1
Analisis Genetik Dalam sejarah perkembangan ilmu genetika, Gregor Mendel dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan suatu sistem sederhana untuk menganalisis sifat-sifat genetika suatu jasad hidup. Prinsip yang digunakan oleh Mendel cukup sederhana yaitu dengan membuat persilangan antar bunga Pisum Sotinum yang mempunyai fenotipe berbeda-beda. Warna bunga dan kenampakan biji yang muncul dari hasil persilangan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk melakukan analisis matematik. Melalui eksperimen yang dilakukannya. Mendel kemudian mengajukan konsep mengenai prinsip segregasi. Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa hanya satu alel dari suatu gen yang diturunkan dari sel induk ke sel keturunannya. Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Mendel adalah prinsip pemisahan dan pengelompokan secara bebas ( independent assortment ). Prinsip ini pada dasarnya menyatakan bahwa segregasi suatu pasangan sifat berlangsung secara independen satu sama lain. Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Mendel kemudian di pergunakan sebagai dasar analisis genetika pada jasad-jasad hidup yang lain, misalnya untuk mengetahui ada atau tidaknya tautan gen ( gene linkage ) antara gen-gen pada jasad renk. Perlu dipahami bahwa hukum mendel yang kedua, yaitu pengelompokan secara bebas, hanya berlaku untuk lokus-lokus yang terletak pada kromosom bukan homolog. Seringkali didapatkan penyimpangan hukum mendel pada hasil persilangan suatu jasad karena adanya efek tautan gen. Meskipun demikian, prinsip-prinsip seperti yang dikemukakan oleh Mendel masih dapat diterapkan sebagai analisis genetik. ( Ref: Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Jakarta: EGC)

Analisis Genetik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

genetika

Citation preview

Page 1: Analisis Genetik

Analisis Genetik

Dalam sejarah perkembangan ilmu genetika, Gregor Mendel dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan suatu sistem sederhana untuk menganalisis sifat-sifat genetika suatu jasad hidup. Prinsip yang digunakan oleh Mendel cukup sederhana yaitu dengan membuat persilangan antar bunga Pisum Sotinum yang mempunyai fenotipe berbeda-beda. Warna bunga dan kenampakan biji yang muncul dari hasil persilangan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk melakukan analisis matematik. Melalui eksperimen yang dilakukannya. Mendel kemudian mengajukan konsep mengenai prinsip segregasi. Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa hanya satu alel dari suatu gen yang diturunkan dari sel induk ke sel keturunannya. Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Mendel adalah prinsip pemisahan dan pengelompokan secara bebas ( independent assortment ). Prinsip ini pada dasarnya menyatakan bahwa segregasi suatu pasangan sifat berlangsung secara independen satu sama lain.

Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Mendel kemudian di pergunakan sebagai dasar analisis genetika pada jasad-jasad hidup yang lain, misalnya untuk mengetahui ada atau tidaknya tautan gen ( gene linkage ) antara gen-gen pada jasad renk. Perlu dipahami bahwa hukum mendel yang kedua, yaitu pengelompokan secara bebas, hanya berlaku untuk lokus-lokus yang terletak pada kromosom bukan homolog. Seringkali didapatkan penyimpangan hukum mendel pada hasil persilangan suatu jasad karena adanya efek tautan gen. Meskipun demikian, prinsip-prinsip seperti yang dikemukakan oleh Mendel masih dapat diterapkan sebagai analisis genetik.

( Ref: Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Jakarta: EGC)