79
ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT NABATI SUBULUSSALAM TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh: MANGARAHON P RITONGA NIM 1605082026 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA

PT SAMUDERA SAWIT NABATI

SUBULUSSALAM

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma 3

Oleh:

MANGARAHON P RITONGA NIM 1605082026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2019

Page 2: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT
Page 3: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

i

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan Akuntansi Aset

Tetap PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dengan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan

sekunder. Data dikumpulkan dengan melakukan teknik wawancara dan dokumentasi.

Data dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntansi

aset tetap yang diterapkan PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam telah sesuai dengan

SAK ETAP 2016

Kata kunci: Akuntansi, Aset Tetap, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik 2016.

Page 4: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

ii

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the suitability application of the fixed assets

accounting of PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam with the Accounting Standarts

for Non-Publicy Accountable Entities. The type of data being used are prime and

secondary data. Data are collected by doing interview and documentation techniques.

Data are analyzed by using descriptive method. The findings show that the fixed assets

applied of PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam has been in accordance with the

Accounting Standarts for Non-Publicy Accountable Entities 2016.

Key words: Accounting, Fixed Assets, Accounting Standarts for Non-Publicy

Accountable Entities 2016

Page 5: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, anugerah,

dan pertolongan-Nya yang senantiasa telah memberikan hikmat, kesehatan dan

kekuatan sehingga pelaksanaan penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

pendidikan program Diploma 3 Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Medan.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, nasihat dan bantuan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada

kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:

1. M. Syahruddin, ST., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Darwin S. H. Damanik, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Medan.

3. Sastra Karo-Karo, S.E., Ak., M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Medan.

4. Yulifati Laoli, S.E., S.H., M.Hum, M.Si., AK., Ph.D., Kepala Program Studi

Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

5. Jojor Lisbet Sibarani, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan selama melaksanakan penulisan

tugas akhir ini.

6. Siti Asnida Nofianna,S.S, M.Hum., Dosen Pembimbing Pendamping yang

telah banyak memberikan arahan dan masukan selama melaksanakan

penulisan tugas akhir ini.

7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Medan

yang telah membantu, mengajari dan membimbing.

8. Bapak Andy Haryanto, Direktur PT Samudera Sawit Nabati.

9. Seluruh staf dan pegawai PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam yang telah

berkenan untuk menerima, memberikan arahan.

Page 6: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

iv

10. Khusus untuk orang tua, Bapak Tambok Ritonga dan Ibu Lamsi Timoria

Nainggolan, yang selalu mendoakan, memberi semangat dan motivasi,

memberikan arahan, nasihat serta mendukung baik secara moral maupun

moril.

11. Saudara kandung, Surya Dikson Ritonga, dan adik-adik, Rikardo Ritonga,

Marantha Ritonga, Haggai Ritonga, Natanael Ritonga dan Hanna Rina Br

Ritonga yang selalu mendoakan dan menyemangati.

12. Debora Simarmata yang selalu mendukung dan mendoakan sampai tugas

akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya

13. Teman-teman AK-6F yang saling memberi dukungan satu sama lain dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Sahabat Brian ferry Sibarani, Hanna Pertiwi Manullang, Lutfiah Sardani, Dian

Adelina Damanik, Lolivo Sagala, yang selalu mendukung dan membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

15. Semua pihak tanpa terkecuali yang telah membantu dalam penyusunan tugas

akhir ini.

Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat

diharapkan masukan dari semua pihak yang dapat membangun untuk kesempatan

laporan ini. Akhir kata, diucapan terima kasih dan semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, 2019

Penulis,

MANGARAHON P RITONGA

NIM 1605082026

Page 7: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK………………………………………………………………... i

ABSTRACT…………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….... vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… viii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

1.5 Batasan Penelitian ................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

2.1 Pengertian Akuntansi ........................................................................... 5

2.2 Pengertian Aset Tetap .......................................................................... 5

2.3 Penggolongan Aset Tetap .................................................................... 6

2.4 Akuntansi Aset Tetap .......................................................................... 7

2.5 Penyusutan Aset Tetap ......................................................................... 16

2.6 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap ...................................... 23

2.7 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap ................................................ 25

2.8 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap pada Laporan……………..

Posisi Keuangan ....................................................................................... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 32

Page 8: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

vi

3.2 Jenis Data ............................................................................................. 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

3.4 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 35

4.1 Profil PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam ................................. 35

4.1.1 Sejarah PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam .............................. 35

4.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam.. 36

4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................................... 40

4.3 Pembahasan .......................................................................................... 45

4.3.1 Pengertian Aset Tetap .......................................................................... 45

4.3.2 Penggolongan Aset Tetap .................................................................... 46

4.3.3 Perolehan Aset Tetap ........................................................................... 46

4.3.4 Penyusutan Aset Tetap ......................................................................... 47

4.3.5 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap ...................................... 48

4.3.6 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap ................................................ 48

4.3.7 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan……………

Posisi Keuangan ................................................................................... 49

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 50

5.1 Simpulan ............................................................................................. 50

5.2 Saran ................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 51

LAMPIRAN

Page 9: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus .................... 20

Tabel 2.2 Daftar Penyusutaan Aset Tetap Metode Jumlah Angka Tahun ... 21

Tabel 2.3 Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo Menurun Ganda ... 23

Tabel 2.4 Penyajian Aset Tetap Pada Laporan Posisi Keuangan ................ 31

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir ..................................... 32

Page 10: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam ... 52

Lampiran 2 Daftar Aset Tetap PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam ...... 53

Lampiran 3 Aset Tetatp pada Catatan atas Laporan Keuangan ...................... 54

Lampiran 4 Neraca pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam .............. 55

Lampiran 5 Pengungkapan Aset Tetap PT Samudera Sawit…………………

Nabati Subulussalam ................................................................... 56

Lampiran 6 Faktur Pajak Servis Perbaikan Mesin ........................................... 57

Lampiran 7 Faktur Pajak Pembelian Mesin ..................................................... 58

Lampiran 8 Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Utama ................................ 59

Lampiran 9 Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Pendamping ...................... 60

Lampiran 10 Surat Menjadi Ketua Sidang Tugas Akhir ................................. 61

Lampiran 11 Surat Menjadi Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir .................... 62

Lampiran 12 Surat Menjadi Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir ................ 63

Lampiran 13 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Utama ............................ 64

Lampiran 14 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Pendamping .................. 65

Lampiran 15 Formulir Bebas Revisi Tim Penguji Ujian……………………..

Pertanggungjawaban Laporan Tugas Akhir ................................ 66

Lampiran 18 Biodata ......................................................................................... 69

Page 11: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aset tetap sebagai salah satu kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan dalam

menunjang aktivitasnya yang bersifat permanen dan mempunyai peranan penting

dalam menunjang kelancaran aktivitas operasional perusahaan. Aset tetap

mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan dana

dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu yang lama. Karenanya

aset tetap harus mendapat perhatian yang memadai.

Aset tetap (fixed assets) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

dalam kegiatan produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan

kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif; aset-aset tersebut diharapkan

dapat digunakan selama lebih dari satu periode (Kieso,2017:631).

Beberapa cara yang dilakukan untuk memperoleh aset tetap, yaitu membeli secara

tunai, membeli secara kredit atau angsuran pertukaran, dan sumbangan atau

donasi. Cara perolehan aset tetap tersebut akan mempengaruhi pencatatan harga

perolehan. Semua aset tetap kecuali tanah akan semakin berkurang nilainya

karena adanya penyusutan, kerusakan, keusangan baik karena dipakai ataupun

karena faktor umur yang semakin berkurang. Penyusutan aset tetap akan dicatat di

dalam laporan keuangan pada akhir periode.

Selain itu, aset tetap juga merupakan salah satu komponen terbesar yang

berpengaruh pada posisi laporan keuangan karena selama proses produksi

berlangsung, terdapat pengeluaran-pengeluaran yang nilainya besar yang

berhubungan dengan aset tetap dalam laporan keuangan. Artinya, pengeluaran-

pengeluaran tersebut, yang dikeluarkan perusahaan selama menggunakan aset

tetap tetap tidak dapat dihindarkan misalnya penyusutan, biaya pemeliharaan,

biaya perbaikan dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut harus dicatat sebagaimana

Page 12: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

2

mestinya karena sangat berpengaruh pada pencatatan laporan keuangan, maka hal

ini dinyatakan aset tetap yang dimiliki perusahaan adalah komponen aset paling

besar nilainya di dalam neraca.

Terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pencatatan aset tetap, yaitu

mengenai pengakuan, jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi

penurunan nilai. Contoh, suatu perusahaan melaporan hasil pencatatan tentang

aset tetap akhir periode sebesar harga perolehan, tanpa dikurangi dengan biaya-

biaya misalnya biaya penyusutan selama tahun berjalan, maka hal tersebut dapat

mengakibatkan kesalahan yang cukup material dalam penyajian aset tetap di

laporan keuangan.

Oleh karena itu, dalam pengadaan aset tetap serta penyajian aset tetap perusahaan

harus menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan supaya menjadi dasar perusahaan untuk mecatatat aset tetap dengan

benar sehingga tidak terjadi kesalahan seperti contoh di atas. Dalam penelitian ini,

standar akuntansi keuangan yang dipakai adalah SAK ETAP 2016, dalam proses

pencatatan dimulai saat aset tetap diperoleh dengan pembelian, penggabungan,

pertukaran aset tetap (melalui penerbitan sekuritas, melalui aset tetap sejenis dan

tidak sejenis), pembangunan sendiri dan sumbangan atau hibah, dan menghitung

jumlah penyusutan dari beberapa metode yaitu metode berdasarkan waktu,

metode pembebanan menurun, berdasarkan penggunaan, serta dalam pelepasan

aset tetap perusahaan harus menghapus jumlah aset tetap yang tercatat.

Penerapan kebijakan akuntansi pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

tentang penyajian aset tetap pada laporan keuangan harus dilakukan dengan benar

dan sebagaimana mestinya dan berpedoman peraturan dan praktik pencatatan aset

tetap tersebut.

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang industri yang memproduksi minyak kelapa sawit atau disebut CPO

(Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit atau disebut PKO (Palm Oil Kernel).

Page 13: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

3

Dalam menghasilkan produk ini, perusahaan harus dikelola dengan baik dengan

adanya pengawasan yang cukup memadai, dan tetap mengikuti perkembangan

teknologi sehingga dapat melakukan kegiatan operasionalnya. Perusahaan

membutuhkan aset tetap seperti pabrik untuk produksi, gudang untuk menyimpan

bahan baku dan barang jadi, gedung administrasi, mesin untuk mengolah bahan

baku menjadi barang jadi, serta kendaraan untuk mengangkut bahan baku dan

barang jadi.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi kasus ialah “Akuntansi Aset Tetap

Pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam”. Penelitian ini diharapkan mampu

memberikan gambaran mengenai penerapan Standar Akuntansi Keuangan yang

digunakan di PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pengadaan aset tetap pada perusahaan sebagai faktor produksi yang

paling penting, maka masalah yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah

“Apakah penerapan akuntansi aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam telah sesuai dengan SAK ETAP 2016? “

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi aset

tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dengan SAK ETAP 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman,

serta dapat memperluas wawasan mengenai akuntansi aset tetap.

2. Bagi Politeknik Negeri Medan

Sebagai bahan bacaan dan tambahan informasi bagi mahasiswa yang akan

menyusun laporan yang ada kaitannya dengan akuntansi aset tetap.

Page 14: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

4

3. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan referensi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian

penerapan akuntansi aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

dengan SAK ETAP 2016.

1.5 Batasan Penelitian

Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah dan permasalahan yang dibahas tidak

terlalu luas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah, maka, hal yang dibahas

dalam permasalahan ini mengenai aset tetap berwujud, yaitu mesin dan instalasi.

Page 15: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, meringkas,

mengelola dam menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan

dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya

dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan

lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya dalam Bahasa

Indonesia adalah menghitung dan mempertanggungjawabkan.

Menurut Horngren, dkk (2009:4), akuntansi adalah sistem informasi yang

mengukur aktiva bisnis, memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat pengambil keputusan.

Warren, dkk (2014:3) mengatakan, akuntansi didefinisikan sebagai sistem

informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan, sedangkan menurut Baridwan

(2015:1), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan

data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha

ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan

ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi

merupakan suatu proses pencatatan, pengidentifikasian, pengklasifikasian, serta

pengikhtisaran peristiwa ekonomi untuk menghasilkan informasi yang berguna

bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.

2.2 ` Pengertian Aset Tetap

Aset tetap pada umumnya merupakan komponen aset jangka panjang yang paling

besar nilainya dalam perusahaan. Aset tetap yang sering terlihat dapat berupa

Page 16: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

6

tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan. Jenis aset tetap tersebut tidak

selalu dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap.

Pengertian aset tetap menurut SAK ETAP 2016, didefinisikan sebagai aset

berwujud yang: (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedian

barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif; dan (b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Rudianto (2012:256), Aset tetap adalah barang berwujud milik

perusahaan yang sifatnya relatif permanen, digunakan dalam kegiatan normal

perusahaan dan bukan untuk diperjualbelikan, sedangkan menurut Kieso

(2017:631), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam

kegiatan produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada

orang lain, atau untuk tujuan administratif; aset-aset tersebut diharapkan dapat

digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Sijabat (2013:1) Aset tetap

adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang

digunakan dalam kegiatan perusahaan normal.

Berdasarkan pengertian aset tetap di atas, dapat disimpulkan bahwa aset tetap

adalah aset berwujud yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan,

dimiliki tidak untuk dijual kembali, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun

dan memiliki nilai yang cukup besar.

2.3 Penggolongan Aset Tetap

Aset tetap dapat berupa kendaraan, mesin, bangunan, tanah, dan sebagainya. Aset

tetap dapat digolongkan menjadi aset tetap berwujud dan aset tetap tak berwujud

Aset tetap dapat dikelompokkan ke dalam:

1. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah tempat kantor atau

bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan, lahan

peternakan. Aset jenis ini adalah aset tetap yang dapat dipergunakan secara

terus-menerus selama perusahaan mengkehendakinya tanpa harus memperbaiki atau menggantinya.

2. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa manfaatnya

bisa diganti dengan aset lain yang sejenis, seperti bangunan, mesin,

kendaraan, komputer, mebel dan sebagainya. Aset tetap kelompok kedua

Page 17: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

7

adalah jenis aset tetap yang memiliki umur teknis yang terbatas. Karena itu,

jika secara ekonomis sudah tidak menguntungkan (beban yang dikeluarkan

lebih besar dari manfaatnya), maka aset seperti ini harus diganti dengan

aset lain.

3. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa manfaatnya

tidak dapat diganti dengan yang sejenis, seperti tanah pertambangan dan

hutan. Kelompok aset tetap ketiga merupakan aset tetap sekali pakai dan

tidak dapat diperbarui karena kandungan atau isi dari aset itulah yang

dibutuhkan, bukan wadah luarnya. Tanah pertambangan memang tetap

masih ada saat kandungan emas atau minyaknya habis, tetapi bukan tanah

itu sendiri yang mendorong perusahaan membeli atau berinvestasi,

melainkan emas atau minyaknya. Memang, hutan dapat ditanami kembali,

tetapi itu memerlukan waktu yang sangat lama dan beban yang sangat

besar. (Rudianto,2012:257)

2.4 Akuntansi Aset Tetap

2.4.1 Perolehan Aset Tetap

Tidak semua aset tetap selalu dibeli oleh perusahaan dari pihak lain. Aset tetap

dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan

mempengaruhi penentuan harga perolehan aset tetap tersebut. “Biaya perolehan

aset tetap adalah harga tunainya pada tanggal pengakuan. Jika pembayarannya

ditangguhkan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan adalah nilai

tunai semua pembayaran masa akan datang.

“Biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) harga beli, termasuk biaya hukum dan

broker, bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah

dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya (b) biaya-biaya yang dapat

diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang

diinginkan sesuai dengan maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya

penyiapan lahan untuk pabrik, biaya penanganan dan penyerahan awal, biaya

instalasi dan perakitan, dan biaya fungsionalitas (c) estimasi awal biaya

pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi lokasi.

Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut timbul ketika aset

tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama

periode tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan” (SAK ETAP 2016).

Harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat

Page 18: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

8

perolehan konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat

yang siap dipergunakan. Cara perolehan aset tetap antara lain:

2.4.1.1 Pembelian Tunai

Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat sebesar uang yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu mencakup harga faktur

aset tetap, bea balik nama, beban angkut, beban pemasangan, dan lain-lain.

Contoh:

Pada tanggal 01 Februari 2017, PT. CAHAYA membeli mesin pabrik dengan

harga tunai Rp.50.000.000. Pengeluaran-pengeluaran lain yang bersangkutan

dengan pembelian mesin tersebut terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Rp.5.000.000, premi asuransi kecelakaan dalam pengangkutan Rp.500.000.

pemasangan dan pengujian Rp. 1.000.000, dan biaya reparasi karena terjadi

kesalahan dalam pemasangan Rp. 400.000. Berdasarkan data tersebut, maka harga

perolehan mesin pabrik adalah sebagai berikut:

Harga tunai ………………………………………… Rp. 50.000.000

PPN………………………………………………… Rp. 5.000.000

Asuransi pengangkutan……………………………. Rp. 500.000

Pemasangan dan pengujian………………………... Rp. 1.000.000 +

Harga perolehan mesin pabrik…………………….. Rp. 56.500.000

Pencatatan transaksi di atas:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Februari

01 Mesin Pabrik

Kerugian Pemasangan

Kas/Bank

56.500.000

400.000

56.900.000

Sumber: Data diolah

2.4.1.2 Pembelian Angsuran

Apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset

tetap tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan

sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan. Sedangkan yang dihitung sebagai

Page 19: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

9

harga perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan seperti beban

pengiriman, bea balik nama, beban pemasangan, dan lain-lain.

Contoh:

PT. Merdeka membeli mesin seharga Rp.500.000.000 pada tanggal 2 Januari

2016. Pembayaran pertama sebesar Rp. 200.000.000 dan sisanya diangsur setiap

bulan Rp. 5.000.000,00 dengan bunga 12 % per tahun dari hutang yang belum

dibayar. Pencatatan harga perolehan mesin dan pembayaran angsuran sebagai

berikut:

Jurnal untuk mencatat pada waktu pembelian mobil dilakukan:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2016

Januari

02 Mesin

Kas

Hutang

500.000.000

200.000.000

300.000.000

Sumber: Data diolah

Angsuran pertama:

Biaya bunga = 1/12 x 12% x Rp.300.000.000

= Rp 3.000.000

Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran pertama:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Februari

01 Hutang

Biaya bunga

Kas

5.000.000

3.000.000

8.000.000

Sumber: Data diolah

Angsuran kedua:

Biaya bunga = 1/12 x 12% x (Rp.300.000.000 – 5.000.000)

= Rp 2.950.000

Page 20: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

10

Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran kedua:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Maret

02 Hutang

Biaya bunga

Kas

5.000.000

2.950.000

7.950.000

Sumber: Data diolah

2.4.1.3 Ditukar dengan Surat Berharga

Aset yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau obligasi perusahaan

tertentu, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang

digunakan sebagai penukar.

Contoh:

Tanggal 03 Februari 2106, PT. X memutuskan untuk membeli tanah untuk

perluasan operasinya. Sebagai ganti pembayaran tunai untuk tanah itu, perusahaan

PT. X menerbitkan 18.000 lembar saham biasa (nilai pari atau nilai nominal

Rp.850 per lembar) yang mempunyai nilai pasar yang wajar Rp. 1.000 per lembar

saham.

Perolehan tanah:

Nilai pasar saham = 18.000 lembar x Rp 1.000 = Rp 18.000.000

Nilai nominal saham = 18.000 lembar x Rp 850 = (Rp 15.300.000)

Tambahan modal disetor = Rp 2.700.000

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi di atas:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2016

Februari

03 Tanah

Saham biasa

Tambahan modal

disetor

18.000.000

15.300.000

2.700.000

Sumber: Data diolah

Page 21: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

11

2.4.1.4 Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain (Perolehan Aset Tetap)

Aset tetap tidak selalu diperoleh dengan mengeluarkan kas. Aset tetap juga dapat

diperoleh dengan ditukar aset tetap lainnya.

“Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset non moneter atau

kombinasi aset moneter dan aset non moneter, maka biaya perolehan diukur

pada nilai wajar, kecuali (a) transaksi pertukaran tidak memiliki subtansi

komersial, atau (b) nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan

tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan diukur

pada jumlah tercatat aset yang diserahkan” (SAK ETAP 2016)

2.4.1.4.1 Transaksi Pertukaran Aset yang Memiliki Substansi Komersial

Aset tetap yang diperoleh dari transaksi pertukaran aset yang memiliki substansi

komersial dicatat dengan menggunakan nilai wajar aset yang lama. Selisih antara

nilai buku aset yang diserahkan dengan nilai wajar aset diakui sebagai laba atau

rugi pertukaran.

Contoh (jika rugi):

Information Processing, Inc. 03 Maret 2017 menukar mesin bekas dengan mesin

model baru dari Jerrod Bussiness Solution Inc. Pertukaran memiliki subtansi

komersial. Mesin yang digunakan memiliki nilai buku sebesar Rp.8.000.000,00

(biaya asli Rp.12.000.000,00 dikurangi akumulasi penyusutan Rp.4.000.000,00)

dan nilai wajar sebesar Rp.6.000.000,00. Model baru dihargai sebesar

Rp.16.000.000,00 Jerrod memberikan Information Processing penyisihan nilai

pertukaran sebesar Rp.9.000.000,00 untuk mesin bekas tersebut. Information

Processing menghitung biaya perolehan aset baru sebagai berikut:

Harga terdaftar mesin baru Rp.16.000.000,00

Akumulasi penyusutan (Rp. 9.000.000,00)

Pembayaran tunai tertagih Rp. 7.000.000.00

Nilai wajar mesin bekas Rp. 6.000.000,00

Biaya perolehan mesin baru Rp. 13.000.000,00

Kerugian atau pelepasan mesin bekas:

Nilai wajar mesin bekas Rp. 6.000.000,00

Page 22: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

12

Nilai buku mesin bekas (Rp. 8.000.000,00)

Kerugian atas pelepasan mesin bekas Rp. 2.000.000,00

Jurnal untuk pertukaran di atas adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Mar

03 Peralatan

Akum. Penyusutan

Rugi

Peralatan

Kas

Rp13.000.000

Rp.4.000.000

Rp.2.000.000

Rp.12.000.000

Rp. 7.000.000

Sumber: Data diolah

Contoh (jika laba):

Interstate Transportation Company 03 Maret 2017 menukarkan sejumlah truk

bekas ditambah uang tunai dengan semi truk. Truk bekas memiliki nilai buku

gabungan sebesar Rp.42.000.000 (biaya perolehan Rp.64.000.000,00 dikurangi

akumulasi penyusutan Rp.22.000.000). Agen pembelian Interstate yang cukup

berpengalaman di pasar barang bekas menunjukkan bahwa truk memiliki nilai

wajar sebesar Rp.49.000.000 Selain truk, Interstate juga membayar kas

Rp.11.000.000 untuk mendapatkan semi truk. Intrastate menghitung biaya

perolehan semi truk tersebut sebagai berikut:

Jawab:

Nilai wajar truk yang ditukar Rp.49.000.000

Kas yang dikeluarkan Rp.11.000.000

Biaya perolehan semi truk Rp.60.000.000

Menghitung Keuntungan:

Nilai wajar truk bekas Rp.49.000.000

Biaya perolehan truk Rp.64.000.000

Dikurangi: Akumulasi Penyusutan Rp.22.000.000

Nilai buku truk bekas Rp.42.000.000

Keuntungan atas pelepasan truk bekas Rp. 7.000.000

Page 23: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

13

Jurnal untuk transaksi pertukaran di atas adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Mar

03 Semi truk

Akum. Penyusutan

Truk

Kas

Laba

Rp.60.000.000

Rp.22.000.000

Rp.64.000.000

Rp.11.000.000

Rp. 7.000.000

Sumber: Data diolah

2.4.1.4.2 Transaksi Pertukaran Aset yang Tidak Memiliki Substansi

Komersial

Berasumsi bahwa pertukaran aset tetap yang tidak memiliki subtansi komersial.

Artinya, posisi ekonomi tersebut tidak berubah secara signifikan sebagai akibat

pertukaran ini, maka yang akan terjadi adalah perusahaan menangguhkan

pengakuan keuntungan.

Contoh:

Pada tanggal 03 Maret 2017 PT. Ando Rental mempunyai armada mobil

disewakan ingin menukarkan mobil miliknya denga mobil merek lain. PT. Ando

Rental mengikat perjanjian dengan PT. Jeni untuk menukarkan sejumlah

mobilnya yang memiliki nilai pasar yang wajar Rp.160.0000.000 dan nilai

bukunya Rp.135.000.000 (harga pokok Rp.150.000.000 dikurangi akumulasi

penyusutan Rp. 15.000.000) dengan mobil merek lain yang memiliki nilai pasar

yang wajar Rp.170.000.000. Ando membayar Rp.10.000.000 tunai sebagai

tambahan untuk mobil yang dipertukarkan. Total keuntungan bagi PT. Ando

Rental dihitung seperti diperlihatkan dalam penyelesaian di bawah ini:

Jawab:

Nilai pasar wajar dari mobil lama Rp. 160.000.000

Nilai buku dari mobil lama (Rp. 135.000.000)

Total Keuntungan (tidak diakui) Rp. 25.000.000

Page 24: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

14

Proses mencari laba belum dingggap selesai dalam transaksi ini, total keuntungan

itu ditangguhkan dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai Buku Mobil Baru Bagi Ando

Nilai pasar yang wajar dari mobil baru Rp. 170.000.000

Dukurangi Keuntungan yang ditangguhkan (Rp. 25.000.000)

Harga perolehan Mobil Lama Rp. 145.000.000

ATAU

Nilai buku dari mobil lama Rp. 135.000.000

Kas yang dibayarkan Rp. 10.000.000

Harga perolehan Mobil Lama Rp. 145.000.000

Jurnal transaksi pertukaran atas aset di atas adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Mar

03 Mobil (baru)

Akumulasi Penyusutan

Mobil (lama)

Kas

145.000.000

15.000.000

150.000.000

10.000.000

Sumber: Data diolah

2.4.1.5 Diperoleh Sebagai Donasi

Harga perolehan aset tetap yang diperoleh dari donasi adalah sebesar harga pasar

aset tersebut. Aset yang diperoleh dari donasi diakui sebagai pendapatan atau

keuntungan dalam periode dimana aset tersebut diterima.

Contoh:

Pada tanggal 3 Maret 2017 PT. Duta Marga memperoleh sebidang tanah dari

seorang donator seluas 1.000 m. Harga pasar tanah saat itu 400.000/m.

Page 25: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

15

Jurnal atas transaksi di atas adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Mar

3 Tanah

Modal donasi

400.000.000

400.000.000

Sumber: Data diolah

2.4.1.6 Diperoleh dengan Membangun Sendiri

Kadang kala perusahaan membangun asetnya sendiri. Penentuan biaya mesin

tersebut dan aset tetap lainnya dapat menjadi masalah. Tanpa adanya harga

pembelian atau harga kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban

untuk menghitung biaya perolehan aset tetap yang dibangun sendiri (self-

constructed asset). Bahan baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan dalam

konstruksi tidak menimbulkan masalah. Perusahaan dengan mudah melacak biaya

ini langsung ke pesanan pekerjaan dan bahan baku yang terkait dengan aset tetap

yang dibangun.

Jurnal untuk mencatat gedung atau pabrik yang sedang dibangun adalah dengan

mendebit konstruksi dalam proses (construction in progress) dan mengkredit kas.

Contoh:

Pada tanggal 02 Januari 2017 dibayar biaya untuk pembangunan gedung sebesar

Rp 100.000.000 yang akan selesai pada 20 November 2018.

Jurnal untuk mencatat gedung yang sedang dibangun adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Jan

02 Konstruksi dalam proses

Kas/Bank

100.000.000

100.000.000

Sumber: Data diolah

Page 26: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

16

Jurnal untuk mencatat gedung yang selesai dibangun adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2018

Nov

20 Gedung

Konstruksi dalam proses

100.000.000

100.000.000

Sumber: Data diolah

2.5 Penyusutan Aset Tetap

Seiring dengan berjalannya waktu, aset tetap selain tanah, kehilangan

kemampuannya untuk memberikan jasa. Akibatnya, biaya peralatan, gedung, dan

pengembangan tanah perlu dipindahkan ke akun beban secara sistematis selama

masa manfaatnya. Pemindahan biaya ke beban secara berkala semacam ini disebut

penyusutan. Oleh karena tanah memiliki kemampuan yang tidak terbatas, tanah

tidak terdepresiasi. Dalam hal ini penyusutan berguna untuk mengurangi

pengeluaran yang terjadi pada suatu periode akuntansi untuk memperoleh aset

tetap tertentu dan tidak boleh dibebankan seluruhnya sebagai beban periode

berjalan.

“Penyusutan dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan, misalnya aset

berada di lokasi dan kondisi yang diperlukan sehingga mampu beroperasi

sebagaimana maksud manajemen. Penyusutan dihentikan ketika aset

dihentikan pengakuannya. Penyusutan tidak dihentikan ketika aset tidak

digunakan atau dihentikan penggunaan aktifnya, kecuali aset tersebut telah

disusutkan secara penuh. Namun, dalam metode penyusutan berdasar

penggunaan (usage method of depreciation), beban penyusutan menjadi nol

ketika tidak ada produksi” (SAK ETAP 2016).

“Jika terdapat suatu indikasi bahwa telah terjadi perubahan signifikan sejak

tanggal pelaporan tahunan sebelumnya dalam pola penggunaan manfaat

ekonomi masa depan aset, maka entitas harus menelaah ulang metode

penyusutan saat ini (jika ekspektasi sekarang berbeda) mengubah metode

penyusutan untuk mencerminkan pola yang baru. Entitas harus merperlakukan

perubahan metode penyusutan sebagai perubahan estimasi akuntansi (SAK

ETAP 2016).

Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi beban ke

dalam periodde akuntansi yang menikmati manfaat dari aset tetap tersebut

(Rudianto, 2012:260). Penyusutan dapat disebabkan oleh faktor-faktor fisik dan

fungsional, yaitu:

Page 27: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

17

1. Penyusutan fisik, terjadi karena penggunaan dan disebabkan oleh cuaca.

2. Penyusutan fungsional, terjadi saat aset tetap tidak lagi dapat

menyediakan jasa pada tingkat yang diharapkan. Sebagai contoh, peralatan

dapat menjadi kuno akibat perubahan teknologi” (Warren dkk, 2014:499)

Terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban

depresiasi setiap periode, yaitu:

1. Harga perolehan adalah seluruh uang yang dikeluarkan untuk memperoleh

aset tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.

2. Nilai sisa (residu) adalah taksiran harga jual aset tetap pada akhir masa

manfaat aset tetap tersebut.

3. Taksiran umur kegunaan adalah taksiran masa manfaat dari aset tetap

tersebut. Taksiran masa manfaat dinyatakan dalam satuan periode waktu,

satuan hasil produksi, atau satuan jam kerja (Rudianto,2012:260)

2.5.1 Metode Penyusutan

Penyusutan merupakan istilah yang dipakai terhadap proses alokasi harga

perolehan aktiva tetap berwujud. Dengan demikian, penyusutan adalah proses

pengalokasian harga pokok (cost/ harga perolehan) aktiva tetap berwujud menjadi

beban (biaya) selama umur ekonomis aktiva tersebut dengan cara yang sistematis

dan rasional. Untuk menjadi metode yang sistematis dan rasional, metode

penyusutan harus mencerminkan pola dimana manfaat ekonomik masa depan

diharapkan untuk di konsumsi oleh perusahaan.

“Suatu entitas harus memilih metode penyusutan yang mencerminkan

ekspektasi dalam penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa

metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus

(straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method),

dan metode jumlah unit produksi (sum of the unit production method)” (SAK

ETAP 2016).

Metode untuk menghitung besarnya beban penyusutan, yaitu

1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau unit produksi).

2. Metode garis lurus.

3. Metode pembebanan penurunan (dipercepat):

1). Jumlah angka tahun. 2). Metode saldo menurun. (Kieso dkk, 2017:700)

Page 28: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

18

Penjelasan motode penyusutan di atas disertai dengan contoh masing-masing:

2.5.1.1 Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Unit Produksi)

Motode aktivitas disebut juga sebagai pendekatan pembebanan variabel atau

pendekatan unit produksi mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari

penggunaan atau produktivitas, dan bukan fungsi dari berlalunya waktu.

Perusahaan menganggap umur aset dalam hal output yang dihasilkan (jumlah unit

yang dihasilkan), atau ukuran input seperti jumlah jam kerja mesin. Secara

konseptual, hubungan biaya yang tepat bergantung pada output dan bukan jumlah

jam mesin tersebut digunakan, tetapi seringkali output tidak mudah diukur.

Biaya penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) x Jumlah jam/total

estmasi jam

Contoh:

Pada tanggal 2 Januari 2017 PT. X membeli mesin dengan harga perolehan (harga

pokok) sebesar Rp. 50.000.000. Taksiran umur ekonomis 5 tahun. Taksiran nilai

residu Rp. 5.000.000. Umur produktif dalam jam = 30.000 jam. Mesin digunakan

selama 4.000 jam tahun pertama.

Penyusutan mesin adalah:

Biaya penyusutan = (50.000.000 – 5.000.000) x 4.000/30.0000

= Rp. 45.000.000 x 2/15

= Rp. 6.000.000

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun tutup buku sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit

(Rp)

2017

Des

31 Biaya penyusutan

Akumulasi penyusutan

6.000.000

6.000.000

Sumber: Data diolah

Page 29: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

19

2.5.1.2 Metode Garis Lurus

Metode garis lurus menganggap penyusutan sebagai fungsi waktu dan bukan

fungsi pengunaaan. Perusahaan menggunakan metode ini secara luas karena

sederhana. Prosedur garis lurus sering kali juga merupakan prosedur yang secara

konseptual paling tepat. Ketika keusangan menjadi alasan utama atas terbatasnya

umur manfaat aset, maka tingkat penurunan penggunaan bisa menjadi konstan

dari periode ke periode.

Biaya penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu

Taksiran Umur Ekonomis

Contoh:

Pada tanggal 02 Januari 2017 Stanley membeli sebuah mesin dengan harga

perolehan Rp 50.000.000. Mesin ditaksir akan dapat digunakan selama 5 tahun.

Taksiran nilai residu Rp 5.000.000. Penyusutan tahunan mesin adalah:

Biaya penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu

Taksiran Umur Ekonomis

= Rp 50.000.000 – Rp 5.000.000

5 Tahun

= Rp 45.000.000

5 Tahun

= Rp 9.000.000/tahun

Biaya penyusutan bisa juga dihitung dengan mengalikan tarif penyusutan dari

selisih harga perolehan dengan nilai residu. Tarif penyusutan sama dengan 100

dibagi dengan taksiran umur dikali dengan 100%. Dengan demikian biaya

penyusutan tahunan untuk mesin diatas dapat dihitung sebagai berikut:

Biaya penyusutan = (Rp 50.000.000 – R 5.000.000) x (100/5)%

= (Rp 45.000.000) x 20%

= Rp 9.000.000/tahun

Page 30: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

20

Tabel 2.1

Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus

Tahun Penyusutan

Dasar Tarif Biaya

tahunan

Akum. Akhir

tahun

Nilai buku

1 45.000.000 20% 9.000.000 9.000.000 41.000.000

2 45.000.000 20% 9.000.000 18.000.000 32.000.000

3 45.000.000 20% 9.000.000 27.000.000 23.000.000

4 45.000.000 20% 9.000.000 36.000.000 14.000.000

5 45.000.000 20% 9.000.000 45.000.000 5.000.000

Sumber: Data diolah

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun tutup buku sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Des

31 Biaya penyusutan

Akumulasi penyusutan

9.000.000

9.000.000

Sumber: Data diolah

2.5.1.3 Metode Pembebanan yang Menurun

2.5.1.3.1 Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap,

dimana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung dengan cara

mengalikan harga perolehan aset tetap yang telah dikurangi dengan nilai sisanya

dengan bagian pengurang yang setiap tahunnya selalu berkurang. Bagian

pengurang tersebut dihitung dengan cara membagi bobot untuk tahun

bersangkutan dengan jumlah angka tahun selama umur ekonomis aset.

Penyusutan = (Harga Perolehan - Nilai Sisa) x

Dasar penyusutan yang digunakan metode ini adalah harga perolehan dikurangi

estimasi nilai residu. Jumlah angka tahun dapat dihitung dengan menjumlahkan

Page 31: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

21

angka tahun selama taksiran pemakaian aset atau bisa juga dihitung dengan

rumus:

N (N + 1)

2

Contoh:

Pada tanggal 02 Januari 2017 Stanley membeli sebuah mesin dengan harga

perolehan Rp 50.000.000. Mesin ditaksir akan dapat digunakan selama 5 tahun.

Taksiran nilai residu Rp 5.000.000. Penyusutan sebagai berikut:

Jumlah angka tahun = 5(5 + 1) = 30 = 15

2 2

Tabel 2.2

Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Jumlah Angka Tahun

Tahun Jumlah

angka tahun

Dasar

penyusutan

Biaya

penyusutan

tahunan

Akum.

penyusutan

Nilai buku

1 2 3 4 (2*3) 5 6

1 5/15 45.000.000 15.000.000 15.000.000 35.000.000

2 4/15 45.000.000 12.000.000 27.000.000 23.000.000

3 3/15 45.000.000 9.000.000 36.000.000 14.000.000

4 2/15 45.000.000 6.000.000 42.000.000 8.000.000

5 1/15 45.000.000 3.000.000 45.000.000 5.000.000

Sumber: Data diolah

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun tutup buku sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Des

31 Biaya penyusutan

Akumulasi penyusutan

15.000.000 15.000.000

Sumber: Data diolah

Page 32: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

22

2.5.1.3.2 Metode Saldo Menurun Ganda

Metode saldo menurun ganda menghasilkan beban periodik yang semakin

menurun selama estimasi masa manfaat aset. Tarif penyusutan yang digunakan

dalam metode ini adalah dua dikali tarif penyusutan garis lurus.

Prosedur penghitungan penyusutan dengan metode saldo menurun berganda dapat

diurutkan sebagai berikut:

1. Menentukan pesentase garis lurus, menggunakan masa manfaat yang

diharapkan.

2. Menenentukan tarif saldo menurun berganda dengan mengalikan tarif

penyusutan garis lurus tahap 1 dengan 2.

3. Menghitung biaya penyusutan dengan mengalikan tarif penyusutan saldo

menurun bergandadari tahap 2 dengan nilai buku aset tetap.

Biaya penyusutan = Nilai buku awal periode x Tarif penyusutan

Contoh:

Pada tanggal 2 Januari 2017 PT Saumlaki membeli sebuah mesin dengan harga

perolehan Rp. 24.000.000. Mesin ditaksir akan dapat digunakan selama 5 tahun.

Taksiran nilai residu Rp 2.000.000.

Tarif penyusutan = 100% x 2 = 40%

5

Tahap 1. Persentase garis lurus = 20% (100%/5)

Tahap 2. Tarif saldo menurun ganda = 40% (20% x 2)

Tahap 3. Beban penyusutan = Rp. 9.600.000 (Rp. 24.000.000 x 40%)

Page 33: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

23

Tabel 2.3

Daftar Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo Menurun Ganda

Tahun Dasar penyusutan Tarif Penyusutan

tahunan

Akum.

Penyusutan

Nilai buku

1 2 3 4 (2*3) 5 6 (2-4)

1 24.000.000 40% 9.600.000 14.400.000

2 14.400.000 40% 5.760.000 9.600.000 8.640.000

3 8.640.000 40% 3.456.000 15,360.000 5.184.000

4 5.184.000 40% 2.073.600 18.816.000 3.110.400

5 3.110.000 1.110.400 20.889.600 2.000.000

Sumber: Data diolah

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun tutup buku sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Des

31 Biaya penyusutan

Akumulasi penyusutan

9.600.000

9.600.000

Sumber: Data diolah

2.6 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap

Setelah memasang aset tetap dan mempersiapkannya untuk digunakan, berbagai

biaya tambahan akan timbul yang berkisar dari perbaikan biasa sampai

penambahan yang signifikan. Masalah utamanya adalah mengalokasikan biaya

tersebut ke periode waktu yang tepat.

“Pengeluaran setelah pengakuan awal aset hanya diakui sebagai suatu aset jika

pengeluaran meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja semula.

Contoh peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian

masa yang akan datang mencakup: (a) modifikasi suatu pos sarana pabrik

untuk memperpanjang usia manfaatnya, termasuk suatu peningkatan

kapasitasnya (b) peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan

besar dalam kualitas keluaran (c) penerapan proses produksi baru yang

memungkinkan suatu pengurangan besar atas biaya operasi” (SAK ETAP

2016)

Page 34: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

24

Jenis- jenis pengeluaran utama setelah perolehan aset tetap:

1. Penambahan: setiap penambahan pada aktiva tetap akan dikapitalisasi

karena suatu aktiva telah diciptakan.

2. Peningkatan dan Penggantian

Peningkatan adalah penggantian aktiva yang sekarang digunakan dengan

aktiva lain yang lebih baik.

Pengantian adalah penggantian harta yang serupa

3. Penyusunan kembali dan pemasangan kembali. Biaya penyusunan kembali

dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang dimaksudkan

untuk mendapatkan manfaat periode-periode mendatang.

4. Reparasi

Reparasi yang biasa adalah pengeluaran yang dilakukan untuk

mempertahankan aktiva tetap dalam kondisi operasi, hal ini dimasukkan

senagai beban (biaya) dalam periode terjadinya. (Sijabat, 2013:12)

2.6.1 Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu

manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran-

pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisir). Pengeluaran

modal juga dianggap apabila pengeluaran-pengeluaran diatas jumlah tertentu dan

jelas-jelas memberikan manfaat untuk periode-periode yang akan datang.

Contoh:

Pada tanggal 02 Januari 2017, PT Amazon menambah alat pengangkat hidrolik

yang menjadi bagian dari truk seharga Rp 20.000.000 untuk mempermudah dan

mempercepat bongkar-muat barang berat.

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Januari

02 Truk pengiriman

Kas

20.000.000

20.000.000

Sumber: Data diolah

2.6.2 Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh

suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.

Page 35: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

25

Oleh karena itu, pengeluaran-pengeluaran ini dicatat dalam rekening biaya.

Jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa mendatang tidak begitu

berarti, dan sulit untuk mengukur manfaat dimasa mendatang. Contoh

pengeluaran pendapatan seperti perbaikan dan pemeliharaan mesin.

Contoh:

Pada tanggal 02 Januari 2017, PT Amazon membayar biaya perawatan truk

pengiriman sebesar Rp 1.000.000.

Jurnal untuk mencatat pengeluaran di atas:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Januari

02 Beban perbaikan dan

perawatan

Kas

1.000.000

1.000.000

Sumber: Data diolah

2.7 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap

Pada akhirnya, aktiva tetap akan habis manfaatnya. Aktiva tersebut dapat saja

rusak atau usang. Pemilik mungkin akan menjual atau menggantikannya. Jika

aktiva tidak dapat dijual atau ditukar, maka akan jadi barang rongsok. Apapun

metode pelepasan/penghentian aktiva, perusahaan harus memperbarui (update)

penyusutannya. Hal itu akan membantu dalam mengakui nilai buku aktiva secara

benar.

“Entitas harus menghentikan pengakuan aset tetap pada saat: (a) dilepaskan (b)

ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari

penggunaan atau pelepasannya” (SAK ETAP 2016).

2.7.1 Penjualan Aset Tetap

Ada kemungkinan aset tetap yang belum habis umur ekonomisnya tetapi karena

berbagai pertimbangan, oleh perusahaan diputuskan untuk dijual. Jika terjadi

penjualan aset tetap, maka yang perlu dilihat adalah nilai buku aset tetap tersebut

pada tanggal terjadinya transaksi penjualan. Nilai buku adalah harga perolehan

Page 36: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

26

aset dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap bersangkutan. Selisih

antara nilai buku dan jumlah uang yang diterima diakui sebagai laba atau rugi

penjualan aset tetap. Jika diperoleh selisih lebih, maka diakui sebagai laba

penjualan aset tetap. Jika diperoleh selisih negatif, maka diakui sebagai rugi

penjualan aset tetap.

Contoh:

Tanggal 1 Juli 2017, PT. SAUDARA menjual mobil dengan harga

Rp.16.000.000. Mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan

Rp.60.000.000. dan sampai tanggal 1 januari 2017 telah disusutkan

Rp.41.000.000. Biaya penyusutan selama 6 bulan untuk tahun 2017 berjumlah

Rp.8.000.000. Jurnal untuk mencatat biaya penyusutan tersebut dan

memutahirkan akumulasi penyusutan sampai tanggal 1Juli 2017 adalah:

Harga perolehan mobil Rp.60.000.000

Akumulasi penyusutan (41.000.000 + 8.000.000) (Rp.49.000.000 )

Nilai buku mobil pada tanggal penjualan Rp.11.000.000

Hasil penjualan mobil (Rp.16.000.000)

Laba penjualan Rp.5.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan 6 bulan sampai 1 Juli 2017:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Juli

1 Biaya penyusutan

Akum. Penyusutan

8.000.000

8.000.000

Sumber: Data diolah

Page 37: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

27

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi penjualan mobil di atas:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Juli

1 Kas

Akum. Penyusutan

Kendaraan

Laba penjualan kendaraan

16.000.000

49.000.000

60.000.000

5.000.000

Sumber: Data diolah

Mobil yang dijual dengan harga di bawah nilai buku, misalnya Rp 9.000.000,

maka akan diderita kerugian sebesar Rp 2.000.000.

Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan 1 Juli 2017:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Juli

1 Biaya penyusutan

Akum. Penyusutan

8.000.000

8.000.000

Sumber: Data diolah

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi penjualan mobil diatas:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2017

Juli

1 Kas

Akum. Penyusutan

Rugi penjualan kendaraan

Mobil

16.000.000

49.000.000

2.000.000

60.000.000

Sumber: Data diolah

2.7.2 Penghentian Aset Tetap dengan Penghapusan

Aset tetap yang sudah tidak memiliki manfaat lagi jika tidak dapat dijual atau

ditukarkan dapat dihapuskan dari pembukuan. Apabila aset tetap belum

disusutkan penuh, maka akan terjadi kerugian sebesar nilai buku.

Page 38: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

28

Contoh:

Peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp 10.000.000 telah habis disusutkan per

31 Desember 2017.Pada tanggal 1 Februari 2018, peralatan tersebut dihapus dari

catatan.

Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan tersebut adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2018

Feb

1 Akum. Penyusutan-peralatan

Peralatan

10.000.000

10.000.000

Sumber: Data diolah

Penyusutan aset yang belum habis disusutkan harus dicatat terlebih dahulu

sebelum aset tersebut dihapuskan dari pembukuan.

Contoh:

Peralatan dengan harga perolehan Rp 5.000.000 dan tanpa nilai sisa disusutkan

dengan tingkat penyusutan garis lurus 10%. Pada tanggal 31 Desember 2017,

saldo akumulasi penyusutan setelah ayat jurnal penyesuaian adalah Rp 3.500.000.

Pada tanggal 25 Maret 2018, aset tersebut dihapuskan dari catatan.

Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama tiga bulan pada tahun 2018

sebelum aset dibuang adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2018

Mar

24 Beban Penyusutan-peralatan

Akum penyusutan-peralatan

(Rp 500.000 x 3/12)

125.000

125.000

Sumber: Data diolah

Page 39: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

29

Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan aset tersebut adalah:

Tanggal Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

2018

Feb

14 Akum. Penyusutan-peralatan

Rugi atas pelepasan aset tetap

Peralatan

3.625.000

1.375.000

5.000.000

Sumber: Data diolah

2.7.3 Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain (Penghentian Aset Tetap)

Aset tetap yang sudah berkurang manfaatnya dapat ditukarkan dengan aset yang

lain. Pertukaran aset tetap dapat dilakukan dengan pertukaran aset yang memiliki

substansi komersial dan pertukaran aset yang tidak memiliki substansi komersial.

Aset tetap yang diperoleh dari transaksi pertukaran aset yang memiliki substansi

komersial dicatat dengan menggunakan nilai wajar aset yang lama. Selisih antara

nilai buku aset yang diserahkan dengan nilai wajar aset diakui sebagai laba atau

rugi pertukaran. Aset tetap yang diperoleh dari transaksi pertukaran aset yang

tidak memiliki substansi komersial dicatat dengan menggunakan nilai buku aset

lama.

2.8 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan Posisi

Keuangan

Aset tetap disajikan dalam laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan.

Setiap golongan utama aset tetap harus diungkapkan dalam laporan posisi

keuangan atau catatan atas laporan keuangan.

“Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:

1. Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat

bruto

2. Metode penyusutan yang digunakan

3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan

akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode

5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan:

1) Penambahan

2) Pelepasan

Page 40: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

30

3) Kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan

laba rugi sesuai dengan Bab 22 Penurunan Nilai Aset

4) Penyusutan

5) Perubahan lainnya” (SAK ETAP 2016)

Page 41: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

31

Tabel 2.4

Penyajian Aset Tetap pada Laporan Posisi Keuangan

Sumber: Data diolah

PT XYZ

Neraca Konsolidasi

Per 31 Desember 2012 dan 2013

Aset 2012 2013

Kas dan setara kas 300 200

Piutang dagang 1.000 1.400

Persediaan 1.110 2.000

Investasi Portofolio 3.000 2.000

Tanah, bangunan, dan peralatan 4.000 2.100

Akumulasi penyusutan (1.500) (1.400)

Tanah, bangunan dan peralatan (neto) 2.500 600

Jumlah Aset 7.910 6.200

Kewajiban

Utang Dagang 400 2.000

Utang Bunga 300 150

Utang pajak penghasilan 250 900

Utang Jangka Panjang 2.000 1.000

Jumlah Kewajiban 2.950 4.050

Ekuitas

Modal Saham 1.520 1.010

Saldo Laba 3.440 1.140

Jumlah Ekuitas 4.960 2.150

Page 42: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

32

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam yang

beralamat di Jl. Boulevard Timur No.88 MM Komplek Cemara Asri, Kelurahan

Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan–DeliSerdang, Sumatera Utara. Penulisan

laporan tugas akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan yaitu mulai

bulan April 2018 sampai dengan bulan Agustus 2019 dengan alokasi waktu

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

Sumber: Pedoman Tugas Akhir Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan (2019)

No Kegiatan

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

April Mei Juni Juli Agustus

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan

Judul Tugas

Akhir

2

Penyusunan

Proposal Tugas

Akhir

3 Konsultasi dan

Pembimbingan

4

Menyusun

Konsep

Laporan Tugas

Akhir

5 Konsultasi pada

Pembimbing

6 Sidang Tugas

Akhir

7 Revisi Laporan

Tugas Akhir

8

Penggandaan

Laporan Tugas

Akhir

Page 43: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

33

3.2 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, yaitu:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaki langsung

antara pengumpul data dan sumber data. Ada beberapa teknik pengumpulan

data primer yaitu survei, observasi, eksperimen (Erlina, 2013:31). Data primer

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai aset tetap

perusahaan yang diperoleh pada saat melakukan wawancara.

2. Data sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu

telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Sumber data sekunder

misalnya buku, laporan perusahaan, jurnal, internet dan sebagainya (Erlina,

2011:31). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

posisi keuangan tahun 2017 dan daftar kumpulan aset tetap PT Samudera

Sawit Nabati Subulussalam.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Metode wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat

juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab dahulu untuk dijawab

pada kesempatan lain (Juliansyah, 2011:138). Untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan, wawancara dilakukan kepada narasumber dengan

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai aset tetap PT Samudera Sawit

Nabati Subulussalam. Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1) Apa pengertian aset tetap menurut PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam?

2) Bagaimana penggolongan aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam?

3) Bagaimana perolehan aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam?

Page 44: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

34

4) Metode penyusutan apakah yang digunakan PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam?

5) Biaya apa saja yang dikeluarkan selama penggunaan aset tetap pada PT

Samudera Sawit Nabati Subulussalam?

6) Bagaimana penghentian aset tetap menurut PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam?

7) Bagaimana penyajian aset tetap pada laporan posisi keuangan PT

Samudera Sawit Nabati Subulussalam?

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis gambar maupun

elektronik (Busmin dan Aswita, 2018:62).

Data yang diperoleh dari PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dalam

bentuk dokumentasi adalah laporan posisi keuangan tahun 2017 dan daftar

kumpulan aset tetap PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan cara

menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-

fakta sebagaimana adanya, kemungkinan dianalisis dan diinterpretasikan

bentuknya berupa survei dan studi perkembangan (Siregar, 2013:8).

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data tentang aset tetap pada PT

Samudera Sawit Nabati Subulussalam, kemudian data yang diperoleh diolah dan

selanjutnya dianalisis kesesuaiannya antara data yang diperoleh dari perusahaan

dengan SAK ETAP 2016.

Page 45: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

35

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam adalah perusahaan yang bergerak di

bidang perkebunan. Profil PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam secara rinci

dapat dilihat sebagai berikut:

4.1.1 Sejarah PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam merupakan salah satu anak perusahaan

Duta Marga Group yang berada di bawah pimpinan direksi. PT Samudera Sawit

Nabati Subulussalam bergerak di bidang perkebunan dengan aktivitas yang

dilakukan yaitu pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil dan palm kernel

oil. PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam memiliki Pabrik Kelapa Sawit

(PKS) di Jalan T. Umar Kelurahan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota

Subulussalam, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Kantor Pusat berlokasi di Jalan

Boulevard Timur No.88 MM Komplek Cemara Asri, Kelurahan Sampali,

Kecamatan Percut Sei Tuan-Deli Serdang, Sumatera Utara. Perusahaan ini

didirikan berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas pada tanggal 21 Desember

2009 Nomor 25 dihadapan seorang notaris, Lili Suryati, S.H., dan telah

memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Nomor AHU-00740. A.H.01. 01.Tahun 2010 tentang

Pengesahan Badan Hukum Perseroan.

Latar belakang yang mendasari berdirinya PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam adalah untuk melayani permintaan dan kebutuhan masyarakat

setempat yang terlebih dahulu telah menanam kelapa sawit di Desa Singgersing

Subulussalam, dimana para petani kelapa sawit membutuhkan ada pabrik kelapa

sawit yang dapat menampung buah yang mereka hasilkan, karena pada umumnya

perusahaan besar yang memiliki pabrik sendiri biasanya memiliki kebun sendiri

sehingga mereka tidak perlu membeli buah dari luar atau dari petani

pengumpul kelapa sawit. Dengan hadirnya PT Samudera Sawit Nabati

Page 46: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

36

Subulussalam di tengah-tengah masyarakat maka apa yang petani kelapa sawit

butuhkan dapat terpenuhi karena ada tempat yang menampung buah sawitnya

dengan harga yang kompetitif pula. Ditinjau dari sudut kepentingan petani, sangat

menguntungkan karena harga yang ditawarkan sangat kompetitif, dan bagi

perusahaan juga sangat menguntungkan karena tidak perlu lagi mencari pemasok

tandan buah segar sampai ke luar daerah.

4.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

Ruang lingkup kegiatan PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dapat

diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Visi PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

Visi adalah sebuah pandangan tentang tujuan jangka panjang perusahaan atau

rencana yang akan dicapai oleh suatu perusahaan. PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam memiliki visi yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi

untuk menunjang pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dalam

mencapai tujuan perusahaan. Visi PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah “Menjadi perusahaan kelapa sawit yang berkelas nasional

menghasilkan minyak kelapa sawit dengan proses efisien, produktif dan ramah

lingkungan”.

2. Misi Perusahaan

Misi adalah suatu tindakan yang mengarahkan/ mendukung perusahaan hingga

tujuan yang menjadi impian suatu perusahaan dapat tercapai. Misi sangat

membantu dalam mengembangkan perusahaan karena dapat memberikan arah

dalam memajukan usaha, memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil.

Misi PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam adalah:

1) Meningkatkan manajemen pengolahan pada pabrik kelapa sawit sesuai

dengan praktik pengolahan terbaik (best management practice) dengan

sumber daya manusia yang disiplin, terampil, profesional, integritas, dan

loyalitas.

Page 47: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

37

2) Berkontribusi dalam peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat sekitar perkebunan dengan kerja sama pembelian tandan buah

segar pada perkebunan masyarakat.

3) Melakukan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam secara

berkelanjutan (sustainable) untuk meminimalkan dampak pencemaran

pada lingkungan.

3. Produk atau Jasa Perusahaan

Aktivitas yang dilakukan oleh PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam adalah

mengolah kelapa sawit/tandan buah segar (TBS) menjadi CPO dan PKO. CPO

merupakan minyak nabati yang diperoleh dari buah kelapa sawit dan bahan

baku utama dalam pembuatan minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik,

bahkan kabel hingga industri farmasi, sedangkan PKO merupakan produk

sampingan dari minyak sawit yang dapat difungsikan untuk pembuatan bahan

makanan atau bahan non-makanan (berbahan kimia).

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT Samudera Sawit

Nabati Subulussalam adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis,

agroindustri, perdagangan, dan pengangkutan PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan

bersaing kuat di pasar.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

1) Mendirikan dan menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit.

2) Menjalankan perdagangan hasil olahan pabrik kelapa sawit yaitu crude

palm oil (CPO) dan lainnya palm kernel oil (PKO) termasuk impor dan

ekspor, perdagangan interinsuler dan lokal, baik untuk perhitungan sendiri

maupun untuk perhitungan orang atau badan lain atas dasar komisi atau

secara amanat.

3) Mengusahakan usaha pengangkutan hasil olahan pabrik kelapa sawit.

Page 48: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

38

4. Logo Perusahaan

Logo adalah lambang dari sebuah perusahaan atau produk, dan logo juga

merupakan simbol yang memberi penjelasan tentang citra dari perusahaan atau

produk tersebut. Dengan memiliki logo, perusahaan menempatkan dirinya

secara berbeda dalam masyarakat dan konsumen.

Lambang yang menggambarkan PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah:

Gambar 4.1.2 Logo PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

Sumber: PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam Kantor Pusat Medan

5. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan antar satuan organisasi

yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas, dan wewenang yang masing-masing

mempunyai peran tertentu dalam kesatuan yang utuh. Struktur organisasi harus

didesain sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan perusahaan agar seluruh

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dipergunakan secara optimal.

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dipimpin oleh seorang Direksi.

Direksi merupakan organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan

serta mewakili perseroan. Dalam menjalankan tugasnya, direksi dibantu oleh

manajer yang berada di tiap divisi. PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

memiliki 9 divisi yaitu:

1) Pajak

2) Akuntansi

3) Trading

Page 49: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

39

4) Purchasing

5) Production Control

6) Human Research and Development

7) FinanceControl

8) IT

9) Anggaran

4.2 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.2.1 Hasil pengumpulan data

Data yang digunakan dalam peyusunan tugas akhir ini diperoleh dari PT

Samudera Sawit Nabati Subulussalam. Data yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

1. Laporan posisi keuangan periode 31 Desember 2017 PT Samudera Sawit

Nabati Subulussalam.

2. Daftar kumpulan aset tetap PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam.

3. Data lain mengenai aset tetap yang diperoleh melalui wawancara langsung

kepada Ibu Ester Hutapea bagian Divisi Pajak PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam.

4.2.1.1 Pengertian Aset Tetap

Aset tetap menurut PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam adalah aset yang

dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa

atau untuk tujuan administratif dan digunakan lebih dari satu tahun atau satu

periode.

4.2.1.2 Penggolongan Aset Tetap

Penggolongan aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam adalah

sebagai berikut:

1. Tanah

2. Bangunan

3. Mesin dan instalasi

Page 50: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

40

4. Jalan, jembatan, dan saluran air

5. Alat pengangkutan

6. Aset tetap masih dalam penyelesaian

7. Hak guna usaha/hak guna bangunan

8. Aset immaterial lain-lain

4.2.1.3 Perolehan Aset Tetap

Harga perolehan aset tetap menurut PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sampai aset tersebut

diperoleh dan siap untuk digunakan. PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai.

Prosedur pembelian aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah sebagai berikut:

1. Membuat penawaran harga kepada supplier sesuai dengan jenis dan

spesifikasi barang.

2. Membuat form perbandingan harga sesuai dengan penawaran harga yang

sudah diberikan oleh masing-masing supplier.

3. Menerbitkan PO berdasarkan form perbandingan harga yang sudah di setujui

oleh manager purchasing.

4. Mendistribusikan PO yang sudah di setujui oleh manager purchasing kepada

supplier baik melalui fax atau email.

5. Menjual besi tua berdasarkan laporan dari masing-masing PMKS.

6. Follow up PO kepada supplier untuk barang yang belum dikirim berdasarkan

informasi dari bagian gudang.

7. Membuat rekap pembelian barang PMKS sesuai dengan periode bulan

berjalan.

8. Membuat jadwal teknisi untuk melakukan servis baik mesin ataupu alat berat

berdasarkan permintaan PMKS.

Page 51: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

41

Contoh:

Pada tanggal 27 Februari 2017 PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam membeli

mesin vibrating screen saperator model WD-DDCS 60/2 seharga

Rp.98.000.000,00 dari PT. Serumpun Indah Lestari. Pembelian mesin tersebut

dikenakan PPN 10%, maka jurnal untuk perolehan mesin tersebut sebagai berikut:

Harga mesin Rp.98.000.000,00

PPN (10% x Rp.98.000.000,00) Rp. 9.800.000,00 +

Total pembelian tunai Rp. 107.800.000,00

Table 4.1

Jurnal pembelian tunai

Date Description Debit (Rp) Credit (Rp)

27 Feb 2017 Vibrate screen saperator

Cash

107.800.000,00

107.800.000,00

Sumber: PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam, 2019

4.2.1.4 Penyusutan Aset Tetap

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dalam menyusutkan seluruh aset

tetapnya menggunakan metode garis lurus kecuali tanah. Aset tetap tidak

memiliki nilai residu karena pemakaian aset hingga umur ekonomisnya habis dan

nilai buku dari aset tersebut Rp.1. Taksiran umur aset tetap PT Samudera Sawit

Nabati Subulussalam sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 16-20

Mesin 4-8

Kendaraan dan alat berat lainnya 8-16

Inventaris kantor 1-4

Inventaris pabrik 1-4

Aset lainnya:

Biaya-biaya yang berhubungan dengan perolehan hal guna, bangunan, sertifikat

mengenai dampak lingkungan serta merk dagang dan biaya pendirian perusahaan,

Page 52: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

42

dikapitalisasi dan akan diamortisasi sebesar 12,5% per tahun dari nilai

perolehannya.

Contoh:

Pada tanggal 30 Mei 2017 PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam membeli 1

unit Sterilizer & hydrauliccontrol dari PT Pritama Tata Daya dengan harga

Rp.190.850.000,00 termasuk PPN 10% dari harga perolehan. Taksiran umur

ekonomis 8 tahun:

Harga mesin Rp.190.850.000,00

Perhitungan penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa

Umur ekonomis

= Rp 190.850.000

8

= Rp 23.856.250,00/ tahun

Maka penyusutan pada tanggal 31 Desember 2017:

= 7 x Rp 190.850.000

12 8

= Rp 13.916.145,00

Table 4.2

Jurnal penyusutan tahun berjalan 2017 adalah:

Date Description Debit Credit

2017 Depreciation expense 13.916.145

31 Dec Accumulated Depreciation 13.916.145

Sumber: PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam, 2019

Page 53: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

43

4.2.1.5 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap

1. Pengeluaran Pendapatan

Biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya perbaikan atau biaya

penggantian komponen aset dan biaya pemeliharaan. Biaya-biaya tersebut

dikeluarkan bermaksud untuk menggunakan aset tetap kembali yang telah

berkurang kemampuan atau kualitas aset tetap tersebut.

Biaya perbaikan atau penggantian komponen aset tetap guna memperpanjang

masa manfaat dari aset tetap bersangkutan harus dikapitalisasi sedangkan

biaya pemeliharaan dikategorikan sebagai beban periode berjalan PT

Samudera Sawit Nabati Subulussalam.

Contoh Pengeluaran Pendapatan:

Pada tanggal 21 Februari 2017, PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

miminta PT Persada Palembang Raya untuk melakukan Service Full Loader

JCB Rp.3.200.000,00, maka ayat jurnal transaksi dicatat, sebagai berikut:

Table 4.3

Jurnal Pengeluaran Pendapatan

Date Description Debit(Rp) Kredit(K)

21 Feb 2017 Repair expense

Cash

3.200.000,00,

3.200.000,00.

Sumber: PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam, 2019

2. Pengeluaran Modal

Pengeluaran-pengeluaran lain yang timbul untuk menambah, mengganti, atau

memperbaiki aset tetap dicatat dicatat sebagai biaya perolehan aset jika

pengeluaran tersebut dapat menambah umur aset dan akan mendatangkan

manfaat lebih dari satu tahun. Pengeluaran yang terjadi dicatat sebagai harga

perolehan jika pengeluaran yang dikeluarkan minimal Rp 5.000.000.

Page 54: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

44

4.2.1.6 Penghentian Penggunaan Aset Tetap

Aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dihentikan

penggunaanya apabila aset tersebut sudah rusak atau sudah tidak layak pakai. Aset

tetap yang sudah habis masa manfaatnya tetapi masih dapat digunakan akan tetap

digunakan sampai aset tersebut rusak total. Aset tetap yang kondisinya sudah

tidak layak pakai dan telah habis disusutkan atau memiliki nilai buku Rp 1,- akan

dihentikan penggunaanya dengan dihapus dan diganti dengan aset tetap yang

baru. Aset tetap yang sudah dihentikan baik dengan cara menjual maupun dengan

cara dihapuskan akan dikeluarkan dari kelompok aset tetap.

Prosedur penghentian penggunaan aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam adalah sebagai berikut:

1. Laporan dari PKS bahwasannya aset tetap masih layak dipakai atau tidak.

2. Jika harus diganti maka PKS harus membuat surat permintaan barang.

3. Pembelian barang ini ditujukan ke bagian pembelian dan direksi.

4. Setelah ada rekomendasi dari direksi maka diteruskan pembelian aktiva.

5. Setelah aktiva tidak bisa dipakai dan harus diganti maka melakukan

penghapusan dari laporan aset tetap dan akan menerbitkan berita acara.

4.2.1.7 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan Posisi

Keuangan

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam menyajikan aset tetap dalam laporan

posisi keuangan dibagian aset tidak lancar. Aset tetap disajikan sebesar nilai buku.

Harga perolehan semua aset tetap disatukan jumlahnya kemudian dikurangi

akumulasi penyusutan sehingga muncul nilai buku dari aset tetap secara

keseluruhan.

Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan

rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian biaya aset tetap

saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada

saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah

tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi

kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Page 55: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

45

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur

manfaat aset tetap diestimasi sebagai berikut:

Jenis Aset Tetap Umur ekonomis Taris Penyusutan

Bangunan 16-20 5%

Mesin 4-8 12,5%

Kendaraan dan alat berat lainnya 8-16 6,25%

Inventaris kantor 1-4 25%

Inventaris Pabrik 1-4 25%

Jumlah terhadap aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau

saat tidak ada mamfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan

atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset

(dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah

tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut

dihentikan pengakuan.

Aset dalam penyelesaian meliputi akumulasi biaya material dan biaya lain yang

berkaitan dengan aset dalam penyelesaian sampai aset tetap pada saat selesai

dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uraian teoritis yang telah diuraikan pada bab 2 (dua) serta

berdasarkan data yang diperoleh dari PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

yang telah diuraikan pada bab ini, maka selanjutnya akan dibandingkan dengan

hasil sebagai berikut:

4.3.1 Pengertian Aset Tetap

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam mendefinisikan bahwa aset tetap adalah

aset yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang

atau jasa atau untuk tujuan administratif dan digunakan lebih dari satu tahun atau

satu periode.

Page 56: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

46

Berdasarkan uraian dari pengertian aset tetap di atas, maka disimpulkan bahwa

pengertian aset tetap menurut PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam telah

sesuai dengan SAK ETAP 2016.

4.3.2 Penggolongan Aset Tetap

Penggolongan aset tetap yang dimiiki PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah sebagai berikut:

1 Tanah

2 Bangunan

3 Mesin dan instalasi

4 Jalan, jembatan, dan saluran air

5 Alat pengangkutan

6 Peralatan kantor

7 Aset tetap masih dalam penyelesaian

8 Hak guna usaha/hak guna bangunan

9 Aset immaterial lain-lain

Berdasarkan uraian dari penggolongan aset tetap di atas, maka disimpulkan bahwa

penggolongan aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam telah

sesuai dengan SAK ETAP 2016.

4.3.3 Perolehan Aset Tetap

Perolehan aset tetap dalam Standar Akuntansi Keuangan ETAP 2016, dijelaskan

bahwa pada saat pengakuan awal, aktiva tetap harus diukur sebesar biaya

perolehan yang meliputi unsur biaya:

a. Harga beli, termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan pajak

pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon

pembelian dan potongan lainnya.

b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke

lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan

maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya penyiapan lahan untuk

Page 57: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

47

pabrik, biaya penanganan dan penyerahan awal, biaya instalasi dan

perakitan, dan biaya pengujian fungsionalitas.

c. Estimasi awal biaya pembongkaran aset biaya pemindahan aset dan biaya

restorasi lokasi. Kewajiban atas baiya tersebut timbul ketika aset tersebut

diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode

tertentu bukan untuk menghasilkan persediaan.

Harga perolehan aset tetap menurut PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sampai aset tersebut

diperoleh dan siap untuk digunakan. PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai kepada vendor.

Berdasarkan uraian tentang perolehan aset tetap dapat disimpulkan bahwa

perolehan aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam telah sesuai

dengan SAK ETAP 2016.

4.3.4 Penyusutan Aset Tetap

Metode penyusutan yang digunakan PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam

adalah metode garis lurus. Metode garis lurus menghasilkan perhitungan alokasi

jumlah beban penyusutan yang sama selama masa manfaat aset tetap walaupun

jumlah produk yang dihasilkan atau jam jasa mesin yang digunakan berbeda

setiap periode.

Berdasarkan uraian tentang metode penyusutan diatas dapat disimpulkan bahwa

metode penyusutan aset tetap yang diterapkan pada PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam telah sesuai dengan SAK ETAP 2016.

Penyusutan pada seluruh aset menggunakan metode garis lurus. Metode ini

mengacu pada penyamarataan penyusutan secara tetap per tahunnya pada seluruh

aset meskipun hasil atau manfaat yang didapatkan selalu berubah–ubah setiap

periode. Aset yang memberikan manfaat yang tetap ialah bangunan, sehingga

wajar apabila menggunakan penyusutan metode garis lurus. Terkait dengan aset

Page 58: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

48

tetap lainnya seperti mesin produksi, kendaraan dan mesin lainnya. Perhitungan

penggunaan mesin harus diukur manfaat yang diberikan setiap tahunnya. Apabila

mesin digunakan secara terus-menerus setiap tahunnya, secara otomatis manfaat

yang diberikan akan berkurang karena bertambahnya umur ekonomis penggunaan

aset tersebut. Sesuai dengan yang terdapat di dalam SAK ETAP 2016:

4.3.5 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap

Pengeluaran yang tejadi pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam selama

penggunaan aset tetap adalah beban pemeliharaan dan perbaikan. Pengeluaran

tersebut dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana

beban tersebut terjadi (dikeluarkan). Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan untuk

proses produksi dicatat sebagai biaya pemeliharaan di dalam laporan harga pokok

produksi untuk menghitung harga pokok produksi barang yang dihasilkan.

Pengeluaran yang terjadi dicatat dalam laporan laba rugi jika pengeluaran yang

dikeluarkan dibawah Rp 5.000.000.

Berdasarkan uraian tentang pengeluaran selama penggunaan aset tetap di atas

maka disimpulkan bahwa pengeluaran selama penggunaan aset tetap pada PT

Samudera Sawit Nabati Subulussalamtelah sesuai dengan SAK ETAP 2016.

4.3.6 Penghentian Aset Tetap

Aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam dihentikan

penggunaanya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat masa depan yang

diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul atas

penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto

hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi

pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuan.

Aset dalam penyelesaian meliputi akumulasi biaya material dan biaya lain yang

berkaitan dengan aset dalam penyajian sampai aset tetap pada saat selesai

dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

Page 59: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

49

Berdasarkan uraian tentang penghetian aset tetap di atas dapat disimpulkan bahwa

penghentian aset tetap pada PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam telah sesuai

dengan SAK ETAP 2016.

4.3.7 Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap di Laporan Posisi

Keuangan

Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan

rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian biaya aset tetap

saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada

saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah

tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi

kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

PT Samudera Sawit Nabati Subulussalam menyajikan aset tetap dalam laporan

posisi keuangan dibagian aset tidak lancar. Aset tetap disajikan sebesar nilai buku.

Harga perolehan semua aset tetap disatukan jumlahnya kemudian dikurangi

akumulasi penyusutan sehingga muncul nilai buku dari aset tetap secara

keseluruhan.

Berdasarkan uraian tentang penyajian aset tetap di atas dapat disimpulkan bahwa

penyajian aset tetap di laporan posisi keuangan pada PT Samudera Sawit Nabati

Subulussalam telah sesuai dengan SAK ETAP 2016.

Page 60: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

50

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap perolehan atas data dari PT Samudera Sawit

Nabati Subulussalam bahwa penerapan akuntansi aset tetap telah sesuai dengan

SAK ETAP 2016 meliputi:

1. Pengertian aset tetap.

2. Penggolongan aset tetap berdasarkan jenis.

3. Perolehan dengan dibeli secara tunai dan mencatat aset tetap dengan harga

perolehan.

4. Penyusutan menggunakan metode garis lurus.

5. Pengeluaran selama penggunaan terbagi 2 yaitu pengeluaran pendapatan untuk

pemeliharaan dan perbaikan, pengeluaran modal minimal Rp.5.000.000.00.

6. Penghentian saat tidak ada manfaat masa depan yang diharapkan.

7. Penyajian pada laporan keuangan.

5.2 Saran

Penyusutan yang digunakan untuk seluruh aset tetap adalah metode garis lurus.

Sesuai dengan pembahasan yang ada pada bab 4 tentang metode penyusutan

untuk aset tetap mesin, kendaraan dan instlasi lainya perlu dipertimbangkan

dengan menggunakan metode aktivitas (unit penggunaan atau unit produksi).

Page 61: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

51

DAFTAR PUSTAKA

Busmin dan Effi Aswita. 2018. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: K-

Media.

Baridwan, Zaki. 2015. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta:

BPFE- Yogyakarta

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Horngren, Charles T., Walter T. Harrison Jr., Linda Smith Bamber. 2009.

Accounting. Jilid 1, Edisi 6. Jakarta: Indeks.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik. Jakarta. Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt., Terry D. Warfield. 2017. Akuntansi

Keuangan Menengah, Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi: Konsep & Teknik Penyusunan Laporan

Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Sijabat, Jadongan. 2013. Akuntansi Intermediate Konsep dan Aplikasi. Jilid 2,

Edisi Revisi. Medan: Bina Media Perintis.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Warren, Carl S., James M. Reeve., Jonathan E. Duchac., Novrys Suhardianto.,

Devi Sulistyo Kalanjati., Amir Abadi Jusuf., Chaerul D. Djakman.

2014.Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Page 62: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

52

Lampiran1. STRUKTUR ORGANISASI

Page 63: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

53

Lampiran 2. DAFTAR ASET TETAP PT SAMUDERA SAWIT NABATI

SUBULUSSALAM

Page 64: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

54

Lampiran 3. ASET TETAP PADA CATATAN ATAS LAPORAN

KEUANGAN

Lampiran 3. Aset Tetap pada Catatan atas Laporan Keuangan

Page 65: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

55

Lampiran 4. NERACA PADA PT SAMUDERA SAWIT NABATI

SUBULUSSALAM

Page 66: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

56

Lampiran 5. PENGUNGKAPAN ASET TETAP PT SSN

Page 67: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

57

Lampiran 6. FAKTUR PAJAK SERVIS PERBAIKAN MESIN

Page 68: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

58

Lampiran 7. FAKTUR PAJAK PEMBELIAN MESIN

Page 69: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

59

Lampiran 8. SURAT KESEDIAAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA

Page 70: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

60

Lampiran 9. SURAT KESEDIAAN DOSEN PEMBIMBING PENDAMPING

Page 71: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

61

Lampiran 10. SURAT MENJADI KETUA SIDANG TUGAS AKHIR

Page 72: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

62

Lampiran 11. SURAT MENJADI KETUA PENGUJI SIDANG TUGAS

AKHIR

Page 73: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

63

Lampiran 12. SURAT MENJADI ANGGOTA PENGUJI SIDANG TUGAS

AKHIR

Page 74: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

64

Lampiran 13. KARTU BIMBINGAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA

Page 75: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

65

Lampiran 14. KARTU BIMBINGAN DOSEN PEMBIMBING

PENDAMPNG

Page 76: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

66

Lampiran 15. FORMULIR BEBAS REVISI KETUA SIDANG

Page 77: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

67

Lampiran 16. FORMULIR BEBAS REVISI KETUA PENGUJI

Page 78: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

68

Lampiran 17. FORMULIR BEBAS REVISI ANGGOTA PENGUJI

Page 79: ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT SAMUDERA SAWIT

69

1. Nama Lengkap/Panggilan : MANGARAHON P RITONGA

2. NIM/IPK : 1605082026/3.58

3. Tempat/Tgl Lahir : LOBUGALA,08 April 1997

4. Agama : KRISTEN PROTESTAN

5. Asal SMA/Jurusan : SMA N.2.TARUTUNG/IPS

6. Alamat : TARUTUNG, TAPANULI UTARA

7. No. HP : 082360666427

8. Alamat Rumah : JL. RAKYAT UJUNG N0.215

9. E-mail/FB/Twitter : [email protected]

10. Hobi : SEPAK BOLA & MEMBACA

11. Keahlian/Keterampilan : Dapat mengoperasikan Ms. Office dan B.

inggris

12. Prestasi : -

13. Motto Hidup : “Hidup untuk melayani Tuhan dan sesama”

14. Nama Orang Tua : Ayah : TAMBOK RITONGA

Ibu : LAMSI TIMORIA NAINGGOLAN

15. Pekerjaan Orang Tua : PETANI

Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung

jawab untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Medan,…….……….. 2019

Hormat Saya,

MANGARAHON P RITONGA

BIODATA MAHASISWA