16
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2013-2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Oleh : NURI MAPIKA SARI B 300 132 025 / I 000 132 025 TWINNING PROGRAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.ums.ac.id/67370/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · dengan sistem jual beli menjadi pengganti produk inti dari beroperasinya bank ... seperti

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN

MUḌĀRABAH PADA BANK UMUM SYARIAH

PERIODE 2013-2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1

pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis dan Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Oleh :

NURI MAPIKA SARI

B 300 132 025 / I 000 132 025

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

1

ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN

MUḌĀRABAH PADA BANK UMUM SYARIAH

PERIODE 2013-2016

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untukmengetahuipengaruh Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia (SWBI), dana pihak ketiga (DPK) dan margin pendapatan terhadap

pembiayaan muḍārabah pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2016. Penelitian

ini bersifat kuantitatif dengan data yang diambil dari annual report Bank Umum

Syariahtahun 2013-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

time series yang diambil dari Bank Umum Syariah sebagai populasinya.

Penelitian ini menggunakan alat analisis Regresilinier berganda dengan

menggunakan model data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sertifikat

wadiah Bank Indonesia memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan

muḍārabah pada Bank Umum Syariah dengan tingkat signifikansi 5%, adapun

dana pihak ketiga dan margin pendapatan terbukti tidak memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap pembiayaan muḍārabah pada Bank Umum Syariah.

Kata kunci: wadiah, pembiayaan, muḍārabah.

Abstract

This study aims to find out the influence of Bank Indonesia Wadiah Certificates

(SWBI), third party funds (DPK) and income margins for financing muḍārabah in

Sharia Commercial Banks for the 2013-2016 period. This research is quantitative

with data taken from the Sharia Commercial Bank annual report for 2013-2016.

The data used in this study are time series data taken from Islamic Commercial

Banks as the population. This study uses multiple regression analysis tools using a

panel data model. The results show that Bank Indonesia wadiah certificates have a

significant influence on muḍārabah financing in Islamic Commercial Banks with a

significance level of 5%, while third party funds and income margins are proven

to have no significant influence on muḍārabah financing in Islamic Commercial

Banks.

Keywords: wadiah, financing, muḍārabah.

1. PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat selama hampir

dua dekade terakhir di Indonesia.Indonesia mengalami keterlambatan dalam

merespon perkembangan bank syariah yang ada di dunia. Fenomena bank syariah

di Indonesia lahir sejak munculnya bank syariah yang hanya memfokuskan diri

2

pada satu jenis usaha bank yaitu yang menggunakan sistem syariah seperti Bank

Muamalat Indonesia maupun bank-bank konvensional yang mulai melirik sistem

perbankan syariah sebagai salah satu cara untuk melebarkan sayap usaha dan

memenuhi permintaan pasar perbankan dengan mengadopsi sistem perbankan

syariah dan membuka bank umum syariah seperti dengan berdirinya Bank Syariah

Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia serta dibukanya unit syariah oleh

bank-bank konvensional seperti Bank BNI Syariah, Bank BTN Syariah, Bank

Danamon Syariah, BII Syariah dan bank-bank syariah lain yang menginduk pada

sebuah bank konvensional.

Bank syariah memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial

intermediary), yang memiliki tugas pokok yaitu menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk filsafat

pembiayaan. Perbedaan mendasar antara kedua bank tersebut hanyalah bank

syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee),

namun didasarkan pada prinsip syariah atau prinsip pembagian keutungan dan

kerugian (profit and loss sharing principle) (Dahlan Slamet, 2005).Bank syariah

adalah bank umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Riyadi, 2005).

Perbankan syariah memiliki peran yang sangat vital pada aktivitas

perekonomian sebagai alternatif dari perbankan konvensional merupakan suatu

hal yang cukup positif. Masyarakat muslim telah mendapatakan solusi atas

permasalahan yang terkait dengan fatwa MUI tentang pengaharaman bunga bank.

Perbankan syariah menjanjikan suatu sistem operasional yang lebih adil

khususnya yang ada pada system profit lossharing (bagi hasil) seperti yang ada

pada system mudharabah dan sistem musyarakah ini masih tersisihkan, dan yang

tentunya muncul ke permukaan adalah produk jual beli ‘mark up’ seperti

murabahah yang tentunya masih juga di khawatirkan publik sebagai upaya yang

belum maksimal yang dijalankan oleh perbankan syariah (Wiroso, 2005).

Perbankan syariah di Indonesia disebabkan oleh berbagai hal, Pertama,

potensial market bank syariah di Indonesia cukup besar dengan mayoritas umat

3

beragama Islam. Kedua, umat Islam sendiri pada akhirnya akan memilih bank

syariah apalagi setelah MUI menyatakan bahwa sistem bunga dan semua transaksi

dengannya adalah haram pada tanggal 16 desember 2003. Ketiga, bank syariah

ternyata tidak menimbulkan resistensi bagi mereka yang bukan muslim bahkan

nasabah bank syariah tidak hanya terdiri dari umat Islam melainkan juga dari

kalangan non muslim. Keempat, bank syariah ternyata memiliki keunggulan

kompetitif seperti memberikan bagi hasil yang lebih besar kepada pemilik dana

dibanding dengan bank konvesional. Kelima, bank syariah tidak mengenal

negative spread karena bank syariah tidak membayar bunga deposito yang

besarnya bisa melampaui pendapatan bank. Keenam, bank syariah telah berhasil

menggerakan potensi ekonomi syariah sehingga tanpa disadari telah terjadi

Gerakan Ekonomi Syariah (GES) yang meliputi terjadinya sinergi antar potensi

ekonomi syariah.Ketujuh, melalui bank syariah, fiqih muamalah dapat diterapkan

secara optimal (Maruf Amin, 2007).

Perbankan syari’ah memerlukan lima unsur penting agar sistem tersebut

dapat tumbuh dan berkembang, yaitu: Adanya jumlah pemain (kantor cabang

bank syari’ah) yang banyak, Jenis instrumen perbankan syari’ah harus beraneka

ragam, Tersedianya pasar keuangan syari’ah, Sistem tersebut harus merefleksikan

nilai-nilai ekonomis dalam Islam,baik dalam substansinya maupun dalam

bentuknya, Perundang-undangan yang memadai (Sutan Remy, 2002)

Perbankan syariah sejak awal perkembangan di Indonesia dipengaruhi dari

sisi pembiayaan dan akad mudharabah lebih mendominasi pembiayaan tersebut.

Produk pembiayaan dengan sistem bagi hasil seolah-olah tidak berdaya untuk

menjadi pendamping operasional perbankan syariah, sehingga pembiayaan

dengan sistem jual beli menjadi pengganti produk inti dari beroperasinya bank

syariah, seperti murabahah, salamdan istishna. Dari tahun ke tahun pembiayaan

mudharabahpun terus meningkat.Hal tersebut dapat dilihat dari tabel komposisi

pembiayaan yang diberikan BUS dan UUS yang menunjukkan dominannya

pembiayaan mudharabah dan peningkatannya dari tahun ke tahun.

Mudharabah merupakan salah satu pembiayaan bank syariah yang melalui

system jual-beli untuk jasa dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu

4

tertentu. Mekanisme ini sudah biasa digunakan untuk kebutuhan modal kerja atau

sebuah kepemilikan barang dengan cara menyicil. Hubungan para pihak yang

tertuang dalam bentuk Akad Pembiayaan mudharabah tersebut adalah suatu

hubungan hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum tertentu. Bank Syariah

dengan menyalurkan dana kepada nasabahnya, tentu saja tidak menginginkan

kerugian dari hubungan hukum tersebut, sebaliknya, pihak nasabah dapat

mengambil manfaat dari dana yang dipinjam dari Bank Syariah untuk kepentingan

usaha (bisnis), seperti perluasan pemasaran produk, peningkatan kualitas produk,

pengadaan peralatan modal kerja, dan lain-lainnya. Sebagai suatu hubungan

hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum, maka jika salah satu pihak,

khususnya nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya, yakni mengembalikan

pinjaman sesuai waktu dan besaran jumlah yang diperjanjikan, tentunya dapat

berakibat adanya tuntutan hukum dari pihak Bank Syariah (Wiroso, 2005).

Mudharabah dipengaruhi oleh Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.

Sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI) merupakan salah satu alat untuk

penyerapan kelebihan likuiditas yang dialami oleh perbankan syariah. SWBI

adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariahberjangka pendek dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia menetapkan

dan memberikan imbalan atas SWBI yang diterbitkan yang dibayarkan pada saat

jatuh tempo. Pihak yang dapat memiliki SWBI adalah Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah. Karakteristik SWBI sebagaimana diterangkan dalam pasal 6

peraturan BI tahun 2004 adalah, SWBI diterbitkan dan ditatausahakan tanpa

warkat, SWBI tidak dapat diperjualbelikan, benefit yang diberikan dari SWBI

bukan bunga tetapi sistem diskonto. Fungsi SWBI secara tidak langsung

menyebabkan naik turunnya tingkat suku bunga SBI dan berdampak juga terhadap

perkembangan perbankan syariah (Nurapriyani, 2009).

Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Simpanan Dana Pihak Ketiga

(DPK) merupakan dana simpanan dari masyarakat yang dititipkan kepada bank

syariah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu kepada bank dengan media penarikan tertentu. Dana yang

5

dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan oleh

bank (mencapai 80%-90%). Dana simpanan pada bank syariah juga sedapat

mungkin mampu dimanfaatkan oleh bank untuk kegiatan operasional bank

syariah. Dana simpanan dari masyarakat bisa berupa: giro, deposito, dan tabungan

(Dendawijaya, 2009).

Pendapatan yang diperoleh dari pembiayaan dengan prinsip jual beli

disebut pendapatan margin.Dengan demikian, pendapatan dari pembiayaan

mudharabah disebut sebagai pendapatan margin mudharabah. Selain dari

besarnya pembiayaan mudharabah, besarnya pendapatan yang diperoleh dari

pembiayaan mudharabahakan sangat berkaitan dengan besarnya

tingkat margin mudharabah yang dibebankan bank syariah kepada nasabah

pembiayaan. Margin mudharabah menurut Perwata Atmadja (2009) yaitu selisih

antara harga jual dikurangi dengan harga beli. Bank syariah menerapkan marjin

keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis NCC (Natural

Cer tainty Contract), yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran,

baik dari segi jumlah maupun waktu, seperti pembiayaan mudharabah, ijarah,

muntahia bit tamlik, salam, dan istishna.

2. METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa angka-

angka dan analisis statistik yang merupakan jenis data yang diperoleh melalui

hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa data

kuantitatif (Sugiyono, 2010).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rasio, karena

sesuai dengan pembahasan yang ada. Rasio keuangan merupakan cara yang paling

umum digunakan dalam menginterpretasikan laporan keuangan. Analisis rasio

merupakan tekhnik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat kegiatan operasional

bank dengan menilai dan mengembangkan ukuran-ukuran kinerja. Laporan

keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses yang digunakan untuk

berkomunikasi antara data keuangan (Munawir, 2007).

6

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber

kegiatan (lapangan) untuk memperoleh laporan keuangan di Bank Umum Syariah.

Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan syariah di

Indonesia.Sedangkan sampel yang digunakan adalah data laporan keuangan

tahunan pembiayaan mudharabah di Bank Umum Syariah Periode 2013-2016.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan konstanta cross section random effect PT. Bank

Panin Syariah, PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah mempunyai

nilai konstanta akhir paling tinggi, yakni sebesar 1.125.714,0; 985.310,3 dan

784.319,1. Artinya ketiga Bank ini cenderung memiliki nilai pembiayaan

Mudharabah paling tinggi terkait dengan pengaruh variabel independen sertifikat

wadiah Bank Indonesia, dana pihak ketiga dan margin pendapatan.

Sementara PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank BJB Syariah, PT.

MyBank Syariah Indonesia mempunyai nilaikonstanta akhir paling rendah, yakni

sebesar 72655.8, 70632.1, 61400.1 .

Setelah melakukan pengujian pada model, maka langkah selanjutnya

adalah menelaah mengenai pengaruh sertifikat wadiah Bank Indonesia, dana

pihak ketiga dan margin pendapatan terhadap pembiayaan muḍārabah pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

Hasil pengujian tentang pengaruh sertifikat wadiah Bank Indonesia

terhadap pembiayaan muḍārabah pada Bank Umum Syariah menunjukkan bahwa

sertifikat wadiah Bank Indonesia berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan

muḍārabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang dihasilkan

sertifikat wadiah Bank Indonesia terhadap pembiayaan muḍārabah adalah positif,

hal ini diduga karena besarnya sertifikat wadiah Bank Indonesia menunjukkan

tingginya tingkat kredibilitas suatu bank, sehingga mendapatkan kepercayaan dari

pemerintah untuk dapat menyalurkan pembiayaan pada masyarakat.

Sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI) merupakan salah satu alat untuk

penyerapan kelebihan likuiditas yang dialami oleh perbankan syariah. SWBI

adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariahberjangka pendek dalam mata

7

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia menetapkan

dan memberikan imbalan atas SWBI yang diterbitkan yang dibayarkan pada saat

jatuh tempo. Pihak yang dapat memiliki SWBI adalah Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah. Karakteristik SWBI sebagaimana diterangkan dalam pasal 6

peraturan BI tahun 2004 adalah, SWBI diterbitkan dan ditatausahakan tanpa

warkat, SWBI tidak dapat diperjualbelikan, benefit yang diberikan dari SWBI

bukan bunga tetapi sistem diskonto. Fungsi SWBI secara tidak langsung

menyebabkan naik turunnya tingkat suku bunga SBI dan berdampak juga terhadap

perkembangan perbankan syariah (Nurapriyani, 2009).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dana pihak ketiga (DPK) tidak

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan muḍārabah, hal ini disebabkan ada

kemungkinan bahwa dana pihak ketiga yang disalurkan untuk pembiayaan lain

seperti murabahah, sehinggahanya sedikit atau kecil dan sebagian besar

disalurkan untuk pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (muḍārabah) atau

pembiayaan lainnya. Pembiayaan muḍārabahyang disalurkan oleh bank umum

syariah salah satunya tergantung seberapa besar dana yang dapat dihimpun bank

dari masyarakat yaitu dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan. Oleh karena itu,

jika bank umum syariah mampu membuat masyarakat di Indonesia yang

mayoritas adalah masyarakat muslim untuk menginvestasikan dananya pada bank

umum syariah, maka perkembangan perbankan syariah yang ada di Indonesia

akan semakin pesat (Andraeny, 2011). Hasil penelitian relevan dengan penelitian

Maula (2009) dan Anggraini (2005) yang menyatakan bahwa simpanan (dana

pihak ketiga) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan

muḍārabah.

Penelitian ini juga menginterpretasikan bahwa margin pendapatan tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan muḍārabah, hal ini

disebabkan tingkat inflasi yang tinggi atau berubah-ubah selama periode

pelaporan keuangan telah menyebabkan munculnya situasi dimana nilai aset tetap

atau properti dalam laporan keuangan jauh menyimpang dari realitas. Jadi dapat

diterima bahwa perlu menghilangkan penyimpangan dengan cara revaluasi dan

aset tetap disajikan berdasarkan penilaian saat ini bukan berdasarkan biaya.

8

Pekerjaan terakhir dan terberat dalam analisis akuntansi adalah membuat

penyesuaian yang layak atas laporan keuangan. Kebutuhan akan penyesuaian ini

disebabkan oleh distorsi atas angka yang dilaporkan. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Arianti dan Muharam (2011) dan Fitriyanti et al. (2014) yang

menyatakan bahwa margin pendapatantidak memiliki pengaruh terhadap besarnya

pembiayaan.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil regresi mengenai pengaruh sertifikat wadiah

Bank Indonesia, dana pihak ketiga dan margin pendapatan terhadap

pembiayaan muḍārabah bank umum syariah tahun 2013-2016 dengan

menggunakan model analisis regresi data panel, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:Setelah dilakukan regresi menggunakan regresi data panel dapat

ditarik kesimpulan bahwa data pada Bank Umum Syariah (BUS) berpengaruh

secara simultan karena variabel sertifikat wadiah Bank Indonesia (SWBI),

dana pihak ketiga (DPK) dan margin pendapatan (MP) sama-sama

menunjukkan pengaruh yang signifikan, Setelah dilakukan pemilihan model

dengan menggunakan uji Chow dan uji Hausman, metode yang paling tepat

adalah model random effect yang ditunjukkan dengan hasil nilai prob. chi-

square yang diperoleh sebesar 0,9652, sehingga nilai prob. chi-square > 0,10,

maka H0 diterima, sehingga model yang digunakan adalah Random Effect

Model (REM)., Berdasarkan uji F yang digunakan untuk menguji eksistensi

model, diperoleh hasil nilai signifikansi statistik F sebesar 0,000192 < 0,01,

H0 ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel sertifikat wadiah Bank

Indonesia (SWBI), dana pihak ketiga (DPK) dan margin pendapatan (MP)

yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama

berpengaruh terhadap pembiayaan muḍārabah, Berdasarkan uji t yang

dilakukan untuk mengetahui signifikan dan tidaknya pengaruh variabel-

variabel independen dalam model, diperoleh hasil bahwa variabel sertifikat

wadiah Bank Indonesia memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan

9

muḍārabah pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan tingkat signifikansi 1%,

adapun dana pihak ketiga dan margin pendapatan terbukti tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan muḍārabah pada Bank Umum

Syariah (BUS), Dari uji koefisien determinasi R2 menunjukkan bahwa hasil

estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,3859, artinya 83,59% variasi variabel

pembiayaan muḍārabah dapat dijelaskan oleh variabel sertifikat wadiah Bank

Indonesia (SWBI), dana pihak ketiga (DPK) dan margin pendapatan (MP),

sedangkan sisanya sebesar 61,41% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

disertakan dalam model.

4.2 Saran

Bank Umum Syariah perlu melakukan langkah-langkah yang lebih menarik

dalam meningkatkan pembiayaan muḍārabah melalui berbagai kemudahan

dan keuntungan dalam melakukan pembiayaan dengan sistem muḍārabah,

Umum Syariah tersebut lebih memperhatikan penanaman modal dana bank

syariah baik dalam rupiah ataupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dalam

bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan,

penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening

administrative serta titipan sertifikat wadiah Bank Indonesia. Karena ini akan

menjadi penilaian yang nantinya dilakukan untuk melihat apakah aktiva

produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain

penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi asset bank,

termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang

akan muncul, Perbankan syariah dapat lebih berperan dan berpartisipasi dalam

penempatan dana pada instrumen SBIS yang telah diakomodir dan telah diatur

oleh Bank Indonesia. Hal ini diharapkan agar lebih dapat memberikan manfaat

bagi perbankan syariah sendiri dalam mengelola kekurangan dan kelebihan

likuiditasnya, Bagi nasabah, sebaiknya mengerti dan memahami tentang

prinsip-prinsip pada perbankan syariah supaya dapat memilih dengan tepat

investasi yang akan dilakukan sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ma’ruf. 2007. Strategi Pemasaran Perbankan Syariah, Jakarta: PT.

Grasindo.

Antonio, M. Syafi’i. 2008. Bank Syariah: Teori dan Praktek Jakarta: Gema Insani

Press.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Asy’ari, Mohammad Hayim. 2004. Analisis faktor–faktor yang memperngaruhi

pembiayaan perbankan syariah”, Thesis S2 Program pasca sarjana,

program studi dan kajian timur tengah, Universitas Indonesia.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Firdaus, Mohammad. 2010. Konsep dan Implementasi Bank Syari’ah. Yakarta:

Renainsan.

Firaldi, Mufqi. 2013. Analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non

Perfoming Financing (NPF), dan Tingkat Inflasi Terhadap total Pembiayaan

yang Diberikan Oleh BPRS Di Indonesia Periode Januari 2007-oktober

2012.Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Febrina Mahliza dan Netti Tinaprilla. (2012). .Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Mudharabah untuk Usaha Mikro

Agribisnis Sektor Perdagangan (Studi Kasus: KBMT Bil Barkah, Bogor).

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Cetakan IV, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gilang, Nur Giannini. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan

Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Accounting Analysis

Journal.AAJ 2 (1).

Hermawan, Dedy Candra. 2013. Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah,

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di Indonesia.

Skripsi.Dipublikasikan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Jamilah. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 5,

No. 4.

11

Jihad dan M. Nadratauz Zaman Hosen.(2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Permintaan Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah di Indonesia (Periode

Januari 2004-Desember 2008).Dikta Ekonomi. Volume 6 Nomor 2, Agustus

09.

Karim, Andiwarman. 2014. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuanagan. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Kiswati & Anita, Rahmawaty. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengembalian Pembiayaan Mudharabah. Jurnal Ekonomi Syari’ah,

EQUILIBRIUM, Vol. 3, No. 1, Juni 2015.

Kuncoro, Mudrajad. 2002. Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi). Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Kuncoro, Mudrajad, dan Suhardjono. 2012. Manajemen Perbankan Teori dan

Aplikasi.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Riyadi, Selamet. 2005. Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga,

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN : Yogyakarta.

Muhammad.2012.Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syari’ah.

Jakarta: Rajawali Pers.

Muliawati, S,.dan Khoiruddin, M,. 2015. Faktor-Faktor Penentu Profitabilitas

Bank Syariah di Indonesia. Management Analysis Journal, 4 (1).

Mulki, Khaikal. 2011. Analisis Pengaruh Moral Hazard terhadap Pembiayaan

BankSyariah di Indonesia. Skripsi.Dipublikasikan. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah.

Munawir. 2007. Analisis laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogjakarta : YPKN

Mustika Rimadhani dan Osni Erza.(2011) Analisis Variabel-Variabel yang

Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri

Periode 2008.01-2011.12. Media Ekonomi Vol. 19, No. 1, April 2011.

Nabilah, Sarah. 2015. Analisis Risiko dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Pengembalian Pembiayaan Syariah pada Sektor Pertanian (Studi

Kasus BMT As Salam, Kramat, Demak). Skripsi.Institut Pertanian Bogor.

Nurapriyani, Dwi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan

Murbahah di Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2004-2007. Jurnal

Ekonomi. Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogayakarta.

12

Nurbiaty, Novia. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran

Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank Syariah Mandiri Indonesia

Periode 2003-2015. JOM Fekon.Vol. 4, No. 1.

Nurhayati, Sri dan Warsilah. 2011. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Cet. KeDua.

Jakarta: Salemba Empat.

Perwata Atmadja, Kamaen. 2009. Prinsip Operasional Bank Syariah, Jakarta:

Risalah Masa.

Slamet, Dahlan. 2005.Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Intermedia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D; Penerbit.

CV Alfabeta, Bandung.

Supriyatna, Iqbal. 2011. Analisis Pengaruh Modal, Non Performing Financing

(NPF), dan Inflasi Terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Serta

Implikasinya terhadap Return On Assets (ROA) pada Perbankan Syariah.

Skripsi.Dipublikasikan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Sutan, Remy Sjahdeini. 2002. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata

Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Syawaludin, Asep. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan

Murabahah Ba’I Bitsaman Ajil (Studi Kasus: BMT Bina Umat Mandiri di

Kota Tegal). Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro

Semarang.

Syam, Nurqadri Yanmar. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap

Pembiayaan pada Perbankan Syariah di Sulawesi Selatan. Skripsi.

Makassar: Universitas Hasanuddin.

Utomo, Yuni Prihadi. 2013. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS.

Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Wahab. 2014. Analisis Pengaruh FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa

dan Atribut Produk Islam terhadap Tingkat Pembiayaan Mudharabah pada

Bank Umum Syariah di Semarang. Economica.Vol. V, No. 2.

Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan aplikasinya. Jakarta:

Ekonosia.

Winarno,W.W. 2011.Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi

Ketiga, Cetakan pertama.UPP STIM YKPN.Yogyakarta.

Wiroso.2005.Penghimpun Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,

Jakarta: PT. Grasindo.