Upload
doandien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-1
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
ANALISA WILAYAH PERENCANAAN IKK
NGIMBANG
55..11.. AANNAALLIISSAA FFIISSIIKK DDAASSAARR
Kota Ngimbang memiliki dominasi lahan pertanian dalam penggunaan
lahannya yaitu sebesar 43 % dari total luas Kota Ngimbang atau seluas 309,6 Ha.
Agar pengembangan kota nantinya dapat memajukan sektor dominan dan tidak
bertentangan dengan kepentingan penggunaan lahan terbangun, maka dilakukan
unit-unit analisis fisik dasar.
Kondisi fisik dasar dalam studi ini mempunyai arti yang penting, dimana
eksistensi suatu kawasan perkotaan dengan ciri khusus/tertentu harus
mempertimbangkan keadaan fisik dasar dari kawasan perkotaan tersebut. Dalam
analisa terhadap kondisi fisik dasar ini aspek fisik yang dipertimbangkan dalam
pengembangan wilayah yang sesuai diantaranya adalah keadaan jenis tanah,
geologi, topografi, iklim dan ketersediaan air tanah.
Hasil akhir yang akan dicapai dalam analisa kondisi fisik dasar ini lebih
menekankan pada penentuan lahan yang bisa dan dianggap layak untuk dipakai
untuk jenis kegiatan perkotaan pada proses pembangunannya nanti.
5.1.1. Keadaan Tanah dan Jenis Tanah.
Analisa tentang keadaan tanah dan jenis tanah di wilayah penelitian
Kota Ngimbang dilihat dari tingkat kemudahan pemanfaatannya dan kepekaan
tanah dalam menahan erosi, dalam pemanfaatan tanah dapat dibagi dalam
kriteria pertama, tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi, kedua, tingkat
KEC. SAMBENG
Pasarlegi
NGIMBANG
Girik
Slaharwotan
Kakatpenjalin
Ngimbang
Drujugulit
Munungrejo
Sendangrejo
1 2 3 4 55 1 2 3 4 5
39 - 4037 - 3835 - 36
166
AL
a
b
c
d
e
a
b
c
d
e
a
b
c
d
e
AB I
AA
z I y
x I w
a
b
c
d
e
a
b
c
d
e
a
b
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
43 - 4441 - 42
AH I
AG
AF I
AE
AD I
AC
AM
167
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-2
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
kemudahan pemanfaatan sedang, ketiga standard tingkat kemudahan
pemanfaatan rendah. Kriteria penetapannya sebagai berikut:
• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Tinggi
Tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi yaitu lahan yang paling mudah untuk
dimanfaatkan, baik untuk digali maupun untuk dipadatkan/dimanfaatkan.
Batasan lahan yang paling mudah dimanfaatkan ini hanya dari permukaan
lahan sampai dengan batuan dasar (geologi permukaan). Wilayah lahan
dengan tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi ini meliputi pada dataran
sampai dengan relatif berombak.
Penggalian pada daerah ini bisa dilakukan dengan alat yang sederhana seperti
dengan cangkul dan sejenisnya, sedangkan untuk pemadatan juga mudah
sekali karena dipengaruhi dari jenis susunan tanah tersebut, sehingga pada
wilayah ini dapat dikatakan mempunyai tingkat kemudahan tinggi untuk
dimanfaatkan.
• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Sedang
Tingkat kemudahan pemanfaatan sedang ini yaitu wilayah yang relatif agak
sukar pada batasan sampai dengan lapisan batuan dasar. Wilayah lahan
dengan dengan tingkat kemudahan sedang ini terdapat di daerah
bergelombang pada susunan satuan batu gamping klastik yang tertutupi
lempung atau lempung kelanauan, maka hal ini relatif agak sukar untuk
dilakukan pengalian dengan peralatan sederhana, karena mempunyai
plastisitas yang tinggi, sedangkan pada lapisan satuan batu gamping juga agak
sukar karena keadaannya relatif keras. Untuk pekerjaan
pematangan/pemadatan pada lapisan lempung atau lempung kenalauan juga
relatif agak sukar akibat sifat plastisitas tersebut. Maka dari itu kondisi yang
demikian daerah ini bisa dikategorikan mempunyai tingkat kemudahan
pemanfaatan sedang.
• Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Rendah
Kemudahan pemanfaatan agak rendah yaitu lahan yang agak sukar
dimanfaatkan serta ada hambatan didalam melakukan pemanfaatan. Yang
dimaksud dalam hal ini yaitu bahwa tanah ini untuk digali mudah tetapi
mengalami hambatan bila dilakukan dengan alat sederhana karena lokasinya
berair, sedangkan untuk dipadatkan juga mengalami kesulitan karena endapan
tanah ini mengandung zat organik yang menjadikan tanah lembek. Hanya pada
lokasi setempat yang mengalami kekar dan berfoliasi batuan ini biasa
dilakukan pengerjaan penggalian dengan peralatan mekanis. Oleh karena itu
wiilayah ini dikatakan mempunyai tingkat kemudahan pemanfaatan rendah.
Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam
kategori tingkat kemudahan pemanfaatan rendah sampai tinggi, dengan kata lain
bahwa wilayah penelitian mempunyai dominasi kemudahan dalam
pengembangan lahannya untuk kegiatan yang memerlukan pengolahan lahan
ataupun dipadatkan untuk kegiatan terbangun.
Jenis tanah di Kota Ngimbang adalah jenis latosol dan grumosol kelabu.
Dari jenis tanah ini dapat diketahui bahwa pemanfaatan lahan sesuai untuk jenis
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-3
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
tanaman padi sawah, jagung, umbi-umbian, kedelai, tebu, kapas, tembakau dan
palawija. Dari jenis tanah ini dapat disimpulkan bahwa dari keadaan fisik jenis
tanah pengembangan pertanian di Kota Ngimbang cocok untuk diterapkan dan
dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan pengembangan sektor pertanian.
Tabel 5.1-1 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Jenis Tanaman
Orgonosol Hutan, nanas, karet, palawija, padi sawah
Litosol Tanaman keras, rumput, palawijaRegosol Sawah, palawija, tebu, sayuranAlluvial Padi sawah, palawija
Grumosol Padi sawah, jagung, kedelai, tebu, kapas, tembakauRenzina Rumput ternak, jati, lombok
Andosol Sayuran, teh, kopi, kina, pinusMediteran Padi sawah, rumput ternak, palawijaLatosol Padi sawah, jagung, umbi-umbian, palawija
Podsolik Hutan, palawija, karet, alang-alangLiterik Hutan belukar, alang-alang, palawija
Podsol PalawijaPodsol Air Tanah Hutan rawa
Laterik Air Tanah Padi sawah, buah-buahan, karetHidromorf Kelabu Padi sawah, palawijaGlei Humus Padi sawah, palawija
Planosol Sawah tadah hujan, rumput-rumputan
Tubuh Tanah Jenis Tanaman
Sedangkan analisis dalam kaitannya dengan adanya erosi, tinjauan jenis
tanah didasarkan pada kepekaan tanah, dimana tiap¬tiap jenis tanah mempunyai
karakteristik tersendiri dalam mengatasi erosi. Analisis ini berguna untuk
mengetahui seberapa kuat tanah menahan erosi. Kota Ngimbang menurut jenis
tanahnya tergolong wilayah yang kurang peka terhadap erosi, sehingga bentuk-
bentuk pemanfaatan lahan harus memperhatikan konservasi tanah untuk
menanggulangi erosi. Keadaan ini dapat dijumpai pada wilayah yang memiliki
jenis tanah latosol, sedangkan pada wilayah yang berjenis tanah grumosol,
kesesuaian jenis tanah adalah peka terhadap ketahanan terhadap erosi.
Tabel 5.1-2 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Erosi
Jenis Tanah Keterangan
Aluvial, Glei, Planosul, Hidromorf Kelabu, Laterik
Tidak peka
Latosol Kurang peka
Brown Forest, Soil non Calcic Brown, Mediteran
Agak peka
Andosol, Latosol Grumosol, Podsolic
Peka
Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Sangat peka
Untuk lebih jelasnya lahan yang layak dikembangkan sebagai lahan
perkotaan berdasarkan tingkat kemudahan pemanfaatan dapat dilihat pada Peta
5.1-1.
Tinjauan terhadap kerentanan terhadap gempa, wilayah IKK Ngimbang
terletak pada daerah dengan skala Modified Mercalli Intensity(MMI) IV hingga VI,
artinya gempa terasa di dalam rumah seperti truk besar lewat hingga gempa
dapat dirasakan oleh semua orang namun diperkirakan tidak sampai mengalami
kerusakan. Dari keadaan ini, wilayah IKK Ngimbang relatif aman dari segi
kerentanan wilayah terhadap bencana gempa.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-4
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-1 Analisa Kelayakan Berdasarkan Tingkat Kemudahan Pemanfaatan Lahan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-5
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
5.1.2. Keadaan Topografi dan Kelerengan
Berdasarkan keadaan topografi dan kelerengan dapat dilihat bahwa
keadaan lahan serta dapat diklasifikasikan dalam tiga kriteria.
a. Kestabilan lereng Tinggi.
Lahan dengan tingkat kestabilan tinggi terdapat pada daerah dataran sampai
dengan bergelombang, dengan kemiringan lereng kurang dari 8%.
b. Kestabilan Lereng Sedang
Lahan dengan tingkat kestabilan sedang pada wilayah yang terdapat pada
daerah berombak sampai dengan bergelombang, dengan kemiringan lereng 8
sampai 45%.
c. Kestabilan Lereng Rendah
Lahan dengan tingkat kestabilan lereng rendah pada wilayah yang terdapat
pada daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 45%, dimana pada kawasan
tersebut merupakan kawasan perbukitan yang tidak layak untuk
dibudidayakan sebagai kawasan terbangun. Kalaupun bisa dibudidayakan
membutuhkan biaya yang besar.
Tabel 5.1-3 Kelas dan Kriteria Topografi
Topografi Kestabilan< 3% Datar Tinggi
3 % – 8 % Landai Tinggi8 % - 15 % Miring Sedang15 % – 45% Curam Sedang
> 45 % Sangat curam Rendah
Kemiringan Keterangan
Kota Ngimbang berada pada ketinggian lahan 100-125 m dpl dan tingkat
kelerengan 2-40%. Berdasarkan data keadaan wilayah penelitian Kota Ngimbang
mempunyai topografi datar hingga curam serta memiliki tingkat kestabilan
lereng sedang sampai tinggi.
Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam
kategori tingkat kemudahan pemanfaatan sedang sampai tinggi, dengan kata lain
bahwa wilayah penelitian mempunyai tingkat kestabilan sedang sampai tinggi
dan masih sangat sesuai untuk pengembangan kegiatan yang memerlukan
pembangunan fisik lahan.
Untuk lebih jelasnya lahan yang layak dikembangkan berdasarkan
tingkat ketinggian dan kelerengan dapat dilihat pada Peta 5.1-2
5.1.3. Ketersediaan Air Tanah
Analisa ketersediaan air ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketersediaan air pada wilayah penelitian, yang nantinya perlu memperhatikan
berapa kapasitas air yang ada dan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat maupun kegiatan lainnya, serta dilakukan analisa dan dicari
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-6
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
kemungkinan sumber air apa saja yang mungkin untuk dimanfaatkan sebagai
sumber bahan baku. Pada wilayah penelitian terdapat beberapa sungai, dan
embung yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku air bersih.
Wilayah IKK Ngimbang terletak pada wilayah dengan ciri geologi air
tanah dengan debit 5-15 liter per detik dalam batuan lepas (Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Pusat). Di Desa Sendangrejo, permukaan air tanah pada
umumnya tidak terlalu dalam antara 6-8 m. Oleh kaena itu sumur-sumur banyak
yang terdapat di Desa Sendangrejo. Sementara itu Desa Ngimbang, permukaan
air tanah relatif agak dalam, yaitu antara 6-10 m. Umumnya debit air berkurang
pada musim kemarau, namun tidak sampai habis. Sumber air yang dikembangkan
untuk sumber air minum bagi warga Kota Ngimbang dalam hal ini adalah Desa
Sendangrejo dengan kualitas lebih baik. Berdasarkan data yang terkumpul,
jumlah sumber air yang ada di IKK Ngimbang adalah sebanyak 18 sumber air
dengan persebaran yaitu 14 sumber air di Desa Sendangrejo dan 4 sumber air di
Desa Ngimbang.
Dilihat dari aspek ketersediaan air tanah dalam, rata-rata mempunyai air
bersih yang baik meskipun pada beberapa wilayah mempunyai tingkat kedalaman
efektif tanah yang besar, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa untuk lokasi
kawasan pengembangan pemukiman perkotaan, keberadaan dan kedekatan
dengan sumber air baku yang merupakan pertimbangan yang terbaik apalagi
keberadaan kawasan nantinya terdekat dengan sumber air tersebut. Untuk lebih
jelasnya lahan yang layak dikembangkan berdasarkan ketersediaan air bersih
pada Peta 5.1-3.
5.1.4. Analisa Kesesuaian Lahan
Analisa kesesuaian lahan di wilayah perencanaan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan masukan tentang kesesuaian penggunaan lahan baik yang
terbangun maupun yang tidak terbangun, kesesuaian lahan tersebut dengan
memperhitungkan kemampuan lahan dan klasifikasi kemampuan lahan juga
dengan pertimbangan aspek sosial-ekonomi, tata guna lahan serta kebijaksanaan
pembangunan.
5.1.4.1. Kesesuaian Lahan Terbangun dan Tidak Terbangun
Kesesuaian lahan terbangun dan tidak terbangun ditetapkan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
A. Kesesuaian Lahan Terbangun
Kesesuaian lahan terbangun di kawasan studi nantinya akan dibagi menurut
zonasi kesesuaian, baik untuk liputan bangunan tinggi, liputan bangunan
sedang dan liputan bangunan rendah.
1. Zona Liputan Bangunan Tinggi (Zona I)
Pada zona I ini mempunyai ketersediaan air dan kestabilan lereng tinggi,
Zona ini mempunyai liputan bangunan tertinggi dan masih sesuai dengan
rasio liputan bangunan hingga 60% dengan penyerapan air tanah dangkal ±
21%.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-7
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-2 Analisa Kelayakan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-8
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-3 Analisa Kelayakan berdasarkan ketersediaan air
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-9
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
2. Zona Liputan Bangunan sedang (Zona II)
Kestabilan lereng sedang serta secara keseluruhan mempunyai klasifikasi
kemampuan lahan sedang, diharapkan keseimbangan tata air tidak
terganggu diharapkan daerah ini mampu mempunyai liputan bangunan
dengan ratio lebih kecil dari pada zona I, dengan rasio liputan bangunan
30-40%
3. Zona Liputan Bangunan Rendah (Zona III)
Pada zona III ini mempunyai keterbatasan tentang drainase serta
ketersediaan air di daerah tergenang perlu pembatasan terhadap liputan
bangunan. Pemilihan zona ini didasari pada problem yang harus
ditanggulangi yaitu drainase dan kekurangan air bersih, maka diharapkan
pada zona ini mempunyai rasio liputan bangunan 10-30% kecuali apabila
dalam pengembangannya dengan menggunakan tekonologi yaitu dengan
cara pengurugan.
B. Kesesuaian Lahan Tidak Terbangun
Kesesuaian lahan tidak terbangun dalam gambar kesesuaian lahan termasuk
dalam zona IV dan V, kondisi yang ada pada kawasan merupakan daerah
tergenang juga kawasan perlindungan. Dengan kata lain bahwa kawasan
tersebut mempunyai klasifikasi kemampuan tanah rendah sekali, sehingga
dengan kendala tersebut tidak mampu dikembangkan sebagi lahan terbangun.
Lahan kawasan ini mempunyai rasio liputan bangunan 0%. Pada kawasan
perencanaan tidak ditemui adanya kawasan yang tergenang secara terus
menerus. Karena itu zona V, kawasan yang terdapat di IKK Ngimbang adalah
kawasan perbukitan di sebelah utara dimana kawasan ini memiliki kelerengan
30%. Selanjutnya kawasan ini dihindari untuk dibangun kawasan terbangun
sebagai langkah terhadap mitigasi bencana.
5.1.4.2. Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan
Kesesuaian lahan terhadap ketinggian bangunan dimaksudkan untuk
mengetahui lahan-lahan yang sesuai dikembangkan untuk bangunan tinggi atau
berat serta lahan yang kurang/tidak sesuai. Langkah yang dilakukan dalam
analisa ini adalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan bahwa lahan yang sesuai
untuk bangunan tinggi dan yang tidak sesuai sebagai berikut :
• Di daerah zona I dan II dengan kemampuan kestabilan fondasi sedang/tinggi
diperkirakan paling sesuai untuk dikembangkan bagi bangunan tinggi.
• Di daerah zona III mempunyai kendala fisik dan diperkirakan tidak sesuai
untuk dikembangkan bagi bangunan tinggi.
Berdasarkan ciri fisik dan hasil analisa sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa kawasan perencanaan berada pada zona I dan II, dengan demikian
wilayah penelitian mempunyai tingkat kemampuan kestabilan fondasi sedang
sampai tinggi dan sesuai untuk dikembangkan untuk pembangunan fisik. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Peta 5.1-5
5.1.5. Analisa Kesesuaian Pemanfaatan Air Baku
Wilayah IKK Ngimbang berada pada kondisi hidrogeologi akuifer
dengan produktifitas rendah. Umumnya setempat air tanah dangkal dalam
jumlah terbatas. Perhitungan besarnya kapasitas air tanah dangkal sangat
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-10
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
tergantung pada besarnya curah hujan, kondisi peresapan permukaan yang
dipengaruhi oleh jenis tanahnya, serta ratio liputan bangunan, dari studi
kesesuaian lahan untuk menghitung kapasitas air dangkal digunakan ketersediaan
air minimal yaitu dengan data curah hujan rata-rata dan kondisi liputan
bangunan maksimal 60%. Pada kondisi liputan bangunan 60% tingkat resapan air
tanah dangkal 21%, untuk menjaga keseimbangan air tanah maka yang
diperbolehkan sebagai air bersih hanya 50% dari air tanah dangkal yang ada. Dari
data curah hujan di wilayah penelitian ekstensif tercatat 129-141 mm/bulan
sama dengan 4-5 mm/hari sama dengan 0,004-0,005 m/hari, dengan lahan 1 ha
terjadi peresapan sebanyak 40-50 m3/hari atau 40,000-50,000 l/hari/ha.
Peresapan tanah dangkal 21% maka (0,21x 40.000) hingga (0,21 x 50.000) jadi
peresapan 8.400-10.500 l/hari/Ha. Sedangkan untuk persediaan air tanah
dangkal 50% adalah (0,50 x 8.400) hingga (0,50 x 10.500) l/hari/Ha atau 4.200-
5.250 l/hari/ha. Indikator lain menunjukkan bahwa terjadi perubahan debit
sungai/waduk yang sangat fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau, hal
ini menunjukkan telah ada beberapa lokasi yang seharusnya menjadi kawasan
resapan berubah kegunaan lain. Berdasarkan di atas maka meskipun kita ketahui
potensi penyediaan air baku masih baik, akan tetapi pada masa mendatang perlu
dicari alternatif sumber air yang resisten bagi kegiatan perkotaan.
Pengembangan lebih lanjut perlu kiranya dilakukan studi yang lebih mendalam
terhadap potensi penyediaan air baku di kawasan ini, sehingga prediksi terhadap
kebutuhan air baku dapat terpenuhi dengan baik.
5.1.6. Analisa Kesesuaian Lahan Permukiman Perkotaan
Kesesuaian wilayah perencanaan sebagai kawasan perkotaan dapat
dinilai dari beberapa kriteria yang ditetapkan untuk suatu kawasan
pengembangan perkotaan. Menurut definisinya; kawasan yang diperuntukkan
bagi kegiatan tertentu berupa tempat pemusatan kegiatan pemerintahan tingkat
kecamatan, jasa, komersial dan perumahan.
Dari hasil analisis maka kriteria yang harus dipenuhi adalah :
q Kawasan Permukiman Perkotaan.
a. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi pengembangan kawasan
permukiman dilihat dari aspek fisik dan daya dukung lahan.
b. Ketersediaan sumber air bersih untuk kegiatan MCK
c. Ketersediaan jaringan listrik
d. Adanya dukungan jaringan telekomunikasi
e. Adanya sistem pembuangan limbah rumahtangga dan domestik yang
berpotensi menimbulkan pencemaran.
f. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah khususnya yang
beririgasi teknis dan berpotensi untuk pengembangan irigasi.
g. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang lainnya khususnya bagi
masyarakat pemukim agar interaksinya dapat dilayani dengan maksimal.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-11
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
q Kawasan Jasa dan Komersial
a. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi pengembangan kegiatan
komersial dan telah ditetapkan dalam kebijakan pengembangan pada
perencanaan tata ruang.
b. Tersedia sumber air bersih yang cukup
c. Ketersediaan jaringan listrik
d. Adanya dukungan jaringan telekomunikasi
e. Dilayani oleh jaringan drainase
f. Adanya sistem pembuangan limbah domestik yang berpotensi
menimbulkan pencemaran.
g. Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat terhadap
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya
setempat.
h. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah beririgasi dan
berpotensi untuk pengembangan irigasi.
i. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang lainnya.
Dari uraian kebutuhan lahan perkotaan untuk kegiatan jasa dan
komersial dapat dijabarkan lagi menurut kriteria lokasi yang mana tidak
disyaratkan untuk terletak pada:
1. Kawasan lindung mutlak dan kawasan lindung yang berfungsi juga sebagai
kawasan konservasi dan daerah resapan air.
2. Kawasan budidaya non terbangun yang berupa lahan Kawasan Pertanian :
a. Kawasan tanaman pangan lahan basah, yaitu khususnya sawah yang
memperoleh pengairan dari jaringan irigasi teknis ataupun 1/2 teknis.
b. Lahan berpotensi dibangun jaringan irigasi yaitu lahan yang dicadangkan
untuk lahan usaha tani dengan fasilitas irigasi.
Pengembangan lahan permukiman di IKK Ngimbang mempunyai
kesesuaian pada lokasi sepanjang jalan utama dan jalan-jalan sirip di pusat kota
hingga dua lapis dari penggal jalan. Keberadaan sawah di sepanjang jalan utama
dapat dilindungi dengan pembangunan tanggul maupun sempadan untuk
mencegah erosi.
5.1.7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Penggunaan Lahan
Keadaan penggunaan lahan yang ada di wilayah penelitian saat ini masih
banyak berupa lahan yang belum terbangun seperti kawasan pertanian, dan
perumahan yang terkonsentrasi terutama di tepi jaringan jalan utama
kecamatan. Penggunaan lahan untuk daerah terbangun saat ini di wilayah
penelitian merupakan sebagian besar dari penggunaan lahan yang ada di wilayah
Kecamatan Ngimbang, dengan sebagian besar peruntukannya yang belum
seluruhnya teratur. Pemukiman yang ada berkembang menempati lahan yang
mempunyai sempadan bangunan rata-rata masih relatif lebar terutama pada
kawasan semakin mendekati kawasan pusat kegiatan pemerintahan kecamatan.
Keberadaan kawasan terbangun di wilayah penelitian ini belum menunjukkan
pola yang baik dan tidak berdasarkan peruntukkan yang jelas, oleh karena itu
pada masa yang akan datang perlu dievaluasi
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-12
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-4 Zona Liputan Bangunan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-13
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-5 Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-14
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-6 Kesesuaian lahan permukiman perkotaan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-15
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-7 Kesesuaian Lahan Jasa dan Komersial
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-16
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
lagi peruntukan daerah terbangun yang masih menempati lahan-lahan yang
belum terencana dengan baik.
Lokasi pengembangan kegiatan prospektif yang ada di wilayah penelitian
saat ini terkonsentrasi pada kawasan perempatan jalan koridor Babat-Ploso
dimana akses ini merupakan jalur transit menuju kawasan selanjutnya, dan
mengingat jalur ini juga merupakan pintu masuk menuju Kabupaten Jombang
maka kawasan prospektif ini memerlukan perencanaan yang matang dan
terarah.
Pada wilayah penelitian mulai bermunculan kegiatan perdagangan, jasa
dan pemukiman, akan tetapi kegiatan penunjang tersebut masih diusahakan
secara individual, yang berakibat nantinya kawasan pengembangan pemukiman
cenderung untuk tidak terkendali dan tidak terkontrolnya hasil buangan
kegiatan-kegiatan perkotaan yang dilakukan sehingga menyebabkan penurunan
tingkat kualitas lahan dan resapan air serta dikhawatirkan terjadi pencemaran
lingkungan.
Selain itu masyarakat membangun warung-warung cenderung untuk
menempatkan bangunannya sesuai dengan keinginan sendiri-sendiri tanpa
didasari oleh penataan tata ruang yang baik sehingga akan memicu terjadinya
lahan-lahan kosong dan tidak teratur, juga sebaliknya yang pada akhirnya akan
mempersulit penataannya. Pengembangan tata guna lahan seiring dengan
pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, serta
adanya kecenderungan pengembangan kawasan pusat ibukota Kecamatan
Ngimbang yang saat ini berada di Desa Sendangrejo dan Desa Ngimbang, ke arah
kawasan ini yang semakin perlu dicermati, dengan jalan mempersiapkan rencana
tata guna lahan yang lebih komprehensif dan saling mendukung terhadap
beberapa kawasan di atas, sehingga interaksi yang akan timbul akan
menimbulkan sinergi yang baik bagi pengembangan kawasan perkotaan
khususnya dan pengembangan wilayah Kecamatan Ngimbang pada umumnya.
Kenyataan ini yang merupakan dasar mengapa kawasan ini harus secara dini
dipersiapkan tata guna lahannya secara konprehensif dan menyeluruh yang
terkait dengan beberapa pengembangan kawasan perkotaan dan wilayah yang
diindikasikan akan berkembang sebagai akibat adanya bangkitan baru terhadap
penggunaan lahan dan kehidupan penduduk IKK Ngimbang.
5.1.8. Kendala Dan Limitasi Wilayah
Secara umum daya dukung lahan untuk pengembangan perkotaan baik
secara vertikal maupun horisontal relatif masih cukup besar tersedia pada
wilayah Desa Sendangrejo dan Desa Ngimbang. Akan tetapi melihat pola
perkembangan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduknya, serta orientasi
kegiatannya maka dapat dilihat bahwa masyarakat cenderung masih
terkonsentrasi di pusat pengembangan, meskipun saat ini telah mulai bergeser
secara perlahan ke luar dari pusat pengembangan (sekitar perempatan Pasar
Sendangrejo) akibat adanya sarana prasarana baru di kawasan yang saat ini
menjadi pengembangan kawasan kegiatan baru. Beberapa kendala yang perlu
diperhatikan, adalah :
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-17
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
a. Ruas jalan pada kawasan penelitian bertumpu pada jaringan jalan kolektor
primer, jaringan alternatif belum ditemukan, sehingga dalam pengoptimalan
tata ruang dengan pengaturan fungsi-fungsi primer dan sekunder juga
bertumpu pada jaringan jalan primer.
b. Wilayah IKK Ngimbang berada berdekatan dengan kawasan lindung, sehingga
pengendalian perkembangan kota seharusnya tidak bertentangan dengan
fungsi kawasan lindung.
c. Konsentrasi sarana dan prasarana perkotaan hanya berada di koridor jalan
kolektor primer, hal ini yang menyebabkan masyarakat di luar koridor jalan
kolektor primer masih enggan untuk mengembangkan kegiatannya keluar
dengan alasan sarana penunjang kegiatan yang tidak ada.
d. Kondisi sosial ekonomi penduduk kota yang relatif masih baik, dilain pihak
tingkat pendidikan dan pola hidup yang masih tradisional, merupakan salah
satu kendala di dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi kota.
e. Pengembangan perkotaan harus diselaraskan dengan dominasi kegiatan yaitu
pertanian. Ketersediaan lahan pertanian dalam beberapa hal perlu dijadikan
pertimbangan mengenai keuntungan dan kekurangan dalam hal alih fungsi
lahan menjadi lahan terbangun perkotaan.
f. Keberadaan embung sebagai penyedia sumber daya air perlu dipertahankan,
namun perlu diupayakan pemanfaatannya lebih lanjut dan kepentingan
pemeliharaannya tidak bolah bertentangan dengan pengembangan kawsan
perkotaan.
Dengan adanya beberapa faktor yang akan mempengaruhi
perkembangan tersebut, kiranya harus dipertimbangkan didalam penyusunan
rencana pengembangan ibukota kecamatan yang intensif di masa datang.
Untuk lebih jelasnya faktor pembatas perkembangan wilayah penelitian
dapat dilihat pada Peta 5.1-8.
5.1.9. Kecenderungan Perkembangan
Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yaitu bentuk dan pola penggunaan
lahan saat ini, bentuk struktur dan adanya beberapa faktor pembatas yang
mempengaruhi perkembangan serta berdasarkan kecenderungan perkembangan
yang terjadi, pada masa mendatang perkembangan fisik diarahkan berkembang
secara terkendali sepanjang koridor kolektor primer dan berkembang secara
konsentrik ke arah barat. Keberadaan jaringan jalan merupakan hal yang utama
dalam penelaahan kecenderungan perkembangan di wilayah studi. Perembetan
kenampakan fisik kota diramalkan akan semakin memenuhi koridor jalan utama
baik jalan kolektor primer dan lokal menuju Kecamatan Bluluk dan Sambeng di
arah barat dan timur kawasan. Keberadaan lahan tidak terbangun tetap berada
di lapis luar kawasan terbangun di sepanjang koridor jalan. Di waktu yang akan
datang, apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan maka dikhawatirkan bahwa
perkembangan kota akan semakin menimbulkan beban bagi koridor jalan. Untuk
menghindari perkembangan yang cenderung linear pada wilayah studi, maka
bentukan kenampakan fisik kota lebih diarahkan pada bentuk konsentrik radial
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-18
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
dimana jalan-jalan melingkar diperlukan untuk mengurangi beban dan
menambah nilai aksessibilitas kawasan.
Dalam upayanya tetap mempertahankan Kota Ngimbang sebagai Kota
pertanian, maka model pengembangan kota diarahkan tidak menghilangkan
identitas kota. Pengembangan kawasan terbangun diarahkan pada lapis luar
jaringan jalan kolektor primer sebelah barat sedangkan pada sebelah selatan,
fungsi lahan pertanian dipertahankan.
Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan pula sebagai lahan resapan
dan penjaga keseimbangan ekologis kota.
Konsekuensi pengembangan wilayah kota adalah perubahan dari bentuk-
bentuk lahan tidak terbangunan berupa lahan pertanian menjadi lahan
terbangun. Oleh karena itu diarahkan pada wilayah studi perubahan ditekan
optimal mungkin yaitu dengan memanfaatkan lahan sawah tegalan maupun yang
tidak berrigasi secar teknis sehingga tidak menghilangkan identitas kota.
Untuk lebih jelasnya kecenderungan perkembangan yang telah
diidentifikasi pada Peta 5.1-9
55..22.. AANNAALLIISSAA KKEEPPEENNDDUUDDUUKKAANN DDAANN SSUUMMBBEERR DDAAYYAA MMAANNUUSSIIAA
5.2.1. Jumlah, Perkembangan Dan Prediksi Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk Ibukota Kecamatan Ngimbang,
menunjukkan adanya penurunan dilihat pada perkembangan antara tahun 2000-
2005. Karena itu meskipun terjadi penurunan sebesar -0,32% pada periode 2000-
2005, prediksi jumlah penduduk kedepan tetap beranggapan optimis naik dengan
dasar sebagai bahan pertimbangan penyediaan sarana dan prasarana kota.
Berdasarkan pola pertumbuhan penduduk dan perkiraan perkembangan
kegiatan kota di wilayah IKK Ngimbang, maka skenario perkembangan penduduk
sampai dengan 2015 diperkirakan sebesar 1% per tahun, di bawah angka
pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan. Perkembangan penduduk IKK
Ngimbang pada tahun 2000-2004 dapat dilihat pada Tabel 5.2-1
Gambar 5.2-1 Perkembangan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang
6.500
6.550
6.600
6.650
6.700
6.750
Jiw
a
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun
Penduduk tahun
Tabel 5.2-1 Pertambahan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang
No. Penduduk Tahun Jumlah (Jiwa) Pertambahan1. 2001 6.6452. 2002 6.702 57
3. 2003 6.724 22
4. 2004 6.711 -13
5. 2005 6.692 -19
33.474 47Jumlah
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-19
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Berdasarkan besarnya laju pertumbuhan penduduk di IKK Ngimbang
sebesar 0,32% pertahun, maka perkiraan perkembangan penduduk di masa yang
akan datang digunakan laju pertumbuhan tersebut, dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan sasaran penurunan tingkat pertambahan penduduk Jawa Timur
sebesar 1,12 %, yang berarti laju pertumbuhan IKK Ngimbang yang diambil
dari laju pertumbuhan kecamatan (1%) masih berada di dalam batas toleransi
sasaran.
2. Berdasarkan kebijaksanaan perkembangan penduduk di Wilayah Kabupaten
Lamongan ditetapkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kecamatan
Ngimbang sebesar 1% pertahun.
3. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang terjadi mempertimbangkan
terjadinya arus migrasi (keluar dan masuk) selain pertambahan penduduk
secara alamiah, hal ini tidak terlepas dari kedudukan IKK Ngimbang yang
cukup strategis.
Pada tahap selanjutnya dalam memperkirakan jumlah penduduk di IKK
Ngimbang sampai dengan tahun 2016 akan dihitung dengan menggunakan
beberapa metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan, sehingga dengan
demikian akan didapatkan hasil proyeksi yang lebih valid dan sesuai dengan
karakteristik/kondisi IKK Ngimbang.
Perhitungan metode proyeksi penduduk dibantu oleh software Minitab
for windows release 13.2. Sedangkan metode yang digunakan dalam analisa
proyeksi penduduk sebagai berikut :
1. Metode Regresi Linear
2. Metode Eksponensial
Hasil perhitungan dari ketiga metode diatas dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.2-2 Hasil Perhitungan Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2005-2015 Menurut Metode Proyeksi
Linear Eksponensial2001 6.645 2006 6.751 6.752 2002 6.702 2007 6.772 6.773
2003 6.724 2008 6.793 6.795
2004 6.711 2009 6.814 6.816 2005 6.692 2010 6.836 6.838
2011 6.857 6.860 2012 6.878 6.882
2013 6.899 6.903 2014 6.920 6.925
2015 6.941 6.947 2016 6.962 6.970
889,52 894,50
Penduduk
Mean Squared Deviation
Tahun ProyeksiPendudukTahun Dasar
Hasil perhitungan kedua metode di atas menunjukkan bahwa hasil
perhitungan dengan metode regresi linear dan eksponensial memiliki tren naik.
(Lihat Tabel: 5.2-2)
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-20
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Dengan dasar bahwa metode yang akan dipakai nantinya diupayakan
memiliki simpangan terkecil dan mengikuti skenario optimis dimana
perkembangan penduduk akan senantiasa positif maka dari hasil analisis
didapatkan bahwa hasil perhitungan dengan metode linear dipakai sebagai dasar
perhitungan proyeksi penduduk. Prediksi penduduk IKK Ngimbang dapat dilihat
pada Tabel : 5.2-3
Tabel 5.2-3 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2006-2016
1 2005 6.692 2 2006 6.751 3 2011 6.857 4 2016 6.962
TahunNoJumlah
Penduduk (jiwa)
6.600
6.650
6.700
6.750
6.800
6.850
6.900
6.950
7.000
Jiw
a
2006 2008 2010 2012 2014 2016
Tahun
Linear
Gambar 5.2-2 Proporsi Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang
Hasil dari perhitungan proyeksi di atas, maka didapatkan perhitungan
proyeksi untuk masing-masing PKL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2-4 Prediksi Jumlah Penduduk Masing-masing PKL di IKK Ngimbang Tahun 2006-2016
Tahun PKL I PKL II2006 4.928 1.755 2007 4.944 1.761 2008 4.959 1.767 2009 4.975 1.772 2010 4.990 1.778 2011 5.005 1.784 2012 5.021 1.789 2013 5.036 1.795 2014 5.052 1.801 2015 5.067 1.806 2016 5.083 1.812
5.2.2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan bruto penduduk IKK Ngimbang relatif rendah yaitu sebesar 9
Jiwa/Ha. Hal ini dikarenakan masih luasnya lahan tidak terbangun kota
dibandingkan luasan lahan terbangun. Pada akhir tahun perencanaan
diperkirakan kepadatan bruto penduduk bertambah sebesar 10 jiwa/Ha.
Sedangkan untuk kepadatan netto IKK Ngimbang sebesar 69 jiwa/Ha pada awal
perencanaan tahun 2006 dan menjadi 72 jiwa/Ha pada akhir perencanaan yaitu
tahun 2016.
Penduduk di wilayah IKK Ngimbang secara umum penyebarannya masih
terkonsentrasi di sepanjang jalur jalan utama kota.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-21
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.2-1 Faktor pembatas perkembangan kawasan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-22
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.2-2 Kecenderungan perkembangan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-23
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
55..33.. AANNAALLIISSAA SSTTRRUUKKTTUURR PPEEMMAANNFFAAAATTAANN RRUUAANNGG IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tinjauan terhadap perkembangan fisik IKK Ngimbang pada dasarnya
merupakan suatu penilaian terhadap pola perkembangan daerah terbangun kota
selama jangka waktu tertentu sebagai akibat adanya pola perkembangan
penduduk dan perkembangan kegiatan kota.
Dengan mengamati pola perkembangan fisik tersebut, kita dapat
mengetahui dan menilai seberapa besar kekuatan tumbuh dan berkembangnya
IKK Ngimbang untuk masa yang akan datang serta kearah mana sebaiknya kota
tersebut dikembangkan. Indikator yang akan diamati dalam menganalisa
perkembangan fisik IKK Ngimbang meliputi analisa terhadap perkembangan
daerah terbangun dan struktur kota, analisa pola dan intensitas penggunaan
lahan, analisa terhadap faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan dan
perkembangan kota serta analisa terhadap pengendalian lingkungan kota.
5.3.1. Analisa Perkembangan Struktur Kota dan Daerah Terbangun
Berdasarkan pola perkembangan daerah terbangun kota, maka
perkembangan fisik daerah terbangun IKK Ngimbang bermula dari adanya
perkembangan pola pergerakan kearah pusat kota (kawasan pasar) di Desa
Sendangrejo (sejajar dengan jalan utama) di wilayah perencanaan, kemudian
berkembang menjalar kearah luar (menjauh pusat kota) dan berkembang secara
linier. Selain berkembang secara linier, fisik IKK Ngimbang juga berkembang
secara menyebar melalui pengelompokan pemukiman (kawasan perdesaan).
Perkembangan kawasan terbangun kearah timur kota berkembang secara
linier pada satu lapis jalan penghubung menuju Kecamatan Sambeng. Begitupun
dengan perkembangan ke arah barat, utara dan selatan kota terjadi pula secara
linier.
Pada lokasi tersebut telah ada kecenderungan menjadi lokasi penarik
perkembangan kota hal ini karena pada bagian ini terdapat jalur kolektor
sekunder yang menghubungkan kawasan perencanaan dengan wilayah yang
menjadi tujuan orientasi pergerakan, selain itu pada kawasan ini sedang
berkembang beberapa bangunan non permanen yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa.
Ditinjau dari segi struktur ruang IKK Ngimbang saat ini berpola Radial
pada pusat kota (Pasar Sendangrejo) dan linear pada percabangan jaringan jalan
(memencar) dari arah pusat kota.
Struktur ruang IKK Ngimbang yang ada saat ini menunjukkan bahwa
pusat kota berada di bagian tengah wilayah perencanaan/kawasan sekitar Pasar
Sendangrejo dan fasilitas umum, hal ini terlihat dari berkumpulnya fasilitas
pelayanan ekonomi dan sosial yang memiliki fungsi pelayanan Primer (melayani
Kota dan Kecamatan Ngimbang).
Selain itu terdapat pula fasilitas dengan fungsi pelayanan sekunder
(lingkungan pemukiman dan IKK Ngimbang). Sedangkan untuk struktur sub pusat
kota dapat diindikasikan bahwa terdapat dua kutub pertumbuhan yang sudah
melai berkembang yaitu di sekitar kantor Kecamatan Ngimbang dan Kantor Desa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-24
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Sendangrejo di Sub terminal Ngimbang. Fungsi pelayanan fasilitas yang ada
seluruhnya berfungsi sekunder seperti warung-warung, toko kecil, tempat
peribadatan dan kantor Desa. Bentuk struktur ruang kota yang linier ini tidak
terlepas dari adanya pola penempatan fasilitas pemerintahan yang menyebar
dan berlokasi secara linier di sepanjang jalan utama kota. Seperti telah
dijelaskan pada bagian atas bahwa fasilitas ekonomi dan sosial yang memiliki
fungsi pelayanan primer terpusat di pusat kota dan secara linier di jalan yang
menghubungkan Ngimbang-Bluluk dan Ngimbang-Sambeng serta Ngimbang-Ploso
Jombang, sedang untuk fasilitas pelayanan yang memiliki skala pelayanan
sekunder tersebar di setiap sub pusat kota dan pusat-pusat desa serta lingkungan
perumahan. Penetapan tata tingkat struktur pelayanan IKK Ngimbang di waktu
yang akan datang perlu dipertegas guna mengoptimalkan sistim pelayanan kota
yang ada.
5.3.2. Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota
Ibukota Kecamatan Ngimbang mempunyai luas sebesar 738,55 Ha dari
luasan tersebut tercatat lahan terbangun hanya 96,04 Ha atau 13% dari luas IKK
Ngimbang. Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang, dapat dilihat pada
Tabel 5.3-1.
Tabel 5.3-1 Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang
Ngimbang Sendangrejo
Tanah Sawah 93,00 216,60 309,60 41,92 Tanah Kering 40,29 93,42 133,71 18,10 Bangunan / Pekarangan 12,00 84,04 96,04 13,00
Hutan Negara 140,00 59,20 199,20 26,97 Jumlah 285,29 453,26 738,55 100,00
Jumlah ProsentaseNama DesaPenggunaan
lahan
Berdasarkan kondisi diatas, sampai saat ini ciri kekotaan di wilayah IKK
Ngimbang apabila ditinjau dari proporsi penggunaan lahannya masih belum
menunjukkan ciri kekotaan. Intensitas penggunaan lahan dan bangunan di IKK
Ngimbang dapat dikaji dari pendekatan terhadap Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka
Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) atau
Angka Lantai Dasar (ALD) digunakan untuk mengganti istilah "Building Coverage"
(BC) yaitu membandingkan antara luas total lantai dasar bangunan dan luas
lahannya. Angka Lantai Dasar untuk kawasan terbangun di IKK Ngimbang
umumnya berkisar antara 40 - 80%. Adanya Angka KDB yang tinggi di beberapa
lokasi seperti di kawasan sekitar pasar/kawasan perdagangan, kawasan di sekitar
Kantor Kecamatan dan beberapa lokasi lainnya yang sporadis disebabkan karena
adanya pemukiman dengan pemakaian halaman bersama, sehingga batas luas
lahan yang sebenarnya menjadi tidak jelas. Koefisien lantai bangunan (KLB)
digunakan untuk mengganti istilah "Floor Area Ratio" (FAR) yaitu angka
perbandingan antara jumlah total luas lantai bangunan terhadap luas lahan.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-25
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Pada umumnya angka KLB di IKK Ngimbang sama dengan angka KDB
(KLB=KDB) yang menunjukkan bahwa intensitas penggunaannya relatip masih
rendah dan belum mengarah kepenggunaan lahan secara vertikal meskipun, dan
apabila dilihat di kawasan pusat kota lebih mengarah pada KLB yang lebih besar
dari pada KDB nya, hal ini karena ketersediaan lahan (dataran) sangat terbatas.
Angka Ruang Terbuka (Open Space Ratio) yaitu perbandingan antara luas ruang
terbuka dengan luas lantai bangunan yang berdiri diatasnya. Angka ART yang
tertinggi umumnya berlokasi pada kawasan-kawasan yang KDBnya tinggi pula.
Angka Intensitas Penggunaan Lahan (AIPL) merupakan tafsiran lebih lanjut
angka-angka dari faktor-faktor yang disebut terdahulu guna mengetahui
intensitas penggunaan lahan. Untuk IKK Ngimbang angka IPL khususnya untuk
kawasan pemukiman dan perdagangan berkisar antara 12-13, sedangkan kawasan
lainnya belum berkembang.
Pola intensitas penggunaan lahan di IKK Ngimbang secara umum
menunjukkan bahwa kota ini masih belum menunjukkan tingkat perkembangan
kekotaan yang mapan. Intensitas penggunaan lahan yang terdapat dibeberapa
tempat lebih menunjukkan karena faktor-faktor sosial-budaya setempat yang
lebih berorientasi terhadap tempat kerja. Kondisi ini dikuatkan pula dari segi
diversifikasi kegiatan kota yang masih belum berkembang seperti perdagangan
dan jasa.
Dimasa yang akan datang sejalan dengan peningkatan fungsi IKK
Ngimbang meskipun masih bertumpu pada kegiatan pertanian diharapkan ciri
kehidupan kekotaan akan mulai nampak sebagai 'multifier effect ' terhadap
daerah sekitarnya.
Berikut adalah hambatan yang dihadapi dalam rangka pengembangan
Kota di IKK Ngimbang:
a. Kondisi sosial ekonomi penduduk kota yang relatif masih baik, dilain pihak
tingkat pendidikan dan pola hidup yang masih tradisional, merupakan salah
satu kendala didalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi kota.
b. Minimnya sarana dan prasarana kota guna mendukung adanya pengembangan
kota. Pengadaan sarana dan prasarana kota terbentur dengan adanya
kesulitan didalam pembiayaan.
c. Minimnya lahan peruntukan untuk fasilitas pelayanan umum, sehingga
menemui kendala dalam pemenuhannya.
Untuk lebih jelasnya pengaturan KDB, KLB menurut jenis penggunaan
lahan di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel: 5.3-2.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-26
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.3-2 Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Ibukota Kecamatan Ngimbang Tahun 2016
KDB KLB Tinggi No. PKL Kegiatan Maksimum Maksimum Lantai Keterangan
(%) (%)
1 I 1. Perumahan
- Kepadatan Tinggi 80 200 2 dengan syarat, * - Kepadatan Sedang 60 100 1 dengan syarat, *
- Kepadatan Rendah 40 80 1
2. Perdagangan dan Jasa - Skala Kecamatan 100 200 2 dengan syarat, *
- Skala PKL 75-100 100 - 200 1 - 2 dengan syarat, * - Skala Unit Lingkungan 50 150 1 dengan syarat, *
3. Perkantoran - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat
- Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat - Skala Unit Lingkungan 50 100 1 dengan syarat
4. Pendidikan
- Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat
- Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat
- Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat 5. Peribadatan - Skala Kecamatan atau lebih 100 200 2 dengan syarat, * - Skala PKL 60-75 100 1 dengan syarat, *
- Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat, * 6. Fasilitas Umum Lainnya - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat, * - Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat
- Skala Unit Lingkungan 50 100 1 7. Industri 50 50 1 industri kecil 8. RTH - Sarana Rekreasi Skala Kota 50 100 - bangunan/lapangan - Sarana Olah Raga Skala Kota 40 100 - bangunan/lapangan
- Skala PKL 30 - - lapangan - Skala Unit Lingkungan 20 40 - berupa taman
Sumber: Hasil AnalisaKeterangan : * Kecuali pada sisi Jalan Kolektor Primer dan kawasan konservasi dgn syarat khusus
Tabel: 5.3-2 (Lanjutan) Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II Kota Ngimbang Tahun 2016
KDB KLB Tinggi
No. PKL Kegiatan Maksimum Maksimum Lantai Keterangan(%) (%)
2 II 1. Perumahan - Kepadatan Tinggi 80 200 2 dengan syarat, *
- Kepadatan Sedang 60 100 1 dengan syarat, * - Kepadatan Rendah 40 80 1 2. Perdagangan dan Jasa - Skala Kecamatan 80 100 1 dengan syarat, * - Skala PKL 75 100 1 dengan syarat, *
- Skala Unit Lingkungan 50 150 1 dengan syarat, * 3. Perkantoran - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat
- Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat - Skala Unit Lingkungan 50 100 1 dengan syarat 4. Pendidikan - Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat - Skala Sub Kawasan Perkotaan 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat
- Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat 5. Peribadatan - Skala Kecamatan atau lebih 100 200 2 dengan syarat, *
- Skala PKL 60-75 100 1 dengan syarat, * - Skala Unit Lingkungan 50-60 100 1 dengan syarat, * 6. Fasilitas Umum Lainnya
- Skala Kecamatan atau lebih 75 200 2 dengan syarat, * - Skala PKL 60-75 100 - 200 1 - 2 dengan syarat
- Skala Unit Lingkungan 50 100 1 7. Industri 50 50 1 * 8. RTH - Sarana Rekreasi Skala Kota 50 100 - bangunan/lapangan - Sarana Olah Raga Skala Kota 50 100 - bangunan/lapangan - Skala PKL 30 - - lapangan
- Skala Unit Lingkungan 20 40 - berupa tamanSumber: Hasil AnalisaKeterangan : * Kecuali yang berbatasan langsung dengan sempadan sungai, embung dan Jalan dengan syarat-syarat Khusus
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-27
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
5.3.3. Analisa Arahan Pengembangan Kota
Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, yaitu bentuk dan pola penggunaan
lahan saat ini, bentuk struktur dan adanya beberapa faktor pembatas yang
mempengaruhi perkembangan serta berdasarkan kecenderungan perkembangan
yang terjadi, pada masa mendatang perkembangan fisik diarahkan berkembang
secara terkendali sepanjang koridor kolektor primer dan berkembang secara
konsentrik ke arah barat.
Keberadaan jaringan jalan merupakan hal yang utama dalam penelaahan
kecenderungan perkembangan di wilayah studi. Perembetan kenampakan fisik
kota diramalkan akan semakin memenuhi koridor jalan utama baik jalan kolektor
primer dan jalan koridor Ngimbang-Bluluk serta jalan koridor Ngimbang-
Sambeng. Keberadaan lahan tidak terbangun tetap berada di lapis luar kawasan
terbangun di sepanjang koridor jalan.
Di waktu yang akan datang, apabila kondisi ini terus menerus dibiarkan
maka dikhawatirkan bahwa perkembangan kota akan semakin menimbulkan
beban bagi koridor jalan. Untuk menghindari perkembangan yang cenderung
linear pada wilayah studi, maka bentukan kenampakan fisik kota lebih diarahkan
pada bentuk konsentrik radial dimana jalan-jalan melingkar diperlukan untuk
mengurangi beban dan menambah nilai aksessibilitas kawasan.
Dalam upayanya tetap mempertahankan Kota Ngimbang sebagai Kota
pertanian, maka model pengembangan kota diarahkan tidak menghilangkan
identitas kota.
Pengembangan kawasan terbangun diarahkan pada lapis luar jaringan
jalan kolektor primer sebelah barat sedangkan pada sebelah timur dan selatan,
fungsi lahan pertanian dipertahankan.
Keberadaan lahan pertanian ini diharapkan pula sebagai lahan resapan
dan penjaga keseimbangan ekologis kota.
5.3.4. Analisa Pengendalian Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu didalam pe-
manfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengedalian, pemulihan serta
pengembangan lingkungan hidup kota guna terwujudnya suatu kehidupan dan
penghidupan kota yang aman, tertib, lancar dan sehat. Sejalan dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang, maka upaya-upaya pengendalian pembangun
wilayah dan kota merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan di dalam
penataan ruang kota. Berkaitan dengan analisa pengendalian lingkungan di
wilayah IKK Ngimbang, maka aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan didalam
perencanaan pengendalian lingkungan meliputi ;
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 28
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.3-1 kecenderungan perkembangan kawasan terbangun
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-29
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.3-2 Analisa Struktur Kota
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-30
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.3-3 Faktor pembatas perkembangan Kota di IKK Ngimbang
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-31
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.3-4 Arahan Intensitas Penggunaan Lahan di IKK Ngimbang
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-32
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
1. Optimalisasi penggunaan ruang kota adalah merupakan salah satu cara
didalam meningkatkan nilai ekonomi dan sosial lahan di IKK Ngimbang sejalan
dengan adanya rencana pengembangan kota dan pelaksanaan program dan
proyek dari rencana tersebut. Dari kondisi tersebut tentunya didalam
pertimbangan pengarahan pemanfaatan lahan dititikberatkan kepada
pertimbangan ekonomi, sosial, strategis dan politis dari suatu kawasan di
samping pertimbangan teknis dan biaya.
2. Pengendalian terhadap lingkungan yang diidentifikasi akan terjadi
kecenderungan menjadi kawasan kumuh yang terdapat di sekitar pusat kota
dan sepanjang jaringan jalan utama kota, yang apabila dibiarkan
dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap penurunan kondisi sosial dan
lingkungan setempat.
3. Pengendalian dan pemeliharaan terhadap kondisi air tanah, dilakukan dengan
tetap memperluas bidang resapan melalui pemeliharaan dan pengendalian
ketat pada kawasan embung serta penanaman pohon.
4. Pengendalian terhadap adanya perubahan/pergeseran guna lahan (Land-Use)
khususnya dari lahan pertanian ke non pertanian. Pengendalian penggunaan
lahan dikawasan ini dilakukan dengan cara menjaga kepadatan bangunan
sesuai rencana, menjauhkan kegiatan yang bertentangan dengan fungsi
utama kawasan tersebut.
5. Pengendalian terhadap penggunaan lahan dan pengendalian garis sempadan
jalan/bangunan khususnya disepanjang jalan utama kota serta jalan-jalan
lainnya yang dianggap strategis terhadap sistim transportasi kota.
6. Pengendalian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan kota khususnya
yang berkaitan dengan persampahan, air kotor/WC dan air bersih.
7. Peningkatan kesadaran lingkungan bagi seluruh penduduk kota, khususnya
terhadap kesehatan, keamanan dan kenyamanan lingkungan pemukiman
kota.
5.3.5. Fungsi Pusat Kegiatan Lokal IKK Ngimbang
Di dalam mengoptimalkan struktur pelayanan IKK Ngimbang di masa
mendatang, pengembangannya dibagi 2 Sub Kota, yaitu PKL I dan PKL II. Fungsi
dan struktur Sub Kota pada dasarnya merupakan faktor yang saling terkait antar
komponen kegiatan kota dan merupakan kerangka dasar dalam perumusan
rencana tata ruang.
Fungsi yang ditetapkan masing-masing Sub Kota adalah sebagai berikut:
1. PKL I (Desa Sendangrejo)
q Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan
q Pemerintahan dan Perkantoran skala kecamatan dan lokal
q Pusat pelayanan pemerintahan skala desa
q Fasilitas Umum skala kecamatan
q Kesehatan skala PKL
q Pemukiman
q Transportasi
q Ruang terbuka hijau.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-33
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
2. PKL II (Desa Ngimbang)
q Kegiatan perdagangan dan jasa skala desa
q Pemerintahan dan Perkantoran skala Kecamatan dan lokal
q Pendidikan skala Kecamatan
q Fasilitas Umum skala PKL
q Kesehatan skala Kecamatan
q Pemukiman
q Ruang terbuka hijau
Pembagian struktur IKK Ngimbang menjadi 2 PKL ini didasarkan atas
pertimbangan pola dan bentuk struktur kota yang terjadi saat ini, jangkauan
pelayanan yang memungkinkan di masa yang akan datang serta arahan
pengembangan kota yang ditetapkan.
Tidak adanya alternatif lain dalam penentuan pembagian Pusat Kegiatan
Lokal di IKK Ngimbang dikarenakan kondisi struktur ruang IKK Ngimbang yang
sedemikian rupa, yaitu membentuk pola linier yang memusat karena terbentuk
oleh pola jaringan jalan yang ada dan dominasi lahan pertanian dan embung
yang ada di wilayah kota. Sehingga untuk tetap terbentuknya sistem kota yang
kompak maka hanya memungkinkan adanya satu alternatif pembagian Sub Kota
tersebut.
5.3.6. Analisa Intensitas dan Tingkat Kepadatan Bangunan
Pengaturan kepadatan bangunan di IKK Ngimbang, dilakukan terhadap
intensitas pemanfaatan lahan pada setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
memperhatikan kemampuan dan kondisi serta karakteristik kawasan yang
bersangkutan.
Pengaturan kepadatan bangunan diupayakan mempunyai koefisien dasar
bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) yang memungkinkan
terciptanya ruang terbuka dan peningkatan kualitas lingkungan setempat.
Seperti diketahui bahwa dengan ketersediaan lahan yang terbatas dan
untuk menuju kepada tujuan dari strategi pengembangan wilayah IKK Ngimbang
yang optimal dengan masih mempertahankan lahan-lahan persawahan produktif
maka pengalihan lahan secara bertahap dilakukan pada lahan-lahan yang saat ini
berupa lahan tegalan, untuk pengalihan lahan persawahan produktif dapat
dilakukan sebatas satu lapis dari jaringan jalan utama saja, hal ini sesuai dengan
tingkat daya tampung penduduk sampai tahun akhir perencanaan yang masih
mencukupi, sehingga tidak mengorbankan lahan pertanian yang ada.
Apabila pada alternatif terakhir tidak terpenuhi maka jalan keluar yang
dapat ditawarkan adalah dengan melakukan pengembangan secara vertikal yang
tentunya dengan syarat-syarat tertentu bagi keamanan pembangunannya.
Pengaturan tingkat kepadatan bangunan ini mempertimbangkan apa
yang telah dianalisa sebelumnya dengan arahan seperti pada Tabel: 5.3-3.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-34
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.3-3 Analisa Tingkat Kepadatan Bangunan Tiap Pusat Kegiatan Lokal
Pusat ArahanNo. Kegiatan Dominasi Fungsi Kegiatan Kepadatan
Lokal Bangunan
1 I Kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan Tinggi
Desa Sendangrejo Pemerintahan dan Perkantoran skala kecamatan dan lokal Sedang Pusat pelayanan pemerintahan skala desa Sedang Fasilitas Umum skala kecamatan Sedang Kesehatan skala PKL Rendah
Pemukiman Sedang
Transportasi -
Ruang terbuka hijau. -
2 II Kegiatan perdagangan dan jasa skala desa SedangDesa Ngimbang Pemerintahan dan Perkantoran skala Kecamatan dan lokal Sedang
Pendidikan skala Kecamatan Rendah Fasilitas Umum skala PKL Sedang Kesehatan skala Kecamatan Rendah
Pemukiman Sedang Ruang terbuka hijau -
Sumber: Hasil AnalisaKeterangan:
Tinggi : 50 - 70%
Sedang : 30 - 50%Rendah : 20 - 30%Sangat Rendah : < 20%
Asumsi : Tingkat kepemilikan lahan relatif tersedia, Rata-Rata kepemilikan lahan dibandingkan luas bangunannya Maksimum 70%, Terdapat kurang dari 1%, bangunan yang tidak mempunyai halaman.
Dominasi Lahan dengan KLB lebih dari 100% dibawah angka 1%
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-35
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.3-5 Arahan Struktur Kegiatan IKK Ngimbang
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-36
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.3-6 Arahan Struktur Kegiatan Kota dan PKL
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-37
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
55..44.. AANNAALLIISSAA KKEEGGIIAATTAANN EEKKOONNOOMMII
5.4.1. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian di wilayah IKK Ngimbang berkisar pada usaha pada
komoditas jagung, Kacang kedelai, Padi ladang. Luas tanam dan produksi
pertanian IKK Ngimbang dapat dilihat pada tabel 5.4-1.
Tabel 5.4-1 Luas Tanam dan Produksi Pertanian IKK Ngimbang
KomoditasLuas tanam
(ha)Produksi (Ton/Ha)
Jagung 275 1.423Kacang Kedelai 11 15Padi ladang 466 3.184
Jumlah 752 4.622Sumber: Kecamatan Ngimbang dlm Angka
Sesuai dengan kecenderungan sifat mata pencaharian kota, maka
sektor pertanian ini akan lambat laun akan bergeser, oleh karena itu pada
wilayah IKK Ngimbang pada masa mendatang perlu diperhitungkan berapa luas
lahan pertanian yang akan berubah menjadi bagian kota terbangun dan berapa
jumlah jiwa yang berada/bergerak di sektor pertanian akan tergusur, yang
tentunya harus dipikirkan dan dikembangkan lapangan kerja di sektor-sektor
sekunder maupun primer sebagai alih profesi yang masih ada hubungannya.
Melihat kondisi tersebut diatas maka yang perlu dilakukan adalah :
q Usaha-usaha untuk mempertahankan surplus produksi pertanian diupayakan
selalu terjadi peningkatan produksi.
q Perlu diseimbangkan antara jumlah tenaga kerja dan lahan kerja yang
tetap.
q Di masa mendatang, luas lahan pertanian secara alamiah akan menyusut
untuk itu perlu diarahkan dan dialihkan pada kesempatan kerja di sektor
sekunder.
q Penyusutan lahan pertanian harus dicarikan jalan keluar dengan jalan
insentif dan disinsentif pada lahan yang saat ini dikembangkan sebagai lahan
kota khususnya dengan orientasi kawasan terbangun.
5.4.2. Kegiatan Perdagangan Dan Jasa.
Kegiatan perdagangan dan kegiatan jasa adalah kegiatan yang sifatnya
sama yakni berkaitan dengan tukar menukar yang mana keduanya harus ada
demand dan supply. Tetapi meskipun secara prinsip sama tetapi ada
perbedaannya, yakni kalau perdagangan adalah menghargai barang yang riil
(nyata), tetapi kalau jasa barangnya tidak riil (tidak nyata).
2 Kegiatan Perdagangan
1. Tingkat Perkembangan Kegiatan Perdagangan
Jenis perdagangan yang berkembang masih terbatas pada jenis barang
primer yang sederhana dan terbatas untuk pelayanan lokal IKK dengan
radius tertentu. Fasilitas perdagangan yang terdapat di IKK Ngimbang cukup
memadai untuk kebutuhan saat ini yang meliputi pasar, toko dan warung,
jenis dan ragam barang yang diperdagangkan kurang bervariasi, baik
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-38
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
kualitas maupun kuantitasnya hal ini yang menjadikan orientasi pergerakan
kegiatan lebih banyak berorientasi ke luar wilayah kota.
2. Kecenderungan Perkembangan Lokasi Kegiatan Perdagangan
Lokasi kegiatan perdagangan saat ini dapat diIndentifikasi sebagai berikut:
A. Kawasan perdagangan/pertokoan mengelompok menerus di radius 1
sampai 2 Km dari Kantor Koramil mendekati sub terminal Ngimbang,
berkembangnya kegiatan perdagangan di kawasan tersebut karena letak-
nya yang strategis yakni berada jalan utama kota.
B. Fasilitas perdagangan ada juga di sepanjang jalan utama Kota dengan
jalan kolektor primer yang melintang arah utara dan selatan.
C. Pasar Sendangrejo dengan skala pelayanan lokal hingga regional berada
di wilayah pusat kota, pada waktu-waktu tertentu dapat mengakibatkan
penumpukan kegiatan.
3. Kebijaksanaan Pengembangan
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas dan untuk menunjang upaya
peningkatan kegiatan perekonomian Kota maka :
A. Perencanaan tata ruang untuk mengarahkan lokasi kegiatan perdagangan
yang dipisahkan antara pelayanan lingkungan dan pelayanan Kecamatan.
B. Kegiatan perdagangan untuk pelayanan lingkungan diarahkan sesuai
dengan pengelompokan pemukiman yang direncanakan.
C. Kegiatan perdagangan untuk pelayanan Kecamatan diarahkan pada lokasi
yang memiliki daya jangkauan relatif mudah terhadap jalan utama kota.
D. Penertiban kawasan perdagangan dan peningkatan kualitas kawasan
perdagangan.
2 Kegiatan Jasa
Kegiatan jasa yang ada di IKK Ngimbang dapat dikatakan cukup memadai
yang meliputi fasilitas wartel, bengkel dan koperasi. Kegiatan jasa ini
berkembang di sepanjang jalan utama.
5.4.3. Kegiatan Industri
Kegiatan Industri di IKK Ngimbang untuk jenis industri hampir tidak ada,
kalaupun ada hanya berupa pergudangan karena letak IKK Ngimbang berada
pada jalur dengan akses yang baik. Pada saat ini dibutuhkan upaya-upaya agar
investor masuk ke wilayah perencanaan ataupun di Kecamatan Ngimbang yang
tentunya dengan jalan memberikan insentif bagi pengusaha yang akan
mendirikan usaha tersebut sehingga akan semakin terbuka pengembangan
kegiatan tersebut pada masa yang akan datang.
5.4.4. Kegiatan Peternakan
Kegiatan peternakan yang ada di Kecamatan Ngimbang sebagian besar
merupakan kegiatan sambilan saja meskipun di lapangan terdapat sebagian
masyarakat mengusahakan dengan skala relatif besar. Usaha positif yang
diharapkan bisa meningkatkan populasi ternak adalah dengan memberikan
penyuluhan atau kursus tentang cara berternak dengan baik kepada
masyarakat.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-39
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
55..55.. AANNAALLIISSAA KKEEBBUUTTUUHHAANN PPEERRUUMMAAHHAANN DDAANN FFAASSIILLIITTAASS LLAAIINNNNYYAA
5.5.1. Perumahan
Pengkajian perumahan di IKK Ngimbang meliputi :
2 Kondisi Lingkungan dan Perumahan
2 Type lingkungan perumahan.
2 Perkiraan kebutuhan fasilitas perumahan
5.5.1.1. Kondisi Lingkungan Dan Perumahan
Sebagian besar kondisi bangunan di IKK Ngimbang belum mencerminkan
sifat kekotaan dengan kondisi bangunan cukup baik, dimana sebagian besar
tembok/dinding rumah yang ada sudah terbuat dari pasangan batu atau
setengah batu dengan lantai dari semen/tegel dan atap terbuat dari genteng.
Perbaikan yang perlu mendapat perhatian adalah terhadap sistem sirkulasi dan
ventilasi udara/sinar matahari yang kurang memadai. Kondisi lingkungan yang
ada menunjukkan hanya sebagian wilayah IKK Ngimbang yang memiliki kondisi
baik, sedang wilayah lainnya tergolong memi liki kondisi lingkungan yang sedang
hingga buruk. Aspek yang diidentifikasi perlu mendapat perhatian dalam
penanganan kondisi lingkungan ini meliputi sistem pembuangan sampah,
pembuangan air sisa kegiatan rumah tangga dan kegiatan komersial serta
pembuangan air hujan.
5.5.1.2. Type Lingkungan Perumahan.
Dari survey pengamatan lapangan, di IKK Ngimbang terdapat beberapa
type lingkungan perumahan yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
q Type lingkungan perumahan campuran.
q Type lingkungan perumahan kampung.
q Type lingkungan perumahan semi urban.
A. Type Lingkungan Perumahan Campuran
Type lingkungan perumahan ini sering di jumpai juga di Kota-kota kecil
lainnya di Kabupaten Lamongan. Arti perumahan campuran adalah perumahan
yang selain digunakan sebagai rumah juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan
lain seperti:
Ø Kegiatan perdagangan (perancangan).
Ø Kegiatan jasa (penjahit, salon/potong rambut, dan lain-lain).
Ø Kegiatan Industri rumah tangga dan lain-lainnya.
Bentuk perumahan ini jelas tak terencana dan berkembang secara
alami dan timbul sebagai tantangan kegiatan ekonomi karena adanya
keuntungan lokasi, bercampur dengan perdagangan yang memberikan tarikan
kuat, sehingga mampu merubah lingkungannya menjadi lingkungan
perdagangan.
B. Type Lingkungan Perumahan Kampung
Di IKK Ngimbang yang mencerminkan type lingkungan ini pada sebagian
besar wilayah kota. Lingkungan ini dapat dijumpai di bagian pusat kota yakni di
sepanjang jalan utama IKK Ngimbang, sekitar pusat PKL 1 dan sekitar pusat PKL
2.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-40
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
C. Type Lingkungan Perumahan Semi Urban
Sebagaimana diketahui perkembangan IKK Ngimbang berpengaruh
kedaerah-daerah/kawasan-kawasan perumahan sekitarnya (dalam wilayah
fungsional kota). Namun karena pada asalnya wilayah ini merupakan wilayah
pertanian maka bentuk-bentuk lingkungan perumahannyapun masih
terpengaruh oleh alam pedesaan (pertanian) yang ditandai oleh ruang-ruang
terbuka dengan halaman luas atau tanpa pagar permanen. Bangunan-bangunan
dilingkungan ini masih bersifat temporer atau semi permanen namun telah
mendapat fasilitas perkotaan. Lingkungan perumahan semi urban juga masih
dapat di jumpai di daerah pedusunan di luar pusat perkotaan.
5.5.1.3. Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Perumahan
Jumlah penduduk di IKK Ngimbang pada tahun 2004 adalah 2.851 jiwa
dengan jumlah rumah sebanyak 732 rumah, sehingga untuk setiap rumahnya
dihuni oleh 4-5 orang. Sama halnya dengan IKK Ngimbang, ternyata daya
tampung rumah di Kecamatan Ngimbang untuk setiap rumahnya rata-rata
menampung 5-6 orang. Secara keseluruhan pengelompokan perumahan di IKK
Ngimbang mempunyai kecenderungan untuk berorientasi pada daerah-daerah
yang mempunyai aksesibilitas tinggi dan lokasi-lokasi yang dekat dengan
fasilitas-fasilitas perkotaan. Hal tersebut dapat dimengerti karena fasilitas yang
ada di IKK Ngimbang letaknya masih belum tersebar menurut aturan perincian
kota yang layak.
Tabel 5.5-1 Rasio Jumlah Penduduk Per Rumah di Kota dan Kecamatan Ngimbang
Jumlah Jumlah RasioNo Wilayah Penduduk Rumah Jiwa/Rumah
(Unit)(Jiwa)
1 Ngimbang 1.776 439 4,052 Sendangrejo 4.916 1.081 4,55
Wil. Perencanaan 6.692 1.520 4,40
Kec. Ngimbang 42.069 6.731 6,25
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan pendekatan kondisi tersebut dan disesuaikan dengan ketentuan
standart luas perumahan yang berlaku maka diasumsikan kebutuhan rumah
di IKK Ngimbang pada masa yang akan datang menggunakan ketentuan
sebagai berikut :
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-41
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
1. Berdasarkan ketentuan tersebut pula dalam memperkirakan
kebutuhan perumahan di IKK Ngimbang di masa yang akan datang,
maka diasumsikan bahwa luas rata-rata kavling rumah saat ini
dianggap sebagai luas rumah untuk golongan pendapatan
sedang/menengah dengan penyesuaian luas menjadi 300m2. Dengan
melihat kondisi yang ada sekarang, maka dalam memperkirakan
kebutuhan rumah di masa yang akan datang digunakan ketentuan
sesuai dengan kondisi saat ini yaitu satu rumah dihuni oleh 5 jiwa.
2. Pertimbangan yang digunakan adalah jika digunakan 4 jiwa/rumah
maka hingga tahun 2016 nanti tidak akan ada pertambahan jumlah
rumah, sedangkan saat itu jumlah penduduk bertambah dan
bertambahnya pula kelompok penduduk usia pernikahan yang
tentunya membutuhkan perumahan.
Secara rinci perkiraan kebutuhan dan luas kavling rumah di IKK
Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.5-3, sedang perincian tiap PKL dapat
dilihat pada Tabel 5.5-4.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-42
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-2 Komposisi Jumlah Rumah dan Kebutuhan Luas Kavling Rumah Berdasarkan Golongan Pendapatan
Komposisi KebutuhanNo Golongan Jumlah Luas
Pendapatan Rumah Kavling (%) (M2)
1 Tinggi 10 4002 Sedang 30 3003 Rendah 60 150
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 5.5-3 Prediksi Kebutuhan Perumahan Dilihat Dari Jenis Kaplingnya Tahun 2016
P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
NO T I P E ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
P E R U M A H A N Jumlah Rumah Luas Rumah Jumlah Rumah Luas Rumah Jumlah Rumah Luas Rumah
( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total Tambahan Total
1 Kapling Kecil (60 % jml. rumah) 7 810 1.416 162.024 20 823 3.960 164.568 32 835 6.480 167.088
2 Kapling Sedang (30 % jml. rumah) 4 405 1.416 162.024 10 411 3.960 164.568 16 418 6.480 167.088
3 Kapling Besar (10 % jml. rumah) 3 137 1.980 82.284 3 137 1.980 82.284 5 139 3.240 83.544
J U M L A H 14 1.352 4.812 406.332 33 1.371 9.900 411.420 54 1.392 16.200 417.720
Sumber Data : Hasil Analisa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-43
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-4 Perkiraan Jumlah Bangunan Rumah Tinggal Menurut Lokasi Pusat Kegiatan Lokal Perkotaan Tahun 2006 - 2016
PERKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN RUMAH
SUB Tahun 2006 Tahun 2011 Tahun 2016
No KAWASAN Penduduk Jumlah Rumah Luas Rumah Penduduk Jumlah Rumah Luas Rumah Penduduk Jumlah Rumah Luas Rumah
PERKOTAAN ( jiwa ) ( unit ) ( m2 ) ( jiwa ) ( unit ) ( m2 ) ( jiwa ) ( unit ) ( m2 )
Jumlah Tambahan Kebutuhan Total Kebutuhan Total Jumlah Tambahan Kebutuhan Total Kebutuhan Total Jumlah Tambahan Kebutuhan Total Kebutuhan Total
Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan Tambahan
1 PKL I 4.928 12 2 1.082 88,388 840.488 5.005 89 18 1.098 5.340 845.740 5.083 167 33 1.113 10.020 850.420
2 PKL II 1.755 0 0 438 95,300 120.095 1.784 8 2 440 480 120.480 1.812 36 7 445 2.160 122.160
J u m l a h 6.683 12 2 1.520 183,688 960.584 6.789 97 19 1.537 5.820 966.220 6.895 203 41 1.559 12.180 972.580
Sumber Data : Hasil Analisa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-44
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-5 Perkiraan Kepadatan Rumah di IKK Ngimbang Sampai Tahun
2015
Jumlah Luas KepadatanNo Tahun Rumah Kota perumahan Net Gross
(Unit) (Ha) (Ha) Density Density
1 2006 1.520 738,55 45,560 33 22 2011 1.537 738,55 46,120 33 23 2016 1.559 738,55 46,760 33 2
Sumber : Hasil Analisa
5.5.2. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang untuk mencerdaskan
masyarakat perkotaan, sehingga penyebaran pelayanannya memerlukan
pengaturan yang cermat dan sesuai dalam suatu ruang perkotaan. Seperti
diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada di IKK Ngimbang terdiri dari
tingkat TK sampai tingkat SLTA. Untuk fasilitas pendidikan setingkat Akademi
dan Perguruan Tinggi sampai saat ini belum ada.
Arti penyediaan sarana pendidikan di IKK Ngimbang pada masa
mendatang akan semakin penting. Hal ini dapat dilihat bahwa perkembangan
jumlah murid TK, SD, dan SLTA menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan
jumlah murid tersebut untuk masa mendatang perlu dipikirkan penambahan
penyebaran fasilitas pendidikan, sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Tingkat
kebutuhan fasilitas pendidikan di IKK Ngimbang sampai tahun 2016 dapat
dilihat sebagai berikut:
A. Taman Kanak-kanak
Penggunaan perpaduan standar DPU. Cipta Karya, dan standar Depdikbud
untuk pengadaan 1 Sekolah Taman Kanak-Kanak memenuhi ketentuan umum
sebagai berikut:
q Untuk melayani 1.000 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan 500 meter
q Luas lahan yang dibutuhkan 1200 M2
q 1 TK terdiri dari 2 kelas (1 kelas untuk 35 - 40 murid)
Kebutuhan akan fasilitas taman kanak-kanak tersebut sampai tahun 2015
dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 dan tabel: 5.5-7
B. Sekolah Dasar
Kebutuhan fasilitas ini pada prinsipnya hanya melayani penduduk yang
ada di wilayah Kota itu sendiri, hal tersebut mengingat akan radius pelayanan
fasilitas Sekolah Dasar tidak boleh terlalu jauh.
Dengan melihat standar fasilitas SD yang ada yaitu :
q Untuk melayani 1.600 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan 1.000 meter
q Luas lahan yang dibutuhkan 3.600 m2
q 1 SD terdiri dari 6 kelas (1 kelas untuk 40 murid)
Kebutuhan akan fasilitas Sekolah Dasar tersebut sampai tahun 2016
dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-45
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
C. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Standart yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan fasilitas
pendidikan SLTP adalah sebagai berikut :
q Untuk melayani 4.800 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan melayani satu kecamatan
q Luas lahan yang dibutuhkan 15.496 m2
q 1 SLTP terdiri dari 12 kelas (1 kelas untuk 40 murid)
Kebutuhan akan fasilitas Sekolah Menengah Tingkat Pertama tersebut
sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7
D. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Fasilitas pendidikan tingkat SLTA saat ini belum ada. Standar yang
digunakan dalam memperkirakan kebutuhan fasilitas pendidikan SLTA adalah
sebagai berikut :
q Untuk melayani 4.800 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan melayani satu kecamatan
q Luas lahan yang dibutuhkan 16.890 m2
q 1 SLTA terdiri dari 12 kelas (1 kelas untuk 40 murid) bisa ditingkatkan
dengan pengembangan vertikal
Kebutuhan fasilitas Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai tahun 2016
dapat dilihat pada tabel: 5.5-6 tabel: 5.5-7
5.5.3. Fasilitas Kesehatan
Sesuai dengan pengadaan pelayanan dibidang pendidikan, maka
penyediaan fasilitas kesehatan inipun lokasinya atau penempatannya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga memudahkan penduduk untuk dilayani.
Penyediaan fasilitas kesehatan ini sangat penting artinya, karena akan
menyangkut kesehjahteraan masyarakat. Makin baik pelayanan kesehatan, akan
makin baik pula kondisi kesehatan masyarakat yang sebetulnya akan membawa
implikasi yang luas, diantaranya adalah tingkat kesejahteraan dan produktifitas
kerja. Dalam wilayah IKK Ngimbang saat ini memiliki fasilitas kesehatan yang
dapat dikatakan cukup memadai. Analisa kebutuhan fasilitas kesehatan
memakai standar Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota-
Puslitbang Permukiman DPU meliputi :
A. UGD.
Terdapat fasilitas UGD di wilayah IKK Ngimbang pada tahun 2006. Dengan
menggunakan standar sebagai berikut dapat diperkirakan kebutuhan fasilitas
UGD di IKK Ngimbang sampai tahun 2016:
q Untuk melayani 10.000 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan 2.000 meter
q Luas lahan yang dibutuhkan 1.600 m2
B. Puskesmas
Standar yang digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan Puskesmas
adalah sebagai berikut:
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-46
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
q Untuk melayani 30.000 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan seluruh wilayah kecamatan
q Luas lahan yang dibutuhkan 1.200 m2
C. Puskesmas Pembantu
Dalam rangka memprediksi kebutuhan puskesmas pembantu maka standart
yang digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan Puskesmas Pembantu
adalah sebagai berikut:
q Untuk melayani 5.000 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan seluruh wilayah desa
q Luas lahan yang dibutuhkan 600 m2
D. Tempat Praktek Dokter
Praktek dokter merupakan salah satu sarana yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu kawasan pemukiman penduduk.
Standar yang digunakan untuk pengadaan satu tempat praktek dokter adalah
sebagai berikut:
q Untuk melayani 5.000 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan 1.500 meter
q Luas lahan yang dibutuhkan 150 m2/menyatu dengan permukiman
E. Apotik
Standard yang digunakan untuk satu sarana apotik adalah sebagai berikut:
q Untuk melayani 10.000 Penduduk pendukung
q Radius pelayanan untuk seluruh perkotaan
q Luas lahan yang dibutuhkan 350 m2
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-47
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-6 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2006 - 2016
STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6NO FASILITAS Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
PENDIDIKAN Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanPendukungFasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1 Taman Kanak - Kanak 2.500 1.200 5 6.000 3 3.600 0 0 3 3.600 0 0 3 3.600 0 0
2 Sekolah Dasar 5.000 3.600 7 25.200 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0
3 S L T P 10.000 8.000 2 16.000 1 8.000 0 0 1 8.000 0 0 1 8.000 0 0
4 S L T A 10.000 10.000 6 60.000 1 10.000 0 0 1 10.000 0 0 1 10.000 0 0
J U M L A H - - 20 107.200 6 25.200 0 0 6 25.200 0 0 6 25.200 0 0
Sumber : 107.200 *) 107.200 *) 107.200 *)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-48
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-7 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Setiap PKL IKK Ngimbang Sampai Tahun 2016
PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PENDIDIKAN
Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
Kegiatan FASILITAS Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Lokal PENDIDIKAN Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5005 jiwa) ( jumlah penduduk 5083 jiwa)
Taman Kanak - Kanak 2 2.400 0 0 2 2.400 0 0 2 2.400 0 0
PKL I Sekolah Dasar 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0 1 3.600 0 0
S L T P 0 0 0 0 1 8.000 0 0 1 8.000 0 0
S L T A 0 0 0 0 1 10.000 0 0 1 10.000 0 0
Sub Jumlah 3 6.000 0 0 5 24.000 0 0 5 24.000 0 0
( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Taman Kanak - Kanak 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0
PKL II Sekolah Dasar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S L T P 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S L T A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0 1 1.200 0 0
J U M L A H 4 7.200 0 0 6 25.200 0 0 6 25.200 0 0
107.200 *) 107.200 *) 107.200 *)
Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-49
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-8 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2006 - 2016 STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
NO FASILITAS Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
KESEHATAN Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1 UGD 10.000 1.600 1 1.600 1 1.080 0 0 1 1.097 0 0 1 1.114 0 0
2 Puskesmas 30.000 1.200 1 1.200 0 270 0 0 0 274 0 0 0 278 0 0
3 Puskesmas Pembantu 15.000 1.200 1 1.200 0 540 0 0 0 549 0 0 0 557 0 0
4 Posyandu 2.500 200 12 2.400 3 540 0 0 3 549 0 0 3 557 0 0
5 Tempat Praktek Dokter 5.000 150 0 0 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150
6 Apotik 10.000 350 0 0 1 236 1 350 1 240 1 350 1 244 1 350
J U M L A H - 15 6.400 6 2.817 2 500 6 2.859 2 500 6 2.900 2 500
Sumber : 6.900 *) 6.900 *) 6.900 *)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : @ luas menjadi satu dengan perumahan, Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-50
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-9 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Setiap PKL Sampai Tahun 2016
PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS KESEHATAN
Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 11 Tahun 2 0 1 6
Kegiatan FASILITAS KESEHATAN Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Lokal Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
UGD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PKL I Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas Pembantu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Posyandu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tempat Praktek Dokter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A p o t i k 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350
Sub Jumlah 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350 1 350
( jumlah penduduk 1.776 jiwa) ( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
UGD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PKL II Puskesmas Pembantu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Posyandu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tempat Praktek Dokter 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150
A p o t i k 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150 1 150
J U M L A H 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500
6.900 *) 6.900 *) 6.900 *)
Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : @ luas menjadi satu dengan perumahan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-51
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
5.5.4. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan bangunan fasilitas bagi pemeluk
agama untuk melakukan ibadah, apakah itu masjid, gereja, pura atau yang
lainnya. Guna melayani kebutuhan fasilitas kebutuhan peribadatan pada masa
yang akan datang, perlu diperkirakan berapa jumlah dan luas fasilitas yang
diperlukan.
A. Fasilitas bagi agama Islam
q Masjid
* Melayani 10.000 penduduk pendukung (lingkungan) dan 60.0000
penduduk pendukung (kecamatan)
* Luas kavling minimal yang dibutuhkan 1.750 m2 (masjid lingkungan) dan
4.000 m2 (masjid kecamatan)
* Radius pelayanan untuk lingkungan desa dan perkotaan
q Musholla
* Melayani 2.500 penduduk pendukung
* Luas kavling yang dibutuhkan 300 m2
* Radius pelayanan untuk lingkungan RW dan desa
B. Agama Kristen Protestan/Katholik
q Jenis fasilitas ini tidak diprediksikan lagi karena penduduk pendukung
sebagai dasar perhitungan sampai akhir tahun perencanaan belum mencapai
angka prediksi.
C. Hindu/Budha
q Jenis fasilitas ini tidak diprediksikan karena tidak terdapat penduduk
pendukung sebagai dasar perhitungan.
Berdasarkan standard diatas dan hasil analisis, maka dapat dihitung
fasilitas peribadatan pada masa yang akan datang sampai dengan tahun 2016
untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5-10 dan 5.5-11.
5.5.5. Fasilitas Pemerintahan Dan Pelayanan Umum
Yang dimaksud dengan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum
dalam pembahasanan ini adalah Kantor-kantor administrasi pemerintahan,
kantor pemerintah lainnya seperti kantor polisi, kantor pos, telepon/telegram,
PLN, PAM dan lain-lain yang berhubungan dengan tata pemerintahan.
Penentuan kebutuhan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
§ Ged. Serbaguna+balai pertemuan : 30.000 pend. pendukung, luas
kav. 1.000 m2
§ KM/WC umum : 2500 pend. pendukung, luas
kav. 500 m2
§ Pos polisi : 30.000 pend. pendukung, luas
kav. 200 m2
§ Kantor pos pembantu : 30.000 pend. pendukung, luas
kav. 200 m2
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-52
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
§ Kantor kecamatan : 30.000 pend. pendukung, luas
kav. 1.000 m2
§ Kantor Desa : 10.000 pend. pendukung, luas
kav. 500 m2
§ Koramil : 30.000 pend. pendukung, luas
kav.200 m2
Lebih lengkapnya perkiraan kebutuhan fasilitas perkantoran dan
pelayanan umum di IKK Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.5-12 dan 5.5-13
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-53
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-10 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2006 - 2016
EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
JENIS Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6NO FASILITAS (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
PERIBADATAN Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanFasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1 Langgar 27 8.100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Masjid 10 5.000 1 500 0 0 1 500 0 0 1 500 0 0
3 Gereja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
J U M L A H 37 13.100 1 500 0 0 1 500 0 0 1 500 0 0
Sumber : 13.100 *) 13.100 *) 13.100 *)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting, Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
Tabel 5.5-11 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Setiap PKL Sampai Tahun 2015
PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERIBADATAN
Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
Kegiatan FASILITAS Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanLingkungan PERIBADATAN Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
Langgar 0 0 0 0 1 300 0 0 1 300 0 0
PKL I Masjid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gereja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 0 0 0 1 300 0 0 1 300 0 0
( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Langgar 1 300 0 0 1 300 0 0 1 300 0 0
PKL II Masjid 1 500 0 0 1 500 0 0 1 500 0 0
Gereja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 2 800 0 0 2 800 0 0 2 800 0 0
J U M L A H 2 800 0 0 3 1.100 0 0 3 1.100 0 0
13.100 *) 13.100 *) 13.100 *)
Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-54
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-12 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Tahun 2006 - 2016
STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
NO FASILITAS PERKANTORAN Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
DAN BANGUNAN UMUM Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1 Kantor Camat 30.000 1.000 1 1.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 Koramil 30.000 1.000 1 1.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 Polsek 30.000 1.000 1 1.000 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Kantor Desa 10.000 500 2 1.000 1 500,0 0 0,0 1 500,0 0 0,0 1 500,0 0 0,0
4 Kantor P & K 30.000 500 1 500 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Kantor Pertanian 30.000 500 1 500 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Kantor Peternakan 30.000 500 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kantor Pustu 30.000 500 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Pos Polisi 30.000 200 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kantor Pos Pembantu 30.000 100 1 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Gd. Serbaguna/BL.Pertemuan 30.000 1.000 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Balai Desa 10.000 300 2 600 0 0,0 0 0,0 1 300,0 0 0,0 1 300,0 0 0,0
12 Balai RW 2.500 100 0 0 3 300,0 3 300,0 3 300,0 3 300,0 3 300,0 3 300,0
13 Wartel 5.000 200 1 200 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0
14 Koperasi 10.000 200 2 400 1 200,0 0 0,0 1 200,0 0 0,0 1 200,0 0 0,0
15 M C K 2.500 50 0 0 3 150,0 3 150,0 3 150,0 3 150,0 3 150,0 3 150,0
16 Pos Siskamling 1.000 10 30 300 7 70,0 0 0,0 7 70,0 0 0,0 7 70,0 0 0,0
J U M L A H - - 43 6.600 16 1.420,0 7 650,0 17 1.720,0 7 650,0 17 1.720,0 7 650,0
Sumber : 7.250,0 *) 7.250,0 *) 7.250,0 *)
Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa
*) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
**) Sudah termasuk dalam luas kantor desa, karena lokasinya menyatu.
Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-55
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-13 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum Setiap PKL Sampai Tahun 2016
PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERKANTORAN DAN BANGUNAN UMUM
Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
Kegiatan FASILITAS PERKANTORAN Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Lokal DAN BANGUNAN UMUM Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
Kantor Camat 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Koramil 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Polsek 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Kantor Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Pos Polisi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Kantor Pos Pembantu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
PKL I Balai Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Balai RW 2 200,0 2 200,0 2 200,0 2 200,0 2 200,0 2 200,0
Wartel 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 1 200,0 K U D 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 M C K 2 100,0 2 100,0 2 100,0 2 100,0 2 100,0 2 100,0
Pos Siskamling 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0Sub Jumlah 5 500,0 5 500,0 5 500,0 5 500,0 5 500,0 5 500,0
( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Kantor Camat 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Koramil 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Polsek 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Kantor Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Pos Polisi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Kantor Pos Pembantu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0PKL II Balai Desa 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Balai RW 1 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0
Wartel 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 K U D 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 M C K 1 50,0 1 50,0 1 50,0 1 50,0 1 50,0 1 50,0 Pos Siskamling 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Sub Jumlah 2 150,0 2 150,0 2 150,0 2 150,0 2 150,0 2 150,0
J U M L A H 7 650,0 7 650,0 7 650,0 7 650,0 7 650,0 7 650,0
6.050,0 *) 6.050,0 *) 6.050,0 *)
Sumber :1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
**) Sudah termasuk dalam luas kantor desa, karena lokasinya menyatu.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-56
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
5.5.6. Sarana Perniagaan dan Industri
Sarana perniagaan dan industri merupakan unsur karya dalam
perencanan Perkotaan. Disamping sebagai fasilitas perbelanjaan dan industri,
juga merupakan fasilitas kerja bagi kelompok yang lain ( sebagai mata
pencaharian )
a. Warung
Fungsi : menjual keperluan sehari-hari.
Radius pelayanan : 500 meter.
Penduduk pendukung : 250 penduduk.
Luas tanah : 100 m2
b. Pertokoan
Fungsi : menjual barang keperluan sehari-hari dan berupa
toko.
Penduduk Pendukung : 2.500 penduduk
Luas yang dibutuhkan : 1.200 m2
Sarana pelengkap : parkir kendaraan umum, balai pengobatan, balai
RW
c. Pusat perbelanjaan Kawasan
Fungsi : pusat perbelanjaan lingk. terdiri dari toko/ pasar.
Luas yang dibutuhkan : 13.500 m2.
Penduduk pendukung : 30.000 jiwa.
Sarana pelengkap : tempat parkir umum, pos polisi, pos pemadam
kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah
Berdasarkan standart diatas, IKK Ngimbang membutuhkan fasilitas
seperti terlihat pada Tabel 5.5-14 - Tabel: 5.5-15.
5.5.7. Fasilitas Olah Raga, Rekreasi Dan Penghijauan.
Fasilitas penghijauan mempunyai peranan yang sangat penting, karena
selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga sebagai tempat rekreasi dan
tempat hiburan, oleh karena itu perlu pembenahan yang terpadu dalam
masalah ini. Untuk memperkirakan kebutuhan fasilitas rekreasi olah raga dan
penghijauan di IKK Ngimbang digunakan dipergunakan standart-standart sebagai
berikut:
a. Taman Bermain Lingkungan Pemukiman (TBLP)
Ø Penduduk Pendukung : 250 jiwa
Ø Luas Lahan : 250 m2
b. Taman Bermain Lingkungan Desa (TBLD)
Ø Penduduk Pendukung : 2.500 jiwa
Ø Luas lahan : 1.250 m2
c. Taman Bermain Lingkungan Perkotaan/lapangan olahraga (TBLK)
Ø Penduduk Pendukung : 30.000 jiwa
Ø Luas Lahan : 9.000 m2
d. Jalur hijau = 15 m2 untuk setiap penduduk.
e. Kuburan
Fasilitas kuburan ini disesuaikan arealnya dengan ketentuan luas :
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-57
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
(0,8 x 2) m2/jenasah x % angka kematian.
Kebutuhan fasilitas rekreasi dan olahraga sampai dengan tahun 2015
dapat dilihat pada Tabel 5.5-16 dan Tabel: 5.5-17.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-58
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-14 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Tahun 2006 – 2016
STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
JENIS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
NO FASILITAS Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
PERDAGANGAN Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
DAN JASA Pendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1 Toko/Kios 500 150 52 7.800,00 14 2.100 0 0 14 2.100 0 0 14 2.100 0 0
2 Warung Nasi 500 50 30 1.500,00 14 700 0 0 14 700 0 0 14 700 0 0
3 Pertokoan 2.500 1.200 0 0,00 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600
4 Pasar 30.000 13.500 1 13.500,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
J U M L A H - - 83 22.800,00 31 6.400 3 3.600 31 6.400 3 3.600 31 6.400 3 3.600
Sumber : 26.400 *) 26.400 *) 26.400 *)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
Tabel 5.5-15 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2016
PREDIKSI KEBUTUHAN FASILITAS PERDAGANGAN DAN JASA
Pusat JENIS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6
Kegiatan FASILITAS Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Lokal PERDAGANGAN Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
DAN JASA ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
Toko/kios 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PKL I Warung Nasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pertokoan 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400
Pasar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400 2 2.400
( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Toko/kios 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PKL II Warung Nasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pertokoan 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200
Pasar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200 1 1.200
J U M L A H 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600 3 3.600
26.400 *) 26.400 *) 26.400 *)
Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-59
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-16 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2005 – 2015
STANDART EKSISTING P E R K I R A A N K E B U T U H A N F A S I L I T A S
JENIS FASILITAS KEBUTUHAN Tahun 2005 Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6No. OLAHRAGA Jumlah Luas (jml pddk 6.692 jiwa) ( Jumlah Penduduk 6.751 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.857 jiwa ) ( Jumlah Penduduk 6.962 jiwa )
& R T H Penduduk Setiap Jumlah Luas Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan TambahanPendukung Fasilitas Fasilitas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas
( jiwa ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
1 Lapangan Olahraga 2.500 300 2 600,0 3 6.670 1 300 3 6.670 1 300 3 6.970 1 300
2 Lapangan OR Lingkungan 5.000 300 0 0,0 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300
3 Lapangan OR Lokal 30.000 7.500 0 0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Taman Bermain Anak 250 250 0 0,0 27 3.000 27 6.750 27 3.500 27 6.750 28 4.500 27 6.750
5 Taman Lingkungan 2.500 1.250 0 0,0 3 1.250 3 3.750 3 2.500 3 3.750 3 2.500 3 3.750
6 Jalur Hijau 1 15 0 0,0 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15
7 Kuburan - - 7 21.000,0 0 0 0 0 3 10.000 0 0 3 10.000 0 0
J U M L A H - - 9 21.600,0 35 11.235 33 11.115 39 22.985 33 11.115 39 24.285 33 11.115
Sumber : 32.715 *) 32.715 *) 32.715 *)
1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU
2. Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-60
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-17 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga Dan Ruang Terbuka Hijau Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2015
P R E D I K S I K E B U T U H A N F A S I L I T A S
Pusat JENIS FASILITAS Tahun 2 0 0 6 Tahun 2 0 1 1 Tahun 2 0 1 6Kegiatan OLAHRAGA Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan Kebutuhan Tambahan
Lokal & R T H Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas Fasilitas Luas( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 ) ( unit ) ( m2 )
( jumlah penduduk 4.928 jiwa) ( jumlah penduduk 5.005 jiwa) ( jumlah penduduk 5.083 jiwa)
Lapangan Olahraga 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Lapangan OR Lingkungan 1 300,00 1 300,00 1 300,00 1 300,00 1 300,00 1 300,00
PKL I Lapangan OR Lokal 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Taman Bermain Anak 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00 14 3.500,00
Taman Lingkungan 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00 2 2.500,00
Jalur Hijau 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15 1 15
Kuburan 2 6.000 2 6.000 2 6.000 2 6.000 2 6.000 2 6.000
Sub Jumlah 20 12.315 20 12.315 20 12.315 20 12.315 20 12.315 20 12.315
( jumlah penduduk 1.755 jiwa) ( jumlah penduduk 1.784 jiwa) ( jumlah penduduk 1.812 jiwa)
Lapangan Olahraga 1 300 1 300 1 6.670 1 300 1 6.670 1 300
Lapangan OR Lingkungan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PKL II Lapangan OR Lokal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Taman Bermain Anak 13 3.250 13 3.250 13 3.250 13 3.250 13 3.250 13 3.250
Taman Lingkungan 1 1.250 1 1.250 1 1.250 1 1.250 1 1.250 1 1.250
Jalur Hijau - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0
Kuburan 1 3.000 1 3.000 1 3.000 1 3.000 1 3.000 1 3.000
Sub Jumlah 16 7.800 16 7.800 16 14.170 16 7.800 16 14.170 16 7.800
J U M L A H 36 20.115 36 20.115 36 26.485 36 20.115 36 26.485 36 20.115
41.715 *) 41.715 *) 41.715 *)
Sumber : 1. Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman Kota - Puslitbang Pemukiman DPU, Hasil Analisa
Keterangan : *) Kebutuhan ruang bersih = tambahan luas kebutuhan ruang + luas penggunaan ruang eksisting
Tambahan kebutuhan = hasil prediksi - jumlah eksisting
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 61
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
55..66.. AANNAALLIISSAA TTRRAANNSSPPOORRTTAASSII
5.6.1. Prasarana Transportasi
Di dalam analisis mengenai prasarana transportasi yang akan dibahas
adalah :
q Sistem dan fungsi jaringan jalan
q Kondisi perkerasan jalan
q Geometri luas jalan
q Fasilitas Jalan
q Pangkalan angkutan dan Parkir
5.6.1.1. Sistem dan Fungsi Jaringan Jalan
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
jalan, fungsi jaringan jalan terbagi atas jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
dan jalan lingkungan. Penggolongan tersebut didasarkan atas :
q Pelayanan terhadap sifat arus lalu lintas
q Jangkauan pelayanannya terhadap lingkungan yang memerlukannya
Sistem jaringan jalan yang ada mengikuti ketentuan pengaturan tata
ruang perkotaan dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang
menghubungkan simpul jasa distribusi bertingkat dari perkotaan jenjang
kesatu, perkotaan jenjang kedua dan seterusnya dalam satu kesatuan wilayah
pembangunan, atau menghubungkan perkotaan jenjang kesatu dengan
perkotaan jenjang yang lain dalam satuan wilayah pembangunan. Pada sistem
sekunder diarahkan mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang perkotaan yang
menghubungkan kawasan fungsi primer, sekunder kesatu, kedua, ketiga dan
seterusnya, masing-masing sistem jalan mempunyai fungsi tersendiri hingga
mampu berperan dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Dengan pengertian tersebut di atas maka sistem jaringan jalan di IKK
Ngimbang adalah sebagai berikut:
Ø Kolektor Primer: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (jalan utama Kecamatan
Ngimbang).
Ø Kolektor Sekunder: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (jalan menuju
Kec.Mantup, Kec.Sambeng, Kec.Bluluk).
Ø Lokal Primer : merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,
dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Ø Lingkungan : merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
rendah (semua jalan desa/kampung).
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 62
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
5.6.1.2. Kondisi Perkerasan Jalan
Kondisi perkerasan jalan di IKK Ngimbang terbagi menjadi 3 yakni jalan
aspal, jalan makadam dan jalan tanah. Di IKK Ngimbang hanya jalan yang
beraspal saja yang kondisinya baik. Sedangkan untuk jalan makadam dan jalan
tanah kondisinya dapat dikatakan sedang sampai jelek.
5.6.1.3. Geometrik Jalan
Tujuan dari rencana geometrik jalan adalah untuk menyelaraskan
secara teknis kondisi jalan yang ada dengan persyaratan perencanaan jaringan
jalan yang menyangkut : ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang
pengawasan jalan.
Beberapa identifikasi permasalahan jalan yang ada di IKK Ngimbang :
Ø Secara teknis kondisi jalan sekarang belum sepenuhnya memenuhi standar,
masa mendatang perlu adanya peningkatan dan klasifikasi jalan.
Ø Kondisi geometris ruas jalan utama IKK Ngimbang saat ini umumnya sudah
bisa menampung aktifitas jalan.
Ø Secara umum aturan mengenai sempadan jalan belum sepenuhnya
diterapkan, hanya beberapa jalan saja yang tidak menganut aturan
sempadan jalan, dengan kata lain mempunyai sempadan jalan yang sangat
rendah.
Dengan melihat kondisi di atas dan dihubungkan dengan ketersediaan
lahan yang dapat dipergunakan sebagai prasarana jalan relatif minim, hal ini
karena dominasi penggunaan lahan di IKK Ngimbang pada jenis penggunaan
lahan pertanian mempunyai kontribusi perekonomian yang potensial. Pada
masa yang akan datang diperlukan alternatif jaringan jalan penghubung,
sehingga meskipun pada penggal jalan yang ada saat ini belum memenuhi
syarat akan dapat dilayani oleh penggal jalan penghubung lainnya. Dalam hal
mengantisipasi terjadinya penumpukan kegiatan akibat penggunaan jalan serta
geometrik jalan yang minim ini dapat dicegah dengan pengaturan pola sirkulasi
pada penggal jalan yang akan dikembangkan.
5.6.1.4. Fasilitas Jalan
Yang termasuk fasilitas jalan antara lain adalah :
q Trotoar/sempadan jalan untuk pejalan kaki
q Berm
q Boulevard
q Lampu jalan
Fasilitas jalan sangat penting karena menyangkut keselamatan,
keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan tersebut. Untuk kondisi jalan di
IKK Ngimbang hampir semuanya belum mempunyai fasilitas jalan, kecuali yang
diusahakan secara swadaya, oleh karena itu perlu untuk dilengkapi. Khusus
untuk lampu penerangan jalan telah disediakan secara swadaya oleh
masyarakat setempat. Sedangkan untuk jalan-jalan lainnya pada umumnya
belum tersedia lampu penerangan jalan. Pengembangan fasilitas jalan ini
disesuaikan dengan kondisi, fungsi dan ketersediaaan dana yang ada, bilamana
perlu untuk menumbuhkan tingkat partisipasi warga di wilayah perencanaan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 63
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
dalam penyediaan sebagian dari fasilitas jalan ini yang dilakukan dengan cara
gotong royong.
5.6.1.5. Pangkalan Angkutan dan Parkir.
a. Pangkalan Angkutan
Angkutan yang ada di IKK Ngimbang adalah angkutan regional yang melayani
jalur Babat-Ploso Jombang. Hingga akhir masa perencanaan direncanakan
moda perangkutan lebih bervariasi yaitu dengan penyediaan moda angkutan
menuju dan melayani seluruh wilayah IKK Ngimbang. Oleh karena itu
pangkalan angkutan yang disediakan adalah mengoptimalkan sub terminal
Ngimbang sebagai simpul aksessibilitas kawasan.
b. Parkir
Fasilitas parkir secara khusus belum tersedia, penyediaan ruang parkir
kendaraan masih memanfaatkan parkir di pinggir jalan (off street parking).
Penyediaan prasarana parkir di masa yang akan datang perlu dilakukan
terutama pada pusat-pusat kegiatan utama perkotaan seperti kawasan
perdagangan dan jasa (Pasar Sendangrejo), kawasan perkantoran pemerin-
tahan dan lokasi fasilitas umum lainnya.
5.6.2. Sarana dan Pola Pergerakan
5.6.2.1. Pelayanan Sarana Angkutan
Pelayanan sarana angkutan perkotaan diidentifikasikan dari pola
pemilikan kendaraan oleh warga masyarakat IKK Ngimbang yang komposisinya
sebagai berikut:
q Kendaraan bermotor = 25 %
q Kendaraan tak bermotor = 75 %
Dalam usaha meningkatkan efisiensi pergerakan penduduk perkotaan
diperlukan :
q Pengaturan distribusi pelayanan angkutan umum dalam pembagian wilayah
pengembangan secara hirarkhi.
q merangsang perkembangan angkutan perkotaan, lokal atau pedesaan.
5.6.2.2. Pola pergerakan Penduduk
Pola pergerakan yang terjadi di IKK Ngimbang lebih banyak ditentukan
oleh aktifitas penduduk sehari-hari, yaitu pergerakan menuju ke tempat kerja,
sekolah dan pergerakan ke tempat bekerja. Pola pergerakan berbelanja sehari-
harinya relatif kecil dan menuju ketempat yang sama pula. Pergerakan
penduduk ke sekolah mengikuti aktifitas belajar mengajar yang berlangsung,
yaitu pada pagi hari saat berangkat sekolah dan pada siang hari saat pulang dan
berangkat sekolah serta pada sore hari pada saat pulang sekolah. Pola
pergerakan yang timbulpun disesuaikan dengan tingkatan pendidikannya, untuk
sekolah SD pergerakan yang terjadi hanya dilingkungan pemukiman dari rumah
ke sekolah, sedangkan untuk SLTP dan SLTA pergerakan terjadi menuju ke
bagian pusat kota dari rumah menuju sekolah. Pergerakan bekerja terbagi
dalam 2 pola, yaitu pergerakan bekerja pertanian dan pergerakan bekerja
perkantoran dan perdagangan/jasa. Untuk pergerakan bekerja pertanian tidak
begitu nampak pergerakannya, mengingat sebagian besar lokasi lahan pertanian
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 64
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
penduduk berada di sekitar tempat tinggalnya, umumnya mereka bergerak
menjauh dari pusat perkotaan dan terjadi pada pagi hari saat berangkat ke
sawah dan pada siang hari saat pulang ke rumah. Sedangkan pergerakan
bekerja ke kantor dan perdagangan/jasa pada umumnya terjadi pada pagi hari
saat berangkat ke kantor dan menjelang sore hari saat pulang kerja,
pergerakan mereka pada umumnya menuju ke pusat kota dalam skala kecil.
Dalam penilaian pergerakan penduduk dihubungkan pola pergerakan
skala eksternal pada mulanya terdapat kecenderungan pola pergerakan ke arah
utara wilayah perencanaan hal ini ditunjang pada kenyataan yang ada bahwa
akses dari dan ke wilayah tersebut relatif baik. Akan tetapi pada saat ini
masyarakat dalam berorientasi kegiatan ke arah utara tersebut tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan usaha perdagangan akan tetapi sudah pada
pemenuhan kebutuhan sekunder yang lebih mempunyai kemudahan
berorientasi ke kawasan tersebut (Kota Lamongan). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Peta: 5.7-1
5.6.2.3. Lalu lintas Harian Rata-rata
Bertitik dari kondisi voleme lalu lintas sekarang serta dengan
mempertimbangkan perubahan penggunaan lahan di IKK Ngimbang, maka
sampai dengan akhir tahun perencanaan Lalu Lintas Harian Rata-rata
diperkirakan masih jauh dibawah 5.000 Satuan Mobil Penumpang, sehingga
perkiraan kebutuhan lebar jalan adalah berdasarkan standard minimal.
55..77.. AARRAAHHAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN PPOOLLAA PPEENNGGGGUUNNAAAANN LLAAHHAANN
Berdasarkan apa yang telah dihasilkan pada pembahasan sebelumnya
jelas apa yang ingin dicapai, bahwa dalam rangka opimalisasi penggunaan lahan
di IKK Ngimbang dalam pengembangannya memperhatikan tingkat kemampuan
lahan yang ada serta tetap mempertahankan lahan-lahan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi serta mempunyai kontribusi yang sangat baik secara ekonomi,
baik terhadap wilayah IKK Ngimbang sendiri maupun dalam skala regional.
Berangkat dari pola struktur yang telah didapatkan pada pembahasan
dimuka, pada masa yang akan datang pola penggunaan lahan di IKK Ngimbang
dilakukan dengan menjalankan tahapan alternatif pengembangan pola
penggunaan lahan sesuai dengan tahapan prediksi, baik prediksi terhadap pola
struktur jaringan jalan yang akan berpengaruh pada pola struktur penggunaan
lahan maupun tahapan prediksi pemenuhan sarana dan prasarana pendukung,
akibat dari kegiatan prediksi penduduk sampai tahun akhir perencanaan sebagai
berikut:
q Tahapan pertama:
Pada tahapan ini dimungkinkan melakukan pengotimalisasiaan dan
inventarisasi pola penggunaan lahan yang ada, bila mana memungkinkan
pada tahapan ini sudah diidentifikasi secara menyeluruh tingkat
ketersediaan lahan kota yang nantinya akan dapat mendukung pola
pengembangan lahan tahap I. Pada tahapan ini pula dilakukan pembatasan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 65
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
sesuai dengan pola struktur yang akan dituju. Pada tahapan ini sedemikian
pentingnya karena tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan tahapan ini
bergantung dari kesiapan aparat di tingkat kecamatan dan dukungan
masyarakat, karena pada tahapan ini dimungkinkan adanya pengaturan,
pelarangan dan himbauan dalam pengembangan lahan yang sesuai dengan
kaidah perencanaan:
1. masyarakat dituntut kesadarannya untuk tidak melakukan
pengembangan kawasan terbangun pada kawasan sempadan jalan.
2. Masyarakat dituntut untuk tidak membangun pada lahan-lahan yang
seharusnya sebagai sempadan embung.
3. Dalam rangka pengembangan struktur jaringan maka pada tahapan ini
masyarakat diminta kesadarannya untuk mengerti dan benar-benar tahu
manfaat yang nantinya akan diperoleh akibat pengembangan struktur
jaringan yang baik.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 66
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.7-1 pengembangan Struktur jaringan jalan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-67
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
4. Terhadap kesiapan aparat, perlu dilakukan sosialisasi secara berkala dan
berlanjut tentang arti pentingnya pola pengembangan penggunaan lahan
yang akan diterapkan.
q Tahapan kedua:
Pada tahapan ini dilaksanakan apabila masyarakat sudah benar-benar
merasa satu kepentingan dalam pengembangan wilayahnya sendiri, karena
pada tahapan ini berkaitan langsung dengan program pengembangan
penggunaan lahan yang akan dilaksanakan. Seperti misalnya :
1. Pada tahapan ini sudah dilakukan sosialisasi tentang pelaksanaan
pengembangan fisik struktur.
2. Penetapan alokasi serta dominasi penggunaan lahan untuk setiap blok
peruntukan sesuai dengan hasil yang telah disosialisasikan kepada
masyarakat secara bertahap dilakukan penertiban.
3. Pada tahapan ini pada prinsipnya kondisi masyarakat sudah siap
menerima perubahan yang akan mereka nikmati hasilnya.
q Tahapan ketiga:
Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan fisik seperti
pengembangan dimensi jaringan, pemenuhan sarana dan prasarana
pendukung dan pengetatan alokasi pola penggunaan lahan yang disepakati
yaitu dengan pola optimal.
Pada penetapan pola struktur penggunaan lahan dengan pola
optimal hal yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan pola struktur
penggunaan lahan pada wilayah belakangnya, sehingga terjadi singkronisasi
kegiatan yang pada akhirnya akan menimbulkan sinergi bagi pengembangan
struktur kegiatan yang semakin dapat mendukung potensi pengembangan pada
masa yang akan datang.
Oleh karena itu pada pembahasan ini dilakukan telaah untuk setiap
jenis kegiatan yang akan dialokasikan berdasarkan prediksi kebutuhan untuk
setiap jenis peruntukan lahan di IKK Ngimbang sebagai berikut:
1. Fasilitas Perkantoran.
Fasilitas perkantoran skala pelayanan Kecamatan ataupun skala perkotaan
penempatannya tetap dikembangkan seperti yang ada sekarang yaitu pada
kawasan sekitar kantor Kecamatan, pengembangannya pada sisi jaringan
jalan utama menuju Kecamatan Bluluk.
Ø Pada fasilitas pelayanan skala sub pengembangan kawasan/yang lebih
kecil tetap pada kawasan yang saat ini diidentifikasi sebagai pusat
pengembangan skala PKL. Dalam pengembangannya dialokasikan pada
satu blok pengembangan yang berimpit dengan arahan pola penggunaan
lahan campuran (fasilitas umum, perdagangan dan jasa)
Ø Pada pelayanan skala unit lingkungan tetap pada sub-sub bagian yang
ada dimana saat ini kawasannya masih berupa dusun-dusun dengan
intensitas kegiatan kecil sehingga tidak memerlukan lahan serta
pelayanan yang luas.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-68
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
2. Fasilitas Perdagangan dan Jasa.
Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa dalam skala kota;
dikembangkan pada bagian pusat dan selatan yaitu pada kawasan yang
termasuk wilayah PKL I, lokasinya berada pada sisi jaringan jalan kolektor.
Pengembangan fasilitas ini tidak berdiri sendiri tetapi bercampur dengan
kegiatan fasilitas umum meskipun masih disyaratkan untuk intensitas
kegiatan sedang sampai tinggi karena pada akses jaringan jalan ini
memerlukan keleluasaan aksesibilitas yang tinggi.
Ø Pengembangan fasilitas perdagangan skala Pusat Kegiatan Lingkungan;
pada kawasan ini diupayakan tidak terjadi pencampuran pola kegiatan
yang saling mengganggu sehingga akan mengakibatkan penumpukan pola
kegiatan dan hal ini akan berakibat pula pada terganggunya akses
jaringan jalan utama kota.
Ø Pelayanan fasilitas perdagangan dalam Sub-Sub unit Pengembangan kota
(unit lingkungan); pengembangan dan lokasinya dapat menyatu dengan
lingkungan permukiman, karena fasilitas yang ada hanya berupa kios
dengan keperluan lahan yang minim.
3. Fasilitas Pelayanan Umum
Fasilitas umum dalam hal ini didefinisikan terdiri; fasilitas pendidikan,
peribadatan, jasa/perkantoran swasta, kesehatan dan lainnya menurut skala
pelayanan.
Ø Fasilitas pendidikan disyaratkan untuk tetap dikembangkan pada
kawasan pengembangan yang ada sekarang dimana pada kawasan ini
meskipun berada di sisi langsung jaringan jalan utama akan tetapi
merupakan keuntungan lokasional karena dapat dijangkau dari berbagai
lokasi di wilayah perencanaan.
Ø Pengembangan fasilitas kesehatan; dikembangkan pada kawasan dimana
saat ini puskesmas berada akan tetapi pada skala pelayanan yang lebih
rendah dapat berada di sekitar kawasan pusat pengembangan untuk
setiap PKL, karena ketersediaan fasilitas ini biasanya
menyatu/bersamaan dengan kegiatan rutin yang biasanya dilakukan di
setiap kantor desa seperti kegiatan posyandu, dan sebagainya.
Ø Pengembangan fasilitas peribadatan; disesuaikan dengan skala
pelayanannya. Untuk skala perkotaan kalau melihat prediksi yang telah
dilakukan di wilayah perencanaan masih belum memerlukan penambahan
fasilitas ini dengan kata lain fasilitas yang ada telah dapat memenuhi
kebutuhan.
Ø Pengembangan fasilitas halte dan sub terminal; Sub terminal
pengembangannya diarahkan pada pemberdayaan sub terminal yang ada
sekarang sebagai simpul aksessibilitas. Pengoptimalan sub terminal ini
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-69
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
bisa dilakukan dengan penertiban pada terminal-terminal bayangan yang
ada di sekitar Pasar Sendangrejo. Penyediaan fasilitas halte terutama
pada kawasan pendidikan dengan pengaturan sistem sirkulalasi
pergerakan apabila sampai tahapan ketiga perencanaan masih belum
terlaksana pengembangan fisik dimensi jaringan jalan utama yang ada.
Hal ini dimaksudkan agar pada jam-jam sibuk yaitu pada saat masuk dan
pulang sekolah tidak terjadi pemakaian badan jalan yang berlebihan
karena akan sangat mengganggu penguna jalan lainnya.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-70
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.7-2 Arahan Pola Penggunaan Lahan Tahun 2015
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-71
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.7-3 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL I Tahun 2015
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-72
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.7-4 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL II Tahun 2015
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-73
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
55..88.. AANNAALLIISSAA KKEEBBUUTTUUHHAANN PPEELLAAYYAANNAANN UUTTIILLIITTAASS
5.8.1. Pelayanan Air Bersih
Sampai saat ini kebutuhan air bersih untuk penduduk IKK Ngimbang
dicukupi oleh air bersih melalui perpipaan yang ada sepanjang jalan utama
yang berasal dari dua sumber yaitu Sendang Gajah dan Sendang Titing.
Penyediaan non perpipaan berasal dari sumur-sumur penduduk selain itu juga
sebagian penduduk melalui jalan pengeboran dan diambil dengan sistem
pompa.
Dengan asumsi bahwa pada masa yang akan datang dikembangkan
sistem perpipaan untuk seluruh kawasan maka pada prediksi kebutuhan
pelayanan air bersih diprediksikan dengan menggunaan target dan standart
sistem penyediaan air bersih yang sudah baku.
Berdasarkan target standar nasional yang dituangkan dalam kerangka
strategi sektor perkotaan, bahwa target pelayanan air bersih adalah 80%
penduduk yang terlayani, baik dilayani oleh sistem perpipaan maupun sistem
individu.
Dari target pelayanan 80% tersebut dirinci lagi menjadi 53% dilayani
oleh sistem perpipaan dan 47% dilayani oleh sistem individu. Dari 53% yang
dilayani oleh sistem perpipaan 50% disuplai dengan menggunakan saluran rumah
dan 3% dengan kran umum.
Untuk perkiraan kebutuhan air di IKK Ngimbang pada masa yang akan
datang digunakan pedoman berdasarkan target standar nasional yang
dituangkan dalam kerangka strategi sektor perkotaan sebagai berikut :
q Kebutuhan air domestik :
1. Sambungan rumah membutuhkan air 120 liter/orang/hari
2. Kran umum membutuhkan air 30 liter/jiwa/hari
q Kebutuhan non domestik (perkantoran, perdagangan, jasa dll) dihitung
sekitar 20 % dari kebutuhan domestik
q Kehilangan air (losses) sekitar 25 % dari kebutuhan air domestik dan non
domestik
Untuk sambungan air minum :
1. Sambungan rumah : 6 jiwa/rumah
2. Kran Umum : 200 jiwa/unit
Kebutuhan air bersih di IKK Ngimbang sampai tahun 2016 dari hasi l
prediksi dengan kriteria diatas yang menggunakan sambungan perpipaan dapat
dilihat pada Tabel 5.8-1.
5.8.2. Telekomunikasi
Sarana Telekomunikasi yang ada saat ini di wilayah IKK Ngimbang
terdiri dari Telepon, Radio, dan TV. Mengingat perkembangan kota dimasa
mendatang, maka sistem jaringan telepon perlu diupayakan untuk dapat
melayani kebutuhan telekomunikasi penduduk perkotaan. Walaupun tidak ada
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-74
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
standart yang baku tentang perkiraan kebutuhan telepon, namun untuk
mengantisipasi kemungkinan kebutuhan telekomunikasi penduduk IKK Ngimbang
di masa yang akan datang diasumsikan 5% dari jumlah penduduk akan
membutuhkan sambungan telepon. Untuk kebutuhan perdagangan, perkantoran
dan fasilitas sosial lainnya didasarkan atas kondisi kegiatan masing-masing saat
ini dan perkiraan perkembangannya di masa yang akan datang.
Untuk lebih jelasnya kebutuhan fasilitas telekomunikasi di IKK
Ngimbang dapat dilihat pada Tabel 5.8-2.
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-75
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.8-1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Perencanaan Sampai Tahun 2016
T A H U N
U R A I A N SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
> Jumlah Penduduk j iwa 6.692 6.751 6.772 6.793 6.814 6.836 6.857 6.878 6.899 6.920 6.941 6.962
> % Pelayanan % 37% 41% 49% 50% 51% 51% 52% 52% 52% 53% 53% 53%l Sambungan Rumah % 34% 38% 46% 47% 48% 48% 49% 49% 49% 50% 50% 50%
l Kran Umum/Hidran Umum/MCK % 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
> Jumlah Penduduk Yang Dilayani j iwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Sambungan Rumah j iwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Kran Umum/Hidran Umum/MCK j iwa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> Tingkat Pelayananl Sambungan Rumah jiwa/unit 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6l Kran Umum/Hidran Umum/MCK jiwa/unit 52 54 57 60 60 60 60 60 60 60 60 60
> Jumlah Sambungan Air Bersihl Sambungan Rumah unit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Kran Umum/Hidran Umum/MCK unit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> Tingkat Kebutuhan Airl Domestik l / org / hari
Sambungan Rumah l / org / hari 112 113 113 114 115 116 117 117 118 119 119 120l Kran Umum/Hidran Umum/MCK l / org / hari 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30l Non Domestik % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
> Perkiraan Kebutuhan Air Bersihl Domestik m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0l Non Domestik m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
l Total m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
l / dt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> Kehilangan Air
l Prosentase Kehilangan Air % 31,2 32,2 34,0 33,0 32,1 31,2 30,7 30,3 30,3 30,3 30,3 30,3l Besarnya Kehilangan Air m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> Total Kebutuhan Air m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
l / dt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> Kebutuhan Air Puncak Harian m3 / hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(115 % dari total kebutuhan air) l / dt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Hasil Analisa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 76
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.8-1 Arahan Jaringan Air Bersih
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-77
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.8-2 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Telepon di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
P R E D I K S I
JENIS FASILITAS TAHUN 2006 TAHUN 2011 TAHUN 2016Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Prosentase/ Jumlah Kebutuhan Prosentase/ Jumlah KebutuhanKebutuhan (unit) (unit) Kebutuhan (unit) (unit) Kebutuhan (unit) (unit)
> Perumahan- Kapling Besar 50% 137 69 75% 137 103 100% 137 373- Kapling Sedang 30% 405 122 50% 405 203 75% 405 1.119- Kapling Kecil 25% 810 203 35% 810 284 50% 810 2.237
> Fasilitas Pendidikan (SLTP & SLTA) 100% 0 0 100% 0 0 100% 0 0 > Fasilitas Kesehatan 100% 2 2 100% 2 2 100% 2 2 > Fasilitas Perkantoran 100% 17 17 100% 17 17 100% 17 17 > Fasilitas Perdagangan dan Jasa
- Toko/Kios 25% 14 4 30% 14 4 50% 14 7- Warung Nasi 12% 14 2 13% 14 2 10% 14 1- Pertokoan & Restoran 100% 3 3 100% 3 3 100% 3 3- Pasar 100% 0 0 100% 0 0 100% 0 0
> Jumlah Satuan Sambungan - 420 - 617 - 3.759 - > Jumlah Distibution Point Per 10 SS 42 - Per 10 SS 62 - Per 10 SS 376 - > Jumlah Rumah Kabel Per 20 DP 2 - Per 20 DP 3 - Per 20 DP 19 - > Jumlah Telepon Umum Per 500 Orang 12 - Per 500 Orang 13 - Per 500 Orang 14 -
J u m l a h - - 420 - - 617 - - 3.759Sumber : Hasil Analisa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-78
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
5.8.3. Listrik
Jaringan listrik yang terdapat di wilayah perencanaan telah dapat melayani
sebagian besar areal, hal ini dapat dilihat dari sistem jaringan distribusi. Sebagian besar
rumah telah memanfaatkan penerangan listrik, demikian juga kegiatan lainnya. Dari
tahun ketahun jumlah pelanggan listrik semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari
prosentase pelayanan antar jumlah rumah yang sudah terlayani listrik dengan jumlah
seluruh rumah yang mencapai angka 98,34%.
Perkiraan kebutuhan listrik di wilayah perencanaan IKK Ngimbang diasumsikan
sebagai berikut :
q Industri : 20 watt/m2
q Perkantoran : 68 watt/m2
q Perdagangan : 30 watt/m2
q Pasar : 80 watt/m2
q Fasilitas Pendidikan : 30 watt/m2
q Fasilitas Kesehatan : 70 watt/m2
q Fasilitas Peribadatan : 10 watt/m2
q Perumahan
a. Rumah besar : 3.000 watt/rumah
b. Rumah sedang : 2.400 watt/rumah
c. Rumah kecil : 1.300 watt/rumah
Untuk lebih jelasnya tentang kebutuhan listrik di IKK Ngimbang pada tahun 2016
dapat dilihat pada Tabel 5.8-3.
5.8.4. Saluran Pembuangan Air Hujan Dan Air Kotor.
Sistem pembuangan air hujan di IKK Ngimbang memanfaatkan saluran-saluran
alam dan saluran buatan yang kondisinya dapat dikatakan masih memerlukan
pembenahan, sehingga pada saat musim penghujan tidak akan dijumpai adanya
genangan meskipun hanya temporer. Dengan keberadaan ciri fisik tersebut perlu kiranya
diadakan studi tentang penanganan sistim pembuangan air yang lebih detail karena
bagaimanapun wilayah perencanaan dilalui jaringan sungai, penerapan pola yang salah
pada penanganan ini akan berakibat tergenangnya seluruh bagian wilayah perkotaan di
IKK Ngimbang pada musim penghujan.
Secara keseluruhan untuk mengantisipasi sistem pembuangan air hujan yang
diupayakan untuk jangka panjang di IKK Ngimbang belum terencana dengan baik, hal ini
dapat terlihat di sepanjang jalan utama, jalan penghubung dan jalan-jalan lokal.
Sistem pembuangan air kotor di IKK Ngimbang pada umumnya menggunakan
sistem manual. Dalam upaya meningkatkan kwalitas lingkungan pemukiman dan semakin
padatnya penduduk serta kecenderungan penggunaan lahan saluran untuk bangunan,
perlu dipikirkan adanya suatu perencanaan sistem drainase yang baik.
Sebagai pedoman untuk perencanaan pembuangan air kotor di masa mendatang
dapat digunakan kriteria yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum CQ
Direktorat Teknik Penyehatan adalah sebagai berikut:
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-79
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.8-3 Prediksi Kebutuhan Listrik Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
P R E D I K S I
Standart TAHUN 2006 TAHUN 2011 TAHUN 2016
JENIS FASILITAS Kebutuhan Jumlah Tingkat Tingkat Jumlah Tingkat Tingkat Jumlah Tingkat Tingkat
(Watt) Bangunan Pelayanan Kebutuhan Bangunan Pelayanan Kebutuhan Bangunan Pelayanan Kebutuhan(unit) ( % ) (KVA) (unit) ( % ) (KVA) (unit) ( % ) (KVA)
> Perumahan- Kapling Besar 3.000 810 80 1.944,00 810 100 2.430,00 810 100 2.430,00- Kapling Sedang 2.400 405 75 729,00 405 100 972,00 405 100 972,00- Kapling Kecil 1.300 139 60 108,42 139 80 144,56 139 100 180,70
> Fasilitas Pendidikan- TK & SD 1.300 12 100 15,60 12 100 15,60 12 100 15,60- SLTP & SLTA 1.300 8 100 10,40 8 100 10,40 8 100 10,40
> Fasilitas Kesehatan - UGD 3.000 1 100 3,00 1 100 3,00 1 100 3,00- Puskesmas/Puskesmas Pembantu 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Posyandu 1.300 12 100 15,60 12 100 15,60 12 100 15,60- Tempat Praktek Dokter 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- A p o t i k 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30
> Fasilitas Peribadatan- Musholla 1.300 27 100 35,10 27 100 35,10 27 100 35,10- Masjid 1.300 10 100 13,00 10 100 13,00 10 100 13,00- Gereja 1.300 0 100 0,00 0 100 0,00 0 100 0,00
> Fasilitas Perkantoran/Fasum- Kantor Camat 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Koramil 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Polsek 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Kantor Desa 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Pos Polisi 1.300 0 100 0,00 0 100 0,00 0 100 0,00- Kantor Pos Pembantu 1.300 1 100 1,30 1 100 1,30 1 100 1,30- Gd. Serbaguna/BL. Pertemuan 1.300 0 100 0,00 0 100 0,00 0 100 0,00- Balai Desa 1.300 2 100 2,60 2 100 2,60 2 100 2,60- Balai RW 1.300 3 100 3,90 3 100 3,90 3 100 3,90- Wartel 1.300 2 100 2,60 2 100 2,60 2 100 2,60- K U D 1.300 3 100 3,90 3 100 3,90 3 100 3,90- M C K 900 2 100 1,80 2 100 1,80 2 100 1,80- Pos Siskamling 450 30 100 13,50 30 100 13,50 30 100 13,50
> Fasilitas Perdagangan dan Jasa- Toko/Kios 1.300 52 80 54,08 52 100 2,25 52 100 67,60- Warung Nasi 1.300 30 80 31,20 30 100 0,75 30 100 39,00- Restoran/Pertokoan 1.300 3 80 3,12 3 100 0,01 3 100 3,90- Pasar 1.300 1 80 1,04 1 100 0,00 1 100 1,30
> Industri kecil rumah tangga 1.300
J u m l a h - - - 3.002,26 - - 3.680,97 - - 3.825,90
Sumber : Hasil Analisa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-80
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
a. Kawasan yang mempunyai kepadatan > 200 jiwa/ha. Di wilayah ini sistem on-site
Sanitation tidak diperkenankan, mengingat kepentingan kesehatan umum. Jadi
untuk wilayah ini harus menggunakan sistem off-site Sanitation.
b. Kawasan yang mempunyai kepadatan antara 150 - 200 jiwa/ha. Di wilayah ini
sistem on-site sanitation masih dapat dianggap layak untuk sementara. Sedangkan
untuk menghindari pencemaran air tanah secara intensif perlu diusahakan misalnya
dengan pengadaan MCK untuk beberapa keluarga misalnya dilengkapi septic-tank
dan leading pit.
c. Kawasan yang mempunyai kepadatan < 150 jiwa/ha. Di wilayah ini sistem on-site
sanitation dianggap baik/cukup layak. Karena kepadatan yang ada di IKK Ngimbang
kurang dari 150 jiwa/hektar maka dipakai sistem on-site sanitation.
5.8.5. Persampahan
Penanganan persampahan di wilayah perencanaan saat ini dilakukan dengan
cara antara lain penanganan sampah individu, dengan proses
1. Dibakar 2. Ditimbun
Penanganan sampah kolektif, sampai saat ini belum diorganisasi. Untuk
memperkirakan produksi sampah setiap hari selama tahun perencanaan di IKK
Ngimbang, dipakai standart dari hasil studi pengelolaan sampah nasional, bahwa
volume sampah per jiwa untuk kategori perkotaan kecil seperti IKK Ngimbang adalah 1
m3/jiwa/hari untuk domestik dan 0,85 m3/jiwa/hari untuk non domestik. Dipakai rata-
rata 1 m3/jiwa/hari karena sebagian besar adalah untuk kebutuhan domestik.
Berdasarkan strategi pengembangan sistem persampahan nasional, sasaran dan daerah
pelayanan untuk IKK Ngimbang adalah sebagai berikut :
• Periode/Tahapan I
Ø Tempat Komersial dan pasar harus terlayani 100 %
Ø Pemukiman
Ø Kepadatan dibawah dan sama dengan 100 jiwa/Ha harus terlayani 80 %
Ø Kepadatan diatas 100 jiwa/Ha harus terlayani 100 %
• Periode/Tahapan II
Ø Tempat komersial dan pasar harus terlayani 100 %
Ø Pemukiman
Ø Kepadatan dibawah dan sama dengan 50 jiwa/Ha harus terlayani 80 %
Ø Kepadatan diatas 50 jiwa/Ha harus terlayani 100 %
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-81
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Untuk perkiraan timbulan sampah pada tahun perencanaan adalah 21,441
m3/hari, untuk lebih jelasnya timbulan sampah yang dihasilkan di IKK Ngimbang pada
tahun perencanaan dapat dilihat pada Tabel 5.8-4. Berdasarkan sistem modul untuk
kebutuhan peralatan, IKK Ngimbang termasuk dalam kategori penduduk 20.000 jiwa
dengan kebutuhan peralatan sebagai berikut :
q Pengumpulan : - Bin (tong sampah) 50 liter = 536 unit,
- Gerobak (1 m3) = 21 unit (dipakai 2 kali rute)
q Pemindahan : - Station transfer (TPS) 50 m2 = 3 lokasi
q Pengangkutan : - 1 unit Dump Truck (6 m3).
q Sistem pembuangan akhir: Controlled Landfill, yang terletak diluar wilayah
perkotaan.
Tabel 5.8-4 Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Peralatan di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
Uraian Satuan StandartPrediksi Timbulan & Peralatan
2005 2006 2011 2016
> Jumlah Penduduk j iwa - 6.692 6.751 6.857 6.962
> Timbulan Sampah- Domestik liter/jiwa/hari 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50
- Non Domestik liter/jiwa/hari 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
> Besarnya Timbulan Sampah- Domestik liter - 16.730 16.878 17.143 17.405
- Non Domestik liter - 3.346 3.376 3.429 3.481- T o t a l liter - 20.076 20.253 20.571 20.886
> Peralatan
- Bin / tong unit 40 liter 502 506 514 522- Gerobak (2 rit/hari/unit) unit 1.000 liter 20 20 21 21- TPS / bak sampah permanen unit 8.000 liter 3 3 3 3
Sumber : Hasil Analisa
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-82
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.8-2 Arahan Pengembangan Jaringan Telepon
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-83
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.8-3 Arahan Pengembangan Jaringan Listrik
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-84
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.8-4 Arahan Pengembangan Jaringan Drainase
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-85
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.8-5 Arahan Pengembangan Sarana Persampahan
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-86
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
ANALISA WILAYAH PERENCAnaAN IKK Ngimbang
............................................................................................................................................5-1
5.1. Analisa Fisik Dasar..........................................................................................5-1
5.1.1. Keadaan Tanah dan Jenis Tanah.........................................................5-1
5.1.2. Keadaan Topografi dan Kelerengan ....................................................5-5
5.1.3. Ketersediaan Air Tanah..........................................................................5-5
5.1.4. Analisa Kesesuaian Lahan ....................................................................5-6
5.1.5. Analisa Kesesuaian Pemanfaatan Air Baku........................................5-9
5.1.6. Analisa Kesesuaian Lahan Permukiman Perkotaan........................5-10
5.1.7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Terhadap Penggunaan Lahan..........5-11
5.1.8. Kendala Dan Limitasi Wilayah.............................................................5-16
5.1.9. Kecenderungan Perkembangan .........................................................5-17
5.2. Analisa Kependudukan dan Sumber Daya Manusia ...............................5-18
5.2.1. Jumlah, Perkembangan Dan Prediksi Penduduk .............................5-18
5.2.2. Kepadatan Penduduk ...........................................................................5-20
5.3. Analisa Struktur Pemanfaatan Ruang IKK Ngimbang .............................5-23
5.3.1. Analisa Perkembangan Struktur Kota dan Daerah Terbangun......5-23
5.3.2. Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota ..................................5-24
5.3.3. Analisa Arahan Pengembangan Kota ................................................5-27
5.3.4. Analisa Pengendalian Lingkungan .....................................................5-27
5.3.5. Fungsi Pusat Kegiatan Lokal IKK Ngimbang ....................................5-32
5.3.6. Analisa Intensitas dan Tingkat Kepadatan Bangunan.....................5-33
5.4. Analisa Kegiatan Ekonomi ...........................................................................5-37
5.4.1. Kegiatan Pertanian ...............................................................................5-37
5.4.2. Kegiatan Perdagangan Dan Jasa. .....................................................5-37
5.4.3. Kegiatan Industri ...................................................................................5-38
5.4.4. Kegiatan Peternakan............................................................................5-38
5.5. Analisa Kebutuhan Perumahan dan Fasilitas Lainnya ...........................5-39
5.5.1. Perumahan.............................................................................................5-39
5.5.2. Fasilitas Pendidikan..............................................................................5-44
5.5.3. Fasilitas Kesehatan ..............................................................................5-45
5.5.4. Fasilitas Peribadatan............................................................................5-51
5.5.5. Fasilitas Pemerintahan Dan Pelayanan Umum ...............................5-51
5.5.6. Sarana Perniagaan dan Industri .........................................................5-56
5.5.7. Fasilitas Olah Raga, Rekreasi Dan Penghijauan.............................5-56
5.6. Analisa Transportasi .........................................................................................61
5.6.1. Prasarana Transportasi............................................................................61
5.6.2. Sarana dan Pola Pergerakan..................................................................63
5.7. Arahan Pengembangan Pola Penggunaan Lahan......................................64
5.8. Analisa Kebutuhan Pelayanan Utilitas.......................................................5-73
5.8.1. Pelayanan Air Bersih ............................................................................5-73
5.8.2. Telekomunikasi......................................................................................5-73
5.8.3. Listrik.......................................................................................................5-78
5.8.4. Saluran Pembuangan Air Hujan Dan Air Kotor. ...............................5-78
5.8.5. Persampahan ........................................................................................5-80
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-87
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Peta 5.1-1 Analisa Kelayakan Berdasarkan Tingkat Kemudahan Pemanfaatan
Lahan.................................................................................................................................5-4
Peta 5.1-2 Analisa Kelayakan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan ...5-7
Peta 5.1-3 Analisa Kelayakan berdasarkan ketersediaan air ..................................5-8
Peta 5.1-4 Zona Liputan Bangunan............................................................................5-12
Peta 5.1-5 Kesesuaian Terhadap Ketinggian Bangunan........................................5-13
Peta 5.1-6 Kesesuaian lahan permukiman perkotaan ............................................5-14
Peta 5.1-7 Kesesuaian Lahan Jasa dan Komersial.................................................5-15
Peta 5.2-1 Faktor pembatas perkembangan kawasan............................................5-21
Peta 5.2-2 Kecenderungan perkembangan..............................................................5-22
Peta 5.3-1 kecenderungan perkembangan kawasan terbangun..............................28
Peta 5.3-2 Analisa Struktur Kota .................................................................................5-29
Peta 5.3-3 Faktor pembatas perkembangan Kota di IKK Ngimbang ....................5-30
Peta 5.3-4 Arahan Intensitas Penggunaan Lahan di IKK Ngimbang ....................5-31
Peta 5.3-5 Arahan Struktur Kegiatan IKK Ngimbang ..............................................5-35
Peta 5.3-6 Arahan Struktur Kegiatan Kota dan PKL................................................5-36
Peta 5.7-1 pengembangan Struktur jaringan jalan .....................................................66
Peta 5.7-2 Arahan Pola Penggunaan Lahan Tahun 2015......................................5-70
Peta 5.7-3 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL I Tahun 2015...........................5-71
Peta 5.7-4 Arahan Pola Penggunaan Lahan PKL II Tahun 2015..........................5-72
Peta 5.8-1 Arahan Jaringan Air Bersih .........................................................................76
Peta 5.8-2 Arahan Pengembangan Jaringan Telepon............................................5-82
Peta 5.8-3 Arahan Pengembangan Jaringan Listrik ...............................................5-83
Peta 5.8-4 Arahan Pengembangan Jaringan Drainase ..........................................5-84
Peta 5.8-5 Arahan Pengembangan Sarana Persampahan ...................................5-85
Tabel 5.1-1 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Jenis Tanaman........................... 5-3
Tabel 5.1-2 Kesesuaian Jenis Tanah Terhadap Erosi.............................................. 5-3
Tabel 5.1-3 Kelas dan Kriteria Topografi .................................................................... 5-5
Tabel 5.2-1 Pertambahan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang ................................5-18
Tabel 5.2-2 Hasil Perhitungan Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun
2005-2015 Menurut Metode Proyeksi........................................................................5-19
Tabel 5.2-3 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang Tahun 2006-2016 .........5-20
Tabel 5.2-4 Prediksi Jumlah Penduduk Masing-masing PKL di IKK Ngimbang
Tahun 2006-2016..........................................................................................................5-20
Tabel 5.3-1 Prosentase Penggunaan lahan di IKK Ngimbang ..............................5-24
Tabel 5.3-2 Analisa KDB dan KLB Per Jenis Kegiatan Setiap Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) di Ibukota Kecamatan Ngimbang Tahun 2016 ............................................5-26
Tabel 5.3-3 Analisa Tingkat Kepadatan Bangunan Tiap Pusat Kegiatan Lokal.5-34
Tabel 5.4-1 Luas Tanam dan Produksi Pertanian IKK Ngimbang ........................5-37
Tabel 5.5-1 Rasio Jumlah Penduduk Per Rumah di Kota dan Kecamatan
Ngimbang .......................................................................................................................5-40
Tabel 5.5-2 Komposisi Jumlah Rumah dan Kebutuhan Luas Kavling Rumah
Berdasarkan Golongan Pendapatan..........................................................................5-42
FFaakkttaa ddaann AAnnaalliissaa DDaattaa Hal 5-88
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
AANNAALLIISSAA WWIILLAAYYAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN IIKKKK NNGGIIMMBBAANNGG
Tabel 5.5-3 Prediksi Kebutuhan Perumahan Dilihat Dari Jenis Kaplingnya Tahun
2016.................................................................................................................................5-42
Tabel 5.5-4 Perkiraan Jumlah Bangunan Rumah Tinggal Menurut Lokasi Pusat
Kegiatan Lokal Perkotaan Tahun 2006 - 2016 .........................................................5-43
Tabel 5.5-5 Perkiraan Kepadatan Rumah di IKK Ngimbang Sampai Tahun 20155-44
Tabel 5.5-6 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2006 - 2016 ......5-47
Tabel 5.5-7 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Setiap PKL IKK Ngimbang
Sampai Tahun 2015......................................................................................................5-48
Tabel 5.5-8 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2006 - 2016......5-49
Tabel 5.5-9 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Setiap PKL Sampai Tahun
2016.................................................................................................................................5-50
Tabel 5.5-10 Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Tahun 2006 - 2016 ..5-53
Tabel 5.5-11 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Setiap PKL Sampai Tahun
2015.................................................................................................................................5-53
Tabel 5.5-12 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum
Tahun 2006 - 2016 ........................................................................................................5-54
Tabel 5.5-13 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perkantoran Dan Bangunan Umum
Setiap PKL Sampai Tahun 2016.................................................................................5-55
Tabel 5.5-14 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Tahun 2006 –
2016.................................................................................................................................5-58
Tabel 5.5-15 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Setiap PKL IKK
Ngimbang Tahun 2016 .................................................................................................5-58
Tabel 5.5-16 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau
Tahun 2005 – 2015.......................................................................................................5-59
Tabel 5.5-17 Prediksi Kebutuhan Fasilitas Olahraga Dan Ruang Terbuka Hijau
Setiap PKL IKK Ngimbang Tahun 2015 ....................................................................5-60
Tabel 5.8-1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Perencanaan Sampai Tahun
2016 ................................................................................................................................5-75
Tabel 5.8-2 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Telepon di Wilayah
Perencanaan Sampai Tahun 2015 ............................................................................5-77
Tabel 5.8-3 Prediksi Kebutuhan Listrik Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2015
.........................................................................................................................................5-79
Tabel 5.8-4 Prediksi Timbulan Sampah dan Kebutuhan Peralatan di Wilayah
Perencanaan Sampai Tahun 2015 ............................................................................5-81
Gambar 5.2-1 Perkembangan Jumlah Penduduk IKK Ngimbang ........................5-18
Gambar 5.2-2 Proporsi Prediksi Jumlah Penduduk IKK Ngimbang .....................5-20