24
ARTIKEL ANALISA PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN (Study Kabupaten Padang Pariaman & Kota Pariaman ) Yenni Hartati_0821221016 I. LATAR BELAKANG MASALAH Pemerintah Daerah sebagai pihak yang ditugasi menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan layanan sosial masyarakat wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah tersebut berhasil menjalankan tugas dengan baik atau tidak (Suprapto, 2006). Pemerintah daerah dituntut agar pengelolaan keuangan daerah secara baik yang harus dilakukan dalam mewujudkan tujuan pemerintahan yang bersih (clean goverment), dimana pengelolaan keuangan daerah yang baik adalah kemampuan mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, transparan dan akuntabel. Agar laporan pertanggungjawaban yang disajikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka Kepala Daerah berusaha melakukan pembinaan, dengan diadakan nya pembinaan terhadap pengelolaan keuangan daerah kepada Kepala SKPD beserta Entitas SKPD tersebut, agar laporan keuangan yang dihasilkan SKPD tersebut sesuai dengan yang diharapkan, dimana hasil dari perpaduan seluruh laporan keuangan SKPD-SKPD akan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, antara lain menetapkan bahwa Laporan Keuangan pemerintah pada gilirannya harus diaudit oleh BPK. Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah melaksanakan pemeriksaan keuangan, kemudian hasil dari pemeriksaan BPK akan dikeluarkan pendapat atau opini yang merupakan pernyataan profesional pemeriksa atas pemeriksaan laporan keuangan. Pemeriksaan Keuangan yang bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian informasi keuangan meliputi Laporan Realisasi APBD, Laporan Arus Kas, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan oleh Pemerintah Daerah. Hasil penilaian tersebut dituangkan dalam bentuk pernyataan pendapat/opini auditor BPK RI tentang

Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

ARTIKELANALISA PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN(Study Kabupaten Padang Pariaman & Kota Pariaman )

Yenni Hartati_0821221016

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemerintah Daerah sebagai pihak yang ditugasi menjalankan roda pemerintahan,

pembangunan dan layanan sosial masyarakat wajib menyampaikan laporan pertanggung

jawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah daerah tersebut berhasil

menjalankan tugas dengan baik atau tidak (Suprapto, 2006). Pemerintah daerah dituntut agar

pengelolaan keuangan daerah secara baik yang harus dilakukan dalam mewujudkan tujuan

pemerintahan yang bersih (clean goverment), dimana pengelolaan keuangan daerah yang baik

adalah kemampuan mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien,

transparan dan akuntabel. Agar laporan pertanggungjawaban yang disajikan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka Kepala

Daerah berusaha melakukan pembinaan, dengan diadakan nya pembinaan terhadap

pengelolaan keuangan daerah kepada Kepala SKPD beserta Entitas SKPD tersebut, agar

laporan keuangan yang dihasilkan SKPD tersebut sesuai dengan yang diharapkan, dimana

hasil dari perpaduan seluruh laporan keuangan SKPD-SKPD akan menjadi Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

antara lain menetapkan bahwa Laporan Keuangan pemerintah pada gilirannya harus diaudit

oleh BPK. Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah melaksanakan pemeriksaan

keuangan, kemudian hasil dari pemeriksaan BPK akan dikeluarkan pendapat atau opini yang

merupakan pernyataan profesional pemeriksa atas pemeriksaan laporan keuangan.

Pemeriksaan Keuangan yang bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian informasi

keuangan meliputi Laporan Realisasi APBD, Laporan Arus Kas, Neraca, dan Catatan atas

Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan oleh Pemerintah Daerah. Hasil penilaian

tersebut dituangkan dalam bentuk pernyataan pendapat/opini auditor BPK RI tentang

Page 2: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

kewajaran penyajian informasi keuangan. Pemeriksaan ini adalah untuk meningkatkan bobot

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Pemberian opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah didasarkan pada

pertimbangan atas:

a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;

b. Efektivitas Pengendalian Intern;

c. Kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan; dan

d. Pengungkapan yang Lengkap (Full Disclosure).

Sebagaimana yang telah diatur di dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI memberikan

empat jenis opini, yaitu :

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion).

Adalah pendapat yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah yang

diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, Laporan Realisasi

APBD, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika laporan keuangan diberikan

opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang

dikumpulkan, pemerintah daerah tersebut dianggap telah menyelenggarakan prinsip

akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya

dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan

keputusan.

2. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion).

Adalah pendapat yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah yang

diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, Laporan Realisasi

APBD, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang

berhubungan dengan yang dikecualikan. Sebagian Pemeriksa memberikan julukan

little adverse (ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan

Page 3: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

adanya ketidakwajaran dalam item tertentu, namun demikian ketidakwajaran tersebut

tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

3. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion).

Adalah pendapat yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah yang

diperiksa tidak menyajikan secara wajar Laporan Realisasi APBD, Laporan Arus Kas,

Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia. Jika laporan keuangan mendapatkan opini jenis ini, berarti

auditor meyakini laporan keuangan pemerintah daerah diragukan kebenarannya,

sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan

keputusan.

4. Pernyataan Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).

Adalah pendapat yang menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas

laporan keuangan, jika bukti pemeriksaan/audit tidak cukup untuk membuat

kesimpulan. Opini ini bisa diterbitkan jika auditor menganggap ada ruang lingkup

audit yang dibatasi oleh pemerintah daerah yang diaudit, misalnya karena auditor

tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan

menyatakan laporan sudah disajikan dengan wajar.

Kemudian didukung oleh salah satu kriteria pemeriksaan atas laporan keuangan,

yang dilakukan dalam rangka memberikan pendapat/opini atas kewajaran informasi keuangan,

yang disajikan dalam laporan keuangan salah satunya berdasarkan pada pengungkapan yang

lengkap (full disclosure). Oleh karena itu pengungkapan ( disclosure) merupakan hal yang

sangat penting dalam pemeriksaan untuk mengeluarkan opini atas laporan keuangan

tersebut.

Begitu pentingnya peran pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan,

pemeriksaan laporan keuangan dilakukan oleh pihak yang independen dikarenakan informasi

pengungkapan dalam laporan keuangan memiliki konsekuensi ekonomis yang substansial

dalam pengambilan keputusan. Selain itu para pengguna laporan keuangan memerlukan pihak

Page 4: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

yang independen, untuk mendapatkan penjelasan tentang informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan.

II . PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pentingnya, pengungkapan (disclosure) yang lengkap, sehingga

diperolehnya penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah, maka saya sangat tertarik untuk melakukan analisa pengungkapan

(disclosure) laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman Dan Kota

Pariaman dengan diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Bagaimana pengungkapan (disclosure) yang disajikan dalam Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman dengan

diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Apakah terdapat perbedaan pengungkapan kedua Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman.

III . TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengungkapan yang terkandung dalam Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman yang memperolehnya opini

wajar tanpa pengecualian.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengungkapan yang disajikan kedua

Laporan Keuangan Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman yang sama-sama

memperoleh opini wajar tanpa pengecualian.

Page 5: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

IV. METODOLOGI

a. Analisis Isi (Content Analysis)

Dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis, yaitu metode

pengumpulan data melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi dari Laporan Keuangan

Audited kedua laporan keuangan kabupaten Padang Pariaman dan Kota Periaman, untuk

menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematik, seperti kategori isi, telaah, pemberian

kode berdasarkan karakteristik kejadian atau transaksi yang terdapat dalam dokumen (Nur

Indriantoro dan B. Supomo, 1999).

2. Analisis Perbandingan ( Paired Analysis)

Setelah diperoleh hasil dari content analisys, maka peneliti akan menggunakan teknik

analisa T-test, dimana teknik ini dapat digunakan untuk membandingkan rata-rata hitung yang

ingin di uji perbedaannya, yaitu apakah berbeda secara signifikan atau tidak, dapat berasal dari

distribusi sampel yang berbeda, dapat pula dari sampel yang berhubungan, atau dapat juga dari

variabel kriteria untuk dua sampel independen atau untuk dua sampel berhubungan (misalnya,

sebelum-setelah selesai studi, berpasangan-penelitian), atau antara suatu mean sampel dan

mean dikenal (satu -sampel t-test)

V. PEMBAHASAN HASIL

Untuk Laporan Keuangan Pemerintahan, Pengungkapan Wajib merupakan

pengungkapan yang diwajibkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Peraturan

serta Ketentuan-ketentuan lainnya. Menurut SAP pengungkapan wajib merupakan semua

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang berupa Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Pengungkapan Sukarela adalah pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh SAP dan

Peraturan serta Ketentuan lainnya, tapi tetap disajikan karena entitas pelapor beranggapan

wajar untuk diungkapkan, agar pengguna dan pembaca laporan keuangan dapat lebih mudah

memahami apa-apa yang disajikan dalam laporan keuangan.

Page 6: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion artinya

Laporan Keuangan (LK) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi

keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas,

sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum. Penjelasan laporan keuangan juga telah

disajikan secara memadai, informatif dan tidak menimbulkan penafsiran yang menyesatkan.

Wajar di sini dimaksudkan bahwa Laporan Keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran

serta lengkap informasinya. Pengertian wajar tidak hanya terbatas pada jumlah-jumlah dan

ketepatan pengklasifikkasian aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting meliputi

pengungkapan yang tercantum dalam Laporan Keuangan.

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberikan oleh pemeriksa, apabila :

(1) Tidak ada pembatasan lingkup pemeriksaan sehingga pemeriksa dapat menerapkan

semua prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu untuk meyakini kewajaran

Laporan Keuangan; atau ada pembatasan lingkup pemeriksaan tetapi tidak

material dan dapat diatasi dengan prosedur pemeriksaan alternatif;

(2) Tidak ada tekanan dari pihak lain kepada pemeriksa,

(3) Tidak ada penyimpangan terhadap standar akuntansi atau ada - penyimpangan dari

standar akuntansi tetapi tidak material.

Agar Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dapat memperoleh opini Wajar

Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) dari BPK RI, Pemerintah Daerah harus

menerapkan suatu sistem pengendalian intern yang kuat untuk men

yakinkan tercapainya proses dan hasil kegiatan yang dinginkan, dengan penilaian risiko serta

pemilihan metode tata kelola yang tepat, yang mampu meyakinkan dapat dikendalikannya

proses dan diperolehnya hasil kegiatan yang mampu meningkatkan kegunaan dan keandalan

informasi baik keuangan dan non keuangan.

Pengungkapan yang disajikan Laporan Keuangan Kabupaten Padang Pariaman dan

Kota Pariaman yang diteliti tidak memiliki perbedaan atau perbedaan yang ada sangat

Page 7: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

signifikan. Kedua laporan tersebut sama-sama memperoleh opini wajar tanpa pengecualian,

tapi luas wilayah dan kondisi keuangan kedua tersebut sangat berbeda.

Kabupaten Padang Pariaman

Penyajian Laporan Keuangan Kabupaten Padang Pariaman telah mengungkapkan

informasi yang seharusnya diungkapkan dalam penyajian Laporan Keuangan.

Laporan Realisasi Anggaran merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Laporan

Realisasi Anggaran Kabupaten Padang Pariaman telah menggambarkan perbandingan antara

realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan dan telah diklasifikasikan sesuai

dengan SAP. Pengungkapan pendapatan, belanja dan pembiayaan berbentuk barang dan jasa

telah disajikan penuh sebesar 100%, artinya kualitas pengungkapan pendapatan, belanja dan

pembiayaan berbentuk barang dan jasa sangat baik .

1. Pendapatan

Dari 4 (empat) item pengungkapan pada pendapatan, Kabupaten Padang Pariaman

telah mengungkapan ke 3 (tiga ) item tersebut, yaitu pengungkapan uraian rincian

pendapatan, rincian realisasi pendapatan dengan anggaran dan penjelasan penyebab

perbedaan tersebut, artinya pengungkapan pada pendapatan 75% terpenuhi. Berarti

kualitas pengungkapan untuk pendapatan masih belum maksimal, karena item-item

pengungkapan belum diungkapkan secara maksimal atau belum mencapai 100%.

2. Belanja

Dari 3 (tiga) item pengungkapan pada belanja, Kabupaten Padang pariaman telah

memenuhi semua item pengungkapan yaitu rincian belanja dan rincian realisasi

belanja dibandingkan dengan anggaran dalam satu periode pelaporan dan penjelasan

penyebab perbedaan antara realisasi dan anggaran, artinya pengungkapan untuk

belanja 100% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan belanja yang disajikan sudah

berkualitas sangat baik .

Page 8: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

3. Surplus/Defisitan

Kabupaten Padang Pariaman telah mengungkapkan uraian mengenai surplus/deficit

yang terjadi 100% terpenuhi. Artinya kualitas pengungkapan untuk surplus/deficit

sudah sangat baik.

4. Pembiayaan

Dari 4 (empat) item pengungkapan pada akun pembiayaan, Kabupaten Padang

Pariaman mengungkapkan 2 (dua) item yaitu uraian rincian penerimaan dan

pengeluaran pembiayaan, rincian realisasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

dibandingkan dengan anggaran dalam satu periode pelaporan, artinya pengungkapan

untuk pembiayaan 50% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan yang disajikan

belum maksimal atau kurang baik.

Neraca, Kabupaten Padang Pariaman telah menyusun neraca berdasarkan

klasifikasi yang diatur oleh SAP dan telah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

1. Kas dan Setara Kas

Dari 3 (tiga) item pengungkapan untuk kas dan setara kas, Kabupaten Padang

Pariaman mengungkapkan uraian jumlah kas yang ada per tanggal pelaporan dan

uraian penanggungjawab kas yang ada per tanggal pelaporan, artinya pengungkapan

untuk kas dan setara kas 83,3 % terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan untuk kas

dan setara kas belum menunjukkan kualitas yang maksimal, karena penjelasan

pembatasan penggunaan kas dan setara kas dalam periode pelaporan sebaiknya

diperjelas lagi, agar para pembaca memahami dan mengetahui bahwa kas dan setara

kas tersebut tidak bisa bebas digunakan oleh dan kapan saja, namun ada batasan-

batasan yang harus diikuti.

2. Piutang pajak dan Bukan Pajak

Dari 3 (tiga) item pangungkapan, hanya uraian klasifikasi piutang pajak dan bukan

pajak terinci per tanggal neraca yang diungkapkan, artinya dari 3 (tiga) item

pengungkapan yang terpenuhi 33,3%. Berarti kualitas pengungkapan masih jauh dari

kualitas yang baik, karena tidak menjelaskan daftar analisa umur piutang dan

penjelasan naratif piutang daerah yang diperlukan. Pada hal daftar analisa umur

Page 9: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

piutang sebaik nya dijelaskan agar semua pembaca laporan keuangan memahami dan

mengetahui bagaimana dan kapan piutang tersebut jatuh tempo dan bisa

mendatangkan kas atau setara kas, yang memungkinkan bisa digunakan untuk

membiayai kegiatan atau operasional lainnya.

3. Investasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dari 7 (tujuh) item pengungkapan yang diungkapkan pada investasi jangka pendek

dan jangka panjang, Kabupaten Padang Pariaman hanya mengungkapkan uraian

klasifikasi investasi jangka pendek dan jangka panjang dan kebijakan akuntansi,

artinya pengungkapan untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang terpenuhi

42,8%. Berarti kualitas pengungkapan untuk investasi jangka pendek dan jangka

panjang masih sangat perlu peningkatan, karena disamping angka persentase nya

masih jauh dari 100% dan beberapa item pengungkapan tidak diungkapkan, padahal

seandai nya itu diungkapkan akan menambah pengetahuan dan menghindari dari

kesalahan dalam pengambilan keputusan bagi yang memakai laporan keuangan

tersebut, seperti penjelasan perubahan harga investasi dan penjelasan perubahan nilai

investasi, serta perubahan pos investasi. Hal tersebut akan dapat mempengaruhi

keputusan untuk investasi masa yang akan datang.

1. Persediaan

Dari 3 (tiga) item pengungkapan untuk persediaan, Kabupaten Padang Pariaman

mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan dan penjelasan mengenai

rincian persediaan, sehingga pengungkapan untuk persediaan 66,6% terpenuhi.

Artinya kualitas pengungkapan persediaan masih harus ditingkatkan lagi, dimana

penjelasan mengenai kondisi persediaan harus dijelaskan. Hal ini sangat

mempengaruhi keputusan jumlah persediaan untuk masa yang akan datang, apabila

persediaan yang disediakan terlalu banyak apakah bisa mendatangkan kerugian yang

besar dibandingkan persediaan yang disiapkan sedikit, karena kalau persediaan yang

kondisinya mudah rusak, lebih baik tidak terlalu banyak disediakan, karena mudah

menyebabkan kerugiaan yang besar. Contohnya obat-obatan di rumah sakit umum

daerah, sebaiknya dirinci mana obat yang mudah rusak dengan tidak mudah rusak.,

Page 10: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

maka persediaan nya sebaiknya diperhitungkan dengan baik untuk menghindari

kerugian yang besar.

2. Aset Tetap

Dari 10 (sepuluh) item pengungkapan yang diungkapkan, Kabupaten Padang

Pariaman mengungkapkan uraian asset tetap secara umum, Dasar penilaian yang

digunakan, Perubahan asset tetap, Informasi penyusutan asset tetap dan jumlah

pengeluaran pada pos asset tetap dalam kontruksi, artinya pengungkapan untuk asset

tetap terpenuhi sebesar 62,5%. Berarti kualitas pengungkapan untuk asset tetap masih

perlu diperbaiki lagi, karena beberapa item pengungkapan tidak diuraikan seperti

eksistensi dan batasan hak milik atas asset tetap, jumlah komitmen untuk akuisisi

asset tetap serta penilaian atas asset tetap yang dinilai kembali.

3. Kontruksi dalam Pengerjaan

Dalam neraca laporan keuangan Kabupaten Padang Pariaman kontruksi dalam

pengerjaan termasuk dalam asset tetap, namun tetap diungkapkan sebesar 80%,

karena untuk retensi tidak diungkapkan sama sekali.

4. Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dari 8 (delapan) item pengungkapan, yang diungkapkan Kabupaten Padang Pariaman

uraian klasifikasi kewajiban per tanggal neraca, penjelasan kewajiban jangka pendek

dan jangka panjang bunga yang terhutang, serta rincian utang pemerintah, artinya

pengungkapan untuk kewajiban jangka pendek dan jangka panjang hanya 62,5%

terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan masih harus ditingkatkan lagi dengan cara

mengungkapkan beberapa item pengungkapan kewajiban yang tidak diungkapkan,

seperti perjanjian restrukturisasi dan tunggakan kewajiban dan biaya pinjaman.

5. Ekuitas Dana

Dari 2 (dua) item pengungkapan, Kabupaten Padang Pariaman telah memenuhi

semua item pengungkapan, artinya pengungkapan untuk ekuitas dana telah terpenuhi

75%. Berarti kualitas pengungkapan untuk ekuitas dana sudah baik, namun untuk

lebih baiknya lagi maka penjelasan naratif terkait ekuitas dana entitas pelapor harus

lebih dijelaskan lagi.

Page 11: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Laporan Arus Kas, Kabupaten Padang Pariaman telah mengungkapkan secara

terpisah kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas

operasi, investasi asset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran. Dari daftar

item pengungkapan yang peneliti gunakan Kabupaten Padang Pariaman telah

menyajikan Laporan Arus Kas dengan kualitas pengungkapan yang sangat baik atau

100% terpenuhi.

Catatan Atas Laporan Keuangan,

1. Kebijakan Fiskal,

Dari 3(tiga) item pengungkapan, Kabupaten Padang Pariaman telah mengungkapkan

kebijakan-kabijakan pemerintahan dalam peningkatan pendapatan dan kebijakan-

kebijakan pemerintah dalam mencapai efesiensi belanja, serta kebijakan pemerintah

dalam penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan, dengan demikian untuk

kebijakan fiscal pada catatan atas laporan keuangan 100% terpenuhi. Berarti kualitas

pengungkapan untuk kebijakan fiscal pada catatan atas laporan keuangan sudah

sangat baik .

2. Kebijakan Ekonomi Makro,

Dari 3 (tiga) item pengungkapan kebijakan ekonomi makro pada catatan atas laporan

keuangan, Kabupaten Padang Pariaman telah mengungkapkan indicator ekonomi

yang digunakan dalam menyusun APBD dan penjelasan mengenai perubahan APBD

yang pertama disyahkan DPRD dan hambatan serta kendala yang ada dalam

pencapaian target yang telah ditetapkan, penjelasan kewajiban yang memerlukan

ketersediaan dana dalam anggaran periode mendatang, artinya pengungkapan untuk

kebijakan ekonomi makro pada catatan atas laporan keuangan 66,6% terpenuhi.

Kualitas pengungkapan untuk kebijakan ekonomi makro baik, karena beberapa dari

item pengungkapan nya sudah terpenuhi, kecuali untuk perubahan anggaran dari

pertama disyahkan DPRD dan hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian

target yang telah ditetapkan belum dijelaskan..

Page 12: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Pencapaian Kinerja Keuangan,

Dari 4 (empat) item pengungkapan pencapaian kinerja keuangan pada catatan atas

laporan keuangan, Kabupaten Padang Pariaman mengungkapkan uraian strategi dan

sumber yang digunakan dan prosedur pencapaian kinerja keuangan yang telah

disusun dan dijalankan managemen. Artinya pengungkapan untuk pencapaian kinerja

keuangan pada catatan atas laporan keuangan 25% terpenuhi. Berarti kualitas

pengungkapan dari pencapaian kinerja keuangan yang disajikan kurang baik, karena

uraian strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan, uraian

prosedur pencapaian kinerja keuangan yang telah disusun dan dijalankan

managemen, belum diungkapkan maksimal. Serta uraian realisasi dan rencana kinerja

keuangan dan penjelesan perbedaan realisasi dengan anggaran dan periode

sebelumnya belum diungkapkan, sehingga persentase pengungkapan kurang dari

100%.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Keuangan

Dari 22 (dua puluh dua) item pengungkapan, Kabupaten Padang Pariaman untuk

dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi keuangan mengungkapkan

11 (sebelas) item pengungkapan yaitu mengenai entitas pelaporan, basis akuntansi,

basis pengukuran, pengakuan pendapatan dan pengakuan belanja, pembentukan dana

cadangan serta informasi lainnya. Artinya pengungkapan untuk dasar penyajian

laporan keuangan dan kebijakan akuntansi keuangan dalam catatan atas laporan

keuangan terpenuhi 50% . Artinya kualitas pengungkapan kurang baik , karena

banyak dari item pengungkapan yang tidak diungkapkan, seperti prinsip-prinsip

penyusunan laporan konsolidasian Investasi, Kontrak-kontrak konstruksi, Biaya

penelitian dan pengembangan, dan lainnya.

Kota Pariaman

Penyajian Laporan Keuangan Kota Pariaman telah mengungkapkan informasi yang

harus diungkapkan dalam penyajian laporan keuangan.

Page 13: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Laporan Realisasi Anggaran merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Laporan

Realisasi Anggaran Kota Pariaman telah menggambarkan perbandingan antara realisasi dan

anggarannya dalam satu periode pelaporan dan telah diklasifikasikan sesuai dengan SAP. Dan

pengungkapan pendapatan, belanja dan pembiayaan berbentuk barang dan jasa, artinya

kualitas pengungkapan sangat baik atau 100% terpenuhi.

1. Pendapatan

Dari 4 (empat) item pengungkapan pada pendapatan, Kota Pariaman telah

mengungkapan ke 3 (tiga) item tersebut, yaitu uraian rinci pendapatan dalam calk,

realisasi pendapatan dibandingkan dengan anggaran dan penjelasan penyebab

perbedaan realisasi dan anggaran pendapatan, artinya pengungkapan pada pendapatan

62,5% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan masih belum sempurna, karena tidak

diungkapkan akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto.

2. Belanja

Dari 3 (tiga) item pengungkapan pada belanja, Kota Pariaman telah mengungkapkan

2 (dua) item pengungkapan yaitu uraian rincian belanja dan rincian realisasi belanja

dibandingkan dengan anggaran dalam satu periode pelaporan, artinya pengungkapan

untuk belanja 66% terpenuhi. Kualitas pengungkapan untuk belanja masih perlu

ditingkatkan lagi, karena penjelasan penyebab berbedaan antara realisasi dan

anggaran belanja terinci belum diungkapkan. Sebaiknya untuk masa yang akan

datang diungkapkan agar dapat menambah informasi bagi pemakai laporan keuangan,

sehingga akan mengurangi kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali akan

berkurang untuk periode yang akan datang. Kalau bisa akan meningkatkan efisiensi

belanja untuk periode berikutnya.

3. Surplus/Defisit

Kota Pariaman telah mengungkapkan uraian terinci mengenai surplus/deficit yang

terjadi sebesar 50% terpenuhi. Artinya kualitas pengungkapan untuk surplus/deficit

masih perlu ditingkatkan dan uraian mengenai surplus/deficit masih perlu penjelasan

yang lebih rinci lagi.

Page 14: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

4. Pembiayaan

Dari 4 (empat) item pengungkapan pada akun pembiayaan, Kota Pariaman hanya

mengungkapkan rincian penerimaan artinya pengungkapan untuk pembiayaan hanya

25% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapannya masih sangat perlu peningkatan,

karena beberapa item pengungkapan yang belum diungkapkan, diharapkan untuk

masa yang datang agar diungkapkan dengan uraian dan penjelasan yang lebih jelas,

agar para pengambil keputusan tidak salah dalam mengambil keputusan untuk

pembiayaan periode berikutnya.

Neraca, Kota Pariaman telah menyusun neraca berdasarkan klasifikasi yang diatur

oleh SAP dan telah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

1. Kas dan Setara Kas

Dari 3 (tiga) item pengungkapan untuk kas dan setara kas, Kota Pariaman hanya

mengungkapkan uraian jumlah kas yang ada per tanggal pelaporan, dan uraian

penanggung jawab kas yang ada per tanggal neraca, artinya pengungkapan untuk kas

dan setara kas 75% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan masih perlu

ditingkatkan, dan sebaiknya penjelasan kas dan setara kas yang dibatasi

penggunaannya diperjelas lagi, agar dapat menambah pengetahuan dan memahami

kapan dan siapa saja yang dapat menggunakan kas, yang tercantum dalam laporan

keuangan khususnya neraca.

2. Piutang pajak dan Bukan Pajak

Item pengungkapan piutang pajak dan bukan pajak dari 3 (tiga) item hanya uraian

klasifikasi piutang pajak dan bukan pajak terinci per tanggal neraca yang

diungkapkan, artinya untuk piutang pajak dan bukan pajak yang diungkapkan hanya

33,3% terpenuhi. Artinya kualitas pengungkapan masih kurang baik, karena daftar

analisa umur piutang per tanggal neraca dan penjelasan naratif piutang daerah yang

diperlukan tidak diungkapkan.

3. Investasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dari 7 (tujuh) item pengungkapan yang diungkapkan pada investasi jangka panjang,

Kota Pariaman mengungkapkan uraian klasifikasi investasi jangka panjang dan

Page 15: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

penjelasan naratif terkait jenis-jenis investasi jangka panjang, artinya pengungkapan

untuk investasi jangka panjang 17.8% terpenuhi . Artinya kualitas pengungkapan

kurang baik, karena masih banyak item-item pengungkapan yang tidak diungkapkan,

seperti; kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi jangka panjang,

penjelasan investasi yang dinilai dengan wajar dan alasannya. Dan beberapa item

memang tidak bernilai karena transaksi tidak terjadi dalam periode tersebut, seperti ;

penjelasan perubahan harga pasar investasi, dimana investasi dalam periode tersebut

tidak berubah, namun sebaiknya diungkapkan.

4. Persediaan

Dari 3 (tiga) item pengungkapan untuk persediaan, Kota Pariaman mengungkapkan

penjelasan mengenai rincian persediaan dan penjelasan tentang kondisi persediaan,

sehingga pengungkapan untuk persediaan 41,6% terpenuhi. Artinya kualitas

pengungkapan yang disajikan kurang baik, karena kebijakan akuntansi yang

digunakan dalam pengukuran persediaan tidak diungkapkan dan kurangnya

penjelasan tentang kondisi persediaan .

5. Aset Tetap

Dari 10 (sepuluh) item pengungkapan yang diungkapkan, Kota Pariaman

mengungkapkan uraian asset tetap secara umum dan perubahan asset tetap, jumlah

pengeluaran pada pos asset tetap dalam kontsruksi dan informasi penyusutan asset

tetap, artinya pengungkapan untuk asset tetap terpenuhi sebesar 40%. Berarti kualitas

pengungkapan bernilai kurang baik, karena banyak item pengungkapan yang tidak

diungkapkan, seperti;dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai asset

tercatat, uraian pengganti asset tetap sekarang dan item lainnya.

6. Kontruksi dalam Pengerjaan

Dalam neraca laporan keuangan Kota Pariaman, kontruksi dalam pengerjaan

termasuk dalam asset tetap, namun dalam calk rincian kontrak konstruksi berikut

tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian, nilai kontrak konstruksi dan

sumber pembiayaannya, serta jumlah biaya yang telah dikeluarkan diungkapkan,

sehingga 80% terpenuhi.

Page 16: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

7. Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dari 8 (delapan) item pengungkapan, yang diungkapkan Kota Pariaman uraian

klasifikasi kewajiban per tanggal pelaporan, penjelasan kewajiban jangka pendek dan

jangka panjang, jumlah saldo kewajiban sesuai dengan klasifikasinya, artinya

pengungkapan untuk kewajiban jangka pendek 25% terpenuhi. Berarti kualitas

pengungkapan yang disajikan belum maksimal, karena banyak item pengungkapan

tidak diungkapkan, seperti Rincian utang pemerintah, Bunga terhutang, Pajak

restrukturisasi, Tunggakan kewajiban, serta Biaya pinjaman .

8. Ekuitas Dana

Dari 2 (dua) item pengungkapan, Kota Pariaman telah mengungkapkan semua item

pengungkapan, walaupun persentase penyajian berbeda, sehingga pengungkapan

untuk ekuitas dana telah terpenuhi 62,5%. Berarti kualitas pengungkapan perlu

ditingkatkan lagi, hal ini disebabkan kurang nya penjelasan naratif terkait ekuitas

dana entitas pelapor yang diungkapkan.

Laporan Arus Kas, Kota Pariaman telah mengungkapkan secara terpisah kelompok

utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas operasi, investasi non

keuangan, pembiayaan dan non anggaran, sehingga pengungkapan 100% terpenuhi,

artinya kualitas pengungkapan yang disajikan sangat baik .

Catatan Atas Laporan Keuangan,

1. Kebijakan Fiskal,

Dari 3(tiga) item pengungkapan, Kota Pariaman telah mengungkapkan kebijakan-

kebijakan pemerintahan dalam peningkatan pendapatan dan kebijakan-kebijakan

pemerintah dalam mencapai efesiensi belanja dan kebijakan pemerintah dalam

penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan, dengan demikian untuk kebijakan

fiscal pada catatan atas laporan keuangan 66,6 % terpenuhi. Artinya kualitas

pengungkapan perlu ditngkatkan lagi, dimana item pengungkapan sebaik nya

ditingkatkan lagi penjelasannya atau lebih dijelaskan lagi, untuk kebijakan-kebijakan

pemerintah dalam mencapai efesiensi belanja dan kebijakan-kebijakan pemerintah

dalam penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan.

Page 17: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

2. Kebijakan Ekonomi Makro,

Dari 3 (tiga) item pengungkapan kebijakan ekonomi makro pada catatan atas laporan

keuangan, Kota Pariaman telah mengungkapkan indicator ekonomi makro yang

digunakan dalam menyusun APBD dan penjelasan mengenai perubahan APBD yang

pertama disyahkan, artinya pengungkapan untuk kebijakan ekonomi makro pada

catatan atas laporan keuangan 62,5% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan yang

disajikan masih perlu peningkatan, dimana item pengungkapan untuk penjelasan

kewajiban yang memerlukan ketersediaan dana anggaran periode mendatang agar

diungkapkan kalau memang ada, tapi kalau tidak ada sebaiknya juga dijelaskan.

Secara keseluruhan pengungkapan untuk catatan atas laporan keuangan terpenuhi

sebesar 62,5%.

Pencapaian Kinerja Keuangan,

Dari 4 (empat) item pengungkapan pencapaian kinerja keuangan pada catatan atas

laporan keuangan, Kota Pariaman telah mengungkapkan uraian strategi dan sumber

daya yang digunakan untuk mencapai tujuan, uraian realisasi dan rencana kinerja

keuangan, penjelasan perbedaan realisasi dengan anggaran dan periode sebelumnya,

uraian prosedur pencapaian kinerja keuangan yang disusun dan dijalankan

managemen, artinya pengungkapan untuk pencapaian kinerja keuangan pada catatan

atas laporan keuangan 37,5% terpenuhi. Berarti kualitas pengungkapan kurang baik,

dimana item yang diungkapkan belum maksimal atau perlu penjelasan lagi.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Keuangan

Dari 21 (dua puluh satu) item pengungkapan, Kota Pariaman untuk dasar penyajian

laporan keuangan dan kebijakan akuntansi keuangan mengungkapkan yaitu

mengenai Entitas pelaporan, Basis akuntansi, Basis pengukuran dalam menyusun

laporan keuangan, Uraian sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan

ketentuan-ketentuan masa transisi PSAP yang diterapkan oleh sutau entitas

pelaporan, Pembentukan dana cadangan, Informasi lainnya serta kejadian penting

selama tahun pelaporan, artinya pengungkapan untuk dasar penyajian laporan

Page 18: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

keuangan dan kebijakan akuntansi keuangan dalam catatan atas laporan keuangan

terpenuhi 26%. Artinya kualitas pengungkapan yang disajikan masih jauh dari

kualitas baik, walaupun kejadian penting selama periode pelaporan diungkapkan

yaitu Kota Pariaman mengalami penggantian manajemen pemerintahan yang

diungkapkan dalam laporan keuangan. Dimana berdasarkan pilkada dilakukan

pergantian dari walikota yang lama yaitu H.Mahyuddin dengan H.Mukhlis R sebagai

Walikota terpilih. Namun banyak item pengungkapan yang tidak diungkapkan dalam

hal dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi keuangan.

Dilihat dari persentase pengungkapan Kabupaten Padang Pariaman mengungkapkan

sebesar 65 % dan Kota Pariaman sebesar 55 %. Menurut analisa peneliti dengan metode yang

digunakan, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman masih jauh dari sempurna, tapi

karena tidak adanya pedoman ukuran untuk kualitas pengungkapan, maka kedua laporan

keuangan dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Walaupun hasil yang diharapkan

untuk laporan keuangan pemerintah daerah yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian

ini adalah 100%.

Namun bila di pisahkan antara pengungkapan wajib dengan pengungkapan sukarela,

dengan menggunakan metode penelitian ini, maka diperoleh angka persentase pengungkapan

yang baik, dimana Kabupaten Padang Pariaman pengungkapan wajib sebesar 92,8% dan

pengungkapan sukarela sebesar 43,6%. Sedangkan Kota Pariaman pengungkapan wajibnya

sebesar 83% dan pengungkapan sukarela sebesar 21%. Hal ini menunjukkan pengungkapan

wajib yang baik, sehingga diperoleh nya opini wajar tanpa pengecualian untuk kedua laporan

keuangan pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman.

Paired Samples Test

9.35833 14.67346 5.99041 -6.04052 24.75718 1.562 5 .179Padang Pariaman- Pariaman

Pair1

Mean Std. DeviationStd. Error

Mean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of theDifference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Page 19: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Hasil paired sample test dimana dipaparkan hasil analisis SPSS terhadap perbedaan

rata-rata atas kualitas pengungkapan kedua laporan keuangan, yaitu tidak terdapat perbedaan

kualitas pengungkapan yang disajikan laporan keuangan Kabupaten Padang Pariaman dan

Kota Pariaman dengan menggunakan alfa 5% maka sigmanya 0,179. Artinya kualitas

pengungkapan kedua laporan keuangan pemerintah daerah tersebut tidak terdapat perbedaan,

atau perbedaan yang ada sangat signifikan, sehingga tidak mempengaruhi opini yang diberikan

oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini dapat dibuktikan dengan diperolehnya opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dimuka, dari kedua laporan keuangan

yang memperoleh opini WTP ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

a. Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman telah

melaksanakan Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure) dengan menyajikan

laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

Laporan Arus Kas serta Catatan atas Laporan Keuangan yang sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan peraturan serta ketentuan yang berlaku

umum.

b. Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kabupaten Padang Pariaman secara garis besar rata-rata tingkat

pengungkapannya yaitu sebesar 65%, sedangkan untuk Kota Pariaman yaitu

sebesar 55%. Artinya kedua laporan keuangan pemerintah daerah tersebut telah

mengungkapkan pengungkapan wajib, disertai dengan adanya pengungkapan

sukarela.

c. Namun bila dipisahkan pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela dengan

menggunakan metode penelitian ini, maka untuk Kabupaten Padang Pariaman

diperoleh persentase pengungkapan wajib sebesar 92,8% dan pengungkapan

sukarela sebesar 43,6%, sedangkan Kota Pariaman pengungkapan wajib sebesar

83% dan pengungkapan sukarela sebesar 21%. Hal ini menunjukkan kesadaran

entitas pelaporan keuangan kedua pemerintah daerah untuk pengungkapan

Page 20: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

sukarelanya (Voluntary Disclosure) masih sangat rendah, sehingga perlu

ditingkatkan lagi, agar mencapai persentase maksimal 100% terpenuhi.

d. Untuk mengetahui perbedaan kedua laporan keuangan tersebut dilakukan

pengujian dengan menggunakan statistic spss paired t.test, dimana hasilnya tidak

terdapat perbedaan kualitas pengungkapan kedua laporan keuangan pemerintah

daerah tersebut, dimana dengan menggunakan alfa 5% diperolah sigma 0,179 yang

artinya kualitas pengungkapan yang disajikan kedua laporan keuangan pemerintah

daerah yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian tersebut tidak memiliki

perbedaan, atau perbedaan yang ada sangat signifikan.

Page 21: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

REFERENSI

Rai, I Gusti Agung (2008), Makalah Peran Badan Pemeriksa Keuangan DalamPerbaikan

Pengelolaan Keuangan Negara, .

Hendriksen, Eldon dan Vanbreda,M.2002. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Buku 2.

Terjemahan dari Herman Wibowo dari Accounting Theory. Interaksara. Jakarta

Aksu, Mine and Arman Kosedag., The Relationship Between Transparansy and Disclosure

and Firm Performance in the Ise: Does IFRS Adoption Make a Difference,

Http: / www. Aahq.org, 2005

Belkaouli, Ahmed R.2000. Teori Akuntansi, Buku 1. Salemba Empat. Jakarta

Meek, roberts & gray (1995), Voluntary disclosures act as one of the ways that these MNCs

can use to overcome the international ...

Lobo and Zhou, 2001. Disclosure frequency and earnings management:

Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik, Andi Offset.

Nordiawan, Deddi, dkk, 2007, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat

Suwardjono,2005, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE Yogyakarta

Suhanda,2007, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah.

Forum Dosen Sektor Publik, Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah, Telaah Kritis PP

No.24 Tahun 2005, BPFE Yogyakarta, 2006

Budiartha Ketut, Menelusuri opini auditor indenpenden atas LKPD Pemerintah Propinsi Bali,

2007

Robin, Walter A and Kenneth. Autum 1986. Disclosure Quality in Govermental Financial

Report : An Assesment of The Appropriateness of Compound

Measure.“Journal of Accounting Research. Vol 24 No.2

Page 22: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Jakarta,

2005.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I

Tahun Anggaran 2008, Jakarta, 2008.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Peraturan BPK RI No. 01 Tahun 2007

tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Jakarta, 2007.

Komite Standar Akuntansi Pemerintah, Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian dan

Pengungkapan Belanja Pemerintah, Jakarta, 2006.

Nurzi Sebrina, 2009, Pengaruh Politik, Insentif Pengawas dan Insentif Manajemen terhadap

kualitias pengungkapan Laporan keuangan Pemerintah Daerah

Hasan Bakri Sinaga, WTP Belum Memuaskan, Majalah Pemeriksaan No.115/Nov-Des

2008/Thn XXVIIII

Mawarta, 2001, Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela

dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia, Working Paper SNA

IV

Subiyantoro, Edi, 1997, Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan

dengan Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia, Simposium Nasional

Akuntansi I

Susanto, Djoko, 1992, An Empirical Investigation of the Extend of Corporate Disclosure in

Annual Reports Companies Listed on The Jakarta Stock Exchange, Ph.D

Dissertation, University of Arkansas, USA,

Khomsiyah, 2003, Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi :

Pengujian Secara Simultan, Working Paper SNA VI,

Khomsiyah dan Susanti, 2003, Pengungkapan, Asimetri Informasi dan Cost of

Capital, Working Paper SNA VI.

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Page 23: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Abdullah, Sukriy. dan Abdul Halim. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi

kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Makalah dipresentasikan dalam

Simposium Nasional Akuntansi VI.

Syukriy, 2009 oktober, Mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Atas Audit Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah dari BPK

Harry Andrian Simbolon SE., M.Ak., QIA, Pengungkapan Laporan Keuangan

Mandasari, Putriesti. 2009. Practices of Mandatory Disclosure Compliance in Indonesian

Local Government. Tesis Master. Universitas Sebelas Maret.

Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan

Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia.

Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.

Na’im, Ainun dan Fuad Rakhman. 2000. Analisis Hubungan antara Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe

Kepemilikan Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15No. 1.

pp 70-82.

Makalah IPDN, Analisis Pengembangan SumberDaya Manusia Untuk Pengembangan

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Bambang Irawan 2006, Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

Puspita Manda Sari, 2007, Analisis Perbedaan Tingkat Mandatory Disclosure antara

Perushaan Dispered, Dominant dan Majority Ownership

Djunaidi Lababa, Artikel Paired Sample T-Test Dengan SPSS

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan -

PSAP 01 - PSAP 02 - PSAP 04

Page 24: Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Puspitas Mandasari, Analisi Perbedaan Tingkat Mandatory Disclosure dan Majority

Ownership, Studi Empiris pada perusahaan public sector manaufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Chariri dan Ghozali, 2003. Ada dua jenis pengungkapan laporan keuangan, yaitu:

pengungkapan wajib ... pengungkapan 4 yang tepat mengenai informasi yang

penting bagi para ...

Veronica, Sylvia dan Yanivi S. Bachtiar. 2003. Hubungan Antara Manajemen Laba dengan

Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan.

Andami Fardela Aspek Pembeda Praktek Pengungkapan Keuangan Perusahaan

Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang

Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

_______________. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

_______________. 2004. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

_______________. 2004. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

_______________. 2004. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

_______________. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. 52

_______________, 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah.