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk

mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja

selama bekerja di perusahaan sesuai dengan

pekerjaannya, serta untuk mencegah dan

mengendalikan sedini mungkin pengaruh-pengaruh

dari pekerjaan yang bisa berdampak pada kesehatan.

Tujuan dari pemeriksaan kesehatan khusus adalah

untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari

pekerjaan terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga

kerja tertentu. Golongan tenaga kerja tersebut adalah

tenga kerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit

yang memerlukan perawatan lebih dari dua minggu.

Tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun, tenaga

kerja wanita, dan tenaga kerja cacat, serta tenaga

kerja yang melakukan pekerjaan tertentu. Tenaga

kerja yang mengalami gangguan tertentu yang perlu

dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan

kebutuhan.

c. Standard Operating Procedure Teknis pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di PT.

FFI dibagi menjadi pemeriksaan kesehatan sebelum

Page 257: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan

pemeriksaan khusus. Di dalam SOP, pemeriksaan

kesehatan juga dibagi berdasarkan status karyawan,

yaitu karyawan PT. FFI dan karyawan outsourcing.

Teknis pemeriksaan kesehatan diatur dalam SOP.

B Proses

1. Pemeriksaan

Kesehatan Sebelum

Bekerja

Standard Operating Procedure Dalam dokumen ini dijelaskan mengenai proses

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja pada calon

karyawan. (Terlampir).

2. Pemeriksaan

Kesehatan Berkala

Standard Operating Procedure Dalam dokumen ini dijelaskan mengenai proses

pemeriksaan kesehatan berkala pada karyawan.

3. Pemeriksaan

Kesehatan Khusus

Standard Operating Procedure Dalam dokumen ini dijelaskan mengenai proses

pemeriksaan kesehatan khusus pada karyawan.

Page 258: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM

No Substansi Penelitian Hasil Wawancara Mendalam

A Input

1. Tenaga Kesehatan

a. Kompetensi tenaga

kesehatan

a. Informan Kunci: Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, HRO mengungkapkan bahwa

kompetensi tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter perusahaan dan perawat perusahaan di PT.

FFI telah sesuai standar yang telah ditetapkan, yaitu memiliki sertifikat Hiperkes, surat izin

praktik untuk dokter, dan surat izin kerja bagi perawat. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala,

kompetensi tenaga kesehatan yang bertugas merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari vendor

yang bekerja sama dengan perusahaan. Untuk pemeriksaan kesehatan khusus, kompetensi tenaga

kesehatan menjadi tanggung jawad penuh rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan.

b. Informan Utama: Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, informan mengungkapkan

bahwa tenaga kesehatan di perusahaan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, yaitu salah satunya memiliki sertifikat telah melaksanakan pelatihan Hiperkes.

Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus, kompetensi tenaga kesehatan

merupakan tanggung jawab dari pihak yang bekerja sama dengan perusahaan yaitu pihak vendor

dan rumah sakit yang menjadi provider perusahaan.

b. Jumlah tenaga kesehatan a. Informan Kunci: HRO mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang selama ini

bertugas di perusahaan sudah cukup untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

yaitu terdiri dari satu dokter perusahaan dan satu perawat perusahaan. Alasan dari pendapat

tersebut adalah selama ini perusahaan bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan

laboratorium yang jumlahnya mencapai 160 rumah sait, laboratorium dan apotek, sehingga

tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk keperluan internal dirasa sudah cukup. Jumlah tenaga

Page 259: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan berkala sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari pihak

vendor yang telah dipilih untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan. Sedangkan untuk

pemeriksaan kesehatan khusus, jumlah tenaga keesehatan menjadi tanggung jawab pihak rumah

sakit tempat karyawan melakukan pemeriksaan.

b. Informan Utama: Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, menurut Dokter perusahaan,

jumlah tenaga kesehatan di poliklinik sudah memadai yaitu satu dokter perusahaan dan satu

perawat peusahaan, namun terdapat tugas tambahan untuk perawat perusahaan yang ditakutkan

akan mengganggu kinerja perawat. Menurut perawat perusahaan, apabila ditinjau dari kondisi

selama ini, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas sudah memenuhi syarat dengan bukti

dikeluarkannya izin operasi poliklinik dari Kemenkes. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala dan

khusus, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak-

pihak yang bekerja sama dengan perusahaan.

c. Informan Pendukung: Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, menurut beberapa

karyawan produksi, jumlah tenaga kesehatan yang bertugas masih kurang karena jadwal

pemeriksaan kesehatan untuk calon karyawan dan jadwal pelayanan poliklinik dilaksanakan

pada waktu yang sama. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, beberapa karyawan merasa

tenaga kesehatan yang bertugas sudah cukup benyak, terbukti dari antrean karyawan pada saat

pelaksanaan tidak terlalu banyak.

c. Regulasi a. Informan Kunci: Untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala,

dan pemeriksaan kesehatan khusus, perusahaan membuat teknis pelaksaan yang disebut dengan

Standard Operating Procedure (SOP) berdasarkan pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan

oleh pemerintah yang disesuaikan dengan keadaan perusahaan.

2. Fasilitas Pemeriksaan a. Informan Kunci: Menurut HRO, sarana dan prasarana untuk pemeriksaan kesehatan di poliklinik

Page 260: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja kondisinya terjaga dengan baik. Apabila menurut

Dokter atau perawat ada beberapa sarana atau prasarana yang sudah kurang layak untuk

digunakan, maka pihak HRO akan segera mengganti sarana prasarana dengan yang baru. Selain

dokter dan perawat, pihak SHE juga memberi masukan tentang sarana dan prasarana yang

memang harus diganti. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, jumlah sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk pelaksanaannya sudah memadai, kondisi dari sarana dan prasarana juga baik

karena sebelum pemeriksaan kesehatan berkala diselenggarakan, pihak perusahaan telah

melakukan audit kepada vendor yang akan bekerja sama dengan perusahaan. Untuk pemeriksaan

kesehatan khusus bagi karyawan, sarana dan prasarana merupakan tanggung jawab dari pihak

rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan.

b. Informan Utama: Menurut Dokter perusahaan, sarana dan prasarana yang terdapat di poliklinik

sudah memadai untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan.

Sebagi tambahan, dalam kondisi emergency, poliklinik juga telah dilengkapi dengan peralatan

pertolongan pertama. Selain itu, lokasi PT. FFI dekat dengan beberapa rumah sakit yang

memang telah bekerja sama dengan pihak perusahaan.

Menurut perawat perusahaan, kondisi sarana dan prasarana di poliklinik perusahaan sudah

termasuk lengkap utnuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja pada karyawan.

Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus, menurut informan utama, sarana

dan prasarana menjadi tanggung jawab pihak yang bekerja sama dengan perusahaan.

Menurut SHE, sarana dan prasarana juga sudah bagus baik untuk pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus.

c. Informan Pendukung: Beberapa karyawan produksi mengatakann bahwa sarana dan prasarana di

poliklinik PT. FFI sudah cukup lengkap untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja karena di

Page 261: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

poliklinik perusahaan hanya dilakukan pemeriksaan fisik saja.

B Proses

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja

a. Perencanaan a. Informan Kunci: HRO mengungkapkan bahwa pihak recruitment telah memiliki standar dalam

penerimaan karyawan baru, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan. Tahapan pemeriksaan

kesehatan sebelum bekerja telah ditentukan dalam SOP, waktu pemeriksaan calon karyawan

dilakukan selama hari kerja, tempat untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dibagi

menjadi dua yaitu poliklinik perusahaan untuk pemeriksaan fisik, dan untuk pemeriksaan

laboratorium, perusahaan bekerja sama dengan pihak laboratorium luar. Sarana dan prasarana

yang dibutuhkan untuk pemeriksaan fisik telah disediakan di poliklinik perusahaan.

b. Pelaksanaan a. Informan Kunci: Berdasarkan keterangan dari pihak HRO, pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja dilakukan oleh calon karyawan di poliklinik perusahaan. Pemeriksaan laboratorium

dilakukan di laboratorium yang bekerja sama dengan perusahaan.

b. Informan Utama: Dokter perusahaan mengungkapkan bahwa pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja terdiri dari pemeriksaan fisik, rontgen, buta warna, dan laboratorium.

Berdasarkan keterangan dari SHE, pemeriksaan sebelum bekerja dilakukan secara menyeluruh,

dimulai dokter perusahaan akan menyerahkan surat pengantar kepada rumah sakit yang bekerja

sama dengan perusahaan untuk melakukan tes kesehatan.

c. Informan Pendukung: Menurut beberapa karyawan produksi, pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja terdiri dari pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemeriksaan buta warna, dan

riwayat penyakit calon karyawan yang dilakukan oleh dokter perusahaan. Setelah itu,

pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan urin, darah, dan faeces oleh pihak laboratorium.

c. Monitoring dan Evaluasi a. Informan Kunci: Setiap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja pada calon

Page 262: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

karyawan harus dengan sepengetahuan pihak HR dan pihak recruitment yang menyelenggarakan

penerimaan karyawan baru. Pihak HR juga mendapatkan laporan dari dokter perusahaan terkait

dengan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi calon karyawan.

b. Informan utama: Dokter perusahaan memberikan laporan mengenai pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan yang telah dilaksanakan.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

a. Perencanaan a. Informan Kunci: Menurut HRO, proses penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan berkala

dilaksanakan setiap tahun, dimulai dengan penentuan vendor yang akan melaksanakan teknis

pemeriksaan kesehatan. Selain itu, waktu serta tempat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

berkala juga ditentukan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses perencanaan adalah pihak HRO,

Dokter perusahaan, dan SHE.

b. Informan Utama: Menurut Dokter perusahaan, pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala

dilaksanakan satu kali dalam setahun, dimulai dengan pemilihan vendor yang akan bekerja sama

dalam teknis pelaksanaan pemeriksaan kesehatan serta pemilihan waktu dan tempat untuk

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala. Setelah itu, seluruh karyawan akan diinformasikan

oleh pihak HRO tentang waktu dan tempat pemeriksaan kesehatan.

Menurut perawat perusahaan, pemeriksaan dilakukan setiap setahun sekali pada akhir tahun,

tahap pertama dalam pemeriksaan kesehatan adalah pemilihan vendor yang akan bekerja sama

dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Setelah itu, pihak HRO akan memberikan informasi

kepada karyawan tentang waktu dan tempat pelaksanaan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi

untuk pemeriksaan kesehatan berkala.

Page 263: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Menurut pihak SHE, pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setiap akhir tahun, hal pertama

yang dilakukan dalam rangka penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemilihan

vendor. setelah itu, seluruh karyawan akan diinformasikan mengenai waktu dan tempat

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.

c. Informan Pendukung: Menurut beberapa karyawan bagian produksi, pemeriksaan kesehatan

berkala rutin dilakukan setiap setahun sekali, sebelum pemeriksaan dilakukan, terlebih dulu

seluruh karyawan diberikan informasi mengenai waktu, tempat pelaksanaan, dan syarat-syarat

yang harus dipenuhi sebelum pemeriksaan kesehatan dilakukan, contohnya untuk pemeriksaan

gula darah, maka karyawan diharuskan untuk berpuasa sebelumnya selama sepuluh jam.

b. Pelaksanaan a. Informan Kunci: Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan selama tiga hari. Jenis-jenis

pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik, rontgen, pemeriksaan urin, dan darah.

Untuk karyawan produksi, terdapat beberapa pemeriksaan tambahan sesuai dengan area di mana

karyawan tersebut bekerja. Untuk karyawan yang bekerja di area bising, maka akan dilakukan

pemeriksaan audiometri, untuk karyawan yang bekerja di area dengan kadar debu yang tinggi

maka akan dilakukan pemeriksaan spirometri. Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di area

high care maka akan dilakukan tes salmonella.

b. Informan Utama: Menurut Dokter perusahaan, jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan pada saat

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan berkala terdiri dari pemeriksaan fisik, rontgen, dan

pemeriksaan laboratorium. Untuk karyawan yang bekerja di area-area tertentu, maka akan

diadakan pemeriksaan tambahan seperti audiometri, spirometri, dan tes salmonella untuk

karyawan yang bekerja di area high care.

Menurut perawat perusahaan, pemeriksaan kesehatan berkala diadakan selama tiga hari, teknis

Page 264: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

pelaksaan dilakukan oleh vendor, pemeriksaan yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan fisik,

rontgen, pemeriksaan darah, dan urin. Untuk karyawan yang bekerja di area-area tertentu, akan

dilakukan pemeriksaan tambahan. Untuk karyawan yang bekerja di area bising akan dilakukan

pemeriksaan audiometri. Untuk karyawan yang bekerja dia area yang berdebu, maka akan

dilakukan pemeriksaan spirometri. Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di area high care

akan dilakukan tes salmonella.

Menurut pihak SHE, jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan

berkala adalah pemeriksaan fisik lengkap, rontgen, pemeriksaan urin dan darah. Untuk karyawan

yang bekerja di area bising maka akan dilakukan pemeriksaan audiometri. Untuk karyawan yang

bekerja di area yang potensi debunya tinggi, maka akan dilakukan pemeriksaan sprirometri, dan

untuk karyawan yang bekerja di area high care maka perlu dilakukan tes salmonella.

c. Informan Pendukung: Beberapa karyawan produksi mengungkapkan bahwa jenis-jenis

pemeriksaan yang dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan fisik,

rontgen, pemeriksaan darah dan urin. Untuk beberapa karyawan akan dilakukan pemeriksaan

tambahan seperti audiometri, sriprometri, dan tes salmonella, tergantung dari area tempat

karyawan bekerja.

c. Monitoring dan Evaluasi a. Informan Kunci: Selama proses penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan berlangsung, pihak

HRO akan meninjau secara langsung bagaimana kondisi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

a. Perencanaan a. Informan Kunci: Menurut pihak HRO, perusahaan menyediakan beberapa rumah sakit provider

yang bekerja sama dengan perusahaan dalam rangka memfasilitasi karyawan untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Waktu pemeriksaan juga tergantung

dengan waktu yang dibutuhkan oleh karyawan.

Page 265: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

b. Pelaksanaan a. Informan Kunci: Berdasarkan keterangan dari pihak HRO, pemeriksaan kesehatan khusus

dilakukan karyawan dengan membawa surat pengantar dari dokter perusahaan atau

menggunakan voucher pemeriksaan yang telah disediakan oleh perusahaan. Karyawan dapat

meminta voucher pemeriksaan di poliklinik melalui perawat perusahaan.

b. Informan Utama: berdasarkan keterangan dari informan utama, karyawan yang akan melakukan

pemeriksaan khusus di rumah sakit terlebih dulu meminta surat pengantar kepada dokter

perusahaan ke rumah sakit yang direkomendasikan oleh dokter perusahaan. Selain itu, karyawan

juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan voucher pemeriksaan yang

berlaku di rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan.

c. Informan Pendukung: menurut beberapa karyawan bagian produksi, apabila karyawan ingin

melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit, karyawan akan meminta voucher kepada

pihak HR atau perawat perusahaan.

c. Monitoring dan Evaluasi a. Informan Kunci: Menurut pihak HRO, monitoring dilakukan dengan melihat seberapa banyak

voucher pemeriksaan yang telah digunakan dan laporan dari rumah sakit provider kepada pihak

perusahaan.

C Output

1. Pemeriksaan Kesehatan

Sebelum Bekerja

a. Informan Kunci: Menurut pihak HRO, hasil dari pemeriksaan sebelum bekerja ada status

kesehatan pekerja, apakah pekerja telah memenuhi persyaratan untuk menjadi karyawan dalam

konteks kondisi kesehatan, sesuai dengan persyaratan dari pihak recruitment. Dampak langusung

dari hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja adalah keputusan apakah calon karyawan akan

diterima menjadi karyawan atau ditolak. Hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja sangat

menentukan dalam proses penerimaan karyawan baru.

b. Informan Utama: Menurut informan utama, hasil dari pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

Page 266: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

apakah kondisi dari calon karyawan sudah sesuai dengan persyaratan yang telah diajukan oleh

pihak HR dan recruitment.

c. Informan Pendukung: Mennurut beberapa karyawan produksi, hasil dari pemeriksaan kesehatan

sebelum bekerja adalah kondisi tubuh yang sesuai dengan yang disyaratkan oleh pihak

perusahaan untuk bekerja di area yang sesuai.

2. Pemeriksaan Kesehatan

Berkala

a. Informan Kunci: Hasil dari pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk mengetahui kondisi

kesehatan karyawan selama bekerja di perusahaan. Kondisi karyawan dapat digolongkan

menjadi fit dan unfit yang memerlukan penanganan yang lebih lanjut. Apabila dari hasil

pemeriksaan kesehatan berkala, karyawan dinyatakan unfit, karyawan tersebut akan dipanggil

oleh Dokter perusahaan untuk dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila memang terdapat

gangguan, Dokter perusahaan akan merekomendasikan rumah sakit untuk pengobatan gangguan

kesehatan tersebut hingga sembuh. Dan apabila karyawan sudah dinyatakan sembuh, karyawan

akan melapor kepada Dokter perusahaan yang akan diteruskan kepada pihak HRO.

b. Informan Utama: Menurut perawat perusahaan, output dari pemeriksaan kesehatan berkala

adalah untuk mengetahui kondisi keesehatan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan,

apakah terjadi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja yang memerlukan

follow up dari dokter perusahaan.

Menurut pihak SHE, hasil dari pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk mengetahui apakah

ada gangguan pada kesehatan karyawan yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Apabila dari hasil pemeriksaan kesehatan berkala terdapat karyawan yang mengalami gangguan

kesehatan, maka karyawan tersebut akan diperiksa kembali oleh dokter perusahaan. Apabila

Page 267: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

karyawan tersebut terbukti mengalami gangguan kesehatan, maka karyawan tersebut akan

melakukan pengobatan di rumah sakit rekomendasi dokter perusahaan sampai sembuh. Setelah

dinyatakan sembuh, karyawan harus melapor kembali ke Dokter perusahaan.

c. Informan Pendukung: Menurut beberapa karyawan produksi, hasil dari pemeriksaan kesehatan

berkala terbagi dua yaitu sehat dan yang mengalami gangguan kesehatan. Apabila dari hasil

pemeriksaan kesehatan berkala karyawan mengalami masalah kesehatan, maka karyawan

tersebut akan dipanggil untuk menghadap ke Dokter perusahaan untuk melakukan pemeriksaan

ulang. Jika karyawan terbukti mengalami masalah kesehatan, maka karyawan akan melakukan

pengobatan di rumah sakit sampai sembuh.

3. Pemeriksaan Kesehatan

Khusus

a. Informan Kunci: Output dari pemeriksaan khusus yang diminta karyawan adalah untuk

mengetahui kondisi dari fungsi tubuh yang diperiksa oleh dokter rumah sakit yang menjadi

provider perusahaan. Setelah melakukan pemeriksaan kesehatan khusus, karyawan melaporkan

hasil dari pemeriksaan kepada Dokter perusahaan yang selanjutnya akan dilaporkan kepada

pihak HRO.

E Feedback

1. Faktor Pendukung a. Informan Kunci: Menurut pihak HRO, selama ini proses pemeriksaan kesehatan sebelum

bekerja, berkala, dan khusus dapat berjalan dengan lancar karena didukung berbagai sarana dan

prasarana yang memadai. Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan beberapa rumah sakit

dan vendor dalam penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan. Dari segi pelaporan hasil

pemeriksaan kesehatan, perusahaan tidak mengalami hambatan karena pihak vendor dan rumah

sakit yang bekerja sama dengan perusahaan memberikan laporan ke pihak HR secara rutin dan

tepat waktu. Untuk pemeriksaan kesehatan berkala, batas waktu pelaporan hasil dari vendor

tergantung dari perjanjian pihak vendor kepada perudahaan pada saat rapat perencanaan. Untuk

pemeriksaan kesehatan khusus, pihak rumah sakit akan memberikan laporan kepada perusahaan

Page 268: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

setiap akhir bulan.

b. Informan Utama: Menurut informan utama, proses pemeriksaan kesehatan selama ini berjalan

dengan lancar karena didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Hasil dari

pemeriksaan kesehatan berkala juga tepat waktu.

c. Informan Pendukung: Menurut beberapa karyawan produksi, proses pemeriksaan kesehatan telah

berlangsung dengan baik karena dukungan sarana dan prasarana yang baik.

2. Faktor Penghambat a. Informan Kunci: Selama ini, hambatan biasanya terjadi pada saat pemeriksaan kesehatan

berkala. Pada saat pemeriksaan kesehatan berlangsung, terkadang terdapat beberapa karyawan

yang belum masuk ke database vendor. Selain itu, terkadang terdapat karyawan yang sedang

bertugas di luar kota pada saat pemeriksaan kesehatan berkala berlangsung, sehingga karyawan

tersebut harus melakukan pemeriksaan kesehatan susulan di tempat vendor.

b. Informan Utama: Menurut informan utama, hambatan yang sering terjadi pada saat pemeriksaan

kesehatan berkala adalah ketidakhadiran karyawan yang disebabkan oleh kondisi karyawan yang

sedang sakit atau sedang berada di luar kota, sehingga karyawan harus melakukan pemeriksaan

kesehatan di tempat vendor.

F Lingkungan a. Informan Kunci: Berdasarkan informasi dari HRO, Kemenaker dan Kemenkes ikut mengawasi

proses penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, pihak pemerintah juga ikut

mengawasi kondisi sarana dan prasarana yang terkait dengan pemeriksaan kesehatan di

poliklinik PT. FFI.

Page 269: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Dokumentasi Proses Pemeriksaan Kesehatan Berkala pada Karyawan Produksi PT.

Frisian Flag Tahun 2012

Pendaftaran Pemeriksaan Tinggi dan Berat Badan

Tes Sampel Darah dan Urin Antrean Pemeriksaan Fisik

Antrean Pemeriksaan Audiometri Pemeriksaan Spirometri

Page 270: ANALISIS IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25865/1/SEKAR... · Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ibu Dewi Utami, M.Kes,

Pemeriksaan Rontgen Alur Medical Checkup