Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS ASPEK KOGNITIF TIMSS PADA SOAL LATIHAN
BUKU AJAR MATEMATIKA KELAS VIII KURIKULUM 2013
SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Oleh :
SUPRIANA
NIM.2417.090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2021 M/ 1442 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “ANALISIS ASPEK KOGNITIF TIMSS PADA SOAL
LATIHAN BUKU AJAR MATEMATIKA KELAS VIII KURIKULUM 2013
SEMESTER II” yang disusun oleh SUPRIANA, NIM 2417.090 telah memenuhi
persyaratan ilmiah dan disetujui untuk mengikuti ujian munaqasyah pada Program
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Demikianlah persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Bukittinggi, Juli 2021
Pembimbing
Tasnim Rahmat. M.Sc
NIP. 198601232015031005
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SUPRIANA
NIM : 2417090
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : ANALISIS ASPEK KOGNITIF TIMSS
PADA SOAL LATIHAN BUKU AJAR
MATEMATIKA KELAS VIII
KURIKULUM 2013 SEMESTER II
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul diatas
adalah asli karya saya sendiri. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaiman mestinya.
Bukittinggi, Juli 2021
Saya yang menyatakan
SUPRIANA
NIM.2417090
iii
ABSTRAK
Supriana. 2417090. Analisis Aspek Kognitif TIMSS pada Soal Latihan Buku
Ajar Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013 Semester II. Program Studi
Pendidikan Matematika. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Bukittinggi
2021.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil laporan dari TIMSS yang
menunjukan rendahnya kemampuan matematika matematika peserta didik
Indonseia, dimana hasil tersebut menjadi pemerkuat pentingnya keberadaan
kurikulum 2013. Adapun untuk memperkuat tata kelola kurikulum 2013
Pemerintah telah menyiapkan buku siswa sebagai buku acuan wajib pembelajaran
di sekolah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
analisis aspek kognitif TIMSS pada soal latihan ajar buku ajar matematika kelas
VIII kurikulum 2013 semester II? Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran empiris tentang mengetahui analisis aspek kognitif TIMSS pada soal
latihan ajar buku ajar matematika kelas VIII kurikulum 2013 semester II.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif kepustakaan, dengan
subjek penelitian adalah soal soal uji kompetensi tiap bab Kemendikbud.
Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode dokumentasi. Pedoman
analisis soal berdasarkan dimensi kognitif dari TIMSS 2019 Assesment
Framework.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 100 soal yang dianalisis diperoleh
56 soal hanya mencapai tingkat kognitif pada domain knowing dengan persentase
56%, 25 soal sudah mencapai tingkat kognitif pada domain applying dengan
persentase 25% dan 19 soal sudah mencapai tingat kognitif pada domain reasoning
dengan persentase 19%. Soal-soal pada domain knowing aspek kognitif yang
termuat adalah recall 36.68%, measure 26.41%, retrieve 14.15%, classify dan
compute 7.55%, dan recognize 5.66%. Untuk soal-soal pada domain applying,
aspek kognitif yang termuat yaitu determine 60.6%, implement 36.36% dan
represent 3.33%. Adapun untuk soal-soal pada domain reasoning, integrate
42.86%, analyze 35.71%, generalize dan justify 10.71%, dan evaluate 3.56%.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Butir Soal Latihan Buku Ajar Matematika Smp Kelas VIII Kurikulum
2013 (Edisi Revisi 2016) Semester Genap Ditinjau Dari Aspek Kognitif Trends In
International Mathematics And Science Study (TIMSS). Shalawat beserta salam
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan Al-
Quran dan Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman. Skripsi ini
disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Program
Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Penghargaan, penghormatan dan cinta terbesr penulis tujukan kepada kedua
orang tua, Ayahanda Misyadi dan Ibunda Asmidar (Alm) yang senantiasa
memberikan kasih sayang, semangat dan motivasi kepada penulis. Penyusunan
skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik moril
maupun materil. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor IAIN Bukittinggi.
2. Bapak / Ibu Wakil Rektor IAIN Bukittinggi.
3. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Bukittinggi.
4. Bapak Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
v
5. Bapak Tasnim Rahmat, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
6. Bapak Tasnim Rahmat, M.Sc, selaku pembimbing.
7. Bapak / Ibu dosen serta staf program studi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan banyak dorongan dan arahan demi kelancaran penulisan skripsi
ini.
8. Bapak Dr. Rusdi, S.Ps, M.Si dosen IAIN Bukittinggi selaku validator.
9. Ibu Vivi Ramadhani, M.Pd selaku validator.
10. Keluarga dan teman-teman peneliti yang tidak pernah lelah mengingatkan,
mendampingi, dan mendukung peneliti selama studi, sehingga peneliti dengan
rasa percaya diri mampu menyelesaikan studi dan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi
ini. Terakhir penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Bukittinggi, Juli 2021
SUPRIANA
NIM.2417090
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR. ......................................................................................iv
DAFTAR ISI. .....................................................................................................vi
DAFTAR TABEL. ............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN. ....................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 11
C. Batasan Masalah..................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 12
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 13
G. Defenisi Operasional .............................................................................. 14
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Landasan Teori ....................................................................................... 17
1. Analisis soal ..................................................................................... 17
2. Buku ajar ......................................................................................... 18
3. Buku teks kurikulum 2013 ............................................................... 24
4. Kurikulum 2013 ............................................................................... 25
5. Aspek kognitif ................................................................................. 26
6. TIMSS............. .............................................................................. ...28
vii
B. Penelitian yang Relevan. ........................................................................42
C. Kerangka berpikir...................................................................................44
BAB III METODOTOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................46
B. Identitas buku dan waktu penelitian .......................................................46
C. Sumber Data ...........................................................................................47
D. Fokus Penelititan ....................................................................................48
E. Teknik Pengumpulan data ......................................................................48
F. Teknik Analisis Data ..............................................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian. ......................................................................................53
B. Pembahasan . ...........................................................................................63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. ............................................................................................72
B. Saran. .......................................................................................................73
DAFTAR KEPUSTAKAAN.............................................................................75
LAMPIRAN.......................................................................................................78
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Prestasi siswa Indonesia kelas VIII dalam TIMSS 1999-2011 6
1.2 Distribusi jumlah soal dan persentase domain kognitif Tiap BAB 9
2.1 Gambaran kerangka penilaian mengenai dimensi kognitif dalam
TIMSS dalam beberapa tahun penyelenggaraannya
33
2.2 Proporsi kemampuan yang diuji pada dimensi kognitif TIMSS
2019 Assesment Framework
4.1 Hasil analisis soal-soal pada bab 6 ditinjau dari domain kognitif 54
4.2 Persentase aspek kognitif pada setiap domain bab 6 54
4.3 Hasil analisis soal-soal pada bab 7 ditinjau dari domain kognitif 56
4.4 Persentase aspek kognitif pada setiap domain bab 7 56
4.5 Hasil analisis soal-soal pada bab 8 ditinjau dari domain kognitif 57
4.6 Persentase aspek kognitif pada setiap domain bab 8 58
4.7 Hasil analisis soal-soal pada bab 9 ditinjau dari domain kognitif 59
4.8 Persentase aspek kognitif pada setiap domain bab 9 60
4.9 Hasil analisis soal-soal pada bab 10 ditinjau dari domain kognitif 61
4.10 Persentase aspek kognitif pada setiap domain bab 10 62
4.11 Distribusi domain kognitif setiap bab 63
4.12 Jumlah dan persentase domain kognitif pada buku 67
4.13 Jumlah dan persentase aspek kognitif pada masing-masing domain
dalam buku
68
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal.
2.1 Gambar soal tipe aspek applying 41
4.1 Persentase domain kognitif setiap bab dalam buku 64
4.2 Grafik persentase capaian soal untuk domain knowing 65
4.3 Grafik persentase capaian soal untuk domain applying 66
4.4 Grafik persentase capaian soal untuk domain reasoning 76
4.5 Persentase domain kognitif pada buku matematika kelas VIII
kurikulum 2013
67
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal.
LampiranI Rekap hasil analisis soal buku berdasarkan TIMSS 78
Lampiran II Indikator analisis soal berdasarkan TIMSS 108
Lampiran III Lembar Validasi 114
Lampiran IV Surat Izin Observasi 117
Lampiran V Buku Penelitian 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok
orang lain agar menjadi dewasa dan mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental. Menurut UU Republik Indonesia No 20/2003 Pasal
1 Ayat 1 tentang sistem pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1Oleh karena itu proses pendidikan harus ditingkatkan, terutama
matematika.
Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,
science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir
sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi
berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan
1 UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), No. 20 Tahun 2003.
2
yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan
dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan
dengan idea, proses, dan penalaran.2
Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
umatnya agar berpikir. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 219:
Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. dan mereka
bertanya kepada kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah : “
2 Rahmah,Nuh. (2013). Hakikat Pendidikan Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan. Al-khawarizmi, Vol.2, Oktober 2013, halaman 1-10.
3
yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu supaya kamu berfikir. 3
Berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 219 di jelaskan tentang berpikir. Dalam
ayat ini Allah SWT memerintahkan umatnya untuk berpikir. Dimana ilmu yang
melatih manusia berpikir adalah ilmu matematika. Jadi mempelajari matematika
bermanfaat bagi manusia dalam berpikir logis dan merup akan perintah dari Allah
SWT.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa segala sesuatu harus dipikirkan secara
logis, berfikir secara logis membutuhkan penalaran. Kemampuan penalaran
matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dilatihkan sejak
dini pada siswa. Pentingnya kemampuan tersebut terlihat di dalam kurikulum 2013,
dijelaskan bahwa salah satu kompetensi inti dalam pembelajaran khususnya untuk
kelas VIII dan IX SMP adalah mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang atau teori.
Penalaran Matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara
logis dan sistematis merupakan aspek kognitif matematika yang paling tinggi.
Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan mental (otak) seperti
kemampuan berpikir, memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalis,
mensintesa dan kemampuan mengevaluasi. Aspek kognitif terdapat dalam domain
3 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Alfatih, 2014), Cet-1,
Juz 2, hlm. 78
4
berdasarkan taksonomi bloom, PISA dan TIMSS. Fokus dari Taksonomi Bloom
adalah tingkatan soal dari sederhana sampai kompleks. Taksonomi bloom
merupakan acuan dalam pembuatan soal dalam skala internasional. Fokus dari
PISA adalah literasi yang menekankan pada keterampilan dan kompetensi siswa
yang diperoleh dari sekolah dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi PISA tidak digunakan untuk menganalisis soal, PISA dirancang untuk
mengumpulkan dan informasi asesmen tiga tahunan secara bergilir untuk
mengetahui literasi siswa dalam membaca, matematika dan sains. Sedangkan fokus
dari TIMSS adalah materi yang ada pada kurikulum, misalnya untuk matematika
tentang bilagan, pengukuran geometri, data dan aljabar.4 Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Yunengsih tahun 2008 bahwa soal-soal ranah kognitif dalam
TIMSS banyak menekankan pada pemecahan masalah sehingga dapat dijadikan
acuan untuk merumuskan soal-soal untuk mengukur tingkatan ranah kognitif. Oleh
sebab itu, TIMSS dijadikan acuan untuk mengembangkan soal penalaran dalam
penelitian ini. Selain itu, alasan TIMSS dijadikan acuan dalam pengembangan soal
pada penelitian ini adalah karena materi soal-soal yang ada pada soal TIMSS
hampir semuanya terdapat pada kurikulum di Indonesia. 5
TIMSS merupakan studi internasional yang diselenggarakan untuk
mengukur kemajuan dalam pembelajaran matematika dan IPA. Soal-soal TIMSS
4 Johar, Rahmah. (2012). “Domain Soal Untuk Literasi Matematika”. Jurnal Peluang.
Vol.1, No.1
5 Rizta, Amrina Zulkardi & Yusuf Hartono. (2013). Pengembangan Soal Penalaran
Model TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol.17, No.2
5
sebagian besar berupa soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut mempunyai dimensi
penilaian kognitif yang berbeda-beda salah satunya adalah penalaran. Pada domain
kognitif penalaran, soal-soal pilihan ganda tersebut mencakup kemampuan
menganalisa (analyze), menggeneralisasi (generalize), mengintegrasi (integrate),
memberikan alasan (justify), dan memecahkan soal non-rutin (solve non-routine
problems). Selain itu, soal-soal model TIMSS tidak hanya menggunakan rumus
tetapi juga mengharuskan siswa untuk menggunakan kemampuan bernalarnya
dalam proses penyelesaiannya, sehingga mengharuskan siswa untuk menuliskan
uraian jawaban sebelum memilih option yang disediakan.6
Salah satu studi internasional yang diikuti Indonesia untuk melihat prestasi
hasil belajar matematika dan sains peserta didik kelas VIII jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah TIMSS (Trends in International Mathematics
and Science Study). Soal-soal matematika dalam studi TIMSS mengukur tingkatan
kemampuan siswa dari sekedar mengetahui fakta, prosedur atau konsep hingga
menggunakannya untuk memecahkan masalah yang sederhana sampai masalah
yang memerlukan penalaran tinggi.
6 Rizta, Amrina Zulkardi & Yusuf Hartono. (2013). Pengembangan Soal Penalaran
Model TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol.17, No.2
6
Tabel 1.1 Prestasi Siswa Indonesia kelas VIII dalam TIMSS
1999-20117
Hasil tes skala internasional tersebut, Indonesia selalu mendapatkan urutan
terendah. Hal ini memberikan gambaran adanya masalah dalam pembelajaran
matematika. Yang menyebabkan siswa Indonesia belum bisa bersaing dengan
siswa negara lain. Sedangkan tahun 2015 dan 2019 siswa SMP Indonesia tidak
ikut serta dalam survei ini.8
Untuk itu, diperlukan pengembangan soal-soal yang dapat melatih
kemampuan berfikir siswa.9 Soal-soal yang dipakai dalam proses pembelajaran
7 Syamsul Hadi & Novalyosi. TIMSS Indonesia (Trends In International Mathematics
Science and Study). Prosiding Seminar Nasional, Universitas Siliwangi. Tasikmalaya. 2019
8 Munaji & Mochamad Iman Setiawahyu. Profil Kemampuan Matematika SMP di Kota
Cirebon Berdasarkan Standar TIMSS. Teori dan Riset Matematika. September 2020
9 Rizta, Amrina Zulkardi & Yusuf Hartono. (2013). Pengembangan Soal Penalaran
Model TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol.17, No.2
Tahun Peringkat
Indonesia
Jumlah
Negara
Peserta
Skor
Indonesia
Rata-rata
Skor
Internasional
1999 34 38 403 487
2003 35 46 411 467
2007 36 49 397 500
2011 38 42 386 500
7
berpatokan pada buku pegangan siswa dan guru. Terdapat berbagai jenis buku
ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran matematika, diantaranya adalah
buku paket dari pusat yang wajib dipakai guru dan siswa. Buku ajar atau buku teks
merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang penting. Dalam Peraturan
Pemerintah No.32 tahun 2013 pasal 1 ayat 23, disebutkan bahwa buku ajar adalah
sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi
Inti.10 Buku ajar cetak yang sering di jumpai antara lain berupa handout, buku,
modul, brosur, dan lembar kerja siswa.11
Namun pada kenyataannya masih ditemukan kelemahan-kelemahan dalam
buku ajar yang digunakan di sekolah saat ini, kususnya dalam buku ajar
matematika. Salah satu kelemahan yang ditemukan dalam penelitian Masduki dkk
tahun 2013 adalah rendahnya proporsi soal-soal dalam buku teks yang mendorong
siswa untuk mampu menggunakan kemampuan penalaran mereka dalam
menyelesaikan masalah matematika. Rinawati dan Tri Hapsari Utami tahun 2013
dalam penelitiannya menemukan fakta bahwa soal-soal dalam bahan ajar
matematika ternyata masih belum memfasilitasi siswa untuk mencapai Kompetensi
Dasar pada kurikulum yang berlaku karena kualitas soal yang ada belum sesuai
yang diharapkan.12Soal-soal dalam buku ajar digunakan sebagai alat ukur
10 PP No.32 thn 2013 pasal 1 ayat 23.
11 Irawati, hani & Much Fuad Saifudin. (2018). Analisis Kebutuhan Pengembangan
Bahan Ajar Mata Kuliah Pengantar Profesi Guru Biologi di Pendidikan Biologi Universitas
Ahmad Dahlan University Yogyakarta. Vol.7, No.2
12 Prasetya, Irfan Yuni. 2017. “Analisis Soal-Soal dari Buku Ajar Matematika kelas VII
dari Taksonomi Bloom Revisi”. Pendidikan Matematika.Universitas Muhammaddiyah Surakarta.
Surakarta.
8
kemampuan siswa. Soal-soal itu digunakan untuk melatih tingkat kognitif siswa.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan matematika disamping melalui kegiatan
pembelajaran yang menekankan berkembangnya domain kognitif, soal-soal yang
digunakan dalam buku ajar harus mampu mendorong dan mengukur domain
kognitif seperti karakteristik soal TIMSS.
Pedoman analisis soal berdasarkan dimensi kognitif dari assessment
framework TIMSS 2019 yang intinya terletak pada kekuatan penalaran matematis
siswa serta kemampuan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
analisis dilakukan dengan mendeskripsikan dan mengelompokkan tiap soal
berdasarkan domain kognitif assessment framework TIMSS 2019 yakni knowing
(pengetahuan), applying (penerapan) dan reasoning (penalaran)
Berdasarkan hasil analisis terhadap tingkatan domain dan aspek kognitif
berdasarkan TIMSS yang termuat dalam soal-soal latihan dan soal uji kompetensi
pada buku ajar matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II terbitan
Kemendikbud maka diperoleh beberapa data sebagaimana pada tabel 1.2:
9
Tabel 1.2 Ditribusi Jumlah Soal dan Persentase Domain Kognitif
Tiap BAB13
Berdasarkan tabel 1.2 soal-soal yang ada pada bab I dan bab II sebagian
besar merupakan soal applying. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase domain
applying yang paling tinggi. Artinya soal-soal yang ada bersifat pengetahuan yang
mendorong siswa mengandalkan daya ingat. Sehingga soal penalaran masih sedikit
untuk dibahas guru dan siswa.
Menurut Chai, dkk., Li, dkk., dan Fan sebagaimana dikutip dari Delill tahun
2006 menunjukan bahwa penelitian tentang penelitian analisis buku lebih fokus
pada isi. Hanya sedikit penelitian tentang analisis buku yang terfokus pada kualitas
soal. Kenyataan lain menunjukkan bahwa masih banyak guru yang bergantung
penuh pada buku teks sehingga satu-satunya sumber dalam pembelajaran adalah
13 Cahyono, Budi & Nurul Adilah.(2016). Analisis Soal dalam Buku Siswa Matematika
Kurikulum 2013 Kelas VIII berdasarkan Metode Kognitif TIMSS.Jurnal Review Pendidikan
Matematika. Vol.1, No.1
BANYAK DOMAIN KOGNITIF
NO
BAB
Jumlah
Soal
Knowing
% Jumlah
Soal
Applying
% Jumlah
Soal
Reasoning
% Jumlah
Soal
Setiap
BAB
1. I 8 20.51% 21 53.85% 10 25.64% 39
2. II 23 34.33% 29 43.28% 15 23.39% 67
Jumlah 31 54.84% 50 97.13% 25 49.03% 40
10
buku teks tersebut. Menurut Pepin tahun 2015, sebagian besar guru lebih sering
menyandarkan proses pembelajaran sehari-harinya pada penggunaan buku ajar,
memutuskan apa yang harus diajarkan, bagaimana untuk mengajarkannya dan
menyusun soal-soal serta latihan-latihan untuk siswa mereka berdasarkan buku ajar
yang mereka pilih sekalipun sumber belajar selain buku ajar sangat banyak.14
Azrini seorang guru matematika kelas VIII di SMP.N.7. Bukittinggi, yang
telah mengajar lebih dari 12 tahun matematika, berpendapat bahwa buku ajar
matematika dari Kemendikbud lebih banyak soal-soal latihan dibandingkan materi.
Soal-soal dalam buku bisa dikatakan sudah bagus. Soal uji kompetensi tiap bab
merupakan soal yang sulit. Akan tetapi Azrini tidak mau melatihkan soal-soal yang
sulit terhadap siswa, karena menurutnya siswa disekolah tempat ia mengajar tidak
bisa menyelesaikan soal-soal yang sulit, hal tersebut akan menghabiskan waktu
proses pembelajaran. Sehingga soal-soal yang dibahas merupakan soal yang
mudah. Sedangkan untuk ujian semester soal diambil dari uji kompetensi.
Salah seorang siswi yang diajarkan Ibuk Azrini di SMP.N.7. Bukittinggi,
yaitu Nadya Mustika mengatakan bahwa ia sering mendapat nilai matematika ujian
tengah semester dan ujian akhir semester rendah, padahal saat guru menerangkan
pembelajaran ia merasa paham dengan apa yang telah di jelaskan gurunya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru jarang melatihkan soal-soal
tingkat tinggi terutama yang membutuhkan penalaran. Di antaranya adalah guru
14 Cahyono, Budi & Nurul Adilah.(2016). Analisis Soal dalam Buku Siswa Matematika
Kurikulum 2013 Kelas VIII berdasarkan Metode Kognitif TIMSS. Jurnal Review Pendidikan
Matematika. Vol.1, No.1
11
belum mampu membuat sendiri soal-soal yang sesuai dengan indikator penalaran.
Selain itu, belum banyaknya referensi soal-soal penalaran yang dikembangkan yang
dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran. Faktor lain adalah
masih ada guru yang enggan untuk memberikan soal-soal yang membutuhkan
proses berpikir yang setingkat lebih sulit karena akan menghabiskan waktu lebih
banyak pada proses pembelajaran.15
Oleh karenanya analisis soal sangat membantu dalam mengidentifikasi
kekurangan soal dalam buku ajar yang dilakukan oleh pendidik untuk proses
pembelajaran. Tidak hanya mengevaluasi hasil belajar siswa tapi mencari faktor
penyebab siswa tidak dapat memahami materi pembelajaran. Sehingga diharapkan
siswa mendapatkan soal yang bermutu dan pendidik bisa memilah atau
menambahkan soal sebelum diberikan kepada siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Aspek Kognitif TIMSS Pada Soal Latihan Buku Ajar
Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013 Semseter II”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasikan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Siswa Indonesia selalu berada pada peringkat terendah pada survei
TIMSS (Trends In International Mathematics Science and Study).
15 Rizta, Amrina, Zulkardi dan Yusuf hartono. (2013). Pengembangan Soal Penalaran
Model TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. No.2
12
2. Rendahnya kualitas soal yang diberikan menjadi salah satu pengaruh
hasil belajar siswa tidak sesuai harapan.
3. Kurangnya minat pendidik untuk menganalisis butir soal berkualitas
yang diberikan pada siswa.
4. Pendidik hanya menggunakan soal di buku paket yang diberikan oleh
pusat dan tidak mau merancang soalnya sendiri.
5. Pendidik lebih terfokus mengevaluasi hasil belajar tanpa mencari faktor-
faktor penyebab.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, tidak semua
masalah tersebut peneliti lakukan, karena mengingat keterbatasan kemampuan
yang dimiliki peneliti, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada
analisis aspek kognitif TIMSS pada soal latihan ajar buku ajar matematika kelas
VIII kurikulum 2013 semester II.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah analisis aspek
kognitif TIMSS pada soal latihan ajar buku ajar matematika kelas VIII
kurikulum 2013 semester II?
13
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris tentang
mengetahui analisis aspek kognitif TIMSS pada soal latihan ajar buku ajar
matematika kelas VIII kurikulum 2013 semester II.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dalam mengetahui soal-soal yang
berkualitas berdasarkan aspek kognitif Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS). Secara komprehensif dan sebagai syarat untuk
mencapai gelar sarjana program studi pendidikan matematika.
2. Bagi pemerintah, Studi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dalam
upaya penyempurnaan kurikulum matematika dan dapat menjadi acuan
pembuatan soal dalam rangka mempersiapkan peserta didik Indonesia untuk
dapat bersaing ditingkat nasional maupun internasioal.
3. Bagi kepala sekolah, studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
dalam memilih buku ajar matematika yang baik yang mampu memenuhi
aspek kognitif matematika siswa sehingga tujuan awal proses pembelaja aran
tercapai.
4. Bagi guru, studi ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan
dalam menggunakan atau menerapkan soal-soal pada buku ajar matematika
agar aspek kognitif matematika peserta didik tercapai.
5. Bagi siswa, studi ini diharapkan dapat digunakan oleh siswa untuk
mempelajari dan menguasai soal-soal yang sesuai dengan aspek-aspek
14
kognitif matematika. Sehingga peserta didik menjadi paham, hasil belajarnya
mencapai Kriteria Kompetensi Minimal (KKM), serta dapat mempersiapkan
dirinya untuk bersaing ditingkat nasional maupun internasional.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pandangan dalam peristilahan yang digunakan
dalam metode penelitian ini diberikan beberapa definisi operasional untuk
istilah-istilah berikut:
1. Analisis
Analisis adalah cara berfikir dan untuk mencari pola. Analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,
duduk, perkaranya, dan sebagainya).16
2. Aspek Kognititf
Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan mental(otak)
seperti kemampuan berpikir, memahami, menghafal, mengaplikasi,
menganalis, mensintesa dan kemampuan mengevaluasi. 17
16 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D
(Bandung,Alfabeta, 2008), hlm.335.
17 Nurbudiyani, Iin. (2013). “Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, afektif, dan
Psikomotor pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Muhammadiyah Palangkaraya”. Anterior
Jurnal.Vol.13, No.1
15
3. Soal latihan
Soal adalah apa yang menuntut jawaban dan sebagainya (pertanyaan
dalam hitungan dan sebagainya). Soal dikatakan juga hal, perkara atau
urusan. Soal merupakan hal yang harus dipecahkan.18
Latihan adalah kegiatan membiasakan atau proses penyempurnaan
kemampuan diri pada suatu kegiatan tertentu.
4. Buku ajar
Buku ajar adalah buku acuan guru dan siswa untuk proses pembelajaran
sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang telah ditetapkan
oleh Kemendikbud.
Buku ajar adalah buku standar yang disusun oleh para ahli di bidangnya
dengan maksud dan tujuan-tujuan intruksional. Didalamnya terdapat sarana-
sarana pengajaran untuk memudahkan pemakainya dalam mempelajari
sesuatu. Buku ajar biasanya dipakai di lingkup perguruan tinggi maupun
sekolah.19
5. Matematika
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar). Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan
atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan
18 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
19 Menurut Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti)
16
hubungan-hubungan di antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-
struktur serta hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman
tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika itu.20
6. Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS)
TIMSS merupakan studi internasional yang diselenggarakan untuk
mengukur kemajuan dalam pembelajaran matematika dan IPA. Soal-soal
TIMSS sebagian besar berupa soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut
mempunyai dimensi penilaian kognitif yang berbeda-beda salah satunya
adalah penalaran. Pada domain kognitif penalaran, soal-soal pilihan ganda
tersebut mencakup kemampuan menganalisa (analyze), menggeneralisasi
(generalize), mengintegrasi (integrate), memberikan alasan (justify), dan
memecahkan soal non-rutin (solve non-routine problems) Selain itu, soal-
soal model TIMSS tidak hanya menggunakan rumus tetapi juga
mengharuskan siswa untuk menggunakan kemampuan bernalarnya dalam
proses penyelesaiannya, sehingga mengharuskan siswa untuk menuliskan
uraian jawaban sebelum memilih option yang di sediakan.21
20 Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika di
Indonesia: Konstansi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan,(Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas, 2000), hal 11
21 Rizta, Amrina Zulkardi & Yusuf Hartono. (2013). Pengembangan Soal Penalaran Model
TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Vol.17, No.2
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. LANDASAN TEORI
1. Analisis Butir Soal
a. Pengertian Analisis Soal
Analisis soal merupakan kegiatan untuk mengkaji soal pada setiap
item atau butirnya guna mengetahui kualitas dari setiap butir soal tersebut.
Analisis butir soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan
memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir-butir
tes yang kita susun.22 Sedangkan menurut Daryanto tahun 2008 analisis
butir soal adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi soal-soal
baik, kurang baik, dan soal jelek dan memperoleh petunjuk untuk
melakukan perbaikan. Selain itu menurut Nana Sudjana analisis butir soal
adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat
pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai.
Berdasarkan paparan beberapa ahli mengenai analsis butir soal, dapat
disimpulkan bahwa analisis butir soal merupakan suatu kegiatan mengkaji
dan mengidentifikasi setiap butir soal guna mengetahui kualitas setiap
butir soal tersebut. Hasil dari proses mengkaji dan mengidentifikasi soal
22 Suharsimi Arikunto, “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. (Bumi Aksara:
Jakarta, 2013) hal.220
18
dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada
setiap butir soal.23
Dalam menyelesaikan masalah matematika cendrung berbeda pada
tahapan mengolah informasi. Hal ini tergantung pada soal yang diberikan
serta pemahaman konsep dan pengalaman yang ditelaah ada pada subjek
sebelumnya terkait soal yang diberikan.24
b. Manfaat Analisis Soal
Kegiatan analisis pada setiap butir soal tentunya memberikan
manfaat bagi penyusun soal. Manfaat tersebut antara lain:
1.) Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik.
2.) Meningkatkan butir soal yang melalui tiga komponen analisis yaitu
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengocoh soal.
3.) Merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan.25
2. Buku Ajar
a. Pengertian buku ajar
Sumber belajar adalah sesuatu yang tersedia di lingkungan belajar
yang berfungsi untuk membantu proses pembelajaran baik untuk
23 Nurjannah & Noni Marlianingsih. (2015). Analisis Butir Soal Pilihan Ganda dari
Aspek Kebahasaan. Jurnal Ilmu Kependidikan. Vol.11, No.1. hal.72
24 Rahmat, Tasnim & Pipit Firmanti.(2017). Proses Berpikir Mahasiswa PMTK IAIN
Bukittinggi dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Jurnal Tarbiyah. Vol.2, No.2. hal.349
25 Galuh Werdeningsih, Skripsi: “Analisis Kualitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester
Mata Pelajaran Ekonomi kelas XIII IPS SMA 2 Bangunan Tahun Ajaran 2014/2015”
(Yogyakarta: UNY, 2015), hal. 33-36
19
pendidik maupun siswa. Sumber belajar terdiri dari bahan-bahan yang
dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran seperti buku
ajar atau cetak, media cetak, media elektronik, narasumber dan
lingkungan sekitar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang sering digunakan
guru dan siswa adalah buku ajar atau cetak. Buku paket, buku materi
atau buku panduan belajar. Menurut Buckingham buku teks (ajar) adalah
sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah dan perguruan tinggi untuk
menunjang suatu program pengajaran dan pengertian modern dan umum
yang dipahami.
Menurut pusat perbukuan buku pelajaran merupakan salah satu
sumber pengetahuan bagi siswa di sekolah yang merupakan sarana yang
sangat menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Buku pelajaran
sangat menentukan keberhasilan pendidikan siswa dalam menuntut
pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, buku pelajaran yang baik dan
bermutu selain menjadi sumber pengetahuan yang dapat menunjang
keberhasilan belajar siswa juga dapat membimbing dan mengarahkan
proses belajar mengajar di kelas ke arah proses pembelajaran yang
bermutu pula. Buku yang dirancang sesuai kurikulum yang berlaku serta
dikembangkan dengan paradigma baru akan mengarahkan proses
pembelajaran pada arah yang benar kurikulum dengan paradigma
tersebut.
20
Menurut mintowati tahun 2003, buku ajar merupakan salah satu
keberhasilan proses belajar mengajar suatu kesatuan unit pembelajaran
yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar merupakan
sumber belajar yang segala sesuatu memudahkan peserta didik
memperoleh sejumlah informasi pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar.
Buku ajar harus memiliki karakteristik buku yang menarik dan
memuat aspek yang berpusat pada siswa sehingga interaktif, sehingga
dengan buku ajar siswa dapat berdiskusi dengan kelompok, memecahkan
masalah, dan memiliki materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari.26
b. Manfaat buku ajar
Buku ajar merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan
diantara alat pengajaran lainnya. Buku ajar telah digunakan sejak manusia
bisa menulis dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah
ditemukannya alat cetak. Adapun manfaat buku ajar antara lain:
1) Buku pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
2) Buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode
pengajaran.
26 Lisnani & Shella Noveta Asmaruddin.(2018) Desain Buku Ajar Matematika Bilingual
Materi Bangun datar Menggunakan Pendekatan PMRI Berkonteks Kebudayaan Lokal.Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 7, No.3.
21
3) Buku pelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
4) Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila
direvisi dapat bertahan dalam waktu yang sama.
5) Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan
standar pengajaran.
6) Buku pelajaran memberikan kontinunitas pelajaran di kelas yang
berurutan, sekalipun guru berganti.
7) Buku pelajaran memberikan pengetahuan dan metode mengajar yang
lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke tahun.27
c. Kedudukan Buku Ajar dalam Proses Pembelajaran
Menurut Masnur Muslich, dalam dunia pendidikan buku merupakan
bagian dari kelangsungan pendidikan. Dengan buku, pelaksanaan
pendidikan dapat lebih lancar. Guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran
secara efektif dan efisien lewat saran buku. Siswa pun dalam mengikuti
kegiatan belajar dengan maksimal dengan sarana buku.
Dilihat dari kepentingan siswa, buku disebut sebagai bahan belajar
sedangkan dilihat kepentingan guru, buku digunakan sebagai salah satu
bahan untuk membelajarkan siswa. Sehingga menurut B.P Sitepu, dalam
berbagai model desain pembelajaran, buku merupakan komponen sumber
belajar atau bahan belajar dan membelajarkan.
27 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) hal.103
22
Jadi buku pelajaran memiliki peran penting dalam sistem pendidikan
rasional. Buku merupakan salah satu komponen dalam proses kegiatan
belajar mengajar dan merupakan sumber ilmu pengetahuan. Diamana
dengan ilmu manusia dapat mengungkap, mengatasi, menyelesaikan dan
menjawab persoalan yang dihadapi dalam hidup kehidupan.28
d. Pengembangan Buku Ajar
Pengembangan buku ajar harus memperhatikan prasyarat dari badan
yang berwenang yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan
kurikulum yang sedang berlaku yaitu kurikulum 2013. Dalam kurikulum
2013, terdapat rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar seperti
yang dirumuskan dalam kurikulum 2013.
Rudzitis tahun 2003 mengembangkan kualitas dari suatu buku teks
adalah sesuatu yang sangat penting pada pembelajaran sains. Buku teks
merupakan alat utama dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap
tingkatan pendidikan. Namun sayangnya di banyak negara terdapat begitu
banyak buku pembelajaran sains yang berkualitas rendah yang
mengandung banyaknya kesalahan secara metode dan konsep lainnya.
Unsur yang cukup diperhatikan pada sebuah buku teks adalah
pembelajaran yang efektif dalam arti bahwa materi isi dikembangkan
28 B.P.Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.18
23
untuk dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan kurikulum (Sitepu,
2005).29
Menurut BSNP 2017, buku teks yang berkualitas wajib memenuhi
empat unsur kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian,
kelayakan kebahasan dan kelayakan kegrafikan.
Perevisian kurikulum 2013 pada tahun 2016 telah melahirkan
buku ajar matematika SMP terbaru yang merupakan terbitan dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Buku siswa ini
disusun dan telah ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi
Kemendikbud, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan
kurikulum 2013 edisi revisi 2016 sejak bulan Juli 2016. Sehingga
diharapkan dapat memenuhi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif
sesuai dengan karakteristik matematika itu sendiri.
Yiu Chi Lai tahun 2009 menyatakan bahwa dokumen kurikulum
menekankan buku pelajaran tidak hanya menyediakan unsur-unsur inti
pembelajaran dalam mata pelajaran saja tetapi harus dirancang untuk
mengembangkan pemikiran siswa kritis, kreatif serta memiliki
keterampilan generik melalui informasi dan kegiatan-kegiatan yang telah
mereka sediakan. Sedangkan soal-soal pada buku ajar dikatakan baik
apabila memenuhi standar validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda. Selain itu, soal-soal dalam buku ajar hendaknya mencakup
29 Hasibuan, Molani Paulina & Ramlan Silaban. (2017) Analisis Kualitas Buku Ajar Kimia
Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI). Vol. 1, No.2.
24
beberapa ranah kognitif. Menurut TIMSS Assesment Framework 2019,
aspek kognitif matematika diantaranya adalah mengetahui (knowing),
menerapkan (applying), penalaran (reasoning).30
3. Buku Ajar Kurikulum 2013
Buku ajar kurikulum 2013 merupakan buku teks pelajaran yang
dipersiapkan pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. buku
ajar tersebut yang akan digunakan oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Buku ajar tersebut yang akan digunakan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Buku tersebut disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak dibawah koordinasi Kementrian Pendidikan kebudayaan dan
dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013 dan akan
senantiasa diperbaiki, diperbarui dan dimutakhirkan sesuai dengan
dinamika dan perubahan zaman. Buku tersebut juga dapat diakses oleh
masyarakat luas secara gratis dalam bentuk e-book. Buku teks kurikulum
2013 terdiri dari dua yaitu buku siswa dan buku guru.
a. Buku siswa
Buku siswa merupakan buku yang digunakan sebagai panduan
aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai
kompetensi tertentu. Buku siswa diarahkan agar siswa lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, berdiskusi serta meningkatkan kemampuan
30 Hery Rizkiawan, Skripsi : “Analisis Aspek Kognitif pada Soal-Soal Buku Ajar Matematika SMP
Kelas VII Kurikulum 2013” ( Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta,2014) hal.5
25
berkomunikasi baik antar teman maupun dengan gurunya. Adapun
kedudukan dan fungsi buku siswa yaitu :
1) Panduan bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembelajaran.
2) Sebagai lembar kerja siswa.
3) Penilaian bahkan portofolio.
b. Buku guru
Buku guru merupakan buku panduan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran matematika dikelas. Adapun fungsi dan kedudukan buku
guru yaitu:
1) Sebagai petunjuk penggunaan buku siswa.
2) Sebagai acuan pembelajaran dikelas.
3) Penjelasan tentang metode dan teknik pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran.31
4. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan hasil pembaharuan dan inovasi
kurikulum yang dialakukan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yakni
Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP). melalui
pengembangan kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan
31 Nurul Adilah, Skripsi: “Analisis Soal dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013
kelas VII Terbitan Kemendikbud” (Semarang: UIN Walisongo, 2015), hal.28
26
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui
penguasaan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintregasi.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter dan
kompetensi peserta didik. Pendidikan karakter pada kurikulum 2013
bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang
mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan. Kurikulum 2013 berbasis
kompetensi dapat dimaknai sesuai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu.32
5. Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan mental
(otak) seperti kemampuan berpikir, memahami, menghapal,
mengaplikasi, menganalisa, mensintesa, dan kemampuan mengevaluasi.
Ranah kognitif dapat diukur memalui dua cara yaitu dengan tes objektif
dan objektif.
Tujuan pengukuran aspek kognitif adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
32 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kuriulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2014), hal. 65 -68
27
instruktusional oleh siswa pada ranah kognitif khususnya pada tingkat
hapalan pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi. Manfaat
pengukuran ranah kognitif adalah untuk memperbaiki mutu atau
meningkatkan prestasi siswa pada ranah kognitif khususnya pada tingkat
hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi. Manfaat
pengukuran aspek kognitif adalah untuk memperbaiki mutu atau
meningkatkan prestasi siswa pada ranah kognitif khususnya pada tingkat
hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi.33
Untuk evaluasi pembelajaran aspek kognitif terdapat pada
TIMSS dan Taksonomi Bloom. Taksonomi bloom adalah struktur
hirearki (bertingkat) yang mengidentifikasikan keterampilan berpikir
mulai dari jenjang yang rendah hingga tinggi. Ada empat kategori dalam
dalam dimensi pengetahuan kognitif yaitu pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
metakognitif. Sedangkan pada dimensi proses kognitif juga dibagi
menjadi 6 tingkatan yaitu: mengingat (remembering), memahami
(understanding), mengaplikasikan (applying), menganalisis (analyzing),
mengevaluasi (evaluating), dan mengkreasi (creating).34
33 Nurbudiyani, Iin. (2013). “Pelaksanaan...hal.89-90
34 Effedi, Ramlan.”Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan Implementasinya pada
Pelajaran Matematika SMP”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 2, No.1
28
6. Trends International Mathematics Science and Study (TIMMS)
a. TIMSS
TIMSS merupakan studi internasional yang diselenggarakan
untuk mengukur kemajuan dalam pembelajaran matematika dan IPA.
Soal-soal TIMSS sebagian besar berupa soal pilihan ganda. TIMSS
(Trends in Internasional Mathematics and Science Study) merupakan
studi internasional dibawah arahan Internasional association for the
Evaluation of educational Achievement (IEA). TIMSS dimulai pada
tahun 1995 yang diikuti oleh 26 negara, kemudian pada tahun-tahun
selanjutnya yaitu 1999, 2003, 2007, 2011, 2015, dan 2019, peserta dari
berbagai negara mulai berpartisispasi.35 Dan survei terbaru yaitu
TIMSS dilaksanakan tahun 2019.36
Survei internasional TIMSS merupakan salah satu survei yang
diikuti Indonesia untuk mengukur kemampuan sains dan matematika
siswa Indonesia. TIMSS adalah studi internasional tentang prestasi
matematika dan sains yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali.
TIMSS bertujuan untuk mengetahui peningkatan
pembelajaran matematika dan sains dimana salah satu kegiatannya
35 Ismaimuza, Dasa. (2013) Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa
SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik Kognitif. Jurnal Teknilogi
(Science & Enginering). Vol.63, No.3, hal. 33-37
36 Munaji & Mochamad Iman Setiawahyu. Profil Kemampuan Matematika SMP di Kota
Cirebon Berdasarkan Standar TIMSS. Teori dan Riset Matematika. September 2020
29
adalah menguji kemampuan matematika siswa kelas IV SD (Sekolah
Dasar) dan kelas VIII SMP (Sekolah Menengah Pertama).37
Soal-soal TIMSS tersebut mempunyai dimensi penilaian
kognitif yang berbeda-beda salah satunya adalah penalaran. Pada
domain kognitif penalaran, soal-soal pilihan ganda tersebut mencakup
kemampuan mengalisa (analyze), menggeneralisasi (generalize),
mengintegrasi (integrate), memberikan alasan (justify), dan
memecahkan soal non rutin (solve non-routine problems). Selain itu,
soal-soal model TIMSS tidak hanya menggunakan rumus tetapi juga
mengharuskan siswa untuk menggunakan kemampuan bernalarnya
dalam proses penyelesaiannya, sehingga mengharuskan siswa untuk
menuliskan uraian jawaban sebelum memilih option yang disediakan.
Survei TIMSS selain untuk mengukur kemampuan siswa
dalam sains dan matematika tetapi juga dapat membantu pemerintahan
untuk mengetahui perkembangan kurikulum dan pendidikan yang
berstandar internasional sehingga dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan kurikulum dan pendidikan di Indonesia. Penelitian
tentang TIMSS dan pentingnya pendidikan matematika untuk
memasuki dunia kerja ilmiah dan teknologi juga dilakukan oleh Ker
tahun 2013 yang menyatakan Pemerintah di sebagian besar negara
sedang berjuang untuk meningkatkan pendidikan matematika.
37 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2010), hal.15
30
Hasil survei yang telah diikuti Indonesia yaitu TIMSS 1999,
TIMSS 2003, TIMSS 2007, TIMSS 2011 dan TIMSS 2015, Indonesia
berada di kategori rendah dengan skor dibawah rata-rata internasional.
Hal ini perlu ditanggapi serius, peningkatan pembelajaran dan
kurikulum juga harus di perhatikan khususnya pada bidang sains dan
matematika. Penelitian Pogoy et al. tahun 2015 menyimpulkan bahwa
kinerja matematika siswa pada TIMSS 2011 dipengaruhi oleh domain
kognitif dan konten yang dapat dikaitkan dengan persiapan
pengetahuan konten matematika oleh guru. Begitu pula penelitian
yang dilakukan oleh Lessani et al tahun 2014 yang menyimpulkan
bahwa pendidik yang familiar dengan domain isi TIMSS mempunyai
efek signifikan dalam pencapaian matematika siswa.38
Berdasarkan TIMSS 2011, Indonesia berada pada peringkat
41 dari 45 negara, dengan perolehan nilai 386 diatas Arab, Maroko,
Oman dan Ghana. Hasil pada TIMSS 2011, menunjukkan bahwa
siswa Indonesia juga masih lemah dari segala aspek kognitif.
Namun diagnosa secara mendalam menemukan hal-hal yang sudah
dikuasai juga hal-hal yang perlu diberikan perhatian lebih.
Sehingga terlihat jelas bahwa pendidikan di Indonesia masih
tergolong rendah.
38 Sri Sunarna. “Pemetaan Soal Matematika Ulangan Akhir Semester Gasal Kelas VIII Gasal SMP
Kabupaten Sukoharjo tahun 2015/2016”. Tugas Akhir, Universitas Muhamaddiyah Surakarta, 2016, hal.6
31
Bagi Indonesia, manfaat yang dapat diperoleh antara lain
adalah untuk mengetahui posisi prestasi Indonesia bila
dibandingkan prestasi siswa di negara lain dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi ini diharapkan
dapat digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan
meningkatkan mutu pendidikan.39
Soal yang dimunculkan dalam TIMSS tidak hanya pada
level kognitif rendah (mengingat, memahami dan menerapkan)
tetapi pada level tinggi (penalaran yang memuat kemampuan
menganalisis, mengeneralisasi, sintesa, menilai, penyelesaian
masalah non rutin). Bentuk soal seperti pada TIMSS tersebut jarang
ditemui dalam pembelajaran maupun ujian yang diselenggaraan
oleh sekolah atau pemerintah, sehingga ini menjadi salah satu alasan
rendahnya prestasi matematika peserta didik Indonesia di tingkat
internasional. Hal tersebut terlihat dari aspek kognitif yang
dikembangkan pada soal-soal ujian nasional yang sangat jarang
dalam bentuk soal menerapkan atau menganalisis.
b. Domain TIMSS
Mullis, Martin, Foy, et.al, 2012 menyatakan bahwa penilaian
matematika TIMSS dikembangkan secara kolaboratif disekitar
dua domain yaitu domain isi dan domain kognitif. Pada kelas VIII
39 Tim TIMSS Indonesia, “Survei Internasional TIMSS”
32
domain isi matematika meliputi beberapa konten yaitu bilangan,
geometri, aljabar, serta data dan peluang. Untuk mengukur seluruh
domain konten dilakukan penilaian dengan domain kognitif yang
digunakan untuk mengetahui proses berfikir. Adapun domain
kognitif yang dimaksud dibagi menjadi tiga aspek antara lain
pengetahuan (knowing), penerapan (applying), penalaran
(reasoning).40
Masing-masing pada tiap tahun penyelenggaran, TIMSS
memiliki tujuan dan kerangka penilaian masing-masing.
Meskipun ada beberapa perubahan, dimensi kognitif yang
ditawarkan tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Berikut gambaran kerangka penialaian mengenai dimensi kognitif
dalam TIMSS dalam beberapa tahun penyelenggaraanya:
40 Sri Wardhani dan Rumiati, Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMSS (Yogyakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2011), hal.20
33
Tabel 2.1 Gambaran Kerangka Penilaian Mengenai Dimensi kognitif
dalam TIMSS dalam Beberapa Tahun Penyelenggaraanya41
41 Ina V.S Mullis, dkk, TIMSS 2003-2019 AssesmentFrameworks, (Chesnut Hilss : Boston College,
2005), hal. 34
Tahun
penyelenggaraan
TIMSS
Domain
kognitif
Aspek kognitif
TIM
SS
200
3
Knowing Facts
and Procedures
Recall,
recognize/identify,
computer, use tools
Using Concept Know, Classify,
represent, formulate,
distinguish
Solving routine
problems
Select, model,
interpret, apply,
verify/check
Reasoning Hypothesize/conjectur
e/predict,analyze,
evaluate, generalize,
connect,
shyntesize/integrate,
solve non routine
problems,
justify/prove
TIM
SS
200
7-2
01
1
Knowing Recall, recognize,
compute, retrive,
measure,
classify/order
Applying Determine, represent,
model, implement,
solve routine problems
Reasoning Analyze, generalize,
shyntesis/integrate,
34
Setiap konten memiliki proporsi yang berbeda pada soal TIMSS.
Konten bilangan berperan sebanyak 30% dari total soal TIMSS topik pada
bilangan diantaranya rasio, bilangan cacah, pecahan, desimal, dan
bilangan bulat. Konten yang kedua yaitu konten aljabar yang juga
berperan 30% adapun topik aljabar antara lain ekspresi aljabar beserta
operasinya, persamaan dan pertidaksamaan, serta relasi dan fungsi. Topik
geometri serta data dan peluang masing-masing mengambil porsi 20%.
justify, solve non-
routine problems
TIM
SS
201
5
Knowing Recall, recognize,
classify/order.
Compute, retrieve,
measure
Applying Determine,
represent/model,
implement
Reasoning Analyze,
integrate/shyntesize,
evaluate, draw
conclusions,generalize,
justify.
TIM
SS
2019
Knowing Recall, recognize,
classify/order.
Compute, retrieve,
measure
Applying Determine,
represent/model,
implement
Reasoning Analyze,
integrate/shyntesize,
evaluate, draw
conclusions,generalize,
justify.
35
Topik geometri meliputi bentuk-bentuk geometri, pengukuran dan letak
serta perpindahan. Sedangkan topik data dan peluang yaitu
karakterteristik data, menafsirkan data, dan peluang.
Arikan menjelaskan bahwa aspek knowing mengacu pada dasar
pengetahuan siswa tentang fakta, konsep, dan prosedur untuk
mendukung pencapaian kompetensi yang diharapkan melalui
pengalaman belajar. TIMSS mendefinisikan bahwa fakta pada aspek
knowing mengacu pada pembuatan faktual yang terkait dengan konsep
dan perangkat matematika untuk membangun pikiran matematis.
Adapun konsep pada aspek knowing mengacu pada pembuatan koneksi
antara elemen pengetahuan satu dengan yang lainnya. Prosedur
didefinisikan sebagai jembatan yang menghubungkan antara
pengatahuan dasar dan penggunaan matematika untuk melakukan
sebuah tindakan.
Selanjutnya memaparkan aspek applying difokuskan pada
keamanan siswa mengaplikasikan pengetahuannya dan memahami
konsep pada suatu permasalahan. Kemampuan memecahkan masalah
pada kehidupan sehari-hari Memecahkan permasalahan dapat
menggunakan simbol, tabel, atau media lain untuk memperjelas keadaan
suatu masalah.
Selain itu aspek reasoning meliputi permasalahan rutin untuk
mencakup situasi yang tidak biasa, permasalahn kompleks, dan
menyelesaikan masalah dengan berbagai cara (multilangkah). TIMSS
36
mendefinisikan bahwa permasalahan pada aspek reasoning terkait
dengan kapasitas berpikir logis dan sistematis. Kemampuan untuk
melakukan penalaran intuitif dan induktif untuk mencapai solusi pada
permasalahan yang baru. Aspek reasoning melibatkan beberapa tahap
yaitu mengenal merupakan komponen inti untuk mengaplikasikan aspek
applying. Isi, generalisasi atau spesialis, mengintregasi atau sintesis,
membenarkan, dan memecahkan masalah yang belum pernah dijumpai.
Masing-masing penjelasan lebih rincinya adalah:
1.) Pengetahuan (knowing)
Menurut Mullis, dkk., aspek-aspek pada domain pengetahuan
(knowing) meliputi:
a.) Recall (mengingat)
Yaitu mengingat definisi, mengingat terminologi,
mengingat sifat-sifat bilangan, mengingat unit pengukuran,
mengingat sifat-sifat geometri dan mengingat notasi.42
b.) Recognize (Mengenali)
Yaitu mengenali bilangan, ekspresi, besaran dan bangun,
dan mengenali entitas matematika.
c.) Clasify/order (mengklasifikasikan)
Yaitu mengklasifikasikan objek, bangun, bilangan
berdasarkan sifat-sifat yang umum.
42 Etik Rahayu, dkk., (2012).“Analisis Deskriptif Soal geometri dalam buku matematika
bilingual untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Berdasarkan Kriteria International
Assesment TIMSS 2007”. Vol.3, No.1
37
d.) Compute (menghitung)
Yaitu menyelesaikan prosedur-prosedur algoritmik untuk
+, −,×,÷ atau kombinasi dengan bilangan cacah, pecahan,
desimal dan bilangan bulat, dan menyelesaikan prosedur aljabar
sederhana.
e.) Retrieve (mengambil)
Yaitu mendapatkan informasi dari grafik, tabel, teks atau
sumber lain.
f.) Measure (mengukur)
Yaitu menggunakan instrumen-instrumen pengukuran dan
memilih unit yang tepat.
2.) Penerapan (applying)
a.) Determine (menentukan)
Yaitu menentukan operasi, strategi serta alat bantu
matematika yang tepat atau sesuai untuk memecahkan masalah
dimana metode untuk menyelesaikan masalah tersebut sudah
ada.
b.) Represent/model (mempresentasikan/memodelkan)
Yaitu menyajikan data dalam bentuk diagram, tabel, atau
grafik, membuat persamaan, pertidaksamaan dan gambar
geometris menggunakan model yang tepat, membuat
representasi yang ekuivalen untuk entitas atau hubungan
matematika.
38
c.) Implement (mengimplementasikan)
Merupakan strategi dan operasi untuk memecahkan
masalah yang melibatkan konsep dan prosedur matematika yang
familiar.
3.) Penalaran (reasoning)
a.) Analyze (menganalisis)
Yaitu menentukan, mendeskripsikan, atau menggunakan
hubungan diantara bilangan, ekspresi matematika, besaran dan
bangun.
b.) Integrate/Shyntesize (mempersiapkan)
Yaitu menghubungkan berbagai elemen pengetahuan yang
berbeda, representasi yang terkait dan prosedur untuk
memecahkan masalah.
c.) Evaluate (mengevaluasi)
Yaitu mengevaluasi strategi dan solusi alternatif untuk
memecahkan masalah.
d.) Draw conclusion (membuat kesimpulan)
Yaitu membuat kesimpulan yang valid berdasarkan
informasi dan fakta.
e.) Generalize (menggeneralisasikan)
39
Yaitu membuat pernyataan yang mewakili hubungan
menggunakan istilah yang lebih umum dan lebih luas.
f.) Justify (memberi alasan)
Yaitu memberikan argumen matematis untuk mendukung
strategi atau solusi.43
Berikut proporsi kemampuan yang diuji pada dimensi kognitif
dalam TIMSS 2019 Assesment Framework:
Tabel 2.2 Proporsi Kemampuan yang di Uji pada Dimensi
Kognitif dalam TIMSS 2019 Assesment Framework44
43 Ina V.S Mullis and Michael O.Martin, TIMSS...,hal.27
44 Ina V.S Mullis, dkk, TIMSS 2019 AssesmentFrameworks, (Chesnut Hilss : Boston College,
2017), hal. 23
Dimensi
penilaian Domain
Proporsi
(%) Aspek
Pengetahuan 35 Mengingat, mengenali,
mengklasifikasi,
menghitung,
mengambil, mengukur
Penerapan 40 Memilih,
mempresentasi/memode
lkan, menerapkan
40
c. Soal Matematika Berbasis TIMSS Domain Kognitif
Wardhani dan Rumiati 2011 mejelaskan bahwa domain kognitif pada
TIMSS yang meliputi aspek knowing, applying dan reasoning merupakan
suatu perilaku yang diharapkan dalam menyelesaikan persoalan domain isi
TIMSS. Pada soal-soal matematika TIMSS mengukur tingkatan awal
kemampuan pengetahuan fakta, prosedur atau konsep hingga dapat
menggunakannnya untuk memecahkan masalah yang sederhana sampai
masalah masalah yang memerlukan pemalaran tinggi. Pemecahan masalah
dalam domain kognitif TIMSS sebagai fokus utama dan muncul dalam soal-
soal tes yang terkait dengan semua topik dalam tiap tiap domain kontan. Soal
berdasarkan aspek kognitif TIMSS sebagai fokus utama dan muncul dalam
soal-soal tes aspek kognitif TIMSS sebagai fokus utama dan muncul dalam
soal-soal tes yang terkait terkait dengan semua topik dalam tiap domain
konten. Soal berdasarkan aspek kognitif TIMSS yang diberikan pada
penelitian ini sebelumnya materi sudah terlebih dahulu diajarkan terhadap
subjek penelitian.45 Berikut merupakan tipe soal pada aspek knowing,
45 Rizka Maulaydia Kusuma Dewi, Skripsi: “Deskripsi Kemampuan Mengambil
Keputusan pada Soal Matematika Berdasarkan Domain Kognitif TIMSS Siswa Kelas VIII SMP
Muhamaddiyah 1 Surakarta” (Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2018 ) hal.22
Kognitif Penalaran 25 Menganalisis,
mengintregasi/mensinte
sis,mengevaluasi,
membuat kesimpulan,
menggeneralisasi,
memberi alasan
41
applying, dan reasoning TIMSS pada Buku Ajar Matematika SMP kelas
VIII Semester 2.
1) Soal pertama dengan tipe aspek knowing
Diketahui suatu juring lingkaran dengan ukuran sudut pusat 90°.
Jika luas juring tersebut adalah 78,5 𝑐𝑚2, maka jari-jari lingkaran
tersebut adalah .....(π=3,14)
A. 7 cm C. 49 cm
B. 10 cm D. 100 cm
2) Soal kedua dengan tipe aspek applying
Suatu kolam renang diisi penuh oleh air mempunyai ukuran panjang
20 m dan lebar 6 m. Kedala man air pada ujung yang dangkal 1 m dan
terus melandai sampai 4 m pada ujung yang paling dalam. Berapa
literkah volume air dalam kolam?
Gambar 2.1
A. 100.000 liter C. 300.000 liter
B. 200.000 liter D. 400.000 liter
42
3) Soal ketiga dengan tipe aspek reasoning
Kubus ABCD.EFGH mempunyai panjang rusuk 2 satuan. Titik O
adalah titik potong dua diagonal pada bidang BCFG. Jarak titik O ke
bidang BCEH adalah......satuan.46
A.√2
5 C.
√2
3
C.√2
4 D.
√2
2
B. Penelitian Yang Relevan
Peneliti yang pernah membahas tentang analisis kesulitan siswa
menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel adalah:
1. Penelitian Indah Nurul Fauziah yang berjudul: “Analsisis Butir Soal Ujian
Sekolah/Madrasah Matematika SD/MI Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan Domain Isi dan Domain Kognitif TIMSS”. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif dengan metode analisis konten. Data yang diperoleh dari
hasil penelitian ini adalah domain isi pada soal terdapat 37,5% untuk
bilangan, 45% untuk geometri dan pengukuran dan 17,5% penyajian data.
Persentase domain kognitif pada soal yaitu 40% untuk knowing, 50% untuk
applying, dan 10% untuk reasoning. Fokus penelitian ini adalah Soal Ujian
Sekolah atau Soal Ujian Semester, sedangkan penetian saya ialah Soal
Latihan pada Buku Ajar. Hasil penelitiannya menyajikan Domain Isi secara
46Abdur rahman,dkk, Buku Matematika SMP Kelas VIII Semester II kurikulum 2013.
(Jakarta: Balitbang, Kemendikbud,2017)
43
khusus dan Domain kognitif secara umum berdasarkan TIMSS. Untuk
penelitian saya menyajikan Domain Isi secara umum dan Domain Kognitif
secara khusus.
2. Penelitian Budi Cahyono dan Nurul Adillah yang berjudul: “Analisis Soal
dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII Semester 1
Berdasarkan Dimensi Kognitif dari TIMSS”. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah 36
materi hanya mencapai tingkat ranah kognitif knowing dengan persentase
16,98%, 114 materi sudah mencapai tingkat applying dengan persentase
53,77%, dan 62 materi sudah mencapai tingkat reasoning dengan persentase
29,25%. Hasil dari penelitian adalah kemampuan matematika peserta didik
Indonesia tergolong rendah sehingga pemerintah harus menilai kurikulum
sebelumnya dan implementasi kurikulum 2013. Sumber penelitian Nurul
Indah adalah buku ajar matematika semester 1, sedangkan sumber penelitian
saya adalah buku ajar matematika semester 2. Penelitian ini hanya
menggambarkan secara umum Domain Kognitif TIMSS.
3. Penelitian Any Isroaty dan Umi Farihah yang berjudul: “Analisis Soal dalam
Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 (Edisi Revisis 2016) Berdasarkan
Dimensi Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS)”.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah
secara keseluruhan berdasarkan dimensi kognitif TIMSS soal yang termasuk
domain applying memiliki persentase paling tinggi yaitu 41,03% untuk 96
soal. Diikuti dengan domain knowing yaitu 37,8% untuk 87 soal dan paling
44
sedikit termasuk domain reasoning yaitu 20,52% untuk 48 soal. Penyajian
data hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian nurul indah yaitu,
menggambarkan secara umum domain kognitif pada soal dalam buku ajar
berdasarkan TIMSS. Sedangkan penelitian saya menyajikan data domain
kognitif secara khusus. Penelitian ini juga tidak menyinggung tentang
Domain Isi berdasarkan TIMSS. Penelitian saya menggambarkan secara
umum Domain Isi berdasarkan TIMSS.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian secara teoritis, diketahui bahwa
Trends in Mathematics International and Science Study (TIMSS) sebagai
pembanding tentang prestasi siswa pada ranah internasional. TIMSS
memberikan informasi tentang evaluasi kinerja siswa dan mengembangkan
kebijakan untuk meningkatkan prestasi dibidang matematika dan sains. TIMSS
merupakan proyek yang dipandu oleh International Association for the
Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang dilaksanakan 4 tahun
sekali. Studi banding lintas nasional di bidang pendidikan meningkat setelah
evaluasi TIMSS pertama. Sebagai tolak ukur internasional TIMSS memiliki
rancangan item tes dengan bentuk pilihan ganda serta uraian sesuai standar
yang digunakan untuk mengukurnya dan mengevaluasi kemampuan siswa .
Perbedaan kualitas buku teks pelajaran yang digunakan akan memberi
pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan siswa. Keberadaan buku teks
sangat penting karena buku teks merupakan salah satu perangkat dasar dalam
proses pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013
45
tentang standar nasional pendidikan, buku teks pelajaran adalah sumber
pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Buku
teks juga berisi soal-soal yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan siswa.
Soal-soal itu digunakan untuk melatih tingkat kognitif siswa. Soal-soal yang
terdapat dalam buku teks juga diharapkam mendorong dan mengukur domain
kognitif sebagaimana karakteristik soal TIMSS. Hal tersebut untuk
menganalisis apakah penerapan kurikulum 2013 dapat meningkatkan
kemampuan matematika peserta didik Indonesia yang berada pada kategori
rendah.
Adapun soal-soal uji kompetensi dikaji berdasarkan tingkatan kognitif
menurut Mullis, Martin, Ruddock, O’Sullivan, & Preuschoff 2009 yaitu
pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning).
Setelah dilakukan pendeskripsian, selanjutnya dilakukan pengelompokan,
kemudian dianalisis sesuai ranah kognitif, dan yang terakhir divalidasi oleh
ahli. Hasilnya diperoleh persentase dari setiap domain kognitif, yakni
pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran (reasoning) pada
buku. Adapun pedoman analisis yang digunakan yaitu TIMSS 2019
Assesment Framework.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji prospektif partisipan
dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.47
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam metode penelitian
adalah jenis penelitian kualitatif kepustakaan kerena penelitian ini peneliti
melakukan analisis soal-soal dalam buku siswa matematika kurikulum 2013
kelas VIII semester II terbitan Kemendikbud berdasarkan dimensi kognitif dari
TIMSS.
Penelitian kualitatif ini akan fokus dalam studi dokumen dimana akan
melakukan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan
tertulis berdasarkan konteksnya. Dalam penelitian ini akan mengidentifikasi
komponen soal-soal latihan setiap bab berdasarkan TIMSS Assesment
Famework 2019.
B. Identitas Buku dan Waktu Penelitian
Buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester ge nap
merupakan buku siswa yang telah dipersiapkan pemerintah dalam
implementasi kurikulum 2013 sebagai acuan siswa dalam pembelajaran
47 Warul Walidin, dan Saifullah dan Khairul Halim. Metodologi Penilitian Kualitatif dan
Grounded Theory.( Aceh: FTK Ar-Raniry Press, 2015), hal.94
47
matematika di sekolah. Buku ini juga dipublikasikan lewat internet atau biasa
disebut e-book.
Buku matematika yang menjadi sumber penelitian ini berjudul
“Matematika Studi dan Pengajaran”. Buku ini terdiri atas lima bab yaitu
Theorema Phytagoras, Lingkaran, Bangun Ruang Sisi Datar, Statistika dan
Peluang.
Judul Buku : Matematika
Kontributor Naskah : Abdur Rahman As’ari, Mohamad Tohir, Erik
Valentino, Zainul Imron, Ibnu Taufiq.
Penelaah : Agung Lukito, Turmudi, dan Dadang Juandi
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikmud.
Tahun Terbit : 2018
Cetakan : III
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021 hingga bulan Juni 202.
C. Sumber Data
Sumber data diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan
sekaligus untuk menjamin keberhasilan. Sumber data dalam penelitian ini
termasuk sumber data primer adalah soa-soal latihan pada buku ajar SMP kelas
VIII kurikulum 2013 (edisi revisi 2016) semester genap.
48
D. Fokus Penelitian
Kajian penelitian ini difokuskan pada mengkaji soal-soal latihan pada uji
kompetensi setiap bab pada buku ajar SMP kelas VIII kurikulum 2013 (edisi
revisi 2016) semester genap terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pedoman analisis soal berdasarkan dimensi kognitif dari assessment framework
TIMSS 2019 yang intinya terletak pada kekuatan penalaran matematis siswa
serta kemampuan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun fokus
penelitian ini hanya terbatas pada soal-soal objektif uji kompetensi yang ada
pada tiap bab dalam buku.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang
relatif lama. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi.
1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui buku-buku,
teori, dalil-dalil dan lain-lain yang yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek
melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat
langsung oleh subjek yang bersangkutan. Pada tahap ini dokumen yang
49
dipakai oleh peneliti berupa soal latihan pada buku ajar SMP kelas VIII
kurikulum 2013 (edisi revisi 2016) semester genap.48
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
b. Check-list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam
hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan
gejala yang dimaksud.49
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh data hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan diteliti. Dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain, dan temuannya dapat
dinformasikan kepada orang lain.50
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang dilakukan
pada soal-soal matematika dalam buku ajar SMP kelas VIII kurikulum 2013
(edisi revisi 2016) semester genap terbitan Kemendikbud berdasarkan dimensi
48 Jusuf Suwadji, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2012), hal.160
49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta,2013), hal.201-202
50 Sugiyono, Metode Penelitian..., hal.35
50
kognitif dari TIMSS untuk mengetahui doamin dan aspek kognitif yang
ditawarkan dalam soal. Kriteria penilaian dari TIMSS yang akan digunakan
adalah TIMSS 2015 Assesment Framework. Adapun langkah-langkah dalam
analisisnya adlah sebagai berikut:
a. Menyiapkan data
1. ) Menyiapkan buku ajar matematika kurikulum 2013 kelas VIII (Edisi
Revisi 2016) semester II terbitan Kemendikbud Cetakan III tahun
2017.
2. ) Menentukan dan menyiapkan soal-soal yang akan dianalisis dalam
buku ajar matematika kurikulum 2013 kelas VIII (Edisi Revisi 2016)
semester II terbitan Kemendikbud pada setiap bab.
b. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan
perhatian, menyederhanakan, mengabstrasikan serta menginformasikan
data yang muncul dari penelitian. 51 Mereduksi data berarti membuat
rangkuman, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal pokok,
menfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta
membuang yang dianggap tidak perlu.
Reduksi dalam penelitian ini yaitu mengklasifikasikan soal-soal
dalam Buku buku ajar SMP kelas VIII kurikulum 2013 (edisi revisi
2016) semester II terbitan Kemendikbud berdasarkan dimensi kognitif
51 Trianto, Pengantar penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (Jakarta: Kencana Predana Media Group,2010) hal.287
51
dari TIMSS. Dimana dimensi kognitif tersebut terdiri atas tiga domain
yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying), dan penalaran
(reasoning) dan masing-masing domain memiliki beberapa aspek
kognitif yaitu:
1.) Pengetahuan (knowing), meliputi: mengingat (recall), mengenali
(recognize), mengklasifikasikan (classify/order), menghitung
(compute), mengurutkan (retrieve), dan mengukur (measure).
2.) Penerapan (applying), meliputi: menentukan (determine),
mempresentasikan atau memodelkan (represent or model) dan
mengimplementasikan (implement).
3.) Penalaran (reasoning), meliputi: menganalisis (analyze),
mengintegrasikan/mensintesis (integrate/synthesize), mengevaluasi
(evaluate), membuat kesimpulan (draw
conclusion),menggeneralisasi (generalize), dan memberikan alasan
(justify).52
c. Penyajian data
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan
tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami.
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu, pertama menyajikan hasil
reduksi data pada soal-soal berdasarkan dimensi kognitif dari TIMSS.
Kedua, mengkalkulasikan persentase kemunculan tiap domaindan aspek
52 Ina V.S Mullis dan Michael O. Martin, TIMSS 2019.....hal.23-24
52
kognitif. Untuk menghitung persentase tiap-tiap domain dan aspek
kognitif digunakan aturan sebagai berikut:
1.) Untuk persentase tiap-tiap domain kognitif (pengetahuan, penerapan
dan penalaran)
(%) =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔−𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 x 100%
2.) Untuk persentase tiap-tiap aspek kognitif pada masing-masing
domain kognitif
(%) =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑜𝑔𝑛𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑜𝑔𝑛𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 x 100%
d. Verifikasi data
Verifikasi data adalah menarik kesimpulan berdasarkan penelitian.53
dalam hal ini hasil dari penyajian data akan ditarik kesimpulan sehingga
dapat diketahui tingkat tiap domain dan aspek kognitif yang ditawarkan
dalam buku ajar matematika SMP kelas VIII (edisi revisi 2016) semester
II terbitan Kemendikbud.
53 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan. (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2010), hal.287
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
TIMSS 2019 Assesment Framework telah membagi dimensi kognitif
menjadi 3 bagian domain, yaitu pengetahuan (knowing), penerapan (applying),
dan penalaran (reasoning). Masing-masing doamian mempunyai beberapa aspek
kognitif yaitu kriteria kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam setiap
domain. Domain pengetahuan (knowing) memiliki 6 aspek kognitif yaitu recall,
recognize, classify/order, compute, retrieve, dan measure. Domain penerapan
(applying) memiliki 3 aspek kognitif yaitu determine, represent/model dan
implement. Sedangkan domain penalaran (reasoning) memiliki 6 aspek kognitif
yaitu analyze, integrate/shyntesize, evaluate, draw conclusion, generalize, dan
justify.
Penelitian ini berhasil mengumpulkan data deskriptif mengenai banyak soal
yang sesuai dengan dimensi kognitif dari TIMSS 2019 Assesment Framework.
Analisis dilakukan terhadap 100 soal yang terdiri dari soal uji kompetensi setiap
bab dalam buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II
terbitan Kemendikbud.
Berdasarkan hasil analisis analisis terhadap tingkatan domain dan dan aspek
kognitif yang termuat dalam soal-soal soal uji kompetensi pada buku pelajaran
matematika yang menjadi subjek penelitian, maka diperolaeh data sebagai
berikut:
1. Hasil Analisis pada Bab 6
Hasil rekap analisis pada Bab 6 secara keseluruhan sebagai berikut:
54
a. Berdasarkan domain kognitif, hasil rekap analisis soal-soal uji kompetensi
pada bab 6 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil analisis soal-soal pada BAB 6 ditinjau dari domain kognitif
Soal
Domain kognitif
Knowing Applying Reasoning
Uji Kompetensi 6 14 3 3
Total 20
Persentase 70% 15% 15%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 20 soal yang
dianalisis pada bab 6, 14 soal mencapai tingkat kognitif pada domain
knowing dengan persentase 70%, 3 soal mencapai tingkat kognitif pada
domain applying dengan persentase 15%, sedangkan 3 soal telah mencapai
tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase 15%.
b. Berdasarkan aspek kognitif yang terkandung dalam tiap domain, hasil
rekapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2
Persentase aspek kognitif pada setiap domain di bab 6
Domain
kognitif
Aspek kognitif Soal uji
kompetensi
%
Know
ing
Recall 11 29.7
Recognize 2 5.42
Classify/order 5 13.51
Compute 1 2.70
55
Retrieve 6 16.21
Measure 12 0.32
Total 37
Apply
ing
Determine 2 33.34
Represent 1 16.67
Implement 3 50
Total 6
Rea
sonin
g
Analyze 3 75
integrate/shyntesize 1 25
Evaluate 0 0.00
Draw conclusion 0 0.00
Generalize 0 0.00
Justify 0 0.00
Total 4
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada bab 6 untuk domain
pengetahuan (knowing) aspek yang dominan termuat dalam soal adalah
recall dengan persentase 29.7%, kemudian retrieve (16.21%), classify
(13.51%), recognize (5.42%), compute (2.70%), dan measure (0.32%).
Untuk domain penerapan (applying), implement adalah aspek
dominan dengan persentase 50%. kemudian determine dengan persentase
33.34% dan represent (16.67%).
Untuk domain penalaran (reasoning), analyze merupakan aspek
yang dominan termuat dalam soal bab 6 dengan persentase 75%. Kemudian
56
integrate dengan persentase 21.43%. adapun untuk evaluate, draw
conclusion, generalize dan justify tidak temuat dalam soal-soal bab 6.
2. Hasil analisis pada bab 7
Hasil rekap analisis pada Bab 7 secara keseluruhan sebagai berikut:
a. Berdasarkan domain kognitif, hasil rekap analisis soal uji kompetensi pada
bab 7 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil analisis soal-soal pada BAB 7 ditinjau dari domain kognitif
Soal
Domain kognitif
Knowing Applying Reasoning
Uji Kompetensi 7 15 4 1
Total 20
Persentase 75% 20% 5%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 20 soal yang
dianalisis pada bab 7, 15 soal mencapai tingkat kognitif pada domain
knowing dengan persentase 75%, 4 soal mencapai tingkat kognitif pada
domain appplying dengan persentase 20%, sedangkan 1 soal telah
mencapai tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase 5%.
b. Berdasarkan aspek kognitif yang terkandung dalam tiap domain, hasil
rekapnya disajikan dalam tebel berikut:
57
Tabel 4.4
Persentase aspek kognitif setiap domain di bab 7
Domain
kognitif
Aspek kognitif Soal uji
kompetensi
%
Know
ing
Recall 7 26.92
Recognize 2 7.70
Classify/order 1 3.84
Compute 2 7.70
Retrieve 3 11.54
Measure 11 42.3
Total 26
Apply
ing
Determine 2 50
Represent 0 0.00
Implement 2 50
Total 4
Rea
sonin
g
Analyze 1 50
integrate/shyntesize 0 0.00
Evaluate 1 50
Draw conclusion 0 0.00
Generalize 0 0.00
Justify 0 0.00
Total 2
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada bab 7 untuk domain
pengetahuan (knowing) aspek yang dominan termuat dalam soal adalah
measure dengan persentase 42.3%, kemudian recall (26.9%), retrieve
(11.54%), recognize dan compute (7.70%), dan classify (3,84%).
58
Untuk domain penerapan (applying) aspek yang dominan dalam soal
adalah determine dan implement dengan persentase 50%.Adapun untuk
represent tidak temuat dalam soal-soal bab 7.
Untuk domain penalaran (reasoning), analyze dan evaluate
merupakan aspek yang dominan termuat dalam soal bab 7 dengan persentase
50%. Adapun untuk integrate, draw conclusion, generalize dan justify tidak
memuat dalam soal-soal bab 7.
3. Hasil analisis pada bab 8
Hasil rekap analisis pada bab 8 secara keseluruhan sebagai berikut:
a. Berdasarkan domain kognitif, hasil rekap analisis soal-soal uji kompetensi
pada bab 8 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil analisis soal-soal pada BAB 8 ditinjau dari domain kognitif
Soal
Domain kognitif
Knowing Applying Reasoning
Uji Kompetensi 8 9 6 5
Total 20
Persentase 45% 30% 25%
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 20 soal yang
dianalisis pada bab 8, 9 soal mencapai tingkat kognitif pada domain
knowing dengan persentase 45%, 6 soal mencapai tingkat kognitif pada
domain applying dengan pesentase 30%, sedangkan 5 soal telah mencapai
tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase 25%.
59
b. Berdasarkan aspek kognitif yang terkandung dalam tiap domain, hasil
rekapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6
Persentase aspek kognitif pada setiap domain di bab 8
Domain
kognitif
Aspek kognitif Soal uji
kompetensi
% K
now
ing
Recall 8 42.1
Recognize 1 5.26
Classify/order 1 5.26
Compute 4 21.1
Retrieve 0 0.00
Measure 5 26.31
Total 19
Apply
ing
Determine 4 50
Represent 0 0.00
Implement 4 50
Total 8
Rea
sonin
g
Analyze 4 50
integrate/shyntesize 4 50
Evaluate 0 0.00
Draw conclusion 0 0.00
Generalize 0 0.00
Justify 0 0.00
Total 8
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada bab 8 untuk domain
pengetahuan (knowing) aspek yang dominan termuat dalam soal adalah recall
60
dengan persentase 42.1%, measure (26.31%), compute (21.1%), kemudian
recognize dan classify dengan persentase 5.26%. Adapun untuk retrieve tidak
memuat dalam soal-soal bab 8.
Untuk domain penerapan (applying) aspek yang dominan dalam soal
adalah determine dan implement dengan persentase 50%,. Adapun untuk
represent tidak temuat dalam soal-soal bab 8.
Untuk domain penalaran (reasoning), analyze dan integrate
merupakan aspek yang dominan termuat dalam soal bab 8 dengan
persentase 50%. Adapun untuk evaluate, draw conclusion, generalize dan
justify tidak memuat dalam soal-soal bab 8.
4. Hasil analisis pada bab 9
Hasil rekap analisis pada bab 9 secara keseluruhan sebagai berikut:
a. Berdasarkan domain kognitif, hasil rekap analisis soal-soal uji kompetensi
pada bab 9 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil analisis soal-soal pada bab 9 ditinjau dari domain kognitif
Soal
Domain kognitif
Knowing Applying Reasoning
Uji Kompetensi 9 10 4 6
Total 20
Persentase 50% 20% 30%
61
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 20 soal yang
dianalisis pada bab 9, 10 soal mencapai tingkat kognitif pada domain
knowing dengan persentase 50%, 4 soal mencapai tingkat kognitif pada
domain applying dengan pesentase 20%, sedangkan 6 soal telah mencapai
tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase 30%.
b. Berdasarkan aspek kognitif yang terkandung dalam tiap domain, hasil
rekapnya disajikan dalam tebel berikut:
Tabel 4.8
Persentase aspek kognitif pada setiap domain di bab 9
Domain
kognitif
Aspek kognitif Soal uji
kompetensi
%
Know
ing
Recall 8 57.14
Recognize 1 7.14
Classify/order 1 7.14
Compute 0 0.00
Retrieve 4 28.57
Measure 0 0.00
Total 14
Apply
ing
Determine 4 80
Represent 0 0.00
Implement 1 20
Total 5
Rea
sonin
g
Analyze 2 15.38
integrate/shyntesize 5 38.46
Evaluate 0 0.00
Draw conclusion 0 0.00
Generalize 2 15.38
62
Justify 4 30.76
Total 13
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pada bab 9 untuk domain
pengetahuan (knowing) aspek yang dominan termuat dalam soal adalah
recall dengan persentase 57.4%, retrieve (28.57%), kemudian recognize
dan classify dengan persentase 7.14%. Adapun untuk compute dan
measure tidak memuat dalam soal-soal bab 9.
Untuk domain penerapan (applying) aspek yang dominan dalam soal
adalah determine dengan persentase 80%,kemudian implement (20%)
Adapun untuk represent tidak temuat dalam soal-soal bab 9.
Untuk domain penalaran (reasoning), integrate merupakan aspek
yang dominan termuat dalam soal bab 9 dengan persentase 38.84%,
kemudian justufy (30.76%), analyze dan generalize (15.38%). Adapun
untuk evaluate dan draw conclusion tidak memuat dalam soal-soal bab 9.
5. Hasil analisis pada bab 10
Hasil rekap analisis pada bab 10 secara keseluruhan sebagai berikut:
a. Berdasarkan domain kognitif, hasil rekap analisis soal-soal uji kompetensi
pada bab 10 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9
Persentase aspek kognitif pada setiap domain di bab 10
Soal
Domain kognitif
Knowing Applying Reasoning
63
Uji Kompetensi 10 8 8 4
Total 20
Persentase 40% 40% 20%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 20 soal yang
dianalisis pada bab 10, 8 soal mencapai tingkat kognitif pada domain
knowing dengan persentase 40%, 8 soal mencapai tingkat kognitif pada
domain applying dengan pesentase 40%, sedangkan 4 soal telah mencapai
tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase 20%.
b. Berdasarkan aspek kognitif yang terkandung dalam tiap domain, hasil
rekapnya disajikan dalam tebel berikut:
Tabel 4.10
Persentase aspek kognitif pada setiap domain di bab 10
Domain
kognitif
Aspek kognitif Soal uji
kompetensi
%
Kno
win
g
Recall 8 80
Recognize 0 0.00
Classify/order 0 0.00
Compute 1 10
Retrieve 2 20
Measure 0 0.00
Total 10
Ap
ply
ing
Determine 7 77.77
Represent 0 0.00
Implement 2 22.22
64
Total 9
Rea
sonin
g
Analyze 0 0.00
integrate/shyntesize 2 25
Evaluate 0 0.00
Draw conclusion 0 0.00
Generalize 3 37.5
Justify 3 37.5
Total 8
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada bab 10 untuk domain
pengetahuan (knowing) aspek yang dominan termuat dalam soal adalah
recall dengan persentase 80%, kemudian retrieve (20%), compute (10%).
Adapun untuk recognize, classify, dan measure tidak memuat dalam soal-
soal bab 10.
Untuk domain penerapan (applying) aspek yang dominan dalam soal
adalah determine dengan persentase 77.77%,kemudian implement
(22.22%) Adapun untuk represent tidak temuat dalam soal-soal bab 10.
Untuk domain penalaran (reasoning), generalize dan justify
merupakan aspek yang dominan termuat dalam soal bab 10 dengan
persentase 37.5%, kemudian integrate (25%). Adapun untuk analyze,
evaluate dan draw conclusion tidak memuat dalam soal-soal bab 10.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dimensi kognitif yang terdapat dalam soal-soal
pada buku ajar matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II dapat
65
diketahui bahwa kandungan domain kognitif yang terdapat pada masing-masing
bab belum seimbang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Distribusi domain kognitif setiap bab
NO BAB BANYAK DOMAIN KOGNITIF jml
Knowing % Applying % Reasoning %
1. 6 14 70 3 15 3 15 20
2. 7 15 75 4 20 1 5 20
3. 8 9 45 6 30 5 25 20
4. 9 10 50 4 20 6 30 20
5. 10 8 40 8 40 4 20 20
Jumlah 56 56% 25 25% 19 19% 100
Gambar 4.1
Persentase domain kognitif setiap bab dalam buku
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
BAB 6 BAB 7 BAB 8 BAB 9 BAB 10
70%75%
45%50%
40%
15%
20%
30%
20%
40%
15%
5%
25%30%
20%
Knowing Applying Reasoning
66
Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.1, soal-soal yang hanya
mencapai tingkat kognitif pada domain knowing dengan persentase tertinggi
terdapat di bab 7 dengan persentase 75%. Soal-soal yang mencapai tingkat
kognitif pada domain applying dengan persentase tertinggi terdapat di bab
10 dengan persentase 45%. Sedangkan soal-soal yang telah mencapai
tingkat kognitif pada domain reasoning dengan persentase tertinggi terdapat
pada bab 9 dengan persentase 30%.
Soal-soal yang disajikan pada bab 6,7,8,9 dan 10 sudah mencakup
semua domain kognitif menurut TIMSS 2019 Assesment framework.
Soal-soal dalam buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII
semester II terbitan Kemendikbud sebagian besar merupakan soal-soal
knowing yaitu soal-soal yang mengacu pada dasar pengetahuan tentang
fakta, konsep, dan prosedur untuk mendukung pencapaian kompetensi yang
diharapkan melalui pengalaman belajar. Hal ini dapat dilihat dari persentase
setiap domain knowing yang selalu tertinggi di setiap bab, terkecuali pada
bab 10 karena domain yang mendapat persentase tertinggi pada bab 10
adalah domain kognitif applying.
Adapun perbandingan persentase untuk masig-masing dalam tiap
bab pada buku lebih jelasnya digambarkan dalam grafik berikut:
67
Gambar 4.2
Grafik persentase capaian soal untuk domain knowing
Gambar 4.3
Grafik pencapaian persentase capaian soal untuk domain applying
70%75%
45%50%
0
Knowing
Knowing
15%
20%
30%
20%
45%
Applying
Applying
68
Gambar 4.4
Grafik pencapaian soal untuk domain reasoning
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisis terhadap muatan
domain kognitif pada soal-soal latihan dan soal uji kompetensi tiap bab pada
buku ajar matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II terbitan
Kemendikbud, maka diperoleh data yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Jumlah dan persentase domain kognitif dalam buku
Buku matematika
kelas VIII kurikulum
2013
Domain Kognitif
Knowing Applying Reasoning
Jumlah 55 26 19
Persentase 55% 26% 19%
Gambar dibawah ini menunjukkan persentase setiap domain
kognitif yang tercapai dalam soal pada buku ajar matematika kurikulum
2013 kelas VIII semester II terbitan Kemendikbud:
15%
5%
25%30%
20%
Reasoning
Reasoning
69
Gambar 4.5
Persentase Domain Kognitif pada buku matematika kelas VIII
kurikulum 2013
Dari tabel 4.12 dan gambar 4.5, dari 100 soal yang dianalisis dalam
buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II, diperoleh
55 soal hanya mencapai tingkat kognitif pada domain knowing dengan
persentase 55%, 26 soal sudah mencapai tingkat kognitif pada domain
applying dengan persentase 26% dan 19 soal sudah mencapai tingkat konitif
pada domain reasoning dengan persentase 19%. Jadi, soal-soal dalam buku
siswa ajar matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II sebagian besar
merupakan soal yang telah mencapai tingkat kognitif pada domain knowing
yaitu soal-soal yang mengacu pada dasar pengetahuan tentang fakta,
konsep, dan prosedur untuk mendukung pencapaian kompetensi yang
diharapkan melalui pengalaman belajar.
55%
26%
19%
Knowing Applying Reasoning
70
Adapun data mengenai kandungan aspek kognitif pada masing-
masing domain kognitif dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.13
Jumlah dan persentase aspek kognitif pada masing-masing domain
dalam buku
Domain
Kognitif
Aspek
kognitif
BAB Jml %
6 7 8 9 10
Kn
ow
ing
Recall 11 7 8 8 7 41 38.68%
Recognize 2 2 1 1 0 6 5.66%
Classify 5 1 1 1 0 8 7.55%
Compute 1 2 4 0 1 8 7.55%
Retrieve 6 3 0 4 2 15 14.15%
Measure 12 11 5 0 0 28 26.41%
Jumlah 37 26 19 14 10 106 100%
Ap
ply
ing
Determine 2 2 4 4 8 20 60.6%
Represent 1 0 0 0 0 1 3.03%
Implement 3 2 4 1 2 12 36.36%
Jumlah 6 4 8 5 10 33 100%
Rea
son
ing
Analyze 3 1 4 2 0 10 35.71%
Integrate/
synthesize
1 0 4 5 2 12 42.86%
Evaluate 0 1 0 0 0 1 3.56%
Draw
conclusions
0 0 0 0 0 0 0.00%
71
Generalize 0 0 0 0 3 3 10.71%
Justify 0 0 0 0 3 3 10.71%
Jumlah 4 1 8 7 8 28 100%
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa soal-soal pada
domain knowing, aspek kognitif yang lebih banyak termuat adalah recall
yaitu sebanyak 36.68%, measure 26.41%, retrieve 14.15%, classify dan
compute 7.55%, recognize 5.66%. untuk soal-soal pada domain applying,
aspek kognitif yang lebih banyak termuat yaitu determine 60.6%, implement
36.36% dan represent 3.33%. adapun untuk soal-soal pada domain
reasoning aspek kognitif yang lebih banyak termuat adalah integrate
42.86%, analyze 35.71%, generalize dan justify 10.71%, dan yang paling
sedikit yaitu evaluate sekitar 3.56%.
Menurut TIMMS 2019 Assesment framework, proporsi kemampuan
yang diuji pada dimensi kognitif untuk kelas VIII SMP mencapai 35%
untuk knowing (pengetahuan), 45% untuk applying (penerapan) dan 25%
untuk reasoning (penalaran). Hal ini dapat disimpulkan bahwa buku ajar
matematika kurikulum 2013 untuk kelas VIII semester II cakupan domain
kognitifnya belum sesuai proporsi yang diuji pada dimensi kognitif dalam
TIMSS, yang mana untuk domain knowing justru melebihi proporsi yang
diuji dalam TIMSS sedangkan domain applying dan reasoning lebih sedikit
dari proporsi yang diuji dari TIMSS. Akan tetapi, soal-soal dalam buku ajar
SMP sudah memberikan bekal untuk mengingat konsep pengetahuan, fakta,
72
dan prosedur serta melatih kapasitas berpikir logis dan sistematis peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari persentase domain knowing lebih tinggi dari
domain applying dan reasoning, dan domain reasoning sudah mendekati
persentase sesuai ketentuan dari TIMSS 2019. Meskipun soal pada tingkat
knowing lebih ditekankan dalam buku ini, peserta didik perlu
mengaplikasikan pengetahuannya dan memahami konsep pada suatu
permasalahan. Kemampuan memecahkan masalah pada kehidupan
sehari-hari Memecahkan permasalahan dapat menggunakan simbol,
tabel, atau media lain untuk memperjelas keadaan suatu masalah.
Sedangkan menyelesaikan soal pada tingkat reasoning peserta didik
dituntut menggunakan logika dan kemampuan berpikir sistematis
termasuk menggunakan penalaran intuitif dan penalaran induktif yang
berdasar pada pola-pola yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah.
Soal berikut merupakan contoh soal pada buku ajar matematika
SMP kelas VIII yang dianalisis berdasarkan TIMSS:
Soal diatas mengarahkan peserta didik untuk mengingat dan
memahami konsep mengenai pengukuran limas. Selanjutnya
73
mengaplikasikan konsep pegukuran limas dalam penyelesaian soal.
Selain itu peserta didik diminta untuk mencari luas permukaan limas
tanpa diketahui panjang sisi-sisi seluruhnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan TIMSS 2019 assesment framework,
soal diatas memuat aspek kognitif analyze karena menentukan
hubungan antara panjang sisi limas terhadap luas alas dan sisi tegak
limas untuk mencari luas permukaan limas, dan memuat aspek kognitif
integrate karena menghubungkan berbagai elemen pengetahuan yang
berbeda untuk memecahkan masalah.
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa analisis terhadap butir-butir soal dalam buku siswa
matematika kurikulum 2013 kelas VIII Semester II terbitan Kemendikbud
berdasarkan dimensi kognitif dari TIM SS 2019 Assesment framework, dari
100 soal yang dianalisis diperoleh 56 soal hanya mencapai tingkat kognitif
pada domain knowing dengan persentase 56%, 25 soal sudah mencapai
tingkat kognitif pada domain applying dengan persentase 25% dan 19 soal
sudah mencapai tingat kognitif pada domain reasoning dengan persentase
19%.
Soal-soal pada domain knowing aspek kognitif yang termuat adalah
recall 36.68%, measure 26.41%, retrieve 14.15%, classify dan compute
7.55%, dan recognize 5.66%. Untuk soal-soal pada domain applying, aspek
kognitif yang termuat yaitu determine 60.6%, implement 36.36% dan
represent 3.33%. Adapun untuk soal-soal pada domain reasoning, integrate
42.86%, analyze 35.71%, generalize dan justify 10.71%, dan evaluate
3.56%.
Persentase domain kognitif yang termuat dalam soal-soal pada buku
siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester II terbitan
Kemendikbud cakupan domain kognitifnya belum sesuai proporsi yang
diuji pada dimensi kognitif dalam TIMSS. Akan tetapi, soal-soal dalam
75
buku sudah memberikan bekal untuk mengingat konsep pengetahuan, fakta,
dan prosedur serta melatih kapasitas berpikir logis dan sistematis peserta
didik. Peserta didik perlu mengaplikasikan pengetahuannya dan
memahami konsep pada suatu permasalahan Oleh karena itu, buku ini
masih perlu perbaikan.
B. SARAN
Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru matematika SMP/MTs kelas VIII
a. Buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII semester Iiterbitan
kemendikbud bisa dijadikan pedoman dalam pembelajaran dilihat dari
kelebihan penyajian soalnya dalam mencapai tingkat kognitif.
Meskipun masih perlu diadakan penyempurnaan dan perbaikan pada
beberapa soal.
b. Hasil dari analisis buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
memilih soal buku siswa yang sesuai bagi pembelajaran di era
kurikulum 2013.
2. Bagi penulis dan penerbit buku matematika, hasil akhir penelitian ini
dapat dijadikan masukan dalam merevisi buku ajar matematika terutama
dalam pemilihan dan pembuatan soal agar tingkat kognitifnya sesuai
dengan studi internasional TIMSS dan sesuai dengan tingkat berfikir
siswa.
3. Bagi peneliti lain yang mengambil penelitian sejenis
76
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan masukan untuk
menambah wawasan dalam pengembangan penelitiannya.
b. Penelitian ini terbatas pada soal-soal latihan dan uji kompetensi tiap
bab, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang
menganalisis keseluruhan soal yang terdapat di dalam buku.
c. Penelitian ini hanya ditinjau berdasarkan dimensi kognitif sehingga
perlu dikembangkan secara lebih luas ditinjau dari aspek yang lain.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. (Jakarta: Bumi
Aksara 2013) hal.220
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta,2013)
B.P.Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012).
Cahyono, Budi & Nurul Adilah.(2016). Analisis Soal dalam Buku Siswa
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VIII berdasarkan Metode Kognitif
TIMSS.Jurnal Review Pendidikan Matematika. Vol.1, No.1
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Alfatih, 2014),
Cet.1, Juz 2
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kuriulum 2013, (Bandung: PT
Remaja Rosadakarya, 2014).
Effedi, Ramlan.”Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan Implementasinya pada
Pelajaran Matematika SMP”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 2,
No.1.
Galuh Werdeningsih, Skripsi: “Analisis Kualitas Butir Soal Ulangan Akhir
Semester Mata Pelajaran Ekonomi kelas XIII IPS SMA 2 Bangunan Tahun
Ajaran 2014/2015” (Yogyakarta: UNY, 2015).
Hasibuan, Molani Paulina & Ramlan Silaban. (2017) Analisis Kualitas Buku Ajar
Kimia Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI).
Vol. 1, No.2.
Hudoyo, Herman Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika di
Indonesia: Konstansi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa
Depan,(Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas, 2000).
Ina V.S. Mullis, dkk, TIMSS 2007 Assesment Framework, (Chesnut Hilss: Boston
College, 2005).
Irawati, hani & Much Fuad Saifudin. (2018). Analisis Kebutuhan Pengembangan
Bahan Ajar Mata Kuliah Pengantar Profesi Guru Biologi di Pendidikan
Biologi Universitas Ahmad Dahlan University Yogyakarta. Vol.7, No.2.
78
Ismaimuza, Dasa. (2013) Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika
Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Konflik
Kognitif. Jurnal Teknilogi (Science & Enginering). Vol.63, No.3.
Johar, Rahmah. (2012). “Domain Soal Untuk Literasi Matematika”. Jurnal
Peluang. Vol.1, No.1
Lisnani & Shella Noveta Asmaruddin.(2018) Desain Buku Ajar Matematika
Bilingual Materi Bangun datar Menggunakan Pendekatan PMRI Berkonteks
Kebudayaan Lokal.Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 7, No.3.
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti)
Munaji & Mochamad Iman Setiawahyu. Profil Kemampuan Matematika SMP di
Kota Cirebon Berdasarkan Standar TIMSS. Teori dan Riset Matematika.
September 2020.
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008).
Nuh, Rahmah, (2013). Hakikat Pendidikan Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Al-khawarizmi, Vol.2, Oktober 2013.
Nurbudiyani, Iin. (2013). “Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, afektif, dan
Psikomotor pada Mata Pelajaran IPS Kelas III SD Muhammadiyah
Palangkaraya”. Anterior Jurnal.Vol.13, No.1.
Nurjannah & Noni Marlianingsih. (2015). Analisis Butir Soal Pilihan Ganda dari
Aspek Kebahasaan. Jurnal Ilmu Kependidikan. Vol.11, No.1. hal.72
PP No.32 thn 2013 pasal 1 ayat 23
Prasetya, Irfan Yuni. 2017. “Analisis Soal-Soal dari Buku Ajar Matematika kelas
VII dari Taksonomi Bloom Revisi”. Pendidikan Matematika.Universitas
Muhammaddiyah Surakarta. Surakarta.
Rahayu, Etik dkk., (2012).“Analisis Deskriptif Soal geometri dalam buku
matematika bilingual untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII
Berdasarkan Kriteria International Assesment TIMSS 2007”. Vol.3, No.1.
79
Rahman, Abdur ,dkk, Buku Matematika SMP Kelas VIII Semester II kurikulum
2013. (Jakarta: Balitbang, Kemendikbud,2017).
Rahmat, Tasnim & Pipit Firmanti.(2017). Proses Berpikir Mahasiswa PMTK IAIN
Bukittinggi dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Jurnal Tarbiyah.
Vol.2, No.2.
Rizkiawan, Hery Skripsi : “Analisis Aspek Kognitif pada Soal-Soal Buku Ajar
Matematika SMP Kelas VII Kurikulum 2013” ( Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta,2014
Rizta, Amrina Zulkardi & Yusuf Hartono. (2013). Pengembangan Soal Penalaran
Model TIMSS Matematika SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan. Vol.17, No.2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D (Bandung,Alfabeta, 2008).
Sunarna, Sri. “Pemetaan Soal Matematika Ulangan Akhir Semester Gasal Kelas
VIII Gasal SMP Kabupaten Sukoharjo tahun 2015/2016”. Tugas Akhir,
Universitas Muhamaddiyah Surakarta, 2016
Suwadji, Jusuf Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2012)
Tim TIMSS Indonesia, “Survei Internasional TIMSS”
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan. (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2010)
UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), No. 20 Tahun 2003.
Walidin , Warul, dan Saifullah dan Khairul Halim. Metodologi Penilitian Kualitatif
dan Grounded Theory.( Aceh: FTK Ar-Raniry Press, 2015)
Wardhani, Sri dan Rumiati, Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMSS (Yogyakarta: Kementrian Pendidikan
Nasional, 2015