32
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON ASSETS PADA BANK DAERAH DI INDONESIA PERIODE 2005-2008 Disusun Oleh : CANDRA KUSUMANINGRUM (C2A007028) Dosen Pembimbing : Dr. H. MOCH. CHABACHIB, Msi, Akt. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Assets (ROA). Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap (ROA) adalah Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 25 Bank Daerah di Indonesia, sehingga diperoleh 100 bank sampel yang dipublikasikan di Direktori Perbankan Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang sebelumnya diuji dengan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NIM dan LDR berpengaruh positif, BOPO berpengaruh negative, sedangkan CAR, NPL dan GWM tidak berpengaruh terhadap ROA. Kemampuan prediksi keenam variabel tersebut terhadap ROA adalah 81,5%, sedangkan 18,5% dipengaruhi oleh factor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Kata kunci : return on assets, capital adequancy ratio, net interest margin, loan to deposit ratio, non performing loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Giro Wajib Minimum

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON

ASSETS PADA BANK DAERAH DI INDONESIA PERIODE 2005-2008

Disusun Oleh :

CANDRA KUSUMANINGRUM (C2A007028)

Dosen Pembimbing :

Dr. H. MOCH. CHABACHIB, Msi, Akt.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

Return On Assets (ROA). Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap (ROA)

adalah Capital Adequancy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Loan to

Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM).

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive

sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 25 Bank Daerah di Indonesia,

sehingga diperoleh 100 bank sampel yang dipublikasikan di Direktori Perbankan

Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda

yang sebelumnya diuji dengan uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NIM dan LDR berpengaruh

positif, BOPO berpengaruh negative, sedangkan CAR, NPL dan GWM tidak

berpengaruh terhadap ROA. Kemampuan prediksi keenam variabel tersebut

terhadap ROA adalah 81,5%, sedangkan 18,5% dipengaruhi oleh factor lain yang

tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Kata kunci : return on assets, capital adequancy ratio, net interest margin, loan to

deposit ratio, non performing loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,

Giro Wajib Minimum

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

2

A. PENDAHULUAN

Pada dasarnya lembaga perbankan merupakan lembaga perantara

(intermediary) antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan

dana, dimana bank berfungsi sebagai agent of trust, agent of services, dan agent

of development (Sri S,dkk, 2000). Apabila bank dapat bekembang baik maka

akan dapat menopang perekonomian, karena bank yang sehat akan memperlancar

lalu lintas perekonomian suatu negara. Peranan yang sangat krusial tersebut juga

berlaku bagi lingkup yang lebih kecil, yaitu di daerah tingkat I. Menurut Undang-

Undang (UU) Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank

Pembangunan Daerah, setiap daerah tingkat I dapat didirikan Bank Pembangunan

Daerah dengan maksud untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-

usaha pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional. Pendirian bank

pembangunan daerah ini diperkuat oleh landasan yuridis pengembangan otonomi

daerah, yaitu Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,

dimana setiap daerah diberikan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Bank Daerah memiliki relasi yang tidak dapat dipisahkan dengan perekonomian

daerah dimana Bank Daerah tersebut berdiri. Tidak mengherankan bila Bank

Daerah selalu melekat nama daerah asal Bank Daerah didirikan. Selain sebagai

kasir Pemda dan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bank Daerah

diarahkan untuk menopang pembangunan infrastruktur, UMKM, pertanian, dan

lain-lain kegiatan ekonomi dalam rangka pembangunan daerah (Sunarsip,2008).

Untuk itu, Bank Daerah mengalokasikan kreditnya sebagian besar pada kredit

jangka panjang kepada masyarkat. Menurut Setyarini (2009), Bank Daerah

merupakan alat kelengkapan ekonomi daerah yang memiliki fungsi dan peran

sebagai bank umum dengan misi untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi

daerah.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

3

Seperti yang terjadi dalam perkembangan industri perbankan, selama

kurun waktu tahun 2005 sampai 2008, terjadi ketidaksesuaian antara teori dengan

bukti empiris yang ada. Adapun data tentang dinamika pergerakan rasio-rasio

keuangan Bank Daerah di Indonesia dari kurun waktu tahun 2005 sampai dengan

2008 terlihat dalam Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Bank Daerah Seluruh Indonesia

KINERJA 2005 –2008

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, 2009

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata CAR pada tahun 2006 mengalami

penurunan sebanyak 0,12% dari tahun sebelumnya, namun rata-rata ROA tidak

mengalami perubahan. Rata-rata CAR tahun 2008 mengalami penurunan sebesar

1,53% dibanding tahun sebelumnya, padahal rata-rata ROA mengalami kenaikan

sebesar 0,62%. Rata-rata NIM tahun 2006 mengalami penurunan 1,36%

dibandikan tahun sebelumnya, tetapi rata-rata ROA tidak mengalami perubahan.

Tahun 2006, LDR mangalami penurunan 3,63%, tetapi di sisi lain ROA pada

tahun tersebut tidak mngalami perubahan. NPL tahun 2006 mengalami penurunan

0,27%, tetapi rata-rata ROA tidak mengalami perubahan. Rata-rata BOPO tahun

2006 mengalami penurunan 0,02% dibanding 2005, namun ini justru rata-rata

Indikator 2005 2006 2007 2008

ROA 3,38 3,38 3,08 3,70

CAR 19,24 19,12 18,35 16,82

NIM 9,56 8,20 7,24 8,52

LDR 46,96 43,33 53,53 67,28

NPL 1,86 1,59 1,68 1,41

BOPO 76,17 76,15 76,06 73,04

GWM 8,54 10,99 15,62 6,06

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

4

ROA tidak berubah. Rata-rata GWM pada tahun 2006 mengalami penurunan

2,45%, padaha rata-rata ROA tidak mengalami perubahan

Hasil penelitian mengenai pengaruh perubahan Capital Adequacy Ratio

(CAR) terhadap Return on Asset (ROA) menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Werdaningtyas (2002), Buyung (2009), Ponco (2008), Setyarini (2009), dan

Mabruroh (2004) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Hal ini

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003) yang

menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif.

Sedangkan penelitian Mawardi (2005) menunjukkan hasil bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA)

Hasil penelitian mengenai pengaruh perubahan Net Interest Margin (NIM)

terhadap Return on Asset (ROA) menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Mabruroh (2004), Ponco (2008), Mawardi (2005), Setyarini (2009) menunjukan

bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return on Asset

(ROA) sedangkan penelitian Usman (2009) menunjukkan bahwa Net Interest

Margin (NIM) berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA).

Penelitian yang dilakukan oleh Buyung (2009), Ponco (2008),

Setyarini(2009), dan Mabruroh (2004) menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio

(LDR) mempunyai pengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Di lain

pihak, penelitian Usman (20030, Werdanintyas (2002) dan Mawardi (2005)

memperlihatkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh

negatif terhadap Return on Asset (ROA). Di sisi lain, penelitia Sudarin (2005)

menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap ROA.

Penelitian tentang pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return

On Assets (ROA) yang dilakukan oleh Buyung (2009), Ponco (2008), Mawardi

(2005) menunjukkan pengaruh negatif. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Sudarini (2005) danUsman (2003) menunjukkan bahwa Non Performing Loan

(NPL) tidak berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA). Berbeda dengan

penelitian sebelumnya, penelitian Mabruroh (2004) mnunjukkan bahwa NPL tidak

berpengaruh terhadap ROA.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

5

Penelitian yang dilakukan oleh Buyung (2009), Ponco (2008), Setyarini

(2009) menunjukkan bahwa Biaya Operasioanl Pendaptan Operasional (BOPO)

berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA). Namun, di sisi lain,

penelitian yang dilakukan oleh Sudarini (2005) dan Mabruroh (2004)

menunjukkan bahwa Biaya Operasioanl Pendaptan Operasional (BOPO)

berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA).

Penelitian mengenai pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap

Return on Asset (ROA) menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Setyarini (2009)

menunjukkan hasil bahwa Giro Wajib Minimum (GWM) berpengaruh negatif

tidak signifikan Return on Asset (ROA), sedangkan penelitian Mabruroh (2004)

menunjukkan pengaruh positif

Berdasarkan adanya research gap dari hasil penelitian terdahulu dan

fenomena rata-rata ROA di tahun 2005-2008, maka penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan

GWM terhadap ROA pada Bank Daerah pada tahun 2005-2008.

B. TELAAH PUSTAKA

Bank menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengertian bank adalah lembaga-lembaga perantara (financial

intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang

kekurangan dana (deficit unit) sebagai upaya memperlancar lalu lintas

pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang (Siamat,2005).

Penilaian kinerja perbankan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan

manajemen di dalam mengelola suatu badan usaha. Menurut Zainuddin dan

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

6

Hartono (1999) kinerja keuangan dapat diukur dengan berbagai macam variabel

atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan ini dapat dihitung sejumlah rasio

keuangan yang umum digunakan sebagai dasar di dalam penilain kinerja

perusahaan. Dalam menganalisis laporan keuangan dibutuhkan proksi-proksi

berupa rasio keuangan. Rasio keuangan akan memberikan pemahaman yang lebih

baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada hanya terbatas pada data

keuangan (Mabruroh, 2004). Menurut Husnan (2004) aspek-aspek yang dinilai

dalam rasio keuangan diklasifikasikan menjadi aspek leverage, likuiditas,

profitabilitas atau efisiensi, dan rasio-rasio nilai pasar.

1. Return on Asset (ROA)

Menurut Buyung (2009) laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan

merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya.

Mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah

perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien, karena efisiensi baru dapat

diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain adalah menghitung

profitabilitas. Salah satu proksi untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah

Return On Assets (ROA). ROA merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan

kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk

menghasilkan keuntungan bersih atau laba selama periode tertentu (Achmad,

2003). Sedangkan menurut Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei 2004,

Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak

dengan total asset dalam satu periode. Jika rasio rentabilitas menunjukkan suatu

peningkatan, maka dapat dikatakan bahwa ROA efisien.

2. Capital Adequancy Ratio (CAR)

Modal merupakan faktor yang paling penting bagi perkembangan dan

kemajuan bank serta upaya untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat.

Sebagaimana layaknya sebuah badan usaha, maka modal bank juga harus

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

7

digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat

dari pergerakan aktiva bank sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga

(Sinungan, 2000). Untuk menghitung rasio permodalan diproksikan dengan

Capital Adequancy Ratio (CAR). Menurut Achmad (2003) CAR merupakan rasio

permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana,

untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung kemungkinan risiko

kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Rasio ini untuk mengukur

efisiensi kecukupan modal untuk mendukung kegiatan bank, kemampuan

permodalan bank untuk menyerap kerugian dan tingkat kekayaan bank (Teguh

Pudjo, 1999 ; Mawardi, 2005) Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

10/15/PBI/2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum,

bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR). Semakin tinggi CAR, semakin kokoh juga suatu bank.

Perhitungan CAR terdiri dari:

1. Modal sendiri, yang meliputi modal inti dan modal pelengkap

2. ATMR, yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan

nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot

risikonya masing-masing. Selain itu, ATMR dapat dihitung berdasarkan

nilai masing-masing aktiva pada rekening administrative bank dikalikan

dengan bobot risikonya masing-masing.

3. Net Interest Margin (NIM)

Net margin atau biasanya disebut spread adalah pendapatan utama bank

dan akan menetukan besarnya pendapatan bersih (net income) bank. Besarnya net

margin dipengaruhi oleh cost of fund dan tingkat bunga pinjaman (lending rate)

(Dendawijaya, 2000). Dalam dunia perbankan cost of fund dan tingkat bunga

pinjaman sangat dipengaruhi oleh suku bunga Bank Indonesia ( BI rate). Untuk

meningkatkan net income, maka net marginpun harus ditingkatkan. Biaya yang

harus dikeluarkan oleh bank kepada masing-masing sumber dana bank yang

bersangkutan, dalam hal ini berupa cost of fund akan menentukan berapa persen

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

8

bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya

untuk memperoleh pendapatan netto bank. Tingkat suku bunga menentukan

besarnya NIM (Sadewo, 2009). NIM (Net Interest Margin), yaitu selisih

pendapatan bunga dengan biaya bunga (Januarti, 2002). Dan NIM suatu bank

sehat bila di atas 2%.

Perhitungan NIM terdiri dari (Achmad, 2003) :

1. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi

beban bunga

2. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang

menghasilkan bunga seperti penempatan pada bank lain, surat

berharga, penyertaan, dan kredit yang diberikan.

4. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Sebagai lembaga intermediary fungsi bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat berupa giro, tabungan, deposito, dan lain lain, serta menyalurkan

kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Namun, jumlah kredit yang diberkan

hendaknya seimbang dengan dana yang terhimpun. Menurut Achmad (2003) bila

jumlah kredit yang diberikan lebih kecil dari dana yang terhimpun, maka

kelebihan dana dapat ditempatkan pada hal lain yang berguna dengan risiko lebih

kecil.

Indikator untuk mengukur tingkat penyaluran kredit, digunakan Loan to

Deposit Ratio. Rasio ini dapat menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank.

LDR menyatakan seberapa jauh pemberian kredit dapat mengimbangi kewajiban

bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali

uangnya yang telah digunakan bank untuk memberikan kredit (Dendawijaya,

2000)

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

9

Perhitungan LDR terdiri dari (Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31

Mei 2004):

1. Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga

(tidak termasuk kredit pada bank lain)

2. Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, deposito (tidak

termasuk antar bank)

5. Non Performing Loan (NPL)

Dana yang dihimpun oleh bank akan menjadi beban bila didiamkan saja. Oleh

sebab itu bank harus mengalokasikan dananya secara efisien dengan

mepertimbangkan tingkat risiko (Januarti, 2002). Salah satu bentuk pengalokasian

dana tersebut adalah dalam bentuk pemberian kredit. Dalam pemberian kredit ini

perlu dilakukan analisis kredit, yakni suatu proses yang dimaksudkan untuk

menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon

debitor kredit (Dendawijaya, 2000). Hal ini untuk mencegah terjadinya default

oleh calon debitor, yang di dalam dunia perbankan dinamakan risiko kredit, yang

didefinisikan sebagai risiko kerugian yang dikaitkan dengan kemungkinan

kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat

melunasi hutangnya (Ghozali, 2007).

Proksi yang digunakan untuk mengukur besarnya risiko kredit yang harus

ditanggung bank adalah Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukkan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan

oleh bank yang bersangkutan

6. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Sri S, dkk (2000), bank sebagai agent of trust, agent of

development, serta agent of services, maka salah satu kegiatan bank adalah

memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dengan menghimpun dan

menyalurkan dana. Melalui kegiatan ini, maka biaya dan pendapatan bank

didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

10

Menurut Dendawijaya (2000), biaya bunga ditentukan berdasarkan

penghitungan cost of loanable funds (COLF) secara weighted average cost,

sedangakan penghasilan bunga sebagian besar diperoleh dari interest income

(pendapatan bunga) dari jasa pemberian kredit kepada masyarakat, seperti bunga

pinjaman, provisi kredit, appraisal fee, supervision fee, commitment fee, dan lain-

lain

Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasinya, maka digunakan penghitungaan rasio biaya operasi. Menurut

Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio biaya operasional

diukur dari perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Bank Indonesia menetapkan rasio BOPO adalah dibawah 94%,

karena jika rasio BOPO melebihi 96% maka bank tersebut dapat dikategorikan

tidak efisien dalam menjalanklan kegiatan operasionya.

7. Giro Wajib Minimum (GWM)

Giro Wajib Minimum menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/15/PNI/2004 adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam

bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia. Semua bank yang beroperasi di

Indonesia diwajibkan memelihara saldo giro minimum dalam bentuk rupiah pada

Bank Indonesia, sedangkan bank devisa selain wajib memenuhi GWM Rupiah

juga diwajibkan memelihara GWM dalam valuta asing sebesar 3% dari Dana

Pihak Ketiga (DPK) dalam valuta asing (Siamat,2005)

Kewajiban pemeliharaan dan pemenuhan persentase GWM dihitung

dengan membandingkan jumlah Saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia

setiap hari dalam masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam satu

masa laporan sebelumnya sebagai berikut (Siamat,2005)

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka digambarkan suatu

kerangka pemikiran teoritis mengenai pengaruh dari variabel yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

11

Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

dan Giro Wajib Minimum (GWM) sebagai variabel independent (variabel bebas)

dan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependent (variabel terikat).

Sehingga kerangka pemikiran teoritis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan GWM terhadap ROA

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

H4 (-)

H5 (-)

H6 (-)

Sumber : Setyarini (2009); Ponco (2008); Sudarini (2005)

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa

data time series untuk semua variabel, yaitu Return on Asset (ROA), Capital

Adequancy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Loan to Debt Ratio (LDR),

Non performing Loan (NPL), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM) yang berupa rasio.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari periode data sekunder

berupa laporan keuangan perode tahun 2005-2008 yang dipublikasikan untuk

CAR

NIM

GWM

LDR

NPL

BOPO

Return On Asset

(ROA)

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

12

umum serta tercantum dalam Direktori Perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh

Bank Indonesia. Periodisasi data penelitian yang mencakup data periode 2005-

2008 dipandang cukup mewakili kondisi perbankan di Indonesia dan dapat

digunakan sebagai variabel untuk mengetahui bagaimana variabel berpengaruh

terhadap ROA.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank Daerah di Indonesia, yaitu

sebanyak 26 bank, dengan periode amatan 2005 sampai dengan akhir 2008.

Penyampelan pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.

Pemilihan purposive sampling adalah pengambilan sampel bertujuan dilakukan

dengan mengambil sampel populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

3. Metode Analisis Data

Analisis data dapat dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Selain itu, analisis data juga

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan dan atas dasar itu

sebuah kesimpulan ditarik (Ferdinand, 2007). Analisis data dibantu dengan

program Statistical Package Social Sciences (SPSS) versi 16. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Dalam

pengujian alat analisis regresi perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil

analisis regresi menunjukkan hubungan yang valid. Di samping itu, diperlukan

statistik deskriptif untuk memberikan gambaran análisis deskriptif (Ghozali, 2005)

3.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

dalam penelitian ini.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

13

3.2 Uji Asumsi Klasik

3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat, variabel pengganggu atau residual di dalam

suatu persamaan memiliki distribusi normal.

3.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005) uji ini bertujuan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel

independen tidak terjadi korelasi.

3.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi

yang baik adalah yang bebas autokorelasi.

3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.3 Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan model

regresi linier berganda (multiple linier regression method)

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

14

3.4 Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalammenaksir nilai actual dapat diukur

dari Goodness of fitnnya, Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi, nilai statistik Fdan nilai statistik t (Ghozali, 2005)

3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

3.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji F)

Uji Goodness of Fit atau uji signifikansi F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

3.4.3 Uji Signifikansi Parameter individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen.

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai

minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Analisis deskriptif dalam

Tabel 4.3 merupakan analisis deskriptif untuk variabel bebas Return On Assets

(ROA) dan variabel terikat yaitu CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan GWM.

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

15

Tabel 4.1

Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2005-2008

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

CAR 100 10.29 58.46 23.4708 9.20206

NIM 100 5.05 17.31 9.7165 2.73539

LDR 100 17.11 128.48 59.3232 25.64659

NPL 100 .00 14.44 2.4276 2.45856

BOPO 100 49.17 94.41 74.2110 8.62443

GWM 100 5.09 52.84 10.9277 7.19125

ROA 100 .97 7.12 3.3716 1.28616

Valid N

(listwise) 100

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat secara rinci deskripsi masing-masing

variabel dapat djelaskan sebagai berikut :

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Data variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah (minimum) adalah

10,29% pada PT BPD Bengkulu tahun 2005, sedangkan nilai maksimum

58,46% pada PT BPD Sulawesi Tenggara tahun 2007. Nilai rata-ratanya

(mean) 23,4708% dengan standar deviasi sebesar 9,20206%. Dari data

tersebut menunjukkan bahwa selama periode amatan tahun 2005 sampai

dengan 2008, Bank Daerah yang diteliti memiliki rata-rata CAR sebesar

23,4708%, dimana nilai ini di atas standar minimum yang ditetapkan oleh

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

16

Bank Indonesia yaitu 8% (Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei

2004).

2. Net Interest Margin (NIM)

Data variabel Net Interest Margin (NIM) terendah (minimum) adalah

5,05% pada PT BPD Riau tahun 2007, sedangkan nilai maksimum 17,31%

pada PT BPD Sulawesi Utara tahun 2005 Nilai rata-rata (mean) 9,7165%

dengan standar deviasi sebesar 2,73539%. Suatu bank dikatakan sehat

apabila tingkat Net Interest Margin (NIM) di atas 2%. Dari tabel di atas

menunjukkan bahwa rat-rata Net Interest Margin (NIM) pada Bank

Daerah di atas 2%, sehingga bank-bank tersebut digolongkan bank yang

sehat.

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Data variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah (minimum) adalah

17,11% pada PT BPD Riau tahun 2006, sedangkan nilai maksimum adalah

128,48% pada PT BPD NTB tahun 2008. Nilai rata-ratanya (mean)

59,3232% dengan standar deviasi sebesar 25,64659%. Nilai rata-rata LDR

sebesar 59,3232% menunjukkan bahwa nilai tersebut dikatakan masih

cukup baik karena di bawah standar maksimum yang ditentukan oleh Bank

Indonesia sebesar 100% (Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei

2004).

4. Non Performing Loan (NPL)

Data variabel Non Performing Loan (NPL) terendah (minimum) adalah

0,00% pada PT BPD Sulawesi Selatan tahun 2007 sampai 2008,

sedangkan nilai maksimum adalah 14,44% pada PT BPD Sulawesi Tengah

tahun 2005. Nilai rata-rata (mean) 2,4276% dengan standar deviasi sebesar

2,45856%. Nilai rata-rata NPL sebesar 2,4276% menunjukkan bahwa

secara umum Bank Daerah memiliki NPL di bawah standar maksimum

dari nilai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5% (Surat Edaran

BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei 2004).

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

17

5. Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)

Data variabel Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)

terendah (minimum) adalah 49,17% pada PT BPD Sulawesi Tenggara

tahun 2007 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 94,41% pada PT BPD

Maluku tahun 2005. Nilai rata-ratanya sebesar 74,2110% dengan standar

deviasi sebesar 8,62443%. Nilai ini dapat dikatakan cukup baik karena

sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya

BOPO maksimum sebesar 94% (Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal

31 Mei 2004).

6. Giro Wajib Minimum (GWM)

Data variabel Giro wajib Minimum (GWM) terendah (minimum) adalah

5,09% pada PT BPD Maluku tahun 2008 sedangkan nilai maksimumnya

sebesar 52,84% pada BPD Jambi tahun 2006. Nilai rata-ratanya sebesar

10,9277% dengan standar deviasi sebesar 7,19125%.

7. Return on Asset (ROA)

Data variabel Return on Asset (ROA) terendah (minimum) adalah 0,97%

yaitu PT BPD Maluku tahun 2005 sedangkan nilai maksimumnya sebesar

7,12% yaitu PT BPD Sulawesi Tenggara tahun 2007. Nilai rata-rata

(mean) 3,3716% dengan standar deviasi sebesar 1,28616%. Nilai rata-rata

ROA sebesar 3,3716% ini berada di atas standar minimum yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 1,25% (Surat Edaran BI No. 6/23

DPNP tanggal 31 Mei 2004) sehingga nilai ini dapat dikatakan cukup baik.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

1. Analisis Grafik

Hasil uji Normalitas dapat dideteksi dengan melihat grafik histogram dan

Normal probability plot dibawah ini

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

18

Gambar 4.1

Grafik Histogram

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 dapat

disimpulkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan

berbentuk simetris, tidak menceng (skewness) ke kanan atau ke kiri.

Gambar 4.2

Normal Probability Plot

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, selain itu penyebarannya juga

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

19

tidak melenceng jauh dari garis diagonal. Dengan kata lain dapat disimpulakan

bahwa grafik di atas menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .53601210

Most Extreme Differences Absolute .126

Positive .118

Negative -.126

Kolmogorov-Smirnov Z 1.265

Asymp. Sig. (2-tailed) .082

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Hasil uji normalitas pada tabel 4.4 terhadap data residual menunjukan

bahwa besarnya Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 1,265, nilai Asymp. Sig (2-tailed)

0,082 diatas tingkat segnifikansi 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho

ditolak sehingga data terdistribusi normal.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

20

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Hasil perhitungan nilai tolerance pada tabel di atas menunjukkan tidak

ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang

artinya tidak ada korelasi antarvariabel independen yang nilainya lebih ari 95%.

Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang

serupa, tidak ada satu variable yang mempunyai nilai VIF melebihi 10. Jadi, dapat

dikatakan bahwa tidak ada mulkolonieritas antarvariabel independen dalam model

regresi.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.809 .688 14.266 .000

CAR .008 .008 .057 1.040 .301 .618 1.619

NIM .116 .022 .247 5.289 .000 .853 1.172

LDR .014 .003 .274 5.233 .000 .683 1.463

NPL -.032 .025 -.061 -1.283 .203 .834 1.199

BOPO -.113 .008 -.757 -14.763 .000 .710 1.408

GWM -.010 .008 -.058 -1.225 .224 .831 1.204

a. Dependent Variable: ROA

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

21

4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menentukan apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali, 2005). Apabila dalam model regresi terjadi gejala

heterokedastisitas, maka penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, Model

regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas.Hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat melalui scatter plot pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3

Scatter Plot

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Dari gambar 4.3 terlihat bahwa grafik scatterplot mempunyai titik-titik yang

menyebar dan acak, baik di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak memiliki

pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sehingga

model regresi layak dipakai untuk memprediksi factor-faktor yang mempengaruhi

Return On Assets (ROA)

4.2.4 Uji Autokorelasi

Data terbebas dari masalah autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (d) lebih

besar dari nilai du dan lebih kecil dari nilai 4-du (du < d < 4-du).

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

22

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .909a .826 .815 .55303 2.005

a. Predictors: (Constant), GWM, NPL, NIM, BOPO, LDR, CAR

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Gambar 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Positive No- Negative

Autocorrelation Indication Autocorrelation Indication Autocorrelation

0 dl du DW 4-du 4-dl 4

1,803 2.005 2,197

Sumber : Data Sekunder yang Diolah dengan SPSS 16.0

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai d untuk tahun penelitian adalah

2,005. Nilai tersebut terletak pada du<d<4-du, seperti yang tampak pada Gambar

4.4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut terbebas dari

masalah autokorelasi.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

23

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan

regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:

ROA= 9,809+0,008CAR+0,116NIM + 0,014LDR–0,032NPL– 0,113BOPO-0,010GWM

4.4 Goodness of Fit

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R2

adalah 0,815 hal

ini berarti 81,5% variasi ROA dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variable

independen, yakni CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan GWM. Sedangkan sisanya,

yakni sebesar 18,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model yang tidak

dijelaskan dalam penelitian ini.

4.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan dengan membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel atau

dapat pula dengan melihat probabilitasnya. Apabila Fhitung lebih besar daripada

Ftabel maka semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Sedangkan pengujian dengan melihat probabilitas yaitu

apabila probabilitasnya lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model

diterima. Besarnya Fhitung atau probabilitas dapat dilihat dalam tabel ANOVA.

Hasil uji F dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

24

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 135.323 6 22.554 73.742 .000a

Residual 28.444 93 .306

Total 163.766 99

a. Predictors: (Constant), GWM, NPL, NIM, BOPO, LDR, CAR

b. Dependent Variable: ROA

Berdasarkan hasil perhitungan, seperti yang tampak pada Tabel 4,7,

diperoleh Fhitung sebesar 73,742 dan Ftabel sebesar 2,20 atau dengan kata lain Fhitung

lebih besar daripada Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa keenam variabel bebas

(CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan GWM) secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen (ROA).

4.4.3 Uji Signifikansi Parameter individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen

yang dimasukkan dalam model yaitu variabel CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan

GWM mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu ROA

dengan mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap konstan. Variabel dependen

dinyatakan signifikan apabila t hitungnya lebih besar dibandingkan dengan t tabel.

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil uji t dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return

on Asset (ROA)

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

25

Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi variabel Capital Adequacy

Ratio (CAR) denga arah positif 0,008 dengan nilai signifikasi 0,301 dimana nilai

ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif

terhadap Return on Asset (ROA) ditolak. Hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002), Buyung (2009), Ponco

(2008), Setyarini (2009) bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Namun penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) yang menunjukkan

hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return on

Asset (ROA)

Pada dasarnya Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan modal yang

dicadangkan oleh bank yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan

dana, untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung kemungkinan risiko

kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank, yang selanjutnya dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan

penghimpunan dana pihak ketiga dan Return on Asset (ROA). Pada kenyataannya

terkadang nasabah tidak menjadikan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai

bahan pertimbangan, namun kepercayaan masyarakat lebih dipengaruhi karena

adanya jaminan pemerintah terhadap dana yang disimpan di bank

Hampir secara keseluruhan CAR pada Bank daerah di Indonesia di atas

8%, bahkan mencapai 50,41%. Hal ini disebabkan adanya penambahan dana oleh

pemerintah daerah dalam rangka ekspansi kredit. Namun, kenyataannya Bank

Daerah mengalokasikan dana tersebut untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia

dengan ATMR yang relatif kecil. Terbukti sampai tahun 2007, SBI Bank Daerah

telah mencapai 24,35% dari total SBI perbankan. Hal ini menyebabkan CAR tetap

besar. CAR yang besar menandakan idle fund pun besar, sehingga bank tidak

menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

26

2. Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return on

Asset (ROA)

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan Net Interest Margin (NIM)

berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada pada Bank Daerah.

Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi variabel Net Interest Margin

(NIM) dengan arah positif sebesar 0,116 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00

dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil dari

0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Net Interest

Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) dapat

diterima. Hasi penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan olehPonco

(2008) dan Setyarini (2009) menunjukkan hasil bahwa Net Interset Margin (NIM)

berpengaruh positif dan signifikan Return on Asset (ROA).

Net Interest Margin (NIM) menunjukkan jumlah pendapatan bunga bersih

yang diperoleh dalam menggunakan aktiva produktif yang dimilki oleh bank

(Acmad, 2003). Ini berarti semakin tinggi tingkat Net Interest Margin (NIM)

maka akan semakin tinggi pula tingkat Return on Asset (ROA).

3. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengatuh positif terhadap Return On

Asset (ROA)

Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) Dari hasil penelitian

diperoleh koefisien regresi variable Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan arah

positif sebesar 0,014 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai ini

signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil dari 0,05. Dengan

demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR)

berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dapat diterima. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Buyung (2009), Ponco

(2008), dan Setyarini (2009)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semaikn tinggi tingkat Loan to

Deposit Ratio (LDR) maka Return On Asset (ROA)pun akan meningkat. Suatu

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

27

bank dapat menyalurkan kreditnya dalam batas toleransi yang ditetapkan, ini

mengindikasikan bahwa bank tersebut dalam menyalurkan dananya secara efisien.

Artinya, bank akan mendapatkan tambahan pendapatan dari bunga yang

dibebankan kepada deposan (dengan asumsi tidak ada kredit macet). Tambahan

bunga ini akan meningkatkan laba yang diperoleh, yang dapat diproksikan dengan

ROA.

4. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negative terhadap Return

on Asset (ROA)

Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa Non Performing

Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil

penelitian diperoleh koefisien regresi variabel Non Performing Loan (NPL)

dengan arah negatif sebesar 0,032 dengan nilai signifikansi sebesar 0,203, dimana

nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari

0,05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) tidak

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Buyung (2009), Ponco (2008), dan Mawardi

(2005) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif

terhadap Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Sudarini (2005) dan Usman (2003) menunjukkan bahwa Non

Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan data yang ada, rata-rata tingkat NPL memang tergolong

rendah, di bawah 5%. Hal ini disebabkan karena penyaluran kredit kepada pihak

ketiga rendah, yakni 59,32% sehingga walaupun rata-rata NPL di bawah 5%,

tidak memyebabkan naiknya ROA. Menurut Suteja (2008) NPL tidak

berpengaruh terhadap ROA karena bank dapat menjual aset yang dijaminkan oleh

kreditur sehingga dapat menutup kembali besarnya kredit macet.

.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

28

5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh

negative terhadap Return on Asset (ROA)

Hipotesis kelima yang diajukan menyatakan bahwa BOPO berpengaruh

negatif terhadap Return on Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh koefisien

regresi variable BOPO dengan arah negatif 0,113 dengan nilai signifikasi 0,00

dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih kecil dari

0,05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif

terhadap Return on Asset (ROA). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA) dapat

diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Buyung (2009),

Ponco (2008), Setyarini (2009), Mawardi (2005).

Penelitian ini menunjukkan semakin rendah tingkat BOPO, maka Return

on Asset (ROA) akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena tingkat

efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan

atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional

dilakukan dengan efisien (dalam hal ini nilai rasio BOPO rendah), maka

pendapatan yang dihasilkan tersebut akan naik. Selain itu, besarnya rasio BOPO

juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya

pendapatan bunga dari penanaman dana. Sehingga semakin besar BOPO, maka

akan semakin kecil Return on Asset (ROA).

6. Giro Wajib Minimum (GWM) berpengaruh terhadap Return on Asset

(ROA)

Hipotesis keenam yang diajukan menyatakan bahwa GWM berpengaruh

negatif terhadap Return on Asset (ROA) Dari hasil penelitian diperoleh koefisien

regresi variable GWM dengan arah negatif 0,010 dengan nilai signifikasi 0,224

dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar

dari 0,05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel GWM tidak

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan bahwa GWM berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA)

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

29

ditolak. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mabroroh (2004) bahwa variabel GWM berpengaruh positif terhadap Return on

Asset (ROA).

Dari dari Tabel Statistik Deskriptif, dapat dilihat bahwa nilai minimum

GWM sesuai dengan Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei 2004,

yakni 5,09%, namun nilai ROA masih di bawah ketentuan Bank Indonesia, yakni

0,97%. Dilihat dari tabel 1.2, terjadi kenaikan GWM dan secara teoritis akan

diikuti penurunan margin, karena terjadi kenaikan cost of loanable fund dan

lending rate. Namun apabila dilihat dari data lapangan, lending rate mengalami

penurunan namun diimbangi oleh kenaikan fee based income, sehingga margin

yang didapat tetap.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

30

DAFTAR PUSTAKA

Buyung Nusantara, Ahmad. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR dan

BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik

dan Bank Umum Non Go Pubik 2005-2007), Tesis Program Pasca sarjana

Magister Manajemen Universitas Diponeoro (Tidak Dipublikasikan)

Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia

Direktori Perbankan Indonesia 2008, 2009

Edhi, Bayu Sajewo. 2009. Analisis Pengaruh NPL, PPAP dan PLO terhadap ROA

(studi kasus pada bank umum di Indonesia periode 2004-2007). Tesis

Program Pasca Sarjana Magister Manajemen UNDIP. Semarang. (Tidak

Dipublikasikan)

Edratna. 2007. “Implementasi Otoda dan Peranan Perbankan untuk Mendukukung

Ekonomi di Daerah, h.n.p, http://edratna.wordpress.com. Diakses tanggal 20

Oktober 2010

Endri. 2009. “Penguatan Stabilitas Sistem Keuangan Melalui Peningkatan Fungsi

Intermediasi dan Efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD)”, Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Vol 13 No. 1 Januari 2009

Etty M. Nasser dan Titik Aryati. 2000. “Model Analisis CAMEL untuk

Memprediksi Financial Disstres pada Sektor Perbankan yang Go Public”.

JAAI. Vol 4 no 2 Desember 2000

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : Pustaka

Kunci

Ghozali, Imam, 2005. Analisis Multivariate SPSS. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga

Hasibuan, Malayu. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Indira Januarti. 2002. “Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya

untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia”, Jurnal Bisnis

Strategi, Vol.10/Desember/Th.VII/2002

Mabruroh. 2004 “Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja

Keuangan Perbankan”. BENEFIT Vol. 8 No 1 Juni 2004

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

31

Mawardi. 2005. “Analisis factor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Bank Umum di Indonesia”. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14 No 1 Juli 2005

Mulya, Budi. 2007. “BPD Bukan pemain Figuran” Progress edisi 1/Tahin

I/Maret 2007 h 11

Ponco, Budi. 2008. Ananlisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, Nim, dan LDR

terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia Periode 2004-2007, Tesis Program Pasca sarjana Magister

Manajemen Universitas Diponegoro (Tidak Dipublikasikan)

Purbayu. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta:

Andi Offset

Puspitasari, Diana. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, Suku

Bunga Bank Indonesia terhadap ROA pada Bank Devisa di Ind 2003-2007,

Tesis Program Pasca sarjana Magister Manajemen Universitas Diponeoro

(tidak dipublikasikan)

Raharjo, Budi. Laporan Keuangan Perusahaan. 2005. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Setyarini. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, dan GWM terhadap

Perubahan Laba (Studi Kasus pada BPD di Indonesia Periode 2005-2007),

Tesis Program Pascasarjana magister Manajemen Uninversitas Diponegoro

(Tidak Dipublikasikan)

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Simorangkir. 2004. Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank. Bogor : Ghalia

Indonesia

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. 2 ed. Jakarta : Bumi

Aksara

Sri Haryati. 2001. “ Analisis Kebangkrutan Bank”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Vol 16, No 4 2001

Sri, S., S. Triandaru, da A. T. Budi Santoso. 2000. Bank&Lembaga Keuangan

Lain. Jakarta : Salemba Empat

Statistik Perbankan Indonesia, 2009, Kinerja Bank Pembangunan Daerah, Jakarta

Sudarini, Santi. 2005. “Penggunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba

pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan

yang Terdaftar di BEJ)”. Jurnal Akuntansi Manajemen, Vol XVI No. 2

Agustus 2005

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/28071/1/jurnal_candrakusumaningrum.pdf · Pendapatan Operasional (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM). Metode pengambilan

32

Sunarsip, 2008, “Relasi Bank pembangunan Daerah dan Perekonomian Daerah”

Republika, 9 Januari 2008, h. 16

Sunarsip, 2009. “Outlook BPD 2010: Momentum BPD Menuju Fase Baru”

Infobank, November 2009, h. 48

Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi

dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada

Tarmizi achmad dan Wilyanto Kartiko Kusumo.2003. “Analisis Rasio-Rasio

Keuangan sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan

Perbankan di Indonesia”. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol.XV No.1 Juni

2003

Weston dan Copeland. 1987. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga

Winantuningtyastuti. 2009. “Komitmen BPD untuk Regional Agent of

Development” Infobank, April 2009, h. 58

Zainuddin dan Judiyanto Hartono. 1999. “Manfaat Rasio Keuangan dalam

Memprefiksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol 2 No.1 Januari 1999