20
ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE BERDASARKAN SEKTOR INDUSTRI (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DIBEI PERIODE 2009-2011) Annisa Auliadini Dwi Martani Akuntansi, Fakultas Ekonomi ABSTRACT This study is a descriptive analysis of the Effective Tax Rates and Book-Tax Difference firm based on industry sectors listed at Indonesia Stock Exchange. The purpose of this study is to analyze how the ETR companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 based on its industrial sector to identify the components that can affect the difference between the tax and accounting. This study was conducted using descriptive statistics which used tables, graphs, images, mean, and median with a total sample of 149 companies for ETR and 223 companies for the BTD. The result shows that each industry sector has a different ETR movement. One of the reasons is caused by the agricultural sector, which getting down in 2011, due to the tax incentives given by the government for boosting it. Meanwhile, the descriptive analysis of the total BTD shows that the most affected temporary differences components is derived from positive correction of amortization expense and negative correction of depreciation expenses, then permanent differences consist of a positive correction of non-deductible/non- taxable income and negative of income subject to final income. Keywords: Effective Tax Rate, Book-Tax Difference, Sector Industries. 1. Pendahuluan Laba akuntansi didapat dari penghitungan menggunakan Standar Akuntansi keuangan sedangkan laba fiskal dihitung berdasarkan perhitungan UU Perpajakan. Akibat perbedaan penghitungan antara biaya/penghasilan yang dapat dikurangkan dan tidak menurut fiskal dan akuntansi maka timbullah perbedaan pajak dan akuntansi (Book-Tax Difference). Perbedaan akuntansi dan pajak (Books-Tax Difference) terbagi menjadi dua macam, yaitu perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan temporer merupakan item yang diakui untuk tujuan akuntansi dan pajak namun pada waktu yang berbeda. Perbedaan permanen merupakan item akuntansi yang tidak memberikan pengaruh pada penghitungan Laba Kena Pajak, atau sebaliknya. Setiap kelompok perusahaan tentunya memiliki Book-Tax Difference (BTD) yang berbeda. Plesko (2002) melakukan penelitian untuk menguji apakah komponen perbedaan pajak dan akuntansi dapat berbeda dari setiap industri dengan salah satunya menggunakan pembagian sektor industri. Menurut Hanlon dan Heitzman (2010) Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

BERDASARKAN SEKTOR INDUSTRI (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN

YANG TERDAFTAR DIBEI PERIODE 2009-2011)

Annisa Auliadini

Dwi Martani

Akuntansi, Fakultas Ekonomi

ABSTRACT

This study is a descriptive analysis of the Effective Tax Rates and Book-Tax Difference

firm based on industry sectors listed at Indonesia Stock Exchange. The purpose of this

study is to analyze how the ETR companies listed on the Indonesia Stock Exchange in

2009-2011 based on its industrial sector to identify the components that can affect the

difference between the tax and accounting. This study was conducted using descriptive

statistics which used tables, graphs, images, mean, and median with a total sample of

149 companies for ETR and 223 companies for the BTD. The result shows that each

industry sector has a different ETR movement. One of the reasons is caused by the

agricultural sector, which getting down in 2011, due to the tax incentives given by the

government for boosting it. Meanwhile, the descriptive analysis of the total BTD shows

that the most affected temporary differences components is derived from positive

correction of amortization expense and negative correction of depreciation expenses,

then permanent differences consist of a positive correction of non-deductible/non-

taxable income and negative of income subject to final income.

Keywords: Effective Tax Rate, Book-Tax Difference, Sector Industries.

1. Pendahuluan

Laba akuntansi didapat dari penghitungan menggunakan Standar Akuntansi

keuangan sedangkan laba fiskal dihitung berdasarkan perhitungan UU Perpajakan.

Akibat perbedaan penghitungan antara biaya/penghasilan yang dapat dikurangkan dan

tidak menurut fiskal dan akuntansi maka timbullah perbedaan pajak dan akuntansi

(Book-Tax Difference). Perbedaan akuntansi dan pajak (Books-Tax Difference) terbagi

menjadi dua macam, yaitu perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan

temporer merupakan item yang diakui untuk tujuan akuntansi dan pajak namun pada

waktu yang berbeda. Perbedaan permanen merupakan item akuntansi yang tidak

memberikan pengaruh pada penghitungan Laba Kena Pajak, atau sebaliknya.

Setiap kelompok perusahaan tentunya memiliki Book-Tax Difference (BTD)

yang berbeda. Plesko (2002) melakukan penelitian untuk menguji apakah komponen

perbedaan pajak dan akuntansi dapat berbeda dari setiap industri dengan salah satunya

menggunakan pembagian sektor industri. Menurut Hanlon dan Heitzman (2010)

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 2: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

pengukuran atas pengakuan book-tax difference sangat dekat hubungannya dengan

pengukuran ETR.

Tarif Pajak Efektif (Effective Tax Rate) merupakan tarif yang sesungguhnya

berlaku atas penghasilan Wajib Pajak perusahaan. Mc Intyre dan Nguyen (2000)

menemukan ETR yang berlaku pada industri bervariasi. Nilai ETR yang berbeda juga

dapat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan sebab banyak kebijakan pemerintah

yang mendukung beberapa industri tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

ditarik beberapa pokok permasalahan penelitian; bagaimana Effective Tax Rate

perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010 berdasarkan sektor industrinya dan

komponen yang dapat mempengaruhi perbedaan antara pajak dan akuntansi (Book-Tax

Difference).

2. Tinjauan Teoritis

Book-Tax Difference merupakan kelebihan laba pada Laporan Keuangan

terhadap Penghasilan Kena Pajak atau sebaliknya, mewakili suatu persimpangan dua

konteks pelaporan. (Comprix et al, 2010). Hanlon dan Shevlin (2005) juga

menambahkan bahwa biasanya seluruh item yang dilaporkan di Laporan Keuangan

hanya yang sifatnya memiliki perbedaan yang sangat besar dan bervariasi untuk seluruh

perusahaan. Penelitian Mills et al (2002) bahwa perbedaan akuntansi pajak (book-tax

difference) tidak proporsional terkonsentrasi diperusahaan besar. Plesko (2002) setiap

sektor memiliki Book-Tax Difference yang berbeda, dimana sektor keuangan

merupakan sektor yang memiliki perbedaan akuntansi dan pajak yang paling besar.

Book-Tax Difference berkaitan erat dengan Effective Tax Rate. BTD mengukur dengan

mengurangi pengukuran dari pendapatan yang lain sedangkan ETR mengukur dengan

menggunakan rasio dari beberapa pengukuran pajak (beban atau yang dibayar) untuk

mengukur pendapatan. (Hanlon dan Heitzman, 2010)

Effective Tax Rate perusahaan sering digunakan oleh para pembuat kebijakan

dan kelompok kepentingan sebagai alat untuk membuat kesimpulan tentang sistem

pajak perusahaan karena mereka memberikan ringkasan statistik yang mudah atas efek

kumulatif dari pemberian berbagai insentif pajak dan perubahan tingkat pajak

penghasilan badan (Gupta dan Newberry, 1997). Heshmati et al (2010) di negara

Swedia untuk hubungan antara ETR dengan distribusi ukuran di perusahaan bahwa

terdapat hubungan negatif antara ETR dengan ukuran perusahaan. Derashid dan Zhang

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 3: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

(2003) menemukan bahwa perusahaan manufaktur dan perhotelan membayar pajaknya

kurang efektif dari pada perusahaan lainnya. Pemerintah Malaysia mengambil

kebijakan pemberian insentif investasi untuk melindungi sektor manufaktur.

3. Metode Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini

lebih menekankan pada penelitian yang menggunakan analisis statistik seperti

frekuensi, rata-rata hitung (mean) maksimum, minimum dan grafik yang memberikan

informasi deskriptif dari sekelompok data.

3.2 Jenis Penelitian

3.2.1 Tujuan Penelitian

Penelitian menggunakan studi deskriptif untuk mempelajari dan menjelaskan

karakteristik suatu kelompok industri tertentu dan seluruh kelompok industri sehingga

mengetahui karakteristik ETR setiap industri dan BTD yang dilihat dari beda temporer

dan permanen, serta menganalisis faktor komponen penyebab BTD.

3.2.2 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian adalah kelompok (groups). Hal

tersebut dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan variabilitas antar kelompok

industri yang dilihat dari ETR dan Books-Tax Difference dengan menggunakan

sembilan klasifikasi sektor industri yang dibuat oleh BEI.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan ETR dan BTD

perusahaan di seluruh sektor industri yang terdaftar di BEI. Obyek penelitian ini adalah

seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian

tiga tahun mulai dari tahun 2009-2011 untuk ETR dan satu tahun untuk BTD pada

tahun 2011. Teknik pengumpulannya dilakukan dengan beberapa langkah yaitu sebagai

berikut:

1. Studi Empiris

Studi empiris dilakukan dengan melalui pengumpulan daftar-daftar

perusahaan dan data keuangan pada Laporan Keuangan perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai sektor industrinya melalui website

www.idx.co.id.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 4: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

2. Riset Kepustakaan

Data yang dikumpulkan dengan riset kepustakaan yaitu data yang

dikumpulkan melalui jurnal, bahan kuliah, buku dan sumber ilmiah lainnya

dengan melakukan pengkajian yang sifatnya teoritis berdasarkan konsep

yang relevan dengan penelitian.

3.2.4 Tahapan Penelitian

Tahap awal dengan penelitian dilakukan dengan membaca literature terkait,

kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data. Data tersebut lalu diolah menurut

sektor industrinya dan menganalisis ETR dan BTD mulai dari analisis total dan setiap

sektor industri berdasarkan pengukuran sebagai berikut ini:

Effective Tax Rate

Tiga jenis proksi yang umum digunakan perusahaan untuk mengetahui nilai

ETR perusahaan menurut Hanlon dan Heitzman (2010).

I. GAAP ETR

GAAP ETR merupakan rate yang mempengaruhi laba akuntansi, strategi pajak

yang tidak dapat menangguhkan pajak, tidak dapat mengubah GAAP ETR. (Hanlon dan

Heitzman, 2010)

II. Cash ETR

Cash ETR merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar sejumlah

kecil nilai cash taxes per dollar dari pre tax income menurut Dyreng et al (2008).

III. Current ETR

Current ETR mengukur total beban pajak dikurangi pajak tangguhan (Ayers et

al, 2009). Pengukuran ini berguna untuk melihat nilai ETR perusahaan atas beban pajak

saat ini.

Book-Tax Difference

GAAP ETR = Worldwide total income Tax Expense

Worldwide total Pre-tax Accounting Income

Current ETR = World wide current income tax espense

World wide total pre-tax accounting income

Cash ETR = World wide cash taxes paid

World wide total pre-tax accounting income

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 5: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

Penelitian ini menggunakan komponen perbedaan temporer dan permanen

perusahaan dari data yang diambil berdasarkan rekonsiliasi fiskal pajak kini.

Tabel 3.1 Distribusi Sampel ETR Berdasarkan Sektor Industri di BEI

Sektor Sampel

Awal

Data Tidak

Lengkap

ETR

Negatif

ETR lebih

dari 1

Sampel

Akhir

1 Pertanian (agriculture) 13 0 (6) (2) 5

2 Pertambangan (mining) 25 0 (13) (2) 10

3 Industri dasar dan sektor kimia

(basic industry and chemicals) 55 0 (30) (3) 22

4 Aneka industri (miscellaneous

industry) 41 (1) (24) (3) 13

5 Industri barang konsumsi

(consumer goods industry) 30 (1) (12) (3) 14

6 Properti dan real estate (property,

real estate and building

construction) 46 0 (15) (3) 28

7 Infrastruktur, utilitas dan

transportasi (infrastructure,

utilities and transportation) 29 0 (20) (2) 7

8 Keuangan (finance) 65 (4) (37) 0 24

9 Perdagangan, jasa dan investasi

(trade, services and investment) 82 0 (51) (5) 26

Sampel Keseluruhan 386 (6) (208) (23) 149

Sampel Keseluruhan Selama Periode

Penelitian 1158 (18) (624) (69) 447

Tabel 3.2 Distribusi Sampel BTD Berdasarkan Sektor Industri di BEI

Sektor

Sampel

Awal

Data Tidak

Lengkap

Tax Loss/ PKP

Rugi

Sampel

Akhir

1 Pertanian (agriculture) 14 (1) (10) 3

2 Pertambangan (mining) 25 0 (13) 12

3 Industri dasar dan sektor kimia (basic

industry and chemicals) 55 (2) (17) 36

4 Aneka industri (miscellaneous industry) 41 (1) (6) 34

5 Industri barang konsumsi (consumer

goods industry) 30 0 (5) 25

6 Properti dan real estate (property, real

estate and building construction) 46 (6) (27) 13

7

Infrastruktur, utilitas dan transportasi

(infrastructure, utilities and

transportation) 29 (4) (17) 8

8 Keuangan (finance) 65 (4) (16) 45

9 Perdagangan, jasa dan investasi (trade,

services and investment) 82 (3) (32) 47

Total 387 (21) (143) 223

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisis Total

4.1.1 Effective Tax Rate

ETR rata-rata perusahaan (mean) telah melebihi Statutory Tax Rate, yaitu diatas

25% untuk GAAP ETR sebesar 26,29% dan Cash ETR 28,83%. Cash ETR memiliki

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 6: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

nilai rata-rata yang paling besar daripada pengukuran GAAP dan Current ETR. Namun,

untuk Current ETR memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan Statutory Tax Rate

sebesar 24,05%. Hal tersebut dikarenakan besarnya nilai koreksi fiskal negatif dan

positif perusahaan yang berakibat Laba Kena Pajak, pajak kini dan ETR perusahaan

menjadi yang lebih kecil daripada Statutory Tax Rate.

Perusahaan membayar pajak yang rendah sehingga nilai ETR juga rendah

dikarenakan beberapa hal yaitu:

1. Percepatan penyusutan dan amortisasi. (Mc Intyre dan Nguyen 2000)

2. Item yang ada di Laporan Tahunan sedikit atau tidak ada rincian yang lebih

mendalam atas Pajak yang terutang. (Mc Intyre dan Nguyen).

3. Rekonsiliasi pajak (Spooner, 1986; Mc Intyre dan Nguyen, 2000)

Rekonsiliasi pajak dapat menjelaskan perbedaaan ETR karena perusahaan

harus melakukan rekonsiliasi ETR dangan menggunakan Statutory Tax Rate

yang diungkapkan di Catatan Atas Laporan Keuangan dengan membagi ke

dalam perbedaan temporer dan permanen.

4. Keadaan ekonomi yang lemah dan insentif pajak. (Mc Intyre dan Nguyen,

2000; Derashid dan Zhang, 2003)

Pemerintah memberikan insentif pajak untuk mendukung sektor-sektor

tertentu yang dianggap dapat meningkatkan investasi di negara yang

bersangkutan (Derashid dan Zhang, 2003; Heshmati et al, 2010).

Nilai ETR perusahaan setiap industrinya sangatlah berbeda-beda. Nilai ETR

setiap industri memiliki rata-rata range terendah dimulai 19,7% sampai yang paling

tinggi 32,68%, dimana semakin menambah tahun maka range industri akan semakin

besar. Nilai rata-rata ETR tertinggi pada GAAP ETR berada di sektor 2 sebesar

30,79%, Cash ETR berada pada sektor 3 sebesar 32,68% dan Current ETR di sektor 2

sebesar 29,27.

Sedangkan nilai rata-rata yang hampir seluruh sektornya melebihi Statutory Tax

Rate 25% adalah pengukuran GAAP ETR, dimana hanya dua sektor yang masih

dibawah 25%, yaitu sektor 1 dan 8. Cash ETR memiliki nilai rata-rata tertinggi dari

seluruh jenis ETR sebesar 32.68% pada sektor tiga. Current ETR memiliki nilai rata-

rata ETR yang paling rendah daripada seluruh pengukuran ETR. Nilai Current ETR

terendah terletak pada sektor 7 sebesar 19,70%. Sektor yang memiliki nilai ETR

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 7: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

terendah berada pada sektor 8 atau sektor keuangan yaitu rata-rata ETR dengan seluruh

pengukuran hanya sebesar 23,21%.

Setiap sektor memiliki perbedaan ETR yang disebabkan hal-hal berikut ini:

1. Perbedaan regulasi perpajakan.

Pemerintah mengupayakan pada setiap sektor agar tercipta prinsip pajak yang

berkeadilan disetiap sektor industri.

2. Perbedaan insentif pajak.

Insentif pajak yang diberikan pada setiap industri berbeda-beda contohnya

seperti tax reduction berdasarkan PP No. 81 tahun 2007, tax allowances sesuai

PP No. 62 tahun 2008 dan insentif pajak lainnya.

3. Perbedaan struktur modal

Struktur modal hutang cenderung memiliki Pajak Penghasilan yang besar

dengan menimbulkan persepsi perusahaan baik dalam hal membayar beban

bunga selain juga itu beban bunga dapat dikurangkan dalam Laba Kena Pajak,

begitu juga sebaliknya.

4. Keefektifan perencanaan pajak

Semakin tinggi nilai ETR menunjukkan perusahaan kurang dalam melakukan

perencanaan pajaknya.

5. Perbedaan nilai GAAP, Cash ETR dan Current ETR

Perbedaan pengukuran tersebut mencerminkan perbedaan beban pajak penghasilan

yang terdapat dalam perusahaan.

4.1.2 Book-Tax Difference

Perbedaan Temporer

Beban amortisasi merupakan rata-rata koreksi positif yang paling besar yang

dilakukan perusahaan. Hal tersebut disebabkan laba entitas anak yang harus dikeluarkan

dari laba konsolidasi sangatlah besar sehingga nilai laba sebelum pajak perusahaan

lebih rendah daripada beban amortisasinya dan meningkatkan jumlah proporsi beban

amortisasi. Penyebab koreksi amortisasi lebih tinggi dikarenakan banyak perusahaan

memiliki aset tidak berwujud yang dapat disusutkan, yaitu seperti paten. Sedangkan,

koreksi negatif yang memiliki persentase terbesar pada penyusutan sebesar -66,06%

dari total koreksi negatif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hanlon (2005) dimana penyusutan merupakan salah satu item koreksi negatif yang

menyebabkan BTD tinggi. Beban penyusutan terjadi akibat perusahaan melakukan

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 8: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

percepatan penyusutan sehingga beban penyusutan menurut pajak lebih besar daripada

akuntansi.

Perbedaan Permanen

Nilai koreksi positif terbesar yang rata-rata dilakukan perusahaan berasal dari

non-deductible expense/non taxable income. Pada sampel 223 perusahaan, mayoritas

perusahaan tidak menjelaskan rincian koreksi negatif dari non-taxable income atau

non-deductible expense sebab perusahaan hanya menampilkan secara garis besar

koreksi-koreksi yang paling mempengaruhi rekonsiliasi fiskal. Namun, terdapat

sejumlah perusahaan yang memiliki nilai BTD yang paling besar sehingga

mempengaruhi proporsi koreksi positif BTD yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk

dengan nilai sebesar 54,73 namun perusahaan ini tidak mencantumkan secara detail

akun-akun apa saja di dalamnya. Rata-rata sektor industri yang melakukan koreksi

positif perbedaan temporer berasal dari sektor keuangan, aneka industri, perdagangan

dan jasa.

Koreksi negatif yang memiliki persentase terbesar perbedaan permanen terdapat

pada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya sebesar -38.81% dari total proporsi

koreksi negatif. Pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya selain dari pendapatan

bunga, sewa, tanah dan bangunan yang dikenakan PPh Final, yaitu laba perdagangan

portofolio, penyertaan di reksadana, hadiah undian, penghasilan dari transaksi saham

dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di BEI, penjualan saham

dari modal ventura, penghasilan dari penjualan bahan bakar minyak. Berdasarkan

sampel yang ada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya mayoritas terdapat pada

sektor perbankan, perdagangan, aneka industri, industri dasar dan kimia. Pada sektor

keuangan berada pada pendapatan yang berasal dari transaksi derivatif, investasi,

reksadana atau yang berhubungan dengan keuangan. Hal tersebut disebabkan pada

sektor tersebut menyediakan jasa keuangan atau melakukan transaksi keuangan dengan

perusahaan lainnya.

4.2 Analisis Sektor Industri

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian memiliki nilai ETR yang mengalami penurunan tajam mulai

dari tahun 2009 ke 2011. Sektor industri pertanian memiliki nilai Effective Tax Rate

yang tidak terlalu besar dikarenakan salah satunya pemerintah memiliki fasilitas pajak

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 9: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

yang besar yang bertujuan untuk mendorong perkembangan di kedua sektor tersebut.

Rekonsiliasi pajak juga merupakan pemicu penurunan nilai ETR perusahaan (Mc Intyre

dan Ngunyen, 2000), dimana pada sektor ini salah satunya dari penyusutan yang

menyebabkan koreksi negatif sehingga laba kena pajak semakin menurun. Nilai Current

ETR sektor pertanian dipengaruhi oleh adanya employee stock option, dimana hampir

seluruh perusahaan di sektor industri pertanian memiliki kebijakan untuk memberikan

saham berupa stock option pegawai.

Book-Tax Difference pada sektor ini lebih sedikit melakukan koreksi

dikarenakan perbedaan akuntansi dan pajak tidak jauh berbeda, koreksi yang dilakukan

perusahaan tidak banyak dikarenakan sektor pertanian nature usahanya tidak secara

rinci menampilkan beban dan penghasilan seperti sektor lainnya. Namun dikarenakan

sampel yang digunakan masih sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat mewakili

sampel.

Tabel 4.1 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Pertanian

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Jumlah koreksi perusahaan

sektor pertanian pada perbedaan

temporer paling banyak dilakukan

atas biaya penyusutan, dimana

sebesar 100% atau seluruh

perusahaan. Koreksi atas

penyusutan tersebut berasal dari

koreksi negatif. Penyusutan

tersebut terjadi karena perusahaan

pada sektor pertanian memiliki

aset berupa tanaman perkebunan,

bangunan dan kendaraan.

Jumlah koreksi perbedaan

permanenen yang mayoritas

perusahaan lakukan berasal dari

pendaparan bunga dikenakan PPh

Final. Hal tersebut terjadi karena

sektor pertanian melakukan

investasi pada sektor perbankan

dan diharapkan mendapatkan

penghasilan bunga.

Positif Nilai koreksi positif paling besar berasal dari

tantiem dan bonus. Koreksi ini terjadi karena

setiap perusahaan memiliki karyawan yang

wajib diberikan bonus dan serta tantiem

untuk direksi dan sebagainya.

Sektor pertanian memiliki nilai koreksi

positif paling besar dilakukan atas beban

representasi, entertainment, donasi dan

hadiah senilai 0.00067 atau 59.16% dari

total proporsi koreksi yang dilakukan

perusahaan. Sektor ini hanya terdapat tiga

komponen besar koreksi negatif dan nilai

yang paling besar dari beban atas

entertainment, representasi, donasi dan

hadiah. Penyebabnya perusahaan banyak

melakukan kegiatan terkait sumbangan

yang tidak terkait dengan kegiatan

perusahaan.

Negatif Jumlah koreksi negatif perusahaan mayoritas

berasal dari beban penyusutan dengan nilai -

0.001390. Sektor ini memiliki koreksi

negatif penyusutan tertinggi dikarenakan aset

perusahaaan berupa tanaman perkebunan,

bangunan dan kendaraan sangat digunakan

pada bidang usahanya sehingga koreksinya

paling besar terjadi.

Koreksi negatif pada sektor pertanian

terjadi pada pendapatan bunga yang

dikenakan PPh Final senilai -48% dari total

koreksi negatif. Koreksi tersebut terjadi

karena pada sektor pertanian melakukan

investasi berupa bunga deposito, SBI dan

lainnya untuk mencegah terjadinya inflasi.

2. Sektor Pertambangan

Nilai ETR industri pertambangan yang cenderung berada di atas Statutory Tax

Rate yaitu antara 27-37% terutama pada tahun 2009 dan 2010 disebabkan pada tahun

2010 terjadi beberapa hal, yaitu nilai laba komersil dan PPh perusahaan masih cukup

besar sesuai dengan penelitian Heshmati et al (2010) besarnya perusahaan tidak

mempengaruhi besarnya ETR perusahaan, perusahaan-perusahaan ini cenderung

menguntungkan perusahaan meskipun kebijakan industri tidak mendukung mereka.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 10: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

Perusahaan pertambangan memiliki ETR yang lebih besar dikarenakan sektor ini

melakukan perencanaan yang kurang efektif. Sektor ini merupakan salah satu sektor

yang memiliki resiko yang besar, proses yang lama, ketidakpastian yang tinggi dan

modal yang besar dimana perusahaan dapat mengambil untung setelah proses

penyelidikan dan eksplorasi. Tarif Pajak Penghasilan yang tinggi dalam ETR

memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang besar atas

penggunaan utang dalam struktur modalnya. Sektor pertambangan berusaha

mendapatkan pendanaan melalui lembaga internasional meski dengan bunga yang

relatif tinggi. Sektor pertambangan merupakan sektor besar namun memiliki kelemahan

dalam perencanaan pajak, sehingga koreksi perbedaan permanen paling besar terjadi

atas beban pajak dan denda. Selain itu, sektor ini memiliki berbagai investasi diluar

kegiatan usahanya sehingga beban koreksi semakin besar. Pada Tabel 4.2 terdapat

ringkasan komponen BTD sektor pertambangan.

Tabel 4.2 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor

Pertambangan

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Jumlah koreksi yang dilakukan

perusahaan berasal dari beban

penyusutan sebesar 11 koreksi.

Penyusutan terjadi karena sektor ini

banyak memiliki aset dan mesin

berat terkait usaha pertambangan

sehingga perusahaan harus

melakukan koreksi.

Lalu sektor pertambangan

memiliki jumlah koreksi perbedaan

permanen tertinggi yang dilakukan

perusahaan atas koreksi pendapatan

bunga yang dikenakan PPh Final

dan representasi, entertainment,

donasi dan hadiah. Hal tersebut

terjadi dikarenakan sektor

pertambangan diwajibkan untuk

melakukan kegiatan CSR salah

satunya berupa sumbangan,

sehingga nilai atas koreksi

sumbangan cukup besar.

Positif Nilai koreksi positif disektor

pertambangan paling dipengaruhi oleh

beban imbalan kerja sebesar 0,00786.

Imbalan kerja paling tinggi dikarenakan

pada sektor ini perusahaan melakukan

banyak penyisihan atas beban imbalan

kerja berupa imbalana kerja jangka

pendek, jangka panjang dan pesangon.

Nilai koreksi positif paling besar

dilakukan atas beban representasi,

entertainment, donasi dan hadiah senilai

0.00067 atau 59.16% dari total proporsi

koreksi yang dilakukan perusahaan.

Sektor ini hanya memiliki tiga

komponen besar koreksi negatif dan nilai

yang paling besar dari beban atas

entertainment, representasi, donasi dan

hadiah. Pada sektor ini perusahaan dapat

diketahui bahwa perusahaan banyak

melakukan kegiatan terkait sumbangan

yang tidak terkait dengan kegiatan

perusahaan.

Negatif Penelitian ini pada koreksi negatif

perusahaan memiliki nilai beban

penyusutan yang besar, yaitu -0.00766.

Penyusutan merupakan salah satu faktor

penentu BTD dalam sektor pertambangan

dikarenakan pada sektor pertambangan,

sektor ini mempercepat nilai depresiasi

sehingga nilai beban penyusutan menurut

pajak menjadi lebih besar.

Komponen nilai koreksi negatif yang

terbesar terjadi pada koreksi positif

pendapatan dikenakan PPh final lainnya

sebesar -0.01087. Sektor pertambangan

melakukan invetasi yang cukup tinggi

selain dari kegiatan usahanya seperti

pendapatan dari dividen, bunga, royalty

dan sebagainya.

3. Sektor Industri Dasar dan Kimia

Pergerakan ETR menunjukkan terjadi sedikit penurunan pada Current dan

GAAP ETR dari tahun 2009 ke 2011 sehingga berada di bawah Statutory Tax Rate.

Sedangkan untuk Cash ETR pergerakan ETR berada diatas Statutory Tax rate pada

tahun 2009-2011. Nilai Cash ETR merupakan nilai tertinggi dengan rata-rata mencapai

30% pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2010. Salah satu

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 11: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

penyebab turunnya adalah dikarenakan pemerintah telah menerapkan pemberian

pengurangan/pembebasan PPh Badan pada tahun 2011. Sektor industri dasar dan kimia

salah satu industri yang diberikan insentif pajak oleh pemerintah untuk melindungi

industri yang dianggap pionir yang berlaku Agustus 2011 berdasarkan PMK No. 130

tahun 2011. Rekonsiliasi pajak juga dapat mengurangi besarnya PKP perusahaan,

dimana untuk sektor industri dan kimia pada tahun 2011 penghasilan kena pajak seperti

laba bersih perusahaan asosiasi dan interest income. Penyebab terjadi perbedaan pada

sektor industri dasar dan kimia dikarenakan beberapa hal yaitu nilai Cash ETR

meningkat akibat meningkatnya pajak tangguhan perusahaan. Selain itu Cash ETR

tidak terpengaruh terhadap besarnya penyisihan valuasi atau tax cushion (Dyreng et al,

2008), akibatnya nilai Cash ETR pada sektor ini juga lebih besar. Sedangkan nilai

GAAP ETR dan Current ETR lebih rendah karena nilai GAAP turun dipengaruhi oleh

besarnya besarnya pengurang pajak seperti penyisihan penurunan piutang, aset dan

sebagainya. Sektor ini memiliki perencanaan pajak yang efektif, dapat dilihat dari nilai

ETR yang semakin menurun pada tahun 2009 dan 2011.

Tabel 4.3 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Industri

Dasar dan Kimia

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Sektor industri dasar dan kimia

melakukan jumlah koreksi

perbedaan temporer terhadap

beban penyusutan yaitu sebesar

35 perusahaan. Sektor industri

dasar dan kimia memiliki aset

yang banyak dan memiliki nilai

yang besar seperti sektor

pertambangan sehingga total

koreksi paling banyak dilakukan

atas beban penyusutan.

Jumlah koreksi tertinggi

perbedaan permanen terletak

pada pendapatan bunga yang

dikenakan PPh Final sebesar 26

koreksi. Hal tersebut

menunjukkan pada sektor

industri dasar dan kimia banyak

melakukan investasi berupa

deposito, SBI dan lainnya.

Positif Komponen nilai koreksi positif terbesar

terletak pada beban penyusutan dengan nilai

0.07547 atau proporsi 173.82% dari 215%.

Penyusutan pada sektor ini disebabkan

terjadi perbedaan antara akuntansi dan

pajak.

Koreksi positif komponen yang paling

mempengaruhi besarnya BTD perusahaan

terdapat pada beban atas non-deductible

expense dan non-taxable income senilai

0.00342 atau -11.67% dari total proporsi

koreksi perbedaan permanen. Koreksi positif

pada sektor ini terjadi karena pada sektor ini

memiliki beban dan penghasilan yang dapat

dikurangkan atau bukan penghasilan sesuai

pasal 9 ayat 1 dan pasal 4 ayat 3 UU PPh.

Negatif Komponen nilai koreksi negatif tertinggi

terdapat pada koreksi penyisihan lainnya.

Penyisihan lainnya disini yaitu penyisihan

atas biaya restorasi. Pada sektor industri

kimia dan dasar memiliki kewajiban untuk

melakukan restorasi usahanya, terutama

pada subsektor yang memberikan imbas

kelingkungan seperti industri semen dan

kertas/pulp. Hal menyebabkan perbedaan

disebabkan pada sektor ini perusahaan sama

dengan sektor pertambangan memiliki

kewajiban untuk melakukan beban atas

restorasi terhadap lingkungan.

Koreksi negatif juga koreksi atas non-

deductible expense dan non-taxable income

merupakan komponen yang terbesar yang

mempengaruhi BTD. Koreksi tersebut

memiliki nilai yang paling tinggi yaitu -

0.01964. Berdasarkan sampel yang ada, dapat

diketahui bahwa perusahaan yang melakukan

koreksi atas non-deductible expense dan non-

taxable income berasal dari PT Surabaya

Agung Industri Pulp & Kertas Tbk dan PT

Berlina Tbk.

Sektor industri dasar dan kimia melakukan koreksi paling banyak terhadap

beban penyusutan dan imbalan kerja. Penyebab perbedaan BTD pada sektor industri

dasar dan kimia disebabkan karena pada sektor industri dasar dan kimia memiliki aset

yang banyak sehingga melakukan beban penyusutan yang besar dikarenakan sektor ini

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 12: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

merupakan sektor yang memerlukan keahlian yang tinggi dan modal yang besar

sehingga jumlah pegawai perusahaan juga banyak dan memerlukan penyisihan imbalan

kerja untuk pegawainya. Pada Tabel 4.3 terdapat ringkasan komponen BTD sektor

pertambangan.

4. Sektor Aneka Industri

Pergerakan ETR mengalami kenaikan pada tahun 2010 namun pergerakan

cukup variarif berdasarkan pengukuran ETR. Pada awalnya tahun 2009 Cash dan

Current ETR berada dibawah Statutory Tax Rate dengan nilai lebih dari 19% kemudian

mulai tahun 2010 terjadi kenaikan dan tahun 2011 nilai Cash ETR semakin naik namun

untuk Current ETR mengalami penurunan kembali. Sedangkan pada GAAP ETR,

awalnya pada tahun 2009 berada diatas Statutory Tax Rate namun mulai tahun 2010

mengalami penurunan dan naik kembali pada tahun 2011.

Tabel 4.4 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Aneka

Industri

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Sektor aneka industri

melakukan koreksi

perbedaan temporer atas

biaya penyusutan yaitu

sebesar 30 total koreksi

perusahaan. Beban

penyusutan banyak terjadi

dikarenakan terjadi

perbedaan antara

akuntansi dan pajak selain

itu terdapat percepatan

beban penyusutan

sehingga koreksi atas

penyusutan lebih banyak

negatif. Sektor aneka industri paling

banyak melakukan jumlah

koreksi perbedaan permanen

atas pendapatan bunga yang

dikenakan PPh Final sebesar

24 koreksi. Koreksi tersebut

menjelaskan bahwa sektor

aneka industri banyak

melakukan investasi di sektor

perbankan atas deposito, SBI

dan lainnya.

Positif Namun, komponen nilai yang paling

mempengaruhi BTD berasal dari koreksi

atas beban amortisasi yaitu senilai

0.14034 dari proporsi koreksi 95.91%.

Beban amortisasi tersebut tersebar pada

perusahaan-perusahaan garmen, otomotif

dan kabel. Penyebabnya dikarenakan

pada sektor ini memiliki banyak aset

tidak berwujud sehingga nilai beban

amortisasi besar.

Koreksi perbedaan positif pada

perbedaan permanen ini terpusat pada

satu perusahaan dengan nilai koreksi

sebesar 54.73 atau proporsi 49.53% dari

total proporsi koreksi perusahaan yaitu

PT Sunson Textile Manufacture Tbk.

Pada PT Sunson Textile Manufacture

Tbk melakukan koreksi tersebut atas

koreksi beban yang tidak dapat menjadi

pengurang penghasilan.

Negatif Komponen koreksi negatif pada BTD di

sektor aneka industri juga dipengaruhi

oleh beban penyusutan. Penyebab

terjadinya beban penyusutan dikarenakan

sektor ini ingin mempercepat pengakuan

beban penyusutan sehingga koreksi yang

dilakukan negatif dan mengurangi Laba

Kena Pajak.

Pada koreksi negatif beban penyusutan

terdapat perusahaan yang memiliki

proporsi nilai paling besar yaitu PT Ever

Shine Textile Industri Tbk memiliki laba

sebelum pajak yang rendah sehingga

nilai beban penyusutan menjadi lebih

tinggi dibandingkan perusahaan lain.

Komponen nilai koreksi negatif

perusahaan pada perbedaan permanen

sektor aneka industri paling besar berasal

dari non-deductible dan non-taxable

income, dimana non-deductible dan non-

taxable income memiliki nilai -0.01192

atau -2.33% dari total koreksi negatif

perbedaan permanen. Perusahaan yang

menyumbangkan nilai koreksi akun ini

yang tinggi berasal dari PT Astra

Otoparts Tbk. PT Astra Otoparts Tbk

memiliki penghasilan yang bukan obyek

pajak (Rp515.245,000.000) dan beban

yang tidak dapat dijadikan pengurang

sebesar Rp14.476.000.000, akibatnya

nilai koreksi penyusutan menjadi lebih

besar.

Nilai ETR pada sektor ini rendah dikarenakan sektor ini memiliki perencanaan

pajak yang efektif. Sektor aneka industri membayar pajak penghasilan yang rendah

seperti terlihat pada nilai Current ETR yang rata-rata tidak melebihi Statutory Tax Rate.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 13: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

Perusahaan pada sektor aneka industri sangat memanfaatkan insentif pajak yang

diberikan oleh pemerintah. Selain itu terdapat dominasi beberapa perusahaan yang

memiliki nilai ETR yang tinggi menyebabkan terjadi fluktuasi nilai ETR yang rendah

dan tinggi. Sektor ini mendapatkan pendanaan lebih berasal dari hutang dan dari hutang

tersebut akan dikenakan beban bunga yang dapat mengurangi nilai Laba Kena Pajak

perusahaan sehingga ETR lebih rendah.

Komponen BTD koreksi positif yang paling mempengaruhi pada sektor ini

berasal dari koreksi atas non-deductible expense dan non-taxable income. Penyebabnya

dikarenakan sektor ini memiliki nilai koreksi atas akun tersebut yang nilainya besar

namun tidak merinci terdiri dari akun apa saja. Selain itu pada koreksi negatif paling

banyak dilakukan atas koreksi non-deductible expense dan non-taxable income. Koreksi

tersebut banyak dilakukan pada beban yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak.

Pada Tabel 4.4 terdapat ringkasan komponen BTD sektor aneka industri.

5. Sektor Industri Barang Konsumsi

Pergerakan ETR terjadi penurunan dari tahun 2009 ke 2010 lalu mengalami

kenaikan kembali yang signifikan pada tahun 2011. Secara rata-rata dapat dilihat bahwa

hampir seluruh pengukuran ETR pada tahun 2010-2011 telah berada di atas Statutory

Tax Rate kecuali pada tahun 2009 berada dibawah Statutory Tax Rate. Pada sektor ini

perencanaan pajak kurang efektif pada tahun 2011 dan efektif pada tahun 2010.

Perbedaan tersebut disebabkan pada tahun 2010 sektor barang konsumsi memanfaatkan

insentif pajak berupa DTP (Ditanggung Pemerintah) kepada sektor konsumsi dan laba

sebelum pajak perusahaan lebih rendah daripada tahun 2011. Komponen Book-Tax

Difference pada koreksi positif terbesar dilakukan atas beban penyusutan dan koreksi

lain-lain. Hal tersebut disebabkan nature usaha sektor ini memiliki perangkat mesin

yang digunakan untuk memproduksi barang sehingga beban penyusutan besar.

Pada koreksi negatif yang paling besar terjadi atas koreksi lain-lain dimana tidak

dijelaskan secara rinci berasal dari beban apa saja. Koreksi positif terbesar paling besar

dilakukan atas beban penyusutan dan imbalan kerja. Hal tersebut disebabkan nature

usaha sektor ini memiliki perangkat mesin yang digunakan untun memproduksi barang

sehingga beban penyusutan besar. Sedangkan imbalan kerja terjadi akibat perbedaan

pengakuan imbalan kerja menurut akuntansi pada PSAK No. 24 dan pajak sehingga

timbul koreksi positif. Pada koreksi negatif yang paling besar terjadi atas koreksi lain-

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 14: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

lain dimana tidak dijelaskan secara rinci berasal dari beban apa saja. Pada Tabel 4.5

terdapat ringkasan komponen BTD sektor industry barang konsumsi.

Tabel 4.5 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Industri

Barang Konsumsi

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Koreksi mayoritas terjadi

pada koreksi positif

penyusutan berjumlah 23

koreksi dimana

penyebabnya pada sektor ini

bergerak dibidang

manufaktur sehingga

memiliki aset berupa mesin

dan bangunan untuk pabrik

dimana akibat percepatan

depresiasi sehingga koreksi

negatif.

Pada sektor ini memiliki

jumlah koreksi positif paling

banyak pada representasi,

entertainment, donasi dan

hadiah sebanyak 15 koreksi.

Penyebabnya dikarenakan

sektor ini memiliki beban

atas donasi sebagai

kewajiban CSR perusahaan

yang nilainya besar dan

tidak berhubungan dengan

kegiatan usahanya dan tidak

dibuktikan dengan bukti

yang kuat.

Positif Komponen BTD pada perbedaan temporer untuk

koreksi positif terdapat pada imbalan kerja dengan

nilai sebesar 0.01268 dengan proporsi 77.84%.

Penyebab sektor industri barang konsumsi

melakukan koreksi tersebut dikarenakan sektor ini

merupakan sektor kebutuhan primer sehingga

memiliki jumlah pegawai lebih dari 1000 orang

terutama dipabrik yang membutuhkan tenaga kerja

yang banyak. Akibatnya perusahaan melakukan

pencadangan biaya imbalan kerja yang besar juga

sebab imbalan kerja merupakan kewajiban yang

diberikan pemberi kerja terhadap karyawan.

Untuk koreksi positif perusahaan memiliki

nilai koreksi tertinggi pada representasi,

entertainment, donasi dan hadiah sebesar

0.00537 dengan proporsi 251.90%..

Koreksi positif ini terdapat perusahaan

yang memiliki nilai koreksi yang paling

tinggi yaitu berasal dari PT Indofood

Sukses Makmur. PT Indofood Sukses

Makmur Tbk merupakan salah satu

perusahaan bluechips dan memiliki aset

yang banyak akan tetapi dalam Catatan

Atas Laporan Keuangan tidak

menampilkan rincian koreksi tersebut

terdiri dari apa saja.

Negatif Komponen atas nilai koreksi negatif yang

mempengaruhi terdapat pada beban atas

penyusutan sebesar -0.00426 dengan proporsi -

26.16%. Komponen memiliki rata nilai koreksi

positif sebesar -0.06789 dari 14 sampel yang

melakukan koreksi negatif. Penyebab koreksi atas

beban penyusutan yang banyak terjadi dikarenakan

terdapat kegiatan perencanaan pajak dengan

melakukan percepatan depresiasi supaya laba

akuntansi pajak terlihat besar.

Koreksi negatif terbesar dari beban lain-

lain dengan proporsi -236%. Koreksi

tersebut terjadi pada beban listrik, utilitas

dan beban lainnya. Namun dalam laporan

keuangan tidak dijelaskan beban tersebut

terdiri akun saja.

6. Sektor Property dan Real Estate

Awalnya pada tahun 2009 rata-rata pengukuran ETR berada di atas Statutory

Tax Rate kecuali Current ETR, kemudian pada tahun 2010 ETR mengalami penurunan

dan naik kembali di tahun 2011 namun tidak sebesar pada tahun 2009. Pergerakan ETR

diatas hampir mirip dengan sektor Industri Barang Konsumsi namun yang membedakan

pada tahun 2011 besarnya kenaikan tidak sebesar pada tahun 2009. GAAP ETR

dibawah Statutory Tax Rate dikarenakan pada sektor ini nilai rekonsiliasi fiskal

dipengaruhi oleh pendapatan yang dikenakan final yang berasal dari jasa konstruksi dan

pendapatan bunga. Sedangkan nilai Current ETR rendah dipengaruhi oleh pajak kini

perusahaan yang rendah akibat perusahaan telah melaksanakan perencanaan pajak yang

efektif. Perusahaan yang efektif menjalankan perencanaan pajaknya terlihat dari

rendahnya nilai ETR perusahaan. Nilai ETR rendah akibat besarnya pajak penghasilan

final saat rekonsiliasi fiskal. Sektor ini merupakan sektor bidang jasa dengan

bergantung pada jasa konstruksi yang diberikan, sehingga apabila dalam suatu proyek

mengalami kerugian dapat mengganggu cash flow perusahaaan.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 15: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

Komponen BTD memiliki nilai koreksi positif pada sektor real estate dan

property tertinggi pada koreksi pendapatan dikenakan PPh Final dengan nilai 0.01444

atau proporsi -67.45% dari total koreksi perbedaan temporer perusahaan. Pendapatan

dikenakan PPh Final terdiri dari pendapatan dividen, hadiah serta penghasilan lainnya.

Artinya sektor property dan real estate selain melakukan penjualan sesuai usahanya

juga melakukan investasi lain yang dikenakan PPh Final sehingga nilai Laba Akuntansi

besar. Pada table 4.6 terdapat ringkasan BTD sektor property dan real estate.

Tabel 4.6 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Property dan

Real Estate

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Sektor property dan real estate

memiliki koreksi yang biasa

dilakukan perusahaan pada beban

atas penyusutan dengan jumlah

koreksi 4 perusahaan. Hal tersebut

disebabkan sektor ini melakukan

suatu jasa penjualan dan penyewaan

aset berupa kendaraan, real estate,

apartemen dan bangunan, sehingga

koreksi perbedaan temporer

mayoritas terletak pada beban

penyusutan.

Sektor aneka industri paling banyak

melakukan jumlah koreksi

perbedaan permanen atas pendapatan

bunga yang dikenakan PPh Final

sebesar 24 koreksi. Koreksi tersebut

menjelaskan bahwa sektor aneka

industri banyak melakukan investasi

di sektor perbankan atas deposito,

SBI dan lainnya.

Positif Komponen koreksi positif yang terbesar terdapat

koreksi atas beban penyusutan senilai 0,00013

dengan proporsi 1%. Koreksi tersebut terjadi

disebabkan pada sektor satu perusahaan yang

melakukan koreksi positif yaitu PT Bakrieland

Development Tbk. PT Bakrieland Development

Tbk merupakan perusahaan besar sehingga

memiliki beban penyusutan yang besar.

Lalu nilai koreksi positif pada sektor real

estate dan property tertinggi pada koreksi

pendapatan dikenakan PPh Final dengan

nilai 0.01444 atau proporsi -67.45% dari

total koreksi perbedaan temporer

perusahaan. Pendapatan dikenakan PPh

Final terdiri dari pendapatan dividen, hadiah

serta penghasilan lainnya. Artinya sektor

property dan real estate selain melakukan

penjualan sesuai usahanya juga melakukan

investasi lain yang dikenakan PPh Final

sehingga nilai Laba Akuntansi besar.

Negatif Untuk koreksi negatif nilai paling besar

dilakukan terhadap beban penyusutan senilai

0,00719 atau proporsi 54,15% dari total

koreksi.. Koreksi atas beban penyusutan negatif

dikarenakan penyusutan menurut pajak lebih

besar daripada akuntansi akibat perbedaaan

metode dan umur manfaat. Selain itu, juga

dikarenakan terjadi percepatan penyusutan agar

laba perusahaan menjadi lebih besar.

komponen koreksi negatif perbedaan

permanen disektor real estate dan property

tertinggi juga terdapat pada pendapatan yang

dikenakan PPh Final lainnya dengan nilai -

0.02740 atau 127.97%. Pada sektor ini rata-

rata nilai koreksi negatif perusahaan antara

0,7 sampai 1. Hal tersebut berarti besarnya

pendapatan yang dikenakan PPh hampir

seragam.

7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi memiliki pergerakan ETR yang

menurun setiap tahunnya terutama pada Current ETR dan Cash ETR serta berada

dibawah Statutory Tax Rate pada tahun 2009 dan 2010 dimana artinya sektor ini

memiliki penghematan pajak yang cukup besar. Sektor ini memiliki nilai ETR yang

terendah kedua dibandingkan seluruh sektor, yaitu mencapai 16-27% pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 sektor ini memiliki penurunan perlambatan ekonomi selain itu sektor

ini merupakan sektor yang pengembalian investasi lebih lama. Sektor ini memiliki

perencanaan pajak yang efektif terlihat bahwa nilai ETR kedua terendah daripada

seluruh sektor industri. Hal tersebut disebabkan sektor ini memiliki resiko yang tinggi

seperti sektor pertambangan sehingga membutuhkan efektivitas perpajakan dan

mencegah kerugian saat pembebanan biaya. Sektor ini sangat memanfaatkan insentif

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 16: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

pajak yang diberikan oleh pemerintah terutama dalam hal penurunan tarif pajak.

Berdasarkan Laporan keuangan dapat diketahui bahwa sektor infrastruktur mayoritas

perusahaannya dimiliki oleh publik, sehingga mendapatkan pengurangan PPh sebesar

5%.

Komponen BTD pada sektor infrastruktur memiliki koreksi positif imbalan

kerja dan negatif atas beban penyusutan untuk perbedaan temporer dan permanen atas

pendapatan yang dikenakan PPh Final koreksi positif dan negatif atas non-deductible

expense/non-taxable income. Beban penyusutan terkait aset yang dimiliki perusaahan

dan non-deductible expense/non-taxable income atas beban yang tidak dapat

dikurangkan dan penghasilan yang tidak dapat dijadikan penghasilan. Hal tersebut

disebabkan karena sektor ini memiliki pegawai yang diwajibkan memberikan imbalan

kerja. Pada Tabel 4.7 terdapat ringkasan komponen BTD sektor infrastruktur,utilitas

dan transportasi.

Tabel 4.7 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi paling banyak melakukan

koreksi positif atas imbalan kerja

berjumlah 5 koreksi. Penyebabnya

dikarenakan karyawan memiliki hak

untuk mendapatkan imbalan kerja dari

perusahaan sehingga perusahaan

menghitung imbalan kerja menurut

akuntansi pada PSAK No. 24 dan

menurut pajak tidak dapat dibebankan

sebelum dibayar seluruhnya (cash basis).

Pada sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi jumlah koreksi positif pada

perbedaan temporer yang paling banyak

dilakukan oleh perusahaan berasal dari

koreksi fiskal atas pendapatan dikenakan

PPh Final lainnya sebesar 6 koreksi.

Koreksi tersebut dikarenakan sektor

infrastruktur mendapatkan penghasilan

lain yang dikenakan PPh Final seperti

dari dividen, hadiah dan lain-lain.

Positif Komponen nilai koreksi positif pada

sektor infrastruktur terdapat pada imbalan

kerja senilai 0.0015651 dengan proporsi

koreksi 37.10%. Sektor ini dominasi oleh

perusahaan telekomunikasi, yaitu tiga dari

total lima perusahaan yang melakukan

koreksi atas imbalan kerja. Imbalan kerja

terjadi atas biaya untuk kepentingan

kesejahteraan karyawan sehingga setiap

perusahaan memiliki nilai imbalan kerja

yang tergantung pada jumlah karyawan,

tingkatan struktur pegawai, gaji dan

sebagainya.

Komponen nilai koreksi positif

tertinggi pada pendapatan sewa

dikenakan PPh Final dengan nilai

0.010013 dan proporsi -481.81%.

Koreksi tersebut dilakukan oleh satu

perusahaan transportasi yaitu PT Trada

Maritime Tbk dengan nilai 2.23.

Penyebabnya dikarenakan PT Trada

Maritime Tbk memiliki jasa sewa tanah

dan bangunan selain dari usahanya.

Negatif Koreksi negatif perbedaan temporer pada

sector utilitas, koreksi beban penyusutan

senilai -47, 89%. Penyusutan terjadi atas

aset peralatan transmisi, jaringan, satelit,

mesin, bangunan dan lainnya dimana

peralatan terkait jaringan telekomunikasi

memiliki nilai aset yang besar sehingga

nilai koreksiny besar.

Koreksi negatif terdapat pada koreksi

atas non-deductible expense/non-

taxable income senilai -0.00713 dengan

proporsi 343.08% dari total koreksi. 6.

Penyebab terjadi perbedaan

dikarenakan tidak semua perusahaan

mencantumkan secara detail nilai

koreksinya sehingga menimbulkan

kekhawatiran tidak dapat mewakili

sampel.

8. Sektor Keuangan

Pada tahun 2009 seluruh rata-rata beberapa pengukuran ETR ada diatas

Statutory Tax Rate namun mulai tahun 2010 terjadi penurunan dan pada tahun 2011

juga tetap menurun kecuali GAAP ETR yang mengalami kenaikan. Selain itu, rata-rata

nilai ETR selalu berada di bawah Statutory Tax Rate. Hal tersebut menunjukkan Sektor

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 17: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

keuangan pada tahun 2010 dan 2011 melakukan penghematan pajak yang cukup besar

dan merupakan sektor dengan nilai ETR terendah dari seluruh sektor. Nilai ETR sektor

keuangan menurun di tahun 2010 dan semakin menurun di tahun 2011. Sektor

keuangan merupakan sektor yang menyediakan jasa dibidang pendanaan keuangan

sehingga memiliki beban penyisihan dan penurunan nilai yang sangat besar. Nilai

GAAP ETR tidak dapat terpengaruh oleh nilai penyisihan atas penurunan nilai tersebut

sehingga memiliki nilai yang rendah. Sektor keuangan memiliki perencanaan pajak

yang efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ETR yang rendah. Sektor ini

mendapatkan insentif dari pajak juga terdapat regulasi yang berbeda daripada sektor

lain sehingga nilai ETR paling rendah.

BTD pada sektor keuangan melakukan koreksi paling banyak pada beban non-

deductible expense dan non-taxable income dikarenakan sektor keuangan melakukan

koreksi terhadap beban dan pendapatan yang memiliki nilai yang besar saja. Selain itu

tredapat koreksi fiskal yang sangat jarang ditemukan disektor lain yaitu koreksi atas

kerugian belum direalisasi atas nilai wajar efek dan obligasi. Hal tersebut dikarenakan

sektor ini merupakan sektor penyedia jasa keuangan sehingga terdapat koreksi atas

transaksi tersebut. Pada Tabel 4.8 terdapat ringkasan komponen BTD sektor keuangan.

Tabel 4.8 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Keuangan

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Sektor keuangan

mayoritas melakukan

koreksi perbedaan

temporer terjadi pada

imbalan kerja yaitu

sebanyak 36 koreksi

perusahaan.

Sektor keuangan paling

banyak melakukan

koreksi atas perbedaan

permanen atas non-

deductible expense/non-

taxable income sebesar

27 koreksi.

Positif Koreksi positif pada perbedaan permanen tertinggi

pada benefit in kind senilai 0.00933 atau 34.99%

dari total koreksi. Benefti in kind merupakan

koreksi atas pemberian beras, gula, penggunaan

mobil, rumah dinas, fasilitas pengobatan dan

sejenisnya (Muljono dan Wicaksono, 2010).

Koreksi tersebut dilakukan atas lima perusahaan,

dimana salah satunya oleh PT Bank QNB

Kesawan Tbk sebesar 0.25. Koreksi tersebut cukup

besar akibat laba komersial yang nilainya lebih

besar dari tahun sebelumnya.

Koreksi positif pada perbedaan permanen

tertinggi pada benefit in kind senilai

0.00933 atau 34.99% dari total koreksi.

Benefti in kind merupakan koreksi atas

pemberian beras, gula, penggunaan mobil,

rumah dinas, fasilitas pengobatan dan

sejenisnya (Muljono dan Wicaksono,

2010).

Negatif Koreksi negatif pada sektor keuangan paling besar

berasal dari non-deductible expense/non-taxable

income. Namun sektor ini tidak merinci berasal

dari beban dan penghasilan apa saja.

Koreksi negatif yang memiliki proporsi

koreksi paling besar pada non-deductible

expense/non-taxable income dimana

memiliki nilai -0.01960 dengan proporsi

73.49% dari total proporsi yang dilakukan.

9. Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi

Awalnya nilai ETR tinggi diatas Statutory Tax Rate pada tahun 2009, namun

pada tahun 2010 turun dan sedikit naik di tahun 2011. Nilai Current ETR merupakan

nilai ETR yang paling rendah dengan nilai 23,57%, sedangkan nilai Cash ETR tertinggi

dengan nilai 32,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ETR pada sektor

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 18: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

perdagangan, jasa dan investasi memiliki penurunan di tahun 2010. Pada sektor ini

seluruh nilai ETR menurun di tahun 2011, meskipun pada tahun 2009 nilai ETR diatas

Statutory Tax Rate. Hal tersebut berarti pada tahun tersebut sektor perdagangan, jasa

dan investasi telah melakukan perencanaan pajak yang baik sehingga nilai pajaknya

turun. Sektor perdagangan, utilitas dan investasi memiliki struktur modal yang tinggi

pada hutang daripada ekuitas. Hal tersebut berarti sektor ini membutuhkan pendanaan

dari lembaga keuangan sehingga Pajak Penghasilan tinggi supaya perusahaan

memberikan sinyal positif bahwa kinerja perusahaan baik dan mendapatkan pinjaman.

Sektor perdagangan juga memanfaatkan insentif pajak yang diberikan pemerintah

berupa tax holiday dan pengurangan tarif PPh badan untuk perusahaan berdasarkan

kriteria tertentu.

Sektor perdagangan sama dengan sektor lainnya melakukan koreksi positif atas

imbalan kerja dikarenakan terkait dengan kewajiban yang harus diberikan perusahaan

terhadap perusahaan sesuai UU. Sedangkan koreksi negatif terdapat pada sewa

pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perdagangan membebankan dari

leasing atas pendanaan asetnya. Pada Tabel 4.9 terdapat ringkasan komponen BTD

sektor perdagangan, investasi dan jasa.

Tabel 4.9 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Perdagangan

Jasa dan Investasi

∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen

Sektor perdagangan dan

jasa melakukan jumlah

koreksi perbedaaan

temporer paling besar atas

Imbalan kerja yaitu sebesar

34 koreksi. Hal tersebut

disebabkan karena setiap

perusahaan memiliki

karyawan sehingga

melakukan penghitungan

imbalan kerja menurut

perhitungan akuntansi pada

PSAK No. 24 dan pajak.

Jumlah koreksi

perbedaan permanen

paling banyak dilakukan

atas pendapatan bunga

dikenakan PPh Final yaitu

28 koreksi dkarenakan

sektor ini melakukan

investasi berasal dari SBI,

obligasi, deposito dan

lainnya.

Positif Nilai koreksi positif terbesar terjadi pada

koreksi positif atas imbalan kerja dengan

nilai sebesar 0.01635 dengan proporsi

2624.24% dari total koreksi. Nilai tersebut

didapat dari total perusahaan yang

melakukan koreksi terhadap beban imbalan

kerja.

Komponen yang paling mempengaruhi koreksi

positif atas perbedaan permanen disektor

perdagangan dan jasa terdapat pada koreksi atas

beban yang dikenakan PPh Final sebesar 0.05112

dengan proporsi -62.77% dari total koreksi.

Beban dikenakan PPh Final terjadi atas beban

atas penghasilan yang dikenakan PPh Final

karena dikecualikan menurut UU.

Negatif Koreksi negatif atas perbedaan temporer

memiliki nilai tertinggi pada koreksi atas

sewa pembiayaan dengan nilai -0.009 dari

proporsi sebesar -1444.13%. Sewa

pembiayaan tersebut terjadi atas utang sewa

pembiayaan, aset atas sewa pembiayaan,

selisih penyusutan sewa pembiayaan

dengan angsuran pokok sewa pembiayaan

dan pembayaran sewa guna usaha. Sektor

perdagangan melakukan koreksi atas sewa

pembiayaan dikarenakan untuk

mendapatkan aset perusahan dengan cara

leasing, sehingga cash flow perusahaan

tidak terlalu terbebani.

Komponen koreksi negatif, koreksi yang

memiliki nilai paling tinggi terdapat pada non-

deductible expense/non-taxable income dengan

proporsi 89.86% dari total koreksi perusahaan.

Koreksi ini terdiri atas koreksi atas pelepasan

entitas anak, pendapatan keuangan, keuntungan

atas penjualan investasi jangka pendek, beban

atas pendapatan sewa, bahan bakar, pemeliharaan

kendaraan, beban kantor lain-lain dan beban

professional. Sektor ini melakukan koreksi atas

beban dan penghasilan tersebut dikarenakan

merupakan beban yang tidak dapat dikurangkan

dan penghasilan yang tidak dapat dijadikan

penghasilan menurut pajak.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 19: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran

Dari hasil analisis deskriptif ditemukan bahwa analisis total ETR menunjukkan

bahwa mulai dari tahun 2009 ke 2010 terjadi penurunan rata-rata nilai ETR perusahaan

namun naik kembali sedikit pada tahun 2011 untuk pengukuran GAAP ETR, Cash ETR

dan Current ETR. Setiap sektor industri memiliki perbedaan pergerakan ETR masing-

masing. Salah satunya sektor pertanian dimana nilai ETR semakin menurun pada tahun

2011 dikarenakan adanya insentif pajak dari pemerintah terhadap sektor pertanian yang

bertujuan mendorong sektor tersebut. Lalu analisis deskriptif atas total BTD

menunjukkan bahwa persentase perbedaan temporer yang paling mempengaruhi

komponen BTD berasal dari koreksi positif beban amortisasi dan negatif atas beban

penyusutan serta untuk perbedaan permanen koreksi positif dipengaruhi oleh non-

deductible expense dan non-taxable income dan koreksi negatif akibat pendapatan yang

dikenakan PPh Final. Beban tersebut terjadi akibat terdapat beberapa perusahaan yang

memiliki laba sebelum pajak rendah akibat dikeluarkannya laba entitas anak dan

asosiasi dan nilai koreksi lebih besar. Selain itu, perusahaan-perusahaan hanya

mengungkapkan komponen koreksi BTD yang paling besar di dalam Catatan Atas

Laporan Keuangan sehingga nilai BTD menjadi kurang detail/rinci akibatnya

komponen nilai dan proporsi terakumulasi pada beberapa item-item tertentu.

Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian

selanjutnya yakni sebagai berikut:

1. Penggunaan sampel yang sedikit terdiri dari tiga tahun untuk ETR sebesar 149

sampel dan BTD satu tahun sebesar 223 sampel. Saran penelitian supaya jangka

waktu penelitian lebih panjang, seperti dapat dimulai dari sebelum penerapan

tarif pajak progresif. Hal tersebut memungkinkan nilai ETR perusahaan dilihat

dari sektor industrinya dapat lebih beragam. BTD dapat menggunakan metode

yang lain dan waktu penelitian menjadi lebih lama dari penelitian ini.

2. Penggunaan pengukuran ETR hanya terdiri dari tiga pengukuran ETR, yaitu

GAAP, Current dan Cash ETR. Penggunaan pengukuran ETR yang lebih

bervariasi. Pemilihan pengukuran ETR yang bervariasi memungkinkan

penelitian dapat lebih bervariasi sehingga memberikan deskripsi yang lebih

lengkap.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013

Page 20: ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE

3. Perusahaan dapat lebih patuh dalam membayar pajak dan merencanakan

pajaknya berdasarkan UU Perpajakan.

DAFTAR REFERENSI

Ayers, B., Jiang, X., Laplante, S., (2009) Taxable income as a performance measure:

the effects of tax planning and earnings quality. Contemporary Accounting

Research 26, 15–54. ScienceDirect Database.

Comprix, J., Graham, R., & Moore, J. (2011). Empirical evidence on the impact of

book–tax differences on divergence of opinion among investors. Journal of

American Taxation Association, 33(1), 51–78. Proquest Database.

Derashid, Chek dan Zhang Hao. (2003) Effective tax rates and the “industrial policy”

hypothesis: evidence from Malaysia. Journal of International Accounting, Auditing

& Taxation 12 , 45–62. ScienceDirect Database.

Dyreng, S., Hanlon, M., Maydew, E., (2008) Long-run corporate tax avoidance. The

Accounting Review 83, 61 – 82. ScienceDirect Database.

Graham, John R., Raedy , Jana S., Shackelford, Douglas A. (2012) Research in

accounting for income taxes. Journal of Accounting and Economics 53, 412–434.

ScienceDirect Database.

Gupta,S., Newberry, K., (1997) Determinants of the variability in corporate effective

tax rates : evidence from longitudinal study. Journal of Accounting and Public

Policy, 1–34. ScienceDirect Database.

Hanlon, Michelle. (2005) The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash

Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences. The Accounting Review

Vol. 80, No. 1 pp. 137–166. Proquest Database.

Hanlon, M., Shevlin, T., (2005) Book-tax conformity for corporate income: an

introduction to the issues. Tax Policy and the Economy 19, 101–134 (National

Bureau of Economic Research). Proquest Database.

Hanlon, M., Heitzman, S. (2010) A Review of Tax Research. Journal of Accounting

and Economics 20, 127-178. ScienceDirect Database.

Heshmati, A.,Johansson D.,Bjuggren, C.M., (2010) Effective Corporate Tax Rates and

the Size Distributionof Firms. J Ind Compet Trade 10, 297–317. Proquest

Database.

McIntyre, R. S. & Nguyen, T. D. C. (2000). Corporate income taxes in the 1990s.

Washington, DC: Institute on Taxation and Economic Policy. ScienceDirect

Database.

Mills, L., K. Newberry, and W. Trautman (2002). Trends in Book-Tax Income and

Balance Sheet Differences. Tax Notes 96(8):1109-1124.

Plesko, G. (2002). "Reconciling Corporation Book and Tax Net Income, Tax Years

1996 1998." SOI Bulletin 21(4):1-16. Proquest Database.

Richardson, Grant., Lanis, Roman. (2007) Determinants of the variability in corporate

effective tax rates and tax reform: Evidence From Australia. Journal of Accounting

and Public Policy 26, 689–704. ScienceDirect Database.

Spooner, Gillian M. (1986) Effective Tax Rates From Financial Statements, National

Tax Journal 39, pg 293. Proquest Database.

Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013