Analisis Ekosistem : Taman PAU IPB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kuliah manlin

Citation preview

Tugas Mata Kuliah Manajemen Lingkungan IndustriANALISIS EKOSISTEM KAMPUS IPB DRAMAGA : TAMAN PAU FATETA

Kelompok 4Novita Rosiyana (F34120073)Dian Tiya P. (F34120076)Riyadi Cahyo W. (F34120083)Fiona Arintika R. (F34120090)Dillan Guciasamano (F34120098)Nur Azizul Umam (F34120112)Citra Aulia L. (F34120114)Aldrian Kuswadi (F34120125)Azza Annisa (F34120127)Devi Yuni A. Hutabarat (F34120128)Alfin Mahasin (F34120131)Yesinia (F34120150)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014ANALISIS EKOSISTEM TAMAN PAU FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Taman PAU Fateta Sumber : dok. pribadi

Pada tugas analisis ekosistem ini, kelompok kami berfokus pada area PAU Fateta yang di sana terdapat sebuah taman. Pada hari Selasa tanggal 20 Mei 2014, pengamatan telah dilakukan. Sebelum masuk ke bagian analisis ekosistem di sana, ada baiknya untuk membahas terlebih dahulu mengenai pengertian ekosistem. Definisi ekosistem itu sendiri telah banyak yang memaparkan. Menurut Woodbuty (1954), ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara kompleks yang di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai silus materi dan aliran energi. Definisi lainnya tentang ekosistem dikemukakan oleh Odum (1993), ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan diantara keduanya saling mempengaruhi. Dari definisi ekosistem di atas, beberapa kata kunci pengertiannya yakni habitat, makhluk hidup dan saling berkaitan dan mempengaruhi. Dengan mengetahui apa itu ekosistem, tahap analisa mengenai ekosistem yang akan dikaji dapat dilakukan dengan baik dan tepat. Pada makalah ini akan diuraikan bagaimana habitat di taman PAU Fateta, monitoring yang sudah dilakukan, keseimbangan alam dan usulan mengenai ekosistem taman tersebut.

Habitat dan Gambaran Umum Taman

Taman merupakan sebuah ekosistem buatan yang sengaja dibuat untuk membantu keseimbangan lingkungan dengan menjaga habitat dari beberapa spesies yang sengaja ditumbuhkan maupun spesies lain asalkan seimbang (Supriatna 2008). Taman yang terletak di tengah bangunan pusat antar universitas (PAU) terlihat tampak tidak terurus. Taman PAU dalam kaitannya dengan lingkungan memegang peranan sebagai ekosistem yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik, abiotik dan lingkungan tempat tinggal atau habitat dari beberapa spesies. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di ekosistem Taman PAU ini terlihat beberapa populasi seperti populasi rumput, populasi lumut sebagai produsen penyedia makanan, selain itu juga ada populasi benalu pada pohon mangga sebagai habitatnya, beberapa pohon mangga yang letaknya diatur mengelilingi taman, serta beberapa pohon buah lain seperti durian dan nangka. Pohon-pohon buah sebelumnya telah diatur sebagaimana desain awal taman ini, terlihat dari habitat tumbuhnya pohon yang membentuk pola mengelilingi taman. Tanaman hias juga terdapat disamping taman dekat dengan gerbang gedung PAU. Hewan di taman pada umumnya terdiri dari semut tanah atau semut pohon, nyamuk, kupu-kupu dan beberapa spesies burung di pepohonan buah ataupun belalang. Nyamuk dan kupu-kupu putih

Saat ini di taman PAU muncul spesies hewan baru yang mendominasi taman. Binatang tersebut justru yang membuat taman tidak terawat. Misalnya saja pada pohon mangga, menjadi habitat baru bagi tanaman benalu dan larva-larva serangga lain yaitu kupu-kupu atau yang lebih dikenal dengan ulat. Selain itu taman menjadi habitat lumut sebagai salah satu komponen biotik yang tumbuh subur mendominasi bersama beberapa jenis rumput. Lumut dan rumput ini dikatakan mendominasi karena jumlahnya yang banyak dan terdapat di tempat-tempat yang seharusnya bukan sebagai habitatnya yaitu pada bangku taman, dan lampu taman serta disepanjang lantai taman. Rumput sendiri mendominasi di lantai taman dan disekeliling tanaman bebuahan. Hal ini tentu akan menyebabkan perebutan konsumsi mineral tanah untuk pertumbuhan antara tanaman bebuahan, rumput dan lumut.Komponen abiotik seperti sinar matahari tidak tersebar merata ke semua penjuru taman dikarenakan bangunan gedung yang mengelilingi taman cukup tinggi, hal ini akan mengganggu pertumbuhan dari beberapa spesies yang berada di ekosistem tersebut. Komponen abiotik lain seperti air tidak diketahui dengan jelas sumbernya, air untuk kebutuhan hidup komponen biotik kemungkinan berasal dari air tanah karena sepanjang pengamatan tidak terlihat aktivitas penyiraman tanaman, saluran air atau selokanpun terlihat kering.

Sinar matahari tidak tersebar merata ke semua penjuru taman.

Monitoring

Sampah daun yang tak terurus.

Monitoring merupakan kegiatan pengambilan data dan informasi pada ekosistem atau pada manusia yang memanfaatkan sumber daya tersebut. Idealnya, seorang pengelola ekosistem harus menguasai dasar-dasar monitoring yang terdiri dari berbagai macam parameter yang dapat atau tidak berubah sepanjang waktu. Monitoring tidak dilakukan pada ekosistem ini, hanya teramati bahwa adanya pembersihan dedaunan gugur oleh petugas kebersihan selebihnya taman terlihat tidak terawat. Hal ini dibuktikan dengan mendominasinya beberapa spesies pada tempat-tempat yang seharusnya bukan sebagai habitatnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya lumut pada bangku dan lampu taman serta lantai taman, rumput di sekeliling tanaman bebuahan dengan tinggi yang tidak seragam.

Rumput yang tak seragam

Keseimbangan Alam Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut . Keadaan ini disebut homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan alam dalam sistem secara menyeluruh.Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotikberadapada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan.Keseimbangan alam pada ekosistem di Taman PAU jelas mengalami gangguan. Dalam interaksi di ekosistem tersebut telah terjadi hubungan timbal balik (interaksi) yang merugikan, benalu dan ulat yang tumbuh pada tanaman mangga menjadi penghambat pertumubuhan tanaman mangga. Lumut yang mendominasi banyak tempat. Rumput yang tumbuh disekeliling tanaman bebuahan menjadikan sesama produsen ini berebut nutrisi yang berakibat pada tidak produktifnya tanaman bebuahan.Apabila ditinajau dari jaring-jaring makanan, mendominasinya pertumbuhan produsen yaitu rumput menyebabkan timbulnya spesies herbivora baru yang sebelumnya tidak ada. Ini akan menyebabkan persaingan anatara sesama pemakan tumbuhan sehingga dalam jangka panjang akan memunahkan serangga yang kalah bersaing, seperti halnya tanaman buah yang kalah bersaing nutrisi dengan rumput sehingga menyebabkan tanaman buah tersebut tidak produktif. Begitu seterusnya berlaku juga pada karnivora, akan muncul spesies baru yang bermigrasi ke ekosistem ini, bersaing dengan karnivora tuan rumah dan yang kalah bersaing pertumbuhannya akan terganggu dan mati. Akibat lain dari kalahnya bersaing suatu spesies menjadikan spesies pemakannya mati, dan spesies yang dimakannnya tumbuh subur. Ini adalah fenomena ketidakseimbanagan ekosistem (Supriatna 2008).

Usulan Mengenai Ekosistem

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ada beberapa usulan mengenai ekosistem di Taman PAU Fateta. Beberapa usulan tersebut yakni perlu adanya perapihan rumput dan tanaman, pereduksian benalu pada pohon mangga dan pemanfaatannya, lumut yang ada dihilangkan, penataan taman dengan penanaman pohon dan bunga agar terlihat lebih indah dan produktif dan perlu adanya monitoring yang terstruktur. Penjelasan lebih jelasnya akan dipaparkan berikut ini,

1. Adanya Perapihan Rumput dan Tanaman

Rumput yang tak tertata rapi

Adapun sisi yang gersang

Pada taman PAU Fateta, sebaiknya dilakukan penanaman rumput lebih merata sehingga tidak ada sisi yang masih terlihat tanahnya karena rumput yang ada sekarang tidak terlihat rapi. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya tanah yang gersang karena tidak ditumbuhi rumput atau tanaman lainnya sehingga binatang-binatang yang terdapat di sana juga tidak terlalu menyukai untuk singgah atau tinggal di sana. Kemudian, setelah penanaman rumput dilakukan, sebaiknya rumput tersebut tidak dilalui oleh mahasiswa karena hal tersebut akan menghambat pertumbuhan rumput. Pijakan batu datar juga dapat sebagai alternatif lain jika di Taman PAU sering dilewati mahasiswa yang lalu-lalang agar menghindari para mahasiswa menginjak rumput. Selain itu, pada saat penanaman rumput sebaiknya dipilih secara tunggal/satu jenis dan waktu tanamnya bersamaan sehingga dalam pertumbuhannya lebih terlihat seragam.Usulan yang bersifat solutif juga dapat diaplikasikan dengan adanya imbauan baik dengan menggunakan media cetak maupun ajakan verbal di beberapa kegiatan. Media cetak yang dimaksud seperti spanduk, reklame atau papan peringatan. Ajakan verbal pada kegiatan dapat dilakukan dengan melalui seminar atau studium general yang dilaksanakan beberapa waktu dengan mengkampanyekan Kita Peduli Lingkungan Fateta atau dengan kata ajakan lainnya yang menarik. Imbauan seperti ini bisa dilakukan oleh pimpinan fakultas atau jajaran di bawahnya dan atau kerja sama beberapa lembaga kemahasiswaan di Fateta. Selain imbauan, saran yang bisa diberikan adalah mengadakan suatu event gotong royong bagi semua warga Fakultas Teknologi Pertanian dalam 3 bulan sekali ataupun disesuaikan waktunya di setiap taman di Fateta (tidak hanya di PAU saja), seperti membersihkan sampah di rumput dan menanam tanaman lain yang memiliki fungsi selain sebagai tanaman hiasan seperti halnya tabulampot gantung atau menanam tanaman yang bisa kita ambil manfaatnya seperti menanam daun jahe. Kegiatan lainnya yakni memotong daun dan rumput yang tidak maksimal pertumbuhannya kemudian menanamnya kembali dengan yang baru. Dengan demikian, selain menumbuhkan kesadaran lingkungan dan pentingnya untuk memeliharanya, mahasiswa dan civitas akademika lainnya juga memahami peran petugas perawat tanaman yang sebenarnya. Selain itu, kegiatan ini dapat melatih bagaimana merawat tanaman yang baik sehingga dapat digunakan kembali ilmunya di rumah atau di tempat tinggal masing-masing.

Beberapa bagian pada taman yang tak ditumbuhi rumput.

2. Adanya pereduksian benalu pada pohon mangga dan pemanfaatan lainnya

Benalu pada mangga yang ada pada Taman PAU bernama Dendropthoe petandra yang bersifat simbiosis parasitisme dengan pohon mangga tersebut, sebab benalu mengambil makanan dari dahan mangga. Secara otomatis mangga dirugikan. Benalu menyebar dan sampai pada dahan tumbuhan akibat adanya perantara burung. Benalu memiliki buah buah kecil yang apabila sudah matang akan terasa manis, buah tersebut beserta bijinya dimakan burung dan ketika burung membuang kotoran, biji benalu akan ikut terbuang bersama kotoran burung. Apabila benalu tersebut melekat pada dahan, maka biji benalu tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Selain dianggap sebagai hama pengganggu, ternyata benalu tersebut memiliki manfaat bagi manusia (Dewi 2014).

Dendropthoe petandraSumber : Dewi, 2014

Meski dikelompokkan sebagai tanaman benalu, namun kandungannya berbeda-beda tergantung pada jenis pohon yang menjadi inangnya. Untuk benalu mangga atau Dendropthoe petandra, berdasarkan penelitian klinis diketahui ia mengandung sejumlah zat bermanfaat antara lain flavanoid kuersetin, rutin, tannin, meso-inositol dan lain-lain. Senyawa ini sudah sejak lama dikenal sebagai inhibitor atas enzim DNA topoisomerase sel kanker (Dewi 2014).Tanaman benalu mangga merupakan kerabat tanaman yang masuk ke dalam famli Loranthaceae. Sudah sejak lama ia dipercaya sebagai salah satu obat herbal yang mujarab mengobati sejumlah penyakit serius, antara lain gangguan kelenjar prostat dan gejala nyeri pinggang. Manfaat benalu mangga lainnya adalah untuk mengobati kanker, tumor, permasalahan di organ usus dan juga amandel. Manfaat benalu mangga memang sudah banyak dibuktikan oleh masyarakat. Meski demikian, tetap harus hati-hati sebab selain mengandung senyawa bermanfaat, benalu mangga juga mengandung racun yang dalam kadar tertentu bisa berakibat buruk pada kesehatan manusia (Ahira 2013). Sebenarnya dengan mengambil benalu pada pohon mangga Taman PAU tersebut dapat mengurangi kerugian pada mangga serta menambah keuntungan bagi kita apabila dapat dioah lebih lanjut, sebab ternyata benalu pada pohon mangga justru memberikan manfaat yang banyak.

3. Penghilangan lumut

Jamur adalah sejenis fungi yang tumbuh dari spora yang berkembang melalui udara. jamur biasanya tumbuh di lingkungan yang lembab, hangat, dan tidak mendapatkan cukup banyak udara. Itulah sebabnya masalah ini biasanya terjadi di kamar mandi atau loteng. Hal ini biasanya terjadi karena kondisi lembab serta kurangnya ventilasi. Tapi jamur di tembok bisa juga terjadi karena pipa yang bocor, baik di dalam maupun di luar ruangan.Lumut adalah nama untuk jenis jamur hitam yang paling umum pada tembok dan bisa dicirikan oleh area yang bisa menyebar ke area yang lebih besar bila tidak langsung ditangani. Untuk mengecek apakah pada tembok terdapat lumut, oleskan sedikit pemutih pada area yang terkena lumut dengan kain. Kalau warna kegelapan yang ada memudar setelah beberapa menit, maka warna kegelapan itu adalah lumut. Kalau tidak memudar, maka noda tersebut mungkin hanya kotoran.Adanya lumut pada taman PAU menyebabkan beberapa kerugian yaitu mengurangi estetika, competitor bagi penyerapan nutrisi, merupakan inang dari beberapa jenis penyakit, dan dapat melapukkan batu. Lumut sering menjadi gulma pada sistem hidroponik substrat terutama apabila tingkat ketebalannya tinggi. Lumut juga sering tumbuh pada papan penyangga tanaman (misal styrofoam). Dengan demikian diperlukan adanya suatu cara untuk menghilangkan jamur ataupun lumut yang ada tersebut.Sebagai peringatan, jamur menyebabkan reaksi alergi dan mengganggu kesehatan. Saat membersihkan area lebih kecil yang berjamur, pastikan kita atau petugas kebersihan mengenakan pelindung mata, sarung tangan, serta masker muka, karena kontak langsung dengan spora jamur bisa berbahaya. Adapun caranya sebagai berikut1. Awalnya, campur pemutih klorin dengan air, biasanya sekitar 1 bagian pemutih dan 3 bagian air. Atau gunakan juga deterjen rumah tangga yang mengandung pemutih sebagai bahan aktifnya.2. Dengan menggunakan sikat bergigi kaku, gosok area yang menghitam, lalu bilas.3. Kalau proses ini tidak efektif, ada produk yang didesain khusus untuk jamur dan lumut pada tembok yang sifatnya lebih kuat. Tapi ingat, jangan pernah mencampur dua bahan pembersih yang berbeda, karena hal ini bisa menyebabkan reaksi kimia yang berbahaya.Setelah mengatasi serangan lumut pada tembok, langkah berikutnya adalah mencoba mencegahnya muncul kembali. Apabila telah menggunakan produk khusus, seperti semprotan anti-mikroba untuk membersihkan lumut dari dinding, semprotan ini juga membantu mencegah spora tumbuh kembali. Kita juga bisa melapisi area tersebut dengan cat anti lumut, yang bisa kita dapatkan secara komersial.

4. Penataan Taman

Penyediaan dan pembentukan taman secara konsep merupakan nilai lebih dari sebuah tempat bangunan baik itu perkantoran atau sarana belajar dan mengajar, karena melihat kondisi lahan yang memang saat ini tidak begitu luas. Hal ini menuntut setiap bangunan untuk mendesain bangunan dengan taman minimalis seperti halnya di ruang kuliah atau laboratorium yang berada di sekitar Taman PAU Fatreta. Taman minimalis merupakan taman yang simple, elegan, sangat cantik dan indah dipkitang. Menurut literatur, taman yang minimalis dapat menyejukan pkitangan untuk orang-orang yang berkunjung. Contohnya saja taman di Departemen Arsitetur Lansekap, sejauh mata memkitang terdapat bunga-bunga, aneka tumbuhan dan pepohonan, hal ini mendukung populasi kupu-kupu, kumbang, semut, maupun manusia untuk saling berinteraksi dengan lingkungan biotik maupun abiotik. Ekosistem dalam pekarangan pun terjaga dan sejauh mata memkitang hal ini menjadi nilai lebih untuk setiap orang yang melewatinya. Pemilihan bunga-bunga bonsai, bunga-bunga yang tinggi, dan rerumputan yang berwarna kekuningan dan hijau akan memperindah skema taman. Pembentukan pola keseragaman juga akan mendukung desain yang elegan, dan pot-pot taman minimalis juga akan menjadi lebih indah jika warnanya senada dengan warna tembok bangunan seperti warna coklat atau abu-abu gelap apalagi jika pola tanaman dengan penyusunan yang lebih menarik seperti pola huruf atau jalan (Anonim, 2014).

5. Adanya Monitoring yang Terstruktur

Dalam memperbaiki sistem ekologi, sudah sepatutnya monitoring diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan maupun teralihfungsikan menjadi tidak terkendali dan tak terawat. Tentunya monitoring pun perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh.Menurut Hill dan Wilkinson (2004), terdapat tiga tahapan dalam memilih tipe metode monitoring tertentu yang akan digunakan yaitu:1.Tetapkan kelompok metodeyang digunakan, misalnya transek, kuadrat atau yang lainnya. Penetapan ini akan tergantung pada skala area monitoring, tingkat ketelitian monitoring dan tipe habitat yang dimonitor.2. Tetapkan protokol metodeyang digunakan, misalnya manta tow, LIT (line intercept transect) atau foto kuadrat. Penetapan ini tergantung pada tingkat keahlian tim monitoring, waktu dan biaya yang tersedia serta ketepatan data yang ingin diperoleh.3. Tetapkan ukuran metode yang akan digunakan. Hal ini akan tergantung pada tipe habitat yang akan dimonitor, ukuran area yang harus terwakili, ukuran organisme yang diamati,dan tingkat ketepatan yang ingin diperoleh.Pada ekosistem ini, monitoring sederhana yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan peran petugas perawatan taman Fateta yang sudah ada. Dengan sebelumnya, petugas tersebut diberi pemahaman yang sama dengan tujuan diadakannya monitoring dan parameter-parameter lainnya seperti pertumbuhan tanaman liar atau perilaku binatang-binatang dan lain sebagainya di Taman PAU Fateta.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2014. Penataan Taman Minimalis. [terhubung berkala] http://www.elpistoro.com/2014/02/penataan-taman-minimalis.html (20 Mei 2014)Ahira A. 2013. Rahasia Dibalik Benalu Pada Mangga.[terhubung berkala]. http://www.anneahira.com/benalu-mangga.htm. (20 Mei 2014)Dewi. 2014.Manfaat Benalu yang jarang diketahui orang.[terhubung berkala]. http://kitapunya.info/2014/01/26/manfaat-benalu-mangga-yang-jarang-diketahui-orang/. (20 Mei 2014)Supriatna J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia