88
F akta dan Analisa Data Hal 5-1 Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006 ANALISA WILAYAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG A N A L I S A W I L A Y A H P E R E N C A N A A N I K K N G I M B A N G 5.1. ANALISA FISIK DASAR Kota Ngimbang memiliki dominasi lahan pertanian dalam penggunaan lahannya yaitu sebesar 43 % dari total luas Kota Ngimbang atau seluas 309,6 Ha. Agar pengembangan kota nantinya dapat memajukan sektor dominan dan tidak bertentangan dengan kepentingan penggunaan lahan terbangun, maka dilakukan unit-unit analisis fisik dasar. Kondisi fisik dasar dalam studi ini mempunyai arti yang penting, dimana eksistensi suatu kawasan perkotaan dengan ciri khusus/tertentu harus mempertimbangkan keadaan fisik dasar dari kawasan perkotaan tersebut. Dalam analisa terhadap kondisi fisik dasar ini aspek fisik yang dipertimbangkan dalam pengembangan wilayah yang sesuai diantaranya adalah keadaan jenis tanah, geologi, topografi, iklim dan ketersediaan air tanah. Hasil akhir yang akan dicapai dalam analisa kondisi fisik dasar ini lebih menekankan pada penentuan lahan yang bisa dan dianggap layak untuk dipakai untuk jenis kegiatan perkotaan pada proses pembangunannya nanti. 5.1.1. Keadaan Tanah dan Jenis Tanah. Analisa tentang keadaan tanah dan jenis tanah di wilayah penelitian Kota Ngimbang dilihat dari tingkat kemudahan pemanfaatannya dan kepekaan tanah dalam menahan erosi, dalam pemanfaatan tanah dapat dibagi dalam kriteria pertama, tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi, kedua, tingkat KEC. SAMBENG Pasarlegi NGIMBANG Girik Slaharwotan Kakatpenjalin Ngimbang Drujugulit Munungrejo Sendangrejo 1 2 3 4 5 5 1 2 3 4 5 39 - 40 37 - 38 35 - 36 166 AL a b c d e a b c d e a b c d e AB I AA z I y x I w a b c d e a b c d e a b 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 43 - 44 41 - 42 AH I AG AF I AE AD I AC AM 167

ANALISA WILAYAH PERENCANAAN IKK NGIMBANG · lokasi setempat yang mengalami kekar dan berfoliasi batuan ini biasa dilakukan pengerjaan penggalian dengan peralatan mekanis. Oleh karena

Embed Size (px)

Citation preview

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-1

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

ANALISA WILAYAH PERENCANAAN IKK

NGIMBANG

55..11.. AANNAALLIISSAA FFIISSIIKK DDAASSAARR

Kota Ngimbang memiliki dominasi lahan pertanian dalam penggunaan

lahannya yaitu sebesar 43 % dari total luas Kota Ngimbang atau seluas 309,6 Ha.

Agar pengembangan kota nantinya dapat memajukan sektor dominan dan tidak

bertentangan dengan kepentingan penggunaan lahan terbangun, maka dilakukan

unit-unit analisis fisik dasar.

Kondisi fisik dasar dalam studi ini mempunyai arti yang penting, dimana

eksistensi suatu kawasan perkotaan dengan ciri khusus/tertentu harus

mempertimbangkan keadaan fisik dasar dari kawasan perkotaan tersebut. Dalam

analisa terhadap kondisi fisik dasar ini aspek fisik yang dipertimbangkan dalam

pengembangan wilayah yang sesuai diantaranya adalah keadaan jenis tanah,

geologi, topografi, iklim dan ketersediaan air tanah.

Hasil akhir yang akan dicapai dalam analisa kondisi fisik dasar ini lebih

menekankan pada penentuan lahan yang bisa dan dianggap layak untuk dipakai

untuk jenis kegiatan perkotaan pada proses pembangunannya nanti.

5.1.1. Keadaan Tanah dan Jenis Tanah.

Analisa tentang keadaan tanah dan jenis tanah di wilayah penelitian

Kota Ngimbang dilihat dari tingkat kemudahan pemanfaatannya dan kepekaan

tanah dalam menahan erosi, dalam pemanfaatan tanah dapat dibagi dalam

kriteria pertama, tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi, kedua, tingkat

KEC. SAMBENG

Pasarlegi

NGIMBANG

Girik

Slaharwotan

Kakatpenjalin

Ngimbang

Drujugulit

Munungrejo

Sendangrejo

1 2 3 4 55 1 2 3 4 5

39 - 4037 - 3835 - 36

166

AL

a

b

c

d

e

a

b

c

d

e

a

b

c

d

e

AB I

AA

z I y

x I w

a

b

c

d

e

a

b

c

d

e

a

b

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2

43 - 4441 - 42

AH I

AG

AF I

AE

AD I

AC

AM

167

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-2

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

kemudahan pemanfaatan sedang, ketiga standard tingkat kemudahan

pemanfaatan rendah. Kriteria penetapannya sebagai berikut:

• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Tinggi

Tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi yaitu lahan yang paling mudah untuk

dimanfaatkan, baik untuk digali maupun untuk dipadatkan/dimanfaatkan.

Batasan lahan yang paling mudah dimanfaatkan ini hanya dari permukaan

lahan sampai dengan batuan dasar (geologi permukaan). Wilayah lahan

dengan tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi ini meliputi pada dataran

sampai dengan relatif berombak.

Penggalian pada daerah ini bisa dilakukan dengan alat yang sederhana seperti

dengan cangkul dan sejenisnya, sedangkan untuk pemadatan juga mudah

sekali karena dipengaruhi dari jenis susunan tanah tersebut, sehingga pada

wilayah ini dapat dikatakan mempunyai tingkat kemudahan tinggi untuk

dimanfaatkan.

• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Sedang

Tingkat kemudahan pemanfaatan sedang ini yaitu wilayah yang relatif agak

sukar pada batasan sampai dengan lapisan batuan dasar. Wilayah lahan

dengan dengan tingkat kemudahan sedang ini terdapat di daerah

bergelombang pada susunan satuan batu gamping klastik yang tertutupi

lempung atau lempung kelanauan, maka hal ini relatif agak sukar untuk

dilakukan pengalian dengan peralatan sederhana, karena mempunyai

plastisitas yang tinggi, sedangkan pada lapisan satuan batu gamping juga agak

sukar karena keadaannya relatif keras. Untuk pekerjaan

pematangan/pemadatan pada lapisan lempung atau lempung kenalauan juga

relatif agak sukar akibat sifat plastisitas tersebut. Maka dari itu kondisi yang

demikian daerah ini bisa dikategorikan mempunyai tingkat kemudahan

pemanfaatan sedang.

• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Rendah

Kemudahan pemanfaatan agak rendah yaitu lahan yang agak sukar

dimanfaatkan serta ada hambatan didalam melakukan pemanfaatan. Yang

dimaksud dalam hal ini yaitu bahwa tanah ini untuk digali mudah tetapi

mengalami hambatan bila dilakukan dengan alat sederhana karena lokasinya

berair, sedangkan untuk dipadatkan juga mengalami kesulitan karena endapan

tanah ini mengandung zat organik yang menjadikan tanah lembek. Hanya pada

lokasi setempat yang mengalami kekar dan berfoliasi batuan ini biasa

dilakukan pengerjaan penggalian dengan peralatan mekanis. Oleh karena itu

wiilayah ini dikatakan mempunyai tingkat kemudahan pemanfaatan rendah.

Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam

kategori tingkat kemudahan pemanfaatan rendah sampai tinggi, dengan kata lain

bahwa wilayah penelitian mempunyai dominasi kemudahan dalam

pengembangan lahannya untuk kegiatan yang memerlukan pengolahan lahan

ataupun dipadatkan untuk kegiatan terbangun.

Jenis tanah di Kota Ngimbang adalah jenis latosol dan grumosol kelabu.

Dari jenis tanah ini dapat diketahui bahwa pemanfaatan lahan sesuai untuk jenis

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-3

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

tanaman padi sawah, jagung, umbi-umbian, kedelai, tebu, kapas, tembakau dan

palawija. Dari jenis tanah ini dapat disimpulkan bahwa dari keadaan fisik jenis

tanah pengembangan pertanian di Kota Ngimbang cocok untuk diterapkan dan

dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan pengembangan sektor pertanian.

Tabel 5.1-1 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Jenis Tanaman

Orgonosol Hutan, nanas, karet, palawija, padi sawah

Litosol Tanaman keras, rumput, palawijaRegosol Sawah, palawija, tebu, sayuranAlluvial Padi sawah, palawija

Grumosol Padi sawah, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakauRenzina Rumput ternak, jati, lombok

Andosol Sayuran, teh, kopi, kina, pinusMediteran Padi sawah, rumput ternak, palawijaLatosol Padi sawah, jagung, umbi-umbian, palawija

Podsolik Hutan, palawija, karet, alang-alangLiterik Hutan belukar, alang-alang, palawija

Podsol PalawijaPodsol Air Tanah Hutan rawa

Laterik Air Tanah Padi sawah, buah-buahan, karetHidromorf Kelabu Padi sawah, palawijaGlei Humus Padi sawah, palawija

Planosol Sawah tadah hujan, rumput-rumputan

Tubuh Tanah Jenis Tanaman

Sedangkan analisis dalam kaitannya dengan adanya erosi, tinjauan jenis

tanah didasarkan pada kepekaan tanah, dimana tiap¬tiap jenis tanah mempunyai

karakteristik tersendiri dalam mengatasi erosi. Analisis ini berguna untuk

mengetahui seberapa kuat tanah menahan erosi. Kota Ngimbang menurut jenis

tanahnya tergolong wilayah yang kurang peka terhadap erosi, sehingga bentuk-

bentuk pemanfaatan lahan harus memperhatikan konservasi tanah untuk

menanggulangi erosi. Keadaan ini dapat dijumpai pada wilayah yang memiliki

jenis tanah latosol, sedangkan pada wilayah yang berjenis tanah grumosol,

kesesuaian jenis tanah adalah peka terhadap ketahanan terhadap erosi.

Tabel 5.1-2 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Erosi

Jenis Tanah Keterangan

Aluvial, Glei, Planosul, Hidromorf Kelabu, Laterik

Tidak peka

Latosol Kurang peka

Brown Forest, Soil non Calcic Brown, Mediteran

Agak peka

Andosol, Latosol Grumosol, Podsolic

Peka

Regosol, Litosol, Organosol, Renzina

Sangat peka

Untuk lebih jelasnya lahan yang layak dikembangkan sebagai lahan

perkotaan berdasarkan tingkat kemudahan pemanfaatan dapat dilihat pada Peta

5.1-1.

Tinjauan terhadap kerentanan terhadap gempa, wilayah IKK Ngimbang

terletak pada daerah dengan skala Modified Mercalli Intensity(MMI) IV hingga VI,

artinya gempa terasa di dalam rumah seperti truk besar lewat hingga gempa

dapat dirasakan oleh semua orang namun diperkirakan tidak sampai mengalami

kerusakan. Dari keadaan ini, wilayah IKK Ngimbang relatif aman dari segi

kerentanan wilayah terhadap bencana gempa.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-4

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-1 Analisa Kelayakan Berdasarkan Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Lahan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-5

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

5.1.2. Keadaan Topografi dan Kelerengan

Berdasarkan keadaan topografi dan kelerengan dapat dilihat bahwa

keadaan lahan serta dapat diklasifikasikan dalam tiga kriteria.

a. Kestabilan lereng Tinggi.

Lahan dengan tingkat kestabilan tinggi terdapat pada daerah dataran sampai

dengan bergelombang, dengan kemiringan lereng kurang dari 8%.

b. Kestabilan Lereng Sedang

Lahan dengan tingkat kestabilan sedang pada wilayah yang terdapat pada

daerah berombak sampai dengan bergelombang, dengan kemiringan lereng 8

sampai 45%.

c. Kestabilan Lereng Rendah

Lahan dengan tingkat kestabilan lereng rendah pada wilayah yang terdapat

pada daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 45%, dimana pada kawasan

tersebut merupakan kawasan perbukitan yang tidak layak untuk

dibudidayakan sebagai kawasan terbangun. Kalaupun bisa dibudidayakan

membutuhkan biaya yang besar.

Tabel 5.1-3 Kelas dan Kriteria Topografi

Topografi Kestabilan< 3% Datar Tinggi

3 % – 8 % Landai Tinggi8 % - 15 % Miring Sedang15 % – 45% Curam Sedang

> 45 % Sangat curam Rendah

Kemiringan Keterangan

Kota Ngimbang berada pada ketinggian lahan 100-125 m dpl dan tingkat

kelerengan 2-40%. Berdasarkan data keadaan wilayah penelitian Kota Ngimbang

mempunyai topografi datar hingga curam serta memiliki tingkat kestabilan

lereng sedang sampai tinggi.

Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam

kategori tingkat kemudahan pemanfaatan sedang sampai tinggi, dengan kata lain

bahwa wilayah penelitian mempunyai tingkat kestabilan sedang sampai tinggi

dan masih sangat sesuai untuk pengembangan kegiatan yang memerlukan

pembangunan fisik lahan.

Untuk lebih jelasnya lahan yang layak dikembangkan berdasarkan

tingkat ketinggian dan kelerengan dapat dilihat pada Peta 5.1-2

5.1.3. Ketersediaan Air Tanah

Analisa ketersediaan air ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

ketersediaan air pada wilayah penelitian, yang nantinya perlu memperhatikan

berapa kapasitas air yang ada dan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat maupun kegiatan lainnya, serta dilakukan analisa dan dicari

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-6

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

kemungkinan sumber air apa saja yang mungkin untuk dimanfaatkan sebagai

sumber bahan baku. Pada wilayah penelitian terdapat beberapa sungai, dan

embung yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku air bersih.

Wilayah IKK Ngimbang terletak pada wilayah dengan ciri geologi air

tanah dengan debit 5-15 liter per detik dalam batuan lepas (Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Pusat). Di Desa Sendangrejo, permukaan air tanah pada

umumnya tidak terlalu dalam antara 6-8 m. Oleh kaena itu sumur-sumur banyak

yang terdapat di Desa Sendangrejo. Sementara itu Desa Ngimbang, permukaan

air tanah relatif agak dalam, yaitu antara 6-10 m. Umumnya debit air berkurang

pada musim kemarau, namun tidak sampai habis. Sumber air yang dikembangkan

untuk sumber air minum bagi warga Kota Ngimbang dalam hal ini adalah Desa

Sendangrejo dengan kualitas lebih baik. Berdasarkan data yang terkumpul,

jumlah sumber air yang ada di IKK Ngimbang adalah sebanyak 18 sumber air

dengan persebaran yaitu 14 sumber air di Desa Sendangrejo dan 4 sumber air di

Desa Ngimbang.

Dilihat dari aspek ketersediaan air tanah dalam, rata-rata mempunyai air

bersih yang baik meskipun pada beberapa wilayah mempunyai tingkat kedalaman

efektif tanah yang besar, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa untuk lokasi

kawasan pengembangan pemukiman perkotaan, keberadaan dan kedekatan

dengan sumber air baku yang merupakan pertimbangan yang terbaik apalagi

keberadaan kawasan nantinya terdekat dengan sumber air tersebut. Untuk lebih

jelasnya lahan yang layak dikembangkan berdasarkan ketersediaan air bersih

pada Peta 5.1-3.

5.1.4. Analisa Kesesuaian Lahan

Analisa kesesuaian lahan di wilayah perencanaan ini dimaksudkan untuk

mendapatkan masukan tentang kesesuaian penggunaan lahan baik yang

terbangun maupun yang tidak terbangun, kesesuaian lahan tersebut dengan

memperhitungkan kemampuan lahan dan klasifikasi kemampuan lahan juga

dengan pertimbangan aspek sosial-ekonomi, tata guna lahan serta kebijaksanaan

pembangunan.

5.1.4.1. Kesesuaian Lahan Terbangun dan Tidak Terbangun

Kesesuaian lahan terbangun dan tidak terbangun ditetapkan berdasarkan

kriteria sebagai berikut:

A. Kesesuaian Lahan Terbangun

Kesesuaian lahan terbangun di kawasan studi nantinya akan dibagi menurut

zonasi kesesuaian, baik untuk liputan bangunan tinggi, liputan bangunan

sedang dan liputan bangunan rendah.

1. Zona Liputan Bangunan Tinggi (Zona I)

Pada zona I ini mempunyai ketersediaan air dan kestabilan lereng tinggi,

Zona ini mempunyai liputan bangunan tertinggi dan masih sesuai dengan

rasio liputan bangunan hingga 60% dengan penyerapan air tanah dangkal ±

21%.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-7

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-2 Analisa Kelayakan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-8

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-3 Analisa Kelayakan berdasarkan ketersediaan air

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-9

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

2. Zona Liputan Bangunan sedang (Zona II)

Kestabilan lereng sedang serta secara keseluruhan mempunyai klasifikasi

kemampuan lahan sedang, diharapkan keseimbangan tata air tidak

terganggu diharapkan daerah ini mampu mempunyai liputan bangunan

dengan ratio lebih kecil dari pada zona I, dengan rasio liputan bangunan

30-40%

3. Zona Liputan Bangunan Rendah (Zona III)

Pada zona III ini mempunyai keterbatasan tentang drainase serta

ketersediaan air di daerah tergenang perlu pembatasan terhadap liputan

bangunan. Pemilihan zona ini didasari pada problem yang harus

ditanggulangi yaitu drainase dan kekurangan air bersih, maka diharapkan

pada zona ini mempunyai rasio liputan bangunan 10-30% kecuali apabila

dalam pengembangannya dengan menggunakan tekonologi yaitu dengan

cara pengurugan.

B. Kesesuaian Lahan Tidak Terbangun

Kesesuaian lahan tidak terbangun dalam gambar kesesuaian lahan termasuk

dalam zona IV dan V, kondisi yang ada pada kawasan merupakan daerah

tergenang juga kawasan perlindungan. Dengan kata lain bahwa kawasan

tersebut mempunyai klasifikasi kemampuan tanah rendah sekali, sehingga

dengan kendala tersebut tidak mampu dikembangkan sebagi lahan terbangun.

Lahan kawasan ini mempunyai rasio liputan bangunan 0%. Pada kawasan

perencanaan tidak ditemui adanya kawasan yang tergenang secara terus

menerus. Karena itu zona V, kawasan yang terdapat di IKK Ngimbang adalah

kawasan perbukitan di sebelah utara dimana kawasan ini memiliki kelerengan

30%. Selanjutnya kawasan ini dihindari untuk dibangun kawasan terbangun

sebagai langkah terhadap mitigasi bencana.

5.1.4.2. Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan

Kesesuaian lahan terhadap ketinggian bangunan dimaksudkan untuk

mengetahui lahan-lahan yang sesuai dikembangkan untuk bangunan tinggi atau

berat serta lahan yang kurang/tidak sesuai. Langkah yang dilakukan dalam

analisa ini adalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan bahwa lahan yang sesuai

untuk bangunan tinggi dan yang tidak sesuai sebagai berikut :

• Di daerah zona I dan II dengan kemampuan kestabilan fondasi sedang/tinggi

diperkirakan paling sesuai untuk dikembangkan bagi bangunan tinggi.

• Di daerah zona III mempunyai kendala fisik dan diperkirakan tidak sesuai

untuk dikembangkan bagi bangunan tinggi.

Berdasarkan ciri fisik dan hasil analisa sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa kawasan perencanaan berada pada zona I dan II, dengan demikian

wilayah penelitian mempunyai tingkat kemampuan kestabilan fondasi sedang

sampai tinggi dan sesuai untuk dikembangkan untuk pembangunan fisik. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada Peta 5.1-5

5.1.5. Analisa Kesesuaian Pemanfaatan Air Baku

Wilayah IKK Ngimbang berada pada kondisi hidrogeologi akuifer

dengan produktifitas rendah. Umumnya setempat air tanah dangkal dalam

jumlah terbatas. Perhitungan besarnya kapasitas air tanah dangkal sangat

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-10

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

tergantung pada besarnya curah hujan, kondisi peresapan permukaan yang

dipengaruhi oleh jenis tanahnya, serta ratio liputan bangunan, dari studi

kesesuaian lahan untuk menghitung kapasitas air dangkal digunakan ketersediaan

air minimal yaitu dengan data curah hujan rata-rata dan kondisi liputan

bangunan maksimal 60%. Pada kondisi liputan bangunan 60% tingkat resapan air

tanah dangkal 21%, untuk menjaga keseimbangan air tanah maka yang

diperbolehkan sebagai air bersih hanya 50% dari air tanah dangkal yang ada. Dari

data curah hujan di wilayah penelitian ekstensif tercatat 129-141 mm/bulan

sama dengan 4-5 mm/hari sama dengan 0,004-0,005 m/hari, dengan lahan 1 ha

terjadi peresapan sebanyak 40-50 m3/hari atau 40,000-50,000 l/hari/ha.

Peresapan tanah dangkal 21% maka (0,21x 40.000) hingga (0,21 x 50.000) jadi

peresapan 8.400-10.500 l/hari/Ha. Sedangkan untuk persediaan air tanah

dangkal 50% adalah (0,50 x 8.400) hingga (0,50 x 10.500) l/hari/Ha atau 4.200-

5.250 l/hari/ha. Indikator lain menunjukkan bahwa terjadi perubahan debit

sungai/waduk yang sangat fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau, hal

ini menunjukkan telah ada beberapa lokasi yang seharusnya menjadi kawasan

resapan berubah kegunaan lain. Berdasarkan di atas maka meskipun kita ketahui

potensi penyediaan air baku masih baik, akan tetapi pada masa mendatang perlu

dicari alternatif sumber air yang resisten bagi kegiatan perkotaan.

Pengembangan lebih lanjut perlu kiranya dilakukan studi yang lebih mendalam

terhadap potensi penyediaan air baku di kawasan ini, sehingga prediksi terhadap

kebutuhan air baku dapat terpenuhi dengan baik.

5.1.6. Analisa Kesesuaian Lahan Permukiman Perkotaan

Kesesuaian wilayah perencanaan sebagai kawasan perkotaan dapat

dinilai dari beberapa kriteria yang ditetapkan untuk suatu kawasan

pengembangan perkotaan. Menurut definisinya; kawasan yang diperuntukkan

bagi kegiatan tertentu berupa tempat pemusatan kegiatan pemerintahan tingkat

kecamatan, jasa, komersial dan perumahan.

Dari hasil analisis maka kriteria yang harus dipenuhi adalah :

q Kawasan Permukiman Perkotaan.

a. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi pengembangan kawasan

permukiman dilihat dari aspek fisik dan daya dukung lahan.

b. Ketersediaan sumber air bersih untuk kegiatan MCK

c. Ketersediaan jaringan listrik

d. Adanya dukungan jaringan telekomunikasi

e. Adanya sistem pembuangan limbah rumahtangga dan domestik yang

berpotensi menimbulkan pencemaran.

f. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah khususnya yang

beririgasi teknis dan berpotensi untuk pengembangan irigasi.

g. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang lainnya khususnya bagi

masyarakat pemukim agar interaksinya dapat dilayani dengan maksimal.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-11

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

q Kawasan Jasa dan Komersial

a. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi pengembangan kegiatan

komersial dan telah ditetapkan dalam kebijakan pengembangan pada

perencanaan tata ruang.

b. Tersedia sumber air bersih yang cukup

c. Ketersediaan jaringan listrik

d. Adanya dukungan jaringan telekomunikasi

e. Dilayani oleh jaringan drainase

f. Adanya sistem pembuangan limbah domestik yang berpotensi

menimbulkan pencemaran.

g. Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat terhadap

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya

setempat.

h. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah beririgasi dan

berpotensi untuk pengembangan irigasi.

i. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang lainnya.

Dari uraian kebutuhan lahan perkotaan untuk kegiatan jasa dan

komersial dapat dijabarkan lagi menurut kriteria lokasi yang mana tidak

disyaratkan untuk terletak pada:

1. Kawasan lindung mutlak dan kawasan lindung yang berfungsi juga sebagai

kawasan konservasi dan daerah resapan air.

2. Kawasan budidaya non terbangun yang berupa lahan Kawasan Pertanian :

a. Kawasan tanaman pangan lahan basah, yaitu khususnya sawah yang

memperoleh pengairan dari jaringan irigasi teknis ataupun 1/2 teknis.

b. Lahan berpotensi dibangun jaringan irigasi yaitu lahan yang dicadangkan

untuk lahan usaha tani dengan fasilitas irigasi.

Pengembangan lahan permukiman di IKK Ngimbang mempunyai

kesesuaian pada lokasi sepanjang jalan utama dan jalan-jalan sirip di pusat kota

hingga dua lapis dari penggal jalan. Keberadaan sawah di sepanjang jalan utama

dapat dilindungi dengan pembangunan tanggul maupun sempadan untuk

mencegah erosi.

5.1.7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Penggunaan Lahan

Keadaan penggunaan lahan yang ada di wilayah penelitian saat ini masih

banyak berupa lahan yang belum terbangun seperti kawasan pertanian, dan

perumahan yang terkonsentrasi terutama di tepi jaringan jalan utama

kecamatan. Penggunaan lahan untuk daerah terbangun saat ini di wilayah

penelitian merupakan sebagian besar dari penggunaan lahan yang ada di wilayah

Kecamatan Ngimbang, dengan sebagian besar peruntukannya yang belum

seluruhnya teratur. Pemukiman yang ada berkembang menempati lahan yang

mempunyai sempadan bangunan rata-rata masih relatif lebar terutama pada

kawasan semakin mendekati kawasan pusat kegiatan pemerintahan kecamatan.

Keberadaan kawasan terbangun di wilayah penelitian ini belum menunjukkan

pola yang baik dan tidak berdasarkan peruntukkan yang jelas, oleh karena itu

pada masa yang akan datang perlu dievaluasi

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-12

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-4 Zona Liputan Bangunan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-13

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-5 Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-14

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-6 Kesesuaian lahan permukiman perkotaan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-15

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-7 Kesesuaian Lahan Jasa dan Komersial

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-16

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

lagi peruntukan daerah terbangun yang masih menempati lahan-lahan yang

belum terencana dengan baik.

Lokasi pengembangan kegiatan prospektif yang ada di wilayah penelitian

saat ini terkonsentrasi pada kawasan perempatan jalan koridor Babat-Ploso

dimana akses ini merupakan jalur transit menuju kawasan selanjutnya, dan

mengingat jalur ini juga merupakan pintu masuk menuju Kabupaten Jombang

maka kawasan prospektif ini memerlukan perencanaan yang matang dan

terarah.

Pada wilayah penelitian mulai bermunculan kegiatan perdagangan, jasa

dan pemukiman, akan tetapi kegiatan penunjang tersebut masih diusahakan

secara individual, yang berakibat nantinya kawasan pengembangan pemukiman

cenderung untuk tidak terkendali dan tidak terkontrolnya hasil buangan

kegiatan-kegiatan perkotaan yang dilakukan sehingga menyebabkan penurunan

tingkat kualitas lahan dan resapan air serta dikhawatirkan terjadi pencemaran

lingkungan.

Selain itu masyarakat membangun warung-warung cenderung untuk

menempatkan bangunannya sesuai dengan keinginan sendiri-sendiri tanpa

didasari oleh penataan tata ruang yang baik sehingga akan memicu terjadinya

lahan-lahan kosong dan tidak teratur, juga sebaliknya yang pada akhirnya akan

mempersulit penataannya. Pengembangan tata guna lahan seiring dengan

pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, serta

adanya kecenderungan pengembangan kawasan pusat ibukota Kecamatan

Ngimbang yang saat ini berada di Desa Sendangrejo dan Desa Ngimbang, ke arah

kawasan ini yang semakin perlu dicermati, dengan jalan mempersiapkan rencana

tata guna lahan yang lebih komprehensif dan saling mendukung terhadap

beberapa kawasan di atas, sehingga interaksi yang akan timbul akan

menimbulkan sinergi yang baik bagi pengembangan kawasan perkotaan

khususnya dan pengembangan wilayah Kecamatan Ngimbang pada umumnya.

Kenyataan ini yang merupakan dasar mengapa kawasan ini harus secara dini

dipersiapkan tata guna lahannya secara konprehensif dan menyeluruh yang

terkait dengan beberapa pengembangan kawasan perkotaan dan wilayah yang

diindikasikan akan berkembang sebagai akibat adanya bangkitan baru terhadap

penggunaan lahan dan kehidupan penduduk IKK Ngimbang.

5.1.8. Kendala Dan Limitasi Wilayah

Secara umum daya dukung lahan untuk pengembangan perkotaan baik

secara vertikal maupun horisontal relatif masih cukup besar tersedia pada

wilayah Desa Sendangrejo dan Desa Ngimbang. Akan tetapi melihat pola

perkembangan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduknya, serta orientasi

kegiatannya maka dapat dilihat bahwa masyarakat cenderung masih

terkonsentrasi di pusat pengembangan, meskipun saat ini telah mulai bergeser

secara perlahan ke luar dari pusat pengembangan (sekitar perempatan Pasar

Sendangrejo) akibat adanya sarana prasarana baru di kawasan yang saat ini

menjadi pengembangan kawasan kegiatan baru. Beberapa kendala yang perlu

diperhatikan, adalah :

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-17

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

a. Ruas jalan pada kawasan penelitian bertumpu pada jaringan jalan kolektor

primer, jaringan alternatif belum ditemukan, sehingga dalam pengoptimalan

tata ruang dengan pengaturan fungsi-fungsi primer dan sekunder juga

bertumpu pada jaringan jalan primer.

b. Wilayah IKK Ngimbang berada berdekatan dengan kawasan lindung, sehingga

pengendalian perkembangan kota seharusnya tidak bertentangan dengan

fungsi kawasan lindung.

c. Konsentrasi sarana dan prasarana perkotaan hanya berada di koridor jalan

kolektor primer, hal ini yang menyebabkan masyarakat di luar koridor jalan

kolektor primer masih enggan untuk mengembangkan kegiatannya keluar

dengan alasan sarana penunjang kegiatan yang tidak ada.

d. Kondisi sosial ekonomi penduduk kota yang relatif masih baik, dilain pihak

tingkat pendidikan dan pola hidup yang masih tradisional, merupakan salah

satu kendala di dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi kota.

e. Pengembangan perkotaan harus diselaraskan dengan dominasi kegiatan yaitu

pertanian. Ketersediaan lahan pertanian dalam beberapa hal perlu dijadikan

pertimbangan mengenai keuntungan dan kekurangan dalam hal alih fungsi

lahan menjadi lahan terbangun perkotaan.

f. Keberadaan embung sebagai penyedia sumber daya air perlu dipertahankan,

namun perlu diupayakan pemanfaatannya lebih lanjut dan kepentingan

pemeliharaannya tidak bolah bertentangan dengan pengembangan kawsan

perkotaan.

Dengan adanya beberapa faktor yang akan mempengaruhi

perkembangan tersebut, kiranya harus dipertimbangkan didalam penyusunan

rencana pengembangan ibukota kecamatan yang intensif di masa datang.

Untuk lebih jelasnya faktor pembatas perkembangan wilayah penelitian

dapat dilihat pada Peta 5.1-8.

5.1.9. Kecenderungan Perkembangan

Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yaitu bentuk dan pola penggunaan

lahan saat ini, bentuk struktur dan adanya beberapa faktor pembatas yang

mempengaruhi perkembangan serta berdasarkan kecenderungan perkembangan

yang terjadi, pada masa mendatang perkembangan fisik diarahkan berkembang

secara terkendali sepanjang koridor kolektor primer dan berkembang secara

konsentrik ke arah barat. Keberadaan jaringan jalan merupakan hal yang utama

dalam penelaahan kecenderungan perkembangan di wilayah studi. Perembetan

kenampakan fisik kota diramalkan akan semakin memenuhi koridor jalan utama

baik jalan kolektor primer dan lokal menuju Kecamatan Bluluk dan Sambeng di

arah barat dan timur kawasan. Keberadaan lahan tidak terbangun tetap berada

di lapis luar kawasan terbangun di sepanjang koridor jalan. Di waktu yang akan

datang, apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan maka dikhawatirkan bahwa

perkembangan kota akan semakin menimbulkan beban bagi koridor jalan. Untuk

menghindari perkembangan yang cenderung linear pada wilayah studi, maka

bentukan kenampakan fisik kota lebih diarahkan pada bentuk konsentrik radial

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-18

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

dimana jalan-jalan melingkar diperlukan untuk mengurangi beban dan

menambah nilai aksessibilitas kawasan.

Dalam upayanya tetap mempertahankan Kota Ngimbang sebagai Kota

pertanian, maka model pengembangan kota diarahkan tidak menghilangkan

identitas kota. Pengembangan kawasan terbangun diarahkan pada lapis luar

jaringan jalan kolektor primer sebelah barat sedangkan pada sebelah selatan,

fungsi lahan pertanian dipertahankan.

Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan pula sebagai lahan resapan

dan penjaga keseimbangan ekologis kota.

Konsekuensi pengembangan wilayah kota adalah perubahan dari bentuk-

bentuk lahan tidak terbangunan berupa lahan pertanian menjadi lahan

terbangun. Oleh karena itu diarahkan pada wilayah studi perubahan ditekan

optimal mungkin yaitu dengan memanfaatkan lahan sawah tegalan maupun yang

tidak berrigasi secar teknis sehingga tidak menghilangkan identitas kota.

Untuk lebih jelasnya kecenderungan perkembangan yang telah

diidentifikasi pada Peta 5.1-9

55..22.. AANNAALLIISSAA KKEEPPEENNDDUUDDUUKKAANN DDAANN SSUUMMBBEERR DDAAYYAA MMAANNUUSSIIAA

5.2.1. Jumlah, Perkembangan Dan Prediksi Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk Ibukota Kecamatan Ngimbang,

menunjukkan adanya penurunan dilihat pada perkembangan antara tahun 2000-

2005. Karena itu meskipun terjadi penurunan sebesar -0,32% pada periode 2000-

2005, prediksi jumlah penduduk kedepan tetap beranggapan optimis naik dengan

dasar sebagai bahan pertimbangan penyediaan sarana dan prasarana kota.

Berdasarkan pola pertumbuhan penduduk dan perkiraan perkembangan

kegiatan kota di wilayah IKK Ngimbang, maka skenario perkembangan penduduk

sampai dengan 2015 diperkirakan sebesar 1% per tahun, di bawah angka

pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan. Perkembangan penduduk IKK

Ngimbang pada tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 5.2-1

Gambar 5.2-1 Perkembangan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang

6.500

6.550

6.600

6.650

6.700

6.750

Jiw

a

2000 2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Penduduk tahun

Tabel 5.2-1 Pertambahan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang

No. Penduduk Tahun Jumlah (Jiwa) Pertambahan1. 2001 6.6452. 2002 6.702 57

3. 2003 6.724 22

4. 2004 6.711 -13

5. 2005 6.692 -19

33.474 47Jumlah

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-19

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Berdasarkan besarnya laju pertumbuhan penduduk di IKK Ngimbang

sebesar 0,32% pertahun, maka perkiraan perkembangan penduduk di masa yang

akan datang digunakan laju pertumbuhan tersebut, dengan pertimbangan

sebagai berikut :

1. Kebijaksanaan sasaran penurunan tingkat pertambahan penduduk Jawa Timur

sebesar 1,12 %, yang berarti laju pertumbuhan IKK Ngimbang yang diambil

dari laju pertumbuhan kecamatan (1%) masih berada di dalam batas toleransi

sasaran.

2. Berdasarkan kebijaksanaan perkembangan penduduk di Wilayah Kabupaten

Lamongan ditetapkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kecamatan

Ngimbang sebesar 1% pertahun.

3. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang terjadi mempertimbangkan

terjadinya arus migrasi (keluar dan masuk) selain pertambahan penduduk

secara alamiah, hal ini tidak terlepas dari kedudukan IKK Ngimbang yang

cukup strategis.

Pada tahap selanjutnya dalam memperkirakan jumlah penduduk di IKK

Ngimbang sampai dengan tahun 2016 akan dihitung dengan menggunakan

beberapa metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan, sehingga dengan

demikian akan didapatkan hasil proyeksi yang lebih valid dan sesuai dengan

karakteristik/kondisi IKK Ngimbang.

Perhitungan metode proyeksi penduduk dibantu oleh software Minitab

for windows release 13.2. Sedangkan metode yang digunakan dalam analisa

proyeksi penduduk sebagai berikut :

1. Metode Regresi Linear

2. Metode Eksponensial

Hasil perhitungan dari ketiga metode diatas dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.2-2 Hasil Perhitungan Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2005-2015 Menurut Metode Proyeksi

Linear Eksponensial2001 6.645 2006 6.751 6.752 2002 6.702 2007 6.772 6.773

2003 6.724 2008 6.793 6.795

2004 6.711 2009 6.814 6.816 2005 6.692 2010 6.836 6.838

2011 6.857 6.860 2012 6.878 6.882

2013 6.899 6.903 2014 6.920 6.925

2015 6.941 6.947 2016 6.962 6.970

889,52 894,50

Penduduk

Mean Squared Deviation

Tahun ProyeksiPendudukTahun Dasar

Hasil perhitungan kedua metode di atas menunjukkan bahwa hasil

perhitungan dengan metode regresi linear dan eksponensial memiliki tren naik.

(Lihat Tabel: 5.2-2)

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-20

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Dengan dasar bahwa metode yang akan dipakai nantinya diupayakan

memiliki simpangan terkecil dan mengikuti skenario optimis dimana

perkembangan penduduk akan senantiasa positif maka dari hasil analisis

didapatkan bahwa hasil perhitungan dengan metode linear dipakai sebagai dasar

perhitungan proyeksi penduduk. Prediksi penduduk IKK Ngimbang dapat dilihat

pada Tabel : 5.2-3

Tabel 5.2-3 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2006-2016

1 2005 6.692 2 2006 6.751 3 2011 6.857 4 2016 6.962

TahunNoJumlah

Penduduk (jiwa)

6.600

6.650

6.700

6.750

6.800

6.850

6.900

6.950

7.000

Jiw

a

2006 2008 2010 2012 2014 2016

Tahun

Linear

Gambar 5.2-2 Proporsi Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang

Hasil dari perhitungan proyeksi di atas, maka didapatkan perhitungan

proyeksi untuk masing-masing PKL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2-4 Prediksi Jumlah Penduduk Masing-masing PKL di IKK Ngimbang Tahun 2006-2016

Tahun PKL I PKL II2006 4.928 1.755 2007 4.944 1.761 2008 4.959 1.767 2009 4.975 1.772 2010 4.990 1.778 2011 5.005 1.784 2012 5.021 1.789 2013 5.036 1.795 2014 5.052 1.801 2015 5.067 1.806 2016 5.083 1.812

5.2.2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan bruto penduduk IKK Ngimbang relatif rendah yaitu sebesar 9

Jiwa/Ha. Hal ini dikarenakan masih luasnya lahan tidak terbangun kota

dibandingkan luasan lahan terbangun. Pada akhir tahun perencanaan

diperkirakan kepadatan bruto penduduk bertambah sebesar 10 jiwa/Ha.

Sedangkan untuk kepadatan netto IKK Ngimbang sebesar 69 jiwa/Ha pada awal

perencanaan tahun 2006 dan menjadi 72 jiwa/Ha pada akhir perencanaan yaitu

tahun 2016.

Penduduk di wilayah IKK Ngimbang secara umum penyebarannya masih

terkonsentrasi di sepanjang jalur jalan utama kota.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-21

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.2-1 Faktor pembatas perkembangan kawasan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-22

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.2-2 Kecenderungan perkembangan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-23

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

55..33.. AANNAALLIISSAA SSTTRRUUKKTTUURR PPEEMMAANNFFAAAATTAANN RRUUAANNGG IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tinjauan terhadap perkembangan fisik IKK Ngimbang pada dasarnya

merupakan suatu penilaian terhadap pola perkembangan daerah terbangun kota

selama jangka waktu tertentu sebagai akibat adanya pola perkembangan

penduduk dan perkembangan kegiatan kota.

Dengan mengamati pola perkembangan fisik tersebut, kita dapat

mengetahui dan menilai seberapa besar kekuatan tumbuh dan berkembangnya

IKK Ngimbang untuk masa yang akan datang serta kearah mana sebaiknya kota

tersebut dikembangkan. Indikator yang akan diamati dalam menganalisa

perkembangan fisik IKK Ngimbang meliputi analisa terhadap perkembangan

daerah terbangun dan struktur kota, analisa pola dan intensitas penggunaan

lahan, analisa terhadap faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan dan

perkembangan kota serta analisa terhadap pengendalian lingkungan kota.

5.3.1. Analisa Perkembangan Struktur Kota dan Daerah Terbangun

Berdasarkan pola perkembangan daerah terbangun kota, maka

perkembangan fisik daerah terbangun IKK Ngimbang bermula dari adanya

perkembangan pola pergerakan kearah pusat kota (kawasan pasar) di Desa

Sendangrejo (sejajar dengan jalan utama) di wilayah perencanaan, kemudian

berkembang menjalar kearah luar (menjauh pusat kota) dan berkembang secara

linier. Selain berkembang secara linier, fisik IKK Ngimbang juga berkembang

secara menyebar melalui pengelompokan pemukiman (kawasan perdesaan).

Perkembangan kawasan terbangun kearah timur kota berkembang secara

linier pada satu lapis jalan penghubung menuju Kecamatan Sambeng. Begitupun

dengan perkembangan ke arah barat, utara dan selatan kota terjadi pula secara

linier.

Pada lokasi tersebut telah ada kecenderungan menjadi lokasi penarik

perkembangan kota hal ini karena pada bagian ini terdapat jalur kolektor

sekunder yang menghubungkan kawasan perencanaan dengan wilayah yang

menjadi tujuan orientasi pergerakan, selain itu pada kawasan ini sedang

berkembang beberapa bangunan non permanen yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan jasa.

Ditinjau dari segi struktur ruang IKK Ngimbang saat ini berpola Radial

pada pusat kota (Pasar Sendangrejo) dan linear pada percabangan jaringan jalan

(memencar) dari arah pusat kota.

Struktur ruang IKK Ngimbang yang ada saat ini menunjukkan bahwa

pusat kota berada di bagian tengah wilayah perencanaan/kawasan sekitar Pasar

Sendangrejo dan fasilitas umum, hal ini terlihat dari berkumpulnya fasilitas

pelayanan ekonomi dan sosial yang memiliki fungsi pelayanan Primer (melayani

Kota dan Kecamatan Ngimbang).

Selain itu terdapat pula fasilitas dengan fungsi pelayanan sekunder

(lingkungan pemukiman dan IKK Ngimbang). Sedangkan untuk struktur sub pusat

kota dapat diindikasikan bahwa terdapat dua kutub pertumbuhan yang sudah

melai berkembang yaitu di sekitar kantor Kecamatan Ngimbang dan Kantor Desa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-24

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Sendangrejo di Sub terminal Ngimbang. Fungsi pelayanan fasilitas yang ada

seluruhnya berfungsi sekunder seperti warung-warung, toko kecil, tempat

peribadatan dan kantor Desa. Bentuk struktur ruang kota yang linier ini tidak

terlepas dari adanya pola penempatan fasilitas pemerintahan yang menyebar

dan berlokasi secara linier di sepanjang jalan utama kota. Seperti telah

dijelaskan pada bagian atas bahwa fasilitas ekonomi dan sosial yang memiliki

fungsi pelayanan primer terpusat di pusat kota dan secara linier di jalan yang

menghubungkan Ngimbang-Bluluk dan Ngimbang-Sambeng serta Ngimbang-Ploso

Jombang, sedang untuk fasilitas pelayanan yang memiliki skala pelayanan

sekunder tersebar di setiap sub pusat kota dan pusat-pusat desa serta lingkungan

perumahan. Penetapan tata tingkat struktur pelayanan IKK Ngimbang di waktu

yang akan datang perlu dipertegas guna mengoptimalkan sistim pelayanan kota

yang ada.

5.3.2. Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota

Ibukota Kecamatan Ngimbang mempunyai luas sebesar 738,55 Ha dari

luasan tersebut tercatat lahan terbangun hanya 96,04 Ha atau 13% dari luas IKK

Ngimbang. Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang, dapat dilihat pada

Tabel 5.3-1.

Tabel 5.3-1 Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang

Ngimbang Sendangrejo

Tanah Sawah 93,00 216,60 309,60 41,92 Tanah Kering 40,29 93,42 133,71 18,10 Bangunan / Pekarangan 12,00 84,04 96,04 13,00

Hutan Negara 140,00 59,20 199,20 26,97 Jumlah 285,29 453,26 738,55 100,00

Jumlah ProsentaseNama DesaPenggunaan

lahan

Berdasarkan kondisi diatas, sampai saat ini ciri kekotaan di wilayah IKK

Ngimbang apabila ditinjau dari proporsi penggunaan lahannya masih belum

menunjukkan ciri kekotaan. Intensitas penggunaan lahan dan bangunan di IKK

Ngimbang dapat dikaji dari pendekatan terhadap Koefisien Dasar Bangunan

(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka

Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) atau

Angka Lantai Dasar (ALD) digunakan untuk mengganti istilah "Building Coverage"

(BC) yaitu membandingkan antara luas total lantai dasar bangunan dan luas

lahannya. Angka Lantai Dasar untuk kawasan terbangun di IKK Ngimbang

umumnya berkisar antara 40 - 80%. Adanya Angka KDB yang tinggi di beberapa

lokasi seperti di kawasan sekitar pasar/kawasan perdagangan, kawasan di sekitar

Kantor Kecamatan dan beberapa lokasi lainnya yang sporadis disebabkan karena

adanya pemukiman dengan pemakaian halaman bersama, sehingga batas luas

lahan yang sebenarnya menjadi tidak jelas. Koefisien lantai bangunan (KLB)

digunakan untuk mengganti istilah "Floor Area Ratio" (FAR) yaitu angka

perbandingan antara jumlah total luas lantai bangunan terhadap luas lahan.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-25

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Pada umumnya angka KLB di IKK Ngimbang sama dengan angka KDB

(KLB=KDB) yang menunjukkan bahwa intensitas penggunaannya relatip masih

rendah dan belum mengarah kepenggunaan lahan secara vertikal meskipun, dan

apabila dilihat di kawasan pusat kota lebih mengarah pada KLB yang lebih besar

dari pada KDB nya, hal ini karena ketersediaan lahan (dataran) sangat terbatas.

Angka Ruang Terbuka (Open Space Ratio) yaitu perbandingan antara luas ruang

terbuka dengan luas lantai bangunan yang berdiri diatasnya. Angka ART yang

tertinggi umumnya berlokasi pada kawasan-kawasan yang KDBnya tinggi pula.

Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL) merupakan tafsiran lebih lanjut

angka-angka dari faktor-faktor yang disebut terdahulu guna mengetahui

intensitas penggunaan lahan. Untuk IKK Ngimbang angka IPL khususnya untuk

kawasan pemukiman dan perdagangan berkisar antara 12-13, sedangkan kawasan

lainnya belum berkembang.

Pola intensitas penggunaan lahan di IKK Ngimbang secara umum

menunjukkan bahwa kota ini masih belum menunjukkan tingkat perkembangan

kekotaan yang mapan. Intensitas penggunaan lahan yang terdapat dibeberapa

tempat lebih menunjukkan karena faktor-faktor sosial-budaya setempat yang

lebih berorientasi terhadap tempat kerja. Kondisi ini dikuatkan pula dari segi

diversifikasi kegiatan kota yang masih belum berkembang seperti perdagangan

dan jasa.

Dimasa yang akan datang sejalan dengan peningkatan fungsi IKK

Ngimbang meskipun masih bertumpu pada kegiatan pertanian diharapkan ciri

kehidupan kekotaan akan mulai nampak sebagai 'multifier effect ' terhadap

daerah sekitarnya.

Berikut adalah hambatan yang dihadapi dalam rangka pengembangan

Kota di IKK Ngimbang:

a. Kondisi sosial ekonomi penduduk kota yang relatif masih baik, dilain pihak

tingkat pendidikan dan pola hidup yang masih tradisional, merupakan salah

satu kendala didalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi kota.

b. Minimnya sarana dan prasarana kota guna mendukung adanya pengembangan

kota. Pengadaan sarana dan prasarana kota terbentur dengan adanya

kesulitan didalam pembiayaan.

c. Minimnya lahan peruntukan untuk fasilitas pelayanan umum, sehingga

menemui kendala dalam pemenuhannya.

Untuk lebih jelasnya pengaturan KDB, KLB menurut jenis penggunaan

lahan di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel: 5.3-2.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-26

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.3-2 Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Ibukota Kecamatan Ngimbang Tahun 2016

KDB KLB Tinggi No. PKL Kegiatan Maksimum Maksimum Lantai Keterangan

(%) (%)

1 I 1. Perumahan

- Kepadatan Tinggi 80 200 2 dengan syarat, * - Kepadatan Sedang 60 100 1 dengan syarat, *

- Kepadatan Rendah 40 80 1

2. Perdagangan dan Jasa - Skala Kecamatan 100 200 2 dengan syarat, *

- Skala PKL 75-100 100 - 200 1 - 2 dengan syarat, * - Skala Unit Lingkungan 50 150 1 dengan syarat, *

3. Perkantoran - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat

- Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat - Skala Unit Lingkungan 50 100 1 dengan syarat

4. Pendidikan

- Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat

- Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat

- Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat 5. Peribadatan - Skala Kecamatan atau lebih 100 200 2 dengan syarat, * - Skala PKL 60-75 100 1 dengan syarat, *

- Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat, * 6. Fasilitas Umum Lainnya - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat, * - Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat

- Skala Unit Lingkungan 50 100 1 7. Industri 50 50 1 industri kecil 8. RTH - Sarana Rekreasi Skala Kota 50 100 - bangunan/lapangan - Sarana Olah Raga Skala Kota 40 100 - bangunan/lapangan

- Skala PKL 30 - - lapangan - Skala Unit Lingkungan 20 40 - berupa taman

Sumber: Hasil AnalisaKeterangan : * Kecuali pada sisi Jalan Kolektor Primer dan kawasan konservasi dgn syarat khusus

Tabel: 5.3-2 (Lanjutan) Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II Kota Ngimbang Tahun 2016

KDB KLB Tinggi

No. PKL Kegiatan Maksimum Maksimum Lantai Keterangan(%) (%)

2 II 1. Perumahan - Kepadatan Tinggi 80 200 2 dengan syarat, *

- Kepadatan Sedang 60 100 1 dengan syarat, * - Kepadatan Rendah 40 80 1 2. Perdagangan dan Jasa - Skala Kecamatan 80 100 1 dengan syarat, * - Skala PKL 75 100 1 dengan syarat, *

- Skala Unit Lingkungan 50 150 1 dengan syarat, * 3. Perkantoran - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat

- Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat - Skala Unit Lingkungan 50 100 1 dengan syarat 4. Pendidikan - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat - Skala Sub Kawasan Perkotaan 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat

- Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat 5. Peribadatan - Skala Kecamatan atau lebih 100 200 2 dengan syarat, *

- Skala PKL 60-75 100 1 dengan syarat, * - Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat, * 6. Fasilitas Umum Lainnya

- Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat, * - Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat

- Skala Unit Lingkungan 50 100 1 7. Industri 50 50 1 * 8. RTH - Sarana Rekreasi Skala Kota 50 100 - bangunan/lapangan - Sarana Olah Raga Skala Kota 50 100 - bangunan/lapangan - Skala PKL 30 - - lapangan

- Skala Unit Lingkungan 20 40 - berupa tamanSumber: Hasil AnalisaKeterangan : * Kecuali yang berbatasan langsung dengan sempadan sungai, embung dan Jalan dengan syarat-syarat Khusus

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-27

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

5.3.3. Analisa Arahan Pengembangan Kota

Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yaitu bentuk dan pola penggunaan

lahan saat ini, bentuk struktur dan adanya beberapa faktor pembatas yang

mempengaruhi perkembangan serta berdasarkan kecenderungan perkembangan

yang terjadi, pada masa mendatang perkembangan fisik diarahkan berkembang

secara terkendali sepanjang koridor kolektor primer dan berkembang secara

konsentrik ke arah barat.

Keberadaan jaringan jalan merupakan hal yang utama dalam penelaahan

kecenderungan perkembangan di wilayah studi. Perembetan kenampakan fisik

kota diramalkan akan semakin memenuhi koridor jalan utama baik jalan kolektor

primer dan jalan koridor Ngimbang-Bluluk serta jalan koridor Ngimbang-

Sambeng. Keberadaan lahan tidak terbangun tetap berada di lapis luar kawasan

terbangun di sepanjang koridor jalan.

Di waktu yang akan datang, apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan

maka dikhawatirkan bahwa perkembangan kota akan semakin menimbulkan

beban bagi koridor jalan. Untuk menghindari perkembangan yang cenderung

linear pada wilayah studi, maka bentukan kenampakan fisik kota lebih diarahkan

pada bentuk konsentrik radial dimana jalan-jalan melingkar diperlukan untuk

mengurangi beban dan menambah nilai aksessibilitas kawasan.

Dalam upayanya tetap mempertahankan Kota Ngimbang sebagai Kota

pertanian, maka model pengembangan kota diarahkan tidak menghilangkan

identitas kota.

Pengembangan kawasan terbangun diarahkan pada lapis luar jaringan

jalan kolektor primer sebelah barat sedangkan pada sebelah timur dan selatan,

fungsi lahan pertanian dipertahankan.

Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan pula sebagai lahan resapan

dan penjaga keseimbangan ekologis kota.

5.3.4. Analisa Pengendalian Lingkungan

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu didalam pe-

manfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengedalian, pemulihan serta

pengembangan lingkungan hidup kota guna terwujudnya suatu kehidupan dan

penghidupan kota yang aman, tertib, lancar dan sehat. Sejalan dengan

ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun

1992 tentang Penataan Ruang, maka upaya-upaya pengendalian pembangun

wilayah dan kota merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan di dalam

penataan ruang kota. Berkaitan dengan analisa pengendalian lingkungan di

wilayah IKK Ngimbang, maka aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan didalam

perencanaan pengendalian lingkungan meliputi ;

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 28

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.3-1 kecenderungan perkembangan kawasan terbangun

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-29

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.3-2 Analisa Struktur Kota

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-30

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.3-3 Faktor pembatas perkembangan Kota di IKK Ngimbang

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-31

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.3-4 Arahan Intensitas Penggunaan Lahan di IKK Ngimbang

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-32

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

1. Optimalisasi penggunaan ruang kota adalah merupakan salah satu cara

didalam meningkatkan nilai ekonomi dan sosial lahan di IKK Ngimbang sejalan

dengan adanya rencana pengembangan kota dan pelaksanaan program dan

proyek dari rencana tersebut. Dari kondisi tersebut tentunya didalam

pertimbangan pengarahan pemanfaatan lahan dititikberatkan kepada

pertimbangan ekonomi, sosial, strategis dan politis dari suatu kawasan di

samping pertimbangan teknis dan biaya.

2. Pengendalian terhadap lingkungan yang diidentifikasi akan terjadi

kecenderungan menjadi kawasan kumuh yang terdapat di sekitar pusat kota

dan sepanjang jaringan jalan utama kota, yang apabila dibiarkan

dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap penurunan kondisi sosial dan

lingkungan setempat.

3. Pengendalian dan pemeliharaan terhadap kondisi air tanah, dilakukan dengan

tetap memperluas bidang resapan melalui pemeliharaan dan pengendalian

ketat pada kawasan embung serta penanaman pohon.

4. Pengendalian terhadap adanya perubahan/pergeseran guna lahan (Land-Use)

khususnya dari lahan pertanian ke non pertanian. Pengendalian penggunaan

lahan dikawasan ini dilakukan dengan cara menjaga kepadatan bangunan

sesuai rencana, menjauhkan kegiatan yang bertentangan dengan fungsi

utama kawasan tersebut.

5. Pengendalian terhadap penggunaan lahan dan pengendalian garis sempadan

jalan/bangunan khususnya disepanjang jalan utama kota serta jalan-jalan

lainnya yang dianggap strategis terhadap sistim transportasi kota.

6. Pengendalian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan kota khususnya

yang berkaitan dengan persampahan, air kotor/WC dan air bersih.

7. Peningkatan kesadaran lingkungan bagi seluruh penduduk kota, khususnya

terhadap kesehatan, keamanan dan kenyamanan lingkungan pemukiman

kota.

5.3.5. Fungsi Pusat Kegiatan Lokal IKK Ngimbang

Di dalam mengoptimalkan struktur pelayanan IKK Ngimbang di masa

mendatang, pengembangannya dibagi 2 Sub Kota, yaitu PKL I dan PKL II. Fungsi

dan struktur Sub Kota pada dasarnya merupakan faktor yang saling terkait antar

komponen kegiatan kota dan merupakan kerangka dasar dalam perumusan

rencana tata ruang.

Fungsi yang ditetapkan masing-masing Sub Kota adalah sebagai berikut:

1. PKL I (Desa Sendangrejo)

q Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan

q Pemerintahan dan Perkantoran skala kecamatan dan lokal

q Pusat pelayanan pemerintahan skala desa

q Fasilitas Umum skala kecamatan

q Kesehatan skala PKL

q Pemukiman

q Transportasi

q Ruang terbuka hijau.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-33

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

2. PKL II (Desa Ngimbang)

q Kegiatan perdagangan dan jasa skala desa

q Pemerintahan dan Perkantoran skala Kecamatan dan lokal

q Pendidikan skala Kecamatan

q Fasilitas Umum skala PKL

q Kesehatan skala Kecamatan

q Pemukiman

q Ruang terbuka hijau

Pembagian struktur IKK Ngimbang menjadi 2 PKL ini didasarkan atas

pertimbangan pola dan bentuk struktur kota yang terjadi saat ini, jangkauan

pelayanan yang memungkinkan di masa yang akan datang serta arahan

pengembangan kota yang ditetapkan.

Tidak adanya alternatif lain dalam penentuan pembagian Pusat Kegiatan

Lokal di IKK Ngimbang dikarenakan kondisi struktur ruang IKK Ngimbang yang

sedemikian rupa, yaitu membentuk pola linier yang memusat karena terbentuk

oleh pola jaringan jalan yang ada dan dominasi lahan pertanian dan embung

yang ada di wilayah kota. Sehingga untuk tetap terbentuknya sistem kota yang

kompak maka hanya memungkinkan adanya satu alternatif pembagian Sub Kota

tersebut.

5.3.6. Analisa Intensitas dan Tingkat Kepadatan Bangunan

Pengaturan kepadatan bangunan di IKK Ngimbang, dilakukan terhadap

intensitas pemanfaatan lahan pada setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan

memperhatikan kemampuan dan kondisi serta karakteristik kawasan yang

bersangkutan.

Pengaturan kepadatan bangunan diupayakan mempunyai koefisien dasar

bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) yang memungkinkan

terciptanya ruang terbuka dan peningkatan kualitas lingkungan setempat.

Seperti diketahui bahwa dengan ketersediaan lahan yang terbatas dan

untuk menuju kepada tujuan dari strategi pengembangan wilayah IKK Ngimbang

yang optimal dengan masih mempertahankan lahan-lahan persawahan produktif

maka pengalihan lahan secara bertahap dilakukan pada lahan-lahan yang saat ini

berupa lahan tegalan, untuk pengalihan lahan persawahan produktif dapat

dilakukan sebatas satu lapis dari jaringan jalan utama saja, hal ini sesuai dengan

tingkat daya tampung penduduk sampai tahun akhir perencanaan yang masih

mencukupi, sehingga tidak mengorbankan lahan pertanian yang ada.

Apabila pada alternatif terakhir tidak terpenuhi maka jalan keluar yang

dapat ditawarkan adalah dengan melakukan pengembangan secara vertikal yang

tentunya dengan syarat-syarat tertentu bagi keamanan pembangunannya.

Pengaturan tingkat kepadatan bangunan ini mempertimbangkan apa

yang telah dianalisa sebelumnya dengan arahan seperti pada Tabel: 5.3-3.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-34

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.3-3 Analisa Tingkat Kepadatan Bangunan Tiap Pusat Kegiatan Lokal

Pusat ArahanNo. Kegiatan Dominasi Fungsi Kegiatan Kepadatan

Lokal Bangunan

1 I Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan Tinggi

Desa Sendangrejo Pemerintahan dan Perkantoran skala kecamatan dan lokal Sedang Pusat pelayanan pemerintahan skala desa Sedang Fasilitas Umum skala kecamatan Sedang Kesehatan skala PKL Rendah

Pemukiman Sedang

Transportasi -

Ruang terbuka hijau. -

2 II Kegiatan perdagangan dan jasa skala desa SedangDesa Ngimbang Pemerintahan dan Perkantoran skala Kecamatan dan lokal Sedang

Pendidikan skala Kecamatan Rendah Fasilitas Umum skala PKL Sedang Kesehatan skala Kecamatan Rendah

Pemukiman Sedang Ruang terbuka hijau -

Sumber: Hasil AnalisaKeterangan:

Tinggi : 50 - 70%

Sedang : 30 - 50%Rendah : 20 - 30%Sangat Rendah : < 20%

Asumsi : Tingkat kepemilikan lahan relatif tersedia, Rata-Rata kepemilikan lahan dibandingkan luas bangunannya Maksimum 70%, Terdapat kurang dari 1%, bangunan yang tidak mempunyai halaman.

Dominasi Lahan dengan KLB lebih dari 100% dibawah angka 1%

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-35

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.3-5 Arahan Struktur Kegiatan IKK Ngimbang

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-36

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.3-6 Arahan Struktur Kegiatan Kota dan PKL

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-37

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

55..44.. AANNAALLIISSAA KKEEGGIIAATTAANN EEKKOONNOOMMII

5.4.1. Kegiatan Pertanian

Kegiatan pertanian di wilayah IKK Ngimbang berkisar pada usaha pada

komoditas jagung, Kacang kedelai, Padi ladang. Luas tanam dan produksi

pertanian IKK Ngimbang dapat dilihat pada tabel 5.4-1.

Tabel 5.4-1 Luas Tanam dan Produksi Pertanian IKK Ngimbang

KomoditasLuas tanam

(ha)Produksi (Ton/Ha)

Jagung 275 1.423Kacang Kedelai 11 15Padi ladang 466 3.184

Jumlah 752 4.622Sumber: Kecamatan Ngimbang dlm Angka

Sesuai dengan kecenderungan sifat mata pencaharian kota, maka

sektor pertanian ini akan lambat laun akan bergeser, oleh karena itu pada

wilayah IKK Ngimbang pada masa mendatang perlu diperhitungkan berapa luas

lahan pertanian yang akan berubah menjadi bagian kota terbangun dan berapa

jumlah jiwa yang berada/bergerak di sektor pertanian akan tergusur, yang

tentunya harus dipikirkan dan dikembangkan lapangan kerja di sektor-sektor

sekunder maupun primer sebagai alih profesi yang masih ada hubungannya.

Melihat kondisi tersebut diatas maka yang perlu dilakukan adalah :

q Usaha-usaha untuk mempertahankan surplus produksi pertanian diupayakan

selalu terjadi peningkatan produksi.

q Perlu diseimbangkan antara jumlah tenaga kerja dan lahan kerja yang

tetap.

q Di masa mendatang, luas lahan pertanian secara alamiah akan menyusut

untuk itu perlu diarahkan dan dialihkan pada kesempatan kerja di sektor

sekunder.

q Penyusutan lahan pertanian harus dicarikan jalan keluar dengan jalan

insentif dan disinsentif pada lahan yang saat ini dikembangkan sebagai lahan

kota khususnya dengan orientasi kawasan terbangun.

5.4.2. Kegiatan Perdagangan Dan Jasa.

Kegiatan perdagangan dan kegiatan jasa adalah kegiatan yang sifatnya

sama yakni berkaitan dengan tukar menukar yang mana keduanya harus ada

demand dan supply. Tetapi meskipun secara prinsip sama tetapi ada

perbedaannya, yakni kalau perdagangan adalah menghargai barang yang riil

(nyata), tetapi kalau jasa barangnya tidak riil (tidak nyata).

2 Kegiatan Perdagangan

1. Tingkat Perkembangan Kegiatan Perdagangan

Jenis perdagangan yang berkembang masih terbatas pada jenis barang

primer yang sederhana dan terbatas untuk pelayanan lokal IKK dengan

radius tertentu. Fasilitas perdagangan yang terdapat di IKK Ngimbang cukup

memadai untuk kebutuhan saat ini yang meliputi pasar, toko dan warung,

jenis dan ragam barang yang diperdagangkan kurang bervariasi, baik

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-38

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

kualitas maupun kuantitasnya hal ini yang menjadikan orientasi pergerakan

kegiatan lebih banyak berorientasi ke luar wilayah kota.

2. Kecenderungan Perkembangan Lokasi Kegiatan Perdagangan

Lokasi kegiatan perdagangan saat ini dapat diIndentifikasi sebagai berikut:

A. Kawasan perdagangan/pertokoan mengelompok menerus di radius 1

sampai 2 Km dari Kantor Koramil mendekati sub terminal Ngimbang,

berkembangnya kegiatan perdagangan di kawasan tersebut karena letak-

nya yang strategis yakni berada jalan utama kota.

B. Fasilitas perdagangan ada juga di sepanjang jalan utama Kota dengan

jalan kolektor primer yang melintang arah utara dan selatan.

C. Pasar Sendangrejo dengan skala pelayanan lokal hingga regional berada

di wilayah pusat kota, pada waktu-waktu tertentu dapat mengakibatkan

penumpukan kegiatan.

3. Kebijaksanaan Pengembangan

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas dan untuk menunjang upaya

peningkatan kegiatan perekonomian Kota maka :

A. Perencanaan tata ruang untuk mengarahkan lokasi kegiatan perdagangan

yang dipisahkan antara pelayanan lingkungan dan pelayanan Kecamatan.

B. Kegiatan perdagangan untuk pelayanan lingkungan diarahkan sesuai

dengan pengelompokan pemukiman yang direncanakan.

C. Kegiatan perdagangan untuk pelayanan Kecamatan diarahkan pada lokasi

yang memiliki daya jangkauan relatif mudah terhadap jalan utama kota.

D. Penertiban kawasan perdagangan dan peningkatan kualitas kawasan

perdagangan.

2 Kegiatan Jasa

Kegiatan jasa yang ada di IKK Ngimbang dapat dikatakan cukup memadai

yang meliputi fasilitas wartel, bengkel dan koperasi. Kegiatan jasa ini

berkembang di sepanjang jalan utama.

5.4.3. Kegiatan Industri

Kegiatan Industri di IKK Ngimbang untuk jenis industri hampir tidak ada,

kalaupun ada hanya berupa pergudangan karena letak IKK Ngimbang berada

pada jalur dengan akses yang baik. Pada saat ini dibutuhkan upaya-upaya agar

investor masuk ke wilayah perencanaan ataupun di Kecamatan Ngimbang yang

tentunya dengan jalan memberikan insentif bagi pengusaha yang akan

mendirikan usaha tersebut sehingga akan semakin terbuka pengembangan

kegiatan tersebut pada masa yang akan datang.

5.4.4. Kegiatan Peternakan

Kegiatan peternakan yang ada di Kecamatan Ngimbang sebagian besar

merupakan kegiatan sambilan saja meskipun di lapangan terdapat sebagian

masyarakat mengusahakan dengan skala relatif besar. Usaha positif yang

diharapkan bisa meningkatkan populasi ternak adalah dengan memberikan

penyuluhan atau kursus tentang cara berternak dengan baik kepada

masyarakat.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-39

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

55..55.. AANNAALLIISSAA KKEEBBUUTTUUHHAANN PPEERRUUMMAAHHAANN DDAANN FFAASSIILLIITTAASS LLAAIINNNNYYAA

5.5.1. Perumahan

Pengkajian perumahan di IKK Ngimbang meliputi :

2 Kondisi Lingkungan dan Perumahan

2 Type lingkungan perumahan.

2 Perkiraan kebutuhan fasilitas perumahan

5.5.1.1. Kondisi Lingkungan Dan Perumahan

Sebagian besar kondisi bangunan di IKK Ngimbang belum mencerminkan

sifat kekotaan dengan kondisi bangunan cukup baik, dimana sebagian besar

tembok/dinding rumah yang ada sudah terbuat dari pasangan batu atau

setengah batu dengan lantai dari semen/tegel dan atap terbuat dari genteng.

Perbaikan yang perlu mendapat perhatian adalah terhadap sistem sirkulasi dan

ventilasi udara/sinar matahari yang kurang memadai. Kondisi lingkungan yang

ada menunjukkan hanya sebagian wilayah IKK Ngimbang yang memiliki kondisi

baik, sedang wilayah lainnya tergolong memi liki kondisi lingkungan yang sedang

hingga buruk. Aspek yang diidentifikasi perlu mendapat perhatian dalam

penanganan kondisi lingkungan ini meliputi sistem pembuangan sampah,

pembuangan air sisa kegiatan rumah tangga dan kegiatan komersial serta

pembuangan air hujan.

5.5.1.2. Type Lingkungan Perumahan.

Dari survey pengamatan lapangan, di IKK Ngimbang terdapat beberapa

type lingkungan perumahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut:

q Type lingkungan perumahan campuran.

q Type lingkungan perumahan kampung.

q Type lingkungan perumahan semi urban.

A. Type Lingkungan Perumahan Campuran

Type lingkungan perumahan ini sering di jumpai juga di Kota-kota kecil

lainnya di Kabupaten Lamongan. Arti perumahan campuran adalah perumahan

yang selain digunakan sebagai rumah juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan

lain seperti:

Ø Kegiatan perdagangan (perancangan).

Ø Kegiatan jasa (penjahit, salon/potong rambut, dan lain-lain).

Ø Kegiatan Industri rumah tangga dan lain-lainnya.

Bentuk perumahan ini jelas tak terencana dan berkembang secara

alami dan timbul sebagai tantangan kegiatan ekonomi karena adanya

keuntungan lokasi, bercampur dengan perdagangan yang memberikan tarikan

kuat, sehingga mampu merubah lingkungannya menjadi lingkungan

perdagangan.

B. Type Lingkungan Perumahan Kampung

Di IKK Ngimbang yang mencerminkan type lingkungan ini pada sebagian

besar wilayah kota. Lingkungan ini dapat dijumpai di bagian pusat kota yakni di

sepanjang jalan utama IKK Ngimbang, sekitar pusat PKL 1 dan sekitar pusat PKL

2.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-40

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

C. Type Lingkungan Perumahan Semi Urban

Sebagaimana diketahui perkembangan IKK Ngimbang berpengaruh

kedaerah-daerah/kawasan-kawasan perumahan sekitarnya (dalam wilayah

fungsional kota). Namun karena pada asalnya wilayah ini merupakan wilayah

pertanian maka bentuk-bentuk lingkungan perumahannyapun masih

terpengaruh oleh alam pedesaan (pertanian) yang ditandai oleh ruang-ruang

terbuka dengan halaman luas atau tanpa pagar permanen. Bangunan-bangunan

dilingkungan ini masih bersifat temporer atau semi permanen namun telah

mendapat fasilitas perkotaan. Lingkungan perumahan semi urban juga masih

dapat di jumpai di daerah pedusunan di luar pusat perkotaan.

5.5.1.3. Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Perumahan

Jumlah penduduk di IKK Ngimbang pada tahun 2004 adalah 2.851 jiwa

dengan jumlah rumah sebanyak 732 rumah, sehingga untuk setiap rumahnya

dihuni oleh 4-5 orang. Sama halnya dengan IKK Ngimbang, ternyata daya

tampung rumah di Kecamatan Ngimbang untuk setiap rumahnya rata-rata

menampung 5-6 orang. Secara keseluruhan pengelompokan perumahan di IKK

Ngimbang mempunyai kecenderungan untuk berorientasi pada daerah-daerah

yang mempunyai aksesibilitas tinggi dan lokasi-lokasi yang dekat dengan

fasilitas-fasilitas perkotaan. Hal tersebut dapat dimengerti karena fasilitas yang

ada di IKK Ngimbang letaknya masih belum tersebar menurut aturan perincian

kota yang layak.

Tabel 5.5-1 Rasio Jumlah Penduduk Per Rumah di Kota dan Kecamatan Ngimbang

Jumlah Jumlah RasioNo Wilayah Penduduk Rumah Jiwa/Rumah

(Unit)(Jiwa)

1 Ngimbang 1.776 439 4,052 Sendangrejo 4.916 1.081 4,55

Wil. Perencanaan 6.692 1.520 4,40

Kec. Ngimbang 42.069 6.731 6,25

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan pendekatan kondisi tersebut dan disesuaikan dengan ketentuan

standart luas perumahan yang berlaku maka diasumsikan kebutuhan rumah

di IKK Ngimbang pada masa yang akan datang menggunakan ketentuan

sebagai berikut :

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-41

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

1. Berdasarkan ketentuan tersebut pula dalam memperkirakan

kebutuhan perumahan di IKK Ngimbang di masa yang akan datang,

maka diasumsikan bahwa luas rata-rata kavling rumah saat ini

dianggap sebagai luas rumah untuk golongan pendapatan

sedang/menengah dengan penyesuaian luas menjadi 300m2. Dengan

melihat kondisi yang ada sekarang, maka dalam memperkirakan

kebutuhan rumah di masa yang akan datang digunakan ketentuan

sesuai dengan kondisi saat ini yaitu satu rumah dihuni oleh 5 jiwa.

2. Pertimbangan yang digunakan adalah jika digunakan 4 jiwa/rumah

maka hingga tahun 2016 nanti tidak akan ada pertambahan jumlah

rumah, sedangkan saat itu jumlah penduduk bertambah dan

bertambahnya pula kelompok penduduk usia pernikahan yang

tentunya membutuhkan perumahan.

Secara rinci perkiraan kebutuhan dan luas kavling rumah di IKK

Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.5-3, sedang perincian tiap PKL dapat

dilihat pada Tabel 5.5-4.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-42

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-2 Komposisi Jumlah Rumah dan Kebutuhan Luas Kavling Rumah Berdasarkan Golongan Pendapatan

Komposisi KebutuhanNo Golongan Jumlah Luas

Pendapatan Rumah Kavling (%) (M2)

1 Tinggi 10 4002 Sedang 30 3003 Rendah 60 150

Sumber : Hasil Analisa

Tabel 5.5-3 Prediksi Kebutuhan Perumahan Dilihat Dari Jenis Kaplingnya Tahun 2016

P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

NO T I P E ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

P E R U M A H A N Jumlah Rumah Luas Rumah Jumlah Rumah Luas Rumah Jumlah Rumah Luas Rumah

( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total

1 Kapling Kecil (60 % jml. rumah) 7 810 1.416 162.024 20 823 3.960 164.568 32 835 6.480 167.088

2 Kapling Sedang (30 % jml. rumah) 4 405 1.416 162.024 10 411 3.960 164.568 16 418 6.480 167.088

3 Kapling Besar (10 % jml. rumah) 3 137 1.980 82.284 3 137 1.980 82.284 5 139 3.240 83.544

J U M L A H 14 1.352 4.812 406.332 33 1.371 9.900 411.420 54 1.392 16.200 417.720

Sumber Data : Hasil Analisa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-43

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-4 Perkiraan Jumlah Bangunan Rumah Tinggal Menurut Lokasi Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Tahun 2006 - 2016

PERKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN RUMAH

SUB Tahun 2006 Tahun 2011 Tahun 2016

No KAWASAN Penduduk Jumlah Rumah Luas Rumah Penduduk Jumlah Rumah Luas Rumah Penduduk Jumlah Rumah Luas Rumah

PERKOTAAN ( jiwa ) ( unit ) ( m2 ) ( jiwa ) ( unit ) ( m2 ) ( jiwa ) ( unit ) ( m2 )

Jumlah Tambahan Kebutuhan Total Kebutuhan Total Jumlah Tambahan Kebutuhan Total Kebutuhan Total Jumlah Tambahan Kebutuhan Total Kebutuhan Total

Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan

1 PKL I 4.928 12 2 1.082 88,388 840.488 5.005 89 18 1.098 5.340 845.740 5.083 167 33 1.113 10.020 850.420

2 PKL II 1.755 0 0 438 95,300 120.095 1.784 8 2 440 480 120.480 1.812 36 7 445 2.160 122.160

J u m l a h 6.683 12 2 1.520 183,688 960.584 6.789 97 19 1.537 5.820 966.220 6.895 203 41 1.559 12.180 972.580

Sumber Data : Hasil Analisa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-44

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-5 Perkiraan Kepadatan Rumah di IKK Ngimbang Sampai Tahun

2015

Jumlah Luas KepadatanNo Tahun Rumah Kota perumahan Net Gross

(Unit) (Ha) (Ha) Density Density

1 2006 1.520 738,55 45,560 33 22 2011 1.537 738,55 46,120 33 23 2016 1.559 738,55 46,760 33 2

Sumber : Hasil Analisa

5.5.2. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang untuk mencerdaskan

masyarakat perkotaan, sehingga penyebaran pelayanannya memerlukan

pengaturan yang cermat dan sesuai dalam suatu ruang perkotaan. Seperti

diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada di IKK Ngimbang terdiri dari

tingkat TK sampai tingkat SLTA. Untuk fasilitas pendidikan setingkat Akademi

dan Perguruan Tinggi sampai saat ini belum ada.

Arti penyediaan sarana pendidikan di IKK Ngimbang pada masa

mendatang akan semakin penting. Hal ini dapat dilihat bahwa perkembangan

jumlah murid TK, SD, dan SLTA menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan

jumlah murid tersebut untuk masa mendatang perlu dipikirkan penambahan

penyebaran fasilitas pendidikan, sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Tingkat

kebutuhan fasilitas pendidikan di IKK Ngimbang sampai tahun 2016 dapat

dilihat sebagai berikut:

A. Taman Kanak-kanak

Penggunaan perpaduan standar DPU. Cipta Karya, dan standar Depdikbud

untuk pengadaan 1 Sekolah Taman Kanak-Kanak memenuhi ketentuan umum

sebagai berikut:

q Untuk melayani 1.000 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan 500 meter

q Luas lahan yang dibutuhkan 1200 M2

q 1 TK terdiri dari 2 kelas (1 kelas untuk 35 - 40 murid)

Kebutuhan akan fasilitas taman kanak-kanak tersebut sampai tahun 2015

dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 dan tabel: 5.5-7

B. Sekolah Dasar

Kebutuhan fasilitas ini pada prinsipnya hanya melayani penduduk yang

ada di wilayah Kota itu sendiri, hal tersebut mengingat akan radius pelayanan

fasilitas Sekolah Dasar tidak boleh terlalu jauh.

Dengan melihat standar fasilitas SD yang ada yaitu :

q Untuk melayani 1.600 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan 1.000 meter

q Luas lahan yang dibutuhkan 3.600 m2

q 1 SD terdiri dari 6 kelas (1 kelas untuk 40 murid)

Kebutuhan akan fasilitas Sekolah Dasar tersebut sampai tahun 2016

dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-45

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

C. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Standart yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan fasilitas

pendidikan SLTP adalah sebagai berikut :

q Untuk melayani 4.800 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan melayani satu kecamatan

q Luas lahan yang dibutuhkan 15.496 m2

q 1 SLTP terdiri dari 12 kelas (1 kelas untuk 40 murid)

Kebutuhan akan fasilitas Sekolah Menengah Tingkat Pertama tersebut

sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7

D. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Fasilitas pendidikan tingkat SLTA saat ini belum ada. Standar yang

digunakan dalam memperkirakan kebutuhan fasilitas pendidikan SLTA adalah

sebagai berikut :

q Untuk melayani 4.800 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan melayani satu kecamatan

q Luas lahan yang dibutuhkan 16.890 m2

q 1 SLTA terdiri dari 12 kelas (1 kelas untuk 40 murid) bisa ditingkatkan

dengan pengembangan vertikal

Kebutuhan fasilitas Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai tahun 2016

dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7

5.5.3. Fasilitas Kesehatan

Sesuai dengan pengadaan pelayanan dibidang pendidikan, maka

penyediaan fasilitas kesehatan inipun lokasinya atau penempatannya harus

diatur sedemikian rupa, sehingga memudahkan penduduk untuk dilayani.

Penyediaan fasilitas kesehatan ini sangat penting artinya, karena akan

menyangkut kesehjahteraan masyarakat. Makin baik pelayanan kesehatan, akan

makin baik pula kondisi kesehatan masyarakat yang sebetulnya akan membawa

implikasi yang luas, diantaranya adalah tingkat kesejahteraan dan produktifitas

kerja. Dalam wilayah IKK Ngimbang saat ini memiliki fasilitas kesehatan yang

dapat dikatakan cukup memadai. Analisa kebutuhan fasilitas kesehatan

memakai standar Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota-

Puslitbang Permukiman DPU meliputi :

A. UGD.

Terdapat fasilitas UGD di wilayah IKK Ngimbang pada tahun 2006. Dengan

menggunakan standar sebagai berikut dapat diperkirakan kebutuhan fasilitas

UGD di IKK Ngimbang sampai tahun 2016:

q Untuk melayani 10.000 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan 2.000 meter

q Luas lahan yang dibutuhkan 1.600 m2

B. Puskesmas

Standar yang digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan Puskesmas

adalah sebagai berikut:

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-46

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

q Untuk melayani 30.000 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan seluruh wilayah kecamatan

q Luas lahan yang dibutuhkan 1.200 m2

C. Puskesmas Pembantu

Dalam rangka memprediksi kebutuhan puskesmas pembantu maka standart

yang digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan Puskesmas Pembantu

adalah sebagai berikut:

q Untuk melayani 5.000 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan seluruh wilayah desa

q Luas lahan yang dibutuhkan 600 m2

D. Tempat Praktek Dokter

Praktek dokter merupakan salah satu sarana yang tidak dapat dipisahkan dari

suatu kawasan pemukiman penduduk.

Standar yang digunakan untuk pengadaan satu tempat praktek dokter adalah

sebagai berikut:

q Untuk melayani 5.000 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan 1.500 meter

q Luas lahan yang dibutuhkan 150 m2/menyatu dengan permukiman

E. Apotik

Standard yang digunakan untuk satu sarana apotik adalah sebagai berikut:

q Untuk melayani 10.000 Penduduk pendukung

q Radius pelayanan untuk seluruh perkotaan

q Luas lahan yang dibutuhkan 350 m2

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-47

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-6 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2006 - 2016

STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6NO FASILITAS Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

PENDIDIKAN Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanPendukungFasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

1 Taman Kanak - Kanak 2.500 1.200 5 6.000 3 3.600 0 0 3 3.600 0 0 3 3.600 0 0

2 Sekolah Dasar 5.000 3.600 7 25.200 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0

3 S L T P 10.000 8.000 2 16.000 1 8.000 0 0 1 8.000 0 0 1 8.000 0 0

4 S L T A 10.000 10.000 6 60.000 1 10.000 0 0 1 10.000 0 0 1 10.000 0 0

J U M L A H - - 20 107.200 6 25.200 0 0 6 25.200 0 0 6 25.200 0 0

Sumber : 107.200 *) 107.200 *) 107.200 *)

1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-48

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-7 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Setiap PKL IKK Ngimbang Sampai Tahun 2016

PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN

Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

Kegiatan FASILITAS Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Lokal PENDIDIKAN Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5005 jiwa) ( jumlah penduduk 5083 jiwa)

Taman Kanak - Kanak 2 2.400 0 0 2 2.400 0 0 2 2.400 0 0

PKL I Sekolah Dasar 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0

S L T P 0 0 0 0 1 8.000 0 0 1 8.000 0 0

S L T A 0 0 0 0 1 10.000 0 0 1 10.000 0 0

Sub Jumlah 3 6.000 0 0 5 24.000 0 0 5 24.000 0 0

( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)

Taman Kanak - Kanak 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0

PKL II Sekolah Dasar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

S L T P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

S L T A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0

J U M L A H 4 7.200 0 0 6 25.200 0 0 6 25.200 0 0

107.200 *) 107.200 *) 107.200 *)

Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-49

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-8 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2006 - 2016 STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

NO FASILITAS Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

KESEHATAN Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

1 UGD 10.000 1.600 1 1.600 1 1.080 0 0 1 1.097 0 0 1 1.114 0 0

2 Puskesmas 30.000 1.200 1 1.200 0 270 0 0 0 274 0 0 0 278 0 0

3 Puskesmas Pembantu 15.000 1.200 1 1.200 0 540 0 0 0 549 0 0 0 557 0 0

4 Posyandu 2.500 200 12 2.400 3 540 0 0 3 549 0 0 3 557 0 0

5 Tempat Praktek Dokter 5.000 150 0 0 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150

6 Apotik 10.000 350 0 0 1 236 1 350 1 240 1 350 1 244 1 350

J U M L A H - 15 6.400 6 2.817 2 500 6 2.859 2 500 6 2.900 2 500

Sumber : 6.900 *) 6.900 *) 6.900 *)

1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : @ luas menjadi satu dengan perumahan, Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-50

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-9 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Setiap PKL Sampai Tahun 2016

PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN

Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 11 Tahun 2 0 1 6

Kegiatan FASILITAS KESEHATAN Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Lokal Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)

UGD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PKL I Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Puskesmas Pembantu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Posyandu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tempat Praktek Dokter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A p o t i k 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350

Sub Jumlah 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350

( jumlah penduduk 1.776 jiwa) ( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)

UGD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PKL II Puskesmas Pembantu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Posyandu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tempat Praktek Dokter 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150

A p o t i k 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150

J U M L A H 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500

6.900 *) 6.900 *) 6.900 *)

Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : @ luas menjadi satu dengan perumahan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-51

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

5.5.4. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan merupakan bangunan fasilitas bagi pemeluk

agama untuk melakukan ibadah, apakah itu masjid, gereja, pura atau yang

lainnya. Guna melayani kebutuhan fasilitas kebutuhan peribadatan pada masa

yang akan datang, perlu diperkirakan berapa jumlah dan luas fasilitas yang

diperlukan.

A. Fasilitas bagi agama Islam

q Masjid

* Melayani 10.000 penduduk pendukung (lingkungan) dan 60.0000

penduduk pendukung (kecamatan)

* Luas kavling minimal yang dibutuhkan 1.750 m2 (masjid lingkungan) dan

4.000 m2 (masjid kecamatan)

* Radius pelayanan untuk lingkungan desa dan perkotaan

q Musholla

* Melayani 2.500 penduduk pendukung

* Luas kavling yang dibutuhkan 300 m2

* Radius pelayanan untuk lingkungan RW dan desa

B. Agama Kristen Protestan/Katholik

q Jenis fasilitas ini tidak diprediksikan lagi karena penduduk pendukung

sebagai dasar perhitungan sampai akhir tahun perencanaan belum mencapai

angka prediksi.

C. Hindu/Budha

q Jenis fasilitas ini tidak diprediksikan karena tidak terdapat penduduk

pendukung sebagai dasar perhitungan.

Berdasarkan standard diatas dan hasil analisis, maka dapat dihitung

fasilitas peribadatan pada masa yang akan datang sampai dengan tahun 2016

untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5-10 dan 5.5-11.

5.5.5. Fasilitas Pemerintahan Dan Pelayanan Umum

Yang dimaksud dengan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum

dalam pembahasanan ini adalah Kantor-kantor administrasi pemerintahan,

kantor pemerintah lainnya seperti kantor polisi, kantor pos, telepon/telegram,

PLN, PAM dan lain-lain yang berhubungan dengan tata pemerintahan.

Penentuan kebutuhan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dilakukan

dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:

§ Ged. Serbaguna+balai pertemuan : 30.000 pend. pendukung, luas

kav. 1.000 m2

§ KM/WC umum : 2500 pend. pendukung, luas

kav. 500 m2

§ Pos polisi : 30.000 pend. pendukung, luas

kav. 200 m2

§ Kantor pos pembantu : 30.000 pend. pendukung, luas

kav. 200 m2

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-52

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

§ Kantor kecamatan : 30.000 pend. pendukung, luas

kav. 1.000 m2

§ Kantor Desa : 10.000 pend. pendukung, luas

kav. 500 m2

§ Koramil : 30.000 pend. pendukung, luas

kav.200 m2

Lebih lengkapnya perkiraan kebutuhan fasilitas perkantoran dan

pelayanan umum di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.5-12 dan 5.5-13

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-53

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-10 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2006 - 2016

EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

JENIS Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6NO FASILITAS (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

PERIBADATAN Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanFasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

1 Langgar 27 8.100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Masjid 10 5.000 1 500 0 0 1 500 0 0 1 500 0 0

3 Gereja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J U M L A H 37 13.100 1 500 0 0 1 500 0 0 1 500 0 0

Sumber : 13.100 *) 13.100 *) 13.100 *)

1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting, Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting

Tabel 5.5-11 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Setiap PKL Sampai Tahun 2015

PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERIBADATAN

Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

Kegiatan FASILITAS Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanLingkungan PERIBADATAN Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

( jumlah penduduk 4.928jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)

Langgar 0 0 0 0 1 300 0 0 1 300 0 0

PKL I Masjid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Gereja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Jumlah 0 0 0 0 1 300 0 0 1 300 0 0

( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)

Langgar 1 300 0 0 1 300 0 0 1 300 0 0

PKL II Masjid 1 500 0 0 1 500 0 0 1 500 0 0

Gereja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Jumlah 2 800 0 0 2 800 0 0 2 800 0 0

J U M L A H 2 800 0 0 3 1.100 0 0 3 1.100 0 0

13.100 *) 13.100 *) 13.100 *)

Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-54

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-12 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Tahun 2006 - 2016

STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

NO FASILITAS PERKANTORAN Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

DAN BANGUNAN UMUM Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

1 Kantor Camat 30.000 1.000 1 1.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 Koramil 30.000 1.000 1 1.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 Polsek 30.000 1.000 1 1.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 Kantor Desa 10.000 500 2 1.000 1 500,0 0 0,0 1 500,0 0 0,0 1 500,0 0 0,0

4 Kantor P & K 30.000 500 1 500 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 Kantor Pertanian 30.000 500 1 500 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

6 Kantor Peternakan 30.000 500 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7 Kantor Pustu 30.000 500 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 Pos Polisi 30.000 200 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Kantor Pos Pembantu 30.000 100 1 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 Gd. Serbaguna/BL.Pertemuan 30.000 1.000 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Balai Desa 10.000 300 2 600 0 0,0 0 0,0 1 300,0 0 0,0 1 300,0 0 0,0

12 Balai RW 2.500 100 0 0 3 300,0 3 300,0 3 300,0 3 300,0 3 300,0 3 300,0

13 Wartel 5.000 200 1 200 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0

14 Koperasi 10.000 200 2 400 1 200,0 0 0,0 1 200,0 0 0,0 1 200,0 0 0,0

15 M C K 2.500 50 0 0 3 150,0 3 150,0 3 150,0 3 150,0 3 150,0 3 150,0

16 Pos Siskamling 1.000 10 30 300 7 70,0 0 0,0 7 70,0 0 0,0 7 70,0 0 0,0

J U M L A H - - 43 6.600 16 1.420,0 7 650,0 17 1.720,0 7 650,0 17 1.720,0 7 650,0

Sumber : 7.250,0 *) 7.250,0 *) 7.250,0 *)

Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa

*) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

**) Sudah termasuk dalam luas kantor desa, karena lokasinya menyatu.

Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-55

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-13 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Setiap PKL Sampai Tahun 2016

PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERKANTORAN DAN BANGUNAN UMUM

Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

Kegiatan FASILITAS PERKANTORAN Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Lokal DAN BANGUNAN UMUM Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)

Kantor Camat 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Koramil 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Polsek 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Kantor Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Pos Polisi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Kantor Pos Pembantu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

PKL I Balai Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Balai RW 2 200,0 2 200,0 2 200,0 2 200,0 2 200,0 2 200,0

Wartel 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 K U D 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 M C K 2 100,0 2 100,0 2 100,0 2 100,0 2 100,0 2 100,0

Pos Siskamling 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0Sub Jumlah 5 500,0 5 500,0 5 500,0 5 500,0 5 500,0 5 500,0

( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)

Kantor Camat 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Koramil 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Polsek 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Kantor Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Pos Polisi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Kantor Pos Pembantu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0PKL II Balai Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Balai RW 1 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0

Wartel 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 K U D 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 M C K 1 50,0 1 50,0 1 50,0 1 50,0 1 50,0 1 50,0 Pos Siskamling 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sub Jumlah 2 150,0 2 150,0 2 150,0 2 150,0 2 150,0 2 150,0

J U M L A H 7 650,0 7 650,0 7 650,0 7 650,0 7 650,0 7 650,0

6.050,0 *) 6.050,0 *) 6.050,0 *)

Sumber :1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

**) Sudah termasuk dalam luas kantor desa, karena lokasinya menyatu.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-56

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

5.5.6. Sarana Perniagaan dan Industri

Sarana perniagaan dan industri merupakan unsur karya dalam

perencanan Perkotaan. Disamping sebagai fasilitas perbelanjaan dan industri,

juga merupakan fasilitas kerja bagi kelompok yang lain ( sebagai mata

pencaharian )

a. Warung

Fungsi : menjual keperluan sehari-hari.

Radius pelayanan : 500 meter.

Penduduk pendukung : 250 penduduk.

Luas tanah : 100 m2

b. Pertokoan

Fungsi : menjual barang keperluan sehari-hari dan berupa

toko.

Penduduk Pendukung : 2.500 penduduk

Luas yang dibutuhkan : 1.200 m2

Sarana pelengkap : parkir kendaraan umum, balai pengobatan, balai

RW

c. Pusat perbelanjaan Kawasan

Fungsi : pusat perbelanjaan lingk. terdiri dari toko/ pasar.

Luas yang dibutuhkan : 13.500 m2.

Penduduk pendukung : 30.000 jiwa.

Sarana pelengkap : tempat parkir umum, pos polisi, pos pemadam

kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah

Berdasarkan standart diatas, IKK Ngimbang membutuhkan fasilitas

seperti terlihat pada Tabel 5.5-14 - Tabel: 5.5-15.

5.5.7. Fasilitas Olah Raga, Rekreasi Dan Penghijauan.

Fasilitas penghijauan mempunyai peranan yang sangat penting, karena

selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga sebagai tempat rekreasi dan

tempat hiburan, oleh karena itu perlu pembenahan yang terpadu dalam

masalah ini. Untuk memperkirakan kebutuhan fasilitas rekreasi olah raga dan

penghijauan di IKK Ngimbang digunakan dipergunakan standart-standart sebagai

berikut:

a. Taman Bermain Lingkungan Pemukiman (TBLP)

Ø Penduduk Pendukung : 250 jiwa

Ø Luas Lahan : 250 m2

b. Taman Bermain Lingkungan Desa (TBLD)

Ø Penduduk Pendukung : 2.500 jiwa

Ø Luas lahan : 1.250 m2

c. Taman Bermain Lingkungan Perkotaan/lapangan olahraga (TBLK)

Ø Penduduk Pendukung : 30.000 jiwa

Ø Luas Lahan : 9.000 m2

d. Jalur hijau = 15 m2 untuk setiap penduduk.

e. Kuburan

Fasilitas kuburan ini disesuaikan arealnya dengan ketentuan luas :

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-57

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

(0,8 x 2) m2/jenasah x % angka kematian.

Kebutuhan fasilitas rekreasi dan olahraga sampai dengan tahun 2015

dapat dilihat pada Tabel 5.5-16 dan Tabel: 5.5-17.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-58

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-14 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Tahun 2006 – 2016

STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

NO FASILITAS Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

PERDAGANGAN Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

DAN JASA Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

1 Toko/Kios 500 150 52 7.800,00 14 2.100 0 0 14 2.100 0 0 14 2.100 0 0

2 Warung Nasi 500 50 30 1.500,00 14 700 0 0 14 700 0 0 14 700 0 0

3 Pertokoan 2.500 1.200 0 0,00 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600

4 Pasar 30.000 13.500 1 13.500,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

J U M L A H - - 83 22.800,00 31 6.400 3 3.600 31 6.400 3 3.600 31 6.400 3 3.600

Sumber : 26.400 *) 26.400 *) 26.400 *)

1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting

Tabel 5.5-15 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2016

PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERDAGANGAN DAN JASA

Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6

Kegiatan FASILITAS Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Lokal PERDAGANGAN Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

DAN JASA ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)

Toko/kios 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PKL I Warung Nasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pertokoan 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400

Pasar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Jumlah 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400

( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)

Toko/kios 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PKL II Warung Nasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pertokoan 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200

Pasar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200

J U M L A H 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600

26.400 *) 26.400 *) 26.400 *)

Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-59

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-16 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2005 – 2015

STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S

JENIS FASILITAS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6No. OLAHRAGA Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )

& R T H Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanPendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas

( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

1 Lapangan Olahraga 2.500 300 2 600,0 3 6.670 1 300 3 6.670 1 300 3 6.970 1 300

2 Lapangan OR Lingkungan 5.000 300 0 0,0 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300

3 Lapangan OR Lokal 30.000 7.500 0 0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Taman Bermain Anak 250 250 0 0,0 27 3.000 27 6.750 27 3.500 27 6.750 28 4.500 27 6.750

5 Taman Lingkungan 2.500 1.250 0 0,0 3 1.250 3 3.750 3 2.500 3 3.750 3 2.500 3 3.750

6 Jalur Hijau 1 15 0 0,0 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15

7 Kuburan - - 7 21.000,0 0 0 0 0 3 10.000 0 0 3 10.000 0 0

J U M L A H - - 9 21.600,0 35 11.235 33 11.115 39 22.985 33 11.115 39 24.285 33 11.115

Sumber : 32.715 *) 32.715 *) 32.715 *)

1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU

2. Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-60

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-17 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga Dan Ruang Terbuka Hijau Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2015

P R E D I K S I K E B U T U H A N F A S I L I T A S

Pusat JENIS FASILITAS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6Kegiatan OLAHRAGA Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan

Lokal & R T H Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )

( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)

Lapangan Olahraga 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Lapangan OR Lingkungan 1 300,00 1 300,00 1 300,00 1 300,00 1 300,00 1 300,00

PKL I Lapangan OR Lokal 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Taman Bermain Anak 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00

Taman Lingkungan 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00

Jalur Hijau 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15

Kuburan 2 6.000 2 6.000 2 6.000 2 6.000 2 6.000 2 6.000

Sub Jumlah 20 12.315 20 12.315 20 12.315 20 12.315 20 12.315 20 12.315

( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)

Lapangan Olahraga 1 300 1 300 1 6.670 1 300 1 6.670 1 300

Lapangan OR Lingkungan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PKL II Lapangan OR Lokal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Taman Bermain Anak 13 3.250 13 3.250 13 3.250 13 3.250 13 3.250 13 3.250

Taman Lingkungan 1 1.250 1 1.250 1 1.250 1 1.250 1 1.250 1 1.250

Jalur Hijau - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0

Kuburan 1 3.000 1 3.000 1 3.000 1 3.000 1 3.000 1 3.000

Sub Jumlah 16 7.800 16 7.800 16 14.170 16 7.800 16 14.170 16 7.800

J U M L A H 36 20.115 36 20.115 36 26.485 36 20.115 36 26.485 36 20.115

41.715 *) 41.715 *) 41.715 *)

Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa

Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting

Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 61

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

55..66.. AANNAALLIISSAA TTRRAANNSSPPOORRTTAASSII

5.6.1. Prasarana Transportasi

Di dalam analisis mengenai prasarana transportasi yang akan dibahas

adalah :

q Sistem dan fungsi jaringan jalan

q Kondisi perkerasan jalan

q Geometri luas jalan

q Fasilitas Jalan

q Pangkalan angkutan dan Parkir

5.6.1.1. Sistem dan Fungsi Jaringan Jalan

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang

jalan, fungsi jaringan jalan terbagi atas jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,

dan jalan lingkungan. Penggolongan tersebut didasarkan atas :

q Pelayanan terhadap sifat arus lalu lintas

q Jangkauan pelayanannya terhadap lingkungan yang memerlukannya

Sistem jaringan jalan yang ada mengikuti ketentuan pengaturan tata

ruang perkotaan dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang

menghubungkan simpul jasa distribusi bertingkat dari perkotaan jenjang

kesatu, perkotaan jenjang kedua dan seterusnya dalam satu kesatuan wilayah

pembangunan, atau menghubungkan perkotaan jenjang kesatu dengan

perkotaan jenjang yang lain dalam satuan wilayah pembangunan. Pada sistem

sekunder diarahkan mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang perkotaan yang

menghubungkan kawasan fungsi primer, sekunder kesatu, kedua, ketiga dan

seterusnya, masing-masing sistem jalan mempunyai fungsi tersendiri hingga

mampu berperan dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Dengan pengertian tersebut di atas maka sistem jaringan jalan di IKK

Ngimbang adalah sebagai berikut:

Ø Kolektor Primer: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan

rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (jalan utama Kecamatan

Ngimbang).

Ø Kolektor Sekunder: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,

kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (jalan menuju

Kec.Mantup, Kec.Sambeng, Kec.Bluluk).

Ø Lokal Primer : merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,

dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Ø Lingkungan : merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata

rendah (semua jalan desa/kampung).

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 62

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

5.6.1.2. Kondisi Perkerasan Jalan

Kondisi perkerasan jalan di IKK Ngimbang terbagi menjadi 3 yakni jalan

aspal, jalan makadam dan jalan tanah. Di IKK Ngimbang hanya jalan yang

beraspal saja yang kondisinya baik. Sedangkan untuk jalan makadam dan jalan

tanah kondisinya dapat dikatakan sedang sampai jelek.

5.6.1.3. Geometrik Jalan

Tujuan dari rencana geometrik jalan adalah untuk menyelaraskan

secara teknis kondisi jalan yang ada dengan persyaratan perencanaan jaringan

jalan yang menyangkut : ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang

pengawasan jalan.

Beberapa identifikasi permasalahan jalan yang ada di IKK Ngimbang :

Ø Secara teknis kondisi jalan sekarang belum sepenuhnya memenuhi standar,

masa mendatang perlu adanya peningkatan dan klasifikasi jalan.

Ø Kondisi geometris ruas jalan utama IKK Ngimbang saat ini umumnya sudah

bisa menampung aktifitas jalan.

Ø Secara umum aturan mengenai sempadan jalan belum sepenuhnya

diterapkan, hanya beberapa jalan saja yang tidak menganut aturan

sempadan jalan, dengan kata lain mempunyai sempadan jalan yang sangat

rendah.

Dengan melihat kondisi di atas dan dihubungkan dengan ketersediaan

lahan yang dapat dipergunakan sebagai prasarana jalan relatif minim, hal ini

karena dominasi penggunaan lahan di IKK Ngimbang pada jenis penggunaan

lahan pertanian mempunyai kontribusi perekonomian yang potensial. Pada

masa yang akan datang diperlukan alternatif jaringan jalan penghubung,

sehingga meskipun pada penggal jalan yang ada saat ini belum memenuhi

syarat akan dapat dilayani oleh penggal jalan penghubung lainnya. Dalam hal

mengantisipasi terjadinya penumpukan kegiatan akibat penggunaan jalan serta

geometrik jalan yang minim ini dapat dicegah dengan pengaturan pola sirkulasi

pada penggal jalan yang akan dikembangkan.

5.6.1.4. Fasilitas Jalan

Yang termasuk fasilitas jalan antara lain adalah :

q Trotoar/sempadan jalan untuk pejalan kaki

q Berm

q Boulevard

q Lampu jalan

Fasilitas jalan sangat penting karena menyangkut keselamatan,

keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan tersebut. Untuk kondisi jalan di

IKK Ngimbang hampir semuanya belum mempunyai fasilitas jalan, kecuali yang

diusahakan secara swadaya, oleh karena itu perlu untuk dilengkapi. Khusus

untuk lampu penerangan jalan telah disediakan secara swadaya oleh

masyarakat setempat. Sedangkan untuk jalan-jalan lainnya pada umumnya

belum tersedia lampu penerangan jalan. Pengembangan fasilitas jalan ini

disesuaikan dengan kondisi, fungsi dan ketersediaaan dana yang ada, bilamana

perlu untuk menumbuhkan tingkat partisipasi warga di wilayah perencanaan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 63

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

dalam penyediaan sebagian dari fasilitas jalan ini yang dilakukan dengan cara

gotong royong.

5.6.1.5. Pangkalan Angkutan dan Parkir.

a. Pangkalan Angkutan

Angkutan yang ada di IKK Ngimbang adalah angkutan regional yang melayani

jalur Babat-Ploso Jombang. Hingga akhir masa perencanaan direncanakan

moda perangkutan lebih bervariasi yaitu dengan penyediaan moda angkutan

menuju dan melayani seluruh wilayah IKK Ngimbang. Oleh karena itu

pangkalan angkutan yang disediakan adalah mengoptimalkan sub terminal

Ngimbang sebagai simpul aksessibilitas kawasan.

b. Parkir

Fasilitas parkir secara khusus belum tersedia, penyediaan ruang parkir

kendaraan masih memanfaatkan parkir di pinggir jalan (off street parking).

Penyediaan prasarana parkir di masa yang akan datang perlu dilakukan

terutama pada pusat-pusat kegiatan utama perkotaan seperti kawasan

perdagangan dan jasa (Pasar Sendangrejo), kawasan perkantoran pemerin-

tahan dan lokasi fasilitas umum lainnya.

5.6.2. Sarana dan Pola Pergerakan

5.6.2.1. Pelayanan Sarana Angkutan

Pelayanan sarana angkutan perkotaan diidentifikasikan dari pola

pemilikan kendaraan oleh warga masyarakat IKK Ngimbang yang komposisinya

sebagai berikut:

q Kendaraan bermotor = 25 %

q Kendaraan tak bermotor = 75 %

Dalam usaha meningkatkan efisiensi pergerakan penduduk perkotaan

diperlukan :

q Pengaturan distribusi pelayanan angkutan umum dalam pembagian wilayah

pengembangan secara hirarkhi.

q merangsang perkembangan angkutan perkotaan, lokal atau pedesaan.

5.6.2.2. Pola pergerakan Penduduk

Pola pergerakan yang terjadi di IKK Ngimbang lebih banyak ditentukan

oleh aktifitas penduduk sehari-hari, yaitu pergerakan menuju ke tempat kerja,

sekolah dan pergerakan ke tempat bekerja. Pola pergerakan berbelanja sehari-

harinya relatif kecil dan menuju ketempat yang sama pula. Pergerakan

penduduk ke sekolah mengikuti aktifitas belajar mengajar yang berlangsung,

yaitu pada pagi hari saat berangkat sekolah dan pada siang hari saat pulang dan

berangkat sekolah serta pada sore hari pada saat pulang sekolah. Pola

pergerakan yang timbulpun disesuaikan dengan tingkatan pendidikannya, untuk

sekolah SD pergerakan yang terjadi hanya dilingkungan pemukiman dari rumah

ke sekolah, sedangkan untuk SLTP dan SLTA pergerakan terjadi menuju ke

bagian pusat kota dari rumah menuju sekolah. Pergerakan bekerja terbagi

dalam 2 pola, yaitu pergerakan bekerja pertanian dan pergerakan bekerja

perkantoran dan perdagangan/jasa. Untuk pergerakan bekerja pertanian tidak

begitu nampak pergerakannya, mengingat sebagian besar lokasi lahan pertanian

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 64

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

penduduk berada di sekitar tempat tinggalnya, umumnya mereka bergerak

menjauh dari pusat perkotaan dan terjadi pada pagi hari saat berangkat ke

sawah dan pada siang hari saat pulang ke rumah. Sedangkan pergerakan

bekerja ke kantor dan perdagangan/jasa pada umumnya terjadi pada pagi hari

saat berangkat ke kantor dan menjelang sore hari saat pulang kerja,

pergerakan mereka pada umumnya menuju ke pusat kota dalam skala kecil.

Dalam penilaian pergerakan penduduk dihubungkan pola pergerakan

skala eksternal pada mulanya terdapat kecenderungan pola pergerakan ke arah

utara wilayah perencanaan hal ini ditunjang pada kenyataan yang ada bahwa

akses dari dan ke wilayah tersebut relatif baik. Akan tetapi pada saat ini

masyarakat dalam berorientasi kegiatan ke arah utara tersebut tidak hanya

untuk memenuhi kebutuhan usaha perdagangan akan tetapi sudah pada

pemenuhan kebutuhan sekunder yang lebih mempunyai kemudahan

berorientasi ke kawasan tersebut (Kota Lamongan). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Peta: 5.7-1

5.6.2.3. Lalu lintas Harian Rata-rata

Bertitik dari kondisi voleme lalu lintas sekarang serta dengan

mempertimbangkan perubahan penggunaan lahan di IKK Ngimbang, maka

sampai dengan akhir tahun perencanaan Lalu Lintas Harian Rata-rata

diperkirakan masih jauh dibawah 5.000 Satuan Mobil Penumpang, sehingga

perkiraan kebutuhan lebar jalan adalah berdasarkan standard minimal.

55..77.. AARRAAHHAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN PPOOLLAA PPEENNGGGGUUNNAAAANN LLAAHHAANN

Berdasarkan apa yang telah dihasilkan pada pembahasan sebelumnya

jelas apa yang ingin dicapai, bahwa dalam rangka opimalisasi penggunaan lahan

di IKK Ngimbang dalam pengembangannya memperhatikan tingkat kemampuan

lahan yang ada serta tetap mempertahankan lahan-lahan yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi serta mempunyai kontribusi yang sangat baik secara ekonomi,

baik terhadap wilayah IKK Ngimbang sendiri maupun dalam skala regional.

Berangkat dari pola struktur yang telah didapatkan pada pembahasan

dimuka, pada masa yang akan datang pola penggunaan lahan di IKK Ngimbang

dilakukan dengan menjalankan tahapan alternatif pengembangan pola

penggunaan lahan sesuai dengan tahapan prediksi, baik prediksi terhadap pola

struktur jaringan jalan yang akan berpengaruh pada pola struktur penggunaan

lahan maupun tahapan prediksi pemenuhan sarana dan prasarana pendukung,

akibat dari kegiatan prediksi penduduk sampai tahun akhir perencanaan sebagai

berikut:

q Tahapan pertama:

Pada tahapan ini dimungkinkan melakukan pengotimalisasiaan dan

inventarisasi pola penggunaan lahan yang ada, bila mana memungkinkan

pada tahapan ini sudah diidentifikasi secara menyeluruh tingkat

ketersediaan lahan kota yang nantinya akan dapat mendukung pola

pengembangan lahan tahap I. Pada tahapan ini pula dilakukan pembatasan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 65

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

sesuai dengan pola struktur yang akan dituju. Pada tahapan ini sedemikian

pentingnya karena tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan tahapan ini

bergantung dari kesiapan aparat di tingkat kecamatan dan dukungan

masyarakat, karena pada tahapan ini dimungkinkan adanya pengaturan,

pelarangan dan himbauan dalam pengembangan lahan yang sesuai dengan

kaidah perencanaan:

1. masyarakat dituntut kesadarannya untuk tidak melakukan

pengembangan kawasan terbangun pada kawasan sempadan jalan.

2. Masyarakat dituntut untuk tidak membangun pada lahan-lahan yang

seharusnya sebagai sempadan embung.

3. Dalam rangka pengembangan struktur jaringan maka pada tahapan ini

masyarakat diminta kesadarannya untuk mengerti dan benar-benar tahu

manfaat yang nantinya akan diperoleh akibat pengembangan struktur

jaringan yang baik.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 66

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.7-1 pengembangan Struktur jaringan jalan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-67

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

4. Terhadap kesiapan aparat, perlu dilakukan sosialisasi secara berkala dan

berlanjut tentang arti pentingnya pola pengembangan penggunaan lahan

yang akan diterapkan.

q Tahapan kedua:

Pada tahapan ini dilaksanakan apabila masyarakat sudah benar-benar

merasa satu kepentingan dalam pengembangan wilayahnya sendiri, karena

pada tahapan ini berkaitan langsung dengan program pengembangan

penggunaan lahan yang akan dilaksanakan. Seperti misalnya :

1. Pada tahapan ini sudah dilakukan sosialisasi tentang pelaksanaan

pengembangan fisik struktur.

2. Penetapan alokasi serta dominasi penggunaan lahan untuk setiap blok

peruntukan sesuai dengan hasil yang telah disosialisasikan kepada

masyarakat secara bertahap dilakukan penertiban.

3. Pada tahapan ini pada prinsipnya kondisi masyarakat sudah siap

menerima perubahan yang akan mereka nikmati hasilnya.

q Tahapan ketiga:

Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan fisik seperti

pengembangan dimensi jaringan, pemenuhan sarana dan prasarana

pendukung dan pengetatan alokasi pola penggunaan lahan yang disepakati

yaitu dengan pola optimal.

Pada penetapan pola struktur penggunaan lahan dengan pola

optimal hal yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan pola struktur

penggunaan lahan pada wilayah belakangnya, sehingga terjadi singkronisasi

kegiatan yang pada akhirnya akan menimbulkan sinergi bagi pengembangan

struktur kegiatan yang semakin dapat mendukung potensi pengembangan pada

masa yang akan datang.

Oleh karena itu pada pembahasan ini dilakukan telaah untuk setiap

jenis kegiatan yang akan dialokasikan berdasarkan prediksi kebutuhan untuk

setiap jenis peruntukan lahan di IKK Ngimbang sebagai berikut:

1. Fasilitas Perkantoran.

Fasilitas perkantoran skala pelayanan Kecamatan ataupun skala perkotaan

penempatannya tetap dikembangkan seperti yang ada sekarang yaitu pada

kawasan sekitar kantor Kecamatan, pengembangannya pada sisi jaringan

jalan utama menuju Kecamatan Bluluk.

Ø Pada fasilitas pelayanan skala sub pengembangan kawasan/yang lebih

kecil tetap pada kawasan yang saat ini diidentifikasi sebagai pusat

pengembangan skala PKL. Dalam pengembangannya dialokasikan pada

satu blok pengembangan yang berimpit dengan arahan pola penggunaan

lahan campuran (fasilitas umum, perdagangan dan jasa)

Ø Pada pelayanan skala unit lingkungan tetap pada sub-sub bagian yang

ada dimana saat ini kawasannya masih berupa dusun-dusun dengan

intensitas kegiatan kecil sehingga tidak memerlukan lahan serta

pelayanan yang luas.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-68

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

2. Fasilitas Perdagangan dan Jasa.

Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa dalam skala kota;

dikembangkan pada bagian pusat dan selatan yaitu pada kawasan yang

termasuk wilayah PKL I, lokasinya berada pada sisi jaringan jalan kolektor.

Pengembangan fasilitas ini tidak berdiri sendiri tetapi bercampur dengan

kegiatan fasilitas umum meskipun masih disyaratkan untuk intensitas

kegiatan sedang sampai tinggi karena pada akses jaringan jalan ini

memerlukan keleluasaan aksesibilitas yang tinggi.

Ø Pengembangan fasilitas perdagangan skala Pusat Kegiatan Lingkungan;

pada kawasan ini diupayakan tidak terjadi pencampuran pola kegiatan

yang saling mengganggu sehingga akan mengakibatkan penumpukan pola

kegiatan dan hal ini akan berakibat pula pada terganggunya akses

jaringan jalan utama kota.

Ø Pelayanan fasilitas perdagangan dalam Sub-Sub unit Pengembangan kota

(unit lingkungan); pengembangan dan lokasinya dapat menyatu dengan

lingkungan permukiman, karena fasilitas yang ada hanya berupa kios

dengan keperluan lahan yang minim.

3. Fasilitas Pelayanan Umum

Fasilitas umum dalam hal ini didefinisikan terdiri; fasilitas pendidikan,

peribadatan, jasa/perkantoran swasta, kesehatan dan lainnya menurut skala

pelayanan.

Ø Fasilitas pendidikan disyaratkan untuk tetap dikembangkan pada

kawasan pengembangan yang ada sekarang dimana pada kawasan ini

meskipun berada di sisi langsung jaringan jalan utama akan tetapi

merupakan keuntungan lokasional karena dapat dijangkau dari berbagai

lokasi di wilayah perencanaan.

Ø Pengembangan fasilitas kesehatan; dikembangkan pada kawasan dimana

saat ini puskesmas berada akan tetapi pada skala pelayanan yang lebih

rendah dapat berada di sekitar kawasan pusat pengembangan untuk

setiap PKL, karena ketersediaan fasilitas ini biasanya

menyatu/bersamaan dengan kegiatan rutin yang biasanya dilakukan di

setiap kantor desa seperti kegiatan posyandu, dan sebagainya.

Ø Pengembangan fasilitas peribadatan; disesuaikan dengan skala

pelayanannya. Untuk skala perkotaan kalau melihat prediksi yang telah

dilakukan di wilayah perencanaan masih belum memerlukan penambahan

fasilitas ini dengan kata lain fasilitas yang ada telah dapat memenuhi

kebutuhan.

Ø Pengembangan fasilitas halte dan sub terminal; Sub terminal

pengembangannya diarahkan pada pemberdayaan sub terminal yang ada

sekarang sebagai simpul aksessibilitas. Pengoptimalan sub terminal ini

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-69

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

bisa dilakukan dengan penertiban pada terminal-terminal bayangan yang

ada di sekitar Pasar Sendangrejo. Penyediaan fasilitas halte terutama

pada kawasan pendidikan dengan pengaturan sistem sirkulalasi

pergerakan apabila sampai tahapan ketiga perencanaan masih belum

terlaksana pengembangan fisik dimensi jaringan jalan utama yang ada.

Hal ini dimaksudkan agar pada jam-jam sibuk yaitu pada saat masuk dan

pulang sekolah tidak terjadi pemakaian badan jalan yang berlebihan

karena akan sangat mengganggu penguna jalan lainnya.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-70

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.7-2 Arahan Pola Penggunaan Lahan Tahun 2015

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-71

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.7-3 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL I Tahun 2015

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-72

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.7-4 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL II Tahun 2015

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-73

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

55..88.. AANNAALLIISSAA KKEEBBUUTTUUHHAANN PPEELLAAYYAANNAANN UUTTIILLIITTAASS

5.8.1. Pelayanan Air Bersih

Sampai saat ini kebutuhan air bersih untuk penduduk IKK Ngimbang

dicukupi oleh air bersih melalui perpipaan yang ada sepanjang jalan utama

yang berasal dari dua sumber yaitu Sendang Gajah dan Sendang Titing.

Penyediaan non perpipaan berasal dari sumur-sumur penduduk selain itu juga

sebagian penduduk melalui jalan pengeboran dan diambil dengan sistem

pompa.

Dengan asumsi bahwa pada masa yang akan datang dikembangkan

sistem perpipaan untuk seluruh kawasan maka pada prediksi kebutuhan

pelayanan air bersih diprediksikan dengan menggunaan target dan standart

sistem penyediaan air bersih yang sudah baku.

Berdasarkan target standar nasional yang dituangkan dalam kerangka

strategi sektor perkotaan, bahwa target pelayanan air bersih adalah 80%

penduduk yang terlayani, baik dilayani oleh sistem perpipaan maupun sistem

individu.

Dari target pelayanan 80% tersebut dirinci lagi menjadi 53% dilayani

oleh sistem perpipaan dan 47% dilayani oleh sistem individu. Dari 53% yang

dilayani oleh sistem perpipaan 50% disuplai dengan menggunakan saluran rumah

dan 3% dengan kran umum.

Untuk perkiraan kebutuhan air di IKK Ngimbang pada masa yang akan

datang digunakan pedoman berdasarkan target standar nasional yang

dituangkan dalam kerangka strategi sektor perkotaan sebagai berikut :

q Kebutuhan air domestik :

1. Sambungan rumah membutuhkan air 120 liter/orang/hari

2. Kran umum membutuhkan air 30 liter/jiwa/hari

q Kebutuhan non domestik (perkantoran, perdagangan, jasa dll) dihitung

sekitar 20 % dari kebutuhan domestik

q Kehilangan air (losses) sekitar 25 % dari kebutuhan air domestik dan non

domestik

Untuk sambungan air minum :

1. Sambungan rumah : 6 jiwa/rumah

2. Kran Umum : 200 jiwa/unit

Kebutuhan air bersih di IKK Ngimbang sampai tahun 2016 dari hasi l

prediksi dengan kriteria diatas yang menggunakan sambungan perpipaan dapat

dilihat pada Tabel 5.8-1.

5.8.2. Telekomunikasi

Sarana Telekomunikasi yang ada saat ini di wilayah IKK Ngimbang

terdiri dari Telepon, Radio, dan TV. Mengingat perkembangan kota dimasa

mendatang, maka sistem jaringan telepon perlu diupayakan untuk dapat

melayani kebutuhan telekomunikasi penduduk perkotaan. Walaupun tidak ada

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-74

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

standart yang baku tentang perkiraan kebutuhan telepon, namun untuk

mengantisipasi kemungkinan kebutuhan telekomunikasi penduduk IKK Ngimbang

di masa yang akan datang diasumsikan 5% dari jumlah penduduk akan

membutuhkan sambungan telepon. Untuk kebutuhan perdagangan, perkantoran

dan fasilitas sosial lainnya didasarkan atas kondisi kegiatan masing-masing saat

ini dan perkiraan perkembangannya di masa yang akan datang.

Untuk lebih jelasnya kebutuhan fasilitas telekomunikasi di IKK

Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.8-2.

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-75

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.8-1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Perencanaan Sampai Tahun 2016

T A H U N

U R A I A N SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

> Jumlah Penduduk j iwa 6.692 6.751 6.772 6.793 6.814 6.836 6.857 6.878 6.899 6.920 6.941 6.962

> % Pelayanan % 37% 41% 49% 50% 51% 51% 52% 52% 52% 53% 53% 53%l Sambungan Rumah % 34% 38% 46% 47% 48% 48% 49% 49% 49% 50% 50% 50%

l Kran Umum/Hidran Umum/MCK % 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%

> Jumlah Penduduk Yang Dilayani j iwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Sambungan Rumah j iwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Kran Umum/Hidran Umum/MCK j iwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

> Tingkat Pelayananl Sambungan Rumah jiwa/unit 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6l Kran Umum/Hidran Umum/MCK jiwa/unit 52 54 57 60 60 60 60 60 60 60 60 60

> Jumlah Sambungan Air Bersihl Sambungan Rumah unit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Kran Umum/Hidran Umum/MCK unit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

> Tingkat Kebutuhan Airl Domestik l / org / hari

Sambungan Rumah l / org / hari 112 113 113 114 115 116 117 117 118 119 119 120l Kran Umum/Hidran Umum/MCK l / org / hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30l Non Domestik % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

> Perkiraan Kebutuhan Air Bersihl Domestik m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Non Domestik m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

l Total m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

l / dt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

> Kehilangan Air

l Prosentase Kehilangan Air % 31,2 32,2 34,0 33,0 32,1 31,2 30,7 30,3 30,3 30,3 30,3 30,3l Besarnya Kehilangan Air m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

> Total Kebutuhan Air m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

l / dt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

> Kebutuhan Air Puncak Harian m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(115 % dari total kebutuhan air) l / dt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Hasil Analisa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 76

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.8-1 Arahan Jaringan Air Bersih

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-77

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.8-2 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Telepon di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015

P R E D I K S I

JENIS FASILITAS TAHUN 2006 TAHUN 2011 TAHUN 2016Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Prosentase/ Jumlah KebutuhanKebutuhan (unit) (unit) Kebutuhan (unit) (unit) Kebutuhan (unit) (unit)

> Perumahan- Kapling Besar 50% 137 69 75% 137 103 100% 137 373- Kapling Sedang 30% 405 122 50% 405 203 75% 405 1.119- Kapling Kecil 25% 810 203 35% 810 284 50% 810 2.237

> Fasilitas Pendidikan (SLTP & SLTA) 100% 0 0 100% 0 0 100% 0 0 > Fasilitas Kesehatan 100% 2 2 100% 2 2 100% 2 2 > Fasilitas Perkantoran 100% 17 17 100% 17 17 100% 17 17 > Fasilitas Perdagangan dan Jasa

- Toko/Kios 25% 14 4 30% 14 4 50% 14 7- Warung Nasi 12% 14 2 13% 14 2 10% 14 1- Pertokoan & Restoran 100% 3 3 100% 3 3 100% 3 3- Pasar 100% 0 0 100% 0 0 100% 0 0

> Jumlah Satuan Sambungan - 420 - 617 - 3.759 - > Jumlah Distibution Point Per 10 SS 42 - Per 10 SS 62 - Per 10 SS 376 - > Jumlah Rumah Kabel Per 20 DP 2 - Per 20 DP 3 - Per 20 DP 19 - > Jumlah Telepon Umum Per 500 Orang 12 - Per 500 Orang 13 - Per 500 Orang 14 -

J u m l a h - - 420 - - 617 - - 3.759Sumber : Hasil Analisa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-78

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

5.8.3. Listrik

Jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan telah dapat melayani

sebagian besar areal, hal ini dapat dilihat dari sistem jaringan distribusi. Sebagian besar

rumah telah memanfaatkan penerangan listrik, demikian juga kegiatan lainnya. Dari

tahun ketahun jumlah pelanggan listrik semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari

prosentase pelayanan antar jumlah rumah yang sudah terlayani listrik dengan jumlah

seluruh rumah yang mencapai angka 98,34%.

Perkiraan kebutuhan listrik di wilayah perencanaan IKK Ngimbang diasumsikan

sebagai berikut :

q Industri : 20 watt/m2

q Perkantoran : 68 watt/m2

q Perdagangan : 30 watt/m2

q Pasar : 80 watt/m2

q Fasilitas Pendidikan : 30 watt/m2

q Fasilitas Kesehatan : 70 watt/m2

q Fasilitas Peribadatan : 10 watt/m2

q Perumahan

a. Rumah besar : 3.000 watt/rumah

b. Rumah sedang : 2.400 watt/rumah

c. Rumah kecil : 1.300 watt/rumah

Untuk lebih jelasnya tentang kebutuhan listrik di IKK Ngimbang pada tahun 2016

dapat dilihat pada Tabel 5.8-3.

5.8.4. Saluran Pembuangan Air Hujan Dan Air Kotor.

Sistem pembuangan air hujan di IKK Ngimbang memanfaatkan saluran-saluran

alam dan saluran buatan yang kondisinya dapat dikatakan masih memerlukan

pembenahan, sehingga pada saat musim penghujan tidak akan dijumpai adanya

genangan meskipun hanya temporer. Dengan keberadaan ciri fisik tersebut perlu kiranya

diadakan studi tentang penanganan sistim pembuangan air yang lebih detail karena

bagaimanapun wilayah perencanaan dilalui jaringan sungai, penerapan pola yang salah

pada penanganan ini akan berakibat tergenangnya seluruh bagian wilayah perkotaan di

IKK Ngimbang pada musim penghujan.

Secara keseluruhan untuk mengantisipasi sistem pembuangan air hujan yang

diupayakan untuk jangka panjang di IKK Ngimbang belum terencana dengan baik, hal ini

dapat terlihat di sepanjang jalan utama, jalan penghubung dan jalan-jalan lokal.

Sistem pembuangan air kotor di IKK Ngimbang pada umumnya menggunakan

sistem manual. Dalam upaya meningkatkan kwalitas lingkungan pemukiman dan semakin

padatnya penduduk serta kecenderungan penggunaan lahan saluran untuk bangunan,

perlu dipikirkan adanya suatu perencanaan sistem drainase yang baik.

Sebagai pedoman untuk perencanaan pembuangan air kotor di masa mendatang

dapat digunakan kriteria yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum CQ

Direktorat Teknik Penyehatan adalah sebagai berikut:

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-79

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.8-3 Prediksi Kebutuhan Listrik Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015

P R E D I K S I

Standart TAHUN 2006 TAHUN 2011 TAHUN 2016

JENIS FASILITAS Kebutuhan Jumlah Tingkat Tingkat Jumlah Tingkat Tingkat Jumlah Tingkat Tingkat

(Watt) Bangunan Pelayanan Kebutuhan Bangunan Pelayanan Kebutuhan Bangunan Pelayanan Kebutuhan(unit) ( % ) (KVA) (unit) ( % ) (KVA) (unit) ( % ) (KVA)

> Perumahan- Kapling Besar 3.000 810 80 1.944,00 810 100 2.430,00 810 100 2.430,00- Kapling Sedang 2.400 405 75 729,00 405 100 972,00 405 100 972,00- Kapling Kecil 1.300 139 60 108,42 139 80 144,56 139 100 180,70

> Fasilitas Pendidikan- TK & SD 1.300 12 100 15,60 12 100 15,60 12 100 15,60- SLTP & SLTA 1.300 8 100 10,40 8 100 10,40 8 100 10,40

> Fasilitas Kesehatan - UGD 3.000 1 100 3,00 1 100 3,00 1 100 3,00- Puskesmas/Puskesmas Pembantu 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Posyandu 1.300 12 100 15,60 12 100 15,60 12 100 15,60- Tempat Praktek Dokter 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- A p o t i k 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30

> Fasilitas Peribadatan- Musholla 1.300 27 100 35,10 27 100 35,10 27 100 35,10- Masjid 1.300 10 100 13,00 10 100 13,00 10 100 13,00- Gereja 1.300 0 100 0,00 0 100 0,00 0 100 0,00

> Fasilitas Perkantoran/Fasum- Kantor Camat 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Koramil 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Polsek 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Kantor Desa 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Pos Polisi 1.300 0 100 0,00 0 100 0,00 0 100 0,00- Kantor Pos Pembantu 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan 1.300 0 100 0,00 0 100 0,00 0 100 0,00- Balai Desa 1.300 2 100 2,60 2 100 2,60 2 100 2,60- Balai RW 1.300 3 100 3,90 3 100 3,90 3 100 3,90- Wartel 1.300 2 100 2,60 2 100 2,60 2 100 2,60- K U D 1.300 3 100 3,90 3 100 3,90 3 100 3,90- M C K 900 2 100 1,80 2 100 1,80 2 100 1,80- Pos Siskamling 450 30 100 13,50 30 100 13,50 30 100 13,50

> Fasilitas Perdagangan dan Jasa- Toko/Kios 1.300 52 80 54,08 52 100 2,25 52 100 67,60- Warung Nasi 1.300 30 80 31,20 30 100 0,75 30 100 39,00- Restoran/Pertokoan 1.300 3 80 3,12 3 100 0,01 3 100 3,90- Pasar 1.300 1 80 1,04 1 100 0,00 1 100 1,30

> Industri kecil rumah tangga 1.300

J u m l a h - - - 3.002,26 - - 3.680,97 - - 3.825,90

Sumber : Hasil Analisa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-80

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

a. Kawasan yang mempunyai kepadatan > 200 jiwa/ha. Di wilayah ini sistem on-site

Sanitation tidak diperkenankan, mengingat kepentingan kesehatan umum. Jadi

untuk wilayah ini harus menggunakan sistem off-site Sanitation.

b. Kawasan yang mempunyai kepadatan antara 150 - 200 jiwa/ha. Di wilayah ini

sistem on-site sanitation masih dapat dianggap layak untuk sementara. Sedangkan

untuk menghindari pencemaran air tanah secara intensif perlu diusahakan misalnya

dengan pengadaan MCK untuk beberapa keluarga misalnya dilengkapi septic-tank

dan leading pit.

c. Kawasan yang mempunyai kepadatan < 150 jiwa/ha. Di wilayah ini sistem on-site

sanitation dianggap baik/cukup layak. Karena kepadatan yang ada di IKK Ngimbang

kurang dari 150 jiwa/hektar maka dipakai sistem on-site sanitation.

5.8.5. Persampahan

Penanganan persampahan di wilayah perencanaan saat ini dilakukan dengan

cara antara lain penanganan sampah individu, dengan proses

1. Dibakar 2. Ditimbun

Penanganan sampah kolektif, sampai saat ini belum diorganisasi. Untuk

memperkirakan produksi sampah setiap hari selama tahun perencanaan di IKK

Ngimbang, dipakai standart dari hasil studi pengelolaan sampah nasional, bahwa

volume sampah per jiwa untuk kategori perkotaan kecil seperti IKK Ngimbang adalah 1

m3/jiwa/hari untuk domestik dan 0,85 m3/jiwa/hari untuk non domestik. Dipakai rata-

rata 1 m3/jiwa/hari karena sebagian besar adalah untuk kebutuhan domestik.

Berdasarkan strategi pengembangan sistem persampahan nasional, sasaran dan daerah

pelayanan untuk IKK Ngimbang adalah sebagai berikut :

• Periode/Tahapan I

Ø Tempat Komersial dan pasar harus terlayani 100 %

Ø Pemukiman

Ø Kepadatan dibawah dan sama dengan 100 jiwa/Ha harus terlayani 80 %

Ø Kepadatan diatas 100 jiwa/Ha harus terlayani 100 %

• Periode/Tahapan II

Ø Tempat komersial dan pasar harus terlayani 100 %

Ø Pemukiman

Ø Kepadatan dibawah dan sama dengan 50 jiwa/Ha harus terlayani 80 %

Ø Kepadatan diatas 50 jiwa/Ha harus terlayani 100 %

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-81

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Untuk perkiraan timbulan sampah pada tahun perencanaan adalah 21,441

m3/hari, untuk lebih jelasnya timbulan sampah yang dihasilkan di IKK Ngimbang pada

tahun perencanaan dapat dilihat pada Tabel 5.8-4. Berdasarkan sistem modul untuk

kebutuhan peralatan, IKK Ngimbang termasuk dalam kategori penduduk 20.000 jiwa

dengan kebutuhan peralatan sebagai berikut :

q Pengumpulan : - Bin (tong sampah) 50 liter = 536 unit,

- Gerobak (1 m3) = 21 unit (dipakai 2 kali rute)

q Pemindahan : - Station transfer (TPS) 50 m2 = 3 lokasi

q Pengangkutan : - 1 unit Dump Truck (6 m3).

q Sistem pembuangan akhir: Controlled Landfill, yang terletak diluar wilayah

perkotaan.

Tabel 5.8-4 Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Peralatan di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015

Uraian Satuan StandartPrediksi Timbulan & Peralatan

2005 2006 2011 2016

> Jumlah Penduduk j iwa - 6.692 6.751 6.857 6.962

> Timbulan Sampah- Domestik liter/jiwa/hari 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50

- Non Domestik liter/jiwa/hari 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

> Besarnya Timbulan Sampah- Domestik liter - 16.730 16.878 17.143 17.405

- Non Domestik liter - 3.346 3.376 3.429 3.481- T o t a l liter - 20.076 20.253 20.571 20.886

> Peralatan

- Bin / tong unit 40 liter 502 506 514 522- Gerobak (2 rit/hari/unit) unit 1.000 liter 20 20 21 21- TPS / bak sampah permanen unit 8.000 liter 3 3 3 3

Sumber : Hasil Analisa

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-82

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.8-2 Arahan Pengembangan Jaringan Telepon

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-83

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.8-3 Arahan Pengembangan Jaringan Listrik

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-84

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.8-4 Arahan Pengembangan Jaringan Drainase

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-85

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.8-5 Arahan Pengembangan Sarana Persampahan

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-86

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

ANALISA WILAYAH PERENCAnaAN IKK Ngimbang

............................................................................................................................................5-1

5.1. Analisa Fisik Dasar..........................................................................................5-1

5.1.1. Keadaan Tanah dan Jenis Tanah.........................................................5-1

5.1.2. Keadaan Topografi dan Kelerengan ....................................................5-5

5.1.3. Ketersediaan Air Tanah..........................................................................5-5

5.1.4. Analisa Kesesuaian Lahan ....................................................................5-6

5.1.5. Analisa Kesesuaian Pemanfaatan Air Baku........................................5-9

5.1.6. Analisa Kesesuaian Lahan Permukiman Perkotaan........................5-10

5.1.7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Penggunaan Lahan..........5-11

5.1.8. Kendala Dan Limitasi Wilayah.............................................................5-16

5.1.9. Kecenderungan Perkembangan .........................................................5-17

5.2. Analisa Kependudukan dan Sumber Daya Manusia ...............................5-18

5.2.1. Jumlah, Perkembangan Dan Prediksi Penduduk .............................5-18

5.2.2. Kepadatan Penduduk ...........................................................................5-20

5.3. Analisa Struktur Pemanfaatan Ruang IKK Ngimbang .............................5-23

5.3.1. Analisa Perkembangan Struktur Kota dan Daerah Terbangun......5-23

5.3.2. Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota ..................................5-24

5.3.3. Analisa Arahan Pengembangan Kota ................................................5-27

5.3.4. Analisa Pengendalian Lingkungan .....................................................5-27

5.3.5. Fungsi Pusat Kegiatan Lokal IKK Ngimbang ....................................5-32

5.3.6. Analisa Intensitas dan Tingkat Kepadatan Bangunan.....................5-33

5.4. Analisa Kegiatan Ekonomi ...........................................................................5-37

5.4.1. Kegiatan Pertanian ...............................................................................5-37

5.4.2. Kegiatan Perdagangan Dan Jasa. .....................................................5-37

5.4.3. Kegiatan Industri ...................................................................................5-38

5.4.4. Kegiatan Peternakan............................................................................5-38

5.5. Analisa Kebutuhan Perumahan dan Fasilitas Lainnya ...........................5-39

5.5.1. Perumahan.............................................................................................5-39

5.5.2. Fasilitas Pendidikan..............................................................................5-44

5.5.3. Fasilitas Kesehatan ..............................................................................5-45

5.5.4. Fasilitas Peribadatan............................................................................5-51

5.5.5. Fasilitas Pemerintahan Dan Pelayanan Umum ...............................5-51

5.5.6. Sarana Perniagaan dan Industri .........................................................5-56

5.5.7. Fasilitas Olah Raga, Rekreasi Dan Penghijauan.............................5-56

5.6. Analisa Transportasi .........................................................................................61

5.6.1. Prasarana Transportasi............................................................................61

5.6.2. Sarana dan Pola Pergerakan..................................................................63

5.7. Arahan Pengembangan Pola Penggunaan Lahan......................................64

5.8. Analisa Kebutuhan Pelayanan Utilitas.......................................................5-73

5.8.1. Pelayanan Air Bersih ............................................................................5-73

5.8.2. Telekomunikasi......................................................................................5-73

5.8.3. Listrik.......................................................................................................5-78

5.8.4. Saluran Pembuangan Air Hujan Dan Air Kotor. ...............................5-78

5.8.5. Persampahan ........................................................................................5-80

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-87

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Peta 5.1-1 Analisa Kelayakan Berdasarkan Tingkat Kemudahan Pemanfaatan

Lahan.................................................................................................................................5-4

Peta 5.1-2 Analisa Kelayakan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan ...5-7

Peta 5.1-3 Analisa Kelayakan berdasarkan ketersediaan air ..................................5-8

Peta 5.1-4 Zona Liputan Bangunan............................................................................5-12

Peta 5.1-5 Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan........................................5-13

Peta 5.1-6 Kesesuaian lahan permukiman perkotaan ............................................5-14

Peta 5.1-7 Kesesuaian Lahan Jasa dan Komersial.................................................5-15

Peta 5.2-1 Faktor pembatas perkembangan kawasan............................................5-21

Peta 5.2-2 Kecenderungan perkembangan..............................................................5-22

Peta 5.3-1 kecenderungan perkembangan kawasan terbangun..............................28

Peta 5.3-2 Analisa Struktur Kota .................................................................................5-29

Peta 5.3-3 Faktor pembatas perkembangan Kota di IKK Ngimbang ....................5-30

Peta 5.3-4 Arahan Intensitas Penggunaan Lahan di IKK Ngimbang ....................5-31

Peta 5.3-5 Arahan Struktur Kegiatan IKK Ngimbang ..............................................5-35

Peta 5.3-6 Arahan Struktur Kegiatan Kota dan PKL................................................5-36

Peta 5.7-1 pengembangan Struktur jaringan jalan .....................................................66

Peta 5.7-2 Arahan Pola Penggunaan Lahan Tahun 2015......................................5-70

Peta 5.7-3 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL I Tahun 2015...........................5-71

Peta 5.7-4 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL II Tahun 2015..........................5-72

Peta 5.8-1 Arahan Jaringan Air Bersih .........................................................................76

Peta 5.8-2 Arahan Pengembangan Jaringan Telepon............................................5-82

Peta 5.8-3 Arahan Pengembangan Jaringan Listrik ...............................................5-83

Peta 5.8-4 Arahan Pengembangan Jaringan Drainase ..........................................5-84

Peta 5.8-5 Arahan Pengembangan Sarana Persampahan ...................................5-85

Tabel 5.1-1 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Jenis Tanaman........................... 5-3

Tabel 5.1-2 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Erosi.............................................. 5-3

Tabel 5.1-3 Kelas dan Kriteria Topografi .................................................................... 5-5

Tabel 5.2-1 Pertambahan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang ................................5-18

Tabel 5.2-2 Hasil Perhitungan Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun

2005-2015 Menurut Metode Proyeksi........................................................................5-19

Tabel 5.2-3 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2006-2016 .........5-20

Tabel 5.2-4 Prediksi Jumlah Penduduk Masing-masing PKL di IKK Ngimbang

Tahun 2006-2016..........................................................................................................5-20

Tabel 5.3-1 Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang ..............................5-24

Tabel 5.3-2 Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) di Ibukota Kecamatan Ngimbang Tahun 2016 ............................................5-26

Tabel 5.3-3 Analisa Tingkat Kepadatan Bangunan Tiap Pusat Kegiatan Lokal.5-34

Tabel 5.4-1 Luas Tanam dan Produksi Pertanian IKK Ngimbang ........................5-37

Tabel 5.5-1 Rasio Jumlah Penduduk Per Rumah di Kota dan Kecamatan

Ngimbang .......................................................................................................................5-40

Tabel 5.5-2 Komposisi Jumlah Rumah dan Kebutuhan Luas Kavling Rumah

Berdasarkan Golongan Pendapatan..........................................................................5-42

FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-88

Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006

AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG

Tabel 5.5-3 Prediksi Kebutuhan Perumahan Dilihat Dari Jenis Kaplingnya Tahun

2016.................................................................................................................................5-42

Tabel 5.5-4 Perkiraan Jumlah Bangunan Rumah Tinggal Menurut Lokasi Pusat

Kegiatan Lokal Perkotaan Tahun 2006 - 2016 .........................................................5-43

Tabel 5.5-5 Perkiraan Kepadatan Rumah di IKK Ngimbang Sampai Tahun 20155-44

Tabel 5.5-6 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2006 - 2016 ......5-47

Tabel 5.5-7 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Setiap PKL IKK Ngimbang

Sampai Tahun 2015......................................................................................................5-48

Tabel 5.5-8 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2006 - 2016......5-49

Tabel 5.5-9 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Setiap PKL Sampai Tahun

2016.................................................................................................................................5-50

Tabel 5.5-10 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2006 - 2016 ..5-53

Tabel 5.5-11 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Setiap PKL Sampai Tahun

2015.................................................................................................................................5-53

Tabel 5.5-12 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum

Tahun 2006 - 2016 ........................................................................................................5-54

Tabel 5.5-13 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum

Setiap PKL Sampai Tahun 2016.................................................................................5-55

Tabel 5.5-14 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Tahun 2006 –

2016.................................................................................................................................5-58

Tabel 5.5-15 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Setiap PKL IKK

Ngimbang Tahun 2016 .................................................................................................5-58

Tabel 5.5-16 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau

Tahun 2005 – 2015.......................................................................................................5-59

Tabel 5.5-17 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga Dan Ruang Terbuka Hijau

Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2015 ....................................................................5-60

Tabel 5.8-1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Perencanaan Sampai Tahun

2016 ................................................................................................................................5-75

Tabel 5.8-2 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Telepon di Wilayah

Perencanaan Sampai Tahun 2015 ............................................................................5-77

Tabel 5.8-3 Prediksi Kebutuhan Listrik Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015

.........................................................................................................................................5-79

Tabel 5.8-4 Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Peralatan di Wilayah

Perencanaan Sampai Tahun 2015 ............................................................................5-81

Gambar 5.2-1 Perkembangan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang ........................5-18

Gambar 5.2-2 Proporsi Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang .....................5-20