Upload
vannguyet
View
426
Download
23
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA PROSES BISNIS
MATERI DAN REFERENSI
Mata kuliah Analisa Proses Bisnis ini akan mempelajari mengeneai Manajemen Proses Bisnis, Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management), Peningkatan Proses Bisnis (Business Process Improvement), Manajemen Dokumen, Manajemen Workflow, Seven Tools, Six Sigma dalam Proses Bisnis, serta Benchmarking
MATERI UTAMA
1. Overview Mata Kuliah
2. Manajemen Proses Bisnis
3. Dokumentasi Proses
4. Performance Measurement
5. Manajemen Dokumen
6. Manajemen Workflow
7. Review Materi
Sumber Referensi: The Business Process Management Guide. Ivanka Menken. Handbook on Business Process Management 1. J. Vom Brocke. 2010. Springer
MATERI UTAMA
8. Seven Tools I
9. Seven Tools II
10.Seven Tools III
11.Six Sigma I
12.Six Sigma II
13.Benchmarking
14.Review Materi
Pertemuan 4:
Performance MeasurementCredit to. Mahendrawati ER, Ph.D.
1. Konsep Performance Measurement (Pengukuran Kinerja)
2. Jenis pengukuran kinerja
Outline Materi 1
Konsep Pengukuran Kinerja
4.1
Prinsip Dasar
“You can’t manage what you can’t measure”
Process
Documentation
Performance
Measurement
Self assessment
& Performance
Evaluation
Improvement
PlanningImprovement
Definisi
Performance measure – Matrik yang digunakan untukmengukur kinerja program atau proyek.
Performance measurement – pemantauan kegiatan yang sedang berlangsung, serta program pelaporan kemajuandan prestasi, dengan menggunakan pra-ukuran kinerja yang dipilih.
Mengapa diperlukan?
Mengidentifikasi proses atau area yang perlu ditingkatkan
Memberikan gambaran perkembangan dari waktu ke waktu trend kinerja
Membandingkan tingkat kinerja suatu perusahaan denganperusahaan lain
Menilai apakah proyek peningkatan yang dimulai (atau telahselesai) akan atau telah membawa hasil
Mengevaluasi alat peningkatan yang harus digunakan di masa depan
Traditional Measure
Dimensi yang dominan dalam pengukuran kinerja adalahukuran finansial
Masalahnya ukuran finansial seringkali bertentangandengan usaha-usaha peningkatan
Banyak usaha peningkatan sulit dijustifikasi dengananalisa investasi biasa
Mengapa???
Traditional Measure
Usaha peningkatan seringkali mengarah pada hal-halyang bersifat operasional
• Contoh: mengurangi produk cacat, mengurangi waktu pemenuhanpesanan, dll.
• Ukuran-ukuran ini sulit untuk diukur secara finansial
• Biasanya muncul setelah beberapa waktu di masa depan
Karena itu sulit untuk mendapatkan persetujuan untukmengeluarkan sumber daya yang dibutuhkan dalamproyek peningkatan
Operational Measure
Dalam beberapa tahun terakhir, pengembanganlebih diarahkan pada sistem pengukuran kinerjayang lebih operasional
Sistem ini terdiri dari beberapa elemen:• Pengukuran secara berkelanjutan pada aspek-aspek kinerja yang relevan untuk proses
bisnis
• Pengukuran ini bersama-sama membentuk panel instrumen yang dapat digunakanuntuk memonitor kinerja
• Panel instrumen akan mengekspos trend negatif, perkembangan dari waktu ke waktudan memungkinkan follow up berupa usaha peningkatan tertentu
Traditional vs Operational Measure
Tradisional hanya berkisar seputar profit/defisit
Operasional mempertimbangkan beberapa faktordi bwah ini, dengan tujuan kompetitif,
• Waktu :melakukan operasi dengan CEPAT
• Kualitas : melakukan operasi dengan BENAR
• Biaya : melakukan operasi dengan PRODUKTIF
• Fleksibilitas : mudah beradaptasi terhadap PERUBAHAN
• Reliabilitas : melakukan operasi dengan TEPAT WAKTU
Faktor Kompetitif <>Tujuan Kinerja
Performance objectives
Then, the operations will need to excel at these ...
Cost
Quality
Speed
Dependability
Flexibility (products/services)
Flexibility (mix)
Flexibility (volume and/or delivery)
Competitive factors
If the customers value these ...
Low price
High quality
Fast delivery
Reliable delivery
Innovative products and
servicesWide range of products and services
The ability to change the timing or quantity of products and services
Cost
Low materials
cost
Minimum price, highest value
SpeedFast
throughput
Quick
deliveryDepend
abilityReliable
operation
Dependable
delivery
Quality
Error-free
processes
Error-free
products and
services
Flexibility
Ability to
change
Wide range
of product/service
format
Jenis Pengukuran Kinerja
4.2
Jenis Performance Measure
Hard vs. Soft Measures
Financial vs. Nonfinancial Measures
Result vs. Process Measures
Measures defined according to purpose
Hard vs Soft Measures
Hard measure adalah fakta murni yang dapatlangsung diukur
Disebut juga sebagai pengukuran secara kuantitatif.
Contoh: waktu dan biaya yang diperlukan untuk menghasilkanproduk.
Soft measure adalah kondisi yang “abstrak” danharus diukur secara tidak langsung
Disebut juga sebagai pengukuran secara kualitatif
Contoh: kepuasan konsumen
Hard vs Soft Measures
Beberapa perbedaan “Hard” Vs “Soft” Measures
Untuk memberikan gambaran yang lengkapdiperlukan kombinasi hard dan soft measures
Hard measures Soft measures
Objective reference Observer bias
Accurately known Surrogate indicator
Hierarchical Multivariable situation
Financial vs. Nonfinancial Measures
Financial measurement, pengukuran dengan menggunakan nilaimoneter sebagai unit ukuran. Biasanya merupakan hasil perolehansecara finansial, contohnya:
Margin (total sales – total cost)
value added (Sales – input goods)
Turnover of capital (sales/total capital)
Non-financial measurement, digunakan untuk menyebut ukurankinerja dengan satuan ukuran selain ukuran finansial.
Bisa berupa hard atau soft measurement
Misalnya set-up time, delivery time, delivery precision, defect rate, number of complaint, customer satisfaction
Result vs Process Measures
Seringkali menunjukkan perbedaan antara pemikiran negara Barat dan Jepang tentang Manajemen
Negara barat lebih menekankan pada pengukuran terhadaphasil/result.
Sedangkan di Jepang menekankan pada proses pencapaian dengancara yang terhormat yang pada akhirnya memberikan hasil yang diinginkan.
Ukuran proses: ukuran yang menggambarkan karakteristik penting dari sebuah proses yang diasumsikan memiliki pengaruh terhadap hasil yang diinginkan
Misalkan: jumlah pertemuan dalam cross-functional team
Ukuran yang umum digunakan di Barat adalah jumlah perubahan yang diimplementasikan
Measures defined according to purpose
Cara lain untuk mengelompokkan ukuran adalah denganberdasarkan tujuan dari ukuran tersebut.
Result measures, mengukur pencapaian organisasi. Misalnya net profit, return on investment, market share.
Diagnostic measurement, adalah indikatopr dari hasil di masa depan dan dapat dilihat sebagai ukuran pencapaian secaratidak langsung.
Misalnya delivery precision, delivery flexibility, product quality, lead time customer satisfaction.
Competence measurement, mengukur kemampuan organisasidalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan masa depan.
Investasi dalam pengembangan produk, fleksibilitas manufaktur dalam menghasilkanproduk baru
Process-based Performance Measure
Untuk merancang sistem pengukuran kinerja yang berdasarkan proses, Chan & Li (2003) menyarankan tujuh langkah berikut:
Identifikasi dan hubungkan semua proses yang terlibat, baik yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi.
Definisikan dan batasi proses inti.
Tentukan misi, tanggung jawab, dan fungsi dari proses inti.
Uraikan dan identifikasi sub-proses.
Tentukan tanggung jawab dan fungsi sub-proses.
Uraikan lebih lanjut sub-proses menjadi aktivitas.
Hubungkan target antar hirarki mulai dari proses sampai ke aktivitas.
Performance Measures <> Competitiveness
Ukuran kinerja yang menjadi fokus perusahaandipengaruhi oleh kriteria kompetitif dalam suatu industri
Kriteria kompetitif berubah dari waktu ke waktu
😉 terima kasih 😉