19
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 13 No. 1, Juli 2012: 90-108 ISSN 1411-5212 Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan Pertumbuhan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia Analysis of Impact from Chinese Imports on Survival and Growth of Indonesian Textile and Garment (T&G) Industry Laela Dika Wulandari a,* a Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Abstract We try to analyze the impact of Chinese Textile and Garment (T&G) imports, and the internal and external factors to the firm survival and growth of T&G industry in Indonesia, for the period study of 2002 to 2007. Probit regression model is used to analyze the impact of Chinese imports to the survival of firm, while OLS regression model is used to analyze its growth. It shows that the ability of firms’ survival is influenced by the internal and external factors. The Chinese imports give positive impact to the firms’ survival ability. On the other hand, firm’s growth is only affected by its internal characteristics, while the impact of Chinese imports is proven not significant. The Heckman test result stated that there are no correlation between firms’ ability to survive and the firm growth behavior. Keywords: Growth, Survival, Chinese Imports, Textile, Indonesian Textile and Garment Industry Abstrak Studi ini menganalisis dampak dari penetrasi impor TPT Cina, faktor internal, serta faktor eksternal terhadap kebertahanan dan pertumbuhan perusahaan dalam industri TPT Indonesia periode tahun 2002– 2007. Metode probit regression digunakan untuk mengetahui dampak impor Cina terhadap kebertahanan perusahaan, sementara regresi linear sederhana (OLS) digunakan untuk menganalisis pertumbuhannya. Ditemukan bahwa kebertahanan perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik internal dan eksternal, serta impor Cina yang memberikan dampak positif. Sementara pertumbuhan perusahaan hanya dipengaruhi oleh faktor internal, di mana impor Cina tidak memberikan dampak signifikan. Hasil pengujian Heckman me- nyatakan tidak ada indikasi hubungan antara kebertahanan perusahaan dengan perilaku pertumbuhannya. Kata kunci: Pertumbuhan, Kebertahanan, Impor Cina, Tekstil, Industri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia JEL classifications: D22, L25, L67 Pendahuluan Tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan dan papan. Kebutuhan atas tekstil terus berkembang seiring pertum- buhan populasi dunia. Hal ini menyebabkan in- * Alamat Korespodensi: Casa Goya Residence A11, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Hp. +6285697937878. E-mail : [email protected] dustri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sering kali menjadi industri andalan dan berkembang secara pesat di banyak negara di dunia, seper- ti Indonesia, Cina, India, Turki, Pakistan, dan Amerika Serikat. Industri TPT Indonesia me- liputi sektor industri tekstil dan pakaian jadi. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indone- sia (KLUI) dan International Standard Indus- trial Classification (ISIC) Rev. 3 tahun 1997,

Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan IndonesiaVol. 13 No. 1, Juli 2012: 90-108

ISSN 1411-5212

Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan PertumbuhanIndustri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia

Analysis of Impact from Chinese Imports on Survival and Growth ofIndonesian Textile and Garment (T&G) Industry

Laela Dika Wulandaria,∗

aDepartemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Abstract

We try to analyze the impact of Chinese Textile and Garment (T&G) imports, and the internal and externalfactors to the firm survival and growth of T&G industry in Indonesia, for the period study of 2002 to 2007.Probit regression model is used to analyze the impact of Chinese imports to the survival of firm, while OLSregression model is used to analyze its growth. It shows that the ability of firms’ survival is influenced by theinternal and external factors. The Chinese imports give positive impact to the firms’ survival ability. On theother hand, firm’s growth is only affected by its internal characteristics, while the impact of Chinese importsis proven not significant. The Heckman test result stated that there are no correlation between firms’ abilityto survive and the firm growth behavior.Keywords: Growth, Survival, Chinese Imports, Textile, Indonesian Textile and Garment Industry

Abstrak

Studi ini menganalisis dampak dari penetrasi impor TPT Cina, faktor internal, serta faktor eksternalterhadap kebertahanan dan pertumbuhan perusahaan dalam industri TPT Indonesia periode tahun 2002–2007. Metode probit regression digunakan untuk mengetahui dampak impor Cina terhadap kebertahananperusahaan, sementara regresi linear sederhana (OLS) digunakan untuk menganalisis pertumbuhannya.Ditemukan bahwa kebertahanan perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik internal dan eksternal, sertaimpor Cina yang memberikan dampak positif. Sementara pertumbuhan perusahaan hanya dipengaruhi olehfaktor internal, di mana impor Cina tidak memberikan dampak signifikan. Hasil pengujian Heckman me-nyatakan tidak ada indikasi hubungan antara kebertahanan perusahaan dengan perilaku pertumbuhannya.Kata kunci: Pertumbuhan, Kebertahanan, Impor Cina, Tekstil, Industri Tekstil dan Produk TekstilIndonesia

JEL classifications: D22, L25, L67

Pendahuluan

Tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokokmanusia selain pangan dan papan. Kebutuhanatas tekstil terus berkembang seiring pertum-buhan populasi dunia. Hal ini menyebabkan in-

∗Alamat Korespodensi: Casa Goya ResidenceA11, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Hp.+6285697937878. E-mail : [email protected]

dustri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) seringkali menjadi industri andalan dan berkembangsecara pesat di banyak negara di dunia, seper-ti Indonesia, Cina, India, Turki, Pakistan, danAmerika Serikat. Industri TPT Indonesia me-liputi sektor industri tekstil dan pakaian jadi.Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indone-sia (KLUI) dan International Standard Indus-trial Classification (ISIC) Rev. 3 tahun 1997,

Page 2: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 91

industri TPT Indonesia termasuk dalam KLUI17 dan 18.

Di Indonesia, sektor industri TPT telahmenjadi komoditas ekspor non-migas andalandan menjadi sektor penyumbang devisa non-migas terbesar selama lebih dari 20 tahun ter-akhir (Hermawan, 2011). Pada tahun 2007,industri TPT mampu memberikan kontribu-si sebesar 24% terhadap surplus perdagang-an Indonesia1, yang merupakan kontribusi ter-besar dibandingkan dengan sektor industri la-innya, menempatkan Indonesia sebagai salahsatu produsen TPT terbesar di dunia, bersa-ma Cina, India, dan Amerika Serikat. Indus-tri TPT juga memberikan kontribusi terhadappertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenagakerja domestik. Di Indonesia, industri manu-faktur memberikan kontribusi sebesar 27–28%terhadap PDB Nasional tahun 2000–2007, dimana industri TPT menempati posisi ketigakontributor terbesar dalam sektor manufaktur.Selain itu, berdasarkan data dari Kementeri-an Perindustrian dan BPS, pada periode ta-hun 2002–2007, industri TPT mampu menye-rap 24% dari total tenaga kerja pada indus-tri manufaktur, di mana industri manufakturmampu menyerap 12% dari total tenaga kerjaIndonesia pada periode waktu tersebut.

Dalam perkembangannya, industri TPT In-donesia mulai mengalami hambatan pasca-krisis 1998. Pertumbuhan ekspor industri ma-nufaktur yang mencapai 35,5% pada periode1980–1986 telah mengalami penurunan dras-tis pasca-krisis hingga hanya tumbuh sebesar5,9% pada periode 1996–2006 (Tempo Online,2009). Hambatan pada industri TPT Indone-sia berasal dari faktor internal maupun eks-ternal industri. Hambatan-hambatan ini telahbanyak pula dijadikan topik studi terdahulu,yaitu masalah ketergantungan terhadap bah-an baku impor yang dilakukan oleh Herma-wan (2011) dan kondisi mesin-mesin industriyang sudah sangat tua yang dilakukan oleh Mi-

1Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), dikutip dariRahmitha (2009).

ranti (2007). Selain itu, ada pula studi meng-enai hambatan eksternal yang dilakukan olehIbrahim (2009) dengan topik liberalisasi per-dagangan, serta Miranti (2007) yang memba-has mengenai dampak impor Cina. Faktor li-beralisasi perdagangan ditambah dengan ada-nya penghapusan kuota impor oleh World Tra-de Organization (WTO) pada tahun 2005 telahmeningkatkan kompetisi antar-negara produ-sen tekstil dunia, yang diakui turut mencipta-kan hambatan bagi industri TPT Indonesia.Dalam persaingannya dengan Cina di pasarinternasional, nilai ekspor TPT Indonesia keCina cenderung stagnan, bahkan mengalamipenurunan pada tahun 2005, sementara ni-lai impor TPT dari Cina terus mengalamikenaikan. Pada tahun 2007, impor TPT da-ri Cina mencapai nilai US$348.852.858 juta,sementara ekspor TPT ke Cina hanya sebe-sar US$162.088.514 juta2, bahkan pertumbuh-an impor garmen Indonesia dari Cina mencapai380% dalam kurun waktu 5 tahun hingga ta-hun 2004 (AKATIGA, 2009). Hal ini membuk-tikan kurangnya daya saing industri TPT Indo-nesia dibandingkan Cina yang terkenal denganupah buruh murah serta kapasitas produksi-nya yang sangat besar. Fenomena ini selanjut-nya menimbulkan dugaan bahwa penetrasi im-por TPT Cina yang terus meningkat berpoten-si menimbulkan dampak terhadap kemampuanperusahaan untuk bertahan dan pertumbuhanindustri TPT Indonesia.

Beberapa studi terdahulu telah secara spe-sifik meneliti pengaruh impor Cina terhadapindustri lokal. Isgut (2009) melakukan studimengenai dampak impor manufaktur dari Cinaterhadap pasar tenaga kerja di Kanada, yangmenghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hu-bungan negatif yang kuat pada level industriantara impor Cina dan pertumbuhan penye-rapan tenaga kerja pada sektor industri terse-but. Studi tersebut juga menyimpulkan bah-wa pertumbuhan impor Cina memiliki dam-

2UN Comtrade database (http://comtrade.un.org/)

Page 3: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...92

pak positif terhadap pertumbuhan pendapat-an low-skilled workers. Studi lainnya dilakukanoleh Mion dan Zhu (2010), mengenai dampakkompetisi impor dari berbagai negara, khusus-nya Cina terhadap pertumbuhan penyerapantenaga kerja, probabilitas untuk keluar pasar,dan peningkatan keterampilan perusahaan pa-da industri manufaktur Belgia. Studi ini me-nyimpulkan bahwa kompetisi impor Cina padalevel industri tidak memberikan dampak signi-fikan terhadap kebertahanan perusahaan, na-mun kompetisi impor pada level perusahaanmemberikan dampak negatif pada pertumbuh-an penyerapan tenaga kerja dan memicu pe-ningkatan keterampilan (skill upgrading) tena-ga kerja.

Mengingat studi yang telah dilakukan sebe-lumnya serta fenomena yang ada, dalam studiini penulis akan memfokuskan studi pada dam-pak impor TPT Cina terhadap keberlangsung-an dan pertumbuhan industri TPT Indonesia,dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, ba-ik internal maupun eksternal. Melihat feno-mena deindustrialisasi pasca-krisis 1998, sertameningkatnya liberalisasi perdagangan melaluipenghapusan kuota impor pada tahun 2005,penulis akan memfokuskan studi pada periodetahun 2002–2007. Adapun tujuan yang ingindicapai dari studi ini adalah sumbangsih ba-ru dalam dunia ekonomi industri, khususnyamengenai faktor-faktor yang memengaruhi per-tumbuhan dan kebertahanan industri TPT In-donesia, serta signifikansi dampak impor TPTCina terhadap pertumbuhan dan kebertahan-an industri TPT Indonesia pada periode studi.

Tinjauan Referensi

Pertumbuhan dan kemampuan perusahaan un-tuk bertahan dalam suatu industri merupakantopik yang populer dan telah banyak dianali-sis sebagai ukuran kinerja perusahaan dalamstudi ekonomi. Pertumbuhan perusahaan dankemampuan perusahaan untuk bertahan meru-pakan dua hal yang saling terkait. Perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan tinggi dan konti-nu akan memiliki probabilitas lebih besar un-tuk bertahan dalam pasar (Carrizosa, 2006).Hal ini sejalan dengan studi yang dilakukanGeroski (1995) bahwa perusahaan terlahir de-ngan ukuran lebih kecil dari pasar, dan peru-sahaan yang mampu beradaptasi dan bertahandi pasar akan mampu tumbuh untuk mengam-bil manfaat dari skala ekonomi dalam industri.

Salah satu studi yang paling berpengaruhtentang pertumbuhan perusahaan adalah stu-di yang dilakukan oleh Robert Gibrat, yangmenghasilkan ”Law of Proportionate Effects”3

atau disebut pula sebagai Gibrat’s Law. Teoriini menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhanperusahaan akan proporsional dengan ukuran(size) dari perusahaan tersebut atau dengankata lain, tidak ada korelasi antara ukuran per-usahaan dengan tingkat pertumbuhan perusa-haan tersebut. Setiap perusahaan memiliki pe-luang yang sama untuk tumbuh tanpa dipe-ngaruhi oleh ukuran perusahaan tersebut. Stu-di lanjutan mengenai pengujian Gibrat’s Lawtelah banyak dilakukan, dan studi-studi terse-but memberikan hasil yang berbeda-beda, baikpenolakan maupun pendukung teori tersebut.Studi yang dilakukan oleh Simon dan Boni-ni (1958), Mansfield (1962), dan Hart (1962)memberikan hasil yang mendukung Gibrat’sLaw, sedangkan studi yang dilakukan oleh Jo-vanovic (1982), Evans (1987), serta Dunne danHughes (1994) memberikan hasil yang mem-buktikan penolakan terhadap Gibrat’s Law.

Studi-studi yang telah dijelaskan di atas me-miliki fokus utama pada pengaruh ukuran danumur perusahaan terhadap pertumbuhan peru-sahaan. Namun, pertumbuhan perusahaan da-pat dipengaruhi oleh lebih banyak faktor se-jak perusahaan memasuki pasar. Storey (1994)dalam studinya menjelaskan variabel-variabelyang dapat memengaruhi tingkat pertumbuh-an perusahaan, yang diklasifikasikan dalam ti-ga kelompok, yaitu faktor yang berkaitan de-

3Artikel asli adalah Gibrat R. (1931). ”Les Inegaliteseconomiques”. Paris, France.

Page 4: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 93

Tabel 1: Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Perusahaan Kecil

The Entrepreneur’s resources The Firm Strategy

Motivation Age Workforce TrainingUnemployment Sector Management TrainingEducation Legal Form External EquityManagement Experiences Location Technological sophisticationNumber of Founders Size Market PositioningPrior self-employment Ownership Market AdjustmentsFamily History PlanningSocial Marginality New ProductsFunctional Skills Management RecruitmentTraining State SupportAge Customer ConcentrationPrior Business Failure CompetitionPrior Sector Experience Information AdvicePrior firm size experience ExportingGender

Sumber: Storey (1994) dikutip dari Carrizosa (2006)

ngan entrepreneur (karakteristik penemu per-usahaan), faktor yang berkaitan dengan karak-teristik perusahaan, dan faktor yang berkait-an dengan strategi yang diterapkan pada peru-sahaan. Berkaitan dengan teori tersebut, da-lam studi ini penulis menggunakan variabel-variabel bebas yang mewakili dua kategori fak-tor tersebut, dalam analisis pertumbuhan per-usahaan TPT Indonesia tahun 2002–2007.

Teori kebertahanan perusahaan dapat dije-laskan dengan teori short-run shut down deci-sion dan long-run exit decision. Dalam situ-asi tertentu, suatu perusahaan dapat memu-tuskan untuk melakukan shut down dan tidakmemproduksi barang/jasa dalam jangka wak-tu tertentu. Keputusan melakukan shut downadalah keputusan jangka pendek untuk tidakberproduksi dalam jangka waktu tertentu yangdiambil perusahaan dalam situasi pasar terten-tu. Pengertian ini menjadi penting untuk dibe-dakan dengan keputusan jangka panjang per-usahaan untuk tidak berproduksi secara per-manen, atau dapat pula dikatakan keputusanperusahaan untuk keluar dari pasar (exit). Per-bedaan mendasar dari kedua keputusan jangkapendek dan jangka panjang ini adalah adanyafixed cost yang tetap harus ditanggung perusa-haan saat ia memutuskan untuk shut down se-

mentara. Fixed cost tersebut kemudian menja-di sunk cost, yaitu biaya yang dikeluarkan dantidak mungkin ditarik kembali, walaupun per-usahaan tidak memproduksi barang/jasa. Da-lam keputusan jangka panjang untuk exit da-ri pasar, perusahaan dapat menjual fixed assetyang dimiliki, sehingga tidak perlu mengelu-arkan fixed cost dan variable cost saat tidakberproduksi.

Dalam studi ini, perilaku kebertahanan per-usahaan dianalisis menggunakan teori short-run shut down decision. Teori ini digunakankarena analisis dalam studi ini merupakan ana-lisis jangka pendek, dan dalam jangka pan-jang, perusahaan yang tidak bertahan padaakhir periode studi akan mungkin untuk mun-cul kembali/memutuskan untuk kembali ber-produksi di pasar.

Doms et al. (1995) melakukan studi denganfokus pada hubungan antara capital intensi-ty, penggunaan teknologi dalam produksi, ting-kat pertumbuhan, dan kemampuan perusaha-an untuk bertahan dengan lingkup 6.090 peru-sahaan manufaktur pada periode tahun 1987–1991. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwaumur, ukuran, dan produktivitas perusahaanmemengaruhi kemampuan perusahaan untukbertahan dan tingkat pertumbuhan perusaha-

Page 5: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...94

an. Perusahaan dengan umur lebih tua, ukur-an lebih besar, dan produktivitas tinggi akanmampu bertahan lebih lama di pasar. Teknolo-gi dan capital intensity perusahaan juga mem-berikan dampak positif signifikan pada kemam-puan perusahaan untuk bertahan. Studi ini ju-ga menyimpulkan bahwa ukuran dan umur per-usahaan berhubungan negatif dengan tingkatpertumbuhan perusahaan tersebut. Produkti-vitas, penggunaan teknologi, dan capital inten-sity memiliki hubungan positif terhadap per-tumbuhan perusahaan. Studi lainnya yang di-lakukan oleh Mion dan Zhu (2010) mengguna-kan data level perusahaan pada industri ma-nufaktur Belgia tahun 1996–2007 untuk meng-analisis dampak kompetisi impor dari berbagainegara, khususnya Cina terhadap pertumbuh-an penyerapan tenaga kerja, probabilitas un-tuk keluar pasar, dan peningkatan keterampil-an perusahaan. Hasil dari studi ini adalah kom-petisi impor Cina pada level perusahaan me-nurunkan tingkat pertumbuhan penyerapan te-naga kerja dan memicu peningkatan keteram-pilan (skill upgrading). Sebaliknya, kompetisiimpor Cina pada level industri tidak menim-bulkan dampak signifikan pada kebertahananindustri manufaktur di Belgia, bahkan outsour-cing barang jadi dari Cina pada level perusaha-an mampu meningkatkan kemampuan perusa-haan untuk bertahan dalam pasar dalam studiini.

Analisis ekonometrika yang dilakukan padastudi ini menghasilkan keputusan adanya hu-bungan negatif antara tingkat kompetisi imporCina dengan pertumbuhan penyerapan tena-ga kerja. Kompetisi impor Cina memicu re-alokasi sumber daya antar-industri di Belgia,yang menyebabkan perubahan pada capital in-tensity masing-masing perusahaan. Penurun-an penyerapan tenaga kerja akibat kompeti-si impor Cina dirasakan secara signifikan olehlow-tech firms. Keputusan lain yang dihasilkandari studi ini adalah bahwa kompetisi imporCina tidak meningkatkan probabilitas perusa-haan untuk keluar dari pasar. Sementara itu,

studi yang dilakukan oleh Bloom et al. (2011)menganalisis dampak dari kompetisi impor Ci-na terhadap penciptaan paten (inovasi), pe-ningkatan teknologi, dan produktivitas padalebih dari setengah juta perusahaan di Eropaperiode tahun 1996–2007. Kompetisi impor da-ri Cina menyebabkan adanya peningkatan tek-nologi dalam perusahaan dan realokasi tena-ga kerja antar-perusahaan ke arah technologi-cally advanced firms. Hasil analisis model ter-sebut adalah bahwa kompetisi impor Cina me-nyebabkan efek negatif yang kuat pada penye-rapan tenaga kerja industri dengan teknologirendah. Efek ini cenderung lebih rendah pa-da industri dengan teknologi tinggi. Studi inijuga menemukan adanya hubungan negatif an-tara kebertahanan perusahaan dan kompetisiimpor Cina. Hubungan negatif ini juga cen-derung terjadi pada industri dengan teknologirendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa in-dustri dengan teknologi dan inovasi tinggi cen-derung untuk ”terlindung”dari efek kompetisiimpor Cina. Rangkuman studi komparatif inijuga disajikan dalam Tabel 2.

Metode

Studi menggunakan data sampel dari selu-ruh perusahaan dalam industri TPT Indone-sia periode tahun 2002–2007. Data dalam stu-di ini mencakup 3.920 perusahaan dalam in-dustri TPT Indonesia (KLUI 17-18) bersum-ber dari Statistik Industri Menengah dan Be-sar Indonesia, Biro Pusat Statistik (BPS). Se-lain itu, studi ini juga menggunakan data-datasekunder yang didapatkan dari UN Comtra-de, Kementerian Perindustrian RI, Kementeri-an Perdagangan RI, serta sumber-sumber lite-ratur lainnya baik media cetak maupun inter-net. Data dalam studi ini diolah dalam bentukcross-section, menggunakan model kebertahan-an perusahaan (firm survival model) dan modelpertumbuhan perusahaan (firm growth model),untuk menganalisis perilaku kebertahanan danpertumbuhan perusahaan industri TPT Indo-

Page 6: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 95

Tabel 2: Rangkuman Studi Komparatif

Penulis Topik Variabel Terikat Variabel Bebas Arah Hubungan

Doms et al. (1995) Hubungan antaracapital intensity,penggunaan teknologidalam produksi,tingkat pertumbuhan,dan kemampuanperusahaan untukbertahan denganlingkup 6.090perusahaanmanufaktur padaperiode tahun1987–1991

Kemampuan perusa-haan untuk bertahan

Umur Perusahaan +

Ukuran Perusahaan +Produktivitas Perusa-haan

+

Teknologi, capital in-tensity

+

Pertumbuhan Perusa-haan

Umur Perusahaan -

Ukuran Perusahaan -Produktivitas Perusa-haan

+

Teknologi, capital in-tensity

+

Mion dan Zhu (2010) Dampak kompetisiimpor Cina terhadappertumbuhanpenyerapan tenagakerja, probabilitauntuk keluar pasar,dan peningkatanketerampilanperusahaan padaindustri manufakturBelgia tahun1996–2007

Pertumbuhan penye-rapan tenaga kerja

Kompetisi impor Cina - (level perusahaan)

Probabilita untuk ke-luar pasar

Kompetisi impor Cina Tidak berdampak sig-nifikan pada level in-dustri

Peningkatan keteram-pilan perusahaan

Kompetisi impor Cina + (level perusahaan)

Bloom et al. (2011) Dampak darikompetisi impor Cinaterhadap penciptaanpaten (inovasi),peningkatan teknologi,dan produktivitaspada perusahaan diEropa periode tahun1996–2007

Penyerapan tenagakerja

Kompetisi impor Cina - (low-tech firms)

Peningkatan teknologiperusahaan

Kompetisi impor Cina +

Kebertahanan peru-sahaan

Kompetisi impor Cina - (low-tech firms)

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

nesia. Periode waktu dalam studi ini dibatasidalam tahun 2002–2007.

Dalam menganalisis kemampuan perusaha-an untuk bertahan, data yang digunakan ada-lah seluruh data perusahaan yang ada padaawal periode studi (2002), yang selanjutnya di-analisis, perusahaan mana yang masih ada pa-da akhir periode studi (perusahaan bertahan,kode survival 1) dan mana perusahaan yangtidak lagi eksis pada akhir periode studi (per-usahaan mati, kode survival 0). Adapun peru-sahaan baru yang muncul di akhir periode stu-di (2007) tidak dimasukkan dalam analisis. Se-

dangkan untuk menganalisis pola pertumbuh-an perusahaan, data yang digunakan adalahdata sampel yang tersensor (censored sample),di mana data yang digunakan hanyalah per-usahaan yang hidup pada awal periode studi(2002) dan tetap ada di akhir periode studi(2007). Perusahaan yang mati dan perusaha-an yang baru muncul pada tahun 2007 tidakdiikutsertakan dalam analisis perilaku pertum-buhan perusahaan.

Variabel bebas yang digunakan pada keduamodel merupakan data variabel pada tahun da-sar studi (2002). Hal ini dilakukan mengingat

Page 7: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...96

analisis dalam studi ini, yang merupakan point-to-point analysis, yaitu analisis kebertahanandan pertumbuhan perusahaan yang ada di ta-hun 2002 pada tahun 2007, dengan demikiankarakteristik variabel bebas yang tepat untukdigunakan adalah data variabel tahun dasar(2002). Selain itu, studi ini merupakan ana-lisis jangka pendek menggunakan teori short-run shut down, di mana perusahaan yang tidakbertahan dapat kembali berproduksi di pasar,sehingga analisis yang tepat digunakan adalahpoint-to-point analysis daripada ongoing pro-cess analysis.

Studi ini menggunakan model dasar dari stu-di yang telah dilakukan oleh Evans (1987) danDoms et al. (1995) yang selanjutnya dikem-bangkan dan dimodifikasi untuk kepentinganstudi ini. Dalam melakukan analisis terhadapkemampuan perusahaan untuk bertahan, pe-nulis menggunakan model firm survival, padaPersamaan (1) sebagai berikut:

Prob(surv) = f(tki, dasingi, pbbimpi,

kwhi, profiti, PDRBj ,

impork) + µi (1)

Di mana variabel terikatnya adalah pro-babilitas perusahaan untuk bertahan selama20022007 yang berbentuk binary. Perusahaanyang ada di awal periode studi (2002) dan te-tap ada di akhir periode studi (2007) dikatego-rikan sebagai perusahaan bertahan, dengan ko-de 1. Sementara perusahaan yang ada di awalperiode studi namun tidak lagi ada di akhirperiode studi dikategorikan sebagai perusaha-an mati, dan diberi kode 0. Perusahaan yangbaru muncul pada akhir periode studi (2007)tidak dimasukkan dalam analisis. Kemudianuntuk variabel bebas terdiri atas: (1) jumlahtenaga kerja sebagai proxy ukuran perusahaan(tk), (2) persentase bahan baku impor dari to-tal bahan baku perusahaan (pbbimp), (3) per-sentase modal asing dari total modal perusa-haan (dasing), (4) penggunaan listrik sebagaiproxy kapital dan teknologi perusahaan (kwh),(5) nilai price-cost margin sebagai proxy profi-

tabilitas perusahaan (profit), (6) nilai PDRBprovinsi tempat perusahaan tersebut berada(PDRB), dan (7) nilai impor barang sejenisdari Cina sebagai faktor kompetisi impor yangdihadapi industri TPT Indonesia (impor).

Model firm survival diolah dengan meto-de cross-section Probit Regression, dengan duametode; metode (1) bentuk logaritma akan di-aplikasikan pada variabel bebas ukuran peru-sahaan (tk), penggunaan listrik (kwh), profita-bilitas, PDRB dan impor Cina; kemudian me-tode (2), seluruh variabel bebas yang diapli-kasikan tidak menggunakan bentuk logaritma.Perbedaan spesifikasi model ini dilakukan un-tuk melihat konsistensi dampak dari setiap va-riabel bebas terhadap kemampuan perusahaanuntuk bertahan. Untuk model probit, arah danbesar pengaruh variabel bebas terhadap vari-abel terikat dapat diketahui dengan mengana-lisis nilai marginal probitnya. Adapun definisi,cara penghitungan, dan hipotesis dari masing-masing variabel disajikan dalam Tabel 3.

Untuk menganalisis perilaku pertumbuhanperusahaan dalam industri TPT Indonesia per-iode tahun 2002–2007, digunakan model firmgrowth yang ditunjukkan Persamaan (2) seba-gai berikut:

LaborGrowth = f(tki, dasingi, prodtki,

kwhi, profiti, PDRBj ,

impork) + µi (2)

Di mana variabel terikatnya adalah laborgrowth yaitu pertumbuhan perusahaan denganpendekatan pertumbuhan tenaga kerja perusa-haan dari awal periode studi hingga akhir peri-ode studi (2002–2007), yang dihitung menggu-nakan Persamaan (3). Sedangkan variabel be-basnya terdiri atas jumlah tenaga kerja peru-sahaan (tk), proporsi modal asing dalam per-usahaan (dasing), penggunaan listrik sebagaiproxy kapital dan teknologi (kwh), nilai price-cost margin sebagai proxy profitabilitas peru-sahaan, nilai PDRB provinsi tempat perusaha-an tersebut berada (PDRB), nilai impor ba-rang sejenis dari Cina (impor), dan produkti-

Page 8: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 97T

ab

el

3:

Defi

nis

id

an

Hip

ote

sis

Vari

ab

el-V

ari

ab

eld

ala

mF

irm

Su

rviv

al

Mod

el

Vari

ab

el

Defi

nis

iH

ipote

sis

Ara

hH

ubungan

Prob(surv)

Vari

ab

el

teri

kat

pada

firm

-su

rviv

al

model

yang

menunju

kkan

pro

babilit

as

peru

sahaan

untu

kb

ert

ahan,

din

yata

kan

sebagai:

1=

peru

sahan

yang

mam

pu

bert

ahan

0=

peru

sahaan

yang

tidak

mam

pu

bert

ahan/m

ati

Tk

Jum

lah

tenaga

kerj

adala

mp

eru

sahaan

sebagai

pro

xy

dari

start-

up

size

peru

sahaan,

din

yata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma

pada

model

(1)

dan

din

yata

kan

dala

mri

buan

ora

ng

tenaga

kerj

apada

model

(2)

+

Sem

akin

besa

rst

art-

up

size

yang

dim

ilki

peru

sahaan,

sem

akin

mudah

bagi

peru

sahaan

ters

ebut

untu

ktu

mbuh

dan

mencapai

Min

imu

mE

fficie

nt

Sca

le,

dan

akan

menin

gkatk

an

kem

am

puan

peru

sahaan

untu

kb

ert

ahan

(Audre

tsch,

1995).

Dasing

Pers

enta

sem

odal

asi

ng

dari

tota

lm

odal

peru

sahaan,

din

yata

kan

dala

mb

entu

kp

ers

en

(%)

+M

enin

gkatn

ya

pers

enta

sem

odal

asi

ng,

baik

modal

finansi

al

maupun

fisi

kdala

mp

eru

sahaan

dapat

menin

gkatk

an

transf

er

teknolo

gi

dan

penin

g-

kata

npro

dukti

vit

as,

sehin

gga

dapat

menin

gkatk

an

kem

am

puan

peru

sahaan

untu

kb

ert

ahan.

Menuru

tShif

era

w(2

006),

dari

theo

ry

of

indu

stria

levolu

tion,

FD

Idapat

mem

beri

kan

lebih

banyak

kapit

al

per

tenaga

kerj

a,

yang

akan

menin

gkatk

an

pro

dukti

vit

as

dan

mengura

ngi

haza

rdto

fail

ure

peru

sahaan

pbbimp

Pro

pors

ip

enggunaan

bahan

baku

imp

or

dari

tota

lbahan

baku

peru

sahaan,

din

yata

kan

dala

mb

entu

kp

ers

en

(%)

-K

ete

rgantu

ngan

terh

adap

bahan

baku

imp

or,

yang

harg

anya

terg

antu

ng

fluktu

asi

nilai

tukar,

dapat

mem

bebani

stru

ktu

rbia

ya

peru

sahaan

dan

berd

am

pak

negati

fte

rhadap

keb

ert

ahanan

peru

sahaan.

Di

negara

dengan

cadangan

devis

are

ndah,

kete

rgantu

ngan

terh

adap

bahan

baku

imp

or

dapat

menja

di

sum

ber

keti

dakpast

ian

dan

penin

gkata

nris

kto

fail

ure

peru

sahaan,

nam

un

bahan

baku

imp

or

juga

dapat

menin

gkatk

an

pro

dukti

vit

as

bila

did

ukung

dengan

teknolo

gi

tinggi

(Shif

era

w,

2006)

Kwh

Penggunaan

list

rik

dala

mp

eru

sahaan

sebagai

pro

xy

dari

tingkat

kapit

al

dan

teknolo

gi

dala

mp

eru

sahaan,

din

yata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma

pada

model

(1)

dan

din

yata

kan

dala

mju

taan

kw

hpada

model

(2)

+

Penggunaan

vari

ab

el

list

rik

sebagai

pro

xy

kapit

al

juga

dig

unakan

dala

mst

udi

Burn

side

et

al.

(1995)

Penin

gkata

nkapit

aldan

teknolo

giyang

dim

ilik

iole

hp

eru

sahaan,dapat

menin

gkatk

an

pro

dukti

vit

as

tenaga

kerj

a,dan

menin

gkatk

an

keb

ert

ahanan

peru

sahaan.

Sela

init

u,

penggunaan

teknolo

gi

dapat

mencerm

inkan

un

obse

rved

man

ageria

labil

ity.

Kualita

sm

anaje

men

peru

sahaan

yang

tinggi

akan

mengadopsi

teknolo

gi

yang

canggih

,m

enin

gkatk

an

efi

siensi

,p

ert

um

buhan,

dan

sela

nju

tnya

keb

ert

ahanan

peru

sahaan

(Dom

set

al.,

1995)

Profit

Tin

gkat

pro

fita

bilit

as

peru

sahaan

yang

dih

itung

dengan

pric

e-c

ost

marg

in,

din

yata

kan

dala

munit

(in

com

e–

expen

dit

ure

)/expen

dit

ure

+Sesu

ai

dengan

teori

lon

g-r

un

exit

dec

isio

n,

peru

sahaan

akan

kelu

ar

pasa

rsa

at

P<

AT

C,

ata

usa

at

pro

fitn

ya

negati

f.K

are

na

itu,

penin

gkata

npro

fit

akan

mam

pu

menin

gkatk

an

keb

ert

ahanan

peru

sahaan

dala

mpasa

r.H

ipote

sis

inise

jala

ndengan

kesi

mpula

nyang

did

apatk

an

dari

studiA

udre

tsch

et

al.

(2000)

dim

ana

supern

orm

al

pro

fit

akan

menin

gkatk

an

keb

ert

ahanan

peru

sahaan.

PDRB

Pendapata

nD

aera

hse

bagai

pro

xy

daya

beli

masy

ara

kat

regio

nal

dan

iklim

makro

ekonom

i,din

yata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma

pada

model

(1)

dan

din

yata

kan

dala

mb

entu

ktr

iliu

nR

upia

hpada

model

(2)

+

Nilai

PD

RB

pro

vin

sidapat

menunju

kkan

iklim

usa

ha

yang

kondusi

fdan

daya

beli

masy

ara

kat

regio

nal

yang

tinggi,

sehin

gga

dapat

menin

gkatk

an

keb

ert

ahanan

peru

sahaan

Vari

ab

el

makro

ekonom

iju

ga

dig

unakan

dala

mst

udi

Audre

tsch

dan

Mahm

ood

(1995),

yang

menyim

pulk

an

bahw

akeadaan

ekonom

iyang

stabil

dapat

menuru

nkan

haza

rdto

exit

dari

peru

sahaan

dala

mpasa

r

Imp

or

Cin

aN

ilaiim

por

bara

ng

seje

nis

(per

ISIC

4dig

it)

indust

riT

PT

Indonesi

adari

Cin

a,dir

iilk

an

dengan

indeks

harg

ap

erd

agangan

besa

rim

por,

din

yata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma

pada

model

(1)

dan

din

yata

kan

dala

mb

entu

ktr

iliu

nR

upia

hpada

model

(2)

-

Kom

peti

siim

por

bara

ng

seje

nis

dari

Cin

ab

erp

ote

nsi

menuru

nkan

market

share

dom

est

ikin

dust

riT

PT

lokal,

yang

sela

nju

tnya

akan

menuru

nkan

keb

ert

ahanan

peru

sahaan.Stu

diyang

dilakukan

Alv

are

zdan

Cla

ro(2

008)

menyim

pulk

an

bahw

akom

peti

siim

por

Cin

am

enuru

nkan

keb

ert

ahanan

peru

sahaan

di

Chili,

teru

tam

apada

peru

sahaan

dengan

pro

dukti

vit

as

rendah.

µi

Erro

ryang

terd

apat

dala

mm

odel

H0

βi

=0

saat

p-v

alu

e>

0,

Vari

ab

el

bebas

tidak

mem

engaru

hi

vari

ab

el

teri

kat.

H1

βi6=

0sa

at

p-v

alu

e<

0,

tola

kH

0→

Vari

ab

el

bebas

mem

engaru

hi

vari

ab

el

teri

kat

secara

signifi

kan

Su

mb

er:

Has

ilP

engo

lah

anP

enu

lis

Page 9: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...98

vitas tenaga kerja (prodtk), yang dihitung da-ri rasio nilai value-added per tenaga kerja da-lam perusahaan. Variabel jumlah tenaga kerja(tk), penggunaan listrik (kwh), profitabilitas,PDRB, nilai impor Cina, dan produktivitas te-naga kerja (prodtk) dinyatakan dalam bentuklogaritma. Definisi dan hipotesis arah hubung-an masing-masing variabel disajikan dalam Ta-bel 4. Model firm growth menggunakan meto-de cross-section OLS Regression. Dalam ana-lisis model firm growth, data yang digunakandalam sampel hanyalah data perusahaan yangdiberi nilai 1 pada model survival, sehingga da-ta yang digunakan pada regresi model pertum-buhan perusahaan adalah data yang tersensor(censored sample).

LG(growthtk) =tkn+1 − tkn

tkn

=tk2007 − tk2002

tk2002(3)

dengan:LG = Labor Growth;tk = jumlah tenaga kerja perusahaan padatahun tertentu.

Mekanisme robustness check terhadap mo-del firm survival dan firm growth dilakukan de-ngan mengikutsertakan unsur penetrasi imporTPT dari seluruh dunia. Penetrasi total im-por TPT dunia digunakan dalam bentuk rasioimpor TPT Cina terhadap total impor TPTIndonesia dari seluruh dunia. Selanjutnya, va-riabel rasio impor Cina ini digunakan untukmenggantikan variabel nilai impor Cina dalampengolahan model firm survival dan firm grow-th.

Pengujian Heckman dilakukan untuk menga-nalisis ada atau tidaknya hubungan antara ke-mampuan perusahaan untuk bertahan dan per-ilaku pertumbuhan perusahaan. Pengujian di-lakukan terhadap model firm growth dan firmsurvival karena keterkaitan sampel yang digu-nakan dalam keduanya. Penggunaan censoredsample akan menimbulkan masalah sample se-lection problem saat pola kebertahanan peru-

sahaan berhubungan dengan perilaku pertum-buhannya. Lebih lanjut, hal ini dapat menye-babkan bias pada hasil regresi, didapatkan darikarakteristik yang tidak terobservasi (unobse-rved features) dari perusahaan yang sudah hi-lang pada akhir periode studi (kode survival =0).

Dari hasil pengujian Heckman akan dida-patkan nilai koefisen dan p-value dari MillsLambda. Jika p-value dari variabel Mills Lamb-da < α yang digunakan, keputusan yang di-ambil adalah tolak H0, sehingga dapat disim-pulkan bahwa dalam model firm growth, sam-pel tidak terseleksi secara acak, dan terdapatindikasi adanya hubungan antara kemampuanperusahaan untuk bertahan dan perilaku per-tumbuhan perusahaan.

Sebaliknya, jika dari hasil pengujian Heckm-an didapatkan nilai p-value Mills Lambda yang> α, dapat dikatakan bahwa sampel dalam mo-del firm growth sudah terseleksi secara acak,dan tidak terdapat indikasi adanya hubunganantara kemampuan perusahaan untuk berta-han dan perilaku pertumbuhan perusahaan.Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada biasyang ditimbulkan oleh unobserved features ter-hadap hasil regresi, sehingga regresi OLS padapengolahan model firm growth dapat dilakukandengan data sampel tersensor (censored sam-ple).

Hasil dan Analisis

Hasil pengolahan marginal probit model firmsurvival (1) disajikan dalam Tabel 5. ImporCina secara positif memengaruhi kemampuanperusahaan untuk bertahan secara signifikanpada tingkat kepercayaan 5%. Impor barangsejenis dari Cina yang diprediksi akan mema-tikan perusahaan tidak terbukti pada studi ini.Hal ini sejalan dengan studi Mion dan Zhu(2010) serta hasil studi lembaga AKATIGA(2007). AKATIGA (2007) menyatakan bahwapasca-implementasi penghapusan kuota imporoleh WTO, praktik transshipment marak dila-

Page 10: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 99T

ab

el

4:

Defi

nis

id

an

Hip

ote

sis

Vari

ab

el-V

ari

ab

eld

ala

mF

irm

Gro

wth

Mod

el

Vari

ab

elD

efin

isi

Hip

ote

sis

Ara

hH

ub

un

gan

growthtk

Vari

ab

elte

rikat

pad

afi

rmgr

ow

thm

odel

yan

gm

enu

nju

kkan

per

tum

bu

han

per

usa

haan

,d

ihit

un

gd

engan

pen

dek

ata

np

er-

tum

bu

han

ten

aga

ker

jap

eru

sah

aan

dari

tahu

n2002–2007

Tk

Ju

mla

hte

naga

ker

jad

ala

mp

eru

sah

aan

seb

agai

pro

xyd

ari

sta

rt-u

psi

zep

eru

sah

aan

,d

inyata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma.

-P

eru

sah

aan

baru

den

gan

sta

rt-u

psi

zeyan

gle

bih

kec

ild

ari

Min

imu

mE

ffici

ent

Sca

le(M

ES

)h

aru

stu

mb

uh

leb

ihce

pat

untu

km

enca

pai

ME

Sin

du

stri

dan

ber

op

erasi

dala

msk

ala

pro

du

ksi

op

tim

al

(Au

dre

tsch

dan

Mah

mood

,1995)

dasing

Per

senta

sem

od

al

asi

ng

dari

tota

lm

od

al

per

usa

haan

(%)

+P

enin

gkata

np

rop

ors

im

od

al

asi

ng

dala

mp

eru

sah

aan

baik

fin

an

sial

mau

pu

nfi

sik,

sert

ate

kn

olo

gi

dap

at

men

ingkatk

an

pro

-d

ukti

vit

as,

dan

sela

nju

tnya

per

tum

bu

han

per

usa

haan

.S

hif

eraw

(2006)

men

yim

pu

lkan

bahw

am

od

al

asi

ng

bes

erta

tran

sfer

tekn

olo

gi

yan

gm

enyer

tain

ya

mam

pu

men

ingkatk

an

per

tum

bu

han

per

usa

haan

,te

ruta

ma

pad

ap

eru

sah

aan

bes

ar

Prodtk

Pro

du

kti

vit

as

ten

aga

ker

jayan

gd

ihit

un

gd

engan

nilai

valu

e-a

dd

edp

erte

naga

ker

ja,

din

yata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma

+P

enin

gkata

np

rod

ukti

vit

as

akan

mem

icu

pen

ingkata

np

ertu

mb

uh

an

per

usa

haan

.H

ipote

sis

ini

seja

lan

den

gan

hasi

lst

ud

id

ari

Dom

set

al.

(1995)

yan

gm

enyim

pu

lkan

bahw

ap

rod

ukti

vit

as

per

usa

haan

ber

hu

bu

ngan

posi

tif

den

gan

per

tum

bu

han

nya.

kwh

Pen

ggu

naan

list

rik

dala

mp

eru

sah

aan

seb

agai

pro

xyd

ari

tin

gkat

kap

itald

an

tekn

olo

gid

ala

mp

erusa

haan

,d

inyata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma

+

Pen

ingkata

nkap

ital

dan

tekn

olo

gi

dala

mp

eru

sah

aan

akan

men

ingkatk

an

pro

du

kti

vit

as

ten

aga

ker

jad

an

per

tum

bu

han

per

usa

haan

.D

ala

mst

ud

inya,

Dom

set

al.

(1995)

men

yim

pu

lkan

bahw

aca

pit

al

inte

nsi

tysu

atu

per

usa

haan

akan

mem

ilik

ihu

bu

ngan

posi

tif

den

gan

per

tum

bu

han

nya

Profit

Tin

gkat

pro

fita

bilit

as

per

usa

haan

yan

gd

ihit

un

gd

engan

pri

ce-c

ost

ma

rgin

,d

inyata

kan

dala

mu

nit

(in

com

e–

expe

nd

itu

-re

)/ex

pen

dit

ure

+

Per

usa

haan

yan

gb

erp

rod

uksi

leb

ihefi

sien

akan

mam

pu

men

dap

atk

an

pro

fit

yan

gle

bih

bes

ar.

Pro

fit

yan

gle

bih

bes

ar

mem

bu

at

per

usa

haan

mam

pu

untu

km

elaku

kan

eksp

an

si,

baik

dala

mm

od

al

fisi

km

au

pu

nfin

an

sial,

seh

ingga

akan

mem

icu

per

tum

bu

han

per

usa

haan

yan

gm

enin

gkat

pu

la

PDRB

Pen

dap

ata

nD

aer

ah

seb

agai

pro

xyd

aya

bel

im

asy

ara

kat

regio

nal

dan

iklim

makro

ekon

om

i,d

inyata

kan

dala

mb

entu

klo

ga-

ritm

a+

NilaiP

DR

Bp

rovin

sid

ap

at

men

un

jukkan

iklim

usa

ha

yan

gkon

du

sif

dan

daya

bel

im

asy

ara

kat

regio

nalyan

gti

nggi,

seh

ingga

dap

at

men

ingkatk

an

per

tum

bu

han

per

usa

haan

Imp

or

Nilai

imp

or

bara

ng

seje

nis

(per

ISIC

4d

igit

)in

du

stri

TP

TIn

don

esia

dari

Cin

a,

dir

iilk

an

den

gan

ind

eks

harg

ap

erd

agan

gan

bes

ar

imp

or,

dan

din

yata

kan

dala

mb

entu

klo

gari

tma.

-

Kom

pet

isi

imp

or

Cin

ad

ap

at

mem

icu

per

ub

ah

an

pola

pro

du

ksi

dari

labo

r-in

ten

sive

ke

skil

l-in

ten

sive

,se

hin

gga

per

min

taan

terh

ad

ap

skil

led

wo

rker

sm

enin

gkat

dan

terj

ad

ip

enu

run

an

pen

yer

ap

an

ten

aga

ker

ja.

Efe

kin

ih

anya

ber

laku

pad

alo

w-t

ech

firm

s(M

ion

dan

Zhu

,2010).

Kom

pet

isiim

por

Cin

aju

ga

dap

at

mem

icu

per

usa

haan

ber

eaksi

den

gan

men

gu

ran

gip

enyer

ap

an

ten

aga

ker

jad

an

men

ingkatk

an

inovasi

dala

mte

kn

olo

gise

rta

pro

du

kR

&D

,yan

gce

nd

eru

ng

terj

ad

ip

ad

ap

eru

sah

aan

den

gan

tekn

olo

gi

ren

dah

(Blo

om

eta

l.,

2011)

H0

βi

=0

saat

p-v

alu

e>

0,

Vari

ab

elb

ebas

tid

ak

mem

engaru

hi

vari

ab

elte

rikat

H1

βi6=

0sa

at

p-v

alu

e<

0,

tola

kH

0→

Vari

ab

elb

ebas

mem

engaru

hi

vari

ab

elte

rikat

seca

rasi

gn

ifikan

Su

mb

er:

Has

ilP

engo

lah

anP

enu

lis

Page 11: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...100

kukan oleh pelaku industri TPT Indonesia.

Berdasarkan studi tersebut praktik trans-shipment terjadi ketika produk impor masukke Indonesia untuk kemudian diekspor kemba-li sebagai produk Indonesia, sehingga mening-katkan nilai ekspor Indonesia. Praktik ini ter-utama semakin marak terjadi setelah diberla-kukannya kuota untuk produk Cina ke Ame-rika Serikat dan Uni Eropa pada tahun 2005.Selain itu, perusahaan-perusahaan yang tidakmampu bersaing dengan produk impor ilegalCina yang sangat murah, memilih beralih darimemproduksi garmen menjadi pedagang gar-men Cina dengan merek lokal. Sehingga da-pat disimpulkan, untuk industri TPT Indone-sia periode 2002–2007, kompetisi impor Cinajustru mampu meningkatkan probabilitas per-usahaan untuk bertahan melalui peningkataninovasi, praktik transshipment, dan peralihandari produsen menjadi pedagang tekstil Cina.Jika dijelaskan dengan teori short-run shut do-wn, praktik transshipment yang dilakukan pe-laku industri TPT Indonesia akan meningkat-kan Total Revenue (TR) yang diterima, yangpada akhirnya akan meningkatkan kemampuanperusahaan untuk bertahan dalam pasar. Halini menunjukkan bahwa impor Cina memberi-kan dampak positif yang signifikan terhadapkebertahanan perusahaan menengah dan be-sar, sementara efeknya pada perusahaan ke-cil tidak tercakup pada studi ini. Sementaraitu, studi-studi sebelumnya yang menyimpulk-an adanya efek negatif dari impor Cina ter-hadap kebertahanan perusahaan, kebanyakanmemiliki fokus studi pada industri kecil danmenengah. Dengan demikian, tidaklah meng-herankan jika hasil dari studi ini berbeda darikebanyakan studi yang telah dilakukan sebe-lumnya.

Variabel persentase modal asing tidak me-miliki dampak signifikan terhadap kemampu-an perusahaan untuk bertahan. Hal ini dapatdisebabkan oleh masih rendahnya jumlah per-usahaan dalam industri TPT Indonesia yangmemiliki komponen modal asing dalam struk-

tur permodalannya. Tabel 6 memperlihatkanproporsi perusahaan dengan modal asing di in-dustri TPT Indonesia. Perusahaan yang memi-liki komponen modal asing dalam struktur fi-nansialnya hanya sebesar 6,66% dari total per-usahaan di industri TPT Indonesia tahun 2002,sementara 93,34% sisanya tidak memiliki kom-ponen modal asing dalam struktur modal per-usahaannya. Hal inilah yang dapat menjadi pe-nyebab variabel persentase modal asing tidakmemberikan dampak signifikan terhadap ke-mampuan perusahaan untuk bertahan di in-dustri TPT Indonesia. Hal ini juga membuk-tikan masih sangat kurangnya tingkat investa-si non-pemerintah, seperti investasi asing danperbankan di bidang industri TPT, yang ju-ga dikeluhkan oleh para pelaku usaha sebagaisalah satu faktor penghambat utama pertum-buhan industri TPT Indonesia. Kurangnya in-vestasi pada industri menyebabkan proses re-vitalisasi mesin produksi terhambat.

Variabel PDRB secara signifikan mampumemengaruhi kemampuan perusahaan untukbertahan pada tingkat signifikansi 5%. PDRBmencerminkan tingkat pertumbuhan ekonomidalam suatu daerah, yang juga mencermin-kan daya beli dari masyarakat daerah tersebut.PDRB yang meningkat menandakan kondisiekonomi yang semakin baik, serta peningkatandaya beli masyarakat regional. Walaupun in-dustri TPT Indonesia merupakan industri yangberorientasi ekspor, PDRB terbukti mampumemengaruhi kebertahanan perusahaan secarasignifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh ter-ciptanya lingkungan usaha yang kondusif olehpeningkatan PDRB regional. Kesimpulan inisejalan dengan studi yang dilakukan Audre-tsch dan Mahmood (1995) yang menyimpulkanbahwa keadaan makroekonomi yang stabil da-pat meningkatkan kemampuan perusahaan un-tuk bertahan dalam industri. Selain itu, pasarlokal dapat menjadi alternatif pemasaran ha-sil produksi saat pasar ekspor melemah. Keti-ka keadaan ekonomi global menurun dan pasarekspor ikut melemah, perusahaan pada indus-

Page 12: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 101

Tabel 5: Analisis Arah dan Signifikansi Variabel pada Firm Survival Model (1)

Variabel P-Value Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Nilai dF/dx

Impor Cina 0,021** - + 0,0175941Persentase Modal Asing 0,791 + - -0,0001197PDRB 0,011** + + 0,0294125Pengggunaan Listrik (kwh) 0,072* + + 0,0099615Persentase bahan baku impor 0,000** - - -0,0013945Profitabilitas Perusahaan 0,675 + - -0,0047529

Prob > chi2 0,000Pseudo R2 0,0444 = 4,44%

Keterangan: * signifikan pada taraf 10%Keterangan: ** signifikan pada taraf 5%

Tabel 6: Persentase Kepemilikan Modal Asing dalam Perusahaan

Karateristik Pemilikan Modal Asing Jumlah Perusahaan Persentase (%)

0% 3.659 93,34184Tidak 0% 261 6,658163

Total Perusahaan 3.920 100

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

tri TPT Indonesia dapat mengalihkan pasar-nya kepada pasar lokal, sehingga daya beli ma-syarakat regional akan mampu meningkatkankemampuan perusahaan untuk bertahan.

Variabel penggunaan listrik (kwh) merupa-kan proxy bagi pemilikan kapital dan tingkatteknologi dalam suatu perusahaan. Variabel inidapat secara signifikan memengaruhi kemam-puan perusahaan untuk bertahan, dalam ting-kat signifikansi 10%. Hasil ini sesuai denganstudi yang dilakukan Doms et al. (1995) yangmenyatakan bahwa tingkat kapital dan tekno-logi perusahaan akan memengaruhi performaperusahaan dalam pasar secara positif, yangselanjutnya meningkatkan kemampuan perusa-haan untuk bertahan. Dengan pendekatan la-in, perusahaan dengan tingkat kapital yang le-bih tinggi akan mampu memproduksi produkTPT dengan kualitas lebih tinggi, dengan de-mikian akan lebih mampu bertahan dalam in-dustri. Selain itu, pada perusahaan yang cende-rung capital intensive, perkembangannya tidakterpengaruh oleh fluktuasi keadaan di dalampasar tenaga kerja (peraturan upah minimum,PHK tenaga kerja, dan sebagainya), mencip-takan siklus produksi yang lebih stabil, sehing-ga akan lebih mampu bertahan dalam pasar.

Variabel persentase bahan baku impor seca-ra signifikan mampu memengaruhi kemampu-an perusahaan untuk bertahan dengan tingkatsignifikansi 5%. Penggunaan bahan baku im-por dapat membebani struktur biaya perusa-haan. Harga bahan baku impor yang berubah-ubah sesuai fluktuasi nilai tukar akan membe-bani struktur biaya perusahaan yang selanjut-nya mengurangi kemampuan perusahaan un-tuk bertahan dalam industri. Hasil ini sesuaidengan studi yang dilakukan Jovanovic (1982)di mana kemampuan perusahaan untuk ber-tahan ditentukan oleh true cost atau rata-ratabiayanya, yang terdiri dari entry cost dan biayaproduksi perusahaan tersebut.

Jumlah tenaga kerja, sebagai proxy dariukuran perusahaan, mampu secara signifikanmemengaruhi kemampuan perusahaan untukbertahan dalam industri, dengan tingkat sig-nifikansi 5%. Hasil regresi ini sejalan denganstudi yang dilakukan Audretsch (1995) danEvans (1987) bahwa start-up size suatu peru-sahaan akanmemengaruhi kemampuan perusa-haan tersebut untuk bertahan dalam industridengan arah hubungan yang positif. Audretsch(1995) mengatakan bahwa semakin besar start-up size suatu perusahaan, semakin mudah bagi

Page 13: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...102

perusahaan untuk tumbuh/semakin kecil ting-kat pertumbuhan yang dibutuhkan untuk men-capai Minimum Efficient Scale (MES) indus-tri, sehingga akan mampu bertahan dalam pa-sar. Setelah mencapai MES industri, perusaha-an akan mampu berproduksi pada skala opti-malnya.

Profitabilitas perusahaan diukur denganprofit to expenditure ratio, tidak memiliki pe-ngaruh signifikan terhadap kemampuan peru-sahaan untuk bertahan dalam industri TPTIndonesia periode tahun 2002–2007. Berbagaihambatan internal (kenaikan tarif dasar lis-trik, bunga bank, dan upah minimum peker-ja), yang terjadi bersamaan dengan penurun-an harga TPT dunia (AKATIGA, 2007) dankompetisi impor Cina, baik legal maupun ile-gal, tingkat profit yang didapatkan oleh per-usahaan dalam industri TPT Indonesia padatahun 2002 menjadi tidak cukup signifikan un-tuk memengaruhi kemampuannya untuk ber-tahan pada periode tahun 2002–2007. Dengankata lain, hasil ini menunjukkan bahwa peru-sahaan tidak perlu menghasilkan keuntunganbesar untuk dapat bertahan di pasar. Walau-pun keuntungan yang dihasilkan perusahaan dipasar kecil atau bahkan nol, perusahaan akantetap bertahan selama ia mampu mencukupiAverage Variable Cost-nya (short-run shut do-wn decision). Saat permintaan pasar menurun,perusahaan dapat memutuskan untuk menjualproduknya dengan harga lebih murah, dengandemikian profit yang didapatkan akan menu-run, namun perusahaan dapat tetap bertahandi pasar.

Tabel 7 menyajikan hasil dari pengolahanfirm survival model (2). Variabel penggunaanlistrik (kwh) tidak signifikan memengaruhi ke-mampuan perusahaan untuk bertahan. Hasilyang berbeda antara firm survival model (1)dan firm survival model (2) menunjukkan ada-nya potensi hubungan yang tidak signifikan an-tara tingkat kapital yang dimiliki perusahaandengan kemampuannya untuk bertahan dalamindustri. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi

mesin-mesin produksi dalam industri TPT In-donesia yang telah berumur lebih dari 20 ta-hun, dan menurunkan produktivitas produk-si, sehingga tidak mampu memberikan dam-pak signifikan terhadap kemampuan perusaha-an untuk bertahan dalam industri TPT Indo-nesia periode tahun 2002–2007.

Selanjutnya, dalam studi ini juga dilakukanmekanisme robustness check, dengan menam-bahkan unsur impor total TPT dari dunia kedalam variabel analisis. Dengan demikian, a-kan dapat terlihat efek dari impor Cina yangdikontrol dengan jumlah total impor TPT dariseluruh dunia. Hasil pengolahan model untukrobustness check, yang ditunjukkan pada Ta-bel 8, konsisten dengan hasil yang ditunjukkanoleh pengolahan model firm survival (1) pada6 variabel, sementara variabel rasio impor me-nunjukkan hasil analisis hubungan yang ber-beda dengan nilai impor Cina itu sendiri. Ra-sio impor Cina terhadap total impor dunia ti-dak memberikan dampak signifikan terhadapkebertahanan perusahaan. Hal ini menunjuk-kan bahwa saat unsur total impor TPT In-donesia dari seluruh dunia dimasukkan dalamanalisis, nilai impor Cina menjadi tidak signifi-kan dalam memengaruhi kebertahanan perusa-haan. Dengan kata lain, dampak yang dialamioleh industri TPT Indonesia bukan hanya ber-asal dari penetrasi impor Cina, melainkan jugadari keseluruhan penetrasi impor TPT dunia.

Tabel 9 memperlihatkan hasil pengolahanmodel pertumbuhan perusahaan menggunakanpendekatan pertumbuhan tenaga kerja. Terli-hat bahwa hanya dua variabel yang mampumemengaruhi pertumbuhan perusahaan seca-ra signifikan, yaitu variabel start-up size danproduktivitas tenaga kerja perusahaan.

Variabel impor Cina tidak signifikan meme-ngaruhi pertumbuhan tenaga kerja perusaha-an. Kesimpulan ini bertentangan dengan stu-di Mion dan Zhu (2010), Alvarez dan Claro(2008), dan Bloom et al. (2011). Hal ini dapatterjadi karena studi ini tidak mengikutsertakandata perusahaan kecil, sehingga hasil yang di-

Page 14: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 103

Tabel 7: Analisis Arah dan Signifikansi Variabel pada Firm Survival Model (2)

Variabel P-Value Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Nilai dF/dx

Impor Cina 0,000** - + 0,0418178Persentase Modal Asing 0,614 + - -0,0002028PDRB 0,001** + + 0,000365Pengggunaan Listrik (kwh) 0,139 + + 0,0021764Persentase bahan baku impor 0,082* - - -0,0005306Jumlah Tenaga Kerja 0,000** + + 0,1411162Profitabilitas Perusahaan 0,856 + + 0,0010358

Prob > chi2 0,000Pseudo R2 0,0255 = 2,55%

Keterangan: * signifikan pada taraf 10%Keterangan: ** signifikan pada taraf 5%

Tabel 8: Analisis Arah dan Signifikansi Variabel pada Robustness Check

Variabel P-Value Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Nilai dF/dx

Rasio Impor 0,449 - + 0,0670716Persentase Modal Asing 0,547 + - -0,0002724PDRB 0,014** + + 0,0281951Pengggunaan Listrik (kwh) 0,008** + + 0,0142654Persentase bahan baku impor 0,000** - - -0,0014712Jumlah Tenaga Kerja 0,000** + + 0,0642243Profitabilitas Perusahaan 0,693 + + -0,0045307

Prob > chi2 0,000Pseudo R2 0,0436 = 4,36%

Keterangan: * signifikan pada taraf 10%Keterangan: ** signifikan pada taraf 5%

tunjukkan juga tidak dapat sepenuhnya meng-gambarkan dampak impor Cina terhadap peri-laku pertumbuhan perusahaan. Pengaruh kom-petisi impor Cina yang tidak signifikan ter-hadap pertumbuhan perusahaan menunjukkanadanya indikasi persaingan dalam pasar yangberbeda antara produk impor Cina dan indus-tri TPT Indonesia yang memiliki orientasi pa-sar ekspor untuk pemasaran produksinya. Darihasil pengolahan model firm survival dan firmgrowth dapat disimpulkan bahwa impor Cinahanya dapat menolong perusahaan untuk ber-tahan dalam industri melalui mekanisme trans-shipment dan perdagangan barang impor, na-mun impor Cina tidak menyelesaikan akar ma-salah produksi industri TPT Indonesia, sehing-ga tidak dapat membantu perusahaan untuktumbuh.

Variabel persentase modal asing dalamstruktur modal perusahaan tidak memengaru-

hi pertumbuhan tenaga kerja perusahaan seca-ra signifikan. Seperti yang terjadi pada modelfirm survival, variabel modal asing tidak dapatmemengaruhi pertumbuhan perusahaan secarasignifikan karena masih sedikitnya perusahaandalam industri TPT Indonesia yang memilikikomponen asing dalam struktur modalnya.

Variabel PDRB juga tidak memengaruhipertumbuhan tenaga kerja dalam perusahaansecara signifikan. Variabel PDRB yang meru-pakan ukuran dari pertumbuhan ekonomi pro-vinsi dan mencerminkan daya beli masyara-kat regional, berdasarkan hasil analisis modelfirm survival mampu memengaruhi keberta-hanan perusahaan secara signifikan. Perusaha-an dalam industri TPT Indonesia lebih banyakmengalokasikan produknya untuk pasar ekspordaripada pasar nasional, menunjukkan karak-teristik industri TPT Indonesia yang berorien-

Page 15: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...104

Tabel 9: Analisis Arah dan Signifikansi Variabel pada Labor Growth Model

Variabel P-Value Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Nilai dF/dx

Impor Cina 0,789 - - -0,005363Persentase Modal Asing 0,106 + + 0,0011256PDRB 0,194 + - -0,0403674Pengggunaan Listrik (kwh) 0,256 + + 0,0160708Produktivitas Tenaga kerja 0,021** + + 0,0615568Jumlah Tenaga Kerja 0,000** - - -0,0907274Profitabilitas Perusahaan 0,968 + - -0,000269

Prob > F 0,0000R-squared 0,0113 = 1,13%

Keterangan: * signifikan pada taraf 10%Keterangan: ** signifikan pada taraf 5%

tasi ekspor4. Akibatnya, daya beli masyarakatregional yang dicerminkan oleh tingkat PDRBprovinsi tidak mampu secara signifikan meme-ngaruhi pertumbuhan tenaga kerja perusaha-an. Jika dibandingkan dengan analisis modelfirm survival, dapat terlihat bahwa PDRB pro-vinsi lebih mampu memengaruhi kebertahananperusahaan dibandingkan dengan pertumbuh-an perusahaan. PDRB provinsi yang mencer-minkan daya beli masyarakat regional mam-pu memberikan dampak positif signifikan ter-hadap kebertahanan perusahaan, terutama sa-at terjadinya pelemahan pasar ekspor. Peru-sahaan akan mengalihkan produksinya ke pa-sar lokal sebagai strategi alternatif untuk te-tap bertahan di pasar. Namun, strategi ini bu-kanlah strategi permanen yang diterapkan se-bagai pendorong pertumbuhan perusahaan, se-hingga tidaklah mengherankan jika PDRB ti-dak dapat memengaruhi pertumbuhan perusa-haan secara signifikan. Pertumbuhan perusa-haan dihasilkan dari pertumbuhan permintaanekspor, sehingga strategi pendorong pertum-buhan perusahaan akan berfokus pada peme-nuhan pasar ekspor.

Variabel penggunaaan tenaga listrik (kwh),sebagai proxy dari tingkat pemilikan kapitaldan tingkat teknologi, tidak memengaruhi per-tumbuhan tenaga kerja secara signifikan. Da-

4Presentasi Departemen Perindustrian, ”Road MapIndustri Tekstil dan Produk Tekstil”, Juni 2007, dikutipdari Ibrahim (2009).

ri hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwapertumbuhan perusahaan pada industri TPTIndonesia lebih dipengaruhi oleh jumlah tena-ga kerja/ukuran perusahaan daripada jumlahkapital yang dimilikinya. Dengan kata lain, pe-ningkatan permintaan, yang akan memicu per-tumbuhan, diatasi dengan penambahan jumlahtenaga kerja, bukan penambahan kapital me-sin. Hasil pengolahan model firm survival (1)dan (2) menyimpulkan bahwa tingkat kapitalsuatu perusahaan memberikan dampak positifterhadap kemampuan perusahaan untuk ber-tahan, namun dampak positifnya juga berpo-tensi menjadi tidak signifikan, yang disebab-kan oleh kondisi mesin-mesin produksi dalamindustri TPT Indonesia yang telah berumur sa-ngat tua. Sejalan dengan hasil tersebut, penga-ruh yang tidak signifikan dari tingkat kapitaldalam hasil pengolahan model firm growth da-pat disebabkan oleh umur mesin pada indus-tri TPT Indonesia yang sudah sangat tua, ki-nerja mesin industri yang sudah tidak optimal,sehingga tidak mampu memengaruhi pertum-buhan perusahaan secara signifikan. Selain itu,hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan ka-pital bukan merupakan indikator pertumbuhanperusahaan. Perusahaan tidak harus terus me-ningkatkan jumlah kapitalnya untuk tumbuh,Pertumbuhan dihasilkan dari peningkatan per-mintaan, yang dapat dipenuhi dengan pening-katan efisiensi produksi, misalnya melalui pe-latihan tenaga kerja atau peningkatan jumlahtenaga kerja.

Page 16: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 105

Variabel produktivitas tenaga kerja, yangdihitung dengan angka value-added per tena-ga kerja, terbukti memberikan dampak secarasignifikan terhadap pertumbuhan tenaga kerjaindustri TPT Indonesia periode tahun 2002–2007. Hasil ini membuktikan pentingnya perandari produktivitas tenaga kerja terhadap per-tumbuhan perusahaan. Kesimpulan ini juga se-suai dengan studi yang telah dilakukan olehDoms et al. (1995), di mana dinyatakan bah-wa perusahaan dengan produktivitas yang le-bih tinggi akan memiliki tingkat pertumbuhanyang lebih tinggi pula. Perusahaan yang me-miliki produktivitas tenaga kerja yang tinggiakan mampu berproduksi dengan lebih efisien,memicu peningkatan kapasitas produksi, danpada akhirnya akan meningkatkan pertumbuh-an perusahaan.

Jumlah tenaga kerja, sebagai proxy daristart-up size perusahaan, memiliki dampak sig-nifikan terhadap pertumbuhan tenaga kerja,pada tingkat signifikansi 5%. Kesimpulan inijuga sesuai dengan studi empiris terdahuluyang dilakukan Evans (1987), Dunne dan Hu-ghes (1994), dan Doms et al. (1995) yang me-nyatakan bahwa semakin besar ukuran perusa-haan, semakin kecil tingkat pertumbuhan tena-ga kerja perusahaan tersebut. Kesimpulan inimenolak Gibrat’s Law yang menyatakan bah-wa tingkat pertumbuhan perusahaan adalahproporsional dengan ukuran perusahaan terse-but. Menurut Audretsch dan Mahmood (1995),hubungan negatif antara kedua variabel ter-sebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Peru-sahaan dengan start-up size yang kecil harustumbuh lebih cepat dari perusahaan besar un-tuk mencapai Minimum Efficient Scale (MES).Pertumbuhan ini diperlukan untuk menghapuscost disadvantages yang dimilikinya berkaitandengan skala ekonomi industri (MES). Costdisadvantages muncul karena perusahaan ba-ru (new entrants) beroperasi pada sub-optimalscale of output. Semakin besar jarak antarastart-up size perusahaan dengan MES, sema-kin cepat perusahaan tersebut harus tumbuh

untuk bertahan dalam pasar.

Profitabilitas perusahaan, yang dihitung de-ngan profit-to-expenditure ratio, tidak mampumemengaruhi pertumbuhan tenaga kerja da-lam perusahaan secara signifikan. Sejalan de-ngan analisis model kebertahanan perusahaan,tingkat profitabilitas perusahaan pada tahun2002 juga tidak mampu memberikan dampaksignifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya ting-kat profit yang didapatkan perusahaan padaindustri TPT Indonesia pada tahun 2002. Da-ri hasil pengolahan model firm survival danfirm growth dapat disimpulkan bahwa berba-gai hambatan yang dihadapi industri TPT In-donesia pada tahun 2002 membuat profit yangdihasilkan menjadi tidak cukup signifikan un-tuk memengaruhi kemampuan perusahaan un-tuk bertahan maupun untuk tumbuh.

Mekanisme robustness check juga diguna-kan dalam analisis model firm growth. Varia-bel impor Cina yang digunakan dalam modelfirm growth diganti dengan variabel rasio im-por Cina terhadap total impor TPT dari selu-ruh dunia. Adapun hasil dari robustness checkpada model firm growth disajikan dalam Ta-bel 10. Mekanisme robustness check yang di-lakukan pada model firm growth memberikanhasil yang konsisten dengan hasil analisis mo-del firm growth sebelumnya, di mana hanyaada dua variabel yang memengaruhi perilakupertumbuhan perusahaan dalam industri TPTIndonesia, yaitu start-up size dan produktivi-tas tenaga kerja perusahaan. Dari hasil terse-but dapat disimpulkan bahwa penetrasi imporCina dibandingkan dengan impor TPT duniatidak memberikan dampak signifikan terhadapperilaku pertumbuhan perusahaan. Hal ini da-pat disebabkan oleh indikasi persaingan dalampasar yang berbeda, mengingat data yang di-gunakan dalam studi ini hanya data perusaha-an skala menengah dan besar, sementara dataperusahaan kecil tidak diikutsertakan. Dengankata lain, pertumbuhan perusahaan dalam in-dustri TPT Indonesia dapat pula dipengaruhi

Page 17: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...106

Tabel 10: Analisis Arah dan Signifikansi Variabel pada Robustness Check

Variabel P-Value Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Nilai dF/dx

Rasio Impor Cina 0,356 - - 0,1612632Persentase Modal Asing 0,106 + + 0,0011506PDRB 0,172 + - -0,0427463Pengggunaan Listrik (kwh) 0,308 + + 0,0167137Produktivitas Tenaga kerja 0,022** + + 0,0609776Jumlah Tenaga Kerja 0,000** - - -0,0935389Profitabilitas Perusahaan 0,986 + - -0,0001137

Prob > F 0,0000R-squared 0,0118 = 1,18%

Keterangan: * signifikan pada taraf 10%Keterangan: ** signifikan pada taraf 5%

oleh penetrasi impor TPT dunia, yang tidakdianalisis dalam studi ini.

Hasil pengujian Heckman menunjukkan ko-efisien mills lambda sebesar yang tidak signi-fikan dalam tingkat signifikansi 95%. Sehinggadapat disimpulkan bahwa sampel dalam modelfirm growth sudah terseleksi secara acak dan ti-dak ditemukan adanya indikasi hubungan anta-ra karakteristik model firm growth dan firm su-rvival. Dengan kata lain, koefisien mills lambdayang tidak signifikan menunjukkan bahwa ti-dak ada masalah yang ditimbulkan oleh unob-served selection effect, sehingga regresi OLS pa-da pengolahan model firm growth dapat dila-kukan dengan data sampel tersensor (censoredsample). Lebih lanjut dapat disimpulkan bah-wa perilaku pertumbuhan perusahaan pada in-dustri TPT Indonesia periode tahun 2002–2007dapat dianalisis dengan menggunakan metodedata tersensor.

Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengolah-an model firm survival ini adalah bahwa keber-tahanan perusahaan dalam industri TPT In-donesia periode tahun 2002–2007 dipengaruhioleh karakteristik internal perusahaan itu sen-diri, yaitu start-up size, jumlah kapital, danproporsi bahan baku impor dalam perusaha-an tersebut, sementara variabel eksternal yangmemengaruhi adalah kompetisi impor barang

sejenis dari Cina dan nilai PDRB provinsitempat perusahaan tersebut berdiri. Nilai im-por Cina memberikan dampak positif signifikanterhadap kebertahanan perusahaan dalam in-dustri TPT Indonesia melalui peningkatan ino-vasi, praktik transshipment, dan peralihan dariprodusen menjadi pedagang tekstil impor Ci-na dengan merek lokal. Berdasarkan robustnesscheck terhadap model firm survival, total im-por TPT dunia juga berpotensi memberikandampak pada kebertahanan perusahaan dalamindustri TPT Indonesia periode 2002–2007.

Analisis terhadap perilaku pertumbuhanperusahaan dalam industri TPT Indonesia pe-riode tahun 2002–2007 menyimpulkan bahwapertumbuhan perusahaan hanya dipengaruhioleh start-up size yang diukur dengan jumlahtenaga kerja dalam perusahaan, serta tingkatproduktivitas tenaga kerja perusahaan terse-but. Kesimpulan lain yang dapat diambil daripengolahan model firm growth adalah bahwapenetrasi impor Cina tidak memengaruhi per-tumbuhan perusahaan secara signifikan. Per-tumbuhan perusahaan dalam industri TPT In-donesia periode 2002–2007 lebih dipengaruhioleh faktor internal, yaitu karakteristik peru-sahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaanitu sendiri, sementara variabel eksternal yangdigunakan dalam studi ini tidak memengaru-hi pertumbuhan perusahaan secara signifikan.Berdasarkan robustness check terhadap modelfirm growth dapat disimpulkan bahwa nilai im-por Cina yang dibandingkan dengan total im-

Page 18: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina... 107

por TPT dunia tidak memberikan dampak sig-nifikan. Dengan kata lain, pertumbuhan peru-sahaan dalam industri TPT Indonesia dapatpula dipengaruhi oleh penetrasi impor TPTdunia, yang tidak dianalisis dalam studi ini.

Studi ini memiliki beberapa keterbatasan,sehingga penulis memberikan saran untuk stu-di selanjutnya, yaitu mengikutsertakan bebe-rapa variabel yang tidak dipertimbangkan da-lam studi ini, seperti variabel umur perusahaandan data dari perusahaan kecil. Dengan mem-pertimbangkan perusahaan kecil, dapat dilaku-kan analisis yang lebih menyeluruh mengenaikebertahanan dan pertumbuhan industri TPTIndonesia. Selain itu studi ini hanya mengana-lisis dampak impor TPT dari Cina, sementaraefek total dari penetrasi impor TPT dari se-luruh dunia diabaikan. Sehingga efek dari to-tal impor TPT dunia terhadap kinerja indus-tri TPT Indonesia, dapat dilihat untuk men-dapatkan hasil analisis yang lebih komprehen-sif mengenai dampak penetrasi impor barangsejenis terhadap kinerja perusahaan dalam in-dustri TPT Indonesia.

Daftar Pustaka

[1] AKATIGA. (2007). Industri Tekstil dan GarmenIndonesia Pasca ATC: Dimana Kita Berada.

[2] AKATIGA. (2009, Januari 11). Saat-nya Pemerintah Buat Kebijakan Melindu-ngi Industri TPT. http://www.akatiga.

org/index.php/publikasi/artikel/item/

350-saatnya-pemerintah-buat-kebijakan-

melindungi-industri-tpt. (Accessed October25, 2011).

[3] Alvarez, R. & Claro, S. (2008). DavidVersus Goliath: The Impact of Chine-se Competition on Developing Countries.Central Bank of Chile Working Papers,478. http://www.bcentral.cl/estudios/

documentos-trabajo/pdf/dtbc478.pdf. (Acces-sed November 8, 2011).

[4] Audretsch, D. B. (1995). Innovation, Growth, andSurvival. International Journal of Industrial Orga-nization, 13 (4), 441–457.

[5] Audretsch, D. B. & Mahmood, T. (1995). NewFirm Survival: New Results Using a Hazard Fun-ction. The Review of Economics and Statistics,

77 (1), 97–103. http://www.jstor.org/stable/

2109995. (Accessed October 25, 2011).[6] Audretsch, D. B., Houweling, P. & Thurik, A. R.

(2000). Firm Survival in the Netherlands. Reviewof Industrial Organization, 16 (1), 1–11.

[7] Badan Pusat Statistik. www.bps.go.id.[8] Bank Indonesia. (2008). Organisasi Industri dan

Pembentukan Harga di Tingkat Produsen. OutlookEkonomi Indonesia 2008–2013, Edisi Juli 2008.

[9] Bloom, N., Draca, M. & Van Reenen, J. (2011).Trade Induced Technical Change? The Impact ofChinese Imports on Innovation, IT, and Producti-vity. NBER Working Paper, 16717. http://www.nber.org/papers/w16717.pdf?new_window=1.(Accessed November 8, 2011).

[10] Burnside, C., Eichenbaum, M. & Rebelo, S. (1995).Capital Utilization and Returns to Scale. NBERMacroeconomics Annual, 10, 67–110. http://www.nber.org/chapters/c11017.pdf. (Accessed No-vember 8, 2011).

[11] Carrizosa, M. T. (2006). Firm Growth, Persistence,and Multiplicity of Equilibria: An Analysis of Spa-nish Manufacturing and Service Industries. PhDDisertassion. Spanyol: Department of EconomicsUniversity Rovira i Virgili.

[12] Doms, M., Dunne, T. & Roberts, M. J. (1995). TheRole Of Technology Use In The Survival and Grow-th of Manufacturing Plants. International Journalof Industrial Organization, 13 (4), 523–542.

[13] Dunne, P. & Hughes, A. (1994). Age, Size, Grow-th and Survival: UK Companies in the Late 1980s.Journal of Industrial Economics, 42 (2), 115–140.http://www.jstor.org/stable/2950485. (Acces-sed October 25, 2011).

[14] Evans, D. S. (1987). The Relationship Betwe-en Firm Growth, Size, and Age: Estimates for100 Manufacturing Industries. Journal of Indus-trial Economics, 35 (4), 567–581. http://www.

jstor.org/stable/2098588. (Accessed November8, 2011).

[15] Geroski, P. A. (1995). What Do We Know AboutEntry? International Journal of Industrial Organi-zation, 13 (4), 421-440.

[16] Greene, W. H. (2003). Econometric Analysis, 5thEdition. Prentice Hall International.

[17] Gujarati, D. N. & Porter, D. C. (2009). Basic Eco-nometrics, International Edition, 5th Edition. Si-ngapore: McGraw-Hill.

[18] Hart, P. E. (1962). The Size and Growth ofFirms. Economica, 29 (113), 2939. http://www.

jstor.org/stable/2601518. (Accessed November8, 2011).

[19] Hermawan, Iwan. (2011). Analisis Dampak Kebi-jakan Makroekonomi Terhadap Perkembangan In-dustri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia. Bule-tin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 374–408.

Page 19: Analisis Dampak Impor Cina terhadap Kebertahanan dan

Laela D. W./Analisis Dampak Impor Cina...108

Tabel 11: Hasil Pengujian Heckman

Analisa Hubungan P-value dari Koefisien Mills Lambda Keterangan

Model Firm Survival dan Labor Growth 0,078 Tidak Signifikan

Desain Hipotesis

H0 Data dalam sampel terseleksi secara acak. Ti-dak ada hubungan antara model firm growth danfirm survival

Gagal Menolak H0

H1 Data dalam sampel tidak terseleksi secara acak.Ada hubungan antara model firm growth danfirm survival

[20] Ibrahim, P. W. D. (2009). Pengaruh LiberalisasiPerdagangan Terhadap Produktivitas Tenaga Ker-ja Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia:1991–2005. Skripsi. Depok: Departemen Ilmu Eko-nomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

[21] Isgut, A. (2009). The Effect of Imports from Chi-na on Canada’s Labour Markets: Your Wages AreNot Set in Beijing. Proceedings of the conferen-ce, ”Offshore Outsourcing: Capitalizing on LessonsLearned”, Rotman School of Management, Toron-to, 26–27 Oktober 2006. Diedit oleh Daniel Trefler.www.rotman.utoronto.ca/index.html. (AccessedNovember 8, 2011).

[22] Jovanovic, B. (1982). Selection and the Evolu-tion of Industry. Econometrica, 50 (3), 649–670.http://www.jstor.org/stable/1912606. (Acces-sed November 8, 2011).

[23] Mankiw, N. Gregory. (2004). Principles of Econo-mics, 3rd Edition. Ohio : Thomson South-Western.

[24] Mansfield, E. (1962). Entry, Gibrat’s Law, In-novation and the Growth of Firms. AmericanEconomic Review, 52 (5), 1023–1051. http://

www.jstor.org/stable/1812180. (Accessed Octo-ber 25, 2011).

[25] Mion, G. & Zhu, L. (2010). Import Competitionfrom and Outsourcing to China: A Curse or Bles-sing for Firms? Centre for Economic Performance(CEP) Discussion Paper, 1038.

[26] Miranti, E. (2007). Mencermati Kinerja Tekstil In-donesia: Antara Potensi dan Peluang. EconomicReview, 209, 1–10.

[27] Publikasi Statistik Kementerian Perindustrian.www.kemenperin.go.id.

[28] Publikasi Statistik Kementerian Perdagangan.www.kemendag.go.id.

[29] Pusat Data United Nations, UN Comtrade. www.comtrade.un.org.

[30] Rahmitha. (2009). Pengaruh Posisi PersainganDomestik terhadap Kemampuan Ekspor IndustriTekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia. Sk-

ripsi. Depok: Departemen Ilmu Ekonomi, FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

[31] Shiferaw, A. (2006). Entry, Survival, and Growthof Manufacturing Firms in Ethiopia. Working Pa-per Series Institute of National Studies, 425.

[32] Simon, H. A. & Bonini, C. P. (1958). The Si-ze Distribution of Business Firms. The Americ-an Economic Review, 48 (4), 607–617. http://

www.jstor.org/stable/1808270. (Accessed Octo-ber 25, 2011).

[33] Storey, D. J. (1994). Understanding the Small Bu-siness Sector. London: Routledge.

[34] Tempo Online. (2009, November 30). HalangRintang Ekonomi Kita. Tempo Online. http://

majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/

11/30/LK/mbm.20091130.LK132090.id.html.(Accessed November 8, 2011).

[35] Wooldridge, J. M. (2005). Introductory Econome-trics: A Modern Approach, 3rd Edition. ThomsonSouth-Western.