Upload
others
View
22
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya
Kamis, 13 Juli 2019
Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor
1
ANALISA POTENSI SISTEM POMPA AIR TENAGA SURYA DI DUSUN MUARA KOPI DESA SARI TANI PROVINSI
GORONTALO
FUAD PONTOIYO*, MUHAMMAD SULAIMAN, RACHMAWAN BUDIARTO
Prodi Magister Teknik Sistem Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Teknika Utara, No.3, Caturtunggal Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Abstrak. Dusun Muara Kopi merupakan daerah lumbung padi di Gorontalo dan pernah dibangun waduk untuk pasokan air pertanian, tetapi sejak 2015 mengalami kekeringan. Sejak tahun 2013 sebagian wilayah dusun ditanami kelapa sawit dan berdiri bangunan induk perusahaan sawit. Dusun ini belum dialiri jaringan PLN dan masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga surya. Berdasarkan survei yang dilakukan, beberapa masyarakat tetap mempertahankan lahan pertanian, walaupun harus menggunakan pompa air genset untuk menarik air dari sungai yang letaknya di bagian utara dusun. Tujuan penelitian ini menganalisa potensi energi surya untuk digunakan sebagai sistem pompa air tenaga surya. Pemilihan sistem ini mempertimbangkan faktor potensi air dalam tanah yang diperoleh dari pengukuran geolistrik. Hasil penelitian menunjukkan lapisan air tanah potensial pada aquifer di Dusun Muara Kopi umumnya terdeteksi pada kedalaman di atas 100 meter, dan lapisan aquifer tertekan yang paling dangkal terdeteksi pada titik M-02 yakni pada kedalaman sekitar 75 meter dan lahan pertanian basah yang dapat di aliri air dari hasil sistem pompa air tenaga surya yakni dikisaran 694.915 m2 atau setara dengan 69,49 hektar dengan kebutuhan air penggenangan sebelum proses pengolahan tanah sebesar 6.900 m3/hari yang dapat menggunakan SWPS jenis Air Submersible Lorentz dengan kapasitas 14 m3 /jam.
Kata kunci : sistem pompa air tenaga surya, geolistrik, dusun muara kopi,
Abstract. Muara Kopi Village is a rice granary area in Gorontalo and a reservoir has been built for agricultural water supply, but since 2015 it has experienced drought. Since 2013, a portion of the village area has been planted with oil palm and the palm oil company is the main building. This village has not been drained by the PLN network and still relies on solar power plants. Based on the survey conducted, some communities retained agricultural land, although they had to use generator water pumps to draw water from the river located in the northern part of the village. The purpose of this study is to analyze the potential of solar energy to be used as a solar water pump system. The selection of this system considers factors water potential in the soil obtained from geoelectric measurements. The results showed that potential groundwater layers in the aquifer in Muara Kopi village were generally detected at depths above 100 meters, and the most shallow depressed aquifer layers were detected at the M-02 point at a depth of about 75 meters and wet agricultural land that could be watered from the results of the solar water pump system, which ranges from 694,915 m 2 or equivalent to 69.49 hectares with the need for water flooding before the tillage process of 6,900 m 3/day which can use Submersible Lorentz Water SWPS with a capacity of 14 m 3/hour.
Keywords : solar water pump system, geoelectric, muara kopi village
* email : [email protected]
2 Fuad Pontoiyo, dkk
1. Pendahuluan
Dusun Muara Kopi, Desa Sari Tani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo yang merupakan salah satu dusun yang berada di Provinsi Gorontalo ini disamping belum terjangkau jaringan PLN, terdapat juga masalah tentang perubahan mata pencaharian dari petani ladang padi dan jagung menjadi petani sawit akibat kekurangan air. Pembangkit listrik tenaga surya adalah salah satu solusi untuk mengatasi penerangan dan pada tahun 2008 masyarakat telah menerima bantuan listrik tenaga surya tersebar (SHS). Pengembangan energi listrik untuk daerah-daerah yang jauh dalam jangkauan PLN ini seharusnya tidak terbatas dalam penerangan saja, akan tetapi harus dikembangkan untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Salah satunya dalam penelitian ini yakni pengembangan potensi sistem pompa air tenaga surya yang dapat membantu mengaliri irigasi masyarakat. Cara kerja sederhana sistem ini yakni merubah radiasi cahaya matahari menjadi listrik dan kemudian digunakan untuk menyalakan pompa air listrik.
Kebutuhan masyarakat akan air irigasi tanah dalam upaya peningkatan produksi pertanian menjadi pertimbangan utama di Dusun Muara Kopi karena kondisi daerahnya yang berbukit-bukit. Sehubungan dengan kegiatan pemboran air tanah merupakan tahapan yang penting karena berkaitan dengan biaya yang tinggi, maka dilakukan kegiatan survei kondisi air tanah dengan metode geolistrik.
Metode geolistrik ini dilakukan dengan cara mendeteksi di permukaan bumi untuk mengetahui sifat aliran listrik di dalam bumi yang terjadi baik oleh injeksi maupun secara alamiah melalui pengukuran, potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi [1].
Survei geolistrik merupakan tahapan awal untuk mendapatkan rekomendasi layak atau tidaknya dilakukan pemboran eksplorasi. Survei ini digunakan untuk menjelaskan tentang potensi air bawah tanah guna mendukung pemenuhan kebutuhan air irigasi pertanian di wilayah tersebut.
2. Metode Penelitian
2.1 Survey Lokasi dan Forum Grup Diskusi
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yakni melakukan survei lokasi
berdasarkan data sekunder dan kemudian memastikan data tersebut melalui
kegiatan survei lapangan dengan pengambilan koordinat dan forum grup diskusi,
sehingga diperoleh data kebutuhan masyarakat yang mendesak dengan akurat
berdasarkan data primer.
2.2 Pengamatan Geologi Daerah Penelitian
Kondisi geologi regional dan geologi lokal daerah penelitian sangat menentukan
pendugaaan potensi air tanah di daerah penelitian. Dengan demikian diperlukan
kajian dan telaah kondisi regional serta pengamatan langsung kondisi geologi
lokal untuk mendukung interpretasi data geolistrik yang dilakukan di daerah ini.
Analisa Potensi Sistem Pompa Air Tenaga Surya di Dusun Muara Kopi Desa Sari Tani
Provinsi Gorontalo
3
2.3 Akuisisi Data
Pengukuran geolistrik yang dilaksanakan di daerah ini menggunakan teknik
resistivity sounding atau disebut dengan Vertical Electrical Sounding (VES).
Teknik ini yang paling sering digunakan karena hasil yang diperoleh cukup akurat,
dan penggunaanya lebih ekonomis dibandingkan dengan teknik geolistrik lainnya
dan baik digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan lapuk, kedalaman
struktur, resistivitas suatu lapisan sedimen serta suatu batuan dasar yang letaknya
tidak terlalu dalam. Dalam kegiatan survei air tanah biasanya digunakan
konfigurasi elektroda Schlumberger, dimana konfigurasi ini lebih mengutamakan
kemampuan melihat variasi tahanan jenis secara vertical ke bawah tanah [2].
2.4 Pengolahan Data
Pengolahan data resistivity sounding dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak IPI2Win versi 2.0. IP2Win adalah program untuk
mengolah dan menginterpretasi data geolistrik 1 dimensi (1-D). Prosedur
pengolahan data geolistrik resistivity sounding yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini meliputi:
a. Data yang diperoleh dari pengukuran berupa harga kuat arus (I) dan beda
potensial (V) titik pengamatan.
b. Harga resistivitas semu (a) yang telah didapatkan dari perhitungan data
lapangan dipetakan terhadap kedalaman semu, kemudian menggunakan
program IPI2Win dilakukan inversi data sounding untuk mencocokkan antara
kurva yang terukur dan kurva teoritik. Dari hasil inversi ini bisa dihasilkan
harga tahanan jenis yang sebenarnya (true resistivity) dan kedalaman yang
sebenarnya (true depth).
2.5 Analisa Potensi Kebutuhan Air Pada Tingkat Usaha Tani
Kebutuhan air yg diperlukan untuk suatu kelompok/golongan/petak tersier yg
meliputi kebutuhan air tanam untuk pengolahan tanah dan kehilangan air limpasan,
kebocoran, evaporasi, dll.
Agrohidrologi adalah perhitungan didasarkan pada data agroklimat, yaitu data
kebutuhan tanaman akan air dalam hubungannya dengan lingkungan iklim dan
tanah. Sehingga untuk mengetahui dan menentukan kebutuhan air pengairan
harian di lapangan, jelasnya berapa m3/hari, dapat menggunakan rumus pada
persamaan (i) [3] dan tabel 1 menunjukkan jumlah kebutuhan tanaman padi
sebagai berikut:
𝑄1 =𝐻 𝑥 𝐴
𝑇 𝑥 10.000 (i)
Dimana : 𝑄1 = kebutuhan air harian di lapangan (m3/hari)
H = tinggi kebutuhan air (m)
A = luas areal persawahan (ha)
T = interval pemberian air pengairan (hari)
4 Fuad Pontoiyo, dkk
Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Tanaman Padi
Kebutuhan Tanaman Padi Jumlah
(mm/hari)
▪ ET 5-6,5
▪ Perkolasi 1-10
▪ Pengolahan tanah 4-30
▪ Pertumbuhan 9-20
▪ Pesemaian 3-5
2.6 Teknologi Water Pump System
SWPS (solar water pumping system) dan sumur renteng atau irigasi sprinkler
sebagai alat distribusi air. SWPS ini dapat dipasang di tempat yang jauh dari
sumber listrik (gunung, sawah-sawah, dll). Konstruksi SWPS tersebut ditunjukkan
pada gambar 1 :
Gambar 1. Desain Sederhana Solar Water Pump System [4]
SWPS ini akan dikoneksikan dengan Sumur Renteng dan Sprinkler, sumur renteng adalah sumur pendek yang dibuat untuk menyimpan air di luasan lahan tertentu seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, sedangkan sprinkler adalah alat penyiram tanaman otomatis pada Gambar 3. Sumber air dari sumur renteng tersebut adalah dari sumur bor yang airnya dihisap dengan pompa bertenaga PLTS.
Analisa Potensi Sistem Pompa Air Tenaga Surya di Dusun Muara Kopi Desa Sari Tani
Provinsi Gorontalo
5
Gambar 2. Sumur Renteng
Gambar 3. Sprinkler digunakan sebagai alat distribusi pada pertanian [5]
6 Fuad Pontoiyo, dkk
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Survei dan Forum Grup Diskusi
Survei lokasi dan forum grup diskusi dilakukan pada tanggal yang ditunjukkan pada gambar 4 dan gambar 5 berikut:
Gambar 4. Survei Lokasi
Gambar 5. Forum Grup Diskusi
Analisa Potensi Sistem Pompa Air Tenaga Surya di Dusun Muara Kopi Desa Sari Tani
Provinsi Gorontalo
7
Berdasarkan survei dan forum grup diskusi dengan masyarakat Dusun Muara Kopi diperoleh keluhan masyarakat yakni kebutuhan yang mendesak adalah air untuk pertanian padi yang telah empat tahun tidak panen. Desa muara kopi yang umumnya lahanya sebagai petani padi dan jagung setelah perusahaan sawit masuk hampir sebagian besar lahannya menjadi lahan sawit. Perusahaan sawit menjanjikan masyarakat dengan sistem bagi hasil. Perubahan lain yang terjadi yakni keringnya embung buatan masyarakat. Pak Suwarto berinisiatif mengaliri lahannya dengan menyedot air sungai menggunakan pompa air berbahan bakar LPG 3 kg. Pada saat survei dilakukan, Pak Suwarto baru saja memanen bawang merahnya, sebuah komoditas yang baru pertama kali ditanam dan sukses sampai masa panen. Sementara di dua bentangan lahan yang jauh dari sungai (±800 meter dan ±1.300 meter dari sungai, hanya mengandalkan hujan yang intensitasnya tidak bisa diprediksi. Keinginan masyarakat membuat sumur bor dan digunakan airnya sebagai pertanian didasari pada kelaziman pembuatan sumur di Dusun Muara Kopi yang cukup dengan kedalaman 8-10 telah mendapatkan air.
3.2 Pengamatan Geologi Daerah Penelitian
Terdapat tiga bentangan lahan yang digunakan masyarakat untuk bertani, dengan
luas total kurang lebih 50 hektar menurut penuturan masyarakat. Setelah
dikonfirmasi dengan Google Earth, total luasan lahan pertanian basah untuk padi
berada di kisaran 694.915 m2 atau setara dengan 69,49 hektar. Tumbuhan sawit
mulai mengelilingi lahan pertanian di Dusun Muara Kopi ditunjukkan dengan
arsiran warna coklat pada gambar 6 berikut :
Gambar 6. Lahan Sawit di Dusun Muara Kopi dengan Arsiran Warna Coklat
Tabel 2 berikut menunjukkan luasan lahan di Dusun Muara Kopi yang dihitung
dengan menggunakan aplikasi Google Earth:
8 Fuad Pontoiyo, dkk
Tabel 2. Luas Lahan Dusun Muara Kopi Menggunakan Google Earth
Fungsi Lahan Luas Lahan
m2 Hektar
Sayur, bawang, dan jeruk 177.152 17,71
Padi 694.915 69,49
Jagung 1.538.236 153,82
Sawit 868.930 86,89
3.2 Akuisisi Data
Rincian dari akuisisi data sebagai berikut:
a. Pengukuran data lapangan dilaksanakan sebanyak 5 titik sounding (M-01,
M-02, M-03, M-04, dan M-05) yang merupakan calon titik sumur bor, masing-
masing dengan panjang bentangan 300 meter.
b. Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam pengukuran resistivity sounding
adalah konfigurasi Schlumberger ditunjukkan pada gambar 7, dimulai dari
panjang AB/2 = 1 meter pada MN/2 = 0,25 meter sampai dengan panjang
bentangan (AB/2) maksimum yaitu 150 meter.
Gambar 7. Skema akuisisi resistivity sounding menggunakan konfigurasi Schlumberger
3.3 Pengolahan Data
Pengukuran geolistrik di Dusun Muara Kopi Desa Saritani Kec. Wonosari Kab.
Boalemo dilakukan sebanyak 5 (lima) titik. Panjang bentangan pengukuran
masing-masing dilakukan sepanjang 300 meter, target kedalaman sekitar 60 meter.
Lokasi pengukuran geolistrik resistivity sounding di Dusun Muara Kopi Desa
Saritani Kec. Wonosari ditunjukkan pada Gambar 8. Sedangkan, hasil inversi data
resistivity sounding pada masing-masing titik sounding di area penyelidikan
ditunjukkan pada gambar 9 Hasil inversi tersebut menunjukkan untuk setiap titik
sounding berupa pola kurva dari plot antara apparent resistivity (a) versus jarak
elektroda (AB/2). Dari pola masing kurva dapat diinterpretasi model perlapisan di
bawah permukaan yang meliputi harga resistivitas (m), ketebalan (m) dan
kedalaman (m) dari setiap lapisan.
Analisa Potensi Sistem Pompa Air Tenaga Surya di Dusun Muara Kopi Desa Sari Tani
Provinsi Gorontalo
9
Gambar 8. Lokasi Pengukuran Geolistrik di Dusun Muara Kopi Desa Saritani Kec. Wonosari
Hasil olah data pendugaan geolistrik Penampang M-01–M-03–M-02 dan
Penampang M-04–M-03–M-05 menunjukkan bahwa lapisan top soil berupa
lapisan lempung pasiran di titik M-02 dan M-03 ketebalannya sekitar 4-5 meter
dan makin menipis hingga ketebalan sekitar 2 meter menuju laut titik M-01 yang
topografinya lebih tinggi. Di bawah lapisan top soil terdapat lapisan pasir dan
kerikil yang diestimasi sebagai akuifer bebas (unconfined aquifer). Lapisan
aquifer ini hanya terdeteksi di sebelah timurlaut (titik M-02) pada kedalaman
sekitar 18 m. Di bawah lapisan akuifer bebas terdapat lapisan batuan keras (kedap
air) yang diduga sebagai batuan breksi vulkanik berbagai ukuran berupa tuff,
lapili hingga aglomerat, beberapa tempat diterobos oleh batuan beku diorit atau
granodiorit, yang ketebalan totalnya sekitar 75 m di titik M-02 dan makin makin
menebal hingga ketebalan lebih dari 100 m kearah baratdaya (titik M-01). Lapisan
terakhir yang terdeteksi mulai kedalaman 92 m pada titik M-02 dan 110 m pada
titik M-03 hingga tak terdeteksi diduga merupakan lapisan pasir sebagai akuifer
tertekan (confined aquifer) di daerah ini. Sedangkan untuk lapisan top soil dan air
tanah dangkal di titik M-04 dan M-05 ketebalannya sekitar 2-3 meter dan makin
menebal hingga ketebalan sekitar 5 meter kearah tengah (titik M-03). Di bawah
lapisan top soil dan air tanah dangkal terdapat lapisan batuan keras (kedap air)
yang diduga sebagai batuan breksi vulkanik berbagai ukuran berupa tuff, lapili
hingga aglomerat, beberapa tempat diterobos oleh batuan beku diorit atau
granodiorit, yang ketebalan totalnya sekitar 100 m di titik M-04, M-03, dan M-05.
Lapisan terakhir yang terdeteksi mulai kedalaman 92 m pada titik M-05
(baratlaut) dan sekitar 110 m pada titik M-03 dan M-04 hingga tak terdeteksi
diduga merupakan lapisan pasir sebagai akuifer tertekan (confined aquifer) atau
aquifer dalam di daerah ini. Hasil olah data pendugaan geolistrik Penampang
tersebut menggunakan software dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel yang
ditunjukkan pada Gambar 9 dengan Lokasi pengambilan data berada di Dusun
Muara Kopi.
10 Fuad Pontoiyo, dkk
Gambar 9. Hasil inversi resistivity sounding Penampang (a) M-01, (b) M-02, (c) M-03,
(d) M-04 dan (e) M-05
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Analisa Potensi Sistem Pompa Air Tenaga Surya di Dusun Muara Kopi Desa Sari Tani
Provinsi Gorontalo
11
Hasil inversi titik-titik sounding tersebut selanjutnya dapat dikorelasikan untuk menghasilkan penampang resistivitas bawah permukaan (penampang Vertical Electrical Sounding atau VES). Seperti pada bagian M-02, memiliki lapisan tanah yang tipis yang terusun dari material pasir dan kerikil berada di 1,11–3,59 mdpt. Adapun lapisan air tanah potensial ditemukan pada kedalaman 17,8 mdpt hingga titik yang tidak teridentifikasi. Penampang-penampang VES yang akan dikorelasikan dari beberapa titik sounding ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Hasil penampang korelasi K-B; atas, pseudo cross-section dan
bawah, resistivity section: (a) Penampang M-01–M-03–M-02 dan
(b) Penampang M-04 – M-03 – M-05
Gambar 10 tersebut menunjukkan bahwa lapisan air tanah terutama yang potensial
pada aquifer dalam di lokasi Dusun Muara Kopi Desa Saritani Kec. Wonosari
umumnya terdeteksi pada kedalaman di atas 100 meter. Lapisan aquifer tertekan
yang paling dangkal terdeteksi pada titik M-02 yakni pada kedalaman sekitar
75 meter.
3.4 Analisa Potensi Kebutuhan Air Pada Tingkat Usaha Tani
Pada tingkat usaha tani terdapat dua varietas padi yang umumnya ditanam di Indonesia yaitu varietas lokal dan varietas unggul. Perbedaan diantara varietas lokal dan varietas unggul yaitu pada varietas lokal kebutuhan airnya lebih besar dan umurnya relative lebih panjang dibandingkan varietas unggul dan menurut masyarakat dari segi rasa, varietas lokal lebih enak dibandingkan varietas unggul [6].
12 Fuad Pontoiyo, dkk
Tabel 3. Kebutuhan Air Tanaman Padi Sesuai Tahap Pertumbuhannya
Tahap
Pertumbuhan
Varietas Lokal Varietas Unggul
mm/h
ari
1/det/
ha
Periode
(hari)
mm/
hari
1/det/
ha
Periode
Pengolahan
Tanah
12,7 1,5 - 12,7 1,5 -
Pembibitan 3,0 0,4 20 3,0 0,4 20
Tanam s/d
Primordial
7,5 0,9 40 6,4 0,75 35
Primordial s/d
Bunga
8,8 1,0 25 7,7 0,9 20
Bunga 10%
s/d Penuh
8,8 1,0 20 9,0 1,0 20
Bunga Penuh
s/d Pemasakan
8,4 1,0 20 7,8 0,9 20
Pemasakan s/d
panen
0 0 15 0 0 15
Suatu usaha tani padi seluas 1 ha memerlukan air setebal/setinggi 10 mm setiap
harinya untuk penggenangan, dimana tinggi kebutuhan air 10mm/hari atau
0,01 m/hari dengan luas areal persawahan sebesar 1 hektar dan interval pemberian
air pengairan selama 1 hari menjadi:
𝑄1 =0,01 𝑥 1
1 𝑥 10.000 = 100 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖
Sehingga untuk lahan pertanian dengan kisaran 69 hektar, maka kebutuhan air
perhari untuk penggenangan sebelum proses pengolahan tanah sebesar: 6.900
m3/hari
3.5 Teknologi Solar Water Pump System (SWPS)
SWPS yang digunakan yakni jenis Pompa Air Submersible Lorentz PS4000-SJ8-
15 mampu memompa air hingga 14 m3/jam dan mampu mengangkat air dengan
ketinggian hingga 80 meter [6]. Perencanaan SWPS ini menggunakan
Submersible Solar Water Pump atau Pompa Air Celup jenis Pompa Air
Submersible Lorentz PS4000-SJ8-15 pada gambar 11. Total dynamic head max
80 Meter, Flow rate max 14 m3/jam, Vmp 238 V, Voc max 375 V dengan head
sampai 200 Meter. Jenis ini sangat cocok digunakan pada Dusun Muara Kopi
yang berdasarkan pengukuran geolistrik umumnya terdeteksi pada kedalaman
di atas 100 meter dan berada pada Lapisan aquifer tertekan paling dangkal
dikedalaman sekitar 75 meter.
Analisa Potensi Sistem Pompa Air Tenaga Surya di Dusun Muara Kopi Desa Sari Tani
Provinsi Gorontalo
13
Gambar 11. Kontrusi Pompa Air Celup jenis Pompa Air Submersible Lorentz PS4000-SJ8-15 [7]
Air yang di hasilkan oleh SWPS ini yakni 14 m3/jam di kalikan dengan waktu rerata radiasi matahari harian dalam satu tahun sebsar 5,14 kWh/m2 maka akan menghasilkan ± 71,96 m3/hari. Potensi PLTS pada penelitian ini yakni memanfaatkan data sekunder yaitu data radiasi matahari bulanan yang diperoleh dari NASA (Natonal Aeronautics and Space Administration) yang bisa diakses langsung ke NASA, surface meteorology and solar energy RETScreen Data, [Daring
melalui HOMER Pro] dengan memasukkan latitude dan longitude lokasi yakni lintang 3,8o LU-11o LS, dengan rerata radiasi matahari harian dalam satu tahun sebsar 5,14 kWh/m2. Air yang di hasilkan dari pompa SWPS akan di tanpung terlebih dahulu pada sumur-sumur renteng yang selanjutnya akan disalurkan melalui saluran irigasi ke ladang petani secara bergilir.
4. Kesimpulan.
Kesimpulan dari hasil penelitian dalam analisis potensi sistem pompa air tenaga
surya di Dusun Muara Kopi adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Air di Dusun Muara Kopi oleh masyarakat untuk mengaliri sawah
dengan kebutuhan saat penggenangan sebelum proses pengolahan tanah
sebesar 6.900 m3/hari yang dapat ditangani SWPS jenis Pompa Air
Submersible Lorentz PS4000-SJ8-15 dengan kapasitas 14 m3/jam
2. Pemilihan Pompa berdasarkan hasil pengukuran geolistrik yakni pada aquifer
kedalaman di atas 100 meter dan Lapisan aquifer tertekan paling dangkal
dikedalaman sekitar 75 meter.
3. Pompa jenis Air Submersible Lorentz PS4000-SJ8-15 mampu mengangkat
air dengan ketinggian hingga 80 meter dengan head sampai 200 Meter dengan
waktu rerata radiasi matahari harian dalam satu tahun sebsar 5,14 kWh/m2
efektif sehingga menghasilkan volume air ±71,96 m3/hari yang terlebih dahulu
14 Fuad Pontoiyo, dkk
ditampung pada Sumur Renteng dan Sprinkler dan kemudian akan disalurkan
melalui irigasi untuk mengaliri sawah petani secara bergantian.
Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih kepada Tim Peneliti Sekolah Vokasi UGM, Pusat Studi Energi UGM, Yousure Fisipol UGM yang turut serta membantu dalam penelitian dan ikut terlibat pada project The GEF Small Grants Programme Indonesia Fase-VI.
Daftar Pustaka
1. A. S. Wijaya, Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya, J. Fis. Indones., vol. 19, no. 55, pp. 1–5, 2015.
2. P. Mario, Penentuan Lapisan Akuifer Menggunakan Metode Resistivitas Sounding Di Desa Patang, Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Skripsi. Universitas Gadjah Mada. 2014
3. E. P. A.G. Kartasapoetra, Mul. Mulyani Sutedjo, Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi, Cet.2. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
4. USDA and NRCS, “Design of small photovoltaic ( PV ) solar-powered water pump systems,” Tech. Note, no. 28, 2010.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian, Science, Innovation, Networks, www.litbang deptan.go.id [akses 14 juni 2019]
6. J. . Purba, Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi untuk Tanaman padi Sawah (Oryza sativa L.), WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3. 2011.
7. http://www.pompatenagasurya.com/produk/pompa-air-submersible-lorentz-ps40000 [akses 14 juni 2019]
8. National Aeronautics and Space Administration, NASA Surface Meteorology and Solar Energy: RETScreen Data, [Daring melalui HOMER Pro]. Akses: 15 Juni 2019.