Upload
truongnhan
View
232
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS EKONOMI LINGKUNGAN DAN ANALISIS EKONOMI LINGKUNGAN DAN AUDIT LINGKUNGANAUDIT LINGKUNGAN
Oleh:Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, MSc.
Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Sumberdaya & Lingkungan Faperta, Ketua SenatFakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, dan Komisaris Utama PT. BRI, Tbk.
MakalahMakalah disampaikandisampaikan pada pada PelatihanPelatihan DosenDosen PerguruanPerguruan TinggiTinggiNegeriNegeri sese--JawaJawa dandan Bali dalam Bali dalam BidangBidang Audit Audit LingkunganLingkungan, ,
tanggaltanggal 1111--20 September 2006, 20 September 2006, didi Hotel Hotel GrahaGraha DinarDinar, , CisaruaCisarua, Bogor, Bogor
20062006
Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan
Bagian PKSDM Ditjen DIKTI DEPDIKNAS pada 11-20 September 2006 di Hotel Graha Dinar, Cisarua
Ada tiga permasalahan (issues) global kehidupan di planet bumi kita ini : (1) Hak Asasi Manusia (HAM), (2) Demokrasi, dan (3) Lingkungan (Sanim, 1997).
Permasalahan kualitas lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) harus diberiperhatian yang lebih, dalam konteks pembangunan (nasional, regional, dan global), khususnya dimasa yang akan datangakibat semakin pesatnya pembangunan dan pertumbuhanpenduduk yang terus meningkat (khususnya di negaraberkembang atau dunia ketiga).
Seperti juga aspek-aspek kehidupan ekonomi, sosial, politikyang mengalami globalisasi, maka aspek lingkungan dalam era globalisasi masuk dalam isu yang dikenal dengan “global environmental quality” dan “global common”.
PENDAHULUAN
Ekonomi konvensional (klasik) adalah ekonomi yang tujuanutamanya kepada keuntungan finansial untukmemaksimumkan kepuasan tanpa mempertimbangkan faktordimensi waktu.
Ekonomi kontemporer (termasuk Ekonomi Lingkungan) keuntungan finansial bukan keuntungan utamanya, tetapilebih kepada tujuan kesejahteraan manusia (human well being) dengan mempertimbangkan faktor dimensi waktu.
Secara lebih rinci tabel di bawah ini menyajikan perbedaanantara ekonomi Konvensional dengan ekonomi Kontemporerdapat dilihat pada Tabel 1.
T a b e l 1 . P e rb e d a a n a n ta ra E k o n o m i K o n v e n s io n a l d e n g a n E k o n o m i
K o n te m p o re r (S a n im , 1 9 9 6 )
P e r ih a l E k o n o m i K o n v e n s io n a l E k o n o m i K o n te m p o re r
1 . U n it A n a lis is M ik ro , M a k ro M a k ro /A g re g a t 2 . R e n ta n g W a k tu In tra G e n e ra t io n a l/In tra te m p o ra l In tra G e n e ra tio n a l/In tra
T e m p o ra ry d a n in te r G e n e ra t io n a l/ In te r T e m p o ra l
3 . S a sa ra n su d u t p a n d a n g
P riv a te a n d s o c ie ty p o in t o f v ie w S o c ie ty P o in t o f v ie w
4 . K e le m b a g a a n V a ria b e l e k so g e n o u s V a r ia b e l e n d o g e n o u s d a n ju g a se b a g a i in p u t
5 . V a lu a s i E k o n o m i H a rg a y a n g a d a /te r ja d i H a rg a R ii l d a r i S u m b e rd a y a a la m
6 . A n a lis is M a n fa a t d a n B ia y a /k e la y a k a n
F in a n s ia l d a n e k o n o m i E k o n o m i
7 . P e n e n tu a n H a rg a E k s is te n s i h a rg a p a sa r E k s is te n s i p a sa r, d is to rs i p a sa r, n o n e k s is te n s i p a sa r
8 . K a ita n n y a d e n g a n K a ra k te r is t ik S D A
D iv is ib ility , lo k a l, k u ra n g m e n g e n a l e k s te rn a li ta s , p r iv a te a n d p u b lic d e c is io n /p o lic y
P e d u li d e n g a n e k ste rn a lita s (s p ill o v e r e ffe c t), p u b lic d e c is io n /P u b lic p o lic y
9 . K e b e rla n ju ta n (s u s ta in a b ility ) P e m b a n g u n a n
U n -s u s ta in a b le S u s ta in a b le
PEMBANGUNAN EKONOMI & PEMBANGUNAN EKONOMI & MANAJEMEN LINGKUNGANMANAJEMEN LINGKUNGAN
KeterkaitanKeterkaitan Pembangunan Pembangunan EkonomiEkonomi dandanManajemenManajemen PembangunanPembangunan
Paradigma hubungan manajemen lingkungan hidup danpembangunan ekonomi seperti yang dikemukakan oleh Bank Dunia, 1994 dalam Sanim (1999) adalah sebagai berikut :
a. Economic development and sound environmental management are complementary aspects of the same agenda.
b. Without adequate environmental protection, development will be undermined; without development, environmental protection will fall.
c. Development and environmental: A false dichotomy
Dari ketiga pernyataan tersebut jelas terlihat antara pembangunan ekonomi dan manajemen lingkungan merupakan hal yang komplemen bukan kompetitif.
PergeseranPergeseran ParadigmaParadigma PengelolaanPengelolaan SDA SDA dandan LingkunganLingkungan
Perubahan mazhab (school of thought) ekonomi dankesadaran terhadap kualitas lingkungan mengakibatkanterjadinya pergeseran bahkan perubahan paradigma(paradigm shift and change) tentang keterkaitan lingkungandan pembangunan berikut:
a. Pendekatan analisis ekonomi semata menuju analisisekonomi serta lingkungan (economic-cum-environment).
b. Pendekatan pembangunan tak berkelanjutan(unsustainable development) menuju pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Menurut Munasinghe, M. (1993) dalam Sanim (2000) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutanmemenuhi dua kriteria:
(a) Memiliki tiga tujuan yang melalui public decisionharus disepakati proporsinya, yaitu economic objectives, social objectives dan ecological objectives (Gambar 1);
(b) Sesuai dengan perkembangan ekonomimasyarakat.
c. Pendekatan parsial digeser ke pendekatan beragamaspek dan bidang (multidiscipline and aspects) integratifand komperehensif (holistic approach).
d. Perubahan ke arah keserasian antara pembangunan ekonomi dengan manajemen lingkungan
Model upaya konservasi jenis (single conservation) bergeser ke arah model konservasi kawasan(regional conservation).
ECONOMIC OBJECTIVESEFFICIENCY/GROWTH
SOCIAL OBJECTIVESPROPERTY/EQUITY
ECOLOGICAL OBJECTIVESNATURAL RESOURCES
• Income distribution• Employment • Targeted Assistance
• Environmental Assessment
• Valuation• Internalization
• Popular Participation• Consultation• Pluralism
Gambar 1. Hubungan antara tiga tujuan daripembangunan berkelanjutan
AUDIT LINGKUNGAN & AUDIT LINGKUNGAN & ANALISIS EKONOMIANALISIS EKONOMI
Terjadi perubahan paradigma (Paradigm change) dalam sistem audit (baik audit umum/finansialmaupun audit lingkungan) dari Conventional Based Audit System menjadi Risk Based Audit System.
Perbedaan utama dari kedua sistem tersebutterletak pada pelaksanaan audit didasarkan pada“peta resiko (risk map)” dari objek yang diaudit. Artinya makin tinggi resiko yang dihadapi, makamakin intensif pelaksanaan audit.
Auditor disamping menguasai bidang keahlianutamanya (kaidah & tatacara audit), juga harusmengetahui kondisi objek yang diaudit (sistemkelembagaan, aspek-aspek finansial danmanajemen lainnya)
Oleh karena itu sebagai auditor seharusnyamempunyai pandangan selangkah lebih majudibandingkan dengan orang yang diaudit(Auditory) yang dikenal dengan istilah “one step ahead”
Mengerti kebutuhanmanajemen danmasalah bisnis
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorangauditor adalah:
OrientasiStakeholders & Orientasi Bisnis
Auditor
Memahami SistemPengendalian Intern
Mengukur prestasiberdasarkan
kualitas temuan
Memiliki sense of riskyang baik dan mampu
menangkap early warning signals
Keberanian bertanya& mengutarakan
pendapat berbeda
Mengerti penyebabmasalah dan mencari
penyelesaian yang praktis
Kemampuan identifikasidan evaluasi yang baik
dan komunikasi ygefektif
PengertianPengertian Audit Audit LingkunganLingkungan
Definisi yang cukup lengkap dan bisa mewakili semuadefinisi yang ada adalah definisi yang dikemukakan olehBritish Standard-BS 5750 yang menyatakan:
Audit Audit lingkunganlingkungan sebagai suatu evaluasi yang sistematis untuk menentukan apakah sistempengelolaan lingkungan dan kinerja lingkungan sudah sesuai dengan yang semula direncanakan, dan untukmenentukan apakah sistem tersebut telahdiimplementasikan secara efektif, serta untukmenentukan apakah sistem tersebut sudah sesuaiuntuk memenuhi kebijakan lingkungan organisasiyang bersangkutan.
Dari definisi tersebut di atas, terkandung beberapa atribut dari audit lingkungan, antara lain:
a. Kriteria audit menurut ISO 14001 dan 14010 adalah ukuranatau persyaratan khusus yang digunakan auditor dalam menguji atau mengevaluasi informasi yang terkumpul sebagaibagian dari proses audit (Higler Bailly Indonesia, 1999).
b. Aktivitas pengumpulan bukti dan penilaian bukti mengenaiinformasi lingkungan harus dilakukan secara sistematis, terdokumentasi dan objektif.
c. Bukti yang merupakan informasi yang akan digunakan olehauditor menentukan apakah informasi tersebut sudah sesuaidengan kriterianya adalah informasi yang dapat diverifikasi, rekaman atau pernyataan atas fakta berdasarkan wawancara, pengujian dokumen, pengamatan kegiatan atau kondisi, pengukuran, pengujian atau cara-cara lain dalam lingkup audit (Higler Bailly Indonesia, 1999).
d. Klien adalah pihak yang memerintahkan kepada auditor untukmelakukan audit.
JenisJenis--jenisjenis Audit Audit LingkunganLingkungan
Nelson (1998) menyebutkan adanya sepuluh jenis audit lingkungan sebagai berikut:
a. Audit ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan(regulatory compliance).
b. Audit terhadap sistem-sistem manajemen (management systems)
c. Audit atas pengurangan limbah (waste reduction)
d. Audit dalam rangka pencegahan polusi (pollution prevention)
e. Audit terhadap pabrik dengan tujuan untuk mengukuratau mengestimasikan kontaminasi yang terjadi (site assessments)
f. Audit terhadap fasilitas pembuangan limbah (waste disposal facility)
g. Audit dalam rangka evaluasi terhadap kebijakan, standardan pernyataan-pernyataan yang dibuat olehperusahaan (corporate policies, standards, and statements)
h. Audit yang dibandingkan dengan perusahaan sejenisatau dengan praktek manajemen yang baik (industry or Best Management Practice (BMP))
i. Audit dalam rangka memenuhi sertifikasi EuopeanManagement and Audit Scheme (EMAS)
j. Audit dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan spesifikseperti masalah energi, air, proses, kebisingan, dansebagainya.
Bila dicermati jenis-jenis audit tersebut diatas dapatdikategorikan sebagai berikut:
a. Audit ketaatan (compliance audit).
Jenis audit menurut Nelson yang termasuk kategoriaudit ini adalah poin “a, d, e,f,g,i, dan j”
b. Audit atas efektifitas, efisiensi, dan ekonomis.
Jenis audit menurut Nelson yang termasuk kategoriaudit ini adalah poin “b, c, e,f,h, dan j”
JenisJenis--jenisjenis Audit Audit LingkunganLingkungan yang yang MengandungMengandung KomponenKomponen AnalisisAnalisis EkonomiEkonomi
Sepuluh jenis audit lingkungan menurut Nelson, enam diantaranyamengandung komponen analisis ekonomi yaitu
a. Audit terhadap sistem-sistem manajemen (management systems)
b. Audit atas pengurangan limbah (waste reduction)
c. Audit terhadap pabrik dengan tujuan untuk mengukur ataumengestimasikan kontaminasi yang terjadi (site assessments)
d. Audit terhadap fasilitas pembuangan limbah (waste disposal facility)
e. Audit yang dibandingkan dengan perusahaan sejenis ataudengan praktek manajemen yang baik (industry for Best Management Practice (BMP))
f. Audit dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan spesifik sepertimasalah energi, air, proses, kebisingan, dan sebagainya.
BeberapaBeberapa ImplementasiImplementasi KomponenKomponen AnalisisAnalisisEkonomiEkonomi dalam Audit dalam Audit LingkunganLingkungan
1. Analisis Biaya & Manfaat
Beberapa faktor yang mendasari diperlukannya valuasiekonomi (economic valuation) adalah karekteristik atausifat-sifat khas yang melekat (peliculiarties) dari SDA, antara lain:
a. Sifat keterikatan (interdependency)
b. Sifat tidak terpisahkan (indivisibility),
c. Sifat keterpulihan (renewability),
d. Sifat dampak elsternal (externality),
Tujuan pokok dilakukannya valuasi ekonomi adalah untukmengetahui nilai riil sumberdaya yang digunakan (the real value of resources use) (Sanim, 1998).
Faktor-faktor yang menyebabkan tidak diperolehnya nilai riil(harga sebenarnya) dari sumberdaya yang digunakan antaralain :
a. Sifat-sifat dari sumberdaya itu sendiri;
b. Adanya pasar yang terdistori (market distortion/failure) dan
c. Tidak adanya pasar (non existence of the market).
Pada prinsipnya valuasi ekonomi dilakukan untukmemberikan harga atau memperhitungkan suatu nilai dari sumberdaya yang digunakan dalam bentuk uang (monetary form).
Pemberian nilai dari sumberdaya yang digunakandilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Dimensi Waktu
Karena adanya faktor dimensi waktu (time dimension) dalam pengelolaan SDA & lingkunganyang menyangkut sustainability diperlukan adanyaproses “sama kala” yang menyangkut komponenbiaya manfaat dalam suatu nilai present value (PV) atau future value (FV). Proses penyamaan nilaiuntuk PV melalui discounting process dan untukFV melalui compounding process bagipenyesuaian menuju “sama kala”.
Discounting ProcessDiscounting Process
Suatu proses untuk menghitung nilai uang (sebagaibiaya/cost maupun manfaat/benefit) dari nilai yang akandatang kenilai sekarang (PV dengan menggunakan discount factor)
Rumus:
PVB =nΣI=1 B ÷ (1+r)i PVC =nΣI=1 C ÷ (1+r)i
Keterangan:
PVB = Preset Value of Benefiti = Tahun ke-ir = Tingkat suku bungaB = Manfaat pokok tahun ke-iPVC = Preset Value of Costsi = Tahun ke-ir = Tingkat suku bungaC = Biaya pokok tahun ke-i
Compounding ProcessCompounding Process
Suatu proses untuk menghitung nilai uang (sebagaibiaya/cost maupun manfaat/benefit) dari nilai sekarangkenilai yang akan datang.
Rumus:
FVB =nΣI=1 B × (1+r)i FVC =nΣI=1 C × (1+r)i
Keterangan:FVB = Future Value of Benefiti = Tahun ke-ir = Tingkat suku bungaB = Manfaat pokok tahun ke-iFVC = Future Value of Costsi = Tahun ke-ir = Tingkat suku bungaC = Biaya pokok tahun ke-i
b. Penentuan Harga
Penentuan harga bagi analisis biaya danmanfaat tergantung pada kondisikekuatan permintaan dan penawaranyang dicirikan adanya struktur pasar(pasar persaingan sempurna atau pasarterdistorsi) atau kondisi ketiadaan pasar(non existence of market of the market).
2. Solusi Optimal Polusi
Solusi optimal polusi dilakukan untuk mencari solusiterhadap terjadinya pertentangan kepentingan antarapublik dengan sebuah perusahaan dalam suatu kegiatanproses produksi.
Misalnya kasus perusahaan kayu lapis denganmasyarakat sekitar danau (barang milik publik), denganasumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Pertama, masyarakat publik (BL) mau membayarperusahaan agar perusahaan tidak menghasilkanpolusi hingga polusi sama dengan nol
b. Kedua, perusahaan kayu lapis mau mengurangioutput atau polusi yang dihasilkan, jika masyarakatmau membayar pengurangan output tersebut, equivalent variation (EV) minimal sama dengancompensating variation (CV).
Gam bar 2. Penentuan T ingkat Po lus i Danau pada Kasus Danau Sebagai
Barang M ilik Publik
Keterangan: AL : perusahaan kayu lap is, yakn i p ihak yang d iham bat tingkat outputnya BL : danau m ilik pub lik , p ihak yang m au m em bayar agar perusahaan m engurangi
po lusinya CV L : kurva m arg ina l yang m enunjukkan berapa pub lik akan m em bayar untuk m engurangi
1 un it tam bahan po lus i a tau m enggam barkan m arg ina l cost untuk m engurangi po lusi per un it
O (BL) M : to ta l kom pensasi untuk m engurang i po lusi sam pai dengan no l O (AL) M : n ila i to ta l po lus i yang d ihasilkan EV L : kurva m arg ina l tam bahan po lusi setiap tam bahan output yang d ihasilkan.
B L
MS* PS 0
T T*
P*
R
R*
C V L
EV L AL
(Leve l of Polution on M axim um )(Leve l of Polution Zero)
Dari Gambar 2. dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada Area PM(BL)P* memungkinkan terjadinyatawar menawar (bargaining) antara publik (BL) dengan pihak perusahaan (AL), karena WTP (=CV) > WTA (=EV).
Misalnya pada tingkat polusi S*; WTP (=S*R*) > WTA (=S*T*). Sebaliknya pada area PO(AL)P* tidak memungkinkan dua pihak saling tawar, karena WTP (=CV) < WTA (=EV).
Jadi polusi optimal dicapai pada titik P, dimanaWTP = WTA atau EV = CV
2. Instrumen Ekonomi (Economic Instrument)
Berbagai macam “Economic Instrument” yang dapatdipakai sebagai alat pengendali lingkungan adalah:
a. Pungutan (charges).
Pungutan dalam batas tertentu dianggap sebagaiharga yang dibayar produsen untuk polusi yang ditimbulkannya sebagai hasil permintaanmasyarakat (social cost demand).
b. Subsidi
Kebijaksanaan subsidi bisa berdampak gandaterhadap lingkungan. Misalnya kebijaksanaansubsidi pupuk dan pestisida bisa mengakibatkanpengrusakan lingkungan sebaliknya juga dapatmemperbaiki kualitas lingkungan
c. Sistem deposit pengembalian dana (deposit refund system).
Merupakan ketetapan dana yang disetorkan sebagai deposit terhadap penjualan produk yang berpotensi polusi. Dana tersebutdapat diambil kembali jika ternyata kegiatannya tidak merusaklingkungan.
d. Penciptaan pasar (marker creation), terdiri atas tiga jenisyaitu :
Perdagangan pencemaran (emmision trading).
Campurtangan pemerintah (market intervention),
Asuransi liabilitas (Liability insurance).
e. Insentif kebijakan (enforcement incentive). Merupakanbentuk hukuman akibat ketidak patuhan terhadap aturanpengelolaan lingkungan termasuk standar emisi, terdiri atas:
Pungutan ketidak patuhan (non compliance fee),
Bond kinerja (informance bond),
f. Kombinasi antara pajak dan subsidi
Kombinasi antara pajak dan subsidi dianggap efektif olehpara ahli untuk menutupi kekurangan masing-masinginstrumen.
g. Pembatasan terhadap input
Pembatasan langsung terhadap pemakaian input tertentu(misalnya input kimia) dapat dilakukan secara langsungdengan menerapkan sistem kuota.
h. Pembatasan pada output
Pembatasan terhadap jumlah output yang diijinkan untukdijual adalah sangat baik untuk menghindari surplus danmengamankan harga internal.