14
132 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 6, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145 ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN LEMPUNG SEBAGAI BAHAN BAKU GENTENG SOKA DAN BATA, DI KABUPATEN KEBUMEN CHUSNI ANSORI Peneliti LIPI-Karangsambung, Kebumen e-mail: [email protected] SARI Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kebutuhan, pemanfaatan, sebaran, kualitas, cadangan lempung dan dampak lingkungan disekitar sentra industri genteng di Kecamatan Sruweng dan Pejagoan Kabupaten Kebumen, yang mencakup kegiatan lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi penelitian sebaran bahan galian, aktivitas penambangan serta dampak lingkungan yang terjadi. Penelitian laboratorium mencakup analisis XRD menggunakan alat RINT2000 wide angle geniometer dan kimia mineral menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrometer). Lempung tersebar pada 13 lokasi seluas 1.320,870 Ha, dengan jumlah cadangan 19.544.143,00 m 3 . Berdasarkan analisis XRD, lempung mengandung kaolinit, monmorilonit, illit serta mineral induk. Kualitas lempung yang berasal dari Kebakalan setara dengan lempung dari Kedawung, lempung Kebagoran mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan lempung Kedawung, sementara itu lempung Plumbon kurang baik. Analisis kimia menunjukkan bahwa lempung dari Kebakalan dan Plumbon mengandung Fe 2 O 3 sebesar 18,48 – 20,15 %. Indeks plastisitas berkisar antara 19,23 – 28,12% , susut kering sekitar 6%, susut bakar 9.5% sehingga memenuhi syarat untuk genteng keramik. Tingkat produksi genteng diperkirakan 174.424.333 bh/th, produksi batu bata 60.300.000 bh/th, maka diperlukan lempung 369.528,88 m 3 /th. Cadangan lempung yang ada diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan selama 52,9 tahun. Nilai ekonomi cadangan lempung Rp 1,95 triliun, nilai potensial kerugian lahan akibat tidak panen Rp 84,78 milyar, nilai sewa sawah pada petani seharga Rp 63 juta/Ha, sehingga menguntungkan. Dampak lingkungan yang terjadi mencakup; hilangnya tanah penutup dan kesuburan tanah, perubahan topografi yang tidak sesuai karakter lahan serta rusaknya infra struktur. Untuk mengurangi perlu melokalisir area penambangan di sekitar Kebakalan-Logandu, melakukan reklamasi paska tambang dengan mengembalikan tanah pucuk, pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi tempat perikanan/pemancingan, pembuatan zonasi kawasan tambang serta PERDA Pertambangan. Kata kunci : Kebumen, genteng Soka, lempung, cadangan, lingkungan ABSTRACT This research is aimed to known demand, utilization, quality, quantity, and enviromental impact of clay material around Sruweng and Pejagoan central industries at Kebumen Regency, the work includes field activities and labora- tory. Field activities include research of clay spread, mining activity and environmental impact. Laboratory analysis includes XRD using RINT2000 wide angle geniometer and chemical analysis with AAS (Atomic Absorbtion Spec- trometer) method. Clay material spreads over 13 locations, 1,320.870 Ha and 19,544,143,00 m 3 reserve. Based on XRD analysis, clay material consists of kaolinite, monmorillonite, illite and host minerals. Clay materials quality of Kebakalan is similar to Kedawung, the Kebagoran is lower than Kedawung, however the Plumbon is poor in quality Fe 2 O 3 content of Kebakalan and Plumbon clay are 18,48 – 20,15 %. Plasticity index is found between 19,23 and 28,12 %, drying shrinkage is 6 %, burning shrinkage is 9,5 %, so it is eligibility for ceramic roof-tile. Naskah masuk : 04 Mei 2010, revisi pertama : 18 juni 2010, revisi kedua : 07 Juli 2010, revisi terakhir : Juli 2010

ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

132

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 6, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAKPENAMBANGAN LEMPUNG SEBAGAI BAHAN BAKUGENTENG SOKA DAN BATA, DI KABUPATEN KEBUMEN

CHUSNI ANSORI

Peneliti LIPI-Karangsambung, Kebumene-mail: [email protected]

SARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kebutuhan, pemanfaatan, sebaran, kualitas, cadangan lempung dandampak lingkungan disekitar sentra industri genteng di Kecamatan Sruweng dan Pejagoan Kabupaten Kebumen, yangmencakup kegiatan lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi penelitian sebaran bahan galian, aktivitaspenambangan serta dampak lingkungan yang terjadi. Penelitian laboratorium mencakup analisis XRD menggunakanalat RINT2000 wide angle geniometer dan kimia mineral menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrometer).

Lempung tersebar pada 13 lokasi seluas 1.320,870 Ha, dengan jumlah cadangan 19.544.143,00 m3. Berdasarkananalisis XRD, lempung mengandung kaolinit, monmorilonit, illit serta mineral induk. Kualitas lempung yang berasaldari Kebakalan setara dengan lempung dari Kedawung, lempung Kebagoran mempunyai kualitas lebih rendahdibandingkan lempung Kedawung, sementara itu lempung Plumbon kurang baik. Analisis kimia menunjukkan bahwalempung dari Kebakalan dan Plumbon mengandung Fe2O3 sebesar 18,48 – 20,15 %. Indeks plastisitas berkisarantara 19,23 – 28,12% , susut kering sekitar 6%, susut bakar 9.5% sehingga memenuhi syarat untuk genteng keramik.Tingkat produksi genteng diperkirakan 174.424.333 bh/th, produksi batu bata 60.300.000 bh/th, maka diperlukanlempung 369.528,88 m3/th. Cadangan lempung yang ada diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan selama 52,9tahun. Nilai ekonomi cadangan lempung Rp 1,95 triliun, nilai potensial kerugian lahan akibat tidak panen Rp 84,78milyar, nilai sewa sawah pada petani seharga Rp 63 juta/Ha, sehingga menguntungkan.

Dampak lingkungan yang terjadi mencakup; hilangnya tanah penutup dan kesuburan tanah, perubahan topografiyang tidak sesuai karakter lahan serta rusaknya infra struktur. Untuk mengurangi perlu melokalisir area penambangandi sekitar Kebakalan-Logandu, melakukan reklamasi paska tambang dengan mengembalikan tanah pucuk, pemanfaatanlahan bekas tambang menjadi tempat perikanan/pemancingan, pembuatan zonasi kawasan tambang serta PERDAPertambangan.

Kata kunci : Kebumen, genteng Soka, lempung, cadangan, lingkungan

ABSTRACT

This research is aimed to known demand, utilization, quality, quantity, and enviromental impact of clay materialaround Sruweng and Pejagoan central industries at Kebumen Regency, the work includes field activities and labora-tory. Field activities include research of clay spread, mining activity and environmental impact. Laboratory analysisincludes XRD using RINT2000 wide angle geniometer and chemical analysis with AAS (Atomic Absorbtion Spec-trometer) method.

Clay material spreads over 13 locations, 1,320.870 Ha and 19,544,143,00 m3 reserve. Based on XRD analysis, claymaterial consists of kaolinite, monmorillonite, illite and host minerals. Clay materials quality of Kebakalan is similarto Kedawung, the Kebagoran is lower than Kedawung, however the Plumbon is poor in quality Fe2O3 content ofKebakalan and Plumbon clay are 18,48 – 20,15 %. Plasticity index is found between 19,23 and 28,12 %, dryingshrinkage is 6 %, burning shrinkage is 9,5 %, so it is eligibility for ceramic roof-tile.

Naskah masuk : 04 Mei 2010, revisi pertama : 18 juni 2010, revisi kedua : 07 Juli 2010, revisi terakhir : Juli 2010

Page 2: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

133

PENDAHULUAN

Industri genteng Soka merupakan industri rakyat yangmenyerap banyak tenaga kerja dan telah berlangsunglama. Ketenaran merek genteng Soka karenakualitasnya, sehingga banyak ditiru di Banyumas,Cilacap dan Yogyakarta. Pusat industri gentengtersebar di kecamatan Sruweng, Pejagoan, Adimulyo,Klirong, dan Kutowinangun. Selain genteng, produklain yang dihasilkan adalah bata. Jumlah usahagenteng di Kabupaten Kebumen mencapai sekitar1.025 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 12.697orang baik di sektor produksi, penambangan maupunangkutan (Anonim, 2008).

Meningkatnya pembangunan, menyebabkan naiknyakebutuhan genteng dan bata sehingga meningkatkanaktifitas penambangan yang berpengaruh terhadapkelestarian lingkungan. Sebagian besar lokasipenambangan terdapat pada lahan pertanianberirigasi teknis dan pemukiman, dilakukanperorangan pada tanah sewa atau milik keluarga.Akibat penambangan terbentuk kubangan air sertaberkurangnya produktifitas lahan, kerusakan jaringanirigasi, jalan, dan bentang alam.

Industri genteng dan bata merupakan industri denganbahan baku utama lempung/tanah liat. Keberadaanindustri ini telah menciptakan peluang usaha, namunmempunyai dampak lingkungan. Penelitian ini akanmengkaji tingkat kebutuhan, pemanfaatan, sebaran,kualitas dan besarnya cadangan lempung diKecamatan Sruweng dan sekitarnya. Diharapkan hasilpenelitian ini sebagai masukan bagi PEMDA dalampembuatan PERDA Pertambangan, rencana tataruang dan wilayah (RTRW) serta pengelolaandampak lingkungan.

Lempung mempunyai sifat plastis/liat jika dicampurair, sehingga lempung sering disebut tanah liat.Menurut Wentworth dalam Pettijohn (1975),lempung merupakan material dengan ukuran butir< 1/256 mm. Lempung tersusun oleh silika, alumina

dan alkali tanah karena proses residual dan sedimentasi.Sifat paling penting dari lempung adalah platisitasnyayang tergantung pada susunan dan kehalusan butiranmineral, kandungan air, garam serta bahan organis.Makin banyak bagian kecil yang aktif, makin tinggisifat liatnya. Jika dibakar, air akan menguap sehinggasifat liatnya hilang dan menjadi keras. Untukmembuang air harus dibakar pada suhu 450 – 7500C,sedangkan untuk menghilangkan kandungan CO2suhu pembakaran harus ditingkatkan menjadi 950 –1250 0C. Warna hasil produksi ditentukan oleh suhupembakaran dan komposisi lempung. Apabila CaO+ Al2O3 tinggi warna semakin pucat, namun apabilaFe2O3 tinggi maka warna semakin merah. Kandunganbahan organis tinggi berpengaruh pada porositas,karena menghasilkan CO2 yang terlepas pada saatpembakaran sehingga berpori (Sukandarrumidi,1999). Kualitas lempung untuk industri gentengmeliputi kandungan SiO2, Fe2O3, Al2O3, CaO danhilang pijar. Sedangkan sifat fisiknya meliputiplastisitas, bobot isi, ukuran butir, dan kuat tekangenteng saat kering. Untuk pembuatan gentengkeramik, maka syarat utamanya adalah hargaplastisitas sebesar 20 – 30 %, material berukuranlempung – lanau sebanyak 60 – 75 %, fraksi kasar> 1,4 mm tidak lebih 0,5 %, kadar besi sebesar 5 –9 %, tidak mengandung kapur dan garam alkali,susut kering < 10 % dan susut bakar < 2 %(Sukandarrumidi, 1999).

Potensi tanah liat tersebar luas di Kebumen,khususnya di Kecamatan Sruweng dan Pejagoan.Secara morfologi tanah liat dijumpai pada daerahdataran yang pemanfaatan lahannya untukpersawahan dan pemukiman. Morfologi dataran diKecamatan Sruweng dan Pejagoan dikelilingi olehmorfologi perbukitan bergelombang kuat hinggapegunungan berlereng terjal. Batuan pada morfologidataran disusun oleh endapan alluvial sedangkanpada morfologi pegunungan hingga perbukitandidominasi oleh batupasir tufaan, kalkarenit danlempung tufaan anggota Formasi Halang danPenosogan (Sukendar A., dkk, 1992).

The production capacity of roof-tile and brick at Kebumen are respectively 174.424,333 and 60,300,000 pieces/year. Hence, it needs clay material aproximately 369,528,88 m3/year. This reserve of clay material may fulfill for 52,9years requirment. The economic value of clay is Rp 1.954 billion, economic loss of land Rp 84,78 billion, rent of ricefield is Rp 63 million/hectare. Therefore, it provides benefit for farmers.

The enviromental impack of mining are lost of top soil and vertility, infrastucture and morphology damage. Forreducing those, mining area must be localized especially around Kebakalan – Logandu, mining reclamation, ex-mining handling for fishery, mining zone arrangement and regulation.

Keywords : Kebumen, Soka roof-tile, clay, reserve, environment

Page 3: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

134

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

METODOLOGI

Metodologi penelitian yang diterapkan meliputi :1. Interpretasi citra penginderaan jauh/peta-peta

tematik, serta kompilasi data-data terdahulu,sehingga didapatkan gambaran tentang sebaranpotensi lempung. Hasil interpretasi berupa petasebaran potensi lempung yang di tumpangtindihkan (overlay) dengan tataguna lahan.

2. Penelitian geologi lapangan untuk mengetahuisebaran, proses dan aktivitas penambangan sertadampak lingkungan. Penelitian lapangandilakukan melalui metode observasi danwawancara secara langsung di lapangan.

3. Analisis XRD dilakukan di GeoLabs BadanGeologi Bandung, menggunakan alat RINT2000wide angle geniometer, Cu Ká /40 kV/26 mA,bentangan scan 30 – 59,90. Analisis kimia min-eral dilakukan di Laboratorium Kimia Analit–MIPA–UGM, menggunakan metode AAS(Atomic Absorbtion Spectrometer).

4. Inventarisasi dan analisis tingkat kebutuhanlempung di Kebumen. Tingkat kebutuhan bahanbaku untuk seluruh industri genteng dan batadihitung berdasarkan tingkat produksi total sertakebutuhan bahan baku untuk setiap unitproduksi berdasarkan data terbaru, sehingga akandidapatkan data tingkat kebutuhan lempung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian lapangan

Tanah liat di daerah penelitian secara megaskopikberwarna kecoklatan, kekuningan, abu-abu sampaikehitaman, plastis hingga agak plastis, berbutir sangathalus, lunak, sering bercampur dengan lanau. Secaraumum dijumpai di daerah dataran rendah, umumnyadimanfaatkan untuk lahan persawahan padi sertasebagian palawija. Sebagian besar aktivitaspenambangan berlokasi di Kecamatan Sruweng danPejagoan dengan status lahan umumnya milikpenduduk dan sebagian tanah milik desa.Penggunaan tanah liat sebagai bahan bakupembuatan genteng, bata merah maupun gerabah.Sebaran potensi tanah liat di daerah penelitianterdapat merata pada morfologi dataran, yang terbagimenjadi 13 ( tiga belas) blok, lihat Gambar 5.

a. Desa Kewayuhan – Kedawung (Blok G)

Lokasi ini merupakan sentra penggalian palingintensif dengan bekas-bekas lubang galian di sekitarpersawahan dan pemukiman. Pada lokasipenambangan di desa Kedawung, lempung berwarnacoklat kekuningan, homogen, sangat plastis, tidakcepat mengeras jika kering, dan sangat diminatipabrik genteng karena tingkat kerusakan ketika dibakar sangat kecil. Kedalaman muka air tanah (m.a.t)pada sumur penduduk 3,0 m, yang kemungkinan akan

5,1 m

Tanah, dijumpai akar tumbuhan, ketebalan 30 cm

kecoklatan berisi kerikil batuan serta fragmen genteng,

Tanah, berwarna hitam, mengandung material organik, 10 cm

Lempung, coklat kekuningan, pasiran, ketebalan 50 cm, tidak ditambang

Tanah, berwarna hitam, mengandung material organik, 20 cm

Lempung, coklat kekuningan, warna homogen, didominasi oleh clay mineral, lengket, sangat plastis sehingga mudah dibentuk, ketebalan > 3 m, ditambang

Gambar 1. Penampang litologi pada lokasi penambangan lempung di Kedawung

Page 4: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

135

turun akibat penggalian melebihi ambang batas.Menurut Kepmen LH No 43/1996, ketebalanpenambangan maksimal pada endapan lepas adalah10 cm dibawah m.a.t, sedangkan pada lokasi inisudah mencapai kedalaman 5,1 m.

Aktifitas penambangan melibatkan tenaga kerja 50orang, dengan produksi rata-rata 500 ton/harimemerlukan 7 (tujuh) truk untuk mengangkut hasilpenggalian. Lokasi ini merupakan tanah desa denganijin penggalian dari kepala Desa. Tidak adanya ijinresmi serta cara penggalian yang benar akan menim-bulkan permasalahan lingkungan dikemudian hari.

b. Desa Kebagoran, Pejagoan (Blok K)

Tanah liat di daerah Kebagoran-Pejagoaan digunakansebagai bahan pembuatan genteng. Karakteristiktanah liat di daerah ini berwarna coklat kekuningan,merupakan lempung tipe epigenetik, hasil pelapukantufa anggota Formasi Penosogan yang tertutupendapan alluvial (Gambar 3). Bekas lubang tambangtersebar secara acak dan tidak terkontrol mencapaikedalaman 2 m. Muka air tanah dangkal pada sumurpenduduk pada awal musim hujan berkisar 2,5 mdari permukaan tanah sawah, sehingga kedalamanpenggalian belum mencapai ambang batas.

Gambar 2. Penambangan tanah liat hingga 4 m disekitar pemukiman di Kedawung - Pejagoan sertalubang bekas penambangan yang membahayakan lingkungan

Tanah, kaya akan bahan organik

Lempung, coklat kekuningan, ditambang

Tanah, alluvial banyak mengandung bahan organik, 25 cm

abu-abu kehitaman, endapan

Lempung, coklat kekuningan - lengket saat basah dan keras saatkering, ketebalan 225 cm,ditambang sebagai bahan baku genteng

abu,

2,5 m

Gambar 3. Penampang litologi pada lokasi penambangan lempung di desa Kebagoran

Page 5: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

136

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

c. Desa Kebakalan (Blok L)

Secara geologis lokasi ini termasuk di dalam FormasiTotogan, litologi penyusun utama adalah batulempung dengan sisipan pasir. Batu lempungFormasi Totogan, jika lapuk berwarna coklatkekuningan, dijumpai fragmen kuarsa hasil pelapukanbongkah konglomerat. Morfologi bergelombangrendah, dengan kelerengan berkisar 10 – 20 derajat,lokasi ini digunakan untuk sawah tadah hujan dengansekali panen padi dalam setahun. Pada musim kemaraukarena kekurangan air sering ditanami tembakau ataudigunakan untuk pembuatan batu bata (Gambar 4).Muka air tanah bebas pada musim hujan bervariasikarena topografi yang tidak sama, namun rata-rataberkisar 2, 5 m, sehingga penggalian belum mencapaiambang batas.

d. Desa Plumbon

Secara geologis lokasi ini termasuk dalam FormasiPenosogan dengan litologi penyusun berupaperselingan batu pasir tufaan, tufa, lanau, napal dankalkarenit. Pada bagian atas setebal 25 cm berupatanah lempung berwarna coklat kehitaman, bersifatpasiran, banyak mengandung material organik.Sedangkan sekitar 100 cm di bawahnya didominasimaterial berukuran lempung, warna coklatkekuningan, kandungan organik rendah, banyakdigali untuk pembuatan batu bata (Gambar 6).

Analisis XRD

Hasil analisis XRD lempung dari Desa Kedawung,Kebagoran, Kebakalan-Karanggayam serta Plumbon-Karangsambung dapat dilihat pada Gambar 7, 8, 9dan 10.

Berdasarkan data XRD di atas, maka kandunganmineral lempung dari masing-masing lokasi dapatdilihat pada Tabel 1.

Analisis Kimia dan Sifat Fisik Lempung

Analisis kimia telah dilakukan pada 3 (tiga) lokasipenambangan yaitu lempung dari desa Kebakalan,Plumbon dan Sruweng hasilnya terlihat pada Tabel 2.

Pembahasan

a. Cadangan Lempung

Sebaran tanah liat di daerah penelitian terdapat pada13 lokasi dengan luas areal mencapai 1.320,870 Ha(Gambar 5). Berdasarkan Kepmen LH No 43/1996tentang kriteria kerusakan lingkungan bagi usaha/kegiatan penambangan material lepas di darat, makabatasan penggalian adalah 10 Cm di bawah mukaair tanah dangkal pada musim hujan. Untukmenghindari kerusakan lingkungan lebih lanjut,dengan memperhatikan Kepmen L.H. No 43/1996tersebut maka ketebalan layak tambang yangdigunakan sebagai acuan adalah 10 cm di atas mukaair tanah dangkal pada masing-masing blok.

Penentuan luas lokasi potensi berdasarkanpengamatan lapangan dan pengolahan data SIG(Sistim Informasi Geografi), kedalaman m.a.t.berdasarkan pengamatan lapangan pada sumurpenduduk disekitar lokasi, sedangkan penentuanketebalan layak tambang berdasarkan Kepmen LHNo 43/1996. Besarnya cadangan lempung terukuryang masih layak ditambang pada areal penelitianberjumlah sekitar 19.544.143,00 m3 (Tabel 5).

Tanah, organik, 25 cm

coklat tua-kehitaman, pasiran, mengandung material

Lempung-ditambang untuk pembuatan bata oleh masyarakat sekitar, ketebalan 100 cm

lanauan, coklat keputihan, lengket, agak plastis,

Sisipan mengandung air

pasir sedang, abu-abu gelap, ketebalan ± 10 cm,

Lempung lanauan, coklat, lengket, plastis, ketebalan ± 50 cm

185 cm

Gambar 4. Penampang litologi pada lokasi penggalian di desa Kebakalan

Page 6: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

137

Gambar 5. Peta lokasi sebaran lempung dan penggunaan lahan di daerah penelitian, berdasarkaninterpretasi foto udara, peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan pengamatan lapangan

Page 7: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

138

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

150 cm

Tanah, pasiran, coklat kehitaman, kaya material organik, ketebalan 25 cm, dimanfaatkan untuk lahan persawahan

Lempung coklat kekuningan, tidak pasiran, bahan organik rendah, bersifat liat dan lengket, ketebalan 100 cm, dimanfaatkan untuk pembuatan batu bata

Gambar 6. Penampang litologi, lokasi penggalian di desa Plumbon

Gambar 7. Pola difraksi sinar X, lempung lokasi CAL-4, Desa Kedawung

Page 8: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

139

Gambar 8. Pola difraksi sinar X, lempung lokasi CAL-3, Desa Kebagoran

Gambar 9. Pola difraksi sinar-X, lempung lokasi Krg-2, Desa Kebakalan

Page 9: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

140

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

Gambar 10. Pola difraksi sinar-X lempung Desa Plumbon

Tabel 1. Hasil analisis XRD lempung di daerah penelitian

CAL-4, CAL-3, Krg-2 PlumbonNama mineral Kedawung Kebagoran Kebakalan

(%) (%) (%) (%)

Monmorillonit 29 39 - 44Monmorillonit-Chlorit - - 15 -Illite-Monmorillonit - - 8 -Kaolinit 13 8 31Kuarsa 53 46 44 11Albit calcian low 5 7 2Kristobalit - - - 11Andesin - - - 14Gypsum - - - 20

100 100 100 100

Page 10: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

141

Tabel 2. Hasil analisis kimia lempung

No OksidaKrg-2,

Plumbon (%)Sruweng ( %)

Kebakalan (%) (Ansori C., 2007)

1 Si O2 49,49 45,86 55,402 Al2 O3 27,29 28,45 19,533 CaO 0,08 0,05 1,04 Fe2 O3 18,48 20,15 8,165 Mg O 0,26 0,23 2,226 Mn O 0,11 0,29 0,247 Na2 O 0,91 0,40 0,858 K2 O 1,03 0,63 1,549 TiO2 - - 0,9510 P2 O5 - - 0,2011 SO3 - - 0,0512 H2O- - - 1,2313 H2 O+ - - 5,9114 HD - - 9,0715 BJ gr/cm3 - - 2,78

Tabel 3. Hasil pengujian plastisitas lempung, Anonim (2004)

No Kode Conto Indek Plastis (%) Kualitatif

1 KS-1 21,75 Agak plastis2 KS-2 20,12 Agak plastis3 KS-3 19,23 Agak plastis4 KS-4 20,12 Agak plastis5 PG-1 21,24 Agak plastis6 PG-2 27,21 Plastis7 PG-3 26,86 Plastis8 PG-4 25,3 Plastis9 PG-5 24,29 Plastis10 PG-6 26,15 Plastis11 PG-7 28,12 Plastis

Tabel 4. Hasil pengujian susut kering dan susut bakar lempungKebumen, Anonim (2004)

No Kode ContohSusut Kering % Susut bakar % Jumlah

(1) (2) (1) + (2)

1 AG-1 8 12 202 AG-2 6 7 133 AG-3 6 9 154 AG-4 5 10 155 AG-5 5 10 156 AG-6 6 11 177 AG-7 6 6 128 AG-8 7 12 (pecah) 199 TP-1 6 12 (pecah) 1810 TP-2 6 12 (pecah) 1811 TP-3 6 6 1212 TP-4 5 7 12

Rata-rata 6 9.5 15.5

Page 11: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

142

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

b. Kualitas lempung

Sebagian besar tanah liat dimanfaatkan sebagai bahanbaku pembuatan genteng dan batu bata. Untukpembuatan genteng dan keramik tingkat susutnyasedikit mungkin, serta tidak mengandung bahanorganik yang akan menyebabkan genteng menjadiberpori. Jika pembuatan bata merah dicampur dengansekam padi, maka akan menurunkan kualias karenakuat tekannya akan berkurang, namun batu batamenjadi semakin ringan.

Menurut Sugeng Wiyono (2004), mineral lempungadalah mineral yang berukuran < 2 μ yang terbentukkarena proses rekristalisasi dari senyawa-senyawahasil pelapukan mineral primer atau hasil ubahanlangsung dari mineral primer yang ada. Minerallempung di dalam tanah dibedakan menjadi 3 (tiga)jenis, yaitu :

a. Mineral Al-Silikat, terdiri dari mineral yangmempunyai bentuk kristalin seperti kaolinit,haloisit, monmorillonit dan illit serta berbentukamorf seperti allofan. Kaolinit dan haloisitbanyak ditemukan pada tanah merah.Monmorillonit ditemukan pada tanah-tanahyang mudah mengembang - mengerut danpecah-pecah pada musim kemarau sepertivertisol. Illit banyak ditemukan pada tanah daribatuan induk yang mengandung mika danbelum mengalami pelapukan lanjut. Allofanbanyak ditemukan pada tanah andosol yangberasal dari abu gunung api.

b. Oksida Fe-Al, mineral oksida yang banyakterdapat pada tanah tua di daerah tropik sepertioksisol. Jenis mineral yang ditemukan dalamtanah antara lain gibsit, hematit, geotit danlimonit. Oksida ini umumnya bersifat amorfdan mempunyai kapasitas tukar kation rendah,bahkan lebih rendah dari kaolinit.

c. Mineral primer, berukuran lempung sepertikuarsa dan feldspar. Mineral tersebut serupadengan yang ditemukan dalam fraksi kasar ataudebu, tetapi ukurannya halus < 2 μ.

d. Koloid organik (humus), tersusun oleh C, Hdan O yang bersifat amorf, mudah dihancurkan,mempunyai Kapasitas Tukar Kation (KTK) tinggi.Koloid organik terdiri dari asam fulvik yangberwarna terang dan larut dalam asam maupunbasa; asam humik yang berwarna abu-abu, larutdalam basa, tidak larut dalam asam; asam hu-min berwarna gelap yang tidak larut dalam asammaupun basa.

Lempung dari desa Kedawung, saat ini merupakanlempung yang paling diminati pengusaha gentengkarena plastisitas lempung yang baik sehingga mudahdibentuk, disamping itu dalam proses pembakarantidak mengalami banyak retakan dengan demikiantingkat keberhasilan menjadi tinggi, sehingga gentengyang dihasilkan juga lebih kuat/tidak mudah pecah.Berdasarkan analisis XRD lempung Kedawungmempunyai kandungan kaolin cukup tinggi ( 13 %),monmorillonit ( 29 %), kuarsa berukuran lempung

Tabel 5. Lokasi dan cadangan lempung

No Kode dan Lokasi LuasKedalaman Ketebalan

Cadangan

Ham.a.t. layak

terukurdangkal ditambang(M3)(m) (m)

1 A (Desa Candi) 171,263 -1,5 1,4 2.397.682,02 B (Karanggedang, Sruweng) 184,312 -1 0,9 1.658.808,03 C (Sruweng, Giwangretno) 43,368 -0,6 0,5 216.840,04 D (Sidoharjo, Menganti) 212,207 -1 0,9 1.909.863,05 E (Trikarso, Sidoharjo) 187,345 -1 0,9 1.686.105,06 F (Kebulusan-Logede) 105,743 -2 1,9 2.009.117,07 G (Kewayuhan, Kedawung) 83,003 -3 2,9 2.407.087,08 H (Klepusanggar- Kr. Gedang) 86,182 -1,5 1,4 1.206.548,09 I (Tangerang) 14,065 -1,2 1,1 154.715,010 J (Karangsari) 32,554 -1,5 1,4 455.756,011 K (Kebagoran) 37,728 -2,5 2,4 905.472,012 L (Logandu, Kebakalan) 163,1 -2,5 2,4 3.914.400,013 M (Peniron) 24,87 -2,6 2,5 621.750,0

Jumlah 1345,74 19.544.143,0

Page 12: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

143

(53 %) serta albit ( 5 %). Adanya kandungan kaolinmenjadikan lempung Kedawung menjadi tidakmudah mengembang, karena kaolin mempunyainilai KTK (Kapasitas Tukar Kation) yang kecil. KTKmerupakan cerminan mineral bersifat gembur danmudah mengembang atau tidak, semakin tinggi nilaiKTK maka lempung semakin mudah mengembang.Walaupun lempung Kedawung mengandungmonmorillonit cukup tinggi yang bersifat mudahmengembang, namun kandungan kuarsa yang cukuptinggi kemungkinan akan lebih menghambatpengembangan lempung jika dibakar. Hasil analisisXRD pada lempung Kebagoran dan Kebakalanmempunyai kemiripan kandungan mineralnyadengan lempung Kedawung. Lempung Kebagoranmengandung kaolin (8 %) lebih kecil dibandinglempung Kedawung ( 13 %), monmorillonit ( 39%) lebih tinggi dibandingkan lempung Kedawung (29 %). Berdasarkan data di atas maka kualitaslempung Kebagoran lebih rendah dibandingkanlempung Kedawung. Sedangkan pada lempungKebakalan kandungan kaolin sangat tinggi ( 31 % )sementara itu jumlah total kandunganmonmorillonit-chlorit dan illit-monmorillonit yangbersifat lebih stabil dibanding monmorillonitmencapai 23 %. Berdasarkan data ini maka lempungKebakalan mempunyai kualitas lebih baik dibandingKebagoran bahkan Kedawung. Lempung Plumbontidak mengandung kaolin, namun justru kandunganmonmorillonit tinggi (± 44 %), bahkan mengandunggipsum yang menunjukkan adanya proses diagenesadari karbonat yang cenderung menurunkan kualitaslempung. Dari kandungan mineralogi maka lempungPlumbon nampaknya tidak cocok dimanfaatkanuntuk pembuatan genteng, namun untuk pembuatanbata masih memungkinkan.

Komposisi kimia yang berpengaruh untuk industrigenteng adalah kandungan SiO2, Fe2O3, Al2O3,kandungan CaO dan hilang pijar. Sedangkan sifatfisiknya meliputi plastisitas, susut kering dan susutbakar, bobot isi, ukuran butir, dan kuat tekan gentengkondisi kering. Berdasarkan analisis kimia lempungKebakalan dan Plumbon yang direncanakan nantinyasebagai lokasi pengganti lempung dari Kebumen,kandungan Fe2O3 sebesar 18,48 – 20,15 %menunjukkan kualitas lempung kurang bagus.Komposisi ideal Fe2 O3 yang diharapkan untukpembuatan genteng keramik adalah 5 – 9 %,tingginya kandungan besi akan berdampak padapenurunan suhu peleburan sehingga berpengaruhterhadap kualitas genteng yang dihasilkan.

Berdasarkan data sekunder, lempung daerah Sruwengmengandung Fe2O3 sebesar 8,16%, sehingga tidak

cocok untuk campuran pembuatan semen namunmemenuhi syarat untuk pembuatan genteng ataupunbatu bata dan akan menghasilkan warna merahsetelah dibakar. Hasil pengujian sifat fisikmenunjukkan bahwa indeks plastisitas berkisar antara19,23 – 28,12 % sehingga termasuk kategori plastis- agak plastis. Di dalam pembuatan genteng keramik,indek plastisitas yang diharapkan berkisar 20 – 30%, sehingga lempung Kebumen dapat dimanfaatkanuntuk pembuatan genteng keramik. Rata-rata susutkering sekitar 6%, susut bakar sebesar 9.5%, sehinggarata-rata penyusutan total sebesar 15.5% hal ini akanberakibat terbentuknya porositas dan menurunnyakuat tekan. Data susut kering masih memenuhi syaratuntuk pembuatan genteng keramik karena persyaratannilai susut kering < 10 %, namun harga susutbakarnya terlalu besar karena persyaratan nilai susutbakar < 2 %, Sukandarrumidi (1999). Besarnya susutbakar ini akan menyebabkan terjadinya retakan padagenteng yang berakibat berkurangnya kuat tekan.Tingginya harga susut bakar kemungkinan dipicutingginya kandungan organik dalam lempung.Pengujian kuat tekan menghasilkan 6,71 kg/cm2 halini mengindikasikan kemampuan menahan bebankurang kuat. Untuk menurunkan susut kering dansusut bakar pada saat pembuatan genteng makadilakukan pencampuran dengan pasir pantaiberukuran halus secara terbatas, walaupun ini akanberakibat menurunnya tingkat plastisitas namun kuattekannya menjadi naik.

c. Ekonomi Bahan Galian

Lempung Kebumen sebagian besar dimanfaatkanuntuk pembuatan genteng dan bata. Sentra gentengmeliputi Kecamatan Sruweng, Pejagoan, Klirong,Petanahan, Kebumen dan Gombong. Tingkatproduksi genteng sekitar 174.424.333 bh/th, produksibata berkisar 60.300.000 bh/th (Anonim, 2008).Dengan asumsi setiap 1000 genteng memerlukan 1,6m3 bahan lempung maka kebutuhan lempung untukgenteng mencapai sekitar 279.078,88 m3/th.Sedangkan, setiap 1000 bata membutuhkan lempung1,5 m3, maka kebutuhan lempung mencapai 90.450m3/th. Sehingga total kebutuhan lempung untukpembuatan genteng dan bata di Kebumen mencapai369.528,88 m3/th.

Cadangan lempung Kebumen yang masihmemungkinkan untuk ditambang mencapai19.544.143 m3 yang tersebar pada areal 1354,74 Ha,sehingga diperkirakan cadangan lempung di daerahpenelitian masih dapat dimanfaatkan selama 52,89tahun. Masalahnya bukan pada besarnya cadangan,namun belum adanya PERDA Pertambangan,

Page 13: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

144

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06, Nomor 3, Juli 2010 : 132 – 145

pengaturan ruang pertambangan, perizinan, teknikpenambangan, pengawasan serta konsistensipenerapan peraturan yang ada sehingga seringmenimbulkan persoalan lingkungan.

Dengan asumsi bahwa setiap 1000 gentengmemerlukan lempung sebanyak 1,6 m3, makacadangan lempung kebumen jika dijadikan gentengsemua akan menghasilkan 12.215.089.375 buahgenteng, dengan nilai ekonomi mencapai 12,215triliun. Namun jika hanya dihargai sebagai lempungdengan nilai jual lempung sekitar Rp 100.000/m3

maka nilai lempung total daerah penelitian mencapaisekitar 1,954 trilun.

Luas lahan penambangan lempung mencapai1345,74 Ha, jika digunakan untuk persawahan (padi)dengan produktivitas 7 ton/Ha, maka akanmenghasilkan padi kering sebanyak 9.420,18 ton/panen. Dengan harga jual gabah Rp 3 juta/ton makanilai ekonominya mencapai Rp 28,260 milyar/panen.Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancaradengan penambang, tingkat kesuburan sawah akannormal kembali setelah 3 kali masa panen, sehingganilai kerugian seluruh lahan akibat tidakketidaksuburan mencapai 84,783 milyar. Jika hargasewa sawah sebesar 1 kwintal/10 ubin atau sebesar7 ton/Ha atau seharga Rp 21 juta/Ha, dengan masarevitalisasi lahan 1,5 th (3 periode tanam) maka hargasewa tanah menjadi Rp 63 juta/Ha. Harga sewa tanahsebesar ini masih menguntungkan petani karena tidakperlu bercocok tanam dengan segala resiko yangmungkin terjadi, namun akan mendapatkan imbalanyang sepadan.

Jika membandingkan antara kerugian yang terjadi(tanpa memperhatikan dampak lingkungan) dengannilai jual genteng ataupun lempung serta harga sewalahan, maka nilai kerugian ini nampaknya belumlahterlalu besar. Hal ini akan mendorong aktivitaspenambangan berjalan terus. Namun demikian yangsering terjadi, aktivitas penambangan tidakmempertimbangkan lingkungan seperti kedalamanmaksimal penambangan serta rusaknya saluran irigasiataupun jalan disekitarnya. Kerugian ini akanmenjadi beban pemerintah daerah.

d. Dampak lingkungan

Penambangan lempung di Kebumen umumnyadilakukan secara tradisonal, dengan alat sederhana,pada lahan sendiri atau menyewa, areal penambangan

sempit dan terpencar, dilakukan perorangan atauberkelompok, tidak berijin, tidak ada asosiasi/badanhukum yang mengelola. Untuk mengurangi dampaklingkungan yang terjadi maka perlu dilakukanlangkah-langkah penambangan yang berwawasanlingkungan antara lain :

- Melokalisir area penambanganPenambangan lempung yang dilakukan harusdilokalisir dalam satu daerah, tidak menyebardi banyak tempat sehingga kerusakan lingkunganrelatif mudah dirawasi. Lokasi tambang yangdipilih juga sebaiknya adalah lokasi lahan yangrelatif tidak produktif. Lokasi Blok L (Kebakalan– Logandu) dapat dijadikan sebagai pilihan ar-eal penambangan. Lokasi ini berada pada lahansawah tadah hujan, kemiringan lahan berkisar5 0 – 12 0, jalan menuju lokasi telah memenuhisyarat, kualitas lempung memenuhi syarat untukpembuatan genteng dan bata, cadangan cukupbesar dan dapat memenuhi kebutuhan lempungselama 10,6 tahun. Hal yang perlu diperhatikanadalah keberadaan lokasi dalam Kawasan CagarAlam Geologi Karangsambung.

- Melakukan reklamasi lahan paska tambangPenambangan lempung dilakukan dengan caramelakukan pengupasan tanah. Dalam kegiatanpengupasan tersebut lapisan tanah paling atasyang subur tidak dibuang namun dikumpulkanterlebih dahulu pada suatu tempat. Setelahpenambangan selesai kemudian dilakukanreklamasi dan tanah yang subur sebelumnyadikembalikan lagi sehingga produktifitas lahandapat dipertahankan.

- Pemanfaatan lahan paska penambanganLahan paska penambangan lempung padaumumnya akan meninggalkan lubang yangcukup dalam di area yang luas. Lahan ini cukuppotensial untuk dimanfaatkan sebagai lahanperikanan darat. Apalagi jika turun hujan tempatini merupakan genangan air yang apabila tidakdikelola dapat membahayakan masyarakatterutama anak-anak yang bermain di sekitartempat tersebut.

- Pembuatan zonasi kawasan yang bolehditambang maupun tidak boleh ditambangPerlu adanya pembagian daerah atau zonasitempat yang boleh dan tidak boleh dilakukanpenambangan.

Page 14: ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN … · 2020. 7. 30. · 1999). Kualitas lempung untuk industri genteng meliputi kandungan SiO 2, Fe 2O3, Al 2O3, CaO dan hilang

Analisis Cadangan, Kualitas dan Dampak Penambangan Lempung ... Chusni Ansori

145

KESIMPULAN

1. Potensi lempung di daerah penelitian tersebarpada 13 lokasi, 12 lokasi pada sawah beririgasiteknis dan 1(satu) lokasi pada sawah tadah hujandi Kebakalan. Luas total sebaran adalah 1345,74Ha, jumlah cadangan mencapai 19.544.143,0 m3.

2. Kualitas lempung Kebakalan setara denganlempung Kedawung, lempung Kebagoran lebihrendah dibandingkan lempung Kedawung,lempung Plumbon kurang baik. LempungKebakalan dan Plumbon mengandung Fe2 O3antara 18,48 – 20,15 % sehingga dapatmenurunkan suhu peleburan. Indeks plastisitaslempung Sruweng berkisar antara 19,23 –28,12% , susut kering sekitar 6%, susut bakar9.5% sehingga memenuhi syarat untuk gentengkeramik namun harus memperhatikan besarnyasusut bakar.

3. Produksi genteng Kebumen sebanyak174.424.333 bh/th, batu bata 60.300.000 bh/th sehingga memerlukan lempung 369.528,88m3/th, umur cadangan 52,89 tahun, dapatmenghasilkan 12.215.089.375 genteng, nilaiekonomi mencapai Rp 12,215 triliun. Nilaipotensial kerugian lahan akibat tidak panen Rp84,783 milyar, nilai potensi lempung sebesarRp 1,954 triliun, nilai sewa sawah pada petaniseharga 1 kuintal padi/10 ubin, atau 7 ton/Ha,sehingga masih menguntungkan petani.

4. Aktivitas penambangan telah menyebabkanhilangnya tanah penutup dan kesuburan tanah,terjadinya perubahan topografi yang tidak sesuaikarakter lahan serta rusaknya infra struktur.Untuk mengurangi dampak lingkungan perludilakukan lokalisasi areal penambangan,reklamasi lahan bekas tambang sesegeramungkin, rehabilitasi lahan bekas tambang yangterlanjur rusak, pembuatan zonasi kawasantambang dan PERDA Pertambangan.

REKOMENDASI

Lokasi cadangan lempung desa Kebakalan – Logandu(Blok L) dapat dijadikan sebagai wilayahpencadangan tambang menggantikan lahan produktif,lokasi tersebut merupakan sawah tadah hujan dengankemiringan 5 0 – 12 0, jalan masuk (akses) sudahtersedia, kualitas lempung memenuhi syarat, denganumur tambang selama 10,6 tahun.

UCAPAN TERIMA KASIH

Naskah tulisan ilmiah ini merupakan bagian darihasil Riset Unggulan Daerah (RUD) KabupatenKebumen tahun 2009 yang penulis menangkan.Penulis mengucapkan terima kasih kepada PEMDAKabupaten Kebumen khususnya Kepala BAPPEDAdan Kepala Bidang Litbang BAPPEDA yang telahmembiaya kegiatan riset ini, serta Ka. LIPI-Karangsambung atas ijin dan kesempatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Laporan Akhir Studi PotensiTambang di Kabupaten Kebumen, BAPPEDAKebumen.

Anonim, 2008. Daerah Dalam Angka (DDA),BAPPEDA Kebumen.

Anonim, 1996. KEPMEN Lingkungan Hidup, KriteriaKerusakan Lingkungan Bagi Usaha/KegiatanPenambangan Jenis Lepas di Darat, No 43,Jakarta.

Ansori C., Siswandi U., Sumawijaya N., 2007.Inventarisasi Bahan Galian Industri PadaRangkaian pegunungan Serayu Selatan, Kab.Kebumen – Banjarnegara, Laporan TeknisPenelitian, UPT. BIKK-LIPI, Kebumen.

Pettijohn, E.J., 1975. Sedimentary Rock, 3 rd ed,Harper Publisher, New York, San Francisco,Tokyo.

Sukandarrumidi, 1999. Bahan Galian Industri,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sukendar A., Harsolumakso A.H., Busono H., GafoerS., 1992. Peta Geologi Lembar Kebumen; P3GBandung.

Wiyono S, 2004, Geopedologi, Jurusan TeknikGeologi UGM, Yogyakarta.